34
I. Dasar Teori Organisme di alam ini tidak bisa hidup secara terpisah sendiri sendiri, individu- individu ini akan berhimpun ke dalam suatu kelompok membentuk populasi yang kemudian populasi-populasi inipun akan membentuk suatu asosiasi yang biasa diberi nama komunitas biotik. Komunitas biotik pada prinsipnya terbentuk dari berbagai hasil interaksi antara populasi-populasi yang ada. Tumbuhan akan selalu berusaha menanggapi kebutuhan khusus selama siklus hidupnya, jika faktor lingkungan tidak mendukung. Tanggapan ini dapat terlihat berupa perubahan morfologis maupun perubahan fisiologis. Walaupun genotifnya sama, dalam lingkungan yang berbeda penampilan tumbuhan akan berbeda pula. Perubahan faktor lingkungan seketika, seperti perubahan suhu, kelembaban relatif, radiasi matahari dan angin akan menghasilkan respon jangka pendek. Tetapi bila perubahan lingkungan terus-menerus sampai satu periode perkembangan atau lebih, maka tumbuhan secara berangsur- angsur mengubah proses fisiologisnya dan morfologisnya (Erliani, Dharmono, dan Hardiansyah, 2010: 10). Berikut akan diuraikan bagian-bagian tumbuhan

Dasar Teori Praktikum 5 (Keanekaragaman Organisme Hewan dan Tumbuhan)

  • Upload
    unej

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

I. Dasar Teori

Organisme di alam ini tidak bisa hidup

secara terpisah sendiri sendiri, individu-

individu ini akan berhimpun ke dalam suatu

kelompok membentuk populasi yang kemudian

populasi-populasi inipun akan membentuk suatu

asosiasi yang biasa diberi nama komunitas

biotik. Komunitas biotik pada prinsipnya

terbentuk dari berbagai hasil interaksi antara

populasi-populasi yang ada. Tumbuhan akan selalu

berusaha menanggapi kebutuhan khusus selama siklus

hidupnya, jika faktor lingkungan tidak mendukung.

Tanggapan ini dapat terlihat berupa perubahan

morfologis maupun perubahan fisiologis. Walaupun

genotifnya sama, dalam lingkungan yang berbeda

penampilan tumbuhan akan berbeda pula.

Perubahan faktor lingkungan seketika, seperti

perubahan suhu, kelembaban relatif, radiasi

matahari dan angin akan menghasilkan respon

jangka pendek. Tetapi bila perubahan lingkungan

terus-menerus sampai satu periode perkembangan

atau lebih, maka tumbuhan secara berangsur-

angsur mengubah proses fisiologisnya dan

morfologisnya (Erliani, Dharmono, dan Hardiansyah,

2010: 10).

Berikut akan diuraikan bagian-bagian tumbuhan

satu persatu, baik bagian yang tergolong alat

perkembangbiakan, beserta fungsi masing-masing alat

tersebut.

Daun

Daun biasanya tipis melebar, kaya akan

suatu zat warna hijau yang dinamakan klorofil,

oleh karena itu daun bewarna hijau dan

menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang

ditempati tumbuh-tumbuhan nampak hijau pula.

Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian

berikut:

Upih daun atau pelepah daun (vagina)

Tangkai daun ( petiolus)

Tangkai daun merupakan bagian daun yang

mendukung helaiannya dan bertugas untuk

menempatkan helaian daun pada posisi yang

sedemikian rupa, hingga dapat memperoleh

cahaya matahari yang sebanyak-banyaknya.

Helaian daun (lamina)

Fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan, yaitu

sebagai alat untuk:

Pengambilan zat-zat makanan

Pengolahan zat-zat makanan

Penguapan air

Pernapasan

(Waluyo, 2006: 126-127).

Batang

Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat

sebagai berikut:

Berbentuk panjang bulat

Terdiri atas ruas-ruas

Tumbuhnya biasanya ke atas

Selalu bertambah panjang diujungnya

Mengadakan percabangan

Umumnya tidak bewarna hijau

Batang mempunyai fungsi sebagai berikut:

Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada

di atas tanah, yaitu daun, bunga, dan buah.

