Upload
uinsuka
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
INTI SARI
Kajian Teoritis Komputasi Fonon Polariton Dalam Material PTCDA
Oleh :
Asih Melati
03/169230/PA/09686
Telah dilakukan kajian komputasi mengenai kurva dispersi polariton pada
permukaan PTCDA. 3,4,9,10 Perylene tetracarboxylic dianhydride/ C24H8O6 α
PTCDA mempunyai fungsi dispersi ( )ε ω tergantung pada frekuensi gelombang.
Arah dari perambatan tegak lurus terhadap sumbu tegak x. Kajian ini akan
menjabarkan model polariton bulk dan surface pada skala frekuensi 1- 6 cm-1
. Relasi
dispersi ini diperoleh dari persamaan Maxwell. Dengan mensubtitusikan medan
listrik ( Eur
) dan medan magnet (Huur
) kedalam persamaan differensial gelombang dan
dengan mengaplikasikan syarat batas yang akan mengantar kedalam relasi dispersi.
Kajian mengenai kurva diuspersi ini juga erat kaitanya dengan dinamika internal atau
sistem parameter termasuk didalamnya permitifitas bahan.
Dalam kajian ini akan ditunjukkan bahwa surface polariton hanya merambat
dalam mode TM ( Transverse magnetic ) dan dapat dibuktikan bahwa ragam ini
merupakan ragam resiprokal yang ditunjukkan dengan perubahan arah vektor
gelombang yang tidak menyebabkan perubahan frekuensi . Untuk ragam surface
polariton tidak mengalami mode TE. Tetapi hanya bulk polariton yang mengalami
mode ini.
Perhitungan komputasi ATR ( Attenuated Total Reflection ) dengan
menggunakan silikon ( 56.11=pε ) menunjukkan bahwa surface polariton dapat
dideteksi secara optimum ketika jarak celah antara prisma dan sampel diperoleh pada
nilai yang optimum yaitu 8x10-5
cm. Mode surface juga diverifikasi pada daerah
tersebut dan ternyata hasil ini sesuai dengan relasi dispersinya.
Kata Kunci : PTCDA – Surface Polariton -- ATR – Reflektivitas
2
ABSTRACT
Theoritical Computate studies of Phonon Polariton Modes in PTCDA Material
Oleh :
Asih Melati
0/169230/PA/09686
Abstract
A Theoritical computate study of the polariton dispersion curves on the
surface of the PTCDA material has been done. PTCDA (3,4,9,10 Perylene
tetracarboxylic dianhydride/ C24H8O6 ) have dispersion function ( )ε ω depending of
wave frequention. The direction of wave propagation is perpendicular to the easy
axis. This study gives theoretical description of the PTCDA surface and bulk modes
at frequency range 1 – 6 cm-1
. The dispersion relation is obtained through Maxwell
equation. Subtitution of electric ( Eur
) and magnetic (Huur
) fields into the wave differential equation and application of boundary conditions will lead to the
dispertion relations. The dynamics of internal or parameter systems is included in the
material permittivity.
It has been shown that the surface polaritons only propagate in TM
(Transverse Magnetic) mode and are reciprocal in the sense that the change of wave
vector direction does not cause the change of frequency ( )qqrr
−= ωω )( . There is no
surface polariton propagating in the TE (Transverse Electric) mode, but only bulk
polaritons can propagate in this mode.
The computation of ATR (Attenuated Total Reflection) using silicon prism
( 56.11=pε ) shows that the surface polaritons can be detected optimally when the
gap distance between the prism and the sample reaches an optimum value of 8x10-5
cm. The surface modes are also verified in its spectra, which are in agreement with
the related dispersion relations.
Key Word : PTCDA – Surface Polariton – ATR -- Reflectivity
3
1. Pendahuluan
Setiap bahan mempunyai eksidari dasar (fonon, eksiton, magnon atau
plasmon) yang tergandeng secara linear atau terkopling dengan gelombang
elektromagnet yang menjalar didalamnya (Barnas, 1986). Hasil gandengan
foton dengan eksitasi dasar disebut polariton. Polariton fonon merupakan hasil
gandengan antara foton dengan fonon. Frekuensi gelombang elastis (getaran
kisi kristal) bahan dielektrik memiliki nilai frekuensi dalam jangkauan infra
merah jauh yairu dalam panjang gelombang 10-3 m sampai dengan 10-5 m.
