Upload
independent
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi yang terjadi saat ini memberikan
pengaruh luar biasa pada dunia bisnis. Perusahaan
mrnghadapi persaingan yang begitu hebat. Walaupun
demikian dengan terjadinya pergeseran pada filosofi
usaha dari produk dan penjualan ke filosofi pemasaran
holistik, perusahaan akan mendapatkan peluang yang
lebih baik dalam memenangkan persaingan.
Konsep pemasaran holistik didasarkan atas
pengembangan, desain, dan pengimplementasian program
pemasaran, proses, dan aktivitas-aktivitas yang
menyadari keluasan dan sifat saling ketergantungan.
Pemasaran holistik menyadari bahwa segala hal itu
berarti. Semua bagian sama pentingnya dalam
perusahaan. Salah satu komponen dalam pemasaran
holistik adalah pemasaran hubungan. Melalui komponen
ini, perusahaan berusaha membangun hubungan jangka
panjang yang saling menguntungkan di antara pelanggan,
1
pegawai, mitra pemasaran, dan komunitas finansial
perusahaan.
Berbicara mengenai hubungan dengan pelanggan
maka pemasar harus memastikan ada jalinan hubungan
yang kuat. Untuk itu pemasar akan memberikan
informasi-informasi yang diperlukan pelanggan,
berupaya melibatkan diri dengan pelanggan, bahkan juga
mendorong pelanggan dalam proses membangun hubungan
tersebut. Dengan kata lain, pelanggan betul-betul
mendapatkan perhatian yang istimewa. Perusahaan yang
berpusat pada pelanggan mempunyai keahlian dalam
membangun hubungan dengan pelanggan, bukan hanya soal
produk saja; mereka juga terampil menciptakan pasar,
bukan hanya menciptakan produk.
Pengalaman Harrah’s Entertainment, sebuah
perusahaan di Las Vegas yang mula-mula bergerak di
bidang teknik manajemen hubungan pelanggan menunjukkan
pengalamannya bahwa pemasar yang sukses adalah mereka
yang sanggup menata dengan baik database pelanggannya.
B. Permasalahan
2
Makalah ini akan membahas secara detail
bagaimana memenangkan pelanggan dan mengalahkan
kompetitor melalui pembahasan yang mencakup
permasalahan berikut :
1. Apakah arti dari nilai, kepuasan, dan loyalitas
pelanggan, dan bagaimana cara perusahaan
menghantarkan ketiga dal tersebut ?
2. Apakah arti nilai seumur hidup pelanggan dan
bagaimana cara pemasar memaksimalkannya ?
3. Bagaimana perusahaan dapat mengembangkan hubungan
pelanggan yang kuat ?
4. Bagaimana perusahaan dapat menarik sekaligus
mempertahankan pelanggan ?
5. Apakah arti pemasaran database itu ?
BAB II
3
PEMBAHASAN
A. Membangun Nilai, Kepuasan, dan Loyalitas Pelanggan
Menciptakan pelanggan yang loyal adalah inti
dari setiap bisnis. Berikut ini pernyataan ahli
pemasaran Don Peppers dan Martha Rogers :
The only value your company will ever create is
the value that comes from customers—the ones you
have now and the ones you will have in the future.
Businesses succeed by getting, keeping, and
growing customers. Customers are the only reason
you build factories,hire employees, schedule
meetings, lay fiber-optic lines, or engage in any
business activity.
Artinya bahwa : satu-satunya nilai yang dapat
diciptakan perusahaan Anda adalah nilai yang
berasal dari pelanggan, itulah semua nilai yang
anda miliki sekarang dan nilai yang akan anda
miliki di masa depan. Suatu bisnis dikatakan
sukses jika berhasil mendapatkan, mempertahankan,
dan menumbuhkan pelanggan. Pelanggan merupakan
satu-satunya alasan perusahaan membangun pabrik,
4
memperkerjakan karyawan, menjadwalkan rapat,
membuat jalur serat optik, atau melibatkan diri
dalam aktivitas bisnis apapun.
Piramid Organisasi Tradisional yang
menempatkan manajemen puncak pada puncak piramid
dimana di bawahnya secara berurutan ditempati oleh
manajemen menengah, orang-orang garis depan, dan
pelanggan pada bagian paling bawah; sebenarnya
sudah ketinggalan zaman karena saat ini manajer
meyakini bahwa pelanggan adalah satu-satunya
“pusat laba”. Perusaan yang berhasil adalah
perusahaan yang mampu membalik piramid organisasi
Tradisional tadi menjadi Piramid Organisasi
Modern, dimana pada piramid ini pelanggan
menempati puncak piramid, urutan berikutnya adalah
orang-orang garis depan yang memenuhi, melayani
dan memuaskan pelanggan. Di bawahnya ada manajer
menengah yang bertugas mendukung pekerjaan orang-
orang garis depan sehingga dapat melayani dan
memuaskan pelanggan. Pada dasar piramid terdapat
manajemen puncak yang tugasnya memepekerjakan dan
5
mendukung manajemen menengah yang baik. Pada
piramid organisasi modern, selain pelanggan
ditempatkan pada puncak piramid, pelanggan juga
ditempatkan pada kedua sisi piramid. Ini
mengindikasikan bahwa manajer di semua tingkatan
harus senantiasa memperhatikan dan terlibat secara
pribadi dalam mengetahui, memenuhi dan melayani
pelanggan.
