View
15
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (JEPA) ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)
Volume 5, Nomor 1 (2021): 274-285
https://doi.org/10.21776/ub.jepa.2021.005.01.25
PERANAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
KABUPATEN KAMPAR
THE ROLE OF THE AGRICULTURAL SECTOR ON ECONOMIC GROWTH IN
KAMPAR DISTRICT
Fadhlan Zuhdi1* 1*Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau
*Penulis Koresondesi: fadhlanzuhdi21@gmail.com
ABSTRACT
As an agricultural country, the majority of Indonesia's territory is an agricultural area where
each region has different characteristics so the agricultural products are different. Kampar
Regency as the third largest area in Riau Province certainly has great potential in agricultural
sector. Therefore, this study aims to determine the role of the agricultural sector on economic
growth in Kampar Regency. The analytical tools used in this study are the Klassen Typology
Method, Location Quotient and Shift Share Analysis. The results of the analysis with Klassen
Typology Method concluded that the agricultural sector in Kampar Regency is in quadrant I,
which means that the agricultural sector is a sector that is progressing rapidly. In addition, the
results of the Location Quotient analysis state that the agricultural sector has become a basic
sector which means that the production of the agricultural sector in Kampar Regency has been
able to meet the needs of the people of Kampar Regency and the surplus can be sold to other
areas. Shift Share analysis shows that the agricultural sector in Kampar Regency has a faster
growth than growth in the same sector in Riau Province.
Keywords: agricultural sector; economic growth; kampar regency.
ABSTRAK
Sebagai negara agraris, mayoritas wilayah Indonesia merupakan wilayah pertanian di mana
masing-masing wilayah memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga hasil pertaniannya
pun berbeda. Kabupaten Kampar sebagai kabupetan dengan luas wilayah terbesar ketiga di
Provinsi Riau tentu saja memiliki potensi yang besar dalam sektor pertaniannya. Oleh sebab itu,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan sektor pertanian terhadap pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Kampar. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Klassen Typology Method, Location Quotient dan Shift Share Analysis. Hasil analisis dengan
Klassen Typology Method menyimpulkan bahwa sektor pertanian Kabupaten Kampar berada
pada kuadran I yang berarti sektor pertanian merupakan sektor yang maju dengan pesat. Selain
itu, hasil analisis Location Quotient menyatakan bahwa sektor pertanian telah menjadi sektor
basis yang berarti bahwa produksi sektor pertanian di Kabupaten Kampar sudah dapat
memenuhi kebutuhan masyarakan Kabupaten Kampar dan surplusnya dapat dijual ke wilayah
lain. Analisis Shift Share menunjukkan bahwa sektor pertanian Kabupaten Kampar memiliki
pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan pertumbuhan pada sektor yang sama di Provinsi
Riau.
Kata kunci: sektor pertanian; portumbuhan ekonomi; kabupaten kampar.
Fadlan Zuhdi β Peranan Sektor Pertanian terhadap ...........................................................................
JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)
275
PENDAHULUAN
Indonesia sejak lama dikenal sebagai negara agraris di mana mayoritas masyarakatnya
bekerja pada sektor pertanian. Selain itu, sumberdaya pertanian yang ada di Indonesia juga
beragam di mana setiap provinsi memiliki karakteristik masing-masing sehingga hasil pertanian
yang dihasilkan juga berbeda. Provinsi-provinsi di Indonesia tentunya memiliki potensi yang
berbeda sebagai sumber pertumbuhan daerah dan hal ini menyebabkan pemerintah di tiap
provinsi diharuskan untuk lebih memberikan perhatian bagi sektor yang memiliki potensi
tertinggi. Oleh karena itu, pengembangan sumberdaya di suatu provinsi harus diintensifkan
dengan memperhatikan peta prioritas pembangunan.
Pengembangan sumberdaya wilayah yang berasal dari sektor pertanian menjadi salah
satu alternatif untuk dikembangkan karena dengan adanya pengembangan sumberdaya wilayah
pertanian diharapkan dapat mengurangi kesenjangan pembangunan wilayah (Hidayat &
Supriharjo, 2014). Provinsi Riau sebagai provinsi yang memiliki potensi dalam sektor pertanian
sudah selayaknya diberikan perhatian khusus dalam pengembangan pembangunan pada sektor
tersebut. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2020), sektor pertanian menyumbang 26.16
persen dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Riau atas dasar harga konstan
tahun 2019. Hal tersebut mencerminkan bahwa sektor pertanian menjadi sektor penyumbang
PDRB terbesar kedua di Provinsi Riau setelah sektor industri pengolahan.
