View
100
Download
19
Category
Preview:
DESCRIPTION
sgd
Citation preview
ukkie – tumbang lbm 2 01/01/2015
LBM 2 SGD 1
STEP 1
- Tes KramerPemeriksaan untuk menilai kadar bilirubin. Menghubungkan kadar serum bilirubin total dan luas daerah yang mengalami ikterik pada bayi.
- FototerapiTerapi yang memberi efek bilirubin menjadi efek yang tidak beracun. Karena bilirubin sensitive terhadap cahaya. Untuk mengubah bilirubin indirek menjadi direk.
STEP 2
1. Apa hubungan ibu demam sebelum melahirkan dengan kondisi bayi sekarang?2. Jelaskan interpretasi tes Kramer!3. Mengapa didapatkan keluhan bayi Nampak kuning pada wajah sampai dada?4. Apa etiologi dari scenario (kuning pada wajah-dada)?5. Bagaimana mekanisme dari pembentukan bilirubin dan mengapa bias hiperbilirubin?6. Apa hubungan ketuban belum pecah saatmau melahirkan dengan kondisi bayi sekarang?7. Apa hubungan status HbSAg ibu (-) dengan bayi yang diberi imunisasi hepatitis B serta tampak
kuning pada bayi?8. Apa diagnosis dan DD dari scenario?9. Apa saja pemeriksaan laboratorium dan interpretasi dari diagnosis?10. Apa terapi dari diagnosis?11. Bagaimana perbedaan ikterik fisiologi dan patologis pada bayi?
STEP 3
1. Bagaimana mekanisme dari pembentukan bilirubin dan mengapa bisa terjadi hiperbilirubin?Hb -> Heme & Globin.Heme hemoksigenase biliverdin biliverdinreduktase bilirubin unconjugated bilirubin albumin masuk hepar berikatan dengan asam glukoronidase bilirubin asam glukonidase (conjugated) masuk ke usus B-glukonase urobilinogen system portal blood.Oksidase
Kelainan pada bilirubin albumin:Tidak ada yang di transport ke hepar. Kadar bilirubin 1 tinggi akan masuk ke jaringan lemak mengubah warna menjadi kuning.
Bilirubin saat sudah masuk hepar akan berikatan dengan protein y & z (di hepatosit).
mangbewok.tk 1
ukkie – tumbang lbm 2 01/01/2015
Saat menuju hepatosit akan melewati membrane terjadi pengikatan antara ligandin dan glukoronil esterase.
2. Apa hubungan ibu demam sebelum melahirkan dengan kondisi bayi sekarang?Demam sebelum melahirkan perkirakan ibu infeksi.Infeksi -> tembus transplasenta -> menularkan ke bayi.
Plasenta berhubungan langsung dengan tali pusat -> langsung ke hepar -> merusak sel hepar -> kemampuan konjugasi berkurang.
Terjadi gangguan ekskresi akibat obstruksi pada hepar yang disebabkan oleh infeksi.
Dilakukan pemeriksaan coombs.
3. Apa hubungan status HbSAg ibu (-) dengan bayi yang diberi imunisasi hepatitis B serta tampak kuning pada bayi?HbSAg (+) menandakan adanya virus.Jika terdeteksi HbSAg (+) maka tidak boleh imunisasi karna akan menyebabkan virus menjadi dorman.Karna ibu (-) maka bayi diberikan imunisasi.
Bayi diberi vaksin hepatitis demam (untuk membentuk imunitas humoral).
Kuning berhubungan dengan imunisasi atau tidak?
4. Apa hubungan ketuban belum pecah saat mau melahirkan, jumlah cukup, keruh, berbau khas dengan kondisi bayi sekarang?Ketuban belum pecah pada pembukaan 7 meningkatkan terjadinya infeksi.Ketuban keruh kemungkinan karna adanya infeksi dan bilirubin.
Bayi minum amnion gangguan bilirubin diekskresikan terjadi perubahan warna karna hiperbilirubin.
Hubungan dengan demam
5. Mengapa didapatkan keluhan bayi nampak kuning pada wajah sampai dada dan jelaskan interpretasi tes Kramer!
Derajat Lokasi Kadar bilirubin1 Kepala & leher 5 mg%2 Badan atas 9 mg%3 Badan bawah, tungkai 11,4 mg%
mangbewok.tk 2
ukkie – tumbang lbm 2 01/01/2015
4 Lutut, kaki, lengan 12,4 mg%5 Telapak tangan & kaki 16 mg%
Perbedaan penanganan tiap derajat
Aliran darah terbanyak ke otak.Bilirubin akan masuk ke aliran darah menuju ke kepala kemudian ke dada karna banyak aliran darah.
6. Bagaimana perbedaan ikterik fisiologi dan patologis pada bayi?FisiologisMuncul pada hari ke 2-3.Penyebab karna pemecahan heme yang berlebihan.Hb mudah pecah.Hepar belum sempurnaMuncul 24 jam sejak lahir puncak pada hari 3-5 menurun hari ke 7; karena minum asi. Asi mengandung inhibitor glucoronil transferase.
PatologisMuncul sejak hari pertama (langsung kuning)Berasal dari bilirubin conjugated dan unconjugated.Hepatitis merusak hepatosit banyak bilirubin direk.Hepatitis peningkatan bilirubin indirect karena adanya peradangan pada ductus billiaris.Hepatitis virus masuk filtrasi oleh lobulus hepar memanggil imunitas dicerna virus menetap di hepatosit system imun merusak hepatosit terbentuk jaringan parut menyebabkan terjadinya gangguan aliran darah. (unconjugated)
Hb bayi mudah pecah bilirubin indirek meningkat.Bilirubin sewaktu lewat darah cukup bulan >12,5 mg%, kurang bulan >10 mg%.Terjadi peningkatan bilirubin lebih dari 5 mg%.Icterus menetap 2 minggu pertama da nada tanda proses hemolitik (defisiensi enzim g6pg)Bilirubin direct >1mg%
7. Apa etiologi dari scenario (kuning pada wajah-dada)?Reflek tidak adekuat karna tidak minum asi.Semua reflek menurun karena letargi.
