22
MAKALAH ETIKA DAN HUKUM KEPERAWATAN KODE ETIK ORGANISASI PROFESI KEPERAWATAN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika dan Hukum Keperawatan

ETIKA DAN HUKUM KEPERAWATAN

Embed Size (px)

Citation preview

MAKALAH

ETIKA DAN HUKUM KEPERAWATAN

KODE ETIK ORGANISASI PROFESI KEPERAWATAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika danHukum Keperawatan

Disusun Oleh :

1. RESTY. K2. DIDIK. M3. M. ILMANULFIKRI

Prodi SI Keperawatan

STIKES YPIB Majalengka

Jl. Gerakan Koperasi No. 003 Telp. (0233) 284040

Tahun 2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah,SWT yang

telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini mempunyai judul ”KODE ETIK ORGANISASI PROFESI

KEPERAWATAN”, yang di susun dalam rangka memenuhi salah satu

tugas mata kuliah Etika dan Hukum Keperawatan.

Tak ada gading yang tak retak, demikian pula dengan tugas

ini. Kami menyadari bahwa laporan yang kami buat ini belum

mencapai kesempurnaan karena masih banyak terdapat kekurangan

– kekurangan yang kami lakukan. Untuk itu kami mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun baik dari pihak Dosen

maupun teman-teman lainnya demi kesempurnaan tugas ini,

sehingga tugas ini dapat dijadikan pedoman untuk penyusunan

tugas dimasa yang akan datang.

Majalengka, 18 Oktober 2011

Penyusun

DAFTAR ISI

i. KATA PENGANTARii. DAFTAR ISI

A. BAB I PENDAHULUAN1.1. PENGERTIAN KODE ETIK1.2. LATAR BELAKANG LAHIRNYA PELANGGARAN KODE ETIK

KEPERAWATANB. BAB II PEMBAHASAN

2.1. KODE ETIKA DALAM KEPERAWATAN2.2. STANDAR ETIKA LEGAL DALAM KEPERAWATAN

C. BAB III PERILAKU ETIKA DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN PROFESSIONAL3.1. PERILAKU ETIKA3.2. TINDAKAN PERAWAT PROFESIONAL

D. BAB IV MASALAH LEGAL DALAM ETIKA KEPERAWATAN4.1. BENTUK KELALAIAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN TINDAKANASKEP4.2. CONTOH PELANGGARAN KASUS KODE ETIK4.3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINDAKAN MEDIK

E. BAB V PENUTUP5.1. KESIMPULAN5.2. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Pengertian Kode Etik

Kode etik merupakan persyaratan profesi yang memberikanpenentuan dalam mempertahankan dan meningkatkan standarprofesi. Kode etik menunjukan bahwa tanggung jawab terhadapkepercayaan masyarakat telah diterima oleh profesi(Kelly,1987). Jika anggota profesi melakukan suatu pelanggaranterhadap kode etik tersebut, maka pihak organisasi berhakmemberikan sanksi bahkan bisa mengeluarkan pihak tersebut dariorganisasi tersebut. Dalam keperawatan kode etik tersebutbertujuan sebagai penghubung antara perawat dengan tenagamedis, klien, dan tenaga kesehatan lainnya, sehingga terciptakolaborasi yang maksimal.

 

1.2  Latar Belakang Lahirnya Pelanggaran Kode Etik Keperawatan

Perawat professional tentu saja memahami kode etik atau aturanyang harus dilakukan, sehingga dalam melakukan suatu tindakankeperawatan mampu berpikir kritis untuk memberikan pelayananasuhan keperawatan sesuai prosedur yang benar tanpa adakelalaian. Namun mengapa masih banyak terjadi berbagai bentukkelalaian tanpa tanggung jawab dan tanggung gugat? Hal inidikarenakan oleh kurangnya pengetahuan perawat dalam memahamikode etik itu sendiri. Sehingga tindakan yang dilakukanadakalanya akan berdampak pada keselamatan pasien. Oleh sebabitu, banyak perawat dimata masyarakat di anggap kurangberpotensi dalam melakukan asuhan keperawatan yang padaakhirnya berdampak pada persepsi masyarakat pada seluruhtenaga keperawatan. Oleh karena itu, sebagai calon perawatmaupun para perawat harus mampu memahami dengan baik dan benartentang kode etik dan salah satu kuncinya yaitu banyak membacadan memahami pentingnya keselamatan pasien sehingga keinginan

untuk mempelajari kode etik sebagai landasan tindakan bisalebih bermanfaat.

