Upload
independent
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN
BANGUNAN BANGUNAN BANGUNAN BANGUNAN
GEDUNG NEGARAGEDUNG NEGARAGEDUNG NEGARAGEDUNG NEGARA
DIT
. P
BL
PENGERTIAN
1. Bangunan Gedung Negara adalah bangunan gedung untuk keperluan
dinas yang menjadi barang milik negara/daerah dan diadakan dengan
sumber pembiayaan yang berasal dari dana APBN, dan/atau APBD, atau
perolehan lainnya yang sah.
2. Pembangunan Bangunan Gedung Negara adalah kegiatan mendirikan
bangunan gedung negara yang diselenggarakan melalui tahap
perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, dan pengawasannya, baik
merupakan pembangunan baru, perawatan bangunan gedung, maupun
perluasan bangunan gedung yang sudah ada, dan/atau lanjutan
pembangunan bangunan gedung.
DIT
. P
BL
DASAR HUKUM1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
2. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah
4. Peratuan Presiden Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2011 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.02/2011 tentang Petunjuk Penyusunan
dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
DIT
. P
BLPERSYARATAN
BANGUNAN GEDUNG NEGARA
Persyaratan BGN
Administratif
Status hak atas tanah (izin pemanfaatan)
SKBG
IMB
Dokumen : pendanaan, perencanaan,
pembangunan, pendaftaran
Teknis
Tata bangunan
Keandalan bangunan
Memenuhi ketentuan: klasifikasi, standar luas, standar
jumlah lantai
DIT
. P
BLTAHAPAN PEMBANGUNAN
BANGUNAN GEDUNG NEGARA
Tahapan Pembangunan
Persiapan
Penyusunan rencana kebutuhan
Penyusunan rencana pendanaan
Penyusunan rencana penyediaan dana
Perencanaan teknis
Pelaksanaan konstruksi
Pengawasan teknis
Pascakonstruksi
Status BMN
SLF
Pendaftaran BGN
DIT
. P
BLPROSES BANTUAN TEKNIS
PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN
BANGUNAN GEDUNG NEGARA
= PROSES PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
= BANTUAN TEKNIS OLEH KEMENTERIAN PU cq DITJEN CK cq DIT. PBL
PERSIAPANPELAKSANAAN
KONSTRUKSI
PERENCANAAN
TEKNISPEMANFAATAN PENGHAPUSAN
PROSES PEMBANGUNAN BGN PASCA KONSTRUKSI
BANTUAN TEKNIS
BERUPA:
1. Rekomendasi
Kebutuhan Biaya
Pembangunan Baru/
Kebutuhan Biaya
Perawatan BGN
2. Rekomendasi Teknis,
seperti: Multiyears,
Bangunan > 8 lantai,
Pekerjaan Lanjutan
DALAM RANGKA
PERAWATAN
BANGUNAN,
BANTUAN TEKNIS
BERUPA ANALISIS
TINGKAT
KERUSAKAN
PEMBONGKARAN
BGN, BANTUAN
TEKNIS BERUPA
TAKSIRAN HARGA
BONGKARAN
BANTUAN TEKNIS BERUPA TENAGA PENGELOLA TEKNIS
DIT
. P
BLPEMBANGUNAN BARU
GEDUNG NEGARA
• Untuk pekerjaan PEMBANGUNAN BARU Bangunan Gedung Negara, dilakukan analisis
perhitungan kebutuhan biaya oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya cq Direktorat Penataan Bangunan
dan Lingkungan atau oleh instansi teknis provinsi setempat.
