Upload
independent
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERCOBAAN I
ENZIM
I. TUJUAN
Tujuan percobaan ini yaitu untuk mengetahui dan
mengamati pengaruh temperatur, ph, dan konsentrasi
substrat terhadap aktivitas enzim.
II. DASAR TEORI
Menurut Kuhne (1878), enzim berasal dari kata in + zyme
yang berarti sesuatu didalam ragi.Berdasarkan
penelitian maka dapat disimpulkan bahwa enzim adalah
suatu protein yang berupa molekul – molekul besar,
yang berat molekulnya adalah ribuan. Sebagai contoh
adalah enzim katalase berat molekulnya 248.000 sedang
enzim urese beratnya adalah 438.000.Pada enzim
terdapat bagian protein yang tidak tahan panas yaitu
disebut dengan apoenzim, sedangkan bagian yang bukan
protein adalah bagian yang aktif dan diberi nama
gugus prostetik, biasanya berupa logam seperti besi,
tembaga , seng atau suatu bahan senyawa organic yang
mengandung logam.Apoenzim dan gugus prostetik
merupakan suatu kesatuanyang disebut holoenzim,
tetapi ada juga bagian enzim yang apoenzim dan gugus
prospetiknya tidak menyatu. Contoh koenzim adalah
vitamin atau bagian vitamin (misalnya : vitamin B1,
B2, B6, niasin dan biotin) (Kartasapoetra, 1994).
Enzim adalah suatu katalisator biologis yang
diasilkan oleh sel-sel hidup yang dapat membantu
mempercepat bermacam-macam reaksi bokimia. Dengan
adanya dibandingkan dengan reaksi tanpa katalisator.
Tanpa enzim maka reaksi di dalam sel akan sangat
lambat dan tidak terkendali. Katalis walaupun dalam
jumlah sedikit mempunyai kemampuan untuk mempercepat
reaksi kimiawi tanpa enzim itu berubah setelah reaksi
selesai. Katalis juga menunjukkan kekhususan artinya
suatu katalis tentu akan berfungsi pada hanya suatu
jenis reaksi tentu saja, sekalipun semua enzim pada
mulanya dihasilkan di dalam sel, beberpaa direaksikan
kembali melalui dinding sel dan dapat berfungsi di
luar sel (Ristiati, 2000).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi
enzim diantaranya adalah:
1. Suhu
Oleh karena reaksi kimia itu dapat dipengaruhi
suhu maka reaksi menggunakan katalis enzim dapat
dipengaruhi oleh suhu. Di samping itu, karena enzim
adalah suatu protein maka kenaikan suhu dapat
menyebabkan denaturasi dan bagian aktig enzim akan
terganggu sehingga konsentrasi dan kecepatan enzim
berkurang.
2. pH
Umumnya enzim efektifitas maksimum pada pH
optimum, yang lazimnya berkisar antara pH 4,5-8.0.
Pada pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
umumnya enzim menjadi non aktif secara irreversibel
karena menjadi denaturasi protein.
3. Konsentrasi enzim
Seperti pada katalis lain, kecepatan suatu
reaksi yang menggunakan enzim tergantung pada
konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi
substrat tertentu, kecepatan reaksibertambah dengan
bertambahnya konsentrasi enzim.
4. Konsentrasi substrat
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan
konsentrasi substrat akan menaikkan kecepat reaksi.
Akan tetapi, pada batas tertentu tidak terjadi
kecepatan reaksi, walaupn konsenrasi substrat
diperbesar.
5. Zat-zat penghambat
Hambatan atau inhibisi suatu reaksi akan
berpengaruh terhadap penggabungan substrat pada
bagian aktif yang mengalami hambatan.
Suatu enzim hanya dapat bekerja spesifik pada suatu
substrat untuk suatu perubahan tertentu. Misalnya,
sukrase akan menguraikan rafinosa menjadi melibiosa
dan fruktosa, sedangkan oleh emulsin, rafinosa
tersebut akan terurai menjadi sukrosa dan galaktosa
(Salisbury dan Ross, 1995).
Menurut International comunition of enzymes ada
enam kelompok enzim, yaitu:
1. Oksidoreduktase adaah enzim ang mengkatalis raksi
oksidasi yang menggunakan koenzim (memindahkan
electron dari suatu senyawa tertentu ke suatu
aseptor).
2. Transferase adalah mengkatalis pemindahan gugus
tertentu atau mengkatalis transfer gup-gup antar
molekul.
3. Isomerase adalah mengkatalis resimensi aktif atau
isomer geometric dan reaksi oksidasi rediksi
intramolekul tartentu atau enzim-enzim yang
mengkatalis grup penyusunan kembali pada
intramolekul.
4. Liase adalah enzim yang mengkatalis reaksi
pemindahan grup atau penambahan dan atau ke ikatan
ganda atau pemutusan lainnya yang melibatkan
penyusunan kembai konfigurasi electron-elektron
pada molekul-molekul yang terbentuk.
5. Ligase adalah enzim-enzim yang mengkatalis reaksi-
reaksi yang menggabungkan dua molekul.
6. Hidrolase adalah meningkatkan pemecahan ikatan
antar karbon sulfur dan karbon hydrogen
(Isharmanto, 2009).
Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu
substrat tertentu. Kekhasan inilah ciri suatu enzim.
Ini sangat berbeda debgan katalis lain (bukan enzim)
yang dapat bekerja terhadap berbagai macam reaksi.
Enzim urase hanya bekerja terhadap urea sebagai
substratnya namun enziim tersebut mempunyai kekhasan
tertentu. Misalnya enzim esterase dapat
menghidrolisis beberapa ester asam lemak, tetapi
tidak dapat menghidrolisis substral lain yang bukan
ester. Kekhasan enzim terhadap suatu reaksi disebut
kekhasan reaksi (Poedjiadi & Supryatin, 1994).
Untuk dapat bekerja terhadap suatu zat atau
substrat harus ada hubungannya atau kontak antara
enzim dengan substratnya suatu enzim mempunyai ukuran
lebih besar daripada substratnya. Oleh karena itu
tidak seluruh bagian enzim dapat berhubungan dengan
substra. Hubungan antara substrat dengan enzim hanya
terjadi pada bagian tertentu saja. Tempat atau bagian
enzim yang mengadakan hubungan atau kontak dengan
substrat dinamai bagian aktif (active sita). Hubungan
hanya mungkin terjadi apabila bagian aktif mempunyai
ruang yang tepat dapat menampung substrat. Hubungan
atau kontak antara enzim dengan substrat menyebabkan
terjadinya kompleks enzim –substrat, kompleks ini
merupakan kompleks yang aktif, yang bersifat
sementara dan akan terurai lagi apabila reaksi yang
diinginkan tealah terjadi (Lehninger, 1982).