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN KODE ETIK DALAM KEPERAWATAN

 

2.1  Kode Etik dalam Keperawatan

Dalam ilmu keperawatan terdapat suatu standar yang akanmenjadi pedoman bagi perawat dalam melakukan tindakan ataupraktik keperawatan profesional. Standar tersebut adalah kodeetik keperawatan. Dengan kode etik tersebut, perawat dapatbertindak sesuai hukum atau aspek legal perawat. Selain itu,kode etik juga dapat membantu perawat ketika mengalami masalahyang tidak adil. Karena kode etik  adalah pernyataan standarprofesional yang digunakan sebagai pedoman perilaku yangmenjadi kerangka kerja dalam  membuat keputusan. Kode Etikjuga memberikan pemahaman kepada perawat untuk melakukantindakan sesuai etika dan moral  serta akan menghindarkan daritindakan kelalaian yang akan menyebabkan klien tidak nyamanatau bahkan menyebabkan nyawa klien terancam.

2.1.1     Fungsi Kode Etik Perawat                   

           Kode etik perawat yang berlaku saat ini  berfungsisebagai landasan  atau pedoman bagi status perawat profesional yaitu dengan cara:

1. Menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat diharuskanmemahami dan menerima kepercayaan dan tanggungjawab yangdiberikan kepada perawat oleh masyarakat

2. Menjadi pedoman bagi perawat dalam  berperilaku danmenjalin hubungan keprofesian sebagai landasan dalampenerapan praktek etikal

3. Menetapkan hubungan-hubungan profesional yang harusdipatuhi yaitu hubungan perawat dengan pasien/kliensebagai advokator, perawat dengan tenaga profesionalkesehatan lain sebagai teman sejawat, dengan profesikeperawatan sebagai seorang kontributor dan denganmasyarakat sebagai perwakilan dari asuhan kesehatan.

4. Memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.

2.1.2 Kode Etik Keperawatan Indonesia

Dalam profesi perawat, seorang perawat harus mampu memahamidan menerapkan berbagai kode etik yang menjadi dasar merekabertindak khususnya dalam tindakan asuhan keperawtan. Beberapakode etik yang ada di Indonesia yang harus di miliki olehseorang perawat professional yaitu:

1. Tanggungjawab Perawat terhadap Individu, Keluarga, danMasyarakat

a. Perawat berpedoman kepada tanggungjawab darikebutuhan akan keperawatan individu, keluarga danmasyarakat.

b. Perawat memelihara suasana lingkungan yang menghormatinilai-nilai budaya, adat-istiadat, dan kelangsunganhidup beragama dari individu, keluarga, danmasyarakat.

c. Perawat senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ikhlassesuai dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan.

d. Menjalin hubungan kerja sama dengan individu,keluarga, dan masyarakat dalam mengambil prakarsa danmengadakan upaya kesehatan.

2. Tanggungjawab terhadap Tugasa. Memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi

disertai kejujuran profesional dalam menerapkanpengetahuan serta ketrampilan keperawatan sesuaidengan kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat.

b. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yangdiketahui sehubungan dengan tugas yang dipercayakankepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenangsesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

c. Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan danketerampilan keperawatan untuk tujuan yangbertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.

d. Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannyasenantiasa berusaha dengan penuh kesadaran agar tidakterpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan,warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, danagama yang dianut serta kedudukan sosial.

e. Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dankeselamatan klien dalam melaksanakan tugas keperawatanserta matang dalam mempertimbangkan kemampuan jikamenerima atau mengalihtugaskan tanggungjawab yang adahubungannya dengan keperawatan.

