View
224
Download
24
Category
Preview:
Citation preview
1
Metabolisme Kalsium dan Osteoporosis
2
Penyerapan Kalsium
3
Fungsi Kalsium dalam darah
4
Hormon yang Mempengaruhi Kesetimbangan Kalsium dalam Darah
5
Pembentukan Vit D3
6
Regulasi Pengeluaran Hormon PTH
7
Kalsium dalam
bentuk ion yang
merupakan kalsium
aktif
8
Alur Pemeriksaan Jika Terjadi
Hipokalsemia
9
Penyebab Hipokalsemia
• Berkurangnya aktivitas PTH karena : hipoparatiroidisme, pseudohipoparatiroidisme, hipomagnesamia
• Kekurangan vit. D aktif karena : penyakit ricket,malabsorbsi, gagal ginjal kronik, penyakit hati, terapi antikonvulsan.
• pankreatitis
10
Alur Pemeriksaan
Hiperkalsemia
11
Penyebab Hiperkalsemia
• Hiperparatiroidisme• Tumor • Kelebihan vit D• Turnover tulang yang tinggi yang disebabkan :
tirotoksitosis, diuretik thiazid, penyakit Paget.• Penyebab lain seperti : familial hipokalsiurik
hiperkalsemia, sindroma milk-alkali
12
Osteoporosis
13
Si Pencuri TulangOSTEOPOROSIS
Penyakit kelainan metabolik tulang
Ditandai dengan berkurangnya massa tulang dan kerusakan
arsitektur tulang
OSTEOPOROSIS
14
15
BAHAYA OSTEOPOROSIS
Tulang Rapuh & Mudah Patah
Tubuh semakin pendek
dan bungkuk
Nyeri pada tulang
CacatKematian
16
17
KLASIFIKASI OSTEOPOROSIS1. OSTEOPOROSIS
PRIMER Osteoporosis Pasca-Menopause
2. OSTEOPOROSIS SEKUNDER Gangguan Endokrin
Osteoporosis Senile
Pengaruh Obat Keganasan Gaya Hidup
18
FAKTOR RISIKO OSTEOPOROSIS GENETIK (Ras, jenis kelamin, riwayat keluarga)
ENDOKRIN (Usia menopause, Oophorectomy, menopause Dini, gangguan hormon lain)
NUTRISI (kalsium, alkohol, coffein)
POLA HIDUP (merokok, kurang olah raga/aktivitas)
OBAT (kortikosteroid, anti konvulsan/kejang, GNRH-agonist, antasid, dll)
19
TULANGKERANGKA MANUSIA :
FUNGSI TULANG :
Melindungi organ tubuh Kestabilan Kekuatan
> 200 tulang
dll
20
KOMPOSISI TULANG
MINERAL
• 95 % Kolagen• 5 % bahan dasar
MATRIKS TULANG (Osteoid)
Kalsium Fosfat
SEL-SEL TULANG (Karbohidrat, protein, proteoglikan)
21
SEL – SEL TULANG Pembentukan & Penyerapan Tulang Osteoblas
- osteoblas dewasa Osteosit
Pembentukan tulang
Osteoklas
- mengontrol mineralisasi & pertukaran mineral tulang vs plasma
Penyerapan tulang
22
Proses Pembentukan dan Penyerapan Tulang
23
Proses Pembentukan dan Penyerapan Tulang
24
Proses Pembentukan dan Penyerapan Tulang
25
Proses Pembentukan dan Penyerapan Tulang
26
27
TERJADINYA OSTEOPOROSIS
OSTEOPOROSIS :Penyerapan >>> Pembentukan
28
Mekanisme Gangguan Coupling Pada Wanita
• Peningkatan resorbsi tulang ; esterogen merangsang aktivitas osteoblas, defisiensi esterogen menyebabkab peningkatan penyerapan tulang
• Gangguan pada bone formation ; esterogen merangsang produksi growth factor defisiensi esterogen menunrunkan pembentukan tulang
• Pengaturan berlawanan dari adanya keseimbangan Ca yang negatif ; defisiensi esterogen merangsang responsifitas tulang terhadap PTH sehingga meningkatkan resorbsi tulang, keseimbangan Ca negatif merupakan penyesuaian Ca serum dengan cara peningkatan resorbsi tulang
29
Interaksi antara PTH, Vitamin D dan Esterogen
30
31
32
33
34
LANSIA & RISIKO OSTEOPOROSIS
Faktor Risiko Pada Lansia : Kekurangan Estrogen Kekurangan Kalsium Aktivitas Fisik Berkurang Proses Menua Pecandu Alkohol
Obat - obatan Merokok
35
Kekurangan Vitamin D pada Lansia Menghindari sinar matahari
Kemampuan kulit mengubah kolesterol menjadi vit. D berkurang Gangguan penyerapan vit. D
Menghindari produk susu yang mengandung vit. D
Pengaruh obat Penurunan produksi 1,25 vit. D
LANSIA & RISIKO OSTEOPOROSIS
36
DIAGNOSIS OSTEOPOROSIS Riwayat Medis (Faktor Risiko)
Pemeriksaan Densitas Tulang
Pemeriksaan Fisik
Osteopeni 1.0 – 2.5 negatif