Peningkatan eritrosit.Usia sel darah merah pendek.Infeksi (scenario)
Etiologi fisiologis dan patologisEtiologi hiperbilirubinemia unconjugated dan conjugated.
mangbewok.tk 3
ukkie – tumbang lbm 2 01/01/2015
PrehepatalIntrahepatalPosthepatal
8. Apa diagnosis dan DD dari scenario?DDHiperbilirubinemia fisiologisHiperbilirubinemia patologis (infeksi)KernikterusBilirubin indirect bias melewatisawar darah otak karna larut dalam lemak.Manifestasi awal:Letargi, hipotoni, berkurangnya reflek moro, berkurangnya keinginan minum.Resiko bisa mengenai bayi cukup bulan karena hemolysis.
Icterus prehepatalIcterus intrahepatalIcterus posthepatal (obstruksi saluran empedu)
Diagnosis.Hiperbilirubinemia indirect.Bayi baru lahir hepatosit matang 2 minggu gangguan konjugasi karena hepatosit belum matang bilirubin menembus mukosa
9. Apa saja pemeriksaan laboratorium dan interpretasi dari diagnosis?Leukosit N 4.500-13.000. leukosit meningkat.Hb N 11,5-14,8. Hb turun.Hematokrit –GDS –Bilirubin totalBilirubin direct N 0,1-0,4 mg/dlBilirubin indirect N 0,3-1,1 mg/dl
10. Apa terapi dari diagnosis?
Sinar biru mengubah bilirubin bebas menjadi isomer dalam air. Supaya bisa disekresi lewat pencernaan tanpa melalui proses konjugasi.
DILENGKAPI YAAAAA
Dosis, frekuensi.
mangbewok.tk 4
ukkie – tumbang lbm 2 01/01/2015
STEP 7
1. Bagaimana mekanisme dari pembentukan bilirubin dan mengapa bisa terjadi hiperbilirubin?
SUMBER : Kejadian Hiperbilirubinemia Akibat Inkompatibilitas ABO di RSU
pandan Arang Boyolali. Abstrak. Oleh Dwi Anita Apriastuti 2007. 10 mei 2010.
1.
mangbewok.tk 5
ukkie – tumbang lbm 2 01/01/2015
SUMBER : JURNAL UNIVERSITA SUMATRA UTARA
2.
mangbewok.tk 6
ukkie – tumbang lbm 2 01/01/2015
SUMBER JURNAL UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
1. ikterus prahepatik
akibat produksi bilirubin yang meningkat, yang terjadi pada hemolisis sel darah
merah ( ikterus hemolitik ). Kapasitas sel hati untuk mengadakan konjugasi
terbatas apalagi bila disertai oleh adanya disfungsi sel hati. Akibatnya bilirubin
mangbewok.tk 7
ukkie – tumbang lbm 2 01/01/2015
indirec akan meningkat. Dalam batas tertentu bilirubin direk juga meningakt
dan akan segera diekskresikan kedalam saluran pencernaan, sehingga akan
didapatkan peninggian kadar urobilinogen didalam feses dan urine.
2. ikterus pascahepatik ( obstruktif )
bendungan dalam saluran empedu akan menyebabkan peninggian bilirubin
konjugasi yang larut dalam air. Sebagai akibat bendungan, bilirubin ini akan
mengalami regurgitasi kembali kedalam sel hati dan terus memasuki
peredaran darah. Selanjutnya akan masuk ke ginjal dan diekskresikan oleh
ginjal sehingga kita akan menemukan bilirubin dalam urine. Karena adanya
bendungan, maka pengeluaran bilirubin kedalam saluran pencernaan
berkurang, sehingga akibatnya feses akan berwarna dempul karena tidak
mengandung strekobilin. Urobilinogen dalam feses dan urine akan menurun.
Akibat penurunan bilirubin direc, maka kulit dan sklera akan berwarna kuning
kehijauan. Kulit akan terasa gatal
3. iketrus hepatoseluler
kerusakan sel hati akan menyebabkan konjugasi bilirubin terganggu, sehingga
bilirubin direc akan meningkat. Kerusakan sel hati juga akan menyebabkan
bendungan di dalam hati sehingga bilirubin darah akan mengalami regurgitasi
kedalam sel hati yang kemudian akan menyebabkan peninggian kadar bilirubin
konjugasi di dalam aliran darah. Bilirubin direc ini larut dalam air sehingga
mudah diekskresikan oleh ginjal. Adanya sumbatan intrahepatik akan
menyebabkan penurunan ekskresi bilirubin dalam saluran pencernaan yang
kemudian akan menyebabkan feses berwarna pucat, karena sterkobilinogen
menurun.
SUMBER : Ilmu Kesehatan Anak.Bagian IKA FKUI.1985
mangbewok.tk 8
ukkie – tumbang lbm 2 01/01/2015
2. Apa hubungan ibu demam sebelum melahirkan dengan kondisi bayi sekarang?3. Apa hubungan status HbSAg ibu (-) dengan bayi yang diberi imunisasi hepatitis B serta tampak
kuning pada bayi?4. Apa hubungan ketuban belum pecah saat mau melahirkan, jumlah cukup, keruh, berbau khas
dengan kondisi bayi sekarang?Hubungan dengan demam
5. Mengapa didapatkan keluhan bayi nampak kuning pada wajah sampai dada dan jelaskan interpretasi tes Kramer!Perbedaan penanganan tiap derajatBagaimana perbedaan ikterik fisiologi dan patologis pada bayi?
