Upload
unib
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH
Investigasi Komposisi Dua Refleksi Berurutan Terhadap Dua Garis Sejajar
Disampaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Geometri Transformasi (Mat-231/ SKS 2-1)
Dosen Pengampu: Della Maulidiya, S.Si, M.Kom dan Ringki Agustinsa, M.Pd
Disusun Oleh :
Nama : Dama Yanti Silaen
NPM : A1C013065
Semester : VA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015
BAB I
TUJUAN INVESTIGASI
Dalam makalah ini, dilakukan dua investigasi. Investigasi ini bertujuan :
- Investigasi I bertujuan untuk membuktikan dua refleksi berurutan terhadap dua garis sejajar
ekuivalen dengan sebuah translasi tunggal dengan jarak translasi sama dengan dua kali jarak
antara kedua garis refleksi dan arah translasi tegak lurus terhadap kedua garis, dari garis
pertama ke garis ke dua.
- Investigasi II membuktikan bahwa M 1° M 2≠ M 2° M1, di mana M 1 adalah refleksi terhadap
garis pertama dan M 2 adalah refleksi terhadap garis kedua.
BAB II
INVESTIGASI
Definisi Refleksi
Diberikan suatu garis s. Suatu fungsi M s disebut pencerminan garis bila untuk setiap titik P pada
bidang memenuhi :
Jika P∈ s maka M (P )=P
Jika P∉ s maka M (P )=P' sedemikian hingga s menjadi garis sumbu atau bisektor tegak
lurus PP' .
Sifat-sifat Refleksi
Suatu refleksi memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a) Isometri
Definisi
Suatu transformasi T disebut isometri jika dan hanya jika untuk sepasang titik P dan Q,
P ’Q ’=PQdengan P ’=T (P) dan Q ’=T (Q) .
b) Peta dari suatu garis lurus tetap berupa garis lurus,
c) Mengawetkan besarnya sudu antara dua garis,
d) Mengawetkan kesejajaran. (Muhsetyo, 2007:8.6)
Definisi Translasi
Geseran atau translasi bidang searah A⃗B adalah pemetakan T AB sedemikian hingga untuk setiap titik pada bidang dipenuhi P⃗P ' = A⃗B dengan P ’=T AB(P). (Muhsetyo, 2007:8.18)
Seperti halnya refleksi, transalasi juga memiliki sifat isometri sehingga translasi juga mengawetkan
keantaraan, ruas garis, titik tengah, besar sudut, ketegaklurusan, dan kesejajaran.
Definisi Dilatasi
Diberikan suatu titik Adan bilangan positif k>0. Suatu pemetaan DA ,k dikatakan dilatasi dari A
dengan faktor skala k , jika dan hanya jika
DA ,k ( A)=A dan
untuk sembarang titik P ≠ A , DA ,k (P)=P ’ adalah titik pada A⃗P sedemikian hingga
AP’=k (AP). (Muhsetyo, 2007:8.37)
Definisi Komposisi Transformasi
Diberikan dua transformasi bidang T 1 dan T 2 untuk sembarang titik P pada bidang, komposisi transformasi T 1 dilanjutkan T 2 didefinisikan oleh T 2° T1 ( P )=T 2 [T 1(P) ]. (Muhsetyo, 2007:8.15)
Vektor
Istilah vektor berasal dari bahasa Latin yang berarti “membawa / memindahkan”. Vektor dapat
digambarkan pada sebuah bidang yang disebut bidang Cartesius dengan sumbu horisontal x dan
sumbu vertical y. Vektor adalah sebuah ruas garis berarah yang berhubungan dengan perpindahan
dari sebuah titik ke titik lainnya. Sebuah vektor dari titik A ke titik B dinotasikan A⃗B, di mana A
disebut titik asal (initial point) dan titik B disebut titik akhir (terminal point). Vektor juga dapat
dinyatakan dengan huruf kecil seperti a, b, v. Jika titik asal O(0, 0) dan titik akhir A maka vektor
dari O ke A yaitu a = O⃗A . Vektor nol adalah vektor yang titik asal dan titik akhirnya sama,
biasanya dinyatakan dengan 0. Panjang ruas garis berarah merupakan panjang vektor dan arah ruas
garis berarah adalah arah vektor.
Definisi Kesejajaran
Garis sejajar adalah garis-garis lurus yang terletak pada bidang yang sama dan tidak berpotongan
sejauh apapun garis tersebut diperpanjang.