Dengan percabangganya memperluas bidang

asimilasi dan menempatkan bagian-bagian

tumbuhan didalam ruang sedemikian rupa.

Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan

Menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan.

(Waluyo, 2006: 127-128).

Akar

Akar mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

- Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya

terdapat dalam tanah.

- Tidak berbuku-buku, jadi tidak beruas-ruas

- Warnanya tidak hijau.

- Tumbuh terus pada ujungnya.

- Bentuknya seringkali meruncing.

- Memperkuat berdirinya tumbuhan.

(Waluyo, 2006: 127-128).

Tumbuhan menempati satu dari lima kerajaan

utama dari makhluk hidup, yaitu kerajaan plantae.

Terdapat dua belas divisi dalam kerajaan tumbuhan:

Nama Divisi Nama LazimTumbuhan nonvaskular

1. Divisi bryophyta

2. Divisi hepatophyta

3. Divisi

anthocerophyta

Lumut-lumutan

Liverwort

Hornwort

Tumbuhan vaskular, tanpa

biji

1. Divisi psilophyta

2. Divisi lycophyta

3. Divisi sphenophyta

4. Divisi pterophyta

Wiskfern

Lumut pentungan

Ekor kuda

Paku-pakuan

Tumbuhan vaskular,

berbiji

1. Gymnospermae

2. Divisi

coniferophyta

3. Divisi

cycadophyta

4. Divisi

ginkgophyta

5. Divisi

gnetophyta

6. Angiospermae

Konifer

Sikad

Ginkgo

Gnetae

Tumbuhan berbunga

7. Divisi

anthophyta(Bresnick, 2003: 195).

Bryophyta ialah lumut. Hidup di tempat basah,

lembab dan ternaung. Kadang-kadang juga hidup di

tempat yang kering, seperti di rekah batu karang

semua lumut hidup autotrof.

Tak ada pembuluh khusus untuk mengangkut zat.

Batang dan daunpun tidak memiliki berkas pembuluh

tertentu. Pada musci sudah ada pembagian tubuh atas

batang dan daun, sedangkan akar belum ada. Akarnya

masih sederhana, disebut rizoid. Rizoid untuk

melekat dan mengisap air serta mineral dari

subtrart.

Pada lumut daun pun, meski dapat dibedakan atas

batang dan daun, tapi komposisi sel-selnya masih

sederhana, seperti halnya pada thallus lumut hati.

Sel-sel sebelah luar batang (disebut kortek)

berkloroplast. Daun terdiri dari selapis sel. sel

daun dapat dibedakan atas 2 macam: 1) sel hidup

yang mengandung kloroplast dan 2) sel mati yang

berpori untuk masuk udara sebagai pengganti

stomata. Alat kelamin: dibedakan atas alat kelamin

jantan yang disebut antheridium dan alat kelamin

betina yang disebut archegonium. Antheridium

menghasilkan spermatozoid dan archegonium

menghasilkan ovum (Yatim, 1983: 147-150).

Pteriodophyta ialah bangsa pakis atau paku. Ada

yang tumbuh di tanah, atau melekat pada batu tembok

dan atap, ada pula epifit pada pohon. Ada

pergantian generasi antara gametofit dan sporofit.

Sporofit terdiri dari akar, batang, dan daun.

Batang dan daun berbulu. Batang: 1) merambat dalam

tanah, disebut rizoma (rhizome): 2) tegak di atas

tanah: a) ada yang pendek, hanya beberapa cm: b)

ada yang tinggi dan besar mencapai beberapa meter

seperti batang pohon tumbuhan tibggi. Daun terbagi

atau terbelah menjari, bentuk khas daun pakis.

Gametofit: kecil, hanya selebar beberapa cm,

berumur pendek dan mirip thallus, disebut

prothallium (Yatim, 1983: 155).