Salah satu enzim yang diperlukan untuk
pertumbuhan adalah amilase. Amilase dapat diartikan
sebagai segolongan enzim yang merombak pati,
glikogen, dan polisakarida yang lain. Tumbuhan
mengandung α dan ß amilase; hewan memiliki hanya α
amilase, dijumpai dalam cairan pankreas dan juga
(pada manusia dan beberapa spesies lain) dalam ludah.
Amilase memotong rantai polisakarida yang panjang,
menghasilkan campuran glukosa dan maltosa. Amilosa
merupakan polisakarida yang terdiri dari 100-1000
molekul glukosa yang saling berikatan membentuk
rantai lurus. Dalam air, amilosa bereaksi dengan
iodine memberikan warna biru yang khas . Pada
manusia, α amilase pada ludah dan pankreas berguna
dalam hidrolisis pati yang terkandung dalam makanan
ke dalam bentuk aligosakarida, di mana dalam
perubahan tersebut dapat dihidrolisis oleh disakarida
atau trisakarida dalam jumlah kecil. Contohnya, α
amilase pada mamalia memiliki pH optimum 6-7,
bergantung pada ada atau tidaknya ion halogen
(Kartasapoetra, 1994).
III. ALAT DAN BAHAN.
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan
ini adalah sebagai berikut:
Pengaruh temperatur
a. Alat
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Plat tetes
5. Penangas listrik
6. Spektronik 20
7. Kuvet
8. Stopwatch
9. Gelas ukur
10. Gelas kimia
11. Lumpang dan alu
12. Wadah es batu
13. Saringan dari jilbab
b. Bahan
1. Filtrat toge segar
2. Filtrat toge bermalam
3. Larutan amilum 0,1%
4. Larutan I2 0,01 N
5. Aquades
6. Larutan buffer pH 7
7. Es batu
Pengaruh pH
a. Alat
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Spektronik 20
4. Gelas kimia
5. Pipet tetes
6. Stopwatch
7. Penangas listrik
8. Lumpang dan alu
9. Kuvet
10. Saringan dari jilbab
b. Bahan
1. Filtrat toge segar
2. Filtrat toge bermalam
3. Larutan buffer pH 5, 6, 7, 8, dan 9
4. Larutan I2 0,01 N
5. Larutan amilum 0,1%
6. Aquades
Pengaruh substrat
a. Alat
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Penangas listrik
4. Spektronik 20
5. Pipet tetes
6. Kuvet
7. Stopwatch
8. Lumpang dan alu
9. Saringan dari jilbab
10. Gelas kimia
11. Gelas ukur
b. Bahan
1. Filtrat toge segar
2. Filtrat toge bermalam
3. Larutan amilum 0,1%
4. Larutan I2 0,01 N
5. Larutan buffer pH 7
6. Aquades
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah
sebagai berikut :
1. Pengaruh Temperatur
a. Menyiapkan 8 buah tabung reaksi.
b. Memasukkan 2,5 ml larutan amilum dan 2,5 ml
buffer fosfat pH 7 dan disimpan pada suhu yang
bervariasi yaitu suhu kamar, suhu dingin, suhu
50oC dan suhu 100oC.
c. Menambahkan 15 tetes filtrat toge segar pada 4
buah tabung reaksi dan filtrat toge bermalam
pada 4 buah tabung reaksi yang lainnya.
Kemudian mengocok selama 30 menit.
d. Menambahkan 1 tetes larutan iodin dalam selang
waktu 5 menit dengan melakukan 6 kali
menambahkan 1 tetes iodin.
e. Mengukur absorbansinya pada panjang gelombang
625 nm.
2. Pengaruh pH.
a. Menyiapkan 10 buah tabung reaksi.
b. Memasukkan masing-masing 0,75 ml larutan
buffer pH 5,6,7,8,9 pada 10 buah tabung
reaksi. Masing-masing 2 buah tabung reaksi
pada setiap pH yang digunakan.
c. Menambahkan 0,5 ml larutan amilum 1 % dan
menambahkan 3 tetes filtrat toge segar pada
masing-masing pH 5,6,7,8,9 dan menambahkan
filtrat toge bermalam pada masing-masing pH
5,6,7,8,9.
d. Mendiamkan selama 30 menit pada suhu ruangan.
e. Memanaskan selama 10 menit dengan perantara
air.
f. Menambahkan 2 tetes larutan iodin 0,01 N dan
mengocoknya.
g. Mengukur absorbansinya pada panjang gelombang
625 nm
3. Pengaruh Konsentrasi Substrat.
a. Menyiapkan 10 buah tabung reaksi.
b. Mengisi larutan mengikuti tabel berikut :
No
Tabung
Volume
amilum 1%
(ml)
Volume
aquades
(ml)
Volume
buffer pH 7
(ml)1 1 2 0,752 1,5 1,5 0,753 2 1 0,754 2,5 0,5 0,755 3 0 0,75
c. Menambahkan masing-masing 5 tetes filtrat toge
segar dan filtrat toge bermalam pada masing-
masing 5 tabung reaksi. Mengocok selama 30
menit.
d. Memanaskan selama 10 menit dan kemudian
menambahkan 1 tetes larutan iodin.
e. Mengukur absorbansinya pada panjang gelombang
625 nm.
V. HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan yang diperoleh pada percobaan
ini adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh Temperatur
No Perlakuan Hasil
Pengamatan1 Pada suhu kamar
a. Filtrat toge segar
1. Larutan amilum 2,5 mL
+ larutan buffer
posfat pH 7 2,5 mL
(disimpan pada suhu
kamar selama 7 menit)
2. Perlakuan 1 + 15 tetes
filtrat toge segar
(kocok selama 30
menit)
5 menit 1 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 2 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 3 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 4 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 5 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 6 + 1 tetes
larutan I2
3. Perlakuan 2 diukur
Larutan bening
Larutan bening
kehijauan
Coklat abu-abu
Abu-abu (++)
Abu-abu (+)
Coklat
Coklat terang
(++)
Coklat terang
(+)
%T = 26%
A = 0,5890
Larutan bening
absorbansinya pada
apnjang gelombang 625
nm
b. Filtrat toge bermalam
1. Larutan amilum 2,5 mL
+ larutan buffer
posfat pH 7 2,5 mL
(disimpan pada suhu
kamar selama 7 menit)
2. Perlakuan 1 + 15 tetes
filtrat toge bermalam
(kocok selama 30
menit)
5 menit 1 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 2 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 3 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 4 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 5 + 1 tetes
larutan I2
Larutan bening
kehijauan
Bening
kecoklatan (+
+)
Bening
kecoklatan (+)
Abu-abu
Coklat
kekuningan (+
+)
Coklat
Coklat
kekuningan (+)
%T = 21%
A = 0,6778
5 menit 6 + 1 tetes
larutan I2
3. Perlakuan 2 diukur
absorbansinya pada
apnjang gelombang 625
nm2 Pada suhu dingin
a. Filtrat toge segar
1. Larutan amilum 2,5 mL
+ larutan buffer
posfat pH 7 2,5 mL
(disimpan pada suhu
dingin selama 7 menit)
2. Perlakuan 1 + 15 tetes
filtrat toge segar
(kocok selama 30
menit)
5 menit 1 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 2 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 3 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 4 + 1 tetes
larutan I2
Larutan bening
Larutan bening
kehijauan
Hitam
Coklat
kehitaman
Coklat (+++)
Coklat (++)
Coklat (+)
Coklat
kemerahan
%T = 27%
A = 0,5680
5 menit 5 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 6 + 1 tetes
larutan I2
3. Perlakuan 2 diukur
absorbansinya pada
apnjang gelombang 625
nm
b. Filtrat toge bermalam
1. Larutan amilum 2,5 mL
+ larutan buffer
posfat pH 7 2,5 mL
(disimpan pada suhu
dingin selama 7 menit)
2. Perlakuan 1 + 15 tetes
filtrat toge bermalam
(kocok selama 30
menit)
5 menit 1 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 2 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 3 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 4 + 1 tetes
larutan I2
Larutan bening
Larutan bening
kehijauan
Hitam
Coklat (+++)
Coklat
kehitaman
Hitam
kecoklatan
Coklat (++)
Coklat (+)
%T = 27%
A = 0,5686
5 menit 5 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 6 + 1 tetes
larutan I2
3. Perlakuan 2 diukur
absorbansinya pada
apnjang gelombang 625
nm3 Pada suhu 500C
a.Filtrat toge segar
1. Larutan amilum 2,5 mL
+ larutan buffer
posfat pH 7 2,5 mL
(disimpan pada suhu
500C selama 7 menit)
4. Perlakuan 1 + 15 tetes
filtrat toge segar
(kocok selama 30
menit)
5 menit 1 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 2 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 3 + 1 tetes
larutan I2
Larutan bening
Larutan bening
kehijauan
Abu-abu
kecoklatan (+
+)
Abu kecoklatan
(+)
Coklat (++)
Coklat (+)
Kuning
kecoklatan
5 menit 4 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 5 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 6 + 1 tetes
larutan I2
5. Perlakuan 2 diukur
absorbansinya pada
apnjang gelombang 625
nm
b.Filtrat toge bermalam
1. Larutan amilum 2,5 mL
+ larutan buffer
posfat pH 7 2,5 mL
(disimpan pada suhu
500C selama 7 menit)
2. Perlakuan 1 + 15 tetes
filtrat toge bermalam
(kocok selama 30
menit)
5 menit 1 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 2 + 1 tetes
larutan I2
Kuning
%T = 22%
A = 0,6575
Larutan bening
Larutan bening
kehijauan
Abu-abu
kecoklatan (+)
Abu-abu
kecoklatan (+
+)
Coklat (++)
Coklat (+)
Kuning
kecoklatan
Kuning
%T = 22%
A = 0,6575
5 menit 3 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 4 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 5 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 6 + 1 tetes
larutan I2
3. Perlakuan 2 diukur
absorbansinya pada
apnjang gelombang 625
nm4 Pada suhu 1000C
a. Filtrat toge segar
1. Larutan amilum 2,5 mL
+ larutan buffer
posfat pH 7 2,5 mL
2. Dipanaskan pada suhu
1000C
3. Perlakuan 1 +
perlakuan 2
4. Perlakuan 3 dikocok
Larutan bening
Membentuk gel
dan terdapat
busa
Larutan bening
kehijauan
Larutan bening
kehijauan
Hitam kebiruan
selama 30 menit
5 menit 1 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 2 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 3 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 4 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 5 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 6 + 1 tetes
larutan I2
6. Perlakuan 2 diukur
absorbansinya pada
apnjang gelombang 625
nm
b.Filtrat toge bermalam
1. Larutan amilum 2,5 mL
+ larutan buffer
posfat pH 7 2,5 mL
2. Dipanaskan pada suhu
1000C
3. Perlakuan 1 +
(++)
Hitam kebiruan
(+)
Coklatehitaman
k Hitam
kecoklatan (+
+)
Hitam
kecoklatan(+)
coklat
%T = 33%
A = 0,4814
Larutan bening
Membentuk gel
dan terdapat
busa
Larutan bening
kehijauan
Hitam kebiruan
(+)
Hitam kebiruan
perlakuan 2
4. Perlakuan 3 dikocok
selama 30 menit
