Upload
unej
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
I. Dasar Teori
Organisme di alam ini tidak bisa hidup
secara terpisah sendiri sendiri, individu-
individu ini akan berhimpun ke dalam suatu
kelompok membentuk populasi yang kemudian
populasi-populasi inipun akan membentuk suatu
asosiasi yang biasa diberi nama komunitas
biotik. Komunitas biotik pada prinsipnya
terbentuk dari berbagai hasil interaksi antara
populasi-populasi yang ada. Tumbuhan akan selalu
berusaha menanggapi kebutuhan khusus selama siklus
hidupnya, jika faktor lingkungan tidak mendukung.
Tanggapan ini dapat terlihat berupa perubahan
morfologis maupun perubahan fisiologis. Walaupun
genotifnya sama, dalam lingkungan yang berbeda
penampilan tumbuhan akan berbeda pula.
Perubahan faktor lingkungan seketika, seperti
perubahan suhu, kelembaban relatif, radiasi
matahari dan angin akan menghasilkan respon
jangka pendek. Tetapi bila perubahan lingkungan
terus-menerus sampai satu periode perkembangan
atau lebih, maka tumbuhan secara berangsur-
angsur mengubah proses fisiologisnya dan
morfologisnya (Erliani, Dharmono, dan Hardiansyah,
2010: 10).
Berikut akan diuraikan bagian-bagian tumbuhan
satu persatu, baik bagian yang tergolong alat
perkembangbiakan, beserta fungsi masing-masing alat
tersebut.
Daun
Daun biasanya tipis melebar, kaya akan
suatu zat warna hijau yang dinamakan klorofil,
oleh karena itu daun bewarna hijau dan
menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang
ditempati tumbuh-tumbuhan nampak hijau pula.
Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian
berikut:
Upih daun atau pelepah daun (vagina)
Tangkai daun ( petiolus)
Tangkai daun merupakan bagian daun yang
mendukung helaiannya dan bertugas untuk
menempatkan helaian daun pada posisi yang
sedemikian rupa, hingga dapat memperoleh
cahaya matahari yang sebanyak-banyaknya.
Helaian daun (lamina)
Fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan, yaitu
sebagai alat untuk:
Pengambilan zat-zat makanan
Pengolahan zat-zat makanan
Penguapan air
Pernapasan
(Waluyo, 2006: 126-127).
Batang
Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut:
Berbentuk panjang bulat
Terdiri atas ruas-ruas
Tumbuhnya biasanya ke atas
Selalu bertambah panjang diujungnya
Mengadakan percabangan
Umumnya tidak bewarna hijau
Batang mempunyai fungsi sebagai berikut:
Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada
di atas tanah, yaitu daun, bunga, dan buah.
Dengan percabangganya memperluas bidang
asimilasi dan menempatkan bagian-bagian
tumbuhan didalam ruang sedemikian rupa.
Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan
Menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan.
(Waluyo, 2006: 127-128).
Akar
Akar mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
- Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya
terdapat dalam tanah.
- Tidak berbuku-buku, jadi tidak beruas-ruas
- Warnanya tidak hijau.
- Tumbuh terus pada ujungnya.
- Bentuknya seringkali meruncing.
- Memperkuat berdirinya tumbuhan.
(Waluyo, 2006: 127-128).
Tumbuhan menempati satu dari lima kerajaan
utama dari makhluk hidup, yaitu kerajaan plantae.
Terdapat dua belas divisi dalam kerajaan tumbuhan:
Nama Divisi Nama LazimTumbuhan nonvaskular
1. Divisi bryophyta
2. Divisi hepatophyta
3. Divisi
anthocerophyta
Lumut-lumutan
Liverwort
Hornwort
Tumbuhan vaskular, tanpa
biji
1. Divisi psilophyta
2. Divisi lycophyta
3. Divisi sphenophyta
4. Divisi pterophyta
Wiskfern
Lumut pentungan
Ekor kuda
Paku-pakuan
Tumbuhan vaskular,
berbiji
1. Gymnospermae
2. Divisi
coniferophyta
3. Divisi
cycadophyta
4. Divisi
ginkgophyta
5. Divisi
gnetophyta
6. Angiospermae
Konifer
Sikad
Ginkgo
Gnetae
Tumbuhan berbunga
7. Divisi
anthophyta(Bresnick, 2003: 195).
