10
IMPLEMENTASI DEMING CYCLE PADA PERUSAHAAN ROKOK ADI BUNGSU KOTA MALANG Hanantya Gilang Masterizki Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 165 Malang [email protected] Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi Deming Cycle pada sistem pengendalian kualitas di PR. Adi Bungsu Kota Malang. Dengan begitu akan diketahui kelebihan dan kekurangan dari sistem produksinya serta bagaimana membentuk perencanaan pengendalian kualitas yang baik. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data tentang pengendalian kualitas pada perusahaan. Untuk mendapatkan informasi-informasi terkait dengan pengendalian kualitas dari PR. Adi Bungsu digunakan wawancara mendalam. Data yang terkumpul akan direduksi dan kemudian diolah menggunakan penyesuaian dengan metode Deming Cycle yang terdiri dari 4 tahap yaitu Plan, Do, Study, dan Act. Pembahasan Deming Cycle pada penelitian ini meliputi perencanaan pengendalian kualitas (Plan), pelaksanaan rencana (Do), pembelajaran terhadap rencana yang dijalankan (Study), dan tindak lanjut dari tahap pembelajaran (Act). Pada tahap Plan perusahaan menetapkan langkah apa saja harus dilakukan untuk pengendalian kualitas. Tahap Do adalah pelaksanaan rencana yang sudah ditetapkan. Tahap Study merupakan pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui seperti apa hasil dari pelaksanaan rencana awal sekaligus mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya. Pada tahap ini digunakan metode diagram c, Six Sigma, dan diagram Fish-bone. Hasil dari pembelajaran itulah yang akan membantu perusahaan dalam menentukan tindak lanjut (Act) dari rencana yang dibuatnya. Melalui metode Deming Cycle, diketahui bahwa tingkat kecacatan produksi perusahaan masih berada dalam zona aman. Sedangkan permasalahan utama yang dihadapi perusahaan adalah kurangya pengawasan pada sistem produksi dan kegiatan operasional yang tidak sesuai prosedur. Kata kunci: Deming Cycle, Kualitas, Plan, Do, Study, Act.

implementasi deming cycle pada perusahaan rokok adi

Embed Size (px)

Citation preview

IMPLEMENTASI DEMING CYCLE PADA PERUSAHAAN ROKOK ADI

BUNGSU KOTA MALANG

Hanantya Gilang Masterizki

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya

Jl. MT. Haryono 165 Malang

[email protected]

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi Deming

Cycle pada sistem pengendalian kualitas di PR. Adi Bungsu Kota Malang. Dengan

begitu akan diketahui kelebihan dan kekurangan dari sistem produksinya serta

bagaimana membentuk perencanaan pengendalian kualitas yang baik. Penelitian ini

adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang dilakukan dengan

mengumpulkan data-data tentang pengendalian kualitas pada perusahaan. Untuk

mendapatkan informasi-informasi terkait dengan pengendalian kualitas dari PR.

Adi Bungsu digunakan wawancara mendalam. Data yang terkumpul akan direduksi

dan kemudian diolah menggunakan penyesuaian dengan metode Deming Cycle

yang terdiri dari 4 tahap yaitu Plan, Do, Study, dan Act. Pembahasan Deming Cycle

pada penelitian ini meliputi perencanaan pengendalian kualitas (Plan), pelaksanaan

rencana (Do), pembelajaran terhadap rencana yang dijalankan (Study), dan tindak

lanjut dari tahap pembelajaran (Act). Pada tahap Plan perusahaan menetapkan

langkah apa saja harus dilakukan untuk pengendalian kualitas. Tahap Do adalah

pelaksanaan rencana yang sudah ditetapkan. Tahap Study merupakan pembelajaran

yang dilakukan untuk mengetahui seperti apa hasil dari pelaksanaan rencana awal

sekaligus mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya. Pada tahap ini digunakan

metode diagram c, Six Sigma, dan diagram Fish-bone. Hasil dari pembelajaran

itulah yang akan membantu perusahaan dalam menentukan tindak lanjut (Act) dari

rencana yang dibuatnya. Melalui metode Deming Cycle, diketahui bahwa tingkat

kecacatan produksi perusahaan masih berada dalam zona aman. Sedangkan

permasalahan utama yang dihadapi perusahaan adalah kurangya pengawasan pada

sistem produksi dan kegiatan operasional yang tidak sesuai prosedur.

