View
228
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN MADRASAH MATA PELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN TAKSONOMI BLOOM RANAH KOGNITIF
KELAS XII MA NEGERI KENDAL TAHUN PELAJARAN 2010/201 1
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
dalam Ilmu Pendidikan Fisika
Oleh:
INAYATUR ROFIQOH NIM. 073611007
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG 2011
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Inayatur Rofiqoh NIM : 073611007 Jurusan/Progam study : Tadris Fisika Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya. Semarang, 10 Juni 2010 Saya yang menyatakan, Inayatur Rofiqoh NIM: 0736110s07
iii
KEMENTERIAN AGAMA R.I. INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang
Telp. 024-7601295 Fax 7615387
PENGESAHAN
Naskah skripsi dengan:
Judul : ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN MADRASAH MATA PELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN TAKSONOMI BLOOM RANAH KOGNITIF KELAS XII MA NEGERI KENDAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Nama : Inayatur Rofiqoh NIM : 073611007 Jurusan : Tadris Fisika Program Studi : Tadris Fisika
telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.
Semarang, 10 Juni 2011
DEWAN PENGUJI
Ketua,
Joko Budi Poernomo, M.Pd.
NIP: 19760214 200801 1011
Sekretaris,
Wenty Dwi Yuniarti, S.Pd. M.Kom NIP: 19770622 200604 2005
Penguji I,
Li’anah, M.Pd NIP: 19590313 198103 2007
Penguji II,
Muhammad Nafi Annury, M.Pd NIP: 19780719 200501 1007
Pembimbing I,
Joko Budi Poernomo, M.Pd. NIP: 19760214 200801 1011
Pembimbing II,
M. Ridwan, M.Ag NIP: 19630106 199703 1 001
iv
NOTA PEMBIMBING Semarang, 10 Juni 2011
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : Analisis Butir Soal Ujian Madrasah Mata Pelajaran Fisika
Menggunakan Taksonomi Bloom Ranah Kognitif Kelas XII MA Negeri Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011
Nama : Inayatur Roiqoh NIM : 073611007 Jurusan : Tadris Progam Studi : Tadris Fisika Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing I
Joko Budi Poernomo, M.Pd. NIP: 19760214 20081 1011
v
NOTA PEMBIMBING Semarang, 10 Juni 2011
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : Analisis Butir Soal Ujian Madrasah Mata Pelajaran Fisika
Menggunakan Taksonomi Bloom Ranah Kognitif Kelas XII MA Negeri Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011
Nama : Inayatur Roiqoh NIM : 073611007 Jurusan : Tadris Progam Studi : Tadris Fisika Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing II
M. Ridwan, M.Ag NIP: 19630106 199703 1 001
vi
ABSTRAK Judul : Analisis Butir Soal Ujian Madrasah Mata pelajaran Fisika
Menggunakan Taksonomi Bloom Ranah Kognitif Kelas XII MA Negeri Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.
Penulis : Inayatur Rofiqoh NIM : 073611007
Penelitian ini adalah merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang
bertujuan (1) untuk mengkategorikan dan mengetahui prosentase tingkatan taksonomi Bloom ranah kognitif pada soal Ujian Madrasah mata pelajaran fisika kelas XII MA Negeri Kendal tahun pelajaran 2010/2011 (2) untuk mengetahui kualitas soal Ujian Madrasah mata pelajaran fisika kelas XII MA Negeri Kendal tahun pelajaran 2010/2011 berdasarkan analisis empiris yang meliputi validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda soal.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif artinya data yang dianalisis tidak untuk menerima atau menolak hipotesis (jika ada), melainkan hasil analisis itu berupa deskripsi dari gejala-gejala yang diamati, yang tidak selalu harus berbentuk angka-angka atau koefisien antar variabel. Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi, wawancara dan tehnik korelasi. Sumber penelitian ini adalah lembar soal ujian madrasah mata pelajaran fisika kelas XII Madrasah Aliyah Negeri Kendal tahun pelajaran 2010/2011, yang kemudian di analisis sesuai dengan tingkatan taksonomi Bloom dan di analisis secara empirik.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: (1) berdasarkan tingkatan taksonomi Bloom, dalam soal Ujian Madrasah mata pelajaran fisika kelas XII MA Negeri Kendal tahun pelajaran 2010/2011, untuk prosentase tingkatan taksonomi Bloom ranah kognitif adalah tingkatan mengingat (C1) 7 item soal= 17,5%, memahami (C2) 12 item soal= 30%, menerapkan (C3) 9 item soal= 22,5%, menganalisis (C4) 12 item soal= 30%, sedangkan untuk tingkatan mengevaluasi (C5) dan menciptakan (C6) belum muncul dalam soal. Dapat dikatakan tingkatan C5 dan C6 0%. (2) Untuk dari segi empiris yang meliputi:(a) Validitas, soal ujian madrasah mata pelajaran fisika kelas XII MA Negeri Kendal tahun pelajaran 2010/2011 yang digolongkan valid adalah 16 item soal (40%) dan yang tidak valid 34 item soal (60%) dengan besar rtabel 0,339 dan taraf kepercayaan 5%. (b) Reliabilitas soal ujian madrasah mata pelajaran fisika kelas XII MA Negeri Kendal tahun pelajaran 2010/2011 yang digolongkan mempunyai reliabilitas tinggi yaitu 0,69 karena lebih besar dari rtabel. (c) Untuk taraf kesukaran butir soal ujian madrasah mata pelajaran fisika kelas XII MA Negeri Kendal tahun pelajaran 2010/2011 kriteria mudah 40 soal (100%). (d) Daya pembeda soal ujian madrasah mata pelajaran fisika kelas XII Madrasah Aliyah Negeri Kendal tahun pelajaran 2010/2011 terdapat empat kriteria yaitu baik, cukup, jelek dan sangat jelek. Soal ujian madrasah dengan kriteria jelek 25 soal (62,5%), kriteria cukup 10 soal (25%), kriteria baik 4 soal (10%) dan soal sangat jelek yang harus dibuang karena bernilai negatif 1 soal (2,5%).
vii
MOTTO
¨βÎ* sù yìtΒ Î�ô£ãè ø9 $# # ��ô£ç„ ∩∈∪
karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (QS. Al-Insyirah: 5)
… āχÎ) ©!$# Ÿω ç�Éi� tó ム$tΒ BΘ öθ s)Î/ 4 ®L ym (#ρç�Éi�tó ム$ tΒ öΝÍκŦà�Ρr' Î/ 3 …
… Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan … (QS. Ar-Ra’du: 11)
viii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, rasa syukur yang tak terhingga kupanjatkan kepada Allah SWT.
Atas rencanaNya yang begitu indah untukku. Penulis yakin “Semua bias diraih jika kita
bersamaNya”, amin.
Sholawat ma’assalam atas Baginda Nabi Muhammad SAW, semoga syafa’at Beliau
selalu menyertaiku Dunia akhirat, amin.
Dengan segenap kerendahan hati karya sederhana ini penulis persembahkan untuk:
Bapak dan Ibu tercinta (bp. Mustadjab (Alm) dan Ibu Siti Umaiyah) tersayang,
yang selalu berusaha memberikan ynag terbaik untukku, terima kasih atas cucuran keringat
untuk membesarkanku dengan penuh kesabaran kesabaran, terima kasih atas cucuran air
mata karena telah mendo’akanku setiap hari tanpa lelah. Sebuah kebahagian bagiku melihat
Ibu tersenyum dan senantiasa diberi kesehatan. Belum cukup rasanya anakmu ini berbakti
Kakak (Kak Adib, Kak Aek, Kak Aing, Kak Tofa, Mbak Saroh, Mbak Nunung,
Mbak Uka, Mbak Lilik) terima kasih atas motivasi dan semangat yanng diberikan selama ini
dan terima kasih atas bimbingannya selama ini. Dan tak lupa buat Kakak Iparku terima
kasih atas dukungannya
Sahabat-sahabat tercintaku (Yoga, Ani, Ijah, Olif) dan seluruh teman-teman TF_07
yang menemani perjuanganku selama aku belajar di kampus penuh kanangan, tanpa kalian
kebahagiaan ini takkan bermakna.
Almamaterku IAIN Walisongo Semarang
ix
TRANSLITERASI ARAB LATIN
Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi ini berpedoman pada SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor: 158/1987 dan Nomor: 0543b/Untuk1987. Penyimpangan penulisan kata sandang (al-) disengaja secara konsisten agar sesuai teks Arabnya.
{t ط A ا
{z ظ B ب
‘ ع T ت
Gh غ |s ث
f ف J ج
q ق {h ح
k ك kh خ
l ل d د
m م |z ذ
n ن r ر
w و z ز
h ه s س
’ ء sy ش
y ي {s ص
{d ض
Bacaan madd: Bacaan diftong:
a> = a panjang اَو = au
i> = I panjang اَي = a
u> = u panjang
x
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT, yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, atas limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya, akhirnya peneliti
mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Shalawat serta salam
senantiasa pula tercurahkan ke hadirat beliau Nabi Muhammad SAW, keluarga,
sahabat, dan para pengikutnya dengan harapan semoga mendapatkan syafaatnya
di hari kiamat nanti.
Skripsi yang berjudul “Analisis Butir Soal Ujian Madrasah Mata Pelajaran
Fisika Menggunakan Taksonomi Bloom Ranah Kognitif Kelas XII MA Negeri
Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) pada Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang.
Dalam penulisan skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bimbingan dan
juga arahan serta saran dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini dapat
diselesaikan. Oleh karena itu peneliti ingin menyampaikan terima kasih sedalam-
dalamnya kepada:
1. Prof. Dr. Muhibbin, M.A., selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.
2. Dr. Suja’i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang.
3. Joko Budi Poernomo, M.Pd dan M. Ridwan, M.Ag., selaku Pembimbing I dan
Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk
selalu memberikan bimbingan dan arahan, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
4. Wenty Dwi Yuniarti, S.Pd., M.Kom., selaku dosen wali study yang
memotifasi dan memberi arahan selama kuliah.
5. Seluruh dosen Tadris Fisika, terima kasih atas ilmu dan bimbingannya selama
kuliah.
xi
6. Dosen, pegawai, dan seluruh civitas akademika di lingkungan Fakultas
Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang
7. Drs. H. Kasnawi, M.Ag selaku kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri
Kendal yang telah memberikan izin penelitian dan Drs. H. Misbahul Fuad,
M.Pd selaku guru mapel Fisika kelas XII yang telah membantu memberikan
fasilitas dalam berlangsungnya penelitian. Dan segenap Bapak-Ibu guru dan
karyawan MA Negeri Kendal.
8. Ayahanda Mustadjab (Alm) dan Ibunda Siti Umayah tercinta yang telah
memberikan dukungan, baik moril maupun materiil dengan ketulusan dan
keikhlasan doanya sehingga skripsi ini dapat selesai, semoga Allah senantiasa
memberikan kesehatan untuk selalu beribadah kepadaNYA dan dapat
menyertai putra-putrinya menjadi seperti apa yang beliau harapkan.
9. Kakak (Kak Adib, Kak Aek, Kak Aing, Kak Tofa, Mbak Saroh, Mbak Uka,
Mbak Lilik) dan kakak iparku tercinta yang selalu memotivasi dalam proses
penulisan skripsi ini.
10. Teman-teman kost Mbah Dongkrak yang telah menganggap peneliti sebagai
bagian dari keluarga sendiri dan selalu memberikan dukungan.
11. My spirit Amrih Prayoga, terima kasih selalu setia menemaniku dan terima
kasih atas segala bantuannya.
12. Kawan-kawan TF ‘07 senasib seperjuangan yang telah menjadi motivasi dan
tempat bertukar pikiran dalam penulisan skripsi ini.
Semoga amal yang telah diperbuat akan menjadi amal yang saleh, dan
mampu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Akhirnya Penulis Berharap semoga skripsi ini bermanfaat, Khususnya
bagi penulis, Amin Ya Rabbal‘Alamin.
Semarang, 10 Juni 2011
Peneliti
Inayatur Rofiqoh
073611007
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................ii
PENGESAHAN ..................................................................................................iii
NOTA PEMBIMBING .......................................................................................iv
ABSTRAK ..........................................................................................................vi
MOTTO ..............................................................................................................vii
PERSEMBAHAN ..............................................................................................viii
TRANSLITERASI ..............................................................................................ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................x
DAFTAR ISI .......................................................................................................xii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 4
C. Penegasan Istilah ...................................................................... 4
D. Rumusan Masalah .................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian .................................................................. 6
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ...................................................................... 7
B. Kerangka Teoritik ................................................................ 8
1.Pendidikan
a. Pengertian Pendidikan. ........................................... 8
b. Dasar dan Tujuan Pendidikan ................................ 9
2.Evaluasi Pendidikan
a. Pengertian Evaluasi dan Evaluasi Pendidikan ...... 12
b. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ........................... 13
xiii
c. Tujuan Evaluasi ...................................................... 15
d. Obyek atau Sasaran Evaluasi Pendidikan .............. 16
e. Ciri-ciri Alat Evaluasi ............................................ 17
3.Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fisika................................ .. 18
a. Tinjauan IPA .......................................................... 18
b. Tinjauan Mata Pelajaran Fisika .............................. 19
c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar .......... 21
4.Taksonomi Bloom ................................................................. 25
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 37
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 37
C. Sumber Penelitian .................................................................... 37
D. Fokus Penelitian ....................................................................... 38
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 38
F. Tehnik Analisis Data ................................................................39
1. Analisis Kategorisasi ........................................................... 39
2. Analisis Prosentase Tingkatan Bloom ................................. 39
3. Analisis Empirik...................................................................40
a. Validitas...........................................................................40
b. Reliabilitas........................................................................41
c. Taraf Kesukaran................................................................41
d. Daya Pembeda..................................................................42
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Penelitian
1. Tinjauan Geografis dan Histori Sekolah ............................. 43
2. Alur Pembuatan Soal Ujian Madrasah ............................... 45
3. Analisis Tingkatan Taksonomi Bloom ............................... 46
4. Analisis Prosentase Tingkatan Taksonomi Bloom .................... 56
5. Analisis Empirik ................................................................. 56
xiv
BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................. 61
B. Saran ......................................................................................... 63
C. Penutup ..................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang dirasa sulit bagi
kebanyakan peserta didik. Prestasi belajar untuk memahami pelajaran fisika
dalam suatu sekolah sering kali di bawah prestasi belajar mata pelajaran yang
lain. Fisika juga merupakan cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari
fenomena kegiatan alam atau gejala alam dan segala sesuatu yang mengalami
proses perubahan suatu keadaan dan kondisi materi yang tidak perlu dihafal
tetapi perlu dimengerti, dipahami dan diterapkan. KTSP adalah kurikulum
operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan
pendidikan yang siap dan mampu mengembangkannya dengan
memperhatikan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 36.1 Dalam KTSP fisika merupakan mata pelajaran
yang lebih banyak memerlukan pemahaman yang dilakukan melalui kegiatan
pembelajaran di sekolah menengah yang dapat dijadikan modal penguasaan
ilmu dan teknologi pada pendidikan selanjutnya.
