View
13
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
HUBUNGAN ANTARA EKSISTENSI DIRI DAN
KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTENSITAS
PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1
pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi
Oleh:
TATANG CAHYA PERMANA
F 100 150 210
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
i
HALAMAN PERSETUJUAN
HUBUNGAN ANTARA EKSISTENSI DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI
DENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh:
TATANG CAHYA PERMANA
F 100 150 210
Telah diperiksa dan disetujui untuk uji oleh:
Dosen
Pembimbing
Dr. Nanik Prihartanti, M.Si., Psikolog
NIP. 540
ii
HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAN ANTARA EKSISTENSI DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI
DENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM
OLEH:
TATANG CAHYA PERMANA
F 100 150 210
Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Kamis, 11 Juni 2020
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1. Dr. Nanik Prihartanti, M.Si., Psikolog
(Ketua Dewan Penguji)
2. Drs. Mohammad Amir, M.Si., Psikolog
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Siti Nurina Hakim, S.Psi.,M.Si., Psikolog
(Anggota II Dewan Penguji)
Dekan,
Susatyo Yuwono S.Psi., M.Si., Psikolog
NIP. 838/0624067301
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 25 Mei 2020
Penulis
TATANG CAHYA PERMANA
F 100 150 210
1
HUBUNGAN ANTARA EKSISTENSI DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI
DENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM
Abstrak
Intensitas individu untuk memposting foto atau video dan saling berinteraksi di
instagram membuat individu mulai percaya diri apabila dilihat banyak orang.
Semakin banyak like, komentar, maupun followers yang didapatkan, individu
akan merasa senang dan ingin lebih meninmgkatkan eksistensinya di instagram.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas penggunaan
instagram dengan eksistensi diri dan kepercayaan diri. Hipotesis yang diajukan
yaitu ada hubungan antara eksistensi diri dan kepercayaan diri dengan intensitas
penggunaan instagram, ada hubungan antara eksistensi diri dengan intensitas
penggunaan instagram,dan ada hubungan antara kepercayaan diri dengan
intensitas penggunaan instagram pada mahasiswa. Populasi penelitian ini yaitu
mahasiswa angkatan 2019 Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Surakarta yang aktif menggunakan instagram. Peneliti mengambil 100 orang
sebagai sampel dari populasi tersebut. Penentuan sampel menggunakan teknik
random sampling. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif,
dengan intensitas penggunaan instagram (Y) sebagai variabel dependen dan
eksistensi diri (X1) serta kepercayaan diri (X2) sebagai variabel independen.
Teknik pengumpulan data yaitu mengisi angket skala intensitas penggunaan
instagram dengan reliabilitas α=0,854, skala eksistensi diri α=0,755 dan skala
kepercayaan diri α=0,726. Uji validitas terletak pada rentang angka 0,75 sampai
0,91, sehingga dinyatakan valid. Teknik analisis data menggunakan analisis
regresi berganda yang memenuhi uji normalitas dan uji linearitas. Hasil analisis
untuk hipotesis minor dilihat dari nilai Pearson correlation (r) dengan sig. p=
0,000 <0,01, untuk eksistensi diri dengan intensitas penggunaan instagram sebesar
0,586 artinya ada hubungan positif dan sangat signifikan, kemudian untuk
kepercayaan diri dengan intensitas penggunaan instagram sebesar 0,475 artinya
ada hubungan positif dan sangat signifikan. Hipotesis mayor dilihat dari tabel
anova dengan nilai F sebesar 26,699 dengan sig. p=0,000 <0,01 yang artinya
terdapat hubungan positif dan sangat signifikan antara eksistensi diri dan
kepercayaan diri dengan intensitas penggunaan instagram, maka dapat
disimpulkan bahwa hipotesis mayor dan minor diterima.
