Upload
independent
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
LAPORAN PRAKTIKUM 1 dan 2
RANGKAIAN LISTRIK
Oleh:
AMIRUDDIN (2C/ 0931110111)
BAGUS PRIAMBHODO (2C/ 0931110100)
MUHAMMAD SUN’AN (2C/ 0931110054)
NICO OKTA SEPTIAWAN (2C/ 0931110011)
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA
MALANG
2011
2
PERCOBAAN 1
Pengkalibrasian Osiloskop dan Pengukuran Tegangan
AC, Hambatan Dalam pada Generator Fungsi
1.1 Tujuan
- Mahasiswa dapat memahami cara pengkalibrasian dengan benar sesuai
dengan standarisasi.
- Menerangkan bagian-bagian dan fungsi osiloskop, serta mengetahui
prinsip kerjanya.
- Memahami fungsi dari generator fungsi sebagai pembangkit sinyal.
- Mengukur hambatan dalam pada generator fungsi dan mengetahui
bentuk sinyal yang dihasilkan generator fungsi dengan mengatur
amplitude dan frekuensi
1.2 Alat dan komponen yang digunakan
Osiloskop
Generator Fungsi
Kabel Probe
Kabel BNC to BNC
Multimeter analog
Resistor 100Ω
Variabel Resistor 5kΩ / 10kΩ
1.3 Dasar Teori
Osiloskop adalah alat yang digunakan untuk menganalisa tingkah laku
besaran yang berubah-ubah terhadap waktu, yang ditampilkan pada layar.
Dalam osiloskop terdapat tabung panjang yang disebut tabung sinar katode
atau Cathode Ray Tube (CRT).
3
Bagian-bagian osiloskop :
1.Probe
Probe adalah kabel penghubung yang ujungnya diberi penjepit, dengan
penghantar kerkualitas, dapat meredam sinyal-sinyal gangguan, seperti sinyal
radio atau noise yang kuat. Ada dua terminal penghubung pada probe, yaitu ujung
probe dan kabel ground yang biasanya dipasangi capit buaya. Pada prakteknya
capit buaya tersebut dihubungkan dengan bagian ground pada rangkaian, seperti
chasis logam, dan sentuhkan ujung probe pada titik yang dites pada rangkaian
2. Kalibrasi pada probe
Pada umumnya, tiap osiloskop sudah dilengkapi sumber sinyal acuan
untuk kalibrasi. Sebagai contoh, osiloskop GW tipe tertentu mempunyai acuan
gelombang persegi dengan amplitudo 2V peak to peak dengan frekuensi 1 KHz.
Misalkan kanal 1 yang akan dikalibrasi, maka BNC probe dihubungkan ke
terminal masukan kanal 1, seperti ditunjukkan pada gambar berikut:
3. Pengendali intensitas digunakan untuk mengatur intensitas cahaya gambar
gelombang yang ditampilkan pada monitor osiloskop. Bila anda menambahkan
kecepatan sapuan (sweep speed) pada osiloskop analog, maka anda harus
meningkatkan pula tingkat intensitas.
4
4. Pengendali fokus digunakan untuk mengatur ketajaman gambar gelombang.
Pengendali ini hanya terdapat pada osiloskop analog :
5. Pengendali vertikal digunakan untuk merubah posisi dan skala gelombang
secara vertikal. Osiloskop memiliki pula pengendali untuk mengatur masukan
coupling dan kondisi sinyal lainnya yang dibahas pada bagian ini. Gambar 1
menunjukkan tampilan panel depan dan menu on-screen untuk kontrol vertikal.
6. Pengendali vertikal (cont.)
Tombol posisi vertikal digunakan untuk menggerakkan gambar
gelombang pada layar ke arah atas atau ke bawah. Tombol Volts / div mengatur
skala tampilan pada arah vertikal. Pemilihan posisi. Misalkan tombol Volts/Div
diputarpada posisi 5 Volt/Div, dan layar monitor terbagi atas 8 kotak (divisi) arah
vertikal. Berarti, masing-masing divisi (kotak) akan menggambarkan ukuran
tegangan 5 volt dan seluruh layar dapat menampilkan 40 volt dari dasar sampai
atas. Jika tombol tersebut berada pada posisi 0.5 Volts/dDiv, maka layar dapat
menampilkan 4 volt dari bawah sampai atas, dan seterusnya. Tegangan
maksimum yang dapat ditampilkan pada layar adalah nilai skala yang ditunjukkan
pada tombol Volts/Div dikali dengan jumlah kotak vertikal. Jika probe yg
digunakan menggunakan faktor pelemahan 10x, maka tegangan yang terbaca
harus dikalikan 10.
