Upload
khangminh22
View
33
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
OPTIMALISASI PEMBEBANAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI
20 KV DENGAN PENYEIMBANGAN BEBAN PADA PT. PLN (PERSERO)
RAYON UTARA MAKASSAR
TUGAS AKHIR
Disusun Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Persyaratan Untuk Menyelesaikan
Program Strata Satu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Makassar
Disusun oleh:
AISYAH LESTARI AZIS
D411 10 105
IDA BAGUS FEBRYATMIKA
D4110 10 107
JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
LEMBAR PENGESAHAN
OPTIMALISASI PEMBEBANAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20KV
DENGAN PENYEIMBANGAN BEBAN PADA PT. PLN (PERSERO)
RAYON UTARA MAKASSAR
TUGAS AKHIR
Diterima dan disahkan sebagai kolokium
Untuk memenuhi persyaratan guna mencapai
Sarjana Teknik Program Studi
Teknik Energi Listrik Dari
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Makassar
Oleh:
AISYAH LESTARI AZIS
D411 10 105
IDA BAGUS FEBRYATMIKA
D411 10 107
Disetujui :
Tanggal :
Pembimbing Tugas Akhir
PembimbingI
Ir. H. GASSING, MT.
NIP. 19600720 198702 1001
PembimbingII
IKHLAS KITTA, ST.,MT
NIP. 19760914200801 1 006
KetuaJurusanElektro
FakultasTeknik
UniversitasHasanuddin
Dr. Ir. H. AndaniAchmad, MT
NIP. 19601211 198703 1 022
ABSTRAK
Timbulnya arus netral pada pembebanan sekunder transformator distribusi dapat
mempengaruhi sistem distribusi. Arus netral timbul akibat pembebanan yang tidak seimbang.
Keseimbangan beban antar phasa diperlukan untuk meminimalkan rugi – rugi daya pada
transformator. Hal ini juga penting dan bermanfaat pada optimasi untuk menghasilkan sistem
yang handal dan efisien.
Dengan menggunakan metode penyeimbangan transformator 3 phasa kita dapat
menghitung besar daya yang hilang akibat pembebanan transformator yang tidak seimbang.
Proses penyeimbangan ini dilakukan dengan tujuan untuk memperkecil arus netral yang
mengalir pada pembumian dan penghantar netral, sehingga dapat memperkecil rugi – rugi daya.
Sebelum melakukan penyeimbangan beban pada trafo ULAM 1 kehilangan energi
sebesar 57.116,4 kWh/bulan. Setelah melakukan penyeimbangan beban, energi yang hilang
sebesar 175,08 kWh/bulan. Sehingga dapat menekan kehilangan energi sebesar 56.941,32 kWh
/bulan atau sama dengan Rp.34.164.792,-. Pada trafo UPDN sebelum melakukan penyeimbangan
beban energi yang hilang sebesar 33.163,2 kWh/bulan. Setelah melakukan penyeimbangan
beban energi yang hilang sebesar 27 kWh per bulan. Sehingga, dapat menekan kehilangan energi
sebesar 33.136,2 per bulan atau sama dengan Rp.19.881.720,-.
Kata Kunci : Transformator, Arus Netral, dan Penyeimbangan beban
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat serta salam juga penulis kirimkan
kepada Nabi Besar Muhammad Salallahu ‘alaihi wa sallam sebagai rahmatan lil ‘alamin,
beserta keluarga dan para sahabat Beliau yang senantiasa berjuang disisi-Nya.
Tugas akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan
studi pada Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, dengan judul “Optimalisasi
Pembebanan Transformator Distribusi 20 kV dengan Penyeimbangan Beban pada PT.
PLN (Persero) Rayon Utara Makassar”.
Dalam penyelesaian tugas ini, penulis menyadarinya tentunya ada kendala yang penulis
hadapi, akan tetapi berkat kesabaran dan ketekunan serta dorongan dari berbagai pihak, sehingga
skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan tepat waktu. Oleh sebab itu melalui kesempatan ini
penulis menghaturkan ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ayahanda dan Ibunda beserta keluarga tercinta atas segala dukungan, doa, kasih sayang,
perhatian, dan atas segalanya yang telah diberikan.
2. Bapak Dr. Ir. H. Andani Achmad, MT. Sebagai Ketua Jurusan Elektro dan Bapak Dr. Ir.
H. Indra Jaya, MT. Sebagai Ketua Sub Program Studi Teknik Energi Listrik, seluruh
dosen serta staf tata usaha di jurusan elektro yang telah banyak membantu dalam
kelancaran tugas akhir ini.
3. Bapak Ir. H.Gassing, MT. Sebagai Pembimbing I dan Bapak Ikhlas Kitta, ST.,MT.
Sebagai Pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktunya dalam membimbing,
mengarahkan, dan memberi petunjuk dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Pimpinan dan karyawan PT. PLN (persero) Rayon Utara Makassar yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan penelitian di PLN Rayon Utara
Makassar.
5. Bapak Askar,S.kom dan Bapak Ilham selaku pembimbing lapangan kami, yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan kami selama proses penelitian.
6. Teman-teman DETEKTOR, KC genk dan H2cs yang telah membantu dan mendukung
kami.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, kami dengan kerendahan hati memohon kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk menyempurnakan tulisan ini. Akhir kata, demikianlah kata pengantar
ini semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat.
Makassar, 15 Juni 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………… . i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii
LEMBAR BERITA ACARA........................................................................ iii
ABSTRAK .................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
DAFTAR ISI ................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii
BAB I Pendahuluan ..……………………………………………………… 1
1.1 LatarBelakangMasalah ………………………………………… 1
1.2 RumusanMasalah ……………………………………………… 2
1.3 TujuanPenelitian ………………………………………………... 3
1.4 BatasanMasalah…………………………………………………. 3
1.5 MetodePenelitian………………………………………………. 4
1.6 SistematikaPenulisan…………………………………………… 4
BAB II TinjauanPustaka……………………………………………………. 5
2.1. PengertianTransformator ……………………………………… 6
2.2 KonstruksiDasar………………………………………………… 7
2.3 Prinsip Kerja Transformator……………………………………… 9
2.4 Transformator Distribusi ………………………………………… 10
2.5 Ketidakseimbangan Beban..……………………………………………… 12
2.6 Hubungan Delta trafo…………………………………………… 15
2.6.1 KeseimbanganArus Delta………………,…………….. 15
2.6.2 KetidakseimbanganArus Delta…………………….….. 16
2.7 HubungBintang………………………………………………….. 16
2.7.1 KeseimbanganArusBintang………………..………….. 17
2.7.2 KetidakseimbanganArusBintang…………..………….. 18
BAB III MetodologiPenelitian…………………………………….………... 20
3.1 Metodesistem 3 phasa ………..………………………………… 20
3.1.1 Sistem 3 PhasaBebanSeimbang………..…………. 21
3.1.2 Sistem 3 PhasaBebanTidakSeimbang ………..…… 22
3.2 Optimalisasi Pembebanan Transformator Distribusi 3 Phasa....... 25
3.2.1. Keuntungan Optimalisasi Pembebanan Transformator.. 25
3.2.1.1 Keuntungan Secara Finansial ………..…………….. 26
3.2.1.2 Keuntungan Non Finansial …………….………….. 26
3.2.2 Pengaruh Optimalisasi Transformator………..…….. 26
3.3. Pembebanan Transformator………..…………………..…… 26
3.4. Kondisi Beban (Beban Rendah/Beban Normal/Beban Lebih). 27
3.5. KeseimbanganBebanAntarFasa (seimbang/tidakseimbang)….. 29
BAB IV Pengolahan Data danAnalisis………..…………………………...... 30
4.1 PenyeimbanganBebanTransformatorGardu ULAM 1 ……….. 32
4.1.1 Pengukuran Data Beban SebelumPenyeimbangan…… 32
4.1.2Perhitungan Rugi-Rugi Sebelum Penyeimbangan......... 35
4.1.3PenyeimbanganBebanTransformator…………..…….. 42
4.1.4 Pengukuran Data Beban Setelah Penyeimbangan Beban 42
4.1.5 Perhitungan Saving Energi................................................. 50
4.2 PenyeimbanganBebanTransformatorGardu UPDN ……......... 55
4.2.1 Pengukuran Data BebanSebelumPenyeimbangan............ 55
4.2.2PerhitunganRugi-RugiSebelumPenyeimbangan………. 58
4.2.3 PenyeimbanganBebanTransformator………………… 64
4.2.4 PengukuranData BebanSetelahPenyeimbanganBeban… 64
4.2.5 PerhitunganSaving Energi……………………………... 72
BAB V PENUTUP……………………………………………………………… 78
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………. 78
5.2 Saran……………………………………………………………….. 79
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagian-Bagian Dari Transformator................................................... 7
Gambar 2.2 Bagan Transformator........................................................................ 8
Gambar 2.3 Vektor Diagram Arus......................................................................... 13
Gambar 2.4 Diagram Fasor Tegangan Saluran Daya Model Fasa Tunggal……. 14
Gambar 2.5 Hubung Bintang................................................................................ 16
Gambar 2.6 Diagram Fasor Keseimbangan Arus Bintang................................... 17
Gambar 2.7 Keseimbangan Arus Bintang ........................................................... 18
Gambar 2.8 Ketidakseimbangan Arus Bintang.................................................... 18
Gambar 2.9 Diagram Fasor Ketidakseimbangan Arus Bintang........................... 19
Gambar 3.1 Sistem 3 Phasa Umum Dengan Urutan RST.................................... 20
Gambar 3.2 Diagram Fasor Sistem 3 phasa Beban Tidak Seimbang………… 23
Gambar 4.1 Titik 1 dan 2 Yang Mengakibatkan Susut Energi............................. 30
Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Susut Energi Trafo ULAM 1………………… 51
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Susut Energi Trafo UPDN…………………… 73
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Susut umur sebagai fungsi dari suhu titik panas ................................. 27
Tabel 4.1 Data beban waktu beban Puncak........................................................ 33
Tabel 4.2 Data beban transformator diluar beban puncak.................................. 34
Tabel 4.3 Beban transformator setelah penyeimbangan saat WBP……………. 42
Tabel 4.4 Beban transformator setelah penyeimbangan saat WLBP …………. 46
Tabel 4.5 Skenario data WBP dan WLBP…………………………………….. 52
Tabel 4.6 Perbandingan data sebelum dan seteleh penyeimbangan WBP.......... 53
Tabel 4.7 Perbandingan data sebelum dan seteleh penyeimbangan WLBP........ 54
Tabel4.8 Data Beban waktu beban Puncak ...................................................... 55
Tabel4.9 Data beban transformator diluar beban puncak.................................. 57
Tabel4.10 Beban transformator setelah penyeimbangan saat WBP…………… 65
Tabel 4.11 Bebantransformator setelah penyeimbangan saat WLBP ……….… 69
Tabel 4.12 Skenario data WBP dan WLBP……………………………………… 74
Tabel 4.13 Perbandingan data sebelum dan seteleh penyeimbangan WBP.......... 75
Tabel 4.14 Perbandingan data sebelum dan seteleh penyeimbangan WLBP........ 76
Tabel 4.15 Data setelah penyeimbangan PT. PLN (Persero) Trafo ULAM 1.......... 77
Tabel 4.16 Data setelah penyeimbangan PT. PLN (Persero) Trafo UPDN .......... 77
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan laju pertumbuhan pembangunan di berbagai bidang dan tingkat
kesejahteraan masyarakat, dibutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung seperti
energi listrik. Energi listrik sudah termasuk kebutuhan pokok bagi masyarakat karena
selain untuk penerangan, listrik juga digunakan untuk berbagai aktifitas diantaranya
untuk kebutuhan konsumtif dan kebutuhan yang produktif.
