21
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR UNIT : I PENGENALAN KOMPONEN ELEKTRONIS

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I

  • Upload
    tni-au

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASARUNIT : I

PENGENALAN KOMPONEN ELEKTRONIS

NAMA : MARIA ESFERA DYAH UNTARI

NIM : 14/365253/TK/42063

HARI : KAMIS

TANGGAL : 11 SEPTEMBER 2015

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

JURUSAN TE - TI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2015

A. PENDAHULUAN

A. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui cara mengukur komponen elektronis dengan benar

2. Memahami fungsi komponen-komponen elektronis

3. Mengetahui besaran-besaran dan harga dari komponen-komponen elektronis

B. Landasan Teori

Resistor

Resistor adalah komponen elektronika berjenis pasif yang mempunyai sifat

menghambat arus listrik Satuan nilai dari resistor adalah ohm, biasa disimbolkan Ω. Sesuai

dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Berikut

adalah lambang resistor:

Kapasitor

Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik.

Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan

dielektrik. Kapasitor merupakan alat untuk menyimpan muatan listrik.

Dioda

Definisi dioda adalah piranti elektronika yang terbuat dari sambungan semikonduktor tipe p

dan tipe n. dioda mempunyai dua kutub yaitu kutub positif (anoda) dan kutub negative

(katoda). Dioda memiliki fungsi yang unik yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja.

Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor P dan N. Dengan struktur

demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P menuju sisi N.

P N

Anoda Katoda

LDR ( Light Dependent Resistor )

LDR (Light Dependent Resistor) yaitu jenis resistor yang berubah hambatannya karena

pengaruh cahaya. Bila terkena cahaya gelap nilai tahanannya semakin besar, sedangkan bila

terkena cahaya terang nilainya menjadi semakin kecil.

NTC ( Negative Temperature Co-efficient )

NTC memiliki karakteristik kebalikan PTC, tahanan NTC akan turun jika temperature naik

dan sebaliknya.Bagaimana NTC/PTC bisa berfungsi sebagai sensor? Dari nilai tahanannya.

Biasanya aplikasinya dengan mengidentifikasikan arus yang mengalir melalui PTC. Jika PTC

diberi tegangan, maka akan mengalir arus. Jadi, besarnya arus ini akan berubah2 sesuai

perubahan tahanan PTC. Arus ini kemudian diukur sebagai identifikasi perubahan temperatur.

Satuan dari PTC dan NTC sendiri adalah Kelvin (K).

PTC ( Possitive Temperature Co-efficient )

PTC biasanya digunakan untuk sensor temperature. PTC berfungsi sebagai tahanan atau

resistansi (resistor) dimana nilai/ besar tahanannya berubah sesuai perubahan suhu. Disebut

positif, karena nilai tahanannya akan naik jika temperatur naik, dan turun jika temperatur

turun.

Transformator

Transformator adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan listrik

bolak-balik (AC). Transformator disusun menggunakan kumparan-kumparan. Tiap kumparan

dililit menggunakan tembaga. Kumparan primer digunakan sebagai masukan dan kumparan

sekunder digunakan sebagai keluaran.

Transistor

Vp/Vs = Np/Ns=Is/Ip

Keterangan:Vp : tegangan primer Is : arus sekunderVs : tegangan sekunder Ip : arus primerNp : jumlah lilitan primerNs : jumlah lilitan sekunder

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, pemotong

(switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau fungsi lainnya. Transistor juga

merupakan komponen aktif yang menggunakan aliran electron sebagai prinsip kerjanya

didalam bahan. Sebuah transistor memiliki tiga daerah doped yaitu daerah emitter, daerah

basis dan daerah disebut kolektor. Transistor ada dua jenis yaitu NPN dan PNP.

