Upload
independent
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TUGAS KULIAH
“ PEMERKOSAAN LINGKUNGAN DAN MINIMNYA KESEHATAN DI MASYARAKAT
PERKOTAAN “
( studi kasus masyarakat daerah streng kali dinoyo surabaya )
Di susun oleh :Muhammad Bangun Q.S ( 124564059 )
Tri Hayyu Parasmo ( 124564230 )
Hendra Tri P ( 124564240 )
Agus Andrianto ( 124564243 )
Program Studi SosiologiFakultas Ilmu Sosial (FIS)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Sosiologi Perkotaan 2015 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam era modernitas, kota merupakan cerminan dari kehidupan
yang dikatakan telah mengalami kemajuan yang kompleks. Hal ini
sering dikaitkan dengan pemahaman bahwa kota merupakan pusat dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di sisi lain, kota
yang menjadi tolok ukur sebagai percontohan pembangunan yang
maju, masih terdapat berbagai permasalahan, terutama distribusi
kekayaan yang tidak seimbang. Ada orang yang memiliki kekayaan
melimpah dan di sisi lain ada orang miskin yang tinggal dikolong-
kolong jembatan. Disinilah mulai muncul perebedaan. Jika di kota
yang terdapat di negara maju, orang-orang miskin diperkotaan
presentasenya masih kecil, sementara di negara-negara berkembang
dan miskin presentasenya jauh lebih besar. Hal inilah yang akan
menimbulkan berbagai permasalahan.
Masyarakat di Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk,
terdiri dari berbagai macam golongan ras, suku, budaya dan agama
yang semakin terdifferensiasi. Disamping banyaknya golongan ras,
Sosiologi Perkotaan 2015 3
suku, budaya dan agama, masyarakat Indonesia selalu dihadapi
dengan Migrasi (perpindahan penduduk). Proses migrasi di
Indonesia sendiri selalu memunculkan permasalahan-permasalahan
baru. Salah satu migrasi yang paling popular di Indonesia adalah
arus Urbanisasi. Istilah Urbanisasi sendiri merupakan pengkotaan
suatu wilayah.
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang juga
mengalami masalah terhadap distribusi kekayaan dan penghasilan.
Hal ini juga tidak terlepas dari konteks ekonomi politik
internasional dimana terdapat relasi yang tidak seimbang antara
negara maju (metropolis) dengan negara berkembang (satelit).
Dampaknya bisa dilihat di kota-kota besar di Indonesia, seperti
Jakarta, Surabaya, mengalami berbagai masalah, seperti munculnya
pemukiman kumuh, kepadatan penduduk, tingkat kriminalitas yang
tinggi, masalah lingkungan, fasilitas transportasi yang tidak
memadai sehingga menimbulkan kemacetan, serta sarana dan
prasarana yang kurang memadai.
Potret kota Surabaya sebagai kota terbesar kedua di
Indonesia. Jumlah ini belum ditambah dengan pendatang dari luar
Sosiologi Perkotaan 2015 4
daerah yang bekerja di Surabaya. Hal inilah yang menimbulkan
kemacetan. Belum lagi munculnya pemukiman kumuh di berbagai sudut
kota Surabaya, yang jelas menjadi pemandangan ironis.
Berbagai permasalahan yang hadir, jelas menimbulkan berbagai
pertanyaan tentang konsep modernitas berwujud pembangunan yang
diterapkan. Konsep pembangunan yang harusnya diprakarsai dan
ditujukan oleh seluruh elemen, kini dimonopoli oleh segelintir
orang yang hanya mengejar keuntungan semata. Akibatnya, segala
cara dilakukan untuk bisa mendapatkan keuntungan, mengorbankan
kepentingan orang banyak dan pembangunan yang tidak mementingkan
jangka panjang.
Arus urbanisasi sering terjadi di kota-kota besar di
Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan dan lain-
lain. Kota Surabaya merupakan salah satu kota terbesar yang ada
di Indonesia setelah Jakarta. Kota - kota besar di Indonesia
seperti Surabaya merupakan pusat dari adanya kegiatan CBD
(Central Business Districk), ini yang menyebabkan penduduk di
sekitar kota-kota besar di Indonesia hijrah ke sana. Kota yang
tergolong metropolitan yang berada di provinsi Jawa Timur
Sosiologi Perkotaan 2015 5
sekaligus menjadi ibukota provinsi. Selain sebagai pusat
pemerintahan, Kota Surabaya juga memiliki penduduk yang sangat
padat, banyak penduduk luar kota yang masuk ke Kota Surabaya.