Pemanfaatan secara optimal oleh masyarakat dapat dibantu dengan sistem
distribusi yang efektif dan efisien. Selain itu konsumen menuntut kualitas pelayanan yang
handal. Hal ini merupakan tantangan untuk memikirkan bagaimana mengembangkan
sistem distribusi tenaga listrik yang efektif dan efisien yang dapat diandalkan. Sistem
distribusi merupakan salah satu sistem dalam tenaga listrik yang mempunyai peranan
penting karena berhubungan langsung dengan pemakai energi listrik terutama tegangan
menengah dan tegangan rendah.
Penyediaan tenaga listrik yang stabil dan kontinyu, merupakan syarat mutlak yang
harus dipenuhi dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik di sektor industri. Dalam
memenuhi kebutuhan tenaga listrik tersebut, terjadi pembagian beban – beban yang pada
awalnya merata tetapi karena ketidak serempakan waktu penyalaan beban – beban
tersebut maka akan menimbulkan ketidakseimbangan beban yang berdampak pada
penyediaan tenaga listrik.
Didalam sistem tenaga listrik kita mengenal adanya sistem 3 phasa dimana
kondisi ini seharusnya seimbang. Namun di lapangan kondisi sistem 3 phasa yang
seimbang ini sulit untuk dicapai karena tingkat kebutuhan tenaga listrik tiap konsumen
berbeda – beda dan umumnya penggunaan beban satu phasa pada pelanggan
adalah jaringan tegangan rendah. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan beban
antara tiap-tiap phasa (phasa R, phasa S, dan phasa T) yang dampaknya dapat
merugikan PT. PLN. Penyeimbangan beban ini dilakukan agar terjadi
penyuplaian tenaga listrik yang seimbang ke konsumen.
1.2 Rumusan Masalah
Di dalam rumusan masalah yang hendak kami kemukakan dalam ini adalah :
a. Menganalisis persentase pembebanan transformator distribusi dan menganalisis
besarnya ketidakseimbangan beban pada transformator distribusi 20 kV.
b. Menganalisis pengaruh timbulnya arus netral akibat ketidakseimbangan beban pada
transformator distribusi 20 kV melalui pembangunan yang sesuai dengan standar
dan kaidah-kaidah ketenagalistrikan yang berlaku.
c. Menganalisis berapa besar rugi – rugi energi yang terjadi pada penyaluran tenaga
listrik.
1.3 Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penulisan ini adalah sebagai acuan dalam perhitungan dalam
usaha mengoptimalkan pembebanan transformator distribusi 20 kV dengan melaksanakan
penyeimbangan beban. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui seberapa besar (dalam persen), pembebanan transformator
distribusi dan menaganalisis besar ketidakseimbangan beban.
b. Untuk mengetahui berapa besar susut energi (losses) distribusi akibat beban
transformator yang tidak seimbang
c. Untuk menganalisis dan mengoptimalkan pembebanan transformator distribusi.
1.4 Batasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka pembahasan dalam
tugas akhir ini batasi dengan hanya menganalisis optimalisasi tranformator distribusi 20 kV
3 phasa dengan penyeimbangan beban pada PT. PLN (Persero) Rayon Utara Makassar.
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini antara lain :
a. Metode Pengambilan Data
Metode pengambilan data dilakukan dengan pengambilan data secara langsung dan
melalui wawancara/diskusi dengan pihak praktisi.
b. MetodeAnalisis Data
Metode analisis data yaitu dengan menganalisa dan menghitung perhitungan yang
terkait dengan tujuan penelitian.
c. Studi Literatur
Studi literature yaitu mengadakan studi dari buku, internet dan sumber bahan
pustaka atau informasi lainnya yang terkait dengan materi yang dibahas dalam
tulisan ini.
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan ini terdiri dari 5 Bab dengan komposisi sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi penjelasan yang melatar belakangi penulisan, Rumusan
masalah, Tujuan penulisan, Batasan masalah, manfaat penulisan, dan
sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi gambaran secara umum transformator, konstruksi dasar,
prinsip kerja transformator, transformator distribusi, ketidakseimbangan
beban, hubung delta trafo, hubung bintang trafo.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang rumus – rumus perhitungan yang digunakan dalam
optimalisasi pembebanan transformator distribusi 20 kV dengan
penyeimbangan beban.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi data sistem dan hasil pengukuran beban dan hasil
penyeimbangan beban transformator distribusi 20 kV di PT.PLN (Persero)
Rayon Utara Makassar.
BABV : KESIMPULAN DAN SARAN
Merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan saran yang diambil
setelah menganalisis optimalisasi pembebanan transformator 20 kV dengan
penyeimbangan beban.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Transformator
Transformator adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk mentransformasikan
daya atau energi listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya, melalui
suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Transformator
digunakan secara luas, baik dalam sistem tenaga yang memungkinkan terpilihnya tegangan
yang sesuai, dan ekonomis untuk tiap – tiap keperluan misalnya kebutuhan akan tegangan
tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh.
Dalam bidang tenaga listrik pemakaian transformator dikelompokkan menjadi :
1. Transformator Daya adalah suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk menyalurkan
tenaga / daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah (trafo step down) atau
sebaliknya dari tegangan rendah ke tegangan tinggi (step up).
2. Transformator Distribusi adalah trafo yang digunakan untuk menurunkan tegangan
menengah 20 kV menjadi tegangan rendah 220/380V, yang kemudian disalurkan ke
konsumen.
3. Transformator Pengukuran adalah suatu trafo yang dipergunakan sebagai alat bantu
pengukuran dalam tegangan dan arus yaitu trafo tegangan (potential transformator) dan
(current transformator).
2.2 Konstruksi Dasar
Transformator merupakan alat yang sederhana yang terdiri dari dua atau rangkaian
listrik yang digandengkan secara magnetik. Alat ini menggunakan bahan magnetik untuk
1
membentuk dan mengarahkan medan magnetik yang bertindak sebagai media untuk
mentransfer energi.
Bila transformator terdiri dari dua rangkaian listrik dan satu rangkaian magnet, maka
satu rangkaian listrik tersebut sebagai sisi primer dan satunya lagi sebagai sisi sekunder,
sedangkan gandengan magnetnya dinamakan inti. Primer menerima daya dan dinyatakan
sebagai terminal masukan (input) dan sekunder melepaskan daya dan dinyatakan sebagai
keluaran (output). Bila transformator digunakan sebagai penaik tegangan, maka lilitan
tegangan rendah merupakan primernya, sedangkan jika digunakan sebagai penurun tegangan
maka lilitan tegangan tinggi adalah primernya.
Bagian – bagian terpenting dari transformator :
Gambar 2.1 Bagian–bagian dari Transformator
Bagian–bagian dari Transformator yaitu :
1. Inti / teras / kern
2. Gulungan primer, dihubungkan dengan sumber listrik.
3. Gulungan sekunder, dihubungkan dengan beban.
Suatu transformator memiliki sedikitnya dua buah kumparan yakni kumparan
primer dan kumparan sekunder serta memiliki sebuah inti besi dimana proses induksi
berlangsung.
2
3
Gambar 2.2 bagan
transformator
U1 : tegangan primer
U2 : tegangan sekunder
I1 : arus primer
I2 : arus sekunder
ep : GGL induksi pada kumparan primer
es : GGL induksi pada kumparan sekunder
Np : Jumlah lilitan kumparan primer
Ns : Juml;ah lilitan kumparan sekunder
ø b : Fluks magnet bersama (mutual fluks)
Z : Beban
2.3 Prinsip kerja transformator
Apabila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan (sumber), maka akan
mengalir arus bolak balik I1 pada kumparan tersebut. Oleh karena kumparan mempunyai inti,
arus I1, menimbulkan fluks magnet yang juga berubah–ubah , pada kumparan primer akan
timbul GGL induksi.
dtdNpep volt (1)
Fluks magnet yang menginduksikan GGL nduksi ep juga dialami oleh kumparan
sekunder karena merupakan fluks bersama (mutual fluks). Dengan demikian fluks tersebut
menginduksikan GGL innduksi es pada kumparan sekunder.
Besarnya GGL induksi pada kumparan sekunder adalah :
dtdNses (2)
Dimana Ns : Jumlah lilitan kumparan sekunder.
Dari persamaan (1) dan (2) didapatkan perbandingan lilitan berdasarkan perbandingan
GGL induksi yaitu :
s
p
s
p
N
N
e
ea
a : adalah nilai perbandingan lilitan transformator (turn ratio).
Apabila , a < 1 , maka transformator berfungsi untuk menaikkan
tegangan (step up ) transformator
a > 1, maka transformator berfungsi untuk menurunkan
tergangan (step down) trasformator.
Apabila transformator dianggap ideal, sehingga dianggap tidak ada terdapat kerugian–
kerugian daya, maka daya input (Pi ) dapat dianggap sama dengan daya output (P0) maka
2211 IUIU
1
2
2
1
U
U
I
I
Dari persamaan persamaan di atas didapatkan, untuk trafo ideal berlaku
1
2
2
1
I
I
U
U
N
Na
S
p (3)
2.4 Transformator Distribusi
Transformator distribusi adalah transformator yang digunakan untuk melayani
konsumen melalui jaringan distribusi 20 kV. Sebelum digunakan setiap transformator
distribusi telah diuji pada pabriknya masing-masing. Tujuan daripada pengujian dan
spesifikasi transformator distribusi adalah untuk memberikan pegangan yang terarah, baik
bagi pemesanan maupun untuk pembuatan.
Transformator distribusi merupakan salah satu alat yang memegang peranan penting
dalam sistem distribusi. Trafo distribusi digunakan untuk membagi / menyalurkan arus atau
energi listrik dengan tegangan distribusi supaya jumlah energi yang hilang sia-sia di
perjalanan tidak terlalu banyak.
Transformator distribusi dapat berfasa tunggal atau fasa tiga dan ukurannya berkisar
dari 5 kVa sampai 5000 kVa. Impedansi trafo distribusi ini pada umumnya sangat rendah,
berkisar dari 2% untuk unit-unit yang kurang dari 50 kVa sampai dengan 4% untuk unit-unit
yang lebih besar daripada 100 kVa. Rugi-rugi akibat adanya arus pada penghantar netral
transformator sebagai akibat dari ketidakseimbangan beban antara tiap-tiap fasa pada sisi
sekunder transformator. Arus yang mengalir pada penghantar netral transformator ini
menyebabkan rugi-rugi (losses). Rugi - rugi pada penghantar netral transformator dstribusi
ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
PN = IN2 . RN (4)
dimana :
PN : losses pada Pneghantar netral trafo (watt)
IN : arus yang mengalir pada netral trafo (A)
RN : tahanan penghantar netral trafo ()
Sedangkan losses yang diakibatkan karena arus netral yang mengalir ke tanah
(ground) dapat dihitung dengan rumusan sebagai berikut :
PG = IG2 . RG (5)
dimana :
PG : losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah (Watt)
IG : arus netral yang mengalir ke tanah (A)
RG : tahanan pembumian netral ()
2.5 Ketidakseimbangan Beban
Yang dimaksud dengan keadaan seimbang adalah suatu keadaan di mana :
a. Ketiga vektor arus/tegangan sama besar
b. Ketiga vektor saling membentuk sudut 1200 satu sama lain.
