172

teknologi pendidikan - UIN KHAS Jember

Embed Size (px)

Citation preview

Sanksi pelanggaran Pasal 113 Undang-undang Nomor 2014 tentang Hak Cipta(1)Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak

ekonomisebagaimanadimaksuddalampasal9ayat(1)hurufIuntukpenggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara palinglama1(satu)tahundan/ataupidanadendapalingbanyakRp.100.000.000(seratusjutarupiah).

(2)SetiapOrangyangdengantanpahakdan/atautanpaizinPenciptaataupemegangHakCiptamelakukanpelanggaranhakekonomiPenciptasebagaimanadimaksuddalamPasal9ayat(1)hurufc,hurufd,huruff, dan/atau huruf h untuk Penggunaan secara Komersial dipidanadengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidanadendapalingbanyakRp.500.000.000.00(limaratusjutarupiah).

(3)SetiapOrangyangdengantanpahakdan/atautanpaizinPenciptaataupemegangHakCiptamelakukanpelanggaranhakekonomiPenciptasebagaimanadimaksuddalampasal9ayat(1)hurufa,hurufb,hurufe, dan/atauhuruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidanadenganpidanapenjarapalinglama4(empat)tahundan/ataupidanadendapalingbanyakRp.1.000.000.000,00(satumiliarrupiah).

(4)SetiapOrangyangmemenuhiunsursebagaimanadimaksudpadaayat(3)yangdilakukandalambentukpembajakan,dipidanadenganpidanapenjarapalinglama10(sepuluh)tahundan/ataupidanadendapalingbanyakRp.4.000.000.000,00(empatmiliarrupiah).

TEKNOLOGI PENDIDIKANSUATU PENGANTAR

ISBN:978-623-5693-85-9Cetakanpertama,2022x+160hlm;15,5x23cm

Penulis:Dr.H.Mundir,M.Pd

Penata Isi:M.FaliqulIshbahPenata Sampul:RofiqhiMa’mun

Diterbitkanoleh:EDULITERA

(AnggotaIKAPI–No.211/JTI/2019)ImprintPT.LiterindoBerkahKarya

Jl.ApelNo.28ASemanding,Sumbersekar,Dau,Kab.Malang(65151)Telp./Fax:(0341)5033268

Email:[email protected]

Hak cipta dilindungi undang-undangDilarangkerasmenerjemahkan,memfotokopi,ataumemperbanyaksebagianatauseluruhisi

bukuinitanpaizintertulisdariPenerbit.

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang MahaPengasih, karena dengan ijin-Nya lah penulis dapat menyelesaikanbukuini.ShalawatsertasalamsenantiasaterlimpahcurahkankepadaBagindaNabiSAW.Kehadiranbuku initidakmemilikipretensiuntukmenjawabproblematikaberkaitandenganbidangteknologipendidikansecara keseluruhan. Namun, tiada salahnya jika buku ini menjadipemicuwacana bagi lahirnya diskursus-diskursus lebih lanjut terkaitpengembangankeilmuandibidangteknologipendidikan.

Bukuiniterwujuddilandasiolehrasakeingintahuanpenulisuntukmenelisik lebih jauhperananteknologipendidikandalammengiringiperjalanankehidupanmanusiamoderndewasaini.Terlebih,hentakanpandemiCOVID-19sejakawal2019lalutelahmemporakporandakanbeberapa lini kehidupanmanusia hingga ke titik nadirnya. Pun jugadenganduniapendidikanyangmautidakmauharusbisaberadaptasisecaracepatuntukdapatmengimbangiprogresivitas lajuperubahansistem pendidikan seiring dahsyatnya wabah pandemi COVID-19tersebut.

Rasa keingintahuan penulis tersebut, akhirnya terealisasikan kedalambukusederhanainiyangterdiriatasbeberapabab.BABIberisipendahuluan sebagai pengantar bagi pembaca untuk mengetahuisecara garis besar posisi teknologi pendidikan di tengah lautankeilmuandanperkembanganpengetahuanyangsenantiasadilahirkanolehparaakademisidarimasakemasa.SelanjutnyapadaBABII,berisitentangkonsepteknologipendidikanyangpenulisbagikedalamtigasegmen.Pertama, yakni definisi teknologi pendidikan. Pada segmeninipenulismengungkapkanberbagaireferensiterkaitsisiterminologisteknologipendidikanyangselamainitelahdirumuskanolehparapakar

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTARvi

pendidikan.Melaluipembandinganantaristilahini,penulismencobamendeskripsikantitiktekanpemaknaanteknologipendidikanditengahperkembangankeilmuanbidangtersebut.

Berikutnyapadasegmenkedua berbicara tentang model-model teknologi pendidikan yang ada dan berkembang di masyarakat,sehingga dapat diketahui kontribusi teknologi pendidikan terhadapkemajuan kehidupan manusia. Terakhir pada segmen ketiga, yaknibidanggarap teknologipendidikanyangditelaahmelaluitigaaspek,antara lain: perspektif sistem, perspektif proses, dan perspektifproduk. Melalui telaah ke tiga aspek tersebut, penulis mem-break downpembahasanbidanggarapteknologipendidikankedalamlimadomain,antaralain:(1).Domaindesain(desainsistempembelajaran;desain pesan pembelajaran; desain strategi pembelajaran; sertadesain karakteristik peserta didik). (2). Domain pengembangan. (3).Domain pemanfaatan (difusi inovasi; pemanfaatan media belajar;kebijakan di bidang pendidikan; serta implementasi pelembagaan).(4). Domain pengelolaan (pengelolaan sumber; pengelolaan proyek;pengelolaan informasi; serta pengelolaan sistem penyampaian). (5).Domain penilaian

Pada Bab ketiga, buku inimenyajikan dua landasan penerapanteknologi pendidikan, yakni landasan filosofis dan landasanteoretis teknologi pendidikan. Pada segmen landasan filosofis,penulis mengungkapkan pola berpikir filsafat yang menjadi acuanberkembangnya teknologi pendidikan sebagai suatu pengetahuan,sedangkan ulasan tentang landasan teoretis teknologi pendidikanberisi teori-teori yang menjadi landasan utama dari teknologipendidikan, yakni ilmu komunikasi, ilmu tentang perilaku, dan ilmumanajemen. Berikutnya pada BAB IV, penulis mendeskripsikandinamikaperkembangandanperanteknologipendidikanyangberhilirpadatigapendekatanutama,yaknipendekatansistematik,isomeristik,dansigergistik.

Duababberikutnya,yakniBABVdanVI,berisinarasideskriptif-analitisyangpenuliskemukakanberdasarkanpadatrenperkembanganteknologipendidikansebagaisuatucabangilmuyangbergerakdinamisseiring berubahnya zaman dan perkembangan ilmu pengetahuanteknologi(Iptek)dalamlingkarkehidupanmanusia.Ulasandeskriptif-

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

vii

analitis tersebut penulis kemukakan pada BAB V yang terdiri atasdua segmen pembahasan, yakni tipologi masyarakat era 5.0 danmenjuruspadapoinyanglebihspesifikpadasegmenyangkeduayaknikarakteristikteknologipendidikanmasyarakat5.0.Berdasarkanpadapengantar analisis di BABV tersebut, pembahasan lebihup to date penulis paparkan di BAB VI yangmemaparkan urgensitas teknologipendidikanpascapandemiCOVID-19.BABVIberbicaratentangduasubpokok,yaituposisiteknologipendidikanditengahpandemiCOVID-19;serta efektifitasnya dalammenyongsong era pasca pandemi COVID-19. Sebagai bagian paling akhir dalam buku ini, BAB VI merupakanupayadaripenulisagarmampumenjadipemicuwacanabagilahirnyadiskursus-diskursus lebih lanjut terkait pengembangan keilmuan dibidangteknologipendidikan.

Atas lahirnya karya ini, penulis ingin menyampaikan ucapanterimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulissehingga dapat menyelesaikan buku ini. Penulis menyadari bahwakaryainihanyalahsetetesairditengahlautanpengetahuan,sehinggakritikdansarandariparapembacasangatpenulisharapkan.

Jember,Januari2022

Penulis

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTARviii

ix

DAFTAR ISI

Halaman SampulKata Pengantar................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN...............................................................1

BAB II KONSEP TEKNOLOGI PENDIDIKAN.................................. 7A. DefinisiTeknologiPendidikan.......................................... 7B. Model-ModelTeknologiPendidikan................................12C. BidangGarapTeknologiPendidikan.................................15

1. DomainDesain.........................................................182. DomainPengembangan...........................................293. DomainPemanfaatan..............................................304. DomainPengelolaan................................................395. DomainPenilaian....................................................43

BAB III LANDASAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN.............................49A. LandasanFilosofisTeknologiPendidikan.........................49

1. OntologiBidangKajianTeknologiPendidikan......... 512. EpistemologiBidangKajianTeknologiPendidikan... 583. AksiologiBidangKajianTeknologiPendidikan......... 59

B. LandasanTeoretisTeknologiPendidikan......................... 621. TeoriIlmuKomunikasi.............................................. 632. TeoriBelajardanPembelajaran............................... 68

BAB IV DINAMIKA PERKEMBANGAN DAN PERAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN....................................................................97

A. DinamikaPerkembanganTeknologiPendidikan..............97B. PeranTeknologiPendidikan.............................................103

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTARx

BAB V TEKNOLOGI PENDIDIKAN DI MASYARAKAT ERA 5.0......111A. TipologiMasyarakatEra5.0.............................................111B. KarakteristikTeknologiPendidikanMasyarakat5.0.........117

BAB VI URGENSITAS TEKNOLOGI PENDIDIKAN PASCA PANDEMI COVID-19........................................................125

A. PosisiTeknologiPendidikandiTengahPandemiCOVID-19:Konsep,Aksi,danImplikasinya..................................126

B. EfektivitasTeknologiPendidikanMenyongsongEraPascaPandemiCOVID-19.................................................1291. Sistem,TeknologiInformasi,sertaSistem

InformasiManajemen(SIM)....................................1342. TeknologiPendidikandalamBingkaiSIM-SDM:

EfektifitasnyadalamMenyongsongEraPascaPandemiCOVID-19..................................................139

BAB VII PENUTUP.........................................................................147

DaftarPustaka................................................................................. 151ProfilPenulis.................................................................................... 157

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikanmenjadibagian integralyangtidakdapatdipisahkandalamlingkarkehidupanmanusia.Bahkandalamkehidupanmanusia,aspek-aspeksosial,politik,budaya,bahkanagamatidakpernahlepasdaripengaruhpendidikan.Melaluipendidikan,prosespembangunanmanusia yang berkualitasmemiliki tumpuan yang jelas dan terukur.Jikapendidikanterlaksanadenganbaik,makakualitasindividumanusiajuga dapat dipastikan baik pula. Artinya, pendidikanmemiliki peranyangsangaturgendalamkehidupanmanusia.Danjugabisadikatakaniamerupakansatulandasanyangpertamadanutama.

Secarakodrati,manusiamemilikikecenderunganmencariupayauntukmeningkatkankualitaspadatiapsisi kehidupannya.Berangkatdarimotif inilahsehingga lahirlahkreasiberbagai ilmupengetahuandan teknologi untuk menunjang ketercapaian kualitas hidup yanglebihbaiktersebut.Padadimensiyanglain,perkembanganteknologimerupakansesuatuyangtidakdapatdihindaridalamkehidupanyangsemakinmodernsepertidewasaini.Halinimerupakansebuahhalyanglogis, sebab kemajuan teknologi akan beriringan dengan kemajuandi bidang ilmu pengetahuan. Dalam tataran ini, maka inovasi yangdiciptakanolehmanusiaditujukanuntukmemberikanmanfaatyangpositif sehinggamampu berkontribusi bagi kelangsungan kehidupanmanusia, termasuk dalam aspek pendidikan dan pembelajaran,sebagaimana tesis yang diajukan oleh dalam riset Surani,1 Lestari,2 atauBudiman.3

1 Dewi Surani, “Peran Teknolog Pendidikan dalam Pendidikan 4.0”, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP UNTIRTA, Vol.2No.1Tahun2019,hlm.456-469.

2 SudarsriLestari,“PeranTeknologidalamPendidikandiEraGlobalisasi”,Edureligia: Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol.2No.2Tahun2018,hlm.94-110.

3 Haris Budiman, “Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan”, Al-

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR2

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi padaprosesnya telah mempermudah tidak hanya dari aspek peralatan(tools) saja, melainkan terkait pula dengan metode, cara, atau trikdalammemecahkan permasalahan (problem solving) yang dihadapimanusia.Dalamkonteksini,peranteknologitakluputmerambahpuladalam dunia pendidikan. Beragam metode dan strategi pendidikanditerapkanmelaluipemanfaatanteknologi informasidankomunikasi(TIK) di dalamnya.4 Telah menjadi rahasia umum bila pada prosesdinamika perkembangan pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikantersebut berkelindan dengan geliat kebutuhan dan tuntutan zaman.Terlebih,kondisiduniapendidikansaatinitengahdihadapkandengansituasipandemiCOVID-19sejakawal2019laluyangsecaramasivtelahmengubah pola pembelajaran di segala lingkupnya. Perubahan polatersebutmautidakmau turutpulaberdampakpadakesiapanduniapendidikan dalam menyesuaikan dan merespon perubahan yangterjadi.Ekspansiteknologidalamranahpendidikanmenjadisebuahhalyangpentingdantidakdapatdihindarkandalamkapasitasnyauntukmenyelesaikanproblematikaseputarpembelajaranyangmemerlukanadanya solusi penyelesaian yang efektif. Secara spesifik, bidangkeilmuan yang concern membahasmengenai upayamanusia dalammerencanakan proses pembelajaran berkualitas dengan berbasis teknologiinilahyangdikenaldengan“TeknologiPendidikan”.

Teknologipendidikanjugaterusmengalamiperkembangansejalandenganperkembanganilmupengetahuandanteknologiyangtumbuh

Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Vol.8No.1Tahun2017,hlm.31-43.4 Teknologipendidikanmerupakan satu sistemyangdidalamnyamenampungberagam

metodeatau teknikyang tepatuntukmelibatkanpembelajaranmenjadi sesuatuyanginovatifmelaluiketerampilanberpikirkritisdanstrategibelajarkognitif.LihatRogantinaMeri Andri, “Peran dan Fungsi Teknologi dalam Peningkatan Kualitas Pembelajaran”,Jurnal Ilmiah Research, Vol.3No.1Tahun2017,hlm.122-129.Bahkan,pemanfaatanbidang teknologi komunikasi juga merambah pada bidang kajian sosial humanioradan agama. Utilitas peran teknologi komunikasi tersebut pada realitanya mampumengantarkanpembelajaranmenjadi lebihefektifdanberkualitas.LihatIsmailDarimi,“Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagaiMedia Pembelajaran PendidikanAgamaIslamEfektif”,Cyberspace: Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi, Vol.1No.2Tahun2017,hlm.111-121.LihatpuladalamDinaMardiana&DaniarC.Anggraini,“TheEffectivenessofUtilisingWeb-LearningMediaTowards IslamicEducationLearning (PAI)Outcome inTheEraofIndustrialRevolution4.0”,International Journal of Innovation, Creativity and Change (IJICC), Vol.8Issue1Tahun2019,hlm.80-96.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

3

dan berkembang. Pada tataran dinamika perkembangannya, fokusutama teknologipendidikan terletakpadaupayauntukmemberikankesempatanbelajarpadamanusiaseoptimalmungkinmelaluiberagamproses serta varian sumber belajar yang digunakan. Melalui upayatersebut, maka lazim jika teknologi pendidikan diharapkan mampumenjembatani terwujudnyamasyarakat dunia yangberpengetahuanmelalui beragam pola serta model pembelajaran yang dihasilkan.Dengankatalain,berbagaikonsepteoretissenantiasadikembangkanoleh bidang keilmuan teknologi pendidikan untukmenemukan caraefektifdalammemperbaikikualitaspendidikan.Seluruhupayatersebutmemiliki satu tujuan yang sama, yakni mewujudkan kehidupanakademik yang mampu berproses sekaligu berprogres mengikutiperkembanganeramoderndalammelahirkanmanusiaparipurna.

Saat mendengar istilah “teknologi pendidikan”, seringkali yangmuncul dalam benak seseorang ialah suatu alat yang dipakai olehpendidik atau peserta didik untuk memudahkan proses belajarmengajar. Padahal pada realitanya, sebagai sebuah ilmu terapan,cakupan wilayah teknologi pembelajaran tidak hanya sebatas padahardware atau perangkat keras saja, akan tetapi lebih pada pirantilunak atau software programdalamsuatusistempembelajaranyangdigunakandalamprosesperencanaan,implementasi,hinggaevaluasikeseluruhan aktifitas pembelajaran yang telah dilakukan. Sehinggapengertianteknologipendidikanmemilikicakupanyangluasdantidakterbatashanyapadaranahteknis-instruksionalsemata,namundimulaidariprosesidentifikasisumber-sumberbelajar,mulaidariperencanaanpembelajaran, pemanfaatan pembelajaran, pengembangan pem-belajaran, pendayagunaan media pembelajaran, pengelolaan pem-belajaran,hinggapadatahappenilaianhasilpembelajaranyangtelahdilaksanakan sebelumnya. Sehingga lazimapabila kemudianGerlachmemberikan penegasan bahwasnaya perangkat (hardware maupun software),manusia,kondisi,dansituasiyangmenjadikanparapesertadidik memperoleh ilmu pengetahuan, kapabilitas, kompetensi, danmedia menjadi faktor yang saling bersinergi dan terintegrasi untukmewujudkantercapainyatujuanpendidikanyangditargetkan.

Proses identifikasi hinggapenilaianpembelajaran yangmenjadicore teknologi pendidikan, pada akhirnya memposisikan teknologipendidikan pada dualisme peran yang saling melengkapi antara

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR4

satu dengan lainnya. Pertama, teknologi pendidikan berperan sebagai alat (tools) dalam bentuk piranti keras (hardware) yangmampumemfasilitasiprosespembelajaran.Dalamkontekstersebut,hardware yang termasuk didalam definisi ini misalnya TV, Personal computer (PC), notebook, gadget, overhead projector, atau voice recorder.Melaluibeberapapirantikeras(hardware) tersebut,prosespembelajarandapatmemperolehfasilitasyangmembantutercapainyatujuan belajar dengan lebih efektif dan mudah. Pada posisi sepertiini,manusiamerasa senangatasprogresivitas teknologi yangdalamporsigeneralnyatelahmemberikanakseskemudahanbagikehidupanmanusia. Kedua, teknologi pendidikan dalam peranannya sebagaisuatu program (programs) dalam bentuk perangkat lunak (software) yang dapat digunakan selama proses pembelajaran berlangsung.Contoh yang dapat diambilmisalnya programaplikasi pembelajaranberbasisweb(web-based learning application).Melaluikeduaaspektersebut,makasecaratidaklangsungteknologipendidikanmenempatiposisipentingyangpatutdipertimbangkankeberadaannyaditengahdinamikapembelajaraneramilenialsaatini.5

Urgensitas pemanfaatan teknologi di dunia pendidikansebagaimanadeskripsitersebut,ditambahdengantuntutanhadirnyapembelajaran online ditengahsituasipandemiCOVID-19dimasyarakatdunia dewasa ini, menggiring pemahaman kita –setidaknya- padaduapertanyaanpokok:“Apakarakteristikteknologipendidikandierapandemi COVID-19 saat ini, serta bagaimana efektivitas teknologipendidikandalammenyongsongerapascapandemiCOVID-19?”.Duapertanyaanbesarinipenulisrasapentinguntukdikajisecaramendalam

5 Berbagai potensi yang dimiliki oleh bidang teknologi pendidikan telah memberikanberagam metode yang sistematis dalam mengkonseptualisasikan, merencanakan,melaksanakan, hingga mengevaluasi setiap proses pembelajaran yang dilaksanakan.Artinya, kehadiran teknologi pendidikan mampu memfasilitasi penyediaan beragamteknik pembelajaran modern untuk menunjang keberlangsungan proses belajar-mengajar.Lihat ImroatulAjizah,“UrgensiTeknologiPendidikan:AnalisisKelebihandanKekuranganTeknologiPendidikandiEraRevolusiIndustri4.0”,Jurnal Iatighna, Vol.4No.1Tahun2021,hlm.25-36.Bahkan,dalamrisetlaindikatakanbahwaliterasidigitalyangkianmarakdigaungkanolehberbagaielemenmasyarakatpendidikanmerupakansalahsatu prosuk teknologi pendidikan yang perlu ditingkatkan kualitasnya secara kontinu.LihatIdaWahyuNingsih,ArifWidodo&AsrinAsrin,“UrgensiKompetensiLiterasiDigitaldalamPembelajaranpadaMasaPandemiCOVID-19”,Jurnal Ivovasi Teknologi Pendidikan, Vol.8No.2Tahun2021

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

5

sebagai salah satu bentuk upaya kaum akademisi dalam bersikapadaptifsekaligusresponsifterhadapdinamikaperubahanbesaryangterjadiselamapandemiCOVID-19.Secaralebihdetail,didalambukuini,penulismencobamengulasresponjawabanterhadapduaentitaspertanyaantersebutmelaluiperspektifkajianteknologipendidikan.

Olehkarenanya,ulasanyangkomprehensifdanmenyeluruhcobadihadirkandidalambukuini,dimulaidarikonsepteknologipendidikan,hingga rancangan teknologi pendidikan yang tepat digunakan pascapandemiCOVID-19.Melaluikajianmendalamdankomprehensifinilah,penulisberharapakanlahiride-ideinovasianakbangsalainnyadalammemanfaatkan ilmupengetahuandan teknologi secara lebihefektif,sehinggamenunjangperbaikankualitaspendidikanyanglebihbaikdimasamendatang.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR6

7

KONSEP TEKNOLOGI PENDIDIKAN

A. DEfINISI TEKNOLOGI PENDIDIKANTerminologi kata “teknologi” berasal dari Bahasa Yunani

“technologia” yangbermaknapenanganansesuatudengancarayangsistematis (systematic treatment).SeorangpakarbernamaDonaldP.Ely mengatakan bahwa teknologi pendidikanmerupakan salah satuwilayah pendidikan yang didalamnya mencakup proses identifikasiyang sistematis dalam penggunaan sumber-sumber pembelajaransecara maksimal, pengorganisasisan, serta pengembangan beragamfasilitas pembelajaran. Referensi lain yang bersumber dari Webster dictionary mengatakan bahwa teknologi pendidikan merupakansatu komponen didalam subsistem pendidikan yangmemiliki peransebagai problem solving dibidangpendidikan.SedangkanAssociation for Educational Communication and Technology (AECT)memandangteknologi pendidikan sebagai sebuah proses terpadu dan kompleksyang melibatkan ide, prosedur, peralatan, personal, dan kelompokdalam menganalisa suatu masalah, mencari solusi pemecahanmasalah,mengimplementasikan,mengelola,danmengevaluasisegalaaspekyangberkaitandenganaspekbelajarmanusia.6

Apabila dipandang dari makna operasionalnya,maka teknologipendidikan dapat dipahami sebagai suatu kerangkametode dengankonstruksisistemdidalammerencanakan,menggunakan,sertamenilaisegala aktifitas pembelajaran yang berfokus pada interaksi antaramanusiadengansumberdanteknispembelajaranyangberujungpadalahirnyaefektifitasformatpendidikanyangdiinginkan.Artinya,

6 Association for Educational Communication and Technology (AECT),Definisi Teknologi Pendidikan (terj.YusufhadiMiarso,dkk),(Jakarta:CV.Rajawali,1986),hlm.1.

BAB I I

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR8

Kaitannyadenganprosesbelajarmanusia,dimasyarakatseringkaliberkembang dua istilah yang acapkali digunakan, yaitu Instructional Technology (Teknologi Pembelajaran) dan Educational Technology (TeknologiPendidikan).Padaakademisidansivitasakademikaseringmenggunakankedua istilahtersebutkarenamerujukpadareferensiyangada,meskipunmaksudyangdiinginkandarikeduaistilahtersebutsama.Diantara referensi yangdijadikanacuan,BarbaraB. SeelsdanRita C. Richey mendefinisikan teknologi pembelajaran merupakansuatu teori sekaligus praktik tentang rancangan, pengembangan,manfaat, pengelolaan, serta penilaian terhadap bermacam prosesdansumberdayapembelajaran.7BasisteoretislainnyaialahpendapatAssociation for Educational Communication and Technology (AECT)yang mengartikan istilah “Teknologi pendidikan” sebagai suatuketerpaduan proses yang kompleks dan melibatkan ide, prosedur,peralatan, orang, serta organisasi dalam upaya untuk menganalisisproblematika, mencari solusi atas problematika, melaksanakan,mengelola,danmelakukanevaluasiatasproblematikayangberkaitandenganaspekbelajarmanusia.Sedangkanuntuk istilahyangkeduayaitu “Teknologi pembelajaran” merupakan sebuah keterpaduanprosesyangkompleksdanmelibatkanide,prosedur,peralatan,orang,serta organisasi dalam upaya untuk menganalisis problematika,mencari solusi atas problematika, melaksanakan, mengelola, danmelakukanevaluasiatasproblematikaprosesbelajarmanusiayangdidalamnyaterdapattujuanyangterkontrol.Dengandemikian,cakupanteknologi pembelajaran lebih sempit daripada teknologi pendidikanataudapatdikatakanbahwateknologipembelajaranmerupakansalahsatubagiandariteknologipendidikan.

Similaritas penyebutan ke dua istilah tersebut juga dapatdilihat dari ke-khas-an yang dimiliki masing-masingnya. Teknologipembelajaranmemilikikarakteristikdansifatkhususditujukanuntukmempermudah proses pendidikan dan pemahaman peserta didikdalamaspekpembelajarandikelas;sedangkanteknologipendidikanmemiliki cakupan yang lebih luas daripada teknologi pembelajaran.Dikatakan lebih luas, karena teknologi pendidikanmemilikimanfaat

7 BarbaraB.SeelsdanRitaC.Richey,Instructional Technology: The Definition and Domains of the Fields, (Washington DC: Association for Educational Communications andTechnology,1994),hlm.1.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

9

sebagai teori sekaligus praktik dalammerancang, mengembangkan,mengelola, memanfaatkan, meneliti, dan mengevaluasi sistem danprosespembelajaranyangtelahdilakukan.Sehinggadapatdikatakanbahwaapayangdimuatdidalampengertianteknologipembelajarantelahtercakupdidalampendefinisianteknologipendidikan.

Dapat dikatakan pula bahwa teknologi pembelajaran padahakikatnya dianggap sebagai elemen penyokong bidang teknologipendidikan.Argumenyangdikemukakanatashaltersebutialahkarenapembelajaranmerupakanbagianyangtakterpisahkandarisebuahsistempendidikan.Didalamsistemtersebuttentutelahadatujuanatautargetakhir yang sifatnya terfokus (purposive) dan terkontrol (controlled).8 Seiringprosesnya,istilah“teknologipendidikan”seringkalitergantikandengan istilah “teknologi pembelajaran” dikarenakan kesamaanobjek kajian dari kedua rumpun tersebut, yakni proses belajar yangdilakukan olehmanusia. Penggantian terminologi tersebut sekaligusmemperluas area pengimplementasiannya yang tidak terbatas padalingkup pendidikan formal saja, namun juga melingkupi pendidikanyangberlangsungdimanapunselamaprosespembelajarantersebutdiperlukanuntukdilaksanakan.9Berdasarkanpadahaltersebut,makateknologipembelajarantidakhanyadimanfaatkandalamruangkelassaja,melainkandapatberlangsungdi luar kelas,dimana saja tanpatersekat oleh batas ruang atau lembaga pendidikan formal semata.Karenanya, proses pembelajaran dapat memanfaatkan sumber-sumber belajar (learning resources) serta melibatkan peran teknologi dalambentukapapununtukmenyokong terlaksananyasuatuprosespembelajaran.

AECT sendiri mendeskripsikan teknologi pembelajaran sebagaisebuah disiplin keilmuan yang berupaya memberikan fasilitas padaprosesbelajarmanusiadengancaramengidentifikasi,mengembangkan,mengorganisasikan, serta memanfaatkan seluruh sumber belajar(learning resources) secarasistematis.10Barupadatahun1977,AECT

8 Deni Dharmawan dan Ishak Abdulhak, Teknologi Pendidikan, (Bandung: RemajaRosdakarya,2013),hlm.166-167.

9 YusufhadiMiarso,Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta:KencanaPrenadamediaGroup,2004),hlm.168.

10 AECT,“TheFieldofEducationalTechnology:AStatementofDefinition”dalamAudiovisual Instruction, 17 (1972),hlm.36.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR10

melaluiKomisiDefinisidanTerminologimemberikandefinisiteknologipembelajaran sebagai sebuah kompleksitas dan keterpaduanprosesyangdapatdigunakanuntukmenganalisisproblematika,menemukansolusi permasalahan, melaksanakan evaluasi, serta melakukanpengelolaan atas solusi permasalahan yang berhubungan dengansegala aspek belajar individu.11 Dari dua definisi tersebut, nampakadanya perbedaan fokus kajian teknologi pembelajaran, dari yangsemula hanya dipandang dari aspek pengkajian teori semata,menjadi berkembangmelalui identifikasinya sebagai sebagai sebuahteori, bidang kajian, dan suatu profesi. Artinya, AECT melakukantransformasi fokus kajian atas pendefinisian teknologi pembelajaransebagai sebuah rumpun keilmuan yang senantiasabersifat progresifmengikuti arah perkembangan zaman.12 Seiring berjalannya waktu,padatahun2004AECTmenegaskanpengistilahanteknologiPendidikansebagai studi sekaligus jugapraktikdalam ranahetis yangberupayamemfasilitasi pembelajaran serta mengoptimalkan kinerja melaluipenciptaan, pendayagunaan, dan penilaian atas sumber dan prosesbelajarmanusia.13Definisiinisecaraeksplisitmemberikanpenekananpada fokus tujuan pokok bidang garap teknologi Pendidikan, yaknidalamhalfasilitasiprosespembelajaransupayadapatberjalansecaraefektif, menarik, sekaligus efisien. Dengan demikian, kinerja suatupembelajarandapatditingkatkan.

Rujukan lain yang digunakan sebagai rujukan ialah pendapatSeels dar Richey yang mengemukakan alasan penggunaan istilah“Teknologi pembelajaran” dan “Teknologi pendidikan”. MenurutRichey, istilah“Teknologipembelajaran”seringkalidigunakankarenakata “pembelajaran” lebih tepat untuk hal yang berkaitan denganfungsi teknologi; ia menjadi istilah yang tidak hanya dipakai dalamlingkup pendidikan formal saja, namun juga mencakup programpelatihansebagaipendidikannonformal.Sedangkanistilah“Teknologipendidikan”mendasarkankajianteoretisnyapadatigafaktorutama,

11 AECT,The Definition of Educational Technology, (Washington:AECT,1977),hlm.1.12 BarbaraB.SeelsdanRitaC.Richey,Teknologi Pembelajaran: Definisi dan Kawasannya,

Penerj.D.S.Prawiradilaga,R.Rahardjo,danY.Miarso,(Jakarta,IkatanProfesiTeknologiPendidikan Indonesia (IPTPI) dan Lembaga Pengembangan Teknologi Kinerja (LPTK)UniveersitasNegeriJakarta,1994),hlm.22.

13 BarbaraB.SeelsdanRitaC.Richey,Teknologi Pembelajaran…,hlm.1

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

11

yaitu science, engineering, dan the development of the audiovisual education pembelajaran sebagai bagian sisi aplikatif bidang garapteknologipendidikan.

Berbagai referensi sebagaimana deskripsi tersebut, memilikibenang merah yang menghubungkan substansi dari masing-masingpendapat yang dikemukakan oleh para pakar. Keterkaitan tersebutterletak pada kesamaan definitif yang melekatkan teknologisebagai bagian tak terpisahkandari perkembanganpendidikan yangmelatarinya.Dalamkonteksini,dalamberbagaipengertianparapakartersebut, definisi pokok dari teknologi terdapat pada proses dantidak sematapadahasil akhir suatuprosespembelajaran.Meskipunberagam dan terkesan singkat, namun beberapa definisi tersebuttelahberhasilmemberikanpancangan konstruksi pengetahuan yangkokohdalammenentukanposisiteknologipendidikansebagaisebuahprofesidan sekaligusbidanggarapyangmemerlukandukungandaripancangan teori dan praktik. Di samping itu, berbagai definisi paraahlitersebutjugasemakinmemperluaskawasanbidangaktivitasdariteknologipendidikanmelaluikajianteoretisdanpraktis,sertaberupayamemberikan titik tekan pada proses dan produk hasil penerapanteknologipendidikan.

Di samping itu, melalui beragam definisi yang diberikan olehbeberapa pakar dan institusi tersebut juga memberikan gambarantentang dinamika konseptual yang menjadi konstruksi bangunanpengetahuandibidangteknologipendidikan.Haltersebuttidakluputdaridinaminaperkembanganzamanyangterjadidalamlingkupprosespembelajaranyangadadisekitarmanusia.Akantetapi,padakonteksdasarnya teknologi pendidikan menjadi sarana untuk menyediakansolusi atas problematikan pendidikan yang ada. Berdasarkan haltersebut,institusiBernama“NationalCentreforProgrammedLearningUnitedKingdom”mengutarakanbahwateknologipendidikanberperansebagai wadah yang mengimplementasikan pengetahuan ilmiahmengenai lingkungan proses belajar individu yang bertujuan untukmemperbaikiefisiensidanefektifitaspelatihandanpengajaran.Dalamhal ini, bidang teknologi pendidikan memfasilitasi manusia dengan

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR12

teknik-teknik pengujian ilmiah dan empiris untuk melakukan upayaperbaikanatassituasipembelajaranyangada.14

Lazimapabilakemudiandisimpulkan,bahwateknologipendidikanmerupakansuatuteori,bidangstudi,sarana,sekaligusjugadisiplinilmudanpraktiketisyangbertujuanuntukmemfasilitasidanmemberikanaksesbagiterselenggaranyasebuahprosespembelajaranyangbersifatintegral.Penyatuandalamkonteksinidimaksudkansebagaiintegralisitikdukunganantarelemenyangmembangunkonsepteknologipendidikanitusendiri,yangdimulaidaritahapananalisapermasalahanpendidikan,penemuan solusi atas permasalahan tersebut, yang dilanjutkandengantahapanevaluasiterhadappengelolaansolusiyangdilakukan.Keseluruhan proses tersebut tentu saja berkaitan dengan aktivitasbelajarmanusiamelaluipemanfaatan sumber-sumberpembelajaransertaperalatanyangmenyokongaspekpendidikandanpembelajaran.

Kesimpulanyangpenulisdapatkemukakandariberagamdefinisidiatas,bermuarapadakategorisasicakupanteknologipendidikankedalamempatkomponen,diantaranyaialah:pertama, komponenyangmencakup rancangan, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan,evaluasi, dan riset; kedua, komponen yang mencakup teori danpraktik;ketiga, komponenyangmencakupsistem,sumber,danproses;keempat, komponenyangmencakuptujuanbelajar.

B. Model-ModelTeknologiPendidikanPendidikan yang berkualitas dan bermutu dapat dinilai dari

kesiapannya dalam melahirkan peserta didik dengan beberapakarakteristik,antaralain:pertama, pesertadidikyangmemilikikecakapanhidup sepanjanghayat.Kedua, peserta didik yangmampuberperansebagai komunikator ulung, baik menggunakan Bahasa Indonesiamaupun Bahasa internasional. Ketiga, peserta didik yang memilikiketrampilandibidangteknologiyangdibutuhkanolehpangsapasardanlapanganpekerjaanditengahkehidupanmasyarakatdunia.Keempat, pesertadidik yangmemiliki kesiapanpengetahuandan kemampuanproblem solver untukmenghadapitantangankompleksitaspekerjaaneramoderndewasaini.Kelima, pesertadidikyangmemilikikesiapan

14 Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (Bandung: UniversitasPendidikanIndonesiayangbekerjasamadenganPenerbitAlfabeta,2010),hlm.39.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

13

menjadiwarga negara yang bertanggungjawab, baik tanggungjawabsosial,tanggungjawabbudaya,maupuntanggungjawabpolitik.15

Model-modelteknologipendidikanyangdibahasdalamkonteksini –atau bisa dibaca dalam buku ini- merupakan implikasi logisdari perkembangan dinamika sistem pendidikan di Indonesia yangsemakinberkualitasdanbermutu.Halinidapatdilihatdarimekanismeperubahan kurikulum nasional yang semakin baik dari masa kemasa, serta mampu menghasilkan lulusan yang baik pula. Melaluisistem pendidikan di dalam rancangan kurikulum nasional tersebut,maka bidang kajian teknologi pendidikan memiliki linearitas tujuan dengan target tujuan kurikulum itu sendiri, yaitu: bertujuan untukmencerdaskankehidupanbangsa–manusiasecaraumum-,sekaligusmengembangkan kapabilitas peserta didik yangmampuberadaptasidengan dinamika perubahan peradaban. Hal tersebut sebagaimanatertera di dalam Undang-Undang Sisdiknas yakni mengembangkanpotensi peserta didik agar menjadi insan bertaqwa dan berimankepadaTuhanYangMahaEsa,memilikiakhlakmulia,berilmu,sehat,kreatif,cakap,mandiri,sertamenjadiwarganegarayangdemokratisdanbertanggungjawab.16

Pengantar yang penulis sampaikan melalui deskripsi tersebutmemberikan penekanan pada pentingnya menelaah model-modelteknologipendidikanyangadadimasyarakatmelaluiperspektiffilosofiscita-citaluhurpendidikanyangtermaktubdidalamstrukturkurikulumdan landasan yuridis Undang- Undang pendidikan di Indonesia.Dengan cita-cita pendidikan yangmulia tersebut,maka berimplikasipada kesiapan dunia pendidikan untuk berbenah dan melakukansinergitasantarakualitaspendidikaneramoderndengankebutuhanpemangkukepentingan(stakeholders) danterutamakebutuhanduniapendidikansaat ini.Model-modelteknologipendidikanyangdigagassaatiniharusmampumelengkapikekurangan-kekuranganyangadadidalamkonstruksipendidikan Indonesiamasa lampau, yangmungkinoleh sebagianorangdianggap sebagai penyebab rendahnya kualitaspendidikandiIndonesiadiantaranyaialah:pertama, fokuspembelajaran

15 Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah: Teori, Model, dan Aplikasi, Cetakan Ketiga,(Jakarta:Grasindo,2006),hlm.71.

16 Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: Alfabeta,2010),hlm.1-2.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR14

yang selama ini hanya difokuskan pada proses pembelajaran secaraparsial semata, baik dalamdiskursus tentang kurikulumnya,metodepembelajarannya, atau kualitas pendidiknya, hingga pada materipembelajarannya.Perbaikanyangditerapkanselamainiterpakupadasektor-sektor tertentu yang kurang terintegrasi dengan baik.Kedua, dominasipemerintahdibidangpendidikan.Dalambeberapahal,peranlembaga pendidikan serta masyarakat luas masih dianggap sebelahmatadalamprosespengambilankebijakanpendidikandiIndonesia.Danyangketiga, bebankerjaparapendidikyangdiposisikansebagaisatu-satunyasumberbelajarbagipesertadidiknyadanyangpalingpahamdengankarakteristikmasing-masingpesertadidiknya,sedangkanpadasisilainnya,kesejahteraanparapendidikkurangdiperhatikan.

Beberapa kekurangan tersebut telah sepatutnya menjadilandasan bagi kebangkitan teknologi pendidikan untuk berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan, salah satu caranya ialahmelalui rekonstruksi model-model teknologi yang dimanfaatkandalamduniapendidikan,baikdariaspeksistem,program,kebijakan,pengimplementasian,hinggaevaluasiatasprosespembelajaranyangtelah dilakukan. Kerjasama kolaboratif antara pemangku kebijakanpendidikan melalui political goodwilldanparapemangkukepentingan(stakeholders) pendidikan, akan bermuara pada bermacam peluangbagi bidang teknologi pendidikan, terutama melalui model-modelteknologipendidikanyangdibutuhkansaatini.

Di samping itu, kualitas pendidikan dapat ditingkatkan melaluipenerapan manajeman serta prinsip pengaturan konstruksi pendidikan yang baik dan kokoh. Dua hal tersebut (manajemen dan prinsippengaturankonstruksipendidikan)tentunyabergantungpadasistempendidikan yang digunakan, serta memungkinkan masuknya ranahteknologipendidikandi tengah-tengahpembelajaran.Prinsip-prinsiputamayangdapatdijadikanacuandalammelakukaninfiltrasiteknologipendidikankedalamprosespembelajaran,diantaranyaialah:pertama, keseluruhan format aktivitas pengelolaan peserta didik diharuskanmengembansuatumisipendidikanmembelajarkanparapesertadidik.Kedua, pegelolaan peserta didik merupakan bagian dari manajemen lembagapendidikansecarakeseluruhan.Ketiga, aktivitaspengelolaanpesertadidikselayaknyadipandangsebagaiusahapengaturanataspolabimbinganparapesertadidik.Keempat, aktivitaspengelolaanpeserta

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

15

didik diharapkanmampumenyokong ertamemacu sisi kemandirianparapesertadidik.Kelima, aktivitaspengelolaanpesertadidiksecaraideal haruslah dipandang sebagai upaya untuk menyatukan variasilatarbelakangpesertadidikyangsudahpastimemilikiperbedaansatusamalain,dankeenam ialahaktivitaspengelolaanpesertadidikyangmemberikan pelayanan kepada mereka haruslahbersifat fungsionalbagi kehidupanpesertadidik itu sendiri,baikdalam lingkup sekolahmaupundalamkaitannyadenganpersiapanparapesertadidikdalammenggapaicita-citanyadimasamendatang.17

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bidang teknologipendidikan pada hakikatnya telah memberikan kontribusi nyatadan signifikan terhadap lahirnya progresivitas kemajuan di bidangpendidikan. Oleh karenanya, pemanfaatan teknologi pendidikandi tengah dinamika proses pembelajaran merupakan sebuah halyang mutlak untuk dilakukan, sebab teknologi pendidikan mampumeningkatkan kemajuan suatu bangsa, sekaligus menjadi penentukeberhasilan bangsa di kancah era perkembangan zaman yang kianmodern.

C. BIDANG GARAP TEKNOLOGI PENDIDIKANPerludiingatbahwadalamduniapendidikan,teknologiberposisi

sebagai bagian dari suatu sistem, proses, sekaligus produk yangdikembangkan untuk menjadi solusi atas problematika di duniapendidikan, di antaranya pada masalah efisiensi produktivitaspendidikan, mutu dan kualitas pendidikan, relevansi pendidikan ditengah kancah global, maupun masalah-masalah yang muncul dibidang pemerataan pendidikan. Dengan demikian, perspektif carapandang yang ditujukan kepada bidang teknologi pendidikan untukmenentukan bidang garapnya, dapat dilihat -setidaknya- dari: (1).Perspektif sistem atau struktur yang ada di dalam konstruksi duniapendidikan yang mencakup proses dan produk pendidikan; (2).Perspektif proses yang bisameningkatkannilai tambahdari kualitasduniapendidikan;(3).Perspektifprodukyangmenjadi“output”hasilpendidikandanberperandalammemudahkankinerjaindividu.

