View
251
Download
2
Category
Preview:
Citation preview
61
BAB 3
ANALISIS SISTEM BERJALAN
3.1 Profil Perusahaan PT. Hotel Indonesia Natour
3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Hotel Indonesia Natour
Perusahaan PT. Hotel Indonesia Natour (PT. HIN) didirikan dan dikelola untuk
memberikan pelayanan yang sebaik mungkin kepada para tamu dan wisatawan
sedemikian rupa sehingga perusahaan dapat senantiasa menempati kedudukan utama dan
menjadi teladan dalam dunia usaha kepariwisataan dan dapat memberikan kesejahteraan
bagi pegawai. Positioning Statement PT. Hotel Indonesia Natour adalah :
• External : “Hotel with Unique Cordiality”
• Internal : “ Anda Segalanya Bagi Kami”
3.1.1.1 PT. Hotel Indonesia Internasional
Pada tanggal 17 Agustus 1966, 3 perusahaan yang mengelola hotel-hotel bertaraf
Internasional berintegrasi menjadi PT. Hotel Indonesia Internasional (PT. HII). Ketiga
Perusahaan tersebut adalah PT. Hotel Indonesia, mengelola Hotel Indonesia di Jakarta,
PT. Ambarsam mengelola Ambarrukmo Palace Hotel di Yogyakarta dan Samudra Beach
Hotel di Pelabuhan Ratu serta PT. Hotel Bali Beach mengelola Hotel Bali Beach di
Sanur, Bali.
PT. Hotel Indonesia Internasional bekerjasama dengan Hotel Chain terkemuka
yaitu Hotel Inter-Continental Corp. untuk Hotel Bali Beach dan Hotel Indonesia, Okura
62
Hotels untuk Samudra Beach Hotel dan Anmbarrukmo Palace Hotel, kerjasama tersebut
dilakukan sejak masing-masing Hotel tersebut dibuka dan berakhir pada tahun 1972,
untuk Hotel Indonesia dan Hotel Ambarrukmo Palace dilanjutkan dengan Sheraton yang
berakhir pada tahun 1982.
Pada tahun 1977 dan 1984 dibuka Hotel Wisata Internasional di Jakarta dan
Hotel Putri Bali di Nusa Dua, Bali.
Hotel-hotel yang berada di bawah naungan PT. Hotel Indonesia Internasional
didanai dari pampasan perang (Jepang) kecuali Hotel Wisata Internasional dan Hotel
Putri Bali. Pada tahun 1991 PT. Hotel Indonesia Internasional dipercaya untuk
mengelola Hotel Manado Beach Hotel di Tasik Ria, Manado.
Pada tahun 1989 perusahaan mendapatkan Penghargaan dari Pemerintah
Republik Indonesia berupa PENGHARGAAN UPAKARTI untuk Jasa Kepeloporan
Dalam Usaha Pengembangan Industri Kecil
3.1.1.2 PT. Natour
Pada tahun 1953 PT. Natour didirikan dan pada tahun 1956 PT. Natour membeli
tiga hotel, yaitu Hotel Simpang di Surabaya dari Nederlansche Handles Bank dan Bali
Hotel di Denpasar – Bali serta Sindhu Beach – Bali dari KPM.
Pada tahun 1958 Natour Ltd. disertai Hotel Transera (eks. KLM) di Jakarta oleh
Panitia Penyantun Persoalan Hotel-hotel Belanda di Indonesia. Tahun 1961 Natour Ltd.
membeli Wisma Samudra di Pantai Kuta Bali yang saat ini bernama Natour Kuta Beach.
Dan pada tahun 1967 melakukan perluasan usaha dengan membuka Restaurant dan
Catering di Bandar Utara Juanda di Surabaya.
63
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.
15/MK/IV/I/1976, tanggal 7 Januari 1976 Natour Ltd. ditetapkan sebagai perusahaan
Persero dan resmi disebut PT. Natour.
Sejak Kurun waktu tahun 1976 sampai tahun 1993 dalam perkembangannya PT.
Natour telah mengalami perubahan-perubahan baik jumlah kamar, maupun kualitas
bintangnya.
Dalam optimalisasi perusahaan telah dilakukan restrukturisasi organisasi,
optimalisasi asset serta pengembangan usaha, antara lain melakukan renovasi,
pembangunan dan pengembangan dua belas unit usaha yang dimiliki sampai saat ini
adalah 10 unit hotel dan 2 restaurant & Catering, yaitu :
1. INNA Garuda – DI Yogyakarta
2. INNA Dibya Puri – Semarang, Jawa Tengah
3. INNA Simpang – Surabaya, Jawa Timur
4. INNA Tretes – Pasuruan, Jawa Timur
5. INNA Dharma Deli – Medan, Sumatra Utara
6. INNA Parapat – Parapat, Sumatra Utara
7. INNA Muara – Padang, Sumatra Barat
8. INNA Kuta Beach – Kuta, Bali
9. INNA Sindhu Beach – Sanur, Bali
10. INNA Bali – Denpasar, Bali
11. INNA Adisutjipto – DI Yogyakarta, Jawa Tengah
12. INNA Juanda – Surabaya, Jawa Timur
64
3.1.1.3 PT. Hotel Indonesia Natour
Dengan maksud untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja BUMN dibidang
perhotelan maka pada tahun 1999, Pemerintah selaku Pemegang Saham menggabungkan
PT. Hotel Indonesia Internasional dan PT. Natour.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 89/1999 tanggal 13 Oktober 1999,
Pemerintah menggabungkan PT. Natour ke PT. Hotel Indonesia Internasional menjadi
PT. HOTEL INDONESIA NATOUR, dan dengan diterbitkannya Surat Keputusan
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia No. C.2642 HT.01.04-TH.2001 tanggal 19
Maret 2001 tentang persetujuan Perubahan Anggaran Dasar PT. Hotel Indonesia Natour
maka secara legalitas PT. Hotel Indonesia Natour telah berdiri.
Dengan telah diresmikan berdirinya PT. Hotel Indonesia Natour maka untuk
membangun citra usaha dimata pelanggan Manajemen melakukan perubahan Corporate
identity seluruh jajaran unit usaha menjadi Inna Hotel Group dan nama-nama usaha
diganti dengan awalan nama Inna.
3.1.2 Visi dan Misi
Visi PT. Hotel Indonesia Natour adalah sebagai perusahaan jaringan perhotelan
bertaraf internasional, berbudaya dan berkepribadian Indonesia, dengan keuntungan
optimal yang terbesar serta tersebar di Nusantara. Sedangkan misi PT. Hotel Indonesia
Natour adalah sebagai berikut :
• Menyediakan jasa perhotelan dan jasa-jasa pariwisata lain yang berkualitas
dalam rangka menunjang program pariwisata nasional.
65
• Mengembangkan segmentasi pasar utama yang sudah ada dari negara-negara
Asean, Jepang, Eropa, Australia dan New Zealand dengan pasar Amerika, Afrika
Selatan dan Cina namun tetap meningkatkan wisatawan nusantara.