Sedangkan yang dimaksud dengan keadaan tidak seimbang adalah keadaan dimana
salah satu atau kedua syarat keadaan tidak seimbang tidak dipenuhi. Kemungkinan keadaan
tidak seimbang ada 3 :
a. Ketiga vektor sama besar tetapi tidak membentuk sudut 1200
satu sama lain.
b. Ketiga vektor tidak sama besar tetapi membentuk sudut 1200
satu sama lain.
c. Ketiga vektor tidak sama besar dan tidak membentuk sudut 1200
satu sama lain.
Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan dengan vektor diagram arus pada gambar
berikut ini
(a) (b)
Gambar 2.3 Vektor Diagram Arus
Gambar (2.3a) menunjukkkan vektor diagram arus dalam keadaan seimbang, di sini
terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR, IS, IT) adalah sama dengan nol
sehingga tidak muncul arus netral (IN). Sedangkan pada gambar (2.3b) menunjukkan
vektor diagram arus yang tidak seimbang, di sini terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor
arusnya tidak sama dengan nol sehingga muncul sebuah besaran yaitu arus netral yang
besarnya bergantung dari seberapa besar faktor ketidakseimbangannya.
Penyaluran dan Susut Daya pada Keadaan Arus Seimbang
Misalnya daya sebesar P disalurkan melalui suatu saluran dengan penghantar netral.
Apabila pada penyaluran daya ini arus-arus fasa dalam keadaan seimbang, maka besarnya
daya dapat dinyatakan sebagai berikut :
P = 3 . [V] . [I] . cos (6)
dimana :
P : daya pada ujung kirim
I : besaran arus fasa
V : tegangan pada ujung kirim
cos : faktor daya
Daya yang sampai ujung terima akan lebih kecil dari P karena terjadi penyusutan
dalam saluran. Penyusutan daya ini dapat diterangkan dengan menggunakan diagram fasor
tegangan saluran model fasa tunggal seperti yang terlihat pada Gambar di bawah ini :
Gambar 2.4 Diagram Fasor Tegangan Saluran Daya Model Fasa Tunggal
Model ini dibuat dengan asumsi bahwa arus pemuatan kapasitif pada saluran cukup
kecil sehingga dapat diabaikan. Dengan demikian besarnya arus di ujung kirim sama
dengan di ujung terima. Apabila tegangan dan faktor daya pada ujung terima berturut-turut
adalah V’ dan ’, daya pada ujung terima adalah :
P’ = 3 . [V’] . [I] . cos (7)
Selisih antara P pada persamaan (6) dan P’ pada persamaan (7) memberikan susut
daya saluran, yaitu :
Pl = P – P’
= 3 . [I] . {[V] cos - [V’] cos ’} (8)
Sementara itu Gambar 4 memperlihatkan bahwa :
{[V] cos - [V’] cos ’} = [I] . R
Dengan R adalah tahanan kawat penghantar tiap fasa. Oleh karena itu, persamaan (8)
berubah menjadi :
V cos
V’ cos ’
jIX V IR
Pl = 3 . [I] . R.
2.6 Hubungan Delta trafo
Transformator tiga fasa digunakan ketika daya tiga fasa direkomendasikan untuk
kebanyakan beban seperti di motor-motor industri. Ada dua dasar hubungan transformator
tiga fasa, delta dan bintang. Transformasi delta digunakan dimana jarak sumber dengan
beban pendek. Delta disukai oleh transformator satu fasa maupun tiga fasa. Transformator
delta digambarkan dalam segitiga.
Tegangan transformator tiga fasa dengan kumparan yang dihubungkan secara delta,
yaitu VAB, VBC, VCA, masing-masing berbeda fasa 120°.
VAB + VBC + VCA= 0
2.6.1 Keseimbangan Arus Delta
Untuk beban yang seimbang :
IA = IAB - ICA
IB = IBC – IAB
IC = ICA – IBC
2.6.2 Ketidakseimbangan Arus Delta
Pada rangkaian delta beban takseimbang arus pada kawat fasa (IL) sama dengan
selisih vektoris dari arus IPH. Pada sirkuit tak seimbang Cos φ setiap fasa tidak sama
dengan Cos φ pada tiap alat pemakai. Perbandingan IL/ IPH tidak sama dengan √3.
2.7 Hubung Bintang
Arus transformator tiga fasa dengan kumparan yang dihubungkan secara bintang
yaitu : IA, IB, dan IC masing-masing berbeda fasa 120°.
IN = IA + IB + IC
VBC = VBN - VCN
VCA = VCN - VBN
(a) (b)
Dari gambar 2.5a dan 2.5b diketahui bahwa untuk hubungan bintang berlaku
hubungan :
VAB = √3VAN atau VP = √3VL lalu IP = IL
, VA hubungan bintang = 3V PIP
2.7.1 Keseimbangan Arus Bintang
Pada transformator distribusi pusat beban terhubung langsung dengan
transformator. Pada umumnya transformator distribusi terhubung secara bintang. Arus
pada penghantar netral sama dengan nol. Besarnya arus pada kawat netral sama dengan
jumlah vektoritas dari tiga arus pada kawat-kawat fasa, karena ketiga arus ini sama
besarnya, tetapi berbeda fasa 120° satu sama lain, maka resultannya nol.
IN = I1 + I2 + I3
Pada percobaan diatas dimana alat pemakai adalah beban resistif maka arus I
sefasa dengan tegangan fasa netral.
U3
U1
I3
I2
I1 + I2
I1 IN =0
A
IA
IC
IB
IN
B
C
VAN
VAB
VCN
VCA
VBN
VBC
Gambar 2.6 Diagram Fasor Keseimbangan Arus Bintang
Pada sambungan bintang seimbang penghantar netral dapat ditiadakan (dihilangkan).
Maka titik bersama dari ketiga alat pemakai disebut “titik netral buatan”. Tegangan titik bintang
adalah sama dengan “tegangan penghantar netral”.
2.7.2 Ketidakseimbangan Arus Bintang
Bila sirkuit tak seimbang, penghantar netral dilalui arus. Dalam hal ini penghantar netral
tidak boleh dihilangkan.
P2
U2
A
A
A
A
A
A
Ph1
Ph2
Ph3
P=1
P=2
P=3
A
A
A
A
Ph1 I1
P3
Ph2
Ph3
I2
I3
IN
P1
Gambar 2.7 Ketidakseimbangan Arus Bintang
Ketiga arus fasa tidak sama besarnya, jumlah vektoris dari ketiga arus, sama dengan arus
yang mengalir pada penghantar netral.
IN = I1 + I2 + I3
Gambar 2.8 diagram fasor ketidakseimbagan arus bintang
Ph4
U2
U1
I3
I2
I1 IN
U3
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Sistem 3 Phasa
Sistem 3 phasa merupakan metode umum yang dipakai untuk menyalurkan tenaga
listrik. Pada sistem 3 phasa biasa menggunakan kawat netral maupun tanpa kawat netral
atau yang lebih dikenal dengan istilah 3 phasa 4 kawat untuk yang menggunakan kawat
netral dan 3 phasa 3 kawat yang tanpa kawat netral.
Gambar 3.1 sistem 3 phasa umum dengan urutan RST
Pada gambar diatas tampak bahwa terdapat perbeaan sudut sebesar 2/3 л radians
atau sebesar 120° antar phasanya secara mendasar persamaan sudut untuk gelombang
seperti yang tampak pada gambar (b) aalah sebagai berikut:
Misal : besar sudut adalah = X ................................................................(1)
Maka X = 2л f t…………………………………………………………(2)
Dimana f adalah frekuensi dan t adalah waktu.
Apabila kita memasukkan persamaan (2) ke dalam persamaan tegangan maka akan
dihasilkan rumus dasar untuk tegangan per phasa adalah sebagai berikut:
R
S T
(a) (b)
VL1 = A sin x …………………………………………………………...(3)
VL2 = A sin (x – 2/3 л) …………………………………………...(4)
VL3 = A sin (x – 4/3 л) …………………………………………...(5)
Dimana nilai A adalah amplitude atau tegangan tertinggi pada phasa 1,2,3.
3.1.1 Sistem 3 Phasa Beban Seimbang
Pada sistem energi listrik beban diusahakan agar dapat didistribusikan secara
merata (seimbang) pada masing – masing phasa. Dan secara matematis perhitungan untuk
mencari arus netraldari beban 3 phasa 4 kawat adalah sebagai berikut :
Misal : R (tahanan) = 1 Ω
Maka menurut hukum ohm dimana V= I x R, sehingga akan didapat :
IL1 = VL1 …………………………………………………………………(6)
IL2 = VL2 ………………………………………..…..........………………..(7)
IL3 = VL3 …………………………………………............………………..(8)
IN = IL1 + IL2 + IL3 .........................................…………………………....(9)
Dengan memasukkan persamaan (3), (4) dan (5) kedalam persamaan (9) maka didapat :
IN = sin x + sin(x – 2/3 л) + sin(x – 4/3 л) ……….............................(10)
IN = sin x + sinxcos ( 2/3 л) – cosxsin (2/3 л) + sinxcos (4/3 л - cosxsin4/3
л)..............................................................................................(11)
IN = sin x - ½ sinx - √3/2cosx - ½ sinx + √3/2cosx ………………….(12)
IN = 0 ………………………………………..……………………....(13)
3.1.2 Sistem 3 Phasa Beban Tidak Seimbang
Jika terjadi beban tidak seimbang pada jaringan distribusi tegangan rendah maka
pada penghantar netral akan mengalir arus listrik. Arus-arus saluran tidak sama dan arus
pada diagram fasor tidak memiliki simetri.
Gambar fasor dari tegangan dan arus dari sistem tiga fasa yang dihubungkan dengan beban
tidak seimbang seperti pada gambar berikut :
Gambar 3.2 Diagram Phasor Sistem 3 Phasa Beban Tidak Seimbang
Karena pada beban tidak seimbang akan muncul arus netral maka persamaan untuk vektor
diatas adalah :
IN = IR + IS + IT ≠ 0
3.2 Optimalisasi Pembebanan Transformator Distribusi 3 Phasa
Optimalisasi Pembebanan Transformator Distribusi 3 Phasa dengan
melaksanakan penyeimbangan beban pada dasarnya adalah kita memberikan beban pada
transformator tersebut yang sesuai dengan kapasitas Transformator serta memberikan
beban yang diperbolehkan sesuai dengan SPLN. Sehingga kemampuan atau batasan-
batasan yang di alirkan pada beban dapat optimal.
Dengan metode penyeimbangan transformator ini kita dapat menghitung berapa
kWh yang hilang dalam sebuah transformator 3 phasa akibat dari beban transformator
yang tidak seimbang dimana pada kawat pentanahan dan penghantar netral mengalir arus.
