13
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Pada juni 1972, diselenggarakan Konferensi PBB mengenai Lingkungan Manusia, pertemuan itu dilaksanakan di Stockholm pada 5-16 Juni 1972, yang mempertimbangkan perlunya suatu pandangan umum dan prinsip-prinsip umum untuk mengilhami dan membimbing seluruh manusia dalam pelestarian dan peningkatan lingkungan manusia. Konferensi Stockholm memproklamirkan bahwa : 1. Manusia adalah ciptaan sekaligus pencipta lingkungannya, yang memberinya kelebihan fisik dan kemampuan-kemampuan dalam hal kecerdasan berpikir, moral, sosial dan pertumbuhan rohani. Dalam evolusi yang panjang dan berliku dari kehidupan manusia di dunia telah dicapai suatu babak ,melalui percepatan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah memperoleh kekuatan untuk mengubah lingkungannya dalam berbagai cara dan pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kedua aspek dari lingkungan manusia , yaitu alam dan ciptaan manusia sama-sama penting bagi kesejahteraan dan untuk perwujudan HAM itu sendiri. 2. Perlindungan dan perbaikan lingkungan hidup manusia merupakan masalah besar yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat dan perkembangan ekonomi di seluruh dunia, Hal ini menjadi keinginan yang mendesak bangsa-bangsa seluruh dunia serta merupakan kewajiban dari semua Pemerintah 3. Manusia secara terus-menerus memperbanyak pengalamannya dan terus menggali, menemukan, mencipta serta terus mengalami kemajuan.. Di masa kini, kemampuan manusia untuk mengubah lingkungannya, jika digunakan secara bijak, dapat membawa manfaat yang membangun bagi semua bangsa dan kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup. Penerapan yang salah atau semena-mena, kekuatan yang sama dapat sangat membahayakan manusia dan lingkungannya. Kita lihat di sekitar kita semakin banyak bukti dari kebrutalan kelakuan manusia di berbagai belahan dunia tingkat pencemaran baik air, udara, bumi serta makhluk hidup berada pada tingkatan yang berbahaya; bencana hebat dan tidak dikehendaki terhadap keseimbangan ekologi biosfer; kehancuran dan penipisan sumber daya non hayati; dan defisinesi kotor , berbahaya bagi fisik, mental dan kesehatan sosial manusia, dalam lingkungan buatan manusia, khususnya dalam lingkungan dan ruang kerja 1

Perkembangan Hukum Lingkungan di Internasional dan Indonesia

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pada juni 1972, diselenggarakan Konferensi PBB mengenai Lingkungan Manusia, pertemuan itu dilaksanakan di Stockholm pada 5-16 Juni 1972, yang mempertimbangkan perlunya suatu pandangan umum dan prinsip-prinsip umum untuk mengilhami dan membimbing seluruh manusia dalam pelestarian dan peningkatan lingkungan manusia.

Konferensi Stockholm memproklamirkan bahwa :

1. Manusia adalah ciptaan sekaligus pencipta lingkungannya, yang memberinya kelebihan fisik dan kemampuan-kemampuan dalam hal kecerdasan berpikir, moral, sosial dan pertumbuhan rohani. Dalam evolusi yang panjang dan berliku dari kehidupan manusia di dunia telah dicapai suatu babak ,melalui percepatan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah memperoleh kekuatan untuk mengubah lingkungannya dalam berbagai cara dan pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kedua aspek dari lingkungan manusia , yaitu alam dan ciptaan manusia sama-sama penting bagi kesejahteraan dan untuk perwujudan HAM itu sendiri.