Kata kunci : eksistensi diri, intensitas penggunaan instagram, kepercayaan diri
Abstract
The intensity of individuals to post photos or videos and interconnected on
Instagram makes individuals start to feel confident. The more likes, comments,
followers gained, individuals will feel happy and want to increase their existence
on Instagram. This study aims to determine the relationship between the intensity
of the use of instagram with self-existence and self-confidence. The hypothesis
proposed is that there is a relationship between self-existence and self-confidence
2
with the intensity of instagram use, there is a relationship between self-existence
and the intensity of instagram use, and there is a relationship between self-
confidence and the intensity of instagram use in students. The population of this
research is the class of 2019 students of the Faculty of Psychology, University of
Muhammadiyah Surakarta who actively use instagram. Researchers took 100
people as a sample from this population. Determination of the sample using
random sampling techniques. This research method uses a quantitative approach,
with the intensity of using instagram (Y) as the dependent variable and self-
existence (X1) and self-confidence (X2) as the independent variables. Data
collection techniques are filling in the intensity scale questionnaire using
instagram with reliability α = 0.854, self existence scale α = 0.755 and confidence
scale α = 0.726. Validity test lies in the range of numbers 0.75 to 0.91, so it is
declared valid. Data analysis techniques using multiple regression analysis that
meets the normality test and linearity test. The results of the analysis for minor
hypotheses are seen from the pearson correlation (r) with sig. p = 0,000 <0.01, for
self-existence with the intensity of using instagram of 0.586 means that there is a
positive and very significant relationship, then for confidence with the intensity of
using instagram of 0.475 it means that there is a positive and very significant
relationship. The major hypothesis is seen from the anova table with an F value of
26.699 with sig. p = 0,000 <0.01 which means there is a positive and very
significant relationship between self-existence and self-confidence with the
intensity of using instagram, it can be concluded that the major and minor
hypotheses are accepted.
Keywords : self existence, intensity of using instagram, self confidence
1. PENDAHULUAN
Pada era milenial internet sudah menjadi sumber pencarian berbagai informasi di
dunia. Indonesia merupakan salah satu negara pengguna internet, hal ini sesuai
dengan yang dinyatakan Internet World Stats yang menunjukkan bahwa Indonesia
termasuk kedalam 20 negara dengan pengguna internet tertinggi di dunia dengan
mendapatkan peringkat kelima pada Juni 2019. Perkembangan pemakaian internet
di Indonesia mengalami kenaikan mulai tahun 2000 hingga 2019 sebanyak
7,063% (Internetworldstats.com, 2019). Menurut hasil Asosiasi Penyelenggara
Jasa Internet Indonesia pada tahun 2017 penggunaan internet terbanyak
didominasi usia berusia 19-34 tahun sebanyak 49,52%. Jenis layanan yang diakses
pengguna terbanyak salah satunya adalah media sosial dengan persentase 87,13%
(Apjii.co.id, 2017). Media sosial merupakan komunitas virtual dengan basis
website sehingga memungkinkan untuk membuat profil individu dan masyarakat
3
(Oberst, Wegmann, Stodt, Brand, & Chamarro, 2017). Artikel Horizons Business
tahun 2010 mengklasifikasikan berbagai macam jenis media sosial salah satunya
adalah jejaring sosial yang mana pengguna dapat dapat terhubung dengan
pengguna lain dengan mengisi informasi pribadi mereka terlebih dulu. Informasi
dapat berupa pesan, foto, maupun video. Instagram dan facebook merupakan
contoh dari jejaring media sosial (Kaplan dan Haenlein, 2010).
Survei pada tahun 2016 yang dilakukan APJII menunjukkan sosial media
yang sering diakses masyarakat di Indonesia salah satunya pemakai instagram
dengan 19,9 juta (Apjii.or.id, 2016). Pertumbuhan jumlah pengguna instagram
meningkat menjadi 45 juta pada tahun 2017. Indonesia Director Facebook
mengatakan bahwa negara dengan pengguna instagram terbanyak di kawasan Asia
Pasifik antara lain Indonesia (Goenawan, 2017). Pertumbuhan jumlah peminat
instagram sangat banyak hal ini dikarenakan instagram menyediakan fitur foto
selfie atau potret sehingga menarik pengguna sosial media (Zappavigna, 2016).
Instagram merupakan media untuk memasang foto yang disajikan dalam bentuk
album, media komunikasi antar pengguna, mendapatkan perhatian dan
kesenangan, membuat banyak like dan pengikut, serta menghasilkan uang dari
iklan (Osazee-Odia, 2018).
Tech Crunch melaporkan bahwa pengguna instagram pada usia kurang
dari 25 tahun rata-rata meluangkan waktu 32 menit per hari di instagram stories
sesuai dengan yang dilaporkan (Pertiwi, 2017). Intensitas merupakan keadaan
seseorang yang sering mengakses jejaring sosial, mencari informasi, pendapat dan
pengalaman di dunia maya hal ini dilakukan dengan rasa senang dan sering
dilakukan setiap harinya (Chaplin, 2008; Kilimanca, 2006; dan Kamus besar
bahasa Indonesia, 2001). Skala intensitas penggunaan instagram berdasarkan
aspek menurut Del Bario (2004) yang terdiri dari aspek perhatian (attention),
penghayatan (comprehension), durasi (duration), dan frekuensi (frequency).
