211
i SKRIPSI EDUKASI KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA REMAJA PUTRI MENGGUNAKAN METODE EMOTIONAL DEMONSTRATION DI KECAMATAN AJANGALE KABUPATEN BONE SUCI ADRIANI K111 14 086 Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat DEPARTEMEN PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018

SKRIPSI EDUKASI KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA

Embed Size (px)

Citation preview

i

SKRIPSI

EDUKASI KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA REMAJA PUTRI

MENGGUNAKAN METODE EMOTIONAL DEMONSTRATION

DI KECAMATAN AJANGALE KABUPATEN BONE

SUCI ADRIANI

K111 14 086

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

DEPARTEMEN PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018

ii

iii

iv

v

RINGKASAN

Universitas Hasanuddin

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Suci Adriani

“Edukasi Konsumsi Sayur dan Buah Pada Remaja Putri Menggunakan

Metode Emotional Demonstration di Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone”

(xiii + 114 halaman + 22 tabel + 76 lampiran)

Saat ini masyarakat berada dalam masa transisi, di satu sisi dihadapkan pada

masalah kekurangan gizi, namun di sisi lain terjadi masalah kegemukan, salah

satu pemicunya adalah kurangnya konsumsi sayur dan buah. Dalam mengatasi hal

ini dilakukan edukasi konsumsi sayur dan buah menggunakan metode Emotional

Demonstration (Emo demo). Emo demo merupakan suatu metode edukasi yang

sangat partisipatif untuk menyampaikan pesan sederhana yang menyenangkan dan

menyentuh emosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan niat,

pengetahuan, dan tindakan remaja putri terhadap konsumsi sayur dan buah

sebelum dan sesudah memperoleh edukasi menggunakan metode emo demo.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan desain quasi

eksperiment dengan rancangan The Nonequivalent Control Group. Pengumpulan

data primer menggunakan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari hasil Survei

PHBS Puskesmas Timurung. Populasi adalah seluruh siswa putri di dua SMP

yang terdapat di Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone yaitu SMP Negeri 5

Ajangale dan SMP Negeri 1 Ajangale. Dengan kriteria inklusi remaja purtri,

berumur 10-14 tahun dan kelas VIII. Teknik penentuan sampel secara Purposive

sampling. Analisis data menggunakan uji t-dependent, t-independet, Mc. Nemar

dan chi square dengan taraf signifikan 0,05. Penyajian data dalam bentuk tabel

dan disertai dengan narasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 66 siswa, berdasarkan hasil uji

statistik yang dilakukan menunjukkan terdapat perbedaan skor niat konsumsi

sayur dan buah sebelum dan setelah intervensi kelompok intervensi (p=0,006),

terdapat perbedaan pengetahuan konsumsi sayur dan buah sebelum dan setelah

intervensi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p=0,001) dan

terdapat perbedaan tindakan konsumsi sayur dan buah sebelum dan setelah

intervensi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p=0,001).

Saran dalam penelitian ini agar kiranya pihak Sekolah dan Puskesmas

melakukan kerjasama untuk mereplikasikan metode emo demo dalam pemberian

edukasi dengan sasaran remaja.

Kata Kunci :Emo Demo, Konsumsi Sayur Buah

DAFTAR PUSTAKA : 69 (1966-2017)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat, Hikmat

dan Karunia-Nyalah sehingga skripsi yang berjudul “Edukasi Konsumsi Sayur dan

Buah Pada Remaja Putri Menggunakan Metode Emotional Demonstration di

Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone” dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program Strata-1

Peminatan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku (PKIP) Fakultas Kesehatan

Masyarakat (FKM), Universitas Hasanuddin Makassar.

Penghargaan dan terimakasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada

kedua orang tua saya Ayahanda tercinta H. Basri dan Ibunda Murni atas segala

dukungan moril maupun materil, serta segala doa yang tak pernah henti untuk

kesuksesan ananda. Semoga gelar Sarjana yang Ananda perjuangkan saat ini

menjadi kado awal menuju sukses dan kebahagiaan bagi keluarga di masa

mendatang. Tak lupa pula terimakasih kepada saudara satu-satunya Adinda

Chaedir Wahyu atas dukungan dan penyemangat meraih setiap impian menuju

kesuksesan.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

dan dukungan beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Prof. Dr. drg. Andi Zulkifli Abdullah, M.Kes selaku Dekan Fakultas

Kesehatan Masyarakat atas kemudahan birokrasi serta administrasi selama

penyusunan skripsi ini.

vii

2. Ibu Dr. Suriah, S.KM., M.Kes selaku ketua Departemen dan pembimbing 1.

Atas bimbingan, kritik, saran dan motivasi, serta dorongan moril untuk

peningkatan kualitas diri dan skripsi menjadi lebih baik dan terbaik.

3. Bapak Muhammad Rachmat S.KM., M.Kes selaku pembimbing II atas

motivasi dan masukan untuk berbuat yang terbaik dan menjadikan skripsi ini

bermanfaat untuk masa depan.

4. Bapak dr. Muhammad Ikhsan, MS, Bapak Andi Imam Arundhana Thahir

S.GZ, MPH, dan Ibu Indra Fajarwati Ibnu SKM, MA, yang telah memberikan

saran yang membangun sehingga penulis semangat dalam menyelesaikan

skripsi.

5. Bapak dan Ibu kepala sekolah SMP Negeri 5 Ajangale dan SMP Negeri 1

Ajangale yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan

penelitian di sekolah tersebut.

6. Adik-adik siswa SMP Negeri 5 Ajangale dan SMP Negeri 1 Ajangale yang

telah siap menjadi responden.

7. Kakanda Mesra Rahayu SKM., M.Kes dan Muhammad Iqbal SKM, M.Kes

yang tidak pernah bosan memberi motivasi yang menginspirasi untuk

pengembangan diri penulis. Terimakasih atas segala kebaikan dan bantuannya

selama ini terutama ilmu yang bermanfaat untuk perbaikan penyusunan

Skripsi ini.

8. Magfirah Jidar, Putri Pratiwi, Meylinda, dan Muh. Furqon, sahabat terbaik

yang selama ini membantu dalam analisis data dan penyemangat melewati

tiap tahap penyusunan skripsi.

viii

9. Teman-teman Srikandi Angkatan 2014 Peminatan PPKIP FKM Unhas,

terimakasih atas segala kebersamaan dalam menempuh pendidikan dan

meraih cita-cita bersama, terimakasih atas segala kritik, dan saran yang sangat

membangun bagi pribadi penulis.

10. Teman-teman Burenggers, Sahabat-sahabat yang setia menjadi sejarah

perjalanan penulis dalam menjalani pendidikan di FKM Unhas, Terimakasih

telah menjadi penyemangat dan motivasi penulis baik suka maupun duka.

11. Teman-teman S-Squad seperjuangan, sesama bimbingan, terimakasih untuk

kekompakan dan kerja samanya melewati setiap tahapan skripsi dengan

penuh semangat.

Penulis menyadari skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Oleh

karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari

berbagai pihak demi kesempurnaan dan perbaikannya.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat

secara umum dan bagi bidang ilmu secara khusus, serta dapat memberi kontribusi

nyata bagi pendidikan dan penerapan ilmu di lapangan guna pengembangan lebih

lanjut.

Makassar, Mei 2018

Penulis

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ................................................... iv

RINGKASAN .................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 9

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 12

A. Tinjauan Umum tentang Edukasi ........................................................... 12

B. Tinjauan Umum tentang Konsumsi Sayur dan Buah ............................. 20

C. Tinjauan Umum tentang Remaja Putri ................................................... 23

D. Tinjauan Umum tentang Emotional Demonstration .............................. 26

E. Tinjauan Umum tentang Niat ................................................................. 30

F. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan .................................................. 31

G. Tinjauan Umum Tentang Tindakan ....................................................... 34

H. Kerangka Teori ....................................................................................... 36

BAB III KERANGKA KONSEP ...................................................................... 43

A. Dasar Pemikiran Varibel yang Diteliti ................................................... 43

B. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ............................................ 45

C. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 46

ix

BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................... 48

A. Jenis dan Desain Penelitian .................................................................... 48

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 49

C. Populasi dan Sampel .............................................................................. 50

D. Instrumen Penelitian ............................................................................... 54

E. Teknik Pengambilan Data ...................................................................... 59

F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 59

G. Deskripsi Intervensi ............................................................................... 60

H. Skema Alur Penelitian ............................................................................ 63

I. Prosedur Pelaksanaan Metode Emotional Demonstration ..................... 65

J. Pengolahan Data ..................................................................................... 69

K. Analisis Data .......................................................................................... 70

L. Penyajian Data ....................................................................................... 71

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 72

A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 72

B. Pembahasan ............................................................................................ 97

C. Keterbatasan Peneliti .............................................................................. 110

BAB VI PENUTUP ........................................................................................... 111

A. Kesimpulan ............................................................................................ 111

B. Saran ....................................................................................................... 113

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Item Pertanyaan Niat ........ 56

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliablitas pada Item Pertanyaan

Pengetahuan ....................................................................................... 57

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas dan Reliablitas pada Item Pertanyaan

Tindakan ............................................................................................. 58

Tabel 5.1 Distribusi Recall 24 Jam Konsumsi Sayur dan Buah pada

Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol .................................... 73

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pengukuran Antar Waktu di

SMP Negeri 5 Ajangale (Intervensi) dan SMP Negeri 1 Ajangale

(Kontrol) ............................................................................................. 73

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Pengetahuan di

SMP Negeri 5 Ajangale (Kelompok Intervensi) ................................ 74

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Pengetahuan di

SMP Negeri 1 Ajangale (Kelompok Kontrol) ................................... 76

Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Tindakan di SMP

Negeri 5 Ajangale (Kelompok Intervensi) ......................................... 78

Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Tindakan di SMP

Negeri 1 Ajangale (Kelompok Kontrol)............................................. 79

Tabel 5.7 Perubahan Nilai Pre test Tentang Niat Konsumsi Sayur dan Buah

di SMP Negeri 5 Ajangale (Intervensi) .............................................. 81

Tabel 5.8 Perubahan Nilai Pre test Tentang Niat Konsumsi Sayur dan Buah

di SMP Negeri 1 Ajangale (Kontrol) ................................................. 82

Tabel 5.9 Perubahan Nilai Perbandingan antar Kelompok Tentang Niat

Konsumsi Sayur dan Buah ................................................................. 84

Tabel 5.10 Perubahan Nilai Tentang Tingkat Pengetahuan Konsumsi Sayur

dan Buah di SMP Negeri 5 Ajangale (Intervensi).............................. 85

Tabel 5.11 Perubahan Nilai Tentang Tingkat Pengetahuan Konsumsi Sayur

dan Buah di SMP Negeri 1 Ajangale (Kontrol) ................................. 87

xi

Tabel 5.12 Perubahan Nilai Perbandingan Antar Kelompok Tentang

Pengetahuan Sayur dan Buah ............................................................. 88

Tabel 5.13 Perubahan Nilai Perbandingan antar Kelompok Tentang

Pengetahuan Konsumsi Sayur dan Buah ............................................ 89

Tabel 5.14 Perubahan Nilai Perbandingan antar Kelompok Tentang

Pengetahuan Konsumsi Sayur dan Buah ............................................ 90

Tabel 5.15 Perubahan Nilai Tentang Tindakan Konsumsi Sayur dan Buah di

SMP Negeri 5 Ajangale (Intervensi) .................................................. 91

Tabel 5.16 Perubahan Nilai Tentang Tindakan Konsumsi Sayur dan Buah di

SMP Negeri 1 Ajangale (Kontrol) ..................................................... 93

Tabel 5.17 Perubahan Nilai Perbandingan antar Kelompok Tentang Tindakan

Konsumsi Sayur dan Buah ................................................................. 94

Tabel 5.18 Perubahan Nilai Perbandingan antar Kelompok Tentang Tindakan

Konsumsi Sayur dan Buah ................................................................. 95

Tabel 5.19 Perubahan Nilai Perbandingan antar Kelompok Tentang Tindakan

Konsumsi Sayur dan Buah ................................................................. 96

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Kerangka Teori Penelitian .............................................................. 37

Gambar 3.1 : Kerangka Konsep Penelitian ........................................................... 39

Gambar 4.1 : Skema Alur Penelitian..................................................................... 42

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 : Master Tabel SPSS

Lampiran 3 : Daftar Hadir

Lampiran 4 : Hasil Analisis SPSS

Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 6 : Dokumentasi Kegiatan

Lampiran 7 : Sintesa Penelitian

Lampiran 8 : Daftar Riwayat Hidup

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini masyarakat berada dalam masa transisi, di satu sisi dihadapkan

pada masalah kekurangan gizi, namun di sisi lain terjadi masalah kegemukan.

Salah satu pemicunya adalah kurangnya konsumsi sayur dan buah. Konsumsi

sayur dan buah masih minim di kalangan masyarakat, utamanya bagi

kalangan remaja. Padahal kurang konsumsi sayur dan buah dapat

menyebabkan berbagai macam penyakit meliputi anemia, obesitas, sembelit,

diare, tekanan darah tinggi, bahkan dapat berujung pada kanker (Khomsan,

2009).

World Health Organization (WHO) merekomendasikan agar

mengonsumsi sayur dan buah sebanyak 400 gram setiap hari. Sedangkan

Dietary Guidelines for Americanmemberikan rekomendasi minimal 5 porsi

sayur dan buah dalam sehari. Konsumsi sayur dan buah memiliki banyak

manfaat bagi tubuh, sehingga jika seseorang kekurangan konsumsi sayur dan

buah dapat menyebabkan kekurangan vitamin, mineral, dan serat yang dapat

menimbulkan terjadinya berbagai penyakit (WHO, 2003).

Salah satu kelompok penduduk yang mendapat perhatian berkaitan

konsumsi sayur dan buah adalah remaja. Kelompok remaja berada pada usia

antara 10-17 tahun yang merupakan masa peralihan dari masa anak-anak

menuju dewasa (Widyastuti, 2009). Rentang umur tersebut menempuh

pendidikan pada jenjang sekolah menengah pertama. Khusus pada remaja

2

putri, mereka cenderung memiliki kebiasaan konsumsi makanan yang buruk

dan tidak merasa puas dalam hal bentuk tubuh yang dimiliki. Hal ini

dikarenakan pada masa remaja, perempuan cenderung mengalami

peningkatan lemak tubuh yang mengakibatkan tubuhnya lebih gemuk.

Remaja putri banyak melakukan diet untuk menjaga berat badannya agar

terlihat lebih ramping dan tetap menarik (Striegelet al, 2009).

Berdasarkan data remaja di lima negara Asia Tenggara, 76,3% anak

berusia 13 sampai 15 tahun perilaku konsumsi sayur dan buah tidak adekuat,

28% melaporkan mengonsumsi buah kurang dari satu kali per hari dan 13,8%

mengindikasikan konsumsi sayur dan buah kurang dari satu kali per hari.

Konsumsi sayur dan buah yang tidak memadai menyebabkan kelebihan berat

badan. Hasilnya menekankan perlunya program intervensi yang bertujuan

untuk meningkatkan konsumsi sayur dan buah, dan cara terbaik yang

diusulkan adalah melalui program promosi kesehatan di kalangan remaja

yakni edukasi manfaat sayur dan buah (Peltzer& Pengpid, 2012).

Saat ini ada berbagai macam edukasi yang sering digunakan dalam

melakukan perubahan perilaku kesehatan, akan tetapi edukasi tersebut belum

cukup efektif dalam pemberian perubahan perilaku. Edukasi kesehatan yang

dapat menggugah emosional remaja tentang konsumsi sayur dan buah

seharusnya menjadi prioritas di bidang kesehatan. Hal ini penting karena

masih banyaknya remaja yang kurang menyadari pentingnya konsumsi sayur

dan buah bagi kesehatan mereka. Sebagian remaja menganggap sayur dan

buah hanya dijadikan pelengkap makanan rumahan dan kurang modern.

3

Remaja cenderung menggemari gorengan, junk food, dan makanan instan.

Bahkan, makanan instan yang dianggap lebih trend telah menjadi life style

bagi remaja baik di negara maju maupun di negara berkembang. Padahal,

konsumsi makanan yang tidak seimbang dengan disertai konsumsi sayur dan

buah yang kurang sebagai sumber serat dan mineral bisa menjadi penyebab

kelebihan berat badan (Obesitas) pada remaja dan memicu berbagai penyakit

di masa mendatang (Ratu, 2011).

