Upload
khangminh22
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PRODUK ASURANSI
PENDIDIKAN (PT. ASURANSI JIWA BRINGIN LIFE
SYARIAH DAN PT. AJB BUMIPUTERA 1912 SYARIAH)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun oleh:
Dimas Lubnan Karima
1110046200066
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
iv
ABSTRAK
Dimas Lubnan Karima, NIM : 1110046200066. “Keunggulan Kompetitif pada
Produk Asuransi Pendidikan (PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah dan PT.
AJB Bumiputera 1912 Syariah),” Skripsi Strata Satu (S1) Program Studi Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta 2016.
Tujuan Penulisan Skripsi ini adalah untuk menjelaskan bentuk-bentuk
keunggulan produk asuransi pendidikan pada PT. BRIngin Life Syariah dan PT.
AJB Bumiputera, untuk menjelaskan strategi yang digunakan oleh kedua
perusahaan tersebut dalam menarik minat masyarakat. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan analisis metode kualitatif yang bersifat analisis deskriptif
dengan pendekatan kompetitif. Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini dari
hasil survei, wawancara, studi dokumentasi, studi pustaka yang kemudian
diinterpretasikan dalam bentuk pemaparan dan analisis perbandingan sehingga
penulis dapat memberikan kesimpulan pada penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Pertama, PT. AJB
Bumiputera 1912 memilki keunggulan yang cukup signifikan dalam bentuk
keunggulan produk Asuransi Pendidikan Mitra Iqra’ terutama dalam segi premi,
Metode pemasaran yang dilakukan, akad yang dilaksanakan dalam sistem
operasionalnya, reputasi perusahaan, serta teknologi yang diterapkan Kedua, PT.
BRIngin Life Syariah memiliki bentuk keunggulan produk Asuransi Pendidikan
Danasiswa Syariah dalam hal manfaat yang diterima oleh pemegang polis, strategi
pemasaran serta kualitas Sumber Daya Manusia yang dimiliki. Ketiga, strategi
pemasaran yang dilakukan oleh PT. Asuransi BRIngin Life Syariah menerapkan
strategi fokus yang dikombinasikan dengan strategi keunggulan biaya dan
diferensiasi sedangkan PT. AJB. Bumiputera 1912 lebih fokus dalam hal
mengoptimalisasikan sistem keagenan yang dimiliki dari tingkat wilayah sampai
dengan tingkat nasional. Keempat, bahwa Asuransi Pendidikan Mitra Iqra’ PT.
AJB Bumiputera 1912 lebih unggul dari Asuransi Pendidikan Danasiswa Syariah
PT. BRIngin Life Syariah.
Kata kunci : Keunggualan Kompetitif, Asuransi Pendidikan, PT. Asuransi Jiwa
BRIngin Life Syariah dan PT. AJB. Bumiputera 1912
v
KATA PENGANTAR
Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba selain puji dan
syukur atas kehadirat Allah Swt. Semoga rahmat dan karunia-Nya selalu
menyertai setiap langkah kita. Shalawat dan salam tercurahkan kepada manusia
yang paling mulia, Nabi Muhammad Saw, keluarga, para sahabat, dan para
pengikutnya yang selalu istiqomah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir
zaman.
Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“Keunggulan Kompetitif pada Produk Asuransi Pendidikan (PT. Asuransi Jiwa
Bringin Life Syariah dan PT. AJB Bumiputera 1912 Syariah),” sebagai syarat
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Pada Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan Skripsi ini banyak berbagai kekurangan. Namun
demikian semoga hasil penelitian ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi khalayak. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan
Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan dan motivasi
dari berbagai pihak. Dari itu penyusun menghaturkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Alm. Ayahanda Masduqi Ikhsan dan Mamah Ani Narmi serta Ibunda Cici
Susilawati yang senantiasa memberikan cinta dan kasih sayangnya dan yang
paling penting adalah doa dari mereka sehingga penulis bisa menyelesaikan
Skripsi ini.
vi
2. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta.
3. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si., selaku Ketua Jurusan Program Studi
Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Jakarta yang selalu memberikan motivasi dan pemikirannya layaknya orang
tua kami
4. Bapak Dr. H. Sumuran Harahap, M.Ag., MM., MH., MsSi. Dosen
Pembimbing Skripsi yang selalu memberikan waktu dan kesempatan serta
nasehat kepada kami
5. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah membekali
ilmu kepada penulis selama perkuliahan sehingga penulis bisa menyelesaikan
Skripsi ini
6. Seluruh guru-guruku yang ada di Pondok Pesantren Gontor khusus Suwito
Jumari yang selalu memberikan nasehat kepada penulis.
7. Seluruh teman-teman seperjuangan program studi muamalat (Ekonomi
Islam), yang selalu memberikan kebahagian dalam canda dan tawa ketika di
kelas.
8. Serta semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan Skripsi ini.
9. Dalam penyusunan Skripsi ini, penulisan berupaya semaksimal mungkin agar
dapat memenuhi harapan semua pihak. Namun penulis menyadari masih
banyak sekali terdapat kekurangan dan kehilafan dalam penulisan dan
penyusunan Skripsi ini dikarenakan karena keterbatasan kemampuan penulis.
vii
Oleh karena itu sumbang saran dan kritik juga saya butuhkan demi perbaikan
pada Skripsi saya. Terakhir saya berharap semoga segala bantuan yang telah
diberikan menjadi amal yang sholeh sehingga ini dapat bermanfaat untuk
ummat. Akhirnya saya ucapkan banyak terimakasih.
Jakarta, 29 Maret 2017
Dimas Lubnan Karima
NIM: 1110046200066
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN .................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................. iv
ABSTRAK ............................................................................................ v
KATA PENGANTAR........................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR............................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 9
C. Pembatasan Masalah ................................................................ 10
D. Perumusan Masalah .................................................................. 10
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 11
F. Manfaat Penelitian .................................................................... 11
G. Review Studi Terdahulu ........................................................... 12
H. Kerangka Teori dan Konseptual .............................................. 15
1. Kerangka Teori .................................................................... 15
2. Kerangka Konseptual .......................................................... 19
I. Sistematika Penulisan ............................................................... 19
ix
BAB II LANDASAN TEORI ………………………………………......... 21
A. Keunggulan Kompetitif ……………………………………….. 21
1. Pengertian Keunggulan Kompetitif ………………………. 21
B. Kreteria keunggulan kompetitif diliat dari berbagai segi …….... 27
1. Keunggulan Produk ..……………………………………... 27
2. Kinerja Pemasaran ...……………………………………… 29
3. Reputasi Perusahaan …………………………………… . ... 30
4. Kualitas Produk …………………………………………… 31
5. SDM dalam Perusahaan …………………………………... 32
C. Teori Asuransi Syariah .. .......................................................... ... 33
1. Pengertian Asuransi Syariah (Asuransi Islam) ................... ... 33
2. Dasar Hukum Asuransi Syariah (Asuransi Islam) .............. ... 34
D. Asuransi Pendidikan ………………………………...…………. 36
1. Pengertian Asuransi Pendidikan ......................................... ... 36
2. Fungsi Asuransi Pendidikan ………………………………… 38
3. Jenis Asuransi Pendidikan ………………………………….. 39
4. Implementasi Akad–Akad pada Asuransi Pendidikan …........ 40
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 63
A. Pendekatan Penelitian .............................................................. 63
B. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 64
C. Objek Penelitian ...................................................................... 65
D. Pengumpulan Data .................................................................. 65
E. Teknik Analisis Data ............................................................... 66
x
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................ 46
A. Gambaran Umum Perusahaan ................................................. 46
1. Gambaran Umum AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa
Syariah ..................................................................................... 46
2. Gambaran Umum PT. BRIngin Life Syariah ...................... 61
B. Bentuk Keunggulan Kompetitif Produk Asuransi Pendidikan dilihat
dari berbagai sisi ...................................................................... 66
1. Bentuk Keunggulan Kompetitif Produk Asuransi Pendidikan
PT. AJB Bumiputera 1912 ................................................. 66
2. Strategi Pemasaran PT. AJB Bumiputera 1912 .................. 77
3. Bentuk Keunggulan Kompetitif Produk Asuransi Pendidikan PT.
BRIngin Life Syariah .......................................................... 82
4. Strategi Pemasaran PT. BRIngin Life Syariah .................... 88
C. Perbandingan Keunggulan Produk Asuransi Pendidikan Syariah
PT. AJB Bumiputera 1912 (Mitra Iqra’) dan PT. Asuransi Jiwa
Bringin Life Syariah (Danasiswa Syariah) .............................. 89
BAB V PENUTUP ................................................................................... 97
A. Kesimpulan ............................................................................... 97
B. Saran ........................................................................................ 99
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 101
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Tabel tahapan dana pendidikan danasiswa syariah…………… 66
Table 4.2 Premi tabarru’ yang mempengaruhi dalam perhitungan premi
Mitra Iqra’……………………………………………………. 69
Table 4.3 Tahapan dana pendidikan asuransi jiwa Mitra Iqra’ (peserta
hidup)………………………………………………………… 70
Table 4.4 Tahapan dana pendidikan asuransi jiwa Mitra Iqra’ (peserta
meninggal)……………………………………………………. 71
Tabel 4.5 Perbandingan keunggulan produk asuransi Pendidikan Syariah
Pada PT. AJB Bumiputera 1912 (Mitra Iqra’) dan PT. BRIngin Life
Syariah (Danasiswa Syariah)………………………………… 90
Tabel 4.6 Kriteria Keunggulan kompetitif perusahaan dilihat dari berbagai
sisi PT. AJB Bumiputera Divisi Syariah dengan PT. Bringin
Life…………………………………………………………… 96
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka pemikiran ................................................................... 19
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Pusat PT. AJB Bumiputera 1912 ... 57
Gambar 4.2 Struktur Organisasi BRIngin Life Syariah ................................. 65
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada zaman sekarang ini berbagai kondisi dan perubahan yang terjadi dalam
lingkungan bisnis akan berdampak terhadap meningkatnya persaingan, sehingga
hal ini membuat banyak perusahaan harus dapat bersaing dengan berbagai cara
yang efektif untuk mencapai daya saing strategis dan menghasilkan keuntungan
yang maksimal. Pada dasamya, keunggulan bersaing tumbuh dari nilai atau
manfaat yang dapat diciptakan perusahaan bagi para pembelinya lebih dari biaya
yang harus dikeluarkan perusahaan untuk menciptakannya. salah satu yang tidak
luput dari dunia persaingan saat ini adalah industri asuransi syariah yang kini
tengah mengalami perkembangan di Indonesia.
Islam telah mengatur dan membimbing umatnya dalam seluruh aspek
kehidupan, salah satunya adalah dalam bermuamalah. Muamalah mencakup
semua aspek hidup manusia dalam hubungannya dengan manusia lain, salah
satunya dalam hal ekonomi. Terdapat sebuah sistem ekonomi yang berlandaskan
dengan prinsip-prinsip Islam yaitu sistem ekonomi syariah yang mengatur setiap
muslim dalam bermuamalah. Prinsip utama dalam sistem ekonomi syariah salah
satunya adalah adanya pelarangan bunga yang merupakan bentuk dari riba.
Kehidupan perekonomian di Indonesia terutama dalam praktek sistem ekonomi
syariah saat ini sudah berkembang dan semakin membaik, hal tersebut dapat
dilihat dari peningkatan pertumbuhan perekonomian syariah yang semakin pesat
perkembangannya. Selain itu, perkembangan sistem keuangan syariah juga
ditandai dengan didirikannya berbagai lembaga keuangan syariah dan
2
diterbitkannya berbagai instrumen keuangan berbasis syariah1 sebagai salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk merealisasikan nilai-nilai ekonomi syariah.
Lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang kegiatan usahanya
berkaitan dengan bidang keuangan. Kegiatan usaha lembaga keuangan dapat
berupa menghimpun dana dengan menawarkan berbagai skema, menyalurkan
dana dengan berbagai skema atau melakukan kegiatan menghimpun dana dan
menyalurkan dana sekaligus, di mana kegiatan usaha lembaga keuangan
diperuntukan bagi investasi perusahaan, kegiatan konsumsi, dan kegiatan
distribusi barang dan jasa. Sesuai dengan sistem keuangan yang ada, maka dalam
operasionalnya lembaga keuangan dapat berbentuk lembaga keuangan
konvensional dan lembaga keuangan syariah. Lembaga keuangan syariah secara
esensial berbeda dengan lembaga keuangan konvensional baik dalam tujuan,
mekanisme, kekuasaan, ruang lingkup serta tanggung jawabnya. Setiap intitusi
dalam lembaga keungan syariah menjadi bagian integral dari sistem keuangan
syariah. Lembaga keuangan syariah bertujuan untuk membantu mencapai tujuan
sosio ekonomi masyarakat Islam. Lembaga keuangan berperan sebagai lembaga
intermediasi keuangan. Intermediasi keuangan merupakan proses penyerapan
dana dari unit surplus ekonomi, baik sektor usaha, lembaga pemerintah maupun
individu (rumah tangga) untuk penyedia dana bagi unit ekonomi lain.2
Kajian tentang asuransi atau dalam literatur ekonomi Islam (ekonomi syariah)
semakin banyak ditemukan di Indonesia. Tidak dipungkiri bahwa pada tahap awal
banyak penulis bidang ekonomi Islam di Indonesia lebih fokus kajiannya terhadap
masalah perbankan Islam dibanding kajian asuransi Islam. Padahal, kajian
1 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 27. 2 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 29.
3
asuransi Islam terlahir satu “paket” dengan kajian perbankan Islam. Kedua bidang
tersebut bersama-sama muncul ke permukaan tatkala dunia Islam tertarik untuk
mengkaji secara mendalam apa dan bagaimana cara menerapkan konsep ekonomi
Islam dalam tataran kelembagaan.
Pilihan utama lahir dengan mengedepankan lembaga keuangan perbankan dan
lembaga keuangan nonbank sebagai model kajian ekonomi Islam secara
kelembagaan. Kajian tentang asuransi sebagai salah satu lembaga keuangan
nonbank yang dikemas dengan semangat nilai-nilai Islam ini selanjutnya
dijadikan sebagai obyek kajian dalam penulisan skripsi ini. Meskipun bidang
asuransi pernah menjadi suatu perdebatan (pro-kontra) seputar hukum yang ada,
tetapi secara nyata umat Islam membutuhkan keberadaan lembaga yang
berdasarkan syariah ini.
Asuransi Syariah berupaya menerapkan prinsip-prinsip ekonomi Islam dari
Al-Quran dan As-Sunnah agar dapat dijabarkan dalam kehidupan secara praktis.
Dalam surat Al- Hayr ayat 18 : Hal ini dilatarbelakangi oleh pemahaman bahwa
sistem ekonomi Islam dapat dikembangkan dan diaplikasikan di Indonesia. Selain
itu, nilai-nilai dasar ekonomi Islam dijadikan pijakan bagi manajemen dan
operasional lembaga keuangan syariah, termasuk asuransi syariah. Secara sosial
dan ekonomi tidak ada seorangpun yang menyangkal manfaat dan peran positif
yang dilakukan oleh asuransi, terutama pada masyarakat yang maju dan
permasalahan masyarakat yang hidup dikelilingi oleh berbagai resiko yang
mengancam ketentraman psikologis jiwa, raga, dan harta. Asuransi dalam hal ini
menawarkan jasa-jasa yang berupa proteksi terhadap penciptaan rasa aman dan
rasa terlindungi. Sehingga orang dalam menjalankan kehidupan ekonominya
menjadi tentram dan dengan demikian dapat meningkatkan produktivitasnya. Di
4
samping itu asuransi menyediakan suatu kesempatan bekerja sama dan saling
menolong antar anggota masyarakat dengan ikut memikul beban finansial yang
diderita orang lain melalui asuransi.3
Dalam perkembangan bidang ekonomi, asuransi memberi andil yang besar,
baik dalam pembangunan ekonomi keluarga, masyarakat maupun negara. Dalam
pembangunan ekonomi keluarga, tercermin adanya upaya membangun
kesejahteraan di hari tua dan disiplin menyisihkan dana kesejahteraan tersebut. Di
negara-negara berkembang yang biasanya mempunyai dana terbatas, asuransi
selalu membuktikan peranannya sebagai lembaga penyedia dana yang cukup
berhasil.
Di Indonesia, pertumbuhan Asuransi Syariah cukup pesat. Pertumbuhan
asuransi syariah didukung oleh ketentuan regulasi yang menjamin kepastian
hukum kegiatan asuransi syariah. Ketentuan hukum yang mengatur asuransi
syariah antara lain : Pertama, Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha
Perasuransian. Kedua, Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 1992 tentang
Penyelenggaraan Usaha Perasuransian, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 1992. Ketiga, Keputusan Menteri Keuangan
Nomor: 421/KMK.06/2003 tanggal 30 September 2003 tentang Penilaian
Kemampuan dan Kepatutan bagi Direksi dan Komisaris Perusahaan
Perasuransian. Keempat, Keputusan Menteri Keuangan Nomor:
422/KMK.06/2003 tanggal 30 September 2003 tentang Penyelenggaraan Usaha
Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Kelima, Keputusan Menteri
3 Syamsul Anwar “Asuransi Dalam Pandangan Islam”, dalam Sukriyanto, Syamsul Anwar,
Supritna, et.al. Hukum Islam Tentang Waris, Asuransi dan Pengadilan, (Yogyakarta:Lemilit UIN
Sunan Kalijaga 2006), 86-87.
5
Keuangan Nomor: 423/KMK.06/2003 tanggal 30 September 2003 tentang
Pemeriksaan Perusahaan Perasuransian. Keenam, Keputusan Menteri Keuangan
Nomor: 424/KMK.06/2003 tanggal 30 September 2003 tentang Kesehatan
Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Ketujuh, Keputusan
Menteri Keuangan Nomor: 426/KMK.06/ 2003 tanggal 30 September 2003
tentang Perizinan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.4
Pada tahun 1994, berdiri Asuransi Takaful sebagai ujung tombak asuransi
syariah di Indonesia. Meskipun perkembangan UU No. 2 / 1992 tentang Asuransi
masih belum tegas mengatur bagaimana mekanisme penyelenggaraan asuransi
syariah, pemerintah tetap membuka ruang kepada perusahaan asuransi
konvensional untuk membuka cabang atau unit layanan kepada perusahaan
asuransi konvensional untuk membuka cabang atau unit layanan syariah dengan
cara dual insurance system. Dengan adanya kesempatan ini, berdiri lebih dari 36
(tiga puluh enam) asuransi syariah jiwa dan umum, baik berbentuk divisi atau
sudah berbentuk perusahaan asuransi syariah5.
Dan perkembangan industri asuransi syariah di Indonesia pada tahun 2000
sampai Juli 2007 bertambah menjadi 42 (empat puluh dua) perusahaan dan
ditambah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis aset industri asuransi syariah
4 Muhammad maksum, “Pertumbuhan Asuransi Syariah Di Dunia Dan Indonesia” artikel
diakses pada tanggal 13 November 2016 dari http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/iqtishad 5 Muslim Kelana, Muhammad is a Great Entreprenerur, cet. 1 (Bandung: Dinar Publishing
2008), 104.
6
mampu meningkat 18 persen hingga akhir tahun 2016. Optimisme ini berangkat
dari kinerja yang sangat baik yang dicatatkan asuransi syariah hingga April 2016.6
Industri asuransi syariah membukukan pertumbuhan nilai aset bulanan (month
to month) hingga 38,7 persen pada April 2016. Yakni, dari Rp. 20,9 triliun pada
Maret 2016 menjadi sebesar Rp. 29 triliun April 2016. Pertumbuhan aset tidak
terlepas dari kinerja investasi industri asuransi syariah yang meningkat 19,9
persen mencapai Rp. 24,8 triliun dan pendapatan premi asuransi syariah yang
tembus hingga Rp. 27 triliun atau naik 10,3 persen.
Kinerja industri asuransi syariah di sepanjang tahun 2016 sampai dengan
bulan April 2016 diproyeksi menghadapi tantangan berat, seiring dengan
perlambatan pertumbuhan ekonomi di sektor riil. Pada tahun 2015, menurut OJK,
kinerja investasi asuransi syariah terimbas gejolak pasar keuangan global, dan
dalam negeri. Diketahui 60-70 persen dari total portofolio investasi industri sektor
investasi asuransi syariah banyak ditempatkan di pasar modal. Dengan adanya
sejumlah langkah edukasi dan sosialisasi yang didorong pemerintah, otoritas dan
pelaku industri bakal membantu peningkatan literasi pemanfaatan asuransi
syariah.