Pembelajaran merupakan serangkaian proses belajar yang memiliki
tiga komponen, yakni tujuan pembelajaran, kegiatan belajar mengajar, dan
evaluasi. Ketiga komponen ini merupakan satu kesatuan yang saling
menopang sehingga tidak dapat dipisahkan. Sebagai salah satu komponen
proses dalam pembelajaran, evaluasi dinilai memiliki kedudukan sangat
penting. Hal ini disebabkan evaluasi dapat menjadi tolok ukur berhasil
tidaknya peserta didik dan guru dalam proses pembelajaran. Bagi peserta didik
evaluasi sangat menentukan berhasil tidaknya peserta didik dalam melakukan
kegiatan belajar selama mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan bagi guru,
evaluasi sangat penting untuk mengetahui apakah proses pembelajaran sudah
1 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007), Cet.2, hlm. 12.
2
mencapai tujuan pembelajaran atau belum. Sehingga dapat dilakukan evaluasi
dalam pembelajaran tersebut.
Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu
adanya hubungan erat tiga komponen, yaitu:
a. Tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan pembelajaran atau KBM.
c. Evaluasi.2
Adapun tujuan utama evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah
untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan
instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya. Evaluasi
dapat diberikan secara berkala atau di lakukan secara periodik seperti ulangan
harian, ujian tengah semester (UTS), ujian akhir semester (UAS), dan lain
sebagainya.
Pelaksanaan evaluasi harus sesuai dengan kompetensi dasar yang telah
diberikan kepada siswa. Di dalam kompetensi dasar terdapat indikator
kompetensi yaitu perilaku yang dapat diukur dan diobservasi untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan
penilaian mata pelajaran. Indikator tersebut menjadi acuan bagi guru dalam
membuat soal. Untuk membuat indikator guru menggunakan kata-kata kerja
operasional. Kata-kata kerja operasional yang digunakan terdapat pada
taksonomi Bloom yang disusun oleh Benjamin S. Bloom. Penggunaan kata
kerja operasional yang sesuai dengan tingkatan taksonomi Bloom digunakan
untuk memenuhi tujuan pembelajaran dan memaksimalkan proses
pembelajaran. Taksonomi Bloom dibagi dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif,
ranah afektif, dan ranah psikomotor. Dalam hal ini peneliti hanya membahas
tentang ranah kognitif yang dibagi menjadi enam tingkatan.
Tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu
ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang
berbentuk pemberian tugas (baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus
2 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, Cet. 4,
2003), hlm. 24.
3
dijawab), atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee, sehingga
(atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat
dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee; nilai
mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya
atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu.3
Tes sebagai salah satu alat evaluasi hasil belajar mempunyai peranan
yang penting dalam mengukur prestasi hasil belajar siswa. Tujuan khusus dari
item analisis ialah mencari soal tes mana yang baik dan mana yang tidak baik,
dan mengapa item atau soal itu dikatakan tidak baik. Dengan mengetahui soal-
soal itu tidak baik selanjutnya dapat dicari kemungkinan sebab-sebab
mengapa item itu tidak baik.4Analisis tersebut juga dapat menjadi evaluasi
agar kualitas soal yang dibuat guru akan menjadi lebih baik lagi.
Tes dikatakan baik sebagai alat ukur apabila memenuhi persyaratan
tes, yaitu memiliki: 1) validitas, 2) reliabilitas, 3) objektifitas, 4) praktisibilitas
dan 5) ekonomis. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes itu dapat tepat
mengukur apa yang hendak diukur. Tes dikatakan reliabel apabila
memberikan hasil yang tepat apabila diteskan berkali-kali. Susunan tes
dikatakan objektif apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor
subjektif yang mempengaruhi. Sebuah tes dikatakan memiliki praktisibilitas
tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis yaitu mudah dilaksanakan, mudah
pemeriksaannya dan dilengkapi petunjuk-petunjuk yang jelas. Sedangkan
persyaratan ekonomis artinya bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak
membutuhkan biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang lama.
Sekarang dengan berlakunya kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) guru diberi keleluasaan dalam melakukan penilaian mulai dari
perencanaan sampai pelaksanaan, terutama dalam menyusun soal tes. Baik
tidaknya soal tes sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam menyusun
3 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2009), hlm. 67. 4 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT
Rosdakarya, cet. Ke-13, 2006), hlm. 118.
4
soal. Agar evaluasi yang dilakukan melalui penilaian dengan menggunakan tes
sesuai dengan yang diharapkan maka diperlukan adanya peninjauan kembali
terhadap pelaksanaan evaluasi tersebut.
Perangkat yang dipergunakan untuk menganalisis adalah taksonomi
Bloom, terbagi menjadi tiga ranah atau kawasan (“domain”), yaitu ranah
kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Pada aspek kognitif inilah
dianggap paling penting, karena aspek kognitif yang dikemukakan oleh Bloom
sudah mewakili tiga aspek penilaian yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Bloom membagi tingkat kemampuan atau tipe hasil belajar yang termasuk
aspek kognitif menjadi enam, yaitu pengetahuan hafalan, pemahaman,
penerapan aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
Dari latar belakang yang telah dipaparkan maka peneliti akan
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Butir Soal Ujian Madrasah Mata
Pelajaran Fisika Menggunakan Taksonomi Bloom Ranah Kognitif Kelas XII
MA Negeri Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan atau dipaparkan di
atas maka identifikasi dalam masalah ini adalah:
1. Tingkatan taksonomi Bloom ranah kognitif pada butir soal Ujian
Madrasah mata pelajaran fisika kelas XII MA Negeri Kendal tahun
pelajaran 2010/2011.
2. Kualitas butir soal soal Ujian Madrasah mata pelajaran fisika kelas XII
MA Negeri Kendal tahun pelajaran 2010/2011 dari segi empirik yang
meliputi: validitas soal, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran.
C. Penegasan Istilah
Penegasan istilah pada judul penulisan skripsi ini dipandang perlu agar
pembaca terhindar dari salah tafsir dalam mengartikan tema skripsi dan untuk
memberikan kepastian para pembaca mengenai arah dan tujuan yang akan
dicapai dalam penulisan ini. Adapun istilah yang terdapat dalam judul ini
adalah:
5
1. Analisis
Analisis adalah penyelidikan dan penguraian terhadap suatu
masalah untuk mengetahui suatu keadaan yang sebenar-benarnya.5
2. Soal
Soal atau pertanyaan yang dimaksud disini adalah tes. Tes adalah
alat/prosedur yang digunakan untuk mengetahui/mengukur sesuatu dalam
suasana tertentu dengan cara dan aturan-aturan yang telah ditentukan.
3. Taksonomi Bloom
Taksonomi Bloom merupakan penggolongan (klasifikasi) tujuan
pendidikan yang dalam garis besar terbagi menjadi tiga ranah atau
kawasan (“domain”), yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotor.6 Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental
(otak), dalam ranah kognitif Benjamin Bloom mengklasifikasikan
kemampuan peserta didik atas 6 tingkatan, yaitu:
a. Tingkatan pengetahuan.
b. Tingkatan pemahaman.
c. Tingkatan penerapan.
d. Tingkatan analisis.
e. Tingkatan sintesis.
f. Tingkatan evaluasi.
Dari penegasan istilah yang telah dijelaskan rumusan judul yaitu
“Analisis Butir Soal Ujian Madrasah Mata Pelajaran Fisika Menggunakan
Taksonomi Bloom Ranah Kognitif Kelas XII MA Negeri Kendal Tahun
Pelajaran 2010/2011”, yang akan menyelidiki dan menguraikan soal ujian
madrasah mata pelajaran fisika dengan menggunakan taksonomi Bloom ranah
kognitif.
5 Dany Hariyanto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis, (Solo: Dilema, 2004), Cet.
4, hlm. 27. 6 http://tatangmanguny.wordpress.com/2010/01/19/taksonomi-bloom-versi-baru/ di akses
tanggal 09 maret 2011 jam 20.30 WIB
6
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan yang diajukan dalam
penelitian ini adalah
1. Bagaimana kategori dan prosentase tingkatan taksonomi Bloom ranah
kognitif pada tiap soal Ujian Madrasah mata pelajaran fisika kelas XII
MA Negeri Kendal tahun pelajaran 2010/2011?
2. Apakah butir soal Ujian Madrasah mata pelajaran fisika kelas XII MA
Negeri Kendal tahun pelajaran 2010/2011 kualitasnya baik jika ditinjau
berdasarkan analisis empirik yang melingkupi daya pembeda, tingkat
kesukaran, reliabilitas, dan validitas?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengkategorikan dan mengetahui prosentase tingkatan taksonomi
Bloom pada tiap soal Ujian Madrasah mata pelajaran fisika MA Negeri
Kendal kelas XII tahun pelajaran 2010/2011.
2. Untuk mengetahui kualitas soal Ujian Madrasah mata pelajaran fisika
kelas XII MA Negeri Kendal tahun pelajaran 2010/2011 ditinjau dari
analisis empirik.
F. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan
kegunaan antara lain:
1. Dapat bermanfaat bagi pembuat soal khususnya guru mata pelajaran fisika
agar lebih baik dalam membuat soal.
2. Konsep-konsep yang dihasilkan dalam penelitian ini merupakan masukan
untuk dunia pendidikan khususnya bidang evaluasi pendidikan.
3. Hasil-hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber bahan yang penting bagi
para peneliti lain untuk melakukan penelitian sejenis atau melanjutkan
penilaian tersebut secara lebih luas, intensif dan mendalam.
7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Kajian yang relevan dalam penelitian ini adalah skripsi yang ditulis
oleh Fitriani Nur Fadhilah mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya Fakultas
Tarbiyah Prodi Pendidikan Matematika tentang “Analisis Soal Ujian Akhir
Semester (UAS) mata pelajaran matematika menggunakan taksonomi Bloom
ranah kognitif di SMAN 2 kota Mojokerto”, diperoleh hasil Pada soal UAS
matematika kelas XI semester genap SMAN 2 Kota Mojokerto mayoritas
level yang digunakan adalah pada level analisis (C4) sebanyak 28 soal, level
terbanyak setelah level analisis adalah pada level penerapan (C3) yaitu
sebanyak 9 soal setelah level penerapan, level terbanyak ke-3 adalah pada
level sintesis (C5) yaitu 3 soal. Untuk level yang lain seperti pada
pengetahuan, pemahaman, dan evaluasi tidak digunakan di dalam soal UAS.
Soal UAS matematika kelas XI semester genap SMAN 2 Kota Mojokerto
pada level pengetahuan (C1) terdapat 0 %, level pemahaman (C2) terdapat
0%, level penerapan (C3) terdapat 22,5 %, level analisis (C4) ada 70 %, level
sintesis (C5) terdapat 7,5%,dan pada level evaluasi (C6) terdapat 0 %.
Skripsi Mujiyanto dari UNNES Fakultas Ilmu Pendidikan tentang “
Analisis Butir Soal Ulangan Akhir Semester Bidang Studi Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) Kelas VII Semester Gasal Sekolah Menengah Pertama Negeri I
Sukorejo Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2006/2007”, diperoleh hasil
kualitas soal Ulangan Akhir Semester bidang studi IPA kelas VIII semester
gasal SMPN 1 Sukorejo Kabupaten Kendal tahun pelajaran 2006/2007 belum
baik berdasarkan analisis teoritik yang melingkupi isi dan kaidah penulisan
soal. Tentang kualitas soal Ulangan Akhir Semester bidang studi IPA kelas
VIII semester gasal SMPN 1 Sukorejo Kabupaten Kendal tahun pelajaran
2006/2007 belum baik berdasarkan analisis empirik yang melingkupi daya
pembeda, tingkat kesukaran, reliabilitas, validitas dan distraktor/pengecoh.
8
Berbeda dengan dua skripsi yang dijadikan kajian pustaka, penelitian
ini menggabungkan antara dua skripsi diatas. Peneliti memfokuskan pada soal
ujian sekolah atau madrasah mata pelajaran fisika yang kemudian akan di
analisis menggunakan taksonomi Bloom ranah kognitif. Selain dianalisis
dengan menggunakan taksonomi Bloom peneliti akan menganalisis soal
secara teoritis (meliputi isi dan kaidah penulisan soal) dan secara empiris
(meliputi daya pembeda, tingkat kesukaran, reliabilitas, dan validitas).
B. Kerangka Teoritik
1. Pendidikan a. Pengertian Pendidikan
Pendidikan sebenarnya mempunyai arti banyak menurut pakar
pendidikan. Menurut Ki Hadjar Dewantoro, pendidikan adalah daya
upaya untuk memajukan perkembangan “budi pekerti” (kekuatan
batin), pikiran (intelek) dan jasmani anak-anak. Maksudnya, supaya
dapat memajukan kesempurnaan hidup, yaitu kehidupan dan
penghidupan anak-anak, selaras dengan alam dan masyarakatnya.
Menurut Dr. D. Marimba menyatakan, pendidikan adalah bimbingan
atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan
jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang
utama. Jadi dalam pendidikan terdapat unsur-unsur sebagai berikut:
1) Usaha (kegiatan), usaha itu bersifat bimbingan (pimpinan atau
pertolongan) dan dilakukan secara sadar.
2) Ada pendidik atau pembimbing atau penolong.
3) Ada yang didik atau si terdidik.
4) Bimbingan itu mempunyai dasar dan tujuan.
5) Dalam usaha itu tentunya ada alat-alat yang dipergunakan.1
Sehingga secara jelasnya pendidikan adalah segala usaha orang
dewasa dalam pergaulan anak-anak untuk memimpin perkembangan
jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan. Atau lebih jelas lagi
1Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru, 1992), hlm. 9.
9
bahwa pendidikan ialah pimpinan yang diberikan oleh orang dewasa
kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar
berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat.
Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menjelaskan, pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, bangsa dan negara.2
b. Dasar dan Tujuan Pendidikan Pendidikan mempunyai dasar dan tujuan yang jelas yaitu yang
termuat dalam Undang-Undang Pendidikan dan Pengajaran No.12
tahun 1954 dan Undang-Undang No.2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.3Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil
pendidikan yang tercapai oleh peserta didik setelah
diselenggarakannya kegiatan pendidikan.