Bryophyta ialah lumut. Hidup di tempat basah,
lembab dan ternaung. Kadang-kadang juga hidup di
tempat yang kering, seperti di rekah batu karang
semua lumut hidup autotrof.
Tak ada pembuluh khusus untuk mengangkut zat.
Batang dan daunpun tidak memiliki berkas pembuluh
tertentu. Pada musci sudah ada pembagian tubuh atas
batang dan daun, sedangkan akar belum ada. Akarnya
masih sederhana, disebut rizoid. Rizoid untuk
melekat dan mengisap air serta mineral dari
subtrart.
Pada lumut daun pun, meski dapat dibedakan atas
batang dan daun, tapi komposisi sel-selnya masih
sederhana, seperti halnya pada thallus lumut hati.
Sel-sel sebelah luar batang (disebut kortek)
berkloroplast. Daun terdiri dari selapis sel. sel
daun dapat dibedakan atas 2 macam: 1) sel hidup
yang mengandung kloroplast dan 2) sel mati yang
berpori untuk masuk udara sebagai pengganti
stomata. Alat kelamin: dibedakan atas alat kelamin
jantan yang disebut antheridium dan alat kelamin
betina yang disebut archegonium. Antheridium
menghasilkan spermatozoid dan archegonium
menghasilkan ovum (Yatim, 1983: 147-150).
Pteriodophyta ialah bangsa pakis atau paku. Ada
yang tumbuh di tanah, atau melekat pada batu tembok
dan atap, ada pula epifit pada pohon. Ada
pergantian generasi antara gametofit dan sporofit.
Sporofit terdiri dari akar, batang, dan daun.
Batang dan daun berbulu. Batang: 1) merambat dalam
tanah, disebut rizoma (rhizome): 2) tegak di atas
tanah: a) ada yang pendek, hanya beberapa cm: b)
ada yang tinggi dan besar mencapai beberapa meter
seperti batang pohon tumbuhan tibggi. Daun terbagi
atau terbelah menjari, bentuk khas daun pakis.
Gametofit: kecil, hanya selebar beberapa cm,
berumur pendek dan mirip thallus, disebut
prothallium (Yatim, 1983: 155).
Perbedaan tumbuhan angiospermae dengan
gymnospremae
Organ Tumbuhan biji
terbuka
(gymnospermae)
Tumbuhan biji
tertutup
(angiospermae)Habitus Semak, perdu atau
pohon
Terna, semak,
perdu, pohonAkar Sistim akar
tunggang
Akar serabut dan
tunggang
Batang Tegak lurus,
bercabang-cabang
Bermacam-maca
dan
bercabang-cabangDaun Jarang berdaun
lebar dan jarang
Kebenyakan
berdaun
berdaun majemuk.
Sistim pertulangan
tidak banyak
ragamnya
lebar dan
tunggal atau
mejemuk dengan
komposisi
beranekaragam
Sistim
pertulangan daun
beraneka ragamBunga Bunga sesungguhnya
belum ada,
sporofil terpisah-
pisah,
atau membentuk
strobilus jantan
dan betina.
Makrosporofilnya
(daun buahnya)
dengan bakal biji
(macrosporangium)
yang tampak
menempel padanya,
makro dan
mikrosporofilnya
terpisah.
Bunga ada,
tersusun dari
sporofil dengan
bagian-bagian
lain.
Mikrosporofil
(daun
buah) membentuk
badan yang
disebut putik
dengan bakal
biji di
dalamnya,
makrosporofil
dan
mikrosporofil
terpisah atau
berkumpul pada
satu bunga.
Penyerbu
kan
Hampir selalu
dengan cara
anemogami.
Serbuk sari jatuh
langsung pada
bakal biji, jarak
waktu antara
penyerbukan sampai
pembuahan relatif
panjang.
Bermacam-macam
(autogami,
anemogami,
hidrogami dan
lain-lain).
Serbuk sari
jatuh pada
kepala putik.
Jarak waktu
antara
penyerbukan
sampai pembuahan
lebih pendek.Sel
kelamin
jantan
Sel kelamin jantan
berupa
spermatozoid yang
masih bergerak
aktif.
Sel kelamin
jantan berupa
inti sperma yang
tidak bergerak
aktif.Anatomi Akar dan batang
berkambium selalu
mengadakan
pertumbuhan
menebal sekunder.