Jika kesejajaran garis ditinjau dari nilai gradien dan besar sudut inklinasinya, maka dua garis
dikatakan sejajar apabila kedua garis tersebut memiliki gradien dan sudut inklinasi yang sama.
Kemiringan suatu garis dinamakan gradien (slope of the line) dan dinyatakan oleh notasi m. Nilai
gradien suatu garis dapat bernilai positif, negatif, nol atau tidak terdefinisi. Sedangkan sudut
inklinasi garis (angle of inclination) adalah sudut bernilai positif yang dibentuk antara garis dan
sumbu x positif dan biasanya dinotasikan oleh sudut a.
Hubungan antara sudut inklinasi dengan gradien (m)
m=∆ y∆ x
tan α= ∆ y∆ x
tan α=m
α=arc tan m
dari nilai gradien dapat dikatakan besar sudut inklinasinya. Dengan demikian kita dapatkan
beberapa kemungkinan sudut inklinasi yang terbentuk dengan melihat nilai gradien yang kita
peroleh:
- Jika gradiennya bernilai positif, maka sudut inklinasinya sudut lancip
- Jika gradiennya bernilai negatif, maka sudut inklinasinya sudut tumpul
- Jika gradiennya sama dengan nol, maka sudut inklinasinya sudut lurus (0 ° atau180 °)
- Jika tidak memiliki gradien, maka sudut inklinasinya sudut siku-siku (90 °)
Investigasi I
Untuk melakukan investigasi ini, kita akan menggunakan bantuan geogebra untuk membuktikan
dua refleksi berurutan terhadap dua garis sejajar ekuivalen dengan sebuah translasi tunggal dengan
jarak translasi sama dengan dua kali jarak antara kedua garis refleksi dan arah translasi tegak lurus
terhadap kedua garis, dari garis pertama ke garis ke dua.
1. Dengan menginputkan persamaan garis pada input bar buatlah dua garis yang sejajar,
misalkan garis m dan n
2. Buat titik (x , y )
3. Refleksikan titik (x , y ) terhadap garis m dengan mengaktifkan fasilitas Reflect About Line,
sehingga diperoleh titik bayangan(x ’ , y ’).
4. Refleksikan titik (x ’ , y ’ ) terhadap garis n dengan mengaktifkan fasilitas Reflect About
Line, sehingga diperoleh titik bayangan(x ’ ’ , y ’ ’)
5. Dengan menggunakan fasilitas Perpendicuar Line, buatlah sebuah garis l yaitu garis yang
tegak lurus terhadap garis sejajar dan melalui titik asal.
6. Tentukan titik P yaitu titik potong antara garis l dan garis m dan juga tentukan titik Q yaitu
titik potong antara garis l dan garis m dengan menggunakan fasilitas Intesect.
7. Pilih Vector dari Toolbox, buatlah vektor dengan titik asal P dan titik akhir Q yaitu suatu
vektor yang memiliki jarak sama dengan jarak antara garis m dengan garisn dan arah vektor
tegak lurus terhadap kedua garis
8. Pilih fasilitas Dilate from point, dilatasikan P⃗Q terhadap titik P dengan faktor skala 2,
sehingga diperoleh P⃗Q ' .
9. Translasikan titik (x , y ) terhadap P⃗Q ' , sehingga diperoleh titik (x ’ ’’ , y ’ ’’ ) dengan
menggunakan fasilitas Translate by vector.
10. Jika titik (x ’ ’ , y ’ ’) sama dengan titik (x ’ ’’ , y ’ ’ ’), maka terbukti bahwa dua refleksi
berurutan terhadap dua garis sejajar ekuivalen dengan sebuah translasi tunggal dengan jarak
translasi sama dengan dua kali jarak antara kedua garis refleksi dan arah translasi tegak lurus
terhadap kedua garis, dari garis pertama ke garis ke dua.
Hasil Investigasi
Misalkan terdapat 4 pasang garis, kemudian kita cek apakah pasangan-pasangan garis tersebut
merupakan garis sejajar.
Nama Persamaan Garis Nilai gradien (m) Sudut Inklinasi ( Deskripsi
Garis α)
Garis k y=2 0 0 ° atau180 ° Garis k dan garis
l sejajarGaris l y=−1 0 0 ° atau180 °
Garis m x=3 tidak terdefinisi 90 ° Garis m dan garis
n sejajarGaris n x=5 tidak terdefinisi 90 °
Garis o y=x 1 45 ° Garis o dan garis
p sejajarGaris p y=x+2 1 45 °
Garis q y=−x+1 −1 135 ° Garis q dan garis
r sejajarGaris r y=−x−1 −1 135 °
Menggunakan matriks dan geogebra di mana M 1 adalah refleksi terhadap garis pertama dan M 2
adalah refleksi terhadap garis kedua.
