19
ILMU KALAM WAHYU SETIAWAN

Pengantar Ilmu Kalam

Embed Size (px)

Citation preview

ILMU KALAM

WAHYU SETIAWAN

DEFINISI ILMU KALAMIbnu Khaldun : ilmu yang digunakan untuk membahas tentang keyakinan-keyakinan (iman) dengan keterangan-keterangan akal serta menggunakan alasan-alasan untuk menolak paham-paham keyakinan yang bertentangan dengan golongan salaf dan ahli sunnah.

Muhammad Abduh; Ilmu yang membicarakan tentang wujud dan sifat-sifat Tuhan, Rasul-rasul untuk menetapkan keutusan mereka, sifat-sifat yang boleh dipertautkan kepada mereka, dan sifat-sifat yang tidak mungkin terdapat pada mereka.

Ilmu kalam adalah ilmu yang membahas tentang prinsip-prinsip agama (ushul al-din) yang berkenaan dengan sistem kepercayaan agama (iman) dengan argumentasi filosofis-rasional yang dapat diterima akal manusia.

POKOK-POKOK KAJIAN ILMU KALAM

1. KONTROVERSI KONSEP TAUHID2. SIFAT DASAR KEIMANAN Relasi Iman dan Amal:

Apakah keduanya terpisah satu sama lainnya, atau memiliki hubungan erat bahkan organik. status pelaku dosa besar

3. STATUS AL-QUR’AN: apakah makhluk atau bersifat qadim ?

4. HUBUNGAN TUHAN DENGAN ALAM: Apakah Tuhan merupakan sebab langsung dari semua peristiwa apapun yang terjadi di alam semesta atau Ia melakukan itu melalui sebab atau agen sekunder , misalnya malaikat dan hukum alam?

5. HUBUNGAN TUHAN DENGAN MANUSIA status takdir

SEJARAH KEMUNCULAN ALIRAN KALAMSUKSESI SETELAH WAFAT RASULULLAH SAW

PERDEBATAN SISTEM KONSTITUSI (TSAQIFAH BANI

SA’IDAH)SISTEM KABILAHPelopor: Banu Khazraj (Sa’ad ibn ‘Ubadah – Hubab ibn Mundzir)

Pendukung: Kaum Separatis (Riddah)Banu Hanifah : Maslamah

Yaman: Aswad al-AnsiBanu Asad : Thalhah bin Khalid

SISTEM HAK WARISANPelopor: Banu Hasyim Tokoh-tokohnya:‘Abbas ibn Abd al-Muthallib‘Ali ibn Abi ThalibZubair

IDE PERSATUAN MELALUI MUSYAWARAHPelopor: Muhajirin kecuali Banu Hasyim (Abu Bakr, Umar, Abu “Ubaidah ibn Jarrah)

DITUMPAS DALAM PERANG RIDDAH KECUALI Banu Khazraj yang kemudian sadar.

WALK-OUT BERKUMPUL DI KEDIAMAN FATHIMAH‘ALI MEMBAI’AT ABU BAKAR 6 BULAN KEMUDIAN

MENGANGKAT ABU BAKR AS-

SIDDIQPENDUKUNG ‘ALI CIKAL BAKAL SYI’AH

ABU BAKR

‘UMAR IBN AL-KHATTAB

‘UTSMAN IBN ‘AFFAN

‘ALI IBN ABI THALIB

MASA: 2 tahunWilayah: Jazirah Arab

Suksesi: Penunjukan konsultasi dengan pemuka MASA: 10 tahunWilayah: Jazirah Arab, Persia, Syam, Mesir

Suksesi: Ahlul Halli Wal-’AqdHuru hara Politik Terbunuhnya Utsman ibn ‘Affan

Suksesi: Ahlul Halli wal ‘AqdKonflik Politik Tuntutan Pengusutan dalang terbunuhnya Khalifah ‘Utsman.Pemindahan Ibu Kota Pemerintahan:Madinah Kufah

Siti ‘Aisyah (Madinah) bergerak dengan pasukannya dan bertemu dengan Zubair dan Thalhah (Basrah) untuk menyerang Kufah

PERANG JAMAL (UNTA) Kubu ‘Ali Menang, ‘Aisyah dipulangkan ke Madinah. Zubair tewas, Thalhah ke Damaskus/Syiria

‘ALI IBN ABI THALIB (Kufah)

MU’AWIYAH IBN ABI SUFYAN (Syiria)

PERANG SIFFIN (Al-Fitnah al-Kubra)(37 H/648 M KURANG LEBIH 5 TAHUN)

Total korban Jiwa Siffin dan Jamal : 70.800

TAHKIM SIFFIN (di Adhruh)Ali: Abu Musa al-Asy’arimulanya Ali mau mengutus Ibnu ‘Abbas

Mu’awiyah: Amr bin Ash

DIMENANGKAN KUBU MU’AWIYAH

MENDIRIKAN DINASTI BANI

UMAYYAH

Kubu Ali terpecah menjadi dua kelompok besar akibat kecewa terhadap hasil tahkim siffin

Sekitar 13.000 Pasukan keluar dari barisan ‘Ali berkumpul di Harura, desa dekat Kufah

KHAWARIJ

Pendukung setia yang kemudian mengangkat Hasan ibn ‘Ali

SYI’AH MURJIAHNetral

(Hasan Basri)

KHAWARIJDefinisi: dari kata Kharaja Keluar

Tokoh:Abdullah bin Wahhab ar-Rasyibi (al-Muhakkimah), Nafi al-Azraq (Azariqah), Najdah bin Amir al-Hanafi (an-Najdah), Abdullah bin Saffar (as-Shufriyyah)

Barisan kelompok sakit hati secara politis.