Kabupaten Kampar merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau yang memiliki
kontribusi PDRB terbesar ketiga untuk sektor pertanian setelah Kabupaten Indragiri Hilir dan
Rokan Hilir. Selain itu, Kabupaten Kampar memiliki letak geografis yang paling dekat dengan
Ibu Kota Provinsi Riau sehingga hal ini membuat pendistribusian hasil-hasil pertanian menjadi
lebih ekonomis dan memberikan potensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kabupaten lain.
Potensi besar yang telah dimiliki oleh Kabupaten Kampar dalam sektor pertanian selayaknya
harus memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi lokal. Namun, peranan sektor
pertanian dalam pembangunan ekonomi kerap dipandang sebelah mata karena dianggap hanya
sebagai unsur penunjang (Sari & Herawaty, 2019).
Dewasa ini mulai disadari bahwa sektor pertanian telah banyak memberikan kontribusi
bagi perekonomian negara secara umum dan Kabupaten Kampar secara khusus karena telah
menyerap begitu banyak tenaga kerja. Badan Pusat Statistik (2019) menyatakan bahwa pada
tahun 2018 penduduk yang bekerja di sektor pertanian mencapai 52.82 persen atau menjadi
sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Oleh sebab itu, sektor pertanian akan secara
kontinyu memberikan sumbangan bagi pembangunan daerah baik secara langsung melalui
penambahan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), penyerapan tenaga kerja dan
peningkatan pendapatan masyarakat serta secara tidak langsung melalui penciptaan kondisi
yang kondusif sehingga dapat terbentuknya hubungan sinergis antar sektor (Isbah & Iyan, 2016).
Berdasarkan hal tersebut, pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Kampar menjadi
hal yang perlu diprioritaskan mengingat banyak masyarakat Kabupaten Kampar yang
menggantungkan hidup melalui sektor pertanian. Potensi besar yang dimiliki Kabupaten
Kampar sebagai salah satu pemasok bahan kebutuhan pokok bagi masyarakat Provinsi Riau,
harus bisa lebih ditingkatkan agar sumbangan sektor pertanian terhadap perekonomian
Kabupaten Kampar bisa lebih optimal. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk
memberikan pembahasan mengenai peranan sektor pertanian di Kabupaten Kampar agar dapat
dijadikan sebagai landasan pembuatan strategi pembangunan perekonomian Kabupaten Kampar
di masa mendatang dengan menjadikan pertanian sebagai sektor kunci pembangunan.
276 JEPA, 5 (1), 2021: 274-285
JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan data sekunder time series selama 5 tahun (2015-2019) yang
meliputi data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan Kabupaten
Kampar sebagai wilayah analisis dan Provinsi Riau sebagai wilayah acuan. Gambaran terkait
pola dan struktur pertanian di Kabupaten Kampar akan dianalisis menggunakan Klassen
Typology Method. Pada dasaranya, tipologi wilayah dibagi menjadi dua yaitu pertumbuhan
ekonomi regional dan pertumbuhan pendapatan per kapita pada suatu daerah di mana
pertumbuhan ekonomi regional diklasifikasikan sebagai sumbu vertikal dan pendapatan per
kapita sebagai sumbu horizontal (Supriyadi et al., 2016). Metode ini akan mengklasifikasikan
sektor usaha menjadi empat kuadran yaitu kuadran I yang merupakan sektor yang maju dan
tumbuh dengan pesat, kuadaran II merupakan sektor maju tapi tertekan, kuadran III merupakan
sektor potensial atau masih dapat berkembang dan kuadran IV merupakan sektor relatif
tertinggal. Klassen Typology Method selanjutnya dijelaskan pada Tabel 1 (Ai & Wardoyo,
2015):
Tabel 1. Klasifikasi pertumbuhan ekonomi dengan Klassen Typology Method
Kuadran I
sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat
ri >= r dan yi >= y
Kuadran II
sektor maju tapi tertekan
ri < r dan yi > = y
Kuadran III
sektor potensial atau masih dapat
berkembang
ri >= r dan yi < y
Kuadran IV
sektor relatif tertinggal
ri < r dan yi < y
Di mana ri adalah pertumbuhan PDRB pada daerah I; r adalah pertumbuhan PDRB di daerah
acuan; yi adalah kontribusi pertumbuhan sektor x di daerah i dan y adalah kontribusi
pertumbuhan sektor x di daerah acuan.