A ( x , y ) M 1→
A' ( x' , y ' ) M 2→
A ' ' (x ' ' , y ' ' ) A ( x , y ) T v→
A ' ' ' (x' ' ' , y ' ' ' )
Misalkan:
M 1 = refleksi terhadap garis y=2
M 2 = reflaksi terhadap garis y=−1
Untuk refleksi pada garis y = k menggunakan
rumus
( x 'y ' )=( x+0
− y+2 k )Kita refleksikan sebuah titik (titik A) terhadap
dua dua garis sejajar secara berurutan:
A ( x , y ) M 1→
A' ( x' , y ' ) M 2→
A ' ' (x ' ' , y ' ' )
Titik A (−2,3 ) kita refleksikan terhadap garis
Titik A (−2 , 3 ) kita translasikan dengan vektor
v=[ 0−6 ], diperoleh :
( x ' ' 'y ' ' ')=(1 0
0 1)( xy )+(a
b)
( x ' ' 'y ' ' ')=(1 0
0 1)(−23 )+( 0
−6)
( x ' ' 'y ' ' ' )=(−2+0
0+3 )+( 0−6)
( x ' ' 'y ' ' ' )=(−2
3 )+( 0−6)
( x ' ' 'y ' ' ' )=( −2+0
3+(−6))
y=2, diperoleh :
( x 'y ' )=( x+0
− y+2 k )
( x 'y ' )=( −2+0
−3+2(2))
( x 'y ' )=(−2+0
−3+4)
( x 'y ' )=(−2
1 )Diperoleh, A (−2,3 ) M y=2
→A' (−2,1 )
Kemudian Refleksikan titik A ’ (−2,1 )terhadap
garis y=−1, diperoleh
( x ' 'y ' ')=( x+0
− y+2 k )
( x ' 'y ' ')=( −2+0
−1+2(−1))
( x ' 'y ' ')=(−2+0
−1−2)
( x ' 'y ' ')=(−2
−3)Diperoleh, A
' (−2,1 ) M y=−1→
A ' ' (−2,−3)
Jadi,
A (−2,3 ) M y=2→
A' (−2,1 ) M y=−1→
A ' ' (−2,−3)
( x ' ' 'y ' ' ' )=(−2
−3)Diperoleh, A (−2 , 3 )T [0,6 ]
→
A ' ' ' (−2 ,−3)
Misalkan:
M 1 = refleksi terhadap garis x=3
M 2 = reflaksi terhadap garis x=5
Untuk refleksi pada garis x = h menggunakan
Titik B (2,1 ) kita translasikan dengan vektor
u=[40 ], diperoleh :
rumus
( x 'y ' )=(−x+2 h
y+0 )Kita refleksikan sebuah titik (titik B) terhadap
dua dua garis sejajar secara berurutan:
B (x , y ) M 1→
B' ( x ' , y ' ) M 2→
B' ' (x ' ' , y ' ' )
Titik B(2,1) kita refleksikan terhadap garis
x=3, diperoleh :
( x 'y ' )=(−x+2 h
y+0 )
( x 'y ' )=(−2+2(3)
1+0 )
( x 'y ' )=(−2+6
1+0 )
( x 'y ')=(4
1)Diperoleh, B(2,1)M x=3
→B ’(4,1)
Kemudian Refleksikan titik B’(4,1) terhadap
garis x = 5, diperoleh
( x ' 'y ' ')=(−x+2 h
y+0 )
( x ' 'y ' ')=(−4+2(5)
1+0 )
( x ' 'y ' ')=(−4+10
1+0 )
( x ' 'y ' ')=(61)
( x ' ' 'y ' ' ')=(1 0
0 1)( xy )+(a
b)
( x ' ' 'y ' ' ' )=(1 0
0 1)(21)+(40)
( x ' ' 'y ' ' ' )=(2+0
0+1)+(40)
( x ' ' 'y ' ' ' )=(21)+(4
0)
( x ' ' 'y ' ' ')=(2+4
1+0)
( x ' ' 'y ' ' ' )=(61)
