102
i PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA DI KOPERASI KARYAWAN "SURYA" UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh FIDIYATI DARIYAH NIM 082130651 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2012

pengaruh partisipasi anggota terhadap perolehan sisa hasil

Embed Size (px)

Citation preview

i

PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA TERHADAP

PEROLEHAN SISA HASIL USAHA DI KOPERASI

KARYAWAN "SURYA" UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH PURWOREJO

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

FIDIYATI DARIYAH

NIM 082130651

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

2012

iv

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini saya:

Nama : FIDIYATI DARIYAH

NIM : 082130651

Program studi : Pendidikan Ekonomi

Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar

hasil karya sendiri, bukan jiplakan orang lain. Pendapat atau temuan orang lain

yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Apabila terbukti/dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil jiplakan, saya

bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh Universitas

Muhammadiyah Purworejo.

Purworejo, Agustus2012

Yang menyatakan,

Fidiyati Dariyah

user
Stamp

v

MOTTO

� Sesungguhnya Allah tidak mendzalimi manusia sedikitpun, tetapi

manusia itulah yang mendzalimi dirinya sendiri.

(Qs. Yunus: 44)

� Jika engkau miskin maka ilmu akan menjadi kekayaan bagimu, jika

engkau kaya maka ilmu akan menghiasimu.

(Zubair bin abuBakar)

� Janganlah berputus asa atas segala cobaan yang menimpa kita, tetapi

terus berdo'a dan berjuanglah untuk menghadapinya, karena dibalik

cobaan akan selalu ada hikmah yang dapat kita petik sebagai

pelajaran yang berharga dalam kehidupan.

(Penulis)

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada:

� Allah SWT atas karunia besarnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

� Bapak dan Ibuku (H. Sudiyono dan Amanah) terimakasih atas baluran

do'anya, motivasi untuk sukses tak pernah berhenti, hatiku yang terdalam

tak pernah bosan atas motivasi itu.

� Kakak-kakakku (Mas Saroji& Mb. Nurul 'Aini, Mas Zazim Fauzi & Mb.

Munadhifah) canda dan gurau yang menjadikan support buatku terima

kasih untuk kalian.

� Ponakanku (Mukhadziqul Mubarok, Qurrotul 'Aini, & M. Iklil Mukhbit)

canda tawa kalian yang menjadikan support buatku.

� Romo KH. Noor Asnawi Cholil beserta keluarga besar Insani Musyar,

terimakasih atas Bimbingan dan Do'anya.

� Bpk. Muh Djudi sekeluarga terima kasih atas motivasi dan do'anya, Mz.

Asrongi tercinta, terima kasih atas ketulusan jiwa, bening cinta, dan

sucinya do'a untukku.

� Sahabat dan Sahabati PonPes "Ma'hadil 'Ulumis Syar'iyyah" semoga tali

silaturahmi selalu terikat kuat untuk kita.

� Teman-teman FKIP Ekonomi 2008, kenangan bersama kalian sungguh

indah dan berarti, semoga sukses selalu.

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Atas limpahan rahmat,

karunia, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul "PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA TERHADAP PEROLEHAN

SISA HASIL USAHA DI KOPERASI KARYAWAN "SURYA" UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH PURWOREJO" yang merupakan tugas akhir untuk

memenuhi salah satu persyaratan untuk meraih gelar sarjana pendidikan pada

Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Keberhasilan pelaksanaan penelitian ini tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa

terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Drs. H. Supriyono, M.Pd selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan teladan yang baik bagi

mahasiswanya.

2. Bapak Drs. H. Hartono, M.M selaku Dekan FKIP Universitas

Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan izin dan rekomendasi

kepada penulis mengadakan penelitian dan pengumpulan data untuk

penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Dr. H. Dartu, M.M selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Ekonomi, yang telah memberikan perhatian dan dorongan sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………….…………………...i

HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………………... ii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….. iii

SURAT PERNYATAAN ………………………………………………………. iv

MOTTO ………………………………………………………………………….. v

PERSEMBAHAN ……………………………………………………………….vi

KATA PENGANTAR …………………………………………………………. vii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………... viii

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………… xii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………...xiii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………............................... xiv

ABSTRAK ……………………………………………………. ……………….xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………1

B. Identifikasi Masalah ………………………............................. 6

C. Batasan Masalah ……………………………………………... 6

D. Perumusan Masalah …………………………………………..7

E. Penegasan Istilah ……………………………………………...7

F. Tujuan Penelitian ……………………………………………. 8

G. Manfaat Penelitian ...………………………………………… 9

H. Sistematika Skripsi………………………………………….... 9

x

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori ……………………………………………... 12

1. Koperasi ………………………………........................... 12

2. Partisipasi ………………………………………………. 15

3. Sisa Hasil Usaha (SHU) ………………………………... 34

B. Penelitian Relevan ………………………………………….. 40

C. Kerangka Pikir ……………………………………………... 41

D. Paradigma Penelitian ………………………………………. 41

E. Hipotesis …………………………………………………… 42

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ……………………………… 43

B. Variabel Penelitian …………………………………………. 43

C. Populasi dan Sampel………………………………………....43

D. Metode Pengumpulan Data ………………………………… 44

E. Definisi Operasional ………………………………………... 46

F. Teknik Analisis Data ……………………………………….. 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Hasil Penelitian ………………………..…………. 49

B. Data Penelitian …………………………………………….. .58

C. Analisis Data ……………………………………………….. 61

D. Pembahasan ……………………………………………….... 65

xi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………… 69

B. Saran ………………………………………………………... 70

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. 72

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Partisipasi Anggota Koperasi Karyawan "Surya" UMP ……….... 59

Tabel 2. Data Partisipasi Non Anggota Koperasi Karyawan "Surya" UMP …… 60

Tabel 3. Data Sisa Hasil Usaha Koperasi Karyawan "Surya" UMP …………… 60

Tabel 4. Data Jumlah Partisipasi Anggota dan Sisa Hasil Usaha Koperasi

Karyawan "Surya" UMP …………………………………………….... 62

Tabel 5. Data Perhitungan Pengaruh Partisipasi Anggota dan Sisa Hasil Usaha

Koperasi Karyawan "Surya" UMP …………….………………………63

Tabel 6.Interpretasi r Product Moment ……………….………………………... 64

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Paradigma Penelitian .…….…………………………………….. 42

Gambar 2 Struktur Organisasi Koperasi Karyawan "Surya" UMP …….…. 51

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 2 Neraca Kopkar ''Surya" Universitas Muhammadiyah Purworejo

tahun 2008 sampai 2011

Lampiran 3 Perhitungan SHU Kopkar ''Surya" Universitas Muhammadiyah

Purworejo tahun 2008 sampai 2011

Lampiran 4 Surat Keterangan Izin Penelitian

Lampiran 5 Kartu Bimbingan Skripsi

xv

ABSTRAK

Fidiyati Dariyah. Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Perolehan Sisa Hasil

Usaha (SHU) di Koperasi Karyawan (Kopkar) "Surya" Universitas

Muhammadiyah Purworejo. Skripsi. Purworejo. Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan. Pendidikan Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk : 1) mengetahui partisipasi anggota koperasi.

2) mengetahui besarnya sisa hasil usaha koperasi. 3) mengetahui pengaruh

partisipasi anggota terhadap perolehan sisa hasil usaha (SHU) koperasi karyawan

(Kopkar) "Surya" Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Populasi dalam penelitian ini adalah sejak berdirinya koperasi karyawan

(Kopkar) "Surya" Universitas Muhammadiyah Purworejo sampai sekarang.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mulai dari tahun 2008 sampai

2011 (dalam jangka waktu 4 tahun) dengan taraf kesalahan 5%. Meto

depengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan wawancara.

Sedangkan metodeanalisis data untukmengetahui pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat dilakukan analisis korelasi product moment.

Hasil analisis menunjukkan bahwa hasil korelasi (r) adalah -0,953 terletak

antara 0,00-0,199 dengan interpretasi "sangat rendah". Hal ini menunjukkan

bahwa r hitung < r tabel, dengan hasil korelasi (r) yang negatif menunjukkan tidak

adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara kedua variabel tersebut. Jadi

hipotesis yang penulis ajukan dinyatakan ditolak. Dengan demikian ternyata

penelitian terbukti bahwa tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara

partisipasi anggota dengan perolehan sisa hasil usaha di koperasi karyawan

(kopkar) "Surya" Universitas Muhammadiyah Purworejo, dikarenakan masih

sangat rendahnya nilai partisipasi anggota terhadap SHU. Ada keaktifan para

anggota dalam berpartisipasi melalui, simpanan pokok, simpanan wajib serta

dalam melakukan transaksi pada koperasi mengakibatkan pendapatan koperasi

naik. Hal ini dapat mempengaruhi kenaikan sisa hasil usaha (SHU). Disarankan

agar partisipasi anggota semakin ditingkatkan lagi tetapi pengurus mencatatnya

dengan teliti, serta adanya pencatatan tersendiri bagi pembelian di luar anggota, di

samping itu agar pihak Dinas Koperasi dapat melakukan membimbing terus

menerus misalnya dengan membantu peminjaman modal.

Kata kunci: Partisipasi Anggota, SHU Koperasi.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerintah berkewajiban untuk meningkatkan perekonomian

masyarakat dalam rangka untuk mencapai taraf hidup yang layak. Usaha

meningkatkan perekonomian rakyatnya itu dengan cara meningkatkan

pendapatannya. Keberadaan koperasi merupakan wujud kehidupan

ekonomi sebagian besar rakyat Indonesia. Posisi seperti ini menempatkan

peran koperasi sebagai jalur utama dalam pengembangan sistem ekonomi

kerakyatan. Peran koperasi itu perlu dipertahankan karena koperasi

mempunyai kedudukan yang kuat dan sangat penting di dalam sistem

perekonomian nasional Indonesia. Koperasi merupakan soko guru

perekonomian Indonesia tercantum dalam Undang- Undang Dasar 1945

pasal 33 ayat 1 yang berbunyi "perekonomian disusun sebagai usaha

bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan". Pasal tersebut secara

implisit menunjukkan bahwa kedudukan koperasi sangat penting karena

koperasi merupakan badan usaha yang sesuai dengan pasal 33 ayat 1

Undang- Undang Dasar 1945 tersebut yaitu badan usaha yang berdasar

atas asas kekeluargaan. Dengan demikian koperasi diyakini dapat

diandalkan untuk menopang perekonomian Indonesia, khususnya ekonomi

kerakyatan.

1

2

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang

atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan

prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar

atas asas kekeluargaan. Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat dan

sebagai suatu badan usaha mempunyai peran dalam mewujudkan

masyarakat adil dan makmur, maju, sejahtera. Diharapkan koperasi dapat

membangun dirinya sendiri agar kuat dan mandiri sehingga dapat berperan

sebagai soko guru perekonomian Indonesia. Perkoperasian adalah segala

sesuatu yang menyangkut kehidupan Koperasi. Gerakan koperasi adalah

keseluruhan organisasi koperasi dan kegiatan perkoperasian yang bersifat

terpadu menuju tercapainya cita-cita bersama koperasi. Perkoperasian di

Indonesia diatur dengan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 yang

berlandaskan pancasila dan UUD 1945, dan bertujuan memajukan

kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya

serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka

mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur.

Anggota adalah pemilik sekaligus pengguna pelayanan koperasi.

Kesadaran dan penghayatan anggota terhadap koperasinya sangat

diperlukan dengan tujuan akhirnya adalah meningkatnya partisipasi

anggota dalam usaha koperasinya. Untuk itu, dibutuhkan pendidikan

perkoperasian yang standar, terprogram dan berkelanjutan bagi anggota.

Keaktifan anggota berpartisipasi dalam pembiayaan koperasi berupa

simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela serta pemanfaatan

3

berbagai potensi pelayanan yang disediakan koperasi akan meningkatkan

modal koperasi, terutama modal kerja dan omzet usaha koperasi. Hal ini

tentu akan membuat koperasi akan menjadi berkembang lebih baik dan

akan menguntungkan anggota terutama dengan adanya kenaikan perolehan

sisa hasil usaha koperasi.

Partisipasi anggota dikatakan sudah baik apabila sebagian besar

anggota telah menunaikan kwajiban dan telah melaksanakan hak secara

benar dan bertanggung jawab, termasuk didalamnya menerima pelayanan

yang sama dengan anggota yang lain dari layanan yang diberika

khususnya oleh para pengurus organisasi dan lambang koperasi itu sendiri.

