Upload
khangminh22
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II
TITRASI ASAM BASA
Disusun oleh :
Nia Kurnianingsih (1157040041)
Anggota :
-Mutiara Nur Wahyuni 1157040037
-Nasrullah Rasyid 1157040040
-Rahmanida Susiana 1157040045
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2015/2016
Percobaan ke : 2 Kamis, 18 Februari 2016
I. TUJUAN
Menentukan konsentrasi larutan NaOH dengan asam oksalat
Menentukan konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH
Menentukan konsentrasi larutan CH3COOH dengan larutan NaOH
Menentukan konsentrasi larutan NH4OH dengan larutan HCl
II. TEORI DASAR
Titrasi yaitu metode yang baik untuk menentukan konsentrasi larutan
yang telah diketahui standarnya, maka dapat ditentukan konsentrasi larutan yang
dititrasikan. Titrasi asam basa melibatkan asam maupum basa sebagai titrat
ataupun titran. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa
atau sebaliknya.
Dalam titrasi asam basa ada yang dinamakan titrant dan titrat. Dimana
titran adalah zat yang telah diketahui konsentrasinya, sedangkan titer adalah zat
yang ditentukan kadar konsentrasinya.
Prinsip titrasi asam basa, titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa
sebagai titer maupun titran. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan.
Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.
Titran ditambahkan titrat sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekivalen
(artinya secara stoikiometri titran dan titrat tepat habis bereaksi). Keadaan ini
disebut titik ekuivalen.
Tidak semua pereaksi dapat digunakan sebagai titran, untuk itu pereaksi
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut berlangsung sempurna, tunggal dan
menurut persamaan yang jelas ( dasar teoritis), cepat dan irreversible, ada
petunjuk akhir titrasi (indikator), larutan baku direaksikan dengan alat harus
mudah didapat dan sederhana menggunakannya, juga harus stabil sehingga
konsentrasinya tidak mudah berubah bila disimpan.
III. ALAT DAN BAHAN
No Nama Alat Jumlah No Nama Bahan Jumlah
1 Buret 1 1 NaOH 0,1 N 35 ml
2 Statif 1 2 HCl 0,1 N 30 ml
3 Erlenmeyer 2 3 CH3COOH 0,1 N 10 ml
4 Pipet volum 1 4 NH4OH 0,1 N 10 ml
5 Corong 1 5 Asam oksalat 0,315 g
6 Pipet tetes 1 6 Aquades 150 ml
7 Gelas kimia 1 7 Fenolftalein 10 ml
8 Neraca analitik 1 8 Metil jingga 5 ml
9 Gelas arloji 1
IV. CARA KERJA
1. Pembuatan larutan baku primer asam oksalat 0,1 N
Asam oksalat ditimbang sebanyak 0,315 g, kemudian ditambahkan
aquades sebanyak 100 ml. Setelah itu dimasukkan ke dalam takar dan
dihomogenkan.
2. Penentuan kosentrasi larutan NaOH dengan larutan baku asam oksalat
Buret yang telah dibersihkan oleh larutan NaOH, kemudian diisi
dengan larutan NaOH. Setelah itu, 10 ml larutan asam oksalat dimasukkan
ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan 4 tetes fenolftalein ke dalam larutan
tersebut, (lakukan duplo). Keadaan awal buret dicatat kemudian larutan
NaOH dari buret diteteskan ke dalam larutan asam oksalat sampai warna
larutan berubah menjadi merah muda. Setelah itu, keadaan akhir buret dan
jumlah NaOH yang dipakai dicatat.
3. Penentuan konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH
10 ml larutan HCl dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan
ditambahkan 4 tetes fenolftalein ke dalam larutan HCl tersebut, (lakukan
duplo). Kemudian larutan NaOH yang sudah diketahui konsentrasinya
terhadap larutan asam oksalat dimasukkan ke dalam buret dan dicatat
keadaan awal buret. Setelah itu, larutan NaOH ditetskan ke dalam larutan
HCl sampai warna larutan berubah menjadi merah muda. Kemudian keadaan
akhir di buret dan jumlah NaOH yang dipakai dicatat.