Diperoleh, A (2,1 ) T [ 0,4 ]→
A ' ' ' (6,1)
Diperoleh, B’ (4,1) M x=5→
B ’’ (6,1)
Jadi, B(2,1)M x=3→
B ’ (4,1) M x=5→
B ’’(6,1)
Kita refleksikan sebuah titik (titik C) terhadap
dua dua garis sejajar secara berurutan:
C ( x , y ) M 1→
C ' ( x' , y ' ) M 2→
C ' '( x' ' , y ' ' )
Misalkan:
M 1 = refleksi terhadap garis y=x
M 2 = reflaksi terhadap garis y=x+2
Titik C (3,1) kita refleksikan terhadap garis
y=x , diperoleh :
( x 'y ' )=(0 1
1 0)( xy )
( x 'y ' )=(0 1
1 0)(31)
( x 'y ' )=(0+1
3+0)
( x 'y ' )=(13)
Sehingga, C (3,1 ) M y=x→
C ’ (1,3 )
Kemudian kita refleksikan Titik C ’ (1 ,3)
terhadap garis y=x+2, diperoleh :
( x ' 'y ' ')=(0 1
1 0)( xy−c)+(0c )
( x ' 'y ' ')=(0 1
1 0)( 13−2)+(02)
Titik C (3,1 ) kita translasikan dengan vektor
w=[−22 ], diperoleh :
( x ' ' 'y ' ' ')=(1 0
0 1)( xy )+(a
b)
( x ' ' 'y ' ' ' )=(1 0
0 1)(31)+(−22 )
( x ' ' 'y ' ' ')=(3+0
0+1)+(−22 )
( x ' ' 'y ' ' ' )=(31)+(−2
2 )
( x ' ' 'y ' ' ' )=(3−2
1+2 )
( x ' ' 'y ' ' ' )=(13)
Diperoleh, D (3,1 )T [−2,2 ]→
D ' ' ' (1,3)
( x ' 'y ' ')=(0 1
1 0)(11)+(02)
( x ' 'y ' ')=(0+1
1+0)+(02)
( x ' 'y ' ')=(11)+(02)
( x ' 'y ' ')=(1+0
1+2)
( x ' 'y ' ')=(13)
Sehingga diperoleh, C ’(1,3)M y= x+2→
C ’’ (1,3).
Jadi, C (3,1) M y=x→
C ’(1,3) M y=x+ 2→
C ’’ (1,3)
Kita refleksikan sebuah titik (titik D) terhadap
dua dua garis sejajar secara berurutan:
D ( x , y ) M1→
D' ( x ' , y ' ) M 2→
D ' ' (x' ' , y ' ')
Misalkan:
M 1 = refleksi terhadap garis y=−x+1
M 2 = reflaksi terhadap garis y=−x−1
Titik D(−2 ,−2) kita refleksikan terhadap garis
y=−x+1, diperoleh :
( x 'y ' )=(−0 −1
1 0 )( xy−c)+(0
c )
( x 'y ' )=( 0 −1
−1 0 )( −2−2−1)+(01)
( x 'y ')=( 0 −1
−1 0 )(−2−3)+(01)
Titik D (−2 ,−2 ) kita translasikan dengan
vektor r=[−2−2], diperoleh :
( x ' ' 'y ' ' ')=(1 0
0 1)( xy )+(a
b)
( x ' ' 'y ' ' ' )=(1 0
0 1)(−2−2)+(−2
−2)
( x ' ' 'y ' ' ' )=(−2+0
0−2 )+(−2−2)
( x ' ' 'y ' ' ' )=(−2
−2)+(−2−2)
( x ' ' 'y ' ' ' )=(−2−2
−2−2)
( x ' ' 'y ' ' ' )=(−4
−4)Diperoleh, D (−2 ,−2 ) T [−2 ,−2 ]
→
D ' ' ' (−2 ,−2)
( x 'y ' )=(0+3
2+0)+(01)
( x 'y ' )=(32)+(0
1)
( x 'y ' )=(3+0
2+1)
( x 'y ' )=(33)
Diperoleh, D(−2 ,−2) M y=− x+1→
D ’ (3,3).