Tumbuh dari orang-orang secara geografis Arab Badui di Gurun

Ciri-ciri:•Mencela dan menyesatkan (Utsman di tahun 7 dari masa kekhalifahan, Ali setelah tahkim, pelaku Perang Jamal juga kafir, )•Buruk sangka•Berlebih-lebihan dalam ibadah•Keras terhadap sesama muslim •Sedikit pengalaman dan pemahaman

Doktrin Politik: (kritik terhadap hadis: al-a’immatu min quraysy: para pemimpin dari suku quraysy)•Khalifah harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat Islam•Khalifah tidak harus berasal dari keturunan Arab•Khalifah dipilih secara permanen selama ybs bersikap adil dan menjalankan syariat islam•Khalifah ali sah sebelum tahkim, khalifah utsman sah pada 7 tahun awal kekhalifahan.•Pasukan perang jamal juga kafir.Doktrin Teologi-Sosial•Seorang berdosa besar = kafir dan halal untuk dibunuh•Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan mereka (dar al-harb dar al-islam)•Adanya wa’ad dan wa’id •Amar ma’ruf nahi munkar•Al-Qur’an adalah makhluk•Manusia harus menghindar dari pemimpin yang menyeleweng

KHAWARIJ SEBAGAI KELOMPOK RADIKAL

mudah mengkafirkan

orang lain

Pemahaman eksklusif truth claim

hijrah

Pimpinan / imam harus

dari kelompoknya

Tidak segan-segan melak.

tindak kekerasan

MusyrikKafir hakiki

Kafir nikmat

SYI’AHSecara bahasa: partai, golongan, pengikut, pendukung. Sebagian kaum muslimin yang dalam bidang spiritual dan keagamaan selalu merujuk pada keturunan Nabi Muhammad saw (ahl al-bait).

Mereka menolak kekhalifahan tiga khalifah sebelumnya hadis gadir khumm.

Ada lima rukun iman:Tauhid, ‘adl, nubuwwah, ma’ad, imamah (kepercayaan terhadap adanya imam yang merupakan hak ahl al-bait).

Konsep sentral: imamah, taqiyyah, mut’ah, ma’shum

Iman didefinisikan tashdiq bil Qalbi yang mengkritisi definisi terdahulu dalam khawarij yang mengkaitkan iman dengan perbuatan. Sehingga menurut Khawarij, ada hubungan langsung antara perbuatan dengan eksistensi iman. Implikasinya, khawarij mudah mengkafirkan orang lain.

Sementara murji’ah, menyatakan tidak ada hubungan langsung antara iman dan amal sehingga manusia tidak dapat menyatakan kafir seseorang yang berdosa besar. Semuanya diserahkan kepada Allah.

MURJI’AH menunda;menangguhkan أرجأLahir dan berkembang di Damaskus, Tokoh : Jahm bin Shafwan

Isu sentral : POSISI IMAN

RADIKAL

Positif

Sangat berhati-hati dalam beragama Kuat memegang nilai amar ma’ruf

Negatif

Mengkafirkan sipapunSahabat tidak semua dinyatakan adil

KHAWARIJ SYI‘AH MURJI’AH

STATUS PELAKU DOSA BESARIMAMAH

Mu’min Kafir

ISU SENTRAL

Ekstrim kiri Ekstrim kanan

Positif

Tidak mengkafirkan sipapunSemua sahabat ‘adil

Negatif

Menjadi permisif Mengurangi nilai amar ma’ruf nahi munkar

IMAN

AMAL

IMAN

AMAL

Ukuran Iman & Kafir

JABBARIYAH DAN QADARIYAHTokoh Jabbariyah JA’AD BIN DIRHAMTokoh Qadariyah MA’BAD AL-JUHAINI & GHAYLAN AD-DIMASYQI

ISU SENTRAL : KEKUASAAN TUHAN & KEHENDAK MANUSIA (TAQDIR)

Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya

Allah adalah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (al-Insan: 30)

Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu". (as-Safat: 96)

Kalau sekiranya kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang Telah mati

berbicara dengan mereka dan kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka[498],

niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan

mereka tidak Mengetahui. (al-An’ am: 111)

*Ayat-ayat yang digunakan Jabariyah:

JABBARIYAH DAN QADARIYAH*Ayat-ayat yang digunakan Qadariyah:

Barangsiapa yang mengerjakan dosa, Maka Sesungguhnya ia mengerjakannya untuk

(kemudharatan) dirinya sendiri. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (An-Nisa: 111)

Dan Mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu Telah

menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar), kamu

berkata: "Darimana datangnya (kekalahan) ini?" Katakanlah: "Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri".

Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Ali Imran: 165)

Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan

yang ada pada diri mereka sendiri. (Ar-ra’ ad: 11)

Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir)

Biarlah ia kafir". (al-Kahfi: 29)

MU’TAZILAH & ASWAJA

Konsep-konsep teologi mu’tazilah yang berbeda dengan aliran lain: Tauhid: Tuhan tidak memiliki sifat, hanya zat semata. Al-Qur’an: makhluk bukan qadim Satu tempat di antara dua tempat

LIMA ASPEK YANG DIKRITIK ABU AL-HASAN AL-ASY’ARI:1. Sifat Tuhan2. Kekuasaan Tuhan dan Perbuatan Manusia3. Melihat Tuhan di hari Akhir (QS. Al-Qiyamah: 22-23)

ناظرة ربها إلى ناضرة، يومئذ وجوه4. Dosa Besar5. Status al-Qur’an

MU’TAZILAH & ASWAJASUBYEK MU’TAZILAH ASWAJA

Sifat Tuhan Tidak ada, hanya Dzat Di samping Dzat, juga ada Sifat

Kekuasaan Tuhan dan Perbuatan Manusia

Manusia seutuhnya yang menentukan hidup

Manusia memilih dari berbagai ketentuan yang telah diciptakan Allah

Melihat Tuhan di Akhirat

Tidak dapat melihat Allah di akhirat

Dapat melihat Allah sebagai kenikmatan spiritual tertinggi

Dosa Besar Pelaku dosa besar berada di antara dua tempat (manzilah bayn al-manzilatayn)

Pelaku dosa besar menebus dosa di neraka, kemudian masuk surga

Status Al-Qur’an makhluq qadim

rukun iman

*ASWAJA Percaya kepada

Allah Percaya kepada

Malaikat Percaya kepada

Kitab Percaya kepada

Rasul Percaya kepada

Hari Akhir Percaya kepada

Qada dan Qadar

*SYI’AH Tauhid, ‘Adl Nubuwwah Ma’ad Imamah

(kepercayaan thdp adanya imam yang merupakan hak ahl al-bait)

*MU’TAZILAHAt-Tauhid (Tauhid)Al-‘Adl (Kedilan)Al-Wa’du wa al-Wa’id

(Janji dan Ancaman) tidak ada syafa’at

Al-Manzilah Bainal Manzilatain (Satu tempat di antara dua tempat)

Al-Amru Bil Ma’ruf Wa An-Nahyu ‘An Al-Munkar (Menyeru kebaikan dan melarang kejahatan)

STATUS PELAKU DOSA BESAR

فى الجنةالمؤمن:الخوارجفى النارالكافر

فى الجنةالمؤمن:المرجئةفى النارالكافر

فى الجنةالمؤمن:المعتزلةمنـزلة بين الفاسق

المنـزلتينفى النارالكافر

فى الجنةالمؤمن:أهل السنةفى النارالفاسق

فى النارالكافر

TAUHID

Positivis: Tuhan bukanlah realitas transendental yang kosong tanpa isi. Isi itulah

yang berupa nama-nama, sifat, dan penggambaran lain yang ada dalam kitab suci. Al-Qur’an memaparkan sifat-sifat: melihat, mendengar, berbicara, berkehendak, marah, senang, dsb. Tuhan juga memiliki tangan, wajah, mata. Dalam hadis disebutkan bahwa Tuhan turun ke bumi pada sepertiga terakhir malam untuk menemui hamba-hambanya yang salat dan berdo’a. Tuhan juga digambarkan berada di singgasana (‘arsy) sebagaimana raja yang bertahta di atas singgasana (al-A’raf: 54; Yunus: 3; ar-Ra’ad: 2; Thaha: 5.

Kelompok ini berkesimpulan bahwa Tuhan memiliki mata, tangan, wajah dsb sebagaimana disebutkan kitab suci dan hadis. Semua yang dikatakan kitab suci tidak boleh ditolak atau ditafsirkan. Hanya saja cara tuhan melihat dsb tidak dapat diketahui manusia. (khawarij, aswaja, murji’ah, salafi)

Negativis Mereka menolak sifat-sifat Tuhan. Menetapkan sifat-sifat tersebut sama

saja dengan mengatakan bahwa tuhan mirip dengan ciptaannya. Hal ini melanggar prinsip tauhid bahwa tidak ada persamaan antara tuhan dan makhluknya. Sifat-sifat Tuhan di dalam kitab suci harus dipahami sebagai majaz dan harus ditakwilkan. Dengan menafikan sifat-sifat Tuhan tersebut mereka mengosongkan konsep Tuhan dari suatu isi. Penyifatan tuhan dengan sesuatu dapat mengarah pada antropomorfisme. (qadariyah; jabbariyah; mu’tazilah)

POSITIVIS NEGATIVIS