Dari sekian banyak produk yang ditawarkan perusahaan asuransi syariah,
asuransi pendidikan merupakan salah satu yang cukup menarik perhatian di
kalangan lapisan masyarakat. Hal ini seiring dengan meningkatnya kesadaran
masyarakat atas pendidikan. Mengingat adanya kebutuhan bagi para orang tua di
Indonesia yang ingin menyiapkan pendidikan dengan kualitas yang baik bagi
6“OJK Optimis Bisnis Asuransi Syariah Tumbuh 18 Persen,” Artikel diakses pada tanggal 12
November 2016 dari http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20160606163055-78-
136191/ojkoptimistis-bisnis-asuransi-syariah-tumbuh-18-persen/
7
anaknya. Karena pendidikan dirasakan penting bagi segala lingkup bidang
penghidupan, dalam memilih dan membina hidup yang baik sesuai dengan
martabat manusia. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa biaya pendidikan
menjadi semakin meningkat. Sementara itu kemampuan yang lebih adalah
menjadi suatu keharusan bila anak ingin berkompetensi di dunia kerja yang
semakin kompetitif. Biaya pendidikan yang meningkat membuat masyarakat
mencari alternatif pembiayaan bagi pendidikan anak-anaknya pada masa
mendatang.
Asuransi pendidikan merupakan solusi bagi masyarakat sebagai alternatif
pembiayaan pendidikan. Perusahaan asuransi sebagai media perantara
menyediakan produk asuransi pendidikan, juga semakin bersemangat
mempromosikan produk-produknya. Tampaknya, perusahaan asuransi melihat
peluang untuk “menjual” produk asuransi pendidikan semakin besar khususnya di
kalangan masyarakat menengah. Masyarakat menengah menjadi pasar potensial,
sebab masyarakat menengah semakin menyadari pentingnya arti pendidikan bagi
anak-anak. Di sisi lain, mereka juga menyadari akan semakin beratnya biaya
pendidikan pada masa mendatang. Karena itulah, asuransi pendidikan menjadi
alternatif bagi masyarakat menengah untuk membiayai pendidikan anak-anaknya
pada masa yang akan datang.7
Banyaknya perusahaan asuransi yang menawarkan produk asuransi
pendidikan tersebut juga menimbulkan persaingan antar perusahaan dalam
menarik minat masyarakat khususnya para orangtua. Oleh karena itu, perusahaan
7 “Asuransi Pendidikan Semakin Variatif,” artikel diakses pada tanggal 23 Oktober 2016 dari
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/01/Asuransi-Pendidikan-Semakin-Variatif/
8
asuransi harus menghadirkan berbagai produk yang memiliki kelebihan dan
keunggulan tersendiri dibanding dengan produk pesaing demi mencapai kepuasan
pelanggan.
PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah memiliki produk asuransi pendidikan
yang dinamakan dengan produk Danasiswa Syariah. Produk ini memberikan
perlindungan asuransi jiwa dan kecelakaan diri serta dana tabungan pendidikan
dengan pilihan manfaat tambahan berupa pembebasan biaya kontribusi apabila
peserta mengalami musibah cacat tetap total atau peserta terdiagnosa menderita
penyakit kritis. Selain itu, orangtua dan anak mendapatkan perlindungan asuransi
sekaligus menerima tahapan dana pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikan
anak dimasa mendatang hingga masa asuransi berakhir.8
Selain PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah, PT. AJB Bumiputera 1912
pun memikiliki produk pendidikan yang bernama bernama asuransi pendidikan
Mitra Iqra’,9 dimana Produk Asuransi Mitra Iqra’ yang dikeluarkan oleh AJB
Bumiputera 1912 bertujuan untuk membantu para nasabah atau peserta asuransi
atau pemegang polis dalam mewujudkan cita-cita putra-putrinya secara khusus
dirancang untuk menjamin tersedianya sejumlah dana pendidikan sejak putra-
putrinya memasuki usia Taman Kanak-Kanak (TK) sampai dengan lulus
Perguruan Tinggi (PT).
Dana tahapan inilah yang dimaksudkan sebagai dana pendidikan yang
jumlahnya jauh lebih besar dari dana santunan asuransi jiwanya, Karena itulah
8 “Bringin Danasiswa Syariah,” artikel diakses pada tanggal 24 November 2016 dari
http://www.bringinlife.co.id/danasiswa_syariah 9 “Asuransi Perorangan Syariah,” artikel diakses pada tanggal 25 November 2016 dari
http://www.bumiputera.com/products/product/syariah_individual_insurance/mitra_iqra_plus/0
9
sering disebut dengan “Asuransi Pendidikan”. Dengan dana tahapan pendidikan
yang bersifat pasti dan dapat dicairkan secara bertahap pada tahun polis tertentu
sesuai dengan aturan yang telah ditentukan dan nasabah juga dapat mengambil
masa bayar tertentu.10
Kedua perusahaan tersebut sama-sama memiliki unsur saving atau tabungan.
Asuransi pendidikan yang dimiliki oleh kedua perusahaan tersebut termasuk
kedalam Asuransi Jiwa Dwiguna atau Endowment Insurance, yaitu asuransi jiwa
yang memberikan manfaat polis tertentu, jika peserta hidup sampai masa
perjanjian berakhir atau mengalami musibah meninggal dunia dalam masa
perjanjian. Mekanisme dalam asuransi pendidikan tersebut adalah para orangtua
mempersiapkan dana pendidikan sebagai tabungan ketika anaknya memasuki
Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama
(SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) hingga Perguruan Tinggi (PT), maka
pada saat orangtua atau anak sebagai ahli waris mengalami musibah kecelakaan,
cacat tetap total ataupun sampai meninggal dunia, pihak asuransi akan
memberikan manfaat proteksi berupa dana sesuai dengan dana tahapan pendidikan
yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Berbeda dengan kebanyakan perusahaan lain yang memiliki unsur investasi,
yang dinamakan produk unit link. Produk tersebut memiliki unsur investasi
sekaligus proteksi. Peserta mendapatkan proteksi manfaat dari asuransi sekaligus
bisa memilih investasi melalui saham, reksadana ataupun properti. Namun, ketika
nasabah ingin memiliki manfaat tambahan perlindungan, maka pembayaran
10 “Asuransi Pendidikan,” artikel diakses pada tanggal 24 November 2016 dari
http://www.Asuransi-Jiwa.Org/Produk-Allianz/Asuransi-Pendidikan-Allianz/
10
kontribusinya pun menjadi bertambah agar proteksi asuransinya tetap berjalan.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penulis tertarik untuk mencoba
mengadakan penelitian guna mengetahui apa saja keunggulan produk asuransi
pendidikan dan strategi pemasaran yang digunakan oleh masing-masing
perusahaan tersebut serta merumuskannya kedalam sebuah karya tulis yaitu
Skripsi, dengan Judul “Keunggulan Kompetitif Produk Asuransi Pendidikan
(PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah dan PT. AJB Bumiputera 1912).”
B. Identifikasi Masalah
Dalam upaya untuk mempertahankan kemajuan perusahaan. Berbagai cara
dilakukan dalam memasarkan produk-produknya. Salah satunya yaitu dengan
keunggulan komparatif yang dimiliki masing-masing perusahaan tersebut akan
membuat perusahaan dapat bertahan dan optimal baik dalam jangka pendek
maupun panjang. Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba mengindentifikasi
masalah yang muncul:
1. Karakteristik produk asuransi pendidikan di PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life
Syariah dan PT. AJB Bumiputera 1912.
2. Strategi pemasaran yang dilakukan di PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah
PT. AJB Bumiputera 1912.
3. Bentuk Keunggulan Kompetitif dari produk asuransi pendidikan yang dimiliki
oleh PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah dan PT. AJB Bumiputera 1912.
C. Pembatasan Masalah
11
Adapun pembatasan permasalahan ini yaitu mengenai bentuk, strategi
pemasaran yang digunakan PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah dan PT. AJB
Bumiputera 1912 dan, dan aspek-aspek yang dapat dibandingkan/diunggulkan
dari produk asuransi pendidikan pada masing-masing perusahaan.
Adapun secara spesifik perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Bentuk Keunggulan Kompetitif dari produk asuransi pendidikan Danasiswa
Syariah PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah dan Mitra Iqra‟ di PT. AJB
Bumiputera 1912.
2. Apa strategi yang dilakukan di PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah dan
PT. AJB Bumiputera 1912 dalam menciptakan Keunggulan Kompetitif pada
produk asuransi pendidikan tersebut di atas.
D. Perumusan Masalah
Dari uraian di atas, maka peneliti merumuskan masalah dalam penyusunan
Skripsi ini sebagai berikut :
1. Bagaimana Keunggulan Kompetitif pada produk asuransi pendidikan
Danasiswa Syariah di PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah dan Mitra Iqra’
di PT. AJB Bumiputera 1912?
2. Langka apa saja yang dilakukan PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah dan
PT. AJB Bumiputera 1912 dalam menciptakan keunggulan Kompetitif?
E. Tujuan Penelitian
12
Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis bentuk keunggulan kompetitf produk asuransi pendidikan
Danasiswa Syariah di PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah dan Asuransi
Pendidikan Mitra Iqra’ PT. AJB Bumiputera 1912.
2. Untuk mengetahui strategi yang digunakan PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life
Syariah dalam mempertahankan produk asuransi pendidikan Danasiswa
Syariah.
3. Untuk mengetahui strategi yang digunakan PT. AJB Bumiputera 1912 dalam
mempertahankan produk asuransi pendidikan Mitra Iqra’.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pihak-pihak sebagai
berikut:
1. Pihak penulis, dengan melakukan penelitian ini penulis diharapkan
mendapatkan pengetahuan yang komprehensif tentang cara menganalisa suatu
produk asuransi pendidikan dalam sebuah perusahaan asuransi.
2. Pihak perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
masukan yang bermanfaat bagi perusahaan dalam mengembangkan produk
asuransi pendidikan di perusahaan-perusahaan tersebut.
3. Pihak universitas, sebagai aset pustaka yang diharapkan dapat dimanfaatkan
oleh seluruh kalangan akademisi, baik dosen maupun mahasiswa dalam
memberikan pengetahuan, informasi dan sebagai proses pembelajaran
mengenai komparatif produk asuransi pendidikan.
13
4. Pihak lainnya, penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan bacaan yang
menambah pengetahuan mengenai produk asuransi pendidikan serta sebagai
media sosialisasi mengenai produk ini.
G. Tinjauan Review Studi Terdahulu
Untuk menghindari penelitian dengan objek yang sama, maka diperlukan
kajian terhadap kajian-kajian terdahulu terhadap beberapa penelitian yang
dilakukan sebelumnya mengenai fenomena yang berkaitan dengan penelitian.
Dibawah ini terdapat beberapa penelitian yang dilakukan oleh penulis:
1. Dilakukan oleh Astri Damayanti, meneliti tentang”Competitive Advantage
Produk Asuransi Pendidikan (Studi PT. Asuransi Takaful Keluarga dan PT.
Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah)”, tahun 2014, Penerbit UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Permasalahan yang diteliti pada topik di atas membahas
bentuk serta strategi pemasaran yang dilakukan oleh PT. Takaful Keluarga dan
PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah terhadap produk asuransi pendidikan
yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan tersebut.11
Berdasarkan hasil tinjauan (review) kajian terdahulu dari karya tulis di
atas, maka penulis melihat adanya perbedaan penelitian yang dilakukan
penulis dengan karya tulis yang lain. Perbedaan yang paling paling signifikan
adalah penulis menggunakan analisis metode kualitatif yang bersifat analisis
deskriptif dengan pendekatan keunggulan kompetitif. Sedangkan Astri
Damayanti menggunakan analisis metode kualitatif yang bersifat analisis
11 http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/27383. Diakses pada tanggal 25
November 2016
14
deskriptif dengan pendekatan kompetitif. Tujuan Penulisan Skripsi ini adalah
untuk menjelaskan bentuk-bentuk keunggulan produk asuransi pendidikan
pada PT. Asuransi Takaful Keluarga dan PT. BRIngin Life Syariah, untuk
menjelaskan strategi yang digunakan oleh kedua perusahaan tersebut dalam
menarik minat masyarakat. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
analisis metode kualitatif yang bersifat analisis deskriptif dengan pendekatan
kompetitif. Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini dari hasil survei,
wawancara, studi dokumentasi, studi pustaka yang kemudian
diinterpretasikan dalam bentuk pemaparan dan analisis perbandingan
sehingga penulis dapat memberikan kesimpulan pada penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Pertama, PT. Asuransi
Takaful Keluarga memiliki keunggulan produk dari segi kontribusi, manfaat
yang diterima, dan pelayanan. Kedua, PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life
Syariah memiliki keunggulan dari segi teknologi dan strategi pemasaran.
Ketiga, strategi pemasaran yang dilakukan oleh PT. Asuransi Takaful
Keluarga cenderung kepada strategi keunggulan biaya, sedangkan PT.
Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah lebih cenderung ke strategi fokus yang
dikombinasikan antara biaya dan differensiasi. Keempat, bahwa PT. Asuransi
Takaful keluarga lebih unggul dari PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah.
2. Dilakukan oleh Rahma Putri Islami, yang meneliti tentang “Comparative
Advantage Produk Dana Talangan Haji dan Talangan Umroh pada Bank
Muamalat Indonesia”, Tahun 2014, penerbit UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
15
Permasalahan yang diteliti dalam Skripsi ini mengenai mekanisme dan strategi
Pemasaran Dana Talangan Haji dan Dana Talangan Umroh serta bentuk
komparatif yang terjadi pada produk tersebut di Bank Muamalat Indonesia.
Karya tulis ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan keunggulan
produk dana talangan haji dan talangan umroh pada Bank Muamalat
Indonesia, selain itu juga untuk mengetahui produk mana yang lebih
menguntungkan bagi bank dari dua produk pembiayaan tersebut. Penelitian
yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan metode analisis deskriptif.
Yaitu menjelaskan keunggulan masing-masing produk serta mekanismenya
yang diterapkan Bank Muamalat Indonesia. Untuk pengumpulan data yaitu
data primer berupa hasil wawancara dengan narasumber terkait dan data
sekunder berupa studi pustaka dan dokumentasi yang berkaitan dengan
penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, produk dana talangan
haji ternyata berbeda dengan talangan umroh baik dari segi akad maupun dari
nama produk. Kemudian, produk yang lebih menguntungkan bagi bank dari
kedua jenis produk tersebut yaitu produk talangan umroh. Selain itu, masing-
masing produk pembiayaan tersebut memiliki keunggulan dalam berbagai
aspek yaitu baik dalam kemampuan finansial ekonomi, inovasi produk serta
promosi.12
12 http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/29166. Diakses pada tanggal 25
November 2016
16
H. Kerangka Teori dan Konseptual
1. Kerangka Teori
a. Asuransi Pendidikan
Asuransi pendidikan merupakan salah satu alternatif yang dinilai akan
dapat memenuhi kebutuhan biaya pendidikan. Asuransi pendidikan
dirancang untuk membiayai keperluan pendidikan anak yang sesuai
dengan jenjang pendidikan. Dengan produk ini, orangtua dapat
merencanakan biaya pendidikan sejak anak masuk TK, SD, SMP, SMU,
PT, juga dapat menyekolahkan anak di tempat sesuai dengan keinginan.
Asuransi jenis ini merupakan produk dengan unsur tabungan (saving),
asuransi dengan program pendidikan ditujukan untuk orangtua secara
individu atau perorangan guna mempersiapkan dana pendidikan bagi
anakanaknya sampai tingkat sarjana.13
b. Keunggulan Kompetitif (Competitive Advantage)
Keunggulan kompetitif adalah strategi bersaing terhadap
sesuatu yang dirancang untuk dikembangkan oleh suatu organisasi.
Competitive Advantage (keunggulan kompetitif) merupakan konsep
kunci manajemen strategi. Perusahaan dikatakan memiliki
keunggulan kompetitif ketika perusahaan tersebut mempunyai
sesuatu yang tidak dimiliki oleh pesaing, melakukan sesuatu
yang lebih baik dari perusahaan lain, atau mampu melakukan
sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh perusahaan lain.14 Sumber
13 Khoiril Anwar, Asuransi Syariah Halal dan Maslahat, (Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, 2007), h. 84. 14 Mudrajad Kuncoro, Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, (Jakarta:
Erlangga, 2006), h. 85.
17
keunggulan bersaing dapat berupa produk terbaik di pasar,
memberikan jasa pelayanan yang paling hebat, memberikan harga
yang lebih murah, memiliki lokasi yang paling strategis, teknologi
yang tepat guna, atribut barang yang sesuai dengan kehendak
konsumen, memasarkan produk baru paling cepat, merk dan reputasi
teruji serta memberikan nilai barang yang lebih besar daripada uang
yang dikeluarkan konsumen.15
Perusahaan yang berhasil mengendalikan pasar adalah perusahaan
yang selalu menyeimbangkan dengan baik dua orientasi, yaitu orientasi
pelanggan dan orientasi pesaing. Dengan memperhatikan kedua orientasi
tersebut akan menghasilkan kinerja pemasaran yang lebih baik. Salah
satunya, yaitu orientasi pada pesaing, dengan cara melakukan
pengembangan strategi terhadap produk yang meliputi diferensiasi atau
diversifikasi produk, variasi produk, dan inovasi produk.16
c. Strategi
Strategi itu sendiri merupakan tindakan yang terintegrasi dalam
mengejar keunggulan kompetitif. Strategi yang sukses membutuhkan
pemahaman atas nilai yang unik yang menjadi sumber keunggulan
komparatif perusahaan. Aktivitas-aktivitas ini membuat perusahaan
menciptakan nilai yang unik bagi para pelanggan mereka. Ini adalah nilai
yang merupakan pusat untuk mencapai dan mendukung keunggulan
15 Bambang Hariadi, Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan Perang Bisnis, (Malang:
Bayumedia, 2005), h. 99. 16 Endang Sutrasmawati, “Pengaruh Kompetisi Produk dalam Meningkatkan Kinerja
Pemasaran Melalui Competitive Advantage”, (Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 15 No. 2,
September 2008), h. 93.
18
komparatif. Keunikan dan besarnya nilai pelanggan itu diciptakan oleh
strategi perusahaan yang akhirnya ditentukan oleh persepsi pelanggan.17
Setiap perusahaan mengarahkan kegiatan usahanya untuk dapat
menghasilkan produk yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen
sehingga dalam jangka waktu dan jumlah produk tertentu dapat diperoleh
keuntungan seperti yang diharapkan. Melalui produk yang dihasilkannya,
perusahaan menciptakan, membina dan mempertahankan kepercayaan
langganan akan produk tersebut. Keberhasilan suatu perusahaan sangat
ditentukan oleh ketepatan produsen dalam memberikan kepuasan kepada
sasaran konsumen yang ditentukannya, dimana usaha-usaha pemasaran
diarahkan kepada konsumen yang ditujukan sebagai sasaran pasarnya.18
Keberhasilan strategi pemasaran suatu usaha dapat dicapai jika
kepuasan pelanggan telah terpenuhi. Namun untuk memperoleh kepuasan
pelanggan tidaklah mudah, karena tiap pelanggan memiliki tingkat
kepuasan yang berbeda – beda walaupun membutuhkan produk yang
sama. Proses pemenuhan kepuasan pelanggan tidak hanya membutuhkan
produk atau jasa yang berkualitas saja, namun juga membutuhkan adanya
sistem pelayanan yang mendukung. Sehingga para pelanggan akan merasa
senang dengan produk atau jasa yang dibutuhkan, serta nyaman dengan
pelayanan yang diberikan.
Adanya kepuasan pelanggan ternyata juga dapat mempengaruhi omset
penjualan yang dihasilkan. Jika pelanggan merasa puas akan suatu produk
maka permintaan akan meningkat dan omset penjualan pun ikut naik,
17 Warren, J. Keegan, Manajemen Pemasaran Global, (Jakarta: PT. Indeks Kelompok
Gramedia, 2003), h. 17. 18 Reni Maulidia Rahmad, Analisis Strategi Pemasaran Pada PT. Koko Jaya Prima Makasar,
(Skripsi S1 Universitas Hasanuddin Makasar. 2012). h. 19
19
sebaliknya jika pelanggan tidak merasa puas maka permintaan akan
menurun begitu juga dengan omset penjualannya. Hal penting lainnya
yang harus diperhatikan yaitu, pelanggan yang kurang puas dengan suatu
produk tidak akan membeli ataupun menggunakan lagi produk yang kita
tawarkan. Selain itu pelanggan yang kurang puas juga dapat menceritakan
kepada konsumen lain tentang keburukan produk yang mereka dapatkan,
sehingga dapat menimbulkan citra buruk di kalangan para konsumen.19
2. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual Skripsi ini dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut:
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
I. Sistematika Penulisan
Untuk lebih mempermudah pembahasan dan pemahaman Skripsi ini, maka
peneliti menyusunnya menjadi lima bab dengan sistematika sebagai berikut :
19 “Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan”, artikel diakses pada tanggal 30 November
2016 dari http://bisnisukm.com/Strategi-Meningkatkan-Kepuasan-Pelanggan.html
20
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah dari
penelitian, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan review
studi terdahulu, kerangka teori dan konseptual, dan sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini membahas tentang pengertian keunggulan kompetitif,
kriteria keunggulan kompetitif dilihat dari berbagai sisi, teori
asuransi syariah dan produk asuransi pendidikan.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan memuat tentang metode dan desain penelitian,
fokus dan instrumen penelitian, pengumpulan data, teknik analisis
data, gambaran umum PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah dan
PT. AJB Bumiputera 1912, sejarah singkat dan perkembangan
perusahaan, visi dan misi, struktur organisasi kepengurusan dan
jenis- jenis produk asuransi yang ditawarkan.