Kata kunci: Deming Cycle, Kualitas, Plan, Do, Study, Act.

PENDAHULUAN

Pengendalian kualitas produk pada perusahaan merupakan salah satu kunci

sukses dalam persaingan di dunia bisnis. Pentingnya peranan mutu produk

membuat perusahaan harus berusaha untuk mengembangkan produknya. Untuk itu

langkah yang tepat harus diambil agar pengendalian kualitas tersebut bisa berjalan

dengan baik. Salah satu cara untuk melakukan pengendalian terhadap kualitas

produk adalah penggunaan metode Deming Cycle.

Penelitian ini ditujukan untuk meneliti bagaimana penerapan metode

Deming Cycle pada perusahaan, serta faktor apa saja yang mempengaruhi

keberhasilan dari metode tersebut. Deming Cycle merupakan metode pengendalian

mutu berbentuk siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu Plan, Do, Study, dan Act.

Keempat tahap ini akan membentuk sebuah siklus pengendalian mutu yang terus

berjalan tanpa henti. Singkat kata, dengan penggunaan metode ini perusahaan akan

menjalankan pengendalian mutu secara terus menerus.

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui proses

pelaksanaan dari metode Deming Cycle begitu juga dengan faktor yang

mempengaruhi keberhasilan pelaksanaannya. Beberapa teori yang berkaitan

dengan pengendalian kualitas juga diangkat untuk semakin memperdalam

pembahasan dalam penelitian ini. Teori yang digunakan antara lain adalah

pengendalian kualitas, Total Quality Management, Total Quality Control, dan

Deming Cycle.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan

deskriptif untuk mengetahui fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan. Data

yang terkumpul dalam penelitian ini terbagi kedalam dua kategori yaitu data primer

dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

hasil penelitian di lapangan. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh

dari penelitian atau literatur yang telah tersedia sebelumnya.

Penelitian ini dilaksanakan pada Perusahaan Rokok Adi Bungsu yang

berlokasi di Jl. Ki Ageng Gribig no. 45 Kelurahan Lesanpuro, Kota Malang.

Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara in-depth interview (wawancara

mendalam), observasi, dan dokumentasi. Sedangkan data sekunder didapat dari

hasil penelitian terdahulu, buku, dan dokumentasi informasi-informasi yang telah

disediakan perusahaan. Analisis dilakukan dengan cara menerapkan metode

Deming Cycle pada Perusahaan Rokok Adi Bungsu.

HASIL ANALISIS

Penggunaan metode Deming Cycle akan membahas hasil penelitian ini

kedalam empat tahap utama yaitu Plan, Do, Study, dan Act, seperti layaknya

Deming Cycle sendiri. Pembahasan dilakukan dengan cara menggunakan semua

informasi yang didapat selama proses pengumpulan data untuk membentuk sebuah

Deming Cycle pada PR. Adi Bungsu.

Plan

Tahap Plan membahas tentang rencana-rencana kegiatan yang akan

dilakukan dalam pengendalian kualitas. Dalam perencanaan ini juga akan dibahas

tentang faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam pembuatan rencana.

Rencana ini meliputi:

1. Memilih lokasi 5. Membuat alur produksi

2. Membeli mesin dan peralatan 6. Membuat SOP

3. Memilih supplier 7. Menciptakan standar kualitas

4. Merekrut tenaga kerja 8. Menetapkan target produksi

Do

Tahap Do meliputi pendirian lokasi di tempat yang dipilih, pembelian mesin

dan peralatan, pemilihan supplier, merekrut tenaga kerja, pembuatan alur produksi,

pembuatan SOP, menciptakan standar kualitas, dan menetapkan target produksi.

Proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah dibahas

sebelumnya. Lokasi pendirian perusahaan telah dipilih yaitu di Jl. Ki Ageng Gribig

no.45, Kelurahan Lesanpuro, Kota Malang.

