26
BK Pola 17 A. Bimbingan Konseling (BK Pola 17) Pola umum bimbingan konseling di sekolah sering disebut dengan “BK Pola 17”. Disebut BK Pola 17 karena di dalamnya terdapat 17 (tujuh belas) butir pokok yang amat perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan bimbingan konseling di sekolah. Pola umum bimbingan konseling meliputi keseluruhan kegiatan bimbingan konseling yang mencakup bidang-bidang bimbingan, jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung bimbingan konselih. Seluruh kegiatan bimbingan konseling di sekolah ditujukan terhadap seluruh peserta didik (siswa) yang secara langsung menjadi tanggungjawab guru pembimbing atau guru kelas. Pelayanan bimbingan konseling di sekolah dilaksanakan secara terprogram, teratur dan berkelanjutan. Pelaksanaan program-program itulah yang menjadi wujud nyata dari diselenggarakannya kegiatan bimbingan konseling di sekolah. 1. Kegiatan bimbingan konseling (BK) secara menyeluruh meliputi empat bidang bimbingan, yaitu (1) bimbingan pribadi, (2) bimbingan sosial, (3) bimbingan belajar dan (4) bimbingan karier. 2. Kegiatan BK dalam keempat bidang bimbingan diselenggarakan melalui tujuh jenis layanan (1) Layanan orientasi, (2) layanan penempatan dan penyaluran, (3) layanan konseling perorangan, (4) layanan konseling kelompok, (5) layanan

BK POLA 17

Embed Size (px)

Citation preview

BK Pola 17

A. Bimbingan Konseling (BK Pola 17)

Pola umum bimbingan konseling di sekolah sering disebut

dengan “BK Pola 17”. Disebut BK Pola 17 karena di dalamnya

terdapat 17 (tujuh belas) butir pokok yang amat perlu

diperhatikan dalam penyelenggaraan bimbingan konseling di

sekolah.

Pola umum bimbingan konseling meliputi keseluruhan

kegiatan bimbingan konseling yang mencakup bidang-bidang

bimbingan, jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung

bimbingan konselih. Seluruh kegiatan bimbingan konseling di

sekolah ditujukan terhadap seluruh peserta didik (siswa)

yang secara langsung menjadi tanggungjawab guru pembimbing

atau guru kelas. Pelayanan bimbingan konseling di sekolah

dilaksanakan secara terprogram, teratur dan berkelanjutan.

Pelaksanaan program-program itulah yang menjadi wujud nyata

dari diselenggarakannya kegiatan bimbingan konseling di

sekolah.

1. Kegiatan bimbingan konseling (BK) secara menyeluruh

meliputi empat bidang bimbingan, yaitu (1) bimbingan

pribadi, (2) bimbingan sosial, (3) bimbingan belajar dan

(4) bimbingan karier.

2. Kegiatan BK dalam keempat bidang bimbingan diselenggarakan

melalui tujuh jenis layanan (1) Layanan orientasi, (2)

layanan penempatan dan penyaluran, (3) layanan konseling

perorangan, (4) layanan konseling kelompok, (5) layanan

informasi, (6) layanan pembelajaran, dan (7) layanan

bimbingan kelompok..

3. Untuk mendukung ketujuh jenis layanan itu diselenggarakan

lima kegiatan pendukung, yaitu (1) instrumentasi bimbingan

konseling, (2) himpunan data, (3) konferensi kasus, (4)

kunjungan rumah dan (5) alih tangan kasus.

4. Semua kegiatan BK tersebut didasari oleh satu pemahaman

yang menyeluruh dan terpadu tentang wawasan BK yang

meliputi pengertian, tujuan, fungsi, prinsip dan asas-asas

BK.

Uraian berikut ini akan menjelaskan pengertian bidang-

bidang bimbingan konseling, jenis-jenis layanan bimbingan

dan konseling serta kegiatan pendukung bimbingan konseling.

1. Bidang-bidang bimbingan konseling

Pelayanan bimbingan konseling di sekolah merupakan

kegiatan yang sistematis, terarah dan berkelanjutan. Oleh

karena itu pelayanan bimbingan konseling selalu

memperhatikan karakteristik tujuan pendidikan, kurikulum

dan peserta didik.

a. Bidang bimbingan pribadi

Dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan

konseling membantu siswa menemukan dan mengembangkan

pribadi yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang

Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan

rohani. Bidang bimbingan pribadi ini dapat dirinci

menjadi pokok-pokok berikut:

Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan

wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan

Yang Maha Esa.

Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan

pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif

dan produktif.

Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi

serta penyaluran dan pengembangan.

Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan

usaha-usaha penanggulangannya.

Pemantapan kemampuan mengambil keputusan

Pengembangan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan

keputusan yang diambil

Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan

hidup sehat.

b. Bidang bimbingan sosial

Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan

konseling di sekolah berusaha membantu peserta didik

mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosialnya.

Bidang ini dirinci menjadi pokok-pokok berikut:

Pemantapan kemampuan berkomunikasi baik melalui lisan

maupun tulisan.

Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan

berhubungan sosial, baik di rumah, di sekolah maupun

di masyarakat.

Pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis dan

produktif dengan teman sebaya.

Pemantapan tentang peraturan, kondisi dan tuntutan

sekolah, rumah dan lingkungan.

Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan

pendapat serta berargumentasi.

Orientasi tentang hidup berkeluarga.

c. Bidang Bimbingan Belajar

Dalam bidang bimbingan belajar, pelayanan bimbingan

konseling membantu peserta didik untuk menumbuhkan dan

mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.

Bidang bimbingan ini memuat pokok-pokok berikut:

Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar untuk

mencari informasi dari berbagai sumber belajar.

Pemantapan disiplin belajar dan berlatih baik secara

mandiri atau kelompok.

Pemantapan penguasaan materi program belajar di

sekolah.

Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik,

sosial dan budaya yang di lingkungan sekitar dan

masyarakat.

Orientasi dan informasi tentang pendidikan yang lebih

tinggi.

d. Bidang bimbingan karier

Dalam bidang bimbingan karier ini, pelayanan

bimbingan konseling ditujukan untuk mengenal potensi

diri, mengembangkan dan memantapkan pilihan karier.

Bimbingan ini memuat pokok-pokok berikut:

Pengenalan terhadap dunia kerja dan usaha untuk

memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup

Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan

kecenderungan karier yang hendak dikembangkan.

Pemantapan informasi tentang kondisi tuntutan dunia

kerja, jenis-jenis pekerjaan.

Pemanfaatan cita-cita karier sesuai dengan bakat

minat dan kemampuan.

2. Layanan Bimbingan Konseling

Sebagaimana telah dijelaskan di awal bab ini bahwa

semua jenis layanan bimbingan konseling di sekolah mengacu

pada bidang-bidang bimbingan konseling. Sedangkan bentuk

dan isi layanan disesuaikan dengan karakteristik dan

kebutuhan peserta didik. Bidang bimbingan konseling dengan

jenis layanan sangat terkait.

a. Layanan orientasi

Layanan orientasi yaitu layanan bimbingan konseling

yang memungkinkan peserta didik (klien) memahami

lingkungan (sekolah) yang baru dimasukinya, dalam

rangka mempermudah dan memperlancar berperannya peserta

didik di lingkungan yang baru itu. Adapun materi yang

dapat diangkat melalui layanan orientasi, antara lain:

Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah.

Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa

Organisasi dan wadah-wadah yang dapat membantu dan

meningkatkan hubungan sosial siswa.

Kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya

Peranan kegiatan bimbingan karier.

Peranan pelayanan bimbingan konseling dalam membentuk

segala jenis masalah dan kesulitan siswa.

b. Layanan informasi

Layanan informasi yaitu layanan bimbingan konseling

yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain

yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada

peserta didik (terutama orang tua) menerima dan

memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan

informasi jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai

bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-

hari sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.

Materi layanan informasi, antara lain:

Informasi pengembangan pribadi

Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat,

minat.

Tata tertib sekolah, cara bertingkah laku, tata krama

dan sopan santun.

Mata pelajaran dan pembidangannya seperti program

inti, program khusus dan tambahan.

Sistem penjurusan, kenaikan kelas, syarat-syarat

mengikuti EBTA/ EBTANAS.

