80
PENERAPAN SISTEM PEMBIAYAAN PADA PT.BSI KCP UNISMUH DI MAKASSAR SKRIPSI AZURA NIM :105731112417 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2021

PENERAPAN SISTEM PEMBIAYAAN PADA PT.BSI KCP

Embed Size (px)

Citation preview

PENERAPAN SISTEM PEMBIAYAAN PADA PT.BSI KCP UNISMUH DI MAKASSAR

SKRIPSI

AZURA

NIM :105731112417

PROGRAM STUDI

AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021

i

KARYA TUGAS AKHIR MAHASISWA

JUDUL PENELITIAN:

PENERAPAN SISTEM PEMBIAYAAN PADA PT.BANK SYARIAH INDONESIA KCP UNISMUH

DI MAKASSAR

SKRIPISI

Disusun Dan Diajukan Oleh:

A Z U R A

NIM :105731112417

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021 M/1441 H

ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Barang siapa menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. HR. Muslim. Menuntut ilmu itu

wajib atas setiap muslim. HR. Ibnu Majah no. 224

PERSEMBAHAN

“Puji syukur kepada ALLAH SWT atas Ridho-Nya serta karunia sehingga skripsi ini telah terselesaikan dengan baik.

Alhamdulillah Rabbil’alamin”

Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orangtua tercinta Orang-orang yang saya sayang dan almamaterku

PESAN DAN KESAN

SELALU INGAT YANG MAHA KUASA, ORANGTUA DAN SEGALA PERJUANGAN YANG MENDUKUNG SEMANGAT HIDUP.

JANGAN BANDINGKAN HASILMU DENGAN HASIL ORANG LAIN KARENA

MASING-MASING ADA PORSI TERSENDIRINYA.

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

SEMINAR HASIL PENELITIAN

Judul Penelitian : “Penerapan Sistem Pembiayaan pada PT. Bank

Syariah Indonesia KCP Unismuh di Makassar“.

Nama Mahasiswa : Azura

No. Stambuk/ NIM : 105731112417

Program Studi : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar

Telah disetujui untuk dapat diseminarkan serta diuji pada Seminar Hasil

Penelitian

Makassar, 29 Oktober 2021

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Muryani Arsal, SE., MM. Ak. CA Rini Sulistiyanti, SE., M.Ak NIDN. 0909118703 NIDN. 0016116503

Mengetahui

PLT Ketua Program Studi Akuntansi,

Mira,SE.,M.Ak NBM. 1286 844

iv

v

vi

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hambaNya.

Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad

SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat

yang tiada Ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Penerapan Sistem

Pembiayaan Pada PT.Bank Syariah Indonesia KCP Unismuh Di Makassar”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan program sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih

kepada kedua orang tua penulis bapak Landu dan ibu Cakka yang senantiasa

memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa Tulus. Dan

saudara-saudara ku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan

semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala

pengorbanan, serta dukungan baik materi maupun moral, dan doa restu yang

telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa

yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang

kehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula

penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan

dengan hormat kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag Selaku Rektor Universitas

viii

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. H. Andi Jam’an, SE., M.Si, dekan fakultas ekonomi dan

bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Mira,SE.,M.Ak selaku ketua program studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Dr. Muryani Arsal, SE., MM. Ak. CA selaku pembimbing I yang

senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan

penulis, sehingga skripsi selesai dengan baik.

5. Ibu Rini Sulistiyanti, SE., M.Ak selaku pembimbing II yang berkenan

membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/ibu dan asisten dosen falkutas ekonomi dan bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah dan banyak

menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Segenap staf dan karyawan Bank Syariah Indonesia KCP Unismuh

di Makassar yang membantu saya dalam proses penelitian sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik

8. Rekan-rekan mahasiswa Falkutas Ekonomi Dan Bisnis Program Studi

Akuntansi Angkatan 2017 Khusus Kelas Akuntansi E 2017 dan Kelas

Konsentrasi Akuntansi Syariah yang selalu belajar bersama dan tidak

sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

9. Terima kasih teruntuk Sahabat saya Grup Triogether ( Nailah dan Anti)

dan Grup Silo Lagend (Hardianti, Fitri, Tenri, Hasnawia, Rianti, Yusuf,

Rian, Asrullah) yang selalu memberikan semangat dan selalu ada jika

saling membutuhkan.

10. Terima kasih untuk Abang-abang ku terkhusus abang Lanang Merah

ix

Saifullah yang senantiasa mengirimkan uang bulanan dan uang SPP.

Ingin ku sampaikan bahwa terhitung semester depan anda tidak harus

melakukan hal demikian lagi.

11. Terima kasih untuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu

persatu yang telah memberikan semangat, dan dukungannya sehingga

penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

Akhirnya sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini

masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua

pihak utamanya para pembaca, penulis senantiasa mengharapkan

saran dan kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini

Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak utamanya kepada almamater kampus biru

universitas muhammadiyah Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq Fastabiqul Khairat, Wassalamu‟alaikum Wr.Wb

Makassar, 29 Oktober 2021

Azura

ABSTRAK

x

Azura, Tahun 2021, Penerapan Sistem Pembiayaan Pada PT. Bank

Syariah Indonesia KCP Unismuh Di Makassar. Skripsi Program Studi

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Muhammadiyah Makassar.

Dibimbing oleh pembimbing l Muryani Arsal dan pembimbing ll Rini Sulistiyanti.

Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian deskriptif ialah

penelitian yang berusaha menyajikan fakta secara objektif sesuai dengan

kondisi yang ditemukan sewaktu melakukan penelitian. Lokasi penelitian ini

dilakukan di kota Makassar, tepatnya di PT.Bank Syariah Indonesia KCP

Universitas Muhammadiyah Makassar. Proses dalam penelitian ini yaitu mulai

dari menguraikan, mengumpulkan, mengelolah dan menganalisis data yang

mampu menggambarkan bagaimana mekanisme sistem pembiayaan pada PT.

Bank Syariah Indonesia KCP Unismuh Di Makassar. Dari hasil penelitian yang

dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwa untuk setiap produk pembiayaan

di PT.Bank Syariah Indonesia KCP UNISMUH Makassar sebelum ditawarkan

kepada pihak nasabah sudah melalui penyaringan dan pengawasan oleh

dewan pengawas syariah dan sudah dipastikan sudah sesuai dengan syariah

islam. Pembiayaan yang dimaksud di sini adalah pembiayaan Mitraguna,

pensiun, OTO, Griya, Gadai Emas, dan Cicil Emas. Dari informan diperoleh

hasil jika mekanisme yang digunakan oleh PT.BSI KCP UNISMUH Makassar

telah sesuai dengan kajian prakteknya.

Kata Kunci : Pembiayaan, PT.Bank Syariah Indonesia KCP Unismuh.

xi

ABSTRACT

Azura, in 2021. Application of Financing System at PT. Indonesian

Islamic Bank KCP Unismuh in Makassar. Thesis accounting study program,

Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar.

Supervised by supervisor l Muryani Arsal and Advisor ll. Rini Sulistiyanti

The type of research conducted in this research is descriptive research with

a qualitative approach. This type of descriptive research is research that tries to

present facts objectively according to the conditions found when conducting

research. The location of this research was carried out in the city of Makassar,

precisely at PT. Indonesian Islamic Bank KCP Muhammadiyah University

Makassar. The process in this research is starting from outlining, collecting,

managing and analyzing data that is able to describe how the mechanism of the

financing system at PT. Indonesian Islamic Bank KCP Unismuh in Makassar.

From the results of the research conducted, it is concluded that for each financing

product at BSI KCP UNISMUH Makassar before being offered to the customer, it

has gone through screening and supervision by the sharia supervisory board and

has been confirmed to be in accordance with Islamic sharia. The financing

referred to here is the financing of Mutiguna, pension, OTO, Griya, Pawn Gold,

and Installment Gold. From the informants, it was found that the mechanism used

by BSI KCP UNISMUH Makassar was in accordance with theory and practice.

Keywords : Financing,PT.Indonesian Islamic Bank KCP Unismuh

xii

DAFTAR ISI SAMPUL .............................................................................................................. i

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iii

HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ v

SURAT PERNYATAAN ...................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

ABSTRAK ........................................................................................................... ix

ABSTRACK ......................................................................................................... x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 5

A. Tinjauan Teori ...................................................................................... 5

B. Tinjauan Empiris ................................................................................. 29

C. Kerangka Konsep ............................................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 35

A. Jenis Penelitian................................................................................... 35

B. Fokus Penelitian ................................................................................. 35

C. Lokasi Penelitian ................................................................................ 35

D. Sumber Data ....................................................................................... 35

1. Data Primer .................................................................................... 35

2. Data Sekunder ............................................................................... 36

E. Pengumpulan Data ............................................................................. 36

1. Studi Dokumentasi ......................................................................... 36

2. Observasi ....................................................................................... 36

xiii

3. Wawancara .................................................................................... 36

F. Instrumen Penelitian ........................................................................... 36

G. Teknik Analisis .................................................................................... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 39

A. Gambaran Umum BAZNAS Kabupaten Wajo .................................. 39

B. Hasil Penelitian ................................................................................... 42

C. Pembahasan ....................................................................................... 42

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 46

A. Kesimpulan ......................................................................................... 46

B. Saran ................................................................................................. 46

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 47

LAMPIRAN ......................................................................................................... 50

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep...............................................................34

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BSI KCP UNISMUH Makassar ..................41

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu ...............................................................30

Tabel 4.1 Hasil Wawancara ...................................................................42

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Dokumentasi Kegiatan ......................................................51

Lampiran 2 : Surat izin Penelitian ..........................................................52

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan aset kekayaan adalah salah satu prinsip syariah terhadap

tonggak ekonomi syariah dan berperan dalam menstimulasi mobilitas

perdagangan. Perdagangan merupakan metode yang sah untuk

menghasilkan keuntungan, dalam kitab Al-Umm, Imam Syafi‟I

mengemukakan “hukum setiap transaksi adalah mubah (diperbolehkan)”

(Ahmad Nahrawi Abdussalam al-Indunisi, 2008:258). Riba dan bunga

adalah haram karena diperoleh melalui riba, tetapi haram karena diperoleh

tanpa usaha atau usaha. Riva adalah tirani, lebih dieksploitasi, dan Islam

melarang segala bentuk tindakan dan upaya keji. (Al-Zuhaili dan Wahbah

2011:104).