Langkah berikutnya adalah pengadaan mesin. Mesin yang dibutuhkan oleh

perusahaan terdiri dari 6 mesin yaitu Boiler, Primary, Mesin Rajang, Oven, MK8,

dan Garant 4. Garant 4 dan MK8 digunakan untuk produksi sigaret kretek mesin

(SKM) sedangkan sisanya adalah mesin untuk pengolahan bahan baku. Supplier

perusahaan untuk bahan baku sebagian besar berada di daerah Kota Malang.

Walaupun untuk tembakau, beberapa supplier berada di luar Kota Malang.

Tenaga kerja direkrut dari warga di sekitar perusahaan. Untuk karyawan di

lini manajer perusahaan perekrutan diutamakan dari relasi keluarga karena

perusahaan ini adalah milik perseorangan. Alur produksi dan SOP juga ditentukan

agar para karyawan mengetahui bagaimana urutan pelaksanaan produksi di

perusahaan serta bagaimana prosedur kerja yang tepat. Target produksi ditetapkan

untuk setiap bulan. Sedangkan standar kualitas rokok yang diharapkan oleh PR. Adi

Bungsu adalah rokok dengan cita rasa yang khas.

Study

Tahap Study dilakukan dengan menggunakan tiga cara yaitu penggunaan

diagram c untuk mengetahui fraksi cacat dan keamanan sistem produksi, Six Sigma

untuk memprediksi jumlah barang cacat, dan Fish-bone untuk mengidentifikasi

bagian mana saja dalam perusahaan yang menyebabkan terjadinya cacat produksi.

Hasil dari ketiga metode ini akan digabungkan untuk pembelajaran pada tahap

Study sehingga perusahaan bisa mengetahui bagaimana keadaan sistem

produksinya, serta apa saja yang menyebabkan terjadinya cacat produksi.

Act

Pada tahap Act dibahas tentang tindak lanjut dari tahap Study. Setelah

mengetahui hasil perhitungan pada tahap Study perusahaan akan lebih mudah

mengambil langkah perbaikan karena mereka sudah mengetahui apa penyebab dari

kerusakan produk. Dengan begitu tindakan yang tepat bisa diambil untuk

menanggulangi kerusakan tersebut.

PEMBAHASAN

Plan

Tahap Plan adalah langkah awal dalam memulai Deming Cycle.

Perencanaan ini dibuat berdasarkan kebutuhan dan kemampuan perusahaan rokok

Adi Bungsu sendiri. Penyesuaian dengan kebutuhan dan kemampuan akan

membuat rencana yang disusun menjadi efektif dan efisien. Setelah perencanaan

selesai dilakukan, maka tahap berikutnya yang harus dijalankan adalah

melaksanakan rencana tersebut (tahap Do)

Do

Pada tahap Do perusahaan mulai menjalankan rencana yang telah dirancang

sebelumnya. Berikut adalah penjabaran dari tahap Do:

1. Memilih lokasi

Perusahaan rokok Adi Bungsu memilih lokasi di kota Malang, tepatnya di

Jl. Ki Ageng Gribig no. 45. Lokasi ini dipilih bahan baku dan tenaga kerja

mudah dipenuhi. Akses ke perusahaan juga mudah karena letaknya berada di

jalur transportasi utama.

2. Membeli mesin dan peralatan

Terdapat enam mesin utama yang dibutuhkan perusahaan untuk

menjalankan proses produksi. Untuk sumber tenaga, digunakan mesin Boiler,

penghasil uap untuk menghidupkan mesin-mesin pengolah bahan baku lainnya

seperti mesin rajang, Primary, dan oven. Mesin rajang berfungsi untuk

merajang tembakau dan cengkeh. Mesin Primary digunakan untuk mencampur

tembakau dan bahan baku lainnya seperti cengkeh.

Oven dalam proses produksi digunakan untuk pengeringan agar rokok

yang diproduksi tidak lembab. Untuk pengolahan sigaret kretek mesin (SKM)

terdapat dua mesin yaitu MK8 dan Garant 4. Dalam Produksi sigaret kretek

tangan (SKT) digunakan tenaga manusia sehingga yang dibutuhkan adalah alat

bantu seperti meja, kursi, gunting, dan tampah.

