View
554
Download
5
Category
Preview:
DESCRIPTION
Perusahaan kontraktor memiliki aliran supply chain yang menarik untuk ditinjau dari segi keefisiensi dan keefektifannya. Kedua perusahaan ini memiliki SCM yang cukup bagus untuk dianalisis.
Citation preview
ABSTRAKSI
Paper ini bertujuan untuk membandingkan analisis kualitas yang dilakukan
oleh Caterpillar Inc. dan Komatsu Ltd. sebagai perusahaan pioner dalam industri
alat berat mesin konstruksi dan pertambangan. Kedua perusahaan ini sama-sama
menekankan kualitas dan manajemen rantai pasokan dalam setiap strateginya.
Caterpillar Inc. dengan strategi 2020 dan critical sucess factors serta Komatsu
Ltd. dengan Komatsu Way.
Dalam penerapan kualitas, kedua perusahaan tersebut memiliki persamaan
yaitu mencapai total quality management (TQM) untuk perbaikan terus menerus
yang berkelanjutan. Namun, terdapat perbedaan dalam pendekatan analisis yang
digunakan dalam mencapai TQM. Caterpillar Inc. menerapkan six sigma yaitu
mengurangi produk yang cacat sebanyak 3,4 unit per 1 juta unit produk yang
dihasilkan atau setara dengan 99%. Sedangkan analisis yang digunakan oleh
Komatsu adalah melalui pendekatan lean strategy 5S yaitu Seiri (sorting), Seiton
(organizing), Seisou (cleaning), Seiketsu (orderliness), Shitsuke (training).
Pada penerapan pada manajemen rantai pasokan, Caterpillar Inc.
menekankan pada sistem just-in-time (JIT), sedangkan Komatsu Ltd. menerapkan
ERP. Kedua sistem tersebut sama-sama telah terintegrasi dengan software serta
memiliki satu tujuan yaitu minimalisasi persediaan sehingga dapat meminimalisir
biaya yang dikeluarkan. Pada manajemen logistik, keduanya memiliki persamaan
yaitu memiliki perusahaan logistik sendiri untuk menjamin distribusi barangnya.
Kata Kunci : Kualitas, Six sigma, 5S, manajemen rantai pasokan
I. INDUSTRI ALAT BERAT MESIN KONSTRUKSI
Industri mesin konstruksi alat berat merupakan industri yang bergerak dalam
bidang pengadaan produk untuk tujuan khusus seperti pertambangan, pertanian,
serta peralatan konstruksi yang digunakan dalam pengembangan infrastruktur
1 | P a g e
jaringan transportasi seperti jalan raya, pelabuhan dan jalan kereta api,
konservasi tanah dan air, dan lain sebagainya. Produk yang banyak dikenal oleh
masyarakat adalah alat penggali hidrolik dan buldoser. Pada dasarnya
perusahaan pada industri ini telah pada tahap dewasa (mature) pada siklus hidup
produk, dimana telah banyak pesaing dalam industri ini dan pendapatan yang
telah stabil.
II. LATAR BELAKANG
Berdasarkan pada data yang diperoleh dari Factiva, Dow Jones; Caterpillar
Inc. Company Report 2010 mengenai Top 10 Market Share 2009 Global pada
industri mesin konstruksi, Caterpillar masih memimpin pangsa pasar yang ada.
Sedangkan menurut Yengst Associate, pada tahun 2010 Caterpillar menjadi
ranking 1 dalam industri mesin konstruksi ini, dan Komatsu menjadi ranking 2.
Berikut merupakan 10 besar pangsa pasar dalam industri ini menurut Factiva,
Dow Jones; Caterpillar Inc. Company Report 2010:
Gambar I: Pangsa Pasar Industri Mesin Konstruksi Tahun 2009
Tabel I: Ranking Global 10 Besar Industri Mesin Konstruksi 2010
No Nama Perusahaan Negara Asal
1 Caterpillar Inc. Amerika Serikat
2 Komatsu Ltd. Jepang
3 Hitachi Construction Machinery Co. Ltd. Jepang
2 | P a g e
4 Liebherr Jerman
5 Volvo Construction Equipment Swedia
6 Sany Heavy Industry Co. Ltd. Cina
7 Doosan Infracore Co. Ltd Korea Selatan
8 Sandvik Swedia
9 Zoomlion Cina
10 Terex Coorporation Co. Ltd. Amerika Serikat
Berdasarkan grafik dan tabel diatas, menunjukkan bahwa Caterpillar Inc. dan
Komatsu Ltd. Merupakan pemain besar dalam industi mesin konstruksi. Meskipun
pada tahun 2010 banyak perusahaan yang mengalami penurunan ranking namun
Caterpillar Inc. dan Komatsu Ltd. masih tetap menduduki posisi sama yaitu
pertama dan kedua. Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua perusahaan
tersebut merupakan perusahaan besar dan kuat serta saling berkompetitif dalam
merebut pasar. Selain itu kedua perusahaan tersebut memiliki teknologi, inovasi
dan kualitas yang tinggi bila dibandingkan pesaing lainnya, terbukti dengan
berbagai penghargaan yang telah diterima. Tentunya akan menarik apabila
membahas bagaimana manajemen operasi (kualitas dan manajemen rantai
pasokan) kedua perusahaan tersebut, terlebih berasal dari negara dan benua
yang berbeda sehingga memiliki budaya dan cara berpikir yang berbeda. Dari
perbedaan tersebut pada umumnya akan terlihat pada hasil kerja yang telah
dilakukan. Pertimbangan lain adalah kedua perusahaan tersebut merupakan
pemimpin pasar serta sama-sama telah lama beroperasi sehingga dapat
dikatakan sebagai pioner dalam industri mesin konstruksi.
III. TUJUAN DAN PEMBATASAN MASALAH
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk membandingkan perbedaan atau
persamaan yang ada dalam manajemen operasi (kualitas) Caterpillar Inc. dan
Komatsu Ltd. Dimana kedua perusahaan tersebut berasal dari negara, benua dan
budaya yang berbeda sehingga dapat mempengaruhi proses analisis kualitas
yang dilakukan. Penulis juga melakukan pembatasan masalah terhadap
perbandingan tersebut dikarenakan akan sangat luas apabila membahas
mengenai 10 area keputusan manajemen operasi. Adapun pembatasan masalah
3 | P a g e
tersebut adalah fokus pada kualitas dan ketahanan produk (quality and reliability)
serta manajemen rantai pasokan. Kualitas merupakan kemampuan suatu produk
dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Dalam hal ini alasan pemilihan kualitas
sebagai obyek pembahasan karena kualitas merupakan faktor penting dalam
suatu perusahaan mencapai kepuasan konsumen sehingga dapat meningkatkan
penjualan dan mengurangi biaya serta meningkatkan reputasi perusahaan.
