59
PERCOBAAN I ENZIM I. TUJUAN Tujuan percobaan ini yaitu untuk mengetahui dan mengamati pengaruh temperatur, ph, dan konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim. II. DASAR TEORI Menurut Kuhne (1878), enzim berasal dari kata in + zyme yang berarti sesuatu didalam ragi.Berdasarkan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa enzim adalah suatu protein yang berupa molekul – molekul besar, yang berat molekulnya adalah ribuan. Sebagai contoh adalah enzim katalase berat molekulnya 248.000 sedang enzim urese beratnya adalah 438.000.Pada enzim terdapat bagian protein yang tidak tahan panas yaitu disebut dengan apoenzim, sedangkan bagian yang bukan protein adalah bagian yang aktif dan diberi nama gugus prostetik, biasanya berupa logam seperti besi, tembaga , seng atau suatu bahan senyawa organic yang mengandung logam.Apoenzim dan gugus prostetik merupakan suatu kesatuanyang disebut holoenzim, tetapi ada juga bagian enzim yang apoenzim dan gugus prospetiknya tidak menyatu. Contoh koenzim adalah

PERCOBAAN I ENZIM

Embed Size (px)

Citation preview

PERCOBAAN I

ENZIM

I. TUJUAN

Tujuan percobaan ini yaitu untuk mengetahui dan

mengamati pengaruh temperatur, ph, dan konsentrasi

substrat terhadap aktivitas enzim.

II. DASAR TEORI

Menurut Kuhne (1878), enzim berasal dari kata in + zyme

yang berarti sesuatu didalam ragi.Berdasarkan

penelitian maka dapat disimpulkan bahwa enzim adalah

suatu protein yang berupa molekul – molekul besar,

yang berat molekulnya adalah ribuan. Sebagai contoh

adalah enzim katalase berat molekulnya 248.000 sedang

enzim urese beratnya adalah 438.000.Pada enzim

terdapat bagian protein yang tidak tahan panas yaitu

disebut dengan apoenzim, sedangkan bagian yang bukan

protein adalah bagian yang aktif dan diberi nama

gugus prostetik, biasanya berupa logam seperti besi,

tembaga , seng atau suatu bahan senyawa organic yang

mengandung logam.Apoenzim dan gugus prostetik

merupakan suatu kesatuanyang disebut holoenzim,

tetapi ada juga bagian enzim yang apoenzim dan gugus

prospetiknya tidak menyatu. Contoh koenzim adalah

vitamin atau bagian vitamin (misalnya : vitamin B1,

B2, B6, niasin dan biotin)  (Kartasapoetra, 1994).

Enzim adalah suatu katalisator biologis yang

diasilkan oleh sel-sel hidup yang dapat membantu

mempercepat bermacam-macam reaksi bokimia. Dengan

adanya dibandingkan dengan reaksi tanpa katalisator.

Tanpa enzim maka reaksi di dalam sel akan sangat

lambat dan tidak terkendali. Katalis walaupun dalam

jumlah sedikit mempunyai kemampuan untuk mempercepat

reaksi kimiawi tanpa enzim itu berubah setelah reaksi

selesai. Katalis juga menunjukkan kekhususan artinya

suatu katalis tentu akan berfungsi pada hanya suatu

jenis reaksi tentu saja, sekalipun semua enzim pada

mulanya dihasilkan di dalam sel, beberpaa direaksikan

kembali melalui dinding sel dan dapat berfungsi di

luar sel (Ristiati, 2000).

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi

enzim diantaranya adalah:

1. Suhu

Oleh karena reaksi kimia itu dapat dipengaruhi

suhu maka reaksi menggunakan katalis enzim dapat

dipengaruhi oleh suhu. Di samping itu, karena enzim

adalah suatu protein maka kenaikan suhu dapat

menyebabkan denaturasi dan bagian aktig enzim akan

terganggu sehingga konsentrasi dan kecepatan enzim

berkurang.

2. pH

Umumnya enzim efektifitas maksimum pada pH

optimum, yang lazimnya berkisar antara pH 4,5-8.0.

Pada pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah

umumnya enzim menjadi non aktif secara irreversibel

karena menjadi denaturasi protein.

3. Konsentrasi enzim

Seperti pada katalis lain, kecepatan suatu

reaksi yang menggunakan enzim tergantung pada

konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi

substrat tertentu, kecepatan reaksibertambah dengan

bertambahnya konsentrasi enzim.

4. Konsentrasi substrat

Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan

konsentrasi substrat akan menaikkan kecepat reaksi.

Akan tetapi, pada batas tertentu tidak terjadi

kecepatan reaksi, walaupn konsenrasi substrat

diperbesar.

5. Zat-zat penghambat

Hambatan atau inhibisi suatu reaksi akan

berpengaruh terhadap penggabungan substrat pada

bagian aktif yang mengalami hambatan.

Suatu enzim hanya dapat bekerja spesifik pada suatu

substrat untuk suatu perubahan tertentu. Misalnya,

sukrase akan menguraikan rafinosa menjadi melibiosa

dan fruktosa, sedangkan oleh emulsin, rafinosa

tersebut akan terurai menjadi sukrosa dan galaktosa

(Salisbury dan Ross, 1995).

Menurut International comunition of enzymes ada

enam kelompok enzim, yaitu:

1. Oksidoreduktase adaah enzim ang mengkatalis raksi

oksidasi yang menggunakan koenzim (memindahkan

electron dari suatu senyawa tertentu ke suatu

aseptor).

2. Transferase adalah mengkatalis pemindahan gugus

tertentu atau mengkatalis transfer gup-gup antar

molekul.

3. Isomerase adalah mengkatalis resimensi aktif atau

isomer geometric dan reaksi oksidasi rediksi

intramolekul tartentu atau enzim-enzim yang

mengkatalis grup penyusunan kembali pada

intramolekul.

4. Liase adalah enzim yang mengkatalis reaksi

pemindahan grup atau penambahan dan atau ke ikatan

ganda atau pemutusan lainnya yang melibatkan

penyusunan kembai konfigurasi electron-elektron

pada molekul-molekul yang terbentuk.

5. Ligase adalah enzim-enzim yang mengkatalis reaksi-

reaksi yang menggabungkan dua molekul.

6. Hidrolase adalah meningkatkan pemecahan ikatan

antar karbon sulfur dan karbon hydrogen

(Isharmanto, 2009).

Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu

substrat tertentu. Kekhasan inilah ciri suatu enzim.

Ini sangat berbeda debgan katalis lain (bukan enzim)

yang dapat bekerja terhadap berbagai macam reaksi.

Enzim urase hanya bekerja terhadap urea sebagai

substratnya namun enziim tersebut mempunyai kekhasan

tertentu. Misalnya enzim esterase dapat

menghidrolisis beberapa ester asam lemak, tetapi

tidak dapat menghidrolisis substral lain yang bukan

ester. Kekhasan enzim terhadap suatu reaksi disebut

kekhasan reaksi (Poedjiadi & Supryatin, 1994).