Pada beberapa perusahaan, dalam rangka
memuaskan dan mempertahankan pelanggan mereka, ada
strategi-strategi yang diterapkan seperti :
1. Menempatkan pelanggan di atas dalam model
bisnis mereka, seperti piramid organisasi modern,
1. Menjalankan strategi advokasi pelanggan untuk
melindungi dan membela keinginan, kebutuhan, dan
hak-hak pelanggan, dan
2. Menjadikan pelanggan sebagai keunggulan kompetitif
perusahaan.
Dengan kemunculan teknologi seperti internet,
pelanggan saat ini mengharapkan perusahaan
melakukan hal yang lebih lagi dari pada hanya
6
sekedar menyenangkan mereka. Para pelanggan
berharap perusahaan juga mendengarkan mereka.
CompUSA dan Ebates adalah contoh perusahaan yang
berhasil mendengarkan pelanggan mereka dan membawa
peningkatan dalam hampir semua aspek kinerja
bisnis, termasuk penjualan.
A.1. Nilai yang Dipersepsikan Pelanggan
Dewasa ini konsumen lebih terdidik dan lebih
berpengalaman. Mereka mempunyai sarana (misalnya
internet) untuk mengetahui kebenaran klaim
perusahaan terkait produknya dan mencari
alternatif produk yang lebih unggul. Pelanggan
akan memperkirakan mana tawaran yang lebih
menguntungkan menghantarkan nilai tertinggi dengan
membandingkan produk sejenis. Dell inc adalah
sebuah perusahaan yang gagal mempertahankan
pelanggannya karena adanya kompetitor lain yang
mampu memberikan kualitas dan harga yang relatif
sama di saat Dell menurun kinerja hubungan
pelanggannya. Sementara itu, kompetitor tersebut
7
berhasil memberikan pelayanan yang lebih baik pada
pelanggannya.
Nilai yang dipersepsikan pelanggan (CPV-
Customer Perceiveid Value) adalah selisih antara
penilaian pelanggan prospektif atas semua manfaat
(Total Manfaat Pelanggan) dan biaya (Total Biaya
Pelanggan) dari suatu penawaran terhadap
alternatifnya.
Total manfaat pelanggan (Total Customer
Benefit) adalah nilai moneter kumpulan manfaat
ekonomi, fungsional, dan psikologis yang
diharapkan pelanggan dari suatu penawaran pasar
yang disebabkan oleh produk, jasa, personel, dan
citra yang mengikutinya. Total Biaya Pelanggan
(Total Customer Cost) adalah kumpulan biaya yang
dipersepsikan yang diharapkan pelanggan untuk
dikeluarkan dalam mengevaluasi, mendapatkan, dan
menyingkirkan suatu penawaran pasar, termasuk
biaya moneter, waktu, energi, dan psikologis.
Maka, nilai yang dipersepsikan pelanggan
didasarkan pada apa yang didapat pelanggan dan apa
8
yang ia berikan untuk kemungkinan pilihan yang
bnerbeda. Karena total manfaat pelanggan terdiri
dari tiga komponen yaitu ekonomi, fungsional dan
psikologis; maka pemasar dapat meningkatkan
penawaran pelanggan melalui kombinasi ketiganya.
Bila nilai penawaran pertama itu V1 dan nilai
penawaran alternatif itu V2, maka pelanggan akan
melihat rasio V1 : V2. Pelanggan akan menjatuhkan
pilihannya pada V1 bila rasio > 1, memilih V2 bila
rasio < 1, dan netral bila rasio = 1.
A.1.1. Menerapkan Konsep Nilai
Konsep-konsep nilai seperti Nilai yang
dipersepsikan pelanggan yang meliputi :
Total Manfaat Pelanggan, terdiri dari nilai
fungsional seperti durabilitas dan kinerja
produk, nilai ekonomi seperti harga jual
kembali produk, dan nilai psikologis keperti
kenyamanan dan kepuasaan yang berasal dari
sumber produk itu sendiri, jasa yang
9
menyertainya, personel yang terlibat dan
citra perusahaan.
Total Biaya Pelanggan, terdiri dari biaya
moneter, waktu, energi dan psikologis.
Keseluruhan konsep ini diterapkan ketika kita
memilih produk, membandingkan produk dengan
pesaing lain, atau ketika kita berusaha memahami
pelanggan potensial.
Konsep nilai juga dapat digunakan dalam
meningkatkan penawaran pelanggan, misalnya dengan
mempernbaiki total manfaat pelanggan melaui nilai
ekonomi, fungsional dan psikologis sehingga
pelanggan lebih memilih produk yang kita tawarkan;
mengurangi biaya nonmoneter pelanggan, misalnya
dengan mengurangi waktu, energi, dan psikologis;
atau bisa juga dengan mengurangi nilai moneter
pelanggan.
Nilai persepsi pelanggan terhadap suatu
produk akan menentukan berapa banyak nilai yang
akan dihantarkan kepada pelanggan sebagai insentif
pembelian dan berapa banyak yang akan mengalir ke
10
perusahaan sebagai laba. Oleh karena itu, nilai
persepsi pelanggan dapat pula digunakan dalam
penentuan harga suatu produk. Sebagai contoh,
apabila nilai yang dipersepsikan pelanggan atas
suatu produk adalah Rp. 20.000.000.- sementara
biaya produksinya sebesar Rp. 15.000.000.- dan
harga yang ditetapkan perusahaan adalah Rp.
18.000.000.- maka sebenarnya ada sejumlah Rp.
2.000.000.- sebagai nilai insentif pelanggan untuk
membeli. Dengan kata lain, ada sebesar Rp.
2.000.000.- dari nilai yang dipersepsikan
pelanggan yang akan dihantarkan kembali ke
pelanggan dan sejumlah Rp. 3.000.000.- yang akan
didapat perusahaan sebagai keuntungan atau laba.