17 PrimM.Mutohir,Manajemen Mutu Sekolah: Strategi Peningkatan Mutu dan Daya Saing Lembga Pendidikan Islam, (Yogyakarta:Ar-RuzzMedia,2013),hlm.68.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR16

Bidang garap teknologi pendidikan yang dibahas didalam subbabini,dapatditelusurmelaluipemahamankomprehensifatasunsurpembentukteknologipendidikan itusendiri.Pertama, elemenstudi,yakni riset dan praktik reflektif. Kedua, elemen praktikal etis yangtercakupdidalamkajianteknologipendidikanyangharusdilaksanakan.Ketiga, elemen fasilitasi yang diberikan oleh teknologi pendidikandalammenunjangkelancaranprosespembelajaranyangdilaksanakan.Keempat, elemen pembelajaran, artinya objek formal yangmenjadisentralpermasalahandandicarisolusinyamelaluipenerapanteknologipendidikan. Kelima, peningkatan kualitas kinerja, artinya ada sisikebermanfaatanyangditawarkan,terdapatupayamemperbaikiprosespembelajaran menuju tingkat kualitas yang semakin baik, sehinggbermuarapadaprediksikualitashasilpembelajaranyangmeningkat.Keenam, elemen performance (penampilankinerja),yangberpancangpada makna kinerja sebagai suatu kapabilitas seorang individu pebelajar dalammengimplementasikan kemampuan barunya dalamkehidupannyatadilingkunganmasyarakat.Ketujuh, elemen to create (menciptakan),yakniranahyangbekaitandenganriset,penyandinganantara teori dan praktik dalam hal penciptaan lingkungan belajarmelalui background penelitianyangberagam.Kedelapan, elemen using (pemakaian), yang berhubungan dengan bidang teoretis dan praktisdalam menggiring interaksi antara pebelajar dengan sumber belajar yangdiinginkannya.Kesembilan, elemen managing (manajerial)yangmerencanakan,mengatur,mengevaluasi,mengontrol,danmenjaminkualitasaktivitaspembelajaran.

Dengan demikian, dapat dilihat bahwa bidang garap teknologipendidikan mencakup segala sesuatu yang berhubungan denganproblematika belajar yang perlu mendapat solusi penyelesaian.Sebagai bentuk upaya penyelesaiannya yakni memberikan fasilitasiterhadapprosespembelajaranmelaluiaktivitasproduksi,penerapan,danmanajemenprosessertasumberdayateknologi.

Apabila dikaji lebih mendalam, tema sentral yang termaktubdi dalamdeskripsi di atas yakni tentang kawasan ataudomain yangmenjadi concern dariteknologipendidikan.PenulismengklasifikasikankawasanataudomainteknologipendidikantersebutdenganberbasispadatesisyangdikemukakanolehBarbaraB.SeelsdanRitaC.Richey.Mereka memberikan makna teknologi pendidikan sebagai “suatu

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

17

teoridanpraktikdalamhalrancangan,pengembangan,pemanfaatan,pengelolaan,danpenilaianatassumbermaupunprosesbelajar”.18Atas definisitersebut,dapatdikatakanbahwateknologipendidikandianggapsebagaiprofesidanbidanggarapyangbutuhditopangolehduabasis,yakniteoretisdanpraktis.Disampingitu,definisiteknologipendidikantersebut juga berupaya memberikan penekanan pada terciptanyasuatu proses serta produk dari penerapan bidang teknologi di dalam dunia pendidikan.19Apabila divisualisasikan, relasi antardomain atauantar kawasan di dalam lingkup teknologi pendidikan dapat dilihatmelaluigambarberikut:

Domain Desain Sumber dan Proses

Belajar

Domain Pengembangan

Sumber dan Proses Belajar

Domain Penilaian Sumber dan Proses

Belajar

Domain Pengelolaan Sumber dan Proses

Belajar

Domain Pemanfaatan Sumber dan Proses

Belajar

Teori dan Praktik

Gambar 2.1 RelasiAntardomainTeknologiPendidikan(Sumber:diadaptasidariBarbaraB.Seels&RitaC.Richey,1994:29)

Hubungan antardomain yang dibingkai melalui bidang ilmuteknologi pendidikan sebagaimana tampakdalamvisualisasi di atas,menunjukkan bahwa masing-masing domain memiliki kontribusisatu sama lainnya dan terkoneksi secara teoretis maupun praktis.Dalamkonteksini,perluadanyapenegasantentangdomainteknologi

18 BarbaraB.SeelsdanRitaC.Richey,Teknologi Pembelajaran: Definisi dan Kawasannya, Penerj.D.S.Prawiradilaga,R.Rahardjo,danY.Miarso,(Jakarta,IkatanProfesiTeknologiPendidikan Indonesia (IPTPI) dan Lembaga Pengembangan Teknologi Kinerja (LPTK)UniveersitasNegeriJakarta,1994),hlm.1.

19 BambangWarsita,Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta:RinekaCipta,2008),hlm.16.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR18

pendidikan ketika berada pada posisinya di wilayah praktis yangcenderung pada ranah praktik pembelajaran. Oleh karenanya, padaposisinya yang demikian ini, istilah teknologi pendidikan dapatdisinonimkandenganteknologipembelajaran.Aratinyabahwateknologipendidikanyangberadadalamdomainbidangdarapinilebihberfokuspada teknis-aplikatif dunia pendidikan, yaitu wilayah pembelajaran.Disebabkan oleh faktor ini jugalah, Barbara Seels memakai istilahteknologi pembelajaran untuk mendeskripsikan teknologi pendidikan dalam konteks bidang garapnya. Selanjutnya, akan dibahas masing-masing bidang garap teknologi pendidikan sebagaimana diurai dalam deskripsisebelumnya.

1. Domain DesainDomain desain yang dimaksud di dalam sub bahasan ini ialah

kawasanyangmenentukansituasidankondisibelajar,sertabertujuanuntukmelahirkankreasiberupaprodukdanstrategipadalevelmakromaupunmikro.Strategimakromisalnyasajapadatingkatankurikulumpendidikandanprogramyanghendakdilakukan,sedangkanlevelmikrosemisalmodulpembelajarandanbuku-bukuyangakandipakaisebagaimedia pembelajaran nantinya. Penekanan yang perlu diperhatikanpada pembahasan tentang domain desain ini yakni terletak pada“kondisi”belajar yangakandirancangdalampendidikan,danbukanterletakpadaelemenpembentuksistempembelajaran.Dengankatalain,diskursustentangdomaindesainteknologipendidikanberkutatpada hal yang lebih luas daripada sekedar elemen individual atausumberbelajar,melainkanlingkungan“kondisi”dimanapembelajarandilangsungkan.20

Basisteoriyangdikemukakanuntukmencermatidomaindesainini salah satunya ialah teori psikologi pembelajaran, khususnyayang dicetuskan oleh B.F. Skinner yakni programmed instructions (pembelajaran terprogram). Skinner mencetuskan teori tersebutuntuk menggambarkan tentang verbal behavior (perilaku verbal) sebagai media untuk meningkatkan sekaligus mempercepat proses belajarseseorang.Namun,perludiingatbahwateoriSkinnertersebutdiujikan pada pembelajaran konvensional dan secara empiris kala itu memang dapat terbukti mampu memperbaiki pola belajar

20 BarbaraB.SeelsdanRitaC.Richey,Teknologi Pembelajaran…,hlm.32-33.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

19

seseorang.21Berdasarkan teori inilah maka dikembangkan istilahpembelajaranterprogramyangdimaknaisebagaisuatumetodeyangmenyajikanmateri baru kepada peserta didikmelalui tahapan yangterkontrol.Denganadanyapembelajaranterprogramini,pesertadidikdiuji pemahamannya melalui eksperimen dan aktivitas nyata yangmenuntunnya dalammenjalankan materi yang telah diprogramkan.Program tersebut kemudian akan menampilkan hasil jawaban yangtepat dari para peserta didik tersebut, atau program tersebut akanmemberikan informasi tambahan terkait pertanyaan dan jawabanbenar.Untukmenunjang proses pembelajaran terprogram tersebut,materiyangdisajikanlebihbanyakdidukungolehpemanfaatanmediacomputerataumediayangsejenisdengannya.

Konsep dasar domain desain teknologi pendidikan mencakup proses pembelajaran mandiri dengan bantuan media berupa mesin pembelajaran (teaching machine) ataubukukhususyangmenyajikanmateri terstruktur dalam sebuah rangkaian sistematis, empiris, danlogis.Pendidikmemegangperanpentingdalamprosesini,disampingmemerlukandukungandarimediayangtepatpula.Padasisipesertadidik, pembelajaran terprogram dapat meningkatkan antusiasmemereka dalam mengevaluasi hasil jawaban yang telah merekaberikanmelaluitahapan-tahapanyangtelahdisediakanolehteaching machine.

Pembelajaran terprogram sebagaimana dicetuskan awaloleh Skinner, mengalami perubahan ke arah transformatif denganpola adaptasi yang berbeda. Joyce dan Weil dalam bukunyamengklasifikasikan karakteristik utama dari pola adaptasi tersebutdalam tiga hal: pertama, tahapan poin-poin pertanyaan ataupernyataanyangdiajukanmerupakansebuahrangkaianyangbersifatteratur,danpertanyaanataupernyataantersebutharusdijawabolehpeserta didik. Kedua, bentuk respon peserta didik atas pertanyaandan pernyataan yang diajukan, dapat berupa isian soal, menjawabpertanyaansecaralangsung,melakukanseleksidaribeberapapilihanjawaban, ataumengajukanopsi pemecahanmasalah yangdisajikan.Ketiga, informasi tambahanseputarpertanyaanyangdiajukan,sertakonfirmasijawabandaripesertadidikbiasanyadisajikandalamlaman

21 BambangWarsita,Teknologi Pembelajaran…,hlm.22.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR20

yangberbedadarihalamanutamateaching machine.22Perkembangan pembelajaranterprogrampadaakhirnyamembuatparapakarsepertiRobertGagnedanLeslieBriggsmelakukanupayakolaboratifmelaluiAmericanInstitutesforResearchdiPittsburgh(padatahun1960-an),serta di Florida State University (pada 1970-an). Usaha kolaborasitersebut telah mengintegrasikan kepakaran di bidang psikologipembelajaran dengan bakat dalam sistem desain. Kedua pakartersebuttelahmenjadikankonsepdesainpembelajaranmenemukancelahkebangkitannya.23

Dalam aspek pengimplementasian teknologi pendidikan dalam domain desain, teori psikologi Skinner dapat digunakan untukmenelaah teori sistemdalampembelajaran.MerujukpadaFinndanSilvern,paradigmasistempembelajaran secarabertahapmengalamiperkembanganhinggamenjadisebuahmetodologiyangmenyinggungide-ide psikologi perkembangan. Paradigma ini telah mendorongmunculnyagerakanperencanaanpolasistemikyangmelandasitradisipraktikpenerapanbidanggarapteknologipendidikan.Olehkarenanya,lazimapabilaAbdulhakmenyimpulkanadaempat cakupankawasandesainteknologipendidikan,diantaranyaialah:sistempembelajaran,pesanpembelajaran,strategipembelajaran,sertakarakteristikpesertadidik.24Keempatlingkuptersebutakandiuraikandidalampembahasanberikut:

a. Desain Sistem PembelajaranMaknasistempembelajaranyangdimaksuddidalamkonteks

ini ialah suatu prosedur yang terorganisir sertameliputi tahap-tahapperencanaan,penerapan,penganalisaan,pengembangan,serta penilaian pembelajaran. Terminologi “desain” sendirimerupakan istilahkatayangmerujukpadadifinisitingkatmikromaupunmakro,sebabiamengerucutpadaparadigmapendekatansistemataupuntahap-tahapdalampendekatansistemtersebut.Masing-masing tahapan yang ada didalam sistem tersebut

22 BruceJoyce,MarshaWeil,danEmilyCalhoun,Models of Teaching,edisike-6, (BostonUSA:Allyn&Bacon,2000),hlm.332.

23 BarbaraB.SeelsdanRitaC.Richey,Teknologi Pembelajaran…,hlm.31-32.24 IshakAbdulhakdanDeniDarmawan,Teknologi Pembelajaran…,hlm.32.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

21

memiliki basis teoretis dan praktis sebagaimana keseluruhanprosesdesainsistempembelajaranitusendiri.25

Padasituasinormalnya,desainsistempembelajaranadalahsebuahproseduryanginteraktifdanlinear,sertamenuntutkejeliandan kemantapan khusus. Prosedur ini memiliki karakteristikberupa ketuntasan langkah-langkah yang dilakukan sebagaimedia controlling satu sama lainnya. Desain yang dirancang didalam sistem pembelajaran meliputi proses dan produk yangkeduanya sama-sama penting. Hal ini dikarenakan kepercayaanmasyarakat terhadap produk pembelajaran berdasarkan padaproses pembelajaran yang dilakukan sebelumnya. Sehinggadapatdikatakanbahwakualitaspembelajarandapatdinilaidarikeberhasilan proses pembelajaran yang didesain sebelumnya,keterlampauan tahapan-tahapanyangdigunakan,dan sekaliguskecermatantiapprosesyangada.

Kesimpulanyangdapatdiambildaripenjelasantersebutialahketerkaitan antara desain sistem pembelajaran dengan proses pengembangan pembelajaran itu sendiri. Keterkaitan tersebutdapatdiidentifikasidarisistematikaperencanaan,pengembangan,danpenilaianpembelajaransehinggabermuarapadatercapainyatujuan pendidikan yang diinginkan. Bentruk konkritnya dapatdilihatmelaluimediayangdigunakandalamprosespembelajaran,manajemen pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Dengankatalain,pengembanganpembelajaranmerupakansatudiantarateknologi software dalammembangunsistempembelajaranyangberkualitasbaik.

b. Desain Pesan PembelajaranDesain pesan pembelajaran merupakan suatu perencanaan

dalammenciptakanrekayasaatasformatpesanpembelajaranyangdisampaikankepadaparapesertadidik.Rekayasayangdilakukanmemiliki tujuan untuk meraih solusi terbaik atas problematikapembelajaran yang ada melalui pemanfaatan informasi yangtersedia. Dapat dikatakan pula bahwa sebuah desain munculdisebabkan kebutuhan individu dalam memecahkan persoalan

25 BarbaraB.SeelsdanRitaC.Richey,Teknologi Pembelajaran…,hlm.33.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR22

pendidikan, melalui langkah-langkah yang sistematis. Di dalamdesain pesan pembelajaran, tahapan awal dimulai denganmenentukan kebutuhan pembelajaran, dilanjutkan dengantahap mengembangkan rancangan sebagai bentuk respon ataskebutuhan yang telah ditentukan sebelumnya. Berikutnya,rancangan tersebut diujicobakan kepada peserta didik yangpada akhirnya dilakukan proses evaluasi sehingga berhilir padaefektifitashasilrancanganyangdisusun.Alursebagaimanapenulisdeskripsikan tersebut merupakan tahapan yang bersifat linearatauselarasantaratahapsatudengantahaplainnya.

Tujuanyangingindiraihmelaluidesainpesanpembelajaranmerupakansebuahsiklusyangterdiriatastahapan-tahapanyangsalingterkaitantarasatudenganlainnya.Agardapatmenggapaitujuanyangditargetkan,dibutuhkanprinsipmendasaryangdapatdijadikansebagaiacuan.Beberapaprinsiptersebutdiantaranyaialah:pertama, motivasidankesiapan(motivation and readiness).Duahalinimenjadiprinsippokokyangharusdimilikiolehsetiappesertadidik.Apabilapesertadidiktelahmenunjukkanmotivasidankesiapanuntukmenerimapesanpembelajaran,makaprosespembelajaran akan dapat dilangsungkan secara lebih baik danlancar.

Dalam konteks ini, kesiapan peserta didik yang dimaksudyaknidalamaspekkognitif,terutamapengetahuanprasyaratyangmendukungtersampaikannyapesanpembelajaran.Disampingitu,kesiapanmentaldanfisikjugamenjadiprinsiputamayangharusdipersiapkanolehpesertadidik.Sehingga,untukmenunjanghaltersebut,makaperludilakukantesdiagnostik,tesawal,maupuntesprasyarat.Terdapatduakemungkinandarihasiltesprasyaratini. Jikapesertadidik telahmampumenyelesaikan tes tersebutdenganbaik,makadapatdilanjutkanketahapberikutnya,namunjika peserta didik tersebut belummampumemenuhinya,makaperluadanyakegiatanmatrikulasiataupembekalanbagipesertadidik. Poin berikutnya yaitu motivasi merupakan doronganinternal yang muncul dari masing-masing peserta didik untukmelakukan atau tidak melakukan sesuatu, dalam hal ini ialahaktivitas belajar para peserta didik itu sendiri. Selain doronganyangberasaldaridalamdiri,motivasijugadapatdidorongmelalui

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

23

lingkungan eksternal peserta didik. Lingkungan belajar dapatmemberikan stimulus berupa penjelasan tentang urgensitasmateripembelajaranyangakanditerimaolehpembelajar-baca:peserta didik, serta relevansi yang diperoleh jika mempelajarimateritersebutdimasasekarangini.Disampingitu,salahsatuprinsip reward and punishment (pemberianhadiahdanhukuman)yangadadidalampsikologiSkinnerjugadipandangefektifdalammemicumotivasiseseorang.

Kedua, yaitu pemanfaatan media untuk memusatkanperhatian(devices for attention directing)bagiparapesertadidik.Poin utama yang ada di dalam prinsip ini ialah bahwa sebuahproses penyampaian pesan pembelajaran kepada peserta didikharus menggunakan media yang dapat menarik minat atauperhatian mereka terhadap materi yang akan diberikan dalamproses pembelajaran. Dengan digunakannya alat, maka hasilbelajarpesertadidikakandapatditingkatkankualitasnya.Argumenyangdiajukanuntukmendukungtesistersebutyaknikeberhasilanproses pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari kondisipembelajarataupesertadidikyangtelahterfokusperhatiannyamelalui media yang digunakan. Semakin fokus peserta didik,maka semakin tinggi tingkat keberhasilan proses pembelajarandilakukansehinggakualitasataumutupembelajarandapatdinilaidenganmaksimal.Penggunaanalatuntukmemusatkanperhatianpesertadidikini jugapentingjikadipandangdarisegiefektifitasgaya belajar masing-masing peserta didik. Dengan adanya alatpengendaliperhatianyangberupailustrasi,bagan,gambar,audio,maupungrafikyangberagamwarnamaupunbentuk,makavariangayabelajarpesertadidiksecaratidaklangsungakanterakomodirjuga.

Ketiga, peran aktif peserta didik (active participation from students) turut pula menjadi prinsip domain pesan pembelajaran yangmemanfaatkanteknologipendidikan.Prinsipinimemandangbahwaperanpartisipasiaktifdariparapesertadidikselamamasapembelajaran akanmampumeningkatkan kualitas hasil belajarsisiwa.Partisipasiyangaktifdariparapesertadidikdapatdilihatmelalui aktivitas fisikmaupunmental yang ditunjukkan selamaproses pembelajaran berlangsung. Aktivitas fisik tersebut di

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR24

antaranya ialah menulis, menjawab pertanyaan, mengerjakantugas yang diberikan, mengarang berdasarkan tema yangdiberikan.Sedangkanaktivitasmentalyangdapatdilihatmisalkanmelaluimerenungkan,merasakan,membayangkan,memikirkanjawabanataspertanyaanyangdiajukan,dansejenisnya.

Keempat. Pengulangan (repetition). Berbasispadalandasanpsikologis Skinner sebagaimana deskripsi sebelumnya, prinsipini memandang penyampaian pesan pembelajaran diulang-ulangkepadapesertadidikuntukmenegaskanmateriyangtelahdiajarkandenganmetodepengulanganyangbervariasi.Salahsatucara yang dapat dilakukan untukmelakukan repetition ini ialahmelaluipeninjauansecaraselintaspadaawalprosespembelajarandimulai, danmemberikan simpulan di akhir sesi pembelajaran.Lazimnya, repetition diberikan melalui instruksi verbal berupa kalimat-kalimatpenegasyangdigunakansebagai isyaratkepadaparapesertadidik.

Kelima, Umpan balik (feedback) selama proses pembelajaran berlangsung. Prinsip ini memandang bahwa umpan balikmerupakan cara yang jitu untuk meningkatkan kualitas hasilpembelajaran.Umpanbalikdapatdiberikandenganmemberikaninformasi kepada peserta didik tentang progress belajar yangtelahditempuhnya.Jikadalamprosesbelajarnya,seorangpesertadidik memiliki kekurangan-kekurangan, maka posisi feedback dapatmemberikannya informasi remidialataupembetulanataskesalahannya tersebut. Hal ini seringkali dikenal dengan istilahcorrective feedback. Sebaliknya, jikapesertadidik telahdengansesuai menjalankan proses pembelajarannya sebagaimanatahapan yang telah ditentukan di awal, maka feedback atas keberhasilan peserta didik ini dapat diberikan melalui symbol-simbolverbalmaupunnon-verbal.Feedback positifdalambentukverbal misalnya dengan memberikan ucapan motivatif ataskemampuannya,sedangkanfeedback non-verbal semisal dengan acunganjempolyangdiberikankepadapesertadidiktersebut.

Berdasarkan kelima prinsip tersebut, domain pesanpembelajaran dengan memanfaatkan teknologi pendidikanmerupakansalahsatubidanggarapyangmemilikipotensiuntuk

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

25

menciptakanefektifitaspembelajaransesuaidengantujuanyangditargetkan.

c. Desain Strategi PembelajaranRancangan strategi pembelajaran di dalam pembahasan

domain desain berkutat pada lingkup spesifikasi penyeleksianaktivitas pembelajaran selama proses pendidikan berlangsung.Penyeleksian di ranah strategi pembelajaran dimaksudkanuntukmengurutkan segala kegiatanpembelajaran yangdialamioleh peserta didik. Riset yang selama ini dilakukan telahmemberikankontribusipadapengembanganilmupengetahuan,terutamayangmembahasdiskursusteoriatauelemendidalamstrategi pembelajaran sebagai sebuah prinsip pembelajaran.Pembahasan tentang desain strategi pembelajaran tidak dapatterlepas dari pendekatan pembelajaran yang digunakan untukmembingkaistrategitersebut.Keterkaitanstrategidenganbingkaipendekatan pembelajaran nampak dalam fungsinya mengelolaaktivitas pembelajaran secara berurutan dan sistematis untukmenyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didikdenganseefektifdanseefisienmungkin.Dengankatalain,strategipembelajaran dalam konteks ini berkelindan dengan kondisi dansituasibelajarpesertadidik.Paraahlipendidikanseringkalimendeskripsikan situasi dan kondisi tersebut dengan istilahmodel-modelpembelajaran.

Terdapat perbedaan atau distingsi dari penerapan modeldanstrategiyangdigunakandimasing-masingpembelajaran.Halinitergantungdarisifatmateriajar,ragammateriajar,dankondisisituasional yang melingkupi proses pembelajaran tersebut.Dalamaspekyanglain,strategipembelajaranberperanpenting,terutama bagi pendidik, sebagai acuan dalam menentukanketercapaiantujuanpembelajaranyangdiinginkansecaraefektifdanefisien.Pembahasandefinitivetentangstrategipembelajaranpada hakikatnya telah banyak dituangkan oleh para pakarpendidikan melalui tulisan maupun karya ilmiah mereka. Dickand Carey misalkan, memandang strategi pendidikan sebagaiperangkat materi dan prosedur pembelajaran yang diterapkansecarabersama-samauntukmelahirkanhasilbelajarparapeserta

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR26

didik. Pakar lainnya, Gerlach dan Ely mempunyai persperktifpemaknaan strategi pembelajaran sebagai pendekatan pendidik terhadappemanfaataninformasi,baikdalamkapasitasnyasebagaisumberbelajarhinggapadaposisipesertadidikdidalamaktivitaspembelajaran. Berdasarkan pada beberapa pendapat tersebut,penulissepakatdenganSitumorangyangmenyatakanbahwasanyastrategi pembelajaran merupakan sebuah pendekatan dalammengelolaelemen-elemenpembelajaranyangdiperlukanpesertadidikuntukmenggapaitujuanpembelajaran.26

Lazim apabila dikatakan bahwa strategi pembelajaranmemilikiorientasiyangcondongpadametodologipembelajarankepada peserta didik. Diantara metodologi tersebut, salahsatunya mencakup cara memperbaiki memori peserta didikagar memiliki kualitas yang lebih baik; atau dapat juga dilihatdari perkiraan strategi-strategi belajar yang dapat dipraktikkandalammembuat soal-soal tes.Di samping itu, cakupan strategipembelajaran jugamengenai dinamika perubahan yang terjadipada aspek perencanaan pembelajaran. Salah satu contohnyaialahperubahandesainpembelajarandengantargetpeningkatanpemahamanpesertadidik.Desaininitentumemerlukanjenis-jenisevaluasiyangtepat,sepertipenggunaanpertanyaan-pertanyaantestulispadamomensebelum,selama,maupunsetelahaktivitaspembelajaran berlangsung. Strategi pembelajaran sebagaimanaterurai dalam deskripsi tersebut dapat dikatakan sebagai cara yangbersifatsistematisdalammengantarkanpesanpembelajarankepada peserta didik guna memperoleh tujuan pembelajarantertentu.

Pemahaman yang didapat dari hasil uraian di atas,setidaknya memberikan pemaknaan terhadap paradigma yangmembangun desain strategi pembelajaran. Paradigma yangdimaksuddisiniialahpendekatankognitivistikataubehavioristik.Ketikapemangkukebijakanmenggunakansalahsatuataukeduapendekatan tersebut, maka secara tidak langsung pemangku

26 RobinsonSitumorang,Strategi Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligence (MI) untuk Pencapaian Kompetensi dalam Pembelajaran, dalam Dewi Salma Prawiradilaga danEvellineSiregar(ed.),Mozaik Teknologi Pendidikan, cet.Ke-4(Jakarta:KencanaPrenadaMedia,2012),hlm.66-67.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

27

kebijakan tersebut melakukan sebuah upaya re-desain strategipembelajaran berdasarkan pada situasi dan lingkungan belajar yang ada di sekeliling peserta didik.Melalui desain lingkunganbelajar,pesertadidikakanbelajarmengembangkankompetensidirinya danmenguraikannyamenjadi bentuk instruksional yangmengarahpadatercapainyatujuanpembelajaran.Setelahprosespengembangankompetensitersebut,baraukemudiandilakukantahapan evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik tersebut.Evaluasi tersebut terdiri atas kriteria-kriteria dan indikator-indikator tertentuyangmenentukanapakahpesertadidik telahmampu mencapai sasaran target pembelajaran yang telahditetapkan. Melalui pendekatan kognitivistik dan behavioristik,tokoh penentu keberhasilan aktivitas pembelajaran masihdidominasi oleh pendidik yang berperan dalammenyampaikanpesanpembelajarankepadapesertadidiknya.

MengutippendapatWarsito,iamenyatakanbahwaterdapatempat aspek yang perlu menjadi perhatian dalam merancangdesain strategi pembelajaran. Pertama, urutan aktivitaspembelajaran yang dilaksanakan oleh pendidik kepada pesertadidiknya. Kedua, metode pembelajaran yang digunakan untukmenyampaikan pesan pembelajaran, serta cara guru dalammengelolamateripembelajaransecaraefektifdanefisien.Ketiga, mediapembelajaran,temasukperangkatdanbahanpembelajaranyang digunakan selama aktivitas pembelajaran. Keempat, jam tatap muka -baca: durasi pembelajaran- yang dilalui selamakegiatanpembelajaranberlangsung.27

d. desainkarakteristikPesertadidikRancangankarakteristikpesertadidikdimaksudkansebagai

sebuah desain yang mencakup aspek-aspek latar belakangindividupesertadidikyangmemilikipengaruhpadasisiefektifitasproses belajar yang dilaluinya. Dikarenakan cakupan desainini yang berkutat pada efektifitas proses belajar seseorang,makaseringkali riset-risetpendidikanyangadamenjadioverlap (tumpang tindih) dengan bahasan tentang strategi belajar.Hal tersebut agaknya perlu diralat, sebab tujuan dari desain

27 BambangWarsita,Teknologi Pembelajaran…,hlm.25.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR28

karakteristik peserta didik bertujuan untuk mendeskripsikanberagamsisilatarbelakangseorangpesertadidikdidalamsebuahrancangandesainpembelajaran,sedangkanstrategibelajarlebihberfokuspadacara-carayangdigunakanuntukdapatmencapaitujuanpembelajaran.Temayangseringkalitumpangtindihdalambahasankeduadesaintersebut(yaitudesainkarakteristikpesertadidik dan desain strategi pembelajaran)misalnya ialah tentangmotivasi.Dalamlingkupdesainkarakteristikpesertadidik,riset-riset tentang motivasi digunakan dengan tujuan identifikasivariabelyangdiperlukan,sedangkandesainstrategipembelajaranmeneliti aspek motivasi sebagai bahan untuk menentukankomponen-komponendalamsebuahpembelajaran.Overlapping diantarakeduadesaintersebutmenyebabkandesainkarakteristikpesertadidikdianggapmenjadibagiansekaligusmempengaruhidesain strategi pembelajaran yang digunakan, terutama dalamhalkomponenpembelajarannya.28

Proses penganalisisan terhadap sisi karakteristik pesertadidik merupakan starting point dalam mendesain strategi pembelajaran. Dikatakan sebagai starting point atau titik awalkarenaberkaitandenganpostulatdanteoriyangdikembangkansetelahnya.Oleh karenanya, karakteristikpeserta didikmenjadivariabelyangberpengaruhdalambidangpengembanganstrategipembelajaran.Dalamhal ini, paradigma sosiopsikofisik menjadi sebuahpandanganyangtepatdalammenilaikarakteristikpesertadidik.Dariaspekpsikologis,perhatianutamadalampembahasantentangkarakteristikpesertadidikdankompetensiyangdimilikipesertadidiktersebutyangsekiranyaberpotensiuntukmencapaitujuan pembelajarannya. Emosi, sikap, motivasi, atau sisi-sisikepribadianmanusiamenjadipoin yang termasukdalamkajiansosiopsikofisik tersebut.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa desainkarakteristikpesertadidikmemilikiketerkaitandenganaspek-aspekkepribadianmanusiayangsifatnyamenunjangterselenggaranyaaktivitasbelajardalamupayamencapai tujuanpendidikanyangditargetkan.

28 BarbaraB.SeelsdanRitaC.Richey,Teknologi Pembelajaran…,hlm.35.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

29

2. Domain PengembanganKawasan pengembangan yang dimaksud dalam bahasan ini

mencakup penerjemahan dari aspek spesifikasi desain menujuke bentuk fisik; dari ranah konseptual-teoretis ke arah praktis-implementatif.Teknologipembelajaranberperanmultidimensidalamdomainpengembangan ini,akantetapi tetapberpancangpadateoridanpraktikyangberkaitandenganranahbelajardandomaindesainpembelajaran. Domain pengembangan tersebut juga tidak dapatmelepaskan diri dari pengelolaan, pemanfaatan, maupun penilaianpembelajaran. Domain ini muncul disebabkan oleh adanya teorisertadesainyangmelatarinya,sekaligussebagaisuaturesponadaptifterhadap tuntutan evaluasi praktis-formatif dari sebuah kebutuhanpengelolaan pendidikan.29 Sehingga, dapat dimaknai pula bahwadomain pengembangan di dalam bahasan bidang garap teknologipendidikanmerupakansalahsatuelemenpembelajaranyangmemilikikerakteristiklink and match denganelemenbidanggaraplainnya.

Pondasi penompang domain pengembangan teknologi pendidikan terletak pada kajian produksi media dengan hadirnya film sebagaicontohkonkritgerakanaudiovisualyangmengantarkanpadateknologipembelajaran lainnya hingga saat ini. Teknologi audiovisual yangdimunculkan melalui film, mulai mendapatkan perhatian di bidangpendidikansejakera1930-an.Bahkan,padazamanWorld War atau PerangDuniaII,filmmerupakansatu-satunyamediaaudiovisualyangdimanfaatkanuntukmediabelajardalampelatihan-pelatihanmilitersaatitu.Selanjutnyapadaerapascapeperangan,mediatelevisimulaidigunakan untuk kepentingan pendidikan dan pada tahun 1970-an perkembangan ke arah pemanfaatan komputer sebagai mediapembelajaran mulai nampak. Baru pada era 1980-an pemanfaatankomputer sebagai media pembelajaran mengalami perkembangan yangasingnifikan.Banyaksekaliprogram-programpembelajaransaatitu memanfaatkan komputer secara optimal. Teori yang membahasmengenaipemanfaatankomputeruntukbidangpendidikan,termasukpraktik-praktik pengimplementasiannya mengalami kemajuan nyata.Puncaknya,padaera1990-an,pemanfaatanmultimediayangterpadudengan komputer sebagai perangkat utamanya, menjadi penciridomainpengembanganteknologipendidikan.

29 BambangWarsita,Teknologi Pembelajaran…,hlm.26.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR30

Apabiladicermatilebihjauh,domainpengembangansepertinyahanya memanfaatkan piranti keras (hardware) sebagai medium pembelajaran. Namun, pada hakikatnya tidaklah demikian. Domainpengembangan bidang garap teknologi pendidikan juga tidakmelepaskan diri begitu saja dari peran perangkat lunak (software) dalam setiap proses pembelajaran yang dilakukan. Material dalam bentukvisualmaupunaudioyangdisampaikandidalampesanpembelajaranmemiliki keterkaitan yang kompleks dan saling berkesinambungan.Untuk memperjelas keterkaitan antara teori penopang desain pesan dan strategi pembelajaran dengan teknologi yang digunakan, makadapat ditelisik dari beberapa aspek, di antaranya ialah: pertama, kontenmateriajaryangmenyusunpesanpembelajaran;kedua, teori pembelajaranyangmendoronglahirnyastrategi-strategipembelajaran;ketiga, implementasikonkritdariteknologiyangterdiriatashardware, software, bahanpembelajaran.

Padahilirnya,dapatdisimpulkanbahwadomainpengembangandapat bergerak secara progresif dalam menyokong bidang garapteknologi pendidikan, disebabkan oleh adanya “motor” penggerakdi dalamnya yang meliputi perangkat teknologi, baik hardware, software, maupun bahan pembelajaran. Berbasis pada optimalisasiketigaitemtersebut,makaakandiperolehrancanganberbagaimacammediapembelajaranbesertadengankarakteristiknyamasing-masing.Namun, pada sisi yang lain, tidak dapat pula serta merta diartikanbahwakawasanpengembanganhanyaberisipengkategoriantigahalitusaja,akantetapimerupakansebuahelaborasidariberbagaiprinsip-prinsip, teori-teori, maupun desain pengembangan pembelajaranyangmemanfaatkanbidangkajianteknologipendidikan.Secaralebihdetail, SeelsdanRicheymenegaskanbahwadomainpengembanganpembelajaran dikategorikan menjadi empat aspek, yakni: teknologicetak,teknologiaudiovisual,teknologiberbasiskomputer,danyangkeempatialahmultimediaatauteknologiterpadu.

3. Domain PemanfaatanBidanggarapdomainpemanfaatandimaknaisebagaipenggunaan

teknologi pendidikan melalui cara yang sistematis dengan berbasispada sumber-sumber pembelajaran yang tersedia di lingkunganpeserta didik. Sedangkan proses pemanfaatan media pembelajaran

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

31

merupakansuatutahapanpengambilankeputusanyangberpancangpadakategorisasideasinpembelajaranyangtelahdirancang.Prinsip-prinsip yang ada di dalam domain pemanfaatan juga berkenaandengan karakteristik para peserta didik. Individu pembelajar padakondisi tertentu membutuhkan bantuan dalam aspek keterampilanverbaldanvisualagarmampumenghasilkankeuntunganpositifdaripraktikpembelajaranyangdilaksanakanmelaluipemanfaatansumber-sumberbelajar.30

Olehsebabitulahmakadomainpemanfaatantersebutmemilikifungsiyangsangatpenting,sebabpadadomaininilahdiskursustentangbahan-bahan pembelajaran dengan para pembelajar menemukankorelasinya. Pada akademisi yang berkecimpung di dalam ranahpemanfaataninimemilikitanggungjawabuntukmencarikankecocokanantara diri peserta didik dengan aktivitas belajar dan bahan-bahanpembelajaran yang sifatnya spesifik. Di samping itu, interaksi yangberlangsungantarapesertadidikdenganbahanbelajardankegiatanpembelajaran juga perlu untuk diperhatikan dengan seksama. Padatahapberikutnya,evaluasidanmonitoring terhadaphasilyang telahdicapai di akhir kegiatan pembelajaran juga merupakan salah satubagian integral dari bidang garap domain pemanfaatan teknologipendidikantersebut.31

Berdasarkannarasitersebut,makasecarajelasdapatdikemukakanbahwaposisidomainpemanfaatan teknologipendidikanmendudukiperanyangpenting.Halinidikarenakanolehadanyaketerkaitanantaradiripembelajardanbahansertasistempembelajaranyangmelingkupidiri peserta didik, dan seluruh keterkaitan tersebut bermuara padapemanfaatan di lingkup masyarakat luas. Domain pemanfaatandapatdipandangsebagaimuaradaripenyiapanbahan,materi,sertasistempembelajaranyangtelahdirancangsebelumnyamelaluidesainperencanaan pembelajaran. Tanpa adanya domain pemanfaatan,tentu sistem dan bahan serta materi pembelajaran yang telah adatersebuttidakakandapat terdistribusikankemasyarakatpendidikansecara luas. Oleh sebab itulah, domain pemanfaatan teknologipendidikanmemiliki cakupan strategi dan kegiatan pengajaran yang

30 IshakAbdulhakdanDesiDarmawan,Teknologi Pendidikan…,hlm.36-37.31 BambangWarsita,Teknologi Pembelajaran…,hlm.38.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR32

luas.Karakteristikcakupanstrategidanaktivitasyangluasyangdimilikioleh bidang garap pemanfaatan teknologi pendidikan dinyatakanolehAECTsebagaisebuahupayauntukmengenalkansumberbelajarkepadaparapesertadidik yangmengikutialur sistempembelajarantertentu.Disampingitu,fungsipemanfaatandapatpuladiintagrasikandenganaspekpenyebaran(difusi)dengantujuanuntukmengenalkanpeserta didik dengan teknologi pendidikan.32 Dengan fungsi yangdemikianpenting,makadibutuhkanadanyapenerapan,penyebaran,dansekaliguspelembagaanyangmapansehinggadapatmemperjelasrelasiantarapesertadidikdansistemsertamateripembelajaran.

Apabilamencobamenelisikbidanggarapteknologisecaraumum,makaakanditemukanberagamaturandankebijakanyangmengaturpemanfaatan bidang tersebut. Pada rangkaian kebijakan tersebut,dimensi pemanfaatan teknologilah yangpaling terdampak.Misalnyasaja pada aturan rigid dalam hal pemrograman televisi. Regulasitentang hak cipta diberlakukan pada pengimplementasian teknologicetak, teknologi audio-visual, teknologi berbasis komputer, sertateknologimultidimensi.Dalamtataraninilahmakaimplikasiteknologidapatdirasakanpenetrasinyadiduniapendidikan,terutamadibidangkurikulum. Artinya, praktik dan studimengenai pelembagaan dapatdilibatkandalamproblematikanpenentuankebijakan,pengembanganlembaga,etika,maupunprinsip-prinsipekonomi.Memangtidakdapatdipungkiribahwaregulasiyangketatharusditerapkandalamdomainpemanfaatan ini. Hal ini dikarenakan bidang garap pemanfaatanteknologipendidikanmerupakanranahaplikatifyangmembutuhkanproteksidariwilayahregulasiformalyangmemungkinkanpenerapanteknologipembelajarandapatdinilaipertanggungjawabannyasecaramaksimal.

Domain pemanfaatan dapat diklasifikasikan pada empat hal, diantaranya: difusi inovasi, pemanfaatan media belajar, kebijakan dibidang pendidikan, serta implementasi pelembagaan. Berikut akandijelaskansecarasingkattentangempatklasifikasidomainpemanfaatanteknologipendidikan:

32 AECT,The Definition of Educational Technology, (Washington:AECT,1977),hlm.65-66.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

33

a. Difusi InovasiIstilahdifusiinovasiinimerupakansuatuprosespenerapan

komunikasi yang dilakukan dengan tujuan untuk pengadopsianmelaluiperencanaanstrategiyangtepatdanterukur.Muaradariproses komunikasi tersebut tak lain untuk menciptakan suatu perubahanmelaluibeberapa tahpan,di antaranya ialah:minat,kesadaran,eksperimen,laludiakhiridengantahappengadopsian.Tahapan-tahapan difusi ini akan mengarahkan inovasi padaposisinya sebagai bagian penting dari kehidupan masyarakatpendidikan.Difusiinovasiakanberprosesdenganbantuanpihak-pihak yang memang sengaja menginginkan adanya inovasi dibidang pendidikan, atau dengan sengaja ingin mengusahakanadanyaperubahanmelaluiinovasiyangdirancang.Didalamdifusiinovasi akan terjalin relasi antaraempathal, yakni karakteristikinovasi,polakomunikasi inovasi,polasistemsosialdari inovasi,dankapaninovasitersebutdilakukan.

Sebagaimana narasi tersebut, maka dapat dikemukakantahapan-tahapan dalam melakukan difusi inovasi, antara lain:pertama, pengetahuan tentangdifusi inovasi.Kedua, sosialisasi atas pengetahuan tentang difusi inovasi. Ketiga, penerapan difusi inovasi. Keempat, konfirmasi hasil difusi inovasi. Apabiladipandangdari sisiparsial,prosesdifusi inovasiakanmengikutidesainproseskomunikasiyangmemanfaatkanberagamjalur,diantaranya ialahgatekeepers yakni sebuah istilahyangmengacupada tokoh panutan, opinion leaders, atau pihak perantaralainnya.33 Proses pengadopsian difusi inovasi tersebut, secarateoretisdilakukandengan jalanpengambilankeputusanmelaluiduatahapanbesaryangterdiriatastahapaninisiasidantahapanimplementasi. Diantara tahap inisiasi dan implementasi inilah,posisi batas keputusan adopsi berada.34 Apabila dirinci, tahapinisiasi maupun implementasi tersebut terdiri atas beberapa tingkatan,mulaidariperencanaanagenda,penyesuaianagenda,

33 BarbaraB.SeelsdanRitaC.Richey,Teknologi Pembelajaran…,hlm.50-51.34 EvelineSiregar,“PelembagaanWeb-BasedLearningpadaJurusanKurikulumdanTeknologi

Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta” dalam Dewi SalmaPrawiradilaga, Diani Ariani, dan Hilman Handoko (ed.),Mozaik Teknologi Pendidikan: E-Learning, (Jakarta:KencanaPrenadaMedia,2013),hlm.194.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR34

restrukturisasi atau pendefinisian ulang, pengklarifikasian, dantahapanrutinisasi.