3. Tanggungjawab terhadap Sesama Perawat dan ProfesiKesehatan Lainnyaa. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara

sesama perawat dan dengan tenaga kesehatan lainnya,baik dalam memelihara kerahasiaan suasana lingkungankerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatansecara menyeluruh.

b. Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan,keterampilan, dan pengalamannya kepada sesama perawatserta menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesilain dalam rangka meningkatkan kemampuannya.

4. Tanggungjawab terhadap Profesi Keperawatan

a. Perawat senantiasa berupaya meningkatkan kemampuanprofesional secara mandiri dan bersama-sama denganjalan menambah ilmu pengetahuan, keterampilan, danpengalaman yang bermanfaat bagi perkembangankeperawatan.

b. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesikeperawatan dengan menunjukkan perilaku dan sifatpribadi yang luhur.

c. Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuanpendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkandalam kegiatan dan pendidikan keperawatan.

d. Perawat secara bersama-sama membina dan memeliharamutu organisasi profesi keperawatan sebagai saranapengabdiannya.

5. Tanggungjawab terhadap Pemerintah, Bangsa, dan Negaraa. Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan

sebagai kebijaksanaan yang diharuskan oleh pemerintahdalam bidang kesehatan dan keperawatan.

b. Perawat senantiasa berperan secara aktif dalammenyumbangkan pikiran kepada pemerintah dalammeningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatankepada masyarakat.

Secara umum, tujuan kode etik keperawatan adalah sebagaiberikut(kozier, Erb. 1990):

a) Sebagai aturan dasar terhadap hubungan perawat denganperawat, pasien, dan anggota tenaga  kesehatan lainnya.

b) Sebagai standar dasar untuk mengeluarkan perawat jikaterdapat perawat yang melakukan pelanggaran berkaitankode etik dan untuk membantu perawat yang tertuduh  suatupermasalahan secara tidak adil.

c) Sebagai dasar pengembangan kurikulum pendidikankeperawatan dan untuk mengorientasikan lulusankeperawatan  dalam memasuki jajaran praktik keperawatanprofesional.

d) Membantu masyarakat dalam memahami perilaku keperawatanprofesional.

2.2      Standar Etik dan Legal dalam Keperawatan

Setiap saat bekerja dan berhubungan dengan klien, rekan kerja,dan seluruh komunitas tentu saja perawat selalu dihadapkandengan pengambilan keputusan dalam setiap tindakan yangdilakukan berkaitan dengan etika dan moral. Terdapat duaaturan yang harus ditaati oleh perawat professional dalammengambil tindakan yaitu:

a. Standar etik

Panduan perilaku moral yaitu seseorang yang memberikan layanankesehatan harus bersedia secara sukarela dalam mengikutistandar etik.

b. Hukum legal

Panduan berperilaku sesuai hukum yang sah. Jika aturantersebut tidak dipatuhi maka perawat wajib menerima  tanggunggugatnya.

BAB III

PERILAKU ETIK DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN PROFESSIONAL

 

3.1. Perilaku Etik

Dua perilaku etik yang harus dimiliki oleh perawat profesionalyaitu:

a. Etik yang Berorientasi pada Kewajiban

Dalam hal ini, pedoman perawat adalah apa saja yang haruswajib dilakukan dan kewajibannya dalam bertindak.

b. Etik yang Berorientasi pada Larangan

Pedoman yang digunakan adalah apa saja yang dilarang yangtidak boleh dilakukan oleh perawat sesuai kewajiban dankebajikan.

3.1.1  Asas Etik dalam Keperawatan

Terdapat asas etik dalam keperawatan yaitu:

a. Asas menghormati otonomy klien( autonomy)b. Asas manfaat( beneficence)c. Asas tidak merugikan (non –maleficence)d. Asas kejujuran( veracity)e. Asas kerahasiaan ( confidentiality)f. Asas keadilan( justice)g. Autonomy yaitu klien memiliki hak untuk memutuskan sesuatu

dalam pengambilan tindakan terhadapnya. Seorang perawattidak boleh memaksakan suatu tindakan pengobatan kepadaklien.

