24
Respirasi LAPORAN PRAKTIKUM Oleh : Kelompok 2 1. Urifa (131510501204) 2. Ratih Ajeng (131510501221) 3. Rizky Maulidita P.H (131510501236) 4. Wildan Sukron (131510501205) 5. Ely Hidayatur R (131510501214) 6. Julik Kurnia H. (131510501216) 7. Handika Dwi A (131510501226) 8. Nabilla Hikmah (131510501231) 9. Devi Yuliana (131510501237) 10. Nurul Martha (131510501244) 11. Windy Primarta (131510501248) PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

contoh laporan respirasi

  • Upload
    unej

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Respirasi

LAPORAN PRAKTIKUM

Oleh :

Kelompok 2

1. Urifa (131510501204)

2. Ratih Ajeng (131510501221)

3. Rizky Maulidita P.H (131510501236)

4. Wildan Sukron (131510501205)

5. Ely Hidayatur R (131510501214)

6. Julik Kurnia H. (131510501216)

7. Handika Dwi A (131510501226)

8. Nabilla Hikmah (131510501231)

9. Devi Yuliana (131510501237)

10. Nurul Martha (131510501244)

11. Windy Primarta (131510501248)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2014

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap makhluk hidup pasti mengalami yang namanya

bernafas. Bernafas bukan hanya pertukaran udara namun

proses yang ada didalamnya. Proses yang terjadi adalah

perombakan zat-zat yang ada di dalam tubuh untuk

mendapatkan energi. Zat utama yang dirombak adalah

karbohidrat. Proses ini biasa disebut denga respirasi.

Tidak hanya manusia yang mengalami proses respirasi

namun tumbuhan juga mengalami respirasi.

Respirasi pada tumbuhan bukan hanya pertukaran O2

dan CO2 melainkan respirasi merupakan proses dari

oksidasi dan reduksi. Proses reduksi mengubah oksigen

atau O2 menjadi air dan di uapkan oleh tumbuhan.

Sedangkan poses oksidasi yaitu mengubah atau

mengoksidasi senyawa-senyawa yang ada menjadi CO2 dan

dilepaskan oleh tumbuhan. Respirasi memiliki proses

utama yaitu memobilitaskan senyawa-senyawa organik dan

mengoksidasi senyawa-senyawa tersebut secara terkontrol

atau terkendali untuk menghasilkan ATP atau energi yang

digunakan dalam perkembangan dan pemeliharaannya.

Respirsi pada tumbuhan berlangsung sepanjang waktu

karena respirasi pada tumbuhan tidak membutuhkan

cahaya. Terdapat dua macam respirasi, yitu respirasi

anaeron dan respirasi aerob. Respirasi aerob adalah

respirasi yang dalam penguraiannya membutuhkan oksigen

sehingga menghasilkan karbohidrat, air dan energi.

Sedangkan respirasi anaerob biasa disebut fermentasi

adalah respirasi yang dalam penguraiannya tidak

membutuhkan oksigen dan menghasilkan alkohol atau asam

laktat dan karbondioksida.

Respirasi aerob dalam melakukan kerjanya mlalui

empat tahap yaitu tahap glikollisis, dekarboksilasi

oksidatf piruvat, siklus krebs dan tranfor elektron.

Sedangkan fermentasi atau respirasi anaerob ada dua

yaitu fermentasi alkohol dan fermentasi etanol. Laju

respirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor

dalam dan faktor luar. Faktor dalam adalah faktor yang

asalnya dari tubuh tumbuhan itu sendiri seperti jumlah

substrat respirasi, tipe tumbuhan dan jumlah plasmanya.

Sedangkan faktor luar berasal dari luar tubuh tumbuhan.

Faktor lingkungan terdiri dari suhu, jumlah O2, jumlah

CO2, kadar air dalam jaringan, cahaya, stimulus mekanik

dan luka serta garam-garam mineral yang ada disekitar.

1.2 Tujuan

1. Membuktikan bahwa suhu berpengaruh pada proses respirsi

2. Menghitung volume O2 dan CO2 yang dihasilkan dari proses respirasi

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Respirasi merupakan proses oksidasi dan reduksi.

Respirasi juga pertukaran satuan energi yang ditumpuk

dalam glukosa dg suatu perubahan kecil ATP yang lebih

praktis dan digunakan dalam pekerjaannya. Setiap

molekul glukosa di rombak menjadi karbon dioksida dan

air oleh respirasi dan menghasilkan 38 molekul ATP. CO2

merupakan fragmen molekul organik yang teroksidasi

(Campbell, 2002).