Perbedaan tumbuhan angiospermae dengan

gymnospremae

Organ Tumbuhan biji

terbuka

(gymnospermae)

Tumbuhan biji

tertutup

(angiospermae)Habitus Semak, perdu atau

pohon

Terna, semak,

perdu, pohonAkar Sistim akar

tunggang

Akar serabut dan

tunggang

Batang Tegak lurus,

bercabang-cabang

Bermacam-maca

dan

bercabang-cabangDaun Jarang berdaun

lebar dan jarang

Kebenyakan

berdaun

berdaun majemuk.

Sistim pertulangan

tidak banyak

ragamnya

lebar dan

tunggal atau

mejemuk dengan

komposisi

beranekaragam

Sistim

pertulangan daun

beraneka ragamBunga Bunga sesungguhnya

belum ada,

sporofil terpisah-

pisah,

atau membentuk

strobilus jantan

dan betina.

Makrosporofilnya

(daun buahnya)

dengan bakal biji

(macrosporangium)

yang tampak

menempel padanya,

makro dan

mikrosporofilnya

terpisah.

Bunga ada,

tersusun dari

sporofil dengan

bagian-bagian

lain.

Mikrosporofil

(daun

buah) membentuk

badan yang

disebut putik

dengan bakal

biji di

dalamnya,

makrosporofil

dan

mikrosporofil

terpisah atau

berkumpul pada

satu bunga.

Penyerbu

kan

Hampir selalu

dengan cara

anemogami.

Serbuk sari jatuh

langsung pada

bakal biji, jarak

waktu antara

penyerbukan sampai

pembuahan relatif

panjang.

Bermacam-macam

(autogami,

anemogami,

hidrogami dan

lain-lain).

Serbuk sari

jatuh pada

kepala putik.

Jarak waktu

antara

penyerbukan

sampai pembuahan

lebih pendek.Sel

kelamin

jantan

Sel kelamin jantan

berupa

spermatozoid yang

masih bergerak

aktif.

Sel kelamin

jantan berupa

inti sperma yang

tidak bergerak

aktif.Anatomi Akar dan batang

berkambium selalu

mengadakan

pertumbuhan

menebal sekunder.

Berkas pembuluh

pengangkut

bilateral terbuka.

Xilem terdiri atas

Ada yang

berkambium ada

yang tidak.

Berkas pembuluh

pengangkut ada

yang bilateral

terbuka, ada

yang bilateral

tertutup ada

trakeid saja,

floem tanpa sel-

sel pengiring.

yang

bikolateral.

Xilem terdiri

atas trakeid dan

trakea. Floem

dengan sel-sel

pengiring.(Syamswisna, 2011: 5-6).

Perbedaan tumbuhan dikotil dan monokotil

Organ Dicotyledonae Monocotyledonae

Biji Biji mempunyai

lembaga dengan dua

daun lembaga

Biji mempunyai

lembaga dengan

satu daun

lembaga. Yang

mengalami

metamarfosis

menjadi alat

penghisap

makanan dari

endospermae bagi

lembagaLembaga/

kecambah

Pada waktu

berkecambah belah

2 bagian

Pada waktu

berkecambah biji

tidak berbelahAkar Akar lembaga

tumbuh terus

menjadi akar

Akar lembaga

mati, disusul

dengan

tunggang yang

bercabang-cabang

dan akhirnya

membentuk sistim

akar tunggang.

Ujung akar lembaga

dan ujung pucuk

lembaga tidak

mempunyai

pelindung yang

khusus.

pembentukan

akar-akar yang

kurang lebih

sama besar

dan

keseluruhannya

membentuk sistim

akar serabut.

Ujung akar

lembaga

dilindungi oleh

koleoriza, ujung

pucuk lembaga

dilindungi oleh

koleoptil.