h. Beneficence yaitu semua tindakan dan pengobatan harusbermanfaat bagi klien. Oleh karena itu, perlu kesadaranperawat dalam bertindak agar tindakannya dapat bermanfaatdalam menolong klien.

i. Non- maleficence yaitu setiap tindakan harus berpedoman padaprinsip primum non nocere ( yang paling utama janganmerugikan). Resiko fisik, psikologis, dan sosialhendaknya diminimalisir semaksimal mungkin.

j. Veracity yaitu dokter maupun perawat hendaknya mengatakansejujur-jujurnya tentang apa yang dialami klien sertaakibat yang akan dirasakan oleh klien. Informasi yangdiberikan hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikanklien agar klien mudah memahaminya.

k. Confidentiality yaitu perawat maupun dokter harus mampumenjaga privasi klien meskipun klien telah meninggaldunia.

l. Justice yaitu seorang perawat profesional maupun dokterharus mampu berlaku adil terhadap klien meskipun darisegi status sosial, fisik, budaya, dan lain sebagainya.

3.2 Tindakan Perawat  Profesional

Tindakan praktik keperawatan profesional adalah suatu  prosesketika perawat berkaitan langsung dengan klien dan dalamtindakan ini masalah klien dapat di identifikasi dan di atasi.

3.2.1 Karakteristik  Perawat Profesional

1. Otoriter yaitu memiliki kewenangan sesuai keahliannya yangakan mempengaruhi proses asuhan melalui peranprofesional.

2. Accountability yaitu tanggung gugat terhadap apa yangdilakukan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku danbertanggung jawab terhadap klien, diri sendiri, danprofesi serta mengambil keputusan sesuai dengan asuhan.Jika perawat profesional dalam melakukan tindakan ataupraktik keperawatan tidak sesuai etik, maka kita dapatmenyelesaikannya dengan:

a)      D= Define the problem

b)      E= Ethical review

c)      C= Consider the option

d)      I= Investigate outcome

e)      D= Decide on action

f)        E= Evaluate result

Contoh Kasus “Kasus Jari Bayi Tergunting” 

Seorang perawat tidak sengaja menggunting jari bayi. Dankonyolnya, perawat itu tidak meminta pertolongan dokter tetapimembuang jari tersebut ke bak sampah. Kejadian tersebut

mungkin tidak akan segera diketahui jika tidak ada seorangstaf RS  anak di Inggris salford yang melihat tangan bayitersebut berdarah. Bayi tersebut baru berusia tiga minggu.Pencarian masih tetap dilakukan dan beruntung jari bayitersebut masih ditemukan di bak sampah.  (Keterangan jurubicara rumah sakit Inggris Salford ).

Cara penyelesaian:

a)    Define the problem/ memperjelas masalah yaitu mengkajiprosedur keperawatan yang seharusnya dilakukan, dokumentasikeperawatan, serta rekam medis.

b)    Ethical review/ identifikasi komponen etik perawat harusmampu menggambarkan komponen-komponen etik  yang terlibat.Komponen etik dan hukum dalam masalah ini berkaitan dengankelalaian dan malpraktik

c)    Identifikasi orang yang terlibat karena yang menjadikorban adalah bayi maka yang berhak memberikan sanksiadalah orang tua bayi. Sedangkan yang terlibat adalahperawat, staf rumah sakit dan dokter yang melihat tanganbayi tersebut berdarah.

d)   Identifikasi alternatif yang terlibat yaitu:

1. Menjelaskan dengan jalan damai dan kekeluargaan2. Jika perawat tidak mau bertanggung jawab maka jalan

terakhir adalah pengadilan hukum.

e)    Terapkan prinsip-prinsip etik yaitu nonmaleficence, beneficence,dan justice.

f)     Memutuskan tindakan yaitu pengambilan keputusandilakukan berdasarkan prinsip-prinsip etik.