Untuk dapat bekerja terhadap suatu zat atau

substrat harus ada hubungannya atau kontak antara

enzim dengan substratnya suatu enzim mempunyai ukuran

lebih besar daripada substratnya. Oleh karena itu

tidak seluruh bagian enzim dapat berhubungan dengan

substra. Hubungan antara substrat dengan enzim hanya

terjadi pada bagian tertentu saja. Tempat atau bagian

enzim yang mengadakan hubungan atau kontak dengan

substrat dinamai bagian aktif (active sita). Hubungan

hanya mungkin terjadi apabila bagian aktif mempunyai

ruang yang tepat dapat menampung substrat. Hubungan

atau kontak antara enzim dengan substrat menyebabkan

terjadinya kompleks enzim –substrat, kompleks ini

merupakan kompleks yang aktif, yang bersifat

sementara dan akan terurai lagi apabila reaksi yang

diinginkan tealah terjadi (Lehninger, 1982).

Salah satu enzim yang diperlukan untuk

pertumbuhan adalah amilase. Amilase dapat diartikan

sebagai segolongan enzim yang merombak pati,

glikogen, dan polisakarida yang lain. Tumbuhan

mengandung α dan ß amilase; hewan memiliki hanya α

amilase, dijumpai dalam cairan pankreas dan juga

(pada manusia dan beberapa spesies lain) dalam ludah.

Amilase memotong rantai polisakarida yang panjang,

menghasilkan campuran glukosa dan maltosa. Amilosa

merupakan polisakarida yang terdiri dari 100-1000

molekul glukosa yang saling berikatan membentuk

rantai lurus. Dalam air, amilosa bereaksi dengan

iodine memberikan warna biru yang khas . Pada

manusia, α amilase pada ludah dan pankreas berguna

dalam hidrolisis pati yang terkandung dalam makanan

ke dalam bentuk aligosakarida, di mana dalam

perubahan tersebut dapat dihidrolisis oleh disakarida

atau trisakarida dalam jumlah kecil. Contohnya, α

amilase pada mamalia memiliki pH optimum 6-7,

bergantung pada ada atau tidaknya ion halogen

(Kartasapoetra, 1994).

III. ALAT DAN BAHAN.

Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan

ini adalah sebagai berikut:

Pengaruh temperatur

a. Alat

1. Tabung reaksi

2. Rak tabung reaksi

3. Pipet tetes

4. Plat tetes

5. Penangas listrik

6. Spektronik 20

7. Kuvet

8. Stopwatch

9. Gelas ukur

10. Gelas kimia

11. Lumpang dan alu

12. Wadah es batu

13. Saringan dari jilbab

b. Bahan

1. Filtrat toge segar

2. Filtrat toge bermalam

3. Larutan amilum 0,1%

4. Larutan I2 0,01 N

5. Aquades

6. Larutan buffer pH 7

7. Es batu

Pengaruh pH

a. Alat

1. Tabung reaksi

2. Rak tabung reaksi

3. Spektronik 20

4. Gelas kimia

5. Pipet tetes

6. Stopwatch

7. Penangas listrik

8. Lumpang dan alu

9. Kuvet

10. Saringan dari jilbab

b. Bahan

1. Filtrat toge segar

2. Filtrat toge bermalam

3. Larutan buffer pH 5, 6, 7, 8, dan 9

4. Larutan I2 0,01 N

5. Larutan amilum 0,1%

6. Aquades

Pengaruh substrat

a. Alat

1. Tabung reaksi

2. Rak tabung reaksi

3. Penangas listrik

4. Spektronik 20

5. Pipet tetes

6. Kuvet

7. Stopwatch

8. Lumpang dan alu

9. Saringan dari jilbab

10. Gelas kimia

11. Gelas ukur

b. Bahan

1. Filtrat toge segar

2. Filtrat toge bermalam

3. Larutan amilum 0,1%

4. Larutan I2 0,01 N

5. Larutan buffer pH 7

6. Aquades

IV. PROSEDUR KERJA

Prosedur kerja pada percobaan ini adalah

sebagai berikut :

1. Pengaruh Temperatur

a. Menyiapkan 8 buah tabung reaksi.

b. Memasukkan 2,5 ml larutan amilum dan 2,5 ml

buffer fosfat pH 7 dan disimpan pada suhu yang

bervariasi yaitu suhu kamar, suhu dingin, suhu

50oC dan suhu 100oC.

c. Menambahkan 15 tetes filtrat toge segar pada 4

buah tabung reaksi dan filtrat toge bermalam

pada 4 buah tabung reaksi yang lainnya.

Kemudian mengocok selama 30 menit.

d. Menambahkan 1 tetes larutan iodin dalam selang

waktu 5 menit dengan melakukan 6 kali

menambahkan 1 tetes iodin.

e. Mengukur absorbansinya pada panjang gelombang

625 nm.

2. Pengaruh pH.

a. Menyiapkan 10 buah tabung reaksi.

b. Memasukkan masing-masing 0,75 ml larutan

buffer pH 5,6,7,8,9 pada 10 buah tabung

reaksi. Masing-masing 2 buah tabung reaksi

pada setiap pH yang digunakan.

c. Menambahkan 0,5 ml larutan amilum 1 % dan

menambahkan 3 tetes filtrat toge segar pada

masing-masing pH 5,6,7,8,9 dan menambahkan

filtrat toge bermalam pada masing-masing pH

5,6,7,8,9.

d. Mendiamkan selama 30 menit pada suhu ruangan.

e. Memanaskan selama 10 menit dengan perantara

air.

f. Menambahkan 2 tetes larutan iodin 0,01 N dan

mengocoknya.

g. Mengukur absorbansinya pada panjang gelombang

625 nm

3. Pengaruh Konsentrasi Substrat.

a. Menyiapkan 10 buah tabung reaksi.

b. Mengisi larutan mengikuti tabel berikut :

No

Tabung

Volume

amilum 1%

(ml)

Volume

aquades

(ml)

Volume

buffer pH 7

(ml)1 1 2 0,752 1,5 1,5 0,753 2 1 0,754 2,5 0,5 0,755 3 0 0,75

c. Menambahkan masing-masing 5 tetes filtrat toge

segar dan filtrat toge bermalam pada masing-

masing 5 tabung reaksi. Mengocok selama 30

menit.

d. Memanaskan selama 10 menit dan kemudian

menambahkan 1 tetes larutan iodin.

e. Mengukur absorbansinya pada panjang gelombang

625 nm.