Proses penyeimbangan transformator pada dasarnya memiliki tujuan untuk
memperkecil nilai arus yang mengalir pada kawat pentanahan dan penghantar netral.
Serta dengan metode ini kita dapat menghindari kerusakan dari pada transformator yang
disebabkan oleh pembebanan transformator yang berlebihan. Akibatnya pelayanan
terhadap konsumen/pelanggan dapat berkurang.
Transformator dapat diletakkan dimana saja pada jaringan, namun untuk
mendapatkan kompensasi yang optimum kita harus memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Besarnya beban/daya pada pelanggan.
2. Karakteristik dari beban.
3. Jumlah pelanggan 1 phasa dan 3 phasa.
4. Pembagian beban per phasa.
5. Pendistribusian beban.
6. Kapasitas dari transformator.
Besarnya kapasitas transformator harus diperhitungkan secara benar untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti beban yang berlebih sehingga
transformator rusak sebelum waktunya.
3.2.1. Keuntungan Optimalisasi Pembebanan Transformator
Ada dua hal keuntungan yang dapat kita peroleh dalam melaksanakan
optimalisasi pembebanan transformator 3 phasa dengan melaksanakan penyeimbangan
beban, yaitu :
3.2.1.1 Keuntungan Secara Finansial
Keuntungan yang didapat secara finansial adalah :
a. Dapat menekan biaya produksi (didapat dari besarnya efisiensi kWh) yang diperoleh
setelah melalukan penyeimbangan beban.
b. Dari pihak PT. PLN (Persero) sendiri dapat menekan nilai Losses Distribusi PT. PLN
(Persero) Rayon Utara Makassar.
c. Dapat menekan biaya yang direncanakan untuk program perbaikan Losses.
d. Menghindari terjadinya biaya tak terduga akibat kerusakan transformator.
e. Menghindari terjadinya biaya bongkar pasang Transformator.
f. Menghindari besarnya energi yang tidak terjual.
g. Tidak memerlukan biaya investasi untuk mengembangkan metode ini karena dapat
dilaksanakan oleh pegawai sendiri.
h. Menjaga keseimbangan dan mengurangi susut pada Jaringan Tegangan Menengah.
3.2.1.2 Keuntungan Non Finansial
Keuntungan lain yang dapat diperoleh secara non finansial adalah :
a. Dapat memperbaiki citra PT. PLN (Persero) di mata pelanggan/konsumen dengan
menningkatkan efisiensi dan menekan pemadaman akibat kerusakan Trafo Overload.
b. Sebagai beban rujukan untuk melakukan evaluasi terhadap penyeimbangan trafo.
3.2.2 Pengaruh Optimalisasi Transformator
Pengaruh dari optimalisasi transformator pada Jaringan Distribusi adalah :
a. Berkurangnya susut daya pada Jaringan Tegangan Menengah.
b. Meningkatkan energi yang tersalur karena energi yang hilang pada penghantar netral
dapat dikurangi.
c. Kerusakan akibat dari overload dapat dihindari.
3.3. Pembebanan Transformator
Yang dimaksudkan dengan pembebanan yaitu pembebanan trafo pada daya
pengenal (rated power) dan suhu sekitar (amblent temperature) 20°C dan suhu titik
terpanas kilitan mencapai 98°C. Dengan pembebanan trafo seperti diatas umur
transformator 20 tahun atau 7300 hari atau susut umur normal 0,0137% per hari (susut
umur mencapai 100% setelah jangka waktu 7300 hari).
Dibawah ini memperlihatkan tabel susut umur sebagai fungsi dari suhu titik panas Qc:
Tabel 3.1 Susut umur sebagai fungsi dari suhu titik panas
Qc (°)
SURUT UMUR
(p.u)
UMUR
TAHUN
80
86
92
98
104
110
116
0.125
0.25
0.5
1
2
4
8
>20
>20
>20
20
10
5
2.5
kVA terukur
122
128
134
140
16
32
64
128
1.25
0.625
0.3125
0.15625
3.4. Kondisi Beban (Beban Rendah/Beban Normal/Beban Lebih)
Berdasarkan SE GM No. 1499.E/012/GM/2002 PT. PLN (Persero)
WilayahSULSEL dan SULTRA, untuk penentuan kondisi beban didasarkan pada nilai
persentase beban trafo hasil pengukuran dan terpasang.
a. Beban rendah untuk nilai persen dibawah 50% (%kVA<50%)
b.Beban normal untuk nilai persen diantara 50% sampai 70% (50%≤kVA<70%)
c. Beban lebih untuk nilai persen di atas 70% (%kVA≥70%)
Nilai % kVA beban trafo ditentukan berdasarkan rumus :
% kVA =
Untuk sistem 3 phasa kVAterukur ditentukan berdasarkan rumus :
kVAterukur =
dan
kVAterukur=
Dalam artian, kedua rumus tersebut tetap diperhitungkan dalam penentuan kondisi
beban. Hal ini disebabkan karena seringkali terjadi ketidaksesuaian hubungan.
Vf-f ≠ Vf-n x √3
kVA terukur =
kVA terpasang
X 100 %
V L-n x (IR + Is + IT)
V f-f x (IR + Is + IT)
1000
√3 x 1000
Vf – n x If
1000
3.5. Keseimbangan Beban Antar Fasa (seimbang/tidak seimbang)
Penentuan tingkat keseimbangan hanya berlaku pada sistem 3 phasa, dimana keseimbangan
beban ditentukan berdasarkan :
A. Arus netral
Nilai arus netral harus kurang dari 10% dari nilai rata-rata arus beban phasa untuk
kondisi seimbang.
B. Persentase ketidakseimbangan
IN ≤ 0.1 x
% ketidakseimbangan =
Trafo dinyatakan seimbang jika nilai toleransi kurang dari 20%.
IR + IS + IT
3
Ifasa-max – Ifasa – min
Ifasa (rata – rata)
x 100%
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam metode optimalisasi pembebanan transformator distribusi 3 phasa dengan
melakukan penyeimbangan beban yang digunakan dalam tugas akhir ini dalam rangka
menghitung besarnya saving kWh yang bisa diperoleh. Dalam hal ini akan dilakukan
penyeimbangan beban pada transformator dengan terlebih dahulu yang harus dilakukan
adalah pengukuran dan perhitungan arus yang mengalir pada kawat pembumian dan
penghantar netral. Berikut ini gambar yang menjelaskan bagian mana saja yang menjadi
titik timbulnya losses energi.
Gambar .4.1 Titik (1) dan (2) yang mengakibatkan susut energi
Proses penyeimbangan beban transformator pada dasarnya memiliki tujuan untuk
memperkecil nilai arus yang mengalir pada titik (1) dan (2).
Proses penyeimbangan beban transformator dengan metode ini sebelumnya
terlebih dahulu kita melakukan beberapa langkah yaitu sebagai berikut :
R
S
T
N 1
2
Data Awal
Hal yang sangat penting dalam pelaksanaan penyeimbangan beban transformator
adalah data awal, dalam hal ini data yang diperlukan adalah :
1. Beban perjurusan
2. Beban total (Rel)
3. Komposisi Beban
4. Penampang dan panjang JTR
5. Nilai tahanan pembumian.
Beban Perjurusan, dalam pelaksanaan penyeimbangan beban transformatormaka
terlebih dahulu harus mengambil data beban setiap jurusan beban dengan cara melakukan
pengukuran beban gardu.
Pengambilan data untuk kegiatan penyeimbangan beban transformator yang
dilakukan pada PT. PLN (Persero) Rayon Utara Makassar.
Waktu pelaksanaan pengukurannya per jurusan dan rel adalah pada waktu beban
puncak yaitu sekitar pukul 17.00 s/d 20.00 dan pada siang hari pukul 08.00 s/d 12.00 (di
luar waktu beban puncak) dimana pada waktu tersebut beban transformator pada daya
yang maksimum.
Komposisi Beban : komposisi beban dimaksudkan adalah jenis pelanggan harus
dibedakan sebagai berikut :
1. Rumah tangga (1 Phasa)
2. Industri (3 Phasa)
3. PJU (Penerangan Jalan Umum)
Analisis optimalisasi pembebanan transformator distribusi 3 phase dengan
melaksanakan penyeimbangan beban yaitu pada :
4.1 Penyeimbangan Beban Transformator Gardu ULAM 1
Nama Gardu : ULAM 1
Alamat : Jl. Sinassara ( depan kuburan )
Daya/Phase : 100kVA/ 3(Tiga) Phasa
Tegangan Primer Trafo : 20 KV
Tegangan Sekunder : 231 / 400
Adapun analisis perhitungan dapat dilakukan untuk mengetahui besarnya saving
kWh dari data hasil pengukuran sebelum penyeimbangan danpengukuran data beban
setelah penyeimbangan pada transformator distribusi.