Pada saat ini banyak orang menggunakan media sosial terutama instagram
sebagai sarana untuk memperluas jaringan komunikasi serta menginformasikan
tentang kegiatan mereka (Lim, 2017). Selain itu para pengguna instagram
menjadikan media sosial instagram sebagai ajang eksistensi diri (Aprilia, 2016).
4
Orang yang berlomba–lomba memperbanyak postingan foto atau videonya dan
saling menyukai serta mengikutinya di instagram, bisa dianggap sebagai bentuk
eksistensi diri (Fauji, 2018). Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa ada
hubungan antara penggunaan instagram stories dengan eksistensi diri yaitu
semakin sering penggunaan instagram stories pada remaja maka akan semakin
tinggi melakukan eksistensi diri (Rakhim, 2018). Eksistensi diri merupakan
keadaan yang dimiliki seorang individu dari keinginan untuk bebas menemukan,
memahami arti, dan tujuan kehidupan yang dimilikinya, serta keinginan untuk
diakui orang lain sehingga individu tersebut dapat memaknai kehidupan yang
dijalaninya (Hazisah, 2017; Thompson dkk, 2010; dan Chaplin, 2008). Skala
eksistensi diri berdasarkan aspek menurut Langle (2003) yang terdiri dari aspek
perception, recognition of values, freedom, responsibility.
Individu yang memiliki eksistensi diri salah satunya cirinya memiliki
kepercayaan diri (Smith, 2003). Kepercayaan diri bukan merupakan sifat bawaan,
tetapi suatu hal yang dapat dipelajari dan didapatkan dari pengalaman-pengalaman
yang ada disekitarnya (Hakim, 2002). Kepercayaan diri terbentuk dan
berkembang melalui proses belajar didalam interaksi seseorang dengan
lingkungannya (Lauster, 2002). Kepercayaan diri yaitu sebuah keyakinan yang
dipunyai oleh individu terhadap kemampuaan dan potensi dalam melaksanakan
sesuatu sesuai tujuan yang ingin dicapainya (Thantaway, 2005; Lauster, 2002; dan
Hakim, 2002). Skala kepercayaan diri berdasarkan aspek menurut Lauster (2002)
yang terdiri dari aspek ambisi normal, kemandirian, optimisme, perasaan aman,
toleransi, dan keyakinan akan diri sendiri. Penelitian sebelumnya menyebutkan
bahwa pada pengguna instagram usia 18-21 tahun dengan durasi pemakaian
instagram perhari selama 6 hingga lebih dari 10 jam dapat memengaruhi
kepercayaan diri (Sohoputri, 2019). Penelitian lain oleh Azizan (2016)
menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kepercayaan diri
dengan ketergantungan media sosial instagram.
Peneliti juga telah melakukan survei yang dilakukan kepada 50 orang
pengguna instagram di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Dengan hasil menunjukkan bahwa 52% responden memerlukan waktu khusus
5
untuk membuka instagram, kemudian 52% responden juga lupa waktu ketika
membuka instagram, dan 68% responden sering mengunjungi tempat dari
instagram. Durasi mengakses instagram tergolong rendah <1jam/hari dengan
persentase 22%, tergolong sedang 2-3jam/hari dengan persentase 26%, tergolong
tinggi >3jam/hari dengan persentase 52%. Pada frekuensi mengakses instagram
kategori rendah 1-2kali/hari dengan persentase 24%, kategori sedang 3-4kali/hari
dengan persentase 22% dan kategori tinggi >4kali/hari dengan persentase 54%.
Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa penggunaan internet semakin hari makin berkembang dengan
pengguna internet terbanyak dari usia 19-34 tahun. Masa remaja merupakan masa
dimana ingin menunjukkan eksistensi dirinya salah satunya melalui media sosial
instagram (Hazisah, 2017). Selain itu penggunaan media sosial juga
mempengaruhi tinggi rendahnya kepercayaan diri seseorang (Sohoputri, 2019).
Maka berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian pada kalangan
mahasiswa untuk mengetahui hubungan antara eksistensi diri dan kepercayaan
diri dengan intensitas penggunaan media sosial instagram.