4. Penentuan konsentrasi larutan CH3COOH dengan larutan NaOH
10 ml larutan CH3COOH dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan
ditambahkan 4 tetes fenolftalein ke dalam larutan CH3COOH tersebut,
(lakukan duplo). Kemudian larutan NaOH yang sudah diketahui
konsentrasinya terhadap larutan asam oksalat dimasukkan ke dalam buret
dan dicatat keadaan awal buret. Setelah itu, larutan NaOH diteteskan ke
dalam larutan CH3COOH sampai warna larutan berubah menjadi merah
muda. Kemudian keadaan akhir di buret dan jumlah NaOH yang dipakai
dicatat.
5. Penentuan konsentrasi larutan NH4OH dengan larutan HCl
10 ml larutan NH4OH dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan
ditambahkan 4 tetes metil jingga ke dalam larutan NH4OH tersebut, (lakukan
duplo). Kemudian larutan HCl yang sudah diketahui konsentrasinya
dimasukkan ke dalam buret dan dicatat keadaan volume awal di buret.
Setelah itu, larutan HCl diteteskan ke dalam larutan NH4OH sampai warna
larutan berubah menjadi merah muda. Kemudian keadaan akhir di buret dan
jumlah HCl yang dipakai dicatat.
V. HASIL PENGAMATAN
No Perlakuan Pengamatan
1
a.Pembuatan larutan baku primer
asam oksalat 0,1 N
-asam oksalat 0,315 g ditambahkan
aquadest sebanyak 100 ml dalam labu
takar.
-tidak terjadi perubahan
warna
-dihomogenkan
2
b.Penentuan konsentrasi larutan
NaOH dengan larutan asam oksalat
-10 ml larutan asam oksalat
ditambahkan 4 tetes fenolftalein.
- tidak terjadi perubahan
warna (larutan tidak
berwarna)
-larutan asam oksalat yang sudah
ditetesi fenolftalein dititrasi dengan
larutan NaOH.
- warna larutan asam
oksalat berubah menjadi
warna merah muda.
3
c.Penentuan konsentrasi larutan HCl
dengan larutan NaOH
-10 ml larutan HCl ditambahkan 4 - tidak terjadi perubahan
tetes fenolftalein. warna (larutan tidak
berwarna)
-larutan HCl yang sudah ditetesi
fenolftalein dititrasi dengan larutan
NaOH.
- warna larutan asam
oksalat berubah menjadi
warna merah muda.
4
d.Penentuan konsentrasi larutan
CH3COOH dengan larutan NaOH
-10 ml larutan CH3COOH
ditambahkan 4 tetes fenolftalein.
- tidak terjadi perubahan
warna (larutan tidak
berwarna)
-larutan CH3COOH yang sudah
ditetesi fenolftalein dititrasi dengan
larutan NaOH.
- warna larutan asam
oksalat berubah menjadi
warna merah muda.
5
e.Penentuan konsentrasi larutan
NH4OH dengan larutan HCl
-10 ml larutan NH4OH ditambahkan
4 tetes metil jingga.
- warna larutan berubah
menjadi warna jingga.
-larutan NH4OH yang sudah ditetesi
fenolftalein dititrasi dengan larutan
HCl.
- terjadi perubahan warna
larutan dari warna jingga
menjadi warna merah
jingga.
