12
Jurnal Magister Teknik Sistem April 2013 PENGEMBANGAN UMKM TALI TAMBANG DI DESA KUBANGWUNGU KECAMATAN KETANGGUNGAN KABUPATEN BREBES MENUJU USAHA YANG DINAMIS DAN LESTARI M. Wawan Junaidi Usman Rachmawan Budiarto Prodi Magister Sistem Teknik, Program Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Indonesia Abstrak Jurnal ini menjelaskan bagaimana sebuah UMKM dapat memberikan solusi terhadap masyarakat pedesaaan. Sebelum masuknya industri tali tambang, sebagian besar masyarakat Desa Kubangwungu bermata pencaharian sebagai petani dan Pedagang. Pada tahun 1970an mulai masuknya industri tali tambang sehingga mengalami perubahan kehidupan masyarakat.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui Sistem Industri tali tambang di Desa Kubangwungu untuk memenuhi permintaan pasar yang ada dari segi perkembangan teknologi dan prinsip Green Economy serta tingkat penyerapan tenaga kerja masyarakat Desa Kubangwungu Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode wawancara, observasi, kepustakaan dan dokumentasi. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Desa Kubangwungu, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes. Hasil penelitian menunjukan bahwa masuknya industri ke desa membawa pergeseran sosial ekonomi terutama kegiatan ekonomi masyarakat Desa Kubangwungu dan pendapatan masyarakat. Saran penulis adalah para pengrajin dapat mengembangkan usahanya secara dinamis dan lestari. Kata kunci: Green Economy, dinamis dan lestari, industri tali tambang. Abstract This paper describes how an SME can provide a solution to rural communities. Before the entry of industrial ropes, most of the village Kubangwungu livelihood as farmers and traders. In the 1970s, the industry began influx rope so that changes people's lives. The purpose of this study was to determine rope Industrial Systems Kubangwungu village to meet the existing market demand in terms of technological development and the principles of Green Economy and the level of public employment sub Desa Kubangwungu Ketanggungan Brebes. This study uses a quantitative approach by interview, observation, literature and documentation. The location was chosen in this study is Kubangwungu Village, District Ketanggungan, Brebes. The results showed that the inclusion of the industry to the village to bring social and economic shifts, especially economic activities and income Jurnal Magister Teknik Sistem UGM. hal 1 dari 12

Jurnal Magister Teknik Sistem

  • Upload
    ugm

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Jurnal Magister Teknik SistemApril 2013

PENGEMBANGAN UMKM TALI TAMBANG DI DESA KUBANGWUNGUKECAMATAN KETANGGUNGAN KABUPATEN BREBES MENUJU USAHAYANG DINAMIS DAN LESTARI

M. Wawan Junaidi UsmanRachmawan Budiarto

Prodi Magister Sistem Teknik, Program Pascasarjana, Universitas Gadjah MadaYogyakarta, Indonesia

AbstrakJurnal ini menjelaskan bagaimana sebuah UMKM dapat memberikan

solusi terhadap masyarakat pedesaaan. Sebelum masuknya industri talitambang, sebagian besar masyarakat Desa Kubangwungu bermatapencaharian sebagai petani dan Pedagang. Pada tahun 1970an mulaimasuknya industri tali tambang sehingga mengalami perubahankehidupan masyarakat.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahuiSistem Industri tali tambang di Desa Kubangwungu untuk memenuhipermintaan pasar yang ada dari segi perkembangan teknologi danprinsip Green Economy serta tingkat penyerapan tenaga kerjamasyarakat Desa Kubangwungu Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metodewawancara, observasi, kepustakaan dan dokumentasi. Lokasi yangdipilih dalam penelitian ini adalah Desa Kubangwungu, KecamatanKetanggungan, Kabupaten Brebes. Hasil penelitian menunjukan bahwamasuknya industri ke desa membawa pergeseran sosial ekonomi terutamakegiatan ekonomi masyarakat Desa Kubangwungu dan pendapatanmasyarakat. Saran penulis adalah para pengrajin dapat mengembangkanusahanya secara dinamis dan lestari.Kata kunci: Green Economy, dinamis dan lestari, industri tali tambang.