Partisipasi angggota merupaka salah satu fungsi yang paling penting

dalam pembinaan atau kegiatan koperasi, jadai keberhasilan koperasi

tergantung pada kesadaran anggota dan anggotaini memerlukan adanya

kesadaran dan keyakinan terhadap cita-cita dari koperasi, sehingga

anggota aktif dapat menjaga kelangsungan hidup koperasi dan

berkembang dengan baik sebagaimana yang diharapkan oleh anggota

khususnya dan dapat memenuhi harapan sesuai dengan tuntutan dari

pemerintah. Faktor yang perlu diperhatikan sekaligus merupakan sebagai

faktor yang akan mempengaruhi anggota adalah pendidikan dan latihan

dari para anggota. Bahkan dinyatakan pula, perlu adanya pendidikan

minimum dari para anggota sebagai salah satu syarat minimal apabila

ingin koperasi itu berhasil. Berhasil tidaknya organisasi koperasi

tergantung anggotanya oleh karena itu soal pendidikan merupakan gerakan

4

penting dalam koperasi. Dilain pihak yang perlu diperhatikan pula ialah

bahwa partisipasi pada dasarnya dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu :

motivasi ekonomi yang erat hubunganya dengan pemenuhan kebutuhan

pokok, dapat pula berupa motivasi bahwa ekonomi yang erat hubungan

dengan kebutuhan sosial dan aktualisasi diri.

Partisipasi aktif anggota dapat terwujud apabila anggota telah

mampu merasakan arti penting keberadaan organisasi (koperasi) bagi

dirinya sendiri dan anggota tersebut memiliki motivasi dan memajukan

untuk mencapai tujuan organisasi (koperasi) tersebut. Mengapa demikian?

Karena pada dasarnya koperasi adalah kumpulan orang, bukan kumpulan

modal. Jadi orang-orang yang menjadi anggota dan penguruslah yang

menjadi penentu bagi organisasinya itu. Menurut Dra. Ninik Widiyanti

dalam buku Manajemen Koperasi (2004: 74) ''Keberhasilan koperasi

dalam mencapai tujuannya akan banyak ditentukan dari pengetahuan ,

penghayatan dan kesadaran berkoperasi para anggota".

Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi merupakan pendapatan koperasi

yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya,

penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang

bersangkutan (UU No. 25 tahun 1992 pasal 45 yat 1). Perolehan Sisa Hasil

Usaha (SHU) setiap tahun bagi koperasi menjadi sangat penting karena

Sisa Hasil Usaha (SHU) setiap tahun disisihkan sebagai dana cadangan ,

untuk memperkuat koperasi itu sendiri. Sisa Hasil Usaha (SHU) yang

diperoleh koperasi merupakan salah satu daya tarik tersendiri bagi seorang

5

untuk menjadi anggota koperasi untuk berperan aktif dalam kegiatan

koperasi karena anggota yang mempunyai peran lebih besar akan

memperoleh bagian SHU juga lebih besar. Sisa Hasil Usaha (SHU) setelah

dikurangi dana cadangan dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa

usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta

digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain

dari koperasi sesuai dengan keputusan Rapat Anggota. Oleh karena

Anggota koperasi dituntut kesadarannya untuk aktif dalam memenuhi

kewajibannya. Kesadaran dalam memenuhi hak dan kewajiban anggota

sangat diperlukan untuk pengembangan koperasi. Kesadaran yang tinggi

anggota itu dimanifestasikan dalam bentuk adanya partisipasi aktif

anggota koperasi yang diharapkan usaha yang dilaksanakan akan

mendatangkan laba usaha.

Disamping melayani anggota koperasi juga melayani bukan

anggota, namun kelihatan proporsi transaksi dari anggota lebih besar dari

pada transaksi dari bukan anggota. Hal ini menunjukkan jati diri kopersi

tersebut betul-betul merupakan koperasi sejati, sehingga penulis tertarik

untuk melakukan penelitian pada koperasi tersebut.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas

maka penulis mengambil judul '' PENGARUH PERTISIPASI ANGGOTA

TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA (SHU) DI

KOPERASI KARYAWAN "SURYA" UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH PURWOREJO ".

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

permasalahannya dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Partisipasi anggota mempunyai pengaruh yang sangat tinggi

dalam koperasi.

2. Masih rendahnya tingkat partisipasi anggota koperasi dalam

kegiatan usaha koperasi.

3. Belum semua koperasi menyadari bahwa partisipasi anggota

sangat berpengaruh terhadap sisa hasil usaha.

C. Batasan Masalah

Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan koperasi, akan

tetapi faktor yang dominan adalah peran aktif anggota itu sendiri dalam

memanfaatkan koperasi sebagai wadah kegiatan ekonomi dalam mencapai

kesejahteraan bersama. Peran aktifnya terlihat dari perkembangan jumlah

anggota serta terbentuknya modal dari peran aktif anggota serta aktifitas

koperasi. Oleh Karena itu masalah dibatasi pada ruang lingkup dan

pengertian :

a. Hasil peran aktif anggota sebagai faktor yang mempengaruhi

perkembangan koperasi.

b. Perkembangan koperasi di ukur dari besarnya SHU.

7

D. Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah penulis kemukakan, maka

permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : "Apakah

partisipasi anggota mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap sisa hasil usaha (SHU) koperasi".

E. Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi penyimpangan dalam memahami skripsi ini dan

untuk memberikan gambaran yang jelas kearah yang dimaksud, maka

perlu adanya penegasan istilah. Adapun istilah yang perlu ditegaskan

dalam judul ini adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh

"Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (

orang, badan, keadaan) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau

perbuatan seseorang". (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:664).

Pengaruh dalam peneliti ini, adalah suatu daya yang

ditimbulkan dari partisipasi anggota terhadap perolehan SHU di

Koperasi Karyawan "Surya" Universitas Muhammadiyah Purworejo.

2. Partisipasi Anggota

"partisipasi berarti turut berperan serta dalam suatu kegiatan,

keikutsertaan peran serta". (Kamus Besar Bahasa Indonesia,

1990:660).

8

"Anggota adalah orang atau badan yang menjadi bagian atau

masuk disuatu golongan (persyarikatan, dewan, panitia dan

sebagainya)". (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:43).

Jadi partisipasi anggota adalah keterlibatan mental dan emosi

diri seseorang pada situasi kelompok yang mendorong untuk ikut

mengambil bagian terhadap pencapai tujuan kelompok serta ikut

bertanggung jawab atas tercapainya tujuan tersebut.

3. Sisa Hasil Usaha

"Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi

yang diperoleh dalam satu tahun tutup buku dikurangi dengan biaya,

penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku

yang bersangkutan". (UU No. 25 Tahun 1992).

F. Tujuan Penelitian

Bertumpu pada permasalahan di atas, maka tujuan penulis

mengadakan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui partisipasi anggota Koperasi .

2. Untuk mengetahui besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi.

3. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggota terhadap Sisa Hasil

Usaha (SHU) koperasi.

9

G. Manfaat Penelitian

Hasil peneliti ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak,

antara lain:

1. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan kajian ilmu serta bias membandingkan

teori yang telah didapatkan di bangku kuliah dengan kenyataan yang

ada di lapangan.

2. Bagi Koperasi

Sebagai bahan pertimbangan dalam merealisasikan tujuan jangka

pendek maupun jangka panjang yang ingin dicapai oleh koperasi dan

juga sebagai pertimbangan untuk menentukan kebijakan selanjutnya.

3. Bagi Masyarakat

Sebagai sarana untuk dapat megembangkan :

a. Kesadaran masyarakat dalam perkoperasian.

b. Partisipasi masyarakat dalam meningkatkan pendapatan.

c. Memeberikan gambaran tentang perkoperasian.

H. Sistematika Skripsi

Penulisan skripsi disusun dalam sistematika:

Bagian awal skripsi terdiri dari halaman sampul luar, halaman

judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, surat

pernyataan,halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar

isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran dan abstrak.

10

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi

masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah,

penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan skripsi.

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

Pada bab ini berisi tentang landasan teori, kerangka pikir,

paradigma penelitian, hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang waktu dan tempat penelitian,

variabel penelitian populasi dan sampel penelitian, metode

pengumpulan data, definisi operasional, teknis analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan

tentang sejarah berdirinya koperasi karyawan "Surya"

Universitas Muhammadiyah Purworejo, partisipasi anggota,

SHU Koperasi Karyawan "Surya" Universitas

Muhammadiyah Purworejo.

11

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran.

Daftar Pustaka

Lampiran

12

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPTOESIS

A. Landasan Teori

1. Koperasi

a) Pengertian Koperasi

Peran koperasi, khususnya Koperasi Simpan Pinjam

semakin penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Koperasi Simpan Pinjam menjadi salah satu alternatif bagi

masyarakat untuk mendapatkan dana dalam upaya memperbaiki

taraf kehidupan, pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan

mengembangkan usaha. Selain sebagai alternatif sumber

mendapatkan dana, koperasi simpan pinjam juga menjadi salah

satu pilihan untuk menginvestasikan dana / menabung. Masyarakat

senang menabung di koperasi simpan pinjam karena selain praktis,

juga akan mendapatkan bunga di akhir tahun, ditambah dengan

harapan akan mendapatkan dana Sisa Hasil Usaha (SHU).

Koperasi adalah suatu bentuk kerja sama dalam lapangan

perekonomian. Secara harfiah kata "koperasi" berasal dari

kata Cooperation (Latin) atau Cooperation (Inggris), atau

Co-operatie (Belanda) dalam bahasa Indonesia diartikan

sebagai : bekerja bersama, atau bekerja sama atau

kerjasama, merupakan koperasi. Menurut Sri Edi Swasono.

(Sudarsono_Edilius, 2005 : 1).

12

13

Dengan demikian, kopersi merupakan usaha bersama dari

kelompok orang yang mempunyai kepentingan bersama dengan

tujuan meningkatkan kesejahteraan anggota.

b) Landasan-landasan Koperasi

Dalam Undang-Undang Nomer 25 Tahun 1992 tentang

Perkoperasian, Koperasi di Indonesia mempunyai landasan sebagai

berikut: Pasal 2 Undang-Undang Nomer 25 tahun menyebutkan

bahwa "Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar 1945 serta berdasarkan atas azas kekeluargaan". Pancasila

merupakan landasan idiil koperasi. Kelima sila dalam pancasila

harus dapat mewujudkan cita-cita koperasi. Landasan structural

koperasi adalah Undang-Undang 1945 yang berbunyi

"Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas

kekeluargaan". Agar koperasi dapat tumbuh dan berkembang

dengan baik dalam mencapai tujuannya, maka koperasi harus

disadari oleh landasan mental para anggota yaitu "setia kawan dan

kesadaran berkepribadian".

c) Fungsi Koperasi

Fungsi koperasi antara lain sebagai berikut :

1) Alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi

kesejahteraan rakyat.

2) Alat pendemokrasian nasional.

3) Sebagai salah satu urat nadi perekonomian bangsa

Indonesia.

14

4) Alat pembinaan insan masyarakat untuk memperkokoh

kedudukan ekonomi bangsa Indonesia serta bersatu dalam

mengatur tatalaksana perekonomian rakyat.

(Sudarsono_Edilius, 2005 : 80)

d) Tujuan Koperasi

Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya seta ikut membangun

tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan

masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila

dan Undag-Undang Dasar 1945. (UU Perkoperasian No. 25 Tahun

1992 :3).

e) Prinsip Koperasi

Koperasi melaksanakan prinsip sebagai berikut :

1) Keanggotaan bersifat suka rela dan terbuka.

2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

3) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding

dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.

4) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.

5) Kemandirian.

(UU Perkoperasian No. 25 Tahun 1992 :3-4).

Dengan pelaksanaan yang sesuai dengan tujuan yang akan

dicapai dalam koperasi tersebut, secara langsung dapat berjalan

usahanya. Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai maka pengurus

koperasi dapat membawa arah kemana koperasi itu akan

menjalankan usahanya, karena sebelumnya tujuanya sudah pasti.

Maka dari itu sebelum kopersi itu berjalan lebih baik menentukan

tujuan terlebih duhulu.

15

2. Partisipasi

a) Pengertian Partisipasi

Ditinjau dari segi etimologi, kata partisipasi merupakan

pinjaman dari bahasa Belanda "participatie" atau dari bahasa

Inggris "participation". Dalam bahasa Latin disebut "participation"

yang berasal dari kata kerja "partipare" yang berarti ikut serta,

sehingga partisipasi mengandung pengertian aktif yaitu adanya

kegiatan atau aktivitas.

Menurut The Liang Gie (1968:189) "Partisipasi adalah

suatu aktivitas untuk membangkitkaan perasaan diikut sertakan

dalam kegiatan organisasi dan ikut sertanya bawahan dalam

organisasi". Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:43)

"anggota adalah orang atau badan yang menjadi bagian atau masuk

disuatu golongan perserikatan, dewan, panitia dan sebagainya".

Anggota yang dimaksud disini adalah anggota koperasi. Jadi

Partisipasi Anggota adalah keterlibatan mental dan emosional dari

anggota koperasi dalam memberikan inisiatif dan berkreasi

terhadap kegiatan yang dilakukan koperasi dalm rangka mencapai

tujuan koperasi.

