Upload
khangminh22
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
IMPLEMENTASI REWARD DAN PUNISHMENT
DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DARUT TAQWA
KEDUNG REJOSO KOTAANYAR PROBOLINGGO
TAHUN AJARAN 2020/2021
SKRIPSI
diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember
untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Oleh:
WILDATUL MAGHFIRAH
NIM. T20171322
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
APRIL 2021
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
ii
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
iii
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
iv
MOTTO
… Artinya: “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri
dan jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu
sendiri…”1
1 Al-Qur’an, 17:7.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
v
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur kepada Allah SWT, terselesaikannya karya sederhana ini
dengan penuh semangat perjuangan dan pengorbanan dalam pembuatannya serta
tulus dari hati yang paling dalam, karya ini kupersembahkan untuk:
1. Bapak Ibuku tercinta: Bapak Purwanto, Ibu Khotifah, selaku panutan dalam
setiap langkah kehidupanku, yang tiada henti selalu mendoakanku sepenuh
hati, memberikan motivasi dan semangat yang tiada henti, memberikan
dukungan moral dan material sehingga saya dapat melaksanakan tugas akhir
dan perkuliahan ini dengan baik dan kepada keluarga besar saya ucapkan
terima kasih atas dukungannya dan motivasinya kepada saya.
2. Guru saya yang tidak bisa disebutkan satu persatu saya sangat berterima kasih
atas dukungan dan doanya sekaligus bimbingan ilmu, semoga ilmu yang saya
dapat akan barokah dan bermanfaat.
3. Sahabat-sahabatku terimakasih atas motivasi dan dampingannya semoga ilmu
dan pengalaman bersama bisa mengantarkan kita menuju gerbang kesuksesan
dan kelak dapat menjadi guru PAI yang profesional dan amanah.
4. Semua pihak yang telah bersedia memberikan informasi, pengalaman serta
ilmunya dalam pencarian data dalam skripsi ini.
5. Lembaga yang saya teliti yaitu SMP Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo yang telah memberikan kemudahan dalam pengerjaan skripsi ini.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
vi
KATA PENGANTAR
Segenap puji syukur penulis sampaikan kepada Allah karena atas rahmat
dan karunia-Nya, perencanaan, pelaksanaan, dan penyelesaian skripsi sebagai
salah satu syarat menyelesaikan program sarjana, dapat terselesaikan dengan
lancar.
Kesuksesan ini dapat penulis peroleh karena dukungan banyak pihak. Oleh
karena itu, penulis menyadari dan menyampaikan terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM., selaku Rektor IAIN Jember.
2. Ibu Dr. Hj. Mukni’ah, M. Pd. I., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan yang telah memberikan izin penelitian.
3. Bapak Drs. H. D. Fajar Ahwa, M. Pd. I., selaku ketua Jurusan Pendidikan
Agama Islam yang telah membantu dalam segala hal yang diperlukan sebagai
syarat skripsi.
4. Bapak Dr. H. Moh. Sahlan M.Ag., selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah memberikan pengarahan, motivasi, dan meluangkan waktunya untuk
membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi dengan baik.
5. Tim penguji skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan
kritik, saran dan tanggapan terhadap skripsi ini sehingga dapat menjadi
skripsi yang lebih baik dan sempurna.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
vii
6. Seluruh keluarga terutama kedua orang tua, guru, sahabat, dan teman-teman
yang memberikan dukungan penuh yang sangat berarti bagi peneliti.
7. Lembaga yang saya teliti yaitu SMP Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo yang telah memberikan kemudahan dalam pengerjaan skripsi ini.
Akhirnya, semoga segala amal baik yang telah Bapak/Ibu berikan kepada
penulis mendapat balasan yang baik dari Allah.
Jember, 16 Maret 2021
Penulis
Wildatul Maghfirah
NIM. T20171322
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
ABSTRAK
Wildatul Maghfirah, 2021: Implementasi Reward Dan Punishment Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di
Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo
Tahun Ajaran 2020/2021.
Kata Kunci : Reward, Punishment, Motivasi Belajar
Seorang guru memiliki peran penting untuk membangkitkan kembali keinginan
dan semangat belajar siswa, pemberian rangsangan dan penguatan (reinforcement) yang
diberikan oleh guru dapat membentuk motivasi siswa. Dengan adanya alat pembelajaran
berupa reward diharapkan bisa menimbulkan energi dalam belajar dan dapat
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan dengan diberikan punishment
diharapkan dapat menertibkan siswa yang dalam proses belajar juga menjadikan
perbaikan-perbaikan terhadap kesalahan siswa.
Fokus penelitiannya adalah (1) Bagaimana bentuk reward dan punishment
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di
Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo
Tahun Ajaran 2020/2021? (2) Bagaimana pelaksanaan reward dan punishment dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Di
Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo
Tahun Ajaran 2020/2021? (3) Bagaimana dampak dari reward dan punishment dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di
Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo
Tahun Ajaran 2020/2021?
Adapun tujuan penelitiannya (1) Mendeskripsikan bentuk reward dan
punishment dalam meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021. (2) Mendeskripsikan pelaksanaan reward dan
punishment dalam meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021. (3) Mendeskripsikan dampak dari reward dan
punishment dalam meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.
Metode yang dipakai adalah penelitian kualitatif. Jenis pendekatannya yaitu
kualitatif deskriptif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field
Research). Penentuan informan menggunakan purposive sampling. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data
menggunakan Miles Huberman & Saldana. Keabsahan data mengunakan triangulasi
sumber.
Penelitian ini memperoleh kesimpulan (1) Bentuk reward yang diberikan ialah
berupa kalimat pujian, tanda penghargaan, dan hadiah, sedangkan bentuk punishment
ialah hukuman yang mendidik sebagai muhasabah diri seperti berdiri di depan kelas
sambil membaca ayat Al-Qur’an dan membersihkan halaman sekolah. (2) Pelaksanaan
reward dan punishment diberikan baik ketika proses berlangsungnya pembelajaran
maupun di luar pembelajaran. (3) Dampak dari reward dan punishment ialah bisa untuk
menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini ditandai dengan
semangat belajar mereka yang meningkat, lebih rajin mengumpulkan tugas dan aktif
menjawab pertanyaan saat proses pembelajaran berlangsung.
viii
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
DAFTAR ISI
JUDUL PENELITIAN.............................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................ ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ............................................................. iii
MOTTO ..................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ...................................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................. viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL...................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Konteks Penelitian ................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ....................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 11
E. Definisi Istilah ........................................................................... 12
F. Sistematika Pembahasan ........................................................... 14
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ........................................................ 16
A. Penelitian Terdahulu ................................................................. 16
B. Kajian Teori .............................................................................. 22
1. Definisi Reward Dalam Pembelajaran ............................... 22
2. Definisi Punishment Dalam Pembelajaran ......................... 29
3. Definisi Motivasi Belajar ................................................... 35
4. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) ................... 39
5. Reward dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar ................................................................................ 45
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 48
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................ 48
B. Lokasi Penelitian ....................................................................... 49
C. Subjek Penelitian ....................................................................... 49
ix
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
x
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 50
E. Analisis Data ............................................................................. 56
F. Keabsahan Data ......................................................................... 58
G. Tahap-Tahap Penelitian ............................................................ 59
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ..................................... 62
A. Penyajian data Analisis Data ..................................................... 63
B. Pembahasan Temuan ................................................................. 89
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 98
A. Kesimpulan ............................................................................... 98
B. Saran ......................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 100
Pernyataan Keaslian Tulisan
Lampiran-lampiran
1. Profil lembaga
2. Data guru
3. Data siswa
4. Matrik penelitian
5. Pedoman penelitian
6. Surat izin penelitian
7. Jurnal kegiatan penelitian
8. Surat selesai penelitian
9. Dokumentasi foto
10. Biodata penulis
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
xi
DAFTAR TABEL
1.1 Perbedaan, Persamaan, dan Hasil Penelitian Terdahulu dengan
Penelitian yang Dilakukan Peneliti ...................................................... 20
3.1 Kegiatan Observasi .............................................................................. 51
3.2 Kegiatan Wawancara ............................................................................ 52
3.3 Kegiatan Dokumentasi ......................................................................... 54
3.4 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ............................................................. 55
4.1 Pembahasan Temuan ............................................................................ 89
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang teratur dan sistematis, yang
dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk
mempengaruhi anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita
pendidikan. Pendidikan adalah bantuan yang diberikan dengan sengaja
kepada anak dalam pertumbuhan jasmani maupun rohaninya untuk mencapai
tingkat dewasa.1
Hal ini tercantum dalam Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-
Undang Nomor 14 tentang Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.2
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.3
1 St. Rodliyah, Pendidikan dan Ilmu Pendidikan (Jember: STAIN Jember Press, 2013), 34.
2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 1, Ketentuan Umum, 2. 3 Undang-Undang, 5.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
2
Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak
yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan, suatu kelompok
manusia tidak dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)
untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.
Di sekolah yang dikenal sebagai komunitas belajar (learning
community), guru adalah orang yang bertanggungjawab penuh atas
perkembangan perilaku dan prestasi peserta didiknya. Baik dan buruknya
perilaku dan prestasi seorang anak pun ditentukan dari bagaimana
kesungguhan seorang guru dalam mendidik siswanya dan kemampuannya
untuk mengelola kelas agar suasana pembelajaran di kelas menjadi kondusif.4
Belajar dapat terjadi karena ada subjek yang mengajar dan ada subjek
yang belajar. Dalam proses pembelajaran, subjek yang mengajar disebut guru
dan subjek yang belajar disebut siswa. Bahkan istilah yang lebih sering
digunakan saat inilah belajar dan pembelajaran.5
Belajar itu terjadi terutama ketika seseorang merespons dan menerima
rangsangan dari lingkungan eksternalnya, maturasi hanya memerlukan
pertumbuhan dari dalam.6 Jadi, belajar merupakan proses dari setiap sesuatu
yang awalnya tidak diketahui menjadi paham dan mengerti sehingga bisa
menangkap dan merespon dari sesuatu yang sedang terjadi.
Dalam ajaran Agama Islam, pendidikan merupakan suatu hal yang
wajib bagi setiap muslim untuk mempelajarinya. Pendidikan menjadikan
seseorang mendapatkan derajat yang tinggi dalam kehidupannya.
4 Raihan, “Dayah: Journal of Islamic Education. Vol. 2 No. 1” (2019): 116.
5 Dina Gasong, Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta: Deepublish, 2018), 3.
6 Gasong, 9.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
3
Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Mujadalah ayat 11, ialah
sebagai berikut:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah, niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS Al-Mujadalah:
11).7
Tujuan umum pendidikan Islam adalah terwujudnya pribadi muslim.
Tujuan itu dapat dirinci menjadi pribadi muslim yang akalnya berkembang,
bersedia menerima kebenaran pengetahuannya itu, dan terampil
mempraktekan pengetahuan yang dimilikinya. Tujuan pendidikan Islam ini
akan terwujud bila pendidikan Islam dijalankan sesuai dengan dasar yang
absolut yaitu Al-qur’an dan Hadis.8
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan
Agama Islam (PAI) sangat penting, karena dengan adanya Pendidikan Agama
Islam (PAI) orang tua serta guru berusaha secara sadar dan baik untuk
mendidik dan mengarahkan anak kepada hal-hal yang baik untuk
7 Al-Qur’an, 58:11.
8 Rahmat Hidayat, “Ilmu Pendidikan Islam “Menuntun Arah Pendidikan Islam Indonesia”
(Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI), 2016), 4.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
4
perkembangan jasmani dan rohani anak yang sesuai syari’at Islam sehingga
Pendidikan Agama Islam (PAI) akan tercapai sesuai yang diinginkan.
Untuk tercapainya tujuan dari Pendidikan Agama Islam (PAI)
tersebut, maka perlu adanya peningkatan kualitas dalam proses pendidikan
secara baik. Hal ini sangat tergantung pada kemampuan yang dimiliki oleh
seorang guru dalam menguasai materi dan metode yang akan diajarkan dan
keterampilan serta cara-cara tertentu dalam menyiapkan langkah dan strategi
yang akan diterapkan kepada siswa.
Maka dari itu pembelajaran harus disajikan dengan alat pembelajaran
yang menarik yang melibatkan siswa secara aktif. Untuk itu diperlukan alat
pembelajaran yang sesuai dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa,
salah satunya dengan menerapkan alat pembelajaran yaitu reward dan
punishment.
Dalam proses pembelajaran yang menggunakan metode reward dan
punishment (ganjaran dan hukuman) diharapkan dapat menumbuhkan
semangat belajar siswa. Selain itu, melalui metode ini guru diharapkan
mampu menggunakan berbagai fasilitas, baik itu alat-alat mengajar maupun
metode dalam proses pembelajaran untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
dan memberikan semangat belajar bagi peserta didik dalam mengembangkan
aktivitas dan mengarahkan serta memelihara ketentuan dalam melakukan
kegiatan belajar mengajar.
Kesesuaian penerapan metode reward dan punishment yang baik akan
dapat memberikan dampak yang baik terhadap perkembangan siswa, yang
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
5
akhirnya akan meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehari-hari.
Namun sebaliknya, jika penerapan metode reward dan punishment yang tidak
sesuai dan berlebihan akan memberikan dampak negatif terhadap semangat
belajar peserta didik, misalnya: siswa akan takut, malas dan tidak semangat
dalam belajar. Oleh karena itu, penerapan metode pemberian hadiah dan
hukuman harus diperhatikan aspek perkembangan anak.
Idealitas penerapan metode reward dan punishment dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) harus sejalan dengan peraturan
dalam pendidikan. Guru harus memperhatikan reward dan punishment yang
diberikan kepada peserta didik yang sesuai dengan norma-norma dalam
pendidikan. Agar pembelajaran tercapai dengan baik, maka penerapan reward
dan punishment harus dijalankan sesuai dengan teori yang dikembangkan
dalam pendidikan sehingga dapat memberikan motivasi kepada peserta didik.
Di dalam Al-Qur’an banyak ayat yang menjelaskan tentang
penghargaan dan hukuman. Penghargaan dan hukuman ini di dalam Islam
dijadikan metode dakwah guna memotivasi umat Islam untuk selalu
berperilaku amar ma’ruf nahi munkar (mengerjakan yang baik dan
meninggalkan yang buruk).
Ayat yang berkaitan dengan reward (ganjaran) diantaranya Allah Swt
memberi ganjaran pahala 10 kali lipat bagi orang yang berbuat baik agar
hamba-Nya termotivasi untuk selalu beramal shalih yaitu dalam Al-Qur’an
surat Al-An’am ayat 160:
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
6
Artinya: “Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala)
sepuluh kali lipat amalnya; dan Barangsiapa yang membawa
perbuatan jahat Maka Dia tidak diberi pembalasan melainkan
seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak
dianiaya (dirugikan)”. (QS Al-An’am: 160).9
Adapun ayat yang berkaitan dengan punishment (hukuman) salah
satunya yang berbicara tentang hukuman bagi orang kafir, terdapat dalam
surat Al-Anfal ayat 13:
Artinya: “(Ketentuan) yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya
mereka menentang Allah dan Rasul-Nya; dan barangsiapa
menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya Allah amat
keras siksaan-Nya”. (QS Al-Anfal: 13).10
Kedua ayat tersebut menjelaskan bahwa reward dan punishment tidak
hanya terjadi di dunia pendidikan formal saja, di dalam kehidupan manusia
reward dan punishment diajarkan supaya kita selalu termotivasi dan tujuan
hidup tercapai ke arah yang baik. Begitu juga dalam dunia pendidikan formal
reward dan punishment dijadikan alat pendidikan sebagai suatu tindakan
untuk mencapai keberhasilan belajar dan tujuan pendidikan. Dengan
menerapkan reward dan punishment ini diharapkan dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa sehingga siswa lebih antusias dalam belajar.
9 Al-Qur’an, 6:160.
10 Al-Qur’an, 8:13.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
7
Hasil penelitian sejenis dengan judul yang peneliti angkat ialah
menunjukkan bahwasannya pemberian reward pada siswa dapat
meningkatkan sikap siswa terhadap pembelajaran. Siswa menjadi lebih
bersemangat dan gigih selama pembelajaran serta bisa meningkatkan rasa
ingin tahu siswa. Sedangkan, hasil dari pemberian punishment pada siswa
ialah siswa berusaha untuk menjaga nilainya tetap utuh agar tidak
mendapatkan pengurangan hak, yaitu istirahat paling akhir atau mendapatkan
hukuman pada saat teman lainnya sedang istirahat. Dengan demikian siswa
akan merasa jera dan lebih berhati-hati agar tidak mendapat hukuman.11
Seorang guru memiliki peran penting untuk membangkitkan kembali
keinginan dan semangat belajar siswa, pemberian rangsangan dan penguatan
(reinforcement) yang diberikan oleh guru dapat membentuk motivasi siswa.
Dengan adanya alat pembelajaran berupa reward diharapkan bisa
menimbulkan energi dalam belajar dan dapat menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan dan dengan diberikan punishment diharapkan dapat
menertibkan siswa yang dalam proses belajar juga menjadikan perbaikan-
perbaikan terhadap kesalahan siswa.
Peneliti memilih lokasi di SMP Darut Taqwa yang lokasinya terletak
di Desa Kedung Rejoso Kecamatan Kotaanyar Kabupaten Probolinggo,
merupakan lembaga pendidikan formal yang masih berada dibawah naungan
Pondok Pesantren Darut Taqwa. Di pondok tersebut terdiri dari satu lembaga
non-formal, yaitu: Madrasah Diniyah (Madin) Darut Taqwa, dan dua lembaga
11
Sayyidah Rizqiyyatul Faizah, Pelaksanaan Reward And Punishment Untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Siwa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SDI Nurul Izzah Malang
(Skripsi: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2017).
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
8
formal, yaitu: SMP Darut Taqwa dan SMA Darut Taqwa. Awal mula sekolah
SMP Darut Taqwa ini didirikan karena semakin banyak anak yang bersekolah
di Madrasah Diniyah (Madin) Darut Taqwa, sehingga pengasuh berinisiatif
untuk mendirikan lembaga formal. SMP Darut Taqwa ini merupakan sekolah
yang masih belum lama dibangun namun sudah memiliki peminat yang cukup
banyak dikarenakan lokasinya yang strategis dan pembelajaran yang berbasis
pesantren.
Dalam proses pembelajaran tentunya sering terjadi beberapa
permasalahan atau pelanggaran yang dilakukan siswa, seperti: Lupa
mengerjakan pekerjaan rumah (PR), tidak mengumpulkan tugas harian, tidur
dan bergurau didalam kelas saat pembelajaran berlangsung dan lain
sebagainya. Permasalahan yang terjadi di Sekolah Menengah Pertama Darut
Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo, masih ada sebagian siswa
yang melanggar peraturan dan tidak mengikuti proses pembelajaran dengan
baik. Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo menerapkan reward dan punishment dengan tujuan untuk
memotivasi siswa agar lebih bersemangat dan antusias dalam belajar.12
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan diatas, maka
peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Implementasi Reward Dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo
12
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 21 September 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
9
Tahun Ajaran 2020/2021”. Karena sekolah yang berbasis pesantren tentunya
bentuk dan pelaksanaan reward dan punishment berbeda dengan sekolah
pada umumnya. Di sekolah umum bentuk dan pelaksanaan reward dan
punishment hanya berdampak pada siswa yang bersangkutan di lingkungan
sekolah. Sedangkan di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa bentuk
dan pelaksanaan reward dan punishment tidak hanya berdampak untuk diri
sendiri tetapi juga bisa berdampak dengan lingkungan sekolah dan yayasan
pondok pesantren.
B. Fokus Penelitian
Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan
istilah fokus penelitian. bagian ini mencantumkan semua rumusan masalah
yang dicari jawabannya melalui proses penelitian.13
Berdasarkan latar
belakang yang telah dipaparkan, dari fokus penelitian ini dapat dijabarkan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk reward dan punishment dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo
tahun ajaran 2020/2021?
2. Bagaimana pelaksanaan reward dan punishment dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di
Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo tahun ajaran 2020/2021?
13
Tim Penyusun IAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember. IAIN Jember Press,
2017), 72
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
10
3. Bagaimana dampak dari reward dan punishment dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di
Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo tahun ajaran 2020/2021?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian merupakan gambaran tentang arah yang dituju
dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus mengacu kepada
masalah-masalah yang telah dirumuskan sebelumnya.14
Adapun tujuan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan bentuk reward dan punishment dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di
Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo tahun ajaran 2020/2021.
2. Mendeskripsikan pelaksanaan reward dan punishment dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso
Kotaanyar Probolinggo tahun ajaran 2020/2021.
3. Mendeskripsikan dampak dari reward dan punishment dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso
Kotaanyar Probolinggo tahun ajaran 2020/2021.
14
Penyusun, 73.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
11
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang akan diberikan
setelah selesai melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan yang
bersifat teoritis dan kegunaan praktis, seperti kegunaan bagi penulis, instansi
dan masyarakat secara keseluruhan. Kegunaan penelitian harus realistis.15
Adanya penelitian dapat memberikan manfaat apabila dapat digunakan oleh
semua pihak. Adapun manfaat yang diharapkan peneliti ialah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang
signifikan serta dapat menambah wawasan dan menambah ilmu
pengetahuan bagi semua pihak. Bagi pihak-pihak yang berkompeten
dengan permasalahan yang diangkat, khususnya tentang implementasi
reward dan punishment dalam meningkatkan motivasi belajar siswa mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut
Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo tahun ajaran 2020/2021.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini memberikan tambahan khasanah keilmuan dan
sebagai langkah awal dalam mengembangkan ilmu serta mengadakan
penelitian lebih lanjut.
15
Ibid., 73.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
12
b. Bagi SMP Darut Taqwa
Peneliti diharapkan dapat dijadikan suatu bahan informasi dan
sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pengetahuan tentang
implementasi reward dan punishment dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo tahun ajaran 2020/2021.
c. Bagi IAIN Jember
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
menambah wawasan pengetahuan di lingkungan IAIN Jember dan
menambah literatur kepustakaan IAIN Jember.
E. Definisi Istilah
Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak terjadi salah pengertian
atau kekurang jelasan makna, maka perlu adanya definisi istilah. Hal ini
sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan penafsiran dan terhindar dari
kesalahan pengertian pada pokok pembahasan.
Definisi istilah yang berkaitan dengan judul dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Reward
Reward (ganjaran) adalah suatu hadiah atau penghargaan yang
diberikan guru kepada siswa yang berprestasi atau melaksanakan tugas
dengan baik dengan tujuan agar siswa merasa senang dan termotivasi
lebih meningkatkan lagi belajarnya.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
13
2. Punishment
Punishment (hukuman) adalah suatu kegiatan yang tidak
menyenangkan yang diberikan guru kepada siswa yang melanggar
peraturan dengan maksud agar siswa tidak mengulangi lagi kesalahannya
dan memperbaiki tingkah lakunya.
3. Motivasi Belajar
Motivasi adalah sebuah dorongan yang berasal dari dalam maupun
dari luar untuk seseorang melakukan sebuah tindakan atau aktivitas lebih
baik lagi dalam menentukan tingkah laku.
Belajar adalah usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk
mendapatkan tingkah laku lebih baik lagi sebagai hasil dari pengalaman.
Motivasi belajar adalah kekuatan yang bersumber dari dalam atau
luar yang memberi pengaruh besar terhadap semangat belajar siswa.
4. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Pembelajaran adalah proses kegiatan belajar mengajar yang
berlangsung di dalam kelas. Adapun pembelajaran yang penulis maksud
dalam penelitian ini adalah hubungan timbal balik antara guru dan
peserta didik dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
Implementasi reward dan punishment dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah
penerapan pemberian hadiah dan hukuman kepada siswa dalam proses
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan tujuan agar siswa merasa
senang ketika diberikan hadiah dan termotivasi untuk mengulangi lagi
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
14
perbuatannya dan dengan adanya hukuman yang diberikan, siswa akan
termotivasi untuk menghindari dan tidak mengulangi lagi kesalahannya.
F. Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan skripsi hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Bab pertama merupakan bagian pendahuluan yang meliputi latar
belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
definisi istilah, dan sistematika pembahasan.
Bab kedua merupakan bab kajian kepustakaan, yang terdiri dari
penelitan terdahulu, dan kajian teori. Dalam kajian teori ini membahas
tentang kajian teoritis yang terkait dengan judul penelitian.
Bab ketiga merupakan bab yang membahas tentang metode penelitan,
terdiri dari: pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subjek
penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, dan tahap-
tahap penelitian.
Bab keempat merupakan bab yang membahas tentang penyajian data
dan analisis yang terdiri terdiri dari gambaran obyek penelitian, penyajian
data dan analisis, serta pembahasan temuan penelitian.
Bab kelima merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan
saran. Fungsi bab ini adalah sebagai suatu gambaran dari hasil penelitian
berupa kesimpulan. Sedangkan saran-saran dapat membantu memberikan
saran yang bersifat konstruktif yang terkait dengan penelitian.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
15
Selanjutnya skripsi ini diakhiri dengan daftar pustaka, lampiran-
lampiran yang berisi matrik penelitian, pedoman penelitian, jurnal penelitian,
dokumentasi, pernyataan keaslian, surat izin penelitian, surat keterangan telah
selesai penelitian, dan biodata peneliti.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKAAN
A. Penelitian Terdahulu
Pada penelitian terdahulu ini untuk mengetahui perbedaan dan
persamaan antara penelitian terdahulu dan penelitian yang akan diadakan oleh
peneliti sekarang.
Adapun beberapa studi yang ditemukan dan memiliki relevansi
dengan permasalahan yang dikembangkan dalam penelitian ini antara lain:
1. Penelitian atas nama Muhd Mursalim mahasiswa Universitas Islam
Negeri (UIN) Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh, Program Studi
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, dengan judul
“Penerapan Reward Dan Punishment Dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Di SMA Islam Al-Falah Aceh Besar”. Ditulis pada tahun
2019. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik
pengumpulan data observasi dan Wawancara mendalam (interview).
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Milles dan
Huberman. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menjelaskan
bentuk dan pelaksanaan reward dan punishment serta menjelaskan
kendala apa saja yang dihadapi guru dalam memberikan reward dan
punishment dalam pembelajaran PAI di SMA Islam Al-Falah. Setelah
dilakukan penelitian dan analisis data, hasil penelitian ini menyimpulkan
16
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
17
bahwa bentuk reward yang sering diberikan guru kepada peserta didik
ialah nilai tambahan, pujian atau sanjungan, nasehat, dan tepuk tangan,
sedangkan bentuk punishment ialah hukuman yang mendidik seperti
menghafal ayat Al-Qur’an, menghafal hadist dan hukuman-hukuman
lainnya yang membuat murid menyadari kesalahan yang ia lakukan dan
tidak mengulangi lagi kesalahan yang pernah dilakukan. Adapun
pelaksanaan reward diberikan dalam proses belajar mengajar, sedangkan
pelaksanaan punishment dilakukan oleh guru PAI baik ketika proses
berlangsungnya pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Bahkan guru
selalu memberikan punishment jika melihat murid yang melakukan
pelanggaran yang tidak boleh dilakukan. Untuk kendala yang dihadapi
oleh guru PAI adalah kurang adanya kerja sama antara guru dan orang tua
karena murid yang terdaftar di SMA Islam Al-Falah semuanya menetap di
pesantren dan langsung bersekolah dalam lingkungan pesantren.16
2. Penelitian atas nama Ari Noer Khoiriyah mahasiswa Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, dengan judul “Pengaruh
Reward Dan Punishment Terhadap Motivasi Belajar Fiqih Siswa MTs
Islamiyah Ciputat”. Ditulis pada tahun 2018. Adapun metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan lebih di
khususkan lagi pada metode deskriptif korelatif. Teknik pengumpulan
data menggunakan angket (kuesioner) skala sikap dan observasi. Teknik
16
Muhd Mursalim, Penerapan Reward Dan Punishment Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di SMA Islam Al-Falah Aceh Besar (Skripsi: Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry
Darussalam, Banda Aceh, 2019).
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
18
analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik parametik
dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan reward dan punishment dalam
pembelajaran fiqih dan untuk menguji pengaruh reward dan punishment
terhadap motivasi belajar siswa di MTs Islamiyah Ciputat. Setelah
dilakukan penelitian dan analisis data, hasil penelitian ini menyimpulkan
bahwa pelaksanaan reward dan punishment dalam pembelajaran fiqih di
MTs Islamiyah Ciputat berpengaruh positif terhadap motivasi. Dalam
analisis deskriptif, peneliti mendapatkan gambaran tentang besarnya
pengaruh reward dan punishment terhadap motivasi belajar fiqih siswa.
Sedangkan analisis statistik peneliti mendapatkan korelasi berganda
antara reward dan punishment berpengaruh positif terhadap motivasi
belajar siswa sebesar 54,4%. Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan,
pelaksanaan dan pemberian reward dan punishment yang dilakukan di
MTs Islamiyah Ciputat, sangatlah efektif.17
3. Penelitian atas nama Drajat Bintoro mahasiswa Institut Agama Islam
Negeri Surakarta, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah Dan Keguruan, dengan judul “Penerapan Metode Reward And
Punishment Dalam Pembelajaran Qur’an Hadist Kelas VIII Di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Temon Kec. Simo. Kab. Boyolali Tahun Ajaran
2017/2018”. Ditulis pada tahun 2018. Adapun metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan
17
Ari Noer Khoiriyah, Pengaruh Reward Dan Punishment Terhadap Motivasi Belajar Fiqih Siswa
MTs Islamiyah Ciputat (Skripsi: Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta,
2018).
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
19
deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan teori Sugiyono, yaitu: Reduksi Data, Data Display
(Penyajian Data) dan Kesimpulan/Verifikasi Data. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan metode Reward and Punishment
dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadis Kelas VIII di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Temon Kec. Simo. Kab. Boyolali Tahun Ajaran
2017/2018. Setelah dilakukan penelitian dan analisis data, hasil penelitian
ini menyimpulkan bahwa pelaksanaan penerapan Reward and Punishment
dalam Pembelajaran Qur’an Hadist kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah
Negeri Temon, beberapa bentuk Reward and Punishment yang di kasih
kepada siswa oleh guru Qur’an Hadist, seperti dalam pemberian reward,
reward itu terbagi menjadi dua yaitu: 1) reward verbal ialah reward
dengan kata-kata, kalimat. 2) reward non-verbal ialah reward yang
berupa gerakan mimic dan badan, reward dengan cara mendekati, reward
dengan cara sentuhan, reward dengan cara simbol atau benda. Kemudian
punishment terbagi menjadi tiga bagian yaitu: 1) anak melaksanakan
perbuatan yang tidak menyenangkan (restitusi). 2) deprivasi (pencabutan
atau pembatalan). 3) langsung menggunakan kesakitan.18
Ketiga penelitian di atas akan dicari persamaan dan perbedaan
dengan penelitian sekarang yang akan disajikan pada tabel dibawah ini:
18
Drajat Bintoro, Penerapan Metode Reward And Punishment Dalam Pembelajaran Qur’an Hadist
Kelas VIII Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Temon Kec. Simo. Kab. Boyolali Tahun Ajaran
2017/2018 (Skripsi: Institut Agama Islam Negeri, Surakarta, 2018).
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
20
Tabel 2.1
Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang
No
Nama Peneliti
dan Judul
Penelitian
Persamaan Perbedaan Orisinalitas
1 Muhd Mursalim,
“Penerapan
Reward Dan
Punishment
Dalam
Pembelajaran
Pendidikan
Agama Islam Di
SMA Islam Al-
Falah Aceh
Besar” pada tahun
2019.
a. Sama-sama
meneliti
tentang bentuk
dan
pelaksanaan
reward dan
punishment
dalam
pembelajaran
PAI.
b. Sama-sama
menggunakan
pendekatan
deskriptif
kualitatif
dengan teknik
analisis data
menggunakan
model Milles
dan
Huberman.
Perbedaannya
terletak pada
jenjang
pendidikan.
Penelitian
terdahulu di
SMA, sedangkan
penelitian
sekarang di SMP.
a. Bentuk Reward
Dan Punishment
Dalam
Meningkatkan
Motivasi Belajar
Siswa Mata
Pelajaran
Pendidikan Agama
Islam.
b. Pelaksanaan
Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan
Motivasi Belajar
Siswa Mata
Pelajaran
Pendidikan Agama
Islam.
c. Dampak dari
Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan
Motivasi Belajar
Siswa Mata
Pelajaran
Pendidikan Agama
Islam.
2 Ari Noer
Khoiriyah,
“Pengaruh
Reward Dan
Punishment
Terhadap
Motivasi Belajar
Fiqih Siswa MTs
Islamiyah
Ciputat” pada
tahun 2018.
Sama-sama
meneliti tentang
pelaksanaan
reward dan
punishment untuk
motivasi belajar.
a. Penelitian
terdahulu
meneliti di
lembaga
sekolah MTs,
sedangkan
penelitian
sekarang
meneliti di
lembaga
sekolah SMP.
b. Penelitian
terdahulu
menggunakan
a. Bentuk Reward
Dan Punishment
Dalam
Meningkatkan
Motivasi Belajar
Siswa Mata
Pelajaran
Pendidikan Agama
Islam.
b. Pelaksanaan
Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan
Motivasi Belajar
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
21
No
Nama Peneliti
dan Judul
Penelitian
Persamaan Perbedaan Orisinalitas
metode
penelitian
kuantitatif,
sedangkan
penelitian
sekarang
menggunakan
metode
penelitian
kualitatif.
Siswa Mata
Pelajaran
Pendidikan Agama
Islam.
c. Dampak dari
Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan
Motivasi Belajar
Siswa Mata
Pelajaran
Pendidikan Agama
Islam.
3 Drajat Bintoro,
“Penerapan
Metode Reward
And Punishment
Dalam
Pembelajaran
Qur’an Hadist
Kelas VIII Di
Madrasah
Tsanawiyah
Negeri Temon
Kec. Simo. Kab.
Boyolali Tahun
Ajaran
2017/2018” pada
tahun 2018.
a. Sama-sama
meneliti
tentang
pelaksanaan
reward dan
punishment.
b. Sama-sama
menggunakan
pendekatan
deskriptif
kualitatif.
Penelitian
terdahulu meneliti
di lembaga
sekolah MTs,
sedangkan
penelitian
sekarang meneliti
di lembaga
sekolah SMP.
a. Bentuk Reward
Dan Punishment
Dalam
Meningkatkan
Motivasi Belajar
Siswa Mata
Pelajaran
Pendidikan Agama
Islam.
b. Pelaksanaan
Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan
Motivasi Belajar
Siswa Mata
Pelajaran
Pendidikan Agama
Islam.
c. Dampak dari
Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan
Motivasi Belajar
Siswa Mata
Pelajaran
Pendidikan Agama
Islam.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
22
B. Kajian Teori
1. Definisi Reward Dalam Pembelajaran
Proses belajar mengajar merupakan salah satu aspek untuk
meningkatkan mutu pendidikan, yaitu dengan guru dan peserta didik yang
sama-sama berperan aktif di dalamnya. Untuk mendukung hal tersebut dan
demi meningkatkan pengetahuan siswa, guru dituntut untuk mampu
menggunakan berbagai macam keterampilan, strategi, dan metode
pembelajaran yang interaktif. Sebab dengan meningkatnya kefahaman dan
pengetahuan siswa, akan berpengaruh pada hasil belajar.
Salah satu cara untuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
yaitu dengan pemberian reward atas pekerjaan yang dianggap benar dan
mencapai tujuan dalam pembelajaran. Maka pemberian reward pada
pembelajaran sangat berpengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar
siswa. Karena dengan diberikan reward siswa merasa bahwa
perjuangannya selalu dihargai oleh gurunya.
Reward menurut bahasa berasal dari bahasa inggris yang berarti
penghargaan atau hadiah.19
Reward merupakan suatu bentuk teori reward
positif yang bersumber dari aliran behavioristik, yang dikemukakan oleh
Waston, Ivan Pavlov dan kawan-kawan dengan teori S-R nya. Reward
adalah suatu bentuk perlakuan positif subjek. Reward atau penghargaan
19
John M. Echol & Hasan Shadily, Kamus Bahasa Inggris Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1996),
485.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
23
merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat peningkatan
kemungkinan terulang kembalinya tingkah laku tersebut.20
Reward merupakan sesuatu yang disenangi dan digemari oleh
anak-anak yang diberikan kepada siapa saja yang dapat memenuhi harapan
yakni mencapai tujuan yang ditentukan, atau bahkan mampu melebihinya.
Besar kecilnya reward yang diberikan kepada yang berhak tergantung
kepada banyak hal, terutama ditentukan oleh tingkat pencapaian yang
diraih. Tentang bagaimana wujudnya, banyak ditentukan oleh jenis atau
wujud pencapaian yang diraih serta kepada siapa reward tersebut
diberikan.21
Menurut Ngalim Purwanto, reward merupakan alat pendidikan
yang mudah dilaksanakan dan sangat menyenangkan bagi siswa. Untuk itu
reward dalam suatu proses pendidikan sangat dibutuhkan keberadaannya
demi meningkatkan motivasi belajar. Maksud dari pendidik memberi
reward kepada siswa adalah supaya siswa menjadi lebih giat lagi usahanya
untuk memperbaiki atau mempertinggi prestasi yang akan dicapainya,
dengan kata lain siswa menjadi lebih keras kemauannya untuk belajar
lebih baik.22
Dapat disimpulkan bahwa reward merupakan salah satu cara yang
digunakan guru untuk memberikan penghargaan atau hadiah kepada siswa
karena sudah mengerjakan suatu pekerjaan dengan benar. Contohnya:
20
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), 77. 21
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran (Jakarta: Rineka Karya, 1993), 160. 22
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (Bandung: Remadja Karya, 1985),
231.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
24
seorang guru memberikan pujian “kamu hebat” atau “benar sekali” kepada
salah satu siswa yang bisa menjawab pertanyaan dari guru. Hal itu
termasuk penguatan positif dengan memberikan pujian agar siswa merasa
senang dengan prestasinya dan termotivasi untuk lebih giat lagi belajar.
Jadi, penghargaan disini yang terpenting bukanlah hasilnya yang
dicapai oleh peserta didik melainkan bertujuan membentuk kemauan yang
tinggi serta kerja keras yang lebih dari hasil yang dicapai peserta didik.
reward bagi seorang pendidik mengajarkan kita untuk berbuat baik dan
berbudi luhur, dalam Islam juga mengenal adanya reward yakni berupa
pahala, pahala dapat diberikan kepada hamba Allah Swt yang mengerjakan
kebaikan, dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Zalzalah ayat 7:
Artinya: “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,
niscaya Dia akan melihat (balasannya)”. (QS Al-Zalzalah: 7).23
Dapat disimpulkan bahwa dalam Islam diperintahkan untuk selalu
berbuat baik, begitu juga dalam dunia pendidikan reward dapat melatih
anak untuk melakukan pekerjaan dan perbuatan yang baik bagi siswa agar
tujuan belajarnya tercapai, begitu juga bagi guru reward dapat
mengajarkan seorang guru berbuat kebaikan kepada murid, menyayangi
murid, dan melatih murid senantiasa berbuat baik. Reward tidak hanya
dijelaskan dalam dunia pendidikan, dalam Islam reward dikenal sebagai
pahala, pemberian reward dalam konteks pendidikan dapat diberikan bagi
23
Al-Qur’an, 99:7.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
25
siapa saja yang berprestasi dan lebih giat dalam belajar sehingga siswa
memiliki motivasi yang tinggi untuk selalu berusaha menjadi lebih baik
lagi.
Burrhus Frederic Skinner menyatakan bahwa ada hubungan antara
perilaku dan konsekuensi yang mengikutinya. Misalnya jika perilaku
seseorang menghasilkan konsekuensi yang menyenangkan maka orang itu
akan melakukan perbuatan tersebut lebih sering lagi. Menggunakan
konsekuensi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan untuk
merubah perilaku seseorang. Skinner menyebutnya sebagai operant
conditioning.24
Skinner telah menjelaskan beberapa prinsip belajar salah satunya
ialah Reinforcement (penguatan). Reinforcement didefinisikan sebagai
konsekuen yang menguatkan tingkah laku atau frekuensi tingkah laku.
Keefektifan suatu reinforcement dalam proses pembelajaran perlu
ditunjukkan agar dapat diasumsikan bahwa suatu konsekuen adalah
reinforcer sampai terbukti bahwa konsekuen tersebut dapat menguatkan
tingkah laku.25
Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan
tingkah lakunya. Menurut teori ini yang terpenting adalah masukan atau
input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respon.
