270
digilib.iain-jember.ac.iddigilib.iain-jember.ac.iddigilib.iain-jember.ac.iddigilib.iain-jember.ac.iddigilib.iain-jember.ac.iddigilib.iain-jember.ac.id IMPLEMENTASI REWARD DAN PUNISHMENT DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DARUT TAQWA KEDUNG REJOSO KOTAANYAR PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2020/2021 SKRIPSI diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam Oleh: WILDATUL MAGHFIRAH NIM. T20171322 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN APRIL 2021

implementasi reward dan punishment - UIN KHAS Jember

Embed Size (px)

Citation preview

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

IMPLEMENTASI REWARD DAN PUNISHMENT

DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DARUT TAQWA

KEDUNG REJOSO KOTAANYAR PROBOLINGGO

TAHUN AJARAN 2020/2021

SKRIPSI

diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:

WILDATUL MAGHFIRAH

NIM. T20171322

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

APRIL 2021

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

ii

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

iii

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

iv

MOTTO

… Artinya: “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri

dan jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu

sendiri…”1

1 Al-Qur’an, 17:7.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

v

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur kepada Allah SWT, terselesaikannya karya sederhana ini

dengan penuh semangat perjuangan dan pengorbanan dalam pembuatannya serta

tulus dari hati yang paling dalam, karya ini kupersembahkan untuk:

1. Bapak Ibuku tercinta: Bapak Purwanto, Ibu Khotifah, selaku panutan dalam

setiap langkah kehidupanku, yang tiada henti selalu mendoakanku sepenuh

hati, memberikan motivasi dan semangat yang tiada henti, memberikan

dukungan moral dan material sehingga saya dapat melaksanakan tugas akhir

dan perkuliahan ini dengan baik dan kepada keluarga besar saya ucapkan

terima kasih atas dukungannya dan motivasinya kepada saya.

2. Guru saya yang tidak bisa disebutkan satu persatu saya sangat berterima kasih

atas dukungan dan doanya sekaligus bimbingan ilmu, semoga ilmu yang saya

dapat akan barokah dan bermanfaat.

3. Sahabat-sahabatku terimakasih atas motivasi dan dampingannya semoga ilmu

dan pengalaman bersama bisa mengantarkan kita menuju gerbang kesuksesan

dan kelak dapat menjadi guru PAI yang profesional dan amanah.

4. Semua pihak yang telah bersedia memberikan informasi, pengalaman serta

ilmunya dalam pencarian data dalam skripsi ini.

5. Lembaga yang saya teliti yaitu SMP Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo yang telah memberikan kemudahan dalam pengerjaan skripsi ini.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

vi

KATA PENGANTAR

Segenap puji syukur penulis sampaikan kepada Allah karena atas rahmat

dan karunia-Nya, perencanaan, pelaksanaan, dan penyelesaian skripsi sebagai

salah satu syarat menyelesaikan program sarjana, dapat terselesaikan dengan

lancar.

Kesuksesan ini dapat penulis peroleh karena dukungan banyak pihak. Oleh

karena itu, penulis menyadari dan menyampaikan terima kasih yang sedalam-

dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM., selaku Rektor IAIN Jember.

2. Ibu Dr. Hj. Mukni’ah, M. Pd. I., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan yang telah memberikan izin penelitian.

3. Bapak Drs. H. D. Fajar Ahwa, M. Pd. I., selaku ketua Jurusan Pendidikan

Agama Islam yang telah membantu dalam segala hal yang diperlukan sebagai

syarat skripsi.

4. Bapak Dr. H. Moh. Sahlan M.Ag., selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah memberikan pengarahan, motivasi, dan meluangkan waktunya untuk

membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi dengan baik.

5. Tim penguji skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan

kritik, saran dan tanggapan terhadap skripsi ini sehingga dapat menjadi

skripsi yang lebih baik dan sempurna.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

vii

6. Seluruh keluarga terutama kedua orang tua, guru, sahabat, dan teman-teman

yang memberikan dukungan penuh yang sangat berarti bagi peneliti.

7. Lembaga yang saya teliti yaitu SMP Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo yang telah memberikan kemudahan dalam pengerjaan skripsi ini.

Akhirnya, semoga segala amal baik yang telah Bapak/Ibu berikan kepada

penulis mendapat balasan yang baik dari Allah.

Jember, 16 Maret 2021

Penulis

Wildatul Maghfirah

NIM. T20171322

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

ABSTRAK

Wildatul Maghfirah, 2021: Implementasi Reward Dan Punishment Dalam

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di

Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo

Tahun Ajaran 2020/2021.

Kata Kunci : Reward, Punishment, Motivasi Belajar

Seorang guru memiliki peran penting untuk membangkitkan kembali keinginan

dan semangat belajar siswa, pemberian rangsangan dan penguatan (reinforcement) yang

diberikan oleh guru dapat membentuk motivasi siswa. Dengan adanya alat pembelajaran

berupa reward diharapkan bisa menimbulkan energi dalam belajar dan dapat

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan dengan diberikan punishment

diharapkan dapat menertibkan siswa yang dalam proses belajar juga menjadikan

perbaikan-perbaikan terhadap kesalahan siswa.

Fokus penelitiannya adalah (1) Bagaimana bentuk reward dan punishment

dalam meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di

Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo

Tahun Ajaran 2020/2021? (2) Bagaimana pelaksanaan reward dan punishment dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Di

Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo

Tahun Ajaran 2020/2021? (3) Bagaimana dampak dari reward dan punishment dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di

Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo

Tahun Ajaran 2020/2021?

Adapun tujuan penelitiannya (1) Mendeskripsikan bentuk reward dan

punishment dalam meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021. (2) Mendeskripsikan pelaksanaan reward dan

punishment dalam meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021. (3) Mendeskripsikan dampak dari reward dan

punishment dalam meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.

Metode yang dipakai adalah penelitian kualitatif. Jenis pendekatannya yaitu

kualitatif deskriptif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field

Research). Penentuan informan menggunakan purposive sampling. Teknik

pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data

menggunakan Miles Huberman & Saldana. Keabsahan data mengunakan triangulasi

sumber.

Penelitian ini memperoleh kesimpulan (1) Bentuk reward yang diberikan ialah

berupa kalimat pujian, tanda penghargaan, dan hadiah, sedangkan bentuk punishment

ialah hukuman yang mendidik sebagai muhasabah diri seperti berdiri di depan kelas

sambil membaca ayat Al-Qur’an dan membersihkan halaman sekolah. (2) Pelaksanaan

reward dan punishment diberikan baik ketika proses berlangsungnya pembelajaran

maupun di luar pembelajaran. (3) Dampak dari reward dan punishment ialah bisa untuk

menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini ditandai dengan

semangat belajar mereka yang meningkat, lebih rajin mengumpulkan tugas dan aktif

menjawab pertanyaan saat proses pembelajaran berlangsung.

viii

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

DAFTAR ISI

JUDUL PENELITIAN.............................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................ ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ............................................................. iii

MOTTO ..................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ...................................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................. viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL...................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Konteks Penelitian ................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ....................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 11

E. Definisi Istilah ........................................................................... 12

F. Sistematika Pembahasan ........................................................... 14

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ........................................................ 16

A. Penelitian Terdahulu ................................................................. 16

B. Kajian Teori .............................................................................. 22

1. Definisi Reward Dalam Pembelajaran ............................... 22

2. Definisi Punishment Dalam Pembelajaran ......................... 29

3. Definisi Motivasi Belajar ................................................... 35

4. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) ................... 39

5. Reward dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi

Belajar ................................................................................ 45

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 48

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................ 48

B. Lokasi Penelitian ....................................................................... 49

C. Subjek Penelitian ....................................................................... 49

ix

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

x

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 50

E. Analisis Data ............................................................................. 56

F. Keabsahan Data ......................................................................... 58

G. Tahap-Tahap Penelitian ............................................................ 59

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ..................................... 62

A. Penyajian data Analisis Data ..................................................... 63

B. Pembahasan Temuan ................................................................. 89

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 98

A. Kesimpulan ............................................................................... 98

B. Saran ......................................................................................... 99

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 100

Pernyataan Keaslian Tulisan

Lampiran-lampiran

1. Profil lembaga

2. Data guru

3. Data siswa

4. Matrik penelitian

5. Pedoman penelitian

6. Surat izin penelitian

7. Jurnal kegiatan penelitian

8. Surat selesai penelitian

9. Dokumentasi foto

10. Biodata penulis

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

xi

DAFTAR TABEL

1.1 Perbedaan, Persamaan, dan Hasil Penelitian Terdahulu dengan

Penelitian yang Dilakukan Peneliti ...................................................... 20

3.1 Kegiatan Observasi .............................................................................. 51

3.2 Kegiatan Wawancara ............................................................................ 52

3.3 Kegiatan Dokumentasi ......................................................................... 54

3.4 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ............................................................. 55

4.1 Pembahasan Temuan ............................................................................ 89

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang teratur dan sistematis, yang

dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk

mempengaruhi anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita

pendidikan. Pendidikan adalah bantuan yang diberikan dengan sengaja

kepada anak dalam pertumbuhan jasmani maupun rohaninya untuk mencapai

tingkat dewasa.1

Hal ini tercantum dalam Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-

Undang Nomor 14 tentang Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional

Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.2

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.3

1 St. Rodliyah, Pendidikan dan Ilmu Pendidikan (Jember: STAIN Jember Press, 2013), 34.

2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-

Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 1, Ketentuan Umum, 2. 3 Undang-Undang, 5.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

2

Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak

yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan, suatu kelompok

manusia tidak dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.

Di sekolah yang dikenal sebagai komunitas belajar (learning

community), guru adalah orang yang bertanggungjawab penuh atas

perkembangan perilaku dan prestasi peserta didiknya. Baik dan buruknya

perilaku dan prestasi seorang anak pun ditentukan dari bagaimana

kesungguhan seorang guru dalam mendidik siswanya dan kemampuannya

untuk mengelola kelas agar suasana pembelajaran di kelas menjadi kondusif.4

Belajar dapat terjadi karena ada subjek yang mengajar dan ada subjek

yang belajar. Dalam proses pembelajaran, subjek yang mengajar disebut guru

dan subjek yang belajar disebut siswa. Bahkan istilah yang lebih sering

digunakan saat inilah belajar dan pembelajaran.5

Belajar itu terjadi terutama ketika seseorang merespons dan menerima

rangsangan dari lingkungan eksternalnya, maturasi hanya memerlukan

pertumbuhan dari dalam.6 Jadi, belajar merupakan proses dari setiap sesuatu

yang awalnya tidak diketahui menjadi paham dan mengerti sehingga bisa

menangkap dan merespon dari sesuatu yang sedang terjadi.

Dalam ajaran Agama Islam, pendidikan merupakan suatu hal yang

wajib bagi setiap muslim untuk mempelajarinya. Pendidikan menjadikan

seseorang mendapatkan derajat yang tinggi dalam kehidupannya.

4 Raihan, “Dayah: Journal of Islamic Education. Vol. 2 No. 1” (2019): 116.

5 Dina Gasong, Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta: Deepublish, 2018), 3.

6 Gasong, 9.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

3

Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Mujadalah ayat 11, ialah

sebagai berikut:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah, niscaya

Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:

"Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan

meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-

orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah

Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS Al-Mujadalah:

11).7

Tujuan umum pendidikan Islam adalah terwujudnya pribadi muslim.

Tujuan itu dapat dirinci menjadi pribadi muslim yang akalnya berkembang,

bersedia menerima kebenaran pengetahuannya itu, dan terampil

mempraktekan pengetahuan yang dimilikinya. Tujuan pendidikan Islam ini

akan terwujud bila pendidikan Islam dijalankan sesuai dengan dasar yang

absolut yaitu Al-qur’an dan Hadis.8

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan

Agama Islam (PAI) sangat penting, karena dengan adanya Pendidikan Agama

Islam (PAI) orang tua serta guru berusaha secara sadar dan baik untuk

mendidik dan mengarahkan anak kepada hal-hal yang baik untuk

7 Al-Qur’an, 58:11.

8 Rahmat Hidayat, “Ilmu Pendidikan Islam “Menuntun Arah Pendidikan Islam Indonesia”

(Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI), 2016), 4.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

4

perkembangan jasmani dan rohani anak yang sesuai syari’at Islam sehingga

Pendidikan Agama Islam (PAI) akan tercapai sesuai yang diinginkan.

Untuk tercapainya tujuan dari Pendidikan Agama Islam (PAI)

tersebut, maka perlu adanya peningkatan kualitas dalam proses pendidikan

secara baik. Hal ini sangat tergantung pada kemampuan yang dimiliki oleh

seorang guru dalam menguasai materi dan metode yang akan diajarkan dan

keterampilan serta cara-cara tertentu dalam menyiapkan langkah dan strategi

yang akan diterapkan kepada siswa.

Maka dari itu pembelajaran harus disajikan dengan alat pembelajaran

yang menarik yang melibatkan siswa secara aktif. Untuk itu diperlukan alat

pembelajaran yang sesuai dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa,

salah satunya dengan menerapkan alat pembelajaran yaitu reward dan

punishment.

Dalam proses pembelajaran yang menggunakan metode reward dan

punishment (ganjaran dan hukuman) diharapkan dapat menumbuhkan

semangat belajar siswa. Selain itu, melalui metode ini guru diharapkan

mampu menggunakan berbagai fasilitas, baik itu alat-alat mengajar maupun

metode dalam proses pembelajaran untuk mendapatkan hasil yang lebih baik

dan memberikan semangat belajar bagi peserta didik dalam mengembangkan

aktivitas dan mengarahkan serta memelihara ketentuan dalam melakukan

kegiatan belajar mengajar.

Kesesuaian penerapan metode reward dan punishment yang baik akan

dapat memberikan dampak yang baik terhadap perkembangan siswa, yang

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

5

akhirnya akan meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehari-hari.

Namun sebaliknya, jika penerapan metode reward dan punishment yang tidak

sesuai dan berlebihan akan memberikan dampak negatif terhadap semangat

belajar peserta didik, misalnya: siswa akan takut, malas dan tidak semangat

dalam belajar. Oleh karena itu, penerapan metode pemberian hadiah dan

hukuman harus diperhatikan aspek perkembangan anak.

Idealitas penerapan metode reward dan punishment dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) harus sejalan dengan peraturan

dalam pendidikan. Guru harus memperhatikan reward dan punishment yang

diberikan kepada peserta didik yang sesuai dengan norma-norma dalam

pendidikan. Agar pembelajaran tercapai dengan baik, maka penerapan reward

dan punishment harus dijalankan sesuai dengan teori yang dikembangkan

dalam pendidikan sehingga dapat memberikan motivasi kepada peserta didik.

Di dalam Al-Qur’an banyak ayat yang menjelaskan tentang

penghargaan dan hukuman. Penghargaan dan hukuman ini di dalam Islam

dijadikan metode dakwah guna memotivasi umat Islam untuk selalu

berperilaku amar ma’ruf nahi munkar (mengerjakan yang baik dan

meninggalkan yang buruk).

Ayat yang berkaitan dengan reward (ganjaran) diantaranya Allah Swt

memberi ganjaran pahala 10 kali lipat bagi orang yang berbuat baik agar

hamba-Nya termotivasi untuk selalu beramal shalih yaitu dalam Al-Qur’an

surat Al-An’am ayat 160:

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

6

Artinya: “Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala)

sepuluh kali lipat amalnya; dan Barangsiapa yang membawa

perbuatan jahat Maka Dia tidak diberi pembalasan melainkan

seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak

dianiaya (dirugikan)”. (QS Al-An’am: 160).9

Adapun ayat yang berkaitan dengan punishment (hukuman) salah

satunya yang berbicara tentang hukuman bagi orang kafir, terdapat dalam

surat Al-Anfal ayat 13:

Artinya: “(Ketentuan) yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya

mereka menentang Allah dan Rasul-Nya; dan barangsiapa

menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya Allah amat

keras siksaan-Nya”. (QS Al-Anfal: 13).10

Kedua ayat tersebut menjelaskan bahwa reward dan punishment tidak

hanya terjadi di dunia pendidikan formal saja, di dalam kehidupan manusia

reward dan punishment diajarkan supaya kita selalu termotivasi dan tujuan

hidup tercapai ke arah yang baik. Begitu juga dalam dunia pendidikan formal

reward dan punishment dijadikan alat pendidikan sebagai suatu tindakan

untuk mencapai keberhasilan belajar dan tujuan pendidikan. Dengan

menerapkan reward dan punishment ini diharapkan dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa sehingga siswa lebih antusias dalam belajar.

9 Al-Qur’an, 6:160.

10 Al-Qur’an, 8:13.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

7

Hasil penelitian sejenis dengan judul yang peneliti angkat ialah

menunjukkan bahwasannya pemberian reward pada siswa dapat

meningkatkan sikap siswa terhadap pembelajaran. Siswa menjadi lebih

bersemangat dan gigih selama pembelajaran serta bisa meningkatkan rasa

ingin tahu siswa. Sedangkan, hasil dari pemberian punishment pada siswa

ialah siswa berusaha untuk menjaga nilainya tetap utuh agar tidak

mendapatkan pengurangan hak, yaitu istirahat paling akhir atau mendapatkan

hukuman pada saat teman lainnya sedang istirahat. Dengan demikian siswa

akan merasa jera dan lebih berhati-hati agar tidak mendapat hukuman.11

Seorang guru memiliki peran penting untuk membangkitkan kembali

keinginan dan semangat belajar siswa, pemberian rangsangan dan penguatan

(reinforcement) yang diberikan oleh guru dapat membentuk motivasi siswa.

Dengan adanya alat pembelajaran berupa reward diharapkan bisa

menimbulkan energi dalam belajar dan dapat menciptakan suasana belajar

yang menyenangkan dan dengan diberikan punishment diharapkan dapat

menertibkan siswa yang dalam proses belajar juga menjadikan perbaikan-

perbaikan terhadap kesalahan siswa.

Peneliti memilih lokasi di SMP Darut Taqwa yang lokasinya terletak

di Desa Kedung Rejoso Kecamatan Kotaanyar Kabupaten Probolinggo,

merupakan lembaga pendidikan formal yang masih berada dibawah naungan

Pondok Pesantren Darut Taqwa. Di pondok tersebut terdiri dari satu lembaga

non-formal, yaitu: Madrasah Diniyah (Madin) Darut Taqwa, dan dua lembaga

11

Sayyidah Rizqiyyatul Faizah, Pelaksanaan Reward And Punishment Untuk Meningkatkan

Motivasi Belajar Siwa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SDI Nurul Izzah Malang

(Skripsi: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2017).

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

8

formal, yaitu: SMP Darut Taqwa dan SMA Darut Taqwa. Awal mula sekolah

SMP Darut Taqwa ini didirikan karena semakin banyak anak yang bersekolah

di Madrasah Diniyah (Madin) Darut Taqwa, sehingga pengasuh berinisiatif

untuk mendirikan lembaga formal. SMP Darut Taqwa ini merupakan sekolah

yang masih belum lama dibangun namun sudah memiliki peminat yang cukup

banyak dikarenakan lokasinya yang strategis dan pembelajaran yang berbasis

pesantren.

Dalam proses pembelajaran tentunya sering terjadi beberapa

permasalahan atau pelanggaran yang dilakukan siswa, seperti: Lupa

mengerjakan pekerjaan rumah (PR), tidak mengumpulkan tugas harian, tidur

dan bergurau didalam kelas saat pembelajaran berlangsung dan lain

sebagainya. Permasalahan yang terjadi di Sekolah Menengah Pertama Darut

Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo, masih ada sebagian siswa

yang melanggar peraturan dan tidak mengikuti proses pembelajaran dengan

baik. Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo menerapkan reward dan punishment dengan tujuan untuk

memotivasi siswa agar lebih bersemangat dan antusias dalam belajar.12

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan diatas, maka

peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul

“Implementasi Reward Dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo

12

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 21 September 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

9

Tahun Ajaran 2020/2021”. Karena sekolah yang berbasis pesantren tentunya

bentuk dan pelaksanaan reward dan punishment berbeda dengan sekolah

pada umumnya. Di sekolah umum bentuk dan pelaksanaan reward dan

punishment hanya berdampak pada siswa yang bersangkutan di lingkungan

sekolah. Sedangkan di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa bentuk

dan pelaksanaan reward dan punishment tidak hanya berdampak untuk diri

sendiri tetapi juga bisa berdampak dengan lingkungan sekolah dan yayasan

pondok pesantren.

B. Fokus Penelitian

Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan

istilah fokus penelitian. bagian ini mencantumkan semua rumusan masalah

yang dicari jawabannya melalui proses penelitian.13

Berdasarkan latar

belakang yang telah dipaparkan, dari fokus penelitian ini dapat dijabarkan

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk reward dan punishment dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo

tahun ajaran 2020/2021?

2. Bagaimana pelaksanaan reward dan punishment dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di

Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo tahun ajaran 2020/2021?

13

Tim Penyusun IAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember. IAIN Jember Press,

2017), 72

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

10

3. Bagaimana dampak dari reward dan punishment dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di

Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo tahun ajaran 2020/2021?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian merupakan gambaran tentang arah yang dituju

dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus mengacu kepada

masalah-masalah yang telah dirumuskan sebelumnya.14

Adapun tujuan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan bentuk reward dan punishment dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di

Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo tahun ajaran 2020/2021.

2. Mendeskripsikan pelaksanaan reward dan punishment dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso

Kotaanyar Probolinggo tahun ajaran 2020/2021.

3. Mendeskripsikan dampak dari reward dan punishment dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso

Kotaanyar Probolinggo tahun ajaran 2020/2021.

14

Penyusun, 73.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

11

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang akan diberikan

setelah selesai melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan yang

bersifat teoritis dan kegunaan praktis, seperti kegunaan bagi penulis, instansi

dan masyarakat secara keseluruhan. Kegunaan penelitian harus realistis.15

Adanya penelitian dapat memberikan manfaat apabila dapat digunakan oleh

semua pihak. Adapun manfaat yang diharapkan peneliti ialah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang

signifikan serta dapat menambah wawasan dan menambah ilmu

pengetahuan bagi semua pihak. Bagi pihak-pihak yang berkompeten

dengan permasalahan yang diangkat, khususnya tentang implementasi

reward dan punishment dalam meningkatkan motivasi belajar siswa mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut

Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo tahun ajaran 2020/2021.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini memberikan tambahan khasanah keilmuan dan

sebagai langkah awal dalam mengembangkan ilmu serta mengadakan

penelitian lebih lanjut.

15

Ibid., 73.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

12

b. Bagi SMP Darut Taqwa

Peneliti diharapkan dapat dijadikan suatu bahan informasi dan

sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pengetahuan tentang

implementasi reward dan punishment dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo tahun ajaran 2020/2021.

c. Bagi IAIN Jember

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

menambah wawasan pengetahuan di lingkungan IAIN Jember dan

menambah literatur kepustakaan IAIN Jember.

E. Definisi Istilah

Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak terjadi salah pengertian

atau kekurang jelasan makna, maka perlu adanya definisi istilah. Hal ini

sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan penafsiran dan terhindar dari

kesalahan pengertian pada pokok pembahasan.

Definisi istilah yang berkaitan dengan judul dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Reward

Reward (ganjaran) adalah suatu hadiah atau penghargaan yang

diberikan guru kepada siswa yang berprestasi atau melaksanakan tugas

dengan baik dengan tujuan agar siswa merasa senang dan termotivasi

lebih meningkatkan lagi belajarnya.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

13

2. Punishment

Punishment (hukuman) adalah suatu kegiatan yang tidak

menyenangkan yang diberikan guru kepada siswa yang melanggar

peraturan dengan maksud agar siswa tidak mengulangi lagi kesalahannya

dan memperbaiki tingkah lakunya.

3. Motivasi Belajar

Motivasi adalah sebuah dorongan yang berasal dari dalam maupun

dari luar untuk seseorang melakukan sebuah tindakan atau aktivitas lebih

baik lagi dalam menentukan tingkah laku.

Belajar adalah usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk

mendapatkan tingkah laku lebih baik lagi sebagai hasil dari pengalaman.

Motivasi belajar adalah kekuatan yang bersumber dari dalam atau

luar yang memberi pengaruh besar terhadap semangat belajar siswa.

4. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Pembelajaran adalah proses kegiatan belajar mengajar yang

berlangsung di dalam kelas. Adapun pembelajaran yang penulis maksud

dalam penelitian ini adalah hubungan timbal balik antara guru dan

peserta didik dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

Implementasi reward dan punishment dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah

penerapan pemberian hadiah dan hukuman kepada siswa dalam proses

pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan tujuan agar siswa merasa

senang ketika diberikan hadiah dan termotivasi untuk mengulangi lagi

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

14

perbuatannya dan dengan adanya hukuman yang diberikan, siswa akan

termotivasi untuk menghindari dan tidak mengulangi lagi kesalahannya.

F. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan skripsi hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Bab pertama merupakan bagian pendahuluan yang meliputi latar

belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

definisi istilah, dan sistematika pembahasan.

Bab kedua merupakan bab kajian kepustakaan, yang terdiri dari

penelitan terdahulu, dan kajian teori. Dalam kajian teori ini membahas

tentang kajian teoritis yang terkait dengan judul penelitian.

Bab ketiga merupakan bab yang membahas tentang metode penelitan,

terdiri dari: pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subjek

penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, dan tahap-

tahap penelitian.

Bab keempat merupakan bab yang membahas tentang penyajian data

dan analisis yang terdiri terdiri dari gambaran obyek penelitian, penyajian

data dan analisis, serta pembahasan temuan penelitian.

Bab kelima merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan

saran. Fungsi bab ini adalah sebagai suatu gambaran dari hasil penelitian

berupa kesimpulan. Sedangkan saran-saran dapat membantu memberikan

saran yang bersifat konstruktif yang terkait dengan penelitian.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

15

Selanjutnya skripsi ini diakhiri dengan daftar pustaka, lampiran-

lampiran yang berisi matrik penelitian, pedoman penelitian, jurnal penelitian,

dokumentasi, pernyataan keaslian, surat izin penelitian, surat keterangan telah

selesai penelitian, dan biodata peneliti.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKAAN

A. Penelitian Terdahulu

Pada penelitian terdahulu ini untuk mengetahui perbedaan dan

persamaan antara penelitian terdahulu dan penelitian yang akan diadakan oleh

peneliti sekarang.

Adapun beberapa studi yang ditemukan dan memiliki relevansi

dengan permasalahan yang dikembangkan dalam penelitian ini antara lain:

1. Penelitian atas nama Muhd Mursalim mahasiswa Universitas Islam

Negeri (UIN) Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh, Program Studi

Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, dengan judul

“Penerapan Reward Dan Punishment Dalam Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam Di SMA Islam Al-Falah Aceh Besar”. Ditulis pada tahun

2019. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik

pengumpulan data observasi dan Wawancara mendalam (interview).

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Milles dan

Huberman. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menjelaskan

bentuk dan pelaksanaan reward dan punishment serta menjelaskan

kendala apa saja yang dihadapi guru dalam memberikan reward dan

punishment dalam pembelajaran PAI di SMA Islam Al-Falah. Setelah

dilakukan penelitian dan analisis data, hasil penelitian ini menyimpulkan

16

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

17

bahwa bentuk reward yang sering diberikan guru kepada peserta didik

ialah nilai tambahan, pujian atau sanjungan, nasehat, dan tepuk tangan,

sedangkan bentuk punishment ialah hukuman yang mendidik seperti

menghafal ayat Al-Qur’an, menghafal hadist dan hukuman-hukuman

lainnya yang membuat murid menyadari kesalahan yang ia lakukan dan

tidak mengulangi lagi kesalahan yang pernah dilakukan. Adapun

pelaksanaan reward diberikan dalam proses belajar mengajar, sedangkan

pelaksanaan punishment dilakukan oleh guru PAI baik ketika proses

berlangsungnya pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Bahkan guru

selalu memberikan punishment jika melihat murid yang melakukan

pelanggaran yang tidak boleh dilakukan. Untuk kendala yang dihadapi

oleh guru PAI adalah kurang adanya kerja sama antara guru dan orang tua

karena murid yang terdaftar di SMA Islam Al-Falah semuanya menetap di

pesantren dan langsung bersekolah dalam lingkungan pesantren.16

2. Penelitian atas nama Ari Noer Khoiriyah mahasiswa Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, dengan judul “Pengaruh

Reward Dan Punishment Terhadap Motivasi Belajar Fiqih Siswa MTs

Islamiyah Ciputat”. Ditulis pada tahun 2018. Adapun metode penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan lebih di

khususkan lagi pada metode deskriptif korelatif. Teknik pengumpulan

data menggunakan angket (kuesioner) skala sikap dan observasi. Teknik

16

Muhd Mursalim, Penerapan Reward Dan Punishment Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di SMA Islam Al-Falah Aceh Besar (Skripsi: Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry

Darussalam, Banda Aceh, 2019).

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

18

analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik parametik

dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan reward dan punishment dalam

pembelajaran fiqih dan untuk menguji pengaruh reward dan punishment

terhadap motivasi belajar siswa di MTs Islamiyah Ciputat. Setelah

dilakukan penelitian dan analisis data, hasil penelitian ini menyimpulkan

bahwa pelaksanaan reward dan punishment dalam pembelajaran fiqih di

MTs Islamiyah Ciputat berpengaruh positif terhadap motivasi. Dalam

analisis deskriptif, peneliti mendapatkan gambaran tentang besarnya

pengaruh reward dan punishment terhadap motivasi belajar fiqih siswa.

Sedangkan analisis statistik peneliti mendapatkan korelasi berganda

antara reward dan punishment berpengaruh positif terhadap motivasi

belajar siswa sebesar 54,4%. Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan,

pelaksanaan dan pemberian reward dan punishment yang dilakukan di

MTs Islamiyah Ciputat, sangatlah efektif.17

3. Penelitian atas nama Drajat Bintoro mahasiswa Institut Agama Islam

Negeri Surakarta, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu

Tarbiyah Dan Keguruan, dengan judul “Penerapan Metode Reward And

Punishment Dalam Pembelajaran Qur’an Hadist Kelas VIII Di Madrasah

Tsanawiyah Negeri Temon Kec. Simo. Kab. Boyolali Tahun Ajaran

2017/2018”. Ditulis pada tahun 2018. Adapun metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan

17

Ari Noer Khoiriyah, Pengaruh Reward Dan Punishment Terhadap Motivasi Belajar Fiqih Siswa

MTs Islamiyah Ciputat (Skripsi: Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta,

2018).

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

19

deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini

menggunakan teori Sugiyono, yaitu: Reduksi Data, Data Display

(Penyajian Data) dan Kesimpulan/Verifikasi Data. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan metode Reward and Punishment

dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadis Kelas VIII di Madrasah

Tsanawiyah Negeri Temon Kec. Simo. Kab. Boyolali Tahun Ajaran

2017/2018. Setelah dilakukan penelitian dan analisis data, hasil penelitian

ini menyimpulkan bahwa pelaksanaan penerapan Reward and Punishment

dalam Pembelajaran Qur’an Hadist kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah

Negeri Temon, beberapa bentuk Reward and Punishment yang di kasih

kepada siswa oleh guru Qur’an Hadist, seperti dalam pemberian reward,

reward itu terbagi menjadi dua yaitu: 1) reward verbal ialah reward

dengan kata-kata, kalimat. 2) reward non-verbal ialah reward yang

berupa gerakan mimic dan badan, reward dengan cara mendekati, reward

dengan cara sentuhan, reward dengan cara simbol atau benda. Kemudian

punishment terbagi menjadi tiga bagian yaitu: 1) anak melaksanakan

perbuatan yang tidak menyenangkan (restitusi). 2) deprivasi (pencabutan

atau pembatalan). 3) langsung menggunakan kesakitan.18

Ketiga penelitian di atas akan dicari persamaan dan perbedaan

dengan penelitian sekarang yang akan disajikan pada tabel dibawah ini:

18

Drajat Bintoro, Penerapan Metode Reward And Punishment Dalam Pembelajaran Qur’an Hadist

Kelas VIII Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Temon Kec. Simo. Kab. Boyolali Tahun Ajaran

2017/2018 (Skripsi: Institut Agama Islam Negeri, Surakarta, 2018).

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

20

Tabel 2.1

Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang

No

Nama Peneliti

dan Judul

Penelitian

Persamaan Perbedaan Orisinalitas

1 Muhd Mursalim,

“Penerapan

Reward Dan

Punishment

Dalam

Pembelajaran

Pendidikan

Agama Islam Di

SMA Islam Al-

Falah Aceh

Besar” pada tahun

2019.

a. Sama-sama

meneliti

tentang bentuk

dan

pelaksanaan

reward dan

punishment

dalam

pembelajaran

PAI.

b. Sama-sama

menggunakan

pendekatan

deskriptif

kualitatif

dengan teknik

analisis data

menggunakan

model Milles

dan

Huberman.

Perbedaannya

terletak pada

jenjang

pendidikan.

Penelitian

terdahulu di

SMA, sedangkan

penelitian

sekarang di SMP.

a. Bentuk Reward

Dan Punishment

Dalam

Meningkatkan

Motivasi Belajar

Siswa Mata

Pelajaran

Pendidikan Agama

Islam.

b. Pelaksanaan

Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan

Motivasi Belajar

Siswa Mata

Pelajaran

Pendidikan Agama

Islam.

c. Dampak dari

Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan

Motivasi Belajar

Siswa Mata

Pelajaran

Pendidikan Agama

Islam.

2 Ari Noer

Khoiriyah,

“Pengaruh

Reward Dan

Punishment

Terhadap

Motivasi Belajar

Fiqih Siswa MTs

Islamiyah

Ciputat” pada

tahun 2018.

Sama-sama

meneliti tentang

pelaksanaan

reward dan

punishment untuk

motivasi belajar.

a. Penelitian

terdahulu

meneliti di

lembaga

sekolah MTs,

sedangkan

penelitian

sekarang

meneliti di

lembaga

sekolah SMP.

b. Penelitian

terdahulu

menggunakan

a. Bentuk Reward

Dan Punishment

Dalam

Meningkatkan

Motivasi Belajar

Siswa Mata

Pelajaran

Pendidikan Agama

Islam.

b. Pelaksanaan

Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan

Motivasi Belajar

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

21

No

Nama Peneliti

dan Judul

Penelitian

Persamaan Perbedaan Orisinalitas

metode

penelitian

kuantitatif,

sedangkan

penelitian

sekarang

menggunakan

metode

penelitian

kualitatif.

Siswa Mata

Pelajaran

Pendidikan Agama

Islam.

c. Dampak dari

Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan

Motivasi Belajar

Siswa Mata

Pelajaran

Pendidikan Agama

Islam.

3 Drajat Bintoro,

“Penerapan

Metode Reward

And Punishment

Dalam

Pembelajaran

Qur’an Hadist

Kelas VIII Di

Madrasah

Tsanawiyah

Negeri Temon

Kec. Simo. Kab.

Boyolali Tahun

Ajaran

2017/2018” pada

tahun 2018.

a. Sama-sama

meneliti

tentang

pelaksanaan

reward dan

punishment.

b. Sama-sama

menggunakan

pendekatan

deskriptif

kualitatif.

Penelitian

terdahulu meneliti

di lembaga

sekolah MTs,

sedangkan

penelitian

sekarang meneliti

di lembaga

sekolah SMP.

a. Bentuk Reward

Dan Punishment

Dalam

Meningkatkan

Motivasi Belajar

Siswa Mata

Pelajaran

Pendidikan Agama

Islam.

b. Pelaksanaan

Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan

Motivasi Belajar

Siswa Mata

Pelajaran

Pendidikan Agama

Islam.

c. Dampak dari

Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan

Motivasi Belajar

Siswa Mata

Pelajaran

Pendidikan Agama

Islam.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

22

B. Kajian Teori

1. Definisi Reward Dalam Pembelajaran

Proses belajar mengajar merupakan salah satu aspek untuk

meningkatkan mutu pendidikan, yaitu dengan guru dan peserta didik yang

sama-sama berperan aktif di dalamnya. Untuk mendukung hal tersebut dan

demi meningkatkan pengetahuan siswa, guru dituntut untuk mampu

menggunakan berbagai macam keterampilan, strategi, dan metode

pembelajaran yang interaktif. Sebab dengan meningkatnya kefahaman dan

pengetahuan siswa, akan berpengaruh pada hasil belajar.

Salah satu cara untuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

yaitu dengan pemberian reward atas pekerjaan yang dianggap benar dan

mencapai tujuan dalam pembelajaran. Maka pemberian reward pada

pembelajaran sangat berpengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar

siswa. Karena dengan diberikan reward siswa merasa bahwa

perjuangannya selalu dihargai oleh gurunya.

Reward menurut bahasa berasal dari bahasa inggris yang berarti

penghargaan atau hadiah.19

Reward merupakan suatu bentuk teori reward

positif yang bersumber dari aliran behavioristik, yang dikemukakan oleh

Waston, Ivan Pavlov dan kawan-kawan dengan teori S-R nya. Reward

adalah suatu bentuk perlakuan positif subjek. Reward atau penghargaan

19

John M. Echol & Hasan Shadily, Kamus Bahasa Inggris Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1996),

485.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

23

merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat peningkatan

kemungkinan terulang kembalinya tingkah laku tersebut.20

Reward merupakan sesuatu yang disenangi dan digemari oleh

anak-anak yang diberikan kepada siapa saja yang dapat memenuhi harapan

yakni mencapai tujuan yang ditentukan, atau bahkan mampu melebihinya.

Besar kecilnya reward yang diberikan kepada yang berhak tergantung

kepada banyak hal, terutama ditentukan oleh tingkat pencapaian yang

diraih. Tentang bagaimana wujudnya, banyak ditentukan oleh jenis atau

wujud pencapaian yang diraih serta kepada siapa reward tersebut

diberikan.21

Menurut Ngalim Purwanto, reward merupakan alat pendidikan

yang mudah dilaksanakan dan sangat menyenangkan bagi siswa. Untuk itu

reward dalam suatu proses pendidikan sangat dibutuhkan keberadaannya

demi meningkatkan motivasi belajar. Maksud dari pendidik memberi

reward kepada siswa adalah supaya siswa menjadi lebih giat lagi usahanya

untuk memperbaiki atau mempertinggi prestasi yang akan dicapainya,

dengan kata lain siswa menjadi lebih keras kemauannya untuk belajar

lebih baik.22

Dapat disimpulkan bahwa reward merupakan salah satu cara yang

digunakan guru untuk memberikan penghargaan atau hadiah kepada siswa

karena sudah mengerjakan suatu pekerjaan dengan benar. Contohnya:

20

Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), 77. 21

Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran (Jakarta: Rineka Karya, 1993), 160. 22

M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (Bandung: Remadja Karya, 1985),

231.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

24

seorang guru memberikan pujian “kamu hebat” atau “benar sekali” kepada

salah satu siswa yang bisa menjawab pertanyaan dari guru. Hal itu

termasuk penguatan positif dengan memberikan pujian agar siswa merasa

senang dengan prestasinya dan termotivasi untuk lebih giat lagi belajar.

Jadi, penghargaan disini yang terpenting bukanlah hasilnya yang

dicapai oleh peserta didik melainkan bertujuan membentuk kemauan yang

tinggi serta kerja keras yang lebih dari hasil yang dicapai peserta didik.

reward bagi seorang pendidik mengajarkan kita untuk berbuat baik dan

berbudi luhur, dalam Islam juga mengenal adanya reward yakni berupa

pahala, pahala dapat diberikan kepada hamba Allah Swt yang mengerjakan

kebaikan, dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Zalzalah ayat 7:

Artinya: “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,

niscaya Dia akan melihat (balasannya)”. (QS Al-Zalzalah: 7).23

Dapat disimpulkan bahwa dalam Islam diperintahkan untuk selalu

berbuat baik, begitu juga dalam dunia pendidikan reward dapat melatih

anak untuk melakukan pekerjaan dan perbuatan yang baik bagi siswa agar

tujuan belajarnya tercapai, begitu juga bagi guru reward dapat

mengajarkan seorang guru berbuat kebaikan kepada murid, menyayangi

murid, dan melatih murid senantiasa berbuat baik. Reward tidak hanya

dijelaskan dalam dunia pendidikan, dalam Islam reward dikenal sebagai

pahala, pemberian reward dalam konteks pendidikan dapat diberikan bagi

23

Al-Qur’an, 99:7.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

25

siapa saja yang berprestasi dan lebih giat dalam belajar sehingga siswa

memiliki motivasi yang tinggi untuk selalu berusaha menjadi lebih baik

lagi.

Burrhus Frederic Skinner menyatakan bahwa ada hubungan antara

perilaku dan konsekuensi yang mengikutinya. Misalnya jika perilaku

seseorang menghasilkan konsekuensi yang menyenangkan maka orang itu

akan melakukan perbuatan tersebut lebih sering lagi. Menggunakan

konsekuensi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan untuk

merubah perilaku seseorang. Skinner menyebutnya sebagai operant

conditioning.24

Skinner telah menjelaskan beberapa prinsip belajar salah satunya

ialah Reinforcement (penguatan). Reinforcement didefinisikan sebagai

konsekuen yang menguatkan tingkah laku atau frekuensi tingkah laku.

Keefektifan suatu reinforcement dalam proses pembelajaran perlu

ditunjukkan agar dapat diasumsikan bahwa suatu konsekuen adalah

reinforcer sampai terbukti bahwa konsekuen tersebut dapat menguatkan

tingkah laku.25

Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku

sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang

dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan

tingkah lakunya. Menurut teori ini yang terpenting adalah masukan atau

input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respon.