Tujuan pendidikan disusun secara bertingkat, mulai dari tujuan
pendidikan yang sangat luas dan umum sampai ke tujuan yang spesifik
dan operasional. Tingkat-tingkat tujuan pendidikan itu meliputi:
1) Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan yang hendak
dicapai dalam sistem pendidikan nasional, antara lain:
a) Sejak tahun 1966 berlaku tujuan nasional yang menyatakan
bahwa “tujuan pendidikan nasional adalah membentuk manusia
Pancasialis sejati berdasarkan ketentuan seperti yang
dikehendaki oleh pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan
2 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: CV. Alfabeta, 2003), hlm. 3 3M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007), hlm. 18
10
isi Undang-Undang Dasar 1945” (TAP MPR No.
XXVII/MPR/1966).
b) Sejak tahun 1973 berlaku tujuan nasional membentuk manusia
pembangunan yang ber-Pancasila dan membentuk manusia
Indonesia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan, dapat mengembangkan
kreativitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap
demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan
kecerdasan tinggi, dan disertai budi pekerti luhur, mencintai
bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai ketentuan
yang termaktub dalam Undang-Undang Dasar 1945 (TAP MPR
No. IV/MPR/973)
c) Sejak tahun 1973 berlaku tujuan pendidikan nasional yakni
meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
kecerdasan, ketrampilan, mempertinggi budi pekerti,
memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat
kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia
pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta
bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa
(TAP MPR No. IX/1978).
d) Sejak tahun 1989 pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri, serta tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan (Undang-Undang No. 2
Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal
4).
e) Dalam GBHN (1993), pendidikan nasional bertujuan untuk
meningkatkan kualitas manusia Indonesian yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
berbudi
terampil, berdisiplin, beretos
bertanggungjawab, dan
rohani (TAP MPR No. II/MPR/1993).
2) Tujuan Institusional
pendidikan nasional adalah menunjuk pada pengembangan warga
Negara yang baik, sedangkan t
pengembangan aspek
nilai.
3) Tujuan Kurikulum
tujuan
studi bersangkutan.
4) Tujuan Pembelajaran
setelah diselenggarakannya suatu proses pembelajaran. Tujuan ini
disusun berdasarkan tujuan kurikulum.
menjelaskan tentang pendi
merupakan perintah dari Allah SWT dan merupakan perwujudan
ibadah kepada
yang memiliki
surat al
“…Allah akanantaramubeberapa derajat…
4Oemar Hamalik, 4-6.
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
berbudi pekerti luhur, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif,
terampil, berdisiplin, beretos kerja, profession
bertanggungjawab, dan produktif serta sehat jasmani dan
rohani (TAP MPR No. II/MPR/1993).
Tujuan Institusional
Mencakup tujuan umum dan tujuan khusus, tujuan umum
pendidikan nasional adalah menunjuk pada pengembangan warga
Negara yang baik, sedangkan tujuan khususnya meliputi
pengembangan aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan
Tujuan Kurikulum
Perumusan tujuan kurikulum berpedoman pada
tujuan pendidikan/taksonomi tujuan, yang dikaitkan
bersangkutan.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang hendak dicapai
setelah diselenggarakannya suatu proses pembelajaran. Tujuan ini
disusun berdasarkan tujuan kurikulum.4
Tidak hanya dalam Undang-undang dalam Al
menjelaskan tentang pendidikan. Melaksanakan pendidikan adalah
merupakan perintah dari Allah SWT dan merupakan perwujudan
ibadah kepada-Nya. Al-Qur’an bahkan memposisikan
yang memiliki pengetahuan pada derajat yang tinggi. A
surat al-Mujadalah ayat 11 menyebutkan:
…Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…”.
Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), hlm.
11
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
luhur, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif,
kerja, professional,
produktif serta sehat jasmani dan
Mencakup tujuan umum dan tujuan khusus, tujuan umum
pendidikan nasional adalah menunjuk pada pengembangan warga
ujuan khususnya meliputi
aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan
pada kategorisasi
tujuan, yang dikaitkan dengan bidang
Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang hendak dicapai
setelah diselenggarakannya suatu proses pembelajaran. Tujuan ini
undang dalam Al-Qur’an juga
Melaksanakan pendidikan adalah
merupakan perintah dari Allah SWT dan merupakan perwujudan
Qur’an bahkan memposisikan manusia
derajat yang tinggi. Al-Qur’an
orang yang beriman di orang yang diberi ilmu pengetahuan
, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), hlm.
12
Dari sini dapat dipahami bahwa betapa pentingnya
pengetahuan bagi kelangsungan hidup manusia. Karena dengan
pengetahuan manusia akan mengetahui apa yang baik dan yang
buruk, yang benar dan yang salah, yang membawa manfaat dan
yang membawa madharat.5
2. Evaluasi Pendidikan a. Pengertian Evaluasi dan Evaluasi Pendidikan
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris
evaluation, dalam bahasa Arab: al-Taqdir; dalam bahasa Indonesia
berarti penilaian. Dengan demikian secara harfiah evaluasi pendidikan
(educational evaluation) dapat diartikan sebagai penilaian dalam
bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan kegiatan pendidikan.6Adapun segi istilah, sebagaimana
dikemukakan oleh Edwind wand dan Gerald W. Brown: Evaluation
refer to the act process to determining the value of something. Menurut
definisi ini, maka istilah evaluasi mengandung arti suatu tindakan atau
proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Sesuai dengan pendapat
tersebut maka evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu
tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu dalam dunia
pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia
pendidikan.
Selain itu evaluasi adalah mengukur dan menilai. Pelaksanaan
penilaian dapat di lakukan pengukuran.
1) Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran.
Pengukuran bersifat kuantitatif.
2) Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu
dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.
5http://hasanrizal.wordpress.com/2009/10/21/tafsir-tarbawi-pendidikan-dalam-perspektif-al-qur%E2%80%99an/ diakses tanggal 9 April 2011 jam 14:38
6 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 1
13
3) Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah diatas, yakni
mengukur dan menilai.
Di dalam istilah asingnya, pengukuran adalah measurement,
sedang penilaian adalah evaluation. Dari kata evaluation inilah
diperoleh kata indonesia evaluasi yang berarti menilai (tetapi
dilakukan dengan mengukur terlebih dahulu). Mengenai evaluasi
pendidikan, Suharsimi Arikunto mengutip pendapat dari Ralph Tyler
(1950) mengatakan bahwa: “Evaluasi pendidikan merupakan sebuah
proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal
apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum,
bagaimana yang belum dan apa sebabnya”. Definisi yang lebih luas
dikemukakan oleh dua orang ahli lain, yakni Crobach dan Stufflebeam.
Tambahan definisi tersebut bukan hanya mengukur sejauh mana tujuan
tercapai, tetapi juga digunakan untuk membuat keputusan.7
Dari definisi-definisi tentang evaluasi pendidikan di atas dapat
dipahami bahwa evaluasi pendidikan selain merupakan suatu proses
untuk mengukur sejauh mana tujuan telah tercapai, juga berguna untuk
membuat keputusan dalam dunia pendidikan.
b. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan
Dalam pelaksanaannya, evaluasi harus mempunyai dasar yang
kuat. Dasar yang dimaksud adalah prinsip ilmiah yang melandasi
penyusunan dan pelaksanaan evaluasi yang mencakup 7 konsep yaitu
filsafat, psikologi, komunikasi, kurikulum, manajemen dan sosiologi-
antropologi.8
Dasar filsafat dalam evaluasi pendidikan berhubungan dengan
masalah-masalah yang merupakan dasar dalam pendekatan sistem
yang menyangkut pertanyaan-pertanyaan apakah evaluasi itu, mengapa
7 Suharsimin Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 2-3.
8Slameto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 8
14
evaluasi pendidikan perlu diberikan dan bagaimana cara
memberikannya. Yang dimaksud dengan dasar psikologi adalah bahwa
evaluasi itu dilaksanakan harus mempertimbangkan tingkat kesukaran
dengan tingkat perkembangan siswa, tingkat kemampuan yang dimiliki
siswa, dan teori-teori yang dianut dalam pendidikan. Dasar komunikasi
dimaksudkan bahwa evaluasi itu dapat dilaksanakan secara langsung
maupun tidak langsung. Adapun yang menjadi dasar evaluasi
selanjutnya adalah kurikulum, maksudnya isi evaluasi harus sesuai
dengan materi yang diajarkan seperti tercantum dalam kurikulum yang
telah ada dan dilaksanakan. Sedangkan dasar manajemen, artinya
bahwa evaluasi perlu diorganisasikan pelaksanaannya, apakah secara
individual atau kelompok dan bagaimana pengelolaannya. Disamping
itu evaluasi harus sesuai dan berguna dalam masyarakat untuk
mencapai suatu kemajuan.
Evaluasi juga mempunyai prinsip dasar agar pelaksanaannya
dikatakan baik. Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan
evaluasi, yaitu adanya triangulasi atau hubungan erat tiga komponen
yaitu antara:
a. Tujuan pembelajaran
b. Kegiatan pembelajaran atau KBM, dan
c. Evaluasi
Triangulasi tersebut dapat digambarkan dalam bagan sebagai
berikut:
Penjelasan dari bagan triangulasi diatas adalah demikian
a. Hubungan antara tujuan dengan KBM
Kegiatan belajar mengajar yang dirancang dalam bentuk
rencana mengajar disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan
yang hendak dicapai.
Tujuan
KBM Evaluasi
15
b. Hubungan antara tujuan dengan evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk
mengukur sejauh mana tujuan sudah dicapai.
c. Hubungan antara KBM dengan evaluasi
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, KBM direncana dan
disusun dengan mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan.
Telah disebutkan pula bahwa alat evaluasi juga disusun dengan
mengacu pada tujuan. Selain mengacu pada tujuan, evaluasi juga
harus mengacu atau disesuaikan dengan KBM yang dilaksanakan.9
c. Tujuan Evaluasi
Bagi penyusun soal, fungsi evaluasi perlu diperhatikan secara
sungguh-sungguh agar evaluasi yang diberikan betul-betul mengenai
sasaran yang diharapkan. Evaluasi pendidikan secara umum
mempunyai tujuan:
1) Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan
bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang
dialami oleh peserta didik, setelah mereka mengikuti proses
pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
2) Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode
pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran
selama jangka waktu tertentu.
Sedangkan secara khusus evaluasi mempunyai tujuan :
1) Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh
program pendidikan.
2) Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab
keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti
program pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan
keluar atau cara-cara perbaikannya.10
9Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan , hlm. 24-25 10Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hlm.16-17
16
Tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar-
mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai
tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa sehingga dapat
diupayakan tindak lanjutnya. Tindak lanjut termaksud merupakan
fungsi evaluasi dan dapat berupa:
1) Penempatan pada tempat yang tepat,
2) Pemberian umpan balik,
3) Diagnosis kesulitan belajar siswa, atau
4) Penentuan kelulusan
Untuk masing-masing tindak lanjut yang dikehendaki ini
diadakan tes, yang diberi nama:
1) Tes penempatan,
2) Tes formatif,
3) Tes diagnostik,
4) Tes sumatif.11
d. Obyek atau Sasaran Evaluasi Pendidikan
Objek atau sasaran evaluasi pendidikan adalah segala sesuatu
yang bertalian dengan kegiatan atau proses pendidikan, yang dijadikan
titik pusat perhatian. Salah satu cara untuk mengenal atau mengetahui
objek dari evaluasi pendidikan adalah dengan jalan menyorotinya dari
tiga sisi, yaitu dari segi input, transformasi, dan output.12 Dimana input
dianggap sebagai ”bahan mentah yang akan diolah”, transformasi
dianggap sebagai “dapur tempat mengolah bahan mentah”. Dan output
dianggap sebagai “hasil pengolahan yang dilakukan dapur dan siap
untuk dipakai”.
Dalam dunia pendidikan, khususnya dalam proses
pembelajaran di sekolah, input tidak lain adalah calon siswa. Ditilik
dari segi input ini, maka objek dari evaluasi pendidikan meliputi tiga
11 Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,2008), hlm.11 12Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hlm. 25
17
aspek, yaitu: (1) aspek kemampuan, (2) aspek kepribadian, (3) aspek
sikap.
e. Ciri-ciri Alat Evaluasi
Salah satu alat evaluasi adalah tes, dalam soal objektif perlu
dilakukan analisis soal yang bertujuan untuk mengadakan identifikasi
soal-soal yang baik, kurang baik, dan soal yang jelek. Dengan analisis
soal dapat diperoleh informasi tentang kejelekan sebuah soal dan
petunjuk untuk mengadakan perbaikan. Salah satu ciri-ciri alat
evaluasi adalah:
1) Taraf kesukaran
Tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukkan
proporsi siswa yang menjawab betul suatu soal. Makin besar
tingkat kesukaran berarti soal itu makin mudah demikian juga
sebaliknya yaitu makin rendah tingkat kesukaran berarti soal itu
makin sukar.
2) Daya pembeda
Daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes
hasil belajar untuk dapat membedakan antara testee yang
berkemampuan tinggi dengan testee yang kemampuannya rendah
demikian rupa sehingga sebagian besar testee yang memiliki
kemampuan yang tinggi untuk menjawab butir item tersebut lebih
banyak menjawab butir item tersebut lebih banyak yang menjawab
betul, sementara testee yang kemampuannya rendah untuk
menjawab butir item tersebut sebagian besar tidak dapat
menjawab item dengan betul.13
3) Validitas
Validitas yaitu ketepatan mengukur yang dimiliki oleh
sebutir item (yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tes
13AnasSudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hlm. 385.
18
sebagai suatu totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya
diukur lewat butir item tersebut.14
4) Reliabilitas
Reliabilitas suatu tes pada hakekatnya menguji keajegan
pertanyaan tes yang didalamnya berupa seperangkat butir soal
apabila diberikan berulang kali pada objek yang sama. Suatu tes
dikatakan reliabel apabila beberapa kali pengujian menunjukkan
hasil yang relatif sama.
3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fisika a. Tinjauan IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari
tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana
bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar,
serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di
dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi
agar peserta didik menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat
sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari
perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan
alam. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan
komunikasi dewasa ini dipicu oleh temuan di bidang fisika material
melalui penemuan piranti mikroelektronika yang mampu memuat
banyak informasi dengan ukuran sangat kecil. Sebagai ilmu yang
14Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hlm. 182.
19
mempelajari fenomena alam, fisika juga memberikan pelajaran yang
baik kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam.
Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan serta pengurangan
dampak bencana alam tidak akan berjalan secara optimal tanpa
pemahaman yang baik tentang fisika.15
Pada tingkat SMA/MA, fisika dipandang penting untuk
diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri dengan beberapa
pertimbangan. Pertama, selain memberikan bekal ilmu kepada peserta
didik, mata pelajaran Fisika dimaksudkan sebagai wahana untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk memecahkan
masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, mata pelajaran Fisika
perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu membekali
peserta didik pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan
yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih
tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Pembelajaran Fisika
dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai
salah satu aspek penting kecakapan hidup.16
b. Tujuan Mata Pelajaran Fisika Mata pelajaran Fisika bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1) Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari
keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran
Tuhan Yang Maha Esa.
2) Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis
dan dapat bekerjasama dengan orang lain.
15 Http://sidikpurnomo.net/standar-kompetensi-fisika-smadiakses pada tanggal 09 juni 2011 jam 11.00 WIB
16 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm. 5
20
3) Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah,
mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang
dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan
menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara
lisan dan tertulis.
4) Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis
induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip
fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan
menyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
5) Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai
keterampilan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri
sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang
lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Lulusan SMA atau MA untuk mata pelajaran Fisika harus
mampu:
1) Melakukan percobaan, antara lain merumuskan masalah,
mengajukan dan meguji hipotesis, menentukan variabel,
merancang dan merakit instrumen, mengumpulkan, mengolah dan
menafsirkan data, menarik kesimpulan, serta mengkomunikasikan
hasil percobaan secara lisan dan tertulis.
2) Memahami prinsip-prinsip pengukuran dan melakukan
pengukuran besaran fisika secara langsung dan tidak langsung
secara cermat, teliti dan objektif.
3) Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan
mekanika benda titik, kekekalan energi, impuls dan momentum.
4) Mendiskripsikan prinsip dan konservasi kalor sifat gas ideal,
fluida dan perubahannya yang menyangkut hukum termodinamika
serta penerapannya dalam mesin kalor.
5) Menerapkan konsep dan prinsip optik dan gelombang dalam
berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi.
21
6) Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai
masalah dan produk teknologi.17
c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar kompetensi dan kompetensi dasar telah ditentukan oleh
Kementerian Pendidikan Nasional, secara garis besar standar
kompetensi dan kompetensi dasar lulusan SMA atau MA .
Kelas X, Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Menerapkan konsep
besaran fisika dan
pengukurannya
1.1 Mengukur besaran fisika (massa,
panjang, dan waktu)
1.2 Melakukan penjumlahan vektor
2. Menerapkan konsep dan
prinsip dasar kinematika dan
dinamika benda titik
2.1 Menganalisis besaran fisika pada
gerak dengan kecepatan dan percepatan
konstan
2.2 Menganalisis besaran fisika pada
gerak melingkar dengan laju konstan
2.3 Menerapkan Hukum Newton sebagai
prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus,
gerak vertikal, dan gerak melingkar
beraturan
Kelas X, Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
3. Menerapkan prinsip kerja
alat-alat optik
3.1 Menganalisis alat-alat optik secara
kualitatif dan kuantitatif
3.2 Menerapkan alat-alat optik dalam
kehidupan sehari-hari
17 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006, Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm. 90
22
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
4. Menerapkan konsep kalor
dan prinsip konservasi
energi pada berbagai
perubahan energi
4.1 Menganalisis pengaruh kalor terhadap
suatu zat
4.2 Menganalisis cara perpindahan kalor
4.3 Menerapkan asas Black dalam
pemecahan masalah
5. Menerapkan konsep
kelistrikan dalam berbagai
penyelesaian masalah dan
berbagai produk teknologi
5.1 Memformulasikan besaran-besaran
listrik rangkaian tertutup sederhana (satu
loop)
5.2 Mengidentifikasi penerapan listrik
AC dan DC dalam kehidupan sehari-hari
5.3 Menggunakan alat ukur listrik
6. Memahami konsep dan
prinsip gelombang
elektromagnetik
6.1 Mendeskripsikan spektrum
gelombang elektromagnetik
6.2 Menjelaskan aplikasi gelombang
elektromagnetik pada kehidupan sehari-
hari
Kelas XI, Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Menganalisis gejala
alam dan keteraturannya
dalam cakupan mekanika
benda titik
1.1 Menganalisis gerak lurus, gerak
melingkar dan gerak parabola dengan
menggunakan vektor
1.2 Menganalisis keteraturan gerak planet
dalam tatasurya berdasarkan hukum-
hukum Newton
1.3 Menganalisis pengaruh gaya pada
sifat elastisitas bahan
1.4 Menganalisis hubungan antara gaya
dengan gerak getaran
23
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1.5 Menganalisis hubungan antara
usaha, perubahan energi dengan hukum
kekekalan energi mekanik
1.6 Menerapkan hukum kekekalan
energi mekanik untuk menganalisis gerak
dalam kehidupan sehari-hari
1.7 Menunjukkan hubungan antara
konsep impuls dan momentum untuk
menyelesaikan masalah tumbukan
Kelas XI, Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2. Menerapkan konsep dan
prinsip mekanika klasik
sistem kontinu dalam
menyelesaikan masalah
2.1 Menformulasikan hubungan antara
konsep torsi, momentum sudut, dan
momen inersia, berdasarkan hukum II
Newton serta penerapannya dalam
masalah benda tegar2.2 Menganalisis
hukum-hukum yang berhubungan dengan
fluida statik dan dinamik serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari
3. Menerapkan konsep
termodinamika dalam mesin
kalor
3.1 Mendeskripsikan sifat-sifat gas ideal
monoatomik
3.2 Menganalisis perubahan keadaan gas
ideal dengan menerapkan hukum
termodinamika
24
Kelas XII, Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Menerapkan konsep dan
prinsip gejala gelombang
dalam menyelesaikan
masalah
1.1 Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri
gelombang secara umum
1.2 Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri
gelombang bunyi dan cahaya
1.3 Menerapkan konsep dan prinsip
gelombang bunyi dan cahaya dalam
teknologi
2. Menerapkan konsep
kelistrikan dan kemagnetan
dalam berbagai penyelesaian
masalah dan produk
teknologi
2.1 Memformulasikan gaya listrik, kuat
medan listrik, fluks, potensial listrik,
energi potensial listrik serta penerapannya
pada keping sejajar
2.2 Menerapkan induksi magnetik dan
gaya magnetik pada beberapa produk
teknologi
2.3 Memformulasikan konsep induksi
Faraday dan arus bolak-balik serta
penerapannya
Kelas XII, Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
3. Menganalisis berbagai
besaran fisis pada gejala
kuantum dan batas-batas
berlakunya relativitas
Einstein dalam paradigma
fisika modern
3.1 Menganalisis secara kualitatif gejala
kuantum yang mencakup hakikat dan
sifat-sifat radiasi benda hitam serta
penerapannya
3.2 Mendeskripsikan perkembangan teori
atom
3.3 Memformulasikan teori relativitas
khusus untuk waktu, panjang, dan massa,
25
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
serta kesetaraan massa dengan energi
yang diterapkan dalam teknologi
4. Menunjukkan penerapan
konsep fisika inti dan
radioaktivitas dalam
teknologi dan kehidupan
sehari-hari
4.1 Mengidentifikasi karakteristik inti
atom dan radioaktivitas
4.2 Mendeskripsikan pemanfaatan
radoaktif dalam teknologi dan kehidupan
sehari-hari
Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan
landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran,
dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam
merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan
Standar Proses dan Standar Isi. Dengan berpedoman pada Standar Isi
dan Standar Kompetensi dalam pembuatan soal hendaknya bisa
mengukur kemampuan peserta didik yaitu dengan taksonomi Bloom.
4. Taksonomi Bloom
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani ‘tassein’ yang berarti untuk
mengklasifikasi, dan ‘nomos’ yang berarti aturan. Taksonomi adalah Suatu
pengklasifikasian atau pengelompokan yang disusun berdasarkan ciri-ciri
tertentu.18Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk
tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S.
Bloompada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi
beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi
kembali kedalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.
Taksonomi Bloom itu merupakan penggolongan (klasifikasi)
tujuan pendidikan yang dalam garis besar terbagi menjadi tiga ranah atau
18 (http://en.wikipedia.org/wiki/Bloom%27s_Taxonomy) diakses tanggal 10 April jam 15:13
26
kawasan (“domain”), yaitu ranah kognitif, ranah afektif , dan ranah
psikomotor.19Ranah kognitif berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan
berpikir. Ranah afektif berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian
diri. Ranah psikomotorik berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan
mengoperasikan mesin.
Tujuan pendidikan disusun secara bertingkat, mulai dari tujuan
pendidikan yang sangat luas dan umum sampai ke tujuan pendidikan yang
spesifik dan operasional. Tingkat-tingkat tujuan pendidikan itu meliputi:
(a) tujuan pendidikan nasional, (b) tujuan institusional, (c) tujuan
kurikuler, (d) tujuan pembelajaran (instruksional), yang mencakup tujuan
pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus.20
Perumusan tujuan pembelajaran memang tidak mudah bagi guru,
apalagi dalam KTSP tujuan pembelajaran akan menjadikan nilai ke-khas-
an dari tiap sekolah. Pada umumnya guru akan menyusun tujuan
pembelajaran mengikuti taksonomi Bloom yang menyangkut ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai kategori perilaku belajar.
Penerapan taksonomi Bloom berlaku pada semua mata pelajaran termasuk
mata pelajaran fisika. Contohnya: dalam materi praktek fisika tentang
kalor, dari ranah kognitif dilihat dari penguasaan peserta didik terhadap
konsep dan teori kalor. Kemudian ranah afektif dinilai dari sikap peserta
didik yang teliti dan hati-hati dalam pengambilan data hal ini dimaksudkan
agar dalam pengambilan data dapat dipertanggung jawabkan. Sedangkan
ranah kognitif dilihat dari kemahiran peserta didik dalam merangkai alat-
alat praktek.
12 http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloomasikan peran.diakses tanggal 10 April 2011 jam 14:51
20 Oemar hamalik,Kurikulum dan Pembelajaran,hlm. 4
27
Dalam skripsi ini penulis merujuk pada tujuan pembelajaran dan
hanya membahas tentang ranah kognitif saja. Pembatasan ini diambil
karena pada pelajaran yang lebih dominan adalah ranah kognitif. Pada
ranah kognitif, taksonomi karya bloom dank awan-kawannya
mengemukakan 6 kategori kemampuan yang hierarkis; hierarkis disini
berarti bahwa penguasaan yang pertama merupakan pra-syarat untuk
penguasaan kedua, penguasaan yang kedua merupakan pra-syarat untuk
penguasaan ketiga, dan seterusnya.21
Menurut taksonomi Bloom, jenjang yang perlu dilakukan dalam
proses kognitif adalah enam tahapan, yaitu mengukur atau melihat
pencapaian dari hal-hal sebagai berikut:
1. Pengetahuan (Knowledge)
2. Pemahaman (Comprehension, understanding)
3. Penerapan (Application)
4. Analisis (Analysis)
5. Sintesis (Synthesis)
6. Evaluasi (Evaluation).22
21 T.Raka Joni, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, (Malang : YP2LPM, 1984), hlm. 64 22 SumiatiAsra, Metode Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2007), cet
pertama,hlm. 214
28
Gambar 1. Kognitif domain23
Ranah kognitif merupakan domain taksonomi yang digunakan
untuk mengukur tingkat intelektual berdasarkan satu hirarki kognitif yang
disusun dari tingkat rendah hingga ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu dari
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan penilaian,
seperti diringkaskan dalam gambar 1 pada taksonomi yang lama.
Selama hampir setengah abad taksonomi ini menjadi rujukan di
berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun, sekitar tahun 2000,
terdapat beberapa perubahan telah dilakukan untuk lebih bisa
mengadopsi perkembangan dan temuan baru dalam dunia pendidikan.
Oleh karena itu diterbitkan edisi revisi buku dari Taksonomi Bloom yang
berjudul: “A Taxonomy for Learning and Teaching and Assessing: A
Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives”(Anderson,
23 Soekartawi, Monitoring dan Evaluasi Proyek Pendidikan, (Jakarta : PT Dunia Pustaka Jaya, 1995) , cet. Pertama, hlm. 58
Pengetahuan
(Knowledge)
Komprehensif
(Comprehensive)
Aplikasi (Application)
Analisis (Analysis)
Sintesis (Synthesis)
Evaluasi
(Evaluation)
Krathwohl, Airasian, Cruikshank, Mayer, Pintrich, Raths, danWittrock,
2000). Antara perubahan yang telah dilaksanakan ialah perubahan
terminologi yang digunakan s
contoh, istilah
dan evaluasi
menganalisis, mengevaluasi
Gambar
meliputi dari kata yang digunakan berubah dari kata benda menjadi kata
kerja aktif. Kemudian juga melakukan pemisahan antara dimensi
pengetahuan dengan dimensi
lama, dimensi
sedangkan pada
dari dimensi proses kognitif. Pemisahan ini dilakukan karena
pengetahuan berbeda
merupakan kata benda, sedangkan proses
Pada
kognitif tetap
analisis dan evaluasi ditukar urutannya dan kategori sintesis kini dinamai
Krathwohl, Airasian, Cruikshank, Mayer, Pintrich, Raths, danWittrock,
2000). Antara perubahan yang telah dilaksanakan ialah perubahan
terminologi yang digunakan seperti yang ditunjukkan Gambar 2
contoh, istilah pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,
evaluasi ditukarkan kepada menghafal, memahami, mengaplikasi,
, mengevaluasi dan membuat.