24
Baharuddin dan Esa Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2010), 66. 25
Wahyuni, 71.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
26
Stimulus adalah apa saja yang diberikan pendidik kepada pembelajar,
sedangkan respon adalah reaksi atau tanggapan pembelajar terhadap
stimulus yang diberikan oleh pendidik tersebut. Faktor lain yang juga
dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan
(reinforcement). Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat
timbulnya respon. Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement)
maka responpun akan semakin kuat. Begitu juga bila penguatan dikurangi
(negative reinforcement) responpun akan tetap dikuatkan. Contoh: ketika
pembelajar diberi tugas pendidik, ketika tugasnya ditambahkan maka ia
akan semakin giat belajarnya. Maka penambahan tugas belajarnya tersebut
merupakan penguatan positif dalam belajar. Bila tugas-tugas dikurangi dan
pengurangan ini justru meningkatkan aktivitas belajarnya, maka
pengurangan tugas merupakan suatu bentuk stimulus negatif dalam
belajar. Jadi penguatan merupakan suatu bentuk stimulus yang penting
diberikan (ditambahkan) atau dihilangkan (dikurangi) untuk
memungkinkan terjadinya respon (Budiningsih: 2005:20-21).26
Reinforcement dibagi menjadi dua, yaitu reinforcement positif dan
reinforcement negatif. Reinforcement positif adalah konsekuensi yang
diberikan untuk menguatkan atau meningkatkan perilaku seperti hadiah,
pujian dan lain sebagainya. Sedangkan reinforcement negatif adalah
menarik diri dari situasi yang tidak menyenangkan untuk menguatkan
26
Sri Hayati, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning (Magelang: Graha
Cendekia, 2017), 26.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
27
tingkah laku. Misalnya guru membebaskan siswanya dari tugas
membersihkan kamar mandi apabila dapat menyelesaikan tugasnya.
Secara garis besar reward dapat dibedakan menjadi empat macam,
yaitu:
a. Pujian
Pujian adalah suatu bentuk reward yang paling dilaksanakan.
Pujian dapat berupa kata-kata seperti: baik, bagus, bagus sekali dan
sebagainya. Tetapi dapat juga berupa kata-kata yang bersifat sugestif,
misalnya: “Nah, lain kali akan lebih baik lagi”, “Kiranya kau sekarang
telah lebih rajin belajar” dan sebagainya. Disamping yang berupa kata-
kata, pujian dapat pula berupa isyarat-isyarat atau pertanda-pertanda.
Misalnya dengan menunjukkan ibu jari (jempol), dengan menepuk bahu
anak, dengan tepuk tangan dan sebagainya.
b. Penghormatan
Reward yang berupa penghormatan ini dapat berbentuk dua
macam pula. Pertama, berbentuk semacam penobatan, yaitu anak yang
mendapat penghormatan diumumkan dan ditampilkan dihadapan
teman-temannya. Dapat juga dihadapan teman-temannya sekelas,
teman-teman sekolah, atau mungkin juga dihadapan para teman dan
orangtua murid. Misalnya saja pada malam perpisahan yang diadakan
pada akhir tahun, kemudian ditampilkan murid-murid yang berhasil
menjadi bintang-bintang kelas. Penobatan dan penampilan bintang-
bintang pelajar untuk suatu kota atau daerah, biasanya dilakukan di
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
28
muka umum. Misalnya, pada rangkaian upacara hari proklamasi
kemerdekaan. Kedua, penghormatan yang berbentuk pemberian
kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Misalnya, kepada anak yang
berhasil menyelesaikan suatu soal yang sulit, disuruh mengerjakannya
dipapan tulis untuk dicontoh teman-temannya.
c. Hadiah
Yang dimaksud dengan hadiah disini ialah reward yang
berbentuk pemberian yang berupa barang. Reward yang berupa
pemberian barang ini disebut juga reward materi, yaitu hadiah yang
berupa barang ini dapat terdiri dari alat-alat keperluan sekolah, seperti:
pensil, penggaris, kitab tulis buku pelajaran dan sebagainya. Pemberian
ganjaran yang berupa barang ini sering mendatangkan pengaruh yang
negatif pada belajar murid. Yaitu bahwa hadiah itu lalu menjadi tujuan
dari belajar anak. Anak belajar bukan karena ingin menambah
pengetahuan, tetapi belajar dengan tujuan ingin mendapatkan hadiah.
Apabila tujuan untuk mendapatkan hadiah ini tidak bisa tercapai, maka
anak akan kendur belajarnya. Oleh karena itu, pemberian hadiah berupa
barang ini lebih baik jangan sering dilakukan.
d. Tanda Penghargaan
Jika hadiah adalah reward yang berupa barang, maka tanda
penghargaan adalah kebalikannya. Tanda penghargaan tidak dinilai dari
segi harga dan kegunaan barang-barang tersebut, seperti halnya pada
hadiah. Misalnya, tanda penghargaan dinilai dari segi “kesan” atau nilai
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
29
“kenang-kenangannya”. Oleh karena itu reward atau tanda penghargaan
ini disebut juga reward simbolis. Reward simbolis ini dapat berupa
surat-surat tanda jasa, sertifikat-sertifikat, piala-piala dan sebagainya.
Pada umumnya reward simbolis ini lebih besar pengaruhnya terhadap
kehidupan jiwa anak. Tanda-tanda penghargaan yang diperoleh anak ini
akan merupakan sumber pendorong bagi perkembangan anak
selanjutnya. Semua tanda penghargaan yang diperoleh anak, akan
merupakan kenang-kenangan abadi selama hidupnya, merupakan
kekayaan batin yang tidak ternilai harganya.27
2. Definisi Punishment Dalam Pembelajaran
Punishment menurut bahasa berasal dari bahasa inggris yang
berarti Law (hukuman) atau siksaan.28
Menurut Malik Fadjar punishment
(hukuman) adalah usaha edukatif untuk memperbaiki dan mengarahkan
siswa ke arah yang benar, bukan praktik hukuman dan siksaan yang
memasung kreativitas.29
Punishment adalah menghadirkan atau memberikan sebuah situasi
yang tidak menyenangkan atau situasi yang ingin dihindari untuk
menurunkan tingkah laku yang berpengaruh dalam mengubah perilaku
seseorang.30
Situasi yang mengandung hukuman yaitu pribadi harus melakukan
pekerjaan atau tugas yang tidak menyenangkan, karenanya ada kebutuhan
27
Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1973), 159-
161. 28
Shadily, 456. 29
Malik Fadjar, Holistika Pemikiran Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo, 2005), 202. 30
Wahyuni, 74.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
30
untuk meninggalkan tugas yang tidak menyenangkan itu. Supaya ia tetap
pada pekerjaan itu ada ancaman hukuman kalau dia tidak mengerjakan.
Jadi dalam situasi ini lalu timbul konflik, yaitu pribadi harus memilih salah
satu diantara dua kemungkinan yang tidak menyenangkan.31
Punishment sebagai alat pendidikan, meskipun mengakibatkan
penderitaan bagi siswa yang terhukum, namun dapat juga menjadi alat
motivasi belajar siswa. Ia berusaha untuk dapat selalu memenuhi tugas-
tugas belajarnya, agar tehindar dari bahaya hukuman.32
Guru yang memberikan punishment kepada siswa yang melakukan
pelanggaran sebaiknya guru memperhatikan syarat-syarat punishment
yang bersifat pedagogis, sebagai berikut:
a. Tiap-tiap punishment hendaknya dapat dipertanggungjawabkan. Ini
berarti punishment itu tidak boleh sewenang-wenang.
b. Punishment itu sedapat-dapatnya bersifat memperbaiki. Punishment
tidak boleh bersifat ancaman atau pembalasan dendam yang bersifat
perorangan.
c. Jangan menghukum pada waktu kita sedang marah.
d. Tiap-Tiap punishment harus diberikan dengan sadar dan sudah
diperhitungkan atau dipertimbangkan terlebih dahulu.
e. Bagi si terhukum (siswa), punishment itu hendaknya dapat dirasakan
sendiri sebagai kedukaan atau penderitaan yang sebenarnya.
31
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo, 2002), 284. 32
Fadjar, 203.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
31
f. Jangan melakukan punishment badan pada hakikatnya punishment
badan itu dilarang oleh negara.
g. Punishment tidak boleh merusak hubungan baik antara si pendidik dan
siswa.
h. Adanya kesanggupan memberi maaf dari si pendidik, sesudah
menjatuhkan punishment dan setelah siswa menginsafi kesalahannya.33
Tujuan pemberian punishment ada dua macam, yaitu tujuan dalam
jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan dalam jangka pendek
adalah untuk menghentikan tingkah laku yang salah. Sedangkan tujuan
dalam jangka panjang adalah untuk mengajar dan mendorong siswa agar
dapat menghentikan sendiri tingkah lakunya yang salah.34
Maksud guru memberi punishment itu bermacam-macam, hal ini
sangat erat hubungannya dengan pendapat orang tentang teori-teori
punishment, maka tujuan pemberian hukuman berbeda-beda sesuai dengan
teori punishment:
1) Teori pembalasan
Teori inilah yang tertua. Menurut teori ini, punishment diadakan
sebagai pembalasan dendam terhadap kelainan dan pelanggaran yang
telah dilakukan seseorang. Tentu saja teori ini tidak boleh dipakai
dalam pendidikan sekolah.
33
Purwanto, 191-192. 34
Charles Schaefer, Bagaimana Mendidik dan Mendisiplinkan Anak (Jakarta: Kesain Blanc,
1986), 91.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
32
2) Teori perbaikan
Menurut teori ini punishment diadakan untuk membasmi
kejahatan. Maksud dari punishment ini adalah untuk memperbaiki si
pelanggar agar jangan berbuat kesalahan lagi.
3) Teori perlindungan
Menurut teori ini punishment diadakan untuk melindungi
masyarakat dari perbuatan-perbuatan yang tidak wajar. Dengan adanya
punishment ini, masyarakat dapat dilindungi dari kejahatan-kejahatan
yang telah dilakukan oleh pelanggar.
4) Teori ganti rugi
Menurut teori ini punishment diadakan untuk mengganti
kerugian-kerugian yang telah diderita akibat dari kejahatan-kejahatan
atau pelanggaran itu. Punishment ini banyak dilakukan dalam
masyarakat atau pemerintah.
5) Teori menakut-nakuti
Menurut teori ini punishment diadakan untuk menimbulkan
perasaan takut kepada si pelanggar akan akibat perbuatan yang
melanggar itu sehingga ia akan takut melakukan perbuatan itu dan mau
meninggalkannya.35
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa memberikan
punishment juga ada aturannya terutama dalam dunia pendidikan. Dalam
memberikan punishment pada siswa juga perlu dilihat dari segi karakter
35
Purwanto, 187-189.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
33
yang dimiliki siswa. Karena pemberian punishment yang salah akan
berakibat fatal pada perkembangan psikologis siswa. Oleh karena itu
pemberian punishment pada siswa hanya bersifat untuk memperbaiki
tabiat tingkah laku siswa dan untuk mendidik ke arah kebaikan.
Disini ada beberapa pendapat mengenai macam-macam
punishment sebagai berikut:
1) Punishment preventif
Yaitu punishment yang dilakukan dengan maksud agar tidak
atau jangan terjadi pelanggaran. Punishment ini bermaksud untuk
mencegah jangan terjadi pelanggaran sehingga hal itu dilakukannya
sebelum pelanggaran dilakukan.36
2) Punishment represif
Yaitu punishment yang dilakukan oleh karena adanya
pelanggaran, oleh adanya dosa yang telah diperbuat. Jadi, punishment
ini dilakukan setelah terjadi pelanggaran atau kesalahan.37
Menyinggung sedikit tentang pemberian hukuman pada waktu
setelah sekolah usai, ini membawa konsekuensi yang tersendiri.
Konsekuensi baik bagi Guru, murid, maupun lebih-lebih bagi orangtua
murid. Bagi Guru, pemberian hukuman setelah sekolah usai ini,
memerlukan pengorbanan yang tidak ringan. Ia masih harus menyediakan
waktu tersendiri, yang semestinya ia harus sudah istirahat. Dan ini
mungkin bisa berakibat adanya suasana hubungan yang memburuk antara
36
Purwanto, 189. 37
Purwanto, 189.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
34
murid tersebut dengan Guru. Bagi anak, sebenarnya anak pun sudah lelah,
baik lelah fisiknya maupun lebih-lebih lelah pikirannya. Pikirannya sudah
tidak berada di sekolah lagi. Ia sudah membayangkan rumah. Perutnya
sudah kosong minta di isi. Sehingga sebenarnya anak sudah tidak
mempunyai energi untuk berpikir lagi. Dengan begitu ia sudah tidak bisa
mencurahkan perhatian dan pikirannya kepada tugas yang dihadapi. Bagi
orang tuanya di rumah yang telah menunggu-nunggu kedatangan anaknya,
buah hatinya tersayang. Terlambat sedikit saja orangtua sudah khawatir,
sudah cemas. Bagaimana bingungnya orang tua, bagaimana gelisah dan
khawatirnya orang tua, apabila telah lebih dari sepuluh menit dari waktu
yang diharapkan, anak tersayangnya belum juga kunjung tiba, karena
ditahan untuk mengerjakan hukuman.38
Mengingat begitu rumitnya masalah hukuman ini dan begitu besar
resiko konsekuensinya, maka dianjurkan disini hendaknya kita sangat
berhati-hati dengan hukuman. Kita harus berusaha sekeras-kerasnya untuk
menjauhkan diri dari tindakan “main hukum”. Lebih baik kita mencegah
sebelumnya dengan pengawasan dan control daripada kita harus
menghukum “Prevention is better than punishment”. Dan sebenarnya jika
kita mau meneliti, orang yang suka main hukum itu adalah menunjukkan
kelemahannya. Orang yang bijaksana selalu menjauhkan diri dari tindakan
main hukum ini.39
38
Indrakusuma, 153-154. 39
Indrakusuma, I58-159.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
35
3. Definisi Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata motif yang dalam bahasa inggrisnya
motive berasal dari kata motion yang berarti gerak atau sesuatu yang
bergerak. Motif adalah keadaan didalam pribadi orang yang
mendorongnya untuk melakukan aktivitas. Jadi motivasi adalah penggerak
tingkah laku ke arah suatu tujuan dengan didasari adanya suatu
kebutuhan.40
Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya
penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat
diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata
“motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang
telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama
bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak.41
Motivasi sering diartikan dengan istilah dorongan, yang berarti
tenaga yang menggerakkan jiwa dan jasmani untuk berbuat sehingga motif
merupakan “driving force” seseorang untuk bertingkah laku dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Setiap orang mempunyai motif diri
yang tentu bisa berbeda antara orang yang satu dengan yang lainnya. Hal
ini dapat diuraikan dengan adanya ciri-ciri motif individu sebagai berikut:
40
A. Tabrani Rusyan, dkk, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remadja
Karya, 1989), 99. 41
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994),
73.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
36
a. Motif itu majemuk, artinya bahwa sesuatu perbuatan tidak hanya
mempunyai satu tujuan, namun multi tujuan yang berlangsung
bersama-sama.
b. Motif dapat berubah-ubah, maksudnya motif pada seseorang sering
mengalami perubahan karena keinginan manusia dapat berubah-ubah
sesuai dengan kebutuhannya.
c. Motif berbeda antar individu, hal ini berarti motif sebagai kekuatan atau
dorongan seseorang melakukan tindakan atau bertingkah laku, maka
akan dapat berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya.
d. Motif individu bersifat komplek, artinya pada diri individu akan
didapati beberapa atau banyak motif diri untuk melakukau tindakan.
Dari motif yang banyak tersebut akan saling berinteraksi pada diri
individu, sehingga akan nampak adanya motif yang komplek pada diri
seseorang.42
Yang dimaksud dengan motivasi belajar disini ialah kekuatan-
kekuatan atau tenaga-tenaga yang dapat memberikan dorongan kepada
kegiatan belajar murid.
Dalam hal ini kita dapat membedakan motivasi belajar murid ke
dalam dua golongan, yaitu:
42
Priyono, Pengantar Manajemen (Surabaya: Zifatama Publisher, 2007), 77-78.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
37
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik ialah motivasi yang berasal dari dalam diri
anak sendiri. Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik ini
diantaranya yang penting ialah:
1) Adanya kebutuhan
Disebabkan oleh adanya sesuatu kebutuhan, maka hal ini
menjadi pendorong bagi anak untuk berbuat dan berusaha. Misalnya
saja anak ingin mengetahui isi cerita dari buku-buku komik.
Keinginan untuk mengetahui isi cerita ini dapat menjadi pendorong
yang kuat bagi anak untuk belajar membaca. Karena, apabila ia telah
dapat membaca, maka ini dapat berarti bahwa kebutuhannya ingin
mengetahui isi cerita dari buku komik itu telah bisa dipenuhi.
2) Adanya pengetahuan tentang kemajuannya sendiri
Dengan anak mengetahui hasil-hasil atau prestasinya sendiri,
dengan anak mengetahui apakah ia ada kemajuan atau sebaliknya
ada kemunduran, maka hal ini dapat menjadi pendorong bagi anak
untuk belajar lebih giat lagi.
3) Adanya aspirasi atau cita-cita
Cita-cita yang menjadi tujuan dari hidupnya ini akan
merupakan pendorong bagi seluruh kegiatan anak, pendorong bagi
belajarnya. Di samping itu, cita-cita dari seorang anak sangat
dipengaruhi oleh tingkat kemampuannya. Anak yang mempunyai
tingkat kemampuan yang baik, umumnya mempunyai cita-cita yang
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
38
lebih realis jika dibandingkan dengan anak yang mempunyai tingkat
kemampuan yang kurang atau rendah.
b. Motivasi Ekstrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi ekstrinsik ialah motivasi atau
tenaga-tenaga pendorong yang berasal dari luar anak. Motivasi
ekstrinsik ini ada pula yang menyebutnya incentive atau perangsang
(bandingkan dengan istilah incentive dalam kalangan pegawai-pegawai
kantor).
Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi ekstrinsik ialah:
1) Ganjaran
Ganjaran adalah merupakan alat pendidikan represif yang
yang bersifat posistif. Tetapi disamping fungsinya sebagai alat
pendidikan represif posistif ini, ganjaran adalah juga merupakan alat
motivasi. Yaitu alat yang bisa menimbulkan motivasi ekstrinsik.
Ganjaran dapat menjadikan pendorong bagi anak untuk belajar lebih
baik, lebih giat lagi.
2) Hukuman
Hukuman merupakan alat pendidikan yang tidak
menyenangkan, alat pendidikan yang bersifat negatif, namun
demikian dapat juga menjadi alat motivasi, alat pendorong untuk
mempergiat belajarnya murid. Murid yang pernah mendapat
hukuman oleh karena kelalaian tidak mengerjakan suatu tugas, maka
ia akan berusaha untuk tidak memperoleh hukuman lagi.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
39
3) Persaingan atau kompetisi
Persaingan sebenarnya adalah berdasarkan kepada dorongan
untuk kedudukan dan penghargaan. Kebutuhan akan kedudukan dan
penghargaan adalah merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu kompetisi dapat
menjadi tenaga pendorong yang sangat besar.
Bagi anak yang masih muda, dimana kemauan masih lemah,
gambaran tentang tujuan belajar dan cita-cita hidupnya masih kabur,
maka penting sekali peranan dari motivasi ekstrinsik ini. Tetapi, bagi
anak-anak yang telah lebih tua, lebih-lebih bagi para mahasiswa,
maka motivasi intrinsik harus menjadi sumber pendorong bagi
seluruh kegiatannya.43
4. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Menurut Romiszowski (1981:4) dalam Winataputra (2008:2)
pembelajaran/instruction adalah sebagai proses pembelajaran yakni proses
belajar sesuai dengan rancangan. Unsur kesengajaan dari pihak di luar
individu yang melakukan proses belajar merupakan ciri utama dari konsep
instruction. Proses pengajaran ini berpusat pada tujuan atau goal directed
teaching process yang dalam banyak hal dapat direncanakan sebelumnya
(pre-planned). Karena sifat dari proses tersebut, maka proses belajar yang
43
Indrakusuma, I62-168.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
40
terjadi adalah proses perubahan perilaku dalam konteks pengalaman yang
memang sebagian besar telah dirancang.44
Dari sudut pandang bahasa, pendidikan Islam tentu saja berasal
dari istilah bahasa Arab yang diterjemahkan, mengingat dalam bahasa
Arab itulah ajaran Islam diturunkan. Menurut yang tersirat dalam Al-
Qur’an dan Al-Hadist, dua sumber ajaran agama Islam, istilah yang
dipergunakan dan dianggapnya relevan sebagai penggambaran konsep dan
aktivitas pendidikan Islam itu ada tiga, masing-masing yaitu at-Tanbiyah,
at-Ta’liim dan at-Ta’diib.45
Dengan demikian, istilah yang paling relevan dengan pendidikan
adalah tarbiyah, sehingga istilah pendidikan Islam akan menjadi at-
Tarbiyatul al-Islamiyah. Secara garis besar pendidikan Islam dapat
diartikan sebagai “upaya membimbing, mengarahkan, dan membina
peserta didik yang dilakukan secara sadar dan terencana agar terbina suatu
kepribadian yang utama sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam dengan jalan
pengembangan aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik”.
Selain itu definisi Pendidikan Agama Islam disebutkan dalam
Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam SD dan MI adalah: "Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar
dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak mulia,
mengamalkan ajaran Agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-
44
Hayati, 2. 45
Rodliyah, 314-315.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
41
Quran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta
penggunaan pengalaman."
Sedangkan menurut Ahmad Tafsir, Pendidikan Agama Islam
adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar memahami ajaran Islam
(knowing), terampil melakukan atau mempraktekkan ajaran Islam (doing),
dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.46
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah usaha sadar yang terencana untuk
menciptakan individu mukmin yang baik yang sesuai dengan ajaran
Agama Islam dan upaya untuk mendidik siswa mengenal Allah Swt.
sebagai sang pencipta dan beribadah kepada-Nya, dan selalu mengerjakan
perintah Allah dan menjauhi larangan Allah yang berpedoman kepada Al-
Qur’an dan Hadist.
Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, serta pengalaman
peserta didik tentang Agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim
yang harus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya kepada Allah
Swt. serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang
pendidikan yang tinggi.
46
Rodliyah, 319.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
42
Dasar pendidikan Agama Islam ialah sebagai berikut:
a. Dasar Yuridis/Hukum
Dasar yuridis, yakni dasar pelaksanaan pendidikan agama yang
berasal dari peraturan perundang-undangan yang secara tidak langsung
dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di
sekolah secara formal.47
b. Dasar Ideal
“Dasar ideal adalah dasar dari falsafah negara pancasila dimana
sila pertama dari pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa”.48
Ini
mengandung pengertian bahwa seluruh bangsa Indonesia harus percaya
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam ketetapan MPR No.
II/MPR/1978 tentang P4 (Prasetia Pancakarsa) disebutkan bahwa
dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia menyatakan
kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
Dasar Struktural atau Konstitusional yakni dasar dari UUD
1945, dalam Bab XI Pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi:
1) Negara berdasarkan atas ketuhanan Yang Maha Esa.
47
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 13. 48
Majid, 13.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
43
2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agama masing-masing dan beribadat menurut agama dan
kepercayaannya itu.49
Bunyi ayat di atas mengandung pengertian bahwa bangsa
Indonesia harus beragama dan negara melindungi umat beragama untuk
menunaikan ajaran agama dan beribadah sesuai agamanya masing-
masing.
c. Dasar Religius
Dasar religius adalah dasar-dasar yang bersumber dari Agama
Islam yang tertera dalam ayat Al-Qur’an maupun Hadits Nabi. Dalam
Al-Qur’an banyak ayat yang menunjukkan adanya perintah tersebut,
salah satunya ialah sebagai berikut:
Artinya: “Hendaknya ada diantara kamu segolongan ummat yang
mengajak kepada kebaikan, menyuruh berbuat baik dan
mencegah dari perbuatan mungkar.” (QS Ali-Imron: 104)
Fungsi pendidikan Agama Islam yaitu:
1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan
peserta didik kepada Allah Swt yang telah ditanamkan dalam
lingkungan keluarga.
49
Majid, 13-14.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
44
2) Penanaman nilai, yaitu sebagai pedoman hidup untuk mencari
kebahagian hidup di dunia dan akhirat.
3) Penyesuaian mental, Pendidikan Agama Islam berfungsi untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik maupun lingkungan
sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran
Agama Islam.
4) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik
dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran dalam
kehidupan sehari-hari.
5) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari
lingkungannya atau dari bahaya lain yang dapat membahayakan
dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia
Indonesia seutuhnya.
6) Pengajaran, yaitu pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagaamaan
secara umum, sistem dan fungsionalnya.
7) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki
bakat khusus di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat
berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk
dirinya sendiri dan bagi orang lain.50
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah
50
Haiatin Chasanatin, Pengembangan Kurikulum (Metro: Kaukaba, 2015), 165-166.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
45
Swt, hubungan manusia dengan sasama manusia, hubungan manusia
dengan dirinya sendiri, dan hubungan manusia dengan makhluk lain dan
lingkungannya.51
Adapun ruang lingkup bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam
mencakup beberapa unsur pokok, yakni: Al-Qur’an dan Hadits, Akidah
Akhlak, Fikih, dan Sejarah Kebudayaan Islam.
Pendidikan Agama Islam bertujuan memberikan kemampuan dasar
kepada siswa tentang Agama Islam untuk mengembangkan kehidupan
beragama sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa
kepada Allah Swt serta berakhlak mulia sebagai pribadi, anggota
masyarakat, warga negara dan anggota umat muslim.52
5. Reward dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Pemberian reward dan punishment merupakan salah satu alat
pendidikan. Pemberian reward dan punishment sangat terkait pada
motivasi belajar siswa.
Untuk membangun dan mengembangkan motivasi belajar siswa,
pemberian reward dan punishment dapat dilakukan guru. Karena reward
dan punishment adalah salah satu cara yang efektif untuk memotivasi
belajar siswa. Reward diberikan hanya kalau siswa memang patut
mendapat reward. Memberikan reward kepada siswa yang pekerjaannya
kurang sukses justru akan memberikan signal kepada mereka bahwa usaha
51
Chasanatin, 168. 52
Chasanatin, 168.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
46
minimal masih bisa diterima oleh guru sehingga motivasi belajar siswa
menurun.53
Disisi lain, apabila siswa masih dianggap tidak mampu
menyelesaikan pekerjaan, guru perlu menerapkan cara yang tepat dalam
memberikan punishment. Punishment ini diberikan dengan harapan agar
siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memotivasi belajarnya.
Hindarkan jauh-jauh punishment yang dapat berakibat pada ''perusakan''
psikis siswa. Misalnya melontarkan kata-kata kasar, seperti "bodoh kamu"
atau "kamu ini dari dulu memang tidak mampu," dan sejenisnya. Kata-kata
seperti ini justru akan mematikan motivasi belajar siswa karena proses
pembelajaran dalam situasi tekanan psikis cenderung menyebabkan siswa
takut untuk berpikir, berbuat, dan berinisiatif.54
Dalam pemberian reward dapat membuat siswa bersemangat
belajar karena mendapat pujian, hadiah, dan sebagainya atas hasil
pekerjaan yang telah siswa selesaikan. Sedangkan punishment
dilaksanakan oleh guru untuk memperbaiki kelakuan, perbuatan, dan budi
pekerti siswa. Dengan demikian siswa dapat meningkatkan prestasi
belajarnya ke arah yang lebih baik.
Kadang reward menyebabkan efek kurang baik, tatkala seorang
anak bertindak baik kemudian mendapatkan pujian ia menjadi sombong,
53
Mohammad Asrori, Psikologi Pembelajaran (Bandung : CV. Wacana Prima, 2011), 186. 54
Asrori, 186.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
47
tentunya ini akan berputar 180 derajat dari fungsi reward yang
diinginkan.55
Oleh karena itu, harus dilakukan cara-cara positif, sehingga tidak
menimbulkan kesan atau respon yang negatif dari si anak. Pujian,
dorongan atau kritikan yang seimbang sesuai dengan tindakan anak akan
menimbulkan respon positif darinya.
Reward sebagai sumber motivasi bersama punishment haruslah
disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan anak. Kadang anak belum
mampu melakukan penilaian yang lebih matang terhadap tindakan yang
telah dilakukan.56
Dari uraian diatas, pemberian reward dan punishment merupakan
salah satu cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Ini dapat dilihat dari proses
pembelajaran berlangsung saat pemberian reward dan punishment yang
telah diterapkan oleh guru. Dengan reward dan punishment dapat juga
merubah tingkah laku anak yang awalnya malas untuk belajar menjadi
termotivasi untuk belajar dan lebih giat belajar.
55
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan anak, terj. Med. Meitasari Tjandrasa (Jakarta: Erlangga,
1990), 91. 56
Hurlock, 88.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
48
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek
alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna dari pada generalisasi.57
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik,
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.58
Pendekatan penelitian menggunakan deskriptif, yaitu data yang
dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.59
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field
Research). Penelitian lapangan yaitu peneliti terjun langsung ke lapangan di
tempat yang akan peneliti lakukan penelitian guna mendapatkan data dan
informasi yang objektif/akurat sesuai dengan pembahasan ini. Tujuan
57
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif R&D
(Bandung: Alfabeta, 2016), 9. 58
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), 6. 59
Moleong, 11.
48
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
49
penelitian lapangan adalah untuk mengumpulkan, mengolah dan menganalisis
data yang bersumber dari lokasi penelitian. Dalam hal ini, penelitian berangkat
ke “observasi lapangan” untuk mengadakan pengamatan tentang suatu
fenomena dalam suatu keadaan alamiah.60
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian menunjukkan dimana penelitian tersebut hendak
dilakukan.61
Lokasi yang dijadikan penelitian dilaksanakan di SMP Darut
Taqwa di Desa Kedung Rejoso Kecamatan Kotaanyar Kabupaten Probolinggo.
Penentuan lokasi ini karena lembaga tersebut menerapkan Reward dan
Punishment dalam pembelajaran untuk memberi motivasi kepada siswa agar
semangat dan giat dalam belajar.
Selain itu dalam pemilihan lokasi ini karena lembaga tersebut berbasis
pesantren dan tentunya memiliki ciri khas sendiri dalam pemberian reward dan
punishment.
C. Subyek Penelitian
Penentuan subyek penelitian menggunakan teknik purposive sampling,
yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu
tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga
akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti.62
60
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005), 17. 61
Penyusun, 46. 62
Sugiyono, 218-219.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
50
Subyek yang dijadikan informan dalam penelitian ini yaitu:
1. Kepala Sekolah SMP Darut Taqwa
2. Guru Pendidikan Agama Islam SMP Darut Taqwa
3. Siswa SMP Darut Taqwa
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek
penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenomena alam (kejadian-
kejadian yang ada di alam sekitar), proses kerja, dan penggunaan responden
kecil.63
Adapun observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Observasi Non Partisipan, yaitu suatu bentuk observasi yang dimana
pengamat (peneliti) tidak terlibat langsung dalam kegiatan kelompok, atau
dapat dikatakan tidak ikut serta dalam kegiatan yang diamatinya. Sebagai
Observasi Non Partisipasi, kegiatan yang dilakukan adalah mengamati dan
mencatat segala proses yang berkaitan dengan implementasi reward dan
punishment dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
63
Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2003), 30.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
51
Tabel 3.1
Kegiatan Observasi
NO Fokus Indikator
1. Bentuk Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Di
Sekolah Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung Rejoso
Kotaanyar Probolinggo Tahun
Ajaran 2020/2021
a. Reward:
1) Adanya isyarat (acungan
jempol dan tepuk tangan)
2) Adanya perkataan (bagus
sekali, benar sekali, hebat
sekali)
b. Punishment:
Hukuman fisik (berdiri dan
membersihkan halaman)
2. Pelaksanaan Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Di
Sekolah Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung Rejoso
Kotaanyar Probolinggo Tahun
Ajaran 2020/2021
a. Dilakukan sebelum masuk
kelas
b. Dilakukan ketika proses
pembelajaran
c. Dilakukan ketika pulang
sekolah
3. Dampak Dari Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Di
Sekolah Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung Rejoso
Kotaanyar Probolinggo Tahun
Ajaran 2020/2021
a. Semangat belajar meningkat
b. Aktif menjawab pertanyaan
guru di kelas
2. Wawancara
Wawancara (interview), yaitu dialog atau tanya jawab yang
dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari responden
terwawancara. Alat pengumpul datanya disebut pedoman wawancara dan
sumber datanya berupa responden.64
64
Mundir, Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif (Jember: STAIN Jember Press, 2013), 185.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
52
Pewawancara adalah petugas pengumpul informasi yang diharapkan
dapat menyampaikan pertanyaan dengan jelas dan merangsang responden
untuk menjawab semua pertanyaan dan mencatat semua informasi yang
dibutuhkan dengan benar.
Responden adalah pemberi informasi yang diharapkan dapat
menjawab semua pertanyaan dengan jelas dan lengkap. Dalam pelaksanaan
wawancara, diperlukan kesediaan dari responden untuk menjawab
pertanyaan dan keselarasan antara responden dan pewawancara.
Pedoman wawancara berisi tentang uraian penelitian yang biasanya
dituangkan dalam bentuk daftar pertanyaan agar proses wawancara dapat
berjalan dengan baik.65
Jenis wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara
terpimpin. Dalam wawancara ini, pertanyaan diajukan menurut daftar
pertanyaan yang telah disusun.66
Tabel 3.2
Kegiatan Wawancara
NO Fokus Indikator
1. Bentuk Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata
Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Di Sekolah
Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung
Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun
Ajaran 2020/2021
a. Reward:
1) Hadiah
2) Penghargaan
3) Pujian (bagus sekali, benar
sekali, hebat sekali)
b. Punishment:
1) Teguran/Peringatan
2) Sanksi
3) Hukuman fisik (berdiri dan
membersihkan halaman)
4) Pemberian alfa
65
Riduwan, 29. 66
Riduwan, 29.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
53
5) Adanya ancaman DO (drop out)
kepada siswa yang sulit diatur
2. Pelaksanaan Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata
Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Di Sekolah
Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung
Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun
Ajaran 2020/2021
Dilakukan segera baik ketika proses
pembelajaran berlangsung maupun di
luar pembelajaran
3. Dampak Dari Reward
Dan Punishment Dalam
Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata
Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Di Sekolah
Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung
Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun
Ajaran 2020/2021
a. Keinginan berhasil dalam belajar
b. Adanya dorongan dan kebutuhan
dalam belajar
c. Semakin giat belajar
d. Semangat belajar meningkat
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara. Hasil penelitian dari observasi dan wawancara
akan lebih dapat dipercaya apabila didukung oleh bukti-bukti yang tampak.
Oleh karena itu peneliti akan mendukung data-data yang diperlukan disertai
dengan dokumentasi untuk menunjang kredibilitas penelitian.
Adapun hal-hal yang perlu didokumentasikan terkait penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Profil lembaga, seperti: sejarah singkat dan latar belakang, visi dan misi,
dan struktur organisasi di SMP Darut Taqwa
2) Data guru SMP Darut Taqwa
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
54
3) Data siswa SMP Darut Taqwa
4) Foto-foto berupa tata tertib sekolah, blanko pelanggaran siswa serta
pemberian reward dan punishment di Sekolah Menengah Pertama Darut
Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo.
Tabel 3.3
Kegiatan Dokumentasi
NO Fokus Indikator
1. Bentuk Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata
Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Di Sekolah
Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung
Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun
Ajaran 2020/2021
a. Reward:
1) Hadiah
2) Penghargaan
b. Punishment:
Sanksi berupa membersihkan
halaman sekolah
2. Pelaksanaan Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata
Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Di Sekolah
Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung
Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun
Ajaran 2020/2021
Kepada siswa tertentu
3. Dampak Dari Reward
Dan Punishment Dalam
Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata
Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Di Sekolah
Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung
Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun
Ajaran 2020/2021
Adanya penghargaan dalam belajar
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
55
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Fokus Indikator Teknik Sumber
W O D KS G S
Bentuk Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan
Motivasi Belajar
Siswa Mata
Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Di
Sekolah Menengah
Pertama Darut
Taqwa Kedung
Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun
Ajaran 2020/2021
a. Reward:
Hadiah
Penghargaan
Pujian
Adanya perkataan
(bagus sekali, benar
sekali, hebat sekali)
b. Punishment:
Teguran/Peringatan
Sanksi
Hukuman fisik
(berdiri dan
membersihkan
halaman)
Adanya ancaman DO
(drop out) kepada
siswa yang sulit diatur
Pelaksanaan Reward
Dan Punishment
Dalam
Meningkatkan
Motivasi Belajar
Siswa Mata
Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Di
Sekolah Menengah
Pertama Darut
Taqwa Kedung
Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun
Ajaran 2020/2021
Dilakukan sebelum
masuk kelas
Dilakukan ketika proses
pembelajaran
Dilakukan ketika pulang
sekolah
Dilakukan segera baik
ketika proses
pembelajaran berlangsung
maupun di luar
pembelajaran
Kepada siswa tertentu
Dampak Dari
Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan
Motivasi Belajar
Siswa Mata
Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Di
Sikap siswa terhadap
pembelajaran meningkat
Kegigihan siswa dalam
pembelajaran
Rasa ingin tahu lebih
tinggi
Bersaing untuk menjadi
yang terbaik
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
56
Sekolah Menengah
Pertama Darut
Taqwa Kedung
Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun
Ajaran 2020/2021
Menentukan perbuatan
yang harus dilakukan
h
h
Ket:
W = Wawancara KS = Kepala Sekolah
O = Observasi G = Guru
D = Dokumentasi S = Siswa
E. Analisis Data
Analisis data merupakan salah satu tahapan dalam sebuah penelitian ini,
yang dilakukan setelah seperangkat dari fakta dan informasi yang diperoleh
melalui tahap pengumpulan data. Adapun data yang dianalisis adalah data yang
terhimpun dalam catatan atau transkip wawancara, catatan lapangan dan
dokumen. Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah model interaktif
Miles, Huberman dan Saldana. Komponen dalam analisis data Miles,
Huberman dan Saldana sebagai berikut:67
1. Kondensasi data (Data Condensation)
Kondensasi data merujuk pada proses pemilihan, penyederhanaan,
pengabstrakan dan tranformasi data yang mendekati keseluruhan bagian dari
catatan-catatan lapangan secara tertulis, transkip wawancara, dokumen-
dokumen dan materi-materi empiris. Pada penelitian ini peneliti
mengkondensasi data dengan cara meringkas data. Dengan meringkas data
67
Miles & Huberman, Saldana, Qualitative Data Analysis A Methods Sourcebook Edition 3
(Terjemahan Tjetjep Rohindi Rohidi. In Sage Publications, Inc. 2014), 12-14
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
57
maka hasil dari wawancara, observasi dan dokumentasi dapat peneliti
kaitkan satu dengan yang lainnya sehingga menguatkan masing-masing data
yang diperoleh dan dapat membuat peneliti lebih paham ketika akan
menganalisis data.
2. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi
disusun, sehingga memberikan kemungkinan akan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Setelah data direduksi, maka
selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam peneitian kualitatif,
penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, table dan
sejenisnya. Namun yang paling sering digunakan untuk penyajian data
dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
digunakan untuk menyajikan hasil wawancara dari informan, table
digunakan untuk memudahkan pembaca dalam memahami data hasil
penelitian seperti table dan bagan akan melengkapi proses analisis sehingga
hasil penelitian lebih menarik dan dapat ditarik kesimpulan.
3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)
Penarikan kesimpulan dilakukan peneliti dari awal peneliti
mengumpulkan data seperti mencari pemahaman yang tidak memiliki pola,
mencatat keteraturan penjelasan dan alur sebab akibat yang tahap akhirnya
disimpulkan keseluruhan data yang diperoleh peneliti.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam penelitian kualitatif
merupakan temuan yang baru, dalam pengertian lain-lain temuan tersebut
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
58
masih bersifat samar-samar atau kurang jelas. Disini peneliti berusaha
memperjelas dengan menggunakan teori yang sudah teruji keberhasilannya,
lalu peneliti menganalisis temuan baru tersebut sehingga menjadi jelas
dengan menggunakan komponen dari analisis data yaitu kondensasi data
(data condensation), penyajian data (data display), dan penarikan
kesimpulan (conclusion drawing).
F. Keabsahan Data
Keabsahan data diuji dengan menggunakan teknik triangulasi.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu.68
Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi
sumber. Melalui triangulasi sumber, peneliti mencari informasi lain tentang
suatu topik yang digalinya lebih dari satu sumber. Prinsipnya lebih banyak
sumber, lebih baik. Maksudnya, setelah peneliti melakukan wawancara dengan
siswa, guru, dan kepala sekolah. Kemudian dari hasil wawancara tersebut
dikonfirmasikan, mulai dari hasil mewawancarai siswa, guru, dan kepala
sekolah.
68
Moleong, 330.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
59
G. Tahap-Tahap Penelitian
Adapun tahap-tahap dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Tahap Pra Penelitian
Tahap pra lapangan yaitu tahap yang dilakukan sebelum penelitian
dilaksanakan. Kegiatan dalam tahap pra lapangan meliputi:
a. Menyusun Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini latar belakang masalah dan alasan
pelaksanaan penelitian, pemilihan lokasi, penentuan jadwal penelitian,
rancangan pengumpulan data, rancangan prosedur analisis data, dan
rancangan pengecekan keabsahan data.
b. Studi Eksplorasi
Studi eksplorasi merupakan kunjungan ke lokasi penelitian
sebelum penelitian dilaksanakan, dengan tujuan untuk mengenal segala
unsur lingkungan sosial, fisik dan keadaan alam lokasi penelitian.
c. Perizinan
Sehubungan dengan penelitian yang dilaksanakan di luar
kampus dan merupakan lembaga pemerintah, maka penelitian ini
memerlukan izin dan prosedur sebagai berikut, yaitu permintaan surat
pengantar dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember sebagai
permohonan izin penelitian yang diajukan kepada Kepala Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa Probolinggo.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
60
d. Penyusunan Instrumen Penelitian
Kegiatan dalam penyusunan instrumen penelitian meliputi
penyusunan daftar pertanyaan untuk wawancara, membuat lembar
observasi, dan pencatatan dokumen yang diperlukan.
2. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan kegiatan dalam penelitian ini akan dilakukan
pada bulan Desember dan yang akan dilakukan antara lain:
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan jadwal yang telah
ditentukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
b. Pengolahan Data
Pengolahan data dari hasil pengumpulan data dalam penelitian
dimaksudkan untuk mempermudah dalam proses analisis data.
c. Analisis Data
Setelah semua data terkumpul dan tersusun, kemudian
dianalisis dengan teknik analisis kualitatif, yaitu mengemukakan
gambaran terhadap apa yang telah diperoleh selama pengumpulan data.
Hasil analisis data diuraikan dalam paparan data dan temuan
penelitian.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
61
d. Tahap pelaporan
Tahap pelaporan adalah penyusunan hasil penelitian dalam
bentuk skripsi sesuai dengan pedoman yang berlaku pada pogram
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember. Pelaporan ini biasanya
dilakukan tiga bulan setelah pelaksanaan.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
62
BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa merupakan salah satu sekolah
formal yang ada di Desa Kedung Rejoso Kecamatan Kotaanyar Kabupaten
Probolinggo. Setiap sekolah tentunya ingin minat siswa dalam belajar selalu
meningkat. Motivasi belajar sangat dibutuhkan oleh siswa untuk mencapai tujuan
belajar yang diinginkan. Khususnya motivasi yang diberikan oleh guru dapat
menjadi salah satu pokok penting dalam mencapai kelancaran proses
pembelajaran. Guru menggunakan berbagai cara untuk terus mengobarkan
motivasi belajar siswanya, salah satunya dengan menggunakan reward dan
punishment.
Dalam memperoleh proses pembelajaran yang berhasil, Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa menerapkan reward dan punishment untuk
memotivasi siswa agar bersungguh-sungguh dalam belajar dan terdorong untuk
lebih giat dan semangat lagi khususnya dalam mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam. Implementasi reward dan punishment diterapkan juga pada kegiatan rutin
di sekolah seperti sholat dhuha dan sholat dhuhur berjamaah. Dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam tidak hanya dilakukan dengan penyampaian materi saja
tetapi juga dikaitkan dengan kegiatan ibadah sebagai seorang muslim. Dengan
demikian siswa diharapkan terlatih disiplin dan membiasakan diri dalam
62
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
63
beribadah. Hal ini sesuai dari hasil wawancara dengan kepala sekolah Bapak
Purnomo.69
Penerapan metode reward dan punishment dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa diterapkan
secara fleksibel. Penerapan metode reward dan punishment dapat diberikan secara
langsung, harian, bulanan dan tahunan. Hal ini sesuai dari hasil wawancara
dengan salah satu guru Pendidikan Agama Islam Bapak Rahmat Hidayat.70
A. Penyajian Data dan Analisis
Setiap penelitian haruslah disertai dengan penyajian data sebagai
penguat dalam penelitian. Sebab data inilah yang di analisis sehingga dari data
yang di analisis tersebut akan dihasilkan suatu kesimpulan dalam penelitian
ini. Sesuai teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,
maka peneliti akan menyajikan data dengan berdasarkan observasi,
wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh disesuaikan fokus
penelitian yang telah ditetapkan yaitu:
1. Bentuk Reward Dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti sebelum ada
penerapan reward dan punishment, proses pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di kelas belum teratur dan terlaksana dengan baik karena
69
Purnomo, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 70
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
64
tidak ada ketegasan dan ketertiban ketika ada siswa yang melanggar
peraturan. Hal ini membuat siswa menjadi santai dan tidak ada semangat
dalam belajar. Perasaan siswa menjadi biasa saja ketika berhasil
mengerjakan sesuatu dengan baik karena tidak ada apresiasi atau
penghargaan dari guru terhadap siswa. Setelah ada penerapan reward dan
punishment dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo,
proses pembelajaran di kelas dapat terlaksana dengan baik dan bisa
menumbuhkan serta meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan
diberikannya hadiah, siswa merasa senang dan dihargai dari sesuatu yang
sudah dicapainya sehingga membuat siswa cenderung ingin mengulangi
lagi. Hal ini merupakan penguatan positif yang diberikan guru kepada
siswa. Dengan diberikannya hukuman, ada efek jera dan perasaan malu
dalam diri siswa sehingga ada usaha untuk tidak melanggar atau
mengulangi lagi kesalahannya. Hal ini merupakan penguatan negatif untuk
menghilangkan sesuatu yang negatif dalam diri siswa.71
Sebelum memulai pembelajaran, guru selalu menjelaskan bentuk
reward dan punishment apa yang akan diberikan kepada siswa ketika
proses pembelajaran nanti dengan tujuan agar siswa fokus dan semangat
dalam belajar. Hal ini sesuai hasil wawancara peneliti dengan guru
Pendidikan Agama Islam bapak Rahmat Hidayat. Beliau mengatakan
bahwa:
71
Observasi di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kotaanyar, 19 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
65
“Saya memberikan reward dan punishment kepada siswa agar
mereka termotivasi dalam belajar. Bentuk reward dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam ialah penghargaan dalam
bentuk piala dan sertifikat bagi siswa yang berhasil mendapatkan
nilai yang sangat baik. Misalkan mendapat nilai bagus ketika
ulangan harian, UTS, UAS dan UKK maka siswa tersebut akan
diberikan sertifikat dan hadiah berupa buku tulis khusus dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bentuk punishment yang
diberikan ialah masuk dalam buku pelanggaran dan mengisi blanko
pelanggaran tersebut.72
Penerapan reward dan punishment di Sekolah Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo diberikan secara
bertahap sesuai dengan jenis keberhasilannya dan pelanggarannya. Hal ini
sesuai hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam:
“Hukuman saya berikan secara bertahap. Tindakan yang pertama
ialah berdiri didepan kelas dengan membaca surat Yasin, Al-
Waqi’ah dan Al-Mulk. Biasanya membutuhkan waktu 15 menit
untuk berdiri dan ada yang mengawasi. Sedangkan tindakan yang
kedua ialah bersih-bersih halaman sekolah. Tiga kali namanya ada
di buku pelanggaran, maka akan kami panggil orangtuanya.”73
Hal tersebut senada dengan pernyataan dari kepala sekolah bapak
Purnomo:
“Bentuk reward yang pernah diberikan kepada siswa berupa
pemberian piala dan ajakan refreshing ke tempat wisata seperti kota
Blitar ke makam Bung Karno, kampung cokelat, kota Malang dan
juga ke kota Probolinggo. Sedangkan bentuk punishment berupa
berdiri didepan kelas sambil membaca surat Yasin sesuai dengan
jenis pelanggarannya. Membacanya sebanyak satu kali sampai lima
kali dan sudah ada yang mengawasi.”74
Jenis reward dan punishment yang dilakukan siswa bermacam-
macam. Setiap siswa memiliki jenis keberhasilan dan pelanggaran yang
berbeda. Sebab itu, guru memberikan reward dan punishment yang sesuai
72
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 73
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 74
Purnomo, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
66
dengan kondisi siswa. Sesuai dengan hasil wawancara guru Pendidikan
Agama Islam bapak Rahmat Hidayat:
“Jenis pelanggaran yang sering terjadi selama ini ialah
keterlambatan sekolah. Jika ada siswa yang lebih dari tiga kali
terlambat atau tidak masuk tanpa keterangan (alfa) maka akan
langsung kami panggil orangtuanya. Dan untuk jenis pelanggaran
berat maka langsung di Drop Out (DO) dari sekolah sesuai dengan
hasil musyawarah dengan pihak yayasan. Jenis pelanggaran yang
dikategorikan sebagai pelanggaran berat ialah contoh seperti
narkoba.”75
Dalam penerapan reward dan punishment oleh guru sudah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku atau kebijakan peraturan yang telah
disepakati bersama oleh yayasan, kepala sekolah, dan guru melalui proses
musyawarah.
Hal ini sesuai hasil wawancara peneliti dengan guru Pendidikan
Agama Islam bapak Rahmat Hidayat. Beliau mengatakan bahwa:
“Setiap ketentuan yang dibuat oleh sekolah tentunya atas izin dari
pihak yayasan juga, karena sekolah dan yayasan saling
berkaitan.”76
Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah bapak Purnomo,
beliau juga mengatakan bahwa:
“Karena Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa ini berada
dibawah naungan yayasan Pondok Pesantren, maka bentuk
pemberian reward dan punishment yang akan diberikan kepada
siswa kami musyawarahkan dulu dengan pihak yayasan. Karena
siswa yang berprestasi dan yang melanggar di sekolah tentunya
akan berdampak juga di lingkungan pesantren. Sebagaimana ada
punishment sendiri yang diberikan kepada siswa yang melanggar
peraturan sekolah ketika liburan pondok. Ketika ada siswa yang
ketahuan berpacaran dan ketemuan atau saling berkunjung
kerumahnya, maka bentuk punishment yang diberikan kepada
75
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 76
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
67
siswa laki-laki ialah dengan menggundul rambutnya dan untuk
siswa perempuan ialah disiram air selokan. Masing-masing dari
mereka wajib mengaji taubat surat 7. Hukuman ini langsung dari
yayasan yang memberikan.”77
Guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo
memberikan reward dan punishment agar siswa termotivasi untuk lebih
giat lagi belajar. Reward yang diberikan kepada siswa bentuknya tidak
hanya berupa hadiah tetapi juga berupa penghargaan dan pujian. Hal
tersebut seperti pernyataan bapak Rahmat Hidayat:
“Reward yang pernah saya berikan ke siswa misalkan yang bisa
jawab pertanyaan lalu saya berikan kalimat pujian: “Wah, benar
sekali”, “Baik, sangat bagus”, dan “Hebat sekali kamu. Sedangkan
berupa penghargaan saya berikan sertifikat kepada siswa
tersebut.”78
Dengan adanya reward dapat membuat siswa merasa dihargai hasil
pekerjaannya sehingga siswa lebih bisa semangat lagi untuk belajar dan
meningkatkan hasil belajarnya. Selain itu reward juga dapat membuat
siswa merasa senang dalam proses belajar. Hal ini sesuai dengan hasil
wawancara kepada siswa yang pernah mendapatkan reward dari guru.
Diantaranya ialah:
“Ketika mendapatkan reward saya merasa bangga dan senang
karena ini merupakan apresiasi dari guru terhadap saya yang sudah
berhasil mengerjakan tugas dengan baik.”79
Pernyataan tersebut senada dengan Ayu Wildania yang
mengatakan bahwa:
77
Purnomo, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 78
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 79
Umi Kulsum, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
68
“Saya sangat bangga kepada diri saya sendiri karena sudah
mendapatkan reward berupa sertifikat, ini menunjukkan bahwa
saya sudah berhasil mengerjakan tugas dengan baik.”80
Punishment yang diberikan kepada siswa berupa hukuman yang
sifatnya mendidik sebagai muhasabah diri agar siswa lebih merasa
mempunyai tanggungjawab untuk menyelesaikan tugasnya dan tidak
mengulangi lagi kesalahannya. Siswa yang malas dan tidak menyelesaikan
tugas yang diberikan guru akan mendapat punishment sehingga siswa bisa
termotivasi untuk menyelesaikan tugasnya. Dalam pemberian punishment
guru terus melatih dan mengawasi siswa sampai siswa tersebut termotivasi
dan mengubah tingkah lakunya menjadi lebih baik lagi. Hal tersebut sesuai
dengan pernyataan bapak Rahmat Hidayat:
“Dengan berdiri sambil membaca ayat Al-Qur’an saya berharap
siswa yang melanggar akan tergetar hatinya setelah membaca ayat
suci sehingga timbul keinginan dari hati siswa untuk tidak
mengulangi lagi kesalahannya.”81
Dari hasil wawancara kepada siswa yang pernah mendapatkan
punishment dari guru mereka merasa sangat menyesal karena telah
melakukan pelanggaran. Hal ini sesuai dengan perkataan Umi Kulsum:
“Ketika mendapatkan punishment saya merasa sedih dan menyesal
karena sudah melakukan pelanggaran.”82
Pernyataan tersebut senada dengan Ayu Wildania yang
mengatakan bahwa:
“Perasaan saya ketika mendapatkan punishment saya sangat sedih
dan berjanji kepada diri saya sendiri untuk tidak mengulanginya
lagi.”83
80
Ayu Wildania, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020. 81
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 82
Umi Kulsum, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
69
Penyesalan ketika melakukan kesalahan pasti akan dirasakan
sebagaimana perasaan menyesal siswa di Sekolah Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung Rejoso Koataanyar Probolinggo yang sudah
melanggar peraturan.
Setiap siswa tentunya pernah mendapatkan reward dan punishment
dari guru. Bentuk dari reward dan punishment juga berbeda-beda. Hal ini
sesuai dengan peneliti mewawancarai beberapa siswa yang pernah
mendapatkan reward dan punishment dari guru di Sekolah Menengah
Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo, di
antaranya ialah:
Umi Kulsum “Saya pernah mendapatkan reward ketika
pembelajaran Pendidikan Agama Islam berupa sertifikat karena
menjawab pertanyaan dari guru dengan benar. Dan punishment
berupa bersih-bersih halaman sekolah karena terlambat masuk
kelas ketika pembelajaran Pendidikan Agama Islam.”84
Pernyataan tersebut senada dengan Dela Puspita Sari:
“Reward yang pernah saya dapatkan dari guru Pendidikan Agama
Islam ialah mendapatkan sertifikat dan piala ketika UAS karena
mendapat nilai yang paling bagus dari lainnya. Bentuk punishment
yang pernah saya dapatkan berupa berdiri disamping bangku guru
selama 10 menit karena lupa tidak mengerjakan PR.”85
Pernyataan tersebut sama dengan yang diungkapkan oleh Ayu
Wildania:
“Reward yang pernah guru Pendidikan Agama Islam berikan
kepada saya adalah piala karena mendapat nilai yang baik ketika
UKK. Dan punishment berupa berdiri didepan kelas karena tidak
mengerjakan tugas.”86
83
Ayu Wildania, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020. 84
Umi Kulsum, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020. 85
Dela Puspita Sari, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020. 86
Ayu Wildania, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
70
Bentuk reward dan punishment yang pernah siswa dapatkan
tersebut berbeda. Namun dalam pemberian reward dan punishment ini
bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
Hal ini sesuai dengan pernyataan guru Pendidikan Agama Islam:
“Harapan saya dengan adanya penerapan reward dan punishment
ini ialah agar siswa semangat dan giat juga termotivasi untuk lebih
baik lagi dalam belajar.”87
Guru memberikan reward dan punishment tidak hanya sekedar
memberi hadiah kepada siswa yang berprestasi maupun memberi hukuman
kepada siswa yang melanggar peraturan atau tidak mengerjakan tugas.
Guru memberikan reward dan punishment mempunyai alasan mengapa
memberikan reward dan punishment. Salah satu alasannya yaitu agar
siswa mempunyai motivasi untuk lebih giat lagi belajar karena masih ada
siswa yang motivasi belajarnya kurang. Hal tersebut di ungkapkan oleh
bapak Purnomo:
“Reward dan punishment yang saya berikan kepada siswa yang
berprestasi maupun siswa yang perlu dimotivasi untuk lebih giat
lagi belajaranya.”88
Hal tersebut sama seperti yang di ungkapkan oleh bapak Rahmat
Hidayat:
“Saya memberikan reward dan punishment kepada anak agar lebih
menyukai pembelajan Pendidikan Agama Islam sehingga proses
pembelajaran di kelas menyenangkan.”89
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi dengan
kepala sekolah, guru Pendidikan Agama Islam dan siswa di Sekolah 87
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 88
Purnomo, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 89
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
71
Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo
dapat disimpulkan bahwa bentuk reward yang sering diberikan guru
kepada siswa ialah kalimat pujian: “Wah, benar sekali”, “Baik, sangat
bagus”, dan “Hebat sekali kamu” dan tanda penghargaan berupa sertifikat
khusus dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Karena dengan
demikian siswa semakin semangat dalam belajar dan lebih termotivasi
untuk meningkatkan kualitas pengetahuannya. Reward juga diberikan
dalam bentuk ajakan refreshing ke tempat wisata seperti kota Blitar ke
makam Bung Karno, kampung cokelat, kota Malang dan juga ke kota
Probolinggo. Namun reward dalam bentuk hadiah ini hanya diberikan
pada akhir semester dan sudah dijanjikan setengah bulan sebelumnya
untuk siswa yang mendapatkannya. Pemberian hadiah berupa buku tulis
juga dilakukan ketika siswa mendapat juara kelas. Tanggapan siswa
terhadap bentuk reward yang diberikan guru ialah mereka sangat senang
dan bangga, karena siswa merasa guru menghargai kerja keras mereka
serta bisa mengukur sampai mana kemampuan belajar serta adanya
semangat untuk terus meningkatkan hasil belajar mereka.
Sedangkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru
Pendidikan Agama Islam dan siswa di Sekolah Menengah Pertama Darut
Taqwa dapat disimpulkan bahwa punishment yang sering diberikan oleh
guru Pendidikan Agama Islam adalah hukuman yang mendidik dan
sebagai muhasabah diri seperti berdiri sambil membaca ayat Al-Qur’an
surat Yasin, Al-Waqi’ah dan Al-Mulk sampai selesai. Bersih-bersih
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
72
halaman sekolah yang membuat siswa menyadari kesalahan yang ia
lakukan dan tidak mengulangi lagi kesalahannya serta tidak menjadi
contoh yang tidak baik bagi siswa yang lainnya. Dan hukuman dalam
bentuk penggundulan rambut, penyiraman air selokan dan pemanggilan
orang tua juga diberikan bagi siswa yang terus-menerus melakukan
kesalahan seperti terlambat ke sekolah lebih dari tiga kali, tidak masuk
sekolah tanpa keterangan atau alfa lebih dari tiga kali serta ketahuan
berpacaran dan ketemuan atau saling berkunjung kerumahnya ketika
liburan pondok maupun sekolah. Tanggapan siswa terhadap bentuk
punishment yang diberikan guru Pendidikan Agama Islam ialah mereka
bersyukur karena dengan adanya hukuman tersebut bisa membuat siswa
menyadari atas kesalahan yang ia lakukan dan membuat efek jera kepada
siswa yang melanggar peraturan terus-menerus serta diberikan hukuman
agar siswa betul-betul menyadari perbuatannya salah dan tidak boleh
dilakukan atau diulangi lagi.
Hal ini diperkuat dengan hasil dokumentasi berupa tata tertib
sekolah yang harus ditaati seluruh siswa di Sekolah Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
73
2. Pelaksanaan Reward Dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.
Dari hasil observasi oleh peneliti di Sekolah Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo, pelaksanaan reward
dan punishment dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam
menyesuaikan dengan waktu yang dibutuhkan dan jenis pelanggaran yang
dilakukan. Bahkan guru selalu memberikan reward ketika siswa
menjawab pertanyaan dengan benar di kelas dan guru juga selalu
memberikan punishment ketika melihat siswa ada yang melakukan
kesalahan atau pelanggaran.90
Hal ini sesuai hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama
Islam bapak Rahmat Hidayat:
“Pelaksanaan reward pada siswa ialah ketika proses pembelajaran
berlangsung berupa kalimat pujian kepada siswa dan sertifikat yang
sudah jadi selesai dibuat maka akan langsung diberikan kepada
siswa. Dan untuk pelaksanaan punishment saya menghukum siswa
biasanya sebelum masuk jam pelajaran dan setelah pulang sekolah.
Hal ini bertujuan agar tidak mengganggu jam waktu belajar
siswa.91
Pelaksanaan reward dan punishment dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa
Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo diberikan baik ketika proses
pembelajaran berlangsung maupun di luar pembelajaran.
90
Observasi di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kotaanyar, 19 Desember 2020. 91
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
74
Pada saat pembelajaran guru menerangkan pemberian reward
kepada siswa yang berlaku baik, guru juga menerangkan pemberian
punishment pada siswa yang tidak menaati peraturan. Punishment yang
diberikan berupa pengurangan hak dalam waktu istirahat siswa. Ketika
sudah saatnya pulang sekolah siswa yang melanggar harus lebih dulu
menjalankan hukuman yang diberikan oleh guru sehingga jam pulang
sekolahnya terlambat dan itu sudah merupakan konsekuensi bagi siswa
yang melanggar tersebut.92
Setelah menerangkan peraturan mengenai pelaksanaan reward dan
punishment yang berlaku, guru memulai pembelajaran dengan bertanya
kepada siswa mengenai materi yang akan dipelajari. Setelah siswa tersebut
menjawab dengan benar, guru memberikan kalimat pujian sebagai bentuk
apresiasi kepada siswa. Guru juga memberi tugas untuk siswa saat materi
selesai disampaikan dan siswa yang mendapatkan nilai paling baik dari
siswa lainnya maka guru akan memberikan penghargaan berupa sertifikat
kepada siswa tersebut. Guru akan memberikan hadiah bila siswa
berperilaku baik dan akan menghukum bila siswa melanggar peraturan
yang dibuat. Hal ini untuk menunjukkan kepada siswa bahwa yang
dikatakan guru adalah sungguh-sungguh. Dengan menjalankan peraturan
secara konsisten, guru menunjukkan bahwa peraturan memang dijalankan
dengan semestinya.93
92
Observasi di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kotaanyar, 19 Desember 2020. 93
Observasi di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kotaanyar, 19 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
75
Pelaksanaan reward dan punishment gunanya untuk mengetahui
aktifitas yang dilakukan guru selama pembelajaran maupun di luar
pembelajaran. Misalnya, guru betul-betul memberikan reward dan
punishment kepada peserta didik, termasuk mengenai tempat, waktu
pelaksanaannya serta strategi yang digunakan guru selama pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa
Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo.
Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah bapak Purnomo,
beliau mengatakan bahwa:
“Pelaksanaan reward yang merupakan ajakan refreshing ke tempat
wisata ialah dijanjikan setengah bulan sebelumnya untuk siswa
yang mendapatkannya. Sedangkan pelaksanaan punishment
dilakukan secara langsung atau secepatnya setelah pulang sekolah,
hal ini bertujuan agar tidak mengganggu jam pelajaran di kelas.
Dan juga bisa esok harinya sebelum KBM di mulai.”94
Dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas,
pelaksanaan reward dan punishment diberikan guru kepada siswa sesuai
jenis keberhasilan dan pelanggarannya. Jika keberhasilan siswa dalam
menjawab pertanyaan di kelas maka guru dengan langsung memberikan
reward berupa kalimat pujian sedangkan jika keberhasilan siswa
mendapatkan nilai yang paling baik ketika ujian maka guru akan
memberikan reward berupa sertifikat penghargaan dan pelaksanaannya
tidak dapat secara langsung namun menunggu setelah sertifikatnya selesai
dibuat. Sedangkan dalam pemberian punishment, pelaksanaannya juga
melihat dari jenis pelanggaran yang siswa lakukan. Jika bentuk
94
Purnomo, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
76
pelanggarannya ringan yang tidak memerlukan waktu banyak dalam
menjalankan hukuman, maka pelaksanaan punishment bisa ketika sebelum
masuk kelas atau sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Namun, jika
bentuk pelanggarannya berat yang membutuhkan waktu cukup lama dalam
menjalankan hukuman, maka pelaksanaan punishment bisa dilakukan
setelah kegiatan belajar mengajar selesai atau ketika pulang sekolah.95
Hal ini sesuai berdasarkan hasil wawancara dengan guru
Pendidikan Agama Islam bapak Rahmat Hidayat, beliau mengatakan
bahwa:
“Untuk pelanggaran yang ringan biasanya saya memberikan
hukuman 15 menit sebelum jam masuk pelajaran. Jika pelanggaran
berat, seperti jarang masuk kelas, sering bolos, maka pemberian
hukumannya setelah pulang sekolah dengan menghubungi
orangtuanya terlebih dahulu untuk memberi informasi bahwa
anaknya terlambat untuk pulang sekolah.”96
Terkait pemulangan sekolah anak yang terlambat seorang guru
sudah mengabari orang tua siswa terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar
tidak terjadi kesalahpahaman antara siswa, guru dan orang tua siswa.
Namun orang tua siswa sudah mengerti jika anaknya terlambat pulang
sekolah dikarenakan ada pelanggaran yang sudah dilakukan oleh anaknya
dan mereka sudah memaklumi jika guru memulangkan anaknya terlambat.
Hal ini sesuai dengan pernyataan bapak Rahmat Hidayat:
“Orang tua siswa sudah paham jika anaknya terlambat pulang
sekolah berarti ada pelanggaran yang sudah ia lakukan. Hal ini
dikarenakan sudah disampaikan sebelumnya ketika rapat wali
murid dan mereka menyetujui dengan kesepakatan tersebut. Namun
95
Observasi di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kotaanyar, 19 Desember 2020. 96
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
77
jika pelanggarannya seperti tidur dikelas saat pembelajaran
berlangsung, saya hanya menyuruh mereka untuk mencuci muka
dan berwudhu’.”97
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama
Islam di SMP Darut Taqwa dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan reward
dan punishment sudah dilakukan baik ketika proses berlangsungnya
pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Bahkan guru selalu
memberikan punishment jika melihat siswa yang melakukan pelanggaran
yang tidak boleh dilakukan. Selanjutnya, hukuman diberikan secara
bertahap, misalnya jika ada siswa yang baru pertamakali melanggar maka
guru akan langsung menegur dan menyuruhnya untuk mengisi blanko
pelanggaran. Apabila dia mengulanginya lagi maka guru akan mengambil
tindakan lain seperti pemanggilan orang tua siswa yang bersangkutan.
Kemudian jika siswa tersebut tidak berubah ke arah yang lebih baik dan
melakukan pelanggaran berikutnya, maka bisa saja siswa tersebut akan
dikeluarkan dari sekolah sesuai dengan hasil musyawarah pihak guru
dengan kepala sekolah dan yayasan pesantren, karena sekolah dan yayasan
saling berkaitan.
Adapun tanggapan siswa tentang pelaksanaan reward dan
punishment bahwa guru sudah melaksanakan proses pemberian reward
dan punishment bagi siswa yang mengerjakan tugas dengan baik dan siswa
yang melanggar peraturan yang sudah ditetapkan. Misalnya jika ada siswa
yang mendapat nilai baik maka dia akan mendapatkan sertifikat khusus
97
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
78
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan jika ada siswa yang
terlambat memasuki kelas maka dia akan diminta untuk berdiri 15 menit di
luar kelas sambil membaca ayat Al-Qur’an.
Menurut hasil observasi, wawancara dan dokumentasi pelaksanaan
reward dan punishment dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo terdiri dari beberapa indikator, diantaranya ialah:
a. Dilakukan sebelum masuk kelas
Pelaksanaan punishment dilakukan sebelum masuk kelas jika
jenis pelanggaran termasuk kategori pelanggaran ringan seperti
terlambat masuk kelas maka guru langsung memberi hukuman untuk
berdiri di depan kelas sambil membaca ayat Al-Qur’an selama
beberapa menit. Namun, dalam pelaksanaannya guru juga tetap
mempertimbangkan waktu yang diperlukan agar tidak mengganggu
waktu belajar siswa.
b. Dilakukan ketika proses pembelajaran
Pelaksanaan reward dilakukan ketika proses pembelajaran jika
ada siswa yang mendapat nilai paling baik dari siswa lainnya maka
guru akan memberikan penghargaan berupa sertifikat yang akan
diberikan setelah selesai dibuat. Sedangkan pelaksanaan punishment
dilakukan ketika proses pembelajaran jika ada siswa yang tidur di
dalam kelas maka guru akan membangunkan siswa tersebut dan
menyuruhnya untuk mengambil air wudhu’. Namun, dalam hal ini
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
79
guru tidak menyebutnya sebagai punishment akan tetapi sebagai
teguran atau peringatan.
c. Dilakukan ketika pulang sekolah
Pelaksanaan punishment yang dilakukan ketika pulang sekolah
ialah pelanggaran dalam bentuk hukuman membersihkan halaman
sekolah karena bentuk hukuman ini memrlukan waktu lebih banyak
sehingga pelaksanaannya di luar kegiatan belajar mengajar selesai agar
tidak mengganggu jam pelajaran siswa.
d. Dilakukan segera baik ketika proses pembelajaran berlangsung
maupun di luar pembelajaran
Pelaksanaan reward dan punishment dilakukan segera baik
ketika proses pembelajaran berlangsung maupun di luar pembelajaran
dengan tujuan untuk memberi apresiasi pada siswa yang mendapatkan
reward dan untuk menertibakan siswa ketika melakukan kesalahan
agar segera menjalani hukuman secepatnya.
e. Kepada siswa tertentu
Pelaksanaan reward dan punishment kepada siswa tertentu
maksudnya ialah siswa yang benar-benar berhak mendapatkan reward
dan punishment untuk dijadikan sebagai motivasi dalam belajar.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
80
3. Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di
Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.
Dari hasil observasi oleh peneliti yang dilakukan guru dalam
proses belajar mengajar di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa
Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo untuk meningkatkan perhatian
siswa terhadap pembelajaran. Biasanya di awal pembelajaran siswa
disuruh membaca surat-surat pendek untuk mengawali pembelajaran di
kelas. Selain itu ketika dalam proses pembelajaran ada siswa yang
mengantuk bahkan tidur di dalam kelas lalu guru membangunkan dengan
pelan-pelan dan menyuruh siswa untuk segera cuci muka dan berwudhu’.
Dan ada juga siswa yang bergurau di dalam kelas dan tidak mengerjakan
tugas yang diberikan lalu guru memberikan hukuman dengan
menyuruhnya untuk membaca surat-surat pendek di depan kelas dan di
saksikan teman-teman sekelas sehingga perhatian siswa berpusat dengan
bacaan surat-surat pendek yang dibaca oleh temannya yang melanggar.
Dengan demikian siswa yang melanggar merasa malu karena menjadi
pusat perhatian dari temannya sehingga termotivasi dalam dirinya untuk
tidak mengulangi lagi kesalahannya.98
Implementasi reward dan punishment digunakan guru untuk
memotivasi siswa agar semangat dalam belajar. Setiap guru mempunyai
cara sendiri-sendiri untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi
98
Observasi di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kotaanyar, 19 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
81
belajar siswa dalam proses belajar mengajar. Salah satunya dengan
pemberian reward dan punishment guru berharap agar siswa lebih
termotivasi dalam belajar karena mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
tidak hanya belajar tentang teorinya saja tetapi diharapkan siswa juga bisa
mendemonstrasikan materi tentang agama dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini sesuai dengan perkataan bapak Rahmat Hidayat:
“Reward dan punishment ini juga berlaku dalam kegiatan shalat
dhuha dan dhuhur berjamaah, sebagaimana dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam tidak hanya belajar teori saja tetapi juga
praktek agar siswa membiasakan shalat wajib tepat waktu dan
shalat sunnah. Dalam kegiatan keagamaan ini, saya memberikan
absen kehadiran siswa di masjid. Jadi, setiap melaksanakan shalat
berjamaah baik itu shalat dhuha maupun sholat dhuhur mereka
wajib membawa absen kehadirannya untuk meminta tandatangan
orang yang menjadi imam shalat dan tandatangan saya. Dan juga
dalam hafalan juz 30 agar mereka termotivasi untuk membiasakan
diri membaca Al-Qur’an setiap harinya dan menyetor
hafalannya.”99
Dampak dari penerapan reward dan punishment bisa
menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa di Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo.
Dengan adanya hadiah siswa merasa senang dan termotivasi untuk lebih
meningkatkan lagi belajarnya. Dengan adanya hukuman siswa merasa
malu dan memberikan efek jera sehingga termotivasi untuk tidak
mengulangi lagi perbuatannya.
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh kepala sekolah Bapak
Purnomo:
99
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
82
“Pemberian reward dan punishment terhadap siswa bertujuan untuk
menumbuhkan motivasi dan semangat belajar siswa agar lebih rajin
lagi kedepannya. Hal ini terbukti ketika ada salah satu siswa yang
berhasil mendapatkan reward, siswa lainnya merasa ingin bersaing
agar bisa mendapatkan reward juga. Dan siswa yang sudah
mendapatkan reward, ia berusaha semaksimal mungkin agar bisa
mempertahankan prestasi dan kemampuannya serta lebih aktif lagi
dalam berkompetisi. Sedangkan siswa yang pernah mendapatkan
punishment ia merasa jera dan termotivasi untuk lebih semangat
lagi dalam belajar karena ingin menghindar dari hukuman yang
pernah diberikan.”100
Hal ini sependapat oleh hasil wawancara peneliti dengan bapak
Rahmat Hidayat selaku guru Pendidikan Agama Islam, beliau mengatakan
bahwa:
“Menurut saya reward dan punishment itu wajib diberlakukan di
sekolah, baik ketika proses pembelajaran di kelas maupun sesuatu
yang terjadi di luar kelas. Pemberian reward ialah agar siswa
termotivasi untuk lebih aktif dan semangat lagi dalam belajar. Cara
tersebut berhasil membangkitkan motivasi siswa, mereka semakin
aktif dalam menjawab pertanyaan di kelas, mengumpulkan tugas
dengan tepat waktu dan mengerjakan tugas dengan baik.
Sedangkan pemberian punishment ialah bertujuan agar siswa
terlatih membiasakan diri atas tanggungjawabnya sebagai pelajar
dan memberikan efek jera agar mereka tidak mengulangi lagi
kesalahannya. Cara tersebut juga berhasil menertibkan siswa dalam
proses pembelajaran, mereka jadi semangat belajar dan
mengerjakan tugas karena tidak ingin mendapatkan hukuman yang
sama seperti yang pernah mereka dapatkan sebelumnya.101
Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara peneliti dengan siswa
yang bernama Umi Kulsum:
“Dengan adanya reward dan punishment saya merasa lebih
semangat dan termotivasi untuk lebih baik lagi dalam belajar.”102
Dengan pemberian reward dan punishment kepada siswa di
Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar 100
Purnomo, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 101
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 102
Umi Kulsum, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
83
Probolinggo membuat siswa dapat menentukan perbuatan yang harus
dilakukan oleh siswa itu sendiri. Hal ini dapat digambarkan pada saat
observasi dan wawancara di lapangan tentang perlakukan reward dan
punishment pada siswa. Siswa yang malas dan sering melanggar akan
cenderung lebih rajin karena menghindari punishment dan reward yang
diberikan juga memotivasi siswa tetap rajin dan meningkatkan belajarnya.
Hal ini diperkuat oleh Dela Puspita Sari sebagai siswa di Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo:
“Ketika mendapatkan reward dan punishment, saya lebih rajin lagi
untuk belajar agar bisa menjawab pertanyaan guru di kelas dan
terhindar dari hukuman.”103
Pernyataan tersebut senada dengan Ayu Wildania sebagai siswa
yang pernah mendapatkan reward dan pusnihment dari guru:
“Reward dan punishment yang pernah guru berikan kepada saya
sangat menumbuhkan semangat dan membangkitkan lagi motivasi
saya dalam belajar. Sebelum mendapatkan reward dan punishment,
saya masih sering malas-malasan dalam belajar, suka telat masuk
kelas dan kadang lupa mengerjakan tugas. Setelah mendapatkan
reward dan punishment, saya menjadi bersemangat dan lebih giat
lagi dalam belajar karena saya ingin mendapatkan nilai yang bagus
juga dan ingin terhindar dari hukuman yang pernah saya dapatkan
sebelumnya.”104
Guru melihat perubahan siswa dari yang sebelumnya malas dan
tidak rajin menjadi lebih termotivasi meningkatkan lagi belajarnya dengan
melihat hasil belajar terdapat peningkatan atau tidak. Tetapi dengan
penerapan reward dan punishment sebagian siswa sudah mengalami
103
Dela Puspita Sari, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020. 104
Ayu Wildania, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
84
peningkatan dalam hasil belajarnya karena ada suatu motivasi untuk
belajar lebih giat lagi. Hal ini diungkapkan oleh bapak Rahmat Hidayat:
“Dampak dari penerapan reward dan punishment ini bisa dilihat
dari hasil tugas. Siswa menyelesaikannya jadi tepat waktu, jika
dulunya masih molor sekarang sudah tidak lagi berarti ada
perubahan dalam siswa tersebut. Dan dari hasil ulangan jika ada
peningkatan berarti siswa sudah mengalami peningkatan dalam
belajarnya.”105
Siswa yang sudah mengalami peningkatan dalam belajar juga
masih perlu diamati agar nanti prestasinya tidak menurun lagi karena ini
sudah merupakan tugas seorang guru untuk mendidik siswa agar menjadi
seorang anak yang lebih baik lagi dan mempunyai bekal ilmu untuk masa
depan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara bapak Rahmat Hidayat:
“Ada saja siswa yang masih malas tapi sebagian besar sudah
berubah menjadi lebih giat dalam belajar buktinya tepat waktu
untuk mengumpulkan tugas dan nilainya juga meningkat.
Sedangkan anak yang masih malas itu merupakan tugas kita untuk
terus mengingatkan, mengawasi dan memotivasi agar berhasil
dalam belajar.”106
Guru melihat terjadi perubahan pada siswa dengan termotivasi
lebih giat dan lebih bersemangat dalam belajar. Dengan pemberian reward
dan punishment kepada siswa dapat meningkatkan motivasi belajar dimana
hal ini dapat dilihat pada tugas yang dikerjakan dan hasil belajar yang
menunjukkan adanya perubahan semakin baik yang sebelumnya tidak
mengerjakan tugas dan malas menjadi rajin belajar dan yang rajin akan
lebih meningkatkan prestasinya.
105
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 106
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
85
Sebagai upaya keberhasilan dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam guru menerapakan berbagai cara agar siswanya memahami
pelajaran yang telah diperolehnya dan semangat dalam mengikuti proses
pembelajaran di kelas. Salah satu upaya guru adalah dengan memberikan
reward dan punishment agar motivasi siswa dalam belajar tetap terjaga.
Adapun dampak dari reward dan punishment yang diberikan guru
bisa menumbuhkan dan memberi penguatan dalam motivasi belajar siswa,
diantaranya ialah sebagai berikut:
a. Sikap siswa terhadap pembelajaran meningkat
Saat mengikuti pembelajaran, sikap menentukan apakah siswa
merasa tertarik dengan apa yang ia pelajari atau sebaliknya. Sebelum
memulai pembelajaran, guru biasanya selalu mengawali dengan
pembacaan ayat Al-Qur’an dan Shalawat Nabi. Hal ini bertujuan agar
siswa terlatih dan membiasakan diri untuk mengingat Allah Swt dan
bershalawat kepada Nabi. Karena pembelajaran Pendidikan Agama
Islam tidak hanya tentang materinya saja yang dipelajari, tapi
bagaimana siswa bisa mempraktekkan di kehidupannya sehari-hari.
Terlebih seorang guru agama yang harus memberikan contoh yang
baik dan menjadi suri tauladan bagi siswanya. Karena kewibawaan
guru menjadi hal penting dalam dunia pendidikan.
b. Kegigihan siswa dalam pembelajaran
Dalam upaya untuk mendapatkan reward, siswa berusaha keras
untuk menujukkan hasil belajarnya. Keinginan siswa agar
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
86
mendapatkan reward membantu siswa untuk berupaya memahami
pelajaran sehingga dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru dan mendapatkan hasil ulangan yang bagus. Reward bisa
meningkatkan kegigihan semangat belajar siswa. Begitupula dengan
punishment, siswa menjadi lebih berhati-hati lagi dalam melakukan
tindakan agar tidak terjadi pelanggaran dan bebas dari hukuman.
c. Rasa ingin tahu lebih tinggi
Dengan menjawab pertanyaan siswa akan mendapatkan reward
berupa sertifikat, sehingga siswa berlomba-lomba untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru ketika proses pembelajaran.
Dengan ini terbukti bahwa pelaksanaan reward berhasil meningkatkan
rasa ingin tahu siswa.
Bagi siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru
maka akan mendapatkan punishment berupa berdiri di depan papan
tulis sampai ingat jawaban dari pertanyaan tersebut. Sehingga
pelaksanaan punishment membuat siswa lebih termotivasi lagi rasa
ingin tahu agar bisa menjawab pertanyaan dari guru dan terhindar dari
hukuman.
d. Bersaing untuk menjadi yang terbaik
Hal ini terbukti dengan semangat belajar mereka yang semakin
meningkat untuk mendapatkan hasil terbaik serta pemberian reward
dari kepala sekolah berupa piala atau ajakan refreshing ke tempat
wisata sebagai bentuk penghargaan buat mereka karena mendapatkan
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
87
nilai yang paling baik dari yang lain sehingga mereka semakin rajin
belajar dan semangat untuk bersaing mendapatkan reward tersebut.
Bagi siswa yang mendapatkan nilai jelek atau di bawah rata-rata maka
akan mendapatkan punishment yang sudah disiapkan oleh guru.