Analisis Location Quotient (LQ) pertama kali digunakan oleh Haig (1926) yang berasal
dari tulisannya tentang analisis basis ekonomi. Secara empiris LQ digunakan untuk
menunjukkan seberapa kuat sebuah sektor atau industri di dalam sebuah wilayah serta untuk
menganalisis sektor yang menjadi unggulan di suatu wilayah (Morrissey, 2016). Terkait
kebijakan publik, LQ juga sering digunakan untuk mengidentifikasi kluster industri yang
menjadi fokus pemerintah (Crawley et al., 2013). Penentuan sektor unggulan didasari pada
perbandingan kontribusi sebuah sektor di suatu wilayah analisis dibandingkan dengan kontribusi
sebuah sektor di suatu wilayah acuan. Secara matematis, LQ dapat diukur menggunakan formula
sebagai berikut (Fracasso & Marzetti, 2018; Liu et al., 2019):
πΏππ = ((πππ/ππ))/((ππ/π))
Di mana Qij merupakan kontribusi sektor i terhadap PDRB di wilayah analisis; Qi merupakan
nilai total PDRB di wilayah analisis; Qj merupakan nilai kontribusi sektor i terhadap PDRB di
wilayah acuan dan Q merupakan nilai total PDRB wilayah acuan.
Hasil perhitungan LQ selanjutnya akan dikategorikan ke dalam tiga kategori yaitu (R.
Jumiyanti, 2018):
Fadlan Zuhdi β Peranan Sektor Pertanian terhadap ...........................................................................
JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)
277
1) LQ > 1 yang berarti bahwa sektor i telah menjadi sebuah basis atau sumber pertumbuhan di
wilayah analisis. Hasil dari sektor i telah mampu memenuhi kebutuhan untuk wilayahnya
sendiri dan surplusnya dapat dijual ke wilayah lain.
2) LQ = 1 yang berarti bahwa sektor i telah menjadi sebuah basis di wilayah analisis. Hasil dari
sektor i telah mampu memenuhi kebutuhan untuk wilayahnya sendiri namun tidak terdapat
surplus sehingga tidak dapat dijual ke wilayah lain.
3) LQ < 1 yang berarti bahwa sektor i termasuk pada sektor non basis. Hasil dari sektor i tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan di wilayahnya sendiri sehingga diperlukan pasokan dari
wilayah luar.
Analisis Shift Share merupakan metode yang sering digunakan dalam studi regional
tentang pembangunan dengan cara mengukur kinerja perekonomian suatu wilayah dan
membandingkannya dengan wilayah yang lebih luas (wilayah acuan), sehingga analisis ini
mampu memberikan gambaran terkait kekuatan dan kelemahan suatu sektor pada wilayah
tertentu dibandingkan dengan sektor yang sama pada wilayah acuan (CieΕlak et al., 2019;
Xanthos et al., 2020). Analisis Shift Share merupakan perubahan (D) suatu variabel pada
wilayah dan waktu tertentu yang terbagi atas beberapa pengaruh yaitu pengaruh pertumbuhan
nasional (N), pertumbuhan proporsional (M) dan keunggulan kompetitif (C). Perhitungan Shift
Share dapat dilakukan dengan menggunakan formula sebagai berikut (Abidin, 2015):
π·ππ = πππ + πππ + πΆππ
Jika formula Shift Share diterapkan pada PDRB, maka:
π·ππ = πβππ β πππ
πππ = πππ β ππ
πππ = πππ β (πππ β ππ)
πΆππ = πππ β (πππ β πππ)
Di mana rij, rin dan rn adalah laju pertumbuhan wilayah analisis dan acuan yang masing-masing
diturunkan sebagai berikut:
rij = (Y*ij β Yij) / Yij
rin = (Y*in β Yin) / Yin
rin = (Y*n β Yn) / Yn
Di mana Yij adalah PDRB sektor I di wilayah analisis; Yin adalah PDRB di wilayah acuan dan
Yn adalah PDRB wilayah acuan yang diukur pada tahun dasar.
Hasil perhitungan analisis Shift Share memberikan informasi perekonomian ke dalam
tiga kelompok yaitu (F. W. A. W. Sari & Herawaty, 2019):
1) Jika nilai Nij positif mengindikasikan bahwa pertumbuhan sektor i di wilayah analisis lebih
cepat jika dibandingkan dengan pertumbuhan sektor i di wilayah acuan. Sedangkan apabila
nilai Nij negatif mengindikasikan bahwa pertumbuhan sektor i di wilayah acuan lebih cepat
jika dibandingkan dengan pertumbuhan sektor i di wilayah analisis.