a. Larutan NaOH dengan asam oksalat
No Titrat
(N)
Titran
(N)
Volume (ml) Warna
Awal Akhir Dipakai Awal Akhir
1 0,10 0,0952 21,00 31,40 10,40 Tidak
berwarna
Merah
muda
2 0,10 0,0952 31,40 42,00 10,60 Tidak
berwarna
Merah
muda
Rata-
rata 0,10 0,0952 26,20 36,70 10,50 - -
b. Larutan HCl dengan larutan NaOH
No Titrat
(N)
Titran
(N)
Volume (ml) Warna
Awal Akhir Dipakai Awal Akhir
1 0,0952 0,0985 0 10,52 10,52 Tidak
berwarna
Merah
muda
2 0,0952 0,0985 10,52 20,70 10,18 Tidak
berwarna
Merah
muda
Rata-
rata 0,0952 0,0985 5,26 15,61 10,35 - -
c. Larutan CH3COOH dengan larutan NaOH
No Titrat
(N)
Titran
(N)
Volume (ml) Warna
Awal Akhir Dipakai Awal Akhir
1 0,0952 0,1018 0 10,70 10,70 Tidak
berwarna
Merah
muda
2 0,0952 0,1018 10,70 21,40 10,70 Tidak
berwarna
Merah
muda
Rata-
rata 0,0952 0,1018 5,35 16,05 10,70 - -
d. Larutan NH4OH dengan larutan HCl
No Titrat
(N)
Titran
(N)
Volume (ml) Warna
Awal Akhir Dipakai Awal Akhir
1 0,0985 0,1211 13,00 25,40 12,40 Tidak
berwarna
Merah
jingga
2 0,0985 0,1211 25,40 37,60 12,20 Tidak
berwarna
Merah
jingga
Rata-
rata 0,0985 0,1211 19,20 31,50 12,30 - -
Perhitungan
Asam oksalat (H2C2O4. 2H2O) 0,1 N 50 ml
N = Massa x 1000
BE V(ml)
0,1 = Massa x 1000
63 50
Massa = 0,315 g
NaOH 0,1 N 250 ml
N = Massa x 1000
BE V(ml)
0,1 = Massa x 1000
40 250
Massa = 4 g
HCl 0,1 N 250 ml dari HCl 36 %
N= % x Bj x 10
BE
N= 36 x 1,19 x 10
36,5
N= 11,73 N
V1. N1 = V2 . N2
V1 = 0,1 x 250
11,73
V1= 2,13 ml
CH3COOH 0,1 N 100 ml dari CH3COOH 98 %
N= % x Bj x 10
BE
N= 98 x 1,094 x 10
60
N= 17,86 N
V1. N1 = V2 . N2
V1 = 0,1 x 100
17,86
V1= 0,56 ml
NH4OH 0,1 N 100 ml dari NH4OH 25 %
N= % x Bj x 10
BE
N= 25 x 0,89 x 10
35
N= 6,35 N
V1. N1 = V2 . N2
V1 = 0,1 x 100
6,35
V1= 1,57 ml
Larutan NaOH dengan larutan asam oksalat
Dik : V1 = 10,50 ml
V2 = 10,00 ml
N2 = 0,1 N
Dit : N1 ?
Jawab : N1 x V1 = N2 x V2
N1 = 0,1 x 10,00
10,50
N1 = 0,0952 N larutan NaOH
Larutan HCl dengan larutan NaOH
Dik : V1 = 10,00 ml
V2 = 10,35 ml
N2 = 0,0952 N
Dit : N1 ?
Jawab : N1 x V1 = N2 x V2
N1 = 0,0952 x 10,35
10
N1 = 0,0985 N larutan HCl
Larutan CH3COOH dengan larutan NaOH
Dik : V1 = 10,00 ml
V2 = 10,70 ml
N2 = 0,0952 N
Dit : N1 ?
Jawab : N1 x V1 = N2 x V2
N1 = 0,0952 x 10,70
10,00
N1 = 0,1018 N larutan CH3COOH
Larutan NH4OH dengan larutan HCl
Dik : V1 = 10,00 ml
V2 = 12,30 ml
N2 = 0,0985 N
Dit : N1 ?