Menurut Pantastico dalam Paramita (2010),

respirasi dibedakan menjadi tiga tingkatan yaitu

pemecahan polisakarida menjadi gula yang sederhana,

oksidasi gula menjadi asam piruvat dan transformasi

piruvat dan asam organik secara aerobik menjadi air,

karbondioksida dan energi. Dalam pemecahan ini, lemak

dan protein berperan sebagai substrat sehingga glukosa

atau zat pati bisa mudah terurai.

Respirasi pada tumbuhan dapat dilakukan denan dua

cara yaitu proses respirasi secara aerob dan anaerob.

Proses respirasi dan fotosintesis memiliki hubungan

yang sangat erat sehingga keduanya saling berpengaruh

satu sama lain. Menurut Barbour et al. Dalam Martin dan

Ahadiati Rohmatiah (2010). Proses fotosintesis

merupakan suatu proses yang mengubah senyawa organik

dengan bantuan sinar matahari menjadi energi kimia.

Energi yang di dapat sebagian dikeluarkan melalui

proses respirasi yang digunakan untuk melakukan proses

metabolisme tumbuhan.

Jalur utama karbon dan metabolisme energi dalam

tanaman adalah fotosintesi dan respirasi. Proses

fotosintesis memanfaatkan energi cahaya, CO2 dan H2O

untuk mensintesis karbohidrat dan melepaskan atau

mengeluarkan O2. Respirasi memanfaatkan karbohidrat

yang dihasilkan dari proses fotosintesis untuk

pertumbuhan dan pemeliharaan tumbuhan melalui

penyediaan karbon, mengurangi setara dan ATP. Proses

ini, pada dasarnya hanya melepaskan O2 dan menyerap CO2

lalu mengkonversiny kembali menjadi H2O (Vanlerberghe,

2013).

Kondisi lingkungan pada dasarnya berpengaruh

terhadap tumbuhan. Kondisi lingkungan yang berubah-ubah

dapat menimbulkan perubahan CO2 yang berpengaruh besar

terhadap kelangsungan proses fotosintesis dan

respirasi. Suhu yang tinggi merupakan tempat terjadinya

proses respirasi, jika proses ini menurun hal ini

disebabkan oleh penurunan enzim dan keterbatasan

substrat (Atkin dan Tjoelker dalam N.G Smith dan J.S

Dukes, 2011).

Menurut Andrew D. B. Leakey dkk. (2009),

Signifikansi dari seluler untuk skala biogeokimia

merupakan masalah mendasar dari iklim. Perubahan iklim

dapat mempengaruhi proses respirasi pada tumbuhan.

Dimana iklim berpengaruh besar terhadap kelembaban

udara, suhu, temperatur dan lain-lain. Temperatur yang

tinggi dapat mempengaruhi proses respirasi, hal ini

dikarenakan temperatur yang tinggi dapat meningkatkan

suhu di suatu daerah (Moaed Almeselmani, 2012). Suhu

mempengaruhi laju respirasi suhu 0°C, laju respirasi

rendah atau bahkan berhenti sedangkan pada suhu 30°C-

40°C laju respirasi menjadi mkasimal. Setiap

perkembangan dan jenis tanaman respon respirasinya

terhadap suhu berbeda. Pada tanaman tropis respirasi

maksima terjadi pada suhu 40°C dan tanaman pada daerah

sedang respirasinya maksimal pada suhu 30°C (Jumin,

1989).

Suhu yang tinggi dapat meningkatkan laju respirasi

sehingga penggunaan oksigen juga meningkat. Oksigen

akan meningkat sebesar 10% apabila suhu meningkat

sebesar 1°C. Menurut Boyd dalam Mawar dkk. (2012),

melalui proses respirasi dan bahan organik semua

organisme dapat mengonsumsi oksigen. Bahan organik

dapat meningkatkan proses respirasi yang merangsang

peningkatan serapan unsur hara sehingga meningkatkan

berat kering dan pertumbuhan tumbuhan (Adrinal dan

gusmini, 2011).

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Ke

l

Perlakuan Volume

CO2

Volume O2 KR

1 Kacang tanah 21 3,53 59492 Kacang tanah 19,25 3,28 5869,903 Kacang panjang 49,1 3,53 13909,354 Kacang panjang 25 3,53 7082,15

Perhitungan Kelompok 2 :

Diket : V1 = 0 V2 = 3

Tanya : V O2 ?