Partisipasi anggota merupakan unsur utama dalam memacu

kegiatan dan untuk mempertahankan ikatan pemersatu di dalam

koperasi. Koperasi sebagai business entity dan social entity

dibentuk oleh anggota-anggota untuk menggapai manfaat tertentu

16

melalui partisipasi. Oleh karena itu, koperasi harus memiliki

kegiatan-kegiatan tertentu untuk menjabarkan bentuk-bentuk

partisipasi dan memacu manfaat bersama, ketika berbagai manfaat

diperoleh melalui upaya-upaya bersama para anggota. Juga

diharapkan manfaat dapat didistribusikan secara adil dan merata

sesuai dengan kontribusi mereka kepada koperasi dalam aneka

kegiatan koperasi. Atas dasar itu koperasi diharapkan menanamkan

dasar-dasar distribusi pemanfaatan dari hasil atau pelayanan-

pelayanan yang bersifat ekonomis dan sosial untuk

mempertahankan semangat kebersatuan anggota-anggota dan

kesetiaan mereka kepada semangat koperasi.

b) Dasar partisipasi

Dasar pemanfaatan hasil-hasil dan pelayanan koperasi yang

adil dapat juga dilihat sebagai suatu tatanan didalam penanaman

partisipasi yang baik dari anggota sesuai kebutuhan yang

dirasakan. Sehubung dengan pengertian bahwa suatu koperasi

merupakan suatu organisasi yang participatory tempat kekuasaan

tertinggi ada pada suara dalam rapat anggota, dan seiring dengan

pemekaran manajemen terbuka yang dianut berdasarkan kebutuhan

yang dirasakan oleh para anggota.

Cara pandang koperasi sebagai suatu sistem yang hidup,

maka perlu dipahami konsep partisipasi anggota sebagai suatu

unsur yang paling utama. Atas dasar itu, partisipasi anggota dalam

koperasi diibaratkan darah dalam tubuh manusia. Dipandang dari

kenyataan bahwa untuk mempertahankan diri, pengembangan, dan

17

pertumbuhan suatu koperasi tergantung pada kualitas dan

partisipasi anggota-anggotanya. Oleh karena itu, para anggota

harus memiliki pemahaman yang jelas mengenai visi dari

organisasi, misi, tujuan umum, sasaran, kemampuan untuk menguji

kenyataan dalam memecahkan permasalahan dan perubahan-

perubahan lingkungan. Sisi yang lain para anggota kiranya

memiliki kesempatan untuk melaksanakan kekuasaan mereka

dalam memperoleh informasi yang benar untuk berpartisipasi

dalam proses pembuatan keputusan dan mekanisme pengendalian

sosial di dalam masing-masing koperasi. Hal ini sejalan dengan

dasar-dasar pemahaman yang menekankan bahwa koperasi

dimiliki, digerakkan, diupayakan, dan dikendalikan oleh para

anggota. (Thoby Mutis, 1992:93).

Partisipasi dalam koperasi ditujukan pula untuk

menempatkan para anggota menjadi subyek dari pengembangan

koperasi, anggota harus terlibat di dalam setiap langkah proses

pengembangan koperasi dari tingkat penetapan tujuan, sasaran atau

penyusunan strategi, serta pelaksanaan untuk merealisasiakan dan

pengendalian sosial sesuai kepentingan anggota. Partisipasi

sebagaimana telah dipertimbangkan hendaklah memasukkan rasa

memiliki dan rasa bertanggung jawab dengan tekanan tertentu pada

pentingnya pendapat bersama yang dihasilkan oleh para anggota.

c) Faktor-Faktor Positif dan Negatif

Berdasarkan pengalaman di Indonesia, selanjutnya

dikemukakan bahwa beberapa koperasi yang berhasil dapat

mempertahankan partisipasi anggota dimunculkan oleh faktor-

faktor yang mempengaruhi keberhasilan tersebut, yaitu:

1) Perasaan kelompok yang kuat.

2) Latihan kesinambungan bagi calon anggota dan anggota.

3) Kunjungan-kunjungan lapangan dari penggerak koperasi yang

bersinambungan, dialog informal dengan anggota setempat.

18

4) Para anggota dan pengurus melaksanakan rapat-rapat dengan

berhasil baik, membuat kartu anggota dan pembukuan yang

benar, menerbitkan laporan keuangan bulanan.

5) Menanamkan dan mempertahankan sikap-sikap mental yang

baru/ kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan aneka

simpanan pemberian pinjaman dan aspek-aspek lain untuk

bekerja sama dalm koperasi.

6) Para anggota membuat rencana koperasi.

7) Penerbitan publikasi yang teratur disebarluaskan kepada para

anggota koperasi.

8) Latihan bagi para anggota untuk memahami, menganalisis

koperasi-koperasi, mengadakan perjanjian, persatuan, pada saat

permulaan.

9) Program silang pinjam yang saling melengkapi dalam jaringan

koperasi (dana, simpan-pinjam, asuransi bersama).

10) Memelihara pendanaan dari dalam secara teratur.

11) Kesalahan-kesalahan koperasi di masa lampau menjadi

tantangan bagi para anggota koperasi dan pengurus.

12) Para anggota dirangsang untuk mengetahui masalah-masalah

koperasi, keadaan-keadaan, keterbatasan keuangan, kebutuhan-

kebutuhan, dan kemajuannya.

Kurangnya partisiapsi anggota dalam beberapa koperasi

dipengaruhi oleh beberapa faktor negatif, yaitu:

1) Kuranya pendidikan anggota, antara lain dalam bentuk latihan

anggota dan calon anggota yang sesuai dengan kebutuhan dan

aspirasi lokal.

2) Feodalisme dan paternalism dari para pengurus koparasi dalam

hbunga dengan para anggota.

3) Kurangnya tindak lanjut yang konsisten dan pengamatan dari

rencana-rencana organisasi yang telah disepakati bersama.

4) Manipulasi yang dibuat oleh bermacam-macam individu

menyebabkan timbulnya erosi rasa ikut serta memiliki dari para

anggota terhadap koperasi mereka masing-masing.

5) Kartu anggota tidak dibuat dengan baik menimbulkan

ketidakjelasan transaksi antar-anggota dengan koperasinya

ataupun sebaliknya.

6) Kurangnya manajemen yang teratur dan ketrampilan manajerial

dari pengurus koperasi.

7) Kurangnya pengembangan professional untuk mengimbangi

perkembangan dinamika kebutuhan para anggota.

8) Kurangnya penyebaran informasi tentang penampilan koperasi,

seperti neraca, biaya, manfaat, dan laporan statistic yang lain.

9) Pengalaman-pengalaman dan praktek-praktek koperasi yang

buruk dimasa lampau.

19

10) Ketidakcakapan para pengurus koperasi untuk menata

pembukuan.

(Thoby Mutis, 1992: 94-95).

Partisipasi anggoata memegang peranan yang menentukan

dalam perkembangan koperasi. Partisipasi anggota dapat

menimbulkan rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan hak

dan kewajiban mereka sebagai anggota maupun sebagai pemilik

koperasi. Kurangnya partisipasi anggota akan mengakibatkan

kemiskinan ide-ide dari anggota yang pada akhirnya dapat

menghambat perkembangan koperasi itu sendiri.

Seseorang yang berpartisipasi menurut Allport dan

Sastropoetro (1998: 12) seseorang yang berpartisipasi sebenarnya

mengalami keterlibatan di dalam dirinya/ egonya, yang sifatnya

lebih dari pada keterlibatan dalam pekerjaanu atau tugas saja.

Dengan keterlibatan dirinya juga, berarti keterlibatan pikiran dan

perasaannya.Wiranata, Suhenda modul ekonomi koperasi

mengatakan arti penting dari partisipasi adalah:

a) Partisipasi berasal dari kata participation yang secara

harfiah berarti mengikutsertakan pihak lain.

b) Seorang pemimpin dalam melaksanakan tugas-tugasnya

akan berhasil apabila pemimpin tersebut mampu

meningkatkan partisipasi dari semua komponen atau unsur

yang dimiliki perusahaan/ lembaganya.

c) Dengan meningkatkan partisipasi, berarti semua

komponen/unsur yang ada akan merasa lebih dihargai

sehingga dapat diharapkan semangat dan kegairah kerja

serta tanggung jawab dan rasa turut memiliki.

d) Melalui partisipasi, pihak manajemen koperasi dapat

mengetahui apa yang menjadi kepentingan para

anggotanya. Dan seberapa banyak serta kualitas pelayanan

yang bagaimana yang diperlukan para anggota.

e) Partisipasi diperlukan untuk mengatasi penampilan yang

kurang baik, dari menghilangkan kemungkinan salah tindak

dari pihak manajemen, dan membuat kebijaksanaan yang

diambil oleh pengurus memiliki landasan kuat dari para

anggota, sehingga apabila terjadi kerugian dari kegiatan

20

usaha yang dilakukan para anggota akan merasa legowo

dalam ikut menenggung kerugian tersebut, karena mereka

merasa turut bertanggung jawab.

(Allport dan Sastropoetro, 1998:12).

Pertisipasi anggota koperasi anggota dipengaruhi oleh

kemampuan dan kemauan anggota untuk berpartisipasi,

kemampuan anggota untuk berpartisipasi dipengaruhi oleh

bimbingan atau penyuluhan yang dilakukan koperasi.

Bimbingan atau penyuluhan ini dapat berupa pegetahuan,

ketrampilan, modal serta sikap positif terhadap koperasi berarti

anggota memiliki kemampuan untuk berpartisipasi. Kemauan

anggoata koperasi untuk berpartisipasi merupakan reaksi psikis

dalam diri seseorang manusia, untuk melakukan sesuatu sesuai

dengan kemampuan dan kesempatan yang ada. Kemauan ini

berhubungan dengan aspek sikap seperti emosi dan perasaan

yang dipengaruhi oleh besarnya pelayanan koperasi, kedekatan

tempat tinggal, motivasi anggota koperasi, daya tarik terhadap

kegiatan koperasi, dan hubungan dengan lembaga ekonomi

lain. Keberhasilan koperasi dalam perkembangannya didukung

oleh partisipasi anggota koperasi itu sendiri. Partisipasi aktif

dan kesadaran masyarakat untuk bergabung dalam wadah

koperasi, merupakan inti kekuatan koperasi.

Menurut Soerjono (1990: 138) situasi yang merangsang

kemauan untuk melakukan perubahan dan kekuatan itu

bersumber dari :

21

1) Ketidakpuasan terhadap situasi yang ada, karena itu

timbullah adanya keinginan untuk situasi yang lain.

2) Adanya pengetahuan tentang perbedaan antara ada, dan

yang seharusnya bias ada.

3) Adanya tekanan dari luar seperti kompetisi, keharusan

menyesuaikan diri.

4) Kebutuhan dari dalam untuk mencapai efisiensi dan

peningkatan, misalnya produktivitas.(Soerjono, 1990:138).

Dari pengertian partisipasi yang telah dipaparkan, maka

dapat disimpulkan bahwa partisipasi adalah keterlibatan orang

secara sukarela dalam menemukan dan mengimplementasikan

ide-ide atau gagasan koperasi.

Menurut Pandji Anoraga dan Djoko Sudantoko

(2002:97): partisipasi para anggota yang diharapkan disini

adalah:

1) Aktif membayar berbagai iuran dan simpanan yang

disyaratkan.

2) Memanfaatkan jasa koperasi.

3) Membayar pinjaman dengan lancar.

4) Rajin mengikuti rapat anggota dan sebagainya.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas dapat

diketahui bahwa banyak sekali bentuk partisipasi anggota yang

dapat meningkatkan perkembangan koperasi, baik partisipasi

sebagai pemilik maupun sebagai pengguna jasa koperasi,

namun begitu tidak semua partisipasi yang dilakukan anggota

selalu baik, adakalanya partisipasi anggota akan berakibat

menjadi tidak baik bagi perkembangan koperasinya. Partisipasi

anggota dalam kegiatan koperasi sangat diharapkan peran aktif

22

setiap anggota koperasi, dalam arti anggota tidak hanya selalu

percaya kepada pengurus terutama dalam laporan-laporan yang

diberikan kepada pengurus, tetapi benar-benar diperiksa dan

diawasi mekanisme jalannya usaha koperasi.

Partisipasi anggota yang terdiri partisipasi kontributif

dan partisipasi insentif mempunyai hubungan yang erat.