Informasi pendidikan tinggi.

c. Layanan penempatan dan penyaluran

Yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan

peserta didik (klien) memperoleh penempatan dan

penyaluran yang tepat (misalnya penempatan dan

penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan

atau program studi, program latihan, magang, kegiatan

co-ekstra kurikuler) sesuai dengan potensi, bakat dan

minat serta kondisi pribadi. Materi layanan penempatan

dan penyaluran, antara lain:

Penempatan di dalam kelas, program studi atau jurusan

dan pilihan ekstrakulikuler yang dapat menunjang

pengembangan sikap, kebiasaan, kemampuan bakat dan

minat.

Penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar,

organisasi kesiswaan.

Penempatan dan penyaluran ke dalam program yang lebih

luas, PMDK, UMPTN.

d. Layanan bimbingan belajar

Yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan

peserta didik mengembangkan diri dengan sikap dan

kebiasaan belajar yang baik, materi belajar dengan

kecepatan dan kesulitan belajar serta berbagai aspek

tujuan dan kegiatan belajar lainnya. Materi layanan

bimbingan belajar, antara lain:

Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar

tentang kemampuan, motivasi, sikap dan kebiasaan

belajar.

Pengembangan keterampilan belajar, membaca, mencatat,

bertanya dan menjawab serta menulis.

Pengajaran perbaikan

Program pengayaan

e. Layanan konseling perorangan

Yaitu layanan bimbingan konseling memungkinkan

peserta didik mendapat layanan langsung tatap muka

(secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka

pembahasan pengentasan permasalahan pribadi yang

dideritanya. Pelaksanaan usaha pengentasan permasalahan

siswa dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1) Pengenalan dan pemahaman permasalahan, 2) Analisis

yang tepat, 3) Aplikasi dan pemecahan permasalahan,

4) Evaluasi, baik evaluasi awal proses atau evaluasi

akhir, 5) Tindak lanjut. Materi layanan konseling

perorangan, antara lain:

Pemahaman sikap, kebiasaan, kekuatan diri dan

kelemahan, bakat dan minat serta penyalurannya.

Pengentasan kelemahan diri dan pengembangan kekuatan

diri.

Informasi karier, dunia kerja dan prospek masa depan

karier.

Pengambilan keputusan sesuai dengan kondisi pribadi,

keluarga dan sosial.

f. Layanan bimbingan kelompok

Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah

peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai

bahan dari nara sumber tertentu (terutama dari

pembimbing atau konselor) yang berguna untuk menunjang

kehidupannya sehari-hari baik individu maupun sebagai

pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk

pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Layanan

bimbingan kelompok mempunyai 3 fungsi yaitu informatif,

pengembangan dan preventif dan kreatif. Materi layanan

bimbingan kelompok, yaitu:

Pemahaman dan pemantapan kehidupan keberagaman dan

hidup sehat.

Pemahaman dan penerimaan diri sendiri dan orang lain

sebagaimana adanya (termasuk perbedaan individu,

sosial dan budaya).

Pemahaman tentang dunia kerja, pilihan dan

pengembangan karier.

Pengambilan keputusan dan perencanaan masa depan.

g. Layanan konseling kelompok

Yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan

peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan

dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui

dinamika kelompok. Dinamika kelompok adalah suasana

yang hidup yang berdenyut, yang bergerak, yang

berkembang yang ditandai dengan adanya interaksi antar

sesama anggota kelompok.

Tujuan konseling kelompok, meliputi:

Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan

orang banyak.

Melatih anggota kelompok dapat bertenggang rasa

terhadap teman sebaya.

Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing

anggota kelompok.

Mengentaskan permasalahan-permasalahan kelompok

Proses pelaksanaan konseling kelompok dilaksanakan

melalui tahap-tahap berikut:

Tahap pembentukan

Tahap peralihan

Tahap kegiatan

Tahap pengakhiran.

3. Kegiatan Pendukung Bimbingan Konseling

Selain kegiatan layanan bimbingan konseling

sebagaimana yang telah dikemukakan pada uraian terdahulu,

dalam bimbingan konseling dapat dilakukan sejumlah

kegiatan lain yang disebut kegiatan pendukung. Kegiatan

pendukung ini pada umumnya tidak ditujukan secara langsung

untuk memecahkan atau mengentaskan masalah klien,

melainkan untuk memungkinkan diperolehnya data dan

keterangan lain serta kemudahan-kemudahan yang akan

membantu kelancaran dan keberhasilan kegiatan layanan

terhadap peserta didik.

a. Aplikasi instrumentasi bimbingan konseling

Aplikasi instrumentasi bimbingan konseling bertujuan

untuk mengumpulkan data dari keterangan tentang peserta

didik (baik secara individual maupun kelompok),

keterangan tentang lingkungan peserta didik dan

lingkungan yang lebih luas (termasuk di dalamnya

informasi pendidikan dan jabatan). Data dan keterangan

yang perlu dikumpulkan melalui aplikasi instrumentasi

bimbingan konseling pada umumnya meliputi:

Kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa

terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Kondisi mental dan fisik siswa, pengenalan terhadap

diri sendiri.