2. Perlindungan dan perbaikan lingkungan hidup manusia merupakan masalah besar yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat dan perkembangan ekonomi di seluruh dunia, Hal ini menjadi keinginan yang mendesak bangsa-bangsa seluruh dunia serta merupakan kewajiban dari semua Pemerintah

3. Manusia secara terus-menerus memperbanyak pengalamannya dan terus menggali, menemukan, mencipta serta terus mengalami kemajuan.. Di masa kini, kemampuan manusia untuk mengubah lingkungannya, jika digunakan secara bijak, dapat membawa manfaat yang membangun bagi semua bangsa dan kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup. Penerapan yang salah atau semena-mena, kekuatan yang sama dapat sangat membahayakan manusia dan lingkungannya. Kita lihat di sekitar kita semakin banyak bukti dari kebrutalan kelakuan manusia di berbagai belahan dunia tingkat pencemaran baik air, udara, bumi serta makhluk hidup berada pada tingkatan yang berbahaya; bencana hebat dan tidak dikehendaki terhadap keseimbangan ekologi biosfer; kehancuran dan penipisan sumber daya non hayati; dan defisinesi kotor , berbahaya bagi fisik, mental dan kesehatan sosial manusia, dalam lingkungan buatan manusia, khususnya dalam lingkungan dan ruang kerja

1

4. Di negara-negara berkembang sebagian besar masalah lingkungan disebabkan oleh pembangunan. Jutaan di antaranya terus hidup, jauh di bawah tingkat minimum yang diperlukan untuk kehidupan manusia yang layak, kekurangan pangan dan sandang yang memadai, tempat berteduh dan pendidikan serta kesehatan dan sanitasi. Oleh karena itu, negara-negara berkembang harus mengarahkan upaya mereka pada pembangunan, mengingat prioritas mereka dan kebutuhan untuk melindungi dan memperbaiki lingkungan. Untuk tujuan yang sama, negara-negara industri harus melakukan upaya untuk mengurangi kesenjangan diri mereka sendiri dengan negara-negara berkembang. Di negara-negara industri, masalah lingkungan umumnya terkait dengan industrialisasi dan perkembangan teknologi ..

5. Pertumbuhan alami penduduk terus menerus menyajikan permasalahan bagi pelestarian lingkungan, dan kebijakan serta langkah-langkah yang memadai harus diadopsi, sebagaimana mestinya, untuk menghadapi masalah ini. Dibanding semua yang ada di dunia., manusia adalah makhluk yang paling berharga. Yang dimaksud di sini adalah orang-orang yang mendorong kemajuan sosial, menciptakan kemakmuran sosial, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta, melalui kerja keras mereka, terus-menerus mengubah sekitarnya. Seiring dengan kemajuan sosial dan kemajuan produksi, ilmu pengetahuan dan teknologi, kemampuan manusia untuk memperbaiki lingkungan meningkat setiap harinya

6. Suatu hal telah tercapai dalam sejarah ketika kita sebagai masyrakat dunia diharuskan mengambil sikap kehati-hatian yang lebih sebagai sebuah konsekuensi dari kondisi lingkungan saat ini. Melalui ketidaktahuan atau ketidakpedulian kita bisa melakukan pembahayaan yang besar dan tidak dapat dirubah lagi terhadap bumi di mana kehidupan dan kesejahteraan kita bergantung. Sebaliknya, melalui pengetahuan yang lebih sempurna dan tindakan yang lebih bijaksana, kita dapat memeproleh kehidupan yang lebih baik dalam lingkungan yang lebih mampu memenuhi kebutuhan dan harapan manusia untuk diri kita dan anak cucu kita. Ada pemandangan yang luas untuk peningkatan kualitas lingkungan dan penciptaan kehidupan yang baik. Apa yang dibutuhkan adalah sebuah keantusiaan, pikiran yang tenang dan kuat namun bekerja dengan sepatutnya. Untuk tujuan pencapaian kebebasan akan sebuah dunia yang alami, manusia harus menggunakan pengetahuan untuk membangun, bekerja sama dengan alam, lingkungan yang lebih baik. Untuk mempertahankan dan meningkatkan lingkungan hidup manusia untuk generasi sekarang dan mendatang telah menjadi suatu keharusan bagi umat manusia-sebuah tujuan untuk dikejar bersama-sama dengan, dan selaras dengan, tujuan yang mapan dan mendasar akan perdamaian dan pembangunan ekonomi dan sosial di seluruh dunia.