24

Baharuddin dan Esa Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

2010), 66. 25

Wahyuni, 71.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

26

Stimulus adalah apa saja yang diberikan pendidik kepada pembelajar,

sedangkan respon adalah reaksi atau tanggapan pembelajar terhadap

stimulus yang diberikan oleh pendidik tersebut. Faktor lain yang juga

dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan

(reinforcement). Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat

timbulnya respon. Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement)

maka responpun akan semakin kuat. Begitu juga bila penguatan dikurangi

(negative reinforcement) responpun akan tetap dikuatkan. Contoh: ketika

pembelajar diberi tugas pendidik, ketika tugasnya ditambahkan maka ia

akan semakin giat belajarnya. Maka penambahan tugas belajarnya tersebut

merupakan penguatan positif dalam belajar. Bila tugas-tugas dikurangi dan

pengurangan ini justru meningkatkan aktivitas belajarnya, maka

pengurangan tugas merupakan suatu bentuk stimulus negatif dalam

belajar. Jadi penguatan merupakan suatu bentuk stimulus yang penting

diberikan (ditambahkan) atau dihilangkan (dikurangi) untuk

memungkinkan terjadinya respon (Budiningsih: 2005:20-21).26

Reinforcement dibagi menjadi dua, yaitu reinforcement positif dan

reinforcement negatif. Reinforcement positif adalah konsekuensi yang

diberikan untuk menguatkan atau meningkatkan perilaku seperti hadiah,

pujian dan lain sebagainya. Sedangkan reinforcement negatif adalah

menarik diri dari situasi yang tidak menyenangkan untuk menguatkan

26

Sri Hayati, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning (Magelang: Graha

Cendekia, 2017), 26.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

27

tingkah laku. Misalnya guru membebaskan siswanya dari tugas

membersihkan kamar mandi apabila dapat menyelesaikan tugasnya.

Secara garis besar reward dapat dibedakan menjadi empat macam,

yaitu:

a. Pujian

Pujian adalah suatu bentuk reward yang paling dilaksanakan.

Pujian dapat berupa kata-kata seperti: baik, bagus, bagus sekali dan

sebagainya. Tetapi dapat juga berupa kata-kata yang bersifat sugestif,

misalnya: “Nah, lain kali akan lebih baik lagi”, “Kiranya kau sekarang

telah lebih rajin belajar” dan sebagainya. Disamping yang berupa kata-

kata, pujian dapat pula berupa isyarat-isyarat atau pertanda-pertanda.

Misalnya dengan menunjukkan ibu jari (jempol), dengan menepuk bahu

anak, dengan tepuk tangan dan sebagainya.

b. Penghormatan

Reward yang berupa penghormatan ini dapat berbentuk dua

macam pula. Pertama, berbentuk semacam penobatan, yaitu anak yang

mendapat penghormatan diumumkan dan ditampilkan dihadapan

teman-temannya. Dapat juga dihadapan teman-temannya sekelas,

teman-teman sekolah, atau mungkin juga dihadapan para teman dan

orangtua murid. Misalnya saja pada malam perpisahan yang diadakan

pada akhir tahun, kemudian ditampilkan murid-murid yang berhasil

menjadi bintang-bintang kelas. Penobatan dan penampilan bintang-

bintang pelajar untuk suatu kota atau daerah, biasanya dilakukan di

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

28

muka umum. Misalnya, pada rangkaian upacara hari proklamasi

kemerdekaan. Kedua, penghormatan yang berbentuk pemberian

kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Misalnya, kepada anak yang

berhasil menyelesaikan suatu soal yang sulit, disuruh mengerjakannya

dipapan tulis untuk dicontoh teman-temannya.

c. Hadiah

Yang dimaksud dengan hadiah disini ialah reward yang

berbentuk pemberian yang berupa barang. Reward yang berupa

pemberian barang ini disebut juga reward materi, yaitu hadiah yang

berupa barang ini dapat terdiri dari alat-alat keperluan sekolah, seperti:

pensil, penggaris, kitab tulis buku pelajaran dan sebagainya. Pemberian

ganjaran yang berupa barang ini sering mendatangkan pengaruh yang

negatif pada belajar murid. Yaitu bahwa hadiah itu lalu menjadi tujuan

dari belajar anak. Anak belajar bukan karena ingin menambah

pengetahuan, tetapi belajar dengan tujuan ingin mendapatkan hadiah.

Apabila tujuan untuk mendapatkan hadiah ini tidak bisa tercapai, maka

anak akan kendur belajarnya. Oleh karena itu, pemberian hadiah berupa

barang ini lebih baik jangan sering dilakukan.

d. Tanda Penghargaan

Jika hadiah adalah reward yang berupa barang, maka tanda

penghargaan adalah kebalikannya. Tanda penghargaan tidak dinilai dari

segi harga dan kegunaan barang-barang tersebut, seperti halnya pada

hadiah. Misalnya, tanda penghargaan dinilai dari segi “kesan” atau nilai

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

29

“kenang-kenangannya”. Oleh karena itu reward atau tanda penghargaan

ini disebut juga reward simbolis. Reward simbolis ini dapat berupa

surat-surat tanda jasa, sertifikat-sertifikat, piala-piala dan sebagainya.

Pada umumnya reward simbolis ini lebih besar pengaruhnya terhadap

kehidupan jiwa anak. Tanda-tanda penghargaan yang diperoleh anak ini

akan merupakan sumber pendorong bagi perkembangan anak

selanjutnya. Semua tanda penghargaan yang diperoleh anak, akan

merupakan kenang-kenangan abadi selama hidupnya, merupakan

kekayaan batin yang tidak ternilai harganya.27

2. Definisi Punishment Dalam Pembelajaran

Punishment menurut bahasa berasal dari bahasa inggris yang

berarti Law (hukuman) atau siksaan.28

Menurut Malik Fadjar punishment

(hukuman) adalah usaha edukatif untuk memperbaiki dan mengarahkan

siswa ke arah yang benar, bukan praktik hukuman dan siksaan yang

memasung kreativitas.29

Punishment adalah menghadirkan atau memberikan sebuah situasi

yang tidak menyenangkan atau situasi yang ingin dihindari untuk

menurunkan tingkah laku yang berpengaruh dalam mengubah perilaku

seseorang.30

Situasi yang mengandung hukuman yaitu pribadi harus melakukan

pekerjaan atau tugas yang tidak menyenangkan, karenanya ada kebutuhan

27

Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1973), 159-

161. 28

Shadily, 456. 29

Malik Fadjar, Holistika Pemikiran Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo, 2005), 202. 30

Wahyuni, 74.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

30

untuk meninggalkan tugas yang tidak menyenangkan itu. Supaya ia tetap

pada pekerjaan itu ada ancaman hukuman kalau dia tidak mengerjakan.

Jadi dalam situasi ini lalu timbul konflik, yaitu pribadi harus memilih salah

satu diantara dua kemungkinan yang tidak menyenangkan.31

Punishment sebagai alat pendidikan, meskipun mengakibatkan

penderitaan bagi siswa yang terhukum, namun dapat juga menjadi alat

motivasi belajar siswa. Ia berusaha untuk dapat selalu memenuhi tugas-

tugas belajarnya, agar tehindar dari bahaya hukuman.32

Guru yang memberikan punishment kepada siswa yang melakukan

pelanggaran sebaiknya guru memperhatikan syarat-syarat punishment

yang bersifat pedagogis, sebagai berikut:

a. Tiap-tiap punishment hendaknya dapat dipertanggungjawabkan. Ini

berarti punishment itu tidak boleh sewenang-wenang.

b. Punishment itu sedapat-dapatnya bersifat memperbaiki. Punishment

tidak boleh bersifat ancaman atau pembalasan dendam yang bersifat

perorangan.

c. Jangan menghukum pada waktu kita sedang marah.

d. Tiap-Tiap punishment harus diberikan dengan sadar dan sudah

diperhitungkan atau dipertimbangkan terlebih dahulu.

e. Bagi si terhukum (siswa), punishment itu hendaknya dapat dirasakan

sendiri sebagai kedukaan atau penderitaan yang sebenarnya.

31

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo, 2002), 284. 32

Fadjar, 203.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

31

f. Jangan melakukan punishment badan pada hakikatnya punishment

badan itu dilarang oleh negara.

g. Punishment tidak boleh merusak hubungan baik antara si pendidik dan

siswa.

h. Adanya kesanggupan memberi maaf dari si pendidik, sesudah

menjatuhkan punishment dan setelah siswa menginsafi kesalahannya.33

Tujuan pemberian punishment ada dua macam, yaitu tujuan dalam

jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan dalam jangka pendek

adalah untuk menghentikan tingkah laku yang salah. Sedangkan tujuan

dalam jangka panjang adalah untuk mengajar dan mendorong siswa agar

dapat menghentikan sendiri tingkah lakunya yang salah.34

Maksud guru memberi punishment itu bermacam-macam, hal ini

sangat erat hubungannya dengan pendapat orang tentang teori-teori

punishment, maka tujuan pemberian hukuman berbeda-beda sesuai dengan

teori punishment:

1) Teori pembalasan

Teori inilah yang tertua. Menurut teori ini, punishment diadakan

sebagai pembalasan dendam terhadap kelainan dan pelanggaran yang

telah dilakukan seseorang. Tentu saja teori ini tidak boleh dipakai

dalam pendidikan sekolah.

33

Purwanto, 191-192. 34

Charles Schaefer, Bagaimana Mendidik dan Mendisiplinkan Anak (Jakarta: Kesain Blanc,

1986), 91.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

32

2) Teori perbaikan

Menurut teori ini punishment diadakan untuk membasmi

kejahatan. Maksud dari punishment ini adalah untuk memperbaiki si

pelanggar agar jangan berbuat kesalahan lagi.

3) Teori perlindungan

Menurut teori ini punishment diadakan untuk melindungi

masyarakat dari perbuatan-perbuatan yang tidak wajar. Dengan adanya

punishment ini, masyarakat dapat dilindungi dari kejahatan-kejahatan

yang telah dilakukan oleh pelanggar.

4) Teori ganti rugi

Menurut teori ini punishment diadakan untuk mengganti

kerugian-kerugian yang telah diderita akibat dari kejahatan-kejahatan

atau pelanggaran itu. Punishment ini banyak dilakukan dalam

masyarakat atau pemerintah.

5) Teori menakut-nakuti

Menurut teori ini punishment diadakan untuk menimbulkan

perasaan takut kepada si pelanggar akan akibat perbuatan yang

melanggar itu sehingga ia akan takut melakukan perbuatan itu dan mau

meninggalkannya.35

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa memberikan

punishment juga ada aturannya terutama dalam dunia pendidikan. Dalam

memberikan punishment pada siswa juga perlu dilihat dari segi karakter

35

Purwanto, 187-189.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

33

yang dimiliki siswa. Karena pemberian punishment yang salah akan

berakibat fatal pada perkembangan psikologis siswa. Oleh karena itu

pemberian punishment pada siswa hanya bersifat untuk memperbaiki

tabiat tingkah laku siswa dan untuk mendidik ke arah kebaikan.

Disini ada beberapa pendapat mengenai macam-macam

punishment sebagai berikut:

1) Punishment preventif

Yaitu punishment yang dilakukan dengan maksud agar tidak

atau jangan terjadi pelanggaran. Punishment ini bermaksud untuk

mencegah jangan terjadi pelanggaran sehingga hal itu dilakukannya

sebelum pelanggaran dilakukan.36

2) Punishment represif

Yaitu punishment yang dilakukan oleh karena adanya

pelanggaran, oleh adanya dosa yang telah diperbuat. Jadi, punishment

ini dilakukan setelah terjadi pelanggaran atau kesalahan.37

Menyinggung sedikit tentang pemberian hukuman pada waktu

setelah sekolah usai, ini membawa konsekuensi yang tersendiri.

Konsekuensi baik bagi Guru, murid, maupun lebih-lebih bagi orangtua

murid. Bagi Guru, pemberian hukuman setelah sekolah usai ini,

memerlukan pengorbanan yang tidak ringan. Ia masih harus menyediakan

waktu tersendiri, yang semestinya ia harus sudah istirahat. Dan ini

mungkin bisa berakibat adanya suasana hubungan yang memburuk antara

36

Purwanto, 189. 37

Purwanto, 189.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

34

murid tersebut dengan Guru. Bagi anak, sebenarnya anak pun sudah lelah,

baik lelah fisiknya maupun lebih-lebih lelah pikirannya. Pikirannya sudah

tidak berada di sekolah lagi. Ia sudah membayangkan rumah. Perutnya

sudah kosong minta di isi. Sehingga sebenarnya anak sudah tidak

mempunyai energi untuk berpikir lagi. Dengan begitu ia sudah tidak bisa

mencurahkan perhatian dan pikirannya kepada tugas yang dihadapi. Bagi

orang tuanya di rumah yang telah menunggu-nunggu kedatangan anaknya,

buah hatinya tersayang. Terlambat sedikit saja orangtua sudah khawatir,

sudah cemas. Bagaimana bingungnya orang tua, bagaimana gelisah dan

khawatirnya orang tua, apabila telah lebih dari sepuluh menit dari waktu

yang diharapkan, anak tersayangnya belum juga kunjung tiba, karena

ditahan untuk mengerjakan hukuman.38

Mengingat begitu rumitnya masalah hukuman ini dan begitu besar

resiko konsekuensinya, maka dianjurkan disini hendaknya kita sangat

berhati-hati dengan hukuman. Kita harus berusaha sekeras-kerasnya untuk

menjauhkan diri dari tindakan “main hukum”. Lebih baik kita mencegah

sebelumnya dengan pengawasan dan control daripada kita harus

menghukum “Prevention is better than punishment”. Dan sebenarnya jika

kita mau meneliti, orang yang suka main hukum itu adalah menunjukkan

kelemahannya. Orang yang bijaksana selalu menjauhkan diri dari tindakan

main hukum ini.39

38

Indrakusuma, 153-154. 39

Indrakusuma, I58-159.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

35

3. Definisi Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata motif yang dalam bahasa inggrisnya

motive berasal dari kata motion yang berarti gerak atau sesuatu yang

bergerak. Motif adalah keadaan didalam pribadi orang yang

mendorongnya untuk melakukan aktivitas. Jadi motivasi adalah penggerak

tingkah laku ke arah suatu tujuan dengan didasari adanya suatu

kebutuhan.40

Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas-

aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat

diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata

“motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang

telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama

bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak.41

Motivasi sering diartikan dengan istilah dorongan, yang berarti

tenaga yang menggerakkan jiwa dan jasmani untuk berbuat sehingga motif

merupakan “driving force” seseorang untuk bertingkah laku dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Setiap orang mempunyai motif diri

yang tentu bisa berbeda antara orang yang satu dengan yang lainnya. Hal

ini dapat diuraikan dengan adanya ciri-ciri motif individu sebagai berikut:

40

A. Tabrani Rusyan, dkk, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remadja

Karya, 1989), 99. 41

Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994),

73.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

36

a. Motif itu majemuk, artinya bahwa sesuatu perbuatan tidak hanya

mempunyai satu tujuan, namun multi tujuan yang berlangsung

bersama-sama.

b. Motif dapat berubah-ubah, maksudnya motif pada seseorang sering

mengalami perubahan karena keinginan manusia dapat berubah-ubah

sesuai dengan kebutuhannya.

c. Motif berbeda antar individu, hal ini berarti motif sebagai kekuatan atau

dorongan seseorang melakukan tindakan atau bertingkah laku, maka

akan dapat berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya.

d. Motif individu bersifat komplek, artinya pada diri individu akan

didapati beberapa atau banyak motif diri untuk melakukau tindakan.

Dari motif yang banyak tersebut akan saling berinteraksi pada diri

individu, sehingga akan nampak adanya motif yang komplek pada diri

seseorang.42

Yang dimaksud dengan motivasi belajar disini ialah kekuatan-

kekuatan atau tenaga-tenaga yang dapat memberikan dorongan kepada

kegiatan belajar murid.

Dalam hal ini kita dapat membedakan motivasi belajar murid ke

dalam dua golongan, yaitu:

42

Priyono, Pengantar Manajemen (Surabaya: Zifatama Publisher, 2007), 77-78.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

37

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik ialah motivasi yang berasal dari dalam diri

anak sendiri. Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik ini

diantaranya yang penting ialah:

1) Adanya kebutuhan

Disebabkan oleh adanya sesuatu kebutuhan, maka hal ini

menjadi pendorong bagi anak untuk berbuat dan berusaha. Misalnya

saja anak ingin mengetahui isi cerita dari buku-buku komik.

Keinginan untuk mengetahui isi cerita ini dapat menjadi pendorong

yang kuat bagi anak untuk belajar membaca. Karena, apabila ia telah

dapat membaca, maka ini dapat berarti bahwa kebutuhannya ingin

mengetahui isi cerita dari buku komik itu telah bisa dipenuhi.

2) Adanya pengetahuan tentang kemajuannya sendiri

Dengan anak mengetahui hasil-hasil atau prestasinya sendiri,

dengan anak mengetahui apakah ia ada kemajuan atau sebaliknya

ada kemunduran, maka hal ini dapat menjadi pendorong bagi anak

untuk belajar lebih giat lagi.

3) Adanya aspirasi atau cita-cita

Cita-cita yang menjadi tujuan dari hidupnya ini akan

merupakan pendorong bagi seluruh kegiatan anak, pendorong bagi

belajarnya. Di samping itu, cita-cita dari seorang anak sangat

dipengaruhi oleh tingkat kemampuannya. Anak yang mempunyai

tingkat kemampuan yang baik, umumnya mempunyai cita-cita yang

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

38

lebih realis jika dibandingkan dengan anak yang mempunyai tingkat

kemampuan yang kurang atau rendah.

b. Motivasi Ekstrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi ekstrinsik ialah motivasi atau

tenaga-tenaga pendorong yang berasal dari luar anak. Motivasi

ekstrinsik ini ada pula yang menyebutnya incentive atau perangsang

(bandingkan dengan istilah incentive dalam kalangan pegawai-pegawai

kantor).

Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi ekstrinsik ialah:

1) Ganjaran

Ganjaran adalah merupakan alat pendidikan represif yang

yang bersifat posistif. Tetapi disamping fungsinya sebagai alat

pendidikan represif posistif ini, ganjaran adalah juga merupakan alat

motivasi. Yaitu alat yang bisa menimbulkan motivasi ekstrinsik.

Ganjaran dapat menjadikan pendorong bagi anak untuk belajar lebih

baik, lebih giat lagi.

2) Hukuman

Hukuman merupakan alat pendidikan yang tidak

menyenangkan, alat pendidikan yang bersifat negatif, namun

demikian dapat juga menjadi alat motivasi, alat pendorong untuk

mempergiat belajarnya murid. Murid yang pernah mendapat

hukuman oleh karena kelalaian tidak mengerjakan suatu tugas, maka

ia akan berusaha untuk tidak memperoleh hukuman lagi.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

39

3) Persaingan atau kompetisi

Persaingan sebenarnya adalah berdasarkan kepada dorongan

untuk kedudukan dan penghargaan. Kebutuhan akan kedudukan dan

penghargaan adalah merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi

pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu kompetisi dapat

menjadi tenaga pendorong yang sangat besar.

Bagi anak yang masih muda, dimana kemauan masih lemah,

gambaran tentang tujuan belajar dan cita-cita hidupnya masih kabur,

maka penting sekali peranan dari motivasi ekstrinsik ini. Tetapi, bagi

anak-anak yang telah lebih tua, lebih-lebih bagi para mahasiswa,

maka motivasi intrinsik harus menjadi sumber pendorong bagi

seluruh kegiatannya.43

4. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

Menurut Romiszowski (1981:4) dalam Winataputra (2008:2)

pembelajaran/instruction adalah sebagai proses pembelajaran yakni proses

belajar sesuai dengan rancangan. Unsur kesengajaan dari pihak di luar

individu yang melakukan proses belajar merupakan ciri utama dari konsep

instruction. Proses pengajaran ini berpusat pada tujuan atau goal directed

teaching process yang dalam banyak hal dapat direncanakan sebelumnya

(pre-planned). Karena sifat dari proses tersebut, maka proses belajar yang

43

Indrakusuma, I62-168.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

40

terjadi adalah proses perubahan perilaku dalam konteks pengalaman yang

memang sebagian besar telah dirancang.44

Dari sudut pandang bahasa, pendidikan Islam tentu saja berasal

dari istilah bahasa Arab yang diterjemahkan, mengingat dalam bahasa

Arab itulah ajaran Islam diturunkan. Menurut yang tersirat dalam Al-

Qur’an dan Al-Hadist, dua sumber ajaran agama Islam, istilah yang

dipergunakan dan dianggapnya relevan sebagai penggambaran konsep dan

aktivitas pendidikan Islam itu ada tiga, masing-masing yaitu at-Tanbiyah,

at-Ta’liim dan at-Ta’diib.45

Dengan demikian, istilah yang paling relevan dengan pendidikan

adalah tarbiyah, sehingga istilah pendidikan Islam akan menjadi at-

Tarbiyatul al-Islamiyah. Secara garis besar pendidikan Islam dapat

diartikan sebagai “upaya membimbing, mengarahkan, dan membina

peserta didik yang dilakukan secara sadar dan terencana agar terbina suatu

kepribadian yang utama sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam dengan jalan

pengembangan aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik”.

Selain itu definisi Pendidikan Agama Islam disebutkan dalam

Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama

Islam SD dan MI adalah: "Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar

dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,

memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak mulia,

mengamalkan ajaran Agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-

44

Hayati, 2. 45

Rodliyah, 314-315.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

41

Quran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta

penggunaan pengalaman."

Sedangkan menurut Ahmad Tafsir, Pendidikan Agama Islam

adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar memahami ajaran Islam

(knowing), terampil melakukan atau mempraktekkan ajaran Islam (doing),

dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.46

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah usaha sadar yang terencana untuk

menciptakan individu mukmin yang baik yang sesuai dengan ajaran

Agama Islam dan upaya untuk mendidik siswa mengenal Allah Swt.

sebagai sang pencipta dan beribadah kepada-Nya, dan selalu mengerjakan

perintah Allah dan menjauhi larangan Allah yang berpedoman kepada Al-

Qur’an dan Hadist.

Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah bertujuan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, serta pengalaman

peserta didik tentang Agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim

yang harus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya kepada Allah

Swt. serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang

pendidikan yang tinggi.

46

Rodliyah, 319.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

42

Dasar pendidikan Agama Islam ialah sebagai berikut:

a. Dasar Yuridis/Hukum

Dasar yuridis, yakni dasar pelaksanaan pendidikan agama yang

berasal dari peraturan perundang-undangan yang secara tidak langsung

dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di

sekolah secara formal.47

b. Dasar Ideal

“Dasar ideal adalah dasar dari falsafah negara pancasila dimana

sila pertama dari pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa”.48

Ini

mengandung pengertian bahwa seluruh bangsa Indonesia harus percaya

kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam ketetapan MPR No.

II/MPR/1978 tentang P4 (Prasetia Pancakarsa) disebutkan bahwa

dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia menyatakan

kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai

dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar

kemanusiaan yang adil dan beradab.

Dasar Struktural atau Konstitusional yakni dasar dari UUD

1945, dalam Bab XI Pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi:

1) Negara berdasarkan atas ketuhanan Yang Maha Esa.

47

Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 13. 48

Majid, 13.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

43

2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk

agama masing-masing dan beribadat menurut agama dan

kepercayaannya itu.49

Bunyi ayat di atas mengandung pengertian bahwa bangsa

Indonesia harus beragama dan negara melindungi umat beragama untuk

menunaikan ajaran agama dan beribadah sesuai agamanya masing-

masing.

c. Dasar Religius

Dasar religius adalah dasar-dasar yang bersumber dari Agama

Islam yang tertera dalam ayat Al-Qur’an maupun Hadits Nabi. Dalam

Al-Qur’an banyak ayat yang menunjukkan adanya perintah tersebut,

salah satunya ialah sebagai berikut:

Artinya: “Hendaknya ada diantara kamu segolongan ummat yang

mengajak kepada kebaikan, menyuruh berbuat baik dan

mencegah dari perbuatan mungkar.” (QS Ali-Imron: 104)

Fungsi pendidikan Agama Islam yaitu:

1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan

peserta didik kepada Allah Swt yang telah ditanamkan dalam

lingkungan keluarga.

49

Majid, 13-14.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

44

2) Penanaman nilai, yaitu sebagai pedoman hidup untuk mencari

kebahagian hidup di dunia dan akhirat.

3) Penyesuaian mental, Pendidikan Agama Islam berfungsi untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik maupun lingkungan

sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran

Agama Islam.

4) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,

kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik

dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran dalam

kehidupan sehari-hari.

5) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari

lingkungannya atau dari bahaya lain yang dapat membahayakan

dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia

Indonesia seutuhnya.

6) Pengajaran, yaitu pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagaamaan

secara umum, sistem dan fungsionalnya.

7) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki

bakat khusus di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat

berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk

dirinya sendiri dan bagi orang lain.50

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian,

keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah

50

Haiatin Chasanatin, Pengembangan Kurikulum (Metro: Kaukaba, 2015), 165-166.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

45

Swt, hubungan manusia dengan sasama manusia, hubungan manusia

dengan dirinya sendiri, dan hubungan manusia dengan makhluk lain dan

lingkungannya.51

Adapun ruang lingkup bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam

mencakup beberapa unsur pokok, yakni: Al-Qur’an dan Hadits, Akidah

Akhlak, Fikih, dan Sejarah Kebudayaan Islam.

Pendidikan Agama Islam bertujuan memberikan kemampuan dasar

kepada siswa tentang Agama Islam untuk mengembangkan kehidupan

beragama sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa

kepada Allah Swt serta berakhlak mulia sebagai pribadi, anggota

masyarakat, warga negara dan anggota umat muslim.52

5. Reward dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

Pemberian reward dan punishment merupakan salah satu alat

pendidikan. Pemberian reward dan punishment sangat terkait pada

motivasi belajar siswa.

Untuk membangun dan mengembangkan motivasi belajar siswa,

pemberian reward dan punishment dapat dilakukan guru. Karena reward

dan punishment adalah salah satu cara yang efektif untuk memotivasi

belajar siswa. Reward diberikan hanya kalau siswa memang patut

mendapat reward. Memberikan reward kepada siswa yang pekerjaannya

kurang sukses justru akan memberikan signal kepada mereka bahwa usaha

51

Chasanatin, 168. 52

Chasanatin, 168.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

46

minimal masih bisa diterima oleh guru sehingga motivasi belajar siswa

menurun.53

Disisi lain, apabila siswa masih dianggap tidak mampu

menyelesaikan pekerjaan, guru perlu menerapkan cara yang tepat dalam

memberikan punishment. Punishment ini diberikan dengan harapan agar

siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memotivasi belajarnya.

Hindarkan jauh-jauh punishment yang dapat berakibat pada ''perusakan''

psikis siswa. Misalnya melontarkan kata-kata kasar, seperti "bodoh kamu"

atau "kamu ini dari dulu memang tidak mampu," dan sejenisnya. Kata-kata

seperti ini justru akan mematikan motivasi belajar siswa karena proses

pembelajaran dalam situasi tekanan psikis cenderung menyebabkan siswa

takut untuk berpikir, berbuat, dan berinisiatif.54

Dalam pemberian reward dapat membuat siswa bersemangat

belajar karena mendapat pujian, hadiah, dan sebagainya atas hasil

pekerjaan yang telah siswa selesaikan. Sedangkan punishment

dilaksanakan oleh guru untuk memperbaiki kelakuan, perbuatan, dan budi

pekerti siswa. Dengan demikian siswa dapat meningkatkan prestasi

belajarnya ke arah yang lebih baik.

Kadang reward menyebabkan efek kurang baik, tatkala seorang

anak bertindak baik kemudian mendapatkan pujian ia menjadi sombong,

53

Mohammad Asrori, Psikologi Pembelajaran (Bandung : CV. Wacana Prima, 2011), 186. 54

Asrori, 186.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

47

tentunya ini akan berputar 180 derajat dari fungsi reward yang

diinginkan.55

Oleh karena itu, harus dilakukan cara-cara positif, sehingga tidak

menimbulkan kesan atau respon yang negatif dari si anak. Pujian,

dorongan atau kritikan yang seimbang sesuai dengan tindakan anak akan

menimbulkan respon positif darinya.

Reward sebagai sumber motivasi bersama punishment haruslah

disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan anak. Kadang anak belum

mampu melakukan penilaian yang lebih matang terhadap tindakan yang

telah dilakukan.56

Dari uraian diatas, pemberian reward dan punishment merupakan

salah satu cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Ini dapat dilihat dari proses

pembelajaran berlangsung saat pemberian reward dan punishment yang

telah diterapkan oleh guru. Dengan reward dan punishment dapat juga

merubah tingkah laku anak yang awalnya malas untuk belajar menjadi

termotivasi untuk belajar dan lebih giat belajar.

55

Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan anak, terj. Med. Meitasari Tjandrasa (Jakarta: Erlangga,

1990), 91. 56

Hurlock, 88.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

48

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek

alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai

instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif

lebih menekankan makna dari pada generalisasi.57

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik,

dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah.58

Pendekatan penelitian menggunakan deskriptif, yaitu data yang

dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.59

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field

Research). Penelitian lapangan yaitu peneliti terjun langsung ke lapangan di

tempat yang akan peneliti lakukan penelitian guna mendapatkan data dan

informasi yang objektif/akurat sesuai dengan pembahasan ini. Tujuan

57

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif R&D

(Bandung: Alfabeta, 2016), 9. 58

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), 6. 59

Moleong, 11.

48

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

49

penelitian lapangan adalah untuk mengumpulkan, mengolah dan menganalisis

data yang bersumber dari lokasi penelitian. Dalam hal ini, penelitian berangkat

ke “observasi lapangan” untuk mengadakan pengamatan tentang suatu

fenomena dalam suatu keadaan alamiah.60

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian menunjukkan dimana penelitian tersebut hendak

dilakukan.61

Lokasi yang dijadikan penelitian dilaksanakan di SMP Darut

Taqwa di Desa Kedung Rejoso Kecamatan Kotaanyar Kabupaten Probolinggo.

Penentuan lokasi ini karena lembaga tersebut menerapkan Reward dan

Punishment dalam pembelajaran untuk memberi motivasi kepada siswa agar

semangat dan giat dalam belajar.

Selain itu dalam pemilihan lokasi ini karena lembaga tersebut berbasis

pesantren dan tentunya memiliki ciri khas sendiri dalam pemberian reward dan

punishment.

C. Subyek Penelitian

Penentuan subyek penelitian menggunakan teknik purposive sampling,

yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu

tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga

akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti.62

60

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2005), 17. 61

Penyusun, 46. 62

Sugiyono, 218-219.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

50

Subyek yang dijadikan informan dalam penelitian ini yaitu:

1. Kepala Sekolah SMP Darut Taqwa

2. Guru Pendidikan Agama Islam SMP Darut Taqwa

3. Siswa SMP Darut Taqwa

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek

penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek

penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenomena alam (kejadian-

kejadian yang ada di alam sekitar), proses kerja, dan penggunaan responden

kecil.63

Adapun observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Observasi Non Partisipan, yaitu suatu bentuk observasi yang dimana

pengamat (peneliti) tidak terlibat langsung dalam kegiatan kelompok, atau

dapat dikatakan tidak ikut serta dalam kegiatan yang diamatinya. Sebagai

Observasi Non Partisipasi, kegiatan yang dilakukan adalah mengamati dan

mencatat segala proses yang berkaitan dengan implementasi reward dan

punishment dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

63

Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2003), 30.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

51

Tabel 3.1

Kegiatan Observasi

NO Fokus Indikator

1. Bentuk Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam Di

Sekolah Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung Rejoso

Kotaanyar Probolinggo Tahun

Ajaran 2020/2021

a. Reward:

1) Adanya isyarat (acungan

jempol dan tepuk tangan)

2) Adanya perkataan (bagus

sekali, benar sekali, hebat

sekali)

b. Punishment:

Hukuman fisik (berdiri dan

membersihkan halaman)

2. Pelaksanaan Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam Di

Sekolah Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung Rejoso

Kotaanyar Probolinggo Tahun

Ajaran 2020/2021

a. Dilakukan sebelum masuk

kelas

b. Dilakukan ketika proses

pembelajaran

c. Dilakukan ketika pulang

sekolah

3. Dampak Dari Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam Di

Sekolah Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung Rejoso

Kotaanyar Probolinggo Tahun

Ajaran 2020/2021

a. Semangat belajar meningkat

b. Aktif menjawab pertanyaan

guru di kelas

2. Wawancara

Wawancara (interview), yaitu dialog atau tanya jawab yang

dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari responden

terwawancara. Alat pengumpul datanya disebut pedoman wawancara dan

sumber datanya berupa responden.64

64

Mundir, Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif (Jember: STAIN Jember Press, 2013), 185.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

52

Pewawancara adalah petugas pengumpul informasi yang diharapkan

dapat menyampaikan pertanyaan dengan jelas dan merangsang responden

untuk menjawab semua pertanyaan dan mencatat semua informasi yang

dibutuhkan dengan benar.

Responden adalah pemberi informasi yang diharapkan dapat

menjawab semua pertanyaan dengan jelas dan lengkap. Dalam pelaksanaan

wawancara, diperlukan kesediaan dari responden untuk menjawab

pertanyaan dan keselarasan antara responden dan pewawancara.

Pedoman wawancara berisi tentang uraian penelitian yang biasanya

dituangkan dalam bentuk daftar pertanyaan agar proses wawancara dapat

berjalan dengan baik.65

Jenis wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara

terpimpin. Dalam wawancara ini, pertanyaan diajukan menurut daftar

pertanyaan yang telah disusun.66

Tabel 3.2

Kegiatan Wawancara

NO Fokus Indikator

1. Bentuk Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata

Pelajaran Pendidikan

Agama Islam Di Sekolah

Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung

Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun

Ajaran 2020/2021

a. Reward:

1) Hadiah

2) Penghargaan

3) Pujian (bagus sekali, benar

sekali, hebat sekali)

b. Punishment:

1) Teguran/Peringatan

2) Sanksi

3) Hukuman fisik (berdiri dan

membersihkan halaman)

4) Pemberian alfa

65

Riduwan, 29. 66

Riduwan, 29.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

53

5) Adanya ancaman DO (drop out)

kepada siswa yang sulit diatur

2. Pelaksanaan Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata

Pelajaran Pendidikan

Agama Islam Di Sekolah

Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung

Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun

Ajaran 2020/2021

Dilakukan segera baik ketika proses

pembelajaran berlangsung maupun di

luar pembelajaran

3. Dampak Dari Reward

Dan Punishment Dalam

Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata

Pelajaran Pendidikan

Agama Islam Di Sekolah

Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung

Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun

Ajaran 2020/2021

a. Keinginan berhasil dalam belajar

b. Adanya dorongan dan kebutuhan

dalam belajar

c. Semakin giat belajar

d. Semangat belajar meningkat

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode

observasi dan wawancara. Hasil penelitian dari observasi dan wawancara

akan lebih dapat dipercaya apabila didukung oleh bukti-bukti yang tampak.

Oleh karena itu peneliti akan mendukung data-data yang diperlukan disertai

dengan dokumentasi untuk menunjang kredibilitas penelitian.

Adapun hal-hal yang perlu didokumentasikan terkait penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1) Profil lembaga, seperti: sejarah singkat dan latar belakang, visi dan misi,

dan struktur organisasi di SMP Darut Taqwa

2) Data guru SMP Darut Taqwa

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

54

3) Data siswa SMP Darut Taqwa

4) Foto-foto berupa tata tertib sekolah, blanko pelanggaran siswa serta

pemberian reward dan punishment di Sekolah Menengah Pertama Darut

Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo.

Tabel 3.3

Kegiatan Dokumentasi

NO Fokus Indikator

1. Bentuk Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata

Pelajaran Pendidikan

Agama Islam Di Sekolah

Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung

Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun

Ajaran 2020/2021

a. Reward:

1) Hadiah

2) Penghargaan

b. Punishment:

Sanksi berupa membersihkan

halaman sekolah

2. Pelaksanaan Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata

Pelajaran Pendidikan

Agama Islam Di Sekolah

Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung

Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun

Ajaran 2020/2021

Kepada siswa tertentu

3. Dampak Dari Reward

Dan Punishment Dalam

Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata

Pelajaran Pendidikan

Agama Islam Di Sekolah

Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung

Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun

Ajaran 2020/2021

Adanya penghargaan dalam belajar

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

55

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Fokus Indikator Teknik Sumber

W O D KS G S

Bentuk Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan

Motivasi Belajar

Siswa Mata

Pelajaran Pendidikan

Agama Islam Di

Sekolah Menengah

Pertama Darut

Taqwa Kedung

Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun

Ajaran 2020/2021

a. Reward:

Hadiah

Penghargaan

Pujian

Adanya perkataan

(bagus sekali, benar

sekali, hebat sekali)

b. Punishment:

Teguran/Peringatan

Sanksi

Hukuman fisik

(berdiri dan

membersihkan

halaman)

Adanya ancaman DO

(drop out) kepada

siswa yang sulit diatur

Pelaksanaan Reward

Dan Punishment

Dalam

Meningkatkan

Motivasi Belajar

Siswa Mata

Pelajaran Pendidikan

Agama Islam Di

Sekolah Menengah

Pertama Darut

Taqwa Kedung

Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun

Ajaran 2020/2021

Dilakukan sebelum

masuk kelas

Dilakukan ketika proses

pembelajaran

Dilakukan ketika pulang

sekolah

Dilakukan segera baik

ketika proses

pembelajaran berlangsung

maupun di luar

pembelajaran

Kepada siswa tertentu

Dampak Dari

Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan

Motivasi Belajar

Siswa Mata

Pelajaran Pendidikan

Agama Islam Di

Sikap siswa terhadap

pembelajaran meningkat

Kegigihan siswa dalam

pembelajaran

Rasa ingin tahu lebih

tinggi

Bersaing untuk menjadi

yang terbaik

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

56

Sekolah Menengah

Pertama Darut

Taqwa Kedung

Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun

Ajaran 2020/2021

Menentukan perbuatan

yang harus dilakukan

h

h

Ket:

W = Wawancara KS = Kepala Sekolah

O = Observasi G = Guru

D = Dokumentasi S = Siswa

E. Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu tahapan dalam sebuah penelitian ini,

yang dilakukan setelah seperangkat dari fakta dan informasi yang diperoleh

melalui tahap pengumpulan data. Adapun data yang dianalisis adalah data yang

terhimpun dalam catatan atau transkip wawancara, catatan lapangan dan

dokumen. Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah model interaktif

Miles, Huberman dan Saldana. Komponen dalam analisis data Miles,

Huberman dan Saldana sebagai berikut:67

1. Kondensasi data (Data Condensation)

Kondensasi data merujuk pada proses pemilihan, penyederhanaan,

pengabstrakan dan tranformasi data yang mendekati keseluruhan bagian dari

catatan-catatan lapangan secara tertulis, transkip wawancara, dokumen-

dokumen dan materi-materi empiris. Pada penelitian ini peneliti

mengkondensasi data dengan cara meringkas data. Dengan meringkas data

67

Miles & Huberman, Saldana, Qualitative Data Analysis A Methods Sourcebook Edition 3

(Terjemahan Tjetjep Rohindi Rohidi. In Sage Publications, Inc. 2014), 12-14

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

57

maka hasil dari wawancara, observasi dan dokumentasi dapat peneliti

kaitkan satu dengan yang lainnya sehingga menguatkan masing-masing data

yang diperoleh dan dapat membuat peneliti lebih paham ketika akan

menganalisis data.

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi

disusun, sehingga memberikan kemungkinan akan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Setelah data direduksi, maka

selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam peneitian kualitatif,

penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, table dan

sejenisnya. Namun yang paling sering digunakan untuk penyajian data

dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif

digunakan untuk menyajikan hasil wawancara dari informan, table

digunakan untuk memudahkan pembaca dalam memahami data hasil

penelitian seperti table dan bagan akan melengkapi proses analisis sehingga

hasil penelitian lebih menarik dan dapat ditarik kesimpulan.

3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)

Penarikan kesimpulan dilakukan peneliti dari awal peneliti

mengumpulkan data seperti mencari pemahaman yang tidak memiliki pola,

mencatat keteraturan penjelasan dan alur sebab akibat yang tahap akhirnya

disimpulkan keseluruhan data yang diperoleh peneliti.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam penelitian kualitatif

merupakan temuan yang baru, dalam pengertian lain-lain temuan tersebut

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

58

masih bersifat samar-samar atau kurang jelas. Disini peneliti berusaha

memperjelas dengan menggunakan teori yang sudah teruji keberhasilannya,

lalu peneliti menganalisis temuan baru tersebut sehingga menjadi jelas

dengan menggunakan komponen dari analisis data yaitu kondensasi data

(data condensation), penyajian data (data display), dan penarikan

kesimpulan (conclusion drawing).

F. Keabsahan Data

Keabsahan data diuji dengan menggunakan teknik triangulasi.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu.68

Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi

sumber. Melalui triangulasi sumber, peneliti mencari informasi lain tentang

suatu topik yang digalinya lebih dari satu sumber. Prinsipnya lebih banyak

sumber, lebih baik. Maksudnya, setelah peneliti melakukan wawancara dengan

siswa, guru, dan kepala sekolah. Kemudian dari hasil wawancara tersebut

dikonfirmasikan, mulai dari hasil mewawancarai siswa, guru, dan kepala

sekolah.