Kemampuan pengenalan lingkungan dan hubungan sosial.

Tujuan, sikap, kebiasaan dan keterampilan serta

kemampuan belajar.

Informasi karier dan pendidikan.

Kondisi keluarga dan lingkungan.

b. Penyelenggaraan himpunan data

Yaitu kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk

menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan

dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan

data perlu diselenggarakan secara berkelanjutan,

sistematis, komprehensif, terpadu dan sifatnya

tertutup.

Data yang perlu dikumpulkan, disusun dan dipelihara

meliputi:

Identitas pribadi

Latar belakang rumah dan keluarga

Kemampuan mental, bakat dan kondisi kepribadian

Sejarah pendidikan, nilai-nilai pelajaran

Sejarah kesehatan

Minat dan cita-cita

c. Konferensi kasus

Yaitu kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk

membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik

dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai

pihak yang diharapkan dapat memberikan bahan,

keterangan dan komitmen bagi terentaskannya

permasalahan tersebut.

Tujuan konferensi kasus ialah untuk:

Diperolehnya gambaran yang lebih jelas, mendalam dan

menyeluruh tentang permasalahan siswa.

Terkomunikasinya sejumlah aspek permasalahan kepada

pihak-pihak yang berkepentingan, guru pembimbing atau

guru kelas, wali kelas, guru mata pelajaran dan

kepala sekolah.

Terkoordinasinya penanganan masalah yang dimaksud

sehingga upaya penanganan itu lebih efektif dan

efisien.

d. Kunjungan rumah

Yaitu kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk

memperoleh data, keterangan, kemudahan dan komitmen

bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui

kunjungan ke rumahnya. Kegiatan ini memerlukan kerja

sama yang penuh antara orang tua atau wali dan anggota

keluarga lainnya dengan guru pembimbing.

Dengan kunjungan rumah akan diperoleh berbagai

data dan keterangan tentang berbagai hal yang besar

kemungkinan ada sangkut paut dengan permasalahan

peserta didik. Data dan keterangan ini meliputi:

Kondisi rumah tangga dan orang tua

Fasilitas belajar yang ada di rumah

Hubungan antar anggota keluarga

Sikap dan kebiasaan siswa di rumah

Komitmen orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam

perkembangan dan pengentasan masalah siswa.

e. Alih tangan kasus

Yaitu kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk

mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas

masalah yang dialami peserta didik dengan memindahkan

penanganan kasus dari satu pihak ke pihak lainnya.

Di sekolah alih tangan kasus dapat diartikan bahwa

guru mata pelajaran atau praktek, wali kelas dan /atau

staf sekolah lainnya, atau orang tua mengalihtangankan

siswa bermasalah kepada guru pembimbing atau guru

kelas.

Alih tangan kasus bertujuan untuk mendapatkan

penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah

yang dialami siswa, dengan jalan memindahkan penanganan

kasus dari satu pihak kepada pihak yang lebih ahli.

Fungsi utama bimbingan yang diemban oleh kegiatan alih

tangan kasus ialah fungsi pengentasan.[1]

B. Efektivitas BK Pola 17

(BK Pola 17) itu sendiri. Frank W. Miller dalam bukunya

berjudul “Guidance, Principle and Service” (1961),mengemukakan sebagai

berikut:

a. Program bimbingan itu hendaknya dikembangkan secara

berangsur-angsur atau tahap demi tahap dengan melibatkan

semua unsur atau staf sekolah dalam perencanaannya.

b. Program bimbingan itu harus memiliki tujuan yang ideal dan

realitas dalam perencanaannya.

c. Program bimbingan itu hendaknya mencerminkan komunikasi

yang continue antara semua unsur atau staf sekolah.