3. Memilih supplier

Supplier perusahaan umumnya berada di Kota Malang yang menyediakan

bahan baku kertas, cengkeh (Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkeh), dan

saus rokok. Untuk tembakau sebagian supplier berada di luar kota antara lain

adalah di daerah Kedu, Tuban, Bojonegoro, Jember, dan Madura. Beberapa

penimbun temabakau di Kota Malang juga menjadi supplier bagi perusahaan.

4. Merekrut tenaga kerja

Perusahaan ini adalah perusahaan perseorangan sehingga relasi keluarga

merupakan alat utama untuk mencari tenaga kerja terutama pada bagian

manajer dan staf. Untuk karyawan, perusahaan rokok Adi Bungsu merekrut

masyarakat sekitar pabrik untuk bekerja di pabriknya.

5. Membuat alur produksi

Alur proses produksi terbagi kedalam tiga bagian yaitu input, proses, dan

output. Input adalah pengadaan bahan baku yaitu tembakau, cengkeh, dan saus

rokok. Proses meliputi proses rajang, pengodolan, pencampuran, penggilingan,

dan penyortiran. Sedangkan output adalah pembungkusan pada rokok yang

selesai diproduksi.

6. Membuat SOP

Pada PR. Adi Bungsu prosedur operasi ini terdiri dari beberapa poin, yaitu:

a. Dilarang merokok saat bekerja

b. Harus memakai masker

c. Harus memakai sepatu

d. Harus memakai tutup kepala

e. Karyawan wajib mendapatkan jaminan kesehatan

7. Menciptakan standar kualitas

Pada perusahaan rokok Adi Bungsu, standar kualitas yang diharapkan

adalah rokok dengan cita rasa yang khas. Untuk itu proses produksi awal yaitu

pada tahap pencampuran harus dicermati.

8. Menetapkan target produksi

Perusahaan rokok Adi Bungsu menetapkan target produksi untuk setiap

bulan. Perusahaan juga akan melayani jika ada pesanan. Jika ada permintaan

tersendiri dari konsumen, biasanya akan dipenuhi pada akhir bulan didapatnya

pesanan. Pemenuhan pesanan ini juga bisa dilakukan dengan membuat

kesepakatan dengan konsumen.

Study

Tahap Study merupakan pembelajaran terhadap rencana yang telah dibuat

pada tahap Plan. Dalam pembelajaran ini digunakan tiga metode yaitu diagram c,

Six Sigma, dan Fish-bone.

1. Diagram c

Perhitungan diagram c dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari

PR. Adi Bungsu, dimana setidaknya terjadi kecacatan sebanyak 25 unit pada

setiap 1000 sampel batang rokok. Data tersebut diperoleh dari hasil

perhitungan rata-rata selama 4 bulan (Bulan I = 18 unit; bulan II = 27 unit;

bulan III = 26 unit; bulan IV = 31). Dengan tingkat keyakinan sebesar

99,73% maka akan diperoleh nilai z sebesar 3. Perhitungan diagram c dari

data-data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Rata-rata barang cacat ( c ):

c = Jumlah total kesalahan

Jumlah data yang diperiksa =

18

1000 = 0,018 (bulan pertama)

c = Jumlah total kesalahan

Jumlah data yang diperiksa =

27

1000 = 0,027 (bulan kedua)

c = Jumlah total kesalahan

Jumlah data yang diperiksa =

26

1000 = 0,026 (bulan ketiga)

c = Jumlah total kesalahan

Jumlah data yang diperiksa =

31

1000 = 0,031 (bulan keempat)

2. Upper Control Limit (UCL):

UCL = c + 3 c = 0,025 + 3 025,0 = 0,5

3. Lower Control Limit (LCL):

LCL = c - 3 c = 0,025 – 3 025,0 = (-0,045) = 0

Lower control limit tidak boleh berupa angka negatif karena nilai

terkecilnya adalah 0 (nol).