Batang Batang dari

pangkal keujung

seperti kerucut

panjang,

bercabang-cabang

buku-buku dan

ruas-ruas tidak

jelas

Dari pangkal ke

ujung batang

hampir sama

besar, tidak

bercabang-

cabang, buku-

buku dan ruas-

ruas tampak

lebih jelas.Daun Daun tunggal

atau majemuk,

Daun tunggal,

berupih kadang-

seringkali

disertai daun

penumpu, jarang

mempunyai upih.

Duduk daun

tersebar dan

berkarang.

Tulangnya menjari

atau menyirip.

Pada cabang sering

terdapat 2 daun

pertama yang duduk

berhadapan dan

tegak lurus pada

bidang median.

kadang mempunyai

lidah-lidah yang

dianggap sebagai

metamorfosisnya

daun penumpu.

Duduk daun

berseling atau

roset.

Tulangnya

sejajar atau

melengkung.

Pada cabang daun

pertamanya hanya

1 terletak

didalam ketiak

cabang dibidang

median.

Bunga Bagian-bagian

bunga berbilangan

2, 4 atau 5

(dimmer, trimer

atau pentamer)

Bagian-bagian

bunga

berbilangan 3

(trimer)

Anatomi Baik akar maupun

batang mempunyai

kambium sehingga

dapat tumbuh

Batang maupun

akar tidak

mempunyai

kambium, tidak

membesar

(pertumbuhan

sekunder).

Berkas pembuluh

pengangkut

kolateral terbuka

atau bikolateral.

Pada akar berkas

pembuluh angkut

semula bersifat

radial, setelah

terjadi

pertumbuhan

menebal sekunder

seperti kolateral

terbuka.

ada pertumbuhan

sekunder.

Berkas pembuluh

pengangkut

kolateral

tertutup. Berkas

pembuluh

pengangkut dari

semula tetap

radial.

(Syamswisna, 2011: 7-8).

Hewan adalah organisme yang (1) tidak mempunyai

klorofil, (2) mampu bergerak, atau setidak-tidakya,

menggerakkan tubuh dengan cara mengerutkan serabut-

serabut, dan (3) multiselular. Dunia hewan umunya

dibagi menjadi kurang lebih 25-30 filum yang

berbeda. Hewan yang mempunyai semua sifat di atas,

tetapi tidak mempunyai tulang belakang, secara umum

disebut invertebrata (Kimball, 1992: 897).

Invertebrata terbagi lagi menjadi beberapa

filum, diantaranya:

o Spons (Filum Porifera)

Filum ini diberi nama demikian karena

adanya lubang-lubang kecil atau pori-pori yang

menembus badannya. Hewan ini makan dengan cara

menarik air masuk ke dalam tubuh melalui pori-

pori tersebut dan menyaring partikel-partikel

kecil makanan yang mungkin ada (Kimball, 1992:

897).

o Knidaria (Filum Cnidaria)

Semua anggota filum ini mempunyai sel

jelatang khusus yang disebut knidoblas sesuai

dengan nama yang diberikan pada filum ini.

Setiap knidoblas mengandung benang berduri

berisi racun yang disebut nematosis. Bila picu

knidoblas disentuh, nematosis ditembakkan. Ini

digunakan untuk menjerat dan melumpuhkan

mangsa, juga untuk mempertahankan diri terhadap

musuh-musuhnya (Kimball, 1992: 898-899).

o Cacing pipih (Filum Plathyhelminthes)

Sejumlah besar hewan ini berbentuk hampir

menyerupai pita. Hewan ini simetris bilateral

dengan sisi kiri dan kanan, permukaan dorsal

dan ventral dan

juga anterior dan

posterior

(Kimball, 1992:

900).

o Cacing gilig (Filum Nematoda)

Cacing gilig atau nematoda adalah hewan

berbentuk silinder yang memanjang. Hewan-hewan

ini mempunyai saluran pencernaan satu arah yang

menjulur dari mulut di bagian muka sampai anus

di bagian belakang (Kimball, 1992: 904).

o Cacing bersegmen (Filum Annelida)