Osteoporosis > 2.5 negatif
Osteoporosis parah > 2.5 positif
KLASIFIKASI BMD FRAKTUR
37
Classification of BMD LevelsDescription Meaning
Normal BMD BMD above -1 SD from theyoung normal mean
Low BMD or BMD between -1 SD andosteopenia -2,5 SDOsteoporosis BMD is reduced below -2,5 SDSevere or BMD is reduced below -2,5 SDestablished in the presence of fractureosteoporosis
38
BAGAIMANA MENGHINDARKAN DIRI DARI BAHAYA OSTEOPOROSIS ??1. Tentukan Faktor Risiko2. Deteksi Dini : - Pemeriksaan Laboratorium - Pemeriksaan Densitas Tulang
3. Folow Up Hasil Pemeriksaan - Nutrisi - Pola Hidup - Pengobatan - Memantau hasil pengobatan
39
Penanda Biokimia untuk pembentukan tulangdan resorpsi tulang
40
Parameter Biokimia untuk Pembentukan Tulang
41
Alkali Fosfatase
• Sudah jarang dipakai karena spesifitasnya rendah, adanya reaksi silang dengan enzim alkali fosfatase yang lain : hati, usus, plasent dan ginjal
42
Alkali Fosfatase Khas tulang
• Merupakan enzim yang dihasilkan oleh osteoblas dan terikat pada protein membran, terlibat dalam pembentukan dan mineralisasi tulang
• Waktu paruh panjang• Tidak dipengaruhi alkali fosfatase isoform lain
43
Osteocalcin
• Merupakan suatu polipeptida yang disintesis oleh osteoblas dibawah pengaruh vit D, disekresi ke dalam cairan interstisial tulang, berkaitan dengan pembentukan tulang dan proses mineralisasi tulang dan sebagian kecil masuk sirkulasi darah
• Aktivitas biologis osteocalcin tergantung as.γ-karboksil glutamat (Gla) karena afinitasnya terhadap ion Ca
• Gla dihasilkan dari Glu osteoblas dengan bantuan vit K
44
Propeptida Prokolagen tipe I
• Sebagai parameter sintesis kolagen
45
Parameter Biokimiawi untuk Resorbsi Tulang
46
Hidroksiprolin (OHP)
• Kolagen fibrilar (50% terdapat dalam tulang) kaya akan asam amino hidroksiprolin dan hidroksisilin, yang kemudian akan dieksresikan ke dalam urin setelah degradasi kolagen, sehingga dapat dipakai sebagai parameter resorbsi tulang
• Kelemahan kurang spesifik, karena dibentuk pada tahap awal sintesis kolagen, OHP dalam urin juga dihasilkan dari jaringan lain dan dipengaruhi diet protein
47
Hidroksisilin glikosida (OHL)
• Ada dua macam; β-1-galaktosilOHL dan β-1-2-galaktosil-galaktosilOHL , β-1-galaktosilOHL lebih spesifik untuk komponen kolagen tulang.
• Lebih spesifik dibanding OHP
48
Piridinolin (Pyd) dan deoksipiridinolin (Dpd) Crosslink
• Merupakan penguat mekanik tulang dengan menghubungkan molekul kolagen dengan fibril kolagen, pada penguraian tulang oleh osteoklas, Pyd dan Dpd dilepaskan dalam sirkulasi dan dieksresikan ke dalam urin dalam bentuk bebas dan terikat dengan peptida
50
51
N-Telopeptida Crosslink (Ntx)
• Merupakan produk degradasi lansung dari penguraian tulang oleh osteoklas dan diekresikan ke dalam urin dalam bentuk tetap
52
PANEL PEMERIKSAAN OSTEOPOROSIS Mengetahui keseimbangan antara
kecepatan pembentukan & kecepatan kehilangan tulang PENANDA PEMBENTUKAN TULANG (bahan
darah) Osteocalcin Fosfatase Alkali Spesifik Tulang (= Isoenzim ALP)
PENANDA PENYERAPAN TULANG (bahan darah) CTx (C-Telopeptide)
53
Petanda Biokimia Bone Turnover
D The Most Effective for Bone Formation.-- Osteocalcin
- Bone Alkaline Phosphatase- Intact Type I Collagen N-terminal
Propeptide (PINP)
The Most Sensitive for Bone Resorption.-- Deoxypridinoline (Pyrilink-D) (serum/urine)- Type I Collagen N and C-Telopeptide breakdown- Products (serum/urine) NTX (Osteomark) and CTX- ( Crosslaps).-
54
55
PANEL PEMERIKSAAN OSTEOPOROSIS MANFAAT Pemantauan Terapi
Meramalkan perkembangan osteoporosis/kehilangan massa tulang
Menentukan terapi (jika BMD normal
tetapi kecepatan resorpsi >>)
Recommended