Coupling merupakan metoda yang digunakan untuk menghubungkan
sinyal elektrik dari suatu sirkuit ke sirkuit yang lain. Pada kasus ini, masukan
coupling merupakan penghubung dari sirkuit yang sedang di tes dengan
osiloskop. Coupling dapat ditentukan/diset ke DC, AC, atau ground. Coupling AC
menghalangi sinyal komponen DC sehingga terlihat bentuk gelombang terpusat
pada 0 volts.
Menampilkan sinyal gelombang secara bersamaan. Mode bolak-balik
(alternate) menggambar setiap kanal secara bergantian. Mode ini digunakan
dengan kecepatan sinyal dari medium sampai dengan kecepatan tinggi, ketika
skala times/div di set pada 0.5 ms atau lebih cepat. Mode chop menggambar
bagian-bagian kecil pada setiap sinyal ketika terjadi pergantian kanal. Karena
5
pergantian kanal terlalu cepat untuk diperhatikan, sehingga bentuk gelombang
tampak kontinu. Untuk mode ini biasanya digunakan dengan sinyal lambat
dengan kecepatan sweep 1ms per bagian atau kurang.
Osilioskop juga memiliki sistem kerja untuk menjumlahkan dua buah
fungsi gelombang bersama-sama, sehingga menciptakan tampilan bentuk
gelombang baru. Osiloskop analog menggabungkan sinyal-sinyal sedangkan
osiloskop digital membentuk sinyal baru secara matematik.
7. Pengendali Horizontal
Gunakan pengendali horizontal untuk mengatur posisi dan skala pada
bagian horizontal gelombang.
- Tombol Posisi
Tombol posisi horizontal menggerakkan gambar gelombang dari sisi kiri
ke kanan atau sebaliknya sesuai keinginan kita pada layar.
- Tombol Time / Div ( time base control)
Tombol kontrol Time/div memungkinkan untuk mengatur skala
horizontal. Sebagai contoh, jika skala dipilih 1 ms, berarti tiap kotak(divisi)
menunjukkan 1 ms dan total layer menunjukkan 10 ms(10 kotak horisontal). Jika
satu gelombang terdiri dari 10 kotak, berarti periodanya adalah 10 ms atau
frekuensi gelombang tersebut adalah 100 Hz. Mengubah Time/div membuat kita
bisa melihat interval sinyal lebih besar atau lebih kecil dari semula, pada layar
osiloskop, gambar gelombang akan ditampilkan lebih rapat atau renggang
8. Pengendali Trigger
- Trigger digunakan untuk membuat tampilan gambar menjadi tampak diam.
Pengendali trigger membuat kita dapat menstabilkan pengulangan
sinyal/gelombang dan menangkap satu bagian gelombang berjalan.
6
- Level tegangan trigger sebenarnya tidak bisa dilihat. Tombol trigger digunakan
untuk mengatur level tegangan tersebut, dalam hal ini ditampilkan dengan
scrollbar.
- Teknik pemicuan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pemicuan tepi (edge
triggering) adalah dasar dan jenis yang umum dilakukan dalam tehnik pemicuan.
- Rangkaian trigger berperilaku seperti komparator. Saat sinyal trigger cocok
dengan setting yang dilakukan maka osiloskop melakukan trigger
Generator fungsi adalah alat tes elektronik yang berfungsi sebagai
pembangkit sinyal atau gelombang listrik. Bentuk gelombang pada
umumnya terdiri dari tiga jenis, yaitu sinusoida, persegi, dan segitiga
1.4 Langkah Percobaan
I. Pengkalibrasian Osiloskop
1. Menghubungkan kabel BNC to BNC pada channel 1/channel 2
pada osiloskopdihubungkan pada kanal terminal.
2. Menekan tombol uncall pada pengendali time/div.
3. Memutar tombol cal pada osiloskop dan menekan tombol
ground untuk memastikan posisi ground tepat di tengah dengan
memutar tombol horizontal dan vertical.. Kemudian menekan
tombol AC/DC.
