View
7
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN PRESTASI BELAJAR
AKUNTANSI MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING
TIPE MIND MAPPING DAN MNEMONIC SERTA MEDIA BAHAN AJAR
PADA SISWA KELAS XI IPS 2 SMA ISLAM 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012
SKRIPSI
Oleh :
DYAH PRAVITA WARDANI
K7408007
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN PRESTASI BELAJAR
AKUNTANSI MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING
TIPE MIND MAPPING DAN MNEMONIC SERTA MEDIA BAHAN AJAR
PADA SISWA KELAS XI IPS 2 SMA ISLAM 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012
Oleh :
DYAH PRAVITA WARDANI
K7408007
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Bidang Keahlian Khusus Akuntansi
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRAK
Dyah Pravita Wardani. UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TIPE MIND MAPPING DAN MNEMONIC SERTA MEDIA BAHAN AJAR PADA SISWA KELAS XI IPS 2 SMA ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011 / 201. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan partisipasi dan prestasi siswa dalam mata pelajaran Akuntansi pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Islam 1 Surakarta dengan menerapkan Pendekatan Quantum Learning Tipe Mind Mapping dan Mnemonic disertai dengan media belajar berupa bahan ajar.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA Islam 1 Surakarta yang berjumlah 28 siswa. Sumber data berasal dari guru, siswa dan mitra kolaborator. Teknik pengumpulan data adalah dengan tes, observasi, wawancara,diskusi, analisis dokumen, dokumentasi, catatan anekdotal serta catatan lapangan. Validitas data menggunakan member check, triangulasi (triangulasi metode, triangulasi sumber, triangulasi instrumen dan triangulasi analitik), expert opinion, dan key responden review. Analisis data menggunakan teknik analisis data deskriptif komparatif, analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif. Prosedur penelitian adalah model spiral yang saling berkaitan dari Hopkins.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan Pendekatan Quantum Learning Tipe Mind Mapping dan Mnemonic disertai dengan penggunaan bahan ajar mampu meningkatkan partisipasi dan prestasi siswa dari pra survei ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Proses pembelajaran pada saat pra survei masih berupa ceramah satu arah sehingga persentase partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran hanya sebesar 55% saja dengan rata rata nilai prestasi belajar Akuntansi siswa pada angka 63. Pada siklus I sudah digunakan bahan ajar yang dikombinasikan dengan tipe pembelajaran Mind Mapping dan Mnemonic meski masih ada beberapa kekurangan, hasilnya persentase partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran naik sebesar 12% dari 55% menjadi 67%, dengan kenaikan rata rata nilai prestasi belajar Akuntansi siswa dari 63 menjadi 79. Kenaikan signifikan terlihat pada siklus II yang telah menerapkan penggunaan bahan ajar, Mind Mapping dan Mnemonic secara optimal sehingga didapat hasil persentase partisipasi belajar siswa sebesar 77%, dan rata rata nilai prestasi belajar Akuntansi siswa sebesar 84.
Simpulan penelitian ini adalah penerapan Pendekatan Quantum Learning Tipe Mind Mapping dan Mnemonic melalui penggunaan bahan ajar mampu meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar Akuntansi siswa kelas XI IPS 2 SMA Islam 1 Surakarta.
Kata Kunci : Mind Mapping, Mnemonic, bahan ajar, partisipasi, prestasi belajar akuntansi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRACT
Dyah Pravita Wardani. IMPROVING PARTICIPATION AND ACHIEVMENT IN STUDYING ACCOUNTING BY QUANTUM LEARNING APPROACH APLICATION, TYPE MIND MAPPING AND MNEMONIC AND TEACHING MATERIAL FOR STUDENTS IN XI IPS 2 SMA ISLAM 1 SURAKARTA IN LESSON YEAR OF 2011 / 2012. Thesis, Faculty of Education and Pedagogy of Sebelas Maret University,a June 2012.
The purpose of this research is to increase participation and achievement of students in class XI IPS 2 at SMA Islam 1 Surakarta by implementing Quantum Learning Approach Type Mind Mapping and Mnemonic and accompanied by a media teaching materials.
This research is a Class Action Research (CAR). The experiment was conducted in two cycles, with each cycle consisting of planning, acting, observation, and reflection. Subjects were students in grade XI IPS 2 SMA Islam 1 Surakarta, amounting to 28 students. The source data came from the teacher, students and collaborator. The technique is to test data collection, observation, interviews, discussion, data analysis, documentation, anecdotal notes and field notes. The validity of the data using is member check, triangulasi (methode triangulation, source triangulation, instrumental triangulation, and analytic triangulation), expert opinion, and key respondent review. Data analysis used comparative descriptive data analysis techniques, data analysis of quantitative and qualitative data analysis. Spiral model of research procedures are interrelated from Hopkins.
The results showed that the approach through the application of Mind Mapping Quantum Learning and Mnemonic Type accompanied by the use of learning materials could increase the participation and achievement of students from pre-survey to the cycles I and from cycle I to cycle II. The learning process at the time of the survey was a pre-lecture in one direction so that the percentage of student participation in learning activities was only 55% with the average achievement scores of students studying accounting were 63. Teaching materials that combined with the type of learning Mind Mapping and Mnemonic were used in Cycle 1 although there were still some shortcomings, the results are the percentage of student participation in learning activities rose by 12% from 55% to 67%, with average increasing in achievement scores of students in studying Accounting from 63 to 79. Significant increase could be seen in the Cycle 2 which has implemented the use of teaching materials, Mind Mapping and Mnemonic optimally in order to get the percentage of student participation by 77%, and average achievement scores of students in studying accounting was 84.
The conclusions of this study is the application of Quantum Learning Approach, Mind Mapping and Mnemonic Type through the use of teaching materials can increase participation and learning achievement of students in learning Accounting in class in XI IPS 2 at SMA 1 Islam Surakarta
Keywords: Mind Mapping, Mnemonic, teaching materials, participation, achievement in accounting learning.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
MOTTO
-orang yang beriman di antaramu
dan orang-
( Terjemahan Al Quran Surat Al Mujadalah ayat 11 )
Setiap individu adalah unik, setiap dari mereka memiliki bakat yang berbeda satu sama lain dan mereka belajar dengan cara mereka. Tidak
ada istilah murid bodoh atau guru pintar, yang ada hanyalah pendekatan / metode / model pembelajaran yang tepat dan kurang
tepat.
( Penulis )
Hidup yang indah adalah hidup yang bermanfaat bagi orang banyak.
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
PERSEMBAHAN
Teriring syukur kepada Allah SWT, saya persembahkan dan saya dedikasikan
karya ini untuk :
Ibu Dyah Rumpinuji dan Bapak Suwarno, atas semua cinta, kasih sayang
dan doanya selama ini. Terima kasih atas semua nilai nilai moral yang
diajarkan kepada saya sejak kecil. Dan anda berdualah model nyata guru
favorit saya.
Keluarga, yang telah mengajarkan saya prinsip prinsip menjadi guru yang
baik dan menginspirasi saya untuk bercita cita menjadi seorang guru.
Mas Sony Abdian atas semua dukungan dan perhatiannya selama ini.
Almarhum Ayu Metta, Nurul Azizah, Bakti Nur Rohmah, Abidah Dwi
Isti, dan Aish Nurul, semua teman teman kelas B BKK Akuntansi
angkatan 2008, serta teman teman kost saya.
Semua guru dan dosen yang pernah mengajar saya dan telah memberikan
bimbingan sampai saya ada di tahap ini.
Semua pihak yang pernah memberikan inspirasi bagi hidup saya. Terima
kasih telah memberi warna dalam dua puluh dua tahun kehidupan saya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
KATA PENGANTAR
Tidak ada kata yang pantas diucapkan penulis selain syukur alhamdulillah
kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang, atas seijin-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya laporan penulisan atau skripsi
ini tidak lepas dari bantuan serta dukungan, baik materil maupun moril yang
diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempata n ini dengan
rendah hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada
yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Muhammad Furqon Hidayatullah, M.Pd , selaku dekan
Fak ultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Bapak Drs. Syaiful Bachri, M.Pd, selaku ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Ibu Dr. Wiedy Murtini, M.Pd, selaku ketua Program Studi Pendidikan
Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
4. Bapak Drs. Wahyu Adi , M.Pd, selaku ketua Bidang Keahlian Khusus
Akuntansi Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Bapak Drs. Sudiyanto, M.Pd, selaku Pembimbing I.
6. Ibu Sri Sumaryati, M.Pd, selaku Pembimbing II.
7. Bapak Jaryanto, S.Pd, M.Si, selaku pembimbing akademik penulis.
8. Tim Penguji Skripsi, atas bimbingan, saran dan nilai yang diberikan.
9. Bapak Kadarusman, S.Pd selaku kepala SMA Islam 1 Surakarta.
10. Ibu Attin Nur W, S.Pd selaku guru Akuntansi kelas XI IPS 2 SMA Islam 1
Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
11. Para siswa siswi kelas XI IPS 2 SMA Islam 1 Surakarta yang telah
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
12. Ibu, Bapak, Adik serta keluarga besar penulis.
13. Teman-teman BKK Akuntansi kelas B angkatan 2008, sukses untuk
kalian.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ini masih terdapat banyak
kekurangan, untuk itu penulis dengan besar hati menerima kritik dan saran yang
membangun, sehingga dapat memperkaya penulisan skripsi ini. Semoga karya
tulis ini mampu memberikan manfaat bagi penulis maupun para pembaca yang
memiliki kepedulian pada perbaikan dan perkembangan dunia pendidikan di
Indonesia.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN...................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN........................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN .................................................... ................ v
HALAMAN REVISI.................................................................................... vi
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................. vii
HALAMAN ABSTRACT .......................................................................... viii
HALAMAN MOTTO ................................................................................. ix
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. x
KATA PENGANTAR ................................................................................ xi
DAFTAR ISI ............................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ... .................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMP IRAN.................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Perumusan Masalah ............................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Pendekatan Quantum Learning ................ 12
1. Pengertian Pendekatan Quantum Learning ..................... 12
2. Kelemahan dan Keunggulan Pendekatan Quantum
Learning........................................................................... 14
3. Model model Pembelajaran dari Pendekatan Quantum
Learning ........................................................................... 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
4. Tipe Pembelajaran Mind Mapping ................................... 19
a. Pengertian Mind Mapping .......................................... 19
b. Kelemahan dan Keunggulan Mind Mapping ............. 20
c. Langkah langkah Mind Mapping ............................ 21
5. Tipe Pembelajaran Mnemonic .......................................... 22
a. Pengertian Mnemonic ................................................. 22
b. Kelemahan dan Keunggulan Mnemonic .................... 22
c. Teknik teknik Mnemonic......................................... 24
d. Langkah langkah Mnemonic ................................... 25
B. Tinjauan Tentang Bahan Ajar ................................................ 26
1. Pengertian dan Komponen Bahan Ajar ............................ 26
2. Tujuan, Fungsi dan Manfaat Bahan Ajar ......................... 27
3. Jenis Bahan Ajar .............................................................. 28
4. Bahan Ajar Cetak ............................................................. 28
a. Pengertian Bahan Ajar Cetak ..................................... 28
b. Jenis Bahan Ajar Cetak .............................................. 29
C. Tinjauan Tentang Partisipasi .................................................. 31
1. Pengertian Partisipasi Siswa ............................................ 31
2. Manfaat Partisipasi ........................................................... 32
3. Faktor Penyebab Rendahnya Partisipasi .......................... 32
4. Indikator Partisipasi Belajar Siswa .................................. 33
D. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar ......................................... 34
1. Pengertian Prestasi Belajar ............................................... 34
2. Faktor faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar...... 35
E. Tinjauan Tentang Akuntansi ................................................. 36
1. Pengertian Akuntansi ...................................................... 36
2. Materi Kertas Kerja .......................................................... 37
3. Materi Laporan Keuangan................................................ 37
F. Penelitian yang Relevan ......................................................... 38
G. Kerangka Berpikir .................................................................. 41
H. Hipotesis ................................................................................. 44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 47
B. Subjek Penelitian .................................................................... 49
C. Data dan Sumber Data ........................................................... 49
D. Pengumpulan Data ................................................................. 50
E. Uji Validitas Data ................................................................... 55
F. Analisis Data .......................................................................... 58
G. Prosedur Penelitian................................................................. 59
H. Indikator Kinerja Penelitian ................................................... 68
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pra Survei ............................................................... 71
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus.................................... 77
C. Perbandingan Hasil Tindakan Tiap Siklus ............................. 101
D. Pembahasan ............................................................................ 108
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................... 113
B. Implikasi ................................................................................. 114
C. Saran ....................................................................................... 115
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 118
LAMPIRAN ................................................................................................ 122
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian 49
Tabel 3.2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian 70
Tabel 4.1 Partisipasi Belajar Akuntansi Siswa Pra Survei 73
Tabel 4.2 Kemampuan dan Keterampilan Guru Pra Survei 76
Tabel 4.3 Partisipasi Belajar Akuntansi Siswa Siklus 82
Tabel 4.4 Ketuntasan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Siklus 1 84
Tabel 4.5 Kemampuan dan Keterampilan Guru Siklus 1 85
Tabel 4.6 Partisipasi Belajar Akuntansi Siswa Siklus 2 93
Tabel 4.7 Ketuntasan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Siklus 2 95
Tabel 4.8 Kemampuan dan Keterampilan Guru Siklus 2 97
Tabel 4.9 Peningkatan 102
Tabel 4.10 Peningkatan Partisipasi Belajar Akuntansi Siswa 105
Tabel 4.11Peningkatan Ketuntasan Belajar Akuntansi Siswa 106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Profil SMA Islam 1 Surakarta ............................................................... 122
2. Bahan Ajar ............................................................................................ 134
3. Media Penghargaan ............................................................................... 209
4. Dokumentasi Media Pembelajaran ....................................................... 221
5. Poster Quantum Leaner ........................................................................ 222
6. Daftar Nama Siswa ............................................................................... 223
7. Daftar Nilai Siswa ................................................................................. 224
8. Instrumen Tes ........................................................................................ 225
9. Lembar Pengamatan Partisipasi Siswa ................................................. 233
10. Lembar Pengamatan Kemampuan dan Keterampilan Guru.................. 250
11. Panduan Wawancara ............................................................................ 263
12. Lembar Pengamatan Tindakkan Tidak Tertib Siswa ............................ 269
13. Daftar Partisipasi Siswa ........................................................................ 270
14. Member Check Kegiatan Penelitian ...................................................... 272
15. Lembar Catatan Anekdotal ................................................................... 273
16. Hasil Catatan Lapangan Pra Survei....................................................... 274
17. Daftar Nilai Pra Survei .......................................................................... 276
18. Hasil Observasi Partisipasi Siswa Pra Survei ....................................... 277
19. Hasil Observasi Kemampuan dan Keterampilan Guru Pra Survei ....... 286
20. Hasil Observasi Tindakan Tidak Tertib Siswa Pra Survei .................... 297
21. Hasil Wawancara Pra Survei ................................................................. 298
22. Dokumentasi Kegiatan Pra Survei ........................................................ 314
23. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ....................................... 316
24. Hasil Catatan Lapangan Siklus 1 .......................................................... 341
25. Daftar Absensi Siswa Siklus 1 .............................................................. 345
26. Daftar Nilai Siswa Siklus 1 ................................................................... 346
27. Hasil Observasi Partisipasi Siswa Siklus 1 ........................................... 347
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
28. Hasil Observasi Kemampuan dan Keterampilan Guru Siklus 1 ........... 359
29. Hasil Observasi Tindakan Tidak Tertib Siklus 1 ..................................... 370
30. Daftar Partisipasi Siswa Siklus 1 .......................................................... 371
31. Hasil Catatan Anekdotal Siklus 1 ......................................................... 372
32. Dokumentasi Siklus 1 ........................................................................... 382
33. Hasil Karya Mind Map Siswa Siklus 1 ................................................. 385
34. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 ....................................... 390
35. Hasil Catatan Lapangan Siklus 2 .......................................................... 418
36. Daftar Absensi Siswa Siklus 2 .............................................................. 422
37. Daftar Nilai Siswa Siklus 2 ................................................................... 423
38. Hasil Observasi Partisipasi Siswa Siklus 2 ........................................... 424
39. Hasil Observasi Kemampuan dan Keterampilan Guru Siklus 2 ........... 436
40. Hasil Observasi Tindakan Tidak Tertib Siklus 2 ..................................... 447
41. Hasil Wawancara Pasca Siklus ............................................................. 448
42. Daftar Partisipasi Siswa Siklus 2 .......................................................... 464
43. Hasil Catatan Anekdotal Siklus 2 ......................................................... 465
44. Dokumentasi Siklus 2 ........................................................................... 475
45. Hasil Karya Mind Map Siswa Siklus 1 ................................................. 477
46. Member Check Pelaksanaan Penelitian ................................................. 483
47. Perijinan ................................................................................................ 484
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia pada masa sekarang
mengalami kemajuan yang cukup bagus. Perkembangan ini meliputi
perkembangan media pembelajaran yang digunakan, model pembelajaran, metode
pembelajaran, teknik pembelajaran serta hal hal lain yang mampu meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia. Namun, apapun bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang diberlakukan, hal utama yang harus diperhatikan adalah
pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran yang bermakna akan membantu
tercapainya tujuan pembelajaran serta kompetensi yang diinginkan, dimana
kompetensi ini membentuk manusia yang menguasai ranah kognitif, afektif, serta
psikomotor.
Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi
baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.
Pembelajaran bermakna sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh
terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi
baru dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif siswa.
Proses belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka,
tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan
pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara
baik dan tidak mudah dilupakan. Dengan demikian, agar terjadi pembelajaran
bermakna maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-
konsep yang telah dimiliki peserta didik dan membantu memadukan secara
harmonis konsep-konsep tersebut dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan.
Akan tetapi, pada kenyataannya proses belajar mengajar pada pendidikan di
negara kita masih hanya berupa transfer ilmu pengetahuan / materi dari guru ke
peserta didik tanpa adanya proses mengaitkan dan membangun materi dengan
melibatkan potensi serta pengetahuan dari peserta didik. Hal inilah yang
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
menjadikan tujuan pembelajaran untuk menjadikan peserta didik menguasai tiga
ranah kompetensi dapat dikatakan kurang maksimal.
Pendidikan yang bermutu akan menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas. Sejauh ini proses pembelajaran di sekolah masih didominasi oleh
sebuah paradigma yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan seperangkat
fakta fakta yang harus dihafal. Umumnya situasi kelas di negara kita masih
berpusat pada guru, belum mendayagunakan potensi yang dimiliki siswa untuk
menemukan sendiri informasi yang ingin ditemukannya, hal ini mengakibatkan
kurang kondusifnya interaksi antara guru dengan murid.
Kegiatan belajar mengajar diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang
telah dirumuskan sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan maka guru dengan
sadar merencanakan kegiatan pembelajaran secara sistematis dengan
memanfaatkan segala sesuatu demi kepentingan kegiatan belajar dan mengajar.
Salah satu hal yang dapat dimanfaatkan guru dalam mencapai tujuan
pembelajaran adalah dengan mengkombinasikan antara pendekatan, strategi,
model, teknik serta media belajar dengan tepat. Kombinasi ini harus digunakan
sesuai dengan karakteristik dari peserta didik, karakteristik guru, materi yang
dipelajari serta kondisi lingkungan yang melatarbelakangi peserta didik. Salah
satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran bermakna dengan mendayagunakan potensi yang dimiliki siswa
adalah pendekatan Quantum Learning.
Quantum Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang
diperkenalkan oleh Bobby De Porter pada tahun 1982 melalui lembaga
pembelajaran Super Camp. Quantum Learning meningkatkan kemampuan peserta
didik dalam berbagai aspek. Quantum Learning dapat mengembangkan motivasi,
kemampuan menulis, kemampuan membaca, kemampuan mencatat, kemampuan
berfikir serta mengoptimalkan 8 macam kecerdasan yang dimiliki anak. Selain itu,
melalui pembelajaran Quantum Learning akan membuat kegiatan belajar
mengajar menjadi lebih semarak, menyenangkan dan bermakna. Quantum -
Learning memiliki berbagai tipe salah satunya adalah Mind Mapping dan
Mnemonic. Mind Mapping dan Mnemonic merupakan tipe dari Quantum Learning
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
yang digunakan untuk mempermudah dan memperkuat daya ingat serta
pemahaman seseorang akan suatu materi.
Mind Mapping atau dikenal juga sebagai Peta Pikiran merupakan teknik
pencatatan yang dikembangkan pada tahun 1970 an oleh Tony Buzan dan
didasarkan pada riset tentang bagaimana cara kerja otak yang sebenarnya. Mind -
Mapping menggunakan pengingat pengingat visual dan sensorik dalam suatu
pola dari ide ide yang berkaitan, seperti peta jalan yang digunakan untuk
mengorganisasikan, dan merencanakan. Mind Mapping dapat membangkitkan ide
orisinil dari seseorang sehingga memicu ingatan menjadi lebih mudah. Mind -
Mapping mengaktifkan fungsi dari kedua belahan otak manusia melalui
penggunaan gambar, kata serta warna dengan cara yang kreatif dan
menyenangkan.
Mnemonic adalah menghafalkan sesuatu dengan "bantuan". Bantuan
tersebut bisa berupa singkatan, pengandaian dengan benda, atau "linking"
(mengingat sesuatu berdasarkan hubungan dengan suatu hal lain), dan masih
banyak teknik lain. Mnemonic adalah teknik untuk mengingat informasi yang
sangat sulit untuk diingat kembali. Terdapat tiga prinsip dasar ketika
menggunakan Mnemonic yakni motivasi, imajinasi, dan asosiasi. Manfaat
penggunaan Mnemonic karena memudahkan mengingat, tentunya juga akan
memudahkan pemahaman dalam belajar. Ini akan membangkitkan motivasi siswa
untuk lebih giat belajar, sehingga akhirnya dapat mencapai prestasi belajar yang
optimal.
Kegiatan belajar mengajar memerlukan adanya suatu media atau sumber
belajar yang akan membantu siswa untuk memahami materi pelajaran. Bahan ajar
merupakan salah satu media belajar sekaligus sumber belajar yang dapat
dimanfaatkan siswa dalam memahami proses belajar, melatih tingkat pemahaman
siswa melalui evaluasi serta sebagai pedoman siswa dalam mempelajari materi
secara urut dan runtut sehingga kompetensi dasar yang diinginkan dapat tercapai
dengan maksimal. Selain itu, guru di masa sekarang diharapkan mampu membuat
serta mengembangkan bahan ajar guna kepentingan proses pembelajaran serta
anak didiknya. Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah nomor 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Pasal 20, yang menyatakan bahwa, guru diharapkan mampu mengembangkan
materi pembelajaran (2005). Pernyataan ini kemudian dipertegas melalui
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 41, tentang Standar Proses, yang
antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang
mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Salah satu elemen dalam RPP adalah
sumber belajar (2007). Dengan demikian, guru diharapkan untuk mengembangkan
bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar. Pada lampiran Permendiknas nomor
16 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, juga diatur
tentang berbagai kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik, baik yang bersifat
kompetensi inti maupun kompetensi mata pelajaran. Bagi guru pada satuan
pendidikan jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), baik dalam tuntutan
kompetensi pedagogik maupun kompetensi profesional, berkaitan erat dengan
kemampuan guru dalam mengembangkan sumber belajar dan bahan ajar (2007).
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang
dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Bahan ajar atau
materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka
mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis
materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur),
keterampilan, dan sikap atau nilai. Bahan ajar merupakan bagian dari sumber
belajar. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu
kompetensi atau KD secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif
mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.
Akuntansi merupakan suatu proses pencatatan, penggolongan,
peringkasan, pelaporan data keuangan pada suatu entitas usaha / organisasi.
Akuntansi akan menghasilkan laporan keuangan yang akan membantu dalam
pengambilan keputusan bagi pengguna informasi akuntansi. Laporan keuangan
yang dihasilkan akan melalui suatu proses yang disebut dengan siklus akuntansi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
baik itu siklus akuntansi pada perusahaan jasa, perusahaan dagang maupun
perusahaan manufaktur.
Salah satu hal yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran
adalah peningkatan prestasi belajar atau peningkatan ranah knowledge siswa
(kognitif), prestasi belajar adalah hasil usaha bekerja atau belajar yang
menunjukan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai. Prestasi belajar
ditunjukan dengan jumlah nilai raport atau test nilai formatif maupun sumatif.
Selain prestasi, diperlukan pula partisipasi dari peserta didik dalam suatu kegiatan
pembelajaran. Partisipasi adalah keikutsertaan, peran serta atau keterlibatan yang
berkaitan dengan keadaaan. Partisipasi peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar merupakan salah satu tujuan penting kegiatan pembelajaran karena
peserta didik merupakan subyek sekaligus obyek dari kegiatan belajar mengajar
itu sendiri. Sehingga peserta didik diharapkan mampu berperan aktif dalam setiap
kegiatan di dalam kelas baik itu melalui kegiatan mengumpulkan tugas, bertanya,
mengemukakan pendapat, maupun keberanian menjawab serta menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Tanpa adanya partisipasi
yang bagus dari pihak siswa akan berakibat pada statisnya kondisi kelas serta
rendahnya prestasi yang dicapai siswa.
Dalam praktiknya mata pelajaran akuntansi sering dianggap susah dan
membingungkan hal ini dikarenakan materi dalam mata pelajaran akuntansi sering
diajarkan dengan cara konvensional, monoton dan hanya menekankan pada hasil
saja. Cara yang konvensional serta monoton membuat siswa merasa bosan
sehingga motivasi untuk mempelajari akuntansi pun lemah. Padahal, motivasi
berperan utama dalam meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar siswa. Siswa
merasa yang penting hanya hasil akhir saja bukan proses pengerjaan akuntansi.
Padahal dalam akuntansi yang lebih penting adalah proses bukan hasil akhir.
Kenyataan ini dapat dilihat dengan banyaknya nilai nilai bagus dalam pelajaran
akuntansi akan tetapi sebenarnya partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran
akuntansi masih kurang.
