Upload
khangminh22
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA TERHADAP
PEROLEHAN SISA HASIL USAHA DI KOPERASI
KARYAWAN "SURYA" UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PURWOREJO
SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
FIDIYATI DARIYAH
NIM 082130651
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2012
iv
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini saya:
Nama : FIDIYATI DARIYAH
NIM : 082130651
Program studi : Pendidikan Ekonomi
Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar
hasil karya sendiri, bukan jiplakan orang lain. Pendapat atau temuan orang lain
yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Apabila terbukti/dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil jiplakan, saya
bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh Universitas
Muhammadiyah Purworejo.
Purworejo, Agustus2012
Yang menyatakan,
Fidiyati Dariyah
v
MOTTO
� Sesungguhnya Allah tidak mendzalimi manusia sedikitpun, tetapi
manusia itulah yang mendzalimi dirinya sendiri.
(Qs. Yunus: 44)
� Jika engkau miskin maka ilmu akan menjadi kekayaan bagimu, jika
engkau kaya maka ilmu akan menghiasimu.
(Zubair bin abuBakar)
� Janganlah berputus asa atas segala cobaan yang menimpa kita, tetapi
terus berdo'a dan berjuanglah untuk menghadapinya, karena dibalik
cobaan akan selalu ada hikmah yang dapat kita petik sebagai
pelajaran yang berharga dalam kehidupan.
(Penulis)
vi
PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan kepada:
� Allah SWT atas karunia besarnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
� Bapak dan Ibuku (H. Sudiyono dan Amanah) terimakasih atas baluran
do'anya, motivasi untuk sukses tak pernah berhenti, hatiku yang terdalam
tak pernah bosan atas motivasi itu.
� Kakak-kakakku (Mas Saroji& Mb. Nurul 'Aini, Mas Zazim Fauzi & Mb.
Munadhifah) canda dan gurau yang menjadikan support buatku terima
kasih untuk kalian.
� Ponakanku (Mukhadziqul Mubarok, Qurrotul 'Aini, & M. Iklil Mukhbit)
canda tawa kalian yang menjadikan support buatku.
� Romo KH. Noor Asnawi Cholil beserta keluarga besar Insani Musyar,
terimakasih atas Bimbingan dan Do'anya.
� Bpk. Muh Djudi sekeluarga terima kasih atas motivasi dan do'anya, Mz.
Asrongi tercinta, terima kasih atas ketulusan jiwa, bening cinta, dan
sucinya do'a untukku.
� Sahabat dan Sahabati PonPes "Ma'hadil 'Ulumis Syar'iyyah" semoga tali
silaturahmi selalu terikat kuat untuk kita.
� Teman-teman FKIP Ekonomi 2008, kenangan bersama kalian sungguh
indah dan berarti, semoga sukses selalu.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Atas limpahan rahmat,
karunia, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul "PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA TERHADAP PEROLEHAN
SISA HASIL USAHA DI KOPERASI KARYAWAN "SURYA" UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PURWOREJO" yang merupakan tugas akhir untuk
memenuhi salah satu persyaratan untuk meraih gelar sarjana pendidikan pada
Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Keberhasilan pelaksanaan penelitian ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa
terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Drs. H. Supriyono, M.Pd selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan teladan yang baik bagi
mahasiswanya.
2. Bapak Drs. H. Hartono, M.M selaku Dekan FKIP Universitas
Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan izin dan rekomendasi
kepada penulis mengadakan penelitian dan pengumpulan data untuk
penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Dr. H. Dartu, M.M selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Ekonomi, yang telah memberikan perhatian dan dorongan sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………….…………………...i
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………………... ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….. iii
SURAT PERNYATAAN ………………………………………………………. iv
MOTTO ………………………………………………………………………….. v
PERSEMBAHAN ……………………………………………………………….vi
KATA PENGANTAR …………………………………………………………. vii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………... viii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………… xii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………...xiii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………............................... xiv
ABSTRAK ……………………………………………………. ……………….xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………1
B. Identifikasi Masalah ………………………............................. 6
C. Batasan Masalah ……………………………………………... 6
D. Perumusan Masalah …………………………………………..7
E. Penegasan Istilah ……………………………………………...7
F. Tujuan Penelitian ……………………………………………. 8
G. Manfaat Penelitian ...………………………………………… 9
H. Sistematika Skripsi………………………………………….... 9
x
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori ……………………………………………... 12
1. Koperasi ………………………………........................... 12
2. Partisipasi ………………………………………………. 15
3. Sisa Hasil Usaha (SHU) ………………………………... 34
B. Penelitian Relevan ………………………………………….. 40
C. Kerangka Pikir ……………………………………………... 41
D. Paradigma Penelitian ………………………………………. 41
E. Hipotesis …………………………………………………… 42
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ……………………………… 43
B. Variabel Penelitian …………………………………………. 43
C. Populasi dan Sampel………………………………………....43
D. Metode Pengumpulan Data ………………………………… 44
E. Definisi Operasional ………………………………………... 46
F. Teknik Analisis Data ……………………………………….. 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Hasil Penelitian ………………………..…………. 49
B. Data Penelitian …………………………………………….. .58
C. Analisis Data ……………………………………………….. 61
D. Pembahasan ……………………………………………….... 65
xi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………… 69
B. Saran ………………………………………………………... 70
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. 72
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Partisipasi Anggota Koperasi Karyawan "Surya" UMP ……….... 59
Tabel 2. Data Partisipasi Non Anggota Koperasi Karyawan "Surya" UMP …… 60
Tabel 3. Data Sisa Hasil Usaha Koperasi Karyawan "Surya" UMP …………… 60
Tabel 4. Data Jumlah Partisipasi Anggota dan Sisa Hasil Usaha Koperasi
Karyawan "Surya" UMP …………………………………………….... 62
Tabel 5. Data Perhitungan Pengaruh Partisipasi Anggota dan Sisa Hasil Usaha
Koperasi Karyawan "Surya" UMP …………….………………………63
Tabel 6.Interpretasi r Product Moment ……………….………………………... 64
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Paradigma Penelitian .…….…………………………………….. 42
Gambar 2 Struktur Organisasi Koperasi Karyawan "Surya" UMP …….…. 51
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 2 Neraca Kopkar ''Surya" Universitas Muhammadiyah Purworejo
tahun 2008 sampai 2011
Lampiran 3 Perhitungan SHU Kopkar ''Surya" Universitas Muhammadiyah
Purworejo tahun 2008 sampai 2011
Lampiran 4 Surat Keterangan Izin Penelitian
Lampiran 5 Kartu Bimbingan Skripsi
xv
ABSTRAK
Fidiyati Dariyah. Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Perolehan Sisa Hasil
Usaha (SHU) di Koperasi Karyawan (Kopkar) "Surya" Universitas
Muhammadiyah Purworejo. Skripsi. Purworejo. Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan. Pendidikan Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk : 1) mengetahui partisipasi anggota koperasi.
2) mengetahui besarnya sisa hasil usaha koperasi. 3) mengetahui pengaruh
partisipasi anggota terhadap perolehan sisa hasil usaha (SHU) koperasi karyawan
(Kopkar) "Surya" Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Populasi dalam penelitian ini adalah sejak berdirinya koperasi karyawan
(Kopkar) "Surya" Universitas Muhammadiyah Purworejo sampai sekarang.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mulai dari tahun 2008 sampai
2011 (dalam jangka waktu 4 tahun) dengan taraf kesalahan 5%. Meto
depengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan wawancara.
Sedangkan metodeanalisis data untukmengetahui pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat dilakukan analisis korelasi product moment.
Hasil analisis menunjukkan bahwa hasil korelasi (r) adalah -0,953 terletak
antara 0,00-0,199 dengan interpretasi "sangat rendah". Hal ini menunjukkan
bahwa r hitung < r tabel, dengan hasil korelasi (r) yang negatif menunjukkan tidak
adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara kedua variabel tersebut. Jadi
hipotesis yang penulis ajukan dinyatakan ditolak. Dengan demikian ternyata
penelitian terbukti bahwa tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara
partisipasi anggota dengan perolehan sisa hasil usaha di koperasi karyawan
(kopkar) "Surya" Universitas Muhammadiyah Purworejo, dikarenakan masih
sangat rendahnya nilai partisipasi anggota terhadap SHU. Ada keaktifan para
anggota dalam berpartisipasi melalui, simpanan pokok, simpanan wajib serta
dalam melakukan transaksi pada koperasi mengakibatkan pendapatan koperasi
naik. Hal ini dapat mempengaruhi kenaikan sisa hasil usaha (SHU). Disarankan
agar partisipasi anggota semakin ditingkatkan lagi tetapi pengurus mencatatnya
dengan teliti, serta adanya pencatatan tersendiri bagi pembelian di luar anggota, di
samping itu agar pihak Dinas Koperasi dapat melakukan membimbing terus
menerus misalnya dengan membantu peminjaman modal.
Kata kunci: Partisipasi Anggota, SHU Koperasi.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerintah berkewajiban untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat dalam rangka untuk mencapai taraf hidup yang layak. Usaha
meningkatkan perekonomian rakyatnya itu dengan cara meningkatkan
pendapatannya. Keberadaan koperasi merupakan wujud kehidupan
ekonomi sebagian besar rakyat Indonesia. Posisi seperti ini menempatkan
peran koperasi sebagai jalur utama dalam pengembangan sistem ekonomi
kerakyatan. Peran koperasi itu perlu dipertahankan karena koperasi
mempunyai kedudukan yang kuat dan sangat penting di dalam sistem
perekonomian nasional Indonesia. Koperasi merupakan soko guru
perekonomian Indonesia tercantum dalam Undang- Undang Dasar 1945
pasal 33 ayat 1 yang berbunyi "perekonomian disusun sebagai usaha
bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan". Pasal tersebut secara
implisit menunjukkan bahwa kedudukan koperasi sangat penting karena
koperasi merupakan badan usaha yang sesuai dengan pasal 33 ayat 1
Undang- Undang Dasar 1945 tersebut yaitu badan usaha yang berdasar
atas asas kekeluargaan. Dengan demikian koperasi diyakini dapat
diandalkan untuk menopang perekonomian Indonesia, khususnya ekonomi
kerakyatan.
1
2
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang
atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar
atas asas kekeluargaan. Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat dan
sebagai suatu badan usaha mempunyai peran dalam mewujudkan
masyarakat adil dan makmur, maju, sejahtera. Diharapkan koperasi dapat
membangun dirinya sendiri agar kuat dan mandiri sehingga dapat berperan
sebagai soko guru perekonomian Indonesia. Perkoperasian adalah segala
sesuatu yang menyangkut kehidupan Koperasi. Gerakan koperasi adalah
keseluruhan organisasi koperasi dan kegiatan perkoperasian yang bersifat
terpadu menuju tercapainya cita-cita bersama koperasi. Perkoperasian di
Indonesia diatur dengan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 yang
berlandaskan pancasila dan UUD 1945, dan bertujuan memajukan
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur.
Anggota adalah pemilik sekaligus pengguna pelayanan koperasi.
Kesadaran dan penghayatan anggota terhadap koperasinya sangat
diperlukan dengan tujuan akhirnya adalah meningkatnya partisipasi
anggota dalam usaha koperasinya. Untuk itu, dibutuhkan pendidikan
perkoperasian yang standar, terprogram dan berkelanjutan bagi anggota.
Keaktifan anggota berpartisipasi dalam pembiayaan koperasi berupa
simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela serta pemanfaatan
3
berbagai potensi pelayanan yang disediakan koperasi akan meningkatkan
modal koperasi, terutama modal kerja dan omzet usaha koperasi. Hal ini
tentu akan membuat koperasi akan menjadi berkembang lebih baik dan
akan menguntungkan anggota terutama dengan adanya kenaikan perolehan
sisa hasil usaha koperasi.
Partisipasi anggota dikatakan sudah baik apabila sebagian besar
anggota telah menunaikan kwajiban dan telah melaksanakan hak secara
benar dan bertanggung jawab, termasuk didalamnya menerima pelayanan
yang sama dengan anggota yang lain dari layanan yang diberika
khususnya oleh para pengurus organisasi dan lambang koperasi itu sendiri.