Berkas pembuluh
pengangkut
bilateral terbuka.
Xilem terdiri atas
Ada yang
berkambium ada
yang tidak.
Berkas pembuluh
pengangkut ada
yang bilateral
terbuka, ada
yang bilateral
tertutup ada
trakeid saja,
floem tanpa sel-
sel pengiring.
yang
bikolateral.
Xilem terdiri
atas trakeid dan
trakea. Floem
dengan sel-sel
pengiring.(Syamswisna, 2011: 5-6).
Perbedaan tumbuhan dikotil dan monokotil
Organ Dicotyledonae Monocotyledonae
Biji Biji mempunyai
lembaga dengan dua
daun lembaga
Biji mempunyai
lembaga dengan
satu daun
lembaga. Yang
mengalami
metamarfosis
menjadi alat
penghisap
makanan dari
endospermae bagi
lembagaLembaga/
kecambah
Pada waktu
berkecambah belah
2 bagian
Pada waktu
berkecambah biji
tidak berbelahAkar Akar lembaga
tumbuh terus
menjadi akar
Akar lembaga
mati, disusul
dengan
tunggang yang
bercabang-cabang
dan akhirnya
membentuk sistim
akar tunggang.
Ujung akar lembaga
dan ujung pucuk
lembaga tidak
mempunyai
pelindung yang
khusus.
pembentukan
akar-akar yang
kurang lebih
sama besar
dan
keseluruhannya
membentuk sistim
akar serabut.
Ujung akar
lembaga
dilindungi oleh
koleoriza, ujung
pucuk lembaga
dilindungi oleh
koleoptil.
Batang Batang dari
pangkal keujung
seperti kerucut
panjang,
bercabang-cabang
buku-buku dan
ruas-ruas tidak
jelas
Dari pangkal ke
ujung batang
hampir sama
besar, tidak
bercabang-
cabang, buku-
buku dan ruas-
ruas tampak
lebih jelas.Daun Daun tunggal
atau majemuk,
Daun tunggal,
berupih kadang-
seringkali
disertai daun
penumpu, jarang
mempunyai upih.
Duduk daun
tersebar dan
berkarang.
Tulangnya menjari
atau menyirip.
Pada cabang sering
terdapat 2 daun
pertama yang duduk
berhadapan dan
tegak lurus pada
bidang median.
kadang mempunyai
lidah-lidah yang
dianggap sebagai
metamorfosisnya
daun penumpu.
Duduk daun
berseling atau
roset.
Tulangnya
sejajar atau
melengkung.
Pada cabang daun
pertamanya hanya
1 terletak
didalam ketiak
cabang dibidang
median.
Bunga Bagian-bagian
bunga berbilangan
2, 4 atau 5
(dimmer, trimer
atau pentamer)
Bagian-bagian
bunga
berbilangan 3
(trimer)
Anatomi Baik akar maupun
batang mempunyai
kambium sehingga
dapat tumbuh
Batang maupun
akar tidak
mempunyai
kambium, tidak
membesar
(pertumbuhan
sekunder).
Berkas pembuluh
pengangkut
kolateral terbuka
atau bikolateral.
Pada akar berkas
pembuluh angkut
semula bersifat
radial, setelah
terjadi
pertumbuhan
menebal sekunder
seperti kolateral
terbuka.
ada pertumbuhan
sekunder.
Berkas pembuluh
pengangkut
kolateral
tertutup. Berkas
pembuluh
pengangkut dari
semula tetap
radial.
(Syamswisna, 2011: 7-8).
Hewan adalah organisme yang (1) tidak mempunyai
klorofil, (2) mampu bergerak, atau setidak-tidakya,
menggerakkan tubuh dengan cara mengerutkan serabut-
serabut, dan (3) multiselular. Dunia hewan umunya
dibagi menjadi kurang lebih 25-30 filum yang
berbeda. Hewan yang mempunyai semua sifat di atas,
tetapi tidak mempunyai tulang belakang, secara umum
disebut invertebrata (Kimball, 1992: 897).