Manajemen rantai pasokan merupakan proses pengintegrasian pemasok,
produksi serta distributor.
Pembatasan masalah lainnya adalah analisis ini hanya fokus pada produk
mesin konstruksi dan pertambangan saja sebagai core business kedua
perusahaan tersebut. Sehingga penulis tidak membahas mengenai support
business lainnya seperti keuangan.
4 | P a g e
IV. SEJARAH DAN PROFIL CATERPILLAR Inc.
Caterpillar Inc. merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri
alat berat atau heavy equipment yang berpusat di Amerika Serikat. Sebagai
perusahaan kelas dunia, Caterpillar memiliki visi menjadi pemimpin pasar pada
5 | P a g e
industri alat berat mesin konstruksi dan pertambangan dalam memberikan nilai
bagi konsumen. Sedangkan misi yang diusung oleh Caterpillar Inc. adalah
menjadi pemimimpin pasar yang memberikan nilai terbaik pada mesin
konsutruksi dan jasa untuk konsumen, memberikan nilai terbaik bagi konsumen,
meningkatkan nilai pemegang saham melalui pertumbuhan laba, menyediakan
tenaga kerja di seluruh dunia dengan lingkungan yang merangsang keragaman,
inovasi, kerja sama tim, terus belajar dan peningkatan kinerja individu,
berdedikasi dalam peningkatan kualitas produk dan kualitas berkelanjutan bagi
lingkungan serta CSR.
Faktor kesuksesan penting (critical sucess factors) Caterpillar Inc. meliputi
budaya, operasi dan kesempatan bisnis. Disini operasi merupakan bagian penting
dalam kesuksesan Caterpillar sebagai perusahaan kelas dunia, maka dari itu
Caterpillar menetapkan tujuan operasi tahun 2020 diantaranya: mendesain
seluruh konstruksi baru dalam mencapai kepemimpinan pada Energy and
Environmental Design (LEED). Dalam mencapai tujuan operasinya tersebut
Caterpillar Inc. melakukan strategi six sigma, pertumbuhan, pengurangan biaya,
distribusi terbaik, kualitas dan reliabilitas, produk terbaik, serta pemenuhan
pesanan yang tepat waktu.
Caterpillar adalah produsen terkemuka di dunia yang memiliki tiga merek
ternama yaitu Cat, Perkins dan Cat Financial. Cat merupakan merek utama dari
Caterpillar Inc. yang memproduksi peralatan alat berat konstruksi dan peralatan
pertambangan. Sedangkan Perkins merupakan merek yang memproduksi mesin
diesel dan gas alam, turbin gas industri dan lokomotif diesel-listrik. Serta Cat
Financial yang merupakan layanan jasa yang diberikan oleh Caterpillar melalui
Cat Financial. Layanan yang ditawarkan diantaranya layanan Caterpillar Financial,
jasa Remanufacturing Caterpillar dan Layanan Progress Rail. Berikut ini
merupakan ringkasan penting sejarah perkembangan Caterpillar Inc.
Tabel II : Sejarah Caterpillar Inc.
N
o
Tahu
n
Keterangan
1 1905 Traktor tipe track jenis uap yang pertama buatan Holt.
2 1906 Sebuah mesin uap buatan Holt digunakan selama upaya pemulihan
setelah gempa San Francisco.
6 | P a g e
3 1915 Traktor tipe track “Caterpillar®” buatan Holt digunakan oleh negara
sekutu dalam Perang Dunia I.
4 1925 Holt Manufacturing Company dan C. L. Best Tractor Co. melakukan
merger membentuk Caterpillar Tractor Co.
5 1931 Diesel Sixty Tractor yang pertama diluncurkan dari pusat produksi di
East Peoria, Illinois, dengan sumber penggerak baru yang lebih
efisien untuk traktor tipe track.
6 1940 Jajaran produk Caterpillar sekarang terdiri atas motor grader, blade
grader, elevating grader, terracer dan electrical generating set.
7 1942 Traktor tipe track Caterpillar, motor grader, generator set dan engine
khusus untuk tank M4 digunakan oleh Amerika Serikat dalam
perang.
8 1950 Caterpillar Tractor Co. di Inggris didirikan, yang pertama dari
berbagai pusat operasi luar negeri yang dibuat untuk membantu
mengelola kekurangan penukaran mata uang asing, tarif, import dan
memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan di seluruh
dunia.
9 1963 Caterpillar dan Mitsubishi Heavy Industries Ltd. membentuk joint
venture di Jepang guna memasukkan kepemilikan parsial dari AS.
Caterpillar Mitsubishi Ltd.
1
0
1983 Caterpillar Leasing Company diperbesar untuk menawarkan opsi
pembiayaan peralatan kepada pelanggan di seluruh dunia dan
berganti nama menjadi Caterpillar Financial Services Corporation.
1
1
1986 Caterpillar Tractor Co. berganti nama menjadi Caterpillar Inc.
1
2
1987 Program modernisasi pabrik senilai $1.8 milyar diluncurkan untuk
memperlancar proses manufaktur.
1
3
1990 Perusahaan melakukan desentralisasi struktural, dengan melakukan
reorganisasi menjadi unit-unit bisnis yang bertanggung-jawab atas
tingkat pengembalian aset dan kepuasan pelanggan.
1
4
1997 Melakukan akuisisi terhadap Perkins Engine yang berpusat di Inggris.
Dan menjadikan Caterpillar sebagai pabrik manufaktur engine diesel
terbesar di dunia.
7 | P a g e
1
5
2001 Caterpillar Inc. menerapkan six-sigma
1
6
2003 Caterpillar menjadi pabrik manufaktur engine yang pertama yang
menawarkan jajaran lengkap engine diesel bersih yang mendapat
sertifikasi dari U.S. Environmental Protection Agency (EPA).
1
7
2008-
2011
Lebih dari 400 mesin baru Caterpillar membantu membangun 2400
KM rail line di Arab Saudi
Saat ini Board of Directors Chairman and CEO Caterpillar Inc. adalah D.R.
Oberhelman. Dibawah kepemimpinannya Caterpillar Inc. terus menjadi
perusahaan alat berat terkemuka di dunia dengan memberikan pelayanan yang
terbaik untuk para pelanggan dan menyediakan puluhan dealer di berbagai
dunia. Dengan perkembangan tersebut, terlihat pada pendapatan, laba dan
karyawan Caterpillar Inc. yang terus mengalami pertumbuhan atau pertambahan
setiap tahunnya. Pada tahun 2009 pendapatan yang didapat oleh Caterpillar Inc.
sebesar US$ 34.2 miliar dan terus mengalami kenaikan pada tahun 2011
diperoleh pendapatan sebesar US$ 60.14 miliar dengan total karyawan sebanyak
125.099 orang.