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diperoleh informasi bahwa

jumlah rata-rata barang cacat adalah 0,018; 0,027; 0,026; dan 0,031. Jumlah

rata-rata masih belum melampaui batas kendali atas (UCL) yaitu sebesar

0,5. Berarti walaupun beberapa barang mengalami cacat produksi

perusahaan masih berada dalam zona aman.

2. Six Sigma

Untuk metode six sigma perusahaan harus menentukan faktor apa saja

yang menyebabkan suatu produk disebut cacat (Critical to Quality/CTQ).

Pada PR. Adi Bungsu sebuah batang rokok dianggap cacat apabila rasanya

berbeda dan api rokok mudah padam (2 faktor). Dengan menggunakan data

yang sama pada diagaram c yaitu 25 produk cacat pada produksi 1000

batang rokok, perhitungan menggunakan six sigma adalah sebagai berikut:

Sumber: Data diolah

1. Defect Per Opportunities (DPO)

DPO = Jumlah barang cacat

Jumlah barang diproduksi x jumlah CTQ =

25

1000x2 = 0,0125

2. Defect Per Million Opportunities (DPMO)

DPMO = Jumlah barang cacat x 1.000.000

Jumlah barang diproduksi x CTQ =

25x1.000.000

1.000x2

= 25.000.000

2.000 = 12.500

3. Level sigma

Untuk mengetahui level sigma kita bisa melihat pada tabel six sigma.

Berdasarkan informasi dari tabel dapat diketahui bahwa jumlah DPMO

sebanyak 12.500 menunjukkan level sigma berada pada posisi 3,74.

3. Fish-bone

Pada diagram Fish-bone disebutkan beberapa penyebab dari kecacatan

produksi yang ditimbulkan dari bagian sigaret kretek mesin (SKM), sigaret

kretek tangan (SKT), standard operating procedure (SOP), dan operasional

mesin. Kesalahan yang timbul pada diagram ini nantinya akan berujung

pada bagian “kepala” pada diagram, yaitu kecacatan produksi.

Act

Dengan mengetahui dampak, kelebihan, serta kekurangan dari rencana yang

telah dibuat, perusahaan bisa menentukan tindak lanjut apa yang harus dilakukan.

Ada empat poin utama dalam penentuan tindak lanjut di tahap ini yaitu:

Gambar 1

Diagram Fish-bone

1. Penetapan target produksi dan standar kualitas yang jelas.

2. Berusaha mengurangi kecacatan produksi.

3. Mengelola sumber daya yang dimiliki sesuai dengan SOP yang ditetapkan.

4. Melakukan pemantauan serta mengevaluasi proses produksi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimulan

Berdasarkan hasil yang telah didapat dari penelitian yang dilakukan di PR.

Adi Bungsu ada beberapa kesimpulan yang bisa diambil yaitu:

1. Deming Cycle pada Perusahaan Rokok Adi Bungsu merupakan sebuah

dasar dalam melaksanakan perbaikan secara berkelanjutan. Perbaikan ini

meliputi perencanaan, pelaksanaan rencana, pembelajaran terhadap rencana

yang dijalankan, dan evaluasi dari rencana tersebut.

2. Pelaksanaan Deming Cycle harus disesuaikan dengan kemampuan dari

perusahaan sendiri. Pada PR. Adi Bungsu, tahap plan sudah dilakukan

dengan baik dan realistis sehingga tidak membebani perusahaan dalam

pencapaiannya.

3. Realisasi dari tahap do di PR. Adi Bungsu dilakukan dengan pembentukan

kualitas produk yang baik. Hal ini tidak hanya dipengaruhi oleh pemilihan

bahan baku yang bermutu saja. Penggunaan mesin dan peralatan yang sesuai

dengan prosedur juga akan membantu menjaga serta meningkatkan mutu

dari produk yang dihasilkan.