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini memaparkan tentang hasil penelitian dan
pembahasan, yaitu tentang bentuk keunggulan kompetitif
(competitive advantage) produk asuransi pendidikan dan strategi
apa saja yang digunakan di kedua perusahaan tersebut, yaitu PT.
Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah dan PT. AJB Bumiputera
21
1912 serta analisis data mengenai perbandingan keunggulan
produk asuransi pendidikan.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bagian akhir dari skripsi ini yang terdiri dari
kesimpulan pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan disertai
dengan saran
22
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Keunggulan kompetitf (Competitive Advantage)
1. Pengertian keunggulan kompetitif
Suatu perusahaan dikatakan mempunyai keunggulan bersaing jika
memiliki sesuatu yang lebih atas pesaingnya dalam menarik konsumen
dan mempertahankan diri atas kekuatan persaingan yang mencoba
menekan perusahaan. Dengan demikian, untuk mencapai keunggulan
bersaing yang terus menerus, seorang produsen harus mampu
menyediakan nilai barang atau jasa yang dianggap lebih daripada yang
lain oleh konsumen, produk yang baik dengan harga yang lebih rendah
atau produk yang lebih baik dengan harga yang sama dengan pesaing
atau produk bermutu yang sepadan dengan harganya.1
Keunggulan kompetitif (competitive advantage) adalah keunggulan
atas pesaing yang didapatkan dengan menyampaikan nilai pelanggan
lebih besar, melalui harga yang lebih murah atau dengan menyediakan
lebih banyak manfaat yang sesuai dengan penetapan harga yang lebih
tinggi.2Lebih lanjut didalam bukunya, Porter menunjukkan bagaimana
perusahaan dapat secara aktual menciptakandanmemelihara
1 Bambang Hariadi, Strategi Manajemen Strategi Memenangkan Perang Bisnis, (Malang:
Bayumedia Publishing, 2005), h. 99. 2 Philip Kotler dan Gary Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, (Jakarta: Prehallindo,
1997), h. 211.
23
keunggulanbersaing perusahaan secara berkelanjutan didalam industri,
bagaimana menerapkan strategi umum untuk itu.
Adanya keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh perusahaan
tentunya tidak terlepas dari penerapan strategi. Strategi merupakan suatu
kebutuhan besar yang dihadapi organisasi dalam melakukan bisnis, yaitu
suatu keputusan yang menentukan kegagalan dan kesuksesan organisasi.
Strategi yang baik adalah strategi yang memiliki kapabilitas untuk
beradaptasi dengan berbagai kondisi untuk kemudian menguasai target
sasaran yang telah direncanakan. Ketika suatu strategi telah ditetapkan,
maka perusahaan tidak dapat menariknya kembali. Keputusan yang
dibuat oleh perusahaan tersebut seharusnya mampu menciptakan
keunggulan kompetitif perusahaan, yang nantinya akan menentukan
sukses tidaknya perusahaan dalamlingkungan yang kompetitif.3
Walaupun suatu perusahaan dapat saja memiliki banyak kekuatan
dan kelemahan dibandingkan dengan para pesaingnya, ada dua tipe dasar
keunggulan bersaing yang dapat dimilikinya yaitu biaya rendah dan
diferensiasi. Keunggulan biaya dan diferensiasi pada dasarnya berasal
dari struktur industri. Kedua tipe dasar keunggulan bersaing tersebut
dikombinasikan dengan ruang lingkup kegiatan perusahaan yang
dilakukan untuk mencapainya akan menghasilkan tiga
3 Philip Kotler dan Gary Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, h. 2.
24
pilihanstrategigenerik untuk mencapai kinerja diatas rata-rata dalam
suatu industri, yaitu diferensiasi, keunggulan biaya dan fokus.4
Keunggulan bersaing tidak dapat dipahami dengan memandang
perusahaan sebagai suatu keseluruhan, keunggulan bersaing berasal dari
banyak aktivitas berlainan yang dilakukan perusahaan dalam mendesain,
memproduksi, memasarkan, menyerahkan, mendukung produknya.
Masing-masing aktivitas dapat mendukung posisi biaya relatif
perusahaan dan menciptakan dasar untuk diferensiasi.5 Sedangkan untuk
mencapai keunggulan kompetitif tersebut untuk bersaing dan
mempertahankan kinerja terdapat beberapa strategi sebagai berikut.
a. Strategi Diferensiasi
Strategi pembedaan produk (differentiation), mendorong
perusahaan untuk sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar
yang men jadi sasarannya. Keunikan produk (barang atau jasa) yang
dikedepankan ini memungkinkan suatu perusahaan untuk menarik minat
sebesar-besarnya dari konsumen potensialnya. Cara pembedaan produk
bervariasi dari pasar ke pasar, tetapi berkaitan dengan sifat dan atribut fisik
suatu produk atau pengalaman kepuasan (secara nyata atau psikologis)
yang didapat oleh konsumen dari produk tersebut.
Ciri dari strategi ini adalah perusahaan memutuskan untuk
membangun persepsi pasar potensial terhadap produk/jasa yang unggul
agar tampak berbeda dibandingkan produk pesaing. Pelanggan diharapkan
4Michael E. Porter, Keunggulan Bersaing Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja
Unggul, (Jakarta: Erlangga, 1993), h. 10. 5Crown Dirgantoro, Manajemen Strategi, (Jakarta: PT. Grasindo, 2001), h. 159.
25
mau membeli dengan harga mahal karena adanya perbedaan itu secara
umum, terdapat dua bidang syarat yang harus dipenuhi ketika perusahaan
memutuskan untuk memanfaatkan strategi ini, yaitu bidang sumber daya
dan bidang organisasi. Dari sisi sumber daya perusahaan, maka untuk
menetapkan strategi ini dibutuhkan kekuatan-kekuatan yang tinggi dalam
hal pemasaran produk, kreativitas dan bakat, perekayasaan produk, riset
pasar, reputasi perusahaan, distribusi dan keterampilan kerja. Sedangkan
dari sisi organisasi, perusahaan harus kuat dan mampu untuk melakukan
koordinasi antar fungsi manajemen yang terkait, serta dapat merekrut
tenaga yang berkemampuan tinggi.
b. Strategi Keunggulan Biaya
Dalam strategi ini, perusahaan berusaha menjadi produsen berbiaya
rendah dalam industrinya. Strategi biaya rendah menekan pada upaya
memproduksi produk standar (sama dengan segala aspek) dengan biaya
perunit yang sangat rendah. Produk ini biasanya ditujukan kepada
konsumen yang relatif mudah terpengaruh oleh pergeseran harga atau
menggunakan harga sebagai faktor penentu keputusan.6
Cirinya adalah perusahaan mengkonsentrasikan perhatian pada
harga jual produk yang murah untuk menekan biaya produksi, promosi
maupun riset. Jika perlu, produk yang dihasilkan hanya sekedar meniru
produk pesaing. Produsen berbiaya rendah biasanya menjual produk
6 D.T Johns dan Harding, H. A, Manajemen Operasi (Meraih Keunggulan Bersaing),
(Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1996), h. 27.
26
standar atau yang tidak banyak perniknya (no-frill product) dan
memusatkan perhatian pada usaha mencapai keunggulan biaya dari
sumber yang ada. Dan untuk dapat menjalankan strategi biaya rendah,
sebuah perusahaan harus mampu memenuhi persyaratan di dua bidang,
yaitu sumber daya dan organisasi.
Strategi ini hanya mungkin dijalankan jika dimiliki beberapa
keunggulan di bidang sumber daya daya perusahaan, yaitu kuat akan
modal, terampil pada rekayasa proses, pengawasan yang ketat, mudah
diproduksi serta biaya distribusi dan promosi rendah. Sedangkan dari
bidang organisasi, perusahaan harus memiliki kemampuan mengendalikan
biaya dengan ketat, informasi pengendalian yang baik, insentif
berdasarkan target. Jika sebuah perusahaan dapat mencapai dan
mempertahankan keunggulan biaya menyeluruh, perusahaan ini akan
menjadi perusahaan yang prestasinya diatas rata-rata dalam industrinya
jika ia dapat mengatur agar harganya setingkat atau mendekati harga rata-
rata dalam industri.7
c. Strategi Fokus
Strategi fokus ini berarti memusatkan (fokus) pada pembeli,
segmen lini produk, atau pasar geografis tertentu. Strategi fokus dibangun
untuk melayani target tertentu secara baik. Meskipun strategi fokus tidak
mencapai biaya rendah atau diferensiasai dari segi pandang pasar sebagai
7 Michael E. Porter, Keunggulan Bersaing Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja
Unggul, h. 12.
27
keseluruhan, strategi ini sesungguhnya mencapai salah satu atau kedua
posisi tersebut di target pasarnya yang lebih sempit.Dengan demikian,
perusahaan akan mampu melayani target strategisnya yang sempit secara
lebih efektif dan efisien ketimbang pesaing yang bersaing lebih luas.8
Salah satu bentuk strategi fokus adalah spesialisasi produk, dimana
perusahaan menghasilkan satu produk yang ditujukan pada beberapa
segmen pasar berbeda.9 Strategi ini dilakukan untuk menghindari
persaingan langsung dengan beberapa pesaing yang ada dengan memilih
segmen pasar tertentu. Dengan demikian, karena persaingan perusahaan
dapat dikecilkan dan benar-benar mampu untukmemberikan yang terbaik
dalam pasar tersebut.
Masing-masing strategi generik mencakup jalur yang secara
mendasar berbeda-beda menuju ke keunggulan bersaing, strategi
keunggulan biaya dan strategi diferensiasi mencari keunggulan bersaing
dalam beragam segmen industri yang luas sedangkan strategi fokus
mengejar keunggulan biaya (fokus biaya) atau diferensiasi (fokus
diferensiasi) dalam segmen yang sempit.Pemikiran yang melandasi konsep
strategi generik adalah bahwa keunggulan bersaing merupakan inti dari
strategi apapun, dan mencapai keunggulan bersaing mengaharuskan
perusahaan untuk menentukan pilihan. Jika suatu perusahaan
inginmemiliki keunggulan bersaing tertentu, ia harus memilih jenis
8 Agus Maulana, Michael E. Porter, Strategi Bersaing Teknik Menganalisis Industri dan
Pesaing), Jakarta: Erlangga, 1996, h. 35. 9 Tedy Herlambang, Ekonomi Manajerial dan Strategi Bersaing, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada), 2002, h. 36.
28
keunggulan bersaing yang akan dicapainya serta cakupan pasar tempat
perusahaan akan mencapainya.10
Perusahaan yang mengejar suatu strategi yang jelas, salah satunya
yang telah disebutkan diatas maka kemungkinan memiliki kinerja yang
baik. perusahaan yang paling baik melaksanakan strategi tersebut akan
menghasilkan laba paling besar. Tetapi, perusahaan yang tidak jelas
mengikuti strategi apa yang akan digunakan dan melakukan strategi hanya
setengah-setengah, maka perusahaan tersebut memiliki kinerja yang buruk
karena akan terperangkap ditengah dan mengalami kesulitan untuk
bertahan.
B. Kreteria keunggulan kompetitif diliat dari berbagai segi
1. Keunggulan produk
Menurut Henard dan Szimanski, keunggulan kompetitif produk adalah
superioritas dan atau pembedaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
tawaran kompetitor. Unsur-unsur keunggulan produk, misalnya keunikan
nilai dan keuntungan yang ditawarkan perusahaan harus dilihat dari pendapat
pelanggan yang didasarkan pada pemahaman atau kebutuhan dan keinginan
pelanggan, yang didasarkan pada pemahaman atau kebutuhan dan keinginan
pelanggan, juga dari faktor subyektif mereka (suka dan tidak suka). Cara
yang dapat dilakukan adalah:11
10Michael E. Porter, “Keunggulan Bersaing Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja
Unggul”, h. 11. 11 Soviadi Nor Rachman, 2006, “Analisis pengaruh keunggulan, reputasi perusahaan dan
asosiasi merek terhadap kesuksesan produk baru dalam meningkatkan kinerja pemasaran” (Jurnal
29
a. Mula-mula menentukan kebutuhan, keinginan, preferensi, suka dan
tidak suka dari perspektif konsumen dari riset pemasaran.
b. Melakukan analisis atas produk yang kompetitif, yaitu dengan
menganalisis kelemahan produk-produk kompetitor kemudian
membuat produk yang dapat mengatasi kelemahan tersebut.
c. Melakukan test dan verifikasi atas semua asumsi mengenai desain
produk yang dihasilkan dengan pembuatan prototip yang bisa dicoba
berpotensi mendorong kesuksesan baru.
Keunggulan produk sangat ditentukan oleh keunikan manfaat yang
diberikan perusahaan asuransi kepada peserta, superioritas produk, inovasi
produk yang terus menerus, kebutuhan produk yang memenuhi kebutuhan
peserta, kecanggihan teknologi produk dan desain produk itu sendiri.
Produk yang mempunyai keunggulan kompetitif tinggi akan memiliki
tingkat kesuksesan yang lebih tinggi, memperoleh market share yang lebih
besar, memiliki profit yang lebih tinggi dan target pencapaian penjualan dan
profit lebih mudah tercapai. Faktor yang paling utama yang menyebabkan
suatu produk sukses adalah superioritas produk (keunggulan kompetitif
produk), produk superior (yang meberikan keuntungan unik dan produk
yang bernilai tinggi bagi peserta) akan menentukan kemenangan atau
kekalahan produk yang bertarung di pasar.
Tesis Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Diponegoro
Semarang, 2006) h. 26.
30
Keunggulan produk pada perusahaan asuransi merupakan hal yang
mutlak yang harus dipertahankan oleh perusahaan asuransi tersebut.
keunikan yang berbeda dari perusahaan asuransi lain, dan tingkat efisiensi
produk merupakan kunci dari peningkatan kesuksesan produk baru dalam
peningkatan kinerja pemasaran.
2. Kinerja Pemasaran
Strategi yang berkualitas dapat menimbulkan daya terima pelanggan
terhadap tingkatan kualitas, perbaikan pasar dan kinerja pemasaran sebagai
hasil akhirnya. Kinerja pemasaran merupakan konsep untuk mengukur
prestasi pemasaran suatu produk. Kinerja pemasaran selalu dipandang
sebagai hasil dari dijalankannya sebuah peran stratejik tertentu. Bagi
seorang tenaga penjualan, kinerja dihasilkan sebagai akibat dari keagresifan
tenaga penjualan mendekati dan melayani dengan baik pelanggannya.
Menurut Ferdinand, kinerja pemasaran yang baik dinyatakan dalam tiga
besaran utama, yaitu nilai penjualan, pertumbuhan penjualan dan porsi pasar
yang pada akhirnya bermuara pada keuntungan perusahaan. Nilai penjualan
menunjukkan rupiah ataupun unit produk yang terjual, sedangkan
pertumbuhan penjualan menunjukkan seberapa besar kenaikan penjualan
produk yang sama dibandingkan satuan waktu tertentu, serta porsi pasar
31
menunjukkan seberapa besar kontribusi produk menguasai pasar produk
sejenis dibanding kompetitor.12
3. Reputasi Perusahaan
Reputasi merupakan penghargaan yang didapat oleh perusahaan karena
adanya keunggulan-keunggulan yang ada pada perusahaan tersebut, seperti
kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan sehingga perusahaan akan terus
dapat mengembangkan dirinya untuk terus dapat menciptakan hal-hal yang
baru lagi bagi pemenuhan kebutuhan konsumen.
Perusahaan dapat membangun berbagai macam reputasi, seperti
reputasi kualitas, reputasi pemasaran, reputasi inovasi produk, dan lain
sebagainya. Suatu reputasi perusahaan akan menurun manakala gagal dalam
memenuhi apa yang disyaratkan pasar.
Perusahaan membangun kompetensi khusus (distinctive competencies).
Kompetensi khusus harus dibangun dengan mengintegrasikan empat
komponen, yaitu kompetensi manajerial dan fokus strategi, komeptensi
berdasarkan sumber daya, kompetensi berdasarkan transformasi, dan
kompetensi berdasarkan pengeluaran. Pada kompetensi berdasarkan
pengeluaran, menegaskan bahwa perusahaan harus membangun reputasi
melalui kekhususan (spesifikasi) atas kualitas produk yang konsisten, dan
dibutuhkan konsumen. Jika kualitas produk konsisten dan selalu sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan konsumen, produk akan sukses di pasar.
12 Widodo, 2008,“Meningkatkan Kinerja Pemasaran Dengan Kreativitas Strategi”,
(Jurnal Manajemen Bisnis Vol. 1 No. 2 Universitas Islam Sultan Agung Semarang, 2008), h. 154.
32
Perusahaan yang mempunyai reputasi positif lebih memungkinkan
untuk menarik minat pelamar berkualitas tinggi, membangun pangsa pasar
yang luas,menerapkan harga yang lebih tinggi dan lebih menarik minat
investor. Dengan kata lain, reputasi perusahaan yang baik memberikan
perusahaan keunggulan kompetitif.
4. Kualitas Produk
Produk merupakan salah satu dari faktor yang dapat mempengaruhi
keunggulan bersaing, disamping harga dan jangkauan distribusinya. Produk
adalah sesuatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen secara memuaskan. Oleh karena itu, setiap perusahaan berupaya
untuk mengembangkan produknya agar dapat mampu bersaing dengan
produk-produk saingannya di pasar. Unsur yang terpenting dalam produk
adalah mutu/kualitas.
Kualitas diartikan sebagai kemampuan produk untuk memenuhi apa
yang diharapkan konsumen atau pengguna terhadap suatu produk yang
dimilikinya. Kualitas produk harus dapat mencerminkan tingkat kemampuan
produk untuk memberikan kemanfaatan yang diharapkan oleh konsumen
atau pengguna dari produk tersebut.13Keberhasilan suatu perusahaan dalam
persaingan sangat ditentukan oleh tingkat kualitas produk yang dihasilkan
dan dipasarkan, yang memengaruhi posisi produk di pasar.
13Sofjan Assauri, 2008, “Manajemen Produksi dan Operasi”, (Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008), h. 368.
33
5. SDM dalam Perusahaan
Menurut Porter, SDM merupakan salah satu komponen dan sistem
organisasi yang dapat menjadi salah satu keunggulan kompetitif dalam
organisasi. Oleh karena itu perusahaan harus benar-benar memperhatikan
kualitas dan kompetensi SDM yang dimiliki dengan cara mengelola SDM
yang ada untuk dikembangkan melalui proses pendidikan dan pelatihan.
Fungsi SDM sebagai salah satu sumber keunggulan kompetitif akan lebih
memberikan manfaat yang besar jika dikelola secara efektif dan efisien.14
Keunggulan kompetitif dapat diciptakan melalui pengelolaan sumber
daya manusia yang efektif dengan memperhatikan faktor internal dan
eksternal perusahaan yang akan dihadapinya. Setiap organisasi perusahaan
beroperasi dengan menggunakan seluruh sumber dayanya untuk dapat
menghasilkan produk baik barang atau jasa yang bisa dipasarkan. Dalam hal
ini pengelolaan sumber daya yang dimiliki perusahaan meliputi sumber daya
finansial, fisik, SDM dan kemampuan teknologis dan sistem.15
Sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan tersebut dapat dijadikan
sebagai sumber untuk meraih keunggulan kompetitif bila perusahaan mampu
menciptakan strategi nilai yang tidak dimiliki atau sulit ditiru oleh
perusahaan pesaingnya. Kriteria yang dapat dipakai sebagai tolok ukur untuk
menetapkan suatu sumber daya meraih keunggulan bersaing atau tidak,
14Sofjan Assauri, Manajemen Produksi dan Operasi, h. 8-9. 15Lena Ellitan, 2002, “Praktik-praktik Pengelolaan Sumber Daya Manusia dan
Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan”, (Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol. 4 No. 2,
2002), h. 66.