4. Mengatur skala tegangan (volt/div) dan skala frekuensi
(time/div) sesuai dengan standar pada osiloskop yang
digunakan, hingga muncul bentuk gelombang dengan tegangan
dan frekuensi yang sama pada standar osiloskop.
7
II. Pengukuran tegangan AC pada osiloskop
1. Mengatur tegangan dan frekuensi pada osiloskop dengan
menggunakan generator fungsi.
2. Memilih jenis gelombang pada generator fungsi dan mengatur
tegangan dan skala yang sudah ditentukan seperti pada data
table.
3. Mengamati gambar pada osiloskop dan merekamnya.
III. Pengukuran hambatan dalam pada generator fungsi
1. Menyiapkan alat dan komponen.
2. Merangkai rangkaian seperti gambar 1.a diatas.
3. Menentukan tegangan 1 Vpp dengan frekwensi 1 KHz.
4. Mengukur tegangan X, Y dengan osciloskop.
5. Menentukan saklar dan mengukur tegangan Vo pada resistor
dengan osciloskop serta mengukur nilai Io, ∆V dan Rd.
6. Merangkai rangkaian seperti pada gambar 1.b diatas.
Gambar 1 Rangkaian pengukuran hambatan dalam
a b
8
7. Mengatur potensiometer hingga Vo sama dengan 0,5; 1; 4; 8
Vpp. Kemudian mencatat nilai resistansinya untuk masing-
masing Vo.
1.5 DATA HASIL PERCOBAAN
1. Gambar foto
a) Percobaan pengkalibrasian osciloscop
Tabel 1. Hasil percobaan pengkalibrasian osciloscop
V/ div
t/div
1 ms/div 0.5 ms/div 0.2 ms/div
1V/div
0.2V/di
v
0.5V/div
9
2V/div
b) Percobaan pengukuran tegangan AC
Tabel 2 Hasil percobaan pengukuran tegangan AC
Tegangan Jenis
Gelombang Gambar V/div , t/div
5Vpp
Kotak
1V/div, 0,2 ms/div
2Vpp
Kotak
1V/div, 0,2ms/div
5Vpp
Sinus
1V/div, 0,2 ms/div
11
c) Hasil percobaan pengukuran hambatan dalam
1.6 ANALISA
Pada percobaan pengukuran tegangan DC, dapat dilihat bahwa
nilai yang diberikan oleh multimeter berbeda dengan yang didapat dari
osiloskop. Yang perlu diperhatikan ialah, sebelum melakukan pengukuran,
hendaknya alat-alat ukur itu harus dikalibrasi terlebih dahulu. Kalibrasi
pada osiloskop cukup rumit terutama bagi yang baru pertama kali
memakainya. Cara kalibrasinya ialah mengunakan kabel khusus yang bisa
memastikan titik nol dari grafik yang ditampilkan. Setelah dikalibrasi,
barulah osiloskop dapat digunakan.
Perbedaan hasil pada pengukuran tegangan ini bisa terjadi
diindikasikan karena adanya kesalahan paralaks mata pada saat pembacaan
skala. Skala yang diberikan pada multimeter digital berbentuk angka pasti
dengan dua digit di belakang koma. Sedangkan, skala pada Power Supply
dan Osiloskop bukanlah berbentuk angka. Pada Power Supply, nilai
didapat dengan melihat skala analog yang tertera. Pembacaan skala ini tak
mungkin dapat seakurat multimeter yang sampai dua digit di belakang
Rangkaian a
Vxy=1Vpp
Vo=0.7Vpp
Io=Vo/R=0.7/100
=7 mA
∆Vo=Vxy-Vo
= 1Vpp-0.7Vpp
=0.3Vpp
Rd=∆Vo/Io
=0.3Vpp/7mA
=42,857Ω
Rangkaian b
Vo=0.5Vpp
Vxy=1Vpp
RL=43.5Ω
Vo=1Vpp
Vxy=2Vpp
RL=45.6Ω
Vo=4Vpp
Vxy=8Vpp
RL=47.1Ω
Vo=8Vpp
Vxy=16Vpp
RL=43.1Ω
12
koma. Selain karena ukuran skala & jarum yang kecil, kesalahan sudut
pandang mata juga mempengaruhi perbedaan hasil yang terbaca. Bagitu
pula pada osiloskop, grafik sinusoida yang terbaca mungkin terlihat
menyilaukan, sehingga ada kesalahan pembacaan nilai. Namun, perbedaan
yang terjadi memanglah tidak signifikan. Hal ini terjadi karena keakuratan
alat yang digunakan. Apalagi perhitungan kedua alat (multimeter &
osiloskop) merupakan perhitungan digital.