V. HASIL PENGAMATAN

Hasil pengamatan yang diperoleh pada percobaan

ini adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh Temperatur

No Perlakuan Hasil

Pengamatan1 Pada suhu kamar

a. Filtrat toge segar

1. Larutan amilum 2,5 mL

+ larutan buffer

posfat pH 7 2,5 mL

(disimpan pada suhu

kamar selama 7 menit)

2. Perlakuan 1 + 15 tetes

filtrat toge segar

(kocok selama 30

menit)

5 menit 1 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 2 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 3 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 4 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 5 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 6 + 1 tetes

larutan I2

3. Perlakuan 2 diukur

Larutan bening

Larutan bening

kehijauan

Coklat abu-abu

Abu-abu (++)

Abu-abu (+)

Coklat

Coklat terang

(++)

Coklat terang

(+)

%T = 26%

A = 0,5890

Larutan bening

absorbansinya pada

apnjang gelombang 625

nm

b. Filtrat toge bermalam

1. Larutan amilum 2,5 mL

+ larutan buffer

posfat pH 7 2,5 mL

(disimpan pada suhu

kamar selama 7 menit)

2. Perlakuan 1 + 15 tetes

filtrat toge bermalam

(kocok selama 30

menit)

5 menit 1 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 2 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 3 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 4 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 5 + 1 tetes

larutan I2

Larutan bening

kehijauan

Bening

kecoklatan (+

+)

Bening

kecoklatan (+)

Abu-abu

Coklat

kekuningan (+

+)

Coklat

Coklat

kekuningan (+)

%T = 21%

A = 0,6778

5 menit 6 + 1 tetes

larutan I2

3. Perlakuan 2 diukur

absorbansinya pada

apnjang gelombang 625

nm2 Pada suhu dingin

a. Filtrat toge segar

1. Larutan amilum 2,5 mL

+ larutan buffer

posfat pH 7 2,5 mL

(disimpan pada suhu

dingin selama 7 menit)

2. Perlakuan 1 + 15 tetes

filtrat toge segar

(kocok selama 30

menit)

5 menit 1 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 2 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 3 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 4 + 1 tetes

larutan I2

Larutan bening

Larutan bening

kehijauan

Hitam

Coklat

kehitaman

Coklat (+++)

Coklat (++)

Coklat (+)

Coklat

kemerahan

%T = 27%

A = 0,5680

5 menit 5 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 6 + 1 tetes

larutan I2

3. Perlakuan 2 diukur

absorbansinya pada

apnjang gelombang 625

nm

b. Filtrat toge bermalam

1. Larutan amilum 2,5 mL

+ larutan buffer

posfat pH 7 2,5 mL

(disimpan pada suhu

dingin selama 7 menit)

2. Perlakuan 1 + 15 tetes

filtrat toge bermalam

(kocok selama 30

menit)

5 menit 1 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 2 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 3 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 4 + 1 tetes

larutan I2

Larutan bening

Larutan bening

kehijauan

Hitam

Coklat (+++)

Coklat

kehitaman

Hitam

kecoklatan

Coklat (++)

Coklat (+)

%T = 27%

A = 0,5686

5 menit 5 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 6 + 1 tetes

larutan I2

3. Perlakuan 2 diukur

absorbansinya pada

apnjang gelombang 625

nm3 Pada suhu 500C

a.Filtrat toge segar

1. Larutan amilum 2,5 mL

+ larutan buffer

posfat pH 7 2,5 mL

(disimpan pada suhu

500C selama 7 menit)

4. Perlakuan 1 + 15 tetes

filtrat toge segar

(kocok selama 30

menit)

5 menit 1 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 2 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 3 + 1 tetes

larutan I2

Larutan bening

Larutan bening

kehijauan

Abu-abu

kecoklatan (+

+)

Abu kecoklatan

(+)

Coklat (++)

Coklat (+)

Kuning

kecoklatan

5 menit 4 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 5 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 6 + 1 tetes

larutan I2

5. Perlakuan 2 diukur

absorbansinya pada

apnjang gelombang 625

nm

b.Filtrat toge bermalam

1. Larutan amilum 2,5 mL

+ larutan buffer

posfat pH 7 2,5 mL

(disimpan pada suhu

500C selama 7 menit)

2. Perlakuan 1 + 15 tetes

filtrat toge bermalam

(kocok selama 30

menit)

5 menit 1 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 2 + 1 tetes

larutan I2

Kuning

%T = 22%

A = 0,6575

Larutan bening

Larutan bening

kehijauan

Abu-abu

kecoklatan (+)

Abu-abu

kecoklatan (+

+)

Coklat (++)

Coklat (+)

Kuning

kecoklatan

Kuning

%T = 22%

A = 0,6575

5 menit 3 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 4 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 5 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 6 + 1 tetes

larutan I2

3. Perlakuan 2 diukur

absorbansinya pada

apnjang gelombang 625

nm4 Pada suhu 1000C

a. Filtrat toge segar

1. Larutan amilum 2,5 mL

+ larutan buffer

posfat pH 7 2,5 mL

2. Dipanaskan pada suhu

1000C

3. Perlakuan 1 +

perlakuan 2

4. Perlakuan 3 dikocok

Larutan bening

Membentuk gel

dan terdapat

busa

Larutan bening

kehijauan

Larutan bening

kehijauan

Hitam kebiruan

selama 30 menit

5 menit 1 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 2 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 3 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 4 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 5 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 6 + 1 tetes

larutan I2

6. Perlakuan 2 diukur

absorbansinya pada

apnjang gelombang 625

nm

b.Filtrat toge bermalam

1. Larutan amilum 2,5 mL

+ larutan buffer

posfat pH 7 2,5 mL

2. Dipanaskan pada suhu

1000C

3. Perlakuan 1 +

(++)

Hitam kebiruan

(+)

Coklatehitaman

k Hitam

kecoklatan (+

+)

Hitam

kecoklatan(+)

coklat

%T = 33%

A = 0,4814

Larutan bening

Membentuk gel

dan terdapat

busa

Larutan bening

kehijauan

Hitam kebiruan

(+)

Hitam kebiruan

perlakuan 2

4. Perlakuan 3 dikocok

selama 30 menit

5 menit 1 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 2 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 3 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 4 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 5 + 1 tetes

larutan I2

5 menit 6 + 1 tetes

larutan I2

7. Perlakuan 2 diukur

absorbansinya pada

panjang gelombang 625

nm

(++)

Coklat

kehitaman

Hitam

kecoklatan (+

+)

Hitam

kecoklatan (+)

Coklat

%T = 33%

A = 0,4814

Keterangan :