Invertebrata terbagi lagi menjadi beberapa
filum, diantaranya:
o Spons (Filum Porifera)
Filum ini diberi nama demikian karena
adanya lubang-lubang kecil atau pori-pori yang
menembus badannya. Hewan ini makan dengan cara
menarik air masuk ke dalam tubuh melalui pori-
pori tersebut dan menyaring partikel-partikel
kecil makanan yang mungkin ada (Kimball, 1992:
897).
o Knidaria (Filum Cnidaria)
Semua anggota filum ini mempunyai sel
jelatang khusus yang disebut knidoblas sesuai
dengan nama yang diberikan pada filum ini.
Setiap knidoblas mengandung benang berduri
berisi racun yang disebut nematosis. Bila picu
knidoblas disentuh, nematosis ditembakkan. Ini
digunakan untuk menjerat dan melumpuhkan
mangsa, juga untuk mempertahankan diri terhadap
musuh-musuhnya (Kimball, 1992: 898-899).
o Cacing pipih (Filum Plathyhelminthes)
Sejumlah besar hewan ini berbentuk hampir
menyerupai pita. Hewan ini simetris bilateral
dengan sisi kiri dan kanan, permukaan dorsal
dan ventral dan
juga anterior dan
posterior
(Kimball, 1992:
900).
o Cacing gilig (Filum Nematoda)
Cacing gilig atau nematoda adalah hewan
berbentuk silinder yang memanjang. Hewan-hewan
ini mempunyai saluran pencernaan satu arah yang
menjulur dari mulut di bagian muka sampai anus
di bagian belakang (Kimball, 1992: 904).
o Cacing bersegmen (Filum Annelida)
Cacing dari filum ini bersegmen, artinya
tubuhnya terdiri atas satuan yang berulang-
ulang. Ciri-ciri khas lain annelida adalah
simetri bilateral, suatu sistem peredaran yang
efisien dengan darah yang dipompa melalui
sistem pembuluh dari tertutup, dan sistem saraf
yang cukup rumit, rongga tubuh yang besar
berisi cairan (Kimball, 1992: 906).
o Hewan lunak (Filum Mollusca)
Terdiri atas hewan bertubuh lunak, tidak
bersegmen (kecuali satu), banyak diantaranya
dilindungi oleh satu atau lebih cangkang yang
terbuat dari kapur (kalsium karbonat). Cangkang
ini dibuat
oleh
sebuah
lipatan
dinding
tubuh yang
khusus yang disebut mantel (Kimball, 1992:
907).
o Hewan beruas-ruas (Filum Arthropoda)
Air tawar, air laut, tanah, dan dapat
dikatakan hampir seluruh permukaan bumi penuh
dengan artropoda. Semua anggota filum ini
mempunyai tubuh bersegmen yang terbungkus dalam
suatu eksoskeleton (rangka luar) bersegmen yang
kuat terdiri terutama atas kitin, suatu polimer
dari N-asetiglukoamin. Bentuk tubuhnya simetri
bilateral. Hewan beruas-ruas terdiri dari
beberapa subfilum, diantaranya:
Subfilum trilobitomorfa
Subfilum chelicerata
Kelas merostomata
Kelas arachnida
Subfilum mandibulata
Kelas crustacea
Setiap anggota Crustacea subphylum
(Arthropoda phylum), kelompok hewan
invertebrata yang terdiri dari beberapa
spesies 45.000 didistribusikan di
seluruh dunia, pada umumnya hidup di
air (akuatik), ada yang hidup di laut,
air tawar, dan di tempat yang lembab.
Crustacea yang hidup di laut sebagian
besar merupakan zooplankton. Ukuran
tubuh bervariasi, ada yang kecil
(plankton) sampai dengan ukuran yang
besar, seperti kepiting dan udang.
Anggota Crustacea antara lain
meliputi udang, teritip, dan lobster.
Beberapa larva dari beberapa spesies
anggota kelas ini tingga di dalam
liang, sedangkan yang lain bersifat
pelagic, bahkan ada yang menghuni laut
dalam. Sebagian besar hidup bebas dan
ada yang hidup dalam kelompok-kelompok
besar.
1. Morfologi dan Anatomi
Permukaan tubuh crustacea
dilindungi kutikula yang tersusun dari
zat kitin yang ditambah dengan garam-
garam mineral dan bersifat sangat
keras. Tubuhnya dibedakan menjadi
cefalotorak dan abdomen yang terdiri
dari segmen-segmen (kepala 5, torak 8,
dan abdomen 6) masing-masing dengan
satu pasang anggota tubuh yang terdiri
atas ruas-ruas. Setiap segmen tubuh
dibedakan atas tergum (bagian dorsal),
sternum (bagian ventral), pleura
(lateral tubuh) (Kastawi, 2009).