Bank Syariah merupakan organisasi keuangan yang mampu

mempercepat mekanisme ekonomi disektor riil melalui penjual belian atau

investasi dan penyediaan jasa titipan kepada masyarakat atau nasabah

(Adiwarman Karim, 2007:30). Guna terhindari dari praktik riba yang dilarang

oleh Allah SWT, di Indonesia didirikanlah sebuah bank syariah yang biberi

nama Bank Syariah

Berdasarkan UU RI No. 10 tahun 1998, tepatnya pada 10 November

1998 mengenai perbankan, yaitu bank adalah badan yang menghimpun

dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya

kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman dan bentuk lainnya. Untuk

standar hidup banyak orang yang lebih baik. (Kasmir,2011:25).

Untuk membuat masyarakat mau menabung di bank syariah, pihak

perbankan menawarkan insentif kepada nasabah dalam bentuk reward.

2

Imbalan bisa berupa bingkisan, bagi hasil, bingkisan, dan lainnya. Karena

bank yang saya bicarakan di sini adalah bank syariah non-tradisional.

Semakin tinggi hadiahnya, semakin banyak orang yang tertarik untuk

menabung. Bank menerima dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

dan kemudian mengembalikan dana tersebut kepada masyarakat dalam

bentuk dana atau pinjaman.

Keuntungan utama dari bisnis perbankan syariah ini adalah bagi

hasil, akad dibuat di awal kesepakatan antara pihak bank dan nasabah,

dan penyisihan untung dan rugi pembiayaan ditanggung bersama. jika

keduanya para pihak menyetujui perjanjian tersebut. Keuntungan yang

diperoleh bank dari penyediaan uang ini adalah beban biaya

penghimpunan dana, dan hukum Islam mewajibkan pemberi pinjaman

untuk membayar biaya operasional peminjam selain pinjaman utama,

seperti biaya keamanan. Kami menerima beban seperti itu jika diminta.

Layanan, sewa, penggunaan brankas, penagihan dan penagihan. (Al-

Zuhaili dan Wahbah, 2011:103).

Dari penelitian sebelumnya, sistem pembiayaan Musyarakah yang

digunakan oleh HMYamin Medan di kantor pusat Bank Sumut Syariah

sepenuhnya sesuai dengan hukum fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN)

dan Syariah Islam karena pendanaan dari Musyarakah. menyimpulkan

bahwa Anda belum. Sistem tersebut, implementasinya, tidak sesuai dengan

Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN). Sama, (2) Musyawarah juga tidak

dikelola dengan baik subjek Kontrak , (3) Biaya operasional hanya

dibebankan kepada anggota (pelanggan), (4) Dalam hal terjadi

perselisihan, keputusan tidak musyawarah, Setelah itu, ada adalah

3

jaminan/anggaran kantor pusat Bank Sumut Syariah yang diambil oleh

HMYamin Medan, dan (5) agunan (collateral). digunakan oleh pihak dan

bank menyetujui kontrak.

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian terkait dengan pembiayaan

pada bank syariah mendapati pembiayaan di perbankan syariah tidak di

dominasi oleh pembiayaan mudharabah dengan konsep bagi hasilnya,

akan tetapi lebih didominasi oleh pembiayaan murabahah. Dengan adanya

produk pinjaman dalam bisnis perbankan syariah, maka dana nasabah

yang dititipkan kepada bank syariah untuk disimpan dan dikelola dengan

baik dapat berjalan dengan lancar sesuai keinginan dan harapan nasabah

yang ingin membagi keuntungan dari bank syariah.Oleh karena itu,

pembiayaan menjadi sangat penting. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk

mengidentifikasi hal-hal tersebut lebih dalam mengenai Penerapan Sistem

Pembiayaan pada PT.Bank Syariah Indonesia KCP Unismuh di Makassar.

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu “Bagaimana Sistem Pembiayaan Pada PT. Bank

Syariah Indonesia KCP Unismuh di Makassar?”.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan yang terkandung dalam perumusan masalah

diatas, peneliti ini harus mencapai tujuan sebagai berikut: “Untuk

Mengetahui Sistem Pembiayaan PT. Bank Syariah Indonesia KCP

Unismuh Di Makassar”.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis:

Sebagai petunjuk kajian penelitian ilmiah pada bidang perbankan

khususnya pada bank syariah yang bertujuan untuk mewariskan

pengetahuan ilmiah dari pihak dari perbankan mengenai penyaluran

dana.

2. Manfaat Praktis:

a. Berguna sebagai informasi tambahan bagi PT. Bank Syariah Indonesia

KCP Unismuh di Makassar terkhusus pada kegiatan penyaluran

pembiayaan.

b. Sebagai informasi untuk mereka yang akan melakukan kan penelitian-

penelitian yang lebih rinci lagi dalam berkenaan dengan masalah ini

dari perspektif berbagai peneliti lainnya.

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengertian Bank Syariah

Bank adalah bagian dari sistem keuangan, yang memainkan

peranan dalam berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi suatu

negara. Dari pengertiaan sebelumnya maka dapat disimpulkan

pengertian bank adalah suatu badan keuangan yang dibawah

naungan Undang-Undang suatu Negara yang berkekuatan hokum,

sehingga bank diwajibkan mentaati dan mengikuti prosedur yang telah

ditetapkan (Prasanjaya dan Ramantha 2013: 232).

Menurut (Wahyu, 2016: 20) Bank memiliki peran strategis dalam

perekonomian nasional. Bank berperan dalam menghimpun dana

masyarakat sebagai perantara. menggunakan, keuangan aktivitas,

investasi, dan melayani pusat pemenuhan dan lalu lintas dari ke

pembayaran. Selain melaksanakan rencana kedua, bank, juga peran

media , disampaikan kepada publik Kebijakan Moneter (Pemerintah).

Dana bank yang dipergunakan sebagai modal operasi dalam

kegiatan usaha tersebut bisa bersumber dari (Iska, 2012: 253) :

a. Dana Sendiri (Dana Pihak Pertama)

Dana itu sendiri adalah dana yang berasal dari

pemegangnya, saham bank, atau pemilik bank. Pada neraca bank,

dana dicatat dalam unit ekuitas dan kewajiban dicatat sebagai

kewajiban. Dana itu sendiri terdiri dari beberapa unit. Modal

investasi, cadangan, dan laba ditahan (retained earnings).

6

Bank adalah organisasi yang menghimpun dana dari

penduduk atau melakukan fungsi intermediasi keuangan, terutama

dalam bentuk keuangan . Ada dua jenis sistem operasi perbankan

dalam sistem perbankan Indonesia: bank tradisional dan bank

syariah. UU No. 2008 tentang Perbankan Syariah. 21. Bank Syariah

adalah bank yang melakukan kegiatan komersial menurut prinsip

Syariah atau hukum Islam yang diatur oleh Fatwa Majelis Ulama

Indonesia, seperti prinsip keadilan dan keseimbangan (adl wa

tawazun), (maslahah), dan universalisme. (Naturalisme).) dan tidak

termasuk garar, maysir, riba, kezaliman dan benda haram. Selain itu,

UU Perbankan Syariah juga mengamanatkan bahwa bank syariah

melakukan fungsi sosial dengan melakukan fungsi seperti lembaga

baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak,

sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan mendistribusikan

kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai kehendak pemberi wakaf

(Adrianto dan Firmansyah, 2019: 23).

Secara garis besar, bank syariah merupakan bank atau

organisasi keuangan yang dalam aktivitasnya, baik dalam

penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya

memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah

(Indonesia, 2013). Sedangkan dalam ensiklopedi Islam, yang

dimaksud dengan Bank Syariah adalah organisasi keuangan yang

kegiatan utamanya adalah memberikan pinjaman dan jasa pada

bidang lalu lintas pembayaran dan peredaran uang dengan

7

pengoperasiannya sesuai dengan prinsip Syariah Islam (Mimami

dan Wigati, 2014: 30).

Bank Syariah atau yang disebut dengan Bank Islam

memipunyai metode operasi dimana tidak menggantungkan pada

bunga. Bank Islam atau bisa disebut dengan bank tanpa bunga ini,

bisa dikatakan sebagai organisasi keuangan yang operasional dan

produknya dikembangkan berdasarkan pada Al Quran dan Hadist

Nabi SAW (Wahyu, 2016: 23).

Bank syariah memiliki sistem operasi yang berbeda dengan

bank tradisional. Bank Islam memberikan layanan tanpa bunga

kepada nasabahnya. Sistem operasi bank syariah melarang

penarikan bunga dalam bentuk transaksi apapun. Bank syariah tidak

mengetahui apa yang disebut sistem suku bunga dengan sistem

suku bunga, apakah bunga yang diperoleh nasabah peminjam uang

atau bunga yang dibayarkan kepada deposan bank syariah

(Adrianto dan Firmansyah, 2019: 27).

Menurut (Yudiana, 2014: 5) dalam bukunya yang berjudul

Manajemen Pembiayaan Bank Syariah menjelaskan peranan Bank

Syariah sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan sistem perbankan syariah guna untuk

semakin memperkuat kepercayaan masyarakat.

b. Menambah kesadaran syariah pada kalangan muslim,

sehingga memungkinkan mereka untuk umat memperbanyak

segmen dan angsa pasar perbankan syariah

c. Menjalin kolaborasi terhadap para ulama.

8

d. Memperluas kemampuan ekonomi umat serta bekerja secara

terbuka

e. Memberi kesempatan untuk pengembalian yang lebih baik,

sehingga investasi pada bank syariah dapat memberikan lebih

baik dibandingkan dengan bank konvensional

f. Meningkatnya aktivitas transaksi-transaksi produktif serta

mengurangi tingkat spekulasi pada pasar keuangan

g. Untuk mendorong bagi hasil, bank syariah tidak hanya

menghimpun dana dari pihak ketiga, tetapi juga dapat berperan

sebagai organisasi penghimpun zakat, infak dan shodako,

sehingga mendanai Kardul Hasan yang diharapkan dapat

mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan modal.

pengadaan.

h. Meningkatkan efisiensi pembiayaan khususnya pada produk

mudharabah al muqayyadah dimana bank syariah bebas

melaksanakan kegiatan investasi atas dana yang disediakan

oleh investor.

2. Sejarah Berdirinya Bank Syariah

Perbankan yang awalnya hanya ada di daratan Eropa dan hingga

akhirnya tersebar ke Asia Barat. Pada perkembangan daerah jajahan,

perbankan pun pada akhirnya ikut terbawa ke negara jajahan mereka. Di

Indonesia juga tidak terlepas dari jajahan Belanda yang membangun

beberapa bank seperti De Javasche Bank, De Post Paar Bank dan

lainnya serta bank-bank milik pribumi, Cina, Jepang, dan Eropa seperti

Bank Nasional Indonesia, Batavia Bank, dan Iainnya sebagainya lagi.