2) Jika nilai Mij positif mengindikasikan bahwa pertumbuhan sektor i bertumbuh cepat pada
wilayah analisis. Sedangkan apabila nilai Mij negatif mengindikasikan bahwa pertumbuhan
sektor i bertumbuh lambat di wilayah analisis.
278 JEPA, 5 (1), 2021: 274-285
JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)
3) Jika nilai Cij positif mengindikasikan bahwa sektor i pada wilayah analisis memiliki daya
saing yang lebih baik dibandingkan dengan sektor i pada wilayah lainnya. Sedangkan apabila
nilai Cij negatif mengindikasikan bahwa sektor i di wilayah analisis tidak memiliki daya
saing yang baik jika dibandingkan dengan sektor i di wilayah lainnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Perkembangan Perekonomian Kabupaten Kampar
Sejak tahun 2015-2019, perekonomian Kabupaten Kampar mengalami fluktuasi dengan
kecenderungan yang meningkat. Hal tersebut tercermin dari peningkatan PDRB atas dasar harga
konstan yang meningkat setiap tahunnya. PDRB Kabupaten Kampar pada tahun 2015 adalah
sebesar 46.3 triliun rupiah dan meningkat sebesar 12.06 persen hingga tahun 2019 menjadi
sebesar 51.9 triliun rupiah. Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan (selanjutnya disebut
sektor pertanian) menjadi sektor yang paling berkontribusi terhadap PDRB Kabupaten Kampar
dengan menyumbangkan sebesar 31.44 persen dari total PDRB tahun 2019. Selanjutnya, secara
berturut-turut sektor yang memiliki kontribusi terbesar di Kabupaten Kampar adalah sektor
industri pengolahan yang menyumbang sebesar 30.95 persen dan sektor pertambangan dan
penggalian yang menyumbang sebesar 22.40 persen dari total PDRB Kabupaten Kampar.
Selanjutnya, kontribusi sektoral terbesar terhadap PDRB Kabupaten Kampar disajikan pada
Gambar 1.
Gambar 1. Kontribusi sektoral terbesar dan PDRB Kabupaten Kampar
Kabupaten Kampar merupakan kabupaten yang menyumbangkan PDRB terbesar ketiga
di Provinsi Riau setelah Kabupaten Bengkalis dan Kota Pekanbaru dengan memberikan
kontribusi sebesar 10.47 persen. Namun jika dianalisis lebih jauh, kontribusi terbesar PDRB
-
10
20
30
40
50
60
-
2
4
6
8
10
12
14
16
18
2015 2016 2017 2018 2019
PD
RB
(T
rili
un R
up
iah)
Sek
tor
(Tri
liun R
up
iah)
Sektor Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Konstruksi
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
PDRB
Fadlan Zuhdi β Peranan Sektor Pertanian terhadap ...........................................................................
JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)
279
Kabupaten Kampar adalah sektor pertanian sedangkan kontribusi terbesar PDRB Kabupaten
Bengkalis dan Kota Pekanbaru berturut-turut adalah sektor pertambangan dan penggalian serta
sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor. Hal tersebut
menunjukkan bahwa perekonomian Kabupaten Kampar secara dominan dititikberatkan pada
sektor pertanian. Berikut adalah laju pertumbuhan sektoral terbesar terhadap PDRB Kabupaten
Kampar tahun 2015-2019 yang disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabuapten Kampar tahun
2015-2019 (%)
Berdasarkan Gambar 2, dapat terlihat bahwa laju pertumbuhan kontribusi sektor
pertanian Kabupaten Kampar mengalami fluktuasi dengan kecenderungan yang menurun dan
berbeda dengan kontribusi sektor lainnya yang cenderung mengalami peningkatan. Hal tersebut
mencerminkan bahwa kontribusi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten Kampar
meskipun menyumbang PDRB terbesar bagi Kabupaten Kampar secara perlahan posisinya
mulai disusul oleh sektor lain.
2. Klassen Typology Method
Perekonomian regional dapat dilihat melalui pola dan struktur pertumbuhan ekonomi
pada suatu wilayah (Putra et al., 2017). Klassen Typology Method digunakan untuk mengukur
pola dan struktur pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kampar khususnya pada sektor pertanian
pada tahun analisis. Berdasarkan hasil pengukuran, sektor pertanian berada pada kuadran I yang
berarti bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat. Selain
itu, beberapa sektor yang berada pada kuadran I adalah sektor pertambangan dan sektor jasa
pendidikan. Hal tersebut mencerminkan bahwa sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan
4.92
6.765.85 5.62
-0.73
-5.33 -5.60 -5.85
4.23
7.16
3.65
9.53
4.07 3.51 3.46
5.213.84
5.74 6.215.23
-8.00
-6.00
-4.00
-2.00
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
2016 2017 2018 2019
Sektor Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Konstruksi
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
280 JEPA, 5 (1), 2021: 274-285
JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)
dan secara positif berkontribusi terhadap perekonomian Kabupaten Kampar pada tahun analisis.