2

7. Untuk mencapai tujuan lingkungan ini akan dituntut penerimaan tanggung jawab oleh warga negara dan masyarakat dan oleh perusahaan dan lembaga-lembaga di setiap tingkatan, semua berbagi secara adil dalam usaha bersama. Individu pada semua lapisan masyarakat seperti juga organisasi-organisasi di berbagai bidang, dengan nilai-nilai mereka dan berbagai tindakannya, akan membentuk dunia menjadi lingkungan masa depan. Lokal dan pemerintah nasional akan menanggung beban terbesar untuk kebijakan lingkungan dan tindakan dalam yurisdiksi mereka dalam skala besar. Kerjasama internasional juga diperlukan dalam rangka untuk meningkatkan sumber daya untuk mendukung negara-negara berkembang dalam melaksanakan tanggung jawab mereka dalam bidang ini. Sebuah pertumbuhan kelas dalam permasalahan lingkungan., karena tingkatannya adalah regional atau global atau karena mereka mempengaruhi kepentingan umum bagi dunia internasional, akan memerlukan kerjasama yang luas antar bangsa dan tindakan oleh organisasi-organisasi internasional dalam kepentingan bersama. Konferensi menyerukan kepada Pemerintah dan masyarakat untuk mengerahkan usaha bersama untuk pelestarian dan perbaikan lingkungan manusia, untuk kepentingan semua orang dan bagi keturunan mereka.

Pertemuan tersebut menyepakati Deklarasi berisi 26 prinsip mengenai lingkungan dan pembangunan ; Rencana Aksi dengan 109 rekomendasi, dan Resolusi. Prinsip Deklarasi Stockholm:

1. Hak asasi manusia harus menegaskan, apartheid dan kolonialisme dikutuk

2. Sumber daya alam harus dijaga

3. Kapasitas bumi untuk menghasilkan sumber daya terbarukan harus dipertahankan

4. Wildlife harus dijaga

5. Sumber non-terbarukan harus dibagi dan tidak habis

6. Polusi tidak boleh melebihi kapasitas lingkungan untuk membersihkan dirinya sendiri

7. Polusi kelautan yang merusak harus dicegah

8. Pengembangan diperlukan untuk memperbaiki lingkungan

9. Negara-negara berkembang perlu bantuan

10. Negara-negara berkembang perlu harga yang wajar untuk ekspor untuk melaksanakan pengelolaan lingkungan

3

11. Kebijakan Lingkungan tidak boleh menghambat pembangunan

12. Negara-negara berkembang membutuhkan uang untuk mengembangkan perlindungan lingkungan

13. Perencanaan pembangunan terpadu diperlukan

14. Perencanaan Rasional harus menyelesaikan konflik antara lingkungan dan pembangunan

15. Pemukiman manusia harus direncanakan untuk menghilangkan masalah lingkungan

16. Pemerintah harus merencanakan kebijakan kependudukan yang sesuai mereka sendiri

17. Lembaga Nasional harus merencanakan pengembangan sumber daya alam negara

18. Ilmu dan teknologi harus digunakan untuk memperbaiki lingkungan

19. Pendidikan lingkungan sangat penting

20. Penelitian Lingkungan harus dipromosikan, khususnya di negara berkembang

21. Negara dapat memanfaatkan sumber daya mereka seperti yang mereka inginkan tetapi tidak harus membahayakan orang lain

22. Kompensasi diberikan karena negara terancam punah

23. Setiap negara harus menetapkan standar sendiri

24. Harus ada kerjasama mengenai isu-isu internasional

25. Organisasi-organisasi internasional harus membantu untuk memperbaiki lingkungan

26. Senjata pemusnah massal harus dihilangkan

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang mengenai Hukum Lingkungan diatas, maka saya dapat mengambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa penyebab diselenggarakannya Konferensi Stockholm?2. Bagaimana perkembangan Hukum Lingkungan di Indonesia?3. Masalah lingkungan apa yang ada di Indonesia?

4

BAB II

Pembahasan

Penyakit Minatama

Pencemaran akibat limbah merkuri pernah terjadi di kawasan Teluk Minamata Jepang tahun 1950 an lalu. Sekitar 3 ribu warga menjadi korban dan mengalami berbagai penyakit aneh yang kemudian disebut sebagai penyakit Minamata.