9

Pada zaman kemerdekaan perbankan Indonesia sudah semakin maju,

mulai dari bank pemerintah maupun bank swasta (Soemitra, 2017, p. 62)

Sejarah perkembangan perbankan syariah modern tercatat di

Pakistan dan Malaysia sekitar tahun 1940. Dengan kata lain, itu adalah

upaya yang tidak konvensional untuk mengelola dana jemaah haji. Bank

Islam perintis lainnya adalah pendirian Bank Tabungan Lokal Mit Ghamr

di Mesir pada tahun 1963 oleh Dr. J. Ahmad el-Najjar. Secara bersama-

sama, pada 21-27 April 1969, pada Kongres Dunia Negara-Negara Islam

di Kuala Lumpur, Malaysia, muncul gagasan untuk menciptakan bank

syariah bertaraf internasional dengan 19 negara peserta. Pertemuan

tersebut membahas beberapa hal: (Sudarsono, 2015, p. 28)

a. Semua keuntungan harus tunduk pada sistem untung dan rugi, jika

tidak maka riba termasuk dan riba itu kurang lebih ilegal dan haram.

b. Diusulkan untuk mendirikan bank syariah tanpa tiba sesegerakn

mungkin yang bersih

c. Sambil menanti bank syariah berdiri, bank-bank yang mengenakan

bunga diizinkan beroperasi.

Akan tetapi, apabila benar-benar dalam kondisi darurat.

Pembentukan bank syariah semula memang banyak diragukan, sebab:

a. Banyak orang yang menganggap jika sistem perbankan bebas bunga

(interest free) merupakan sesuatu yang tidak mungkin dan tidak lazim.

b. Timbulanya pertanyaan mengenai bagaimana bank akan membiayai

operasinya. Namun disisi lain, erbankan syariah merupakan alternatif

dari sistem ekonomi syariah. Untuk lebih mendorong perkembangan

10

bank syariah di negara-negara Islam, diperlukan upaya bersama

negara-negara Islam.

Maka, pada Pertemuan Menteri Luar Negeri Organisasi

Konferensi Islam (OKI) yang diadakan di Karachi, Pakistan pada bulan

Desember 1970, delegasi Mesir mengusulkan pendirian bank syariah.

Para ahli dari 18 negara Islam meninjau proposal untuk mendirikan

International Islamic Trade and Development Bank dan Islamic Banking

Association.

Pada Maret 1973, pada Pertemuan Menteri Luar Negeri OKI di

Benghazi, Libya, usulan itu kembali masuk dalam agenda. Majelis Umum

kemudian memutuskan bahwa OKI harus memiliki wilayah khusus untuk

mengatasi masalah ekonomi dan keuangan. Pada bulan Juli 1973,

sebuah komite ahli yang mewakili negara-negara penghasil minyak Islam

bertemu di Jeddah, Arab Saudi untuk membahas pendirian bank Islam.

Pada pertemuan kedua bulan Mei 1974 dibahas tentang usaha pendirian

bank berupa anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Pada

Pertemuan Menteri Keuangan OKI di Jeddah tahun 1974, proyek tersebut

disetujui untuk pendirian Islamic Development Bank (IDB) dengan modal

RSD 12 miliar atau ekuivalen 2 miliar SDR (special drawing right) IMF

(International Monetary Fund).

Pembentukan IDB mendorong negara-negara Islam untuk

menciptakan lembaga keuangan Islam. Pada akhir 1970-an dan awal

1980-an, lembaga keuangan Islam muncul di Indonesia, Mesir, Sudan,

negara-negara Teluk, Pakistan, Iran, Malaysia, dan Turki pada 1990-an

(Ridwan, 2013: 69). Ada juga negara non-Muslim yang telah mendirikan

11

bank syariah, seperti Inggris, Denmark, Bahama (Benon), Swiss, dan

Luksemburg. Secara umum, lembaga keuangan syariah ini terbagi dalam

dua kategori: bank umum syariah (Islamic Commercial Banks) dan

lembaga investasi yang berbentuk perusahaan induk internasional.

Pesatnya perkembangan perbankan syariah membuat bank

tradisional tertarik untuk menawarkan produk perbankan syariah. Hal ini

tercermin dari perilaku beberapa bank tradisional yang membuka sistem

tertentu di setiap bank yang menawarkan produk perbankan syariah

seperti counter syariah di Malaysia, transaksi syariah di cabang bank

Mesir, dan layanan transaksi syariah. Pada saat yang sama, di Arab

Saudi, Citibank mendirikan Citi, sebuah Bank Investasi Islam yang dimiliki

sepenuhnya, di Bahrain pada tahun 1996.

Hingga kemudian gagasan untuk mendirikan bank syariah di

Indonesia muncul pada pertengahan tahun 1970-an. Hal ini dibicarakan

pada seminar nasional Hubungan Indonesia-Timur Tengah pada 1974

dan pada tahun 1976 dalam seminar internasional yang diselenggarakan

oleh Lembaga Studi Ilmu-Ilmu Kemasyarakatan (LSIK) dan Yayasan

Bhineka Tunggal Ika.

3. Fungsi Bank Syariah

Menurut Antonio dalam buku yang ditulis oleh (Yudiana, 2014:3),

secara garis besar terdiri atas empat fungsi utama : fungsi bank syariah

adalah untuk melakukan manajemen investasi, untuk menjadi jasa

keuangan serta sebagai jasa social.

12

a. Fungsi Bank Syariah sebagai Manajemen Investasi

Dalam hal ini, bank syariah membantu masyarakat mengalihkan

dananya ke berbagai jenis pilihan investasi halal. Bank Islam dapat

melakukan fungsi ini di bawah kontrak boros atau perwakilan. Di

bawah Perjanjian Mudarabah, bank tersebut adalah Mudarabah.

Artinya, bank yang melakukan investasi dana dari pihak lain, dan bank

berhak atas persentase tertentu dari keuntungan hanya jika proyek

investasi yang dilakukan menghasilkan keuntungan. Namun, jika

terjadi kerugian, Yayasan Shahiburu Maru akan menanggung biaya

penuh dan Bank Islam tidak akan menanggungnya.

b. Fungsi Bank Syariah sebagai Intermediary agent

Menurut pasal 4 Undang-Undang Perbankan Syariah Nomor. 21

tahun 2008 bank syariah wajib melaksanakan fungsinya untuk

mengumpulkakn dan mendistribusikan dana masyarakat. Bank syariah

akan menginvestasikan dana yang diperoleh dari masyarakat di dunia

usaha dengan dana modal ataupun dana rekening investasi dengan

memakai sarana investasi yang sesuai dengan Syariah Islam. Dalam

menlaksana fungsinya, bank syariah hanya berperan sebagai

perantara antara pihak yang memiliki kelebihan dana dan mau

menginvestasikan dana tersebut kepada pihak yang membutuhkan.

Kontrak yang bisa digunakan untuk menlaksana fungsi tersebut yakni

kontrak murabahah, musyarakah, bai’ as salam, bai’ al ishtina dan

ijarah.

13

1) Rekening investasi tidak terbatas atau General investment.

Pemegang rekening investasi jenis tersebut didorong oleh

pihak bank syariah untuk menginvestasikan dananya pada apa

yang mereka anggap paling baik serta paling layak untuk

digunakan, tanpa membatasi jenis, waktu serta ruang lingkup

bisnis investasi.

2) Rekening investasi terbatas.

Pemegang rekening ini menerapkan beberapa kriteria

mengenai jenis, waktu serta jangauan transaksi yang akan

dilakukan.

c. Fungsi Bank Syariah sebagai Jasa Keuangan

Bank syariah juga menawarkan beberapa layanan keuangan

dan dapat menerima komisi berdasarkan kontrak keagenan atau

leasing. Contoh produk perbankan syariah untuk melakukan fungsi

pelayanan antara lain garansi, wire transfer, dan L/C.

d. Fungsi Bank Syariah sebagai Jasa Sosial

Menurut Pasal 4 UU Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008,

fungsi sosial bank syariah berupa zakat, infak, hibah, hibah dan

penyaluran zakat kepada instansi pemerintah. Dalam konsep

perbankan syariah, bank syariah harus menjalankan fungsi pelayanan

sosial melalui dana qardh, baik pinjaman, zakat, maupun dana sosial,

sesuai dengan ajaran Islam. Konsep bank syariah juga menuntut bank

syariah untuk berperan dalam pengembangan sumber daya manusia

dan mendanai konservasi dan pengembangan lingkungan.

14

4. Prinsip Dasar Bank Syariah

Menurut (Yudiana, 2014: 11) pada dasarnya prinsip bank syariah

menghendaki semua dana yang diperoleh dalam system perbankan

syariah dikelola dengan integritas tinggi dan sangat hati-hati. Adapun

prinsip dasar dalam perbankan syariah sebagai berikut :

a. Shidiq memastikan jika pengelolaan bank syariah dilaksanakansecara

moral yang mendukung nilai kejujuran. Nilai ini memungkinkan

pengelola diperbolehkan serta menjauhi cara yang meragukan terlebih

lagi yang bersifat dilarang.

b. Amanah, menjaga dengan ketat prinsip kehati-hatian dan integritas

dalam pengelolalaan dana yang diambil dari pemilik dana atau

shahibul maal maka akan ada rasa saling percaya dengan pemilik

dana dan pihak pengelola investasi atau mudharib.

c. Akad atau objek akad tidak dilarang syara‟

d. Bermanfaat

e. Ijab da Qobul serta tujuan akad harus jelas dan diakui syara‟

Sedangkan menurut (Adrianto dan firmansyah, 2019: 31) Bank

syariah memiliki prinsip-prinsip dasar yang harus dipegang teguh dalam

melaksanakan kegiatan operasionalnya. Hal ini karena bank syariah

harus didukung oleh beberapa faktor yang terikat oleh prinsip-prinsip

dasar dalam pelaksanaan kegiatan syariah. Faktor-faktor ini termasuk

yang mematuhi hukum Syariah Islam dan yang sah untuk beroperasi

sebagai lembaga keuangan. Prinsip-prinsip tersebut menjadi landasan

yang kuat bagi pemilik bank syariah. Prinsip dasar bank syariah adalah

sebagai berikut:

15

a. Pelarangan kepada transaksi-transaksi yang memuat barang-barang

atau Jasa yang diharamkan.

b. Pelarangan kepada transaksi-transaksi yang diharamkan teknik dan

prosedur erolehan Keuntungankeuntungannya.