Hasil perhitungan Klassen Typology Method selanjutnya disajikan pada Tabel 1.
Secara keseluruhan, sektor pertanian menjadi sektor dominan yang memberi
pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten Kampar sedangkan beberapa sektor lain masih banyak
yang tertinggal dan belum mencapai tahap kematangan. Hal tersebut tercermin dari hasil
perhitungan yang menjelaskan bahwa terdapat delapan sektor yang masih berada pada kuadran
IV. Hal ini secara langsung memberikan gambaran bahwa sektor pertanian dan sektor lainnya
yang berada di kuadran I menjadi sektor andalan dan menjadi tulang punggung terhadap
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kampar. Hal ini juga mencerminkan bahwa usaha-usaha
yang berada di sektor pertanian sangat potensial untuk dikembangkan oleh masyarakat sehingga
diharapkan akan dapat membuka banyak lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.
Tabel 1. Klassen Typology Method sektoral Kabupaten Kampar (2015-2019)
No Sektor Kuadran Kriteria
1 Pertanian, kehutanan dan perikanan 1 Maju dan tumbuh pesat
2 Pertambangan dan penggalian 1 Maju dan tumbuh pesat
3 Industri pengolahan 3 Potensial dan dapat
berkembang
4 Pengadaan listrik dan gas 4 Relatif tertinggal
5 Pengadaan air, pengolahan sampah, limbah
dan daur ulang
4 Relatif tertinggal
6 Konstruksi 4 Relatif tertinggal
7 Perdagangan besar dan eceran; reparasi
mobil dan sepeda motor
4 Relatif tertinggal
8 Transportasi dan pergudangan 3 Potensial dan dapat
berkembang
9 Penyediaan akomodasi dan makan minum 3 Potensial dan dapat
berkembang
10 Informasi dan komunikasi 4 Relatif tertinggal
11 Jasa keuangan dan asuransi 3 Potensial dan dapat
berkembang
12 Real estat 2 Maju tapi tertekan
13 Jasa perusahaan 4 Relatif tertinggal
14 Administrasi pemerintahan, pertahanan dan
jaminan sosial wajib
3 Potensial dan dapat
berkembang
15 Jasa pendidikan 1
16 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 4 Relatif tertinggal
17 Lain-lain 4 Relatif tertinggal
Sumber: Data sekunder dioalah (2020)
3. Location Quotient (LQ)
Location Quotient (LQ) digunakan untuk menganalisis sektor unggulan yang berada
pada wilayah analisis. Berdasarkan hasil perhitungan LQ di Kabupaten Kampar dalam kurun
waktu 2015-2019, dapat terlihat bahwa terdapat empat sektor yang memiliki nilai LQ > 1 di
mana sektor-sektor tersebut antara lain sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian,
sektor real estat dan sektor jasa pendidikan. Hal ini mencerminkan bahwa sektor tersebut telah
menjadi basis di wilayah analisis dan kelebihan produksi yang ada dapat dijual atau
Fadlan Zuhdi β Peranan Sektor Pertanian terhadap ...........................................................................
JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)
281
dimanfaatkan oleh wilayah lain. Sektor pertanian menjadi salah satu sektor unggulan yang
terdapat di Kabupaten Kampar, hal ini tidak terlepas dari peranan sektor pertanian terhadap
perekonomian Kabupaten Kampar yang tercermin dari tingginya kontribusi sektor pertanian
terhadap PDRB Kabupaten Kampar. Selain itu, tingginya penyerapan tenaga kerja di sektor
pertanian dan sumber daya alam pertanian yang dimiliki oleh Kabupaten Kampar telah
menjadikan sektor pertanian memiliki peran penting bagi perekonomian Kabupaten Kampar
sehingga keberlangsungannya perlu untuk selalu dijaga dan dikembangkan seiring berjalannya
waktu. Selain itu, peran pemerintah dalam mengembangkan sektor pertanian harus lebih intensif
lagi mengingat sejak tahun 2015-2019, nilai LQ sektor pertanian terus mengalami penurunan
dengan rata-rata penuruan sebesar -0.89 persen. Namun, sektor-sektor lain yang masih berada
pada kriteria non basis tidak boleh dikesampingkan karena sektor pertanian dan sektor lainnya
yang termasuk dalam kriteria basis akan mampu mengembangkan sektor basis yang baru (S. R.