• Penggabungan PT. HII dan PT. Natour memperkuat dan memperluas jaringan
hotel yang semula berada di lima propinsi menjadi tujuh propinsi.
3.1.3 Layanan dan Produk PT. Hotel Indonesia Natour
Dengan kekuatan yang paling menonjol dari PT. Hotel Indonesia Natour adalah
lokasi hotel-hotelnya yang cukup strategis dibanding hotel-hotel pesaing, dengan nama
dan positioning sebagai berikut :
1. INNA Samudra Beach – Pelabuhan Ratu Sukabumi, Jawa Barat, bintang 4, 106
kamar
Positioning : Hotel, Resort & Meeting
2. INNA Garuda – DI Yogyakarta, bintang 4, 257 kamar
Positioning : Hotel, Convention & Exhibition
3. INNA Dibya Puri – Semarang, Jawa Tengah, bintang 2, 51 kamar
Positioning : Hotel, Business & Meeting
4. INNA Simpang – Surabaya, Jawa Timur, bintang 3, 124 kamar
Positioning : Hotel, Business & Meeting
5. INNA Tretes – Pasuruan, Jawa Timur, bintang 3, 70 kamar
Positioning : Hotel, Resort & Meeting
6. INNA Dharma Deli – Medan, Sumatra Utara, bintang 3, 180 kamar
Positioning : Hotel, Business & Meeting
66
7. INNA Parapat – Parapat, Sumatra Utara, bintang 3, 97 kamar
Positioning : Hotel, Resort & Meeting
8. INNA Muara – Padang, Sumatra Barat, bintang 3, 53 kamar
Positioning : Hotel, Business & Meeting
9. INNA Grand Bali Beach – Sanur, Bali, bintang 5, 574 kamar
Positioning : Hotel, Resort & Spa
10. INNA Putri Bali – Nusa Dua, Bali, bintang 3, 59 kamar
Positioning : Hotel, Resort & Spa
11. INNA Kuta Beach – Kuta, Bali, bintang 4, 137
Positioning : Hotel, Resort & Meeting
12. INNA Sindhu Beach – Sanur, Bali, bintang 3, 59 kamar
Positioning : Hotel, Resort & Meeting
13. INNA Bali – Denpasar, Bali, bintang 3, 71 kamar
Positioning : Hotel, Business & Meeting
14. INNA Adisutjipto – DI Yogyakarta, Jawa Tengah
Restaurant & Catering
15. INNA Juanda – Surabaya, Jawa Timur
Restaurant & Catering
67
3.1.4 Kekuatan Sumber Daya Manusia
Jumlah Pegawai secara keseluruhan 3.889 orang yang tersebar diseluruh Unit-
unit Hotel PT. Hotel Indonesia Natour dan mempunyai pengalaman dibidang perhotelan
bintang 3 – 5.
PT. Hotel Indonesia Natour adalah pemegang Lisensi dari Institute Educational
of America Hotel & Motel Association – Michigan USA dan Program Sertifikasi lokal
melalui Standar Kompetensi Nasional Indonesia (SKNI).
Untuk pengembangan Sumber Daya Manusia PT. Hotel Indonesia Natour
menggunakan Metode pendidikan dengan Standar Internasional. Program pendidikan
dan pelatihan dilaksanakan secara berkesinambungan bagi seluruh pegawai disemua lini
dan tingkatan (basic, supervisory, dan managerial level didalam dan luar negeri),
meliputi :
• Knowledge (pengetahuan)
• Skill (keterampilan)
• Diklat Pengembangan
• Management Training
• Assestment
3.1.5 Sasaran Perusahaan
Perusahaan telah mencanangkan membawa ke Perusahaan Publik (Go Public)
tahun 2008.
Serangkaian pembenahan-pembenahan dilakukan dibidang organisasi, system
SDM, Keuangan, dan peremajaan produk semenjak tahun 2001 :
68
a. Restrukturisasi Badan Usaha dengan Penggabungan PT. Hotel Indonesia
Internasional (PT. HII) dan PT. Natour.
b. Restrukturisasi Hutang di BPPN.
c. Komputerisasi terpadu seluruh Unit dan Kantor Pusat.
d. Pendidikan dan Pelatihan Pegawai sebanyak 20.000 orang.
e. Penyusunan Sistem Kepegawaian, Operasi, Keuangan dan Pemasaran.
f. Peremajaan produk Unit Usaha bekerjasama dengan Mitra Strategis.
3.1.6 Tim manajemen
Gambar 3.1 Profil Manajemen PT. Hotel Indonesia Natour
Profil Manajemen PT. Hotel Indonesia Natour :
1. Direktur Keuangan : Imam Subiantono
2. Direktur SDM : Arief Budiman
3. Direktur Utama : A. M. Suseto
4. Direktur Operasi & Pemasaran : I Wayan Dharmadi
69
3.2 Struktur Organinsasi
Gambar 3.2 Struktur organisasi PT. Hotel Indonesia Natour
70
Setiap perusahaan memiliki susunan atau struktur organisasi yang berbeda-beda
dengan perusahaan lainnya. Oleh karena itu struktur organisasi haruslah disesuaikan
dengan kebutuhan dan juga faktor-faktor yang dapat menunjang peningkatan serta
kemajuan perusahaan. Struktur organisasi perusahaan merupakan faktor organisasi
fungsional, dimana terdapat pembagian dalam bidang pekerjaan dan terdapat spesialisasi
serta spesifikasi dalam bidang pekerjaan. Dengan adanya struktur organisasi tersebut,
diharapkan terdapat kejelasan mengenai tugas dan tanggung jawab serta batasan
wewenang bagi setiap karyawan. Selain itu tingkat prestasi karyawan juga dapat diukur
sesuai dengan periode yang telah ditetapkan serta dapat memudahkan dalam hal
pengendalian intern.
Keberhasilan suatu badan usaha dalam rangka pencapaian tujuan utama yang
telah ditetapkan oleh perusahaan merupakan gambaran dari suatu system manajemen
maupun teknik pengelolaan struktur organisasi yang baik. Pengorganisasian ini mutlak
diperlukan oleh seorang pemimpin perusahaan, dimana seorang pemimpin itu haruslah
handal didalam perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan dalam
menjalankan perusahaan. Karena hal ini dapat menentukan kelancaran jalannya
pelaksanaan dan pengaturan segala aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan.
PT. Hotel Indonesia Natour menerapkan system manajemen terbuka (open
management) pada perusahaannya, dimana terdapat keterbukaan dan hubungan saling
bekerja sama antara atasan dan bawahan. Para karyawan diberikan kesempatan untuk
mengeluarkan pendapat maupun ide-ide kreatif dalam rangka kepentingan, kemajuan,
peningkatan, dan perkembangan perusahaan.
71
3.2.1 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
Manajemen dan struktur organisasi perusahaan yang tepat merupakan salah satu
faktor yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu perusahaan didalam
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, maka didalam menjalankan
atau pembagian tugas dan wewenang PT. Hotel Indonesia Natour telah menetapkan
struktur organisasi garis dan staff.