(+++) = sangat cerah

(++) = cerah

(+) = kurang cerah

2. Pengaruh substrat

No Perlakuan Hasil

Pengamatan1 Tabung I

Filtrat toge segar

a. 1 mL amilum 1% + 2 mL

aquades + 15 tetes

lautan buffer posfat

pH 7

b. Perlakuan a + 5 tetes

filtrat toge segar

(dikocok 30 menit)

c. Perlakuan b +

dipanaskan 10 menit

d. Perlakuan c + 1 tetes

larutan iodin

e. Perlakuan d diukur

pada panjang gelombang

625 nm

Bening

Keruh

Keruh

Larutan

berwarna ungu

% T = 36%

A = 0,4444

Filtrat toge bermalam

a. 1 mL amilum 1% + 2 mL

aquades + 15 tetes

lautan buffer posfat

Coklat keabu-

abuan larutan

keruh

pH 7

b. Perlakuan a + 5 tetes

filtrat toge bermalam

(dikocok 30 menit)

c. Perlakuan b +

dipanaskan 10 menit

d. Perlakuan c + 1 tetes

larutan iodin

e. Perlakuan d diukur

pada panjang gelombang

625 nm

Abu-abu,

larutan keruh

Berwarna abu-

abu, larutan

keruh

Larutan

berwarna ungu

muda

% T = 27%

A = 0,569

2 Tabung II

Filtrat toge segar

a. 1 mL amilum 1% + 1,5

mL aquades + 5 tetes

lautan buffer posfat

pH 7

b. Perlakuan a + 15 tetes

filtrat toge segar

(dikocok 30 menit)

c. Perlakuan b +

dipanaskan 10 menit

d. Perlakuan c + 1 tetes

larutan iodin

e. Perlakuan d diukur

pada panjang gelombang

Bening

Keruh

Keruh

Larutan

berwarna ungu

% T = 19%

A = 0,721

625 nm Filtrat toge bermalam

a. 1 mL amilum 1% + 1,5

mL aquades + 15 tetes

lautan buffer posfat

pH 7

b. Perlakuan a + 5 tetes

filtrat toge bermalam

(dikocok 30 menit)

c. Perlakuan b +

dipanaskan 10 menit

d. Perlakuan c + 1 tetes

larutan iodin

e. Perlakuan d diukur

pada panjang

gelombang 625 nm

Bening

Larutan coklat

bu-abu

Larutan

berwarna abu-

abu

Larutan

berwarna ungu

% T =14%

A = 0,854

3 Tabung III

Filtrat toge segar

a. 1 mL amilum 1% + 1 mL

aquades + 5 tetes

lautan buffer posfat

pH 7

b. Perlakuan a + 15 tetes

filtrat toge segar

(dikocok 30 menit)

Bening

Keruh

Keruh

Larutan

c. Perlakuan b +

dipanaskan 10 menit

d. Perlakuan c + 1 tetes

larutan iodin

e. Perlakuan d diukur

pada panjang gelombang

625 nm

berwarna ungu

% T = 35%

A = 0,456

Filtrat toge bermalam

a. 1 mL amilum 1% + 1,5

mL aquades + 15 tetes

lautan buffer posfat

pH 7

b. Perlakuan a + 5 tetes

filtrat toge bermalam

(dikocok 30 menit)

c. Perlakuan b +

dipanaskan 10 menit

d. Perlakuan c + 1 tetes

larutan iodin

e. Perlakuan d diukur

pada panjang gelombang

625 nm

Bening

Coklat muda

Larutan keruh

Larutan

berwarna ungu

muda

% T =15%

A = 0,854

4 Tabung IV

Filtrat toge segar

a. 1 mL amilum 1% + 0,5

mL aquades + 5 tetes

Bening

lautan buffer posfat

pH 7

b. Perlakuan a + 15 tetes

filtrat toge segar

(dikocok 30 menit)

c. Perlakuan b +

dipanaskan 10 menit

d. Perlakuan c + 1 tetes

larutan iodin

e. Perlakuan d diukur

pada panjang gelombang

625 nm

Keruh

Keruh

Larutan

berwarna ungu

% T = 29%

A = 0,536

Filtrat toge bermalam

a. 1 mL amilum 1% + 1,5

mL aquades + 15 tetes

lautan buffer posfat

pH 7

b. Perlakuan a + 5 tetes

filtrat toge bermalam

(dikocok 30 menit)

c. Perlakuan b +

dipanaskan 10 menit

d. Perlakuan c + 1 tetes

larutan iodin

e. Perlakuan d diukur

Bening

Coklat abu-abu

Larutan keruh

Larutan

berwarna ungu

% T =9%

A = 1,046

pada panjang gelombang

625 nm5 Tabung V

Filtrat toge segar

a. 1 mL amilum 1% + 5

tetes lautan buffer

posfat pH 7

b. Perlakuan a + 15 tetes

filtrat toge segar

(dikocok 30 menit)

c. Perlakuan b +

dipanaskan 10 menit

d. Perlakuan c + 1 tetes

larutan iodin

f. Perlakuan d diukur

pada panjang gelombang

625 nm

Bening

Keruh

Keruh

Larutan

berwarna ungu

% T = 46%

A = 0,337

Filtrat toge bermalam

a. 1 mL amilum 1% + 15

tetes lautan buffer

posfat pH 7

b. Perlakuan a + 5 tetes

filtrat toge bermalam

(dikocok 30 menit)

c. Perlakuan b +

dipanaskan 10 menit

Bening

Larutan keruh

berbuih

Larutan keruh

Larutan

berwarna ungu

d. Perlakuan c + 1 tetes

larutan iodin

e. Perlakuan d diukur

pada panjang gelombang

625 nm

kehitaman

% T =5%

A = 1,301

3. Pengaruh pH

n

o

Perlakuan Hasil

Pengamatan1 Pada pH 5

a. Filtrat toge segar

0,75 mL larutan buffer

pH 5 + 0,5 mL larutan

amilum 0,1% + 3 tetes

filtrat toge segar +

dikocok selama 10 menit

Didiamkan pada suhu

ruang selama 30 menit

Dipanaskan selama 10

menit dengan perantara

air

Ditambahkan larutan

iodin 1% sebanyak 2

tetes + dikocok

Diukur absorbasinya

pada panjang gelombang

Larutan keruh

(+++++)

Hablur

Larutan keruh

(++++)

Larutan keruh

berwarna hijau

% T = 53%

A = 0,2757

625 nmb. Filtrat toge bermalam

0,75 mL larutan buffer

pH 5 + 0,5 mL larutan

amilum 0,1% + 3 tetes

filtrat toge bermalam +

dikocok selama 10 menit

Didiamkan pada suhu

ruang selama 30 menit

Dipanaskan selama 10

menit dengan perantara

air

Ditambahkan larutan

iodin 1% sebanyak 2

tetes + dikocok

Diukur absorbasinya

pada panjang gelombang

625 nm

Larutan keruh

(++++++)

Hablur

Larutan keruh

(+++++)

Larutan keruh

berwarna ungu

kehitaman

% T = 15%

A = 0,8239

2 Pada pH 6

a. Filtrat toge segar

0,75 mL larutan buffer

pH 6 + 0,5 mL larutan

amilum 0,1% + 3 tetes

filtrat toge segar +

dikocok selama 10 menit

Larutan keruh

(++++)

Hablur

Didiamkan pada suhu

ruang selama 30 menit

Dipanaskan selama 10

menit dengan perantara

air

Ditambahkan larutan

iodin 1% sebanyak 2

tetes + dikocok

Diukur absorbasinya

pada panjang gelombang

625 nm

Larutan keruh

(+++)

Larutan keruh

berwarna ungu

kebiruan

% T = 65%

A = 0,1871

b. Filtrat toge bermalam

0,75 mL larutan buffer

pH 6 + 0,5 mL larutan

amilum 0,1% + 3 tetes

filtrat toge bermalam +

dikocok selama 10 menit

Didiamkan pada suhu

ruang selama 30 menit

Dipanaskan selama 10

menit dengan perantara

air

Ditambahkan larutan

iodin 1% sebanyak 2

tetes + dikocok

Larutan keruh

(+++++)