4.1.1 Pengukuran Sebelum Penyeimbangan
Sebelum melakukan pengukuran penyeimbangan beban maka terlebih dahulu
melakukan pengukuran beban pada masing-masing jurusan beban transformator antara
lain adalah :
A. Pada Saat Waktu Beban Puncak (Pada Malam Hari)
Tabel 4.1Data Beban Waktu Beban Puncak
NO JURUSAN ARUS (A) TEGANGAN (V)
R S T F-F F-N
1 A 110 85 180 396 225
TOTAL 110 85 180 396 225
Dari data diatas kita dapat membuat beberapa analisa sebagai berikut:
Menghitung persentase pembebanan secara keseluruhan dengan menggunakan rumus
:
Maka :
dan Persentase Beban transformator 3 Fasa adalah :
Dan besarnya persentase pembebanan tiap phasa yaitu :
Phasa R : 76,20%
Ketidakseimbangan T-R : 56%
1000
)( TSRnLterukur
IIIVkVA
kVAterukur = 84,38 kVA
%100% terpasang
terukur
kVA
kVAkVA
%100100
38,84% kVA
% kVA = 84,38 %
1000
)18085110(225 terukurkVA
Phasa S : 58,88%
Ketidakseimbangan R-S : 20%
Phasa T : 124,69%
Ketidakseimbangan S-T : 76%
B. Pada Saat Waktu di Luar Beban Puncak (Pada Siang Hari)
Tabel 4.2. Data Beban Transformator di Luar Beban Puncak
NO JURUSAN ARUS (A) TEGANGAN (V)
R S T F-F F-N
1 A 55 42,5 90 396 225
TOTAL 55 42,5 90 396 225
Dari data diatas kita dapat membuat beberapa analisa yaitu:
Menghitung persentase pembebanan secara keseluruhan dengan menggunakan rumus
:
Maka :
dan Persentase Beban transformator 3 Fasa adalah :
1000
)( TSRnLterukur
IIIVkVA
kVAterukur = 42,19kVA
1000
)905,4255(225 terukurkVA
Dengan persentase beban tiap phasa yaitu :
Phasa R : 38,10%
Ketidakseimbangan T-R : 56%
Phasa S : 29,44%
Ketidakseimbangan R-S : 20%
Phasa T : 62,34%
Ketidakseimbangan S-T : 76%
4.1.2 Perhitungan Rugi-Rugi Sebelum Penyeimbangan
Sebelum melakukan penyeimbangan beban, terlebih dahulu melakukan analisis
perhitungan besarnya rugi-rugienergi (susut daya) berdasarkan data yang diperoleh
sebelum penyeimbangan beban transformator maka untukmencari besarnya arus yang
mengalir (lihat pada gambar 4.1 ) di atas pada penghantar netral (1) dan pembumian(2)
dapat dihitung sebagai berikut:
A. Perhitungan rugi-rugi pada waktu beban puncak (WBP) diperoleh sebagai
berikut :
2401200 TSRN IIII
%100% terpasang
terukur
kVA
kVAkVA
%100100
19,42% kVA
% kVA = 42,19 %
Maka :
IN = IR (Cos 0° + j Sin 0°) + IS (Cos120° + j Sin 120°) + IT (Cos240° + j Sin 240°)
IN = 110 (Cos 0°+j Sin 0°)+ 85 (Cos120°+j Sin 120°)+ 180 (Cos240°+j Sin 240°)
IN = 110 (1 + 0) + 85 (-0,5 + j 0,866) + 180 (-0,5 – j 0,866 )
IN = 110 – 42,5 + j73,61 – 90 – j155,88
IN = – 22,5 - j82,27
IN2 = (– 22,5– j82,27)2
IN = 85,29 A
Kehilangan energi pada pembumian WBP (Waktu Beban Puncak) jika diketahui:
IN = 85,29 A
Nilai Tahanan pembumian (R) = 5 Ω
Cos Φ = 0.85
Dengan menggunakan Rumus dibawah ini dapat diketahui besarnya kehilangan
energi pada kawat pembumian :
P = V . IN . Cos
P =IN2. R. Cos
P = (85,29)2. 5. 0,85
P = 30,92 kW
22 )27,82()5,22( NI
Kehilangan Energi pada Penghantar Netral saat WBP
Untuk mencari kehilangan energi pada pengahantar netral dapat menggunakan
rumus dibawah ini :
IN = 85,29 A
L pengahantar = 560 m
A penghantar = 70 mm2 (0,00007 m2)
ρ = 0.00402
Cos Φ = 0.85
Besarnya nilai resistansi suatu bahan listrik dilihat dari panjang konduktor
adalahsebagai berikut :
R = ρ
Ohm (Ω)
Dimana :
R = Resistansi dari konduktor dalam ( Ω )
ρ = Resistivity dari konduktor dalam ( Ω.m )
L = Panjang dari konduktor dalam ( m )
A = Luas penampang konduktor dalam ( mm2 )
Maka R penghantar dapat diketahui yaitu sebesar :
R = ρ. L / A ( Ohm / Ω)
R = 0.00402 . 560/0.00007
R = 32,16kΩ
Sehingga daya yang hilang dapat diketahui yaitu sebesar :
P = V . IN . Cos
P = IN2 . R. CosΦ
P = (85,29)2.32,16. 0,85
P = 198,85kW
Kehilangan Energipada Waktu beban puncak (WBP) yaitu sebesar :
1. Kehilangan energi per hari = (30,92 + 198,85) x 4 jam = 919,08 kWh/hari
2. Kehilangan energi per bulan = 919,08 x 30 hari = 27.572,4 kWh/bulan
B. Perhitungan rugi-rugi waktu di luar beban pucak (WLBP) diperoleh sebagai
berikut :
Maka :
IN = IR (Cos 0° + j Sin 0°) + IS (Cos120° + j Sin 120°) + IT (Cos240° + j Sin 240°)
IN = 55 (Cos 0°+j Sin 0°)+ 42,5 (Cos120°+j Sin 120°)+ 90 (Cos240°+j Sin 240°)
IN = 55 (1 + 0) + 42,5 (-0,5 + j 0,866) + 90 (-0,5 – j 0,866 )
IN = 55 – 21,25 + j 36,8 – 45 – j77,94
2401200 TSRN IIII
IN = – 11,5– j 41,14
IN2 = (– 11,5– j 41,14)2
IN = 39,49 A
Kehilangan Energi pada Pembumian WLBP
IN = 39,49 A
Nilai Tahanan pembumian (R) = 5 Ω
Cos Φ = 0.85
Dengan menggunakan Rumus dibawah ini kita bisa mengetahui berapa besar
kehilangan energi pada kawat pembumian :
P = V . IN . Cos
P = IN2. R. Cos
P = 2(39,49) .5.0,85
P = 6,62 kW
Kehilangan Energi pada Penghantar Netral saat WLBP
Untuk mencari kehilangan energi pada pengahantar netral dapat menggunakan
rumus dibawah ini :
IN = 39,49 A
L pengahantar = 560 m
A penghantar = 70 mm2 (0,07 m2)
ρ = 0.00402
22 )14,41()5,11( NI
Cos Φ = 0.85
Besarnya nilai resistansi suatu bahan listrik dilihat dari panjang konduktor
adalahsebagai berikut :
R = ρ. L / A ( Ohm / Ω)
Dimana :
R = Resistansi dari konduktor dalam ( Ω )
ρ = Resistivity dari konduktor dalam ( Ω – mm2/m )
L = Panjang dari konduktor dalam ( m )
A = Luas penampang konduktor dalam ( mm2 )
Maka R penghantar dapat diketahui yaitu sebesar :
R = ρ. L / A ( Ohm / Ω)
R = 0.00402 . 560/0.07
R = 32,16 Ω
Sehingga energi yang hilang dapat diketahui yaitu sebesar :
P = V. IN . Cos
P = IN2 . R. CosΦ
P = (39,49)2 . 32,16. 0,85
P = 42,62kW
Kehilangan Energipada Waktu di Luar beban puncak (WLBP) yaitu sebesar:
1. Kehilangan energi per hari =(6,62+42,62) x 20 jam = 984,8 kWh/hari
2. Kehilangan energi per bulan= 984,8 x 30 hari = 29.544 kWh/bulan
Jadi sebelum penyeimbangan beban transformator kehilangan Energiselama satu
bulan diperoleh :
= kehilangan energi WBP + kehilangan Energi WLBP
= 27.572,4kWh/bulan + 29.544 kWh/bulan
= 57.116,4 kWh/bulan
4.1.3Penyeimbangan Beban Transformator
Setelah penyeimbangan beban pada transformatoryaituantara pada saat waktu
beban puncak ( pada malam hari ) dan pada saat waktu di luar beban puncak ( pada siang
hari ) maka dilakukan pengukuran dan perhitungan kembali arusyang mengalir per
jurusan yang kemudian dikalkulasi untuk mencari besarnya arus yang mengalir
padapembumian dan penghantar netral.
Usulan dan rencana penyeimbangan pada transformator yang diharapkan
sebagian beban fasa dapat ditukarkan dengan fasa yang lain.
4.1.4Pengukuran Data Beban Setelah Penyeimbangan Beban
Setelah melakukan penyeimbangan beban maka terlebih dahulu melakukan
pengukuran beban pada masing-masing jurusan beban transformator antara lain adalah :
A.Pada saat waktu beban puncak diperoleh sebagai berikut :
Pengukuran beban masing-masing jurusan pada malam hari diperoleh dalam tabel
yaitu:
Tabel 4.3 Beban Transformator Setelah Penyeimbangan Saat WBP
NO JURUSAN ARUS (A) TEGANGAN (V)
R S T F-F F-N
1 A 124 125 126 396 225
TOTAL 124 125 126 396 225
Dari data tersebut kita dapat membuat beberapa analisa yaitu :
Menghitung persentase pembebanan secara keseluruhan dengan menggunakan rumus
:
1000
)( TSRnLterukur
IIIVkVA
kVAterukur = 84,37 kVA
225 (124 125 126)
1000terukurkVA
dan Persentase Beban transformator 3 Fasa adalah :
Dengan persentase beban tiap phasa yaitu :
Phasa R : 85,91%
Phasa S : 86,60%
Phasa T : 87,29%
Perhitungan Rugi-rugi Setelah Penyeimbangan Pada Waktu Beban Puncak (WBP)
Dengan menggunakan rumus seperti di atas maka diperoleharus yang mengalir
pada kawat pembumian yaitu sebagai berikut :
Maka :
IN = IR (Cos 0° + j Sin 0°) + IS (Cos120° + j Sin 120°) + IT (Cos240° + j Sin 240°)
IN = 124 (Cos 0°+j Sin 0°) + 125 (Cos120°+j Sin 120°) + 126 (Cos240°+j Sin 240°)
IN = 124 (1 + 0) + 125 (-0,5 + j 0,866) + 126 (-0,5 – j 0,866 )
IN = 124 – 62,5 + j 108,35 – 63 – j 109,116
IN = - 1,5 - j 0,866
%100% terpasang
terukur
kVA
kVAkVA
84,37% 100%
100kVA
% kVA =84,37 %
2401200 TSRN IIII
IN2 = (- 1,5 - j 0,866)2
IN =1,73A
Kehilangan Energi setelah penyeimbangan pada Pembumian WBP
IN = 1,73A
Nilai Tahanan (R) = 5 Ω
Cos Φ = 0.85
Dengan menggunakan Rumus dibawah ini kita bisa mengetahui berapa besar
kehilangan energi pada kawat pembumian:
P = V. IN . Cos
P= IN2 . R. CosΦ
P = 2(1,73) .5.0,85
P= 0,007 kW
Kehilangan Energi setelah penyeimbangan pada Penghatar Netral WBP
Dengan menggunakan rumus seperti di atas maka untuk mencari kehilangan
energi pada penghantar netral diperolehseperti dibawah ini :
IN = 1,73A
2 2( 1,5) (0,866)NI
L pngahantar = 560m
A penghantar = 70 mm2