Hendar dan Kusnadi (1996:61) menjelaskan:

a) Dalam rangka membiayai pertumbuhan koperasi,

kontribusi keuangan baik yang berupa simpanan pokok,

simpanan wajib, simpanan sukarela maupun yang

berasal dari usaha sendiri para anggota (partisipasi

kontribusi keuangan sangat diperlukan).

b) Setelah dana yang terkumpul tersebut digunakan oleh

perusahaan koperasi, proses pengambiln keputusan

mengenai penetapan tujuan medan kebijaksanaan serta

proses pengawasan jalannya perusahaan koperasi harus

melibatka anggota karena anggota sebagai pemilik

perusahaan koperasi (partisipasi kontribusi anggota

dalam pengambilan keputusan).

c) Tetapi untuk mendukung pertumbuhan koperasi,

anggota sebagai pelanggan/ pemakai memanfaatkan

setiap pelayanan koperasi, manfaat yang diperoleh

anggota tersebut akan semakin banyak, dan bila ini

terjadi, kesadaran dalm pelaksanaan partisipasi

kontributif akan semakin meningkat. Oleh karena itu

anggota perlu dirangsang dengan pelayanan-pelayanan

yang menarik dan sesuai kebutuhan anggota.

Menurut Panjdi Anoraga dan Ninik Widiyanti

(1998:112), berbagai indikasi yang muncul sebagai ciri-

ciri anggota yang berpartisipasi baik dapatlah dirumuskan

sebagai berikut:

23

1. Melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib secara

tertib dan teratur.

2. Membantu koperasi disamping simpanan pokok dan

simpanan wajib sesuai denagn kemampuan masing-

masing.

3. Menjadi langganan koperasi yang setia.

4. Menghadiri rapat-rapat dan pertemuan secara aktif.

5. Menggunakan hak untuk mengawasi jalannya usaha

koperasi, menurut Anggaran Dasar dan Rumah Tangga,

peraturan lainnyadan keputusan-keputusan bersama

lainnya.

Kewajiban dan hak anggota di dalam koperasi

seperti tercantum pada pasal 20 Undang-Undang No. 25

ahun 1992 adalah:

(1) Setiap anggota mempunyai kewajiban:

a. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga serta keputusan yang telah disepakati dalam

Rapat Anggota;

b. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang

diselenggarakan oleh koperasi;

c. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan

berdasarkan atas asas kekeluargaan.

(2) Setiap anggota mempunyai hak:

a. Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan

suara dalam Rapat Anggota;

b. Memilih dan/ atau dipilih menjadi anggota Pengurus

atau Pengawas;

c. Meminta diadakan Rapat Anggota menurut

ketentuan dalam Anggaran Dasar;

d. Mengemukakan pendapat atau saran kepada

Pengurus di luar Rapat Anggota baik diminta

maupun tidak diminta;

e. Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan

yang sama antara sesama anggota;

f. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan

koperasi menurut ketentuan dalam Anggran Dasar.

(Undang-Undang No. 25 Tahun 1992: 8).

24

Partisipasi dalam organisasi ditandai oleh hubungan

identitas, dapat diwujudkan jika pelayanan yang diberian

oleh koperasi "sesuai" dengan kepentingan dan kebutuhan

dari para anggotanya. Karakteristik utama koperasi yang

membedakannya dengan badan usaha lain adalah bahwa

anggota koperasi memiliki identitas ganda (the dual identity

of the member), yaitu anggota sebagai pemilik dan

sekaligus pengguna jasa koperasi (user own oriented firm).

Dalam kaitan sebagai pengguna jasa koperasi, partisipasi

anggota dalam kegiatan usaha yang dijalankan koperasi

amat penting. Pada dasarnya, kualitas partisipasi tergantung

pada interaksi tiga variabel, yakni para anggota penerima

manfaat, manajemen koperasi, dan program.

Dari pernyataan tersebut, maka peneliti menetapkan

kelima rumus tersebut di atas sebagai indikator dari

variabel partisipasi anggota dalam peneliti ini sehingga

semakin baik partisipasi anggota terhadap setiap kegiatan

yang diselenggarakan oleh koperasi, maka akan

menunjukkan tingkat partisipasi anggota yang tinggi.

Berdasarkan uraian di atas maka partisipasi anggota

koperasi, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

25

1. Secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan

koperasi seperti hadir dalam rapat-rapat, menerima

tugas yang diberikan oleh Pengurus, ikut serta dalam

kepanitiaan, dan sebagainya.

2. Mematuhi keputusan mayoritas

3. Memberikan saran dan kritik-kritik yang

membangun/konstruksi kepada pengurus.

4. Membaca laporan-laporan dan Rapat Anggota dan

Rapat-rapat Pengurus serta berbicara/bertukar pikiran

dengan Pengurus.

5. Membela koperasi dan manajemen, jika dikritik secara

tidak wajar.

6. Berpartisipasi dalam penyusunan dan perubahan

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

7. Berpartisipasi dalam pemilihan dan penggantian

Pengurus, sehingga dapat terpilih anggota-anggota

Pengurus yang tepat.

8. Ikut membantu permodalan koperasi dengan cara

memenuhi kewajiban pembayaran uang Simpanan

Pokok, Simpanan Wajib dan sebagainya, sesuai dengan

ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga.

9. Mengusahakan agar Pengurus, manajer dan karyawan-

karyawan mematuhi ketentuan-ketentuan yang

tercantum dalam Anggarab Dasar.

10. Mengikuti perkembangan organisasi dengan membaca

laporan tahunan organisasi sebagai alat untuk

berkomunikasi dengan Pengurus.

(Drs. Hendrojog'i, MSc, 1997:324).

Anggota merupakan salah satu pihak yang

menentukan keberhasilan sebuah koperasi, karena

berapapun besarnya biaya pembinaan yang dikeluarkan

oleh pemerintah, gencarnya kampanye gerakan koperasi

serta tingginya dedikasi dan pengurus, Badan Pengawas

dan Manajer tidak akan membuat sebuah koperasi

berkembang tanpa adanya partisipasi aktif dari paraa

anggotanya. "Kedudukan anggota dalam koperasi sangat

26

penting karena anggota sebagai pemilik (owners) dan juga

merupakan pelanggan (users) bagi koperasi yang

menentukan maju dan mundurnya koperasi". (Syamsuri

dalam http://educare.e.fkipunla.net). Selanjutnya Syamsuri

menyatakan "koperasi hanya bisa hidup, tumbuh dan

berkembang apabila mendapatkan dukungan dari para

anggotanya, yaitu orang-orang yang sadar akan

keanggotaanya, mengetahui hak dan kewajibannya serta

mampu dan bersedia mengikuti aturan permainan dalam

organisasi koperasi".

(Syamsuri dalam http://educare.e.fkipunla.net) juga

menyatakan bahwa "keberhasilan suatu koperasi tidak lepas

dari partisipasi seluruh anggota baik partisipasi modal,

partisipasi dalam kegiatan usaha, maupun partisipasi

pengambilan keputusan karena partisipasi merupakan unsur

utama dalam memacu kegiatan dan untuk mempertahankan

ikatan pemersatu dalam koperasi diibaratkan darah dalam

tubuh manusia, karena pada kenyataan untuk

mempertahankan diri, pengembangan dan pertumbuhan

suatu koperasi tergantung pada kualitas dan partisipasi

anggota-anggota koperasi".

27

Partisipasi anggota terdiri dari beberapa jenis, baik

partisipasi dalam kegiatan usaha koperasi (transaksi jual

beli/simpan pinjam dengan koperasi), partisipasi dalam

pemupukan modal (kesadaran anggota dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya, yaitu membayar simpanan pokok,

simpanan wajib dan simpanan sukarela), partisipasi dalam

pengambilan keputusan (mengikuti rapat-rapat anggota)

dan partisipasi pengawasan.

d) Pengertian Tingkat Partisipasi

Menurut Em Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja (2003:820)

"tingkat menunjukkan tinggi-rendahnya suatu kedudukan". Tingkat

partisipasi dapat diartikan sebagai tinggi-rendahnya keterlibatan

orang secara sukarela dalam menemukan dan

mengimplementasikan ide-ide atau gagasan koperasi. Dari uraian

tersebut jelas bahwa tingkat partisipasi anggota merupakan hal

yang sangat fital dalam perkembangan koperasi.

Jika partisipasi dilakukan, maka kebijakan koperasi tidak

akan berdasar pada perkiraan mengenai apa yang diinginkan oleh

anggota, akan tetapi berdasar pada kepentingan dan kebutuhan

anggota itu sendiri, seperti yang dinyatakan melalui upaya-upaya

partisipasinya.

Partisipasi anggota dapat diukur dari kesediaan anggota

untuk memikul kewajiban dan menjalankan hak keanggotaannya

secara bertanggung jawab. Jika sebagai anggota koperasi telah

28

menunaikan kewajiban dan melaksanakan hak secara bertanggung

jawab, maka partisipasi anggota dikatakan baik. Akan tetapi jika

ternyata hanya sedikit anggota yang menunaikan kewajiban dan

melaksanakan haknya secara bertanggung jawab, maka partisipasi

anggota dikatakan buruk/ rendah. (Ninik Widiyanti, 1991:199).

Partisipasi aktif dari seluruh koperasi menjadi

kelangsungan hidup koperasi agar dapat berkembang dengan baik

seperti apa yang diharapkan, baik oleh anngota maupun

masyarakat pada umumnya. Ini sangat mengingat posisi koperasi

sebagai soko guru dalam perekonomian Indonesia. Maka atas dasar

inilah perlunya peranan dan pertisipasi anggota terhadap koperasi

sehingga tercapai apa yang dicita-citakan. Sebagai anggota

koperasi harus bersikap dan bertindak sesuai dengan hak dan

kewajibannya.

Cara meningkatkan partisipasi:

a. Menyediakan barang-barang atau jasa-jasa yang dibutuhkan

oleh para anggotayang relative lebih baik dari para pesaing

pasar.

b. Meningkatkan harga pelayanan kepada anggota.

c. Menyediakan barang-barang yang tidak tersedia di pasar bebas

wilayah koperasi atau tidak disediakan oleh pemerintah.

d. Berusaha memberi deviden per anggota (SHU per anggota)

yang meningkat dari waktu kewaktu.

e. Memperbesar alokasi dana dari aktivitas bisnis koperasi dengan

nonanggota melalui pemberian kredit dengan bunga yang

relatif lebih murah dan jangka waktu pengembalian relatif

lama.

f. Menyediakan berbagai tunjangan (bila mampu) keannggotaan,

seperti tunjagan hari raya, tunjangan kesehatan, dan lain-lain.

(Ninik Widiyanti dalam http://www.koperindo.com).

29

e) Tahap-Tahap Partisipasi

Uraian dari masing-masing tahapan partisipasi adalah

sebagai berikut:

1. Tahap partisipsi dalam mengambil keputusan

Pada umumnya, setiap program pembangunan masyarakat

(termasuk pemanfaatan sumber daya local dan alokasi

anggarannya) selalu ditetapkan sendiri oleh pemerintah pusat,

yang dalam hal ini lebih mencerminkan sifat kebutuhan

kelompok-kelompok elit yang berkuasa dan kurang

mencerminkan keinginan dan kebutuhan masyarakat banyak.

Karena itu, partisipasi masyarakat dalam pembangunan perlu

ditumbuhkn melalui dibukanya forum yang memungkinkan

masyarakat banyak berpartisipasi langsung di dalam proses

pengambilan keputusan tentang program-program

pembangunan di wilayah setempat atau ditingkat local

(Mardikanto,2001).

2. Tahap partisipasi dalam perencanaan kegiatan

Partisipasi dalam tahap perencanaan merupakan tahapan yang

paling tinggi tingkatannya diukur dari derajat keterlibatannya.

Dalam tahap perencanaan, orang sekaligus diajak turut

membuat keputusan yang mencakup merumusan tujuan,

maksud dan target. Salah satu metodologi perencanaan

pembangunan yang baru adalah mengakui adanya kemempuan

30

yang berbeda dari setiap kelompok masyarakat dalam

mengontrol dan ketergantungan mereka terhadap sumber-

sumber yang dapat diraih di dalam sistem lingkungannya. Oleh

sebab itu, sistem perencanaan harus didesain sesuai dengan

respon masyarakat, bukan hanya karena keterlibatan mereka

yang begitu esensial dalam meraih komitmen, tetapi karena

masyarakatlah yang mempunyai informasi yang relevan yang

tidak dapat dijangkau perencanaan teknis atasan (Slamet,1993).

3. Tahap partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan, seringkali

diartikan sebagai partisipasi masyarakat banyak untuk secara

sukarela menyumbangkan tenaganya di dalamkegiatan

pembangunan. Di lain pihak, lapisan yang ada di atasnya yang

lebih banyak memperoleh manfaat dari hasil pembangunan,

tidak dituntut sumbangannya secara proposional. Karena itu,

partisipasi masyarakat dalam tahap pelaksanaan pembangunan

harus diartikan sebagai pemerataan sumbangan masyarakat

dalam bentuk tenaga kerja, uang tunai, dan atau beragam

bentuk korbanan lainnya yang sepadan dengan manfaat yang

akan diterima oleh warga yang bersngkutan (Mardikanto,

2001).

