35
1 LAPORAN PRAKTIKUM 1 dan 2 RANGKAIAN LISTRIK Oleh: AMIRUDDIN (2C/ 0931110111) BAGUS PRIAMBHODO (2C/ 0931110100) MUHAMMAD SUN’AN (2C/ 0931110054) NICO OKTA SEPTIAWAN (2C/ 0931110011) POLITEKNIK NEGERI MALANG JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA MALANG 2011

Praktikum Osciloskop

Embed Size (px)

Citation preview

1

LAPORAN PRAKTIKUM 1 dan 2

RANGKAIAN LISTRIK

Oleh:

AMIRUDDIN (2C/ 0931110111)

BAGUS PRIAMBHODO (2C/ 0931110100)

MUHAMMAD SUN’AN (2C/ 0931110054)

NICO OKTA SEPTIAWAN (2C/ 0931110011)

POLITEKNIK NEGERI MALANG

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA

MALANG

2011

2

PERCOBAAN 1

Pengkalibrasian Osiloskop dan Pengukuran Tegangan

AC, Hambatan Dalam pada Generator Fungsi

1.1 Tujuan

- Mahasiswa dapat memahami cara pengkalibrasian dengan benar sesuai

dengan standarisasi.

- Menerangkan bagian-bagian dan fungsi osiloskop, serta mengetahui

prinsip kerjanya.

- Memahami fungsi dari generator fungsi sebagai pembangkit sinyal.

- Mengukur hambatan dalam pada generator fungsi dan mengetahui

bentuk sinyal yang dihasilkan generator fungsi dengan mengatur

amplitude dan frekuensi

1.2 Alat dan komponen yang digunakan

Osiloskop

Generator Fungsi

Kabel Probe

Kabel BNC to BNC

Multimeter analog

Resistor 100Ω

Variabel Resistor 5kΩ / 10kΩ

1.3 Dasar Teori

Osiloskop adalah alat yang digunakan untuk menganalisa tingkah laku

besaran yang berubah-ubah terhadap waktu, yang ditampilkan pada layar.

Dalam osiloskop terdapat tabung panjang yang disebut tabung sinar katode

atau Cathode Ray Tube (CRT).

3

Bagian-bagian osiloskop :

1.Probe

Probe adalah kabel penghubung yang ujungnya diberi penjepit, dengan

penghantar kerkualitas, dapat meredam sinyal-sinyal gangguan, seperti sinyal

radio atau noise yang kuat. Ada dua terminal penghubung pada probe, yaitu ujung

probe dan kabel ground yang biasanya dipasangi capit buaya. Pada prakteknya

capit buaya tersebut dihubungkan dengan bagian ground pada rangkaian, seperti

chasis logam, dan sentuhkan ujung probe pada titik yang dites pada rangkaian

2. Kalibrasi pada probe

Pada umumnya, tiap osiloskop sudah dilengkapi sumber sinyal acuan

untuk kalibrasi. Sebagai contoh, osiloskop GW tipe tertentu mempunyai acuan

gelombang persegi dengan amplitudo 2V peak to peak dengan frekuensi 1 KHz.

Misalkan kanal 1 yang akan dikalibrasi, maka BNC probe dihubungkan ke

terminal masukan kanal 1, seperti ditunjukkan pada gambar berikut:

3. Pengendali intensitas digunakan untuk mengatur intensitas cahaya gambar

gelombang yang ditampilkan pada monitor osiloskop. Bila anda menambahkan

kecepatan sapuan (sweep speed) pada osiloskop analog, maka anda harus

meningkatkan pula tingkat intensitas.

4

4. Pengendali fokus digunakan untuk mengatur ketajaman gambar gelombang.

Pengendali ini hanya terdapat pada osiloskop analog :

5. Pengendali vertikal digunakan untuk merubah posisi dan skala gelombang

secara vertikal. Osiloskop memiliki pula pengendali untuk mengatur masukan

coupling dan kondisi sinyal lainnya yang dibahas pada bagian ini. Gambar 1

menunjukkan tampilan panel depan dan menu on-screen untuk kontrol vertikal.