V. PEMBAHASAN CATERPILLAR Inc.
1. Kualitas
Dalam critical success factors yang diusung oleh Caterpillar Inc., yaitu six
sigma, pertumbuhan, pengurangan biaya, product support, rental leaderhip,
distribusi terbaik, kulitas dan daya tahan produk, memberikan solusi produk dan
jasa terbaik, memenuhi pesanan, pemimpin pasa, serta tanggung jawab sosial.
Dalam melaksanakan suppy chain, manajemen Caterpillar fokus pada beberapa
aspek seperti pertumbuhan profitabilitas, people dan kinerja melalui six sigma.
Six sigma juga berfungsi sebagai dasar dari yang untuk memastikan kualitas
8 | P a g e
produk. Pendekatan disiplin yang digunakan di seluruh siklus hidup produk-dari
pengembangan produk untuk produksi melalui dukungan produk.
Sebagai perusahaan kelas dunia, Caterpillar memiliki keinginan besar untuk
memberikan kinerja kualitas yang terbaik maka dari itu kualitas menjadi salah
satu bagian dalam critical success factors. Dalam mengelola dan meraih kualitas
terbaik, Caterpillar fokus pada kualitas pengembangan produk atau product
development quality (PDQ), pasokan dan produksi atau supply and production
(SPQ) serta meningkatkan produk berkelanjutan atau continuous product
improvement (CPI) dimana ketiga proses tersebut memiliki dampak secara
langsung terhadap kualitas produk. Sedangkan cara yang dilakukan oleh
Caterpillar melalui sistem operasi six sigma, budaya kualitas serta menerapkan
nilai dalam setiap tindakan.
Six sigma merupakan metodologi atau teknik total quality management (TQM)
untuk mengurangi biaya dan mengurangi pemborosan melalui penggunaan
analisis statistik, alat kualitas dan pendekatan struktur untuk manajemen proyek.
Analisis statistik yang diguanakan adalah standar deviasi dengan pedoman
bahwa kecacata produk hanya 3,4 per 1 juta unit produk. Six sigma merupakan
pendekatan menyeluruh untuk menyelesaikan masalah dan peningkatan proses
melalui fase DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control. DMAIC
merupakan peran penting dalam analisis six sigma yang menjamin voice of
costumer berjalan dalam keseluruhan proses sehingga produk yang dihasilkan
memuaskan pelanggan. Berikut merupakan penjelasan mengenai metodologi
DMAIC:
Define adalah fase menentukan masalah, menetapkan persyaratan-
persyaratan pelanggan, mengetahui CTQ (Critical to Quality). CTQ
merupakan sebuah karakteristik dari sebuah produk atau jasa yang
memenuhi kebutuhan pelanggan
Measure adalah fase mengukur tingkat kecacatan pelanggan.
Analyze adalah fase menganalisis faktor-faktor penyebab masalah/cacat.
Improve adalah fase meningkatkan proses dan menghilangkan faktor-
faktor penyebab cacat.
9 | P a g e
Control adalah fase mengontrol kinerja proses dan menjamin cacat tidak
muncul
Menanggapi secara cepat terhadap pengalaman masalah yang dialami oleh
konsumen merupakan hal yang sangat penting, maka dari itu perlunya
pengimplementasian CPI yang merupakan proses dalam menyelesaikan masalah
produk. Dengan menggunakan metodologi DMAIC, CPI memberikan suatu
pendekatan disiplin untuk mengidentifikasi penyebab utama masalah tersebut
dan memastikan tindakan koreksi tersebut. Dengan merespon secara cepat
terhadap masalah produk, dapat membangun kepercayaan antara caterpillar,
dealer dan konsumen.
Dalam mengembangkan, menciptakan dan meyampaikan kualitas produk
kepada konsumen di seluruh dunia, Caterpillar Inc. menerapkan new product
intriduction (NPI). Proses NPI dengan six sigma dan proses penciptaan metodologi
melalui metodologi DMEDI—Design, Measure, Explore, Develop and
Implement. DMEDI selalu tertanam dalam tahapan proses NPI. Dipandu oleh alat NPI
dan produk Caterpillar dan strategi industri, tim NPI bekerja sama untuk terus
meningkatkan kualitas, teknologi, kinerja, daya tahan dan keandalan produk.
Caterpillar Inc. memiliki reputasi untuk membangun kualitas produksi suatu
produk dan produk tersebut akan memberikan keunggulan kompetitif. Proses
pengembangan produk yang dilakukan fokus pada konsep produksi untuk
mencapai atau melebihi target kualitas, reliabilitas, biaya dan penjadwalan.
Melalui six sigma, perusahaan dapat menghemat biaya namun tetap memberikan
kualitas produk dan jasa terbaik yang melebihi ekspektasi atau harapan
konsumen sehingga dapat dikatakan bahwa kualitas merupakan salah satu
pondasi dalam penciptaan nilai perusahaan. Caterpillar Inc. menetapkan
penguasaan six sigma dengan terminologi sistem belt dengan menggunakan
tingkat penguasaan seperti green belts, black belts dan master black belts untuk
menjalankan dan memimpin proyek. Black belts secara umum menjalankan
proyek dengan bantuan green belts. Green belts menjadi asisten black belts
dalam suatu proyek tetapi tidak bekerja full-time dalam proyek tersebut,
sedangkan black belts berdedikasi penuh untuk proses perbaikan dan
bertanggung jawab untuk memimpin tim green belts dalam menyelesaikan
10 | P a g e
proyek. Master black belts merupakan guru pada proses pelaksanaan proyek dan
menjadi coach black belts. Apabila digambarkan dalam hierarki, berikut
merupakan hierarki sistem belts yang diterapkan oleh Caterpillar Inc.
Gambar II: Hierarki Sistem Belts
Caterpillar Inc. menerapkan six sigma kepada karyawan, pemasok hingga
dealer. Penerapan six sigma pada karyawan telah menjadikan karyawan sadar
dan mengerti pentingnya kualitas dalam setiap tindakan yang dilakukan
khususnya dalam proses produksi. Lebih dari 40% karyawan Caterpillar Inc.
termasuk di dalamnya terdapat 2.600 karyawan dengan black belts, 208
karyawan dengan master black belts dan 17.900 karyawan dengan green belts.