Jawab : N1 x V1 = N2 x V2
N1 = 0,0985 x 12,30
10,00
N1 = 0,1211 N larutan NH4OH
Persamaan reaksi:
(COOH)2(aq) + 2NaOH(aq) (COONa)2(aq) + 2H2O(aq)
HCl (aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
CH3COOH (aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + H2O(l)
NH4OH (aq) + HCl(aq) NH4Cl (aq) + H2O(l)
VI. PEMBAHASAN
Berdasarkan dari hasil percobaan dan data pada tabel hasil pengamatan dapat
diuraikan bahwa dalam percobaan kali ini yaitu pada “Titrasi Asam Basa” dilakukan 5
kali percobaan dimana ditiap percobaan larutannya berbeda. Dimana percobaan pertama
adalah pembuatan larutan asam oksalat 0,1 N. pada percobaan ini ditambahkan aquadest
sebagai bahan untuk membuat larutannya, penambahan asam oksalat dengan aquadest ini
disebabkan karena aquadest merupakan pelarut universal yang dapat melarutkan semua
jenis zat. Asam oksalat yang dibuat yaitu sebagai larutan baku primer, yang dimana
larutan baku primer itu adalah larutan dimana dapat diketahui kadarnya dan stabil pada
proses penimangan, pelarutan, dan penyimpanan. Adapun syarat – syarat larutan baku
primer :
- Mempunyai kemurnian yang tinggi.
- Rumus molekulnya pasti.
- Tidak mengalami perubahan selama penimbangan.
- Berat ekivalen yang tinggi (Agar kesalahan penimbangan dapat diabaikan).
- Larutan stabil didalam penyimpanan.
Dalam percobaan kedua yaitu penentuan konsentrasi larutan NaOH dengan
larutan asam oksalat. Pada percobaan ini larutan asam oksalat ditetesi dengan
fenolftalein, penambahan fenolftalein ini bertujuan menentukan perubahan warna yang
dimana fenolftalein memiliki trayek pH 8,3 – 10,5. Pada keadaan asam fenolftalein tidak
akan berwarna, sedangkan pada basa fenolftalein akan merubah warna larutan menjadi
merah muda. Ketika NaOH diteteskan secara perlahan ke labu Erlenmeyer yang berisi
larutan asam oksalat digoyangkan agar menghasilkan perubahan warna, kran ditutup
apabila terjadi perubahan warna. Perubahan warna yang terjadi menunjukkan bahwa
larutan telah mencapai titik akhir titrasi, yaitu warnanya menjadi merah muda. Pada
percobaan ini larutan NaOH berperan sebagai larutan baku sekunder yaitu larutan yang
konsentrasinya telah diketahui, tetapi belum tetap sehingga harus distandarisasi lagi.
Adapun ciri-ciri dari larutan standar sekunder yaitu antara lain sulit didapat,
konsentrasinya rendah, berat molekul rendah, dan bersifat higroskopis. Pada percobaan
ini juga dilakukan secara duplo agar diketahui hasil titrasi yang dilakukan relatif dekat
dengan hasil pengukuran volume yang dibutuhkannya untuk mencapai titik ekuivalen.
Hasil dari percobaan ini berdasarkan teori larutan asam bila direaksikan dengan larutan
basa akan menghasilkan garam dan air. Sifat asam dan sifat basa akan hilang dengan
terbentuknya zat baru yang disebut garam yang memiliki sifat berbeda dengan sifat
aslinya. Dan hasil dari percobaan diketahuinya konsentrasi NaOH yaitu 0,0952 N.
Dalam percobaan ketiga yaitu penentuan konsentrasi larutan HCl dengan larutan
NaOH. Pada percobaan ini larutan HCl ditambahkan fenolftalein yang bertujuan untuk
menentukan perubahan warna. Ketika NaOH diteteskan secara perlahan ke labu
Erlenmeyer yang berisi larutan HCl digoyangkan agar menghasilkan perubahan warna,
kran ditutup apabila terjadi perubahan warna. Perubahan warna yang terjadi
menunjukkan bahwa larutan telah mencapai titik akhir titrasi, yaitu warnanya menjadi
merah muda. Dan hasil dari percobaan ini adalah terbentuknya garam dan air yaitu NaCl
dan H2O serta konsentrasi HCl yang di dapat adalah 0,0985 N. pada percobaan ini