6. Pengendali vertikal (cont.)

Tombol posisi vertikal digunakan untuk menggerakkan gambar

gelombang pada layar ke arah atas atau ke bawah. Tombol Volts / div mengatur

skala tampilan pada arah vertikal. Pemilihan posisi. Misalkan tombol Volts/Div

diputarpada posisi 5 Volt/Div, dan layar monitor terbagi atas 8 kotak (divisi) arah

vertikal. Berarti, masing-masing divisi (kotak) akan menggambarkan ukuran

tegangan 5 volt dan seluruh layar dapat menampilkan 40 volt dari dasar sampai

atas. Jika tombol tersebut berada pada posisi 0.5 Volts/dDiv, maka layar dapat

menampilkan 4 volt dari bawah sampai atas, dan seterusnya. Tegangan

maksimum yang dapat ditampilkan pada layar adalah nilai skala yang ditunjukkan

pada tombol Volts/Div dikali dengan jumlah kotak vertikal. Jika probe yg

digunakan menggunakan faktor pelemahan 10x, maka tegangan yang terbaca

harus dikalikan 10.

Coupling merupakan metoda yang digunakan untuk menghubungkan

sinyal elektrik dari suatu sirkuit ke sirkuit yang lain. Pada kasus ini, masukan

coupling merupakan penghubung dari sirkuit yang sedang di tes dengan

osiloskop. Coupling dapat ditentukan/diset ke DC, AC, atau ground. Coupling AC

menghalangi sinyal komponen DC sehingga terlihat bentuk gelombang terpusat

pada 0 volts.

Menampilkan sinyal gelombang secara bersamaan. Mode bolak-balik

(alternate) menggambar setiap kanal secara bergantian. Mode ini digunakan

dengan kecepatan sinyal dari medium sampai dengan kecepatan tinggi, ketika

skala times/div di set pada 0.5 ms atau lebih cepat. Mode chop menggambar

bagian-bagian kecil pada setiap sinyal ketika terjadi pergantian kanal. Karena

5

pergantian kanal terlalu cepat untuk diperhatikan, sehingga bentuk gelombang

tampak kontinu. Untuk mode ini biasanya digunakan dengan sinyal lambat

dengan kecepatan sweep 1ms per bagian atau kurang.

Osilioskop juga memiliki sistem kerja untuk menjumlahkan dua buah

fungsi gelombang bersama-sama, sehingga menciptakan tampilan bentuk

gelombang baru. Osiloskop analog menggabungkan sinyal-sinyal sedangkan

osiloskop digital membentuk sinyal baru secara matematik.

7. Pengendali Horizontal

Gunakan pengendali horizontal untuk mengatur posisi dan skala pada

bagian horizontal gelombang.

- Tombol Posisi

Tombol posisi horizontal menggerakkan gambar gelombang dari sisi kiri

ke kanan atau sebaliknya sesuai keinginan kita pada layar.

- Tombol Time / Div ( time base control)

Tombol kontrol Time/div memungkinkan untuk mengatur skala

horizontal. Sebagai contoh, jika skala dipilih 1 ms, berarti tiap kotak(divisi)

menunjukkan 1 ms dan total layer menunjukkan 10 ms(10 kotak horisontal). Jika

satu gelombang terdiri dari 10 kotak, berarti periodanya adalah 10 ms atau

frekuensi gelombang tersebut adalah 100 Hz. Mengubah Time/div membuat kita

bisa melihat interval sinyal lebih besar atau lebih kecil dari semula, pada layar

osiloskop, gambar gelombang akan ditampilkan lebih rapat atau renggang

8. Pengendali Trigger

- Trigger digunakan untuk membuat tampilan gambar menjadi tampak diam.