Hablur

Larutan keruh

(++++)

Larutan keruh

berwarna ungu

kehitaman

% T = 5%

A = 0,3010

Diukur absorbasinya

pada panjang gelombang

625 nm3 Pada pH 7

a. Filtrat toge segar

0,75 mL larutan buffer

pH 7 + 0,5 mL larutan

amilum 0,1% + 3 tetes

filtrat toge segar +

dikocok selama 10 menit

Didiamkan pada suhu

ruang selama 30 menit

Dipanaskan selama 10

menit dengan perantara

air

Ditambahkan larutan

iodin 1% sebanyak 2

tetes + dikocok

Diukur absorbasinya

pada panjang gelombang

625 nm

Larutan keruh

(+++)

Hablur

Larutan keruh

(++)

Larutan keruh

berwarna merah

muda

% T = 75%

A = 0,1249

b. Filtrat toge bermalam

0,75 mL larutan buffer

pH 7 + 0,5 mL larutan

amilum 0,1% + 3 tetes

Larutan keruh

(++++)

filtrat toge bermalam +

dikocok selama 10 menit

Didiamkan pada suhu

ruang selama 30 menit

Dipanaskan selama 10

menit dengan perantara

air

Ditambahkan larutan

iodin 1% sebanyak 2

tetes + dikocok

Diukur absorbasinya

pada panjang gelombang

625 nm

Hablur

Larutan keruh

(+++)

Larutan keruh

berwarna ungu

kehitaman

% T = 48%

A = 0,3187

3 Pada pH 8

a. Filtrat toge segar

0,75 mL larutan buffer

pH 8 + 0,5 mL larutan

amilum 0,1% + 3 tetes

filtrat toge segar +

dikocok selama 10 menit

Didiamkan pada suhu

ruang selama 30 menit

Dipanaskan selama 10

menit dengan perantara

Larutan keruh

(++)

Hablur

Larutan keruh

(+)

Larutan keruh

berwarna biru

air

Ditambahkan larutan

iodin 1% sebanyak 2

tetes + dikocok

Diukur absorbasinya

pada panjang gelombang

625 nm

keunguan

% T = 68%

A = 0,1674

c. Filtrat toge bermalam

0,75 mL larutan buffer

pH 8 + 0,5 mL larutan

amilum 0,1% + 3 tetes

filtrat toge bermalam +

dikocok selama 10 menit

Didiamkan pada suhu

ruang selama 30 menit

Dipanaskan selama 10

menit dengan perantara

air

Ditambahkan larutan

iodin 1% sebanyak 2

tetes + dikocok

Diukur absorbasinya

pada panjang gelombang

625 nm

Larutan keruh

(+++)

Hablur

Larutan keruh

(++)

Larutan keruh

berwarna ungu

kehitaman

% T = 8%

A = 1,0969

4

.

Pada pH 9

b. Filtrat toge segar

0,75 mL larutan buffer

pH 9 + 0,5 mL larutan

amilum 0,1% + 3 tetes

filtrat toge segar +

dikocok selama 10 menit

Didiamkan pada suhu

ruang selama 30 menit

Dipanaskan selama 10

menit dengan perantara

air

Ditambahkan larutan

iodin 1% sebanyak 2

tetes + dikocok

Diukur absorbasinya

pada panjang gelombang

625 nm

Larutan keruh

(+)

Hablur

Larutan keruh

(+)

Larutan keruh

berwarna ungu

kehitaman

% T = 95%

A = 0,0222

d. Filtrat toge bermalam

0,75 mL larutan buffer

pH 9 + 0,5 mL larutan

amilum 0,1% + 3 tetes

filtrat toge bermalam +

dikocok selama 10 menit

Larutan keruh

(++)

Hablur

Didiamkan pada suhu

ruang selama 30 menit

Dipanaskan selama 10

menit dengan perantara

air

Ditambahkan larutan

iodin 1% sebanyak 2

tetes + dikocok

Diukur absorbasinya

pada panjang gelombang

625 nm

Larutan keruh

(+)

Larutan keruh

berwarna ungu

kehitaman

% T = 49%

A = 0,3098

Keterangan:

(++++++) : sangat keruh sekali

(+++++) : sangat keruh

(++++) : kekeruhan sedang

(+++) : keruh sedikit

(++) : keruh

(+) : mendekati bening

VI. PERHITUNGAN

a. Pengaruh Temperatur

1. Filtrat Toge Segar

2. Filtrat Toge Bermalam

b. Pengaruh pH

1. Filtrat toge Segar

2. Filtrat Toge Bermalam

c. Pengaruh Konsentrasi Substrat

1. Filtrat Toge Segar

2. Filtrat Toge Bermalam

VII. PEMBAHASAN

Enzim adalah substansi yang dihasilkan oleh sel-

sel hidup dan berperan sebagai katalisator pada

reaksi kimia yang berlangsung dalam organisme.

Katalisator adalah substansi yang mempercepat reaksi

tetapi pada hasil reaksi, substansi tersebut tidak

berubah. Enzim mempunyai ciri dimana kerjanya

dipengaruhi oleh lingkungan. Salah satu lingkungan

yang berpengaruh terhadap kerja enzim adalah pH. pH

optimal enzim adalah sekitar pH 7 (netral) dan jika

medium menjadi sangat asam atau sangat alkalis enzim

mengalami inaktivasi (Gaman & Sherrington, 1994).

Ada beberapa faktor untuk menentukan aktivitas

enzim berdasarkan efek katalisnya yaitu persamaan

reaksi yang dikatalis, kebutuhan kofaktor, pengaruh

konsentrasi substrat dan kofaktor, pH optimal,

daerah temperatur, dan penentuan berkurangnya

substrat atau bertambahnya hasil reaksi. Penentuan

ini biasa dilakukan di pH optimal dengan konsentrasi

substrat dan kofaktor berlebih, menjadikan laju

reaksi yang terjadi merupakan tingkat ke 0 (zero order

reaction) terhadap substrat. Pengamatan reaksinya

dengan berbagai cara kimia atau spektrofotometri.

Ada dua teori tentang mekanisme pengikatan substrat

oleh enzim, yaitu teori kunci dan anak kunci (lock

and key) dan teori induced fit (Wirahadikusumah, 1989).

Salah satu enzim yang diperlukan untuk

pertumbuhan adalah amilase. Amilase dapat diartikan

sebagai segolongan enzim yang merombak pati,

glikogen, dan polisakarida yang lain. Tumbuhan

mengandung α dan ß amilase; hewan memiliki hanya α

amilase, dijumpai dalam cairan pankreas dan juga

(pada manusia dan beberapa spesies lain) dalam

ludah. Amilase memotong rantai polisakarida yang

panjang, menghasilkan campuran glukosa dan maltosa.