68

Moleong, 330.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

59

G. Tahap-Tahap Penelitian

Adapun tahap-tahap dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Tahap Pra Penelitian

Tahap pra lapangan yaitu tahap yang dilakukan sebelum penelitian

dilaksanakan. Kegiatan dalam tahap pra lapangan meliputi:

a. Menyusun Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini latar belakang masalah dan alasan

pelaksanaan penelitian, pemilihan lokasi, penentuan jadwal penelitian,

rancangan pengumpulan data, rancangan prosedur analisis data, dan

rancangan pengecekan keabsahan data.

b. Studi Eksplorasi

Studi eksplorasi merupakan kunjungan ke lokasi penelitian

sebelum penelitian dilaksanakan, dengan tujuan untuk mengenal segala

unsur lingkungan sosial, fisik dan keadaan alam lokasi penelitian.

c. Perizinan

Sehubungan dengan penelitian yang dilaksanakan di luar

kampus dan merupakan lembaga pemerintah, maka penelitian ini

memerlukan izin dan prosedur sebagai berikut, yaitu permintaan surat

pengantar dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember sebagai

permohonan izin penelitian yang diajukan kepada Kepala Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa Probolinggo.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

60

d. Penyusunan Instrumen Penelitian

Kegiatan dalam penyusunan instrumen penelitian meliputi

penyusunan daftar pertanyaan untuk wawancara, membuat lembar

observasi, dan pencatatan dokumen yang diperlukan.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan kegiatan dalam penelitian ini akan dilakukan

pada bulan Desember dan yang akan dilakukan antara lain:

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan jadwal yang telah

ditentukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan

dokumentasi.

b. Pengolahan Data

Pengolahan data dari hasil pengumpulan data dalam penelitian

dimaksudkan untuk mempermudah dalam proses analisis data.

c. Analisis Data

Setelah semua data terkumpul dan tersusun, kemudian

dianalisis dengan teknik analisis kualitatif, yaitu mengemukakan

gambaran terhadap apa yang telah diperoleh selama pengumpulan data.

Hasil analisis data diuraikan dalam paparan data dan temuan

penelitian.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

61

d. Tahap pelaporan

Tahap pelaporan adalah penyusunan hasil penelitian dalam

bentuk skripsi sesuai dengan pedoman yang berlaku pada pogram

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember. Pelaporan ini biasanya

dilakukan tiga bulan setelah pelaksanaan.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

62

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa merupakan salah satu sekolah

formal yang ada di Desa Kedung Rejoso Kecamatan Kotaanyar Kabupaten

Probolinggo. Setiap sekolah tentunya ingin minat siswa dalam belajar selalu

meningkat. Motivasi belajar sangat dibutuhkan oleh siswa untuk mencapai tujuan

belajar yang diinginkan. Khususnya motivasi yang diberikan oleh guru dapat

menjadi salah satu pokok penting dalam mencapai kelancaran proses

pembelajaran. Guru menggunakan berbagai cara untuk terus mengobarkan

motivasi belajar siswanya, salah satunya dengan menggunakan reward dan

punishment.

Dalam memperoleh proses pembelajaran yang berhasil, Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa menerapkan reward dan punishment untuk

memotivasi siswa agar bersungguh-sungguh dalam belajar dan terdorong untuk

lebih giat dan semangat lagi khususnya dalam mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam. Implementasi reward dan punishment diterapkan juga pada kegiatan rutin

di sekolah seperti sholat dhuha dan sholat dhuhur berjamaah. Dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam tidak hanya dilakukan dengan penyampaian materi saja

tetapi juga dikaitkan dengan kegiatan ibadah sebagai seorang muslim. Dengan

demikian siswa diharapkan terlatih disiplin dan membiasakan diri dalam

62

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

63

beribadah. Hal ini sesuai dari hasil wawancara dengan kepala sekolah Bapak

Purnomo.69

Penerapan metode reward dan punishment dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa diterapkan

secara fleksibel. Penerapan metode reward dan punishment dapat diberikan secara

langsung, harian, bulanan dan tahunan. Hal ini sesuai dari hasil wawancara

dengan salah satu guru Pendidikan Agama Islam Bapak Rahmat Hidayat.70

A. Penyajian Data dan Analisis

Setiap penelitian haruslah disertai dengan penyajian data sebagai

penguat dalam penelitian. Sebab data inilah yang di analisis sehingga dari data

yang di analisis tersebut akan dihasilkan suatu kesimpulan dalam penelitian

ini. Sesuai teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,

maka peneliti akan menyajikan data dengan berdasarkan observasi,

wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh disesuaikan fokus

penelitian yang telah ditetapkan yaitu:

1. Bentuk Reward Dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.

Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti sebelum ada

penerapan reward dan punishment, proses pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di kelas belum teratur dan terlaksana dengan baik karena

69

Purnomo, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 70

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

64

tidak ada ketegasan dan ketertiban ketika ada siswa yang melanggar

peraturan. Hal ini membuat siswa menjadi santai dan tidak ada semangat

dalam belajar. Perasaan siswa menjadi biasa saja ketika berhasil

mengerjakan sesuatu dengan baik karena tidak ada apresiasi atau

penghargaan dari guru terhadap siswa. Setelah ada penerapan reward dan

punishment dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo,

proses pembelajaran di kelas dapat terlaksana dengan baik dan bisa

menumbuhkan serta meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan

diberikannya hadiah, siswa merasa senang dan dihargai dari sesuatu yang

sudah dicapainya sehingga membuat siswa cenderung ingin mengulangi

lagi. Hal ini merupakan penguatan positif yang diberikan guru kepada

siswa. Dengan diberikannya hukuman, ada efek jera dan perasaan malu

dalam diri siswa sehingga ada usaha untuk tidak melanggar atau

mengulangi lagi kesalahannya. Hal ini merupakan penguatan negatif untuk

menghilangkan sesuatu yang negatif dalam diri siswa.71

Sebelum memulai pembelajaran, guru selalu menjelaskan bentuk

reward dan punishment apa yang akan diberikan kepada siswa ketika

proses pembelajaran nanti dengan tujuan agar siswa fokus dan semangat

dalam belajar. Hal ini sesuai hasil wawancara peneliti dengan guru

Pendidikan Agama Islam bapak Rahmat Hidayat. Beliau mengatakan

bahwa:

71

Observasi di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kotaanyar, 19 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

65

“Saya memberikan reward dan punishment kepada siswa agar

mereka termotivasi dalam belajar. Bentuk reward dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam ialah penghargaan dalam

bentuk piala dan sertifikat bagi siswa yang berhasil mendapatkan

nilai yang sangat baik. Misalkan mendapat nilai bagus ketika

ulangan harian, UTS, UAS dan UKK maka siswa tersebut akan

diberikan sertifikat dan hadiah berupa buku tulis khusus dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bentuk punishment yang

diberikan ialah masuk dalam buku pelanggaran dan mengisi blanko

pelanggaran tersebut.72

Penerapan reward dan punishment di Sekolah Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo diberikan secara

bertahap sesuai dengan jenis keberhasilannya dan pelanggarannya. Hal ini

sesuai hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam:

“Hukuman saya berikan secara bertahap. Tindakan yang pertama

ialah berdiri didepan kelas dengan membaca surat Yasin, Al-

Waqi’ah dan Al-Mulk. Biasanya membutuhkan waktu 15 menit

untuk berdiri dan ada yang mengawasi. Sedangkan tindakan yang

kedua ialah bersih-bersih halaman sekolah. Tiga kali namanya ada

di buku pelanggaran, maka akan kami panggil orangtuanya.”73

Hal tersebut senada dengan pernyataan dari kepala sekolah bapak

Purnomo:

“Bentuk reward yang pernah diberikan kepada siswa berupa

pemberian piala dan ajakan refreshing ke tempat wisata seperti kota

Blitar ke makam Bung Karno, kampung cokelat, kota Malang dan

juga ke kota Probolinggo. Sedangkan bentuk punishment berupa

berdiri didepan kelas sambil membaca surat Yasin sesuai dengan

jenis pelanggarannya. Membacanya sebanyak satu kali sampai lima

kali dan sudah ada yang mengawasi.”74

Jenis reward dan punishment yang dilakukan siswa bermacam-

macam. Setiap siswa memiliki jenis keberhasilan dan pelanggaran yang

berbeda. Sebab itu, guru memberikan reward dan punishment yang sesuai

72

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 73

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 74

Purnomo, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

66

dengan kondisi siswa. Sesuai dengan hasil wawancara guru Pendidikan

Agama Islam bapak Rahmat Hidayat:

“Jenis pelanggaran yang sering terjadi selama ini ialah

keterlambatan sekolah. Jika ada siswa yang lebih dari tiga kali

terlambat atau tidak masuk tanpa keterangan (alfa) maka akan

langsung kami panggil orangtuanya. Dan untuk jenis pelanggaran

berat maka langsung di Drop Out (DO) dari sekolah sesuai dengan

hasil musyawarah dengan pihak yayasan. Jenis pelanggaran yang

dikategorikan sebagai pelanggaran berat ialah contoh seperti

narkoba.”75

Dalam penerapan reward dan punishment oleh guru sudah sesuai

dengan ketentuan yang berlaku atau kebijakan peraturan yang telah

disepakati bersama oleh yayasan, kepala sekolah, dan guru melalui proses

musyawarah.

Hal ini sesuai hasil wawancara peneliti dengan guru Pendidikan

Agama Islam bapak Rahmat Hidayat. Beliau mengatakan bahwa:

“Setiap ketentuan yang dibuat oleh sekolah tentunya atas izin dari

pihak yayasan juga, karena sekolah dan yayasan saling

berkaitan.”76

Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah bapak Purnomo,

beliau juga mengatakan bahwa:

“Karena Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa ini berada

dibawah naungan yayasan Pondok Pesantren, maka bentuk

pemberian reward dan punishment yang akan diberikan kepada

siswa kami musyawarahkan dulu dengan pihak yayasan. Karena

siswa yang berprestasi dan yang melanggar di sekolah tentunya

akan berdampak juga di lingkungan pesantren. Sebagaimana ada

punishment sendiri yang diberikan kepada siswa yang melanggar

peraturan sekolah ketika liburan pondok. Ketika ada siswa yang

ketahuan berpacaran dan ketemuan atau saling berkunjung

kerumahnya, maka bentuk punishment yang diberikan kepada

75

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 76

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

67

siswa laki-laki ialah dengan menggundul rambutnya dan untuk

siswa perempuan ialah disiram air selokan. Masing-masing dari

mereka wajib mengaji taubat surat 7. Hukuman ini langsung dari

yayasan yang memberikan.”77

Guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo

memberikan reward dan punishment agar siswa termotivasi untuk lebih

giat lagi belajar. Reward yang diberikan kepada siswa bentuknya tidak

hanya berupa hadiah tetapi juga berupa penghargaan dan pujian. Hal

tersebut seperti pernyataan bapak Rahmat Hidayat:

“Reward yang pernah saya berikan ke siswa misalkan yang bisa

jawab pertanyaan lalu saya berikan kalimat pujian: “Wah, benar

sekali”, “Baik, sangat bagus”, dan “Hebat sekali kamu. Sedangkan

berupa penghargaan saya berikan sertifikat kepada siswa

tersebut.”78

Dengan adanya reward dapat membuat siswa merasa dihargai hasil

pekerjaannya sehingga siswa lebih bisa semangat lagi untuk belajar dan

meningkatkan hasil belajarnya. Selain itu reward juga dapat membuat

siswa merasa senang dalam proses belajar. Hal ini sesuai dengan hasil

wawancara kepada siswa yang pernah mendapatkan reward dari guru.

Diantaranya ialah:

“Ketika mendapatkan reward saya merasa bangga dan senang

karena ini merupakan apresiasi dari guru terhadap saya yang sudah

berhasil mengerjakan tugas dengan baik.”79

Pernyataan tersebut senada dengan Ayu Wildania yang

mengatakan bahwa:

77

Purnomo, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 78

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 79

Umi Kulsum, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

68

“Saya sangat bangga kepada diri saya sendiri karena sudah

mendapatkan reward berupa sertifikat, ini menunjukkan bahwa

saya sudah berhasil mengerjakan tugas dengan baik.”80

Punishment yang diberikan kepada siswa berupa hukuman yang

sifatnya mendidik sebagai muhasabah diri agar siswa lebih merasa

mempunyai tanggungjawab untuk menyelesaikan tugasnya dan tidak

mengulangi lagi kesalahannya. Siswa yang malas dan tidak menyelesaikan

tugas yang diberikan guru akan mendapat punishment sehingga siswa bisa

termotivasi untuk menyelesaikan tugasnya. Dalam pemberian punishment

guru terus melatih dan mengawasi siswa sampai siswa tersebut termotivasi

dan mengubah tingkah lakunya menjadi lebih baik lagi. Hal tersebut sesuai

dengan pernyataan bapak Rahmat Hidayat:

“Dengan berdiri sambil membaca ayat Al-Qur’an saya berharap

siswa yang melanggar akan tergetar hatinya setelah membaca ayat

suci sehingga timbul keinginan dari hati siswa untuk tidak

mengulangi lagi kesalahannya.”81

Dari hasil wawancara kepada siswa yang pernah mendapatkan

punishment dari guru mereka merasa sangat menyesal karena telah

melakukan pelanggaran. Hal ini sesuai dengan perkataan Umi Kulsum:

“Ketika mendapatkan punishment saya merasa sedih dan menyesal

karena sudah melakukan pelanggaran.”82

Pernyataan tersebut senada dengan Ayu Wildania yang

mengatakan bahwa:

“Perasaan saya ketika mendapatkan punishment saya sangat sedih

dan berjanji kepada diri saya sendiri untuk tidak mengulanginya

lagi.”83

80

Ayu Wildania, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020. 81

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 82

Umi Kulsum, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

69

Penyesalan ketika melakukan kesalahan pasti akan dirasakan

sebagaimana perasaan menyesal siswa di Sekolah Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung Rejoso Koataanyar Probolinggo yang sudah

melanggar peraturan.

Setiap siswa tentunya pernah mendapatkan reward dan punishment

dari guru. Bentuk dari reward dan punishment juga berbeda-beda. Hal ini

sesuai dengan peneliti mewawancarai beberapa siswa yang pernah

mendapatkan reward dan punishment dari guru di Sekolah Menengah

Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo, di

antaranya ialah:

Umi Kulsum “Saya pernah mendapatkan reward ketika

pembelajaran Pendidikan Agama Islam berupa sertifikat karena

menjawab pertanyaan dari guru dengan benar. Dan punishment

berupa bersih-bersih halaman sekolah karena terlambat masuk

kelas ketika pembelajaran Pendidikan Agama Islam.”84

Pernyataan tersebut senada dengan Dela Puspita Sari:

“Reward yang pernah saya dapatkan dari guru Pendidikan Agama

Islam ialah mendapatkan sertifikat dan piala ketika UAS karena

mendapat nilai yang paling bagus dari lainnya. Bentuk punishment

yang pernah saya dapatkan berupa berdiri disamping bangku guru

selama 10 menit karena lupa tidak mengerjakan PR.”85

Pernyataan tersebut sama dengan yang diungkapkan oleh Ayu

Wildania:

“Reward yang pernah guru Pendidikan Agama Islam berikan

kepada saya adalah piala karena mendapat nilai yang baik ketika

UKK. Dan punishment berupa berdiri didepan kelas karena tidak

mengerjakan tugas.”86

83

Ayu Wildania, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020. 84

Umi Kulsum, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020. 85

Dela Puspita Sari, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020. 86

Ayu Wildania, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

70

Bentuk reward dan punishment yang pernah siswa dapatkan

tersebut berbeda. Namun dalam pemberian reward dan punishment ini

bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa.

Hal ini sesuai dengan pernyataan guru Pendidikan Agama Islam:

“Harapan saya dengan adanya penerapan reward dan punishment

ini ialah agar siswa semangat dan giat juga termotivasi untuk lebih

baik lagi dalam belajar.”87

Guru memberikan reward dan punishment tidak hanya sekedar

memberi hadiah kepada siswa yang berprestasi maupun memberi hukuman

kepada siswa yang melanggar peraturan atau tidak mengerjakan tugas.

Guru memberikan reward dan punishment mempunyai alasan mengapa

memberikan reward dan punishment. Salah satu alasannya yaitu agar

siswa mempunyai motivasi untuk lebih giat lagi belajar karena masih ada

siswa yang motivasi belajarnya kurang. Hal tersebut di ungkapkan oleh

bapak Purnomo:

“Reward dan punishment yang saya berikan kepada siswa yang

berprestasi maupun siswa yang perlu dimotivasi untuk lebih giat

lagi belajaranya.”88

Hal tersebut sama seperti yang di ungkapkan oleh bapak Rahmat

Hidayat:

“Saya memberikan reward dan punishment kepada anak agar lebih

menyukai pembelajan Pendidikan Agama Islam sehingga proses

pembelajaran di kelas menyenangkan.”89

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi dengan

kepala sekolah, guru Pendidikan Agama Islam dan siswa di Sekolah 87

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 88

Purnomo, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 89

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

71

Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo

dapat disimpulkan bahwa bentuk reward yang sering diberikan guru

kepada siswa ialah kalimat pujian: “Wah, benar sekali”, “Baik, sangat

bagus”, dan “Hebat sekali kamu” dan tanda penghargaan berupa sertifikat

khusus dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Karena dengan

demikian siswa semakin semangat dalam belajar dan lebih termotivasi

untuk meningkatkan kualitas pengetahuannya. Reward juga diberikan

dalam bentuk ajakan refreshing ke tempat wisata seperti kota Blitar ke

makam Bung Karno, kampung cokelat, kota Malang dan juga ke kota

Probolinggo. Namun reward dalam bentuk hadiah ini hanya diberikan

pada akhir semester dan sudah dijanjikan setengah bulan sebelumnya

untuk siswa yang mendapatkannya. Pemberian hadiah berupa buku tulis

juga dilakukan ketika siswa mendapat juara kelas. Tanggapan siswa

terhadap bentuk reward yang diberikan guru ialah mereka sangat senang

dan bangga, karena siswa merasa guru menghargai kerja keras mereka

serta bisa mengukur sampai mana kemampuan belajar serta adanya

semangat untuk terus meningkatkan hasil belajar mereka.

Sedangkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru

Pendidikan Agama Islam dan siswa di Sekolah Menengah Pertama Darut

Taqwa dapat disimpulkan bahwa punishment yang sering diberikan oleh

guru Pendidikan Agama Islam adalah hukuman yang mendidik dan

sebagai muhasabah diri seperti berdiri sambil membaca ayat Al-Qur’an

surat Yasin, Al-Waqi’ah dan Al-Mulk sampai selesai. Bersih-bersih

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

72

halaman sekolah yang membuat siswa menyadari kesalahan yang ia

lakukan dan tidak mengulangi lagi kesalahannya serta tidak menjadi

contoh yang tidak baik bagi siswa yang lainnya. Dan hukuman dalam

bentuk penggundulan rambut, penyiraman air selokan dan pemanggilan

orang tua juga diberikan bagi siswa yang terus-menerus melakukan

kesalahan seperti terlambat ke sekolah lebih dari tiga kali, tidak masuk

sekolah tanpa keterangan atau alfa lebih dari tiga kali serta ketahuan

berpacaran dan ketemuan atau saling berkunjung kerumahnya ketika

liburan pondok maupun sekolah. Tanggapan siswa terhadap bentuk

punishment yang diberikan guru Pendidikan Agama Islam ialah mereka

bersyukur karena dengan adanya hukuman tersebut bisa membuat siswa

menyadari atas kesalahan yang ia lakukan dan membuat efek jera kepada

siswa yang melanggar peraturan terus-menerus serta diberikan hukuman

agar siswa betul-betul menyadari perbuatannya salah dan tidak boleh

dilakukan atau diulangi lagi.

Hal ini diperkuat dengan hasil dokumentasi berupa tata tertib

sekolah yang harus ditaati seluruh siswa di Sekolah Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

73

2. Pelaksanaan Reward Dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.

Dari hasil observasi oleh peneliti di Sekolah Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo, pelaksanaan reward

dan punishment dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam

menyesuaikan dengan waktu yang dibutuhkan dan jenis pelanggaran yang

dilakukan. Bahkan guru selalu memberikan reward ketika siswa

menjawab pertanyaan dengan benar di kelas dan guru juga selalu

memberikan punishment ketika melihat siswa ada yang melakukan

kesalahan atau pelanggaran.90

Hal ini sesuai hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama

Islam bapak Rahmat Hidayat:

“Pelaksanaan reward pada siswa ialah ketika proses pembelajaran

berlangsung berupa kalimat pujian kepada siswa dan sertifikat yang

sudah jadi selesai dibuat maka akan langsung diberikan kepada

siswa. Dan untuk pelaksanaan punishment saya menghukum siswa

biasanya sebelum masuk jam pelajaran dan setelah pulang sekolah.

Hal ini bertujuan agar tidak mengganggu jam waktu belajar

siswa.91

Pelaksanaan reward dan punishment dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa

Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo diberikan baik ketika proses

pembelajaran berlangsung maupun di luar pembelajaran.

90

Observasi di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kotaanyar, 19 Desember 2020. 91

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

74

Pada saat pembelajaran guru menerangkan pemberian reward

kepada siswa yang berlaku baik, guru juga menerangkan pemberian

punishment pada siswa yang tidak menaati peraturan. Punishment yang

diberikan berupa pengurangan hak dalam waktu istirahat siswa. Ketika

sudah saatnya pulang sekolah siswa yang melanggar harus lebih dulu

menjalankan hukuman yang diberikan oleh guru sehingga jam pulang

sekolahnya terlambat dan itu sudah merupakan konsekuensi bagi siswa

yang melanggar tersebut.92

Setelah menerangkan peraturan mengenai pelaksanaan reward dan

punishment yang berlaku, guru memulai pembelajaran dengan bertanya

kepada siswa mengenai materi yang akan dipelajari. Setelah siswa tersebut

menjawab dengan benar, guru memberikan kalimat pujian sebagai bentuk

apresiasi kepada siswa. Guru juga memberi tugas untuk siswa saat materi

selesai disampaikan dan siswa yang mendapatkan nilai paling baik dari

siswa lainnya maka guru akan memberikan penghargaan berupa sertifikat

kepada siswa tersebut. Guru akan memberikan hadiah bila siswa

berperilaku baik dan akan menghukum bila siswa melanggar peraturan

yang dibuat. Hal ini untuk menunjukkan kepada siswa bahwa yang

dikatakan guru adalah sungguh-sungguh. Dengan menjalankan peraturan

secara konsisten, guru menunjukkan bahwa peraturan memang dijalankan

dengan semestinya.93

92

Observasi di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kotaanyar, 19 Desember 2020. 93

Observasi di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kotaanyar, 19 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

75

Pelaksanaan reward dan punishment gunanya untuk mengetahui

aktifitas yang dilakukan guru selama pembelajaran maupun di luar

pembelajaran. Misalnya, guru betul-betul memberikan reward dan

punishment kepada peserta didik, termasuk mengenai tempat, waktu

pelaksanaannya serta strategi yang digunakan guru selama pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa

Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo.

Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah bapak Purnomo,

beliau mengatakan bahwa:

“Pelaksanaan reward yang merupakan ajakan refreshing ke tempat

wisata ialah dijanjikan setengah bulan sebelumnya untuk siswa

yang mendapatkannya. Sedangkan pelaksanaan punishment

dilakukan secara langsung atau secepatnya setelah pulang sekolah,

hal ini bertujuan agar tidak mengganggu jam pelajaran di kelas.

Dan juga bisa esok harinya sebelum KBM di mulai.”94

Dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas,

pelaksanaan reward dan punishment diberikan guru kepada siswa sesuai

jenis keberhasilan dan pelanggarannya. Jika keberhasilan siswa dalam

menjawab pertanyaan di kelas maka guru dengan langsung memberikan

reward berupa kalimat pujian sedangkan jika keberhasilan siswa

mendapatkan nilai yang paling baik ketika ujian maka guru akan

memberikan reward berupa sertifikat penghargaan dan pelaksanaannya

tidak dapat secara langsung namun menunggu setelah sertifikatnya selesai

dibuat. Sedangkan dalam pemberian punishment, pelaksanaannya juga

melihat dari jenis pelanggaran yang siswa lakukan. Jika bentuk

94

Purnomo, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

76

pelanggarannya ringan yang tidak memerlukan waktu banyak dalam

menjalankan hukuman, maka pelaksanaan punishment bisa ketika sebelum

masuk kelas atau sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Namun, jika

bentuk pelanggarannya berat yang membutuhkan waktu cukup lama dalam

menjalankan hukuman, maka pelaksanaan punishment bisa dilakukan

setelah kegiatan belajar mengajar selesai atau ketika pulang sekolah.95

Hal ini sesuai berdasarkan hasil wawancara dengan guru

Pendidikan Agama Islam bapak Rahmat Hidayat, beliau mengatakan

bahwa:

“Untuk pelanggaran yang ringan biasanya saya memberikan

hukuman 15 menit sebelum jam masuk pelajaran. Jika pelanggaran

berat, seperti jarang masuk kelas, sering bolos, maka pemberian

hukumannya setelah pulang sekolah dengan menghubungi

orangtuanya terlebih dahulu untuk memberi informasi bahwa

anaknya terlambat untuk pulang sekolah.”96

Terkait pemulangan sekolah anak yang terlambat seorang guru

sudah mengabari orang tua siswa terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar

tidak terjadi kesalahpahaman antara siswa, guru dan orang tua siswa.

Namun orang tua siswa sudah mengerti jika anaknya terlambat pulang

sekolah dikarenakan ada pelanggaran yang sudah dilakukan oleh anaknya

dan mereka sudah memaklumi jika guru memulangkan anaknya terlambat.

Hal ini sesuai dengan pernyataan bapak Rahmat Hidayat:

“Orang tua siswa sudah paham jika anaknya terlambat pulang

sekolah berarti ada pelanggaran yang sudah ia lakukan. Hal ini

dikarenakan sudah disampaikan sebelumnya ketika rapat wali

murid dan mereka menyetujui dengan kesepakatan tersebut. Namun

95

Observasi di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kotaanyar, 19 Desember 2020. 96

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

77

jika pelanggarannya seperti tidur dikelas saat pembelajaran

berlangsung, saya hanya menyuruh mereka untuk mencuci muka

dan berwudhu’.”97

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama

Islam di SMP Darut Taqwa dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan reward

dan punishment sudah dilakukan baik ketika proses berlangsungnya

pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Bahkan guru selalu

memberikan punishment jika melihat siswa yang melakukan pelanggaran

yang tidak boleh dilakukan. Selanjutnya, hukuman diberikan secara

bertahap, misalnya jika ada siswa yang baru pertamakali melanggar maka

guru akan langsung menegur dan menyuruhnya untuk mengisi blanko

pelanggaran. Apabila dia mengulanginya lagi maka guru akan mengambil

tindakan lain seperti pemanggilan orang tua siswa yang bersangkutan.

Kemudian jika siswa tersebut tidak berubah ke arah yang lebih baik dan

melakukan pelanggaran berikutnya, maka bisa saja siswa tersebut akan

dikeluarkan dari sekolah sesuai dengan hasil musyawarah pihak guru

dengan kepala sekolah dan yayasan pesantren, karena sekolah dan yayasan

saling berkaitan.

Adapun tanggapan siswa tentang pelaksanaan reward dan

punishment bahwa guru sudah melaksanakan proses pemberian reward

dan punishment bagi siswa yang mengerjakan tugas dengan baik dan siswa

yang melanggar peraturan yang sudah ditetapkan. Misalnya jika ada siswa

yang mendapat nilai baik maka dia akan mendapatkan sertifikat khusus

97

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

78

dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan jika ada siswa yang

terlambat memasuki kelas maka dia akan diminta untuk berdiri 15 menit di

luar kelas sambil membaca ayat Al-Qur’an.

Menurut hasil observasi, wawancara dan dokumentasi pelaksanaan

reward dan punishment dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo terdiri dari beberapa indikator, diantaranya ialah:

a. Dilakukan sebelum masuk kelas

Pelaksanaan punishment dilakukan sebelum masuk kelas jika

jenis pelanggaran termasuk kategori pelanggaran ringan seperti

terlambat masuk kelas maka guru langsung memberi hukuman untuk

berdiri di depan kelas sambil membaca ayat Al-Qur’an selama

beberapa menit. Namun, dalam pelaksanaannya guru juga tetap

mempertimbangkan waktu yang diperlukan agar tidak mengganggu

waktu belajar siswa.

b. Dilakukan ketika proses pembelajaran

Pelaksanaan reward dilakukan ketika proses pembelajaran jika

ada siswa yang mendapat nilai paling baik dari siswa lainnya maka

guru akan memberikan penghargaan berupa sertifikat yang akan

diberikan setelah selesai dibuat. Sedangkan pelaksanaan punishment

dilakukan ketika proses pembelajaran jika ada siswa yang tidur di

dalam kelas maka guru akan membangunkan siswa tersebut dan

menyuruhnya untuk mengambil air wudhu’. Namun, dalam hal ini

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

79

guru tidak menyebutnya sebagai punishment akan tetapi sebagai

teguran atau peringatan.

c. Dilakukan ketika pulang sekolah

Pelaksanaan punishment yang dilakukan ketika pulang sekolah

ialah pelanggaran dalam bentuk hukuman membersihkan halaman

sekolah karena bentuk hukuman ini memrlukan waktu lebih banyak

sehingga pelaksanaannya di luar kegiatan belajar mengajar selesai agar

tidak mengganggu jam pelajaran siswa.

d. Dilakukan segera baik ketika proses pembelajaran berlangsung

maupun di luar pembelajaran

Pelaksanaan reward dan punishment dilakukan segera baik

ketika proses pembelajaran berlangsung maupun di luar pembelajaran

dengan tujuan untuk memberi apresiasi pada siswa yang mendapatkan

reward dan untuk menertibakan siswa ketika melakukan kesalahan

agar segera menjalani hukuman secepatnya.

e. Kepada siswa tertentu

Pelaksanaan reward dan punishment kepada siswa tertentu

maksudnya ialah siswa yang benar-benar berhak mendapatkan reward

dan punishment untuk dijadikan sebagai motivasi dalam belajar.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

80

3. Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di

Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.

Dari hasil observasi oleh peneliti yang dilakukan guru dalam

proses belajar mengajar di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa

Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo untuk meningkatkan perhatian

siswa terhadap pembelajaran. Biasanya di awal pembelajaran siswa

disuruh membaca surat-surat pendek untuk mengawali pembelajaran di

kelas. Selain itu ketika dalam proses pembelajaran ada siswa yang

mengantuk bahkan tidur di dalam kelas lalu guru membangunkan dengan

pelan-pelan dan menyuruh siswa untuk segera cuci muka dan berwudhu’.

Dan ada juga siswa yang bergurau di dalam kelas dan tidak mengerjakan

tugas yang diberikan lalu guru memberikan hukuman dengan

menyuruhnya untuk membaca surat-surat pendek di depan kelas dan di

saksikan teman-teman sekelas sehingga perhatian siswa berpusat dengan

bacaan surat-surat pendek yang dibaca oleh temannya yang melanggar.

Dengan demikian siswa yang melanggar merasa malu karena menjadi

pusat perhatian dari temannya sehingga termotivasi dalam dirinya untuk

tidak mengulangi lagi kesalahannya.98

Implementasi reward dan punishment digunakan guru untuk

memotivasi siswa agar semangat dalam belajar. Setiap guru mempunyai

cara sendiri-sendiri untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi

98

Observasi di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kotaanyar, 19 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

81

belajar siswa dalam proses belajar mengajar. Salah satunya dengan

pemberian reward dan punishment guru berharap agar siswa lebih

termotivasi dalam belajar karena mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

tidak hanya belajar tentang teorinya saja tetapi diharapkan siswa juga bisa

mendemonstrasikan materi tentang agama dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini sesuai dengan perkataan bapak Rahmat Hidayat:

“Reward dan punishment ini juga berlaku dalam kegiatan shalat

dhuha dan dhuhur berjamaah, sebagaimana dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam tidak hanya belajar teori saja tetapi juga

praktek agar siswa membiasakan shalat wajib tepat waktu dan

shalat sunnah. Dalam kegiatan keagamaan ini, saya memberikan

absen kehadiran siswa di masjid. Jadi, setiap melaksanakan shalat

berjamaah baik itu shalat dhuha maupun sholat dhuhur mereka

wajib membawa absen kehadirannya untuk meminta tandatangan

orang yang menjadi imam shalat dan tandatangan saya. Dan juga

dalam hafalan juz 30 agar mereka termotivasi untuk membiasakan

diri membaca Al-Qur’an setiap harinya dan menyetor

hafalannya.”99

Dampak dari penerapan reward dan punishment bisa

menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa di Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo.

Dengan adanya hadiah siswa merasa senang dan termotivasi untuk lebih

meningkatkan lagi belajarnya. Dengan adanya hukuman siswa merasa

malu dan memberikan efek jera sehingga termotivasi untuk tidak

mengulangi lagi perbuatannya.

Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh kepala sekolah Bapak

Purnomo:

99

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

82

“Pemberian reward dan punishment terhadap siswa bertujuan untuk

menumbuhkan motivasi dan semangat belajar siswa agar lebih rajin

lagi kedepannya. Hal ini terbukti ketika ada salah satu siswa yang

berhasil mendapatkan reward, siswa lainnya merasa ingin bersaing

agar bisa mendapatkan reward juga. Dan siswa yang sudah

mendapatkan reward, ia berusaha semaksimal mungkin agar bisa

mempertahankan prestasi dan kemampuannya serta lebih aktif lagi

dalam berkompetisi. Sedangkan siswa yang pernah mendapatkan

punishment ia merasa jera dan termotivasi untuk lebih semangat

lagi dalam belajar karena ingin menghindar dari hukuman yang

pernah diberikan.”100

Hal ini sependapat oleh hasil wawancara peneliti dengan bapak

Rahmat Hidayat selaku guru Pendidikan Agama Islam, beliau mengatakan

bahwa:

“Menurut saya reward dan punishment itu wajib diberlakukan di

sekolah, baik ketika proses pembelajaran di kelas maupun sesuatu

yang terjadi di luar kelas. Pemberian reward ialah agar siswa

termotivasi untuk lebih aktif dan semangat lagi dalam belajar. Cara

tersebut berhasil membangkitkan motivasi siswa, mereka semakin

aktif dalam menjawab pertanyaan di kelas, mengumpulkan tugas

dengan tepat waktu dan mengerjakan tugas dengan baik.

Sedangkan pemberian punishment ialah bertujuan agar siswa

terlatih membiasakan diri atas tanggungjawabnya sebagai pelajar

dan memberikan efek jera agar mereka tidak mengulangi lagi

kesalahannya. Cara tersebut juga berhasil menertibkan siswa dalam

proses pembelajaran, mereka jadi semangat belajar dan

mengerjakan tugas karena tidak ingin mendapatkan hukuman yang

sama seperti yang pernah mereka dapatkan sebelumnya.101

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara peneliti dengan siswa

yang bernama Umi Kulsum:

“Dengan adanya reward dan punishment saya merasa lebih

semangat dan termotivasi untuk lebih baik lagi dalam belajar.”102

Dengan pemberian reward dan punishment kepada siswa di

Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar 100

Purnomo, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 101

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 102

Umi Kulsum, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

83

Probolinggo membuat siswa dapat menentukan perbuatan yang harus

dilakukan oleh siswa itu sendiri. Hal ini dapat digambarkan pada saat

observasi dan wawancara di lapangan tentang perlakukan reward dan

punishment pada siswa. Siswa yang malas dan sering melanggar akan

cenderung lebih rajin karena menghindari punishment dan reward yang

diberikan juga memotivasi siswa tetap rajin dan meningkatkan belajarnya.

Hal ini diperkuat oleh Dela Puspita Sari sebagai siswa di Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo:

“Ketika mendapatkan reward dan punishment, saya lebih rajin lagi

untuk belajar agar bisa menjawab pertanyaan guru di kelas dan

terhindar dari hukuman.”103

Pernyataan tersebut senada dengan Ayu Wildania sebagai siswa

yang pernah mendapatkan reward dan pusnihment dari guru:

“Reward dan punishment yang pernah guru berikan kepada saya

sangat menumbuhkan semangat dan membangkitkan lagi motivasi

saya dalam belajar. Sebelum mendapatkan reward dan punishment,

saya masih sering malas-malasan dalam belajar, suka telat masuk

kelas dan kadang lupa mengerjakan tugas. Setelah mendapatkan

reward dan punishment, saya menjadi bersemangat dan lebih giat

lagi dalam belajar karena saya ingin mendapatkan nilai yang bagus

juga dan ingin terhindar dari hukuman yang pernah saya dapatkan

sebelumnya.”104

Guru melihat perubahan siswa dari yang sebelumnya malas dan

tidak rajin menjadi lebih termotivasi meningkatkan lagi belajarnya dengan

melihat hasil belajar terdapat peningkatan atau tidak. Tetapi dengan

penerapan reward dan punishment sebagian siswa sudah mengalami

103

Dela Puspita Sari, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020. 104

Ayu Wildania, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

84

peningkatan dalam hasil belajarnya karena ada suatu motivasi untuk

belajar lebih giat lagi. Hal ini diungkapkan oleh bapak Rahmat Hidayat:

“Dampak dari penerapan reward dan punishment ini bisa dilihat

dari hasil tugas. Siswa menyelesaikannya jadi tepat waktu, jika

dulunya masih molor sekarang sudah tidak lagi berarti ada

perubahan dalam siswa tersebut. Dan dari hasil ulangan jika ada

peningkatan berarti siswa sudah mengalami peningkatan dalam

belajarnya.”105

Siswa yang sudah mengalami peningkatan dalam belajar juga

masih perlu diamati agar nanti prestasinya tidak menurun lagi karena ini

sudah merupakan tugas seorang guru untuk mendidik siswa agar menjadi

seorang anak yang lebih baik lagi dan mempunyai bekal ilmu untuk masa

depan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara bapak Rahmat Hidayat:

“Ada saja siswa yang masih malas tapi sebagian besar sudah

berubah menjadi lebih giat dalam belajar buktinya tepat waktu

untuk mengumpulkan tugas dan nilainya juga meningkat.

Sedangkan anak yang masih malas itu merupakan tugas kita untuk

terus mengingatkan, mengawasi dan memotivasi agar berhasil

dalam belajar.”106

Guru melihat terjadi perubahan pada siswa dengan termotivasi

lebih giat dan lebih bersemangat dalam belajar. Dengan pemberian reward

dan punishment kepada siswa dapat meningkatkan motivasi belajar dimana

hal ini dapat dilihat pada tugas yang dikerjakan dan hasil belajar yang

menunjukkan adanya perubahan semakin baik yang sebelumnya tidak

mengerjakan tugas dan malas menjadi rajin belajar dan yang rajin akan

lebih meningkatkan prestasinya.

105

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 106

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

85

Sebagai upaya keberhasilan dalam pembelajaran Pendidikan

Agama Islam guru menerapakan berbagai cara agar siswanya memahami

pelajaran yang telah diperolehnya dan semangat dalam mengikuti proses

pembelajaran di kelas. Salah satu upaya guru adalah dengan memberikan

reward dan punishment agar motivasi siswa dalam belajar tetap terjaga.

Adapun dampak dari reward dan punishment yang diberikan guru

bisa menumbuhkan dan memberi penguatan dalam motivasi belajar siswa,

diantaranya ialah sebagai berikut:

a. Sikap siswa terhadap pembelajaran meningkat

Saat mengikuti pembelajaran, sikap menentukan apakah siswa

merasa tertarik dengan apa yang ia pelajari atau sebaliknya. Sebelum

memulai pembelajaran, guru biasanya selalu mengawali dengan

pembacaan ayat Al-Qur’an dan Shalawat Nabi. Hal ini bertujuan agar

siswa terlatih dan membiasakan diri untuk mengingat Allah Swt dan

bershalawat kepada Nabi. Karena pembelajaran Pendidikan Agama

Islam tidak hanya tentang materinya saja yang dipelajari, tapi

bagaimana siswa bisa mempraktekkan di kehidupannya sehari-hari.

Terlebih seorang guru agama yang harus memberikan contoh yang

baik dan menjadi suri tauladan bagi siswanya. Karena kewibawaan

guru menjadi hal penting dalam dunia pendidikan.

b. Kegigihan siswa dalam pembelajaran

Dalam upaya untuk mendapatkan reward, siswa berusaha keras

untuk menujukkan hasil belajarnya. Keinginan siswa agar

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

86

mendapatkan reward membantu siswa untuk berupaya memahami

pelajaran sehingga dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh

guru dan mendapatkan hasil ulangan yang bagus. Reward bisa

meningkatkan kegigihan semangat belajar siswa. Begitupula dengan

punishment, siswa menjadi lebih berhati-hati lagi dalam melakukan

tindakan agar tidak terjadi pelanggaran dan bebas dari hukuman.

c. Rasa ingin tahu lebih tinggi

Dengan menjawab pertanyaan siswa akan mendapatkan reward

berupa sertifikat, sehingga siswa berlomba-lomba untuk menjawab

pertanyaan yang diberikan oleh guru ketika proses pembelajaran.

Dengan ini terbukti bahwa pelaksanaan reward berhasil meningkatkan

rasa ingin tahu siswa.

Bagi siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru

maka akan mendapatkan punishment berupa berdiri di depan papan

tulis sampai ingat jawaban dari pertanyaan tersebut. Sehingga

pelaksanaan punishment membuat siswa lebih termotivasi lagi rasa

ingin tahu agar bisa menjawab pertanyaan dari guru dan terhindar dari

hukuman.

d. Bersaing untuk menjadi yang terbaik

Hal ini terbukti dengan semangat belajar mereka yang semakin

meningkat untuk mendapatkan hasil terbaik serta pemberian reward

dari kepala sekolah berupa piala atau ajakan refreshing ke tempat

wisata sebagai bentuk penghargaan buat mereka karena mendapatkan

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

87

nilai yang paling baik dari yang lain sehingga mereka semakin rajin

belajar dan semangat untuk bersaing mendapatkan reward tersebut.