Salah satu masalah yang diketahui dapat ditimbulkan pada remaja jika

kurang mengonsumsi sayur dan buah adalah masalah gizi lebih (Obesitas).

Berdasarkan data Riskesdas (2013) diketahui bahwa terjadi peningkatan

kejadian gizi lebih pada tahun 2007 sebesar 2,4% yang kemudian meningkat

menjadi 10,8% pada tahun 2013.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dhaneswara (2016) bahwa niat

merupakan faktor penentu bagi remaja dalam mengonsumsi sayur dan buah.

Ketika niat itu sudah ada dalam diri seseorang maka dengan adanya niat

tersebut akan dapat merubah perilaku seseorang dari yang tidak

mengonsumsi sayur dan buah menjadi mengonsumsi.

Hasil penelitian Ramadhani dan Hidayati (2017), mengatakan bahwa

remaja dengan kategori pengetahuan tinggi belum tentu memiliki konsumsi

sayur yang baik dibandingkan dengan remaja putri dengan pengetahuan

kurang. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan dimana tingkat

pengetahuan gizi yang semakin tinggi belum tentu diikuti dengan semakin

baiknya konsumsi sayur dan buah remaja. Jadi belum tentu remaja yang

4

memiliki pengetahuan tinggi dapat memahami dan mengaplikasikan dengan

baik pengetahuan tersebut dalam kehidupansehari-hari.

Sejalan dengan penelitian tersebut didapatkan pula hasil bahwa dalam

menjaga kesehatan tubuh remaja menyikapinya dengan melakukan tindakan

fisik yang berat, dan menghindari melakukan tindakan fisik yang tidak baik

untuk kesehatan seperti halnya dengan bermain gadget yang terlalu lama,

keterpaparan media dan lain sebagainya. Jadi dengan melakukan tindakan

fisik maka dapat membuat hidup lebih sehat (Moon, 2017).

Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa jika konsumsi sayur

dan buah tercukupi maka dapat menurunkan risiko terjadinya beberapa

penyakit kronik, misalnya penelitian yang dilakukan oleh He et al (2007)

menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi sayur dan buah yang sebelumnya

kurang dari 3 porsi menjadi lebih dari 5 porsi sehari menyebabkan penurunan

risiko terjadinya penyakit jantung koroner sebesar 17%. Sedangkan pada

penelitian Annema dkk, (2011) didapatkan bahwa jika mengonsumsi sayur

dan buah dengan cara berbeda akan memberikan dampak yang berbeda pula.

Berbagai kajian menunjukkan bahwa konsumsi sayur dan buah yang

cukup, turut berperan dalam menjaga kenormalan tekanan darah, kadar gula,

dan kolestrol darah. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi sayur dan buah

yang cukup turut berperan dalam pencegahan penyakit tidak menular

(Kemenkes RI, 2014). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wulansari

(2009) mengatakan bahwa perlu peningkatan konsumsi sayur dan buah pada

usia remaja, mengingat pentingnya mengonsumsi sayur dan buah dalam

5

jumlah dan frekuensi yang cukup agar kebutuhan tubuh akan zat gizi yang

terkandung dalam sayur dan buah dapat terpenuhi.

Rekomendasi dari pedoman gizi seimbang menetapkan standar sayur dan

buah yang dianjurkan dikonsumsi masyarakat Indonesia, yakni 250 gram

sayur dan buah per hari (Kemenkes, 2014). Sedangkan laporan hasil

Riskesdas (2007) di Indonesia, menyatakan bahwa kurang mengonsumsi

sayur dan buah menjadi salah satu dari 3 faktor risiko untuk penyakit tidak

menular utama seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus, kanker, dan

stroke (Depkes, 2008).

Berdasarkan data Riset Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan

diketahui bahwa proporsi konsumsi buah dan sayur pada kelompok umur 10-

14 tahun sebesar 1,0 dan buah 0,4 per hari dalam seminggu. Sedangkan

berdasarkan rerata konsumsi sayur dan buah di provinsi Sulawesi Selatan

didapatkan bahwa rerata konsumsi buah pada laki-laki yaitu 0,4% dan rerata

konsumsi buah pada perempuan yaitu 0,4%, sedangkan berdasarkan rerata

konsumsi sayur didapatkan pula bahwa rerata konsumsi sayur pada laki-laki

yaitu 0,1% dan pada perempuan yaitu sama 0,1% (Kemenkes RI, 2013).

Kabupaten Bone berada pada peringkat kedua terendah konsumsi sayur

dan buah ≥5 porsi perminggu dari 24 Kabupaten/Kota yang ada di Sulawesi

Selatan. Lima terendah diantaranya yaitu Kabupaten Selayar; 0,2 porsi,

Kabupaten Bone; 0,3 porsi, Kabupaten Toraja; 0,4 porsi, Kabupaten Luwu;

0,5 porsi, dan Kabupaten Takalar; 0,5 porsi (Kemenkes RI, 2013).

6

Merujuk pada hasil Survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Tahun 2016 Desa Timurung, Kecamatan Ajangale, Kabupaten Bone

diketahui bahwa remaja putri menduduki peringkat tertinggi usia produktif

yang tidak mengonsumsi sayur dan buah pada 2 tahun terakhir. Pada tahun

2016, didapatkan data remaja umur 10-11 tahun yang tidak mengonsumsi

sayur dan buah sebesar 5,4% dan pada umur 12-14 tahun 21,42% (Hasil

survei PHBS Puskesmas Timurung, 2016).

Sedangkan pada tahun 2017 diperoleh data bahwa terjadi peningkatan

persentase remaja putri umur 10-11 tahun yang tidak mengonsumsi sayur

sebesar 29,73% dan pada umur 12-14 tahun juga mengalami peningkatan

sebesar 29,17% (Puskesmas Timurung, 2017). Berdasarkan data tersebut

dipilihlah SMP Negeri 5 Ajangale sebagai kelompok intervensi karena

sekolah tersebut berada pada wilayah jumlah konsumsi sayur dan buah

terendah sedangkan SMP Negeri 1 Ajangale dijadikan sebagai kelompok

kontrol karena merupakan peringkat kedua terendah jumlah konsumsi sayur

dan buah pada usia produktif.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMP Negeri 5 Ajangale

pada tanggal 16 Desember 2017 pada siswa putri kelas VIII didapatkan data

bahwa sayur yang paling banyak tersedia di Desa Timurung adalah

kangkung, bayam, terong, daun kelor, labu, dan kacang panjang. Dari

banyaknya sayur tersebut sayur yang paling disukai oleh remaja putri adalah

sayur bayam. Berdasarkan data yang didapatkan bahwa buah yang paling

7

sering tersedia adalah pisang, pepaya, semangka, dan mangga. Tetapi yang

paling disukai oleh remaja putri yaitu buah pisang.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Marfuah dan Kusudaryati (2016)

mengatakan bahwa edukasi tentang nutrisi zat besi yang diberikan kepada

remaja putri adalah salah satu sumber informasi untuk meningkatkan

pengetahuan remaja putri, yang merupakan salah satu faktor yang

memunculkan motivasi intrinsik. Penelitian yang dilakukan oleh Hermina

dan Prihatini (2016) mengatakan bahwa pemberian edukasi pada siswa

dengan menggunakan media merupakan cara yang cukup efektif untuk

menambah pengetahuan seorang remaja. Dalam penelitiantersebut digunakan

media poster sebagai alat bantu dalam pemberian edukasi kepada remaja.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Slater, 2012)

tentang efek edukasi gizi berupa penyuluhan dan pembagian majalah

terhadap remaja di Brazil selama 6 bulan mendapatkan hasil secara signifikan

meningkatkan self efikasi. Penelitian serupa yang dilakukan oleh

Mahdali(2013) tentang pengaruh model intervensi edukasi gizi terhadap

remaja obesitas dan latihan fisik selama 6 bulan didapatkan hasil secara

signifikan meningkatkan performance akademik, indeks massa tubuh dan

kebiasaan sarapan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Puspita, 2016) dikatakan bahwa

keefektifan media pembelajaran booklet tentang sistem imun dinilai efektif

ditinjau dari penggunaannya dalam proses pembelajaran dan hasil belajar

yang diperoleh. Dalam proses pembelajaran apabila hasil belajar meningkat

8

maka siswa telah mengalami peningkatan pemahaman, dengan meningkatnya

hasil belajar dapat dikatakan bahwa media yang digunakan telah efektif.

Dalam penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa persentase kevalidan

penggunaan booklet yaitu 89,3% dengan kategori sangat valid dan praktis

dalam pemberian edukasi. Berdasarkan ujicoba skala kecil dan skala besar

secara berturut-turut diperoleh data yang menyatakan bahwa responden

memberikan respon positif terhadap media pembelajaran booklet sebesar

90,2% dan86,5%.

Menurut salah satu guru SMP Negeri 1 Ajangale pada tanggal 27

November 2017 mengatakan bahwa di sekolah tersebut pernah diadakan

edukasi baik dari instansi kesehatan seperti puskesmas maupun dari instansi

pemerintah lainnya. Namun edukasi tersebut belum memberikan dampak

perubahan perilaku yang signifikan sehingga dianggap kurang efektif. Lebih

lanjut diungkapkan bahwa edukasi yang sebaiknya diberikan kepada remaja

(siswa) akan lebih mudah dipahami jika menggunakan alat peraga dan

disaksikan langsung agar dapat menyentuh perasaan remaja untuk melakukan

perubahan perilaku.

Emotional Demonstration (Emo demo) merupakan kegiatan edukasi yang

sangat partisipatif untuk menyampaikan pesan sederhana dengan cara yang

menyenangkan dan atau menyentuh emosi, sehingga sangat mudah diingat

dan dampaknya sangat dirasakan dibandingkan dengan strategi perubahan

perilaku tradisional lainnya. Tujuan dari metode ini yaitu untuk menyentuh

perasaan responden agar apa yang telah diberikan dapat terserap lama dan

9

akan bertahan dalam perasaan dibandingkan jika hanya ditujukan untuk

pikiran responden karena akan lebih mudah dilupakan. Saat ini konsumsi

sayur dan buah pada remaja sangat rendah hal ini dikarenakan kurangnya

kesadaran remaja akan pentingnya manfaat konsumsi sayur dan buah bagi

kesehatan. Hal ini sangat memprihatinkan, dalam menyelesaikan masalah

perlu adanya metode yang menyentuh perasaan remaja putri untuk

melakukan perubahan perilaku sehat. Metode emo demo merupakan metode

yang efektif dalam memberikan edukasi kepada remaja putri karena mereka

dapat melihat sehingga dapat menyentuh perasaan seorang remaja untuk mau

melakukan perubahan perilaku sehat (Gain, 2017).

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui edukasi

konsumsi sayur dan buah pada remaja putri di Kecamatan Ajangale,

Kabupaten Bone menggunakan metode Emo demo agar edukasi yang

diberikan efektif karena metode tersebut menampilkan peragaan sehingga

menyentuh emosional remaja untuk melakukan perubahan perilaku

kesehatan.

B. Rumusan Masalah

Kabupaten Bone merupakan salah satu kabupaten yang menduduki

peringkat terendah konsumsi sayur dan buah. Kabupaten Bone berada pada

peringkat ke dua terendah konsumsi sayur dan buah ≥5 Porsi perminggu

yakni hanya berkisar 0,2%. Pada tahun 2016-2017 desa yang memiliki

konsumsi sayur dan buah terendah di Kabupaten Bone pada remaja (umur10-

14 tahun) berada di Kecamatan Ajangale. Emo demo merupakan metode

10

edukasi partisipatif dalam menyampaikan pesan melalui peragaan yang

menyentuh emosi. Emo demo diharapkan mudah diingat dan dirasakan

dampaknya oleh remaja putri dibandingkan dengan strategi perubahan

perilaku tradisional lainnya yang dianggap kurang efektif untuk remaja SMP

di Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone. Sehingga pertanyaan penelitian ini:

Apakah ada perbedaan niat, pengetahuan dan tindakan remaja putri terhadap

konsumsi sayur dan buah sebelum dan sesudah memperoleh edukasi

menggunakan metode emo demo?

C.Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui perbedaan niat,

pengetahuan, dan tindakan remaja terhadap konsumsi sayur dan buah

sebelum dan sesudah memperoleh edukasi menggunakan metode emo

demo.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus penelitian ini:

1. Untuk menganalisis niat remaja putri terhadap konsumsi sayur dan buah

sebelum dan sesudah memperoleh edukasi menggunakan metode emo

demo.

2. Untuk menganalisis pengetahuan remaja putri terhadap konsumsi sayur

dan buah sebelum dan sesudah memperoleh edukasi menggunakan

metode emo demo.

11

3. Untuk menganalisis tindakanremaja putri terhadap konsumsi sayur dan

buah sebelum dan sesudah memperoleh edukasi menggunakan metode

emo demo.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu acuan dalam

pemberian edukasi kepada instansi pendidikan dan kesehatan di

Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone.

2. Manfaat Keilmuan

Diharapkan edukasi emo demo ini dapat menjadi bahan acuan atau

referensi untuk mengembangkan metode edukasi terkait isu gizi pada

sasaran remaja.

3. Manfaat bagi Peneliti

Hasil penelitian ini merupakan pengalaman yang berharga bagi

peneliti dalam meningkatkan pengetahuan dan penyelesaian studi pada

jurusan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku (PKIP) Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Hasanuddin.

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Edukasi

1. Pengertian Edukasi

Edukasi merupakan suatu proses interaktif yang mendorong

terjadinya pembelajaran, dan pembelajaran merupakan upaya

penambahan pengetahuan baru, sikap, dan keterampilan melalui

penguatan Praktik dan pengalaman (Smaltzer & Bare, 2008; Potter &

Perry, 2009).

2. Metode Edukasi

Metode edukasi yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan

dan sasaran pembelajaran. Metode edukasi terbagi atas tiga bagian yaitu:

metode edukasi untuk individual, kelompok, dan untuk massa. Pada

edukasi terstruktur metode yang digunakan adalah metode edukasi

individual dan kelompok, berikut penjelasannya:

1. Metode edukasi individu yaitu digunakan untuk memotivasi perilaku

baru atau membina individu agar mau melakukan perubahan perilaku

baru. Berikut merupakan pendekatan yang digunakan (Notoatmodjo,

2007):

1) Bimbingan atau penyuluhan (Guidance and Councelling) metode

atau cara ini dilakukan dengan adanya pertemuan antara pasien dan

perawat lebih intensif.

13

2) Wawancara (Interview) pada metode ini terjadi dialog antara pasien

dan perawat untuk menggali informasi yang lebih akurat.

2. Metode edukasi kelompok dan massa perlu memerhatikan besarnya

kelompok sasaran.

1) Ceramah

Ceramah merupakan metode edukasi yang bervariasi dimana

melibatkan peserta melalui adanya tanggapan baik atau

perbandingan dengan pendapat dan pengalaman peserta

2) Diskusi

Diskusi juga merupakan salah satu jenis eduaksi yang sering

digunakan dalam pemberian edukasi. Metode ini dilakukan dengan

cara pembentukan kelompok untuk membahas suatu permasalahan.

3) Curah pendapat (Brain Storming)

Metode curah pendapat adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka

menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan,

pengalaman, dari semua peserta.

4) Bermain Peran (Role-play)

Bermain peran pada dasarnya merupakan metode untuk

„menghadirkan‟ peran-peran yang ada pada dunia nyata kedalam

suatu pertunjukan peran.

5) Simulasi

Metode simulasi adalah bentuk metode praktik yang sifatnya untuk

14

mengembangkan keterampilan peserta belajar (keterampilan mental

dan fisik).

3. Media Edukasi

1. Pengertian Media Edukasi

Menurut Depdiknas (2003) istilah media berasal dari bahasa

Latin yang merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara

harafiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah

segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber

informasi kepada penerima informasi. Proses belajar mengajar pada

dasarnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang

digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran. Media

pembelajaran merupakan bagian dari sumber belajar yang

merupakan kombinasi antara perangkat lunak (bahan belajar) dan

perangkat keras (alat belajar).