Jumlah penduduk di Kota Surabaya dari tahun ke tahun selalu
mengalami kenaikan secara signifikan. Oleh karena itu banyak
penduduk di Kota Surabaya mengalami krisis tempat tinggal karena
tanah di wilayah Kota Surabaya sudah padat dengan pemukiman
penduduk. Hal tersebut memunculkan permasalahan baru yakni
banyaknya munculnya pemukiman-pemukiman liar yang tidak layak
huni.
Dalam rangka menuju kota metropolitan, adanya efek lompat
katak atau perpindahan penduduk ke daerah pinggiran sesungguhnya
merupakan hal yang wajar, karena bagaimanapun kota yang mulai
besar, daerah pusat kotanya pasti tidak lagi bisa diharapkan
untuk menampung pertumbuhan penduduk yang kian padat. Yang
sekarang menjadi persoalan jika efek lompat katak yang terjadi
melulu hanya di bidang pemukiman saja. Benar bahwa di berbagai
kota besar untuk sebagian lahan pinggiran kota telah berubah
fungsi menjadi pusat industry atau perkantoran, tetapi dalam
Sosiologi Perkotaan 2015 6
banyak hal sesungguhnya disana lebih banyak muncul wilayah-
wilayah pemukiman baru.
Pemukiman-pemukiman yang liar dan tidak layak huni tersebut
terjadi di wilayah daerah streng sungai Dinoyoh Kota Surabaya.
Disana banyak dijumpai masyarakat yang mendirikan bangunan-
bangunan liar di pinggiran sungai Dinoyoh yang seharusnya tidak
layak huni. Akibat dari banyaknya bangunan-bangunan atau
pemukiman liar ini memunculkan perkampungan yang kumuh dan akan
menimbulkan datangnya penyakit di wilayah pinggiran sungai
Dinoyoh. Selain menimbulkan datangnya penyakit yang ada di
wilayah tersebut juga menurunkan atau meminimalkan kualitas
kesehatan di masyarakat yang tinggal di wilayah pinggiran sungai
Dinoyoh.
Penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini
adalah Penambangan Pasir Liar Di Sungai Luk Ulo Dan Implikasinya
Terhadap Integrasi Masyarakat, (Studi Analisis di Kecamatan
Karangsambung, Kabupaten Kebumen )
Dimana dalam penelitihan tersebut tentang penambangan pasir
di sungai luk ulo daerah karang sembung kabupaten kebumen
Sosiologi Perkotaan 2015 7
menyimpulkan bahwa, fakta yang tersaji hingga saat ini
menunjukkan bahwa akibat kebijakan “pembiaran” ini, semua
aktivitas penambangan oleh masyarakat tersebut tidak berdampak
pada peningkatan kesejahteraan mereka dan bahkan hanya menyisakan
kerusakan lingkungan dan berbagai kerugian sosial budaya yang
akan membekas hingga waktu yang lama. Akibat segala keterbatasan
yang terdapat pada para penambang tersebut, kegiatan ini telah
menimbulkan persoalan yang sangat kompleks, mulai dari persoalan
pelanggaran hukum, pemborosan sumber daya tambang, persoalan sosial
budaya, ekonomi dan politik hingga ancaman kerusakan lingkungan
yang serius. Semua itu seringkali menjadi bertambah rumit,
tatkala pemerintah setempat tidak memiliki konsep dan pemahaman
yang baik dalam menangani dan merespon persoalan ini, yang
merupakan persoalan lintas sektor.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1. Mengapa masyarakat di wilayah pinggiran sungai Dinoyoh
mendirikan bangunan-bangunan liar?
Sosiologi Perkotaan 2015 8
2. Bagaimana cara mereka menjaga kebersihan dan kesehatan di
dalam keluarga mereka ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak dari
adanya kepadatan penduduk di Kota Surabaya khususnya di wilayah
pinggiran sungai Dinoyoh.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis :
1. Untuk memperkaya kajian Sosiologi Perkotaan terkait dengan
masalah kepadatan penduduk di Kota Surabaya.