Ikterus Fisiologis dihubungkan :
Peningkatan kadar bilirubin indirek : ∑ eritrosit > umur eritrosit < ↑ sirkulasi entero hepatik
Penurunan ambilan bilirubin di hepar :
mangbewok.tk 9
ukkie – tumbang lbm 2 01/01/2015
kadar ligandin ↓ saingan ikatan protein intrasel (afinitas dan kompetitor)
Tak sempurnanya konjugasi Penurunan eksresi bilirubin
Physiologic Jaundice (Icterus Neonatorum).
Normal kadar bilirubin indirek di tali pusat = 1–3 mg/dL, meningkat sekitar < 5 mg/dL/24 jam; dengan demikian, ikterus dapat terlihat pada hari ke 2-3, biasanya memuncak antara hari ke 2-4 sebanyak 5–6 mg/dL dan turun di bawah 2 mg/dL antara hari ke 5-7 kehidupan. Ini dikatakan normal dan dipercaya akibat dari peningkatan produksi bilirubin melalui pemecahan RBC ditambah dengan keterbatasan konjugasi oleh hati.
Overall, 6–7% bayi aterm punya kadar bilirubin indirek > 12.9 mg/dL dan 3% kadarnya > 15 mg/dL. Faktor risiko hiperbilirubinemia indirek termasuk diabetes maternal, ras (Chinese, Japanese, Korean, and Native American), prematur, obat (vitamin K3, novobiocin), ketinggian, polycythemia, male sex, trisomy 21, cutaneous bruising, cephalohematoma, oxytocin induction, breast-feeding, weight loss (dehydration or caloric deprivation), delayed bowel movement, and a sibling who had physiologic jaundice. Riwayat keluarga dengan ikterus, exclusive breast-feeding, bruising, cephalohematoma, Asian race, dan usia ibu > 25 th, didentifikasi 60% kasus extreme hyperbilirubinemia. Bilirubin indirek turun (1 mg/dL) pada hari 10–14 kehidupan.
Persistent hiperbilirubinemia indirek selama 2 minggu mengarah ke hemolysis, hereditary glucuronyl transferase deficiency, breast milk jaundice, hypothyroidism, atau intestinal obstruction. Ikterus yang berhubungan dengan pyloric stenosis mungkin mengarah ke caloric deprivation, deficiency of hepatic UDP-glucuronyl transferase, atau ileus-menyebabkan peningkatan sirkulasi bilirubin.
Diagnosis ikterus fisiologis pada bayi aterm atau preterm dapat ditentukan dengan
mengetahui penyebab ikterus berdasarkan penemuan klinis dan laboratoriums. Penentuan
penyebab ikterus harus ditegakkan jika (muncul 24–36 jam pertama kehidupan, (2) serum
bilirubin meningkat > 5 mg/dL/24 jam, (3) serum bilirubin > 12 mg/dL aterm (khususnya yang
tidak punya factor risiko) atau 10–14 mg/dL pada bayi preterm, (4) ikterus persisten setelah 10–
14 hari kehidupan, atau (bilirubin direk > 2 mg/dL kapan saja
Ikterus klinis yang terjadi pada bayi usia kurang dari 24 jam dengan atau peningkatan
kadar bilirubin lebih dari 5 mg/dl /hari dengan atau hemolisis.
(Kapita selekta kedokteran,jilid 2 edisi 3)
mangbewok.tk 10
ukkie – tumbang lbm 2 01/01/2015
Dewasa : Bilirubin direk reduksi oleh bakteri ( C. Perfringens & E. Coli) sterkobilin feses
Bayi : Bilirubin direk bakteri (-) hidrolisis oleh β-glukoronidase bilirubin indirek sirkulasi enterohepatik
mangbewok.tk 11
ukkie – tumbang lbm 2 01/01/2015
Muncul 2-3 hari setelah lahir dan menghilang pada 10 hari pertama normal pada bayi aterm. Mengapa ikterus baru muncul 2-3 hari setelah lahir ?
o karena fungsi hepar yang belum matang, o adanya pemecahan bilirubin I belum menjadi bilirubin II sehingga bilirubin masuk
kembali ke dalam aliran darah.o Hipoksi pada jam-jam kelahiran pertama Merangsang eritrosit semakin banyak
dan as. Glukoronat belum bnayak ikterus pada naonatus Siklus bilirubinemia :
Ertirosit hB heme dan globin heme dipecah jadi Fe dan 4 inti pirol menjadi biliverdin direduksi secara cepat bilirubin I+ albumin di dalam usus bilirubin II + as.glukoronat menjadi urobilinogen dan sterkobilirubin sterkobilinogen menjadi sterkobilin dibantu bakteri untuk mewarnai feses menjadi coklat sedangkan urobilinogen menjadi urobilin untuk mewarnai urin menjadi kuning.
Bilirubin patologisa. Etiologi
1. Produksi yg berlebihan lebih daripada kemampuan bayi u/ mengeluarkannya
misalnya pada hemolisis yg meningkat pd inkompatibilitas darah Rh,
ABO,gol darah lain, defisiensi enzim G6PD, pyruvate kinase, perdarahan
tertutup dan sepsis.
mangbewok.tk 12
ukkie – tumbang lbm 2 01/01/2015
2. Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi hepar. Gangguan ini dapat
disebabkan o/ imaturitas hepar, kurangnya substrat u/ konjugasi bilirubin
gangguan fungsi hepar akibat asidosis, hipoksia dan infeksi atau tidak
terdapatnya ensim glukoronil transferase. Penyebab lain adalah defisiensi
protein Y dalam hepar yg berperan penting dalam uptake bilirubin ke sel2
hepar.