Minamata adalah sebuah teluk dengan kota kecil di Jepang. Kota Nelayan menghadap ke laut Siranul, Jepang ini, menjadi terkenal ke seluruh dunia. Karena lebih dari 3 ribu warga kota ini pernah menderita penyakit yang diakibatkan pencemaran logam raksa atau merkuri.

Limbah merkuri di Perairan Minamata berasal dari perusahaan Nippon Mitrogen Vertilaser yang merupakan cikal bakal Ciso Go LTD dengan produksi utama pupuk Urea.

Akibat limbah merkuri tersebut, warga menderita penyakit dengan ciri-ciri sulit tidur, kaki dan tangan merasa dingin, gangguan penciuman, kerusakan pada otak, gagap bicara, hilangnya kesadaran, bayi-bayi yang lahir cacat hingga menyebabkan kematian.

Penyakit aneh ini kemudian dikenal dunia dengan nama Penyakit Minamata. Penyakit Minamata tidak hanya menyerang manusia. Tetapi juga binatang yang mengkonsumsi bahan makanan yang tercemar merkuri atau menghirup udara yang mengandung merkuri.

Parahnya, penyakit Minamata tidak ada obatnya. Tahun 1956, kecurigaan mulai muncul setelah Direktur Rumah Sakit Ciso melaporkan ke Pusat Kesehatan Masyarakat Minamata. Atas masuknya gelombang pasien dengan gejala sama, kerusakan sistem syaraf.

Namun penyakit Minamata ini, amat lambat penanganannya oleh Pemerintah Jepang. Baru 12 tahun, yakni pada tahun 1968, pemerintah Jepang mengakui, penyakit aneh ini bersumber dari limbah Ciso yang dibuang ke Perairan Minamata.

5

Dampak Penyakit Minamata

Masalah utama dari dampak adanya penyakit minamata terhadap masyarakat adalah korban Minamata dikucilkan dan tidak dapat berbaur dengan masyarakat yang takut tertular penyakit. walaupun telah ada himbauan dari pemerintah setempat bahwa penyakit minamata ini tidak menular, namun masyarakat tetap mengabaikan himbauan dari pemerintah tersebut mengingat kembali penyakit minamata merupakan penyakit yang tidak biasa dan mereka takut tertular dari penyakit tersebut sehingga sebagian besar pengidap penyakit minamata dikucilkan oleh masyarakat, melihat fakta tersebut banyak penderita Minamata tidak memberitahu orang lain bahwa ia menderita Minamata bahkan kepada keluarganya sendiri.

Namun ada penderita lainnya yang terbuka, dengan menceritakan perasaannya dan penderitaan yang dialami sebagai korban Minamata, dengan harapan tragedi Minamata tidak akan terjadi lagi. Tidak hanya itu saja penderita penyakit minamata juga pada umumnya dilarang pergi tempat umum dan sukar mendapatkan pasangan hidup sehingga sangat mempengaruhi faktor psikoligis seorang dalam melanjutkan masa depannya.

Namun dampak dari penyakit minamata tidak hanya itu, salah satunya adalah limbah yang menyebabkan penyakit minamata ini dirasa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari masyarakat setempat, karena penyakit minamata berasal dari sumber air terutama sungai, masyarakat setempat menjadi ragu-ragu dalam memanfaatkan sumber air untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan juga sebagai sumber makanan terutama ikan, sehingga timbul keragu-raguan dalam memanfaatkan sumber daya alam setempat terutama di daerah orang-orang yang mengidap penyakit minamata.

Meskipun penyakit minamata ini tidak menular terhadap orang lain namun penyakit ini memiliki efek terhadap keturunan, dimana penyakit ini sangat beresiko kepada ibi-ibu yang sedang mengandung atau hamil karena akan menderita cognetial yaitu bayi yang lahir cacat karena menyerap metil merkuri dalam rahim ibunya yang banyak mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi metil merkuri. Ibu yang mengandung tidak terserang penyakit Minamata karena metil merkuri yang masuk ke tubuh ibu akan terakumulasi dalam plasenta dan diserap oleh janin dalam kandungannya.