Gambar 2.Perubahan taksonomi Bloom
Gambar di atas menunjukkan perubahan dari taksonomi bloom
dari kata yang digunakan berubah dari kata benda menjadi kata
kerja aktif. Kemudian juga melakukan pemisahan antara dimensi
dengan dimensi proses berpikir. Kalau pada
lama, dimensi pengetahuan dimasukkan pada jenjang paling bawah,
pada taksonomi yang baru pengetahuan benar
dari dimensi proses kognitif. Pemisahan ini dilakukan karena
pengetahuan berbeda dari dimensi proses kognitif. Pengetahuan
merupakan kata benda, sedangkan proses kognitif merupakan kata kerja.
taksonomi Bloom yang direvisi jumlah dan
tetap sama seperti dalam taksonomi yang lama, h
dan evaluasi ditukar urutannya dan kategori sintesis kini dinamai
29
Krathwohl, Airasian, Cruikshank, Mayer, Pintrich, Raths, danWittrock,
2000). Antara perubahan yang telah dilaksanakan ialah perubahan
g ditunjukkan Gambar 2. Sebagai
analisis, sintesis
menghafal, memahami, mengaplikasi,
taksonomi Bloom
taksonomi bloom
dari kata yang digunakan berubah dari kata benda menjadi kata
kerja aktif. Kemudian juga melakukan pemisahan antara dimensi
taksonomi yang
jenjang paling bawah,
benar-benar dipisah
dari dimensi proses kognitif. Pemisahan ini dilakukan karena dimensi
dari dimensi proses kognitif. Pengetahuan
kognitif merupakan kata kerja.
dan jenis proses
taksonomi yang lama, hanya kategori
dan evaluasi ditukar urutannya dan kategori sintesis kini dinamai
30
mencipta (create). Seperti halnya taksonomi yang lama, taksonomi yang
baru secara umum juga menunjukkan penjenjangan, dari proses kognitif
yang sederhana ke proses kognitif yang lebih komplek. Namun demikian
penjenjangan pada taksonomi yang baru lebih fleksibel sifatnya. Artinya,
untuk dapat melakukan proses kognitif yang lebih tinggi tidak mutlak
disyaratkan penguasaan proses kognitif yang lebih rendah. Berikut adalah
taksonomi proses kognitif yang baru:
a. Mengingat (Remember, C1): menarik kembali informasi yang
tersimpan dalam memori jangka panjang. Mengingat merupakan
proses kognitif yang paling rendah tingkatannya. Kategori ini
mencakup dua macam proses kognitif: mengenali (recognizing) dan
mengingat (recalling).
1) Mengenali (Recognizing): mencakup proses kognitif untuk menarik
kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang yang
identik atau sama dengan informasi yang baru. Bentuk tes yang
meminta siswa menentukan betul atau salah, menjodohkan, dan pilihan
berganda merupakan tes yang sesuai untuk mengukur kemampuan
mengenali. Istilah lain untuk mengenali adalah mengidentifikasi
(identifying).
2) Mengingat (Recalling): menarik kembali informasi yang tersimpan
dalam memori jangka panjang apabila ada petunjuk (tanda) untuk
melakukan hal tersebut. Tanda di sini seringkali berupa pertanyaan.
Istilah lain untuk mengingat adalah menarik (retrieving).
b. Memahami (Understand, C2): mengkonstruk makna atau pengertian
berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, mengaitkan informasi
yang baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki, atau
mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah
ada dalam pemikiran siswa. Karena penyusunan skema adalah konsep,
maka pengetahuan konseptual merupakan dasar pemahaman. Kategori
memahami mencakup tujuh proses kognitif: menafsirkan
(interpreting), memberikan contoh (exemplifying), mengklasifikasikan
31
(classifying), meringkas (summarizing), menarik inferensi (inferring),
membandingkan (comparing), dan menjelaskan (explaining).
1) Menafsirkan (interpreting): mengubah dari satu bentuk informasi
ke bentuk informasi yang lainnya, misalnya dari kata-kata ke grafik
atau gambar, atau sebaliknya, dari kata-kata ke angka, atau
sebaliknya, maupun dari kata-kata ke kata-kata, misalnya
meringkas atau membuat parafrase. Informasi yang disajikan
dalam tes haruslah “baru” sehingga dengan mengingat saja siswa
tidak akan bias menjawab soal yang diberikan. Istilah lain untuk
menafsirkan adalah mengklarifikasi (clarifying), memparafrase
(paraphrasing), menerjemahkan (translating), dan menyajikan
kembali (representing).
2) Memberikan contoh (exemplifying): memberikan contoh dari suatu
konsep atau prinsip yang bersifat umum. Memberikan contoh
menuntut kemampuan mengidentifikasi ciri khas suatu konsep dan
selanjutnya menggunakan ciri tersebut untuk membuat contoh.
Istilah lain untuk memberikan contoh adalah memberikan ilustrasi
(illustrating) dan mencontohkan (instantiating).
3) Mengklasifikasikan(classifying): Mengenali bahwa sesuatu (benda
atau fenomena) masuk dalam kategori tertentu. Termasuk dalam
kemampuan mengklasifikasikan adalah mengenali ciri-ciri yang
dimiliki suatu benda atau fenomena. Istilah lain untuk
mengklasifikasikan adalah mengkategorisasikan (categorizing).
4) Meringkas (summarizing): membuat suatu pernyataan yang
mewakili seluruh informasi atau membuat suatu abstrak dari
sebuah tulisan. Meringkas menuntut siswa untuk memilih inti dari
suatu informasi dan meringkasnya. Istilah lain untuk meringkas
adalah membuat generalisasi (generalizing) dan mengabstraksi
(abstracting).
5) Menarik inferensi (inferring): menemukan suatu pola atau
kesimpulan dari sederetan contoh atau fakta. Untuk dapat
32
melakukan inferensi siswa harus terlebih dapat menarik abstraksi
suatu konsep/prinsip berdasarkan sejumlah contoh yang ada. Istilah
lain untuk menarik inferensi adalah mengekstrapolasi
(extrapolating), menginterpolasi (interpolating), memprediksi
(predicting), dan menarik kesimpulan (concluding).
6) Membandingkan (comparing): mendeteksi persamaan dan
perbedaan yang dimiliki dua objek, ide, ataupun situasi.
Membandingkan mencakup juga menemukan kaitan antara unsur-
unsur satu objek atau keadaan dengan unsur yang dimiliki objek
atau keadaan lain. Istilah lain untuk membandingkan adalah
mengkontraskan (contrasting), mencocokkan (matching), dan
memetakan (mapping).
7) Menjelaskan (explaining): mengkonstruk dan menggunakan model
sebab-akibat dalam suatu system. Termasuk dalam menjelaskan
adalah menggunakan model tersebut untuk mengetahui apa yang
terjadi apabila salah satu bagian system tersebut diubah. Istilah lain
untuk menjelaskan adalah mengkonstruksi model (constructing a
model).
c. Mengaplikasikan (Apply, C3): mencakup penggunaan suatu prosedur
guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas. Oleh karena itu
mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural.
Namun tidak berarti bahwa kategori ini hanya sesuai untuk
pengetahuan prosedural saja. Kategori ini mencakup dua macam
proses kognitif: menjalankan (executing) dan mengimplementasikan
(implementing).
1) Menjalankan (executing): menjalankan suatu prosedur rutin yang
telah dipelajari sebelumnya. Langkah-langkah yang diperlukan
sudah tertentu dan juga dalam urutan tertentu. Apabila langkah-
langkah tersebut benar, maka hasilnya sudah tertentu pula. Istilah
lain untuk menjalankan adalah melakukan (carrying out).
33
2) Mengimplementasikan (implementing): memilih dan menggunakan
prosedur yang sesuai untuk menyelesaikan tugas yang baru.
Karena diperlukan kemampuan memilih, siswa dituntut untuk
memiliki pemahaman tentang permasalahan yang akan
dipecahkannya dan juga prosedur-prosedur yang mungkin
digunakannya. Apabila prosedur yang tersedia ternyata tidak tepat
benar, siswa dituntut untuk bisa memodifikasinya sesuai keadaan
yang dihadapi. Istilah lain untuk mengimplementasikan adalah
menggunakan (using).
d. Menganalisis (Analyze, C4): menguraikan suatu permasalahan atau
obyek ke unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana saling
keterkaitan antar unsur-unsur tersebut dan struktur besarnya. Ada tiga
macam proses kognitif yang tercakup dalam menganalisis:
membedakan (differentiating), mengorganisir (organizing), dan
menemukan pesan tersirat (attributing).
1) Membedakan (differentiating): membedakan bagian-bagian yang
menyusun suatu struktur berdasarkan relevansi, fungsi dan penting
tidaknya. Oleh karena itu membedakan (differentiating) berbeda
dari membandingkan (comparing). Membedakan menuntut adanya
kemampuan untuk menentukan mana yang relevan/esensial dari
suatu perbedaan terkait dengan struktur yang lebih besar. Misalnya,
apabila seseorang diminta membedakan antara apel dan jeruk,
faktor warna, bentuk dan ukuran bukanlah ciri yang esensial.
Namun apabila yang diminta adalah membandingkan hal-hal
tersebut bisa dijadikan pembeda. Istilah lain untuk membedakan
adalah memilih (selecting), membedakan (distinguishing) dan
memfokuskan (focusing).
2) Mengorganisir (organizing): mengidentifikasi unsur-unsur suatu
keadaan dan mengenali bagaimana unsur-unsur tersebut terkait
satu sama lain untuk membentuk suatu struktur yang padu.
34
3) Menemukan pesan tersirat (attributing): menemukan sudut
pandang, bias, dan tujuan dari suatu bentuk komunikasi.
e. Mengevaluasi (Evaluate, C5): membuat suatu pertimbangan
berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Ada dua macam proses
kognitif yang tercakup dalam kategori ini: memeriksa (checking) dan
mengritik (critiquing).
1) Memeriksa (Checking): Menguji konsistensi atau kekurangan suatu
karya berdasarkan kriteria internal (kriteria yang melekat dengan
sifat produk tersebut). Contoh: Memeriksa apakah kesimpulan
yang ditarik telah sesuai dengan data yang ada.
2) Mengkritik (Critiquing): menilai suatu karya baik kelebihan
maupun kekurangannya, berdasarkan kriteria eksternal. Contoh:
menilai apakah rumusan hipotesis sesuai atau tidak (sesuai atau
tidaknya rumusan hipotesis dipengaruhi oleh pengetahuan dan cara
pandang penilai).
f. Mencipta (Create, C6): menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu
bentuk kesatuan. Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong
dalam kategori ini, yaitu: membuat (generating), merencanakan
(planning), dan memproduksi (producing).
1) Membuat (generating): menguraikan suatu masalah sehingga dapat
dirumuskan berbagai kemungkinan hipotesis yang mengarah pada
pemecahan masalah tersebut. Contoh: merumuskan hipotesis untuk
memecahkan permasalahan yang terjadi berdasarkan pengamatan
di lapangan.
2) Merencanakan (planning): merancang suatu metode atau strategi
untuk memecahkan masalah. Contoh: merancang serangkaian
percobaan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
3) Memproduksi (producing): membuat suatu rancangan atau
menjalankan suatu rencana untuk memecahkan masalah. Contoh:
35
mendesain atau juga membuat suatu alat yang akan digunakan
untuk melakukan percobaan.24
Tabel 1. Kata-kata operasional untuk setiap tingkat
Perubahan Kemampuan internal Kata kerja operasional
Remembering (menghafal)
• Mengingat kembali informasi (istilah, fakta, dan metode)
Mengenal Mendaftarkan Menggambarkan Mendapatkan kembali Penamaan Menemukan
Understanding (memahami)
• Menjelaskan informasi dengan bahasa sendiri
• Menerjemahkan • Memperkirakan • Memahami
(konsep/kaidah/prinsip
• /kaitan antara fakta, isi pokok)
Menjelaskan Mengartikan Meringkas Melengkapi Mengklasifikasikan Menerangkan
Applying (mengaplikasikan)
• Menginterpretasikan (tabel, grafik, bagan)
• Mengaplikasikan pengetahuan atau generalisasi kedalam situasi baru
• Memecahkan masalah yang formulatif
• Menggunakan (rumus, kaidah, formula, metode, prosedur, konsep)
Mengoperasikan Menerapkan Membawa Menggunakan Pembuatan Menghitung Menghubungkan Membuktikan Menghasilkan
Analyzing • Memecahkan Membandingkan
24 Siskha Sofiana, Skripsi Analisis Butir Soal Kenaikan Kelas Mata Pelajaran Kimia Kelas X SMA Negeri 8 Surakarta tahun Pelajaran 2009/2011, Fakultas Keguruan dan Pendidikan Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta
36
(menganalisis) informasi ke dalam bagian-bagian dan menunjukkan hubungan diantara bagian-bagian tersebut.
• Membedakan (fakta dari interpretasi, data dari kesimpulan)
• Menganalisis (struktur dasar, bagian-bagian, hubungan antara)
Mempertentangkan Memisahkan Menghubungkan Membuat diagram/skema Menunjukkan hubungan Mempertanyakan
Evaluating (mengevaluasi)
• Memberikan suatu keputusan atau penilaian suatu kegiatan.
Mengecek Membuat hipotesa Mengkritik Mengeksperimenkan Memutuskan
Creating (berbuat)
• Menghasilkan ide baru, konsep, atau cara mendapatkan benda
Mendesain Menyusun Merencanakan Menghasilkan Menemukan25
25 http://adisaputrabtm.wordpress.com/2011/04/20/perubahan-taksonomi-bloom-dan-
pengembangan-butsir-soal-kimia-sma/
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitan ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif,
artinya data yang dianalisis tidak untuk menerima atau menolak hipotesis (jika
ada), melainkan hasil analisis itu berupa deskripsi dari gejala-gejala yang
diamati, yang tidak selalu harus berbentuk angka-angka atau koefisien antar
variabel. Dengan penelitian deskriptif dilakukan pengumpulan data untuk
mengetes pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian
sekarang. Penelitian demikian berusaha melaporkan keadaan objek yang
diteliti sesuai dengan apa adanya, yaitu menggambarkan atau mendeskripsikan
kategori tingkatan taksonomi Bloom pada soal Ujian Madrasah mata pelajaran
fisika serta mendeskripsikan prosentase di setiap tingkatan taksonomi bloom
pada setiap soal Ujian Madrasah mata pelajaran fisika, yang kemudian di
analisis secara empirik (validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya
pembeda).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini adalah MA Negeri Kendal dan dilakukan pada
tanggal 13 April 2011-13 Mei 2011. Dengan melakukan wawancara dengan
guru mata pelajaran, kemudian meminta data berupa butir soal ujian madrasah
kelas XII MA Negeri Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011. Setelah itu, peneliti
melakukan analisis butir soal setelah mendapatkan data.
C. Sumber Penelitian
Sumber penelitian ini adalah butir soal ujian madrasah mata pelajaran
fisika kelas XII MA Negeri Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.
38
D. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada butir soal Ujian Madrasah mata
pelajaran fisika kelas XII MA Negeri Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 yang
akan dianalisis sesuai tingkatan taksonomi Bloom ranah kognitif dan
dianalisis secara empirik meliputi: validitas, reliabilitas, daya pembeda dan
taraf kesukaran soal.
E. Tehnik Pengumpulan Data
Yang dimaksud cara mengumpulkan data adalah proses diperolehnya
data dari sumber data. Sumber data adalah subjek dari penelitian yang
dimaksud untuk memperoleh data-data yang diinginkan. Dalam penelitian ini
metode yang digunakan adalah:
a. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu.Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dokumentasi yang berbentuk tulisan misalnya
sejarah kehidupan, cerita, biografi, peraturan dan kebijakan. Dokumentasi
berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup.1Dalam penelitian ini
dokumentasinya berupa soal ujian madrasah mata pelajaran fisika kelas
XII MA Negeri Kendal tahun pelajaran 2010/2011.
b. Wawancara
Esterberg (2002) mendefinisikan interview sebagai berikut “a
meeting of two persons to exchange information and idea through question
and responses, resulting in communication and joint construction of
meaning about a particular topic”.Wawancara adalah merupakan
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 240.