Partisipasi angggota merupaka salah satu fungsi yang paling penting
dalam pembinaan atau kegiatan koperasi, jadai keberhasilan koperasi
tergantung pada kesadaran anggota dan anggotaini memerlukan adanya
kesadaran dan keyakinan terhadap cita-cita dari koperasi, sehingga
anggota aktif dapat menjaga kelangsungan hidup koperasi dan
berkembang dengan baik sebagaimana yang diharapkan oleh anggota
khususnya dan dapat memenuhi harapan sesuai dengan tuntutan dari
pemerintah. Faktor yang perlu diperhatikan sekaligus merupakan sebagai
faktor yang akan mempengaruhi anggota adalah pendidikan dan latihan
dari para anggota. Bahkan dinyatakan pula, perlu adanya pendidikan
minimum dari para anggota sebagai salah satu syarat minimal apabila
ingin koperasi itu berhasil. Berhasil tidaknya organisasi koperasi
tergantung anggotanya oleh karena itu soal pendidikan merupakan gerakan
4
penting dalam koperasi. Dilain pihak yang perlu diperhatikan pula ialah
bahwa partisipasi pada dasarnya dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu :
motivasi ekonomi yang erat hubunganya dengan pemenuhan kebutuhan
pokok, dapat pula berupa motivasi bahwa ekonomi yang erat hubungan
dengan kebutuhan sosial dan aktualisasi diri.
Partisipasi aktif anggota dapat terwujud apabila anggota telah
mampu merasakan arti penting keberadaan organisasi (koperasi) bagi
dirinya sendiri dan anggota tersebut memiliki motivasi dan memajukan
untuk mencapai tujuan organisasi (koperasi) tersebut. Mengapa demikian?
Karena pada dasarnya koperasi adalah kumpulan orang, bukan kumpulan
modal. Jadi orang-orang yang menjadi anggota dan penguruslah yang
menjadi penentu bagi organisasinya itu. Menurut Dra. Ninik Widiyanti
dalam buku Manajemen Koperasi (2004: 74) ''Keberhasilan koperasi
dalam mencapai tujuannya akan banyak ditentukan dari pengetahuan ,
penghayatan dan kesadaran berkoperasi para anggota".
Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi merupakan pendapatan koperasi
yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya,
penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang
bersangkutan (UU No. 25 tahun 1992 pasal 45 yat 1). Perolehan Sisa Hasil
Usaha (SHU) setiap tahun bagi koperasi menjadi sangat penting karena
Sisa Hasil Usaha (SHU) setiap tahun disisihkan sebagai dana cadangan ,
untuk memperkuat koperasi itu sendiri. Sisa Hasil Usaha (SHU) yang
diperoleh koperasi merupakan salah satu daya tarik tersendiri bagi seorang
5
untuk menjadi anggota koperasi untuk berperan aktif dalam kegiatan
koperasi karena anggota yang mempunyai peran lebih besar akan
memperoleh bagian SHU juga lebih besar. Sisa Hasil Usaha (SHU) setelah
dikurangi dana cadangan dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa
usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta
digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain
dari koperasi sesuai dengan keputusan Rapat Anggota. Oleh karena
Anggota koperasi dituntut kesadarannya untuk aktif dalam memenuhi
kewajibannya. Kesadaran dalam memenuhi hak dan kewajiban anggota
sangat diperlukan untuk pengembangan koperasi. Kesadaran yang tinggi
anggota itu dimanifestasikan dalam bentuk adanya partisipasi aktif
anggota koperasi yang diharapkan usaha yang dilaksanakan akan
mendatangkan laba usaha.
Disamping melayani anggota koperasi juga melayani bukan
anggota, namun kelihatan proporsi transaksi dari anggota lebih besar dari
pada transaksi dari bukan anggota. Hal ini menunjukkan jati diri kopersi
tersebut betul-betul merupakan koperasi sejati, sehingga penulis tertarik
untuk melakukan penelitian pada koperasi tersebut.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas
maka penulis mengambil judul '' PENGARUH PERTISIPASI ANGGOTA
TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA (SHU) DI
KOPERASI KARYAWAN "SURYA" UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PURWOREJO ".
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
permasalahannya dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Partisipasi anggota mempunyai pengaruh yang sangat tinggi
dalam koperasi.
2. Masih rendahnya tingkat partisipasi anggota koperasi dalam
kegiatan usaha koperasi.
3. Belum semua koperasi menyadari bahwa partisipasi anggota
sangat berpengaruh terhadap sisa hasil usaha.
C. Batasan Masalah
Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan koperasi, akan
tetapi faktor yang dominan adalah peran aktif anggota itu sendiri dalam
memanfaatkan koperasi sebagai wadah kegiatan ekonomi dalam mencapai
kesejahteraan bersama. Peran aktifnya terlihat dari perkembangan jumlah
anggota serta terbentuknya modal dari peran aktif anggota serta aktifitas
koperasi. Oleh Karena itu masalah dibatasi pada ruang lingkup dan
pengertian :
a. Hasil peran aktif anggota sebagai faktor yang mempengaruhi
perkembangan koperasi.
b. Perkembangan koperasi di ukur dari besarnya SHU.
7
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah penulis kemukakan, maka
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : "Apakah
partisipasi anggota mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap sisa hasil usaha (SHU) koperasi".
E. Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi penyimpangan dalam memahami skripsi ini dan
untuk memberikan gambaran yang jelas kearah yang dimaksud, maka
perlu adanya penegasan istilah. Adapun istilah yang perlu ditegaskan
dalam judul ini adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh
"Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (
orang, badan, keadaan) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau
perbuatan seseorang". (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:664).
Pengaruh dalam peneliti ini, adalah suatu daya yang
ditimbulkan dari partisipasi anggota terhadap perolehan SHU di
Koperasi Karyawan "Surya" Universitas Muhammadiyah Purworejo.
2. Partisipasi Anggota
"partisipasi berarti turut berperan serta dalam suatu kegiatan,
keikutsertaan peran serta". (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1990:660).
8
"Anggota adalah orang atau badan yang menjadi bagian atau
masuk disuatu golongan (persyarikatan, dewan, panitia dan
sebagainya)". (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:43).
Jadi partisipasi anggota adalah keterlibatan mental dan emosi
diri seseorang pada situasi kelompok yang mendorong untuk ikut
mengambil bagian terhadap pencapai tujuan kelompok serta ikut
bertanggung jawab atas tercapainya tujuan tersebut.
3. Sisa Hasil Usaha
"Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi
yang diperoleh dalam satu tahun tutup buku dikurangi dengan biaya,
penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku
yang bersangkutan". (UU No. 25 Tahun 1992).
F. Tujuan Penelitian
Bertumpu pada permasalahan di atas, maka tujuan penulis
mengadakan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui partisipasi anggota Koperasi .
2. Untuk mengetahui besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi.
3. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggota terhadap Sisa Hasil
Usaha (SHU) koperasi.
9
G. Manfaat Penelitian
Hasil peneliti ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak,
antara lain:
1. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan kajian ilmu serta bias membandingkan
teori yang telah didapatkan di bangku kuliah dengan kenyataan yang
ada di lapangan.
2. Bagi Koperasi
Sebagai bahan pertimbangan dalam merealisasikan tujuan jangka
pendek maupun jangka panjang yang ingin dicapai oleh koperasi dan
juga sebagai pertimbangan untuk menentukan kebijakan selanjutnya.
3. Bagi Masyarakat
Sebagai sarana untuk dapat megembangkan :
a. Kesadaran masyarakat dalam perkoperasian.
b. Partisipasi masyarakat dalam meningkatkan pendapatan.
c. Memeberikan gambaran tentang perkoperasian.
H. Sistematika Skripsi
Penulisan skripsi disusun dalam sistematika:
Bagian awal skripsi terdiri dari halaman sampul luar, halaman
judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, surat
pernyataan,halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar
isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran dan abstrak.
10
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah,
penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
Pada bab ini berisi tentang landasan teori, kerangka pikir,
paradigma penelitian, hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang waktu dan tempat penelitian,
variabel penelitian populasi dan sampel penelitian, metode
pengumpulan data, definisi operasional, teknis analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan
tentang sejarah berdirinya koperasi karyawan "Surya"
Universitas Muhammadiyah Purworejo, partisipasi anggota,
SHU Koperasi Karyawan "Surya" Universitas
Muhammadiyah Purworejo.
12
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPTOESIS
A. Landasan Teori
1. Koperasi
a) Pengertian Koperasi
Peran koperasi, khususnya Koperasi Simpan Pinjam
semakin penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Koperasi Simpan Pinjam menjadi salah satu alternatif bagi
masyarakat untuk mendapatkan dana dalam upaya memperbaiki
taraf kehidupan, pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan
mengembangkan usaha. Selain sebagai alternatif sumber
mendapatkan dana, koperasi simpan pinjam juga menjadi salah
satu pilihan untuk menginvestasikan dana / menabung. Masyarakat
senang menabung di koperasi simpan pinjam karena selain praktis,
juga akan mendapatkan bunga di akhir tahun, ditambah dengan
harapan akan mendapatkan dana Sisa Hasil Usaha (SHU).
Koperasi adalah suatu bentuk kerja sama dalam lapangan
perekonomian. Secara harfiah kata "koperasi" berasal dari
kata Cooperation (Latin) atau Cooperation (Inggris), atau
Co-operatie (Belanda) dalam bahasa Indonesia diartikan
sebagai : bekerja bersama, atau bekerja sama atau
kerjasama, merupakan koperasi. Menurut Sri Edi Swasono.
(Sudarsono_Edilius, 2005 : 1).
12
13
Dengan demikian, kopersi merupakan usaha bersama dari
kelompok orang yang mempunyai kepentingan bersama dengan
tujuan meningkatkan kesejahteraan anggota.
b) Landasan-landasan Koperasi
Dalam Undang-Undang Nomer 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian, Koperasi di Indonesia mempunyai landasan sebagai
berikut: Pasal 2 Undang-Undang Nomer 25 tahun menyebutkan
bahwa "Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 serta berdasarkan atas azas kekeluargaan". Pancasila
merupakan landasan idiil koperasi. Kelima sila dalam pancasila
harus dapat mewujudkan cita-cita koperasi. Landasan structural
koperasi adalah Undang-Undang 1945 yang berbunyi
"Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas
kekeluargaan". Agar koperasi dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik dalam mencapai tujuannya, maka koperasi harus
disadari oleh landasan mental para anggota yaitu "setia kawan dan
kesadaran berkepribadian".
c) Fungsi Koperasi
Fungsi koperasi antara lain sebagai berikut :
1) Alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi
kesejahteraan rakyat.
2) Alat pendemokrasian nasional.
3) Sebagai salah satu urat nadi perekonomian bangsa
Indonesia.
14
4) Alat pembinaan insan masyarakat untuk memperkokoh
kedudukan ekonomi bangsa Indonesia serta bersatu dalam
mengatur tatalaksana perekonomian rakyat.
(Sudarsono_Edilius, 2005 : 80)
d) Tujuan Koperasi
Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya seta ikut membangun
tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila
dan Undag-Undang Dasar 1945. (UU Perkoperasian No. 25 Tahun
1992 :3).
e) Prinsip Koperasi
Koperasi melaksanakan prinsip sebagai berikut :
1) Keanggotaan bersifat suka rela dan terbuka.
2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
3) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding
dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
4) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
5) Kemandirian.
(UU Perkoperasian No. 25 Tahun 1992 :3-4).
Dengan pelaksanaan yang sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai dalam koperasi tersebut, secara langsung dapat berjalan
usahanya. Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai maka pengurus
koperasi dapat membawa arah kemana koperasi itu akan
menjalankan usahanya, karena sebelumnya tujuanya sudah pasti.
Maka dari itu sebelum kopersi itu berjalan lebih baik menentukan
tujuan terlebih duhulu.
15
2. Partisipasi
a) Pengertian Partisipasi
Ditinjau dari segi etimologi, kata partisipasi merupakan
pinjaman dari bahasa Belanda "participatie" atau dari bahasa
Inggris "participation". Dalam bahasa Latin disebut "participation"
yang berasal dari kata kerja "partipare" yang berarti ikut serta,
sehingga partisipasi mengandung pengertian aktif yaitu adanya
kegiatan atau aktivitas.
Menurut The Liang Gie (1968:189) "Partisipasi adalah
suatu aktivitas untuk membangkitkaan perasaan diikut sertakan
dalam kegiatan organisasi dan ikut sertanya bawahan dalam
organisasi". Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:43)
"anggota adalah orang atau badan yang menjadi bagian atau masuk
disuatu golongan perserikatan, dewan, panitia dan sebagainya".
Anggota yang dimaksud disini adalah anggota koperasi. Jadi
Partisipasi Anggota adalah keterlibatan mental dan emosional dari
anggota koperasi dalam memberikan inisiatif dan berkreasi
terhadap kegiatan yang dilakukan koperasi dalm rangka mencapai
tujuan koperasi.