Hal ini juga merupakan salah satu dampak psikologis yang dirasakan seorang ibu terhadap dampak penyakit minamata di masyarakat, selain akan dikucilkan oleh masyarakat, bayi yang akan lahir cacat ini akan lebih parah penyakit nya ketimbang orang- orang dewasa yang sudah terkena penyakit minamata karena

6

dalam diri bayi yang sedang dalam masa pertumbuhan disulitkan dengan tidak berfungsi dengan sempurnanya indra pada bayi.

Berita buruknya lagi adalah tidak ada pengobatan tuntas bagi korban Minamata penderita ke rumah sakit hanya untuk mengutangi gejala dan melakukan rehabilitasi. Penderita yang dapat menggerakkan badannya diberi kesempatan untuk melakukan apa yang dapat dilakukannya Meskipun pekerjaan seperti berkebun dan mencari ikan adalah pekerjaan yang cukup berat, penderita dapat melakukannya setelah menjalani rehabilitasi. Akibat dampak pencemaran yang terjadi, timbul gejala-gejala aneh dan abnormal pada hewan yang hidup di sekitar Teluk Minatama. Adapun gejala-gejala tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tahun Ikan Kerang Rumput Laut Burung Kucing, Babi 1949-1950 Di Mageta,

Gurita, bandeng laut mengambang dan dapat ditangkap dengan tangan.

Kepah tak lagi tumbuh pada badan kapal di sekitar saluran keluar limbah pabrik di pelabuhan Hyakken.

Rumput laut di Teluk Minatama berubah menjadi putih dan mulai mengambang di permukaan.

1951-1952 Ikan kurisi hitam, katak, bandeng laut, dll, mengapung khususnya di Teluk Minatama.

Kerang, tiram, kepah, siput, dll, banyak yang terbuka.

-Ganggang hijau, agar-agar, laver hijau, alaria, dll memudar warnanya, tercabut dan mengambang. -Jumlah rumput laut menurun menjadi hanya 1/3 dari jumlah sebelumnya.

Di Yudo, Detsuki, Tsukinouro, dll, gagak terjatuh dan burung laut dapat dipukul dengan dayung dan mudah ditangkap.

1953-1954 -Area dimana ikan mengapung meluas ke selatan. -Pada Teluk Yudo, makarel kuda yang muda terlihat berenang dengan aneh dalam suatu lingkaran.

-Kerang yang mati makin banyak hingga melewati Teluk Minatama kea rah pesisir Tsukinoura. -Pada tahun 1953 kepah yang dikembangkan pada daerah seluas 1000m mati.

Jumlah rumput laut yang mengambang bertambah banyak, kerusakan meluas.

-Jumlah burung yang memperlihatkan efek seperti jatuh meningkat di sekitar pulau Koiji, Detsuki, Yodo, Modo. -Gagak-gagak gila yang tidak mampu terbang dengan lurus terlihat meluncur jatuh ke dalam laut dan bebatuan.

-Pada tahun 1953, satu ekor menjadi gila dan mati di Detsuki. -Pada 1954, kucing-kucing di Mategata, Myojin, Tsukinoura, Yudo,dll terus menjadi gila dan mati. -Di Detsuki, Tsukinoura babi menjadi gila dan mati.

7

Tinjauan Yuridis terhadap Penyebab Penyakit Minamata

Penyakit Minamata yang disebabkan oleh pembuangan limbah pabrik yang tidak benar, dalam hukum positif Indonesia secara tegas akan dikenai sanksi. Larangan pembuangan limbah ke dalam sumber-sumber air, yang menjadi faktor utama penyebab timbulnya penyakit Minamata ini dimuat dalam Pasal 10 Peraturan Menteri No. 45 Tahun 1990. “Pembuangan limbah selain limbah padat ke dalam sumber-sumber air harus mendapat izin terlebih dahulu dari pihak yang berwenang sesuai dengan peratuan perundang-undangan yang berlaku.” Tata cara dan persyaratan pemberian izin pembuangan limbah ke dalam sumbersumber air sendiri mengikuti ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 dan Pasal 24 PP Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air, beserta peraturan pelaksanaannya. “Pembuangan limbah sebagaimana dimaksud harus diolah terlebih dahulu agar menimalisir adanya dampak negatif.”