Untuk mengalahkan pesaing, maka perusahaan
seharusnya menawarkan lebih banyak insentif
pembelian kepada pelanggan. Dengan tingginya
insentif, pelanggan akan merasa diuntungkan
berdasarkan nilai persepsinya.
Sering kali, manajer mengadakan analisi nilai
pelanggan untuk mengungkapkan kekuatan dan
11
kelemahan perusahaan terhadap kelemahan dan
kekuatan pesaingnya. Langkah-langkahnya sebagai
berikut :
1. Mengidentifikasi atribut produk dan manfaat
utama yang dinilai pelanggan,
2. Menilai arti penting atribut secara kuantitatif
berdasarkan peringkatnya dan manfaat yang
berbeda,
3. Menilai kinerja perusahaan dan pesaing
berdasarkan nilai pelanggan pada setiap atribut
dan manfaat yang berbeda,
4. Mempelajari bagaimana pelanggan dalam segmen
tertentu menentukan peringkat kinerja perusahaan
dan kinerja pesaing utama berdasarkan suatu
atribut atau manfaat,
5. Mengamati nilai pelanggan sepanjang waktu dengan
kembali melakukan studi ketika terjadi perubahan
ekonomi, teknologi dan fitur.
A.1.2. Pilihan dan Implikasi
12
Nilai yang dipersepsikan pelanggan merupakan
kerangka kerja berguna yang diterapkan dalam
banyak situasi dan menghasilkan pandangan yang
luas. Berikut ini implikasinya :
Pertama, penjual harus menilai total manfaat
pelanggan dan total biaya pelanggan yang
berhubungan dengan tawaran tiap pesaing untuk
mengetahui bagaimana peringkat tawaran penjual
dalam pikiran pembeli.
Kedua, penjual yang berada pada keadaan nilai
yang dipersepsikan pelanggan yang tidak
menguntungkan mempunyai dua alternatif :
meningkatkan total manfaat pelanggan atau
mengurangi total biaya pelanggan. Alternatif
pertamanya adalah memperkuat atau menambah manfaat
ekonomi, fungsional, dan psikologis produk, jasa,
personel, dan citra yang ditawarkan. Alternatif
kedua mengurangi biaya pembeli melalui kepemilikan
dan pemeliharaan, menyederhanakan proses pemesanan
dan pengiriman, atau menyerap sejumlah risiko
pembeli dengan menawarkan jaminan.
13
A.1.3. Menghantarkan Nilai Pelanggan yang Tinggi
Konsumen memiliki beragam tingkat loyalitas
terhadap merek, toko, dan perusahaan tertentu.
Loyalitas (Loyalty) menurut Oliver : “Komitmen
yang dipegang secara mendalamuntuk membeli atau
mendukung kembali produk atau jasa yang disukai di
masa depan meski pengaruh situasi dan usaha
pemasaran berpotensi menyebabkan pelanggan
beralih.”
Proposisi (penawaran) nilai (value
proposition) adalah pernyataan tentang pengalaman
yang akan didapatkan pelanggan dari penawaran
pasar perusahaan dan dari hubungan mereka dengan
pemasok. Proposisi nilai terdiri dari seluruh
kelompok manfaat yang dijanjikan perusahaan untuk
dihantarkan.
Sistem penghantaran nilai (value delivery
system) meliputi semua pengalaman yang akan
didapatkan pelanggan dalam proses memperoleh dan
menggunakan penawaran.
14
Jadi, inti dari sistem penghantaran nilai
yang baik adalah sekumpulan proses bisnis inti
yang membantu perusahaan menghantarkan nilai
konsumen yang berbeda. Apple iPhone, menunjukkan
merek yang mewakili penghantaran nilai yang baik
sehingga tahun 2009 dan 2010 secara berturut
menempati posisi teratas dari 25 merek dengan
loyalitas pelanggan tertinggi.
A.2. Total Kepuasan Pelanggan
Kepuasan (satisfaction) adalah perasaan
senang atau kecewa seseorang yang timbul karena
membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk
(atau hasil) terhadap ekspektasi mereka. Jika
kinerja gagal memenuhi ekspektasi, pelanggan akan
tidak puas. Bila kinerja memenuhi ekspektasi,
pelanggan akan merasa puas atau senang.
Perusahaan yang berpusat pada pelanggan akan
berusaha menciptakan kepuasan pelanggan yang
tinggi namun juga dituntut mampu menghantarkan
tingkat kepuasan yang bisa diterima oleh
15
stakeholder lainnya berdasarkan total sumber daya
dalam perusahaannya.
Ekspektasi pelanggan berasal dari pengalaman
pembelian masa lalu, nasihat teman dan rekan,
serta informasi dan janji pemasar dan pesaing.
Beberapa perusahaan paling sukses saat ini
meningkatkan ekspektasi dan menghantarkan kinerja
yang sesuai harapan. Perusahaan pembuat mobil yang
berasal dari Korea : KIA, berhasil meraih sukses
di Amerika dengan meluncurkan mobil murah bermutu
tinggi, jaminan kehandalannya sampai 10 tahun dan
memberikan garansi hingga 100.000 mil pemakaian.
A.3. Mengamati Kepuasan
Banyak perusahaan secara sistematis melakukan
pengamatan dan pengukuran seberapa baik mereka
memperlakukan pelanggan mereka, mengenali faktor-
faktor yang membentuk kepuasan, dan melakukan
perubahan dalam operasi dan pemasaran mereka
sebagai akibatnya.