3. Gangguan dlm transportasi. Bilirubin dalam terikat o/ albumin kemudian
diangkut ke hepar. Ikatan bilirubin dgn albumin ini dpt dipengaruhi o/ obat2an
misalnya salisilat, sulfafurozole. Difesiensi albumin menyebabkan lebih
banyak terdapatnya bilirubin indirek yg bebas dlm darah yg mudah melekat ke
sel otak.
4. Gangguan dalam ekskresi.
Gangguan ini dpt tjd akibat obstruksi dlm hepar atau di luar hepar.
Kelainan di luar hepar biasanya akibat infeksi atau kerusakan hepar o/
penyebab lain.
(Hanifa W.2007.Ilmu Kebidanan.Jakarta:YBP-SP)
6. Apa etiologi dari scenario (kuning pada wajah-dada)?
Umumnya terjadi pada bayi baru lahir, kadar bilirubin tak terkonjugasi pada minggu
pertama > 2 mg/dL. Pada bayi cukup bulan yang mendapat susu formula kadar bilirubin
akan mencapai puncaknya sekitar 6-8 mg/dL pada hari ke-3 kehidupan dan kemudian
akan menurun cepat selama 2-3 hari diikuti dengan penurunan yang lambat sebesar 1
mg/dL selama 1-2 minggu. Pada bayi cukup bulan yang mendapat ASI kadar bilirubin
puncak akan mencapai kadar yang lebih tinggi (7-14 mg/dL) dan penurunan terjadi lebih
lambat. Bisa terjadi dalam waktu 2-4 minggu, bahkan dapat mencapai waktu 6 minggu.
Pada bayi kurang bulan yang mendapat susu formula juga akan mengalami peningkatan
dengan puncak yang lebih tinggi dan lebih lama, begitu juga dengan penurunannya jika
tidak diberikan fototerapi pencegahan. Peningkatan sampai 10-12 mg/dL masih dalam
kisaran fisiologis, bahkan hingga 15 mg/dL tanpa disertai kelainan metabolisme bilirubin.
(Buku Ajar Neonatologi, Ikatan Dokter Anak Indonesia 2008)
mangbewok.tk 13
ukkie – tumbang lbm 2 01/01/2015
1.
mangbewok.tk 14
ukkie – tumbang lbm 2 01/01/2015
SUMBER :JURNAL UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
mangbewok.tk 15
ukkie – tumbang lbm 2 01/01/2015
mangbewok.tk 16
ukkie – tumbang lbm 2 01/01/2015
SUMBER : Kejadian Hiperbilirubinemia Akibat Inkompatibilitas ABO di RSU
pandan Arang Boyolali. Abstrak. Oleh Dwi Anita Apriastuti 2007. 10 mei 2010.
7. Apa diagnosis dan DD dari scenario?
mangbewok.tk 17
ukkie – tumbang lbm 2 01/01/2015
infeksi pada neonatesa. Definisi : Adalah infeksi aliran darah yang bersifat invasif dan ditandai dengan
ditemukannya bakteri dalam cairan tubuh seperti darah, cairan sumsum tulang
atau air kemih.
b. Etiologi
Pola kuman penyebab sepsis tidak selalu sama antara 1 RS dengan RS yang
lain. Perbedaan tersebut terdapat pula antar suatu negara dengan negara lain.
Perbedaan pola kuman ini akan berdampak terhadap pemilihan antibiotik yang
dipergunakan pada pasien. Perbedaan pola kuman mempunyai kaitan pula
dengan prognosa serta komplikasi jangka panjang yang mungkin diderita bayi
baru lahir.
Hampir sebagian besar kuman penyebab di negara berkembang adalah kuman
gram negatif berupa kuman enterik seperti Enterobakter sp, Klebsiella sp dan
Coli sp. Sedangkan di Amerika utara dan eropa barat 40% penderita terurama
disebabkan oleh Streptokokus grup B. Selanjutnya kuman lain seperti Coli sp,
Listeria sp dan Enterovirus ditemukan dalam jumlah yang lebih sedikt.
(Buku Ajar Neonatologi, Ikatan Dokter Anak Indonesia 2008)
Patofisiologi
Selama dalam kandungan janin relatif aman terhadap kontaminasi kuman karena
terlindung oleh berbagai organ tubuh seperti plasenta, selaput amnion, khorion
dan benerapa faktor anti infeksi pada cairan amnion. Walaupun demikian
kemungkinan kontaminsi kuman dapat timbul melalui berbagai jalan yaitu:
1. infeksi kuman, parasit atau virus yang diderita ibu dapat mencapai janin
melalui aliran darah mene,mbus barier plasenta dan masuk sirkulasi janin.
Keadaan ini ditemukan pada infeksi TORCH, triponema pallidum atau
Listeria dll.
2. prosedur obstetri yang kurang memperhatikan faktor aseptik/antiseptik
misalnya saat pengambilan contoh darah janin, bahan villi khorion atau
mangbewok.tk 18
ukkie – tumbang lbm 2 01/01/2015
amniosentesis. Paparan kuman pada cairan amnion saat prosedur dilakukan
akan menimbulkan amnionitis dan pada akhirnya terjadi kontaminasi kuman
pada janin.
3. pada saat ketuban pecah, paparan kuman yang berasal dari vagina akan lebih
berperan dalam infeksi janin. Pada keadaan ini kuman vagina masuk kedalam
rongga uterus dan bayi dapat terkontaminasi kuman melalui saluran
pernafasan ataupun saluran cerna. Kejadian kontaminasi kuman pada bayi
yang belum lahir akan meningkat apabila ketuban pecah lebih dari 18-24 jam.