Bagi siswa yang mendapatkan nilai jelek atau di bawah rata-rata maka

akan mendapatkan punishment yang sudah disiapkan oleh guru.

Persaingan semacam ini sangat boleh dilakukan dalam dunia

pendidikan untuk mencapai kompetensi keberhasilan siswa dalam

pembelajaran dimana guru menjanjikan sesuatu bagi siswa yang

berhasil mengerjakan tugasnya dengan baik dan benar. Ini akan

menjadi pendorong dan motivasi bagi siswa untuk lebih semangat lagi

dan meningkatkan waktu belajarnya. Siswa akan berlomba-lomba

untuk mendapatkan nilai yang paling baik dengan belajar yang rajin,

mengumpulkan tugas tepat waktu dan sering menjawab pertanyaan

yang diberikan guru ketika pembelajaran. Dengan demikian proses

pembelajaran bisa mencapai target yang sesuai dengan ketentuan yang

dibuat dari sekolah.

e. Menentukan perbuatan yang harus dilakukan

Dengan pemberian reward dan punishment kepada siswa di

Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo membuat siswa yang sebelumnya belajar hanya ketika

akan ujian menjadi belajar sebelum dimulainya kegiatan belajar

mengajar berlangsung. Hal ini dikarenakan akan ada pemberian

reward dari guru ketika bisa menjawab pertanyaan di kelas dan yang

sering melanggar peraturan akan lebih menaati peraturan. Hukuman itu

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

88

diberikan kepada siswa dalam proses pembelajaran yang melanggar

peraturan dan tidak bisa dalam materi pembelajaran karena malas

untuk belajar, dengan adanya hukuman jadi ada kemauan untuk bisa

menguasai materi pembelajaran.

Dari hasil penelitian melalui observasi, wawancara dan

dokumentasi peneliti menyimpulkan bahwa tugas seorang guru ialah untuk

mendidik, memotivasi dan memberikan contoh yang baik kepada

siswanya. Seorang guru tidak boleh lelah untuk selalu memberikan

motivasi siswa dalam proses belajar mengajar. Motivasi sangat penting

bagi siswa karena jika siswa memiliki motivasi belajar, tujuan dalam

sebuah pembelajaran pasti akan tercapai. Karena dengan motivasi, siswa

akan lebih semangat, giat dan aktif lagi dalam melaksanakan

pembelajaran.

Hal ini diperkuat berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan

kepala sekolah bapak Purnomo, beliau mengatakan bahwa:

“Saya pernah memberikan reward kepada siswa dengan tujuan

untuk menumbuhkan motivasi dalam dirinya dan sebagai

penguatan positif agar siswa terus mengulangi perbuatan tersebut

lebih sering lagi. Sedangkan punishment saya berikan ketika siswa

melanggar aturan dengan harapan bisa merubah perilaku tidak baik

menjadi lebih baik lagi. Karena ini sudah merupakan tugas seorang

guru terhadap ketertiban sekolah yang harus diikuti oleh siswa.”107

Pernyataan tersebut senada dengan guru Pendidikan Agama Islam

bapak Rahmat Hidayat, beliau mengatakan bahwa:

“Motivasi dalam diri siswa itu perlu dan harus ada agar siswa

semangat dalam belajar. Seorang guru harus selalu bisa memotivasi

107

Purnomo, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

89

siswanya karena guru merupakan sosok yang memberi pengaruh

besar terhadap keberhasilan belajar siswa. Dengan adanya

penerapan reward dan punishment dalam proses pembelajaran akan

menentukan bagaimana respon siswa yang dihasilkan dalam

belajar.”108

Dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa banyak cara yang

bisa dilakukan oleh guru, salah satunya ialah dengan implementasi reward

dan punishment untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa menerapkan reward dan punishment

dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam agar siswa

termotivasi dalam belajar dan lebih semangat lagi ketika merespon

pelajaran yang diberikan guru di dalam kelas.

B. Pembahasan Temuan

Berdasarkan penelitian yang di lakukan di Sekolah Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo dengan data yang

diperoleh melalui metode observasi, wawancara dan dokumentasi, kemudian

data tersebut disajikan dan dianalisis melalui pembahasan temuan. Peneliti

juga dapat menemukan hasil dari pengamatan dan interview di lapangan.

Temuan-temuan tersebut telah dirangkum sebagai berikut:

Tabel 4.1

No Fokus Penelitian Hasil Temuan

1 2 3

1. Bentuk Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam Di

Sekolah Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung Rejoso

1. Pujian

2. Penghargaan

3. Hadiah

108

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

90

No Fokus Penelitian Hasil Temuan

1 2 3

Kotaanyar Probolinggo

Tahun Ajaran 2020/2021

2. Pelaksanaan Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam Di

Sekolah Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung Rejoso

Kotaanyar Probolinggo

Tahun Ajaran 2020/2021

Diberikan baik ketika proses

berlangsungnya pembelajaran maupun di

luar pembelajaran

3 Dampak dari Reward dan

Punishment Dalam

Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam Di

Sekolah Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung Rejoso

Kotaanyar Probolinggo

Tahun Ajaran 2020/2021

Bisa untuk menumbuhkan dan

meningkatkan motivasi belajar siswa

ditandai dengan semangat belajar

meningkat, lebih rajin mengumpulkan tugas

dan aktif menjawab pertanyaan saat proses

pembelajaran berlangsung.

Hal tersebut dibahas dengan temuan-temuan penelitian selama

dilapangan yang dilakukan peneliti, berdasarkan pada fokus penelitian yang

telah dirumuskan sebelumnya mengenai implementasi Reward Dan

Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa

Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.

1. Bentuk Reward Dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.

Berdasarkan pemaparan hasil penelitian di atas dapat diketahui

bahwa bentuk reward dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam lebih

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

91

banyak di pemberian pujian dan tanda penghargaan. Pemberian hadiah

berupa buku tulis juga dilakukan ketika siswa mendapat juara kelas.

Penemuan peneliti tersebut sesuai dengan teori yang ditulis oleh

Amir Daien Indrakusuma dalam bukunya yang berjudul pengantar ilmu

pendidikan, secara garis besar reward dapat dibedakan menjadi empat

macam, yaitu:

a. Pujian

Pujian adalah suatu bentuk reward yang paling dilaksanakan.

Pujian dapat berupa kata-kata seperti: baik, bagus, bagus sekali dan

sebagainya.

b. Penghormatan

Reward yang berupa penghormatan ini dapat berbentuk dua

macam pula. Pertama, berbentuk semacam penobatan, yaitu anak yang

mendapat penghormatan diumumkan dan ditampilkan dihadapan

teman-temannya. Dapat juga dihadapan teman-temannya sekelas,

teman-teman sekolah, atau mungkin juga dihadapan para teman dan

orangtua murid.

c. Hadiah

Yang dimaksud dengan hadiah disini ialah reward yang

berbentuk pemberian yang berupa barang. Reward yang berupa

pemberian barang ini disebut juga reward materi, yaitu hadiah yang

berupa barang ini dapat terdiri dari alat-alat keperluan sekolah, seperti:

pensil, penggaris, kitab tulis buku pelajaran dan sebagainya.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

92

d. Tanda Penghargaan

Jika hadiah adalah reward yang berupa barang, maka tanda

penghargaan adalah kebalikannya. Tanda penghargaan tidak dinilai

dari segi harga dan kegunaan barang-barang tersebut, seperti halnya

pada hadiah. Misalnya, tanda penghargaan dinilai dari segi “kesan”

atau nilai “kenang-kenangannya”. Oleh karena itu reward atau tanda

penghargaan ini disebut juga reward simbolis. Reward simbolis ini

dapat berupa surat-surat tanda jasa, sertifikat-sertifikat, piala-piala dan

sebagainya.109

Sedangkan bentuk punishment dalam pembelajaran pendidikan

agama Islam lebih sering di teori perbaikan. Selain itu seorang guru juga

harus memperhatikan karakter siswa sebelum memberikan reward dan

punishment. Hal ini dikarenakan siswa yang memiliki karakter berbeda-

beda yang belum tentu semuanya bisa menerima reward dan punishment

dengan baik.

Penemuan peneliti tersebut sesuai dengan teori yang ditulis oleh M.

Ngalim Purwanto dalam bukunya yang berjudul ilmu pendidikan teoritis

dan praktis ialah. Teori perbaikan, menurut teori ini punishment diadakan

untuk membasmi kejahatan. Maksud dari punishment ini adalah untuk

memperbaiki si pelanggar agar jangan berbuat kesalahan lagi.110

Pada saat pembelajaran dimulai, sebagian siswa ada yang senang

dan semangat dalam belajar, sebagian lain ada yang kurang antusias dan

109

Indrakusuma, 159-161. 110

Purwanto, 187-189.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

93

belum siap menerima pelajaran. Dengan adanya implementasi reward dan

punishment siswa menjadi termotivasi untuk lebih giat lagi dalam belajar,

karena mereka ingin mendapatkan reward dan menghindari punishment

dari guru.

2. Pelaksanaan Reward Dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat

dijelaskan pelaksanaan reward dalam pembelajaran Pendidikan Agama

Islam yaitu dilakukan secara langsung di dalam kelas ketika proses

pembelajaran yang berupa kalimat pujian terhadap siswa dan untuk

pemberian tanda penghargaan yang berupa sertifikat, pelaksanaannya

menunggu waktu satu minggu dan ketika sertifikat jadi langsung diberikan

kepada siswa. Sedangkan punishment dalam pembelajaran pendidikan

agama Islam yaitu dilakukan segera sebelum dimulai pembelajaran atau

setelah pulang sekolah. Namun, hal ini guru juga harus melakukan

musyawarah dengan wali murid terkait pemulangan sekolah terlambat bagi

siswa yang melanggar. Dalam pelaksanaan hukuman setelah pulang

sekolah juga bisa membuat siswa kelelahan, karena sudah seharian

beraktifitas fisik dan pikiran.

Penemuan peneliti tersebut sesuai dengan teori yang ditulis oleh

Amir Daien Indrakusuma dalam bukunya yang berjudul pengantar ilmu

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

94

pendidikan. Menyinggung sedikit tentang pemberian hukuman pada waktu

setelah sekolah usai, ini membawa konsekuensi yang tersendiri.

Konsekuensi baik bagi Guru, murid, maupun lebih-lebih bagi orangtua

murid. Bagi Guru, pemberian hukuman setelah sekolah usai ini,

memerlukan pengorbanan yang tidak ringan. Ia masih harus menyediakan

waktu tersendiri, yang semestinya ia harus sudah istirahat. Dan ini

mungkin bisa berakibat adanya suasana hubungan yang memburuk antara

murid tersebut dengan Guru. Bagi anak, sebenarnya anak pun sudah lelah,

baik lelah fisiknya maupun lebih-lebih lelah pikirannya. Pikirannya sudah

tidak berada di sekolah lagi. Ia sudah membayangkan rumah. Perutnya

sudah kosong minta di isi. Sehingga sebenarnya anak sudah tidak

mempunyai energi untuk berpikir lagi. Dengan begitu ia sudah tidak bisa

mencurahkan perhatian dan pikirannya kepada tugas yang dihadapi. Bagi

orang tuanya di rumah yang telah menunggu-nunggu kedatangan anaknya,

buah hatinya tersayang. Terlambat sedikit saja orangtua sudah khawatir,

sudah cemas. Bagaimana bingungnya orang tua, bagaimana gelisah dan

khawatirnya orang tua, apabila telah lebih dari sepuluh menit dari waktu

yang diharapkan, anak tersayangnya belum juga kunjung tiba, karena

ditahan untuk mengerjakan hukuman.111

Oleh karena itu, guru tetap harus melaksanakan reward dan

punishment kepada siswa dengan memperhatikan kondisi dan waktu yang

111

Indrakusuma, 153-154.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

95

lebih bijak lagi sesuai dengan kesepakatan bersama antara guru, siswa dan

orang tua siswa.

3. Dampak dari Reward dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.

Berdasarkan penelitian yang sudah dilaksanakan, maka dapat

diketahui dampak dari implementasi reward dan punishment dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam ialah bisa membawa perubahan pada diri siswa, mereka menjadi

lebih bersemangat dalam belajar dan termotivasi untuk mendapatkan nilai

yang lebih baik lagi.

Penemuan peneliti tersebut sesuai dengan teori yang ditulis oleh

Mohammad Asrori dalam bukunya yang berjudul psikologi pembelajaran.

Untuk membangun dan mengembangkan motivasi belajar siswa,

pemberian reward dan punishment dapat dilakukan guru. Karena reward

dan punishment adalah salah satu cara yang efektif untuk memotivasi

belajar siswa. Disisi lain, apabila siswa masih dianggap tidak mampu

menyelesaikan pekerjaan, guru perlu menerapkan cara yang tepat dalam

memberikan punishment. Punishment ini diberikan dengan harapan agar

siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memotivasi belajarnya.112

112

Asrori, 186.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

96

Dengan alat pendidikan berupa reward dan punishment tersebut

bisa membuat siswa lebih giat lagi dalam belajar. Karena untuk

mendapatkan reward mereka harus rajin belajar untuk mendapatkan hasil

yang baik. Sedangkan dalam menghindari punishment mereka harus lebih

bersemangat dalam belajar agar bisa menjawab persoalan dengan benar.

Hal ini hampir sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang

menyatakan bahwa: “Pemberian Reward (hadiah) maupun Punishment

(hukuman) digunakan oleh guru sebagai bentuk penguatan, stimulus dalam

mendidik siswa. Reward diberikan oleh guru kepada siswa dengan

memberikan hadiah atas hal positif yang dilakukan oleh siswa. Pemberian

Reward dimaksudkan untuk membentuk anak lebih giat lagi usahanya

untuk bekerja dan berbuat lebih baik lagi. Punishment diberikan oleh guru

kepada siswa karena siswa melakukan pelanggaran atau kesalahan.

Punishment akan membuat siswa menyesali perbuatannya yang salah

itu.”113

Dengan demikian peneliti dapat menyimpulkan bahwa dengan

adanya reward dan punishment semua siswa akan menyukainya, terutama

pemberian reward. Meskipun demikian, siswa yang sadar dia akan betul-

betul termotivasi untuk terus belajar terlepas dari ada atau tidaknya reward

yang akan dia dapatkan. Sebaliknya, jika ada siswa yang kurang rajin,

walau diberikan reward pun dia tetap tidak giat dalam belajar. Sedangkan

mengenai pemberian punishment, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

113

Silvia Anggraini, “Analisis Dampak Pemberian Reward And Punishment Bagi Siswa SD

Negeri Kaliwiru Semarang”. Mimbar PGSD Undiksha. Vol. 7 No. 3, 2019, 223.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

97

tanggapan siswa terhadap pemberian punishment sangat tergantung kepada

siswa itu sendiri. Dengan adanya pemberian punishment, ada sebagian

siswa yang langsung berubah menjadi lebih baik. Sebaliknya terdapat juga

siswa yang sudah berulang kali diberikan punishment tetapi belum juga

berubah menjadi lebih baik. Sehingga dapat disimpulkan dampak dari

implementasi reward dan punishment di Sekolah Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo bisa untuk

menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

98

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dari observasi,

wawancara dan dokumentasi, maka dapat diambil kesimpulan:

1. Bentuk Reward dan Punishment dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah

Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo tahun ajaran

2020/2021.

Bentuk reward yang sering diberikan guru kepada siswa ialah

berupa kalimat pujian, tanda penghargaan dan hadiah. Bentuk punishment

ialah hukuman yang mendidik sebagai muhasabah diri seperti berdiri

didepan kelas sambil membaca ayat Al-Qur’an surat Yasin, Al-Waqi’ah

dan Al-Mulk dan membersihkan halaman sekolah.

2. Pelaksanaan Reward dan Punishment dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo

tahun ajaran 2020/2021.

Pelaksanaan reward dan punishment diberikan baik ketika proses

berlangsungnya pembelajaran maupun di luar pembelajaran.

3. Dampak dari Reward dan Punishment dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo

tahun ajaran 2020/2021.

98

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

99

Dampak dari reward dan punishment di Sekolah Menengah

Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo ialah bisa

untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini

ditandai dengan semangat belajar mereka yang meningkat, lebih rajin

mengumpulkan tugas dan aktif menjawab pertanyaan saat proses

pembelajaran berlangsung.

B. Saran

Setelah dilakukan penelitian yang akhirnya dipaparkan dalam bentuk

skripsi, maka di akhir penulisan ini, penulis ingin memberikan beberapa saran

yang mungkin dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan agar lebih baik

kedepannya. Saran-saran ini ditujukan kepada beberapa pihak sebagai berikut:

1. Bagi guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut

Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo agar selalu menjadi suri

tauladan dan memberikan pengertian yang baik kepada siswa

bahwasannya materi yang sudah disampaikan tidak hanya untuk diketahui

saja melainkan perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Harapannya

agar sikap siswa menjadi lebih baik lagi dan sesuai dengan ajaran-ajaran

agama Islam.

2. Bagi siswa dan siswi, materi dan kegiatan serta program-program di

sekolah baik dalam proses pembelajaran maupun penerapan reward dan

punishment serta kegiatan yang dilakukan setiap hari dan berkelanjutan

diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

100

DAFTAR PUSTAKA

AM, Sardiman. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Anggraini, Silvia. 2019. Mimbar PGSD Undiksha. Vol. 7 No. 3.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Pengajaran. Jakarta: Rineka Karya.

Asrori, Mohammad. 2011. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana

Prima.

B Miles, Matthew. dkk. 2014. Qualitative Data Analysis USA: Library Of

Congress Catalogingin-Publication Data.

Baharuddin dan Esa Wahyuni. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Bintoro, Drajat. 2018. “Penerapan Metode Reward And Punishment Dalam

Pembelajaran Qur’an Hadist Kelas VIII Di Madrasah Tsanawiyah Negeri

Temon Kec. Simo. Kab. Boyolali Tahun Ajaran 2017/2018”. Skripsi:

(Surakarta, Institut Agama Islam Negeri).

Chasanatin, Haiatin. 2015. Pengembangan Kurikulum. Metro: Kaukaba.

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Proyek Pengadaan

Kitab Suci Al-Qur’an.

Fadjar, Malik. 2005. Holistika Pemikiran Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.

Faizah, Sayyidah Rizqiyyatul. 2017. “Pelaksanaan Reward And Punishment

Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siwa Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Islam Di SDI Nurul Izzah Malang”. Skripsi: (Malang, Universitas

Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Gasong, Dina. 2018. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish.

Hayati, Sri. 2017. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning.

Magelang: Graha Cendekia.

Hidayat, Rahmat. 2016. Ilmu Pendidikan Islam “Menuntun Arah Pendidikan

Islam Indonesia”. Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan

Indonesia (LPPPI).

Hurlock, Elizabeth B. 1990. Perkembangan anak, terj. Med. Meitasari Tjandrasa.

Jakarta: Erlangga.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

101

Indrakusuma, Amir Daien. 1973. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha

Nasional.

Khoiriyah, Ari Noer. 2018. “Pengaruh Reward Dan Punishment Terhadap

Motivasi Belajar Fiqih Siswa MTs Islamiyah Ciputat”. Skripsi: (Jakarta,

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah).

Kurniawan, Donie Fadjar. 2014. Buku Ajar Metode Penelitian I. Surakarta:

Institut Seni Indonesia.

M. Echol, John & Hasan Shadily. 1996. Kamus Bahasa Inggris Indonesia.

Jakarta: Gramedia.

Majid, Abdul. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif

dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mundir. 2013. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Jember: STAIN

Jember Press.

Mursalim, Muhd. 2019. “Penerapan Reward Dan Punishment Dalam

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Islam Al-Falah Aceh

Besar”. Skripsi: (Banda Aceh, Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry

Darussalam).

Priyono. 2007. Pengantar Manajemen. Surabaya: Zifatama Publisher.

Purwanto, M. Ngalim. 1985. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung:

Remadja Karya.

Raihan. 2019. Dayah: Journal of Islamic Education. Vol. 2 No. 1.

Riduwan. 2003. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:

Alfabeta.

Rodliyah, St. 2013. Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Jember: STAIN Jember

Press.

Rusyan, A. Tabrani. Dkk. 1989. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar.

Bandung: Remadja Karya.

Schaefer, Charles. 1986. Bagaimana Mendidik dan Mendisiplinkan Anak. Jakarta:

Kesain Blanc.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

102

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitatif R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.

Tim Penyusun. 2017. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah IAIN Jember. Jember:

IAIN Jember Press.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

104

PROFIL LEMBAGA

A. Sejarah Singkat dan Latar Belakang SMP Darut Taqwa

Berawal dari keinginan untuk membantu pemerintah dalam pendidikan

tahun 2007, tepatnya di desa Kedungrejoso Kecamatan Kotaanyar, Seorang

putra bungsu dari KH. Wahyu Choiril Anwar BA dengan nama lengkap

Muhammad Halil, S.Pd.I merasa prihatin atas pendidikan yang ada di desa

tersebut.

Pendidikan tersebut awalnya berlangsung dengan meminjam gedung

sekolah (menumpang) milik Madrasah Diniyah Darut Taqwa yang bertempat

di Jalan Pondok Pesantren Darut Taqwa Kedungrejoso Kotaanyar

Probolinggo. Sekarang Jumlah 3 Ruang Kelas Milik SMP Darut Taqwa

dengan jumlah peserta didik sebanyak 83 Siswa yang terdiri dari kelas VII,

VIII dan IX.

SMP Darut Taqwa memiliki standar sekolah permanen dengan nomor

statistik sekolah (NSS) 20.2.05.20.23.001 yang beralamat di Jl. Pondok

Pesantren Darut Taqwa Kedungrejoso Kotaanyar.

B. Visi dan Misi SMP Darut Taqwa

1. VISI

Mencetak Manusia Berakhlakul Karimah, Berilmu, Bertaqwa

Kepada Allah SWT, Kreatif dan Unggul dalam Prestasi.

2. MISI

1) Menyelenggarakan Kurikulum Umum dan KurikulumPesantren.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

105

2) Melaksanakan Pembelajaran dan Bimbingan Secara Efektif, Sehingga

Siswa Berkembang Secara Optimal Sesuai Dengan Prestasi Yang

dimilki.

3) Menambah Semangat Keunggulan Secara Intensif.

4) Menumbuhkan Sikap Saling Menghormati Dan Menghargai Warga

Sekolah.

5) Peningkatan Ketaqwaan Kepada Alllah SWT.

6) Mengembangkan Minat dan Bakat Siswa Melalui Kegiatan Intra dan

Ekstra Kurikuler.

7) Menerapkan Menejement Partisipatif dengan Melibatkan Warga

Masyarakat.

8) Meyediakan Sarana dan Prasarana Yang Memadai.

9) Menyelenggarakan Pembiasaan Ubudiyah.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

1

KAUR. HUMAS

MUHAMAD BURI, S.Pd

GURU MAPEL/

GURU PEMBIMBING

SISWA

STRUKTUR ORGANISASI

SMP DARUT TAQWAkedungrejoso - Kotaanyar - Probolinggo

Tahun Pelajaran 2020-2021

KAUR. SARPRAN

MUHAMMAD HALIL, S.Pd.I

LABORANT

SRI WAHYUNI, S.Si

WALI KELAS IX

AHMAD TAUFIK H, S.Kom

DINAS PENDIDIKAN

KAB. PROBOLINGGO

KOMITE SEKOLAH

MOH. ISHAK, M.Pd.I

TATA USAHA

MOH NURUDDIN, A.Ma.Pd

WALI KELAS VIII

NATALIA DWI MERITA, S.Pd

KAUR. KURIKULUM

SITI HASANAH, S.Pd

BENDAHARA

RAHMAT HIDAYAT, S.Pd

KAUR. KESISWAAN

AHMAD TAUFIK H, S.Kom

PUSTAKAWAN

FUATUL QOMARIYAH

WALI KELAS VII

SRI WAHYUNI, S.Si

KETUA YAYASAN

K. ZAINI MUN'IM AS

KEPALA SEKOLAH

PURNOMO, S.Pd.I

BIMBINGAN KONSELING

RAHMAT HIDAYAT, S.Pd

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

2

DATA GURU

SMP DARUT TAQWA

Kedungrejoso Kotaanyar Probolinggo

Tahun Pelajaran 2020-2021

No Alamat Tempat Tanggal Lahir Alamat Mengajar

Mapel Kelas

1 Purnomo, S. Pd.I Probolinggo, 09 Juni 1988 Pandean Kec. Paiton PAI VII

2 Muhammad Halil, S.Pd.I

Probolinggo, 10 Juni 1983 Kedung Rejoso Kec. Kotaanyar

Fiqih VII,VIII,IX

3 Choirul Hidayatin,

S.Pd.I Blitar, 13 Februari 1985

Kedung Rejoso Kec.

Kotaanyar Al-Qur'an H VIII,IX

4 Muhamad Buri, S.Pd Probolinggo, 14 September 1977

Bucor Wetan Kec. Kec. Pakuniran

IPS IX

PKn VII,VIII

5 Moh. Nuruddin,

A.Ma.Pd Probolinggo, 25 Mei 1987

Sumbercenteng Kec.

Kotaanyar

6 Rahmad Hidayat,

S,Pd

Probolinggo, 28 Agustus

1995

Kedungrejoso Kec.

Kotaanyar PAI VIII,IX

Akidah A VII,VIII,IX

Al-Qur'an H VII

7 Siti Hasanah, S.Pd Probolinggo, 02 Februari 1987

Sambirampak Lor Kec. Kotaanyar

Bhs. Indonesia VII,VIII,IX

8 Ahmad Taufik

Hidayatullah, S.Kom Probolinggo, 29 Mei 1991 Sogaan Kec. Pakuniran PJOK VII,VIII,IX

Prakarya VII,VIII,IX

9 Nurul Khatimah, S.Pd Probolinggo, 21 Februari

1995

Bucor Kulon Kec.

Pakuniran Bhs. Inggris VII,VIII,IX

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

3

10 Sri Wahyuni, S.Si Probolinggo, 20 Nopember 1995

Pandean Kec. Paiton IPA VII,VIII,IX

11 Ika Laila Kurniawati,

S.Pd

Lumajang, 14 Nopember

1990 Pondok Kelor Kec. Paiton IPS VII,VIII

12 Miftahur Rohman,

S.Pd.I

Probolinggo, 09 Januari

1992 Karanganyar Kec. Paiton PKn VII

13 Abdul Haris, S.Kom Probolinggo, 10 Oktober 1983

Pandean Kec. Paiton Seni Budaya VII,VIII,IX

14 Natalia Dwi Merita Probolinggo, 08 Maret 1996 Sumberanyar Kec. Paiton Matematika VII,VIII,IX

Data Siswa SMP Darut Taqwa

Kelas : VII (Tujuh)

NO NIS NISN NAMA JK TEMPAT TANGGAL LAHIR ALAMAT

1 457 0076762824 Ahmad Hidayatullah ( A ) L Probolinggo, 14 Nopember 2007 Talkandang

2 458 0071545190 Ahmad Hidayatullah ( B ) L Probolinggo, 17 Februari 2007 Sumber Centeng

3 459 0084370190 Ahmad Syaifuddin L Probolinggo, 19 April 2008 Triwungan

4 460 0072006198 Bahrul Ulum L Probolinggo, 09 September 2007 Pandean

5 461 0074773661 Dewi Ratna Jatiningrum P Probolinggo, 28 Desember 2007 Sukorejo

6 462 0083261911 Fita Agustin P Probolinggo, 23 Agustus 2008 Kedungrejoso

7 463 0088250469 Hayatul Firdausy P Probolinggo, 26 Maret 2008 Kedungrejoso

8 464 0071510334 Hudha Ifah P Probolinggo, 06 Februari 2007 Sumber Centeng

9 465 0084471718 Ibnul Jauzi L Probolinggo, 05 Juli 2008 Kedungrejoso

10 466 0088971329 Izzatun Nafisah P Probolinggo, 26 Februari 2008 Kedungrejoso

11 467 0075837896 Lailatul Musarofah P Probolinggo, 03 September 2007 Gondosuli

12 468 0078282082 Moh. Alfin Aminullah L Probolinggo, 16 Desember 2007 Kedungrejoso

13 469 0076491105 Moh. Mahesa Bagas Kara L Probolinggo, 09 Januari 2007 Kedungrejoso

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

4

14 471 3076476706 Moh. Mutawakkil Alallah L Probolinggo, 13 Maret 2007 Talkandang

15 472 0075168633 Nafilah Qurratul Aini P Probolinggo, 14 April 2007 Kedungrejoso

16 473 0085645492 Nanda Riyan Kurniawan L Probolinggo, 24 Februari 2008 Sumbercenteng

17 474 0074399716 Noviana Tria Nurfadilah P Probolinggo, 04 Nopember 2007 Kedungrejoso

18 475 0081472789 Qoidul Ghurril Muhajjalin L Probolinggo, 09 Agustus 2008 Kedungrejoso

19 476 0062886390 Rahmaniati Ningsih P Probolinggo, 11 Desember 2006 Talkandang

20 477 0051425561 Sa'Diatus Sholehah P Probolinggo, 06 Desember 2005 Kedungrejoso

21 478 0082654807 Silviana Puspita Sari P Probolinggo, 07 Januari 2008 Kedungrejoso

22 479 0087071268 Tutik Hidayati P Probolinggo, 18 Mei 2008 Kedungrejoso

23 480 0082868740 Uluf Sifa Berlianti P Probolinggo, 08 Juni 2008 Kedungrejoso

24 481 0084807417 Ummi Kulsum P Probolinggo, 25 Juni 2008 Sumberanyar

25 482 0071268089 Yunita Aulia Refika Damayanti P Probolinggo, 09 Juni 2007 Kedungrejoso

26 483 0076313329 Zainur Rifki Tolibul Ulum L Probolinggo, 01 Juni 2007 Kedungrejoso

Kelas : VIII (Delapan)

NO NIS NISN NAMA JK TEMPAT TANGGAL LAHIR ALAMAT

1 420 0078648699 Abdul Wafi L Probolinggo, 07 April 2007 Bucor Wetan

2 421 0035406126 Abdur Rahim L Probolinggo, 30 Juni 2006 Bucor Wetan

3 422 0067806001 Abelina Dwi Febrianti P Probolinggo, 05 Februari 2006 Talkandang

4 424 3071631808 Ahmad Safrullah L Probolinggo, 01 Mei 2007 Kedungrejoso

5 425 0062093938 Ahmad Suhri L Probolinggo, 16 Nopember 2006 Kedungrejoso

6 427 0074599046 Aysatur Rohima P Situbondo, 23 Januari 2007 Gadingan

7 428 0054987200 Dela Puspita Sari P Probolinggo,07 Februari 2005 Bucor Kulon

8 429 0042305342 Dendi Lukman Hakim L Probolinggo, 27 Nopember 2004 Talkandang

9 430 0079351877 Diayu Puji Astuti P Probolinggo, 26 Januari 2007 Kedungrejoso

10 432 0076164316 Fina Murniati P Probolinggo, 17 Oktober 2007 Tambak Ukir

11 433 0074409648 Firman Maulana L Probolinggo, 31 Oktober 2007 Kedungrejoso

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

5

12 434 3068055008 Fitri Rumaji P Probolinggo,14 Mei 2006 Kedungrejoso

13 435 3066873789 Irfan Maulana L Probolinggo, 14 Februari 2006 Kedungrejoso

14 436 0075347184 Jannatul Firdaus P Probolinggo, 10 Desember 2007 Tambak Ukir

15 437 0063554168 Khotimatul Hosna P Probolinggo, 28 Juli 2006 Talkandang

16 438 0063163517 Mazidatul Khoiroh P Probolinggo, 10 Nopember 2006 Sidorejo

17 439 3069792213 Misahul Huda L Probolinggo, 19 Oktober 2006 Kedungrejoso

18 440 0064114644 Mohammad Sohib Abdullah L Probolinggo, 28 Februari 2006 Pandean

19 442 0078139297 Muhammad Alfin Nurul Aziz L Lumajang, 06 Desember 2007 Kalipenggung

20 443 Muhammad Edo Ardiansyah L Probolinggo, 31 Januari 2005 Sumbercenteng

21 444 0061970318 Nabilatur Rohmah P Probolinggo, 22 September 2006 Kedungrejoso

22 446 0069795886 Rofiyatul Awaliyah P Probolinggo, 06 Oktober 2006 Talkandang

23 447 0068699943 Sela Andini Izzatul F. P Probolinggo, 15 Juni 2006 Sukorejo

24 448 0072206639 Sofiatul Lusiana P Probolinggo, 12 Maret 2007 Talkandang

25 449 0079104297 Syaiful Islam L Probolinggo, 31 Desember 2014 Kedungrejoso

26 451 0059314476 Umi Kulsum P Probolinggo, 11 Nopember 2005 Bucor Wetan

27 452 0079079763 Yulanda Wulandari P Banyuwangi, 29 April 2007 Pondokkelor

28 453 0066954748 Safilatul Jannah P Probolinggo, 07 Nopember 2006 Kedungrejoso

29 454 0078570654 Ayu Wildania P Probolinggo, 17 Februari 2007 Bucor Kulon

30 455 Ruliet Qomario Ghofin L Probolinggo, 01 Januari 2006 Bucor Kulon

Kelas : IX (Sembilan)

NO NIS NISN NAMA JK TEMPAT TANGGAL LAHIR ALAMAT

1 390 0062629695 Ahmad Mashuri L Probolinggo, 23 September 2006 Plampang

2 391 0059621869 Ahmad Rofik L Probolinggo, 11 Mei 2005 Kedung Rejoso

3 392 0063510124 Ahmad Rosidi L Probolinggo, 02 April 2006 Desa Talkandang

4 393 0055379127 Dika Dwi Haryadi L Probolinggo, 11 Nopember 2005 Kedungrejoso

5 394 0066396684 Durratul Mahsunah P Probolinggo, 14 Juni 2006 Desa Kedungrejoso

6 395 0061184112 Hurryatul Kamilia P Probolinggo, 17 Agustus 2006 Desa Kedung Rejoso

7 396 0048578197 Ika Wahyuni P Probolinggo, 29 Juni 2004 Glagah

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

6

8 397 0035788349 Kamal L Probolinggo, 07 April 2003 Kedung Rejoso

9 398 0066901523 Laili Hafidah Ramadani P Probolinggo, 22 Oktober 2006 Bucor Kulon

10 400 0064882679 Misrati P Probolinggo, 09 April 2006 Plaosan

11 401 0063821597 Moh Alfan L Probolinggo, 18 September 2006 Plaosan

12 402 0039841346 Moh Ilham L Probolinggo, 19 Juli 2003 Bucor Kulon

13 403 0065469849 Moh. Aliyul Akbar L Probolinggo, 21 Agustus 2006 Kedungrejoso

14 404 0068957940 Moh. Fiqih Zainullah L Probolinggo, 14 Agustus 2006 Talkandang

15 405 0047072540 Mohammad Rifki Andrianto L Probolinggo, 28 Nopember 2004 Sidodadi

16 406 0063738639 Muhammad Jakta Helludi L Probolinggo, 16 Mei 2006 Talkandang

17 407 0062846075 Nanik Masruroh P Probolinggo, 04 Oktober 2006 Kedungrejoso

18 408 0066739116 Nina Fausiyah P Probolinggo, 28 September 2006 Bucor Kulon

19 409 0063242800 Nining Hidayatul Husna P Probolinggo, 14 Mei 2006 Kedung Rejoso

20 410 0056076689 Nur Hasanah P Probolinggo, 24 Agustus 2005 Kedung Rejoso

21 411 0049494371 Nur Hayati P Probolinggo, 15 Juli 2004 Binor

22 412 0066646218 Nuril Maqfiroh P Probolinggo, 02 Februari 2006 Bucor Kulon

23 413 0068539513 Reza Handika Ramadhani L Probolinggo, 27 September 2006 Plampang

24 414 0065418674 Riska Fitriani P Probolinggo, 28 Nopember 2006 Kedungrejoso

25 416 0053798944 Taufiqurrahman L Probolinggo, 19 Mei 2005 Kedung Rejoso

26 456 Moh. Taufiq L Probolinggo, 07 April 2004 Kedung Rejoso

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

7

MATRIK PENELITIAN

JUDUL VARIABEL SUB

VARIABEL INDIKATOR

SUMBER

DATA

METODE

PENELITIAN RUMUSAN MASALAH

Implementasi

Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan

Motivasi Belajar

Siswa Mata

Pelajaran

Pendidikan Agama

Islam Di Sekolah

Menengah Pertama

Darut Taqwa

Kedung Rejoso

Kotaanyar

Probolinggo Tahun

Ajaran 2020/2021

1. Implementasi

Reward Dan

Punishment

2. Motivasi

Belajar Siswa

1. Reward

2. Punishment

3. Motivasi

Belajar

1. Hadiah

2. Penghargaan

3. Pujian

1. Teguran

2. Sanksi

3. Hukuman

Intrinsik:

1. Kebutuhan

2. Kemajuan

3. Cita-cita

Ekstrinsik:

1. Ganjaran

2. Hukuman

3. Persaingan

- Data Primer

Informan:

Wawancara

1. Kepala

Sekolah

SMP Darut

Taqwa

2. Guru Mapel

PAI

3. Siswa SMP

Darut Taqwa

- Data Sekunder Observasi dan

Dokumentasi

Pendeketan Penelitian:

Deskriptif Kualitatif

Jenis Penelitian:

Penelitian Lapangan

(field research)

Teknik Pengumpulan

Data:

- Observasi

- Wawancara

- Dokumentasi

Metode Analisis Data

Menggunakan Milles

Dan Huberman:

- Pengumpulan Data

- Kondensasi

- Penyajian Data

- Penarikan Kesimpulan

dan Verifikasi

Keabsahan Data:

- Triangulasi Sumber

1. Bagaimana bentuk reward dan

punishment dalam

meningkatkan motivasi belajar

siswa mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di

Sekolah Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung Rejoso

Kotaanyar Probolinggo tahun

ajaran 2020/2021?

2. Bagaimana pelaksanaan

reward dan punishment dalam

meningkatkan motivasi belajar

siswa mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di

Sekolah Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung Rejoso

Kotaanyar Probolinggo tahun

ajaran 2020/2021?

3. Bagaimana dampak dari

reward dan punishment dalam

meningkatkan motivasi belajar

siswa mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di

Sekolah Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung Rejoso

Kotaanyar Probolinggo tahun

ajaran 2020/2021?

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

1

PEDOMAN PENELITIAN

A. Pedoman Observasi

Mengenai implementasi reward dan punishment dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo

Tahun Ajaran 2020/2021 dimulai dari bentuk, pelaksanaan dan dampak dari

pemberian reward dan punishment dalam pembelajaran.

B. Pedoman Wawancara

1. Kepala Sekolah SMP Darut Taqwa

a. Bagaimana menurut Bapak implementasi reward dan punishment

dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Darut Taqwa?

b. Apa latar belakang dilaksanakan pemberian penghargaan kepada siswa

di SMP Darut Taqwa?

c. Apa saja tujuan diberikan penghargaan kepada siswa?

d. Apakah ada sanksi ketika siswa melanggar peraturan di sekolah?

e. Bagaimana bentuk sanksi yang diberikan?

2. Guru Pendidikan Agama Islam SMP Darut Taqwa

a. Apakah bapak/ibu guru memberikan reward kepada siswa yang

berhasil dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam?

b. Apa saja bentuk reward yang bapak/ibu berikan?

c. Apakah bapak/ibu guru memberikan punishment kepada siswa yang

melanggar peraturan dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama

Islam?

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

2

d. Apa saja bentuk punishment yang bapak/ibu berikan terhadap siswa

pelanggar?

e. Apakah banyak siswa yang malas belajar sebelum dilaksanakan

program pemberian reward dan punishment?

f. Apakah ada peningkatan semangat dan motivasi setelah dilaksanakan

reward dan punishment terhadap siswa?

3. Siswa SMP Darut Taqwa

a. Apakah kamu pernah mendapatkan reward saat pembelajaran

Pendidikan Agama Islam?

b. Seperti apa bentuk reward yang kamu dapatkan?

c. Apakah kamu pernah mendapatkan punishment saat pembelajaran

Pendidikan Agama Islam?

d. Seperti apa bentuk punishment yang kamu dapatkan?

e. Bagaimana perasaanmu ketika mendapatkan reward dan punishment?

f. Apakah setelah mendapatkan reward dan punishment kamu

termotivasi untuk lebih giat lagi dalam belajar?

C. Pedoman Dokumentasi

Dokumen terkait dengan bentuk dan pelaksanaan implementasi reward

dan punishment dalam meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung

Rejoso Kotaanyar Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

3

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

4

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

5

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

6

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

7

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

8

DOKUMENTASI

Pemberian Reward penghargaan kepada siswa

Pemberian Reward hadiah kepada siswa

Pemberian Punishment membersihkan halaman sekolah

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

9

Wawancara dengan kepala sekolah

Wawancara dengan guru PAI

Wawancara dengan siswa

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

10

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

11

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

12

BIODATA PENULIS

Nama : Wildatul Maghfirah

NIM : T20171322

Jurusan/Prodi : Pendidikan Islam/PAI

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Dusun Krajan RT: 004 RW: 002, Desa Kedung

Rejoso, Kec. Kotaanyar, Kabupaten Probolinggo.