Karakteristik ini memberikan peluang penerapan bahan dielektrik dalam
pemrosesan sinyal pada frekuensi yang sangat tinggi,.Sehingga kajian tentang
polariton fonon bahan dielektrik banyak dilakukan.
Dalam penelitian ini dikaji ragam polariton permukaan bahan PTCDA
sehingga dapat diketahui bentuk relasi dispersi yang menghubungkan antara
frekuensi dengan vektor gelombang, bentuk kurva dispersi polariton
permukaan dan bentuk spektrum ATR. serta karakteristik yang terkandung
dalam material tersebut.
2. Dasar Teori
PTCDA (3,4,9,10 perylene tetracarboxylic dianhydride/ 24 8 6C H O )
sebagai salah satu turunan dari perylene dan termasuk bahan organik yang
konduktif dan tingkat konduktivitasnya adalah tingkat konduktivitas
4
semikonduktor. Bentuk material organik ini tetrahedral SP3 pada ikatan
tunggalnya, tetapi pada ikatan rangkap dua konfigurasinya SP2 – Pz dan pada
ikatan rangkap tiga konfigurasinya SP- Pz – Py (Tripathy,2002).
Gb. 1 Struktur Kristal PTCDA, dari sisi samping menunjukkan sumbu b dan c telah, c
arahnya sama dengan (c-2a) dari sumbu basis. [kobitski,2004]
Setiap unit sel PTCDA menunjukkan perilaku alaminya menyerupai
jarum. Sumbu b dipersyaratkan untuk menjadi sumbu yang simetri terhadap
ε, sedang 2 sumbu yang lainnya diizinkan bervariasi. Pemilihan pengukuran
energi yang digunakan disesuaikan dengan pengamatan perpindahan elektron
yang berbeda pada spektrum tampak pada PTCDA. PTCDA merupakan
struktur kristal yang monoklinik prismatik, yang cirinya antara bidang
common dengan bidang potongan membentuk sudut 50. Kristal ini
mempunyai space group P21/c (Z=2) dengan sel satuan a= 0,372 nm, b=1,196
nm, c =1,734 nm,dan βc=98,80 (A.J Lovinger, 1984). Sel satuan Kristal ini
ditunjukkan pada gambar 2
5
Gambar 2. Kristal monoklinik PTCDA dengan a= 0.372 nm, b=1.196nm,
c = 1,734nm, βc=98.80 (A.J Lovinger,2003 )
Fungsi dielektrik material PTCDA (Aleksandra Djuristik, 2000)
( ) ( ) ( )1 1 2iω ω ω∈ =∈ + ∈ (1)
( )( )
( ) ( )
2 2
1 1 2 22 2
kj j
j ij j
F ω ωω
ω ω ω∞
=
−∈ =∈ +
− + Γ∑
(2)
( )( ) ( )
2 2 22 2
kj j
j ij j
F ωω
ω ω ω=
Γ∈ =
− + Γ∑
(3)
2
' expj
j j j
j
Eωα
− Γ = Γ − Γ
h
(4)
Sedangkan hubungan dispersi gelombang dalam dielektrik adalah
( )2 2 2c k ε ω ω= (5)
Dengan latar belakang diatas, dirumuskan beberapa masalah yaitu
bagaimana bentuk relasi dispersi dari surface polariton bahan PTCDA dan
apakah polariton tersebut dapat diperoleh dengan teknik ATR, sehingga
tujuan penelitian ini menunjukkan adanya polariton permukaan bahan
PTCDA melalui kurva dispersinya dan memperoleh spectrum ATR-nya.