Partisipasi anggota merupakan unsur utama dalam memacu
kegiatan dan untuk mempertahankan ikatan pemersatu di dalam
koperasi. Koperasi sebagai business entity dan social entity
dibentuk oleh anggota-anggota untuk menggapai manfaat tertentu
16
melalui partisipasi. Oleh karena itu, koperasi harus memiliki
kegiatan-kegiatan tertentu untuk menjabarkan bentuk-bentuk
partisipasi dan memacu manfaat bersama, ketika berbagai manfaat
diperoleh melalui upaya-upaya bersama para anggota. Juga
diharapkan manfaat dapat didistribusikan secara adil dan merata
sesuai dengan kontribusi mereka kepada koperasi dalam aneka
kegiatan koperasi. Atas dasar itu koperasi diharapkan menanamkan
dasar-dasar distribusi pemanfaatan dari hasil atau pelayanan-
pelayanan yang bersifat ekonomis dan sosial untuk
mempertahankan semangat kebersatuan anggota-anggota dan
kesetiaan mereka kepada semangat koperasi.
b) Dasar partisipasi
Dasar pemanfaatan hasil-hasil dan pelayanan koperasi yang
adil dapat juga dilihat sebagai suatu tatanan didalam penanaman
partisipasi yang baik dari anggota sesuai kebutuhan yang
dirasakan. Sehubung dengan pengertian bahwa suatu koperasi
merupakan suatu organisasi yang participatory tempat kekuasaan
tertinggi ada pada suara dalam rapat anggota, dan seiring dengan
pemekaran manajemen terbuka yang dianut berdasarkan kebutuhan
yang dirasakan oleh para anggota.
Cara pandang koperasi sebagai suatu sistem yang hidup,
maka perlu dipahami konsep partisipasi anggota sebagai suatu
unsur yang paling utama. Atas dasar itu, partisipasi anggota dalam
koperasi diibaratkan darah dalam tubuh manusia. Dipandang dari
kenyataan bahwa untuk mempertahankan diri, pengembangan, dan
17
pertumbuhan suatu koperasi tergantung pada kualitas dan
partisipasi anggota-anggotanya. Oleh karena itu, para anggota
harus memiliki pemahaman yang jelas mengenai visi dari
organisasi, misi, tujuan umum, sasaran, kemampuan untuk menguji
kenyataan dalam memecahkan permasalahan dan perubahan-
perubahan lingkungan. Sisi yang lain para anggota kiranya
memiliki kesempatan untuk melaksanakan kekuasaan mereka
dalam memperoleh informasi yang benar untuk berpartisipasi
dalam proses pembuatan keputusan dan mekanisme pengendalian
sosial di dalam masing-masing koperasi. Hal ini sejalan dengan
dasar-dasar pemahaman yang menekankan bahwa koperasi
dimiliki, digerakkan, diupayakan, dan dikendalikan oleh para
anggota. (Thoby Mutis, 1992:93).
Partisipasi dalam koperasi ditujukan pula untuk
menempatkan para anggota menjadi subyek dari pengembangan
koperasi, anggota harus terlibat di dalam setiap langkah proses
pengembangan koperasi dari tingkat penetapan tujuan, sasaran atau
penyusunan strategi, serta pelaksanaan untuk merealisasiakan dan
pengendalian sosial sesuai kepentingan anggota. Partisipasi
sebagaimana telah dipertimbangkan hendaklah memasukkan rasa
memiliki dan rasa bertanggung jawab dengan tekanan tertentu pada
pentingnya pendapat bersama yang dihasilkan oleh para anggota.
c) Faktor-Faktor Positif dan Negatif
Berdasarkan pengalaman di Indonesia, selanjutnya
dikemukakan bahwa beberapa koperasi yang berhasil dapat
mempertahankan partisipasi anggota dimunculkan oleh faktor-
faktor yang mempengaruhi keberhasilan tersebut, yaitu:
1) Perasaan kelompok yang kuat.
2) Latihan kesinambungan bagi calon anggota dan anggota.
3) Kunjungan-kunjungan lapangan dari penggerak koperasi yang
bersinambungan, dialog informal dengan anggota setempat.
18
4) Para anggota dan pengurus melaksanakan rapat-rapat dengan
berhasil baik, membuat kartu anggota dan pembukuan yang
benar, menerbitkan laporan keuangan bulanan.
5) Menanamkan dan mempertahankan sikap-sikap mental yang
baru/ kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan aneka
simpanan pemberian pinjaman dan aspek-aspek lain untuk
bekerja sama dalm koperasi.
6) Para anggota membuat rencana koperasi.
7) Penerbitan publikasi yang teratur disebarluaskan kepada para
anggota koperasi.
8) Latihan bagi para anggota untuk memahami, menganalisis
koperasi-koperasi, mengadakan perjanjian, persatuan, pada saat
permulaan.
9) Program silang pinjam yang saling melengkapi dalam jaringan
koperasi (dana, simpan-pinjam, asuransi bersama).
10) Memelihara pendanaan dari dalam secara teratur.
11) Kesalahan-kesalahan koperasi di masa lampau menjadi
tantangan bagi para anggota koperasi dan pengurus.
12) Para anggota dirangsang untuk mengetahui masalah-masalah
koperasi, keadaan-keadaan, keterbatasan keuangan, kebutuhan-
kebutuhan, dan kemajuannya.
Kurangnya partisiapsi anggota dalam beberapa koperasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor negatif, yaitu:
1) Kuranya pendidikan anggota, antara lain dalam bentuk latihan
anggota dan calon anggota yang sesuai dengan kebutuhan dan
aspirasi lokal.
2) Feodalisme dan paternalism dari para pengurus koparasi dalam
hbunga dengan para anggota.
3) Kurangnya tindak lanjut yang konsisten dan pengamatan dari
rencana-rencana organisasi yang telah disepakati bersama.
4) Manipulasi yang dibuat oleh bermacam-macam individu
menyebabkan timbulnya erosi rasa ikut serta memiliki dari para
anggota terhadap koperasi mereka masing-masing.
5) Kartu anggota tidak dibuat dengan baik menimbulkan
ketidakjelasan transaksi antar-anggota dengan koperasinya
ataupun sebaliknya.
6) Kurangnya manajemen yang teratur dan ketrampilan manajerial
dari pengurus koperasi.
7) Kurangnya pengembangan professional untuk mengimbangi
perkembangan dinamika kebutuhan para anggota.
8) Kurangnya penyebaran informasi tentang penampilan koperasi,
seperti neraca, biaya, manfaat, dan laporan statistic yang lain.
9) Pengalaman-pengalaman dan praktek-praktek koperasi yang
buruk dimasa lampau.
19
10) Ketidakcakapan para pengurus koperasi untuk menata
pembukuan.
(Thoby Mutis, 1992: 94-95).
Partisipasi anggoata memegang peranan yang menentukan
dalam perkembangan koperasi. Partisipasi anggota dapat
menimbulkan rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan hak
dan kewajiban mereka sebagai anggota maupun sebagai pemilik
koperasi. Kurangnya partisipasi anggota akan mengakibatkan
kemiskinan ide-ide dari anggota yang pada akhirnya dapat
menghambat perkembangan koperasi itu sendiri.
Seseorang yang berpartisipasi menurut Allport dan
Sastropoetro (1998: 12) seseorang yang berpartisipasi sebenarnya
mengalami keterlibatan di dalam dirinya/ egonya, yang sifatnya
lebih dari pada keterlibatan dalam pekerjaanu atau tugas saja.
Dengan keterlibatan dirinya juga, berarti keterlibatan pikiran dan
perasaannya.Wiranata, Suhenda modul ekonomi koperasi
mengatakan arti penting dari partisipasi adalah:
a) Partisipasi berasal dari kata participation yang secara
harfiah berarti mengikutsertakan pihak lain.
b) Seorang pemimpin dalam melaksanakan tugas-tugasnya
akan berhasil apabila pemimpin tersebut mampu
meningkatkan partisipasi dari semua komponen atau unsur
yang dimiliki perusahaan/ lembaganya.
c) Dengan meningkatkan partisipasi, berarti semua
komponen/unsur yang ada akan merasa lebih dihargai
sehingga dapat diharapkan semangat dan kegairah kerja
serta tanggung jawab dan rasa turut memiliki.
d) Melalui partisipasi, pihak manajemen koperasi dapat
mengetahui apa yang menjadi kepentingan para
anggotanya. Dan seberapa banyak serta kualitas pelayanan
yang bagaimana yang diperlukan para anggota.
e) Partisipasi diperlukan untuk mengatasi penampilan yang
kurang baik, dari menghilangkan kemungkinan salah tindak
dari pihak manajemen, dan membuat kebijaksanaan yang
diambil oleh pengurus memiliki landasan kuat dari para
anggota, sehingga apabila terjadi kerugian dari kegiatan
20
usaha yang dilakukan para anggota akan merasa legowo
dalam ikut menenggung kerugian tersebut, karena mereka
merasa turut bertanggung jawab.
(Allport dan Sastropoetro, 1998:12).
Pertisipasi anggota koperasi anggota dipengaruhi oleh
kemampuan dan kemauan anggota untuk berpartisipasi,
kemampuan anggota untuk berpartisipasi dipengaruhi oleh
bimbingan atau penyuluhan yang dilakukan koperasi.
Bimbingan atau penyuluhan ini dapat berupa pegetahuan,
ketrampilan, modal serta sikap positif terhadap koperasi berarti
anggota memiliki kemampuan untuk berpartisipasi. Kemauan
anggoata koperasi untuk berpartisipasi merupakan reaksi psikis
dalam diri seseorang manusia, untuk melakukan sesuatu sesuai
dengan kemampuan dan kesempatan yang ada. Kemauan ini
berhubungan dengan aspek sikap seperti emosi dan perasaan
yang dipengaruhi oleh besarnya pelayanan koperasi, kedekatan
tempat tinggal, motivasi anggota koperasi, daya tarik terhadap
kegiatan koperasi, dan hubungan dengan lembaga ekonomi
lain. Keberhasilan koperasi dalam perkembangannya didukung
oleh partisipasi anggota koperasi itu sendiri. Partisipasi aktif
dan kesadaran masyarakat untuk bergabung dalam wadah
koperasi, merupakan inti kekuatan koperasi.
Menurut Soerjono (1990: 138) situasi yang merangsang
kemauan untuk melakukan perubahan dan kekuatan itu
bersumber dari :
21
1) Ketidakpuasan terhadap situasi yang ada, karena itu
timbullah adanya keinginan untuk situasi yang lain.
2) Adanya pengetahuan tentang perbedaan antara ada, dan
yang seharusnya bias ada.
3) Adanya tekanan dari luar seperti kompetisi, keharusan
menyesuaikan diri.
4) Kebutuhan dari dalam untuk mencapai efisiensi dan
peningkatan, misalnya produktivitas.(Soerjono, 1990:138).
Dari pengertian partisipasi yang telah dipaparkan, maka
dapat disimpulkan bahwa partisipasi adalah keterlibatan orang
secara sukarela dalam menemukan dan mengimplementasikan
ide-ide atau gagasan koperasi.
Menurut Pandji Anoraga dan Djoko Sudantoko
(2002:97): partisipasi para anggota yang diharapkan disini
adalah:
1) Aktif membayar berbagai iuran dan simpanan yang
disyaratkan.
2) Memanfaatkan jasa koperasi.
3) Membayar pinjaman dengan lancar.
4) Rajin mengikuti rapat anggota dan sebagainya.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas dapat
diketahui bahwa banyak sekali bentuk partisipasi anggota yang
dapat meningkatkan perkembangan koperasi, baik partisipasi
sebagai pemilik maupun sebagai pengguna jasa koperasi,
namun begitu tidak semua partisipasi yang dilakukan anggota
selalu baik, adakalanya partisipasi anggota akan berakibat
menjadi tidak baik bagi perkembangan koperasinya. Partisipasi
anggota dalam kegiatan koperasi sangat diharapkan peran aktif
22
setiap anggota koperasi, dalam arti anggota tidak hanya selalu
percaya kepada pengurus terutama dalam laporan-laporan yang
diberikan kepada pengurus, tetapi benar-benar diperiksa dan
diawasi mekanisme jalannya usaha koperasi.
Partisipasi anggota yang terdiri partisipasi kontributif
dan partisipasi insentif mempunyai hubungan yang erat.
Hendar dan Kusnadi (1996:61) menjelaskan:
a) Dalam rangka membiayai pertumbuhan koperasi,
kontribusi keuangan baik yang berupa simpanan pokok,
simpanan wajib, simpanan sukarela maupun yang
berasal dari usaha sendiri para anggota (partisipasi
kontribusi keuangan sangat diperlukan).
b) Setelah dana yang terkumpul tersebut digunakan oleh
perusahaan koperasi, proses pengambiln keputusan
mengenai penetapan tujuan medan kebijaksanaan serta
proses pengawasan jalannya perusahaan koperasi harus
melibatka anggota karena anggota sebagai pemilik
perusahaan koperasi (partisipasi kontribusi anggota
dalam pengambilan keputusan).
c) Tetapi untuk mendukung pertumbuhan koperasi,
anggota sebagai pelanggan/ pemakai memanfaatkan
setiap pelayanan koperasi, manfaat yang diperoleh
anggota tersebut akan semakin banyak, dan bila ini
terjadi, kesadaran dalm pelaksanaan partisipasi
kontributif akan semakin meningkat. Oleh karena itu
anggota perlu dirangsang dengan pelayanan-pelayanan
yang menarik dan sesuai kebutuhan anggota.