Cacing dari filum ini bersegmen, artinya

tubuhnya terdiri atas satuan yang berulang-

ulang. Ciri-ciri khas lain annelida adalah

simetri bilateral, suatu sistem peredaran yang

efisien dengan darah yang dipompa melalui

sistem pembuluh dari tertutup, dan sistem saraf

yang cukup rumit, rongga tubuh yang besar

berisi cairan (Kimball, 1992: 906).

o Hewan lunak (Filum Mollusca)

Terdiri atas hewan bertubuh lunak, tidak

bersegmen (kecuali satu), banyak diantaranya

dilindungi oleh satu atau lebih cangkang yang

terbuat dari kapur (kalsium karbonat). Cangkang

ini dibuat

oleh

sebuah

lipatan

dinding

tubuh yang

khusus yang disebut mantel (Kimball, 1992:

907).

o Hewan beruas-ruas (Filum Arthropoda)

Air tawar, air laut, tanah, dan dapat

dikatakan hampir seluruh permukaan bumi penuh

dengan artropoda. Semua anggota filum ini

mempunyai tubuh bersegmen yang terbungkus dalam

suatu eksoskeleton (rangka luar) bersegmen yang

kuat terdiri terutama atas kitin, suatu polimer

dari N-asetiglukoamin. Bentuk tubuhnya simetri

bilateral. Hewan beruas-ruas terdiri dari

beberapa subfilum, diantaranya:

Subfilum trilobitomorfa

Subfilum chelicerata

Kelas merostomata

Kelas arachnida

Subfilum mandibulata

Kelas crustacea

Setiap anggota Crustacea subphylum

(Arthropoda phylum), kelompok hewan

invertebrata yang terdiri dari beberapa

spesies 45.000 didistribusikan di

seluruh dunia, pada umumnya hidup di

air (akuatik), ada yang hidup di laut,

air tawar, dan di tempat yang lembab.

Crustacea yang hidup di laut sebagian

besar merupakan zooplankton. Ukuran

tubuh bervariasi, ada yang kecil

(plankton) sampai dengan ukuran yang

besar, seperti kepiting dan udang.

Anggota Crustacea antara lain

meliputi udang, teritip, dan lobster.

Beberapa larva dari beberapa spesies

anggota kelas ini tingga di dalam

liang, sedangkan yang lain bersifat

pelagic, bahkan ada yang menghuni laut

dalam. Sebagian besar hidup bebas dan

ada yang hidup dalam kelompok-kelompok

besar.

1. Morfologi dan Anatomi

Permukaan tubuh crustacea

dilindungi kutikula yang tersusun dari

zat kitin yang ditambah dengan garam-

garam mineral dan bersifat sangat

keras. Tubuhnya dibedakan menjadi

cefalotorak dan abdomen yang terdiri

dari segmen-segmen (kepala 5, torak 8,

dan abdomen 6) masing-masing dengan

satu pasang anggota tubuh yang terdiri

atas ruas-ruas. Setiap segmen tubuh

dibedakan atas tergum (bagian dorsal),

sternum (bagian ventral), pleura

(lateral tubuh) (Kastawi, 2009).

Cefalotorak terdiri atas 13 segmen yang

terlindung oleh karapak. Ujung anterior

karapak merupakan rostrum. Antena dan

antenula merupakan struktur indera.

Kaki jalan berfungsi untuk bergerak,

memegang makanan, dan membersihkan

tubuhnya. Kaki renang sebagai alat

renang, respirasi, dan pembawa telur

pada hewan betina.

2. Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan terdiri atas

mulut, esophagus, lambung, usus, dan

anus. Lambung dibedakan atas dua bagian

yaitu bagian yang besar (anterior)

disebut kamar kardiaka dan yang kecil

adalah pylorus. Usus merupakan tabung

kecil yang mengarah ke arah posterior

tubuh dan bermuara pada anus yang

terletak pada permukaan ventral telson.