Pengendali trigger membuat kita dapat menstabilkan pengulangan

sinyal/gelombang dan menangkap satu bagian gelombang berjalan.

6

- Level tegangan trigger sebenarnya tidak bisa dilihat. Tombol trigger digunakan

untuk mengatur level tegangan tersebut, dalam hal ini ditampilkan dengan

scrollbar.

- Teknik pemicuan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pemicuan tepi (edge

triggering) adalah dasar dan jenis yang umum dilakukan dalam tehnik pemicuan.

- Rangkaian trigger berperilaku seperti komparator. Saat sinyal trigger cocok

dengan setting yang dilakukan maka osiloskop melakukan trigger

Generator fungsi adalah alat tes elektronik yang berfungsi sebagai

pembangkit sinyal atau gelombang listrik. Bentuk gelombang pada

umumnya terdiri dari tiga jenis, yaitu sinusoida, persegi, dan segitiga

1.4 Langkah Percobaan

I. Pengkalibrasian Osiloskop

1. Menghubungkan kabel BNC to BNC pada channel 1/channel 2

pada osiloskopdihubungkan pada kanal terminal.

2. Menekan tombol uncall pada pengendali time/div.

3. Memutar tombol cal pada osiloskop dan menekan tombol

ground untuk memastikan posisi ground tepat di tengah dengan

memutar tombol horizontal dan vertical.. Kemudian menekan

tombol AC/DC.

4. Mengatur skala tegangan (volt/div) dan skala frekuensi

(time/div) sesuai dengan standar pada osiloskop yang

digunakan, hingga muncul bentuk gelombang dengan tegangan

dan frekuensi yang sama pada standar osiloskop.

7

II. Pengukuran tegangan AC pada osiloskop

1. Mengatur tegangan dan frekuensi pada osiloskop dengan

menggunakan generator fungsi.

2. Memilih jenis gelombang pada generator fungsi dan mengatur

tegangan dan skala yang sudah ditentukan seperti pada data

table.

3. Mengamati gambar pada osiloskop dan merekamnya.

III. Pengukuran hambatan dalam pada generator fungsi

1. Menyiapkan alat dan komponen.

2. Merangkai rangkaian seperti gambar 1.a diatas.

3. Menentukan tegangan 1 Vpp dengan frekwensi 1 KHz.

4. Mengukur tegangan X, Y dengan osciloskop.

5. Menentukan saklar dan mengukur tegangan Vo pada resistor

dengan osciloskop serta mengukur nilai Io, ∆V dan Rd.

6. Merangkai rangkaian seperti pada gambar 1.b diatas.

Gambar 1 Rangkaian pengukuran hambatan dalam

a b

8

7. Mengatur potensiometer hingga Vo sama dengan 0,5; 1; 4; 8

Vpp. Kemudian mencatat nilai resistansinya untuk masing-

masing Vo.

1.5 DATA HASIL PERCOBAAN

1. Gambar foto

a) Percobaan pengkalibrasian osciloscop

Tabel 1. Hasil percobaan pengkalibrasian osciloscop

V/ div

t/div

1 ms/div 0.5 ms/div 0.2 ms/div

1V/div

0.2V/di

v

0.5V/div

9

2V/div

b) Percobaan pengukuran tegangan AC

Tabel 2 Hasil percobaan pengukuran tegangan AC

Tegangan Jenis

Gelombang Gambar V/div , t/div

5Vpp

Kotak

1V/div, 0,2 ms/div

2Vpp

Kotak

1V/div, 0,2ms/div

5Vpp

Sinus

1V/div, 0,2 ms/div

10

2Vpp

Sinus

1V/div, 0,2 ms/div

5Vpp

Gergaji

1V/div, 2 ms/div

2Vpp

Gergaji

1V/div, 2 ms/div

11

c) Hasil percobaan pengukuran hambatan dalam

1.6 ANALISA

Pada percobaan pengukuran tegangan DC, dapat dilihat bahwa

nilai yang diberikan oleh multimeter berbeda dengan yang didapat dari

osiloskop. Yang perlu diperhatikan ialah, sebelum melakukan pengukuran,

hendaknya alat-alat ukur itu harus dikalibrasi terlebih dahulu. Kalibrasi

pada osiloskop cukup rumit terutama bagi yang baru pertama kali

memakainya. Cara kalibrasinya ialah mengunakan kabel khusus yang bisa

memastikan titik nol dari grafik yang ditampilkan. Setelah dikalibrasi,

barulah osiloskop dapat digunakan.