Olehkarenafungsinyasebagaibatasantaratahapinisiasidanimplementasi,makadalamkonteksinikeputusanadopsiinovasidapat diklasifikasikan ke dalam beberapa tahapan. Pertama, perencanaanagenda.Tahapaninidilakukanpadasaatproblematikaglobal di bidang pendidikan dirasa telah saatnya memerlukansebuah adopsi inovasi. Kedua, penyesuaian agenda. Matching of agenda ini merupakan suatu tahapan yang ada di dalamproses adopsi inovasi, dimana problematikan pendidikan yangmengemukasaatitudicocokkandengansebuahinovasitertentuyang sifatnya direncanakan sedemikian rupa sehingga sesuaidengan perencanaan agenda yang telah disusun sebelumnya.Ketiga, restrukturisasi atau pendefinisian ulang. Tahapan iniberjalan ketika inovasi yang berasal dari luar (eksternal) telahkehilangankarakteristikasingnyasecaraperlahan.Sehinggaperluadanya modifikasi adopsi inovasi untuk menciptakan Kembalisesuaidengankebutuhan.Keempat, klarifikasiyangdilaksanakansaat inovasi telah mencakup scope global atau luas, sertapemaknaansebuahidebaruyangdilontarkantelahmenemukankejelasankonsepnyasecaraperlahan.Halinipentingdiperhatikan,sebabadakalanyapenerapaninovasiyangterlampaucepatjustrudapatmenyebabkanterjadinyakegagalanditahapklarifikasinya.Pada level yang lebih tinggi, kegagalan tersebut bahkan dapatmenciptakankesalahpamahamdansesuatuyangtidakdiinginkan.Terakhiryangkelima, rutinisasiyangdilakukanpadasaatinovasimenjadisebuahkegiatanlazimbagisebuahorganisasi.35

b. Pemanfaatan Media BelajarKlasifikasi domain pemanfaatan teknologi pendidikan yang

terkait dengan media belajar ini diarahkan pada penggunaansumber-sumber belajar secara sistematis. Di dalam prosespemanfaatanmediabelajar,terdapatsebuahtahappengambilankeputusan yang didasarkan pada kategorisasi rancanganpembelajaran.Salahsatuhalyangdapatdijadikancontohmisalnyapadaprosespengenalanmediafilmyangdidesain sebagaipola

35 EvelineSiregar,“PelembagaanWeb-BasedLearning…”,hlm.195-196.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

35

pembelajaran.Dalamkontekspemanfaatanmediatelevisisebagaipola,makapesertadidikperlumemilikiketerampilanverbaldanvisual agar mampu mengambil implikasi positif dari sumberbelajardanpraktikyangdilaksanakan.

Dalam aktivitas pembelajaran yang memanfaatkan mediabelajar,ragammediayangdigunakandapatbervariasi,mulaidarimediaaudio,video,audiovideo,internetmelaluimediakomputer,dan sebagainya. Hal pokok yang terpenting dari varian mediatersebut ialah kemampuannyadalammenjembatani kelancaransuatu proses pembelajaran dan membantu para peserta didik untukmengikutipembelajarandenganlebihberkualitas.Citaidealsebagaimanadeskripsitersebut,tentutidakbisadicapaidengancara yang tidak sederhana. Kerumitan pencapaian idealitastersebut, salah satunya disebabkan oleh pertimbangan sumberdaya yang harus disediakan untuk menunjang sebuah prosesbelajar, karakteristik peserta didik, dan juga spesifikasi tujuanpembelajaranyanghendakdicapai.36

Dibalik pemaparan deskripsi di atas, penggunaan mediadalam kegiatan pembelajaranmerupakan satu hal yangmutlakdilakukan.Pemakaianmediasebagaisaranawajibdidalamsebuahaktivitasbelajardapatmenjadiunsuryangdapatmempermudahpeserta didik dalam menjalani proses belajar dan mencapai targetbelajarnya.Namun,perludiperhatikanpulabahwaupayamemfasilitasiaktivitaspembelajaranmelaluipenggunaanmediabelajardapatberdampakpadamunculnyatantangantersendiri,terlebih apabila telah sampai pada tahap sosialisasi danpengkomunikasian media baru kepada peserta didik. Disinilahkemudian diperlukan sebuah kreatifitas dari seorang pendidikdanpemangkukebijakanditingkatlembagapendidikan.Upaya-upaya kreatifitas yang dilakukan pada hakikatnya merupakanusahauntukmencapaitargetpembelajaranyangbersifatimplisit,diantaranyaialah:(1).Pengembanganminat;(2).Menarikminatpesertadidik; (3). Infiltrasi ide-idepembelajaranyangbaru; (4).Adaptasilingkungandaniklimpembelajaranyangbaru.37

36 SharonS.Smaldino,DeborahL.Lowther,danJamesD.Russel,Instructional Technology and Media for Learning, hlm.125.

37 Dina Indriani, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran: Mengenal, Merancang, dan

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR36

Jelasnya, peggunaan media belajar merupakan aktivitasyang wajib ada dalam sebuah proses pembelajaran. Untukmemanfaatkan media tersebut dalam wilayah pembelajaran,Warsitamemilahnya ke dalam beberapa pertimbangan pentingyangperludiperhatikan,antaralain:1. Pertimbanganurgensitasmateripembelajaranbagipeserta

didik.2. Pertimbangan aspek minat dan ketertarikan peserta didik

dalammenjalaniprosesbelajar.3. Pertimbangan keterkaitan antara media yang digunakan

dengantujuanbelajarsertakompetensiyangdimilikipesertadidik.

4. Pertimbangan format penyajian media belajar dengantahapan dan urutanmateri ajar yang disampaikan kepadapesertadidik.

5. Pertimbangankeotentikandankemutakhiranmediabelajaryangdigunakan.

6. Pertimbangan kecermatan dalam memilih konsep materisertafaktapembelajaran.

7. Pertimbangan standar konten materi yang terkandung didalammediabelajar.

8. Pertimbangan keseimbangan media belajar dengankarakteristikpesertadidik.

Tidakdapatdipungkirijikapenggunaanmediadalamprosespembelajaran harus mengacu pada beberapa pedoman yangperlu diperhatikan. Pertama, penggunaan media belajar perlu memperhatikankesesuaiannyadengantujuanpembelajaranyangakandicapai.Kedua, seberapapun idealitas tujuan pembelajaran yangingindiraih,tetapharusdiupayakanmelaluikombinasimediayangtepat.Artinya,tidakadamediasatupunyangdiklaimsebagaimediayangterbaikkarenasetiapmediamemilikikelebihandankekurangan masing-masing. Ketiga, penggunaan media perlu disesuaikandenganformatpembelajaranyangdirancang.Keempat, penggunaanmediaperludidasarkanpadakesesuaiannyadengan

Mempraktikkannya, (Yogyakarta:DivaPress,2011),hlm.20.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

37

karakteristikmateriajar.Kelima, penggunaan media memerlukan kesiapanpesertadidikselamamengikutipembelajaran,mulaidariawalhinggaakhiraktivitaspembelajaran.Keenam, penggunaan mediaperluketerlibatanaktifdariparapesertadidik,danketujuh, penggunaan media memerlukan kesiapan perangkat penunjang mediabelajaryangakandigunakan.

Uraian tentang acuan dalam pengimplementasian media belajar di atas, merupakan satu langkah konkrit yang diambilsebagai upaya menciptakan tujuan pembelajaran yang efektifdanefisien.Denganpenerapanmediabelajaryangefektif,aspekpemahaman dan pengetahuan peserta didik diharapkan dapatditingkatkankualitasnya.Padaposisiini,peranlembagapendidikanmenjadi penentu pula terhadap keberhasilan ketercapaiantujuan pendidikan. Dalam konteks ini, teknologi pendidikanberposisi sebagai alternatif dalam meningkatkan kualitas hasilpembelajaran. Lebih detail, Warsita menegaskan ada empataspekyangpentingdiperhatikankaitannyadenganpemanfaatanteknologi,antaralain:biaya,aksesibilitas,efektifitasdalamfungsipembelajaran, sertaperan teknologi dalammenopang aktivitasbelajarpesertadidik.38

c. Kebijakan di Bidang PendidikanSecara definitif, regulasi dapat diartikan sebagai tindakan

atauaturanyangberasaldaripublikatauwakilmasyarakatyangmemilikiotoritasdalammempengaruhipenyebaran(baca:difusi)penerapan teknologi pembelajaran. Problematika muncul saatkebijakan atau regulasi ini berhadapan dengan ranah ekonomimaupun etika yang timbul sebagai implikasi dari tindakanseseorangdankelompoktertentu.Apabilaterjadipermasalahantersebut, maka regulasi di bidang pendidikan akan berdampakpada praktik penerapan teknologi pendidikan yang ada dimasyarakat,misalnyasajapadasektorhukumhakcipta,penyiaranmateri pembelajaran di televisi, atau bahkan merembet padaterbentuknya unit administratif yang menopang bidang garapteknologipembelajaranitusendiri.

38 BambangWarsita,Teknologi Pembelajaran…,hlm.47.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR38

d. Implementasi PelembagaanDiantara beberapa klasifikasi domain pemanfaatan

teknologi pendidikan, tahapan implementasi berada padaposisi penggunaan materi dan strategi pembelajaran dalam situasi riilnya. Artinya, penerapan keduanya (bahan danstrategi pembelajaran) berlangsung dalam situasi yang tidakterstimulasikan. Sedangkan aspek pelembagaan dimaksudkansebagaikontinuitaspenggunaansekaligusjugapelestarianinovasipembelajarandidalamsebuahstrukturorganisasikependidikan.Implementasi dan pelembagaanmemiliki ketergantungan pada-setidaknya-duahal,yakniperubahandaridiriindividupebelajardanorganisasikependidikan.Masing-masingunsur(implementasidan pelembagaan), keduanyamemiliki tujuan yangtidak sama.Implementasi bertujuan untuk memberikan jaminan ataspenerapanyangtepatolehindividupebelajarmaupunorganisasikependidikan, sedangkan pelembagaan memiliki tujuan untukmenyatukan inovasi ke dalam struktur kehidupan organisasikependidikan.

Pada sisi yang lain, aspek implementasi bisa mengalamikondisiyanglemahjikaberhadapandenganduakondisi.Pertama, jika implementasi berhadapan dengan situasi kekecewaanatas keadaan dissatisfaction (kondisi yang tidak tetap). Kedua, keterampilan atau pengetahuan dalam menerapkan sebuahpraktikbaru.Olehkarenanya,padamomendimanasuatuinovasihendakdiimplementasikandandiadopsi,makaindividupebelajaryang kemungkinan besar akan melaksanakan inovasi tersebutmelalui strategi dan cara yang berbeda, haruslah memilikiketerampilanmaupunpengetahuandalambertindakmelaluicarayangberbedapula.Haltersebutsebenarnyamerupakansebuahlogika yang sederhana, dimanapenyesuaian akan sesuatu yangbaru haruslah dilakukan melalui cara-cara dan strategi-strategiyangbarupula.

Berdasarkanpadahaltersebut,lazimapabilaEvelineSiregarmenyatakan bahwa domain implementasi merupakan suatupenerapankonkritdariadanyainovasi,terutamadalamkehidupanmasyarakatdilingkunganpendidikan.Secaralebihdetailbahkan

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

39

dikatakanbahwaranahimplementasimemilikiperspektifberupakonten dan proses yang berkaitan dengan ide-ide, aktivitas,program-program, kebijakan, maupun struktur baru kepadaseluruh elemen yang terlibat di dalam proses pembelajaran.39 Dengan demikian, dapat diringkas bahwa terdapat langkah-langkahmendasaryangperludiperhatikanpadasaatmelakukanimplementasi inovasi pembelajaran, di antaranya ialah: (1).Membahas sasaran, tujuan, strategi,danobjekpengajaran; (2).Menentukan materi paling baik yang dapat dijadikan elemenpelajaran; (3). Mengulas media maupun bahan yang telahtersedia;(4).Melakukanprosesadaptasiterhadapbahan,materi,maupun media yang tersedia; (5). Apabila ada kecenderunganmateridanmediayangdigunakanitubaru,makaadabeberapahalyangdilakukansebelumnya,diantaranya ialah: (a).Memilihteks,format,dansebagainya;(b).Naskahmediadanmateriyangdipakai; (c).Mengecekalur idedankejelasanmateridanmediayangdipakai;(6).Melakukanpenilaianformatif;(7).Menerapkanmedia dan materi; (8). Melakukan proses revisi dan penilaianulang.

Melalui tahapan-tahapan tersebut, maka diharapkanbermuara pada ketercapaian target pembelajaran sesuai dengan tujuanyangdicanangkandiawal.Haltersebutdapatdinilaidariadaatautidaknyapeningkatankualitaskompetensi,pemahaman,danjugaketerampilandaridiriparapesertadidikyangmengikutiprosespendidikan.Denganadanyadifusiinovasimakadiharapkanpulamunculnya kondisi pembelajaran yangmenyenangkandannyaman,karenaparapesertadidiktelahmemperolehmediadanmateripembelajaranyangtidakmonotonlagi.

4. Domain PengelolaanTeknologipembelajarandapatdikendalikandarisisipengelolaannya

melalui proses desain, pengorganisasian, pengkoordinasian, sertasupervisi. Domain pengelolaan berawal dari aktivitas mengatursumbermedia,programmedia,sertapemanfaatanmediaitusendiri.Dalamlingkupsekolah,program-programmediayangdimanfaatkandisekolahmengintegrasikanantaramatericetakdannon-cetak.Melalui

39 EvelineSiregar,“PelembagaanWeb-BasedLearning…”,hlm.190.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR40

penggabungan dua jenis materi tersebut, muncullah peningkatankualitassumber-sumberteknologipembelajarandidalamkurikulum.Dapat dikatakan bahwa domain pengelolaan merupakan salah satuelemen dalam bidang teknologi pendidikan yang secara integraltidak dapat terlepas dari peran dominasi kaum teknolog di bidangpembelajaran. Dalam tataran parsial, masing-masing individu yangberperansebagai teknologbidangpembelajarandiharapkanmampumemberikandanmelayaniaspekpengelolaanteknologipembelajaranmelalui beragam alasan. Masing-masing teknolog pembelajarandapatdimungkinkanuntukterlibatdalamupayapengelolaanprojectpengembangan pembelajaran atau pengelolaan sumber-sumber media sekolah.Pengelolaanbidangteknologipembelajaraninimemilikitujuanyangberanekaragam,meskipundalamhalketerampilanpengelolaanyangmelandasivariasitersebuttetaplahsama.

Seiring berkembangnya waktu, praktik pengelolaan dalambidang garap teknologi pendidikan dirasakan semakin menantang denganberagamkesulitanyangmengitarinya.Olehkarenanya, teoripengelolaan project mulai dipakai, terutama dalam project desainpembelajaran. Sehingga, dari rumitnya kompleksitas menimbulkankreatifitas pengelolaanmelalui bidang pengembangan yang bersifatup to date. Tujuan dari kreatifitas tersebut tak lain ialah untukmenciptakan pola manajemen pendidikan yang terukur, sistematis,danefektifdalammenghadirkanpolapembelajaranyangberkualitas.Merujuk pada fungsinya, domain pengelolaan ini terbagi ke dalamempatkategori,diantaranyaialah:pengelolaansumber,pengelolaanproyek,pengelolaaninformasi,danpengelolaansistempenyampaian.

a. Pengelolaan SumberPakar di bidang teknologi pendidikan bernama Seels dan

Richeymengemukakandimensipengelolaansumber,diantaranyaialah dimensi desain, supervisi, dan pengendalian sistempenyokong serta pelayanan sumber. Posisi aspek pengelolaansumber dinilai sangat penting, terutamamenyangkut aksesnyadalammengaturkesiapansumber-sumberpembelajaran.Dalamhalini,sumberyangdimaksudterdiriatasbeberapahal,sepertisumberfinansial,sumberdayamanusiasecarapersonal,sumberfasilitas,sumberbahanbakupembelajaran,sumberdarisisiwaktu

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

41

yangdibutuhkan,danbeberapadimensiyanglainnya.

Pada intinya,pengelolaansumberdalamdomain teknologipendidikan menduduki dimensi penting dalam posisinya untukmenyiapkanterselenggaranyakegiatanpembelajaranyangefektifdanefisien.Efektifitaspembiayaanyangdidukungolehefktifitasjustifikasi belajar pada intinya merupakan dua hal pokok yangmelataribidangpengelolaansumbertersebut.

b. Pengelolaan ProyekPengelolaan proyek dalam bidang bahasan teknologi

pendidikanmerupakansatubidangyangmeliputiperencanaan,pengendalian, dan pengewasan proyek desain sertapengembangan.MengutippandanganRothwelldanKazanasdalamRicheyyangmenjelaskanbahwapengelolaanproyekmerupakanhalyangberbedadenganpengelolaansecaratradisional.Distingsikeduahal tersebut terletakdari sisi line and staff management atau diistilahkan sebagai pengelolaan lini dan staf. Penyebabdari adanya perbedaan ini dapat diidentifikasi dalam beberapahal,antaralain:pertama, adanyaanggotatimbaruyanfmenjadistaf proyek dan ikut kerkecimpung aktif dalam tiap aktivitasyangdilakukan.Kedua, tidakadanyawewenang jangkapanjangyangdimilikiolehpengelolaproyekterhadapparakaryawandanstafproyek.Hal inikemungkinandisebabkanoleh jangkawaktukepemimpinanmerekayangsifatnyahanyasementarawaktusaja.Ketiga, fleksibilitaskendaliyangdimilikipengelolaproyekbersifatglobal dan menjangkau scope yangluashinggalevelstafdanliniorganisasitingkatbawah.

Padasisiyanglain,individuyangbertanggungjawabdalamhalpengelolaanproyekmemiliki kewajibanuntukmengelola aspekperencanaan,penjadwalan,hinggapengendalianatasproyekyangdilaksanakanpadadesainpembelajaranataupadaragamproyeklainnya. Tanggungajawab yang diemban oleh pengelola proyekmencakupaspeknegoisasi,penyusunananggaran,pembentukansistem pemantauan data, dan evaluasi progres proyek yangberlangsung.Berkelindandenganhaltersebut,pengelolaproyekpembelajaran lazimnya juga berhadapan dengan tantanganberupaancamanproyekyangmunculselamaprosespelaksanaan,

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR42

sehinggatanggungjawabmerekalahuntukmemberikansolusidanmencarijalankeluaratastantangantersebut.

c. Pengelolaan InformasiAspek pengelolaan informasi dalam pandangan Seels

dan Richey merupakan dimensi yang meliputi perencanaan,pengawasan,danpengendaliancarapenyimpanan,pemindahanataupemrosesaninformasidalamupayanyauntukmenyediakansumber-sumber pembelajaran. Dikarenakan cakupannya yangcukup luas, maka dimensi pengelolaan informasi ini seringkalimengalami overlapping (tumpangtindih)antarelemenyangada.Antarapenyimpanan,pemindahan,danpemrosesantidakjarangmengalamiketumpangtindihanfungsisatusamalainnya,karenafungsielemenyangsatumenjadifaktorpentingyangdiperlukanolehelemenlainnya.Didalamdomainpengembangan,teknologipembelajaranyangadadidalamnyaseringkaliberperansebagaimetode utama untuk tahap penyimpanan dan penyampaianinformasi. Dalam hal ini, pegelolaan melalui transfer informasiseringdilakukanmelaluiteknologipembelajaranterpadu.

Dimensipengelolaaninformasimemilikiposisiyangpentingdalam sistem pendidikan yang dilangsungkan. Urgensitas yangdimaksud lebih pada potensinya dalam merombak desainkurikulum hingga pada aplikasi desain pembelajaran dalamsistem pendidikan. Perkembangan ilmu pengetahuan dankebutuhan dunia industri dewasa ini yang kian pesat, menjadialasan pentingnya akomodasi melalui kemampuan bidangteknologi pendidikan, terutama untuk menjawab kebutuhanpendidikanmasamendatangyangsemakinkompleks.Sehingga,optimalisasi pengelolaan sistem penyimpanan informasi dalamkonteks pembelajaran, tetap menjadi poin penting yang harusdiperhatikandalambidanggarapteknologipendidikan.

d. Pengelolaan Sistem PenyampaianSistem penyampaian informasi yang dimaksud dalam

kajianiniterdiriatastahapperencanaan,pengawasan,sekaliguspengendalian tentang bagaimana pendistribusian materi pembelajarandapatdilakukandenganbaikdantuntas.Haltersebut

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

43

merupakanintegrasiantaramediadanmetodepemanfaatanyangdigunakan dalam menyampaikan pesan pembelajaran kepadapara peserta didik.40 Konsentrasi utama yang menjadi fokusutamabidangpengelolaansistempenyampaianiniterletakpadaproblematikaprodukyangmunculdidalamprosespembelajaran,misalnya pada aspek persyaratan yang harus dimiliki olehhardware (perangkat keras) dan software (perangkatlunak),ataujugasokonganteknispadaaspekoperatorpembelajaran.

Pengelolaan sistem pembelajaran juga tidak luput dariproblematika yang muncul dari sisi proses. Salah satu contohmisalkan permasalahan pedoman acuan yang harus dimilikioleh instruktur dan desainer pendidikan. Dalam konteks ini,parainstrukturpendidikanharusdapatmelakukanpengambilankeputusan jika ada permasalahan yang muncul selama prosespendidikandilangsungkan.Jikadirunutlebihjauh,makakeputusanpenting yang diambil oleh instruktur atau desainer pendidikanakanbergantungpadasistempengelolaansumber.

5. Domain Penilaian Konteks penilaian pembelajaran dalam sistem pendidikan dapat

dimaknai sebagai sebuah aktivitas pengukuran, pengkuantifikasian,serta penetapan kualitasmutu kognitif peserta didik dalam lingkupkeseluruhan. Dalam pemaknaan yang demikian ini, terdapatpengisyaratan tertentu yang menandai proses pengintegrasianbeberapamacampenilaiansekaligus.Akantetapisecaraumumdapatdilihat bahwa domain penilaian dalam konteks ini harus mamputerintegrasidenganprosespembelajaran,karenaiamerupakanfaktorpentingdalamsuatuaktivitaspendidikan.

Pada level pemaknaan substantifnya, domain penilaian dalamsistempendidikanmerupakansebuahtahapanyangbersifatsistemiksekaligus sistematik. Dikatakan sistemik karena ranah penilaianmerupakan salah satu elemen yang ada dalam sistem pendidikan,sedangkan dikatakan sistematik karena level penilaian terdiri atasbeberapa tahapan yang harus dilalui. Tahapan tersebut dapat

40 H.EllingtondanD.Harris,Dictionary of Instructional Technology, (London:KoganPage,1986),hlm.47.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR44

diidentifikasikan dalam beberapa poin, di antaranya: pengumpulaninformasidanataudatapembelajaran;penganalisisaninformasiyangtelah diperoleh dalam tahap pengumpulan data; serta penarikankesimpulan atastingkatpencapaianhasil pembelajarandan capaianefisiensisertaefektifitasprogrampembelajaranyangtelahdilaksanakansebelumnya.Melihatpadabeberapaaspektersebut,dapatdikatakanbahwa aktivitas penilaian pembelajaran dapat dilaksanakan padaprogram pembelajaran itu sendiri, pada proses pelaksanaannya,serta pada pencapaian target pembelajarannya. Dengan kata lain,penilaianatasprogrampendidikanyangdilaksanakanselamaprosespembelajaran memiliki keterkaitan erat dengan relevansi serta ketepatanprogramdengankebutuhanparapengguna (stakeholders) pendidikan.41

Melalui deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa domainpenilaian adalah wilayah yang penting sekaligusmenjadi instrumenpengontrolataskeberhasilanprosespembelajaran.Dalamkonteksini,penilaianyangdilaksanakan ialahpenilaianformalyangdidalamnyaharusmembandingkancapaianhasilpendidikandengantujuanidealyang dicanangkan di awal perencanaan pembelajaran. Dengan katalain,need assessment merupakansatuaspekyangwajibadadidalamlingkuppenilaianpembelajaran,sehinggaantaraperkembanganbidangpenelitiandanmetodologiyangdigunakanharusseiringsejalan.Melaluicara tersebut,maka secara jelas akan dapat terlihat letak pembedaantara sistem pendidikan tradisional dengan sistem pendidikan terpadu yangmemuatpenilaianberbasisteknologipendidikan.42

Secarateknis,teknikpenilaiandapatdibedakanmenjadidua,yaknipenilaiantesdannon-tes.Penilaiantesmerupakanmetodepenilaianyangberisi informasitentanghal-halyangmenyangkutpengetahuan-baca: kognitif- peserta didik. Keotentikan hasil tes perlu dijaminmelaluibeberapaprinsip, antara lain:pertama, keterbatasanwaktu.Artinyabahwapesertadidikmemilikikeharusanuntukmenyelesaikansoal-soal yang ada di dalam tes dengan durasi waktu yang telah

41 M.SholehHamid,Standar Mutu Penilaian dalam Kelas: Sebuah Panduan Lengkap dan Praktis, (Yogyakarta:DivaPress,2011),hlm.15-16.

42 BarbaraB.SeelsdanRitaC.Richey,Teknologi Pembelajaran…,hlm.58.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

45

ditentukan.Kedua, tesdilakukansecaramandiri.Artinyabahwapesertadidikharusmengikutitahapantesdanmenjawabsoal-soalyangadatanpamemintabantuandaripihakmanapun,termasukmelihatbukuatausumber-sumberyanglain(kecualiapabilatesditentukanbersifatopen book test).Ketiga, adanyapengawasan.Artinyabahwa selamates berlangsung, pengawasan harus dilakukan secara intens untukmenghindariadanyakecurangan,menjamintesdapatberjalandengantertib,sekaligussebagaiupayauntukmemperolehhasilyangotentik.

Dalam hal format, tes dapat dibedakan menjadi beberapamacam, di antaranya: pilihan ganda; jawaban benar/salah; jawabanmenjodohkan;jawabanuraianterstruktur;jawabanuraianbebas;ataujugayangberbentukjawabanunjukkerja.Adakalanya,parapendidikmenggunakan kombinasi antara beberapa ragam tes tersebut.Kombinasi jenis tes yangdigunakan jugadipengaruhioleh levelusiapesertadidik,tingkatkesulitanmateriajar,maupunorientasipembuatsoal.

Teknikpenilaianyangkeduayaknipenilaiannon-tesyangterpilahke dalam dua jenis, yaitu penilaian sikap dan penilaian produk.Penilaianprodukseringkalidisebutsebagaipenilaianhasilkaryadalambentuktertulis(laporan,karya ilmiah,drama, jurnal,maupuntulisanmengenaisatutematertentu),bentuktidaktertulis(diorama,pahatan,dansejenisnya),maupunkombinasiantarabentuk tertulisdantidaktertulis(karyailmiahmengenaipemanfaatanteknologipembelajarandibidangtertentuyangbersifatefektif,efisien,dantepatgunadenganmemanfaatkan deskripsi konkrit dari instrumen perangkat yangdipakai).Untukpenilaiansikapsendiri,dapatdilakukanmelaluimetodeobservasi,daftarcek(check list),maupunpengisianangket.43

Padadomainpenilaiantersebut,aspekpenelitianpenilaiandanpenelitiantradisionalmemilikikarakteristikmasing-masing.Padasatusisi, walaupun penelitian penilaian memiliki instrumen yang samadenganpenelitiantradisional,namuntujuandarikeduajenispenelitiantersebut jelas berbeda. Penelitian tradisional memiliki tujuan yanglebihberorientasipadameningkatnya ilmupengetahuan, sedangkanpenelitianpenilaianmemilikitujuanuntukmemperolehdatasebagai

43 M.SholehHamid,Standar Mutu Penilaian…,hlm.17-19.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR46

bahan pengambilan keputusan. Keputusan yang dihasilkan melaluipenelitian penilaian berhilir pada kebijakan perbaikan, perluasan,bahkan penghentian project dari suatu produk atau programpembelajaran. Sebaliknya, pada penelitian tradisional tidak adanyaperhatian yang intens pada kondisi situasi dan durasi waktu yangdiperlukandalammencapai targetpembelajaran.Hal inidisebabkanpenelitiantradisionalhanyaberfokuspadapenemuanprinsip-prinsipumumyangberlaku.

Lebihlanjutdapatdijelaskanbahwapenelitianpenilaianmemilikifokusorientasipadaobjekdalamformatprojectatauprogramtertentudi sebuah konteks tertentupula.Dengandemikian, dapat dikatakanbahwaperhatiandalamhal generalisasi temuanbarupadapopulasimasyarakat luasmenjadi jauh lebih kecil.Meskipun jika dilihat dariaspek historisnya, kedua penelitian tersebut memiliki sumber yangtidakberbedadanmemilikibanyakpersamaandalamaspekprosesdankarakteristik. Namun dalam pelaksanaannya, kedua jenis penelitiantersebut jelas berbeda. Distingsi lainnya terletak pada cakupanpenelitian penilaian yang memiliki kekhasan pada tiga hal, yaknipenilaian proyek, penilaian produk, serta penilaian program. Ketigamacampenilaian inimerupakan jenis penilaian yang penting dalammelakukan rancangan pembelajaran, sebagaimana juga pentingnyapenilaianjenissumatifmaupunformatif.

Merujukpadadefinisipenilaianprogram, iamerupakanbentukpenilaianyangmemberikanevaluasipadaaspekaktivitaspembelajaranyangberkenaandengansisipelayanansecarakontinukepadapesertadidik dalam lingkup satu kurikulum tertentu. Terminologi yang kedua yakni penilaian proyek dimaknai sebagai bentuk penilaian yangmenilai aktivitas pembelajaran yang pembiayaannya secara khususdipergunakanuntuktargettertentudengandurasiwaktutertentupula.Sedangkanterminologiketigayaitupenilaianprodukmerupakanbentukpenilaian yangmenakar sisi kemanfaatan perangkat dan penunjangfisik,sepertipedomankurikulum,buku-buku,tape recording,maupunprodukpembelajaranlainnyayangsekiranyadapatditangani.44

44 TheJointCommitteeonStandardsforEducationalEvaluation,Standards for Evaluation of Educational Programs, Projects, and Materials, (NewYork:McGrawHillBookCompany,1981),hlm.12-13.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

47

Walaupundisisiyang lain,ada jugapandanganyangtidak jauhberbeda pandangan kelaziman para praktisi teknologi pendidikan.Bahwasannya penilaian program merupakan sebuah prosesmendeskripsikan, mengumpulkan, sekaligus menyajikan (display) informasinaratifyangbersifatmemutuskankelayakandankemanfaatantarget, desain, penerapan, dan implikasi dari sebuah program.Olehsebab itu, cakupandari tahap target hinggapada implikasi tersebutmemiliki tujuanuntukmemberikanmasukankepadapihakpembuarkebijakan pendidikan dan melayani ketersediaan kebutuhan yangbersifatkuantitatif,disampingjugauntukmempromosikanpemahamanatasfenomenayangada.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR48

49

BAB I I I

LANDASAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

A. LANDASAN fILOSOfIS TEKNOLOGI PENDIDIKANKajian perspektif filosofis merupakan hal pokok yang harus

dilakukan dalam mambangun konstruk pengetahuan suatu bidangkeilmuan,begitujugadenganbidangkeilmuanteknologipendidikan.Denganmemahami landasanfilosofis lahirnya teknologi pendidikan,maka akan nampak pondasi-pondasi yang membangun konstrukbangunan keilmuan dan juga pengembangan bidang kajian teknologi pendidikan. Di samping itu, kajian dalam perspektif filosofis dapatberorientasi pada upaya memberikan acuan arah dan landasankeilmuanterutamadierapendidikanmilenialyangtengahberanjakkeerarevolusi5.0dewasaini.Sebagaimanalazimnya,perspektiffilosofisyang dibahas di dalam buku ini akan berpijak pada tiga paradigmautama, yaitu ontologis, epistemologis, dan aksiologis sisi teknologipendidikandalamposisinyasebagaisebuahkajiankeilmuan.Denganmemahamiketigaparadigmatersebut,makadiharapkanakanmunculpemahaman dalam diri kita tentang peran teknologi pendidikansebagai suatu sistem holistik yang sekaligus menjadi bagian daripengembangankeilmuan.

Maknaterminologisyangmengantarkankitapadakata“filsafat”merujuk pada pemaknaannya sebagai sebuah analisis terhadappenalaran-penalarantentangpermasalahantertentu,dimanaanalisistersebutdilakukandengancarayanghati-hatidansistematissebagaisudutpandangyangmenjadilandasandilakukannyasuatutindakan.45

45 LouisO. Kattsof,Pengantar Filsafat (Terj. Soejono), (Yogyakarta: TiaraWacana, 1995),hlm.4.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR50

Narasi akademik lainnya memandang filsafat sebagai sebuah ilmupengetahuanyangdalamtataranparsialnyaberfokuspadapersoalanhakikatpalingdalamyangadapadasebuahobjekkajian.Sedangkanobjekkajianfilsafatitusendiriialahsegalasesuatuyangada,apapunitu.Baikberupabendayangberbentukfisikmaupunmaterinon-bendayangbersifatkasatmata(konsep,ide,dansebagainya).46

Oleh karenanya, dalam pengertian lain dapat dikatakan bahwafilsafat memiliki sifat merentang pikiran manusia sejauh-jauhnyamengenai sebuah kondisi nyata yang ada di dalam kehidupanmanusia,baikdalamkapasitasnyasebagaimakhlukindividumaupunmakhluk sosial. Artinya, filsafat memberikan ruang kebebasan bagiberkembangnya proses berpikir manusia, yang merdeka dan takterbatas. Kemerdekaan berpikir yang diwadahi oleh kajian filsafatberdasarkan pada tinjauan filsafat yang tidak lepas dari pertanyaanutama “apakah sesuatu itu?”; “darimana sesuatu itu berasal?”;“kemanasesuatuitumenuju?”.Tinjauanseorangfilusuftidaksebataspada pencarian sebab-akibat dari sebuah pengetahuan. Namun,lebihdariitu,seorangfilusufakanberupayamenelisiklebihjauhdanmendalamtentangapayangsebenarnyaadadidalamsesuatuyangmenjadi objek filsafat tersebut, darimana objek filsafat itu muncul,sertakemanaarahtujuanobjekfilsafatitu.47

Denganberpikirfilsafat,makaduniapendidikanakanmenemukanmaknahakikidanperanannyadi tengah-tengahkehidupanmanusia.Tidakdapatdipungkiribahwaduniapendidikanmerupakanduniayangsaratdengantujuan-tujuanpendidikanbagikehidupanmanusia.Dengankata lain, dunia pendidikan menjunjung makna dari keberadaanyauntuk menggapai tujuan-tujuan pendidikan. Melalui filsafat, duniapendidikan akan berkembang menjadi lebih matang dalam konsep,sertadewasadalammenaungikehidupanmanusiadalampencapaianhakikat pengetahuan. Dalam dimensi globalnya, pendidikan dapatmenghantarkan anakmanusiamenuju kondisi kedewasaannya, baikdewasa dalam pengertian fisik maupun dalam sisi psikis. Denganadanya kedewasaan dalam diri manusia, maka kehidupan yang

46 Suparlan Suhartono, Sejarah Pemikiran Filsafat Modern, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,2005),hlm.71.

47 M.Hatta,Alam Pikiran Yunani, cet.3(Jakarta:UIPressdanTintaMasIndonesia,1986),hlm.3-4.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

51

dijalaninyaakanmenemukansuatupemaknaanyangmendalamakanhakikat kehidupan yang dijalaninya. Dengan pemahaman hakikatinilah,makaindividumanusiaakanberusahamenjalanikehidupannyadengansebaik-baiknyapula.

Apabila dikorelasikan dalam dunia pendidikan, maka filsafatmemiliki peran penting dalam memberikan acuan kebermanfaatanpenerapan pendidikan melalui suatu sistem yang tepat. Ketepatansistem yang beracuan pada pemahaman filsafat akan berhilir padakebutuhan dunia pendidikan pada bidang kajian teknologi, yangbisa membantu kemudahan pelaksanaan pendidikan secara tepat,terarah, dan sekaligus terukur. Dalam konteks inilah manusia akanmampuberpijakdenganlandasanfilosofisyangtepatmengenaiarahpendidikanyangakandirencanakan.Pertanyaanmendasaryangdapatdikemukakanterkaitbasisfilosofisteknologipendidikandiantaranyaialah: “Ingin dibawa ke arah mana, dunia pendidikan kita ini?”.Pertanyaantersebutjikaditeruskanlebihlanjutakanmembawapadapertanyaan “Apa hakikatmakna yang dibawa olah bidang keilmuanteknologipendidikansaatini?”,ataupertanyaan“Apafungsiteknologipendidikan bagi dunia pendidikan kita saat ini?”, atau mungkinpertanyaan-pertanyaan senada yang membingkai kerangka filosofisperspektifkajianteknologipendidikan.Keseluruhantandatanyayangterungkapmelaluipertanyaan-pertanyaantersebuttentumemerlukanjawabanyangberacuanpadapolaberpikirfilsafat.

1. Ontologi Bidang Kajian Teknologi Pendidikan Istilahontologimemilikiasalkata“ontos” artinya“yangberada”,

dan “logos” yang artinya “ilmu pengetahuan”. Jika diartikan secarabahasa, istilah tersebut bermakna ilmu pengetahuan tentangkeberadaan.48Filsafatitusendirimemilikibagianpokokataumendasaryangmengajarkantentangmakna“keberadaan”segalasesuatuyangmenjadiobjekfilsafat.DarisinilahmakalazimapabilaseorangfilusufbernamaReneDescartesmenegaskandalamkalimatnyayangmasyhur“cogito ergo sum” yang berarti “Aku berpikir maka aku ada”. Padakalimattersebut,maknacogito ialahsebuahkebenaranataukepastian.Hal ini disebabkan karena cogito adalah objek filsafat yang sifatnya

48 Surajiyo,Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, (Jakarta:BumiAksara,2005),hlm.118-119.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR52

claire et distince ataujelasdanterpecah-pecahkedalambentukyangparsial.PrinsipDescartesinipadaakhirnyamenjadipemantikpondasikepastianaspekmetafisikdalamperspektiffilsafat.Dengankatalain,sisi ontologis filsafat berupaya menguak adanya realitas kebenarandankepastianyangadadibalikobjekkajianfilsafat.

Ontologi merupakan salah satu esensi filsafat. Ia senantiasamempersoalkanhakikatakansegalasesuatu,berdasarkanpadahukumsebab-akibat.Adanyaalam,hadirnyamanusia,kesemuanyatermaktubmelalui prinsip causa prima yang bersinergi secara harmonis dalamhubungan teratur, menyeluruh, dan tertib. Perspektif ontologismenyibakketeraturan tataran relasi estetisyangdinaungiolehnilai-nilaikebenarandankepastian.49

Selanjutnya,apabiladiimplementasikandalamduniapendidikan,ontologimenjadikajianmetafisisyangmempersoalkantentanghakikatkeberadaan ilmupengetahuan.Secarakhusus,ontologidalamkajianpendidikan, secara umum akan mempersoalkan hakikat pendidikandalamtataranuniversal.Tidakadaketerikatanhakikatpendidikaninidengan perbedaan format, jenis, jenjang pendidikan, maupun sifatpendidikan.Dengankata lain,ontologipendidikanmeliputiberagamformat, jenis, jenjang pendidikan, maupun sifat pendidikan yangpernahada,yangsaatiniada,maupunyangmungkinadadimanapundan kapanpun.50Melalui pemaparan tersebut, jelas dapat dikatakanbahwa ontologi pendidikan mengelaborasi objek filsafat dari sisipersoalandibaliksebuahfenomenayangpadaakhirnyamengantarkanpadakebenarandankepastian.

Darisisiontologinya,pendidikandapatdimaknaisebagaiuapyauntuk mengungkap kebenaran dari persoalan-persoalan pendidikan yangmuncul dalam kehidupantiap individumanusia. Fakta tentangkelekatanmanusiadengan keberadaanpendidikandi tengah-tengahkehidupan mereka menunjukkan bahwa pendidikan selalu beradadalamrelasinyadenganeksistensimanusiasebagaimakhlukberakal.

49 AliMasrur,“ReneDescartesdanLogikaBaru”dalamZubandi,dkk,Filsafat Barat: Dari Logika Baru Rene Descartes hingga Revolusi Sains ala Thomas Kuhn, (Yogyakarta:Ar-RuzzMedia,2007),hlm.23.

50 SuparlanSuhartono,Wawasan Pendidikan: Sebuah Pengantar Pendidikan,(Yogyakarta:Ar-RuzzMedia,1998),hlm.71.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

53

Kehidupanmanusiaitusendirisejatinyaditentukanolehasalusuldantujuankehidupanyangdijalaninya.Olehkarenanya,ontologipendidikandapat dimaknai sebagai perspektif yangmengkaji pendidikan dalamhubungannyadenganasalmuasal,eksistensi,sertatujuankehidupanyangdijalaninya.Artinya,tanpaadanyamanusia,makapendidikanpuntidakakanpernahada.

Deskripsi tersebut dapat menggambarkan pentingnyaperan manusia sebagai subyek yang mengendalikan eksistensipendidikan. Tanpa manusia, maka pendidikan tidaklah memilikimakna (nothingness).Pun juga sebaliknya, tanpaadanyapendidikanmaka manusia tidak akan bisa mempertahankan kelangsungan danperkembangankehidupannya.Dengankata lain,ontologipendidikanpadadasarnyamemiliki landasanfilosofisdarieksistensikeberadaanmanusia di dunia ini. Lazim apabila kemudian dinyatakan bahwaposisipendidikansangatsentraldalammewarnaieksistensimanusiadalamkehidupannya.Asumsidasaryangdapatdibangundaripostulattersebutialahperanpendidikandalammemberikanwarnadariaspekpengetahuan yang memungkinkan manusia menguak asal-usul dantujuankehidupannyadiduniaini.Tegasnya,pendidikandalamkontekskeseluruhannyadapatdipandangsebagaiacuanpedomanyangsifatnyakuatuntukmemberikansekaligusmewarnaiarahkehidupanmanusia.Terlebih,melaluipendidikanakanditemukansuatunuansakeindahantentangsegalarealitaskehidupanyangdijalaniolehmanusia.Pola-polainilahyangmenjadikankehidupanmanusiamenjadiharmonis,teratur,damai,dantenteram,khususnyadalambidanhduniapendidikan itusendiri.

Untuk dapat menjadikan pendidikan sebagai pedoman manusia dalam perolehan pengetahuan, maka pendidikan harus mampumemberikanjawabanataspertanyaan-pertanyaanseputarpendidikanyangmunculdisetiapmasakehidupanmanusia.Perkembanganzamantentunya membawa banyak perubahan dinamika kehidupan di tiaplininya.Olehsebabitu,duniapendidikanmemerlukansebuahteknologiyangsifatnyatepatguna,efisien,danefektifagarmampumenunjangperubahandinamikaakibatperkembanganzamantersebut.Sekalilagi,haltersebutdiperlukanagarterciptasituasiyangkondusif,ketentraman,

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR54

keharmonisan,danketeraturankehidupandapattetapdipertahankan.Argumeninilahyangpadaakhirnyamendasariintiontologisteknologipendidikan.Dimanakehadiran teknologidapatmemberikankonseppendidikanyangjelasdandetailsehinggamembawakebermanfaatanbagikehidupanmanusiaitusendiri.

Dalamperspektifontologik,teknologipendidikanmenjadisesuatuyang teramat penting, sebab dengan memahami hakikat teknologipendidikandanmeresapimaknatujuanadanyateknologipendidikan,makamanusia dapatmemanfaatkandanmenggunakan teknologi dibidangpendidikandengansebaik-baiknya.Pengetahuanakanmaknaontologis teknologi pendidikan akan menjadi pemantik pemikirananalitis bagi manusia untuk menentukan objek materi dari ilmupengetahuanyangdidalamnyamembahastentangdimensiteknologipendidikan.Kontendalamdimensiyangdimaksudialahsegalasesuatuyang bersifat empiris; segala sesuatu yang ingin dipelajari manusiamengenai objek di bidang teknologi pendidikan; maupun segalasesuatumenyangkutteknologipendidikanyangdikajisebagaisebuahrumpun keilmuan. Dengan demikian, dapat pula dideskripsikanbahwa landasan ontologi teknologi pendidikan ialah objek materiteknologipendidikanyangdidalamnyamengatursegalasesuatuyangberhubungan dengan aktivitas pendidikan dan pembelajaran. Disinidapat ditarik sebuah benangmerah antara ontologi dengan bidangkelimuan teknologi pendidikan, dimana ontologi menjadi landasanpaling pokok dari sebuah pondasi ilmu yang membangun konstrukbangunanpengetahuanteknologipendidikan.