Apabila terjadi penyimpangan dan pelanggaran, pemberian sanksi kepada pihak yang telah melanggar ketentuan-ketentuan mengenai pembuangan limbah dapat dikenakan Peraturan Menteri No. 45 Tahun 1990, sebagai berikut:

Pasal 12

(2) Dalam hal penurunan mutu air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini melewati ambang batas, maka pihak yang berwenang dapat mengambil tindakan-tindakan dengan mempertimbangkan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam izin penggunaan air dan atau sumber air, serta izin pembuangan limbah yang telah dikeluarkan.

8

BAB III

Pembahasan

Perkembangan Hukum Lingkungan di Indonesia

Perkembangan hukum lingkungan modern di Indonesia lahir sejak diundangkannya Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, tanggal 11 Maret 1982 yang biasa disingkat dengan sebutan UULH 1982. UULH 1982 pada tanggal 19 September 1997 digantikan oleh Undang-undang No. 23 Tahun 1997 dan kemudian UU No. 23 Tahun 1997 (UULH 1997) juga dinyatakan tidak berlaku oleh UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (LN tahun 209 No. 140, disingkat dengan UUPPLH).

Masalah Lingkungan di Indonesia

Dinas Kesehatan Provinsi Riau mencatat 12.840 warga di berbagai daerah kabupaten/kota terserang penyakit infeksi saluran pernapasan akut (Ispa). Hal itu akibat tercemarnya udara yang disebabkan kabut asap kebakaran hutan. Jumlah tersebut merupakan rangkuman data sejak dua pekan terakhir dari berbagai kabupaten dan kota di Riau.

Ada enam daerah yang secara rutin menyampaikan data warga yang terserang penyakit akibat dari kabut asap kebakaran lahan atau hutan. Di antaranya, Kabupaten Rokan Hulu, Siak, Pelalawan, Indragiri Hilir, Kota Pekanbaru dan Dumai.

Jumlah penderita Ispa tersebut akan terus bertambah seiring masih tercemarnya udara akibat kabut asap sisa kebakaran lahan. Kondisi tersebut dipicu masih minimnya hujan yang terjadi di berbagai wilayah kabupaten dan kota.

Sebelumnya tercatat masih sebanyak 1.517 warga di Kabupaten Siak dan Kota Dumai yang terjangkit infeksi saluran pernapasan akut. Dua daerah ini adalah yang terparah terkena dampak kabut asap di wilayah ini. Untuk Kota Dumai ada sebanyak 687 penderita, sementara di Siak ada 830 pnderita Ispa. Namun sekarang jumlahnya bertambah dan jauh lebih banyak.

Dua wilayah itu merupakan yang terparah cemaran kabut asapnya hingga terjadi penurunan kualitas udara menjadi sangat berbahaya. Bahkan sebelumnya, dikabarkan sempat berada pada 449 PSI (pollutant standards index) untuk Kota Dumai yang artinya sudah sangat tidak sehat atau berbahaya akibat tercemar kabut asap.

9

Kabut asap yang merupakan dampak dari kebakaran lahan atau hutan di Riau telah mencemari sejumlah kabupaten/kota sejak dua pekan terakhir. Pemerintah Provinsi Riau telah menyatakan siaga bencana kabut asap dan menguatkan sistem koordinasi untuk mengatasi masalah kebakaran lahan di berbagai wilayah.

Kementerian Kehutanan meyakini adanya oknum tertentu yang membuat terjadinya kebakaran hutan di Riau seluas 10 ribu hektar lebih. Kepala Humas dan Pusat Informasi Kemenhut, Sumarto mengatakan, hutan di Riau merupakan hutan dari gambut yang sulit terbakar sekalipun kemarau.

Gambut hanya bisa terbakar dalam keadaan kering dan musim kemarau tidak membuat gambut kering. Menurut Sumarto kebakaran hutan ini sudah direncanakan oleh oknum tertentu. Di awali dengan pembakaran lahan. Oknum sadar bahwa gambut sangat sulit dibakar, maka dibuatlah kanal-kanal. Kanal-kanal tersebut terdapat sungai kecil yang fungsinya untuk mengeringkan gambut dari air.