Perbedaan hasil pada pengukuran tegangan ini bisa terjadi

diindikasikan karena adanya kesalahan paralaks mata pada saat pembacaan

skala. Skala yang diberikan pada multimeter digital berbentuk angka pasti

dengan dua digit di belakang koma. Sedangkan, skala pada Power Supply

dan Osiloskop bukanlah berbentuk angka. Pada Power Supply, nilai

didapat dengan melihat skala analog yang tertera. Pembacaan skala ini tak

mungkin dapat seakurat multimeter yang sampai dua digit di belakang

Rangkaian a

Vxy=1Vpp

Vo=0.7Vpp

Io=Vo/R=0.7/100

=7 mA

∆Vo=Vxy-Vo

= 1Vpp-0.7Vpp

=0.3Vpp

Rd=∆Vo/Io

=0.3Vpp/7mA

=42,857Ω

Rangkaian b

Vo=0.5Vpp

Vxy=1Vpp

RL=43.5Ω

Vo=1Vpp

Vxy=2Vpp

RL=45.6Ω

Vo=4Vpp

Vxy=8Vpp

RL=47.1Ω

Vo=8Vpp

Vxy=16Vpp

RL=43.1Ω

12

koma. Selain karena ukuran skala & jarum yang kecil, kesalahan sudut

pandang mata juga mempengaruhi perbedaan hasil yang terbaca. Bagitu

pula pada osiloskop, grafik sinusoida yang terbaca mungkin terlihat

menyilaukan, sehingga ada kesalahan pembacaan nilai. Namun, perbedaan

yang terjadi memanglah tidak signifikan. Hal ini terjadi karena keakuratan

alat yang digunakan. Apalagi perhitungan kedua alat (multimeter &

osiloskop) merupakan perhitungan digital.

Begitu pula pada pengukuran besar tegangan AC, hasil yang

diberikan antara multimeter dengan osiloskop berbeda walaupun tidak

terlalu besar. Namun kali ini, yang perlu diperhatikan ialah bahwa pada

multimeter, nilai tegangan yang didapat ialah besar tegangan efektif.

Sedangkan pada osiloskop berupa tegangan maksimal. Maka, untuk

mengkonversikan hasil yang didapat pada osiloskop, perlu diolah terlebih

dahulu datanya. Rumus yang digunakan ialah

Besar tegangan efektif = (skala terbaca)*2

√2

Setelah diolah, baru didapat nilai tegangan yang mendekati tegangan asli

yang diberikan.

Pada pengukuran hambatan, kita mengukur sebuah resistor dengan

menggunakan multimeter digital. Berbeda dengan pengukuran

sebelumnya, untuk mencari nilai hambatan suatu benda, kita tak perlu

mengaliri rangkaian dengan listrik. Kita dapat menghitung langsung nilai

hambatan sebuah resistor dengan menempelkan ujung-ujung resistor ke

ujung-ujung multimeter.

Pada kali ini, besar hambatan yang didapat dari pengukuran ialah sebesar

5,06 kΩ

Dalam mengukur frekuensi, kita mengunakan generator fungsi sebagai

sumber arus dan osiloskop sebagai output jumlah frekuensi.