NPN PNP

Potensiometer

Potensiometer adalah resistor tiga terminal dengan sambungan geser yang membentuk

pembagi tegangan dapat disetel. Jika hanya dua terminal yang digunakan (salah satu terminal

tetap dan terminal geser), potensiometer berperan sebagai resistor variabel atau Rheostat.

Potensiometer biasanya digunakan untuk mengendalikan peranti elektronik seperti pengendali

suara pada penguat. Potensiometer yang dioperasikan oleh suatu mekanisme dapat digunakan

sebagai transduser, misalnya sebagai sensor joystick.

Relay

Relay adalah sebuah saklar elekronis yang dapat dikendalikan dari rangkaian

elektronik lainnya.Relay terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:koil : lilitan dari relaycommon :

bagian yang tersambung dengan NC(dlm keadaan normal)kontak : terdiri dari NC dan NO

B. ALAT DAN BAHAN

1. Multimeter digital

2. Resistor

3. Potensio

4. LDR (Light Dependant Resistor)

5. Transformator

6. NTC (Negatif Temperature

Coefficient)

7. PTC ( Positif Temperature Coefficient )

8. Kapasitor

9. Dioda

10. Transistor PNP ( 2SA 671 )

11. Transistor NPN ( 2SC 1061 ) dan (2SC

3055)

12. Relay

C. ANALISA GAMBAR RANGKAIAN

a. Rangkaian Resistor Seri

Analisa gambar

Terdapat 5 buah resistor yang besar hambatannya bermacam-macam yang dirangkai secara

seri sehingga: (dalam Ohm)

RAB= R1= 10k RCD= R3= 10k

RBC= R2= 27k RDE= R4= 10k

RAC= R1+R2=36.7k RAF= R1+R2+R3+R4+R5= 56.7k

b. Rangkaian Resistor Parallel

Analisa gambar

Terdapat 8 buah resistor yang dirangkai paralel seperti gambar diatas, karena rangkaiannya

paralel, maka: (dalam Ohm)

RAB= 1/(1/R1+1/R4)=448.9 RCD= 1/(1/R3+1/R5)=5k

RBC= OverLoad RDE= Hambatan Penghantar=3

RAC= 1/(RAB +1/R2)=441.56 RAF= 1/(1/ RAB +1/R2+1/ RCD +1/R6+1/R7) + R8

c. Rangkaian Relay

Analisa gambar rangkaian

Gambar rangkaian pada poin c adalah rangkaian untuk menguji tegangan pada relay (titik

NO,NC, dan A) dan arus pada beban yang pada percobaan kali ini bebannya adalah motor

DC seperti tampak pada gambar.

Catu Daya DC 12V yang paling kiri berfungsi sebagai penyuplai tegangan menuju

rangkaian, sisi negatif dihubungkan ke ground agar tidak terjadi kelebihan elektron.

Fuse atau sekering berfungsi sebagai pelindung rangkaian agar tidak terjadi short akibat

arus yang terlalu berlebih

Switch atau saklar berfungsi untuk menyambung atau memutus rangkaian

Fungsi trafo pada rangkaian ini adalah untuk mengatur keluaran tegangan dan arus dari

sumber listrik PLN (AC 220V)

Catu daya 5 Volt DC pada bagian pojok kanan berfungsi untuk supply tegangan ke relay

yang dihubungkan dengan NC dan A (titik 87a dan 30)

Motor DC 12Volt berfungsi sebagai beban untuk menguji relay yang dihubungkan ke titik

NO (titik 87)