31

4. Tahap partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi kegiatan

Kegiatan pemantauan dan evaluasi program dan proyek

pembangun sangat diperlukan. Bukan saja agar tujuannya dapat

dicapai seperti yang diharapkan, tetapi juga diperlukan untuk

memperoleh umpan balik tentang masalah-masalah dan

kendala yang meuncul dalam pelaksanaan pembanguna yang

bersangkutan. Dalam hal ini, partisipasi masyarakat

mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan

perkembangan kegiatan sertaperilaku aparat pembanguna

sangat diperlukan (Mardikanto, 2001).

5. Tahap partisipasi dalam pemanfaatan hasil kegiatan

Partisipasi dalam hasil pemanfaatan hasil pembangunan,

merupakan unsur terpenting yang sering terlupakan. Sebab

tujuan pembangunan adalah untuk memperbaiki mutu hidup

masyarakat banyak sehingga pemerataan hasil pembangunan

merupakan tujuan utama. Di samping itu, pemanfaatan hasil

pembangunan akan merangsang kemauan dan kesukarelaan

masyarakat untuk selalu berpartisipasi dalam setiap program

pembangunan yang akan dating (Mardikanto, 2001).

(http://www.lapenkopnas.com).

Menurut Slamet (1993) tiga persyaratan yang

menyangkut kemauan, kemampuan, dan kesempatan untuk

berpartisipasi adalah sebagai berikut:

32

a) Kemauan

Secara psikologis kemauan berpartisipasi muncul oleh

adanya motif intrinsik (dari dalam sendiri) maupun

ekstrinsik (karena rangsangan, dorongan atau tekanan

dari pihak luar). Tumbuh dan berkembangnya kemauan

berpartisipasi sedikitnya diperlukan sikap-sikap yang:

1) Sikap untuk meninggalkan nilai-nilai yang

menghambat pembangunan.

2) Sikap terhadap penguasa atau pelaksana

pembangunan pada umumnya.

3) Sikap untuk selalu ingin memperbaiki mutu hidup

dan tidak cepat puas sendiri.

4) Sikap kebersamaan untuk dapat memecahkan

masalah, dan tercapainya tujuan pembangunan.

5) Sikap kemandirian atau percaya diri atas

kemampuannya untuk memperbaiki mutu hidupnya.

b) Kemampuan

Beberapa kemampuan yang dituntut dapat berpartisipasi

dengan baik itu antara lain adalah:

1) Kemampuan untuk mengidentifikasi masalah.

2) Kemampuan untuk memahami kesempatan-

kesempatan yang dapat dilakukan untuk

memecahkan masalah yang dihadapi dengan

memanfaatkan sumberdaya yang tersedia.

3) Kemampuan untuk melaksanakan pembangunan

sesuai dengan pengetahuan dan ketrampilan serta

sumber daya lain yang tersedia. Kemampuan adalah

kapasitas individu melaksanakan berbagai tugas

dalam suatu pekerjaan. Pada hakikatnya

kemampuan individu tersusun dari dua perangkat

faktor yaitu kemampuan intelektual dan

kemampuan fisik.

c) Kesempatan

Berbagai kesempatan untuk berpartisipasi ini sangat

dipengaruhi oleh:

1) Kemauan politik dari penguasa/ pemerintah untuk

melibatkan masyarakat dalam pembangunan.

2) Kesempatan untuk memperoleh informasi.

3) Kesempatan untuk memobilisasi dan memanfaatkan

sumberdaya.

4) Kesempatan untuk memperoleh dan menggunakan

teknologi tepat guna.

5) Kesempatan untuk berorganisasi, termasuk untuk

memperoleh dan mempergunakan peraturan,

perizinan dan prosedur kegiatan yang harus

dilaksanakan.

33

6) Kesempatan untuk mengembangkan kepemimpinan

yang mampu menumbuhkan, menggerakkan dan

mengembangkan serta memelihara partisipasi

masyarakat dalam pembangunan.

Agar koperasi tetap eksis maka partisipasi anggota

selalu ditingkatkan dari hari ke hari dan tahun ketahun.

Untuk itu, dibutuhkan pendidikan perkoperasian yang

standar, terprogram, dan berkelanjutan bagi anggota. Dalam

situs Lapenkopnas.com tujuan pendidika anggota adalah

meningkatkan:

a. Kontribusi modal anggota

b. Kesadaran anggota untuk memanfaatkan pelayanan

usaha koperasi

c. Keterlibatan anggota dalam mengambil keputusan

d. Pengawasan anggota terhadap koperasinya.

Sementara itu dalam lapenkopnas (2002:8)

menyiratkan tentang partisipasi anggota yang berkaitan

dengan pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi adalah

partisipasi anggota dalam melakukan transaksi di koperasi

dan partisipasi modal (jumlah simpanan pokok dan

simpanan wajib). Dengan demikian berdasarkan uraian

tersebut maka yang dimaksud dengan partisipasi anggota

adalah kontribusi anggota koperasi dalam melakukan

transaksi dan dalam memodali koperasi berupa simpanan

pokk dan simpanan wajib.

34

3. Sisa Hasil Usaha (SHU)

a) Pengertian SHU

Setiap organisasi atau adan usaha yang melakukan kegiatan

ekonomi terutama dibidang usaha tertentu akan memperoleh

keuntungan atau laba. Koperasi sebagai badan usaha yang berperan

dalam pengembangan potensi dan kemampuan ekonomi anggota

dan masyarakat juga akan memperoleh keuntungan atau laba.

Namun keuntungan tersebut diperoleh bukan semata-mata karena

koperasi bukan mengejar keuntungan. Misi utama koperasi adalah

melayani anggota untuk memajukan dan meningkatkan

kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. Oleh karena itu keuntungan

yang diperoleh merupakan kelebihan pelayanan koperasi dalam

mengusahakan barang dan jasa untuk para anggota. Sisa dari usaha

bersama itu tidak dinamakan keuntungan karena memang koperasi

bukan badan usaha mencari keuntungan, tetapi merupakan sisa dari

usaha yang dinamakan SHU.

Koperasi yang telah berjalan dengan baik dimana mampu

memupuk modal dan mampu menutupi kerugian maka koperasi

telah mampu menghasilkan laba atau disebutdengan SHU (Sisa

Hasil Usaha). Pengertian Sisa Hasil Usaha (SHU) menurut UU RI

No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian menyatakan : SHU

koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam

satu tahun buku dikurangi dengan biaya penyusutan, dan

35

kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang

bersangkutan. SHU bagian anggota adalah uang yang akan

diperoleh kembali oleh anggota setelah dikurangi dana cadangan

dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang

dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta

digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan

keperluan lain dari koperasi sesuai dengan keputusan Rapat

Anggota.

Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 bab IX pasal

45 memberi aturan tentang sisa Hasil Usaha sebagai berikut:

1) Sisa Hasil Usaha koperasi merupakan pendapatan koperasi

yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan

biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak

dalam tahun buku yang bersangkutan.

2) Sisa Hasil Usaha setelah dikurangi dana cadangan,

dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha

yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan

Koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan,

perkoperasian dan keperluan lain dari Koperasi, sesuai

dengan keputusan Rapat Anggota.

3) Besarnya pemupukan dana cadangan ditetapkan dalam

Rapat Anggota.

(UU RI No. 25 tahun 1992:15-16).

Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan

berbeda tergantung besarnya partisipasi modal dan

transaksi anggotal terhadap pembentukan pendapatan

koperasi. Adanya hubungan linier antara transaksi usaha

anggota dan koperasinya dalam perolehan SHU, artinya

semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan

koperasinya, maka semakin besar SHU ang akan diterima.

(Arifin Sitio, 2001:88).

36

Jadi dari penjelasan tersebut Sisa Hasil Usaha

adalah pendapatan koperasi yang dikurangi biaya,

penyusutan, dan kewajiban yang diperoleh dalam satu

tahun buku. Transaksi sangat erat kaitannya dengan SHU,

karena SHU dihitung secara proporsional berdasarkan

jumlah transaksi dan partisipasi modal. Artinya, semakin

besar transaksi, maka semakin besar pula peluang seorang

anggota untuk mendapatkan SHU. Hal ini terjadi jika

transaksi anggota tercatat dengan baik dan benar. SHU

bagian anggota ditentukan secara proporsional berdasarkan

besarnya transaksi dan kontribusi modal anggota,

disamping itu SHU juga dapat digunakan untuk

memperkuat stuktur modal. Dalam neraca disebut dana

cadangan (modal bersama). Biasanya, dana cadangan ini

disisihkan dari SHU yang dipakau untuk memperkuat

modal koperasi.

b) Pembagian SHU

Dasar dalam pembagian SHU adalah prinsip-prinsip dasar

koperasi yang menyebutkan bahwa, pembagian SHU dilakukan

secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing

anggota. Dasar hukumnya adalah pasal 5, ayat 1; UU No. 25 tahun

1992 perkoperasian yang dalam penjelasannya mengatakan bahwa

"Pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata

37

berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi.

Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan".

Sesuai dengan prinsip koperasi yang mengatakan bahwa

pembagian SHU dilakukan secara adil dan sebanding

dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota,

prinsip ini mempunyai makna:

1. Koperasi bukanlah badan usaha yang berbentuk

kapitalis sehingga SHU yang dibagikan kepada anggota

(di badan usaha swasta disebut deviden) tidak

berdasarkan modal yang dimliki anggota kepada

koperasinya. Dengan kata lain semakin banyak seorang

anggota melakukan transaksi bisnis (jual beli) dengan

koperasinya, maka semakin besar SHU yang diterima.

Prinsip ini berlaku bagi koperasi yang tidak mengalami

kerugian.

2. Koperasi Indonesia tetap konsisten untuk mewujudkan

nilai-nilai keadilan dalam kehidupan masyarakat.

(Arifin Sitio. 2001:28).

Sisa Hasil Usaha koperasi yang diterima oleh

anggota bersumber dari dua kegiatan ekonomi yang

dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu:

1) SHU atas jasa modal

Pembagian ini mencerminkan anggota sebagai pemilik

ataupun investor, karena jasa atas modalnya (simpanan)

tetap diterima dari koperasi sepanjang koperasi tersebut

menghasilkan SHU.

2) SHU atas jasa usaha

Jasa ini menegaskan bahwa anggota kopersi selain

pemilik juga sebagai pemakai atau pelanggan. Secara

umum SHU koperasi dibagi sesuai dengan aturan yang

telah ditetapkan pada Anggaran Dasar dan Anggaran

Rumah Tangga koperasi sebagai berikut:

a) Dana cadangan : 30%

b) Jasa pembelian : 30%

c) Jasa simpanan : 20%

d) Jasa pengurus : 10%

e) Dana sosial : 2.5%

f) Dana untuk pembanguna lingkungan : 2.5%

g) Dana pendidikan : 5%

h) Pajak

38

Agar tercermin azas keadilan, demokrasi, transparansi

dan sesuai prinsip-prinsip koperasi, maka prinsip

pembagian sisa hasil usaha (SHU) sebagai berikut:

1. SHU yang dibagi adalah bersumber dari anggota.

Pada hakekatnya SHU yang dibagi kepada anggota

adalah yag bersumber dari anggota sendiri,

sedangkan SHU ayng bukan bersumber dari hasil

transaksi dengan anggota pada dasarnya tidak dibagi

kepada anggota, melainkan dijadikan sebagai

cadangan koperasi. Langkah pertama dalam

pembagian SHU adalah memilahkan yang

bersumber dari hasil transaksi usaha dengan anggota

dan bersumber dari non anggota.

2. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi

usaha yang dilakukan anggota sendiri.

SHU yang diterima setiap anggota pada dasarnya

merupakan insentif dari modal yang

diinvestasikannyadan dari hasil transaksi yang

dilakukannya dengan koperasi dan ditentukan

proporsi SHU untuk jasa modal dan jasa transaksi

usaha yang dibagi kepada anggota.

3. Pembagian SHU anggota dilakukan secara

transparan.

Proses perhitungan SHU per anggota dan jumlah

SHU dibagi kepada anggota harus diumumkan

secara transparan, agar dengan mudah menghitung

secara kuantitatif berupa partisipasinya kepada

anggota. Prinsip ini pada dasarnya merupakan

proses pendapatan bagi anggota koperasi dalam

membangun suatu kebersamaan, kepemilikan

terhadap suatu badan usaha, dan pendidikan dalam

proses demokrasi.

4. SHU anggota dibayar secara tunai.

SHU per anggota berhasil diberikan secara tunai,

karena dengan demikian koperasi membuktikan

dirinya sebagai badan usaha yang sehat kepada

anggota dan masyarakat mitra bisnisnya.

(Arifin Sitio,2001:91).