SMA Islam 1 Surakarta terletak di Jl. Brigjen Sudiarto No. 151 daerah
Gading Kidul. SMA Islam 1 Surakarta merupakan salah satu sekolah swasta di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Surakarta yang menitikberatkan pada pembinaan akhlak serta Agama Islam. Dari
hasil observasi yang dilaksanakan oleh peneliti ketika kegiatan praktik mengajar
(PPL) selama 3 bulan di Kelas XI IPS 2, SMA Islam 1 Surakarta dapat
disimpulkan jika prestasi belajar akuntansi dan partisipasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran akuntansi masih rendah. Partisipasi siswa di kelas XI IPS 2 SMA
Islam 1 Surakarta termasuk dalam kategori rendah karena rata rata tingkat
partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran akuntansi hanya sebesar 55 % saja,
dimana terdiri dari partisipasi visual yang berupa perhatian siswa terhadap
pelajaran hanya sebesar 54%, partisipasi oral sebesar 45 % meliputi partisipasi
dalam bertanya 42% dan partisipasi dalam mengeluarkan pendapat sebesar 48 %,
partisipasi emosi sebesar 65 % meliputi kepercayaan diri dengan persentase
sebesar 59% dan kedisplinan sebesar 71%, dan tingkat persentase partisipasi
mental sebesar 56% yang meliputi kemampuan mengingat 57% dan kemampuan
memecahkan soal sebesar 55%. Rendahnya partisipasi dapat dilihat dari kegiatan
siswa yang umumnya tidak membawa buku, tidak mau mengerjakan tugas, tidak
memperhatikan guru, menggangu temannya yang lain serta sering keluar masuk
kelas tanpa ditegur. Rendahnya partisipasi berimbas pada rendahnya prestasi
peserta didik di kelas tersebut, hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi pra survei
dimana hanya 43 % atau 12 siswa dari 28 siswa saja yang lulus dari standar
ketuntasan minimal, selebihnya 16 siswa masih harus mengulang (remidi) ujian
kompetensi dasar untuk mencapai standar ketuntasan minimal tersebut. Dari hasil
pra survei juga didapat hasil nilai rata rata prestasi belajar akuntansi siswa hanya
berada di angka 63, jauh dari standar ketuntasan sebesar 75.
Rendahnya partisipasi dan prestasi siswa ini dikarenakan beberapa alasan
antara lain, umumnya kegiatan pembelajaran akuntansi masih berpusat pada guru
dengan hanya menggunakan Pendekatan Ekspositori (Ceramah), tanpa adanya
variasi penggunaan media atau model pembelajaran yang lain sehingga siswa
cenderung merasa bosan dan malas mempelajari akuntansi. Dari pengamatan
peneliti, kurang lebih 70 % siswa kelas XI IPS 2 di SMA Islam 1 Surakarta
merupakan anak anak tipe kinestetik yang membutuhkan suatu kegiatan
pembelajaran yang membuat mereka bergerak dan tidak cepat bosan, sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
model pembelajaran ekspositori saja tanpa adanya variasi kurang cocok jika
diterapkan di kelas dengan karakteristik siswa seperti ini. Kegiatan pembelajaran
hanya berupa transfer ilmu tanpa mengkaitkan antara materi yang satu dengan
yang lain sehingga tidak ada makna dari materi tersebut untuk siswa bagi
kehidupan sehari harinya. Selain itu kondisi ekonomi siswa siswi SMA Islam
satu Surakarta pada umumnya berasal dari golongan ekonomi menengah ke
bawah serta kurangnya fasilitas yang ada dalam menunjang kegiatan belajar
mengajar seperti tidak adanya buku mengakibatkan siswa siswi kurang terarah
dalam mempelajari materi akuntansi. Kurangnya penghargaan guru akan
kemampuan siswa turut berpengaruh terhadap hubungan interaksi antara siswa
dan guru yang kurang dekat. Umur siswa yang cenderung di atas usia seharusnya
serta kurangnya perhatian dari pihak keluarga dan guru akan kemampuan siswa
membuat persepsi siswa terhadap dirinya sendiri rendah sehingga pada akhirnya
penghargaan terhadap dirinya sendiri juga rendah, hal ini berpengaruh dalam
motivasi dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran kurang dan cenderung
tidak bersemangat.
Berdasarkan penjabaran permasalahan di atas dapat diidentifikasi jika
permasalahan yang terjadi di Kelas XI IPS 2 SMA Islam 1 Surakarta adalah
sebagai berikut :
1. Pembelajaran akuntansi di kelas umumnya masih monoton dan hanya berpusat
pada guru.
2. Belum adanya model pembelajaran yang memfasilitasi gaya belajar anak
sehingga tidak sesuai dengan karakteristik peserta didik.
3. Tidak adanya bahan ajar modul / buku sebagai panduan siswa dalam
mempelajari akuntansi.
4. Kurangnya interaksi antara siswa dan guru dalam pembelajaran akuntansi.
5. Rendahnya persepsi diri serta kepercayaan diri siswa tehadap dirinya sendiri.
6. Siswa banyak mengalami kesulitan dalam memahami materi pada mata
pelajaran akuntansi.
7. Rendahnya partisipasi serta prestasi belajar siswa dalam mempelajari
akuntansi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Permasalahan tersebut apabila dibiarkan akan berakibat fatal bagi siswa
siswanya, karena kebutuhan siswa untuk dimengerti dan difasilitasi dalam
kegiatan pembelajaran baik dari fasilitas mental maupun fasilitas fisik tidak
terpenuhi, hal ini membuat siswa sulit keluar dari rendahnya prestasi mereka
dalam kegiatan pembelajaran.
Permasalahan yang ada perlu segera diatasi, untuk itu perlu adanya suatu
pendekatan, model serta media pembelajaran yang mampu memfasilitasi sekaligus
meningkatkan pemahaman siswa dalam mempelajari akuntansi. Peneliti
mengambil kesimpulan jika pendekatan Quantum Learning akan mampu
mengatasi permasalahan yang ada di dalam kelas tersebut. Pendekatan Quantum
akan mampu membawa suasana belajar yang semarak dan menyenangkan di
dalam kelas sekaligus membantu siswa untuk menemukan bakatnya. Peneliti
memilih tipe Mind Mapping dan tipe Mnemonic dari pendekatan Quantum
Learning dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mencatat
dan menghafal sekaligus memfasilitasi gaya belajar yang mereka miliki. Seluruh
kegiatan pembelajaran yang menyenangkan akan dipadupadankan dengan materi
dan dibuat dalam suatu bahan ajar yang dapat dijadikan panduan dalam belajar.
Dari penggunaan Mind Mapping, Mnemonic serta bahan ajar akan meningkatkan
partisipasi siswa di dalam kelas dan pada akhirnya meningkatkan prestasi belajar
siswa.
Atas dasar latar belakang masalah di atas, peneliti akan meneliti lebih jauh
tentang Upaya Meningkatkan Partisipasi Dan Prestasi Belajar Akuntansi Melalui
Penerapan Pendekatan Quantum Learning Tipe Mind Mapping Dan Mnemonic
Serta Media Bahan Ajar Pada Siswa Kelas XI IPS 2 Sma Islam 1 Surakarta
Tahun Pelajaran 2011 / 2012.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, permasalahan
yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut,
Quantum Learning Tipe Mind Mapping dan Mnemonic melalui penggunaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
bahan ajar dapat meningkatkan partisipasi serta prestasi belajar akuntansi pada
C. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Berdasarkan permasalahan serta rumusan masalah yang telah
dikemukakan, penelitian tindakan kelas ini memiliki tujuan dengan penerapan
Pendekatan Quantum Learning Tipe Mind Mapping dan Mnemonic melalui
penggunaan bahan ajar diharapkan mampu meningkatkan partisipasi serta prestasi
belajar akuntansi pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Islam 1 Surakarta Tahun
pelajaran 2011 / 2012.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapat dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini,
adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Dari hasil penelitian diharapkan dapat memperkuat teori yang sudah ada
mengenai pendekatan Quantum Learning khususnya Tipe Mind Mapping dan
Mnemonic dan tentang penggunaan bahan ajar, serta memberikan masukan
dalam pemilihan metode pembelajaran yang tepat pada kegiatan belajar dan
mengajar dengan memperhatikan karakteristik siswa, karakteristik guru,
karakteristik materi serta faktor fasilitas dari lingkungan. Selain itu, penelitian
ini diharapkan dapat memberikan informasi pada peneliti peneliti lain dalam
mengembangkan kualitas penyelenggaraan pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Memberikan pilihan strategi pembelajaran dalam mengatasi
permasalahan yang dialami oleh siswa di dalam kelas.
2) Guru mampu meningkatkan keterampilannya untuk meningkatkan
mutu belajar dan mengajar sehingga mampu menghasilkan sesuatu
yang bermanfaat bagi pendidikan dan kebudayaan. Hal ini akan
bermanfaat bagi Pengembangan Profesi Guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
3) Peningkatan kemampuan guru dalam mengolah dan mengembangkan
bahan ajar yang sesuai karakteristik siswanya, sehingga dapat
dimanfaatkan siswa sebagai media dan sumber belajar.
4) Meningkatkan kinerja guru dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran.
5) Adanya interaksi positif antara guru dengan murid.
b. Bagi Siswa
1) Siswa lebih terarah dalam mempelajari akuntansi dengan
digunakannya bahan ajar sebagai panduan dan sumber belajar.
2) Siswa mampu menemukan dan menghargai potensi yang dimilikinya.
3) Meningkatkan daya ingat serta daya nalar / pemahaman siswa dengan
cara yang menyenangkan melalui penggunaan Mind Map serta
Mnemonic.
4) Partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran akuntansi
meningkat.
5) Prestasi belajar akuntansi siswa meningkat.
c. Bagi Sekolah
1) Meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi.
2) Merupakan sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan dan ilmu
pengetahuan tentang manfaat pengembangan Pendekatan Quantum -
Learning.
3) Bahan referensi bagi semua pihak yang bermaksud melakukan
penelitian lebih lanjut.
d. Bagi Peneliti
1) Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
peneliti dapatkan selama di bangku perkuliahan khususnya pada mata
pelajaran akuntansi serta menerapkan berbagai model pembelajaran
yang telah dipelajari ke dalam kehidupan nyata di masyarakat.
2) Sebagai wujud kepedulian peneliti terhadap permasalahan yang
terdapat dalam dunia pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
3) Sebagai bentuk praktik kemampuan serta keterampilan peneliti dalam
memecahkan masalah pada dunia pendidikan.
4) Peningkatan kemampuan peneliti dalam mengolah dan
mengembangkan bahan ajar yang sesuai karakteristik siswa, sehingga
dapat dimanfaatkan siswa sebagai media dan sumber belajar.
5) Menjadikan peneliti sebagai calon guru yang berkarakter kuat dan
cerdas dalam peningkatan mutu pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Pendekatan Quantum Learning
1. Pengertian Pendekatan Quantum Learning
DePorter (2009) menjelaskan pengertian Quantum Learning, sebagai
berikut:
Quantum Learning is a Comprehensive model that covers both educational theory and immediate classroom implementation.Into integrates research-based best practices in education into a unified whole,
Quantum Learning is about bringing joy to teaching and learning with ever-
content a way that engages and energizes students. This model also integrates learning and life skills, resulting in students who become effective lifelong learners-resposible for their own education (1).
Pernyataan di atas memiliki arti, Quantum Learning adalah pendekatan
pembelajaran yang mampu mengintregasikan antara teori pendidikan dengan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas secara baik dan cepat. Quantum
Learning mampu memasukkan teori pendidikan ke dalam praktik pelaksanaan
pembelajaran, dengan membuat isi materi lebih bermakna dan relevan bagi
kehidupan siswa. Selain itu, Quantum Learning juga merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang menitikberatkan pada kegembiraan guru dalam
mengajar serta kegembiraan siswa dalam menemukan serta membangun
pengetahuannya sendiri. Hal tersebut akan membantu guru untuk menyajikan
isi materi sesuai dengan karakteristik dan energi yang dimiliki siswa.
Pendekatan Quantum Learning juga mampu mengkombinasikan antara
kegiatan pembelajaran dengan kemampuan yang dimiliki siswa, sehingga
hasilnya akan lebih efektif dan dapat digunakan bagi kehidupan siswa di masa
depan.
Menurut DePorter dan Hernacki, bahwa Quantum Learning berakar dari
upaya Dr. Georgi Lozanov, seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
bereksperimen dengan suggestology atau suggestopedia. Suggestopedia
memiliki prinsip dasar bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil
belajar, dan setiap tindakan, pikiran, asosiasi, perubahan lingkungan,
presentasi serta rancangan pengajaran apapun yang terdapat dalam kegiatan
pembelajaran mampu memberikan sugesti positif ataupun negatif bagi siswa.
Beberapa teknik yang digunakannya untuk memberikan sugesti positif adalah
mendudukkan murid secara nyaman, memasang musik latar di dalam ruang
kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster-poster untuk
memberikan kesan besar sambil menonjolkan informasi, dan menyediakan
guru-guru yang terlatih baik dalam seni pengajaran sugesti (2009).
Quantum Learning mencakup aspek-aspek penting dalam program
neurolinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak
mengatur informasi. Quantum Learning menggabungkan sugestology, teknik
pemercepatan belajar, dan NLP dengan teori, keyakinan, dan metode sendiri.
Termasuk diantaranya konsep-konsep kunci dari berbagai teori dan strategi
belajar lain, seperti :
a. Teori otak kanan/kiri,
b. Teori otak triune (3 in 1)
c. Pilihan modalitas (visual, Audotorial, kinestetik)
d. Teori kecerdasan ganda
e. Pendidikan holistic (menyeluruh)
f. Belajar berdasarkan pengalaman
g. Belajar dengan symbol (Metaphoric learning)
h. Simulasi/permainan.
Pengertian lain dari pendekatan Quantum disampaikan oleh Miftahul
Pendekatan Quantum merupakan orkestrasi bermacam macam
interaksi yang ada di dalam dan di sekitar situasi belajar .
Jadi, dari berbagai pendapat yang ada dapat diambil kesimpulan jika,
Quantum Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berakar
dari beberapa teori pendidikan yang diintegrasikan ke dalam praktik
pembelajaran sehingga materi yang disampaikan lebih bermakna dan relevan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
serta pelaksanaannya dilakukan dengan melibatkan semua komponen yang
ada di dalam kelas dan dilakukan secara semarak dan menyenangkan dengan
tujuan memfasilitasi kemampuan belajar siswa dan bakat yang dimiliki siswa
agar bermanfaat dalam kehidupannya di masa depan.
2. Kelemahan dan Keunggulan Pendekatan Quantum Learning
Dalam penerapan suatu pendekatan pembelajaran akan terdapat kelebihan
dan kelemahan yang ditemukan. Begitu juga dengan pendekatan Quantum
Learning. Pendekatan Quantum Learning juga memiliki kelemahan dan
keunggulan dalam pelaksanaannya.
Kelemahan dari Pendekatan Quantum Learning antara lain :
a. Membutuhkan pengalaman yang nyata, Pendekatan Quantum Learning
merupakan suatu pendekatan pembelajaran dengan prinsip Meaningfull
Learning (Pembelajaran Bermakna). Meaningfull Learning dapat tercapai
jika kegiatan pembelajaran dialami secara nyata dalam kehidupan siswa.
Mengusahakan suatu kegiatan pembelajaran yang menarik dan semarak
baik di dalam dan diluar kelas agar siswa dapat mengalaminya, bukanlah
hal yang mudah untuk dilakukan. Untuk itu dalam pelaksanaan Quantum
Learning diperlukan perencanaan dan persiapan yang matang agar tujuan
pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai.
b. Waktu yang cukup lama untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar.
Salah satu prinsip dari Quantum Learning adalah AMBAK. AMBAK
didefinisikan sebag AMBAK merupakan
salah satu cara untuk memotivasi siswa agar mengetahui manfaat yang
diperolehnya ketika mempelajari suatu materi pembelajaran. Akan tetapi,
AMBAK cukup sulit untuk ditanamkan pada diri anak, hal ini dapat
diantisipasi dengan cara dengan menginformasikan materi, kompetensi
dasar, serta indikator yang harus dicapai siswa di awal suatu kegiatan
pembelajaran.
c. Kesulitan mengidentifikasi keterampilan siswa, Quantum Learning
berpedoman pada kegiatan pembelajaran yang menyenangkan. Akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
tetapi, pada praktiknya jika guru tidak mampu mengontrol pelaksanaan
Quantum Learning akan berakibat siswa hanya berpikir untuk bersenang
senang saja tanpa mau berpikir akan manfaat yang didapat dari materi
yang diberikan. Pada akhirnya, tujuan pembelajaran yang diinginkan untuk
meningkatkan keterampilan siswa tidak dapat tercapai.
Selain kelemahan kelemahan Quantum Learning seperti yang
dikemukakan diatas, terdapat pula keunggulan dari pendekatan Quantum
Learning antara lain :
a. Quantum Learning lebih konstruktivis, bukan positivistis-empiris,
behavioristis, Quantum Learning mengajarkan pengetahuan kepada siswa
dengan jalan siswa menemukan dan membangun sendiri pengetahuan yang
dimilikinya dengan cara dan kemampuannya sendiri serta difasilitasi oleh
bantuan guru dan media pembelajaran lainnya.
b. Quantum Learning memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu
dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna. Quantum Learning
memusatkan kegiatan pembelajaran pada Meaningfull Learning. Artinya
segala kegiatan belajar harus bermanfaat dan melekat dalam ingatan siswa,
sehingga siswa mampu memperoleh manfaat dan tujuan yang telah
direncanakan sebelumnya.
c. Quantum Learning sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran
dengan taraf keberhasilan tinggi. Quantum Learning memiliki tujuan
meningkatkan kemampuan siswa secara cepat dengan taraf keberhasilan
tinggi. Quantum Learning dapat meningkatkan kemampuan dalam
membaca, menulis, mengingat, mencatat serta berpikir.
d. Quantum Learning memiliki model yang memadukan konteks dan isi
pembelajaran. Quantum Learning memodifikasi kegiatan pembelajaran
agar berjalan semarak akan tetapi tetap memperhatikan materi yang
diberikan serta karakteristik peserta didik.
e. Quantum Learning menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian
penting proses pembelajaran. Prinsip awal Quantum Learning adalah
AMBAK yang bertujuan untuk memotivasi siswa agar memiliki keyakinan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
dalam belajar. Melalui AMBAK, siswa yakin, jika materi yang diberikan
akan bermanfaat bagi dirinya.
f. Quantum Learning mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan
keseragaman dan ketertiban. Quantum Learning menghargai dan
mengutamakan keberagaman. Sehingga Quantum Learning cocok
diterapkan dalam suatu kelas yang hererogen. Quantum Learning
menghargai kecerdasan majemuk, gaya belajar siswa, serta potensi siswa,
dimana semuanya itu berbeda antara satu siswa dengan siswa yang lain.
3. Model model Pembelajaran dari Pendekatan Quantum Learning
Pada garis besarnya Pendekatan Quantum Learning dibagi menjadi
beberapa model, antara lain :
a. Model TANDUR, TANDUR meupakan salah satu model dari Pendekatan
Quantum, De Potter, Readon & Singer (2010 Model
TANDUR merupakan rancangan belajar Quantum Teaching (hlm.
127). Model Tandur berasal dari prinsip suggestopedia yang
diperkenalkan oleh Dr.Georgi Lozanov, dimana model ini
menitikberatkan pemberian sugesti / motivasi dalam menumbuhkan
motivasi belajar siswa. Model pembelajaran TANDUR menuntut guru
untuk membuat suasana belajar senyaman mungkin agar siswa siap
menerima materi pelajaran, dengan pedoman Bawalah dunia siswa ke
dunia guru, dan antarkan dunia guru ke dalam dunia s Sedangkan,
TANDUR sendiri merupakan suatu singkatan yang mengandung makna
tersendiri.
T = Tanamkan/Tumbuhkan (Menanamkan motivasi awal /
pengetahuan awal kepada anak dengan bantuan prinsip AMBAK).
A = Alami (Membiarkan siswa mengalami pengalaman yang
didapatkannya dalam kegiatan belajar dan mengajar).
N = Namai (Memberi kesempatan kepada siswa membangun sendiri
pengetahuan yang didapatnya dan memberikan pengertian / nama dari
pengalaman / pengetahuan yang diperolehnya).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
D = Demonstrasikan (Memberi siswa peluang untuk mempraktikkan
pengetahuan / pengalaman yang dia dapat ke dalam pembelajaran yang
lain atau ke dalam kehidupan mereka).
U = Ulangi (Mengulangi materi / pengetahuan / pengalaman yang
diberikan guru kepada siswa dengan tujuan memperkuat koneksi saraf
dan membuat pembelajaran menjadi hal yang bermakna).
R = Rayakan (Merayakan keberhasilan siswa dalam melaksanakan
kegiatan belajar dan mengajar, ini juga merupakan wujud penghargaan
guru atas usaha siswa).
b. Model VAK, model VAK merupakan suatu model pembelajaran yang
memfasilitasi perbedaan gaya belajar yang dimilki siswa yang satu
dengan yang lain. Seperti yang diketahui, manusia memiliki tiga
kecenderungan gaya belajar, yaitu :
1) Visual (Melihat)
2) Audio (Mendengar)
3) Kinestetik (Bergerak)
Menurut Prashnig, gaya belajar VAK menggunakan tiga macam
sensori dalam menerima informasi, penglihatan, pendengaran dan gerak,
ketiganya ini diidentifikasikan sebagai jenis gaya belajar. Semua orang
menggunakan ketiganya fungsi sensoriknya untuk menangkap informasi,
namun untuk kebanyakan orang ada satu gaya belajar yang dominan, yang
merupakan cara terbaik memperoleh informasi. Untuk beberapa orang
yang lain mempunyai gaya belajar kombinasi, atau bahkan seimbang
untuk ketiga kemampuannya ( 2007 ).
Hal inilah yang menjadi dasar sebagian pendapat yang menyatakan
bahwa gaya belajar ini bukanlah suatu yang permanen, hanya suatu
kecenderungan.Untuk situasi dan kondisi yang berbeda, bisa saja menuntut
seseorang untuk menggunakan satu gaya belajar atau kombinasi dari
beberapa gaya belajar.
c. Model Quantum Thinker, Quantum Thinker merupakan suatu model
pembelajaran Pendekatan Quantum Learning yang melatih otak untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
berpikir jauh lebih cepat dan besar. Quantum Thinker membutuhkan
AMBAK dalam awal langkah kegiatannya, karena dalam melaksanakan
pemikiran siswa diharapkan memiliki tujuan / manfaat mengapa materi
tersebut dipelajari. Quantum Thinker akan memfasilitasi perbedaan
dominasi belahan otak serta perbedaan gaya berpikir antara siswa yang
satu dengan yang lain. Seperti yang diketahui, otak terbagi menjadi
belahan otak kanan dan otak kiri. Otak kanan merupakan kumpulan para
pemikir fleksibel dan eksploratif. Sedangkan otak kiri merupakan
kumpulan para pemikir logis dan terstruktur.
d. Model Quantum Reader, Quantum Reader adalah suatu model
pembelajaran yang memiliki tujuan membaca cepat dengan lebih efektif,
cerdas dan bermakna. Salah satu tipe dari model pembelajaran ini adalah
Super Scan , yaitu suatu cara membaca dengan melibatkan keterampilan
tangan dan otak.
e. Model Quantum Writer, model pembelajaran Quantum Writer
menitikberatkan kegiatan menulis dengan mudah, fun dan
menyenangkan. Model ini banyak digunakan untuk meningkatkan bakat
siswa dalam menulis / mengarang. Salah satu tipe dari model
pembelajaran Quantum Writer adalah tipe PAK!
f. Model Quantum Note Taker, model pembelajaran Quantum Note Taker
merupakan suatu model yang paling sering digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Tipe dari model ini adalah Catatan TS serta Mind-
Mapping. Model pembelajaran Quantum Note Taker mendorong siswa
membuat catatan sesuai dengan kreatifitasnya dan menjadikan catatan
tersebut menjadi bermakna.
g. Model Quantum Memorizer, Quantum Memorizer merupakan salah satu
model pembelajaran Quantum yang akan memperkuat daya kerja dan
daya ingat otak. Salah satu tipe model pembelajaran ini yang paling
sering digunakan adalah Mnemonic.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
4. Tipe Pembelajaran Mind Mapping
a. Pengertian Mind Mapping
Mind Mapping atau dikenal juga sebagai Peta Pikiran merupakan
teknik pencatatan yang dikembangkan pada tahun 1970 an oleh Tony
Buzan dan didasarkan pada riset tentang bagaimana cara kerja otak yang
sebenarnya. Mind Mapping menirukan proses berpikir, dengan merekam
informasi dalam bentuk gambar, warna, simbol dan emosional persis
seperti cara otak memproses informasi. Mind Mapping dapat
membangkitkan ide ide orisinil dari seseorang sehingga informasi
menjadi lebih mudah diingat. Mind Mapping mengaktifkan fungsi dari
kedua belahan otak manusia melalui penggunaan gambar, kata serta warna
dengan cara yang kreatif dan menyenangkan.
Para ahli ilmuwan mengetahui bahwa otak mengambil informasi
melalui campuran gambar, bunyi, aroma, pikiran, perasaan dan memisah
misahkannya dalam bentuk linear, seperti pidato dan karya tulis. Damasio
(1994
dilakukannya dalam bentuk gambar warna warni, simbol, bunyi dan
(DePorter et al , 2010: 225).
Buzan ( 2010) mengungkapkan bahwa Mind Mapping adalah
bentuk istimewa pencatatan dan perencanaan yang bekerja selaras dengan
otakmu untuk memudahkanmu mengingat, Mind Mapping menggunakan
warna
(hlm.20). Sejalan dengan hal tersebut DePorter dan Hernacki mengatakan
bahwa, Mind Mapping adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan
kita mengingat banyak informasi (2009). DePorter dan Hernacki,
mengungkapkan bahwa peta pikiran menggunakan pengingat pengingat
visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide ide yang berkaitan, seperti
peta jalan yang digunakan untuk belajar, mengorganisasi dan
merencanakan sesuatu. Mind Mapping dapat membangkitkan ide ide
orisinal dan mempermudah dalam mengingat sesuatu (2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Menurut Kantiti ( mengutip pernyataan Edward, 2009), Mind -
Mapping atau peta pikiran adalah cara paling efektif dan efisien untuk
memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan data dari / ke otak
(2010:1). Lebih lanjut Buzan berpendapat bahwa Mind Mapping adalah
cara mudah dalam menggali informasi dari dalam dan dari luar otak
(2010). Dalam Peta Pikiran, sistem bekerja otak diatur secara alami, cara
kerjanya sesuai kealamian cara kerja manusia. Mind Mapping membuat
otak bekerja dengan baik dan seimbang. Manusia memiliki kedua belahan
otak yang kerjanya didominasi antara yang satu dengan yang lain. Mind
Mapping membantu menyeimbangkan kinerja keduanya. Dalam Mind
Mapping kedua sistem otak diaktifkan sesuai porsinya masing masing.