39
tertentu.2Metode wawancara disini adalah wawancara dengan guru mata
pelajaran fisika.
c. Tehnik korelasi.
Metode ini digunakan untuk mencari data yang berkaitan dengan
penelitian, seperti penilaian serta aturan pembuatan soal yang sesuai
dengan BSNP.3
F. Teknik Analisis Data
Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data penelitian dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Kategorisasi
Kategori dilakukan terhadap butir soal ujian madrasah mata
pelajaran fisika menggunakan tingkatan taksonomi bloom yang
didalamnya terdapat 6 tingkatan yaitu mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, evaluasi dan menciptakan. Kategorisasi ini
dilakukan dengan pertimbangan analisis menurut peneliti sesuai tingkatan
taksonomi Bloom.
b. Perhitungan Prosentase penggunaan taksonomi Bloom
Setelah dikategorisasikan peneliti menghitung prosentase pada
tingkatan taksonomi Bloom. Dengan demikian dapat ditulis prosentase di
setiap tingkatan soal taksonomi bloom melalui rumus sebagai berikut:
%100×=SM
RNP
Keterangan:
NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan.
R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab.
N = skor maksimum (jumlah soal)4
2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif dan R&D, hlm. 231. 3 Paul Suparno, Metode Penelitian Pendidikan Fisika, (Yogyakarta: Universitas Sanatha
Dharma, 2007),Cet. 1, hlm. 83.
40
c. Analis empirik
a) Validitas
Validitas yaitu ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir
item (yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tes sebagai suatu
totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir
item tersebut. Sebutir item dapat dikatakan telah memiliki validitas
yang tinggi atau dapat dikatakan valid, jika skor-skor pada butir item
yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan
skor totalnya, atau dengan bahasa statistik ada korelasi positif yang
signifikan antara skor item dengan skor totalnya. Skor total disini
berkedudukan sebagai variabel terikat (dependent variable), sedangkan
skor item berkedudukan sebagai variabel bebasnya (independent
variable). Untuk sampai pada kesimpulan bahwa item-item yang ingin
diketahui validitasnya, yaitu valid ataukah tidak, kita dapat
menggunakan teknik korelasi sebagai teknik analisisnya. Sebutir item
dapat dinyatakan valid, apabila skor item yang bersangkutan terbukti
mempunyai korelasi positif yang signifikan dengan skor totalnya.5
rpbi = q
p
SDt
MtMp −
Keterangan:
rpbi : Validitas koefisien item
Mp : skor rata-rata hitung yang dimiliki oleh testee, yang untuk
butir item yang bersangkutan telah dijawab dengan betul
M t : skor rata-rata dari skor total
SDt : deviasi standar dari skor total
p : proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir item yang
sedang diuji validitas itemnya
4 M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 112.
5Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Perasada, 2009), hlm. 186
41
q : proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir item yang
sedang diuji validitas itemnya.
b) Reliabilitas
Reliabilitas dalam uji instrumen digunakan bertujuan agar
instrumen yang digunakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi
jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Peneliti
menggunakan rumus K – R 20, dengan rumus :6
Σ−
−= 2
2
11 1 S
pqS
n
nr
Keterangan:
11r = Reliabilitas tes secara keseluruhan
p = Proporsi subyek yang menjawab item dengan benar
q = Proporsi subyek yang menjawab item dengan salah
(q = 1 – p) pqΣ = Jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = Banyaknya item
S = Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar Varians)
c) Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak
terlalu sukar. Rumus untuk mengetahui indeks kesukaran adalah:7
JS
BP=
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyak peserta didik yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh peserta tes
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering
diklasifikasikan sebagai berikut:
soal dengan P = 1,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
6Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revis, hlm. 100 – 101. 7Suharsimi Arikunto,Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, hlm. 208.
42
soal dengan P = 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang
soal dengan P = 0,30 sampai 0,70 adalah soal mudah8
d) Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang bodoh (berkemampuan rendah), rumus menentukan indeks
diskriminasi adalah:
BAB
B
A
A PPJ
B
J
BD −=−=
Keterangan:
J = Jumlah peserta tes
AJ = Banyaknya peserta kelompok atas
BJ = Banyaknya peserta kelompok bawah
AB = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab
soal dengan benar
A
AA J
BP =
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
B
BB J
BP =
= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda:
D : 0,00 – 0,20 : jelek (poor)
D : 0,20 – 0,40 : cukup (satisfactory)
D : 0,40 – 0,70 : baik (good)
D : 0,70 – 1,00 : baik sekali (excellent)
D : negative, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang
mempunyai D negative sebaiknya dibuang saja.9
8Suharsimi Arikunto,Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, hlm. 210. 9 Suharsimi Arikunto,Dasar-Dasar Evaluasi Psendidikan Edisi Revisi, hlm. 211 – 218
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Penelitian
1. Tinjauan Historis dan Geografis Sekolah
Berdirinya Madrasah Aliyah Negeri Kendal diawali dengan terbitnya SK
Menteri (K.H. Moch.Dahlan) Nomor 14 Tahun 1968 tanggal 4 Februari 1969
tentang pengangkatan Panitia Pendiri Sekolah Persiapan IAIN Al-Djami’ah di
Kendal yang diketuai oleh K.H.A Abdul Chamid, sekretaris K. Achmad Slamet
dengan susunan pelindung Muspida Kabupaten Kendal. Diikuti dengan SK.
Menteri Agama (K.H. Moch. Dachlan) Nomor 153 Tahun 1969, tentang
perubahan status Sekolah Persiapan IAIN Kendal menjadi Sekolah Persiapan
Negeri IAIN Al-Djami’ah di bawah pembinaan IAIN Sunan Kalijogo Yogyakarta.
Melalui SK Menteri Agama (H.A. Mukti Ali) Nomor 38 Tahun 1974
tanggal 21 Mei 1974, pembinaan Sekolah Persiapan Negeri IAIN Al-Djami’ah
Kendal dialihkan dari IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta kepada IAIN Walisongo
Semarang. Sejak tanggal 16 Maret 1978 SPN IAIN Al-Djami’ah berubah fungsi
menjadi Madrasah Aliyah Negeri Kendal, yang diperkuat dengan turunnya SK
Menteri Agama (H.A. MuktiAli) Nomor 17 Tahun 1978 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Madrasah Aliyah Negeri.
Madrasah Aliyah Negeri Kendal merupakan satu-satunya Madrasah Aliyah
Negeri yang ada di Kabupaten Kendal. Letak madrasah ini di Jalan Raya Barat
Kelurahan Bugangin Kecamatan kota Kendal, Kabupaten Kendal. Lokasinya
terbagi menjadi dua bagian, utara dan selatan, dipisahkan oleh perumahan
penduduk dan persawahan sepanjang lebih kurang 300 meter. Lebih tepatnya MA
Negeri Kendal Kecamatan Kendal, Kelurahan Bugangin yang terletak di Jl. Raya
Barat Bugangin PO BOX 18.
Madrasah Aliyah Negeri Kendal mempunyai visi dan misi sebagai patokan
dalam kegiatan pembelajaran. Visinya adalah mewujudkan siswa didik yang
berakhlakul karimah, unggul dalam berintelektual dan bermanfaat dimasyarakat.
44
Adapun misinya yaitu
a. Menumbuhkan kesadaran penghayatan dan pengalaman terhadap ajaran
islam.
b. Menyelenggarakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif untuk
mengoptimalkan potensi akademik yang dimiliki siswa.
c. Mendorong dan membantu siswa mengenali potensi dirinya agar dapat
berkomunikasi lebih baik.
d. Menyelenggarakan kegiatan ilmiah dibidang pengetahuan dan ketrampilan.
e. Menyelenggarakan bimbingan, pelatihan dan pengembangan dibidang
akademik dan non akademik.
f. Menciptakan budaya demokratis dan kompetitif yang positif.
g. Menciptakan madrasah yang tertib, indah dan aman.
Madrasah ini sejak 1989 merupakan satu-satunya MAN di Jawa Tengah
yang ditunjuk menjadi pengelola Workshop Keterampilan melalui proyek UNDIP.
Bidang keterampilan yang dikelola meliputi keterampilan Elektronika, Tata
Busana, Otomotif motor, Otomotif mobil. Masing-masing bidang keterampilan ini
dilaksanakan dalam dua proses pembelajaran, yaitu intrakurikuler dan
ekstrakulikuler, dengan kualifikasi semi-skill worker atas dasar kerjasama dengan
Balai Latihan Kerja Industri semarang.
Sebagai Madrasah Aliyah Model, MAN Kendal memiliki beberapa
fasilitas tambahan penunjang pembelajaran yang relatif lebih lengkap
dibandingkan dengan Madrasah Aliyah Negeri pada umumnya. Salah satu fasilitas
itu berupa Pusat Sumber Belajar (PSB). Melalui fasilitas ini diberikan kesempatan
bagi Madrasah lain untuk memanfaatkan fasilitas pembinaan yang tersedia di
dalamnya dalam peningkatan mutu Madrasah. Bentuk nyata dari PSB adalah
penyelenggaraan penataran/pelatihan bagi guru-guru Madrasah di Jawa Tengah
bagian utara yang dilengkapi dengan aula, asrama, laboratorium khusus untuk
perangkat elektronik (audio-visual), dan perpustakaan.
Mencermati kebutuhan pasar kerja dan tuntutan kemajuan teknologi,MAN
Kendal memanfaatkan berbagai fasilitas yang ada untuk membekali siswanya
dengan keterampilan komputer. Adapun fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh MAN
45
Kendal antara lain:
1) 27 ruang kelas
2) Dua kantor ruang guru
3) Dua kantor BP
4) Koperasi siswa
5) Kantor OSIS
6) Dua buah laboratorium bahasa
7) Dua buah perpustakaan
8) Dua buah laboratorium computer
9) Laboratorium fisika
10) Laboratorium biologi
11) Laboratorium kimia
12) Tenaga pengajar berjumlah 87 orang.
13) Pusat Sumber Belajar (PSB)
Dengan adanya fasilitas yang memadai tidak sulit untuk MAN Kendal
untuk meningkatkan output atau lulusan. Lulusan MAN Kendal mempunyai
sumber daya yang cukup tinggi, karena mempunyai kelebihan berupa
ketrampilan yang telah diberikan oleh sekolah. Adapun jurusan yang
dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar di MAN Kendal adalah bahasa,
IPA dan IPS.
Mulai dari fasilitas atau sarana dan prasarana serta tenaga pengajar yang
profesional tak heran jika peserta didik di MA Negeri Kendal termasuk pada
tingkat tinggi, sehingga ada pengelompokan dalam tiap kelas yang dikenal
dengan kelas unggulan dan kelas biasa. Hal ini menarik bagi masyarakat atau
orang tua untuk tidak segan menyekolahkan anak mereka.
2. Alur Pembuatan Soal Ujian Madrasah
Soal ujian madrasah tidak dibuat oleh guru mata pelajaran fisika setempat,
melainkan soal ujian madrasah dibuat oleh semua guru Madrasah Aliyah Negeri
se-karesidenan Semarang. Dari semua Madrasah Aliyah Negeri se-karesidenan
Semarang membentuk Tim Penyelenggara Ujian Madrasah yang di dalam
46
kepanitiannya terdapat tim pembuat soal dan tim pembuat kisi-kisi.
Ini juga berlaku pada mata pelajaran fisika, semua guru mata pelajaran
fisika Madrasah Aliyah Negeri se-karesidenan Semarang berkumpul untuk
merakit atau merancang soal ujian Madrasah. Madrasah Aliyah Negeri Kendal
berkesempatan atau diberi perintah untuk membuat soal ujian madrasah dan
Madrasah Aliyah Negeri Salatiga diberi tugas untuk membuat kisi-kisi ujian
madrasah. Kemudian dari kedua tim pembuat soal dan pembuat kisi-kisi selesai
melaksanakan tugasnya, guru mata pelajaran fisika Madrasah Aliyah Negeri se-
karesidenan Semarang berkumpul kembali guna membahas serta menyeleksi soal
mana yang akan dipakai. Setelah terjadi kesepakatan terbentuklah soal ujian
madrasah mata pelajaran fisika kelas XII tahun pelajaran 2010/2011.
3. Analisis Tingkatan Taksonomi Bloom
Analisis taksosnomi Bloom ini bertujuan untuk mengetahui tingkatan
taksonomi Bloom ranah kognitif yang meliputi 6 tingkatan berpikir. Soal
dikategorikan sebagai:
a. Tingkatan mengingat atau menghafal (C1), jika peserta didik dituntut untuk
mengingat dan memberi penamaan serta dituntut untuk menyortir atau
memilih suatu pernyataan. Ini berarti peserta didik mengingat informasi
yang baru.
b. Tingkatan memahami (C2), jika peserta didik dituntut untuk menafsirkan
sebuah informasi atau soal ke dalam informasi lain, memberikan suatu
contoh dan meringkas.
c. Tingkatan penerapan (C3), jika peserta didik dituntut untuk menjalankan
suatu prosedur atau cara pengerjaan secara urut.
d. Tingkatan analisis (C4), jika peserta didik dituntut untuk membedakan
bagian-bagian yang menyusun suatu struktur berdasarkan relevansi dan
fungsi. Mengidentifikasi unsur-unsur yang terkait satu sama lain.
e. Tingkatan evaluasi atau menilai (C5), jika peserta didik dituntut untuk
menilai atau membuat pertimbangan berdasarkan criteria dan standar yang
ada.
47
f. Tingkatan mencipta (C6), jika peserta didik dituntut untuk menggabungkan
berbagai kemungkinan menjadi satu kesatuan.