d. Program bimbingan itu hendaknya menyediakan atau memiliki

fasilitas yang diperlukan.

e. Program bimbingan itu hendaknya memberikan layanan kepada

semua murid.

f. Program bimbingan itu hendaknya menunjukkan peranan yang

penting dalam menghubungkan dan mengintegrasikan sekolah

dengan masyarakat.

g. Program bimbingan itu hendaknya memberikan kesempatan

untuk melaksanakan penilaian terhadap diri sendiri.

h. Program bimbingan itu hendaknya menjamin keseimbangan

layanan bimbingan, dalam hal :

a. Layanan kelompok dan individual

b. Layanan yang diberikan oleh berbagai jenis petugas

bimbingan

c. Penggunaan alat pengukur atau teknik pengumpulan data

yang obyektif maupun subyektif.

d. Pemberian jenis-jenis bimbingan

e. Pemberian bimbingan secara umum dan penyaluran secara

khusus

f. Pemberian bimbingan dengan berbagai program

g. Penggunaan sumber-sumber di dalam maupun di luar sekolah

bersangkutan.

h. Kebutuhan individual dan kebutuhan masyarakat

i. Kesempatan untuk berfikir, merasakan dan berbuat.[2]

[1] Hallen A. Bimbingan dan Konseling…, 83-88.

[2] Priyatno Maranti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling,(Jakarta:

Rineka Cipta, 1999), 76, 81

Pola Bimbingan dan Konseling 17+

A. Pengertian 

Pola bimbingan dan konseling pola 17+ adalah progam

bimbingan dan konseling / pemberian bantuan kepada peserta

didik melalui, 6 bidang bimbingan, 9 layanan, dan 6 layanan

pendukung yang sesuai dengan norma yang berlaku. 

B. Tujuan 

Secara umum tujuan pola bimbingan dan konseling 17+

adalah Memberikan arah kerja / sebagai acuan dan evaluasi

kerja bagi guru BK / konselor, membantu peserta didik

mengenal bakat , minat , dan kemampuannya, serta memilih dan

menyesuaikan diri dengan kesempatan, pendidikan, dan

merencanakan karier yang sesuai dengan tuntutan kerja. 

C. Fungsi 

1. Fungsi pemahaman, fungsi bimbigan dan konseling yang

menghasilkan pemahaman tentang diri siswa yang dapat

digunakan dalam rangka pengembangan siswa dan pemahaman

tentang lingkungan. 

2. Fungsi pencegahan, fungsi bimbingan dan konseling yang

berupaya mencegah peserta didik agar tidak mengalami

sesuatu kesulitan atau pun menemui permasalahan yang dapat

mengganggu, menghambat dalam proses perkembangan peserta

didik. 

3. Fungsi perbaikan, fungsi bimbingan dan konseling dalam

membantu peserta didik mengubah hal yang kurang baik

menjadi lebih baik serta dapat mengatasi berbagai

permasalahan yang di hadapi. 

4. Fungsi pemeliharaan, fungsi bimbingan dan konseling yang

bertujuan untuk menjaga agar perilaku peserta didik yang

sudah baik jangan sampai rusak kembali. 

5. Fungsi pengembangan, fungsi bimbingan dan konseling dalam

membantu siswa untuk mengembangkan seluruh potensi dan

kekuatan yang dimiliki peserta didik. 

6. Fungsi penyaluran, fungsi bimbingan dan konseling dalam

membantu peserta didik untuk memilih dan memantapkan

penguasaan karier yang sesuai dengan bakat, minat,

keahlian, dan cirri-ciri kepribadian peserta didik. 

7. Fungsi penyesuaian, fungsi bimbingan dan konseling dalam

membantu peserta didik untuk dapat menyesuaikan diri

dengan lingkungan, keluarga, sekolah dan masyarakat secara

optimal. 

8. Fungsi adaptasi, fungsi bimbingan dan konseling yang

membantu staf sekolah untuk mengadaptasikan program

pengajaran dengan minat, kemampuan, serta kebutuhan

peserta didik. 

D. Layanan dan Strategi 

1. Layanan orientasi, layanan yang di tujukan untuk peserta

didik atau siswa baru guna memberikan pemahaman dan

penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah yang baru

dimasuki. Hasil yang diharapkan dari layanan ini adalah

peserta didik dapat menyesuaikan diri terhadap pola

kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan kegiatan lain yang

mendukung keberhasilannya. 