Kemudian kita refleksikan Titik D ’(3,3)
terhadap garis y=−x−1, diperoleh :
( x ' 'y ' ')=(−0 −1
1 0 )( xy−c)+(0
c )
( x ' 'y ' ')=( 0 −1
−1 0 )( 33−(−1))+( 0
−1)
( x ' 'y ' ')=( 0 −1
−1 0 )(34)+( 0
−1)
( x ' 'y ' ')=( 0−4
−3+0)+( 0−1)
( x ' 'y ' ')=(−4
−3)+( 0−1)
( x ' 'y ' ')=( −4+0
−3+(−1))
( x ' 'y ' ')=(−4
−4)Diperoleh, D ’(3,3) M y=−x−1
→D’’ (−4 ,−4)
Jadi,
D(−2 ,−2) M y=− x+1→
D ’ (3,3) M y=− x−1→
D’ ’(−4 ,−4 )
A (−2,3 ) M y=2→
A' (−2,1 ) M y=−1→
A ' '(−2,−3)
A (−2,3 ) T [0 ,−6 ]→
A ' ' ' (−2 ,−3)
Titik
Asal
Garis
pertama
Bayangan
Pertama
(refleksi
titik asal
terhadap
garis
pertama)
Garis kedua Bayangan
Kedua
(refleksi
titik
bayangan
pertama
terhadap
garis
kedua)
Vektor
translasi
Bayangan
ketiga
(translasi
titik asal
terhadap
vektor
translasi)
A(−2,3) y=2 A ' (−2,1) y=−1 A ' '(−2 ,−3) v=[ 0−6 ] A ' ' '(−2 ,−3)
B(2,1) x=3 B' (4,1) x=5 B' '(6,1) u=[40 ] B' ' ' (6,1)
C (3,1) y=x C ' (1,3) y=x+2 C ' ' (1,3) w=[−2−2] C ' ' ' (1,3)
D(−2 ,−2) y=−x+1 D '(3,3) y=−x−1 D ' '(−4 ,−4) r=[−2−2] D ' ' '(−4 ,−4 )
Dari hasil investigasi terlihat bahwa titik (x’ ’ , y ’ ’) sama dengan titik (x ’ ’’ , y ’ ’ ’) sehingga
terbukti bahwa dua refleksi berurutan terhadap dua garis sejajar ekuivalen dengan sebuah translasi
tunggal dengan jarak translasi sama dengan dua kali jarak antara kedua garis refleksi dan arah
translasi tegak lurus terhadap kedua garis, dari garis pertama ke garis ke dua.
Investigasi II
Untuk melakukan investigasi ini, kita akan menggunakan bantuan geogebra untuk membuktikan
M 1° M 2≠ M 2° M1, di mana M 1 adalah refleksi terhadap garis pertama dan M 2 adalah refleksi
terhadap garis kedua.
1. Dengan menginputkan persamaan garis pada input bar buatlah dua garis yang sejajar,
misalkan garis k danl
2. Buat titik (x , y )
3. Refleksikan titik (x , y ) terhadap garis k dengan mengaktifkan fasilitas Reflect About Line,
sehingga diperoleh titik bayangan (x’ , y ’ )
4. Refleksikan titik (x ’ , y ’) terhadap garis l dengan mengaktifkan fasilitas Reflect About
Line, sehingga diperoleh titik bayangan (x ’ ’ , y ’ ’)
5. Refleksikan titik (x , y ) terhadap garis l dengan mengaktifkan fasilitas Reflect About Line,
sehingga diperoleh titik bayangan (x’ ’ ’ , y ’ ’ ’ )
6. Refleksikan titik (x ’ , y ’ ) terhadap garis k dengan mengaktifkan fasilitas Reflect About
Line, sehingga diperoleh titik bayangan (x ’ ’’ ’ , y ’’’ ’)
7. Jika titik (x ’ ’ , y ’ ’) sama dengan titik (x ’ ’’ ’ , y ’ ’ ’ ’), maka terbukti bahwa
M 1° M 2≠ M 2° M1, di mana M 1 adalah refleksi terhadap garis pertama dan M 2 adalah
refleksi terhadap garis kedua.
Hasil investigasi
Misalkan terdapat 4 pasang garis sejajar, garis k sejajar dengan garis l, garis m sejajar dengan garis
n, garis o sejajar dengan garis p, dan garis q sejajar dengan garis r.
Nama
Garis
Persamaan Garis Nilai gradien (m) Sudut Inklinasi (
α )
Deskripsi
Garis k y=2 0 0 ° atau180 ° Garis k dan garis
l sejajarGaris l y=−1 0 0 ° atau180 °
Garis m x=3 tidak terdefinisi 90 ° Garis m dan garis
n sejajarGaris n x=5 tidak terdefinisi 90 °
Garis o y=x 1 45 ° Garis o dan garis
p sejajarGaris p y=x+2 1 45 °
Garis q y=−x+1 −1 135 ° Garis q dan garis
r sejajarGaris r y=−x−1 −1 135 °
Menggunakan matriks dan geogebra untuk membuktikan M 1° M 2≠ M 2° M1, di mana M 1 adalah
refleksi terhadap garis pertama dan M 2 adalah refleksi terhadap garis kedua.