2. Manfaat Media Edukasi

Materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang

bervariasi. Pada satusisi ada bahan pembelajaran yang tidak

memerlukan media pembelajaran, tetapi di sisi lainada bahan

pembelajaran yang memerlukan media pembelajaran. Materi

pembelajaran yang mempunyai tingkat kesukaran tinggi tentu sukar

dipahami oleh siswa, apalagi oleh siswa yang kurang menyukai

materi pembelajaran yang disampaikan.

15

Keberadaan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses

pembelajaran merupakan suatu kenyataan yang tidak bisa

dipungkiri. Guru sebagai penyampai pesan memiliki kepentingan

yang besar untuk memudahkan tugasnya dalam menyampaikan

pesan-pesan atau materi pembelajaran kepada peserta didik. Guru

juga menyadari bahwa tanpa media, materi pembelajaran akan sulit

untuk dapat dicerna dan dipahami oleh siswa, apalagibila materi

pembelajaran yang harus disampaikan tergolong rumit dan

kompleks. Untuk itu penggunaan media mutlak harus dilakukan

agar materi dapat sampai ke peserta didik secara efektif dan efisien

Muhson (2010).

Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran

adalah memperlancar interaksi antara guru dan siswa sehingga

kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara

khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci. Depdiknas

(2003) mengidentifikasikan beberapa manfaat media dalam

pembelajaran yaitu:

1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan

2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik

3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif

4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga

5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa

16

6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana

saja dan kapan saja

7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi

dan proses belajar

8. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

Dari berbagai ragam dan bentuk dari media pengajaran,

pengelompokan atas media dan sumber belajar dapat juga ditinjau dari

jenisnya, yaitu media cetak, elektronik, dan media papan.

Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2010) media berdasarkan fungsinya

sebagai penyalur pesan-pesan kesehatan dibagi menjadi 3 yaitu:

a). Media Cetak

Media sebagai alat bantu dalam menyampaikan pesan-pesan sangat

bervariasi. Berikut uraiannya:

1) Booklet yaitu menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam

bentuk buku, dalam bentuk tulisan yang disertai dengan gambar,

agar pembaca tidak bosan.

2) Leaflet yaitu bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan

kesehatan melalui lembaran yang dilipat.

3) Flayer (selebaran), bentuknya seperti leaflet tapi tidak terlipat

4) Flip Chart (lembar balik) merupakan media penyampaian pesan

atau informasi kesehatan dalam bentuk buku, dimana tiap

lembar berisi gambaran peragaan dan lembar baliknya berisi

kalimat sebagai pesan kesehatan.

17

5) Poster yaitu media cetak yang berisi pesan-pesan yang biasanya

ditempel di tembok-tembok, tempat umum, atau di kendaraan

umum.

6) Foto yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan

2. Media Elektronik

Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan

pesan kesehatan.

1) Film dan video

Edukasi dengan media ini dapat memberikan realita yang

mungkin sulit direkam kembali oleh mata dan pikiran sasaran,

dapat memicu diskusi mengenai sikap dan perilaku, efektif

untuk sasaran yang jumlahnya relatif kecil dan sedang, dapat

dihentikan ataupun dihidupkan kembali, serta setiap episode

yang dianggap penting dapat diulang kembali, mudah digunakan

dan tidak memerlukan ruang gelap.

2) Slide merupakan penyelenggaraan pendidikan atau penyuluhan

kesehatan kepada masyarakat dapat menggunakan bermacam-

macam metode karena sasaran yang berbeda, tujuan yang akan

dicapai berbeda, situasi yang berbeda, waktu pelaksanaan yang

dimiliki kelebihan atau kelemahan metode.

3) Media Papan (Billboard)

Media ini selalu dipasang ditempat-tempat umum untuk

menyampaikan informasi-informasi kesehatan.

18

Dengan demikian peran dan fungsi media pembelajaran di samping

sebagai alat bantu mengajar juga sebagai sumber belajar yang harus

dimanfaatkan semaksimal mungkin sehingga dapatterciptanya

suasana belajar yang kondusif, efektif, efisien dan menyenangkan.

Peran guru dalam inovasi dan pengembangan media pengajaran

sangat diperlukan mengingat guru dapat dikatakan sebagai pemain

yang sangat berperan dalam proses belajar mengajar di kelas, yang

hendaknya dapat mengolahkemampuannya untuk membuat media

pengajaran lebih efektif dan efisien.

4. Pendidikan Orang Dewasa

Menurut Kamil dalam Saraka (2001), definisi pendidikan orang

dewasa merujuk pada kondisi peserta didik dewasa baik dilihat dari

dimensi fisik (biologis), psikologis, dan sosial. Seseorang dikatakan

dewasa secara biologis apabila ia telah mampu melakukan reproduksi.

Adapun dewasa secara psikologis, berarti seseorang telah memiliki

tanggung jawab terhadap kehidupan dan keputusan yang diambil.

Dewasa berdasar dimensi psikologi dapat dilihat dan dibedakan dalam

tiga kategori, yaitu: dewasa awal (early adults) dari usia 16 sampai dengan

20 tahun, dewasa tengah (middle adults) dari 20 sampai 40 tahun, dan

dewasa akhir (late adults) dari 40 hingga 60 tahun. Hutchim (1970) dan

Rogers (1973) dalam Saraka (2001),pendidikan orang dewasa adalah suatu

proses belajar yang sistimatis dan berkelanjutan pada orang yang berstatus

19

dewasa dengan tujuan untuk mencapai perubahan pada pengetahuan,

sikap, nilai dan keterampilan.

Kondisi-kondisi yang dapat ditimbulkan dari definisi itu adalah: (1)

Orang dewasa termotivasi untuk belajar sesuai dengan kebutuhan dan

minat mereka; (2) Orientasi belajar bagi orang dewasa adalah berpusat

pada kehidupan; (3) Pengalaman sebagai sumber kekayaan untuk belajar

orang dewasa; (4) Orang dewasa mengharapkan berhubungan sendiri

dengan kebutuhan yang tepat; (5) Perbedaan individual diantara

perorangan berkembang sesuai dengan umurnya. Dalam penerapan metode

pembelajaran perorangan (individual learning method), maka teknik

pembelajaran yang tepat untuk orang dewasa adalah tutorial, bimbingan,

magang, dan sebagainya.

Penerapan metode pembelajaran kelompok (group learning method),

teknik pembelajaran yang dipandang tepat untuk orang dewasa adalah

diskusi, curah pendapat, simulasi, bermain peran, pecahan bujur sangkar,

demonstrasi, dan sebagainya (Saraka, 2001). Orang dewasa juga

diasumsikan memiliki kebutuhan terhadap pengetahuan (the need to

know). Kecenderungan orang dewasa sebelum mempelajari sesuatu,

mereka memandang perlu untuk mengetahui mengapa mereka harus

mempelajarinya.

Kebutuhan orang dewasa terhadap pengetahuan menunjukkan

pentingnya aktivitas belajar sepanjang hayat (life long education). Dengan

alasan kebutuhan, orang dewasa akan mendorong dirinya untuk belajar

20

(learning to learn) sehingga dapat merespon dan menguasai secara cerdas

berbagai pengetahuan yang berkembang seiring dengan pesatnya

perkembangan zaman.

Pengendapan pengetahuan untuk pembelajaran orang dewasa dapat

dilakukan dalam beberapa hari atau beberapa minggu sedangkan

pengendapan nilai sikap dapat dilakukan beberapa minggu dan minimal 1

bulan sebagaimana dalam konsep The Transtheritical Model, Prochasca

(1982) adalah sebuah model teori perubahan perilaku yang menjadi dasar

untuk mengembangkan intervensi yang efektif untuk mempromosikan

kesehatan perubahan perilaku.

Hutchim (1970) dan Rogers (1973) dalam Saraka (2001),

memandang batas usia seputar 25 sampai dengan 40 tahun merupakan usia

emas (golden age). Pada dimensi ini dewasa lebih ditunjukkan pada

kematangan seorang individu.

B. Tinjauan Umum Konsumsi Sayur dan Buah

Konsumsi sayur dan buah yang tinggi berhubungan dengan risiko yang

rendah terhadap berbagai penyakit kronik seperti kanker dan penyakit

kardovaskuler (Rolls et al, 2004). Expert Constutation on Diet, Nutrition

and the Prevention of Chronic Disease merekomendasikan asupan minimum

400 gram sayur dan buah perhari (tidak termasuk umbi-umbian yang

mengandung pati) untuk pencegahan penyakit kronis seperti jantung, kanker,

diabetes, dan obesitas, sekaligus sebagai upaya pencegahan kekurangan gizi

21

mikro. Jumlah konsumsi sayur dan buah yang cukup akan memberikan

asupan serat yang cukup bagi tubuh (Aswatini, 2008).

Sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan salah satu kelompok

pangan dalam penggolongan FAO, yang dikenal dengan Desirable Dietarty

Patern (Pola Pangan Harapan/PPH). Kelompok bahan pangan ini berfungsi

sebagai sumber vitamin dan mineral, sehingga kekurangan konsumsinya

berpengaruh negatif terhadap kondisi gizi. Oleh karena itu, konsumsi sayur

dan buah bersama-sama dengan kelompok pangan lainnya dapat

berpengaruh terhadap kondisi kesehatan pada umumnya (Aswatini, 2008).

Mengonsumsi sayur dan buah sebaiknya bervariasi agar mendapatkan

berbagai ragam sumber vitamin ataupun mineral serta serat. Konsumsi sayur

dan buah yang banyak dapat hidup lebih sehat, konsumsi sayur dan buah

bisa dalam bentuk segar maupun dalam bentuk olahan (Kemenkes, 2014).

Konsumsi sayur dan buah harus cukup, tidak boleh kurang ataupun

berlebihan sebab jika kekurangan ataupun kelebihan dapat menimbulkan

efek negatif bagi tubuh. Kekurangan sayur dan buah dapat menyebabkan

tubuh kekurangan zat-zat gizi seperti vitamin dan mineral yang sangat

bermanfaat dan dibutuhkan tubuh. Sedangkan kelebihan sayur dan buah

dapat berakibat membebani kerja dan fungsi ginjal. Walaupun vitamin dan

mineral diperlukan tubuh, tetapi jika ginjal tidak mampu mencerna akibat

asupan yang berlebihan dapat menyebabkan seseorang terkena gagal ginjal

(Khomsan, 2003).

22

Salah satu sumber bahan pangan yang baik untuk memperoleh zat gizi

adalah buah dan sayur. Buah dan sayur disarankan untuk dikonsumsi oleh

seseorang dalam piramida kesehatan. Menurut Tanti(2013), konsumsi sayur

dan buah dapat mencegah kejadian obesitas karena dapat mengurangi rasa

lapar dan tidak menimbulkan kelebihan lemak dan sebagainya. Buah dan

sayur dapat menjadi makanan salingan yang sangat baik karena rendah

lemak, serta kaya akan vitamin yang diperlukan oleh tubuh.

1. Konsumsi

Konsumsi adalah cara yang ditempuh seseorang atau

sekelompokorang untuk memilih makanan dan mengonsumsinya sebagai

reaksi terhadap pengaruh-pengaruh fisiologis, psikologis, budaya, dan

sosial (Islamiyati, 2014). Menurut Suhardjo (1989), frekuensi konsumsi

dikelompokkan menjadi enam yaitu: lebih dari satu kali per hari artinya

bahan makanan dikonsumsi setiap kali makan, satu kali per hari artinya

bahan makanan dikonsumsi empat sampai enam kali per minggu, tiga kali

per minggu, kurang dari tiga kali per minggu artinya bahan makanan

dikonsumsi satu sampai dua kali per minggu, kurang dari satu kali per

minggu artinya bahan makanan jarang dikonsumsi dan tidak pernah.

Sayur

Sayur didefinisikan sebagai bagian tanaman yang umum dimakan

untuk memenuhi kebutuhan gizi. Berdasarkan definisi tersebut, sayuran

dapat dibedakan atas sayuran daun, sayuran biji muda, sayuran buah,

sayuran batang muda serta sayuran umbi (Astawan, 2008).

23

Buah

Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan

perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya

membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak

terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji

tumbuhan. Kandungan serat pada buah sangat berpengaruh dalam

pencernaan, penelanan, pengosongan dan pengeluaran lambung,

pencernaan dan penyerapan di usus halus, sampai usus besar. Serat juga

sangat berpengaruh terhadap kesehatan karena sifat fisik dan sifat

fisiologisnya (Jahari dan Sumamo 2001).

C. Tinjauan Umum Tentang Remaja Putri

1. Definisi Remaja Putri

Remaja merupakan salah satu fase dalam kehidupan manusia.

Menurut Woorld Health Organization (WHO), Remaja merupakan masa

peralihan seseorang dari masa kanak-kanak menuju pada masa dewasa.

pada perubahan tersebut juga dipengaruhi oleh perubahan perkembangan

baik perubahan fisiologis, biologis, maupun sosial ekonomi (Sardy,

2013).

Masa remaja juga merupakan periode perkembangan yang dinamis

dalam kehidupan seorang individu (Pardede, 2008). Masa remaja

merupakan jalan panjang diantara periode kehidupan anak-anak menuju

dewasa, yang berawal dari usia 9-10 tahun dan berakhir di usia 18 tahun.

24

Masa remaja merupakan masa yang rentan terhadap perkembangan fisik,

psikis, sosial, dan gizi (Arisman, 2008).

Menurut Brown (2005) penggolongan remaja dapat dibagi menjadi

3 bagian, yaitu remaja awal yang berusia 11-14 tahun, remaja tengah

yang berusia 15-17 tahun, dan remaja akhir yang beruisa 18-21 tahun.

Setiap periode perkembangan ditandai dengan aspek emosional,

biologis, kongnitif dan kemampuan sosial yang berbeda-beda.

Masa remaja awal adalah periode ketika masa anak-anak telah usai

dan masa pubertas dimulai (Pardede, 2008). Pada remaja awal terjadi

pertumbuhan fisik yang cepat. Secara umum remaja awal didominasi

oleh respon diri pada perubahan karena pubertas, remaja sering

membandingkan diri mereka dengan teman-teman sebayanya dan mulai

khawatir jika ada yang abnormal pada diri mereka (Krummel & Kris-

Etherton, 1996).

2. Perilaku Makan Remaja

Seorang anak akan berkembang menjadi dewasa, dengan melalui

masa remaja. Pada masa ini fisik, sosial, dan psikologisnya terus

berkembang dan berubah. Perubahan ini membuat remaja mengalami

banyak gaya hidup, perilaku, tidak terkecuali pengalaman dalam

menentukan makanan apa yang akan dikonsumsi. Remaja berusaha

keras untuk menunjukkan kemandiriannya, mereka mulai

menghabiskan lebih banyak waktu di luar rumah dan mulai makan di

25

luar rumah. Perilaku makan remaja merefleksikan perubahan pengaruh

dari orangtua (Worthington-Roberts, 2000).

Remaja awal yang belajar di Sekolah Menengah Pertama (SMP)

cenderung memiliki perilaku makan yang tidak stabil, karena masih

dipengaruhi keluarga dan pengaruh teman juga semakin kuat. Kedua

pengaruh ini akan sangat menentukan perilaku makan remaja

selanjutnya (Mulyani, 2009). Remaja jarang memikirkan tentang

manfaat jangka panjang dari kesehatan. Mereka mengalami kesulitan

untuk menghubungkan perilaku saat ini dengan kesehatannya nanti di

masa depan. Banyak remaja yang memiliki pemikiran akan mengubah

perilaku mereka nanti, dan merasa tidak perlu tergesa-gesa untuk

mengubahnya (Wardlaw & Kessel, 2002).

Kebiasaan makan yang dilakukan di masa remaja akan

memberikan dampak kesehatan pada periode kehidupan selanjutnya,

yaitu ketika dewasa dan berusia lanjut (Arisman, 2008). Kebiasaan

makan yang buruk selama remaja sering berlanjut ketika dewasa dan

meningkatkan risiko terkena penyakit kronis (Wardlaw & Kessel,

2002). Dalam pengembangan kemandirian, remaja akan meningkatkan

partisipasi dalam berhubungan sosial dan biasanya memiliki aktivitas

yang sibuk, sehingga dapat memberikan dampak terhadap apa yang

mereka makan. Mereka memulai untuk membeli dan menyiapkan

makanan untuk diri mereka sendiri, dan mulai sering makan diluar

rumah (Worthington-Roberts, 2003).