5. Akad dalam Perbankan Syariah

Dalam menjalankan aktivitas perbankan syariah berikut adalah

pembagian jenis-jenis akad yang digunakan dalam pembiayaan di

PT.Bank Syariah Indonesia KCP Unismuh di Makassar

1) Rahn merupakan kegiatan memebrikan sesuatu dengan menjadikan

barang sebagai jaminan (Adrianto dan Firmansyah, 2019: 37). Menurut

Syafi‟I Antonio, Akad Rahn merupakan memegang aset peminjam

sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima. Serperti yang telah

dijelaskan pada QS. Al-Baqarah: 283 “Jika kamu dalam perjalanan

(dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh

seorang penulis, hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang

(oleh yang berpiutang)….”.

2) Mudharabah, didefinisikan sebagai akad kerja sama antara bank

selaku pemilik dana (Shohib al-Maal) dengan nasabah selaku

mudharib yang mempunyai keahlian atau ketrampilan untuk mengelola

suatu usaha yang produktif dan halal. Hasil keuntungan dari

penggunaan dana tersebut dibagi bersama berdasarkan nisbah yang

disepakati (Qamar, 2018: 206).

3) Murabahah, yang merupakan jual beli barang pada harga asal dengan

tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam murabahah, penjual

16

harus memberitahu harga produk yang di beli dan menentukan

keuntungan sebagai tambahannya (Hakim, 2017: 214).

4) Ijarah, berasal dari kata al-ajru, yang berarti al-iwadhu (ganti). Menurut

pengertian syara, al-ijarah adalah suatu jenis akad untuk mengambil

manfaat dengan jalan pengganti (Santoso, 2015: 107).

6. Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan selalu berkaitan dengan kegiatan komersial. Jadi,

sebelum mengenalkan definisi pembiayaan, Anda perlu mengetahui apa

itu bisnis. Bisnis adalah aktivitas yang menambah nilai melalui

penyediaan layanan, perdagangan, atau pemrosesan produk. Modal

sangat penting dalam bisnis, sehingga pengusaha perlu memiliki sumber

modal. Jika pelakunya tidak memiliki cukup modal, mereka menghubungi

pihak lain, seperti bank, untuk menyuntikkan dana melalui pembiayaan.

Mengenai pengertian pembiayaan dalam ekonomi syariah, yaitu

menyediakan dana atau rekening (Aisyah Binti Nur, 2015: 1). Pembiayaan

juga didefinisikan sebagai penyediaan uang atau permintaan yang dapat

dipersamakan dengan itu berdasarkan suatu kontrak atau perjanjian

antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak penerima untuk

mengembalikan uang atau tagihan setelah jangka waktu tertentu dengan

imbalan bagi hasil. . Dan itu berdasarkan syariat Islam (Aisyah Binti Nur,

2015:2).

Pembiayaan atau financing, adalah dana yang diberikan oleh satu

pihak kepada pihak lain untuk mendukung usulan investasi. Kedua dana

tersebut akan digunakan untuk mendukung usulan investasi, baik yang

dilakukan secara individu maupun oleh lembaga. Dengan kata lain,

17

pembiayaan adalah uang yang dikeluarkan untuk mendukung suatu

investasi yang direncanakan.

Menurut M. Syafi‟I Antonio menuturkan, pembiayaan merupakan

salah satu misi utama bank untuk memberikan fasilitas pembiayaan untuk

memenuhi kebutuhan pihak yang mengalami defisit tunggal. (Muhammad

Syafi‟I, 2001: 160).

Pembiayaan dalam undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang

Perbankan Syariah yaitu pembiayaan adalah menyediakan dana atau

tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa :

a. Transaksi-transaksi bagi hasil berupa mudhârabah dan musyârakah

b. Transaksii-transaksi sewa menyewa berupa ijarah atau sewa beli

berupa ijarah muntahiya bittamlik

c. Transaksii-transaksi jual beli berupa piutang qard d. Transaksi-transaksi sewa menyewa berupa ijarah guna transaksi

multijasa bmenurut kesepakatanantara Bank Syariah dan UUS dan

pihak lain yang megharuskann pihak yang dibiayai dan diberi fasilitas

dana guna mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu

tertentu dengan upah ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil (Aisyah

Binti Nur, 2015:2).

Dari pemahaman-pemahaman di atas, dapat disimpulkan bahwa

keuangan adalah pemberian pinjaman atau pembiayaan kepada

peminjam atau peminjam, yang berkewajiban untuk membayar atau

mengembalikan tagihan dalam jangka waktu yang ditentukan oleh

kontrak. Dan sebagai imbalan yang disepakati.

Pasal 1 Ayat 12 UU Perbankan No. Pendanaan di bawah 10:

18

Pembiayaan berbasis syariah adalah pemberian tagihan moneter atau

yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan kesepakatan atau

kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang

menerima dana untuk mengembalikannya. Setelah jangka waktu tertentu,

uang atau klaim untuk remunerasi atau bagi hasil.

7. Tujuan Pembiayaan

Dalam kaitannya dengan kegiatan Bank Syariah, pembiayaan

merupakan sumber pendapatan bagi Bank Syariah. Oleh karena itu,

tujuan pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah adalah untuk

melayani kepentingan stakeholders-nya. Yakni sebagai berikut:

1) Pemilik berharap akan mendapatkan penghasilan dari dana yang

diinvestasikan pada bank.

2) Para staf mengharapkan mendapatkan kesejahteraan dari bank

yang dijalankan.

3) Masyarakat

a) Pemilik dana: Yang memiliki dana berharap dana yang

diinvestasikan akan memperoleh bagi hasil dari pihak bank.

b) Debitur yang bersangkutan: Jika dana yang disediakan, debitur

dibantu untuk melakasanakan usaha dibidang produktif atau

dibantu untuk membeli barang yang diingingkan (Aisyah Binti

Nur, 2015:7).

c) Masyarakat konsumen: mendapatkan barang yang diperlukan.

4) Pemerintah: Dalam memberikan pembiayaan, pemerintah

membantu membiayai pembangunan nasional dan menerima pajak

(berupa pajak penghasilan atas keuntungan yang diterima bank dan

19

perusahaan).

5) Bank: Dengan menyalurkan dana, bank dapat mempertahankan

dan mengembangkan bisnisnya untuk bertahan dan memperluas

jaringan bisnisnya untuk melayani lebih banyak orang. (Aisyah Binti

Nur, 2015:8)

Bank syariah yang menerapkan keuangan harus memenuhi aspek

syariah. Artinya, untuk setiap pembiayaan bagi nasabahnya, bank

syariah harus tetap tunduk pada syariat Islam, tidak boleh mengandung

unsur maser, harar dan riba, serta wilayah usahanya harus: Jadilah

Halal.

Dari sisi ekonomi, Bank Syariah tetap mempertimbangkan manfaat

baik bagi nasabah Bank Syariah maupun Bank Syariah.

20

8. Unsur-unsur Pembiayaan

Pembiayaan bank syariah terutama dilakukan atas dasar kepercayaan.

Oleh karena itu, bantuan keuangan adalah bantuan yang dapat diandalkan.

Ini berarti bahwa kinerja yang diberikan harus dianggap dapat dikembalikan

oleh peserta pendanaan dengan persyaratan yang disepakati bersama.

Berdasarkan hal ini unsur-unsur dalam pembiayaan adalah:

1) Ada dua belah pihak, yakni pemberi pembiayaan dan peserta

pembiayan.

2) Kepercayaan merupakan keyakinan pemberi pinjaman jika peminjam

akan membayar kembali pinjamannya yang telah diterima sesuai

dengan persyarakatan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.

3) Kesepakatan merupakan kesepakatan antara pemberi pembiayaan

dengan peserta pembiayaan.

4) Jangka waktu, merupakan jangka waktu kredit yang telah dispekati

sebelumnya

5) Risiko, merupakan ada tenggang waktu yang disepakati untuk

pembayaran kembali pinjaman.

6) Balas jasa, adalah keuntungandari suatu pinjaman, layanan ini

dikenal sebagai hasil ayau margin. (Zainudin Ali, 2008 :46)

9. Prinsip Analisis Pembiayaan

Bank Syariah perlu yakin dengan kemampuan dan kemauan calon

nasabah yang akan diberikan fasilitas untuk menyelesaikan seluruh

kewajibannya sebelum Bank Syariah menyalurkan dananya kepada

nasabah yang menerima fasilitas tersebut. Uraian pasal tersebut

menitikberatkan pada integritas nasabah yang menerima fasilitas

21

pengembalian dana yang disalurkan oleh bank syariah. Kemampuan

mengacu pada keadaan nasabah yang menerima fasilitas sehingga dapat

membayar kembali penggunaan dana yang disediakan oleh bank syariah.

Bank syariah berhati-hati 5C (kepribadian, properti, modal, kondisi,

agunan) untuk mendapatkan kepercayaan dari klien potensial diberikan

fasilitas untuk memenuhi semua kewajiban tepat waktu berdasarkan

motivasi dan kemampuan, perlu dilakukan evaluasi. Sifat, modal, agunan,

dan prospek usaha calon nasabah penerima fasilitas (Ade Arthesa dan

Edi Handiman, 2006: 170171). Pernyataan tersebut menyatakan bahwa

evaluasi menyeluruh, yakni:

1) Bagi Bank Syariah, nasabah yang kemungkinan besar akan menerima

fasilitas tersebut, terutama berdasarkan hubungan yang terjalin antara

Bank Syariah dengan nasabah yang bersangkutan, atau informasi dari

orang lain atau orang lain yang dipercaya, Kami menyimpulkan bahwa

nasabah yang menilai karakter berhak mendapatkan pendanaan dari

Bank Syariah.

2) Penilaian Kinerja Pemangku Kepentingan atas Fasilitas Bank wajib

memeriksa kinerja pemangku kepentingan sedemikian rupa sehingga

bank menentukan dapat mendanai usaha nasabah.

3) Estimasi Modal yang Dimiliki Prospek Bank syariah wajib menganalisis

semua laporan keuangan prospek baik estimasi historis maupun

estimasi masa depan sehingga bank dapat menentukan permodalan

prospek.

4) Ketika mengevaluasi agunan, bank syariah harus mengevaluasi klaim

atau instrumen proyek dan barang atau dokumen lain yang akan

22

dibiayai melalui mekanisme keuangan yang sesuai yang dapat

digunakan untuk menutupi pembiayaan dalam hal nasabah yang

menerima pinjaman tidak dapat membayar kembali pinjamannya. .