Manfaat Praktis :
1. Memperluas wawasan atau ilmu pengetahuan peneliti terkait
dengan permasalahan dampak dari adanya kepadatan penduduk.
2. Sebagai bahan tambahan referensi dalam penelitian kepadatan
penduduk masyarakat kota.
Sosiologi Perkotaan 2015 9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Tentang Sanitasi Lingkungan
Menurut Slamet ( 1994 ) sanitasi lingkungan adalah segala
sesuatu yang ada di sekitarnya, baik berupa benda hidup, benda
mati, benda nyata ataupun abstrak termasuk manusia lainnya, serta
suasana yang terbentuk karena terjadinya interaksi diantara
elemen – elemen di alam tersebut.
Pengaruh lingkungan terhadap kesehatan ada dua cara positif
dan negatif. Pengaruh positif, karena didapat elemen yang
menguntungkan hidup manusia seperti bahan makanan, sumber daya
hayati yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraannya
seperti bahan baku untuk papan, pangan, sandang, industi, mikroba
dan serangga yang berguna dan lain-lainnya.
Adapula elemen yang merugikan seperti mikroba patogen, hewan
dan tanaman beracun, hewan berbahaya secara fisik, vektor
penyakit dan reservoir penyebab dan penyebar penyakit. Secara
tidak langsung pengaruhnya disebabkan elemen-elemen didalam
biosfir banyak dimanfaatkan manusia untuk meningkatkan
Sosiologi Perkotaan 2015 10
kesejahteraanya. Semakin sejahtera manusia, diharapkan semakin
naik pula derajat kesehatannya. Dalam hal ini, lingkungan
digunakan sebagai sumber bahan mentah untuk berbagai kegiatan
industri kayu, industri meubel, rotan, obat-obatan, papan,
pangan, fermentasi dan lain-lainnya.
2.2 Tinjauan Umum tentang Penyediaan Air Bersih
Air adalah unsur penting yang sangat berperan dalam
kehidupan manusia. Tidak hanya karena sekitar 80 % tubuh manusia
terdiri dari cairan, akan tetapi juga karena di dalam air
terdapat unsur mineral yang diperlukan untuk perkembangan dan
pertumbuhan fisik manusia ( Hasyim, 2000 )
Berikut penggolongan penyakit yang berhubungan dengan air
menurut bentuk infeksi dan rute transmisi oleh Bradley ( Hasyim,
2000 ) :
1. Water Borne Disease, Jenis penyakit yang ditularkan atau
disebarkan akibat kontaminasi air oleh kotoran manusia atau
air seni, yang kemudian airnya dikonsumsi oleh manusia yang
tidak memiliki kekebalan terhadap penyakit tersebut antara
lain : cholera, thypoid, basillary dysentry, weil’s disease.
Sosiologi Perkotaan 2015 11
2. Water Washed Diseas, Jenis penyakit yang ditransmisikan dengan
masuknya air yang tercemar kotoran ke dalam tubuh secara
langsung ( fecal oral ) akibat penyedian air bersih dan untuk
pencucian alat atau benda yang digunakan kurang secara
kuantitas maupun kualitas. Jenis penyakit pada kelompok ini
adalah : Bacterial Ulcers ( bisul ), Scabies ( kudis ), Trachoma (
terserang pada mata ).
3. Water Based Disease, Penyakit akibat organisme patogen yang
sebagian siklus hidupnya dalam air atau host sementara yang
hidup dalam air. Penyakit yang masuk dalam golongan ini
adalah Schistosimiasis, cacing Guinea.
4. Insect Water Related, Penyakit yang disebabkan oleh insekta yang
berkembangbiak atau memperoleh makanan di sekitar air
sehingga insiden – insidennya dapat dihubungkan dengan
dekatnya sumber air yang cocok, misalnya penyakit malaria
dan oncohocersiasis ( river blindness ).
2.3 Tinjauan Tentang Penyediaan Jamban Keluarga
1. Pengertian Jamban
Sosiologi Perkotaan 2015 12
Jamban keluarga adalah suatu bangunan yang digunakan untuk
membuang tinja atau kotoran manusia yang lazim disebut kakus atau
wc. Pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan
menyebabkan kontaminasi pada air tanah.