Tabel 2.1 Analisis taksonomi Bloom
Nomor soal
C1 C2 C3 C4 C5 C6
1 - √ - - - - 2 - - √ - - - 3 - √ - - - - 4 - - √ - - - 5 - √ - - - - 6 - √ - - - - 7 - - √ - - - 8 √ - - - - - 9 - - - √ - - 10 - - - √ - - 11 - - - √ - - 12 - - - √ - - 13 - - - √ - - 14 - √ - - - - 15 - - √ - - - 16 - √ - - - - 17 - - √ - - - 18 - - - √ - - 19 - - - √ - - 20 - √ - - - - 21 √ - - - - - 22 - - - √ - - 23 - - √ - - - 24 √ - - - - - 25 √ - - - - - 26 - - √ - - - 27 - √ - - - - 28 - √ - - - - 29 - - - √ - - 30 √ - - - - - 31 - √ - - - - 32 - - √ - - - 33 √ - - - - - 34 - - - √ - -
48
35 - √ - - - - 36 - - - √ - - 37 √ - - - - - 38 - √ - - - - 39 - - √ - - - 40 - - - √ - -
Jumlah 7 12 9 12 0 0
Tabel 2.2 Pengelompokan tingkatan taksonomi Bloom
No Tingkatan Taksonomi Bloom
Keterangan
1 Tingkat Mengingat (C1)
Ditemukan pada soal nomor : 8, 21, 24, 25, 30, 33, 37
2 Tingkat Memahami (C2)
Ditemukan pada soal nomor : 1, 3, 5, 6, 14 , 16, 20, 27, 28, 31, 35, 38
3 Tingkat Menerapkan (C3)
Ditemukan pada soal nomor: 2, 4, 7, 15, 17, 19, 23, 26, 27, 28, 29, 32, 39
4 Tingkat Menganalisis (C4)
Ditemukan pada soal nomor : 9, 10, 11, 12, 13, 18, 19, 22, 29, 34, 36, 40
5 Tingkat Mengevaluasi (C5)
Tidak ditemukan pada soal
6 Tingkat Membuat (C6 )
Tidak ditemukan pada soal
Pembahasan kelompok soal tingkat mengingat( C1 )
Soal nomor 8 Dikategorikan sebagai tingkatan mengingat karena peserta didik
dituntut untuk menyortir atau memilih mana menyimpulkan yang
merupakan besaran skalar. Hal ini berarti menyangkut dengan
penamaan.
Soal nomor 21 Dikategorikan sebagai tingkatan mengingat karena peserta didik
dituntut untuk menyortir atau menentukan mana yang salah dan
mana yang betul tentang faktor-faktor yang mempengaruhi energi
kinetik gas ideal.
Soal nomor 24 Dikategorikan sebagai tingkatan mengingat karena peserta didik
dituntut untuk menyortir pernyataan yang merupakan gelombang
elektromagnetik.
49
Soal nomor 25 Dikategorikan sebagai tingkatan mengingat karena peserta didik
dituntut untuk menyortir pernyataan yang merupakan gelombang
berjalan.
Soal nomor 30 Dikategorikan sebagai tingkatan mengingat karena peserta didik
dituntut untuk menyortir besaran yang mempengaruhi kapasitas
kapasitor.
Soal nomor 33 Dikategorikan sebagai tingkatan mengingat karena peserta didik
dituntut untuk mengingat kembali informasi pembacaan arah induksi
magnetik. .
Soal nomor 37 Dikategorikan sebagai tingkatan mengingat karena peserta didik
dituntut untuk menyortir pernyataan tentang teori atom Thomson.
Dengan mengingat kembali informasi maka peserta didik akan
menemukan jawaban yang benar tentang teori atom Thomson.
Contoh soal tingkatan mengingat (C1)
21. Dua faktor yang mempengaruhi energi kinetik gas idel adalah.......
a. tekanan udara dan usaha
b. volume gas dan suhu
c. tekanan gas dan volume gas
d. suhu gas dan jumlah partikel
e. jumlah partikel dan tekanan gas
Jawab:
Dari soal ini peserta didik dituntut mengingat kembali faktor yang
mempengaruhi energi kinetik gas ideal. Contohnya peserta didik dapat
mengingat faktor yang mempengaruhi dari sebuah formula atau rumus,
seperti EK= 1 2� . n. R.T. Kemudian dari 5 jawaban dipilih atau disortir
satu persatu. n berarti jumlah partikel dan T berarti suhu. Jadi dua faktor
yang mempengaruhi energi kinetik adalah suhu gas dan jumlah partikel,
jawaban D
50
Pembahasan kelompok soal tingkatan pemahaman (C2)
Soal nomor 1 Dikategorikan sebagai tingkatan pemahaman karena peserta didik
dituntut untuk memahami pembacaan alat ukur jangka sorong.
Soal nomor 3 Dikategorikan sebagai tingkatan pemahaman karena peserta didik
dituntut untuk memahami soal dan menterjemahkan soal kedalam
rumus fisika sesuai dengan konsep kinematika gerak.
Soal nomor 5 Dikategorikan sebagai tingkatan pemahaman karena peserta didik
dituntut menterjemahkan soal kedalam rumus fisika sesuai dengan
konsep Hukum Newton tentang gerak dan gravitasi.
Soal nomor 6 Dikategorikan sebagai tingkatan pemahaman karena peserta didik
dituntut menterjemahkan bahasa soal kedalam bahasa rumus fisika
sesuai dengan konsep dinamika rotasi.
Soal nomor 14 Dikategorikan sebagai tingkatan pemahaman karena peserta didik
dituntut untuk memahami soal dan menterjemahkan soal kedalam
rumus fisika gerak parabola khususnya gerak pada peluru.
Soal nomor 16 Dikategorikan sebagai tingkatan pemahaman karena peserta didik
dituntut menterjemahkan bahasa soal, memahami peristiwa
tumbukan atau momentum suatu benda kemudian dipecahkan
dengan rumus fisika.
Soal nomor 20 Dikategorikan sebagai tingkatan pemahaman karena peserta didik
dituntut konsep gas ideal.
Soal nomor 27 Dikategorikan sebagai tingkatan pemahaman karena peserta didik
dituntut memahami soal dan menyelesaikannya dengan rumus fisika
tentang taraf intensitas gelombang bunyi.
Soal nomor 28 Dikategorikan sebagai tingkatan pemahaman karena peserta didik
dituntut memahami informasi pada soal kemudian diselesaikan
dengan formula fisika yang sesuai.
Soal nomor 31 Dikategorikan sebagai tingkatan pemahaman karena peserta didik
dituntut memahami pembacaan alat ukur berupa amperemeter.
51
Soal nomor 35 Dikategorikan sebagai tingkatan pemahaman karena peserta didik
dituntut menjelaskan informasi melalui gambar dan menyelesaikan
dengan rumus fisika sesuai dengan konsep GGL induksi.
Soal nomor 38 Dikategorikan sebagai tingkatan pemahaman karena peserta didik
dituntut untuk memahami perbandingan energi radiasi.
Contoh soal tingkatan pemahaman (C2)
28. Mobil A bergerak dengan kelajuan 20 m/s dan mobil B bergerak dengan
kelajuan 25 m/s saling mendekat satu sama lain dari arah yang berlawanan.
Mobil B membunyikan sirine dan didengar orang yang berada di dalam mobil
A dengan frekuensi 1.080 Hz. Jika cepat rambat bunyi di udara 340 m/s, maka
frekuensi yang didengar adalah………….
a. 630 Hz
b. 760 Hz
c. 932 Hz
d. 940 Hz
e. 945 Hz
Jawab
Diketahui : V= 340 m/s
Vp= 25 m/s
Vs= 20 m/s
fs= 1.080 Hz
Ditanya : frekuensi pendengar (fs)?
Dijawab :
�� �� �� � ��
��
�� �340 25 340 � 20
1.080
�� �315360
1.080 � 945 ��
52
Pembahasan kelompok soal tingkatan mengaplikasikan ( C3 )
Soal nomor 2 Dikategorikan sebagai tingkat mengaplikasikan karena peserta didik
dituntut mengaplikasikan penjumlahan vektor dalam bidang
kartesius yang pengerjaannya harus secara urut untuk mendapatkan
sebuah kesimpulan berupa resultan gaya.
Soal nomor 4 Dikategorikan sebagai tingkat mengaplikasikan karena dari sebuah
grafik peserta didik tuntut untuk memiliki pemahaman tentang
permasalahan yang akan dipecahkan.
Soal nomor 7 Dikategorikan pada tingkat mengaplikasikan karena dari membaca
sebuah gambar kemudian di hubungkan dengan konsep dan di
aplikasikan kedalam rumus fisika sebagai cara menyelesaikan soal
tersebut.
Soal nomor 15 Dikategorikan pada tingkat mengaplikasikan karena dari membaca
sebuah gambar kemudian di hubungkan dengan konsep dan di
aplikasikan kedalam rumus fisika sebagai cara menyelesaikan soal
tersebut yaitu gerak pegas atau elastisitas.
Soal nomor 17 Dikategorikan sebagai tingkat mengaplikasikan karena peserta
didik dituntut memahami dan menterjemahkan soal yang berupa
seperti kehidupan sehari hari, kemudian di lanjutkan dengan
mengaplikasikan rumus fisika pada kasus tersebut.
Soal nomor 23 Dikategorikan sebagai tingkat mengaplikasikan karena peserta
didik dituntut memahami dan menterjemahkan soal yang
pengerjaannya sesuai dengan prosedur yang urut menggunakan
rumus alat optic khususnya pada mikroskop.
Soal nomor 26 Dikategorikan sebagai tingkat mengaplikasikan karena peserta
didik dituntut memahami dan menterjemahkan soal yang berupa
seperti cerita kehidupan sehari hari, kemudian di lanjutkan dengan
mengaplikasikan rumus fisika pada kasus tersebut yaitu interferensi
pada celah ganda.
Soal nomor 32 Dikategorikan sebagai tingkat mengaplikasikan karena peserta
didik dituntut memahami dan menterjemahkan soal yang berupa
53
gambar, kemudian di lanjutkan dengan mengaplikasikan rumus
fisika pada kasus tersebut
Soal nomor 39 Dikategorikan sebagai tingkat mengaplikasikan karena peserta
didik dituntut memahami dan menterjemahkan soal yang berupa
seperti cerita kehidupan sehari hari, kemudian di lanjutkan dengan
mengaplikasikan rumus fisika pada kasus tersebut.
Contoh soal tingkat mengaplikasikan (C3)
7. Sebuah benda ditendang dari permukaan tanah datar dengan kecepatan awal
10m/s membentuk sudut elevasi 30o. Jika g= 10 m/s2, maka titik tertinggi yang
dicapai bola dan jarak terjauh jatuhnya bola adalah.................
a. y= 5/4 m, dan x= 5√3
b. y=5√3 m dan x= 5/4 m
c. y= 5 m dan x= 5/4 m
d. y = 5√3 m dan x = 5 m
e. y= 5 m dan x = 5√3 m
Jawaban
Diketahui : α = 30o
Vo = 10 m/s
g = 10 m/s2
Ditanya : titik tertinggi (y) dan jarak terjauh (x)?
Dijawab
Xmaks = ��� ���� ��
= !"# .��� �.$"
!"
= !"".%
#√$
!" = 5 √3m
Y maks = &'#. ()* #�
54
= !"#. ()* # $"
!"
= !"".!/,
!" = 5/4 m
Jawaban A
Dari pola soal seperti ini dikategorikan sebagai tingkatan aplikasi karena peserta
didik dituntut mengaplikasikan dua buah rumus dalam menyelesaikan satu soal.
Pembahasan kelompok soal tingkatan Analisis ( C4 )
Soal nomor 9 Dikategorikan sebagai tingkat analisis karena peserta didik dituntut
untuk menganalisis sebuah gambar kemudian diselesaikan dengan
menggunakan rumus fisika.
Soal nomor 10 Dikategorikan sebagai tingkatan analisis karena peserta didik
dituntut menganalisis soal yang berupa seperti kehidupan sehari hari,
kemudian di lanjutkan dengan menganalisis dalam bentuk gambar
yang akan diselesaikan menggunakan rumus fisika pada kasus
tersebut.
Soal nomor 11 dan 12 dikategorikan pada tingkat analisis karena dari membaca
sebuah gambar atau menganalisis gambar tersebut kemudian di
hubungkan dengan konsep kedalam rumus fisika sebagai cara
menyelesaikan soal tersebut.
Soal nomor 13 mempunyai kesamaan karakter dengan soal nomor 11 dan 12
yaitu, dikategorikan tingkat analisis peserta dituntut untuk
menganalisis sebuah gambar dan menunjukkan hubungan dengan
rumus fisika untuk menyelesaikannya.
Soal nomor 18 dan 19 dikategorikan pada tingkat analisis karena dari membaca
sebuah gambar atau menganalisis gambar tersebut kemudian di
hubungkan dengan konsep kedalam rumus fisika sebagai cara
menyelesaikan soal tersebut.
Soal nomor 29 Dikategorikan sebagai tingkat analisis karena peserta didik dituntut
memecahkan informasi dan menarik hubungan kemudian
memecahkan permasalahan.
55
Soal nomor 34 dan 36 mempunyai karakteristik yang sama yaitu dikategorikan
tingkat analisis peserta dituntut untuk menganalisis sebuah gambar
dan menunjukkan hubungan dengan rumus fisika untuk
menyelesaikannya.
Soal nomor 40 Dikategorikan sebagai tingkatan analisa karena dari sebuah grafik
peluruhan peserta didik dituntut menganalisis jumlah zat radioaktif
yang meluruh.
Contoh soal tingkat Analisi (C4)
10. Sebilah papan homogeny diletakkan di atas penopang tepat dibawah pusat titik
berat papan. Dua anak masing A dan B massanya 50 kg dan 35 kg, duduk
diatas papan saling berseberangan dengan penopang. Jika anak A duduk pada
jarak 1,5 m dari penopang, maka jarak B dari penopang agar papan seimbang
adalah…………………(g=10 m/s2)
a. 1,14 m
b. 1,25 m
c. 1,54 m
d. 2,12 m
e. 2,14 m
Jawaban
Diketahui : mA= 50 kg
mB= 35 kg
dA= 1,5 m
g= 10 m/s2
Ditanya : dB……? Dijawab �A = �B
F. dA = F. dB
mA x g x dA = mB x g x dB
50 x 10 x 1,5 = 35 x 10 x dB
750 = 350 x dB
dB = 750/350
= 2,14 m
56
Jawaban E
Dari soal yang seperti ini peserta didik dituntut untuk menganalisis soal
kedalam sebuah gambaran yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
4. Analisis Prosentase Tiap Tingkatan
Di bawah ini adalah prosentase taksonomi Bloom pada setiap
tingkatan taksonomi Bloom :
Tabel 3 Prosentase tiap tingkatan dalam taksonomi Bloom
Taksonomi Bloom Prosentase
Mengingat (C1) 17,5 %
Memahami (C2) 30 %
Menerapkan (C3) 22,5 %
Menganalisis (C4) 30 %
Mengevaluasi (C5) 0 %
Menciptakan (C6) 0 %
Cara perhitungan
%1001% ×=SM
RC
%5,17%10040
71% =×=C
5. Analisis Emprik
Dalam analisis empirik ini meliputi:
a. Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya item tes.