Persaingan semacam ini sangat boleh dilakukan dalam dunia
pendidikan untuk mencapai kompetensi keberhasilan siswa dalam
pembelajaran dimana guru menjanjikan sesuatu bagi siswa yang
berhasil mengerjakan tugasnya dengan baik dan benar. Ini akan
menjadi pendorong dan motivasi bagi siswa untuk lebih semangat lagi
dan meningkatkan waktu belajarnya. Siswa akan berlomba-lomba
untuk mendapatkan nilai yang paling baik dengan belajar yang rajin,
mengumpulkan tugas tepat waktu dan sering menjawab pertanyaan
yang diberikan guru ketika pembelajaran. Dengan demikian proses
pembelajaran bisa mencapai target yang sesuai dengan ketentuan yang
dibuat dari sekolah.
e. Menentukan perbuatan yang harus dilakukan
Dengan pemberian reward dan punishment kepada siswa di
Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo membuat siswa yang sebelumnya belajar hanya ketika
akan ujian menjadi belajar sebelum dimulainya kegiatan belajar
mengajar berlangsung. Hal ini dikarenakan akan ada pemberian
reward dari guru ketika bisa menjawab pertanyaan di kelas dan yang
sering melanggar peraturan akan lebih menaati peraturan. Hukuman itu
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
88
diberikan kepada siswa dalam proses pembelajaran yang melanggar
peraturan dan tidak bisa dalam materi pembelajaran karena malas
untuk belajar, dengan adanya hukuman jadi ada kemauan untuk bisa
menguasai materi pembelajaran.
Dari hasil penelitian melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi peneliti menyimpulkan bahwa tugas seorang guru ialah untuk
mendidik, memotivasi dan memberikan contoh yang baik kepada
siswanya. Seorang guru tidak boleh lelah untuk selalu memberikan
motivasi siswa dalam proses belajar mengajar. Motivasi sangat penting
bagi siswa karena jika siswa memiliki motivasi belajar, tujuan dalam
sebuah pembelajaran pasti akan tercapai. Karena dengan motivasi, siswa
akan lebih semangat, giat dan aktif lagi dalam melaksanakan
pembelajaran.
Hal ini diperkuat berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan
kepala sekolah bapak Purnomo, beliau mengatakan bahwa:
“Saya pernah memberikan reward kepada siswa dengan tujuan
untuk menumbuhkan motivasi dalam dirinya dan sebagai
penguatan positif agar siswa terus mengulangi perbuatan tersebut
lebih sering lagi. Sedangkan punishment saya berikan ketika siswa
melanggar aturan dengan harapan bisa merubah perilaku tidak baik
menjadi lebih baik lagi. Karena ini sudah merupakan tugas seorang
guru terhadap ketertiban sekolah yang harus diikuti oleh siswa.”107
Pernyataan tersebut senada dengan guru Pendidikan Agama Islam
bapak Rahmat Hidayat, beliau mengatakan bahwa:
“Motivasi dalam diri siswa itu perlu dan harus ada agar siswa
semangat dalam belajar. Seorang guru harus selalu bisa memotivasi
107
Purnomo, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
89
siswanya karena guru merupakan sosok yang memberi pengaruh
besar terhadap keberhasilan belajar siswa. Dengan adanya
penerapan reward dan punishment dalam proses pembelajaran akan
menentukan bagaimana respon siswa yang dihasilkan dalam
belajar.”108
Dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa banyak cara yang
bisa dilakukan oleh guru, salah satunya ialah dengan implementasi reward
dan punishment untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa menerapkan reward dan punishment
dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam agar siswa
termotivasi dalam belajar dan lebih semangat lagi ketika merespon
pelajaran yang diberikan guru di dalam kelas.
B. Pembahasan Temuan
Berdasarkan penelitian yang di lakukan di Sekolah Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo dengan data yang
diperoleh melalui metode observasi, wawancara dan dokumentasi, kemudian
data tersebut disajikan dan dianalisis melalui pembahasan temuan. Peneliti
juga dapat menemukan hasil dari pengamatan dan interview di lapangan.
Temuan-temuan tersebut telah dirangkum sebagai berikut:
Tabel 4.1
No Fokus Penelitian Hasil Temuan
1 2 3
1. Bentuk Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Di
Sekolah Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung Rejoso
1. Pujian
2. Penghargaan
3. Hadiah
108
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
90
No Fokus Penelitian Hasil Temuan
1 2 3
Kotaanyar Probolinggo
Tahun Ajaran 2020/2021
2. Pelaksanaan Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Di
Sekolah Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung Rejoso
Kotaanyar Probolinggo
Tahun Ajaran 2020/2021
Diberikan baik ketika proses
berlangsungnya pembelajaran maupun di
luar pembelajaran
3 Dampak dari Reward dan
Punishment Dalam
Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Di
Sekolah Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung Rejoso
Kotaanyar Probolinggo
Tahun Ajaran 2020/2021
Bisa untuk menumbuhkan dan
meningkatkan motivasi belajar siswa
ditandai dengan semangat belajar
meningkat, lebih rajin mengumpulkan tugas
dan aktif menjawab pertanyaan saat proses
pembelajaran berlangsung.
Hal tersebut dibahas dengan temuan-temuan penelitian selama
dilapangan yang dilakukan peneliti, berdasarkan pada fokus penelitian yang
telah dirumuskan sebelumnya mengenai implementasi Reward Dan
Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa
Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.
1. Bentuk Reward Dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.
Berdasarkan pemaparan hasil penelitian di atas dapat diketahui
bahwa bentuk reward dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam lebih
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
91
banyak di pemberian pujian dan tanda penghargaan. Pemberian hadiah
berupa buku tulis juga dilakukan ketika siswa mendapat juara kelas.
Penemuan peneliti tersebut sesuai dengan teori yang ditulis oleh
Amir Daien Indrakusuma dalam bukunya yang berjudul pengantar ilmu
pendidikan, secara garis besar reward dapat dibedakan menjadi empat
macam, yaitu:
a. Pujian
Pujian adalah suatu bentuk reward yang paling dilaksanakan.
Pujian dapat berupa kata-kata seperti: baik, bagus, bagus sekali dan
sebagainya.
b. Penghormatan
Reward yang berupa penghormatan ini dapat berbentuk dua
macam pula. Pertama, berbentuk semacam penobatan, yaitu anak yang
mendapat penghormatan diumumkan dan ditampilkan dihadapan
teman-temannya. Dapat juga dihadapan teman-temannya sekelas,
teman-teman sekolah, atau mungkin juga dihadapan para teman dan
orangtua murid.
c. Hadiah
Yang dimaksud dengan hadiah disini ialah reward yang
berbentuk pemberian yang berupa barang. Reward yang berupa
pemberian barang ini disebut juga reward materi, yaitu hadiah yang
berupa barang ini dapat terdiri dari alat-alat keperluan sekolah, seperti:
pensil, penggaris, kitab tulis buku pelajaran dan sebagainya.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
92
d. Tanda Penghargaan
Jika hadiah adalah reward yang berupa barang, maka tanda
penghargaan adalah kebalikannya. Tanda penghargaan tidak dinilai
dari segi harga dan kegunaan barang-barang tersebut, seperti halnya
pada hadiah. Misalnya, tanda penghargaan dinilai dari segi “kesan”
atau nilai “kenang-kenangannya”. Oleh karena itu reward atau tanda
penghargaan ini disebut juga reward simbolis. Reward simbolis ini
dapat berupa surat-surat tanda jasa, sertifikat-sertifikat, piala-piala dan
sebagainya.109
Sedangkan bentuk punishment dalam pembelajaran pendidikan
agama Islam lebih sering di teori perbaikan. Selain itu seorang guru juga
harus memperhatikan karakter siswa sebelum memberikan reward dan
punishment. Hal ini dikarenakan siswa yang memiliki karakter berbeda-
beda yang belum tentu semuanya bisa menerima reward dan punishment
dengan baik.
Penemuan peneliti tersebut sesuai dengan teori yang ditulis oleh M.
Ngalim Purwanto dalam bukunya yang berjudul ilmu pendidikan teoritis
dan praktis ialah. Teori perbaikan, menurut teori ini punishment diadakan
untuk membasmi kejahatan. Maksud dari punishment ini adalah untuk
memperbaiki si pelanggar agar jangan berbuat kesalahan lagi.110
Pada saat pembelajaran dimulai, sebagian siswa ada yang senang
dan semangat dalam belajar, sebagian lain ada yang kurang antusias dan
109
Indrakusuma, 159-161. 110
Purwanto, 187-189.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
93
belum siap menerima pelajaran. Dengan adanya implementasi reward dan
punishment siswa menjadi termotivasi untuk lebih giat lagi dalam belajar,
karena mereka ingin mendapatkan reward dan menghindari punishment
dari guru.
2. Pelaksanaan Reward Dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat
dijelaskan pelaksanaan reward dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam yaitu dilakukan secara langsung di dalam kelas ketika proses
pembelajaran yang berupa kalimat pujian terhadap siswa dan untuk
pemberian tanda penghargaan yang berupa sertifikat, pelaksanaannya
menunggu waktu satu minggu dan ketika sertifikat jadi langsung diberikan
kepada siswa. Sedangkan punishment dalam pembelajaran pendidikan
agama Islam yaitu dilakukan segera sebelum dimulai pembelajaran atau
setelah pulang sekolah. Namun, hal ini guru juga harus melakukan
musyawarah dengan wali murid terkait pemulangan sekolah terlambat bagi
siswa yang melanggar. Dalam pelaksanaan hukuman setelah pulang
sekolah juga bisa membuat siswa kelelahan, karena sudah seharian
beraktifitas fisik dan pikiran.
Penemuan peneliti tersebut sesuai dengan teori yang ditulis oleh
Amir Daien Indrakusuma dalam bukunya yang berjudul pengantar ilmu
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
94
pendidikan. Menyinggung sedikit tentang pemberian hukuman pada waktu
setelah sekolah usai, ini membawa konsekuensi yang tersendiri.
Konsekuensi baik bagi Guru, murid, maupun lebih-lebih bagi orangtua
murid. Bagi Guru, pemberian hukuman setelah sekolah usai ini,
memerlukan pengorbanan yang tidak ringan. Ia masih harus menyediakan
waktu tersendiri, yang semestinya ia harus sudah istirahat. Dan ini
mungkin bisa berakibat adanya suasana hubungan yang memburuk antara
murid tersebut dengan Guru. Bagi anak, sebenarnya anak pun sudah lelah,
baik lelah fisiknya maupun lebih-lebih lelah pikirannya. Pikirannya sudah
tidak berada di sekolah lagi. Ia sudah membayangkan rumah. Perutnya
sudah kosong minta di isi. Sehingga sebenarnya anak sudah tidak
mempunyai energi untuk berpikir lagi. Dengan begitu ia sudah tidak bisa
mencurahkan perhatian dan pikirannya kepada tugas yang dihadapi. Bagi
orang tuanya di rumah yang telah menunggu-nunggu kedatangan anaknya,
buah hatinya tersayang. Terlambat sedikit saja orangtua sudah khawatir,
sudah cemas. Bagaimana bingungnya orang tua, bagaimana gelisah dan
khawatirnya orang tua, apabila telah lebih dari sepuluh menit dari waktu
yang diharapkan, anak tersayangnya belum juga kunjung tiba, karena
ditahan untuk mengerjakan hukuman.111
Oleh karena itu, guru tetap harus melaksanakan reward dan
punishment kepada siswa dengan memperhatikan kondisi dan waktu yang
111
Indrakusuma, 153-154.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
95
lebih bijak lagi sesuai dengan kesepakatan bersama antara guru, siswa dan
orang tua siswa.
3. Dampak dari Reward dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.
Berdasarkan penelitian yang sudah dilaksanakan, maka dapat
diketahui dampak dari implementasi reward dan punishment dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam ialah bisa membawa perubahan pada diri siswa, mereka menjadi
lebih bersemangat dalam belajar dan termotivasi untuk mendapatkan nilai
yang lebih baik lagi.
Penemuan peneliti tersebut sesuai dengan teori yang ditulis oleh
Mohammad Asrori dalam bukunya yang berjudul psikologi pembelajaran.
Untuk membangun dan mengembangkan motivasi belajar siswa,
pemberian reward dan punishment dapat dilakukan guru. Karena reward
dan punishment adalah salah satu cara yang efektif untuk memotivasi
belajar siswa. Disisi lain, apabila siswa masih dianggap tidak mampu
menyelesaikan pekerjaan, guru perlu menerapkan cara yang tepat dalam
memberikan punishment. Punishment ini diberikan dengan harapan agar
siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memotivasi belajarnya.112
112
Asrori, 186.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
96
Dengan alat pendidikan berupa reward dan punishment tersebut
bisa membuat siswa lebih giat lagi dalam belajar. Karena untuk
mendapatkan reward mereka harus rajin belajar untuk mendapatkan hasil
yang baik. Sedangkan dalam menghindari punishment mereka harus lebih
bersemangat dalam belajar agar bisa menjawab persoalan dengan benar.
Hal ini hampir sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang
menyatakan bahwa: “Pemberian Reward (hadiah) maupun Punishment
(hukuman) digunakan oleh guru sebagai bentuk penguatan, stimulus dalam
mendidik siswa. Reward diberikan oleh guru kepada siswa dengan
memberikan hadiah atas hal positif yang dilakukan oleh siswa. Pemberian
Reward dimaksudkan untuk membentuk anak lebih giat lagi usahanya
untuk bekerja dan berbuat lebih baik lagi. Punishment diberikan oleh guru
kepada siswa karena siswa melakukan pelanggaran atau kesalahan.
Punishment akan membuat siswa menyesali perbuatannya yang salah
itu.”113
Dengan demikian peneliti dapat menyimpulkan bahwa dengan
adanya reward dan punishment semua siswa akan menyukainya, terutama
pemberian reward. Meskipun demikian, siswa yang sadar dia akan betul-
betul termotivasi untuk terus belajar terlepas dari ada atau tidaknya reward
yang akan dia dapatkan. Sebaliknya, jika ada siswa yang kurang rajin,
walau diberikan reward pun dia tetap tidak giat dalam belajar. Sedangkan
mengenai pemberian punishment, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
113
Silvia Anggraini, “Analisis Dampak Pemberian Reward And Punishment Bagi Siswa SD
Negeri Kaliwiru Semarang”. Mimbar PGSD Undiksha. Vol. 7 No. 3, 2019, 223.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
97
tanggapan siswa terhadap pemberian punishment sangat tergantung kepada
siswa itu sendiri. Dengan adanya pemberian punishment, ada sebagian
siswa yang langsung berubah menjadi lebih baik. Sebaliknya terdapat juga
siswa yang sudah berulang kali diberikan punishment tetapi belum juga
berubah menjadi lebih baik. Sehingga dapat disimpulkan dampak dari
implementasi reward dan punishment di Sekolah Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo bisa untuk
menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
98
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dari observasi,
wawancara dan dokumentasi, maka dapat diambil kesimpulan:
1. Bentuk Reward dan Punishment dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah
Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo tahun ajaran
2020/2021.
Bentuk reward yang sering diberikan guru kepada siswa ialah
berupa kalimat pujian, tanda penghargaan dan hadiah. Bentuk punishment
ialah hukuman yang mendidik sebagai muhasabah diri seperti berdiri
didepan kelas sambil membaca ayat Al-Qur’an surat Yasin, Al-Waqi’ah
dan Al-Mulk dan membersihkan halaman sekolah.
2. Pelaksanaan Reward dan Punishment dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo
tahun ajaran 2020/2021.
Pelaksanaan reward dan punishment diberikan baik ketika proses
berlangsungnya pembelajaran maupun di luar pembelajaran.
3. Dampak dari Reward dan Punishment dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo
tahun ajaran 2020/2021.
98
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
99
Dampak dari reward dan punishment di Sekolah Menengah
Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo ialah bisa
untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini
ditandai dengan semangat belajar mereka yang meningkat, lebih rajin
mengumpulkan tugas dan aktif menjawab pertanyaan saat proses
pembelajaran berlangsung.
B. Saran
Setelah dilakukan penelitian yang akhirnya dipaparkan dalam bentuk
skripsi, maka di akhir penulisan ini, penulis ingin memberikan beberapa saran
yang mungkin dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan agar lebih baik
kedepannya. Saran-saran ini ditujukan kepada beberapa pihak sebagai berikut:
1. Bagi guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut
Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo agar selalu menjadi suri
tauladan dan memberikan pengertian yang baik kepada siswa
bahwasannya materi yang sudah disampaikan tidak hanya untuk diketahui
saja melainkan perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Harapannya
agar sikap siswa menjadi lebih baik lagi dan sesuai dengan ajaran-ajaran
agama Islam.
2. Bagi siswa dan siswi, materi dan kegiatan serta program-program di
sekolah baik dalam proses pembelajaran maupun penerapan reward dan
punishment serta kegiatan yang dilakukan setiap hari dan berkelanjutan
diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
100
DAFTAR PUSTAKA
AM, Sardiman. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Anggraini, Silvia. 2019. Mimbar PGSD Undiksha. Vol. 7 No. 3.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Pengajaran. Jakarta: Rineka Karya.
Asrori, Mohammad. 2011. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana
Prima.
B Miles, Matthew. dkk. 2014. Qualitative Data Analysis USA: Library Of
Congress Catalogingin-Publication Data.
Baharuddin dan Esa Wahyuni. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Bintoro, Drajat. 2018. “Penerapan Metode Reward And Punishment Dalam
Pembelajaran Qur’an Hadist Kelas VIII Di Madrasah Tsanawiyah Negeri
Temon Kec. Simo. Kab. Boyolali Tahun Ajaran 2017/2018”. Skripsi:
(Surakarta, Institut Agama Islam Negeri).
Chasanatin, Haiatin. 2015. Pengembangan Kurikulum. Metro: Kaukaba.
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Proyek Pengadaan
Kitab Suci Al-Qur’an.
Fadjar, Malik. 2005. Holistika Pemikiran Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.
Faizah, Sayyidah Rizqiyyatul. 2017. “Pelaksanaan Reward And Punishment
Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siwa Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Di SDI Nurul Izzah Malang”. Skripsi: (Malang, Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
Gasong, Dina. 2018. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish.
Hayati, Sri. 2017. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning.
Magelang: Graha Cendekia.
Hidayat, Rahmat. 2016. Ilmu Pendidikan Islam “Menuntun Arah Pendidikan
Islam Indonesia”. Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan
Indonesia (LPPPI).
Hurlock, Elizabeth B. 1990. Perkembangan anak, terj. Med. Meitasari Tjandrasa.
Jakarta: Erlangga.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
101
Indrakusuma, Amir Daien. 1973. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Khoiriyah, Ari Noer. 2018. “Pengaruh Reward Dan Punishment Terhadap
Motivasi Belajar Fiqih Siswa MTs Islamiyah Ciputat”. Skripsi: (Jakarta,
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah).
Kurniawan, Donie Fadjar. 2014. Buku Ajar Metode Penelitian I. Surakarta:
Institut Seni Indonesia.
M. Echol, John & Hasan Shadily. 1996. Kamus Bahasa Inggris Indonesia.
Jakarta: Gramedia.
Majid, Abdul. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Moleong, Lexy J. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mundir. 2013. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Jember: STAIN
Jember Press.
Mursalim, Muhd. 2019. “Penerapan Reward Dan Punishment Dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Islam Al-Falah Aceh
Besar”. Skripsi: (Banda Aceh, Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry
Darussalam).
Priyono. 2007. Pengantar Manajemen. Surabaya: Zifatama Publisher.
Purwanto, M. Ngalim. 1985. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung:
Remadja Karya.
Raihan. 2019. Dayah: Journal of Islamic Education. Vol. 2 No. 1.
Riduwan. 2003. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Rodliyah, St. 2013. Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Jember: STAIN Jember
Press.
Rusyan, A. Tabrani. Dkk. 1989. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Remadja Karya.
Schaefer, Charles. 1986. Bagaimana Mendidik dan Mendisiplinkan Anak. Jakarta:
Kesain Blanc.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
102
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.
Tim Penyusun. 2017. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah IAIN Jember. Jember:
IAIN Jember Press.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
104
PROFIL LEMBAGA
A. Sejarah Singkat dan Latar Belakang SMP Darut Taqwa
Berawal dari keinginan untuk membantu pemerintah dalam pendidikan
tahun 2007, tepatnya di desa Kedungrejoso Kecamatan Kotaanyar, Seorang
putra bungsu dari KH. Wahyu Choiril Anwar BA dengan nama lengkap
Muhammad Halil, S.Pd.I merasa prihatin atas pendidikan yang ada di desa
tersebut.
Pendidikan tersebut awalnya berlangsung dengan meminjam gedung
sekolah (menumpang) milik Madrasah Diniyah Darut Taqwa yang bertempat
di Jalan Pondok Pesantren Darut Taqwa Kedungrejoso Kotaanyar
Probolinggo. Sekarang Jumlah 3 Ruang Kelas Milik SMP Darut Taqwa
dengan jumlah peserta didik sebanyak 83 Siswa yang terdiri dari kelas VII,
VIII dan IX.
SMP Darut Taqwa memiliki standar sekolah permanen dengan nomor
statistik sekolah (NSS) 20.2.05.20.23.001 yang beralamat di Jl. Pondok
Pesantren Darut Taqwa Kedungrejoso Kotaanyar.
B. Visi dan Misi SMP Darut Taqwa
1. VISI
Mencetak Manusia Berakhlakul Karimah, Berilmu, Bertaqwa
Kepada Allah SWT, Kreatif dan Unggul dalam Prestasi.
2. MISI
1) Menyelenggarakan Kurikulum Umum dan KurikulumPesantren.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
105
2) Melaksanakan Pembelajaran dan Bimbingan Secara Efektif, Sehingga
Siswa Berkembang Secara Optimal Sesuai Dengan Prestasi Yang
dimilki.
3) Menambah Semangat Keunggulan Secara Intensif.
4) Menumbuhkan Sikap Saling Menghormati Dan Menghargai Warga
Sekolah.
5) Peningkatan Ketaqwaan Kepada Alllah SWT.
6) Mengembangkan Minat dan Bakat Siswa Melalui Kegiatan Intra dan
Ekstra Kurikuler.
7) Menerapkan Menejement Partisipatif dengan Melibatkan Warga
Masyarakat.
8) Meyediakan Sarana dan Prasarana Yang Memadai.
9) Menyelenggarakan Pembiasaan Ubudiyah.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
1
KAUR. HUMAS
MUHAMAD BURI, S.Pd
GURU MAPEL/
GURU PEMBIMBING
SISWA
STRUKTUR ORGANISASI
SMP DARUT TAQWAkedungrejoso - Kotaanyar - Probolinggo
Tahun Pelajaran 2020-2021
KAUR. SARPRAN
MUHAMMAD HALIL, S.Pd.I
LABORANT
SRI WAHYUNI, S.Si
WALI KELAS IX
AHMAD TAUFIK H, S.Kom
DINAS PENDIDIKAN
KAB. PROBOLINGGO
KOMITE SEKOLAH
MOH. ISHAK, M.Pd.I
TATA USAHA
MOH NURUDDIN, A.Ma.Pd
WALI KELAS VIII
NATALIA DWI MERITA, S.Pd
KAUR. KURIKULUM
SITI HASANAH, S.Pd
BENDAHARA
RAHMAT HIDAYAT, S.Pd
KAUR. KESISWAAN
AHMAD TAUFIK H, S.Kom
PUSTAKAWAN
FUATUL QOMARIYAH
WALI KELAS VII
SRI WAHYUNI, S.Si
KETUA YAYASAN
K. ZAINI MUN'IM AS
KEPALA SEKOLAH
PURNOMO, S.Pd.I
BIMBINGAN KONSELING
RAHMAT HIDAYAT, S.Pd
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
2
DATA GURU
SMP DARUT TAQWA
Kedungrejoso Kotaanyar Probolinggo
Tahun Pelajaran 2020-2021
No Alamat Tempat Tanggal Lahir Alamat Mengajar
Mapel Kelas
1 Purnomo, S. Pd.I Probolinggo, 09 Juni 1988 Pandean Kec. Paiton PAI VII
2 Muhammad Halil, S.Pd.I
Probolinggo, 10 Juni 1983 Kedung Rejoso Kec. Kotaanyar
Fiqih VII,VIII,IX
3 Choirul Hidayatin,
S.Pd.I Blitar, 13 Februari 1985
Kedung Rejoso Kec.
Kotaanyar Al-Qur'an H VIII,IX
4 Muhamad Buri, S.Pd Probolinggo, 14 September 1977
Bucor Wetan Kec. Kec. Pakuniran
IPS IX
PKn VII,VIII
5 Moh. Nuruddin,
A.Ma.Pd Probolinggo, 25 Mei 1987
Sumbercenteng Kec.
Kotaanyar
6 Rahmad Hidayat,
S,Pd
Probolinggo, 28 Agustus
1995
Kedungrejoso Kec.
Kotaanyar PAI VIII,IX
Akidah A VII,VIII,IX
Al-Qur'an H VII
7 Siti Hasanah, S.Pd Probolinggo, 02 Februari 1987
Sambirampak Lor Kec. Kotaanyar
Bhs. Indonesia VII,VIII,IX
8 Ahmad Taufik
Hidayatullah, S.Kom Probolinggo, 29 Mei 1991 Sogaan Kec. Pakuniran PJOK VII,VIII,IX
Prakarya VII,VIII,IX
9 Nurul Khatimah, S.Pd Probolinggo, 21 Februari
1995
Bucor Kulon Kec.
Pakuniran Bhs. Inggris VII,VIII,IX
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
3
10 Sri Wahyuni, S.Si Probolinggo, 20 Nopember 1995
Pandean Kec. Paiton IPA VII,VIII,IX
11 Ika Laila Kurniawati,
S.Pd
Lumajang, 14 Nopember
1990 Pondok Kelor Kec. Paiton IPS VII,VIII
12 Miftahur Rohman,
S.Pd.I
Probolinggo, 09 Januari
1992 Karanganyar Kec. Paiton PKn VII
13 Abdul Haris, S.Kom Probolinggo, 10 Oktober 1983
Pandean Kec. Paiton Seni Budaya VII,VIII,IX
14 Natalia Dwi Merita Probolinggo, 08 Maret 1996 Sumberanyar Kec. Paiton Matematika VII,VIII,IX
Data Siswa SMP Darut Taqwa
Kelas : VII (Tujuh)
NO NIS NISN NAMA JK TEMPAT TANGGAL LAHIR ALAMAT
1 457 0076762824 Ahmad Hidayatullah ( A ) L Probolinggo, 14 Nopember 2007 Talkandang
2 458 0071545190 Ahmad Hidayatullah ( B ) L Probolinggo, 17 Februari 2007 Sumber Centeng
3 459 0084370190 Ahmad Syaifuddin L Probolinggo, 19 April 2008 Triwungan
4 460 0072006198 Bahrul Ulum L Probolinggo, 09 September 2007 Pandean
5 461 0074773661 Dewi Ratna Jatiningrum P Probolinggo, 28 Desember 2007 Sukorejo
6 462 0083261911 Fita Agustin P Probolinggo, 23 Agustus 2008 Kedungrejoso
7 463 0088250469 Hayatul Firdausy P Probolinggo, 26 Maret 2008 Kedungrejoso
8 464 0071510334 Hudha Ifah P Probolinggo, 06 Februari 2007 Sumber Centeng
9 465 0084471718 Ibnul Jauzi L Probolinggo, 05 Juli 2008 Kedungrejoso
10 466 0088971329 Izzatun Nafisah P Probolinggo, 26 Februari 2008 Kedungrejoso
11 467 0075837896 Lailatul Musarofah P Probolinggo, 03 September 2007 Gondosuli
12 468 0078282082 Moh. Alfin Aminullah L Probolinggo, 16 Desember 2007 Kedungrejoso
13 469 0076491105 Moh. Mahesa Bagas Kara L Probolinggo, 09 Januari 2007 Kedungrejoso
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
4
14 471 3076476706 Moh. Mutawakkil Alallah L Probolinggo, 13 Maret 2007 Talkandang
15 472 0075168633 Nafilah Qurratul Aini P Probolinggo, 14 April 2007 Kedungrejoso
16 473 0085645492 Nanda Riyan Kurniawan L Probolinggo, 24 Februari 2008 Sumbercenteng
17 474 0074399716 Noviana Tria Nurfadilah P Probolinggo, 04 Nopember 2007 Kedungrejoso
18 475 0081472789 Qoidul Ghurril Muhajjalin L Probolinggo, 09 Agustus 2008 Kedungrejoso
19 476 0062886390 Rahmaniati Ningsih P Probolinggo, 11 Desember 2006 Talkandang
20 477 0051425561 Sa'Diatus Sholehah P Probolinggo, 06 Desember 2005 Kedungrejoso
21 478 0082654807 Silviana Puspita Sari P Probolinggo, 07 Januari 2008 Kedungrejoso
22 479 0087071268 Tutik Hidayati P Probolinggo, 18 Mei 2008 Kedungrejoso
23 480 0082868740 Uluf Sifa Berlianti P Probolinggo, 08 Juni 2008 Kedungrejoso
24 481 0084807417 Ummi Kulsum P Probolinggo, 25 Juni 2008 Sumberanyar
25 482 0071268089 Yunita Aulia Refika Damayanti P Probolinggo, 09 Juni 2007 Kedungrejoso
26 483 0076313329 Zainur Rifki Tolibul Ulum L Probolinggo, 01 Juni 2007 Kedungrejoso
Kelas : VIII (Delapan)
NO NIS NISN NAMA JK TEMPAT TANGGAL LAHIR ALAMAT
1 420 0078648699 Abdul Wafi L Probolinggo, 07 April 2007 Bucor Wetan
2 421 0035406126 Abdur Rahim L Probolinggo, 30 Juni 2006 Bucor Wetan
3 422 0067806001 Abelina Dwi Febrianti P Probolinggo, 05 Februari 2006 Talkandang
4 424 3071631808 Ahmad Safrullah L Probolinggo, 01 Mei 2007 Kedungrejoso
5 425 0062093938 Ahmad Suhri L Probolinggo, 16 Nopember 2006 Kedungrejoso
6 427 0074599046 Aysatur Rohima P Situbondo, 23 Januari 2007 Gadingan
7 428 0054987200 Dela Puspita Sari P Probolinggo,07 Februari 2005 Bucor Kulon
8 429 0042305342 Dendi Lukman Hakim L Probolinggo, 27 Nopember 2004 Talkandang
9 430 0079351877 Diayu Puji Astuti P Probolinggo, 26 Januari 2007 Kedungrejoso
10 432 0076164316 Fina Murniati P Probolinggo, 17 Oktober 2007 Tambak Ukir
11 433 0074409648 Firman Maulana L Probolinggo, 31 Oktober 2007 Kedungrejoso
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
5
12 434 3068055008 Fitri Rumaji P Probolinggo,14 Mei 2006 Kedungrejoso
13 435 3066873789 Irfan Maulana L Probolinggo, 14 Februari 2006 Kedungrejoso
14 436 0075347184 Jannatul Firdaus P Probolinggo, 10 Desember 2007 Tambak Ukir
15 437 0063554168 Khotimatul Hosna P Probolinggo, 28 Juli 2006 Talkandang
16 438 0063163517 Mazidatul Khoiroh P Probolinggo, 10 Nopember 2006 Sidorejo
17 439 3069792213 Misahul Huda L Probolinggo, 19 Oktober 2006 Kedungrejoso
18 440 0064114644 Mohammad Sohib Abdullah L Probolinggo, 28 Februari 2006 Pandean
19 442 0078139297 Muhammad Alfin Nurul Aziz L Lumajang, 06 Desember 2007 Kalipenggung
20 443 Muhammad Edo Ardiansyah L Probolinggo, 31 Januari 2005 Sumbercenteng
21 444 0061970318 Nabilatur Rohmah P Probolinggo, 22 September 2006 Kedungrejoso
22 446 0069795886 Rofiyatul Awaliyah P Probolinggo, 06 Oktober 2006 Talkandang
23 447 0068699943 Sela Andini Izzatul F. P Probolinggo, 15 Juni 2006 Sukorejo
24 448 0072206639 Sofiatul Lusiana P Probolinggo, 12 Maret 2007 Talkandang
25 449 0079104297 Syaiful Islam L Probolinggo, 31 Desember 2014 Kedungrejoso
26 451 0059314476 Umi Kulsum P Probolinggo, 11 Nopember 2005 Bucor Wetan
27 452 0079079763 Yulanda Wulandari P Banyuwangi, 29 April 2007 Pondokkelor
28 453 0066954748 Safilatul Jannah P Probolinggo, 07 Nopember 2006 Kedungrejoso
29 454 0078570654 Ayu Wildania P Probolinggo, 17 Februari 2007 Bucor Kulon
30 455 Ruliet Qomario Ghofin L Probolinggo, 01 Januari 2006 Bucor Kulon
Kelas : IX (Sembilan)
NO NIS NISN NAMA JK TEMPAT TANGGAL LAHIR ALAMAT
1 390 0062629695 Ahmad Mashuri L Probolinggo, 23 September 2006 Plampang
2 391 0059621869 Ahmad Rofik L Probolinggo, 11 Mei 2005 Kedung Rejoso
3 392 0063510124 Ahmad Rosidi L Probolinggo, 02 April 2006 Desa Talkandang
4 393 0055379127 Dika Dwi Haryadi L Probolinggo, 11 Nopember 2005 Kedungrejoso
5 394 0066396684 Durratul Mahsunah P Probolinggo, 14 Juni 2006 Desa Kedungrejoso
6 395 0061184112 Hurryatul Kamilia P Probolinggo, 17 Agustus 2006 Desa Kedung Rejoso
7 396 0048578197 Ika Wahyuni P Probolinggo, 29 Juni 2004 Glagah
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
6
8 397 0035788349 Kamal L Probolinggo, 07 April 2003 Kedung Rejoso
9 398 0066901523 Laili Hafidah Ramadani P Probolinggo, 22 Oktober 2006 Bucor Kulon
10 400 0064882679 Misrati P Probolinggo, 09 April 2006 Plaosan
11 401 0063821597 Moh Alfan L Probolinggo, 18 September 2006 Plaosan
12 402 0039841346 Moh Ilham L Probolinggo, 19 Juli 2003 Bucor Kulon
13 403 0065469849 Moh. Aliyul Akbar L Probolinggo, 21 Agustus 2006 Kedungrejoso
14 404 0068957940 Moh. Fiqih Zainullah L Probolinggo, 14 Agustus 2006 Talkandang
15 405 0047072540 Mohammad Rifki Andrianto L Probolinggo, 28 Nopember 2004 Sidodadi
16 406 0063738639 Muhammad Jakta Helludi L Probolinggo, 16 Mei 2006 Talkandang
17 407 0062846075 Nanik Masruroh P Probolinggo, 04 Oktober 2006 Kedungrejoso
18 408 0066739116 Nina Fausiyah P Probolinggo, 28 September 2006 Bucor Kulon
19 409 0063242800 Nining Hidayatul Husna P Probolinggo, 14 Mei 2006 Kedung Rejoso
20 410 0056076689 Nur Hasanah P Probolinggo, 24 Agustus 2005 Kedung Rejoso
21 411 0049494371 Nur Hayati P Probolinggo, 15 Juli 2004 Binor
22 412 0066646218 Nuril Maqfiroh P Probolinggo, 02 Februari 2006 Bucor Kulon
23 413 0068539513 Reza Handika Ramadhani L Probolinggo, 27 September 2006 Plampang
24 414 0065418674 Riska Fitriani P Probolinggo, 28 Nopember 2006 Kedungrejoso
25 416 0053798944 Taufiqurrahman L Probolinggo, 19 Mei 2005 Kedung Rejoso
26 456 Moh. Taufiq L Probolinggo, 07 April 2004 Kedung Rejoso
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
7
MATRIK PENELITIAN
JUDUL VARIABEL SUB
VARIABEL INDIKATOR
SUMBER
DATA
METODE
PENELITIAN RUMUSAN MASALAH
Implementasi
Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan
Motivasi Belajar
Siswa Mata
Pelajaran
Pendidikan Agama
Islam Di Sekolah
Menengah Pertama
Darut Taqwa
Kedung Rejoso
Kotaanyar
Probolinggo Tahun
Ajaran 2020/2021
1. Implementasi
Reward Dan
Punishment
2. Motivasi
Belajar Siswa
1. Reward
2. Punishment
3. Motivasi
Belajar
1. Hadiah
2. Penghargaan
3. Pujian
1. Teguran
2. Sanksi
3. Hukuman
Intrinsik:
1. Kebutuhan
2. Kemajuan
3. Cita-cita
Ekstrinsik:
1. Ganjaran
2. Hukuman
3. Persaingan
- Data Primer
Informan:
Wawancara
1. Kepala
Sekolah
SMP Darut
Taqwa
2. Guru Mapel
PAI
3. Siswa SMP
Darut Taqwa
- Data Sekunder Observasi dan
Dokumentasi
Pendeketan Penelitian:
Deskriptif Kualitatif
Jenis Penelitian:
Penelitian Lapangan
(field research)
Teknik Pengumpulan
Data:
- Observasi
- Wawancara
- Dokumentasi
Metode Analisis Data
Menggunakan Milles
Dan Huberman:
- Pengumpulan Data
- Kondensasi
- Penyajian Data
- Penarikan Kesimpulan
dan Verifikasi
Keabsahan Data:
- Triangulasi Sumber
1. Bagaimana bentuk reward dan
punishment dalam
meningkatkan motivasi belajar
siswa mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di
Sekolah Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung Rejoso
Kotaanyar Probolinggo tahun
ajaran 2020/2021?
2. Bagaimana pelaksanaan
reward dan punishment dalam
meningkatkan motivasi belajar
siswa mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di
Sekolah Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung Rejoso
Kotaanyar Probolinggo tahun
ajaran 2020/2021?
3. Bagaimana dampak dari
reward dan punishment dalam
meningkatkan motivasi belajar
siswa mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di
Sekolah Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung Rejoso
Kotaanyar Probolinggo tahun
ajaran 2020/2021?
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
1
PEDOMAN PENELITIAN
A. Pedoman Observasi
Mengenai implementasi reward dan punishment dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo
Tahun Ajaran 2020/2021 dimulai dari bentuk, pelaksanaan dan dampak dari
pemberian reward dan punishment dalam pembelajaran.
B. Pedoman Wawancara
1. Kepala Sekolah SMP Darut Taqwa
a. Bagaimana menurut Bapak implementasi reward dan punishment
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Darut Taqwa?
b. Apa latar belakang dilaksanakan pemberian penghargaan kepada siswa
di SMP Darut Taqwa?
c. Apa saja tujuan diberikan penghargaan kepada siswa?
d. Apakah ada sanksi ketika siswa melanggar peraturan di sekolah?
e. Bagaimana bentuk sanksi yang diberikan?
2. Guru Pendidikan Agama Islam SMP Darut Taqwa
a. Apakah bapak/ibu guru memberikan reward kepada siswa yang
berhasil dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam?
b. Apa saja bentuk reward yang bapak/ibu berikan?
c. Apakah bapak/ibu guru memberikan punishment kepada siswa yang
melanggar peraturan dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama
Islam?
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
2
d. Apa saja bentuk punishment yang bapak/ibu berikan terhadap siswa
pelanggar?
e. Apakah banyak siswa yang malas belajar sebelum dilaksanakan
program pemberian reward dan punishment?
f. Apakah ada peningkatan semangat dan motivasi setelah dilaksanakan
reward dan punishment terhadap siswa?
3. Siswa SMP Darut Taqwa
a. Apakah kamu pernah mendapatkan reward saat pembelajaran
Pendidikan Agama Islam?
b. Seperti apa bentuk reward yang kamu dapatkan?
c. Apakah kamu pernah mendapatkan punishment saat pembelajaran
Pendidikan Agama Islam?
d. Seperti apa bentuk punishment yang kamu dapatkan?
e. Bagaimana perasaanmu ketika mendapatkan reward dan punishment?
f. Apakah setelah mendapatkan reward dan punishment kamu
termotivasi untuk lebih giat lagi dalam belajar?
C. Pedoman Dokumentasi
Dokumen terkait dengan bentuk dan pelaksanaan implementasi reward
dan punishment dalam meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung
Rejoso Kotaanyar Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
3
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
4
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
5
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
6
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
7
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
8
DOKUMENTASI
Pemberian Reward penghargaan kepada siswa
Pemberian Reward hadiah kepada siswa
Pemberian Punishment membersihkan halaman sekolah
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
9
Wawancara dengan kepala sekolah
Wawancara dengan guru PAI
Wawancara dengan siswa
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
10
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
11
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
12
BIODATA PENULIS
Nama : Wildatul Maghfirah
NIM : T20171322
Jurusan/Prodi : Pendidikan Islam/PAI
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Dusun Krajan RT: 004 RW: 002, Desa Kedung
Rejoso, Kec. Kotaanyar, Kabupaten Probolinggo.