Cefalotorak terdiri atas 13 segmen yang
terlindung oleh karapak. Ujung anterior
karapak merupakan rostrum. Antena dan
antenula merupakan struktur indera.
Kaki jalan berfungsi untuk bergerak,
memegang makanan, dan membersihkan
tubuhnya. Kaki renang sebagai alat
renang, respirasi, dan pembawa telur
pada hewan betina.
2. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan terdiri atas
mulut, esophagus, lambung, usus, dan
anus. Lambung dibedakan atas dua bagian
yaitu bagian yang besar (anterior)
disebut kamar kardiaka dan yang kecil
adalah pylorus. Usus merupakan tabung
kecil yang mengarah ke arah posterior
tubuh dan bermuara pada anus yang
terletak pada permukaan ventral telson.
Di dalam usus terjadi penyerapan zat-
zat makanan oleh dinding usus (Kastawi,
2009). Makanan udang pada prinsipnya
adalah hewan-hewan yang masih hidup
antara lain, siput, berudu, larva
insekta, dan ikan-ikan kecil. Namun
udang juga memakan material organik
yang membusuk.
3. Sistem Sirkulasi
Alat peredaran terdiri atas darah
dan pembuluh darah. Darah terdiri atas
cairan darah yang hampir tidak berwarna
dan corpuscula darah atau amoebocyt
yang berupa sel-sel ameboid. Fungsi
darah yaitu mengangkut material makanan
dari satu bagian tubuh ke bagian yang
lain, mengangkut oksigen dari insang
menuju jaringan-jaringan tubuh,
mengangkut CO2 menuju ke insangdan
mengangkut urea menuju alat ekskresi.
4. Sistem Respirasi
Diantara bagian lateral karapak dan
dinding badan terdapat rongga-rongga
atau kamar-kamar yang berisi insang dan
bagian ventral kamar tersebut terbuka.
Insang merupakan penjuluran dinding
badan yang berbentuk bulu dan
mengandung pembuluh darah. Skafognatit
(bagian berbentuk sadel) dari maxilla
II bergerak ke depan dan ke belakang
menarik air yang kaya oksigen menuju ke
filamen insang.
5. Sistem Ekskresi
Alat ekskresi berupa sepasang
bangunan yang lebar, disebut “kelenjar
hijau” terletak di bagian bawah kepala,
anterior esophagus. Setiap kelenjar
terdiri atas bagian glanduler berwarna
hijau, vesica urinaria, terbentuk dari
dilatasi dinding yang tipis dan saluran
yang bermuara keluar melalui suatu pori
terletak di bagian ventral pada segmen
basal antena. Fungsi kelenjar hijau
adalah membuang sisa metabolisme tubuh.
6. Sistem Saraf
Sistem saraf udang mirip cacing
tanah, tetapi relative lebih besar.
Sistem saraf terdiri atas ganglion
supraesofageal (otak) yang bercabang ke
saraf-saraf mata, antenula, dan
antenna. Sepasang saraf penghubung yang
berhubungan dengan ganglion
subesophageal yang terletak di belakang
mulut bagian ventral.
7. Sistem Reproduksi
Udang bersifat diesius, yang betina
memiliki abdomen yang lebih besar di
bandingkan yang jantan. Alat reproduksi
udang jantan terdiri atas sepasang
testis, sepasang vas deferens, dan
sepasang vesikula seminalis. Alat
reproduksi udang betina terdiri atas
sepasang ovari dan sepasang oviduk.
Pembuahan terjadi di luar tubuh.
Ketika musim reproduksi udang jantan
dan udang betina mengadakan kopulasi.
Pada saat kopulasi spermatozoa akan di
tampung dalam penampung sperma,
kemudian kedua hewan berpisah. Beberapa
hari kemudian, udang betina
membersihkan daerah abdomennya dengan
menggunakan kaki renagnya. Kemudian
udang betina membalikkan tubuhnya,
melipat tubuh dan keluarlah sekresi
berupa lendir yang menyelaputi kaki
renang. Ovum akan keluar dari oviduk
sekitar 200-400 buah dan akan dibuahi
oleh spermatozoa yang keluar dari
kantong penampung spermatozoa. Telur
tetap melekat pada kaki renang sampai
menetas.