Kemampuan otak akan pengenalan visual untuk mendapatkan hasil yang
sebesar besarnya.
Jadi dari pendapat pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan
jika Mind Mapping merupakan suatu teknik pencatatan yang
menghubungkan informasi satu dengan yang lainnya melalui bantuan
warna, gambar, serta garis dan simbol simbol lainnya, sehingga
membuat otak seimbang dan memudahkan otak dalam mengingat.
b. Kelemahan dan Keunggulan Mind Mapping
Kelemahan Mind Mapping sendiri adalah memerlukan waktu yang
lama serta kreatifitas yang tinggi. Kreatifitas yang tinggi akan
menghasilkan Mind Map yang baik, akan tetapi daya kreatifitas antara
orang yang satu dengan yang lain berbeda beda. Hal ini dapat diatasi
dengan sering berlatih, serta adanya bimbingan serta motivasi dari guru
Mind Mapping
Kelebihan penggunaan Mind Mapping menurut Rostikawati ( 2009 )
Mind Map dapat membiasakan siswa untuk melatih aktivitas
kreatifnya sehingga siswa dapat menciptakan produk kreatif yang
bermanfaat bagi dirinya sendiri serta bagi lingkungannya Mind -
Mapping ).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Motivasi yang tinggi dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa,
sehingga siswa tidak malu untuk mengembangkan potensi potensi yang
dimilkinya. Mind Mapping dapat meningkatkan kreatifitas siswa karena
melalui Mind Mapping siswa dapat menyalurkan ide ide yang ada di
kepalanya untuk menjadi suatu produk kreatif.
c. Langkah langkah Mind Mapping
Dalam membuat Mind Mapping diperlukan langkah langkah sebagai
berikut :
1) Menulis judul di tengah-tengah kertas dan memberi gambar yang
sesuai untuk memudahkan mengingat judul tersebut.
2) Membuat cabang utama terkait topik yang dikemukakan.
3) Meneruskan dengan membuat cabang-cabang utama lainnya dan
mengggunakan warna berbeda.
4) Memberi label setiap cabang hanya dengan kata kunci.
5) Selanjutnya, dari tiap cabang membuat sub cabang untuk hal-hal yang
saling berhubungan.
6) Menggunakan garis-garis lengkung dan alur yang nyaman.
7) Menarik garis sebagai pengingat adanya kaitan antara kedua hal
tersebut.
Dibawah ini merupakan salah satu contoh hasil Mind Mapping yang telah
dibuat ;
Gambar 2.1 Contoh Mind Map
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
5. Tipe Pembelajaran Mnemonic
a. Pengertian Mnemonic
Mnemonic berasal dari bahasa Yunani, "Mnemosyne", yang berarti
Dewi Memori (Buzan,2010:6). Yang dimaksud Mnemonic adalah
menghafalkan sesuatu dengan "bantuan". Scruggs & Mastropieri (2000),
mengatakan bahwa, secara umum, Mnemonic adalah alat atau prosedur
atau operasi yang digunakan untuk meningkatkan memori dan secara
khusus Mnemonic merupakan rekonstruksi khusus terhadap hal yang harus
dipelajari (target content) untuk mengikat informasi baru lebih dekat pada
pengetahuan yang telah dimiliki, sehingga dapat meningkatkan retrieval
(Anonim : 24).
Mnemonic adalah teknik untuk mengingat informasi yang sangat sulit
untuk diingat kembali. erdapat tiga
prinsip dasar ketika menggunakan Mnemonic, yakni motivasi, gambaran,
dan asosiasi (hlm 15 29).
Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa Mnemonic
adalah teknik untuk memudahkan mengingat sesuatu yang dilakukan
dengan membuat rumusan atau ungkapan, atau menghubungkan kata, ide,
dan khayalan. Dengan kata lain Mnemonic berarti teknik untuk
mendayagunakan daya ingat dengan cara-cara tertentu.
b. Kelemahan dan Keunggulan Mnemonic
Mnemonic memiliki beberapa kelemahan dalam penggunaannya, antara
lain :
1) Mnemonic membantu untuk mengingat hafalan di luar kepala, akan
tetapi kurang membantu dalam memberi pemahaman terhadap hal yang
dihapal tersebut. Sedangkan materi akan lebih mudah dihafal, jika siswa
memahami materi tersebut.
2) Membutuhkan waktu yang relatif lama terlebih lagi teknik Mnemonic
Ryhmes and Songs.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
3) Dibutuhkan kreatifitas yang tinggi dalam membentuk / membuat suatu
Mnemonic.
4) Mnemonic sulit diterapkan di semua materi pelajaran, karena
penggunaan Mnemonic berkaitan erat dengan tujuan kegiatan
pembelajaran dan karakteristik suatu materi pembelajaran
5) Terkadang bagi sebagian orang, tipe Mnemonic dianggap tidak masuk
akal, terlebih lagi bagi anak yang kurang memiliki imajinasi tinggi
sehingga bagi beberapa anak Mnemonic dianggap tidak menarik
Dalam teknik Mnemonic atau peningkatan daya ingat, memfungsikan
otak kanan untuk diaktifkan, karena anak dilatih untuk membuat suatu
cerita, lagu atau irama serta berimajinasi sehingga seseorang akan mudah
mengingat sebuah informasi, catatan, dan lain-lain yang sudah dipelajari.
Beberapa manfaat penggunaan Mnemonic menurut Risjawan (2010):
Karena memudahkan mengingat, tentunya juga akan memudahkan belajar. Hambatan belajar akan hilang. Ini akan membangkitkan motivasi siswa untuk lebih giat belajar, sehingga akhirnya dapat mencapai hasil belajar yang optimal (1). Jika dirumuskan, manfaat dari penggunaan Mnemonic antara lain :
1) Mnemonic secara otomatis memberi semangat siswa sehingga tertarik,
karena anak dilatih untuk membuat suatu cerita, berimajinasi, irama dan
gambar.
2) Dengan menggunakan teknik-teknik Mnemonic dapat memindahkan
siswa dalam mengingat materi pelajaran yang ada.
3) Apabila siswa dapat menggunakan strategi Mnemonic dengan efisien,
mereka dapat memaksimalkan waktu belajar dan mengejar target lebih
mudah.
4) Mnemonic membantu siswa mengingat informasi lebih cepat dan
mempertahankannya lebih lama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
c. Teknik teknik Mnemonic
Mnemonic memiliki teknik teknik yang dapat dipilih sesuai dengan
kebutuhan kegiatan pembelajaran, serta sesuai dengan kreatifitas siswa.
Adapun teknik teknik dari Mnemonic antara lain :
1) Acronyms, teknik ini yang paling mudah dan paling sering digunakan.
Caranya dengan menyingkat hal-hal yang harus diingat. Misalnya
untuk warna pelangi, seringnya disingkat mejikuhibiniu (merah,
jingga, kuning, hijau, nila, dan ungu).
2) Acrostics, teknik ini hampir sama dengan Acronyms, hanya bedanya
teknik ini dilakukan dengan membuat kalimat baru. Misalnya
menghafal nama-nama planet yang berurutan dari matahari,
Merkurius, Venus, Bumi, bisa disingkat menjadi Merah Vespa Baru.
3) Rhymes and Songs, salah satu teknik Mnemonic dengan membuat hal
yang ingin diingat menjadi sebuah lagu dan irama. Misalnya dalam
mengingat nama-nama hari atau alfabet waktu kecil, agar mudah untuk
menghafalnya dibuat menjadi sebuah lagu.
4) Metode Loci, metode ini bisa dipakai untuk mengingat banyak hal
dalam satu waktu. Misalnya untuk menghafal daftar belanja dapat
dilakukan dengan menggunakan barang-barang yang ada di kamar,
contohnya laci sebagai panci, pintu sebagai tahu, dan sebagainya.
5) Chunking, teknik yang digunakan jika ingin menghafal angka.
Teorinya adalah, daripada menghafal delapan digit angka secara
bersamaan, lebih baik membagi angka-angka itu ke beberapa bagian.
Misalnya untuk angka 47857988, bisa dibagi ke 478-579-88.
6) Link System, teknik ini digunakan dalam menghafal daftar. Misalnya
ketika menghafal daftar yang di dalamnya terdiri dari: anjing, amplop,
angka 13, benang, dan jendela. Dengan teknik ini bisa dibuat sebuah
cerita, seekor anjing mengirim amplop ke rumah nomor 13 yang isinya
benang lewat jendela.
7) Metode Sistem Utama ( Mnemonic Mayor System ), metode utama
merupakan teknik dalam metode Mnemonic yang digunakan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
menggabungkan angka dan huruf. Teknik ini dengan cara
menggunakan angka sebagai kunci dalam menghapal / mengingat
suatu daftar. Contoh angka 5 dikaitkan dengan huruf S.
8) Angka dan Bentuk ( Mnemonic Peg System ) ,teknik angka dan bentuk
merupakan teknik Mnemonic yang dilakukan dengan menhubungkan
angka dengan bentuk yang menyerupai angka dan dijadikan kunci
dengan tujuan untuk menghapal suatu daftar yang perlu diingat.
Contoh menghubungkan angka 0 dengan telur, cincin dan bola.
d. Langkah langkah Mnemonic
Mnemonic memerlukan kreatifitas serta imajinasi yang tinggi dalam
pelaksanaannya. Semakin aneh imajinasi seseorang, maka semakin kita
mudah mengingat sesuatu hal. Langkah langkah cara penggunaan
Mnemonic sebagai berikut:
1) Menyakini apa yang akan dihapal merupakan hal yang penting bagi.
2) Menyiapkan fakta atau kata kunci dari materi pelajaran yang harus
diingat.
3) Mengkaitkan kata-kata tersebut antara satu dengan yang lain.
4) Membuat visualisasi (khayalan) di dalam pikiran.
5) Memanggil ulang kata-kata tersebut.
Ada tiga hal yang menjadikan Mnemonic merupakan teknik yang
membuat kegiatan belajar menjadi bermakna sehingga memperkuat
ingatan siswa. Tiga hal yang menjadi kunci dalam melaksanakan
Mnemonic adalah :
1) Motivasi, motivasi berkaitan erat dengan AMBAK. AMBAK akan
mendorong seseorang berpikir tentang apa manfaat dan tujuan yang
didapat apabila dia melakukannya. Dengan berpedoman pada AMBAK,
seseorang akan termotivasi melakukan dan mengingat sesuatu.
2) Penggambaran / Visualisasi, tidak ada pemahaman tanpa adanya
penggambaran. Menggambarkan menunjukkan proses dalam otak yang
harus muncul agar otak paham akan suatu hal. Proses penggambaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
merupakan proses saat otak menghubungkan bahasa, baik tertulis
maupun verbal, dengan gambar atau model yang sudah tersimpan di
dalam otak.
3) Asosiasi, karena ingatan merupakan kemampuan visual, sehingga otak
mengubah ide dan informasi menjadi gambar untuk mengurai ke
dalam ingatan kita. Gambar ini akan diasosiakan / dihubungkan oleh
otak dengan informasi yang telah diketahui sebelumnya.
B. Tinjauan Tentang Bahan Ajar
1. Pengertian dan Komponen Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang
dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Bahan ajar
atau teaching-material, terdiri atas dua kata yaitu teaching yang memiliki arti
mengajar dan material yang berarti bahan. Dalam website Diskemenjur,
dikemukakan pengertian bahan ajar sebagai berikut :
Bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau KD secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. (Anonim : 10)
Menurut Prastowo (2012), sesuatu disebut sebagai bahan ajar apabila telah
memenuhi komponen komponen yang telah ditentukan. Sebuah bahan ajar
paling tidak mencakup antara lain :
a. Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru) b. Kompetensi yang akan dicapai c. Content atau isi materi pembelajaran d. Informasi pendukung e. Latihan-latihan f. Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK) g. Evaluasi h. Respon atau balikan terhadap hasil evaluasi (hlm.28 30).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bahan
ajar adalah merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis
sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk
belajar.
2. Tujuan, Fungsi dan Manfaat Bahan Ajar
Dalam kegiatan pembelajaran bahan ajar sangat penting artinya bagi guru
dan siswa. Guru akan mengalami kesulitan dalam meningkatkan efektivitas
pembelajarannya jika tanpa disertai bahan ajar yang lengkap. Begitu pula bagi
siswa, tanpa adanya bahan ajar siswa akan mengalami kesulitan dalam
belajarnya. Untuk itu, bahan ajar disusun dengan tujuan:
a. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan
karakteristik dan setting atau lingkungan sosial siswa.
b. Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping
buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
c. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Bahan ajar memiliki beberapa fungsi yang dapat bermanfaat bagi siswa
maupun guru itu sendiri, fungsi tersebut antara lain :
a. Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa.
b. Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya.
c. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran (Anonim :11). Ada sejumlah manfaat yang dapat diperoleh apabila seorang guru
mengembangkan bahan ajar sendiri, seperti pendapat dari Prastowo (2012)
dalam bukunya Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, manfaat
tersebut antara lain :
a. Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa.
b. Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
c. Bahan ajar menjadi lebih kaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi.
d. Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar.
e. Bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan siswa karena siswa akan merasa lebih percaya kepada gurunya.
f. Guru juga dapat memperoleh manfaat dari penggunaan bahan ajar, misalnya tulisan tersebut dapat diajukan untuk menambah angka kredit ataupun dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.
g. Adanya bahan ajar yang bervariasi, maka siswa akan mendapatkan manfaat yaitu, kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. Siswa akan lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru. Siswa juga akan mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya (hlm.27).
3. Jenis Bahan Ajar
Berdasarkan teknologi yang digunakan, bahan ajar dapat dikelompokkan
menjadi empat kategori, yaitu ;
a. Bahan cetak ( printed ) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar
kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket.
b. Bahan ajar dengar ( audio ) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan
compact disk audio. Bahan ajar pandang dengar ( audio visual ) seperti
video compact disk, film.
c. Bahan ajar multimedia interaktif ( interactive teaching materiall ) seperti
CAI ( Computer Assisted Instruction ), compact disk (CD) multimedia
pembelajaran interaktif.
d. Bahan ajar berbasis web ( web based learning materials ).
4. Bahan Ajar Cetak
a. Pengertian Bahan Ajar Cetak
Bahan cetak dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk. Jika bahan ajar
cetak tersusun secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan beberapa
keuntungan seperti yang dikemukakan oleh Ballstaedt (1994) yaitu:
Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan bagi seorang guru untuk menunjukkan kepada peserta didik bagian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
mana yang sedang dipelajari. Biaya untuk pengadaannya relatif sedikit. Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dipindah-pindah secara mudah susunannya menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi individu. Bahan tertulis relatif ringan dan dapat dibaca di mana saja. Bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk melakukan aktivitas, seperti menandai, mencatat, membuat sketsa. Bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai besar. Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri (Wiki Berita : hlm 1).
b. Jenis Bahan Ajar Cetak
Beberapa jenis bahan ajar cetak, antara lain sebagai berikut :
1) Handout, handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang
guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Handout biasanya
diambilkan dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan
materi yang diajarkan/ KD dan materi pokok yang harus dikuasai oleh
peserta didik.
2) Buku, buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan
buah pikiran dari pengarangnya. Oleh pengarangnya isi buku didapat
dari berbagai cara misalnya, hasil penelitian, hasil pengamatan,
aktualisasi pengalaman, otobiografi, atau hasil imajinasi seseorang
yang disebut sebagai fiksi. Buku yang baik adalah buku yang ditulis
dengan menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti,
disajikan secara menarik dilengkapi dengan gambar dan keterangan-
keterangannya, isi buku juga menggambarkan sesuatu yang sesuai
dengan ide penulisannya. Buku pelajaran berisi tentang ilmu
pengetahuan yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk belajar,
buku fiksi akan berisi tentang fikiran-fikiran fiksi si penulis, dan
seterusnya.
3) Modul, modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar
peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan
bimbingan guru, sehingga modul berisi beberapa komponen antara
lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
a) Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru).
b) Kompetensi yang akan dicapai.
c) Content atau isi materi.
d) Informasi pendukung.
e) Latihan-latihan.
f) Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK).
g) Evaluasi.
h) Balikan terhadap hasil evaluasi.
4) Lembar kegiatan siswa, lembar kegiatan siswa (student worksheet)
adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh
peserta didik. Lembar kegiatan berupa petunjuk, langkah-langkah
untuk menyelesaikan suatu tugas. Keuntungan adanya lembar kegiatan
adalah bagi guru, memudahkan guru dalam melaksanakan
pembelajaran, bagi siswa akan belajar secara mandiri dan belajar
memahami dan menjalankan suatu tugas tertulis.
5) Brosur, brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah
yang disusun secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas
beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang
berisi keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau
organisasi. Dengan demikian, maka brosur dapat dimanfaatkan sebagai
bahan ajar, selama sajian brosur diturunkan dari KD yang harus
dikuasai oleh siswa.
6) Leaflet, leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang
dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya
leaflet didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan
menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami.
Leaflet sebagai bahan ajar memuat materi yang dapat menggiring
peserta didik untuk menguasai satu atau lebih KD.
7) Wallchart, wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan
siklus/proses atau grafik yang bermakna menunjukkan posisi tertentu.
Agar wallchart terlihat lebih menarik bagi siswa maupun guru, maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
wallchart didesain dengan menggunakan tata warna dan pengaturan
proporsi yang baik.
8) Foto/Gambar, foto/gambar memiliki makna yang lebih baik
dibandingkan dengan tulisan. Foto/gambar sebagai bahan ajar harus
dirancang dengan baik agar setelah selesai melihat sebuah atau
serangkaian foto/gambar siswa dapat melakukan sesuatu yang pada
akhirnya menguasai satu atau lebih KD.
Dalam penelitian ini, bahan ajar yang digunakan adalah jenis modul
yang mana penggunaannya akan bermakna kalau peserta didik dapat
dengan mudah menggunakannya. Pembelajaran dengan modul
memungkinkan seorang peserta didik yang memiliki kecepatan tinggi
dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih KD
dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Dengan demikian maka modul
harus menggambarkan KD yang akan dicapai oleh peserta didik, disajikan
dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik, dilengkapi dengan
ilustrasi.
C. Tinjauan Tentang Partisipasi
1. Pengertian Partisipasi Siswa
Menurut Suryabrata (2007) partisipasi adalah penyertaan mental dan
emosi seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk
menyumbangkan daya pikir dan perasaan mereka bagi tercapainya tujuan
tujuan bersama dan bertanggung jawab terhadap tujuan tersebut (hlm 27).
Davis (1997) menyatakan bahwa,
and emotional involved at a person in a group situation which encourager
then contribut to group goal and share responbility in them (Suryabrata,
2007:279 ). Disini partisipasi dimaksudkan sebagai keterlibatan mental serta
emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di
dalamnya. Partisipasi mencakup kerelaan kesediaan memperhatikan dan
berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Misalnya mematuhi aturan dalam suatu
(Dimyati dan Mudjiono, 2002 : 28). Pendapat lain tentang pengertian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
pembelajaran sering juga diartikan sebagai keterlibatkan siswa dalam
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa partisipasi merupakan keterlibatan mental dan emosi serta fisik anggota
dalam memberikan inisiatif terhadap kegiatan kegiatan yang dilancarkan
serta mendukung tercapainya dan bertanggung jawab atas keterlibatannya.
2. Manfaat Partisipasi
Suryabrata mengemukakan manfaat dari partisipasi yaitu :
a. Lebih Memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar. b. Dapat membangun pemikiran kreatif dari para anggotanya. c. Dapat mengendalikan nilai nilai martabat manusia, motivasi, dan
membangun kepentingan bersama. d. Lebih mendorong untuk bertanggung jawab. e. Lebih memungkinkan untuk mengikuti perubahan perubahan (2007).
Suryabrata, mengemukakan bahwa dengan dijalankannya partisipasi akan
bisa diperoleh beberapa manfaat seperti diperolehnya keputusan paling tepat
karena penerimaan sumbangan pemikiran yang lebih banyak (2007).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan dengan adanya partisipasi akan
memberikan manfaat antara lain :
a. Lebih banyaknya diperoleh keputusan yang tepat karena banyaknya
sumbangan pemikiran.
b. Pengembangan potensi diri dan kreatifitas.
c. Melatih untuk bertanggung jawab demi kepentingan bersama.
3. Faktor penyebab Rendahnya Partisipasi
Dalam suatu kegiatan belajar dan mengajar partsipasi merupakan modal
siswa untuk antusias dalam mempelajari suatu materi pembelajaran.
Partisipasi aktif siswa akan menentukan keberhasilan prestasi siswa dalam
suatu pelajaran. Akan tetapi, pada kenyataannya partisipasi siswa di Indonesia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
tergolong rendah. Hal ini dikarenakan banyak faktor, baik faktor internal
maupun faktor eksternal.
Faktor internal merupakan faktor yang berkenaan dengan diri siswa itu
sendiri. Suryabrata (mengutip Abimanyu, 2002). ada tiga faktor penyebab
rendahnya partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, yaitu: a. siswa
kurang memiliki kemampuan untuk merumuskan gagasan sendiri; b. siswa
kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat kepada orang
lain; c. siswa belum terbiasa bersaing menyampaikan pendapat dengan teman
yang lain (2007 : 182).
Hambatan eksternal dapat berupa fasilitas belajar, partisipasi orang tua,
kebiasaan belajar, aktivitas belajar, motivasi berprestasi, sikap terhadap
sekolah serta kemampuan dasar lainnya. Dari beberapa faktor tersebut, faktor
partisipasi orang tua merupakan faktor yang cukup penting dibandingkan
dengan beberapa faktor lainnya.
4. Indikator Partisipasi Belajar Siswa
Jenis partisipasi belajar yang dapat dilakukan anak- anak di kelas, tidak
hanya mendengarkan atau mencatat. Diedrich membuat suatu daftar yang
berisi 177 macam kegiatan (aktifitas siswa), antara lain:
a. Visual, seperti membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya.
b. Oral, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, interupsi dan sebagainya.
c. Listening, seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, music, pidato dan sebagainya.
d. Writing, seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket, menyalin, dan sebagainya.
e. Drawing, seperti menggambar, membuat grafik, peta diagram, pola, dan sebagainya.
f. Motor, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya.
g. Mental, seperti menanggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya.
h. Emotional, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup, dan sebagainya (Sardiman, 2001:99).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 6 jenis partisipasi dari 8 jenis
partisipasi yang ada. Keenam jenis partisipasi tersebut dipilih dengan alasan
kesesuaian dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam materi Kertas
Kerja dan Laporan Keuangan, selain itu keenam jenis partisipasi tersebut juga
sesuai dengan karakteristik Pembelajaran Quantum Tipe Mind Mapping dan
Mnemonic. Keenam jenis partisipasi tersebut antara lain ;
a. Visual, dimana dalam penelitian ini mengukur perhatian siswa terhadap
seluruh kegiatan pembelajaran akuntansi di kelas.
b. Oral, dimana dalam penelitian ini mengukur kemampuan mengemukakan
pendapat serta keberanian dalam bertanya pada saat terjadi kegiatan
pembelajaran di kelas.
c. Emotional, dimana dalam penelitian ini mengukur kepercayaan diri siswa
dan kedisplinan siswa selama kegiatan pembelajaran akuntansi.
d. Drawing, dimana dalam penelitian ini mengukur hasil Mind Mapping
buatan siswa.
e. Listening, dimana dalam penelitian ini indikator yang diamati dan diukur
adalah kegiatan diskusi beserta hasil diskusi siswa.
f. Mental, dimana dalam penelitian ini peneliti mengamati dan mengukur
kemampuan siswa dalam mengingat dan memecahkan soal.
D. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi merupakan hasil setelah seseorang melakukan suatu aktivitas.
Untuk mendapat suatu prestasi diperlukan kerja keras, kedisplinan, serta
kepribadian yang mantap.
adalah hasil usaha yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf, maupun
kalimat yang dapat mencerminkan hasil usaha yang sudah dicapai oleh setiap
1).
Buchori (1982) Prestasi belajar adalah hasil yang
dicapai atau ditonjolkan oleh murid sebagai hasil belajarnya, baik itu berupa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
angka ataupun huruf serta tindakan yang mencerminkan hasil belajar, yang
dicapai masing masing anak da ).
Berdasarkan dari definisi yang dikemukakan kedua ahli tersebut di atas
maka dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha
kegiatan belajar yang telah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu
yang dapat dinyatakan dengan simbol, angka maupun huruf.
2. Faktor faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Dalam mencapai prestasi belajar banyak faktor yang mempengaruhi
sepanjang proses itu berlangsung. Menurut Suryabrata (1990) faktor penyebab
yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah :
a. Bahan atau hal yang dipelajari b. Faktor Lingkungan c. Faktor faktor instrumental d. Kondisi Individual ( hlm.8).
Menurut Purwanto (1990) menggolongkan faktor faktor tersebut menjadi
dua yaitu :
a. Faktor individual yaitu faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri. 1) Faktor kematangan dan pertumbuhan, seseorang akan sukar belajar
apabila kematangan belum tiba, sebaliknya sesorang akan dapat belajar dengan baik bila kematangan sudah tiba.
2) Kecerdasan atau intelegensi, anak yang memiliki intelegensi tinggi lebih berhasil mencapai prestasi yang tinggi pada umumnya.
3) Motivasi, motivasi adalah sesuatu yang mendorong untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang untuk mencapai hasil atau suatu tujuan.
4) Sifat sifat pribadi seseorang, sifat sifat seseorang berbeda beda, ada yang tekun, keras hati, malas, dan sebagainya sehingga mempengaruhi hasil yang dicapai.
b. Faktor sosial yaitu faktor yang ada di luar individu itu sendiri. 1) Keadaan Keluarga, keadaan keluarga sangat mempengaruhi
keberhasilan belajar. Tersedianya fasilitas belajar yang menunjang serta kondisi keluarga yang aman, tentram, damai akan membuat anak merasa tenang.
2) Guru mengajar dan cara mengajar, di sekolah faktor dan cara mengajar sangat besar pengaruhnya. Dalam hal ini menyangkut masalah metode mengajar, gaya mengajar juga penampilan.
3) Alat alat pelajaran, alat alat pelajaran akan membantu anak dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
4) Motivasi Sosial, motivasi sosial timbul karena keberadaan orang di luar Individu. Motivasi ini dapat berasal dari guru, orang tua, maupun teman.