16
Perusahaan akan bertindak bijaksana dengan
mengukur kepuasan pelanggan secara teratur, karena
salah satu kunci untuk mempertahankan pelanggan
adalah kepuasan pelanggan. Pelanggan yang sangat
puas biasanya tetap setia untuk waktu yang lama,
membeli lagi ketika perusahaan menawarkan produk
baru dan memperbarui produk lama.
Semakin tinggi tingkat kepuasan pelanggan
maka akan menghasilkan loyalitas yang semakin kuat
pula. Kepuasan atau kesenangan yang semakin
tinggi akan menciptaka ikatan emosional dengan
merek dan perusahaan, bukan hanya sekedar
menciptakan preferensi rasional.
Dalam melakukan pengamatan kepuasan
pelanggan, perlu diingat bahwa kepuasan pelanggan
pada setiap elemen kinerja mungkin berbeda.
Pelanggan yang berbeda juga akan memiliki tingkat
kepuasan yang berbeda walaupun pada elemen kinerja
yang sama. Di samping itu, perlu juga disadari
bahwa ada pelanggan yang mungkin dengan mudah
disenangkan pada setiap elemen kinerja dan ada
17
pula yang sulit dipuaskan pada elemen tertentu
tetapi mudah di bagian kinerja lainnya.
A.3.1. Teknik Pengukuran
Ada sejumlah metode untuk mengukur kepuasan
pelanggan.
Survei berkala, survei ini dapat melacak
kepuasan pelanggan secara langsung dan juga
mengajukan pertanyaan tambahan untuk mengukur
niat pembelian kembali dan kemungkinan atau
kesediaan responden untuk merekomendasikan
suatu perusahaan dan merek kepada orang lain.
Menurut Frederick Reichheld, kesediaan
pelanggan untuk merekomendasikan suatu produk
kepada teman berasal dari seberapa baik
pelanggan itu diperlakukan oleh karyawan lini
depan, yang selanjutnya menentukan seluruh
bidang fungsional yang berkontribusi terhadap
pengalaman pelanggan ini. Pemikiran ini
kemudian melahirkan suatu teknik survei yang
18
cukup diadopsi yang bernama Net Promoter
Score (NPS).
Survei Tingkat Kehilangan Pelanggan, survei
ini berusaha menggali informasi dengan
menghubungi pelanggan yang berhenti dan
menanyakan penyebabnya.
Survei Pembelanja Misterius, manajer atau
orang lain dapat berperan dalam survei ini.
Survei bertujuan untuk mengetahui titik lemah
dan titik kuat ketika membeli produk, baik
itu di perusahaan sendiri atau pesaing.
Dengan cara menelepon, manajer juga dapat
mengetahui bagaimana karyawan menangani
panggilan atau keluhan pelanggan.
A.3.2. Pengaruh Kepuasan Pelanggan
Bagi perusahaan yang berpusat pada pelanggan,
kepuasan pelanggan merupakan tujuan dan sarana
pemasaran. Dewasa ini perusahaan harus lebih baik
lagi dalam memperhatikan tingkat kepuasan
pelanggannya. Bila tidak, tentu ini akan membawa
19
dampak buruk pada penjualan dan bahkan seluruh
kinerja perusahaan. Kenyataan ini akan semakin
sulit dengan adanya internet yang memungkinkan
berita diakses dengan begitu cepat dan luasnya.
Pada sisi lain, memuaskan pelanggan juga akan
tersiar luas dan menguntungkan perusahaan dengan
bantuan internet.
A.3.3. Keluhan Pelanggan
Beberapa perusahaan memperhatikan kepuasan
pelanggan dengan cara mencatat keluhan pelanggan
walaupun sebenarnya hanya 5% dari pelanggan yang
tidak puas yang akan menyampaikan keluhan. 95%
lainnya merasa bahwa menyampaikan keluhan tidak
sebanding dengan usahanya, atau mereka tidak tahu
bagaimana atau kepada siapa mereka mengeluh,
selanjutnya mereka berhenti membeli.
20
Dari pelanggan yang menyampaikan keluhan,
antara 54% - 70% akan membeli kembali ke
perusahaan jika keluhan mereka diselesaikan.
Nilainya bahkan akan mencapai 95% apabila
pelanggan merasa keluhan diselesaikan dengan
cepat. Pelanggan yang tidak puas akan menceritakan
kepada orang lain rata-rata lebih banyak dari
pada pelanggan yang puas yang membagikan
pengalamannya pada orang lain.
Faktanya, sesempurna apapun rancangan dan
implementasi sebuah program pemasaran, kesalahan
akan tetap terjadi. Sehingga, hal terbaik yang
dapat dilakukan adalah mempermudah pelanggan
menyampaikan keluhan. Keluhan juga dapat
mendatangkan kebaikan bagi perusahaan. 3M Company
menyatakan lebih dari dua pertiga ide peningkatan
produk bisa berasal dari keluhan pelanggan.
Prosedur berikut dapat membantu perusahaan
memulihkan itikad baik pelanggan :
21
1. Membuka “hotline” gratis 7 hari 24 jam baik
melalui telepon, fax, atau e-mail untuk menerima
dan menindaklanjuti keluhan,
2. Menghubungi pelanggan yang menyampaikan keluhan
secepat mungkin untuk meminimalkan
ketidakpuasan,
3. Menerima tanggung jawab atas kekecewaan
pelanggan, hindari menyalahkan pelanggan,
4. Memperkerjakan orang layanan pelanggan yang
memiliki empati
5. Mengatasi keluhan dengan cepat dan mengusahakan
kepuasan pelanggann.
A.4. Kualitas Produk dan Jasa
Kepuasan pelanggan juga tergantung pada
kualitas produk dan jasa. Kualitas (quality)
menurut American Society for Quality Control
adalah : totalitas fitur dan karakteristik produk
atau jasa yang bergantung pada kemampuannnya untuk
memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.