26

D. Tinjauan Umum Tentang Emotional Demonstration (Emo Demo)

Emo demo merupakan kegiatan edukasi yang sangat partisipatif untuk

menyampaikan pesan sederhana dengancara yang menyenangkan dan atau

menyentuh emosi, sehingga sangat mudah diingat dan dampaknya sangat

dirasakan dibandingkan dengan strategi perubahan perilaku tradisional

lainnya. Tujuan dari metode ini yaitu untuk menyentuh perasaan responden

agar apa yang telah diberikan dapat terserap lama dan akan bertahan dalam

perasaan dibandingkan jika hanya ditujukan untuk pikiran responden karena

akan lebih mudah dilupakan.

Berikut merupakan beberapa modul dari emo demo beserta dengan tujuan

dari masing-masing modul tersebut (Gain, 2017).

1.ASI Saja Cukup

Tujuan:

Tujuan demo rumpi sehat pertamayaitu ibu belajar mengenai

ukuran perut bayi umur 0-6 bulan masih sangat kecil, dan kebutuhannya

sudah terpenuhi jika hanya minum ASI saja. Selanjutnya, ibu akan belajar

bahwa ASI yang akan keluar sesuai dengan kebutuhan anaknya dan ibu

juga dapat mengetahui bahwa semakin sering dihisap maka produksi ASI

akan semakin banyak.

Sasaran: Ibu baduta dan ibu hamil

27

2. ATIKA Sumber Zat Besi

Tujuan:

Tujuan demo rumpi kedua yaitu ibu belajar dan mengetahui bahwa

selama kehamilan seorang ibu hamil membutuhkan asupan yang banyak

mengandung zat besi yaitu berasal ati ayam, telur dan ikan.

Sasaran: Ibu hamil

3.Cemilan Sembarangan

Tujuan:

Tujuan demo rumpi ketiga yaitu ibu belajar dan mengetahui

bahwa cemilan tidak sehat mengandung bahan yang tidak bergizi untuk

anak, dan ibu juga belajar untuk tidak memberikan cemilan tidak sehat

kepada anaknya meskipun menangis.

Sasaran: Ibu baduta

4. Membayangkan Masa Depan

Tujuan:

Tujuan demo rumpi keempat yaitu ibu hamil belajar dan

memahami bahwa gizi ibu hamil memengaruhi masa depan anak.

Sasaran: Ibu hamil

5. Menyusun Balok

Tujuan:

Tujuan demo rumpi kelima yaitu ibu hamil dan ibu baduta belajar

mengenai perilaku yang mendukung pertumbuhan anak.

Sasaran: Ibu hamil

28

6. Jadwal Makan Bayi dan Anak

Tujuan:

Tujuan dari demo rumpi keenam yaitu agar ibu mengetahui bahwa

1 jam menjelang waktu tidur bayi/anak jangan berikan cemilan karena

bayi/anak akan merasa kenyang duluan.

Sasaran: Ibu baduta

7. Siap Bepergian

Tujuan:

Tujuan dari demo rumpi ketujuh yaitu agar ibu memahami dan

mengatahui bahwa memberikan ASI sangat praktis dan hemat waktu

dibandingkan dengan memberikan susu formula.

Sasaran: Ibu baduta dan ibu hamil

8. Ditarik ke Segala Arah

Tujuan:

Tujuan dari demo rumpi kedelapan yaitu agar selama kehamilan

ibu belajar untuk lebih memerhatikan dirinya dengan melakukan

pemeriksaan pada bidan secara rutin agar mengetahui perkembangan

janin dan mengetahui perkembangan kesehatan dirinya semasa

kehamilan.

Sasaran: Ibu hamil

9. Porsi Makan Bayi dan Anak

Tujuan:

29

Tujuan dari demo rumpi kesembilan yaitu ibu belajar bahwa porsi

makan pada anak dan orang dewasa berbeda, karena untuk tumbuh

kembang seorang anak mereka membutuhkan makanan yang beragam

dan bergizi tinggi.

Sasaran: Ibu baduta

10. Ikatan Ibu dan Anak

Tujuan:

Tujuan dari demo rumpi kesepuluh yaitu ibu belajar bahwa

menyusui memberikan waktu yang nyaman untuk menciptakan ikatan ibu

dan anak.

Sasaran: Ibu baduta dan ibu hamil

11. Harapan Ibu

Tujuan:

Tujuan dari demo rumpi kesebelas yaitu ibu diharapakan untuk

mengetahui perkembangan janin yang ada dalam kandungannya maupun

hal-hal yang dapat dipengaruhi oleh perilaku ibu serta makanan yang

dikonsumsi selama masa kehamilan.

Sasaran: Ibu hamil

12. Cuci Tangan

Tujuan:

Tujuan demo rumpi keduabelas yaitu ibu diharapkan mampu

mengetahui pentingnya tiga momen dalam mencuci tangan pakai sabun

30

serta mengetahui lima langkah cara mencuci tangan pakai sabun dengan

tepat.

Sasaran: ibu baduta

E. Tinjauan Umun Tentang Niat

Niat merupakan faktor yang paling berpengaruh untuk memunculkan

perilaku. Niat juga diasumsikan sebagai determinan langsung dari perilaku

dan mengarahkan perilaku yang berada dalam kendali seseorang. Semakin

kuat niat seseorang untuk menampilkan suatu perilaku, semakin besar

kemungkinan perilaku tersebut akan dilakukan. Niat makan sayur dan buah

pada remaja diharapkan mampu memunculkan perilaku untuk makan sayur

dan buah. Niat adalah suatu fungsi dari belief dan atau informasi yang

penting mengenai kecenderungan bahwa menampilkan suatu perilaku

tertentu akan mengarahkan pada suatu hasil yang spesifik. Niat juga

merupakan unsur terbaik dalam perilaku. Jika ingin mengetahui apa yang

akan dilakukan seseorang maka cara untuk meramalkan adalah dengan

mengetahui niat orang tersebut (Ajzen, 2005).

Menurut penelitian Rahma dkk (2017) didapatkan bahwa sebagian

besar remaja memiliki niat untuk mengonsumsi serat sesuai dengan

kebutuhan. Akan tetapi niat tersebut belum diwujudkan secara nyata. Sebuah

niat akan terwujud dalam tingkah laku yang sebenarnya, jika individu

tersebut memiliki waktu untuk mengonsumsi serat untuk kebutuhan sendiri.

Korelasi antara niat dan tingkah laku aktual tergantung pada beberapa

faktor. Beberapa remaja memiliki keraguan terhadap konsumsi serat, faktor

31

tersebut meliputi keterbatasan ekonomi. Hal tersebut menjadi salah satu

alasan remaja untuk tidak mengonsumsi serat karena remaja tidak selamanya

dapat membeli makanan yang mengandung serat. Selain itu faktor yang

menjadi alasan tidak mengonsumsi serat yaitu adanya rasa malas serta

kurang berselera jika selalu mengonsumsi makanan yang mengandung serat,

adapula yang beranggapan bahwa dia tidak terlalu suka mengonsumsi

makanan berserat yang mengandung sayur karena mereka sudah tersugesti

bahwa beberapa jenis sayur memiliki rasa yang pahit.

Menurut penelitian Savittry dkk (2017) didapatkan bahwa tingginya

dukungan orang tua kepada remaja dalam pemenuhan konsumsi tablet Fe

sangat menentukan niat remaja dalam mengonsumsi tablet Fe, karena

dengan dukungan tersebut maka akan terbentuk suatu keyakinan normatif

dan remaja putri akan cenderung membentuk persepsi positif terhadap

konsumsi tablet Fe.

F. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Farisa (2012) didapatkan

bahwa responden perempuan lebih banyak yang memiliki pengetahuan baik,

dibandingkan dengan responden laki-laki yang hanya memiliki persentase

sebanyak 61,3% lebih rendah dibanding dengan persentase perempuan

sebanyak 75,3%.Pengetahuan sayur dan buah dapat diperoleh dari sekolah,

teman, orangtua dan berbagai jenis media massa. Berdasarkan hasil tabulasi

silang antara pengetahuan dengan keterpaparan media massa menunjukkan

32

hasil pvalue 0,01, maka dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan bermakna

antara pengetahuan dan keterpaparan media.

Menurut hasil penelitian Hanum dkk (2013) tentang hubungan antara

pengetahuan dan kebiasaan mengonsumsi fast food dengan status gizi

remaja didapatkan bahwa berdasarkan hasil uji chi square H0 ditolak, artinya

tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang fast food terhadap status gizi

pada remaja.

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera manusia, yakni: indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2008).

2. Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup di dalam domain kognitif terdiri dari 6

tingkatan yaitu:

a. Tahu (know)

Mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,

termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

33

b. Memahami (comprehension)

Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang

objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut

secara benar.

c. Aplikasi (application)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari

pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

d. Analisis (analysis)

Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur

organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (syntesis)

Menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau terhadap suatu materi atau obyek (Notoatmodjo, 2008).

3. Faktor-faktor yang memengaruhi pengetahuan.

a) Umur

Menurut Santrock (2007), kemampuan kognitif seseorang

berdasarkan usia dapat dikategorikan dalam periode bayi, anak,

remaja, dewasa dan lanjut usia. Masing-masing periode

34

memberikan dampak pada cara berpikir individu dalam merespon

stimulus yang diberikan sehingga berdampak pada pengetahuan

yang terbentuk.

b) Tingkat Pendidikan

Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang

berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan,

perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih

baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau

masyarakat. Menurut Notoatmodjo (2008) pendidikan kesehatan

pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk

menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau

individu.

c) Media Massa

Berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat

kabar, majalah dan lain-lain, mempunyai pengaruh besar dalam

pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian

informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula

pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan

pengetahuan dan opini seseorang.

G.Tinjauan umum tentang Tindakan

Menurut Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa praktik atau

tindakan dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan berdasarkan kualitasnya,

yaitu: Praktik terpimpin (guided response). Hasil penelitian oleh Moon

35

(2017) terkait tindakan remaja terhadap aktivitas fisik di Kecamatan

Mantrijeron Yogyakarta yaitu untuk mengurangi terkenanya risiko diabetes

mellitus tindakan yang dilakukan remaja tersebut sudah cukup baik, karena

87,7% remaja melakukan aktivitas fisik yang berat dan sebagian besar

remaja tersebut masih rutin melakukan olahraga dan menghindari aktivitas

fisik yang tidak sehat.

Praktik terpimpin yaitu apabila seseorang telah melakukan sesuatu tapi

masih tergantung pada tuntutan atau penggunaan panduan. Maksudnya

yaitu setelah mendapatkan edukasi, siswa masih membutuhkan buku-buku

panduan tentang pemilihan makanan sehat dan bergizi kemudian bisa

mempraktikkannya.

a) Praktik secara mekanisme (mechanism)

Apabila seseorang telah mempraktikkan suatu hal secara otomatis,

maka disebutlah praktik tindakan mekanis. Praktik ini dilakukan siswa

setalah memperoleh pengetahuan dan menyikapi agar dapat memilih

makan yang sehat.

b) Adopsi (adoption)

Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah

berkembang. Artinya, apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau

mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi, tindakan atau

perilaku yang berkualitas. Dalam hal ini siswa memang secara

langsung atau memang sudah melakukan kebiasaan tersebut sebelum

36

siswa itu memperoleh pengetahuan pemilihan makanan yang sehat dari

pelajaran yang dipelajari disekolah (Notoatmodjo, 2003).

H. Kerangka Teori

1.Teori Behavior Intention (Snehandu B. Kar: 1980)

Snehandu B. Kar mencoba menganalisis niat orang bertindak atau

berperilaku. Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan bertitik-tolak

bahwa perilaku itu merupakan fungsi dari:

a. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau

perawatan kesehatannya (behavior intention).

b. Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social-support)

c. Adanya atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas

kesehatan (accessebility of information).

d. Otonomi pribadi orang yang bersangkutan dalam hal mengambil

tindakan atau keputusan (personal autonomy).

e. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak

(action situation).

Uraian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dimana ;

B = Behavior

f = Function

BI = Behavior Intention

SS = Social Support

B = f(Bl, SS, AI, PA, AS).

37

Al = Accessebility of Information

PA = Personal Autonomy

AS = Action situation

Disimpulkan bahwa perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat

ditentukan oleh niat orang terhadap obyek kesehatan, ada atau tidaknya dukungan

dari masyarakat sekitarnya, ada atau tidaknya informasi tentang kesehatan,

kebebasan dari individu untuk mengambil keputusan/bertindak, dan situasi yang

memungkinkan ia berperilaku/bertindak atau tidak berperilaku/tidak bertindak.

Gambar 1:Teori Behavior Intention (Snehendu B. Kar: 1980)

Sumber:Notoadmodjo, 2007

2. Teori Transteoritical Model (Prochaska dan Diclemente 1982)

Teori Transteoritical Model merupakan suatu model yang diterapkan

untuk menilai tindakan seseorang dalam perubahan perilaku serta dalam

pemeliharaan kesehatan. Model tersebut digunakan untuk

Behavior Intention

Social Support

BEHAVIOR Accessibility of Information

Personal Otonomy

Action Situation

38

mengembangkan intervensi dalam mempromosikan suatu perubahan

perilaku James(2002).

1. Pra perenungan (precontemplation)

Precontemplation merupakan tahap awal dimana seseorang belum

mempunyai niat untuk melakukan perubahan perilaku. Niat tersebut

belum dimiliki seseorang untuk perubahan dimasa akan datang dalam

kurung waktu enam bulan kedepan, yang dimaksud pada langkah ini

yaitu orang-orang belum mendapatkan informasi tentang konsekuensi

yang didapatkan dari perilaku tersebut.

2. Perenungan (contemplation)

Tahap contempalation merupakan tahap dimana seseorang telah

mengetahui dan memiliki niat untuk berubah, biasanya dalam kurung

waktu enam bulan berikutnya. Pada tahap ini seseorang telah

melakukan perenungan tentang baik buruknya perilaku yang akan

diadopsi sehingga disebutlah tahap perenungan/contemplation.

3. Persiapan (preparation)

Tahap preparation merupakan tahap dimana seseorang sudah

berniat untuk melakukan perilaku baru dalam waktu 30 hari, karena

adanya perenungan dari masa yang lalu. Tahap preparation atau biasa

disebut juga dengan tahap persiapan merupakan langkah dimana orang-

orang berniat untuk bertindak dimasa yang akan datang. Dengan kata

lain tahap preparation membuat seseorang mulai bertindak kearah

perubahan perilaku.

39

4. Aksi (Action)

Tahap action atau biasa disebut juga dengan aksi yaitu merupakan

tahap dimana orang-orang sudah melakukan tindakan minimal enam

bulan dan telah memodifikasi untuk perubahan perilaku baru tersebut.

Dengan kata lain tahap action membuat seseorang sudah melakukan

tindakan yang berkelanjutan kearah perubahan perilaku.

5. Pemeliharaan (maintenance)

Tahap maintenance yaitu tahap dimana akan tetap selalu menjaga

dan memelihara perilaku-perilaku yang telah diaplikasikan selama

enam bulan. Menjaga dan memelihara perilaku-perilaku yang telah

diaplikasikan selama enam bulan.

6. Terminasi (Termination)

Termination merupakan tahap dimana seseorang tidak mau lagi

mengulangi perilaku sebelumnya.

Untuk lebih jelasnya berikut kerangka teori transteoritical model:

Gambar 2: Teori Transtheoritical Model Prochaska

danDiclemente (1982)

Termination

40

Untuk mencapai perubahan perilaku sesuai dengan yang

diharapkan perlu dilakukan intervensi pada setiap proses perubahan

perilaku menurut Prochasca et al (2002) berikut adalah langkahnya:

1. Membangun kesadaran (Consciousness Raising)

Perubahan perilaku terjadi karena seseorang berusaha

mendapatkan informasi baru dan memahami keuntungan dari

informasi tersebut sehingga ide atau cara tersebut mendorong

seseorang untuk melakukan perubahan perilaku.

2. Pencerahan (Dramatic relief)

Orang yang akan merubah perilakunya membuat komitmen

untuk berubah, yang timbul karena adanya pengalaman emosional

yang negatif dan perilaku lamanya.