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu: 1) terdapat hubungan antara eksistensi
diri dan kepercayaan diri dengan intensitas penggunaan media sosial instagram, 2)
terdapat hubungan positif antara eksistensi diri dengan intensitas penggunaan
media sosial instagram. 3) terdapat hubungan positif antara kepercayaan diri
dengan intensitas penggunaan media sosial instagram.
2. METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan eksistensi diri (X1)
dan kepercayaan diri (X2) sebagai variabel independen serta intensitas
penggunaan instagram (Y) sebagai variabel dependen.
Pada penelitian ini menggunakan analisis hipotesis dengan uji prasyarat
analisis, yaitu uji normalitas dan uji linearitas. Uji normalitas diuji menggunakan
Test of Normality Kolmogrov-smirnov yang terdapat dalam program SPSS. Data
dapat dikatakan normal apabila memiliki nilai (Sig.) p>0,05, dan sebaliknya
apabila nilai p<0,05 data tidak normal. Uji linearitas dapat dikatakan linear
6
apabila pada Linearity bernilai (sig.) p<0,01 serta pada Deviation from Linearity
bernilai p>0,05 dan apabila kedua nilai tersebut sebaliknya maka sebaran data
tersebut tidak linear. Jika data dikatakan normal dan linear maka data akan diuji
dengan uji korelasi menggunakan teknik regresi berganda dengan langkah
menentukan persamaan regresi linear berganda dan menguji hipotesis penelitian.
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik regresi berganda
sebagai metode analisis data untuk menghitung kekuatan dua variabel atau lebih
(Ghozali, 2012).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Berdasarkan analisis data yang telah ditentukan yaitu menggunakan teknik
analisis regresi linear berganda dengan memenuhi syarat uji asumsi yaitu dengan
uji normalitas dan uji linearitas. Uji Normalitas menggunakan Test of Normality
Kolmogrov-smirnov didapatkan Hasil uji normalitas pada variabel eksistensi diri
diperoleh nilai kolmogrov-smirnov Z= 1,224; sig. p= 0,100 (p>0,05) sehingga
dapat disimpulkan bahwa data sebaran variabel eksistensi diri adalah normal.
Hasil uji normalitas pada variabel kepercayaan diri diperoleh nilai kolmogrov-
smirnov Z= 1,213; sig. p= 0,106 (p>0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
sebaran variabel kepercayaaan diri adalah normal. Hasil uji normalitas pada
variabel intensitas penggunaan instagram diperoleh nilai kolmogrov-smirnov Z=
0,963; sig. p= 0,312 (p>0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa data sebaran
variabel intensitas penggunaan instagram adalah normal.
Berdasarkan Uji Linearitas menggunakan Annova table diperoleh hasil
antara variabel eksistensi diri dengan intensitas penggunaan instagram memiliki
nilai F 52,532 dengan signifikasi pada Linearity sebesar p= 0,000 (p<0,01) dan
nilai signifikasi pada Deviation from Linearity sebesar p= 0,393 (p>0,05)
sehingga variabel eksistensi diri dengan variabel intensitas penggunaan instagram
memiliki korelasi yang linear. Hasil uji linearitas antara variabel kepercayaan diri
dengan intensitas penggunaan instagram memiliki nilai F 29,663 dengan
signifikasi pada Linearity sebesar p= 0,000 (p<0,01) dan nilai signifikasi pada
7
Deviation from Linearity sebesar p= 0,339 (p>0,05) sehingga variabel
kepercayaan diri dengan variabel intensitas penggunaan instagram memiliki
korelasi yang linear. Data penelitian ini dikatakan normalitas dan linearitas
sehingga memenuhi syarat untuk uji regresi berganda.
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas
dengan variabel tergantung. Pengujian dilakukan dengan teknik regresi berganda.