Selanjutnya, landasan ontologik pendidikan memiliki beberapagejalayangmengemukadandapatdideskripsikan,diantaranyaialah:pertama, adanyarealitasbahwamasihterdapatkelompok-kelompokkomunitasmasyarakatyangbelumbisameraihkesempatanbelajarnya,baikkesempatanbelajarsecaramandiri,maupunkesempatanbelajarmelalui suatu lembaga pendidikan tertentu. Kedua, adanya realitasyang menuntun pada fakta masih adanya sumber-sumber belajaryangbelumdapatdimanfaatkanuntukkeperluanpembelajaran,baiksumberyangbersifatgiven (telahtersedia)maupunsumberyangtelahdirekayasa. Ketiga, adanya fakta mengenai pentingnya suatu upayakhusus yang sifatnya terencana dan terarah yang bertujuan untuk

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

55

menggarap sumber-sumber tersebut sehingga mampu memenuhikeinginan dan hasrat belajar masing-masing individu pebelajar.Keempat, adanyarealitabahwadibutuhkanpengelolaanatasaktivitas-aktivitas khusus dalam rangka pemanfaatan dan pengembangansumber-sumberbelajarsecaraselaras,efisiendanefektif.51

Dalam ranah praktisnya, perspektif ontologi dapat menjadiproblematikautamadalamduniapendidikan.Halinidisebabkanpesertadidiksenantiasamelakukaninteraksidenganlingkunganbelajarnya.Disampingitu,pesertadidikjugamemilikihasratataudoronganinternalmasing-masing dalam mempelajari dan memahami hakikat segalasesuatu.Olehkarenanya,posisiteknologipendidikandapatditengaraisebagaiwadahkelimuanyangmampumengembangkanrelasiakademisantarapesertadidikdenganlingkunganbelajarnya.Bahkan,dilingkupmasyarakat dan sekolah, peserta didik senantiasa dihadapkan padaobjekkajiandanrealitaberupapengalamandisekelilingnya.

Deskripsi di atas setidaknya memberikan gambaran bahwarealitashadirnyaberagampermasalahandibidangpendidikanmenjadifokus dari ontologi pendidikan. Berbagai problematikan tersebutmemerlukansolusi-solusipemecahanmasalahyangsecarakeilmuandapatdijawabmelaluikajianontologipendidikantersebut.Kaitannyadenganberbagaimacampermasalahanbidangpendidikan,makadarisegihistorisitasnya,revolusipendidikanyangdapatdikategorisasikansebagaiberikut:

Pertama, revolusi pertama yang berlangsung padamomentumdimana keluarga (terutama orang tua) menyerahkan sebagiantanggungjawab pendidikan anak-anaknya kepada orang lain yangsecara khusus menangani hal tersebut. Pada momentum pertamaini, masih ditemukan kasus dimana keluarga secara mandirimemegang arah pendidikan bagi anak-anaknya, tanpa mengalihkantanggungjawab tersebut kepada pihak lain di luar keluarga. Akantetapi, pada progress dinamika pergeseran zaman, peran utamatersebutkemudiandialihkankepadapihakeksternal(diluarkeluarga)yangmenjadipenanggungjawabarahpendidikanbagisianak.Faktorpemicu terjadinya hal demikian ialah karena aktivitas kesibukan

51 YusufhadiMiarso,Pengantar Teknologi Pendidikan,(Jakarta:FakultasPascaSarjanaIKIPJakarta,1984),hlm.29.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR56

orangtuayangtidaklagimemilikiwaktuyangintensuntukmendidikanak-anaknya.Oleh sebab itu,maka logikapenalaranpadaakhirnyamemberikan pembenaran atas pengalihan tanggungjawab tersebut,walaupunsecaraempiristerdapatvariasikasuistikdanbukansatuhalyangsifatnyageneral dalamdatayangdiambil.

Kedua, revolusi kedua yang terjadi pada saat pelimpahantanggunjawab mengajar dilimpahkan kepada para pendidik -baca:guru. Pada era revolusi yang ke dua ini, proses pendidikanmaupunpengajaran dilakukan dalam bentuk lisan atau verbal, sedangkanaktivitaspembelajarandilaksanakanmelaluimekanismepelembagaandengan dinaungi oleh beragam regulasi penunjang. Penyebabterjadinyarevolusikeduainilebihpadakeinginandariparaguruuntukdapatmemberikanpengajarankepadaparapesertadidiknyamelaluimetode pendidikan yang lebih cepat, sehingga diharapkan mampumemperolehhasiltujuanyangefektifdanefisien.

Ketiga, revolusiketigayanghadirditandaidenganditemukannyamesincetak.Denganmunculnyateknologiberupamesincetaktersebut,maka terbuka peluang menyebarnya data-data numerik maupuniconicdalamformatmediacetaksepertibuku,dansejenisnya.Melaluirevolusi ke tiga ini, kajian filsafatmenerimanya sebagaimomentummasyarakatmembaca.Bahkan,beberapapakarmenilairevolusiketigainimerupakan era adaptasi kebiasaanmasyarakat, dari sebelumnyamemiliki budaya “mendengar” menuju pada budaya “membaca”.Tesisdariparaahliinilahyangmenjadipijakanbagiberagamregulasibidangpendidikan.Melaluiprosesadaptasipolabudayabaruini,parapendidik sekaligus mengajarkan lebih banyak pengetahuan kepadapara peserta didiknya. Keterbatasan kemampuan pendidik dalammentransfer pengetahuan baru menjadi faktor pemicu pesatnyaperkembangan teknologi pendidikan dalam bidang pendidikan,khususnyapembelajaran.

Keempat, revolusi ke empat yang berlangsung ditandai denganpesatnya perkembangan di bidang elektronik, terutama mediakomunikasi seperti televisi, radio, tape recorder, dan sebagainya.Eksistensimediakomunikasipadaerarevolusi inisecaraintenstelahbarhasilmenghilangkansekatwilayah,sosial,geografis,maupunpolitis.Materiajaryangdiberikanmelaluiprosespembelajarandapatdiberikan

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

57

denganlebihbervariatifsehinggamemilikipesanpembelajaranyangdisampaikanmemilikipotensiyang lebihbesaruntukdapatterserapolehpebelajar.

Padaperioderevolusikeempatini,lahirsuatukonsepbarudalamhal “membaca”. Pada era tersebut, membaca tidak hanya dibatasisekedar pada pemahaman akan deret huruf, kata, angka, maupunkalimat. Namun, membaca juga dimaknai sebagai pemahamantentang sumber belajar visual. Dengan hadirnya perkembanganmedia komunikasi yang pesat, dunia seakan menjadi semakin kecilkarenamediakomunikasitelahmembuatjarakwilayahmenjadibukanpenghalanglagiuntukmelakukansebuahprosespembelajaran.Artinya,dunia secara global seakan menjadi “global village” ditengah-tengahkehidupanmasyarakatdunia.Wargadunia seakan telah saling tahu,salingbergantung,dansalingmengenalantarasatudenganyanglain.Sehinggadenganbegitu,formatpalingnyatayangnampakterlihatdarirevolusi ke empat ialahmenonjolnya kecanggihan dan peranmediakomunikasi sebagai perangkat penting dalammembantu kelancaranprosespembelajaranmelaluipemanfaatanteknologi.

Jelasnya, empat tahapan revolusi sebagaimana terdeskripsikandalamnarasidiatas,menjadipancanganproseshistorisyangmelatariperkembangan teknologi pendidikan dari masa ke masa. Masing-masing era memiliki karakteristik permasalahan pembelajaran yangberbeda. Padatiapproblematika yangmuncul, akandisusul denganlahirnyarevolusiseiringperkembanganerapadamasatersebut.Siklusinilahyangpadahilirnyamenjadipatokanperkembanganbidangkajianteknologidalamduniapendidikan.

Sebagaisimpulansekaliguspenegasantentangwilayahontologiteknologipendidikantersebut,munculnyaproblematikadalamranahpendidikandapatdideskripsikanmelaluibeberapahal,antaralain:(1).Terdapatbeberapajenissumberbelajaryangdapatdimanfaatkanolehpebelajar, seperti misalnya pesan pembelajaran, media, perangkat,manusia, atau metode-metode tertentu dalam mengelola danmenyajikan materi ajar kepada peserta didik maupun lingkunganbelajar;(2).Pentingnyapengembangansumber-sumberpembelajaran,baik secara faktualmaupunkonseptual; (3).Pentingnyapengelolaanaktivitaspembelajaran serta sumber-sumberpembelajaran sehingga

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR58

dapatmemberikanmanfaatuntukkepentinganpembelajaran.Dengandemikian,dapatdisimpulkanbahwaruanglingkupperwujudanobyekontologikajianteknologipendidikanterletakpadatigaproblematikasebagaimanateruraidiatas.

2. Epistemologi Bidang Kajian Teknologi PendidikanBidang filsafat yang secara khususmembicarakan pengetahuan

mengenai nilai “kebenaran”, serta secara tidak langsungmempermasalahkan tentang bagaimana “cara” memperolehpengetahuantersebut.Apabilapemaknaantersebutdikaitkandengandunia pendidikan, maka epistemologi pendidikan mempersoalkanmengenainilai-nilaikebenarandaripengetahuantentangpendidikan,serta bagaimana cara menerapkan pengetahuan tersebut denganbenar.Poinpentingnyaialah,ketikaepistemologidihubungkandenganpendidikanmakaintiyangdipersoalkanialahmengenainilaikebenaranpendidikan serta bagaimana penerapan pendidikan agar mampu mencapainilai-nilaikebenarantadi.

Oleh sebab itu, apabila dihubungkan dengan bidang kajianteknologi pendidikan, maka diskursus tentang epistemologik ialahpadaupayayangdilakukanuntukmencarinilai-nilaikebenaranyangterkandungdalambidangteknologipendidikan.Nilai-nilaikebenaranterebut selanjutnya dimanfaatkan untuk memberikan solusi ataspermasalahanpendidikan.Dalamkonteks ini,epistemologiteknologipendidikan dipandang sebagai prinsip akademik-intelektualis berupa upaya-upaya konkrit yang dilakukan untuk menggapai kebenaranpengetahuandibidangteknologipendidikanitusendiri.52

Sekalilagi,dapatdikatakanbahwakehadiranteknologipendidikanmerupakan sebuah usaha dalam meraih kebenaran dari beragamproblematika yang ada di dalam dunia pendidikan, khususnyapembelajaran.Olehkarenanya,terdapatbeberapapoinyangpentingdiperhatikan saatmembahas tentang epistemologinya, di antaranyaialah: pertama, permasalahan pembelajaran dalam scope globalnyamemerlukan usaha solutif yang dicermati dan ditelaah secarakomprehensif dan simultan. Kedua, elemen-elemen yang memiliki

52 YusufhadiMiarso,Pengantar Teknologi Pendidikan,(Jakarta:FakultasPascaSarjanaIKIPJakarta,1984),hlm.166.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

59

kepentingandenganbidangteknologipendidikanharusdiintegrasikanke dalam sebuah kompleksitas untuk memcacahkan problematikapendidikan yang dihadapi. Ketiga, adanya integrasi dalam prosespembelajaran yang kompleks, sepatutnya melewati suatu prosesyang bersifat sistemik. Arti sistemik dalam konteks ini ialah suatuproses yang dilakukan secaramenyeluruh, sinergis antarkomponen,sertamencakupdayalipatyangmaksimal.Sinergismeyangdemikianini secara otomatis menjadi daya pemicu terbukanya solusi ataspermasalahanpendidikanyangdihadapi.

Melalui beberapa poin di atas, kita dapati bahwa epistemologibidangkajian teknologipendidikanmemiliki cirikeunikanyangtidakdapatdideskripsikanolehbidangkajiansebelumnyayangpernahada.Oleh karena inilah maka tujuan epistemologi teknologi pendidikanberpancang pada diperolehnya kebenaran yang bersifat solutif ataspermasalahan-permasalahan pendidikan yang ada, melalui upayarasionalisasi yang bertujuan untuk menyeimbangkan kebutuhanpendidikandenganeraperkembanganzaman.

Epistemologi dalam konteks kajian teknologi pendidikan merupakansebuahhalyangvitaldipelajari,sebabmelaluipemaknaanepitemologiyangtepat,teknologipendidikanakanmampumelakoniperanutamanyauntukmencarijawabanatasproblematikapendidikanyang ada dalam lingkup aktivitas pembelajaran individu melaluiberagamcara,olehsiapasaja,dimanasaja,dankapansaja.

3. Aksiologi Bidang Kajian Teknologi PendidikanAksiologi teknologi pendidikan merupakan kelanjutan tahap

setelahhakikatontologidanepistemologiteknologipendidikantelahtuntasdipahamidandilakukan.Melaluikajianaksiologi,akanterkuakbagaimana pengimplementasian dan pengaplikasian aspek ontologis serta epistemologis bidang kajian teknologi pendidikan tersebut ke dalam dunia pendidikan agar mampu berfaedah dan memberikanmanfaatnyatakepadapadapenggunapendidikan-baca:stakeholders- secaramaksimal.Aksiologiteknologipendidikanmerupakankomponenperwujudanaspek“tujuanbesar”pemanfaatanbidangkajianteknologipendidikan,sehingganilai-nilaiyangterkandungdidalambidangkajiantersebutdapatdimanfaatkanolehduniapendidikansecaraglobal.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR60

Aksiologimerupakan sebuah nilai yang dapat digunakan untukmenentukanmanfaatdarisuatupokokpersoalanyangtengahdikaji.Persoalanyangdimaksuddalamkajianontologiteknologipendidikanmengungkap etika, nilai moral, keindahan nilai seni, atau seringdiistilahkan dengan estetika. Oleh karenanya, banyak pakar yangmenyamakanaksiologiinidenganetika,yangjikaditerapkandiduniapendidikan maka ontologi teknologi pendidikan memiliki similaritas denganapayangdisebutsebagaietikapendidikan.Problematikakhasyangmengitarilingkupontologiteknologipendidikaniniialahtentangmemberdayakan internalisasi nilai-nilai moral dalam wujud tingkahlaku yang terpuji dalam perspektif pendidikan (educated behaviour perspective).

Olehkarenanya, tujuan teknologipendidikandalampersepektifontologik dapat diidentifikasi dalam beberapa poin. Pertama, meningkatkanproduktivitasbidangpendidikan.Halinidapatterlaksanamelalui beberapa cara, di antaranya ialah: (1). Memfasilitasi parapendidikdalamhalmanajemenwaktu.Artinya,teknologipendidikanharus dapat membantu pendidik untuk menggunakan waktusecaraefektifdanefisien; (2).Mempercepat tahapanprosesbelajarpara peserta didik. Dengan adanya teknologi pendidikan, manfaatyang diperoleh salah satunya terletak pada tercapainya efektifitaspencapaiantahapanbelajarparapesertadidikyangmengikutiprosespembelajaran;(3).Meringankanbebanakademikparapendidikdalamtugasnya menyampaikan pesan pembelajaran kepada para pesertadidiknya.Kedua, teknologi pendidikan bertujuan untuk memberikan opsisolutifatasproblematikapendidikanyangterjadidimasyarakat.Halinidapatdicapaiolehbidangkajianteknologipendidikanmelalui:(1). Menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan pesertadidik mampu berkembang sesuai kompetensi yang dimilikinya; (2).Mereduksi dominasi pendidik yang masih bersifat konvensionaldan kaku dalam mengiringi proses pembelajaran. Ketiga, teknologi pendidikanmemberikancelahbagiterbukanyalandasanpembelajaranyang bersifat empiris-ilmiah. Hal tersebut dilakukan melalui: (1).Mengambil landasan berpikir empiris yang berasal dari riset-risetilmiah untuk dijadikan bahan pengembangan produk pembelajaran;(2). Membuat perencanaan pembelajaran dalam struktur yangsistematis.Keempat, teknologipendidikanmemungkinkanterjadinya

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

61

prosespembelajaranyangakrabdenganlingkunganbelajarkondusif,baikdalamsituasibelajardidalamkelas,maupundiluarkelas.Kelima, teknologi pendidikan memungkinkan pemerataan dan perluasan penyajian pendidikan, yang dapat dilakukan dengan cara: perluasanpemanfaatan sumber daya yang tersedia; dan perluasan wilayahpenyampaian pesan pembelajaran tanpa mengenal batas territorialwilayah.

Berdasarkandeskripsidiatas,dapatdisimpulkanbahwapancanganaksiologis teknologi pendidikan dapat ditegaskan dalam beberapa poin utama,diantaranyaialah:pertama, teknologi pendidikan berpancang padaupayapemerataandanperluasankesempatanbelajarkepadaparapesertadidikdalamsebuahdesainsistempendidikan.Kedua, teknologi pendidikan senantiasa menjalankan posisinya untuk berusashamelakukan peningkatan kualitas pendidikan melalui beberapa cara,antaralain:menyempurnakandesainkurikulumyangsudahada,ataujuga meningkatkan kualitas dan kapabilitas pendidik (sumberdayamanusia)melaluiberagampelatihanpengembangankompetensi,sertamenyediakanberagamsaranauntukmenunjangprosespembelajaran;menyempurnakandesain pendidikanmelalui pengembanganbidangpenelitiandanriset-risetilmiahagarmampubersifatadaptifterhadapdinamikaperkembanganzaman;danmeningkatkanperanpartisipatifmasyarakat melalui beragam sumber dan wadah pendidikan yangdimanfaatkansecaraoptimal.Melaluiduapoinutamatersebut,yangkemudiandirincikedalambeberapalangkahpraktisnya,makasecaraaksiologis teknologi pendidikan akan mampu menciptakan sebuahsistempembelajaran yang ilmiah, produktif, bersifat actual, berdayaseraptinggi,dansekaligusmerataditengah-tengahsivitasakademika.53 Poinpenting lainnyayangdapatdisimpulkandaridiskursusaksiologiteknologi pendidikan yakni penekanan nilai-nilai akomodatif bidangkajian teknologi pendidikan sebagai sebuah implikasi logis daripenerapanteknologipendidikandalamkehidupanmasyarakat.

53 David H. Jonassen, Teknologi Pembelajaran dengan Suatu Pendekatan Perspektif (Konstruktif),hlm.109.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR62

B. LANDASAN TEORETIS TEKNOLOGI PENDIDIKANSebagai suatu ilmu terapan, teknologi pendidikan memiliki

basis pengetahuan yang bersifat teoretis serta teruji kebenarannya.Secara ilmiah, kategorisasi ilmu yang menjadi landasan teknologipendidikan terdiri atas berbagai disiplin keilmuan. Salah datu pakardi bidang teknologi pendidikan mengemukakan tiga basis kelimuanutamayangmenyokongteknologipendidikanpadaaspekteoretisnya,diantaranyaialah: ilmukomunikasi, ilmutentangperilaku,serta ilmumanajemen.54Didalambukunyayanglain,Miarsomenjelaskanbahwailmu fisika dan rekayasa (physical science and engineering) turut pulaberperandalammenopangkeilmuan teknologipendidikan.Haltersebutnampakdariberagamprodukyangdihasilkanmelaluicabangkeilmuan tersebut, seperti misalnya laboratorium bahasa, televisi,laptop, dan sebagainya. Di samping itu, aspek keilmuan teknologipendidikantidakdapatdilepaskanpuladariteorikomunikasisebagaipenunjang teoretisnya, terutama teori komunikasi yang membahastentang komuniikasi personal. Basis keilmuan lain yang berperandalammenunjangbidang teknologi pendidikan ialah ilmumengenaiperilakumanusia.MengutiptesisyangdikemukakanolehLumsdaine,iamenyatakanbahwailmuperilaku,terutamateoribelajar,memilikiperanpokokdalammengembangkanbidang teknologi pendidikan.55 Secara lebih rinci turutdiungkappula salah satu tokohdibalik ilmuperilakutersebutyangsecaratidaklangsungturutmenetaskanembrioteknologipendidikan.TokohtersebutialahThorndikeyangmengusungteori psikologi perkembangandenganpostulatutamanyadalamtigadalil,yaitu:latihandanulangan;akibat;dankesiapan.

Beberapa pandangan yang telah dideskripsikan tersebut dapatmemberikan gambaran tentang landasan teoretis yangmembingkaiberkembangnya kajian di bidang teknologi pendidikan. Berikut akanpenulisbahasmengenaitigaragamteoriyangmenjadilandasanutamadariteknologipendidikan.Ketigateoritersebutialahilmukomunikasi,ilmutentangperilaku,danilmumanajemen.

54 YusufhadiMiarso,Pengantar Teknologi Pendidikan…,hlm.167.55 Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana-Prenada

MediaGroup,2004),hlm.111.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

63

1. Teori Ilmu KomunikasiDiantara sekian banyak cabang keilmuan, basis teoretis

keilmuan yang menjadi pancangan bidang teknologi pembelajaranialah teori komunikasi. Alasan yang melatari pernyataan tersebutlebih dikarenakan esensi belajar sebagai suatu proses penyampaianinformasi dan pesan-pesan pembelajaran dari si penyampai pesanpembelajaran-baca:pendidik-kepadapenerimapesanpembelajaran-baca:pesertadidik.Dalamkajianyanglebihspesifik,padahakikatnyapembelajaranmerupakanproseskomunikasiyangdilaksanakanolehpendidikberbarengandenganpesertadidiknya.Komunikasiduaarahtersebutdilakukandenganmemanfaatkanmediapembelajaranyangdisesuaikan dengan konteks situasi dan kondisi dimana pembelajaran tersebutdilakukan.

Sebagaimanadeskripsidalampembahasansebelumnya,teknologipendidikanlahirsalahsatunyadisebabkanolehfaktorperkembanganilmu pengetahuan dan dinamika kebutuhan manusia akan kualitaspendidikan yang semakin baik. Proses menuju pada tercapainyakualitastersebutmunculmelaluiperankomunikasiantarmanusiayangmembicarakan diskursus tentang peningkatan kualitas pendidikan,sehinggamuncullahide-idedaninovasi-inovasidibidangpendidikan,khususnya pembelajaran. Komunikasi memang telah sejak lamadilakukanolehindividuuntukmenyampaikaninformasikepadaoranglainsehinggaoranglainmampumemilikipengertianyangtidakberbedadenganindividuyangmengkomunikasikantersebut.

Secaraharfiah,komunikasiberasaldarikata“communicare”yangberarti “sama”. Makna “sama” dalam bahasa Latin “communicare” tersebutyaknikesamaanyangterbangunantarakomunikator(subjekyangmemberikaninformasi)dankomunikan(subjekyangmenerimainformasi).Apabiladitilikdariasalkata“to communicate”,makadapatdipahami makna komunikasi sebagai usaha dalam mengutarakanpendapat, menyampaikan informasi, menegaskan perasaan, atausejenisnya dengan tujuan untuk dipahami dan diketahui oleh oranglain. Melalui aktivitas komunikasi, komunikator atau pembicaramemilikikeinginanuntukmenyampaikangagasan,ide,perasaan,ataupikirannyakepada individu lainyangmenjadi lawanbicaranya-baca:

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR64

komunikan.Sehinggadenganadanyainteraksitersebutmakamaksudyangdikemukakanolehpembicaraakandapatdimengerti.

Makna lain yang bisa didapatkan dari pengertian komunikasiialah“to share” yangberartiberbagi,atau“to exchange” yangberartibertukar(infromasi,pendapat,perasaan,dansebagainya).Komunikasidapat dilakukan melalui berbagai cara, mulai dari isyarat (gesture), kata-kata (words),suara(voices),ataugerakanbadan(act), atau juga raut wajah (expression). Demikian kompleksnya permasalahan yangmelingkupikehidupanmasyarakat,makaperanpenyampaiangagasanlewatkomunikasiantarindividuperludilakukansecaraefektif.Hal initidakterlepasdarikeinginanuntukmencapaitujuanyangdiinginkan,termasukpuladalampendidikan–bacapembelajaran.

Para pakar pendidikan memberikan beragam tesis untuk menformulasikanformatkomunikasiyangefektif.Salahsatudiantaratesistersebutmenyatakanformulakomunikasiefektifdalambeberapakarakteristik pokok, antara lain: pertama, komunikasi merupakan sebuahusahayangmemangdisengajadanmemilikitujuantertentu.Kedua, komunikasi merupakan suatu proses tertentu. Ketiga, komunikasi memiliki makna yang simbolis. Keempat, komunikasi memilikisifatyangtransaksional.Kelima, komunikasi menuntut pola Kerjasamadanpartisipasidariparasubjekyangterlibatdidalamnya.Keenam, komunikasi merupakan aktivitas yang tidak tersekat olehruangdanwaktu.56

Sebagai bentuk aktivitas yang bersifat interaktif, komunikasimemiliki komponen-komponen penunjang di dalamnya. Setidaknyaterdapat empat komponen dalam komunikasi, di antaranya ialah:(a). Komunikator/subjek pengirim pesan; (b). Message/pesan (yangdisampaikan); (c).Channel/saluran; (d).Komunikan/subjekpenerimapesan.Keempathal tersebutmemilikiperansebagaikomponen intidalam suatu aktivitas komunikasi. Dalam sebuah komunikasi, pesanyangingindisampaikanmerupakansebuahgagasanatauideyangbisaberbentukpengetahuan,nilai,ataupemikiran-pemikiran.Komunikasiini baru dapat terjadi apabila ada pihak yang menjadi penerimapesan -baca: komunikan. Pesan berupa ide atau gagasan yang ingindisampaikan oleh komunikator pun tidak sebatas pada pesan yang

56 BambangWarsita,Teknologi Pembelajaran…,hlm.99.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

65

sifatnya lisan atau langsung saja, akan tetapi juga dapat berbentukpesan tertulis. Apabila berbentuk lisan, maka pesan disampaikandengancaraberbicarasecaralangsungkepadalawanbicaraatausubjekpenerimapesan,atudapatjugadilakukandenganmemanfaatkanmediatertentu.Selanjutnyamdalamproseskomunikasiyangterjalin,mulanyasubjek yang manjadi komunikan (penerima pesan atau informasi)dapat berganti fungsi menjadi komunikator (penyampai pesan atauinformasi); atau sebaliknya, dari seorang komunikator beralih fungsimenjadikomunikan.Inilahyangpadaakhirnyadikenaldenganistilahkomunikasitimbalbalik,dimanakomunikasiyangterjalinmerupakansebuahinteraksi.

Merujuk pada pendapat Dale, terdapat beberapa modelkomunikasiyangpenulispaparkandalamsubbabberikutini.

a. Model Komunikasi David BerloModel komunikasi ini dipelopori oleh seorang pakar

bernama David Berlo. Dalam teorinya, Berlo mengembangkanmodel komunikasi yang bertumpu pada empat konsep utama,yaitusource (sumber),message (pesan),channel (saluran),sertareceiver (penerima).VisualisasidarimodelkomunikasiBerlodapatdilihatmelaluigambarberikutini.

Source(Sumber)

- Keterampilan-Pengetahuan-Sikap- Sistem-Kebudayaan

Message(Pesan)

- Unsur-Perlakuan-Lambang- Isi-Struktur

Channel(Saluran)

- Pendengaran - Peraba - Pengecap- Penglihatan-Penciuman

Receiver(Penerima)

- Keterampilan-Pengetahuan-Sikap- Sistemsosial-Kebudayaan

Gambar 3.1 ModelKomunikasiDavidBerlo

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR66

Dalam model komunikasi David Berlo ini, diperkenalkanempatkonsepyangseringdisebutdenganS-M-C-Rmodel,yangterdiri atas sources (S);message (M);channel (C);sertareceiver (R). ke empatunsur yang tercakupdi dalammodel S-M-C-R inimerupakan satu rangkaian yang dilaksanakan dalam jangkauanteknologipendidikan.

b. Model Komunikasi W. Weaver dan C. ShannonModel komunikasi yang dicetuskan oleh Warren Weaver

dan Claude Shannon merupakan salah satu di antara modelkomunikasi yang sering dijadikan acuan konseppengembanganbidangteknologipendidikan.Secaravisual,modelkomunikasiinidapatdideskripsikanmelaluigambarberikutini.

Sumber Informasi Pentransmisi Sinyal Penerima Sasaran

Pesan Sumber Gangguan Pesan

Gambar 3.2 ModelKomunikasiWeaverdanShannon

Model Shannon dan Weaver merupakan suatu modelkomunikasi yang berbasis pada konsep linearitas dalam teorimatematika. Artinya, model yang memiliki arah tertentu yangbersifat tetap dari sumber komunikator menuju penerima. Didalammodelkomunikasi ini,akanada informasikhususapabilaada sumber gangguan yang dapat mereduksi kelancaran dankeberhasilandalamproseskomunikasiyangsedangberlangsung.Sehingga,apabilaterjadigangguankomunikasimakakomunikatormenjadi pihak yang bertanggungjawab untuk menghadirkanbentuk-bentuksinyalagardapatmengatasiproblematikaberupagangguan tadi. Dari deskripsi tersebut, maka jelas terlihatadanyaperangandadariseorangkomunikatoryangtidakhanyabertindak sebagai subjek pelaku komunikasi, akan tetapi jugaturutbertanggungjawabapabilaterjadigangguanselamaproseskomunikasiberlangsung.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

67

c. Model Komunikasi W. Schramm ModelkomunikasiyangdicetuskanolehWilburSchrammini

merupakan bentukmodifikasi darimodel yang telah dilahirkanolehWeaver dan Shannon, berbasis pada hasil risetnya dalambidangkajianmediapembelajaran.Hasilrisetyangdilakukannyatersebut menjadi menyokong keilmuan tentang media dalamteknologipendidikan.Sebagaibahandeskripsi,modelkomunikasiSchramminidapatdilihatmelaluigambarberikutini.

Feedback

Gangguan

Sinyal Decoder Penerima Pengirim Encoder

Lingkup Pengalaman Lingkup Pengalaman

Gambar 3.3 ModelKomunikasiSchramm

Beberapamodelkomunikasiyangtelahdipaparkanmelaluideskripsidiatas,padahakikatnyamemberikangambarantentangkonseppembelajaransebagaisuatuproseskomunikasi.Penerapankegiatanpembelajaranyangadakaitannyadenganrelasiantarapesertadidikdanpendidik,tentusajamelakukanapayangdisebutdengan komunikasi. Dalam konteks ini, yang bertindak sebagaikomunikator ialah para pendidik, sedangkan para peserta didikberperansebagaikomunikan.

Komunikasiyangdijalankandalamprosespembelajarantentuharusmemilikiefektifitasdanefisiensiyangtinggi.Dengankatalain,komunikasiyangbaikharusdapatmenangkap,mengetahui,danmemahamipesanpembelajaranyangdisampaikanolehpendidikmelalui materi ajar. Bruner dalam teorinya mengungkapkanstrategi-strategi yang dapat dilakukan untuk membuat suatukomunikasidapatberjalansecaraefektif.Strategiyangdimaksudantaralain:

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR68

(1). Komunikator (pendidik) selayaknyamelengkapidiridengankapabilitas melakukan komunikasi yang baik dengankomunikan(pesertadidik).Komunikasiyangdipahamidalamkonteks ini ialah kapabilitas berbicara, memakai bahasa,sertakapabilitasuntukmenulis.

(2). Komunikan(pesertadidik)selayaknyamemilikikemampuanmerespon serta menerima materi pembelajaran yangdisampaikan oleh pendidik. Pesan pembelajaran yangterurai melalui materi ajar tersebut dapat direspon dalam bentuk melihat, mendengar, atau menerjemahkan pesanpembelajaranyangdiberikanolehkomunikator(pendidik).

(3). Komunikator (pendidik) serta komunikan (peserta didik)selayaknya memiliki pemikiran yang senantiasa positif(positive thinking).Artinya,pendidikmaupunpesertadidiksama-samamemilikikomitmensalingmenghargaisatusamalainnya.

(4). Antara komunikatordengan komunikan keduanyamemilikiI’tikaduntuksalingmerendahkansatusamalain.Meskipuntidak dapat dipungkiri bahwa akan ada berbagai macamperbedaan yang melatari keduanya, misalkan pada faktorbudaya,ekonomi,maupunadat-istiadat.

2. Teori Belajar dan PembelajaranTeori pembelajaranmerupakan sebuah rumpun keilmuan yang

tidak hanya mendiskusikan tentang bagaimana seorang pesertadidik dapat belajar, akan tetapi juga mengkaji aspek lain yangmempengaruhi proses pembelajaran peserta didik seperti misalnyasisipsikologis,antropologis,biologis,maupunsosiologisnya.Kaitannyadengan teknologi pendidikan, Warsita menyatakan bahwa prinsip-prinsipyangadadidalamteoribelajardanpembelajaranmerupakanbasispenopangkonstruksibangunanpengetahuanyangdimilikiolehbidangkajianteknologipendidikan.Dalamkonteksini,prinsip-prinsipyangdimaksud ialahmelaluiperspektifkeilmuanpsikologi, terutamadiskursusmengenaiteoribelajardanpembelajaran.

Secara umum, distingsi pembahasan antara teori belajar danteori pembelajaran perlu dipahami terlebih dahulu. Teori belajar

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

69

merupakan basis hipotesis tentang bagaimana proses belajar parapeserta didik tersebut dapat berlangsung, melalui pengalaman danpenelitianyangtelahterujikebenarannya.Sedangkanprinsip-prinsipbelajar berposisi sebagai konsep belajar yang seharusnya dapatditerapkandidalamaktivitaspembelajaran.Sementaraitu,cara-carauntukmembuatseseorangdapatbelajardenganbaik,menjadifokuspembahasan dalam prinsip-prinsip pembelajaran. Dengan kata lain,teori pembelajaran membicarakan tentang beragam prinsip yangdigunakanuntukmemecahkanproblematikapembelajaranpada sisiteknisnya.Untukitu,kajiantentangbagaimanaperanteoribelajardanpembelajaran di dalam bidang teknologi pendidikan, penting untukdibahassebagaipilarteoretisnya.

Terlebih, paradigma yang digunakan di dalam kajian teoripembelajarantergolongpadapendekatandeduktif-induktif.Snelbeckerberpendapatbahwaparaakademisiyangmemakaiparadigmadeduktif-induktif memiliki kecenderungan menggunakan perspektif teoripembelajaran, sedangkan para pakar yang memiliki kecenderunganmenggunakan fakta-fakta terlebih dahulu dan cenderung memakaiterminology teknologi pembelajaran. Dengan demikian, secarateoretis,padadasarnyateoripembelajaranmemilikisimilaritasdenganteknologipembelajaran.Sedangkandalamranahpraksisnya,teknologipembelajaran merupakan implementasi dari teori pembelajaran tersebut.

Berlandaskan pada deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwateori belajar berkutat pada aspek naratif-deskriptif yang menguraiberdasarkanrelasiresiprokal–baca:sebab-akibat(kausalitistik)-terkaitbagaimana individu belajar. Sedangkan teori pembelajaranmemilikikecenderungan pada pola preskriptif yang dimulai dari penentuantujuan dan target akhir, kemudian dicari cara yang sekiranya dapatdilaksanakan untuk mencapai tujuan dan target tersebut. Berikutdijelaskanteoribelajardanteoripembelajaransecaraberurutan.

a. Teori BelajarDalam pembahasan buku ini, teori belajar secara kritis

dikemukakan berlandaskan pada aliran-aliran psikologi yangpernahada,misalnyaaliranpsikoanalisis,asosiasi,behaviorisme,

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR70

gestalt, dan sebagainya. Dari tiap aliran tersebut membahaskonsep belajar sebagaimana pandangannya masing-masing.Diantarateoribelajaryangdibahasdidalambukuiniantaralain:1). Teori Belajar Behaviorisme Pencetus teori behaviorisme, Edward L. Thorndike,

mulai mengemukakan teori tersebut pada tahun 1874-1949 setelah munculnya teori koneksionisme. Thorndikeberpendapat bahwa aktivitas belajar akan terjadi bila adaduahalyangterjadididalamnya,yaitustimulusdanrespon.Terkaitdengankonsepstimulus-respontersebut,Thorndikemengemukakan tiga hukum belajar utama. Pertama yaitulaw of readiness (hukumkesiapan); law of exercise(hukumlatihan/pengulangan); serta law of effect (hukum akibat).Dalamteoriinidinyatakanbahwaresponbelajarakanterjadijikamunculsalahsatudariketigahukumbelajartersebut.

Penjelasanlebihdetailmengenaitigahukumbelajartersebut,dapatdideskripsikansebagaiberikut:pertama, yaknihukumkesiapan (law of readiness) merupakankondisiyangberfokuspada kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran.Apabilaindividupebelajarmemilikikesiapanbaiksecarafisikmaupunpsikis,makaketikastimulusada,akanmenghasilkanresponkesiapanbelajardariparapesertadidiktersebut.HalinijugadiungkapSchunkyangmenyatakanbahwapadasaatpesertadidiksiapuntukmempelajarisuatutindakantertentu,makaperilaku-perilakuyangmenyokongkelancaranprosespembelajaranakanmampumenghasilkan imbalan.57kedua, yaituhukumlatihan/pengulangan(law of exercise) berujuan untuk memberikan pemantapan skill atau keterampilan pada diripesertadidik.Semakinmeningkatintensitaspengulanganmelalui latihan, maka penguasaan keterampilan pesertadidikakansemakinbaikdanmahir.Dengandemikian,secaraotomatis respon belajar peserta didik pun akan semakinmeningkat pula.Ketiga, ialah hukumakibat (law of effect) dimaksudkan sebagai pemahaman yangperlu dimiliki olehpendidikuntuktidaklupadalammemberikanapresiasiatau

57 DaleH. Schunk, Learning Theories an Educational Perspective (terj. EvaHamidah danRahmatFajar),(Yogyakarta:PustakaPelajar,2012),hlm.103.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

71

penghargaanatassetiapperkembanganbelajarparapesertadidiknya yang bersifat positif. Reward atau penghargaantersebut dapat diberikan dalam berbagai bentuk. Halterpentingdaripemberianreward tersebutlebihpadaupayamemunculkanmotivasibelajarpesertadidik,sekaligusjugamampu memperkuat respon positif berikutnya dari diripesertadidik.

Perspektifbehaviorismememandangbelajar sebagai suatuprosestransformasitingkahlakuyangdialamiindividukarenaadanya stimulus yang diterima dari lingkungan eksternaldi luar dirinya. Proses belajar dimungkinkan untuk terjadikarena individu memberikan respon atas stimulus yangditerimanyadarilingkungan.Terlebih,jikastimulustersebutberbentukpengalamanyangberpengaruhpadadiriindividu,sehingga individu tersebut memberikan respon denganmenunjukkanperubahanperilaku.Dengandemikian,makaproses seseorang merespon stimuli pengalaman (belajar)dapatdimodifikasiataudimanipulasimelaluicarapengaturanlingkunganbelajar.Prosespengkondisianlingkunganbelajarini yangmenurutWarsita dikatakan sebagai prinsip utamateoribehaviorisme.

Teoribehaviorismemenyandarkanprinsipteoretisnyapadaprosestransformasiperilakuindividuyangsangatdipengaruhioleh kondisi lingkungan yang ada di sekeliling individutersebut.Lingkunganbelajarmemberikanberagamkejadianyang mampu menstimuli seseorang dengan pengalaman-pengalamandidalamnya.Melaluipengalaman-pengalamanitulah,seorangindividudapatmelakukanprosesbelajaruntukdirinyasendiri.Belajardimakmaisebagaiprosesperubahantingkahlakuyangmerupakanmanifestasidaristimulusdanresponyangsifatnyadapatdiamati(observable).

Pandangan teori behaviorismemenempatkan tingkah lakusebagaibagian integraldari setiap individuyang terbentukmelalui kebiasaan dan pengulangan yang dilakukan olehindividutersebut.Padatiapdetailtingkahlakumanusiayangmemunculkanrespondidalamnya,makateoriinimemandangperlu adanya suatu reinforcement atau penguatan agar

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR72

terjadi pengulangan pada tingkah laku tersebut sehinggamenjadi tingkah laku yang baru dan sesuai dengan yangdiharapkanolehpemberistimulus.Dalamranahpendidikan,teori Skinner ini dapat diimplementasikan melalui proses pembelajaran berprogram yang pada perkembangannyalantasmelahirkan inovasimelaluiteaching machine (mesin pembelajaran).Padakonteksyangkekinian,teaching machine inidikembangkandalampembelajaranberbasiskomputer.

Paradigmateoribehaviorismemenjelaskanbahwaindikatorproses belajar yang dialami seseorang dapat dilihat dariperubahan perilaku belajar yang ditunjukkannya sebagaibentukresponatasstimulusbelajaryangdiperolehmelaluilingkungan. Pandangan lain dari teori ini mengatakan jikaperubahan perilaku belajar seseorang harus berbentukperubahan perilaku yang dapat diobservasi atau diamati,sehingga kurang memberikan porsi khusus pada “proses”yang dilalui ketika seseorang belajar. Paradigma sertapandangan ini tentu tidak bisa mendeskripsikan kondisidan situasi belajar yang sifatnya kompleks, namun ia lebihmenekankan pada tahapan berpikir linear yang dialamiseseorang. Pancangan pokok yang diambil sebagai basisbehaviorismeiniialahadanyaperubahantingkahlakuyangdapat dilihat dan diamati secara indrawi, bersifat nyata(empiris)dankonkrit.Atasdasarpemikirantersebut,makakritikan terhadap teori behaviorisme inipun bermunculan.Salah satu diantaranya menyatakan bahwa teori ini tidakmampu menjelaskan kondisi lingkungan belajar yangbersifat kompleks. Teori behaviorisme juga dinilaimemilikikekurangankarenapesertadidikdiarahkanuntukberpikiranlinear,tidakmemilikikreatifitasyangbaik,sertacenderungberpikirandivergen.

Berdasarkan paradigma tersebut, maka peran pendidikmemilikiposisisentraldalampandanganteoribehaviorisme.Disamping pendidik, para perancang pembelajaran,pengembang program pembelajaran, dan pengembang dibidangteknologipembelajaranturutberperanpentingpuladalam sebuah proses pembelajaran. Urgensi pendidik dan

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

73

beberapa pihak lain yang penulis sebutkan sebelumnya,lebihkepadaperanmerekadalammenentukankarakteristiklingkunganbelajar.Melaluiperanbeberapapihaktersebut,peserta didikmampu beradaptasi dengan fasilitas, media,danmateri pembelajaran yang disediakan oleh lingkunganbelajar mereka. Selain itu, keberhasilan pembelajarandianggap bisa dicapai jika tujuan belajar ditentukan secara spesifikdanjelasagartargetbelajardapatterukurdandapatdicapai.

Prinsip-prinsip yang ada didalam teori behaviorismedapatdikategorisasikan menjadi dua mayor. Pertama, respon yang diberikan oleh individu atas stimulus belajar yangditerimanya, harus diberikan umpan balik langsung (direct feedback) agarindividutersebutbisamengetahuiketepatanrespon yang telah diberikannya. Kedua, jika respon yangdiberikan oleh individu sudah tepat, maka perlu adanyasuatu penguatan (reinforcement). Dengan demikian, dapatdikatakan bahwa teori behaviorisme memiliki tiga prinsiputama,yaknistimulus-respon,umpanbalik(feedback),danpenguatan (reinforcement).