Kembalikan Bank Islam.

5) Mengevaluasi proyek bisnis calon nasabah penerima pinjaman Bank

syariah harus menganalisis kondisi pasar domestik dan internasional

sehingga dapat memahami prospek pemasaran untuk hasil bisnis dari

prospek yang akan dibiayai. (Jundiani, 2009:125-126).

10. Mekanisme Penyaluran Pembiayaan Pada PT.Bank Syariah

Indonesia KCP Unismuh di Makassar

Dalam proses penyediaan pembiayaan perbankan syariah untuk

prospek yang dibiayai, perlu diperhatikan aspek-aspek sebagai berikut:

a. Surat Permohonan Pembiayaan

Aplikasi pendanaan menentukan jenis dana yang diminta oleh

pelanggan selama periode tertentu, beberapa batas atau batas

permintaan, dan sumber pembayaran kembali dana. Selain itu, surat di

atas disertai dengan dokumen pendukung yang meliputi identitas

permohonan, legalitas (akta kreasi/modifikasi, statuta kementerian,

lisensi), dan penegasan kepemilikan gadai (bila dibutuhkan).

b. Proses Evaluasi

Bank Syariah terus mematuhi prinsip kehati-hatian dan aspek

lainnya ketika mengevaluasi aplikasi, jadi kami ingin Anda menerima

analisis yang menyeluruh dan akurat. (Aisyah Binti Nur, 2015:50).

Proses penilaian tersebut berupai:

23

a) Berdasarkan pada permohonan yang lengkap dengan kata lain

apabila permohonan tidak lengkap maka tidak akan ditindak lanjuti

lagi.

b) Proses evaluasi. Proses ini dapat dilakukan dalam beberapa tahap

oleh Kantor Bank Syariah. Apalagi jika bank syariah tersebut

merupakan bank umum, yaitu kantor pusat/kantor wilayah dan

cabang (Aisyah Binti Nur, 2015:51-52).

c. Format memo/nota penilaian

Mengevaluasi calon nasabah yang dibiayai Bank Syariah,

meliputi informasi umum, hukum, administrasi, pemasaran, sosial

ekonomi, hukum perburuhan, teknis, keuangan, komersial dan

agunan/jaminan Bentuk memo/memorandum Analisis risiko,

pertimbangan, kesimpulan, saran dan keputusan (Aisyah Binti Nur,

2015:53-60).

11. Jenis-jenis Pembiayaan

Jenis pembiayaaan di Bank Syariah dalam buku Adiwarman A.

Karim dengan judul Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan.

Menurutnya bahwa berikut adalah jenis pembiayaan:

a. Pembiayaan Modal Kerja Syariah

Pinjaman Modal Kerja Syariah adalah pinjaman jangka pendek

yang diberikan kepada perusahaan untuk menghimpun dana

operasional berdasarkan prinsip Syariah. Jangka waktu pinjaman

modal kerja maksimum adalah satu tahun dan dapat diperpanjang jika

diperlukan. (Aisyah Binti Nur, 2015:17).

b. Pembiayaan Investasi Syariah

24

Investasi dipahami sebagai investasi dana yang bertujuan

menghasilkan keuntungan di masa depan. Pembiayaan investasi

dipahami sebagai pembiayaan jangka menengah sampai jangka

panjang untuk membeli barang modal yang diperlukan untuk

pembiayaan. Yang terdiri dari:

a) Membuat proyek baru, yaitu membuat atau membangun proyek

sebagai bagian dari usaha untuk memulai yang baru

b) Rehabilitas, yaitu mengganti perangkat yang telah lama rusak

dengan perangkat baru yang jauh lebih baik lagi

c) Modernisasi, yaitu menggantikan sepenuhnya pernagkat yang

telah lama dengan perangkat yang lebih baik lagi dan lebih

canggih tentunya.

d) Ekspansi, yaitu menambahkan mesin atau sistem baru dengan

teknologi yang sama, lebih baik, atau lebih maju ke mesin atau

sistem yang sudah ada.

e) Merelokasi proyek yang sudah ada, yaitu memindahkan seluruh

lokasi proyek (termasuk fasilitas pendukung kegiatan pabrik

seperti laboratorium dan gudang) dari satu lokasi ke lokasi yang

lebih akurat atau lebih baik.

c. Pembiayaan Konsumtif Syariah

Menurut definisi, konsumsi merupakan kebutuhan individu,

termasuk barang dan jasa yang tidak dipergunakan sebagai bisnis.

Pembiayaan konsumen disediakan untuk tujuan eksternal dan

biasanya dipahami bersifat pribadi. (Aisyah Binti Nur, 2015:19-20).

25

d. Pembiayaan Sindikasi

Pinjaman sindikasi adalah penggalangan dana yang dilakukan

oleh beberapa lembaga keuangan perbankan untuk target pendanaan

tertentu. Untuk nasabah korporasi, jumlah transaksinya sangat besar

sehingga biasanya membutuhkan pinjaman sindikasi.

a) Pembiayaan Berdasarkan Take Over.

Pembiayaan berbasis akuisisi adalah pembiayaan yang

dihasilkan dari akuisisi bisnis non-Islam yang dilakukan oleh bank

syariah atas permintaan nasabah. Dengan dana akuisisi ini, bank

syariah membagi utang nasabah menjadi dua jenis yaitu hutang

pokok plus bunga dan hutang pokok.

b) Pembiayaan Latter of Cradit

Pinjaman pinjaman yang terakhir adalah pinjaman yang

diberikan oleh pelanggan sebagai bagian dari memfasilitasi

transaksi impor/ekspor. (Aisyah Binti Nur, 2015:21-24).

Semua ini dilakukan oleh bank dengan biaya kecil (ke bank)

oleh pihak perdagangan. Bank telah memberikan begitu banyak

layanan kepada orang-orang sibuk sehingga mereka dibebaskan

dari banyak kesulitan. Bank juga membantunya membayar berbagai

dana yang membosankan (jika dia harus membayar sendiri). Atas

nama bank, bank berhak menerima ganti rugi berdasarkan

kontribusinya kepada nasabah.

Perjanjian pinjam meminjam sebagai perjanjian pinjam

meminjam antara bank dengan pihak lain (nasabah) merupakan

26

salah satu prasyarat untuk melakukan pinjaman di bank syariah.

Untuk sahnya suatu perjanjian pinjam meminjam harus memenuhi

syarat-syarat dan rukun-rukun perjanjian.

Ketentuan dalam Peraturan Bea Materai juga harus

diperhatikan dalam kaitannya dengan keabsahan perjanjian pinjam

meminjam. Saat melampirkan perjanjian pinjaman, Anda harus

menentukan tanggal yang sesuai dengan tanggal penandatanganan

dan kemudian membubuhkan Cap Kuil untuk ditandatangani. Tanda

tangan para pihak sebagai bukti kesepakatan para pihak yang

bertanggung jawab atas segala akibat dari masalah yang disepakati

kemudian.

27

B. Tinjauan Empiris

Penelitian ini bukanlah satu-satunya yang dilakukan oleh para akademisi,

namun telah ada penelitian yang sebelumnya telah melakukan penelitian dengan

topik yang sama, meskipun ditempat yang berbeda. Oleh karena itu penelitian

sebelumnya yang relevan dengan masalah yang dikaji akan dijadikan sebagai

acuan terhadap penelitian ini. Adapun penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya, antara lain:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti Judul

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

1 Hirwan

(2019)

Analisis

Implementasi

dan Hambatan

Pembiayaan

Sistem

Mudharabah

pada Modal

Kerja di PT.

Bank Muamalat

Indonesia

Jakarta

Metode Kualitatif Bank Muamalat

melakukan konsep

pembiayaan

mudharabah kepada

modal kerja sebab

dengan adanya aturan

persyaratan yang

sudah ditentukan,

kesepakatan antara

satu sama lain

langkah-langkah

pelaksanaan dalam

perbankan dan

sistem yang telah

mengikut peredaran

di zaman modern.

Tantangan yang

dihadapi oleh Bank

yaitu People

Capacity. Sumber

Daya Manusia di

internal Bank masih

perlu banyak belajar

terkait bisnis

nasabah yang

beragam supaya

dapat meningkatkan

lagi sistem

28

mudharabah dan juga

perekonomian.

2 Nor Hafisah

(2018)

Analisa

Pembiayaan

Untuk Nasabah

Kelompok

Usaha

Bersama (studi

pada KJKS-

BMT sejahtera

unit 064)

Metode Kualitatif Dari hasil penelitian

ini, pendanaan yang

diberikan oleh BMT

diharapkan dapat

menumbuhkan jiwa

wirausaha anggota

yang menerima

pendanaan, dan

pendanaan

Muharabah terjadi di

mana Mudharabah

Mullak terbentuk.

3 Afrida (2016) Analisis

Pembiayaan

Murabahah di

Perbankan

Syariah

Metode Kualitatif Islamic Finance

Finance didominasi

oleh Murabahah

Finance, bukan

Muharabah dalam

konsep bagi hasil.

Untuk memastikan

pelaksanaan

pembiayaan

murabahah sejalan

dengan konsep

syariah, diperlukan

pengawasan yang

ketat oleh Dewan

Pengawas Syariah

atau Dewan Syariah

Nasional untuk

memastikan dana

murabahah terlindungi

dan citra tidak rusak

oleh dana untuk

primadona di Bank

Syariah. Dan kredit

Bank Syariah,

sehingga tidak ada

lagi kesan bahwa

Bank Syariah sama

dengan bank biasa.

4 Dongoran &

Fahrunnisa

Analisis Sistem

Pembiayaan

Metode Kualitatif Berdasarkan

penelitian, penulis

29

(2018) Musyarakah

pada PT Bank

Sumut Syariah

dapat menyimpulkan

bahwa ini adalah

sistem keuangan

untuk musyaraki yang

diterapkan di Syariya

Kh.M, kantor pusat

Bank Sumut. Yamina

Medana tidak

sepenuhnya sesuai

dengan Dewan

Syariah Nasional

(DSN) dan Fatwa

Syariah Islam. Sebab,

menurut Fatwa Dewan

Syariah Nasional

(DSN), masih ada

sistem pendanaan

Musyaraki. Bagian

dari Dewan Syariah

Nasional (DSN), yaitu:

tidak harus identik, (2)

subjek akad

Musyarakah tidak

dikelola bersama, (3)

biaya operasional

dibebankan hanya

kepada peserta

(nasabah), (4) ada

perselisihan dan

Apabila tidak

diselesaikan dengan

musyawarah maka

jaminan/jaminan akan

dialihkan dari kantor

pusat Bank Sumut

Syariah HMYamin

Medan, (5) ada

jaminan (gurantee)

yang diberikan oleh

bank. saat

merundingkan

kontrak.