3. Penilaian diri (Self Revolution)

Pada langkah ini seseorang menyadari akan pentingnya

perubahan perilaku pada dirinya sendiri, dan menyadari bahwa

perilaku sehat merupakan bagian penting dari mereka.

4. Penilaian lingkungan (Environmental Reevaluation)

Timbulnya kesadaran seseorang tentang efek dari perilaku

yang dilakukan baik perilaku negatif maupun perilaku positif yang

telah dilakukan pada lingkungan sosial.

5. Kebebasan diri (Self Liberation)

Timbulnya rasa percaya pada kemampuan untuk bisa berubah

dan membuat komitmen bertindak berdasarkan keyakinan tersebut.

41

6. Mencari dukungan (Helping Relationship)

Menemukan orang-orang yang mendukung perubahan mereka.

7. Mencari alternatif (Counter Conditioning)

Mengganti perilaku lama menjadi perilaku baru melalui

sebuah alternatif.

8. Manajemen penguatan (Reinforcement Management)

Pemberian penghargaan jika seseorang mampu melakukan

perilaku baru atau perilaku sehat.

9. Mengatur rangsangan (Stimulus control)

Mengendalikan situasi dan penyebab lain yang dapat memicu

perilaku lama atau perilaku tidak sehat tersebut muncul kembali.

10. Kebiasaan sosial (Social Liberation)

Menyadari bahwa norma sosial telah berubah dan dapat

mendorong orang untuk berperilaku baru.

Menurut Krummel& Kris-Etherton (1996) perilaku makan remaja

dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam dirinya sendiri

(internal) maupun dari luar individu atau lingkungan sekitarnya

(eksternal). Faktor dari dalam diri timbul karena kesadaran individu,

artinya remaja akan memutuskan perubahan perilaku bagi dirinya

setelah memperoleh informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan

dan kesadaran individu. Sedangkan faktor dari luar terdiri dari

lingkungan fisik misalnya ketersediaan makanan yang

dibutuhkan/diinginkan, faktor sosial meliputi dukungan keluarga dan

42

teman sebaya dan faktor budaya meliputi pola kebiasaan keluarga,

dan perilaku. Faktor-faktor tersebut tidak secara langsung

memengaruhi perilaku makan, tetapi faktor internal dan eksternal

tersebut memengaruhi gaya hidup, yang kemudian memengaruhi

perilaku makan remaja.

Berikut bagan kerangka teori:

Pengetahuan

o Akses Informasi

(Accessability of

information)

o Perenungan

(Contemplation)

Tindakan

o Otonomi Pribadi

(Personal

Autonomy)

o Situasi yang

memungkinkan

(Action Situation)

o Aksi (Action)

Perubahan

Perilaku

Internal

o Pengetahuan

dan kesadaran

akan informasi

Eksternal

o Ketersediaan

o Pola makan

keluarga

Niat

o Pra perenungan

(Precontemplation)

o Niat untuk bertindak

(Behavior intention)

Kerangka Teori Konsumsi Sayur dan Buah modifikasi dari

Transteoritical Model Prochaska (1982), Behavior

IntentionSnehandu B. Kar : 1980) dan Krummel & Kris-Etherton,

(1996)

Gambar 3

43

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti

Berdasarkan teori modifikasi dari Transteoritical Model (Prochaska &

Diclemente,1982), Behavior Intention (Kar, 1980) dan pendapat Krummel

dan Kris-Etherton (1996), menyatakan bahwa remaja mengadopsi perilaku

kesehatan (konsumsi sayur dan buah) dimulai pada tahap pra perenungan

yakni belum memiliki cukup niat untuk bertindak, hingga munculnya niat

dari dalam diri remaja untuk bertindak. Hal tersebut dipicu oleh adanya

pengetahuan yang dimiliki oleh remaja karena adanya akses informasi yang

diperoleh (misalnya dalam penelitian ini menggunakan edukasi emo demo),

dan melalui proses perenungan kelebihan dan kekurangan mengonsumsi

sayur dan buah bagi kesehatan remaja.

Setelah melalui proses edukasi emo demo, maka remaja memiliki

kebebasan untuk memilih (otonomi pribadi) apakah akan mengadopsi

perilaku yang diketahui (bertindak) mengonsumsi sayur dan buah sesuai

arahan edukasi atau sebaliknya. Hal ini dipengaruhi pula oleh situasi yang

memungkinkan remaja untuk memilih tindakan. Tindakan yang dipilih oleh

remaja inilah yang disebut action (aksi).

Otonomi pribadi, situasi yang memungkinkan, maupun aksi remaja akan

sangat dipengaruhi oleh kesadaran individu, artinya remaja akan memutuskan

perubahan perilaku bagi dirinya setelah informasi yang diberikan dapat

44

menggugah emosi dan meningkatkan pengetahuan remaja. Berdasarkan

modifikasi teori disusunlah pola pikir variabel yang diteliti sebagai berikut:

Keterang

Keterangan :

Variabel Independen

Variabel Dependen

Niat

o Pra perenungan

o Niat Untuk Bertindak

Pengetahuan

o Akses Informasi

o Perenungan

Tindakan

o Otonomi Pribadi

o Situasi yang

memungkinkan

o Aksi

Emo demo

Konsumsi

Sayur dan

Buah Pada

Remaja Putri

Gambar 4: Kerangka Konsep Konsumsi Sayur dan Buah

45

B. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Konsumsi sayur dan buah

Konsumsi sayur dan buah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

Jumlah konsumsi sayur dan buah rata-rata dalam sehari. Yakni untuk

sayur sebanyak 250 gram/hari, sedangkan buah 150 gram/hari.

Sumber: WHO (2003)

2. Niat

Niat dalam penelitian ini yaitu ada keinginan remaja putri dan apa

yang direncanakan dalam mengonsumsi sayur dan buah. Berikut

merupakan penentuan scoring:

0 = Bila sama sekali belum memiliki niat

1 = Telah berniat sebanyak 25%

2 = Telah berniat sebanyak 50%

3 = Telah berniat sebanyak 75%

4 = Telah berniat sebanyak 100%

Sumber: Windiyani (2012)

3. Pengetahuan

Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hal-hal yang

diketahui oleh remaja putri tentang konsumsi sayur dan buah meliputi:

pengetahuan tentang jenis, manfaat, kandungan sayur dan buah serta porsi

sayur dan buah.

46

Kriteria Objektif:

Tinggi: Jika skor ≥ 66,7 %

Rendah: Jika skor <66,7 %

Sumber: Farisa (2012)

4. Tindakan

Tindakan dalam penelitian ini yaitu hal-hal yang dilakukan oleh

remaja putri terkait konsumsi sayur dan buah yaitu menyangkut frekuensi,

porsi dan jenis sayur dan buah.

Kriteria Objektif:

Baik : Jika skor ≥ 66,7 %

Kurang : Jika skor < 66,7 %

Sumber: Moon (2017)

C. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis Nol (H0)

a. Tidak ada perbedaan niat remaja putri terhadap konsumsi sayur dan

buah sebelum dan sesudah memperoleh edukasi menggunakan metode

emo demo.

b. Tidak ada perbedaan pengetahuanremaja putri terhadap konsumsi

sayur dan buah sebelum dan sesudah memperoleh edukasi

menggunakan metode emo demo.

c. Tidak ada perbedaan tindakanremaja putri terhadap konsumsi sayur

dan buah sebelum dan sesudah memperoleh edukasi menggunakan

metode emo demo.

47

2. Hipotesis Alternatif (Ha)

a. Ada perbedaan niat remaja terhadap konsumsi sayur dan buah sebelum

dan sesudah memperoleh edukasi menggunakan metode emo demo.

b. Ada perbedaan pengetahuan remaja terhadap konsumsi sayur dan buah

sebelum dan sesudah memperoleh edukasi menggunakan metode emo

demo.

c. Ada perbedaan tindakan remaja terhadap konsumsi sayur dan buah

sebelum dan sesudah memperoleh edukasi menggunakan metode emo

demo.

48

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

desain quasi eksperiment dengan rancangan The Nonequivalent

ControlGroup Design (Campbell & Stanley, 1966). Dilakukan 3 kali

pengukuran, 1 kali sebelum intervensi dan 2 kali setelah intervensi.

2. Rancangan penelitian

Rancangan penelitiansecara ringkas disajikan sebagai berikut:

O1 X1 O2 O3 (Kelompok Intervensi)

O4 X2 O5 O6 (Kelompok Kontrol)

Keterangan:

O₁ : Pengukuran awal (Pretest) niat, pengetahuan dan tindakan remaja

putri tentang konsumsi sayur dan buah 1 hari sebelum intervensi

pada kelompok intervensi

X1 : Intervensi berupa edukasi tentang konsumsi sayur dan buah pada

remaja putri dengan menggunakan metode ceramah dan emo demo.

O2: Pengukuran akhir 1 (Post test pertama) niat, pengetahuan dan

tindakan remaja putri tentang konsumsi sayur dan buah 2 minggu

setelah intervensi pada kelompok intervensi

49

O3 :Pengukuran akhir 2 (Post test kedua) niat, pengetahuan dan tindakan

remaja putri tentang konsumsi sayur dan buah 1 bulan setelah

intervensi pada kelompok intervensi

O4: Pengukuran awal (pretest) niat, pengetahuan dan tindakan remaja

putri tentang konsumsi sayur dan buah 1 hari sebelum intervensi

pada kelompok kontrol

X2 : Pemberian edukasi tentang konsumsi sayur dan buah pada remaja

putri dengan menggunakan ceramah pada kelompok kontrol.

O5 : Pengukuran akhir 1 (Post test pertama) niat, pengetahuan dan

tindakan remaja putri tentang konsumsi sayur dan buah 2 minggu

setelah pemberian ceramah pada kelompok kontrol.

O6 : Pengukuran akhir 2 (Post test kedua) niat, pengetahuan dan tindakan

remaja putri tentang konsumsi sayur dan buah 1 bulan setelah

pemberian ceramah pada kelompok kontrol.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan pertimbangan yaitu

Kabupaten Bone merupakan kabupaten dengan penduduk yang konsumsi

sayur dan buah >5 porsi perminggu terendah setelah Kabupaten Selayar,

yakni hanya berkisar 0,2%. Pada tahun 2016-2017 Desa Timurung

memiliki konsumsi sayur dan buah terendah di Kabupaten Bone pada

remaja (umur 10-14 tahun) berada di Kecamatan Ajangale. Berdasarkan

studi pendahuluan didapatkan data bahwa pada wilayah kerja Puskesmas

50

Timurung konsumsi sayur terendah berada pada usia remaja produktif

yaitu pada usia 10-14 tahun menduduki peringkat tertinggi. Selanjutnya

yang menjadi pertimbangan mengambil responden pada SMP Negeri 1

Ajangale yaitu karena Puskesmas Ajangale menduduki peringkat kedua

terendah konsumsi sayur pada usia 10-14 tahun dan SMP Negeri 1

Ajangale berada pada wilayah kerja puskesmas Ajangale yang

merupakan konsumsi terendah di desa tersebut.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan

Maret 2018.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putri yang

berumur 10-14 tahun di dua SMP yang terdapat di Kecamatan Ajangale

Kabupaten Bone yaitu SMP Negeri 5 Ajangale dan SMP Negeri 1

Ajangale sebanyak 188 orang.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang diamati dan diukur oleh

peneliti. Kriteria inklusi merupakan pemilihan kelompok non random

dan merupakan karakteristik umum suatu populasi atau sampel yang

akan diteliti (Nursalam, 2003). Sampel dalam penelitian ini memiliki

kriteria inklusi sebagai berikut: Remaja Putri di Kecamatan Ajangale,

umur 10-14 tahun, dan kelas VIII. Tidak dipilih kelas VII dan IX

51

meskipun kedua kelas tersebut bisa saja ada yang memenuhi syarat dari

umur dengan alasan kelas VII baru saja selesai dari sekolah dasar dan

tergolong remaja awal sedangkan pada kelas IX dengan alasan sebentar

lagi akan ujian dan waktu belajar mereka tidak boleh diganggu.

Penelitian ini menggunakan teknik penentuan besar sampel dengan

rumus sampel untuk dua mean satu populasi sebagai berikut:

210

2

11

2

ZZn

Keterangan:

n = besar sampel

= standar deviasi

Z1- = level of signifikan

Z1- = power / kekuatan uji

μ1 = rata-rata keadaan sebelum intervensi

μ 2 = rata-rata keadaan setelah intervensi

Berikut merupakan perhitungan besar sampel:

52

Gambar 5:Penentuan besar sampel dengan program Sample Size

Determination in Health Studies

Berdasarkan perhitungan rumus di atas didapatkan jumlah sampel

sebesar 60 orang terdiridari 30 orang untuk kelompok intervensi dan 30

orang kelompok kontrol. Angka 30 yang diperoleh pada hasil

perhitungan besar sampel di atas didapatkan dengan memasukkan data

jumlah populasi, tingkat kesalahan yang diharapkan, range dari tingkat

ketelitian/ketepatan serta tingkat kepercayaan yang diinginkan kedalam

Sample Size Determination in Health Studies (Ariawan, 1998;Lwanga &

Lemeshow, 1991).

53

Berdasarkan rumus tersebut, jumlah sampel yang dibutuhkan dalam

penelitian ini adalah 60 orang. Namun untuk mengatasi adanya drop out,

maka jumlah responden yang diteliti dan diberikan kuesioner ditambah

sebanyak 10%. Jadi jumlah responden yaitu sebanyak 66 orang.

Teknik penentuan sampel pada penelitian ini secara Purposive

sampling. Teknik purposivedidasarkan pada suatu pertimbangan tertentu

yang dibuat oleh peneliti, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang

sudah diketahui sebelumnya. Pelaksanaan pengambilan secara Purposive

dengan mengidentifikasi semua karakteristik populasi, misalnya

mengadakan studi pendahuluan atau mempelajari berbagai hal yang

berhubungan dengan populasi (Notoatmodjo, 2012), sehingga peneliti

mendapatkan sampel sejumlah 66 orang dari 188 populasi yang ada

sebagai kelompok intervensi.

Total sampel untuk kedua kelompok sebanyak 66. Penelitian ini

menggunakan teknik penentuan sampel secara purposive dimana subjek

yang memenuhi kriteria inklusi maupun eksklusi dimasukkan dalam

penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi. Sampel

yang menjadi acuan besar sampel minimal adalah 66 responden dari

188 populasi. Untuk penentuan besar sampel masing-masing sekolah

dilakukan secara non random.

Besar sampel dalam penelitian ini yang diperoleh sesuai dengan

kriteria sampel yang telah ditetapkan sebesar 33 orang (SMP Negeri 5

Ajangale) merupakan kelompok intervensi dan 33 orang (SMP Negeri 1

54

Ajangale) yang merupakan kelompok kontrol, jadi total sampel yaitu 66

orang. SMP Negeri 5 Ajangale dipilih sebagai kelompok intervensi

karena pada wilayah tersebut jumlah konsumsi sayur dan buah terendah

pertama, sehingga perlu dilakukan edukasi melalui intervensi ceramah

dan emo demo agar terjadi peningkatan jumlah konsumsi sayur dan

buah. Sedangkan SMP Negeri 1 Ajangale dijadikan sebagai kelompok

kontrol atau pembanding dari kelompok intervensi dan berdasarkan data

bahwa wilayah tersebut menempati posisi kedua terendah jumlah

konsumsi sayur dan buah.

Kedua sekolah tersebut memiliki beberapa persamaan diantaranya:

sama-sama berstatus negeri, berada pada kecamatan yang sama, akan

tetapi jarak antar sekolah tidak berdekatan sehingga peneliti berasumsi

dapat meminimalkan keterpaparan informasi.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya

lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistimatis sehingga lebih

mudah diolah (Arikunto, 2006). Berdasarkan jenis data, sumber data dan

teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner memuat pertanyaan tentang niat, pengetahuan dan tindakan

konsumsi sayur dan buah serta alat peraga emo demo yakni gelas ukur,

mortar atau sejenisnya dan pisau.