AbstractThis paper describes how an SME can provide a solution to rural communities. Before theentry of industrial ropes, most of the village Kubangwungu livelihood as farmers andtraders. In the 1970s, the industry began influx rope so that changes people's lives. Thepurpose of this study was to determine rope Industrial Systems Kubangwungu village tomeet the existing market demand in terms of technological development and the principlesof Green Economy and the level of public employment sub Desa KubangwunguKetanggungan Brebes. This study uses a quantitative approach by interview, observation,literature and documentation. The location was chosen in this study is KubangwunguVillage, District Ketanggungan, Brebes. The results showed that the inclusion of the industryto the village to bring social and economic shifts, especially economic activities and income

Jurnal Magister Teknik Sistem UGM. hal 1 dari 12

Kubangwungu village. Advice writers are the craftsmen to develop their business in adynamic and sustainable.Keywords: Green Economy, dynamic and sustainable, industrial ropes.

PendahuluanSistem ekonomi kerakyatan

merupakan sebuah sistem ekonomibercorak partisipatif yangmampu menjamin akes sebesarbesarnya secara adil dan meratabagi seluruh lapisanmasyarakat, yang mewujud dalamdalam keseluruhan prosesproduksi, distribusi dankonsumsi nasional. Sistemekonomi kerakyatan jugamewajibkan peningkatankapasitas dan pemberdayaanmasyarakat. Sistem tersebutberjalan dalam koridormekanisme penyelenggaraan yangselalu berdasar pada dayadukung lestari segenap sumberdaya. Sistem ekonomi kerakyatanbermuara pada terwujudnyakemakmuran yang berkeadilan danlestari bagi seluruh rakyatindonesia (Kartasasmita, 2001).Mubyarto (2002) menggarisbawahisifat ekonomi kerakyatan yangmenekankan pada sifatdemokratis sistem ekonomiindonesia. Dalam demokrasiekonomi indonesia produksitidak hanya dikerjakan olehsebagian warga tetapi olehsemua warga masyarakat, dibawahpimpinan dan penilikan anggota-anggota masyarakat dan hasilnyadibagikan kepada semua anggotamasyarakat secara adil danmerata. Kemakmuran masyarakatlebih diutamakan ketimbangkemakmuran orang seorang.

Angka kemiskinan danpengangguran di indonesia masih

sangat besar. Jumlah pendudukmiskin hingga maret 2012tercatat sekitar 29,13 jutajiwa (BPS, 2012). Sedangkanjumlah pengangguran mutlak,yaitu mereka yang sama sekalitidak memiliki pekerjaan takkurang dari 12 juta orang.Program sinergis dankomprehenif dibutuhkan untukmengatasi hal tersebut.

Hingga saat ini UMKM telahmampu membuktikan diri sebagaisalah satu solusi efektif untukmengurangi pengangguran diIndonesia. Sifat UMKM yangnonformal memberikan peluangusaha pada kalangan industriskala rumah tangga yang banyakditemui di setiap daerah. PeranUMKM dalam penyerapan tenagakerja sangat efektif sebagaipenguat stabilitas nasional.

Kedudukan strategis tidakhanya pada jumlah UMKM yangbesar tetapi UMKM tidak pernahmenimbulkan masalah danmemberatkan beban masyarakatdalam perekonomian nasional.UMKM telah membuktikan dirinyasebagai bentuk usaha yangdinamis, responsif, fleksibel,serta adaptif dalam merespondinamika tantangan masalaheksternal. UMKM telahmenunjukkan ketangguhannya,seperti ketika menghadapitekanan saat krisis monetertahun 1998.

Peran strategis UMKM jugatelah dibuktikan olehpengalaman diberbagai negara

Jurnal Magister Teknik Sistem UGM. hal 2 dari 12

seperti China, Jepang, Korea,Thailand dan Taiwan. Di negara-negara tersebut UMKM merupakanpelaku ekonomi yang dinamis,tumbuh menjadi bagian danmendukung prosesindustrialisasi melaluikeharmonisan hubungan sinergiantara UMKM dengan usaha besar.Sehingga meningkatkanproduktifitas dan kemampuandaya saing di pasar global.