Jika sudah kering barulah dibakar untuk membuat lahan baru yang kosong. Tapi efeknya lainnya tidak diperkirakan. Api yang sudah masuk ke dalam akar gambur sangat sulit untuk dipadamkan. Sekalipun sudah dilakukan penyemperotan, namun api tetap membara di akarnya dan akan kembali terbakar jika terkena angin.

Efek selanjutnya ialah asap dari kebakaran tersebut. Asap gambut sangat parah dengan perbandingan satu hektar lahan gambut yang terbakar asapnya sama seperti seribu hektar lahan biasa yang terbakar.

Kerugian dari segi ekonomi karena asap, sejumlah Bandara seperti di Riau, Padang, dan Jambi ditiadakan karena asap. Selanjutnya, dari segi ekonomi sosial masyarakat yang terganggu. Beberapa toko lebih memilih tutup karena kabut asap. Kemudian, dari segi kesehatan mulai dari ISPA sampai ke Kanker puncaknya ialah kerusakan sistem ekologi, seperti fauna (satwa) yang mati. Dampak ke ekonomi sangat besar dan dampaknya kepada ekologi yang paling tidak terhitung.

10

Tinjauan Yuridis Terhadap Kebakaran Hutan Riau

Kebakaran Hutan di Riau yang dilakukan untuk membuka lahan, merampas hak setiap orang yang terdapat dalam Pasal 65 UU No.32 Tahun 2009 tentang PPLH

(1) Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai bagian dari hak asasi manusia.

Kemudian Pelaku pembakaran hutan riau dapat dikenakan Pasal 98 UU No.32 Tahun 2009:

1. Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 tahun dan paling lama 10 tahun dan denda paling sedikit Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) dan paling banyak Rp.10.000.000.000,00(sepuluh miliar rupiah).

2. Apabila perbuatan sebagimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang luka dan/atau bahaya kesehatan manusia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 12 tahun dan denda paling sedikit Rp4.000.000.000,00(empat miliar rupiah) dan paling banyak Rp.12.000.000.000,00(dua belas miliar rupiah).

3. Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang luka berat atau mati,dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun dan denda paling sedikit Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan paling banyak Rp.15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah).

11

BAB IV

Penutup

A. Kesimpulan & Saran

Kesimpulan

1. Pada juni 1972, diselenggarakan Konferensi PBB mengenai Lingkungan Manusia, pertemuan itu dilaksanakan di Stockholm pada 5-16 Juni 1972, yang mempertimbangkan perlunya suatu pandangan umum dan prinsip-prinsip umum untuk mengilhami dan membimbing seluruh manusia dalam pelestarian dan peningkatan lingkungan manusia.

2. Pertemuan tersebut menyepakati Deklarasi berisi 26 prinsip mengenai lingkungan dan pembangunan ; Rencana Aksi dengan 109 rekomendasi, dan Resolusi.

3. Pencemaran akibat limbah merkuri pernah terjadi di kawasan Teluk Minamata Jepang tahun 1950-an lalu. Merupakan salah satu sebab dilakukannya konferensi Stockholm 1972

4. Kebakaran hutan di riau merupakan salah satu pencemaran lingkungan yang baru-baru ini terjadi di Indonesia.

Saran

1. Pemerintah Indonesia diharapkan lebih memperhatikan isu-isu lingkungan yang terjadi di Indonesia.

2. Pemerintah Indonesia diharapkan melakukan Pemulihan fungsi lingkungan hidup Sebagaimana yang tercantum pada Pasal 54 UU No.32 tahun 2009

12

DAFTAR PUSTAKA

https://www.mahkamahagung.go.id/rbnews.asp?bid=4084

http://santhywisuda.blogspot.com/2012/01/terjadinya-pencemaran-logam-berat-di.html

http://burgerawa.wordpress.com/2012/12/30/makalah-hukum-lingkungan-penyakit-minamata-dan-pembuangan-limbah-pabrik/

http://en.wikipedia.org/wiki/United_Nations_Conference_on_the_Human_Environment

http://okapangestu.blogspot.com/2010/03/deklarasi-stockholm-bahasa-indonesia.html

http://www.merdeka.com/peristiwa/gara-gara-kebakaran-hutan-12840-warga-riau-terserang-ispa.html

(Semua diakses tanggal 4 November 2014)

13