22
Jelas ini adalah definisi kualitas yang berpusat
pada pelanggan.
Berbicara tentang kualitas, ada dikenal dua
istilah : kesesuaian kualitas, dan kinerja
(tingkat) kualitas. Pelanggan tidak hanya
memperhatikan kesesuaian kualitas yaitu kesesuaian
antara kualitas produk yang dihantarkan dengan
janji kualitas yang dinyatakan; tetapi juga
memberikan perhatian lebih dan menjatuhkan pilihan
pada produk dengan kinerja kualitas terbaik, yaitu
produk yang tidak saja memiliki kesesuaian
kualitas, tetapi juga yang tingkat kualitasnya
lebih baik bila dibandingkan dengan pesaingnya.
Menurut mantan pemimpin GE, John F. Welch
Jr., “Kualitas adalah jaminan terbaik kami atas
loyalitas pelanggan, pertahanan terkuat kami
menghadapi persaingan luar negeri, dan satu-
satunya jalan untuk mempertahankan pertumbuhan dan
penghasilan. Begitu pentingnya kualitas, sehingga
pada negara-negara dan kelompok negara tertentu
memberikan penghargaan pada perusahaan dengan
23
kualitas produk terbaik, seperti Deming Prize di
Jepang, dan European Quality Award untuk kawasan
Eropa.
A.4.1. Pengaruh Kualitas
Kualitas produk dan jasa, kepuasan pelanggan,
dan profitabilitas perusahaan adalah tiga hal yang
terkait erat. Semakin tinggi kualitas, semakin
tinggi tingkat kepuasan pelanggan, dan semakin
tinggi pula profitabilitas. Studi telah
memperlihatkan korelasi yang tinggi antara
lualitas produk relatif dengan profitabilitas
perusahaan. Perusahaan yang menurunkan biaya
terlalu jauh akan merasakan akibatnya ketika
kualitas pengalaman pelanggan menurun. Kualitas
jelas merupakan kunci untuk menciptakan nilai dan
kepuasan pelanggan.
A.4.2. Kualitas Total
Kualitas total merupakan tanggung jawab semua
orang, sama halnya dengan pemasaran. Pemasar yang
24
memainkan peran di semua lini dengan baik akan
memberikan kontribusi penting dalam manajemen
kualitas total dan kepuasan pelanggan, dan juga
profitabilitas pelanggan dan perusahaan.
Kualitas total adalah totalitas kesesuaian
produk dengan persepsi pelanggan pada semua lini
produknya, yaitu mulai dari saat kebutuhan dan
persyaratan pelanggan akan suatu produk
diidentifikasi, pengkomunikasian ekspektasi
pelanggan kepada perancang produk, pemenuhan
pesanan pelanggan secara tepat dan cepat,
pemberian bantuan teknis pada pelanggan untuk
menggunakan produk, hubungan layanan purnajual
dengan pelanggan untuk memastikan pelanggan yang
puas tetap puas, dan pengumpulan ide pelanggan
untuk perbaikan produk, serta kepastian penyaluran
ide-ide tersedut pada departemen yang tepat.
B. Memaksimalkan Nilai Seumur Hidup Pelanggan
Pada akhirnya, pemasaran adalah seni menarik
dan mempertahankan pelanggan yang menguntungkan.
25
Pelanggan terbesar perusahaan tidak selalu
menghasilkan laba tertinggi. Pelanggan terbesar
bisa menuntut layanan yang baik dan mendapatkan
diskon terbesar. Pelanggan terkecil membayar harga
penuh dan mendapatkan layanan minimal, tetapi
biaya bertransaksi dengan mereka dapat mengurangi
profitabilitas mereka. Pelanggan menengah yang
menerima layanan bagus dan membayar harga hampir
penuh sering kali paling menguntungkan.
B.1. Profitabilitas Pelanggan
Pelanggan yang menguntungkan (profitable
customer) adalah orang, rumah tangga, atau
perusahaan yang sepanjang waktu menghasilkan
aliran pendapatan yang melebihi jumlah aliran
biaya perusahaan yang dapat ditoleransi untuk
menarik, menjual, dan melayani pelanggan tersebut.
Ingat bahwa penekanannya pada aliran pendapatan
dan biaya seumur hidup, bukan hanya pada laba
transaksi tertentu. Pemasar dapat menilai
26
profitabilitas pelanggan secara individual, segmen
pasar, atau saluran.
B.1.1. Analisis Profitabilitas Pelanggan
Analissis profitabilitas pelanggan (CPA-
Customer Profitability Analysis) paling baik
dilakukan dengan perangkat akuntansi yang disebut
penentuan biaya berdasarkan aktivitas (ABC).
Perusahaan memperkirakan semua pendapatan yang
didapatkan dari pelanggan, dikurangi semua biaya.
Biaya tidak hanya mencakup biaya pembuatan dan
pendistribusian produk dan jasa, namun juga
mencakup penerimaan telepon dari pelanggan,
bepergian mengunjungi pelanggan, pembayaran
hiburan dan hadiah, serta semua sumber daya
perusahaan untuk melayani pelanggan itu.
Klasifikasi pelanggan berdasarkan
profitabilitas :
1. Pelanggan Platinum, paling menguntungkan
2. Pelanggan Emas, menguntungkan
27
3. Pelanggan Besi, rendah profitabilitasnya tetapi
besar volumenya
4. Pelanggan Timbal, tidak menguntungkan dan tidak
diinginkan.