Adapun tugas dan tanggung jawab dari struktur organisasi tersebut dapat
diperjelas sebagai berikut :
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Seperti yang terdapat pada Perseroan Terbatas (PT) lainnya , kekuasaan
tertinggi PT. Hotel Indonesia Natour terletak pada Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS). Jadi dalam hal ini para pemegang sahamlah yang dapat
menentukan dan memilih serta memberhentikan Dewan Komisaris dan Dewan
Direksi, termasuk menentukan besarnya upah atau gaji para direksi tersebut.
2. Dewan Komisaris
Tugas dan wewenang Dewan Komisaris adalah mengawasi kepengurusan
perseroan yang dilakukan oleh Dewan Direksi, kemudian menerima buku dan
dokumen serta catatan kekayaan perseroan untuk melaksanakan kewajiban
mereka, dan berhak meminta keterangan-keterangan dari Direksi yang berkenaan
dengan perseroan. Jadi Dewan Komisaris bertugas untuk mengawasi dan
mengontrol Dewan Direksi agar setiap tindakan mereka tidak menimbulkan
kerugian bagi perseroan.
72
Dewan Komisaris dapat menskors/memberhentikan anggota Dewan
Direksi untuk sementara waktu dari jabatan yang sedang dipegangnya, apabila
mereka melakukan tindakan yang tidak berkenaan atau bertentangan dengan
anggaran dasar yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan atau
melalaikan kewajibannya.
3 Dewan Direksi (Board of Directors)
Tugas dan wewenang Board of Directors adalah menentukan kebijakan
perusahaan, mengadakan musyawarah dengan para direktur untuk mencapai
tindakan-tindakan yang lebih efektif dan efisien, mengadakan penelitian dan
pengawasan terhadap hasil kerja para bawahannya, serta mengkoordinasikan
organisasi agar tetap berjalan dengan lancar, dan juga melakukan hubungan
dengan pihak lain demi kemajuan dan perkembangan perusahaan. Board of
Directors bertanggung jawab atas segala langkah-langkah yang diambilnya
kepada para pemegang saham.
4 President Director
President Director mempunyai tugas dan kewajiban untuk mengawasi
dan melaksanakan anggaran dasar perusahaan, mengawasi aspek-aspek legal
hukum yang bersangkutan dengan perusahaan, misalnya mengenai perubahan
pajak, tenaga kerja dan lain sebagainya. Melakukan pengadaan dan perekrutan
tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan.
73
President Director ini menjalankan tugasnya dan bertanggung jawab
kepada Board of Directors dan bertugas meliputi seluruh kegiatan administrasi
perusahaan, membuat laporan atas segala kegiatan baik yang telah maupun yang
akan dilaksanakan. Berikut adalah struktur organisasi Direktorat Utama yang
dipimpin oleh President Director.
Gambar 3.3 Struktur organisasi Direktorat Utama.
5 Corporate Affair Senior Manager
Corrporate Affair Senior Manager mempunyai tugas dan tanggung jawab
untuk mengurus personalia, dan hubungan perusahaan dengan pihak luar serta
pengadaan peralatan kantor. Adapun struktur organisasi dari bagian Coorporate
Affair adalah sebagai berikut.
74
Gambar 3.4 Struktur organisasi Coorporate Affair
6 Chief Internal Auditor
Chief Internal Auditor mempunyai tugas membantu President Director
dalam melakukan pengawasan pelaksanaan tugas seluruh unit kerja di
lingkungan perusahaan serta memberikan saran-saran perbaikannya sesuai
dengan rencana dan program serta kebijakan yang telah ditetapkan oleh Board of
Directors berdasarkan ketentuan yang berlaku. Adapun struktur organisasi dari
bagian Internal Auditor adalah sebagai berikut.
75
Gambar 3.5 Sturktur organisasi bagian Internal Auditor
7 Corporate Safety & Security Senior Manager
Corporate Safety & Security Senior Manager mempunyai tugas dan
tanggung jawab agar semua karyawan dalam perusahaan mempunyai rasa aman
dalam melakukan pekerjaan. Adapun struktur organisasi dari bagian Coorporate
Safety & Security adalah sebagai berikut.
Gambar 3.6 struktur organisasi bagian dari Coorporate Safety & Security
76
8 Executive Vice President Finance
Executive Vice President Finance mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas Board of Directors untuk merumuskan kebijakan, membina
penyelenggaraan dan mengendalikan kegiatan pembinaan dan pengarahan dalam
menjalankan visi dan misi perusahaan dalam pengelolaan kegiatan akutansi dan
penganggaran, perbendaharaan korporasi serta pembinaan kemitraan usaha kecil
dan menengah serta pengembangan lingkungan. Adapun struktur organisasi dari
finance department adalah sebagai berikut.
Gambar 3.7 Struktur organisasi Finance Department
9 Executive Vice President Operation
Executive Vice President Operation mempunyai tugas dan tanggung
jawab dalam bidang merumuskan kebijakan membina penyelenggaraan dan
mengendalikan kegiatan pembinaan dan pengarahan dalam menjalankan visi dan
misi perusahaan dalam pengelolaan kegiatan pelayanan operasi. Executive Vice
President Operation berada dibawah Operation Department dan mempunyai
77
staf-staf untuk membantu melaksanakan tugas-tugas hariannya. Adapun struktur
organisasi dari Operational Department adalah sebagai berikut.
Gambar 3.8 Struktur organisasi Operation Department
10 Executive Vice President Marketing
Executive Vice President Marketing membawahi Marketing Department
yang mempunyai tugas dan tanggung jawab yaitu, meningkatkan volume
pemasaran, memantau dan mengarahkan peningkatan hasil pemasaran yang
tersebar di seluruh Indonesia, merencanakan peningkatan volume pemasaran
untuk tahun-tahun berikutnya. Adapun struktur organisasi dari Marketing
Department adalah sebagai berikut.
78
Gambar 3.9 Struktur organisasi Marketing Department
11 Executive Vice President Human Resource
Executive Vice President Human Resource mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas Board of Directors untuk merumuskan kebijakan,
membina penyelenggaraan dan mengendalikan kegiatan pembinaan dan
pengarahan dalam menjalankan visi dan misi perusahaan dalam pengelolaan
kegiatan perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia, evaluasi
organisasi dan jabatan, pendidikan dan pelatihan, administrasi kepegawaian,
hubungan kerja internal dengan serikat karyawan, kesejahteraan, penilaian karya,
serta penyelenggaraan tata usaha perkantoran, kerumahtanggaan, dan pelayanan
kesehatan karyawan. Adapun struktur organisasi dari Human Resource
Department adalah sebagai berikut.
79
Gambar 3.10 Struktur organisasi Human Resource Department
3.3 Sistem yang Sedang Berjalan.
Seiring dengan adanya globalisasi pada perusahaan perhotelan dan meningkatnya
pangsa pasar, maka semua komponen yang menunjang proses bisnis harus terhubung
satu dengan yang lainnya pada kondisi pasar yang dinamis, efektifitas, dan dukungan
dari IT akan sangat berpengaruh dalam meningkatkan daya saing.