Soal yang tidak valid akan dibuang dan tidak digunakan sedangkan item
yang valid berarti item tersebut dapat digunakan untuk mempresentasikan
materi pokok usaha dan energi. Kriteria apabila rhitung>rtabe l maka butir soal
valid.
57
Analisis validitas dari hasil uji coba instrument tes adalah dengan
menggunakan Rumus:
rpbi = q
p
SDt
MtMp −
Tabel 4.1 Data hasil analisis validitas butir soal Ujian Madrasah
mata pelajaran fisika kelas XII MA Negeri Kendal tahun pelajaran
2010/2011
Kriteria No Soal Jumlah Prosentase (%)
Valid 1, 2, 7, 12, 18, 20, 22, 23,
26, 28, 30, 31, 32, 36, 37,
38
16 40
Tidak
valid
3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11,13,
15, 16, 17,19, 20, 21, 24,
25, 27, 29, 33, 34, 35,39, 40
24 60
Dari analisis diatas didapatkan beberapa soal yang tidak valid
dengan N =24 dan rtabel = 0.339, dan soal yang valid dengan N = 16dan rtabel
= 0.339. Dilihat dari segi validitas isi dapat dilihat bahwa semua soal sesuai
dengan kurikulum yang diajarkan dan kompetensi dasar sudah diukur
semuanya.
b. Analisis Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat konsistensi
jawaban instrument.Instrument yang baik secara akurat memiliki jawaban
yang
konsisten.Analisisreliabilitasdarihasilujicobainstrumentesadalahdenganmen
ggunakanRumus
−
−= ∑
2
2
11 1 S
pqS
n
nr
58
Keterangan:
11r = reliabilitas tes secara keseluruhan
S2 = varians total
p = proporsi subyek yangmenjawab benar pada suatu butir
q = proporsi subyek yang menjawab item salah (q = 1- p)
n = banyaknya item
∑ pq = jumlah hasil kali antara p dan q
Tabel 4. 2 Data hasil analisis reliabilitas soal Ujian Madrasah mata
pelajaran fisika kelas XII MA Negeri Kendal tahun pelajaran 2010/2011
Kategori Keterangan
R11= 0,69 Reliabilitasnya tinggi
c. Analisis Tingkat Kesukaran
Uji indeks kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat
kesukaran soal itu apakah sedang, sukar atau mudah. Analisis hasil jawaban
dari hasil ujian madrasah untuk indeks kesukaran adalah dengan
menggunakan
Rumus:JS
BP =
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B= banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan benar
JS= jumlah seluruh peserta didik yang ikut tes
Kriteria : proporsi tingkat kesukaran
P≤ 0.29 → sukar
0,29< P ≤ 0,70 → sedang
P > 0.7 → mudah
59
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien indeks butir soal
diperoleh.
Tabel 4.3 Data hasil analisis tingkat kesukaran soal Ujian Madrasah mata
pelajaran fisika kelas XII MA Negeri Kendal tahun pelajaran 2010/2011
No Kriteria Nomor soal Jumlah Prosentase
1 Sukar - 0 0
2 Sedang - 0 0
3 Mudah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21,
22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30,
31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39,
40
40 100 %
d. Analisis Daya Pembeda
Analisis hasil jawaban dari hasil ujicoba instrument tes untuk daya
pembeda adalah dengan menggunakan rumus: B
B
A
A
J
B
J
BD −= = BA PP −
Dengan Kriteria daya pembeda soal:
DP ≤ 0,00 = sangat jelek
0,00<DP ≤ 0,20 = jelek
0,20<DP ≤ 0,40 = cukup
0,40<DP ≤ 0,70 = baik
0,70<DP ≤ 1,00 = sangat baik
Berdasarkan hasil perhitungan daya beda butir soal diperoleh hasil
sebagai berikut:
60
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal Ujian Madrasah Mata
Pelajaran Fisika Kelas XII MA Negeri Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011
No Kriteria Nomor soal Jumlah Prosentase
1 Jelek 3, 4, 5, 6, 10, 11, 13, 14, 15,16, 19,
21, 24, 25, 26, 27, 29, 31, 32, 33,
34, 35, 37, 38, 40
25 62,5%
2 Cukup 1, 7, 9, 12, 17, 18, 23, 30, 36, 39 10 25%
3 Baik 2, 20, 22, 28 4 10%
4 Dibuang 21 1 2,5%
Untuk perhitungan validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dapat
dilihat di lampiran 3
61
BAB V
SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian yang
terdapat pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Dalam soal ujian madrasah mata pelajaran fisika kelas XII Madrasah Aliyah
Negeri Kendal tahun pelajaran 2010/2011, untuk prosentase tingkatan
Taksonomi Bloom ranah kognitif adalah tingkatan mengingat (C1) sebanyak
7 item soal atau 17,5%, memahami (C2) sebanyak 12 soal atau 20%,
menerapkan (C3) sebanyak 9 item soal atau 22,5%, menganalisis (C4)
sebanyak 12 soal atau 30%, sedangkan untuk tingkatan mengevaluasi (C5)
dan menciptakan (C6) belum muncul dalam soal. Dapat dikatakan tingkatan
C5 dan C6 0%
Sedangkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menyebutkan
bahwa soal dapat melatih kemampuan memahami dan menerapkan konsep
mempunyai takaran atau ukuran atau komposisi tingkatan taksonomi Bloom
pada soal C1 : C2 : C3 : C4 : C5 : C6 adalah 20% : 30 % : 20% : 30%. Dari
hasil penelitian untuk tingkatan C2 dan C4 sudah sesuai dengan BSNP
sedangkan tingkatan C1 dan C3 belum sesuai masih ada selisih sedikit.
2. Untuk dari segi empiris yang meliputi:
a. Validitas, soal ujian madrasah mata pelajaran fisika kelas XII Madrasah
Aliyah Negeri Kendal tahun pelajaran 2010/2011 yang digolongkan valid
adalah 16 item soal (40%) dan yang tidak valid 34 item soal (60%)
b. Reliabilitas
Soal ujian madrasah mata pelajaran fisika kelas XII Madrasah
Aliyah Negeri Kendal tahun pelajaran 2010/2011 yang digolongkan
mempunyai reliabilitas tinggi yaitu 0,69 karena lebih besar dari rtabel.
62
c. Taraf kesukaran
Untuk taraf kesukaran butir soal ujian madrasah mata pelajaran
fisika kelas XII Madrasah Aliyah Negeri Kendal tahun pelajaran
2010/2011 kriteria mudah 40 item soal atau sebesar 100% soal dikatakan
mudah. Soal ini bagi peserta didik kelas XII Madrasah Aliyah Negeri
Kendal dianggap mudah karena sumber daya manusia (SDM) Madrasah
Aliyah Negeri Kendal cukup tinggi. Namun hal ini tidak akan sama jika
soal tersebut di ujikan ke sekolah lain, tergantung kemampuan peserta
didik yang dijadikan sumber penelitian.
d. Daya pembeda soal
Daya pembeda soal dengan kriteria jelek 25 soal (62,5%), kriteria
cukup 10 soal (25%), kriteria baik 4 soal (10%) dan soal yang harus
dibuang karena bernilai negatif 1 soal (2,5%).
Adapun kriterian soal yang baik adalah
1) Mempunyai validitas yang tinggi, maksudnya soal mampu mengukur
apa yang hendak di ukur.
2) Mempunyai reliabilitas tinggi artinya dapat dipercaya. Suatu tes
dikatakan dapat dipercaya apabila tes atau soal itu di ujikan kembali
hasilnya akan sama atau tetap. Sebagai contoh jika tes atau soal di
ujikan pada waktu yang berlainan peserta didik tetap berada pada
rangking yang sama.
3) Dalam soal tentunya harus ada kriteria soal sukar, sedang dan mudah.
Sehingga dari soal dapat mengukur seberapa besar kemampuan yang
dimiliki oleh peserta didik. Jika soal terlalu mudah tidak merangsang
peserta didik untuk mempertinggi usaha untuk memecahkannya. Dan
sebaliknya jika soal terlalu sukar menyebabkan siswa menjadi putus
asa dan tidak bersemangat untuk mencoba lagi.
4) Daya pembeda soal bertujuan untuk membedakan peserta didik yang
pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
63
(berkemampuan rendah). Dalam soal yang baik tentunya juga harus
memperhatikan daya pembeda soal.
B. SARAN
Berdasarkan penelitian ini dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut.
1. Kepada lembaga penentu kebijakan daerah (Dinas Pendidikan Tingkat Provinsi
atau Kabupaten atau Kota) :
a. Diharapkan membuat kebijakan yang berisi tentang keharusan bagi guru
untuk menganalisis butir soal sebelum soal digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa dan kebijakan ini benar-benar disosialisasikan kepada
sekolah dan guru.
b. Menetapkan standar pembakuan persentase jenjang kognitif sebagai acuan
pembuatan soal di SMA atau Madrasah Aliyah.
c. Sering mengadakan pelatihan/workshop/usaha-usaha untuk meningkatkan
skill keterampilan guru dalam membuat soal maupun dalam menganalisis
soal.
2. Kepada para pengajar mata pelajaran fisika diharapkan:
a. Melakukan koordinasi bersama dalam penyusunan kisi-kisi soal, perakitan
soal dan analisis soal agar diperoleh soal yang berkualitas.
b. Melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan keterampilan membuat soal
baik dari ranah materi, konstruksi dan bahasa, distribusi jenjang ranah
kognitif, validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda butir soal.
c. Sering mengikuti pelatihan atau workshop untuk meningkatkan kompetensi
tentang cara-cara membuat soal yang berkualitas serta cara mudah
menganalisisnya.
3. Untuk peneliti lain, penelitian ini bisa dilanjutkan pada populasi yang lebih
luas untuk mengetahui kualitas guru dalam menyusun soal secara luas.
64
C. PENUTUP
Dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini, peneliti tak lupa
mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas Rahmat,
Taufiq dan Hidayah-Nya.
Peneliti menyadari adanya kekurangan dan kelemahan yang ada dalam
skripsi ini, oleh karena itu saran dan kritik dari berbagai pihak tetap peneliti
harapkan. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi peneliti pada khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Akhirnya tak lupa peneliti sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu sepenuhnya dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga amal
ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Amien.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta: Bumi Aksara, Cet. 4, 2003.
Asra, Sumiati, Metode Pembelajaran, Bandung: Wacana Prima, 2007, cet pertama.
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta,2008.
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007.
Hariyanto, Dany, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis, Solo: Dilema, 2004, Cet. 4.
Mulyasa, E., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007, Cet.2.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: Sinar Grafika, 2009.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006, Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: Sinar Grafika, 2009.
Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007.
Purwanto, M. Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.
Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: CV. Alfabeta, 2003.
Slameto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2001.
Soekartawi, Monitoring dan Evaluasi Proyek Pendidikan, Jakarta : PT Dunia Pustaka Jaya, 1995 , cet. Pertama.
Sofiana, Siskha, Skripsi Analisis Butir Soal Kenaikan Kelas Mata Pelajaran Kimia Kelas X SMA Negeri 8 Surakarta tahun Pelajaran 2009/2011, Fakultas Keguruan dan Pendidikan Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2008.
Suparno, Paul, Metode Penelitian Pendidikan Fisika, Yogyakarta: Universitas Sanatha Dharma, 2007,Cet. 1.
Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, Jakarta: Aksara Baru, 1992.
T.Raka Joni, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, Malang : YP2LPM, 1984.
http://adisaputrabtm.wordpress.com/2011/04/20/perubahan-taksonomi-bloom-dan-pengembangan-butir-soal-kimia-sma/
http://en.wikipedia.org/wiki/Bloom%27s_Taxonomy diakses tanggal 10 April jam 15:13
http://hasanrizal.wordpress.com/2009/10/21/tafsir-tarbawi-pendidikan-dalam-perspektif-al-qur%E2%80%99an/ diakses tanggal 9 April 2011 jam 14:38
http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloomasikan peran.diakses tanggal 10 April 2011 jam 14:51
Http://sidikpurnomo.net/standar-kompetensi-fisika-smadiakses pada tanggal 09 juni 2011 jam 11.00 WIB
http://tatangmanguny.wordpress.com/2010/01/19/taksonomi-bloom-versi-baru/ di akses tanggal 09 maret 2011 jam 20.30 WIB
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Kata Operasional Tiap Tingkatan ............................... 35
Tabel 2.1 : Analisis taksonomi Bloom........................................... 48
Tabel 2.2 : Pengelompokan tingkatan taksonomi Bloom............... 49
Tabel 3 : Prosentase tiap tingkatan dalam taksonomi Bloom ..... 57
Tabel 4.1 : Hasil AnalisisPerhitungan Validitas ............................ 58
Tabel 4.2 : Hasil Analisis Perhitungan Reliabilitas ........................ 59
Tabel 4.3 : Hasil analisis Perhitungan Taraf Kesukaran................. 60
Tabel 4.4 : Hasil analisis Perhitungan Daya Pembeda.................... 60
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 : Kognitif Domain .................................................................. 28
Gambar 2 : Perubahan Taksonomi Bloom .............................................. 29
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Undang-Undang Pelaksanaan Ujian Sekolah/Ujian Madrasah
Lampiran 2 : Soal Ujian Madrasah
Lampiran 3 : Validitas, Reliabilitas, Taraf kesukaran dan Daya Pembeda
Lampiran 4 : Tabel Nilai-nilai r Product Moment
Lampiran 5 : Piagam PASSKA
Lampiran 6 : Piagam KKN
Lampiran 7 : Surat Keterangan Ko. Kurikuler
Lampiran 8 : Nilai Ko. Kurikuler
Lampiran 9 : Surat Keterangan Bebas Laboratorium
Lampiran 10 : Surat Penunjukan Pembimbing
Lampiran 11 : Surat Izin Riset
Lampiran 12 : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 113 : Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Inayatur Rofiqoh
NIM : 073611007
Tempat Tanggal Lahir : Rembang, 01 Januari 1987
Alamat Asal : Palan RT. 02/RW.01 Pamotan-Rembang
Jenjang Pendidikan
1. SDN 1 Pamotan Lulus Tahun 2000
2. SMP N 1 Pamotan Lulus Tahun 2003
3. SMA N 1 Pamotan Lulus Tahun 2005
4. IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2005
Pengalaman Organisasi Intra Kampus
1. Pengurus Harian Himatif IAIN Walisongo periode
2008/2009 dan 2009/2010
2. Pengurus dan anggota UKM PSHT IAIN Walisongo
periode 2008/2009.
Semarang, 10 Juni 2011
Peneliti
Inayatur Rofiqoh NIM. 073611007
Recommended