5) Lingkungan dan Kesempatan, banyak anak yang tidak dapat melanjutkan sekolah disebabkan tidak adanya kesempatan. Sibuknya pekerjaan sehari hari, lingkungan, faktor ekonomi, serta lainnyadi luar kemampuan sangat mempengaruhi dalam mencapai prestasi belajar (hlm 102).
E. Tinjauan Tentang Akuntansi
1. Pengertian Akuntansi
Definisi akuntansi (Accounting) yang paling banyak digunakan adalah
definisi yang ditetapkan oleh American Accounting Association (AAA) yang
Accounting is the process of identifying, measuring,
and communicating, economic information action judgement and decisions by
(Alam, 2004: 2). Akuntansi adalah proses
mengidentifikasi/mengenali, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi
untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas
bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. Selanjutnya menurut
American Institue of Certified Public Accountants (AICPA) Accounting is
the art recording, classifying and summarizing in a significant manner and in
the terms of money, transaction and events which are, in the part at least, of
financial character, and interpreting the results there of (Harahap, 2004 : 12).
Akuntansi adalah seni pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran menurut
cara yang berarti dan dinyatakan dalam nilai mata uang, semua transaksi serta
kejadian yang sedikit-dikitnya bersifat finansial dan dari pencatatan itu dapat
ditafsirkan hasilnya.
Menurut Yusuf, Akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu disiplin yang
menyediakan informasi yang diperlukan untuk melakukan secara efisien dan
mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi, bila ditinjau dari sudut
pemakainya. Sedangkan bila ditinjau dari proses kegiatannya, akuntansi dapat
didefinisikan sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan,
pelaporan keuangan suatu organisasi (2005).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan jika Akuntansi adalah
proses pengidentifikasian/pengenalan, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan
informasi ekonomi dimana informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi
diharapkan berguna untuk penilaian dan pengambilan keputusan bagi pihak
yang membutuhkan.
2. Materi Kertas Kerja
Kertas kerja adalah suatu daftar pencatatan neraca saldo, penyesuaian,
serta penggolongan akun buku besar sebagai alat bantu dalam menyusun
laporan keuangan. Kertas kerja berbentuk lajur sehingga sering disebut neraca
lajur. Kertas kerja berfungsi sebagai alat bantu dalam menyusun laporan
keuangan. Oleh karena fungsinya tersebut, kertas kerja bukan tujuan akhir dari
pencatatan akuntansi.
Tujuan dari penyusunan kertas kerja antara lain:
a. Memudahkan dalam menyusun laporan keuangan.
b. Mengurangi kesalahan yang mungkin terjadi dalam penyesuaian.
c. Memeriksa kebenaran pencatatan akun yang telah dilakukan.
Dalam kertas kerja terdapat penggolongan 2 jenis akun yang memiliki pos
pos tersendiri. Akun akun tersebut antara lain :
a. Akun riil (tetap) adalah akun yang dilaporkan dalam neraca, di mana saldo
akunnya terbawa dari satu periode ke periode berikutnya. Akun riil terdiri
dari tiga kelompok yaitu harta, kewajiban dan modal.
b. Akun nominal (sementara) adalah akun yang disajikan dalam laporan laba
rugi. Akun nominal terdriri dua kelompok yaitu pendapatan dan beban.
3. Materi Laporan Keuangan
Pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu
perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan
tersebut, dimana kondisi keuangan suatu perusahaan tercermin dalam laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
keuangannya. Pengertian dari laporan keuangan adalah catatan informasi
keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat
digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.Laporan
keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan.Pelaporan
keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan
penyampaian informasi keuangan.
Menurut SAK yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tujuan
laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan
bersama sebagian besar pemakai. Laporan keuangan juga menunjukan apa
yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa
yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian
agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Laporan Keuangan terdiri
dari 5 jenis yaitu ;
a. Laporan Laba Rugi
b. Laporan perubahan Modal
c. Neraca
d. Laporan Arus Kas
e. Catatan atas Laporan Keuangan
F. Penelitian Yang Relevan
Dalam penelitian ini dikaji pula penelitian lain yang relevan yang
berfungsi sebagai pendukung teori dalam penelitian ini. Penelitian tersebut antara
lain :
1. Bobby De Porter Sang Penemu Pendekatan Quantum Learning pada buku
Quantum Teaching; Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang Ruang
menyimpulkan jika penggunaan Quantum Learning pada siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
didikannya di SuperCamp membawa dampak positif baik dari segi nilai,
partisipasi belajar maupun peningkatan kepercayaan diri. Dari pengamatan
Bobby De Potter dapat disimpulkan jika Quantum Learning membawa hasil ;
a. 68% meningkatkan motivasi, b. 73 % meningkatkan nilai, c. 81%
meningkatkan rasa percaya diri. d. 84 % meningkatkan harga diri, e. 98%
melanjutkan penggunaan keterampilan.
2. Penelitian kualitatif da Mind Mapping as a
Tool in Mathematics Education
Mapping merupakan suatu alat yang efektif dalam dunia pendidikan pada
umumnya dan mata pelajaran matematika pada khususnya dalam
mengorganisasikan serta meningkatkan pemahaman terhadap materi yang
dipelajari. Selain itu, Mind Mapping juga membantu siswa dalam menemukan
kreatifitas dan kepercayaan diri dalam membuat dan mempresentasikan karya
Mind Mapnya.
3. Penelitian dari Sri Wahyuti pada tahun 2010 Komparasi
Hasil Belajar Biologi menggunakan Mind Map dan LKS pada Pembelajaran
Kooperatif Students Teams Achievment Division (STAD) Siswa Kelas VIII
SMP AL Hadi Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/2010. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa 1) ada pengaruh pembelajaran kooperatif
STAD dengan Mind Map terhadap hasil belajar biologi siswa dalam
pembelajaran biologi dan 2) ada pengaruh pembelajaran kooperatif STAD
dengan LKS terhadap hasil belajar biologi siswa dalam pembelajaran biologi.
Adanya pengaruh pembelajaran kooperatif STAD dengan Mind Map dan
LKS terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran biologi, ditunjukkan
dengan hasil perhitungan uji komparasi ganda untuk ranah kognitif F hit =
6,276 > F table = 3,96; ranah afektif F hit = 11,712 > F tabel = 3,96; ranah
psikomotorik F hit = 9,432 > F tabel = 3,96 semua menunjukkan hasil F hit
lebih besar dari F tabel yang artinya ada perbedaan pengaruh penerapan
pembelajaran kooperatif STAD dengan Mind Map dan LKS. Hal ini juga
diperkuat dengan perbedaan rata-rata nilai pencapaian hasil belajar pada ranah
kognitif, afektif dan ranah psikomotorik yang menunjukkan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
pembelajaran kooperatif STAD dengan Mind Map lebih baik dibanding
dengan pembelajaran kooperatif STAD dengan LKS.
4. Penelitian Hardi pada tahun 2007 dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatra
Mnemonics untuk Meningkatkan
Kemampuan Mengingat Lambang Unsur-
adalah siswa-siswi kelas VII-A SMP Swasta Katolik Budi Murni 3 Medan.
Sampel penelitian sebanyak 27 orang dengan pembagian masing - masing
kelompok 9 orang untuk kelompok kontrol, kelompok eksperimen 1 dan
kelompok eksperimen 2. Analisa hasil utama menggunakan uji-t. Hasil utama
penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi antara metode ceramah
dengan kedua metode Mnemonics adalah 0.000, lebih kecil dari l.o.s 0.05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa metode Mnemonics lebih efektif
meningkatkan kemampuan mengingat lambang unsur-unsur kimia. Sedangkan
hasil tambahan penelitian ini adalah 1.000, lebih besar dari l.o.s 0.05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara metode
Mnemonics jenis teknik naratif dengan metode loci untuk meningkatkan
kemampuan mengingat.
5. Sebuah Jurnal dari Ekawarna Dosen Universitas Jambi pada tahun 2007
dengan judul Mengembangkan Bahan Ajar Mata Kuliah Permodalan
Koperasi untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa . Responden
adalah mahasiswa 50 mahasiswa Pendidikan IPS Universitas Jambi. Hasil
penelitian membuktikan jika bahan ajar mampu meningkatkan dan
mengarahkan kegiatan pembelajaran sehingga motivasi dan hasil belajar
mahasiswa meningkat. Bahan ajar mampu meningkatkan motivasi internal
siswa, ini terbukti dari 50 mahasiswa sebanyak 83 % setuju jika bahan ajar
berpengaruh dalam meningkatkan motivasi internal, selain itu sejak
dikembangkan dan digunakannya bahan ajar hasil belajar mahasiswa rata
rata meningkat menjadi 82 (A).
6. Jurnal penelitian dari Ketut Sudarna dan Eva M. Sakdiyah dosen dan alumnus
Universitas Negeri Semarang, yang berjudul Pengaruh Motivasi, Displin,
Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Akuntansi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Responden dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Tayu
Pati yang berjumlah 131 siswa. Berdasarkan hasil analisis dari tabel diatas
diperoleh R square sebesar 0,808 yang berarti pengaruh motivasi berprestasi,
disiplin belajar dan partisipasi siswa dalam pembelajaran terhadap prestasi
belajar akuntansi secara simultan termasuk kuat karena R Square mendekati 1
(satu) yaitu sebesar 80,8% selebihnya 19,2% karena dipengaruhi variabel lain
diluar model regresi ini seperti kesehatan, intelegensi, perhatian, minat, bakat,
kelelahan, lingkungan, keluarga, masyarakat, sekolah dan lain-lain.
G. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemecahan masalah dan gambaran pola pemecahan masalah
melalui tahapan sebagai berikut :
1. Peneliti melaksanakan observasi pra survei untuk mengetahui tingkat
partisipasi dan prestasi belajar siswa sebelum pelaksanaan tindakan.
Peneliti mendiskusikan dengan guru kelas serta pembimbing dan bersama
sama mengambil kesimpulan berdasarkan hasil penilaian evaluasi awal
jika keadaan awal siswa sebelum pelaksanaan penelitian menunjukkan
beberapa masalah. Mulai dari keadaan monotonnya pembelajaran, belum
adanya strategi pembelajaran yang menarik dan memfasilitasi kemampuan
siswa, kurangnya interaksi guru dan murid, kurangnya fasilitas (modul /
buku), serta kurangnya rasa percaya diri siswa dalam kegiatan
pembelajaran, dimana semua masalah diatas mengakibatkan rendahnya
partisipasi dan prestasi siswa.
2. Melihat kondisi seperti di atas, peneliti mengambil kesimpulan jika
diperlukan suatu pendekatan, model serta media pembelajaran yang
diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut. Peneliti memilih
Pendekatan Quantum Learning dengan Model Quantum Note Taker
dengan tipe Mind Mapping dan Model Quantum Memorizer dengan tipe
Mnemonic yang dikombinasikan dengan bahan ajar. Peneliti memilih
Quantum Learning karena pendekatan Quantum Learning menitikberatkan
pembelajaran yang menyenangkan dan menghargai semua potensi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
dimiliki anak. Mind Mapping akan memfasilitasi gaya belajar anak visual
dan kinestetik sedangkan Mnemonic memfasilitasi gaya belajar anak audio
dan kinestetik. Kedua tipe pembelajaran ini akan dipadukan dengan bahan
Mini Book silitas dan
panduan belajar. Setelah penerapan Mind Mapping, Mnemonic serta
penggunaan bahan ajar dalam penelitian, peneliti dengan guru kelas dan
teman sejawat mendiskusikan kekurangan yang ada dengan melihat
praktik nyata di lapangan serta dengan melihat hasil tes dan lembar
observasi partisipasi, wawancara serta instrumen lainnya ( Evaluasi Efek ).
Hasil diskusi akan dijdikan refleksi dan perbaikan pada pelaksanaan siklus
selanjutnya.
3. Setelah pelaksanaan siklus terakhir dengan melihat hasil evaluasi akhir,
dapat dilihat peningkatan partisipasi serta peningkatan prestasi siswa.
Kemampuan guru dalam mengajar juga meningkat karena mampu
menerapkan strategi pembelajaran baru dalam kegiatan belajar dan
mengajarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
EVALUASI EFEK
Gambar 2.2. Skema Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas Melalui
Penerapan Pendekatan Quantum Learning Tipe Mind Mapping dan Mnemonic
Melalui Penggunaan Bahan Ajar.
KEADAAN AWAL
PERLAKUAN HASILAN
1. Pembelajaran monoton.
2. Belum ada strategi pembelajaran yang tepat
3. Tidak digunakannya modul / buku.
4. Interaksi kurang. 5. Rendahnya rasa
percaya diri. 6. Partisipasi dan prestasi
rendah.
EVALUASI AWAL
1. Penggunaan dan pembiasaan Mind Map dalam kegiatan pembelajaran.
2. Penggunaan Mnemonic untuk meningkatkan daya ingat.
3. Penggunaan modul sebagai panduan belajar
1. Peningkatan
Partisipasi Siswa.
2. Peningkatan
Prestasi Siswa.
3. Guru mampu
menerapkan
Quantum Learning
tipe Mind Map dan
Mnemonic
EVALUASI AKHIR
DISKUSI PENERAPAN MIND MAPPING
DAN MNEMONIC SERTA
PENGGUNAAN BAHAN AJAR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
H. HIPOTESIS TINDAKAN
Hipotesis
penelitian adalah jawaban sementara terhadap suatu penelitian, yang
kebenarannya masih har (hlm.21). Penelitian ini
direncanakan terbagi ke dalam beberapa siklus sampai mencapai hasil sesuai
indikator yang telah ditetapkan dan setiap siklus dilaksanakan mengikuti prosedur
perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi
(reflecting). Melalui setiap siklus tersebut dapat diamati peningkatan partisipasi
serta prestasi belajar akuntansi siswa. Dengan demikian, dapat dirumuskan
hipote Penerapan Pendekatan Quantum Learning
Tipe Mind Mapping dan Mnemonic melalui Penggunaan Bahan Ajar dapat
Meningkatkan Partisipasi serta Prestasi Belajar Akuntansi pada Siswa Kelas XI
IPS 2 SMA Islam 1 Surakar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
BAB III
METODE PENELITIAN
Untuk mendapatkan kebenaran dari suatu hasil penelitian diperlukan
adanya metodologi yang tepat. Metodologi juga berfungsi untuk mengarahkan
proses berpikir agar penelitian menghasilkan kebenaran yang obyektif dan dapat
mengantarkan peneliti kearah tujuan yang diinginkan yaitu hasil yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan judul penelitian, maka metode yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian tindakan Suparno (2007) menerangkan
tentang riset tindakan sebagai berikut,
sebagai riset yang dilakukan oleh seseorang yang sedang praktik dalam suatu
pekerjaan, untuk digunakan dalam pengembangan (hlm. 5).
Pendapat lain terkait dengan riset tindakan dikemukakan oleh Kemmis &
McTaggart (1988) yaitu :
Riset tindakan sebagai bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh para partisan dalam situasi sosial dengan tujuan untuk memajukan produktivitas, rasionalitas, keadilan pada persoalan sosial, atau praktik pendidikan. Partisipannya adalah guru, siswa, kepala sekolah, orang tua, anggota masyarakat. Dalam dunia pendidikan, riset tindakan digunakan dalam pengembangan kurikulum, profesi, program sekolah, perencanaan, dan kebijakan sekolah ( Suparno, 2007: 6).
Dalam hal ini seseorang yang dimaksudkan sedang praktik dalam suatu
pekerjaan adalah guru yang bertindak sebagai pengajar. Praktik yang dilakukan
saat mengajar bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran yaitu
meningkatkan partisipasi dan prestasi siswa dalam pelajaran tertentu.
Penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan,
seperti yang dikemukakan oleh Kunandar (2008) sebagai berikut :
Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
kelasnya atau bersama sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus (hlm.45).
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan (action research). Di
dalam kaitannnya dengan kegiatan belajar-mengajar, dimungkinkan terdapat lebih
dari satu strategi atau teknik yang diterapkan untuk mencapai suatu tujuan
instruksional. Dengan diterapkannya PTK diharapkan peneliti dapat menentukan
cara mana yang paling efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran. Dalam konteks pendidikan, penelitian tindakan kelas diartikan
sebagai bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh pengajar/guru dalam
situasi kependidikan yang digunakan untuk perencanaan dan pengembangan yang
bertujuan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran.
Menurut Aqib penelitian tindakan kelas dibagi menjadi empat jenis, yaitu
sebagai berikut :
1. Penelitian tindakan kelas diagnostik, yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas diagnostik ialah penelitian yang dirancang dengan menuntun peneliti ke arah suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti mendiagnosis dan memasuki situasi yang terdapat di dalam latar penelitian.
2. Penelitian tindakan kelas partisipatori, suatu penelitian dikatakan sebagai Penelitian tindakan kelas partisipan apabila peneliti terlibat langsung didalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian yang berupa laporan. Dengan demikian, sejak perencanaan penelitian peneliti senantiasa terlibat dalam proses belajar mengajar, selanjutnya peneliti memantau, mencatat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisis data serta berakhir dengan melaporkan hasil penelitiannya
3. Penelitian tindakan kelas empiris, yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas empiris ialah apabila peneliti berupaya melaksanakan sesuatu tindakan atau aksi dan mencatat apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi berlangsung. Pada prinsipnya proses penelitinya berkenan dengan penyimpanan catatan dan pengumpulan pengalaman peneliti dalam pekerjaan sehari-hari.
4. Penelitian tindakan kelas eksperimental, yang dikategorikan sebagai penelitian tindakan kelas eksperimental ialah apabila penelitian tindakan kelas diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
strategi secara efektif dan efisien di dalam suatu kegiatam belajar-mengajar (2006 : 7).
Penelitian tindakan yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini
tergolong ke empat jenis penelitian tindakan kelas yang telah disebutkan diatas.
Penelitian ini tergolong kedalam penelitian tindakan kelas diagnostik karena
permasalahan penelitian ini berangkat dari diagnosis suatu latar belakang
permasalahan yang harus diselesaikan, selain itu dalam pelaksanaan penelitian ini,
peneliti selalu terlibat dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pengamatan dan
pengumpulan data sehingga penelitian ini juga termasuk ke dalam penelitian
tindakan kelas partisipatori. Setiap tindakan dalam penelitian ini benar benar
dilaksanakan dan selalu dicatat dan disimpan sehingga termasuk ke dalam
penelitian tindakan kelas jenis empiris. Penelitian ini disebut penelitian jenis
eksperimen karena di dalam penelitian ini, peneliti menerapkan suatu strategi
pembelajaran baru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dimana Mind -
Mapping, Mnemonic dan bahan ajar digunakan untuk meningkatkan partisipasi
dan prestasi siswa dalam mata pelajaran akuntansi.
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Islam 1 Surakarta
yang beralamat di Jl. Brigjen Sudiarto No. 151 daerah Gading Kidul, Surakarta,
Jawa Tengah, untuk mata pelajaran akuntansi. Sebagai subjek dalam penelitian
ini adalah siswa siswi kelas XI IPS 2 SMA Islam 1 Surakarta.
Pemilihan tempat penelitian ini dilatarbelakangi karena SMA Islam 1
Surakarta merupakan tempat praktik mengajar peneliti ketika pelaksanaan PPL.
Selain itu dipilihnya SMA Islam 1 Surakarta dikarenakan partisipasi dan
prestasi siswa siswi kelas XI IPS 2 SMA Islam 1 Surakarta dalam mata
pelajaran akuntansi cukup rendah,sehingga penelitian ini bertujuan untuk
memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran yang ada sekaligus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 2 di
sekolah tersebut.
2. Waktu Penelitian
Jangka waktu penelitian ini mulai dari penyusunan proposal sampai
dengan pelaporan penelitian adalah selama kurang lebih 6 bulan, terhitung dari
Bulan Januari 2012 sampai dengan Bulan Juni 2012. Sedangkan pelaksanaan
penelitian di sekolah dilaksanakan pada tahun ajaran 2011 / 2012 di semester 2,
sebanyak dua siklus yaitu mulai dari tanggal 2 Maret 2012 sampai dengan 27
April 2012. Siklus pertama terdiri dari 5 kali pertemuan, sedangkan siklus
kedua terdiri dari 4 kali pertemuan.
Penelitian tindakan kelas ini memakan waktu agak lama pada
pelaksanaannya dikarenakan jadwal mengajar terhalang hari libur nasional
sebanyak 2 kali yaitu tanggal 23 Maret 2012 dan 6 April 2012. Penelitian juga
terhalang hari libur dari sekolah sebanyak 5 kali dikarenakan
diselenggarakannya kegiatan UAS dan UAN bagi kelas XII, yaitu tanggal 13,
16 dan 20 Maret 2012 juga 17 dan 20 April 2012. Perbedaan lamanya waktu
penelitian antara siklus 1 dengan siklus 2 dikarenakan ketika pelaksanaan
siklus 1 terhalang hari libur sehingga diperlukan 1 kali pertemuan lagi untuk
mengingat kembali materi Kertas Kerja, selain itu organisasi materi Kertas
Kerja lebih sukar jika dibandingkan dengan Laporan Keuangan, sehingga lama
pelaksanaan antara siklus 1 dengan siklus 2 selisih 1 kali pertemuan. Waktu
penelitian dari mulai penyusunan proposal sampai dengan tahap pelaporan
dapat dilihat secara jelas pada tabel di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Kegiatan Penelitian Jan Feb Mar Apr Mei Jun
1. Pengajuan Judul
2. Penyusunan Proposal dan Perijinan
3. Penelitian
4. Analisis Data
5. Penyusunan Laporan
B. Subjek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas XI IPS 2 SMA Islam 1
Surakarta Tahun Pelajaran 2011 / 2012, yang berjumlah 28 orang siswa dan terdiri
dari 11 siswa laki laki dan 17 siswa perempuan.
C. Data dan Sumber Data
Data yang baik adalah data yang diambil dari sumber yang tepat dan
akurat. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dan digunakan sebagai sumber
data didapatkan dari :
1. Siswa, data yang berasal dari siswa dimaksudkan untuk mendapatkan data
tentang hasil partisipasi dan nilai prestasi belajar siswa dalam mata
pelajaran akuntansi baik sebelum maupun sesudah pelaksanaan penelitian.
2. Guru, data yang berasal dari guru bertujuan untuk mengukur tingkat
keberhasilan guru dalam menerapan Pendekatan Quantum Learning Tipe
Mind Mapping dan Mnemonic serta dalam menggunaan bahan ajar,
sekaligus untuk mengukur kemampuan guru dalam menguasai delapan
macam kompetensi yang harus dimiliki oleh guru.
3. Teman Sejawat atau Kolabolator, teman sejawat dan kolabolator
dimaksudkan sebagai sumber data untuk melihat implementasi penelitian
tindakan kelas secara komprehensif, baik dari sisi siswa maupun guru.
Teman sejawat dalam penelitian ini adalah mitra peneliti yang bertugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
memberikan penilaian terhadap hasil pengamatan partisipasi siswa dalam
kegiatan belajar dan mengajar serta kemampuan guru dalam mengajar.
Dari sumber data yang telah dikemukakan di atas, data yang diambil
dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut :
1. Data nilai prestasi siswa,
2. Data nilai partisipasi siswa.
3. Data kehadiran / absensi siswa.
4. Data nilai kemampuan mengajar guru.
5. Data hasil wawancara
6. Data laporan hasil diskusi
7. Video dan foto
8. Catatan catatan terkait dengan penelitian
D. Pengumpulan Data
Menurut Supardi, prinsip pengumpulan data dalam penelitian tindakan
kelas tidak jauh berbeda dengan prinsip pengumpulan data pada jenis penelitian
yang lain. Dengan kata lain, prinsip pengumpulan data pada penelitian formal
dapat diterapkan pada penelitian tindakan kelas. Pada umumnya dalam penelitian
tindakan kelas, baik data kualitatif maupun data kuantitatif dimanfaatkan untuk
menggambarkan perubahan yang terjadi, baik itu perubahan pada suasana kelas,
motivasi siswa, kinerja / partisipasi siswa, prestasi siswa maupun kinerja
guru (2009).
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan berbagai
cara yaitu :
1. Tes
Tes diperlukan untuk mendapatkan data prestasi belajar siswa. Tes
menggunakan butir soal/instrumen soal untuk mengukur prestasi belajar
siswa.
pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
ketrampilan yang dimiliki (hlm.138).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tes adalah
serangkaian pertanyaan atau perintah yang harus dijawab serta mendasar
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok, dimana cara pengerjaannya
berdasarkan perintah.
Berdasarkan atas cara menyelesaikannya, test dapat dibedakan menjadi
tiga jenis yaitu:
a. Tes Tertulis, tes tertulis adalah tes yang soal-soalnya maupun jawabannya
disampaikan secara tertulis.
b. Tes Lisan, tes lisan adalah tes dimana soal-soalnya maupun jawabannya
disampaikan secara lisan.
c. Tes Perbuatan, tes perbuatan adalah tes yang pertanyaan-pertanyaannya
atau perintah-perintahnya disampaikan melalui tugas-tugas dan
penilaiannya biasanya dilakukan dengan baik terhadap proses
pelaksanaan tugas-tugas maupun terhadap hasil yang telah dicapai testi.
Penelitian ini menggunakan tes tertulis dan tes perbuatan. Tes tertulis
berupa butir soal/instrumen soal yang dibuat oleh peneliti untuk mendapatkan
sebuah data. Metode tes tertulis digunakan untuk memperoleh data mengenai
nilai prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran akuntansi. Sedangkan, tes
perbuatan berupa pertanyaan pertanyaan spontan yang berhubungan dengan
aspek aspek psikologis, yang digunakan untuk menilai perfomance siswa
serta partisipasi mental siswa dalam mengingat dan memecahkan masalah.
2. Observasi
Dalam kegiatan pengumpulan data, pengamatan atau observasi digunakan
untuk melihat seberapa jauh dampak atau akibat dari tindakan telah mencapai
sasaran. Ada beberapa teknik dalam observasi yang dapat digunakan.