6
Empat persamaan pokok elektromagnetika yang disebut sebagai
persamaan Maxwell dalam satuan SI adalah:
ρε 0
1. =∇ Er
(Hukum Gauss) (6)
0. =∇ Br
(tidak adanya monopol magnet) (7)
t
BE
∂∂
−=×∇
rr
(Hukum Faraday) (8)
t
EJB
∂∂
+=×∇
rrr
000 εµµ (Hukum Ampere) (9)
Persamaan-persamaan Maxwell didalam material termodifikasi menjadi :
fD ρ=∇r
. (Hukum Gauss) (10)
0. =∇ Br
(11)
t
BE
∂∂
−=×∇
rr
(Hukum Faraday) (12)
t
DJH f ∂
∂+=×∇
rrr
(Hukum Ampere) (13)
EDrr
ε= (14)
BHrr
µ1
= (15)
7
Spektroskopi ATR merupakan suatu piranti untuk memperoleh
informasi tentang sifat permukaan suatu sampel. Ditinjau suatu radiasi
inframerah yang masuk ke dalam prisma dan mengalami pemantulan di dasar
prisma tersebut (gambar 3). Bila sudut datang radiasi tersebut melebihi sudut
kritis prisma, yang dirumuskan dalam bentuk :
= −
1
21sinn
ncθ (16)
Gambar 3. Skema piranti ATR yang terdiri dari prisma dengan indeks bias pn , celah
yang berindeks bias iε dan sampel. Pengukuran terhadap gelombang elektromagnet yang
dikenakan pada prisma dengan sudut θ .
Pemantulan internal ini akan menghasilkan suatu gelombang fana
yang merambat sampai sampel, dengan gelombang fana inilah polariton
permukaan dapat terbangkitkan dengan nilai vektor gelombang datang yang
sejajar permukaan bahan, dinyatakan sebagai : (Otto, 1976)
cn
cnk pp
ωθ
ω ′<
′= sin . (17)
yE
x
y
material
vakum
Prisma
z
3kr
2kr
4kr
5kr
xE
1θ
2θ
8
Pada selang pi nc
kc
ωε
ω ′<<
′2
1
, dengan iε adalah permitivitas bahan
celah, gelombang fana yang berada di celah dapat mencapai permukaan
sampel. Gelombang fana ini nantinya akan terkopling dengan polariton
permukaan bahan dengan p
c
nk
ω< . Kopling ini terjadi bila nilai ω′ dan k
gelombang datang yang dinyatakan pada persamaan (17) sama dengan nilai
ω′ dan k dari polariton permukaan.
3. Metode Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan ini merupakan suatu kajian teoritis dan
komputasi. Langkah pertama yang dilakukan adalah menurunkan secara
analitik relasi dispersi dan kemudian diselesaikan dengan metode bagi dua
(bisection) menggunakan Matlab versi 7.04. Pada metode ATR prisma yang
digunakan prisma silikon dengan pε =11.56. Bentuk geometri bahan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah seperti gambar 3.
Gb.4. Gelombang merambat sepanjang sumbu x. Bahan dielektrik
menempati daerah y > 0
x
ε(ω)
PTCDA
q
y
z
9
Tabel 1. Parameter-parameter fonon pada bahan dielektrik PTCDA dengan 6 osilator yang telah
dimodifikasi (MLOM) (Aleksandra, et al 2000)
jjj j
Ej
E jω jF jΓ jα
Ej (eV)
1 2.221 2.212 0.571 0.118 1.943
2 2.449 2.480 3.645 0.367 0.637
3 2.641 2.720 1.313 0.400 0.243
4 3.356 3.464 1.301 0.339 1.500
5 3.943 3.967 0.762 0.542 1.044
6 5.379 3.620 66.316 0.605 0.913
Adapun prosedur penurunan relasi dispersi dan ATR yang digunakan sebagai berikut:
Gambar 5. Skema penurunan relasi dispersi
Komponen–komponen vektor medan
Er
diperoleh dengan menggunakan
bentuk rotasi medan Hr
Tetapan Atenuasi
),(0 ωα qf= untuk medium
Penggunaan syarat batas kontinuitas komponen
medan Er
dan medan Hr
pada antar muka
vakum-medium bersama tetapan atenuasi untuk
vakum dan medium menghasilkan relasi dispersi
polariton permukaan 0)}(,,{ =ωεαα of
Analisa numerik menggunakan metode bagi
dua(bisection) yang dilakukan terhadap relasi
dispersi diperoleh kurva dispersi polariton
permukaan dan polariton limbak(bulk) dengan
menggunakan matlab 7.04
Digunakan bentuk gelombang
untuk medium diperoleh relasi
dispersi bulk 0),( =ωqf
10
4. Hasil dan Pembahasan
1. Relasi Dispersi
Ditinjau suatu antarmuka, permukaan bahan berada pada daerah y=0,
sedangkan y<0 daerah vakum dan daerah medium y>0, seperti yang
diilustrasikan dalam gambar 4. Medan listrik polariton permukaan dengan
amplitudo meluruh terhadap jarak antarmuka dan menjalar sebagai
gelombang bidang sepanjang sumbu x, memiliki tetapan peluruhan dalam
vakum.