2. Layanan informasi. Layanan yang bertujuan untuk membekali

peserta didik dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman

tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri,

merencanakan, dan mengembangkan pola kehidupan sebagai

pelajar, anggota keluarga, dan anggota masyarakat. Layanan

informasi berupaya memenuhi kekurangan seseorang akan

informasi yang dibutuhkan.

3. Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu serangkaian

kegiatan bimbingan dan konseling yang membantu peserta

didik agar dapat menyalurkan/menempatkan dirinya dalam

berbagai program sekolah, kegiatan belajar, penjurusan,

kelompok, belajar,pilihan pekerjaan, dll. Sesuai dengan

bakat, minat, kemampuan, serta kondisi fisik dan

psikisnya.

4. Layanan pembelajaran, yaitu layanan bimbingan dan

konseling yang memungkinkan peserta didik mengembangkan

sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang

cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya,serta

berbagai aspek tujuan daan kegiatan lainnya yang berguna

untuk kehidupannya.

5. Layanan konseling perorangan, yaitu layanan yang

memungkinkan peserta didik memperoleh pelayanan secara

pribadi melalui tatap muka dengan konselor atau guru

pembimbingdalam rangka pembahasan dan pengentasan masalah

yang di hadapi peserta didik. 

6. Layanan bimbingan kelompok, yaitu layanan bimbingan dan

konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara

bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai

bahan dari narasumber tertentu.

7. Layanan konseling kelompok, yaitu layanan bimbingan dan

konseling yang memungkinkan peserta didik mempero;eh

kesempatan untuk membicarakan dan menyelesaikan

permasalahan yang dialami melaui dinamika kelompok,

terfokus pada masalah pribadi. 

8. Layanan konsultasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling

yang di berikan kepada seseorang untuk memperoleh wawasan,

pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam

menangani atau membantu pihak lain.

9. Layanan mediasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling

yang dilaksanakan konselor terhadap dua pihak yang sedang

dalam keadaan tidak menemukan kecocokan sehingga membuat

mereka saling bertentangan dan bermusuhan.       

E. Bimbingan 

1. Bimbingan pribadi, yaitu bidang layanan pengembangan

kemampuan mengatasai masalah-masalaah pribadi dan

kepribadian, berkenaan dengan aspek-aspek intelektual,

afektif dan motorik.

2. Bimbingan soaial, yaitu bidang layanan pengembangan

kemampuan dalam mengatasi masalah-masalah social, dalam

kehidupan keluarga, disekolah, maupuin di masyarakat juga

upaya dalam berinteraksi dengan masyarakat.

3. Bimbingan karier, yaitu layanan yang merencanakan dan

mempersiapkan masa depan karier peserta didik.

4. Bimbingan belajar, yaitu layanan untuk mengoptimalkan

perkembangan dan mengatasi masalah dalam proses

pembelajaran.

5. Bimbingan keberagamaan, yaitu layanan untuk memilih dan

menganut kepercayaan sesuai dengan dirinya.

6. Bimbingan keberkeluargaan, yaitu layanan yang berkenaan

dengan masalah keluarga. 

F. Kegiatan pendukung 

1. Aplikasi instrumentasi, yaiitu kegiatan pendukung berupa 

pengumpilan data dan keterangan tentang peserta didik dan

lingkungan yang lebih luas yang dilakukan baik dengan tes

maupun non tes.

2. Himpunan data, yaitu kegiatan untuk menghimpun seluruh

data dan keterangan yang relevan dengan keperluan

pengembangan peserta didik.

3. Konferensi kasus, yaitu kegiatan bimbingan dan konseling

untuk membahas permaslahan yang dialami oleh peserta didik

dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai

pihak yang diharapkan dapat meberikan penyelesaian.

4. Kunjungan rumah, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk

memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi

pemecaha masalah yang dialami peserta didik melalui

kunjungan rumahnya.

5. Alih tangan kasus, yaitu kegiatan bimbingan dan konseling

untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas

terhadap masalah yang di alami peserta didik dengan

memindahkan penanganan ke pihak yang lebih kompeten dan

berwenang.

6. Terapi kepustakaan. Yaitu kegiatan pemecahan masalah

dengan buku.     