 

 

 

 

 

 

BAB IV

MASALAH LEGAL DALAM ETIKA KEPERAWATAN

 

Hukum dikeluarkan oleh badan  pemerintah dan harus dipatuhioleh setiap warganya. Jika tidak mematuhi hukum  maka setiaporang akan terikat denda atau bahkan hukuman penjara. Namunsecara hukum, kita tidak perlu takut akan terikat denda atauhukuman penjara jika :

1. Hanya melakukan hal-hal yang diajarkan dan hanya ada padacakupan pelatihan anda.

2. Selalu memiliki keterampilan dan pengetahuan yangterbaru.

3. Menempatkan keselamatan dan kesejahteraan pasien sebagaihal yang terpenting.

4.1   Bentuk  Kelalaian  Perawat dalam Melakukan TindakanAsuhan Keperawatan

Pada dasarnya, bentuk kelalaian yang dilakukan perawattersebut dapat diketahui dari hasil kerjanya. Untuk lebihjelasnya, 2 bentuk kelalaian tersebut adalah:

1. Tidak melakukan pekerjaan maupun tindakan sesuai yangdiharapkan, misalnya: pasien terbakar karena cairan enemayang disiapkan terlalu panas.

2. Tidak melakukan tugas dengan hati-hati, misalnya: pasienterjatuh dan cedera karena perawat tidak memperhatikanpenghalang tempat tidur klien.

 

4.2     Contoh Pelanggaran Kode Ktik Perawat

Berbagai macam pelanggaran kode etik perawat yaitu:

1. Tindakan Aborsi adalah menggugurkan kandungan 2. Euthanasia adalah keinginan pasien untuk mati dengan

bantuan tenaga medis, karena nyawa pasien tersebut akanmati beberapa waktu kemudian.

3. Diskriminasi pasien HIV yaitu membedakan pasien terkenaHIV

4. Diskriminasi SARA yaitu membedakan pasien dari segistatus, budaya,ras dan agama.

 

 

 

4.3  Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Tindakan Medik Perawat

4.3.1 Karakteristik Perawat

a) Tingkat Pengetahuan

Menurut hasil penelitian Sudiro (2005), banyaknya kasustindakan medik yang dilakukan oleh perawat khususnya perawat

yang berada di daerah pedesaan, disebabkan oleh rendahnyatingkat pengetahuan perawat terhadap fungsi dan peranannya.

b) Tingkat Pendapatan

Banyak perawat bergaji di bawah Upah Minimum Regional (UMR).Sebagai gambaran, gaji perawat pemerintah di Indonesia antaraRp 300.000,- -  Rp1.000.000,-  per bulan tergantung golongan,sementara perawat di Filipina tak kurang dari Rp 3.500.000,-.Wajar jika para perawat melakukan tindakan medik mandiri untukmemenuhi kebutuhan hidupnya (Kompas, 2007).

c) Lama kerja

Lama kerja juga dapat memberikan implikasi yang berbedaterhadap kemungkinan berbagai tindakan keperawatan lainnya.Semakin lama seorang perawat menjalankan tugasnya, makasemakin banyak juga tindakan medik yang mampu untuk dilakukan.

4.3.2 karakteristik pasien

Menurut Dever (1984) yang dikutip Ulina (2004) dalam“Determinants of Health Service Utilization”, faktor karakteristik pasienatau masyarakat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhipemanfaatan pelayanan kesehatan disamping faktor-faktor lain.Lebih jelas Dever menjelaskan faktor-faktor tersebut adalah:

a. Faktor Sosio Kultural

Ada 2 macam yaitu:

a)   Norma dan Nilai

Seorang wanita hamil cenderung akan memanfaatkan fasilitaskesehatan yang ditangani oleh seorang wanita. Hal inimenyebabkan banyak wanita tidak nyaman untuk bersalin padafasilitas kesehatan yang ditangani oleh dokter atau perawat laki-laki.

b)  Teknologi

Kemajuan teknologi dapat menurunkan pemanfaatan pelayanankesehatan, sebagai contoh dengan ditemukannya berbagai macamvaksin pencegahan penyakit menular yang dapat mengurangi angkapenyakit.

b. Faktor Organisasional1. Ketersediaan sumber daya yaitu suatu pelayanan hanya bisa

digunakan apabila jasa tersebut tersedia.2. Keterjangkauan lokasi yaitu peningkatan akses yang

dipengaruhi oleh berkurangnya jarak, waktu tempuh, maupunbiaya tempuh yang mengakibatkan peningkatan pemanfaatanpelayanan kesehatan.