Saat ini kesuksesan dalam hal jasa perhotelan bergantung pada kemampuan
untuk memahami arti dari globalisasi pada sektor pariwisata, dan mengambil
keuntungan dari mobilisasi pasar. Ini semua dapat tercapai jika didukung oleh sarana IT
yang baik dan efektif. Suatu sistem IT yang baik, selain dapat mengolah data menjadi
informasi, juga menyediakan media untuk menyebarkan informasi tersebut, yaitu
melalui internet dan intranet.
80
3.3.1 Sistem Jaringan Yang Sedang Berjalan
Pada PT. Hotel Indonesia Natour, jumlah komputer yang terhubung dalam local
network sebanyak 46 unit, ditambah dengan 4 buah server yang bertugas untuk melayani
berbagai macam kepentingan. Dari 6 lantai yang ada, hanya 4 lantai teratas yang
digunakan untuk karyawan, yakni lantai 3, 4, 5, dan 6. Sedangkan untuk lantai 1
digunakan sebagai loby dan lantai 2 digunakan sebagai ruangan director dan president
director. Berikut ini adalah pembagian lantai wilayah operasional PT. Hotel Indonesia
Natour :
• Lantai 1 : Loby dan resepsionis.
• Lantai 2 : Ruangan direktur utama dan 2 orang sekretaris, 3 PC
• Lantai 3 : Direktorat Keuangan, 8 PC.
• Lantai 4 : Direktorat Operasional dan Pemasaran, 10 PC.
• Lantai 5 : Direktorat Utama, 10 PC.
• Lantai 6 : Direktorat Sumber Daya Manusia dan ruang server, 15 PC
Pada kelima lantai di perusahaan ini, digunakan switch yang ditaruh di tiap
lantainya dan digunakan sebuah distributed switch yang menghubungkan keseluruhan
switch tiap lantai tersebut. Distributed switch ini diletakan pada lantai 6, yang juga
merupakan ruang server. Distributed switch ini kemudian dihubungkan dengan sebuah
internet router yang juga terletak di ruangan yang sama. Internet router ini hanya
berfungsi sebagai ACL yang menjaga sisi sekuriti dari local network. Setelah itu internet
router akan dihubungkan dengan sebuah ADSL modem yang kemudian terhubung ke
internet.
81
Berikut adalah gambaran koneksi jaringan yang sedang berjalan pada PT. Hotel
Indonesia Natour :
Gambar 3.11 Jaringan pada PT. Hotel Indonesia Natour
3.3.1.1 Distribution Area.
Kantor pusat PT. Hotel Indonesia Natour terdiri dari 46 buah komputer yang
terbagi dalam 6 lantai. Masing-masing lantai terhubung dengan satu buah switch yang
semuanya terhubung dengan satu buah distribution switch yang terletak pada lantai 6,
sehingga setiap karyawan yang menggunakan PC dapat saling berkomunikasi satu
dengan yang lainnya untuk bertukar data atau kepentingan lainnya.
82
Gambar 3.12 Koneksi antar PC tiap lantai.
Dalam kesehariannya distribution switch ini sangat diandalkan karena jika
distribution switch ini mati atau kabel UTP yang menghubungkan distribution area
dengan distribution switch ini putus maka keseluruhan jaringan akan lumpuh total.
Untuk distribution switch, PT. Hotel Indonesia Natour menggunakan merek Intel
Express 410T dengan jumlah port 24, sedangkan untuk switch yang digunakan per-lantai
digunakan Intel Express 330T dengan jumlah port 16.
Local Area Network (LAN) pada PT. Hotel Indonesia .Natour dibagi menjadi 2
area yaitu distribution area dan server farm, yang semuanya dihubungkan oleh satu
distribution switch. Distribution switch disini berfungsi penting dalam mengatur semua
jalur transportasi dari distribution area baik yang menuju server farm maupun yang
menuju ke internet.
83
3.3.1.2 Server Farm.
Dalam Local Area Network (LAN) perusahaan ini digunakan berbagai server
untuk kepentingan data perusahaan maupun layanan jaringan lainnya. Semua server ini
diletakan dalam sebuah area yang diberi nama server farm yang terletak di lantai 6.
Server-server yang digunakan perusahaan ini antara lain file server yang digunakan
untuk menyimpan data perusahaan, backup server yang digunakan untuk mem-backup
data perusahaan, mail server yang digunakan untuk penyimpanan inbox mail para
karyawan, dan application server yang digunakan untuk back office system.
Setiap user sesuai dengan departemennya masing-masing menyimpan file-filenya
baik itu file user, arsip gambar, dan dokumen lainnya di file server. File server ini
merupakan pusat dari data perusahaan, oleh karena itu penting jika data ini mempunyai
cadangan data, maka dibuatlah backup server. Backup server ini memiliki jadwal tetap
untuk melakukan backup data yang ada pada file server. Jadi jika terjadi kerusakan pada
file server maka perusahaan masih memiliki data cadangan yang bisa direstore.
Untuk mail server pada perusahaan ini hanya digunakan sebagai relay, sehingga
semua mail dari karyawan akan di-download ke dalam mail server ini secara berkala.
Jadi setiap user akan dapat membaca atau me-reply email mereka dari mail server ini.
Back office system pada perusahaan ini digunakan untuk menyimpan data
perusahaan seperti data client, accounting, dan data para karyawan. Back office system
juga merupakan sebagai penyimpan database pusat yang mencatat tamu-tamu yang
menginap di hotel, billing telepon, dan lain-lain. Data dari back office system ini
merupakan hasil dari input yang diberikan pada front office system pada hotel-hotel PT.
Hotel Indonesia Natour.
84
3.3.1.3 Jaringan akses internet
Kantor pusat PT Hotel Indonesia Natour menggunakan koneksi internet melalui
jasa PT. Telkom. Layanan internet yang digunakan adalah ADSL dengan jenis layanan
korporat dengan kecepatan 256 Kbps. Untuk menghubungkan jaringan lokal dengan
internet digunakan router Intel Express 8100. Jaringan koneksi internet PT Hotel
Indonesia Natour ditunjukan pada Gambar 3.13.
Gambar 3.13 jaringan koneksi akses internet.
Dalam jaringan ini, internet router merupakan satu-satunya tempat untuk keluar
masuk data dari local network ke external network. Internet router ini digunakan
sebagai gateway, jadi semua permintaan alamat yang tidak dikenal akan diarahkan ke
gateway ini, yang kemudian akan diteruskan ke internet router dari PT. Telkom.
Untuk sisi keamanan dari internet, perusahaan hanya menggunakan ACL yang
terdapat pada router. ACL merupakan singkatan dari Access Control List. ACL ini
berguna untuk mengontrol arus data yang masuk dan keluar. Dengan ACL kita dapat
mem-blok penggunaan aplikasi tertentu dengan menutup port-nya. Penggunaan ACL
pada PT. Hotel Indonesia Natour sekarang ini hanya sebatas pada penutupan port yang
tidak diperlukan dan pemblokiran protokol-protokol seperti ICMP, sehingga
85
meminimkan kemungkinan terjadinya serangan-serangan terhadap internet router
perusahaan.