Proses perancangan aktivitas pembelajaran dalampandanganteoriberhaviorismedilakukanberdasarkanpadatahapan-tahapan tertentu. Urutan tahapan tersebut dapatdijelaskansebagaiberikut:(1).Menentukantargetdantujuanpembelajaran;(2).Melakukananalisisdilingkunganbelajar,salahsatunyamelaluiidentifikasiataspengetahuanawalyangdimilikipesertadidik;(3).Memfokuskanpadaperolehannilaihasil pembelajaran; (4). Memformat pembelajaran dalambentuk parsial (sub bagian kecil) yang mencakup pokokbahasan,subpokokbahasan,tema,topik,dansemacamnya;(5).Penyajianmateripembelajaran; (6).Penyajianstimulusdalambentukpertanyaantulisdanlisan,kuisatautes,tugas-tugas,ataulatihan;(7).Observasidankajianatasresponyangdiberikanolehpesertadidik; (8). Pemberian reinforcement (penguatan)yangdapatbersifatpositifatausebaliknyadalambentuk hukuman; (9). Pemberian stimulus-stimulus yangbaru;(10).Observasidankajianatasresponyangdiberikan

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR74

olehpesertadidik;(11).Pemberianreinforcement baru atau hukuman;danbegituseterusnyatahapan-tahapantersebutberulangdaritahapawalhinggaterakhir.

Proespembelajarandari era klasikhinggamoderndewasaini, banyak menggunakan teori behaviorisme sebagaipancanganfilosofisnya,khususnyapadadesainpembelajaranyang bersifat dasar atau permulaan. Sebagai salah satulandasanteoretis,behaviorismetidakterlepasdariberagamkritikanyangdikemukakanolehbeberapapakarpendidikan.Diantarakritikanyangdiajukankepadateoriiniantaralain:pertama, teori behaviorisme tidak dapat dimanfaatkansecarameratapadatiapprosespembelajaran,karenateoriinikurangdapatmengakomodiraktivitasberpikirmanusia.Kedua, teoribehaviorismetidakbisamendeskripsikandesainpembelajaranyangmemilikikompleksitasmateriajar.Ketiga, teori behaviorisme merancang tujuan pembelajarannyadalamlingkupyangterlaluspesifikdanrigidsehinggakurangdapatmelingkupitujuanpembelajaranyangglobal.Keempat, teoribehaviorismememilikikeyakinanterlalutinggitentangrelasiyangterbentukdariprosesbelajardenganterbentuknyaperilakuyangbenardariparapesertadidik.Padahal,terdapatbeberapafaktoreksternallainnyayangturutmempengaruhiterbentuknyaperilakuyangbenardariparapesertadidik.

Dalam hal ini, Thorndike memberikan penekanan padaurgensitas aspek pembiasaan dalam sebuah prosespembelajaran. Upaya mendidik anak -baca: peserta didik-memerlukan sebuah pola kehati-hatian dari pendidik,terutama ketika pendidik menentukan pola pembiasaanapayangakandiberikankepadapesertadidiknya.Fokuslainyang terkait dengan pola pembiasaan ini ialah konsistensipembiasaanyangdiberikanolehparaguru.Artinya,stimulusberupapembiasaan-pembiasaantersebutharussecaraajeg dankontinudiberikan,sebabjikatidak,makapesertadidikakandibingungkanolehpembiasaanyang inkonsistenatauberubah-ubah.

DinamikaperkembanganteoriinikemudiandilanjutkanolehseorangtokohbernamaIvanPavlov.Dalamtesisnya,Pavlov

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

75

memunculkansatuteoriyangdisebutdenganpengkondisianklasik (classical conditioning). Teori tersebut berpendapatbahwastimulusakandapatmengkondisikanresponseseorang.Dengan kata lain, respon yang ingin dimunculkan dapatdikondisikan dengan jalan membentuk stimulus tertentu.TeoriPavlovinidilandaskanpadahasilujilaboratoriumyangdilakukanpadabinatang.Pavlovmelakukaneksperimennyaatas keuarnya air liur seekor anjing yang ia berimakanan.Hal ini dikondisikan oleh Pavlovmelalui nyala lampu yangdihidupkanpadatiapsesipemberianmakanankepadaanjingtersebut.Ternyata,eksperimenPavlovmembuktikanbahwameskipun makanan tidak diberikan, namun saat lampudinyalakanmakaairliuranjingtetapmenetes.Keluarnyaairliur anjing dikondisikan oleh stimulus berupa nyala lampu.Maka,Pavlovmenyimpulkanbahwapengkondisianpentinguntuk dilakukan dalam tiap proses pembelajaran, agarpesertadidikdapatbelajardenganbaik,danbukankarenamateri pelajaran yang disampaikan semata.58Melalui ujieksperimeninilah,Pavlovmeyakinibahwastimulusapapunyang dirasakan, merupakan hal yang dapat dikondisikanuntukresponapapunjugayangingindibuat.

Teoribehaviorismejugamengenalsatuistilahyangdisebutoperant conditioning. Tokoh yang berpengaruh dalammelahirkan isitlah ini ialah B.F. Skinner. Berbeda dengaeksperimenPavlovpadaseekoranjing,Skinnermelakukanujicobapadaburungmerpati.Iamemberikanstimulustertentukepada merpati, dan kemudian ia melakukan penguatan(reinforcement) melalui cara memberikan makanan kepada merpatitadi,hinggaSkinnermemperolehkelakuanmerpatiseperti yang ia inginkan. Setelah kelakuan yang dipelajarimerpatitersebuttelahajeg, maka reinforcement pun dapat dikurangisedikitdemisedikit.

Kaitannyadenganteoritentangoperant conditioning,Skinnermengungkapkanduajenisresponyangdapatdiidentifikasikan.Pertama, yaituresponresponden(reflexif response).Responinimerupakan bentuk respon yangmuncul sebagai akibat

58 DaleH.Schunk,Learning Theories an Educational Perspective…,hlm.112.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR76

rangsangan tertentu, misalnya seperti keluarnya air liuranjingkarenaadanyamakanan.Jenisrespon inicenderungberlaku tetap, karena respon yang sama akan selaludiberikan jika ada stimulus yang samapula. Stimulus yangada dalam jenis reflexif response iniakanselalumendahuluimunculnyasuaturespon.Kedua, yaknioperant response atau instrumental respons. Responinitimbulsebagaiakibatdarisuatu stimulus berupa rangsangan yang sebelumnya telahdikembangkan terlebih dahulu. Dan sifatnya memperkuatstimulusyangdiberikankemudian.Perangsangjenisiniseringdisebut sebagai reinforce karenasifatnyayangmemperkuatrespons yang terjadi sebelumnya. Reinforce sifatnya jugamengikuti tingkah laku si penerima respon dan sekaligusjugamemperkuat responyangditampakkan lewatperilakutersebut. Sebagai contoh seorang anak yang telahmelaluitahapanbelajar lalu ia berhasilmemperolehnilai tes yangtinggi.Maka, pada kesempatan berikutnya ia akan belajardenganlebihgiatlagikarenaiatahuakanmendapatkannilaiyangbaikkembali.Titikperbedaanyangdapatdiamatidarikonsep respondent response dan operant response tampak daribatasruanglingkupnya.Jikapadarespondent response, ruanglingkupresponyangdihasilkanterbataspadaperilakumanusia semata, akan tetapi padaoperant response tidaksebataspadaperilakusaja,sehinggamemilikikemungkinanbesar untuk dilakukan adaptasi dan pemodifikasian untukdapat menghasilkan perubahan tingkah laku pada scope yangluas.

2). TeoriBelajarkognitif Berbeda dengan behaviorisme, teori belajar kognitif

memiliki penekanan pada aktivitas proses belajar yangterjadidalamdiritiapindividu.Prosesbelajaryangmenjadititik tekan teori ini terletak pada pemaknaan belajarsebagai sebuahperubahanpemahamandanpersepsi yangtidak selalu dapat diamati dalam konteks tingkah lakuyang tampakmelalui panca indera.Maknabelajar terletakpada proses internal yang terjadi dalam diri tiap individu

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

77

seperti berpikir, ingatan, pengolahan informasi, retensi,serta aspek kejiwaan lainnya. Teori kognitifmenilai bahwabelajar merupakan suatu kegiatan pelibatan proses berpikir yang sifatnya kompleks. Prinsip pokok yang diusung olehteori ini mengemukakan bahwa belajar merupakan suatuproses perubahan pemahaman dan persepsi yang tidakselalu berbentuk tingkah laku. Sehingga, para pakar dibidang teori ini berpendapat bahwa belajar merupakanpengorganisasianpersepsisekaligussisi-sisikognitifmanusiadalamtujuannyauntukmendapatkanpemahaman.Dengandemikian, mekanisme belajar melibatkan proses berpikiryangkompleks,sertamenjadiacuanutamadalamteoriini.Pemahamanmenjadisyaratpokokyangharusditempuholehindividu yang inginmelakukan proses belajarmelalui levelpemecahanmasalah.

Secaragarisbesar,terdapatpercabangandariteorikognitifyang apabila diidentifikasi dapat dibagi dalam beberapateori, antara lain: teori perkembangan Jean Piaget; teoriGestalt; teori kognitif Bruner; teori Medan (Lewin); teoribelajarGagne;sertateoribelajarbermaknaAusubel.Berikutakan dipaparkan secara garis besar mengenai beberapa teori tersebut.a). Teori Perkembangan Jean Piaget Dalam pandangan Piaget, perkembangan kognitif

individumuncul sebagai sebuah proses genetis, yakniproses yang dilandaskan pada mekanisme biologisdengan pelibatan sistem saraf manusia. Teori Piagetmemandang proses belajar manusia akan mengikutisuatu tahap dan pola perkembangan tertentu yangmenyesuaikan dengan usia peserta didik. Pelevelanusia inibersifathirarkis,artinyaiamelewatilevel-leveltertentusesuaidenganumurnya.

Meneriknya di dalam teori perkembangan Piagetmengkategorikan perkembangan kognitif manusia kedalamempattahap:pertama, yaitutahapsensorimotorik(0-2 tahun). Kedua, yaitu tahap preoperasional (2-6tahun).Ketiga, yakni tahap operasional konkret (6-12

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR78

tahun), dan keempat ialah tahap operasional formal(12-18tahun).

Piaget melalui teori ini mencetuskan satu istilahyakni “schemata” yang dapat didefinisikan sebagaipemerolehanpengetahuanbarudidalamdiri individupebelajar dengan jalan menghubungkannya denganstrukturkognitifyangtelahadasebelumnya.Schemata merupakan unit pokok dari perkembangan kognitifmanusia. Melalui schemata, informasi yang diterimaoleh panca indera akan melalui proses identifikasi,pemrosesan, dan penyimpanan sehingga dapatdikembangkan menjadi klasifikasi objek. Kaitannyadengan proses pembelajaran, Piaget mengemukakantahap-tahap dalam merancang pembelajaran,59 di antaranya ialah: penentuan tujuan pembelajaranyang diinginkan dari proses pendidikan; pemilihanmateri ajar yang akan disampaikan kepada pesertadidik;penentuantopik-topikpembelajaranyangdapatdilaksanakanolehpesertadidiksecaraaktif;penentuandan perancangan pembelajaran disesuaikan dengan topik tersebut, contohnya simulasi, diskusi, problem solving,melakukanriset,dansejenisnya;pengembanganmetodepembelajarandengantujuanuntukmenstimulipolaberpikirdankreativitaspesertadidik;danmenilaiprosessertahasilbelajaryangdiraiholehmasing-masingpesertadidik.

b). Teori Gestalt Teori belajar Gestalt dicetuskan oleh beberapa pakar

sepertiKohler,Koffka,danWertheimer.Teoriinimenilaibahwabelajarmerupakansuatuprosespengembangandalamdiri individuyangsifatnya insight. Istilah insight sendiri berarti pemahaman atas relasi antarbagianyangadadidalamsebuahproblematikapembelajaran.Insight sekaligusjugamenjadi intipokokterbentuknya

59 Suciati & Irawan Prasetya, Teori Belajar dan Motivasi, (Jakarta: Ditjen Dikti PAU-UTDepdiknas,2001),hlm.37

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

79

tingkahlakupadadiripebelajar,dengankarakteristikdiantaranya:(1).Kemampuaninsight individu tergantung pada kompetensi dasar yang dimiliki oleh individutersebut; (2). Pengalaman masa silam yang relevandengan kondisi pebelajar, akan sangatmempengaruhiinsight pebelajartersebut;(3).Insight berpancang pada konsep “pemahaman”, sehingga pemahamanmenjadipijakan individu dalam menyelesaikan masalah yangdihadapinya dalam pembelajaran; (4). Penyediaanserta pengaturan lingkungan belajar, memiliki andilbesar dalam mempengaruhi insight seseorang; (5).Penggunaan insight lebih diarahkan pada bagaimanacara menghadapi permasalahan yang ditemui dalamsituasibelajartertentu.

Teori Gestalt bertopang pada prinsip pokokyakni komprehensifitas atau keseluruhan sistempembelajaran memiliki makna yang lebih besardaripada dalam bentuknya yang parsial. Sebagaicontoh kata akanmemilikimakna jika telah terangkaidalambentukkalimat.Begitupuladenganpendidikan.Pembelajaran akan menemukan maknanya jika telahdiisi dengan permasalahan-permasalahan pendidikanyang memerlukan solusi jawaban atas permasalahantersebut. Dengan kata lain, pembelajaran berangkatdari sebuah permasalahan dan bukannya dari fakta-fakta semata. Sehingga dapat dikatakan bahwa teoriGestaltinimengangkatisuutamaberupaproblematikamakna,wawasan,sertapemahamanyangmenjadisifatkarakteristikmanusiasebagaimakhlukyangsenantiasabelajar. Pemahaman akan permasalahan pendidikandan bagaimana memecahkan masalah tersebutmenjadi proses pembelajaran utama yang harusdimaknaiolehtiapindividumanusia.Dalamkonteksini,peran guru menjadi sangat sentral melalui penyajianmasalah-masalah pokok yang ada kaitannya denganmateri pembelajaran. Permasalahan-permasalahaninilahyangakandimaknaiolehparapesertadidikdan

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR80

dicobauntukdicarikansolusinyagunamencapaitingkatpemahaman yang diinginkan. Dalam prosesnya untukmemecahkanmasalah,pesertadidikperlumendapatkanpendampingan dari para gurunya melalui bimbingandanbantuanterarah.

c). TeorikognitifBruner Perspektif teoretis yang membingkai teori kognitif

Brunermenyatakanbahwabelajarmerupakanaktivitasperubahan atas persepsi dan pemahaman seseorang.Bruner mengetengahkan adanya tiga tahap penentukepribadian seseorang melalui interaksinya denganlingkunganbelajardisekitarnya.Tigatahapantersebutantaralain:1) Tahapenaktif.Tahapinimencakupsegalaaktivitas

yang dilakukan oleh tiap peserta didik dalamupayanyauntukmemahamilingkunganbelajarnya.Tahap ini dilalui oleh peserta didik dengan caramelakukan pengamatan dan mengalami langsung dalamrealitayangsesungguhnya.

2) Tahap ikonik. Tahap ini meliputi segala aktivitasbelajar peserta didik dengan cara visualisasi verbal terhadap segala pengetahuan di dunia melaluigambar-gambar.

3) Tahapsimbolik. Tahap inimenyuguhkangagasan-gagasan abstrak kepada para peserta didik yangmayoritas dipengaruhi oleh logika dan bahasa.Di samping itu, simbol-simbol juga berperanpentingdalammembantu kelancaran komunikasipembelajaran yang dijalani oleh para pesertadidik.

Aliran psikologi belajar kognitif yang dicetuskan olehBruner ini memiliki pendapat bahwa belajar meliputitiga proses simultan, di antaranya ialah: pertama, pemerolehan informasi pembelajaran yang baru.Informasi baru ini pada proses berikutnya akanmengalamitransformasimenujustrukturnyayangbaru.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

81

Kedua, terjadinyasuatutransformasiaspekpengetahuan(kognitif). Ketiga, terjadinya proses pengkajian secarakritisatas keakuratandankelengkapan informasidatatersebut. Teori kognitif Bruner memandang bahwaproses belajar dapat dilaksanakan dengan problem solving melaluipengoptimalankompetensiumumdankompetensi khusus yang dimiliki oleh diri pebelajar.Kedua jenis kompetensi tersebut dalam pandangan Bruner akan mampu difungsikan untuk mencaripemecahan masalah yang ada dalam proses belajar-mengajar.

Lazim apabila kemudian teori kognitif Bruner inibanyak diadaptasikan dalam dunia pendidikan. Dibidang kurikulum misalnya, teori ini dimodifikasimelalui penerapan kurikulum spiral. Kurikulum inimerupakan bantuk kurikulum yang menyamakanmateri pembelajaran kepada peserta didiknya, baikmulai level pendidikan dasar hingg tingkat perguruantinggi. Hanya saja, tingkat kedalamanmateri tersebutdisesuaikan dengan perkembangan peserta didik,terutama pada aspek perkembangan kognitifnya.Proses belajar yang dilalui peserta didik ialahmelaluipengulangan-pengulangan (repetition), pemahamankonsep,pemahamanmakna,sertapemahamantentangrelasimelaluiprosesintuitif.Daritahapanprosesbelajardemikian itu, maka akan dihasilkan sebuah simpulandenganistilahfree discovery learning.

Sebagaimanateoribelajarlainnya,teorikognitifBrunerjugamemilikiacuanlangkah-langkahdalammerdesainsuatu pembelajaran.60 Rancangan pembelajaran didalamteoriiniantaralain:(1). Penentuan tujuan-tujuan pembelajaran yang

hendakdicapai.(2). Pengidentifikasian karakteristik peserta didik,

berupa identifikasiminat, kompetensi awal, gayabelajar,dansebagainya.

60 Suciati&IrawanPrasetya,Teori Belajar…,hlm.38.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR82

(3). Pemilihanmateripengajaranyangakandisampaikankepadapesertadidik.

(4). Penentuan topik-topik pembelajaran yang akandipelajariselamaprosespembelajaran.

(5). Pengaturan topik-topik pembelajaran denganpola pengaturan dari materi awal yang sifatnyasederhana menuju pada topik berikutnya yangbersifat lebih kompleks; dari materi awal yangberbentukkonkritmenujumateriberikutnyayangberada pada ranah abstrak; atau dengan urutanmateri tahapenaktif, ekonik,menujupada tahapsimbolik.

(6). Pengevaluasian terhadapprosesdanhasilbelajaryangtelahditempuholehparapesertadidik.

d). Teori Medan (Lewin) Teori inidicetuskanoleh seorang tokohbernamaKurt

Lewin. Ia memandang bahwa tiap manusia beradadalam medan kompetensi yang sifatnya psikologis.MedaninidisebutolehLewindenganistilah life space (ruanghidup).Ruanglingkuplife space meliputimanifesdari lingkungan dimana seseorang melangsungkan prosesbelajarnya; ia jugaberadadalam lingkupobjekmateriil yang ada di hadapan manusia, dan ia jugamerupakansebuahfungsikejiwaanyangadadalamdiritiapmanusia.

Teorimedanberanggapanbahwabelajardapatterjadisebagaiimplikasidariperubahanstrukturkognitifdalamdirimanusiayangterbentuksebagaihasildariduajeniskekuatan.Pertama, strukturmedankognitifitusendiri,serta kedua ialah kebutuhan motivasi internal daridalamdiriindividuitusendiri.

e). Teori Belajar Gagne TeoribelajarinidipeloporiolehRobertM.Gagnepada

tahun1974.Didalambukunyaberjudul“The Conditions of Learning”,Gagnemenyatakanbahwapadahakikatnya

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

83

belajar merupakan suatu perubahan disposisi dankompetensi individu yang dapat dipertahankan, dantidak semata-mata terbentuk sebagai akibat dariprosespertumbuhan.61Melaluidefinisitersebut,dapatdikatakan bahwa proses belajar pada diri seseorangakandapatterwujudapabilaterdapatsuatuperubahankompetensi yang ituberbedadari kompetensi yang iamiliki pada saat sebelum mengalami proses belajar.DalampandanganGagne, perubahan ini dapat dilihatdari pertahanan disposisi (yakni kecenderunganindividu dalam melakukan tindakan tertentu saatmenghadapisituasitertentupula)yangdilakukanolehindividutersebut.Sebagaihasildariprosesbelajaryangtelah dilalui, Gagne mengklasifikasikannya ke dalamlima jeniskemampuan,antara lain ialah:keterampilanintelektual; informasi verbal; sikap; strategi kognitif;danketerampilanmotorik.

Keterampilan intelektual pada dasarnya merupakansalah satu bentuk penguasaan kompetensi seseorangdalam melakukan tindakan melalui penerapan aspekpengatahuan yang dimilikinya. Informasi verbaldimaksudkan sebagai pengetahuan yang dimiliki olehseseorangdalamformatbahasaverbalmaupuntulisandalamupayanya untukmenggali danmengungkapkansumberpengetahuan.Strategikognitifialahkemampuanindividu dalam mengelola aktivitasnya dalam aspekintelektual dan dalam mencari solusi permasalahanyangsedangdihadapi.Sikapdimaksudkansebagaisuatukecenderungan individu untuk memutuskan tindakanmenerima, mengubah, menolak, atau membiarkansesuatuhalyangsedangterjadidalamdirinya.Terakhir,yakni keterampilan motorik adalah kemampuanseseorang untuk melakukan koordinasi gerakan secara harmonis,lancer,dantepatdalamkondisiyangsadar.

61 RobertM. Gagne, The Condition of Learning (2nd Ed.), (New York: Holt, Rinehart andWiston,1970),hlm.3.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR84

Berikutnya,teoribelajarGagnememilikipengelompokantipebelajarparapesertadidik,yangterdiriatas:1) Tipe 1, merupakan tipe belajar melalui isyarat.

Artinya, proses belajar yang ditandai dengankemampuan seseorang dalam memberikan respon umumterhadapstimulusyangditerima.

2) Tipe2,merupakanbelajarstimulus-reaksi.Artinya,prosesbelajar yangditandaidengankemampuanseseorang dalam memberikan reaksi yang tepatatas stimulus -baca: rangsangan- yang sifatnyakhusus.

3) Tipe 3, merupakan belajar merangkai. Artinya,prosesbelajar yangditandaidengankemampuanseseorang dalam membentuk rangkaian reaksi dari beberapastimulussekaligus.

4) Tipe4,merupakanbelajarasosiasiverbal.Artinya,prosesbelajar yangditandaidengankemampuanseseorang dalam merangkai dalam bentuk lisan atauverbal.

5) Tipe 5, merupakan belajar deskriminasi. Artinya,prosesbelajar yangditandaidengankemampuanseseorang dalam memberikan reaksi berbeda terhadapstimulusyanghampirsama.

6) Tipe 6, merupakan belajar konsep. Artinya,prosesbelajar yangditandaidengankemampuanseseorang dalam melakukan identifikasi objekatau kejadian-kejadian, serta bagian-bagian didalamnya.

7) Tipe 7, merupakan belajar kaidah. Artinya,prosesbelajar yangditandaidengankemampuanseseorangdalammerangkaiduaataulebihkonsepyangditerimanya.

8) Tipe8,merupakanbelajarmemecahkanmasalah.Artinya, proses belajar yang ditandai dengankemampuan seseorang dalam menggabungkan beberapa jenis kaidah dengan tujuan untuk

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

85

menyelesaikan problematika pembelajaran yangdihadapinya.

HalyangkhususdimilikiolehteoriGagneini,terletakpadakondisiyangharusterpenuhiuntukdapatmengatakanprosesbelajartelahterjadi.Kondisitersebutialahharusadanyasituasiinternaltertentuyangmenjadiprasyaratterjadinyabelajar,antaralain:pertama, adanyamotivasidaripesertadidik.Kedua, adanyaperhatianyangsifatnyaterarah. Ketiga, adanya perkembangan yang matangpadadiripesertadidik.Tigakondisiinilahyangmenjadiprasyaratterjadinyaaktivitasbelajarpadadiri individupebelajar.Namun,peransumber-sumberpembelajaranjuga tidak luput dari perhatian teori belajar Gagneini. Lingkunganbelajaryangdidalamnyaadasumber-sumber belajarmerupakan unsur penting yang harusadadalamsetiapprosespembelajaran.Oelhkarenanya,dapat disimpulkanbahwaaktivitas belajar barudapatdikatakan terjadi manakala seseorang yang akanmelaksanakan proses belajar telahmemiliki beberapakondisisebagaimanatelahdijelaskansebelumnya.

f). Teori Belajar Bermakna Ausubel SeorangtokohbernamaAusubelmenilaibahwabelajar

haruslah memiliki makna tersendiri. Makna tersebutmenurutAusubeldapatberasaldariasimilasiyangterjalinantaramateriyangdipelajaridenganpengetahuanyangtelahdimilikipesertadidiksebelumnya.Olehkarenanya,Ausubel menyatakan bahwa terdapat persyaratan-persyaratan untuk dapat membuat suatu materipembelajaranmenjadibermakna.Syarattersebutantaralain: pertama, pendidik sudah sepatutnya memilihmateriajaryangberpotensimemilikikebermaknaandidalamnya. Selanjutnya, meteri tersebut diatur sesuaidenganlevelpengetahuandanperkembanganpesertadidik sebelumnya. Kedua, materi ajar sepatutnyadiberikan kepada para peserta didik dalam kondisi belajaryangbermakna.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR86

Poin utama yang dapat diambil dari teori Ausubelterletak pada esensi makna yang dikandung olehtiap pesan pembelajaran. Karenanya, prinsip prosespembelajaran dalam teori belajar bermakna Ausubel terdiriatasbeberapatahap,yakni:1) Tahappenentuankompetensidanstrukturkognitif

pesertadidikmelaluitesawal,wawancara,review,sertateknikpenentuankompetensilainnya.

2) Tahap pemilihan materi-materi inti yang polapenyajiannya diatur sedemikian rupa sehinggadimulaidaripermisalanyangbersifatfisik-konkritmenuju contoh-contoh materi yang sifatnyaabstrak.

3) Tahap pengidentifikasian konsep-konsep yangseharusnyadapatdipahamiolehpesertadidikdarimateri-materibarutersebut.

4) Tahappenyajianparadigmatertentudalamlingkupglobalmengenaitema-temayangharusdipahamiolehparapesertadidik.

5) Tahappengimplementasianadvance organizer.6) Tahap pembelajaran peserta didik dalam

memahami tema-tema konseptual yang terlahdisediakan,melalui jalanpemfokusan relasi-relasiyangmunculdaritematersebut.

3). Teori Belajar Humanisme Inimerupakanteoribelajaryangmemilikipenekananpada

aspekurgensitasmotivasiataukeinginanyangdimilikiolehtiap individu pebelajar dalam menggapai sebuah tujuanyang diharapkan. Teori belajar humanism beranggapanbahwa proses belajar sepatutnya diawali dan ditujukanuntuk menggapai pemahaman diri, aktualisasi diri, sertarealisasi diri peserta didik yang sedang berproses melaluicara belajar secara maksimal sebagai perwujudan sisi“memanusiakan manusia”. Fokus dari teori humanism initerletakpadakontenpesanpembelajaranyangdisampaikan,danbukanpadaprosesbelajar itusendiri.Olehkarenanya,

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

87

teori belajar humanism disebut juga sebagai teori yangbersifateklektik.Artinya, teori ini akanmenerapkan teknikbelajar apapun asalkan peserta didik dapat mencapai tujuanpembelajarannya,dankeberhasilanaktivitasbelajarditentukanolehkondisiperkembanganpotensidiripesertadidikyangoptimal.

Apabila melihat pada titik tekan teori ini, maka lazimapabila implementasinyadalamduniapendidikancondongmengarahkan para peserta didik untuk berpikir secarainduktif. Cara berpikir induktif ini contohnya dapat dilihatdariurutanberpikiryangdimulaidarihal-halyangsifatnyakonkritmenujuabstrak;daricontoh-contohindrawimenujukonseptual; atau dari hal-hal yang khusus menuju padabentuk yang umum. Di samping itu, karakteristik teoribelajar humanism juga terletak pada concern nya dalamhalketerlibatanpesertadidiksecarakatifdalamtiapprosespembelajaranyangdilakukan,sertapengalaman-pengalamanbelajaryangdihasilkandarinya.

Beberapa langkah pembelajaran yang berbasis pada teorihumanismini,diantaranyaadalah:a). Penentuan tujuan-tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai.b). Penentuan materi-materi pembelajaran untuk para

pesertadidik.c). Penentuan identifikasi kemampuan awal dari para

pesertadidik.d). Penentuan identifikasi topik yang dapatmengaktifkan

parapesertadidikselamaprosesbelajar.e). Prosesperancanganmediafasilitaspembelajaranyang

mendukung terbentuknya lingkungan belajar yangkondusif.

f). Pembimbinganparapesertadidikagarmampubelajarsecaraaktif,serta

g). Pembimbinganparapesertadidikagarbisamemahamimaknaataspengalamanbelajaryangdialaminya.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR88

4). TeoriBelajarSibernetik Pengistilahan kata sibernetik diperoleh dari terminologi

cybernetics yang bermakna jurumudi atau pilot.PenyebarluasankatacyberneticsdiawaliolehpakarbernamaNobert Wiener dalam bukunya berjudul “Cybernetics”. Melalui bukunya tersebut, Wiener mengemukakanpengertian cybernetics sebagai sebuah kontrol komunikasiyangberlakudalamduniabinatangdanbidangpermesinan(control and communication in animal and machine).

Pandangan yang dikembangkan oleh teori sibernetik padaawalnyadigunakanuntukmendeskripsikanbagaimanasuatufeedback (umpan balik) yang memungkinkan terjadinyaaktivitas komunikasi. Sedangkanmengenai definisi belajar,teori sibernetikmengungkapkanbahwabelajarmerupakansuatuprosespengolahaninformasidanpesanpembelajarandaripendidikkepadaparapesertadidiknya.Teorisibernetikmemandangbelajarmerupakansatuaktivitaspentingkarenadidalamnyaterkandungberlangsungsuatuprosespengolahaninformasi pembelajaran. Perkembangan teori belajarsibernetik ini terjadi seiring dengan laju berkembangnyailmu pengetahuan informasi. Hal ini mempengaruhi carapandangterhadapurgensitasbelajaritusendiri.Belajartetapmerupakansatuhalyangpentingbagikehidupanmanusia,akantetapiyanglebihpentingdaribelajarialahbagaimanasisteminformasidanpesanpembelajarandapattersampaikankepadapesertadidikdenganbaik.Denganredaksiyanglain,dapat ditegaskan bahwa teori sibernetik memiliki asumsiidealitasprosesbelajarmerupakanhalyangrelatifadanya,sebab cara belajar dan kelancaran proses belajar mutlak ditentukan oleh lancar tidaknya sistem informasi yangdibangunolehprosespembelajaranitusendiri.

Secara umum, penerapan teori sibernetik dapat dilihatdalambeberapabidang,diantaranya:(1).Konsep“Invisible hand” yangadadalamranahkeilmuanekonomi;(2).Konsep“Check and balances” yangadadalamranahkekuasaandanpolitik; (3). Konsep “Tesis-antitesisdan seintesis” yangadadalamranahpemikiran-salahsatunyaterdapatdalampola

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

89

berpikirHegel.Penerapan teori sibernetikdalambeberapabidang keilmuan dan pemikiran tersebut, dapat dikatakanbahwasibernetikmerupakansuatuteorisistempengontroldengan berbasis pada proses penyampaian informasi ataukomunikasi antarsistem. Sistempengontrol yang dimaksuddalam konteks ini ialah media evaluasi yang dimiliki olehsuatu sistem dan ditujukan pada lingkungan sekitar sistem tersebut.

Pada sisi yang lain, penerapan teori ini dalam sistempendidikan saat ini dapat dicermati di antaranya melaluimodel pendekatan pembelajaran heuristik dan algoritmik.Pendekatanheuristikdimaksudkansebagaipendekatanyangmenuntun para peserta didik untuk dapat memiliki pola pikir divergenyangmampuberdifusikebeberapatargetsekaligus.Sedangkan pendekatan algoritmik merupakan sebuahpendekatan pembelajaran yang menuntun para pesertadidikagarmemilkipolaberpikiryangsistematis,linear,tahapdemi tahap, serta bersifat konvergen yang konsisten padasatutujuantertentu.

5). TeoriBelajarkonstruktivisme Schunkmemberikanpandanganyangkomprehensiftentang

teoribelajarkonstruktivisme.Menurutnya,konstruktivismebukan merupakan suatu teori, akan tetapi lebih kepadasebuah epistemologi atau deskripsi filosofis menganaisifat-sifat pembelajaran. Hal ini didasarkan pada postulatyang menyatakan bahwa pada dasarnya teori merupakanpenjelasantentangsuatuhalyangsifatnyavaliddanilmiah,sekaligus menjadi landasan perumusan hipotesis. Teorikonstruktivisme memiliki pandangan bahwa pengetahuanyang diposisikan sebagai sebuah hipotesis kerja, tidaklahditentukanolehfaktoreksternalyangadadiluardiriindividupebelajar,akantetapiiaterbentukdidalamdirimanusiaitusendiri.Artinya,suatupengetahuanyangdianggapbenarolehseseorang,makapengetahuantersebutbelumtentubenarpula di hadapan orang lain. Dengan kata lain, interpretasikebenaranpengetahuandalamperspektifsatuorang,belum

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR90

tentubenarpuladalamperspektiforanglain.Pengetahuanbersifatpersonaldansubjektifyang lahirsebagaihasildarikognisimasing-masingindividumanusia.

Berbasis paradigma tersebut, teori belajar konstruktivismemenganggap bahwa pengetahuan merupakan sebuah halyang dapat dibangun oleh manusia melalui interaksinyadengan lingkungan sekitar. Satu individu akan mampumembangunperngetahuannyasendiriyangberbedadengankonstrukyangdibangunolehoranglain,meskipunmisalnyakeduanya berada di dalam lingkungan belajar yang sama.Hal ini disebabkan adanya perbedaan pengalaman belajarsebelumnyayangsalingberbedaantarasatumanusiadenganmanusialainnya.

Konsep schema menjadipoinpentingyangdiperhatikandidalam teori konstruktivisme ini. Melalui konsep tersebut,konstruktivismemenilaiprosespembelajaransebagaisuatucarauntukmenghubungkanstrukturkognitifyangsecaraalamitelahadadalamdiritiapindividu.Sehingga,konteksbelajardimaknaisebagaisebuahprosesmembangunpengetahuanbarudalamdiriseseorang.MengutippendapatRusmandariJollife, ia menyatakan bahwa pada dasarnya peserta didikmerupakan makhluk yang aktif dan senantiasa berusahamendeskripsikan segala sesuatu yang baru dipahaminya,sehingga manusia berupaya untuk fokus pada scenariopemahaman yang berlandaskan project, berlandaskanpermasalahan, menggunakan simulasi, dikerjakan secaraberkelompok,danmemanfaatkanperanteknologi.62

Dikarenakan sifatnya yang berfokus pada pembentukankonstruk pengetahuan secara mandiri, maka keberhasilanproses belajar banyak ditopang oleh adanya keinginanataukarsadariparadiripesertadidik.Dalamteori ini jugadiungkapbeberapaproblematikayangbiasanyamengiringiprosesbelajar,diantaranyaialah:

62 Rusman et al., Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru, (Jakarta:PTRajaGrafindoPersada,2011),hlm.37.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

91

Pertama, problematika pembelajaran biasanya berwujudpada keragaman atau ketidakberaturan kondisi lingkunganbelajar. Di samping itu, peserta didik lazimnya jugamenghadapisituasiyangbebas.

Kedua, target keberhasilan dan kemampuan pesertadidik merupakan interpretasi yang perlu diapresiasi, danbahkan juga sebaliknya jika peserta didik mengalamiketidakberhasilan.

Ketiga, kebebasan adalah sesuatu yang menentukansebuahkeberhasilankarenaiaberpijakpadakontrolbelajardikondisikanolehpesertadidikitusendiri.

Keempat, penekanan tujuan pembelajaran terletak pada lahirnyapemahamanpadadiripesertadidik,sertamunculnyakreatifitasproduktifmereka.

Oleh karena itu, urgensitas pembelajaran menurut teorikonstruktivismeiniterletakpadakebermaknaanpenerapanpengetahuan dalam diri seorang pebelajar. Tahapanpembelajaran sebaiknya mengikuti persepsi peserta didik,dan yang paling penting juga adanya penekanan pada sisiproseskegiatanbelajarmelalui lingkunganriil.Pengalamanbelajaryangdialamipesertadidikdidalamlingkunganbelajarakanmemberikan pemaknaan dalam bentuk pengetahuanbarubagidiripesertadidikitusendiri.Dalamkonteksinilah,maka peserta didik -setidaknya- memerlukan empat hal,yakni: memiliki pola berpikir divergen yang tidak hanyaberfokuspadasatujawabansemata;memilikiberagamjeniskegiatan belajar yang mendorongnya untuk mengeksplorlingkunganbelajarsecaraoptimal;memilikikepekaandalammenggunakan informasi dalam situasi pembelajaran yangbaru; serta senantiasa mendorong lahirnya pengetahuanbarumelaluiforum-forumdiskusi.

b. Teori Pembelajaran Pembahasan tentang teori pembelajaran dalam buku

ini dimulai dengan pendefinisian “pembelajaran” itu sendiri.Merujuk pada tesisMiarso, pembelajaran didefinisikan sebagai

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR92

sebuah upaya untuk membuat peserta didik menjadi belajar.Dapatpuladinyatakanbahwapembelajaranmerupakansebuahaktivitasmembelajarkanpesertadidik.Dalamredaksiyang lain,pembelajaranjugabermaknaaktivitaspembelajaranyangsifatnyainstruksional. Artinya, terjadi upaya pengelolaan lingkunganpembelajaran secara sadar dan disengaja dengan tujuan untuk membentuk(diri)seseorangdalamsituasitertentumenjadilebihpositifataulebihbaik.63

Melalui beragam pendefinisian tersebut, dapat dikatakanbahwa pembelajaran merupakan segala usaha yang dilakukanolehseorangguruuntukdapatmenghasilkansuatuprosesbelajarpada diri peserta didik. Dalam payung yuridis-formal, Undang-UndangNo.20Tahun2003tentangSistemPendidikanNasional(Sisdiknas)Pasal1Ayat20,secara jelastelahdinyatakanbahwapembelajaran merupakan proses yang di dalamnya terdapatinteraksiantaragurudanpesertadidik,sertasumberbelajaryangadapadasebuahlingkunganbelajar.64

Dalam proses pembelajaran, setidaknya ada lima ragaminteraksiyangdapatberlangsung,kelimainteraksitersebutyaitu:(1). Interaksi antar sesama peserta didik; (2). Interaksi antarapesertadidikdanguru; (3). Interaksiantarapesertadidik,guru,dan sumber belajar yang dikembangkan dengan sengaja; (4).Interaksiantaragurudansumber-sumberbelajar;dan(5).Interaksiantarapesertadidik, guru, dan lingkungan alammaupun sosialdisekitarnya.Untukmengefektifkansebuahpolapembelajaran,ke lima jenis interaksi tersebut hendaknya menjadi perhatiankhusus, di samping harus adanya landasan teori pembelajaranyang sifatnya preskriptif. Artinya, teori pembelajaran tersebuthendaknyamampumenyajikan“resep”dalammengatasisegalaproblematikan pembelajaran yang kerap dihadapi oleh pesertadidikdalamprosesbelajaryangdilaluinya.

Untuk menunjang karakteristik “preskriptif” tersebut,maka harus diperhatikan tiga variabel pembelajaran utama di

63 YusufhadiMiarso,Menyemai Benih Teknologi Pendidikan…,hlm.528.64 DepartemenPendidikanNasionalRI,Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta:DepartemenPendidikanNasional,2006),hlm.7.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

93

dalamnya. Variabel tersebut terdiri atas kondisi pembelajaran,metodepembelajaran,danjugahasilpembelajaran.Dengankatalain, secara implisit teoripembelajaranharusmampuberupayauntuk memberikan rumusan-rumusan yang tepat, terutamamengenai cara-cara membuat para peserta didik dapat belajar denganbaik.Sehinggapadahakikatnya,dapatdinyatakanbahwateori pembelajaran berbicara tentang bagaimana menerapkan hasil teori-teori belajar kepada para peserta didik agarmerekamampumenggapai tujuanpembelajaranyangdiinginkan. Inilahpoin utamamengenai definisi teori pembelajaran yang bersifatpreskriptiftersebut.

Berikutnya, bentuk penerapan teori pembelajaran dalamdunia pendidikanmemiliki keterkaitandenganbeberapahal, diantaranyaialah:(1). Bagaimana cara efektif yang dapat dilakukan untuk

mentransferpengetahuankepadaparapesertadidik.(2). Bagaimana cara efektif yang dapat dilakukan untuk

menghasilkan prinsip-prinsip pembelajaran dengankarakteristik menyenangkan, menantang, sekaligusmenggairahkanpesertadidik.

(3). Bagaimana cara efektif yang dapat dilakukan untukmembangkitkan perhatian dan minat dari para pesertadidik.

(4). Bagaimana cara efektif yang dapat dilakukan untukmengembangkanrelevansidalamprosespembelajaran.

(5). Bagaimana cara efektif yang dapat dilakukan untukmembangunrasakepercayaandiriparapesertadidikselamaprosespembelajaranberlangsung.

Ke-khas-an yang dapat diamati dari teori pembelajaranterletak pada prosedur yang digunakan untuk meningkatkankualitaspembelajaran.Proseduryangdimaksudyakni:pertama, belajar merupakan sekumpulan proses individualistik, yangmampu mengubah rangsangan yang berasal dari lingkunganbelajar seseorang ke dalam bentuk informasi, dan bermuarapadamunculnyahasil-hasilbelajardalambentukmemorijangkapanjang.Kedua, kompetensipesertadidikyangmenjadihasilsuatu

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR94

prosespembelajaranadalahsebuahhalyangdapatdikategorikansebagaihasil teoretissekaliguspraktis.Ketiga, aktivitas-aktivitasdalamsebuahprosespembelajaranyangmemberikan implikasiterhadapprosesbelajarseseorang,dapatdiklasifikasikandalamkategori umumdengantidakmemperhatikanhasil-hasil belajaryangdiharapkansebelumnya.

Berdasarkan deskripsi di atas, maka dapat ditarik suatusimpulan bahwa teori pembelajaran ialah sebuah kumpulantentang prinsip-prinsip yang saling terintegrasi. Prinsip-prinsiptersebutmenyajikansebuahpreskripsidalammengelolakondisipembelajaran yang kondusif sehingga mampu mempermudahketercapaiantujuanpembelajaranbagiparapesertadidik.Apabiladirunut, maka teori pembelajaran mengalami perkembangandimulai dari lahirnya teori Behaviorisme yang memaknaipembelajaran sebagai penguasaan respon; teori Kognitivismeyangmemaknaipembelajaransebagaipenguasaanpengetahuan;sertateoriKonstruktivismeyangmemaknaipembelajaransebagaisuatukonstruksipengetahuan.