Kunandar (2009) menjelaskan teknik-teknik observasi sebagai berikut :
a. Observasi terbuka adalah apabila sang pengamat atau observer melakukan pengamatannya dengan mengambil pensil, kemudian mencatatkan segala sesuatu yang terjadi di kelas.
b. Observasi terfokus adalah apabila penelitian ingin memfokuskan permasalahan kepada upaya-upaya guru dalam membangkitkan semangat belajar dan mengatasi permasalahan di dalam kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
c. Observasi terstruktur merupakan pengamatan yang dilakukan oleh seorang peneliti terhadap subjek atau objek penelitian dimana yang diamati itu sesuatu yang bersifat terstruktur.
d. Observasi sistematik merupakan pengamatan yang dilakukan oleh seorang peneliti terhadap subjek atau objek penelitia dimana yang diamati itu sesuatu yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan skala-skala (hlm.146 ).
Menurut Suparno, pengertian dari observasi langsung adalah,
servasi dimana peneliti langsung mengamati subyek atau hal yang mau
diteliti, disini peneliti terlibat langsung baik melihat, merasakan,
mendengarkan serta berpik (2008: 45). Mills
(2007) mengungkapkan jenis jenis observasi langsung antara lain :
a. Pengamat sebagai partisipan aktif, peneliti terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan juga pengamat.
b. Peneliti sebagai pengamat aktif, dalam hal ini peneliti menjadi pengamat aktif, tetapi bukan sebagai partisipan dan tidak terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
c. Pengamat pasif, guru tidak mengajar hanya mengamati dan mengumpulkan data, tidak ikut berinteraksi dengan siswa (Suparno, 2008, 45 46).
Penelitian ini termasuk dalam penelitian langsung dimana peneliti
sebagai pengamat aktif, karena dalam penelitian ini peneliti tidak terlibat
dalam proses pembelajaran hanya mengamati saja.
Penelitian ini menggunakan pengamatan secara langsung dengan teknik
observasi terbuka, terfokus dan terstruktur serta sistematik. Penelitian ini
menggunakan teknik observasi terbuka karena segala hal yang terjadi di dalam
kelas dicatat oleh observer, selain itu dalam penelitian ini juga memfokuskan
pengamatan pada partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
akuntansi serta tingkat kemampuan guru dalam mengajar dan menerapkan
Pendekatan Quantum Learning Tipe Mind Mapping dan Mnemonic serta
keterampilan dalam menggunakan bahan ajar dimana hasil pengamatannya
telah dicatat dalam lembar observasi yang telah disediakan dengan kriteria
penilaian yang telah diformat sebelumnya oleh karena itu, dalam penelitian ini
juga menggunakan teknik observasi terfokus dan terstruktur. Penelitian ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
juga menggunakan observasi sistematik, karena pedoman penilaian observasi
baik bagi guru maupun siswa telah menggunakan skala penilaian. Dalam
pengambilan nilai observasi, peneliti melibatkakan mitra kolaborator agar data
yang didapat valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
3. Wawancara
Wawancara diperlukan untuk mendapatkan data yang terkait dengan
sikap, pendapat, wawasan, siswa dan guru, kepala sekolah, dan fasilitator yang
berkolaborasi. Wawancara merupakan pertanyaan pertanyaan yang diajukan
secara verbal kepada orang orang yang dianggap dapat memberikan
informasi atau penjelasan hal hal yang diperlukan dan memiliki relevansi
dengan permasalahan penelitian tindakan kelas. Menurut Hopkins (1993),
awancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam
kelas dilihat dari sudut pandang lain (Kunandar, 2008 : 157).
Menurut Kunandar (2008), ada beberapa bentuk wawancara antara lain:
a. Wawancara terstruktur, merupakan bentuk wawancara dimana peneliti telah menyiapkan panduan pertanyaan wawancara terlebih dahulu.
b. Wawancara setengah terstruktur, bentuk wawancara yang telah mempersiapkan panduan pertanyaan terlebih dahulu akan tetapi masih dapat memodifikasi pertanyaan pada saat pelaksanaan wawancara.
c. Wawancara tidak terstruktur, bentuk wawancara dimana peneliti / pewawancara tanpa persiapan pertanyaan, pewancara mengajukan pertanyaan secara spontan sesuai tema yang telah ditentukan (hlm 159 160).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur yaitu
dengan menggunakan panduan wawancara yang telah dipersiapkan
sebelumnya untuk mengetahui pendapat siswa, guru, dan teman sejawat
tentang pembelajaran dengan menggunakan tipe Mind Mapping dan
Mnemonic serta tentang penggunaan bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran.
4. Diskusi dengan guru dan teman sejawat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Diskusi untuk refleksi hasil siklus PTK. Diskusi dilaksanakan dengan
tujuan untuk memperoleh data dari perspektif yang berbeda sehingga data
yang diperoleh dapat dinyatakan valid.
5. Analisis Dokumen
Dokumen dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data
penelitian yang ada relevansinya dengan permasalahan dalam penelitian
tindakan kelas. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa
dokumen untuk memperkuat data, dokumen tersebut antara lain ;
a. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
b. Kurikulum dan pedoman pelaksanaannya.
c. Hasil Mind Mapping siswa.
d. Hasil diskusi siswa.
e. Catatan tentang siswa.
f. Catatan guru.
g. Laporan diskusi
6. Foto dan Rekaman Video
Foto dan rekaman video berfungsi sebagai alat pencatatan yang
menggambarkan apa yang terjadi di dalam kelas pada saat kegiatan
pembelajaran, dimana foto dan rekaman video untuk menangkap situasi
kelas, detail tentang peristiwa penting serta berfungsi untuk
mendeskripsikan kegiatan selama penelitian. Perekaman video dan
pemotretan dilakukan oleh teman / mitra peneliti agar tidak menganggu
kegiatan penelitian, sebagaimana Kamera
sebaiknya dipegang bukan oleh yang menyajikan materi, melainkan oleh
195).
7. Catatan Anekdotal
Catatan anekdotal adalah riwayat tertulis, deskriptif, longitudional
tentang apa yang dilakukan perseorangan dalam suatu kelas dalam jangka
waktu tertentu. Catatan Anekdotal meliputi pencatatan terhadap guru, kelas
dan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
8. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat oleh peneliti atau mitra
peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap subyek atau
obyek penelitian tindakan kelas. Berbagai hasil pengamatan yang dapat
dicatat dalam catatan lapangan antara lain, suasana kelas, pengelolaan kelas,
interaksi guru dan murid dsb.
E. Uji Validitas Data
Penelitian Tindakan Kelas yang baik dan terpercaya adalah penelitian yang
dilakukan dengan mengikuti kaidah ilmiah dan metodologi yang sesuai dengan
standar ilmiah. Salah satu cara untuk melihat derajat kepercayaan suatu penelitian
adalah dengan melihat validitas dan kredibilitas penelitian. Penelitian kualitatif
termasuk penelitian tindakan kelas dikatakan akurat dan dapat dipercaya dilihat
dari standar kualitas tertentu. Howe & Eisenhard (1990) menyatakan ada lima
standar sebagai berikut:
1. Penilaian kajian terutama diarahkan kepada pertanyaan penelitian yang mendorong dilaksanakannya pengumpulan data dan analisisnya.
2. Penilaian ditujukan kepada pengumpulan data yang analisisnya secara teknis dilakukan dengan kompeten.
3. Penilaian mempertanyakan apakah peneliti menyusun asumsi asumsinya secara eksplisit, termasuk subjektivitas peneliti.
4. Penilaian juga diarahkan kepada kajian penelitian yang berdasarkan teori yang mampu dipertanggungjawabkan.
5. serta mampu meningkatkan keterampilan peneliti baik dalam melindungi hal hal yang terkait dengan privasi seseorang maupun dalam memegang kebenaran dari semua partisipan penelitian ( Kunandar, 2008 : 103 104 ).
Dalam pandangan Borg & Gal (2003) ada lima tahap kriteria validitas,
yaitu sebagai berikut :
1. Validitas Hasil, yang peduli dengan sejauh mana tindakan dilakukan untuk memecahkan masalah dan mendorong dilakukannya penelitian tindakan kelas atau dengan kata lain, seberapa jauh keberhasilan dicapai.
2. Validitas Proses, yaitu memeriksa kelayakan proses yang dikembangkan dalam berbagai fase penelitian tindakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
3. Validitas Demokratis, yaitu merujuk kepada sejauh mana penelitian tindakan kelas berlangsung secara kolaboratif dengan para mitra peneliti, dengan perspektif yang beragam dan perhatian terhadap bahan yang dikaji.
4. Validitas Katalistik, yakni sejauh mana penelitian berupaya mendorong partisipan mereorientasikan, memfokuskan dan memberi semangat untuk membuka diri terhadap transformasi visi ke depan.
5. Validitas Dialog, yaitu merujuk kepada dialog yang dilakukan dengan mitra sebaya peneliti dalam menyusun dan mereview hasil penelitian beserta penafsirannya. (Kunandar, 2008 :104 107). Hopkins (1993) berpendapat bahwa untuk menguji derajat kepercayaan
atau derajat kebenaran penelitian, ada beberapa bentuk validasi yang dapat
dilakukan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu sebagai berikut :
1. Member Check, yakni memeriksa kembali keterangan keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber yang relevan dengan penelitian.
2. Triangulasi, triangulasi merupakan proses memastikan sesuatu dari berbagai sudut pandang. Menurut Supardi, ada beberapa jenis triangulasi yaitu :
a. Theoritical Triangulation (Triangulasi Teori), menggunakan teori dalam menelaah sesuatu.
b. Data Triangulation (Triangulasi Data), mengambil data dari berbagai suasana, waktu, tempat dan jenis.
c. Source Triangulation (Triangulasi Sumber), mengambil data dari berbagai narasumber.
d. Methode Triangulation (Triangulasi Metode), menggunakan berbagai metode pengumpulan data.
e. Instrumental Triangulation (Triangulasi Instrumen), dengan menggunakan berbagai jenis alat / instrument.
f. Analytic Triangulation (Triangulasi Analitik), menggunakan berbagai macam cara analisis ( Supardi, 2009 : 129 )
3. Saturasi, yakni situasi pada waktu data sudah jenuh, atau tidak ada lagi data lain yang berhasil dikumpulkan atau tidak ada lagi tambahan data baru.
4. Eksplanasi Saingan / kasus negatif, peneliti mencari data yang akan mendukung saingan. Apabila peneliti tidak berhasil menemukannya, hal ini mendukung kepercayaan terhadap hipotesis yang telah dikemukakan.
5. Audit Rail, yakni memeriksa kesalahan kesalahan dalam metode atau prosedur yang digunakan oleh peneliti dan di dalam pengambilan kesimpulan.
6. Expert Opinion, meminta kepada para ahli atau pakar penelitian tindakan kelas atau pakar bidang studi untuk memeriksa semua tahapan tahapan kegiatan penelitian dan memberikan arahan atau judgements terhadap masalah masalah penelitian yang dikaji.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
7. Key Respondents Review, yakni meminta salah seorang atau beberapa orang mitra peneliti yang banyak mengetahui tentang penelitian tindakan kelas, untuk membaca draf awal laporan penelitian dan meminta pendapatnya (Kunandar, 2008: 107 109).
Dalam penelitian ini digunakan beberapa jenis validasi, yaitu ;
1. Member Check, digunakannya check list dalam pengamatan dan
pemeriksaan kembali data yang diperoleh selama penelitian untuk
membuktikan keajegan dan kebenaran data tersebut.
2. Triangulasi, dalam penelitian ini digunakan 4 jenis triangulasi, yaitu
triangulasi metode, triangulasi sumber, triangulasi instrumen dan
triangulasi analitik. Penelitian ini menggunakan berbagai macam metode
dalam memperoleh data antara lain dengan tes, observasi, wawancara,
diskusi, analisis dokumen, catatan anekdotal dan catatan lapangan, juga
foto membuktikan jika kebenaran data didapat dari berbagai metode / cara
sehingga disebut triangulasi metode. Penelitian ini memperoleh data dari
berbagai sumber baik itu siswa, guru, mitra kolaborator maupun dari
dokumen penting lainnya, data yang diperoleh dari berbagai narasumber
untuk membuktikan kebenaran data dan objektivitas data, sehingga
penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Dikatakan penelitian ini
menggunakan triangulasi instrumen karena penelitian ini menggunakan
beberapa instrumen penelitian untuk memperoleh data antara lain, butir
soal tes, lembar pengamatan, pertanyaan wawancara, lembar hasil diskusi,
catatan lapangan dan catatan anekdotal serta foto dan video. Selain itu
penelitian ini menggunakan triangulasi analitik karena menggunakan
beberapa macam teknik analisis data, yaitu teknik analisis data komparatif,
kuantitatif serta kualitatif.
3. Expert Opinion, penelitian ini mendapat bimbingan dari pihak pihak yang
ahli baik itu dosen pembimbing maupun guru kelas yang bersangkutan
untuk memeriksa tahapan tahapan penelitian serta data yang diperoleh.
4. Key respondent review, penelitian ini melibatkan dua kolaborator yakni
Abidah Dwi Rahmi dan Abdul Rahman yang dianggap telah paham dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
mengerti tentang penelitian tindakan kelas, sehingga kedua kolaborator
tersebut diminta untuk memberikan pendapatnya terkait dengan jalannya
penelitian dan hasil dari laporan penelitian.
F. Analisis Data
Untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis penelitian yang diajukan
maka setelah data terkumpul, diadakan pengolahan data sehingga dapat
menghasilkan suatu kesimpulan. Teknik analisis data merupakan cara yang
digunakan dalam mengolah data dan menganalisis data yang diperoleh dalam
penelitian guna membuktikan hipotesis yang telah diajukan. Konsisten dengan
desain penelitian yang dipilih, maka test dan observasi pra survei serta test dan
observasi dalam penelitian ini diberikan pada kelompok yang sama. Test dan
observasi pra survei digunakan untuk mengukur partisipasi dan prestasi siswa
sebelum diberi perlakuan. Sedangkan test dan observasi ketika penelitian
digunakan untuk mengukur peningkatan partisipasi dan prestasi siswa sesudah
diberi perlakuan, baik saat siklus 1 maupun siklus 2.
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengumpulkan data
kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditentukan tema
dan merumuskan hipotesis. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis data deskriptif komparatif, kualitatif dan kuantitatif. Adapun
penjelasan dari masing masing cara analisis tersebut adalah sebagai berikut ;
1. Analisis deskriptif komparatif, dengan cara membandingkan nilai rata
rata dan persentase partisipasi, prestasi belajar siswa serta pelaksaan
pembelajaran oleh guru yang diperoleh dari data sebelum dengan sesudah
tindakan, sehingga dapat dilihat adanya perbedaan sebelum dan sesudah
dilaksanakannya tindakan.
2. Analisis data kuantitatif, digunakan untuk mengolah data prestasi siswa
yang diperoleh dari tes. Data kuantitatif yang digunakan adalah kuantitatif
sederhana berupa perhitungan nilai rata rata kelas, nilai tertinggi, nilai
terendah, dan presentase kelulusan siswa dsb. Analisis data kuantitatif juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
dilaksanakan dalam menghitung prosentase rata rata partisipasi siswa
dalam kegiatan pembelajaran, serta kenaikan / penurunan prosentase
partisipasi di dalam kelas. Dari informasi dapat diketahui sampai sejauh
mana keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran baik dari
segi partisipasi maupun prestasi.
3. Analisis data kualitatif, merupakan teknik analisis yang berkaitan dengan
informasi berbentuk kalimat yang berhubungan dengan partisipasi dan
prestasi belajar siswa dalam menempuh kegiatan pembelajaran.
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah kejelasan langkah-langkah penelitian dari awal
hingga akhir. Tahapan-tahapan dari penelitian ini adalah :
Siklus pertama dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi sebagai berikut.
1. Perencanaan (Planning)
a. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui materi yang akan
diberikan sekaligus merumuskan kompetensi dasar yang akan disampaikan
kepada siswa dengan menggunakan pembelajaran Quantum Learning Tipe
Mind Mapping dan Mnemonic.
b. Dari hasil analisis kurikulum, materi dan kompetensi dasar, peneliti
membuat perencanaan mengenai isi bahan ajar yang akan dibuat. Bahan
ajar yang dibuat harus berdasarkan prinsip Quantum Learning, dan
memadukan konsep Mind Mapping dan Mnemonic juga penyampaian
materi yang menyenangkan dalam satu kesatuan.
c. Membuat rencana pembelajaran mengenai Pendekatan Quantum Learning
tipe Mind Mapping dan Mnemonic, berupa RPP.
d. Membuat media pembelajaran berupa bahan ajar serta media pendukung
lainnya yang menarik, inovatif dan menyenangkan sesuai dengan prinsip
Quantum.
e. Membuat lembar kerja siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
f. Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK.
g. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
2. Pelaksanaan (Acting)
a. Mengondisikan kelas dan menyiapkan media serta sarana pembelajaran
sebagai persiapan pembelajaran serta mengatur tempat duduk siswa.
b. Menyampaikan kompetensi dasar, indikator serta tujuan pembelajaran
kepada siswa agar menumbuhkan motivasi dan AMBAK siswa dalam
mempelajari materi Kertas Kerja.
c. Guru menerangkan secara singkat tentang Mind Mapping, Mnemonic dan
Mini Book.
d. Guru menerangkan materi Kertas Kerja secara sekilas dengan
menggunakan Mind Map yang terdapat pada Mini Book dan
menggambarkannya kembali di papan tulis.
e. Guru meminta siswa membuat Mind Map Kertas Kerja sesuai dengan
kreatifitas dan imajinasi masing masing siswa.
f. Guru memberikan sertifikat penghargaan kepada semua siswa sebagai
apresiasi atas kerja kerasnya membuat Mind Map Kertas Kerja.
g. Guru memilih lima Mind Map terbaik dan para siswa di kelas memilih
salah seorang pemenang dari kelima orang tersebut. Pemenang akan
memperoleh sertifikat penghargaan khusus dan hadiah misteri. Sementara
4 besar terbaik akan memperoleh sertifikat penghargaan khusus.
h. Guru menyampaikan materi Kertas Kerja sesuai dengan isi Mini Book
yang dikombinasikan dengan Mnemonic dengan tujuan mempermudah
siswa dalam menghapal.
i. Guru meminta siswa bersama pasangan teman sebangkunya untuk
mendiskusikan soal yang terdapat dalam Mini Book.
j. Guru memberikan contoh pengerjaan soal Kertas Kerja.
k. Siswa maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal yang terdapat pada
Mini Book sekaligus guru memberikan tes lisan berkaitan dengan daya
ingat siswa terhadap pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
l. Guru memberikan pujian kepada siswa yang berpartisipasi aktif dalam
kegiatan pembelajaran, dan memberi motivasi kepada siswa yang masih
belum terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
m. Guru menanyakan kepada siswa apakah masih ada siswa yang kurang
paham terhadap materi pelajaran atau tidak.
n. Guru menyimpulkan materi yang telah diberikan.
o. Guru meminta siswa mengerjakan tugas yang terdapat dalam Mini Book
sebagai tugas di rumah.
p. Guru melakukan tes / ujian kompetensi dasar.
q. Guru meminta siswa melakukan kritik dan saran sebagai refleksi terhadap
kegiatan pembelajaran dengan menempelkan origami pada piramida
refleksi.
3. Pengamatan (Observation)
a. Mengamati situasi kegiatan belajar mengajar.
b. Mengamati partisipasi siswa.
c. Mengamati kemampuan guru dalam menyampaikan materi, menerapkan
Pendekatan Quantum Learning Tipe Mind Mapping dan Mnemonic serta
keterampilan guru dalam menggunakan bahan ajar.
4. Refleksi (Reflection)
Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila memenuhi beberapa syarat
sebagai berikut :
a. Persentase partisipasi belajar siswa yang meliputi partisipasi visual,
partisipasi mental, partisipasi oral, partisipasi listen, partisipasi drawing
dan partisipasi emotional dalam setiap kegiatan pembelajaran di kelas rata
- rata sebesar 70%.
b. Persentase ketuntasan siswa minimal 75% dari total jumlah seluruh siswa
di kelas.
c. Sebagian besar perhatian/antusias terhadap materi pelajaran ditujukan
dengan persentase kehadiran minimal 90%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
d. Kemampuan guru dalam menerangkan materi, menerapkan Pendekatan
Quantum Learning Tipe Mind Mapping dan Mnemonic serta keterampilan
dalam menggunakan bahan ajar minimal mencapai persentase 80%.
Hasil dari pelaksanaan siklus 1 masih banyak terdapat kekurangan dan
belum mencapai hasil seperti yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari hasil diskusi
antara peneliti dengan guru dan mitra kolaborator serta dengan memperhatikan
data yang ada dapat diambil kesimpulan beberapa hal yang kelemahan dari siklus
pertama ditinjau dari segi guru maupun siswa dan harus diperbaiki pada siklus
kedua, antara lain :
1. Guru masih kurang menguasai prinsip Pendekatan Quantum Learning
sehingga kegiatan pembelajaran masih belum sepenuhnya bersifat
menyenangkan.
2. Guru kurang mampu menguasai kelas dan mengelola kelas sehingga masih
banyak siswa yang tidak tertib selama kegiatan pembelajaran.
3. Alokasi waktu pembelajaran yang sedikit dikarenakan pulang pagi saat
hari jumat, mengakibatkan rencana kegiatan pembelajaran tidak dapat
berjalan sebagaimana mestinya.
4. Hasil diskusi siswa masih kurang maksimal, hal ini dikarenakan pasangan
diskusinya merupakan teman sebangku sehingga pemilihan pasangan
diskusi masih bersifat homogen bukan heterogen.
5. Siswa hanya membuat Mind Map tanpa adanya presentasi membuat siswa
masih kurang memahami isi dan manfaat dari Mind Mapnya.
6. Siswa masih belum terbiasa dengan Mini Book sehingga siswa banyak
yang masih kurang displin tidak membawa buku.
7. Dari hasil pengamatan peneliti, lebih kurang 40 % siswa kelas XI IPS 2
SMA Islam 1 Surakarta masih kurang berani dalam berpartisipasi aktif
dalam kegiatan di kelas.
8. Masih ada beberapa siswa yang kurang termotivasi dalam mengikuti
pelajaran sehingga masih ada yang telat mengumpulkan tugas.
Seperti halnya siklus 1, siklus 2 juga terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
1. Perencanaan (Planning)
a. Peneliti melakukan kegiatan perencanaan dengan memperhatikan hasil
refleksi dari siklus pertama dengan melakukan perbaikan terhadap beberapa
kekurangan pada siklus 1.
b. Membuat rencana pembelajaran mengenai Pendekatan Quantum Learning
Tipe Mind Mapping dan Mnemonic, berupa RPP.
c. Membuat media pembelajaran pendukung yang menarik, inovatif dan
menyenangkan sesuai dengan prinsip Quantum.
d. Membuat peraturan peraturan di kelas untuk mengatur dan mengelola
siswa.
e. Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK.
f. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
2. Pelaksanaan (Acting)
a. Mengondisikan kelas dan menyiapkan media serta sarana pembelajaran
sebagai persiapan pembelajaran serta mengatur tempat duduk siswa.
b. Menyampaikan kompetensi dasar, indikator serta tujuan pembelajaran
kepada siswa agar menumbuhkan motivasi dan AMBAK siswa dalam
mempelajari materi Laporan Keuangan.
c. Guru menerangkan secara singkat tentang Mind Mapping, Mnemonic dan
Mini Book.
d. Guru mengumumkan peraturan tegas dan hukuman untuk siswa yang tidak
membawa buku dan mengerjakan tugas serta tidak displin dalam kegiatan
pembelajaran di kelas.
e. Guru menerangkan materi Laporan Keuangan secara sekilas dengan
menggunakan Mind Map yang terdapat pada Mini Book dan
menggambarkannya kembali di papan tulis.
f. Guru meminta siswa membuat Mind Map Laporan Keuangan sesuai dengan
kreatifitas dan imajinasi masing masing siswa.
g. Guru meminta kepada 3 orang siswa yang berani untuk menerangkan /
mempresentasikan gambar hasil Mind Mapnya, bagi siswa yang berani akan
mendapatkan hadiah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
h. Guru memberikan sertifikat penghargaan kepada semua siswa sebagai
apresiasi atas kerja kerasnya membuat Mind Map Laporan Keuangan.
i. Guru memilih lima Mind Map terbaik dan para siswa di kelas memilih salah
seorang pemenang dari kelima orang tersebut. Pemenang akan memperoleh
sertifikat penghargaan khusus dan hadiah misteri. Sementara 4 besar terbaik
akan memperoleh sertifikat penghargaan khusus. 3 orang siswa yang berani
mempresentasikan hasil Mind Mapnya juga mendapat hadiah misteri.
j. Guru menyampaikan materi Laporan Keuangan sesuai dengan isi Mini Book
yang dikombinasikan dengan Mnemonic dengan tujuan mempermudah siswa
dalam menghapal.
k. Guru menyiapkan kartu merah berisi gambar pahlawan beserta dengan kartu
kuning berisi kota asal pahlawan. Masing masing siswa mengambil satu
kartu dan mencari pasangan antara kartu merah dan kartu kuning. Siswa
yang menemukan pasangannya mendiskusikan soal yang terdapat dalam
Mini Book.
l. Guru memberikan contoh pengerjaan soal Laporan Keuangan.
m. Siswa maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal yang terdapat pada Mini
Book sekaligus guru memberikan tes lisan berkaitan dengan daya ingat siswa
terhadap pelajaran.
n. Guru memberikan pujian kepada siswa yang berpartisipasi aktif dalam
kegiatan pembelajaran, dan memberi motivasi kepada siswa yang masih
belum terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
o. Guru menanyakan kepada siswa apakah masih ada siswa yang kurang
paham terhadap materi pelajaran atau tidak.
p. Guru menyimpulkan materi yang telah diberikan.
q. Guru meminta siswa mengerjakan tugas yang terdapat dalam Mini Book
sebagai tugas di rumah.
r. Guru melakukan tes / ujian kompetensi dasar.
s. Guru meminta siswa melakukan kritik dan saran sebagai refleksi terhadap
kegiatan pembelajaran dengan menempelkan origami pada piramida refleksi.
3. Pengamatan (Observation)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
a. Mengamati situasi kegiatan belajar mengajar.
b. Mengamati partisipasi siswa.
c. Mengamati kemampuan guru dalam menyampaikan materi, menerapkan
Pendekatan Quantum Learning Tipe Mind Mapping dan Mnemonic serta
keterampilan guru dalam menggunakan bahan ajar.