No. Handphone : 082359386472

Riwayat Pendidikan : 1. TK Kartika (2003-2005)

2. MI Raisul Anwar (2005-2011)

3. SMP Nurul Jadid (2011-2014)

4. MA Nurul Jadid (2014-2017)

5. IAIN Jember (2017-2021)

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

IMPLEMENTASI REWARD DAN PUNISHMENT

DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DARUT TAQWA

KEDUNG REJOSO KOTAANYAR PROBOLINGGO

TAHUN AJARAN 2020/2021

SKRIPSI

diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:

WILDATUL MAGHFIRAH

NIM. T20171322

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

APRIL 2021

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

ii

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

iii

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

iv

MOTTO

… Artinya: “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri

dan jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu

sendiri…”1

1 Al-Qur’an, 17:7.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

v

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur kepada Allah SWT, terselesaikannya karya sederhana ini

dengan penuh semangat perjuangan dan pengorbanan dalam pembuatannya serta

tulus dari hati yang paling dalam, karya ini kupersembahkan untuk:

1. Bapak Ibuku tercinta: Bapak Purwanto, Ibu Khotifah, selaku panutan dalam

setiap langkah kehidupanku, yang tiada henti selalu mendoakanku sepenuh

hati, memberikan motivasi dan semangat yang tiada henti, memberikan

dukungan moral dan material sehingga saya dapat melaksanakan tugas akhir

dan perkuliahan ini dengan baik dan kepada keluarga besar saya ucapkan

terima kasih atas dukungannya dan motivasinya kepada saya.

2. Guru saya yang tidak bisa disebutkan satu persatu saya sangat berterima kasih

atas dukungan dan doanya sekaligus bimbingan ilmu, semoga ilmu yang saya

dapat akan barokah dan bermanfaat.

3. Sahabat-sahabatku terimakasih atas motivasi dan dampingannya semoga ilmu

dan pengalaman bersama bisa mengantarkan kita menuju gerbang kesuksesan

dan kelak dapat menjadi guru PAI yang profesional dan amanah.

4. Semua pihak yang telah bersedia memberikan informasi, pengalaman serta

ilmunya dalam pencarian data dalam skripsi ini.

5. Lembaga yang saya teliti yaitu SMP Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo yang telah memberikan kemudahan dalam pengerjaan skripsi ini.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

vi

KATA PENGANTAR

Segenap puji syukur penulis sampaikan kepada Allah karena atas rahmat

dan karunia-Nya, perencanaan, pelaksanaan, dan penyelesaian skripsi sebagai

salah satu syarat menyelesaikan program sarjana, dapat terselesaikan dengan

lancar.

Kesuksesan ini dapat penulis peroleh karena dukungan banyak pihak. Oleh

karena itu, penulis menyadari dan menyampaikan terima kasih yang sedalam-

dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM., selaku Rektor IAIN Jember.

2. Ibu Dr. Hj. Mukni’ah, M. Pd. I., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan yang telah memberikan izin penelitian.

3. Bapak Drs. H. D. Fajar Ahwa, M. Pd. I., selaku ketua Jurusan Pendidikan

Agama Islam yang telah membantu dalam segala hal yang diperlukan sebagai

syarat skripsi.

4. Bapak Dr. H. Moh. Sahlan M.Ag., selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah memberikan pengarahan, motivasi, dan meluangkan waktunya untuk

membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi dengan baik.

5. Tim penguji skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan

kritik, saran dan tanggapan terhadap skripsi ini sehingga dapat menjadi

skripsi yang lebih baik dan sempurna.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

vii

6. Seluruh keluarga terutama kedua orang tua, guru, sahabat, dan teman-teman

yang memberikan dukungan penuh yang sangat berarti bagi peneliti.

7. Lembaga yang saya teliti yaitu SMP Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo yang telah memberikan kemudahan dalam pengerjaan skripsi ini.

Akhirnya, semoga segala amal baik yang telah Bapak/Ibu berikan kepada

penulis mendapat balasan yang baik dari Allah.

Jember, 16 Maret 2021

Penulis

Wildatul Maghfirah

NIM. T20171322

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

ABSTRAK

Wildatul Maghfirah, 2021: Implementasi Reward Dan Punishment Dalam

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di

Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo

Tahun Ajaran 2020/2021.

Kata Kunci : Reward, Punishment, Motivasi Belajar

Seorang guru memiliki peran penting untuk membangkitkan kembali keinginan

dan semangat belajar siswa, pemberian rangsangan dan penguatan (reinforcement) yang

diberikan oleh guru dapat membentuk motivasi siswa. Dengan adanya alat pembelajaran

berupa reward diharapkan bisa menimbulkan energi dalam belajar dan dapat

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan dengan diberikan punishment

diharapkan dapat menertibkan siswa yang dalam proses belajar juga menjadikan

perbaikan-perbaikan terhadap kesalahan siswa.

Fokus penelitiannya adalah (1) Bagaimana bentuk reward dan punishment

dalam meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di

Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo

Tahun Ajaran 2020/2021? (2) Bagaimana pelaksanaan reward dan punishment dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Di

Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo

Tahun Ajaran 2020/2021? (3) Bagaimana dampak dari reward dan punishment dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di

Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo

Tahun Ajaran 2020/2021?

Adapun tujuan penelitiannya (1) Mendeskripsikan bentuk reward dan

punishment dalam meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021. (2) Mendeskripsikan pelaksanaan reward dan

punishment dalam meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021. (3) Mendeskripsikan dampak dari reward dan

punishment dalam meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.

Metode yang dipakai adalah penelitian kualitatif. Jenis pendekatannya yaitu

kualitatif deskriptif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field

Research). Penentuan informan menggunakan purposive sampling. Teknik

pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data

menggunakan Miles Huberman & Saldana. Keabsahan data mengunakan triangulasi

sumber.

Penelitian ini memperoleh kesimpulan (1) Bentuk reward yang diberikan ialah

berupa kalimat pujian, tanda penghargaan, dan hadiah, sedangkan bentuk punishment

ialah hukuman yang mendidik sebagai muhasabah diri seperti berdiri di depan kelas

sambil membaca ayat Al-Qur’an dan membersihkan halaman sekolah. (2) Pelaksanaan

reward dan punishment diberikan baik ketika proses berlangsungnya pembelajaran

maupun di luar pembelajaran. (3) Dampak dari reward dan punishment ialah bisa untuk

menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini ditandai dengan

semangat belajar mereka yang meningkat, lebih rajin mengumpulkan tugas dan aktif

menjawab pertanyaan saat proses pembelajaran berlangsung.

viii

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

DAFTAR ISI

JUDUL PENELITIAN.............................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................ ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ............................................................. iii

MOTTO ..................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ...................................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................. viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL...................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Konteks Penelitian ................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ....................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 11

E. Definisi Istilah ........................................................................... 12

F. Sistematika Pembahasan ........................................................... 14

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ........................................................ 16

A. Penelitian Terdahulu ................................................................. 16

B. Kajian Teori .............................................................................. 22

1. Definisi Reward Dalam Pembelajaran ............................... 22

2. Definisi Punishment Dalam Pembelajaran ......................... 29

3. Definisi Motivasi Belajar ................................................... 35

4. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) ................... 39

5. Reward dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi

Belajar ................................................................................ 45

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 48

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................ 48

B. Lokasi Penelitian ....................................................................... 49

C. Subjek Penelitian ....................................................................... 49

ix

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

x

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 50

E. Analisis Data ............................................................................. 56

F. Keabsahan Data ......................................................................... 58

G. Tahap-Tahap Penelitian ............................................................ 59

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ..................................... 62

A. Penyajian data Analisis Data ..................................................... 63

B. Pembahasan Temuan ................................................................. 89

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 98

A. Kesimpulan ............................................................................... 98

B. Saran ......................................................................................... 99

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 100

Pernyataan Keaslian Tulisan

Lampiran-lampiran

1. Profil lembaga

2. Data guru

3. Data siswa

4. Matrik penelitian

5. Pedoman penelitian

6. Surat izin penelitian

7. Jurnal kegiatan penelitian

8. Surat selesai penelitian

9. Dokumentasi foto

10. Biodata penulis

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

xi

DAFTAR TABEL

1.1 Perbedaan, Persamaan, dan Hasil Penelitian Terdahulu dengan

Penelitian yang Dilakukan Peneliti ...................................................... 20

3.1 Kegiatan Observasi .............................................................................. 51

3.2 Kegiatan Wawancara ............................................................................ 52

3.3 Kegiatan Dokumentasi ......................................................................... 54

3.4 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ............................................................. 55

4.1 Pembahasan Temuan ............................................................................ 89

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang teratur dan sistematis, yang

dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk

mempengaruhi anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita

pendidikan. Pendidikan adalah bantuan yang diberikan dengan sengaja

kepada anak dalam pertumbuhan jasmani maupun rohaninya untuk mencapai

tingkat dewasa.1

Hal ini tercantum dalam Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-

Undang Nomor 14 tentang Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional

Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.2

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.3

1 St. Rodliyah, Pendidikan dan Ilmu Pendidikan (Jember: STAIN Jember Press, 2013), 34.

2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-

Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 1, Ketentuan Umum, 2. 3 Undang-Undang, 5.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

2

Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak

yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan, suatu kelompok

manusia tidak dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.

Di sekolah yang dikenal sebagai komunitas belajar (learning

community), guru adalah orang yang bertanggungjawab penuh atas

perkembangan perilaku dan prestasi peserta didiknya. Baik dan buruknya

perilaku dan prestasi seorang anak pun ditentukan dari bagaimana

kesungguhan seorang guru dalam mendidik siswanya dan kemampuannya

untuk mengelola kelas agar suasana pembelajaran di kelas menjadi kondusif.4

Belajar dapat terjadi karena ada subjek yang mengajar dan ada subjek

yang belajar. Dalam proses pembelajaran, subjek yang mengajar disebut guru

dan subjek yang belajar disebut siswa. Bahkan istilah yang lebih sering

digunakan saat inilah belajar dan pembelajaran.5

Belajar itu terjadi terutama ketika seseorang merespons dan menerima

rangsangan dari lingkungan eksternalnya, maturasi hanya memerlukan

pertumbuhan dari dalam.6 Jadi, belajar merupakan proses dari setiap sesuatu

yang awalnya tidak diketahui menjadi paham dan mengerti sehingga bisa

menangkap dan merespon dari sesuatu yang sedang terjadi.

Dalam ajaran Agama Islam, pendidikan merupakan suatu hal yang

wajib bagi setiap muslim untuk mempelajarinya. Pendidikan menjadikan

seseorang mendapatkan derajat yang tinggi dalam kehidupannya.

4 Raihan, “Dayah: Journal of Islamic Education. Vol. 2 No. 1” (2019): 116.

5 Dina Gasong, Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta: Deepublish, 2018), 3.

6 Gasong, 9.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

3

Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Mujadalah ayat 11, ialah

sebagai berikut:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah, niscaya

Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:

"Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan

meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-

orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah

Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS Al-Mujadalah:

11).7

Tujuan umum pendidikan Islam adalah terwujudnya pribadi muslim.

Tujuan itu dapat dirinci menjadi pribadi muslim yang akalnya berkembang,

bersedia menerima kebenaran pengetahuannya itu, dan terampil

mempraktekan pengetahuan yang dimilikinya. Tujuan pendidikan Islam ini

akan terwujud bila pendidikan Islam dijalankan sesuai dengan dasar yang

absolut yaitu Al-qur’an dan Hadis.8

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan

Agama Islam (PAI) sangat penting, karena dengan adanya Pendidikan Agama

Islam (PAI) orang tua serta guru berusaha secara sadar dan baik untuk

mendidik dan mengarahkan anak kepada hal-hal yang baik untuk

7 Al-Qur’an, 58:11.

8 Rahmat Hidayat, “Ilmu Pendidikan Islam “Menuntun Arah Pendidikan Islam Indonesia”

(Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI), 2016), 4.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

4

perkembangan jasmani dan rohani anak yang sesuai syari’at Islam sehingga

Pendidikan Agama Islam (PAI) akan tercapai sesuai yang diinginkan.

Untuk tercapainya tujuan dari Pendidikan Agama Islam (PAI)

tersebut, maka perlu adanya peningkatan kualitas dalam proses pendidikan

secara baik. Hal ini sangat tergantung pada kemampuan yang dimiliki oleh

seorang guru dalam menguasai materi dan metode yang akan diajarkan dan

keterampilan serta cara-cara tertentu dalam menyiapkan langkah dan strategi

yang akan diterapkan kepada siswa.

Maka dari itu pembelajaran harus disajikan dengan alat pembelajaran

yang menarik yang melibatkan siswa secara aktif. Untuk itu diperlukan alat

pembelajaran yang sesuai dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa,

salah satunya dengan menerapkan alat pembelajaran yaitu reward dan

punishment.

Dalam proses pembelajaran yang menggunakan metode reward dan

punishment (ganjaran dan hukuman) diharapkan dapat menumbuhkan

semangat belajar siswa. Selain itu, melalui metode ini guru diharapkan

mampu menggunakan berbagai fasilitas, baik itu alat-alat mengajar maupun

metode dalam proses pembelajaran untuk mendapatkan hasil yang lebih baik

dan memberikan semangat belajar bagi peserta didik dalam mengembangkan

aktivitas dan mengarahkan serta memelihara ketentuan dalam melakukan

kegiatan belajar mengajar.

Kesesuaian penerapan metode reward dan punishment yang baik akan

dapat memberikan dampak yang baik terhadap perkembangan siswa, yang

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

5

akhirnya akan meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehari-hari.

Namun sebaliknya, jika penerapan metode reward dan punishment yang tidak

sesuai dan berlebihan akan memberikan dampak negatif terhadap semangat

belajar peserta didik, misalnya: siswa akan takut, malas dan tidak semangat

dalam belajar. Oleh karena itu, penerapan metode pemberian hadiah dan

hukuman harus diperhatikan aspek perkembangan anak.

Idealitas penerapan metode reward dan punishment dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) harus sejalan dengan peraturan

dalam pendidikan. Guru harus memperhatikan reward dan punishment yang

diberikan kepada peserta didik yang sesuai dengan norma-norma dalam

pendidikan. Agar pembelajaran tercapai dengan baik, maka penerapan reward

dan punishment harus dijalankan sesuai dengan teori yang dikembangkan

dalam pendidikan sehingga dapat memberikan motivasi kepada peserta didik.

Di dalam Al-Qur’an banyak ayat yang menjelaskan tentang

penghargaan dan hukuman. Penghargaan dan hukuman ini di dalam Islam

dijadikan metode dakwah guna memotivasi umat Islam untuk selalu

berperilaku amar ma’ruf nahi munkar (mengerjakan yang baik dan

meninggalkan yang buruk).

Ayat yang berkaitan dengan reward (ganjaran) diantaranya Allah Swt

memberi ganjaran pahala 10 kali lipat bagi orang yang berbuat baik agar

hamba-Nya termotivasi untuk selalu beramal shalih yaitu dalam Al-Qur’an

surat Al-An’am ayat 160:

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

6

Artinya: “Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala)

sepuluh kali lipat amalnya; dan Barangsiapa yang membawa

perbuatan jahat Maka Dia tidak diberi pembalasan melainkan

seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak

dianiaya (dirugikan)”. (QS Al-An’am: 160).9

Adapun ayat yang berkaitan dengan punishment (hukuman) salah

satunya yang berbicara tentang hukuman bagi orang kafir, terdapat dalam

surat Al-Anfal ayat 13:

Artinya: “(Ketentuan) yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya

mereka menentang Allah dan Rasul-Nya; dan barangsiapa

menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya Allah amat

keras siksaan-Nya”. (QS Al-Anfal: 13).10

Kedua ayat tersebut menjelaskan bahwa reward dan punishment tidak

hanya terjadi di dunia pendidikan formal saja, di dalam kehidupan manusia

reward dan punishment diajarkan supaya kita selalu termotivasi dan tujuan

hidup tercapai ke arah yang baik. Begitu juga dalam dunia pendidikan formal

reward dan punishment dijadikan alat pendidikan sebagai suatu tindakan

untuk mencapai keberhasilan belajar dan tujuan pendidikan. Dengan

menerapkan reward dan punishment ini diharapkan dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa sehingga siswa lebih antusias dalam belajar.

9 Al-Qur’an, 6:160.

10 Al-Qur’an, 8:13.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

7

Hasil penelitian sejenis dengan judul yang peneliti angkat ialah

menunjukkan bahwasannya pemberian reward pada siswa dapat

meningkatkan sikap siswa terhadap pembelajaran. Siswa menjadi lebih

bersemangat dan gigih selama pembelajaran serta bisa meningkatkan rasa

ingin tahu siswa. Sedangkan, hasil dari pemberian punishment pada siswa

ialah siswa berusaha untuk menjaga nilainya tetap utuh agar tidak

mendapatkan pengurangan hak, yaitu istirahat paling akhir atau mendapatkan

hukuman pada saat teman lainnya sedang istirahat. Dengan demikian siswa

akan merasa jera dan lebih berhati-hati agar tidak mendapat hukuman.11

Seorang guru memiliki peran penting untuk membangkitkan kembali

keinginan dan semangat belajar siswa, pemberian rangsangan dan penguatan

(reinforcement) yang diberikan oleh guru dapat membentuk motivasi siswa.

Dengan adanya alat pembelajaran berupa reward diharapkan bisa

menimbulkan energi dalam belajar dan dapat menciptakan suasana belajar

yang menyenangkan dan dengan diberikan punishment diharapkan dapat

menertibkan siswa yang dalam proses belajar juga menjadikan perbaikan-

perbaikan terhadap kesalahan siswa.

Peneliti memilih lokasi di SMP Darut Taqwa yang lokasinya terletak

di Desa Kedung Rejoso Kecamatan Kotaanyar Kabupaten Probolinggo,

merupakan lembaga pendidikan formal yang masih berada dibawah naungan

Pondok Pesantren Darut Taqwa. Di pondok tersebut terdiri dari satu lembaga

non-formal, yaitu: Madrasah Diniyah (Madin) Darut Taqwa, dan dua lembaga

11

Sayyidah Rizqiyyatul Faizah, Pelaksanaan Reward And Punishment Untuk Meningkatkan

Motivasi Belajar Siwa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SDI Nurul Izzah Malang

(Skripsi: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2017).

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

8

formal, yaitu: SMP Darut Taqwa dan SMA Darut Taqwa. Awal mula sekolah

SMP Darut Taqwa ini didirikan karena semakin banyak anak yang bersekolah

di Madrasah Diniyah (Madin) Darut Taqwa, sehingga pengasuh berinisiatif

untuk mendirikan lembaga formal. SMP Darut Taqwa ini merupakan sekolah

yang masih belum lama dibangun namun sudah memiliki peminat yang cukup

banyak dikarenakan lokasinya yang strategis dan pembelajaran yang berbasis

pesantren.

Dalam proses pembelajaran tentunya sering terjadi beberapa

permasalahan atau pelanggaran yang dilakukan siswa, seperti: Lupa

mengerjakan pekerjaan rumah (PR), tidak mengumpulkan tugas harian, tidur

dan bergurau didalam kelas saat pembelajaran berlangsung dan lain

sebagainya. Permasalahan yang terjadi di Sekolah Menengah Pertama Darut

Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo, masih ada sebagian siswa

yang melanggar peraturan dan tidak mengikuti proses pembelajaran dengan

baik. Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo menerapkan reward dan punishment dengan tujuan untuk

memotivasi siswa agar lebih bersemangat dan antusias dalam belajar.12

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan diatas, maka

peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul

“Implementasi Reward Dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo

12

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 21 September 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

9

Tahun Ajaran 2020/2021”. Karena sekolah yang berbasis pesantren tentunya

bentuk dan pelaksanaan reward dan punishment berbeda dengan sekolah

pada umumnya. Di sekolah umum bentuk dan pelaksanaan reward dan

punishment hanya berdampak pada siswa yang bersangkutan di lingkungan

sekolah. Sedangkan di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa bentuk

dan pelaksanaan reward dan punishment tidak hanya berdampak untuk diri

sendiri tetapi juga bisa berdampak dengan lingkungan sekolah dan yayasan

pondok pesantren.

B. Fokus Penelitian

Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan

istilah fokus penelitian. bagian ini mencantumkan semua rumusan masalah

yang dicari jawabannya melalui proses penelitian.13

Berdasarkan latar

belakang yang telah dipaparkan, dari fokus penelitian ini dapat dijabarkan

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk reward dan punishment dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo

tahun ajaran 2020/2021?

2. Bagaimana pelaksanaan reward dan punishment dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di

Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo tahun ajaran 2020/2021?

13

Tim Penyusun IAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember. IAIN Jember Press,

2017), 72

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

10

3. Bagaimana dampak dari reward dan punishment dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di

Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo tahun ajaran 2020/2021?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian merupakan gambaran tentang arah yang dituju

dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus mengacu kepada

masalah-masalah yang telah dirumuskan sebelumnya.14

Adapun tujuan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan bentuk reward dan punishment dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di

Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo tahun ajaran 2020/2021.

2. Mendeskripsikan pelaksanaan reward dan punishment dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso

Kotaanyar Probolinggo tahun ajaran 2020/2021.

3. Mendeskripsikan dampak dari reward dan punishment dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso

Kotaanyar Probolinggo tahun ajaran 2020/2021.

14

Penyusun, 73.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

11

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang akan diberikan

setelah selesai melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan yang

bersifat teoritis dan kegunaan praktis, seperti kegunaan bagi penulis, instansi

dan masyarakat secara keseluruhan. Kegunaan penelitian harus realistis.15

Adanya penelitian dapat memberikan manfaat apabila dapat digunakan oleh

semua pihak. Adapun manfaat yang diharapkan peneliti ialah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang

signifikan serta dapat menambah wawasan dan menambah ilmu

pengetahuan bagi semua pihak. Bagi pihak-pihak yang berkompeten

dengan permasalahan yang diangkat, khususnya tentang implementasi

reward dan punishment dalam meningkatkan motivasi belajar siswa mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut

Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo tahun ajaran 2020/2021.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini memberikan tambahan khasanah keilmuan dan

sebagai langkah awal dalam mengembangkan ilmu serta mengadakan

penelitian lebih lanjut.

15

Ibid., 73.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

12

b. Bagi SMP Darut Taqwa

Peneliti diharapkan dapat dijadikan suatu bahan informasi dan

sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pengetahuan tentang

implementasi reward dan punishment dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo tahun ajaran 2020/2021.

c. Bagi IAIN Jember

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

menambah wawasan pengetahuan di lingkungan IAIN Jember dan

menambah literatur kepustakaan IAIN Jember.

E. Definisi Istilah

Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak terjadi salah pengertian

atau kekurang jelasan makna, maka perlu adanya definisi istilah. Hal ini

sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan penafsiran dan terhindar dari

kesalahan pengertian pada pokok pembahasan.

Definisi istilah yang berkaitan dengan judul dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Reward

Reward (ganjaran) adalah suatu hadiah atau penghargaan yang

diberikan guru kepada siswa yang berprestasi atau melaksanakan tugas

dengan baik dengan tujuan agar siswa merasa senang dan termotivasi

lebih meningkatkan lagi belajarnya.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

13

2. Punishment

Punishment (hukuman) adalah suatu kegiatan yang tidak

menyenangkan yang diberikan guru kepada siswa yang melanggar

peraturan dengan maksud agar siswa tidak mengulangi lagi kesalahannya

dan memperbaiki tingkah lakunya.

3. Motivasi Belajar

Motivasi adalah sebuah dorongan yang berasal dari dalam maupun

dari luar untuk seseorang melakukan sebuah tindakan atau aktivitas lebih

baik lagi dalam menentukan tingkah laku.

Belajar adalah usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk

mendapatkan tingkah laku lebih baik lagi sebagai hasil dari pengalaman.

Motivasi belajar adalah kekuatan yang bersumber dari dalam atau

luar yang memberi pengaruh besar terhadap semangat belajar siswa.

4. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Pembelajaran adalah proses kegiatan belajar mengajar yang

berlangsung di dalam kelas. Adapun pembelajaran yang penulis maksud

dalam penelitian ini adalah hubungan timbal balik antara guru dan

peserta didik dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

Implementasi reward dan punishment dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah

penerapan pemberian hadiah dan hukuman kepada siswa dalam proses

pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan tujuan agar siswa merasa

senang ketika diberikan hadiah dan termotivasi untuk mengulangi lagi

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

14

perbuatannya dan dengan adanya hukuman yang diberikan, siswa akan

termotivasi untuk menghindari dan tidak mengulangi lagi kesalahannya.

F. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan skripsi hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Bab pertama merupakan bagian pendahuluan yang meliputi latar

belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

definisi istilah, dan sistematika pembahasan.

Bab kedua merupakan bab kajian kepustakaan, yang terdiri dari

penelitan terdahulu, dan kajian teori. Dalam kajian teori ini membahas

tentang kajian teoritis yang terkait dengan judul penelitian.

Bab ketiga merupakan bab yang membahas tentang metode penelitan,

terdiri dari: pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subjek

penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, dan tahap-

tahap penelitian.

Bab keempat merupakan bab yang membahas tentang penyajian data

dan analisis yang terdiri terdiri dari gambaran obyek penelitian, penyajian

data dan analisis, serta pembahasan temuan penelitian.

Bab kelima merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan

saran. Fungsi bab ini adalah sebagai suatu gambaran dari hasil penelitian

berupa kesimpulan. Sedangkan saran-saran dapat membantu memberikan

saran yang bersifat konstruktif yang terkait dengan penelitian.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

15

Selanjutnya skripsi ini diakhiri dengan daftar pustaka, lampiran-

lampiran yang berisi matrik penelitian, pedoman penelitian, jurnal penelitian,

dokumentasi, pernyataan keaslian, surat izin penelitian, surat keterangan telah

selesai penelitian, dan biodata peneliti.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKAAN

A. Penelitian Terdahulu

Pada penelitian terdahulu ini untuk mengetahui perbedaan dan

persamaan antara penelitian terdahulu dan penelitian yang akan diadakan oleh

peneliti sekarang.

Adapun beberapa studi yang ditemukan dan memiliki relevansi

dengan permasalahan yang dikembangkan dalam penelitian ini antara lain:

1. Penelitian atas nama Muhd Mursalim mahasiswa Universitas Islam

Negeri (UIN) Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh, Program Studi

Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, dengan judul

“Penerapan Reward Dan Punishment Dalam Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam Di SMA Islam Al-Falah Aceh Besar”. Ditulis pada tahun

2019. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik

pengumpulan data observasi dan Wawancara mendalam (interview).

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Milles dan

Huberman. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menjelaskan

bentuk dan pelaksanaan reward dan punishment serta menjelaskan

kendala apa saja yang dihadapi guru dalam memberikan reward dan

punishment dalam pembelajaran PAI di SMA Islam Al-Falah. Setelah

dilakukan penelitian dan analisis data, hasil penelitian ini menyimpulkan

16

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

17

bahwa bentuk reward yang sering diberikan guru kepada peserta didik

ialah nilai tambahan, pujian atau sanjungan, nasehat, dan tepuk tangan,

sedangkan bentuk punishment ialah hukuman yang mendidik seperti

menghafal ayat Al-Qur’an, menghafal hadist dan hukuman-hukuman

lainnya yang membuat murid menyadari kesalahan yang ia lakukan dan

tidak mengulangi lagi kesalahan yang pernah dilakukan. Adapun

pelaksanaan reward diberikan dalam proses belajar mengajar, sedangkan

pelaksanaan punishment dilakukan oleh guru PAI baik ketika proses

berlangsungnya pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Bahkan guru

selalu memberikan punishment jika melihat murid yang melakukan

pelanggaran yang tidak boleh dilakukan. Untuk kendala yang dihadapi

oleh guru PAI adalah kurang adanya kerja sama antara guru dan orang tua

karena murid yang terdaftar di SMA Islam Al-Falah semuanya menetap di

pesantren dan langsung bersekolah dalam lingkungan pesantren.16

2. Penelitian atas nama Ari Noer Khoiriyah mahasiswa Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, dengan judul “Pengaruh

Reward Dan Punishment Terhadap Motivasi Belajar Fiqih Siswa MTs

Islamiyah Ciputat”. Ditulis pada tahun 2018. Adapun metode penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan lebih di

khususkan lagi pada metode deskriptif korelatif. Teknik pengumpulan

data menggunakan angket (kuesioner) skala sikap dan observasi. Teknik

16

Muhd Mursalim, Penerapan Reward Dan Punishment Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di SMA Islam Al-Falah Aceh Besar (Skripsi: Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry

Darussalam, Banda Aceh, 2019).

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

18

analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik parametik

dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan reward dan punishment dalam

pembelajaran fiqih dan untuk menguji pengaruh reward dan punishment

terhadap motivasi belajar siswa di MTs Islamiyah Ciputat. Setelah

dilakukan penelitian dan analisis data, hasil penelitian ini menyimpulkan

bahwa pelaksanaan reward dan punishment dalam pembelajaran fiqih di

MTs Islamiyah Ciputat berpengaruh positif terhadap motivasi. Dalam

analisis deskriptif, peneliti mendapatkan gambaran tentang besarnya

pengaruh reward dan punishment terhadap motivasi belajar fiqih siswa.

Sedangkan analisis statistik peneliti mendapatkan korelasi berganda

antara reward dan punishment berpengaruh positif terhadap motivasi

belajar siswa sebesar 54,4%. Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan,

pelaksanaan dan pemberian reward dan punishment yang dilakukan di

MTs Islamiyah Ciputat, sangatlah efektif.17

3. Penelitian atas nama Drajat Bintoro mahasiswa Institut Agama Islam

Negeri Surakarta, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu

Tarbiyah Dan Keguruan, dengan judul “Penerapan Metode Reward And

Punishment Dalam Pembelajaran Qur’an Hadist Kelas VIII Di Madrasah

Tsanawiyah Negeri Temon Kec. Simo. Kab. Boyolali Tahun Ajaran

2017/2018”. Ditulis pada tahun 2018. Adapun metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan

17

Ari Noer Khoiriyah, Pengaruh Reward Dan Punishment Terhadap Motivasi Belajar Fiqih Siswa

MTs Islamiyah Ciputat (Skripsi: Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta,

2018).

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

19

deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini

menggunakan teori Sugiyono, yaitu: Reduksi Data, Data Display

(Penyajian Data) dan Kesimpulan/Verifikasi Data. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan metode Reward and Punishment

dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadis Kelas VIII di Madrasah

Tsanawiyah Negeri Temon Kec. Simo. Kab. Boyolali Tahun Ajaran

2017/2018. Setelah dilakukan penelitian dan analisis data, hasil penelitian

ini menyimpulkan bahwa pelaksanaan penerapan Reward and Punishment

dalam Pembelajaran Qur’an Hadist kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah

Negeri Temon, beberapa bentuk Reward and Punishment yang di kasih

kepada siswa oleh guru Qur’an Hadist, seperti dalam pemberian reward,

reward itu terbagi menjadi dua yaitu: 1) reward verbal ialah reward

dengan kata-kata, kalimat. 2) reward non-verbal ialah reward yang

berupa gerakan mimic dan badan, reward dengan cara mendekati, reward

dengan cara sentuhan, reward dengan cara simbol atau benda. Kemudian

punishment terbagi menjadi tiga bagian yaitu: 1) anak melaksanakan

perbuatan yang tidak menyenangkan (restitusi). 2) deprivasi (pencabutan

atau pembatalan). 3) langsung menggunakan kesakitan.18

Ketiga penelitian di atas akan dicari persamaan dan perbedaan

dengan penelitian sekarang yang akan disajikan pada tabel dibawah ini:

18

Drajat Bintoro, Penerapan Metode Reward And Punishment Dalam Pembelajaran Qur’an Hadist

Kelas VIII Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Temon Kec. Simo. Kab. Boyolali Tahun Ajaran

2017/2018 (Skripsi: Institut Agama Islam Negeri, Surakarta, 2018).

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

20

Tabel 2.1

Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang

No

Nama Peneliti

dan Judul

Penelitian

Persamaan Perbedaan Orisinalitas

1 Muhd Mursalim,

“Penerapan

Reward Dan

Punishment

Dalam

Pembelajaran

Pendidikan

Agama Islam Di

SMA Islam Al-

Falah Aceh

Besar” pada tahun

2019.

a. Sama-sama

meneliti

tentang bentuk

dan

pelaksanaan

reward dan

punishment

dalam

pembelajaran

PAI.

b. Sama-sama

menggunakan

pendekatan

deskriptif

kualitatif

dengan teknik

analisis data

menggunakan

model Milles

dan

Huberman.

Perbedaannya

terletak pada

jenjang

pendidikan.

Penelitian

terdahulu di

SMA, sedangkan

penelitian

sekarang di SMP.

a. Bentuk Reward

Dan Punishment

Dalam

Meningkatkan

Motivasi Belajar

Siswa Mata

Pelajaran

Pendidikan Agama

Islam.

b. Pelaksanaan

Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan

Motivasi Belajar

Siswa Mata

Pelajaran

Pendidikan Agama

Islam.

c. Dampak dari

Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan

Motivasi Belajar

Siswa Mata

Pelajaran

Pendidikan Agama

Islam.

2 Ari Noer

Khoiriyah,

“Pengaruh

Reward Dan

Punishment

Terhadap

Motivasi Belajar

Fiqih Siswa MTs

Islamiyah

Ciputat” pada

tahun 2018.

Sama-sama

meneliti tentang

pelaksanaan

reward dan

punishment untuk

motivasi belajar.

a. Penelitian

terdahulu

meneliti di

lembaga

sekolah MTs,

sedangkan

penelitian

sekarang

meneliti di

lembaga

sekolah SMP.

b. Penelitian

terdahulu

menggunakan

a. Bentuk Reward

Dan Punishment

Dalam

Meningkatkan

Motivasi Belajar

Siswa Mata

Pelajaran

Pendidikan Agama

Islam.

b. Pelaksanaan

Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan

Motivasi Belajar

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

21

No

Nama Peneliti

dan Judul

Penelitian

Persamaan Perbedaan Orisinalitas

metode

penelitian

kuantitatif,

sedangkan

penelitian

sekarang

menggunakan

metode

penelitian

kualitatif.

Siswa Mata

Pelajaran

Pendidikan Agama

Islam.

c. Dampak dari

Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan

Motivasi Belajar

Siswa Mata

Pelajaran

Pendidikan Agama

Islam.

3 Drajat Bintoro,

“Penerapan

Metode Reward

And Punishment

Dalam

Pembelajaran

Qur’an Hadist

Kelas VIII Di

Madrasah

Tsanawiyah

Negeri Temon

Kec. Simo. Kab.

Boyolali Tahun

Ajaran

2017/2018” pada

tahun 2018.

a. Sama-sama

meneliti

tentang

pelaksanaan

reward dan

punishment.

b. Sama-sama

menggunakan

pendekatan

deskriptif

kualitatif.

Penelitian

terdahulu meneliti

di lembaga

sekolah MTs,

sedangkan

penelitian

sekarang meneliti

di lembaga

sekolah SMP.

a. Bentuk Reward

Dan Punishment

Dalam

Meningkatkan

Motivasi Belajar

Siswa Mata

Pelajaran

Pendidikan Agama

Islam.

b. Pelaksanaan

Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan

Motivasi Belajar

Siswa Mata

Pelajaran

Pendidikan Agama

Islam.

c. Dampak dari

Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan

Motivasi Belajar

Siswa Mata

Pelajaran

Pendidikan Agama

Islam.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

22

B. Kajian Teori

1. Definisi Reward Dalam Pembelajaran

Proses belajar mengajar merupakan salah satu aspek untuk

meningkatkan mutu pendidikan, yaitu dengan guru dan peserta didik yang

sama-sama berperan aktif di dalamnya. Untuk mendukung hal tersebut dan

demi meningkatkan pengetahuan siswa, guru dituntut untuk mampu

menggunakan berbagai macam keterampilan, strategi, dan metode

pembelajaran yang interaktif. Sebab dengan meningkatnya kefahaman dan

pengetahuan siswa, akan berpengaruh pada hasil belajar.

Salah satu cara untuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

yaitu dengan pemberian reward atas pekerjaan yang dianggap benar dan

mencapai tujuan dalam pembelajaran. Maka pemberian reward pada

pembelajaran sangat berpengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar

siswa. Karena dengan diberikan reward siswa merasa bahwa

perjuangannya selalu dihargai oleh gurunya.

Reward menurut bahasa berasal dari bahasa inggris yang berarti

penghargaan atau hadiah.19

Reward merupakan suatu bentuk teori reward

positif yang bersumber dari aliran behavioristik, yang dikemukakan oleh

Waston, Ivan Pavlov dan kawan-kawan dengan teori S-R nya. Reward

adalah suatu bentuk perlakuan positif subjek. Reward atau penghargaan

19

John M. Echol & Hasan Shadily, Kamus Bahasa Inggris Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1996),

485.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

23

merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat peningkatan

kemungkinan terulang kembalinya tingkah laku tersebut.20

Reward merupakan sesuatu yang disenangi dan digemari oleh

anak-anak yang diberikan kepada siapa saja yang dapat memenuhi harapan

yakni mencapai tujuan yang ditentukan, atau bahkan mampu melebihinya.

Besar kecilnya reward yang diberikan kepada yang berhak tergantung

kepada banyak hal, terutama ditentukan oleh tingkat pencapaian yang

diraih. Tentang bagaimana wujudnya, banyak ditentukan oleh jenis atau

wujud pencapaian yang diraih serta kepada siapa reward tersebut

diberikan.21

Menurut Ngalim Purwanto, reward merupakan alat pendidikan

yang mudah dilaksanakan dan sangat menyenangkan bagi siswa. Untuk itu

reward dalam suatu proses pendidikan sangat dibutuhkan keberadaannya

demi meningkatkan motivasi belajar. Maksud dari pendidik memberi

reward kepada siswa adalah supaya siswa menjadi lebih giat lagi usahanya

untuk memperbaiki atau mempertinggi prestasi yang akan dicapainya,

dengan kata lain siswa menjadi lebih keras kemauannya untuk belajar

lebih baik.22

Dapat disimpulkan bahwa reward merupakan salah satu cara yang

digunakan guru untuk memberikan penghargaan atau hadiah kepada siswa

karena sudah mengerjakan suatu pekerjaan dengan benar. Contohnya:

20

Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), 77. 21

Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran (Jakarta: Rineka Karya, 1993), 160. 22

M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (Bandung: Remadja Karya, 1985),

231.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

24

seorang guru memberikan pujian “kamu hebat” atau “benar sekali” kepada

salah satu siswa yang bisa menjawab pertanyaan dari guru. Hal itu

termasuk penguatan positif dengan memberikan pujian agar siswa merasa

senang dengan prestasinya dan termotivasi untuk lebih giat lagi belajar.

Jadi, penghargaan disini yang terpenting bukanlah hasilnya yang

dicapai oleh peserta didik melainkan bertujuan membentuk kemauan yang

tinggi serta kerja keras yang lebih dari hasil yang dicapai peserta didik.

reward bagi seorang pendidik mengajarkan kita untuk berbuat baik dan

berbudi luhur, dalam Islam juga mengenal adanya reward yakni berupa

pahala, pahala dapat diberikan kepada hamba Allah Swt yang mengerjakan

kebaikan, dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Zalzalah ayat 7:

Artinya: “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,

niscaya Dia akan melihat (balasannya)”. (QS Al-Zalzalah: 7).23

Dapat disimpulkan bahwa dalam Islam diperintahkan untuk selalu

berbuat baik, begitu juga dalam dunia pendidikan reward dapat melatih

anak untuk melakukan pekerjaan dan perbuatan yang baik bagi siswa agar

tujuan belajarnya tercapai, begitu juga bagi guru reward dapat

mengajarkan seorang guru berbuat kebaikan kepada murid, menyayangi

murid, dan melatih murid senantiasa berbuat baik. Reward tidak hanya

dijelaskan dalam dunia pendidikan, dalam Islam reward dikenal sebagai

pahala, pemberian reward dalam konteks pendidikan dapat diberikan bagi

23

Al-Qur’an, 99:7.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

25

siapa saja yang berprestasi dan lebih giat dalam belajar sehingga siswa

memiliki motivasi yang tinggi untuk selalu berusaha menjadi lebih baik

lagi.

Burrhus Frederic Skinner menyatakan bahwa ada hubungan antara

perilaku dan konsekuensi yang mengikutinya. Misalnya jika perilaku

seseorang menghasilkan konsekuensi yang menyenangkan maka orang itu

akan melakukan perbuatan tersebut lebih sering lagi. Menggunakan

konsekuensi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan untuk

merubah perilaku seseorang. Skinner menyebutnya sebagai operant

conditioning.24

Skinner telah menjelaskan beberapa prinsip belajar salah satunya

ialah Reinforcement (penguatan). Reinforcement didefinisikan sebagai

konsekuen yang menguatkan tingkah laku atau frekuensi tingkah laku.

Keefektifan suatu reinforcement dalam proses pembelajaran perlu

ditunjukkan agar dapat diasumsikan bahwa suatu konsekuen adalah

reinforcer sampai terbukti bahwa konsekuen tersebut dapat menguatkan

tingkah laku.25

Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku

sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang

dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan

tingkah lakunya. Menurut teori ini yang terpenting adalah masukan atau

input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respon.