4. Tahap study pada Deming Cycle dilakukan dengan cara mempelajari

dampak yang dihasilkan dari rencana awal. Pada tahap ini dilakukan

perhitungan diagram c dan six sigma untuk mengetahui tingkat kecacatan

produknya. Perhitungan diagram c menunjukkan bahwa nilai c tidak

melebihi batas kendali atas maupun bawah. Sedangkan dalam six sigma

diketahui bahwa level sigma perusahaan adalah 3,74. Hasil dari

perhitungan-perhitungan tersebut menandakan bahwa tingkat kecacatan

produksi di perusahaan masih bisa ditoleransi.

5. Tahap terakhir dari Siklus Deming adalah act yang merupakan tindak lanjut

dari pembelajaran pada tahap study. Tindakan pertama adalah menetapkan

target produksi yang jelas agar karyawan memiliki motivasi untuk bekerja.

Kedua, berusaha mengurangi kecacatan produksi dengan cara

meningkatkan pengawasan pada bagian produksi yang menimbulkan

kerusakan. Ketiga, mengelola sumber daya yang dimiliki sesuai dengan

SOP yang telah ditetapkan. Keempat, melakukan pemantauan serta

mengevaluasi proses produksi perusahaan.

Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, penulis ingin menyampaikan

beberapa saran, diantaranya:

1. Perusahaan perlu mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada pada

dirinya. Pelaksanaan Deming Cycle tidak serta merta mengubah

keseluruhan sistem produksi dengan yang baru untuk menciptakan mutu

yang baik. Sebaliknya perusahaan harus mampu mempertahankan kelebihan

yang dimilikinya serta memperbaiki kekurangan yang ada agar perbaikan

kualitas bisa berjalan.

2. Perusahaan perlu melaksanakan Deming Cycle untuk melakukan

pengendalian kualitas terhadap produknya. Pelaksanaan metode ini akan

memberikan dampak positif berupa pengetahuan tentang kelebihan dan

kekurangan dari rencana perbaikan mutunya.

3. Monitoring dalam pelaksanaan Deming Cycle harus selalu dilakukan oleh

perusahaan untuk memastikan bahwa rencana yang dibentuk bisa dijalankan

dengan baik. Hal ini penting untuk dilakukan karena dalam Deming Cycle

evaluasi dari seluruh kegiatan pada satu siklus adalah dasar dalam

membentuk rencana yang baru.

4. Perbaikan mutu yang dilakukan oleh perusahaan tidak akan bisa berjalan

jika tidak mendapat dukungan dari pihak internal yaitu karyawan dan

manajer. Manajer harus bisa menanamkan pada seluruh karyawan bahwa

pengendalian mutu merupakan hal yang mutlak untuk dilakukan sehingga

mereka memiliki komitmen untuk bekerja dan mendukung hal tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

A. V.Feigenbaum. 1992. Kendali Mutu Terpadu, Edisi Ketiga. Penerbit Erlangga:

Jakarta

Amalia, Ririn Rizki. 2003. ‘Evaluasi Terhadap Pengendalian Intern Sistem

Penjualan pada Perusahaan Rokok SM Adi Bungsu Kedungkandang –

Malang’, Laporan Praktik Kerja Nyata. Universitas Brawijaya

Anonim, The Plan, Do, Study, Act (PDSA) Cycle, diakses 30 November 2014

<https://www.deming.org/theman/theories/pdsacycle>

Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi, edisi revisi 2008.

Lembaga Penerbit FEUI: Jakarta

Bungin, Burhan. 2005. Analisis Data Penelitian Kualitatif. PT. Raja Grafindo

Persada: Jakarta.

Colledani, M. dan Tolio, T.. 2006. ‘Impact of Quality Control on Production

System Performance’, diakses 5 Januari 2015,

<isiarticles.com/bundles/Article/pre/pdf/4740.pdf>

Djamaludin, I., Murthy D.N.P., Wilson R.J. 1994. ‘Quality control through lot

sizing for items sold with warranty’, International Journal of Production

Economics 33 : 97–107

Evans, James R. dan Collier, David A.. 2007. An Integrated Goods and Services

Approach. Thomson South-Western: Mason

Ferdian, Reza. 2004. ‘Pemberdayaan Usaha Kecil Masyarakat Melalui Program

Pemberdayaan Ekonomi Rakyat (PER) di Kota Sabang (Studi Kasus

Pemberian Kredit Lunak kepada Usaha Kecil Masyarakat di Kota Sabang)’,

Skripsi. Universitas Indonesia, Jakarta.