No. Handphone : 082359386472
Riwayat Pendidikan : 1. TK Kartika (2003-2005)
2. MI Raisul Anwar (2005-2011)
3. SMP Nurul Jadid (2011-2014)
4. MA Nurul Jadid (2014-2017)
5. IAIN Jember (2017-2021)
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
IMPLEMENTASI REWARD DAN PUNISHMENT
DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DARUT TAQWA
KEDUNG REJOSO KOTAANYAR PROBOLINGGO
TAHUN AJARAN 2020/2021
SKRIPSI
diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember
untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Oleh:
WILDATUL MAGHFIRAH
NIM. T20171322
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
APRIL 2021
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
ii
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
iii
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
iv
MOTTO
… Artinya: “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri
dan jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu
sendiri…”1
1 Al-Qur’an, 17:7.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
v
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur kepada Allah SWT, terselesaikannya karya sederhana ini
dengan penuh semangat perjuangan dan pengorbanan dalam pembuatannya serta
tulus dari hati yang paling dalam, karya ini kupersembahkan untuk:
1. Bapak Ibuku tercinta: Bapak Purwanto, Ibu Khotifah, selaku panutan dalam
setiap langkah kehidupanku, yang tiada henti selalu mendoakanku sepenuh
hati, memberikan motivasi dan semangat yang tiada henti, memberikan
dukungan moral dan material sehingga saya dapat melaksanakan tugas akhir
dan perkuliahan ini dengan baik dan kepada keluarga besar saya ucapkan
terima kasih atas dukungannya dan motivasinya kepada saya.
2. Guru saya yang tidak bisa disebutkan satu persatu saya sangat berterima kasih
atas dukungan dan doanya sekaligus bimbingan ilmu, semoga ilmu yang saya
dapat akan barokah dan bermanfaat.
3. Sahabat-sahabatku terimakasih atas motivasi dan dampingannya semoga ilmu
dan pengalaman bersama bisa mengantarkan kita menuju gerbang kesuksesan
dan kelak dapat menjadi guru PAI yang profesional dan amanah.
4. Semua pihak yang telah bersedia memberikan informasi, pengalaman serta
ilmunya dalam pencarian data dalam skripsi ini.
5. Lembaga yang saya teliti yaitu SMP Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo yang telah memberikan kemudahan dalam pengerjaan skripsi ini.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
vi
KATA PENGANTAR
Segenap puji syukur penulis sampaikan kepada Allah karena atas rahmat
dan karunia-Nya, perencanaan, pelaksanaan, dan penyelesaian skripsi sebagai
salah satu syarat menyelesaikan program sarjana, dapat terselesaikan dengan
lancar.
Kesuksesan ini dapat penulis peroleh karena dukungan banyak pihak. Oleh
karena itu, penulis menyadari dan menyampaikan terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM., selaku Rektor IAIN Jember.
2. Ibu Dr. Hj. Mukni’ah, M. Pd. I., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan yang telah memberikan izin penelitian.
3. Bapak Drs. H. D. Fajar Ahwa, M. Pd. I., selaku ketua Jurusan Pendidikan
Agama Islam yang telah membantu dalam segala hal yang diperlukan sebagai
syarat skripsi.
4. Bapak Dr. H. Moh. Sahlan M.Ag., selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah memberikan pengarahan, motivasi, dan meluangkan waktunya untuk
membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi dengan baik.
5. Tim penguji skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan
kritik, saran dan tanggapan terhadap skripsi ini sehingga dapat menjadi
skripsi yang lebih baik dan sempurna.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
vii
6. Seluruh keluarga terutama kedua orang tua, guru, sahabat, dan teman-teman
yang memberikan dukungan penuh yang sangat berarti bagi peneliti.
7. Lembaga yang saya teliti yaitu SMP Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo yang telah memberikan kemudahan dalam pengerjaan skripsi ini.
Akhirnya, semoga segala amal baik yang telah Bapak/Ibu berikan kepada
penulis mendapat balasan yang baik dari Allah.
Jember, 16 Maret 2021
Penulis
Wildatul Maghfirah
NIM. T20171322
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
ABSTRAK
Wildatul Maghfirah, 2021: Implementasi Reward Dan Punishment Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di
Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo
Tahun Ajaran 2020/2021.
Kata Kunci : Reward, Punishment, Motivasi Belajar
Seorang guru memiliki peran penting untuk membangkitkan kembali keinginan
dan semangat belajar siswa, pemberian rangsangan dan penguatan (reinforcement) yang
diberikan oleh guru dapat membentuk motivasi siswa. Dengan adanya alat pembelajaran
berupa reward diharapkan bisa menimbulkan energi dalam belajar dan dapat
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan dengan diberikan punishment
diharapkan dapat menertibkan siswa yang dalam proses belajar juga menjadikan
perbaikan-perbaikan terhadap kesalahan siswa.
Fokus penelitiannya adalah (1) Bagaimana bentuk reward dan punishment
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di
Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo
Tahun Ajaran 2020/2021? (2) Bagaimana pelaksanaan reward dan punishment dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Di
Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo
Tahun Ajaran 2020/2021? (3) Bagaimana dampak dari reward dan punishment dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di
Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo
Tahun Ajaran 2020/2021?
Adapun tujuan penelitiannya (1) Mendeskripsikan bentuk reward dan
punishment dalam meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021. (2) Mendeskripsikan pelaksanaan reward dan
punishment dalam meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021. (3) Mendeskripsikan dampak dari reward dan
punishment dalam meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.
Metode yang dipakai adalah penelitian kualitatif. Jenis pendekatannya yaitu
kualitatif deskriptif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field
Research). Penentuan informan menggunakan purposive sampling. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data
menggunakan Miles Huberman & Saldana. Keabsahan data mengunakan triangulasi
sumber.
Penelitian ini memperoleh kesimpulan (1) Bentuk reward yang diberikan ialah
berupa kalimat pujian, tanda penghargaan, dan hadiah, sedangkan bentuk punishment
ialah hukuman yang mendidik sebagai muhasabah diri seperti berdiri di depan kelas
sambil membaca ayat Al-Qur’an dan membersihkan halaman sekolah. (2) Pelaksanaan
reward dan punishment diberikan baik ketika proses berlangsungnya pembelajaran
maupun di luar pembelajaran. (3) Dampak dari reward dan punishment ialah bisa untuk
menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini ditandai dengan
semangat belajar mereka yang meningkat, lebih rajin mengumpulkan tugas dan aktif
menjawab pertanyaan saat proses pembelajaran berlangsung.
viii
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
DAFTAR ISI
JUDUL PENELITIAN.............................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................ ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ............................................................. iii
MOTTO ..................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ...................................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................. viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL...................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Konteks Penelitian ................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ....................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 11
E. Definisi Istilah ........................................................................... 12
F. Sistematika Pembahasan ........................................................... 14
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ........................................................ 16
A. Penelitian Terdahulu ................................................................. 16
B. Kajian Teori .............................................................................. 22
1. Definisi Reward Dalam Pembelajaran ............................... 22
2. Definisi Punishment Dalam Pembelajaran ......................... 29
3. Definisi Motivasi Belajar ................................................... 35
4. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) ................... 39
5. Reward dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar ................................................................................ 45
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 48
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................ 48
B. Lokasi Penelitian ....................................................................... 49
C. Subjek Penelitian ....................................................................... 49
ix
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
x
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 50
E. Analisis Data ............................................................................. 56
F. Keabsahan Data ......................................................................... 58
G. Tahap-Tahap Penelitian ............................................................ 59
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ..................................... 62
A. Penyajian data Analisis Data ..................................................... 63
B. Pembahasan Temuan ................................................................. 89
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 98
A. Kesimpulan ............................................................................... 98
B. Saran ......................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 100
Pernyataan Keaslian Tulisan
Lampiran-lampiran
1. Profil lembaga
2. Data guru
3. Data siswa
4. Matrik penelitian
5. Pedoman penelitian
6. Surat izin penelitian
7. Jurnal kegiatan penelitian
8. Surat selesai penelitian
9. Dokumentasi foto
10. Biodata penulis
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
xi
DAFTAR TABEL
1.1 Perbedaan, Persamaan, dan Hasil Penelitian Terdahulu dengan
Penelitian yang Dilakukan Peneliti ...................................................... 20
3.1 Kegiatan Observasi .............................................................................. 51
3.2 Kegiatan Wawancara ............................................................................ 52
3.3 Kegiatan Dokumentasi ......................................................................... 54
3.4 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ............................................................. 55
4.1 Pembahasan Temuan ............................................................................ 89
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang teratur dan sistematis, yang
dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk
mempengaruhi anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita
pendidikan. Pendidikan adalah bantuan yang diberikan dengan sengaja
kepada anak dalam pertumbuhan jasmani maupun rohaninya untuk mencapai
tingkat dewasa.1
Hal ini tercantum dalam Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-
Undang Nomor 14 tentang Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.2
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.3
1 St. Rodliyah, Pendidikan dan Ilmu Pendidikan (Jember: STAIN Jember Press, 2013), 34.
2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 1, Ketentuan Umum, 2. 3 Undang-Undang, 5.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
2
Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak
yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan, suatu kelompok
manusia tidak dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)
untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.
Di sekolah yang dikenal sebagai komunitas belajar (learning
community), guru adalah orang yang bertanggungjawab penuh atas
perkembangan perilaku dan prestasi peserta didiknya. Baik dan buruknya
perilaku dan prestasi seorang anak pun ditentukan dari bagaimana
kesungguhan seorang guru dalam mendidik siswanya dan kemampuannya
untuk mengelola kelas agar suasana pembelajaran di kelas menjadi kondusif.4
Belajar dapat terjadi karena ada subjek yang mengajar dan ada subjek
yang belajar. Dalam proses pembelajaran, subjek yang mengajar disebut guru
dan subjek yang belajar disebut siswa. Bahkan istilah yang lebih sering
digunakan saat inilah belajar dan pembelajaran.5
Belajar itu terjadi terutama ketika seseorang merespons dan menerima
rangsangan dari lingkungan eksternalnya, maturasi hanya memerlukan
pertumbuhan dari dalam.6 Jadi, belajar merupakan proses dari setiap sesuatu
yang awalnya tidak diketahui menjadi paham dan mengerti sehingga bisa
menangkap dan merespon dari sesuatu yang sedang terjadi.
Dalam ajaran Agama Islam, pendidikan merupakan suatu hal yang
wajib bagi setiap muslim untuk mempelajarinya. Pendidikan menjadikan
seseorang mendapatkan derajat yang tinggi dalam kehidupannya.
4 Raihan, “Dayah: Journal of Islamic Education. Vol. 2 No. 1” (2019): 116.
5 Dina Gasong, Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta: Deepublish, 2018), 3.
6 Gasong, 9.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
3
Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Mujadalah ayat 11, ialah
sebagai berikut:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah, niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS Al-Mujadalah:
11).7
Tujuan umum pendidikan Islam adalah terwujudnya pribadi muslim.
Tujuan itu dapat dirinci menjadi pribadi muslim yang akalnya berkembang,
bersedia menerima kebenaran pengetahuannya itu, dan terampil
mempraktekan pengetahuan yang dimilikinya. Tujuan pendidikan Islam ini
akan terwujud bila pendidikan Islam dijalankan sesuai dengan dasar yang
absolut yaitu Al-qur’an dan Hadis.8
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan
Agama Islam (PAI) sangat penting, karena dengan adanya Pendidikan Agama
Islam (PAI) orang tua serta guru berusaha secara sadar dan baik untuk
mendidik dan mengarahkan anak kepada hal-hal yang baik untuk
7 Al-Qur’an, 58:11.
8 Rahmat Hidayat, “Ilmu Pendidikan Islam “Menuntun Arah Pendidikan Islam Indonesia”
(Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI), 2016), 4.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
4
perkembangan jasmani dan rohani anak yang sesuai syari’at Islam sehingga
Pendidikan Agama Islam (PAI) akan tercapai sesuai yang diinginkan.
Untuk tercapainya tujuan dari Pendidikan Agama Islam (PAI)
tersebut, maka perlu adanya peningkatan kualitas dalam proses pendidikan
secara baik. Hal ini sangat tergantung pada kemampuan yang dimiliki oleh
seorang guru dalam menguasai materi dan metode yang akan diajarkan dan
keterampilan serta cara-cara tertentu dalam menyiapkan langkah dan strategi
yang akan diterapkan kepada siswa.
Maka dari itu pembelajaran harus disajikan dengan alat pembelajaran
yang menarik yang melibatkan siswa secara aktif. Untuk itu diperlukan alat
pembelajaran yang sesuai dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa,
salah satunya dengan menerapkan alat pembelajaran yaitu reward dan
punishment.
Dalam proses pembelajaran yang menggunakan metode reward dan
punishment (ganjaran dan hukuman) diharapkan dapat menumbuhkan
semangat belajar siswa. Selain itu, melalui metode ini guru diharapkan
mampu menggunakan berbagai fasilitas, baik itu alat-alat mengajar maupun
metode dalam proses pembelajaran untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
dan memberikan semangat belajar bagi peserta didik dalam mengembangkan
aktivitas dan mengarahkan serta memelihara ketentuan dalam melakukan
kegiatan belajar mengajar.
Kesesuaian penerapan metode reward dan punishment yang baik akan
dapat memberikan dampak yang baik terhadap perkembangan siswa, yang
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
5
akhirnya akan meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehari-hari.
Namun sebaliknya, jika penerapan metode reward dan punishment yang tidak
sesuai dan berlebihan akan memberikan dampak negatif terhadap semangat
belajar peserta didik, misalnya: siswa akan takut, malas dan tidak semangat
dalam belajar. Oleh karena itu, penerapan metode pemberian hadiah dan
hukuman harus diperhatikan aspek perkembangan anak.
Idealitas penerapan metode reward dan punishment dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) harus sejalan dengan peraturan
dalam pendidikan. Guru harus memperhatikan reward dan punishment yang
diberikan kepada peserta didik yang sesuai dengan norma-norma dalam
pendidikan. Agar pembelajaran tercapai dengan baik, maka penerapan reward
dan punishment harus dijalankan sesuai dengan teori yang dikembangkan
dalam pendidikan sehingga dapat memberikan motivasi kepada peserta didik.
Di dalam Al-Qur’an banyak ayat yang menjelaskan tentang
penghargaan dan hukuman. Penghargaan dan hukuman ini di dalam Islam
dijadikan metode dakwah guna memotivasi umat Islam untuk selalu
berperilaku amar ma’ruf nahi munkar (mengerjakan yang baik dan
meninggalkan yang buruk).
Ayat yang berkaitan dengan reward (ganjaran) diantaranya Allah Swt
memberi ganjaran pahala 10 kali lipat bagi orang yang berbuat baik agar
hamba-Nya termotivasi untuk selalu beramal shalih yaitu dalam Al-Qur’an
surat Al-An’am ayat 160:
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
6
Artinya: “Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala)
sepuluh kali lipat amalnya; dan Barangsiapa yang membawa
perbuatan jahat Maka Dia tidak diberi pembalasan melainkan
seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak
dianiaya (dirugikan)”. (QS Al-An’am: 160).9
Adapun ayat yang berkaitan dengan punishment (hukuman) salah
satunya yang berbicara tentang hukuman bagi orang kafir, terdapat dalam
surat Al-Anfal ayat 13:
Artinya: “(Ketentuan) yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya
mereka menentang Allah dan Rasul-Nya; dan barangsiapa
menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya Allah amat
keras siksaan-Nya”. (QS Al-Anfal: 13).10
Kedua ayat tersebut menjelaskan bahwa reward dan punishment tidak
hanya terjadi di dunia pendidikan formal saja, di dalam kehidupan manusia
reward dan punishment diajarkan supaya kita selalu termotivasi dan tujuan
hidup tercapai ke arah yang baik. Begitu juga dalam dunia pendidikan formal
reward dan punishment dijadikan alat pendidikan sebagai suatu tindakan
untuk mencapai keberhasilan belajar dan tujuan pendidikan. Dengan
menerapkan reward dan punishment ini diharapkan dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa sehingga siswa lebih antusias dalam belajar.
9 Al-Qur’an, 6:160.
10 Al-Qur’an, 8:13.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
7
Hasil penelitian sejenis dengan judul yang peneliti angkat ialah
menunjukkan bahwasannya pemberian reward pada siswa dapat
meningkatkan sikap siswa terhadap pembelajaran. Siswa menjadi lebih
bersemangat dan gigih selama pembelajaran serta bisa meningkatkan rasa
ingin tahu siswa. Sedangkan, hasil dari pemberian punishment pada siswa
ialah siswa berusaha untuk menjaga nilainya tetap utuh agar tidak
mendapatkan pengurangan hak, yaitu istirahat paling akhir atau mendapatkan
hukuman pada saat teman lainnya sedang istirahat. Dengan demikian siswa
akan merasa jera dan lebih berhati-hati agar tidak mendapat hukuman.11
Seorang guru memiliki peran penting untuk membangkitkan kembali
keinginan dan semangat belajar siswa, pemberian rangsangan dan penguatan
(reinforcement) yang diberikan oleh guru dapat membentuk motivasi siswa.
Dengan adanya alat pembelajaran berupa reward diharapkan bisa
menimbulkan energi dalam belajar dan dapat menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan dan dengan diberikan punishment diharapkan dapat
menertibkan siswa yang dalam proses belajar juga menjadikan perbaikan-
perbaikan terhadap kesalahan siswa.
Peneliti memilih lokasi di SMP Darut Taqwa yang lokasinya terletak
di Desa Kedung Rejoso Kecamatan Kotaanyar Kabupaten Probolinggo,
merupakan lembaga pendidikan formal yang masih berada dibawah naungan
Pondok Pesantren Darut Taqwa. Di pondok tersebut terdiri dari satu lembaga
non-formal, yaitu: Madrasah Diniyah (Madin) Darut Taqwa, dan dua lembaga
11
Sayyidah Rizqiyyatul Faizah, Pelaksanaan Reward And Punishment Untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Siwa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SDI Nurul Izzah Malang
(Skripsi: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2017).
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
8
formal, yaitu: SMP Darut Taqwa dan SMA Darut Taqwa. Awal mula sekolah
SMP Darut Taqwa ini didirikan karena semakin banyak anak yang bersekolah
di Madrasah Diniyah (Madin) Darut Taqwa, sehingga pengasuh berinisiatif
untuk mendirikan lembaga formal. SMP Darut Taqwa ini merupakan sekolah
yang masih belum lama dibangun namun sudah memiliki peminat yang cukup
banyak dikarenakan lokasinya yang strategis dan pembelajaran yang berbasis
pesantren.
Dalam proses pembelajaran tentunya sering terjadi beberapa
permasalahan atau pelanggaran yang dilakukan siswa, seperti: Lupa
mengerjakan pekerjaan rumah (PR), tidak mengumpulkan tugas harian, tidur
dan bergurau didalam kelas saat pembelajaran berlangsung dan lain
sebagainya. Permasalahan yang terjadi di Sekolah Menengah Pertama Darut
Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo, masih ada sebagian siswa
yang melanggar peraturan dan tidak mengikuti proses pembelajaran dengan
baik. Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo menerapkan reward dan punishment dengan tujuan untuk
memotivasi siswa agar lebih bersemangat dan antusias dalam belajar.12
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan diatas, maka
peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Implementasi Reward Dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo
12
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 21 September 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
9
Tahun Ajaran 2020/2021”. Karena sekolah yang berbasis pesantren tentunya
bentuk dan pelaksanaan reward dan punishment berbeda dengan sekolah
pada umumnya. Di sekolah umum bentuk dan pelaksanaan reward dan
punishment hanya berdampak pada siswa yang bersangkutan di lingkungan
sekolah. Sedangkan di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa bentuk
dan pelaksanaan reward dan punishment tidak hanya berdampak untuk diri
sendiri tetapi juga bisa berdampak dengan lingkungan sekolah dan yayasan
pondok pesantren.
B. Fokus Penelitian
Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan
istilah fokus penelitian. bagian ini mencantumkan semua rumusan masalah
yang dicari jawabannya melalui proses penelitian.13
Berdasarkan latar
belakang yang telah dipaparkan, dari fokus penelitian ini dapat dijabarkan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk reward dan punishment dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo
tahun ajaran 2020/2021?
2. Bagaimana pelaksanaan reward dan punishment dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di
Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo tahun ajaran 2020/2021?
13
Tim Penyusun IAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember. IAIN Jember Press,
2017), 72
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
10
3. Bagaimana dampak dari reward dan punishment dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di
Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo tahun ajaran 2020/2021?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian merupakan gambaran tentang arah yang dituju
dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus mengacu kepada
masalah-masalah yang telah dirumuskan sebelumnya.14
Adapun tujuan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan bentuk reward dan punishment dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di
Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo tahun ajaran 2020/2021.
2. Mendeskripsikan pelaksanaan reward dan punishment dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso
Kotaanyar Probolinggo tahun ajaran 2020/2021.
3. Mendeskripsikan dampak dari reward dan punishment dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso
Kotaanyar Probolinggo tahun ajaran 2020/2021.
14
Penyusun, 73.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
11
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang akan diberikan
setelah selesai melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan yang
bersifat teoritis dan kegunaan praktis, seperti kegunaan bagi penulis, instansi
dan masyarakat secara keseluruhan. Kegunaan penelitian harus realistis.15
Adanya penelitian dapat memberikan manfaat apabila dapat digunakan oleh
semua pihak. Adapun manfaat yang diharapkan peneliti ialah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang
signifikan serta dapat menambah wawasan dan menambah ilmu
pengetahuan bagi semua pihak. Bagi pihak-pihak yang berkompeten
dengan permasalahan yang diangkat, khususnya tentang implementasi
reward dan punishment dalam meningkatkan motivasi belajar siswa mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut
Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo tahun ajaran 2020/2021.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini memberikan tambahan khasanah keilmuan dan
sebagai langkah awal dalam mengembangkan ilmu serta mengadakan
penelitian lebih lanjut.
15
Ibid., 73.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
12
b. Bagi SMP Darut Taqwa
Peneliti diharapkan dapat dijadikan suatu bahan informasi dan
sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pengetahuan tentang
implementasi reward dan punishment dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo tahun ajaran 2020/2021.
c. Bagi IAIN Jember
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
menambah wawasan pengetahuan di lingkungan IAIN Jember dan
menambah literatur kepustakaan IAIN Jember.
E. Definisi Istilah
Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak terjadi salah pengertian
atau kekurang jelasan makna, maka perlu adanya definisi istilah. Hal ini
sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan penafsiran dan terhindar dari
kesalahan pengertian pada pokok pembahasan.
Definisi istilah yang berkaitan dengan judul dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Reward
Reward (ganjaran) adalah suatu hadiah atau penghargaan yang
diberikan guru kepada siswa yang berprestasi atau melaksanakan tugas
dengan baik dengan tujuan agar siswa merasa senang dan termotivasi
lebih meningkatkan lagi belajarnya.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
13
2. Punishment
Punishment (hukuman) adalah suatu kegiatan yang tidak
menyenangkan yang diberikan guru kepada siswa yang melanggar
peraturan dengan maksud agar siswa tidak mengulangi lagi kesalahannya
dan memperbaiki tingkah lakunya.
3. Motivasi Belajar
Motivasi adalah sebuah dorongan yang berasal dari dalam maupun
dari luar untuk seseorang melakukan sebuah tindakan atau aktivitas lebih
baik lagi dalam menentukan tingkah laku.
Belajar adalah usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk
mendapatkan tingkah laku lebih baik lagi sebagai hasil dari pengalaman.
Motivasi belajar adalah kekuatan yang bersumber dari dalam atau
luar yang memberi pengaruh besar terhadap semangat belajar siswa.
4. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Pembelajaran adalah proses kegiatan belajar mengajar yang
berlangsung di dalam kelas. Adapun pembelajaran yang penulis maksud
dalam penelitian ini adalah hubungan timbal balik antara guru dan
peserta didik dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
Implementasi reward dan punishment dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah
penerapan pemberian hadiah dan hukuman kepada siswa dalam proses
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan tujuan agar siswa merasa
senang ketika diberikan hadiah dan termotivasi untuk mengulangi lagi
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
14
perbuatannya dan dengan adanya hukuman yang diberikan, siswa akan
termotivasi untuk menghindari dan tidak mengulangi lagi kesalahannya.
F. Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan skripsi hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Bab pertama merupakan bagian pendahuluan yang meliputi latar
belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
definisi istilah, dan sistematika pembahasan.
Bab kedua merupakan bab kajian kepustakaan, yang terdiri dari
penelitan terdahulu, dan kajian teori. Dalam kajian teori ini membahas
tentang kajian teoritis yang terkait dengan judul penelitian.
Bab ketiga merupakan bab yang membahas tentang metode penelitan,
terdiri dari: pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subjek
penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, dan tahap-
tahap penelitian.
Bab keempat merupakan bab yang membahas tentang penyajian data
dan analisis yang terdiri terdiri dari gambaran obyek penelitian, penyajian
data dan analisis, serta pembahasan temuan penelitian.
Bab kelima merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan
saran. Fungsi bab ini adalah sebagai suatu gambaran dari hasil penelitian
berupa kesimpulan. Sedangkan saran-saran dapat membantu memberikan
saran yang bersifat konstruktif yang terkait dengan penelitian.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
15
Selanjutnya skripsi ini diakhiri dengan daftar pustaka, lampiran-
lampiran yang berisi matrik penelitian, pedoman penelitian, jurnal penelitian,
dokumentasi, pernyataan keaslian, surat izin penelitian, surat keterangan telah
selesai penelitian, dan biodata peneliti.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKAAN
A. Penelitian Terdahulu
Pada penelitian terdahulu ini untuk mengetahui perbedaan dan
persamaan antara penelitian terdahulu dan penelitian yang akan diadakan oleh
peneliti sekarang.
Adapun beberapa studi yang ditemukan dan memiliki relevansi
dengan permasalahan yang dikembangkan dalam penelitian ini antara lain:
1. Penelitian atas nama Muhd Mursalim mahasiswa Universitas Islam
Negeri (UIN) Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh, Program Studi
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, dengan judul
“Penerapan Reward Dan Punishment Dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Di SMA Islam Al-Falah Aceh Besar”. Ditulis pada tahun
2019. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik
pengumpulan data observasi dan Wawancara mendalam (interview).
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Milles dan
Huberman. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menjelaskan
bentuk dan pelaksanaan reward dan punishment serta menjelaskan
kendala apa saja yang dihadapi guru dalam memberikan reward dan
punishment dalam pembelajaran PAI di SMA Islam Al-Falah. Setelah
dilakukan penelitian dan analisis data, hasil penelitian ini menyimpulkan
16
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
17
bahwa bentuk reward yang sering diberikan guru kepada peserta didik
ialah nilai tambahan, pujian atau sanjungan, nasehat, dan tepuk tangan,
sedangkan bentuk punishment ialah hukuman yang mendidik seperti
menghafal ayat Al-Qur’an, menghafal hadist dan hukuman-hukuman
lainnya yang membuat murid menyadari kesalahan yang ia lakukan dan
tidak mengulangi lagi kesalahan yang pernah dilakukan. Adapun
pelaksanaan reward diberikan dalam proses belajar mengajar, sedangkan
pelaksanaan punishment dilakukan oleh guru PAI baik ketika proses
berlangsungnya pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Bahkan guru
selalu memberikan punishment jika melihat murid yang melakukan
pelanggaran yang tidak boleh dilakukan. Untuk kendala yang dihadapi
oleh guru PAI adalah kurang adanya kerja sama antara guru dan orang tua
karena murid yang terdaftar di SMA Islam Al-Falah semuanya menetap di
pesantren dan langsung bersekolah dalam lingkungan pesantren.16
2. Penelitian atas nama Ari Noer Khoiriyah mahasiswa Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, dengan judul “Pengaruh
Reward Dan Punishment Terhadap Motivasi Belajar Fiqih Siswa MTs
Islamiyah Ciputat”. Ditulis pada tahun 2018. Adapun metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan lebih di
khususkan lagi pada metode deskriptif korelatif. Teknik pengumpulan
data menggunakan angket (kuesioner) skala sikap dan observasi. Teknik
16
Muhd Mursalim, Penerapan Reward Dan Punishment Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di SMA Islam Al-Falah Aceh Besar (Skripsi: Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry
Darussalam, Banda Aceh, 2019).
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
18
analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik parametik
dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan reward dan punishment dalam
pembelajaran fiqih dan untuk menguji pengaruh reward dan punishment
terhadap motivasi belajar siswa di MTs Islamiyah Ciputat. Setelah
dilakukan penelitian dan analisis data, hasil penelitian ini menyimpulkan
bahwa pelaksanaan reward dan punishment dalam pembelajaran fiqih di
MTs Islamiyah Ciputat berpengaruh positif terhadap motivasi. Dalam
analisis deskriptif, peneliti mendapatkan gambaran tentang besarnya
pengaruh reward dan punishment terhadap motivasi belajar fiqih siswa.
Sedangkan analisis statistik peneliti mendapatkan korelasi berganda
antara reward dan punishment berpengaruh positif terhadap motivasi
belajar siswa sebesar 54,4%. Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan,
pelaksanaan dan pemberian reward dan punishment yang dilakukan di
MTs Islamiyah Ciputat, sangatlah efektif.17
3. Penelitian atas nama Drajat Bintoro mahasiswa Institut Agama Islam
Negeri Surakarta, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah Dan Keguruan, dengan judul “Penerapan Metode Reward And
Punishment Dalam Pembelajaran Qur’an Hadist Kelas VIII Di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Temon Kec. Simo. Kab. Boyolali Tahun Ajaran
2017/2018”. Ditulis pada tahun 2018. Adapun metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan
17
Ari Noer Khoiriyah, Pengaruh Reward Dan Punishment Terhadap Motivasi Belajar Fiqih Siswa
MTs Islamiyah Ciputat (Skripsi: Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta,
2018).
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
19
deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan teori Sugiyono, yaitu: Reduksi Data, Data Display
(Penyajian Data) dan Kesimpulan/Verifikasi Data. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan metode Reward and Punishment
dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadis Kelas VIII di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Temon Kec. Simo. Kab. Boyolali Tahun Ajaran
2017/2018. Setelah dilakukan penelitian dan analisis data, hasil penelitian
ini menyimpulkan bahwa pelaksanaan penerapan Reward and Punishment
dalam Pembelajaran Qur’an Hadist kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah
Negeri Temon, beberapa bentuk Reward and Punishment yang di kasih
kepada siswa oleh guru Qur’an Hadist, seperti dalam pemberian reward,
reward itu terbagi menjadi dua yaitu: 1) reward verbal ialah reward
dengan kata-kata, kalimat. 2) reward non-verbal ialah reward yang
berupa gerakan mimic dan badan, reward dengan cara mendekati, reward
dengan cara sentuhan, reward dengan cara simbol atau benda. Kemudian
punishment terbagi menjadi tiga bagian yaitu: 1) anak melaksanakan
perbuatan yang tidak menyenangkan (restitusi). 2) deprivasi (pencabutan
atau pembatalan). 3) langsung menggunakan kesakitan.18
Ketiga penelitian di atas akan dicari persamaan dan perbedaan
dengan penelitian sekarang yang akan disajikan pada tabel dibawah ini:
18
Drajat Bintoro, Penerapan Metode Reward And Punishment Dalam Pembelajaran Qur’an Hadist
Kelas VIII Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Temon Kec. Simo. Kab. Boyolali Tahun Ajaran
2017/2018 (Skripsi: Institut Agama Islam Negeri, Surakarta, 2018).
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
20
Tabel 2.1
Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang
No
Nama Peneliti
dan Judul
Penelitian
Persamaan Perbedaan Orisinalitas
1 Muhd Mursalim,
“Penerapan
Reward Dan
Punishment
Dalam
Pembelajaran
Pendidikan
Agama Islam Di
SMA Islam Al-
Falah Aceh
Besar” pada tahun
2019.
a. Sama-sama
meneliti
tentang bentuk
dan
pelaksanaan
reward dan
punishment
dalam
pembelajaran
PAI.
b. Sama-sama
menggunakan
pendekatan
deskriptif
kualitatif
dengan teknik
analisis data
menggunakan
model Milles
dan
Huberman.
Perbedaannya
terletak pada
jenjang
pendidikan.
Penelitian
terdahulu di
SMA, sedangkan
penelitian
sekarang di SMP.
a. Bentuk Reward
Dan Punishment
Dalam
Meningkatkan
Motivasi Belajar
Siswa Mata
Pelajaran
Pendidikan Agama
Islam.
b. Pelaksanaan
Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan
Motivasi Belajar
Siswa Mata
Pelajaran
Pendidikan Agama
Islam.
c. Dampak dari
Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan
Motivasi Belajar
Siswa Mata
Pelajaran
Pendidikan Agama
Islam.
2 Ari Noer
Khoiriyah,
“Pengaruh
Reward Dan
Punishment
Terhadap
Motivasi Belajar
Fiqih Siswa MTs
Islamiyah
Ciputat” pada
tahun 2018.
Sama-sama
meneliti tentang
pelaksanaan
reward dan
punishment untuk
motivasi belajar.
a. Penelitian
terdahulu
meneliti di
lembaga
sekolah MTs,
sedangkan
penelitian
sekarang
meneliti di
lembaga
sekolah SMP.
b. Penelitian
terdahulu
menggunakan
a. Bentuk Reward
Dan Punishment
Dalam
Meningkatkan
Motivasi Belajar
Siswa Mata
Pelajaran
Pendidikan Agama
Islam.
b. Pelaksanaan
Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan
Motivasi Belajar
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
21
No
Nama Peneliti
dan Judul
Penelitian
Persamaan Perbedaan Orisinalitas
metode
penelitian
kuantitatif,
sedangkan
penelitian
sekarang
menggunakan
metode
penelitian
kualitatif.
Siswa Mata
Pelajaran
Pendidikan Agama
Islam.
c. Dampak dari
Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan
Motivasi Belajar
Siswa Mata
Pelajaran
Pendidikan Agama
Islam.
3 Drajat Bintoro,
“Penerapan
Metode Reward
And Punishment
Dalam
Pembelajaran
Qur’an Hadist
Kelas VIII Di
Madrasah
Tsanawiyah
Negeri Temon
Kec. Simo. Kab.
Boyolali Tahun
Ajaran
2017/2018” pada
tahun 2018.
a. Sama-sama
meneliti
tentang
pelaksanaan
reward dan
punishment.
b. Sama-sama
menggunakan
pendekatan
deskriptif
kualitatif.
Penelitian
terdahulu meneliti
di lembaga
sekolah MTs,
sedangkan
penelitian
sekarang meneliti
di lembaga
sekolah SMP.
a. Bentuk Reward
Dan Punishment
Dalam
Meningkatkan
Motivasi Belajar
Siswa Mata
Pelajaran
Pendidikan Agama
Islam.
b. Pelaksanaan
Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan
Motivasi Belajar
Siswa Mata
Pelajaran
Pendidikan Agama
Islam.
c. Dampak dari
Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan
Motivasi Belajar
Siswa Mata
Pelajaran
Pendidikan Agama
Islam.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
22
B. Kajian Teori
1. Definisi Reward Dalam Pembelajaran
Proses belajar mengajar merupakan salah satu aspek untuk
meningkatkan mutu pendidikan, yaitu dengan guru dan peserta didik yang
sama-sama berperan aktif di dalamnya. Untuk mendukung hal tersebut dan
demi meningkatkan pengetahuan siswa, guru dituntut untuk mampu
menggunakan berbagai macam keterampilan, strategi, dan metode
pembelajaran yang interaktif. Sebab dengan meningkatnya kefahaman dan
pengetahuan siswa, akan berpengaruh pada hasil belajar.
Salah satu cara untuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
yaitu dengan pemberian reward atas pekerjaan yang dianggap benar dan
mencapai tujuan dalam pembelajaran. Maka pemberian reward pada
pembelajaran sangat berpengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar
siswa. Karena dengan diberikan reward siswa merasa bahwa
perjuangannya selalu dihargai oleh gurunya.
Reward menurut bahasa berasal dari bahasa inggris yang berarti
penghargaan atau hadiah.19
Reward merupakan suatu bentuk teori reward
positif yang bersumber dari aliran behavioristik, yang dikemukakan oleh
Waston, Ivan Pavlov dan kawan-kawan dengan teori S-R nya. Reward
adalah suatu bentuk perlakuan positif subjek. Reward atau penghargaan
19
John M. Echol & Hasan Shadily, Kamus Bahasa Inggris Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1996),
485.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
23
merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat peningkatan
kemungkinan terulang kembalinya tingkah laku tersebut.20
Reward merupakan sesuatu yang disenangi dan digemari oleh
anak-anak yang diberikan kepada siapa saja yang dapat memenuhi harapan
yakni mencapai tujuan yang ditentukan, atau bahkan mampu melebihinya.
Besar kecilnya reward yang diberikan kepada yang berhak tergantung
kepada banyak hal, terutama ditentukan oleh tingkat pencapaian yang
diraih. Tentang bagaimana wujudnya, banyak ditentukan oleh jenis atau
wujud pencapaian yang diraih serta kepada siapa reward tersebut
diberikan.21
Menurut Ngalim Purwanto, reward merupakan alat pendidikan
yang mudah dilaksanakan dan sangat menyenangkan bagi siswa. Untuk itu
reward dalam suatu proses pendidikan sangat dibutuhkan keberadaannya
demi meningkatkan motivasi belajar. Maksud dari pendidik memberi
reward kepada siswa adalah supaya siswa menjadi lebih giat lagi usahanya
untuk memperbaiki atau mempertinggi prestasi yang akan dicapainya,
dengan kata lain siswa menjadi lebih keras kemauannya untuk belajar
lebih baik.22
Dapat disimpulkan bahwa reward merupakan salah satu cara yang
digunakan guru untuk memberikan penghargaan atau hadiah kepada siswa
karena sudah mengerjakan suatu pekerjaan dengan benar. Contohnya:
20
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), 77. 21
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran (Jakarta: Rineka Karya, 1993), 160. 22
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (Bandung: Remadja Karya, 1985),
231.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
24
seorang guru memberikan pujian “kamu hebat” atau “benar sekali” kepada
salah satu siswa yang bisa menjawab pertanyaan dari guru. Hal itu
termasuk penguatan positif dengan memberikan pujian agar siswa merasa
senang dengan prestasinya dan termotivasi untuk lebih giat lagi belajar.
Jadi, penghargaan disini yang terpenting bukanlah hasilnya yang
dicapai oleh peserta didik melainkan bertujuan membentuk kemauan yang
tinggi serta kerja keras yang lebih dari hasil yang dicapai peserta didik.
reward bagi seorang pendidik mengajarkan kita untuk berbuat baik dan
berbudi luhur, dalam Islam juga mengenal adanya reward yakni berupa
pahala, pahala dapat diberikan kepada hamba Allah Swt yang mengerjakan
kebaikan, dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Zalzalah ayat 7:
Artinya: “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,
niscaya Dia akan melihat (balasannya)”. (QS Al-Zalzalah: 7).23
Dapat disimpulkan bahwa dalam Islam diperintahkan untuk selalu
berbuat baik, begitu juga dalam dunia pendidikan reward dapat melatih
anak untuk melakukan pekerjaan dan perbuatan yang baik bagi siswa agar
tujuan belajarnya tercapai, begitu juga bagi guru reward dapat
mengajarkan seorang guru berbuat kebaikan kepada murid, menyayangi
murid, dan melatih murid senantiasa berbuat baik. Reward tidak hanya
dijelaskan dalam dunia pendidikan, dalam Islam reward dikenal sebagai
pahala, pemberian reward dalam konteks pendidikan dapat diberikan bagi
23
Al-Qur’an, 99:7.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
25
siapa saja yang berprestasi dan lebih giat dalam belajar sehingga siswa
memiliki motivasi yang tinggi untuk selalu berusaha menjadi lebih baik
lagi.
Burrhus Frederic Skinner menyatakan bahwa ada hubungan antara
perilaku dan konsekuensi yang mengikutinya. Misalnya jika perilaku
seseorang menghasilkan konsekuensi yang menyenangkan maka orang itu
akan melakukan perbuatan tersebut lebih sering lagi. Menggunakan
konsekuensi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan untuk
merubah perilaku seseorang. Skinner menyebutnya sebagai operant
conditioning.24
Skinner telah menjelaskan beberapa prinsip belajar salah satunya
ialah Reinforcement (penguatan). Reinforcement didefinisikan sebagai
konsekuen yang menguatkan tingkah laku atau frekuensi tingkah laku.
Keefektifan suatu reinforcement dalam proses pembelajaran perlu
ditunjukkan agar dapat diasumsikan bahwa suatu konsekuen adalah
reinforcer sampai terbukti bahwa konsekuen tersebut dapat menguatkan
tingkah laku.25
Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan
tingkah lakunya. Menurut teori ini yang terpenting adalah masukan atau
input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respon.