Perumusan gelombang untuk ruang vakum (y<0), dan medium (y>0)
( ) ( )tiyiqxEE 'expexp 000 ωα −+=vv
y < 0 (18)
( ) ( )tiyiqxHH 'expexp 000 ωα −+=rv
y < 0 (19)
( ) ( )tiyiqxEE 'expexp1 ωα −−=rr
y >0 (20)
( ) ( )tiyiqxHH 'expexp1 ωα −−=rv
y > 0 (21)
Dari perumusan Maxwell di atas dapat diperoleh persamaan gelombang
elekromagnet dalam vakum dan medium ditunjukkan dibawah.
01
2
2
2
2 =∂
∂−∇
t
H
cH
rr
(22)
11
( ) 01
'2
2
2
2 =∂∂
−∇t
H
cH ωµεr
(23)
Tetapan peluruhan dalam vakum dalam diperoleh persamaan (24).
Karena dalam medium (y>0) hanya memiliki komponen ke arah z,
diperoleh tetapan peluruhan dalam medium dalam persamaan (25) yaitu:
2
222
0
'
cq
ωα −= (24)
( )2
22 ''
cq
ωµεωα −= (25)
Relasi dispersi polarion limbak (surface polariton) dengan mengambil
0=α . Komponen-komponen medan Ev
dalam vakum ( y < 0 ) dapat
diperoleh dengan menggunakan kaitan :
Hi
Erv
×∇='0ωε
(26)
Sehingga diperoleh medan di ruang vakum (y < 0 ) dan daerah
medium (y>0) yaitu
( )yiqxHq
Hi
E zz 00
0
0
0
0
0 exp0,,'
αωεωε
α+
=r
(27)
( ) ( ) ( )yiqxHq
Hi
E zz 00
0
'1
0
01 exp0,
',
''α
ωεωεωεωεα
−
−=
r (28)
12
Syarat batas yang harus dipenuhi untuk komponen medan Er
adalah
xx EE 10 = sedangkan syarat batas yang harus dipenuhi untuk komponen
medan Hr
adalah zz HH 10
vs= . Dengan menggunakan syarat batas akan
diperoleh persamaan diperoleh:
( ){ } 0'1
0
0
=+ααωεωε
(29)
dengan 2
2
0
'
cq
ωα −= dan ( )
2
2'2 '
cq
ωµωεα −= masing-masing
diberikan oleh persamaan (24) dan (25). Persamaan (29) merupakan
persamaan relasi dispersi implisit yang menghubungkan antara vektor
gelombang dengan frekuensi.
Komponen dielektrik baik real dan imaginer berdasarkan persamaan
(1),(2) dengan mensubtitusikan keduanya kedalam persamaan (3)
digambarkan sebagai berikut.
1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6-20
-15
-10
-5
0
5
10
15Grafik Epsilon Real
Omega
epsilon1
1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 60
5
10
15
20
25Grafik epsilon imaginer
omega
epsilon 2
Gambar 6 Grafik komponen dielektrik a) real b) Imaginer (Melati,2008)
13
Untuk Grafik relasi dispersi polaritonnya memperlihatkan ada 6 grafik
bulk (6 pole dan 6 zero) sesuai dengan jumlah mode yang dimiliki oleh
PTCDA. Selain itu juga diperoleh 2 surface polariton.
-30 -20 -10 0 10 20 301.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
5.5
6
Gambar 7. Kurva dispersi ragam polariton limbak (yang diarsir) dan ragam polariton
permukaan SP (garis tebal) (a). Pada frekuensi 1 s/d 6 cm-1
(b). Pada frekuensi 2 s/d 3
cm-1
(c) . Pada frekuensi 3 s/d 4 cm-1
(Melati, 2008).
Pada daerah frekuensi 2 s/d 3 cm-1
(gambar 7.b) terdapat satu ragam
polariton permukaan yang terletak di daerah sekitar frekuensi 2,720 cm-1
.
Pada daerah frekuensi 3 s/d 4 cm-1
(gambar 6.c) terdapat satu ragam
polariton permukaan yang terletak di daerah sekitar frekuensi sekitar 3,464
cm-1.