8. Sistem Endokrin
Hormon berperan utama dalam
mengkoordinasikan fisiologi crustacea.
Organ endokrin yang terpenting adalah
kompleks X organ sinus gland (XOSG)
complex yang terletak dekat saraf
optic. Organ endokrin yang terpenting
lainnya adalah Y organ, terletak pada
bagian dasar setiap maksila. Hormon-
hormon yang dihasilkan oleh sistem XOSG
adalah molt-inhibiting hormone (MIH).
MIH tersebut akan merintangi terjadinya
molting dengan menghambat sekresi
ekdison dari organ Y.
9. Regenerasi dan Autotomi
Udang memiliki daya regenerasi pada
bagian-bagian tubuh yang rusak atau
hilang. Struktur baru tidak selalu sama
dengan yang digantikan. Contohnya
pada Orconectes pellucidus testii memiliki
mata yang tidak berfungsi. Namun
setelah terjadi regenerasi terbentuk
bangunan seperti antena yang berfungsi
sebagai alat peraba. Regenerasi semacam
ini disebut heteromorfis karena
struktur baru tidak serupa dengan
struktur yang digantikan. Udang juga
memiliki kemampuan autotomi yaitu
pemutusan kaki pada titik tertentu
(Rossoneri, (Tanpa tahun): Online).
Kelas chilopoda
Hewan ini adalah septipeda
(kelabang). Bentuknya panjang dan
pipih. Tiap segmen di belakang kepala
mempunyai sepasang kaki, jumlah kaki
tersebut kurang dari seratus (Kimball,
1992: 915).
Kelas diplopoda
Anggota kelas ini yaitu milipeda,
bentuk milipeda lebih silindris
daripada sentipeda dan merupakan
herbivora (Kimball, 1992: 915).
Kelas insecta
Tubuh insecta dibagi atas tiga
bagian: kepala, toraks, dan abdomen.
Toraks terdiri atas 3 segmen yang
jelas, masing-masing mempunyai sepasang
kaki. Insecta mempunyai sepasang antena
di kepala (Kimball, 1992: 915).
o Filum Onychophora
Peripatus mempunyai segmentasi internal,
pasangan organ ekskersi seperti nefridium pada
setiap segmen dan dinding tubuh yang terdiri
atas otot polos (Kimball, 1992: 916-917).
o Hewan berkulit duri (Filum Echinodermata)
Ciri-ciri yang menonjol adalah kulit yang
berduri dan simetri radial (Kimball, 1992:
917).
o Kordata (Filum Chordata)
Semuanya simetri bilateral, agak
bersegmentasi dan mempunyai kerangka internal.
Kordata terdiri dari subfilum:
Subfilum cephalochordata
Subfilum
tunicata (urochordata)
(Kimball, 1992: 919-920).
o Deuterostomia dan Protostomia
Ekinodermata dan kordata sama-sama
mempunyai seumlah ciri yang tidak dimiliki oleh
filum lain. Mereka sama-sama memiliki selom,
tetapi mekanisme pembentukannya sangat berbeda
(Kimball, 1992: 921).
Vertebrata terbagi lagi menjadi beberapa
kelas, diantaranya:
o Mammalia (Latin: mamma = buah dada, payudara)
Mammalia mempunyai dua ciri yang sama.
Pertama, semua mempunyai rambut, biarpun
kadang-kadang rambut-rambut itu tidak nyata.
Kedua, semua spesies mammalia menyusui anak-
anaknya. Susu ini dikeluarkan oleh kelenjar-
kelenjar susu dalam kulit mammalia. Pada
mammalia jantan, kelenjar susu tidak berfungsi.