D. HASIL PENGUJIAN

A. Pengujian Resistor

a. Harga Hambatan

NO Kode Warna Nilai Terbaca Nilai Terukur Toleransi Nilai

Susut

1 Coklat, Hitam, Hijau, Perak 106 Ω 1,018 MΩ 10% 18kΩ

2 Biru, Abu2, Coklat, Emas 680Ω 666Ω 5% 14Ω

3 Jingga, Putih, Coklat, Emas 390Ω 384Ω 5% 6Ω

4 Merah, Merah, Coklat, Emas 220Ω 217Ω 5% 3Ω

5 Kuning, Ungu, Coklat, Perak 470Ω 464Ω 10% 6Ω

6 10W100RJ 100Ω 1004Ω 20% 4Ω

7 5W47KΩ 47kΩ 48.1kΩ 20% 1.1kΩ

b. Mencari Total Hambatan Seri

A-B B-C A-C C-D D-E A-F

2Ω 4,4Ω 2,2Ω 400kΩ 40Ω 2,2kΩ

c. Mencari Total Hambatan Parallel

A-B B-C C-D D-E D-F A-F

60Ω 6Ω 2Ω 2,2Ω 0,2Ω 306Ω

B. Pengujian Potensio

Posisi 45 derajat = 0,92kΩ

Posisi 90 derajat = 1.8kΩ

Posisi 135 derajat = 43,76kΩ

Posisi maks =4,48kΩ

C. Pengujian LDR (light Dependant Resistor)

a. Keadaan terbuka = 7,68 Ω

b. Keadaan terhalang telapak tangan = 7,1kΩ

c. Keadaan tertutup jari secara rapat =0,11kΩ

D. Pengujian Trafo

No Kumparan Primer Besarnya Hambatan Kumparan Sekunder Besarnya Hambatan

1 0 dengan 110 0,827 Ω CT dengan 9 0,18 Ω

2 0 dengan 220 0,01 Ω CT dengan 12 0,02 Ω

3 110 dengan 220 300 Ω 12 dengan 12 0,02 Ω

4 7.5 dengan 7.5 0,03 Ω

E. Pengujian NTC dan PTC

Posisi netral NTC = 0,02 Ω

Posisi netral PTC = 0,13 Ω

Posisi dipanasi NTC = 0,07 Ω

Posisi dipanasi PTC = 0,33 Ω

F. Pengujian Dioda

Pengujian ini menggunakan Diode 1N5402

Merah dengan anoda, hitam dengan katoda 32k Ω.

Hitam dengan anoda, merah dengan katoda OverLoad

G. Pengujian Transistor

a. Transistor PNP 2SA 671

Merah ke Basis

Hitam ke Kolektor

Merah ke Basis

Hitam ke Emitor

Merah ke Kolektor

Hitam ke Emitor

Overload Overload Overload

Hitam ke Basis

Merah ke Kolektor

Hitam ke Basis

Merah ke Emitor

Hitam ke Kolektor

Merah ke Emitor

0,517 Ω 0,51 Ω Overload

b. Transistor NPN 2SC 1061

Merah ke Basis

Hitam ke Kolektor

Merah ke Basis

Hitam ke Emitor

Merah ke Kolektor

Hitam ke Emitor

0,504 Ω 0,505 Ω Overload

Hitam ke Basis

Merah ke Kolektor

Hitam ke Basis

Merah ke Emitor

Hitam ke Kolektor

Merah ke Emitor

Overload Overload Overload

c. Transistor NPN 2SC 3055

Merah ke Basis

Hitam ke Kolektor

Merah ke Basis

Hitam ke Emitor

Merah ke Kolektor

Hitam ke Emitor

0,462 Ω 0,465 Ω Overload

Hitam ke Basis Hitam ke Basis Hitam ke Kolektor

Merah ke Kolektor Merah ke Emitor Merah ke Emitor

Overload Overload Overload

H. Pengujuan Relay

a. Keadaan Normal

Titik A dengan NO = OverLoad

Titik A dengan NC = 0.5 Ω

b. Keadaan aktif dengan Beban Motor DC (lihat gambar 3.c)

Ground dengan NO = 5,31 V

Ground dengan NC = 0,02 V

Arus Pada Motor = -4,71 mA

c. Keadaan Aktif (tanpa beban)