24
Baharuddin dan Esa Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2010), 66. 25
Wahyuni, 71.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
26
Stimulus adalah apa saja yang diberikan pendidik kepada pembelajar,
sedangkan respon adalah reaksi atau tanggapan pembelajar terhadap
stimulus yang diberikan oleh pendidik tersebut. Faktor lain yang juga
dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan
(reinforcement). Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat
timbulnya respon. Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement)
maka responpun akan semakin kuat. Begitu juga bila penguatan dikurangi
(negative reinforcement) responpun akan tetap dikuatkan. Contoh: ketika
pembelajar diberi tugas pendidik, ketika tugasnya ditambahkan maka ia
akan semakin giat belajarnya. Maka penambahan tugas belajarnya tersebut
merupakan penguatan positif dalam belajar. Bila tugas-tugas dikurangi dan
pengurangan ini justru meningkatkan aktivitas belajarnya, maka
pengurangan tugas merupakan suatu bentuk stimulus negatif dalam
belajar. Jadi penguatan merupakan suatu bentuk stimulus yang penting
diberikan (ditambahkan) atau dihilangkan (dikurangi) untuk
memungkinkan terjadinya respon (Budiningsih: 2005:20-21).26
Reinforcement dibagi menjadi dua, yaitu reinforcement positif dan
reinforcement negatif. Reinforcement positif adalah konsekuensi yang
diberikan untuk menguatkan atau meningkatkan perilaku seperti hadiah,
pujian dan lain sebagainya. Sedangkan reinforcement negatif adalah
menarik diri dari situasi yang tidak menyenangkan untuk menguatkan
26
Sri Hayati, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning (Magelang: Graha
Cendekia, 2017), 26.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
27
tingkah laku. Misalnya guru membebaskan siswanya dari tugas
membersihkan kamar mandi apabila dapat menyelesaikan tugasnya.
Secara garis besar reward dapat dibedakan menjadi empat macam,
yaitu:
a. Pujian
Pujian adalah suatu bentuk reward yang paling dilaksanakan.
Pujian dapat berupa kata-kata seperti: baik, bagus, bagus sekali dan
sebagainya. Tetapi dapat juga berupa kata-kata yang bersifat sugestif,
misalnya: “Nah, lain kali akan lebih baik lagi”, “Kiranya kau sekarang
telah lebih rajin belajar” dan sebagainya. Disamping yang berupa kata-
kata, pujian dapat pula berupa isyarat-isyarat atau pertanda-pertanda.
Misalnya dengan menunjukkan ibu jari (jempol), dengan menepuk bahu
anak, dengan tepuk tangan dan sebagainya.
b. Penghormatan
Reward yang berupa penghormatan ini dapat berbentuk dua
macam pula. Pertama, berbentuk semacam penobatan, yaitu anak yang
mendapat penghormatan diumumkan dan ditampilkan dihadapan
teman-temannya. Dapat juga dihadapan teman-temannya sekelas,
teman-teman sekolah, atau mungkin juga dihadapan para teman dan
orangtua murid. Misalnya saja pada malam perpisahan yang diadakan
pada akhir tahun, kemudian ditampilkan murid-murid yang berhasil
menjadi bintang-bintang kelas. Penobatan dan penampilan bintang-
bintang pelajar untuk suatu kota atau daerah, biasanya dilakukan di
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
28
muka umum. Misalnya, pada rangkaian upacara hari proklamasi
kemerdekaan. Kedua, penghormatan yang berbentuk pemberian
kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Misalnya, kepada anak yang
berhasil menyelesaikan suatu soal yang sulit, disuruh mengerjakannya
dipapan tulis untuk dicontoh teman-temannya.
c. Hadiah
Yang dimaksud dengan hadiah disini ialah reward yang
berbentuk pemberian yang berupa barang. Reward yang berupa
pemberian barang ini disebut juga reward materi, yaitu hadiah yang
berupa barang ini dapat terdiri dari alat-alat keperluan sekolah, seperti:
pensil, penggaris, kitab tulis buku pelajaran dan sebagainya. Pemberian
ganjaran yang berupa barang ini sering mendatangkan pengaruh yang
negatif pada belajar murid. Yaitu bahwa hadiah itu lalu menjadi tujuan
dari belajar anak. Anak belajar bukan karena ingin menambah
pengetahuan, tetapi belajar dengan tujuan ingin mendapatkan hadiah.
Apabila tujuan untuk mendapatkan hadiah ini tidak bisa tercapai, maka
anak akan kendur belajarnya. Oleh karena itu, pemberian hadiah berupa
barang ini lebih baik jangan sering dilakukan.
d. Tanda Penghargaan
Jika hadiah adalah reward yang berupa barang, maka tanda
penghargaan adalah kebalikannya. Tanda penghargaan tidak dinilai dari
segi harga dan kegunaan barang-barang tersebut, seperti halnya pada
hadiah. Misalnya, tanda penghargaan dinilai dari segi “kesan” atau nilai
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
29
“kenang-kenangannya”. Oleh karena itu reward atau tanda penghargaan
ini disebut juga reward simbolis. Reward simbolis ini dapat berupa
surat-surat tanda jasa, sertifikat-sertifikat, piala-piala dan sebagainya.
Pada umumnya reward simbolis ini lebih besar pengaruhnya terhadap
kehidupan jiwa anak. Tanda-tanda penghargaan yang diperoleh anak ini
akan merupakan sumber pendorong bagi perkembangan anak
selanjutnya. Semua tanda penghargaan yang diperoleh anak, akan
merupakan kenang-kenangan abadi selama hidupnya, merupakan
kekayaan batin yang tidak ternilai harganya.27
2. Definisi Punishment Dalam Pembelajaran
Punishment menurut bahasa berasal dari bahasa inggris yang
berarti Law (hukuman) atau siksaan.28
Menurut Malik Fadjar punishment
(hukuman) adalah usaha edukatif untuk memperbaiki dan mengarahkan
siswa ke arah yang benar, bukan praktik hukuman dan siksaan yang
memasung kreativitas.29
Punishment adalah menghadirkan atau memberikan sebuah situasi
yang tidak menyenangkan atau situasi yang ingin dihindari untuk
menurunkan tingkah laku yang berpengaruh dalam mengubah perilaku
seseorang.30
Situasi yang mengandung hukuman yaitu pribadi harus melakukan
pekerjaan atau tugas yang tidak menyenangkan, karenanya ada kebutuhan
27
Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1973), 159-
161. 28
Shadily, 456. 29
Malik Fadjar, Holistika Pemikiran Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo, 2005), 202. 30
Wahyuni, 74.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
30
untuk meninggalkan tugas yang tidak menyenangkan itu. Supaya ia tetap
pada pekerjaan itu ada ancaman hukuman kalau dia tidak mengerjakan.
Jadi dalam situasi ini lalu timbul konflik, yaitu pribadi harus memilih salah
satu diantara dua kemungkinan yang tidak menyenangkan.31
Punishment sebagai alat pendidikan, meskipun mengakibatkan
penderitaan bagi siswa yang terhukum, namun dapat juga menjadi alat
motivasi belajar siswa. Ia berusaha untuk dapat selalu memenuhi tugas-
tugas belajarnya, agar tehindar dari bahaya hukuman.32
Guru yang memberikan punishment kepada siswa yang melakukan
pelanggaran sebaiknya guru memperhatikan syarat-syarat punishment
yang bersifat pedagogis, sebagai berikut:
a. Tiap-tiap punishment hendaknya dapat dipertanggungjawabkan. Ini
berarti punishment itu tidak boleh sewenang-wenang.
b. Punishment itu sedapat-dapatnya bersifat memperbaiki. Punishment
tidak boleh bersifat ancaman atau pembalasan dendam yang bersifat
perorangan.
c. Jangan menghukum pada waktu kita sedang marah.
d. Tiap-Tiap punishment harus diberikan dengan sadar dan sudah
diperhitungkan atau dipertimbangkan terlebih dahulu.
e. Bagi si terhukum (siswa), punishment itu hendaknya dapat dirasakan
sendiri sebagai kedukaan atau penderitaan yang sebenarnya.
31
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo, 2002), 284. 32
Fadjar, 203.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
31
f. Jangan melakukan punishment badan pada hakikatnya punishment
badan itu dilarang oleh negara.
g. Punishment tidak boleh merusak hubungan baik antara si pendidik dan
siswa.
h. Adanya kesanggupan memberi maaf dari si pendidik, sesudah
menjatuhkan punishment dan setelah siswa menginsafi kesalahannya.33
Tujuan pemberian punishment ada dua macam, yaitu tujuan dalam
jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan dalam jangka pendek
adalah untuk menghentikan tingkah laku yang salah. Sedangkan tujuan
dalam jangka panjang adalah untuk mengajar dan mendorong siswa agar
dapat menghentikan sendiri tingkah lakunya yang salah.34
Maksud guru memberi punishment itu bermacam-macam, hal ini
sangat erat hubungannya dengan pendapat orang tentang teori-teori
punishment, maka tujuan pemberian hukuman berbeda-beda sesuai dengan
teori punishment:
1) Teori pembalasan
Teori inilah yang tertua. Menurut teori ini, punishment diadakan
sebagai pembalasan dendam terhadap kelainan dan pelanggaran yang
telah dilakukan seseorang. Tentu saja teori ini tidak boleh dipakai
dalam pendidikan sekolah.
33
Purwanto, 191-192. 34
Charles Schaefer, Bagaimana Mendidik dan Mendisiplinkan Anak (Jakarta: Kesain Blanc,
1986), 91.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
32
2) Teori perbaikan
Menurut teori ini punishment diadakan untuk membasmi
kejahatan. Maksud dari punishment ini adalah untuk memperbaiki si
pelanggar agar jangan berbuat kesalahan lagi.
3) Teori perlindungan
Menurut teori ini punishment diadakan untuk melindungi
masyarakat dari perbuatan-perbuatan yang tidak wajar. Dengan adanya
punishment ini, masyarakat dapat dilindungi dari kejahatan-kejahatan
yang telah dilakukan oleh pelanggar.
4) Teori ganti rugi
Menurut teori ini punishment diadakan untuk mengganti
kerugian-kerugian yang telah diderita akibat dari kejahatan-kejahatan
atau pelanggaran itu. Punishment ini banyak dilakukan dalam
masyarakat atau pemerintah.
5) Teori menakut-nakuti
Menurut teori ini punishment diadakan untuk menimbulkan
perasaan takut kepada si pelanggar akan akibat perbuatan yang
melanggar itu sehingga ia akan takut melakukan perbuatan itu dan mau
meninggalkannya.35
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa memberikan
punishment juga ada aturannya terutama dalam dunia pendidikan. Dalam
memberikan punishment pada siswa juga perlu dilihat dari segi karakter
35
Purwanto, 187-189.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
33
yang dimiliki siswa. Karena pemberian punishment yang salah akan
berakibat fatal pada perkembangan psikologis siswa. Oleh karena itu
pemberian punishment pada siswa hanya bersifat untuk memperbaiki
tabiat tingkah laku siswa dan untuk mendidik ke arah kebaikan.
Disini ada beberapa pendapat mengenai macam-macam
punishment sebagai berikut:
1) Punishment preventif
Yaitu punishment yang dilakukan dengan maksud agar tidak
atau jangan terjadi pelanggaran. Punishment ini bermaksud untuk
mencegah jangan terjadi pelanggaran sehingga hal itu dilakukannya
sebelum pelanggaran dilakukan.36
2) Punishment represif
Yaitu punishment yang dilakukan oleh karena adanya
pelanggaran, oleh adanya dosa yang telah diperbuat. Jadi, punishment
ini dilakukan setelah terjadi pelanggaran atau kesalahan.37
Menyinggung sedikit tentang pemberian hukuman pada waktu
setelah sekolah usai, ini membawa konsekuensi yang tersendiri.
Konsekuensi baik bagi Guru, murid, maupun lebih-lebih bagi orangtua
murid. Bagi Guru, pemberian hukuman setelah sekolah usai ini,
memerlukan pengorbanan yang tidak ringan. Ia masih harus menyediakan
waktu tersendiri, yang semestinya ia harus sudah istirahat. Dan ini
mungkin bisa berakibat adanya suasana hubungan yang memburuk antara
36
Purwanto, 189. 37
Purwanto, 189.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
34
murid tersebut dengan Guru. Bagi anak, sebenarnya anak pun sudah lelah,
baik lelah fisiknya maupun lebih-lebih lelah pikirannya. Pikirannya sudah
tidak berada di sekolah lagi. Ia sudah membayangkan rumah. Perutnya
sudah kosong minta di isi. Sehingga sebenarnya anak sudah tidak
mempunyai energi untuk berpikir lagi. Dengan begitu ia sudah tidak bisa
mencurahkan perhatian dan pikirannya kepada tugas yang dihadapi. Bagi
orang tuanya di rumah yang telah menunggu-nunggu kedatangan anaknya,
buah hatinya tersayang. Terlambat sedikit saja orangtua sudah khawatir,
sudah cemas. Bagaimana bingungnya orang tua, bagaimana gelisah dan
khawatirnya orang tua, apabila telah lebih dari sepuluh menit dari waktu
yang diharapkan, anak tersayangnya belum juga kunjung tiba, karena
ditahan untuk mengerjakan hukuman.38
Mengingat begitu rumitnya masalah hukuman ini dan begitu besar
resiko konsekuensinya, maka dianjurkan disini hendaknya kita sangat
berhati-hati dengan hukuman. Kita harus berusaha sekeras-kerasnya untuk
menjauhkan diri dari tindakan “main hukum”. Lebih baik kita mencegah
sebelumnya dengan pengawasan dan control daripada kita harus
menghukum “Prevention is better than punishment”. Dan sebenarnya jika
kita mau meneliti, orang yang suka main hukum itu adalah menunjukkan
kelemahannya. Orang yang bijaksana selalu menjauhkan diri dari tindakan
main hukum ini.39
38
Indrakusuma, 153-154. 39
Indrakusuma, I58-159.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
35
3. Definisi Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata motif yang dalam bahasa inggrisnya
motive berasal dari kata motion yang berarti gerak atau sesuatu yang
bergerak. Motif adalah keadaan didalam pribadi orang yang
mendorongnya untuk melakukan aktivitas. Jadi motivasi adalah penggerak
tingkah laku ke arah suatu tujuan dengan didasari adanya suatu
kebutuhan.40
Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya
penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat
diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata
“motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang
telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama
bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak.41
Motivasi sering diartikan dengan istilah dorongan, yang berarti
tenaga yang menggerakkan jiwa dan jasmani untuk berbuat sehingga motif
merupakan “driving force” seseorang untuk bertingkah laku dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Setiap orang mempunyai motif diri
yang tentu bisa berbeda antara orang yang satu dengan yang lainnya. Hal
ini dapat diuraikan dengan adanya ciri-ciri motif individu sebagai berikut:
40
A. Tabrani Rusyan, dkk, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remadja
Karya, 1989), 99. 41
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994),
73.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
36
a. Motif itu majemuk, artinya bahwa sesuatu perbuatan tidak hanya
mempunyai satu tujuan, namun multi tujuan yang berlangsung
bersama-sama.
b. Motif dapat berubah-ubah, maksudnya motif pada seseorang sering
mengalami perubahan karena keinginan manusia dapat berubah-ubah
sesuai dengan kebutuhannya.
c. Motif berbeda antar individu, hal ini berarti motif sebagai kekuatan atau
dorongan seseorang melakukan tindakan atau bertingkah laku, maka
akan dapat berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya.
d. Motif individu bersifat komplek, artinya pada diri individu akan
didapati beberapa atau banyak motif diri untuk melakukau tindakan.
Dari motif yang banyak tersebut akan saling berinteraksi pada diri
individu, sehingga akan nampak adanya motif yang komplek pada diri
seseorang.42
Yang dimaksud dengan motivasi belajar disini ialah kekuatan-
kekuatan atau tenaga-tenaga yang dapat memberikan dorongan kepada
kegiatan belajar murid.
Dalam hal ini kita dapat membedakan motivasi belajar murid ke
dalam dua golongan, yaitu:
42
Priyono, Pengantar Manajemen (Surabaya: Zifatama Publisher, 2007), 77-78.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
37
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik ialah motivasi yang berasal dari dalam diri
anak sendiri. Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik ini
diantaranya yang penting ialah:
1) Adanya kebutuhan
Disebabkan oleh adanya sesuatu kebutuhan, maka hal ini
menjadi pendorong bagi anak untuk berbuat dan berusaha. Misalnya
saja anak ingin mengetahui isi cerita dari buku-buku komik.
Keinginan untuk mengetahui isi cerita ini dapat menjadi pendorong
yang kuat bagi anak untuk belajar membaca. Karena, apabila ia telah
dapat membaca, maka ini dapat berarti bahwa kebutuhannya ingin
mengetahui isi cerita dari buku komik itu telah bisa dipenuhi.
2) Adanya pengetahuan tentang kemajuannya sendiri
Dengan anak mengetahui hasil-hasil atau prestasinya sendiri,
dengan anak mengetahui apakah ia ada kemajuan atau sebaliknya
ada kemunduran, maka hal ini dapat menjadi pendorong bagi anak
untuk belajar lebih giat lagi.
3) Adanya aspirasi atau cita-cita
Cita-cita yang menjadi tujuan dari hidupnya ini akan
merupakan pendorong bagi seluruh kegiatan anak, pendorong bagi
belajarnya. Di samping itu, cita-cita dari seorang anak sangat
dipengaruhi oleh tingkat kemampuannya. Anak yang mempunyai
tingkat kemampuan yang baik, umumnya mempunyai cita-cita yang
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
38
lebih realis jika dibandingkan dengan anak yang mempunyai tingkat
kemampuan yang kurang atau rendah.
b. Motivasi Ekstrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi ekstrinsik ialah motivasi atau
tenaga-tenaga pendorong yang berasal dari luar anak. Motivasi
ekstrinsik ini ada pula yang menyebutnya incentive atau perangsang
(bandingkan dengan istilah incentive dalam kalangan pegawai-pegawai
kantor).
Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi ekstrinsik ialah:
1) Ganjaran
Ganjaran adalah merupakan alat pendidikan represif yang
yang bersifat posistif. Tetapi disamping fungsinya sebagai alat
pendidikan represif posistif ini, ganjaran adalah juga merupakan alat
motivasi. Yaitu alat yang bisa menimbulkan motivasi ekstrinsik.
Ganjaran dapat menjadikan pendorong bagi anak untuk belajar lebih
baik, lebih giat lagi.
2) Hukuman
Hukuman merupakan alat pendidikan yang tidak
menyenangkan, alat pendidikan yang bersifat negatif, namun
demikian dapat juga menjadi alat motivasi, alat pendorong untuk
mempergiat belajarnya murid. Murid yang pernah mendapat
hukuman oleh karena kelalaian tidak mengerjakan suatu tugas, maka
ia akan berusaha untuk tidak memperoleh hukuman lagi.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
39
3) Persaingan atau kompetisi
Persaingan sebenarnya adalah berdasarkan kepada dorongan
untuk kedudukan dan penghargaan. Kebutuhan akan kedudukan dan
penghargaan adalah merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu kompetisi dapat
menjadi tenaga pendorong yang sangat besar.
Bagi anak yang masih muda, dimana kemauan masih lemah,
gambaran tentang tujuan belajar dan cita-cita hidupnya masih kabur,
maka penting sekali peranan dari motivasi ekstrinsik ini. Tetapi, bagi
anak-anak yang telah lebih tua, lebih-lebih bagi para mahasiswa,
maka motivasi intrinsik harus menjadi sumber pendorong bagi
seluruh kegiatannya.43
4. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Menurut Romiszowski (1981:4) dalam Winataputra (2008:2)
pembelajaran/instruction adalah sebagai proses pembelajaran yakni proses
belajar sesuai dengan rancangan. Unsur kesengajaan dari pihak di luar
individu yang melakukan proses belajar merupakan ciri utama dari konsep
instruction. Proses pengajaran ini berpusat pada tujuan atau goal directed
teaching process yang dalam banyak hal dapat direncanakan sebelumnya
(pre-planned). Karena sifat dari proses tersebut, maka proses belajar yang
43
Indrakusuma, I62-168.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
40
terjadi adalah proses perubahan perilaku dalam konteks pengalaman yang
memang sebagian besar telah dirancang.44
Dari sudut pandang bahasa, pendidikan Islam tentu saja berasal
dari istilah bahasa Arab yang diterjemahkan, mengingat dalam bahasa
Arab itulah ajaran Islam diturunkan. Menurut yang tersirat dalam Al-
Qur’an dan Al-Hadist, dua sumber ajaran agama Islam, istilah yang
dipergunakan dan dianggapnya relevan sebagai penggambaran konsep dan
aktivitas pendidikan Islam itu ada tiga, masing-masing yaitu at-Tanbiyah,
at-Ta’liim dan at-Ta’diib.45
Dengan demikian, istilah yang paling relevan dengan pendidikan
adalah tarbiyah, sehingga istilah pendidikan Islam akan menjadi at-
Tarbiyatul al-Islamiyah. Secara garis besar pendidikan Islam dapat
diartikan sebagai “upaya membimbing, mengarahkan, dan membina
peserta didik yang dilakukan secara sadar dan terencana agar terbina suatu
kepribadian yang utama sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam dengan jalan
pengembangan aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik”.
Selain itu definisi Pendidikan Agama Islam disebutkan dalam
Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam SD dan MI adalah: "Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar
dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak mulia,
mengamalkan ajaran Agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-
44
Hayati, 2. 45
Rodliyah, 314-315.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
41
Quran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta
penggunaan pengalaman."
Sedangkan menurut Ahmad Tafsir, Pendidikan Agama Islam
adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar memahami ajaran Islam
(knowing), terampil melakukan atau mempraktekkan ajaran Islam (doing),
dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.46
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah usaha sadar yang terencana untuk
menciptakan individu mukmin yang baik yang sesuai dengan ajaran
Agama Islam dan upaya untuk mendidik siswa mengenal Allah Swt.
sebagai sang pencipta dan beribadah kepada-Nya, dan selalu mengerjakan
perintah Allah dan menjauhi larangan Allah yang berpedoman kepada Al-
Qur’an dan Hadist.
Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, serta pengalaman
peserta didik tentang Agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim
yang harus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya kepada Allah
Swt. serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang
pendidikan yang tinggi.
46
Rodliyah, 319.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
42
Dasar pendidikan Agama Islam ialah sebagai berikut:
a. Dasar Yuridis/Hukum
Dasar yuridis, yakni dasar pelaksanaan pendidikan agama yang
berasal dari peraturan perundang-undangan yang secara tidak langsung
dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di
sekolah secara formal.47
b. Dasar Ideal
“Dasar ideal adalah dasar dari falsafah negara pancasila dimana
sila pertama dari pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa”.48
Ini
mengandung pengertian bahwa seluruh bangsa Indonesia harus percaya
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam ketetapan MPR No.
II/MPR/1978 tentang P4 (Prasetia Pancakarsa) disebutkan bahwa
dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia menyatakan
kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
Dasar Struktural atau Konstitusional yakni dasar dari UUD
1945, dalam Bab XI Pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi:
1) Negara berdasarkan atas ketuhanan Yang Maha Esa.
47
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 13. 48
Majid, 13.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
43
2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agama masing-masing dan beribadat menurut agama dan
kepercayaannya itu.49
Bunyi ayat di atas mengandung pengertian bahwa bangsa
Indonesia harus beragama dan negara melindungi umat beragama untuk
menunaikan ajaran agama dan beribadah sesuai agamanya masing-
masing.
c. Dasar Religius
Dasar religius adalah dasar-dasar yang bersumber dari Agama
Islam yang tertera dalam ayat Al-Qur’an maupun Hadits Nabi. Dalam
Al-Qur’an banyak ayat yang menunjukkan adanya perintah tersebut,
salah satunya ialah sebagai berikut:
Artinya: “Hendaknya ada diantara kamu segolongan ummat yang
mengajak kepada kebaikan, menyuruh berbuat baik dan
mencegah dari perbuatan mungkar.” (QS Ali-Imron: 104)
Fungsi pendidikan Agama Islam yaitu:
1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan
peserta didik kepada Allah Swt yang telah ditanamkan dalam
lingkungan keluarga.
49
Majid, 13-14.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
44
2) Penanaman nilai, yaitu sebagai pedoman hidup untuk mencari
kebahagian hidup di dunia dan akhirat.
3) Penyesuaian mental, Pendidikan Agama Islam berfungsi untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik maupun lingkungan
sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran
Agama Islam.
4) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik
dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran dalam
kehidupan sehari-hari.
5) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari
lingkungannya atau dari bahaya lain yang dapat membahayakan
dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia
Indonesia seutuhnya.
6) Pengajaran, yaitu pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagaamaan
secara umum, sistem dan fungsionalnya.
7) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki
bakat khusus di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat
berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk
dirinya sendiri dan bagi orang lain.50
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah
50
Haiatin Chasanatin, Pengembangan Kurikulum (Metro: Kaukaba, 2015), 165-166.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
45
Swt, hubungan manusia dengan sasama manusia, hubungan manusia
dengan dirinya sendiri, dan hubungan manusia dengan makhluk lain dan
lingkungannya.51
Adapun ruang lingkup bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam
mencakup beberapa unsur pokok, yakni: Al-Qur’an dan Hadits, Akidah
Akhlak, Fikih, dan Sejarah Kebudayaan Islam.
Pendidikan Agama Islam bertujuan memberikan kemampuan dasar
kepada siswa tentang Agama Islam untuk mengembangkan kehidupan
beragama sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa
kepada Allah Swt serta berakhlak mulia sebagai pribadi, anggota
masyarakat, warga negara dan anggota umat muslim.52
5. Reward dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Pemberian reward dan punishment merupakan salah satu alat
pendidikan. Pemberian reward dan punishment sangat terkait pada
motivasi belajar siswa.
Untuk membangun dan mengembangkan motivasi belajar siswa,
pemberian reward dan punishment dapat dilakukan guru. Karena reward
dan punishment adalah salah satu cara yang efektif untuk memotivasi
belajar siswa. Reward diberikan hanya kalau siswa memang patut
mendapat reward. Memberikan reward kepada siswa yang pekerjaannya
kurang sukses justru akan memberikan signal kepada mereka bahwa usaha
51
Chasanatin, 168. 52
Chasanatin, 168.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
46
minimal masih bisa diterima oleh guru sehingga motivasi belajar siswa
menurun.53
Disisi lain, apabila siswa masih dianggap tidak mampu
menyelesaikan pekerjaan, guru perlu menerapkan cara yang tepat dalam
memberikan punishment. Punishment ini diberikan dengan harapan agar
siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memotivasi belajarnya.
Hindarkan jauh-jauh punishment yang dapat berakibat pada ''perusakan''
psikis siswa. Misalnya melontarkan kata-kata kasar, seperti "bodoh kamu"
atau "kamu ini dari dulu memang tidak mampu," dan sejenisnya. Kata-kata
seperti ini justru akan mematikan motivasi belajar siswa karena proses
pembelajaran dalam situasi tekanan psikis cenderung menyebabkan siswa
takut untuk berpikir, berbuat, dan berinisiatif.54
Dalam pemberian reward dapat membuat siswa bersemangat
belajar karena mendapat pujian, hadiah, dan sebagainya atas hasil
pekerjaan yang telah siswa selesaikan. Sedangkan punishment
dilaksanakan oleh guru untuk memperbaiki kelakuan, perbuatan, dan budi
pekerti siswa. Dengan demikian siswa dapat meningkatkan prestasi
belajarnya ke arah yang lebih baik.
Kadang reward menyebabkan efek kurang baik, tatkala seorang
anak bertindak baik kemudian mendapatkan pujian ia menjadi sombong,
53
Mohammad Asrori, Psikologi Pembelajaran (Bandung : CV. Wacana Prima, 2011), 186. 54
Asrori, 186.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
47
tentunya ini akan berputar 180 derajat dari fungsi reward yang
diinginkan.55
Oleh karena itu, harus dilakukan cara-cara positif, sehingga tidak
menimbulkan kesan atau respon yang negatif dari si anak. Pujian,
dorongan atau kritikan yang seimbang sesuai dengan tindakan anak akan
menimbulkan respon positif darinya.
Reward sebagai sumber motivasi bersama punishment haruslah
disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan anak. Kadang anak belum
mampu melakukan penilaian yang lebih matang terhadap tindakan yang
telah dilakukan.56
Dari uraian diatas, pemberian reward dan punishment merupakan
salah satu cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Ini dapat dilihat dari proses
pembelajaran berlangsung saat pemberian reward dan punishment yang
telah diterapkan oleh guru. Dengan reward dan punishment dapat juga
merubah tingkah laku anak yang awalnya malas untuk belajar menjadi
termotivasi untuk belajar dan lebih giat belajar.
55
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan anak, terj. Med. Meitasari Tjandrasa (Jakarta: Erlangga,
1990), 91. 56
Hurlock, 88.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
48
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek
alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna dari pada generalisasi.57
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik,
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.58
Pendekatan penelitian menggunakan deskriptif, yaitu data yang
dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.59
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field
Research). Penelitian lapangan yaitu peneliti terjun langsung ke lapangan di
tempat yang akan peneliti lakukan penelitian guna mendapatkan data dan
informasi yang objektif/akurat sesuai dengan pembahasan ini. Tujuan
57
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif R&D
(Bandung: Alfabeta, 2016), 9. 58
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), 6. 59
Moleong, 11.
48
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
49
penelitian lapangan adalah untuk mengumpulkan, mengolah dan menganalisis
data yang bersumber dari lokasi penelitian. Dalam hal ini, penelitian berangkat
ke “observasi lapangan” untuk mengadakan pengamatan tentang suatu
fenomena dalam suatu keadaan alamiah.60
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian menunjukkan dimana penelitian tersebut hendak
dilakukan.61
Lokasi yang dijadikan penelitian dilaksanakan di SMP Darut
Taqwa di Desa Kedung Rejoso Kecamatan Kotaanyar Kabupaten Probolinggo.
Penentuan lokasi ini karena lembaga tersebut menerapkan Reward dan
Punishment dalam pembelajaran untuk memberi motivasi kepada siswa agar
semangat dan giat dalam belajar.
Selain itu dalam pemilihan lokasi ini karena lembaga tersebut berbasis
pesantren dan tentunya memiliki ciri khas sendiri dalam pemberian reward dan
punishment.
C. Subyek Penelitian
Penentuan subyek penelitian menggunakan teknik purposive sampling,
yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu
tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga
akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti.62
60
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005), 17. 61
Penyusun, 46. 62
Sugiyono, 218-219.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
50
Subyek yang dijadikan informan dalam penelitian ini yaitu:
1. Kepala Sekolah SMP Darut Taqwa
2. Guru Pendidikan Agama Islam SMP Darut Taqwa
3. Siswa SMP Darut Taqwa
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek
penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenomena alam (kejadian-
kejadian yang ada di alam sekitar), proses kerja, dan penggunaan responden
kecil.63
Adapun observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Observasi Non Partisipan, yaitu suatu bentuk observasi yang dimana
pengamat (peneliti) tidak terlibat langsung dalam kegiatan kelompok, atau
dapat dikatakan tidak ikut serta dalam kegiatan yang diamatinya. Sebagai
Observasi Non Partisipasi, kegiatan yang dilakukan adalah mengamati dan
mencatat segala proses yang berkaitan dengan implementasi reward dan
punishment dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
63
Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2003), 30.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
51
Tabel 3.1
Kegiatan Observasi
NO Fokus Indikator
1. Bentuk Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Di
Sekolah Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung Rejoso
Kotaanyar Probolinggo Tahun
Ajaran 2020/2021
a. Reward:
1) Adanya isyarat (acungan
jempol dan tepuk tangan)
2) Adanya perkataan (bagus
sekali, benar sekali, hebat
sekali)
b. Punishment:
Hukuman fisik (berdiri dan
membersihkan halaman)
2. Pelaksanaan Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Di
Sekolah Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung Rejoso
Kotaanyar Probolinggo Tahun
Ajaran 2020/2021
a. Dilakukan sebelum masuk
kelas
b. Dilakukan ketika proses
pembelajaran
c. Dilakukan ketika pulang
sekolah
3. Dampak Dari Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Di
Sekolah Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung Rejoso
Kotaanyar Probolinggo Tahun
Ajaran 2020/2021
a. Semangat belajar meningkat
b. Aktif menjawab pertanyaan
guru di kelas
2. Wawancara
Wawancara (interview), yaitu dialog atau tanya jawab yang
dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari responden
terwawancara. Alat pengumpul datanya disebut pedoman wawancara dan
sumber datanya berupa responden.64
64
Mundir, Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif (Jember: STAIN Jember Press, 2013), 185.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
52
Pewawancara adalah petugas pengumpul informasi yang diharapkan
dapat menyampaikan pertanyaan dengan jelas dan merangsang responden
untuk menjawab semua pertanyaan dan mencatat semua informasi yang
dibutuhkan dengan benar.
Responden adalah pemberi informasi yang diharapkan dapat
menjawab semua pertanyaan dengan jelas dan lengkap. Dalam pelaksanaan
wawancara, diperlukan kesediaan dari responden untuk menjawab
pertanyaan dan keselarasan antara responden dan pewawancara.
Pedoman wawancara berisi tentang uraian penelitian yang biasanya
dituangkan dalam bentuk daftar pertanyaan agar proses wawancara dapat
berjalan dengan baik.65
Jenis wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara
terpimpin. Dalam wawancara ini, pertanyaan diajukan menurut daftar
pertanyaan yang telah disusun.66
Tabel 3.2
Kegiatan Wawancara
NO Fokus Indikator
1. Bentuk Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata
Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Di Sekolah
Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung
Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun
Ajaran 2020/2021
a. Reward:
1) Hadiah
2) Penghargaan
3) Pujian (bagus sekali, benar
sekali, hebat sekali)
b. Punishment:
1) Teguran/Peringatan
2) Sanksi
3) Hukuman fisik (berdiri dan
membersihkan halaman)
4) Pemberian alfa
65
Riduwan, 29. 66
Riduwan, 29.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
53
5) Adanya ancaman DO (drop out)
kepada siswa yang sulit diatur
2. Pelaksanaan Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata
Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Di Sekolah
Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung
Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun
Ajaran 2020/2021
Dilakukan segera baik ketika proses
pembelajaran berlangsung maupun di
luar pembelajaran
3. Dampak Dari Reward
Dan Punishment Dalam
Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata
Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Di Sekolah
Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung
Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun
Ajaran 2020/2021
a. Keinginan berhasil dalam belajar
b. Adanya dorongan dan kebutuhan
dalam belajar
c. Semakin giat belajar
d. Semangat belajar meningkat
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara. Hasil penelitian dari observasi dan wawancara
akan lebih dapat dipercaya apabila didukung oleh bukti-bukti yang tampak.
Oleh karena itu peneliti akan mendukung data-data yang diperlukan disertai
dengan dokumentasi untuk menunjang kredibilitas penelitian.
Adapun hal-hal yang perlu didokumentasikan terkait penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Profil lembaga, seperti: sejarah singkat dan latar belakang, visi dan misi,
dan struktur organisasi di SMP Darut Taqwa
2) Data guru SMP Darut Taqwa
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
54
3) Data siswa SMP Darut Taqwa
4) Foto-foto berupa tata tertib sekolah, blanko pelanggaran siswa serta
pemberian reward dan punishment di Sekolah Menengah Pertama Darut
Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo.
Tabel 3.3
Kegiatan Dokumentasi
NO Fokus Indikator
1. Bentuk Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata
Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Di Sekolah
Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung
Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun
Ajaran 2020/2021
a. Reward:
1) Hadiah
2) Penghargaan
b. Punishment:
Sanksi berupa membersihkan
halaman sekolah
2. Pelaksanaan Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata
Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Di Sekolah
Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung
Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun
Ajaran 2020/2021
Kepada siswa tertentu
3. Dampak Dari Reward
Dan Punishment Dalam
Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata
Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Di Sekolah
Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung
Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun
Ajaran 2020/2021
Adanya penghargaan dalam belajar
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
55
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Fokus Indikator Teknik Sumber
W O D KS G S
Bentuk Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan
Motivasi Belajar
Siswa Mata
Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Di
Sekolah Menengah
Pertama Darut
Taqwa Kedung
Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun
Ajaran 2020/2021
a. Reward:
Hadiah
Penghargaan
Pujian
Adanya perkataan
(bagus sekali, benar
sekali, hebat sekali)
b. Punishment:
Teguran/Peringatan
Sanksi
Hukuman fisik
(berdiri dan
membersihkan
halaman)
Adanya ancaman DO
(drop out) kepada
siswa yang sulit diatur
Pelaksanaan Reward
Dan Punishment
Dalam
Meningkatkan
Motivasi Belajar
Siswa Mata
Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Di
Sekolah Menengah
Pertama Darut
Taqwa Kedung
Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun
Ajaran 2020/2021
Dilakukan sebelum
masuk kelas
Dilakukan ketika proses
pembelajaran
Dilakukan ketika pulang
sekolah
Dilakukan segera baik
ketika proses
pembelajaran berlangsung
maupun di luar
pembelajaran
Kepada siswa tertentu
Dampak Dari
Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan
Motivasi Belajar
Siswa Mata
Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Di
Sikap siswa terhadap
pembelajaran meningkat
Kegigihan siswa dalam
pembelajaran
Rasa ingin tahu lebih
tinggi
Bersaing untuk menjadi
yang terbaik
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
56
Sekolah Menengah
Pertama Darut
Taqwa Kedung
Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun
Ajaran 2020/2021
Menentukan perbuatan
yang harus dilakukan
h
h
Ket:
W = Wawancara KS = Kepala Sekolah
O = Observasi G = Guru
D = Dokumentasi S = Siswa
E. Analisis Data
Analisis data merupakan salah satu tahapan dalam sebuah penelitian ini,
yang dilakukan setelah seperangkat dari fakta dan informasi yang diperoleh
melalui tahap pengumpulan data. Adapun data yang dianalisis adalah data yang
terhimpun dalam catatan atau transkip wawancara, catatan lapangan dan
dokumen. Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah model interaktif
Miles, Huberman dan Saldana. Komponen dalam analisis data Miles,
Huberman dan Saldana sebagai berikut:67
1. Kondensasi data (Data Condensation)
Kondensasi data merujuk pada proses pemilihan, penyederhanaan,
pengabstrakan dan tranformasi data yang mendekati keseluruhan bagian dari
catatan-catatan lapangan secara tertulis, transkip wawancara, dokumen-
dokumen dan materi-materi empiris. Pada penelitian ini peneliti
mengkondensasi data dengan cara meringkas data. Dengan meringkas data
67
Miles & Huberman, Saldana, Qualitative Data Analysis A Methods Sourcebook Edition 3
(Terjemahan Tjetjep Rohindi Rohidi. In Sage Publications, Inc. 2014), 12-14
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
57
maka hasil dari wawancara, observasi dan dokumentasi dapat peneliti
kaitkan satu dengan yang lainnya sehingga menguatkan masing-masing data
yang diperoleh dan dapat membuat peneliti lebih paham ketika akan
menganalisis data.
2. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi
disusun, sehingga memberikan kemungkinan akan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Setelah data direduksi, maka
selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam peneitian kualitatif,
penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, table dan
sejenisnya. Namun yang paling sering digunakan untuk penyajian data
dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
digunakan untuk menyajikan hasil wawancara dari informan, table
digunakan untuk memudahkan pembaca dalam memahami data hasil
penelitian seperti table dan bagan akan melengkapi proses analisis sehingga
hasil penelitian lebih menarik dan dapat ditarik kesimpulan.
3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)
Penarikan kesimpulan dilakukan peneliti dari awal peneliti
mengumpulkan data seperti mencari pemahaman yang tidak memiliki pola,
mencatat keteraturan penjelasan dan alur sebab akibat yang tahap akhirnya
disimpulkan keseluruhan data yang diperoleh peneliti.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam penelitian kualitatif
merupakan temuan yang baru, dalam pengertian lain-lain temuan tersebut
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
58
masih bersifat samar-samar atau kurang jelas. Disini peneliti berusaha
memperjelas dengan menggunakan teori yang sudah teruji keberhasilannya,
lalu peneliti menganalisis temuan baru tersebut sehingga menjadi jelas
dengan menggunakan komponen dari analisis data yaitu kondensasi data
(data condensation), penyajian data (data display), dan penarikan
kesimpulan (conclusion drawing).
F. Keabsahan Data
Keabsahan data diuji dengan menggunakan teknik triangulasi.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu.68
Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi
sumber. Melalui triangulasi sumber, peneliti mencari informasi lain tentang
suatu topik yang digalinya lebih dari satu sumber. Prinsipnya lebih banyak
sumber, lebih baik. Maksudnya, setelah peneliti melakukan wawancara dengan
siswa, guru, dan kepala sekolah. Kemudian dari hasil wawancara tersebut
dikonfirmasikan, mulai dari hasil mewawancarai siswa, guru, dan kepala
sekolah.
68
Moleong, 330.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
59
G. Tahap-Tahap Penelitian
Adapun tahap-tahap dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Tahap Pra Penelitian
Tahap pra lapangan yaitu tahap yang dilakukan sebelum penelitian
dilaksanakan. Kegiatan dalam tahap pra lapangan meliputi:
a. Menyusun Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini latar belakang masalah dan alasan
pelaksanaan penelitian, pemilihan lokasi, penentuan jadwal penelitian,
rancangan pengumpulan data, rancangan prosedur analisis data, dan
rancangan pengecekan keabsahan data.
b. Studi Eksplorasi
Studi eksplorasi merupakan kunjungan ke lokasi penelitian
sebelum penelitian dilaksanakan, dengan tujuan untuk mengenal segala
unsur lingkungan sosial, fisik dan keadaan alam lokasi penelitian.
c. Perizinan
Sehubungan dengan penelitian yang dilaksanakan di luar
kampus dan merupakan lembaga pemerintah, maka penelitian ini
memerlukan izin dan prosedur sebagai berikut, yaitu permintaan surat
pengantar dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember sebagai
permohonan izin penelitian yang diajukan kepada Kepala Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa Probolinggo.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
60
d. Penyusunan Instrumen Penelitian
Kegiatan dalam penyusunan instrumen penelitian meliputi
penyusunan daftar pertanyaan untuk wawancara, membuat lembar
observasi, dan pencatatan dokumen yang diperlukan.
2. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan kegiatan dalam penelitian ini akan dilakukan
pada bulan Desember dan yang akan dilakukan antara lain:
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan jadwal yang telah
ditentukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
b. Pengolahan Data
Pengolahan data dari hasil pengumpulan data dalam penelitian
dimaksudkan untuk mempermudah dalam proses analisis data.
c. Analisis Data
Setelah semua data terkumpul dan tersusun, kemudian
dianalisis dengan teknik analisis kualitatif, yaitu mengemukakan
gambaran terhadap apa yang telah diperoleh selama pengumpulan data.
Hasil analisis data diuraikan dalam paparan data dan temuan
penelitian.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
61
d. Tahap pelaporan
Tahap pelaporan adalah penyusunan hasil penelitian dalam
bentuk skripsi sesuai dengan pedoman yang berlaku pada pogram
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember. Pelaporan ini biasanya
dilakukan tiga bulan setelah pelaksanaan.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
62
BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa merupakan salah satu sekolah
formal yang ada di Desa Kedung Rejoso Kecamatan Kotaanyar Kabupaten
Probolinggo. Setiap sekolah tentunya ingin minat siswa dalam belajar selalu
meningkat. Motivasi belajar sangat dibutuhkan oleh siswa untuk mencapai tujuan
belajar yang diinginkan. Khususnya motivasi yang diberikan oleh guru dapat
menjadi salah satu pokok penting dalam mencapai kelancaran proses
pembelajaran. Guru menggunakan berbagai cara untuk terus mengobarkan
motivasi belajar siswanya, salah satunya dengan menggunakan reward dan
punishment.
Dalam memperoleh proses pembelajaran yang berhasil, Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa menerapkan reward dan punishment untuk
memotivasi siswa agar bersungguh-sungguh dalam belajar dan terdorong untuk
lebih giat dan semangat lagi khususnya dalam mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam. Implementasi reward dan punishment diterapkan juga pada kegiatan rutin
di sekolah seperti sholat dhuha dan sholat dhuhur berjamaah. Dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam tidak hanya dilakukan dengan penyampaian materi saja
tetapi juga dikaitkan dengan kegiatan ibadah sebagai seorang muslim. Dengan
demikian siswa diharapkan terlatih disiplin dan membiasakan diri dalam
62
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
63
beribadah. Hal ini sesuai dari hasil wawancara dengan kepala sekolah Bapak
Purnomo.69
Penerapan metode reward dan punishment dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa diterapkan
secara fleksibel. Penerapan metode reward dan punishment dapat diberikan secara
langsung, harian, bulanan dan tahunan. Hal ini sesuai dari hasil wawancara
dengan salah satu guru Pendidikan Agama Islam Bapak Rahmat Hidayat.70
A. Penyajian Data dan Analisis
Setiap penelitian haruslah disertai dengan penyajian data sebagai
penguat dalam penelitian. Sebab data inilah yang di analisis sehingga dari data
yang di analisis tersebut akan dihasilkan suatu kesimpulan dalam penelitian
ini. Sesuai teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,
maka peneliti akan menyajikan data dengan berdasarkan observasi,
wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh disesuaikan fokus
penelitian yang telah ditetapkan yaitu:
1. Bentuk Reward Dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti sebelum ada
penerapan reward dan punishment, proses pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di kelas belum teratur dan terlaksana dengan baik karena
69
Purnomo, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 70
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
64
tidak ada ketegasan dan ketertiban ketika ada siswa yang melanggar
peraturan. Hal ini membuat siswa menjadi santai dan tidak ada semangat
dalam belajar. Perasaan siswa menjadi biasa saja ketika berhasil
mengerjakan sesuatu dengan baik karena tidak ada apresiasi atau
penghargaan dari guru terhadap siswa. Setelah ada penerapan reward dan
punishment dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo,
proses pembelajaran di kelas dapat terlaksana dengan baik dan bisa
menumbuhkan serta meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan
diberikannya hadiah, siswa merasa senang dan dihargai dari sesuatu yang
sudah dicapainya sehingga membuat siswa cenderung ingin mengulangi
lagi. Hal ini merupakan penguatan positif yang diberikan guru kepada
siswa. Dengan diberikannya hukuman, ada efek jera dan perasaan malu
dalam diri siswa sehingga ada usaha untuk tidak melanggar atau
mengulangi lagi kesalahannya. Hal ini merupakan penguatan negatif untuk
menghilangkan sesuatu yang negatif dalam diri siswa.71
Sebelum memulai pembelajaran, guru selalu menjelaskan bentuk
reward dan punishment apa yang akan diberikan kepada siswa ketika
proses pembelajaran nanti dengan tujuan agar siswa fokus dan semangat
dalam belajar. Hal ini sesuai hasil wawancara peneliti dengan guru
Pendidikan Agama Islam bapak Rahmat Hidayat. Beliau mengatakan
bahwa:
71
Observasi di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kotaanyar, 19 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
65
“Saya memberikan reward dan punishment kepada siswa agar
mereka termotivasi dalam belajar. Bentuk reward dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam ialah penghargaan dalam
bentuk piala dan sertifikat bagi siswa yang berhasil mendapatkan
nilai yang sangat baik. Misalkan mendapat nilai bagus ketika
ulangan harian, UTS, UAS dan UKK maka siswa tersebut akan
diberikan sertifikat dan hadiah berupa buku tulis khusus dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bentuk punishment yang
diberikan ialah masuk dalam buku pelanggaran dan mengisi blanko
pelanggaran tersebut.72
Penerapan reward dan punishment di Sekolah Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo diberikan secara
bertahap sesuai dengan jenis keberhasilannya dan pelanggarannya. Hal ini
sesuai hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam:
“Hukuman saya berikan secara bertahap. Tindakan yang pertama
ialah berdiri didepan kelas dengan membaca surat Yasin, Al-
Waqi’ah dan Al-Mulk. Biasanya membutuhkan waktu 15 menit
untuk berdiri dan ada yang mengawasi. Sedangkan tindakan yang
kedua ialah bersih-bersih halaman sekolah. Tiga kali namanya ada
di buku pelanggaran, maka akan kami panggil orangtuanya.”73
Hal tersebut senada dengan pernyataan dari kepala sekolah bapak
Purnomo:
“Bentuk reward yang pernah diberikan kepada siswa berupa
pemberian piala dan ajakan refreshing ke tempat wisata seperti kota
Blitar ke makam Bung Karno, kampung cokelat, kota Malang dan
juga ke kota Probolinggo. Sedangkan bentuk punishment berupa
berdiri didepan kelas sambil membaca surat Yasin sesuai dengan
jenis pelanggarannya. Membacanya sebanyak satu kali sampai lima
kali dan sudah ada yang mengawasi.”74
Jenis reward dan punishment yang dilakukan siswa bermacam-
macam. Setiap siswa memiliki jenis keberhasilan dan pelanggaran yang
berbeda. Sebab itu, guru memberikan reward dan punishment yang sesuai
72
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 73
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 74
Purnomo, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
66
dengan kondisi siswa. Sesuai dengan hasil wawancara guru Pendidikan
Agama Islam bapak Rahmat Hidayat:
“Jenis pelanggaran yang sering terjadi selama ini ialah
keterlambatan sekolah. Jika ada siswa yang lebih dari tiga kali
terlambat atau tidak masuk tanpa keterangan (alfa) maka akan
langsung kami panggil orangtuanya. Dan untuk jenis pelanggaran
berat maka langsung di Drop Out (DO) dari sekolah sesuai dengan
hasil musyawarah dengan pihak yayasan. Jenis pelanggaran yang
dikategorikan sebagai pelanggaran berat ialah contoh seperti
narkoba.”75
Dalam penerapan reward dan punishment oleh guru sudah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku atau kebijakan peraturan yang telah
disepakati bersama oleh yayasan, kepala sekolah, dan guru melalui proses
musyawarah.
Hal ini sesuai hasil wawancara peneliti dengan guru Pendidikan
Agama Islam bapak Rahmat Hidayat. Beliau mengatakan bahwa:
“Setiap ketentuan yang dibuat oleh sekolah tentunya atas izin dari
pihak yayasan juga, karena sekolah dan yayasan saling
berkaitan.”76
Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah bapak Purnomo,
beliau juga mengatakan bahwa:
“Karena Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa ini berada
dibawah naungan yayasan Pondok Pesantren, maka bentuk
pemberian reward dan punishment yang akan diberikan kepada
siswa kami musyawarahkan dulu dengan pihak yayasan. Karena
siswa yang berprestasi dan yang melanggar di sekolah tentunya
akan berdampak juga di lingkungan pesantren. Sebagaimana ada
punishment sendiri yang diberikan kepada siswa yang melanggar
peraturan sekolah ketika liburan pondok. Ketika ada siswa yang
ketahuan berpacaran dan ketemuan atau saling berkunjung
kerumahnya, maka bentuk punishment yang diberikan kepada
75
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 76
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
67
siswa laki-laki ialah dengan menggundul rambutnya dan untuk
siswa perempuan ialah disiram air selokan. Masing-masing dari
mereka wajib mengaji taubat surat 7. Hukuman ini langsung dari
yayasan yang memberikan.”77
Guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo
memberikan reward dan punishment agar siswa termotivasi untuk lebih
giat lagi belajar. Reward yang diberikan kepada siswa bentuknya tidak
hanya berupa hadiah tetapi juga berupa penghargaan dan pujian. Hal
tersebut seperti pernyataan bapak Rahmat Hidayat:
“Reward yang pernah saya berikan ke siswa misalkan yang bisa
jawab pertanyaan lalu saya berikan kalimat pujian: “Wah, benar
sekali”, “Baik, sangat bagus”, dan “Hebat sekali kamu. Sedangkan
berupa penghargaan saya berikan sertifikat kepada siswa
tersebut.”78
Dengan adanya reward dapat membuat siswa merasa dihargai hasil
pekerjaannya sehingga siswa lebih bisa semangat lagi untuk belajar dan
meningkatkan hasil belajarnya. Selain itu reward juga dapat membuat
siswa merasa senang dalam proses belajar. Hal ini sesuai dengan hasil
wawancara kepada siswa yang pernah mendapatkan reward dari guru.
Diantaranya ialah:
“Ketika mendapatkan reward saya merasa bangga dan senang
karena ini merupakan apresiasi dari guru terhadap saya yang sudah
berhasil mengerjakan tugas dengan baik.”79
Pernyataan tersebut senada dengan Ayu Wildania yang
mengatakan bahwa:
77
Purnomo, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 78
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 79
Umi Kulsum, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
68
“Saya sangat bangga kepada diri saya sendiri karena sudah
mendapatkan reward berupa sertifikat, ini menunjukkan bahwa
saya sudah berhasil mengerjakan tugas dengan baik.”80
Punishment yang diberikan kepada siswa berupa hukuman yang
sifatnya mendidik sebagai muhasabah diri agar siswa lebih merasa
mempunyai tanggungjawab untuk menyelesaikan tugasnya dan tidak
mengulangi lagi kesalahannya. Siswa yang malas dan tidak menyelesaikan
tugas yang diberikan guru akan mendapat punishment sehingga siswa bisa
termotivasi untuk menyelesaikan tugasnya. Dalam pemberian punishment
guru terus melatih dan mengawasi siswa sampai siswa tersebut termotivasi
dan mengubah tingkah lakunya menjadi lebih baik lagi. Hal tersebut sesuai
dengan pernyataan bapak Rahmat Hidayat:
“Dengan berdiri sambil membaca ayat Al-Qur’an saya berharap
siswa yang melanggar akan tergetar hatinya setelah membaca ayat
suci sehingga timbul keinginan dari hati siswa untuk tidak
mengulangi lagi kesalahannya.”81
Dari hasil wawancara kepada siswa yang pernah mendapatkan
punishment dari guru mereka merasa sangat menyesal karena telah
melakukan pelanggaran. Hal ini sesuai dengan perkataan Umi Kulsum:
“Ketika mendapatkan punishment saya merasa sedih dan menyesal
karena sudah melakukan pelanggaran.”82
Pernyataan tersebut senada dengan Ayu Wildania yang
mengatakan bahwa:
“Perasaan saya ketika mendapatkan punishment saya sangat sedih
dan berjanji kepada diri saya sendiri untuk tidak mengulanginya
lagi.”83
80
Ayu Wildania, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020. 81
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 82
Umi Kulsum, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
69
Penyesalan ketika melakukan kesalahan pasti akan dirasakan
sebagaimana perasaan menyesal siswa di Sekolah Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung Rejoso Koataanyar Probolinggo yang sudah
melanggar peraturan.
Setiap siswa tentunya pernah mendapatkan reward dan punishment
dari guru. Bentuk dari reward dan punishment juga berbeda-beda. Hal ini
sesuai dengan peneliti mewawancarai beberapa siswa yang pernah
mendapatkan reward dan punishment dari guru di Sekolah Menengah
Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo, di
antaranya ialah:
Umi Kulsum “Saya pernah mendapatkan reward ketika
pembelajaran Pendidikan Agama Islam berupa sertifikat karena
menjawab pertanyaan dari guru dengan benar. Dan punishment
berupa bersih-bersih halaman sekolah karena terlambat masuk
kelas ketika pembelajaran Pendidikan Agama Islam.”84
Pernyataan tersebut senada dengan Dela Puspita Sari:
“Reward yang pernah saya dapatkan dari guru Pendidikan Agama
Islam ialah mendapatkan sertifikat dan piala ketika UAS karena
mendapat nilai yang paling bagus dari lainnya. Bentuk punishment
yang pernah saya dapatkan berupa berdiri disamping bangku guru
selama 10 menit karena lupa tidak mengerjakan PR.”85
Pernyataan tersebut sama dengan yang diungkapkan oleh Ayu
Wildania:
“Reward yang pernah guru Pendidikan Agama Islam berikan
kepada saya adalah piala karena mendapat nilai yang baik ketika
UKK. Dan punishment berupa berdiri didepan kelas karena tidak
mengerjakan tugas.”86
83
Ayu Wildania, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020. 84
Umi Kulsum, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020. 85
Dela Puspita Sari, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020. 86
Ayu Wildania, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
70
Bentuk reward dan punishment yang pernah siswa dapatkan
tersebut berbeda. Namun dalam pemberian reward dan punishment ini
bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
Hal ini sesuai dengan pernyataan guru Pendidikan Agama Islam:
“Harapan saya dengan adanya penerapan reward dan punishment
ini ialah agar siswa semangat dan giat juga termotivasi untuk lebih
baik lagi dalam belajar.”87
Guru memberikan reward dan punishment tidak hanya sekedar
memberi hadiah kepada siswa yang berprestasi maupun memberi hukuman
kepada siswa yang melanggar peraturan atau tidak mengerjakan tugas.
Guru memberikan reward dan punishment mempunyai alasan mengapa
memberikan reward dan punishment. Salah satu alasannya yaitu agar
siswa mempunyai motivasi untuk lebih giat lagi belajar karena masih ada
siswa yang motivasi belajarnya kurang. Hal tersebut di ungkapkan oleh
bapak Purnomo:
“Reward dan punishment yang saya berikan kepada siswa yang
berprestasi maupun siswa yang perlu dimotivasi untuk lebih giat
lagi belajaranya.”88
Hal tersebut sama seperti yang di ungkapkan oleh bapak Rahmat
Hidayat:
“Saya memberikan reward dan punishment kepada anak agar lebih
menyukai pembelajan Pendidikan Agama Islam sehingga proses
pembelajaran di kelas menyenangkan.”89
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi dengan
kepala sekolah, guru Pendidikan Agama Islam dan siswa di Sekolah 87
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 88
Purnomo, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 89
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
71
Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo
dapat disimpulkan bahwa bentuk reward yang sering diberikan guru
kepada siswa ialah kalimat pujian: “Wah, benar sekali”, “Baik, sangat
bagus”, dan “Hebat sekali kamu” dan tanda penghargaan berupa sertifikat
khusus dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Karena dengan
demikian siswa semakin semangat dalam belajar dan lebih termotivasi
untuk meningkatkan kualitas pengetahuannya. Reward juga diberikan
dalam bentuk ajakan refreshing ke tempat wisata seperti kota Blitar ke
makam Bung Karno, kampung cokelat, kota Malang dan juga ke kota
Probolinggo. Namun reward dalam bentuk hadiah ini hanya diberikan
pada akhir semester dan sudah dijanjikan setengah bulan sebelumnya
untuk siswa yang mendapatkannya. Pemberian hadiah berupa buku tulis
juga dilakukan ketika siswa mendapat juara kelas. Tanggapan siswa
terhadap bentuk reward yang diberikan guru ialah mereka sangat senang
dan bangga, karena siswa merasa guru menghargai kerja keras mereka
serta bisa mengukur sampai mana kemampuan belajar serta adanya
semangat untuk terus meningkatkan hasil belajar mereka.
Sedangkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru
Pendidikan Agama Islam dan siswa di Sekolah Menengah Pertama Darut
Taqwa dapat disimpulkan bahwa punishment yang sering diberikan oleh
guru Pendidikan Agama Islam adalah hukuman yang mendidik dan
sebagai muhasabah diri seperti berdiri sambil membaca ayat Al-Qur’an
surat Yasin, Al-Waqi’ah dan Al-Mulk sampai selesai. Bersih-bersih
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
72
halaman sekolah yang membuat siswa menyadari kesalahan yang ia
lakukan dan tidak mengulangi lagi kesalahannya serta tidak menjadi
contoh yang tidak baik bagi siswa yang lainnya. Dan hukuman dalam
bentuk penggundulan rambut, penyiraman air selokan dan pemanggilan
orang tua juga diberikan bagi siswa yang terus-menerus melakukan
kesalahan seperti terlambat ke sekolah lebih dari tiga kali, tidak masuk
sekolah tanpa keterangan atau alfa lebih dari tiga kali serta ketahuan
berpacaran dan ketemuan atau saling berkunjung kerumahnya ketika
liburan pondok maupun sekolah. Tanggapan siswa terhadap bentuk
punishment yang diberikan guru Pendidikan Agama Islam ialah mereka
bersyukur karena dengan adanya hukuman tersebut bisa membuat siswa
menyadari atas kesalahan yang ia lakukan dan membuat efek jera kepada
siswa yang melanggar peraturan terus-menerus serta diberikan hukuman
agar siswa betul-betul menyadari perbuatannya salah dan tidak boleh
dilakukan atau diulangi lagi.
Hal ini diperkuat dengan hasil dokumentasi berupa tata tertib
sekolah yang harus ditaati seluruh siswa di Sekolah Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
73
2. Pelaksanaan Reward Dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.
Dari hasil observasi oleh peneliti di Sekolah Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo, pelaksanaan reward
dan punishment dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam
menyesuaikan dengan waktu yang dibutuhkan dan jenis pelanggaran yang
dilakukan. Bahkan guru selalu memberikan reward ketika siswa
menjawab pertanyaan dengan benar di kelas dan guru juga selalu
memberikan punishment ketika melihat siswa ada yang melakukan
kesalahan atau pelanggaran.90
Hal ini sesuai hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama
Islam bapak Rahmat Hidayat:
“Pelaksanaan reward pada siswa ialah ketika proses pembelajaran
berlangsung berupa kalimat pujian kepada siswa dan sertifikat yang
sudah jadi selesai dibuat maka akan langsung diberikan kepada
siswa. Dan untuk pelaksanaan punishment saya menghukum siswa
biasanya sebelum masuk jam pelajaran dan setelah pulang sekolah.
Hal ini bertujuan agar tidak mengganggu jam waktu belajar
siswa.91
Pelaksanaan reward dan punishment dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa
Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo diberikan baik ketika proses
pembelajaran berlangsung maupun di luar pembelajaran.
90
Observasi di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kotaanyar, 19 Desember 2020. 91
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
74
Pada saat pembelajaran guru menerangkan pemberian reward
kepada siswa yang berlaku baik, guru juga menerangkan pemberian
punishment pada siswa yang tidak menaati peraturan. Punishment yang
diberikan berupa pengurangan hak dalam waktu istirahat siswa. Ketika
sudah saatnya pulang sekolah siswa yang melanggar harus lebih dulu
menjalankan hukuman yang diberikan oleh guru sehingga jam pulang
sekolahnya terlambat dan itu sudah merupakan konsekuensi bagi siswa
yang melanggar tersebut.92
Setelah menerangkan peraturan mengenai pelaksanaan reward dan
punishment yang berlaku, guru memulai pembelajaran dengan bertanya
kepada siswa mengenai materi yang akan dipelajari. Setelah siswa tersebut
menjawab dengan benar, guru memberikan kalimat pujian sebagai bentuk
apresiasi kepada siswa. Guru juga memberi tugas untuk siswa saat materi
selesai disampaikan dan siswa yang mendapatkan nilai paling baik dari
siswa lainnya maka guru akan memberikan penghargaan berupa sertifikat
kepada siswa tersebut. Guru akan memberikan hadiah bila siswa
berperilaku baik dan akan menghukum bila siswa melanggar peraturan
yang dibuat. Hal ini untuk menunjukkan kepada siswa bahwa yang
dikatakan guru adalah sungguh-sungguh. Dengan menjalankan peraturan
secara konsisten, guru menunjukkan bahwa peraturan memang dijalankan
dengan semestinya.93
92
Observasi di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kotaanyar, 19 Desember 2020. 93
Observasi di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kotaanyar, 19 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
75
Pelaksanaan reward dan punishment gunanya untuk mengetahui
aktifitas yang dilakukan guru selama pembelajaran maupun di luar
pembelajaran. Misalnya, guru betul-betul memberikan reward dan
punishment kepada peserta didik, termasuk mengenai tempat, waktu
pelaksanaannya serta strategi yang digunakan guru selama pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa
Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo.
Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah bapak Purnomo,
beliau mengatakan bahwa:
“Pelaksanaan reward yang merupakan ajakan refreshing ke tempat
wisata ialah dijanjikan setengah bulan sebelumnya untuk siswa
yang mendapatkannya. Sedangkan pelaksanaan punishment
dilakukan secara langsung atau secepatnya setelah pulang sekolah,
hal ini bertujuan agar tidak mengganggu jam pelajaran di kelas.
Dan juga bisa esok harinya sebelum KBM di mulai.”94
Dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas,
pelaksanaan reward dan punishment diberikan guru kepada siswa sesuai
jenis keberhasilan dan pelanggarannya. Jika keberhasilan siswa dalam
menjawab pertanyaan di kelas maka guru dengan langsung memberikan
reward berupa kalimat pujian sedangkan jika keberhasilan siswa
mendapatkan nilai yang paling baik ketika ujian maka guru akan
memberikan reward berupa sertifikat penghargaan dan pelaksanaannya
tidak dapat secara langsung namun menunggu setelah sertifikatnya selesai
dibuat. Sedangkan dalam pemberian punishment, pelaksanaannya juga
melihat dari jenis pelanggaran yang siswa lakukan. Jika bentuk
94
Purnomo, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
76
pelanggarannya ringan yang tidak memerlukan waktu banyak dalam
menjalankan hukuman, maka pelaksanaan punishment bisa ketika sebelum
masuk kelas atau sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Namun, jika
bentuk pelanggarannya berat yang membutuhkan waktu cukup lama dalam
menjalankan hukuman, maka pelaksanaan punishment bisa dilakukan
setelah kegiatan belajar mengajar selesai atau ketika pulang sekolah.95
Hal ini sesuai berdasarkan hasil wawancara dengan guru
Pendidikan Agama Islam bapak Rahmat Hidayat, beliau mengatakan
bahwa:
“Untuk pelanggaran yang ringan biasanya saya memberikan
hukuman 15 menit sebelum jam masuk pelajaran. Jika pelanggaran
berat, seperti jarang masuk kelas, sering bolos, maka pemberian
hukumannya setelah pulang sekolah dengan menghubungi
orangtuanya terlebih dahulu untuk memberi informasi bahwa
anaknya terlambat untuk pulang sekolah.”96
Terkait pemulangan sekolah anak yang terlambat seorang guru
sudah mengabari orang tua siswa terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar
tidak terjadi kesalahpahaman antara siswa, guru dan orang tua siswa.
Namun orang tua siswa sudah mengerti jika anaknya terlambat pulang
sekolah dikarenakan ada pelanggaran yang sudah dilakukan oleh anaknya
dan mereka sudah memaklumi jika guru memulangkan anaknya terlambat.
Hal ini sesuai dengan pernyataan bapak Rahmat Hidayat:
“Orang tua siswa sudah paham jika anaknya terlambat pulang
sekolah berarti ada pelanggaran yang sudah ia lakukan. Hal ini
dikarenakan sudah disampaikan sebelumnya ketika rapat wali
murid dan mereka menyetujui dengan kesepakatan tersebut. Namun
95
Observasi di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kotaanyar, 19 Desember 2020. 96
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
77
jika pelanggarannya seperti tidur dikelas saat pembelajaran
berlangsung, saya hanya menyuruh mereka untuk mencuci muka
dan berwudhu’.”97
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama
Islam di SMP Darut Taqwa dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan reward
dan punishment sudah dilakukan baik ketika proses berlangsungnya
pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Bahkan guru selalu
memberikan punishment jika melihat siswa yang melakukan pelanggaran
yang tidak boleh dilakukan. Selanjutnya, hukuman diberikan secara
bertahap, misalnya jika ada siswa yang baru pertamakali melanggar maka
guru akan langsung menegur dan menyuruhnya untuk mengisi blanko
pelanggaran. Apabila dia mengulanginya lagi maka guru akan mengambil
tindakan lain seperti pemanggilan orang tua siswa yang bersangkutan.
Kemudian jika siswa tersebut tidak berubah ke arah yang lebih baik dan
melakukan pelanggaran berikutnya, maka bisa saja siswa tersebut akan
dikeluarkan dari sekolah sesuai dengan hasil musyawarah pihak guru
dengan kepala sekolah dan yayasan pesantren, karena sekolah dan yayasan
saling berkaitan.
Adapun tanggapan siswa tentang pelaksanaan reward dan
punishment bahwa guru sudah melaksanakan proses pemberian reward
dan punishment bagi siswa yang mengerjakan tugas dengan baik dan siswa
yang melanggar peraturan yang sudah ditetapkan. Misalnya jika ada siswa
yang mendapat nilai baik maka dia akan mendapatkan sertifikat khusus
97
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
78
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan jika ada siswa yang
terlambat memasuki kelas maka dia akan diminta untuk berdiri 15 menit di
luar kelas sambil membaca ayat Al-Qur’an.
Menurut hasil observasi, wawancara dan dokumentasi pelaksanaan
reward dan punishment dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo terdiri dari beberapa indikator, diantaranya ialah:
a. Dilakukan sebelum masuk kelas
Pelaksanaan punishment dilakukan sebelum masuk kelas jika
jenis pelanggaran termasuk kategori pelanggaran ringan seperti
terlambat masuk kelas maka guru langsung memberi hukuman untuk
berdiri di depan kelas sambil membaca ayat Al-Qur’an selama
beberapa menit. Namun, dalam pelaksanaannya guru juga tetap
mempertimbangkan waktu yang diperlukan agar tidak mengganggu
waktu belajar siswa.
b. Dilakukan ketika proses pembelajaran
Pelaksanaan reward dilakukan ketika proses pembelajaran jika
ada siswa yang mendapat nilai paling baik dari siswa lainnya maka
guru akan memberikan penghargaan berupa sertifikat yang akan
diberikan setelah selesai dibuat. Sedangkan pelaksanaan punishment
dilakukan ketika proses pembelajaran jika ada siswa yang tidur di
dalam kelas maka guru akan membangunkan siswa tersebut dan
menyuruhnya untuk mengambil air wudhu’. Namun, dalam hal ini
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
79
guru tidak menyebutnya sebagai punishment akan tetapi sebagai
teguran atau peringatan.
c. Dilakukan ketika pulang sekolah
Pelaksanaan punishment yang dilakukan ketika pulang sekolah
ialah pelanggaran dalam bentuk hukuman membersihkan halaman
sekolah karena bentuk hukuman ini memrlukan waktu lebih banyak
sehingga pelaksanaannya di luar kegiatan belajar mengajar selesai agar
tidak mengganggu jam pelajaran siswa.
d. Dilakukan segera baik ketika proses pembelajaran berlangsung
maupun di luar pembelajaran
Pelaksanaan reward dan punishment dilakukan segera baik
ketika proses pembelajaran berlangsung maupun di luar pembelajaran
dengan tujuan untuk memberi apresiasi pada siswa yang mendapatkan
reward dan untuk menertibakan siswa ketika melakukan kesalahan
agar segera menjalani hukuman secepatnya.
e. Kepada siswa tertentu
Pelaksanaan reward dan punishment kepada siswa tertentu
maksudnya ialah siswa yang benar-benar berhak mendapatkan reward
dan punishment untuk dijadikan sebagai motivasi dalam belajar.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
80
3. Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di
Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.
Dari hasil observasi oleh peneliti yang dilakukan guru dalam
proses belajar mengajar di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa
Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo untuk meningkatkan perhatian
siswa terhadap pembelajaran. Biasanya di awal pembelajaran siswa
disuruh membaca surat-surat pendek untuk mengawali pembelajaran di
kelas. Selain itu ketika dalam proses pembelajaran ada siswa yang
mengantuk bahkan tidur di dalam kelas lalu guru membangunkan dengan
pelan-pelan dan menyuruh siswa untuk segera cuci muka dan berwudhu’.
Dan ada juga siswa yang bergurau di dalam kelas dan tidak mengerjakan
tugas yang diberikan lalu guru memberikan hukuman dengan
menyuruhnya untuk membaca surat-surat pendek di depan kelas dan di
saksikan teman-teman sekelas sehingga perhatian siswa berpusat dengan
bacaan surat-surat pendek yang dibaca oleh temannya yang melanggar.
Dengan demikian siswa yang melanggar merasa malu karena menjadi
pusat perhatian dari temannya sehingga termotivasi dalam dirinya untuk
tidak mengulangi lagi kesalahannya.98
Implementasi reward dan punishment digunakan guru untuk
memotivasi siswa agar semangat dalam belajar. Setiap guru mempunyai
cara sendiri-sendiri untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi
98
Observasi di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kotaanyar, 19 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
81
belajar siswa dalam proses belajar mengajar. Salah satunya dengan
pemberian reward dan punishment guru berharap agar siswa lebih
termotivasi dalam belajar karena mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
tidak hanya belajar tentang teorinya saja tetapi diharapkan siswa juga bisa
mendemonstrasikan materi tentang agama dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini sesuai dengan perkataan bapak Rahmat Hidayat:
“Reward dan punishment ini juga berlaku dalam kegiatan shalat
dhuha dan dhuhur berjamaah, sebagaimana dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam tidak hanya belajar teori saja tetapi juga
praktek agar siswa membiasakan shalat wajib tepat waktu dan
shalat sunnah. Dalam kegiatan keagamaan ini, saya memberikan
absen kehadiran siswa di masjid. Jadi, setiap melaksanakan shalat
berjamaah baik itu shalat dhuha maupun sholat dhuhur mereka
wajib membawa absen kehadirannya untuk meminta tandatangan
orang yang menjadi imam shalat dan tandatangan saya. Dan juga
dalam hafalan juz 30 agar mereka termotivasi untuk membiasakan
diri membaca Al-Qur’an setiap harinya dan menyetor
hafalannya.”99
Dampak dari penerapan reward dan punishment bisa
menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa di Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo.
Dengan adanya hadiah siswa merasa senang dan termotivasi untuk lebih
meningkatkan lagi belajarnya. Dengan adanya hukuman siswa merasa
malu dan memberikan efek jera sehingga termotivasi untuk tidak
mengulangi lagi perbuatannya.
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh kepala sekolah Bapak
Purnomo:
99
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
82
“Pemberian reward dan punishment terhadap siswa bertujuan untuk
menumbuhkan motivasi dan semangat belajar siswa agar lebih rajin
lagi kedepannya. Hal ini terbukti ketika ada salah satu siswa yang
berhasil mendapatkan reward, siswa lainnya merasa ingin bersaing
agar bisa mendapatkan reward juga. Dan siswa yang sudah
mendapatkan reward, ia berusaha semaksimal mungkin agar bisa
mempertahankan prestasi dan kemampuannya serta lebih aktif lagi
dalam berkompetisi. Sedangkan siswa yang pernah mendapatkan
punishment ia merasa jera dan termotivasi untuk lebih semangat
lagi dalam belajar karena ingin menghindar dari hukuman yang
pernah diberikan.”100
Hal ini sependapat oleh hasil wawancara peneliti dengan bapak
Rahmat Hidayat selaku guru Pendidikan Agama Islam, beliau mengatakan
bahwa:
“Menurut saya reward dan punishment itu wajib diberlakukan di
sekolah, baik ketika proses pembelajaran di kelas maupun sesuatu
yang terjadi di luar kelas. Pemberian reward ialah agar siswa
termotivasi untuk lebih aktif dan semangat lagi dalam belajar. Cara
tersebut berhasil membangkitkan motivasi siswa, mereka semakin
aktif dalam menjawab pertanyaan di kelas, mengumpulkan tugas
dengan tepat waktu dan mengerjakan tugas dengan baik.
Sedangkan pemberian punishment ialah bertujuan agar siswa
terlatih membiasakan diri atas tanggungjawabnya sebagai pelajar
dan memberikan efek jera agar mereka tidak mengulangi lagi
kesalahannya. Cara tersebut juga berhasil menertibkan siswa dalam
proses pembelajaran, mereka jadi semangat belajar dan
mengerjakan tugas karena tidak ingin mendapatkan hukuman yang
sama seperti yang pernah mereka dapatkan sebelumnya.101
Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara peneliti dengan siswa
yang bernama Umi Kulsum:
“Dengan adanya reward dan punishment saya merasa lebih
semangat dan termotivasi untuk lebih baik lagi dalam belajar.”102
Dengan pemberian reward dan punishment kepada siswa di
Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar 100
Purnomo, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 101
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 102
Umi Kulsum, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
83
Probolinggo membuat siswa dapat menentukan perbuatan yang harus
dilakukan oleh siswa itu sendiri. Hal ini dapat digambarkan pada saat
observasi dan wawancara di lapangan tentang perlakukan reward dan
punishment pada siswa. Siswa yang malas dan sering melanggar akan
cenderung lebih rajin karena menghindari punishment dan reward yang
diberikan juga memotivasi siswa tetap rajin dan meningkatkan belajarnya.
Hal ini diperkuat oleh Dela Puspita Sari sebagai siswa di Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo:
“Ketika mendapatkan reward dan punishment, saya lebih rajin lagi
untuk belajar agar bisa menjawab pertanyaan guru di kelas dan
terhindar dari hukuman.”103
Pernyataan tersebut senada dengan Ayu Wildania sebagai siswa
yang pernah mendapatkan reward dan pusnihment dari guru:
“Reward dan punishment yang pernah guru berikan kepada saya
sangat menumbuhkan semangat dan membangkitkan lagi motivasi
saya dalam belajar. Sebelum mendapatkan reward dan punishment,
saya masih sering malas-malasan dalam belajar, suka telat masuk
kelas dan kadang lupa mengerjakan tugas. Setelah mendapatkan
reward dan punishment, saya menjadi bersemangat dan lebih giat
lagi dalam belajar karena saya ingin mendapatkan nilai yang bagus
juga dan ingin terhindar dari hukuman yang pernah saya dapatkan
sebelumnya.”104
Guru melihat perubahan siswa dari yang sebelumnya malas dan
tidak rajin menjadi lebih termotivasi meningkatkan lagi belajarnya dengan
melihat hasil belajar terdapat peningkatan atau tidak. Tetapi dengan
penerapan reward dan punishment sebagian siswa sudah mengalami
103
Dela Puspita Sari, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020. 104
Ayu Wildania, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
84
peningkatan dalam hasil belajarnya karena ada suatu motivasi untuk
belajar lebih giat lagi. Hal ini diungkapkan oleh bapak Rahmat Hidayat:
“Dampak dari penerapan reward dan punishment ini bisa dilihat
dari hasil tugas. Siswa menyelesaikannya jadi tepat waktu, jika
dulunya masih molor sekarang sudah tidak lagi berarti ada
perubahan dalam siswa tersebut. Dan dari hasil ulangan jika ada
peningkatan berarti siswa sudah mengalami peningkatan dalam
belajarnya.”105
Siswa yang sudah mengalami peningkatan dalam belajar juga
masih perlu diamati agar nanti prestasinya tidak menurun lagi karena ini
sudah merupakan tugas seorang guru untuk mendidik siswa agar menjadi
seorang anak yang lebih baik lagi dan mempunyai bekal ilmu untuk masa
depan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara bapak Rahmat Hidayat:
“Ada saja siswa yang masih malas tapi sebagian besar sudah
berubah menjadi lebih giat dalam belajar buktinya tepat waktu
untuk mengumpulkan tugas dan nilainya juga meningkat.
Sedangkan anak yang masih malas itu merupakan tugas kita untuk
terus mengingatkan, mengawasi dan memotivasi agar berhasil
dalam belajar.”106
Guru melihat terjadi perubahan pada siswa dengan termotivasi
lebih giat dan lebih bersemangat dalam belajar. Dengan pemberian reward
dan punishment kepada siswa dapat meningkatkan motivasi belajar dimana
hal ini dapat dilihat pada tugas yang dikerjakan dan hasil belajar yang
menunjukkan adanya perubahan semakin baik yang sebelumnya tidak
mengerjakan tugas dan malas menjadi rajin belajar dan yang rajin akan
lebih meningkatkan prestasinya.
105
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 106
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
85
Sebagai upaya keberhasilan dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam guru menerapakan berbagai cara agar siswanya memahami
pelajaran yang telah diperolehnya dan semangat dalam mengikuti proses
pembelajaran di kelas. Salah satu upaya guru adalah dengan memberikan
reward dan punishment agar motivasi siswa dalam belajar tetap terjaga.
Adapun dampak dari reward dan punishment yang diberikan guru
bisa menumbuhkan dan memberi penguatan dalam motivasi belajar siswa,
diantaranya ialah sebagai berikut:
a. Sikap siswa terhadap pembelajaran meningkat
Saat mengikuti pembelajaran, sikap menentukan apakah siswa
merasa tertarik dengan apa yang ia pelajari atau sebaliknya. Sebelum
memulai pembelajaran, guru biasanya selalu mengawali dengan
pembacaan ayat Al-Qur’an dan Shalawat Nabi. Hal ini bertujuan agar
siswa terlatih dan membiasakan diri untuk mengingat Allah Swt dan
bershalawat kepada Nabi. Karena pembelajaran Pendidikan Agama
Islam tidak hanya tentang materinya saja yang dipelajari, tapi
bagaimana siswa bisa mempraktekkan di kehidupannya sehari-hari.
Terlebih seorang guru agama yang harus memberikan contoh yang
baik dan menjadi suri tauladan bagi siswanya. Karena kewibawaan
guru menjadi hal penting dalam dunia pendidikan.
b. Kegigihan siswa dalam pembelajaran
Dalam upaya untuk mendapatkan reward, siswa berusaha keras
untuk menujukkan hasil belajarnya. Keinginan siswa agar
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
86
mendapatkan reward membantu siswa untuk berupaya memahami
pelajaran sehingga dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru dan mendapatkan hasil ulangan yang bagus. Reward bisa
meningkatkan kegigihan semangat belajar siswa. Begitupula dengan
punishment, siswa menjadi lebih berhati-hati lagi dalam melakukan
tindakan agar tidak terjadi pelanggaran dan bebas dari hukuman.
c. Rasa ingin tahu lebih tinggi
Dengan menjawab pertanyaan siswa akan mendapatkan reward
berupa sertifikat, sehingga siswa berlomba-lomba untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru ketika proses pembelajaran.
Dengan ini terbukti bahwa pelaksanaan reward berhasil meningkatkan
rasa ingin tahu siswa.
Bagi siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru
maka akan mendapatkan punishment berupa berdiri di depan papan
tulis sampai ingat jawaban dari pertanyaan tersebut. Sehingga
pelaksanaan punishment membuat siswa lebih termotivasi lagi rasa
ingin tahu agar bisa menjawab pertanyaan dari guru dan terhindar dari
hukuman.
d. Bersaing untuk menjadi yang terbaik
Hal ini terbukti dengan semangat belajar mereka yang semakin
meningkat untuk mendapatkan hasil terbaik serta pemberian reward
dari kepala sekolah berupa piala atau ajakan refreshing ke tempat
wisata sebagai bentuk penghargaan buat mereka karena mendapatkan
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
87
nilai yang paling baik dari yang lain sehingga mereka semakin rajin
belajar dan semangat untuk bersaing mendapatkan reward tersebut.
Bagi siswa yang mendapatkan nilai jelek atau di bawah rata-rata maka
akan mendapatkan punishment yang sudah disiapkan oleh guru.