Amilosa merupakan polisakarida yang terdiri dari

100-1000 molekul glukosa yang saling berikatan

membentuk rantai lurus. Dalam air, amilosa bereaksi

dengan iodine memberikan warna biru yang khas . Pada

manusia, α amilase pada ludah dan pankreas berguna

dalam hidrolisis pati yang terkandung dalam makanan

ke dalam bentuk aligosakarida, di mana dalam

perubahan tersebut dapat dihidrolisis oleh

disakarida atau trisakarida dalam jumlah kecil.

Contohnya, α amilase pada mamalia memiliki pH

optimum 6-7, bergantung pada ada atau tidaknya ion

halogen  (Kartasapoetra, 1994).

Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui

dan mengamati pengaruh temperatur, ph, dan

konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim. Pada

percobaan ini digunakan 2 jenis filtrat toge, yaitu

filtrat toge segar dan filtrat toge bermalam. Hal

ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan

aktivitas enzim pada filtrat toge segar dan filtrat

toge bermalam. Pada percobaan ini terdapat tiga

perlakuan, yaitu :

A. Pengaruh temperatur

Perlakuan ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh temperatur terhadap aktivitas enzim,

dimana kenaikan suhu dapat menyebabkan

denaturasi, sehingga bagian aktifnya terganggu,

akibatnya konsentrasi spesifik enzim berkurang

dan kecepatan reaksinya turun.

Perlakuan ini dilakukan pada 4 jenis suhu

yaitu pada suhu kamar, suhu dingin, suhu 500C dan

pada suhu 1000C terhadap filtrat toge segar dan

filtrat toge bermalam.

Suhu kamar

Untuk filtrat toge segar dan bermalam pada

suhu kamar dengan perlakuan yang sama, yaitu

mengambil larutan amilum 2,5 ml lalu

ditambahkan larutan buffer fosfat pH 7 sebanyak

2,5 ml dan disimpan pada suhu kamar selama 7

menit dan diperoleh larutan bening. Larutan

amilum berfungsi sebagai substrat dari enzim

amilase. Kemudian ditambahkan dengan filtrat

toge sebanyak 15 tetes dan dikocok selama 30

menit. Dimana untuk toge segar, 5 menit

pengocokan pertama ditambahakn 1 tetes larutan

I2 dan dperoleh larutan berwarna coklat abu-abu.

5 menit pengocokan kedua ditambahkan 1 tetes

larutan I2 dan dperoleh larutan berwarna abu-

abu. 5 menit ketiga pengocokan ditambahakn 1

tetes larutan I2 dan dperoleh larutan berwarna

abu-abu. 5 menit keempat pengocokan

ditambahkan 1 tetes larutan I2 dan dperoleh

larutan berwarna cokelat. 5 menit kelima

pengocokan ditambahakn 1 tetes larutan I2 dan

dperoleh larutan berwarna cokelat terang. Dan 5

menit keenam pengocokan ditambahakn 1 tetes

larutan I2 dan dperoleh larutan berwarna cokelat

terang. Fungsi dari penambahan iodin yaitu

untuk mengetahui ada tidaknya amilum. Langkah

selanjutnya yaitu mengukur absorbansinya dan

nilai absorbansinya yaitu 0,5890.

Untuk filtrat toge bermalam 5 menit

pengocokan pertama ditambahakn 1 tetes larutan

I2 dan dperoleh larutan berwarna bening

kecoklatan. 5 menit pengocokan kedua

ditambahkan 1 tetes larutan I2 dan dperoleh

larutan berwarna berwarna bening kecoklatan. 5

menit ketiga pengocokan ditambahakan 1 tetes

larutan I2 dan diperoleh larutan berwarna abu-

abu. 5 menit keempat pengocokan ditambahkan 1

tetes larutan I2 dan dperoleh larutan berwarna

cokelat kekuningan. 5 menit kelima pengocokan

ditambahakan 1 tetes larutan I2 dan dperoleh

larutan berwarna cokelat. Dan 5 menit keenam

pengocokan ditambahakn 1 tetes larutan I2 dan

dperoleh larutan berwarna cokelat kekuningan.

Fungsi dari penambahan iodin yaitu untuk

mengkomplekskan amilum dan juga penambahan

iodium berfungsi sebagai indikator untuk

menentukan adanya amilum . Larutan amilum

merupakan larutan yang tidak berwarna, sehingga

untuk melakukan pengukuran absorbansi

menggunakan spektrofotometer larutan amilum

harus dijadikan larutan kompleks agar menjadi

berwarna dan dapat diukur absorbansinya. Jika

larutan amilum tidak dikomplekskan dengan

larutan iodium maka tidak dapat diukur

absorbansinya menggunakan spektrofotometer,

karena larutan amilum tersebut tidak menyerap

warna komplementer dari sinar putih sehingga

tidak ada warna yang diteruskan.. Langkah

selanjutnya yaitu mengukur absorbansinya dan

nilai absorbansinya yaitu 0,6778.

Suhu dingin

Untuk filtrat toge segar dan bermalam pada

suhu dingin dengan perlakuan yang sama, yaitu

mengambil larutan amilum 2,5 ml lalu

ditambahkan larutan buffer fosfat pH 7 sebanyak

2,5 ml dan disimpan pada suhu dingin selama 7

menit dan diperoleh larutan bening. Larutan

amilum berfungsi sebagai substrat dari enzim

amilase. Kemudian ditambahkan dengan filtrat

toge sebanyak 15 tetes dan dikocok selama 30

menit. Dimana untuk toge segar, 5 menit

pengocokan pertama ditambahakan 1 tetes larutan

I2 dan dperoleh larutan berwarna hitam. 5 menit

pengocokan kedua ditambahkan 1 tetes larutan I2

dan dperoleh larutan berwarna cokelat

kehitaman. 5 menit ketiga pengocokan

ditambahakn 1 tetes larutan I2 dan diperoleh

larutan berwarna cokelat. 5 menit keempat

pengocokan ditambahkan 1 tetes larutan I2 dan

dperoleh larutan berwarna cokelat. 5 menit

kelima pengocokan ditambahakn 1 tetes larutan

I2 dan dperoleh larutan berwarna cokelat. Dan 5

menit keenam pengocokan ditambahakn 1 tetes

larutan I2 dan dperoleh larutan berwarna cokelat

tkemerahan. Langkah selanjutnya yaitu mengukur

absorbansinya dan nilai absorbansinya yaitu

0,5686.

Untuk filtrat toge bermalam 5 menit

pengocokan pertama ditambahakn 1 tetes larutan

I2 dan dperoleh larutan berwarna hitam. 5 menit

pengocokan kedua ditambahkan 1 tetes larutan I2

dan diperoleh larutan berwarna berwarna

cokelat. 5 menit ketiga pengocokan

ditambahakan 1 tetes larutan I2 dan diperoleh

larutan berwarna cokelat kehitaman. 5 menit

keempat pengocokan ditambahkan 1 tetes larutan

I2 dan dperoleh larutan berwarna cokelat. 5

menit kelima pengocokan ditambahakan 1 tetes

larutan I2 dan dperoleh larutan berwarna

cokelat. Dan 5 menit keenam pengocokan

ditambahakn 1 tetes larutan I2 dan dperoleh

larutan berwarna cokelat. Langkah selanjutnya

yaitu mengukur absorbansinya dan nilai

absorbansinya yaitu 0,5686.