Ground dengan NO = 5,31 V

Ground dengan NC = 0,0

E. ANALISA HASIL PENGUJIAN

A. Pengujian Resistor

a. Harga Hambatan

No. 1 Coklat,Hitam,Kuning,Emas nilai terbacanya:

2 kode angka warna awal x 10^kode warna ke 3

Coklat&Hitam x 10^Kuning = 10x10^3 = 10kΩ

Dengan Nilai terukur 98.4k Ω maka nilai susutnya adalah selisih keduanya yaitu 1.6k Ω

Karena toleransinya 5% maka nilai minimum resistor = (100% - Toleransi) x nilai terbaca:

95% x 10k Ω = 9500 Ω

Nilai maksimumnya = (100% + Toleransi) x nilai terbaca:

105% x 10kΩ = 10.5kΩ

Ketelitian Pengukuran = 100% (karena belum melampaui batas nilai maks. atau min.)

No. 2 Coklat,Abu2,Hitam,Emas

Nilai terbaca : Coklat&Abu2 x 10^Hitam = 18 x 10^0 = 18 x 1 = 18Ω

Dengan nilai terukur 18.1Ω maka nilai susutnya adalah 0.1Ω

Nilai maksimum resistor = 105% x 18Ω = 18.9Ω

Nilai minimum resistor = 95% x 18Ω = 17,1Ω

Ketelitian Pengukuran = 100%

No. 3 Kuning,Ungu,Merah,Emas

Nilai terbaca : Kuning&Ungu x 10^Merah = 47x10^2 = 4.7kΩ

Dengan nilai terukur 4.62kΩ maka nilai susutnya adalah 0.12kΩ

Nilai maksimum resistor = 105% x 4.7kΩ = 4935Ω

Nilai minimum resistor = 95% x 4.7kΩ = 4465Ω

Ketelitian pengukuran = 100%

No. 4 Coklat,Hitam,Merah,Emas

Nilai terbaca : Coklat&Hitam x 10^Jingga = 10 x 10^2 = 1kΩ

Dengan nilai terukur 0.98kΩ maka nilai susutnya adalah 0.02kΩ

Nilai maksimum resistor = 105% x 1kΩ = 1050Ω

Nilai minimum resistor = 95% x 1kΩ = 950Ω

Ketelitian pengukuran = 100%

No.5 Coklat,Hitam,Jingga,Emas

Nilai terbaca : Coklat&Hitam x 10^Jingga = 10 x 10^3 = 10kΩ

Dengan nilai terukur 9.9kΩ maka nilai susutnya adalah 0.1kΩ

Nilai maksimum resistor = 105% x 10kΩ = 10.5kΩ

Nilai minimum resistor = 95% x 10kΩ = 0.95kΩ

Ketelitian pengukuran = 100%

No. 6 Putih Polos

Nilai terbaca : 100Ω (tertera pada resistor)

Dengan nilai terukur 100.1Ω maka nilai susutnya adalah 0.1Ω

Nilai maksimum resistor = 120% x 100Ω = 120Ω

Nilai minimum resistor = 80% x 100Ω = 80Ω

Ketelitian pengukuran = 100%

No. 7 Putih Polos

Nilai terbaca 47kΩ (tertera pada resistor)

Dengan nilai terukur 48.6kΩ maka nilai susutnya adalah 1.6kΩ

Nilai maksimum resistor = 120% x 47kΩ = 5640Ω

Nilai minimum resistor = 80% x 47kΩ = 3760Ω

Ketelitian pengukuran = 100%

b. Rangkaian Resistor Seri

Titik A-B = R1 = 10kΩ

Nilai terukur = 9.9kΩ

Ketelitian = 100% - [100%(selisih nilai terukur dan nilai terbaca/nilai terbaca)]

= 100% - [100%(0.1kΩ/10kΩ)]

= 100% - [100%(0.01)]

= 100% - 1%

= 99%

Titik B-C = R2 = 27kΩ

Nilai terukur = 26.9kΩ

Ketelitian = 100% - [100%(0.1kΩ/27kΩ)]