Kajian Pacific Ecnomic CooperationCouncil, menunjukkan bahwaanggota ekonomi APEC yang majuumumnya memiliki rasiowirausaha terhadap jumlahpenduduk yang lebih besardibandingkan dengan anggotaAPEC yang sedang berkembang .untuk mendukung pertumbuhanekonomi dibutuhkan satu unitsekelas UMKM untuk setiap 20orang penduduk. Artinyadipertambahan 70 juta UMKMdikawasan anggota APEC sampaidengan tahun 2020(Harvie,2003). Untuk Indonesia,Soetrisno (2003) menyebutkanbahwa diperlukan tambahan 20juta unit UMKM diluar sektorpertanian sampai tahun 2020.Hal ini penting untukmeningkatkan daya dukungpertumbuhan ekonomi danpenciptaan lapangan kerja.Kondisi ini merupakan tantangandan juga peluang bagimasyarakat agar mengembangkandirinya untuk peningkatankesejahteraan ekonomi.Sebelum tahun 1970 Bertaniadalah dasar perekonomiansebagian besar masyarakat DesaKubangwungu. Di sawah inilahmereka menghasilkan makanan

pokok berupa padi danpalawija : kedelai, jagung,kacang tanah, singkong.Komoditi lain yang menonjolditanam adalah bawang merah dantebu. Hanya sedikit di antaramasyarakat yang memilikigarapan sendiri, itupun sangatterbatas jumlahnya, rata-rata1.759 m2 per kepala keluarga.Menurut perhitungan pemerintahDesa Kubangwungu jumlah petanisekitar 80 persen dari jumlahpenduduknya. Termasuk diantaranya adalah buruh taniyang berpenghasilan tergantungdari para pemilik tanah sertabergantung pada musimpenghujan.Menurut Baswir (1997) perubahanstruktur ekonomi Indonesia jugamemunculkan kesenjangan antarasektor pertanian (desa) dansektor industri (kota).Pergeseran struktur ekonomidari agricultural ke industrial tidakdiikuti oleh pergeseran tenagakerja antar sektor. Dalamperiode 1970-1991, presentasetenaga kerja yang bekerja disektor industri hanya meningkat6%. Sedangkan presentase tenagakerja di sektor pertanianmenurun sebesar 12,5%. Ituartinya ada gap jumlah tenagakerja yang bergeser, itu jikadiasumsikan pergeseran tenagakerja sektor pertanian mengarahke sektor industri. Berdasarkanhal tersebut, dapat dikatakanbahwa produktifitas sektorindustri (padat modal) lebihtinggi daripada sektorpertanian (padat karya). Dalam model Lewis yang sangatpopuler sebagai model

Jurnal Magister Teknik Sistem UGM. hal 3 dari 12

pembangunan nasional di negara-negara dunia ketiga padaperiode 1960an dan 1970an,tujuan akhir proses pembangunanadalah transformasiperekonomian nasional dariperekonomian yang berlandaskanpertanian dengan surplus tenagakerja menjadi perekonomian yangberlandaskan industriberteknologi maju. Singkatnya,dengan mengikuti strategipembangunan sebagaimanadirekomendasikan oleh modelpembangunan Lewis, perekonomiannegara-negara dunia ketiga akanmengalami suatu trasnformasi

struktural, dari suatu strukturperekonomian yang didominasipertanian dengan lajupertumbuhan ekonomi yang sangatrendah ke suatu strukturperekonomian yang didominasiindustri perkotaan dengan lajupertumbuhan ekonomi yang tinggi(Todaro, 1994). Jadi, untuknegara seperti Indonesia yangsedang mengalami berbagaipermasalahan ekonomi, termasukpengangguran, model pembangunanLewis sangat memikat untukdiimpelementasikan.