34
adalah sumber daya tersebutharus mampu menciptakan nilai, sulit ditiru,
bersifat langka, dan tidak ada substitusi.16
C. Teori Asuransi Syariah
1. Pengertian Asuransi Syariah (Asuransi Islam)
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)
memberikan pengertian asuransi syariah (ta’min, takaful atau tadhamun)
adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah
orang atau pihak melalui dana investasi dalam bentuk aset atau tabarru‟ yang
memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui
akad (perikatan) yang sesuai dengan syari’at.17 Asuransi berasal dari bahasa
Inggris yaitu insurance yang artinya pertanggungan. Sedangkan pengertian
asuransi dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha
Perasuransian dalam Pasal 1. “Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian
antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri
kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan
penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkanatas meninggal atau hidupnya seseorang yang
16Ni Wayan Mujiati, “Pengelolaan SDM Untuk Menciptakan Keunggulan Kompetitif”,
(Fakultas Ekonomi Universitas Udayana), Artikel diakses pada tanggal 04 Juli 2014 dari
http://www.e- jurnal.com/2013/12/pengelolaan-sdm-untuk menciptakan.html, h. 7-8. 17Zainuddin Ali. Hukum Asuransi Syari’ah, (Jakarta: Sinar Grafika. 2008) h. 6
35
dipertanggungkan”.18Dalam Islam istilah asuransi dikenal dengan asuransi
takaful atau asuransi syariah, yang artinya asuransi yang bertujuan untuk
tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan menjadikan semua peserta
sebagai keluarga besar yang saling menanggung satu sama lain.19
Dalam konsep asuransi syariah, asuransi disebut dengan takaful, ta’min
dan Islamic insurance. Takaful mempunyai arti saling menanggung antar-
umat manusia sebagai makhluk sosial. Ta’min berasal dari kata‚ amanah yang
berarti memberikan perlindungan, kata aman serta bebas dari rasa takut.
Adapun Islamic Insurance mengandung makna‚ pertanggungan atau saling
menanggung.20 Jadi, secara singkat asuransi merupakan suatu perjanjian,
yang objeknya adalah pertanggungan terhadap risiko yang mungkin akan
dialami oleh seseorang baik terhadap diri, maupun harta bendanya sebagai
akibat dari kejadian yang diharapkan.
2. Dasar Hukum Asuransi Syariah (Asuransi Islam)21
Dalil-dalil Al-Qur’an dan Hadist yang dapat menjadi dasar hukum
asuransi syariah dapat dilihat sebagai berikut:
18Anshari dan Abdul Ghafur. 2010. Hukum Perjanjian Islam di Indonesia, (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press), h. 89-90. 19Anshari dan Abdul Ghafur. 2010. Hukum Perjanjian Islam di Indonesia, (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press), h. 90. 20Abdul Manan, Hukum Ekonomi Syariah Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan
Agama, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 243. 21 A.M. Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam: Suatu Tinjauan Analisis
Historis, Teoritis dan Praktis, Cet. I, Jakarta: Kencana, 2004, h. 104-105
36
a. Al-Qur’an
ين هاٱلذ يأ ءامنواي اقرننظولٱتذقواٱللذ وفسمذ متلغد هدذ ٱتذقواٱللذ إنذ
بماتعملونٱللذ ١٨خبي
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan”. [QS. Al-Hasyr:18]22
b. Al-Hadist
Dari Abu Musa dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: “Orang mukmin yang satu dengan mukmin yang lain
bagaikan satu bangunan, satu dengan yang lainnya saling
mengokohkan.”[HR. Bukhari dan Muslim]
c. Ijtihad
Khalifah Umar bin Khattab pernah mempraktikkan al-
Aqilah yaitu iuran daerah yang dilakukan dari pihak laki-laki
(asabah) dari si pembunuh yang membunuh karena tidak
22 Departemen Agama RI, Al-Quran Dan Terjemahan, (penegoro: Al-Hikmah 2007), h .548
37
disengaja. Umar juga yang pertama kali mengeluarkan perintah
untuk menyiapkan daftar secara profesional perwilayah dan orang
yang terdaftar diwajibkan saling menanggung beban.23 Atas
tindakan Umar dalam menerapkan al-Aqilah ini, para sahabat lain
tidak ada yang menentang keputusan Umar ini. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa terjadi ijma dikalangan para sahabat mengenai
kebijakan umar ini.
D. Asuransi pendidikan
1. Pengertian Asuransi Pendidikan
Pengertian Asuransi di dalam Pasal 246 Kitab Undang-Undang
Hukum dagang (KUHD) disebutkan bahwa, “Asuransi atau
pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang
penangung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan
menerima suatu Premi, untuk memberikan penggantian kepadanya
karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, yang mungkin akan diderita karena suatu peristiwa yang
tak tertentu.24 Pengertian yang lebih luas tentang Asuransi terdapat
dalam Pasal 1 angka 1Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang
Usaha Perasuransian: “Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian
antara 2(dua) pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung
meningkatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi, untuk
23Widyaningsih, dkk. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia (Jakarta: Kencana Media Group,
2006), h. 194. 24Indonesia, KitabUndang-Undang Hukum Dagang (Wetboek van Koophandel voor
Indonesie), Pasal 246, h. 64
38
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau
tanggungjawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan
diderita tertanggung, ysng timbul dari suatu pristiwa yang tidak pasti,
atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan”25.
Apabila dibandingkan dengan rumusan Pasal 246 Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang, Rumusan Pasal 1 angka 1 Undang-undang
Nomor 2 tahun 1992 ternyata lebih luas cakupannya karena tidak
hanya meliputi bidang asuransi jiwa atau dengan kata lain rumusan
pasal ini tidak hanya menyangkut harta kekayaan tetapi juga terdapat
jiwa/raga manusia.
Asuransi pendidikan merupakan salah satu alternatif yang
dinilai akan dapat memenuhi kebutuhan pendidikan. Asuransi
pendidikan dirancang sedemikian rupa, sehingga hanya untuk
keperluan pendidikan anak yang sesuai dengan jenjang pendidikan.
Bahkan ketika orangtua tidak produktif atau mengalami risiko
kematian, para penerima manfaat polis (anak-anak) akan tetap
terjamin kelangsungan hidup dan pendidikannya. Ada banyak
pengertian dalam mendefinisikan asuransi pendidikan, namun dapat
ditarik benang merahnya dari pengertian asuransi pendidikan.
Asuransi pendidikan adalah kontrak antara perusahaan asuransi dan
25Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian,
Pasal 1, h. 2
39
orangtua yang menyebutkan bahwa orangtua setuju untuk membayar
sejumlah premi asuransi secara berkala kepada pihak perusahaan
asuransi, untuk kemudian orangtua mendapatkan sejumlah dana
pendidikan tertentu dari perusahaan asuransi pada saat anak memasuki
usia sekolah sesuai dengan jenjang pendidikannya.26
Asuransi pendidikan adalah produk asuransi yang digunakean
untuk menjamin biaya pendidikan anak sedari dini. Asuransi ini bisa
dikatakan sebagai alternative tabungan pendidikan yang akan
membiayai pendidikan buah hati Anda dari sekolah dasar (SD) sampai
ke perguruan tinggi. Pada umumnya, asuransi ini dibagi menjadi dua
bagian, yaitu investasi dan proteksi. Investasi bertujuan untuk
mengumpulkan dana sehubungan dengan biaya pendidikan anak.
Sedangkan proteksi bertujuan untuk melindungi dan menjamin biaya
kesehatan anak ketika si buah hati jatuh sakit.27
2. Fungsi Asuransi Pendidikan
Tujuan utama dari asuransi pendidikan adalah mengalihkan
risiko anak-anak kita tidak bisa melanjutkan pendidikan jika ada hal
buruk terjadi dalam hidup kita sehingga kita tidak bisa lagi mencari
uang. Untuk pengalihan risiko ini, kita harus membayar premi. Jadi,
tujuan asuransi ini bukanlah untuk membuat uang kita berkembang
dengan pesat, namun untuk berjaga-jaga. Asuransi ini bisa disamakan
26 Astri Damayanti, Competitive Advantage Produk Asuransi Pendidikan (Studi PT. Asuransi
Takaful Keluarga dan PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah), h. 25 27Widodo, “Asuransi Pendidikan”, http://www.asuransi-pendidikan.org/asuransi-pendidikan-
101/artikel diakses pada tanggal 22 Desember 2016
40
dengan payung yang berfungsi sebagai pelindung. Jika tidak terjadi
apa-apa dalam hidup kita, uang yang kita bayarkan untuk asuransi ini
akan hilang. Sekali lagi saya ingin tekan-kan bahwa asuransi ini
hanyalah untuk pelindung dan bukan untuk membuat uang kita
berlipat ganda. Asuransi pendidikan merupakan asuransi yang
menawarkan dua kegunaan (dwiguna), yaitu fungsi proteksi dan
investasi. Fungsi proteksi akan menanggung risiko 3kematian atas
Anda dengan menjanjikan sejumlah uang tertentu bila Anda
mengalami kejadian yang tidak terduga. Uang pertanggungan yang
diberikan biasanya telah disesuaikan dengan biaya pendidikan anak
Anda dan sudah disepakati di dalam polis.28 Asuransi pendidikan
memiliki karakteristik yaitu pengambilan investasi bisa disesuaikan
dengan jadwal masuk sekolah anak dan memberikan fungsi proteksi.
Ini berarti ketersediaan dana pendidikan anak tetap terjamin meskipun
dengan adanya risiko kematian
3. Jenis Asuransi Pendidikan
Asuransi pendidikan murni (tradisional) dengan manfaat kontrak
pasti hanya digunakan untuk masa pendidikan anak (selesai
pendidikan polis akan close). Bila terjadi risiko pada orangtua akan
keluar uang pertanggungan dan kewajiban membayar terhenti, namun
manfaat dana tahapan pendidikan tetap diperoleh hingga usai. Bila
28Soviadi Nor Rachman, 2012,
“FungsiAsuransiPendidikan”,https://tentangasuransipendidikan.blogspot.co.id/2012/04/fungsi-
asuransipendidikan.html diakses pada 05 januari 2017
41
tidak terjadi risiko maka diterima sejumlah tahapan dana pendidikan
hingga usai.
Asuransi pendidikan dengan unit link dapat menjadikan
orangtua sebagai tertanggung yang disebut asuransi dana pendidikan,
karena yang diasuransikan adalah kebutuhan terhadapa total dana
pendidikan kedalam Uang Pertanggungan dasar. Asuransi pendidikan
dengan unit link dapat menjadikan anak sebagai tertanggung yang
kemudian disebutasuransi perencana pendidikan, karena yang
diasuransikan adalah rencana menabungnya dengan manfaat Payor.29
4. Implementasi Akad pada Asuransi pendidikan
Ada tiga akad yang terhimpun dalam kontrak pada asuransi
pndidikan. Diantaranya adalah akad tabarru’, akad mudharabah, dan
akad wakalah bil ujroh. Berikut adalah implmntasi dari akad
tersebut.30
a. Akad tabarru’ digunnakan sabagai dasar pemberian derma oleh
anggota untuk membayar klaim. Akad ini menjadikan dana yang
didermakan berpindah kepemilikannya sebagai kumpulan dana
tabarru’ bersama (hak para anggota). Seperti yang di tetapkan
dalam fatwa yang mengatur tentang akad tabarru” yaitu fatwa
No: 53/DSN-MUI/III/2006 dan fatwa No: 81/DSN-MUI/III/2011
29“Perbedaan Asuransi Pendidikan Dengan Tabungan Pendidikan”, artikel diakses pada
tanggal 28 Desember 2016 dari http://www.asuransipendidikanterbaik.com/perbedaan-asuransi-
pendidikanvs-tabungan-pendidikan/ 30 Fatwa DSN No: 21 /DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah.
42
tentang pengembalian dana tabarru’ bagi para peserta asuransi
yang berhenti sebelum masa perjanjian berakhir.
b. Akad mudharabahdigunakan dalam pengelolaan dana untuk
diinvestasikan. Baik dana tabungan peserta asuransi ataupun dana
tabarru’ yang mengendap (dalam rekening sendiri). Dalam
menginvestasikan juga disertakan dana milik perusahaan. Sperti
yang telah ditetapkan dalam ketentuan fatwa No:
51/DSN/MUI/III/2006 tentang akad mudharabah musytarakah
pada asuransi syariah.
c. Akad wakalah dalam pelaksanaan asuransi pendidikan dilakukan
dalam pengelolaan dana premi dan operasional. Baik itu
pengelolaan dana tabarru’, dana tabungan (investasi), dana qord.
Dalam akad ini jenis akad wakalah adalah bil ujroh, amah, dan
muqoyyadah (waktu tertentu). Seperti yang telah ditetapkan
dalam fatwa DSN-MUI (No: 52/DSN-MUI/III/2006) tentang
wakala bil ujroh pada asuransi syariah.
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang penulis lakukan menggunakan
pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan yang digunakan oleh peneliti
dengan mendasarkan pada data-data yang digunakan responden secara
lisan atau tulisan, dan juga perilakunya yang nyata dan diteliti dan
dipelajari sebagai suatu yang utuh.1
Penelitian kualitatif lebih mengutamakan kualitas data, oleh karena
itu teknik pengumpulan datanya banyak menggunakan wawancara yang
berkesinambungan dan observasi langsung. Penulis ingin memaparkan
data yang terkumpul berupa dokumen dan informasi yang aktual mengenai
produk asuransi pendidikan di dua perusahaan sehingga ditemukannya
interpretasi keunggulan di produk tersebut. bersifat kualitatif ini artinya
penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis yang berupa kata-
kata tertulis terhadap apa yang diamati, atau dengan kata lain data yang
dianalisis dan hasil analisisnya berbentuk deskriptif.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yakni
gejala apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Dalam hal ini, penelitian
deskriptif tidak dimaksudkan untuk mengukur suatu hipotesis tertentu,
1 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 2006) h. 7.
44
tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala
atau keadaan.2 Dengan kata lain penelitian ini dilakukan guna
memecahkan suatu masalah. Sedangkan, untuk pendekatan penelitian
menggunakan pendekatan Kualitatif. Pendekatan Kualitatif merupakan
penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis. Penelitian kualitatif sering pula disebut dengan
naturalistic inquiry (inkuiri alamiah). Menurut Strauss dan Corbin,
penelitian kualitatif merupakan penelitian yang temuan-temuannya tidak
diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.
B. Jenis dan Sumber Data
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber
data sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang langsung dikumpulkan oleh
peneliti dari sumber pertamanya.3 Data ini didapat baik dari individu
atau perseroan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner
yang biasa dilakukan oleh peneliti.4 Dalam penelitian ini, yang akan
menjadi data primer yaitu dokumen-dokumen hasil penelitian yang
terkait dengan pembiayaan bermasalah pada perusahaan modal ventura
dan hasil wawancara dengan pihak lembaga terkait.
2 Suharsismi Arikunto. Manajemen Penelitian. (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hal. 309-310. 3 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Cet. ke-16, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2004) h. 39. 4 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), h. 42.
45
2. Data Sekunder
Selain data primer, dalam penelitian ini digunakan juga data
sekunder yang dapat memudahkan penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Data sekunder adalah data yang didapat melalui studi
kepustakaan yang berhubungan dengan materi penelitian,5 yaitu data
yang diperoleh dari literatur kepustakaan seperti buku-buku dan
sumber lainnya.
C. Objek Penelitian
Objek penelitian ini dilaksanakan di kantor PT Bank Rakyat
Indoensia (persero) Tbk. Divisi Syariah Graha Irama Lt.5, Jl. H.R.Rasuna
Said Blok X-1 Kav 1 dan 2 Daerah Khusus Ibukota Jakarta serta di kantor
Pusat PT. AJB Bumiputera Divisi Asuransi Jiwa Syariah yang berlokasi di
Wisma Bumiputera Lt. 17- 21 Jl. Jenderal Sudirman Kav. 75 Jakarta
12910.
D. Pengumpulan Data
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka penulis
mengumpulkan data dengan cara sebagai berikut:
1. Studi Kepustakaan (library research)
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan sumber-sumber
literatur yang ada kaitannya dengan penelitian. Adapun sumber
literatur yang digunakan berupa buku-buku, artikel, jurnal, kajian
pustaka, dan sebagainya. Langkah dalam studi kepustakaan ini adalah
5 P. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
2011), h. 31.
46
denga cara membaca, mengutip untuk menganalisa dan merumuskan
hal-hal yang dianggap perlu untuk memenuhi data dalam penelitian ini.
2. Studi Lapangan (field research)
Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data dan informasi yang
akurat dengan cara mendatangi langsung objek penelitian. Untuk
memperoleh data dari lapangan ini, penulis menggunakan teknik
pengumpulan data dengan cara observasi dan wawancara.
E. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode deskriptif
analisis, yaitu suatu teknik analisis data dimana penulis terlebih dahulu
memaparkan semua data yang diperoleh dari hasil pengamatan kemudian
menganalisanya dengan berpedoman kepada sumber-sumber yang tertulis.
Penelitian secara deskriptif menguraikan subjek sedemikian rupa sehingga
diperoleh gambaran menyeluruh mengenainya.
47
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Gambaran Umum AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa
Syariah
a. Profil AJB Bumiputera 1912
Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera (AJB) adalah Perusahaan
Asuransi Jiwa Nasional milik Bangsa Indonesia yang pertama dan tertua.
Bumiputera berdiri atas prakarsa seorang guru sederhana bernama M. Ng.
Dwidjosewojo - Sekretaris Persatuan Guru-Guru Hindia Belanda (PGHB)
sekaligus Sekretaris I Pengurus Besar Budi Utomo. Dwidjosewojo
menggagas pendirian perusahaan asuransi karena didorong oleh
keprihatinan mendalam terhadap nasib para guru Bumiputera (pribumi). Ia
mencetuskan gagasannya pertama kali di Kongres Budi Utomo, tahun
1910. Dan kemudian terealisasi menjadi badan usaha sebagai salah satu
keputusan Kongres pertama PGHB di Magelang, 12 Februari 1912.1
Sebagai pengurus, selain M. Ng. Dwidjosewojo yang bertindak
sebagai Presiden Komisaris, juga ditunjuk M.K.H. Soebroto sebagai
Direktur, dan M. Adimidjojo sebagai Bendahara. Ketiga orang iniah yang
kemudian dikenal sebagai "tiga serangkai" pendiri Bumiputera, sekaligus
1 AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1, Company Profile, (Jakarta:
AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1, 2001), h .1
48
peletakan batu pertama industri asuransi syariah Indonesia.2 Asuransi Jiwa
Bersama Bumiputera 1912 Cabang Syariah memperoleh izin pendirian
sejak 26 September 2002, sesuai dengan Surat Keputusan Direksi AJB
Bumiputera 1912 NO.SK.9/DIR/2002 tentang Pembentukan Divisi
Asuransi Jiwa Syariah dan Cabang Asuransi Jiwa Syariah, karena
semakin meningkatnya kesadaran umat untuk bermuamalah sesuai
prinsip syariah, bahwa dalam rangka mengantisipasi perubahan lingkungan
makro yang demikian pesat serta dalam upaya mempertajam penetrasi
pemasaran asuransi jiwa syariah maka AJB Bumiputera 1912 membentuk
Divisi Asuransi Jiwa Syariah dan Cabang Asuransi Jiwa Syariah.
Bumiputera 1912 pindah ke Yogyakarta pada tahun 1921 dan pada
tahun 1958 kantor pusatnya dipindahkan ke Jakarta. Dari Wisma
Bumiputera yang berlantai 21 di jalan Jend. Sudirman, manajemen
perusahaan mengatur usaha perusahaan di seluruh Indonesia dan
melakukan hubungan Internasional dengan mitra usaha dinegara lain
seperti Jepang, Swiss, dan Fhilipina.3 Sekitar 2900 karyawan dan 22.400
agen tersebar di 605 kantor yang strategis terdapat diseluruh tanah air yang
melayani 9 juta lebih pemegang polis atau peserta AJB Bumiputera 1912
dan masyarakat umum. Dengan sistem kebersamaan, AJB Bumiputera
1912 senantiasa mengembangkan usaha dasar prinsip gotong royong
melalui pemberdayaan potensi diri, oleh dan untuk komunitas Bumiputera
2 Sejarah” Artikel di akses pada tanggal 03 Januari 2017 dari https://bp1912.wordpress
.com/about/ 3 AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1, Company profile, (Jakarta:
AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1, 2001), h.4
49
Kepentingan bersama para pemegang polis untuk memiliki,
mengendalikan dan mengarahkan nasib perusahaan, membuat Bumiputera
1912 yang berbentuk usaha bersama (mutual) unik dan berbeda dengan
asuransi jiwa lainya di Indonesia yang pada umumnya berbentuk
Perseroan Terbatas (PT).
Sebagai perusahaan perjuangan, AJB Bumiputera 1912 tetap
mengedepankan profesionalisme dengan menerapkan tata kelola
perusahaan yang baik, dan senantiasa menyesuaikan terhadap tuntutan
lingkungan dengan menciptakan produk dan layanan yang memberikan
manfaat optimal bagi komunitasnya. AJB Bumiputera 1912 ingin tetap
menjadi kebanggaan bangsa Indonesia dengan berupaya mewujudkan
perusahaan yang berhasil baik secara ekonomi maupun sosial.
Unit syariah AJB Bumiputera 1912 secara resmi berbentuk sejak
dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No.