G. Tempat kegiatan 

Bisa dilaksanakan baik didalam maupun di luar kelas.

H. Volume Kegiatan

a. Layanan orientasi (4-6%) 

b. Layanan informasi (10-12%)

c. Layanan penempatan/penyaluran (5-8%)

d. Layanan pembelajaran (12-15%)

e. Layanan konseling perorangan (12-15%)

f. Layanan bimbingan kelompok  (15-20%)

g. Layanan konseling kelompok (12-15%)

h. Aplikasi instrumentasi (4-8%)

i. Himpunan data (4-8%)

j. Konferensi kasus (5-8%)

k. Kunjungan rumah (5-8%)

l. Alih tangan kasus (0-2%) 

Bimbingan Komprehensif

I. Pengertian 

Bimbingan komprehensif adalah pemberian bantuan kepada

peserta didik melalui layanan dasar bimbingan, layanan

responsive, layanan perencanaan individual dan dukungan

system sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. 

J. Tujuan 

Secara umum tujuan dari pola bimbingan 17+ dan bimbingan

komprehnsif adalah sama, yaitu membantu peserta didik

mengenal bakat , minat , dan kemampuannya, serta memilih dan

menyesuaikan diri dengan kesempatan, pendidikan, dan

merencanakan karier yang sesuai dengan tuntutan kerja.

Secara khusus bertujuan untuk membantu peserta didik agar

dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan serta memberikan

arah kerja atau sebagai acuan dan evaluasi kerja bagi guru

BK / konselor. Akan tetapi bimbingan komprehensif juga

bertujuan untuk meengembangkan pola 17+ yang ada sekarang. 

K. Fungsi 

Ø  Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang akan dapat

menghasilkan pemahaman tentang diri siswa yang dapat

digunakan dalam rangka pengembangan siswa. Ø  Fungsi

pencegahan, yaitu fungsi bimbingan yang bermaksud agar siswa

tidak mengalami sesuatu kesulitan. Ø  Fungsi penyesuaian,

yaitu fungsi bimbingan dalam membantu sisiwa untuk dapat

menyesuaikan diri denagn lingkungan  keluarga, sekolah dan

masyarakat. Ø  Fungsi pemecahan, yaitu fungsi bimbingan yang

membantu memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan data

tentang latar belakang timbulnya masalah. 

L. Layanan dan strategi 

Ø   Layanan dasar bimbingan adalah layanan bimbingan yang

bertujuan membantu seluruh siswa mengembangkan perilaku

efektif dan meningkatkan ketrampilan-ketrampilan hidupnya.

Isi layanan dasar bimbingan sebagai berikut :

a. Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME.

b. Kerja sama dalam kelompok dan .

c. Peranan soaial laki-laki dan poerempuan .

d. Penerimaan keadaan diri dan penggunanannya secara efektif.

e. Pengembangan sikap dan perilaku emosional yang mantap.

f. Persiapan diri kearah kemandirian ekonomi.

g. Pemilihan dan persiapan kerja.

h. Pengembangan sikap positif terhadap perkawinan dan

kehidupan berkeluarga.

i. Pengembangan ketrampilan intelektual dan pemahaman konsep-

konsep yang. diperlukan untuk menjadi warga Negara yang

baik.

j. Pengembangan sikap dan perilaku social yang bertanggung

jawab. 

k. Pemahaman nilai-nilai dan etika hidup bermasyarakat.

Strategi, teknik, dan manajemen 

a. Bimbingan klasikal

b. Bimbingan kelompok 

c. Kolaborasi konselor guru 

d. Kolaborasi orang tua 

e. Teknik lainnya 

Ø  Layanan Responsifadalah layanan bimbingan yang bertujuan

membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting

oleh siswa pada saat ini. Layanan ini lebih preventif atau

mungkin kuratif. Isi layanan responsive adalah :

b. Bidang pendidikan 

c. Bidang belajar 

d. Bidang social 

e. Bidang pribadi 

f. Bidang disiplin

g. Bidang narkotika 

h. Bidang perilaku seksual 

Strategi, teknik, dan manajemen

a. Konsultasi 

b. Konseling individu 

c. Konseling krisis 

d. Rujukan 

e. Bmbingan teman sebaya 

f. Teknik lainnya 

Ø  Layanan Perencanaan Individual adalah upaya bimbingan

yang bertujuan membantu seluruh siswa membuat dan

mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, karier, dan

kehidupan social pribadinya. Isi dari layanan perencanaa

individual adalah : 

a. Bidang pendidikan 

b. Bidang karier 

c. Bidang social pribadi

Strategi, teknik, dan manajemen 

a. Penilaian Individu/Kelompok 

b. Bantuan Individu/Kelompok 

c. Teknik lainnya 

Ø   Dukungan system adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang

bertujuan untuk memantapkan, memelihara, serta meningkatkan

program bimbingan .