Menginjak pada pembahasan berikutnya yakni ragamteori-toeripembelajaran.Padanarasidibawahini,penulisakanmenjelaskan tentang beberapa teori-teori pembelajaran yanglazimdiulasdalamdiskursusbelajar-pembelajaran,diantaranyaialah: Teori pembelajaran konstruk kognitif; Teori modifikasitingkah laku; Teori pembelajaran berdasar analisis tugas; Teoripembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip belajar; serta Teoripembelajaranberdasarpsikologihumanistis.1). TeoriPembelajarankonstrukkognitif Teori konstruk kognitif memfokuskan pada pentingnya

memperhatikan perubahan situasi internal yang dialamiolehpesertadidikselamapesertadidiktersebutberhadapandengan pengalaman belajar yang baru. Secara teknis,pembelajaranyangdilangsungkandenganpendekatanteoriini akan memberikan penekanan pada discovery (penemuan) yang bisamemungkinkan para peserta didikmendapatkanketerampilan dan pengalaman baru dari pengalaman yangtelahditerimasebelumnya.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

95

2). TeoriModifikasiTingkahlaku Teori modifikasi tingkah laku memiliki pancangan prinsip

melalui konsep yang disebut dengan reinforcement atau penguatan. Konsep ini digunakan untuk melakukanidentifikasi ranah kondisi pendidikan yang dirasa memilikiposisiurgendalamsistempembelajaran.

Teoriiniberupayauntukmengatursituasimenjadisedemikianrupa sehingga memberikan kemungkinan bagi parapeserta didik untuk meraih target atau tujuan belajarnya.Secara teknis-implementatif, teori modifikasi tingkahlaku merupakan aplikasi dari teori belajar behaviorisme,khususnyadalamsisioperant conditioning yangdicetuskanolehSkinner.Dalamkonsepoperant conditioning tersebut,sisi penguatan (reinforcement) memiliki peran yang sangatpentingdanberperandalammenghasilkansituasikondusifbagiprosesbelajarpesertadidik.

3). Teori Pembelajaran Berdasar Analisis Tugas Teori pembelajaran berdasar analisis tugas atau disebut

dengan task analysis merupakan teori pembelajaran yangberfokus pada penyajian tugas-tugas pembelajaran secarasistematis. Sistematika tugas yang dimaksud berkenaandenganpengalamanbelajaryangdialamiolehtiappesertadidik,kemudiandiurutkansesuaidengantujuanpembelajaranyangditetapkandidalamsistempendidikan.

Implementasi dari teori ini dapat dilihat pada prosespembelajaran procedural yang memiliki penekanan padatahap-tahap aktivitas yang harus dilalui oleh para pesertadidikdalamupayanyauntukmencapaitargetpembelajaran.Karena sifatnya yang menjabarkan tugas pembelajaranberdasar pengalaman belajar peserta didik, maka padatahapan pre-pembelajaran sebaiknya dilakukan prosesanalisiskegiatandanpenentuantahapanyangakandilakukanagardapatmencapaitujuanbelajaryangdiinginkandenganhasilyangoptimal.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR96

4). Teori Pembelajaran Berdasar Prinsip-Prinsip Belajar Teoriiniberkembangdaribasispemikiranbahwapadatiap

teori pembelajaran, selalu akan ada prinsip-prinsip belajaryang dapat diambil. Dengan kata lain, pada setiap teoribelajarselaluadapenjelasankhusustentangprinsip-prinsipyang digunakan dalam teori tersebut. Melalui pemaparantersebut,secaraumumdapatdiidentifikasiempatprinsipdidalam teori pembelajaran yang acapkali digunakan dalamduniapendidikan.Prinsip-prinsiptersebutantaralain:(a). Prosesbelajarapapun,akanselalumemerlukandurasi

waktumulaitahapperencanaanhinggaevaluasi.(b). Peserta didik diharuskan memiliki persiapan berupa

perhatian dan respon aktif terhadapmateri ajar yangdisampaikanolehpendidik.

(c). Faktor penting yang berposisi sebagai sisi pengontroldalamprosesbelajar terletakpadapengetahuanyangdiperolehparapesertadidiksetelahmelampauiprosespembelajarannya.

(d). Individu yang melakukan tugasnya sebagai pesertadidik, senantiasamempunyai instrumendalamdirinyayangberfungsiuntukmengontrolmotivasiinternaldanmenentukanarahperilakubelajarmerekadalamsituasidankondisitertentu.

5). TeoriPembelajaranBerdasarPsikologiHumanistis Dalam perspektif teori psikologi humanistis, suatu

pembelajaran dikatakan berhasil dalam menopang sistempendidikan apabila ada uapya belajar yang dilakukanoleh peserta didik secara mandiri. Dalam teori ini, peranguru berada pada posisinya untuk membimbing danmemperhatikan karakteristik tertentu serta pengalamanemosional tiap peserta didiknya. Kedua hal tersebut(karakteristik dan pengalaman emosional peserta didik)akanmengarahpada lahirnyaaktualisasipesertadidikdanmenentukankesisimanamerekaakanberkembang.

97

BAB IV

DINAMIKA PERKEMBANGAN DAN PERAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

A. DINAMIKA PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PENDIDIKANHistorisitas keilmuan teknologi pendidikan secara formal tidak

dapatdipastikankapansebenarnyadimulai.Informasiyangdiperolehdari sisi kesejarahan mengungkap bahwa pendidikan formal yangdilaksanakan oleh pendidik telah dimulai padamomentum revolusipendidikanyangdilakukanolehkaumSufipadakalipertamanyadanterjadi pada sekitar 500 tahun sebelumMasehi. Pada era tersebut,kaumsufimemberikanjasapendidikankepadakomunitassosialyangadasaatitu,danmasyarakatakanmemberikanimbalankepadakaumsufisetelahmerekamenerimasuatupengetahuanbarudarikaumsufitersebut.Dikarenakansistemkaumsufisaatituyanghidupnomaden-tidakmenetapdisuatudaerah;berpindahdarisatutempatketempatlainnya- serta memberikan pengetahuan dengan cara berkelilingdari satu komunitas ke komunitas lainnya, muncullah istilah “guruberkelana” yang disematkan oleh masyarakat kepada kaum sufi.Inilah momentum revolusi pertama dalam dunia pendidikan, yangditandai dengan diserahkannya urusan pendidikan anak-anak dariorang tuamerekakepadaparaguruuntukselanjutnyadapatdididikdan diberikan pengetahuanmelalui proses pembelajaran. Berbicaramengenai tokoh-tokoh di era revolusi pertama tersebut, setidaknyaadatigafilusuf terkenalyangdapatdisebutkan,yakniSocrates (469-399SM),Plato(439-347SM),sertaAristoteles(384-322SM).

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR98

Socratesmerupakanseorangfilusufyangmemberikanpengajarantentangbagaimanapengetahuantentangkeindahan,kebenaran,dankebaikan dapat diperoleh. Filusuf ini menggunakan metode dialogsecaralisanuntukmembicarakanfenomenakehidupandalambingkaipengetahuanuntukmemperolehnilai-nilaikebaikan,keindahan,danterlebih kebenaran itu sendiri. Pengetahuan yang dihasilkanmelaluipemikiran-pemikiran Socrates tersebut mengantarkan pada ranahimplementatifnya dalam membangun peradaban masyarakat padazamanitu.

Salah satumurid Socrates, Plato,memiliki pola pemikiran yangsedikitberbeda.Platomenjadiseorangfilusufyanglebihmenitikberatkanpemikiran-pemikirannya pada bagaimana mengembangkan sisiintelektualitassoerangmanusia.DalampandanganPlato,pendidikanhanya terbatas pada individu-individu yang memiliki intelektualitastertentusemata.HalinidilandaskanpadapemikiranPlatobahwanilai-nilai kebenaran, kebaikan,maupun keindahanmemiliki karakteristikyang universal dan hanya mampu dipahami oleh individu-individuyangmemilikiintelektualitastinggisaja.MenurutPlato,manusiayangmemiliki kedudukan terhormatdicirikanolehperilakunyayang telahsesuaidenganidealitaskonsepkebenaran,keindahan,dankebaikan.

Filusuf lainnya yakni Aristoteles, dikenal sebagai “tangankanan” seorang Raja bergelar “Alexander the Great”. Murid Platoini mencurahkan pemikiran-pemikirannya pada bidang keilmuanasronomi, fisika, botani, zoologi, etika, logika, serta metafisika.MenurutAristoteles,manusiaialahmakhlukrasionalyangmempunyaikapabilitasuntukmelakukanpengamatandanpemahamanatashukum-hukumrasionalyangberasaldarialamsemesta.Manusiamemerlukansebuahdesainpendidikanyangmenunjangperannyasebagaimakhlukrasional tersebut. Melalui pendidikan, maka manusia akan mampumeraih keselarasan dan kebahagiaan hidupnya. Pun sebaliknya,suatu komunitas masyarakat akan sampai pada titik keterpurukanperadabannyaapabilanilai-nilaipendidikantelahterlepasdarisendi-sendipenopangkehidupanmasyarakattersebut.

Seiring dengan bergulirnya zaman dan pergantian era, konsep,teori, maupun prinsip pendidikan yang dicetuskan oleh banyakpakar dan ahli pendidikan bermuara pada menguatnya bukti

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

99

tentangeksistensipermasalahanbidangpendidikanyang senantiasamengiringiperadabanmanusiadalammemperolehpengetahuannya.Problematikapendidikanyangadadilingkupkehidupanmanusiasejakratusantahunlalutersebut,tentunyamemerlukansolusipenyelesaianuntuk memecahkan permasalahan yang ada. Hal ini menjadi objekataulahanbagitumbuhkembangnyapemikirandangerakan-gerakanbarudalamduniapendidikan,salahsatudiantaranyaialahteknologipendidikan.

Sejakawalkemunculannyaditahun1920-an,teknologipendidikansenantiasa dihubungkan dengan perangkat audiovisual. MeminjamistilahDorrisyangmenyebutfenomenatersebutdengan“pengayaanpendidikanmelaluipengalamanmelihat(the enrichment of education through the seeing experiences)”.Artinya,peralatanaudiovisualyangdidominasi oleh pemanfaatan indra penglihatan dan pendengaranmanusiamenjadipenunjangutamadalamprosespengayaanbidangpendidikan, terutama pada aspek teknologi pendidikan. Para ahlikemudianmenyatakanperkembanganteknologipendidikanpadaera1920-an tersebut sebagai paradigma pertama tahap perkembangankeilmuan bidang teknologi pendidikan. Seiring dinamika perubahanzaman, paradigmaberikutnya bergeser pada tolok ukur pendekatanteori komunikasi serta pendekatan sistem. Paradigma yang ketigamerupakan pengembangan bidang teknologi pendidikan dengan berbasis pada pendekatan pengelolaan proses instruksional. Hinggapadaperkembangannyayangkeempat,teknologipendidikanbergerakmenujuarahilmuperilakuyangmemilikifokuspadasubjekpendidikanyaituparapesertadidik.

Dinamika perkembangan bidang teknologi pendidikan tentu sajatidakdapatberdirisendiri,akantetapisalingterkaiteratdenganberagam aspek yang melingkupi sekelilingnya, seperti sarana,prasarana, metode, program, maupun sistem pendidikan yang ada.Interaksibeberapaaspekinilahyangkemudianmemicuperkembanganteknologipendidikansehinggadapatmengatasiberbagaiproblematikapembelajaransesuaidengankontekskebutuhanzaman.Berawaldaridinamika inilah sehingga muncul hal-hal baru di dunia pendidikanyang selaras dengan struktur, proses, produk, dan tujuan darisistem pendidikan yang diinginkan. Dalam hal ini, bahkan La Sulomenyatakanbahwatujuanpendidikansecarakhususmemiliki fungsi

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR100

dalam menunjukkan arah dan tujuan bagi manusia agar mampumemaksimalkankualitaskehidupannyadibidangpendidikan.

Perubahan yang terjadi di dunia pendidikan secara nyata telahmenggiring pada perubahan di bidang teknologi pendidikan yangdihasilkanmanusia.Hadirnyateknologipendidikansebagaisuatubidangilmuyangrelatifbarudanbersifatindependensenantiasamengalamiperkembangansesuaidenganperkembanganilmu,teknologi,dansenikaitannyadenganproblem solving atasberagampermasalahanyangdihadapiolehmanusiaseputarpembelajarandanpendidikan.

Berbicara tentang proses perkembangan teknologi pendidikan,pada awal tahun 2006 yang lalu, bidang teknologi pendidikan inimengalami perkembangan ke arah problem solving (pemecahanmasalah) terutama terkait dengan problematika pembelajaran saatitu. Paradigma teknologi pembelajaran pada era tersebut memilikiorientasipadaupayamenjabarkanranahteknologipendidikandenganharapan agar mampu menjadi solusi permasalahan pembelajaransehingga berhilir pada kondisi yang lebih terkondisi, terkendali, danterarah.65Sehinggadijumpaipadasaatituadanyatopikyangdisebutdengan “ethical practice” sebagai sebuah diskursus pembahasantentang perbaikan tampilan (performance) pembelajaran.

Padaeraberikutnya,polainformasidanpengenalanTIKditengahpergumulan dunia pendidikan telahmampumerombak pendekatandan paradigma pembelajaran yang selama ini telah secara ajeg dilakukan.Dieramoderndewasaini,mengutippandanganUNESCO,dikatakanbahwapesertadidikyangmengenyampendidikandilembagapendidikantertentutidakhanyadidoronguntukbelajar(how to learn) semata, akan tetapi mereka dituntut pula untuk mampu belajarmenguasai ilmu (learning to acquire knowledge), belajar bertindak(learning to act),belajarmenjalanihidupbersamadenganoranglain(learning to live together), dan belajar untuk kehidupan itu sendiri(learning for life). Dalam pandangan UNESCO, kseluruhan tahapantersebutdilakukandenganparadigmabelajarsepanjanghayat(lifelong learning).

65 Robert A. Reiser and John V. Dempsey,Trends and Issues in Instructional Design and Technology, (Ohio:PearsonMerrillPrenticeHall,2007),hlm.82.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

101

Sebuahtradisibelajardapatmenentukanlevelliterasiseseorang.Halinilahyangsaatini,dierainformasiini,mutlakdiperlukanadanyaditengah-tengahmasyarakatmodern.MerujukpadapendapatToffleriamengatakanbahwaseseorangdituntutuntuk“melek”dalamenamhal,antara lain:pertama,Visual literacy (literasi visual) atau disebut juga dengan istilah Functional literacy (literasi fungsional), yaknikemampuan dalam menangkap makna serta mengekspresikan beragam idemelaluimedia yangmultivarian. Artinya,media yang digunakanuntukmengungkapmakna suatu ide bisa berasal dari pemanfaatanmediaberupavideo,gambar(image),grafik(graphics),maupuncharts;kedua, Scientific literacy (literasi ilmiah), ialah kemampuan individudalammenelaahbidangsainsdanmatematika,khususnyapadaaspek-aspek teoretis maupun aplikatifnya; ketiga, Technological literacy (literasi teknologi) yang diartikan sebagai kompetensi seseorangdalam memanfaatkan beragam teknologi infomasi dan komunikasi;keempat, Information literacy (literasi informasi), yaitu kemampuandalam mencari, menerapkan, dan mengevaluasi suatu informasidengantepat.Dalamkonteksini,ketepatanyangdimaksudterutamadalam kaitannya dengan pemanfaatan TIK; kelima, Cultural literacy (literasi budaya) yang dimaknai sebagai kemampuan individu dalammengapresiasikeragamanbudayayangadadi lingkungansekitarnya;serta keenam,Global awareness (kesadaranglobal),yaknikemampuanseseorang dalam memahami koneksi yang terjalin antarberbagaikorporasi,bangsa,maupunkomunitasyangadadiberbagaibelahandunia.

Levelliterasisebagaimanauraiantersebut,padamuaranyaakanberimbaspadaaspekpengembangansumberdayamanusia(SDM)yangmenjadimodalpokokpembangunan.DengankualitasSDMyangbaik,pengolahansumberdaya lainnyasepertisumberdayaalammaupunsumberdayabuatanakanmudahdilakukan.Melaluikompetensiliterasiyangdimilikimanusia,makaperkembanganteknologipendidikanpunakanlebihdinamis.Dengandemikian,secaratidaklangsungkehadiranberagamvarianlevelliterasitersebutakanmendoronginstitusi-institusipendidikanmelakukanperanmultifungsinya.Bukansekedarberperansebagai pusat pembelajaran (center for learning) semata,tetapi jugaberperan sebagai pusat peradaban (center for civilization) dan pusat budaya(center for culture).

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR102

Dinamika teknologi pendidikan yang berimbas para peraninstitusipendidikansebagaicenter of learning dapat dimaknai sebagai sebuahupayapemantikperubahanparadigmamanusiaatasdimensikebudayaan yang selama ini telah dilalui dan dirasakan. Pesatnyaperkembangan bidang teknologi pendidikan -termasuk teknologi informasi di dalamnya- telah berdifusi dalam setiap lini kehidupanmanusia.Perkembanganilmupengetahuanbidangekonomi,hukum,politik,seni,bahkanagamatidakterlepasperananteknologiinformasiyangmenyebarkanpengetahuankeseluruhpenjurudunia.Penyebaranyang kian cepat sebagai hasil dari pemanfaatan telnologi informasiinilahyangpadaakhirnyamemunculkanparadigma“e”sebagaiinisialdari “electronic”.Pembelajaranelektronik(e-learning),suratelektronik(e-mail), perpustakaan elektronik (e-library), atau proses perbankanelektronik (e-banking) merupakan beberapa bukti dahsyatnyaperan teknologi informasi dalam mengiringi kemajuan peradabanmanusia. Singkatnya, beragam paradigma perubahan tersebut telahmengantarkan manusia pada percepatan aksesibilitas (accessbility).

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) telahmembawa implikasi positif yang luas dalam dunia pendidikan,termasukdiIndonesia.Secaratidaklangsung,pengaruhICTtersebutjuga menciptakan paradigma baru dalam hal penyelenggaraanpembelajaran. Bahkan, secara khusus, ICT berkontribusi terhadapperubahanprosespendidikandanpembelajaran(teaching and learning process),termasukjugabudayabelajarparapesertadidiknya.Penulismensinyalirduaaspekpokokyangmenjadiimbasprosespembelajarantersebut. Pertama, budaya learning how to learn dan yang kedua, budayalong live learning.

Kedua budaya tersebut merupakan dua budaya yang tidakmemilikiketergantungandengantempatdanwaktu.Terlebih,kelebihanyang dimiliki oleh teknologi informasi dan komunikasi (ICT) melaluiperanan jaringan internet mampu menyediakan informasi apapunyangdbutuhkanolehmanusia,baikdalamkonteks sebagaimakhlukindividudanmakhluksosial.DenganpemanfaatanICT,budayabelajardieramodernberubahsecaradrastisdarisemulaberbasismediacetakberalih menjadi berbasis multimedia. Hal ini tentu berimbas padaprosesbelajar-mengajaryangdilakukanolehpendidikdenganpesertadidiknya.Terlebih,dewasainilembagapendidikanyangmelaksanakan

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

103

pembelajaran jarak jauh (long distance learning) menajdi fenomenayang jamakditemui.Modelpendidikan semacam ini yangkemudiandikenal dengan berbagai istilah, seperti e-campus, cyber-campus,e-education, atau tele-education. Tidak berhenti hingga di sini,beragam model pembelajaran tersebut juga memunculkan variasi pendukung literasibagi civitasakademikasepertivirtual-library atau digital library. Jelasnya,dapatdikatakanbahwaperubahandinamikamodel pembelajaran yang kian maju akan tidak dapat dilepaskandari perkembangan teknologi pendidikan sebagai pancangan sisi implementatifnya.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwasannya penentuanprosedurpengembanganteknologipendidikandapatdilihatdariduapertimbanganutama.Pertama, pengembangan teknologi pendidikan dipengaruhi oleh problematika yang melingkupi dunia pendidikanitu sendiri, seperti masalah produktifitas, kualitas, relevansi,atau pemerataan pendidikan. Beberapa permasalahan tersebutmasih belum dapat diatasi melalui pendekatan keilmuan yang adasebelumnya,sehinggapadaakhirnyamemerlukansuatupendekatanbaru yang dirasamampumengatasi permasalahan tersebut.Kedua, pengembangan teknologi pendidikan memiliki keterkaitan dengan beberapa aspek, di antaranya ialah perkembangan dunia politik(desntralisasi HAM, demokrasi, dan sebagainya), perkembanganekonomi dan kondisi alam (pelestarian alam, kompetisi era global,dan sebagainya), serta progresivitas perkembangan dunia teknologi,terutama di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) jugamemiliki pengaruh di ranah pendidikan itu sendiri. Berbasis pdapermasalahandankonstruksideskriptiftersebut,makadiperlukanlahpendekatanbarudenganmengoptimalisasikondisidanmanfaatdariperkembanganyangtelahadasebelumnya.

B. PERAN TEKNOLOGI PENDIDIKANSebagaimana uraian pada sub bab sebelumnya, dinamika

perkembangan teknologi pendidikan bersifat dinamis dan masivseiringdenganperkembanganzamansertakemajuanbidangteknologiinformasidankomunikasi(TIK).Sistemyangdibangundidalamteknologipendidikan memungkinkan pemerolehan proses pembelajaran dan

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR104

pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan, potensi belajar, danterutamaminat dari masing-masing peserta didik. Pendidikan jarakjauh-sebagaisistemyangbanyakbersinggungandenganpemanfaatanteknologi didalamnya- menjadi sebuah kerangka kerja yang secarasengaja dirancang dalam kapasitasnya untuk memenuhi kebutuhanbelajar para peserta didiknya secara digital melalui pemanfaatanteknologi. Sistem pendidikan seperti inimemiliki asasmanfaat ataupertimbanganekologisyangdisesuaikandengankebutuhandankondisipara peserta didik. Kebutuhan serta kondisi peserta didik tersebuttentutidakdapatdipisahkandenganperkembangandunia informasiteknologiyangtelahmembawaimplikasipadahampirseluruhaspekpola kehidupan dan budaya masyarakat, diantaranya ialah bidangpendidikan.

Bidang pendidikan, terutama di era masyarakat 5.0 saat ini,harus mampu beradaptasi dengan derasnya arus informasi danperkembanganteknologiyangmengiringiduniapendidikanitusendiri.Institusipendidikantidakdapat lagiberperansebatassebagaimediaberlangsungnyatransmisiinformasidanpesanpembelajarandarigurukepadapesertadidikyangdilaksanakandalamrentangwaktutertentu,namunlembagapendidikanjugadituntutmampumelakukanperannyasebagai fasilitator, baik bagi para peserta didiknya maupun parapendidikyangbernaungdibawahlembagapendidikantersebut.Melaluipendampingandanperanlembagapendidikan,aktivitaspembelajarandiharapkanmampuberkembangmenjadisebuahprosesbelajaryangdinamis,mobile,melampauiBatasanwilayahkenegaraan(borderless),ruang (spaceless) dan waktu (timeless). Dengan kata lain, TIK yangdimanfaatkanolehteknologipendidikanmampumengantarkanparapesertadidikdalammenjalaniprosesbelajarnyasecarafleksibeldantidaktersekatolehbatasfisiksemata.Dukunganteknologipendidikanyanghadirditengah-tengahduniapendidikanmodernmenjadipeluangdari terciptanya proses pembelajaran dimanapun dan kapanpun.Dengan lingkungan belajar yang demikian inilah, maka peran gurutidak lagi dalam posisinya yang sentral dan satu-satunya sumberbelajarbagiparapesertadidiknya.Begitupuladengansekolahdalamkonteksbangunanfisiknyatidaklagimenjadisatu-satunyalingkunganbelajar,dengankecanggihanTIKyangtercover dalam bidang teknologi pendidikan, lingkungan belajar era 5.0 diperolehmelalui lingkunganbelajarberbasisdigitalsepertiinternet.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

105

Peranteknologipendidikanlainnyayangtidakkalahpentingialahkontribusiyangdiberikanolehbidangkeilmuanteknologipendidikaninidalammemperbaikikualitaspendidikanmanusia.Perbaikanmutudibidangpendidikaniniadalahsuatulangkahyangmenantang,sebabmemerlukan suatu desain yang bersifat menyeluruh, tidak parsial,terintegrasi antar elemen, serta melibatkan pemangku kepentingan(stakeholders) pendidikansecaraintegraldankontinu.Olehsebabitu,desain perencanaan yang diperlukan tentunya ialah sebuah desainyang komprehensif danholistic agarmempumencapai tujuan yaknimeningkatnyamutuataukualitasoutputpendidikanitusendiri.

Diantara desain penting yang perlu dipertimbangkan dalamkonteks ini ialah bagaimana memanfaatkan teknologi pendidikansecara tepat dan efektif dalam mencapai target output pendidikanyangdiinginkan.Denganpemanfaatanyangefektif,makasecaratidaklangsung akan dapat meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan di negara ini. Pemanfaatan bidang teknologi pendidikan akan mampumemberikanandilnyatabagikemajuanbangsadanpeningkatankualitas(mutu) sumberdaya manusia (SDM). Terlebih, apabila perencanaanyangdilakukantersebutmampumemberikankemudahan-kemudahandalamprosespendidikanyangdijalankan,sertamemberikanjalankeluaryangsolutifatasproblematikanyangmelingkupiduniapendidikan.

Penekanankalimat“memberikanjalankeluaryangsolutif”seakanmenjadi kalimat kunci (keyword) yang penting dilakukan teutamadengan kondisi pendidikan di Indonesia saat ini. Apalagi dalammenghadapieraglobalisasierasociety 5.0ditengah-tengahpandemipasca COVID-19 yang telah secara nyata menghadirkan tantanganluarbiasabagiduniapendidikan.Mutudarioutputpendidikantentudipertaruhkan keberadaannya agarmampu berkompertisi di tengahketatnyapersainganeraglobal;era“corcerning the whole earth”;erayang segala sesuatunya berhubungan denganwilayah internasional,leveldunia,ataujagatrayasecarakeseluruhan.Didalameraglobalisasi,kita bisa melihat bahwa persaingan -di bidang apapun- menjadisemakinketat,informasiapapunbegitucepatbisatersebarkeseluruhpenjurudunia,sehinggaaruskomunikasiseakantakbersekat.Dalamkondisi yang demikian ini dengan tanpa adanya kapabilitas adaptasiyangkuat,makakitaakantertinggaljauhdantergerusolehderasnyaarusglobalisasi.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR106

Maka tidak salah jika Soejiarto kemudian mengidentifikasi tigaindikator utama mutu pendidikan yang tercermin pada diri pribadilulusan,diantaranyaialah:pertama, kemampuan para lulusan untuk bertahan(defence) dalamkehidupan.Kedua, kemampuan para lulusan untukmeningkatkanmutukehidupanyangdijalaninya,baikdariaspekpolitik,sosialbudaya,politik,maupunekonomi,danterutamaaspekpendidikanyangtelahmerekajalani.Ketiga, kemampuan pata lulusan untuk melanjutkan pendidikan di tingkat lanjutan, serta melakukanaktifitasbelajar secarakontinudanberkesinambungan.66Pemenuhanketiga indikator tersebut diharapkan akan menghasilkan outputpendidikan yang berkualitas. Oleh sebab itu, penerapan teknologidalam menunjang proses pembelajaran perlu didukung pula olehpemanfaatan sumberdaya manusia (human resources) dan Sumber DayaAlam(Natural resources) yangmemadai.

Teknologi pendidikan secara umum juga memiliki kontribusiyangterkaitdenganperanyangdiembannyaditengah-tengahakvitasbelajar manusia. Denganmencermati indikator-indikator yang telahdideskripsikan sebelumnya, penulis dapat menarasikan kontribusitersebut pada lima hal, yakni: pertama, teknologi pendidikan berkontribusiterhadaplahirnyaprosespengintegrasianantaraprinsip,konsep,danproseduryangadadidalamsistempendidikan.Integrasitersebut mencakup konsep-konsep pembelajaran yang berposisisebagaisumberbelajar,prinsip-prinsippengembanganpotensipesertadidik, sertaprosedurparadigmapembelajaranbottom-up approach. Kedua, teknologi pendidikan berkontribusi dalam mempermudahinformasidankomunikasi selamaprosespembelajaranberlangsung.Ketiga, teknologipendidikanmemilikikontribusidalammenyediakantenaga profesional yang memiliki kompetensi dalammencari solusipermasalahan pendidikan yang ada. Upaya yang dapat dilakukanuntuk mencetak tenaga profesional tersebut salah satunya denganpelatihan tenaga profesional yang memiliki minat atau passion di bidang pengembangan teknologi pendidikan. Keempat, teknologi pendidikan berkontribusi dalam mengembangkan sistem pembelajaran yangberkualitas.Dalamkonteks ini, kontribusi teknologipendidikannampakmelalui pengembangan beragampola pengajaran alternatif

66 Soedijarto, Memantapkan Kinerja Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: DepartemenPendidikandanKebudayaan,1993),hlm.125.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

107

yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana pemenuhan kebutuhanpendidikan. Kelima, teknologi pendidikan memiliki kontribusi dalam peningkatkan mutu kinerja lembaga lembaga pendidikan dan produktivitas sumberdaya manusia. Lima hal tersebut merupakansebuah kesatuan yang tidak dapat terpisahkan satu sama lainnya,namunsalingmenunjangsatusamalain.

Dengan demikian, bisa dlihat secara empiris, peran teknologipendidikan di dalam sistem pembelajaran dapat dikategorikan ke dalam-setidaknya-empathal,diantaranya ialah:Pertama, teknologi pendidikan dapat mempercepat upaya pemenuhan kebutuhanmasyarakat, terutama tuntutan pasaran kerja masyarakat global.Kompleksitaskebutuhanmasyarakatglobalera5.0menjadi semakintinggi seiring dengan dinamika perkembangan dunia modern saatini. Hal ini berimplikasi pada keinginan individu untuk memenuhikebutuhannyasecaracepatdanteknologipendidikanmampumenjadisolusiataskebutuhantersebut.Kedua, teknologi pendidikan berperan dalam menarik keinginan dan minat dari calon peserta didik dalam kuantitasnyayangbanyak.DengansaranaTIKyangadadidalamteknologipendididkan, proses pembelajaran menjadi bersifat multipurpose sekaligusmultidimensi.Dengandemikian, targetpembelajarantidaklagihanyaterpakupadasatudimensisaja,melainkanpadaberbagaivarian tujuan yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan pasardan para pengguna produk pendidikan (stakeholder). Inilahyangpadaakhirnya mampu menarik minat masyarakat pendidikan terutamacalonpesertadidikuntukdapatmenimbailmusesuaiminatnyadalamkonteks pendidikan multipurpose danmultidimensi.

Ketiga, teknologi pendidikan memiliki fleksibilitas pola belajarsehinggatidakmenggangguaktivitas kehidupanmasyarakatmodernyang memiliki kompleksitas kehidupan yang tinggi. Berkelindandengan hadirnya pendidikan era 5.0 yang bersifat multidimensi,makaaktivitaskehidupanmasyarakat5.0yangmemilikikompleksitastinggi akan memeroleh solusinya. Dengan bantuan teknologipendidikan,parapesertadidikdapatmelakukanaktivitasbelajarnyasecarafleksibelkapanpundandimanapunmerekaberada.Danyangkeempat, teknologi pendidikan mengusung harapan bagi lembagapendidikan untuk mampu meningkatkkan kerjasama dengan para pengguna lulusan (stakeholders). Kerjasama dalam konteks ini akan

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR108

tetap terjalin diantara kedua pihak tersebut apabila masing-masingunsur memiliki kontribusi yang dipandang bermanfaat, baik olehpihak lembaga pendidikan maupun pihak stakeholders. Meminjamistilah Alvin Toffler yang mengatakan bahwa masyarakat yang eksisdi era digital dituntut untukmemiliki tradisi belajar yang kuat yangterbangundaribudayaliterasiyangbaik.Agaknyabudayaliterasiinilahyang dapat menjadi pintu masuk bagi bidang teknologi pendidikanuntukmenjembatani kebutuhandari lembagapendidikandanpihakpengguna lulusan. Teknologi pendidikan yang dimanfaatkan denganbaikakanmampumemberantasmasyarakatyangtidakdapatbelajar(learn), tidakdapatmengubahkebiasaan(unlearn), sertatidakdapatbelajar kembali (relearn) dengan cara mengadaptasi, mengelola,sekaligusmemanfaatkan informasi secara selektif dan kritis.Apabiladivisualisasikan, peran teknologi pendidikan dapat digambarkansebagaiberikut:

Peran Teknologi Pendidikan

Menarik keinginan dan minat calon peserta didik

Meningkatkan kerjasama dengan para pengguna lulusan (stakeholders)

Jawaban atas tuntutan pasaran kerja masyarakat

global

Menunjang kompleksitas aktivitas kehidupan masyarakat modern

Gambar 4.1 PeranTeknologiPendidikan

Melihat pada visualiasasi tersebut dapat dikatakan bahwateknologi memegang peran yang urgen dalam dunia pendidikandewasa ini. Urgensitas tersebut turut pula dilatari oleh kebutuhandan tuntutan dunia pendidikan yang menginginkan ketercapaiantujuanpembelajaranyangmaksimal, baikdari segi kualitasmaupunkuantitasoutputnya.Dengandemikian,makaharapanuntukmampumemberikan dampak positif bagi kemajuan peradaban masyarakatyanglebihbaik,dapatterwujud.

Peran teknologi pendidikan juga dapat dipandang sebagai poros penggerakkemajuanpendidikanmelaluiaksesibilitasataukemudahanproses pembelajaran, serta dapat dimanfaatkan melalui praktek-

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

109

prakteketisbidangteknologi.Halinitentubertujuanuntukmelakukanupaya-upaya peningkatan kreatifitas kinerja di bidang pendidikandanpembelajaran.Secarateknis,perantersebutdapatterealisasikanmelalui penggunaan maupun mengelolaan sumber-sumber dan proses teknologiyangtepatguna.Konsep“teknologitepatguna”inilahyangmenjadi main concept ataukonseputamadalammembahastentangperanteknologipendidikan.

Sebagaimana pemaparan sebelumnya, bahwa konsep teknologipembelajaranpadadasarnyamerupakanbidangkeilmuanyanglebihspesifikdaripadabidang keilmuan teknologi pendidikan. Keterkaitanyangdapatdiambilsaatmembahasperanteknologipendidikandengankonsepteknologipembelajaran ialahpadarelasiyangterjalinantaraduakonsep tersebut.Dengankata lain,pendekatanyangadadalambidang teknologi pembelajaran bisa juga digunakan untuk meneropong peranteknologipendidikanitusendiri.Pendekatan-pendekatanyangdimaksuddiantaranyaialah:(1). Pendekatan sistematik. Pendekatan ini merupakan pendekatan

dalam bentuk pola yang hierarkis, berurutan, sekaligus jugaterarah dalam upayanya untuk menggapai tujuan pendidikanyangtelahdirencanakan.

(2). Pendekatan isomeristik. Pendekatan ini digunakan untukmengintegrasikan beberapa disiplin keilmuan secara sekaligus dengan tujuan untuk melahirkan sebuah kesatuan unsurpendidikan yang dapat digunakan untuk menyelesaikanpermasalahan(problem solver).

(3). Pendekatan sinergistik. Pendekatan ini merupakan konsepkolaboratif antardisiplin keilmuan yangmenggunakan sokonganperangkatdiluarareapendidikansehinggamampuberdayagunabagipeningkatankualitashasilpembelajaran.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR110

111

BAB V

TEKNOLOGI PENDIDIKAN DI MASYARAKAT ERA 5.0

A. TIPOLOGI MASYARAKAT ERA 5.0Istilah“Era society 5.0” pertamakali diperkenalkanolehShinzo

Abe, seorang perdanaMenteri Jepang,melalui pernyataan “Society 5.0 (Super Smart Society) that was offered in 2016 in Japan”.67Era5.0merupakansebuaherayangmunculsebagairesponatastantanganyangdihadirkanolehera4.0sebelumnya.Tantangantersebutlantasmenjaditumpuan lahirnya era 5.0 yang menginginkan adanya peningkatankualitasSumberDayaManusia(SDM),terutamauntukmengatasisegalaproblematika sosial yang ada di msyarakat, dengan memanfaatkanberagaminovasiyangtelahdihasilkanolehera4.0.secaralebihdetail,era5.0merupakaneradimanakeseluruhanteknologitelahmenyatudenganmanusia itu sendiri; teknologi telahmenjadi bagian integralyang tak terpisahkan dalam lingkar kehidupan manusia di segalalininya;kapabilitasinternetsebagaihasildariera4.0diharapkandapatdimaksimalkanpemanfaatannyauntukmembantumanusiamenjalanikehidupannyayangsemakinkompleksdanmodern.

Masyarakatduniasaatinitengahmenyongsongera5.0yangditandaidengan semakin gegap gempitanya perkembangan bidang teknologiinformasi di segala lini kehidupanmanusia.Masyarakat dunia padaumumnyasertamasyarakatIndonesiakhususnyamemilikikeharusanuntuk “melek” teknologi. Tidak dalam pegertian parsialnya sebagai

67 P.O.Skobelev&S.YuBorovik,“OntheWayfromIndustry4.0toIndustry5.0:FromDigitalManufacturingtoDigitalSociety”.International Scientific Journal Industry 4.0, Vol.2No.6Tahun2017,hlm.307-311.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR112

masyarakatkonsumtif terhadaphadirnyaberagamprodukteknologi,akantetapijugamenyangkutpengertianluassebagaimasyarakatyangmampu menciptakan, mengembangkan, dan melakukan re-desainteknologi yang sudah ada. Untuk mewujudkan hal tersebut makasumbangsihpendidikandalammelahirkansuatukomunitasmasyarakatmajusekaligus”melek”teknologimenjadipentingadanya.Lebihdariitu,kesiapanduniapendidikanjugatidakterlepasdariperkembanganbidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).Melalui dukunganTIKdalambidangpendidikan,makaarahpembaruanmasyarakatmajuyang “melek” teknologi akan semakin mudah untuk direalisasikan.Inilah salah satu poin yangmenjadi penciri tipologi masyarakat era5.0.

Tidak dapat dipungkiri apablia era 5.0 merupakan era yang didalamnyaadaperkembanganyangsangatcepatdanmasivditiaplinibidangkeilmuan.Era iniditandaidenganbeberapahal,diantaranyaialahsebagaiberikut.1) Terjadinyapelampauansekattradisionalgeopolitikantarwilayah

disegalapenjurudunia.Dengankatalain,sekat-sekatyangbersifatgeosentrisataubatasdalambentukkewilayahan,mautidakmauharustundukdengankekuatanteknologi,sosialpolitik,ekonomi,sertasekaligusmenjadiperjumpaanbeberapaaspekyangpadaerasebelumnyatidakmudahuntukdipertemukan.

2) Era 5.0 memerlukan adanya dukungan kecepatan informasi,teknologi canggih, sistem komunikasi dan transportasi serbacepat,dandiperkuatdengantatanankelembagaansertasistemmanajerialyangTangguh.

3) Di era 5.0, negara satu dengan negara lainnya memiliki sifatketergantunganyangsemakinnyatadiberbagaiaspekkehidupan.Politik,ekonomi,sosial,danbeberapasisimemilikikelekatandankebersinambunganantarasatuwilayahnegaradengankawasannegaralainnya.

4) Pendidikandiera5.0memilikiperanyangsangatpenting.Prosesdifusi dalam hal ide gagasan, inovasi dan pembaruan dalamstruktur,termasukjugakontendalambidangpendidikanmaupunpengajaranberkembangsedemikiancepatdenganmemanfaatkanteknologiinformasidankomunikasi.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

113

Masyarakatyanghidupdiera5.0menjadisaksiatasheterogenitasdengan sifat mega-kompetisi, dimana masing-masing individuberkompetisi untuk berbuat sesuatu yang paling baik agar mampumeraih hal yang paling baik pula. Agar dapat melakukan danmelampauiitusemua,makadiperlukanadanyasistemkomunikasidanpemanfaatanteknologiyangberkualitaspula.Padadimensiini,kualitasteknologidapatdilihatmelaluipolapemanfaatanyangdilakukanolehmasyarakatuntukmempermudahkehidupanmereka.Salahsatucontohriilyangdapatdiuraikandisiniialahpemanfaatanteknologiinformasipada bidang pendidikan yang dikenal dengan istilah e-education.Sebagaimanatelahpenulispaparkanpadababsebelumnya,istilahinipopuler di kalanganmasyarakat 5.0 yang sudah tidak asing dengandigitalisasi dan komputerisasi.E-education nampaknyamenjadi trenpendidikan yang paling tepat di era komputerisasi dan digitalisasisaat inimaupundimasa-masayangakandatang.Desainpendidikane-education merupakan jawaban kebutuhan pendidikan masyarakat5.0yangmenginginkansegalaaktivitasdapatdilakukandenganpraktis,efektif,dancepat.

Dalamhalteknis-implementatif,e-education dapat dilaksanakan melalui format real time, offline, maupun online. Real time terjadi saatpembelajarandilaksanakanmelaluiinteraksifisikantarapendidikdengan peserta didiknya di dalam ruang kelas pada waktu yangbersamaan, danmemanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi(ICT) sebagai media pembelajaran yang utama. Apabila dilakukandalam bentuk online, maka interaksi antara pendidik dengan para peserta didiknya dilakukan melalui aplikasi digital tertentu, sepertiZoom Meeting, Google Classroom, Jitsi Meet, dan sejenisnya, akantetapiinteraksiyangterjaditidaklahdalambentukfisikdisaturuangkelas. Bisa jadi antara pendidik dan peserta didik terpisahkan olehwilayahteritorialdangeografisantardaerah.Pelaksanaane-education dalamformatinipundapatdiklasifikasikanmelaluiduaplatform,yakniasynchronous learning (pembelajaran asinkronus) dan synchronous learning (pembelajaran sinkronus).Dikatakanasynchronous learning apabila interaksi online learning dilakukan oleh pendidik denganpeserta didiknya dalam waktu yang tidak bersamaan, sedangkanplatform synchronous learning terlaksana antara pendidik dan peserta didikdalamdurasiwaktuyangbersamaan.Dengankata lain,proses

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR114

pembelajaranmelaluiaplikasidigitaltertentu,sepertiZoom Meeting, Google Classroom, Jitsi Meet, dansejenisnyadapatdikategorikankedalam platform synchronous learning.Sebaliknya,dalame-education melalui format offline, proses pembelajaran dilaksanakan melalui pemanfaatanICTsebagaimediautama,akantetapidilakukansecarafleksibeldalamhalwaktupelaksanaannya.

Dengandemikian,dapatdisimpulkanbahwadesainpembelajarane-education merupakan salah satu dari sekian alternatif desainpembelajaran yang efektif dilaksanakan pada era 5.0 seperti saatini. Model pembelajaran ini dapat menjawab tantangan kebutuhanpendidikan yang sesuai dengan konteks zaman digital yangmenjadikarakteristik utama era 5.0. Satu hal pokok yang patut diperhatikandalam proses pengimplementasian e-education ini ialah pada fokusproses belajar-mengajar (learning and teaching process) yangditerapkan.Sehinggaapabiladibahasdalamranahyanglebihparsial,e-education perlumemfokuskanpadae-learning dan e-teaching dalam prosespenyelenggaraannya.Keduahal tersebut (e-learning maupun e-teaching) memerlukan media berupa perangkat lunak (software) denganfasilitaslearning space didalamnya.