55

1. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memeroleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya atau hal yang ia ketahui. Kuesioner yang berisi pertanyaan

tentang pengetahuan merujuk pada Arikunto (2006). Sedangkan

pertanyaan tentang niat dan tindakan dilakukan modifikasi kuesioner

dari penelitian Gustrian (2012). Poin utama yang dimodifikasi pada

pertanyaan niat yaitu mengenai niat seseorang untuk melakukan

perubahan hidup sehat, bagaimana niat seseorang dalam memilih

mengonsumsi sayur dan buah. Sedangkan pada pertanyaan tindakan

yaitu terkait bagaimana seseorang bertindak dalam memilih maupun

mengonsumsi sayur dan buah.

2. Validitas

Validitas instrumen adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kevalidan atau keaslian sesuai instrumen. Instrumen dikatakan valid

atau sahih apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti

secara tepat. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan sejauh mana data

yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas

yang dimaksud (Arikunto, 2006).

Teknik korelasi yang dipakai adalah teknik korelasi “Product

Moment”dinyatakan valid jika korelasi tiap butir pertanyaan memiliki

nilai positif dimana r hitung > r tabel.

56

3. Reliabilitas

Reliabilitas instrument memiliki pengertian bahwa semua

instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrument tersebut dianggap baik (Arikunto,

2006). Perhitungan reliabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan

yang sudah memiliki validitas. Pengujian reliabilitas dengan internal

consistency dilakukan dengan cara mengujicobakan instrumen sekali

saja kemudian hasil yang diperoleh dianalisis dengan teknik alfa

cronbach (Manulang, 2011).

Berikut hasil uji coba kuesioner:

a. Item Pertanyaan Untuk Niat

Kuesioner penelitian variabel niat terdiri atas 6 item pernyataan.

Berikut merupakan hasil uji validitas dan reliabilitas menggunakan

SPSS:

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada

Item Pertanyaan Niat

Item

Pernyataan

Validitas Reliabilitas

r Hitung r Tabel

P1

P2

P3

P4

P5

P6

0,775

0,748

0,678

0,707

0,717

0,702

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,810

Sumber : Data Primer 2018

Hasil uji validitas pada kuesioner semua item pertanyaan (P1,

P2, P3, P4, P5 dan P6) didapat r hitung >r tabel> 0,361 yang artinya

57

semua pernyataan dalam kuesioner adalah valid. Hasil uji reliabilitas

di peroleh r alpha > r tabel (0,6), maka dapat disimpulkan bahwa

kuesioner ini reliabel.

b. Item Pertanyaan Untuk Pengetahuan

Kuesioner penelitian variabel pengetahuan terdiri atas 10 item

pertanyaan. Berikut merupakan hasil uji validitas dan reliabilitas

menggunakan SPSS:

Berikut merupakan hasil uji coba kuesioner:

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

pada Item Pertanyaan Untuk Pengetahuan

Item

Pernyataan

Validitas Reliabilitas

r Hitung r Tabel

P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P8

P9

P10

0,774

0,583

0,469

0,554

0,409

0,365

0,554

0,148

-0,356

-0,177

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,620

Sumber : Data Primer 2018

Hasil uji validitas pada kuesioner item pertanyaan P8, P9 dan

P10 didapat r hitung < 0,361 yang artinya tidak valid, sehingga

pertanyaan tersebut tidak lagi dimasukkan dalam kuesioner

pengetahuan. Sedangkan item pernyataan yang lain (P1, P2, P3, P4,

P5, P6 dan P7) didapat r hasil > 0,361 yang artinya semua pernyataan

dalam kuesioner adalah valid. Hasil uji reliabilitas di peroleh r alpha

58

>r tabel (0,6), maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner ini reliabel

sebanyak 7 item pertanyaan.

c. Item Pertanyaan Untuk Tindakan

Kuesioner penelitian variabel tindakan terdiri atas 10 item

pertanyaan. Berikut merupakan hasil uji validitas dan reliabilitas

menggunakan SPSS:

Berikut hasil ujicoba kuesioner:

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

pada Item Pertanyaan Untuk Tindakan

Item

Pernyataan

Validitas Reliabilitas

r Hitung r Tabel

P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P8

P9

P10

0,664

0,567

0,389

0,663

0,105

0,088

0,584

0,225

0,041

0,286

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,664

Sumber : Data Primer 2018

Hasil uji validitas pada kuesioner item pertanyaan P5, P6, P8,

P9 dan P10 didapat r hitung < 0,361 yang artinya tidak valid.

Sehingga pertanyaan tersebut tidak lagi dimasukkan dalam kuesioner

tindakan. Sedangkan item pertanyaan yang lain (P1, P2, P3, P4,dan

P7) didapat r hasil > 0,361 yang artinya semua pernyataan dalam

kuesioner adalah valid. Hasil uji reliabilitas diperoleh r alpha > r tabel

(0,6), maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner ini reliabel sebanyak

5 item pertanyaan.

59

E. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode tes. Menurut Arikunto (2006), tes merupakan serangkaian

pertanyaan yang digunakan dalam pengukuran keterampilan, pengetahuan,

intelegensi, bakat atau kemampuan yang dimiliki oleh kelompok. Tujuan

tes dalam penelitian ini yaitu untuk memeroleh data akhir tentang niat,

pengetahuan dan tindakan remaja terhadap konsumsi sayur dan buah

setelah intervensi.

Metode tes dalam penelitian ini menggunakan soal pretest dan post

test dengan kuesioner tentang niat, pengetahuan dan tindakan remaja putri

terhadap konsumsi sayur dan buah. Kuesioner tersebut diujikan pada

kelompok intervensi dan kelompok kontrol satu kali pretest sebelum

intervensi dan dilakukan dua kali post test setelah intervensi.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini yaitu meliputi data niat,

pengetahuan dan tindakan remaja dalam konsumsi sayur dan buah

sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan pada kelompok

intervensi ceramah dan emo demo, sedangkan pada kelompok kontrol

yaitu ceramah.

2.Data Sekunder

Data yang diperoleh dari Puskesmas Timurung yaitu data konsumsi

sayur dan buah di wilayah kerja Puskesmas Timurung Tahun 2016-

60

2017. Dimana data tersebut menjadi informasi utama yang mendukung

penelitian yang dilakukan. Selain itu, didapatkan pula data dari sekolah

jumlah siswa yang menjadi responden.

G. Deskripsi Intervensi

Berikut matriks pelaksanaan emo demo yang dilakukan pada kegiatan

intervensi:

Tabel 1V.1 Matriks Kegiatan Penelitian

NO Uraian

Kegiatan

Keterangan

1. Sasaran Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Ajangale

2. Materi 1. Pengertian sayur dan buah

2. Jenis-jenis sayur

3. Jenis-jenis buah

4. Manfaat sayur dan buah

5. Pemanfaatan sayur dan buah lokal

(yang sering ditemukan dan

dikonsumsi oleh sasaran)

6. Peragaan emo demo menggunakan

alat dan bahan peragaan

3. Alat dan Bahan Alat:

1. 4 buah Gelas ukur

2. Mortar (Alat penumbuk)

3. Pisau untuk mengupas dan

memotong buah

Bahan sayur:

1. Sayur bening yang telah direbus

(bayam + labu)

2. Jus bayam + labu sebagai hasil

akhir metabolism dalam tubuh,

Bahan Buah:

1. Buah pisang dan papaya

2. Jus jeruk/mangga

Bahan Gorengan pembanding emo demo :

1. Gorengan

Bahan pelarut:

1. Air hangat

4. Durasi 45 Menit

61

No. Uraian

Kegiatan

Keterangan

5. Jumlah

pertemuan

Tiga Kali pertemuan

1. Pretest

2. 1 hari setelah pretest (Intervensi)

3. 2 minggu setelah intervensi (Post

test 1)

4. 1 bulan setelah intervensi (post test

2)

6. Metode Emo Demo+ ceramah

7. Frekuensi 1 Kali

Media Edukasi (Booklet)

Booklet merupakan bukusaku yang memiliki paling sedikit lima

halaman tetapi tidak lebih dari empat puluh delapan halaman diluar

hitungan sampul (Roymond, 2009). Booklet berisikan informasi-

informasi penting, yang isinya harus jelas, tegas, mudah dimengerti

dan akan lebih menarik jika booklet tersebut disertai dengan gambar.

Booklet ini memiliki beberapa keunggulan seperti: 1) Isinya mudah

dimengerti dan dipahami; 2) Mempunyai sifat yang menarik dan

informatif, dapat memotivasi peserta didik untuk mempelajari isi

booklet tersebut; 3) Lebih banyak ilustrasinya daripada teks sehingga

tidak terkesan monoton; 4) Bentuk yang kecil menjadikan mudah

dibawa kemanapun.Inilah yang menjadi pertimbangan peneliti memilih

booklet. Dari uraian yang telah dijelaskan (lihat pertimbangan

penggunaan media edukasi pada halaman 16).

Desain pada booklet bertujuan untuk merancang media

pembelajaran. Pengembangan yang dihasilkan berupa draf awal media

pembelajaran booklet emo demo Konsumsi Sayur dan Buah Pada

62

Remaja Putri yang berisikan halaman judul, daftar isi, daftar gambar,

isi booklet, dan daftar pustaka.

Media booklet disertai dengan desain dan gambar-gambar ilustrasi

sehingga materi tentang konsumsi sayur dan buah dibuat secara

singkat dan menyenangkan yang nantinya dapat meningkatkan minat

belajar siswa. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nur (2011) yang menyatakan pembelajaran yang menyenangkan

menyebabkan tumbuhnya respon positif dari peserta didik yang secara

langsung berdampak pada peningkatan terhadap minat belajar,

aktivitas mengikuti pembelajaran, yang pada akhirnya berdampak pada

peningkatan hasil belajar.

Adapun desain booklet yang dibuat yaitu halaman pertama

dilengkapi dengan sampul yang bergambarkan sayur dan buah,

kemudian pada bagian dalam booklet berisikan daftar isi, materi, jenis

media atau jenis metode, langkah-langkah emo demo, penerapan emo

demo dan daftar pustaka. Isi dalam booklet yaitu pengertian sayur dan

buah, jenis-jenis sayur dan buah, manfaat sayur dan buah, Pemanfaatan

sayur dan buah lokal (selalu tersedia) dan yang terakhir yaitu

penerapan emo demo pada penelitian tersebut.

Booklet dalam penelitian ini tidak digunakan sebagai media

edukasi saat melakukan intervensi akan tetapi, booklet merupakan

produk luaran dari penelitian edukasi konsumsi sayur dan buah dengan

menggunakan metode emo demo. Didalam booklet ni berisi kegiatan-

63

kegiatan edukasi yang dilakukan saat penelitian dengan menggunakan

metode emo demo serta berisi materi-materi yang disampaikan saat

melakukan emodemo (Produk Booklet Terlampir)

H. Skema Alur Penelitian

Berikut adalah sekama alur penelitian:

Pre test (O4) 1 hari sebelum ceramah

Ceramah (x2)

Post test 1 (O5) 2 mg setelah ceramah

Kontrol Intervensi

Persiapan Kuesioner

Uji Coba Kuesioner Uji Validitas dan

Realibilitas

Gambar 6. Alur Penelitian

Pre test (O1) 1 hari sebelum int

Intervensi

Intervensi Ceramah + Emo emo X1)

Post test 1 (O2)

Posttest 2 (O3)1 bln setelah intervensi Post test 2 (O6)1 bln setelah ceramah

Penyusunan Media Booklet

Edukasi

Pretest (O1) 1 hari sebelum intervensi

Post test 1 (O2) 2 mg setelah intervensi

Intervensi

64

Berdasarkan skema alur penelitian tersebut menjelaskan bahwa peneliti

mempersiapkan instrument penelitian (kuesioner). Uji validitas dan

reliabilitas pada kuesioner disajikan pada remaja putri di dua sekolah

menengah pertama yang ada di Kecamatan Ajangale yaitu SMP Negeri 2

Ajangale dan MTSN Pompanua (Bukan merupakan lokasi intervensi

ataupun Kontrol). Kemudian dilakukan pretest pada kelompok intervensi

dengan responden sebanyak 33 remaja putri terkait recall 24 jam, niat,

pengetahuan dan tindakan remaja terhadap konsumsi sayur dan buah,

selanjutnya dilakukan intervensi dengan selang waktu 1 hari dari pretest

berupa metode emo demo dan ceramah. Setelah dilakukan intervensi lalu

diendapkan selama dua minggu, kemudian dilakukan post test 1. Selanjutnya

diendapkan lagi 1 bulan setelah intervensi kemudian dilakukan post test 2

tentang recall 24 jam, niat, pengetahuan dan tindakan agar edukasi yang

diberikan dapat terserap dengan baik serta dapat diperoleh tindakan

perubahan perilaku kesehatan terkait konsumsi sayur dan buah.

Pemberian pretest pada kelompok kontrol dengan responden sebanyak

33 remaja putri dilakukan setelah pemberian pre test pada kekompok

kontrol terkait recall 24 jam, niat, pengetahuan dan tindakan remaja

terhadap konsumsi sayur dan buah. Selanjutnya dilakukan ceramah selang

waktu 1 hari dari pretest dilakukan edukasi berupa ceramah tentang

konsumsi sayur dan buah. Setelah itu diendapkan selama 2 minggu

kemudian dilakukan post test 1, dan diendapkan lagi selama 1 bulan,

kemudian dilakukan post test 2 berupa recall 24 jam, niat, pengetahuan dan

65

tindakan agar edukasi yang diberikan dapat terserap dengan baik serta

diperoleh data tindakan perubahan perilaku kesehatan terkait konsumsi sayur

dan buah.

Pada pengukuran berulang dilakukan 2 kali post test yaitu 2 minggu

setelah intervensi dan 1 bulan setelah intervensi. Hal demikian dilakukan

dengan asumsi niat seseorang dalam mengonsumsi sayur dan buah tidak

dapat ditentukan hanya melalui 1 kali pengukuran karena niat seseorang

akan terwujud dalam tingkah laku yang sebenarnya jika seseorang memiliki

waktu untuk mengonsumsi. Seperti halnya dengan tindakan, tidak dapat

diukur jika hanya 1 kali pengukuran karena dalam bertindak untuk

melakukan perubahan hidup diperlukan pula beberapa waktu untuk melihat

perubahan tindakan seseorang (Moon, 2017).

I. Prosedur Pelaksanaan Metode Emo demo

Salah satu metode edukasi dalam promosi kesehatan adalah emo demo.

Teknik ini merupakan kegiatan demonstrasi dengan menggunakan kekuatan

emosional dan merupakan strategi komunikasi perubahan perilaku. Emo

demo merupakan inisiasi dari Global Alliance for Improved Nutrition.

Sasaran utama dalam metode tersebut yaitu ibu hamil dan menyusui metode

tersebut sudah pernah digunakan pada instansi kesehatan dan mendapat

perhatian besar dari masyarakat (Gain, 2017).

Pelaksanaan emo demo dalam penelitian ini memodifikasi modul

“cemilan sembarangan” inisiasi dari GAIN dengan sasaran yang berbeda

yaitu remaja putri dengan konsep edukasi konsumsi sayur dan buah. Pada

66

penelitianini digunakan metode emo demo, agar para remaja berniat dan

mau melakukan perubahan hidup yang lebih sehat, dengan cara

mempraktikkan konsumsi sayur dan buah dan menghindari konsumsi

gorengan atau junk food. Sasaran pada kegiatan ini yaitu siswi kelas VIII

SMP Negeri 5 Ajangale.

Adapun tahapan dalam emo demoadalah sebagai berikut:

1. Fasilitator menjelaskan maksud dan tujuan emo demo

Sebelum dilakukan emo demo terlebih dahulu peneliti menjelaskan hal-

hal yang akan dilakukan pada emo demo tersebut.

2. Sasaran dikumpulkan dalam ruangan sebanyak 16 orang untuk kelompok

pertama dan 17 orang untuk kelompok kedua. Peserta diarahkan agar

duduk membentuk setengah lingkaran. Selisih waktu edukasi antar dua

kelompok tersebut yaitu 1 jam.

3. Fasilitator memberikan yel-yel

Berikut merupakan yel-yel yang diberikan pada peserta:

“Yuk… kita ikut rumpi sehat

Konsumsi sayur dan buah itu wajib

Jika ingin sehat, konsumsi sesuai porsi

Kalau salah ya…. benerin”

Pemberian yel-yel tersebut bermaksud membangkitkan semangat

sebelum dilakukan emo demo, serta yel-yel yang diberikan bukan

sekedar kata-kata saja akan tetapi terdiri dari pesan yang membangun.