Sari, 2018). Berikut adalah hasil perhitungan Location Quotient di Kabupaten Kampar
sebagaimana disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil perhitungan Location Quotient di Kabupaten Kampar (2015-2019)
No Sektor Tahun Rata-
rata Kriteria 2015 2016 2017 2018 2019
1 Pertanian, kehutanan dan
perikanan 1.20 1.20 1.18 1.16 1.16 1.18
Basis
2 Pertambangan dan
penggalian 1.30 1.30 1.29 1.28 1.24 1.28
Basis
3 Industri pengolahan 1.00 0.98 0.97 0.96 0.97 0.98 Non basis
4 Pengadaan listrik dan gas 0.79 0.88 0.85 0.82 0.84 0.84 Non basis
5 Pengadaan air, pengolahan
sampah, limbah dan daur
ulang
0.43 0.44 0.44 0.44 0.45 0.44 Non basis
6 Konstruksi 0.78 0.80 0.81 0.83 0.85 0.82 Non basis
7 Perdagangan besar dan
eceran; reparasi mobil dan
sepeda motor
0.34 0.34 0.34 0.34 0.35 0.34 Non basis
8 Transportasi dan
pergudangan 0.38 0.37 0.37 0.36 0.36 0.37 Non basis
9 Penyediaan akomodasi dan
makan minum 0.19 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 Non basis
10 Informasi dan komunikasi 0.46 0.48 0.49 0.51 0.53 0.49 Non basis
11 Jasa keuangan dan asuransi 0.50 0.50 0.50 0.48 0.49 0.49 Non basis
12 Real estat 1.07 1.08 1.07 1.08 1.08 1.07 Basis
13 Jasa perusahaan 0.63 0.64 0.66 0.68 0.69 0.66 Non basis
14 Administrasi pemerintahan,
pertahanan dan jaminan
sosial wajib
0.97 0.96 0.94 0.92 0.92 0.94 Non basis
15 Jasa pendidikan 1.03 1.03 1.01 1.00 0.98 1.01 Basis
16 Jasa kesehatan dan kegiatan
sosial 0.91 0.92 0.94 0.97 0.97 0.94
Non basis
17 Lain-lain 0.63 0.64 0.63 0.63 0.65 0.64 Non basis
Sumber: Data sekunder dioalah (2020)
282 JEPA, 5 (1), 2021: 274-285
JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)
4. Analisis Shift Share
Analisis Shift Share digunakan untuk menjelaskan pengaruh sektor pertanian dan sektor
lainnya di Provinsi Riau terhadap sektor pertanian dan sektor lainnya di Kabupaten Kampar di
mana masing pengaruh dikelompokan menjadi tiga yaitu Pengaruh Nasional (N), Pengaruh
Proporsional (M) dan Pengaruh Keunggulan Kompetitif (C). Berdasarkan perhitungan analisis
Shift Share yang disajikan pada Tabel 3, Pertumbuhan Nasional (N) pada sektor pertanian
memiliki nilai yang positif yaitu sebesar 1359,923. Hal tersebut mencerminkan bahwa
pertumbuhan sektor pertanian di Kabupaten Kampar memiliki pertumbuhan yang lebih cepat
jika dibandingkan dengan pertumbuhan sektor pertanian di Provinsi Riau. Secara keseluruhan,
sektor lain juga memiliki nilai yang positif di mana hal tersebut mengindikasikan bahwa
keseluruhan sektor di Kabupaten Kampar memiliki pertumbuhan yang lebih cepat jika
dibandingkan dengan pertumbuhan di Provinsi Riau.
Berdasarkan hasil analisis, Pertumbuhan Proporsional (M) sektor pertanian di
Kabupaten Kampar memiliki nilai yang positif dengan nilai sebesar 259,1243. Hal tersebut
mencerminkan bahwa sektor pertanian memiliki pertumbuhan yang cepat pada wilayah dan
waktu analisis serta menggambarkan bahwa sektor pertanian berspesialisasi sebagai sektor
dominan yang menggerakan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kampar. Sektor lain yang
memiliki spesialisasi selain sektor pertanian bagi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kampar
secara berturut-turut adalah sektor industri pengolahan dan sektor konstruksi. Sedangkan, sektor
lain yang memiliki pertumbuhan lambat adalah sektor pertambangan dan penggalian di mana
sektor tersebut adalah sektor satu-satunya yang memiliki nilai negatif. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian cenderung lambat
dikarenakan sektor pertambangan adalah sektor yang sangat bergantung kepada ketersediaan
sumber daya alam yang terbatas.