3.3.2 Overview dari Proses Bisnis pada PT. Hotel Indonesia Natour
PT. Hotel Indonesia Natour menyediakan jasa dibidang perhotelan, didalamnya
juga termasuk penyewaan converence room, dan restaurant. Secara umum aliran proses
transaksi pada PT. Hotel Indonesia Natour ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu proses
front office dan proses back office.
Pelanggan hotel akan berhubungan dengan front desk untuk melakukan room
reservation. Jika pelanggan telah memesan kamar maka pelanggan cukup memberikan
nomor reservasi disertai indentitas diri. Jika pelanggan belum memesan kamar, maka
front desk akan meminta pelanggan untuk mengisi sebuah guest form. Guest form ini
harus diisi sesuai dengan data diri dan kamar yang ingin di pesan. Setelah itu front desk
akan melihat room reservation controlbook untuk melihat apakah kamar yang dipesan
tersedia, jika kamar tidak tersedia maka pelanggan diminta memesan kamar baru.
Kemudian front desk akan memasukan data pelanggan tersebut kedalam aplikasi
reservasi dan memberikan form reservation check-in untuk ditandatangani. Kemudian
data tadi akan dimasukan ke bagian accounting untuk proses yang akan menghasilkan
data keuangan.
87
Laporan hasil transaksi yang dilakukan oleh kantor cabang akan dipertukarkan
dengan kantor pusat untuk dilakukan proses accounting dan settlement. Jika terjadi
ketidakcocokan hasil dari transaksi antara laporan kantor cabang dengan yang dibuat
oleh kantor pusat maka accounting di kantor cabang dan kantor pusat harus melakukan
pengecekan kembali.
Pada proses bisnis PT. Hotel Indonesia Natour, setelah proses front office
dilakukan maka data dikirim ke kantor pusat melalui email untuk di proses oleh back
office. Proses ini merupakan proses yang sangat kritis karena data perusahaan hanya
dipertukarkan melalui email yang tidak terjamin keamanannya. Proses ini disebut kritis,
juga karena menyangkut informasi yang dipertukarkan adalah data keuangan dan data
pelanggan hotel. Data keuangan ini berisi neraca informasi keuangan yang menentukan
langkah apa yang akan diambil oleh pihak hotel kedepannya. Oleh karena itu PT. Hotel
Indonesia Natour memerlukan suatu infrastruktur IT yang mampu memberikan
keamanan pada saat pengiriman data tersebut.
3.3.3 Bisnis Perhotelan pada PT. Hotel Indonesia Natour.
PT. Hotel Indonesia Natour merupakan salah satu grup hotel terbesar di
Indonesia. Saat ini PT. HIN memiliki kantor pusat yang terletak di jakarta dan memiliki
15 kantor cabang yang tersebar di 5 propinsi, antara lain Propinsi Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Sumatra Utara. Berikut adalah kondisi jaringan pada PT.
HIN sekarang ini. :
86
Gambar 3.14 Proses bisnis front office
Data pelanggan yang menginap di hotel pada saat itu akan dikirim ke kantor
pusat dalam bentuk file document, yang kemudian akan diinput oleh karyawan kantor
pusat kedalam aplikasi reservasi pusat. Sistem aplikasi reservasi di kantor pusat ini
kemudian akan mengeluarkan hasil invoice yang menunjukan data berapa banyak
pelanggan yang menginap pada hari itu dan juga laporan lainnya seperti penggunaan
kamar ataupun fasilitas lainnya. Kemudian para staff accounting kantor pusat akan
menghitung data keuangan dan kemudian membandingkannya dengan hasil laporan
keuangan dari kantor cabang.
Proses yang terjadi setelah berakhirnya sesi front office disebut back office. Alur
dari proses ini dapat dilihat sebagai berikut :
Gambar 3.15 Proses back office
88
Gambar 3.16 Jaringan Internet PT. Hotel Indonesia Natour
Salah satu dari misi PT. Hotel Indonesia Natour adalah “Komputerisasi terpadu
seluruh unit dan kantor pusat”. Untuk itu PT. Hotel Indonesia Natour harus
mengembangkan strategi dalam bidang teknologi informasi yang sesuai dengan arah
perkembangan bisnis mereka. PT. Hotel Indonesia Natour memiliki rencana bisnis untuk
mengembangkan jaringan hotel mereka dari yang hanya 5 propinsi menjadi 7 propinsi.
Hal ini diwujudkan dengan membangun hotel-hotel di daerah tujuan wisata yang ada di
Indonesia. Mengingat wilayah Indonesia yang cukup luas, maka sebagai target awal
PT.Hotel Indonesia Natour akan membangun hotel di daerah dengan tingkat tujuan
wisata tertinggi di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan infrastruktur IT yang dapat
dengan mudah dikembangkan (scalable).
Seperti yang telah dibahas diatas, salah satu misi perusahaan adalah
komputerisasi unit dan kantor pusat. Disini kantor pusat juga harus dapat melakukan
transaksi data dengan unit bisnis di daerah lain seperti layaknya berada di kantor yang
89
sama. Selain itu dalam melakukan proses bisnis ini, PT Hotel Indonesia Natour sebagai
salah satu perusahaan terbesar di bidang perhotelan tidak menginginkan adanya pihak
ketiga yang mengetahui informasi yang terdapat di perusahaan, baik itu informasi
internal, maupun informasi yang dipertukarkan dengan kantor cabang. Oleh karena itu
salah satu faktor penting yang harus ada adalah sisi keamanan.
Secara umum interaksi antara PT. Hotel Indonesia Natour dengan cabangnya
adalah transaksi data yang dilakukan 12 jam sekali. Data yang dikirimkan berupa data
keuangan, data pelanggan, maupun data penting lainnya yang berupa surat
kepengurusan, administrasi dan data lainnya.
3.3.4 Analisis Penggunaan Bandwidth
3.3.4.1 Penggunaan Bandwidth pada Kantor Pusat
Kantor pusat PT. Hotel Indonesia Natour mempunyai koneksi internet dengan
bandwidth 256 Kbps. Analisis bandwidth per hari PT. Hotel Indonesia Natour yang
digunakan, dapat dilihat dengan menggunakan MRTG (Multi Router Traffic Grapher).
Penggunaan bandwidth per harinya dapat dilihat pada Gambar 3.17 dimana perubahan
terjadi setiap 15 menit. Pada Gambar 3.17 terdapat keterangan pemakaian maksimum,
rata-rata, dan penggunaan bandwidth saat dianalis. Dari gambar terlihat bahwa
penggunaaan bandwidth yang ada sekarang ini sudah cukup maksimal.
90
Daily Graph (15 Minute Average)
Gambar 3.17 Penggunaan bandwidth per hari pada Kantor Pusat PT. HIN
3.3.4.2 Penggunaan Bandwidth pada Kantor Cabang
Setiap kantor cabang PT. Hotel Indonesia Natour juga mempunyai koneksi
internet masing-masing. Setiap kantor cabang menggunakan internet dengan bandwidth
128 Kbps. Penggunaan bandwidth pada kantor cabang juga bisa dilihat dengan MRTG.
Gambar 3.18 dan Gambar 3.19 adalah gambar penggunaan bandwidth per hari pada
kantor cabang di INNA Simpang Surabaya dan INNA Kuta Beach Bali.