Menurut Panjdi Anoraga dan Ninik Widiyanti
(1998:112), berbagai indikasi yang muncul sebagai ciri-
ciri anggota yang berpartisipasi baik dapatlah dirumuskan
sebagai berikut:
23
1. Melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib secara
tertib dan teratur.
2. Membantu koperasi disamping simpanan pokok dan
simpanan wajib sesuai denagn kemampuan masing-
masing.
3. Menjadi langganan koperasi yang setia.
4. Menghadiri rapat-rapat dan pertemuan secara aktif.
5. Menggunakan hak untuk mengawasi jalannya usaha
koperasi, menurut Anggaran Dasar dan Rumah Tangga,
peraturan lainnyadan keputusan-keputusan bersama
lainnya.
Kewajiban dan hak anggota di dalam koperasi
seperti tercantum pada pasal 20 Undang-Undang No. 25
ahun 1992 adalah:
(1) Setiap anggota mempunyai kewajiban:
a. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga serta keputusan yang telah disepakati dalam
Rapat Anggota;
b. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang
diselenggarakan oleh koperasi;
c. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan
berdasarkan atas asas kekeluargaan.
(2) Setiap anggota mempunyai hak:
a. Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan
suara dalam Rapat Anggota;
b. Memilih dan/ atau dipilih menjadi anggota Pengurus
atau Pengawas;
c. Meminta diadakan Rapat Anggota menurut
ketentuan dalam Anggaran Dasar;
d. Mengemukakan pendapat atau saran kepada
Pengurus di luar Rapat Anggota baik diminta
maupun tidak diminta;
e. Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan
yang sama antara sesama anggota;
f. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan
koperasi menurut ketentuan dalam Anggran Dasar.
(Undang-Undang No. 25 Tahun 1992: 8).
24
Partisipasi dalam organisasi ditandai oleh hubungan
identitas, dapat diwujudkan jika pelayanan yang diberian
oleh koperasi "sesuai" dengan kepentingan dan kebutuhan
dari para anggotanya. Karakteristik utama koperasi yang
membedakannya dengan badan usaha lain adalah bahwa
anggota koperasi memiliki identitas ganda (the dual identity
of the member), yaitu anggota sebagai pemilik dan
sekaligus pengguna jasa koperasi (user own oriented firm).
Dalam kaitan sebagai pengguna jasa koperasi, partisipasi
anggota dalam kegiatan usaha yang dijalankan koperasi
amat penting. Pada dasarnya, kualitas partisipasi tergantung
pada interaksi tiga variabel, yakni para anggota penerima
manfaat, manajemen koperasi, dan program.
Dari pernyataan tersebut, maka peneliti menetapkan
kelima rumus tersebut di atas sebagai indikator dari
variabel partisipasi anggota dalam peneliti ini sehingga
semakin baik partisipasi anggota terhadap setiap kegiatan
yang diselenggarakan oleh koperasi, maka akan
menunjukkan tingkat partisipasi anggota yang tinggi.
Berdasarkan uraian di atas maka partisipasi anggota
koperasi, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
25
1. Secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
koperasi seperti hadir dalam rapat-rapat, menerima
tugas yang diberikan oleh Pengurus, ikut serta dalam
kepanitiaan, dan sebagainya.
2. Mematuhi keputusan mayoritas
3. Memberikan saran dan kritik-kritik yang
membangun/konstruksi kepada pengurus.
4. Membaca laporan-laporan dan Rapat Anggota dan
Rapat-rapat Pengurus serta berbicara/bertukar pikiran
dengan Pengurus.
5. Membela koperasi dan manajemen, jika dikritik secara
tidak wajar.
6. Berpartisipasi dalam penyusunan dan perubahan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
7. Berpartisipasi dalam pemilihan dan penggantian
Pengurus, sehingga dapat terpilih anggota-anggota
Pengurus yang tepat.
8. Ikut membantu permodalan koperasi dengan cara
memenuhi kewajiban pembayaran uang Simpanan
Pokok, Simpanan Wajib dan sebagainya, sesuai dengan
ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga.
9. Mengusahakan agar Pengurus, manajer dan karyawan-
karyawan mematuhi ketentuan-ketentuan yang
tercantum dalam Anggarab Dasar.
10. Mengikuti perkembangan organisasi dengan membaca
laporan tahunan organisasi sebagai alat untuk
berkomunikasi dengan Pengurus.
(Drs. Hendrojog'i, MSc, 1997:324).
Anggota merupakan salah satu pihak yang
menentukan keberhasilan sebuah koperasi, karena
berapapun besarnya biaya pembinaan yang dikeluarkan
oleh pemerintah, gencarnya kampanye gerakan koperasi
serta tingginya dedikasi dan pengurus, Badan Pengawas
dan Manajer tidak akan membuat sebuah koperasi
berkembang tanpa adanya partisipasi aktif dari paraa
anggotanya. "Kedudukan anggota dalam koperasi sangat
26
penting karena anggota sebagai pemilik (owners) dan juga
merupakan pelanggan (users) bagi koperasi yang
menentukan maju dan mundurnya koperasi". (Syamsuri
dalam http://educare.e.fkipunla.net). Selanjutnya Syamsuri
menyatakan "koperasi hanya bisa hidup, tumbuh dan
berkembang apabila mendapatkan dukungan dari para
anggotanya, yaitu orang-orang yang sadar akan
keanggotaanya, mengetahui hak dan kewajibannya serta
mampu dan bersedia mengikuti aturan permainan dalam
organisasi koperasi".
(Syamsuri dalam http://educare.e.fkipunla.net) juga
menyatakan bahwa "keberhasilan suatu koperasi tidak lepas
dari partisipasi seluruh anggota baik partisipasi modal,
partisipasi dalam kegiatan usaha, maupun partisipasi
pengambilan keputusan karena partisipasi merupakan unsur
utama dalam memacu kegiatan dan untuk mempertahankan
ikatan pemersatu dalam koperasi diibaratkan darah dalam
tubuh manusia, karena pada kenyataan untuk
mempertahankan diri, pengembangan dan pertumbuhan
suatu koperasi tergantung pada kualitas dan partisipasi
anggota-anggota koperasi".
27
Partisipasi anggota terdiri dari beberapa jenis, baik
partisipasi dalam kegiatan usaha koperasi (transaksi jual
beli/simpan pinjam dengan koperasi), partisipasi dalam
pemupukan modal (kesadaran anggota dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya, yaitu membayar simpanan pokok,
simpanan wajib dan simpanan sukarela), partisipasi dalam
pengambilan keputusan (mengikuti rapat-rapat anggota)
dan partisipasi pengawasan.
d) Pengertian Tingkat Partisipasi
Menurut Em Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja (2003:820)
"tingkat menunjukkan tinggi-rendahnya suatu kedudukan". Tingkat
partisipasi dapat diartikan sebagai tinggi-rendahnya keterlibatan
orang secara sukarela dalam menemukan dan
mengimplementasikan ide-ide atau gagasan koperasi. Dari uraian
tersebut jelas bahwa tingkat partisipasi anggota merupakan hal
yang sangat fital dalam perkembangan koperasi.
Jika partisipasi dilakukan, maka kebijakan koperasi tidak
akan berdasar pada perkiraan mengenai apa yang diinginkan oleh
anggota, akan tetapi berdasar pada kepentingan dan kebutuhan
anggota itu sendiri, seperti yang dinyatakan melalui upaya-upaya
partisipasinya.
Partisipasi anggota dapat diukur dari kesediaan anggota
untuk memikul kewajiban dan menjalankan hak keanggotaannya
secara bertanggung jawab. Jika sebagai anggota koperasi telah
28
menunaikan kewajiban dan melaksanakan hak secara bertanggung
jawab, maka partisipasi anggota dikatakan baik. Akan tetapi jika
ternyata hanya sedikit anggota yang menunaikan kewajiban dan
melaksanakan haknya secara bertanggung jawab, maka partisipasi
anggota dikatakan buruk/ rendah. (Ninik Widiyanti, 1991:199).
Partisipasi aktif dari seluruh koperasi menjadi
kelangsungan hidup koperasi agar dapat berkembang dengan baik
seperti apa yang diharapkan, baik oleh anngota maupun
masyarakat pada umumnya. Ini sangat mengingat posisi koperasi
sebagai soko guru dalam perekonomian Indonesia. Maka atas dasar
inilah perlunya peranan dan pertisipasi anggota terhadap koperasi
sehingga tercapai apa yang dicita-citakan. Sebagai anggota
koperasi harus bersikap dan bertindak sesuai dengan hak dan
kewajibannya.
Cara meningkatkan partisipasi:
a. Menyediakan barang-barang atau jasa-jasa yang dibutuhkan
oleh para anggotayang relative lebih baik dari para pesaing
pasar.
b. Meningkatkan harga pelayanan kepada anggota.
c. Menyediakan barang-barang yang tidak tersedia di pasar bebas
wilayah koperasi atau tidak disediakan oleh pemerintah.
d. Berusaha memberi deviden per anggota (SHU per anggota)
yang meningkat dari waktu kewaktu.
e. Memperbesar alokasi dana dari aktivitas bisnis koperasi dengan
nonanggota melalui pemberian kredit dengan bunga yang
relatif lebih murah dan jangka waktu pengembalian relatif
lama.
f. Menyediakan berbagai tunjangan (bila mampu) keannggotaan,
seperti tunjagan hari raya, tunjangan kesehatan, dan lain-lain.
(Ninik Widiyanti dalam http://www.koperindo.com).
29
e) Tahap-Tahap Partisipasi
Uraian dari masing-masing tahapan partisipasi adalah
sebagai berikut:
1. Tahap partisipsi dalam mengambil keputusan
Pada umumnya, setiap program pembangunan masyarakat
(termasuk pemanfaatan sumber daya local dan alokasi
anggarannya) selalu ditetapkan sendiri oleh pemerintah pusat,
yang dalam hal ini lebih mencerminkan sifat kebutuhan
kelompok-kelompok elit yang berkuasa dan kurang
mencerminkan keinginan dan kebutuhan masyarakat banyak.
Karena itu, partisipasi masyarakat dalam pembangunan perlu
ditumbuhkn melalui dibukanya forum yang memungkinkan
masyarakat banyak berpartisipasi langsung di dalam proses
pengambilan keputusan tentang program-program
pembangunan di wilayah setempat atau ditingkat local
(Mardikanto,2001).
2. Tahap partisipasi dalam perencanaan kegiatan
Partisipasi dalam tahap perencanaan merupakan tahapan yang
paling tinggi tingkatannya diukur dari derajat keterlibatannya.
Dalam tahap perencanaan, orang sekaligus diajak turut
membuat keputusan yang mencakup merumusan tujuan,
maksud dan target. Salah satu metodologi perencanaan
pembangunan yang baru adalah mengakui adanya kemempuan
30
yang berbeda dari setiap kelompok masyarakat dalam
mengontrol dan ketergantungan mereka terhadap sumber-
sumber yang dapat diraih di dalam sistem lingkungannya. Oleh
sebab itu, sistem perencanaan harus didesain sesuai dengan
respon masyarakat, bukan hanya karena keterlibatan mereka
yang begitu esensial dalam meraih komitmen, tetapi karena
masyarakatlah yang mempunyai informasi yang relevan yang
tidak dapat dijangkau perencanaan teknis atasan (Slamet,1993).
3. Tahap partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan, seringkali
diartikan sebagai partisipasi masyarakat banyak untuk secara
sukarela menyumbangkan tenaganya di dalamkegiatan
pembangunan. Di lain pihak, lapisan yang ada di atasnya yang
lebih banyak memperoleh manfaat dari hasil pembangunan,
tidak dituntut sumbangannya secara proposional. Karena itu,
partisipasi masyarakat dalam tahap pelaksanaan pembangunan
harus diartikan sebagai pemerataan sumbangan masyarakat
dalam bentuk tenaga kerja, uang tunai, dan atau beragam
bentuk korbanan lainnya yang sepadan dengan manfaat yang
akan diterima oleh warga yang bersngkutan (Mardikanto,
2001).