Suhu 500C

Untuk filtrat toge segar dan bermalam pada

suhu 500C dengan perlakuan yang sama, yaitu

mengambil larutan amilum 2,5 ml lalu

ditambahkan larutan buffer fosfat pH 7 sebanyak

2,5 ml dan dipanaskan hingga suhu 500C selama 7

menit dan diperoleh larutan bening. Larutan

amilum berfungsi sebagai substrat dari enzim

amilase. Kemudian ditambahkan dengan filtrat

toge sebanyak 15 tetes dan dikocok selama 30

menit. Dimana untuk toge segar, 5 menit

pengocokan pertama ditambahakan 1 tetes larutan

I2 dan diperoleh larutan berwarna abu-abu

kecoklatan. 5 menit pengocokan kedua

ditambahkan 1 tetes larutan I2 dan dperoleh

larutan berwarna abu kecokelatan. 5 menit

ketiga pengocokan ditambahakan 1 tetes larutan

I2 dan diperoleh larutan berwarna cokelat. 5

menit keempat pengocokan ditambahkan 1 tetes

larutan I2 dan dperoleh larutan berwarna

cokelat. 5 menit kelima pengocokan ditambahakn

1 tetes larutan I2 dan dperoleh larutan berwarna

kuning kecokelatan. Dan 5 menit keenam

pengocokan ditambahakan 1 tetes larutan I2 dan

dperoleh larutan berwarna kuning. Langkah

selanjutnya yaitu mengukur absorbansinya dan

nilai absorbansinya yaitu 0,6575.

Untuk filtrat toge bermalam 5 menit

pengocokan pertama ditambahakan 1 tetes larutan

I2 dan diperoleh larutan berwarna abu-abu

kecoklatan. 5 menit pengocokan kedua

ditambahkan 1 tetes larutan I2 dan dperoleh

larutan berwarna abu kecokelatan. 5 menit

ketiga pengocokan ditambahakan 1 tetes larutan

I2 dan diperoleh larutan berwarna cokelat. 5

menit keempat pengocokan ditambahkan 1 tetes

larutan I2 dan dperoleh larutan berwarna

cokelat. 5 menit kelima pengocokan ditambahakn

1 tetes larutan I2 dan dperoleh larutan berwarna

kuning kecokelatan. Dan 5 menit keenam

pengocokan ditambahakan 1 tetes larutan I2 dan

dperoleh larutan berwarna kuning. Langkah

selanjutnya yaitu mengukur absorbansinya dan

nilai absorbansinya yaitu 0,6575.

Suhu 1000C

Untuk filtrat toge segar dan bermalam pada

suhu 1000C dengan perlakuan yang sama, yaitu

mengambil larutan amilum 2,5 ml lalu

ditambahkan larutan buffer fosfat pH 7 sebanyak

2,5 ml dan dipanaskan hingga suhu 1000C selama

7 menit dan diperoleh larutan bening. Larutan

amilum berfungsi sebagai substrat dari enzim

amilase. Kemudian filtrat toge dipanaskan

hingga suhu 1000C sehingga membentuk gel dan

terdapat busa, dan dikocok selama 30 menit.

Dimana untuk toge segar, 5 menit pengocokan

pertama ditambahakan 1 tetes larutan I2 dan

diperoleh larutan berwarna hitam kebiruan . 5

menit pengocokan kedua ditambahkan 1 tetes

larutan I2 dan diperoleh larutan berwarna hitam

kebiruan. 5 menit ketiga pengocokan

ditambahakan 1 tetes larutan I2 dan diperoleh

larutan berwarna cokelat kehitaman. 5 menit

keempat pengocokan ditambahkan 1 tetes larutan

I2 dan dperoleh larutan berwarna hitam

kecokelatan. 5 menit kelima pengocokan

ditambahakn 1 tetes larutan I2 dan dperoleh

larutan berwarna hitam kecokelatan. Dan 5 menit

keenam pengocokan ditambahakan 1 tetes larutan

I2 dan dperoleh larutan berwarna cokelat.

Langkah selanjutnya yaitu mengukur

absorbansinya dan nilai absorbansinya yaitu

0,4814.

Untuk filtrat toge 5 menit pengocokan

pertama ditambahakan 1 tetes larutan I2 dan

diperoleh larutan berwarna hitam kebiruan . 5

menit pengocokan kedua ditambahkan 1 tetes

larutan I2 dan diperoleh larutan berwarna hitam

kebiruan. 5 menit ketiga pengocokan

ditambahakan 1 tetes larutan I2 dan diperoleh

larutan berwarna cokelat kehitaman. 5 menit

keempat pengocokan ditambahkan 1 tetes larutan

I2 dan dperoleh larutan berwarna hitam

kecokelatan. 5 menit kelima pengocokan

ditambahakn 1 tetes larutan I2 dan dperoleh

larutan berwarna hitam kecokelatan. Dan 5 menit

keenam pengocokan ditambahakan 1 tetes larutan

I2 dan dperoleh larutan berwarna cokelat.

Langkah selanjutnya yaitu mengukur

absorbansinya dan nilai absorbansinya yaitu

0,4814.

Pada suhu dingin memerlukan enzim bekerja

lambat dalam reaksi ini. Aktivitas enzim pada

suhu 100 ˚C, hampir sama pada suhu kamar dan suhu

dingin. Hal ini disebabkan  karena enzim tidak

mampu bekerja pada suhu tersebut yang diakibatkan

oleh terdenaturasinya enzim pada suhu yang

tinggi. Tingginya temperatur dapat menyebabkan

pecahnya ikatan hidrogen dan ikatan kovalen yang

membuat konformasi protein, dalam hal ini adalah

enzim, sehingga sisi aktifnya menjadi berjauhan

letaknya. Hal tersebut menyebabkan konsentrasi

efektif enzim menjadi berkurang atau dengan kata

lain aktivitas enzim menjadi lambat. Waktu yang

tercepat bagi enzim untuk menghidrolisis amilum

adalah pada suhu  50˚C, yaitu suhu optimumnya.

Jika suhu terlalu tinggi maka enzim akan menjadi

rusak dan sebaliknya jika suhu terlalu rendah

(00C) maka enzim berhenti bekerja namun tidak

rusak.

B. Pengaruh pH

Pada perlakuan ini menyediakan 5 tabung reaksi

untuk pengamatan filtrat toge segar. Masing-

masing kedalam tabung reaksi ini ditambahkan 0,75

ml larutan buffer dengan pH yang berbeda-beda

yaitu ph 5, 6,7, 8, dan 9. Digunakan beberapa

macam pH yang berbeda-beda agar dapat ditentukan

pada pH berapa enzim bekerja dengan baik (pH

Optimum). Kemudian pada masing-masing tabung yang

telah berisi larutan buffer ditambahkan larutan

amilum 0,1% sebanyak 0,5 ml dan diperoleh larutan

yang keruh. Amilum merupakan substrat yang akan

bereaksi dengan iodium membentuk kompleks.