Daily Graph (15 Minute Average)
Gambar 3.18 Penggunaan bandwidth per hari pada Kantor Cabang Surabaya
91
Daily Graph (15 Minute Average)
Gambar 3.19 Penggunaan bandwidth per hari pada Kantor Cabang Bali
Dari Gambar 3.18 dan Gambar 3.19 dapat terlihat bahwa penggunaan bandwidth
pada kantor-kantor cabang belum maksimal dari bandwidth 128 Kbps yang tersedia.
3.3.5 Permasalahan yang Dihadapi
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa selain pertukaran data
dengan kantor cabang. Dalam rangka menunjang proses bisnis PT. Hotel Indonesia
Natour maka dibutuhkan suatu jaringan komputer yang mampu menyediakan sarana
untuk melakukan transaksi-transaksi antara kantor cabang dan kantor pusat untuk
pengaturan informasi bisnis yang diperlukan.
Dalam melakukan pemilihan terhadap teknologi jaringan ini, harus disesuaikan
dengan proses bisnis PT. Hotel Indonesia Natour, karena tujuan utama pengadaan IT
infrastruktur ini adalah untuk pengembangan bisnis PT. Hotel Indonesia Natour. Hal lain
yang perlu diperhatikan adalah masalah sistem keamanan jaringan, teknologi
infrastruktur yang digunakan harus menjamin sistem keamanannya, atau merupakan
teknologi open standard, sehingga dapat dengan mudah diterapkan sistem keamanannya.
92
Secara umum permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut :
1. Pada proses bisnis PT. Hotel Indonesia Natour terdapat salah satu tahap dimana
kantor cabang mengirimkan data kepada kantor pusat, oleh karena itu dibutuhkan
suatu infrastruktur jaringan WAN yang mampu memberikan kemudahan transfer
data. Jaringan ini haruslah bersifat pribadi sehingga terjamin keamanannya.
2. Pada visi dan misi perusahaan PT. Hotel Indonesia Natour menginginkan suatu
jaringan WAN yang dapat dengan mudah dikembangkan sehingga
memungkinkan penambahcabangan baru, yang sesuai dengan visi bisnisnya.
3. Infrastruktur WAN harus bersifat open standarts sehingga mendukung layanan
data berbasis IP.
4. Trafik yang akan dilakukan adalah komunikasi dua arah dengan berbasiskan
protocol TCP/IP.
5. Aplikasi atau data yang melalui jaringan tersebut harus mempunyai suatu sistem
keamanan jaringan.
3.3.6 Usulan Pemecahan Masalah
Dalam memberikan solusi sistem keamanan pada proses transaksi, terdapat dua
pilihan, yaitu sistem keamanan untuk aplikasi, atau sistem keamanan untuk jaringan.
Sistem keamanan pada aplikasi yang dapat digunakan SSL, sedangkan pada sistem
security pada jaringan, dapat dilakukan dengan protokol IPSec.
Untuk solusi dari kemudahan penambah cabangan baru maka akan dibangun
sebuah Virtual Private Network atau biasa disebut VPN. Teknologi VPN ini akan
mendukung layanan yang berbasis TCP/IP, dan juga memiliki suatu sistem keamanan
jaringan yang berbasis Open standart.
93
3.3.7 Analisa Kelayakan Teknologi yang Akan Diterapkan
Berdasarkan analisa proses bisnis dan kebutuhan jaringan serta persyaratannya,
maka jaringan infrastruktur yang sesuai adalah VPN. Dan sudah dijelaskan bahwa
teknologi yang sesuai denga kebutuhan PT. Hotel Indonesia Natour adalah VPN dengan
arsitektur tunneling IPSec yang digabungkan dengan teknologi SSL.
Didalam analisa kelayakan akan dilakukan analisa mengenai kelayakan teknologi
ini diterapkan pada jaringan komunikasi antar PT. Hotel Indonesia Natour dengan kantor
cabangnya. Studi ini secara garis besar, dibagi menjadi dua bagian, yaitu dari Teknologi
VPN itu sendiri dan dari dukungan jaringan infrastrukturnya.
3.3.7.1 Teknologi VPN
VPN merupakan sebuah teknologi yang pada saat ini telah banyak di gunakan,
bahkan sudah dilakukan standarisasi protokolnya. Sehingga sudah banyak studi kasus
yang bisa dijadikan referensi, hal ini akan mengurangi masa “trial dan error” pada saat
implementasinya.
Pertimbangan lain dari pemilihan VPN ini adalah fleksibilitasnya. Mengingat
IPSec ini sudah menjadi salah satu protocol resmi pada implementsi VPN, maka
diharapkan tidak akan menyulitkan pihak PT. Hotel Indonesia Natour maupun kantor
unit cabangnya dalam masalah pengadaan perangkat VPN. Sekarang ini sudah banyak
dari produk-produk IT yang dapat diimplemetasikan protokol IPsec, misalnya Microsoft
window 2000 server dan professional, sistem operasi keluarga UNIX termasuk
diantaranya Linux, perangkat cisco, dan berbagai produk jaringan komputer lainnya.
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka kematangan dari teknologi VPN ini tidak
perlu diragukan lagi, bahkan besar kemungkinan akan terjadi perkembangan yang pesat
94
terhadap teknologi ini, baik dalam hal sistem keamanan jaringan, performance, dll. Hal
ini tentu saja akan sangat menguntungkan bagi PT. Hotel Indonesia Natour karena
perusahaan ini juga dapat mengembangkan teknologi VPN yang digunakan seiring
dengan perkembangan bisnisnya.
3.3.7.2 Dukungan Infrastruktur
Teknologi VPN ini pada dasarnya merupakan teknologi yang berada pada
lapisan ke 3 pada OSI layer, yaitu lapisan network layer. Untuk itu pada dasarnya VPN
ini dapat dibangun pada berbagi jenis infrastruktur, yaitu leased line, frame relay,
internet dll.
Pada umumnya VPN dibangun diatas jaringan internet, karena dengan demikian,
akan didapat suatu jaringan komunikasi yang sifatnya pribadi tanpa perlu membangun
jaringan tersendiri. Hal ini akan terlihat jelas keuntungannya dari segi penurunan biaya
perangkat hardware maupun software. Namun sampai saat ini, performance pada
jaringan internet tersebut belum dapat dijamin. Dengan kata lain, VPN melalui internet
tidak disarankan untk menjalankan suatu aplikasi yang membutuhkan bandwidth yang
besar dan aplikasi yang sangat sensitive terhadap delay.
Media infrastruktur lain yang dapat dijadikan pertimbangan adalah frame relay.
Jika dilihat dari tingkat efektifitas, frame relay merupakan pilihan yang sesuai.