ρ = 0.00402
Cos Φ = 0.85
Dengan menggunakan rumus yang sama seperti diatas maka R penghantar
dapat diketahui yaitu sebesar :
R = ρ. L / A ( Ohm / Ω)
R = 0.00402 . 560/0.07
R = 32,16 Ω
Sehingga energi yang hilang pada penghantar netral dapat diketahui yaitu sebesar:
P = IN2 . R. CosΦ
P= (1,73)2 . 32,16. 0,85
P = 0,047kW
Jadi setelah adanya kegiatan penyeimbangan beban transformator kita kehilangan
daya yaitu sebesar :
1. Kehilangan energi per hari = (0,007 + 0,047) x 4 jam = 0,216 kWh/hari
2. Kehilangan energi per bulan = 0,216 x 30 hari = 6,48 kWh/bulan
B. Pada Saat Waktu di Luar Beban Puncak
Pengukuran beban pada masing-masing jurusan beban transformator diperoleh
pada siang hari antara lain adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4. Beban Transformator Setelah Penyeimbangan Saat WLBP
NO JUR ARUS (A) TEGANGAN (V)
R S T F-F F-N
1 A 63 60,5 64 393 227
TOTAL 63 60,5 64 393 227
Dari data tersebut kita dapat membuat beberapa analisa yaitu :
Menghitung persentase pembebanan secara keseluruhan dengan menggunakan rumus
:
:
Maka :
1000
)( TSRnLterukur
IIIVkVA
kVAterukur = 42,56 kVA
227 (63 60,5 64)
1000terukurkVA
dan Persentase Beban transformator 3 Fasa adalah :
Dengan persentase beban tiap phasa yaitu :
Phasa R : 43,64%
Phasa S : 41,91%
Phasa T : 44,33%
Perhitungan Rugi-rugi Setelah Penyeimbangan Pada Waktu Luar Beban Puncak
(WLBP)
Dengan menggunakan rumus maka diperoleharus yang mengalir pada kawat
pembumian yaitu sebagai berikut :
Maka :
IN = IR (Cos 0° + j Sin 0°) + IS (Cos120° + j Sin 120°) + IT (Cos240° + j Sin 240°)
IN = 63 (Cos 0°+j Sin 0°) + 60,5 (Cos120°+j Sin 120°) + 64 (Cos240°+j Sin 240°)
IN = 63 (1 + 0) + 60,5 (-0,5 + j 0,866) + 64 (-0,5 – j 0,866 )
%100% terpasang
terukur
kVA
kVAkVA
42,56% 100%
100kVA
% kVA = 42,56 %
2401200 TSRN IIII
IN = 63 – 30,25 + j 52,33 – 32 – j 55,42
IN = 0,75 - j 3,09
IN2 = ( 0,75 - j 3,09)2
IN =2,99 A
Kehilangan Energi setelah penyeimbangan pada Pembumian WLBP
IN = 2,99 A
Nilai Tahanan (R) = 5 Ω
Cos Φ = 0.85
Dengan menggunakan Rumus dibawah ini kita bisa mengetahui berapa besar
kehilangan energi pada kawat pembumian:
P = V . IN . Cos
P = IN2. R. Cos
P = 2(2,99) .5.0,85
P = 0,037 kW
Kehilangan Energi setelah penyeimbangan pada Penghatar Netral WLBP
Dengan menggunakan rumus seperti di atas maka untuk mencari kehilangan
energi pada penghantar netral diperolehseperti dibawah ini :
2 2(0,75) (3,09)NI
IN = 2,99A
L pengahantar = 560m
A penghantar = 70 mm2
ρ = 0.00402
Cos Φ = 0.85
Dengan menggunakan rumus yang sama seperti diatas maka R penghantar dapat
diketahui yaitu sebesar :
R = ρ. L / A ( Ohm / Ω)
R = 0.00402 . 560/0.07
R = 32,16 Ω
Sehingga energi yang hilang pada penghantar netral dapat diketahui yaitu sebesar:
P = IN2 . R. CosΦ
P = (2,99)2 . 32,16. 0,85
P = 0,244 kW
Jadi setelah adanya kegiatan penyeimbangan beban transformator kita kehilangan
daya yaitu sebesar :
1. Kehilangan energi per hari = (0,037 + 0,244) x 20 jam = 5,62 kWh/hari
2. Kehilangan energi per bulan = 5,62 x 30 hari = 168,6 kWh/bulan
Maka, setelah penyeimbangan beban transformator kehilangan Energi selama satu
bulan diperoleh:
= kehilangan energi WBP + kehilangan Energi WLBP
= 6,48 kWh/bulan + 168,6 kWh/bulan
= 175,08kWh/bulan
4.1.5 Perhitungan Saving Energi
Dengan Asumsi Harga Energi Listrik yaitu :1 kWh = Rp. 600, -
Saving kWh setelah adanya penyeimbangan beban transformator :
Saving kWh = Sebelum penyeimbangan–setelah penyeimbangan
= 57.116,4 kWh/bulan – 175,08 kWh/bulan =
56.941,32 kWh / bulan
Saving Rupiah per bulan : 56.941,32 x 600 = Rp.34.164.792,-
Dari hasil perhitungan tersebut untuk 1 (Satu) Pekerjaan penyeimbangan beban
transformator ULAM 1 sebelum adanya penyeimbangan beban transformator kehilangan energi
sebesar 57.116,4 kWh/bulan. Setelah melakukan penyeimbangan beban transformatorkehilangan
Energi haya diperoleh sebesar 175,08 kWh/bulan. Maka dapat menekan kehilangan Energi
(susut) sebesar 56.941,32 kWh / bulan. Yang bila diuangkan dapat diperoleh sebesar Rp.
34.164.792,- per bulan.
Adapun grafik perbandingan susut energi sebelum dan setelah penyeimbangan dapat
dilihat pada Gambar 4.2 dibawah ini :
Gambar 4.2 Grafik perbandingan susut energi sebelum dan setelah penyeimbangan di
waktu beban puncak dan di luar beban puncak.
wbp wlbp
27.572,40 29.544
6,48 175,08
ULAM 1
sebelum penyeimbangan setelah penyeimbangan
Tabel 4.5 Skenario Data padaTransformator ULAM 1 saat WBP dan WLBP
Setelah melakukan penyeimbangan beban yaitu dengan menukarkan phasa R kephasa S, kita
dapat memperoleh beberapa scenario dengan besar arus yang berbeda – beda. Skenario I
merupakan skenario yang paling optimal dibandingkan dengan skenario – skenario yang lain.
Hal ini dikarenakan besar arus netral pada scenario I yang paling kecil, sehingga akan
mengurangi besar energi yang hilang baik pada saat pembumian maupun pada penghantar netral.
Waktu Skenario
Arus (A) Arus
Netral
(A)
KehilanganEnergi
Total energi yang hilang
(kWh)
R S T Pembumian
Penghantar
Netral Perhari Perbulan
Beban
Puncak
I 124 125 126 1,73 0,012719825 0,081813914 0,378134958 11,34404873
II 124 120 132 10,19 0,441303425 2,83846363 13,11906822 393,5720466
III 124 116 136 17,2 1,25732 8,08708224 37,37760896 1121,328269
Luar
Beban
Puncak
I 63 60,5 64 2,99 0,037995425 0,244386574 1,129527994 33,88583983
II 63 58 66 10,19 0,441303425 2,83846363 13,11906822 393,5720466
III 63 54 70 17,2 1,25732 8,08708224 37,37760896 1121,328269
Tabel 4.6 Perbandingan Data Sebelum dan Setelah Penyeimbangan Beban Trafo ULAM1
Pada Saat Waktu Beban Puncak
A. Sebelum Penyeimbangan Beban
No Jurusan
Arus (Ampere) Arus
Netral
(Ampere)
Kehilangan Energi (kW)
Total Energi yang hilang
(kWh)
R S T Pembumian
Penghantar
Netral Perhari Perbulan
1 A 110 85 180 85,29 30,91613243 198,8525638 919,0747847 27572,24354
Total 110 85 180 85,29 30,91613243 198,8525638 919,0747847 27572,24354
B. Setelah Penyeimbangan Beban
No Jurusan
Arus (Ampere) Arus
Netral
(Ampere)
Kehilangan Energi (kW)
Total Energi yang hilang
(kWh)
R S T Pembumian
Penghantar
Netral Perhari Perbulan
1 A 124 125 126 1,73 0,007 0,047 0,216 6,48
Total 124 125 126 1,73 0,007 0,047 0,216 6,48
Tabel 4.7 Perbandingan Data Sebelum dan Setelah Penyeimbangan Beban Trafo ULAM1
Pada Saat Waktu Luar Beban Puncak
A. Sebelum Penyeimbangan Beban
No Jurusan
Arus (Ampere) Arus
Netral
(Ampere)
Kehilangan Energi (kW)
Total Energi yang hilang
(kWh)
R S T Pembumian
Penghantar
Netral Perhari Perbulan
1 A 55 40,5 90 39,49 6,62 42,62 984,8 29.544
Total 55 40,5 90 39,49 6,62 42,62 984,8 29.544
B. Setelah Penyeimbangan Beban
No Jurusan
Arus (Ampere) Arus
Netral
(Ampere)
Kehilangan Energi (kW)
Total Energi yang hilang
(kWh)
R S T Pembumian
Penghantar
Netral Perhari Perbulan
1 A 63 60,5 64 2,99 0,037 0,244 5,62 168,6
Total 63 60,5 64 2,99 0,037 0,244 5,62 168,8
4.2 Penyeimbangan Beban Transformator Gardu UPDN
Nama Gardu : UPDN
Alamat : Jl. Bawakaraeng ( samping jiwasraya )
Daya/Phase : 200 kVA/ 3(Tiga) Phasa
Tegangan Primer Trafo : 20 KV
Tegangan Sekunder : 231 / 400
4.2.1 Pengukuran Data Beban Sebelum Penyeimbangan
Sebelum melakukan penyeimbangan beban maka terlebih dahulu melakukan
pengukuran beban pada masing-masing jurusan beban transformator antara lain adalah :
A. Pada Saat Waktu Beban Puncak Diperoleh Sebagai Berikut :
Tabel 4.8 Data Beban Waktu Beban Puncak
NO JURUSAN ARUS (A) TEGANGAN (V)
R S T F-F F-N
1 A 204 80 163 394 226
2 B 34 20 58 394 226
3 C 15 - - 394 226
TOTAL 253 100 221 394 226
Dari data tersebut kita dapat membuat beberapa analisa yaitu :
Menghitung persentase pembebanan secara keseluruhan dengan menggunakan rumus
:
Maka :
dan Persentase Beban transformator 3 Fasa adalah :
Dan besarnya persentase pembebanan tiap phasa yaitu :
Phasa R : 87,64 %
Ketidakseimbangan R-S : 79,96%
Phasa S : 34,64%
Ketidakseimbangan S-T : 63,24 %
Phasa T : 76,64%
Ketidakseimbangan R-T : 16,72%
1000
)( TSRnLterukur
IIIVkVA
kVA terukur = 129,72 kVA
%100% terpasang
terukur
kVA
kVAkVA
129,72% 100%
200
64,86%
kVA
226 (253 100 221)
1000terukurkVA
B. Pada Saat Waktu di Luar Beban Puncak ( Pada Siang Hari )
Tabel 4.9 Data Beban Transformator Diluar Beban Puncak
NO JURUSAN ARUS (A) TEGANGAN (V)
R S T F-F F-N
1 A 100 40 70 396 226
2 B 81 25 55 396 226
3 C 6 3 - 396 226
TOTAL 187 68 125 396 226
Menghitung persentase pembebanan secara keseluruhan dengan menggunakan rumus
:
Maka :
1000
)( TSRnLterukur