67

4. Fasilitator menjelaskan alat dan bahan yang akan digunakan

Fasilitator menjelaskan satu persatu alat dan bahan yang akan

digunakan kepada sasaran sebelum dilakukan emo demo.

5. Pada kegiatan emo demo, fasilitator mengilustrasikan proses

metabolisme tubuh ketika sayur dan buah serta gorengan masuk dalam

tubuh.

Pada emo demo tersebut diilustrasikan konsumsi sayur dan buah

serta olahannya, kemudian diperlihatkan pula perbandingan konsumsi

gorengan yang masuk dalam tubuh. Mengapa dibandingkan dengan

gorengan? Karena gorengan merupakan salah satu jenis jajanan yang

sering dikonsumsi oleh remaja di sekolah.

6. Selanjutnya fasilitator menyiapkan 3 wadah.

Wadah pertama berisi sayur yang sudah direbus kemudian ditumbuk

menggunakan mortar (alat penumbuk) agar tekstur sayur menjadi halus,

wadah kedua berisi buah yang sudah dikupas dan diiris serta wadah

ketiga berisi gorengan (wadah tersebut diisi oleh fasilitator)

7. Sebelum emo demo dimulai terlebih dahulu fasilitator menjelaskan

mengenai manfaat dan kandungan dari sayur dan buah yang dijadikan

sebagai bahan dasar dalam kegiatan emo demo.

8. Proses selanjutnya yaitu masing-masing wadah diisi air hangat dan

didiamkan sejenak, sampai isi dalam wadah tersebut larut.

9. Sembari menunggu proses pengisian wadah, diberikan kembaliyel-yel

kepada remaja.

68

10. Fasilitator kembali memperlihatkan masing-masing wadah kepada

sasaran sambil menumbuk menggunakan sendok, proses tersebut

diibaratkan sebagai proses metabolisme makanan dalam tubuh. Sayur dan

buah memiliki tekstur yang halus dan mengandung banyak serat yang

baik untuk kesehatan dibandingkan dengan gorengan yang banyak

mengandung minyak dan tidak baik bagi kesehatan jika dikonsumsi

secara terus-menerus.

Sayur dan buah yang diibaratkan dalam tubuh pada saat proses

metabolisme tersebut terlihat halus dan banyak mengandung serat

sehingga jika rutin mengonsumsi sayur dan buah akan memperlancar

sistem pencernaan sehingga baik untuk kesehatan. Proses ini

memperlihatkan hasil yang diibaratkan dalam tubuh jika sering

mengonsumsi gorengan yang banyak mengandung minyak, terlihat jelas

bahwa pada pinggir wadah tersebut banyak minyak yang melekat setelah

gorengan diberikan air hangat. Wadah diibaratkan sebagai perut dan

minyak yang melengket di wadah diibaratkan sebagai lemak dalam

tubuh. Proses ini menggambarkan bahwa jika sering mengonsumsi

gorengan maka akan terjadi penumpukan lemak pada tubuh, selain itu

dapat menimbulkan berbagai penyakit kronik.

11. Selanjutnya fasilitator menjelaskan dampak apa yang akan ditimbulkan

jika terlalu sering mengonsumsi gorengan,junk food dan lain-lain.

12. Fasilitator kembali memperlihatkan olahan sayur dan buah yang

memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh (jus buah, jus sayur

69

beserta dengan olahannya) agar sasaran tidak merasa bosan dengan

olahan yang berulang. Sebagai informasi tambahan dijelaskan pula

bahwa mengonsumsi sayur dan buah bisa dengan berbagai variasi jenis

agar tidak bosan dengan satu macam sayur atau buah-buahan.

J. Pengolahan Data

1. Editing Data

Data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner diperiksa

kelengkapannya untuk menghindari adanya pertanyaan dalam kuesioner

yang tidak diisi oleh responden.

2.Coding

Pengkodean dilakukan untuk memudahkan dalam proses entry

data. Pengkodean dilakukan dengan memberikan simbol pada jawaban

responden.

3. Entry

Memasukkan data yang didapatkan melalui kuesioner yang diisi oleh

responden ke dalam komputer untuk proses analisis data.

4. Cleaning Data

Cleaning data dilakukan untuk membersihkan kesalahan yang

terjadi pada lembar kerja komputer. Proses ini dilakukan melalui analisis

frekuensi pada setiap variabel.

70

K. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis Univariat dilakukan untuk mengetahui analisis distribusi

frekuensi persentase tunggal terkait tujuan penelitian.

2. Analisis Bivariat

Analisis data yang dilakukan:

a. Untuk variabel niat data berdistribusi normal, sehingga

digunakan uji t-dependent pada kelompok yang sama,

sedangkan pada kelompok yang berbeda digunakan juga uji t-

independent.

b. Untuk variabel pengetahuan 2 sampel berpasangan (sebelum

dan sesudah) digunakan uji Mc Nemar, sedangakan pada 2

sampel bebas (2 sekolah intervensi dan kontrol) merupakan

skala nominal, maka digunakan uji Chi square.

c. Untuk variabel tindakan 2 sampel berpasangan (sebelum dan

sesudah) digunakan uji Mc Nemar, sedangakan pada 2 sampel

bebas (2 sekolah intervensi dan kontrol) merupakan skala

nominal, maka digunakan uji Chi square

untuk menganalisis perbedaan antara variabel independen atau

dependen. Hubungan dianggap bermakna bila p < 0,05 dan

dilakukn dengan program aplikasi komputer, yakni Statistical

Package For Sosial Science (SPSS).

71

L. Penyajian data

Data tersebut disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan

crosstabulasi(tabulasi silang) serta narasi untuk membahas hasil

penelitian.

72

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret

2018. Adapun unit sampel dalam penelitian ini adalah remaja putri kelas VIII

yang berada di SMP Negeri 5 Ajangale dan SMP Negeri 1 Ajangale.

Sedangkan variabel dalam penelitian ini yaitu niat, pengetahuan, dan tindakan.

Besar sampel yang diperoleh berdasarkan kriteria yang telah ditentukan yaitu

66 orang, 33 orang dari SMP Negeri 5 Ajangale dan 33 orang dari SMP

Negeri 1 Ajangale. Dipilih Sekolah tersebut karena berdasarkan data pada usia

produktif terendah konsumsi sayur dan buah berada pada Kecamatan

Ajangale dan kedua sekolah ini berada pada Kecamatan tersebut, meskipun

kelompok intervensi dan kelompok kontrol berada pada desa yang berbeda

akan tetapi konsumsi sayur terendah pada usia produktif berada pada wilayah

kelompok intervensi dan pada kelompok kontrol dan merupakan 2 terendah

konsumsi sayur dan buah pada usia produktif.

1. Analisis Univariat

Analisis Univariat yang digunakan dalam penelitian ini, untuk

mendapatkan gambaran deskriptif dari variabel yang diteliti.

a. Karakteristik Responden

Karakteristik responden berdasarkan kriteria yakni remaja putri di

Kecamatan Ajangale, umur 10-14 tahun, kelas VIII dan merupakan

siswa SMP Negeri 5 Ajangale dan SMP Negeri 1 Ajangale.

73

Berikut merupakan distribusi recall pada kelompok intervensi dan kontrol:

Tabel 5.1

Distribusi Recall 24 Jam Konsumsi Sayur dan Buah pada Kelompok

Intervensi dan Kelompok Kontrol

Pengukuran

Konsumsi Sayur Konsumsi Buah

Intervensi Kontrol Intervensi Kontrol

Mean

± SD n

Mean

±SD n

Mean

±SD n

Mean

±SD n

Pretest 130,91±

81,81 33

122,15±

129,94 33

175,76±

216,954 33

200,30

±224,7

29

33

Post test 151,521±

82,22 33

134,3±

159,2 33

116,06±

139,98 33

193,33±3

24,22 33

Perbandingan ­ 0,41 ± SD ­ 29,26 ± SD 76,97 ± SD ­ 99,49 ± SD

Nilai p = 0,29 p = 0,67

Sumber : Data Primer 2018

Pada tabel 5.1 terlihat bahwa terjadi penurunan konsumsi sayur dan

buah, akan tetapi penurunan yang terjadi tidak terlalu besar antar

kelompok intervensi dan kelompok kontrol begitu pula pada

pengukuran pretest dan post test.

Berikut distribusi responden berdasarkan pengukuran antar waktu:

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Pengukuran Niat Antar

Waktu Di SMP Negeri 5 Ajangale (Intervensi) dan

SMP Negeri 1 Ajangale (Kontrol)

Kelompok Waktu Pengukuran Niat

n Mean SD Range Min Max

Niat 1 Hari Pre test 33 68,43 17,95 67 29 96

Intervensi Niat 2 Mg Post test 1 33 85,48 11,56 42 58 100

Niat 1Bln Post test 2 33 90,91 7,32 25 75 100

Kontrol

Niat 1 Hari Pre test

Niat 2 Mg Post test 1

Niat 1BlnPost test 2

33

33

33

70,20

72,22

79,55

18,90

17,94

14,22

79

71

54

21

29

46

100

100

100

Sumber: Data Primer 2018

74

Pada tabel 5.2 terlihat bahwa pada kelompok intervensi pengukuran 1 skor

tertinggi yaitu 100, sedangkan pada kelompok kontrol skor tertinggi yaitu 96.

Pada pengukuran 2 dan 3 skor tertinggi kelompok intervensi dan kelompok

kontrol yaitu masing-masing 100.

Distribusi responden berdasarkan pengetahuan, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Pengetahuan

Di SMP Negeri 5 Ajangale (Kelompok Intervensi)

Pertanyaan

Pre test Post Test I Post test II

B S B S B S

n % n % n % n % n % n %

Zat gizi apakah

yang banyak

terkandung

dalam sayur dan

buah

30 90,9 3 9,1 33 100 0 0 33 100 0 0

Berdasarkan

anjuran

pedoman gizi,

berapa banyak

porsi sayur yang

harus

dikonsumsi

dalam sehari

33 100 0 50 30 90,9 3 9,1 31 93,9 2 6,1

Berdasarkan

anjuran

Pedoman Gizi,

berapa banyak

porsi buah yang

harus

dikonsumsi

dalam sehari

17 51,5 16 48,5 29 87,9 4 12,1 32 97 1 3

Manfaat

konsumsi sayur

dan buah yang

tidak benar

adalah

28 84,8 5 15,2 26 78,8 7 21,2 25 75,8 8 24

75

Sumber: Data Primer 2018

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 7 pertanyaan yang dijadikan parameter

untuk mengukur pengetahuan mengenai konsumsi sayur dan buah, pertanyaan 2

(berdasarkan anjuran pedoman gizi, berapa banyak porsi konsumsi sayur yang

harus dikomsumsi dalam sehari) merupakan pertanyaan yang paling banyak

dijawab dengan benar oleh responden pada saat pretest yaitu 100%, pada saat

post test 1 yaitu pertanyaan 1 (zat gizi apakah yang banyak terkandung dalam

sayur dan buah) sebesar 100%, dan pada pertanyaan 1 pula yang paling banyak

dijawab benar oleh respoden pada saat post test 2. Sedangkan pertanyaan yang

paling banyak dijawab salah oleh responden pada saat pretest adalah pertanyaan

5 (jika kurang mengonsumsi sayur dan buah, akibat yang akan ditimbulkan

adalah) yaitu 78,8%, pada saat post test 1yaitu pertanyaan 7 (jika kita

Pertanyaan Pre Test

B S

Post Test I

B S

Post Test 2

B S

Jika kurang

mengonsumsi

sayur dan buah,

akibat yang

akan

ditimbulkan

adalah

7 21,2 26 78,8 27 81,8 6 18,2 31 93,9 2 6,1

Kadar vitamin C

pada sayur atau

buah dapat

berkurang jika,

kecuali

23 69,7 10 30,3 27 81,8 6 18,2 30 90,9 3 9,1

Jika kita

mengonsumsi

sayur dan buah

dapa

melancarkan

pencernaan

karena banyak

mengandung

29 87,9 4 12,1 23 69,7 10 30,3 26 78,8 7 21,2

76

mengonsumsi sayur dan buah dapat melancarkan pencernaan karena banyak

mengandung) yaitu 30,3% dan pertanyaan 4 (manfaat konsunsumsi sayur dan

buah yang tidak benar adalah) sebesar 24% .

Distribusi responden berdasarkan pengetahuan, dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Pengetahuan

Di SMP Negeri 1 Ajangale (Kelompok Kontrol)

Pertanyaan

Pre test Post Test I Post test II

Benar Salah Benar Salah Benar Salah

n % n % n % n % n % n %

Zat gizi

apakah yang

banyak

terkandung

dalam sayur

dan buah

28 84,8 5 15,2 31 93,9 2 6,1 32 97 1 3

Berdasarkan

anjuran

pedoman

gizi, berapa

banyak porsi

sayur yang

harus

dikonsumsi

dalam sehari

0 0 33 100 10 30,3 23 69,7 8 24,2 25 75,8

Berdasarkan

anjuran

Pedoman

Gizi, berapa

banyak porsi

buah yang

harus

dikonsumsi

dalam sehari

22 66,7 11 33,3 22 66,7 11 33,3 25 75,8 8 24,2

Manfaat

konsumsi

sayur dan

buah yang

tidak benar

adalah

10 30,3 23 69,7 18 54,5 15 45,5 23 69,7 10 30,3

77

Pertanyaan Pretest

B S

Post Test 1

B S

Post Test 2

B S

Jika kurang

mengonsums

i sayur dan

buah, akibat

yang akan

ditimbulkan

28 84,8 5 15,2 31 93,9 2 6,1 30 90,9 3 9,1

Kadar

vitamin C

pada sayur

atau buah

dapat

berkurang

jika, kecuali

11 33,3 22 66,7 14 42,4 19 57,6 14 42,4 19 57,6

Jika kita

mengonsums

i sayur dan

buah dapa

melancarkan

pencernaan

karena

banyak

mengandung

5 15,2 28 84,8 14 42,4 19 57,6 11 33,3 22 66,7

Sumber: Data Primer 2018

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 7 pertanyaan yang dijadikan parameter

untuk mengukur pengetahuan mengenai konsumsi sayur dan buah, pertanyaan 1

(Zat gizi apakah yang banyak terkandung dalam sayur dan buah) dan pertanyaan

5 (jika kurang mengonsumsi sayur dan buah, akibat yang akan ditimbulkan

adalah) merupakan pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar oleh

responden pada saat pretestyaitu 84,8%, pada saat post test 1 yaitu pertanyaan 1

(zat gizi apakah yang banyak terkandung dalam sayur dan buah) dan pertanyaan

5 (jika kurang mengonsumsi sayur dan buah, akibat yang akan ditimbulkan

adalah) masing-masing sebesar 100%, dan pada pertanyaan 1 pula yang paling

banyak dijawab benar oleh respoden pada saat post test 2 sebesar 97%.

78

Sedangkan pertanyaan yang paling banyak dijawab salah oleh responden pada

saat pretest adalah pertanyaan 2 (berdasarkan anjuran pedoman gizi, berapa

banyak porsi sayur yang harus dikonsumsi dalam sehari) yaitu 100%, pada saat

post test 1 yaitu pertanyaan 2 pula sebesar 69,7%, dan pada saat post test 2 yaitu

pertanyaan 2 sebesar 75,8% .

Distribusi responden berdasarkan tindakan, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Tindakan

Di SMP Negeri 5 Ajangale (Kelompok Intervensi)

Pertanyaan

Pre test Post Test I Post test II

Benar Salah Benar Salah Benar Salah

n % n % n % n % n % n %

Berapa kali

dalam sehari

anda

mengonsumsi

sayur

6 18,2 27 81,8 24 72,7 9 27,3 26 78,8 7 21,2

Dalam sehari

berapa kali

anda

mengonsumsi

buah

21 63,6 12 36,4 30 90,9 3 9,1 31 93,9 2 6,1

Dalam sehari

berapa porsi

buah yang

anda konsumsi

17 51,5 16 48,5 29 87,9 4 12,1 30 90,9 3 9,1

Berapa porsi

sayur yang

anda konsumsi

dalam sehari

3 9,1 30 90,9 22 66,7 11 33,3 30 90,9 3 9,1

Dalam

seminggu

berapa kali

anda

mengonsumsi

gorengan

9 27,3 24 72,7 19 57,6 14 42,4 26 78,8 7 21,2

Sumber: Data Primer 2018

79

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 5 pertanyaan yang dijadikan parameter

untuk mengukur tindakan mengenai konsumsi sayur dan buah, pertanyaan 2

(dalam sehari berapa kali anda mengonsumsi buah) merupakan pertanyaan yang

paling banyak dijawab dengan benar oleh responden pada saat pretest.