5 menit 1 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 2 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 3 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 4 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 5 + 1 tetes
larutan I2
5 menit 6 + 1 tetes
larutan I2
7. Perlakuan 2 diukur
absorbansinya pada
panjang gelombang 625
nm
(++)
Coklat
kehitaman
Hitam
kecoklatan (+
+)
Hitam
kecoklatan (+)
Coklat
%T = 33%
A = 0,4814
Keterangan :
(+++) = sangat cerah
(++) = cerah
(+) = kurang cerah
2. Pengaruh substrat
No Perlakuan Hasil
Pengamatan1 Tabung I
Filtrat toge segar
a. 1 mL amilum 1% + 2 mL
aquades + 15 tetes
lautan buffer posfat
pH 7
b. Perlakuan a + 5 tetes
filtrat toge segar
(dikocok 30 menit)
c. Perlakuan b +
dipanaskan 10 menit
d. Perlakuan c + 1 tetes
larutan iodin
e. Perlakuan d diukur
pada panjang gelombang
625 nm
Bening
Keruh
Keruh
Larutan
berwarna ungu
% T = 36%
A = 0,4444
Filtrat toge bermalam
a. 1 mL amilum 1% + 2 mL
aquades + 15 tetes
lautan buffer posfat
Coklat keabu-
abuan larutan
keruh
pH 7
b. Perlakuan a + 5 tetes
filtrat toge bermalam
(dikocok 30 menit)
c. Perlakuan b +
dipanaskan 10 menit
d. Perlakuan c + 1 tetes
larutan iodin
e. Perlakuan d diukur
pada panjang gelombang
625 nm
Abu-abu,
larutan keruh
Berwarna abu-
abu, larutan
keruh
Larutan
berwarna ungu
muda
% T = 27%
A = 0,569
2 Tabung II
Filtrat toge segar
a. 1 mL amilum 1% + 1,5
mL aquades + 5 tetes
lautan buffer posfat
pH 7
b. Perlakuan a + 15 tetes
filtrat toge segar
(dikocok 30 menit)
c. Perlakuan b +
dipanaskan 10 menit
d. Perlakuan c + 1 tetes
larutan iodin
e. Perlakuan d diukur
pada panjang gelombang
Bening
Keruh
Keruh
Larutan
berwarna ungu
% T = 19%
A = 0,721
625 nm Filtrat toge bermalam
a. 1 mL amilum 1% + 1,5
mL aquades + 15 tetes
lautan buffer posfat
pH 7
b. Perlakuan a + 5 tetes
filtrat toge bermalam
(dikocok 30 menit)
c. Perlakuan b +
dipanaskan 10 menit
d. Perlakuan c + 1 tetes
larutan iodin
e. Perlakuan d diukur
pada panjang
gelombang 625 nm
Bening
Larutan coklat
bu-abu
Larutan
berwarna abu-
abu
Larutan
berwarna ungu
% T =14%
A = 0,854
3 Tabung III
Filtrat toge segar
a. 1 mL amilum 1% + 1 mL
aquades + 5 tetes
lautan buffer posfat
pH 7
b. Perlakuan a + 15 tetes
filtrat toge segar
(dikocok 30 menit)
Bening
Keruh
Keruh
Larutan
c. Perlakuan b +
dipanaskan 10 menit
d. Perlakuan c + 1 tetes
larutan iodin
e. Perlakuan d diukur
pada panjang gelombang
625 nm
berwarna ungu
% T = 35%
A = 0,456
Filtrat toge bermalam
a. 1 mL amilum 1% + 1,5
mL aquades + 15 tetes
lautan buffer posfat
pH 7
b. Perlakuan a + 5 tetes
filtrat toge bermalam
(dikocok 30 menit)
c. Perlakuan b +
dipanaskan 10 menit
d. Perlakuan c + 1 tetes
larutan iodin
e. Perlakuan d diukur
pada panjang gelombang
625 nm
Bening
Coklat muda
Larutan keruh
Larutan
berwarna ungu
muda
% T =15%
A = 0,854
4 Tabung IV
Filtrat toge segar
a. 1 mL amilum 1% + 0,5
mL aquades + 5 tetes
Bening
lautan buffer posfat
pH 7
b. Perlakuan a + 15 tetes
filtrat toge segar
(dikocok 30 menit)
c. Perlakuan b +
dipanaskan 10 menit
d. Perlakuan c + 1 tetes
larutan iodin
e. Perlakuan d diukur
pada panjang gelombang
625 nm
Keruh
Keruh
Larutan
berwarna ungu
% T = 29%
A = 0,536
Filtrat toge bermalam
a. 1 mL amilum 1% + 1,5
mL aquades + 15 tetes
lautan buffer posfat
pH 7
b. Perlakuan a + 5 tetes
filtrat toge bermalam
(dikocok 30 menit)
c. Perlakuan b +
dipanaskan 10 menit
d. Perlakuan c + 1 tetes
larutan iodin
e. Perlakuan d diukur
Bening
Coklat abu-abu
Larutan keruh
Larutan
berwarna ungu
% T =9%
A = 1,046
pada panjang gelombang
625 nm5 Tabung V
Filtrat toge segar
a. 1 mL amilum 1% + 5
tetes lautan buffer
posfat pH 7
b. Perlakuan a + 15 tetes
filtrat toge segar
(dikocok 30 menit)
c. Perlakuan b +
dipanaskan 10 menit
d. Perlakuan c + 1 tetes
larutan iodin
f. Perlakuan d diukur
pada panjang gelombang
625 nm
Bening
Keruh
Keruh
Larutan
berwarna ungu
% T = 46%
A = 0,337
Filtrat toge bermalam
a. 1 mL amilum 1% + 15
tetes lautan buffer
posfat pH 7
b. Perlakuan a + 5 tetes
filtrat toge bermalam
(dikocok 30 menit)
c. Perlakuan b +
dipanaskan 10 menit
Bening
Larutan keruh
berbuih
Larutan keruh
Larutan
berwarna ungu
d. Perlakuan c + 1 tetes
larutan iodin
e. Perlakuan d diukur
pada panjang gelombang
625 nm
kehitaman
% T =5%
A = 1,301
3. Pengaruh pH
n
o
Perlakuan Hasil
Pengamatan1 Pada pH 5
a. Filtrat toge segar
0,75 mL larutan buffer
pH 5 + 0,5 mL larutan
amilum 0,1% + 3 tetes
filtrat toge segar +
dikocok selama 10 menit
Didiamkan pada suhu
ruang selama 30 menit
Dipanaskan selama 10
menit dengan perantara
air
Ditambahkan larutan
iodin 1% sebanyak 2
tetes + dikocok
Diukur absorbasinya
pada panjang gelombang
Larutan keruh
(+++++)
Hablur
Larutan keruh
(++++)
Larutan keruh
berwarna hijau
% T = 53%
A = 0,2757
625 nmb. Filtrat toge bermalam
0,75 mL larutan buffer
pH 5 + 0,5 mL larutan
amilum 0,1% + 3 tetes
filtrat toge bermalam +
dikocok selama 10 menit
Didiamkan pada suhu
ruang selama 30 menit
Dipanaskan selama 10
menit dengan perantara
air
Ditambahkan larutan
iodin 1% sebanyak 2
tetes + dikocok
Diukur absorbasinya
pada panjang gelombang
625 nm
Larutan keruh
(++++++)
Hablur
Larutan keruh
(+++++)
Larutan keruh
berwarna ungu
kehitaman
% T = 15%
A = 0,8239
2 Pada pH 6
a. Filtrat toge segar
0,75 mL larutan buffer
pH 6 + 0,5 mL larutan
amilum 0,1% + 3 tetes
filtrat toge segar +
dikocok selama 10 menit
Larutan keruh
(++++)
Hablur
Didiamkan pada suhu
ruang selama 30 menit
Dipanaskan selama 10
menit dengan perantara
air
Ditambahkan larutan
iodin 1% sebanyak 2
tetes + dikocok
Diukur absorbasinya
pada panjang gelombang
625 nm
Larutan keruh
(+++)
Larutan keruh
berwarna ungu
kebiruan
% T = 65%
A = 0,1871