31
4. Tahap partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi kegiatan
Kegiatan pemantauan dan evaluasi program dan proyek
pembangun sangat diperlukan. Bukan saja agar tujuannya dapat
dicapai seperti yang diharapkan, tetapi juga diperlukan untuk
memperoleh umpan balik tentang masalah-masalah dan
kendala yang meuncul dalam pelaksanaan pembanguna yang
bersangkutan. Dalam hal ini, partisipasi masyarakat
mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan
perkembangan kegiatan sertaperilaku aparat pembanguna
sangat diperlukan (Mardikanto, 2001).
5. Tahap partisipasi dalam pemanfaatan hasil kegiatan
Partisipasi dalam hasil pemanfaatan hasil pembangunan,
merupakan unsur terpenting yang sering terlupakan. Sebab
tujuan pembangunan adalah untuk memperbaiki mutu hidup
masyarakat banyak sehingga pemerataan hasil pembangunan
merupakan tujuan utama. Di samping itu, pemanfaatan hasil
pembangunan akan merangsang kemauan dan kesukarelaan
masyarakat untuk selalu berpartisipasi dalam setiap program
pembangunan yang akan dating (Mardikanto, 2001).
(http://www.lapenkopnas.com).
Menurut Slamet (1993) tiga persyaratan yang
menyangkut kemauan, kemampuan, dan kesempatan untuk
berpartisipasi adalah sebagai berikut:
32
a) Kemauan
Secara psikologis kemauan berpartisipasi muncul oleh
adanya motif intrinsik (dari dalam sendiri) maupun
ekstrinsik (karena rangsangan, dorongan atau tekanan
dari pihak luar). Tumbuh dan berkembangnya kemauan
berpartisipasi sedikitnya diperlukan sikap-sikap yang:
1) Sikap untuk meninggalkan nilai-nilai yang
menghambat pembangunan.
2) Sikap terhadap penguasa atau pelaksana
pembangunan pada umumnya.
3) Sikap untuk selalu ingin memperbaiki mutu hidup
dan tidak cepat puas sendiri.
4) Sikap kebersamaan untuk dapat memecahkan
masalah, dan tercapainya tujuan pembangunan.
5) Sikap kemandirian atau percaya diri atas
kemampuannya untuk memperbaiki mutu hidupnya.
b) Kemampuan
Beberapa kemampuan yang dituntut dapat berpartisipasi
dengan baik itu antara lain adalah:
1) Kemampuan untuk mengidentifikasi masalah.
2) Kemampuan untuk memahami kesempatan-
kesempatan yang dapat dilakukan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi dengan
memanfaatkan sumberdaya yang tersedia.
3) Kemampuan untuk melaksanakan pembangunan
sesuai dengan pengetahuan dan ketrampilan serta
sumber daya lain yang tersedia. Kemampuan adalah
kapasitas individu melaksanakan berbagai tugas
dalam suatu pekerjaan. Pada hakikatnya
kemampuan individu tersusun dari dua perangkat
faktor yaitu kemampuan intelektual dan
kemampuan fisik.
c) Kesempatan
Berbagai kesempatan untuk berpartisipasi ini sangat
dipengaruhi oleh:
1) Kemauan politik dari penguasa/ pemerintah untuk
melibatkan masyarakat dalam pembangunan.
2) Kesempatan untuk memperoleh informasi.
3) Kesempatan untuk memobilisasi dan memanfaatkan
sumberdaya.
4) Kesempatan untuk memperoleh dan menggunakan
teknologi tepat guna.
5) Kesempatan untuk berorganisasi, termasuk untuk
memperoleh dan mempergunakan peraturan,
perizinan dan prosedur kegiatan yang harus
dilaksanakan.
33
6) Kesempatan untuk mengembangkan kepemimpinan
yang mampu menumbuhkan, menggerakkan dan
mengembangkan serta memelihara partisipasi
masyarakat dalam pembangunan.
Agar koperasi tetap eksis maka partisipasi anggota
selalu ditingkatkan dari hari ke hari dan tahun ketahun.
Untuk itu, dibutuhkan pendidikan perkoperasian yang
standar, terprogram, dan berkelanjutan bagi anggota. Dalam
situs Lapenkopnas.com tujuan pendidika anggota adalah
meningkatkan:
a. Kontribusi modal anggota
b. Kesadaran anggota untuk memanfaatkan pelayanan
usaha koperasi
c. Keterlibatan anggota dalam mengambil keputusan
d. Pengawasan anggota terhadap koperasinya.
Sementara itu dalam lapenkopnas (2002:8)
menyiratkan tentang partisipasi anggota yang berkaitan
dengan pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi adalah
partisipasi anggota dalam melakukan transaksi di koperasi
dan partisipasi modal (jumlah simpanan pokok dan
simpanan wajib). Dengan demikian berdasarkan uraian
tersebut maka yang dimaksud dengan partisipasi anggota
adalah kontribusi anggota koperasi dalam melakukan
transaksi dan dalam memodali koperasi berupa simpanan
pokk dan simpanan wajib.
34
3. Sisa Hasil Usaha (SHU)
a) Pengertian SHU
Setiap organisasi atau adan usaha yang melakukan kegiatan
ekonomi terutama dibidang usaha tertentu akan memperoleh
keuntungan atau laba. Koperasi sebagai badan usaha yang berperan
dalam pengembangan potensi dan kemampuan ekonomi anggota
dan masyarakat juga akan memperoleh keuntungan atau laba.
Namun keuntungan tersebut diperoleh bukan semata-mata karena
koperasi bukan mengejar keuntungan. Misi utama koperasi adalah
melayani anggota untuk memajukan dan meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. Oleh karena itu keuntungan
yang diperoleh merupakan kelebihan pelayanan koperasi dalam
mengusahakan barang dan jasa untuk para anggota. Sisa dari usaha
bersama itu tidak dinamakan keuntungan karena memang koperasi
bukan badan usaha mencari keuntungan, tetapi merupakan sisa dari
usaha yang dinamakan SHU.
Koperasi yang telah berjalan dengan baik dimana mampu
memupuk modal dan mampu menutupi kerugian maka koperasi
telah mampu menghasilkan laba atau disebutdengan SHU (Sisa
Hasil Usaha). Pengertian Sisa Hasil Usaha (SHU) menurut UU RI
No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian menyatakan : SHU
koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam
satu tahun buku dikurangi dengan biaya penyusutan, dan
35
kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang
bersangkutan. SHU bagian anggota adalah uang yang akan
diperoleh kembali oleh anggota setelah dikurangi dana cadangan
dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang
dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta
digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan
keperluan lain dari koperasi sesuai dengan keputusan Rapat
Anggota.
Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 bab IX pasal
45 memberi aturan tentang sisa Hasil Usaha sebagai berikut:
1) Sisa Hasil Usaha koperasi merupakan pendapatan koperasi
yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan
biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak
dalam tahun buku yang bersangkutan.
2) Sisa Hasil Usaha setelah dikurangi dana cadangan,
dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha
yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan
Koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan,
perkoperasian dan keperluan lain dari Koperasi, sesuai
dengan keputusan Rapat Anggota.
3) Besarnya pemupukan dana cadangan ditetapkan dalam
Rapat Anggota.
(UU RI No. 25 tahun 1992:15-16).
Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan
berbeda tergantung besarnya partisipasi modal dan
transaksi anggotal terhadap pembentukan pendapatan
koperasi. Adanya hubungan linier antara transaksi usaha
anggota dan koperasinya dalam perolehan SHU, artinya
semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan
koperasinya, maka semakin besar SHU ang akan diterima.
(Arifin Sitio, 2001:88).
36
Jadi dari penjelasan tersebut Sisa Hasil Usaha
adalah pendapatan koperasi yang dikurangi biaya,
penyusutan, dan kewajiban yang diperoleh dalam satu
tahun buku. Transaksi sangat erat kaitannya dengan SHU,
karena SHU dihitung secara proporsional berdasarkan
jumlah transaksi dan partisipasi modal. Artinya, semakin
besar transaksi, maka semakin besar pula peluang seorang
anggota untuk mendapatkan SHU. Hal ini terjadi jika
transaksi anggota tercatat dengan baik dan benar. SHU
bagian anggota ditentukan secara proporsional berdasarkan
besarnya transaksi dan kontribusi modal anggota,
disamping itu SHU juga dapat digunakan untuk
memperkuat stuktur modal. Dalam neraca disebut dana
cadangan (modal bersama). Biasanya, dana cadangan ini
disisihkan dari SHU yang dipakau untuk memperkuat
modal koperasi.
b) Pembagian SHU
Dasar dalam pembagian SHU adalah prinsip-prinsip dasar
koperasi yang menyebutkan bahwa, pembagian SHU dilakukan
secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing
anggota. Dasar hukumnya adalah pasal 5, ayat 1; UU No. 25 tahun
1992 perkoperasian yang dalam penjelasannya mengatakan bahwa
"Pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata
37
berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi.
Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan".
Sesuai dengan prinsip koperasi yang mengatakan bahwa
pembagian SHU dilakukan secara adil dan sebanding
dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota,
prinsip ini mempunyai makna:
1. Koperasi bukanlah badan usaha yang berbentuk
kapitalis sehingga SHU yang dibagikan kepada anggota
(di badan usaha swasta disebut deviden) tidak
berdasarkan modal yang dimliki anggota kepada
koperasinya. Dengan kata lain semakin banyak seorang
anggota melakukan transaksi bisnis (jual beli) dengan
koperasinya, maka semakin besar SHU yang diterima.
Prinsip ini berlaku bagi koperasi yang tidak mengalami
kerugian.
2. Koperasi Indonesia tetap konsisten untuk mewujudkan
nilai-nilai keadilan dalam kehidupan masyarakat.
(Arifin Sitio. 2001:28).
Sisa Hasil Usaha koperasi yang diterima oleh
anggota bersumber dari dua kegiatan ekonomi yang
dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu:
1) SHU atas jasa modal
Pembagian ini mencerminkan anggota sebagai pemilik
ataupun investor, karena jasa atas modalnya (simpanan)
tetap diterima dari koperasi sepanjang koperasi tersebut
menghasilkan SHU.
2) SHU atas jasa usaha
Jasa ini menegaskan bahwa anggota kopersi selain
pemilik juga sebagai pemakai atau pelanggan. Secara
umum SHU koperasi dibagi sesuai dengan aturan yang
telah ditetapkan pada Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga koperasi sebagai berikut:
a) Dana cadangan : 30%
b) Jasa pembelian : 30%
c) Jasa simpanan : 20%
d) Jasa pengurus : 10%
e) Dana sosial : 2.5%
f) Dana untuk pembanguna lingkungan : 2.5%
g) Dana pendidikan : 5%
h) Pajak
38
Agar tercermin azas keadilan, demokrasi, transparansi
dan sesuai prinsip-prinsip koperasi, maka prinsip
pembagian sisa hasil usaha (SHU) sebagai berikut:
1. SHU yang dibagi adalah bersumber dari anggota.
Pada hakekatnya SHU yang dibagi kepada anggota
adalah yag bersumber dari anggota sendiri,
sedangkan SHU ayng bukan bersumber dari hasil
transaksi dengan anggota pada dasarnya tidak dibagi
kepada anggota, melainkan dijadikan sebagai
cadangan koperasi. Langkah pertama dalam
pembagian SHU adalah memilahkan yang
bersumber dari hasil transaksi usaha dengan anggota
dan bersumber dari non anggota.
2. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi
usaha yang dilakukan anggota sendiri.
SHU yang diterima setiap anggota pada dasarnya
merupakan insentif dari modal yang
diinvestasikannyadan dari hasil transaksi yang
dilakukannya dengan koperasi dan ditentukan
proporsi SHU untuk jasa modal dan jasa transaksi
usaha yang dibagi kepada anggota.
3. Pembagian SHU anggota dilakukan secara
transparan.
Proses perhitungan SHU per anggota dan jumlah
SHU dibagi kepada anggota harus diumumkan
secara transparan, agar dengan mudah menghitung
secara kuantitatif berupa partisipasinya kepada
anggota. Prinsip ini pada dasarnya merupakan
proses pendapatan bagi anggota koperasi dalam
membangun suatu kebersamaan, kepemilikan
terhadap suatu badan usaha, dan pendidikan dalam
proses demokrasi.
4. SHU anggota dibayar secara tunai.
SHU per anggota berhasil diberikan secara tunai,
karena dengan demikian koperasi membuktikan
dirinya sebagai badan usaha yang sehat kepada
anggota dan masyarakat mitra bisnisnya.
(Arifin Sitio,2001:91).