= 100% - [100%(0.00370)]

= 99.629%

Titik A-C = R2+R1 = 10kΩ + 27kΩ = 37kΩ

Nilai terukur = 36.7kΩ

Ketelitian = 100% - [100%(0.3kΩ/37kΩ)]

= 100% - [100%(0.0081)]

= 100% - [0.81%]

= 99.189%

Titik C-D = R3 = 10kΩ

Nilai terukur = 9.9kΩ

Ketelitian = 99%

Titik D-E = R4 = 10kΩ

Nilai terukur = 9.9kΩ

Ketelitian = 99%

Titik A-F = Rs = R1+R2+R3+R4+R5 = 10kΩ+27kΩ+10kΩ+10kΩ+470Ω = 57470Ω

Nilai terukur = 56900Ω

Ketelitian = 100% - [100%(570Ω/57470Ω)]

= 100% - [100%(0.009918218)]

= 100% - 0.9918218

= 99.008178%

c. Rangkaian Resistor Paralel

Titik A-B = 1/(1/R1+1/R4) = 1/(1/10kΩ+1/470Ω) = 1/(0.0001+0.00213) = 448.9Ω

Nilai terukur = 463Ω

Ketelitian = 100% - [100%(14.1/448.9)]

= 100% - 3.14%

= 96.86%

Titik B-C = OverLoad karena pada 2 titik tersebut tidak jelas mana rangkaian resistor yang

akan diukur sehingga hambatannya tidak dapat terukur. Terlalu banyak percabangan yang

janggal pula.

Titik A-C = 1/(1/R A-B+1/R2) = 1/(1/463Ω+1/27kΩ) = 441.56Ω

Nilai terukur = 483Ω

Ketelitian = 100% - [100%(41.44/441.56)]

= 100% - 9.38%

= 90.62%

Titik C-D = 1(1/R3+1/R5) =1(1/10kΩ+1/10kΩ) = 5kΩ

Nilai terukur = 4930Ω

Ketelitian = 100% - [100%(170/5k)]

= 100% - [100%(0.034)]

= 100% - 3.4% = 96.6%

Titik D-E = Hambatan Penghantar sebesar 3Ω. Pada area D-E tidak ada resistor yang terukur.

Titik A-F = 1/(1/RAC+1/RCD) + 1/(1/R6+1/R7) + R8

= 1/(1/441.56+1/5k) + 1/(1/100k+1/10k) + 10k (Ω)

= 406.1 + 9091 + 10k (Ω)

= 19497.1 Ω

Nilai terukur = 14500Ω

Ketelitian = 100% - [100%(4997.1/19497.1)]

= 100% - [100%(0.256)]

= 100% - 25.6%

= 74.4%

Ketelitian pada pengukuran rangkaian resistor ini tidak sampai 100% karena beberapa faktor.

Yaitu yang pertama faktor toleransi resistor. Yang kedua adalah adanya hambatan pada kawat

penghantarnya. Sehingga membuat hasil pengukuran tidak 100% akurat.

d. Pengukuran Potensiometer

Pengukuran dilakukan menggunakan multimeter, dengan pencolok hitam kaki kiri potensio

dan pencolok merah ke kaki tengah potensio.

Pada posisi : 45 = 611Ω 135 = 4320Ω

90 = 2547Ω max = 9400Ω

Artinya, hambatan pada potensiometer terus bertambah apabila pemutarnya diputar ke

kanan(ke arah max)

e. Pengukuran LDR

- LDR pada posisi terbuka terhadap sinar = 1500 Ω

- LDR pada posisi terhalang telapak tangan = 2200 Ω

- LDR pada posisi tertutup telapak tangan = 40k Ω

Artinya, nilai hambatan pada LDR selalu berkurang jika intensitas cahaya yang mengenai