b. Filtrat toge bermalam
0,75 mL larutan buffer
pH 6 + 0,5 mL larutan
amilum 0,1% + 3 tetes
filtrat toge bermalam +
dikocok selama 10 menit
Didiamkan pada suhu
ruang selama 30 menit
Dipanaskan selama 10
menit dengan perantara
air
Ditambahkan larutan
iodin 1% sebanyak 2
tetes + dikocok
Larutan keruh
(+++++)
Hablur
Larutan keruh
(++++)
Larutan keruh
berwarna ungu
kehitaman
% T = 5%
A = 0,3010
Diukur absorbasinya
pada panjang gelombang
625 nm3 Pada pH 7
a. Filtrat toge segar
0,75 mL larutan buffer
pH 7 + 0,5 mL larutan
amilum 0,1% + 3 tetes
filtrat toge segar +
dikocok selama 10 menit
Didiamkan pada suhu
ruang selama 30 menit
Dipanaskan selama 10
menit dengan perantara
air
Ditambahkan larutan
iodin 1% sebanyak 2
tetes + dikocok
Diukur absorbasinya
pada panjang gelombang
625 nm
Larutan keruh
(+++)
Hablur
Larutan keruh
(++)
Larutan keruh
berwarna merah
muda
% T = 75%
A = 0,1249
b. Filtrat toge bermalam
0,75 mL larutan buffer
pH 7 + 0,5 mL larutan
amilum 0,1% + 3 tetes
Larutan keruh
(++++)
filtrat toge bermalam +
dikocok selama 10 menit
Didiamkan pada suhu
ruang selama 30 menit
Dipanaskan selama 10
menit dengan perantara
air
Ditambahkan larutan
iodin 1% sebanyak 2
tetes + dikocok
Diukur absorbasinya
pada panjang gelombang
625 nm
Hablur
Larutan keruh
(+++)
Larutan keruh
berwarna ungu
kehitaman
% T = 48%
A = 0,3187
3 Pada pH 8
a. Filtrat toge segar
0,75 mL larutan buffer
pH 8 + 0,5 mL larutan
amilum 0,1% + 3 tetes
filtrat toge segar +
dikocok selama 10 menit
Didiamkan pada suhu
ruang selama 30 menit
Dipanaskan selama 10
menit dengan perantara
Larutan keruh
(++)
Hablur
Larutan keruh
(+)
Larutan keruh
berwarna biru
air
Ditambahkan larutan
iodin 1% sebanyak 2
tetes + dikocok
Diukur absorbasinya
pada panjang gelombang
625 nm
keunguan
% T = 68%
A = 0,1674
c. Filtrat toge bermalam
0,75 mL larutan buffer
pH 8 + 0,5 mL larutan
amilum 0,1% + 3 tetes
filtrat toge bermalam +
dikocok selama 10 menit
Didiamkan pada suhu
ruang selama 30 menit
Dipanaskan selama 10
menit dengan perantara
air
Ditambahkan larutan
iodin 1% sebanyak 2
tetes + dikocok
Diukur absorbasinya
pada panjang gelombang
625 nm
Larutan keruh
(+++)
Hablur
Larutan keruh
(++)
Larutan keruh
berwarna ungu
kehitaman
% T = 8%
A = 1,0969
4
.
Pada pH 9
b. Filtrat toge segar
0,75 mL larutan buffer
pH 9 + 0,5 mL larutan
amilum 0,1% + 3 tetes
filtrat toge segar +
dikocok selama 10 menit
Didiamkan pada suhu
ruang selama 30 menit
Dipanaskan selama 10
menit dengan perantara
air
Ditambahkan larutan
iodin 1% sebanyak 2
tetes + dikocok
Diukur absorbasinya
pada panjang gelombang
625 nm
Larutan keruh
(+)
Hablur
Larutan keruh
(+)
Larutan keruh
berwarna ungu
kehitaman
% T = 95%
A = 0,0222
d. Filtrat toge bermalam
0,75 mL larutan buffer
pH 9 + 0,5 mL larutan
amilum 0,1% + 3 tetes
filtrat toge bermalam +
dikocok selama 10 menit
Larutan keruh
(++)
Hablur
Didiamkan pada suhu
ruang selama 30 menit
Dipanaskan selama 10
menit dengan perantara
air
Ditambahkan larutan
iodin 1% sebanyak 2
tetes + dikocok
Diukur absorbasinya
pada panjang gelombang
625 nm
Larutan keruh
(+)
Larutan keruh
berwarna ungu
kehitaman
% T = 49%
A = 0,3098
Keterangan:
(++++++) : sangat keruh sekali
(+++++) : sangat keruh
(++++) : kekeruhan sedang
(+++) : keruh sedikit
(++) : keruh
(+) : mendekati bening
VI. PERHITUNGAN
a. Pengaruh Temperatur
1. Filtrat Toge Segar
VII. PEMBAHASAN
Enzim adalah substansi yang dihasilkan oleh sel-
sel hidup dan berperan sebagai katalisator pada
reaksi kimia yang berlangsung dalam organisme.
Katalisator adalah substansi yang mempercepat reaksi
tetapi pada hasil reaksi, substansi tersebut tidak
berubah. Enzim mempunyai ciri dimana kerjanya
dipengaruhi oleh lingkungan. Salah satu lingkungan
yang berpengaruh terhadap kerja enzim adalah pH. pH
optimal enzim adalah sekitar pH 7 (netral) dan jika
medium menjadi sangat asam atau sangat alkalis enzim
mengalami inaktivasi (Gaman & Sherrington, 1994).
Ada beberapa faktor untuk menentukan aktivitas
enzim berdasarkan efek katalisnya yaitu persamaan
reaksi yang dikatalis, kebutuhan kofaktor, pengaruh
konsentrasi substrat dan kofaktor, pH optimal,
daerah temperatur, dan penentuan berkurangnya
substrat atau bertambahnya hasil reaksi. Penentuan
ini biasa dilakukan di pH optimal dengan konsentrasi
substrat dan kofaktor berlebih, menjadikan laju
reaksi yang terjadi merupakan tingkat ke 0 (zero order
reaction) terhadap substrat. Pengamatan reaksinya
dengan berbagai cara kimia atau spektrofotometri.
Ada dua teori tentang mekanisme pengikatan substrat
oleh enzim, yaitu teori kunci dan anak kunci (lock
and key) dan teori induced fit (Wirahadikusumah, 1989).
Salah satu enzim yang diperlukan untuk
pertumbuhan adalah amilase. Amilase dapat diartikan
sebagai segolongan enzim yang merombak pati,
glikogen, dan polisakarida yang lain. Tumbuhan
mengandung α dan ß amilase; hewan memiliki hanya α
amilase, dijumpai dalam cairan pankreas dan juga
(pada manusia dan beberapa spesies lain) dalam
ludah. Amilase memotong rantai polisakarida yang
panjang, menghasilkan campuran glukosa dan maltosa.
Amilosa merupakan polisakarida yang terdiri dari
100-1000 molekul glukosa yang saling berikatan
membentuk rantai lurus. Dalam air, amilosa bereaksi
dengan iodine memberikan warna biru yang khas . Pada
manusia, α amilase pada ludah dan pankreas berguna
dalam hidrolisis pati yang terkandung dalam makanan
ke dalam bentuk aligosakarida, di mana dalam
perubahan tersebut dapat dihidrolisis oleh
disakarida atau trisakarida dalam jumlah kecil.
Contohnya, α amilase pada mamalia memiliki pH
optimum 6-7, bergantung pada ada atau tidaknya ion
halogen (Kartasapoetra, 1994).