Larutan amilum merupakan larutan yang tidak

berwarna, sehingga untuk melakukan pengukuran

absorbansi menggunakan spektrofotometer larutan

amilum harus dijadikan larutan kompleks agar

menjadi berwarna dan dapat diukur absorbansinya.

Jika larutan amilum tidak dikomplekskan dengan

larutan iodium maka tidak dapat diukur

absorbansinya menggunakan spektrofotometer,

karena larutan amilum tersebut tidak menyerap

warna komplementer dari sinar putih sehingga

tidak ada warna yang diteruskan. Selanjutnya

ditambahkan filtrat toge segar sebanyak 3 tetes

dan didiamkan pada suhu ruang selama 30 menit

sehinggah tingkat kekeruan larutan bertambah.

Langkah selanjutnya yaitu penambahan larutan

iodin pada masing-masing tabung sebanyak 2 tetes

dan dikocok sehinggah larutan berwarna hijau

kemudian diukur absorbansinya pada panjang

gelombang 625nm. Pada pengamatan filtrat toge

bermalam perlakuannya sama dengan filtrat toge

segar. Sehingga data absorbansi yang diperoleh

dari toge segar dan bermalam pada masing-masing

ph yang digunakan yaitu:

1. Ph 5

Toge segar = 0,276

Toge bermalam = 0,824

2. Ph 6

Toge segar = 0,187

Toge bermalam = 0,301

3. Ph 7

Toge segar = 0,125

Toge bermalam = 0,319

4. Ph 8

Toge segar = 0,167

Toge bermalam = 0,097

5. Ph 9

Toge segar = 0,022

Toge bermalam = 0,301

Bila aktivitas enzim diukur pada pH yang

berlainan, maka sebagian besar enzim didalam

tubuh akan menunjukan aktivitas optimum antara pH

5,0 - 9,0, pH optimum enzim adalah 7.

1. Pada pH rendah atau tingi, enzim akan

mengalami denaturasi.

2. Pada pH rendah atau tinggi, enzim maupun

substrat dapat mengalami

perubahan muatan listrik dengan akibat

perubahan aktivitas enzim.

C. Pengaruh Konsentrasi Substrat

Pada perlakuan ini dengan menggunakan filtrat

toge segar, hal pertama yang dilakukan adalah

menyiapkan 5 tabung reaksi. Pada masing-masing

tabung ditambahkan larutan amilum secara

berurutan yaitu 1 ml, 1,5 ml, 2 ml, 2,5 ml, dan 3

ml. Kemudian ditambahkan lagi secra berurutan

aquadest yaitu 2 ml, 1,5 ml, 1 ml, 0,5 ml, dan

pada tabung 5 tidak ditambahkan aquadest.

Kemudian pada masing-masing tabung ditambahkan

filtrat toge segar sebanyak 15 tetes dan dikocok

selama 30 menit. Langkah selanjutnya yaitu

memanaskan masing-masing tabung reaksi yang telah

berisi larutan selama 10 menit. Setelah

dipanaskan langkah selanjutnya yaitu memasukkan

masing-masing kedalam tabung reaksi 1 tetes

larutan iodin untuk mengetahui adanya amilum.

Amilum merupakan substrat yang akan bereaksi

dengan iodium membentuk kompleks. Larutan amilum

merupakan larutan yang tidak berwarna, sehingga

untuk melakukan pengukuran absorbansi menggunakan

spektrofotometer larutan amilum harus dijadikan

larutan kompleks agar menjadi berwarna dan dapat

diukur absorbansinya. Jika larutan amilum tidak

dikomplekskan dengan larutan iodium maka tidak

dapat diukur absorbansinya menggunakan

spektrofotometer, karena larutan amilum tersebut

tidak menyerap warna komplementer dari sinar

putih sehingga tidak ada warna yang diteruskan.

Pada perlakuan filtrat toge bermalam

perlakuannya sama dengan filtrat toge segar.

Setelah masing-masing tabung reaksi yang berisi

larutan filtrat toge segar dan bermalam telah

ditambahkan iodin. Langkah selanjutnya yaitu

mengukur absorbansinya pada panjang gelombang 625

nm, dan data yang diperoleh yaitu sebagai

berikut:

1. Tabung 1

Toge segar = 0,444

Toge bermalam = 0,569

2. Tabung 2

Toge segar = 0,721

Toge bermalam = 0,854

3. Tabung 3

Toge segar = 0,456

Toge bermalam = 0,854

4. Tabung 4

Toge segar = 0,563

Toge bermalam = 1,046

5. Tabung 5

Toge segar = 0,337

Toge bermalam = 1,301

Menurut teori, dengan konsentrasi enzim yang

tetap, maka pertambahan konsentrasi substrat akan

menaikkan kecepatan reaksi. Akan tetapi, pada

batas konsentrasi tertentu, tidak terjadi

kenaikan kecepatan reaksi walaupun konsentrasi

substrat diperbesar. Pada konsentrasi substrat

rendah, bagian aktif enzim hanya menampung

sedikit substrat. Bila konsentrasi substrat

diperbesar, makin banyak substrat yang dapat

berhubungan dengan enzim pada bagian aktif

tersebut. Dengan demikian, konsentrasi kompleks

enzim-substrat semakin besar, dan hal ini

menyebabkan makin besarnya kecepatan reaksi. Akan

tetapi, pada suatu batas konsentrasi substrat

tertentu, semua bagian aktif enzim telah dipenuhi

oleh substrat atau telah jenuh dengan substrat.

Dalam keadaan ini, bertambah besarnya konsentrasi

substrat tidak menyebabkan bertambah besarnya

konsentrasi kompleks enzim-substrat, sehingga

jumlah hasil reaksinya pun tidak bertambah besar.

VIII. KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini

yaitu sebagai berikut:

1. Temperatur yang optimal menyebabkan aktivitas

enzim berlangsung secara maksimal, aktivitas

enzim akan menurun apabila berada dibawah atau

diatas temperatur optimumnya.

2. Nilai pH yang optimal menyebabkan aktivitas

enzim berlangsung secara maksimal. Aktivitas

enzim akan menurun apabila berada dibawah atau

diatas pH optimumnya.

3. Konsentrasi enzim yang tetap dan penambahan

konsentrasi substrat akan menaikkan kecepatan

reaksi.

DAFTAR PUSTAKA

Kartasapoetra,A.G. (1994). Teknologi Penanganan Pasca

Panen. Jakarta : Rineka Cipta.

Lehninger, A.L.1982. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta :

Erlangga.

Poedjiaji, A. (1989). Dasar-dasar Biokimia. Jakarta :

UI Press.

Ristiati, Ni Putu. (2010). Pengantar Mikrobiologi Umum,

Departemen Pendidikan Nasional.p

Wirahadikusumah, M. (1989), Biokimia     protein, enzim,

dan asam nukleat, Bandung : Institut Teknologi

Bandung.