Di dalam usus terjadi penyerapan zat-

zat makanan oleh dinding usus (Kastawi,

2009). Makanan udang pada prinsipnya

adalah hewan-hewan yang masih hidup

antara lain, siput, berudu, larva

insekta, dan ikan-ikan kecil. Namun

udang juga memakan material organik

yang membusuk.

3. Sistem Sirkulasi

Alat peredaran terdiri atas darah

dan pembuluh darah. Darah terdiri atas

cairan darah yang hampir tidak berwarna

dan corpuscula darah atau amoebocyt

yang berupa sel-sel ameboid. Fungsi

darah yaitu mengangkut material makanan

dari satu bagian tubuh ke bagian yang

lain, mengangkut oksigen dari insang

menuju jaringan-jaringan tubuh,

mengangkut CO2 menuju ke insangdan

mengangkut urea menuju alat ekskresi.

4. Sistem Respirasi

Diantara bagian lateral karapak dan

dinding badan terdapat rongga-rongga 

atau kamar-kamar yang berisi insang dan

bagian ventral kamar tersebut terbuka.

Insang merupakan penjuluran dinding

badan yang berbentuk bulu dan

mengandung pembuluh darah. Skafognatit

(bagian berbentuk sadel)  dari maxilla

II bergerak ke depan dan ke belakang

menarik air yang kaya oksigen menuju ke

filamen insang.

5. Sistem Ekskresi

Alat ekskresi berupa sepasang

bangunan yang lebar, disebut “kelenjar

hijau” terletak di bagian bawah kepala,

anterior esophagus. Setiap kelenjar

terdiri atas bagian glanduler berwarna

hijau, vesica urinaria, terbentuk dari

dilatasi dinding yang tipis dan saluran

yang bermuara keluar melalui suatu pori

terletak di bagian ventral pada segmen

basal antena. Fungsi kelenjar hijau

adalah membuang sisa metabolisme tubuh.

6. Sistem Saraf

Sistem saraf udang mirip cacing

tanah, tetapi relative lebih besar.

Sistem saraf terdiri atas ganglion

supraesofageal (otak) yang bercabang ke

saraf-saraf mata, antenula, dan

antenna. Sepasang saraf penghubung yang

berhubungan dengan ganglion

subesophageal yang terletak di belakang

mulut bagian ventral.

7. Sistem Reproduksi

Udang bersifat diesius, yang betina

memiliki abdomen yang lebih besar di

bandingkan yang jantan. Alat reproduksi

udang  jantan terdiri atas sepasang

testis, sepasang vas deferens, dan

sepasang vesikula seminalis. Alat

reproduksi udang betina terdiri atas

sepasang ovari dan sepasang oviduk.

Pembuahan terjadi di luar tubuh.

Ketika musim reproduksi udang jantan

dan udang betina mengadakan kopulasi.

Pada saat kopulasi spermatozoa akan di

tampung dalam penampung sperma,

kemudian kedua hewan berpisah. Beberapa

hari kemudian, udang betina

membersihkan daerah abdomennya dengan

menggunakan kaki renagnya. Kemudian

udang betina membalikkan tubuhnya,

melipat tubuh dan keluarlah sekresi

berupa lendir yang menyelaputi kaki

renang. Ovum akan keluar dari oviduk

sekitar 200-400 buah dan akan dibuahi

oleh spermatozoa yang keluar dari

kantong penampung spermatozoa. Telur

tetap melekat pada kaki renang sampai

menetas.

8. Sistem Endokrin

Hormon berperan utama dalam

mengkoordinasikan fisiologi crustacea.

Organ endokrin yang terpenting adalah

kompleks X organ sinus gland (XOSG)

complex yang terletak dekat saraf

optic. Organ endokrin yang terpenting

lainnya adalah Y organ, terletak pada

bagian dasar setiap maksila. Hormon-

hormon yang dihasilkan oleh sistem XOSG

adalah molt-inhibiting hormone (MIH).

MIH tersebut akan merintangi terjadinya

molting dengan menghambat sekresi

ekdison dari organ Y.