24

Baharuddin dan Esa Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

2010), 66. 25

Wahyuni, 71.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

26

Stimulus adalah apa saja yang diberikan pendidik kepada pembelajar,

sedangkan respon adalah reaksi atau tanggapan pembelajar terhadap

stimulus yang diberikan oleh pendidik tersebut. Faktor lain yang juga

dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan

(reinforcement). Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat

timbulnya respon. Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement)

maka responpun akan semakin kuat. Begitu juga bila penguatan dikurangi

(negative reinforcement) responpun akan tetap dikuatkan. Contoh: ketika

pembelajar diberi tugas pendidik, ketika tugasnya ditambahkan maka ia

akan semakin giat belajarnya. Maka penambahan tugas belajarnya tersebut

merupakan penguatan positif dalam belajar. Bila tugas-tugas dikurangi dan

pengurangan ini justru meningkatkan aktivitas belajarnya, maka

pengurangan tugas merupakan suatu bentuk stimulus negatif dalam

belajar. Jadi penguatan merupakan suatu bentuk stimulus yang penting

diberikan (ditambahkan) atau dihilangkan (dikurangi) untuk

memungkinkan terjadinya respon (Budiningsih: 2005:20-21).26

Reinforcement dibagi menjadi dua, yaitu reinforcement positif dan

reinforcement negatif. Reinforcement positif adalah konsekuensi yang

diberikan untuk menguatkan atau meningkatkan perilaku seperti hadiah,

pujian dan lain sebagainya. Sedangkan reinforcement negatif adalah

menarik diri dari situasi yang tidak menyenangkan untuk menguatkan

26

Sri Hayati, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning (Magelang: Graha

Cendekia, 2017), 26.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

27

tingkah laku. Misalnya guru membebaskan siswanya dari tugas

membersihkan kamar mandi apabila dapat menyelesaikan tugasnya.

Secara garis besar reward dapat dibedakan menjadi empat macam,

yaitu:

a. Pujian

Pujian adalah suatu bentuk reward yang paling dilaksanakan.

Pujian dapat berupa kata-kata seperti: baik, bagus, bagus sekali dan

sebagainya. Tetapi dapat juga berupa kata-kata yang bersifat sugestif,

misalnya: “Nah, lain kali akan lebih baik lagi”, “Kiranya kau sekarang

telah lebih rajin belajar” dan sebagainya. Disamping yang berupa kata-

kata, pujian dapat pula berupa isyarat-isyarat atau pertanda-pertanda.

Misalnya dengan menunjukkan ibu jari (jempol), dengan menepuk bahu

anak, dengan tepuk tangan dan sebagainya.

b. Penghormatan

Reward yang berupa penghormatan ini dapat berbentuk dua

macam pula. Pertama, berbentuk semacam penobatan, yaitu anak yang

mendapat penghormatan diumumkan dan ditampilkan dihadapan

teman-temannya. Dapat juga dihadapan teman-temannya sekelas,

teman-teman sekolah, atau mungkin juga dihadapan para teman dan

orangtua murid. Misalnya saja pada malam perpisahan yang diadakan

pada akhir tahun, kemudian ditampilkan murid-murid yang berhasil

menjadi bintang-bintang kelas. Penobatan dan penampilan bintang-

bintang pelajar untuk suatu kota atau daerah, biasanya dilakukan di

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

28

muka umum. Misalnya, pada rangkaian upacara hari proklamasi

kemerdekaan. Kedua, penghormatan yang berbentuk pemberian

kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Misalnya, kepada anak yang

berhasil menyelesaikan suatu soal yang sulit, disuruh mengerjakannya

dipapan tulis untuk dicontoh teman-temannya.

c. Hadiah

Yang dimaksud dengan hadiah disini ialah reward yang

berbentuk pemberian yang berupa barang. Reward yang berupa

pemberian barang ini disebut juga reward materi, yaitu hadiah yang

berupa barang ini dapat terdiri dari alat-alat keperluan sekolah, seperti:

pensil, penggaris, kitab tulis buku pelajaran dan sebagainya. Pemberian

ganjaran yang berupa barang ini sering mendatangkan pengaruh yang

negatif pada belajar murid. Yaitu bahwa hadiah itu lalu menjadi tujuan

dari belajar anak. Anak belajar bukan karena ingin menambah

pengetahuan, tetapi belajar dengan tujuan ingin mendapatkan hadiah.

Apabila tujuan untuk mendapatkan hadiah ini tidak bisa tercapai, maka

anak akan kendur belajarnya. Oleh karena itu, pemberian hadiah berupa

barang ini lebih baik jangan sering dilakukan.

d. Tanda Penghargaan

Jika hadiah adalah reward yang berupa barang, maka tanda

penghargaan adalah kebalikannya. Tanda penghargaan tidak dinilai dari

segi harga dan kegunaan barang-barang tersebut, seperti halnya pada

hadiah. Misalnya, tanda penghargaan dinilai dari segi “kesan” atau nilai

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

29

“kenang-kenangannya”. Oleh karena itu reward atau tanda penghargaan

ini disebut juga reward simbolis. Reward simbolis ini dapat berupa

surat-surat tanda jasa, sertifikat-sertifikat, piala-piala dan sebagainya.

Pada umumnya reward simbolis ini lebih besar pengaruhnya terhadap

kehidupan jiwa anak. Tanda-tanda penghargaan yang diperoleh anak ini

akan merupakan sumber pendorong bagi perkembangan anak

selanjutnya. Semua tanda penghargaan yang diperoleh anak, akan

merupakan kenang-kenangan abadi selama hidupnya, merupakan

kekayaan batin yang tidak ternilai harganya.27

2. Definisi Punishment Dalam Pembelajaran

Punishment menurut bahasa berasal dari bahasa inggris yang

berarti Law (hukuman) atau siksaan.28

Menurut Malik Fadjar punishment

(hukuman) adalah usaha edukatif untuk memperbaiki dan mengarahkan

siswa ke arah yang benar, bukan praktik hukuman dan siksaan yang

memasung kreativitas.29

Punishment adalah menghadirkan atau memberikan sebuah situasi

yang tidak menyenangkan atau situasi yang ingin dihindari untuk

menurunkan tingkah laku yang berpengaruh dalam mengubah perilaku

seseorang.30

Situasi yang mengandung hukuman yaitu pribadi harus melakukan

pekerjaan atau tugas yang tidak menyenangkan, karenanya ada kebutuhan

27

Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1973), 159-

161. 28

Shadily, 456. 29

Malik Fadjar, Holistika Pemikiran Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo, 2005), 202. 30

Wahyuni, 74.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

30

untuk meninggalkan tugas yang tidak menyenangkan itu. Supaya ia tetap

pada pekerjaan itu ada ancaman hukuman kalau dia tidak mengerjakan.

Jadi dalam situasi ini lalu timbul konflik, yaitu pribadi harus memilih salah

satu diantara dua kemungkinan yang tidak menyenangkan.31

Punishment sebagai alat pendidikan, meskipun mengakibatkan

penderitaan bagi siswa yang terhukum, namun dapat juga menjadi alat

motivasi belajar siswa. Ia berusaha untuk dapat selalu memenuhi tugas-

tugas belajarnya, agar tehindar dari bahaya hukuman.32

Guru yang memberikan punishment kepada siswa yang melakukan

pelanggaran sebaiknya guru memperhatikan syarat-syarat punishment

yang bersifat pedagogis, sebagai berikut:

a. Tiap-tiap punishment hendaknya dapat dipertanggungjawabkan. Ini

berarti punishment itu tidak boleh sewenang-wenang.

b. Punishment itu sedapat-dapatnya bersifat memperbaiki. Punishment

tidak boleh bersifat ancaman atau pembalasan dendam yang bersifat

perorangan.

c. Jangan menghukum pada waktu kita sedang marah.

d. Tiap-Tiap punishment harus diberikan dengan sadar dan sudah

diperhitungkan atau dipertimbangkan terlebih dahulu.

e. Bagi si terhukum (siswa), punishment itu hendaknya dapat dirasakan

sendiri sebagai kedukaan atau penderitaan yang sebenarnya.

31

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo, 2002), 284. 32

Fadjar, 203.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

31

f. Jangan melakukan punishment badan pada hakikatnya punishment

badan itu dilarang oleh negara.

g. Punishment tidak boleh merusak hubungan baik antara si pendidik dan

siswa.

h. Adanya kesanggupan memberi maaf dari si pendidik, sesudah

menjatuhkan punishment dan setelah siswa menginsafi kesalahannya.33

Tujuan pemberian punishment ada dua macam, yaitu tujuan dalam

jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan dalam jangka pendek

adalah untuk menghentikan tingkah laku yang salah. Sedangkan tujuan

dalam jangka panjang adalah untuk mengajar dan mendorong siswa agar

dapat menghentikan sendiri tingkah lakunya yang salah.34

Maksud guru memberi punishment itu bermacam-macam, hal ini

sangat erat hubungannya dengan pendapat orang tentang teori-teori

punishment, maka tujuan pemberian hukuman berbeda-beda sesuai dengan

teori punishment:

1) Teori pembalasan

Teori inilah yang tertua. Menurut teori ini, punishment diadakan

sebagai pembalasan dendam terhadap kelainan dan pelanggaran yang

telah dilakukan seseorang. Tentu saja teori ini tidak boleh dipakai

dalam pendidikan sekolah.

33

Purwanto, 191-192. 34

Charles Schaefer, Bagaimana Mendidik dan Mendisiplinkan Anak (Jakarta: Kesain Blanc,

1986), 91.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

32

2) Teori perbaikan

Menurut teori ini punishment diadakan untuk membasmi

kejahatan. Maksud dari punishment ini adalah untuk memperbaiki si

pelanggar agar jangan berbuat kesalahan lagi.

3) Teori perlindungan

Menurut teori ini punishment diadakan untuk melindungi

masyarakat dari perbuatan-perbuatan yang tidak wajar. Dengan adanya

punishment ini, masyarakat dapat dilindungi dari kejahatan-kejahatan

yang telah dilakukan oleh pelanggar.

4) Teori ganti rugi

Menurut teori ini punishment diadakan untuk mengganti

kerugian-kerugian yang telah diderita akibat dari kejahatan-kejahatan

atau pelanggaran itu. Punishment ini banyak dilakukan dalam

masyarakat atau pemerintah.

5) Teori menakut-nakuti

Menurut teori ini punishment diadakan untuk menimbulkan

perasaan takut kepada si pelanggar akan akibat perbuatan yang

melanggar itu sehingga ia akan takut melakukan perbuatan itu dan mau

meninggalkannya.35

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa memberikan

punishment juga ada aturannya terutama dalam dunia pendidikan. Dalam

memberikan punishment pada siswa juga perlu dilihat dari segi karakter

35

Purwanto, 187-189.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

33

yang dimiliki siswa. Karena pemberian punishment yang salah akan

berakibat fatal pada perkembangan psikologis siswa. Oleh karena itu

pemberian punishment pada siswa hanya bersifat untuk memperbaiki

tabiat tingkah laku siswa dan untuk mendidik ke arah kebaikan.

Disini ada beberapa pendapat mengenai macam-macam

punishment sebagai berikut:

1) Punishment preventif

Yaitu punishment yang dilakukan dengan maksud agar tidak

atau jangan terjadi pelanggaran. Punishment ini bermaksud untuk

mencegah jangan terjadi pelanggaran sehingga hal itu dilakukannya

sebelum pelanggaran dilakukan.36

2) Punishment represif

Yaitu punishment yang dilakukan oleh karena adanya

pelanggaran, oleh adanya dosa yang telah diperbuat. Jadi, punishment

ini dilakukan setelah terjadi pelanggaran atau kesalahan.37

Menyinggung sedikit tentang pemberian hukuman pada waktu

setelah sekolah usai, ini membawa konsekuensi yang tersendiri.

Konsekuensi baik bagi Guru, murid, maupun lebih-lebih bagi orangtua

murid. Bagi Guru, pemberian hukuman setelah sekolah usai ini,

memerlukan pengorbanan yang tidak ringan. Ia masih harus menyediakan

waktu tersendiri, yang semestinya ia harus sudah istirahat. Dan ini

mungkin bisa berakibat adanya suasana hubungan yang memburuk antara

36

Purwanto, 189. 37

Purwanto, 189.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

34

murid tersebut dengan Guru. Bagi anak, sebenarnya anak pun sudah lelah,

baik lelah fisiknya maupun lebih-lebih lelah pikirannya. Pikirannya sudah

tidak berada di sekolah lagi. Ia sudah membayangkan rumah. Perutnya

sudah kosong minta di isi. Sehingga sebenarnya anak sudah tidak

mempunyai energi untuk berpikir lagi. Dengan begitu ia sudah tidak bisa

mencurahkan perhatian dan pikirannya kepada tugas yang dihadapi. Bagi

orang tuanya di rumah yang telah menunggu-nunggu kedatangan anaknya,

buah hatinya tersayang. Terlambat sedikit saja orangtua sudah khawatir,

sudah cemas. Bagaimana bingungnya orang tua, bagaimana gelisah dan

khawatirnya orang tua, apabila telah lebih dari sepuluh menit dari waktu

yang diharapkan, anak tersayangnya belum juga kunjung tiba, karena

ditahan untuk mengerjakan hukuman.38

Mengingat begitu rumitnya masalah hukuman ini dan begitu besar

resiko konsekuensinya, maka dianjurkan disini hendaknya kita sangat

berhati-hati dengan hukuman. Kita harus berusaha sekeras-kerasnya untuk

menjauhkan diri dari tindakan “main hukum”. Lebih baik kita mencegah

sebelumnya dengan pengawasan dan control daripada kita harus

menghukum “Prevention is better than punishment”. Dan sebenarnya jika

kita mau meneliti, orang yang suka main hukum itu adalah menunjukkan

kelemahannya. Orang yang bijaksana selalu menjauhkan diri dari tindakan

main hukum ini.39

38

Indrakusuma, 153-154. 39

Indrakusuma, I58-159.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

35

3. Definisi Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata motif yang dalam bahasa inggrisnya

motive berasal dari kata motion yang berarti gerak atau sesuatu yang

bergerak. Motif adalah keadaan didalam pribadi orang yang

mendorongnya untuk melakukan aktivitas. Jadi motivasi adalah penggerak

tingkah laku ke arah suatu tujuan dengan didasari adanya suatu

kebutuhan.40

Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas-

aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat

diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata

“motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang

telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama

bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak.41

Motivasi sering diartikan dengan istilah dorongan, yang berarti

tenaga yang menggerakkan jiwa dan jasmani untuk berbuat sehingga motif

merupakan “driving force” seseorang untuk bertingkah laku dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Setiap orang mempunyai motif diri

yang tentu bisa berbeda antara orang yang satu dengan yang lainnya. Hal

ini dapat diuraikan dengan adanya ciri-ciri motif individu sebagai berikut:

40

A. Tabrani Rusyan, dkk, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remadja

Karya, 1989), 99. 41

Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994),

73.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

36

a. Motif itu majemuk, artinya bahwa sesuatu perbuatan tidak hanya

mempunyai satu tujuan, namun multi tujuan yang berlangsung

bersama-sama.

b. Motif dapat berubah-ubah, maksudnya motif pada seseorang sering

mengalami perubahan karena keinginan manusia dapat berubah-ubah

sesuai dengan kebutuhannya.

c. Motif berbeda antar individu, hal ini berarti motif sebagai kekuatan atau

dorongan seseorang melakukan tindakan atau bertingkah laku, maka

akan dapat berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya.

d. Motif individu bersifat komplek, artinya pada diri individu akan

didapati beberapa atau banyak motif diri untuk melakukau tindakan.

Dari motif yang banyak tersebut akan saling berinteraksi pada diri

individu, sehingga akan nampak adanya motif yang komplek pada diri

seseorang.42

Yang dimaksud dengan motivasi belajar disini ialah kekuatan-

kekuatan atau tenaga-tenaga yang dapat memberikan dorongan kepada

kegiatan belajar murid.

Dalam hal ini kita dapat membedakan motivasi belajar murid ke

dalam dua golongan, yaitu:

42

Priyono, Pengantar Manajemen (Surabaya: Zifatama Publisher, 2007), 77-78.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

37

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik ialah motivasi yang berasal dari dalam diri

anak sendiri. Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik ini

diantaranya yang penting ialah:

1) Adanya kebutuhan

Disebabkan oleh adanya sesuatu kebutuhan, maka hal ini

menjadi pendorong bagi anak untuk berbuat dan berusaha. Misalnya

saja anak ingin mengetahui isi cerita dari buku-buku komik.

Keinginan untuk mengetahui isi cerita ini dapat menjadi pendorong

yang kuat bagi anak untuk belajar membaca. Karena, apabila ia telah

dapat membaca, maka ini dapat berarti bahwa kebutuhannya ingin

mengetahui isi cerita dari buku komik itu telah bisa dipenuhi.

2) Adanya pengetahuan tentang kemajuannya sendiri

Dengan anak mengetahui hasil-hasil atau prestasinya sendiri,

dengan anak mengetahui apakah ia ada kemajuan atau sebaliknya

ada kemunduran, maka hal ini dapat menjadi pendorong bagi anak

untuk belajar lebih giat lagi.

3) Adanya aspirasi atau cita-cita

Cita-cita yang menjadi tujuan dari hidupnya ini akan

merupakan pendorong bagi seluruh kegiatan anak, pendorong bagi

belajarnya. Di samping itu, cita-cita dari seorang anak sangat

dipengaruhi oleh tingkat kemampuannya. Anak yang mempunyai

tingkat kemampuan yang baik, umumnya mempunyai cita-cita yang

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

38

lebih realis jika dibandingkan dengan anak yang mempunyai tingkat

kemampuan yang kurang atau rendah.

b. Motivasi Ekstrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi ekstrinsik ialah motivasi atau

tenaga-tenaga pendorong yang berasal dari luar anak. Motivasi

ekstrinsik ini ada pula yang menyebutnya incentive atau perangsang

(bandingkan dengan istilah incentive dalam kalangan pegawai-pegawai

kantor).

Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi ekstrinsik ialah:

1) Ganjaran

Ganjaran adalah merupakan alat pendidikan represif yang

yang bersifat posistif. Tetapi disamping fungsinya sebagai alat

pendidikan represif posistif ini, ganjaran adalah juga merupakan alat

motivasi. Yaitu alat yang bisa menimbulkan motivasi ekstrinsik.

Ganjaran dapat menjadikan pendorong bagi anak untuk belajar lebih

baik, lebih giat lagi.

2) Hukuman

Hukuman merupakan alat pendidikan yang tidak

menyenangkan, alat pendidikan yang bersifat negatif, namun

demikian dapat juga menjadi alat motivasi, alat pendorong untuk

mempergiat belajarnya murid. Murid yang pernah mendapat

hukuman oleh karena kelalaian tidak mengerjakan suatu tugas, maka

ia akan berusaha untuk tidak memperoleh hukuman lagi.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

39

3) Persaingan atau kompetisi

Persaingan sebenarnya adalah berdasarkan kepada dorongan

untuk kedudukan dan penghargaan. Kebutuhan akan kedudukan dan

penghargaan adalah merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi

pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu kompetisi dapat

menjadi tenaga pendorong yang sangat besar.

Bagi anak yang masih muda, dimana kemauan masih lemah,

gambaran tentang tujuan belajar dan cita-cita hidupnya masih kabur,

maka penting sekali peranan dari motivasi ekstrinsik ini. Tetapi, bagi

anak-anak yang telah lebih tua, lebih-lebih bagi para mahasiswa,

maka motivasi intrinsik harus menjadi sumber pendorong bagi

seluruh kegiatannya.43

4. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

Menurut Romiszowski (1981:4) dalam Winataputra (2008:2)

pembelajaran/instruction adalah sebagai proses pembelajaran yakni proses

belajar sesuai dengan rancangan. Unsur kesengajaan dari pihak di luar

individu yang melakukan proses belajar merupakan ciri utama dari konsep

instruction. Proses pengajaran ini berpusat pada tujuan atau goal directed

teaching process yang dalam banyak hal dapat direncanakan sebelumnya

(pre-planned). Karena sifat dari proses tersebut, maka proses belajar yang

43

Indrakusuma, I62-168.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

40

terjadi adalah proses perubahan perilaku dalam konteks pengalaman yang

memang sebagian besar telah dirancang.44

Dari sudut pandang bahasa, pendidikan Islam tentu saja berasal

dari istilah bahasa Arab yang diterjemahkan, mengingat dalam bahasa

Arab itulah ajaran Islam diturunkan. Menurut yang tersirat dalam Al-

Qur’an dan Al-Hadist, dua sumber ajaran agama Islam, istilah yang

dipergunakan dan dianggapnya relevan sebagai penggambaran konsep dan

aktivitas pendidikan Islam itu ada tiga, masing-masing yaitu at-Tanbiyah,

at-Ta’liim dan at-Ta’diib.45

Dengan demikian, istilah yang paling relevan dengan pendidikan

adalah tarbiyah, sehingga istilah pendidikan Islam akan menjadi at-

Tarbiyatul al-Islamiyah. Secara garis besar pendidikan Islam dapat

diartikan sebagai “upaya membimbing, mengarahkan, dan membina

peserta didik yang dilakukan secara sadar dan terencana agar terbina suatu

kepribadian yang utama sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam dengan jalan

pengembangan aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik”.

Selain itu definisi Pendidikan Agama Islam disebutkan dalam

Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama

Islam SD dan MI adalah: "Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar

dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,

memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak mulia,

mengamalkan ajaran Agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-

44

Hayati, 2. 45

Rodliyah, 314-315.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

41

Quran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta

penggunaan pengalaman."

Sedangkan menurut Ahmad Tafsir, Pendidikan Agama Islam

adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar memahami ajaran Islam

(knowing), terampil melakukan atau mempraktekkan ajaran Islam (doing),

dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.46

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah usaha sadar yang terencana untuk

menciptakan individu mukmin yang baik yang sesuai dengan ajaran

Agama Islam dan upaya untuk mendidik siswa mengenal Allah Swt.

sebagai sang pencipta dan beribadah kepada-Nya, dan selalu mengerjakan

perintah Allah dan menjauhi larangan Allah yang berpedoman kepada Al-

Qur’an dan Hadist.

Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah bertujuan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, serta pengalaman

peserta didik tentang Agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim

yang harus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya kepada Allah

Swt. serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang

pendidikan yang tinggi.

46

Rodliyah, 319.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

42

Dasar pendidikan Agama Islam ialah sebagai berikut:

a. Dasar Yuridis/Hukum

Dasar yuridis, yakni dasar pelaksanaan pendidikan agama yang

berasal dari peraturan perundang-undangan yang secara tidak langsung

dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di

sekolah secara formal.47

b. Dasar Ideal

“Dasar ideal adalah dasar dari falsafah negara pancasila dimana

sila pertama dari pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa”.48

Ini

mengandung pengertian bahwa seluruh bangsa Indonesia harus percaya

kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam ketetapan MPR No.

II/MPR/1978 tentang P4 (Prasetia Pancakarsa) disebutkan bahwa

dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia menyatakan

kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai

dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar

kemanusiaan yang adil dan beradab.

Dasar Struktural atau Konstitusional yakni dasar dari UUD

1945, dalam Bab XI Pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi:

1) Negara berdasarkan atas ketuhanan Yang Maha Esa.

47

Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 13. 48

Majid, 13.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

43

2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk

agama masing-masing dan beribadat menurut agama dan

kepercayaannya itu.49

Bunyi ayat di atas mengandung pengertian bahwa bangsa

Indonesia harus beragama dan negara melindungi umat beragama untuk

menunaikan ajaran agama dan beribadah sesuai agamanya masing-

masing.

c. Dasar Religius

Dasar religius adalah dasar-dasar yang bersumber dari Agama

Islam yang tertera dalam ayat Al-Qur’an maupun Hadits Nabi. Dalam

Al-Qur’an banyak ayat yang menunjukkan adanya perintah tersebut,

salah satunya ialah sebagai berikut:

Artinya: “Hendaknya ada diantara kamu segolongan ummat yang

mengajak kepada kebaikan, menyuruh berbuat baik dan

mencegah dari perbuatan mungkar.” (QS Ali-Imron: 104)

Fungsi pendidikan Agama Islam yaitu:

1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan

peserta didik kepada Allah Swt yang telah ditanamkan dalam

lingkungan keluarga.

49

Majid, 13-14.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

44

2) Penanaman nilai, yaitu sebagai pedoman hidup untuk mencari

kebahagian hidup di dunia dan akhirat.

3) Penyesuaian mental, Pendidikan Agama Islam berfungsi untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik maupun lingkungan

sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran

Agama Islam.

4) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,

kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik

dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran dalam

kehidupan sehari-hari.

5) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari

lingkungannya atau dari bahaya lain yang dapat membahayakan

dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia

Indonesia seutuhnya.

6) Pengajaran, yaitu pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagaamaan

secara umum, sistem dan fungsionalnya.

7) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki

bakat khusus di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat

berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk

dirinya sendiri dan bagi orang lain.50

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian,

keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah

50

Haiatin Chasanatin, Pengembangan Kurikulum (Metro: Kaukaba, 2015), 165-166.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

45

Swt, hubungan manusia dengan sasama manusia, hubungan manusia

dengan dirinya sendiri, dan hubungan manusia dengan makhluk lain dan

lingkungannya.51

Adapun ruang lingkup bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam

mencakup beberapa unsur pokok, yakni: Al-Qur’an dan Hadits, Akidah

Akhlak, Fikih, dan Sejarah Kebudayaan Islam.

Pendidikan Agama Islam bertujuan memberikan kemampuan dasar

kepada siswa tentang Agama Islam untuk mengembangkan kehidupan

beragama sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa

kepada Allah Swt serta berakhlak mulia sebagai pribadi, anggota

masyarakat, warga negara dan anggota umat muslim.52

5. Reward dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

Pemberian reward dan punishment merupakan salah satu alat

pendidikan. Pemberian reward dan punishment sangat terkait pada

motivasi belajar siswa.

Untuk membangun dan mengembangkan motivasi belajar siswa,

pemberian reward dan punishment dapat dilakukan guru. Karena reward

dan punishment adalah salah satu cara yang efektif untuk memotivasi

belajar siswa. Reward diberikan hanya kalau siswa memang patut

mendapat reward. Memberikan reward kepada siswa yang pekerjaannya

kurang sukses justru akan memberikan signal kepada mereka bahwa usaha

51

Chasanatin, 168. 52

Chasanatin, 168.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

46

minimal masih bisa diterima oleh guru sehingga motivasi belajar siswa

menurun.53

Disisi lain, apabila siswa masih dianggap tidak mampu

menyelesaikan pekerjaan, guru perlu menerapkan cara yang tepat dalam

memberikan punishment. Punishment ini diberikan dengan harapan agar

siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memotivasi belajarnya.

Hindarkan jauh-jauh punishment yang dapat berakibat pada ''perusakan''

psikis siswa. Misalnya melontarkan kata-kata kasar, seperti "bodoh kamu"

atau "kamu ini dari dulu memang tidak mampu," dan sejenisnya. Kata-kata

seperti ini justru akan mematikan motivasi belajar siswa karena proses

pembelajaran dalam situasi tekanan psikis cenderung menyebabkan siswa

takut untuk berpikir, berbuat, dan berinisiatif.54

Dalam pemberian reward dapat membuat siswa bersemangat

belajar karena mendapat pujian, hadiah, dan sebagainya atas hasil

pekerjaan yang telah siswa selesaikan. Sedangkan punishment

dilaksanakan oleh guru untuk memperbaiki kelakuan, perbuatan, dan budi

pekerti siswa. Dengan demikian siswa dapat meningkatkan prestasi

belajarnya ke arah yang lebih baik.

Kadang reward menyebabkan efek kurang baik, tatkala seorang

anak bertindak baik kemudian mendapatkan pujian ia menjadi sombong,

53

Mohammad Asrori, Psikologi Pembelajaran (Bandung : CV. Wacana Prima, 2011), 186. 54

Asrori, 186.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

47

tentunya ini akan berputar 180 derajat dari fungsi reward yang

diinginkan.55

Oleh karena itu, harus dilakukan cara-cara positif, sehingga tidak

menimbulkan kesan atau respon yang negatif dari si anak. Pujian,

dorongan atau kritikan yang seimbang sesuai dengan tindakan anak akan

menimbulkan respon positif darinya.

Reward sebagai sumber motivasi bersama punishment haruslah

disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan anak. Kadang anak belum

mampu melakukan penilaian yang lebih matang terhadap tindakan yang

telah dilakukan.56

Dari uraian diatas, pemberian reward dan punishment merupakan

salah satu cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Ini dapat dilihat dari proses

pembelajaran berlangsung saat pemberian reward dan punishment yang

telah diterapkan oleh guru. Dengan reward dan punishment dapat juga

merubah tingkah laku anak yang awalnya malas untuk belajar menjadi

termotivasi untuk belajar dan lebih giat belajar.

55

Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan anak, terj. Med. Meitasari Tjandrasa (Jakarta: Erlangga,

1990), 91. 56

Hurlock, 88.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

48

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek

alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai

instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif

lebih menekankan makna dari pada generalisasi.57

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik,

dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah.58

Pendekatan penelitian menggunakan deskriptif, yaitu data yang

dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.59

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field

Research). Penelitian lapangan yaitu peneliti terjun langsung ke lapangan di

tempat yang akan peneliti lakukan penelitian guna mendapatkan data dan

informasi yang objektif/akurat sesuai dengan pembahasan ini. Tujuan

57

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif R&D

(Bandung: Alfabeta, 2016), 9. 58

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), 6. 59

Moleong, 11.

48

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

49

penelitian lapangan adalah untuk mengumpulkan, mengolah dan menganalisis

data yang bersumber dari lokasi penelitian. Dalam hal ini, penelitian berangkat

ke “observasi lapangan” untuk mengadakan pengamatan tentang suatu

fenomena dalam suatu keadaan alamiah.60

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian menunjukkan dimana penelitian tersebut hendak

dilakukan.61

Lokasi yang dijadikan penelitian dilaksanakan di SMP Darut

Taqwa di Desa Kedung Rejoso Kecamatan Kotaanyar Kabupaten Probolinggo.

Penentuan lokasi ini karena lembaga tersebut menerapkan Reward dan

Punishment dalam pembelajaran untuk memberi motivasi kepada siswa agar

semangat dan giat dalam belajar.

Selain itu dalam pemilihan lokasi ini karena lembaga tersebut berbasis

pesantren dan tentunya memiliki ciri khas sendiri dalam pemberian reward dan

punishment.

C. Subyek Penelitian

Penentuan subyek penelitian menggunakan teknik purposive sampling,

yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu

tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga

akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti.62

60

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2005), 17. 61

Penyusun, 46. 62

Sugiyono, 218-219.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

50

Subyek yang dijadikan informan dalam penelitian ini yaitu:

1. Kepala Sekolah SMP Darut Taqwa

2. Guru Pendidikan Agama Islam SMP Darut Taqwa

3. Siswa SMP Darut Taqwa

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek

penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek

penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenomena alam (kejadian-

kejadian yang ada di alam sekitar), proses kerja, dan penggunaan responden

kecil.63

Adapun observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Observasi Non Partisipan, yaitu suatu bentuk observasi yang dimana

pengamat (peneliti) tidak terlibat langsung dalam kegiatan kelompok, atau

dapat dikatakan tidak ikut serta dalam kegiatan yang diamatinya. Sebagai

Observasi Non Partisipasi, kegiatan yang dilakukan adalah mengamati dan

mencatat segala proses yang berkaitan dengan implementasi reward dan

punishment dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

63

Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2003), 30.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

51

Tabel 3.1

Kegiatan Observasi

NO Fokus Indikator

1. Bentuk Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam Di

Sekolah Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung Rejoso

Kotaanyar Probolinggo Tahun

Ajaran 2020/2021

a. Reward:

1) Adanya isyarat (acungan

jempol dan tepuk tangan)

2) Adanya perkataan (bagus

sekali, benar sekali, hebat

sekali)

b. Punishment:

Hukuman fisik (berdiri dan

membersihkan halaman)

2. Pelaksanaan Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam Di

Sekolah Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung Rejoso

Kotaanyar Probolinggo Tahun

Ajaran 2020/2021

a. Dilakukan sebelum masuk

kelas

b. Dilakukan ketika proses

pembelajaran

c. Dilakukan ketika pulang

sekolah

3. Dampak Dari Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam Di

Sekolah Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung Rejoso

Kotaanyar Probolinggo Tahun

Ajaran 2020/2021

a. Semangat belajar meningkat

b. Aktif menjawab pertanyaan

guru di kelas

2. Wawancara

Wawancara (interview), yaitu dialog atau tanya jawab yang

dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari responden

terwawancara. Alat pengumpul datanya disebut pedoman wawancara dan

sumber datanya berupa responden.64

64

Mundir, Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif (Jember: STAIN Jember Press, 2013), 185.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

52

Pewawancara adalah petugas pengumpul informasi yang diharapkan

dapat menyampaikan pertanyaan dengan jelas dan merangsang responden

untuk menjawab semua pertanyaan dan mencatat semua informasi yang

dibutuhkan dengan benar.

Responden adalah pemberi informasi yang diharapkan dapat

menjawab semua pertanyaan dengan jelas dan lengkap. Dalam pelaksanaan

wawancara, diperlukan kesediaan dari responden untuk menjawab

pertanyaan dan keselarasan antara responden dan pewawancara.

Pedoman wawancara berisi tentang uraian penelitian yang biasanya

dituangkan dalam bentuk daftar pertanyaan agar proses wawancara dapat

berjalan dengan baik.65

Jenis wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara

terpimpin. Dalam wawancara ini, pertanyaan diajukan menurut daftar

pertanyaan yang telah disusun.66

Tabel 3.2

Kegiatan Wawancara

NO Fokus Indikator

1. Bentuk Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata

Pelajaran Pendidikan

Agama Islam Di Sekolah

Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung

Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun

Ajaran 2020/2021

a. Reward:

1) Hadiah

2) Penghargaan

3) Pujian (bagus sekali, benar

sekali, hebat sekali)

b. Punishment:

1) Teguran/Peringatan

2) Sanksi

3) Hukuman fisik (berdiri dan

membersihkan halaman)

4) Pemberian alfa

65

Riduwan, 29. 66

Riduwan, 29.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

53

5) Adanya ancaman DO (drop out)

kepada siswa yang sulit diatur

2. Pelaksanaan Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata

Pelajaran Pendidikan

Agama Islam Di Sekolah

Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung

Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun

Ajaran 2020/2021

Dilakukan segera baik ketika proses

pembelajaran berlangsung maupun di

luar pembelajaran

3. Dampak Dari Reward

Dan Punishment Dalam

Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata

Pelajaran Pendidikan

Agama Islam Di Sekolah

Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung

Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun

Ajaran 2020/2021

a. Keinginan berhasil dalam belajar

b. Adanya dorongan dan kebutuhan

dalam belajar

c. Semakin giat belajar

d. Semangat belajar meningkat

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode

observasi dan wawancara. Hasil penelitian dari observasi dan wawancara

akan lebih dapat dipercaya apabila didukung oleh bukti-bukti yang tampak.

Oleh karena itu peneliti akan mendukung data-data yang diperlukan disertai

dengan dokumentasi untuk menunjang kredibilitas penelitian.

Adapun hal-hal yang perlu didokumentasikan terkait penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1) Profil lembaga, seperti: sejarah singkat dan latar belakang, visi dan misi,

dan struktur organisasi di SMP Darut Taqwa

2) Data guru SMP Darut Taqwa

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

54

3) Data siswa SMP Darut Taqwa

4) Foto-foto berupa tata tertib sekolah, blanko pelanggaran siswa serta

pemberian reward dan punishment di Sekolah Menengah Pertama Darut

Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo.

Tabel 3.3

Kegiatan Dokumentasi

NO Fokus Indikator

1. Bentuk Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata

Pelajaran Pendidikan

Agama Islam Di Sekolah

Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung

Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun

Ajaran 2020/2021

a. Reward:

1) Hadiah

2) Penghargaan

b. Punishment:

Sanksi berupa membersihkan

halaman sekolah

2. Pelaksanaan Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata

Pelajaran Pendidikan

Agama Islam Di Sekolah

Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung

Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun

Ajaran 2020/2021

Kepada siswa tertentu

3. Dampak Dari Reward

Dan Punishment Dalam

Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata

Pelajaran Pendidikan

Agama Islam Di Sekolah

Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung

Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun

Ajaran 2020/2021

Adanya penghargaan dalam belajar

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

55

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Fokus Indikator Teknik Sumber

W O D KS G S

Bentuk Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan

Motivasi Belajar

Siswa Mata

Pelajaran Pendidikan

Agama Islam Di

Sekolah Menengah

Pertama Darut

Taqwa Kedung

Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun

Ajaran 2020/2021

a. Reward:

Hadiah

Penghargaan

Pujian

Adanya perkataan

(bagus sekali, benar

sekali, hebat sekali)

b. Punishment:

Teguran/Peringatan

Sanksi

Hukuman fisik

(berdiri dan

membersihkan

halaman)

Adanya ancaman DO

(drop out) kepada

siswa yang sulit diatur

Pelaksanaan Reward

Dan Punishment

Dalam

Meningkatkan

Motivasi Belajar

Siswa Mata

Pelajaran Pendidikan

Agama Islam Di

Sekolah Menengah

Pertama Darut

Taqwa Kedung

Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun

Ajaran 2020/2021

Dilakukan sebelum

masuk kelas

Dilakukan ketika proses

pembelajaran

Dilakukan ketika pulang

sekolah

Dilakukan segera baik

ketika proses

pembelajaran berlangsung

maupun di luar

pembelajaran

Kepada siswa tertentu

Dampak Dari

Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan

Motivasi Belajar

Siswa Mata

Pelajaran Pendidikan

Agama Islam Di

Sikap siswa terhadap

pembelajaran meningkat

Kegigihan siswa dalam

pembelajaran

Rasa ingin tahu lebih

tinggi

Bersaing untuk menjadi

yang terbaik

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

56

Sekolah Menengah

Pertama Darut

Taqwa Kedung

Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun

Ajaran 2020/2021

Menentukan perbuatan

yang harus dilakukan

h

h

Ket:

W = Wawancara KS = Kepala Sekolah

O = Observasi G = Guru

D = Dokumentasi S = Siswa

E. Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu tahapan dalam sebuah penelitian ini,

yang dilakukan setelah seperangkat dari fakta dan informasi yang diperoleh

melalui tahap pengumpulan data. Adapun data yang dianalisis adalah data yang

terhimpun dalam catatan atau transkip wawancara, catatan lapangan dan

dokumen. Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah model interaktif

Miles, Huberman dan Saldana. Komponen dalam analisis data Miles,

Huberman dan Saldana sebagai berikut:67

1. Kondensasi data (Data Condensation)

Kondensasi data merujuk pada proses pemilihan, penyederhanaan,

pengabstrakan dan tranformasi data yang mendekati keseluruhan bagian dari

catatan-catatan lapangan secara tertulis, transkip wawancara, dokumen-

dokumen dan materi-materi empiris. Pada penelitian ini peneliti

mengkondensasi data dengan cara meringkas data. Dengan meringkas data

67

Miles & Huberman, Saldana, Qualitative Data Analysis A Methods Sourcebook Edition 3

(Terjemahan Tjetjep Rohindi Rohidi. In Sage Publications, Inc. 2014), 12-14

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

57

maka hasil dari wawancara, observasi dan dokumentasi dapat peneliti

kaitkan satu dengan yang lainnya sehingga menguatkan masing-masing data

yang diperoleh dan dapat membuat peneliti lebih paham ketika akan

menganalisis data.

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi

disusun, sehingga memberikan kemungkinan akan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Setelah data direduksi, maka

selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam peneitian kualitatif,

penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, table dan

sejenisnya. Namun yang paling sering digunakan untuk penyajian data

dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif

digunakan untuk menyajikan hasil wawancara dari informan, table

digunakan untuk memudahkan pembaca dalam memahami data hasil

penelitian seperti table dan bagan akan melengkapi proses analisis sehingga

hasil penelitian lebih menarik dan dapat ditarik kesimpulan.

3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)

Penarikan kesimpulan dilakukan peneliti dari awal peneliti

mengumpulkan data seperti mencari pemahaman yang tidak memiliki pola,

mencatat keteraturan penjelasan dan alur sebab akibat yang tahap akhirnya

disimpulkan keseluruhan data yang diperoleh peneliti.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam penelitian kualitatif

merupakan temuan yang baru, dalam pengertian lain-lain temuan tersebut

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

58

masih bersifat samar-samar atau kurang jelas. Disini peneliti berusaha

memperjelas dengan menggunakan teori yang sudah teruji keberhasilannya,

lalu peneliti menganalisis temuan baru tersebut sehingga menjadi jelas

dengan menggunakan komponen dari analisis data yaitu kondensasi data

(data condensation), penyajian data (data display), dan penarikan

kesimpulan (conclusion drawing).

F. Keabsahan Data

Keabsahan data diuji dengan menggunakan teknik triangulasi.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu.68

Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi

sumber. Melalui triangulasi sumber, peneliti mencari informasi lain tentang

suatu topik yang digalinya lebih dari satu sumber. Prinsipnya lebih banyak

sumber, lebih baik. Maksudnya, setelah peneliti melakukan wawancara dengan

siswa, guru, dan kepala sekolah. Kemudian dari hasil wawancara tersebut

dikonfirmasikan, mulai dari hasil mewawancarai siswa, guru, dan kepala

sekolah.