Kep.286/KMK.6/2002 tanggal 7 November 2002 dalam bentuk cabang
usaha Asuransi Jiwa Syariah dan Fatwa Dewan Syariah Nasional
No.21/SDN- MUI/X/2001, 17 oktober 2001.4 Demi menjaga kemurnian
pelaksanaan prinsip-prinsip syariah, maka berdasarkan keputusan Direksi
No. SK.14/DIR/2002, tanggal 11 November dan 2002 dibentuk Divisi
Asuransi Syariah dan kantor Cabang Asuransi Syariah Jakarta.
Pada awal pembentukanya Divisi atau Cabang Asuransi Syariah
memiliki sarana dan prasarana, Sumber Daya Manusia (SDM),
4 Fatwa DSN No: 21 / DSN – MUI / X / 2001 tentang “Pedoman Umum Asuransi
Syariah.”
50
perkantoran dan sistem yang sangat terbatas. Namun demikian Divisi
Asuransi Syariah telah memulai operasinya, ditandai dengan
dilimpahkannya pengelolaan Asuransi Kumpulan Perjalan Haji dari Divisi
Askum, dan selanjutnya diluncurkan produk Asuransi Perorangan Syariah
Mitra Mabrur dan Mitra Iqra pada pertengahan April 2003 dan Mitra
Sakinah awal tahun 2004.
b. Falsafah, Visi dan Misi AJB Bumiputera 1912
1) Falsafah
a) Idealisme.
PT. AJB Bumiputera 1912 senantiasa memelihara nilai-
nilai kejuangan dalam mengangkat martabat anak bangsa sesuai
sejarah pendirian Bumiputera 1912 sebagai perusahaan perjuangan.
b) Mutualisme (kebersamaan).
Mendengarkan sistem kebersamaan dalam pengelolaan
perusahaan dengan memberdayakan potensi komunitas Bumiputera
dari, oleh dan untuk komunitas Bumiputera sebagai manifestasi
rakyat.
c) Profesionalisme.
Memiliki komitmen dalam pengelolaan perusahaan dengan
mengedepankan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate
51
govermance) dan senantiasa berusaha menyesuaikan diri terhadap
tuntunan perusahaan lingkungan.5
2) VISI.
Visi6 dari Asuransi Syariah AJB Bumiputera 1912 adalah
“menjadi wahana untuk menjadikan Bumiputera sebagai
Asuransinya Bangsa Indonesia di segmen Asuransi Jiwa Syariah.
3) MISI.
Sedangkan Misi7 dari Asuransi Syariah AJB Bumiputera
1912 adalah “menjadikan Bumiputera senantiasa berada dibenak
dan dihati Bangsa Indonesia disegmen Asuransi Jiwa Syariah
dengan :8
Memelihara keberadaan Bumiputera sebagai perusahaan.
Mengembangkan korporasi dan kooperasi yang menerapkan
prinsip dasar gotong-royong.
Menciptakan berbagai produk dan layanan yang memberikan
manfaat optimal bagi komunitas Bumiputera.
Mewujudkan perusahaan yang berhasil secara ekonomi dan
sosial.
5 AJB Bumiputera 1912 Kantor wilayah Syariah Jakarta 1, Brosur-Brosur Produk
Asuransi Syariah, (Jakarta: AJB Bumiputera 1912 kantor Wilayah Syariah Jakarta 1, 2001), h. 2 6 …dengan visi dapat diketahui secara detail kegiatan harian yang harus dilaksanakan.
Dalam kehidupan organisasi dan perusahaan sealu terjadi kompetisi yang tajam, maka pemimpin
dari organisasi itu harus menyadari dang mengetahui segala hal yang diperlukan oleh massyarakat
atau pelanggan. Sumuran Harahap, Wakaf Uang dan Prospek Ekonominya di Indonesia, Solusi
Efektif Pemberantasan Pengangguran dan Kemiskinan (Jakarta: Mitra Abadi Press), h.103 7 Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya
mewujudkan Visi. Misi perusahaan adalah tujuan dan alasan mengapa perusahaan itu ada. Misi
juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan. Sumuran Harahap, Wakaf
Uang dan Prospek Ekonominya di Indonesia, Solusi Efektif Pemberantasan Pengangguran dan
Kemiskinan (Jakarta: Mitra Abadi Press), h.103 8 Hasil Wawancara dengan Staff AJB Bumiputera Divisi Syariah, Koesoemah, Jakarta, 02
Januari 2017.
52
c. Produk-Produk PT. AJB Bumiputera 1912 Syariah.
AJB Bumiputera 1912 Syariah menawarkan beberapa jenis produk
asuransi berupa Mitra Iqra, Mitra Mabrur dan Mitra Sakinah. Setiap
produk memiliki manfaat dan ketentuan yang berbeda satu dengan yang
lainnya. Masing-masing produk dirancang khusus untuk memperoleh
musibah dari pemegang polis dan jenis-jenis produk asuransi syariah AJB
Bumiputera 1912 beserta definisi, manfaat dan ketentuan dari masing-
masing produk tersebut dapat dilihat sebagai berikut :9
1) Mitra Iqra.
a) Definisi.
Asuransi jiwa syariah yang benefitnya dirancang untuk
membantu menyediakan dana kelangsungan belajar pada setiap
tahapan jenjang pendidikan anak, dari taman kanak-kanak hingga
perguruan tinggi, baik peserta masih hidup maupun meninggal dunia.
b) Manfaat.
a. Jika pemegang polis atau peserta hidup atau ditakdirkan
meninggal dunia dalam masa asuransi, maka kepada pemegang
polis atau ahli waris yang ditunjuk dibayarkan tahapan dana
pendidikan dengan ketentuan sebagai berikut :10
Jika anak yang ditunjuk pada saat masa asuransi berusia 2
(dua) tahun atau kurang maka pembayaran tahapan dana.
9 AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1, Brosur-Brosur Produk
Asuransi Syariah, (Jakarta: AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1, 2001) 10 AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1, Brosur-Brosur Produk
Asuransi Syariah, (Jakarta: AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1, 2001)
53
Pendidikan dimulai pada saat berusia 4 tahun, Taman
Kanak-Kanak (TK).
Jika anak yang ditunjuk pada saat asuransi berusia 3 (tiga)
tahun sampai dengan 4 (empat) tahun maka pembayaran
tahapan dana pendidikan dimulai pada saat anak berusia 6
(enam) tahun, Sekolah Dasar (SD).
Jika anak yang ditunjuk pada saat masuk asuransi berusia 5
tahun sampai dengan 10 (sepuluh) tahun maka pembayaran
tahapan dana pendidikan dimulai pada saat berusia 12
tahun, Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Jika anak yang ditunjuk pada saat masuk asuransi berusia
11 tahun sampai dengan 13 tahun maka pembayaran
tahapan dana pendidikan dimulai pada saat anak berusia 15
tahun, Sekolah Menengah Akhir (SMA).
Jika anak yang ditunjuk pada saat masuk asuransi berusia
14 tahun sampai dengan 16 tahun maka pembayaran
tahapan dana pendidikan dimulai pada saat anak berusia 18
tahun (saat masuk Perguruan Tinggi).
b. Jika Polis habis kontrak dan peserta masih hidup maka kepada
yang ditunjuk dibayarkan dana pendidikan sekaligus atau
berkala.
c. Jika pemegang polis/peserta ditakdirkan meninggal dunia
dalam masa asuransi, maka ahli waris menerima :
54
Santunan Kebajikan.
Dana Tabungan.
Dana Tabungan
Bagi Hasil (mudharabah).
d. Jika pemegang polis/peserta mengundurkan diri sebelum
perjanjian berakhir, maka pemegang polis akan mendapatkan :
Dana tabungan yang telah disetor.
Bagi Hasil (mudharabah).
e. Jika anak yang ditunjuk ditakdirkan meninggal dunia dalam
masa asuransi atau dalam masa pembayaran tahapan dana
pendidikan. Pemegang polis dapat menunjk pengganti (anak
lain) untuk menerima tahapan dana pendidikan yang belum
diberikan.11
2) Mitra Mabrur.
a) Definisi.
Asuransi Jiwa Syariah yang dirancang untuk membantu
pengelola dana guna membiayai perjalanan ibadah haji. Produk ini
merupakan gabungan antara unsur tabungan dan unsur
mudharabah (tolong menolong dalam menanggulangi musibah)
jika peserta ditakdirkan meninggal dunia.
b) Manfaat.
11 Hasil Wawancara dengan Staff AJB Bumiputera Divisi Syariah, Koesoemah, Jakarta,
02 Januari 2017.
55
a. Jika peserta hidup sampai masa perjanjian asuransi berakhir
maka peserta akan mendapatkan :
Dana tabungan yang telah disetor.
Bagian keuntungan (mudharabah) atas hasil investasi dana
tabungan.
Bagian keuntungan atas dana khusus (tabarru’) yang
ditentukan oleh PT. AJB Bumiputera 1912 Syariah, jika
ada.
3) Mitra Sakinah.
a) Definisi.
Asuransi Jiwa Syariah yang merupakan gabungan antara
unsur tabungan dana unsur mudharabah, dimaksudkan untuk
menjamin tersedianya dana masa depan keluarga. Dengan masa
pembayaran premi 3 (tiga) tahun lebih pendek dari masa
pembayaran premi berakhir hingga masa asuransi berakhir.12
b) Manfaat.
a. Jika peserta hidup sampai masa perjanjian asuransi berakhir,
maka pemegang polis akan mendapatkan :
Pada akhir masa pembayaran premi, sebesar 50% manfaat
awal, dibayar pada akhir tahun.
Akhir tahun 1 (satu) setelah pembayaran premi, sebesar
30% sisa nilai tunai.
12 AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1, Brosur-Brosur Produk
Asuransi Syariah, (Jakarta: AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1, 2001)
56
Akhir tahun 2 (dua) setelah masa pembayaran premi,
sebesar 50% sisa nilai tunai.
Akhir tahun 3 (tiga) setelah masa pembayaran premi,
sebesar 100% sisa nilai tunai.
b. Jika pemegang polis mengundurkan diri sebelum perjanjian
asuransi berakhir, maka pemegeng polis akan memperoleh nilai
tunai.
c. Jika pemegang polis ditakdirkan meninggal dunia dalam masa
perjanjian asuransi yang ditunjuk/penerima manfaat akan
mendapatkan :
Nilai tunai.
Santunan kebajikan sebesar selisih dari manfaat awal
dengan premi tabungan yang sudah dibayar, dan asuransi
berakhir.
d. Jika pemegang polis ditakdirkan meninggal dunia dalam masa
perjanjian asuransi setelah Masa Pembayaran Premi (MPP)
berakhir, maka yang ditunjuk/penerima manfaat akan
mendapatkan:
Sisa nilai tunai.
Santunan kebajikan sebesar manfaat awal.
d. Investasi
Jenis investasi perusahaan asuransi sistem syariah, bahwa
keuangan dikelola sendiri oleh Divisi Syariah (tidak dicampur dengan
57
usaha konvensional), dan sesuai Kep. Dirjen Lembaga Keuangan
No.Kep.4499/LK/2000, yaitu berupa :13
a. Deposito dan sertifikat deposito syariah.
b. Serifikat wadi‟ah bank Indonesia.
c. Saham syariah yang tercatat di bursa efek.
d. Obligasi yang tercatat di bursa efek.
e. Surat berharga syariah yang diterbitkan atau dijamin oleh
perusahaan (SUKUK).
f. Unit penyertaan reksadana syariah
g. Penyertaan langsung syariah.
h. Bangunan atau tanah dan bangunan untuk investasi
i. Pembiayaan kepemilikan tanah dan atau bangunan, kendaraan
bermotor dan barang modal dengan skema murabahah (jual beli
dengan pembayaran ditangguhkan).
e. Struktur Organisasi
Setiap perusahaan selalu memiliki struktur organisasi. Karena
dengan adanya struktur organisasi dalam perusahaan tersebut dapat
mempermudah pelaksanaan pekerjaan baik pimpinan maupun karyawan.
Struktur organisasi yang dipakai oleh Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera
Syariah dengan struktur organisasi lini dan staf dimana secara vertikal
jenjang wewenang dan tanggung jawab mengalir dari atas ke bawah yang
13 Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor Kep.4499/LK/2000 tentang
Jenis, Penilaian dan Pembatasan Investasi Peusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dengan
Sistem Syariah, di akses pada tanggal 03 Januari 2017.
58
berupa perintah dan dari bawah ke atas berupa laporan. Sedangkan secara
horizontal terdapat koordinasi di antara karyawan setingkat. Sebagai
perusahaan yang berbentuk mutual, kekuasaan tertinggi di AJB Bumiputra
1912 terletak ditangan anggotanya yang dalam hal ini pemegang polis AJB
Bumiputra 1912 itu sendiri.14
Kedudukan pemegang polis AJB Bumiputra 1912 selain sebagai
pembeli jasa asuransi (klien) juga berarti pemilik perusahaan. Perwujudan
kekuasaan anggota disalurkan melalui wakil-wakilnya pada lembaga
tertinggi perusahaan yakni Badan Perwakilan Anggota (BPA). Dan secara
terstruktur struktur organisasi PT. AJB Bumiputra 1912 dapat dilihat
sebagai berikut :
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Kantor Pusat PT. AJB Bumiputera 1912
14 Hasil Wawancara dengan Staff AJB Bumiputera Divisi Syariah, koesummah Jakarta,
02 Januari 2017.
59
f. Mitra Iqra’
Produk Mitra Iqra’ dirancang untuk memprogram pendidikan anak
secara syariah mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai dengan anak
menjadi sarjana SI, sekaligus berfungsi untuk menata kesejahteraan
keluarga agar kelak apabila orang tua meninggal tidak sampai
kesejahteraan dan pendidikan anak terabaikan.
Firman Allah dalam Surat An-Nisa‟ ayat 9.
ينٱشخول يذفهمخلمنتركوا لولذ ٱيتذقوا فلمهعليوا خافاف ضع ة ذر للذ
قوقولوا لو ال سديد
Artinya : “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang
seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang
mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka, oleh sebab itu
hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar”( Surat An-Nisa‟ ayat 9).
Ciri-ciri spesifikasi dan manfaat produk Mitra Iqra’ dapat diliat sebagai
berikut :15
1. Produk Mitra Iqra‟ merupakan gabungan antara :
a. Unsur tabungan.
b. Unsur tolong menolong (ta’awun).
2. Premi Mitra Iqra‟ terdiri dari :
a. Premi tabungan.
b. Premi tabarru’.
c. Premi biaya.
15 Hasil Wawancara dengan Staff AJB Bumiputera Divisi Syariah, Koesoemah, Jakarta,
02 Januari 2017.
60
3. Umur calon peserta.
a. Minimal usia 15 tahun (dikenakan tabel premi tabarru‟ usia 20
tahun).
b. Umur saat mulai asuransi ditambah masa asuransi maksimal 65
tahun.
4. Usia peserta Non Medical maksimal 53 tahun dan dalam kondisi sehat.
5. Cara bayar premi dibagi menjadi 4 :
a. Triwulan minimal Rp. 250.000,-
b. Setengah tahun minimal Rp. 500.000,-
c. Tahunan minimal Rp. 1.000.000,-
d. Sekaligus minimal manfaat awal sebesar Rp. 5.000.000,-
6. Masa pembayaran premi minimal 2 (dua) tahun dan maksimal 17 tahun.
7. Masa obsevasi Non Medical selama 2 (dua) tahun :16
a. Tahun I sebesar NILAI TUNAI + (60 % xSantunan Kebajikan).
b. Tahun II sebesar NILAI TUNAI + (80% x Santunan Kebajikan).
c. Tahun III dst sebesar 100 % X KLAIM MENINGGAL.
8. Pembagian keuntungan hasil investasi (mudharabah) :
a. Untuk Peserta (shohibul mall) sebesar 70 %.
b. Untuk Pengelola (mudharib) sebesar 30 %.
9. Penerimaan dana tahapan pendidikan syariah.
1) Peserta panjang umur sampai berakhirnya akad diberikan tahapan :
a. SD usia 6 tahun menerima tahapan 10% x manfaat awal.
16 Hasil Wawancara dengan Staff AJB Bumiputera Divisi Syariah, Koesoemah, Jakarta,
02 Januari 2017.
61
b. SMP usia12 tahun menerima tahapan 20% x manfaat awal.
c. SMA usia15 tahun menerima tahapan 25% x manfaat awal.
d. PT.1 usia 18 tahun menerima tahapan 35% x manfaat awal.
e. PT.2 usia 19 tahun menerima tahapan 25%x sisa nilai tunai.
f. PT.3 usia 20 tahun menerima tahapan 35% x sisa nilai tunai.
g. PT.4 usia 21 tahun menerima tahapan 50% x sisa nilai tunai.
h. PT.5 usia 22 tahun menerima tahapan 100% x sisa nilai tunai
mulai usia 19 - 22 tahun, kewajiban peserta membayar premi
berhenti.
2) Bila peserta meninggal dunia sebelum akad asuransi berakhir,
diterimakan :
a. Santunan kebajikan.
b. Nilai tunai (premi tabungan + mudharobah).
c. Dana tahapan pendidikan tetap diberikan sesuai aturan :17
TK usia 4 tahun menerima tahapan 10 % x manfaat awal.
SD usia 6 tahun menerima tahapan 10% x manfaat awal.
SMP usia 12 tahun menerima tahapan 20% x manfaat awal.
SMA usia 15 tahun menerima tahapan 25% x manfaat awal.
PT.1 usia 18 tahun menerima tahapan 35% x manfaat awal.
PT.2 usia 19 tahun menerima tahapan15% x sisa nilai tunai.
PT.3 usia 20 tahun menerima tahapan 20% x sisa nilai
tunai.
17 Hasil Wawancara dengan Staff AJB Bumiputera Divisi Syariah, koesummah Jakarta,
02 Januari 2017.
62
PT.4 usia 21 tahun menerima tahapan 20% x sisa nilai
tunai.
PT.5 usia 22 tahun menerima tahapan 25% x sisa nilai
tunai.
3) Apabila peserta berhenti sebelum akad berakhir peserta bisa
mengambil nilai tunai (premi tabungan + mudharabah ).
4) Peserta boleh berhenti sementara (cuti) bayar :18
a. Apabila peserta dalam rentang waktu cuti mendapatkan
tahapan pendidikan, maka peserta wajib melunasi premi yang
belum terbayar terlebih dahulu baru kemudian bisa
mendapatkan tahapan pendidikan
b. Apabila peserta meninggal dunia saat cuti bayar selama masih
ada premi tabarru’ :
Ahli waris menerima santunan kebajikan.
Nilai tunai (bila masih ada).
Tahapan pendidikan tidak berlaku.
2. Gambaran Umum PT. BRIngin Life Syariah
a. Profil PT BRIngin Life Syariah
PT. Asuransi jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA dengan merek
dagang BRINGIN LIFE didirikan oleh Dana Pensiun Bank Rakyat
Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1987 atas izin usaha yang berdasarkan
Akte Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito No. 116 dan SK. Menteri
18 Hasil Wawancara dengan Staff AJB Bumiputera Divisi Syariah, Koesoemah, Jakarta,
02 Januari 2017.
63
Keuangan RI 10 Oktober 1988. BRINGIN LIFE pada awalnya dibentuk
untuk memenuhi kebutuhan dan memberikan pelayanan kepada nasabah
perbankan khususnya nasabah kredit kecil BRI. Namun dalam
perkembangan selanjutnya mengingat akan adanya kebutuhan jasa asuransi
yang meliputi asuransi jiwa, asuransi kesehatan, program dana pensiun,
kecelakaan diri, anuitas dan program kesejahteraan hari tua cukup besar,
maka bisnis BRINGIN LIFE merambah pasar di luar BRI untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat secara individu dan kumpulan. Pada tahun 1995,
atas dasar Keputusan Menteri Keuangan RI No. Kep-184/KM.17/1995
BRINGIN LIFE mendirikan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat akan kebutuhan
pensiun di hari tua. BRINGIN LIFE juga membuka unit usaha berupa
Asuransi Syariah dengan izin operasional sesuai dengan Keputusan
Menteri Keuangan RI Nomor : KEP-007/KM.6/2003 tanggal 21 Januari
2003 dengan beberapa kantor penjualan syariah yang tersebar di kota-kota
besar dengan susunan Dewan Pengawas Syariah yaitu K.H Ma‟ruf Amin
sebagai Ketua, dan beranggotakan (Alm) K.H Prof. Ali Mustafa Yaqub,
MA dan H. Drs. Moh. Hidayat, MBA MBL.19
b. Visi dan Misi PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah
Visi dari PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah adalah menjadi
perusahaan asuransi jiwa yang terkemuka di Indonesia. Dan misi dari PT.