M 2° M 1 M 1° M 2
Misalkan:
M 1 = refleksi terhadap garis y=2
M 2 = reflaksi terhadap garis y=−1
Untuk refleksi pada garis y = k menggunakan
rumus
( x 'y ' )=( x+0
− y+2 k )Titik A (−2,3 ) kita refleksikan terhadap garis
y=2, diperoleh :
( x 'y ' )=( x+0
− y+2 k )
( x 'y ' )=( −2+0
−3+2(2))
( x 'y ' )=(−2+0
−3+4)
( x 'y ' )=(−2
1 )Diperoleh, A (−2,3 ) M y=2
→A' (−2,1 )
Untuk refleksi pada garis y = k menggunakan
rumus
( x 'y ' )=( x+0
− y+2 k )Titik A (−2,3 ) kita refleksikan terhadap garis
y=−1, diperoleh :
( x ' ' 'y ' ' ')=( x+0
− y+2 k )
( x ' ' 'y ' ' ')=( −2+0
−3+2(−1))
( x ' ' 'y ' ' ' )=(−2+0
−3−2)
( x ' ' 'y ' ' ' )=(−2
−5)Diperoleh, A (−2,3 ) M y=−1
→A ' ' ' (−2 ,−5 )
Kemudian Refleksikan titik A' ' ' (−2 ,−5 )
terhadap garis y=2, diperoleh
( x ' 'y ' ' )=( x+0
− y+2 k )
Kemudian Refleksikan titik A ’ (−2,1 )terhadap
garis y=−1, diperoleh
( x ' 'y ' ')=( x+0
− y+2 k )
( x ' 'y ' ')=( −2+0
−1+2(−1))
( x ' 'y ' ')=(−2+0
−1−2)
( x ' 'y ' ')=(−2
−3)Diperoleh, A
' (−2,1 ) M y=−1→
A ' ' (−2,−3)
Jadi,
A (−2,3 ) M y=2→
A' (−2,1 ) M y=−1→
A ' ' (−2,−3)
( x ' 'y ' ')=( −2+0
−(−5)+2(2))
( x ' 'y ' ' )=(−2+0
5+4 )
( x ' 'y ' ' )=(−2
9 )Diperoleh, A
' (−2,1 ) M y=−1→
A ' '(−2,−3)
Jadi,
A (−2,3 ) M y=−1→
A ' ' ' (−2 ,−5 ) M y=2→
A ' ' ' ' (−2,9)
M 2° M 1 = (−2 ,−3)
M 1° M 2 = (−2,9)
Maka, M 1° M 2≠ M 2° M1
Misalkan:
M 1 = refleksi terhadap garis x=3
M 2 = reflaksi terhadap garis x=5
Untuk refleksi pada garis x = h menggunakan
rumus
( x 'y ' )=(−x+2 h
y+0 )Titik B(2,1) kita refleksikan terhadap garis
x=3, diperoleh :
( x 'y ' )=(−x+2 h
y+0 )
( x 'y ' )=(−2+2(3)
1+0 )
( x 'y ' )=(−2+6
1+0 )
( x 'y ')=(4
1)Diperoleh, B(2,1)M x=3
→B ’(4,1)
Kemudian Refleksikan titik B’(4,1) terhadap
garis x = 5, diperoleh
( x ' 'y ' ')=(−x+2 h
y+0 )
( x ' 'y ' ')=(−4+2(5)
1+0 )
Untuk refleksi pada garis x = h menggunakan
rumus
( x 'y ' )=(−x+2h
y+0 )Titik B(2,1) kita refleksikan terhadap garis
x=5, diperoleh :
( x ' ' 'y ' ' ' )=(−x+2 h
y+0 )
( x ' ' 'y ' ' ' )=(−2+2(5)
1+0 )
( x ' ' 'y ' ' ' )=(−2+10
1+0 )
( x ' ' 'y ' ' ' )=(81)
Diperoleh, B(2,1)M x=5→
B ' ' ’(8,1)
Kemudian Refleksikan titik B’ ' '(8,1) terhadap
garis x = 3, diperoleh
( x ' ' ' 'y ' ' ' ' )=(−x+2 h
y+0 )
( x ' ' ' 'y ' ' ' ' )=(−8+2(3)
1+0 )
( x ' ' ' 'y ' ' ' ' )=(−8+6
1+0 )
( x ' ' ' 'y ' ' ' ' )=(−2