Begitu pula pada pengukuran besar tegangan AC, hasil yang
diberikan antara multimeter dengan osiloskop berbeda walaupun tidak
terlalu besar. Namun kali ini, yang perlu diperhatikan ialah bahwa pada
multimeter, nilai tegangan yang didapat ialah besar tegangan efektif.
Sedangkan pada osiloskop berupa tegangan maksimal. Maka, untuk
mengkonversikan hasil yang didapat pada osiloskop, perlu diolah terlebih
dahulu datanya. Rumus yang digunakan ialah
Besar tegangan efektif = (skala terbaca)*2
√2
Setelah diolah, baru didapat nilai tegangan yang mendekati tegangan asli
yang diberikan.
Pada pengukuran hambatan, kita mengukur sebuah resistor dengan
menggunakan multimeter digital. Berbeda dengan pengukuran
sebelumnya, untuk mencari nilai hambatan suatu benda, kita tak perlu
mengaliri rangkaian dengan listrik. Kita dapat menghitung langsung nilai
hambatan sebuah resistor dengan menempelkan ujung-ujung resistor ke
ujung-ujung multimeter.
Pada kali ini, besar hambatan yang didapat dari pengukuran ialah sebesar
5,06 kΩ
Dalam mengukur frekuensi, kita mengunakan generator fungsi sebagai
sumber arus dan osiloskop sebagai output jumlah frekuensi.
13
Pada pengukuran kali ini, terdapat perbedaan hasil yang signifikan antara
besar frekuensi hasil settingan dengan hasil perhitungan, terutama poin
pertama dan kedua. Hali ini bisa terjadi karena kesaahan dalam pembacaan
skala maupun dalam penyetingan alat. Dikarenakan alat yang cukup rumit
(bagi pemula), maka dalam mengatur frekuensi kami agak sedikit
kebingungan. Hal ini bisa menjadi penyebab perbedaan pembacaan skala.
1.7 Kesimpulan
Osiloskop digunakan untuk melihat bentuk sinyal yang sedang
diamati. Dengan Osiloskop maka kita dapat mengetahui berapa frekuensi,
periode dan tegangan dari sinyal. Dengan sedikit penyetelan kita juga bisa
mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran.
Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel
kontrol. Display menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak
berwarna warni dan berfungsi sebagai tempat sinyal uji ditampilkan. Pada
layar ini terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang
membentuk kotak-kotak dan disebut div. Arah horizontal mewakili sumbu
waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan. Panel kontrol berisi
tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan di
layar.
Generator sinyal atau generator fungsi digunakan sebagai sumber
arus AC. Pada generator ini, kita dapat mengatur berapa frekuensi yang
dikeluarkan. Kita juga dapat mengatur besar tegangannya.
Untuk melakukan pengukuran seperti hambatan, tegangan, dan
arus, alat yang paling mudah digunakan ialah multimeter digital. Selain
karena pengaturannya yang mudah, hasi yang didapatkan pun lebih akurat.
Berbeda dengan osiloskop yang cukup rumit dalam pengaturan dan
kalibrasinya.
14
PERCOBAAN 2
Pengukuran Frekuensi pada Generator Fungsi
1. Tujuan
Mampu mengoperasikan alat ukur osiloskop dan generator fungsi
dengan benar.
Mengetahui fungsi panel generatos fungsi maupun osiloskop guna
membaca gelombang pada osiloskop.
2. Alat dan komponen
Generator fungsi
Osiloskop
Kabel probe
Kabel BNC to BNC
3. Dasar Teori
- Generator sinyal merupakan suatu alat yang menghasilkan
sinyal/gelombang sinus (ada juga gelombang segi empat, gelombang
segi tiga) dimana frekuensi serta amplitudanya dapat diubah‐ubah.
Pada umumnya dalam melakukan praktikum Rangkaian Elektronika
(Rangkaian Listrik), generator sinyal ini dipakai bersama‐sama dengan
osiloskop.