68

Moleong, 330.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

59

G. Tahap-Tahap Penelitian

Adapun tahap-tahap dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Tahap Pra Penelitian

Tahap pra lapangan yaitu tahap yang dilakukan sebelum penelitian

dilaksanakan. Kegiatan dalam tahap pra lapangan meliputi:

a. Menyusun Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini latar belakang masalah dan alasan

pelaksanaan penelitian, pemilihan lokasi, penentuan jadwal penelitian,

rancangan pengumpulan data, rancangan prosedur analisis data, dan

rancangan pengecekan keabsahan data.

b. Studi Eksplorasi

Studi eksplorasi merupakan kunjungan ke lokasi penelitian

sebelum penelitian dilaksanakan, dengan tujuan untuk mengenal segala

unsur lingkungan sosial, fisik dan keadaan alam lokasi penelitian.

c. Perizinan

Sehubungan dengan penelitian yang dilaksanakan di luar

kampus dan merupakan lembaga pemerintah, maka penelitian ini

memerlukan izin dan prosedur sebagai berikut, yaitu permintaan surat

pengantar dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember sebagai

permohonan izin penelitian yang diajukan kepada Kepala Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa Probolinggo.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

60

d. Penyusunan Instrumen Penelitian

Kegiatan dalam penyusunan instrumen penelitian meliputi

penyusunan daftar pertanyaan untuk wawancara, membuat lembar

observasi, dan pencatatan dokumen yang diperlukan.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan kegiatan dalam penelitian ini akan dilakukan

pada bulan Desember dan yang akan dilakukan antara lain:

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan jadwal yang telah

ditentukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan

dokumentasi.

b. Pengolahan Data

Pengolahan data dari hasil pengumpulan data dalam penelitian

dimaksudkan untuk mempermudah dalam proses analisis data.

c. Analisis Data

Setelah semua data terkumpul dan tersusun, kemudian

dianalisis dengan teknik analisis kualitatif, yaitu mengemukakan

gambaran terhadap apa yang telah diperoleh selama pengumpulan data.

Hasil analisis data diuraikan dalam paparan data dan temuan

penelitian.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

61

d. Tahap pelaporan

Tahap pelaporan adalah penyusunan hasil penelitian dalam

bentuk skripsi sesuai dengan pedoman yang berlaku pada pogram

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember. Pelaporan ini biasanya

dilakukan tiga bulan setelah pelaksanaan.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

62

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa merupakan salah satu sekolah

formal yang ada di Desa Kedung Rejoso Kecamatan Kotaanyar Kabupaten

Probolinggo. Setiap sekolah tentunya ingin minat siswa dalam belajar selalu

meningkat. Motivasi belajar sangat dibutuhkan oleh siswa untuk mencapai tujuan

belajar yang diinginkan. Khususnya motivasi yang diberikan oleh guru dapat

menjadi salah satu pokok penting dalam mencapai kelancaran proses

pembelajaran. Guru menggunakan berbagai cara untuk terus mengobarkan

motivasi belajar siswanya, salah satunya dengan menggunakan reward dan

punishment.

Dalam memperoleh proses pembelajaran yang berhasil, Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa menerapkan reward dan punishment untuk

memotivasi siswa agar bersungguh-sungguh dalam belajar dan terdorong untuk

lebih giat dan semangat lagi khususnya dalam mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam. Implementasi reward dan punishment diterapkan juga pada kegiatan rutin

di sekolah seperti sholat dhuha dan sholat dhuhur berjamaah. Dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam tidak hanya dilakukan dengan penyampaian materi saja

tetapi juga dikaitkan dengan kegiatan ibadah sebagai seorang muslim. Dengan

demikian siswa diharapkan terlatih disiplin dan membiasakan diri dalam

62

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

63

beribadah. Hal ini sesuai dari hasil wawancara dengan kepala sekolah Bapak

Purnomo.69

Penerapan metode reward dan punishment dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa diterapkan

secara fleksibel. Penerapan metode reward dan punishment dapat diberikan secara

langsung, harian, bulanan dan tahunan. Hal ini sesuai dari hasil wawancara

dengan salah satu guru Pendidikan Agama Islam Bapak Rahmat Hidayat.70

A. Penyajian Data dan Analisis

Setiap penelitian haruslah disertai dengan penyajian data sebagai

penguat dalam penelitian. Sebab data inilah yang di analisis sehingga dari data

yang di analisis tersebut akan dihasilkan suatu kesimpulan dalam penelitian

ini. Sesuai teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,

maka peneliti akan menyajikan data dengan berdasarkan observasi,

wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh disesuaikan fokus

penelitian yang telah ditetapkan yaitu:

1. Bentuk Reward Dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.

Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti sebelum ada

penerapan reward dan punishment, proses pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di kelas belum teratur dan terlaksana dengan baik karena

69

Purnomo, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 70

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

64

tidak ada ketegasan dan ketertiban ketika ada siswa yang melanggar

peraturan. Hal ini membuat siswa menjadi santai dan tidak ada semangat

dalam belajar. Perasaan siswa menjadi biasa saja ketika berhasil

mengerjakan sesuatu dengan baik karena tidak ada apresiasi atau

penghargaan dari guru terhadap siswa. Setelah ada penerapan reward dan

punishment dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo,

proses pembelajaran di kelas dapat terlaksana dengan baik dan bisa

menumbuhkan serta meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan

diberikannya hadiah, siswa merasa senang dan dihargai dari sesuatu yang

sudah dicapainya sehingga membuat siswa cenderung ingin mengulangi

lagi. Hal ini merupakan penguatan positif yang diberikan guru kepada

siswa. Dengan diberikannya hukuman, ada efek jera dan perasaan malu

dalam diri siswa sehingga ada usaha untuk tidak melanggar atau

mengulangi lagi kesalahannya. Hal ini merupakan penguatan negatif untuk

menghilangkan sesuatu yang negatif dalam diri siswa.71

Sebelum memulai pembelajaran, guru selalu menjelaskan bentuk

reward dan punishment apa yang akan diberikan kepada siswa ketika

proses pembelajaran nanti dengan tujuan agar siswa fokus dan semangat

dalam belajar. Hal ini sesuai hasil wawancara peneliti dengan guru

Pendidikan Agama Islam bapak Rahmat Hidayat. Beliau mengatakan

bahwa:

71

Observasi di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kotaanyar, 19 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

65

“Saya memberikan reward dan punishment kepada siswa agar

mereka termotivasi dalam belajar. Bentuk reward dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam ialah penghargaan dalam

bentuk piala dan sertifikat bagi siswa yang berhasil mendapatkan

nilai yang sangat baik. Misalkan mendapat nilai bagus ketika

ulangan harian, UTS, UAS dan UKK maka siswa tersebut akan

diberikan sertifikat dan hadiah berupa buku tulis khusus dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bentuk punishment yang

diberikan ialah masuk dalam buku pelanggaran dan mengisi blanko

pelanggaran tersebut.72

Penerapan reward dan punishment di Sekolah Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo diberikan secara

bertahap sesuai dengan jenis keberhasilannya dan pelanggarannya. Hal ini

sesuai hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam:

“Hukuman saya berikan secara bertahap. Tindakan yang pertama

ialah berdiri didepan kelas dengan membaca surat Yasin, Al-

Waqi’ah dan Al-Mulk. Biasanya membutuhkan waktu 15 menit

untuk berdiri dan ada yang mengawasi. Sedangkan tindakan yang

kedua ialah bersih-bersih halaman sekolah. Tiga kali namanya ada

di buku pelanggaran, maka akan kami panggil orangtuanya.”73

Hal tersebut senada dengan pernyataan dari kepala sekolah bapak

Purnomo:

“Bentuk reward yang pernah diberikan kepada siswa berupa

pemberian piala dan ajakan refreshing ke tempat wisata seperti kota

Blitar ke makam Bung Karno, kampung cokelat, kota Malang dan

juga ke kota Probolinggo. Sedangkan bentuk punishment berupa

berdiri didepan kelas sambil membaca surat Yasin sesuai dengan

jenis pelanggarannya. Membacanya sebanyak satu kali sampai lima

kali dan sudah ada yang mengawasi.”74

Jenis reward dan punishment yang dilakukan siswa bermacam-

macam. Setiap siswa memiliki jenis keberhasilan dan pelanggaran yang

berbeda. Sebab itu, guru memberikan reward dan punishment yang sesuai

72

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 73

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 74

Purnomo, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

66

dengan kondisi siswa. Sesuai dengan hasil wawancara guru Pendidikan

Agama Islam bapak Rahmat Hidayat:

“Jenis pelanggaran yang sering terjadi selama ini ialah

keterlambatan sekolah. Jika ada siswa yang lebih dari tiga kali

terlambat atau tidak masuk tanpa keterangan (alfa) maka akan

langsung kami panggil orangtuanya. Dan untuk jenis pelanggaran

berat maka langsung di Drop Out (DO) dari sekolah sesuai dengan

hasil musyawarah dengan pihak yayasan. Jenis pelanggaran yang

dikategorikan sebagai pelanggaran berat ialah contoh seperti

narkoba.”75

Dalam penerapan reward dan punishment oleh guru sudah sesuai

dengan ketentuan yang berlaku atau kebijakan peraturan yang telah

disepakati bersama oleh yayasan, kepala sekolah, dan guru melalui proses

musyawarah.

Hal ini sesuai hasil wawancara peneliti dengan guru Pendidikan

Agama Islam bapak Rahmat Hidayat. Beliau mengatakan bahwa:

“Setiap ketentuan yang dibuat oleh sekolah tentunya atas izin dari

pihak yayasan juga, karena sekolah dan yayasan saling

berkaitan.”76

Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah bapak Purnomo,

beliau juga mengatakan bahwa:

“Karena Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa ini berada

dibawah naungan yayasan Pondok Pesantren, maka bentuk

pemberian reward dan punishment yang akan diberikan kepada

siswa kami musyawarahkan dulu dengan pihak yayasan. Karena

siswa yang berprestasi dan yang melanggar di sekolah tentunya

akan berdampak juga di lingkungan pesantren. Sebagaimana ada

punishment sendiri yang diberikan kepada siswa yang melanggar

peraturan sekolah ketika liburan pondok. Ketika ada siswa yang

ketahuan berpacaran dan ketemuan atau saling berkunjung

kerumahnya, maka bentuk punishment yang diberikan kepada

75

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 76

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

67

siswa laki-laki ialah dengan menggundul rambutnya dan untuk

siswa perempuan ialah disiram air selokan. Masing-masing dari

mereka wajib mengaji taubat surat 7. Hukuman ini langsung dari

yayasan yang memberikan.”77

Guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo

memberikan reward dan punishment agar siswa termotivasi untuk lebih

giat lagi belajar. Reward yang diberikan kepada siswa bentuknya tidak

hanya berupa hadiah tetapi juga berupa penghargaan dan pujian. Hal

tersebut seperti pernyataan bapak Rahmat Hidayat:

“Reward yang pernah saya berikan ke siswa misalkan yang bisa

jawab pertanyaan lalu saya berikan kalimat pujian: “Wah, benar

sekali”, “Baik, sangat bagus”, dan “Hebat sekali kamu. Sedangkan

berupa penghargaan saya berikan sertifikat kepada siswa

tersebut.”78

Dengan adanya reward dapat membuat siswa merasa dihargai hasil

pekerjaannya sehingga siswa lebih bisa semangat lagi untuk belajar dan

meningkatkan hasil belajarnya. Selain itu reward juga dapat membuat

siswa merasa senang dalam proses belajar. Hal ini sesuai dengan hasil

wawancara kepada siswa yang pernah mendapatkan reward dari guru.

Diantaranya ialah:

“Ketika mendapatkan reward saya merasa bangga dan senang

karena ini merupakan apresiasi dari guru terhadap saya yang sudah

berhasil mengerjakan tugas dengan baik.”79

Pernyataan tersebut senada dengan Ayu Wildania yang

mengatakan bahwa:

77

Purnomo, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 78

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 79

Umi Kulsum, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

68

“Saya sangat bangga kepada diri saya sendiri karena sudah

mendapatkan reward berupa sertifikat, ini menunjukkan bahwa

saya sudah berhasil mengerjakan tugas dengan baik.”80

Punishment yang diberikan kepada siswa berupa hukuman yang

sifatnya mendidik sebagai muhasabah diri agar siswa lebih merasa

mempunyai tanggungjawab untuk menyelesaikan tugasnya dan tidak

mengulangi lagi kesalahannya. Siswa yang malas dan tidak menyelesaikan

tugas yang diberikan guru akan mendapat punishment sehingga siswa bisa

termotivasi untuk menyelesaikan tugasnya. Dalam pemberian punishment

guru terus melatih dan mengawasi siswa sampai siswa tersebut termotivasi

dan mengubah tingkah lakunya menjadi lebih baik lagi. Hal tersebut sesuai

dengan pernyataan bapak Rahmat Hidayat:

“Dengan berdiri sambil membaca ayat Al-Qur’an saya berharap

siswa yang melanggar akan tergetar hatinya setelah membaca ayat

suci sehingga timbul keinginan dari hati siswa untuk tidak

mengulangi lagi kesalahannya.”81

Dari hasil wawancara kepada siswa yang pernah mendapatkan

punishment dari guru mereka merasa sangat menyesal karena telah

melakukan pelanggaran. Hal ini sesuai dengan perkataan Umi Kulsum:

“Ketika mendapatkan punishment saya merasa sedih dan menyesal

karena sudah melakukan pelanggaran.”82

Pernyataan tersebut senada dengan Ayu Wildania yang

mengatakan bahwa:

“Perasaan saya ketika mendapatkan punishment saya sangat sedih

dan berjanji kepada diri saya sendiri untuk tidak mengulanginya

lagi.”83

80

Ayu Wildania, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020. 81

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 82

Umi Kulsum, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

69

Penyesalan ketika melakukan kesalahan pasti akan dirasakan

sebagaimana perasaan menyesal siswa di Sekolah Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung Rejoso Koataanyar Probolinggo yang sudah

melanggar peraturan.

Setiap siswa tentunya pernah mendapatkan reward dan punishment

dari guru. Bentuk dari reward dan punishment juga berbeda-beda. Hal ini

sesuai dengan peneliti mewawancarai beberapa siswa yang pernah

mendapatkan reward dan punishment dari guru di Sekolah Menengah

Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo, di

antaranya ialah:

Umi Kulsum “Saya pernah mendapatkan reward ketika

pembelajaran Pendidikan Agama Islam berupa sertifikat karena

menjawab pertanyaan dari guru dengan benar. Dan punishment

berupa bersih-bersih halaman sekolah karena terlambat masuk

kelas ketika pembelajaran Pendidikan Agama Islam.”84

Pernyataan tersebut senada dengan Dela Puspita Sari:

“Reward yang pernah saya dapatkan dari guru Pendidikan Agama

Islam ialah mendapatkan sertifikat dan piala ketika UAS karena

mendapat nilai yang paling bagus dari lainnya. Bentuk punishment

yang pernah saya dapatkan berupa berdiri disamping bangku guru

selama 10 menit karena lupa tidak mengerjakan PR.”85

Pernyataan tersebut sama dengan yang diungkapkan oleh Ayu

Wildania:

“Reward yang pernah guru Pendidikan Agama Islam berikan

kepada saya adalah piala karena mendapat nilai yang baik ketika

UKK. Dan punishment berupa berdiri didepan kelas karena tidak

mengerjakan tugas.”86

83

Ayu Wildania, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020. 84

Umi Kulsum, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020. 85

Dela Puspita Sari, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020. 86

Ayu Wildania, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

70

Bentuk reward dan punishment yang pernah siswa dapatkan

tersebut berbeda. Namun dalam pemberian reward dan punishment ini

bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa.

Hal ini sesuai dengan pernyataan guru Pendidikan Agama Islam:

“Harapan saya dengan adanya penerapan reward dan punishment

ini ialah agar siswa semangat dan giat juga termotivasi untuk lebih

baik lagi dalam belajar.”87

Guru memberikan reward dan punishment tidak hanya sekedar

memberi hadiah kepada siswa yang berprestasi maupun memberi hukuman

kepada siswa yang melanggar peraturan atau tidak mengerjakan tugas.

Guru memberikan reward dan punishment mempunyai alasan mengapa

memberikan reward dan punishment. Salah satu alasannya yaitu agar

siswa mempunyai motivasi untuk lebih giat lagi belajar karena masih ada

siswa yang motivasi belajarnya kurang. Hal tersebut di ungkapkan oleh

bapak Purnomo:

“Reward dan punishment yang saya berikan kepada siswa yang

berprestasi maupun siswa yang perlu dimotivasi untuk lebih giat

lagi belajaranya.”88

Hal tersebut sama seperti yang di ungkapkan oleh bapak Rahmat

Hidayat:

“Saya memberikan reward dan punishment kepada anak agar lebih

menyukai pembelajan Pendidikan Agama Islam sehingga proses

pembelajaran di kelas menyenangkan.”89

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi dengan

kepala sekolah, guru Pendidikan Agama Islam dan siswa di Sekolah 87

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 88

Purnomo, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 89

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

71

Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo

dapat disimpulkan bahwa bentuk reward yang sering diberikan guru

kepada siswa ialah kalimat pujian: “Wah, benar sekali”, “Baik, sangat

bagus”, dan “Hebat sekali kamu” dan tanda penghargaan berupa sertifikat

khusus dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Karena dengan

demikian siswa semakin semangat dalam belajar dan lebih termotivasi

untuk meningkatkan kualitas pengetahuannya. Reward juga diberikan

dalam bentuk ajakan refreshing ke tempat wisata seperti kota Blitar ke

makam Bung Karno, kampung cokelat, kota Malang dan juga ke kota

Probolinggo. Namun reward dalam bentuk hadiah ini hanya diberikan

pada akhir semester dan sudah dijanjikan setengah bulan sebelumnya

untuk siswa yang mendapatkannya. Pemberian hadiah berupa buku tulis

juga dilakukan ketika siswa mendapat juara kelas. Tanggapan siswa

terhadap bentuk reward yang diberikan guru ialah mereka sangat senang

dan bangga, karena siswa merasa guru menghargai kerja keras mereka

serta bisa mengukur sampai mana kemampuan belajar serta adanya

semangat untuk terus meningkatkan hasil belajar mereka.

Sedangkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru

Pendidikan Agama Islam dan siswa di Sekolah Menengah Pertama Darut

Taqwa dapat disimpulkan bahwa punishment yang sering diberikan oleh

guru Pendidikan Agama Islam adalah hukuman yang mendidik dan

sebagai muhasabah diri seperti berdiri sambil membaca ayat Al-Qur’an

surat Yasin, Al-Waqi’ah dan Al-Mulk sampai selesai. Bersih-bersih

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

72

halaman sekolah yang membuat siswa menyadari kesalahan yang ia

lakukan dan tidak mengulangi lagi kesalahannya serta tidak menjadi

contoh yang tidak baik bagi siswa yang lainnya. Dan hukuman dalam

bentuk penggundulan rambut, penyiraman air selokan dan pemanggilan

orang tua juga diberikan bagi siswa yang terus-menerus melakukan

kesalahan seperti terlambat ke sekolah lebih dari tiga kali, tidak masuk

sekolah tanpa keterangan atau alfa lebih dari tiga kali serta ketahuan

berpacaran dan ketemuan atau saling berkunjung kerumahnya ketika

liburan pondok maupun sekolah. Tanggapan siswa terhadap bentuk

punishment yang diberikan guru Pendidikan Agama Islam ialah mereka

bersyukur karena dengan adanya hukuman tersebut bisa membuat siswa

menyadari atas kesalahan yang ia lakukan dan membuat efek jera kepada

siswa yang melanggar peraturan terus-menerus serta diberikan hukuman

agar siswa betul-betul menyadari perbuatannya salah dan tidak boleh

dilakukan atau diulangi lagi.

Hal ini diperkuat dengan hasil dokumentasi berupa tata tertib

sekolah yang harus ditaati seluruh siswa di Sekolah Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

73

2. Pelaksanaan Reward Dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.

Dari hasil observasi oleh peneliti di Sekolah Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo, pelaksanaan reward

dan punishment dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam

menyesuaikan dengan waktu yang dibutuhkan dan jenis pelanggaran yang

dilakukan. Bahkan guru selalu memberikan reward ketika siswa

menjawab pertanyaan dengan benar di kelas dan guru juga selalu

memberikan punishment ketika melihat siswa ada yang melakukan

kesalahan atau pelanggaran.90

Hal ini sesuai hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama

Islam bapak Rahmat Hidayat:

“Pelaksanaan reward pada siswa ialah ketika proses pembelajaran

berlangsung berupa kalimat pujian kepada siswa dan sertifikat yang

sudah jadi selesai dibuat maka akan langsung diberikan kepada

siswa. Dan untuk pelaksanaan punishment saya menghukum siswa

biasanya sebelum masuk jam pelajaran dan setelah pulang sekolah.

Hal ini bertujuan agar tidak mengganggu jam waktu belajar

siswa.91

Pelaksanaan reward dan punishment dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa

Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo diberikan baik ketika proses

pembelajaran berlangsung maupun di luar pembelajaran.

90

Observasi di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kotaanyar, 19 Desember 2020. 91

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

74

Pada saat pembelajaran guru menerangkan pemberian reward

kepada siswa yang berlaku baik, guru juga menerangkan pemberian

punishment pada siswa yang tidak menaati peraturan. Punishment yang

diberikan berupa pengurangan hak dalam waktu istirahat siswa. Ketika

sudah saatnya pulang sekolah siswa yang melanggar harus lebih dulu

menjalankan hukuman yang diberikan oleh guru sehingga jam pulang

sekolahnya terlambat dan itu sudah merupakan konsekuensi bagi siswa

yang melanggar tersebut.92

Setelah menerangkan peraturan mengenai pelaksanaan reward dan

punishment yang berlaku, guru memulai pembelajaran dengan bertanya

kepada siswa mengenai materi yang akan dipelajari. Setelah siswa tersebut

menjawab dengan benar, guru memberikan kalimat pujian sebagai bentuk

apresiasi kepada siswa. Guru juga memberi tugas untuk siswa saat materi

selesai disampaikan dan siswa yang mendapatkan nilai paling baik dari

siswa lainnya maka guru akan memberikan penghargaan berupa sertifikat

kepada siswa tersebut. Guru akan memberikan hadiah bila siswa

berperilaku baik dan akan menghukum bila siswa melanggar peraturan

yang dibuat. Hal ini untuk menunjukkan kepada siswa bahwa yang

dikatakan guru adalah sungguh-sungguh. Dengan menjalankan peraturan

secara konsisten, guru menunjukkan bahwa peraturan memang dijalankan

dengan semestinya.93

92

Observasi di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kotaanyar, 19 Desember 2020. 93

Observasi di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kotaanyar, 19 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

75

Pelaksanaan reward dan punishment gunanya untuk mengetahui

aktifitas yang dilakukan guru selama pembelajaran maupun di luar

pembelajaran. Misalnya, guru betul-betul memberikan reward dan

punishment kepada peserta didik, termasuk mengenai tempat, waktu

pelaksanaannya serta strategi yang digunakan guru selama pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa

Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo.

Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah bapak Purnomo,

beliau mengatakan bahwa:

“Pelaksanaan reward yang merupakan ajakan refreshing ke tempat

wisata ialah dijanjikan setengah bulan sebelumnya untuk siswa

yang mendapatkannya. Sedangkan pelaksanaan punishment

dilakukan secara langsung atau secepatnya setelah pulang sekolah,

hal ini bertujuan agar tidak mengganggu jam pelajaran di kelas.

Dan juga bisa esok harinya sebelum KBM di mulai.”94

Dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas,

pelaksanaan reward dan punishment diberikan guru kepada siswa sesuai

jenis keberhasilan dan pelanggarannya. Jika keberhasilan siswa dalam

menjawab pertanyaan di kelas maka guru dengan langsung memberikan

reward berupa kalimat pujian sedangkan jika keberhasilan siswa

mendapatkan nilai yang paling baik ketika ujian maka guru akan

memberikan reward berupa sertifikat penghargaan dan pelaksanaannya

tidak dapat secara langsung namun menunggu setelah sertifikatnya selesai

dibuat. Sedangkan dalam pemberian punishment, pelaksanaannya juga

melihat dari jenis pelanggaran yang siswa lakukan. Jika bentuk

94

Purnomo, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

76

pelanggarannya ringan yang tidak memerlukan waktu banyak dalam

menjalankan hukuman, maka pelaksanaan punishment bisa ketika sebelum

masuk kelas atau sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Namun, jika

bentuk pelanggarannya berat yang membutuhkan waktu cukup lama dalam

menjalankan hukuman, maka pelaksanaan punishment bisa dilakukan

setelah kegiatan belajar mengajar selesai atau ketika pulang sekolah.95

Hal ini sesuai berdasarkan hasil wawancara dengan guru

Pendidikan Agama Islam bapak Rahmat Hidayat, beliau mengatakan

bahwa:

“Untuk pelanggaran yang ringan biasanya saya memberikan

hukuman 15 menit sebelum jam masuk pelajaran. Jika pelanggaran

berat, seperti jarang masuk kelas, sering bolos, maka pemberian

hukumannya setelah pulang sekolah dengan menghubungi

orangtuanya terlebih dahulu untuk memberi informasi bahwa

anaknya terlambat untuk pulang sekolah.”96

Terkait pemulangan sekolah anak yang terlambat seorang guru

sudah mengabari orang tua siswa terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar

tidak terjadi kesalahpahaman antara siswa, guru dan orang tua siswa.

Namun orang tua siswa sudah mengerti jika anaknya terlambat pulang

sekolah dikarenakan ada pelanggaran yang sudah dilakukan oleh anaknya

dan mereka sudah memaklumi jika guru memulangkan anaknya terlambat.

Hal ini sesuai dengan pernyataan bapak Rahmat Hidayat:

“Orang tua siswa sudah paham jika anaknya terlambat pulang

sekolah berarti ada pelanggaran yang sudah ia lakukan. Hal ini

dikarenakan sudah disampaikan sebelumnya ketika rapat wali

murid dan mereka menyetujui dengan kesepakatan tersebut. Namun

95

Observasi di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kotaanyar, 19 Desember 2020. 96

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

77

jika pelanggarannya seperti tidur dikelas saat pembelajaran

berlangsung, saya hanya menyuruh mereka untuk mencuci muka

dan berwudhu’.”97

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama

Islam di SMP Darut Taqwa dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan reward

dan punishment sudah dilakukan baik ketika proses berlangsungnya

pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Bahkan guru selalu

memberikan punishment jika melihat siswa yang melakukan pelanggaran

yang tidak boleh dilakukan. Selanjutnya, hukuman diberikan secara

bertahap, misalnya jika ada siswa yang baru pertamakali melanggar maka

guru akan langsung menegur dan menyuruhnya untuk mengisi blanko

pelanggaran. Apabila dia mengulanginya lagi maka guru akan mengambil

tindakan lain seperti pemanggilan orang tua siswa yang bersangkutan.

Kemudian jika siswa tersebut tidak berubah ke arah yang lebih baik dan

melakukan pelanggaran berikutnya, maka bisa saja siswa tersebut akan

dikeluarkan dari sekolah sesuai dengan hasil musyawarah pihak guru

dengan kepala sekolah dan yayasan pesantren, karena sekolah dan yayasan

saling berkaitan.

Adapun tanggapan siswa tentang pelaksanaan reward dan

punishment bahwa guru sudah melaksanakan proses pemberian reward

dan punishment bagi siswa yang mengerjakan tugas dengan baik dan siswa

yang melanggar peraturan yang sudah ditetapkan. Misalnya jika ada siswa

yang mendapat nilai baik maka dia akan mendapatkan sertifikat khusus

97

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

78

dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan jika ada siswa yang

terlambat memasuki kelas maka dia akan diminta untuk berdiri 15 menit di

luar kelas sambil membaca ayat Al-Qur’an.

Menurut hasil observasi, wawancara dan dokumentasi pelaksanaan

reward dan punishment dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo terdiri dari beberapa indikator, diantaranya ialah:

a. Dilakukan sebelum masuk kelas

Pelaksanaan punishment dilakukan sebelum masuk kelas jika

jenis pelanggaran termasuk kategori pelanggaran ringan seperti

terlambat masuk kelas maka guru langsung memberi hukuman untuk

berdiri di depan kelas sambil membaca ayat Al-Qur’an selama

beberapa menit. Namun, dalam pelaksanaannya guru juga tetap

mempertimbangkan waktu yang diperlukan agar tidak mengganggu

waktu belajar siswa.

b. Dilakukan ketika proses pembelajaran

Pelaksanaan reward dilakukan ketika proses pembelajaran jika

ada siswa yang mendapat nilai paling baik dari siswa lainnya maka

guru akan memberikan penghargaan berupa sertifikat yang akan

diberikan setelah selesai dibuat. Sedangkan pelaksanaan punishment

dilakukan ketika proses pembelajaran jika ada siswa yang tidur di

dalam kelas maka guru akan membangunkan siswa tersebut dan

menyuruhnya untuk mengambil air wudhu’. Namun, dalam hal ini

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

79

guru tidak menyebutnya sebagai punishment akan tetapi sebagai

teguran atau peringatan.

c. Dilakukan ketika pulang sekolah

Pelaksanaan punishment yang dilakukan ketika pulang sekolah

ialah pelanggaran dalam bentuk hukuman membersihkan halaman

sekolah karena bentuk hukuman ini memrlukan waktu lebih banyak

sehingga pelaksanaannya di luar kegiatan belajar mengajar selesai agar

tidak mengganggu jam pelajaran siswa.

d. Dilakukan segera baik ketika proses pembelajaran berlangsung

maupun di luar pembelajaran

Pelaksanaan reward dan punishment dilakukan segera baik

ketika proses pembelajaran berlangsung maupun di luar pembelajaran

dengan tujuan untuk memberi apresiasi pada siswa yang mendapatkan

reward dan untuk menertibakan siswa ketika melakukan kesalahan

agar segera menjalani hukuman secepatnya.

e. Kepada siswa tertentu

Pelaksanaan reward dan punishment kepada siswa tertentu

maksudnya ialah siswa yang benar-benar berhak mendapatkan reward

dan punishment untuk dijadikan sebagai motivasi dalam belajar.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

80

3. Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di

Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.

Dari hasil observasi oleh peneliti yang dilakukan guru dalam

proses belajar mengajar di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa

Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo untuk meningkatkan perhatian

siswa terhadap pembelajaran. Biasanya di awal pembelajaran siswa

disuruh membaca surat-surat pendek untuk mengawali pembelajaran di

kelas. Selain itu ketika dalam proses pembelajaran ada siswa yang

mengantuk bahkan tidur di dalam kelas lalu guru membangunkan dengan

pelan-pelan dan menyuruh siswa untuk segera cuci muka dan berwudhu’.

Dan ada juga siswa yang bergurau di dalam kelas dan tidak mengerjakan

tugas yang diberikan lalu guru memberikan hukuman dengan

menyuruhnya untuk membaca surat-surat pendek di depan kelas dan di

saksikan teman-teman sekelas sehingga perhatian siswa berpusat dengan

bacaan surat-surat pendek yang dibaca oleh temannya yang melanggar.

Dengan demikian siswa yang melanggar merasa malu karena menjadi

pusat perhatian dari temannya sehingga termotivasi dalam dirinya untuk

tidak mengulangi lagi kesalahannya.98

Implementasi reward dan punishment digunakan guru untuk

memotivasi siswa agar semangat dalam belajar. Setiap guru mempunyai

cara sendiri-sendiri untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi

98

Observasi di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kotaanyar, 19 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

81

belajar siswa dalam proses belajar mengajar. Salah satunya dengan

pemberian reward dan punishment guru berharap agar siswa lebih

termotivasi dalam belajar karena mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

tidak hanya belajar tentang teorinya saja tetapi diharapkan siswa juga bisa

mendemonstrasikan materi tentang agama dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini sesuai dengan perkataan bapak Rahmat Hidayat:

“Reward dan punishment ini juga berlaku dalam kegiatan shalat

dhuha dan dhuhur berjamaah, sebagaimana dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam tidak hanya belajar teori saja tetapi juga

praktek agar siswa membiasakan shalat wajib tepat waktu dan

shalat sunnah. Dalam kegiatan keagamaan ini, saya memberikan

absen kehadiran siswa di masjid. Jadi, setiap melaksanakan shalat

berjamaah baik itu shalat dhuha maupun sholat dhuhur mereka

wajib membawa absen kehadirannya untuk meminta tandatangan

orang yang menjadi imam shalat dan tandatangan saya. Dan juga

dalam hafalan juz 30 agar mereka termotivasi untuk membiasakan

diri membaca Al-Qur’an setiap harinya dan menyetor

hafalannya.”99

Dampak dari penerapan reward dan punishment bisa

menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa di Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo.

Dengan adanya hadiah siswa merasa senang dan termotivasi untuk lebih

meningkatkan lagi belajarnya. Dengan adanya hukuman siswa merasa

malu dan memberikan efek jera sehingga termotivasi untuk tidak

mengulangi lagi perbuatannya.

Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh kepala sekolah Bapak

Purnomo:

99

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

82

“Pemberian reward dan punishment terhadap siswa bertujuan untuk

menumbuhkan motivasi dan semangat belajar siswa agar lebih rajin

lagi kedepannya. Hal ini terbukti ketika ada salah satu siswa yang

berhasil mendapatkan reward, siswa lainnya merasa ingin bersaing

agar bisa mendapatkan reward juga. Dan siswa yang sudah

mendapatkan reward, ia berusaha semaksimal mungkin agar bisa

mempertahankan prestasi dan kemampuannya serta lebih aktif lagi

dalam berkompetisi. Sedangkan siswa yang pernah mendapatkan

punishment ia merasa jera dan termotivasi untuk lebih semangat

lagi dalam belajar karena ingin menghindar dari hukuman yang

pernah diberikan.”100

Hal ini sependapat oleh hasil wawancara peneliti dengan bapak

Rahmat Hidayat selaku guru Pendidikan Agama Islam, beliau mengatakan

bahwa:

“Menurut saya reward dan punishment itu wajib diberlakukan di

sekolah, baik ketika proses pembelajaran di kelas maupun sesuatu

yang terjadi di luar kelas. Pemberian reward ialah agar siswa

termotivasi untuk lebih aktif dan semangat lagi dalam belajar. Cara

tersebut berhasil membangkitkan motivasi siswa, mereka semakin

aktif dalam menjawab pertanyaan di kelas, mengumpulkan tugas

dengan tepat waktu dan mengerjakan tugas dengan baik.

Sedangkan pemberian punishment ialah bertujuan agar siswa

terlatih membiasakan diri atas tanggungjawabnya sebagai pelajar

dan memberikan efek jera agar mereka tidak mengulangi lagi

kesalahannya. Cara tersebut juga berhasil menertibkan siswa dalam

proses pembelajaran, mereka jadi semangat belajar dan

mengerjakan tugas karena tidak ingin mendapatkan hukuman yang

sama seperti yang pernah mereka dapatkan sebelumnya.101

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara peneliti dengan siswa

yang bernama Umi Kulsum:

“Dengan adanya reward dan punishment saya merasa lebih

semangat dan termotivasi untuk lebih baik lagi dalam belajar.”102

Dengan pemberian reward dan punishment kepada siswa di

Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar 100

Purnomo, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 101

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 102

Umi Kulsum, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

83

Probolinggo membuat siswa dapat menentukan perbuatan yang harus

dilakukan oleh siswa itu sendiri. Hal ini dapat digambarkan pada saat

observasi dan wawancara di lapangan tentang perlakukan reward dan

punishment pada siswa. Siswa yang malas dan sering melanggar akan

cenderung lebih rajin karena menghindari punishment dan reward yang

diberikan juga memotivasi siswa tetap rajin dan meningkatkan belajarnya.

Hal ini diperkuat oleh Dela Puspita Sari sebagai siswa di Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo:

“Ketika mendapatkan reward dan punishment, saya lebih rajin lagi

untuk belajar agar bisa menjawab pertanyaan guru di kelas dan

terhindar dari hukuman.”103

Pernyataan tersebut senada dengan Ayu Wildania sebagai siswa

yang pernah mendapatkan reward dan pusnihment dari guru:

“Reward dan punishment yang pernah guru berikan kepada saya

sangat menumbuhkan semangat dan membangkitkan lagi motivasi

saya dalam belajar. Sebelum mendapatkan reward dan punishment,

saya masih sering malas-malasan dalam belajar, suka telat masuk

kelas dan kadang lupa mengerjakan tugas. Setelah mendapatkan

reward dan punishment, saya menjadi bersemangat dan lebih giat

lagi dalam belajar karena saya ingin mendapatkan nilai yang bagus

juga dan ingin terhindar dari hukuman yang pernah saya dapatkan

sebelumnya.”104

Guru melihat perubahan siswa dari yang sebelumnya malas dan

tidak rajin menjadi lebih termotivasi meningkatkan lagi belajarnya dengan

melihat hasil belajar terdapat peningkatan atau tidak. Tetapi dengan

penerapan reward dan punishment sebagian siswa sudah mengalami

103

Dela Puspita Sari, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020. 104

Ayu Wildania, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 18 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

84

peningkatan dalam hasil belajarnya karena ada suatu motivasi untuk

belajar lebih giat lagi. Hal ini diungkapkan oleh bapak Rahmat Hidayat:

“Dampak dari penerapan reward dan punishment ini bisa dilihat

dari hasil tugas. Siswa menyelesaikannya jadi tepat waktu, jika

dulunya masih molor sekarang sudah tidak lagi berarti ada

perubahan dalam siswa tersebut. Dan dari hasil ulangan jika ada

peningkatan berarti siswa sudah mengalami peningkatan dalam

belajarnya.”105

Siswa yang sudah mengalami peningkatan dalam belajar juga

masih perlu diamati agar nanti prestasinya tidak menurun lagi karena ini

sudah merupakan tugas seorang guru untuk mendidik siswa agar menjadi

seorang anak yang lebih baik lagi dan mempunyai bekal ilmu untuk masa

depan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara bapak Rahmat Hidayat:

“Ada saja siswa yang masih malas tapi sebagian besar sudah

berubah menjadi lebih giat dalam belajar buktinya tepat waktu

untuk mengumpulkan tugas dan nilainya juga meningkat.

Sedangkan anak yang masih malas itu merupakan tugas kita untuk

terus mengingatkan, mengawasi dan memotivasi agar berhasil

dalam belajar.”106

Guru melihat terjadi perubahan pada siswa dengan termotivasi

lebih giat dan lebih bersemangat dalam belajar. Dengan pemberian reward

dan punishment kepada siswa dapat meningkatkan motivasi belajar dimana

hal ini dapat dilihat pada tugas yang dikerjakan dan hasil belajar yang

menunjukkan adanya perubahan semakin baik yang sebelumnya tidak

mengerjakan tugas dan malas menjadi rajin belajar dan yang rajin akan

lebih meningkatkan prestasinya.

105

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020. 106

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

85

Sebagai upaya keberhasilan dalam pembelajaran Pendidikan

Agama Islam guru menerapakan berbagai cara agar siswanya memahami

pelajaran yang telah diperolehnya dan semangat dalam mengikuti proses

pembelajaran di kelas. Salah satu upaya guru adalah dengan memberikan

reward dan punishment agar motivasi siswa dalam belajar tetap terjaga.

Adapun dampak dari reward dan punishment yang diberikan guru

bisa menumbuhkan dan memberi penguatan dalam motivasi belajar siswa,

diantaranya ialah sebagai berikut:

a. Sikap siswa terhadap pembelajaran meningkat

Saat mengikuti pembelajaran, sikap menentukan apakah siswa

merasa tertarik dengan apa yang ia pelajari atau sebaliknya. Sebelum

memulai pembelajaran, guru biasanya selalu mengawali dengan

pembacaan ayat Al-Qur’an dan Shalawat Nabi. Hal ini bertujuan agar

siswa terlatih dan membiasakan diri untuk mengingat Allah Swt dan

bershalawat kepada Nabi. Karena pembelajaran Pendidikan Agama

Islam tidak hanya tentang materinya saja yang dipelajari, tapi

bagaimana siswa bisa mempraktekkan di kehidupannya sehari-hari.

Terlebih seorang guru agama yang harus memberikan contoh yang

baik dan menjadi suri tauladan bagi siswanya. Karena kewibawaan

guru menjadi hal penting dalam dunia pendidikan.

b. Kegigihan siswa dalam pembelajaran

Dalam upaya untuk mendapatkan reward, siswa berusaha keras

untuk menujukkan hasil belajarnya. Keinginan siswa agar

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

86

mendapatkan reward membantu siswa untuk berupaya memahami

pelajaran sehingga dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh

guru dan mendapatkan hasil ulangan yang bagus. Reward bisa

meningkatkan kegigihan semangat belajar siswa. Begitupula dengan

punishment, siswa menjadi lebih berhati-hati lagi dalam melakukan

tindakan agar tidak terjadi pelanggaran dan bebas dari hukuman.

c. Rasa ingin tahu lebih tinggi

Dengan menjawab pertanyaan siswa akan mendapatkan reward

berupa sertifikat, sehingga siswa berlomba-lomba untuk menjawab

pertanyaan yang diberikan oleh guru ketika proses pembelajaran.

Dengan ini terbukti bahwa pelaksanaan reward berhasil meningkatkan

rasa ingin tahu siswa.

Bagi siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru

maka akan mendapatkan punishment berupa berdiri di depan papan

tulis sampai ingat jawaban dari pertanyaan tersebut. Sehingga

pelaksanaan punishment membuat siswa lebih termotivasi lagi rasa

ingin tahu agar bisa menjawab pertanyaan dari guru dan terhindar dari

hukuman.

d. Bersaing untuk menjadi yang terbaik

Hal ini terbukti dengan semangat belajar mereka yang semakin

meningkat untuk mendapatkan hasil terbaik serta pemberian reward

dari kepala sekolah berupa piala atau ajakan refreshing ke tempat

wisata sebagai bentuk penghargaan buat mereka karena mendapatkan

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

87

nilai yang paling baik dari yang lain sehingga mereka semakin rajin

belajar dan semangat untuk bersaing mendapatkan reward tersebut.

Bagi siswa yang mendapatkan nilai jelek atau di bawah rata-rata maka

akan mendapatkan punishment yang sudah disiapkan oleh guru.