Tidak hanya karyawan saja, Caterpillar Inc. mampu menerapkan six sigma
kepada pemasoknya. Caterpillar Inc. telah memperkenalkan six sigma kepada
850 pemasok di seluruh dunia dimana telah menciptakan lebih dari 1.000
karyawan pemasok dengan black belts untuk membantu melaksanakan proyek.
Namun sebelumnya setiap bekerjasama dengan pemasoknya, Caterpillar Inc.
selalu menekankan setiap pemasoknya memiliki sertifikasi kualitas ISO. Hal
tersebut menunjukkan komitmen Caterpillar Inc. dalam menerapkan kualitasnya.
Selain itu penerapan six sigma juga dilakukan kepada delaernya. Lebih dari 165
dealer yang memiliki hak lisensi penjualan (dealership) telah menciptakan lebih
dari 1000 karyawan dengan black belts untuk membantu melaksanakan proyek.
Pihak dealer menemukan hasil menarik ketika menerapkan six sigma dimana
mereka dapat berbagi proyek antara satu sama lain pada website Caterpillar Inc.
yang menggambarkan praktek-praktek terbaik diantara delaer, meskipun
masing-masing delaer menjalankan bisnisnya secara terpisah. Dealer tidak hanya
11 | P a g e
belajar mengenai proyek yang perlu dilakukan dalam bisnis mereka, namun juga
mengikuti proses langkah-langkah metodologi yang diterapkan oleh Caterpillar
Inc.
Caterpillar Inc. tentunya juga menerapkan six sigma dalam proses
produksinya. Setiap produk yang dihasilkan harus memenuhi keterlibatan produk
secara langsung melalui gate quality. Langkah-langkah tersebut dapat
digambarkan ke dalam bagan berikut ini:
Gambar III: Quality Gates-Product Group Direct Involvement
Bagan diatas menunjukkan bahwa dalam setiap lini produksi, Caterpillar Inc.
benar-benar memperhatikan penekanan kualitas dimana setiap lini produksi
terdapat gate quality untuk melakukan pemeriksaaan dan inspeksi terhadap
standar produk tersebut. Ketika produk tersebut dalam kondisi yang tidak sesuai
dengan standar maka produk akan kembali lagi ke lini sebelumnya untuk
dilakukan perbaikan ulang sesuai dengan budaya organisasi yaitu “zero defect
culture”. Dengan adanya six sigma ini perusahaan dapat menghemat biaya
sebesar 23% dengan peningkatan service sebesar 2% pada tahun 2000-2003.
Sedangkan pada tahun 2003-2006 Caterpillar mampu mengurangi biaya sebesar
35%.
12 | P a g e
Pada tahun 2005, Caterpillar Inc. meluncurkan Caterpillar Production System
(CPS) untuk mengimplementasikan proses pemesanan-pengiriman untuk
meningkatkan keamanan, kualitas, kecepatan, kapasitas dan menekan biaya.
CPS dengan six sigma dapat meningkatkan efisiensi manufatur pada operasi
global Caterpillar Inc. Six sigma merupakan pondasi bagi CPS dan meningkatkan
proses order-delivery atau segala sesuatu mulai dari pemesanan produk
konsumen sampai dengan konsumen menerima barang jadi tersebut. Prinsip
berikutnya, dengan six sigma dan proses pengintegrasian tersebut untuk
mencapai tujuan dalam proses pelaksanaan CPS. CPS fokus pada mengurangi
pemborosan yang merupakan aktivitas mengkonsumsi sumber daya lebih banyak
namun tidak memberikan nilai bagi konsumen pada proses order to delivery
kepada konsumen. Dengan CPS proses manajemen kualitas fokus pada
pengiriman produk tanpa cacat kepada konsumen. CPS diterapkan pada
Caterpillar Logistik. Dengan menggunakan Caterpillar Production System (CPS)
perlu memperhatikan beberapa hal, diantaranya:
Metodologi : dengan menggunakan metode DMAIC, DMEDI dan manajemen
proses
Praktisi : memberikan pelatihan dan sertifikasi six sigma yang meliputi
master black belts, black belts dan green belts serta dengan melakukan
training CPS.
Full time job roles : memberikan tingkat gaji dan benefit yang tinggi
kepada black belts dan master black belts
Proses pengintegrasian strategi untuk meluruskan, memprioritaskan dan
memilih proyek CPS.
Sehingga manfaat yang dirasakan dengan adanya six sigma dirasakan oleh
seluruh pihak dan perusahaan dapat meningkatkan pemenuhan order atau
pesanan dari konsumen karena Caterpillar memiliki tujuan untuk
mengimplementasikan proses pemenuhan order atau pesanan untuk
menciptakan keunggulan kompetitif melalui value chain atau rantai nilai. Value
chain yang dimaksud disini adalah kualitas yang sempurna sehingga dapat
meningkatkan kepercayaan konsumen. Cara yang dilakukan oleh Caterpillar
adalah dengan meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan serta
mengurangi persediaan yang terdapat di delaer.
13 | P a g e
2. Manajemen Rantai Pasokan (SCM)
Salah satu 10 area keputusan penting dalam manajemen operasi adalah
supply chain management atau manajemen rantai pasokan. Caterpillar Inc.
memiliki jaringan dalam manajemen rantai pasokan yang sangat kuat dan
perusahaan memahami pentingnya SCM dalam kesuksesan bisnisnya. Dalam
melaksanakan SCM, Caterpillar terlebih dulu merumuskan strategi Caterpillar
atau lebih dikenal dengan faktor penting kesuksesan (Critical Success Factors)
yang kemudian diintegrasikan dalam strategi SCM sehingga dapat
mempermudah pelaksanaan SCM agar sesuai dengan tujuan perusahaan. Upaya
yang dilakukan dalam mencapai pertumbuhan profitabilitas melalui supply chain
action antara lain ekspansi ke wilayah asia pasifik dan Cina, mengintegrasikan
fungsi rantai pasokan, serta mengembangkan teknologi. Berikut merupakan
bagan atau kerangka pengintergasian rantai pasokan Caterpillar:
Gambar IV: Integrasi Fungsi Rantai Pasokan
A. Pemasok
Manajemen rantai pasokan merupakan proses pengintegrasian mulai dari
pembelian bahan baku, proses produksi hingga logistik. Dalam hal ini Caterpillar
Inc. bekerja sama dengan banyak pemasok sekitar 3500 pemasok dalam hal
14 | P a g e
komponen pembuatan produknya dimana pemasok tersebut berasal dari Amerika
Latin, Eropa dan Asia Pasifik serta setiap pemasoknya harus memiliki ISO
sertifikasi kualitas.