BRIngin Life Syariah adalah melaksanakan bisnis asuransi jiwa secara
19 Artikel Diakses pada tanggal 26 September 2017 pukul 15.43 WIB dari
http://www.bringinlife.co.id/kilas_sejarah.aspx
64
professional di Indonesia, memberikan pelayanan prima kepada Nasabah
dan Pemegang Saham melalui jaringan kerja yang luas, serta memberikan
keuntungan Pemegang Saham dan meningkatkan kesejahteraan Pegawai.
c. Jenis-jenis Produk Asuransi Syariah PT. Asuransi Jiwa BRIngin
Life Syariah
PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah secara umum terdiri dari
dua kelompok, yaitu perorangan (individu) dan kelompok (kumpulan).
a) Kategori Perorangan (individu) :20
1) BRIngin Danasiswa Syariah.
BRIngin Danasiswa Syariah memberikan manfaat yang
dibutuhkan orangtua dalam merencanakan pendidikan bagi
Putra/Putri sejak taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi
berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Program ini memberikan
perlindungan asuransi jiwa dan kecelakaan diri serta dana
tabungan pendidikan dengan pilihan manfaat tambahan berupa
pembebasan biaya kontribusi apabila peserta mengalami musibah
cacat tetap total atau peserta terdiagnosa menderita penyakit kritis.
2) BRIngin Danadwiguna Syariah.
BRIngin Danadwiguna Syariah dihadirkan untuk
memberikan perlindungan asuransi jiwa dan kecelakaan sekaligus
tersedianya dana baik dalam masa perjanjian maupun pada
perjanjian sesuai dengan prisnip-prinsip syariah.
20 http://www.bringinlife.co.id/produk asuransi syariah.aspx, Artikel Diakses pada tanggal
26 September 2017 pukul 15.43 WIB.
65
3) BRIngin Purnadana Syariah.
BRIngin Purnadana Syariah memberikan perlindungan
asuransi jiwa dan kecelakaan tersedianya dana hingga usia lanjut
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
4) BRIngin Investama Syariah.
BRIngin Investama Syariah merupakan program asuransi
jiwa yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang
memberikan manfaat investasi sekaligus.
d. Investasi
Keuangan dikelola sendiri oleh divisi syariah (tidak
dicampuradukan dengan usaha konvensional) berupa :21
1) Mudharabah Bank Syariah Mandiri.
2) Obligasi Syariah Mandiri.
3) Murabahah.
e. Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT. Bringin Life dapat dilihat dalam bagan
sebagai berikut:
21 Hasil wawancara dengan kepala divisi operasional PT. asuransi jiwa BRIngin Life
Syariah, Basuki Achmad, SE, AAIJ., Jakarta, 29 september 2016
66
Gambar 4.2
Struktur Organisasi BRIngin Life Syariah
f. Danasiswa Syariah
Memberikan manfaat yang dibutuhkan dalam merencanakan
pendidikan Putra/Putri sejak taman kanak-kanak hingga perguruan
tinggi berdasarkan prinsip-prinsip syariah dengan memberikan
perlindungan asuransi jiwa dan kecelakaan diri serta dana tabungan
pendidikan dengan pilihan manfaat tambahan berupa pembebasan
biaya kontribusi apabila peserta mengalami musibah cacat tetap total
atau peserta terdiagnosa menderita penyakit kritis.
Orang Tua (Ayah atau Ibu) dan Putera/Puteri mendapatkan
perlindungan asuransi sekaligus menerima Tahapan Dana Pendidikan
sesuai dengan jenjang pendidikan anak di masa mendatang hingga
masa asuransi berakhir.
67
Tabel 4.1
Tabel Tahapan Dana Pendidikan Danasiswa Syariah
Usia
Ananda
Jenjang
Pendidikan %
Tahapan Dana Pendidikan
*Keterangan
4
5
6
12
15
TK A
TK B
SD
SMP
SMU
5
10
15
20
25
Persentase dari Rencana Dana Pendidikan.
Total Tahapan Dana Pendidikan Maksimum
75% dari Rencana Dana Pendidikan
18
19
20
21
22
PT-I
PT-II
PT-III
PT-IV
PT-V
30
35
40
50
100
Persentase dari Nilai Tunai Polis
Keterangan :
* Tahapan Dana Pendidikan (TDP) adalah biaya masuk sekolah sesuai
dengan jenjang pendidikan Anak (Putera-Puteri).
** Rencana Dana Pendidikan (RDP) adalah sejumlah dana yang
direncanakan sejak dini untuk digunakan sebagai biaya untuk masuk
sekolah atau perguruan tinggi bagi Anak (putera-puteri).22
B. Bentuk Keunggulan Kompetitif Produk Asuransi Pendidikan PT. AJB
Bumiputra 1912 dan PT. BRIngin Life Syariah dapat dilihat dari
berbagai aspek sebagai berikut :
1. Keunggulan Kompetitif Produk Asuransi Pendidikan PT. AJB
Bumiputera 1912.
a. Produk Mitra Iqra’ dan Persyaratan Umum Produk Asuransi
Pendidikan PT. AJB Bumiputera 1912
Produk Mitra Iqra‟ atau dikenal sebagai asuransi dana pendidikan
merupakan produk unggulan dari AJB Bumiputera 1912 Syariah
22 Hasil wawancara dengan kepala divisi operasional PT. asuransi jiwa BRIngin Life
Syariah, Basuki Achmad, SE, AAIJ., Jakarta, 29 september 2016
68
diperuntukan bagi masyarakat yang berencana untuk menjamin
keberlangsungan biaya pendidikan anak sejak dini hingga memasuki usia
perguruan tinggi. Produk ini juga bisa dimanfaat untuk masyarakat yang
belum mempunyai anak, namun ingin menyiapkan keperluan dana
pendidikan anak sejak dini demi menjamin keberlangsungan pendidikan
calon si anak nanti. Bahkan masyarakat yang belum menikah pun bisa
menggunakan produk ini, sebagai tabungan pribadi, karena Mitra Iqra‟
adalah asuransi yang memiliki unsur tabungan. Secara garis besar produk
ini memberikan manfaat tahapan biaya pendidikan anak sejak memasuki
usia sekolah sampai tingkat pendidikan yang dikehendaki.
b. Keunggulan premi
1) Lama Kontrak Asuransi / Pembayaran Premi
Lama kontrak asuransi Mitra Iqra‟ maksimal 18 (delapan belas)
tahun, dikurangi usia anak pada saat mulai bergabung dengan asuransi
ini. Proses awal yang mutlak dalam mekanisme pengelolaan dana
Mitra Iqra‟ adalah dari uang premi yang diakumulasikan dari seluruh
peserta asuransi. Besar kecilnya nominal premi disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemampuan peserta dalam menyisihkan dana untuk
premi asuransi, namun perusahaan menetukan batas minimal nominal
premi.23
2) Cara Pembayaran Premi
23 Hasil Wawancara dengan Staff AJB Bumiputera Divisi Syariah, Koesoemah, Jakarta,
02 Januari 2017.
69
Cara pembayaran premi bisa dilakukan bulanan, triwulan,
semesteran, tahunan, atau single premi alias pembayaran dilakukan
sekali sejumlah manfaat awal (MA) yang diharapkan. Untuk
membayar premi, nasabah bisa langsung transfer uang premi ke
rekening yang sudah ditentukan AJB Bumiputera 1912 Syariah, bisa
juga membayar premi dengan langsung mendatangi kantor cabang AJB
Bumiputera 1912 Syariah terdekat, atau melalui agen asuransi dimana
dia membuka polis. Dengan besaran premi minimum Rp. 100.000,- /
bulan.
a) Langkah-langkah yang dilakukan PT. AJB Bumiputera Syariah
1912 untuk memulai Mitra Iqra :24
1) Form SPAJ (Surat Pengajuan Asuransi Jiwa) dilengkapi
kelengkapannya seperti fotocopy KTP, dan lain-lain.
2) Entry data peserta pada system.
3) Cetak Kuitansi Pembayaran.
4) Cetak Kuitansi Pembayaran Titipan Premi.
5) Berikan Kuitansi Pembayaran Titipan premi kepada nasabah.
6) Kantor Cabang mengecek kebenaran Form Pengisian SPAJ.
7) Dari Kantor Cabang mengirim SPAJ (Surat Pengajuan
Asuransi Jiwa) tersebut kekantor wilayah untuk mencetak polis.
8) Kantor wilayah memeriksa kembali dan mencetak polis.
24 Hasil Wawancara dengan Staff AJB Bumiputera Divisi Syariah, Koesoemah, Jakarta,
02 Januari 2017.
70
9) Setelah polis jadi, polis dikirim kekantor cabang untuk
diberikan ke pemegang polis.
b) Premi Mitra Iqra Dihitung Dengan Rumus :25
1) Manfaat awal
i. Premi x Masa Asuransi
ii. Minimal Rp. 5.000.000,-
Masa Asuransi = 18 – Usia masuk anak.
Masa Asuransi minimal 2 tahun dan maksimal 17 tahun.
Cara Pembayaran Premi Mitra Iqra:
I. Premi Tabungan = Premi yg disetor –Premi Tabarru –
Premi Biaya.
II. Premi Tabarru ditentukan oleh Usia Peserta dan Masa
Asuransi.
Tabel 4.2.
Premi Tabarru Yang Mempengaruhi Dalam Perhitungan Premi Mitra Iqra
Usia Anak
Usia Peserta 20-25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 51-55 56-60
1 4,60 5,80 8,00 12,10 14,80 15,50 - - 2 4,40 5,40 7,50 11,20 12,60 12,60 - - 3 4,10 5,00 6,90 10,30 12,60 12,60 - - 4 3,80 4,60 6,30 9,40 12,60 12,60 20,80 - 5 3,50 4,20 5,80 8,50 12,60 12,60 20,80 - 6 3,20 3,80 5,20 7,70 11,50 12,60 20,80 - 7 3,00 3,40 4,70 6,90 10,40 12,60 20,80 - 8 2,80 3,10 4,20 6,20 9,80 12,40 20,80 - 9 2,60 2,80 3,70 5,50 8,10 12,40 19,20 21,00
10 2,30 2,40 3,20 4,80 7,10 10,70 16,60 19,50 11 2,10 2,10 2,80 4,10 6,00 9,10 14,10 19,00 12 1,80 1,80 2,30 3,40 5,00 7,50 11,60 18,00 13 1,50 1,50 1,90 2,70 4,10 6,10 9,40 14,50
25 Hasil Wawancara dengan Staff AJB Bumiputera Divisi Syariah, Koesoemah, Jakarta,
02 Januari 2017.
71
14 1,20 1,20 1,50 2,10 3,20 4,70 7,30 11,20 15 0,90 0,90 1,10 1,50 2,30 3,40 5,20 8,00 16 0,60 0,60 0,70 1,00 1,50 2,20 3,50 5,30
Sumber :26
Premi Tabarru = Tabel Premi Tabarru x Premi yang disetor.
c) Premi Biaya ditentukan sebagai berikut :
a) Tahun Pertama :
1) Masa Asuransi 1 sampai dengan 11 tahun = 3,5% x n x G
2) Masa Asuransi 12 tahun atau lebih = 3,25% x 12 x G
b) Tahun Kedua :
1) Masa Asuransi 1 sampai dengan 11 tahun = 2% x n x G
2) Masa Asuransi 12 tahun atau lebih = 2% x 12 x G
c) Tahun Ketiga dan seterusnya = 5% x G
Sebagai ilustrasi mekanisme pengelolaan dana beserta manfaat
dan perhitungan dana premi dari produk Asuransi Mitra Iqra’ AJB
Bumiputera 1912 Syariah dalam prakteknya berbeda sesuai tingkat
hasil keutungan yang diterima oleh perusahaan AJB Bumiputera
1912 Syariah dapat dilihat dalam table sebagai berikut:
Tabel 4.3
Tahapan Dana Pendidikan Asuransi Jiwa Mitra Iqra (Peserta Hidup)
Usia
Anak
Tahapan Dana Pendidikan Dibayarkan Pada Saat
4 (TK) 6 (SD) 12 (SMP) 15
(SMA) 18 (PT) 19/Th III 20/Th. IV
21/Th.V 21/Th.V
1-2 10%MA 10%MA 20%MA 25%MA 35%MA 25%SNT 35%SNT 50%SNT 100%SNT
3-4 - 10%MA 20%MA 25%MA 35%MA 25%SNT 35%SNT 50%SNT 100%SNT
5-10 - - 20%MA 25%MA 35%MA 25%SNT 35%SNT 50%SNT 100%SNT
26 Hasil Wawancara dengan Staff AJB Bumiputera Divisi Syariah, Koesoemah, Jakarta,
02 Januari 2017.
72
11-13 - - - 25%MA 35%MA 25%SNT 35%SNT 50%SNT 100%SNT
14-16 - - - - 35%MA 25%SNT 35%SNT 50%SNT 100%SNT
Sumber :27
Keterangan :
MA = Manfaat Awal
SNT = Saldo NIlai Tunai
Tabel 4.4
Tabel Tahapan Dana Pendidikan Asuransi Jiwa Mitra Iqra
(Peserta Meninggal)
Usia
Anak
Tahapan Dana Pendidikan Dibayarkan Pada Saat Usia Anak (Tahun) – MA 4 Tahun di Perguruan Tinggi - MA
4 6 12 15 18 19 20 21 22 1-2 10% 10% 20% 25% 35% 10% 20% 20% 25% 3-4 - 10% 20% 25% 35% 10% 20% 20% 25%
4-10 - - 20% 25% 35% 10% 20% 20% 25% 11-13 - - - 25% 35% 10% 20% 20% 25% 14-16 - - - - 35% 10% 20% 20% 25%
Sumber:28
Proses dasar dari mekanisme pengelolaan dana yang terjadi pada
program Mitra Iqra‟ adalah pembayaran premi. Karena disini dana nasabah akan
mulai dikumpulkan untuk kepentingan dana pendidikan si anak dengan contoh
perhitungannya dapat dilihat sebagai berikut :
Nyonya X berusia 40 (empat puluh) tahun ingin membuka Asuransi
Mitra Iqra‟ (Pendidikan). Untuk anaknya yang berusia 5 (lima) tahun. Dengan
premi di setahunkan sebesar Rp.4.000.000,00. (untuk contoh kasus perhitungan
premi Mitra Iqra tahun pertama).
Perhitungannya sebagai berikut :
Premi = Rp.4.000.000,00
27 Hasil Wawancara dengan Staff AJB Bumiputera Divisi Syariah, Koesoemah, Jakarta,
02 Januari 2017. 28 Hasil Wawancara dengan Staff AJB Bumiputera Divisi Syariah, Koesoemah, Jakarta,
02 Januari 2017.
73
Peserta = 40 tahun
iii. Masa Asuransi = 18 tahun – Umur anak => 18 – 5 = 13
tahun.
iv. Manfaat Awal = Premi disetahunkan x masa asuransi
= Rp.4.000.000,00 x 13tahun
= Rp.52.000.000,00
Manfaat Awal digunakan untuk menentukan Tahapan Dana
Pendidikan dan Klaim Meninggal (Uang Pertanggungan Peserta
Asuransi). Premi yang disetahunkan terdiri dari Premi Tabarru, Premi
Tabungan dan Premi Biaya. Dengan perhitungan sebagai berikut :
1. Premi Tabarru :
Lihat dari Tabel Tarif 4.2 Premi Tabarru, Usia peserta 40 tahun
dan usia anak 5 (Lima) tahun, maka dihasilkan = 8,50%.
Rumus = Tabel x Premi disetor
= 8,50% x Rp.4.000.000,00
= Rp.340.000,00
2. Premi Biaya :
Kontrak premi Nyonya X selama 13 tahun dalam rumusan Premi
biaya dapat dilihat sebagai berikut :
Rumus : Kontrak >12 tahun = 3,25 x 12 x Premi disetor
= 3,25% x 12 x Rp.4.000.000,00
= Rp.1.560.000,-
3. Premi Tabungan :
= Total Premi – Premi Tabarru – Premi Biaya
= Rp.4.000.000,00 - Rp.340.000,00 - Rp.1.560.000,00
= Rp.2.100.000,00
4. Bagi Hasil (Mudharabah) :
Asumsi yang digunakan = 9%
Total Hasil Investasi = Premi Tabungan x Asumsi yang
digunakan
= Rp.2.100.000,00
= Rp.189.000,00
74
I. Bagi Hasil Investasi untuk Peserta atau Pemegang Polis
= 70%
= Total Hasil Investasi x 70%
= Rp.189.000,00 x 70%
= Rp.132.300,00
II. Bagi Hasil Investasi untuk Perusahaan
= 30%
= Total Hasil Investasi x 30%
= Rp.189.000,00 x 30%
= Rp.56.700,00
5. Santunan Kebajikan :
Besarnya Manfaat Awal – Premi yang dibayar
= Rp.52.000.000,00 – Rp.4.000.000,00
= Rp.48.000.000,00
6. Nilai Tunai
= Tabungan + Mudharabah
= Rp.2.100.000,00 + Rp.132.300,00
= Rp.2.232.300,00
Nilai Tunai dibayarkan apabila peserta memutuskan berhenti
asuransi.
7. Klaim Meninggal :
= Santunan Kebajikan + Nilai Tunai
= Rp.48.000.000,00 + Rp.2.232.300,00
= Rp.50.232.300,00
Klaim meninggal dibayarkan apabila terjadi klaim meninggal.
Kesimpulan :
Cara Perhitungan Premi Mitra Iqra dihitung dengan
rumus, yaitu : Manfaat Awal dan Masa Asuransi. Cara
pembayaran premi Mitra Iqra bisa dilakukan dengan cara
75
tahunan, semesteran, triwulan dan sekaligus yang terdiri dari :
Premi Tabungan, Premi Tabarru dan Premi Biaya.
Peserta yang masih hidup dengan peserta yang
sudah meninggal memiliki manfaat produk Mitra Iqra yang
berbeda sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dalam perhitungan penerimaan manfaat asuransi
terdapat perbedaan antara pembayaran yang dicicil (triwulan,
semester atau tahunan) dengan pembayaran secara sekaligus.
Pembayaran secara sekaligus lebih menguntungkan bagi
nasabah atau pemegang polis.
Dalam sistem input keuangan untuk semua produk AJB Bumiputera
Syariah sama, yang membedakan ada pada accountingnya dan tidak ada
perlakuan khusus untuk masing-masing produk, kumpulan premi
setiap produk dijadikan satu dan operasional pengelolaan dana keuangan
dalam arti perhitungan - perhitungan asuransi yang ada, baik yang
masuk atau keluar dikelola oleh pusat langsung, sehingga kantor - kantor
cabang hanya merupakan penghubung bagi nasabah dengan kantor pusat
di Jakarta sana, kalaupun dana tidak disetor selagi rekening kantor cabang
ada isinya, kantor pusat langsung menarik otomatis dana tersebut dan
76
Departemen Investasi, Departemen Dana, Departemen Klaim, pokoknya
departemen yang terkait disana yang melakukan pengelolaan.”29
c. Investasi
Dana premi yang masuk ke kantor pusat setelah dikurangi ujrah atau
biaya, akan dikelompokkan menjadi 2 rekening. Pertama pada rekening
Tabarru‟ (dana kebajikan). Tabarru‟ berasal dari kata Tabarra’a-
yatabarra’u-tabrru’an artinya sumbangan atau dana kebajikan atau derma.
Orang yang memberi sumbangan disebut mutabarri‟ (dermawan). Niat
tabarru‟ adalah alternatif yang sah yang dibenarkan oleh syara‟ dalam
melepaskan diri dari praktek ketidak jelasan (gharar) yang diharamkan
dalam praktik asuransi konvensional. Premi Tabarru‟ merupakan bagian
premi yang diikhlaskan, disumbangkan untuk tujuan tolong - menolong
kepada sesama peserta asuransi. Kedua yaitu premi tabungan. Premi
tabungan adalah bagian premi yang merupakan tabungan para peserta yang
mutlak menjadi milik para peserta asuransi. Premi tabungan ini dapat
diambil kapan saja oleh peserta asuransi, atau dikembalikan pada akhir
kontrak asuransi. Kumpulan dana peserta tersebut akan dikelola oleh AJB
Bumiputera 1912 Syariah Pusat. Sedangkan untuk syariah diinvestasikan
berdasarkan syariah Islam, pastinya ke bank - bank syariah dan investasi
yang berdasarkan syariah. Dana yang dikelola atau diinvestasikan harus
sepengetahuan dan persetujuan dari Dewan Pengawas Syariah (DPS),
29 Hasil Wawancara dengan Staff AJB Bumiputera Divisi Syariah, Koesoemah, Jakarta,
02 Januari 2017.
77
kalau pengelolaannya tidak sesuai syari’ah Islam maka Bumiputera Syariah
sebagai pengelola akan mendapatkan sanksi dari DPS.”30
Investasi tersebut dilakukan oleh satu tim khusus dari AJB
Bumiputera 1912 Syariah Pusat, dan tim ini yang mengatur dana investasi
dan kapan akan berinvestasi. Satu hal yang menjadi catatan bahwa
dana yang akan diinvestasikan merupakan kumpulan dana dari semua
produk AJB Bumiputera 1912 Syariah. Akan tetapi pembagian hasilnya
tetap ada jumlah – jumlah tertentu disetiap produk–produknya, karena ada
laporan atau semacam data yang dapat dilihat jumlah dari masing–
masing produk dan pembagiannya sesuai dengan melihat data tersebut.