Persaingan semacam ini sangat boleh dilakukan dalam dunia
pendidikan untuk mencapai kompetensi keberhasilan siswa dalam
pembelajaran dimana guru menjanjikan sesuatu bagi siswa yang
berhasil mengerjakan tugasnya dengan baik dan benar. Ini akan
menjadi pendorong dan motivasi bagi siswa untuk lebih semangat lagi
dan meningkatkan waktu belajarnya. Siswa akan berlomba-lomba
untuk mendapatkan nilai yang paling baik dengan belajar yang rajin,
mengumpulkan tugas tepat waktu dan sering menjawab pertanyaan
yang diberikan guru ketika pembelajaran. Dengan demikian proses
pembelajaran bisa mencapai target yang sesuai dengan ketentuan yang
dibuat dari sekolah.
e. Menentukan perbuatan yang harus dilakukan
Dengan pemberian reward dan punishment kepada siswa di
Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo membuat siswa yang sebelumnya belajar hanya ketika
akan ujian menjadi belajar sebelum dimulainya kegiatan belajar
mengajar berlangsung. Hal ini dikarenakan akan ada pemberian
reward dari guru ketika bisa menjawab pertanyaan di kelas dan yang
sering melanggar peraturan akan lebih menaati peraturan. Hukuman itu
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
88
diberikan kepada siswa dalam proses pembelajaran yang melanggar
peraturan dan tidak bisa dalam materi pembelajaran karena malas
untuk belajar, dengan adanya hukuman jadi ada kemauan untuk bisa
menguasai materi pembelajaran.
Dari hasil penelitian melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi peneliti menyimpulkan bahwa tugas seorang guru ialah untuk
mendidik, memotivasi dan memberikan contoh yang baik kepada
siswanya. Seorang guru tidak boleh lelah untuk selalu memberikan
motivasi siswa dalam proses belajar mengajar. Motivasi sangat penting
bagi siswa karena jika siswa memiliki motivasi belajar, tujuan dalam
sebuah pembelajaran pasti akan tercapai. Karena dengan motivasi, siswa
akan lebih semangat, giat dan aktif lagi dalam melaksanakan
pembelajaran.
Hal ini diperkuat berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan
kepala sekolah bapak Purnomo, beliau mengatakan bahwa:
“Saya pernah memberikan reward kepada siswa dengan tujuan
untuk menumbuhkan motivasi dalam dirinya dan sebagai
penguatan positif agar siswa terus mengulangi perbuatan tersebut
lebih sering lagi. Sedangkan punishment saya berikan ketika siswa
melanggar aturan dengan harapan bisa merubah perilaku tidak baik
menjadi lebih baik lagi. Karena ini sudah merupakan tugas seorang
guru terhadap ketertiban sekolah yang harus diikuti oleh siswa.”107
Pernyataan tersebut senada dengan guru Pendidikan Agama Islam
bapak Rahmat Hidayat, beliau mengatakan bahwa:
“Motivasi dalam diri siswa itu perlu dan harus ada agar siswa
semangat dalam belajar. Seorang guru harus selalu bisa memotivasi
107
Purnomo, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
89
siswanya karena guru merupakan sosok yang memberi pengaruh
besar terhadap keberhasilan belajar siswa. Dengan adanya
penerapan reward dan punishment dalam proses pembelajaran akan
menentukan bagaimana respon siswa yang dihasilkan dalam
belajar.”108
Dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa banyak cara yang
bisa dilakukan oleh guru, salah satunya ialah dengan implementasi reward
dan punishment untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa menerapkan reward dan punishment
dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam agar siswa
termotivasi dalam belajar dan lebih semangat lagi ketika merespon
pelajaran yang diberikan guru di dalam kelas.
B. Pembahasan Temuan
Berdasarkan penelitian yang di lakukan di Sekolah Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo dengan data yang
diperoleh melalui metode observasi, wawancara dan dokumentasi, kemudian
data tersebut disajikan dan dianalisis melalui pembahasan temuan. Peneliti
juga dapat menemukan hasil dari pengamatan dan interview di lapangan.
Temuan-temuan tersebut telah dirangkum sebagai berikut:
Tabel 4.1
No Fokus Penelitian Hasil Temuan
1 2 3
1. Bentuk Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Di
Sekolah Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung Rejoso
1. Pujian
2. Penghargaan
3. Hadiah
108
Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
90
No Fokus Penelitian Hasil Temuan
1 2 3
Kotaanyar Probolinggo
Tahun Ajaran 2020/2021
2. Pelaksanaan Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Di
Sekolah Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung Rejoso
Kotaanyar Probolinggo
Tahun Ajaran 2020/2021
Diberikan baik ketika proses
berlangsungnya pembelajaran maupun di
luar pembelajaran
3 Dampak dari Reward dan
Punishment Dalam
Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Di
Sekolah Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung Rejoso
Kotaanyar Probolinggo
Tahun Ajaran 2020/2021
Bisa untuk menumbuhkan dan
meningkatkan motivasi belajar siswa
ditandai dengan semangat belajar
meningkat, lebih rajin mengumpulkan tugas
dan aktif menjawab pertanyaan saat proses
pembelajaran berlangsung.
Hal tersebut dibahas dengan temuan-temuan penelitian selama
dilapangan yang dilakukan peneliti, berdasarkan pada fokus penelitian yang
telah dirumuskan sebelumnya mengenai implementasi Reward Dan
Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa
Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.
1. Bentuk Reward Dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.
Berdasarkan pemaparan hasil penelitian di atas dapat diketahui
bahwa bentuk reward dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam lebih
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
91
banyak di pemberian pujian dan tanda penghargaan. Pemberian hadiah
berupa buku tulis juga dilakukan ketika siswa mendapat juara kelas.
Penemuan peneliti tersebut sesuai dengan teori yang ditulis oleh
Amir Daien Indrakusuma dalam bukunya yang berjudul pengantar ilmu
pendidikan, secara garis besar reward dapat dibedakan menjadi empat
macam, yaitu:
a. Pujian
Pujian adalah suatu bentuk reward yang paling dilaksanakan.
Pujian dapat berupa kata-kata seperti: baik, bagus, bagus sekali dan
sebagainya.
b. Penghormatan
Reward yang berupa penghormatan ini dapat berbentuk dua
macam pula. Pertama, berbentuk semacam penobatan, yaitu anak yang
mendapat penghormatan diumumkan dan ditampilkan dihadapan
teman-temannya. Dapat juga dihadapan teman-temannya sekelas,
teman-teman sekolah, atau mungkin juga dihadapan para teman dan
orangtua murid.
c. Hadiah
Yang dimaksud dengan hadiah disini ialah reward yang
berbentuk pemberian yang berupa barang. Reward yang berupa
pemberian barang ini disebut juga reward materi, yaitu hadiah yang
berupa barang ini dapat terdiri dari alat-alat keperluan sekolah, seperti:
pensil, penggaris, kitab tulis buku pelajaran dan sebagainya.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
92
d. Tanda Penghargaan
Jika hadiah adalah reward yang berupa barang, maka tanda
penghargaan adalah kebalikannya. Tanda penghargaan tidak dinilai
dari segi harga dan kegunaan barang-barang tersebut, seperti halnya
pada hadiah. Misalnya, tanda penghargaan dinilai dari segi “kesan”
atau nilai “kenang-kenangannya”. Oleh karena itu reward atau tanda
penghargaan ini disebut juga reward simbolis. Reward simbolis ini
dapat berupa surat-surat tanda jasa, sertifikat-sertifikat, piala-piala dan
sebagainya.109
Sedangkan bentuk punishment dalam pembelajaran pendidikan
agama Islam lebih sering di teori perbaikan. Selain itu seorang guru juga
harus memperhatikan karakter siswa sebelum memberikan reward dan
punishment. Hal ini dikarenakan siswa yang memiliki karakter berbeda-
beda yang belum tentu semuanya bisa menerima reward dan punishment
dengan baik.
Penemuan peneliti tersebut sesuai dengan teori yang ditulis oleh M.
Ngalim Purwanto dalam bukunya yang berjudul ilmu pendidikan teoritis
dan praktis ialah. Teori perbaikan, menurut teori ini punishment diadakan
untuk membasmi kejahatan. Maksud dari punishment ini adalah untuk
memperbaiki si pelanggar agar jangan berbuat kesalahan lagi.110
Pada saat pembelajaran dimulai, sebagian siswa ada yang senang
dan semangat dalam belajar, sebagian lain ada yang kurang antusias dan
109
Indrakusuma, 159-161. 110
Purwanto, 187-189.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
93
belum siap menerima pelajaran. Dengan adanya implementasi reward dan
punishment siswa menjadi termotivasi untuk lebih giat lagi dalam belajar,
karena mereka ingin mendapatkan reward dan menghindari punishment
dari guru.
2. Pelaksanaan Reward Dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat
dijelaskan pelaksanaan reward dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam yaitu dilakukan secara langsung di dalam kelas ketika proses
pembelajaran yang berupa kalimat pujian terhadap siswa dan untuk
pemberian tanda penghargaan yang berupa sertifikat, pelaksanaannya
menunggu waktu satu minggu dan ketika sertifikat jadi langsung diberikan
kepada siswa. Sedangkan punishment dalam pembelajaran pendidikan
agama Islam yaitu dilakukan segera sebelum dimulai pembelajaran atau
setelah pulang sekolah. Namun, hal ini guru juga harus melakukan
musyawarah dengan wali murid terkait pemulangan sekolah terlambat bagi
siswa yang melanggar. Dalam pelaksanaan hukuman setelah pulang
sekolah juga bisa membuat siswa kelelahan, karena sudah seharian
beraktifitas fisik dan pikiran.
Penemuan peneliti tersebut sesuai dengan teori yang ditulis oleh
Amir Daien Indrakusuma dalam bukunya yang berjudul pengantar ilmu
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
94
pendidikan. Menyinggung sedikit tentang pemberian hukuman pada waktu
setelah sekolah usai, ini membawa konsekuensi yang tersendiri.
Konsekuensi baik bagi Guru, murid, maupun lebih-lebih bagi orangtua
murid. Bagi Guru, pemberian hukuman setelah sekolah usai ini,
memerlukan pengorbanan yang tidak ringan. Ia masih harus menyediakan
waktu tersendiri, yang semestinya ia harus sudah istirahat. Dan ini
mungkin bisa berakibat adanya suasana hubungan yang memburuk antara
murid tersebut dengan Guru. Bagi anak, sebenarnya anak pun sudah lelah,
baik lelah fisiknya maupun lebih-lebih lelah pikirannya. Pikirannya sudah
tidak berada di sekolah lagi. Ia sudah membayangkan rumah. Perutnya
sudah kosong minta di isi. Sehingga sebenarnya anak sudah tidak
mempunyai energi untuk berpikir lagi. Dengan begitu ia sudah tidak bisa
mencurahkan perhatian dan pikirannya kepada tugas yang dihadapi. Bagi
orang tuanya di rumah yang telah menunggu-nunggu kedatangan anaknya,
buah hatinya tersayang. Terlambat sedikit saja orangtua sudah khawatir,
sudah cemas. Bagaimana bingungnya orang tua, bagaimana gelisah dan
khawatirnya orang tua, apabila telah lebih dari sepuluh menit dari waktu
yang diharapkan, anak tersayangnya belum juga kunjung tiba, karena
ditahan untuk mengerjakan hukuman.111
Oleh karena itu, guru tetap harus melaksanakan reward dan
punishment kepada siswa dengan memperhatikan kondisi dan waktu yang
111
Indrakusuma, 153-154.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
95
lebih bijak lagi sesuai dengan kesepakatan bersama antara guru, siswa dan
orang tua siswa.
3. Dampak dari Reward dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar
Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.
Berdasarkan penelitian yang sudah dilaksanakan, maka dapat
diketahui dampak dari implementasi reward dan punishment dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam ialah bisa membawa perubahan pada diri siswa, mereka menjadi
lebih bersemangat dalam belajar dan termotivasi untuk mendapatkan nilai
yang lebih baik lagi.
Penemuan peneliti tersebut sesuai dengan teori yang ditulis oleh
Mohammad Asrori dalam bukunya yang berjudul psikologi pembelajaran.
Untuk membangun dan mengembangkan motivasi belajar siswa,
pemberian reward dan punishment dapat dilakukan guru. Karena reward
dan punishment adalah salah satu cara yang efektif untuk memotivasi
belajar siswa. Disisi lain, apabila siswa masih dianggap tidak mampu
menyelesaikan pekerjaan, guru perlu menerapkan cara yang tepat dalam
memberikan punishment. Punishment ini diberikan dengan harapan agar
siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memotivasi belajarnya.112
112
Asrori, 186.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
96
Dengan alat pendidikan berupa reward dan punishment tersebut
bisa membuat siswa lebih giat lagi dalam belajar. Karena untuk
mendapatkan reward mereka harus rajin belajar untuk mendapatkan hasil
yang baik. Sedangkan dalam menghindari punishment mereka harus lebih
bersemangat dalam belajar agar bisa menjawab persoalan dengan benar.
Hal ini hampir sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang
menyatakan bahwa: “Pemberian Reward (hadiah) maupun Punishment
(hukuman) digunakan oleh guru sebagai bentuk penguatan, stimulus dalam
mendidik siswa. Reward diberikan oleh guru kepada siswa dengan
memberikan hadiah atas hal positif yang dilakukan oleh siswa. Pemberian
Reward dimaksudkan untuk membentuk anak lebih giat lagi usahanya
untuk bekerja dan berbuat lebih baik lagi. Punishment diberikan oleh guru
kepada siswa karena siswa melakukan pelanggaran atau kesalahan.
Punishment akan membuat siswa menyesali perbuatannya yang salah
itu.”113
Dengan demikian peneliti dapat menyimpulkan bahwa dengan
adanya reward dan punishment semua siswa akan menyukainya, terutama
pemberian reward. Meskipun demikian, siswa yang sadar dia akan betul-
betul termotivasi untuk terus belajar terlepas dari ada atau tidaknya reward
yang akan dia dapatkan. Sebaliknya, jika ada siswa yang kurang rajin,
walau diberikan reward pun dia tetap tidak giat dalam belajar. Sedangkan
mengenai pemberian punishment, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
113
Silvia Anggraini, “Analisis Dampak Pemberian Reward And Punishment Bagi Siswa SD
Negeri Kaliwiru Semarang”. Mimbar PGSD Undiksha. Vol. 7 No. 3, 2019, 223.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
97
tanggapan siswa terhadap pemberian punishment sangat tergantung kepada
siswa itu sendiri. Dengan adanya pemberian punishment, ada sebagian
siswa yang langsung berubah menjadi lebih baik. Sebaliknya terdapat juga
siswa yang sudah berulang kali diberikan punishment tetapi belum juga
berubah menjadi lebih baik. Sehingga dapat disimpulkan dampak dari
implementasi reward dan punishment di Sekolah Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo bisa untuk
menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
98
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dari observasi,
wawancara dan dokumentasi, maka dapat diambil kesimpulan:
1. Bentuk Reward dan Punishment dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah
Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo tahun ajaran
2020/2021.
Bentuk reward yang sering diberikan guru kepada siswa ialah
berupa kalimat pujian, tanda penghargaan dan hadiah. Bentuk punishment
ialah hukuman yang mendidik sebagai muhasabah diri seperti berdiri
didepan kelas sambil membaca ayat Al-Qur’an surat Yasin, Al-Waqi’ah
dan Al-Mulk dan membersihkan halaman sekolah.
2. Pelaksanaan Reward dan Punishment dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo
tahun ajaran 2020/2021.
Pelaksanaan reward dan punishment diberikan baik ketika proses
berlangsungnya pembelajaran maupun di luar pembelajaran.
3. Dampak dari Reward dan Punishment dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo
tahun ajaran 2020/2021.
98
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
99
Dampak dari reward dan punishment di Sekolah Menengah
Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo ialah bisa
untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini
ditandai dengan semangat belajar mereka yang meningkat, lebih rajin
mengumpulkan tugas dan aktif menjawab pertanyaan saat proses
pembelajaran berlangsung.
B. Saran
Setelah dilakukan penelitian yang akhirnya dipaparkan dalam bentuk
skripsi, maka di akhir penulisan ini, penulis ingin memberikan beberapa saran
yang mungkin dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan agar lebih baik
kedepannya. Saran-saran ini ditujukan kepada beberapa pihak sebagai berikut:
1. Bagi guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut
Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo agar selalu menjadi suri
tauladan dan memberikan pengertian yang baik kepada siswa
bahwasannya materi yang sudah disampaikan tidak hanya untuk diketahui
saja melainkan perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Harapannya
agar sikap siswa menjadi lebih baik lagi dan sesuai dengan ajaran-ajaran
agama Islam.
2. Bagi siswa dan siswi, materi dan kegiatan serta program-program di
sekolah baik dalam proses pembelajaran maupun penerapan reward dan
punishment serta kegiatan yang dilakukan setiap hari dan berkelanjutan
diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
100
DAFTAR PUSTAKA
AM, Sardiman. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Anggraini, Silvia. 2019. Mimbar PGSD Undiksha. Vol. 7 No. 3.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Pengajaran. Jakarta: Rineka Karya.
Asrori, Mohammad. 2011. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana
Prima.
B Miles, Matthew. dkk. 2014. Qualitative Data Analysis USA: Library Of
Congress Catalogingin-Publication Data.
Baharuddin dan Esa Wahyuni. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Bintoro, Drajat. 2018. “Penerapan Metode Reward And Punishment Dalam
Pembelajaran Qur’an Hadist Kelas VIII Di Madrasah Tsanawiyah Negeri
Temon Kec. Simo. Kab. Boyolali Tahun Ajaran 2017/2018”. Skripsi:
(Surakarta, Institut Agama Islam Negeri).
Chasanatin, Haiatin. 2015. Pengembangan Kurikulum. Metro: Kaukaba.
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Proyek Pengadaan
Kitab Suci Al-Qur’an.
Fadjar, Malik. 2005. Holistika Pemikiran Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.
Faizah, Sayyidah Rizqiyyatul. 2017. “Pelaksanaan Reward And Punishment
Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siwa Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Di SDI Nurul Izzah Malang”. Skripsi: (Malang, Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
Gasong, Dina. 2018. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish.
Hayati, Sri. 2017. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning.
Magelang: Graha Cendekia.
Hidayat, Rahmat. 2016. Ilmu Pendidikan Islam “Menuntun Arah Pendidikan
Islam Indonesia”. Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan
Indonesia (LPPPI).
Hurlock, Elizabeth B. 1990. Perkembangan anak, terj. Med. Meitasari Tjandrasa.
Jakarta: Erlangga.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
101
Indrakusuma, Amir Daien. 1973. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Khoiriyah, Ari Noer. 2018. “Pengaruh Reward Dan Punishment Terhadap
Motivasi Belajar Fiqih Siswa MTs Islamiyah Ciputat”. Skripsi: (Jakarta,
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah).
Kurniawan, Donie Fadjar. 2014. Buku Ajar Metode Penelitian I. Surakarta:
Institut Seni Indonesia.
M. Echol, John & Hasan Shadily. 1996. Kamus Bahasa Inggris Indonesia.
Jakarta: Gramedia.
Majid, Abdul. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Moleong, Lexy J. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mundir. 2013. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Jember: STAIN
Jember Press.
Mursalim, Muhd. 2019. “Penerapan Reward Dan Punishment Dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Islam Al-Falah Aceh
Besar”. Skripsi: (Banda Aceh, Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry
Darussalam).
Priyono. 2007. Pengantar Manajemen. Surabaya: Zifatama Publisher.
Purwanto, M. Ngalim. 1985. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung:
Remadja Karya.
Raihan. 2019. Dayah: Journal of Islamic Education. Vol. 2 No. 1.
Riduwan. 2003. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Rodliyah, St. 2013. Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Jember: STAIN Jember
Press.
Rusyan, A. Tabrani. Dkk. 1989. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Remadja Karya.
Schaefer, Charles. 1986. Bagaimana Mendidik dan Mendisiplinkan Anak. Jakarta:
Kesain Blanc.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
102
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.
Tim Penyusun. 2017. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah IAIN Jember. Jember:
IAIN Jember Press.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
104
PROFIL LEMBAGA
A. Sejarah Singkat dan Latar Belakang SMP Darut Taqwa
Berawal dari keinginan untuk membantu pemerintah dalam pendidikan
tahun 2007, tepatnya di desa Kedungrejoso Kecamatan Kotaanyar, Seorang
putra bungsu dari KH. Wahyu Choiril Anwar BA dengan nama lengkap
Muhammad Halil, S.Pd.I merasa prihatin atas pendidikan yang ada di desa
tersebut.
Pendidikan tersebut awalnya berlangsung dengan meminjam gedung
sekolah (menumpang) milik Madrasah Diniyah Darut Taqwa yang bertempat
di Jalan Pondok Pesantren Darut Taqwa Kedungrejoso Kotaanyar
Probolinggo. Sekarang Jumlah 3 Ruang Kelas Milik SMP Darut Taqwa
dengan jumlah peserta didik sebanyak 83 Siswa yang terdiri dari kelas VII,
VIII dan IX.
SMP Darut Taqwa memiliki standar sekolah permanen dengan nomor
statistik sekolah (NSS) 20.2.05.20.23.001 yang beralamat di Jl. Pondok
Pesantren Darut Taqwa Kedungrejoso Kotaanyar.
B. Visi dan Misi SMP Darut Taqwa
1. VISI
Mencetak Manusia Berakhlakul Karimah, Berilmu, Bertaqwa
Kepada Allah SWT, Kreatif dan Unggul dalam Prestasi.
2. MISI
1) Menyelenggarakan Kurikulum Umum dan KurikulumPesantren.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
105
2) Melaksanakan Pembelajaran dan Bimbingan Secara Efektif, Sehingga
Siswa Berkembang Secara Optimal Sesuai Dengan Prestasi Yang
dimilki.
3) Menambah Semangat Keunggulan Secara Intensif.
4) Menumbuhkan Sikap Saling Menghormati Dan Menghargai Warga
Sekolah.
5) Peningkatan Ketaqwaan Kepada Alllah SWT.
6) Mengembangkan Minat dan Bakat Siswa Melalui Kegiatan Intra dan
Ekstra Kurikuler.
7) Menerapkan Menejement Partisipatif dengan Melibatkan Warga
Masyarakat.
8) Meyediakan Sarana dan Prasarana Yang Memadai.
9) Menyelenggarakan Pembiasaan Ubudiyah.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
1
KAUR. HUMAS
MUHAMAD BURI, S.Pd
GURU MAPEL/
GURU PEMBIMBING
SISWA
STRUKTUR ORGANISASI
SMP DARUT TAQWAkedungrejoso - Kotaanyar - Probolinggo
Tahun Pelajaran 2020-2021
KAUR. SARPRAN
MUHAMMAD HALIL, S.Pd.I
LABORANT
SRI WAHYUNI, S.Si
WALI KELAS IX
AHMAD TAUFIK H, S.Kom
DINAS PENDIDIKAN
KAB. PROBOLINGGO
KOMITE SEKOLAH
MOH. ISHAK, M.Pd.I
TATA USAHA
MOH NURUDDIN, A.Ma.Pd
WALI KELAS VIII
NATALIA DWI MERITA, S.Pd
KAUR. KURIKULUM
SITI HASANAH, S.Pd
BENDAHARA
RAHMAT HIDAYAT, S.Pd
KAUR. KESISWAAN
AHMAD TAUFIK H, S.Kom
PUSTAKAWAN
FUATUL QOMARIYAH
WALI KELAS VII
SRI WAHYUNI, S.Si
KETUA YAYASAN
K. ZAINI MUN'IM AS
KEPALA SEKOLAH
PURNOMO, S.Pd.I
BIMBINGAN KONSELING
RAHMAT HIDAYAT, S.Pd
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
2
DATA GURU
SMP DARUT TAQWA
Kedungrejoso Kotaanyar Probolinggo
Tahun Pelajaran 2020-2021
No Alamat Tempat Tanggal Lahir Alamat Mengajar
Mapel Kelas
1 Purnomo, S. Pd.I Probolinggo, 09 Juni 1988 Pandean Kec. Paiton PAI VII
2 Muhammad Halil, S.Pd.I
Probolinggo, 10 Juni 1983 Kedung Rejoso Kec. Kotaanyar
Fiqih VII,VIII,IX
3 Choirul Hidayatin,
S.Pd.I Blitar, 13 Februari 1985
Kedung Rejoso Kec.
Kotaanyar Al-Qur'an H VIII,IX
4 Muhamad Buri, S.Pd Probolinggo, 14 September 1977
Bucor Wetan Kec. Kec. Pakuniran
IPS IX
PKn VII,VIII
5 Moh. Nuruddin,
A.Ma.Pd Probolinggo, 25 Mei 1987
Sumbercenteng Kec.
Kotaanyar
6 Rahmad Hidayat,
S,Pd
Probolinggo, 28 Agustus
1995
Kedungrejoso Kec.
Kotaanyar PAI VIII,IX
Akidah A VII,VIII,IX
Al-Qur'an H VII
7 Siti Hasanah, S.Pd Probolinggo, 02 Februari 1987
Sambirampak Lor Kec. Kotaanyar
Bhs. Indonesia VII,VIII,IX
8 Ahmad Taufik
Hidayatullah, S.Kom Probolinggo, 29 Mei 1991 Sogaan Kec. Pakuniran PJOK VII,VIII,IX
Prakarya VII,VIII,IX
9 Nurul Khatimah, S.Pd Probolinggo, 21 Februari
1995
Bucor Kulon Kec.
Pakuniran Bhs. Inggris VII,VIII,IX
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
3
10 Sri Wahyuni, S.Si Probolinggo, 20 Nopember 1995
Pandean Kec. Paiton IPA VII,VIII,IX
11 Ika Laila Kurniawati,
S.Pd
Lumajang, 14 Nopember
1990 Pondok Kelor Kec. Paiton IPS VII,VIII
12 Miftahur Rohman,
S.Pd.I
Probolinggo, 09 Januari
1992 Karanganyar Kec. Paiton PKn VII
13 Abdul Haris, S.Kom Probolinggo, 10 Oktober 1983
Pandean Kec. Paiton Seni Budaya VII,VIII,IX
14 Natalia Dwi Merita Probolinggo, 08 Maret 1996 Sumberanyar Kec. Paiton Matematika VII,VIII,IX
Data Siswa SMP Darut Taqwa
Kelas : VII (Tujuh)
NO NIS NISN NAMA JK TEMPAT TANGGAL LAHIR ALAMAT
1 457 0076762824 Ahmad Hidayatullah ( A ) L Probolinggo, 14 Nopember 2007 Talkandang
2 458 0071545190 Ahmad Hidayatullah ( B ) L Probolinggo, 17 Februari 2007 Sumber Centeng
3 459 0084370190 Ahmad Syaifuddin L Probolinggo, 19 April 2008 Triwungan
4 460 0072006198 Bahrul Ulum L Probolinggo, 09 September 2007 Pandean
5 461 0074773661 Dewi Ratna Jatiningrum P Probolinggo, 28 Desember 2007 Sukorejo
6 462 0083261911 Fita Agustin P Probolinggo, 23 Agustus 2008 Kedungrejoso
7 463 0088250469 Hayatul Firdausy P Probolinggo, 26 Maret 2008 Kedungrejoso
8 464 0071510334 Hudha Ifah P Probolinggo, 06 Februari 2007 Sumber Centeng
9 465 0084471718 Ibnul Jauzi L Probolinggo, 05 Juli 2008 Kedungrejoso
10 466 0088971329 Izzatun Nafisah P Probolinggo, 26 Februari 2008 Kedungrejoso
11 467 0075837896 Lailatul Musarofah P Probolinggo, 03 September 2007 Gondosuli
12 468 0078282082 Moh. Alfin Aminullah L Probolinggo, 16 Desember 2007 Kedungrejoso
13 469 0076491105 Moh. Mahesa Bagas Kara L Probolinggo, 09 Januari 2007 Kedungrejoso
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
4
14 471 3076476706 Moh. Mutawakkil Alallah L Probolinggo, 13 Maret 2007 Talkandang
15 472 0075168633 Nafilah Qurratul Aini P Probolinggo, 14 April 2007 Kedungrejoso
16 473 0085645492 Nanda Riyan Kurniawan L Probolinggo, 24 Februari 2008 Sumbercenteng
17 474 0074399716 Noviana Tria Nurfadilah P Probolinggo, 04 Nopember 2007 Kedungrejoso
18 475 0081472789 Qoidul Ghurril Muhajjalin L Probolinggo, 09 Agustus 2008 Kedungrejoso
19 476 0062886390 Rahmaniati Ningsih P Probolinggo, 11 Desember 2006 Talkandang
20 477 0051425561 Sa'Diatus Sholehah P Probolinggo, 06 Desember 2005 Kedungrejoso
21 478 0082654807 Silviana Puspita Sari P Probolinggo, 07 Januari 2008 Kedungrejoso
22 479 0087071268 Tutik Hidayati P Probolinggo, 18 Mei 2008 Kedungrejoso
23 480 0082868740 Uluf Sifa Berlianti P Probolinggo, 08 Juni 2008 Kedungrejoso
24 481 0084807417 Ummi Kulsum P Probolinggo, 25 Juni 2008 Sumberanyar
25 482 0071268089 Yunita Aulia Refika Damayanti P Probolinggo, 09 Juni 2007 Kedungrejoso
26 483 0076313329 Zainur Rifki Tolibul Ulum L Probolinggo, 01 Juni 2007 Kedungrejoso
Kelas : VIII (Delapan)
NO NIS NISN NAMA JK TEMPAT TANGGAL LAHIR ALAMAT
1 420 0078648699 Abdul Wafi L Probolinggo, 07 April 2007 Bucor Wetan
2 421 0035406126 Abdur Rahim L Probolinggo, 30 Juni 2006 Bucor Wetan
3 422 0067806001 Abelina Dwi Febrianti P Probolinggo, 05 Februari 2006 Talkandang
4 424 3071631808 Ahmad Safrullah L Probolinggo, 01 Mei 2007 Kedungrejoso
5 425 0062093938 Ahmad Suhri L Probolinggo, 16 Nopember 2006 Kedungrejoso
6 427 0074599046 Aysatur Rohima P Situbondo, 23 Januari 2007 Gadingan
7 428 0054987200 Dela Puspita Sari P Probolinggo,07 Februari 2005 Bucor Kulon
8 429 0042305342 Dendi Lukman Hakim L Probolinggo, 27 Nopember 2004 Talkandang
9 430 0079351877 Diayu Puji Astuti P Probolinggo, 26 Januari 2007 Kedungrejoso
10 432 0076164316 Fina Murniati P Probolinggo, 17 Oktober 2007 Tambak Ukir
11 433 0074409648 Firman Maulana L Probolinggo, 31 Oktober 2007 Kedungrejoso
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
5
12 434 3068055008 Fitri Rumaji P Probolinggo,14 Mei 2006 Kedungrejoso
13 435 3066873789 Irfan Maulana L Probolinggo, 14 Februari 2006 Kedungrejoso
14 436 0075347184 Jannatul Firdaus P Probolinggo, 10 Desember 2007 Tambak Ukir
15 437 0063554168 Khotimatul Hosna P Probolinggo, 28 Juli 2006 Talkandang
16 438 0063163517 Mazidatul Khoiroh P Probolinggo, 10 Nopember 2006 Sidorejo
17 439 3069792213 Misahul Huda L Probolinggo, 19 Oktober 2006 Kedungrejoso
18 440 0064114644 Mohammad Sohib Abdullah L Probolinggo, 28 Februari 2006 Pandean
19 442 0078139297 Muhammad Alfin Nurul Aziz L Lumajang, 06 Desember 2007 Kalipenggung
20 443 Muhammad Edo Ardiansyah L Probolinggo, 31 Januari 2005 Sumbercenteng
21 444 0061970318 Nabilatur Rohmah P Probolinggo, 22 September 2006 Kedungrejoso
22 446 0069795886 Rofiyatul Awaliyah P Probolinggo, 06 Oktober 2006 Talkandang
23 447 0068699943 Sela Andini Izzatul F. P Probolinggo, 15 Juni 2006 Sukorejo
24 448 0072206639 Sofiatul Lusiana P Probolinggo, 12 Maret 2007 Talkandang
25 449 0079104297 Syaiful Islam L Probolinggo, 31 Desember 2014 Kedungrejoso
26 451 0059314476 Umi Kulsum P Probolinggo, 11 Nopember 2005 Bucor Wetan
27 452 0079079763 Yulanda Wulandari P Banyuwangi, 29 April 2007 Pondokkelor
28 453 0066954748 Safilatul Jannah P Probolinggo, 07 Nopember 2006 Kedungrejoso
29 454 0078570654 Ayu Wildania P Probolinggo, 17 Februari 2007 Bucor Kulon
30 455 Ruliet Qomario Ghofin L Probolinggo, 01 Januari 2006 Bucor Kulon
Kelas : IX (Sembilan)
NO NIS NISN NAMA JK TEMPAT TANGGAL LAHIR ALAMAT
1 390 0062629695 Ahmad Mashuri L Probolinggo, 23 September 2006 Plampang
2 391 0059621869 Ahmad Rofik L Probolinggo, 11 Mei 2005 Kedung Rejoso
3 392 0063510124 Ahmad Rosidi L Probolinggo, 02 April 2006 Desa Talkandang
4 393 0055379127 Dika Dwi Haryadi L Probolinggo, 11 Nopember 2005 Kedungrejoso
5 394 0066396684 Durratul Mahsunah P Probolinggo, 14 Juni 2006 Desa Kedungrejoso
6 395 0061184112 Hurryatul Kamilia P Probolinggo, 17 Agustus 2006 Desa Kedung Rejoso
7 396 0048578197 Ika Wahyuni P Probolinggo, 29 Juni 2004 Glagah
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
6
8 397 0035788349 Kamal L Probolinggo, 07 April 2003 Kedung Rejoso
9 398 0066901523 Laili Hafidah Ramadani P Probolinggo, 22 Oktober 2006 Bucor Kulon
10 400 0064882679 Misrati P Probolinggo, 09 April 2006 Plaosan
11 401 0063821597 Moh Alfan L Probolinggo, 18 September 2006 Plaosan
12 402 0039841346 Moh Ilham L Probolinggo, 19 Juli 2003 Bucor Kulon
13 403 0065469849 Moh. Aliyul Akbar L Probolinggo, 21 Agustus 2006 Kedungrejoso
14 404 0068957940 Moh. Fiqih Zainullah L Probolinggo, 14 Agustus 2006 Talkandang
15 405 0047072540 Mohammad Rifki Andrianto L Probolinggo, 28 Nopember 2004 Sidodadi
16 406 0063738639 Muhammad Jakta Helludi L Probolinggo, 16 Mei 2006 Talkandang
17 407 0062846075 Nanik Masruroh P Probolinggo, 04 Oktober 2006 Kedungrejoso
18 408 0066739116 Nina Fausiyah P Probolinggo, 28 September 2006 Bucor Kulon
19 409 0063242800 Nining Hidayatul Husna P Probolinggo, 14 Mei 2006 Kedung Rejoso
20 410 0056076689 Nur Hasanah P Probolinggo, 24 Agustus 2005 Kedung Rejoso
21 411 0049494371 Nur Hayati P Probolinggo, 15 Juli 2004 Binor
22 412 0066646218 Nuril Maqfiroh P Probolinggo, 02 Februari 2006 Bucor Kulon
23 413 0068539513 Reza Handika Ramadhani L Probolinggo, 27 September 2006 Plampang
24 414 0065418674 Riska Fitriani P Probolinggo, 28 Nopember 2006 Kedungrejoso
25 416 0053798944 Taufiqurrahman L Probolinggo, 19 Mei 2005 Kedung Rejoso
26 456 Moh. Taufiq L Probolinggo, 07 April 2004 Kedung Rejoso
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
7
MATRIK PENELITIAN
JUDUL VARIABEL SUB
VARIABEL INDIKATOR
SUMBER
DATA
METODE
PENELITIAN RUMUSAN MASALAH
Implementasi
Reward Dan
Punishment Dalam
Meningkatkan
Motivasi Belajar
Siswa Mata
Pelajaran
Pendidikan Agama
Islam Di Sekolah
Menengah Pertama
Darut Taqwa
Kedung Rejoso
Kotaanyar
Probolinggo Tahun
Ajaran 2020/2021
1. Implementasi
Reward Dan
Punishment
2. Motivasi
Belajar Siswa
1. Reward
2. Punishment
3. Motivasi
Belajar
1. Hadiah
2. Penghargaan
3. Pujian
1. Teguran
2. Sanksi
3. Hukuman
Intrinsik:
1. Kebutuhan
2. Kemajuan
3. Cita-cita
Ekstrinsik:
1. Ganjaran
2. Hukuman
3. Persaingan
- Data Primer
Informan:
Wawancara
1. Kepala
Sekolah
SMP Darut
Taqwa
2. Guru Mapel
PAI
3. Siswa SMP
Darut Taqwa
- Data Sekunder Observasi dan
Dokumentasi
Pendeketan Penelitian:
Deskriptif Kualitatif
Jenis Penelitian:
Penelitian Lapangan
(field research)
Teknik Pengumpulan
Data:
- Observasi
- Wawancara
- Dokumentasi
Metode Analisis Data
Menggunakan Milles
Dan Huberman:
- Pengumpulan Data
- Kondensasi
- Penyajian Data
- Penarikan Kesimpulan
dan Verifikasi
Keabsahan Data:
- Triangulasi Sumber
1. Bagaimana bentuk reward dan
punishment dalam
meningkatkan motivasi belajar
siswa mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di
Sekolah Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung Rejoso
Kotaanyar Probolinggo tahun
ajaran 2020/2021?
2. Bagaimana pelaksanaan
reward dan punishment dalam
meningkatkan motivasi belajar
siswa mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di
Sekolah Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung Rejoso
Kotaanyar Probolinggo tahun
ajaran 2020/2021?
3. Bagaimana dampak dari
reward dan punishment dalam
meningkatkan motivasi belajar
siswa mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di
Sekolah Menengah Pertama
Darut Taqwa Kedung Rejoso
Kotaanyar Probolinggo tahun
ajaran 2020/2021?
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
1
PEDOMAN PENELITIAN
A. Pedoman Observasi
Mengenai implementasi reward dan punishment dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo
Tahun Ajaran 2020/2021 dimulai dari bentuk, pelaksanaan dan dampak dari
pemberian reward dan punishment dalam pembelajaran.
B. Pedoman Wawancara
1. Kepala Sekolah SMP Darut Taqwa
a. Bagaimana menurut Bapak implementasi reward dan punishment
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Darut Taqwa?
b. Apa latar belakang dilaksanakan pemberian penghargaan kepada siswa
di SMP Darut Taqwa?
c. Apa saja tujuan diberikan penghargaan kepada siswa?
d. Apakah ada sanksi ketika siswa melanggar peraturan di sekolah?
e. Bagaimana bentuk sanksi yang diberikan?
2. Guru Pendidikan Agama Islam SMP Darut Taqwa
a. Apakah bapak/ibu guru memberikan reward kepada siswa yang
berhasil dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam?
b. Apa saja bentuk reward yang bapak/ibu berikan?
c. Apakah bapak/ibu guru memberikan punishment kepada siswa yang
melanggar peraturan dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama
Islam?
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
2
d. Apa saja bentuk punishment yang bapak/ibu berikan terhadap siswa
pelanggar?
e. Apakah banyak siswa yang malas belajar sebelum dilaksanakan
program pemberian reward dan punishment?
f. Apakah ada peningkatan semangat dan motivasi setelah dilaksanakan
reward dan punishment terhadap siswa?
3. Siswa SMP Darut Taqwa
a. Apakah kamu pernah mendapatkan reward saat pembelajaran
Pendidikan Agama Islam?
b. Seperti apa bentuk reward yang kamu dapatkan?
c. Apakah kamu pernah mendapatkan punishment saat pembelajaran
Pendidikan Agama Islam?
d. Seperti apa bentuk punishment yang kamu dapatkan?
e. Bagaimana perasaanmu ketika mendapatkan reward dan punishment?
f. Apakah setelah mendapatkan reward dan punishment kamu
termotivasi untuk lebih giat lagi dalam belajar?
C. Pedoman Dokumentasi
Dokumen terkait dengan bentuk dan pelaksanaan implementasi reward
dan punishment dalam meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung
Rejoso Kotaanyar Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
3
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
4
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
5
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
6
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
7
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
8
DOKUMENTASI
Pemberian Reward penghargaan kepada siswa
Pemberian Reward hadiah kepada siswa
Pemberian Punishment membersihkan halaman sekolah
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
9
Wawancara dengan kepala sekolah
Wawancara dengan guru PAI
Wawancara dengan siswa
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
10
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
11
digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id
12
BIODATA PENULIS
Nama : Wildatul Maghfirah
NIM : T20171322
Jurusan/Prodi : Pendidikan Islam/PAI
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Dusun Krajan RT: 004 RW: 002, Desa Kedung
Rejoso, Kec. Kotaanyar, Kabupaten Probolinggo.
No. Handphone : 082359386472
Riwayat Pendidikan : 1. TK Kartika (2003-2005)
2. MI Raisul Anwar (2005-2011)
3. SMP Nurul Jadid (2011-2014)
4. MA Nurul Jadid (2014-2017)
5. IAIN Jember (2017-2021)