5 Hutagalung

(2016)

Analisa

Pembiayaan

Metode Kualitatif Di kantor KCP Bank

Syariah Mandiri Setia

30

Gadai Emas Di

Pt. Bank

Syari‟ah

Mandiri Kcp

Setia Budi

Budi, pembiayaan

emas menggunakan

akad Ijara dan akad

kartu dalam konteks

Rana, dimana

mekanisme

penyimpanan barang

(Markhun) dilakukan

berdasarkan akad

Ijarah PT. . Bank

Syariah Mandiri KCP

Setia Budi telah

mengadakan akad

Ijarah dengan

nasabah untuk akad

gadai emas, maka

bank telah menerima

biaya Ijarah ini

sebagai pembayaran

sewa emas yang

digadaikan kepada

bank. Meskipun

praktik ini juga

dianggap konsisten

dengan hukum

Syariah, masih ada

beberapa kelemahan,

seperti mekanisme

lelang yang tidak

terpenuhi.

6. Muhammad

Fahmi

Nurani

(2018)

Analisa

Pembiayaan

Hunian Syariah

di Bank

Muamalat

Kantor Cabang

Pacitan

Metode Kualitatif Hasil dari penelitian ini

adalah proses

pengajuan

pembiayaan cukup

lancar sesuai dengan

prosedur yang telah

ditetapkan, dan

perjanjian pembiayaan

ini antara Murabahah

dan Musyarak

Mutanakis dan

sebenarnya

melakukan

pembiayaan tersebut

31

sesuai dengan prinsip

dasar dan syarat jual

beli.

7. Zahari

(2018)

Analisis

Perlakuan

Akuntansi

Gadai Emas

(Rahn) pada

PT. Bank

Syariah Mandiri

KCP Pulo

Brayan Medan

Metode Kualitatif Tata cara penyediaan

produk emas di Bank

Syariah Mandiri KCP

Pulo Brayan diatur

dalam Dewan Syariah

Nasional No. Majelis

Ulama Indonesia.

26/DSNMUI/III/2002

untuk memenuhi

ketentuan Fatwa.

Persyaratan

pendanaan,

persyaratan

pembiayaan, prosedur

pelaksanaan

instrumen keuangan

beragun emas,

akuntansi keuangan

beragun emas (Rahn),

pengakuan dan

pengukuran, penyajian

dan pengungkapan

berdasarkan PSAK

107 KCP Padang

Bulan

8. Humatun

Kamilah

(2019)

Pembiayaan

KPR Indonesia

BTN iB Dengan

Akad Istisna‟

Pada BTN

Kantor Cabang

Syariah

Pacitan

Metode

Kualitatif

Hasil dari penelitian

ini adalah nasabah

yang ingin

mendapatkan KPR

justru mendatangi

developer untuk

mengetahui harga

tipe rumah yang

diinginkan, kemudian

datang ke BTN untuk

memberikan order

KPR kepada

32

nasabah dan

developerlah yang

memberikan perintah

hipotek. Proposal

kerjasama untuk

pendanaan bank

untuk aplikasi

hipotek. Artinya,

pengembang yang

memiliki kontrak

dengan BTN akan

menerima dananya di

sini.

Sumber: Data Diolah 2021

C. Kerangka Konsep

Penelitian ini menggunakan kerangka berpikir yang dibangun di atas teori

di atas. Bank Syariah Indonesia KCP Unismuh Makassar adalah sebuah

perusahaan perbankan. Ada visi dan misi yang ingin dicapai dalam

menjalankan perusahaan. Salah satu cara untuk mencapai visi dan misi

kami adalah dengan meningkatkan kualitas perusahaan kami dan

menyediakan akses ke solusi keuangan syariah Indonesia.. Penelitian ini

menjelaskan mengenai penerapan sistem pembiayaan pada Bank Syariah

Indonesia KCP Unismuh Makassar, maka perlu melihat langsung praktik

pelaksaann sistem pembiayaan yang ada pada Bank Syariah Indonesia KCP

Unismuh Makassar.

33

Gambar 2.1 : Kerangka Konsep

Dari kerangka konsep diatas peneliti berharap dapat memberikan petunjuk

tentang bagaimana konsep penelitian yang akan dilakukan secara menyeluruh.

PT. Bank Syariah

KCP UNISMUH

Makassar

Praktik Pelaksanaan

Penerapan Pembiayaan

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif melalui pendekatan kualitatif. Jenis penelitian deskriptif

ialah penelitian yang berusaha menyajikan fakta secara objektif sesuai

dengan kondisi yang ditemukan sewaktu melakukan penelitian.

B. Fokus Penelitian

Melihat semakin pesatnya perkembangan perbankan syariah di

Indonesia, terkhusus di Kota Makassar. Maka fokus penelitian ini adalah

sistem produk yang ditawarkan pada PT. Bank Syariah Indonesia KCP

Universitas Muhammadiyah Makassar.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kota Makassar. Dimana yang menjadi

ruang lingkup penelitian adalah PT. Bank Syariah Indonesia KCP Universitas

Muhammadiyah Makassar.

D. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang didapatkan oleh peneliti dari sumber

asli yang kumpulkan untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian yang

dilakukan. Pada penelitian ini data primer adalah data yang didapatkan

langsung dari pihak PT. Bank Syariah Indonesia KCP Universitas

Muhammadiyah Makassar melalui wawancara langsung.

34

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang didapatkan oleh peneliti

secara tidak langsung dari media atau internet, baik dari jurnal maupun

buku-buku elektronik lainnya.

E. Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan tiga cara yaitu :

1. Wawancara

Pengumpulan data dengan wawancara merupakan teknik dengan

mengajukan beberapa pertanyaan yang diajukan kepada pihak

narasumber untuk memperoleh informasi yang bermanfaat untuk

penelitian yang dilakukan. Wawancara dilakukan terhadap Muh

Ridwansyah selaku Consumer Banking pada PT. Bank Syariah Indonesia

KCP Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Dokumentasi

Dokumentasi ini merupakan metode pengumpulan data dan

informasi dengan cara tidak langsung pada lembaga penelitian dan

pengumpulan data dengan menelusuri dan mempelajari jejak-jejak data

historis pada lembaga penelitian pada PT. Bank Syariah Indonesia KCP

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Observasi

Yaitu metode pengumpulan data primer dengan cara pengamatan

langsung dilapangan. Observasi dapat menghasilkan data yang lebih

rinci. Dalam hal ini, peneliti melaksanakan observasi secara langsung

dengan menganalisis data terkait system yang dilakukan pada PT. Bank

Syariah Indonesia KCP Universitas Muhammadiyah Makassar.

35

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang dipergunakan peneliti guns

mengumpulkan data selama kegiatan ini dilakukan, dengan tujuan

mempermudah pekerjaan dan hasil yang diperoleh lebih lengkap dan

sistematis. Adapun pada penelitian yang akan dilakukan peneliti

menggunakan beberapa instrumen penelitian disesuaikan dengan metode

yang dilakukan diantaranya lembar pertanyaan wawancara, lembar

observasi dan catatan dokumentasi yang diperoleh selama melakukan

pengamatan di PT. Bank Syariah Indonesia KCP Universitas

Muhammadiyah Makassar.

G. Teknis Analisis Data

Teknik analisis yang dipergunakan merupakan metode kualitatif. Ini

dikarenakan data yang diperoleh dalam penelitian ini berbentuk uraian dan

keterangan karena merupakan data yang diperoleh dari hasil wawancara

peneliti pada PT. Bank Syariah Indonesia KCP Universitas Muhammadiyah

Makassar

Menurut Miles dkk (2014) berikut tiga langkah memudahkan

menganalisis dan mengolah data penelitian yang dilakukan :

1. Reduksi Data

Reduksi data perlu dilakukan untuk menentukan data mana saja

yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Mengurangi atau

mereduksi data berarti menggeneralisasi, memilih apa yang penting,

fokus pada apa yang penting, dan mencari topik dan pola. Dengan

demikian, cropped data menampilkan gambaran yang lebih jelas dan

mempermudahkan peneliti dalam pengumpulan dan mengambil data

36

sesuai dengan keinginan peneliti.

2. Penyajian Data

Penyajian data dapat dilaksanakan dalam bentuk uraian singkat.

Pada penelitian ini data disajikan dimana peneliti menguraikan,

menggambarkan dan menjelaskan data dalam bentuk teks deskriptif.

3. Menarik Kesimpulan

Langkah ketiga merupakan kegiatan menarik kesimpulan serta

melakukan validasi. Kesimpulan pertama yang ditarik masih bersifat

tentatif dan bisa berubah kecuali didapatkan bukti konklusif untuk

mendukung langkah selanjutnya dalam mengumpulkan data. Namun, jika

kesimpulan yang ditarik di pertama didukung oleh bukti yang andal dan

konsisten, maka kesimpulan yang ditarik oleh peneliti harus kembali ke

lapangan untuk melakukan pengumpulan data adalah kesimpulan yang

bersifat kredibel.

37

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP UNISMUH

Makassar

1. Sejarah Perusahaan

Indonesia, dengan populasi Muslim terbesar di dunia, memiliki

potensi untuk menjadi yang terdepan dalam industri keuangan syariah.

Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahan halal dan dukungan

pemangku kepentingan yang kuat merupakan faktor penting dalam

pengembangan ekosistem industri halal Indonesia. Termasuk Bank Islam.

Bank syariah memiliki peranan yang sangat penting sebagai

perantara untuk seluruh aktivitas ekonomi ekosistem halal. Dalam sektor

perbankan syariah di Indonesia sendiri sudah menghadapi perkembanga

yang sangat pesat selama 30 tahun terakhir. Pembaruan produk,

meningkatkan layanan serta mengembangkan jaringan memperlihatkan

hal yang sangat positif dari tahun ke tahun. Langkah akselerasi juga

terlihat dari banyaknya bank syariah yang melakukan aksi korporasi. Tak

terkecuali bank syariah milik bank BUMN seperti Bank Mandiri Syariah,

BNI Syariah dan BRI Syariah.