Jawab :

VO2 = 3, 14 x 0,75 x 0, 75 x t

t = (V2 - V1)

= 3-0

= 3

VO2 = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 3

= 3,28

Diket : VO2 = 3,28

VCO2 = 19,25

Tanya : KR. . .?

Jawab : KR = (VCO2 / VO2) x 1000

= ( 19,25 / 3,28) x 1000

= 3652,83

4.2 Pembahasan

Praktikum respirasi, diawali dengan menyiapkan

bahan dan alat-alat yang akan digunakan. Hal pertama

yang kita kerjakan adalah menimbang kristal NaOH

sebanyak 2 gram, kemudian memasukkannya ke dalam

respirometer. Respirometer yang sudah berisi NaOH

ditutupi dengan kapas setelah itu mengambil 2 kecambah

kacang tanah dan memasukkannya ke dalam respirometer.

Setelah keduanya dilakukan, metutup respirometer tapi

sebelum itu tutup respirometer diolesi dengan vaselin

dengan tujuan agar CO2 yang dilepaskan kecambah kacang

tanah tetap berada didalam dan CO2 yang dari luar tidak

masuk kedalam sehingga tidak terjadi kontaminasi.

Langkah selanjutnya, mengambil tinta cina dan

menyuntikkannya ke respirometer mulai dari angka 0 dan

mengamati jarak tinta tersebut dari angka 0 selama

selang waktu 10 detik. Jarak yang dilewatinya adalah

jumlah waktu yang dibutuhan O2 dan ini dapat digunakan

untuk menghitung jumlah O2 yang dikonsumsi. Langkah

berikutnya, mencatat waktu yang dibutuhkan, kemudian

membuka tutup respirometer, mengambil kapas dari dalam

respirometer dan menambahkan CaCl2 yang berfungsi untuk

mengendapkan CO2 yang terbentuk. CO2 yang sudah

mengendap dituangkan ke dalam tisu, kamudian endapan

tersebut diletakkan di tabung Erlenmeyer, kemudian siram

atau tetesi tisu tersebut dengan aquades sebanyak 300

ml. Air tetesan yang mengandung CO2 di tetesi dengan

pp 1% sebanyak 2 tetes. PP 1% ini berfungsi untuk

mengikat O2, ketika diberi pp 1%, warna dari larutan

tadi menjadi merah, kemudian dititrasi dengan HCl

sampai warnanya menjadi bening. Banyaknya HCL yang

dibutuhkan merupakan jumlah CO2 yang diikat.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan

kemampuan setiap tumbuhan dalam berrespirasi berbeda

sehingga CO2 yang dihasilkan pun berbeda. Hal ini

terlihat dari jumlah O2 yang digunakan oleh kecambah

tanaman kacang tanah berbeda dengan kacang panjang. O2

yang digunakan oleh kecambah kacang tanah rata-rata

sebesar 20,25 dan CO2 yang dihasilkan rata-rata sebesar

4,405 sedangkan jumlah O2 yang digunakan oleh kecambah

kacang panjang rata-rata sebesar 37,05 dan jumlah CO2

yang dihasilkan rata-rata sebesar 3,53. Jumlah CO2 yang

dihasilkan dalam satu jenis saja berbeda.

Percobaan yang dilakukan oleh kelompok dua

menghasilkan volume CO2 sebesar 189,25 dan volume O2

sebesar 3, sehingga KR atau Kuosien respirasinya

sebesar 5652,83, sedangkan pada kelompok tiga

menghasilkan volume CO2 sebesar 49,1, volume O2 3,53

sehingga KRnya sebesar 13909,34. Menurut dari data

tersebut dapat kita ketahui bahwa jumlah O2 yang

dikonsumsi dan jumlah CO2 yang dikeluakan berbeda

antara tumbuhan yang satu dengan yang lain meskipun

mereka sejenis dari jenis kacang-kacangan. Hal ini

menunjukkan bahwa perkecambahan hipogeal dan epigeal

laju respirsinya berbeda.

Gambar 1. Perkecambahan epigeal dan hipogeal

Menurut Mahler (2003), Kuosien respirasi dapat

menunjukkan jenis metabolisme yang terjadi dan substrat

yang dioksidasi. KR yang diperoleh kurang dari satu

makan tanaman tersebut dapat dikatakan tanaman tersebut

kekurangan O2. KR yang kurang dari satu dapat dikatakan

bahwa semua CO2 yang dihasilkan respirasi digunakan

secara langsung oleh mikroorganisme. Menurut

Puspitaningrum (2012), laju respirasi dipengaruhi oleh

suhu. Suhu yang tinggi dapat meningkatkan laju

respirasi.