9. Regenerasi dan Autotomi

Udang memiliki daya regenerasi pada

bagian-bagian tubuh yang rusak atau

hilang. Struktur baru tidak selalu sama

dengan yang digantikan. Contohnya

pada Orconectes pellucidus testii memiliki

mata yang tidak berfungsi. Namun

setelah terjadi regenerasi terbentuk

bangunan seperti antena yang berfungsi

sebagai alat peraba. Regenerasi semacam

ini disebut heteromorfis karena

struktur baru tidak serupa dengan

struktur yang digantikan.  Udang juga

memiliki kemampuan autotomi yaitu

pemutusan kaki pada titik tertentu

(Rossoneri, (Tanpa tahun): Online).

Kelas chilopoda

Hewan ini adalah septipeda

(kelabang). Bentuknya panjang dan

pipih. Tiap segmen di belakang kepala

mempunyai sepasang kaki, jumlah kaki

tersebut kurang dari seratus (Kimball,

1992: 915).

Kelas diplopoda

Anggota kelas ini yaitu milipeda,

bentuk milipeda lebih silindris

daripada sentipeda dan merupakan

herbivora (Kimball, 1992: 915).

Kelas insecta

Tubuh insecta dibagi atas tiga

bagian: kepala, toraks, dan abdomen.

Toraks terdiri atas 3 segmen yang

jelas, masing-masing mempunyai sepasang

kaki. Insecta mempunyai sepasang antena

di kepala (Kimball, 1992: 915).

o Filum Onychophora

Peripatus mempunyai segmentasi internal,

pasangan organ ekskersi seperti nefridium pada

setiap segmen dan dinding tubuh yang terdiri

atas otot polos (Kimball, 1992: 916-917).

o Hewan berkulit duri (Filum Echinodermata)

Ciri-ciri yang menonjol adalah kulit yang

berduri dan simetri radial (Kimball, 1992:

917).

o Kordata (Filum Chordata)

Semuanya simetri bilateral, agak

bersegmentasi dan mempunyai kerangka internal.

Kordata terdiri dari subfilum:

Subfilum cephalochordata

Subfilum

tunicata (urochordata)

(Kimball, 1992: 919-920).

o Deuterostomia dan Protostomia

Ekinodermata dan kordata sama-sama

mempunyai seumlah ciri yang tidak dimiliki oleh

filum lain. Mereka sama-sama memiliki selom,

tetapi mekanisme pembentukannya sangat berbeda

(Kimball, 1992: 921).

Vertebrata terbagi lagi menjadi beberapa

kelas, diantaranya:

o Mammalia (Latin: mamma = buah dada, payudara)

Mammalia mempunyai dua ciri yang sama.

Pertama, semua mempunyai rambut, biarpun

kadang-kadang rambut-rambut itu tidak nyata.

Kedua, semua spesies mammalia menyusui anak-

anaknya. Susu ini dikeluarkan oleh kelenjar-

kelenjar susu dalam kulit mammalia. Pada

mammalia jantan, kelenjar susu tidak berfungsi.

Yang termasuk dalam kelas ini adalah macan

loreng , tenggiling, tikus, banteng, ikan paus,

dan sebagainya (Soemarwoto, dkk, 1980: 138).

o Aves (Latin: aves = burung)

Semua burung mempunyai bulu. Semua burung

juga mempunyai sayap, biarpun ada burung

kasuari dari Irian dan pulau seram. Bulu dan

sayap, kedua-duanya kerap kali mengalami

perubahan struktur karena adaptasi. Dalam

adaptasi burungterhadap berbagai macam

ekosistem, yang penting adalah keanekaragaman

pada bagian-bagian kecil, seperti pada paruh,

pada kaki, pada warna (Soemarwoto, dkk, 1980:

140-141).

o Reptilia (Latin: repere= merangkai, merayap)