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui
dan mengamati pengaruh temperatur, ph, dan
konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim. Pada
percobaan ini digunakan 2 jenis filtrat toge, yaitu
filtrat toge segar dan filtrat toge bermalam. Hal
ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan
aktivitas enzim pada filtrat toge segar dan filtrat
toge bermalam. Pada percobaan ini terdapat tiga
perlakuan, yaitu :
A. Pengaruh temperatur
Perlakuan ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh temperatur terhadap aktivitas enzim,
dimana kenaikan suhu dapat menyebabkan
denaturasi, sehingga bagian aktifnya terganggu,
akibatnya konsentrasi spesifik enzim berkurang
dan kecepatan reaksinya turun.
Perlakuan ini dilakukan pada 4 jenis suhu
yaitu pada suhu kamar, suhu dingin, suhu 500C dan
pada suhu 1000C terhadap filtrat toge segar dan
filtrat toge bermalam.
Suhu kamar
Untuk filtrat toge segar dan bermalam pada
suhu kamar dengan perlakuan yang sama, yaitu
mengambil larutan amilum 2,5 ml lalu
ditambahkan larutan buffer fosfat pH 7 sebanyak
2,5 ml dan disimpan pada suhu kamar selama 7
menit dan diperoleh larutan bening. Larutan
amilum berfungsi sebagai substrat dari enzim
amilase. Kemudian ditambahkan dengan filtrat
toge sebanyak 15 tetes dan dikocok selama 30
menit. Dimana untuk toge segar, 5 menit
pengocokan pertama ditambahakn 1 tetes larutan
I2 dan dperoleh larutan berwarna coklat abu-abu.
5 menit pengocokan kedua ditambahkan 1 tetes
larutan I2 dan dperoleh larutan berwarna abu-
abu. 5 menit ketiga pengocokan ditambahakn 1
tetes larutan I2 dan dperoleh larutan berwarna
abu-abu. 5 menit keempat pengocokan
ditambahkan 1 tetes larutan I2 dan dperoleh
larutan berwarna cokelat. 5 menit kelima
pengocokan ditambahakn 1 tetes larutan I2 dan
dperoleh larutan berwarna cokelat terang. Dan 5
menit keenam pengocokan ditambahakn 1 tetes
larutan I2 dan dperoleh larutan berwarna cokelat
terang. Fungsi dari penambahan iodin yaitu
untuk mengetahui ada tidaknya amilum. Langkah
selanjutnya yaitu mengukur absorbansinya dan
nilai absorbansinya yaitu 0,5890.
Untuk filtrat toge bermalam 5 menit
pengocokan pertama ditambahakn 1 tetes larutan
I2 dan dperoleh larutan berwarna bening
kecoklatan. 5 menit pengocokan kedua
ditambahkan 1 tetes larutan I2 dan dperoleh
larutan berwarna berwarna bening kecoklatan. 5
menit ketiga pengocokan ditambahakan 1 tetes
larutan I2 dan diperoleh larutan berwarna abu-
abu. 5 menit keempat pengocokan ditambahkan 1
tetes larutan I2 dan dperoleh larutan berwarna
cokelat kekuningan. 5 menit kelima pengocokan
ditambahakan 1 tetes larutan I2 dan dperoleh
larutan berwarna cokelat. Dan 5 menit keenam
pengocokan ditambahakn 1 tetes larutan I2 dan
dperoleh larutan berwarna cokelat kekuningan.
Fungsi dari penambahan iodin yaitu untuk
mengkomplekskan amilum dan juga penambahan
iodium berfungsi sebagai indikator untuk
menentukan adanya amilum . Larutan amilum
merupakan larutan yang tidak berwarna, sehingga
untuk melakukan pengukuran absorbansi
menggunakan spektrofotometer larutan amilum
harus dijadikan larutan kompleks agar menjadi
berwarna dan dapat diukur absorbansinya. Jika
larutan amilum tidak dikomplekskan dengan
larutan iodium maka tidak dapat diukur
absorbansinya menggunakan spektrofotometer,
karena larutan amilum tersebut tidak menyerap
warna komplementer dari sinar putih sehingga
tidak ada warna yang diteruskan.. Langkah
selanjutnya yaitu mengukur absorbansinya dan
nilai absorbansinya yaitu 0,6778.
Suhu dingin
Untuk filtrat toge segar dan bermalam pada
suhu dingin dengan perlakuan yang sama, yaitu
mengambil larutan amilum 2,5 ml lalu
ditambahkan larutan buffer fosfat pH 7 sebanyak
2,5 ml dan disimpan pada suhu dingin selama 7
menit dan diperoleh larutan bening. Larutan
amilum berfungsi sebagai substrat dari enzim
amilase. Kemudian ditambahkan dengan filtrat
toge sebanyak 15 tetes dan dikocok selama 30
menit. Dimana untuk toge segar, 5 menit
pengocokan pertama ditambahakan 1 tetes larutan
I2 dan dperoleh larutan berwarna hitam. 5 menit
pengocokan kedua ditambahkan 1 tetes larutan I2
dan dperoleh larutan berwarna cokelat
kehitaman. 5 menit ketiga pengocokan
ditambahakn 1 tetes larutan I2 dan diperoleh
larutan berwarna cokelat. 5 menit keempat
pengocokan ditambahkan 1 tetes larutan I2 dan
dperoleh larutan berwarna cokelat. 5 menit
kelima pengocokan ditambahakn 1 tetes larutan
I2 dan dperoleh larutan berwarna cokelat. Dan 5
menit keenam pengocokan ditambahakn 1 tetes
larutan I2 dan dperoleh larutan berwarna cokelat
tkemerahan. Langkah selanjutnya yaitu mengukur
absorbansinya dan nilai absorbansinya yaitu
0,5686.
Untuk filtrat toge bermalam 5 menit
pengocokan pertama ditambahakn 1 tetes larutan
I2 dan dperoleh larutan berwarna hitam. 5 menit
pengocokan kedua ditambahkan 1 tetes larutan I2
dan diperoleh larutan berwarna berwarna
cokelat. 5 menit ketiga pengocokan
ditambahakan 1 tetes larutan I2 dan diperoleh
larutan berwarna cokelat kehitaman. 5 menit
keempat pengocokan ditambahkan 1 tetes larutan
I2 dan dperoleh larutan berwarna cokelat. 5
menit kelima pengocokan ditambahakan 1 tetes
larutan I2 dan dperoleh larutan berwarna
cokelat. Dan 5 menit keenam pengocokan
ditambahakn 1 tetes larutan I2 dan dperoleh
larutan berwarna cokelat. Langkah selanjutnya
yaitu mengukur absorbansinya dan nilai
absorbansinya yaitu 0,5686.