Jadi penjelasan mengenai mekanisme pengelolaan dana hanya diketahui
secara umum oleh peneliti, yang akan dipaparkan selanjutnya. Adapun
pembagian hasil keuntungan yang diperoleh AJB Bumiputera 1912
Syariah memakai akad mudharabah dengan nisbah bagi hasil 70% untuk
nasabah dan 30% untuk perusahaan. Akan tetapi besar kecilnya yang
didapatkan nasabah juga tergantung dari besar kecilnya nasabah juga
tergantung dari besar kecilnya keuntungan yang diperoleh keuntungan
yang diperoleh perusahaan atas dasar investasi tersebut dan hasil investasi
tiap bulan berbeda–beda, tergantung keuntungannya dapat berapa. Hasil
keuntungan yang dilihat adalah sewaktu ada klaim dari nasabah.31
30 Hasil Wawancara dengan Staff AJB Bumiputera Divisi Syariah, Koesoemah, Jakarta,
02 Januari 2017. 31 Hasil Wawancara dengan Staff AJB Bumiputera Divisi Syariah, Koesoemah, Jakarta,
02 Januari 2017.
78
d. Akad yang digunakan
Akad Mudharabah yang digunakan AJB Bumiputera 1912 Syariah
merupakan sistem transaksi yang dianjurkan oleh Islam sebagai ganti
sistem bunga yang mengandung riba. Nasabah memperoleh hak atas bagi
hasil tersebut sampai masa kontrak habis yang nantinya pada masa akhir
kontrak akan ditambahkan dengan dana tabungan yang telah disetorkan
atau telah terbentuk. Bilamana peserta Mitra Iqra‟ meninggal sebelum
masa pertanggungan berakhir, maka klaim Manfaat Awal (MA) akan
dibayarkan melalui rekening Tabarru‟ yang besarnya disesuaikan akad
dan biaya tahapan pendidikan tetap dibayarkan jika si anak mulai masuk
dunia pendidikan.
2. Strategi Pemasaran PT. AJB Bumiputera 1912
Perkembangan perekonomian yang semakin meningkat menghendaki
perlunya upaya untuk memobilisasi dan memanfaatkan dana masyarakat
secara optimal. Sebagai salah satu lembaga keuangan non Bank, industri
asuransi yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa dan pertanggungan
memiliki peranan yang signifikan dalam memupuk dan memobilisasi dana
masyarakat. Dalam memasarkan produk asuransi mitra Iqra‟ Plus ini strategi-
strategi yang digunakan pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah sebagai
berikut :32
32 Hasil Wawancara dengan Staff AJB Bumiputera Divisi Syariah, Koesoemah, Jakarta,
02 Januari 2017.
79
A. Strategi Melalui Agen Asuransi
Agen merupakan asset SDM yang berperan penting dan bahkan bisa
disebut ujung tombak perusahaan dalam sistem penjualan yang ada di AJB
Bumiputera 1912 Divisi Syariah yang masih mengadop jalur pemasaran
secara tradisional (melalui agen). Oleh karena hal tersebut strategi
pemasaran melalui agen dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai
berikut:
1) Agen.
a) Membekali Calon Agen dengan berbagai pendidikan sebelum
terjun ke lapangan.
b) Memberikan pelatihan langsung kepada para Calon Agen.
c) Terus memberikan bimbingan melalui pertemuan-pertemuan
yang sudah diagendakan.
d) Memberikan dorongan dan motivasi serta membantu kelancaran
dalam hal prospek kepada Calon Nasabah.
e) Mengevaluasi kinerja dan produktivitas Agen.
B. Melakukan perkembangan dalam membina bagian pemasaran, antara
lain :33
1) Meningkatkan keunggulan daya saing Agen dan Agen Kordinator
(AK) secara berkelanjutan berbasis Sisdiklat dan Pengembangan
Keagenan yang baru.
33 Hasil Wawancara dengan Staff AJB Bumiputera Divisi Syariah. Jakarta, 02 Januari
2017.
80
2) Mengevaluasi dan mengendalikan pelaksanaan Sisdiklat,
Pengembangan, dan Pembinaan Agen di Kantor Wilayah
dan Cabang.
3) Meningkatkan keterampilan managerial dan leadership
melalui coaching dan counseling bagi para pimpinan
operasional pemasaran (AK, KUO, dan Kacab) di kantor
cabang.
4) Memberikan punishment kepada SDM yang melakukan
penyimpangan SOP, administrasi dan keuangan yang
merugikan perusahaan.
5) Menciptakan produk-produk baru sekaligus meningkatkan
remunerasi agen, AK/KUO, KAUAK, Kacab, dan Kawil.34
Menyiapkan produk-produk baru sesuai dengan need
dan want pasar.
Melakukan sosialisasi produk-produk baru.
Meningkatkan remunerasi agen, AK/KUO, KAUAK,
Kacab, dan Kawil melalui penjualan produk-produk
baru.
Melakukan pengawasan dan pengendalian penjualan
produkproduk baru.
6) Melakukan pemberdayaan hubungan kemitraan dengan
pemegang polis di kantor cabang sebagai bagian dari
34 Hasil Wawancara dengan Staff AJB Bumiputera Divisi Syariah. Jakarta, 02 Januari
2017.
81
pengembangan jaringan pasar dan MUAS untuk
mendukung peningkatan produktivitas agen 1,5 polis
menjadi 2 polis per agen/bulan.
Menetapkan jumlah dan pemberdayaan MUAS untuk
meningkatkan produktivitas agen.
Melakukan pengawasan dan pengendalian pengadaan
maupun pemberdayaan MUAS.
C. Melalui media-media elektronik ataupun cetak. Sedangkan pemasaran
yang digunakan pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah dalam
menarik minat masyarakat khususnya pada produk Mitra Iqra‟ Plus
adalah:35
1) Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Sebagai perusahaan yang
bergerak di bidang jasa, kepuasan pelanggan merupakan kunci
sukses untuk mempertahankan dan mengembangkan perusahaan
melalui kegiatan berikut:36
a) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada mitra kerja
dan karyawan.
(1) Menjamin hak-hak mitra kerja yang berhubungan dengan
pembayaran premi baik pemegang polis yang membayar
sendiri ke kantor ataupun yang membayar via bank.
(2) Menyelesaikan regulasi administrasi yang belum ada.
35 Hasil Wawancara dengan Staff AJB Bumiputera Divisi Syariah. Jakarta, 02 Januari
2017. 36 Hasil Wawancara dengan Staff AJB Bumiputera Divisi Syariah, Koesoemah, Jakarta,
02 Januari 2017.
82
(3) Melengkapi regulasi remunerasi keagenan.
(4) Mendukung terjalinnya sinergi antar lini bisnis (syariah,
asper, askum) dan anak-anak perusahaan.
(5) Mendisign pelaksanaan sosialisasi produk baru
Asper Syariah (Mitra Iqra‟ Plus dan Mitra abrur Plus) dan
Produk Askum Syariah (Ekawarsa, Kecelakaan diri dan
Ta‟awun Pembiayaan.
(6) Menetapkan dan mengimplementasikan standar
penyelesaian keluhan-keluhan pemegang polis secara
cepat, benar, dan tuntas di kantor wilayah dan cabang.
(7) Mengefektifkan pelaksanaan cash management untuk
meningkatkan pelayanan hak-hak pemegang polis.
b) Mengintensifkan pelaksanaan pembayaran premi via Bank dan
pembayaran Klaim langsung ke rekening pemegang polis.
c) Menyediakan dan memberdayakan petugas customer service di
kantor cabang.
d) Menyediakan dan mengoptimalkan hotline pelayanan
pemegang polis di kantor wilayah.
e) Mendorong dan membantu pembangunan BIL Syariah
termasuk support data.
f) Mengevaluasi implementasi pelayanan kepada pelanggan.
83
3. Bentuk keunggulan kompetitif Produk Asuransi Pendidikan PT.
BRIngin Life Syariah
a. Produk Danasiswa Syariah dan Persyaratan Umum Produk
Asuransi Pendidikan PT. Bringin Life Syariah.
Asuransi ini merupakan asuransi yang dimiliki oleh PT. BRIngin Life
Syariah berbentuk Asuransi Jiwa yang merupakan asuransi
pendidikan bagi putra/putri pemegang polis sejak masuk sekolah sampai
dengan jenjang perguruan tinggi. Ada pun persyaratan utama untuk
mengikuti/masuk ke dalam program asuransi pendidikan
b. Keunggulan Premi.
1) Lama Kontrak Asuransi / Pembayaran Premi
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh penulis
untuk masa perjanjian kontrak asuransi pendidikan Danasiswa
Syariah yaitu untuk minimum masa perjanjian kontrak
asuransi/pembayaran premi asuransi pendidikan Danasiswa
Syariah yang berlaku di PT. BRIngin Life syariah selama 5 tahun
dan maksimum masa perjanjian kontrak asuransi/pembayaran
premi asuransi pendidikan Danasiswa Syariah selama 20 tahun
dengan batas usia maksimal yang dikehendaki 65 tahun terhitung
ketika masa perjanjian kontrak asuransi pendidikan Danasiswa
Syariah ini berakhir dengan pihak perusahaan. Dengan besaran
premi minimum per bulan Rp. 200.000,-.
2) Cara Pembayaran Premi
84
Cara pembayaran premi pada PT. BRIngin Life Syariah
bisa dilakukan bulanan, triwulan, semesteran ataupun tahunan.
Untuk pembayaran premi yang paling unggul melalui Must Debit
dengan menggunakan SKPRS (Surat Kuasa Pendebitan Rekening
Syariah) yang bekerjasama dengan Bank BNI dan BRI Syariah.
SKPRS bisa dibuat apabila ada nasabah yang telah memiliki
rekening di Bank BNI dan BRI Syariah, maka nasabah tersebut
bisa membuat surat kuasa tersebut. Artinya, tiap bulan perusahaan
bisa mendebit rekening nasabahnya secara otomatis. Sehingga, tiap
bulannya dana yang telah disimpan di Bank akan terpotong
otomatis untuk pembayaran premi. Kemudian cara yang kedua
bisa melalui ATM, yaitu ATM BRI Syariah dan Bank Syariah
Mandiri (BSM), dimana cara ini sudah dicoba oleh beberapa
perusahaan, dan sudah mulai efektif berjalan.37
c. Akad yang Digunakan.
Akad yang digunakan dalam perjanjian penggunaan produk Danasiswa
Syariah di PT. BRIngin Life Syariah adalah menggunakan akad
Wakalah bil Ujrah.
1) Manfaat Utama (masukan ke dalam manfaat yang diterima)
Apabila Peserta Utama (Ayah atau Ibu) mengalami musibah
meninggal dunia dalam masa asuransi, maka:38
37 Hasil wawancara pribadi dengan Kepala Divisi Operasional PT. Asuransi jiwa BRIngin
Life Syariah, Basuki Achmad, SE. AAIJ, AAIS., Jakarta, 2 Januari 2017 38 Hasil wawancara pribadi dengan Kepala Divisi Operasional PT. Asuransi jiwa BRIngin
Life Syariah, Basuki Achmad, SE. AAIJ, AAIS., Jakarta, 2 Januari 2017
85
a) Secara otomatis Polis menjadi bebas Kontribusi dan Tahapan
Dana Pendidikan tetap dibayarkan sesuai dengan jenjang
pendidikan anak di masa mendatang hingga Masa Perjanjian
Asuransi berakhir.
b) Jika meninggal dunia bukan akibat kecelakaan, maka Penerima
Manfaat akan menerima santunan duka sebesar 50% (lima
puluh persen) Rencana Dana Pendidikan sebagai Dana
Kebajikan.
c) Apabila meninggal dunia akibat kecelakaan, maka Termaslahat
(Ahli Waris) akan menerima santunan duka sebesar 100%
(seratus persen) Rencana Dana Pendidikan sebagai Dana
Kebajikan.
d) Apabila Peserta Anak (Putera/Puteri) mengalami musibah
meninggal dunia dalam masa perjanjian, maka Termaslahat
(Ahli Waris) akan menerima Dana Kebajikan sebesar Rp.
15.000.000 (Lima Belas Juta Rupiah) ditambah Nilai Tunai
Polis dan selanjutnya Polis akan berakhir (terminated).
e) Jika Pemegang Polis Peserta mengundurkan diri dalam masa
perjanjian, maka Penerima Manfaat akan menerima Nilai
Tunai pada saat mengundurkan diri.
f) Pertanggungan Polis akan berakhir, apabila seluruh Tahapan
Dana Pendidikan telah diterima oleh Termaslahat sesuai
dengan jenjang pendidikan Anak.
86
2) Manfaat Tambahan (Rider)
a) Apabila Peserta mengalami musibah meninggal dunia karena
kecelakaan (usia peserta saat meninggal dunia tersebut tidak
melewati usia 60 (enam puluh) tahun), maka termaslahat atau
Ahli Waris akan menerima manfaat / santunan tambahan
berupa Dana Kebajikan sebesar 50% (lima puluh persen)
Rencana Dana Pendidikan.
b) Apabila Peserta mengalami musibah cacat tetap total akibat
dari penyakit maupun kecelakaan selama polis berlaku, maka
peserta akan menerima manfaat berupa pembebasan
pembayaran kontribusi sejak peserta diakui menderita cacat
tetap total sampai akhir pembayaran kontribusi dan usia tidak
melebihi 60 (enam puluh) tahun.39
c) Apabila Peserta terdiagnosa salah satu dari 31 (tiga puluh satu)
penyakit kritis (critical illness) maka akan menerima manfaat
berupa pembebasan pembayaran kontribusi sejak peserta
diakui menderita cacat tetap total hingga akhir pembayaran
kontribusi dan usia tidak melebihi 60 (enam puluh) tahun.
3) Ilustrasi
Calon Nasabah / Tertanggung : Muhamad Fata Rizka (30
Tahun)
Penerima Manfaat : Safa (1 tahun)
39 Hasil wawancara pribadi dengan Kepala Divisi Operasional PT. Asuransi jiwa BRIngin
Life Syariah, Basuki Achmad, SE. AAIJ, AAIS., Jakarta, 2 Januari 2017
87
Rencana Dana Pendidikan (RDP) : Rp. 50.000.000,-
Masa Perjanjian : 21 tahun
Masa Bayar Kontribusi : 10 Tahun
Cara Bayar Kontribusi : Tahunan
Kontribusi : Rp. 5.000.000,- / tahun
Keterangan : Bapak Fata mengambil
manfaat rider
Manfaat asuransi yang diterima :40
Tahapan dana Pendidikan :
Berusia 4 tahun, dibayarkan 5 % dari RDP = Rp. 2.500.000,-
Berusia 5 tahun, dibayarkan 10 % dari RDP = Rp. 5.000.000,-
Berusia 6 tahun, dibayarkan 15 % dari RDP = Rp. 7.500.000,-
Berusia 12 tahun, dibayarkan 20 % dari RDP= Rp. 10.000.000,-
Berusia 15 tahun, dibayarkan 25 % dari RDP= Rp. 12.500.000,-
Berusia 18 tahun, dibayarkan 30 % dari NT = Rp. 8.399.000,-
Berusia 19 tahun, dibayarkan 35 % dari NT = Rp. 7.203.000,-
Berusia 20 tahun, dibayarkan 40 % dari NT = Rp. 5.560.000,-
Berusia 21 tahun, dibayarkan 50 % dari NT = Rp. 4.248.000,-
Berusia 22 tahun, dibayarkan 100 % dari NT = Rp. 4.094.000,-
Apabila Bapak M. Fata Rizka mengalami musibah meninggal
dunia dalam masa asuransi, maka :41
40 Hasil wawancara pribadi dengan Kepala Divisi Operasional PT. Asuransi jiwa BRIngin
Life Syariah, Basuki Achmad, SE. AAIJ, AAIS., Jakarta, 2 Januari 2017
88
Secara otomatis Polis menjadi bebas kontribusi dan Tahapan
Dana Pendidikan tetap dibayarkan sesuai dengan jenjang
pendidikan anak dimasa mendatang hingga masa perjanjian
asuransi berakhir.
Jika meninggal dunia bukan akibat kecelakaan, maka
Termaslahat (Ahli Waris) akan menerima santunan duka 50%
(lima puluh persen) dari Rencana Dana Pendidikan sebagai
Dana Kebajikan yakni sebesar Rp.25.000.000,- (dua puluh
lima juta rupiah).
Apabila meninggal dunia akibat kecelakaan, maka
Termaslahat (Ahli Waris) akan menerima santunan duka
sebesar 100% (seratus persen) dari Rencanan Dana
Pendidikan sebagai Dana Kebajikan, yakni sebesar
Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
Jika Peserta Anak (safa) mengalami musibah meninggal dunia
dalam masa perjanjian, maka Termaslahat (Ahli Waris) akan
menerima Dana Kebajikan sebesar Rp.15.000.000,- (lima belas juta
rupiah) ditambah Nilai Tunai polis dan selanjutnya polis akan
berakhir (terminated).
Manfaat Tambahan untuk Bapak Fata (Rider Benefit) :
Apabila Peserta (Bapak M. Fata Rizka) mengalami musibah
cacat tetap total atau menderita penyakit kritis dalam masa
41 Hasil wawancara pribadi dengan Kepala Divisi Operasional PT. Asuransi jiwa BRIngin
Life Syariah, Basuki Achmad, SE. AAIJ, AAIS., Jakarta, 2 Januari 2017
89
perjanjian, maka secara otomatis Polis menjadi bebas kontribusi
dan Tahapan Dana Pendidikan tetap dibayarkan sesuai dengan
jenjang pendidikan anak di masa mendatang hingga masa
perjanjian berakhir.
4. Strategi Pemasaran PT. BRIngin Life Syariah
Pemasaran yang dilakukan oleh PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah
yaitu melalui dua jalur distribusi, jalur pertama adalah melalui branch (kantor
cabang penjualan) yang ada di 9 kota seperti Jakarta dengan dua kantor
cabang, Bandung, Surabaya, Semarang, Pekanbaru, Jambi, Padang, Makassar.
Dan membuka cabang lagi di Bengkulu dan Banjarmasin. Kemudian jalur
yang kedua adalah melalui jalur korporasi atau chief corporation sale, yaitu
adanya kerjasama korporasi dengan lembaga lain. Strategi yang dilakukan
oleh pihak perusahaan adalah melalui media website. Selain itu, adanya tenaga
agen juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan produk asuransi
pendidikan syariah itu sendiri.42 Para agen diharuskan mengikuti pendidikan
dan pelatihan di bagian pendiidkan dan pelatihan (diklat) agar bisa mengetahui
kriteria dan sifat calon peserta. Dengan begitu, maka dapat lebih mudah untuk
menarik minat peserta mengikuti program tersebut. Para agen juga memiliki
daya kreativitas, seperti adanya strategi untuk mendekati target pemasaran
dengan melakukan promosi secara mendalam karena adanya hubungan dekat.
Perusahaan tidak membuat ketetapan strategi untuk agen mengikutiya.
Tetapi, lebih kepada daya kreativitas agen bagaimana memasarkan produk
42 Hasi wawancara pribadi dengan Kepala Divisi Operasional PT. Asuransi jiwa BRIngin
Life Syariah, Basuki Achmad, SE. AAIJ, AAIS., Jakarta, 2017
90
tersebut kepada calon peserta. Terkadang, ada juga agen yang melakukan
kerjasama dengan pihak Rumah Sakit katakanlah bidan atau perawat. Jadi
ketika ada yang melahirkan, agen bisa menawarkan produk tersebut dengan
lebih mudah. Selain itu, ada juga marketing personal yang melakukan
kerjasama dengan pihak sekolah untuk menawarkan produk asuransi
pendidikan syariah dengan melakukan kegiatan demo produk yang ditujukan
langsung kepada orangtua siswa.43 Melihat dari adanya pemilihan terhadap
segmen pasar tertentu, seperti Rumah Sakit dan Sekolah maka strategi yang
cocok digunakan oleh PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah adalah strategi
fokus yang mengkombinasikan antara diferensiasi dan keunggulan biaya.
Kemudian adanya inovasi produk juga timbul dari promosi yang dilakukan
langsung ke lokasi oleh para agen untuk memasarkan produknya sehingga bisa
lebih memahami karakteristik dan keinginan konsumen. Dengan begitu agen
bisa melaporkan hasil dari kegiatan pemasaran tersebut kepada pihak
perusahaan untuk menghasilkan ide baru sebagai inovasi dan perkembangan
produk.
C. Perbandingan Keunggulan Produk Asuransi Pendidikan Syariah PT.
AJB Bumiputera 1912 (Mitra Iqra’) dan PT. Asuransi Jiwa Bringin Life
Syariah (Danasiswa Syariah)
Berdasarkan uraian yang telah penulis uraikan di atas terhadap dua produk
asuransi pendidikan yang dimiliki oleh PT. AJB Bumiputera 1912 dengan
43 Hasil wawancara pribadi dengan Kepala Divisi Operasional PT. Asuransi jiwa BRIngin
Life Syariah, Basuki Achmad, SE. AAIJ, AAIS., Jakarta, 2017.