Tabel 1 : Data perkembangan UMKM dan Usaha Besar dari tahun 2006 sampai2012

Jurnal Magister Teknik Sistem UGM. hal 4 dari 12

Sumber : Menegkop dan UMKM 2013

Menurut perspektif modelLewis, sektorpertanian danperdesaan adalah faktor yangvital dalam proses transformasiperekonomian suatu bangsa.Sektor pertanian/perdesaan akanmemainkan peran sebagai tulangpunggung proses transformasiperekonomian melalui penyediaanberbagai macam surplus yangdibutuhkan untuk pembangunansektor industri di kawasanperkotaan. Sehingga, setiapnegara yang mengikuti modelpembangunan Lewis akanmengarahkan upaya-upayapembangunan (development efforts)sedemikian rupa untukmemperlancar maksimisasitransfer surplus dari sektorpertanian /perdesaan ke sektorindustri.

Reformasi Agraria setelah1950-an mengalami perubahanperanan, jika sebelumnyadianggap suatu program untukmengatasi ketimpangan di daerahpedesaan dan khususnya dibidang pertanian, sesudah 1950Reforma Agraria semakindiartikan sebagai satu bagiandalam strategi pembangunan(Jepang, Taiwan, Korea).Reforma Agraria dilihat sebagaibatu loncatan ke faseindustrialisasi; rasionalisasisektor pertanian mendahuluipenyaluran tenaga kerja daripedesaan ke sektor industri(non pertanian), baik secaraterpusat di kota, ataupun

secara terpencar di daerahpedesaan (Tjondronegoro, 1998 :126-127).

Arthur Lewis (1986)menyatakan bahwa jika pertanianberoperasi dalam skala kecil,tanah pertanian makin lamamakin kecil, dan kelebihanburuh tetap tinggal dipertanian. Hal ini akanmenyebabkan berkurangnyakesempatan kerja dibidangpertanian. Adapun untuk wilayahJawa Tengah, dari hasil sensuspertanian (BPS,1993) bahwakecenderungan penurunan jumlahrumah tangga pertanian itudisebabkan karena ketersediaanlahan pertanian semakinberkurang. Jumlah rata-ratapenguasaan lahan per rumahtangga di Jawa Tengah jugamenunjukkan penurunan, yaitudari rata-rata 0,58 hektar perrumah tangga (1983) menjadi0,47 hektar per rumah tangga(1993), atau menurun 18,97%.Ini berarti selama 10 tahun(1983-1993) telah terjadipenurunan sekitar 2% (Karsidi,2003: 2).

Sejarah telah mencatat bahwaindustrialisasi di Indonesiapada akhirnya juga menggeseraktifitas ekonomi masyarakat,yang semula bertumpu kepadasektor pertanian untuk kemudianbersandar kepada sektorindustri. Kebijakan pemerintahyang terus mendorong untukmengembangkan sektor industri

Jurnal Magister Teknik Sistem UGM. hal 5 dari 12

(termasuk industri kecil) initelah menyebabkan kesempatankerja di sektor industri kecilsemakin lama juga semakinterbuka. Industrialisasi yangdijalankan harus bertumpu danberkaitan dengan sektorpertanian, sehingga jika sektorindustri sudah tumbuh pesattidak lantas mematikan sektorpertanian yang menjadi tumpuanhidup masyarakatnya (Yustika,2000 : 61). Perubahan sistemekonomi yaitu dari ekonomipertanian ke ekonomi industritentunya akan berpengaruh pulaterhadap kehidupan sosialekonomi masyarakat. METODE

Penelitian ini menggunakanstrategi penelitian studi kasus(case study). Studi kasus yangdilaksanakan pada Industri TaliTambang yang berlokasi di DesaKubangwungu KecamatanKetanggungan Kabupaten Brebes.Kegiatan ekonomi pertanianmasyarakat Desa Kubangwunguyang diteliti adalahPerkembangan kegiatan Industritali tambang Desa Kubangwungumenuju industri kecil yangdinamis dan lestari,Pengumpulan data menggunakanmetode observasi langsung danwawancara pada pemilik usaha.Setelah itu data yangdidapatkan kemudian dianalisadengan menggunakan pendekatanDSE (Dynamic Systemic Enterprise).Dimana dari hasil pendekatanitu dapat diketahui bagaimanapengembangan yang ada padasentra industri tersebut. Sertamenganalisa adanya permasalahanyang terjadi dalam sentra

industri tersebut dan rencanakedepan dalam pengembanganusaha yang lebih baik.