bagian atas LDR bertambah

f. Pengujian Transformator

Percobaan kali ini dilakukan menggunakan multimeter yang tiap jarumnya dicolokkan ke

ujung-ujung kumparan,baik primer maupun sekunder, dan mengamati hambatan pada

kumparan tersebut

No Kumparan Primer Besarnya Hambatan Kumparan Sekunder Besarnya Hambatan

1 0 dengan 110 255.3 Ω CT dengan 9 2.2 Ω

2 0 dengan 220 526 Ω CT dengan 12 4.3 Ω

3 110 dengan 220 271.6 Ω 12 dengan 12 7.8 Ω

4 7.5 dengan 7.5 4.9 Ω

Pada tabel tersebut terlihat bahwa hambatan dalam kumparan primer jauh lebih besar

daripada hambatan dalam kuparan sekunder. Hal ini dekarenakan jumlah lilitan kumparan

primer jauh lebih banyak daripada jumlah lilitan kumparan sekunder.

Kemudian terlihat bahwa hambatan 0 dengan 220 lebih besar dari 0 dengan 110 pada

kumparan primer. Hal ini dikarenakan jika kita mengukur dari titik 0 ke 220 maka kita

mengukur hambatan dalam seluruh kumparan primer pada trafo karena letak titik 0 hingga

220 adalah dari ujung ke ujung. Sedangkan titik 110 berada di tengah-tengah 0 dan 220. Maka

jika kita mengukur dari titik 0 ke 110 itu hanya mengukur setengahnya saja. Begitu pula

dengan 110 ke 220.

Hal ini juga berlaku pada kumparan sekunder dengan titik ujungnya 12 dan 12.

g. Pengujian NTC dan PTC

Pada bagian hasil pengukuran NTC dan PTC terlihat jelas perbedaan antara keduanya bahwa

NTC yang dipanaskan akan berkurang nilai hambatannya, berkebalikan dengan PTC yang

nilai hambatannya bertambah ketika dipanaskan.

h. Pengujian Diode

Pada pengujian diode kali ini, digunakan diode tipe 1N5402

Pada bagian hasil pengukuran terlihat bahwa diode yang dipasang terbalik merubah nilai

hambatannya. Ketika pencolok merah dengan anoda, pencolok hitam dengan katoda maka

nilai hambatannya adalah 32k Ω sedangkan Overload pada keadaan kebalikannya. Hal ini

dikarenakan ketika pencolok merah(+) dihubungkan dengan anoda dan pencolok hitam(-)

dihubungkan dengan katoda maka terjadi forward bias yang menghasilkan nilai hambatan.

Sedangkan bila kita melakukan hal yang berkebalikan maka nilai hambatannya menjadi

sangat besar,mendekati tak terhingga,karena pada keadaan ini terjadi reverse bias yang tidak

memungkinkan adanya arus yang mengalir bila diberi tegangan.

i. Pengujian Transistor PNP dan NPN

Dapat kita lihat di tabel hasil pengukuran bahwa perbedaan transistor PNP dan NPN adalah

transistor PNP akan memiliki nilai hambatan hanya pada 2 keadaan yaitu kutub (-)

dihubungkan ke basis dan kutub (+) dihubungkan ke kolektor atau emitor. Sedangkan pada

transistor NPN akan memiliki nilai juga hanya pada 2 keadaan yaitu kutub (+) dihubungkan

ke basis dan kutub (-) dihubungkan ke kolektor atau emitor. Hal ini dikarenakan seperti diode,

pada transistor yang muncul nilai hambatannya dikarenakan terjadi forward bias, sedangkan

yang Overload terjadi reverse bias dan juga Arus hanya dapat mengalir jika tegangan yang

diberikan pada terminal semikonduktor transistor type p lebih positif dari terminal

semikonduktor type n, namun Jika pencolok multitester dipasang pada terminal kolektor dan

emitor maka multitester akan selalu memberikan nilai overload

j. Pengujian Relay

Percobaan ini menggunakan Relay 12DC 3A DC

Keadaan Normal : Titik A dan NO = Overload

: Titik A dan NC = 0.3 Ω (Hambatan dalam relay)