B. Persediaan
Sistem persediaan yang digunakan oleh Caterpillar Inc. adalah JIT yaitu
dengan sistem online. Salah satu komponen penting dalam just-in-time (JIT)
adalah untuk mengurangi hal-hal yang menganggu dan memberikan nilai
tambah. Sistem yang digunakan dapat mengurangi waktu masa tunggu,
mengurangi biaya tenaga kerja dan meningkatkan efisiensi proses manufaktur.
Pengimplementasian JIT memberikan dampak positif bagi Caterpillar Inc. dalam
memenuhi pesanan rata-rata dua pesanan per detik selama tujuh hari seminggu
atau sama dengan lebih dari 50 juta pesanan konsumen setahun atau 4,3 juta
pesanan per bulan. Komponen pada gudang Caterpillar Inc. dikelola dan disimpan
berdasarkan pada kecepatan penggunaan. Kecepatan tersebut dibagi ke dalam
tiga bagian, yaitu:
Fast Movers : komponen dengan 10 permintaan per bulan
Medium movers : komponen dengan permintaan 1-10 per bulan.
Slow movers : komponen dengan permintaan kurang dari satu per
bulan.
Kunci kesuksesan dari konsep JIT Caterpillar adalah mengintegrasikan dengan
pengukuran yang berfokus pada proses kecepatan pergerakan komponen,
penjadwalan dan perencanaan. Caterpillar Inc. menerapkan advanced planning
and scheduling (APS) yaitu perencanaan dan penjadwalan untuk persediaan
bahan baku dengan volume besar sehingga data yang diperlukan seperti safety
stock, cycle stock akan lebih banyak dibandingkan dengan MRP maupun ERP
karena harus menginput perencanaan persediaan setiap produk.
Pengimplementasian tersebut dapat berpengaruh pada lead time. Lead time
adalah proses produksi mulai dari permulaan hingga terakhir dimana terus
mengalami penurunan waktu. Berikut merupakan gambar penurunan lead time
yang terjadi pada Caterpillar Inc.
15 | P a g e
Gambar V : Lead time Caterpillar Inc.
Untuk perputaran persediaan Caterpillar Inc. sendiri selalu mengalami
penurunan setiap tahunnya sejalan dengan penurunan lead time setiap
tahunnya. Berikut merupakan grafik penurunan perputaran persediaan pada
Caterpillar Inc.
Gambar VI : Perputaran persediaan Caterpillar Inc.
Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa perputaran persediaan
yang dilakukan oleh Caterpillar Inc. semakin sedikit. Hal tersebut
menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif dalam mengelola
persediannya karena biaya yang dikeluarkan akan semakin kecil.
16 | P a g e
C. Order Fulfillment
Mekanisme order atau pemesanan Caterpillar dalam mengurangi waktu yang
dibutuhkan mulai dari pemesanan hingga barang tersebut siap dikirim, berawal
dari pemesanan → melakukan cek mengenai ketersediaan barang yang
berkelanjutan → melakukan scheduling → pengerjaan pesanan → perakitan →
pengetesan dan pengecatan produk → memberikan pelengkap (1-2 hari) → siap
untuk dikirimkan. Seluruh proses tersebut memerlukan total waktu 3-6 minggu.
Hal tersebut disebabkan adanya penghematan proses order yang dilakukan oleh
Caterpillar. Pada umumnya dari pemesanan sampai ke scheduling memerlukan
beberapa tahap diantaranya pemesanan → mengirimkan fax atau email terhadap
pemesanan → memeriksa pembayaran → antri pada dealer → melakukan
pemesanan kepada MSO (2-5 hari) → melakukan review terhadap pesanan (1-2
hari) → melakukan penempatan (1-2 hari) → antri (1-45 hari) → penjadwalan.
Gambar VII : Alur Pemesanan Barang
Penghematan layanan order dapat dilakukan oleh Caterpillar karena telah
melakukan peramalan atau forecasting dengan baik dan tepat sehingga bahan
baku dapat segera dipesan kepada pemasok maka konsumen tidak perlu untuk
menunggu terlalu lama dalam memesan suatu produk kepada Caterpillar.
17 | P a g e
Dengan adanya kegiatan tersebut waktu yang dibutuhkan ketika pemesanan
setiap tahunnya mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal tersebut
menjadi salah satu pembeda atau diferensiasi atau keunggulan yang dimiliki oleh
Caterpillar. Selain itu Caterpillar dapat mengurangi biaya persediaan dealer serta
persediaan produksi. Pengimplementasian pemesanan tersebut tidak terlepas
dari penerapan six sigma yang dilakukan oleh Caterpillar Inc.
D.Logistik
Caterpillar Inc. memiliki perusahaan logistik sendiri yaitu Cat Logistic sehingga
pengiriman barang seluruhnya menggunakan Cat Logistic dengan melalui jalur
darat, udara, maupun laut. Logistik dalam negeri atau domestik, Cat Logistic
menggunakan jalur darat seperti gambar berikut ini:
Gambar VIII : Distribusi Domestik
Sedangkan untuk pengiriman global, pengiriman dapat melalui jalur udara
maupun jalur laut. Sedangkan jalur darat hanya digunakan ketika berada
pada wilayah negara tersebut saja. Berikut merupakan gambar untuk
pengiriman global:
Gambar IX : Distribusi Global
18 | P a g e
19 | P a g e
20 | P a g e
VI. SEJARAH DAN PROFIL KOMATSU Ltd.
Komatsu Ltd. Ltd. merupakan perusahaan alat berat yang didirikan pada 13
Mei 1921 di Jepang. Komatsu Ltd. memiliki visi menjadi perusahaan yang
berorientasi pada pelanggan atau konsumen serta menjadi perusahaan
manufaktur kelas dunia dalam buckets and blade. Sedangkan cara atau strategi
dalam mewujudkan visi tersebut atau dikenal dengan misi dari Komatsu Ltd.
adalah:
1. Mendengarkan dan memahami kebutuhan konsumen serta memberikan
nilai tambah produk kepada konsumen.
2. Memperluas jaringan distribusi untuk menjangkau konsumen lebih
banyak dan memperluas tingkat kisaran produk Komatsu Ltd.
Produk yang dihasilkan antara lain mesin konsutruksi dan pertambangan,
mesin utilitas, mesin kehutanan, mesin industry, kendaraan (truk) dan lain
sebagainya. Komatsu Ltd. berkomitmen untuk menyediakan peralatan yang
aman, berkualitas, produk dan jasa yang inovatif dalam memenuhi kebutuhan
dan harapan konsumen di seluruh dunia.