Persaingan semacam ini sangat boleh dilakukan dalam dunia

pendidikan untuk mencapai kompetensi keberhasilan siswa dalam

pembelajaran dimana guru menjanjikan sesuatu bagi siswa yang

berhasil mengerjakan tugasnya dengan baik dan benar. Ini akan

menjadi pendorong dan motivasi bagi siswa untuk lebih semangat lagi

dan meningkatkan waktu belajarnya. Siswa akan berlomba-lomba

untuk mendapatkan nilai yang paling baik dengan belajar yang rajin,

mengumpulkan tugas tepat waktu dan sering menjawab pertanyaan

yang diberikan guru ketika pembelajaran. Dengan demikian proses

pembelajaran bisa mencapai target yang sesuai dengan ketentuan yang

dibuat dari sekolah.

e. Menentukan perbuatan yang harus dilakukan

Dengan pemberian reward dan punishment kepada siswa di

Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo membuat siswa yang sebelumnya belajar hanya ketika

akan ujian menjadi belajar sebelum dimulainya kegiatan belajar

mengajar berlangsung. Hal ini dikarenakan akan ada pemberian

reward dari guru ketika bisa menjawab pertanyaan di kelas dan yang

sering melanggar peraturan akan lebih menaati peraturan. Hukuman itu

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

88

diberikan kepada siswa dalam proses pembelajaran yang melanggar

peraturan dan tidak bisa dalam materi pembelajaran karena malas

untuk belajar, dengan adanya hukuman jadi ada kemauan untuk bisa

menguasai materi pembelajaran.

Dari hasil penelitian melalui observasi, wawancara dan

dokumentasi peneliti menyimpulkan bahwa tugas seorang guru ialah untuk

mendidik, memotivasi dan memberikan contoh yang baik kepada

siswanya. Seorang guru tidak boleh lelah untuk selalu memberikan

motivasi siswa dalam proses belajar mengajar. Motivasi sangat penting

bagi siswa karena jika siswa memiliki motivasi belajar, tujuan dalam

sebuah pembelajaran pasti akan tercapai. Karena dengan motivasi, siswa

akan lebih semangat, giat dan aktif lagi dalam melaksanakan

pembelajaran.

Hal ini diperkuat berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan

kepala sekolah bapak Purnomo, beliau mengatakan bahwa:

“Saya pernah memberikan reward kepada siswa dengan tujuan

untuk menumbuhkan motivasi dalam dirinya dan sebagai

penguatan positif agar siswa terus mengulangi perbuatan tersebut

lebih sering lagi. Sedangkan punishment saya berikan ketika siswa

melanggar aturan dengan harapan bisa merubah perilaku tidak baik

menjadi lebih baik lagi. Karena ini sudah merupakan tugas seorang

guru terhadap ketertiban sekolah yang harus diikuti oleh siswa.”107

Pernyataan tersebut senada dengan guru Pendidikan Agama Islam

bapak Rahmat Hidayat, beliau mengatakan bahwa:

“Motivasi dalam diri siswa itu perlu dan harus ada agar siswa

semangat dalam belajar. Seorang guru harus selalu bisa memotivasi

107

Purnomo, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

89

siswanya karena guru merupakan sosok yang memberi pengaruh

besar terhadap keberhasilan belajar siswa. Dengan adanya

penerapan reward dan punishment dalam proses pembelajaran akan

menentukan bagaimana respon siswa yang dihasilkan dalam

belajar.”108

Dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa banyak cara yang

bisa dilakukan oleh guru, salah satunya ialah dengan implementasi reward

dan punishment untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa menerapkan reward dan punishment

dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam agar siswa

termotivasi dalam belajar dan lebih semangat lagi ketika merespon

pelajaran yang diberikan guru di dalam kelas.

B. Pembahasan Temuan

Berdasarkan penelitian yang di lakukan di Sekolah Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo dengan data yang

diperoleh melalui metode observasi, wawancara dan dokumentasi, kemudian

data tersebut disajikan dan dianalisis melalui pembahasan temuan. Peneliti

juga dapat menemukan hasil dari pengamatan dan interview di lapangan.

Temuan-temuan tersebut telah dirangkum sebagai berikut:

Tabel 4.1

No Fokus Penelitian Hasil Temuan

1 2 3

1. Bentuk Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam Di

Sekolah Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung Rejoso

1. Pujian

2. Penghargaan

3. Hadiah

108

Rahmat Hidayat, diwawancara oleh Penulis, Kotaanyar, 17 Desember 2020.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

90

No Fokus Penelitian Hasil Temuan

1 2 3

Kotaanyar Probolinggo

Tahun Ajaran 2020/2021

2. Pelaksanaan Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam Di

Sekolah Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung Rejoso

Kotaanyar Probolinggo

Tahun Ajaran 2020/2021

Diberikan baik ketika proses

berlangsungnya pembelajaran maupun di

luar pembelajaran

3 Dampak dari Reward dan

Punishment Dalam

Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam Di

Sekolah Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung Rejoso

Kotaanyar Probolinggo

Tahun Ajaran 2020/2021

Bisa untuk menumbuhkan dan

meningkatkan motivasi belajar siswa

ditandai dengan semangat belajar

meningkat, lebih rajin mengumpulkan tugas

dan aktif menjawab pertanyaan saat proses

pembelajaran berlangsung.

Hal tersebut dibahas dengan temuan-temuan penelitian selama

dilapangan yang dilakukan peneliti, berdasarkan pada fokus penelitian yang

telah dirumuskan sebelumnya mengenai implementasi Reward Dan

Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa

Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.

1. Bentuk Reward Dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.

Berdasarkan pemaparan hasil penelitian di atas dapat diketahui

bahwa bentuk reward dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam lebih

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

91

banyak di pemberian pujian dan tanda penghargaan. Pemberian hadiah

berupa buku tulis juga dilakukan ketika siswa mendapat juara kelas.

Penemuan peneliti tersebut sesuai dengan teori yang ditulis oleh

Amir Daien Indrakusuma dalam bukunya yang berjudul pengantar ilmu

pendidikan, secara garis besar reward dapat dibedakan menjadi empat

macam, yaitu:

a. Pujian

Pujian adalah suatu bentuk reward yang paling dilaksanakan.

Pujian dapat berupa kata-kata seperti: baik, bagus, bagus sekali dan

sebagainya.

b. Penghormatan

Reward yang berupa penghormatan ini dapat berbentuk dua

macam pula. Pertama, berbentuk semacam penobatan, yaitu anak yang

mendapat penghormatan diumumkan dan ditampilkan dihadapan

teman-temannya. Dapat juga dihadapan teman-temannya sekelas,

teman-teman sekolah, atau mungkin juga dihadapan para teman dan

orangtua murid.

c. Hadiah

Yang dimaksud dengan hadiah disini ialah reward yang

berbentuk pemberian yang berupa barang. Reward yang berupa

pemberian barang ini disebut juga reward materi, yaitu hadiah yang

berupa barang ini dapat terdiri dari alat-alat keperluan sekolah, seperti:

pensil, penggaris, kitab tulis buku pelajaran dan sebagainya.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

92

d. Tanda Penghargaan

Jika hadiah adalah reward yang berupa barang, maka tanda

penghargaan adalah kebalikannya. Tanda penghargaan tidak dinilai

dari segi harga dan kegunaan barang-barang tersebut, seperti halnya

pada hadiah. Misalnya, tanda penghargaan dinilai dari segi “kesan”

atau nilai “kenang-kenangannya”. Oleh karena itu reward atau tanda

penghargaan ini disebut juga reward simbolis. Reward simbolis ini

dapat berupa surat-surat tanda jasa, sertifikat-sertifikat, piala-piala dan

sebagainya.109

Sedangkan bentuk punishment dalam pembelajaran pendidikan

agama Islam lebih sering di teori perbaikan. Selain itu seorang guru juga

harus memperhatikan karakter siswa sebelum memberikan reward dan

punishment. Hal ini dikarenakan siswa yang memiliki karakter berbeda-

beda yang belum tentu semuanya bisa menerima reward dan punishment

dengan baik.

Penemuan peneliti tersebut sesuai dengan teori yang ditulis oleh M.

Ngalim Purwanto dalam bukunya yang berjudul ilmu pendidikan teoritis

dan praktis ialah. Teori perbaikan, menurut teori ini punishment diadakan

untuk membasmi kejahatan. Maksud dari punishment ini adalah untuk

memperbaiki si pelanggar agar jangan berbuat kesalahan lagi.110

Pada saat pembelajaran dimulai, sebagian siswa ada yang senang

dan semangat dalam belajar, sebagian lain ada yang kurang antusias dan

109

Indrakusuma, 159-161. 110

Purwanto, 187-189.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

93

belum siap menerima pelajaran. Dengan adanya implementasi reward dan

punishment siswa menjadi termotivasi untuk lebih giat lagi dalam belajar,

karena mereka ingin mendapatkan reward dan menghindari punishment

dari guru.

2. Pelaksanaan Reward Dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat

dijelaskan pelaksanaan reward dalam pembelajaran Pendidikan Agama

Islam yaitu dilakukan secara langsung di dalam kelas ketika proses

pembelajaran yang berupa kalimat pujian terhadap siswa dan untuk

pemberian tanda penghargaan yang berupa sertifikat, pelaksanaannya

menunggu waktu satu minggu dan ketika sertifikat jadi langsung diberikan

kepada siswa. Sedangkan punishment dalam pembelajaran pendidikan

agama Islam yaitu dilakukan segera sebelum dimulai pembelajaran atau

setelah pulang sekolah. Namun, hal ini guru juga harus melakukan

musyawarah dengan wali murid terkait pemulangan sekolah terlambat bagi

siswa yang melanggar. Dalam pelaksanaan hukuman setelah pulang

sekolah juga bisa membuat siswa kelelahan, karena sudah seharian

beraktifitas fisik dan pikiran.

Penemuan peneliti tersebut sesuai dengan teori yang ditulis oleh

Amir Daien Indrakusuma dalam bukunya yang berjudul pengantar ilmu

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

94

pendidikan. Menyinggung sedikit tentang pemberian hukuman pada waktu

setelah sekolah usai, ini membawa konsekuensi yang tersendiri.

Konsekuensi baik bagi Guru, murid, maupun lebih-lebih bagi orangtua

murid. Bagi Guru, pemberian hukuman setelah sekolah usai ini,

memerlukan pengorbanan yang tidak ringan. Ia masih harus menyediakan

waktu tersendiri, yang semestinya ia harus sudah istirahat. Dan ini

mungkin bisa berakibat adanya suasana hubungan yang memburuk antara

murid tersebut dengan Guru. Bagi anak, sebenarnya anak pun sudah lelah,

baik lelah fisiknya maupun lebih-lebih lelah pikirannya. Pikirannya sudah

tidak berada di sekolah lagi. Ia sudah membayangkan rumah. Perutnya

sudah kosong minta di isi. Sehingga sebenarnya anak sudah tidak

mempunyai energi untuk berpikir lagi. Dengan begitu ia sudah tidak bisa

mencurahkan perhatian dan pikirannya kepada tugas yang dihadapi. Bagi

orang tuanya di rumah yang telah menunggu-nunggu kedatangan anaknya,

buah hatinya tersayang. Terlambat sedikit saja orangtua sudah khawatir,

sudah cemas. Bagaimana bingungnya orang tua, bagaimana gelisah dan

khawatirnya orang tua, apabila telah lebih dari sepuluh menit dari waktu

yang diharapkan, anak tersayangnya belum juga kunjung tiba, karena

ditahan untuk mengerjakan hukuman.111

Oleh karena itu, guru tetap harus melaksanakan reward dan

punishment kepada siswa dengan memperhatikan kondisi dan waktu yang

111

Indrakusuma, 153-154.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

95

lebih bijak lagi sesuai dengan kesepakatan bersama antara guru, siswa dan

orang tua siswa.

3. Dampak dari Reward dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar

Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.

Berdasarkan penelitian yang sudah dilaksanakan, maka dapat

diketahui dampak dari implementasi reward dan punishment dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam ialah bisa membawa perubahan pada diri siswa, mereka menjadi

lebih bersemangat dalam belajar dan termotivasi untuk mendapatkan nilai

yang lebih baik lagi.

Penemuan peneliti tersebut sesuai dengan teori yang ditulis oleh

Mohammad Asrori dalam bukunya yang berjudul psikologi pembelajaran.

Untuk membangun dan mengembangkan motivasi belajar siswa,

pemberian reward dan punishment dapat dilakukan guru. Karena reward

dan punishment adalah salah satu cara yang efektif untuk memotivasi

belajar siswa. Disisi lain, apabila siswa masih dianggap tidak mampu

menyelesaikan pekerjaan, guru perlu menerapkan cara yang tepat dalam

memberikan punishment. Punishment ini diberikan dengan harapan agar

siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memotivasi belajarnya.112

112

Asrori, 186.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

96

Dengan alat pendidikan berupa reward dan punishment tersebut

bisa membuat siswa lebih giat lagi dalam belajar. Karena untuk

mendapatkan reward mereka harus rajin belajar untuk mendapatkan hasil

yang baik. Sedangkan dalam menghindari punishment mereka harus lebih

bersemangat dalam belajar agar bisa menjawab persoalan dengan benar.

Hal ini hampir sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang

menyatakan bahwa: “Pemberian Reward (hadiah) maupun Punishment

(hukuman) digunakan oleh guru sebagai bentuk penguatan, stimulus dalam

mendidik siswa. Reward diberikan oleh guru kepada siswa dengan

memberikan hadiah atas hal positif yang dilakukan oleh siswa. Pemberian

Reward dimaksudkan untuk membentuk anak lebih giat lagi usahanya

untuk bekerja dan berbuat lebih baik lagi. Punishment diberikan oleh guru

kepada siswa karena siswa melakukan pelanggaran atau kesalahan.

Punishment akan membuat siswa menyesali perbuatannya yang salah

itu.”113

Dengan demikian peneliti dapat menyimpulkan bahwa dengan

adanya reward dan punishment semua siswa akan menyukainya, terutama

pemberian reward. Meskipun demikian, siswa yang sadar dia akan betul-

betul termotivasi untuk terus belajar terlepas dari ada atau tidaknya reward

yang akan dia dapatkan. Sebaliknya, jika ada siswa yang kurang rajin,

walau diberikan reward pun dia tetap tidak giat dalam belajar. Sedangkan

mengenai pemberian punishment, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

113

Silvia Anggraini, “Analisis Dampak Pemberian Reward And Punishment Bagi Siswa SD

Negeri Kaliwiru Semarang”. Mimbar PGSD Undiksha. Vol. 7 No. 3, 2019, 223.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

97

tanggapan siswa terhadap pemberian punishment sangat tergantung kepada

siswa itu sendiri. Dengan adanya pemberian punishment, ada sebagian

siswa yang langsung berubah menjadi lebih baik. Sebaliknya terdapat juga

siswa yang sudah berulang kali diberikan punishment tetapi belum juga

berubah menjadi lebih baik. Sehingga dapat disimpulkan dampak dari

implementasi reward dan punishment di Sekolah Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo bisa untuk

menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

98

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dari observasi,

wawancara dan dokumentasi, maka dapat diambil kesimpulan:

1. Bentuk Reward dan Punishment dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah

Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo tahun ajaran

2020/2021.

Bentuk reward yang sering diberikan guru kepada siswa ialah

berupa kalimat pujian, tanda penghargaan dan hadiah. Bentuk punishment

ialah hukuman yang mendidik sebagai muhasabah diri seperti berdiri

didepan kelas sambil membaca ayat Al-Qur’an surat Yasin, Al-Waqi’ah

dan Al-Mulk dan membersihkan halaman sekolah.

2. Pelaksanaan Reward dan Punishment dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo

tahun ajaran 2020/2021.

Pelaksanaan reward dan punishment diberikan baik ketika proses

berlangsungnya pembelajaran maupun di luar pembelajaran.

3. Dampak dari Reward dan Punishment dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo

tahun ajaran 2020/2021.

98

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

99

Dampak dari reward dan punishment di Sekolah Menengah

Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo ialah bisa

untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini

ditandai dengan semangat belajar mereka yang meningkat, lebih rajin

mengumpulkan tugas dan aktif menjawab pertanyaan saat proses

pembelajaran berlangsung.

B. Saran

Setelah dilakukan penelitian yang akhirnya dipaparkan dalam bentuk

skripsi, maka di akhir penulisan ini, penulis ingin memberikan beberapa saran

yang mungkin dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan agar lebih baik

kedepannya. Saran-saran ini ditujukan kepada beberapa pihak sebagai berikut:

1. Bagi guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut

Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo agar selalu menjadi suri

tauladan dan memberikan pengertian yang baik kepada siswa

bahwasannya materi yang sudah disampaikan tidak hanya untuk diketahui

saja melainkan perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Harapannya

agar sikap siswa menjadi lebih baik lagi dan sesuai dengan ajaran-ajaran

agama Islam.

2. Bagi siswa dan siswi, materi dan kegiatan serta program-program di

sekolah baik dalam proses pembelajaran maupun penerapan reward dan

punishment serta kegiatan yang dilakukan setiap hari dan berkelanjutan

diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

100

DAFTAR PUSTAKA

AM, Sardiman. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Anggraini, Silvia. 2019. Mimbar PGSD Undiksha. Vol. 7 No. 3.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Pengajaran. Jakarta: Rineka Karya.

Asrori, Mohammad. 2011. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana

Prima.

B Miles, Matthew. dkk. 2014. Qualitative Data Analysis USA: Library Of

Congress Catalogingin-Publication Data.

Baharuddin dan Esa Wahyuni. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Bintoro, Drajat. 2018. “Penerapan Metode Reward And Punishment Dalam

Pembelajaran Qur’an Hadist Kelas VIII Di Madrasah Tsanawiyah Negeri

Temon Kec. Simo. Kab. Boyolali Tahun Ajaran 2017/2018”. Skripsi:

(Surakarta, Institut Agama Islam Negeri).

Chasanatin, Haiatin. 2015. Pengembangan Kurikulum. Metro: Kaukaba.

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Proyek Pengadaan

Kitab Suci Al-Qur’an.

Fadjar, Malik. 2005. Holistika Pemikiran Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.

Faizah, Sayyidah Rizqiyyatul. 2017. “Pelaksanaan Reward And Punishment

Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siwa Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Islam Di SDI Nurul Izzah Malang”. Skripsi: (Malang, Universitas

Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Gasong, Dina. 2018. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish.

Hayati, Sri. 2017. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning.

Magelang: Graha Cendekia.

Hidayat, Rahmat. 2016. Ilmu Pendidikan Islam “Menuntun Arah Pendidikan

Islam Indonesia”. Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan

Indonesia (LPPPI).

Hurlock, Elizabeth B. 1990. Perkembangan anak, terj. Med. Meitasari Tjandrasa.

Jakarta: Erlangga.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

101

Indrakusuma, Amir Daien. 1973. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha

Nasional.

Khoiriyah, Ari Noer. 2018. “Pengaruh Reward Dan Punishment Terhadap

Motivasi Belajar Fiqih Siswa MTs Islamiyah Ciputat”. Skripsi: (Jakarta,

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah).

Kurniawan, Donie Fadjar. 2014. Buku Ajar Metode Penelitian I. Surakarta:

Institut Seni Indonesia.

M. Echol, John & Hasan Shadily. 1996. Kamus Bahasa Inggris Indonesia.

Jakarta: Gramedia.

Majid, Abdul. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif

dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mundir. 2013. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Jember: STAIN

Jember Press.

Mursalim, Muhd. 2019. “Penerapan Reward Dan Punishment Dalam

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Islam Al-Falah Aceh

Besar”. Skripsi: (Banda Aceh, Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry

Darussalam).

Priyono. 2007. Pengantar Manajemen. Surabaya: Zifatama Publisher.

Purwanto, M. Ngalim. 1985. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung:

Remadja Karya.

Raihan. 2019. Dayah: Journal of Islamic Education. Vol. 2 No. 1.

Riduwan. 2003. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:

Alfabeta.

Rodliyah, St. 2013. Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Jember: STAIN Jember

Press.

Rusyan, A. Tabrani. Dkk. 1989. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar.

Bandung: Remadja Karya.

Schaefer, Charles. 1986. Bagaimana Mendidik dan Mendisiplinkan Anak. Jakarta:

Kesain Blanc.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

102

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitatif R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.

Tim Penyusun. 2017. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah IAIN Jember. Jember:

IAIN Jember Press.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

104

PROFIL LEMBAGA

A. Sejarah Singkat dan Latar Belakang SMP Darut Taqwa

Berawal dari keinginan untuk membantu pemerintah dalam pendidikan

tahun 2007, tepatnya di desa Kedungrejoso Kecamatan Kotaanyar, Seorang

putra bungsu dari KH. Wahyu Choiril Anwar BA dengan nama lengkap

Muhammad Halil, S.Pd.I merasa prihatin atas pendidikan yang ada di desa

tersebut.

Pendidikan tersebut awalnya berlangsung dengan meminjam gedung

sekolah (menumpang) milik Madrasah Diniyah Darut Taqwa yang bertempat

di Jalan Pondok Pesantren Darut Taqwa Kedungrejoso Kotaanyar

Probolinggo. Sekarang Jumlah 3 Ruang Kelas Milik SMP Darut Taqwa

dengan jumlah peserta didik sebanyak 83 Siswa yang terdiri dari kelas VII,

VIII dan IX.

SMP Darut Taqwa memiliki standar sekolah permanen dengan nomor

statistik sekolah (NSS) 20.2.05.20.23.001 yang beralamat di Jl. Pondok

Pesantren Darut Taqwa Kedungrejoso Kotaanyar.

B. Visi dan Misi SMP Darut Taqwa

1. VISI

Mencetak Manusia Berakhlakul Karimah, Berilmu, Bertaqwa

Kepada Allah SWT, Kreatif dan Unggul dalam Prestasi.

2. MISI

1) Menyelenggarakan Kurikulum Umum dan KurikulumPesantren.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

105

2) Melaksanakan Pembelajaran dan Bimbingan Secara Efektif, Sehingga

Siswa Berkembang Secara Optimal Sesuai Dengan Prestasi Yang

dimilki.

3) Menambah Semangat Keunggulan Secara Intensif.

4) Menumbuhkan Sikap Saling Menghormati Dan Menghargai Warga

Sekolah.

5) Peningkatan Ketaqwaan Kepada Alllah SWT.

6) Mengembangkan Minat dan Bakat Siswa Melalui Kegiatan Intra dan

Ekstra Kurikuler.

7) Menerapkan Menejement Partisipatif dengan Melibatkan Warga

Masyarakat.

8) Meyediakan Sarana dan Prasarana Yang Memadai.

9) Menyelenggarakan Pembiasaan Ubudiyah.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

1

KAUR. HUMAS

MUHAMAD BURI, S.Pd

GURU MAPEL/

GURU PEMBIMBING

SISWA

STRUKTUR ORGANISASI

SMP DARUT TAQWAkedungrejoso - Kotaanyar - Probolinggo

Tahun Pelajaran 2020-2021

KAUR. SARPRAN

MUHAMMAD HALIL, S.Pd.I

LABORANT

SRI WAHYUNI, S.Si

WALI KELAS IX

AHMAD TAUFIK H, S.Kom

DINAS PENDIDIKAN

KAB. PROBOLINGGO

KOMITE SEKOLAH

MOH. ISHAK, M.Pd.I

TATA USAHA

MOH NURUDDIN, A.Ma.Pd

WALI KELAS VIII

NATALIA DWI MERITA, S.Pd

KAUR. KURIKULUM

SITI HASANAH, S.Pd

BENDAHARA

RAHMAT HIDAYAT, S.Pd

KAUR. KESISWAAN

AHMAD TAUFIK H, S.Kom

PUSTAKAWAN

FUATUL QOMARIYAH

WALI KELAS VII

SRI WAHYUNI, S.Si

KETUA YAYASAN

K. ZAINI MUN'IM AS

KEPALA SEKOLAH

PURNOMO, S.Pd.I

BIMBINGAN KONSELING

RAHMAT HIDAYAT, S.Pd

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

2

DATA GURU

SMP DARUT TAQWA

Kedungrejoso Kotaanyar Probolinggo

Tahun Pelajaran 2020-2021

No Alamat Tempat Tanggal Lahir Alamat Mengajar

Mapel Kelas

1 Purnomo, S. Pd.I Probolinggo, 09 Juni 1988 Pandean Kec. Paiton PAI VII

2 Muhammad Halil, S.Pd.I

Probolinggo, 10 Juni 1983 Kedung Rejoso Kec. Kotaanyar

Fiqih VII,VIII,IX

3 Choirul Hidayatin,

S.Pd.I Blitar, 13 Februari 1985

Kedung Rejoso Kec.

Kotaanyar Al-Qur'an H VIII,IX

4 Muhamad Buri, S.Pd Probolinggo, 14 September 1977

Bucor Wetan Kec. Kec. Pakuniran

IPS IX

PKn VII,VIII

5 Moh. Nuruddin,

A.Ma.Pd Probolinggo, 25 Mei 1987

Sumbercenteng Kec.

Kotaanyar

6 Rahmad Hidayat,

S,Pd

Probolinggo, 28 Agustus

1995

Kedungrejoso Kec.

Kotaanyar PAI VIII,IX

Akidah A VII,VIII,IX

Al-Qur'an H VII

7 Siti Hasanah, S.Pd Probolinggo, 02 Februari 1987

Sambirampak Lor Kec. Kotaanyar

Bhs. Indonesia VII,VIII,IX

8 Ahmad Taufik

Hidayatullah, S.Kom Probolinggo, 29 Mei 1991 Sogaan Kec. Pakuniran PJOK VII,VIII,IX

Prakarya VII,VIII,IX

9 Nurul Khatimah, S.Pd Probolinggo, 21 Februari

1995

Bucor Kulon Kec.

Pakuniran Bhs. Inggris VII,VIII,IX

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

3

10 Sri Wahyuni, S.Si Probolinggo, 20 Nopember 1995

Pandean Kec. Paiton IPA VII,VIII,IX

11 Ika Laila Kurniawati,

S.Pd

Lumajang, 14 Nopember

1990 Pondok Kelor Kec. Paiton IPS VII,VIII

12 Miftahur Rohman,

S.Pd.I

Probolinggo, 09 Januari

1992 Karanganyar Kec. Paiton PKn VII

13 Abdul Haris, S.Kom Probolinggo, 10 Oktober 1983

Pandean Kec. Paiton Seni Budaya VII,VIII,IX

14 Natalia Dwi Merita Probolinggo, 08 Maret 1996 Sumberanyar Kec. Paiton Matematika VII,VIII,IX

Data Siswa SMP Darut Taqwa

Kelas : VII (Tujuh)

NO NIS NISN NAMA JK TEMPAT TANGGAL LAHIR ALAMAT

1 457 0076762824 Ahmad Hidayatullah ( A ) L Probolinggo, 14 Nopember 2007 Talkandang

2 458 0071545190 Ahmad Hidayatullah ( B ) L Probolinggo, 17 Februari 2007 Sumber Centeng

3 459 0084370190 Ahmad Syaifuddin L Probolinggo, 19 April 2008 Triwungan

4 460 0072006198 Bahrul Ulum L Probolinggo, 09 September 2007 Pandean

5 461 0074773661 Dewi Ratna Jatiningrum P Probolinggo, 28 Desember 2007 Sukorejo

6 462 0083261911 Fita Agustin P Probolinggo, 23 Agustus 2008 Kedungrejoso

7 463 0088250469 Hayatul Firdausy P Probolinggo, 26 Maret 2008 Kedungrejoso

8 464 0071510334 Hudha Ifah P Probolinggo, 06 Februari 2007 Sumber Centeng

9 465 0084471718 Ibnul Jauzi L Probolinggo, 05 Juli 2008 Kedungrejoso

10 466 0088971329 Izzatun Nafisah P Probolinggo, 26 Februari 2008 Kedungrejoso

11 467 0075837896 Lailatul Musarofah P Probolinggo, 03 September 2007 Gondosuli

12 468 0078282082 Moh. Alfin Aminullah L Probolinggo, 16 Desember 2007 Kedungrejoso

13 469 0076491105 Moh. Mahesa Bagas Kara L Probolinggo, 09 Januari 2007 Kedungrejoso

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

4

14 471 3076476706 Moh. Mutawakkil Alallah L Probolinggo, 13 Maret 2007 Talkandang

15 472 0075168633 Nafilah Qurratul Aini P Probolinggo, 14 April 2007 Kedungrejoso

16 473 0085645492 Nanda Riyan Kurniawan L Probolinggo, 24 Februari 2008 Sumbercenteng

17 474 0074399716 Noviana Tria Nurfadilah P Probolinggo, 04 Nopember 2007 Kedungrejoso

18 475 0081472789 Qoidul Ghurril Muhajjalin L Probolinggo, 09 Agustus 2008 Kedungrejoso

19 476 0062886390 Rahmaniati Ningsih P Probolinggo, 11 Desember 2006 Talkandang

20 477 0051425561 Sa'Diatus Sholehah P Probolinggo, 06 Desember 2005 Kedungrejoso

21 478 0082654807 Silviana Puspita Sari P Probolinggo, 07 Januari 2008 Kedungrejoso

22 479 0087071268 Tutik Hidayati P Probolinggo, 18 Mei 2008 Kedungrejoso

23 480 0082868740 Uluf Sifa Berlianti P Probolinggo, 08 Juni 2008 Kedungrejoso

24 481 0084807417 Ummi Kulsum P Probolinggo, 25 Juni 2008 Sumberanyar

25 482 0071268089 Yunita Aulia Refika Damayanti P Probolinggo, 09 Juni 2007 Kedungrejoso

26 483 0076313329 Zainur Rifki Tolibul Ulum L Probolinggo, 01 Juni 2007 Kedungrejoso

Kelas : VIII (Delapan)

NO NIS NISN NAMA JK TEMPAT TANGGAL LAHIR ALAMAT

1 420 0078648699 Abdul Wafi L Probolinggo, 07 April 2007 Bucor Wetan

2 421 0035406126 Abdur Rahim L Probolinggo, 30 Juni 2006 Bucor Wetan

3 422 0067806001 Abelina Dwi Febrianti P Probolinggo, 05 Februari 2006 Talkandang

4 424 3071631808 Ahmad Safrullah L Probolinggo, 01 Mei 2007 Kedungrejoso

5 425 0062093938 Ahmad Suhri L Probolinggo, 16 Nopember 2006 Kedungrejoso

6 427 0074599046 Aysatur Rohima P Situbondo, 23 Januari 2007 Gadingan

7 428 0054987200 Dela Puspita Sari P Probolinggo,07 Februari 2005 Bucor Kulon

8 429 0042305342 Dendi Lukman Hakim L Probolinggo, 27 Nopember 2004 Talkandang

9 430 0079351877 Diayu Puji Astuti P Probolinggo, 26 Januari 2007 Kedungrejoso

10 432 0076164316 Fina Murniati P Probolinggo, 17 Oktober 2007 Tambak Ukir

11 433 0074409648 Firman Maulana L Probolinggo, 31 Oktober 2007 Kedungrejoso

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

5

12 434 3068055008 Fitri Rumaji P Probolinggo,14 Mei 2006 Kedungrejoso

13 435 3066873789 Irfan Maulana L Probolinggo, 14 Februari 2006 Kedungrejoso

14 436 0075347184 Jannatul Firdaus P Probolinggo, 10 Desember 2007 Tambak Ukir

15 437 0063554168 Khotimatul Hosna P Probolinggo, 28 Juli 2006 Talkandang

16 438 0063163517 Mazidatul Khoiroh P Probolinggo, 10 Nopember 2006 Sidorejo

17 439 3069792213 Misahul Huda L Probolinggo, 19 Oktober 2006 Kedungrejoso

18 440 0064114644 Mohammad Sohib Abdullah L Probolinggo, 28 Februari 2006 Pandean

19 442 0078139297 Muhammad Alfin Nurul Aziz L Lumajang, 06 Desember 2007 Kalipenggung

20 443 Muhammad Edo Ardiansyah L Probolinggo, 31 Januari 2005 Sumbercenteng

21 444 0061970318 Nabilatur Rohmah P Probolinggo, 22 September 2006 Kedungrejoso

22 446 0069795886 Rofiyatul Awaliyah P Probolinggo, 06 Oktober 2006 Talkandang

23 447 0068699943 Sela Andini Izzatul F. P Probolinggo, 15 Juni 2006 Sukorejo

24 448 0072206639 Sofiatul Lusiana P Probolinggo, 12 Maret 2007 Talkandang

25 449 0079104297 Syaiful Islam L Probolinggo, 31 Desember 2014 Kedungrejoso

26 451 0059314476 Umi Kulsum P Probolinggo, 11 Nopember 2005 Bucor Wetan

27 452 0079079763 Yulanda Wulandari P Banyuwangi, 29 April 2007 Pondokkelor

28 453 0066954748 Safilatul Jannah P Probolinggo, 07 Nopember 2006 Kedungrejoso

29 454 0078570654 Ayu Wildania P Probolinggo, 17 Februari 2007 Bucor Kulon

30 455 Ruliet Qomario Ghofin L Probolinggo, 01 Januari 2006 Bucor Kulon

Kelas : IX (Sembilan)

NO NIS NISN NAMA JK TEMPAT TANGGAL LAHIR ALAMAT

1 390 0062629695 Ahmad Mashuri L Probolinggo, 23 September 2006 Plampang

2 391 0059621869 Ahmad Rofik L Probolinggo, 11 Mei 2005 Kedung Rejoso

3 392 0063510124 Ahmad Rosidi L Probolinggo, 02 April 2006 Desa Talkandang

4 393 0055379127 Dika Dwi Haryadi L Probolinggo, 11 Nopember 2005 Kedungrejoso

5 394 0066396684 Durratul Mahsunah P Probolinggo, 14 Juni 2006 Desa Kedungrejoso

6 395 0061184112 Hurryatul Kamilia P Probolinggo, 17 Agustus 2006 Desa Kedung Rejoso

7 396 0048578197 Ika Wahyuni P Probolinggo, 29 Juni 2004 Glagah

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

6

8 397 0035788349 Kamal L Probolinggo, 07 April 2003 Kedung Rejoso

9 398 0066901523 Laili Hafidah Ramadani P Probolinggo, 22 Oktober 2006 Bucor Kulon

10 400 0064882679 Misrati P Probolinggo, 09 April 2006 Plaosan

11 401 0063821597 Moh Alfan L Probolinggo, 18 September 2006 Plaosan

12 402 0039841346 Moh Ilham L Probolinggo, 19 Juli 2003 Bucor Kulon

13 403 0065469849 Moh. Aliyul Akbar L Probolinggo, 21 Agustus 2006 Kedungrejoso

14 404 0068957940 Moh. Fiqih Zainullah L Probolinggo, 14 Agustus 2006 Talkandang

15 405 0047072540 Mohammad Rifki Andrianto L Probolinggo, 28 Nopember 2004 Sidodadi

16 406 0063738639 Muhammad Jakta Helludi L Probolinggo, 16 Mei 2006 Talkandang

17 407 0062846075 Nanik Masruroh P Probolinggo, 04 Oktober 2006 Kedungrejoso

18 408 0066739116 Nina Fausiyah P Probolinggo, 28 September 2006 Bucor Kulon

19 409 0063242800 Nining Hidayatul Husna P Probolinggo, 14 Mei 2006 Kedung Rejoso

20 410 0056076689 Nur Hasanah P Probolinggo, 24 Agustus 2005 Kedung Rejoso

21 411 0049494371 Nur Hayati P Probolinggo, 15 Juli 2004 Binor

22 412 0066646218 Nuril Maqfiroh P Probolinggo, 02 Februari 2006 Bucor Kulon

23 413 0068539513 Reza Handika Ramadhani L Probolinggo, 27 September 2006 Plampang

24 414 0065418674 Riska Fitriani P Probolinggo, 28 Nopember 2006 Kedungrejoso

25 416 0053798944 Taufiqurrahman L Probolinggo, 19 Mei 2005 Kedung Rejoso

26 456 Moh. Taufiq L Probolinggo, 07 April 2004 Kedung Rejoso

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

7

MATRIK PENELITIAN

JUDUL VARIABEL SUB

VARIABEL INDIKATOR

SUMBER

DATA

METODE

PENELITIAN RUMUSAN MASALAH

Implementasi

Reward Dan

Punishment Dalam

Meningkatkan

Motivasi Belajar

Siswa Mata

Pelajaran

Pendidikan Agama

Islam Di Sekolah

Menengah Pertama

Darut Taqwa

Kedung Rejoso

Kotaanyar

Probolinggo Tahun

Ajaran 2020/2021

1. Implementasi

Reward Dan

Punishment

2. Motivasi

Belajar Siswa

1. Reward

2. Punishment

3. Motivasi

Belajar

1. Hadiah

2. Penghargaan

3. Pujian

1. Teguran

2. Sanksi

3. Hukuman

Intrinsik:

1. Kebutuhan

2. Kemajuan

3. Cita-cita

Ekstrinsik:

1. Ganjaran

2. Hukuman

3. Persaingan

- Data Primer

Informan:

Wawancara

1. Kepala

Sekolah

SMP Darut

Taqwa

2. Guru Mapel

PAI

3. Siswa SMP

Darut Taqwa

- Data Sekunder Observasi dan

Dokumentasi

Pendeketan Penelitian:

Deskriptif Kualitatif

Jenis Penelitian:

Penelitian Lapangan

(field research)

Teknik Pengumpulan

Data:

- Observasi

- Wawancara

- Dokumentasi

Metode Analisis Data

Menggunakan Milles

Dan Huberman:

- Pengumpulan Data

- Kondensasi

- Penyajian Data

- Penarikan Kesimpulan

dan Verifikasi

Keabsahan Data:

- Triangulasi Sumber

1. Bagaimana bentuk reward dan

punishment dalam

meningkatkan motivasi belajar

siswa mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di

Sekolah Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung Rejoso

Kotaanyar Probolinggo tahun

ajaran 2020/2021?

2. Bagaimana pelaksanaan

reward dan punishment dalam

meningkatkan motivasi belajar

siswa mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di

Sekolah Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung Rejoso

Kotaanyar Probolinggo tahun

ajaran 2020/2021?

3. Bagaimana dampak dari

reward dan punishment dalam

meningkatkan motivasi belajar

siswa mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di

Sekolah Menengah Pertama

Darut Taqwa Kedung Rejoso

Kotaanyar Probolinggo tahun

ajaran 2020/2021?

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

1

PEDOMAN PENELITIAN

A. Pedoman Observasi

Mengenai implementasi reward dan punishment dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung Rejoso Kotaanyar Probolinggo

Tahun Ajaran 2020/2021 dimulai dari bentuk, pelaksanaan dan dampak dari

pemberian reward dan punishment dalam pembelajaran.

B. Pedoman Wawancara

1. Kepala Sekolah SMP Darut Taqwa

a. Bagaimana menurut Bapak implementasi reward dan punishment

dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Darut Taqwa?

b. Apa latar belakang dilaksanakan pemberian penghargaan kepada siswa

di SMP Darut Taqwa?

c. Apa saja tujuan diberikan penghargaan kepada siswa?

d. Apakah ada sanksi ketika siswa melanggar peraturan di sekolah?

e. Bagaimana bentuk sanksi yang diberikan?

2. Guru Pendidikan Agama Islam SMP Darut Taqwa

a. Apakah bapak/ibu guru memberikan reward kepada siswa yang

berhasil dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam?

b. Apa saja bentuk reward yang bapak/ibu berikan?

c. Apakah bapak/ibu guru memberikan punishment kepada siswa yang

melanggar peraturan dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama

Islam?

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

2

d. Apa saja bentuk punishment yang bapak/ibu berikan terhadap siswa

pelanggar?

e. Apakah banyak siswa yang malas belajar sebelum dilaksanakan

program pemberian reward dan punishment?

f. Apakah ada peningkatan semangat dan motivasi setelah dilaksanakan

reward dan punishment terhadap siswa?

3. Siswa SMP Darut Taqwa

a. Apakah kamu pernah mendapatkan reward saat pembelajaran

Pendidikan Agama Islam?

b. Seperti apa bentuk reward yang kamu dapatkan?

c. Apakah kamu pernah mendapatkan punishment saat pembelajaran

Pendidikan Agama Islam?

d. Seperti apa bentuk punishment yang kamu dapatkan?

e. Bagaimana perasaanmu ketika mendapatkan reward dan punishment?

f. Apakah setelah mendapatkan reward dan punishment kamu

termotivasi untuk lebih giat lagi dalam belajar?

C. Pedoman Dokumentasi

Dokumen terkait dengan bentuk dan pelaksanaan implementasi reward

dan punishment dalam meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Darut Taqwa Kedung

Rejoso Kotaanyar Probolinggo Tahun Ajaran 2020/2021.

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

3

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

4

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

5

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

6

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

7

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

8

DOKUMENTASI

Pemberian Reward penghargaan kepada siswa

Pemberian Reward hadiah kepada siswa

Pemberian Punishment membersihkan halaman sekolah

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

9

Wawancara dengan kepala sekolah

Wawancara dengan guru PAI

Wawancara dengan siswa

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

10

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

11

digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id�—�digilib.iain-jember.ac.id

12

BIODATA PENULIS

Nama : Wildatul Maghfirah

NIM : T20171322

Jurusan/Prodi : Pendidikan Islam/PAI

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Dusun Krajan RT: 004 RW: 002, Desa Kedung

Rejoso, Kec. Kotaanyar, Kabupaten Probolinggo.

No. Handphone : 082359386472

Riwayat Pendidikan : 1. TK Kartika (2003-2005)

2. MI Raisul Anwar (2005-2011)

3. SMP Nurul Jadid (2011-2014)

4. MA Nurul Jadid (2014-2017)

5. IAIN Jember (2017-2021)