13

Pada pengukuran kali ini, terdapat perbedaan hasil yang signifikan antara

besar frekuensi hasil settingan dengan hasil perhitungan, terutama poin

pertama dan kedua. Hali ini bisa terjadi karena kesaahan dalam pembacaan

skala maupun dalam penyetingan alat. Dikarenakan alat yang cukup rumit

(bagi pemula), maka dalam mengatur frekuensi kami agak sedikit

kebingungan. Hal ini bisa menjadi penyebab perbedaan pembacaan skala.

1.7 Kesimpulan

Osiloskop digunakan untuk melihat bentuk sinyal yang sedang

diamati. Dengan Osiloskop maka kita dapat mengetahui berapa frekuensi,

periode dan tegangan dari sinyal. Dengan sedikit penyetelan kita juga bisa

mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran.

Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel

kontrol. Display menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak

berwarna warni dan berfungsi sebagai tempat sinyal uji ditampilkan. Pada

layar ini terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang

membentuk kotak-kotak dan disebut div. Arah horizontal mewakili sumbu

waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan. Panel kontrol berisi

tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan di

layar.

Generator sinyal atau generator fungsi digunakan sebagai sumber

arus AC. Pada generator ini, kita dapat mengatur berapa frekuensi yang

dikeluarkan. Kita juga dapat mengatur besar tegangannya.

Untuk melakukan pengukuran seperti hambatan, tegangan, dan

arus, alat yang paling mudah digunakan ialah multimeter digital. Selain

karena pengaturannya yang mudah, hasi yang didapatkan pun lebih akurat.

Berbeda dengan osiloskop yang cukup rumit dalam pengaturan dan

kalibrasinya.

14

PERCOBAAN 2

Pengukuran Frekuensi pada Generator Fungsi

1. Tujuan

Mampu mengoperasikan alat ukur osiloskop dan generator fungsi

dengan benar.

Mengetahui fungsi panel generatos fungsi maupun osiloskop guna

membaca gelombang pada osiloskop.

2. Alat dan komponen

Generator fungsi

Osiloskop

Kabel probe

Kabel BNC to BNC

3. Dasar Teori

- Generator sinyal merupakan suatu alat yang menghasilkan

sinyal/gelombang sinus (ada juga gelombang segi empat, gelombang

segi tiga) dimana frekuensi serta amplitudanya dapat diubah‐ubah.

Pada umumnya dalam melakukan praktikum Rangkaian Elektronika

(Rangkaian Listrik), generator sinyal ini dipakai bersama‐sama dengan

osiloskop.

15

Bagian – bagian generator fungsi dan fungsinnya :

1. Saklar daya (power switch): Untuk menyalakan generator sinyal,

sambungkan generator sinyal ke tegangan jala‐jala, lalu tekan saklar daya

ini.

2. Pengatur Frekuensi: Tekan dan putar untuk mengatur frekuensi keluaran

dalam range frekuensi yang telah dipilih.

3. Indikator frekuensi: Menunjukkan nilai frekuensi sekarang

4. Terminal output TTL/CMOS: terminal yang menghasilkan keluaran

yang kompatibel dengan TTL/CMOS

5. Duty function: Tarik dan putar tombol ini untuk mengatur duty cycle

gelombang.

6. Selektor TTL/CMOS: Ketika tombol ini ditekan, terminal output

TTL/CMOS akan mengeluarkan gelombang yang kompatibel dengan

TTL. Sedangkan jika tombol ini ditarik, maka besarnya tegangan

kompatibel output (yang akan keluar dari terminal output TTL/CMOS)

dapat diatur antara 5‐15Vpp, sesuai besarnya tegangan yang kompatibel

dengan CMOS.

7. DC Offset: Untuk memberikan offset (tegangan DC) pada sinyal +/‐

10V. Tarik dan putar searah jarum jam untuk mendapatkan level tegangan

DC positif, atau putar ke arah yang berlawanan untuk mendapatkan level

tegangan DC negatif. Jika tombol ini tidak ditarik, keluaran dari generator

16

sinyal adalah murni tegangan AC. Misalnya jika tanpa offset, sinyal yang

dikeluarkan adalah sinyal dengan amplitude berkisar +2,5V dan ‐2,5V.