Cara pembagian sisa hasil usaha seharusnya sudah
ditentukan oleh masing-masing koperasi. Dengan kata lain
pembagian SHU koperasi dilakukan menurut anggaran
dasarnya. Secara ringkas dapat diambil kesimpulan bahwa:
39
SHU Koperasi dibagi untuk:
1. Cadangan koperasi
2. Anggota sebanding dengan jasa yang diberikan
3. Dana pengurus
4. Dana pegawai/karyawan
5. Dana pendidikan koperasi
6. Dana sosial
7. Dana pembangunan daerah kerja.
(Ninik Widiyanti, 1992: 157).
Menurut Lapenkop (2002:6) menyatakan SHU yang
dibagika kepada anggota berasal dari transaksi dengan anggota.
SHU yang berasal dari transaksi bukan anggota boleh tidak
dibagikan kepada anggota. Ini bisa dijadikan modal bersama untuk
memperkuat struktur modal koperasi. Ketentuan mengenai ini
dapat diputuskan dari Rapat Anggota.
c) Faktor-faktor yang mempengaruhi SHU:
Besar kecinya SHU dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya:
a. Jumlah anggota koperasi
b. Volume usaha
c. Jumlah simpanan
d. Jumlah hutang. (Ninik Widiyanti, 1992:160).
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa SHU
dipengaruhi oleh:
a. Jumlah anggota koperasi
b. Jumlah modal/jumlah simpanan (simpanan pokok,
simpanan wajib)
c. Volume usaha
d. Biaya usaha
e. Pendapatan koperasi.
40
B. Peneliti Relevan
1. Peneliti yang dilakukan oleh Istuningsih yang berjudul "Pengaruh
Pelayanan Koperasi dan Motivasi Berorganisasi Terhadap Tingkat
Partisipasi Anggota Pada Koperasi Siswa SMP Rifa'iyah 01 Sapuran
Kabupaten Wonosobo". Dengan analisis data diperoleh kesimpulan
bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pelayanan
koperasi dan motivasi berorganisasi secara bersama-sama terhadap
tingkat partisipasi anggota dibuktikan dengan nilai F sebesar 17.977
dengan sign ≤ 0.05 yaitu 0.000. terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan motivasi berorganisasi terhadap tingkat partisipasi anggota
dibuktikan nilai t dengan sign ≤ 0.05 yaitu 0.000.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Wenny Wijayanti yang berjudul
"Perputaran Kredit Dan Partisipasi Anggota tehadap Perolehan Sisa
Hasil Usaha (SHU) Primkokar Perhutani KPH Kedu Selatan
Purworejo". Dengan analisis data diperoleh kesimpulan bahwa
berdasarkan analisis kuantitatif, maka perputaran kredit dan partisipasi
anggota baik secara bersama-sama maupun secara individual
berpengaruh positif dan signifikan terhadap perkembangan Sisa Hasil
Usaha Primkokar Perhutani KPH Kedu Selatan Purworejo. Besarnya
pengaruh perputaran kredit dan partisipasi anggota secara bersama-
sama terhadap perkembangan Sisa Hasil Usaha Primkokar Perhutani
KPH Kedu Selatan Purworejo sebesar R Square.
41
C. Kerangka Pikir
Bedasarkan landasan teori, maka dapat dibuat kerangka berpikir.
Partisipasi anggota koperasi merupakan suatu aktivitas untuk
membagkitkan perasaan diikut sertakan dalam kegiatan organisasi dan ikut
sertanya bawahan dalam kegiatan organisasi. Partisipasi anggota
memegang peranan yang menentukan dalam perkembangan koperasi.
Partisipasi anggota yang berkaitan dengan pembagian sisa hasil usaha
koperasi adalah partisipasi anggota dalam melakukan transaksi di koperasi
dan partisipasi modal (jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib).
Jadi antara partisipasi anggota dengan perolehan sisa hasil usaha
koperasi karyawan "Surya" Universitas Muhammadiyah Purworejo
terdapat suatu hubungan di mana peran anggota yang berpartisipasi
semakin tinggi maka akan semakin tinggi pula perolehan Sisa Hasil Usaha
Koperasi.
D. Paradigma Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:8) "Paradigma penelitian dapat diartikan
sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan
diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah
yang perlu dijawab melalui penelitian".
42
Dari kerangka pikir di atas dapat digambarkan paradigma
penelitian sebagai berikut:
Gambar 1
Paradigma Penelitian
Keterangan:
X : partisipasi anggota
Y : perolehan sisa hasil usaha
E. Hipotesis
"Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah pada suatu penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan." (Sugiyono, 2010:85).
Pengertian yang sama diungkapkan Suharsimi Arikunto (2006: 71)
mendefinisikan hipotesis "sebagai jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data
terkumpul".
Sesuai rumusan masalah yang telah diuraikan dibagian
pendahuluan maka hipotesis penulis dalam penelitian adalah "ada
pengaruh yang positif dan signifikan antara partisipasi anggota terhadap
perolehan Sisa Hasil Usaha di Koperasi Karyawan "Surya" Universitas
Muhammadiyah Purworejo".
X Y r
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Koperasi Karyawan "Surya" Universitas
Muhammadiyah Purworejo pada bulan Juni 2012 sampai selesai.
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah "suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya".
(Sugiyono, 2010:3). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006:116)
"variabel adalah objek peneliti yang bervariasi".
Di dalam penelitian ini ada dua variabel, yaitu:
1. Partisipasi Anggota (x) merupakan variabel bebas.
2. Sisa Hasil Usaha (y) merupakan variabel terikat.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
"Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
43
44
kesimpulan". (Sugiyono, 2010: 61). Populasi dalam peneliti ini adalah
jumlah obyek yang akan diteliti dalam hal ini seluruh jumlah simpanan
pokok, simpanan wajib, dan besarnya transaksi anggota serta Sisa
Hasil Usaha Koperasi Karyawan "Surya" Universitas Muhammadiyah
Purworejo, sejak koperasi berdiri hingga sekarang.
2. Sampel
"Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi". (Sugiyono, 2010: 62). Sedangkan menurut
Suharsimi Arikunto (2006: 131) sampel adalah " sebagian atau wakil
populasi yang diteliti".
Mengingat keterbatasan waktu penulis mengambil sebagian saja
yang diteliti sebagai sampel, maka yang menjadi sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh jumlah simpanan pokok, simpanan wajib
dan besarnya transaksi anggota serta Sisa Hasil Usaha Koperasi
Karyawan "Surya" Universitas Muhammadiyah Purworjo, tahun buku
2008- 2011 (selama jangka waktu 4 tahun).
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mengumpulkan
data adalah:
1. Metode Dokumentasi
''Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
45
notulen, rapat, agenda dan sebagainya". (Suharsimi Arikunto,
2006:231). Penulis menggunakan teknik pengumpulan berupa teknik
dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data mengenai jumlah anggota,
besarnya simpanan pokok dan simpanan wajib yang terdapat di neraca,
catatan hasil transaksi anggota pada koperasi, serta laporan Sisa Hasil
Usaha dari tahun buku 2008-2011. Alasan penggunaan teknik
dokumentasi karena penulis melakukan penelitian setelah kejadian
telah berlangsung sehingga hanya terdapat bukti-bukti dokumen yang
dijadikan obyek penelitian. Adapun data yang diambil data penelitian
ini adalah:
1) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi Karyawan
"Surya" Universitas Muhammadiyah Purworejo.
2) Laporan Keuangan Koperasi Karyawan "Surya" Universitas
Muhammadiyah Purworejo.
2. Interviw (wawancara)
"Metode ini merupakan sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari
terwawancara". (Suharsimi Arikunto, 2006:155). Dalam penelitian ini
yang diwawancarai adalah Ketua koperasi Karyawan "Surya"
Universitas muhammadiyah Purworejo. Selain menggunakan metode
diatas, penyusun juga menggunakan metode kepustakaan, yaitu dalam
penganalisaan dan pengumpulan data penyusun menggunakan/
membaca literatur yang sesuai dengan judul skripsi.
46
E. Definisi Operasional
Definisi operasional memaparkan mengenai variabel-variabel yang
diteliti dan sekaligus pembatasan karakteristik dari variabel tersebut.
Variabel partisipasi anggota dikatakan sebagai variabel bebas (X)
sedangkan sisa hasil usaha (SHU) ditetapkan sebagai vaiabel terikat (Y).
Dalam definisi operasional ini akan dikemukakan indikator-
indikator yang ada sehingga memudahkan di dalam memahami
permasalahan yang ada. Indikator-indikator tersebut adalah:
1. Partisipasi anggota diukur dari kontribusi anggota dalam
memberikan sumbangan nyata baik keuangan maupun
penggunaan layanan koperasi dari tahun buku 2008 sampai
dengan 2011. Adapaun indikator-indikator dari partisipasi
anggota adalah:
a) Simpanan sukarela yaitu simpanan anggota yag dilakukan
secara sukarela dan jumlahnya tidak ditentukan oleh
pengurus koperasi.
b) Aktivitas pembelian oleh anggota kepada koperasi.
c) Aktivitas kredit (pinjaman) oleh anggota kepada koperasi.
d) Aktivitas jasa lainnya.
2. Sisa Hasil Usaha adalah pendapatan koperasi yang telah
dikurangi biaya, penyusutan, dan kewajiban yang diperoleh
dalam satu tahun buku dari tahun buku 2008 sampai dengan
47
2011 berdasarkan laporan Rugi Laba. Adapun indikator adalah
Sisa Hasi Usaha (SHU).
a) SHU yang berasal dari pendapatan toko.
b) SHU yang berasal dari pendapatan jasa simpan pinjam.
c) SHU berasal dari jasa-jasa lain.
F. Teknik Analisis Data
1. Korelasi Product Moment
Untuk mengetahui hubungan partisipasi anggota terhadap sisa
hasil usaha (SHU) penulis mempergunakan analisis penulis akan
menganalisis data menggunakan teknik analisis statistik korelasi
Product Moment dari Karl Pearson menurut kutipan Sugiyono
(2010:228):
��� =n∑x�y� − �∑ x���∑ y��
��∑ ���−�������� ∑ ��� − ������
Dimana:
��� : korelasi antara variabel x dengan y
X : Partisipasi anggota (����̅)
Y : Sisa Hasil Usaha (�����)
n : Jumlah Tahun Buku
48
Selanjutnya hasil r hitung dikonsultasikan dengan r tabel korelasi
product moment, dengan n=4, pada taraf kesalahan ditetapkan 5% (taraf
kepercayaan 95%) dengan ketentuan:
1) Jika r hitung > r tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak yang
berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel X dengan
Y.
2) Jika r hitung < r tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima yang
berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X
dan Y.
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Hasil Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Koperasi Karyawan (Kopkar) Surya
Universitas Muhammadiyah Purworejo
Kopersi Karyawan "Surya" Universitas Muhammadiyah
Purworejo dirintis sejak tahun 1987 yang pada waktu itu masih
terbentuk IKIP Muhammadiyah Purworejo. Seiring dengan
perkembangan dan peraturan yang berlaku bahwa semua lembaga
koperasi harus berbadan hukum, pleh karena itu Koperasi Karyawan
Surya telah mengupayakan Badan Hukum tersebut. Alhamdulillah
Badan Hukum telah diterbitkan oleh yang berwenang dengan Nomor:
11667a/BH/PAD/KWK.11/IX/1997. Kemudian sesuai dengan
perubahan IKIP muhammadiyah menjadi Universitas Muhammadiyah
maka, AD Koperasi juga harus disesuaikan sehingga pada tahun 2004
Koperasi Karyawan Surya IKIP Muhammadiyah Purworejo telah
diadakan perubahan menjadi Koperasi Karyaan (Kopkar) Surya
Universitas Muhammadiyah Purworejo. Terkait dengan hal itu Nomor
Badan Hukumnya juga diperbaharui menjadi ber-Nomor: 1884.4/186
tanggal 2 Maret 2004.
49
50
2. Struktur Organisasi
Setiap organisasi tentu memiliki suatu struktur organisasi.
Demikian juga dengan Koperasi Karyawan (Kopkar) "Surya"
Universitas Muhammadiyah Purworejo yang merupakan organisasi
koperasi. Perlunya dibentuk suatu stuktur organisasi adalah kegiatan-
kegiatan dan program-program yang telah direncanakan dapat
terlaksana dengan baik. Hal ini disebabkan karena dalam struktur
organisasi akan memberikn kejelasan dalam pembagian pekerjaan
semua unsur, fungsi yang diperlukan oleh koperasi yang bersangkutan,
agar tujuan koperasi dapat tercapai dengan baik dan tepat. Suatu
sruktur organisasi juga dapat memberikan kejelasan dalam hubungan
kerja antara fungsi-fungsi tersebut, wewenang dan tanggung jawab
masing-masing fungsi dan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya
yaitu susunan pengurus, badan pengawas dan karyawan Koperasi
Karyawan "Surya" Universitas Muhammadiyah Purworejo, sebagai
berikut:
51
STRUKTUR ORGANISASI KOPERASI KARYAWAN "SURYA"
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO PERIODE 2011-2013
Gambar 2. Sruktur Organisasi
a. Rapat Anggota
Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam tata kehidupan
koperasi, rapat anggota bertugas untuk membuat dan menetapkan:
1) Anggaran Dasar Koperasi.
2) Kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha
koperasi.
3) Pemilihan, pengangkatan,pemberhentian pengurus dan pengawas.
PENGURUS:
Ketua : Suwarto, S.Pd.
Sekretaris : Edi Hidayat, S.E.
Bendahara : H. Dwi Susanto, S.Pd
BADAN PENGAWAS:
Ketua : Drs. Muh.
Hamidi, M.Pd
Anggota : Winarti, S.E
Endah PA, S.E
Rapat Anggota
Unit Simpan Punjam
(USP)
Unit
Pertokoan
Aggota
52
4) Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi,
serta pengesahan laporan keuangan.
5) Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan
tugasnya.
6) Pembagian sisa hasil usaha.
b. Pengurus
1) Ketua
• Memimpin, mengkoordinir, mengawasi pelaksanaan
kegiatan usaha koperasi (secara makro).
• Mengkoordinasi penyusunan rencana kegiatan usaha dan
anggaran dari masing-masing bagian (USP dan pertokoan)
yanh akan dijalankan dalam kegiatan operasional koperasi.
• Memimpin rapat pengurus, rapat pengurus dengan Badan
Pemeriksa/Pengawas.
• Bersama dengan pengurus membahas dan menyiapkan
rencana kerja dan anggaran untuk diajukan kepada Rapat
Anggota tahunan.
• Memberi keputusan terakhir dalam kepengurusan dan
operasional koperasi dengan memperhatikan usul, saran,
pertimbangan dari pengurus lainnya.
• Memberi pengarahan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan rencana kerja yang telah digariskan.
53
• Mengupayakan dan melaksanaan perluasan usaha baru dan
perkembangan koperasi.
• Mengesahkan surat masuk dan keluar dalam bidang
koperasi, tata usaha, keuangan, personalia dan bidang usaha
yang lain.
• Melaksakan dan menandatangani surat perjanjian
kerjasama dengan pihak luar.
• Bertanggungjawab atas kepengurusan kepad anggota dalam
(RAT) atas semua kegiatan koperasi.
• Mengesahkan segala pengeluaran kas koperasi.
• Mengambil langkah pengamanan uang dan barang
koperasi.
• Mengadakan pemeriksaan langsung nominal uang dan
kualitas barang dengan laporan.
2) Sekretaris
• Menyelenggarakan dan memelihara tata organisasi, buku
organisasi dan berbagai jenis arsip.
• Memelihara tata kerja, merencanakan peraturan khusus
serta ketentuanorganisasi yang lain.
• Merencanakan kegiatan operasional, bidang ideal separti
program pendidikan, penyuluhan/pelatihan . pengembangan
usaha dan lainnya.
54
• Mengesahkan semua surat dan buku menyangkut bidang
kesejahteraan bersama ketua.
• Menyelenggarakan berbagai kegiatan administrasi
organisasi bersama ketua.
• Bertanggungjawab dalam bidang administrasi organisasi
kepada ketua.
• Mengadakan hubungan, komunikasi sinergi, dalam
kepengurusan.
3) Bendahara
• Merencanakan anggaran endapatan dan belanja koperasi.
• Mencari terobosan penggalian dana operasional koperasi.
• Mengawasi, memelihara kekayaan koperasi.
• Mengatur, mengawasi segala pengeluaran (biaya) agar
tidak melampaui anggaran yang telah ditetapkan.
• Mempersiapkan data dan informasi keuangan dalam rangka
menyusun laporan organisasi baik untuk RAT maupun pada
pihak-pihak lain yang diperlukan.
• Bersama ketu, menandatangani, mengesahkan bukti
pengeluaran kas.
• Melakukan pemeriksaan secara langsung jumlah uang kas
dan persediaan barang atas kesesuaianya dengan catatan.
• Mengambil langkah pengamanan tertentu dalam rangka
pencegahan atas kerugian koperasi.
55
• Bersama dengan USP dan Unit Toko, membuat laporan
akhir tahun.
� Unit Simpan Pinjam
(1) Melaksanakan pelayanan kepada para anggota terkait
dengan pengajuan kredit.
(2) Melaksanaka pelayanan permintaan blangko pinjaman
kredit.
(3) Menerima dan menyeleksi pengajuan pinjaman kredit.
(4) Pengajuan permohonan pinjaman kredit anggota kepada
ketua.
(5) Menginformasikan pencarian dana pinjaman kredit kepada
anggota yang telah disetujui ketua untuk pengambilan uang
di Bendahara.
(6) Melaksanakan administrasi membuat slip angsuran untuk
masing-masing anggota yang memiliki pinjaman
berdasarkan ketentuan .
(7) Membuat laporan akhir tahun bersama bendahara untuk
lapotran pertanggungjawaban pengurus pada RAT.
� Unit Toko
(1) Melaksanakan pelayanan kepada para anggota terkait
dengan pembelian/belanja anggota.
(2) Mengarahkan dan mengawasi karyawan toko.
56
(3) Membuat laporan bulanan terkait dengan bon para anggota
di unit toko.
(4) Merencanakan pengembangan usaha toko untuk
diajukan/diusulkan kepada ketua.
(5) Mengadakan kerjasama/perjanjian antara unit toko dengan
para pembuat produk makanan ringan (snack) dll. Yang
menitipkan barang dagangannya kepada koperasi.
(6) Membuat laporan akhir tahun untuk dipertanggung
jawabkan pada RAT.
c. Badan pemeriksa atau pengawas
1) Mengawasi pelaksanaan tata kehidupan koperasi dan usaha serta
pelaksanaan kebijaksanaan dan tindakan-tindakan pengurus.
2) Memeriksa dan meneliti kebenaran buku-buku dan catatan-catatan
yang berhubungan dengan kegiatan organisasi.
3) Membuat laporan pemeriksaan dan pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas kepada rapat anggota.
Adapun susunan pengurus koperasi karyawan "Surya"
Universitas Muhammadiyah Purworejo untuk masa jabatan 20011-
2013 sebagai berikut:
Ketua : Suwarto, S.Pd
Sekretaris : Edi Hidayat, S.E
Bendahara : H. Dwi Susanto, S.Pd
Unit Simpan Pinjam : Hartoyo
57
Unit Pertokoan : Ken Dewanti HLS., S.Sos
Badan Pengawas terdiri dari:
Ketua : Drs. Muh. Hamidi, M.Pd
Anggota : Winarti, S.E
Anggota : Endah Pri Ariningsih, S.E
d. Keanggotaan
Anggota koperasi karyawan "Surya" adalah para pegawai yang
terdiri dari dua bagian yaitu Pegawai Administratif dan Pegawai
Edukatif (Dosen) tetap persyarikatan maupun tetap dpk, yang pada saat
ini 31 Desember 2011, yang terdaftar sebagai anggota sebanyak 125
orang.
Koperasi Karyawan (Kopkar) SURYA Universitas
Muhammadiyah Purworejo mempunyai bidang usaha pokok yakni
USP dan unit toko sebagai pengembangan.
1. Unit Simpan Pinjan (USP)
Unit simpan pinjam pada Kopkar Surya memang merupakan
embrio dari berdirinya kopersai di UMP yang semula IKIP maka,
sudah barang tentu USP menjadi salah satu unit usaha yang cukup
diminati oleh para anggota. Dalam upaya memenuhi kebutuhan
khususnya mengenai keuangan hamper semua anggota
memanfaatkan unit simpan pinjam. Sehingga harap dimaklumi
kalau terjadi kekurangan dana/modal dalam memenuhi pengajuan
pinjaman dari apra anggota.
58
2. Unit Toko
Unit toko ini merupakan pengembangan dari usaha Kopkar Surya
dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan para anggotanya.
Upaya tersebut ternyata juga membawa manfaat yang cukup
banyak, khususnya bagi para anggota dan masyarakat kampus
umumnya.
B. Data Hasil Penelitian
Data yang penulis sajikan adalah yang berkaitan dengan variabel-
variabel yang akan dianalisis untuk melakukan penolakan atau penerimaan
atas hipoesis yang telah penulis ajukan. Akhirnya dari analisis ini dapat
diadakan pembahasan secara mendalam dan dibuatkan kesimpulan.
1. Partisipasi Anggota
Mengenai partisipasi anggota Koperasi Karyawan (Kopkar)
Surya Universitas Muhammadiyah Purworejo mengenai frekuensinya
dari tahun 2008-2011 mengenai rincian partisipasi dapat dilihat pada
lampiran penelitian ini, adapun rekapitulasi partisipasi anggota dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
59
Tabel 1. Partisipasi Anggota Koperasi Karyawan (Kopkar) Surya
UMP Tahun Buku 2008 sampai 2011
No.
Tahun
Simpanan
sukarela
Aktivitas
pembelian
barang dan
jasa
Aktivitas
kredit
Jumlah
Partisipasi
1
2
3
4
2008
2009
2010
2011
20.892.000
28.406.000
38.594.000
56.617.000
94.901.100
98.989.000
144.353.845
163.853.650
16.509.600
12.721.100
21.447.300
27.141.600
132.302.700
140.116.100
204.395.145
247.612.250
Jumlah 724.426.195
Sumber : KOPKAR SURYA UMP
Disamping partisipasi anggota sebagai mana tercantum dalam tabel
di atas, terdapat pula partisipasi non anggota yang dapat dilihat di tabel
berikut:
Tabel 2. Partisipasi Non Anggota Koperasi Karyawan (Kopkar)
Surya UMP Tahun Buku 2008 sampai 2011.
60
No.
Tahun
Aktivitas
pembelian
barang
dan jasa
1
2
3
4
2008
2009
2010
2011
36.204.650
39.626.150
60.084.450
80.507.500
Jumlah 216.422.750
Sumber : KOPKAR SURYA UMP
2. Sisa Hasil Usaha
Data Sisa Hasil Usaha Koperasi Karyawan (Kopkar) Surya
Universitas Muhammadiyah Purworejo penyebaran frekuensinya dapat
diperhatikan tabel berikut:
Tabel 3. Sisa Hasil Usaha koperasi Karyawan (Kopkar) Surya
UMP Tahun Buku 2008 sampai 2011.
No
Tahun
Sisa Hasil Usaha
1
2
3
4
2008
2009
2010
2011
7.828.547
6.385.173
3.991.285
4.489.945
Jumlah 22.694.950
Sumber : Kopkar Surya UMP
61
C. Analisis Data
1. Analisis Product Moment
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh atau tidak antara
partisipasi anggota terhadap perolehan sisa hasil usaha pada koperasi
karyawan (Kopkar) "surya" Uiversitas Muhammadiyah Purworejo,
dibawah ini akan dianalisis antara partisipasi anggota dan perolehan
sisa hasil usaha.
Dalam analisis ini, metode yang digunakan adalah metode
korelasi product moment yang menggunakan dua variabel yang
dianalisis yaitu:
1) Variabel independen yang menunjukkan jumlah partisipasi
anggota dilambangkan dengan variabel X
2) Variabel dependen yang menunjukkan perolehan sisa hasil
usaha yang dilambangkan dengan dengan variabel Y
Adapun rumus yang digunakan adalah korelasi Product Moment, yaitu:
��� =�∑������∑ ����∑ ���
�� ∑������������ ∑����������
62
Tabel 4. Jumlah Partisipasi Anggota dan Sisa Hasil Usaha (SHU)
Koperasi Karyawan "Surya" UMP.
Tahun Partisipasi Anggota (X) Sisa Hasil Usaha (Y)
2008
2009
2010
2011
132.302.700
140.116.100
204.395.145
247.612.250
7.828.547
6.385.173
3.991.285
4.489.945
Sumber: KOPKAR SURYA UMP
Rumus antara dua variabel dengan skala interval dan rasio
memiliki kelemahan yaitu kesulitan untuk memasukkan data yang
menunjukkan bilangan yang besar, maka dibuatlah penyederhanaan dari
tabel dibawah ini:
Tabel 5. Perhitungan Koefisien Korelasi Berdasarkan Rumus
Karl Pearson's Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Sisa
Hasil Usaha Koperasi Karyawan (Kopkar) Surya Universitas
Muhammadiyah Purworejo dalam rupiah.