4. Refleksi (Reflection)
Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila memenuhi beberapa syarat
sebagai berikut :
a. Persentase partisipasi belajar siswa yang meliputi partisipasi visual,
partisipasi mental, partisipasi oral, partisipasi listen, partisipasi drawing
dan partisipasi emotional dalam setiap kegiatan pembelajaran di kelas rata
- rata sebesar 70%.
b. Persentase ketuntasan siswa minimal 75% dari total jumlah seluruh siswa
di kelas.
c. Sebagian besar perhatian/antusias terhadap materi pelajaran ditujukan
dengan persentase kehadiran minimal 90%.
d. Kemampuan guru dalam menerangkan materi, menerapkan Pendekatan
Quantum Learning Tipe Mind Mapping dan Mnemonic serta
keterampilan dalam menggunakan bahan ajar minimal mencapai
persentase 80%.
Pada siklus kedua hasil yang dicapai baik itu dari segi partisipasi siswa,
prestasi siswa, penilaian guru dan kehadiran siswa telah melampaui indikator
ketercapaian yang telah ditentukan sebelumnya. Beberapa keberhasilan dan
kelebihan kegiatan pembelajaran setelah menggunakan Mind Map, Mnemonic dan
bahan ajar antara lain :
1. Guru sudah bisa merubah pandangannya tentang prinsip pendekatan
pembelajaran, yang semula bersifat ceramah satu arah menjadi gaya
ceramah yang dipadukan dengan prinsip pendekatan pembelajaran yang
lain, yaitu Pendekatan Quantum Learning.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
2. Guru menguasai Tipe Pembelajaran Mind Mapping dan Mnemonic meski
belum optimal.
3. Guru memahami arti penting dari bahan ajar buatan sendiri, yang dapat
menghemat biaya serta sesuai dengan karakteristik peserta didik.
4. Dengan mempraktekkan Pendekatan Quantum Learning Tipe Mind
Mapping dan Mnemonic, serta penggunaan bahan ajar, secara tidak
langsung membuat guru kelas belajar mempraktekkan delapan macam
kompetensi yang harus dimiliki oleh guru.
5. Mind Map dan Mnemonic cocok dengan gaya belajar peserta didik. Mind
Map akan memfasilitasi peserta didik tipe kinestetik dan visual, sedangkan
Mnemonic akan memfasilitasi peserta didik tipe audio dan kinestetik.
6. Melalui Pembelajaran Quantum peserta didik menemukan bakat dan
kemampuan yang dimilikinya. Mereka sadar bahwa mereka juga memiliki
kecerdasan dan kemampuan yang berbeda satu sama lain sehingga secara
otomatis penghargaan serta konsep diri positif terhadap diri mereka pun
meningkat.
7. Mnemonic cocok dengan peserta didik yang kesulitan menghapal, dengan
Mnemonic mereka mampu menghapal dengan menyenangkan.
8. Karena kegiatan pembelajaran dianggap menyenangkan membuat peserta
didik termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dan berpartisipasi aktif
dalam kegiatan pembelajaran, hal ini terbukti dalam kegiatan pembelajaran
persentase kehadiran siswa tinggi, serta terjadi kenaikan baik partisipasi
maupun prestasi dari peserta didik.
9. Dengan diterapkannya Tipe Mind Mapping dan Mnemonic membuat
kemampuan mengingat siswa terhadap materi pembelajaran menjadi
meningkat. Peningkatan kemampuan mengingat dapat berpengaruh positif
pada pemahaman siswa.
10. Karena siswa lebih mudah mengingat, dan lebih mudah memahami materi
serta pengetahuan siswa akan materi dibangun dari pengetahuannya
sendiri maka tujuan pembelajaran bermakna dapat tercapai meski belum
optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
11. Mind Mapping dan Mnemonic mampu meningkatkan daya kreatifitas dan
imajinasi siswa.
12. Dengan pemberian sertifikat penghargaan baik bagi yang menang maupun
yang kalah membuat siswa menyakini bahwa setiap usahanya dihargai
guru, sehingga terjadi interaksi yang positif antara siswa dan guru.
13. Dalam setiap kegiatan pembelajaran dilaksanakan, Goal yang dicapai
bukan hanya peningkatan partisipasi maupun prestasi serta kompetensi
dasar saja akan tetapi terjadi peningkatan nilai nilai / sikap yang baik
yang disisipkan sebagai pesan dalam setiap pembelajaran. Selama siklus
pertama penanaman nilai nilai tersebut sudah cukup baik dan bermakna
bagi siswa.
Berdasarkan penjabaran kelebihan kelebihan di atas, pada kenyataannya
masih ada beberapa kekurangan yang masih harus dibenahi agar pembelajaran
dapat berjalan lancar. Kekurangan tersebut antara lain :
1. Kemampuan guru untuk menerapkan pembelajaran Quantum perlu
ditingkatkan lagi.
2. Kemampuan guru dalam mengelola kelas dan mengatur siswa agar siswa
displin perlu ditingkatkan lagi.
3. Kedisplinan siswa perlu ditingkatkan dengan pembiasaan menaati
peraturan.
4. Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran masih belum merata,
beberapa siswa cenderung memiliki tingkat partisipasi sangat tinggi,
sementara beberapa yang lain memiliki partisipasi yang kurang
memuaskan. Guru harus mencari cara untuk mengatasi kekurangan
tersebut.
Secara skematik, prosedur penelitian tindakan yang dilakukan oleh penulis
dapat digambarkan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Perencanaan
Refleksi
Tindakan / Observasi Perbaikan
Rencana
Perencanaan
Refleksi
Tindakan / Observasi Perbaikan
Rencana
Gambar 4.1 Prosedur Spiral penelitian tindakan kelas Supardi, 2009 ( Mengutip
Hopkis, 1993)
H. Indikator Ketercapaian Penelitian
Pengertian keberhasilan / ketercapaian kegiatan pembelajaran menurut
dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing masing
Indikator ketercapaian penelitian perlu
dirumuskan sebelum pelaksanaan penelitian dengan tujuan untuk menentukan
tingkat keberhasilan penelitian sekaligus sebagai pedoman dalam menyusun
instrumen penelitian.
Dalam penelitian tindakan ini yang akan dilihat indikator kinerjanya selain
siswa adalah guru (peneliti), karena guru merupakan fasilitator dalam
pembelajaran yang berpengaruh besar dalam proses pembelajaran terhadap kinerja
siswa. Indikator kinerja pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
a. Penilaian prestasi siswa melalui tes, sekurang kurangnya 75 % dari
jumlah siswa mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 75 untuk materi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
pada mata pelajaran akuntansi, dalam artian 75% siswa lulus diatas batas
nilai standar ketuntasan minimal.
b. Penilaian partisipasi, melalui lembar observasi, dapat dinilai partisipasi
siswa dalam kegiatan belajar dan mengajar Akuntansi. Persentase
partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran diharapkan mencapai
angka 70 % dengan rincian, partisipasi visual, partisipasi oral, partisipasi
emotional, partisipasi menggambar (drawing), partisipasi dalam
mendengarkan (listening) dan partisipasi mental masing masing
minimal mencapai persenstase angka 70%.
2. Bagi Guru
a. Dokumentasi, kehadiran siswa dapat dilihat dari hasil dokumentasi dan
rekapitulasi daftar absensi. Diharapkan dalam penelitian tindakan kelas ini
kehadiran siswa dalam setiap pertemuan minimal mencapai persentase
sebesar 90% dari total jumlah siswa 28 orang. Kehadiran siswa akan
menunjukkan antusiasme siswa dan partisipasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
b. Observasi, penilaian kemampuan guru dalam mengajar dan menerapkan
pendekatan pembelajaran Quantum Learning terutama Tipe Mind
Mapping dan Mnemonic serta keterampilan guru dalam menggunakan
bahan ajar akan dinilai dalam lembar observasi, dimana indikator kinerja
yang telah ditetapkan sebesar 80 % dari 8 macam jenis kompetensi
mengajar.
Indikator ketercapaian diatas jika dibuat dalam bentuk tabel untuk
memudahkan pemahaman pembaca adalah sebagai berikut ;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Tabel 3.2 Indikator Ketercapaian Penelitian
Aspek yang Diukur Persentase yang Ditargetkan
Cara Mengukur
Kemampuan Guru dalam Menerapkan Mind Mapping, Mnemonic dan Keterampilan dalam Menggunakan Bahan Ajar pada proses pembelajaran Akuntansi.
80% Diamati saat kegiatan pembelajaran dan dicatat dalam lembar observasi penilaian guru yang telah disediakan. Penilaian dilakukan berdasarkan rubrik yang telah ditetapkan.
Partisipasi Belajar Akuntansi Siswa. Indikatornya meliputi : 1. Visual
a. Perhatian Siswa
2. Oral a. Kemampuan Bertanya b. Kemampuan Mengeluarkan
Pendapat
3. Mental a. Kemampuan Mengingat. b. Kemampuan Memecahkan
Soal 4. Drawing
a. Kemampuan Membuat Mind Map
5. Emotional a. Kepercayaan Diri b. Kedisplinan
6. Listen
a. Diskusi
70% Diamati saat kegiatan pembelajaran dan dicatat dalam lembar observasi penilaian partisipasi siswa yang telah disediakan. Penilaian dilakukan berdasarkan rubrik yang telah ditetapkan.
Prestasi Belajar Akuntansi Siswa 75% Dilihat dari hasil nilai tes / ujian kompetesi dasar.
Kehadiran Siswa 90% Dilihat dari hasil rekapitulasi absensi dan dokumentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Siswa Perempuan
61%
Siswa Laki - laki 39%
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Sebelum pelaksanaan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan
kegiatan observasi pratindakan untuk mengetahui bagaimana keadaan obyek
penelitian beserta permasalahan yang ada. Penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan di SMA Islam I Surakarta pada kelas XI IPS 2 tahun pelajaran 2011
/ 2012 untuk mata pelajaran akuntansi. Peneliti meneliti tentang partisipasi dan
prestasi belajar akuntansi siswa kelas tersebut. Jumlah siswa yang diteliti dalam
penelitian ini sebanyak 28 orang dan terdiri dari 17 siswa perempuan dan 11 orang
siswa laki laki. Umumnya siswa perempuan pada kelas ini lebih penurut, aktif
dan displin dalam kegiatan belajar mengajar jika dibandingkan dengan siswa laki
laki, hal ini memberi dampak terhadap proses pembelajaran di dalam kelas,
dimana keadaan kelas umumnya menjadi tidak displin dan tidak kondusif ketika
proses pembelajaran berlangsung. Perbandingan jumlah siswa laki laki dan
perempuan dapat dilihat dalam gambar 1 berikut ini :
Gambar 4.1 : Diagram Perbandingan Jumlah Siswa Laki laki dan Perempuan
di Kelas XI IPS 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Pra survei dilaksanakan pada Bulan Januari 2012 selama dua kali pertemuan..
Tujuannya untuk mengetahu bagaimana kondisi kelas yang diteliti sekaligus
permasalahan yang ada dalam kelas tersebut. Pra survei dilaksanakan peneliti
dengan bantuan dua mitra kolaborator. Hasil dari observasi prasurvei dapat
dideskripsikan sebagai berikut :
1. Ditinjau Dari Segi Siswa
a. Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran akuntansi.
Dalam setiap proses pembelajaran akuntansi pasti ada minimal 2 anak
yang tidak mengikuti / tidak masuk kelas baik karena sakit, ijin maupun
membolos. Siswa yang mengikuti pelajaran di dalam kelas juga
cenderung malas, kurang antusias dan bosan. Banyak siswa yang
melakukan kegiatannya sendiri seperti mengerjakan tugas lain, bercanda
dan menjahili temannya, keluar masuk kelas tanpa ijin dan mengobrol
dengan teman sebangkunya selama guru menerangkan. Dalam hal
kedisplinan tingkat kedisplinan dalam kelas ini juga cenderung rendah.
Banyak siswa yang tidak mencatat, mengerjakan tugas, membawa buku
maupun tidak mengumpulkan tugas. Hal ini diperparah dengan kurangnya
fasilitas seperti buku dan media elektronik seperti laptop dan lcd, serta
model pembelajaran yang diterapkan guru pada saat proses pembelajaran
hanya berupa ceramah satu arah yang monoton. Keadaan keadaan di
atas yang menjadikan siswa kurang antusias dan pada akhirnya kurang
memahami materi dan berimbas pada rendahnya partisipasi serta prestasi
belajar siswa ketika proses pembelajaran berlangsung.
b. Partisipasi siswa dalam pembelajaran akuntansi cenderung rendah
Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran terlihat masih kurang. Siswa
hanya mendengar dan mencatat informasi yang didapat dari guru tanpa
berusaha menemukan sendiri pengetahuan yang ingin didapatnya. Ketika
ada pertanyaan hanya ada satu dua orang anak yang berani dan aktif
menjawab. Masih sedikit siswa yang berani bertanya kepada gurunya
ketika proses pembelajaran berlangsung. Sebagian besar siswa kesulitan
dalam mengemukakan pendapatnya dan sulit berinteraksi maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
berdiskusi dengan temannya. Keaktifan siswa hanya dikuasai oleh
sebagian kecil siswa, sisanya cenderung diam dan acuh tak acuh pada
proses pembelajaran. Rata rata partisipasi siswa hanya sebesar 55%,
dimana menurut klasifikasi persentase partisipasi belajar, persentase
tersebut masuk dalam kriteria kurang / rendah. Partisipasi terdiri dari
beberapa indikator dan rata rata persentase partisipasi tiap indikator
berbeda beda. Berikut tabel 1 yang menunjukkan hasil pengamatan
partisipasi siswa dengan menggunakan lembar observasi pratindakan :
Tabel 4.1 Persentase Partisipasi Belajar Akuntansi Siswa Pra survei
(Sumber : data primer yang diolah, 2012)
c. Rendahnya prestasi siswa dalam pembelajaran akuntansi.
Hasil test dari pra survei menunjukkan jika prestasi belajar akuntansi
kelas XI IPS 2 SMA Islam 1 Surakarta termasuk dalam kategori rendah /
kurang. Persentase tingkat ketuntasan siswa hanya sebesar 43%,
No
Indikator Partisipasi Siswa
Persentase Siswa
Berpartisipasi Belum
Berpartisipasi
1. Perhatian 54% 46%
2. Kemampuan Bertanya 42% 58%
3. Mengeluarkan Pendapat 48% 52%
4. Kepercayaan Diri 59% 41%
5. Kedisplinan 71% 29%
6. Mengingat 57% 43%
7. Memecahkan Soal 55% 45%
Rata - Rata 55% 45%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Siswa Tidak Tuntas 57%
Siswa Tuntas 43%
sedangkan rata rata nilai siswa hanya berada di angka 63 jauh dari
batas ketuntasan minimal yaitu 75. Perbandingan ketuntasan siswa dapat
dilihat dalam gambar 2 berikut ini :
Gambar 4.2 : Diagram Perbandingan Persentase Ketuntasan Prestasi Belajar
Akuntansi Siswa Siswa Pra Survei
2. Ditinjau dari Segi Guru
a. Guru Masih Monoton
Pada saat pembelajaran siswa cenderung acuh tak acuh dan bosan saat
guru menerangkan. Hal ini dikarenakan guru hanya menggunakan model
pembelajaran ceramah satu arah saja tanpa berusaha mengkombinasikan
dengan model pembelajaran lainnya. Proses pembelajaran dikuasai guru
tanpa melibatkan siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya. Hal
ini berakibat pembelajaran tidak bermakna sama sekali bagi siswa. Guru
juga jarang memberikan pertanyaan pada siswa ataupun melakukan
kegiatan dimana siswa dapat berpartisipasi, hal inilah yang menjadi
penyebab utama partisipasi siswa dalam pembelajaran rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
b. Guru Kurang Kreatif
Guru kurang peka dan tanggap terhadap permasalahan yang ada di kelas.
Banyak alasan yang menyebabkan nilai siswa cenderung rendah, salah
satunya kurangnya media dan sumber belajar. Hal ini bisa diatasi jika
guru bisa membuat sebuah media atau sumber belajar yang sederhana,
menarik dan sesuai karakteristik siswanya. Akan tetapi, pada
kenyataannya guru tetap melaksanakan proses belajar satu arah tanpa
adanya media / sumber belajar sebagai pendukung kegiatan belajar.
c. Guru Kurang Menghargai dan Memotivasi Siswa
Dalam proses pembelajaran guru masih kurang memberikan dorongan
maupun motivasi serta sugesti positif bagi siswa. Guru terlihat jarang
memuji siswa siswanya dan cenderung menyalahkan ketika siswanya
melakukan kesalahan. Seharusnya ketika siswa melakukan kesalahan
dalam proses pembelajaran guru harus bersifat mengarahkan. Sikap guru
yang demikian ini, membuat siswa kurang merasa dihargai sehingga pada
akhirnya kepercayaan diri siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran
di kelas rendah. Hal ini juga membuat hubungan antara guru dan murid
kurang harmonis.
Dari hasil pratindakan didapat persentase nilai kemampuan guru dalam
mengajar hanya sebesar 47%, persentase tersebut termasuk dalam kriteria kurang /
rendah. Indikator penilaian kemampuan guru didasarkan pada 8 macam
kompetensi yang harus dimiliki oleh guru. Melihat hasil penilaian tersebut, maka
diperlukan suatu model pembelajaran baru yang dapat meningkatkan kemampuan
serta keterampilan guru dalam mengajar. Hasil penilaian kemampuan guru dalam
mengajar dapat dilihat dalam tabel 2 berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Tabel 4.2. Penilaian Kemampuan dan Keterampilan Guru dalam Mengajar
Akuntansi pada Pra Survei
( Sumber : data primer yang diolah, 2012)
No Indikator Target
Capaian
Hasil Pra
Survei
1 Melakukan persepsi 50%
2 Menyampaikan kompetensi 50%
3 Menjelaskan materi 75%
4 Contextual 50%
5 Menerapkan Pembelajaran yang
Sesuai
25%
6 Melaksanakan Pembelajaran Positif 50%
7 Mendayagunakan Media 25%
8 Melibatkan Siswa 25%
9 Pesan yang Menarik 25%
10 Menetapkan Aturan 75%
11 Melakukan Pendisplinan 75%
12 Mengontrol Kelas 50%
13 Memantau Kemajuan 50%
14 Melakukan Penilaian 50%
15 Respon Positif 25%
16 Keceriaan 25%
17 Refleksi 50%
18 Tindak Lanjut 75%
Rata - rata 80% 47%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Masing masing siklus
terdiri dari empat tahapan, yaitu : (1) Perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi dan interpretasi, (4) analisis dan refleksi tindakan.
Deskripsi hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Siklus 1
Penerapan pembelajaran akuntansi dengan Mind Mapping dan Mnemonic
melalui penggunaan bahan ajar pada siklus 1 sebagai berikut :
a. Perencanaan Tindakan Siklus 1
Perencanaan pada siklus 1 dilaksanakan dengan rangkaian beberapa
kegiatan, kegiatan tersebut antara lain :
1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui materi yang akan
diberikan sekaligus merumuskan kompetensi dasar yang akan disampaikan
kepada siswa dengan menggunakan pembelajaran Quantum Learning Tipe
Mind Mapping dan Mnemonic.
2) Dari hasil analisis kurikulum, materi dan kompetensi dasar, peneliti
membuat perencanaan mengenai isi bahan ajar yang akan dibuat. Bahan
ajar yang dibuat harus berdasarkan prinsip Quantum Learning, dan
memadukan konsep Mind Mapping dan Mnemonic juga penyampaian
materi yang menyenangkan dalam satu kesatuan.
3) Membuat rencana pembelajaran mengenai Pendekatan Quantum Learning
tipe Mind Mapping dan Mnemonic, berupa RPP.
4) Membuat media pembelajaran berupa bahan ajar serta media pendukung
lainnya yang menarik, inovatif dan menyenangkan sesuai dengan prinsip
Quantum.
5) Membuat lembar kerja siswa.
6) Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK.
7) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1
Pelaksanaan tindakan siklus 1 dilaksanakan selama tiga kali pertemuan,
yakni pada hari yang telah direncanakan yaitu pada hari Jumat tanggal 2
Maret 2012 dengan alokasi waktu 2 x 40 menit. Pertemuan kedua pada hari
Selasa tanggal 6 Maret 2012 dengan alokasi waktu 1 x 40 menit dan
pertemuan ketiga pada Jumat tanggal 13 April 2012 dengan alokasi waktu 2 x
40 menit. Akan tetapi karena terhalang hari libur selama kurang lebih 2
minggu, maka diadakan 1 pertemuan tambahan untuk mengingatkan kembali
siswa akan materi kertas kerja sebelum ujian kompetensi dasar kertas kerja.
Pertemuan tersebut dilaksanakan pada Selasa tanggal 27 Maret 2012, pada
pelaksanaan tindakan pertemuan keempat tidak dilaksanakan penilaian atau
pengamatan pembelajaran, fungsinya hanya untuk mengulangi materi kertas
kerja secara keseluruhan. Pelaksanaan tindakan siklus 1 berdasarkan rpp dan
perencanaan yang telah disusun. Materi yang diajarkan adalah materi kertas
kerja. Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 adalah sebagai berikut :
1) Pertemuan Pertama ( Jumat, 2 Maret 2012 ).
a) Mengondisikan kelas dan menyiapkan media serta sarana
pembelajaran sebagai persiapan pembelajaran serta mengatur tempat
duduk siswa.
b) Guru memulai dengan doa dan mengabsen siswa.
c) Menyampaikan kompetensi dasar, indikator serta tujuan pembelajaran
kepada siswa agar menumbuhkan motivasi dan AMBAK siswa dalam
mempelajari materi kertas kerja.
d) Guru memberikan apersepsi terkait dengan materi kertas kerja.
e) Guru menerangkan secara singkat tentang Mind Mapping, Mnemonic
dan Mini Book.
f) Guru menerangkan materi kertas kerja secara sekilas dengan
menggunakan Mind Map yang terdapat pada Mini Book dan
menggambarkannya kembali di papan tulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
g) Guru meminta siswa membuat Mind Map kertas kerja sesuai dengan
kreatifitas dan imajinasi masing masing siswa.
h) Guru memberikan sertifikat penghargaan kepada semua siswa sebagai
apresiasi atas kerja kerasnya membuat Mind Map kertas kerja.
2) Pertemuan Kedua ( Selasa, 6 Maret 2012)
a) Mengondisikan kelas dan menyiapkan media serta sarana
pembelajaran sebagai persiapan pembelajaran serta mengatur tempat
duduk siswa.
b) Guru memulai dengan doa dan mengabsen siswa.
c) Menyampaikan kompetensi dasar, indikator serta tujuan pembelajaran
kepada siswa agar menumbuhkan motivasi dan AMBAK siswa dalam
mempelajari materi kertas kerja.
d) Guru mengulang materi pembelajaran sebelumnya.
e) Guru menyampaikan materi kertas kerja sesuai dengan isi Mini Book
yang dikombinasikan dengan Mnemonic dengan tujuan mempermudah
siswa dalam menghapal.
f) Guru meminta siswa bersama pasangan teman sebangkunya untuk
mendiskusikan soal yang terdapat dalam Mini Book.
g) Guru meminta dua orang kelompok yaitu kelompok dari Sri dan Wisnu
serta kelompok dari Zulfa dan Mei untuk maju ke depan.
h) Guru memperkuat hasil diskusi.
i) Guru memberikan pujian dan apresiasi bagi kelompok yang berani
maju ke depan.
j) Guru memberikan tugas untuk pertemuan selanjutnya.
3) Pertemuan Ketiga ( Rabu, 9 Maret 2012 )
a) Mengondisikan kelas dan menyiapkan media serta sarana
pembelajaran sebagai persiapan pembelajaran serta mengatur tempat
duduk siswa.
b) Guru memulai dengan doa dan mengabsen siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
c) Menyampaikan kompetensi dasar, indikator serta tujuan pembelajaran
kepada siswa agar menumbuhkan motivasi dan AMBAK siswa dalam
mempelajari materi kertas kerja.
d) Guru mengulang materi pembelajaran sebelumnya.
e) Guru memberikan contoh pengerjaan soal kertas kerja.
f) Siswa maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal yang terdapat pada
Mini Book sekaligus guru memberikan tes lisan berkaitan dengan daya
ingat siswa terhadap pelajaran.
g) Guru menanyakan kepada siswa apakah masih ada siswa yang kurang
paham terhadap materi pelajaran atau tidak. Beberapa siswa yang
bertanya adalah Sri, Wisnu, Desem, dan Ika Septin.
h) Guru memberikan pujian kepada siswa yang berpartisipasi aktif dalam
kegiatan pembelajaran, dan memberi motivasi kepada siswa yang
masih belum terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
i) Guru menyimpulkan materi yang telah diberikan.
j) Guru memilih lima Mind Map terbaik dan juara Mind Map pada
pertemuan pertama. Lima besar tersebut adalah Qusnul, Mufida,
Ichsan, Yasinta dan Krisna, dengan pemenangnya adalah Qusnul.
Pemenang akan memperoleh sertifikat penghargaan khusus dan hadiah
misteri. Sementara 4 besar terbaik akan memperoleh sertifikat
penghargaan khusus.
k) Guru meminta siswa melakukan kritik dan saran sebagai refleksi
terhadap kegiatan pembelajaran dengan menempelkan origami pada
piramida refleksi.
c. Observasi dan Interpretasi Siklus 1
Pada tahap ini peneliti melakukan observasi dengan berpedoman pada
lembar observasi yang telah disusun. Lembar observasi digunakan untuk
mengamati jalannya proses pembelajaran akuntansi melalui penerapan
Pendekatan Quantum Learning Tipe Mind Mapping dan Mnemonic melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
penggunaan bahan ajar, yaitu mengamati peningkatan rata rata persentase
partisipasi siswa dengan melihat melibatkan 6 indikator partisipasi belajar
serta untuk menilai kemampuan guru dalam mengajar akuntansi dengan
menggunakan Pendekatan Quantum Learning Tipe Mind Mapping dan
Mnemonic melalui penggunaan bahan ajar.
Kegiatan observasi dilaksanakan pada tanggal 2, 6 dan 9 Maret 2012. Pada
kegiatan observasi peneliti dan mitra kolaborator mengamati jalannya kegiatan
pembelajaran akuntansi dengan menilai keaktifan siswa dalam kegiatan
partisipasi di kelas dan kemampuan guru dalam menerapkan Pendekatan
Quantum Learning Tipe Mind Mapping dan Mnemonic melalui penggunaan
bahan ajar pada pelajaran akuntansi. Mengenai deskripsi tentang jalannnya
pelaksanaan pembelajaran akuntansi dengan menggunakan Pendekatan
Quantum Learning Tipe Mind Mapping dan Mnemonic melalui penggunaan
bahan ajar telah dijelaskan secara rinci pada bagian pelaksanaan tindakan
siklus 1.