Bertepatan dengan 19 Jumadil Ahir 1442 H. pada 1 Februari

2021, menandai sejarah penggabungan Bank Syariah Mandiri, BNI

Syariah dan BRI Syariah telah membuat satu badan hukum, yakni Bank

Syariah Indonesia (BSI). Hal ini akan menggabungkan kekuatan ketiga

bank syariah untuk memberikan layanan yang komprehensif, jangkaun

bertambah luas, dan kekuatan permodalan akan membesar pula. Sejalan

38

dengan induk perusahaan (Mandiri, BNI, BRI) serta komitmen pemerintah

oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara ini memungkinakan akan

membuat Bank Syariah Indonesia mampu bersaing secara global.

Menggabungkan ketiga bank syariah adalah upaya gunak

mewujudkan bank syariah yang diharap akan menjadi kebanggaan

masyarakat, memberikan tenaga baru dan meciptakan ekonomi nasional

serta memberikan kontribusi pada kesejahteraan masyarakat luas.

Kehadiran Bank Syariah Indonesia ini mencerminkan bagaimana Bank

Syariah Indonesia terlihat modern, serbaguna dan bermanfaat bagi dunia.

(Rahmatan Lil „Aalamiin).

2. Visi dan Misi

Visi

“ Top 10 Global Islamic Bank “

Misi

1. Memberikan akses solusi keuangan syariah di Indonesia

“ Melayani >20 juta nasabah dan menjadi top 5 bank berdasarkan

asset (500+T) dan nilai buku 50 T di tahun 2025 “

2. Menjadi bank besar yang memberikan nilai terbaik bagi para

pemegang saham

“ Top 5 bank yang paling profitable di Indonesia (ROE 18%) dan valuasi

kuat (PB>2) “

39

3. Menjadi perusahaan pilihan dan kebanggaan para talenta terbaik

Indonesia

“ Perusahaan dengan nilai yang kuat dan memberdayakan

masyarakat serta berkomitmen pada pengembangan karyawan

dengan budaya berbasis kinerja ”

3. Struktur Organisasi BSI KCP UNISMUH Makassar

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BSI KCP UNISMUH Makassar

Sumber: Pedoman struktur organisasi dan tata kerja PT. BSI KCP Unismuh

Makasssar

Branch Manager

BRANCH

Operation Manager

BRANCH

Consumer Manager

BRANCH

Costumer Service

BRANCH Consumer Staft

BRANCH

Sales Force

BRANCH

Consumer Sales Excecutive

Back Office

BRANCH

Teller

BRANCH

40

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil

sebagai berikut :

Tabel 4.1

Hasil Wawancara

No Jenis Pembiayaan

Segmen Tujuan Jenis Akad Sistem Angsuran

1 Pembiayaan Mitraguna

Pegawai/ Perorangan

Pendidikan/ pernikahan

Murabahah atau Ijarah

Anuitas (Payroll)

2 Pensiun Perorangan/ Pensiun

Pendidikan/ dana pensiun

Murabahah atau Ijarah

Anuitas (Payroll)

3 Griya Pegawai/ Perorangan/ Wiraswasta

Pendidikan/ usaha

Murabahah atau Musyarakah

Anuitas (Payroll)

4 OTO Perorangan Pembelian Kendaraan

Murabahah Anuitas (Payroll) dan non Payroll

5 Gadai Emas Perorangan Dana Tunai Rahn Anuitas (Payroll) dan non Payroll

6 Cicil Emas Perorangan Pembelian Emas

Murabahah Anuitas (Payroll) dan non Payroll

Sumber: Data Diolah 2021

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil

bahwa :

1. Jenis pembiayaan mitraguna pada BSI KCP Makassar UNISMUH,

bertujuan untuk pendidikan ataupun pernikahan dengan segmen pada

Pegawai/Perorangan. Dan sistem akad yang digunakan yaitu

Murabahah atau Ijarah dengan sistem angsuran menggunakan sistem

Anuitas (payroll).

2. Jenis pembiayaan pensiun bertujuan untuk pendidikan dan dana

pensiun dengan segmen pada Pensiun/ Perorangan. Dan sistem akad

yang digunakan yaitu Murabahah atau Ijarah dengan sistem angsuran

menggunakan sistem Anuitas (payroll).

41

3. Jenis pembiayaan griya bertujuan untuk pendidikan dan usaha dengan

segmen pada pegawai, perorangan atapun wiraswasta. Dan sistem

akad yang digunakan yaitu Murabahah atau musyarakah dengan

sistem angsuran menggunakan sistem amunitas (payroll).

4. Jenis pembiayaan OTO bertujuan untuk pembelian kendaraan segmen

pada perorangan. Dan sistem akad yang digunakan yaitu Murabahah

dengan sistem angsuran menggunakan sistem Anuitas (payroll) dan

non payroll.

5. Jenis pembiayaan gadai emas bertujuan untuk pinjaman dana tunai

dengan segmen pada perorangan. Dan sistem akad yang digunakan

yaitu Rahn dengan sistem angsuran menggunakan sistem Anuitas

(payroll) dan non payroll.

6. Jenis pembiayaan cicil emas bertujuan untuk pembelian emas segmen

pada perorangan. Dan sistem akad yang digunakan yaitu Murabahah

dengan sistem angsuran menggunakan sistem Anuitas (payroll) dan

non payroll.

C. Pembahasan

Bank pada dasarnya adalah organisasi yang menghimpun dana dari

penduduk atau melakukan fungsi intermediasi keuangan, terutama dalam

bentuk keuangan . Ada dua jenis sistem operasi perbankan dalam sistem

perbankan Indonesia: bank tradisional dan bank syariah. UU No. 2008

tentang Perbankan Syariah. Bank Syariah merupakan bank yang

beroperasi berdasarkan prinsip Syariah atau hukum Islam yang diatur oleh

Fatwa Majelis Ulama Indonesia, termasuk prinsip keadilan dan

keseimbangan (adl wa tawazun), (maslahah), dan universalitas.

42

(Naturalisme). Itu juga tidak termasuk barang pajangan, macer, riba,

kezaliman atau barang haram. Selain itu, UU Perbankan Syariah juga

mengatur bank syariah untuk melakukan fungsi sosial dengan melakukan

fungsi seperti Lembaga Biturmal. Encoder wakaf sesuai kebutuhan

(Adrianto, 2019: 23).

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti,

narasumber mengatakan bahwa, “untuk setiap produk pembiayaan di BSI

KCP UNISMUH Makassar sebelum ditawarkan kepada pihak nasabah

sudah melalui penyaringan dan pengawasan oleh dewan pengawas syariah

dan sudah dipastikan sudah sesuai dengan syariah islam”. Dan dari

narasumbe diperoleh hasil jika mekanisme yang digunakan oleh PT. BSI

KCP Unismuh Makassar telah sesuai dengan teori dengan prakteknya.

Baik dari segi segmen, tujuan, jenis akad yang digunakan maupun sistem

angsuran yang digunakan telah sesuai dengan teori dengan praktek yang

dilakukan oleh pada PT. Bank Syariah Indonesia KCP Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Penelitian ini tak sejalan dengan peneltian dilakukan oleh Hirwan

(2019) dengan hasil penelitian bank muamalat melakukan konsep

pembiayaan mudharabah kepada modal kerja karena peraturan,

persyaratan yang telah ditetapkan, persetujuan satu dengan yang lainnya

proses pelaksanaan dalam perbankan serta metode yang sudah

mengikuti perkembangan zaman modernisasi seperti saat ini. Hambatan

yang dihadapi oleh Bank yaitu People Capacity. SDM pada internal Bank

ternyata masih harus banyak belajar mengenai bisnis nasabah yang

beraneka ragam agar mampu meningkatkan sistem mudarabah dan juga

perekonomian.

43

Penelitian ini tidak sejalan dengan hasil peneltian yang telah dilakukan

oleh Nor Hafisah (2018) yaitu Dari hasil penelitian ini, pendanaan yang

diberi oleh BMT diharap mampu menumbuh kembangkan rasa wirausaha

anggota yang menerima pendanaan, dan pendanaan Muharabah terjadi di

mana Mudharabah Mullak terbentuk..

Penelitian yang di lakukan Afrida (2016) sejalan dengan penelitian

yang penliti lakukan dengan hasill Islamic Finance Finance didominasi oleh

Murabahah Finance, bukan Muharabah dalam konsep bagi hasil. Untuk

memastikan pelaksanaan pembiayaan murabahah sejalan dengan konsep

syariah, dibutuhkan pengawasan yang tidak longgar sama sekali oleh

Dewan Pengawas Syariah atau Dewan Syariah Nasional untuk memastikan

dana murabahah terlindungi dan citra tidak rusak oleh dana untuk

primadona di Bank Syariah. Dan kredit Bank Syariah, maka tidak terdapat

lagi anggapan bahwa Bank Syariah sama dengan bank pada umumnya

atau biasanya.

Untuk penelitian yang telah dilakukan oleh Dongoran & Fahrunnisa

(2018) sejalan dengan penelitia yang dilakukan peneliti dengan hasil sistem

keuangan untuk musyaraki yang diterapkan di Syariya Kh.M, kantor pusat

Bank Sumut. Yamina Medana tidak sepenuhnya sesuai dengan Dewan

Syariah Nasional (DSN) dan Fatwa Syariah Islam. Sebab, menurut Fatwa

Dewan Syariah Nasional (DSN), masih ada sistem pendanaan Musyaraki.

Bagian dari Dewan Syariah Nasional (DSN), yaitu: tidak harus identik, (2)

subjek akad Musyarakah tidak dikelola bersama, (3) biaya operasional

dibebankan hanya kepada peserta (nasabah), (4) ada perselisihan dan

Apabila tidak diselesaikan dengan musyawarah maka jaminan/jaminan

akan dialihkan dari kantor pusat Bank Sumut Syariah HMYamin Medan, (5)

44

ada jaminan (gurantee) yang diberikan oleh bank. saat merundingkan

kontrak.

Penelitian yang dilakukan oleh Hutagalung (2016) sejalan dengan

penelitian yang dilakukan, dengan hasil pembiayaan emas menggunakan

akad Ijara dan akad kartu dalam konteks Rana, dimana mekanisme

penyimpanan barang (Markhun) dilakukan berdasarkan akad Ijarah PT. .

Bank Syariah Mandiri KCP Setia Budi telah mengadakan akad Ijarah

dengan nasabah untuk akad gadai emas, maka bank telah menerima biaya

Ijarah ini sebagai pembayaran sewa emas yang digadaikan kepada bank.

Meskipun praktik ini juga dianggap konsisten dengan hukum Syariah,

masih ada beberapa kelemahan, seperti mekanisme lelang yang tidak

terpenuhi.