1 )Diperoleh, B’ ' '(4,1) M x=3
→B ’' ' ’ (−2 ,1)
( x ' 'y ' ')=(−4+10
1+0 )
( x ' 'y ' ')=(61)
Diperoleh, B’ (4,1) M x=5→
B ’’ (6,1)
Jadi, B(2,1)M x=3→
B ’ (4,1) M x=5→
B ’’(6,1)
Jadi, B(2,1)M x=5→
B ’ ’’ (8,1) M x=3→
B ’’’ ’(−2,1)
M 2° M 1 = (6,1)
M 1° M 2 = (−2,1)
Maka, M 1° M 2≠ M 2° M1
Misalkan:
M 1 = refleksi terhadap garis y=x
Titik C (3,1) kita refleksikan terhadap garis
y=x+2, diperoleh :
M 2 = reflaksi terhadap garis y=x+2
Titik C (3,1) kita refleksikan terhadap garis
y=x , diperoleh :
( x 'y ' )=(0 1
1 0)( xy )
( x 'y ' )=(0 1
1 0)(31)
( x 'y ' )=(0+1
3+0)
( x 'y ' )=(13)
Sehingga, C (3,1 ) M y=x→
C ’ (1,3 )
Kemudian kita refleksikan Titik C ’ (1 ,3)
terhadap garis y=x+2, diperoleh :
( x ' 'y ' ')=(0 1
1 0)( xy−c)+(0c )
( x ' 'y ' ')=(0 1
1 0)( 13−2)+(02)
( x ' 'y ' ')=(0 1
1 0)(11)+(02)
( x ' 'y ' ')=(0+1
1+0)+(02)
( x ' 'y ' ')=(11)+(02)
( x ' 'y ' ')=(1+0
1+2)
( x ' 'y ' ')=(13)
( x ' ' 'y ' ' ' )=(0 1
1 0)( xy−c)+(0c )
( x ' ' 'y ' ' ')=(0 1
1 0)( 31−2)+(02)
( x ' ' 'y ' ' ' )=(0 1
1 0)( 3−1)+(0
2)
( x ' ' 'y ' ' ' )=(0−1
3+0)+(02)
( x ' ' 'y ' ' ' )=(−1
3 )+(02)
( x ' ' 'y ' ' ' )=(−1+0
3+2 )
( x ' ' 'y ' ' ' )=(−1
5 )Sehingga diperoleh, C (3,1) M y=x+ 2
→C ’’ ’(−1,5)
Kemudian kita refleksikan Titik C ’' ' (−1 , 5)
terhadap garis y=x , diperoleh :
( x ' ' ' 'y ' ' ' ' )=(0 1
1 0)( xy )
( x ' ' ' 'y ' ' ' ' )=(0 1
1 0)(−15 )
( x ' ' ' 'y ' ' ' ')=( 0+5
−1+0)
( x ' ' ' 'y ' ' ' ' )=( 5
−1)diperoleh, C ’’ ’(−1,5) M y=x
→C ’’’ ’(5 ,−1)
Jadi,
C (3,1) M y=x+ 2→
C ’’ ’(−1,5) M y=x→
C ’’’ ’(5 ,−1)
Sehingga diperoleh, C ’(1,3)M y= x+2→
C ’’ (1,3).
Jadi, C (3,1) M y=x→
C ’(1,3) M y=x+ 2→
C ’’ (1,3)
M 2° M 1 = (1,3)
M 1° M 2 = (5 ,−1)
Maka, M 1° M 2≠ M 2° M1
Misalkan:
M 1 = refleksi terhadap garis y=−x+1
M 2 = reflaksi terhadap garis y=−x−1
Titik D(−2 ,−2) kita refleksikan terhadap garis
y=−x+1, diperoleh :
( x 'y ' )=(−0 −1
1 0 )( xy−c)+(0
c )
Titik D(−2 ,−2) kita refleksikan terhadap garis
y=−x−1, diperoleh :
( x ' ' 'y ' ' ' )=(−0 −1
1 0 )( xy−c)+(0
c )
( x ' ' 'y ' ' ')=( 0 −1
−1 0 )( −2−2−(−1))+( 0
−1)
( x ' ' 'y ' ' ' )=( 0 −1
−1 0 )(−2−1)+( 0
−1)
( x 'y ' )=( 0 −1
−1 0 )( −2−2−1)+(01)
( x 'y ')=( 0 −1
−1 0 )(−2−3)+(01)
( x 'y ' )=(0+3
2+0)+(01)
( x 'y ' )=(32)+(0
1)
( x 'y ' )=(3+0
2+1)
( x 'y ' )=(33)
Diperoleh, D(−2 ,−2) M y=− x+1→
D ’ (3,3).