Setelah lahir, kontaminasi kuman terjadi dari lingkungan bayi baik karena infeksi
silang ataupun karena alat-alat yang digunakan bayi, bayi yang mendapat
prosedur neonatal invasif seperti kateterisasi umbilikus, bayi dalam ventilator,
kurang memperhatikan tindakan a/antiseptik, rawat inap yang terlalu lama dan
hunian terlalu padat.
(Buku Ajar Neonatologi, Ikatan Dokter Anak Indonesia 2008)
Infeksi pada neonatus dapat melalui beberapa cara. Blanc (1961) membaginya dalam tiga
golongan yaitu :
1. infeksi antenatal
Kuman mencapai janin melalui peredaran darah ibu ke plasenta. Disini kuman itu melewati
batas plasenta dan mengadakan intervillositis. Selanjutnya infeksi melalui vena umbilikalis
masuk kejanin. Kuman yang dapat memasuki janin melalui jalan ini ialah :
a. virus : rubella, poliomielitis, koksakie, variola, vaksinia, sitomegalovirus;
b. spirokaeta : sifilis
c. bakteria : jarang sekali dapat melewati plasenta, kecali Escherichia coli dan
Listeria monocytogenes.
Tuberkulosis kongenital dapat terjadi melalui infeksi plasenta; sarang pada plasenta pecah ke
licuor amnii dan janin mendapat tuberculosis melalui cairan itu.
mangbewok.tk 19
ukkie – tumbang lbm 2 01/01/2015
2. infeksi intranatal
infeksi melalui cara ini lebih sering terjadi dari pada cara yang lain. Kuman dari vagina naik
dan masuk ke dalam rongga amnion setelah ketuban pecah. Ketuban pecah lama mempunyai
peranan penting dalam timbunya plasentitis dan amnionitis. Infeksi dapat pula terjadi
walaupun ketuban masih utuh, misalnya pada partus lama dan sering kali dilakukan
pemeriksaan vaginal. Janin kena infeksi karena menginhalasi likuor yang septik, sehingga
terjadi pneumonia kongenital atau karena kuman-kuman memasuki peredaran darahnya dan
menyebabkan septikemia. Infeksi intranatal dapat juga terjadi dengan jalan kontak langsung
dengan kuman yang terdapat dalam vagina, misalnya blenorea dan oral thrush.
3. infeksi pasca natal
infeksi ini terjadi setelah bayi lahir lengkap dan biasanya merupakan infeksi yang diperoleh
(acquired infection). Sebagian besar infeksi yang menyebabkan kematian terjadi sesudah
bayi lahir sebagai akibat penggunaan alat, atau perawatan yang tidak steril, atau karena
cross-infection. Infeksi postnatal ini sebetulnya sebagian besar dapat dicegah. Hal ini penting
skali karena mortalitas infeksi postnatal sangat tinggi. Seringkali bayi lahir di Rumah sakit
karena terkena infeksi dengan kuman-kuman ysng sudah tahan terhadap banyak jenis
antibiotika, sehingga menyulitkan pengobatannya.
(ilmu kebidanan, hanifa wiknjosastro)
klasifikasi
Infeksi pada neonates dapat dibagi menurut berat ringannya dalam 2 golongan besar:
1) Infeksi berat (major infections) sepsis neonatal, meningitis,
pneumonia, diare epidemic, pielonefritis, osteitis akut, tetanus
neonatorum
2) Infeksi ringan (minor infections) infeksi pada kulit, oftalmia
neonatorum, infeksi umbilicus (omfalitis), moniliasis
Sumber : Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Perinatologi, dalam Buku Kuliah Ilmu
Kesehatan Anak 3. FKUI. Jakarta. 1985.
mangbewok.tk 20
ukkie – tumbang lbm 2 01/01/2015
a. Manifestasi kliniso Malas minumo Letargio BB menurun hanya pada infeksio Muntaho Timbul ikterus
b. Diagnosis
Dalam menentukan diagnosis diperlukan berbagai informasi antara lain :
Faktor risiko
1. Faktor ibu
Persalinan dan kelahiran kurang bulan
Ketuban pecah lebih dari 18-24 jam
Chorioamnionitis
Persalinan dengan tindakan
Demam pada ibu (>38,4°C)
Infeksi saluran kencing pada ibu
Faktor sosial ekonomi dan gizi ibu
2. faktor bayi
Asfiksia perinatal
Berat lahir rendah
Bayi kurang bulan
Prosedur invasif
Kelainan bawaan
Gambaran klinik
Gangguan organ Gambaran klinis
Kardiovaskuler Tekanan darah sistolik < 40 mmHg
Denyut jantung < 50 atau > 220/menit
mangbewok.tk 21
ukkie – tumbang lbm 2 01/01/2015
Terjadi henti jantung
pH darah < 7,2 pada PaCO2 normal
Kebutuhan akan inotropik untuk mempertahankan
tekanan darah normal
Saluran nafas Frekw nafas > 90/menit
PaCO2 > 65 mmHg
PaO2 < 40 mmHg
Memerlukan ventilasi mekanik
FiO2 < 200 tanpa kelainan jantung sianotik
Sistem hematologik Hb < 5 g/dl
WBC < 3000 sel/mm³
Trombosit < 20000
D-dimer > 0,5 ug/ml pada PTT > 20 detik atau waktu
tromboplastin > 60 detik
SSP Kesadaran menurun disertai dilatasi pupil
Gangguan ginjal Ureum > 100 mg/dL
Creatinin > 20 mg/dL
Gastroenterologi Perdarahan GI disertai dengan penurunan Hb > 2 g%,
hipotensi, perlu tranfusi darah atau operasi GI
Hepar Bilirubin total > 3 mg%
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan komponen darah , C- Reactive Protein (CRP) dan pemeriksaan
biomolekuler.