Cara pembagian sisa hasil usaha seharusnya sudah

ditentukan oleh masing-masing koperasi. Dengan kata lain

pembagian SHU koperasi dilakukan menurut anggaran

dasarnya. Secara ringkas dapat diambil kesimpulan bahwa:

39

SHU Koperasi dibagi untuk:

1. Cadangan koperasi

2. Anggota sebanding dengan jasa yang diberikan

3. Dana pengurus

4. Dana pegawai/karyawan

5. Dana pendidikan koperasi

6. Dana sosial

7. Dana pembangunan daerah kerja.

(Ninik Widiyanti, 1992: 157).

Menurut Lapenkop (2002:6) menyatakan SHU yang

dibagika kepada anggota berasal dari transaksi dengan anggota.

SHU yang berasal dari transaksi bukan anggota boleh tidak

dibagikan kepada anggota. Ini bisa dijadikan modal bersama untuk

memperkuat struktur modal koperasi. Ketentuan mengenai ini

dapat diputuskan dari Rapat Anggota.

c) Faktor-faktor yang mempengaruhi SHU:

Besar kecinya SHU dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya:

a. Jumlah anggota koperasi

b. Volume usaha

c. Jumlah simpanan

d. Jumlah hutang. (Ninik Widiyanti, 1992:160).

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa SHU

dipengaruhi oleh:

a. Jumlah anggota koperasi

b. Jumlah modal/jumlah simpanan (simpanan pokok,

simpanan wajib)

c. Volume usaha

d. Biaya usaha

e. Pendapatan koperasi.

40

B. Peneliti Relevan

1. Peneliti yang dilakukan oleh Istuningsih yang berjudul "Pengaruh

Pelayanan Koperasi dan Motivasi Berorganisasi Terhadap Tingkat

Partisipasi Anggota Pada Koperasi Siswa SMP Rifa'iyah 01 Sapuran

Kabupaten Wonosobo". Dengan analisis data diperoleh kesimpulan

bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pelayanan

koperasi dan motivasi berorganisasi secara bersama-sama terhadap

tingkat partisipasi anggota dibuktikan dengan nilai F sebesar 17.977

dengan sign ≤ 0.05 yaitu 0.000. terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan motivasi berorganisasi terhadap tingkat partisipasi anggota

dibuktikan nilai t dengan sign ≤ 0.05 yaitu 0.000.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Wenny Wijayanti yang berjudul

"Perputaran Kredit Dan Partisipasi Anggota tehadap Perolehan Sisa

Hasil Usaha (SHU) Primkokar Perhutani KPH Kedu Selatan

Purworejo". Dengan analisis data diperoleh kesimpulan bahwa

berdasarkan analisis kuantitatif, maka perputaran kredit dan partisipasi

anggota baik secara bersama-sama maupun secara individual

berpengaruh positif dan signifikan terhadap perkembangan Sisa Hasil

Usaha Primkokar Perhutani KPH Kedu Selatan Purworejo. Besarnya

pengaruh perputaran kredit dan partisipasi anggota secara bersama-

sama terhadap perkembangan Sisa Hasil Usaha Primkokar Perhutani

KPH Kedu Selatan Purworejo sebesar R Square.

41

C. Kerangka Pikir

Bedasarkan landasan teori, maka dapat dibuat kerangka berpikir.

Partisipasi anggota koperasi merupakan suatu aktivitas untuk

membagkitkan perasaan diikut sertakan dalam kegiatan organisasi dan ikut

sertanya bawahan dalam kegiatan organisasi. Partisipasi anggota

memegang peranan yang menentukan dalam perkembangan koperasi.

Partisipasi anggota yang berkaitan dengan pembagian sisa hasil usaha

koperasi adalah partisipasi anggota dalam melakukan transaksi di koperasi

dan partisipasi modal (jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib).

Jadi antara partisipasi anggota dengan perolehan sisa hasil usaha

koperasi karyawan "Surya" Universitas Muhammadiyah Purworejo

terdapat suatu hubungan di mana peran anggota yang berpartisipasi

semakin tinggi maka akan semakin tinggi pula perolehan Sisa Hasil Usaha

Koperasi.

D. Paradigma Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:8) "Paradigma penelitian dapat diartikan

sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan

diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah

yang perlu dijawab melalui penelitian".

42

Dari kerangka pikir di atas dapat digambarkan paradigma

penelitian sebagai berikut:

Gambar 1

Paradigma Penelitian

Keterangan:

X : partisipasi anggota

Y : perolehan sisa hasil usaha

E. Hipotesis

"Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah pada suatu penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan." (Sugiyono, 2010:85).

Pengertian yang sama diungkapkan Suharsimi Arikunto (2006: 71)

mendefinisikan hipotesis "sebagai jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data

terkumpul".

Sesuai rumusan masalah yang telah diuraikan dibagian

pendahuluan maka hipotesis penulis dalam penelitian adalah "ada

pengaruh yang positif dan signifikan antara partisipasi anggota terhadap

perolehan Sisa Hasil Usaha di Koperasi Karyawan "Surya" Universitas

Muhammadiyah Purworejo".

X Y r

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Koperasi Karyawan "Surya" Universitas

Muhammadiyah Purworejo pada bulan Juni 2012 sampai selesai.

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah "suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya".

(Sugiyono, 2010:3). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006:116)

"variabel adalah objek peneliti yang bervariasi".

Di dalam penelitian ini ada dua variabel, yaitu:

1. Partisipasi Anggota (x) merupakan variabel bebas.

2. Sisa Hasil Usaha (y) merupakan variabel terikat.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

"Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

43

44

kesimpulan". (Sugiyono, 2010: 61). Populasi dalam peneliti ini adalah

jumlah obyek yang akan diteliti dalam hal ini seluruh jumlah simpanan

pokok, simpanan wajib, dan besarnya transaksi anggota serta Sisa

Hasil Usaha Koperasi Karyawan "Surya" Universitas Muhammadiyah

Purworejo, sejak koperasi berdiri hingga sekarang.

2. Sampel

"Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi". (Sugiyono, 2010: 62). Sedangkan menurut

Suharsimi Arikunto (2006: 131) sampel adalah " sebagian atau wakil

populasi yang diteliti".

Mengingat keterbatasan waktu penulis mengambil sebagian saja

yang diteliti sebagai sampel, maka yang menjadi sampel dalam

penelitian ini adalah seluruh jumlah simpanan pokok, simpanan wajib

dan besarnya transaksi anggota serta Sisa Hasil Usaha Koperasi

Karyawan "Surya" Universitas Muhammadiyah Purworjo, tahun buku

2008- 2011 (selama jangka waktu 4 tahun).

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mengumpulkan

data adalah:

1. Metode Dokumentasi

''Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

45

notulen, rapat, agenda dan sebagainya". (Suharsimi Arikunto,

2006:231). Penulis menggunakan teknik pengumpulan berupa teknik

dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data mengenai jumlah anggota,

besarnya simpanan pokok dan simpanan wajib yang terdapat di neraca,

catatan hasil transaksi anggota pada koperasi, serta laporan Sisa Hasil

Usaha dari tahun buku 2008-2011. Alasan penggunaan teknik

dokumentasi karena penulis melakukan penelitian setelah kejadian

telah berlangsung sehingga hanya terdapat bukti-bukti dokumen yang

dijadikan obyek penelitian. Adapun data yang diambil data penelitian

ini adalah:

1) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi Karyawan

"Surya" Universitas Muhammadiyah Purworejo.

2) Laporan Keuangan Koperasi Karyawan "Surya" Universitas

Muhammadiyah Purworejo.

2. Interviw (wawancara)

"Metode ini merupakan sebuah dialog yang dilakukan oleh

pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari

terwawancara". (Suharsimi Arikunto, 2006:155). Dalam penelitian ini

yang diwawancarai adalah Ketua koperasi Karyawan "Surya"

Universitas muhammadiyah Purworejo. Selain menggunakan metode

diatas, penyusun juga menggunakan metode kepustakaan, yaitu dalam

penganalisaan dan pengumpulan data penyusun menggunakan/

membaca literatur yang sesuai dengan judul skripsi.

46

E. Definisi Operasional

Definisi operasional memaparkan mengenai variabel-variabel yang

diteliti dan sekaligus pembatasan karakteristik dari variabel tersebut.

Variabel partisipasi anggota dikatakan sebagai variabel bebas (X)

sedangkan sisa hasil usaha (SHU) ditetapkan sebagai vaiabel terikat (Y).

Dalam definisi operasional ini akan dikemukakan indikator-

indikator yang ada sehingga memudahkan di dalam memahami

permasalahan yang ada. Indikator-indikator tersebut adalah:

1. Partisipasi anggota diukur dari kontribusi anggota dalam

memberikan sumbangan nyata baik keuangan maupun

penggunaan layanan koperasi dari tahun buku 2008 sampai

dengan 2011. Adapaun indikator-indikator dari partisipasi

anggota adalah:

a) Simpanan sukarela yaitu simpanan anggota yag dilakukan

secara sukarela dan jumlahnya tidak ditentukan oleh

pengurus koperasi.

b) Aktivitas pembelian oleh anggota kepada koperasi.

c) Aktivitas kredit (pinjaman) oleh anggota kepada koperasi.

d) Aktivitas jasa lainnya.

2. Sisa Hasil Usaha adalah pendapatan koperasi yang telah

dikurangi biaya, penyusutan, dan kewajiban yang diperoleh

dalam satu tahun buku dari tahun buku 2008 sampai dengan

47

2011 berdasarkan laporan Rugi Laba. Adapun indikator adalah

Sisa Hasi Usaha (SHU).

a) SHU yang berasal dari pendapatan toko.

b) SHU yang berasal dari pendapatan jasa simpan pinjam.

c) SHU berasal dari jasa-jasa lain.

F. Teknik Analisis Data

1. Korelasi Product Moment

Untuk mengetahui hubungan partisipasi anggota terhadap sisa

hasil usaha (SHU) penulis mempergunakan analisis penulis akan

menganalisis data menggunakan teknik analisis statistik korelasi

Product Moment dari Karl Pearson menurut kutipan Sugiyono

(2010:228):

��� =n∑x�y� − �∑ x���∑ y��

��∑ ���−�������� ∑ ��� − ������

Dimana:

��� : korelasi antara variabel x dengan y

X : Partisipasi anggota (����̅)

Y : Sisa Hasil Usaha (�����)

n : Jumlah Tahun Buku

48

Selanjutnya hasil r hitung dikonsultasikan dengan r tabel korelasi

product moment, dengan n=4, pada taraf kesalahan ditetapkan 5% (taraf

kepercayaan 95%) dengan ketentuan:

1) Jika r hitung > r tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak yang

berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel X dengan

Y.

2) Jika r hitung < r tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima yang

berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X

dan Y.

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Hasil Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Koperasi Karyawan (Kopkar) Surya

Universitas Muhammadiyah Purworejo

Kopersi Karyawan "Surya" Universitas Muhammadiyah

Purworejo dirintis sejak tahun 1987 yang pada waktu itu masih

terbentuk IKIP Muhammadiyah Purworejo. Seiring dengan

perkembangan dan peraturan yang berlaku bahwa semua lembaga

koperasi harus berbadan hukum, pleh karena itu Koperasi Karyawan

Surya telah mengupayakan Badan Hukum tersebut. Alhamdulillah

Badan Hukum telah diterbitkan oleh yang berwenang dengan Nomor:

11667a/BH/PAD/KWK.11/IX/1997. Kemudian sesuai dengan

perubahan IKIP muhammadiyah menjadi Universitas Muhammadiyah

maka, AD Koperasi juga harus disesuaikan sehingga pada tahun 2004

Koperasi Karyawan Surya IKIP Muhammadiyah Purworejo telah

diadakan perubahan menjadi Koperasi Karyaan (Kopkar) Surya

Universitas Muhammadiyah Purworejo. Terkait dengan hal itu Nomor

Badan Hukumnya juga diperbaharui menjadi ber-Nomor: 1884.4/186

tanggal 2 Maret 2004.

49

50

2. Struktur Organisasi

Setiap organisasi tentu memiliki suatu struktur organisasi.

Demikian juga dengan Koperasi Karyawan (Kopkar) "Surya"

Universitas Muhammadiyah Purworejo yang merupakan organisasi

koperasi. Perlunya dibentuk suatu stuktur organisasi adalah kegiatan-

kegiatan dan program-program yang telah direncanakan dapat

terlaksana dengan baik. Hal ini disebabkan karena dalam struktur

organisasi akan memberikn kejelasan dalam pembagian pekerjaan

semua unsur, fungsi yang diperlukan oleh koperasi yang bersangkutan,

agar tujuan koperasi dapat tercapai dengan baik dan tepat. Suatu

sruktur organisasi juga dapat memberikan kejelasan dalam hubungan

kerja antara fungsi-fungsi tersebut, wewenang dan tanggung jawab

masing-masing fungsi dan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya

yaitu susunan pengurus, badan pengawas dan karyawan Koperasi

Karyawan "Surya" Universitas Muhammadiyah Purworejo, sebagai

berikut:

51

STRUKTUR ORGANISASI KOPERASI KARYAWAN "SURYA"

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO PERIODE 2011-2013

Gambar 2. Sruktur Organisasi

a. Rapat Anggota

Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam tata kehidupan

koperasi, rapat anggota bertugas untuk membuat dan menetapkan:

1) Anggaran Dasar Koperasi.

2) Kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha

koperasi.

3) Pemilihan, pengangkatan,pemberhentian pengurus dan pengawas.

PENGURUS:

Ketua : Suwarto, S.Pd.

Sekretaris : Edi Hidayat, S.E.

Bendahara : H. Dwi Susanto, S.Pd

BADAN PENGAWAS:

Ketua : Drs. Muh.

Hamidi, M.Pd

Anggota : Winarti, S.E

Endah PA, S.E

Rapat Anggota

Unit Simpan Punjam

(USP)

Unit

Pertokoan

Aggota

52

4) Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi,

serta pengesahan laporan keuangan.

5) Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan

tugasnya.

6) Pembagian sisa hasil usaha.

b. Pengurus

1) Ketua

• Memimpin, mengkoordinir, mengawasi pelaksanaan

kegiatan usaha koperasi (secara makro).

• Mengkoordinasi penyusunan rencana kegiatan usaha dan

anggaran dari masing-masing bagian (USP dan pertokoan)

yanh akan dijalankan dalam kegiatan operasional koperasi.

• Memimpin rapat pengurus, rapat pengurus dengan Badan

Pemeriksa/Pengawas.

• Bersama dengan pengurus membahas dan menyiapkan

rencana kerja dan anggaran untuk diajukan kepada Rapat

Anggota tahunan.

• Memberi keputusan terakhir dalam kepengurusan dan

operasional koperasi dengan memperhatikan usul, saran,

pertimbangan dari pengurus lainnya.

• Memberi pengarahan dan pengawasan terhadap

pelaksanaan rencana kerja yang telah digariskan.

53

• Mengupayakan dan melaksanaan perluasan usaha baru dan

perkembangan koperasi.

• Mengesahkan surat masuk dan keluar dalam bidang

koperasi, tata usaha, keuangan, personalia dan bidang usaha

yang lain.

• Melaksakan dan menandatangani surat perjanjian

kerjasama dengan pihak luar.

• Bertanggungjawab atas kepengurusan kepad anggota dalam

(RAT) atas semua kegiatan koperasi.

• Mengesahkan segala pengeluaran kas koperasi.

• Mengambil langkah pengamanan uang dan barang

koperasi.

• Mengadakan pemeriksaan langsung nominal uang dan

kualitas barang dengan laporan.

2) Sekretaris

• Menyelenggarakan dan memelihara tata organisasi, buku

organisasi dan berbagai jenis arsip.

• Memelihara tata kerja, merencanakan peraturan khusus

serta ketentuanorganisasi yang lain.

• Merencanakan kegiatan operasional, bidang ideal separti

program pendidikan, penyuluhan/pelatihan . pengembangan

usaha dan lainnya.

54

• Mengesahkan semua surat dan buku menyangkut bidang

kesejahteraan bersama ketua.

• Menyelenggarakan berbagai kegiatan administrasi

organisasi bersama ketua.

• Bertanggungjawab dalam bidang administrasi organisasi

kepada ketua.

• Mengadakan hubungan, komunikasi sinergi, dalam

kepengurusan.

3) Bendahara

• Merencanakan anggaran endapatan dan belanja koperasi.

• Mencari terobosan penggalian dana operasional koperasi.

• Mengawasi, memelihara kekayaan koperasi.

• Mengatur, mengawasi segala pengeluaran (biaya) agar

tidak melampaui anggaran yang telah ditetapkan.

• Mempersiapkan data dan informasi keuangan dalam rangka

menyusun laporan organisasi baik untuk RAT maupun pada

pihak-pihak lain yang diperlukan.

• Bersama ketu, menandatangani, mengesahkan bukti

pengeluaran kas.

• Melakukan pemeriksaan secara langsung jumlah uang kas

dan persediaan barang atas kesesuaianya dengan catatan.

• Mengambil langkah pengamanan tertentu dalam rangka

pencegahan atas kerugian koperasi.

55

• Bersama dengan USP dan Unit Toko, membuat laporan

akhir tahun.

� Unit Simpan Pinjam

(1) Melaksanakan pelayanan kepada para anggota terkait

dengan pengajuan kredit.

(2) Melaksanaka pelayanan permintaan blangko pinjaman

kredit.

(3) Menerima dan menyeleksi pengajuan pinjaman kredit.

(4) Pengajuan permohonan pinjaman kredit anggota kepada

ketua.

(5) Menginformasikan pencarian dana pinjaman kredit kepada

anggota yang telah disetujui ketua untuk pengambilan uang

di Bendahara.

(6) Melaksanakan administrasi membuat slip angsuran untuk

masing-masing anggota yang memiliki pinjaman

berdasarkan ketentuan .

(7) Membuat laporan akhir tahun bersama bendahara untuk

lapotran pertanggungjawaban pengurus pada RAT.

� Unit Toko

(1) Melaksanakan pelayanan kepada para anggota terkait

dengan pembelian/belanja anggota.

(2) Mengarahkan dan mengawasi karyawan toko.

56

(3) Membuat laporan bulanan terkait dengan bon para anggota

di unit toko.

(4) Merencanakan pengembangan usaha toko untuk

diajukan/diusulkan kepada ketua.

(5) Mengadakan kerjasama/perjanjian antara unit toko dengan

para pembuat produk makanan ringan (snack) dll. Yang

menitipkan barang dagangannya kepada koperasi.

(6) Membuat laporan akhir tahun untuk dipertanggung

jawabkan pada RAT.

c. Badan pemeriksa atau pengawas

1) Mengawasi pelaksanaan tata kehidupan koperasi dan usaha serta

pelaksanaan kebijaksanaan dan tindakan-tindakan pengurus.

2) Memeriksa dan meneliti kebenaran buku-buku dan catatan-catatan

yang berhubungan dengan kegiatan organisasi.

3) Membuat laporan pemeriksaan dan pertanggungjawaban

pelaksanaan tugas kepada rapat anggota.

Adapun susunan pengurus koperasi karyawan "Surya"

Universitas Muhammadiyah Purworejo untuk masa jabatan 20011-

2013 sebagai berikut:

Ketua : Suwarto, S.Pd

Sekretaris : Edi Hidayat, S.E

Bendahara : H. Dwi Susanto, S.Pd

Unit Simpan Pinjam : Hartoyo

57

Unit Pertokoan : Ken Dewanti HLS., S.Sos

Badan Pengawas terdiri dari:

Ketua : Drs. Muh. Hamidi, M.Pd

Anggota : Winarti, S.E

Anggota : Endah Pri Ariningsih, S.E

d. Keanggotaan

Anggota koperasi karyawan "Surya" adalah para pegawai yang

terdiri dari dua bagian yaitu Pegawai Administratif dan Pegawai

Edukatif (Dosen) tetap persyarikatan maupun tetap dpk, yang pada saat

ini 31 Desember 2011, yang terdaftar sebagai anggota sebanyak 125

orang.

Koperasi Karyawan (Kopkar) SURYA Universitas

Muhammadiyah Purworejo mempunyai bidang usaha pokok yakni

USP dan unit toko sebagai pengembangan.

1. Unit Simpan Pinjan (USP)

Unit simpan pinjam pada Kopkar Surya memang merupakan

embrio dari berdirinya kopersai di UMP yang semula IKIP maka,

sudah barang tentu USP menjadi salah satu unit usaha yang cukup

diminati oleh para anggota. Dalam upaya memenuhi kebutuhan

khususnya mengenai keuangan hamper semua anggota

memanfaatkan unit simpan pinjam. Sehingga harap dimaklumi

kalau terjadi kekurangan dana/modal dalam memenuhi pengajuan

pinjaman dari apra anggota.

58

2. Unit Toko

Unit toko ini merupakan pengembangan dari usaha Kopkar Surya

dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan para anggotanya.

Upaya tersebut ternyata juga membawa manfaat yang cukup

banyak, khususnya bagi para anggota dan masyarakat kampus

umumnya.

B. Data Hasil Penelitian

Data yang penulis sajikan adalah yang berkaitan dengan variabel-

variabel yang akan dianalisis untuk melakukan penolakan atau penerimaan

atas hipoesis yang telah penulis ajukan. Akhirnya dari analisis ini dapat

diadakan pembahasan secara mendalam dan dibuatkan kesimpulan.

1. Partisipasi Anggota

Mengenai partisipasi anggota Koperasi Karyawan (Kopkar)

Surya Universitas Muhammadiyah Purworejo mengenai frekuensinya

dari tahun 2008-2011 mengenai rincian partisipasi dapat dilihat pada

lampiran penelitian ini, adapun rekapitulasi partisipasi anggota dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

59

Tabel 1. Partisipasi Anggota Koperasi Karyawan (Kopkar) Surya

UMP Tahun Buku 2008 sampai 2011

No.

Tahun

Simpanan

sukarela

Aktivitas

pembelian

barang dan

jasa

Aktivitas

kredit

Jumlah

Partisipasi

1

2

3

4

2008

2009

2010

2011

20.892.000

28.406.000

38.594.000

56.617.000

94.901.100

98.989.000

144.353.845

163.853.650

16.509.600

12.721.100

21.447.300

27.141.600

132.302.700

140.116.100

204.395.145

247.612.250

Jumlah 724.426.195

Sumber : KOPKAR SURYA UMP

Disamping partisipasi anggota sebagai mana tercantum dalam tabel

di atas, terdapat pula partisipasi non anggota yang dapat dilihat di tabel

berikut:

Tabel 2. Partisipasi Non Anggota Koperasi Karyawan (Kopkar)

Surya UMP Tahun Buku 2008 sampai 2011.

60

No.

Tahun

Aktivitas

pembelian

barang

dan jasa

1

2

3

4

2008

2009

2010

2011

36.204.650

39.626.150

60.084.450

80.507.500

Jumlah 216.422.750

Sumber : KOPKAR SURYA UMP

2. Sisa Hasil Usaha

Data Sisa Hasil Usaha Koperasi Karyawan (Kopkar) Surya

Universitas Muhammadiyah Purworejo penyebaran frekuensinya dapat

diperhatikan tabel berikut:

Tabel 3. Sisa Hasil Usaha koperasi Karyawan (Kopkar) Surya

UMP Tahun Buku 2008 sampai 2011.

No

Tahun

Sisa Hasil Usaha

1

2

3

4

2008

2009

2010

2011

7.828.547

6.385.173

3.991.285

4.489.945

Jumlah 22.694.950

Sumber : Kopkar Surya UMP

61

C. Analisis Data

1. Analisis Product Moment

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh atau tidak antara

partisipasi anggota terhadap perolehan sisa hasil usaha pada koperasi

karyawan (Kopkar) "surya" Uiversitas Muhammadiyah Purworejo,

dibawah ini akan dianalisis antara partisipasi anggota dan perolehan

sisa hasil usaha.

Dalam analisis ini, metode yang digunakan adalah metode

korelasi product moment yang menggunakan dua variabel yang

dianalisis yaitu:

1) Variabel independen yang menunjukkan jumlah partisipasi

anggota dilambangkan dengan variabel X

2) Variabel dependen yang menunjukkan perolehan sisa hasil

usaha yang dilambangkan dengan dengan variabel Y

Adapun rumus yang digunakan adalah korelasi Product Moment, yaitu:

��� =�∑������∑ ����∑ ���

�� ∑������������ ∑����������

62

Tabel 4. Jumlah Partisipasi Anggota dan Sisa Hasil Usaha (SHU)

Koperasi Karyawan "Surya" UMP.

Tahun Partisipasi Anggota (X) Sisa Hasil Usaha (Y)

2008

2009

2010

2011

132.302.700

140.116.100

204.395.145

247.612.250

7.828.547

6.385.173

3.991.285

4.489.945

Sumber: KOPKAR SURYA UMP

Rumus antara dua variabel dengan skala interval dan rasio

memiliki kelemahan yaitu kesulitan untuk memasukkan data yang

menunjukkan bilangan yang besar, maka dibuatlah penyederhanaan dari

tabel dibawah ini:

Tabel 5. Perhitungan Koefisien Korelasi Berdasarkan Rumus

Karl Pearson's Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Sisa

Hasil Usaha Koperasi Karyawan (Kopkar) Surya Universitas

Muhammadiyah Purworejo dalam rupiah.