Respirasi adalah proses dimana semua organisme

memperoleh energi dari zat organik dalam kondisi aerobik

maupun anaerobik. Respirasi bias dibilang sebagai proses

pengambilan oksigen dari udara, yang digunakan untuk

mengurai rantai karbonhidrat didalam tanaman menjadi air dan

karbon. Karbon dioksida itu akan dilepas dan dikeluarkan ke

udara. Proses ini menghasilkan energi dalam bentuk panas.

Proses ini akan terus berlangsung dan tidak dapat dihentikan

meskipun tanaman tersebut telah dipisahkan dari tanaman

induknya. Secara umum, proses respirasi digambarkan sebagai

berikut :

C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + Energi

Glukosa + Oksigen Karbon dioksida + Air +

Energi

Respirasi pada tanaman bisa dilakukan secara aerob dan

anaerob. Proses respirasi aerob diperlukan O2 yang

dihasilkan oleh CO2 dan energi. Saat dalam keadaan

kekurangan oksigen (anaerob), jaringan pada tumbuhan

akan melakukan respirasi secara anaerob seperti pada

akar yang tergenang air.

Tahapan dalam proses respirasi tanaman dapat

dibedakan menjadi dua yaitu secara aerob dan anaerob.

Proses respirasi secara aerob dalam melakukan prosesnya

membutuhkan oksigen . Proses respirasi secara aerob

terdiri dari proses glikolisis, dekarboksilasi

oksidatif piruvat, siklus kreb, dan transfer elektron.

Sedangkan, proses respirasi secara anaerob merupakan

proses respirasi yang tidak membutuhkan oksigen yang

bias adisebut dengan fermentasi. Proses respirasi ini

ada dua macam yaitu proses fermentasi alcohol dan

fermentasi etanol.

Tahap pertama dalam proses respirasi aerob, yaitu

glikolisis. Glikolisis adalah serangkaian reaksi yang

terjadi di sitosol, pada semua sel hidup. Reaksi

glikolisis terdiri atas sembilan tahap, dan dapat

dikelompokkan menjadi dua fase utama, yaitu fase yang

membutuhkan ATP dalam proses respirasinya dan fase yang

menghasilkan ATP. Tahap glikolisis tidak membutuhkan

oksigen. Proses glikolisis dijelaskan pada gambar

berikut :

Tahap pertama glikolisis diawali dengan

fosforilasi glukosa membentuk glukosa-6 fosfat (reaksi

1 ). Proses ini dapat dikatalis oleh dua macam enzim

yang berbeda. Glukosa-6 fosfat mengalami isomerisasi

menjadi fruktosa-6 fosfat (reaksi 2), kemudian

mengalami fosforilasi menjadi fruktosa-1,6-difosfat

(reaksi tiga). Fruktosa 1,6-difosfat dengan bantuan

aldolase, dipecah menjadi dua senyawa, yaitu

gliseraldehida 3-fosfat dan dehidroksiaseton fosfat,

yang mana nantinya senyawa dehidroksiaseton fosfat

mengalami isomerisasi menjadi gliseraldehida-3-fosfat

(reaksi 4).

Fase ke dua adalah oksidasi terhadap

gliseraldehida-3-fosfat menjadi 1,3 difosfogliserat

(reaksi 5). Reaksi ini menggunakan NAD+ sebagai

koenzimnya, dan mereduksinya menjadi NADH + H+. 1,3-

difosfogliserat merupakan senyawa berenergi tinggi

sehingga dengan bantuan fosfogliserat kinase dapat

membentuk 3-fosfogliserat dan ATP (reaksi 6). 3-

fosfogliserat kemudian berisomerisasi menjadi 2-

fosfogliserat (reaksi 7), yang selanjutnya diubah

menjadi fosfoenolpiruvat (reaksi 8). Akhirnya,

fosfoenol piruvat memindahkan fosfat energi tinggi pada

ADP membentuk ATP dan asam piruvat (reaksi 9).

Proses dekarboksilasi oksidatif juga terdapat pada

respirasi aerob. Ada tigga tahapan reaksi dalam proses

ini, yaitu pertama pelepasan CO2 dari asam piruvat,

kemudian proses oksidasi dengan melepaskan H2 yang

digunakan untuk mereduksi NAD+, dan terakhir

penggabungan dengan koenzim A.