Tahun Partisipasi Anggota (X) Sisa Hasil Usaha (Y)
2008
2009
2010
2011
13,2302700
14,0116100
20,4395145
24,7612250
0,7828547
0,6385173
0,3991285
0,4489945
63
Tahun
Partisipasi
Anggota
(X)
Sisa Hasil
Usaha (Y)
XY
��
�
2008
2009
2010
2011
13,230
14,011
20,439
24,761
0,782
0,638
0,399
0,448
10,346
8,939
8,155
11,093
175,03
196,30
417,75
613,10
0,61
0,40
0,15
0,20
Jumlah 72,441 2,267 38,533 1402,18 1,36
Dari tabel di atas diketahui:
N = 4
∑X = 72,441
∑Y = 2,267
∑�� = 1402,18
∑ � = 1,36
∑XY = 38,533
Maka :
��� =!�"#,%""��&�,!!'���,�(&�
�!�'!)�,'#��&�,!!'�����!�',"(���,�(&���
= '%!,'"��'(!,��"
�%()#,&��%�!&,(*��%,!!�%,'"�
64
= �'),)*'
√"(',)"�),"'
= �'),)*'
√''',*'*
= �'),)*''),%&*
��� = −0,953
Dari hasil perhitungan korelasi product moment ��� sebesar -0,953.
Selanjutnya dicari interpretasi nilai tersebut berdasarkan pendapat dari
Sugiyono. Jadi interpretasi dari korelasi tersebut di atas menurut ukuran
yang konservatif adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Tabel Interpretasi r Product Moment
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199
0,20-0,399
0,40-0,599
0,60-0,799
0,80-1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2010:231)
65
Berdasarkan tabel tersebut, koefisien korelasi (r) dengan harga -
0,953 terletak antara 0,00-0,199 dengan interpretasi "Sangat rendah".
Dengan hasil korelasi (r) yang negatif menunjukkan tidak adanya
pengaruh yang positif dan signifikan antara kedua variabel tersebut.
Hal ini disebabkan pada tahun 2009 terjadi penurunan SHU.
Penurunan ini dikarenakan peminjaman yang menurun, dalam arti bahwa
pinjaman dalam pengembalian yang dilakukan oleh anggota tidak lancar.
Dan terjadi penurunan SHU juga pada tahun 2010, hal ini dikarenakan ada
pengaruhnya di unit toko selama kurang lebih 6 bulan petugas toko sakit
mengakibatkan Unit Toko tutup sehingga pemasukan pembelian
berkurang. Dengan kata lain dikarenakan besar kecilnya SHU ditentukan
pula oleh pembelian non anggota yaitu khususnya dari mahasiswa jika
mahasiswa libur berpengaruh pada besarnya penjualan.
Dengan demikian ternyata penelitian terbukti bahwa tidak ada
pengaruh yang positif dan signifikan antara partisipasi anggota dengan
perolehan sisa hasil usaha (SHU) di Koperasi Karyawan (Kopkar) "Surya"
Universitas Muhammadiyah Purworejo.
D. Pembahasan
Dalam sebuah koperasi, modal mempunyai peranan yang sangat
pentig untuk mencapai tujuan koperasi, yakni untuk mendapatkan laba
yang akhirnya untuk mensejahterakan anggotanya. Sumber modal koperasi
66
mula-mula diperoleh dari simpaanan pokok, simpana wajib dan penyisihan
Sisa Hasil Usaha yang berupa cadangan. Dalam perkembangan koperasi
tergantung dari keaktifan anggota dalam menggunakan jasa-jasa koperasi.
Sebab adanya transaksi baik berupa pembelian barang dan jasa pada unit
pertokoan, pembelian jasa-jasa lain yang ada di koperasi, serta
penggunaan jasa kredit (simpan pinjam) maka akan mengakibatkan
koperasi mendapat pendapatan/penghasilan, dimana sebagian dari
pendapatan itu digunakan untuk pemupukan modal kerja yang digunakan
untuk membiayai operasional koperasi sehari-hari seperti untuk belanja
barang, membayar pegawai, membayar rekening listrik dan sebagainya
atau bisa dikatakan sebagai modal kerja dalam koperasi digunakan untuk
membiayai kegiatan operasional koperasi sehari-hari dalam jangka
pendek. Semakin tinggi partisipasi anggota pada koperasi maka koperasi
akan memperoleh sumber modalyang besar, modal kerja yang besar, dan
pendapatan koperasi semakin meningkat sehingga akhirnya Sisa Hasil
Usaha akan bertambah pula.
Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa perkembangan Partisipasi
Anggota Koperasi yang berjumlah 125 orang pada tahun 2008 diperoleh
dana Rp. 132.302.700,- kemudian pada tahun 2009 ada kenaikan
partisipasi anggota sebesar Rp. 7.813.400,- menjadi Rp. 140.116.100,-.
Tahun 2010 terdapat kenaikan partisipasi Rp. 64.279.045,- menjadi Rp.
204.395.145,-. Tahun 2011 terdapat kenaikan partisipasi sebesar Rp.
43.317.105,- menjadi Rp. 247.612.250,-. Kenaikan disebabkan naiknya
67
simpanan sukarela, kenaikan pembelian barang dan jasa serta kenaikan
simpan pinjam oleh anggota.
Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa perkembangan Sisa hasil Usaha
(SHU) dari tahun ke tahun ada peningkatan namun ada pula penurunan,
kemudian ada peningkatan kembali. Pada tahun 2008 SHU yang diperoleh
adalah sebesar Rp. 7.828.547,-. Pada tahun 2009 ada penurunan SHU
sebesar Rp. 1.443.374,- menjadi Rp. 6.385.173,-. Pada tahun 2010 terjadi
penurunan SHU sebesar Rp. 2.393.888,- menjadi Rp. 3.991.285,-. Pada
tahun 2011 ada kenaikan SHU sebesar Rp.498.660,- menjadi Rp.
4.489.945,-.
Kemudian kedua data tersebut dicari korelasinya dengan
menggunakan statistik Korelasi Product Moment, sebagaimana tercantum
dalam tabel 5 dan hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi (r) = -
0,953 dengan interpretasi "Sangat rendah". Ini berarti hubungan partisipasi
anggota koperasi terhadap sisa hasil usaha adalah negatif namun kategori
"sangat rendah". Kategori "sangat rendah" disini disebabkan oleh
menurunnya sisa hasil usaha (SHU). Dengan demikian menurunnya sisa
hasil usaha tidak diimbangi dengan meningkatnya partisipasi anggota.
Adanya partisipasi anggot pada koperasi merupakan sumbangan
terhadap pembentukan modal kerja dalam penelitian ini adalah modal
kerja yang terdapat di dalam aktiva lancar yang belum dikurangi dengan
kewajiban, biasa disebut dengan modal lancer kotor yaitu keseluruhan
nilai aktiva lancer. Dengan modal kerja yang telah digunakan sebaik-
68
baiknya membuat koperasi semakin lama semakin meningkat. Hal ini
dapat dilihat dengan adanya persediaan barang yang cukup untuk melayani
konsumen, kemampuan koperasi dalam memberikan pinjaman yang tinggi
kepada para anggota, dan koperasi terhindar krisis modal kerja karena
turunnya nilai dan aktiva lancar.
Berdasarkan data yang penulis terima dari koperasi itu ternyata
bahwa SHU telah dibagi berdasarkan prosentase yang telah disepakati oleh
anggota dalam rapat anggota yakni sebesar 35% untuk cadangan, 25%
untuk anggota berjasa, 20% untuk anggota penyimpan, 10% dana
pengurus dan pengawas, 2,5% dana karyawan, 2,5% untuk pendidikan,
2,5% untuk sosial, 2,5% untuk dana pembangunan daerah perkoperasian.
Pendapatan koperasi tidak lepas pula dari peranan non anggota
koperasi dalam hal ini masyarakat sekitar koperasi yang melakukan
transaksi pada koperasi karyawan (Kopkar) "Surya" Universitas
Muhammadiyah Purworejo, hanya sayangnya dalam laporan Sisa Hasil
Usaha tidak dijelaskan pendapatan koperasi non anggota. Akhirnya tujuan
koperasi yang mulia yaitu untuk mensejahterakan para anggotanya, dapat
tercapai. Hal ini dapat dilihat indikatornya dari adanya Sisa Hasil Usaha
dengan prosentase sebanyak 35% dari besarnya SHU dibagikan kepada
anggota sesuai Undang-Undang Koperasi seyogyanya SHU dibagikan
kepada anggota berdasarkan besar kecilnya partisipasi anggota dalam
melaksanakan transaksi di koperasi. Namun dalam prakteknya SHU
tersebut dibagi rata, tanpa memperdulikan besar kecinya jasa anggota.
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasatkan hasil analisis dan pembahasan dari hasil penelitian,
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Keadaan partisipasi anggota Koperasi Karyawan (Kopkar)
"Surya" Universitas Muhammadiyah Purworejo pada tahun
2008 diperoleh dana Rp. 132.302.700,- kemudian pada tahun
2009 ada kenaikan partisipasi anggota sebesar Rp. 7.813.400,-
menjadi Rp. 140.116.100,-. Tahun 2010 terdapat kenaikan
partisipasi sebesar Rp. 64.279.045,- menjadi Rp. 204.395.145,-.
Tahun 2011 terdapat kenaikan partisipasi sebesar Rp.
43.217.105,- menjadi Rp. 247.612.250,-. Kenaikan disebabkan
naiknya simpanan sukarela, kenaikan pembelian barang dan
jasa serta kenaikan simpan pinjam oleh anggota.
2. Keadaan Sisa Hasil Usaha Koperasi Karyawan (Kopkar)
"Surya" Universitas Muhammadiyah Purwoejo pada tahun
2008 SHU yang diperoleh sebesar Rp. 7.828.547,-. Pada tahun
2009 terjadi penurunan sebesar Rp.1.443.374,- menjadi Rp.
6.385.173,-. Pada tahun 2010 terjadi penurunan sebesar Rp.
2.393.888,- menjadi Rp. 3.991.285,-. Pada tahun 2011 ada
kenaikan sebesar Rp. 498.660,- menjadi Rp. 4.489.945,-.
69
70
3. Tidak adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara
partisipasi anggota terhadap sisa hasil usaha koperasi karyawan
(Kopkar) "Surya" Universitas Muhammadiyah Purworejo,
tahun 2008 sampai 2011. Berdasarkan analisis statistik korelasi
Product Moment, diperoleh koefisien korelasi (r) = -0,953
dengan interpretasi "sangat rendah". Kategori "sangat rendah"
disini disebabkan oleh semakin menurunnya Sisa Hasil Usaha
dari tahun 2008 sampai 2011 sehingga tidak diimbangi dengan
peningkatan partisipasi anggota.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah disimpulkan
di atas maka penulis akan memberikan saran-saran, sebagai berikut:
1. Disarankan para pengurus koperasi untuk meningkatkan
pelayanan kepada anggota dan meningkatkan pengelolaan
modal kerja untuk mengembangkan usaha serta melakukan
pencatatan, partisipasi anggota dengan tertib disertai
pengawasan dari Badan Pemeriksa agar benar-benar terlihat
mana partisipasi anggota yang aktif dan mana yang pasif.
Dengan adanya pencatatan yang tertib dapat memudahkan
pengurus untuk membagi SHU.
2. Disarankan agar para anggota lebih meningkatkan partisipasi
dalam melakukan transaksi pada koperasi agar koperasi
71
memperoleh pendapatan yang tinggi sehingga sisa hasil usaha
mengalami kenaikan yang tinggi. Sebab telah dibuktikan dari
peneliti ini bahwa partisipasi anggota yang aktif punya peranan
dalam peningkatan sisa hasil usaha.
3. Disarankan untuk peneliti lain yang melakukan penelitian yang
sama agar dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan
penelaahan lebih lanjut dan bahan perbandingan.
72
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 Tentang
Perkoperasian . Surabaya: Arkola.
Anoname. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Penerbit Balai Pustaka.
Arifin Sitio. 2001. Koperasi Teori dan Praktek. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hendrojog'i. 1997. Koperasi Asas-Asas Teori dan Praktek. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Ninik Widiyanti. 2004. Manajemen Koperasi. Jakarta : Rineka Cipta.
Pandji Anoraga, Djoko Sudantoko. 2002. Koperasi, Kewirausahaan dan Usaha
Kecil. Jakarta: Rineka Cipta.
Pandji Anoraga, Ninik Widiyanti. 1998. Dinamika Koperasi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sudarsono, Edilius. 2004. Manajemen Koperasi Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
The Liang Gie. 1968. Kamus administrasi. Jakarta: Gunung Agung.
Thoby Mutis. 1992. Pengembangan Koperasi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2011. Pedoman Penyusun Skripsi.
Purworejo: UMP.
http://educare.e.fkipunla.net/pengertian partisipasi anggota.com.
72