• Perhitungan Kebutuhan Biaya dihitung berdasarkan perkiraan kebutuhan luas bangunan. Datadukung yang diperlukan dalam perhitungan tersebut antara lain:
o Struktur Organisasi dan Jumlah Personil Pengguna Gedung;
o Kebutuhan Ruang Penunjang dan Fasilitas Lain sesuai Tusi K/L
o Surat Keterangan Rencana Kota (berupa keterangan mengenai ketentuan KDB, GSB, KLB,Ketinggian maksimum, dll yang berlaku dalam lokasi.
o Master Plan di lokasi yang sudah ada
o Kejelasan status kepemilikan tanah (berupa sertifikat, atau surat perjanjian tertulis izinpemanfaatan lahan/hak pinjam pakai bila lahan dikuasai oleh pihak lain.
o Harga satuan tertinggi per m2 (HSBGN) kota/kabupaten yang berlaku saat itu.
• Dasar untuk melakukan perhitungan kebutuhan biaya adalah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara
STANDAR LUAS BANGUNAN GEDUNG KANTORA. RUANG UTAMA
R. TAMU R. RAPAT R. TUNGGUR .
IST IR A H A
T
R. SEKRET R. STAF R. SIMPAN R. TOILETJML
STAFCATATAN
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 28.00 40.00 40.00 60.00 20.00 15.00 24.00 14.00 6.00 247.00 8
2 16.00 14.00 20.00 18.00 10.00 10.00 15.00 10.00 4.00 117.00 2
3 16.00 14.00 20.00 18.00 10.00 10.00 15.00 10.00 4.00 117.00 5
4 16.00 14.00 20.00 9.00 5.00 7.00 4.40 5.00 3.00 83.40 2
5 14.00 12.00 14.00 12.00 5.00 7.00 4.40 3.00 3.00 74.40 2
6 14.00 12.00 10.00 6.00 5.00 5.00 4.40 3.00 3.00 62.40 2
7 12.00 6.00 3.00 3.00 24.00 0
8 12.00 6.00 3.00 21.00 0
9 8.00 8.80 2.00 18.80 4
B. RUANG PENUNJANG
1 140 m2 Kapasitas 100 orang
2 90 m2 Kapasitas 75 orang
3 40 m2 Kapasitas 30 orang
4 Ruang Studio 4 m2/ orang Pemakai 10% dari staf
5 Ruang Arsip 0.4 m2/ orang Pemakai seluruh staf
6 2 m2/ 25 orang Pemakai Pejabat Es. V sd Es. III dan seluruh staf
7 Musholla 0.8 m2/ orang Pemakai 20% dari jumlah personel
C. SIRKULASI 25% X (JUMLAH A + B)
Keterangan:
-
-
-
JABATAN
LUAS RUANG (m2)
KETERANGAN
R. KERJA
R. PENUNJANG JABATANR. PELAYANAN
JABATANJML
R. Toilet
bersama
1 12
Menteri/ Ketua Lembaga
R.Staf pada setiap
jabatan diperhitungkan
berdasarkan jumlah
personel @ 2,2 - 3 m2/
personel, sesuai
dengan tingkat jabatan
Eselon IA/ Anggota Dewan
Eselon IB
Eselon IIA
Eselon IIB
Eselon IIIA
Eselon IV
JENIS RUANG LUAS KETERANGAN
1 2 3
Luas ruang kerja untuk Satuan Kerja dan Jabatan Fungsional dihitung tersendiri sesuai dengan kebutuhan di luar standar luas tersebut di atas.
Untuk bangunan gedung kantor yang memerlukan ruang-ruang khusus atau ruang pelayanan masyarakat, seperti Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara,
kebutuhannya dihitung tersendiri, di luar standar luas tersebut di atas.
Wakil Menteri K/L
Ruang Rapat Utama Kementrian
Ruang Rapat Utama Es. I
Ruang Rapat Utama Es. II
WC/ Toilet
Standar luas ruang tersebut diatas merupakan acuan dasar, yang dapat disesuaikan berdasarkan fungsi/sifat tiap eselon/jabatan.