Perusahaan dapat mengalihkan pelanggan besi ke
pelanggan emas sambil berusaha menghilangkan
pelanggan timbal atau membuat pelanggan tersebut
menguntungkan dengan menaikan harga mereka atau
mengurangi biaya melayani mereka.
B.1.2. Portofolio Pelanggan
Pemasar mengakui adanya kebutuhan untuk
mengelola portofolio pelanggan yang terdiri dari
berbagai kelompok pelanggan yang didefinisikan
berdasarkan loyalitas, profitabilitas, dan faktor
lain. Salah satu perspektifnya adalah bahwa
portofolio perusahaan terdiri dari “rekan”,
“teman”, dan “mitra” yang terus berubah. Tiga
jenis pelanggan ini mempunyai kebutuhan produk,
kegiatan pembelian, penjualan, dan aktivitas
28
pelayanan, serta biaya akuisisi dan keuntungan
yang kompetitif yang berbeda-beda.
Perspektif lain membandingkan individu yang
membentuk portofolio pelanggan perusahaan terhadap
saham yang membentuk portofolio investasi. Dalam
pemasaran, seperti dalam investasi, kita perlu
menghitung nilai risiko-imbalan, untuk masing-
masing portofolio dan kemudian mendiversifikasinya
menurut nilai tersebut.
B.2. Mengukur Nilai Seumur Hidup Pelanggan
Kasus memaksimalkan profitabilitas pelanggan
jangka panjang ditangkap dalam konsep nilai seumur
hidup pelanggan. Nilai seumur hidup pelanggan
(CLV-Customer Lifetime Value) menggambarkan nilai
sekarang bersih (net present value) dari aliran
laba masa depan yang diharapkan sepanjang
pembelian seumur hidup pelanggan.
Ada banyak metode untuk mengukur nilai seumur
hidup pelanggan. Salah satunya memberikan kerangka
kerja kuantitatif resmiuntuk merencanakan
29
investasi pelanggan dan membantu pemasar
mengadopsi perspektif jangka panjang. Meskipun
demikian, salah satu tantangan dalam penerapan
konsep CLV adalah mendapatka perkiraan biaya dan
perkiraan pendapatan yang handal. Pemasar yang
menggunakan konsep CLV juga harus memperhitungkan
kegiatan pemasaran jangka pendek untuk membangun
merek yang membantu meningkatkan loyalitas
pelanggan.
C. Mengembangkan Hubungan Pelanggan
Memaksimalkan nilai pelanggan berarti
mengembangkan hubungan pelanggan untuk jangka
panjang. Dewasa ini perusahaan telah meninggalkan
pemasaran massal yang tidak efisien dan beralih ke
pemasaran presisi yang dirancang untuk membangun
hubungan pelanggan yang kuat. Ekonomi saat ini
didukung pula oleh bisnis informasi. Namun,
informasi itu sendiri tidak selalu menguntungkan
30
karena bisa dijadikan alat yang cepat dan mudah
bagi pelanggan untuk melakukan perbandingan.
Pemberdayaan pelanggan menjadi cara hidup
bagi banyak perusahaan yang harus menyesuaikan
diri dengan peralihan kekuasaan dalam hubungan
pelanggan mereka.
C.1. Manajemen Hubungan Pelanggan
Manajemen hubungan pelanggan (CRM-customer
relationship management) adalah proses pengelola
informasi rinci tentang pelanggan perorangan dan
semua “titik kontak” pelanggan secara seksama
untuk memaksimalkan loyalitas pelanggan. Titik
kotak pelanggan semua kejadian dimana pelanggan
menghadapi merk dan produk-dari pengalaman aktual
ke komunikasi pribadi atau massal hingga observasi
biasa.
C.1.1. Pemasaran Satu-Satu
31
Peppers dan Rogers memberikan kerangka kerja
empat langkah untuk pemasaran satu-satu yang dapat
diterapkan dalam pemasaran CRM :
1. Mengidentifikasi prospek dan pelanggan
2. Mendiferensiasikan pelanggan berdasarkan
kebutuhan mereka dan nilainya untuk perusahaan
3. Berinteraksi dengan pelanggan perorangan untuk
meningkatkan pengetahuan pemasar tetntang
kebutuhan perorangan pelanggan dan membangun
hubungan yang kuat
4. Memodifikasi produk, layanan, dan pesan kepada
setiap pelanggan.
Tidak semua perusahaan dapat diterapkan
pemasarann satu-satu. Pemasaran ini dapat bekerja
dengan baik pada perusahaan dengan informasi
pelanggan perorangan yang baik, memiliki banyak
produk untuk diperjualbelikan, produknya
memerlukan penggantian berkala, dan produk yang
dijual itu bernilai tinggi.
32
C.1.2. Meningkatkan Nilai Basis Pelanggan
Pendorong utama nilai pemegang saham adalah
nilai agregat dari basis pelanggan. Perusahaan top
meningkatkan nilai basis pelanggan mereka dengan
melaksanakan strategi berikut ini dengan baik :
Mengurangi tingkat keberalihan pelanggan
Meningkatkan daya tahan hubungan pelanggan
Meningkatkan potensi pertumbuhan setiap
pelanggan melalui “pangsa dompet ( share-of-
wallet),” penjualan silang (cross-selling), dan
penjualan keatas (up-selling).
C.2. Menarik dan Mempertahankan Pelanggan
Perusahaan yang berusaha memperbesar laba dan
penjualan mereka harus menghabiskan cukup banyak
waktu dan sumber daya untuk mencari pelanggan
baru. Hal yang dilakukan antara lain :
mengembangkan iklan dan menempatkan iklan tersebut
di media yang dapat menjangkau prospek baru,
menghubungi prospek baru yang potensial melaui
33
surat atau telepon, membeli nama dari pialang
daftar, dan lain sebagainya.