Suhu 500C
Untuk filtrat toge segar dan bermalam pada
suhu 500C dengan perlakuan yang sama, yaitu
mengambil larutan amilum 2,5 ml lalu
ditambahkan larutan buffer fosfat pH 7 sebanyak
2,5 ml dan dipanaskan hingga suhu 500C selama 7
menit dan diperoleh larutan bening. Larutan
amilum berfungsi sebagai substrat dari enzim
amilase. Kemudian ditambahkan dengan filtrat
toge sebanyak 15 tetes dan dikocok selama 30
menit. Dimana untuk toge segar, 5 menit
pengocokan pertama ditambahakan 1 tetes larutan
I2 dan diperoleh larutan berwarna abu-abu
kecoklatan. 5 menit pengocokan kedua
ditambahkan 1 tetes larutan I2 dan dperoleh
larutan berwarna abu kecokelatan. 5 menit
ketiga pengocokan ditambahakan 1 tetes larutan
I2 dan diperoleh larutan berwarna cokelat. 5
menit keempat pengocokan ditambahkan 1 tetes
larutan I2 dan dperoleh larutan berwarna
cokelat. 5 menit kelima pengocokan ditambahakn
1 tetes larutan I2 dan dperoleh larutan berwarna
kuning kecokelatan. Dan 5 menit keenam
pengocokan ditambahakan 1 tetes larutan I2 dan
dperoleh larutan berwarna kuning. Langkah
selanjutnya yaitu mengukur absorbansinya dan
nilai absorbansinya yaitu 0,6575.
Untuk filtrat toge bermalam 5 menit
pengocokan pertama ditambahakan 1 tetes larutan
I2 dan diperoleh larutan berwarna abu-abu
kecoklatan. 5 menit pengocokan kedua
ditambahkan 1 tetes larutan I2 dan dperoleh
larutan berwarna abu kecokelatan. 5 menit
ketiga pengocokan ditambahakan 1 tetes larutan
I2 dan diperoleh larutan berwarna cokelat. 5
menit keempat pengocokan ditambahkan 1 tetes
larutan I2 dan dperoleh larutan berwarna
cokelat. 5 menit kelima pengocokan ditambahakn
1 tetes larutan I2 dan dperoleh larutan berwarna
kuning kecokelatan. Dan 5 menit keenam
pengocokan ditambahakan 1 tetes larutan I2 dan
dperoleh larutan berwarna kuning. Langkah
selanjutnya yaitu mengukur absorbansinya dan
nilai absorbansinya yaitu 0,6575.
Suhu 1000C
Untuk filtrat toge segar dan bermalam pada
suhu 1000C dengan perlakuan yang sama, yaitu
mengambil larutan amilum 2,5 ml lalu
ditambahkan larutan buffer fosfat pH 7 sebanyak
2,5 ml dan dipanaskan hingga suhu 1000C selama
7 menit dan diperoleh larutan bening. Larutan
amilum berfungsi sebagai substrat dari enzim
amilase. Kemudian filtrat toge dipanaskan
hingga suhu 1000C sehingga membentuk gel dan
terdapat busa, dan dikocok selama 30 menit.
Dimana untuk toge segar, 5 menit pengocokan
pertama ditambahakan 1 tetes larutan I2 dan
diperoleh larutan berwarna hitam kebiruan . 5
menit pengocokan kedua ditambahkan 1 tetes
larutan I2 dan diperoleh larutan berwarna hitam
kebiruan. 5 menit ketiga pengocokan
ditambahakan 1 tetes larutan I2 dan diperoleh
larutan berwarna cokelat kehitaman. 5 menit
keempat pengocokan ditambahkan 1 tetes larutan
I2 dan dperoleh larutan berwarna hitam
kecokelatan. 5 menit kelima pengocokan
ditambahakn 1 tetes larutan I2 dan dperoleh
larutan berwarna hitam kecokelatan. Dan 5 menit
keenam pengocokan ditambahakan 1 tetes larutan
I2 dan dperoleh larutan berwarna cokelat.
Langkah selanjutnya yaitu mengukur
absorbansinya dan nilai absorbansinya yaitu
0,4814.
Untuk filtrat toge 5 menit pengocokan
pertama ditambahakan 1 tetes larutan I2 dan
diperoleh larutan berwarna hitam kebiruan . 5
menit pengocokan kedua ditambahkan 1 tetes
larutan I2 dan diperoleh larutan berwarna hitam
kebiruan. 5 menit ketiga pengocokan
ditambahakan 1 tetes larutan I2 dan diperoleh
larutan berwarna cokelat kehitaman. 5 menit
keempat pengocokan ditambahkan 1 tetes larutan
I2 dan dperoleh larutan berwarna hitam
kecokelatan. 5 menit kelima pengocokan
ditambahakn 1 tetes larutan I2 dan dperoleh
larutan berwarna hitam kecokelatan. Dan 5 menit
keenam pengocokan ditambahakan 1 tetes larutan
I2 dan dperoleh larutan berwarna cokelat.
Langkah selanjutnya yaitu mengukur
absorbansinya dan nilai absorbansinya yaitu
0,4814.
Pada suhu dingin memerlukan enzim bekerja
lambat dalam reaksi ini. Aktivitas enzim pada
suhu 100 ˚C, hampir sama pada suhu kamar dan suhu
dingin. Hal ini disebabkan karena enzim tidak
mampu bekerja pada suhu tersebut yang diakibatkan
oleh terdenaturasinya enzim pada suhu yang
tinggi. Tingginya temperatur dapat menyebabkan
pecahnya ikatan hidrogen dan ikatan kovalen yang
membuat konformasi protein, dalam hal ini adalah
enzim, sehingga sisi aktifnya menjadi berjauhan
letaknya. Hal tersebut menyebabkan konsentrasi
efektif enzim menjadi berkurang atau dengan kata
lain aktivitas enzim menjadi lambat. Waktu yang
tercepat bagi enzim untuk menghidrolisis amilum
adalah pada suhu 50˚C, yaitu suhu optimumnya.
Jika suhu terlalu tinggi maka enzim akan menjadi
rusak dan sebaliknya jika suhu terlalu rendah
(00C) maka enzim berhenti bekerja namun tidak
rusak.
B. Pengaruh pH
Pada perlakuan ini menyediakan 5 tabung reaksi
untuk pengamatan filtrat toge segar. Masing-
masing kedalam tabung reaksi ini ditambahkan 0,75
ml larutan buffer dengan pH yang berbeda-beda
yaitu ph 5, 6,7, 8, dan 9. Digunakan beberapa
macam pH yang berbeda-beda agar dapat ditentukan
pada pH berapa enzim bekerja dengan baik (pH
Optimum). Kemudian pada masing-masing tabung yang
telah berisi larutan buffer ditambahkan larutan
amilum 0,1% sebanyak 0,5 ml dan diperoleh larutan
yang keruh. Amilum merupakan substrat yang akan
bereaksi dengan iodium membentuk kompleks.