Seperti pada perusahaan Jepang pada umumnya, dalam mengembangkan
usahanya agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan, Komatsu menerapkan
Komatsu Way sebagai langkah penerapan nilai-nilai yang harus dipahami dan
dilaksanakan setiap keputusan yang diambil atau diterapkan. Komatsu Way
terdiri dari tujuh indikator penting, diantaranya:
1. Komitmen pada kualitas dan daya tahan produk
2. Orientasi pada konsumen
3. Defining root cause
4. Filosofi tempat kerja
5. Kebijakan dalam pekerjaan
6. Kolaborasi dengan rekan bisnis
7. Pengembangan sumber daya manusia.
Penerapan serta perumusan Komatsu Way tentunya tidak lepas dari
sejarah perusahaan yang menjadi bagian dari perkembangan perusahaan.
Berikut ini merupakan ringkasan sejarah Komatsu Ltd.
Tabel III: Sejarah Komatsu Ltd.
21 | P a g e
No Tahun Keterangan
1 1917 Industri Pertambangan Takeuchi (didirikan pada 1894) mendirikan
Komatsu Iron Works untuk memproduksi peralatan mesin dan
peralatan pertambangan untuk digunakan di rumah.
2 1921 Komatsu Iron Works dipisahkan dari Takeuchi Mining Co menjadi
Komatsu Ltd
3 1924 Komatsu membangun pers pertamanya
4 1931 traktor pertanian jenis crawler diproduksi pertama kali di Jepang
5 1938 Membangun pabrik Awazu
6 1948 Mulai produksi mesin diesel
7 1951 Merelokasi kantor pusat dari Ishikawa (Kota Komatsu) ke Tokyo
8 1952 Mendirikan pabrik Kawasaki dan Himi serta mengakuisisi
Manufaktur Perusahaan Ikegai Automobile dan Chuetsu Electro
Chemical Co, Ltd
9 1961 Memperkenalkan program perusahaan yaitu wide quality control
(QC).
10 1963 Mengadakan lisensi teknologi tie-up dengan Bucyrus-Erie dari
Amerika Serikat mengenai excavator hidrolik
11 1964 Menerima penghargaan Deming mengenai kontrol kualitas
12 1967 Mendirikan NV Komatsu Eropa SA, anak perusahaan luar negeri
pertama Komatsu di Belgia.
13 1981 Menerima penghargaan Jepang mengenai kontrol kualitas
14 1982 Mendirikan PT Komatsu Indonesia
15 1984 Memperkenalkan mesin laser di pasar
16 1985 Mendirikan Komatsu manufacturing dan industri di AS serta
Komatsu Ltd. di Inggris
17 2002 Mendirikan "Manufaktur Operasi Newberry," fasilitas untuk
peralatan utilitas, di AS
18 2002 5 pabrik di Jepang meraih “zero emission” atau bebas emisi
19 2005 Mengembangkan teknologi mesin “ecot t3”
20 2008 Memperkenalkan kepada dunia untuk pertama kalinya tentang
hybrid hydraulic excavator.
21 2011 Gigaphoton Inc. telah menjadi anak perusahaan yang sepenuhnya
22 | P a g e
dimiliki oleh Komatsu
VII. PEMBAHASAN KOMATSU Ltd.
1. Manajemen Kualitas
Salah satu prinsip dasar atau dikenal dengan Komatsu Way adalah kualitas
dan reliabilitas atau daya tahan produk. Dalam mewujudkannya, Komatsu
menempatkan konsumen pada poin pertama dalam kebijakan dasar manajemen
dengan memberikan kepuasan maksimum kepada konsumen sebagai pondasi
utamanya. Komatsu Ltd. menggunakan proses dan perbaikan berkelanjutan atau
terus menerus dengan seluruh divisi untuk menempatkan kebijakan kualitas
dalam praktek baik pada pengembangan, manufaktur, penjualan, pelayanan
purna jual atau manajemen.
Kualitas merupakan hal yang benar-benar ditekankan dan diperhatikan dalam
Komatsu Ltd., sehingga perusahaan menempatkan kualitas pada struktur dasar
atau acuan dalam menentukan tindakan, strategi, dan kebijakan yang dilakukan
oleh perusahaan. Beberapa strategi dan kebijakan yang dilakukan adalah dengan
melakukan alur pengembangan produksi, menetapkan standar keamanan untuk
produk, serta memberikan pendidikan dan pelatihan kepada karyawan sehingga
tujuan Komatsu Ltd. dalam meningkatkan kualitas dapat terwujud.
23 | P a g e
Gambar X : Cakupan manajemen kualitas Komatsu Ltd.
Dalam prakteknya, Komatsu Ltd. mempertimbangkan cakupan manajemen
kualitas untuk jaminan kualitas produk. Komatsu Ltd. menerapkan beberapa
prinsip kualitas produk dan jasa dimana seluruh anak perusahaan dan karyawan
harus menerapkan dan bertanggung jawab untuk melakukan praktek quality
assurance tersebut. Prinsip-prinsip yang dilakukan oleh Komatsu Ltd. dalam
jaminan kualitasnya yaitu menempatkan konsumen sebagai prinsip yang utama
karena kepuasan konsumen merupakan wujud kualitas produk sehingga
konsumen akan loyal menggunakan produk perusahaan. Melalui kekuatan unik
Komatsu yaitu sistem Monozukuri, perusahaan mampu mengenalkan produk
kompetitif di pasar dengan meliputi kinerja yang memuaskan serta memberikan
produk dan sistem yang substansial. Dalam mekanisme jaminan kualitas
Komatsu Ltd., setiap tahap sistem pengembangan dan produksi, perusahaan
melakukan meeting untuk mengevaluasi produk dan aktivitas guna memastikan
24 | P a g e
tujuan spesifik perusahaan telah tercapai. Berikut merupakan mekanisme yang
jaminan kualitas Komatsu Ltd.
Gambar XI : Mekanisme Jaminan Kualitas
Dalam mencapai process excellence terdapat berbagai elemen utama dalam
mencapai kepuasan konsumen. Guna menjamin kualitas produknya, Komatsu Ltd.
menerapkan continuous improvement (kaizen) guna terus melakukan perbaikan
atas seluruh produksi dan produk-produknya melalui 5s, yaitu: Seiri (sorting),
Seiton (organizing), Seisou (cleaning), Seiketsu (orderliness), Shitsuke (training).
Komatsu Ltd. melakukan beberapa transformasi pada pabriknya sebagai salah
satu process excellence untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan. Seiri
merupakan suatu langkah yang dilakukan Komatsu Ltd. untuk menghilangkan
seluruh alat, komponen dan instruksi yang tidak jelas. Dengan demikian Komatsu
Ltd. melakukan penataan ulang atau penyusunan terhadap seluruh alat dan
komponen untuk diletakkan pada lokasi yang cepat serta mudah dijangkau.