C.2.1. Mengurangi Keberalihan
Perusahaan tidak cukup hanya menarik
pelanggan baru saja, perusahaan juga harus
mempertahankan mereka dan meningkatkan bisnis.
Akan tetapi perlu disadari bahwa pelanggan yang
beralih ke produk atau perusahaan lain akan tetap
terjadi. Ada beberapa kiat untuk mengurangi
tingkat keberalihan pelanggan :
1. Mendefinisikan dan mengukur tingkat retensinya
2. Membedakan tingkat peralihan pelanggan dan
mengidentifikasi pelanggan yang dapat dikelola
dengan lebih baik.
3. Membandingkan kehilangan laba yang dikalikan
dengan nilai seumur hidup pelanggan dari
pelanggan yang hilang terhadap biaya yang
dibutuhkan untuk mengurangi tingkat keberalihan.
Bila biaya untuk mengurangi tingkat keberalihan
34
lebih kecil, maka perusahaan harus tetap
mengupayakan mengurangi tingkat keberalihan.
C.2.2. Dinamika Retensi
Berikut ini sejumlah fakta menarik yang
mendukung retensi pelanggan :
1. Mengakuisisi pelanggan baru memerlukan sejumlah
besar usaha dan biaya untuk membujuk pelanggan
yang sudah terpuaskan agar meninggalkan pemasok
lamanya.
2. Rata-rata perusahaan kehilangan 10% pelanggannya
setiap tahun
3. Pengurangan 5% dalam tingkat keberalihan
pelanggan dapat meningkatkan laba sebesar 25% -
85%, tergantung pada jenis industrinya
4. Tingkat laba pelanggan cenderung meningkat
sepanjang umur pelanggan yang dipertahankan
akibat adanya peningkatan pembelian, retensi,
35
dan premi harga serta berkurangnya biaya operasi
untuk melayani.
C.3. Membangun Loyalitas
Menciptakan hubungan yang kuat dan erat
dengan pelanggan adalah mimpi semua pemasar dan
hal ini sering menjadi kunci keberhasilan
pemasaran jangka panjang. Perusahaan yang ingin
membentuk ikatan pelanggan yang kuat harus
memperhatikan sejumlah pertimbangan yang beragam.
Sekelompok peneliti melihat kegiatan membangun
retensi dengan menambah manfaat keuangan, manfaat
sosial, atau ikatan struktural.
C.3.1. Berinteraksi Dengan Pelanggan
Mendengarkan pelanggan merupakan suatu hal
yang penting dalam manejemen hubungan pelanggan.
Beberapa perusahaan penciptakan mekanisme
berkelanjutan yang membuat manajer senior dapat
36
terus terhubung dengan umpan balik pelanggan dari
lini depan.
C.3.2. Membangun Program Loyalitas
Dua program loyalitas pelanggan yang dapat
ditawarkan perusahaan adalah program frekuensi dan
progam pemasaran klub. Program frekuensi (fp-
frequency program) direncanakan untuk memberikan
penghargaan kepada pelanggan yang sering membeli
dalam jumlah besar. Program ini dapat membantu
membangun loyalitas jangka panjang dengan
pelanggan CLV.
C.3.3. Mempersonalisasikan Pemasaran
Personel perusahaan dapat menciptakan ikatan
yang kuat dengan pelanggan melalui pengindividuan
dan personalisasi hubungan. Intinya, perusahaan
yang cerdas mengubah pelanggan mereka menjadi
clien.
C.3.4. Menciptakan Ikatan Institusional
37
Perusahaan dapat memasok pelanggan dengan
peralatan khusus atau hubungan komputer yang
membantu pelanggan mengelola pesanan, penggajian,
dan persedian. Pelanggan tidak terlalu terbujuk
untuk bberalih ke pemasok lain jika peralihan itu
melibatkan biaya modal tinggi, biaya riset tinggi,
atau hilangnya diskon pelanggan setia.
C.4. Memenangkan kembali
Tanpa melihat sifat kategori atau seberapa
keras perusahaan dapat mencoba, kita tidak dapat
mencegah beberapa pelanggan tidak aktif atau
keluar. Tantangannya dalah mengaktifkan kembali
pelanggan yang tidak puas melalui strategi
pemenangan kembali. Seringkali lebih mudah untuk
meanarik kembali mantan pelanggan (karena
perusahaan mengetahui nama dan sejarah mereka)
dari menemukan pelanggan baru. Kuncinya adalah
menganalisis penyebab keberalihan pelanggan
melalui wawancara pada saat pelanggan itu keluar
dan survei pelanggan yang hilang, serta hanya
38
berusaha memenangkan kembali mereka yang mempunyai
potensi laba kuat.
D. Database Pelanggan dan Pemasaran Database
Pemasaran harus memenuhi pelanggan mereka
untuk mengetahui pelanggan, perusahaan harus
mengumpulkan informasi dan menyimpannya dalam
database yang dapat digunakan untuk melaksanakan
pemasaran database. Database pelanggan (customer
database) adalah kumpulan informasi konfrensif
yang terorganisasi pelanggan perorangan atau
perospek terkini, yang dapat di akses dan dapat
ditindak lanjuti untuk tujuan pemasaran seperti
mengembangkan arahan, arahan kualifikasi,
penjualan produk atau jasa atau pemeliharaan
hubungan pelanggan.