Pada awalnya usaha industriyang ada di Desa Kubangwungumemproduksi satu jenis barangsaja yaitu tali tambang. Untukmemproduksi jenis barang inidigunakan bahan baku adalahbahan bekas dari pabrikpakaian dan industri makananringan/Snack.selain itu jugabahan baku yang digunakan dapatberupa tali plastik, Benangsol, rafia, grenjeng/aluminiumfoil. Proses produksi yangdijalankan pada usaha industritali tambang adalah bersifatterus menerus (Countinous).Proses pembuatan tali tambangmelalui beberapa tahap, adapuntahapan pembuatan tali tambangyang dijalankannya adalahsebagai berikut:Pertama, bahan baku dibuatserabut-serabut. Kedua, bahanbaku dipintal, dilakukan olehtiga orang menggunakan alatputar kincir kemudiandigulungan sampai menjadigulungan. ketiga, tiga gulungandisatukan dengan mesin tambangmenjadi satu ikatan dengan caradiputar menggunakan kincir,terakhir, tali tambang yangsudah jadi digulung kemudiandiikat dan siap dipasarkan.Adapun yang menjadi sasaranpemasaran tali tambang adalahpara pengusaha yang memilikikapal-kapal besar penangkap.Hal ini karena jenis tambangyang dihasilkan oleh DesaKubangwungu tali rumpon yangdigunakan oleh nelayan untukmeangkap ikan. Daerah

Jurnal Magister Teknik Sistem UGM. hal 6 dari 12

pemasaran khususnya wilayahpelabuhan atau Tempatpelelangan Ikan (TPI) didaerahBrebes maupun luar daerahseperti Tegal, Pekalongan,Semarang, Jakarta, Pati,Rembang, Batang, Cilacap,Sumatra, Kalimantan, Sulawesi,Maluku, Madura, Bali, hingga kePapua. Hasil penelitianmenunjukkan kegiatan industrimasyarakat adalah membuat talitambang. Usaha industri yangada di Desa Kubangwungusebelumnya hanya memproduksisatu jenis barang saja, yaitutali tambang.perkembanganindustri tali tambang semakinmeningkat, jumlah kapasitasproduksinya pun sudah sangatbesar. Jumlah produksi danjumlah penjualan tali tambangdari tahun 2009 sampai 2010.Jumlah produksi dan jumlahpenjualan tali tambangmenunjukkan angka yang semakinmeningkat. Pada bulan Agustustahun 2009 menunjukkan jumlahproduksi dan jumlah penjualantertinggi, dengan jumlahproduksi 1.687 ton dan jumlahpenjualan 1.677 ton. Pada Juli2010 menunjukkan jumlah

produksi dan jumlah penjualanyang terendah dengan masing-masing untuk jumlah produksi781 ton dan jumlah penjualan771 ton. Secara keseluruhanjumlah produksi tali tambangdari 2009 sampai 2010 mengalamipeningkatan. Hal ini tentusangat meningkatkan pembangunanprekonomian masyarakat DesaKubangwungu. Jumlah tenagakerja di Desa Kubangwungu untukkeperluan proses produksiIndustri tali tambang sangattersedia. Sehingga terjadikelebihan tenaga kerja,kelebihan tenaga kerja inimemudahkan pemilik industritali tambang tidak kesulitandalam mendapatkan tenaga kerja.Jumlah tenaga kerja industritali tambang dari tahun 2006sampai 2010 mengalami kenaikan.Pada tahun 2006 jumlah tenagakerja sejunmlah 1.500 orang,tahun 2010 mengalami kenaikansebesar 2.972 oarang.Peningkatan jumlah tenaga kerjadari tahun 2006 sampai 2010sebesar 49,53 %. (Darojah,2012)