(Buku Ajar Neonatologi, Ikatan Dokter Anak Indonesia 2008)
c. Penatalaksanaan Diberikan kombinasi antibiotika golongan Ampisilin dosis 200 mg/kg BB/24 jam i.v (dibagi 2 dosis untuk neonatus umur < 7 hari, untuk neonatus umur > 7 hari dibagi 3 dosis), dan Netylmycin (Amino glikosida) dosis 7 1/2 mg/kg
mangbewok.tk 22
ukkie – tumbang lbm 2 01/01/2015
BB/per hari i.m/i.v dibagi 2 dosis (hati-hati penggunaan Netylmycin dan Aminoglikosida yang lain bila diberikan i.v harus diencerkan dan waktu pemberian sampai 1 jam pelan-pelan). Dilakukan septic work up sebelum antibiotika diberikan (darah lengkap, urine, lengkap, feses lengkap, kultur darah, cairan serebrospinal, urine dan feses (atas indikasi), pungsi lumbal dengan analisa cairan serebrospinal (jumlah sel, kimia, pengecatan Gram), foto polos dada, pemeriksaan CRP kuantitatif).Pemeriksaan lain tergantung indikasi seperti pemeriksaan bilirubin, gula darah, analisa gas darah, foto abdomen, USG kepala dan lain-lain.Apabila gejala klinik dan pemeriksaan ulang tidak menunjukkan infeksi, pemeriksaan darah dan CRP normal, dan kultur darah negatif maka antibiotika diberhentikan pada hari ke-7. Apabila gejala klinik memburuk dan atau hasil laboratorium menyokong infeksi, CRP tetap abnormal, maka diberikan Cefepim 100 mg/kg/hari diberikan 2 dosis atau Meropenem dengan dosis 30-40 mg/kg BB/per hari i.v dan Amikasin dengan dosis 15 mg/kg BB/per hari i.v i.m (atas indikasi khusus). Pemberian antibiotika diteruskan sesuai dengan tes kepekaannya. Lama pemberian antibiotika 10-14 hari. Pada kasus meningitis pemberian antibiotika minimal 21 hari.Pengobatan suportif meliputi :Termoregulasi, terapi oksigen/ventilasi mekanik, terapi syok, koreksi
metabolik asidosis, terapi hipoglikemi/hiperglikemi, transfusi darah, plasma, trombosit, terapi kejang, transfusi tukar.
(www.pediatrik.com)
d. Pencegahan Cara umum Harus sudah dimulai pada periode antenatal. Infeksi ibu harus diobati dgn baik,
dikamar bersalin harus ada pemisahan yg sempurna antara bagian yg septik dan yg aseptik. Ibu yg akan melahirkan sebelum masuk kamar bersalin harus dimandikan dulu dan memakai baju khusus untuk kamar bersalin. Suasana kamar bersalin harus sama dgn kamar operasi. Alat resusitasi harus steril.
Dibangsal bayi baru lahir harus ada pemisahan yg sempurna untuk bayi yg lahir dgn partus aseptik dan partus septik. Pemisahan ini harus mencakup personalia, fasilitas perawatan, dan alat yg digunakan. Harus terdapat kamar isolasi untuk bayi yg menderita penyakit menular. Sebelum dan sesudah memegang bayi harus cuci tangan yg sebaiknya dgn sabun antseptik atau sabun biasa dgn waktu cukup lama (1 menit). Dalam ruangan harus memakai jubah staril, maske, dan memakai sandal khusus. Dalam ruangan bayi tidak boleh banyak bicara. Bial menderita enyakit saluran nafas atas tidak boleh masuk kaar bayi.
Dapur susu harus bersih dan cara mencampur susu harus aseptik. ASI yg dipompa sebelum diberikan bayi harus dipasteurisasi. Setiap bayi harus mempunyai tempat
mangbewok.tk 23
ukkie – tumbang lbm 2 01/01/2015
pakian sendiri, begitu pula termometer, obat, kasa, dll. Inkubator harus selalu dibersihkan dan lantai ruangan setiap hari hrs dibersihkan dan setiap minggu dicuci dgn mengg antiseptikum.
Cara khusus Pemakaian antibiotika hanya untuk tujuan dan indikasi yg jelas Bila kemampuan pengawasan klinis dan laboratorium cukup baik, sebaiknya tidak
perlu memberikan antibiotika profilaksis. Anibiotika baru diberikan kalau sudah terdapat tanda infeksi.
Bila kemampuan tersebut tidak ada, kiranya dapat dipertanggungjawabkan pemberian antibiotika profilaksis berupa ampisillin 100 mg/kgbb/hari dan gentamissin 3-5 mg/kgbb/hari selama 3-5 hari.(Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 3, FKUI, 1985)
e. Prognosis Pada umumnya angka kematian sepsos neonatal berkisar antara 10-40%.Tinggi rendahnya angka kematian tergantung dari waktu timbulnya penyakit,penyebabnya,besar-kecilnya bayi,beratnya penyakit,dan tempat perawatannnya.( IKA,FKUI 2008)
f. Komplikasi o Sepsiso Hepatosplenomegali
DIAGNOSIS BANDING IKTERUS
Temuan
Anamnesis Pemeriksaan
Pemeriksaan
Penunjang atau
Diagnosis Lain yang
Sudah Diketahui
Kemungkinan
Diagnosis
- Timbul saat lahir
sampai dengan hari
kedua.
- Riwayat ikterus
pada bayi
- Sangat ikterus.