15
Bagian – bagian generator fungsi dan fungsinnya :
1. Saklar daya (power switch): Untuk menyalakan generator sinyal,
sambungkan generator sinyal ke tegangan jala‐jala, lalu tekan saklar daya
ini.
2. Pengatur Frekuensi: Tekan dan putar untuk mengatur frekuensi keluaran
dalam range frekuensi yang telah dipilih.
3. Indikator frekuensi: Menunjukkan nilai frekuensi sekarang
4. Terminal output TTL/CMOS: terminal yang menghasilkan keluaran
yang kompatibel dengan TTL/CMOS
5. Duty function: Tarik dan putar tombol ini untuk mengatur duty cycle
gelombang.
6. Selektor TTL/CMOS: Ketika tombol ini ditekan, terminal output
TTL/CMOS akan mengeluarkan gelombang yang kompatibel dengan
TTL. Sedangkan jika tombol ini ditarik, maka besarnya tegangan
kompatibel output (yang akan keluar dari terminal output TTL/CMOS)
dapat diatur antara 5‐15Vpp, sesuai besarnya tegangan yang kompatibel
dengan CMOS.
7. DC Offset: Untuk memberikan offset (tegangan DC) pada sinyal +/‐
10V. Tarik dan putar searah jarum jam untuk mendapatkan level tegangan
DC positif, atau putar ke arah yang berlawanan untuk mendapatkan level
tegangan DC negatif. Jika tombol ini tidak ditarik, keluaran dari generator
16
sinyal adalah murni tegangan AC. Misalnya jika tanpa offset, sinyal yang
dikeluarkan adalah sinyal dengan amplitude berkisar +2,5V dan ‐2,5V.
Sedangkan jika tombol offset ini ditarik, tegangan yang dikeluarkan dapat
diatur (dengan cara memutar tombol tersebut) sehingga sesuai tegangan
yang diinginkan (misal berkisar +5V dan 0V).
8. Amplitude output: Putar searah jarum jam untuk mendapatkan tegangan
output yang maksimal, dan kebalikannya untuk output ‐20dB. Jika tombol
ditarik, maka output akan diperlemah sebesar 20dB.
9. Selektor fungsi: Tekan salah satu dari ketiga tombol ini untuk memilih
bentuk gelombang output yang diinginkan
10. Terminal output utama: terminal yang mengelurakan sinyal output
utama
11. Tampilan pencacah (counter display): tampilan nilai frekuensi dalam
format 6x0,3"
12. Selektor range frekuensi: Tekan tombol yang relevan untuk memilih
range frekuensi yang dibutuhkan.
13.Pelemahan 20dB: tekan tombol untuk mendapat output tegangan yang
diperlemah sebesar 20dB.
- Pengukuran Respon Frekuensi pada generator fungsi
Generator fungsi dengan kapabilitas sweep adalah ideal untuk pengecekan
respons frekuensi pada peralatan seperti penguat, kendali bass dan treble,
filter band-pass, filter High Pass dan Low Pass, rangkaian kopling, dan
speaker maupun rumah speaker. Penguat IF, tuned circuit, notch filter dan
rangkaian impedansi lainnya. Dengan range frekuensi generator fungsi
sampai minimal 1 MHz, maka dapat dipakai untuk pengukuran,
mengaturan dan analisis respons peralatan pasip atau aktip sampai batas
frekuensi tersebut. Sebagai tambahan pada fasilitas sweep internal,
17
beberapa generator memiliki input frekuensi terkontrol tegangan (VCF =
voltage controlled frequency), yang memungkinkan pengendalian sinyal
sweep oleh gelombang sinus atau pola khusus lainnya. Juga beberapa unit
tercakup rentang audio dari 20 Hz ~ 20 kHz dapat masuk dalam satu
sweep dengan mudah.
Bila menggunakan osiloskop kovensional, maka peraga yang diperoleh
akan nampak seperti gambar 6-7 Penguatan atau atenuasi relatip dari
seluruh frekuensi dalam pita tersebut akan ditampilkan. Tampilan akan
dapat dianalisis untuk menerima atau menolak karakteristik respons
frekuensi. Dalam penguat pitalebar, tujuan analisis umumnya adalah untuk
menjaga respons frekuensi rata pada lebar-pita selebar mungkin. Tampilan
respons frekuensi dari rangkaian filter dan kopling menunjukkan frekuensi
dan ketajaman cut-off.