IIIVkVA
kVA terukur = 85,88 kVA
226 (187 68 125)
1000terukurkVA
dan Persentase Beban transformator 3 Fasa adalah :
Dan besarnya persentase pembebanan tiap phasa yaitu :
Phasa R : 64,85 %
Ketidakseimbangan R-S : 93,94%
Phasa S : 23,58%
Ketidakseimbangan S-T : 44,99 %
Phasa T : 43,35%
Ketidakseimbangan R-T : 48,94%
4.2.2 Perhitungan Rugi-Rugi Sebelum Penyeimbangan
Sebelum melakukan penyeimbangan beban, terlebih dahulu melakukan analisis
perhitungan besarnya rugi-rugi energi (susut daya) berdasarkan data yang diperoleh
sebelum penyeimbangan beban transformator maka untuk mencari besarnya arus yang
mengalir ( lihat pada gambar 4.1 ) di atas pada penghantar netral (1) dan pembumian
(2) dapat dihitung sebagai berikut:
%100% terpasang
terukur
kVA
kVAkVA
85,88% 100%
200kVA
% kVA = 42,94 %
A. Perhitungan Rugi-rugi pada waktu beban puncak (WBP) diperoleh sebagai
berikut :
Maka :
IN = IR (Cos 0° + j Sin 0°) + IS (Cos120° + j Sin 120°) + IT (Cos240° + j Sin 240°)
IN = 253 (Cos 0°+j Sin 0°) + 100 (Cos120°+j Sin 120°) + 221 (Cos240°+j Sin 240°)
IN = 253 (1 + 0) + 100 (-0,5 + j 0,866) + 221 (-0,5 – j 0,866 )
IN = 253 – 50 + j86,6 – 110,5 – j191,39
IN = 92,5 – j104,79
IN2 = (92,5 – j104,79)2
IN = 49,24A
Kehilangan Energi pada Pembumian WBP
IN = 49,24 A
Nilai Tahanan pembumian (R) = 5 Ω
Cos Φ = 0.85
Dengan menggunakan Rumus di bawah ini dapat diketahui besarnya
kehilangan energi pada kawat pembumian :
P = V . IN. Cos
P = IN2 . Cos
2401200 TSRN IIII
2 2(92,5) (104,79)NI
P = 2(49,24) .5.0,85
P = 10,30 kW
Kehilangan Energi pada Penghantar Netral saat WBP
Untuk mencari kehilangan energi pada pengahantar netral dapat menggunakan
rumus dibawah ini :
IN = 49,24 A
L pengahantar = 1080 m
A penghantar = 70 mm2 (0,07 m2)
ρ = 0.00402
Cos Φ = 0.85
Besarnya nilai resistansi suatu bahan listrik dilihat dari panjang konduktor
adalah sebagai berikut :
R =
Ohm ( Ω )
Dimana :
R = Resistansi dari konduktor dalam ( Ω )
ρ = Resistivity dari konduktor dalam ( Ω – mm2/m )
L = Panjang dari konduktor dalam ( m )
A = Luas penampang konduktor dalam ( mm2 )
Maka R penghantar dapat diketahui yaitu sebesar :
R = ρ. L / A ( Ohm / Ω)
R = 0.00402 . 1080/0.07
R = 62,02 Ω
Sehingga energi yang hilang dapat diketahui yaitu sebesar :
P = IN2 . R. CosΦ
P = (49,24)2 . 62,02. 0,85
P = 127,81 kW
Kehilangan Energi pada Waktu beban puncak (WBP) yaitu sebesar :
3. Kehilangan energi per hari = (10,3 + 127,81) x 4 jam = 552,44 kWh/hari
4. Kehilangan energi per bulan = 552,44 x 30 hari = 16.573,2 kWh/bulan
B. Perhitungan Rugi-rugi waktu di luar beban puncak (WLBP)
diperoleh sebagai berikut :
Maka :
IN = IR (Cos 0° + j Sin 0°) + IS (Cos120° + j Sin 120°) + IT (Cos240° + j Sin 240°)
IN = 187 (Cos 0°+j Sin 0°) + 68 (Cos120°+j Sin 120°) + 125 (Cos240°+j Sin 240°)
IN = 187 (1 + 0) + 68 (-0,5 + j 0,866) + 125(-0,5 – j 0,866 )
IN = 187 – 34 + j 58,88 – 62,5 – j 108,25
IN = 90,5 – j 49,37
IN2 = (90,5 – j49,37)2
IN = 75,84 A
2401200 TSRN IIII
2 2(90,5) (49,37)NI
Kehilangan Energi pada Pembumian saat WLBP
IN = 75,84 A
Nilai Tahanan pembumian (R) = 5 Ω
Cos Φ = 0.85
Dengan menggunakan Rumus dibawah ini kita bisa mengetahui berapa besar
kehilangan energi pada kawat pembumian :
P = V . IN . Cos
P = IN2 .R. Cos
P = 2(75,84) .5.0,85
P = 24,44 kW
Kehilangan Energi pada Penghantar Netral saat WLBP
Untuk mencari kehilangan energi pada pengahantar netral dapat menggunakan
rumus dibawah ini :
IN = 75,84 A
L pengahantar = 1080 m
A penghantar = 70 mm2 (0,07 m2)
ρ = 0.00402
Cos Φ = 0.85
Besarnya nilai resistansi suatu bahan listrik dilihat dari panjang konduktor
adalah sebagai berikut :
R = ρ. L / A ( Ohm / Ω)
Dimana :
R = Resistansi dari konduktor dalam ( Ω )
ρ = Resistivity dari konduktor dalam ( Ω – mm2/m )
L = Panjang dari konduktor dalam ( m )
A = Luas penampang konduktor dalam ( mm2 )
Maka R penghantar dapat diketahui yaitu sebesar :
R = ρ. L / A ( Ohm / Ω)
R = 0.00402 . 1080/0.07
R = 62,02Ω
Sehingga energi yang hilang dapat diketahui yaitu sebesar :
P = IN2 . R. CosΦ
P = (75,84)2 . 62,02. 0,85
P = 303,21 kW
Kehilangan Energi pada Waktu di Luar beban puncak (WLBP) yaitu sebesar :
1. Kehilangan energi per hari = (24,44 + 303,21) x 20 jam = 553 kWh/hari
2. Kehilangan energi per bulan = 553 x 30 hari =16.590 kWh/bulan
Jadi sebelum penyeimbangan beban transformator kehilangan Energi selama
satu bulan diperoleh :
= kehilangan energi WBP + kehilangan Energi WLBP
= 16.573,2 kWh/bulan + 16.590 kWh/bulan
= 33.163,2 kWh/bulan
4.2.3 Penyeimbangan Beban Transformator
Setelah penyeimbangan beban pada transformator yaitu antara pada saat
waktu beban puncak ( pada malam hari ) dan pada saat waktu di luar beban puncak
( pada siang hari ) maka dilakukan pengukuran dan perhitungan kembali arus yang
mengalir per jurusan yang kemudian dikalkulasi untuk mencari besarnya arus yang
mengalir pada pembumian dan penghantar netral.
Usulan dan rencana penyeimbangan pada transformator yang diharapkan
sebagian beban fasa dapat ditukarkan dengan fasa yang lain.
4.2.4 Pengukuran Data Beban Setelah Penyeimbangan Beban
Setelah melakukan penyeimbangan beban maka terlebih dahulu melakukan
pengukuran beban pada masing-masing jurusan beban transformator antara lain
adalah :
A. Pada saat waktu beban puncak diperoleh sebagai berikut :
Pengukuran beban masing-masing jurusan pada malam hari diperoleh dalam tabel
yaitu:
Tabel 4.10 Data Beban Waktu Beban Puncak
NO JURUSAN ARUS (A) TEGANGAN (V)
R S T F-F F-N
1 A 66,6 63,7 63,2 394 226
2 B 60 64,3 64,2 394 226
3 C 63,4 63,3 65,2 394 226
TOTAL 190 191,3 192,6 394 226
Dengan menggunakan rumus seperti tinjauan teori di atas maka diperoleh persentasi
pembebanan sabagai berikut :
Maka :
1000
)( TSRnLterukur
IIIVkVA
kVA terukur = 129,92 kVA
226 (190 191,3 192,6)
1000terukurkVA
dan Persentase Beban transformator 3 Fasa adalah :
Dengan persentase beban tiap phasa yaitu :
Phasa R : 65,89%
Phasa S : 66,34%
Phasa T : 66,79%
Perhitungan Rugi-rugi Setelah Penyeimbangan Pada Waktu Beban Puncak
Dengan menggunakan rumus seperti di atas maka diperoleh arus yang mengalir
pada kawat pembumian yaitu sebagai berikut :
Maka :
IN = IR (Cos 0° + j Sin 0°) + IS (Cos120° + j Sin 120°) + IT (Cos240° + j Sin 240°)
IN = 190 (Cos 0° + Sin 0°) + 191,3 (Cos120° + j Sin 120°) + 192,6 (Cos240° + Sin 240°)
IN = 190 (1 + 0) + 191,3 (-0,5 + j 0,866) + 192,6 (-0,5 – j 0,866 )
IN = 190 – 95,65 + j 165,66 – 96,3 – j 166,79
%100% terpasang
terukur
kVA
kVAkVA
129,92% 100%
200kVA
% kVA = 64,96 %
2401200 TSRN IIII
IN = -0,95 - j 1,13
IN2 = (-0,95 - j1,13)2
IN = 0,61 A
Kehilangan Energi setelah penyeimbangan pada Pembumian WBP yaitu :
IN = 0,61 A
Nilai Tahanan (R) = 5 Ω
Cos Φ = 0.85
Dengan menggunakan Rumus dibawah ini kita bisa mengetahui berapa besar
kehilangan energi pada kawat pembumian yaitu :
P = V . IN . Cos
P = IN2. R . Cos
P = 2(0,61) .5.0,85
P = 0,001 kW
Kehilangan Energi setelah penyeimbangan pada Penghatar Netral WBP
Dengan menggunakan rumus seperti di atas maka untuk mencari kehilangan
energi pada penghantar netral diperoleh seperti di bawah ini :
IN = 0,61 A
L pengahantar = 1080 m
A penghantar = 70 mm2
ρ = 0.00402
2 2( 0,95) (1,13)NI
Cos Φ = 0.85
Dengan menggunakan rumus yang sama seperti di atas maka R penghantar
dapat diketahui yaitu sebesar :
R = ρ. L / A ( Ohm / Ω)
R = 0.00402 . 1080/0.07
R = 62,02 Ω
Sehingga energi yang hilang pada penghantar netral dapat diketahui yaitu
sebesar :
P = IN2 . R. CosΦ
P = (0,61)2 . 62,02. 0,85
P = 0,019 kW
Jadi setelah adanya kegiatan penyeimbangan beban transformator kita
kehilangan daya yaitu sebesar :
3. Kehilangan energi per hari = (0,001+ 0,019) x 4 jam = 0,08 kWh/hari
4. Kehilangan energi per bulan= 0,08 x 30 hari = 2,4 kWh/bulan
B. Pada saat waktu di luar beban puncak diperoleh sebagai berikut :
Pengukuran beban pada masing-masing jurusan beban transformator
diperoleh pada siang hari antara lain adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11 Beban Transformator Setelah Penyeimbangan Saat WLBP
NO JURUSAN ARUS (A) TEGANGAN (V)
R S T F-F F-N
1 A 40 42,5 42 388 227
2 B 44 42 42,5 388 227
3 C 42 42,2 42,2 388 227
TOTAL 126 126,7 127,5 388 227
Dengan menggunakan rumus maka diperoleh persentasi pembebanan sebagai berikut :
Maka :
dan Persentase Beban transformator 3 Fasa adalah :
1000
)( TSRnLterukur
IIIVkVA
kVA terukur = 86,30 kVA
%100% terpasang
terukur
kVA
kVAkVA
86,30% 100%
200kVA
227 (126 126,7 127,5)