Eselon IIIB
LAMPIRAN - 2STANDAR LUAS RUMAH NEGARA
BANGUNAN TANAH
3 4
- Menteri
- Kepala Lembaga Tinggi/ Tertinggi Negara
- Sekretaris Jenderal/Direktur Jenderal/Inspektur Jenderal
- Pejabat yang setingkat/Anggota Dewan
- Direktur/Kepala Pusat/Kepala Biro
- Pejabat yang setingkat
- Pegawai Negeri Sipil Gol. IV/d dan IV/e
- Kepala Sub Direktorat/Kepala Bagian/Kepala Bidang
- Pejabat yang setingkat
- Pegawai Negeri Sipil Gol. IV/a dan IV/ c
- Kepala Seksi/Kepala Sub Bagian/Kepala Sub Bidang
- Pejabat yang setingkat
- Pegawai Negeri Sipil Gol. III
- Pegawai Negeri Sipil Gol. I dan II 36 100
Keterangan :
1. Untuk :
2.
- DKI Jakarta : 20%
- Ibukota Provinsi : 30%
- Ibukota Kab/ Kota : 40%
- Perdesaan : 50%
- Untuk Rumah Jabatan Bupati/Walikota disetarakan dengan Rumah Negara Tipe A.
E
- Untuk Rumah Jabatan Gubernur disetarakan dengan Rumah Tipe Khusus.
Sepanjang tidak bertentangan dengan luasan persil yang ditetapkan dalam RTRW, toleransi kelebihan luas
tanah yang diijinkan, untuk:
Untuk Rumah Jabatan Gubernur/Bupati/Walikota dapat ditambahkan luas ruang untuk Ruang Tamu
Besar/Pendopo yang dihitung sesuai kebutuhan dan kewajaran.
C 70 200
D 50 120
A 250 600
B 120 350
TIPE PENGGUNA
LUAS (m2)
1 2
KHUSUS 400 1,000
NO JENIS RUANGAN MENTERI ES.1 ST ES.2 ST ES.3 ST ES.3B ST ES.4 ST STAF JUMLAH
A RUANG UTAMA
Ruang Kerja 28 16 14 12 12 8 2,2
Ruang Tamu 40 14 12 6 6 0 0
Ruang Rapat 40 20 14 0 0 0 0
Ruang Rapat Utama 140 90 40 0 0 0 0
Ruang Sekretariat 58 20 10 3 0 0 0
Ruang Tunggu 60 18 12 0 0 0 0
Ruang Simpan 14 5 3 3 3 2 0
Ruang Istirahat 20 10 5 0 0 0 0
Ruang Toilet 6 4 3 0 0 0 0
1 Luas Ruang Tiap Eselon 406 197 73 24 21 10 2,2
2 Personil Direktorat 1 5 1 13 60 80
3 Luas RU per Direktorat 73 120 21 130 132 476
B RUANG PELENGKAP
1 Ruang Rapat = 40
2 Ruang Studio =4 m2/Orang (pemakai =10% dari staff) = 24
3 Ruang Arsip =0.4m2/Orang (pemakai = staff) = 24
4 WC =2m2/25 orang = 6,4
5 Musholla =0.8m2/orang (pemakai 20% dari personil) = 12,8
TOTAL = 107,2
SUB TOTAL I = RU + RP 583,2
Ruang Lain-lain =10% dari Sub Total I 58,32
SUB TOTAL II 641,52
Ruang Sirkulasi =25% dari Sub Total 2 160,38
TOTAL 801,9
Standar rata-rata Ruang Kantor Tingkat Direktorat = 801.9 m2 : 80= 10,02375
STANDAR RUANG
CONTOH DATA DUKUNGBeberapa Data Dukung yang diperlukan untuk pembangunan Gedung baru:
1. SKRK
3. STRUKTUR
ORGANISASI & JUMLAH
PENGGUNA GEDUNG
2. HSBGN