Selain itu, dilakukan juga Seisou untuk membersihkan mesin dan pabrik agar
tidak mengganggu proses produksi sehingga meningkatkan efisiensi.
Pada awalnya proses gas cutting dilakukan oleh Komatsu Ltd. sendiri atau
dikenal dengan istilah operation in-house. Namun, karena adanya
ketidakefektifan tersebut maka Komatsu Ltd. melakukan outsourced terhadap
gas cutting tersebut. Hal itu dimaksudkan selain efisensi biaya, terdapat efisiensi
pada pabrik yaitu menjadikan pabrik Komatsu Ltd. menjadi lebih efisien karena
dinilai kurang efektif proses produksi tersebut. Langkah tersebut merupakan
bagian dari sorting yang dilakukan oleh Komatsu Ltd. Perusahaan juga melakukan
Seiton pada pabriknya dimana dengan merubah frame batch production menjadi
frame line serta merevolusi boom batch production menjadi boom line. Dengan
transformasi pabrik ke frame line dan boom line, proses produksi menjadi lebih
25 | P a g e
terorganisir karena melalui satu jalur saja sehingga lebih mudah untuk dilakukan
pengawasan terhadap kualitas barang. Sedangkan pada batch production terlihat
proses produksi lebih rumit dan tidak terorganisir sehingga sulit untuk dilakukan
kontrol kualitas.
Gambar XII: Transformasi Batch Production ke Single Piece Flow Line
Metode kualitas lain yang digunakan oleh Komatsu adalah Seisou, disini
Komatsu Ltd. melakukan cleaning pada lini perakitan. Cleaning dilakukan tidak
hanya pada pabrik saja namun juga pada mesin yang digunakan. Dengan
demikian, proses produksi dapat menjadi lancar karena tidak adanya gangguan
akibat kotoran pada pabrik, mesin dan peralatan. Metode keempat yang
digunakan oleh komatsu Ltd. adalah Seiketsu atau orderliness dimana
menetapkan standardisasi seperti peringatan tertulis pada pabrik dan membuat
tanda dalam pelaksanaan proses produksi untuk meminimalisir kesalahan atau
kecelakaan kerja atau dengan kata lain adalah SOP. Tujuan dari metode Seiketsu
ini agar tidak terjadinya kerusakan produk dan mesin produksi serta untuk
mencegah agar tidak terjadi kesalahan lagi. Metode kelima adalah Shistuke atau
pelatihan. Komatsu Ltd. melakukan pelatihan bagi setiap karyawannya mengenai
manajemen kualitas yang diterapkan oleh perusahaan. Dengan adanya pelatihan,
karyawan dapat melakukan pekerjaan dengan benar sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan serta mengembangkan perilaku karyawan di tempat kerja baik di
kantor maupun pabrik. Tujuan dari metode ini adalah membangun sikap disiplin
26 | P a g e
dalam diri karyawan pabrik dan kantor. Dengan sikap disiplin tersebut, karyawan
dapat berhati-hati dalam melaksanakan proses produksi untuk menghindari cacat
produk. Dengan dilakukannya pengimplementasian kaizen, Komatsu Ltd. dapat
mengurangi biaya kualitas sebesar 50%. Biaya kualitas tersebut termasuk biaya
pencegahan serta biaya kegagalan produksi.
2. Manajemen Rantai Pasokan (SCM)
A. Pemasok
Dalam mencapai process excellence, terdapat beberapa key drivers yang
dilakukan oleh Komatsu Ltd. beberapa diantaranya adalah proses untuk
meningkatkan kualitas produktivitas serta meningkatkan efektivitas manajemen
rantai pasokan. SCM menjadi bagian penting dalam suatu perusahaan karena
dapat meningkatkan efisiensi perusahaan dalam hal melayani konsumen dan
efisiensi biaya. Rangkaian manajemen rantai pasokan terdiri dari bahan baku,
supplier, maufaktur, distribusi/logistik. Komatsu Ltd. membagi supplier menjadi
tiga bagian yaitu strategic suppliers, core suppliers, OEM suppliers, exit suppliers,
dan others.
Gambar XIII : Partnership dengan Supplier
27 | P a g e
Berdasarkan gambar hierarki diatas menunjukkan bahwa posisi paling atas
merupakan strategic supplier dimana Komatsu Ltd. melakukan MOU kepada para
pemasok untuk struktur penting. Disini Komatsu Ltd. membaginya 1% pemasok
untuk vendor sedangkan 40% untuk pemasok tetap. Komatsu Ltd. juga memiliki
pemasok inti dimana pemasok tersebut merupakan pemasok untuk komponen
penting dengan proporsi 10% vendor dan 30% pemasok tetap. Selain itu juga
terdapat pemasok original equipment manufacturer (OEM) yaitu komponen yang
dibeli dari perusahaan lain dan dijual dengan nama merek perusahaan yang
membeli. Disini Komatsu Ltd. menempatkan 25% pemasok vendor dan 15%
pemasok tetap. Sedangkan untuk komponen yang tidak terlalu penting, Komatsu
Ltd. menempatkan 50% berdasarkan vendor dan 10% untuk pemasok tetap.
Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa komponen paling penting atau inti,
Komatsu Ltd. membelinya pada pemasok tetap. Dengan kata lain, semakin
penting komponen tersebut maka proporsi pembelian untuk pemasok tetap lebih
banyak bila dibandingkan dengan pemasok vendor.
3. Persediaan
Manajemen persediaan yang dilakukan oleh Komatsu Ltd. adalah
menggunakan material requirement planning (MRP) dalam hal pembelian produk
dari pemasok. Selain itu Komatsu Ltd. juga menggunakan item-wise inventory
decision yaitu manajemen persediaan dimana mencatat seluruh transaksi
persediaan yang ada dilakukan. Pencatatan tersebut dengan menggunakan
enterprise resources planning (ERP). Cara kerja ERP dalam Komatsu Ltd. adalah
ketika terdapat pesanan, teknisi memeriksa model produk tersebut dalam
komputer untuk mengetahui komponen apa saja yang dibutuhkan. Kemudian,
teknisi melakukan cek terhadap ketersediaan komponen-komponen tersebut.
Apabila komponen yang dibutuhkan tidak tersedia, dilakukan pemesanan kepada
pemasok seperti OEM supplier. ERP yang diluncurkan pada tahun 2000 ini
memberikan beberapa manfaat bagi Komatsu Ltd. seperti pengintegrasian
manajemen persediaan, biaya, menganalisa persediaan bahan baku, efisiensi
produksi mesin dengan tujuan tidak adanya mesin yang menganggur agar semua
mesin berproduksi. Selain itu, pengimplementasian ERP pada operasi manufaktur
28 | P a g e
domestik (Jepang) dapat memungkinkan untuk mengontrol organisasi sistem
produksi pada Komatsu seluruh dunia. Dengan mengimplementasikan
manajemen rantai pasokan global memungkinkan data dari masing-masing
kantor dapat terdeteksi di kantor pusat secara tepat waktu.