Mengingat teknologi frame relay ini dapa menggunakan system point to multiplepoint,
maka tidak diperlukan adanya port serial tersendiri untuk masing-masing kantor unit
cabang. Sedangkan dari sisi frame relay lebih mahal. Namun jika dilihat dari sarana
infrastrukturnya di tiap daerah, belum semua daerah terdapat jaringan frame relay.
95
Sedangkan untuk media leased line, media ini merupakan yang teratas dalam
bidang efektifitas, karena dengan menggunakan leased line kita memiliki satu jaringan
fisik sendiri yang tidak ditumpangkan dengan jaringan publik. Namun dari segi biaya
dan kesediaan infrastruktur, pilihan ini sangat tidak mungkin untuk digunakan.
Internet Frame Relay Leased Line Harga Terjangkau Mahal Mahal
Ketersediaan Tersedia hampir di semua kota besar
Tersedia hanya di derah tertentu
Bisa menjangkau semua daerah
Keamanan Tidak aman Aman Aman Bandwidth performance Tidak stabil Stabil dengan CIR Stabil
Tabel 3.1 Perbandingan Internet, Frame Relay, Leased Line
Berdasarkan kenyataan yang ada dilapangan tersebut, maka solusi yang dapat
diambil adalah dengan menggunakan media internet, karena selain penyebarannya sudah
merata sampai keseluruh daerah, dengan adanya teknologi internet ADSL yang ada di
Indonesia maka kapasitas bandwidth yang diinginkanpun dapat terpenuhi. ADSL dapat
menyediakan bandwidth sampai 512 Kbps, hal ini lebih dari cukup untuk keperluan
teknologi VPN yang diterapkan oleh PT. Hotel Indonesia Natour.
3.3.8 Analisa Ancaman Keamanan pada Transaksi Melalui Media Internet
Transaksi data antara kantor cabang dengan kantor pusat merupakan salah satu
proses bisnis yang penting. Dalam proses transaksi ini akan terjadi pertukaran informasi
yang kritis. Untuk itu, dalam melakukan transaksi melalui jaringan komputer perlu
diperhatikan sistem keamanannya. Terdapat beberapa kemungkinan terjadinya ancaman
atau kelemahan pada jaringan, yaitu diantaranya :
96
1. Unauthorized access
Pengaksesan suatu data oleh pihak yang tidak berhak. Hal ini berhubungan
dengan sistem authentikasi dan authorisasi. Kelemahan ini berhubungan dengan
control access dan identifikasi. Identifikasi dapat dilakukan dengan
authentication, yaitu aspek yang berhubungan dengan metode untuk menyatakan
bahwa informasi betul-betul asli, atau orang yang mengakses atau memberikan
informasi adalah betul-betul orang yang dimaksud. Sedangkan untuk control
access dan dilakukan dengan metode authorization, yaitu aspek sistem keamanan
yang berhubungan dengan cara pengaturan akses kepada informasi. Hal ini
biasanya berhubungan dengan masalah authentication dan privacy.
Dengan adanya kelemahan ini, database ataupun data yang berada pada suatu
server akan dapat di copy, atau bahkan dirubah. Pada proses transaksi ini, bisa
terjadi kesalahan dalam mengidentifikasi pelanggan, sehingga pengambilan
keputusan kurang tepat. Ancaman ini dapat diperbaiki dengan pengaturan sistem
authentication dan authorization secara benar.
2. Eavesdropping
Melihat dan mengamati isi paket secara sembunyi-sembunyi, paket tersebut
berisikan data yang kritis, pada saat proses transaksi melalui jaringan komputer.
Kelemahan ini dapat dilakukan dengan network snooping dan paket sniffer.
Dalam aspek system keamanan jaringan hal ini berhubungan dengan
confidentiality, yaitu usaha menjaga informasi dari orang yang tidak berhak
mengakses. Confidentiality bisanya berhubungan dengan data yang diberikan
kepihak lain untuk keperluan tertentu dan hanya diperbolehkan keperluan
tertentu tersebut.
97
Dalam hal ini, paket-paket yang diamati itu dapat berupa informasi mengenai
informasi data pelanggan ataupun untuk mengambil user name dan password.
Solusi untuk ancaman ini dapat berupa enkripsi data dan tunneling packet.
3. Data manipulation
Intruder jaringan akan melakukan manipulasi data, dengan cara menangkap data,
memanipulasi dan kemudian mengirimkan kembali data tersebut melalui
jaringan komunitas. Dalam aspek sistem keamanan jaringan, ancaman ini
termasuk aspek integrity, yaitu aspek yang lebih menekankan bahwa informasi
tidak boleh diubah tanpa seizin pemilik informasi.
Ancaman ini dapat diatasi dengan menggunakan sistem enkripsi pada jaringan.
Dengan melakukan enkripsi, maka jika data diambil dalam jaringan, data
tersebut tidak bisa dibaca dan tidak dapat dilakukan perubahan.
3.3.9 Analisa Pemilihan Topologi VPN
Sebelum jaringan ini dibuat, maka pada awalnya harus ditetapkan dulu topologi
dari jaringan tersebut. Terdapat beberapa pilihan dalam menentukan topologi yang akan
digunakan. Masing topologi tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-
masing, seperti yang sudah dibahas pada subbab 2.4.2.
Mengingat pada jaringan PT. Hotel Indonesia Natour, tidak diperlukannya
hubungan antara cabang satu dengan cabang yang lainnya, dengan kata lain, jalur
komunikasi hanya diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan pusat saja, maka
topologi Hub dan Spoke merupakan topologi yang paling sesuai. Dengan demikian
jumlah interkoneksi nya hanya sebanyak jumlah lokasi lokasi kantor unit cabang saja.
98
Pemilihan topologi ini juga erat kaitannya dengan jumlah pengeluaran investasi
yang harus dilakukan, dengan topologi Hub dan Spoke ini, maka kinerja VPN server
relative lebih rendah dibandingakan dengan penggunaan topologi full mesh, sehingga
pemilihan VPN server lebih mudah dan cost effective.
3.3.10 Analisa Pemilihan Tipe VPN
Dalam implementasi VPN, terdapat beberapa pilihan tipe VPN, yaitu site-to-site
VPN, extranet VPN, dan remote access VPN. Masing-masing dari skenario ini
mempunyai kelebihan dan kekurangan, seperti yang dijelaskan pada subbab 2.4.1.
Pada site-to-site VPN ini proses tunneling dan ekripsi pada kedua sisi akan
dikerjakan disisi gateway, yang dapat berupa, PC-based VPN, router-based VPN,
firewall-based VPN atau suatu perangkat khusus untuk VPN. Adapun kelebihan dari
tipe site-to-site VPN ini adalah lebih sederhana dalam sisi konfigurasi, karena hanya
dilakukan pada perangkat gateway saja, yang mana konfigurasinya akan lebih umum,
tidak terlalu spesifik. Kemudian tidak mengganggu kinerja dari PC maupun server-
server pada kedua lokasi. Namun kelemahan pada tipe ini adalah jika tidak ada perngkat
khusus yang mengangani proses VPN (misalnya pada perangkat yang sama untuk
router), maka akan membebani kerja router tsb, terlebih jika harus membangun tunnel
VPN ke lebih dari satu lokasi. Kelemahan lainnya adalah dari sisi keamanan jaringan,
ketika proses dekripsi itu telah dilakukan, maka data dalam paket tersebut sudah
berkurang keamanannya, walaupun sudah berada dijaringan internal.