Strategi, teknik, dan manajemen 

a. Pengembangan  Profesi Konsultasi, Kolaborasi 

b. Sistem manajemen 

c. Kesepakatan 

d. Evaluasi akuntabiliti 

M. Bimbingan 

Ø  Bimbingan pribadi, yaitu bidang layanan pengembangan

kemampuan mengatasai masalah-masalaah pribadi dan

kepribadian, berkenaan dengan aspek-aspek intelektual,

afektif dan motorik.

Ø  Bimbingan soaial, yaitu bidang layanan pengembangan

kemampuan dalam mengatasi masalah-masalah social, dalam

kehidupan keluarga, disekolah, maupuin di masyarakat juga

upaya dalam berinteraksi dengan masyarakat.

Ø  Bimbingan karier, yaitu layanan yang merencanakan dan

mempersiapkan masa depan karier peserta didik.

Ø  Bimbingan belajar, yaitu layanan untuk mengoptimalkan

perkembangan dan mengatasi masalah dalam proses

pembelajaran.   

N. Kegiatan pendukung 

Ø  Aplikasi instrumentasi, yaiitu kegiatan pendukung berupa 

pengumpilan data dan keterangan tentang peserta didik dan

lingkungan yang lebih luas yang dilakukan baik dengan tes

maupun non tes. 

Ø  Himpunan data, yaitu kegiatan untuk menghimpun seluruh

data dan keterangan yang relevan dengan keperluan

pengembangan peserta didik. 

Ø  Konferensi kasus, yaitu kegiatan bimbingan dan konseling

untuk membahas permaslahan yang dialami oleh peserta didik

dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai

pihak yang diharapkan dapat meberikan penyelesaian. 

Ø  Kunjungan rumah, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk

memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi

pemecaha masalah yang dialami peserta didik melalui

kunjungan rumahnya. 

Ø  Alih tangan kasus, yaitu kegiatan bimbingan dan konseling

untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas

terhadap masalah yang di alami peserta didik dengan

memindahkan penanganan ke pihak yang lebih kompeten dan

berwenang. 

Ø  Terapi kepustakaan. Yaitu kegiatan pemecahan masalah

dengan buku. 

O. Tempat Kegiatan

Dapat dilaksanakan baik di dalam maupun di luar kelas.    

P. Volume Kegiatan 

Ø  Layanan dasar (30-40%) 

Ø  Layanan responsive (15-25%) 

Ø  Layanan perencanaan individual (25-35%) 

Ø  Dukungan system (10-15%) 

PENUTUP 

Kesimpulan 

Bimbingan komprehensif dan pola bimbingan 17+ merupakan suatu

proses pemberian bantuan kepada peserta didik agar dapat

menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dan juga

memberikan bimbingan agar peserta didik dapat memilih kemana

arah yang harus dipilihnya yang juga sesuai dengan bakat,

minat, kemampuan, dan juga kondisi fisik dan psikisnya.

Bimbingan komprehensif merupakan pengembangan dari pola

bimbingan dan konseling 17+, Di mana pola 17 + masuk kedalam

bagian bimbingan komprehensif. Dengan adanya bimbingan

komprehensif di harapkan dapat membuat dan memajukan bimbingan

dan konseling ke arah yang lebih baik. Serta dapat membuat

para konseli lebih kreatif dalam menjalankan tugasnya dan juga

nyaman dalam melakukan kegiatan konseling. 

Saran ·      

Sebaiknya  konselor di sekolah dapat memilih pola yang cocok

untuk di terapkan di sekolah tersebut. Untuk pihak sekolah

sebaiknya dapat memisahkan antara konselor dan tim Tatib agar

tidak timbul anggapan bahwa Guru Bimbingan dan Konseling

adalah polisi sekolah.