Kemudian kita refleksikan Titik D ’(3,3)
terhadap garis y=−x−1, diperoleh :
( x ' 'y ' ')=(−0 −1
1 0 )( xy−c)+(0
c )
( x ' 'y ' ')=( 0 −1
−1 0 )( 33−(−1))+( 0
−1)
( x ' 'y ' ')=( 0 −1
−1 0 )(34)+( 0
−1)
( x ' 'y ' ')=( 0−4
−3+0)+( 0−1)
( x ' 'y ' ')=(−4
−3)+( 0−1)
( x ' 'y ' ')=( −4+0
−3+(−1))
( x ' 'y ' ')=(−4
−4)
( x ' ' 'y ' ' ' )=(0+1
2+0)+( 0−1)
( x ' ' 'y ' ' ' )=(12)+( 0
−1)
( x ' ' 'y ' ' ' )=(1+0
2−1)
( x ' ' 'y ' ' ' )=(11)
Diperoleh, D(−2 ,−2) M y=− x−1→
D’ ' (1,1).
Kemudian kita refleksikan Titik D ’' (1,1)
terhadap garis y=−x+1, diperoleh :
( x ' ' ' 'y ' ' ' ' )=(−0 −1
1 0 )( xy−c)+(0
c )
( x ' ' ' 'y ' ' ' ' )=( 0 −1
−1 0 )( 11−1)+(01)
( x ' ' ' 'y ' ' ' ' )=( 0 −1
−1 0 )(10)+(01)
( x ' ' ' 'y ' ' ' ' )=( 0+0
−1+0)+(01)
( x ' ' ' 'y ' ' ' ' )=( 0
−1)+(01)
( x ' ' ' 'y ' ' ' ' )=( 0
−1+1)
( x ' ' ' 'y ' ' ' ')=(00)
Diperoleh, D ’’’(1,1)M y=− x+1→
D ’’ ’’ (0,0)
Jadi,
Diperoleh, D ’(3,3) M y=−x−1→
D’’ (−4 ,−4)
Jadi,
D(−2 ,−2) M y=− x+1→
D ’ (3,3) M y=− x−1→
D’ ’(−4 ,−4 )
D(−2 ,−2) M y=− x−1→
D’ ’’ (1,1) M y=−x +1→
D ’’’’ (0,0)
M 2° M 1 = (−4 ,−4)
M 1° M 2 = (0,0)
Maka, M 1° M 2≠ M 2° M1
Tabel Investigasi
Titik
Asal
Persamaan
garis 1
Persamaan
garis 2
M 1 M 2° M 1 M 2 M 1° M 2
A(−2,3) y=2 y=−1 A ’ (−2,1) A ’’(−2 ,−3) A ’’’ (−2 ,−5) A ’’’ ’(−2,9)
B(2,1) x=3 x=5 B’ (4,1) B’ ’(6,1) B’ ’’(8,1) B’ ’’’ (−2,1)
C (3,1) y=x y=x+2 C ’ (1,3) C ’’ (1,3) C ’’ ’(−1,5) C ’’ ’ ’ (5 ,−1)
D(−2 ,−2) y=−x+1 y=−x−1 D ’(3,3) D ’’ (−4 ,−4) D ’’’ (1,1) D ’’’ ’(0,0)
Dari Investigasi diperoleh bahwa M 1° M 2≠ M 2° M1.
Sehingga terbukti bahwa M 1° M 2≠ M 2° M1, di mana M 1 adalah refleksi terhadap garis pertama dan
M 2 adalah refleksi terhadap garis kedua.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa dua refleksi berurutan terhadap dua garis sejajar
ekuivalen dengan sebuah translasi tunggal dengan jarak translasi sama dengan dua kali jarak antara
kedua garis refleksi dan arah translasi tegak lurus terhadap kedua garis, dari garis pertama ke garis
ke dua dan M 1° M 2≠ M 2° M1, di mana M 1 adalah refleksi terhadap garis pertama dan M 2 adalah
refleksi terhadap garis kedua.