• PROSEDUR PELAKSANAAN BANTUAN TEKNIS ANALISIS KERUSAKAN
DALAM RANGKA PEMBANGUNAN BARU BANGUNAN GEDUNG NEGARA
KEMENTERIAN/
LEMBAGA (K/L)
DIREKTORAT PENATAAN
BANGUNAN DAN
LINGKUNGAN
SUBDIT PEMBINAAN
PENGELOLAAN GEDUNG DAN
RUMAH NEGARA
SEKSI GEDUNG NEGARA TIM CLEARANCE
SURAT
PERMOHONAN
PEMBANGUNAN
BARU
SURAT
PERMOHONAN
DITERIMA
USULAN
PENUGASAN
ANALISIS
KEBUTUHAN
RUANG
DATA
LENGKAP
MEMERIKSA,
MENYETUJUI
MEMERIKSA DAN
MENGESAHKAN SURAT JAWABAN
ANALISIS
BANGUN BARU
YAYA
TIDAK
KONSEP SURAT
PEMBANGUNAN
BARU
SURAT TUGAS
KONSULTASI
TELAAH DATA
SURAT
PERMINTAAN
KELENGKAPAN
DATA
MEMERIKSA
HASIL
ANALISIS
ANALISIS
KEBUTUHAN
BIAYA
DATA DUKUNG:
1.KEBUTUHAN RUANG
SESUAI TUPOKSI
2.PROYEKSI JUMLAH
PERSONIL
3.KEJELASAN LOKASI –
LUAS LAHAN
4. SKRK (GSB, KDB,
KLB, KETINGGIAN
MAKSIMUM)
TIDAK
YA
TIDAK
YA
TIDAK
DIT
. P
BL
PENGELOLAAN TEKNIS
• Setiap pembangunan bangunan gedung negara yang dilaksanakan olehkementerian/lembaga/SKPD harus mendapat bantuan teknis dalambentuk pengelolaan teknis dari Kementerian Pekerjaan Umum.
• Bantuan Teknis dari Kementerian Pekerjaan Umum terkaitpenyelenggaraan Bangunan Gedung Negara meliputi 3 hal:
o Tenaga, berupa tenaga pengelola teknis
o Informasi, berupa rekomendasi teknis (kebutuhan biaya, pembangunan
di atas 8 lantai, pembangunan lebih dari satu tahun anggaran).
o Kegiatan Percontohan, berupa pilot project
• Pengelolaan teknis dilakukan oleh tenaga pengelola teknis yangbersertifikat.
• Tenaga pengelola teknis bertugas membantu dalam pengelolaan kegiatanpembangunan bangunan gedung negara di bidang teknis administratif.
PROSEDUR PELAKSANAAN PENUGASAN PENGELOLA TEKNIS
KEMENTERIAN/
LEMBAGA (K/L)
DIREKTORAT PENATAAN
BANGUNAN DAN
LINGKUNGAN
SUBDIT PEMBINAAN
PENGELOLAAN GEDUNG DAN
RUMAH NEGARA
SEKSI GEDUNG NEGARA TIM PENGELOLA TEKNIS
YA
SURAT
PENUGASAN
USULAN
DITERIMA
DRAFT USULAN
PENUGASAN
SURAT PERMINTAAN
TENAGA PENGELOLA
TEKNIS
USULAN
DITERIMA
KONSEP SURAT
TUGAS
SURAT
PERMOHONAN
DITERIMA
MENANDATANGANI
SURAT TUGAS
PARAF SURAT
TUGAS
DISPOSISI
TIDAK
DIT
. P
BL
PASCA KONSTRUKSI
• Pasca Konstruksi meliputi kegiatan persiapan untuk mendapatkan status
Barang Milik Negara dari Pengelola Barang, Sertifikat Laik Fungsi (SLF), dan
Pendaftaran sebagai Bangunan Gedung Negara.
• Pendaftaran sebagai Bangunan Gedung Negara dilakukan dengan
melaporkan Bangunan Gedung Negara yang telah selesai dibangun kepada
Kementerian Pekerjaan Umum.