Jelasnya, masyarakat di era 5.0 merupakan masyarakat yangaktif, kreatif, sekaligus dinamis. Salah satu contoh saja dalam halperkembangan gadget yangmengalamiperkembangansangatmasivdanprogresif.Perkembangannyatidaklagidalamhitunganbulan,akantetapibisaterjadidalamhitunganminggu.Belumlagipekembanganyang terjadi di bidang lainnya. Kesemuanya memerlukan responmasyarakat yang cepat pula. Pada era 5.0, keseluruhan usaha yangdilakukanmanusiauntukmemenuhikeperluanhidupnyaberorientasipada ilmu pengetahuan yang berkembang. Knowledge based economic (pengetahuan berbasis ekonomi), knowledge based social empowering (pemberdayaandanpengembanganmasyarakatberbasispengetahuan), maupun knowledge-based education (pendidikan berbasis pengetahuan) merupakan gambaran tentang kontribusipengetahuandalammewarnaiaktivitaskehidupanmanusia.

Apabilamenengokpadarealitaera5.0dengansegalakompleksitasyangmenyertainya,makadapatditarikbeberapakarakteristikumumyangnampakpadamasyarakatera5.0.Karakteristikyangakanpenulis

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

115

paparkanberikutinilebihpadafenomenapergeseranyangterjadidibeberapaaspekkehidupanmanusia.

Pertama, pergeserandalambidangakselerasipemanfaatandanperkembangan ilmu pengetahuan teknologi (Iptek) yang berimbaspadaberubahnyakehidupansosialbudaya individudalamkelompokmasyarakatnya.Sebagaicontohmisalnyapadapemanfaatanteknologi“Chip Pentium” dengan kehadiran “bytes” nya. Teknologi jenis initerbuktitelahmenerobossekatteritorial,bataskawasan,maupunbatasnegara di penjurubumimanapun.Dunia seakanmenjadi jauh lebihsempitdenganadanyaperambatanteknologiini.68Belumusaidengan“Chip Pentium”, lahirlah teknologi “nano” dengan ukuran yang jauhlebihkecildaripada“Chip Pentium”.Efisiensiyangmampudihadirkanolehteknologi“nano”iniberdampakpadapotensinyadalamberbagaiaspekdandisiplinkeilmuan,sepertipendidikandanmikrobiologi.

Akselerasi pemanfaatan dan perkembangan ilmu pengetahuanteknologi(Iptek)juganampakdaribidangkeilmuangenetika.Masyarakat5.0 sebagian besar telah mendengar dan bahkan mengenali istilah“kloning” dengan mengambil objek penelitian pada binatang yanglazimdigunakandlamujilaboratorium.Teknologirekayasangenetikainipadarealitanyatelahmembawamanfaatdibidangpengembangbiakanbinatang ternak maupun budidaya tanaman. Meskipun tidak dapatdipungkiri pula tentang dampak negatifnya dengan dimunculkannyaide kloning pada diri manusia, namun temuan spektakuler kloningpada kenyataannya telahmenyumbang ilmupengetahuandi bidanggenetika.

Kedua, pergeseranpolapikirpolasikap,sertapolatindakandalamstrategi pemasaran dan sistem produksi suatu barang. Pergeserantersebutterletakpadatuntutanakankebutuhanpasaryangkianserbacepat dan berbasis mesin. Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuanteknologidiera5.0telahmenggeserkebutuhansumberdayamanusiadalamproduksibarangsecaramanualmenujupadapolarobotikmesinyangpengaturannyaserbaotomatisdenganmemanfaatkanteknologidigital.Dalamskalabesar,pergeseran ini turutpulamenggeserpola

68 B. Subijanto, “Strategi Berbasis JatiDiri Bangsa IndonesiaMenujuMasyarakatGlobal:StrategiKepemimpinanMenujuMasyarakatGlobal”,dalamPuruhito,dkk.Jati Diri Bangsa dalam Ancaman Globalisasi: Pokok-pokok Pikiran Konferensi Guru Besar Indonesia, (Jakarta:ForumIntelektualIndonesia),16-17Mei2007.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR116

pikir, pola sikap, dan pola tindakanmanusia pada apa yang disebutsebagai creative thinking (polaberpikirkreatif)sebagaiupayamanusiamempertahankan eksistensi dan kebermanfaatannya di tengahpersaingan,baikantarindividudalamposisinyasebagai sumberdayamanusia,maupunpersaingandenganmesin-mesinrobotikyangkianmenggerusfungsimanusiadalamprosesproduksisuatubarang.

Ketiga, pergeserankompetisi.Pergeseraninitidakhanyameliputiaspek keunggulan kualitas, kuantitas, maupun accessibility semata,namunturutmengarahpulapadakompetisididalamaspekfleksibilitas,tingkatkepercayaan(trust),dankecepatan.Variasiseleramasyarakatera5.0danberagamdinamikakebutuhanmasyarakatpadaakhirnyaberorientasi pada faktor kecepatan dan fleksibilitas penyediaansuatubarang.Begitupentingnyaduafaktortersebut-kecepatandanfleksibilitas-seakanmenjadikunciutamakeberhasilanindividudalamberkompetisidanmenguasaipersaingan.

Keempat, meningkatnya kebutuhan hidup masyarakat. Apabiladilihatdarisegimakro,realitatersebutsecaratidaklangsungmenuntutkemampuan adaptif masing-masing negara untuk dapat memenuhikebutuhan hidup masyarakatnya. Opsi yang dapat dilakukan untukmenjadi solusi ialah perlu adanya peningkatan knowledge capital (penguasaanilmupengetahuan)sebagaimediaefektifdalammenguasaipersaingandanmemenuhikebutuhanmasyarakat.knowledge capital inisecaraumumdapatdikategorikandalambeberapaaspek,antaralain:knowledge-based industry, knowledge-based economy, knowledge-based society, dan termasuk pula knowledge-based education.

Merujuk pada beberapa karakteristik yang penulis deskripsikandiatas,makadapatdikatakanbahwafenomenadialektikakehidupanmasyarakatera5.0turutmewarnaiperkembanganilmupengetahuandan peradaban manusia. Kedua konsep tersebut berjalan dalamsebuahepisentrumperadaban.Artinya,dinamikakehidupanmanusiadengansegaladialektikayanghadirdidalamnya,sertaperkembanganilmupengetahuanyangberkembangdidalamkehidupanmasyarakatsenantiasaberkaitansatusamalain,denganperadabansebagaipusatpergerakannya.

Padasisiyanglain,progresifitasyangditemuidiera5.0melahirkansebuah kesadaran global akan perasaan butuh antara satu individu

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

117

denganindividulainnya.Rasasalingketergantungan,salingmemberidan menerima, serta interaksi saling berdialog. Hal tersebut dapatdimungkinkan terjadi melalui kemajuan teknologi informasi dankomunikasisebagaimediayangdapatmenyatukanumatmanusiadaribelahanduniamanapun.Apabilaseseorangberperansebagaiseorangpendidik,makaera5.0membuatnyamemerlukansebuahpendekatanpembelajaran yang memungkinkan pendidik mengarahkan pesertadidiknyadalammelewatitantanganduniapendidikanyangsedemikiankompleks. Hal ini berarti pula, pendidik yangmemiliki kontribusi diera 5.0 merupakan sosok pendidik yang bisa menjauhi kesempitanpemaknaannyaatasbataswilayah,agama,ras,maupunsuku.

Kapabilitas lain yangpentinguntukdimiliki seorangpendidikdiera 5.0 ialah kemampuan dalam aspek keterampilan berkomunikasinonverbal.Hinggasaatini,masihbanyakkalanganpendidikyangmenilaibahwa komunikasi yang paling penting dilakukan antara pendidikdenganpesertadidikialahkomunikasidalambentukverbal,sehinggamengenyampingkanbentukkomunikasinon-verbal.Padahal,merujukpadapendapatBirwhistelldalamPan,menyatakanbahwakomunikasinon-verbalmerupakansalahsatuopsidaribidangkeilmuankomunikasimassayang65%nyamenjadisumberpenyampaianmakna.69

B. KARAKTERISTIK TEKNOLOGI PENDIDIKAN MASYARAKAT 5.0

Pengaruh kondisi geografis, sebaran penduduk berdasarkanpertumbuhannatalitas,sertatuntutanperkembanganzamanyangkianmodernpadaakhirnyamendorongparapembuatkebijakanpendidikanjarak jauh (distance learning) sebagaialternatifdesainpembelajaranyang tepat di era perkembangan 5.0 dewasa ini. Melalui desainpendidikan jarak jauh,pemerataankesempatanbelajarbagi pesertadidikmenjadipeluangbesaryangdapatdioptimalkandenganberbasispemanfaatanteknologi informasidankomunikasi(TIK).Pesertadidiktidak lagi terkungkung pada pola belajar klasik yang terbatas ruangkelas secara fisik, akan tetapimereka dapat belajar dimanapun dankapanpun dengan mengoptimalkan sumber belajar digital (digital learning resources).Terlebih,karakteristikmasyarakatera5.0puntelah

69 Q.Pan,“NonverbalTeacher-StudentCommunicationintheForeignLanguageClassroom”,Theory and Practice in Language Studies, Vol.4No.12Tahun2014,hlm.2627-2632.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR118

familiardantidakasinglagidenganteknologiinformasidigital,termasukdalampemanfaatannyadibidangpendidikandanpengajaran.

Dengan kata lain, TIKmenduduki posisi penting yang tidak lagidianggapsebagaisebuahhalyangasingdiduniapendidikanmoderndewasaini.TeknologipendidikanyangbersendikanpadapemanfaatanTIKsecaraoptimalakanmampumenyokongperkembanganmasyarakatera 5.0 ke arah yang lebih progresif sekaligus adaptif dengan lajuperkembanganzaman.PendidikanyangberbasisTIKakanmemerlukansupport dari berbagai elemen, diantaranya ialah dukungan pirantilunak (software)danpirantikeras (hardware) yangsaling terhubungsatusamalain,terkait,salingmelengkapidanmembutuhkan.Dengandemikian, semakin jelaslah letak bahwa TIKmemiliki relevansi yangerat dalam konteks pengembangan teknologi pembelajaran. Prosespembelajaran di era 5.0 sudah sepatutnya menjadi pembelajaranyang menyenangkan sehingga menjadi sebuah edutainment, yakni perpaduan antara pendidikan (education) dan hiburan(entertainment), artinya, proses pendidikan yang diselenggarakandi era 5.0 memiliki desain pembelajaran yang sedemikian rupasehinggamampumengkombinasikan secara harmonis antara unsur-unsur pendidikan dengan hiburan. Pembelajaran interaktif denganperpaduan edutainment merupakan salah satu citi khas pendidikanera 5.0. Tentu saja, desain pembelajaran yang demikian itu akandapatdiselenggarakandenganlancarmelaluipemanfaatanteknologipendidikansecaramaksimal.

Melaluipemanfaatansumberbelajarberbasisdigital -baca:TIK,teknologi pendidikan era 5.0 semakin menemukan eksistensi danurgensitasnya dalam proses pembelajaran bagi para peserta didik.Penulis mendasarkan hal tersebut pada dua poin utama. Pertama, sistem pendidikan jarak jauh memiliki fleksibilitas yang bersifatterbuka sehingga memungkinkan untuk diikuti oleh para pesertadidikdimanapunmerekaberada.Artinya,prosespembelajarandapatdilaksanakansecaravirtualmelaluipemanfaatanteknologididalamnyadimanapundankapanpun.Komunikasidaninteraksiakademikantarapendidikdenganparapesertadidikdirancangsecarakhususdenganwaktu, materi, dan strategi pembelajaran yang modern. Disinilahnampak urgensitas peran teknologi pendidikan sebagai media yangefektif mengantarkan pesan pembelajaran melalui proses kegiatan

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

119

belajar-mengajaryangdilakukan.Dengandemikian,polapembelajaranyangdilaksanakanakanmampumemberikanruangbagiparapesertadidik untuk dapat merasakan secara riil, mengalami secara nyata,bereksperimensecaramandiri,danmenemukansendiripengalamanbelajarnya.

Kedua, sistempendidikanjarakjauhmemilikiprinsipkemandirianyang terwujud melalui implementasi program pendidikan maupunkurikulum yangmemungkinkan para peserta didik dapatmelakukanproses belajarnya secara mandiri, baik secara personal individualmaupunmelaluiprosesbelajarmandiriyangdilakukandalamformatpenugasankelompok.Dalamkonteksini,peranteknologipendidikanlebih sebagai penyedia layanan teknis di dalam proses pendidikan-terutama di bidang kurikulum dan rancangan berbagai bentuk program pendidikan- yang melibatkan ide, prosedur, peralatan, personal,dan kelompok dalam menganalisa suatu permasalahan, mencarisolusi pemecahan masalah, mengimplementasikan, mengelola, danmengevaluasisegalaaspekyangberkaitandenganaspekbelajarparapesertadidik.

Pada sisi yang lain, karakteristik teknologi pendidikan di era5.0 dapat disinyalir dari produk-produk teknologi pendidikan yangdihasilkan. Pada basis utamanya, produk teknologi pendidikan inidalam sisi tahapan dan levelnya dapat diklasifikasikan menjadi duabentuk, yakni produk berupa ide atau gagasan, serta produk dalambentuk perangkat/materi. Sedangkan apabilamenilik pendapat NeilSelwyn,maka teknologi pendidikan dapat dibagimenjadi perangkatmaterial,perkakas,media,peralatan,metode,strategi,dancara-cara.70 Dalamredaksiyanglain,dapatdinyatakanbehwamaterial,perkakas,media,peralatan,metode,strategi,dancara-caradapatdiklasifikasikansebagai produk dari bidang teknologi pendidikan. Melalui kerangkabidang keilmuan teknologi pendidikan inilah, lahir beragam modelpengembangan pendidikan seperti R2D2 atau ADDIE model. Satufaktorlainyangturutandildalammengembangkanbidangteknologipendidikanialahfaktorhuman being atauparaahlidanakademisiyangberkecimpungdi dunia pendidikan, khususnyapada aspek keilmuanteknologipendidikan.

70 NeilSelwyn,Education and Technology: Key Issues and Debates, (London&NewYork:Continuum,2011),hlm.6-11.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR120

Model pembelajaran R2D2 merupakan sebuah desainpengembangandibidangpendidikanyangmemiliki fokuspadapolakerja Reflective, Recursive, Design, dan Development (R2D2).Modelrancangan pendidikan ini mulai dikembangkan pada sekitar tahun1995-an.Modelinitermasuksalahsatuversiyangmemfokuskanpadaupayapenciptaan suatumateri pembelajarandenganberbasis padateori konstruktivistik. Penjelasan dari komponen-komponen R2D2dapatdideskripsikansebagaiberikut:(1) Reflective/Reflektif, yakni perenungan atas rancangan

pembelajaranyangtelahselesaidanataumasihditerapkan.(2) Recursive/Rekursif, yakni suatu ide yang dikaji secara kontinu

selamaprosesperancanganpembelajarandilakukan.(3) Design/Desain,yaknibentukrancanganpembelajaranyangakan

diterapkandalamsistempendidikan.(4) Development/Pengembangan, yakni pola pengkajian secara

mendalamdanupayaperluasan yangdilakukanatas rancanganpembelajaranyangtelahditetapkan.

Sedangkanmodel pembelajaran ADDIEmerupakan satu desaininstruksional dalam dunia pendidikan yang dicetuskan pada sekitartahun 1975-an. ADDIE merupakan akronim dari analysis, design, development, implementation, dan evaluation. Dalam pemaknaan definitifnya, ADDIE merupakan sebuah model pengembanganpendidikan yang bersifat generic dan secara konvensional telahdigunakanolehparadesainerpendidikanuntukmenciptakansebuahpelatihanyangefektif.DidalamADDIE,terdapatsebuahpendekatanyangmemilikititiktekanpadaprosespenganalisisantentanginteraksiyang terjadi antarkomponen dalam sebuah sistem pendidikan.Dalamkategorisasinya,masing-masingkomponenyangadadidalamrancanganmodelADDIEdapatdirincisebagaiberikut:(1) Analysis/Analisis,merupakanfaserancanganinstruksionaltahap

pertama. Aktifitas rancangan objektif yang terdapat di dalamfaseanalysis diantaranya ialah: Isi;pendidikdanpesertadidik;kebutuhaninstruksional;sertahasilinstruksional.

(2) Design/Desain, merupakan fase rancangan instruksional tahapkedua.Aktifitasrancanganobjektifyangterdapatdidalamfase

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

121

design diantaranyaialah:tujuaninstruksional;analisatugas;sertakriteriapenilaian.

(3) Development/Pengembangan, merupakan fase rancanganinstruksional tahap ke tiga. Aktifitas rancangan objektif yangterdapat di dalam fasedevelopment di antaranya ialah: prosesmengembangkanmateriinstruksional.

(4) Implementation/Implementasi, merupakan fase rancanganinstruksional tahap ke empat. Aktifitas rancangan objektif yangterdapat di dalam fase implementation di antaranya ialah:penyampaiandanpengarahandaripendidikkepadapesertadidik;penerimaanolehpesertadidikdaripendidik;sertaberfokuspadaupayameraihtargetbelajarsecaraobjektif.

(5) Evaluation/ Evaluasi, merupakan fase rancangan instruksionaltahapkelima.Aktifitasrancanganobjektifyangterdapatdidalamfase evaluation di antaranya ialah: mengevaluasi sejauh manaperolehan pengetahuan oleh peserta didik; sertamengevaluasiapadanbagaimanaprosespembelajarandapatberjalanhinggaberakhir.

Salahsatupioneerbidangpendidikan,DaveMeier,mencetuskansebuahdesainpembelajaranyangdikenaldenganaccelerated learning.71 Melaluibukunyabertajuk“The Accelerated Learning Handbook”, Meiermenggagasmodelpembelajaranyangterdiriatasbeberapaunsur,diantaranyaialah:(1). S = Somatic/Somatis, yang maknanya belajar dengan cara

bergerak.(2). A = Auditory/Auditori, yang maknanya belajar dengan cara

mendengaratauberbicara.(3). V = Visualization/Visual, yang maknanya belajar dengan cara

menggambarataumengamati.(4). I = Intellectuality/Intelektual,yangmaknanyabelajardengancara

problem solving (memecahkanmasalah)danperenungan.

71 DaveMeier,The Accelerated Learning Handbook: Panduan Kreatif dan Efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan (Terj.RahmaniAstuti),(Bandung:KAIFA,2009),hlm.90. Lihat pula Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodis dan Paradigmatis, (Yogyakarta:PustakaPelajar,2013),hlm.283.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR122

Apa yang dicetuskan oleh DaveMeier di atas, dapat dijadikansebagai salah satu pancangan epistemologis penerapan pendidikandi era 5.0 dewasa ini.Model SAVI (Somatic, Auditory, Visualization, dan Intellectuality) merupakan cikal bakal pendidikan modern yangmemanfaatkanproduk-produkteknologipendidikandidalamprosespembelajaran yang dilaksanakan. SAVI merupakan model belajaryang berbasis pada aktivitas dasar tubuh manusia melalui pancainderayangdimilikinya.SAVIdilakukanmelaluigerakan-gerakanfisiksecaraaktifpadasaatmelakukanprosesbelajardenganpemanfaatanindera semaksimalmungkin, sehinggamembuat seluruhpikirandantubuh menjadi terlibat dalam proses pembelajaran. Dalam kontekspendidikan dan pengajaran, aktivitas mendengar, melihat, berpikir,merasakan, serta aktivitas motorik lainnya merupakan kegiatanutamayangdilakukanolehpesertadidikdalamprosesbelajaryangialakukan.Secaraeksplisit,dapatdikatakanbahwaprosesbelajardalammateriapapuntidakakanterlepasdariperanpanca indera.Peluanginilah yang seharusnya dapat terbaca oleh sistempendidikan di eramodernsepertihalnyaera5.0ini,sehinggadalamprosespembelajaranberbasispemanfaatanteknologiinformasidankomunikasi(TIK),akanmemperhatikanpeluangpanca inderamanusia sebagaimediaalamipelejitefektifitaspembelajaran.

Somatic dapat didefinisikan dengan belajar melalui gerakan(learning by moving and doing);Auditory dapatdidefinisikandenganbelajar melalui berbicara dan mendengarkan (learning by talking and hearing);Visual dapatdidefinisikandenganbelajarmelaluipengamatan(learning by observing and picturing); sedangkan Intellectual dapat didefinisikan dengan belajarmelalui aktivitasmemecahkanmasalah(learning by reflecting and problem solving).Melaluikeempataktivitasmendasar ini, baik pendidik maupun peserta didik akan dapatberinteraksi secara sinergis dalam pola-pola pendidikan yang telahditentukan saat perencanaan. Sinergitas tersebut diperoleh melaluiintegrasisedemikianrupayangmemilikiimplikasipadakebersamaanguru dan siswa dalam melakukan proses pembelajaran melalluieksperimendanpraktikpembelajaransecaranyata.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

123

Dengandemikian,penulisdapatmenyimpulkansatupointerkaitkarakteristikteknologipendidikandiera5.0berbasispadapancanganepistemologis accelerated learningyangdicetuskanolehDaveMeier.Model SAVI yangdiusung sebagai unsurutamaaccelerated learning merupakansebuahembriopendidikanyangdapatdimanfaatkanolehpembelajaranmodern di era 5.0 saat ini.Accelerated learning yangdipadukandenganpolapembelajaranmodernyangdidominasiolehpemanfaatanteknologipendidikandidalamnya,akanmampumenjadialternatifpembelajaranyangmenjawabtantanganpendidikandiera5.0.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR124

125

URGENSITAS TEKNOLOGI PENDIDIKAN PASCA PANDEMI COVID-19

Situasi kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi(ICT) yang terjadi secara masiv di era revolusi 5.0 dewasa iniseakan mengalami hentakan spektakuler menuju popularitasnyabersamaan dengan adanyawabah pandemi COVID-19 yang berhasilmenumbangkan berbagai lini kehidupan, satu diantaranya ialahduniapendidikan.DampakCOVID-19yangbegituluarbiasasehinggamampumengubahbudayasosialmasyarakatdunia,berimplikasipadapolaadaptifyangdimunculkanolehduniapendidikanmelaluikonseppembelajaran jarak jauh dengan mengoptimalkan pemanfaatan ICTdidalamnya.Sehingga,peranteknologipendidikandalammenopangkeberlangsungan pemanfaatan ICT tersebut menjadi sangat urgen.Terlebih,pandemiCOVID-19yangmunculpadaawal2019lalu,saatinitelahmulaimemasukierapascapandemiyangotomatisberdampakpada pola adaptif dunia pendidikan. Berikut akan dipaparkan duabahasanpokokyangterkaitdengandiskursusteknologipendidikandierapandemidanpascapandemiCOVID-19 tersebut.Pertama, ialahkonsep,aksi,maupunimplikasiposisiteknologipendidikanditengahpandemiCOVID-19,sertakedua ialahefektivitasteknologipendidikandalammenyongsongerapascapandemiCOVID-19.

BAB VI

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR126

A. POSISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN DI TENGAH PANDEMI CoVid-19:konSeP,akSi,daniMPlikaSinyaPandemi COVID-19 yang hingga kini masih belum usai, telah

menjadi bahan pelajaran berharga bagi manusia, khususnya parapebelajar tentang makna adaptasi yang sesungguhnya dalammenghadapitantanganpendidikandimasasulitselamawabahCOVID-19berlangsung.Polaadaptasiyangpalingnampak,diantaranyaialahpenyesuaian diri dengan sistem pendidikan yang diselenggarakanoleh mayoritas lembaga pendidikan. Pola pembelajaran daringyang menjadi rutinitas pembelajaran di masa pandemi menjadikanpara peserta didikmemposisikan dirinya sebagai tokoh utama yangmemilikikemampuandalamsegalahal.Denganadanyakepercayaandiri seperti itu,makaseringkali implementasiaktivitaspembelajarankurangoptimal.Ketidakoptimalantersebutsalahsatunyadipicuolehkeengganan peserta didik untuk meningkatkan kualitas belajarnyamelalui pemanfaatan ICT dalam pembelajaran daring. Padahal, dilainsisi,perkembanganteknologidan ICTberjalansecaramasivdanterkadangmelejitbegitucepat.Kesenjanganinilahyangpadaakhirnyamenjadikanketidakoptimalanprosespendidikan.Disinilahkarakteristikpebelajarmemgangperanpentinguntukmendongkrakpembelajaranmenjadilebihmaksimal.

Sebuah hal yang nyata terjadi, bahwa fenomena pandemiCOVID-19 yang tengah dihadapi oleh masyarakat dunia saat ini,pada realitanya telah memporakporandakan nyaris seluruh linikehidupan termasukpendidikan. Keberlangsungandunia pendidikandierapandemimengalamiperubahansignifikandarikondisisebelumCOVID-19 terjadi,daripembelajaran tatapmukadikelas secarafisikberalihmenujudesainpembelajarandalamjaringan(daring)berbasispemanfaataninternetdanICT.Metodepembelajaranyangdigunakanjugamengalamipolaadaptasidanmodifikasiagarpesanpembelajaranyang disampaikan kepada para peserta didik dapat diakses denganmudah.Padasituasiyangdemikian,makakonseputamayangpentinguntukdipahami ialahfleksibiltas kurikulumyangmampumendesainpendidikanberbasisteknologi.

Konsepkurikulumyangfleksibeldapatdinilaiberdasarkanpadakemampuannyamengidentifikasidanmenyesuaikandesainpendidikan

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

127

dengan kebutuhan pembelajaran era pandemi. Pada lingkup teknis-implementatif,kebutuhanpembelajaranyangdimaksudterletakpadaoptimalisasiplatformdaringsebagaimediapenyampaianmateriajardari pendidik kepada para peserta didiknya. Optimalisasi tersebutdapatterwujudsekiranyaditunjangdenganpenerapanteknologiyangmemadai. Hal ini penting diupayakan, baik yang bersifat Top-down maupuan Bottom-up. Penulis menegaskan konsep Top-dpwn sebagai kemampuanpembuatkebijakandalammenyediakanpayungregulasiterkait penerapan online learning yang merujuk pada pemanfaatanteknologipendidikandidalamnya.Selain itu,aspekTop-down dalam hal ini juga berasal dari kurikulum yang dicanangkan oleh masing-masing lembaga pendidikan untuk menunjang keberlangsungan online learning di satuan pendidikan. Sinergitas antara kemampuanpembuatkebijakanditingkatpusatdenganfleksibilitaskurikulumyangditerapkan selama proses pembelajaran akan dapatmempermudahketerlaksanaan online learningdi tengahpandemiCOVID-19dewasaini.

Aksi yang dimunculkan oleh bidang teknologi pendidikan ditengahpandemiCOVID-19dapatdilihatpadapemanfaatane-learning sebagai opsi yang paling memungkinkan untuk dijalankan dalamonline learning selamawabahpandemiberlangsung.Dalamkonteksini, penulis mengajukan tiga jenis e-learning yang lazim digunakansebagai model pembelajaran selama pandemi berlangsung. Ke tigajenis e-learning tersebutantaralain:(1). Web course. Jenis e-learning ini memungkinkan pendidik dan

peserta didik melaksanakan pembelajaran dalam jaringan (daring) atau sering disebut juga dengan istilah pembelajaranjarak jauh (PJJ).MelaluiWeb course, pendidik tidakmelakukantatap muka secara langsung dengan para peserta didiknya.Interaksi yang mereka lakukan terkait pembelajaran (misalnya:diskusi,konsultasi,pemberianmateriajar,penugasan,ujian,dansebagainya)dilakukanmelaluipemanfaatanjaringaninternet.

(2). Web centric course. Jenis e-learning ini merupakan salah satubentuk pemanfaatan internet dalam kegiatan belajar-mengajar(KBM)dimanapesertadidikdanpendidikmelaksanakanaktivitaspembelajaran melalui tatap muka meskipun dalam formatpembelajaranjarakjauh(PJJ).Variasiyangdapatdilakukandalam

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR128

Web centric course ini yaknidenganmembagi kegiatanbelajar-mengajar ke dalam dua versi. Separuh proses pembelajarandilakukan dengan tatap muka langsung, dan separuh sisanyadilakukandenganmemanfaatkanmediajaringaninternet.Variasiini sesungguhnya dapat menghasilkan keunggulan tersendirikarenasifatkeduanyayangsalingmelengkapi.Disaatpembelajarandilakukan lewat jaringan internet, maka peserta didik denganleluasa dapatmengakses beragam informasi terkaitmateri ajaryang diberikan oleh para pendidik. Adapunpadamoment atapmuka, peserta didik dapat berdiskusi secara langsung denganparapendidiknyaterutamaterkaitmateriajaryangtelahmerekaunggahdariberbagaiweb literature yangadadiinternet.

(3). Web enhanced course. Jenis ke tiga ini ditujukan untukmeningkatkan kualitas pembelajaran, terutama pada aspekpemanfaatanmediakomunikasiantarapesertadidiksatudenganpeserta didik lainnya, baik secara individual-personal maupunsecarakelompok.

Implikasi yang dapat dirasakan dari penerapan teknologipendidikanditengahpandemiCOVID-19ialahpadasemakinmasivnyapemanfaatan e-learning dalam dunia pendidikan di semua level pendidikan mulai pendidikan dasar, menengah, hingga pendidikantinggi.HalinipenulissimpulkanberdasarkanpadarealitadanfenomenayangterjadisejakadanyapandemiCOVID-19diIndonesia,khususnyadampak yang ditimbulkannya di bidang pendidikan. Apabilamelihatpadapotensidasaryangdimilikinya,e-learning merupakan media dalam prosespembelajarankonvensionalyangkemudiandikembangkandandikemas sedemikian rupa melalui digitalisasi dengan pemanfaaanbidang keilmuan teknologi. Hanya saja, distingsi yang dimunculkanolehe-learning terletakpada tuntutankeaktifanpesertadidikuntukdapatmengikutiprosespembelajarandengansemestinya,sedangkanpada pembelajaran berbasis konvensional, tuntutan tersebut tidakbegitudiperhatikansebabpadapembelajarankonvensionaltersebut,gurulahyangmemegangperandalammengkondisikanjalannyaprosespembelajaran.

Dorongan keaktifan peserta didik dalam menjalani prosese-learning, menjadi implikasi ke dua yang penulis ajukan dalam

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

129

buku ini.Melihatpada faktasemakindiminatinyae-learning sebagai desain pembelajaran pada mayoritas lembaga pendidikan, makaimplikasi tersebut sejatinyadapatdimilikiolehpesertadidikmelaluitiga syarat utama. Pertama, syarat personal. Artinya, peserta didiksecarapersonalindividualharusmemilikiinteraksiyangbersifattimbalbalik dengan pendidik yangmendampinginya belajar.Melalui syaratpersonal ini, maka peserta didik jauh dari kemungkinan rasa bosanatas proses e-learning yang ia jalani, karena peserta didik tersebutmerasamemilikimentor -baca: guru- yang senantiasamendampingidanmembantu jikaadakesulitasselamapembelajaranberlangsung.Kedua, syarat kesederhanaan. Artinya, pendidik harus memberikankemudahan kepada para peserta didiknya dalam menjalani prosese-learning. Kemudahan yang dimaksud dalam konteks ini, misalnyadalamhalkemudahanpemanfaatanteknologipenunjange-learning;kemudahanpengaplikasianmenu-menuyangadadidalamplatform e-learning,ataukemudahandalamberkomunikasimelaluie-learning. Ketiga, syarat kecepatan. Artinya, sistem e-learning yang digunakandalamprosespembelajaranhendaknyamemilikikemampuanresponyangcepatjikaadakeluhandaripesertadidik.Kesulitan-kesulitanteknisyang dialami peserta didik dalam menjalankan program e-learning hendaknyamampudiatasi oleh sistem itu sendiri, denganpelibatanaktifdaripendidikselakumentorpembelajaran.

B. EfEKTIVITAS TEKNOLOGI PENDIDIKAN MENYONGSONG ERA PaSCaPandeMiCoVid-19PandemiCOVID-19yangmelandaduniapadatigatahunterakhir

ini, telah memberikan pengalaman bagi mayoritas sektor yangterdampak. Di dunia pendidikan sendiri, pengalaman pembelajaranyang dilaksanakan selama pandemi COVID-19 berlangsung telahmembuat orang menjadi berpikir tentang bagaimana menciptakan kebijakan yang tepat, cepat, sekaligus efektif dalam setiap aktivitaspembelajaranyangdilangsungkan.Olehkarenanya, sistemteknologipembelajaranyangberbasisaplikasidiharapkanmampumemberikanmanfaat dalam proses pembelajaran daring yang sampai sejauh inimenjadi primadona platform pembelajaran di era pandemi. Desainpembelajaran online sebagaimana banyak dimanfaatkan pada era

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR130

pandemisaat ini,memerlukandukungansaranadanprasaranayangmemadai, termasuk dukungan sistem informasi berbasisi teknologi.Melaluisisteminformasiyangditopangolehadanyateknologiinformasiinilah,padarealitanyaakanmampumendukungpengambilankebijakanpendidikanyangbermuarapadakesuksesanaktivitasbelajarpesertadidik.72

Peran sistem informasi di bidang pendidikan dewasa inimemberikan impilkasi yang luar biasa dalam berbagai dimensipembelajaran. Artinya, sistem informasi yang dimanfaatkan untukmendukungtercapainyatargetpembelajarantelahmampumerambahdesain pendidikan secara multidimensional. Sistem pelayananserta keunggulan kompetitif yang ditawarkan oleh sistem informasimenjadikannya sebagai pintu tersemainya bidang garap teknologipendidikansecaralebihprogresifsekaligusmasiv.Terlebih,himbauanpemerintah yang menjadikan aktivitas learning from home (LFH)sebagaidesainpembelajaranerapandemi,telahberhasilmenciptakanledakan pemanfaatan sistem informasi menjadi melonjak dengansangat pesat. Segala aktivitas akademikmenjadi sangat bergantungpadaketersediaansaranateknologiinformasidanpemanfaatanjaringaninternet agar pembelajaran online tetapdalamterlaksanadenganbaik.Penghapusan Ujian Nasional, pemberlakuan aktivitas learning from home,hinggaperkuliahansecaradaringmerupakanbeberapacontohkonkrit dari adanya gebrakan progresivitas pemanfaatan teknologiinformasi di era pandemi COVID-19. Implikasi logis yang lahir darifenomenatersebutyaknipadafaktorkesiapanparapendidik,terlebihpesertadidik,dalammelakukanadaptasiakademikdanpenyesuaianpsikis-sosialatassegalaperubahandesainpembelajaranyangmerekahadapi. Dengan kata lain, dinamika perubahan pola pembelajaranyangterjadididuniapendidikanselamapandemiberlangsungsecaraeksplisit telah memunculkan beragam persoalan pendidikan yangharusdicarikansolusipemecahannya.

Hingga pertengahan tahun 2020, data statistik menunjukkanbahwa terjadi lonjakan sebesar 30 persen hingga 40 persen ataspermintaanpemasanganjaringaninternetdirumah.Halsenadajugaterjadi dengan pengguna aplikasi public conference daring mengalami

72 JamesA.O’Brien&G.M.Marakas,Management Information Systems (10thEd.),(Boston:McGraw-HillIrwin,2017),hlm.35.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

131

lonjakandrastic.Platform ZoomMeetingmisalnya,mencatatsebanyak257.853 pengguna padaMaret 2020 setelah seminggu sebelumnyamengkalkulasi penggunanyadi angka91.030orang.Di posisi kedua,terdapatSkypesebagaiplatform penyedialayananfree conference yangbanyakdiunduholehpenggunaduniamayadengantotal71.155user ataunaik sebesar8.02persendari sebelumnyaberadapadakisaran65.875pengguna.Urutanketigadidudukiolehplatform HangoutMeetdengan peningkatan sebesar 32.14 persen dari sebelumnya dengancapaian7.917penggunamenjadi10.454user.73

Deskripsi naratif berupa angka-angka numerik di atas, padadasarnya penulis paparkan semata untuk memahami betapapentingnya peran teknologi informasi sebagai sarana pendukungaktivitas digitalmasyarakat yang tengah berhadapan dengan realitakondisipandemiCOVID-19.Denganjumlahpenggunalayananaplikasiconference yang kian meningkat, lazim apabila kemudian dikatakanbahwa teknologi pendidikan menjadi salah satu komponen utamapenyokongkeberlangsunganpembelajaranonline melaluipemanfaatanteknologiinformasidankomunikasi.Pemanfaatanteknologiinformasiyangdiintegrasikankedalamranahteknologipendidikanakanmampumenjadi suplemen positif bagi keterlaksanaan proses pembelajaranonline secara maksimal. Melalui aktivitas pemanfaatan teknologiinformasi, lembaga pendidikan akan mampu mempertahankaneksistensinya dalam beradaptasi dengan kemajuan sistem informasiyangberkembangdilingkunganmasyarakat.

Lazimapabiladenganmasivnyapemanfaatanteknologiinformasidan komunikasi era pasca pendemi COVID-19, semakin melejitkankeunggulan-keunggulanyangdimilikiolehOnline learning. Beberapakeunggulan yang dapat penulis deskripsikan di dalam buku ini, diantaranyaialah:(1). Fleksibilitas lokasidanwaktuterselenggaranyakegiatanbelajar-

mengajar(KBM).(2). Kemudahan aksesibilitas dalam memperoleh sumber-sumber

belajar.

73 DewiAndriani, “PenggunaanAplikasiConference”,www.teknologi.bisnis.com ,diaksestanggal15November2021

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR132

(3). Berlimpahnyamateripembelajaranyangdapatdiunggahmelaluijaringaninternet.

(4). Terbuka luasnya kesempatan para pendidik untuk melatihkemandirian para peserta didiknya. Di samping itu, melaluionline learning, para peserta didik memiliki peluang untuk lebih bertanggungjawab atas proses dan hasil belajar yangdiperolehnya.

(5). Seiring meningkatnya layanan jaringan internet tanpa bayarmelalui WiFi, menjadikan online learning semakinramahbiaya.

(6). Memberikan kemudahan bagi para pendidik untuk memantaulearning progress dari masing-masing peserta didiknya secarareal-time. Sebab dengan memanfaatkan jaringan internet,pendidik dapat mengecek hasil belajar para peserta didiknyasecaralangsung,bahkandalamhitungandetik.

Dengan demikian, apabila ditelaah lebih jauh, maka bahasanmengenai efektifitas teknologi pendidikan di era pandemi danpasca pandemi tidak dapat terlepas dari urgensitas pemanfaatanSistem InformasiManajemen (SIM)yangberkualitas. Secarakhusus,pembahasantentangSIMakanpenulisfokuskanpadakaitannyadenganpengambilankebijakandibidangpendidikan.Poininilahyangpenuliscobapaparkandidalambukuini,sebagaisalahsatuupayapemantiksemakin berkembangnya ilmu pengetahuan di bidang teknologipendidikan,terutamadalammenghadapierapascapandemiCOVID-19dimasamendatang.

MenyongsongsituasipascapandemiCOVID-19,peranteknologipendidikan nampaknya akan semakin menemukan format idealnyadalammengiringiperkembanganpengetahuandankelancaranprosespembelajaranditengah-tengahmasyarakatpendidikan.Selarasdengandinamikaperkembanganzaman,makaidealitaskonseppemanfaatanteknologi pendidikan juga perlu didukung oleh pengelolaanSumberdayamanusia (SDM)yangefektif,sebabbagaimanapun juga,posisi Sumberdaya manusia (SDM) tetaplah sebagai subjek yangmemiliki daya pengendali atas teknologi sebagai objeknya. Dengandemikian, maka kebutuhan akan sistem informasi Sumberdayamanusia (SDM) yang dihasilkan dari lembaga-lembaga pendidikan

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

133

menjadisatuhalyangmutlakuntukdilakukan.74Dalamredaksiyanglain,dapatdikatakanbahwaposisiSDMakandapatmengimbangilajuperkembangansisteminformasiyangada.

Di sisi lain,perludisadari bahwa setiapperubahanyang terjadidilingkuppendidikanotomatismemerlukanadanyapolapengawasandari beberapa pihak yang berkepentingan untuk melakukan tugaspengawasan tersebut secara cermat. Dalam konteks ini, pihak yangdimaksudhendaknyamemilikikewenangandalammengaturlembagapendidikandenganharapankewenanganpengawasandapatdilakukansecara maksimal. Jelasnya, teknologi pendidikan akan mampumenjalankanfungsinyasecaraoptimalmelaluidampinganpengelolaanSDM melalui konsep yang diistilahkan dengan Sistem InformasiManajemenSumberdayamanusia(SIM-SDM).

Keberadaan SIM-SDM dalam wilayah pengelolaan teknologipendidikanterutamadalammenghadapierapascaCOVID-19dimasamendatang,merupakan salah satu cara yangdapat dilakukanuntukmengefektifkan teknologi pendidikan melalui kajian pengembanganSDMdiorganisasipendidikan.MelaluiSIM-SDMlembagapendidikan,maka akan terbangun suatu pola perencanaan, pengelolaan, danpengendalianyangmemastikankeberlangsunganprosesadministratifdanoperasionaldidalamkelembagaanpendidikan.Perubahanfluktuatifyang terjadi jelang pasca pandemi akhir-akhir ini membutuhkanresponadaptifsekaligusresponsivedariparapelakupendidikanyangsecaraintensmenggelutisisimanajerialsebuahlembagapendidikan.Dengandemikian,kebijakanyangsekiranyadiperlukantindakancepatakandapatterealisasikantanpamemerlukanwaktuyanglama.Tentusaja,kebijakanyangdimaksuddalamkonteksiniyaknikebijakanyangmengedepankankebermanfaatan teknologipendidikandidalamnya.Melalui cara inilah, maka efektifitas teknologi pendidikan dalammenyongsongerapascapandemiCOVID-19dapatterwujud.

Secara akurat, informasi mengenai kondisi riil di lembagapendidikan dapat diketahui melalui SIM-SDM yang digunakan olehlembaga tersebut. Informasi tersebut menjadi data yang pentingdalammenunjangmeningkatnyakualitassebuahlembagapadaaspekteknologimaupunSDMdiorganisasitersebut.

74 SondangP.Siagian,Manajemen Sumberdaya manusia, (Jakarta:BumiAksara,2003),hlm.91.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR134

1. Sistem,Teknologiinformasi,sertaSisteminformasiManajemen(SIM)a. Sistem

Dalam konteks definitifnya, sistem diartikan sebagaisebuah kesatuan (unity) yang melingkupi aspek-aspek yangsaling berinteraksi satu dengan lainnya. Interaksi yang salingberkaitan antarkomponen di dalam sistem memiliki tujuan untukmeraih tujuan dalam sebuah lingkungan yang kompleks.Melaluipemaknaantersebutmakadapatdikatakanbahwasetiapkomponen yang ada di dalam suatu sistem melakukan upayaKerjasamasatusamalain.Dalamprosesinteraksitersebut,tidakmenutupkemungkinanmenimbulkanperubahandinamikayangbersifatkontinusehinggaperlusenantiasadikelola,dikendalikan,dandikembangkan.