- Sangat pucat.
- Hb < 13 gr/dl
- Ht < 39 %
Ikterus haemolitik
akibat inkompatibilitas
darah.
mangbewok.tk 24
ukkie – tumbang lbm 2 01/01/2015
sebelumnya.
- Riwayat penyakit
keluarga: ikterus,
anemi, pembesaran
hati, pengangkatan
limpa.
- Timbul saat lahir
sampai dengan hari
kedua atau lebih.
- Riwayat infeksi
maternal.
- Sangat ikterus.
- Tanda tersangka
infeksi atau sepsis
(malas minum,
kurang aktif, tangis
lemah, suhu tubuh
abnormal).
Lekositosis,lekopeni,
trombositopenia.
Ikterus diduga karena
infeksi berat atau
sepsis (tangani dugaan
infeksi berat dan
fototerapi bila
diperlukan).
- Timbul pada hari
pertama.
- Riwayat ibu hamil
penggunaan obat.
- Ikterus hebat timbul
pada hari kedua.
- Ensefalopati timbul
pada hari ketiga
hingga ke tujuh.
- Ikterus hebat yang
tidak atau terlambat
diobati.
- Ikterus
- Sangat ikterus.
- Kejang
- Postur abnormal
- Letargi
- Ikterus akibat obat.
- Ensefalopati bilirubin
(kern-ikterus) obati
kejang dan tangani
ensefalopati bilirubin.
Ikterus menetap
setelah usia 2
minggu.
Ikterus berlangsung
> 2 minggu pada bayi
cukup bulan dan > 3
Faktor pendukung:
urin gelap, feses
pucat.
Ikterus
berkepanjangan.
mangbewok.tk 25
ukkie – tumbang lbm 2 01/01/2015
minggu pada bayi
kurang bulan.
- Timbul hari kedua
atau lebih.
- Bayi Berat Lahir
Rendah.
Bayi tampak sehat. Ikterus pada bayi
prematur.
Timbul hari ketiga. - Bayi cukup bulan.
- Bayi lahir > 2500
gram, tampak sehat.
Ikterus fisiologis
8. Apa saja pemeriksaan laboratorium dan interpretasi dari diagnosis?9. Apa terapi dari diagnosis?
Dosis, frekuensi.
o Anamnesis Riwayat ibu selama hamil Riwayat antenatal Fase kelahiran KPD +/-
o Px. Fisik Pantau hari ke 3 ikterus pada kepala dulu karena mukosa pada kepala lebih
tipis dan meengandung banyak lipid lalu menyebar pada badan +/-o Px. Visual
Metode Kramer1. Ikterus Nampak dari kepala samapi leher2. Ikterus Nampak kepala, badan, umbilicus3. Ikterus Nampak Kepala, badan, paha, lutut4. Ikterus Nampak Kepala, badan, ekstermitas atas dan bawah5. Ikterus Nampak kepala, badan, semua ekstermitas sampai ujung-ujung
jaric. Penatalaksanaan
o Pemberian ASI terus untuk meningkatkan imunitas bayio Dengan penyinaran
Terapi sinar
mangbewok.tk 26
ukkie – tumbang lbm 2 01/01/2015
1. indikasi
- setiap saat apabila bilirubin indirect lebih dari 10mg%
- pra- transfusi tukar
- pasca transfusi tukar
- terdapat ikterik pd hari pertama yg disertai hemolisis
2. perawatan bayi dg terapi sinar
diperiksa terlebih dahulu apakah seluruh lampu telah terpasang dg baik. Lampu yg digunakan
sebaiknya tidak dipergunakan lebih dr 500 jam (menghindari turunyya energi yg dihasilkan
oleh lampu yg dipergunakan)
- diusahakan agar bagian tubuh bayi yg kena sinar dapat seluas mungkin dg membuka
pakaian bayi
- kedua mata dan gonad ditutup dg penutup yg dpt memantulkan cahaya
- bayi diletakkan 8 inci di bwh sinar lampu. Jarak ini dianggap jarak yg terbaik untuk
mendapatkan energi yg optimal
- posisi bayi sebaiknya diubah2 setiap 18 jam agar bagian tubuh yg terkenana cahya
dpt menyeluruh
- suhu bayi diukur scr berkala 4-6 jam/ kali.
- Kadar bilirubin diperiksa setiap 8 jam / sekurang2nya sekali dlm 24 jam
- Hb juga harus diperiksa scr berkala terutama pd penderita hemolisis
- Perhatikan hidrasi bayi , bila perlu konsumsi cairan bayi dinaikkan
- Lamanya treapi sinar dicatat
- SE biasanya bersifat sementara dan penyinaran dapat diteruskan setelah keadaan yang menyertainya dapat diperbaiki
mangbewok.tk 27
ukkie – tumbang lbm 2 01/01/2015
-
- Efek samping terapi sinar (Komplikasi terapi sinar umumnya ringan, sangat jarang terjadi dan reversibel)
Kelainan Mekanisme yang mungkin terjadi
Bronze baby syndrome Berkurangnya ekskresi hepatik hasil penyinaran bilirubin
Diare Bilirubin indirek menghambat laktase
Hemolisis Fotosensitivitas mengganggu sirkulasi eritrosit
Dehidrasi Bertambahnya Insensible Water Loss (30-100%) karena menyerap energi foton
Ruam kulit Gangguan fotosensitasi terhadap sel mast kulit dengan pelepasan histamin
- (Tatalaksana Ikterus Neonatorum.2004)
3. komplikasi terapi sinar
- peningkatan ‘insensible water loss’ pd bayi
- frekuensi defekasi yg meningkat
- timbulnya kelainan kulit ‘ flea bite rash’ di daerah muka, badan dan ekstremitas
- gangguan retina
- gangguan pertumbuhan
- kenaikan suhu
(Ilmu Kesehatan Anak , ed 3)
1. Transfusi tukar
mangbewok.tk 28
ukkie – tumbang lbm 2 01/01/2015
Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel, 1982). (Tatalaksana Ikterus Neonatorum.2004)
Tindakan utama yang dapat menurunkan dengan cepat kadar bilirubin indirek dalam tubuh.