Keadaan Aktif(dg beban motor DC) : Ground dengan NO = 4.9 V

: Ground dengan NC = Overload

: Arus pada motor = 37.3 mA

Keadaan aktif tanpa beban : Ground dengan NO = 4.9 V

: Ground dengan NC = Oveload

Relay mendapat supply tegangan dari catu daya 5 volt yang dihubungkan ke A dan NC

sehingga beda potensial antara ground dan NO adalah 5 volt juga. Sedangkan ground dan NC

terjadi Overload tegangan karena NC terhubung dengan A sehingga tidak terhubung dengan

ground, jadi tidak ada beda potensial antara ground dengan NC. Arus pada motor dihasilkan

dari catu daya DC 12 volt,relay dan hambatan pada rangkaian. Saat keadaan aktif beda

potensial antara ground dan NO juga tidak berubah yaitu tetap sekitar 5 volt karena rangkaian

dirangkai secara parallel.

F. KESIMPULAN

1. Besarnya nilai suatu resistor tidak semua cocok dengan nilai yang tertera pada resistor.

Tergantung toleransinya

2. Dari toleransi sebuah resistor akan menghasilkan nilai maksimum dan minimum sebuah

resistor

3. Nilai susut resistor dihitung dari hasil pengurangan nilai terukur terhadap nilai terbaca.

4. Resistor jika dirangkai menjadi rangkaian seri maupun paralel akan memberikan nilai

hambatan total yang berbeda.

5. Nilai hambatan total unutk rangkain seri dapat dihitung dengan :

Rs = R1+R2+R3+…+Rn

6. Nilai hambatan total untuk resistor yang dirangkai paralel adalah :

Rp = 1/(1/R1+1/R2+1/R3+…+1/Rn)

7. Potensiometer akan berubah ubah nilai hambatannya apabila kita putar pemutarnya,

semakin kea rah maksimal semakin besar nilai hambatannya

8. LDR memiliki harga hambatan yang variatif. Semakin banyak intensitas cahayanya,

semakin kecil nilai hambatannya ( intensitas cahaya berbanding terbalik dengan nilai

hambatan)

9. Kumparan pada transformator juga memiliki nilai hambatan, tergantung jumlah

lilitannya, semakin banyak lilitannya semakin besar nilai hambatannya ( nilai hambatan

berbanding lurus dengan jumlah lilitan)

10. NTC akan mengecil nilai hambatannya apabila dipanaskan (suhu berbanding terbalik

dengan nilai hambatan)

11. PTC akan membesar nilai hambatannya apabila dipanaskan (suhu berbanding lurus

dengan hambatan)

12. Dioda harus diukur menggunakan multitester digital, karena besarnya kemampuan dioda

melebihi kemampuan pengukuran multitester analog.

13. Dioda memiliki harga hambatan hanya pada keadaan forward bias. Karena pada keadaan

reverse nilai hambatannya sangat besar dan hampir mendekati tak terhingga.

14. Saat dioda reverse bias, tidak ada arus yang mengalir melalui dioda, sehingga yang

terbaca pada multitester adalah overload.

15. Transistor memiliki tiga buah terminal, yaitu basis, emitor dan kolektor.

16. Arus hanya dapat mengalir jika tegangan yang diberikan pada terminal semikonduktor

transistor type p lebih positif dari terminal semikonduktor type n.

17. Jika prob multitester dipasang pada terminal kolektor dan emitor maka multitester akan

selalu memberikan nilai overload.

18. Relay memiliki hambatan dalam

19. Relay dapat berfungsi sebagai pengatur arus atau saklar dari arus yang masuk dan keluar.

Arus yang keluar ini bisa lebih besar dari arus inputnya

G. LAMPIRAN