Sedangkan jika tombol offset ini ditarik, tegangan yang dikeluarkan dapat

diatur (dengan cara memutar tombol tersebut) sehingga sesuai tegangan

yang diinginkan (misal berkisar +5V dan 0V).

8. Amplitude output: Putar searah jarum jam untuk mendapatkan tegangan

output yang maksimal, dan kebalikannya untuk output ‐20dB. Jika tombol

ditarik, maka output akan diperlemah sebesar 20dB.

9. Selektor fungsi: Tekan salah satu dari ketiga tombol ini untuk memilih

bentuk gelombang output yang diinginkan

10. Terminal output utama: terminal yang mengelurakan sinyal output

utama

11. Tampilan pencacah (counter display): tampilan nilai frekuensi dalam

format 6x0,3"

12. Selektor range frekuensi: Tekan tombol yang relevan untuk memilih

range frekuensi yang dibutuhkan.

13.Pelemahan 20dB: tekan tombol untuk mendapat output tegangan yang

diperlemah sebesar 20dB.

- Pengukuran Respon Frekuensi pada generator fungsi

Generator fungsi dengan kapabilitas sweep adalah ideal untuk pengecekan

respons frekuensi pada peralatan seperti penguat, kendali bass dan treble,

filter band-pass, filter High Pass dan Low Pass, rangkaian kopling, dan

speaker maupun rumah speaker. Penguat IF, tuned circuit, notch filter dan

rangkaian impedansi lainnya. Dengan range frekuensi generator fungsi

sampai minimal 1 MHz, maka dapat dipakai untuk pengukuran,

mengaturan dan analisis respons peralatan pasip atau aktip sampai batas

frekuensi tersebut. Sebagai tambahan pada fasilitas sweep internal,

17

beberapa generator memiliki input frekuensi terkontrol tegangan (VCF =

voltage controlled frequency), yang memungkinkan pengendalian sinyal

sweep oleh gelombang sinus atau pola khusus lainnya. Juga beberapa unit

tercakup rentang audio dari 20 Hz ~ 20 kHz dapat masuk dalam satu

sweep dengan mudah.

Bila menggunakan osiloskop kovensional, maka peraga yang diperoleh

akan nampak seperti gambar 6-7 Penguatan atau atenuasi relatip dari

seluruh frekuensi dalam pita tersebut akan ditampilkan. Tampilan akan

dapat dianalisis untuk menerima atau menolak karakteristik respons

frekuensi. Dalam penguat pitalebar, tujuan analisis umumnya adalah untuk

menjaga respons frekuensi rata pada lebar-pita selebar mungkin. Tampilan

respons frekuensi dari rangkaian filter dan kopling menunjukkan frekuensi

dan ketajaman cut-off.

4. Langkah Percobaan

- Menyalakan osiloskop dan generator fungsi

- Melakukan pengkalibrasian pada osiloskopMenghubungkan kabel

BNC to BNC dari kanal terminal generator fungsi ke osiloskop

- Mengatur gelompang pada osiloskop menggunakan generator fungsi

pada posisi sinus kemudian dipindah pada posisi kotak dimana dalam

mengatur osiloskop dan generator fungsi mulai dari 3, 4, 5, 6, 8,

10,dan 12 Vpp. Dengan frekuensi mulai 500Hz,1, 2,dan 10 khz tiap

tegangan.

- Mengamati dan menggambar hasil gelombang yang ditunjukkan pada

osiloskop.