Bermanfaat juga dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang antibody yang menimbulkan hemolisis.
Indikasi dilakukan transfuse tukar:a. Bila dijumpai kadar bilirubin indirek lebih dari 20 mg/dlb. Kadar bilirubin tali pusat lebih dari 4mg/dlc. Kadar hemoglobin kurang dari 10g/dld. Terdapat peninggian bilirubin yang sangat signifikan dan cepat (1mg/dl tiap jam)e. Bayi yang menderita asfiksia, sindrom gagal nafas, asidosis metabolic, tanda kelainan
susunan saraf pusat, dan bayi dengan BBL kurang dari 1500g. keadaan ini semua dapat dipertimbangkan untuk melakukan tranfusi tukar walaupun kadar bilirubin belum mencapai 20 mg/dl.
Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia. Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 5.
Tabel 5. Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum
Usia Bayi Cukup Bulan Sehat Dengan Faktor Risiko
mg/dL mg/dL
Hari ke-1 15 13
Hari ke-2 25 15
Hari ke-3 30 20
Hari ke-4 dan seterusnya 30 20
(Tatalaksana Ikterus Neonatorum.2004)
Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi:
- Emboli (emboli, bekuan darah), trombosis- Hiperkalemia, hipernatremia, hipokalsemia, asidosis, hipoglikemia- Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin- Perforasi pembuluh darah(Tatalaksana Ikterus Neonatorum.2004)
mangbewok.tk 29
ukkie – tumbang lbm 2 01/01/2015
Hal2 yang perlu diperhatikan :
Perlu diperhatikan macam darah yang diberikan dan tehnik serta penatalaksanaan pemberian Bila hiperbilirubinemia disebabkan oleh inkompatabilitas gol darah rhesustransfusi tukar
dilakukan dengan menggunakan darah gol O rhesus negative. Pada inkompatabilitas gol darah ABO, gol darah yang dipakai adalah gol darah O rhesus
positif. Pada keadaan lain yang tidak berhubungan dengan aloimunitas sebaiknya digunakan darah
yang bergolongan dengan bayi. Bila tidak memungkinkan dapat dipakai darah gol O yang kompatibel dengan serum ibu.
Dapat diberikan darah gol O dengan titer anti A atau anti B yang rendah (kurang dari 1/256). Jumlah darah yang diberikan untuk transfuse tukar berkisar antara 140-180 ml/kg BB. Transfuse dilakukan dalam ruang aseptic dilengkapi alat pemantau tanda vital bayi dan alat
yang mampu mengarut suhu lingkungan Transfuse melalui pembuluh darah umbilicus dan memperhatikan factor aseptic dan
antiseptic.
Mekanisme :
Tindakan transfuse tukar dilakukan terlebih dahulu dengan mengambil 10-20 ml darah bayi. Darah tersebut diperiksa untuk mengetahui serologic, biakan, G6PD, dan bilirubin sebelum transfuse. Selanjutnya barulah transfuse dilakukan dengan menyuntikkan darah secara perlahan2 sebanyak darah yang dikeluarkan. Pengeluaran dan penyuntikan dilakukan secara bergantian sebanyak 10-20 ml setiap kali dan berulang2 sampai darah yang disediakan habis. Untuk menghindari terjadinya bekuan darah dan hipokalsemia, setiap 100 ml transfuse dilakukan pula pembilasan dengan larutan NaCL-heparin dan pemberian 1 ml kalsium glukonat. Tindakan transfuse dapat dilakukan berulang apabila bilirubin indirek pasca transfuse masih diatas 20 mg/dl.
Komplikasi tranfusi tukar
- Vaskular: emboli udara atau trombus, trombosis- Kelainan jantung: aritmia, overload, henti jantung- Gangguan elektrolit: hipo/hiperkalsemia, hipernatremia, asidosis- Koagulasi: trombositopenia, heparinisasi berlebih- Infeksi: bakteremia, hepatitis virus, sitomegalik, enterokolitis nekrotikan- Lain-lain: hipotermia, hipoglikemia
(Tatalaksana Ikterus Neonatorum.2004)
Asidosis Bradikardia Aritmia
mangbewok.tk 30
ukkie – tumbang lbm 2 01/01/2015
Henti jantung
Pasca transfuse mungkin ditemukan adanya : hiperkalemia, hipernatremia, atau hipoglikemia. Keadaan ini sering dijumpai pada BBLR atau pada bayi sakit berat.
Teknik Transfusi Tukara. SIMPLE DOUBLE VOLUME. Push-Pull tehnique : jarum infus dipasang melalui kateter
vena umbilikalis/ vena saphena magna. Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian.b. ISOVOLUMETRIC. Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri
umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama.c. PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION. Tranfusi tukar sebagian, dilakukan biasanya pada
bayi dengan polisitemia.(Tatalaksana Ikterus Neonatorum.2004)
a. Pencegahan b. Prognosis
o Bila teratasi sedini mungkin maka prognosis baik, bila terlambat kemungkinan bisa hepatosplenomegali dan tidak bisa terselamatkan karna adanya penolakan Rh dalam tubuh bayi.
c. Komplikasi o Hepatosplenomegalio Hepatitis o Sepsis
mangbewok.tk 31
Recommended