Tabel 2. Indikator Usaha yang Dinamis dan Lestari Kelestarian

dinamis produk UMKM mengalami peningkatan volume produksi UMKM mampu melakukan diversifikasi produk

Kelestarian dinamis prosesproduksi

UMKM mampu mengurangi produksi produk gagal UMKM menerapkan pencatatan keuangan dan

aliran barang UMKM mampu melakukan kontrol kualitas

Kelestarian dinamis sumberdaya

UMKM melakukan aktifitas peningkatan kompetensi tenaga kerja (Pelatihan)

UMKM melakukan peningkatan Efisiensi konsumsibahan bakar

UMKM melakukan pengolahan limbah/sampah

Jurnal Magister Teknik Sistem UGM. hal 7 dari 12

Kelestarian dinamis peran strategis

UMKM mengalami peningkatan aset, dan atau omset dan atau tenaga kerja

Sumber: Mengabdi bersama UMKM, LPPM UGM 2012HASIL DAN PEMBAHASAN

Indikator Prinsip DynamicSustanable EnterpriseBerikut merupakan hasil analisaterhadap Industri Tali Tambangkubangwungu terhadap indikatordynamic sustanable enterprise adalahsebagai berikut: 1. Kelestarian dinamis produka.UMKM mengalami peningkatan

volume produksiPeningkatan volume produkpada Industri Tali Tambangkubangwungu bergantung padapermintaan Pasar, peningkatanvolume produksi ditingkatkanpada saat musim melaut antarabulan Maret sampai Oktober,dikarenakan banyakanya paranelayan melaut untukmenangkap ikan. Untuk volumeproduksi harian yangdilakukan tanpa bergantungpada permintaan adalahsebagai upaya dalammenyediakan stok pengamanan,adapun kuantitas produksidalam perharinya adalahsebagai berikut: Tali Tambang Sol dengan

diameter 20-40mm sebanyak1 Ton/hari

Tali Tambang Rafia dengandiameter 10-40mm sebanyak2 Ton/hari

Tali Tambang Marlon dengandiameter 10-40mm sebanyak2 Ton/hari

0

100

200

300

400Permintaan Pasar

Gambar 1. PerbandinganPermintaan dan Produksi Tali

Tambang (dalam Ton).

b.UMKM mampu melakukandiversifikasi produkUpaya diversifikasi produkdilakukan agar Kegiatanproses produksi tetapberjalan pada saat musimOmbak tinggi karenapermintaan akan Tali Tambangmenurun sampai 80% jenisProduk yang dipasarkan adalahsebagai berikut: Tali Jemuran Rumah tangga Pembuatan terpal atap

kandang ayam Pembuatan tali Rafia

2. Kelestarian dinamis prosesproduksi

a.UMKM mampu mengurangi produkgagalUpaya yang dilakukan dalammengurangi produk yang gagalyaitu menerapkan teknikproduksi make to stock. Yaitudengan membatasi produksi danmempersiapkan stok harianuntuk stok pengamanan untukpenjualan.

b.UMKM menerapkan pencatatankeuangan dan aliran barang

Jurnal Magister Teknik Sistem UGM. hal 8 dari 12

Penerapan sistem pencatatankeuangan yang dilakukan yaitupencatatan pada buku besarserta sistem pengelolaankeuangan baik berupa modaldan yang lainnya dikeloladengan bantuan pembiayaandari Bank BRI dana modalpribadi pemilik usaha. Untukaliran bahan baku untukproses produksi didapatkanlangsung dari industri banyang ada di Jakarta sertaLimbah Tali Kapal dariPelabuhan.

c.UMKM mampu melakukan kontrolkualitas Kontrol kualitas yangdilakukan yaitu senantiasamemperhatikan kualitas dariproduk Tali tambang denganmenggolongkan jenisnya dengandiameter yang berbeda, untukKaryawan yang sudah terampilditempatkan pada prosesfinishing sedang karyawanyang baru ditempatkan untukmengerjakan proses awal.