Pada extranet VPN, aplikasi VPN diletakkan pada setiap PC atau server yang
data-nya perlu untuk dilakukan enkripsi. Kelemahan dari tipe ini, adalah dibutuhkan
lebih banyak konfigurasi pada setiap PC atau server, khususnya pada server yang
99
kritikal, hal ini sangat beresiko, karena software VPN yand diinstall mungkin dapat
merusak atau mengganggu kerja apliasi yang lain. Kelemahan lainnya, adalah proses
enkripsi dan tunneling ini akan sangat mengganggu kinerja dari server. Pada umumnya,
untuk disisi server, sangat tidak disarankan untuk di install aplikasi VPN, jika memang
sangat diperlukan suatu system yang sangat aman, maka pada jaringan yang sama,
ditambahkan perangkat VPN yang akan melakukan filterisasi tepat sebelum paket
sampai ke sisi server. Sedangkan kelebihan dari tipe ini adalah tidak perlu adanya
investasi perangkat baru.
Pada tipe remote access VPN, ini banyak digunakan oleh mobile users atau
remote access user, dimana pada PC atau notebook di install suatu software VPN client,
sedangkan disisi pusat, terdapat perangkat VPN sehingga paket tunnel akan di terminasi
di perangkat VPN ini. Kelebihan dari metode ini adalah efisiensi dalam hal konfigurasi,
namun kelemahan dari skenario ini seperti halnya site to site VPN, jika data tersebut
sangat confidential, maka tidak terdapat system keamanannya lagi setelah paket tersebut
di dekripsi pada sisi gateway.
Proses pengiriman transaksi bisnis yang dilakukan oleh kantor unit cabang ke
kantor pusat merupakan transaksi yang sensitif, karena data yang dikirim adalah data
keuangan dan data pelanggan. Jika menggunakan tipe extranet VPN maka server
aplikasi yang menjadi pusat data transaksi (dalam hal ini back office system) harus
diinstalasikan dengan VPN server. Hal ini sangat riskan pada sisi security mengingat
pada back office system data pelanggan disimpan.
PT. Hotel Indonesia Natour memiliki 15 kantor unit cabang yang terletak di 5
propinsi. Jika menggunakan tipe remote access VPN maka semua komputer di 15
kantor cabang yang melakukan interaksi dengan back office system harus diinstalasikan
100
VPN Client dan back office system pun harus diinstalasikan dengan VPN server. Hal ini
selain riskan pada sisi security juga memerlukan banyak biaya, karena PC tersebut harus
memiliki performa yang tinggi. Ini berarti biaya investasi untuk setiap PC akan semakin
tinggi. Selain itu dalam melakukan proses instalasi di seluruh cabang akan memakan
waktu sangat banyak, oleh karena itu solusi ini bukan solusi yang efektif.
Gambar 4.2 Garis besar jaringan komunikasi antar pusat – cabang
Alternatif lainnya adalah dengan penggunaan tipe site-to-site VPN. Pada tipe ini
fungsi VPN dibuat pada masing-masing gateway di lokasi kantor unit cabang ataupun
kantor pusat. Penggunaan tipe ini tidak terlalu memakan biaya karena gateway yang
digunakan hanya sebanyak kantor cabangnya ditambah dengan gateway kantor pusat.
Dari sisi security pun tidak terlalu riskan karena gateway ini dipasang dibagian terluar
dari internal network jadi kemungkinan terjadinya manipulasi data pada back office
system dapat diperkecil. Maka tipe yang sesuai bagi PT. Hotel Indonesia Natour saat ini
adalah site-to-site VPN. Secara garis besar, jaringan komunikasi antara PT. Hotel
Indonesia Natour dengan lokasi kantor unit cabangnya dapat dilihat pada Gambar 4.2.
101
3.3.11 Analisa Pemilihan Kebutuhan Perangkat Teknologi
Jaringan komputer antara PT. Hotel Indonesia Natour dengan kantor unit
cabangnya menggunakan topologi hub-and-spoke. Dengan demikian, setiap lokasi akan
membutuhkan perangkat VPN server dengan kantor pusat sebagai tujuan
consentratornya yang berakibat meningkatnya kebutuhan akan processing speed pada
perangkat kantor pusat. Untuk itu pada sisi kantor pusat sangat disarankan untuk
mempunyai VPN server tersendiri yang memiliki processor dengan kecepatan tinggi,
sehingga proses pembentukkan enkripsi data maupun pembagian chanel dengan cabang
lainnya mampu ditangani.
Sesuai dengan rancangan yang dipilih, yaitu site-to-site VPN, maka pada lokasi
setiap kantor cabang, harus disiapkan perangkat yang dapat melakukan fungsi VPN.
pemilihan perangkat ini erat kaitannya dengan performa dari jaringan. Terdapat
beberapa alternative, yaitu router-based VPN, firewall-based VPN, pc-based VPN.
Penggunaan router-based VPN merupakan solusi efektif, mengingat bahwa
setiap lokasi akan membutuhkan router untuk menterminasi jaringan internet. Router ini
akan dilengakapi dengan aplikasi yang mendukung VPN, sehingga selain berfungsi
sebagai pencari jalur dari setiap paket, router tersebut juga akan melakukan enkripsi
paket VPN. Kendala yang dihadapi dalam pemilihan router-based VPN ini adalah
performance. Karena dengan bertambahnya beban kerja router tersebut maka
performance akan berkurang. Untuk mengatasi permasalah ini, dapat digunakan alat
enkripsi tambahan yang biasa dipasang pada router tersebut, umumnya alat ini disebut
dengan VPN accelerator, namun tidak semua vendor router memiliki support VPN
accelerator ini. Kendala lainnya adalah biaya yang dikeluarkan untuk router-based VPN
102
termasuk mahal, ditambah lagi dengan banyaknya cabang yang dimiliki oleh PT. Hotel
Indonesia Natour. Jadi penggunaan router-based VPN tidak dimungkinkan
Sedangkan untuk firewall-based VPN sebenarnya solusi yang juga sangan baik
mengingat VPN yang akan dibangun diatas media internet. Firewall-based VPN
memiliki kemampuan sebagai VPN conscentrator dan juga memiliki fungsi firewall
yang dapat digunakan untuk meningkatkan sisi security. Namun kendala biaya investasi
sangat mahal.
Alternatif lainnya adalah pc-based VPN merupakan solusi yang paling efektif.
Disamping dapat digunakan sebagai VPN concentrator maupun VPN client, pc-based
VPN ini juga bisa diinstalasikan firewall. Dari sisi biaya investasi pun pc-based VPN ini
tidak semahal kedua alternatif diatas. Jadi pc-based VPN merupakan solusi yang paling
efektif.
Recommended