Pada ketiga grafik di atas yang disajikan dalam gambar (7.a, 7.b, & 7.c)
dapat ditunjukkan bahwa ragam polariton bulk dan ragam polariton
permukaan bersifat resiprokal atau )()( qq ωω ′=−′ . Hal ini sesuai dengan
14
bentuk polariton bulk yang dirumuskan dalam persamaan (25) maupun
bentuk polariton permukaan yang dirumuskan dalam persamaan (29) dimana
keduanya merupakan fungsi genap terhadap q.
2. Perhitungan ATR (Attenuated Total Refraction)
Spektroskopi ATR yang digunakan dalam perhitungan
menggunakan konfigurasi Otto dengan dua antar-muka yaitu prisma-udara
dan udara-sampel. Prisma yang digunakan berupa prisma silikon
( 56,11=pε ) diletakkan dengan jarak yang sesuai dengan permukaan
medium. Prisma silikon tersebut transparan pada daerah panjang
gelombang infra merah jauh dengan frekuensi 100-1000cm-1 ( Cottam and
Tilley, 1989). Gelombang elektromagnetik yang datang membentuk
sudut θ terhadap sumbu tegak prisma merupakan gelombang
terpolarisasi p dengan komponen medan Hr
tegak lurus terhadap bidang
gelombang datang. Untuk menurunkan rumus pemantulan dalam sistem
ATR tersebut, terlebih dahulu ditinjau pemantulan dan pembiasan yang
terjadi pada prisma , udara dan pada material seperti yang diilustrasikan
seperti gambar 3.
Dengan mengkaji gelombang datang dan gelombang pantul pada
prisma, vakum dan medium diperoleh rumus reflektansi sebagai berikut:
2
2
)2exp(1())2exp(1(
)2exp(1())2exp(1(
dfidfk
dfidfkrR
κκκκκκ
−−+−+−−−−+
==⊥
⊥ (30)
15
( )2
12
4 ''
= ωεωc
k (31)
φω
ε sin'
2
1
ckk p
p
x == C (32)
φω
ε cos'
2
1
ckk p
p
y == ⊥ (32)
( )2
1
0
2
0 sin'
εφεω
κ −= pc
(33)
( )2
12
0 sin'
φεεω
p
v
yc
k −= (34)
2
1
2
2
2
4 sin'
−= φεω
p
s
yc
kk (35)
Adanya surface polariton secara eksperimen dapat ditunjukkan
dengan menggunakan rumus reflektivitas. Adanya penurunan pada grafik
terjadi jika terjadi kopling antara foton dengan fonon yang ditandai dengan
perpotongan garis ATR dengan ragam surface polariton yang dihasilkan dari
rumus relasi dispersi. Karena banyak pola yang dihasilkan menyebabkan
adanya perbedaan tinggi rendah bentuk kurva yang dihasilkan.
16
1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 60
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
R
ATR(variasi jarak)
1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 60
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
R
w
ATR(variasi theta)
(a) (b)
1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 60
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
R
w
ATR(variasi damp)
(c)
Gb.8. Reflektansi sebagai fungsi frekuensi . a) Variasi jarak 3
1 8.10d −= cm 4
2 8.10d −=
cm 5
3 8.10d −= cm damping 0.01 dan sudut datang 60 0. b) Variasi theta 30
o,45
o dan 60
o
damping 0.01 cm-1
dan5
3 8.10d −= c) Variasi damping 0.01 cm-1
dan 0.005 cm-1 sudut
datang 60 0 5
3 8.10d −=
Dari keempat grafik spectrum di atas dapat dilihat bahwa adanya penurunan
yang tajam menunjukkan di daerah sekitar frekuensi tersebut terjadi kopling antara
foton dan fonon. Kopling tersebut terjadi di daerah sekitar frekuensi 2.720 cm-1
dan
3,464 cm-1
. Hasil keseluruhan dari teknik ATR ini dapat dilihat pada tabel 2
17
Tabel 2. Hasil-hasil yang diperoleh melalui teknik ATR dengan berbagai variasi.