Berdasarkan hasil observasi pada siklus 1 dapat dipaparkan hasil sebagai
berikut :
1). Partisipasi Belajar Akuntansi Siswa
Hasil pengamatan pada siswa saat pembelajaran akuntansi pada
siklus 1 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan partisipasi belajar siswa
jika dibandingkan dengan hasil dari pra survei. Rata rata persentase
partisipasi belajar siswa sebesar 67%. Hal ini ditunjukkan dengan
beberapa indikator yang dapat dirinci seperti pada tabel 3 dan gambar 3
berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Tabel 4.3 Persentase Partisipasi Belajar Akuntansi Siswa Siklus 1
((Sumber : data primer yang diolah, 2012)
Gambar 4.3. Diagram Persentase Partisipasi Akuntansi Perindikator Siklus 1
68% 57%
70% 68% 71% 71%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
No
Indikator Partisipasi Siswa
Persentase Siswa
Berpartisipasi Belum
Berpartisipasi
1. Perhatian 68% 32%
2. Kemampuan Bertanya 54% 46%
3. Mengeluarkan Pendapat 60% 40%
4. Kepercayaan Diri 66% 34%
5. Kedisplinan 73% 27%
6. Membuat Mind Map 68% 32%
7. Diskusi 71% 29%
8. Mengingat 72% 28%
9. Memecahkan Soal 69% 31%
Rata rata 67% 33%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
2) Prestasi Belajar Akuntansi Siswa
Prestasi belajar siswa dilihat dari ketuntasan belajar hasil belajar siswa
dan rata rata nilai akuntansi siswa pada siklus 1. Hasi didapat dari test
yang dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 2012 dan hasil tersebut
menunjukkan jika penerapan Pendekatan Quantum Learning Tipe Mind
Mapping dan Mnemonic melalui penggunaan bahan ajar dapat
meningkatkan prestasi siswa. Ketuntasan siswa dalam mata pelajaran
akuntansi pada siklus 1 naik dimana ada 18 siswa dari 28 siswa yang
telah tuntas dan kompeten. Hasil ini jika dipersentasekan sebesar 64%
siswa kelas XI IPS 2 telah tuntas dengan nilai rata rata siswa sebesar 79.
Hasil yang didapat jika digambarkan dalam bentuk tabel maupun diagram
akan terlihat pada gambar 4 dan tabel 4 berikut ini :
Gambar 4.4. Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Akuntansi Siswa
Siklus 1.
TUNTAS 64%
TIDAK TUNTAS
36%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Tabel 4.4. Ketuntasan Belajar Akuntansi Siswa Siklus 1
No Interval Nilai Target
Capaian
Persentase Jumlah
Siswa
Keterangan
1 0 74 36% 10 Tidak
Tuntas
2 75 100 75% 64% 18 Tuntas
Jumlah Siswa 28
( Sumber : data primer yang diolah, 2012)
3) Kemampuan Guru dalam Mengajar Akuntansi dengan Menerapkan Pendekatan
Quantum Learning Tipe Mind Mapping dan Mnemonic melalui Penggunaan
Bahan Ajar.
Kemampuan guru dalam mengajar akuntansi setelah menerapkan Pendekatan
Quantum Learning Tipe Mind Mapping dan Mnemonic melalui penggunaan
bahan ajar dapat meningkat. Ini terlihat dari hasil siklus 1 dimana kemampuan
guru dalam mengajar meningkat cukup besar dengan persentase sebesar 72%
dibandingkan sebelumnya yaitu sebesar 47%. Hasil tersebut dapat terlihat dalam
tabel 5 berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Tabel 4.5. Penilaian Kemampuan dan Keterampilan Guru dalam Mengajar
Akuntansi pada Siklus 1
(Sumber: data primer yang dioleh, 2012).
No Indikator Target
Capaian
Hasil
Siklus 1
1 Melakukan persepsi 50%
2 Menyampaikan kompetensi 75%
3 Menjelaskan materi 75%
4 Contextual 50%
5 Menjelaskan
Mind Mapping dan Mnemonic
75%
6 Menerapkan Mind Mapping dan
Mnemonic
75%
7 Mendayagunakan Media 75%
8 Melibatkan Siswa 100%
9 Pesan yang Menarik 75%
10 Menetapkan Aturan 75%
11 Melakukan Pendisplinan 75%
12 Mengontrol Kelas 75%
13 Memantau Kemajuan 75%
14 Melakukan Penilaian 75%
15 Respon Positif 50%
16 Keceriaan 75%
17 Refleksi 50%
18 Tindak Lanjut 100%
Rata - rata 80% 72%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
d. Refleksi Tindakan Siklus 1
Pada tahap ini hasil observasi dan interpretasi akan dikumpulkan dan
dianalisis kemudian dilakukan refleksi untuk menlihat apakah kegiatan yang
telah dilakukan dapat meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar pada mata
pelajaran akuntansi. Dari hasil diskusi antara peneliti dengan guru dan mitra
kolaborator serta dengan memperhatikan data yang ada dapat diambil
kesimpulan beberapa hal yang kelemahan dari siklus pertama ditinjau dari segi
guru maupun siswa dan harus diperbaiki pada siklus kedua, antara lain :
1) Guru masih kurang menguasai prinsip Pendekatan Quantum Learning
sehingga kegiatan pembelajaran masih belum sepenuhnya bersifat
menyenangkan.
2) Guru kurang mampu menguasai kelas dan mengelola kelas sehingga masih
banyak siswa yang tidak tertib selama kegiatan pembelajaran.
3) Alokasi waktu pembelajaran yang sedikit dikarenakan pulang pagi saat
hari jumat, mengakibatkan rencana kegiatan pembelajaran tidak dapat
berjalan sebagaimana mestinya.
4) Hasil diskusi siswa masih kurang maksimal, hal ini dikarenakan pasangan
diskusinya merupakan teman sebangku sehingga pemilihan pasangan
diskusi masih bersifat homogen bukan heterogen.
5) Siswa hanya membuat Mind Map tanpa adanya presentasi membuat siswa
masih kurang memahami isi dan manfaat dari Mind Mapnya.
6) Siswa masih belum terbiasa dengan Mini Book sehingga siswa banyak
yang masih kurang displin tidak membawa buku.
7) Pemilihan pemenang Mind Map akan lebih baik jika dipilih secara
demokratis oleh teman temannya di kelas.
8) Dari hasil pengamatan peneliti, lebih kurang 40 % siswa kelas XI IPS 2
SMA Islam 1 Surakarta masih kurang berani dalam berpartisipasi aktif
dalam kegiatan di kelas.
9) Masih ada beberapa siswa yang kurang termotivasi dalam mengikuti
pelajaran sehingga masih ada yang telat mengumpulkan tugas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Dari kelemahan yang ada, terdapat pula kelebihan proses pembelajaran
pada siklus 1 baik ditinjau dari segi guru maupun siswa, kelebihan tersebut
antara lain :
1) Guru sudah bisa mengkombinasikan model pembelajaran ceramah dengan
variasi lainnya sehingga siswa merasa semangat dan tidak bosan. Dalam
penelitian ini model yang dimaksud adalam Mind Map dan Mnemonic.
2) Guru mulai menyadari arti penting dari sebuah buku / bahan ajar.
3) Guru mulai membiasaakan memberikan penghargaan serta motivasi bagi
siswa. Baik berupa pujian maupun dalam wujud nyata seperti piagam
maupun hadiah.
4) Proses pembelajaran menjadi lebih dinamis dan menarik tidak berjalan
lambat dan statis.
5) Partisipasi siswa dalam kelas mulai meningkat dan siswa menikmati
proses pembelajaran dengan senang.
6) Sebagian besar siswa tertarik pada Mini Book dan menyadari pentingnya
bahan ajar / buku dan mulai belajar materi sebelumnya dirumah.
Berdasarkan hasil observasi dan analisis tersebut, peneliti, guru dan mitra
kolaborator melakukan refleksi tindakan sebagai berikut :
1) Guru harus lebih belajar dan menguasai pembelajaran Quantum
khususnya penerapan Mind Mapping dan Mnemonic.
2) Guru harus lebih displin lagi pada siswa saat proses pembelajaran, dengan
membuat peraturan peraturan yang tegas dan hukuman bagi yang
melanggar.
3) Guru menyiapkan motivasi dan penghargaan yang lebih banyak lagi
untuk memancing minat siswa agar tertarik untuk berpartisipasi.
4) Kegiatan pembelajaran diusahakan sesuai dengan RPP
5) Dalam diskusi guru akan membentuk kelompok yang heterogen dengan
media kartu pasangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
6) Siswa tidak hanya membuat Mind Map tapi juga akan mempresentasikan
hasil Mind Mapnya.
7) Memutar musik saat pembuatan Mind Map dan memasang poster baik
poster Ikon maupun poster Afirmasi.
8) Juara Mind Map dipilih dengan votting dari kelas agar lebih adil dan
demokratis.
2. Siklus 2
a. Perencanaan Tindakan Siklus 2
Perencanaan tindakan pada siklus 2 dilaksanakan berdasarkan hasil
refleksi pada siklus 1, adapun rangkaian kegiatan perencanaan pada siklus 1
adalah sebagai berikut :
1) Peneliti melakukan kegiatan perencanaan dengan memperhatikan hasil
refleksi dari siklus pertama dengan melakukan perbaikan terhadap
beberapa kekurangan pada siklus 1.
2) Membuat rencana pembelajaran mengenai Pendekatan Quantum
Learning Tipe Mind Mapping dan Mnemonic, berupa RPP.
3) Membuat media pembelajaran pendukung yang menarik, inovatif dan
menyenangkan sesuai dengan prinsip Quantum.
4) Membuat peraturan peraturan di kelas untuk mengatur dan mengelola
siswa.
5) Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK.
6) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus 2
Pelaksanaan tindakan siklus 2 dilaksanakan selama tiga kali
pertemuan, yakni pada hari yang telah direncanakan yaitu pada hari Selasa
tanggal 3 April 2012 dengan alokasi waktu 1 x 40 menit . Pertemuan kedua
pada hari Selasa tanggal 10 April 2012 dengan alokasi waktu 1 x 40 menit
dan pertemuan ketiga pada Jumat tanggal 13 April 2012 dengan alokasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
waktu 2 x 40 menit. Pelaksanaan tindakan siklus 2 pada dasarnya sama
dengan pelaksanaan tindakan pada siklus 2 hanya saja terdapat
penyempurnaan dan perbedaan materi pembelajaran yang diajarkan. Materi
yang diajarkan adalah materi laporan keuangan. Pelaksanaan tindakan pada
siklus 2 adalah sebagai berikut :
1) Pertemuan pertama (Selasa 3 April 2012).
a) Mengondisikan kelas dan menyiapkan media serta sarana
pembelajaran sebagai persiapan pembelajaran serta mengatur tempat
duduk siswa.
b) Guru memulai pelajaran dengan doa bersama dan mengabsen siswa.
c) Menyampaikan kompetensi dasar, indikator serta tujuan
pembelajaran kepada siswa agar menumbuhkan motivasi dan
AMBAK siswa dalam mempelajari materi laporan keuangan.
d) Melakukan apersepsi terkait materi laporan keuangan.
e) Guru mengulangi penjelasan secara singkat tentang Mind Mapping,
Mnemonic dan Mini Book.
f) Guru mengumumkan peraturan tegas dan hukuman untuk siswa yang
tidak membawa buku dan mengerjakan tugas serta tidak displin
dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
g) Guru menerangkan materi laporan keuangan secara sekilas dengan
menggunakan Mind Map yang terdapat pada Mini Book dan
menggambarkannya kembali di papan tulis.
h) Guru meminta siswa membuat Mind Map laporan keuangan sesuai
dengan kreatifitas dan imajinasi masing masing siswa dengan
diringi musik.
i) Guru meminta kepada 3 orang siswa yang berani untuk menerangkan
/ mempresentasikan gambar hasil Mind Mapnya, bagi siswa yang
berani akan mendapatkan hadiah. Siswa tersebut adalah Sri, Nanda
dan Qusnul.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
j) Guru memberikan sertifikat penghargaan kepada semua siswa
sebagai apresiasi atas kerja kerasnya membuat Mind Map laporan
keuangan.
2) Pertemuan Kedua (Jumat, 6 April 2012).
a) Mengondisikan kelas dan menyiapkan media serta sarana
pembelajaran sebagai persiapan pembelajaran serta mengatur tempat
duduk siswa.
b) Guru memulai pelajaran dengan doa bersama dan mengabsen siswa.
c) Menyampaikan kompetensi dasar, indikator serta tujuan
pembelajaran kepada siswa agar menumbuhkan motivasi dan
AMBAK siswa dalam mempelajari materi laporan keuangan.
d) Melakukan apersepsi terkait materi laporan keuangan.
a) Guru menyampaikan materi laporan keuangan sesuai dengan isi
Mini Book yang dikombinasikan dengan Mnemonic dengan tujuan
mempermudah siswa dalam menghapal.
b) Guru menyiapkan kartu merah berisi gambar pahlawan beserta
dengan kartu kuning berisi kota asal pahlawan. Masing masing
siswa mengambil satu kartu dan mencari pasangan antara kartu
merah dan kartu kuning. Siswa yang menemukan pasangannya
mendiskusikan soal yang terdapat dalam Mini Book.
c) Guru meminta 2 orang pasangan yang berdiskusi mempresentasikan
hasil diskusinya. Pasangan tersebut adalah pasangan Nanda dan
Mustofa serta Ichsan dan Hasna.
d) Guru memperkuat hasil diskusi.
e) Guru memberikan pujian bagi kelompok yang berani maju kedepan
dan mempresentasikan hasil diskusinya.
f) Guru memberikan tugas pada pertemuan selanjutnya.
3) Pertemuan Ketiga ( Selasa, 10 April 2012).
a) Mengondisikan kelas dan menyiapkan media serta sarana
pembelajaran sebagai persiapan pembelajaran serta mengatur tempat
duduk siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
b) Guru memulai pelajaran dengan doa bersama dan mengabsen siswa.
c) Menyampaikan kompetensi dasar, indikator serta tujuan
pembelajaran kepada siswa agar menumbuhkan motivasi dan
AMBAK siswa dalam mempelajari materi laporan keuangan.
d) Melakukan apersepsi terkait materi laporan keuangan.
e) Guru memberikan contoh pengerjaan soal laporan keuangan.
g) Siswa maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal yang terdapat
pada Mini Book sekaligus guru memberikan tes lisan berkaitan
dengan daya ingat siswa terhadap pelajaran.
h) Guru memberikan pujian kepada siswa yang berpartisipasi aktif
dalam kegiatan pembelajaran, dan memberi motivasi kepada siswa
yang masih belum terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
i) Guru menanyakan kepada siswa apakah masih ada siswa yang
kurang paham terhadap materi pelajaran atau tidak.
j) Guru memilih lima Mind Map terbaik dan para siswa di kelas
memilih salah seorang pemenang dari kelima orang tersebut.
Pemenang akan memperoleh sertifikat penghargaan khusus dan
hadiah misteri. Sementara 4 besar terbaik akan memperoleh sertifikat
penghargaan khusus. 3 orang siswa yang berani mempresentasikan
hasil Mind Mapnya juga mendapat hadiah misteri.
k) Guru menyimpulkan materi yang telah diberikan.
l) Guru meminta siswa melakukan kritik dan saran sebagai refleksi
terhadap kegiatan pembelajaran dengan menempelkan origami pada
piramida refleksi.
c. Observasi dan Interpretasi Siklus 2
Peneliti beserta mitra kolaborator mengamati proses pembelajaran
akuntansi dengan menggunakan Pendekatan Quantum Learning Tipe Mind
Mapping dan Mnemonic melalui penggunaan bahan ajar. Pada kegiatan
observasi, guru menjelaskan materi dengan menggunakan Mind Map dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
bahan ajar dimana bahan ajar telah dikombinasikan dengan Mnemonic agar
siswa lebih mudah mengingat dan lebih mudah memahami materi. Mengenai
deskripsi tentang jalannya pelaksanaan pembelajaran akuntansi dengan
menerapkan pendekatan Pendekatan Quantum Learning Tipe Mind Mapping
dan Mnemonic melalui penggunaan bahan ajar telah dijelaskan secara rinci
pada pelaksanaan tindakan siklus 2.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan siklus 2 dapat
diperoleh gambaran hasil sebagai berikut :
1) Partisipasi Belajar Akuntansi Siswa
Hasil pengamatan pada siswa saat pembelajaran akuntansi pada siklus 2
menunjukkan jika partisipasi belajar siswa termasuk dalam kategori baik yaitu
mencapai rata rata persentase 77%. Peningkatan partisipasi siswa
ditunjukkan pada tabel 6 dan gambar 5 berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Tabel 4.6 Persentase Partisipasi Belajar Akuntansi Siswa Siklus 2
((Sumber : data primer yang diolah, 2012)
No
Indikator Partisipasi Siswa
Persentase Siswa
Berpartisipasi Belum
Berpartisipasi
1. Perhatian 79% 21%
2. Kemampuan Bertanya 68% 32%
3. Mengeluarkan Pendapat 72% 28%
4. Kepercayaan Diri 81% 19%
5. Kedisplinan 82% 18%
6. Membuat Mind Map 77% 23%
7. Diskusi 80% 20%
8. Mengingat 77% 23%
9. Memecahkan Soal 76% 24%
Rata rata 77% 23%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Gambar 4.5. Diagram Persentase Partisipasi Akuntansi Perindikator Siklus 2
2) Prestasi Belajar Akuntansi Siswa
Hasil prestasi belajar siswa didapat dari hasil tes pada tanggal 27 April
2012. Hasil tes menunjukkan jika 22 dari 28 anak telah tuntas untuk mata
pelajaran akuntansi, atau sebesar 79% siswa kelas XI IPS 2 telah mencapai
batas ketuntasan minimal yaitu di angka 75. Rata rata nilai siswa pada kelas
XI IPS 2 ada di angka 84, hasil ini cukup baik dan berada jauh diatas batas
ketuntasan minimal. Hasil prestasi belajar akuntansi siswa pada siklus 2 dapat
dilihat pada gambar 6 dan tabel 7 berikut ini :
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
TUNTAS 79%
TIDAK TUNTAS
21%
Gambar 4.6. Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Akuntansi Siswa
Siklus 2.
Tabel 4.7. Ketuntasan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Siklus 2
No Interval Nilai Target
Capaian
Persentase Jumlah
Siswa
Keterangan
1 0 74 21% 6 Tidak
Tuntas
2 75 100 75% 79% 22 Tuntas
Jumlah Siswa 28
( Sumber : Data Primer yang Diolah, 2012 ).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
3) Kemampuan Guru dalam Mengajar Akuntansi dengan Pendekatan
Quantum Learning Tipe Mind Mapping dan Mnemonic melalui
penggunaan bahan ajar
Kemampuan guru dalam mengajar akuntansi setelah menerapkan
Pendekatan Quantum Learning Tipe Mind Mapping dan Mnemonic melalui
penggunaan bahan ajar dapat meningkat. Ini terlihat dari hasil siklus 2
dimana kemampuan guru dalam mengajar meningkat cukup besar dengan
persentase sebesar 85% dibandingkan sebelumnya yaitu sebesar 72%. Hasil
tersebut dapat terlihat dalam tabel 8 berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Tabel 4.8. Penilaian Kemampuan dan Keterampilan Guru dalam Mengajar
Akuntansi pada Siklus 2
( Sumber : data primer yang diolah, 2012)
No Indikator Target
Capaian
Hasil Pra
Survei
1 Melakukan persepsi 75%
2 Menyampaikan kompetensi 75%
3 Menjelaskan materi 75%
4 Contextual 75%
5 Menerapkan Pembelajaran yang
Sesuai
100%
6 Melaksanakan Pembelajaran Positif 75%
7 Mendayagunakan Media 100%
8 Melibatkan Siswa 100%
9 Pesan yang Menarik 75%
10 Menetapkan Aturan 75%
11 Melakukan Pendisplinan 75%
12 Mengontrol Kelas 100%
13 Memantau Kemajuan 75%
14 Melakukan Penilaian 100%
15 Respon Positif 75%
16 Keceriaan 100%
17 Refleksi 75%
18 Tindak Lanjut 100%
Rata - rata 80% 85 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus 2
Hasil observasi siklus 2 menunjukkan bahwa penerapan Pendekatan
Quantum Learning Tipe Mind Mapping dan Mnemonic melalui penggunaan
bahan ajar dapat meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar akuntansi
siswa. Siswa dapat lebih mudah mengingat dan memahami materi akuntansi
sehingga siswa menjadi lebih trampil ketika mempraktikkan mengerjaan soal
praktik akuntansi. Selain itu siswa juga lebih bersemangat dan antusias dalam
mengikuti proses pembelajaran. Siswa terlibat aktif dalam membangun
pengetahuannya sendiri dengan menggunakan Peta Pikirannya, siswa juga
merasa senang dalam belajar karena ada bantuan dari Mnemonic. Selain
ditinjau dari segi siswa, kemampuan guru dalam mengajar akuntansi dengan
menggunakan Pendekatan Quantum Learning Tipe Mind Mapping dan
Mnemonic melalui penggunaan bahan ajar juga meningkat.
Dari hasil siklus 2 dinilai pembelajaran dengan penerapan Pendekatan
Quantum Learning Tipe Mind Mapping dan Mnemonic melalui penggunaan
bahan ajar telah berhasil dan melampaui indikator kinerja yang telah
ditetapkan sebelumnya. Untuk itu penelitian tidak perlu dilanjutkan ke siklus
berikutnya.
Berdasarkan hasil bservasi dan interpretasi tindakan pada siklus 2, peneliti
melakukan analisis sebagai berikut :
1) Guru sudah bisa merubah pandangannya tentang prinsip pendekatan
pembelajaran, yang semula bersifat ceramah satu arah menjadi gaya
ceramah yang dipadukan dengan prinsip pendekatan pembelajaran yang
lain, yaitu Pendekatan Quantum Learning.
2) Guru menguasai Tipe Pembelajaran Mind Mapping dan Mnemonic meski
belum optimal.
3) Guru memahami arti penting dari bahan ajar buatan sendiri, yang dapat
menghemat biaya serta sesuai dengan karakteristik peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
4) Dengan mempraktekkan Pendekatan Quantum Learning Tipe Mind
Mapping dan Mnemonic, serta penggunaan bahan ajar, secara tidak
langsung membuat guru kelas belajar mempraktekkan delapan macam
kompetensi yang harus dimiliki oleh guru.
5) Mind Map dan Mnemonic cocok dengan gaya belajar peserta didik. Mind
Map akan memfasilitasi peserta didik tipe kinestetik dan visual, sedangkan
Mnemonic akan memfasilitasi peserta didik tipe audio dan kinestetik.
6) Melalui Pembelajaran Quantum peserta didik menemukan bakat dan
kemampuan yang dimilikinya. Mereka sadar bahwa mereka juga memiliki
kecerdasan dan kemampuan yang berbeda satu sama lain sehingga secara
otomatis penghargaan serta konsep diri positif terhadap diri mereka pun
meningkat.
7) Mnemonic cocok dengan peserta didik yang kesulitan menghapal, dengan
Mnemonic mereka mampu menghapal dengan menyenangkan.
8) Karena kegiatan pembelajaran dianggap menyenangkan membuat peserta
didik termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dan berpartisipasi aktif
dalam kegiatan pembelajaran, hal ini terbukti dalam kegiatan pembelajaran
persentase kehadiran siswa tinggi, serta terjadi kenaikan baik partisipasi
maupun prestasi dari peserta didik.
9) Dengan diterapkannya Tipe Mind Mapping dan Mnemonic membuat
kemampuan mengingat siswa terhadap materi pembelajaran menjadi
meningkat. Peningkatan kemampuan mengingat dapat berpengaruh positif
pada pemahaman siswa.
10) Karena siswa lebih mudah mengingat, dan lebih mudah memahami materi
serta pengetahuan siswa akan materi dibangun dari pengetahuannya
sendiri maka tujuan pembelajaran bermakna dapat tercapai meski belum
optimal.
11) Mind Mapping dan Mnemonic mampu meningkatkan daya kreatifitas dan
imajinasi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
12) Dengan pemberian sertifikat penghargaan baik bagi yang menang maupun
yang kalah membuat siswa menyakini bahwa setiap usahanya dihargai
guru, sehingga terjadi interaksi yang positif antara siswa dan guru.
13) Dalam setiap kegiatan pembelajaran dilaksanakan, Goal yang dicapai
bukan hanya peningkatan partisipasi maupun prestasi serta kompetensi
dasar saja akan tetapi terjadi peningkatan nilai nilai / sikap yang baik
yang disisipkan sebagai pesan dalam setiap pembelajaran. Selama siklus
pertama penanaman nilai nilai tersebut sudah cukup baik dan bermakna
bagi siswa.
Berdasarkan penjabaran kelebihan kelebihan di atas, pada kenyataannya
masih ada beberapa kekurangan yang masih harus dibenahi agar pembelajaran
dapat berjalan lancar. Kekurangan tersebut antara lain :
1. Kemampuan guru untuk menerapkan pembelajaran Quantum perlu
ditingkatkan lagi.
2. Kemampuan guru dalam mengelola kelas dan mengatur siswa agar siswa
displin perlu ditingkatkan lagi.
3. Kedisplinan siswa perlu ditingkatkan dengan pembiasaan menaati
peraturan.
4. Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran masih belum merata,
beberapa siswa cenderung memiliki tingkat partisipasi sangat tinggi,
sementara beberapa yang lain memiliki partisipasi yang kurang
memuaskan. Guru harus mencari cara untuk mengatasi kekurangan
tersebut.
Berdasarkan hasil observasi dan analisis tersebut, maka refleksi yang dapat
dilakukan :
1) Guru perlu melaksanakan pembiasaan pembelajaran Quantum untuk
meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar penuh kegembiraan.
2) Guru perlu lebih tegas dan melaksanakan pembiasaan pendisplinan siswa
demi suasana kondusif di kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
3) Siswa perlu lebih percaya diri dan lebih memaksimalkan potensi yang
dimilikinya.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
Hasil tindakan tiap siklus menunjukkan adanya peningkatan partisipasi
dan prestasi belajar akuntansi maupun peningkatan kemampuan dan keterampilan
guru dalam mengajar. Peningkatan tersebut dapat ditunjukkan melalui
perbandingan hasil tindakan antarsiklus yang telah dicapai. Perbandingan hasil
tindakan antarsiklus dapat dilihat dari tabel dan gambar sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
Tabel 4.9. Peningkatan Kemampuan Guru dalam Mengajar Akuntansi Pendekatan
Quantum Leaning Tipe Mind Mapping dan Mnemonic melalui
Penggunaan Bahan Ajar.