Untuk mencegah atau sekurang- kurangnya mengurangi
kontaminasi tinja dengan lingkungan, maka pembuangan kotoran
manusia harus dikelola dengan baik, maksudnya harus dilakukan di
suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat. Suatu jamban
keluarga disebut sehat apabila memenuhi syarat sebagai berikut :
Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban.
Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya.
Tidak dapat dijangkau oleh serangga terutama lalat dan
kecoa.
Tidak menimbulkan bau.
Mudah digunakan dan dirawat
Desainnya sederhana
Murah
Dapat diterima oleh pemakainnya.
2. Tinja Sebagai Sumber Penularan Penyakit.
Sosiologi Perkotaan 2015 13
Pembungan tinja manusia yang tidak memenuhi syarat kesehatan
seringkali berhubungan dengan kurangnya penyedian air bersih dan
fasilitas kesehatan lainnya. Hal yang demikian ini dapat menjadi
sumber berbagai penyakit yang ditularkan oleh tinja seperti :
kholera, diare, cacingan dan penyakit lainnya.
Jamban yang dapat memberi pengaruh langsung atau tidak
langsung terhadap status kesehatan masyarakat. Pengaruh langsung
misalnya, dapat mengurangi insiden penyakit tertentu seperti
kholera, hepatitis dan lain- lain, sedangkan hubungan tidak
langsung berkaitan dengan komponen sanitasi lingkungan
Lebih dari 50 jenis infeksi oleh virus, bakteri maupun
mikroorganisme dapat ditularkan dan diderita masyarakat seperti
diare, kholera, penyakit saluran pernapasan jika ekstreta/tinja
dibuang tidak pada tempatnya. Oleh karena itu jamban keluarga
sangat dibutuhkan untuk digunakan oleh masyarakat.
2.4 Tinjauan Umum Tentang Sampah
1. Pengertian
Menurut Entjang (1997), yang dimaksud dengan sampah adalah
semua zat atau benda yang sudah tidak dipakai lagi yang berasal
Sosiologi Perkotaan 2015 14
dari rumah-rumah ataupun sisa-sisa proses industri. Sampah adalah
bahan buangan bukan cairan yang dihasilkan dari aktivitas
domestik, komersial, pertanian, pelayanan umum, pembangunan,
pertambangan, industri dan lain sebagaianya ataupun bahan buangan
berasal dari suatu proses alamia yang mungkin terjadi .
2. Sumber Sampah
Menurut Notoatmodjo,1997 bahwa pada umumnya klasifikasikan
sumber sampah dihubungkan dengan aktivitas manusia dan pemggunaan
(tata guna) lahan yaitu : (a). Sampah yang berasal dari
permukiman (domestic waste), (b). Sampah yang berasal dari tempat-
tempat umum(c).Sampah yang berasal dari perkantoran (d). Sampah
yang berasal dari jalan (e). Sampah yang berasal dari industri
(industrial wastes). (e). Sampah yang berasal dari
pertanian/perkebunan. (f). Sampah yang berasal dari pertambangan.
(g). Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Sampah
Menurut Sahidi, 2003 bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
produksi sampah adalah :
Jumlah penduduk dan kepadatannya
Sosiologi Perkotaan 2015 15
Sistem pengumpulan dan pembuangan sampah.
Pengambilan bahan-bahan pada sampah untuk dipakai kembali
Geografi
Waktu, musim dan iklim
Status sosial ekonomi
Teknologi
2.5 Tinjauan Tentang Saluran Pembuangan Air Limbah
Air limbah merupakan air yang berasal dari kamar mandi, air
bekas cucian pakaian, cucian peralatan dapur. Sarana pembuangan
air limbah adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang
air buangan dari kamar mandi, tempat cucian, dapur dan lain-lain
bukan dari jamban atau peturasan.
Bebebrapa istilah yang digunakan dalam pengelolaan air
limbah :
1. Kotoran rumah tangga (domestik sewage) adalah iar telah
dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau perkamar
mandi, tempat cuci piring, WC, serta tempat memasak.
Sosiologi Perkotaan 2015 16
2. Air limbah (wastewater) adalah kotoran dari masyarakat dan
rumah tangga dan juga yang berasal dari industri, air tanah,
air permukaan serta buangan lainya.