Google, Malang, Malang City, East Java, Indonesia, diakses 15 Desember 2014

<https://www.google.com/maps/place/Malang,+Malang+City,+East+Java,+

Indonesia>

Hendriarto, Stevanus. 2010. ‘Kunci Sukses Membangun Aliansi Pemberdayaan

Usaha peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) Kota Malang’,

Skripsi. Universitas Brawijaya, Malang.

Herawati, Eka. 2009. ‘Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan

Konsumen pada Perusahaan Rokok Kretek Adi Bungsu Malang’, Skripsi.

Universitas Brawijaya, Malang.

Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk

Akuntansi & Manajemen, Edisi Pertama. BPFE: Yogyakarta

Julia, Citra. 2003. ‘Manajemen Tenaga Kerja Pabrik Rokok Adi Bungsu Kecamatan

Kedung Kandang Kotamadya Malang’, Laporan Prakterk Kerja Lapang.

Universitas Brawijaya.

Kemdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses 5 Januari 2015,

<http://kbbi.web.id/proses>

Kemdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses, 5 Januari 2015

<http://kbbi.web.id/produksi>

Kusuma, Hendra. 2009. Manajemen Produksi, Perencanaan dan Pengendalian

Produksi. Penerbit Andi: Yogyakarta

Masterizki, Hanantya Gilang. 2015. ‘Implementasi Quality Control pada

Perusahaan Rokok Adi Bungsu Kota Malang’, Laporan Kegiatan Kuliah

Kerja Nyata. Universitas Brawijaya.

Moen, Ronald dan Norman, Clifford. 2009. ‘Evolution of PDCA Cycle’, diakses 5

Januari 2015, < pkpinc.com/files/NA01MoenNormanFullpaper.pdf>

Nurnajamuddin, Mahmud dan Haming, Murdifin. 2012. Manajemen Produksi

Modern Edisi Kedua. Bumi Aksara: Jakarta

Prihantoro, C. Rudi. 2012. Konsep Pengendalian Mutu. Rosda: Bandung

Punu, Yulius Yoseph. 1998. ‘Peranan Pengawasan Persediaan Bahan Baku

Cengkeh yang Efektif Guna Kelancaran Proses Produksi pada Perusahaan

Rokok “Adi Bungsu” Malang’, Skripsi. Universitas Merdeka Malang

Render, Barry dan Heizer, Jay. 2012. Manajemen Operasi edisi 9. Salemba Empat:

Jakarta.

Ruddy K., Eduard. 1999. ‘Analisis Incremental Cost Sebagai Usaha Menentukan

Pola Produksi yang Efisien Serta Pengaruhnya Dalam Perhitungan Laba

Kotor Pada Perusahaan Rokok “Adi Bungsu” Malang’, Skripsi. Universitas

Merdeka Malang.

Russel, Robert S. and Taylor, Bernard W. 2011. Operations Management, 7th

edition. Wiley: New Jersey

Sonalia, Devi. 2013. ‘Pengendalian Mutu Pada Proses Produksi di Tiga Usaha Kecil

Menengah Tahu Kabupaten Bogor’, Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Stevenson, William J.. 2009. Operations Management. McGraw Hill: New York

Stevenson, William J. dan Chuong, Sum Chee. 2014. Manajemen Operasi

Perspektif Asia. Salemba Empat: Jakarta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta:

Bandung.

Tanjong, Santoni Darmawan. 2013. ‘Implementasi Pengendalian Kualitas dengan

Metode Statistik Pada Pabrik Spareparts CV Victory Metallurgy Sidoarjo’,

Skripsi. Universitas Surabaya, Surabaya.

Tjiptono, Fandy dan Diana, Anastasia. 2003. Total Quality Management. Penerbit

Andi: Yogyakarta.

Wignjosoebroto, Sritomo. 2003. Pengantar Teknik dan Manajemen Industri. Guna

Widya: Surabaya.