Berdasarkan uji hipotesis didapatkan hasil hubungan antara eksistensi diri dan
kepercayaan diri dengan intensitas penggunaan media sosial instagram
menggunakan analisis Regresi Berganda, memiliki nilai F statistik (F) = 26,699
dengan sig. p= 0,000 (p<0,01), yang berarti terdapat hubungan yang sangat
signifikan antara eksistensi diri dan kepercayaan diri dengan intensitas
penggunaan media sosial instagram, Antara variabel eksistensi diri dengan
intensitas penggunaan instagram memiliki nilai koefisien korelasi (Pearson
Correlation) (rxy) = 0,586 dengan sig. p= 0,000 (p<0,01), yang berarti terdapat
hubungan positif/korelasi positif yang sangat signifikan antara eksistensi diri
dengan intensitas penggunaan instagram. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi eksistensi diri pada seseorang maka akan semakin tinggi intensitas
penggunaan media sosial instagram. Kemudian pada uji hipotesis hubungan antara
Kepercayaan diri dengan intensitas penggunaan instagram memiliki nilai
koefisien korelasi (Pearson Correlation) (rxy) = 0,475 dengan sig. p= 0,000
(p<0,01), yang berarti terdapat hubungan positif/korelasi positif yang sangat
signifikan antara kepercayaan diri dengan intensitas penggunaan instagram. Hal
ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kepercayaan diri individu maka akan
semakin tinggi intensitas penggunaan media sosial instagram.
Sumbangan efektif variabel Eksistensi diri bersama-sama dengan
Kepercayaan diri memiliki nilai R2 sebesar 35,5%. Kemudian sisanya yaitu
sebesar 64,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini. Sumbangan efektif variabel Eksistensi diri terhadap Intensitas
penggunaan instagram memiliki nilai R2 sebesar 28,54%. Kemudian untuk
sumbangan efektif variabel Kepercayaan diri terhadap Intensitas penggunaan
instagram memiliki nilai R2 sebesar 6,93%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh
8
variabel Eksistensi diri lebih besar daripada variabel Kepercayaan diri terhadap
Intensitas penggunaan instagram.
Hasil perhitungan analisis data dapat dikategorikan menjadi 3 kategori
yaitu kategori rendah, sedang, tinggi. hasil kategorisasi pada variabel Intensitas
penggunaan media sosial instagram didapatkan rerata hipotetik (RH) sebesar
83,23 dan rerata empirik (RE) sebesar 75 dengan jumlah terbanyak pada kategori
sedang yang artinya eksistensi diri mahasiswa tergolong sedang.
Tabel 1. Kategorisasi Intensitas Penggunaan Instagram
Tabel 2. Kategorisasi Eksistensi Diri
Hasil kategorisasi pada variabel Eksistensi diri didapatkan rerata hipotetik
(RH) sebesar 121,32 dan rerata empirik (RE) sebesar 115 dengan jumlah
terbanyak pada kategori sedang yang artinya eksistensi diri mahasiswa tergolong
sedang.
Tabel 3. Kategorisasi Kepercayaan Diri
Interval
Skor Kategori
Rerata
Empirik
(RE)
Rerata
Hipotetik
(RH)
Frekuen
si (∑N)
Present
ase
(%)
X < 60 Rendah 0 0 %
60 ≤ X < 90 Sedang 83.23 75 76 76 %
X > 90 Tinggi 24 24 %
Jumlah 100 100%
Interval
Skor Kategori
Rerata
Empirik
(RE)
Rerata
Hipotetik
(RH)
Frekuen
si (∑N)
Present
ase
(%)
X < 92 Rendah 0 0 %
92 ≤ X <
138 Sedang 121.32 115 95 95 %
X > 138 Tinggi 5 5 %
Jumlah 100 100%
Interval
Skor Kategori
Rerata
Empirik
(RE)
Rerata
Hipotetik
(RH)
Frekuen
si (∑N)
Present
ase
(%)
X < 68 Rendah 0 0 %
68 ≤ X <
102 Sedang 91.90 85 92 92 %
X > 102 Tinggi 8 8 %
Jumlah 100 100%
9
Hasil kategorisasi pada variabel Kepercayaan diri didapatkan rerata
hipotetik (RH) sebesar 91,90 dan rerata empirik (RE) sebesar 85 dengan jumlah
terbanyak pada kategori sedang yang artinya eksistensi diri mahasiswa tergolong
sedang.
Berdasarkan hasil analisis maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat
hubungan yang sangat signifikan antara eksistensi diri dan kepercayaan diri
dengan intensitas penggunaan media sosial instagram, terdapat hubungan positif
yang sangat signifikan antara eksistensi diri dengan intensitas penggunaan media
sosial instagram, dan terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara
kepercayaan diri dengan intensitas penggunaan media sosial instagram pada
mahasiswa angkatan 2019 Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan analisis Regresi Berganda,
hubungan eksistensi diri dan kepercayaan diri dengan intensitas penggunaan
instagram, memiliki nilai F statistik (F) = 26,699 dengan sig. p= 0,000 (p<0,05),
yang berarti terdapat hubungan yang sangat signifikan antara eksistensi diri dan
kepercayaan diri dengan intensitas penggunaan instagram.