3. Saluran air limbah adalah perlengkapan pengeloaan air
limbah. Bisa meggunakan pipa ataupun selokan yang
dipergunakan untuk membawa air buangan dari sumbernya sampai
ketempat pengolahan atau tempat pembuangan.
4. Saluran tercampur (combined sewer) adalah saluran air limbah
yang dipergunakan untuk mengalirkan air limbah baik yang
berasal dari rumah tangga maupun yang berasal dari daerah
industri, air hujan dan air permukaan.
5. Saluran terpisah (separate Sewr) adalah cara pembuangan air
limbah dengan cara mengadakan pemisahan antara air limbah
yang berasal dari rumah tangga atau daerah pemukiman dan air
limbah yang berasal dari daerah industri dengan daerah yang
berasal dari luapan air hujan atau aliran pengeringan.
6. Pembuangan system saluran (Sewerage) adalah cara pengelolaan
iar limbah termasuk didalamnya mulai dari pengumpulan,
Sosiologi Perkotaan 2015 17
pemompoaan, proses pengaliran sampai pada proses pengolahan
berikutnya bangunan pengolahan.
7. Bangunan air limbah adlah (sewage treatment plant) adalah
kelompok bangunan yang dipergunakan untuk mengolah/memproses
air limbah menjadi bahan –bahan yang berguna lainya serta
tidak berbahaya bagi skelilingnya. Bangunan ini dinuat untuk
wilayah tertentu sesuai dengan kapasitas bangunan tersebut.
(Sugiharto, 2005).
1. Persyaratan saran pembuangan air limbah :
Sarana pembuangan air limbah yang sehat harus memenuhi
persyaratan sebagau berikut :
Tidak mencemari sumber air
Tidak menimbulkan genangan air yang dapat dipergunakan untuk
sarang nyamuk
Tidak menimbulkan bau.
Tidak menimbulkan becek-becek atau pandangan yang tidak
menyenangkan.
Sosiologi Perkotaan 2015 18
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini berbentuk penelitian deskriptif (descriptive
research) yang diarahkan untuk memberikan gambaran tentang
gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara
sistematis dan akurat, menengenai sifat-sifat popoulasi atau
daerah tertentu dengan menggunakan metode penelitian kualitatif.
Metode penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Tylor,
1990). Dalam metode penelitian kualitatif, peneliti akan berusaha
menggambarkan dan menjelaskan suatu fenomena yang ada di
masyarakat berkaitan dengan pemerkosaan lahan di daerah surabaya
terutama di bantaran pinggir sungai dinoyo yang mengakibatkan
tingkat kesehatan mereka mengalami penurunan.
3.2 Lokasi Penelitian
Berdasarkan permasalahan maupun tujuan penelitian yang telah
dijabarkan sebelumnya, maka dalam kaitan ini peneliti mengambil
Sosiologi Perkotaan 2015 19
lokasi di daerah Stren kali Dinoyo Surabaya, hal tersebut dipilih
sebagai lokasi penelitian dengan berharap dapat ditemukannya
realitas sosial sebagaimana yang digambarkan pada topik
penelitian kali ini. Lokasi tersebut dipilih karena minimnya
kesehatan masyarakat diperkotaan, khususnya daerah stren kali
dinoyo, dan juga permasalahan lingkungan disekitar.
3.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian sering didefinisikan sebagai seseorang
atau sesuatu yang dijadikan pusat informasi mengenai data untuk
variabel penelitian dan yang dipermasalhkan. Dalam penelitian
kualitatif, pemilihan subjek penelitian dapat menggunakan
critarion-based selection (Muhajir, 1993), yang didasarkan pada
asumsi bahwa subjek tersebut sebagai aktor dalam tema penelitian
yang diajukan. Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek
penelitian adalah para warga yang tinggal di daerah bantaran kali
dinoyo surabaya.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang akan dilakukan
oleh peneliti untuk memperoleh data yang valid dan reliable.
Sosiologi Perkotaan 2015 20
Berikut teknik pengumpulan data yang akan dilakukan oleh
peneliti:
1. Pengamatan Langsung (Observasi)
Menurut S. Margono (1997:158) observasi diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang
tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan ini
dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya
peristiwa. Alasan peneliti melakukan pengamatan langsung ke
lapangan karena metode observasi mempunyai kelebihan yaitu
sebagai alat pengumpul data, dapat dikatakan berfungsi ganda,
sederhana, dan dapat dilakukan tanpa menghabiskan banyak biaya.