No Indikator Target
Capaian
Pra
Survei
Siklus
1
Siklus
2
Peningkatan
dari Siklus 1
ke Siklus 2
1 Melakukan persepsi 50% 50% 75% 25%
2 Menyampaikan
kompetensi
50% 75% 75% 0%
3 Menjelaskan materi 75% 75% 75% 0%
4 Contextual 50% 50% 75% 25%
5 Menjelaskan
Mind Mapping dan
Mnemonic
25% 75% 100% 25%
6 Menerapkan Mind
Mapping dan Mnemonic
50% 75% 75% 0%
7 Mendayagunakan Media 25% 75% 100% 25%
8 Melibatkan Siswa 25% 100% 100% 0%
9 Pesan yang Menarik 25% 75% 75% 0%
10 Menetapkan Aturan 75% 75% 75% 0%
11 Melakukan Pendisplinan 75% 75% 75% 0%
12 Mengontrol Kelas 50% 75% 100% 25%
13 Memantau Kemajuan 50% 75% 75% 0%
14 Melakukan Penilaian 50% 75% 100% 25%
15 Respon Positif 25% 50% 75% 25%
16 Keceriaan 25% 75% 100% 25%
17 Refleksi 50% 50% 75% 25%
18 Tindak Lanjut 75% 100% 100% 0%
Rata - rata 80% 47.2% 72,2 % 84,7 % 12,5 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
0%
50%
100%
Pra Survei
Siklus 1 Siklus 2
55% 67%
77%
Gambar 4.7. Diagram Peningkatan Kemampuan Guru dalam Mengajar
Akuntansi Pendekatan Quantum Leaning Tipe Mind Mapping dan
Mnemonic melalui Penggunaan Bahan Ajar.
Berdasarkan tabel 9 dan gambar 7 dapat dikatakan jika bahwa
kemampuan guru dan keterampilan dalam mengajar Pendekatan Quantum
Leaning Tipe Mind Mapping dan Mnemonic melalui penggunaan bahan ajar
meningkat dari 47% menjadi 72% pada siklus 1 dan 85% pada siklus 2.
Gambar 4.8. Diagram Peningkatan Rata Rata Persentase Partisipasi Belajar
Akuntansi Siswa.
47%
72% 85%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Pra Survei Siklus 1 Siklus 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
Tabel 4.10. Peningkatan Rata Rata Persentase Partisipasi Belajar Akuntansi
Siswa.
No Indikator Target
Capaian
Pra
survei
Siklus
1
Siklus
2
Peningkatan
dari Siklus 1
ke Siklus 2
1 Perhatian Siswa 54% 68% 79% 11%
2 Bertanya 42% 52% 68% 16%
3 Mengemukakan
Pendapat
48% 60% 72% 12%
4 Percaya diri 59% 66% 81% 15%
5 Kedisplinan 71% 73% 82% 9%
6 Diskusi - 71% 80% 9%
7 Mengingat 57% 72% 77% 5%
8 Memecahkan Soal 55% 69% 76% 7%
9 Mind Map - 68% 77% 9%
Rata - rata 70% 55,14% 66,5% 76,8% 10,3%
(Sumber : data primer yang diolah, 2012).
Berdasarkan tabel 10 dan gambar 8 dapat disimpulkan jika partisipasi
belajar akuntansi siswa meningkat dari pra survei sebesar 55% menjadi 67% pada
siklus 1 dan menjadi 77% pada siklus 2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
0% 10%
20% 30%
40%
50% 60%
70% 80%
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
43%
64% 79%
Tabel 4.11. Peningkatan Persentase Ketuntasan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa
No Ket Target
Capaian
Pra
Survei
Siklus 1 Siklus 2 Peningkatan
dari Siklus
1 Ke Siklus
2
1 Tidak
Tuntas
- 57% 36% 21% -
2 Tuntas 75% 43% 64% 79% 15%
( Sumber data primer yang diolah, 2012).
Gambar 4.9. Diagram Peningkatan Persentase Ketuntasan Prestasi Belajar
Akuntansi Siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
PRA SURVEI SIKLUS 1 SIKLUS 2
63
79 84
Gambar 4.10. Diagram Peningkatan Rata Rata Nilai Akuntansi.
Berdasarkan tabel 11 dan gambar 9 dapat dinyatakan bahwa prestasi
belajar siswa mengalami peningkatan, yaitu dari pra survei sebesar 43% menjadi
64% pada siklus 1 dan pada siklus 2 sebesar 79%. Selain itu terjadi peningkatan
nilai rata rata siswa dari 63 pada pra survei menjadi 79 pada siklus 1 dan 84
pada siklus 2, sebagaimana yang digambarkan pada gambar 10.
Secara keseluruhan dari perbandingan peningkatan penerapan pendekatan
Quantum Learning Tipe Mind Mapping dan Mnemonic melalui penggunaan
bahan ajar dapat meningkatan partisipasi dan prestasi belajar akuntansi siswa
antarsiklus serta kemampuan guru dalam mengajar dan menerapkan penerapan
pendekatan Quantum Learning Tipe Mind Mapping dan Mnemonic melalui
penggunaan bahan ajar, seperti pada gambar di bawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
Gambar 4.11. Diagram Peningkatan antarsiklus Penerapan Pedekatan Quantum
Learning Tipe Mind Mapping dan Mnemonic melalui penggunaan
bahan ajar dalam meningkatkan Partisipasi dan Prestasi Belajar
Akuntansi.
Berdasarkan gambar 11 dapat dilihat bahwa penerapan pendekatan
Quantum Learning Tipe Mind Mapping dan Mnemonic melalui penggunaan
bahan ajar dapat meningkatkan proses pembelajaran. Peningkatan ini dapat
dilihat dari peningkatan kemampuan guru dalam mengajar dari pra survei sebesar
47% menjadi 72% dan 85% pada siklus 2. Peningkatan rata rata persentase
partisipasi siswa pada pra survei sebesar 55% meningkat menjadi 67% pada
siklus 1 dan menjadi pada 77% pada siklus 2. Dan peningkatan persentase
ketuntasan siswa dapat dilihat dari pra survei sebesar 43% menjadi 64% pada
siklus 1 dan pada siklus 2 menjadi sebesar 79%.
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%
Pra Survei
Siklus 1 Siklus 2
Kemampuan Guru dalam Mengajar 47% 72% 85%
Partisipasi Belajar 55% 67% 77%
Prestasi Belajar 43% 64% 79%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
D. Pembahasan
Penerapan Pendekatan Quantum Leaning Tipe Mind Mapping dan
Mnemonic melalui penggunaan bahan ajar merupakan penelitian tindakan kelas
yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar akuntansi pada
siswa kelas XI IPS 2 SMA Islam 1 Surakarta. Penelitian ini dilaksanakan
sebanyak 2 siklus, dengan siklus pertama sebanyak 5 kali pertemuan dan siklus
kedua sebanyak 4 kali pertemuan. Berdasarkan tabel dan grafik yang telah
disajikan dalam perbandingan hasil tindakan antarsiklus di atas, dapat diperoleh
informasi bahwa penerapan Pendekatan Quantum Learning Tipe Mind Mapping
dan Mnemonic melalui penggunaan bahan ajar dapat meningkatkan partisipasi dan
prestasi belajar akuntansi.
Penerapan Pendekatan Quantum Learning Tipe Mind Mapping dan
Mnemonic melalui penggunaan bahan ajar dapat berjalan dan terkondisikan
dengan baik sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Hal ini
terlihat bahwa terjadi peningkatan baik dari segi siswa maupun guru.
Dari segi siswa terjadi peningkatan partisipasi siswa. Partisipasi siswa ini
meliputi partisipasi visual dengan indikator perhatian siswa pada pelajaran,
partisipasi oral yang meliputi kemampuan bertanya dan kemampuan
mengemukakan pendapat, partisipasi mental meliputi kemampuan mengingat dan
kemampuan memecahkan soal, partisipasi emotional yang terdiri dari indikator
kepercayaan diri dan kedisplinan, partisipasi listen dengan indikator kemampuan
berdiskusi dengan temannya, serta partisipasi drawing dalam membuat Mind
Map. Rata rata tingkat partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran akuntansi
pada saat pra survei hanya sebesar 55 % saja, dimana terdiri dari partisipasi visual
yang berupa perhatian siswa terhadap pelajaran hanya sebesar 54%, partisipasi
oral sebesar 45 % meliputi partisipasi dalam bertanya 42% dan partisipasi dalam
mengeluarkan pendapat sebesar 48 %, partisipasi emosi sebesar 65 % meliputi
kepercayaan diri dengan persentase sebesar 59% dan kedisplinan sebesar 71%,
dan tingkat persentase partisipasi mental sebesar 56% yang meliputi kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
mengingat 57% dan kemampuan memecahkan soal sebesar 55%. Pada siklus 1
rata rata tingkat partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran akuntansi naik
menjadi 67 %, dimana terdiri dari partisipasi visual yang berupa perhatian siswa
terhadap pelajaran sebesar 68%, partisipasi oral sebesar 57 % meliputi partisipasi
dalam bertanya 54% dan partisipasi dalam mengeluarkan pendapat sebesar 60 %,
partisipasi emosi sebesar 70 % meliputi kepercayaan diri dengan persentase
sebesar 66% dan kedisplinan sebesar 73%, dan tingkat persentase partisipasi
mental sebesar 71% yang meliputi kemampuan mengingat 72% dan kemampuan
memecahkan soal sebesar 69%, partisipasi dalam menggambar mind map sebesar
68%, dan partisipasi listening yang berupa diskusi sebesar 71%. Pada siklus 2 rata
rata tingkat partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran akuntansi naik menjadi
77 %, dimana terdiri dari partisipasi visual yang berupa perhatian siswa terhadap
pelajaran sebesar 79%, partisipasi oral sebesar 70% meliputi partisipasi dalam
bertanya 68% dan partisipasi dalam mengeluarkan pendapat sebesar 72 %,
partisipasi emosi sebesar 82 % meliputi kepercayaan diri dengan persentase
sebesar 81% dan kedisplinan sebesar 82%, dan tingkat persentase partisipasi
mental sebesar 77% yang meliputi kemampuan mengingat 77% dan kemampuan
memecahkan soal sebesar 76%, partisipasi dalam menggambar mind map sebesar
77%, dan partisipasi listening yang berupa diskusi sebesar 80%. Nilai partisipasi
didapat dari proses observasi yang dilakukan oleh pengamat serta mitra
kolaborator.
Terjadi peningkatan prestasi siswa yang didapat dari hasil test mulai dari
pra survei sampai ke siklus 1 dan siklus 2. Dari hasil pra survei rata rata nilai
akuntansi siswa hanya sebesar 63 dengan persentase ketuntasan siswa sebesar
43%, sedangkan pada siklus 1 terjadi peningkatan rata rata nilai akuntansi
menjadi 79 dengan persentase ketuntasan sebesar 64%. Dan terjadi peningkatan
yang signifikan pada siklus II dimana rata rata nilai akuntansi menjadi sebesar
84 dengan persentase ketuntasan 79%. Selain itu tingkat antusiasisme siswa
terhadap pelajaran juga meningkat, ini dibuktikan dengan persentase kehadiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
siswa pada saat proses pembelajaran mencapai 99% baik pada siklus 1 maupun
siklus 2.
Dari segi guru terjadi peningkatan kemampuan dan keterampilan guru baik
dalam mengajar maupun dalam menerapkan model Mind Mapping dan Mnemonic
serta dalam menggunakan bahan ajar. Pada pra survei guru hanya memiliki
persentase nilai kemampuan mengajar sebesar 47% kemudian naik menjadi 72%
dan 85% pada siklus 2. Penilaian kemampuan guru dinilai dengan menggunakan
lembar observasi yang diisi oleh pengamat dan mitra kolaborator.
Dari hasil yang telah dikemukakan diatas dapat dikatakan jika penelitian
tindakan kelas ini berhasil melampaui indikator yang telah ditetapkan sebelumnya
meski masih terdapat beberapa kekurangan kekurangan sebagai berikut :
1. Kemampuan guru untuk menerapkan pembelajaran Quantum perlu
ditingkatkan lagi.
2. Kemampuan guru dalam mengelola kelas dan mengatur siswa agar siswa
displin perlu ditingkatkan lagi.
3. Kedisplinan siswa perlu ditingkatkan dengan pembiasaan menaati peraturan.
4. Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran masih belum merata, beberapa
siswa cenderung memiliki tingkat partisipasi sangat tinggi, sementara
beberapa yang lain memiliki partisipasi yang kurang memuaskan. Guru harus
mencari cara untuk mengatasi kekurangan tersebut.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil penelitian tindakan
kelas ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Bobby DePorter pada
siswa siswanya di lembaga pendidikan SuperCamp, hasil penelitian ini
menyatakan bahwa Pendekatan Quantum Learning membawa dampak positif baik
dari segi nilai, partisipasi belajar maupun peningkatan kepercayaan diri. Quantum
Learning mampu meningkatkan motivasi, meningkatkan nilai, meningkatkan rasa
percaya diri. meningkatkan harga diri, melanjutkan penggunaan keterampilan.
Penelitian ini menggunakan dua tipe dari Pendekatan Quantum Learning
yaitu Tipe Mind Mapping dan Mnemonic yang bertujuan untuk meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
daya ingat dan pemahaman siswa terhadap materi akuntansi. Mind Mapping dan
Mnemonic juga dapat meningkatkan partisipasi dan prestasi siswa dalam
pembelajaran akuntansi. Karena ketika siswa mengetahui dan mengingat suatu
materi pembelajaran secara otomatis dia juga paham terhadap materi
pembelajaran yang diberikan, jika materi pembelajaran dapat dipahami siswa
dengan mudah akan membuat siswa termotivasi untuk aktif berpartisipasi dalam
kegiatan pembelajaran di kelas dan pada akhirnya prestasi siswa meningkat. Hasil
tersebut menguatkan hasil penelitian dari Astrid Brikmann, Sri Wahyuti dan Hardi
yang menyimpulkan jika Mind Mapping dan Mnemonic memiliki pengaruh dalam
peningkatan prestasi siwa.
Penelitian ini menggunakan bahan ajar sebagai media sekaligus sumber
belajar bagi siswa. Dari hasil penelitian menunjukkan jika penggunaan bahan ajar
mampu meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar siswa, sebagaimana yang
telah diungkapkan oleh Ekawarna dalam penelitiannya yang berjudul
Mengembangkan Bahan Ajar Mata Kuliah Permodalan Koperasi untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa. Dalam penelitian tersebut
Ekawarna telah membuktikan jika bahan ajar memiliki pengaruh besar bagi
peningkatan nilai mahasiswanya, ini terbukti dari 50 mahasiswa sebanyak 83 %
setuju jika bahan ajar berpengaruh dalam meningkatkan motivasi internal, selain
itu sejak dikembangkan dan digunakannya bahan ajar hasil belajar mahasiswa rata
rata meningkat menjadi 82 yang apabila dikonversikan masuk dalam nilai A.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan jika Penerapan Pendekatan
Quantum Learning Tipe Mind Mapping dan Mnemonic melalui penggunaan
bahan ajar memiliki beberapa keunggulan, keungulan tersebut antara lain :
1) Siswa lebih terarah dalam mempelajari akuntansi dengan digunakannya bahan
ajar sebagai panduan dan sumber belajar.
2) Hubungan antara guru dan siswa lebih komunikatif dan harmonis.
3) Siswa mampu menemukan dan menghargai potensi yang dimilikinya.
4) Meningkatkan daya ingat serta daya nalar / pemahaman siswa dengan cara
yang menyenangkan melalui penggunaan Mind Map serta Mnemonic.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
5) Adanya variasi dalam proses pembelajaran yang membuat proses
pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan
6) Partisipasi aktif siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran akuntansi dapat
meningkat.
7) Prestasi belajar siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran akuntansi
meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
113
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XI IPS 2 SMA
Islam 1 Surakarta ini dilakukan dalam dua siklus. Berdasarkan analisis hasil
penelitian tindakan dari siklus I sampai dengan siklus II, maka dapat disimpulkan
bahwa penerapan Pendekatan Quantum Learning Tipe Mind Mapping dan
Mnemonic melalui penggunaan bahan ajar dapat meningkatkan partisipasi dan
prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 2 SMA Islam 1 Surakarta tahun
pelajaran 2011 / 2012. Peningkatan tersebut dapat dirinci dalam penjelasan berikut
ini :
1. Partisipasi belajar akuntansi kelas XI IPS 2 SMA Islam 1 Surakarta
mengalami peningkatan setelah diterapkannya pendekatan Quantum Learning
tipe Mind Mapping dan Mnemonic serta dengan digunakan bahan ajar sebagai
media sekaligus sumber belajar. Hal ini dapat dilihat dari rata rata persentase
partisipasi siswa yang hanya sebesar 55% pada pra survei meningkat menjadi
67% pada siklus 1 dan 77% pada siklus 2. Hal ini menunjukkan jika penelitian
ini telah mencapai bahkan melampaui indikator yang ditetapkan yaitu sebesar
70% baik untuk rata rata persentase seluruh indikator maupun rata rata
persentase perindikator. Partisipasi belajar akuntansi meliputi perhatian siswa,
kemampuan bertanya dan mengemukakan pendapat, kemampuan mengingat
dan memecahkan masalah / soal, kedisplinanan, kepercayaan diri, kemampuan
membuat mind mapping dan diskusi. Semua indikator partisipasi tersebut
berasal dari 6 jenis dari 8 jenis partisipasi yang dikemukakan oleh Diedrich.
2. Prestasi belajar akuntansi siswa mengalami peningkatan baik dari persentase
ketuntasan siswa maupun rata rata nilai kelas. Persentase ketuntasan siswa
pada awal survei hanya sebesar 43% dengan rata rata nilai 63 jauh dari batas
ketuntasan minimal 75. Pada siklus 1 terjadi peningkatan persentase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
114
ketuntasan siswa sebesar 21% dari 43 % menjadi 64% dengan rata rata nilai
akuntansi siswa dari 63 menjadi 79. Pada siklus 2 terjadi kenaikan persentase
ketuntasan siswa maupun rata rata nilai akuntansi siswa, persentase
ketuntasan siswa sebesar 79 % dengan nilai rata rata di angka 84.
3. Antusiasme siswa dalam kegiatan pembelajaran juga meningkat, ini terlihat
dari data absensi siswa dimana persentase tingkat kehadiran siswa cenderung
tinggi, yaitu 98% pada siklus 1 dan 99% pada siklus 2 . Angka ini jauh jika
dibandingkan dengan keadaan sebelum penelitian dilaksanakan, dimana pasti
ada minimal 2 anak yang tidak masuk ketika pembelajaran akuntansi.
4. Kemampuan guru dalam mengajar dan mengaplikasikan model pembelajaran
Quantum baik Mind Mapping maupun Mnemonic, serta keterampilan guru
dalam menggunakan bahan ajar juga mengalami peningkatan. Pada pra survei
persentase nilai guru hanya sebesar 47%, kemudian meningkat menjadi 72%
pada siklus 1 dan 85% pada siklus 2. Hasil ini telah melampaui target yang
telah ditentukan sebelumnya yaitu sebesar 80%.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoretis
Penelitian ini membuktikan jika Quantum Learning Tipe Mind Mapping dan
Mnemonic melalui penggunaan bahan ajar mampu meningkatkan partisipasi
dan prestasi belajar. Hasil penelitian ini mendukung dan memperkuat teori
yang sudah ada, yaitu memberikan implikasi pada teori teori sebelumnya
bahwa Pendekatan Quantum Learning Tipe Mind Mapping dan Mnemonic
melalui penggunaan bahan ajar dapat meningkatkan partisipasi dan prestasi
belajar, terutama pada penelitian yang telah dilakukan oleh Bobby de Porter,
Astrid Brikmann, Sri Wahyuti, Hardi, Ekawarna, Ketut Sudarna dan Eva M.
Sakdiyah.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis memiliki manfaat bagi dunia pendidikan.
Penelitian ini dianjurkan bagi para guru untuk melakukan model pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
115
Mind Mapping dan Mnemonic dimana model ini bermanfaat untuk
memudahkan siswa dalam mengingat dan memahami materi pembelajaran,
karena memudahkan siswa dalam mengingat dan memahami materi maka
partisipasi dan prestasi belajar juga dapat meningkat. Selain itu, melalui
penelitian ini diharapkan guru mampu lebih kreatif dalam membuat suatu
media maupun sumber belajar yang menarik, mudah dan sesuai dengan
karakteristik peserta didiknya. Salah satu contoh media sekaligus sumber
belajar dalam penelitian ini adalah bahan ajar, guru diharapkan mampu
membuat bahan ajar sendiri sesuai kebutuhan siswanya sehingga siswanya
menjadi lebih antusias dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kemampuan
guru dalam membuat bahan ajar juga merupakan wujud tanggung jawab guru
dalam memenuhi kompetensi paedagogik dan kompetensi professional.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dari penelitian ini, peneliti memberi beberapa saran
untuk beberapa pihak, sebagai berikut :
1. Bagi Guru
a. Guru diharapkan lebih peka terhadap permasalahan permasalahan yang
ada di kelas dan berusahan untuk mencari solusi dalam rangka memenuhi
kebutuhan fisik maupun mental siswa dalam kegiatan pembelajaran.
b. Guru sebaiknya mampu mengembangkan dan menerapkan pendekatan,
model serta strategi pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan
karakteristik peserta didik dan materi yang diajarkan, hal ini bertujuan agar
siswa bisa menjadi lebih antusias dan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
c. Guru diharapkan mampu menekankan pentingnya tujuan pembelajaran
bermakna bagi siswa serta melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
dapat mencapai tujuan pembelajaran bermakna tersebut. Salah satunya
melibatkan siswa dalam memperoleh pengetahuannya sendiri.
d. Guru disarankan mampu menjalin suatu hubungan yang harmonis dengan
siswa, menghargai perbedaan kecerdasan siswa, memberikan penghargaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
116
dan persepsi baik bagi siswa, sehingga siswa bisa lebih percaya diri
terhadap kemampuan dan kecerdasannya.
e. Guru yang belum menerapkan pembelajaran Quantum Learning Tipe
Mind Mapping dan Mnemonic melalui penggunaan bahan ajar disarankan
untuk menerapkan pembelajaran tersebut pada mata pelajaran akuntansi
sebagai variasi dalam kegiatan pembelajaran agar kegiatan pembelajaran
menjadi lebih menarik dan tidak monoton sehingga tujuan dari kegiatan
pembelajaran dapat tercapai.
f. Guru disarankan mampu membuat media maupun sumber belajar sendiri
sesuai kreatifitasnya dan sesuai karakteristik peserta didik. Guru
diharapkan mampu berlatih membuat bahan ajar sebagai wujud
peningkatan keterampilan guru untuk meningkatkan mutu belajar dan
mengajar sehingga mampu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi
pendidikan dan kebudayaan. Hal ini akan bermanfaat bagi Pengembangan
Profesi Guru.
2. Bagi Siswa
a. Siswa sebaiknya dapat lebih berpartisipasi dalam kegiatan belajar dan
mengajar serta lebih membuka diri untuk memberi respon yang baik
terhadap guru maupun temannya.
b. Siswa diharapkan mampu menyadari proses pembelajaran bermakna lebih
penting daripada hasil, sehingga dengan penuh kesadaran siswa akan
berusaha mengikuti proses pembelajaran dengan sungguh sungguh.
c. Siswa disarankan mampu menyadari jika di dalam proses pembelajaran hal
utama yang harus diperhatikan adalah motivasi dan kesenangan dalam
belajar.
d. Siswa diharapkan lebih menghormati guru dan menghargai temannya,
serta menjalin suatu hubungan yang erat dan harmonis dengan semua
pihak yang berada dalam kelas.
e. Siswa sebaiknya meningkatkan kedisplinan dalam proses pembelajaran,
baik itu berkaitan dengan pengumpulan tugas, absensi sekolah maupun
sikap di dalam maupun di luar kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
117
f. Siswa diharapkan lebih percaya diri dan mampu menghargai potensi yang
dimilikinya.
3. Bagi Sekolah
a. Kepala sekolah sebagai pihak pemegang kebijakan, melakukan regulasi
dan sosialisasi kepada guru di sekolah sebagai tenaga pengajar dalam
menerapkan pola pembelajaran Mind Mapping dan Mnemonic.
b. Kepala sekolah sebaiknya membantu dan memfasilitasi kemampuan dan
keterampilan guru untuk membuat sebuah bahan ajar yang bermanfaat
bagi siswa siswanya.
c. Kepala sekolah hendaknya lebih memberikan kesempatan bagi guru guru
mata pelajaran untuk mengikuti MGMP, diklat dan workshop yang
berhubungan dengan mata pelajarannya.
d. Sekolah diharapkan mampu meningkatkan kinerja guru serta membantu
mengembangkan kreatifitas dan keterampilan yang dimiliki oleh guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
DAFTAR PUSTAKA
Quantum Teaching (Buku Pintar dan Praktis). Yogyakarta :
Diva Press.
Alam, S. (2007). Ekonomi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : ESIS Erlangga.
Arikunto, S, Suhardjono & Supardi. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :
Bumi Aksara.
Asmani, J. M. (2010). Pengenalan dan Pelaksanaan Lengkap Micro Teaching &
Team Teaching. Yogyakarta : Diva Press.
Aqib, A. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
Brikmann. Mind Mapping as a Tool in Mathematics Education. Germany :
University of Duisburg.
Buchori, M. (1982). Teknik teknik Evaluasi Dalam Pendidikan. Bandung :
Jemmars.
Buzan, T. (2010). Buku Pintar Mind Map Untuk Anak. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.
Curly. (2011). Bahan Ajar dan Pengembangan Bahan Ajar. Wiki Berita. 20
Januari 2012. http:// Wiki Berita.html.
Dananjaya, U. (2010). Media Pembelajaran Aktif. Bandung : Penerbit Nuansa
Universitas Paramadina.
DePorter, B, Readon, M. & Nourie, S.S. (2010). Quantum Teaching :
Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang Ruang Kelas. Bandung :
Penerbit Kaifa PT Mizan Pustaka.
DePorter, B. & Hernacki, M. (2009). Quantum Learning. Bandung : Penerbit
Kaifa PT Mizan Pustaka.
Recommended