Yang termasuk dalam kelas ini adalah macan
loreng , tenggiling, tikus, banteng, ikan paus,
dan sebagainya (Soemarwoto, dkk, 1980: 138).
o Aves (Latin: aves = burung)
Semua burung mempunyai bulu. Semua burung
juga mempunyai sayap, biarpun ada burung
kasuari dari Irian dan pulau seram. Bulu dan
sayap, kedua-duanya kerap kali mengalami
perubahan struktur karena adaptasi. Dalam
adaptasi burungterhadap berbagai macam
ekosistem, yang penting adalah keanekaragaman
pada bagian-bagian kecil, seperti pada paruh,
pada kaki, pada warna (Soemarwoto, dkk, 1980:
140-141).
o Reptilia (Latin: repere= merangkai, merayap)
Kura-
kura,
ular,
kadal,
buaya,
tokek, cicak, semanya ini termasuk kelas
reptilia. Reptilia mempunyai pertumbuhan kulit
yang dinamakan sisik. Reptilia bernapas dengan
paru-paru suhu badan berubah-ubah sesuai dengan
perubahan suhu lingkungannya. Oleh karena itu,
reptilia berdarah dingin, seperti amphibia
(Soemarwoto, dkk, 1980: 143).
o Amphibia
Jantung amphibia hanya memiliki satu
ventrikel. Telur amphibia tidak mempunyai kulit
yang keras, sehingga harus bertelur di dalam
air, atau pada tempat becek. Amphibia memanjat
pohon dengan alat-alat khusus pada jari
kakinya. Struktur ini adalah suatu adaptasi
yang berfungsi sebagai alat pelekat. Yang
termasuk dalam amphibia adalah katak sawah,
bancet, bangkong, dan sebagainya (Soemarwoto,
dkk, 1980: 145-146).
o Pisces
(Latin: piscis = ikan)
Jantung ikan hanya mempunyai satu
ventrikel. Karena itu ikan berdarah dingin.
Ikan
bernapas
dengan
insang
(Soemarwoto, dkk, 1980: 146).
Vertebrata dan invertebrata memiliki beberapa
perbedaan, diantaranya:
Vertebrata Invertebrata
Notokorda hadir dalam
embrio dan kolumna
vertebralis pada orang
dewasa
Notokorda dan kolumna
vertebralis tidak ada dalam
embrio dan dewasa
Adanya celah insang Tidak ada
tali saraf tunggal, dan
berlubangTali saraf ganda, padat
Kranium (tulang tengkorak) Tidak ada
Ekor di ujung anal Tidak ada
Dua pasang pelengkap untuk
bergerakBanyak pasangan
Jantung adalah ventral ke
saluran pencernaan
Jantung adalah dorsal ke
saluran pencernaan
Darah mengalir ke depan
bagian ventral dan
kebelakang kebagian dorsal
Darah mengalir ke depan
dorsal dan ke belakang
ventral
Hemoglobin hadir pada sel
darah merah
Hemoglobin jika ada
terlarut dalam plasma
Terdapat Endoskeleton Tidak ada
(Budisma, 2015: Online).
Daftar Pustaka
Bresnick, S. D. 2003. Intisari Biologi. Alih bahasa
oleh Herlina Y. Handoko dan Beatricia I. Santoso.
Jakarta: Hipokrates.
Kimball, J. W. 1992. Biologi Jilid Tiga Edisi Kelima.
Terjemahan oleh Siti Soetarmi dan Nawangsari
Sugiri. Jakarta: Erlangga.
Soemarwoto, I., dkk. 1980. Biologi Umum 1. Jakarta:
Gramedia.
Waluyo, Joko. 2006. Biologi Dasar. Jember: Jember
University Press.
Yatim, Wildan. 1983. Biologi Jilid 1 untuk SMA dan
Sederajat. Bandung: Tarsito.
Jurnal
Erliani, Dharmono, Hardiansyah. H. 2010. Perbandingan
Morfologi Tumbuhan Nanas (Ananas Comosus (L.) Merr)
di Kawasan “Lumpur Berambai Desa Kolam Kanan
Kecamatan Berambai Kabupaten Barito Kuala. Jurnal
Wahana-Bio. IV: 9-25. [28/04/2015].
Syamswisna. 2011. Penggunaan Spesimen Herbarium
Tumbuhan Tingkat Tinggi (Spermatophyta) sebagai
Media Praktikum Morfologi Tumbuhan. FKIP. 26(1). 1-
9: Universitas Tanjungpura Pontianak. [28/04/2015].
Internet
Budisma. 2015. Perbedaan Vertebrata dan Invertebrata.
http://budisma.net/2015/03/perbedaan-vertebrata-
dan-invertebrata.html. [28/04/2015].
Rossoneri, Mohamad. (Tanpa tahun). Makalah Crustacea
Hayati.
https://www.academia.edu/8766295/Makalah_crustacea_
hayati. [28/04/2015].