3. Kelestarian dinamissumberdaya

a.UMKM melakukan aktifitaspeningkatan kompetensi tenagakerja (pelatihan)Dalam upaya peningkatanproduktifitas kerja danpeningkatan penjualan,sebagai pemilik usahamelakukan peningkatankompetensi dengan mempelajariberbagai teknologi yang bisaditerapkan dalam pembuatantali Tambang. Hal ini dapatmenjadi modal yang pentinguntuk kedepannya dalammeningkatkan usaha danpenjualan.

b.UMKM mampu melakukanpeningkatan efisiensikonsumsi bahan bakarUpaya yang dilakukan dalamefisiensi konsumsi bahanbakar dalam produksi Talitambang yaitu denganmembatasi lamanya waktuproses produksi, agar dapatmenghemat penggunaan bahanbakar seperti Solar untukmengincir. Serta penggunaanenergi listrik pada prosesPemintalan bahan denganmenambah karyawan sehinggadapat menghemat listrik danmeningkatkan efisiensi biaya.

c.UMKM melakukan pengelolaanlimbah/sampahUpaya dalam pengelolaanlimbah produksi yaitu dengancara membeli bahan baku darilimbah industri ban danlimbah dari tali Kapal,sehingga limbah industri danlimbah tali kapal dapatmenghasilkan produk yang bisamengurangi limbah.

4. Kelestarian dinamis peranstrategis

a.UMKM mengalami peningkatanaset, dan atau omset, danatau tenaga kerjaDalam upaya peningkatanomset, pemilik usaha berusahauntuk membuka sistempenawaran lewat internet,dimana upaya yang dilakukanini diharapkan dapatmeningkatkan omset penjualandengan dibukanya sistempemasaran baru. Hal ini akanberdampak pula dalam halpeningkatan aset penjualanserta peningkatan tenagakerja. Untuk saat ini omset

Jurnal Magister Teknik Sistem UGM. hal 9 dari 12

yang dihasilkan masihterbilang fluktuatif,dikarenkan pasaran untukproduk Tali tambang sangatketat dengan berbagaikompetitor-kompetitorindustri besar yang ikutbersaing. Menurut pemilikusaha, penjualan yangbiasanya tinggi mencapai 100Ton perbulan pada musimmelaut, sedangkan pada musimombak tinggi hanya sekitar10-20 Ton perbulannya. Halinilah yang menjadi alasan,agar meningkatkan omsetpenjualan yaitu dengan caramemasarkan produk Talitambang di berbagai kawasanlainnya yang tidak mengalamiombak besar dengan membukapemasaran lewat internet.

KESIMPULANStrategi pengembangan UMKM

sektor industri dalam bidangManufaktur seperti Tali tambangini dapat mewujudkan upayasebuah UMKM agar dapat menjadikegiatan ekonomi masyarakatyang memiliki nilai tambah danberdaya saing yang tinggi.Dengan berkembangnya UMKMsentra Tali tambang ini,terutama diwilayah Kubangwungudan sekitarnya yang semakinmeluas dan berkembang pesatmembuktikan bahwa UMKM makinkokoh dalam menyokong kekuatanekonomi Indonesia, khususnyauntuk daerah Brebes, dimanaselain peningkatan penjualanomset produk Tali tambang dansecara tidak langsung dapatmeningkatkan devisa daerah.Dengan pengukuran indikator

Dynamic Sustainable Enterprise padahome industry Tali tambang,membuktikan bahwa UMKM inidalam tahap pengembangan untukmeningkatkan omset penjualan.Khususnya dalam hal peningkatanpromosi penjualan produk yangmembutuhkan suatu strategi yangdapat meningkatkan penjualandengan langkah penambahansistem penjualan baru.

Rencana yang akan dibuatadalah pengolahan sampahplastik menjadi bijih plastiksebagai bahan baku dalampembuatan tali rafia yangkemudian akan dibuat tambangdari tali rafia tersebut, danadanya penambahan jenis usahabaru yaitu pembuatan Terpalatap kandang ayam yang semakinmeningkat permintaannyasehingga disamping akanmeningkatkan Omset maupuntenaga kerja sekaligus akanmengurangi jumlah limbahplastik yang semakin harisemakin besar jumlahnya.