1000terukurkVA
Dengan persentase beban tiap phasa yaitu :
Phasa R : 43,69%
Phasa S : 43,93%
Phasa T : 44,21%
Perhitungan rugi-rugi setelah penyeimbangan pada waktu luar beban puncak (WLBP)
diperoleh sebagai berikut :
Maka :
IN = IR (Cos 0° + j Sin 0°) + IS (Cos120° + j Sin 120°) + IT (Cos240° + j Sin 240°)
IN = 126 (Cos 0°+j Sin 0°) + 126,7 (Cos120°+j Sin 120°) + 127,5 (Cos240°+j Sin 240°)
IN = 126 (1 + 0) + 126,7 (-0,5 + j 0,866) + 127,5 (-0,5 – j 0,866 )
IN = 126 – 63,35 + j 109,72 – 63,75 – j 110,41
IN = -1,1 – j 0,69
IN2 = ( -1,1 - j0,69)2
IN = 0,85 A
Kehilangan Energi setelah penyeimbangan pada Pembumian WLBP yaitu :
IN = 0,85 A
% kVA = 43,15 %
2401200 TSRN IIII
2 2( 1,1) ( 0,69)NI
Nilai Tahanan (R) = 5 Ω
Cos Φ = 0.85
Dengan menggunakan Rumus dibawah ini kita bisa mengetahui berapa besar
kehilangan energi pada kawat pembumian yaitu :
P = V . IN . Cos
P = IN2 .R . Cos
P = 2(0,85) .5.0,85
P = 0,003 kW
Kehilangan Energi setelah penyeimbangan pada Penghantar Netral WLBP
Dengan menggunakan rumus seperti di atas maka untuk mencari kehilangan
energi pada penghantar netral diperoleh seperti di bawah ini :
IN = 0,85 A
L pengahantar = 1080 m
A penghantar = 70 mm2
ρ = 0.00402
Cos Φ = 0.8
Dengan menggunakan rumus yang sama seperti di atas maka R penghantar
dapat diketahui yaitu sebesar :
R = ρ. L / A ( Ohm / Ω)
R = 0.00402 . 1080/0.07
R = 62,02 Ω
Sehingga energi yang hilang pada penghantar netral dapat diketahui yaitu
sebesar :
P = IN2 . R. CosΦ
P = (0,85)2 . 62,02. 0,85
P = 0,038 kW
Jadi setelah adanya kegiatan penyeimbangan beban transformator kita
kehilangan daya yaitu sebesar :
1. Kehilangan energi per hari = (0,003 + 0,038) x 20 jam = 0,82 kWh/hari
2. Kehilangan energi per bulan= 0,82 x 30 hari = 24,6 kWh/bulan
Jadi setelah penyeimbangan beban transformator kehilangan Energi selama
satu bulan diperoleh:
= kehilangan energi WBP + kehilangan Energi WLBP
= 2,4 kWh/bulan + 24,6 kWh/bulan
= 27 kWh/bulan
4.2.5 Perhitungan Saving Energi
Dengan Asumsi Harga Energi Listrik yaitu : 1 kWh = Rp. 600, -
Saving kWh setelah adanya penyeimbangan beban transformator :
Saving kWh = Sebelum penyeimbangan – setelah penyeimbangan
= 33.163,2 kWh/bulan – 27 kWh/bulan
= 33.136,2 kWh / bulan
Saving Rupiah per bulan : 33.136,2 x 600 = Rp.19.881.720,-
Dari hasil perhitungan tersebut untuk 1 (Satu) Pekerjaan penyeimbangan beban
transformator UPDN sebelum adanya penyeimbangan beban transformator kehilangan energi
sebesar 33.163,2 kWh/bulan. Setelah melakukan penyeimbangan beban transformator
kehilangan Energi haya diperoleh sebesar 27 kWh/bulan. Maka dapat menekan kehilangan
Energi (susut) sebesar 33.136,2 kWh / bulan. Yang bila diuangkan dapat diperoleh sebesar Rp.
19.881.720,-
Adapun grafik perbandingan susut energi sebelum dan setelah penyeimbangan pada
gardu UPDN dapat dilihat pada Gambar 4.3 dibawah ini :
Gambar 4.3 Grafik perbandingan susut energi sebelum dan setelah penyeimbangan di waktu
beban puncak dan di luar beban puncak pada Gardu UPDN.
wbp wlbp
16.573,20 16.590
2,40 25
UPDN
sebelum penyeimbangan setelah penyeimbangan
Tabel 4.12 Skenario Data padaTransformator UPDN saat WBP dan WLBP
Setelah melakukan penyeimbangan beban yaitu dengan menukarkan phasa R ke phasa S,
kita dapa tmemperoleh beberapa scenario dengan besar arus yang berbeda – beda. SkenarioI
merupakan skenario yang paling optimal dibandingkan dengan skenario – skenario yang lain.
Hal ini dikarenakan besar arus netral pada scenario I yang paling kecil, sehingga akan
mengurangi besar energi yang hilang baik pada saat pembumian maupun pada penghantar netral.
Waktu Skenar
io
Arus (A)
ArusNetral (A)
Kehilangan Energi (kW)
Total energi yang hilang (kWh)
R S T Pembumi
an Penghantar Netral Perhari Perbulan
Beban
Puncak
I 190 191,
3 192,
6 0,61 0,001581
425 0,019615
996 0,084789
683 2,543690
484
II 184 197,
3 192,
6 5,6 0,13328 0,857256
96 3,962147
84 118,8644
352
III 190 190 194 2,8 0,03332 0,214314
24 0,990536
96 29,71610
88
Luar Beba
n Punc
ak
I 126 126,
7 127,
5 0,85 0,003070
625 0,038088
033 0,164634
63 4,939038
9
II 131,
7 121 127,
5 3,72 0,058813
2 0,378286
502 1,748398
81 52,45196
429
III 129,
7 123 127,
5 10,73 0,489314
825 3,147272
954 14,54635
112 436,3905
335
Tabel 4.13 Perbandingan Data Sebelum dan Setelah Penyeimbangan Beban Trafo UPDN
Pada Saat Waktu Beban Puncak
A. Sebelum Penyeimbangan Beban
No
Arus (Ampere) Arus
Netral
(Ampere)
Kehilangan Energi (kW)
Total Energi yang hilang
(kWh)
R S T Pembumian
Penghantar
Netral Perhari Perbulan
1 253 100 221 49,24 10,30 127,81 552,44 16.573,2
Total 253 100 221 49,24 10,30 127,81 552,44 16.573,2
B. Setelah Penyeimbangan Beban
No
Arus (Ampere) Arus
Netral
(Ampere)
Kehilangan Energi (kW)
Total Energi yang hilang
(kWh)
R S T Pembumian
Penghantar
Netral Perhari Perbulan
1 190 191,3 192,6 0,61 0,001 0,019 0,08 2,4
Total 190 191,3 192,6 0,61 0,001 0,019 0,08 2,4
Tabel 4.14 Perbandingan Data Sebelum dan Setelah Penyeimbangan Beban Trafo UPDN
Pada Saat Waktu Luar Beban Puncak
A. Sebelum Penyeimbangan Beban
No
Arus (Ampere)
Arus Netral
(Ampere)
Kehilangan Energi (kW)
Total Energi yang hilang
(kWh)
R S T Pembumian
Penghantar
Netral Perhari Perbulan
1 187 68 125 75,84 24,44 303,21 553 16.590
Total 187 68 125 75,84 24,44 303,21 553 16.590
B. Setelah Penyeimbangan Beban
No
Arus (Ampere) Arus
Netral
(Ampere)
Kehilangan Energi (kW)
Total Energi yang hilang
(kWh)
R S T Pembumian
Penghantar
Netral Perhari Perbulan
1 126 126,7 127,5 0,85 0,003 0,038 0,82 24,6
Total 126 126,7 127,5 0,85 0,003 0,038 0,82 24,6
Tabel 4.15 Data Setelah Penyeimbangan Beban PT. PLN (Persero) Rayon Utara Makassar
Pada Trafo ULAM 1
No Jurusan
Arus
(Ampere) Arus
Netral
(Ampere)
Kehilangan Energi (kW)
Total Energi yang hilang
(kWh)
R S T Pembumian
Penghantar
Netral Perhari Perbulan
1 A 53 67 50 30 3,825 24,6024 113,7096 3411,288
Total 53 67 50 30 3,825 24,6024 113,7096 3411,288
Tabel 4.16 Data Setelah Penyeimbangan Beban PT. PLN (Persero) Rayon Utara Makassar
Pada Trafo UPDN
No Kondisi Jurusan
Arus
(Ampere) Arus
Netral
(Ampere)
Kehilangan Energi (kW)
Total energi yang
hilang (kWh)
R S T Pembumian
Penghantar
Netral Perhari Perbulan
1 I A 69 62 51 45 8,60625 55,3554 255,8466 7675,398
2 II B 50 33 70 45 0,19125 55,3554 222,1866 6665,598
3 III C 7 0 0 45 0,19125 55,3554 222,1866 6665,598
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan :
Dengan melakukan penyeimbangan beban kita dapat menekan kehilangan energi sebesar
99,75 %.
Berdasarkan hasil analisa optimalisasi pembebanan trafo kita dapat menekan kehilangan
energi pada dua trafo yaitu :
1. Pada trafo ULAM 1, Jalan Sinassara (depan kuburan) Kota makassar
a. Sebelum penyeimbangan beban trafo :
Kehilangan energi per bulan sebesar 57.116,4 kWh
b. Setelah penyeimbangan beban trafo :
Kehilangan energi per bulan sebesar 193,08kWh
Dapat menekan kehilangan energi sebesar 56.923,32 kWh per bulan atau sama
dengan Rp. 34.153.992,- per bulan.
2. Pada trafo UPDN, Jalan Bawakaraeng ( samping Kantor Jiwasraya ) Kota
makassar
a. Sebelum penyeimbangan beban trafo :
Kehilangan energi per bulan sebesar 33.163,2 kWh
b. Setelah penyeimbangan beban trafo :
Kehilangan energi per bulan sebesar 27 kWh.
Dapat menekan kehilangan energi sebesar 33.163,2 kWh per bulan atau sama
dengan Rp. 19.881.720,- per bulan.
Dengan melakukan pengoptimalan pembebanan transformator distribusi 20 kV kita dapat
menurunkan susut energi pada jaringan tegangan menengah.
5.2 Saran :
Setiap penyambungan baru pada trafo agar memperhatikan dan membagi
pembebanannya, agar beban tetap seimbang.
Untuk mengoptimalkan pembebanan trafo sebaiknya dilakukan penyeimbangan beban
tiga bulan sekali.
DAFTAR PUSTAKA
PT.PLN (Persero) Udiklat Makassar, Kursus Pengoperasian Distribusi-TM(Transformator),
Penerbit PT. PLN (Persero) UDIKLAT Makassar.
Sumanto, 1996, Teori transformator, edisi kedua, ANDI Offset, Yogyakarta.
Abdul Kadir, 1991, Transformator, Edisi kedua, Pradnya Paramita, Jakarta.
Abdul Kadir, 1998, Transmisi Tenaga Listrik, Penerbit Universitas Indonesia.
Djiteng Marsudi, 2006, Operasi Sistem Tenaga Listrik, Penerbit Graha Ilmu.
Tim Pelaksana Prokerma PLN – ITB ( Institut Teknologi Bandung ), 1988, Sistem Distribusi
Daya, Bandung.
Firman Azis, 2009/2010, On Job Training PT. PLN (Persero) Prajabatan Beasiswa D-1, Beban
Fasa Tak Seimbang, PT. PLN (Persero) Wilayah SULTANBATARA Cabang Bulukumba Ranting
Bantaeng.