Dalam teknik observasi ini, peneliti akan mengamati tempat
kejadian atau peristiwa yang akan diteliti.
2. Wawancara (Interview)
Wawancara atau interview menurut Black dan Champion (1992)
dalam muslimin (2002) adalah teknik penelitian yang paling
sosiologis dari semua teknik penelitian sosial. Hal ini
dikarenakan bentuknya berasal dari interaksi verbal antara
peneliti dengan informan. Alasan peneliti menggunakan teknik
Sosiologi Perkotaan 2015 21
wawancara adalah untuk mencari dan memperoleh data yang benar-
benar valid dan reliable karena wawancara (interview) cara
pendekatan terhadap informan lebih simpatik dan partisipasi. Oleh
karena itu peneliti bisa memanfaatkan kesempatan tersebut untuk
menggali data sebanyak mungkin. Dalam teknik ini, peneliti
berusaha menggali dan memperoleh data dengan melakukan wawancara
terhadap para pengemudi angkutan umum.
3. Teknik Sosiometris
Teknik sosiometris dipakai untuk mempelajari organisasi
kelompok-kelompok kecil. Prosedur dasarnya dapat berupa
permintaan kepada para anggota suatu kelompok untuk menunjuk
teman pilihan mereka yang pertama, kedua, dan seterusnya menurut
kriteria tertentu. Melalui teknik ini dapat diketahui anggota
kelompok yang popular (bintang), yang terkecil, dan kelompok
klik-klikan. Teknik sosiometris yang digunakan oleh peneliti ini
karena peneliti akan mencari dan memperoleh data dari kelompok-
kelompok pengemudi angkutan umum. Dalam teknik ini mereka akan
saling menunjuk temannya dan bergilir untuk memberikan penjelasan
ke peneliti.
Sosiologi Perkotaan 2015 22
4. Dokumenter
Teknik dokumenter atau studi dokumenter adalah suatu cara
untuk mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti
arsip termasuk juga buku tentang teori, pendapat, dalil, atau
hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.
Karena ini jenis penelitian kualitatif, maka teknik ini dalam
penelitian kualitatif merupakan alat pengumpul data yang utama
karena pembuktian hipotesisnya yang diajukan secara logis dan
rasional melalui pendapat, teori, atau hukum-hukum yang diterima,
baik mendukung maupun yang menolong hipotesis tersebut.
3.5 Teknik Analisis Data
Berhubungan penelitian ini menggunakan pendekatan
Kualitatif, maka penelitian ini menggunakan Teknik Analisis
Komparasi Konstan (Constant Comparative Analysis) yaitu peneliti
berusaha mengkonsentrasikan dirinya pada deskripsi yang rinci
tentang sifat dan ciri dari data yang sudah dikumpulkan, sebelum
berusaha menghasilkan pernyataan-pernyataan teoretis yang lebih
umum. Pada waktu telah memadainya rekaman cadangan deskripsi yang
akurat tentang fenomena sosial yang relevan, barulah peneliti
Sosiologi Perkotaan 2015 23
dapat memulai menghipotesiskan jalinan hubungan diantara
fenomena-fenomena yang ada, kemudian mengujinya dengan
menggunakan porsi data yang lain.
Sosiologi Perkotaan 2015 24
DAFTAR PUSTAKA
Dardiri Hasyim. 2004. Hukum Lingkungan. Surakarta: Sebelas Maret
University Press
Deliarnov. 2006. Ekonomi Politik. Jakarta : Erlangga.
Gunawan, Suratmo.(1992). Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
Yogyakarta : Gajah Mada University Press
Martono, Nanang. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial : Perspektif Klasik, Modern,
Posmodern, dan Poskolonial. Jakarta : Rajawali Pers.
Suyanto, Bagong. 2013. Anatomi Kemiskinan dan Strategi
Penanganannya. Malang: In-TRANS.
Surbakti, Ramlan. 1999. Memahami Ilmu Politik. Cetakan Ke-4. Jakarta
: Grasindo.
Tim Penulis Pengelolahan Sampah. 2008. Penanganan dan Pengolahan
Sampah. Penebar Swadaya
Zuriah, Nurul. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan:
Teori-Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Sosiologi Perkotaan 2015 25