3. Keterjangkauan sosial, konsumen memperhitungkan sikap dankarakteristik provider terhadap konsumen seperti etnis,jenis kelamin, umur, ras, dan hubungan keagamaan.

4. Karakteristik struktur organisasi pelayanan dan proses,berbagai macam bentuk praktik pelayanan kesehatan dancara memberikan pelayanan kesehatan mengakibatkan polapemanfaatan yang berbeda-beda.

c. Faktor Interaksi Konsumen dan Provider (penyedia pelayanan) 1. Faktor yang berhubungan dengan konsumen, dipengaruhi

oleh: faktor sosio demografi, meliputi: umur, seks, ras,

bangsa, status perkawinan, jumlah anggota keluarga,status sosial ekonomi (pendidikan, pekerjaan, danpenghasilan).

faktor sosio psikologi, meliputi: persepsi sakit,gejala sakit, dan keyakinan terhadap perawatanmedis/dokter, dan

2. faktor epidemiologis, meliputi mortalitas, morbilitas,disability, dan faktor resiko.

3. Faktor yang berhubungan dengan provider, dipengaruhi oleh: Faktor ekonomi, yaitu adanya keterbatasan konsumen

untuk mengakses pelayanan kesehatan.

Faktor karakteristik provider, meliputi tiga tipepelayanan kesehatan, sikap petugas, keahlian petugas,dan fasilitas yang dimiliki oleh pelayanan kesehatantersebut.

4.3.3 Landasan Teori

1. Tindakan medik adalah tindakan pemberian suatu substansiyang digunakan untuk mendiagnosa, menyembuhkan,mengatasi, membebaskan, atau mencegah penyakit (Priharjo,2005).

2. Dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.1239/Menkes/Sk/XI/2001 tentang Registrasi dan PraktikKeperawatan, pasal 15 (d) dinyatakan bahwa perawat tidakdapat melakukan tindakan medik. Tindakan medik hanyadapat dilakukan berdasarkan permintaan tertulis daridokter. Dalam hal ini perawat bekerja secara kolaboratifdengan dokter. Namun dalam kenyataanya, banyak ditemukankasus tindakan medik yang dilakukan oleh perawat tanpakolaboratif (Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 2008).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

 

5.1 Kesimpulan

Dari makalah ilmiah yang telah dijelaskan tersebut, penulisdapat mengambil kesimpulan bahwa:

1. Tindakan kelalaian dapat di minimalisir denganpengetahuan serta pemahaman penuh tentang kode etikperawat yang akan menjadikan pedoman perawat profesionaldalam melakukan tindakan praktik keperawatan secaraprofessional sehingga keselamatan dan kenyamanan pasienselalu menjadi prioritas utama.

2. Bentuk-bentuk kelalaian dapat berupa aborsi, euthanasia,diskriminasi terhadap klien, dan lain sebagainya.

3. Pelanggaran berkaitan kode etik tersebut banyak dipengaruhi oleh karakteristik perawat, pasien, dankurangnya pemahaman tentang landasan teori berkaitan kodeetik perawat.

5.2 Saran

           Penulis menyarankan agar semua perawat dan tenagamedis lainnya bekerja sesuai etik serta bekerja secarakolaborasi dengan menjadikan keamanan dan keselamatan pasiensebagai prioritas utama sehingga berbagai bentuk kelalaiandapat di hindari atau di minimalisir.

 

          

DAFTAR PUSTAKA

Hegner, Barbara R.2003. Nursing Assistant: a Nursing Proses Approach.Jakarta: EGC.

Efendy, Ferry dan Makhfudli.2009.Teori dan Praktik dalam Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika.

Manurung, Jasmen. 2008, 2009. Hubungan Karakteristik Perawat danPasien Dengan Tindakan Medik Perawat di Kota Medan. Tesis fakultasSumatra Utara