91
nama produk Mitra Iqra‟ dan PT. BRIngin Life Syariah dengan nama
Danasiswa Syariah dapat penulis tuangkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.5
Perbandingan Keunggulan Produk Asuransi Pendidikan Syariah
No Kriteria
Keunggulan
PT. AJB
BUMIPUTERA 1912
Divisi Syariah (Mitra
Iqra’)
PT. BRIngin Life Syariah
(Danasiswa)
1 Keunggulan
produk:
a. Segi Premi
b. Cara
Pembayaran
c. Masa
Pembayaran
d. Manfaat yang
Diterima
Besaran minimum
pembayaran premi rp.
100.000,- / bulan
Secara sekaligus
(tunggal) dan reguler
(tahunan, semesteran,
triwulan, ataupun
bulanan)
Dipengaruhi oleh usia
anak dengan rumus = 18
– usia masuk anak masa
asuransi minimal 2 tahun
dan maksimal 17 tahun.
a) Besaran tahapan dana
pendidikan:
TK : 10%
SD : 10%
SMP : 20%
SMA : 25 %
PT Ke-1 : 35%
Besaran minimum
pembayaran premi rp.
200.000,- /bulan
Secara sekaligus (tunggal)
dan reguler (tahunan,
semesteran, triwulan,
ataupun bulanan)
Dipengaruhi oleh usia anak
dengan rumus = usia anak +
masa asuransi ≤ 22 tahun
dan usia peserta dengan
berdasarkan rumus = usia
peserta = masa asuransi ≤
65 tahun.
a) Besaran tahapan dana
pendidikan:
TK A : 5%
TK B : 10%
SD : 15%
SMP : 20%
SMA : 25%
92
PT Ke-2 : 25%
PT Ke-3 : 35%
PT Ke-4 : 50%
PT Ke-5 : 100%
b) Apabila peserta utama
meninggal dalam
masa asuransi, maka
secara otomatis polis
menjadi bebas premi
dan tahapan dana
pendidikan tetap
dibayarkan sesuai
dengan jenjang
pendidikan anak di
masa mendatang
hingga masa asuransi
berakhir yaitu sebesar
rp.50.232.300,-
PT Ke-1 : 30%
PT Ke-2 : 35%
PT Ke-3 : 40%
PT Ke-4 : 50%
PT Ke-5 : 100%
b) Apabila Peserta Utama
mengalami musibah
meninggal dalam masa
asuransi, maka secara
otomatis polis menjadi
bebas premi dan Tahapan
Dana Pendidikan tetap
dibayarkan sesuai dengan
jenjang pendidikan anak
di masa mendatang
hingga masa asuransi
berakhir yaitu sebesar
Rp 91.509.683,-
2 Kinerja
pemasaran:
a) Berdasarkan
promosi
b) Metode
pemasaran
Melalui perantara agen
a) Menggunakan jalur
distribusi di tingkat
nasional, Divisi dan di
tingkat kantor wilyah,
b) Melalui media-media
elektronik ataupun
cetak.
c) Optimalisasi serta
pemberdayaan agen di
semua lini pemasaran.
d) Bekerjasama dengan
mitrakerja dan
Melalui perantara agen
a) Menggunakan 2 Jalur
distribusi, yaitu branch
dan chief corporation
sale.
b) Melalui media cetak
(brosur) dan elektronik
(Website).
c) Melalui daya kreativitas
agen dalam memasarkan
produk.
93
c) Strategi
pemasaran
karyawan dalam
memasarkan produk.
Strategi Melalui Agen
Asuransi, yaitu dengan
melakukan optimalisasi
Keagenan sebagai ujung
tombak perusahaan
dalam sistem penjualan
yang masih menjalankan
jalur pemasaran
tradisional.
Strategi fokus, yang
dikombinasikan antara
keunggulan biaya dan
diferensiasi, karena dengan
adanya promosi langsung
kepada calon nasabah
maka akan lebih
mengembangkan daya
kreativitas agen sehingga
dapat memberikan laporan
terhadap perusahaan atas
perkembangan produk
untuk membuat inovasi
produk.
3 Akad Menggunakan Akad Tabarru’, Mudharabah dan Akad Wakalah bil Ujrah.
Menggunakan Akad Wakalah bil Ujrah.
4 Reputasi Perusahaan
a) Berdasarkan tanggal didirikannya
Berdiri pada tanggal 12
Februari 1912
membuka unit syariah
pada tanggal 26
September 2002.
Pada tanggal 28 Oktober
1987, dan baru membuka
unit syariah pada tanggal 21
Januari 2003.
5 Kualitas Produk
Perusahaan
a) Penerapan
teknologi
a) Alamat situs yang bisa dikunjungi www.bumiputera.com
b) Pembayaran Premi via Bank-Bank serta mitra kerja yang telah bekerjasama dengan pihak PT.
a) Alamat situs yang bisa dikunjungi www.bringinlife.co.id
b) Kemudahan akses dalam pembayaran premi adalah melalui Must Debit dengan menggunakan SKPRS (Surat Kuasa Pendebitan
94
AJB Bumiputera 1912. Seperti halnya Indomaret.
c) Menyediakanlayanan pembayaran klaim langsung ke rekening pemegang polis
Rekening Syariah) bekerjasama dengan Bank BNI dan BRI Syariah. Sehingga rekening akan terpotong secara otomatis untuk pembayaran premi.
c) Melalui layanan ATM BRI Syariah dan Bank Syariah Mandiri (BSM) meski masih baru dirintis, tetapi sudah efektif berjalan.
6 Kualitas SDM
Perusahaan
Pelatihan dan
pembekalan terhadap
Calon agen dan Agen
secara berkala di seluruh
lini pemasaran dari
wilayah sampai tingkat
nasional. Meningkatkan
keunggulan daya saing
agen dan agen
koordinator secara
berkelanjutan berbasis
Sisdiklat dan
Pengembangan keagenan
yang baru.
Adanya pelatihan dan pendidikan pada agen agar menjadi agen yang jujur dan memiliki integritas tinggi.
a) Dipelopori oleh PT. Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia.
b) PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk.
c) PT. Asuransi Adira Dinamika.
d) Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
95
Berdasarkan hasil analisa penulis di atas, maka penulis dapat menyimpulkan
sebagai berikut:
1. Keunggulan produk, dilihat dari sisi:
a. Segi Premi.
Berdasarkan dari besaran premi yang dibayarkan tiap bulannya PT.
AJB Bumiputera 1912 dengan produknya Mitra Iqra’ lebih unggul
daripada PT. BRIngin Life Syariah dengan produknya Danasiswa
Syariah. Hal ini bisa dilihat dari besaran premi yang dibayarkan, untuk
AJB. Bumiputera 1912 besaran premi yang dibayarkan Rp. 100.000,-
per bulannya.
b. Manfaat yang diterima pemegang polis.
Berdasarkan dari manfaat yang diterima pemegang polis PT.
BRIngin Life Syariah memiliki manfaat yang lebih unggul. Hal ini bisa
dilihat dari besaran manfaat yang diterima oleh pemegang polis yaitu
Rp.91.509.683,-
c. Kinerja pemasaran.
a) Berdasarkan metode pemasaran, PT. AJB Bumiputera 1912 lebih
unggul karena adanya optimalisasi keagenan dalam memasarkan
produk asuransinya yang langsung menyentuh kepada lapisan
masyarakat paling bawah. hal ini bisa dilihat dengan adanya
kerjasama dengan mitra kerja di Indomaret, yang notabene bisa
diakses langsung oleh seluruh lapisan masyarakat.
96
b) Berdasarkan strategi pemasaran, PT. BRIngin Life Syariah lebih
unggul dikarenakan menggunakan Strategi Fokus yang dapat
dikombinasikan dengan strategi keunggulan biaya dan diferensiasi
sehingga dapat menghasilkan inovasi produk.
d. Akad, berdasarkan akad, sama-sama unggul karena menggunakan dua
akad, yaitu wakalah bil ujrah dan mudharabah musytarakah.
e. Reputasi perusahaan, berdasarkan pada tanggal pendirian perusahaan
PT. AJB Bumiputera lebih unggul, karena pertama lebih dulu pada
tanggal 26 September 2002.
f. Kualitas produk, perusahaan masing-masing, Berdasarkan penerapan
teknologi, PT. AJB Bumiputera 1912 memiliki keunggulan yang cukup
signfikan. Hal ini dilihat dari adanya kemudahan akses dalam hal
pembayaran premi melalui Mitra Kerja yaitu Indomaret, walaupun PT.
BRIngin Life Syariah bekerjasama dengan pihak Bank BNI dan BRI
Syariah. Hal ini dikarenakan keberadaan Indomaret sebagai sentra jual
beli seluruh lapisan masyarakat sangat strategis dengan jumlah yang
tersebar di seluruh indonesia.
g. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), berdasarkan kerjasama
dengan beberapa lembaga, PT. Asuransi Takaful Keluarga lebih ungul
karena dalam hal asuransi syariah, perusahaan ini lebih banyak
bekerjasama dengan aliansi lembaga syariah. Selain itu, perusahaan ini
juga dipelopori langsung oleh PT. Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia,
97
PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk, PT. Asuransi Adira Dinamika dan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Dengan demikian, dilihat dari bentuk kriteria keunggulan kompetitif
dilihat dari sisi keunggulan produk, kinerja pemasaran, reputasi perusahaan,
kualitas produk dan SDM dalam perusahaan maka dapat disimpulkan melalui
tabel berikut :
Tabel 4.6
Bentuk Keunggulan kompetitif perusahaan PT. AJB Bumiputera Divisi
Syariah dengan PT. Bringin Life dapat dilihatdalam table sebagai berikut:
Comparative
Item
PT. BRIngin Life Syariah
(Danasiswa Syariah)
PT. AJB Bumiputera
1912 (Mitra Iqra’)
1. Keunggulan Produk a. Segi Premi
b. Cara Pembayaran
c. Masa Pembayaran
d. Manfaat diterima
√
√
√
√
√
√
2. Kinerja Pemasaran a. Berdasarkan promosi
b. Metode Pemasaran
c. Strategi Pemasaran
√
√
√
√
3. Akad √ √
4. Reputasi Perusahaan √
5. Kualitas Produk a. Penerapan Teknologi
√
6. Kualitas SDM √
98
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan data-data yang diperoleh mengenai
bentuk karakteristik keunggulan kompetitif dan strategi pemasaran yang
dilakukan oleh PT. BRIngin Life Syariah dengan produknya Asuransi
Pendidikan Syariah Danasiswa Syariah dan PT. AJB Bumiputera 1912
dengan produk Asuransi Pendidikan Mitra Iqra’ Syariah PT. AJB
Bumiputera 1912, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Bentuk karakteristik keunggulan kompetitif yang dilakukan pada
produk Produk Asuransi Pendidikan Danasiswa Syariah di PT.
Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah dan Mitra Iqra‟ di PT. AJB
Bumiputera 1912?
a. Produk Asuransi Pendidikan Danasiswa Syariah PT. Asuransi Jiwa
BRIngin Life Syariah memiliki keunggulan : Pertama dari segi
keunggulan produk terutama dalam hal manfaat yang diterima
peserta dan penerima hidup sampai masa perjanjian berakhir.
Kedua, berdasarkan kinerja pemasaran terutama implementasi
strategi pemasaran yang menggunakan kombinasi antara Strategi
Fokus dan Diferensiasi keunggulan biaya dapat menghasilkan
inovasi produk.
b. Produk Asuransi Pendidikan Mitra Iqra‟ PT. AJB Bumiputera
1912 memiliki keunggulan : Pertama : Dari segi Keunggulan
99
Produk terutama segi premi yang pembayaran premi perbulannya
lebih murah. Kedua, dari bentuk kinerja pemasarannya terutama
dalam hal metode pemasaran yang menekankan pada optimalisasi
keagenan dalam memasarkan produk asuransinya yang dapat
menyentuh langsung lapisan masyarakat paling bawah. Ketiga,
berdasarkan akad yang dilaksanakan PT. AJB Bumiputera
melakukan secara bersamaan Akad Wakalh bil Ujrah dan
Mudharabah Mustarakah. Keempat, berdasarkan reputasi
perusahaan yang lebih dulu berdiri. Kelima, berdasarkan penerapan
teknologi yang dilakukan yang dimana PT. AJB Bumiputera telah
berhasil mengimplementasikan akses yang mudah (ease of
accessibility) di kalangan lapisan masyarakat menengah ke bawah.
2. Strategi yang dilakukan di PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah
dan PT. AJB Bumiputera 1912 dalam menciptakan keunggulan
kompetitif, masing-masing perusahaan lebih menekankan terhadap
optimalisasi keagenan serta diferensiasi biaya premi yang diterapkan.
Hal ini bisa dilihat dari fokusitas kedua perusahaan melakukan
pembinaan terhadap agen-agen yang dimiliki baik dari tingkat wilayah
sampai dengan tingkat nasional serta minimalisasi pembayaran premi
yang dapat diberikan kepada pemegang polis.
100
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan dengan hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagi PT. BRIngin Life Syariah hendaknya bisa meminimalisasi
kembali segi pembayaran premi yang bisa dijangkau oleh kalangan
masyarakat menengah ke bawah, dan bisa mempertahankan serta
menambah kembali manfaat-manfaat Asuransi yang diterima oleh
pemegang polis baik peserta hidup ataupun yang meninggal dunia.
Dari sisi penerapan teknologi PT. BRIngin life Syariah diharapkan bisa
menerapkan implementasi teknologi terapan yang menyentuh lapisan
kalangan masyarakat menengah ke bawah.
2. Bagi PT. AJB Bumiputera 1912 diharapkan bisa mempertahankan
reputasi perusahaan sebagai perusahaan Asuransi Pertama yang berdiri
di Indonesia dengan kredibilitas yang lebih baik, serta lebih mampu
menyerap aspirasi pemegang polis oleh para agen sebagai ujung
tombak perusahaan ke depannya. Hal ini untuk lebih meningkatkan
kinerja Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh perusahaan dalam
menjelaskan kualitas produk yang dimiliki. Dalam implementasi
teknologi yang diterapkan diharapkan PT. AJB Bumiputera 1912
melakukan perluasan kerjasama mitra kerja bersama dengan pihak-
pihak yang bisa membantu pemasaran produk-produk yang dimiliki
seperti halnya yang telah dilakukan dengan pihak Indomaret. Hal ini
101
untuk lebih meningkatkan efektifitas pemasaran di kalangan
masyarakat menengah ke bawah.
3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan agar dapat lebih meningkatkan
penelitian yang lebih baik lagi, yaitu dengan lebih menekankan
terhadap pendalaman informasi produk yang diteliti serta strategi
pemasaran yang dilakukan sebagai berikut.
a. Melakukan kajiann kembali terkait posisi dana qard yang ada
pada lembaga asuransi, dalam hal ini penulis mendapatkan
dana qard digunakan untuk menutupi difisit underwriting.
b. Mengkaji kemballi terhadapbagaimana pengembangan
investasi perusahaan asuransi syariah gina mendapatkan profit
dan sejauh mana pengembangan itu dilakukan. Sehingga
didapatkan, bahwa peran perusahaan asuransi selain sabagai
lembaga ta’min dan takaful, juga memberikan fasilitas untuk
berinvestasi.
102
DAFTAR
PUSTAKA
Afzalurrahman, Economics Doctrines of Islam. Lahore Islamic Publication,
1975
Ali, Zainuddin. Hukum Asuransi Syari‟ah, Jakarta: Sinar Grafika. 2008.
Anshari, Abdul Ghafur. 2010. Hukum Perjanjian Islam di Indonesia,
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press)
Anwar, Khoiril. Asuransi Syariah Halal dan Maslahat, PT. Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri: Solo, 2007.
Anwar, Syamsul. Asuransi dalam Pandangan Islam, dalam Sukriyanto,
Syamsul Anwar, Supritna, et.al. Hukum Islam tentang Waris,
Asuransi dan Pengadilan, Yogyakarta: Lemilit UIN Sunan
Kalijaga 2006.
Arikunto, Suharsismi. Manajemen Penelitian. (Jakarta: Rineka
Cipta, 1998)
Ar-Rifa‟i, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 4, GIP, Jakarta, 2000
az-Zuhaili, Wahbah. Fikih al-Islam Wa‟adillatuhu, Dar al-Fikr, Damaskus,
Syria, 1404.
Damayanti, Astri. Competitive Advantage Produk Asuransi Pendidikan
(Studi PT. Asuransi Takaful Keluarga dan PT. Asuransi Jiwa
BRIngin Life Syariah). Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum,
Unviersitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Iqbal, Muhaimin. Asuransi Umum Syariah dalam Praktik, (Jakarta: Gema
Insani, 2005)
Islami, Rahma Putri. Comparative Advantage Produk Dana Talangan Haji
dan Talangan Umroh pada Bank Muamalat Indonesia. Skripsi
S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Unviersitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2014.
Keegan, Warren, J. Manajemen Pemasaran Global, Jakarta: PT.
Indeks Kelompok Gramedia, 2003.
Kelana, Muslim. Muhammad is a Great Entreprenerur, Dinar Publishing:
Bandung, 2008.
103
Lubis, Nurmansyah. Konsep Mudharabah dan Investasi, Materi Pelatihan
Asuransi Syariah, Syariah Management Consulting: Jakarta, 2002.
Manan, Abdul. Hukum Ekonomi Syariah Dalam Perspektif Kewenangan
Peradilan Agama, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012)
Muhammad Syakir Sula, Buku Panduan Pemasaran Grup Takaful, STI,
Jakarta: 2003, STI.
P. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, Rineka
Cipta: Jakarta, 2011.
Rahmad, Reni Maulidia. Analisis Strategi Pemasaran pada PT. Koko Jaya
Prima Makasar, Skripsi S1 Universitas Hasanuddin: Makasar,
2012.
Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press,
2006). Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah,
(Jakarta: Kencana, 2009)
Sula, Muhammad Syakir. Prinsip-Prinsip Dan Sitem Operasional Takaful
Serta Perbedaanya Dengan Asuransi Konvensional, AAMAI,
Jakarta,2002.
Sula, Muhammad Syakir. Prospek dan Tantangan Asuransi Syariah, The
Internasional Institute of Islamic Thought Indonesia, Jakarta:
2003.
Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Cet. ke-16, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2004)
Umar, Husein. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2011)
Uzair, Muhammad. Some Conceptual and Pratical Aspect Of Interest-Free
Banking. Studies in Islamic Economic, the Islamic
foundation: Leicester, 1980.
Widyaningsih, dkk. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia Jakarta:
Kencana Media Group, 2006.
Internet
“Asuransi Pendidikan Semakin Variatif,” Artikel diakses pada tanggal 23
Oktober 2016 dari http://wartawarga.gunadarma.ac.id
“Asuransi Pendidikan,” Artikel diakses pada tanggal 24 November
2016 dari http://www.asuransi-jiwa.org
104
“Asuransi Pendidikan” Artikel diakses pada tanggal 22 Desember
2016 dari http://www.asuransi-pendidikan.org
“Asuransi Perorangan Syariah” Artikel diakses pada tanggal 25
November 2016 dari http://www.bumiputera.com
“Fungsi Asuransi Pendidikan”,https://tentangasuransipendidikan.blogspot.co.id
/2012/04/fungsi-asuransi-pendidikan.html
“Bringin Danasiswa Syariah,” Artikel diakses pada tanggal 24 November
2016 dari http://www.bringinlife.co.id
“OJK Optimis Bisnis Asuransi Syariah Tumbuh 18 Persen,” Artikel diakses
pada tanggal 12 November 2016 dari
http://www.cnnindonesia.com
“Pengertian, Teori Keunggulan Mutlak, Komparatif” Artikel diakses pada
tanggal 07 Desember 2016 dari https://ardra.biz
“Perbedaan Asuransi Pendidikan dengan Tabungan Pendidikan”, Artikel
diakses pada tanggal 28 Desember 2016 dari
http://www.asuransipendidikanterbaik.com
“Perbedaan Keunggulan Kompettitif dan Komparatif”, artikel diakses
pada tanggal 27 November 2016
“Sejarah” Artikel di akses pada tanggal 03 Januari 2017
dari https://bp1912.wordpress .com
“Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan”, artikel diakses pada tanggal
30 November 2016 dari http://bisnisukm.com
http://www.bringinlife.co.id Artikel Diakses pada tanggal 26 Agustus 2014
pukul 15.43 WIB dari http://repository.uinjkt.ac.id Diakses pada
tanggal 25 November 2016
Aturan dan Perundang – Undangan
Indonesia, Usaha Perasuransian, Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 2, 1992.
Fatwa DSN No: 21/DSN–MUI/X/2001, Pedoman Konvensional
AsuransiSyariah.2001