18

5. Data Hasil Percobaan

3Vpp

500 hz

1kHz

3Vpp

2kHz

19

10 kHz

4Vpp

500 hz

1kHz

20

4Vpp

2kHz

10 kHz

21

5Vpp

500 hz

1kHz

5Vpp

2kHz

22

10 kHz

23

6Vpp

500 hz

1kHz

6Vpp

2kHz

24

10 kHz

25

8Vpp

500 hz

1kHz

8Vpp

2kHz

26

10 kHz

27

10Vpp

500 hz

1kHz

10Vpp

2kHz

28

10 kHz

29

12Vpp

500 hz

1kHz

12Vpp

2kHz

30

12 Vpp

10 kHz

31

Data Frekuensi pada Generator Fungsi

Tegangan(Vpp) Frekuensi Osiloskop(Hz) Frekuensi pada Generator Fungsi(Hz)

3

500 483

1000 978.5

2000 1984

10000 9700

4

500 478

1000 982

2000 1976

10000 9680

5

500 491

1000 988.4

2000 1972

10000 9775

6

500 494

1000 980.5

2000 1987

10000 9780

8

500 489

1000 992.6

2000 1973

10000 9800

500 475

1000 982.3

32

10 2000 1978

10000 9830

12

500 487

1000 988.2

2000 1974

10000 9830

33

6. Analisa

Untuk pengukuran frekwensi pada generator fungsi, kita harus mengatur

osciloscop terlebih dahulu berapa frekwensi yang kita inginkan dimana antara

generator fungsi dan osciloskop harus sama-sama diatur untuk memperoleh

frekwensi yang diinginkan. Ambil contoh kita akan membuat gelombang 3Vpp

500Hz maka terlebih dahulu kita harus membuat gelombang pada osciloscop yang

menunjukan 3Vpp 500Hz dengan mengatur Time per Dive dan Volt per Dive

serta mengatur panel frekwensi dan amplitudo pada generator funsi. Setelah itu

kita lihat berapa frekwensi yang tertunjuk pada generator fungsi. Dari hasil

percobaan tertunjuk 483 Hz. Hal ini berarti terdapat error pada pengukuran. Error

pada pengukuran bisa disebabkan oleh hambatan kabel dan bisa juga dikarenakan

kwalitas komponen pada generator fungsi. Error didapatkan dengan rumus:

Dimana : NS = Nilai sebenarnya

HP = Hasil pengukuran

Adapun error pada masing-masing frekwensi pada tegangan yang berbeda yaitu

sebagai berikut.

Tabel error pengukuran frekwensi

Tegangan(Vpp)

Frekuensi Osiloskop(Hz)

Frekuensi pada Generator

Fungsi(Hz)

Error (%)

3

500 483 3,4

1000 978.5 2,15

2000 1984 0,8

10000 9700 3

34

4

500 478 4,4

1000 982 1,8

2000 1976 1,2

10000 9680 3,2

5

500 491 1,8

1000 988.4 1,16

2000 1972 1,4

10000 9775 2,3

6

500 494 1,2

1000 980.5 1,9

2000 1987 0,6

10000 9780 2,2

8

500 489 2,2

1000 992.6 0,8

2000 1973 1,3

10000 9800 2

10

500 475 5

1000 982.3 1,7

2000 1978 1,1

10000 9830 1,7

12

500 487 2,6

1000 988.2 1,18

2000 1974 1,3

10000 9830 1,7

35

7. Kesimpulan

Dari hasil percobaan dan analisa dapat disimpulkan bahwa untuk

mengukur frekwensi pada generator fungsi kita harus memanfaatkan osciloscop

agar frekwensi yang diinginkan benar-benar presisi. Hal ini dikarenakan pada

generator fungsi tidak dapat menampilkan frekwensi yang kita inginkan dengan

presisi. Sehingga meskipun pada generator fungsi tertampil 100kHz, aslinya

bukan 100kHz tetapi bisa jadi 98kHz. Hal ini karena adanya factor error yang

disebabkan oleh kwalitas komponren komponen maupun hambatan dalam

generator fungsi. Oleh karena itu kita perlu adanya osciloscop untuk menghitung

frekwensi pada generator fungsi agar frekwensi yang kita inginkan lebih presisi.