Selanjutnya, hasil analisis dengan menggunakan analisis Regresi
Berganda, memiliki nilai koefisien korelasi (Pearson Correlation) dengan
menggunakan program SPSS 16.0. Hasil yang diperoleh antara variabel eksistensi
diri dengan intensitas penggunaan instagram menggunakan analisis Regresi
Berganda, memiliki nilai koefisien korelasi (Pearson Correlation) (rxy) = 0,586
dengan sig. p= 0,000 (p<0,01), yang berarti terdapat hubungan positif/korelasi
positif yang sangat signifikan antara eksistensi diri dengan intensitas penggunaan
instagram. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan peneliti
yaitu ada hubungan positif yang signifikan antara eksistensi diri dengan intensitas
penggunaan media sosial instagram. Hal tersebut juga sesuai dengan penelitian
Rakhim (2018) bahwa adanya hubungan antara penggunaan instagram dengan
eksistensi diri yaitu semakin sering penggunaan media sosial instagram pada
remaja maka akan semakin tinggi melakukan eksistensi diri.
10
Sebagian besar dari mahasiswa berada pada tingkat sedang dalam
kategorisasi eksistensi diri yaitu sebanyak 95 subjek dari 100 subjek. Berdasarkan
hasil observasi peneliti, mahasiswa tersebut memiliki eksistensi diri yang sedang
karena mahasiswa cukup bebas dapat mengakses media sosial instagram dan
faktor-faktor dari lingkungannya.
Kemudian uji hipotesis hubungan antara kepercayaan diri dengan
intensitas penggunaan instagram menggunakan analisis Regresi Berganda,
memiliki nilai koefisien korelasi (Pearson Correlation) (rxy) = 0,475 dengan sig.
p= 0,000 (p<0,05), yang berarti terdapat hubungan positif/korelasi positif yang
sangat signifikan antara kepercayaan diri dengan intensitas penggunaan
instagram. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan peneliti
yaitu ada hubungan positif yang signifikan antara kepercayaan diri dengan
intensitas penggunaan media sosial instagram. Hal tersebut juga sesuai dengan
penelitian Azizan (2016) dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara kepercayaan diri dengan ketergantungan media
sosial instagram.
Sebagian besar dari mahasiswa berada pada tingkat sedang dalam
kategorisasi kepercayaan diri yaitu sebanyak 92 subjek dari 100 subjek.
Berdasarkan hasil observasi peneliti, mahasiswa tersebut memiliki kepercayaan
diri yang sedang karena mahasiswa cukup bebas mengexplore instagram,
memiliki keyakinan terhadap kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh individu
sehingga dapat menggunakan instagram untuk meningkatkan kepercayaan dirinya.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rakhim (2018)
meneliti hubungan yang ditunjukkan antara eksistensi diri dengan penggunaan
instagram. Analisis dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada korelasi yang
signifikan antara eksistensi diri dan intensitas penggunaan instagram. Hal ini
didukung juga oleh penelitian Aprilia (2016) yang dijelaskan bahwa
pengungkapan media jejaring sosial instagram pada penggunaannya secara umum
mereka menggunakan instagram untuk memposting foto atau video kemudian
saling berinteraksi dengan pengguna instagram lainnya, meningkatkan rasa
percaya diri dan menjadi ajang eksistensi diri. Korelasi antara perilaku pengguna
11
instagram dan eksistensi diri terlihat dari seberapa seringnya mereka memposting
foto-fotonya dengan semakin banyaknya yang memfollow, like dan memberikan
komentar-komentar positif terhadap hasil jepretannya.
Kemudian sesuai dengan penelitian Sohoputri (2019) dalam penelitiannya
membuktikan bahwa kepercayaan diri mempengaruhi penggunaan instagram.