4. Langkah Percobaan
- Menyalakan osiloskop dan generator fungsi
- Melakukan pengkalibrasian pada osiloskopMenghubungkan kabel
BNC to BNC dari kanal terminal generator fungsi ke osiloskop
- Mengatur gelompang pada osiloskop menggunakan generator fungsi
pada posisi sinus kemudian dipindah pada posisi kotak dimana dalam
mengatur osiloskop dan generator fungsi mulai dari 3, 4, 5, 6, 8,
10,dan 12 Vpp. Dengan frekuensi mulai 500Hz,1, 2,dan 10 khz tiap
tegangan.
- Mengamati dan menggambar hasil gelombang yang ditunjukkan pada
osiloskop.
31
Data Frekuensi pada Generator Fungsi
Tegangan(Vpp) Frekuensi Osiloskop(Hz) Frekuensi pada Generator Fungsi(Hz)
3
500 483
1000 978.5
2000 1984
10000 9700
4
500 478
1000 982
2000 1976
10000 9680
5
500 491
1000 988.4
2000 1972
10000 9775
6
500 494
1000 980.5
2000 1987
10000 9780
8
500 489
1000 992.6
2000 1973
10000 9800
500 475
1000 982.3
33
6. Analisa
Untuk pengukuran frekwensi pada generator fungsi, kita harus mengatur
osciloscop terlebih dahulu berapa frekwensi yang kita inginkan dimana antara
generator fungsi dan osciloskop harus sama-sama diatur untuk memperoleh
frekwensi yang diinginkan. Ambil contoh kita akan membuat gelombang 3Vpp
500Hz maka terlebih dahulu kita harus membuat gelombang pada osciloscop yang
menunjukan 3Vpp 500Hz dengan mengatur Time per Dive dan Volt per Dive
serta mengatur panel frekwensi dan amplitudo pada generator funsi. Setelah itu
kita lihat berapa frekwensi yang tertunjuk pada generator fungsi. Dari hasil
percobaan tertunjuk 483 Hz. Hal ini berarti terdapat error pada pengukuran. Error
pada pengukuran bisa disebabkan oleh hambatan kabel dan bisa juga dikarenakan
kwalitas komponen pada generator fungsi. Error didapatkan dengan rumus:
Dimana : NS = Nilai sebenarnya
HP = Hasil pengukuran
Adapun error pada masing-masing frekwensi pada tegangan yang berbeda yaitu
sebagai berikut.
Tabel error pengukuran frekwensi
Tegangan(Vpp)
Frekuensi Osiloskop(Hz)
Frekuensi pada Generator
Fungsi(Hz)
Error (%)
3
500 483 3,4
1000 978.5 2,15
2000 1984 0,8
10000 9700 3
34
4
500 478 4,4
1000 982 1,8
2000 1976 1,2
10000 9680 3,2
5
500 491 1,8
1000 988.4 1,16
2000 1972 1,4
10000 9775 2,3
6
500 494 1,2
1000 980.5 1,9
2000 1987 0,6
10000 9780 2,2
8
500 489 2,2
1000 992.6 0,8
2000 1973 1,3
10000 9800 2
10
500 475 5
1000 982.3 1,7
2000 1978 1,1
10000 9830 1,7
12
500 487 2,6
1000 988.2 1,18
2000 1974 1,3
10000 9830 1,7
35
7. Kesimpulan
Dari hasil percobaan dan analisa dapat disimpulkan bahwa untuk
mengukur frekwensi pada generator fungsi kita harus memanfaatkan osciloscop
agar frekwensi yang diinginkan benar-benar presisi. Hal ini dikarenakan pada
generator fungsi tidak dapat menampilkan frekwensi yang kita inginkan dengan
presisi. Sehingga meskipun pada generator fungsi tertampil 100kHz, aslinya
bukan 100kHz tetapi bisa jadi 98kHz. Hal ini karena adanya factor error yang
disebabkan oleh kwalitas komponren komponen maupun hambatan dalam
generator fungsi. Oleh karena itu kita perlu adanya osciloscop untuk menghitung
frekwensi pada generator fungsi agar frekwensi yang kita inginkan lebih presisi.