Kelompok 12 Modul 4 Persalinan Abnormal

Preview:

DESCRIPTION

repro

Citation preview

MODUL 4 persalinan abnormal SISTIM REPRODUKSIKELOMPOK 12 CIRENDEU

Tutor : dr. Zaira Naftassa, M.Biomed

Anggota :-Ai Irma Nurmalasari 2011730001-Aisyah Nurul Sarah 2011730002-Ana Nurrida 2011730003-Analisa Ilmiaty2011730004-Andri Dwi Heriadi 2011730005-Aneta Tria Sari2011730006-Annisa Kartika 2011730007-Annisah Noviariyanti2011730008-Anisa Carolina2011730009-Anisa Tri Handayani 2011730010

Skenario VIWanita usia 32 tahun G3P2002 usia kehamilan 38 minggu dengan taksiran berat janin 2900 gram berada persalinan kala II dengan Presentasi kepala dengan ubun ubun kecil kiri depan (kurang dari 450) stassion +3. Detik jantung janin 140 dpm. Pasien sudah meneran selama 60 menit. Diputuskan untuk melakukan ekstraksi vakum.

Kata Sulit• Ekstraksi vakum:

Tindakan obstetri yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dengan sinergi tegaga mengejan ibu atau ekstraksi bayi.

• Stassion +3: Suatu keadaan dimana janin sudah mengalami crauning (kepala janin sudah terlihat di liang vagina).

Kata Kunci1. Wanita usia 32 tahun

G3P2002.2. Berada pada fase

persalinan kala II dengan ubun-ubun kecil kiri depan kurang dari 450 stassion +3

3. DJJ 140 dpm.4. Usia kehamilan 38

minggu dengan taksiran berat janin 2900 gram.

5. Pasien sudah mengejan selama 60 menit.

6. Diputuskan untuk melakukan ekstraksi vakum.

Pertanyaan1. Jelaskan anatomi jalan lahir!2. Bagaimana mekanisme persalinan normal?

Bagaimana proses persalinan pada primipara dan multipara?

3. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya persalinan abnormal?

4. Bagaimana cara mendiagnosis persalinan abnormal? Pemeriksaan apa saja yang harus dilakukan selama proses persalinan normal?

5. Bagaimana pengaruh persalinan abnormal terhadap ibu dan janin?

6. Sebutkan macam-macam posisi kepala janin pada kasus abnormal!

7. Mengapa diputuskan untuk melakukan ekstraksi vakum? Bagaimana cara kerja dari ekstraksi vakum?

8. Pemeriksaan apa saja yang dilakukan untuk mendiagnosis presentasi dan posisi janin?

9. Bagaimana penatalaksanaan persalinan abnormal?10. Apakah ada komplikasi pada persalinan kala II yang

terlalu lama? Bagaimana prognosis pada kasus di skenario?

Problem tree

Wanita 32 tahun

G3P2002

Anamnesis:•Usia kehamilan 38 minggu.

Pemfis:•DJJ 140 dpm•Presentasi kepala dengan ubun-ubun kecil kiri depan kurang dari 450 stassion +3.

Riwayat Persalinan:•Meneran selama 60 menit.

Pemeriksaan taksiran BJ sementara:•BJ 2400 gram.

TANDA-TANDA INPARTU (PERSALINAN) • Timbul rasa sakit karena his (kontraksi uterus) yang kuat,

sering, dan teratur.• Keluar lendir bercampur darah • Ketuban pecah• Pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan sudah ada

pembukaan KALA PERSALINAN

KALA I PEMBUKAAN

KALA IIPERSALINAN

JANIN

KALA IIIPERSALINAN PLASENTA

KALA IVPENGAWASAN

ORIENTASI JANIN DIGAMBARKAN MENURUT BENTUK :

1. Letak janin

2. Presentasi janin

3. Sikap atau postur janin

4. Posisi janin

GERAKAN POKOK PADA MEKANISME PERSALINAN DAN PELAHIRAN, POSISI UBUN-UBUN KECIL ANTERIOR KIRI

Referensi : Cunningham, Gary F, dkk. 2006. Obstetri Williams Edisi 21 vol.1. Jakarta : EGC

American College of Obstetricians and Gynecologists (1995)

Power (Tenaga Persalinan) : Kontraktilitas uterus dan upaya ekspulsif ibu

Passage (Jalan Lahir) : Kapasitas panggul

Passenger ( Janin) : Ukuran janin berlebihan, posisi janin.

Persalinan

Abnormal

Kelainan tenaga (power)

Kelainan janin

(passanger)

Kelainan jalan lahir (passage)

Inersia uteriHis

terlampau kuatIncoordinate

uterine action

Presentasi dahi

Presentasi muka

Letak lintang

Kesempitan pintu atas panggul

Kesempitan pintu tengah panggul

Kesempitan pintu bawah

panggul

Penatalaksanaan

KELAINAN TENAGA (POWER)

• Setelah diagnosis inersia uteri ditetapkan, dilakukan pemeriksaan serviks, presentasi dan posisi janin, dan keadaan panggul. Apabila terdapat disproporsi sefalopelvik, dilakukan tindakan seksio sesar

• Pemberian oksitosin (5 satuan) dimasukkan dalam larutan glukosa 5% secara IV

Inersia uteri

• Episiotomi dilakukan pada waktu yang tepat untuk menghindari terjadinya ruptura perinei

• Dilakukan pemberian analgetik (morfin dan petidin)• Dilakukan tindakan seksio sesar

His Terlampau Kuat

Incoordinate Uterine Action

KELAINAN JANIN (PASSANGER)

•Dilakukan tindakan seksio sesar•Jangan melahirkan menggunakan bantuan ekstraksi vakum atau forseps karena hanya akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas

•Dilakukan tindakan seksio sesar

Presentasi dahi

Letak lintang

Referensi :Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina pustakaCunningham Gary F, 2006. Obstetri William. Jakarta : EGC

Presentasi muka

• Apabila hendak dilahirkan pervaginam, posisi dagu harus di anterior

• Seksio sesar dilakukan apabila setelah pembukaan lengkap posisi dagu masih di posterior

• Tidak boleh dilakukan tindakan ekstraksi vakum

Referensi : Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina pustaka

KELAINAN JALAN LAHIR (PASSAGE)

•Dilakukan persalinan pervaginam (hanya dapat dilakukan pada presentasi belakang kepala) dengan bantuan ekstraksi vakum atau forceps

•Dilakukan ekstraksi vakum, karena ekstraksi forceps kurang memuaskan dikarenakan memperkecil ruang jalan lahir

•Dilakukan ekstraksi forceps atau dilakukan episiotomi

Kesempitan pintu atas panggul

Kesempitan pintu tengah panggul

Kesempitan pintu bawah panggul

Leveno. Kenneth J, dkk. 2009. Obstetri Williams ed.21. Jakarta : EGC

Leveno. Kenneth J, dkk. 2009. Obstetri Williams ed.21. Jakarta : EGC

kesimpulanBerdasarkan kasus di skenario, pasien sudah meneran selama 60 menit yang menit yang menimbulkan kelelahan pada ibu dan menyebabkan kekuatan kontraksi ibu menjadi lemah. Maka pada kasus diharuskan untuk melakukan tindakan ekstraksi vakum sudah tepat.

DAFTAR PUSTAKA• Cunningham, Gary F, dkk. 2006. Obstetri

Williams Edisi 21 vol.1. Jakarta : EGC• Leveno. Kenneth J, dkk. 2009. Obstetri

Williams ed.21. Jakarta : EGC• Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu

Kebidanan. Jakarta : PT. Bina pustaka