Selain proses glikolisis dan pada respirasi aerob

terdapat Siklus kreb. Reaksi pertama siklus kreb ialah

penggabungan asetil KoA yang berasal dari dekarbonasi.

Oksidasi dengan asam oksaloasetat yang membentuk asam

sitrat dan membebaskan koenzim A. Selanjutnya, melalui

serangkaian reaksi yang melibatkan empat proses

oksidasi, asam oksaloasetat diregenerasi dari asam

nitrat. Berikut gambar penjelasan dari reaksi siklus :

Gambar diatas menjelaskan proses ini, untuk 1

asetil-KoA yang memasuki siklus kreb, dihasilkan 3 NADH

+ H+, 1 FADH2, 1 ATP (GTP), dan 2 CO2. Jadi, untuk 2

senyawa asetil-KoA yang memasuki siklus Krebs

dihasilkan 6 NADH + H+, 2 FADH2, 2 ATP (GTP), dan 4 CO2.

Tahap terakhir dari respirasi seluler aerob adalah

sistem transfer elektron. Tahap ini terjadi pada ruang

intermembran dari mitokondria. Tahap reaksi ini,

oksigen dapat terlibat langsung dalam reaksi. Reaksi

pertama, NADH mentransfer sepasang elektron kepada

molekul flovoprotein (FP). Transfer elekron mereduksi

flovoprotein, sedangkan NADH teroksidasi kembali

menjadi ion NAD+. Elektron bergerak dari flovoprotein

menuju sedikitnya enam akseptor elektron yang berbeda.

Akhirnya, elektron mencapai akseptor protein terakhir

berupa sitokrom a dan a3- Perhatikan gambar berikut :

Terlihat pada gambar, akseptor terakhir dari

rantai reaksi merupakan oksigen. Elektron berenergi

tinggi dari NADH dan FADH2 memasusiki sitem. Energi

elektron tersebut mengalami penurunan energi yang

digunakan untuk proses fosforilasi ADP menjadi ATP

sehingga satu molekul NADH setara dengan 3 ATP dan satu

molekul FADH2 setara dengan 2 ATP.

Selain respirasi aerob masih terdapat respirasi

anaerob. Respirasi anaerob merupakan proses repirasi

yang berlangsung tanpa membutuhkan O2. Respirasi

anaerob sering dinamakan fermentasi. Respirasi biasanya

terdapat pada tanaman dan persediaannya O2 bebas di

bawah minimum. Hasil dari respirasi anaerob pada

tanaman adalah berupa asam malat, asam oksalat, asam

lartarat, asam sitrat , asam susu.

Suatu proses respirasi pada dasarnya dipengaruhi

oleh dua faktor yang mempengaruhi laju respirasi yaitu

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

datangnya berasal dalam tumbuhan itu sendiri, dan juga

faktor eksternal yang berasal dari luar. Laju faktor

yang mempengaruhi meliputi ketersediaan substrat,

ketersediaan oksigen, suhu, yang mana kesemuanya

merupakan faktor eksternal. Sedangkan faktor internal

meliputi tipe dan umur tumbuhan itu sendiri.

Tumbuhan yang memiliki jumlah subtract yang

rendah, laju respirasi yang digunakan juga rendah,

begitu juga sebaliknya jumlah subtract yang tinggi laju

respirasi juga tinggi. Namun, ketersediaan subtrat yang

tidak diimbangi dengan aktivitas enzim laju respirasi

akan menurun kembali. Ketersediaan oksigen juga

mempengaruhi laju respirasi. Jumlah oksigen di dalam

udara tidak memiliki pengaruh yang banyak dalam

respirasi. Hal ini dikarenakan jumlah oksigen yang

dibutuhkan untuk melakukan proses respirasi lebih

sedikit dari pada jumlah oksigen yang ada di udara

namun tetap berpengaruh terhadap laju respirasi. Suhu

juga berpengaruh terhadap laju respirasi dan suhu

biasanya berkaitan dengan Q10, dimana laju reaksi

respirasi akan meningkat 10 kal setiap kenaikan 10

derajat C. Namun hal ini tergantung pada spesiesnya.

Sebagian besar bagian tumbuhan dan spesies tumbuhan,

Q10 respirasi biasanya 2,0 sampai 2,5 pada suhu antara

5 dan 25°C. Bila suhu meningkat lebih jauh sampai 30

atau 35°C, laju respirasi tetap meningkat, tapi lebih

lambat, jadi Q10 mulai menurun.