Pertumbuhan lain yang diukur adalah Pertumbuhan Keunggulan Kompetitif (C) di mana
pada hasil perhitungan menunjukkan nilai yang positif yaitu sebesar 804,0332. Hal tersebut
mencerminkan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki daya saing yang tinggi
jika dibandingkan dengan sektor yang sama pada wilayah lain. Sektor pertanian memiliki nilai
(C) yang tertinggi di antara sektor lain seperti sektor industri pengolahan dan pertambangan.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki potensi
lebih besar untuk dikembangkan lebih lanjut sehingga dapat membantu meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kampar.
Fadlan Zuhdi β Peranan Sektor Pertanian terhadap ...........................................................................
JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)
283
Tabel 3. Hasil analisis Shift Share Kabupaten Kampar tahun 2015-2019
No Sektor
Komponen Pergeseran
Struktur
Ekonomi N P C
1 Pertanian, kehutanan dan perikanan 1359,923 259,1243 804,0332 2423,081
2 Pertambangan dan penggalian 1452,78 -306,691 645,3131 1791,402
3 Industri pengolahan 1322,033 275,3086 758,5027 2355,844
4 Pengadaan listrik dan gas 2,158033 0,761274 -1,08513 1,834173
5 Pengadaan air, pengolahan sampah,
limbah dan daur ulang 0,302626 0,018368 -0,10602 0,214978
6 Konstruksi 313,4888 76,96467 -219,187 171,2664
7 Perdagangan besar dan eceran;
reparasi mobil dan sepeda motor 146,0544 36,26143 -29,676 152,6398
8 Transportasi dan pergudangan 14,55524 1,802798 13,87414 30,23219
9 Penyediaan akomodasi dan makan
minum 3,937263 0,614223 1,854022 6,405508
10 Informasi dan komunikasi 21,10657 5,846009 -31,0611 -4,10856
11 Jasa keuangan dan asuransi 22,3275 1,845657 7,783434 31,95659
12 Real estat 46,9967 6,816694 -1,20302 52,61038
13 Jasa perusahaan 0,173227 0,047959 -0,12958 0,091608
14 Administrasi pemerintahan,
pertahanan dan jaminan sosial wajib 81,55654 3,66183 53,67941 138,8978
15 Jasa pendidikan 22,97032 3,843098 15,32236 42,13578
16 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 8,573695 2,086913 -4,80847 5,852141
17 Lain-lain 14,10339 5,024464 -1,09844 18,02942
TOTAL 4833,04 373,3369 2012,007 7218,385
Sumber: Data sekunder dioalah (2020)
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kabupaten Kampar merupakan kabupaten di Provinsi Riau yang memiliki kontribusi
perekonomian cukup besar bagi Provinsi Riau sejak beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan
PDRB Kabupaten Kampar yang cenderung meningkat setiap tahunnya telah menggambarkan
bahwa Kabupaten Kampar merupakan kabupaten yang sangat potensial untuk dijadikan sebagai
sumber pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau. Salah satu sektor dominan yang menjadi unggulan
Kabupaten Kampar adalah sektor pertanian, di mana sektor tersebut menjadi sektor yang maju
dan tumbuh dengan pesat berdasarkan hasil perhitungan dengan Klassen Typology Method.
Selain itu, berdasarkan hasil perhitungan analisis Location Quotient (LQ), sektor pertanian
merupakan sektor yang telah menjadi basis sumber pertumbuhan Kabupaten Kampar dan
bahkan mampu memenuhi kebutuhan wilayah lain. Sektor pertanian berdasarkan hasil
perhitungan analisis Shift Share juga menunjukkan bahwa sektor tersebut merupakan sektor
yang mengalami pertumbuhan yang cepat serta berdaya saing tinggi. Hal tersebut terkonfirmasi
dari hasil perhitungan yang memiliki nilai positif untuk setiap komponen pengaruh
pertumbuhan.