Larutan amilum merupakan larutan yang tidak
berwarna, sehingga untuk melakukan pengukuran
absorbansi menggunakan spektrofotometer larutan
amilum harus dijadikan larutan kompleks agar
menjadi berwarna dan dapat diukur absorbansinya.
Jika larutan amilum tidak dikomplekskan dengan
larutan iodium maka tidak dapat diukur
absorbansinya menggunakan spektrofotometer,
karena larutan amilum tersebut tidak menyerap
warna komplementer dari sinar putih sehingga
tidak ada warna yang diteruskan. Selanjutnya
ditambahkan filtrat toge segar sebanyak 3 tetes
dan didiamkan pada suhu ruang selama 30 menit
sehinggah tingkat kekeruan larutan bertambah.
Langkah selanjutnya yaitu penambahan larutan
iodin pada masing-masing tabung sebanyak 2 tetes
dan dikocok sehinggah larutan berwarna hijau
kemudian diukur absorbansinya pada panjang
gelombang 625nm. Pada pengamatan filtrat toge
bermalam perlakuannya sama dengan filtrat toge
segar. Sehingga data absorbansi yang diperoleh
dari toge segar dan bermalam pada masing-masing
ph yang digunakan yaitu:
1. Ph 5
Toge segar = 0,276
Toge bermalam = 0,824
2. Ph 6
Toge segar = 0,187
Toge bermalam = 0,301
3. Ph 7
Toge segar = 0,125
Toge bermalam = 0,319
4. Ph 8
Toge segar = 0,167
Toge bermalam = 0,097
5. Ph 9
Toge segar = 0,022
Toge bermalam = 0,301
Bila aktivitas enzim diukur pada pH yang
berlainan, maka sebagian besar enzim didalam
tubuh akan menunjukan aktivitas optimum antara pH
5,0 - 9,0, pH optimum enzim adalah 7.
1. Pada pH rendah atau tingi, enzim akan
mengalami denaturasi.
2. Pada pH rendah atau tinggi, enzim maupun
substrat dapat mengalami
perubahan muatan listrik dengan akibat
perubahan aktivitas enzim.
C. Pengaruh Konsentrasi Substrat
Pada perlakuan ini dengan menggunakan filtrat
toge segar, hal pertama yang dilakukan adalah
menyiapkan 5 tabung reaksi. Pada masing-masing
tabung ditambahkan larutan amilum secara
berurutan yaitu 1 ml, 1,5 ml, 2 ml, 2,5 ml, dan 3
ml. Kemudian ditambahkan lagi secra berurutan
aquadest yaitu 2 ml, 1,5 ml, 1 ml, 0,5 ml, dan
pada tabung 5 tidak ditambahkan aquadest.
Kemudian pada masing-masing tabung ditambahkan
filtrat toge segar sebanyak 15 tetes dan dikocok
selama 30 menit. Langkah selanjutnya yaitu
memanaskan masing-masing tabung reaksi yang telah
berisi larutan selama 10 menit. Setelah
dipanaskan langkah selanjutnya yaitu memasukkan
masing-masing kedalam tabung reaksi 1 tetes
larutan iodin untuk mengetahui adanya amilum.
Amilum merupakan substrat yang akan bereaksi
dengan iodium membentuk kompleks. Larutan amilum
merupakan larutan yang tidak berwarna, sehingga
untuk melakukan pengukuran absorbansi menggunakan
spektrofotometer larutan amilum harus dijadikan
larutan kompleks agar menjadi berwarna dan dapat
diukur absorbansinya. Jika larutan amilum tidak
dikomplekskan dengan larutan iodium maka tidak
dapat diukur absorbansinya menggunakan
spektrofotometer, karena larutan amilum tersebut
tidak menyerap warna komplementer dari sinar
putih sehingga tidak ada warna yang diteruskan.
Pada perlakuan filtrat toge bermalam
perlakuannya sama dengan filtrat toge segar.
Setelah masing-masing tabung reaksi yang berisi
larutan filtrat toge segar dan bermalam telah
ditambahkan iodin. Langkah selanjutnya yaitu
mengukur absorbansinya pada panjang gelombang 625
nm, dan data yang diperoleh yaitu sebagai
berikut:
1. Tabung 1
Toge segar = 0,444
Toge bermalam = 0,569
2. Tabung 2
Toge segar = 0,721
Toge bermalam = 0,854
3. Tabung 3
Toge segar = 0,456
Toge bermalam = 0,854
4. Tabung 4
Toge segar = 0,563
Toge bermalam = 1,046
5. Tabung 5
Toge segar = 0,337
Toge bermalam = 1,301
Menurut teori, dengan konsentrasi enzim yang
tetap, maka pertambahan konsentrasi substrat akan
menaikkan kecepatan reaksi. Akan tetapi, pada
batas konsentrasi tertentu, tidak terjadi
kenaikan kecepatan reaksi walaupun konsentrasi
substrat diperbesar. Pada konsentrasi substrat
rendah, bagian aktif enzim hanya menampung
sedikit substrat. Bila konsentrasi substrat
diperbesar, makin banyak substrat yang dapat
berhubungan dengan enzim pada bagian aktif
tersebut. Dengan demikian, konsentrasi kompleks
enzim-substrat semakin besar, dan hal ini
menyebabkan makin besarnya kecepatan reaksi. Akan
tetapi, pada suatu batas konsentrasi substrat
tertentu, semua bagian aktif enzim telah dipenuhi
oleh substrat atau telah jenuh dengan substrat.
Dalam keadaan ini, bertambah besarnya konsentrasi
substrat tidak menyebabkan bertambah besarnya
konsentrasi kompleks enzim-substrat, sehingga
jumlah hasil reaksinya pun tidak bertambah besar.
VIII. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini
yaitu sebagai berikut:
1. Temperatur yang optimal menyebabkan aktivitas
enzim berlangsung secara maksimal, aktivitas
enzim akan menurun apabila berada dibawah atau
diatas temperatur optimumnya.
2. Nilai pH yang optimal menyebabkan aktivitas
enzim berlangsung secara maksimal. Aktivitas
enzim akan menurun apabila berada dibawah atau
diatas pH optimumnya.
3. Konsentrasi enzim yang tetap dan penambahan
konsentrasi substrat akan menaikkan kecepatan
reaksi.
DAFTAR PUSTAKA
Kartasapoetra,A.G. (1994). Teknologi Penanganan Pasca
Panen. Jakarta : Rineka Cipta.
Lehninger, A.L.1982. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta :
Erlangga.
Poedjiaji, A. (1989). Dasar-dasar Biokimia. Jakarta :
UI Press.
Ristiati, Ni Putu. (2010). Pengantar Mikrobiologi Umum,
Departemen Pendidikan Nasional.p
Wirahadikusumah, M. (1989), Biokimia protein, enzim,
dan asam nukleat, Bandung : Institut Teknologi
Bandung.