Tahun Partisipasi Anggota (X) Sisa Hasil Usaha (Y)

2008

2009

2010

2011

13,2302700

14,0116100

20,4395145

24,7612250

0,7828547

0,6385173

0,3991285

0,4489945

63

Tahun

Partisipasi

Anggota

(X)

Sisa Hasil

Usaha (Y)

XY

��

2008

2009

2010

2011

13,230

14,011

20,439

24,761

0,782

0,638

0,399

0,448

10,346

8,939

8,155

11,093

175,03

196,30

417,75

613,10

0,61

0,40

0,15

0,20

Jumlah 72,441 2,267 38,533 1402,18 1,36

Dari tabel di atas diketahui:

N = 4

∑X = 72,441

∑Y = 2,267

∑�� = 1402,18

∑ � = 1,36

∑XY = 38,533

Maka :

��� =!�"#,%""��&�,!!'���,�(&�

�!�'!)�,'#��&�,!!'�����!�',"(���,�(&���

= '%!,'"��'(!,��"

�%()#,&��%�!&,(*��%,!!�%,'"�

64

= �'),)*'

√"(',)"�),"'

= �'),)*'

√''',*'*

= �'),)*''),%&*

��� = −0,953

Dari hasil perhitungan korelasi product moment ��� sebesar -0,953.

Selanjutnya dicari interpretasi nilai tersebut berdasarkan pendapat dari

Sugiyono. Jadi interpretasi dari korelasi tersebut di atas menurut ukuran

yang konservatif adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Tabel Interpretasi r Product Moment

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199

0,20-0,399

0,40-0,599

0,60-0,799

0,80-1,000

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat kuat

Sumber: Sugiyono (2010:231)

65

Berdasarkan tabel tersebut, koefisien korelasi (r) dengan harga -

0,953 terletak antara 0,00-0,199 dengan interpretasi "Sangat rendah".

Dengan hasil korelasi (r) yang negatif menunjukkan tidak adanya

pengaruh yang positif dan signifikan antara kedua variabel tersebut.

Hal ini disebabkan pada tahun 2009 terjadi penurunan SHU.

Penurunan ini dikarenakan peminjaman yang menurun, dalam arti bahwa

pinjaman dalam pengembalian yang dilakukan oleh anggota tidak lancar.

Dan terjadi penurunan SHU juga pada tahun 2010, hal ini dikarenakan ada

pengaruhnya di unit toko selama kurang lebih 6 bulan petugas toko sakit

mengakibatkan Unit Toko tutup sehingga pemasukan pembelian

berkurang. Dengan kata lain dikarenakan besar kecilnya SHU ditentukan

pula oleh pembelian non anggota yaitu khususnya dari mahasiswa jika

mahasiswa libur berpengaruh pada besarnya penjualan.

Dengan demikian ternyata penelitian terbukti bahwa tidak ada

pengaruh yang positif dan signifikan antara partisipasi anggota dengan

perolehan sisa hasil usaha (SHU) di Koperasi Karyawan (Kopkar) "Surya"

Universitas Muhammadiyah Purworejo.

D. Pembahasan

Dalam sebuah koperasi, modal mempunyai peranan yang sangat

pentig untuk mencapai tujuan koperasi, yakni untuk mendapatkan laba

yang akhirnya untuk mensejahterakan anggotanya. Sumber modal koperasi

66

mula-mula diperoleh dari simpaanan pokok, simpana wajib dan penyisihan

Sisa Hasil Usaha yang berupa cadangan. Dalam perkembangan koperasi

tergantung dari keaktifan anggota dalam menggunakan jasa-jasa koperasi.

Sebab adanya transaksi baik berupa pembelian barang dan jasa pada unit

pertokoan, pembelian jasa-jasa lain yang ada di koperasi, serta

penggunaan jasa kredit (simpan pinjam) maka akan mengakibatkan

koperasi mendapat pendapatan/penghasilan, dimana sebagian dari

pendapatan itu digunakan untuk pemupukan modal kerja yang digunakan

untuk membiayai operasional koperasi sehari-hari seperti untuk belanja

barang, membayar pegawai, membayar rekening listrik dan sebagainya

atau bisa dikatakan sebagai modal kerja dalam koperasi digunakan untuk

membiayai kegiatan operasional koperasi sehari-hari dalam jangka

pendek. Semakin tinggi partisipasi anggota pada koperasi maka koperasi

akan memperoleh sumber modalyang besar, modal kerja yang besar, dan

pendapatan koperasi semakin meningkat sehingga akhirnya Sisa Hasil

Usaha akan bertambah pula.

Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa perkembangan Partisipasi

Anggota Koperasi yang berjumlah 125 orang pada tahun 2008 diperoleh

dana Rp. 132.302.700,- kemudian pada tahun 2009 ada kenaikan

partisipasi anggota sebesar Rp. 7.813.400,- menjadi Rp. 140.116.100,-.

Tahun 2010 terdapat kenaikan partisipasi Rp. 64.279.045,- menjadi Rp.

204.395.145,-. Tahun 2011 terdapat kenaikan partisipasi sebesar Rp.

43.317.105,- menjadi Rp. 247.612.250,-. Kenaikan disebabkan naiknya

67

simpanan sukarela, kenaikan pembelian barang dan jasa serta kenaikan

simpan pinjam oleh anggota.

Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa perkembangan Sisa hasil Usaha

(SHU) dari tahun ke tahun ada peningkatan namun ada pula penurunan,

kemudian ada peningkatan kembali. Pada tahun 2008 SHU yang diperoleh

adalah sebesar Rp. 7.828.547,-. Pada tahun 2009 ada penurunan SHU

sebesar Rp. 1.443.374,- menjadi Rp. 6.385.173,-. Pada tahun 2010 terjadi

penurunan SHU sebesar Rp. 2.393.888,- menjadi Rp. 3.991.285,-. Pada

tahun 2011 ada kenaikan SHU sebesar Rp.498.660,- menjadi Rp.

4.489.945,-.

Kemudian kedua data tersebut dicari korelasinya dengan

menggunakan statistik Korelasi Product Moment, sebagaimana tercantum

dalam tabel 5 dan hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi (r) = -

0,953 dengan interpretasi "Sangat rendah". Ini berarti hubungan partisipasi

anggota koperasi terhadap sisa hasil usaha adalah negatif namun kategori

"sangat rendah". Kategori "sangat rendah" disini disebabkan oleh

menurunnya sisa hasil usaha (SHU). Dengan demikian menurunnya sisa

hasil usaha tidak diimbangi dengan meningkatnya partisipasi anggota.

Adanya partisipasi anggot pada koperasi merupakan sumbangan

terhadap pembentukan modal kerja dalam penelitian ini adalah modal

kerja yang terdapat di dalam aktiva lancar yang belum dikurangi dengan

kewajiban, biasa disebut dengan modal lancer kotor yaitu keseluruhan

nilai aktiva lancer. Dengan modal kerja yang telah digunakan sebaik-

68

baiknya membuat koperasi semakin lama semakin meningkat. Hal ini

dapat dilihat dengan adanya persediaan barang yang cukup untuk melayani

konsumen, kemampuan koperasi dalam memberikan pinjaman yang tinggi

kepada para anggota, dan koperasi terhindar krisis modal kerja karena

turunnya nilai dan aktiva lancar.

Berdasarkan data yang penulis terima dari koperasi itu ternyata

bahwa SHU telah dibagi berdasarkan prosentase yang telah disepakati oleh

anggota dalam rapat anggota yakni sebesar 35% untuk cadangan, 25%

untuk anggota berjasa, 20% untuk anggota penyimpan, 10% dana

pengurus dan pengawas, 2,5% dana karyawan, 2,5% untuk pendidikan,

2,5% untuk sosial, 2,5% untuk dana pembangunan daerah perkoperasian.

Pendapatan koperasi tidak lepas pula dari peranan non anggota

koperasi dalam hal ini masyarakat sekitar koperasi yang melakukan

transaksi pada koperasi karyawan (Kopkar) "Surya" Universitas

Muhammadiyah Purworejo, hanya sayangnya dalam laporan Sisa Hasil

Usaha tidak dijelaskan pendapatan koperasi non anggota. Akhirnya tujuan

koperasi yang mulia yaitu untuk mensejahterakan para anggotanya, dapat

tercapai. Hal ini dapat dilihat indikatornya dari adanya Sisa Hasil Usaha

dengan prosentase sebanyak 35% dari besarnya SHU dibagikan kepada

anggota sesuai Undang-Undang Koperasi seyogyanya SHU dibagikan

kepada anggota berdasarkan besar kecilnya partisipasi anggota dalam

melaksanakan transaksi di koperasi. Namun dalam prakteknya SHU

tersebut dibagi rata, tanpa memperdulikan besar kecinya jasa anggota.

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasatkan hasil analisis dan pembahasan dari hasil penelitian,

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Keadaan partisipasi anggota Koperasi Karyawan (Kopkar)

"Surya" Universitas Muhammadiyah Purworejo pada tahun

2008 diperoleh dana Rp. 132.302.700,- kemudian pada tahun

2009 ada kenaikan partisipasi anggota sebesar Rp. 7.813.400,-

menjadi Rp. 140.116.100,-. Tahun 2010 terdapat kenaikan

partisipasi sebesar Rp. 64.279.045,- menjadi Rp. 204.395.145,-.

Tahun 2011 terdapat kenaikan partisipasi sebesar Rp.

43.217.105,- menjadi Rp. 247.612.250,-. Kenaikan disebabkan

naiknya simpanan sukarela, kenaikan pembelian barang dan

jasa serta kenaikan simpan pinjam oleh anggota.

2. Keadaan Sisa Hasil Usaha Koperasi Karyawan (Kopkar)

"Surya" Universitas Muhammadiyah Purwoejo pada tahun

2008 SHU yang diperoleh sebesar Rp. 7.828.547,-. Pada tahun

2009 terjadi penurunan sebesar Rp.1.443.374,- menjadi Rp.

6.385.173,-. Pada tahun 2010 terjadi penurunan sebesar Rp.

2.393.888,- menjadi Rp. 3.991.285,-. Pada tahun 2011 ada

kenaikan sebesar Rp. 498.660,- menjadi Rp. 4.489.945,-.

69

70

3. Tidak adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara

partisipasi anggota terhadap sisa hasil usaha koperasi karyawan

(Kopkar) "Surya" Universitas Muhammadiyah Purworejo,

tahun 2008 sampai 2011. Berdasarkan analisis statistik korelasi

Product Moment, diperoleh koefisien korelasi (r) = -0,953

dengan interpretasi "sangat rendah". Kategori "sangat rendah"

disini disebabkan oleh semakin menurunnya Sisa Hasil Usaha

dari tahun 2008 sampai 2011 sehingga tidak diimbangi dengan

peningkatan partisipasi anggota.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah disimpulkan

di atas maka penulis akan memberikan saran-saran, sebagai berikut:

1. Disarankan para pengurus koperasi untuk meningkatkan

pelayanan kepada anggota dan meningkatkan pengelolaan

modal kerja untuk mengembangkan usaha serta melakukan

pencatatan, partisipasi anggota dengan tertib disertai

pengawasan dari Badan Pemeriksa agar benar-benar terlihat

mana partisipasi anggota yang aktif dan mana yang pasif.

Dengan adanya pencatatan yang tertib dapat memudahkan

pengurus untuk membagi SHU.

2. Disarankan agar para anggota lebih meningkatkan partisipasi

dalam melakukan transaksi pada koperasi agar koperasi

71

memperoleh pendapatan yang tinggi sehingga sisa hasil usaha

mengalami kenaikan yang tinggi. Sebab telah dibuktikan dari

peneliti ini bahwa partisipasi anggota yang aktif punya peranan

dalam peningkatan sisa hasil usaha.

3. Disarankan untuk peneliti lain yang melakukan penelitian yang

sama agar dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan

penelaahan lebih lanjut dan bahan perbandingan.

72

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 Tentang

Perkoperasian . Surabaya: Arkola.

Anoname. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Penerbit Balai Pustaka.

Arifin Sitio. 2001. Koperasi Teori dan Praktek. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Hendrojog'i. 1997. Koperasi Asas-Asas Teori dan Praktek. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Ninik Widiyanti. 2004. Manajemen Koperasi. Jakarta : Rineka Cipta.

Pandji Anoraga, Djoko Sudantoko. 2002. Koperasi, Kewirausahaan dan Usaha

Kecil. Jakarta: Rineka Cipta.

Pandji Anoraga, Ninik Widiyanti. 1998. Dinamika Koperasi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sudarsono, Edilius. 2004. Manajemen Koperasi Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

The Liang Gie. 1968. Kamus administrasi. Jakarta: Gunung Agung.

Thoby Mutis. 1992. Pengembangan Koperasi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana

Indonesia.

Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2011. Pedoman Penyusun Skripsi.

Purworejo: UMP.

http://educare.e.fkipunla.net/pengertian partisipasi anggota.com.

72

LAMPIRAN