Factor internal yaitu fakor tipe dan umur

tumbuhan. Antar spesies tumbuhan yang satu dengan yang

lain memiliki perbedaan metabolisme sehingga kebutuhan

tumbuhan untuk berrespirasi berbeda. Tumbuhan muda

memiliki laju respirasi yang lebih tinggi dibanding

tumbuhan yang tua.

BAB 5. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Respirasi merupakan proses dimana semua organisme

memperoleh energi dari zat organik dalam kondisi aerobik

maupun anaerobik. Respirasi biasa dibilang sebagai proses

pengambilan oksigen dari udara, yang digunakan untuk

mengurai rantai karbonhidrat didalam tanaman menjadi air dan

karbon. Tahapan dalam proses respirasi ada dua yaitu

secara aerob dan anaerob. Proses respirasi secara aerob

adalah respirasi yang dalam melakukan prosesnya

membutuhkan oksigen. Proses respirasi secara aerob

terdiri dari proses glikolisis, dekarboksilasi

oksidatif piruvat, siklus kreb, dan transfer elektron.

Sedangkan, proses respirasi secara anaerob merupakan

proses respirasi yang tidak membutuhkan oksigen yang

biasa disebut dengan fermentasi( fermentasi alkohol dan

fermentasi etanol). Faktor yang mempengaruhi laju

respirasi yaitu faktor internal meliputi ketersediaan

substrat, ketersediaan oksigen, suhu dan faktor

eksternal meliputi tipe dan umur tumbuhan itu sendiri.

5.2 Saran

Sebaiknya dalam pengumpulan laporan diberikan

selang waktu yang tidak terlalu pendek dan untuk bahan

dan alat yang diperlukan setidaknya ditata rapi dan

disiapkan terlebih dahulu.

DAFTAR PUSTAKA

Adrinal dan Gusmini. 2011. Pengaruh Pupuk Fosfor,Molibdenum Dan Pupuk Kandang Terhadap Serapan HaraNitrogen Dan Fosfor Serta Pertumbuhan TanamanKacang Tanah Pada Ultisol. Jerami 4 (1) 8-16

Leakey, Andrew D. B., Elizabeth A. Ainsworth, Carl J.Bernacchi, Alistair Rogers Stephen P. Long andDonald R. Ort. 2009. Elevated CO Effects On PlantCarbon, Nitrogen, And Water Relations: SixImportant Lessons From face. Experimental Botani 60(10) : 2859-2876

Campbell, Neil. 2002. Biologi. Jakarta: Erlangga

Jumin, H. Basri. 1989. Ekologi Tanaman Suara PendekatanFisiologis. Jakarta : CV Rajawali

Martin Luito dan A. Rohmatiah. 2013. Estimasi Biomassadan Karbon Tanaman Jati Umur 5 Tahun (Kasus KawasanTanaman Jati Unggul Nusantara (JUN) Desa Krowe,Kecamatan Lembeyan Kabupaten Magetan). Agri-tek 14(1) : 1-23

Moed Almeselmani, P. S. D. dan Viswanathan C. 2012.Effects of Prolonged High Temperature Stress onRespiration, Photosynthesis and Gene Expression inWheath (Triticum aestivum L.) Varieties Differing intheir Thermotolerance. Plant Stress 6 (1) : 25-32

Paramita, Octavianti. 2010. Pengaruh Memar terhadapPerubahan Pola Respirasi, Produksi Etilen danJaringan Buah Mangga (Mangifera Indica L.) Var GedongGincu pada Berbagai Suhu Penyimpanan. Kompetisi Teknik2 (1) : 29-30

Puspitaningrum, Mawar, Munifatul I., dan Sri H. 2012.Produksi dan Konsumsi Oksigen Terlarut oleh

Beberapa Tumbuhan Air. Buletin Anatomi dan Fisiologi 20(1) : 47-55

Smith, Nicholas G. dan Dukes J. S. 2011. Plantrespiration and photosynthesis in global-scalemodels: incorporating acclimation to temperatureand CO2. Global Change Biology 19, (1) : 45–63

Vanlerberghe, G. C.. 2013. Alternative Oxidase: AMitochondrial Respiratory Pathway to MaintainMetabolic and Signaling Homeostasis during Abioticand Biotic Stress in Plants. Int. J. Mol. Sci.14 : 6805-6847

DOKUMENTASI

Gambar 1. Kecambah kacang panjangyang digunakan sebagaibahan percobaan

Gambar 2. Proses penyaringan campuran NaOH dan CaCl2

Gambar 3.Respirometer