284 JEPA, 5 (1), 2021: 274-285
JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)
Saran
Berdasarkan hal tersebut, pemerintah perlu lebih serius dan fokus untuk
mengembangkan sektor pertanian Kabupaten Kampar melalui perbaikan infrastruktur, sarana
dan prasarana pertanian hingga ke saluran distribusi pertanian. Mengingat bahwa sektor
pertanian adalah sektor yang paling produktif dan berpengaruh positif terhadap perekonomian
Kabupaten Kampar, perlu dibuat kebijakan yang lebih berpihak kepada petani atau masyarakat
lain agar tetap berusaha di bidang pertanian dan mengembangkan sektor pertanian menjadi
sektor unggulan.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z. (2015). Aplikasi Analisis Shift Share pada Transformasi Sektor Pertanian dalam
Perekonomian Wilayah di Sulawesi Tenggara. Jurnal Informatika Pertanian, 24(2), 165β
178.
Ai, T., & Wardoyo, R. (2015). Fuzzy-Klassen Model for Development Disparities Analysis
based on Gross Regional Domestic Product Sector of a Region. International Journal of
Computer Applications, 123(7), 17β22. https://doi.org/10.5120/ijca2015905389
Badan Pusat Statistik. (2019). Statistik Daerah Kabupaten Kampar 2019. In Badan Pusat
Statistik.
Badan Pusat Statistik. (2020). PDRB ADHK Menurut Lapangan Usaha. Badan Pusat Statistik
Kabupaten Kampar.
CieΕlak, I., Pawlewicz, K., & Pawlewicz, A. (2019). Sustainable development in Polish regions:
A shift-share analysis. Polish Journal of Environmental Studies, 28(2), 565β575.
https://doi.org/10.15244/pjoes/85206
Crawley, A., Beynon, M., & Munday, M. (2013). Making Location Quotients More Relevant as
a Policy Aid in Regional Spatial Analysis. Urban Studies, 50(9), 1854β1869.
https://doi.org/10.1177/0042098012466601
Fracasso, A., & Marzetti, V. G. (2018). Estimating dynamic localization economies: the
inadvertent success of the specialization index and the Location Quotient. Regional
Studies, 52(1), 119β132. https://doi.org/10.1080/00343404.2017.1281388
Hidayat, E., & Supriharjo, R. (2014). Identifikasi Sub Sektor Unggulan Kecamatan di
Kabupaten Lombok Tengah. Jurnal Teknik Pomits, 3(1), 1β4.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.12962/j23373539.v3i1.5746
Isbah, U., & Iyan, R. Y. (2016). Analisis Peran Sektor Dalam Perekonomian Dan Kesempatan
Kerja Pertanian Di Provinsi Riau. Jurnal Sosial Ekonomi Pembangunan, 7(19), 45β54.
Liu, H., Jia, Y., Niu, C., & Gan, Y. (2019). Spatial Pattern Analysis of Regional Water Use
Profile Based on the Gini Coefficient and Location Quotient. Journal of the American
Water Resources Association, 55(5), 1349β1366. https://doi.org/10.1111/1752-
1688.12790
Morrissey, K. (2016). A Location Quotient approach to producing regional production
multipliers for the Irish economy. Papers in Regional Science, 95(3), 491β506.
https://doi.org/10.1111/pirs.12143
Putra, F. D., Kifli, F. W., & Ambarsari, A. (2017). Analisis Klassen Typology Sektor Ekonomi
Provinsi Riau. Jurnal Masepi, 6(April), 487β492.
R. Jumiyanti, K. (2018). Analisis Location Quotient dalam Penentuan Sektor Basis dan Non
Fadlan Zuhdi β Peranan Sektor Pertanian terhadap ...........................................................................
JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)
285
Basis di Kabupaten Gorontalo. Gorontalo Development Review, 1(1), 29.
https://doi.org/10.32662/golder.v1i1.112
Sari, F. W. A. W., & Herawaty, B. R. (2019). Analisis Peranan Sektor Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan pada Perekonomian Kabupaten Deli Serdang. Journal Agroland, 26(3), 198β
211.
Sari, S. R. (2018). Kontribusi Sektor Pertanian Dalam Struktur Ekonomi Di Kabupaten Kaur
Provinsi Bengkulu. Jurnal AGRISEPβ―: Kajian Masalah Sosial Ekonomi Pertanian Dan
Agribisnis, 17(2), 175β186. https://doi.org/10.31186/jagrisep.17.2.175-186
Supriyadi, B., Bahrullah, A., & Djazuli, A. (2016). Analysis of Social Economics District
Proliferation in Indonesia. The IAFOR International Conference on the Social Science-
Dubai 2016, 1β9.
Xanthos, G., Zopounidis, C., Garefalakis, A., Lemonakis, C., & Passas, I. (2020). Distinguish
regional performance with the use of shift-share analysis and MCDA methods: a gross
value added perspective. Operational Research, 0123456789.
https://doi.org/10.1007/s12351-020-00582-6
Recommended