Kura-

kura,

ular,

kadal,

buaya,

tokek, cicak, semanya ini termasuk kelas

reptilia. Reptilia mempunyai pertumbuhan kulit

yang dinamakan sisik. Reptilia bernapas dengan

paru-paru suhu badan berubah-ubah sesuai dengan

perubahan suhu lingkungannya. Oleh karena itu,

reptilia berdarah dingin, seperti amphibia

(Soemarwoto, dkk, 1980: 143).

o Amphibia

Jantung amphibia hanya memiliki satu

ventrikel. Telur amphibia tidak mempunyai kulit

yang keras, sehingga harus bertelur di dalam

air, atau pada tempat becek. Amphibia memanjat

pohon dengan alat-alat khusus pada jari

kakinya. Struktur ini adalah suatu adaptasi

yang berfungsi sebagai alat pelekat. Yang

termasuk dalam amphibia adalah katak sawah,

bancet, bangkong, dan sebagainya (Soemarwoto,

dkk, 1980: 145-146).

o Pisces

(Latin: piscis = ikan)

Jantung ikan hanya mempunyai satu

ventrikel. Karena itu ikan berdarah dingin.

Ikan

bernapas

dengan

insang

(Soemarwoto, dkk, 1980: 146).

Vertebrata dan invertebrata memiliki beberapa

perbedaan, diantaranya:

Vertebrata Invertebrata

Notokorda hadir dalam

embrio dan kolumna

vertebralis pada orang

dewasa

Notokorda dan kolumna

vertebralis tidak ada dalam

embrio dan dewasa

Adanya celah insang Tidak ada

tali saraf tunggal, dan

berlubangTali saraf ganda, padat

Kranium (tulang tengkorak) Tidak ada

Ekor di ujung anal Tidak ada

Dua pasang pelengkap untuk

bergerakBanyak pasangan

Jantung adalah ventral ke

saluran pencernaan

Jantung adalah dorsal ke

saluran pencernaan

Darah mengalir ke depan

bagian ventral dan

kebelakang kebagian dorsal

Darah mengalir ke depan

dorsal dan ke belakang

ventral

Hemoglobin hadir pada sel

darah merah

Hemoglobin jika ada

terlarut dalam plasma

Terdapat Endoskeleton Tidak ada

(Budisma, 2015: Online).

Daftar Pustaka

Bresnick, S. D. 2003. Intisari Biologi. Alih bahasa

oleh Herlina Y. Handoko dan Beatricia I. Santoso.

Jakarta: Hipokrates.

Kimball, J. W. 1992. Biologi Jilid Tiga Edisi Kelima.

Terjemahan oleh Siti Soetarmi dan Nawangsari

Sugiri. Jakarta: Erlangga.

Soemarwoto, I., dkk. 1980. Biologi Umum 1. Jakarta:

Gramedia.

Waluyo, Joko. 2006. Biologi Dasar. Jember: Jember

University Press.

Yatim, Wildan. 1983. Biologi Jilid 1 untuk SMA dan

Sederajat. Bandung: Tarsito.

Jurnal

Erliani, Dharmono, Hardiansyah. H. 2010. Perbandingan

Morfologi Tumbuhan Nanas (Ananas Comosus (L.) Merr)

di Kawasan “Lumpur Berambai Desa Kolam Kanan

Kecamatan Berambai Kabupaten Barito Kuala. Jurnal

Wahana-Bio. IV: 9-25. [28/04/2015].

Syamswisna. 2011. Penggunaan Spesimen Herbarium

Tumbuhan Tingkat Tinggi (Spermatophyta) sebagai

Media Praktikum Morfologi Tumbuhan. FKIP. 26(1). 1-

9: Universitas Tanjungpura Pontianak. [28/04/2015].

Internet

Budisma. 2015. Perbedaan Vertebrata dan Invertebrata.

http://budisma.net/2015/03/perbedaan-vertebrata-

dan-invertebrata.html. [28/04/2015].

Rossoneri, Mohamad. (Tanpa tahun). Makalah Crustacea

Hayati.

https://www.academia.edu/8766295/Makalah_crustacea_

hayati. [28/04/2015].