D.1. Database Pelanggan
Banyak perusahaan mencampur adukkan daftar
alamat surat-menyurat pelanggan dengan database
pelanggan. Daftar alamat surat-menyurat pelanggan
39
(customer mailing list) hanyalah sekumpulan nama,
alamat, dan nomor telepone. Database pelanggan
mengandung lebih banyak informasi, terakumulasi
melalui transisi pelanggan, informasi regitrasi,
pertanyaan telepon, cookies (data internet), dan
semua kontak pelanggan.
Idealnya, database pelanggan juga mencakup
informasi pembelian masa lalu pelanggan demografis
(usia, penghasilan, anggota keluarga, tanggal
lahir), psikografis(kegiatan,minat, dan opini),
mediagrafis (media yang disukai), informasi
lainnya yang berguna.
D.2. Gudang Data dan Penggalian Data
Perusahaan yang handal melakukan penangkapan
informasi setiap kali pelanggan berhubungan dengan
salah satu departemen mereka. Titik kontak
meliputi pembelian pelanggan, panggilan layanan
yang di minta pelanggan, pertanyaan online, atau
kartu diskon melalui pos. Bank daan perusahan
kartu kredit , perusahaan telepon, perusahaan
40
katalog, dan banyak perusahaan lain mempunyai
banyak informasi tentang pelanggan mereka, tidak
hanya mencakup alamat dan nomor telepon tetapi
juga transaksi dan data tentang usia, ukuran
keluarga, penghasilan keluarga dan informasi
demografi lainnya yang terus di perbaharui.
Secara umum perusahaan dapat menggunakan
database mereka dalam lima cara:
1. Mengindentifikasi prospek2. Memutuskan pelanggan mana yang seharusnya menerima
tawaran tertentu
3. Memperdalam loyalitas pelanggan
4. Mengaktifkan kembali pembelian pelanggan
5. Menghindari kesalahan pelanggan serius.
D.3. Kelemahan Pemasaran Database dan CRM
Ada empat masalah yang dapat mencegah
perusahaan untuk menggunakan CRM secara efektif :
1. Proses membangun dan mempertahankan database
pelanggan memerlukan investasi besar dalam
piranti keras komputer, piranti lunak database,
program analitis, hubungan komunikasi, dan
personel ahli.
41
2. Sulitnya membuat semua orang dalam perusahaan
agar berorientasi pada pelanggan dan menggunakan
informasi yang tersedia
3. Tidak semua pelanggan menginginkan hubungan
dengan perusahaan, dan mereka mungkin tidak suka
mengetahui bahwa perusahaan telah mengumpulkan
begitu banyak informasi pribadi tentang mereka.
4. Asumsi di belakang CRM mungkin tidak selalu
benar.
Beberapa indikator ketika pemasaran database
berhasil :
1. Gudang data menghasilkan lebih dari biayanya,
2. Data yang ada dalam gudang data tetap berada
dalam kondisi baik, dan
3. Hubungan yang ditemukan harus valid.
Deloitte Consulting menemukan bahwa 70%
perusahaan hanya menemukan sedikit atau bahkan
tanpa perbaikan dengan menggunakan CRM, alasannya
antara lain :
1. Sistem CRM dirancang dengan buruk,
2. Sistem terlalu mahal,
42
3. Pengguna tidak terlalu banyak menggunakannya
atau tidak melaporkan banyak manfaat, dan
4. Kolaborator mengabaikan sistem.
Sementara itu, kita perlu juga memperhatikan
bahaya utama CRM :
1. Mengimplementasikan CRM sebelum menciptakan
strategi pelanggan.
2. Menjalankan CRM sebelum mengubah organisasi untuk
menyesuaikan diri.
3. Mengasumsikan bahwasemakin banyak teknologi CRM,
berarti semakin baik.
4. Mengintai, bukan membujuk pelanggan.
George Day dari Wharton menyimpulkan bahwa
salah satu alasan dibalik gagalnya CRM adalah
bahwa perusahaan berkonsentrasi pada proses kontak
pelanggan tanpa melakukan perubahanterkait dalam
struktur dan sistem internal. Kemampuan tinggi
untuk berhubungan dengan pelanggan berkaitan
dengan cara perusahaan membangun bisnis dan
mengelola organisasinya dan tidak terlalu
berkaitan dengan alat dan teknologi CRM yang
43
diterapkan. Penting diperhatikan bahwa perusahaan
harus bisa menentukan seberapa besar dan di bagian
mana investasi yang ditanamkan dalam membangun dan
menggunakan pemasaran database guna mengadakan
hubungan dengan pelanggan.
BAB III
KESIMPULAN
Pelanggan adalah pemaksimal nilai. Mereka membentuk
ekspektasi nilai yang bertindak berdasarkan nilai
tersebut. Pembeli akan membeli dari perusahaan yang
44
mereka anggap nilai tertinggi yang dapat dihantarkan
kepada pelanggan, yang didefinisikan sebagai selisih
antara total manfaat pelanggan dan total biaya
pelanggan.
Kepuasan pembeli merupakan fungsi kinerja yang
dipersepsikan produk dan ekspektasi pembeli. Dengan
mengenali bahwa kepuasan yang tinggi menimbulkan
loyalitas pelanggan yang tinggi.
Kehilangan pelangganyang menguntungkan dapat sangat
mempengaruhi laba perusahaan. Biaya menarik pelanggan
baru diperkirakan lima kali lipat biaya mempertahankan
pelanggan lama agar tetap gembira. Kunci untuk
mempertahankan pelanggan adalah pemasaran hubungan.
Kualitas adalah totalitas fitur dan karakteristik
produk atau jasa berdasarkan kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.
Manajemen hubungan pelanggan sering memerlukan
pembentukan database pelanggan dan penggalian data
untuk mendeteksi tren, segmen, dan kebutuhan
individual.
45