Penelitian selanjutnya yang di lakukan oleh Muhammad Fahmi Nurani

(2018) sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan hasil

penelitian proses pendanaannya cukup mudah sesuai prosedur yang telah

ditetapkan dan perjanjian pembiayaan ini antara Murabahah dan Musyarak

Mutanakis, yang sebenarnya mengimplementasikan dana tersebut sesuai

dengan prinsip dasar dan syarat jual beli.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Zahari (2018)

dengan hasil penelitian yakni dengan kata lain produk pembiayaan gadai

emas di Bank Syariah Mandiri KCP Pulo Brayan sudah sesuai dengan

ketentuan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.

26/DSNMUI/III/2002, dengan persyaratan pendanaan, persyaratan

pembiayaan, prosedur pelaksanaan instrumen keuangan beragun emas,

akuntansi keuangan beragun emas (Rahn), pengakuan dan pengukuran,

penyajian dan pengungkapan berdasarkan PSAK 107 KCP Padang Bulan

44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwa

untuk setiap produk pembiayaan di BSI KCP UNISMUH Makassar sebelum

ditawarkan kepada pihak nasabah sudah melalui penyaringan dan

pengawasan oleh dewan pengawas syariah dan sudah dipastikan sudah

sesuai dengan syariah islam. Dan dari informal diperoleh hasil jika

mekanisme yang digunakan oleh BSI KCP UNISMUH Makassar telah

sesuai dengan teori dengan prakteknya.

B. Saran

Peneliti dapat memberikan beberapa saran kepada BSI KCP UNISMUH

Makassar guna mengembangkan perfoma pelayanan yang ada, terkhusus dalam

hal pembiayaan agar mampu memberikan pelayanan yang terbaik sehingga

mampu menjadikan BSI KCP UNISMUH Makassar menjadi bank besar yang

memberikan nilai terbaik bagi para pemegang saham dan Menjadi perusahaan

pilihan dan kebanggaan para talenta terbaik Indonesia . Serta untuk para peneliti

selanjutnya kami melihat dari hasil yang peroleh masih banyak kekurangan,

sehingga diharapkan peletih selanjutnya mampu melakukan penelitian yang lebih

baik lagi.

45

DAFTAR PUSTAKA

Adrianto, & Firmansyah, M. A. (2019). Manajemen Bank Syariah (Implementasi Teori dan Praktek). Surabaya: CV. Penerbit Qiara

Media.

Afrida, Y. (2016). Analisis Pembiayaan Murabahah di Perbankan Syariah. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.1 No.2, 1-12.

Antonio, M. (2001). Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press.

Aisyah, Binti Nur.(2015) Manajemen Pembiayaan Bank Sariah. Yogyakarta: Kalimedia,.

Ali, Zainudin. (2008) Hukum Perbankan Syariah. Jakarta: Sinar Grafika. Antonio, Muhammad Syafi‟I. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani, Press,

Arifin, Zainal. (2006) Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah.Jakarta:

Pustaka Alfabet, Arthesa, Ade dan Edi Handiman. (2006). Bank dan Lembaga Keuangan

Bukan Bank. Jakarta: PT Indeks

Ascarya..(2011). Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Az-Zuhaili, Wahbah. (2011) Fiqih Islam Waadilatuhu. Jakarta: Gema Islam.

Arifin, Z. (2012). Dasar-dasar Manajemen Bak Syariah. Jakarta: Pustaka

Alfabet. Diana, Ilfi Nur.(2008). Hadist-Hadist Ekoniomi. Malang: UIN

Malang.

Dongoran, F. R., & Fahrunnisa. (2018). Analisis Sistem Pembiayaan Musyarakah pada PT Bank Sumut Syariah. Jurnal Pendidikan Akuntansi, 207-216.

Faddlah, & Susianto. (2020). Analisis Produk Tabungan Haji Dan Umroh Dengan Akad Wadi‟ah (Studi Kasus Bank Sumut Kcp Marelan Raya). Jurnal FEB Vol. 1 No.1, 671-675.

Ghufron, S. (2007). Cara Mudah Memahami Akad-akad Syariah. Jakarta:

Renaisan.

Hakim, L., & Anwar, A. (2017). Pembiayaan Murabahah pada Perbankan Syariah dalam Perspektif Hukum di Indonesia. Al-Urban : Jurnal Ekonomi Syariah dan Filantropi Islam, 212-223.

46

Hidayah, M. R., Nawawi, K., & Arif, S. (2018). Analisis Implementasi Akad Istishna Pembiayaan Rumah (Studi Kasus Developer Property Syariah Bogor). Jurnal Ekonomi Islam, 1-12.

Hirwan, M. (2019). Analisis Implementasi dan Hambatan Pembiayaan Sistem Mudharabah pada Modal Kerja di PT. Bank Muamalat Indonesia Jakarta. Jurnal Dinamika Penelitian: Media Komunikasi Sosial Kegamaan Vol. 19 No. 2, 306-321.

Hutagalung, M. A. (2016). Analisa Pembiayaan Gadai Emas Di Pt. Bank Syari‟ah Mandiri Kcp Setia Budi. Jurnal Al-Qasd Vol.1 No.1, 116-126.

Humatun Kamilah (2019). Pembiayaan KPR Indonesia BTN iB Dengan

Akad Istisna‟ Pada BTN Kantor Cabang Syariah Pacitan

Indonesia, K. A. (2013). Buku Saku Perbankan Syariah. Jakarta:

Kementerian Agama Republik Indonesia.

Ismail. (2011). Dari Teori Perbankan Menuju Aplikasi. Jakarta: Kencana.

Iska, S. (2012). Sistem Perbankan Syariah di Indonesia dalam Perspektif Ekonomi. Yogyakarta: Fajar Media Press.

Jundiani. (2009). Pengaturan Hukum Perbankan Syariah di Indonesia. Malang: UIN Malang.

Kasmir. (2011). Bank dan lembaga Keuangan Bank Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Machmud, D., & H. Rukmana, SE.,M.Si. (2011). Bank Syariah - Teori, Kebiajakan dan Studi Empiris di Indonesia. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Marimin, A., Romdhoni, A. H., & Fitria, T. N. (2015). Perekembangan Bank Syariah di Indonesia. Jurnal Imiah Ekonomi Islam - Vol. 01, 87.

Miles, M.B, Huberman, A.M & Saldana, J. (2014). Qualitive Data

Analysis, A Methods Sourebook, Edition 3. USA: Sage Publication. Terjemahan Tjetjep Rohindi, UI-Press.

Mimami, F., & Wigati, S. (2014). Perbankan Syariah. Surabaya: UIN

Sunan Ampel Surabaya. Muhammad Fahmi Nurani (2018). Analisa Pembiayaan Hunian Syariah di

Bank Muamalat Kantor Cabang Pacitan Nor Hafisah (2018). Analisa Pembiayaan Untuk Nasabah Kelompok

Usaha Bersama (studi pada KJKS-BMT sejahtera unit 064)

Prasanjaya, A. Y., & Ramantha, I. W. (2013). Analisis Pengaruh Rasio

47

Car, Bopo, Ldr Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Bank yang Terdaftar Di Bei. E-Jurnal Akuntansi Inversitas Udayana, 230-245.

Purwaningsih, Endang.(2010) Hukum Bisnis. Bogor: Galia Indonesia.

Qamar, M. N. (2018). Mudharabah Sebagai Produk Pembiayaan Perbankan Syariah Perspektif Abdullah Seed. MALIA : Jourbal of Islamic Banking and Finance, 201-210.

Ridwan, A. H. (2013). Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil. Bandung:

Pustaka Setia.

Siana,Dahlan. (2004) Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: LPFEUI.

Syafe‟i,Rahmat.Fiqih Muamalah. (2001) .Bandung: CV Pustaka Setia.

Sa'diyah, M., & Aziroh, N. (2014). Musyarakah dalam Fikih dan Perbankan Syariah. Equilibrium, 310-327.

Sah, M. K., & Ilman, L. (2018). Al-sharf Dalam Pandangan Islam. Jurnal Ulumul Syar'i, 28-47.

Santoso, H., & Anik. (2015). Analisis Pembiayaan Ijarah dalam Perbankan Syariah. Jurnal Ilmu Ekonomi Islam Vol. 01 No.2, 106-116.

Soemitra, A. (2017). Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Surabaya: Prenada Media Group.

Sudarsono, H. (2015). Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Deskripsi dan Ilustrasi) Edisi 4. Yogyakarta: Ekonisia.

T.Abrar, Z. (2017). Hiwalah dan Aplikasinya dalam Produk Bai' AL-Istishna' di Bank Syariah. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, 1-14.

Wahyu, D. R. (2016). Financing To Deposit Ratio (FDR) sebagai Salah Satu Penilaian Kesehatan Bank Umum Syariah (Studi Kasus pada Bank BJB Syariah Cabang Serang). Jurnal Ekonomi Keuangan dan Bisnis Islam, 19-36.

Yudiana, F. E. (2014). Manajemen Perbankan Syariah. Salatiga: STAIN Salatiga Press.

Zahari. (2018). Analisis Perlakuan Akuntansi Gadai Emas (Rahn) pada PT. Bank Syariah Mandiri KCP Pulo Brayan Medan. Jurnal Bisnis Corporate Vol. 3 No.1, 64-87.

Zaharman. (2016). Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perbankan

Syariah dengan Perbankan Konvensional di Indonesia. Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis Vol. 14 No. 2, 249-269.

48

L A M P I R A N

49

Lampiran 1. Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA

NO Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana penerapan

sistem pembiayaan

mitraguna pada PT. Bank

Syariah Indonesia KCP

Unismuh Makassar

2

Bagaimana penerapan

sistem pembiayaan Griya

pada PT. Bank Syariah

Indonesia KCP Unismuh

Makassar

3 Bagaimana Penerapan

Sistem Pembiayaan

Pensiun pada PT. Bank

Syariah Indonesia KCP

Unismuh Makassar

4 Bagaimana penerapan

sistem pembiayaan OTO

pada PT. Bank Syariah

Indonesia KCP Unismuh

Makassar

5 Bagaimana penerapan

sistem pembiayaan

50

Gadai Emas pada PT.

Bank Syariah Indonesia

KCP Unismuh Makassar

6 Bagaimana penerapan

sistem pembiayaan Cicil

Emas pada PT. Bank

Syariah Indonesia KCP

Unismuh Makassar

51

Lampiran 2. Surat Permohonan Izin

7. Permohonan Izin Penelitian Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Prodi Akuntansi

52

8. Surat Balasan Penerimaan Penelitian

53

54

Lampiran 3. Wawancara Dengan Informan

55

56

57

58

59

60

61