Dalam penelitian Azizan (2016) terdapat pengaruh yang signifikan antara
kepercayaan diri dengan ketergantungan media sosial instagram. Semakin tinggi
kepercayaan diri pada mahasiswa maka semakin tinggi intensitas penggunaan
instagram. Begitu juga sebaliknya semakin rendah kepercayaan diri maka semakin
rendah penggunaan instagramnya. Madden dan Lenhart (2010) juga menunjukkan
bahwa remaja dengan kepercayaan diri tinggi menggunakan media sosial
instagram dengan intensitas yang tinggi untuk memelihara dan mengatur
pertemanan yang sudah terjalin secara sosial.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya,
maka dapat disimpulkan bahwa: Ada hubungan yang sangat signifikan antara
eksistensi diri dan kepercayaan diri dengan intensitas penggunaan media sosial
instagram pada mahasiswa angkatan 2019 Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Ada hubungan yang sangat signifikan antara
eksistensi diri dengan intensitas penggunaan media sosial instagram pada
mahasiswa angkatan 2019 Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Surakarta, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi eksistensi diri pada
seseorang maka akan semakin tinggi intensitas penggunaan media sosial
instagram. Ada hubungan yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dengan
intensitas penggunaan media sosial instagram pada mahasiswa angkatan 2019
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Hal ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi kepercayaan diri pada seseorang maka akan semakin tinggi
intensitas penggunaan media sosial instagram. Sumbangan efektif eksistensi diri
dan kepercayaan diri dengan intensitas penggunaan instagram 35,5% kemudian
12
sisanya 64,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, peneliti memberikan saran yang
diharapkan dapat bermanfaat, diantaranya: 1) Bagi mahasiswa, berdasarkan hasil
penelitian diketahui eksistensi diri pada mahasiswa tergolong sedang,
kepercayaaan diri pada mahasiswa tergolong sedang dan intensitas penggunaan
instagram tergolong sedang. Atas dasar tersebut, disarankan untuk
mempertahankan eksistensi, kepercayaan diri, dan intensitas penggunaan
instagram dengan mampu mengontrol penggunaan media sosial instagram,
memanfaatkan instagram tidak hanya untuk memposting foto atau video pribadi,
menggunakan instagram secara bijak dan benar, bisa untuk mengikuti dan
mencari informasi yang bermanfaat, berwirausaha dengan fitur iklan di instagram,
dan lain sebagainya. 2) Bagi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Surakarta, diharapkan dapat menjadi wacana untuk mempertahankan dan
mengembangkan mahasiswa dengan mengarahkan dan memberikan tugas kepada
mahasiswa yang bermanfaat untuk perkuliahan dan dimasyarakat. Seperti
berpresentasi didepan kelas, berdiskusi, membuat video tentang pembelajaran,
bakti sosial dan lain-lain. 3) Dalam penelitian selanjutnya, diharapkan hasil
penelitian ini dapat menjadi referensi dalam penelitian psikologi sosial mengenai
eksistensi diri, kepercayaan diri dengan intensitas penggunaan instagram.
penelitian selanjutnya perlu kiranya mempertimbangkan variabel-variabel lain
yang belum dikontrol dalam penelitian ini serta pemilihan tempat penelitian yang
berbeda dan lebih memperbanyak subjek sehingga hasil penelitian lebih
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia, N. (2016). Instagram Sebagai Ajang Eksistensi Diri Studi Fenomenologi
Mengenai Pengguna Instagram Sebagai Ajang Eksistensi Diri. Fakultas
Ilmu Komunikasi Universitas Pasundan Bandung, Bandung.
13
Aristyo, R. (2018). Hubungan Antara Intensitas Menggunakan Sosial Media
Instagram Dengan Kematangan Emosi Pada Remaja. Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Azizan, H. (2016). Pengaruh Kepercayaan Diri Terhadap Ketergantungan Media
Sosial Pada Siswa Di SMK Negeri 1 Bantul. E-Journal Bimbingan dan
Konseling, 6, 1-10.
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi edisi 2. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Beta, B.P. (2016). Hubungan Antara Harga Diri dan Penerimaan Sosial dengan
Eksistensi Diri Pada Cover Dancer Boyband dan Girlband Korea Di Kota
Malang. Fakultas Psikologi Universitas Negri Surakarta, Surakarta.
Chaplin, J. P. (2008). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Cicillia, S.S.A. (2016). Pengaruh Kepercayaan Diri Terhadap Intensitas
Penggunaan Media Sosial pada Remaja Awal. Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Darma, Yogyakarta.
Del Bario, V. (2004). Relationship Between Emphaty and The Big Five
Personality Traits in a Sample of Spanish Adolescents, Social Behavior
and Personality.