Dengan adanya sistem yang digunakan tersebut, Komatsu Ltd. dapat
menurunkan persediannya 25%. Sehingga berpengaruh pada lead time yang
dihasilkan atau proses dari barang tersebut mulai diproduksi hingga selesai yaitu
terjadi penurunan sebesar 40%. Untuk perputaran persediaan Komatsu Ltd.
sendiri mengalami penurunan setiap tahunnya namun tidak signifikan seperti
Caterpillar Inc. Dalam setahun, Komatsu Ltd. mengalami perputaran persediaan
3x. Pada tahun 2009, perputaran persediaannya adalah 2,98 kali, untuk tahun
2010 perputaran persediaan adalah 2,98 kali, sedangkan tahun 2011 perputaran
persediaan 2,83 kali.
4. Order Fulfillment
Komatsu Ltd. menggunakan Global Order Management untuk membantu
memproses pesanan lintas batas geografi dan teknologi. Solusi ini memberikan
Komatsu Ltd. dengan single order kepada konsumen, delaer dan pemasok
melalui infrastruktur ERP.
5. Logistik
Sama halnya dengan Caterpillar Inc., Komatsu Ltd. juga memiliki perusahaan
logistik sendiri dalam hal distribusi barang. Distribusi dilakukan dengan melalui
jalur darat untuk domestik, jalur udara dan laut untuk global. Dengan sistem yang
digunakan oleh Komatsu Ltd., ketepatan waktu pengiriman barang 99%.
VIII. KESIMPULAN
1. Manajemen Kualitas
Berdasarkan analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya kedua
perusahaan tersebut benar-benar menekankan pada kualitas agar tercapainya
total quality management (TQM) dan continous improvements. Akan tetapi, alat
yang digunakan dalam analisis penerapan TQM yang berbeda. Caterpillar Inc.
sebagai perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat menggunakan six sigma
29 | P a g e
dalam analisisnya dalam mencapai perbaikan berkelanjutan. Sedangkan Komatsu
Ltd. sebagai perusahaan yang berbasis di Jepang menggunakan alat analisis 5S
dalam mencapai Kaizen. Berikut merupakan tabel perbedaan tersebut:
Tabel IV: Perbedaan six sigma dan 5S
Six Sigma 5S
Fokus Menggunakan DMAIC,
mengurangi variasi,
mencegah terjadinya
cacat
Mengidentifikasi
penyebab bagian yang
dinilai dapat
mempengaruhi efisiensi
Mengidentfikasi dan
mengatur komponen
yang dinilai penting serta
perbaikan yang jelas dan
cepat
Tujuan Meningkatkan kinerja
dalam mencapai kualitas
Mengoptimalkan efisiensi
proses produksi
Pendekatan karyawan Pelatihan dan sertifikasi
belts system
Pelatihan dan
standardisasi
pelaksanaan produksi
Berdasarkan gambar diatas terlihat jelas perbedaan diantaranya namun
masih tetap satu tujuan yaitu tercapainya TQM. Dalam six sigma (dalam hal ini
diterapkan oleh Caterpillar Inc), memiliki orientasi pada budaya dan kualitas
30 | P a g e
dimana dalam penerapannya kualitas merupakan bagian dari budaya (zero
defect cuture) yang melekat dalam perusahaan atau disebut sebagai jati diri /
identitas perusahaan. Tujuan dari pelaksanaan kualitas adalah untuk
meningkatkan kinerja pada kualitas produk yang diinginkan oleh konsumen. Six
sigma fokus pada DMAIC dengan TQM untuk menghilangkan variasi cacat produk
dan mencegah terjadinya cacat. Metode yang digunakan adalah melakan
pengelolaan manajemen cacat produk paling besar 1%, biaasnya dilakukan
dengan sertifikasi dan pelatihan bagi karyawan dengan menggunakan belt
system seperti black belts.
Pada strategi 5S (dalam hal ini diterapkan oleh Komatsu Ltd.) berorientasi
pada efisiensi proses produksi. Tujuan dari pelaksanaan kualitas adalah
mengurangi hal-hal yang dianggap tidak terlalu penting sehingga dapat
mempengaruhi kualitas proses produksi dan kualitas produk itu sendiri. Tujuan
lain yang ditetapkan adalah meningkatkan optimalisasi efisiensi proses produksi.
Dengan mengurangi hal-hal yang dinilai kurang efisien maka proses produksi
akan menjadi lebih cepat. Sedangkan fokus yang dilakukan pada strategi 5S
adalah dengan mengidentifikasi penyebab bagian yang dinilai dapat
mempengaruhi efisiensi serta mngidentfikasi dan mengatur komponen yang
dinilai penting serta perbaikan yang jelas dan cepat. Dalam
pengimplementasiannya, Komatsu Ltd. memerlukan karyawan yang kompoten
sehingga karyawan diberikan pelatihan dan standardisasi dalam pelaksanaan
proses produksi agar tercapainya efisiensi dan menghasilkan produk berkualitas.
2. Manajemen Rantai Pasokan (SCM)
Berdasarkan analisis manajemen rantai pasokan yang telah dibahas yaitu
pemasok, manajemen persedian, order fulfillment serta logistik. Pada dasarnya
kedua perusahaan tersebut sama-sama mempertimbangkan kualitas para
pemasoknya serta sama-sama memiliki perusahaan logistik sendiri dalam
menangani masalah distribusinya. Sedangkan perbedaannya terletak pada
manajemen persediaan yang diterapkan yaitu JIT dan ERP. Selain itu manajemen
perencanaan dan penjadwalan persediaan yang diterapkan juga berbeda, yaitu
MRP ERP dengan ERP APS. Pada JIT sistem manajemen persediaan lebih
terintegrasi dengan baik karena perusahaan dapat memonitor kegiatan produksi
31 | P a g e
dengan mudah seperti kelebihan persediaan, ketidakproduktifan karyawan dan
mesin produksi. Meskipun sistem manajemen persediaan pada JIT lebih efisien,
namun untuk perputaran persediaan pada Caterpillar Inc. tidak lebih efektif
dibandingkan dengan Komatsu Ltd.
32 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
www.caterpillar.com
www.komatsu.com
www.supplychainbrain.com
www.cat.logistics.com
www.investing.businessweek.com
33 | P a g e
Recommended