Ke depan, agar UMKM itu bisaterus tumbuh berkembang,langkah strategis yang perludilakukan adalah mendorongmunculnya modal sosial diantara pelaku usaha di kelompokkluster, upgrading teknologi dankualitas produk, dan networkingdi pasar internasional.

DAFTAR PUSTAKABakce, D., 2008, Meningkatkan

Peranan Usaha Kecil danMenengah Melalui RekontruksiStrategi Industri, JurnalKajian Politik dan MasalahPembangunan. JurnalPoeliktik Volume 4/No.1/2008

Jurnal Magister Teknik Sistem UGM. hal 10 dari 12

hal. 233-266, UniversitasNasional.

Chenery, H.B., 1992,Industrialisasi danPertumbuhan Ekonomi:Pandangan Alternatf AtasAsia Timur. Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama

Darojah, U., 2012, PerubahanStruktur sosial ekonomi dariekonomi pertanian ke ekonomiindustri pada masyarakatdesa kubangwungu kecamatanketanggungan kabupatenbrebes tahun 1969-2010,Journal Of EducationalSocial Studies, UniversitasNegeri Semarang.

Hafsah, M. J., 2004, UpayaPengembangan Usaha Kecil danMenengah (UMKM), Infokop,Nomor 25 Tahun XX, hal,40-44.

Kementrian Koperasi dan UKM,2013. Data Usaha Mikro KecilMenengah UMKM Dan UsahaBesar Tahun 2006-2010.Kementerian Koperasi danUKM, Jakarta.

LPPM UGM, 2012, MengabdiBersama UMKM, UniversitasGadjah Mada, Yogyakarta.

Marijan, K., 2005,Mengembangkan Industri KecilMenengah Melalui PendekatanKluster, Insan Vol.7 N0.3,Fakultas Ilmu Sosial danPolitik UniversitasAirlangga.

Rahmana, A., Iriani, Y., danOktarina, R., 2012, StrategiPengembangan Usaha KecilMenengah Sektor IndustriPengolahan, Jurnal TeknikIndustri, Vol. 13 No. 1,

hal, 14-21, UniversitasWidyatama.

Situmorang, J., 2008, StrategiUMKM dalam menghadapi iklimusaha yang tidak kondusif,Infokop, Volume 10, hal, 88-101.

Sulistyastuti, D. R., 2004,Dinamika Usaha Kecil danMenengah (UKM) AnalisisKonsentrasi Regional UKM diIndonesia 1999-2001, JurnalEkonomi Pembangunan hal:143-164 Center forEnterpreneurship and Policy Analysis(CEPA), Yogyakarta.

Syarief, T., 2009, KajianPengembangan FormalisasiUMKM, Jurnal Vol.4, Agustus2009, hal, 18-36.

Tambunan, T., 2002, Usaha Kecildan Menengah di Indonesia:Beberapa Isu Penting,SALEMBA, Jakarta.

Tambunan, T., 2005, PromotingSmall and Medium Enterprises with aClustering Approach: A PolicyExperience from Indonesia, Journal ofSmall Business Management, Vol.43 No. 2, pp, 138-154.

Winarni, E. S., 2006, StrategiPengembangan Usaha KecilMelalui PeningkatanAksebilitas KreditPerbankan, Infokop Nomor 29,Tahun XXII.

Yoseva, dan Syarif, T., 2010,Kajian Kemanfaatan BantuanPerkuatan Untuk Usaha MikroKecil dan Menengah (UMKM),Jurnal Pengkajian Koperasidan UMKM, Vol. 5 Agustus2010, hal, 30-48.

Yustika, Ahmad Erani. 2000.Industrialisasi Pinggiran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Jurnal Magister Teknik Sistem UGM. hal 11 dari 12

Jurnal Magister Teknik Sistem UGM. hal 12 dari 12