Fauji, S. (2018). Pengaruh Penggunaan Instagram Terhadap Eksistensi Diri Pada
Siswa-siswi SMA Wachid Hasyim 1 Surabaya. Fakultas Komunikasi
Sekolah Tinggi Ilmu Komuniasi Surabaya, Surabaya.
Goenawan, M.A. (2017, Juli 26). Detikinet. Diunduh dari
https://inet.detik.com/cyberlife/d-3574532/orang-indonesia-hobi-bikin-
instagram-stories.
Ghozali, I. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS.
Yogyakarta: Universitas Diponegoro.
Hakim, T. (2002). Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara.
Hazisah, D.S. (2017). Pengaruh Instagram Stories Terhadap Eksistensi Diri Di
Kalangan Siswa-Siswi SMAN 1 Makassar. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Hasanuddin, Makasar.
Internet World Stats. (2019, Juni 30). Internet World Stats. Diunduh dari
https://www.internetworldstats.com/top20.htm.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. (ed.3)
Jakarta: Balai Pustaka.
14
Kaplan, A. M., & Haenlein, M. (2010). Users of the world, unite! The Challenges
and Opportunities of Social Media. Business Horizon, 59-68.
Kilimanca, D.F. (2006). Hubungan antara Kebutuhan Afiliasi dan Keterbukaan
Diri dengan Intensitas Mengakses Situs Jejaring Sosial pada Remaja.
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Langle, A., Orgler, C. & Kundi, M. (2003). The Existence Scale: A New
Approach to Assess the Ability to Find Personal Meaning in Life and to
Reach Existential Fulfilment. Journal of European Psychotherapy, Vol. 4,
No. 1.
Lauster, P. (2002). Tes Kepribadian (Alih Bahasa: D.H Gulo). Edisi Bahasa
Indonesia. Cetakan Ketigabelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Madden, M., Lenhart, A., Cortesi, S., & Gasser, U. (2010). Pew Internet and
American life project. Washington, DC: Pew Research Center.
Oberst, U., Wegmann, E., Stodt, B., Brand, M., & Chamarro, A. (2017). Negative
Consequences From Heavy Social Networking In Adolescents: The
mediating role of fear of missing out. Journal of Adolescence, 55, 51-60.
Osazee-Odia, O.U. (2018). Function Analysis of Instagram Usage Behavior in
Nigeria, Saudi Journal of Humanities and Social Sciences, 3, 91-103.
Pertiwi, W.K. (2017, November 3). Kompas.com. Diunduh dari
https://tekno.kompas.com/read/2017/11/03/07080067/sehari-300-juta-
orang-bikin-instagram-stories-dan-whatsapp-status.
Rakhim, H., & Rinawati, R. (2018). Hubungan antara Instagram Stories dengan
Eksistensi Diri Studi Korelasional Hubungan antara Penggunaan Media
Sosial Instargram Stories dengan Eksistensi Diri di Kalangan Siswa Kelas
3 SMAN 10 Bandung. Prosiding Manajemen Komunikasi, 4, 474–478.
Siregar, S. (2013). Metode penelitian kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS Edisi Pertama. Jakarta: kencana.
Smith. H.W. (2003). What Matters Most: Hal-hal yang Paling Utama. Alih
Bahasa: Arvin Saputra. Binarupa Aksara: Jakarta.
Sohoputri, R.A. (2019). Profil Kepercayaan Diri pada Pengguna Instagram.
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Syawitri, K. (2019). Efektivitas Pemanfaatan Media Sosial Instagram Sebagai
Eksistensi Diri Oleh Santriwati Asrama Al-Hikmah Pondok Pesantren
15
Wahid Hasyim Yogyakarta. Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas
Islam Negri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Thantaway. (2005). Kamus Istilah Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta:
Kanisius.
Thompson, J. A., Strickland, A. J. And Gamble, E.J. (2010). Crafting and
Executing Strategy, Seventeenth Edition, New York: Mc Graw- Hill Irwin,
Inc.
Tim APJII. (2016, November 5). Bulletin APJII. Diunduh dari
https://apjii.or.id/BULETINAPJIIEDISI05November2016.
Tim APJII. (2017, Februari 18). Bulletin APJII. Diunduh dari
https://dailysocial.id/post/apjii-survei-internet-indonesia-2017.
Zappavigna, M. (2016). Social media photography: construing subjectivity in
Instagram images. Visual Communication, 15(3), 271-292.
Recommended