Para akademisi telah banyak memberikan penjelasanmengenaikonsepsistemitusendiri.Ludwigmisalnya,menjelaskankonsep sistem sebagai kumpulan dari perangkat unsur yangmemiki kaitan dan pengaruh satu sama lain dalam sebuahlingkarantertentu.75HalsenadajugadikemukakanolehO’Brienyangmenilai sistemsebagai sebuahkumpulanantarkomponen,yangkeseluruhannyasalingberhubungan.76Bahkan,secaralebihdetailO’Brienmenjelaskanbahwa relasi yang terjadi di antarakomponen dalam sebuah sistem tersebutmempunyai batasan-batasanspesifikyangcukupjelasdibedakan.Namun,komponensatu dan lainnya mampu saling melakukan Kerjasama untukmenggapaitujuanyangsama.Haltersebutdilakukanmelauijalanreceiving atau penerimaan atas masukan (input) yangkemudiandiproses (processing) sehingga bermuara pada menghasilkansuatu luaran (output) dalambentukprodukatauhasiltertentu.

Dengandemikian,apabiladefinisisistemtersebutditarikkeranah pendidikan, dapat dinyatakan bahwa sistem pendidikanmerupakan suatu kumpulan dari berbagai komponen pendidikan

75 VonBertalanffyLudwig,General System Theory: Foundations, Development, Application, (NewYork:GeorgeBraziller,Inc.,2016),hlm.25.

76 JamesA.O’Brien&G.M.Marakas,Management Information Systems (10thEd.),(Boston:McGraw-HillIrwin,2017),hlm.36.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

135

yang dapat bekerjasama, beroperasi, saling berpengaruh, dansalingterintegrasiantarakomponenpendidikanyangsatudengankomponenpendidikan lainnya,dengan tujuanuntukmelakukanproses pendidikan danmencapai tujuan pendidikan yang telahditentukan. Dengan kata lain, sistem pendidikan memerlukansebuah pengelolaan atau manajemen yang baik agar tujuanpendidikandapatdiraihdenganbaikpula.

Melaluipenjabarandefinisitersebut,dapatdilihatbahwasuatusistem memiliki karakteristik mendasar yang membedakannyadengankonseplain.77Karakteristiktersebutantaralain:(1). Sebuahsistemmemilikipoladinamisyangberorientasipada

pencapaian sebuah tujuan dengan segala perubahan yangterjadiselamaprosestersebutberlangsung.

(2). Sebuahsistemmerupakansatukesatuan(unity) yangbersifatsinergis. Artinya, dalam suatu sistem ada ciri kesatuanusaha yang saling bersinergi antar unsur yang terdapat didalamnya.

(3). Sistem merupakan suatu konsep yang bersifat terbukaterhadaplingkunganyangadadisekitarnya.Sifatketerbukaanterhadaplingkungantersebutmembawasebuahequifinality atautidakharusmutlak.Targetpencapaiantujuandarisuatusistem bisa dilakukan dengan beragam cara disesuaikan dengantantanganlingkunganyangdihadapi.

(4) Suatusistemmampumelakukansebuahtransformasiyangmengubahmasukan (input) menjadi luaran (output) sesuai dengantujuanyangingindicapaiolehsistemtersebut.

(5). Tujuan dari sebuah sistem yang dirancang dengan baik,akan menghadirkan hubungan sinergis antarkomponen didalam sistem tersebut. Hubungan antarunsur inilah yangmenghasilkan apa yang disebut dengan istilah “analisissistem”.

(6). Sistem memiliki variasi yang beragam. Sistem tertutup,sistemterbuka,dansistemumpanbalikmerupakantigadiantarabeberapavariasisistem.

77 EtyRocaety,Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, (Jakarta:PT.BumiAksara,2005),hlm.2-3.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR136

(7). Didalamsistemterdapatapayangdisebutdenganmekanismepengendalian.Mekanisme inimenjadi sebuahbagian yangberperandalammemberikandatainformasikedalamsistemtentangdampakdari sistem terhadap capaian tujuanyangdicanangkanolehsistemtersebut.

Sebagaimana pemaparan sebelumnya, beberapa jenis darisistemdapatdiudentifikasikanpada3ragam,yaknisistemtertutupdan sistem terbuka (Closed-Loop and Open-Loop System). Sistem tertutup merupakan suatu sistem yansg mempunyai target,pengendalianmekanis,sertafeedback. Sedangkan sistem terbuka ialahsebuahsistemyangtidakmempunyaitarget,pengendalianmekanis,maupunfeedback.Untukmemudahkandeskripsikeduajenis sistem tersebut, penulis memvisualisasikannya melaluigambarberikut.

Input

Transformation/Process

Output

Objective

Control Mechanism

Input

Transformation/Process

Output

Gambar 6.1 SistemTertutup(Closed-Loop System)

Input

Transformation/Process

Output

Objective

Control Mechanism

Input

Transformation/Process

Output

Gambar 6.2 SistemTerbuka(Open-Loop System)

Visualisasi dua gambar di atas menunjukkan distingsiantara sistem tertutup dan sistem terbuka. Secara jelas dapat

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

137

dilihat bahwapada sistem terbukatidak adanya target, kontrolmekanisme, ataupun feedback. Namun sebaliknya, ketiga itemtersebutdapatdijumpaipadasistemtertutup.

b. Teknologi InformasiDierarevolusi5.0saatini,duniaseakantidaklagimemiliki

sekat batas wilayah. Informasi dari belahan dunia manapundapat diketahui dan diakses dalam hitungan detik. Jenisinformasi apapun juga dapatmenyentuh segala sisi kehidupan,baik individual, masyarakat, hingga negara. Pada level individumisalnya, beragam informasi perlu untuk diakses, mulai dariinformasitentangkesehatan,edukasi,hinggainformasijasadanproduk lainnya. Disinilah pentingnya peranan sistem informasigunamenunjang produksi informasimaupun dukungan kepadaotomatisasipekerjaanyangdilaksanakanolehbermacamsistemkerjayangadadimasyarakat.78

Teknologi Informasi diistilahkan pula dengan Information technology (IT) yang digunakan untuk menjelaskan tentangjenis teknologi apapun yang dapat membantu individu dalammenciptakan, menyimpan, mengubah, menyebarkan, maupunmengkomunikasikansuatu informasi.Dalamteknologi informasiakandidapatiintegrasiantarakomunikasikecepatantinggidengankomputasi.Penyatuanduahal inilahyangbisamengoptimalkanaudio, data, maupun video menjadi suatu sistem informasiyang bermanfaat. Banyak hal yang dapat dijadikan contoh dariteknologi informasi. Personal computer (PC), televisi, telepon,gadget, dan notebook merupakan beberapa diantara perangkat yangmenggunakanteknologiinformasisebagaikomponenutamapengoptimalannya.

c. Sistem Informasi ManajemenPembahasan mengenai pengertian manajemen menjadi

pintu masuk untuk dapat mencerna makna Sistem InformasiManajemen(SIM)padsusbabini.Secarasingkatdapatdijelaskanbahwa kata manajemen berasal dari kata “to manage” yang

78 H.M.Jogiyanto,Model Kesuksesan Sistem Informasi Teknologi, (Yogyakarta:ANDI,2007),hlm.59.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR138

merupakan verb atau kata kerja dalam bahasa Inggris. Katatersebutmemilikimaknamengatur,mengurus,mengelola, danmelaksanakan.79Sehinggaruanglingkupmanajemenmenyangkutsegala sesuatu yang diurus, diatur, dan dikelola dengan tujuandirealisasikan seasuai dengan tujuan yang ingin dicapai olehsistem yang membingkainya. Peran manajer -yakni subjekyang melakukan fungsi manajerial- bertindak sebagai pengrahmanajemen. Dengan demikian, diperoleh kesimpulan bahwamanajemenmemiliki empat komponen pokok, antara lain: (1).Segalasesuatuyangakandikonkritkandalambentukrealisasi;(2).Memiliki ruang lingkup tertentu; (3). Berfokus pada ketepatan;(4).Bersifatsebagaisuatuarahan.80

Selanjutnya, cakupan definitif dari pengertian SistemInformasiManajemen (SIM) telah diungkap oleh banyak pakar.Penulismenukil beberapa pengertian SIM sebagaimana dinukilolehRochetydibawahini.81

(1). Sistem Informasi Manajemen (SIM) ialah sebuah metodeyangdidalamnyadihasilkanketepataninformasimanajerialmengenai operasi internal maupun lingkungan eksternal dari suatu organisasi. Fungsi-fungsi tersebut bertujuanuntukmenyokongpengambilankeputusansehinggamampumemperbaiki proses planning dan organizing.

(2). SistemInformasiManajemen(SIM)ialahseperangkatsistemyang dibuat olehmanusia denganmemadukannya denganmemanfaatkanmesinsehinggadapatmenyuguhkaninformasiuntuk menyokong fungsi-fungsi manajemen, operasional,maupunprosespengambilankeputusandisuatuorganisasi.

(3). Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sebuahrancangan sistem penyajian informasi-informasi tertentuyang memiliki orientasi pada keputusan yang dibutuhkandalam melakukan aktivitas planning, controlling, maupun evaluation darisuatuorganisasi.

(4). SistemInformasiManajemen(SIM)ialahsuatusistemdalambidang informasi yang diperlukan oleh seorang manajer

79 F.C.Gomes,Manajemen Sumberdaya manusia, (Yogyakarta:ANDI,2002),hlm.1.80 B.Siswanti,Pengantar Manajemen, (Jakarta:BumiAksara,2005),hlm.11.81 EtyRocaety,Sistem Informasi Manajemen Pendidikan…,hlm.17.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

139

untuk mengambil keputusan secara tepat, baik secarakualitasmaupunkuantitasnya.

(5). SistemInformasiManajemen(SIM)ialahsistemberpadunyasumberdaya manusia (SDM) dengan sumber daya selainSDMdenganpengoptimalanmanfaatkomputerdidalamnyauntuk menghasilkan sejumlah fungsi-fungsi manajemensebagaicarauntukmencapaitujuamorganisasi.

Berdasarkanpadabeberapapengertiandiatas,konklusiyangdapat diambil ialah bahwa Sistem Informasi Manajemen (SIM)merupakansuatukombinasiantarasejumlahperangkatdibidangteknologiinformasidanunsurSumberdayamanusia(SDM)untukmelakukanaktivitaspemilihan,penyimpanan,pengolahan,sertapengambilankembalikeputusandalamsebuahbidangtertentu.Melalui redaksi yang lain, Sistem Informasi Manajemen (SIM)merupakansebuahsistemyangsengajadibuatuntukmenyediakaninformasi sebagai bahan dalam mengambil keputusan dalamaktivitasmanajemen,yakniplanning, organizing, actuating, dan controlling disebuahorganisasi.

2. Teknologi Pendidikan dalam Bingkai SiM-SdM: efektifitasnyadalam Menyongsong Era Pasca Pandemi COVID-19 Padabab-babsebelumnya,telahdipaparkansecaradetailtentang

konsep teknologi pendidikan,mulai dari tataran konseptual-teoretishingga apliakatif-praktis peran teknologi pendidikan dalam duniapembelajarandanpendidikan.Teknologipendidikantidakdapatberdirisendiri tanpa adanya komponen pendukung yang saling bersinergisatu sama lain, salah satunya ialah sistem informasi yangdigunakanuntukmenajalankan teknologi tersebut. Secara detail, dapat dilihatpada lembagapendidikanyangadadimasyarakat sekitar. Lembaga-lembaga pendidikan tersebut tentu perlu menjalankan operasional kelembagaandalambentukkegiatanbelajar-mengajar(KBM),sepertisarana-prasarana, peserta didik, proses belajar, struktur organisasikelembagaan, biaya operasional, maupun pendidik dan tenagakependidikan.Untukmempermudahinteraksiakademisdaribeberapakomponen tersebut, maka diperlukan peran sistem informasi yangmelingkupi unsur-unsur penyokong lembaga pendidikan dalam hal

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR140

penyediaan informasiyangdiperlukanolehmanajerpendidikansaatmelaksanakankegiatanpembelajaran.

Jelasnya, sistem informasi yang mendukung terselenggaranyaproses pendidikan di suatu lembaga terdiri atas software (perangkat lunak), hardware (perangkat keras), dan yang terpenting yaknibrainware (perangkat manusia). Poin terakhir inilah yang menjadipenentu efektifitas teknologi pendidikan, termasuk pada era pascapandemi COVID-19 seperti dewasa ini. Bahkan, di dalam teorimanajemen dikatakan bahwa untuk menjalankan suatu organisasiataulembagapendidikan,perluadanyasinergitasyangterjalinantarastrategi lembaga pendidikan dengan strategi sistem informasi yangdiguanakandi lembaga tersebut.Melalui inter-relasi dua komponentersebut,makaakanlahirsebuahcompetitive advantage (keunggulan persaingan)dilembagapendidikanitusendiri.Penjelasaninikemudianmemunculkansebuahpertanyaan,dimana letakefektifitas teknologipendidikanyangdimaksud?

Jawabannya terletak pada Sistem Informasi ManajemenSumberdaya manusia (SIM-SDM). Konsep inilah yang menentukandesain teknologi pendidikan yang dimanfaatkan sebagai penunjangprosespembelajarandi sebuah lembagapendidikan. SIM-SDMyangdapatdikeloladenganbaik,akanberujungpadaterciptanyacompetitive advantage sebagai daya penciri atau keunggulan karakteristik yangbersifat sellable sekaligus marktable. Dalam mewujudkan ciri khassellable maupun marktable tersebut, tentu diperlukan dukunganpositif dari para pengambil keputusan -baca: manajer lembagapendidikan- yang mampu memimpin dan mengelola lembaganyadalammenghadapisituasipembelajarandierapascaCOVID-19.

Competitive advantage sebagaisalahsatuindikatorkeberhasilanlembaga pendidikan yang sellable sekaligus marktable, memilikicakupanbeberapaaspekpenguatyangpentinguntukdipertimbangkanolehpengelolalembagapendidikan.Merujukpadateoriyangdiungkapkoleh seorang tokoh bernama Michael Porter,82 ada lima kekuatan (five forces) yang patut diperhatikan untuk melahirkan competitive advantage di suatu lembaga pendidikan. Deskripsi visual kelima haltersebutdapatdilihatmelaluigambarberikut.

82 MichaelPorter,Competitive Strategy, (NewYork:FreePress,1980),hlm.56.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

141

Keterangan:1. Education institution competitor2. Education institution new comers3. Substitute education institution4. Stakeholders5. Buyers

Gambar 6.3 Limakekuatan(Five forces) dalam membentuk Competitive advantage

Lima poin penting yang dijelaskan oleh Porter dalam teorinyatersebut, dapatmenjadi salah satu acuan bagi lembaga pendidikanuntuk meningkatkan kualitas lembaganya. Terlebih, persaingan didunia pendidikan saat ini begitu ketat sehingga berdampak padaurgensitas pengelolaan lembaga pendidikan yang efektif, dengansenantiasamengelaborasikanteknologidalamprosespendidikanyangdilaksanakan.Dalamkonteks ini, Sistem InformasiManajemen (SIM)menjadi bagian penyokong dari suatu rencana pembelajaran danmenjadibagianintegraldaristrategisisteminformasiyangdigunakan.Strategi informasi yang dapat menyokong peranan sistem tersebut-setidaknya-berpancangpadatigapilarpokok,diantaranyaialah:(1).Strategidari sistem informasi yangdigunakan; (2). Formulasitingkatkebutuhan akan sistem informasi yang relevan; (3). Keselarasanintegrasi antara sistem informasimanajemen dan strategi teknologiinformasi.Melalui ketiga rumusan pilar tersebut, harapannya dapatmenjadiacuanbagisuatulembagapendidikandalammenerapkanSIM-SDMsecaratepatdenganmemanfaatkanbidangteknologipendidikandidalamnya.

TeknologiinformasimemilikihubunganlineardengankemapanankualitasSumberdayamanusia (SDM)di sebuah lembagapendidikan.Apabilasuatulembagapendidikanmenginginkanadanyaresponadaptifdenganperkembangandankemajuanbidangilmupengetahuan,makaia harus mampu merangkul seluruh faktor yang dapat mendukungtercapainya tujuan tersebut.DimasapascapandemiCOVID-19, laju

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR142

perkembanganteknologipendidikanyangoptimalmasihmenjadifaktorpentingbagieksistensikelembagaanpendidikanditengahpersainganketatdilingkuplembagapendidikanlainnya.Halinisebagaimanatesisyang dikemukakan oleh Rocaety yangmenyatakan tiga kunci pokokyang harus dipenuhi untuk mendukung keberlangsungan lembagapendidikanyangberbasispadateknologi informasi.Tigakuncipokoktersebutialahteknologi,Sumberdayamanusia(SDM),sertarelasi.83

MelaluipenerapanSIM-SDMyangdibingkaidenganpengoptimalanperan teknologi pendidikan, maka sistem pembelajaran akan dapatdikelola dengan tepat,mulai dari tahapperencanaanpembelajaran,pelaksanaan pembelajaran, hingg tahap evaluasi pembelajaranseluruhnyadikelolaolehteamwork yangberkualitas.Teamwork yangdimaksud di dalam konteks ini terdiri atas sekumpulan Sumberdayamanusia (SDM) yang bertanggungjawab dalam mengembangkanpendidikan melalui basis pemanfaatan teknologi pendidikan didalamnya. Dengan demikian, para staf yang mengelola lembagapendidikan benar-benar memiliki rasa tanggungjawab yang besardalampengoperasian teknologi informasi sebagai salahsatuelemenpembangunteknologipendidikan.SDMdilembagapendidikantersebutmemiliki kapabilitas untuk melakukan upaya problem solving atas beragam problematika akademik maupun operasional yang munculselamaprosespendidikanberlangsung.

Melalui kombinasi antara kualitas SDM, pengalaman bekerja,aktivitaspelatihan,kapabilitaskepemimpinan,kapabilitasmanajerial,dan yang paling penting ialah adanya komitmen dan kapabilitasdalam mengelola bidang teknologi pendidikan, maka secara tidaklangsung akan menempatkan bidang kajian teknologi pendidikan pada efektifitasnyayangmaksimal,terlebihdalammenyongsongerapascaCOVID-19.DalamkaitannyadenganfaktorSIM-SDMyangdikelolaolehindividu-individuberkualitasdanberkompeten,makasetidaknyadapatdilihatdaritigadimensi,antaralain:(1). Sumberdayamanusia (SDM) yang berkompetenmemiliki peran

penting dalam dunia pendidikan. Mengingat progresivitasperkembangan teknologi informasi yang kian cepat, makakompetensi teknis yang dimiliki oleh ahli bidang teknologi

83 EtyRocaety,Sistem Informasi Manajemen Pendidikan…,hlm.25.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

143

informasi memiliki andil besar dalam mengembangkan duniapendidikan.

(2). Interaksi antar SDM yang terlibat di dalam dunia pendidikan,berposisisebagaisubjekyangmengendalikanteknologipendidikan.Mereka yang paling memungkinkan untuk memberikan nilaitambahpadakualitaspembelajaranyangadadisebuahlembagapendidikan.

(3). SDM yang berkualitas senantiasa berorientasi pada aktivitasproblem solving di lingkup pembelajaran yang dilaksanakan.SDMinimengetahuiseluk-belukoperasionallembagapendidikandengan menggunakan bantuan teknologi informasi. Kreativitasdan analisis krritis merupakan ciri khas dari perilaku problem solving dilembagapendidikan.

Teknologi pendidikan, sebagaimana paparan di bab-babsebelumnyadibukuini,memanfaatkaninfrastrukturteknologiinformasisecara total. Dalam hal ini, infrastruktur dalam bentuk hardware maupun software memiliki fungsi bersama-sama dalam rangkaiantahapoperasionaldisebuahorganisasipendidikan.Halinidikarenakanbaik hardware maupun software merupakan tulang punggung bagi lahirnyaintegrasisistemdisebuahlembagapendidikan,denganfokusutamapadaketerjangkauanbebanoperasional,pemeliharaan,maupunpengembangan yang mendukung tercapainya tujuan pendidikan.Dalam hal ini, posisi sistem informasi akan menyesuaikan dengankebutuhanjaringanyangadadilembagapendidikantersebutsehinggastabilitas infrastruktur menjadi tanggungjawab penuh dari lembagayangbersangkutan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa antara teknologiinformasidanlembagapendidikanmemilikirelasipadabagiandecision making (pembuatankeputusan)yangmenjadiwewenangSumberdayamanusia (SDM) yang berposisi sebagai pimpinan sekaligus menajerlembaga pendidikan. Sedangkan, peran SIM-SDM ialah dalam haleksekusi pengambilan keputusan di sebuah organisasi pendidikan.Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh SIM-SDM lebih padapemilihan alternatif perilaku tertentu daro beberapa alternatif yangada.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR144

Dalamprosespemilihan keputusan inilah, keefektifan teknologipendidikan dapat dibuktikan. Antara pemilihan keputusan yangdilakukanmelalui SIM-SDMdenganmemanfaatkanbidang teknologipendidikantentuakanberbedadengankeputusanyangdiambiltanpamelibatkan peran teknologi pendidikan. Kebijakan pendidikan yangmelibatkan peran teknologi pendidikan tidak akan meninggalkanbidang kajian teknologi informasi yang sekiranyamampumelejitkantercapainyatujuanpendidikan.DengansituasipascapandemiCOVID-19nanti,sebagaisuatuprediksi,makapengambilankeputusansepertiinilah yang dibutuhkan oleh para pelaku pendidikan. Hal tersebutpenulis sinyalir sebagai cerminan dari sistem pembelajaran yangsejalan dengan progresivitas perkembangan pendidikan era revolusi 5.0. Oleh karenanya, untukmengambil keputusan yang tepatmakaperlu dipertimbangkan beberapa unsur di dalamnya, di antaranyaialah:1) Perlu adanya tahap identifikasi terhadap alternatif-alternatif

yangsekiranyadapatdiambiluntukpemecahanmasalahdalammencapaitujuanpembelajaran.

2) Perlunya identifikasi terhadap fokus tujuan pembelajaran yangditargetkan.

3) Perlunya penghitungan atas faktor-faktor yang mempengaruhiketercapaiantujuanpembelajaranyangdiinginkan.

4) Perlunyaidentifikasiperangkatatausaranauntukmengidentifikasidanmengevaluasihasildarisebuahpengambilankeputusan.

Berdasarkanpadadeskripsidiatas,dapatditariksimpulanbahwakonsep inti yang dapat menggambarkan pemaknaan sistem yaknisebuah kesatuan yang memiliki saling keterkaitan antarkomponendi dalamnya. Dalam perkembangan suatu sistem, akan selaludiimbangidenganperkembangandibidangteknologiinformasi.Olehkarenanya, upaya yang dapat dilakukan untuk beradaptasi denganperkembangan zaman, kebutuhan ilmu pengetahuan, serta kondisipascapandemiCOVID-19mendatang,salahsatunyadapatdilakukanmelalui pengolahan sekaligus pengelolaan sistem informasi. Hal inikemudian diistilahkan dengan Sistem Informasi Manajemen (SIM).Selanjutnya,subjekyangmemilikidayauntukmengendalikanSistemInformasiManajemen(SIM)secaraberkualitasialahindividu-individu

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

145

yang berkompeten dalam hal tersebut. Interelasi antara SistemInformasiManajemen(SIM)denganindividuberkompeteninilahyangmenghasilkanapayangdisebutdenganSistemInformasiManajemenSumberdayamanusia(SIM-SDM).

Sistem Informasi Manajemen Sumberdaya manusia (SIM-SDM)merupakan konsep penting dapat menunjang efektifitas teknologipendidikan di era pembelajaran online berbasis ICT seperti yangdigunakanolehmayoritaslembagapendidikandierapandemiCOVID-19.Lembagapendidikansendirimerupakansuatusistemyangterdiriatasberbagaikomponenpendukungdidalamnya.Pesertadidik,pendidik,strukturorganisasi,sarana-prasarana,biayaorganisasi,maupunprosespendidikan merupakan beberapa komponen pembangun sistem di sebuahlembagapendidikan.Melaluiragamkomponentersebut,peranteknologipendidikanperludiarahkanpadaketercapaianefektifitasnya.Adapunsisteminformasimenjadi“jembatan”yangdapatmewujudkanefektifitasteknologipendidikansebagaimediaefektifuntukmencapaitujuanpembelajaran.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR146

147

BAB VII

PENUTUP

Keragaman paradigma teknologi pendidikan serta pergeseran desainpembelajaranyangtelahdiulasdidalambuku inimerupakansuatu upaya awal penulis dalam mengembangkan kajian keilmuandi bidang teknologi pendidikan, khususnya dalam diskursuspengembangan teknologi pendidikan di era pandemi dan pasca pandemi COVID-19 dewasa ini. Melalui pemahaman filosofis dan teoretiskajianteknologipendidikanyangdiungkapdidalambukuini,penulisberharapakanmampumemberikansetitiksinarbagikeberlangsungancahaya keilmuan teknologi pendidikan sehinggamampumendorongterjadinya transformasi sosial menyongsong era 5.0. Dalam banyakliteratur, ulasan tentang aspek dimensional teknologi pendidikan,penulissinyalirmasihminimdibahas.Olehkarenanya,melaluibukuinipemulismencoba untukmembahas basis filosofis-teoretis teknologipendidikan, dengan harapan agar mampu memberikan kontribusibagikokohnyakonstrukpengetahuandibidangteknologipendidikan,terutamadariperspektifepistemologinya.

Selain itu, beragamnya paradigma yang menopang konstrukkeilmuandibidangteknologipendidikanpadahakikatnyamerupakansebuah potensi agung yang seyogyanya dapat diadaptasikan,dimanfaatkan, dan dikembangkan dengan mengikuti progresivitaszamandankebutuhanpendidikandieramodernsepertisaatini.Jikahaltersebuttidakdilakukan,makapadasituasiyangakandating,bukanhalyangasingjikanegeriinihanyamampumengekorataskemajuanteknologipendidikandinegaralain,danbahkanhanyamampumenjadikonsumen di negeri sendiri. Konstruk pengetahuan yang melandasipergeseran dan keragaman paradigma teknologi pendidikan perlu dipancangkan di generasi muda negeri ini sebagai bekal bagi para

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR148

akademisi untuk mengkaji dan mengembangkan bidang keilmuan teknologipendidikandenganbaikdanberkualitas.Padamomentumketika teknologi pendidikan mengalami pergeseran dari wilayahobsesi,harapan,dancita-citamenujupadawilayajdisiplinkeilmuanyang secara serius digeluti, maka akan berimplikasi pada lahirnyaberbagaimacamperspektifdanparadigmayangmeneropongbidangkajianteknologipendidikan.Padahilirnya,ragamparadigmatersebutakanmenambahkhazanahpengetahuanperspektifparadigmatikyangberkembangsecarakontinu.

Secarateoretis,produk-produkteknologipendidikanmempunyaikarakteristikyangspesifikkarenamemperolehpengaruhdariberagamparadigmayangmembentukkonstrukteknologipendidikanitusendiri.Denganmengacupada tujuanpendidikanyanghendakdiraih,makaproduk-produk teknologi pendidikan dikembangkan dengan pola tertentu sehinggamelahirkan rancangan serta karakteristik tertentupula. Oleh karenanya, pada bagian penutup buku ini, penulis inginmengutarakan tiga tahapan yang perlu dilakukan, utamanya olehpara teknolog pendidikan. Pertama, para akademisi dan teknolog pendidikanperlumelakukanidentifikasiataspancanganparadigmatikyang melandasi konsep, tujuan, maupun praktik pendidikan danpembelajaranyangakanditerapkan.Kedua, setelahtahapidentifikasipancanganparadigmatikataskonsep,makaperludilakukanidentifikasiselanjutnyapadaaspekkarakteristikdan landasanparadigmatikdariberagam produk yang dihasilkan oleh bidang teknologi pendidikan.Ketiga, selanjutnya ialah perlu dilakukan proses pemilihan produk-produk teknologi pendidikan yang memiliki similaritas dengankebutuhanpendidikan,terutamapraktikpembelajarandilapangan.

BeberapahaltersebutberkelindandengansituasipandemiCOVID-19saatini,dimanaperubahandesainpembelajaranterjadikiancepatdanmasiv.Polapembelajaranyangsemuladilaksanakanluring,secaradrastis berubah menjadi daring dengan mayoritas memanfaatkanjaringaninternetdanperangkatteknologiICT.Makapadaposisiinilahteknologipendidikanmenemukanporsiidealnyauntukdikembangkansecaramaksimal.Idealitastersebutakansemakinnampakapabilaparategnologpendidikandanparacivitasakademikamampumenghasilkanpenerapan online learning yangsimple, mudahdigunakan,danmudahdimengerti oleh para peserta didik. Hal ini dapat terwujud apabila

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

149

adaruangyangcukupmemungkinkanbagiterlaksananyariset-risetdibidang pemanfaatan teknologi pendidikan yangmampumelahirkanformat-format baru di bidang kependidikan dengan kualitas yangsemakinbaik.

Sebagaipenutuppenulisinginmenekankanbahwabagaimanapunjuga, bidang teknologi pendidikan memilki keunggulan sekaliguskekurangan di sisi yang lain.Masyarakat akademis yang bijak tentudapat memilah dan memanfaatkan secara maksimal atas segalakeunggulanyangdimilikiolehbidangkeilmuanteknologipendidikan,dan sebaliknya, mampumeminimalisir segala kekurangan yang adadi dalamnya. Dengan demikian,maka harapan peningkatan kualitasmanusia melalui pendidikan akan dapat terwujud hingga titikidealitasnya.Wallahu A’lam.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR150

151

DAFTAR PUSTAKA

Ajizah, Imroatul. 2021. “Urgensi Teknologi Pendidikan: AnalisisKelebihandanKekuranganTeknologiPendidikandiEraRevolusiIndustri4.0”,Jurnal Iatighna, Vol.4No.1,hlm.25-36.

Andri, Rogantina Meri. 2017. “Peran dan Fungsi Teknologi dalamPeningkatanKualitasPembelajaran”,Jurnal Ilmiah Research, Vol.3No.1,hlm.122-129.

Andriani, Dewi. “Penggunaan Aplikasi Conference”, www.teknologi.bisnis.com,diaksestanggal15November2021.

Association for Educational Communication and Technology (AECT).1986.Definisi Teknologi Pendidikan (terj.YusufhadiMiarso,dkk).Jakarta:CV.Rajawali.

---------------------------------------------------------------------------------. 1972.“TheFieldofEducationalTechnology:AStatementofDefinition”dalam Audiovisual Instruction, Vol.17.

---------------------------------------------------------------------------------. 1977.The Definition of Educational Technology. Washington:AECT.

Budiman, Haris. 2017. “Peran Teknologi Informasi dan KomunikasidalamPendidikan”,Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Vol.8No.1,hlm.31-43.

Darimi, Ismail. 2017. “Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagaiMediaPembelajaranPendidikanAgamaIslamEfektif”,Cyberspace: Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi, Vol. 1 No. 2, hlm. 111-121.

DepartemenPendidikanNasionalRI.2006.Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:DepartemenPendidikanNasional.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR152

Dharmawan, Deni & Ishak Abdulhak. 2013. Teknologi Pendidikan. Bandung:RemajaRosdakarya.

Ellington,H.&D.Harris.1986.Dictionary of Instructional Technology. London:KoganPage,1986.

Gagne,RobertM.1970.The Condition of Learning (2ndEd.).NewYork:Holt,RinehartandWiston.

Gomes, F. C. 2002. Manajemen Sumberdaya manusia. Yogyakarta:ANDI.

Hamid,M.Sholeh.2011. Standar Mutu Penilaian dalam Kelas: Sebuah Panduan Lengkap dan Praktis. Yogyakarta:DivaPress.

Hatta,M.1986.Alam Pikiran Yunani, cet.3.Jakarta:UIPressdanTintaMasIndonesia.

Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta:PustakaPelajar.

Indriani,Dina.2011.Ragam Alat Bantu Media Pengajaran: Mengenal, Merancang, dan Mempraktikkannya. Yogyakarta:DivaPress.

Jogiyanto,H.M.2007.Model Kesuksesan Sistem Informasi Teknologi. Yogyakarta:ANDI.

Jonassen,DavidH.Teknologi Pembelajaran dengan Suatu Pendekatan Perspektif (Konstruktif).

Joyce, Bruce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun. 2000. Models of Teaching (Edisike-6.BostonUSA:Allyn&Bacon.

Kattsof,LouisO.1995.Pengantar Filsafat (Terj.Soejono).Yogyakarta:TiaraWacana.

Lestari, Sudarsri. 2018. “Peran Teknologi dalam Pendidikan di EraGlobalisasi”,Edureligia: Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol.2No.2,hlm.94-110.

Ludwig,VonBertalanffy.2016. General System Theory: Foundations, Development, Application. NewYork:GeorgeBraziller,Inc.

Mardiana, Dina & Daniar C. Anggraini. 2019. “The Effectiveness ofUtilisingWeb-LearningMediaTowardsIslamicEducationLearning(PAI)OutcomeinTheEraofIndustrialRevolution4.0”,International Journal of Innovation, Creativity and Change (IJICC), Vol.8Issue1,hlm.80-96.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

153

Masrur,Ali.2007.“ReneDescartesdanLogikaBaru”dalamZubandi,dkk, Filsafat Barat: Dari Logika Baru Rene Descartes hingga Revolusi Sains ala Thomas Kuhn. Yogyakarta:Ar-RuzzMedia.

Meier, Dave. 2009. The Accelerated Learning Handbook: Panduan Kreatif dan Efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan (Terj.RahmaniAstuti),Bandung:KAIFA.

Miarso, Yusufhadi. 1984. Pengantar Teknologi Pendidikan. Jakarta:FakultasPascaSarjanaIKIPJakarta.

---------------------. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta:KencanaPrenadamediaGroup.

Munir.2010.Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia yang bekerjasamadenganPenerbitAlfabeta.

Mutohir,PrimM.2013.Manajemen Mutu Sekolah: Strategi Peningkatan Mutu dan Daya Saing Lembga Pendidikan Islam. Yogyakarta:Ar-RuzzMedia.

Ningsih, Ida Wahyu, Arif Widodo & Asrin Asrin. 2021. “UrgensiKompetensi Literasi Digital dalam Pembelajaran pada MasaPandemi COVID-19”, Jurnal Ivovasi Teknologi Pendidikan, Vol. 8No.2.

Nurkolis. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah: Teori, Model, dan Aplikasi, CetakanKetiga.Jakarta:Grasindo.

O’Brien, JamesA.&G.M.Marakas. 2017.Management Information Systems (10thEd.).Boston:McGraw-HillIrwin.

Pan, Q. 2014. “Nonverbal Teacher-Student Communication in theForeign LanguageClassroom”,Theory and Practice in Language Studies, Vol.4No.12,hlm.2627-2632.

Reiser, Robert A. & John V. Dempsey. 2007. Trends and Issues in Instructional Design and Technology. Ohio: Pearson MerrillPrenticeHall.

Rocaety,Ety.2005.Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta:PT.BumiAksara.

Rusmanet al. 2011.Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: PTRajaGrafindoPersada.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR154

Schunk,DaleH. 2012. Learning Theories an Educational Perspective (terj. Eva Hamidah dan Rahmat Fajar). Yogyakarta: PustakaPelajar.

Skobelev,P.O.&S.YuBorovik.2017.“OntheWayfromIndustry4.0to Industry 5.0: FromDigitalManufacturing to Digital Society”.International Scientific Journal Industry 4.0, Vol.2No.6,hlm.307-311.

SeelsBarbaraB.&RitaC.Richey.1994.Instructional Technology: The Definition and Domains of the Fields. WashingtonDC:AssociationforEducationalCommunicationsandTechnology.

-----------------------------------------.1994.Teknologi Pembelajaran: Definisi dan Kawasannya, Penerj.D.S.Prawiradilaga,R.Rahardjo,danY.Miarso. Jakarta: Ikatan Profesi Teknologi Pendidikan Indonesia(IPTPI) dan Lembaga Pengembangan Teknologi Kinerja (LPTK)UniversitasNegeriJakarta.

Selwyn,Neil.2011. Education and Technology: Key Issues and Debates. London&NewYork:Continuum.

Siagian,SondangP.2003.Manajemen Sumberdaya manusia. Jakarta:BumiAksara.

Siregar,Eveline.2013.“PelembagaanWeb-BasedLearningpadaJurusanKurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu PendidikanUniversitasNegeriJakarta”dalamDewiSalmaPrawiradilaga,DianiAriani,danHilmanHandoko(ed.),Mozaik Teknologi Pendidikan: E-Learning. Jakarta:KencanaPrenadaMedia.

Situmorang, Robinson. 2012. Strategi Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligence (MI) untuk Pencapaian Kompetensi dalam Pembelajaran, dalam Dewi Salma Prawiradilaga dan EvellineSiregar (ed.), Mozaik Teknologi Pendidikan, cet. Ke-4. Jakarta:KencanaPrenadaMedia.

Smaldino, Sharon S., Deborah L. Lowther, dan James D. Russel.Instructional Technology and Media for Learning.

Soedijarto.1993.Memantapkan Kinerja Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:DepartemenPendidikandanKebudayaan.

Subijanto,B.2007.“StrategiBerbasisJatiDiriBangsaIndonesiaMenujuMasyarakatGlobal: StrategiKepemimpinanMenujuMasyarakat

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

155

Global”, dalam Puruhito, dkk. Jati Diri Bangsa dalam Ancaman Globalisasi: Pokok-pokok Pikiran Konferensi Guru Besar Indonesia, (Jakarta:ForumIntelektualIndonesia).

Suciati& IrawanPrasetya.2001.Teori Belajar dan Motivasi. Jakarta:DitjenDiktiPAU-UTDepdiknas.

Suhartono,Suparlan.1998. Wawasan Pendidikan: Sebuah Pengantar Pendidikan. Yogyakarta:Ar-RuzzMedia.

------------------------. 2005. Sejarah Pemikiran Filsafat Modern. Yogyakarta:Ar-RuzzMedia.

Surajiyo.2005.Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta:BumiAksara.Surani, Dewi. 2019. “Peran Teknolog Pendidikan dalam Pendidikan

4.0”,Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP UNTIRTA, Vol.2No.1,hlm.456-469.

The JointCommitteeonStandards forEducationalEvaluation.1981.Standards for Evaluation of Educational Programs, Projects, and Materials. NewYork:McGrawHillBookCompany.

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya. Jakarta:RinekaCipta.

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR156

157

PROFIL PENULIS

PERSONAL

Nama : dr.H.Mundir,M.PdNIP : 196311031999031002Tempat,Tgl.Lahir : Banyuwangi,03November1963JenisKelamin : PriaPangkat/Gol.Ruang : PenataTk.I(IV/b)LektorKepalaInstansi : IAINJemberAlamatRumah : PerumSuryaMileniaBlokC5/22Mangli–

Kaliwates–Jemberemail : [email protected]

PENDIDIKAN fORMAL

Tahun Jenjang/ProgramStudi/institusi1990 IAIN Sunan Ampel Fakultas Tarbiyah di Jember Prodi

PendidikanAgamaIslam(PAI)2003 Universitas Negeri Malang (UM) Konsentrasi Teknologi

Pembelajaran(TEP)

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR158

Tahun Jenjang/ProgramStudi/institusi2011 Universitas Negeri Malang (UM) Konsentrasi Teknologi

Pembelajaran(TEP)

PENGALAMAN KERJA

Tahun Jabatan / Bidang Pekerjaan2000 StafLP2M2004 SekretarisJurusanTarbiyahSTAINJember2011 KaprodiPendidikanIslamPPsIAINJember

2013 KaprodiPendidikanIslamdanBahasaArabPPsIAINJember

2015 KetuaJurusanPendidikanIslamFTIKIAINJember2019 SekretarisLPMIAINJember2020 KaprodiS3PAIPascasarjanaIAINJember

BUKU REfERENSI YANG DITERBITKAN

Tahun Judul Buku

2005 Metode Penelitian Membimbing dan MengantarKesuksesanAndadalamDuniaPenelitian

2012 StatistikPendidikan:PengatarAnalisisDataUntukPenulisanSkripsiDanTesis

2013 MetodePenelitianKualitatifdankuantitatif2014 BelajardanPembelajaran:SebuahKajianKritisKonseptual

2021 ModelPembelajaranPartsipatifDalamPendidikanAgamaIslam

PENELITIAN DAN ARTIKEL LAIN YANG DITERBITKAN

Tahun Judulartikel(nasional&internasional)2014 ReorientasiKurikulumPendidikanPesantren2015 PemanfatanMediaInternetSebagaiSumberBelajarPAI2016 Menakar Peran Media Massa dalam Mengurai Akar

RadikalismeAgama

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR

D r . H . M u n d i r , M . P d

159

2016 RekonstruksiEvaluasiPembelajaranAgamaIslam2016 Menggagas InovasidanPengembanganProgramPembel.

PAIdiSMP2016 PeningkatanMutuPendidikanMadrasahBerbasisCustomer

DanModelSikapFishbein2017 Penerapan Pendekatan Saintifik dan Normatif dalam

PembelajaranAqidahAkhlakdiMadrasahIbtidaiyah2018 Fenomena Kehidupan Keturunan Eks Partai Komunis

IndonesiaDiKabupatenBanyuwangiTahun2019 Using of the Tolerans-based Learning Strategies for High

SchoolsStudentsinEducation2019 Improved Quality Of Learning In Madrasah Ibtidaiyah

RiyadlulQori’inSuperiorMa’hadDirosatilQur’aniyahJemberIndonesia

2020 ThePortraitofLearningMediaDevelopmentofSocialMediaBasedinIslamicBoardingSchoolinThePandemic:StudyonKiai Online Reciting and Santri Social Media Literation inConstructingNegativeContentsinTheVirtualWorld

2020 Competency and Innovation: Two Critic Aspects forDevelopingofTeachers’Quality

2020 Adversity Learning and Student’s Performance at IslamicBoardingSchoolinIndonesia

2021 EvaluationofIslamicReligiousEducationBasedonLearningManagementSystem

2021 ImplementationofIslamicReligiousEducation(PAI)OnlineLearning In The New Normal Era: Opportunities andChallengesatWomenJuniorHighSchoolinMalang

PENELITIAN YANG TIDAK DITERBITKAN

Tahun JudulPenelitian2013 Pengembangan Program Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam Sekolah Menengah Pertama Unggulan PondokPesantrenBustanulMakmurGentengBanyuwangi

D r . H . M u n d i r , M . P d

TEKNOLOGI PENDIDIKAN • SUATU PENGANTAR160

Tahun JudulPenelitian2014 PeningkatanMutu Pembelajaran DiMadrasah Ibtidaiyah

Unggulan Riyadlul Qori’in Ma’had Dirosatil Qur’aniyahAjungJember

2015 Penerapan Pendekatan Saintifik Dan Normatif DalamPembelajaranAqidahAkhlak

2016 Menumbuh-suburkanBenih-benihIslamNusantaraMelaluiInovasi Pembelajaran PAI Berbasis Laboratorium SekolahdanMasyarakat

2017 Peningkatan Mutu Pembelajaran di Madrasah IbtidaiyahUnggulan Riyadlul Qori’in Ma’had Dirosatil Qur’aniyahAjungJember

2018 Memperkukuh Eksistensi KebinekaanMelalui PendidikanReligiositasdiSMAKatolikSantoPaulusJember

2019 Pergeseran Strategi Pembelajaran Dari Konvensional ke BlendedLearningBagiMahasiswaBergayaBelajarBerbedaProdiPAIFTIKIAINJember

2020 PenggunaanMediaGoogleClassroomDalamMeningkatkanDaya Kogntif Pada Siswa Kelas Virtual Mata PelajaranPendidikanAgamaIslam

2021 Pengembangan Bahan Ajar Risalah Mufidah dalamMeningkatkan Penguasaan llmu Qiro’ah Sab’ah di PPYasinatWuluhanJember