Jenis
variasi
Besar variasi Hasil yang diperoleh Hasil terbaik
Lebar
celah
3
1 8.10d −= cm
(hijau)4
2 8.10d −= cm
(merah)5
3 8.10d−= cm
(biru)
Kurva paling tajam
diperoleh jika lebar
celah 5
3 8.10d −=
5
3 8.10d −= cm
Sudut
datang
Theta1 = 30o (hijau)
Theta2 = 45o (merah)
Theta3 = 60o(biru)
Terjadi pergeseran
puncak kekanan jika
sudut diperbesar
Theta = 60o
Faktor
damping
dmp1 = 0.01 cm-1
(hijau)
dmp2 =0.005 cm-1
(merah)
Variasi damping tidak
memberikan
perbedaan yang
signifikan
damp = 0.01 cm-1
5. Kesimpulan
1. Ragam penjalaran yang terdapat pada bahan dielektrik PTCDA adalah
ragam TM (Transverse magnetic) yaitu medan Hr
tegak lurus terhadap
arah penjalaran gelombang..
2. Arah perambatan polariton permukaan pada bahan PTCDA bersifat
resiprokal dimana perubahan arah vektor perambatan tidak mengubah
18
nilai frekuensi ( ) ( )qq −′=′ ωω dan juga reflektansinya yang tidak
tergantung pada pembalikan sudut datang atau ( ) ( )θθ −= RR .
3. Perhitungan ATR dapat digunakan untuk membuktikan keberadaan ragam
polariton permukaan pada bahan PTCDA, apabila jarak antara prisma dan
sampel mencapai nilai optimum yaitu d = 8 x 10-5
cm dan sudut datang
600
4. Ragam polariton limbak (bulk) dan polariton permukaan yang ditemukan
tidak bergantung pada arah penjalaran gelombang pada bahan (φ ).
5. Spektrum ATR sebagai kopling antara foton dengan fonon untuk
membuktikan keberadaan polariton permukaan pada bahan PTCDA dapat
diperoleh dengan konfigurasi Otto, menggunakan prisma silikon, dan hasil
terbaik pada jarak antara prisma dengan medium 8x10-5
cm.
6. Daftar Pustaka
Abraha, K., Brown, D.E., Dumelow, T., Parker. T.J., and Tilley, D.R.,
1994, Oblique-incidence Far-Infrared Reflectivity Study of the
Uniaxial Antiferromagnet FeF2, Phys. Rev. B 50, hal 6808-6816.
Aers, G.C. dan Boardman, A.D., 1980, Attenuated Total Reflection
Analysis of Surface Polaritons, dalam Physics Programs, editor:
A.D. Boardman, John Willey & sons.
Burstein, E., 1972, Introductory Remarks On Polaritons, dalam
Polaritons hal 1-3,
Cottam, M.G. dan Tilley, D.R., 1989, Introduction to Surface and Superlattice
Excitations, Cambridge University Press, New York.
19
Mills, D.L. dan Burstein, E., 1973, Polariton : The Electromagnetic
Modes of Media, Departement of Physics, University of
California, Irvine, California, USA and Departement of Physics
and Laboratory for Research on the Structure of Matter,
University of Pennsylvania, Philadelpia, Pennsylvania, USA.
Pergamon Press,Inc, New York.
Garriga.M & Alonso.M.I,2003, Opticalproperties of Anisotropic
Materials: an Experimental Approach, Institut de Ciencia de
materials de Barcelona, Cansejo Superior de Investigaciones
Cientificans, Campus de La universitat Autonoma de
Barcelona,08193, Spain
Djurisic,Aleksandra B,2000, Modelling the Optical Constant of Organic
Thin Films: Application to 3,4,9,10-Application to 3,4,9,10-
Perylenetetracarboxylic Dianhydride (PTCDA), Institute fur
ApAngewandte photophisik,TU Dresden, Mommsenstr.13-D-
01062 Dresden, Germany
Otto A, 1976, Spectroscopy of Surface Polaritons by Attenuated Total
Reflection : Optical Properties of Solid, New Development,
edited : B. O. Seraphin, North Holland Co. Ltd, Oxford, 679-
729.
Griffith, J. 1989, Introduction Classical Electrodynamics, John Wiley &
Sons, New York.
Sudarmono, 2006, Kajian Teoritis Ragam Polariton Permukaan Material
Baru 1243 OTiCaCu (CCTO), Tesis S2 , Sekolah Pasca Sarjana
UGM.
Syarif, H.M., 2006, Kajian Teoritis Ragam Polariton Fonon Pada
Permukaan Bahan Dielektrik BaMg1/3Nb2/3O3, Tesis S2,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Melati,Asih, 2008, Kajian Teoritis Komputasi Fonon Polariton Pada
Bahan PTCDA Skripsi S1, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.