Sedangkan pertanyaan yang paling banyak dijawab salah oleh responden pada

saat pretest adalah pertanyaan 4 (berapa porsi sayur yang anda konsumsi dalam

sehari) yaitu 90,9%, pada saat post test 1 yaitu pertanyaan 5 (dalam seminggu

berapa kali anda mengonsumsi gorengan) sebesar 42,4%, dan pada saat post test

2 yaitu pertanyaan 1 (berapa kali dalam sehari anda mengonsumsi sayur) dan 5

masing-masing sebesar 21,2%.

Distribusi responden berdasarkan tindakan, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Tindakan

Di SMP Negeri 1 Ajangale (Kelompok Kontrol)

Pertanyaan

Pre test Post Test I Post test II

Benar Salah Benar Salah Benar Salah

n % n % n % n % n % n %

Berapa kali

dalam sehari

anda

mengonsumsi

sayur

4 12,1 29 87,9 17 51,5 16 48,5 19 57,6 14 42,4

Dalam sehari

berapa kali

anda

mengonsumsi

buah

14 42,4 19 57,6 19 57,6 14 42,4 21 63,6 12 36,4

Dalam sehari

berapa porsi

buah yang anda

konsumsi

18 54,5 15 45,5 26 78,8 7 21,2 25 75,8 8 24,2

Berapa porsi

sayur yang

anda konsumsi

dalam sehari

3 9,1 30 90,9 23 69,7 10 30,3 19 57,6 14 42,4

80

Dalam

seminggu

berapa kali

anda

mengonsumsi

gorengan

4 12,1 29 87,9 15 45,5 18 54,5 18 54,5 15 45,5

Sumber: Data Primer 2018

Tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 5 pertanyaan yang dijadikan parameter

untuk mengukur tindakan mengenai konsumsi sayur dan buah, pertanyaan 3

(dalam sehari berapa porsi buah yang anda konsumsi) merupakan pertanyaan

yang paling banyak dijawab dengan benar oleh responden pada saat pretest

sebesar 54,5%. Pada saat post test 1 pertanyaan 3 pula sebesar 78,8%, dan pada

saat post test 2 pertanyaan 3 pula sebesar 75,8%. Sedangkan pertanyaan yang

paling banyak dijawab dengan salah oleh responden pada saat pretest adalah

pertanyaan 4 (berapa porsi sayur yang anda konsumsi dalam sehari) yaitu 90,9%,

pada saat post test 1yaitu pertanyaan 5 (dalam seminggu berapa kali anda

mengonsumsi gorengan) sebesar 54,5%, dan pada saat post test 2 yaitu

pertanyaan 5 pula sebesar 45,5%.

2. Analisis Bivariat

a. Niat

1. Kelompok Intervensi

Perubahan nilai pretest & post test 1 tentang niat konsumsi

sayur dan buah , dapat dilihat pada tabel berikut:

81

Tabel 5.7

Perubahan Nilai Pretest & Post Test 1 Tentang Niat Konsumsi Sayur

dan Buah DI SMP Negeri 5 Ajangale (Intervensi)

Niat Persentase Nilai p

Pre-Post 1 O1

68,43 %

<0,001

0,008

<0,001

O2

Post 1 Post 2

O2

O3

Pre-Post 2

O1

O3

85,48 %

85,48 %

90,91 %

68,43%

90,91%

Sumber: Data Primer 2018

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan niat responden

setelah mendapatkan ceramah dan emodemo,yaitu dari 68,43% menjadi

85,48%, dengan peningkatan sebesar 17,05%. Berdasarkan tabel hasil

analisis uji t dependent, terlihat bahwa nilai p = <0,001 < 0,05, maka

Ho ditolak. Karena Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa ada

perbedaan niat responden tentang konsumsi sayur dan buah pada saat

pemberian pretest dengan post test 1.

Pada pengukuran posttest1& post test 2 menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan persentase niat responden setelah mendapatkan ceramah

dan emo demo, yaitu dari 85,48% menjadi 90,91%, dengan peningkatan

sebesar 5,43%. Berdasarkan tabel hasil analisis uji t dependent, terlihat

bahwa nilai p = <0,001 < 0,05, maka Ho ditolak. Karena Ho ditolak,

maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan niat responden tentang

konsumsi sayur dan buah pada saat pemberian post test 1 dengan post

test 2.

82

Pada pengukuran pretest & post test 2 menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan persentase niat pada responden setelah mendapatkan

ceramah dan emo demo, yaitu dari 68,43% menjadi 90,91%, dengan

peningkatan sebesar 22,48%. Berdasarkan tabel hasil analisis uji t

dependent, terlihat bahwa nilai p = <0,001 < 0,05, maka Ho ditolak.

Karena Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan niat

responden tentang konsumsi sayur dan buah pada saat pemberian pre

test dengan post test 2.

2. Kelompok Kontrol

Berikut merupakan perubahan nilai tentang niat konsumsi sayur

dan buah di SMP Negeri 1 Ajangale:

Tabel 5.8

Perubahan Nilai Pretest & Post Test 1 Tentang Niat Konsumsi Sayur

Dan Buah Di SMP Negeri 1 Ajangale (Kelompok Kontrol)

Niat Persentase Nilai p

Pre-Post 1 O4

70,20 % <0,001

0,008

<0,001

O5

Post 1 Post 2

O5

O6

Pre-Post 2 O4

O6

72,22 %

72,22 %

79,55 %

70,20%

79,55%

Sumber: Data Primer 2018

Tabel 5.8 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan persentase niat

responden setelah mendapatkan ceramah, yaitu dari 70,20% menjadi

72,22%, akan tetapi perubahan tersebut tidak terlalu besar. Berdasarkan

tabel hasil analisis uji t- dependent, terlihat bahwa nilai p = <0,01 < 0,05,

maka Ho ditolak. Karena Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa ada

83

perbedaan niat responden tentang konsumsi sayur dan buah pada saat

pemberian pretest dengan post test 1.

Pada pengukuran post test 1 dan post test 2 menunjukkan bahwa

terjadi peningkatan persentase niat responden setelah mendapatkan

ceramah, yaitu dari 72,22% menjadi 79,55%, dengan peningkatan sebesar

7,33%. Berdasarkan tabel hasil analisis uji t-dependent, terlihat bahwa

nilai p = 0,008 < 0,05, maka Ho ditolak. Karena Ho ditolak, maka dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan niat responden tentang konsumsi sayur

dan buah pada saat pemberian post test 1 dengan post test 2.

Pada pengukuran pretest dan post test 2 menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan jumlah pada niat responden setelah mendapatkan ceramah,

yaitu dari 68,43% menjadi 79,55%, dengan peningkatan sebesar 11,12%.

Berdasarkan tabel hasil analisis uji t dependent, terlihat bahwa nilai p =

<0,001 < 0,05 maka Ho ditolak. Karena Ho ditolak, maka dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan niat responden tentang konsumsi sayur

dan buah pada saat pemberian pretest dengan post test 2. Meskipun dari

semua pengukuran mengalami peningkatan, akan tetapi peningkatan

tersebut tidak terlalu besar.

3. Antar Kelompok

Berikut merupakan perubahan perbandingan antar

kelompok tentang niat konsumsi sayur dan buah:

84

Tabel 5.9

Perubahan Nilai Perbandingan Antar Kelompok Tentang Niat

Konsumsi Sayur Dan Buah

Niat Persentase Nilai p

Pre Intervensi : Pre Kontrol

O1

68,43 % 0,96

0,008

0,006

O4

Post 1 Intervensi : Post 1 Kontrol

O2

O5

Post 2 Intervensi : Post 2 Kontrol

O3

O6

70,20 %

85,48%

72,22%

90,91%

79,55%

Sumber: Data Primer 2018

Tabel 5.9 menunjukkan bahwa perbandingan pretest antar

kelompok intervensi dengan kelompok kontrol diperoleh persentase niat

kelompok intervensi yaitu 68,43% berada pada skor ke 2. Sedangkan pada

kelompok kontrol persentase niat yang dimiliki yaitu sebesar 70,20%

berada pada skor ke 2. Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji t

dependent untuk perbandingan pretest intervensi dengan pretest kontrol

diperoleh nilai p value = 0,96 (p>0,05). Sehingga dapat disimpulkan

bahwa Ho diterima, artinya tidak ada perbedaan niat sebelum intervensi

antar kelompok.

Perbandingan post test 1 intervensi dengan post test 1 kontrol

diperoleh perbandingan persentase niat pada intervensi sebesar 85,48%

berada pada golongan ke 3, sedangkan persentase niat pada kelompok

kontrol yaitu sebesar 72,22% berada pada skor ke 2. Berdasarkan hasil uji

statistik dengan uji t independent untuk perbandingan post test 1 intervensi

dengan post test 1 kontrol diperoleh nilai p value = 0,008 (p<0,05).

85

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, maka ada perbedaan niat

post test 1 pada kelompok intervensi dengan post test 1 kelompok kontrol.

Perbandingan post test 2 kelompok intervensi dengan post test 2

kelompok kontrol diperoleh perbandingan persentase niat pada intervensi

sebesar 90,91% berada pada golongan ke 3, sedangkan persentase niat

pada kelompok kontrol yaitu sebesar 79,55% berada pada skor ke

3.Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji t independent untuk

perbandingan post test 2 intervensi dengan post test 2 kontrol diperoleh

nilai p value = 0,006 (p<0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho

ditolak, ada perbedaan niat post test 2 antar kelompok intervensi dengan

kelompok kontrol.

b. Pengetahuan

1. Kelompok Intervensi

Berikut merupakan perubahan nilai tentang tingkat pengetahuan di

SMP Negeri 5 Ajangale:

Tabel 5.10

Perubahan Nilai Tentang TingkatPengetahuan

Konsumsi Sayur Dan Buah di SMP Negeri 5 Ajangale( Intervensi)

Sumber: Data Primer 2018

Pengetahuan Tingkat Pengetahuan n % n % Nilai p

Pre – Post 1

O1- O2

Post 1 Post 2

O2- O3

Pre Post 2

O1- O3

Tinggi

Rendah

Total

Tinggi

Rendah

Total

Tinggi

Rendah

Total

1

32

33

27

6

33

1

32

33

3

97

100

81,8

18,2

100

3

97

100

27

6

33

33

0

33

33

0

33

81,8

18,2

100

100

0

100

100

0

100

<0,001

0,031

<0,001

86

Tabel 5.10 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah

pengetahuan responden setelah mendapatkan ceramah dan emo demo,

yaitu dari 3% menjadi 81,8%. Sedangkan jumlah pengetahuan responden

yang rendah menurun dari 97% menjadi 18,2%. Berdasarkan tabel hasil

analisis uji Mc Nemar, terlihat bahwa nilai p = 0,001< 0,05, maka Ho

ditolak. Karena Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan

pengetahuan responden tentang konsumsi sayur dan buah pada saat

pemberian pretest dengan post test 1.

Pada pengukuran post test 1 dan post test 2 menunjukkan bahwa

terjadi peningkatan pengetahuan responden setelah mendapatkan ceramah

dan emo demo, yaitu dari 81,8% menjadi 100%. Sedangkan jumlah

responden dengan pengetahuan rendah menurun dari 18,2% menjadi 0%

pada saat evaluasi.Berdasarkan tabel hasil analisis uji Mc Nemar, terlihat

bahwa nilai p = 0,001< 0,05, maka Ho ditolak. Karena Ho ditolak, maka

dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengetahuan responden tentang

konsumsi sayur dan buah pada saat pemberian post test 1 dengan post test

2.

Pada pengukuran pretest dan post test 2 menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan pengetahuan responden setelah mendapatkan ceramah dan

emo demo, yaitu dari 3% menjadi 100%. Sedangkan jumlah responden

yang pengetahuan rendah menurun dari 97% menjadi 0% pada saat

evaluasi. Berdasarkan tabel hasil analisis uji Mc Nemar, terlihat bahwa

nilai p = <0,001 maka Ho ditolak. Karena Ho ditolak, maka dapat

87

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengetahuan responden tentang

konsumsi sayur dan buah pada saat pemberian pretest dengan post test 2.

2. Kelompok Kontrol

Berikut merupakan tabel perubahan tingkat pengetahuan

konsumsi sayur dan buah di SMP Negeri 1 Ajangale.

Tabel 5.11

Perubahan Nilai Tentang Tingkat Pengetahuan

Konsumsi Sayur Dan Buah di SMP Negeri 1 Ajangale (Kontrol)

Sumber: Data Primer 2018

Tabel 5.11 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah

pengetahuan responden setelah mendapatkan ceramah, yaitu dari 9,1%

menjadi 33,3%. Sedangkan jumlah pengetahuan responden yang rendah

menurun dari 90,9% menjadi 66,7%. Berdasarkan tabel hasil analisis uji

Mc Nemar, terlihat bahwa nilai p = 0,008< 0,05, maka Ho ditolak. Karena

Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengetahuan

responden tentang konsumsi sayur dan buah pada saat pemberian pretest

dengan post test 1.

Pada pengukuran post test 1 dan post test 2 menunjukkan bahwa

terjadi peningkatan pengetahuan responden setelah mendapatkan ceramah,

Pengetahuan Tingkat Pengetahuan n % n % Nilai p

Pre – Pos 1

O4- O5

Post 1 Post 2

O5- O6

Pre Post 2

O4- O6

Tinggi

Rendah

Total

Tinggi

Rendah

Total

Tinggi

Rendah

Total

3

30

33

11

22

33

3

30

33

9,1

90,9

100

33,3

66,7

100

9,1

90,9

100

11

22

33

16

17

33

16

17

33

33,3

66,7

100

48,5

51,5

100

48,5

51,5

100

0,008

0,125

<0,001

88

yaitu dari 33,3% menjadi 48,5%. Sedangkan jumlah pengetahuan

responden yang rendah menurun dari 66,7% menjadi 51,5%. Berdasarkan

tabel hasil analisis uji Mc Nemar, terlihat bahwa nilai p = 0,125< 0,05,

maka Ho diterima. Karena Ho diterima, maka dapat disimpulkan bahwa

tidak ada perbedaan pengetahuan responden tentang konsumsi sayur dan

buah pada saat pemberian post test 1 dengan post test 2.

Pada pengukuran Pretest dan post test 2 menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan responden dengan pengetahuan tinggi setelah mendapatkan

ceramah, yaitu dari 9,1% menjadi 48,5%. Sedangkan jumlah responden

dengan pengetahuan rendah menurun dari 90,9% menjadi 51,5%.

Berdasarkan tabel hasil analisis uji Mc Nemar, terlihat bahwa nilai p =

<0,001 maka Ho ditolak. Karena Ho ditolak, maka dapat disimpulkan

bahwa ada perbedaan pengetahuan responden tentang konsumsi sayur dan

buah pada saat pemberian pretest dengan post test 2.

3. Antar Kelompok

Berikut merupakan perubahan nilai perbandingan antar

kelompok tentang pengetahuan konsumsi sayur dan buah:

Tabel 5.12

Perubahan Nilai Perbandingan Antar Kelompok Tentang

Pengetahuan Konsumsi Sayur Dan Buah

Pengetahuan

(Pretest)

Intervensi Kontrol Total Uji

statistik n % n % N %

Tinggi 1 25,0 3 75,0 4 100,0

p=0,606 Rendah 32 51,0 30 48,4 62 100,0

Jumlah 33 50 33 50 66 100,0

Sumber : Data Primer, 2018

89

Berdasarkan tabel 5.12 menunjukkan bahwa dari 33 responden

yang memiliki pengetahuan tinggi pada kelompok intervensi, terdapat 1

responden (25,0%) yang memiliki pengetahuan tinggi dan 32 responden

(51,0%) yang memiliki pengetahuan rendah. Demikian juga pada

kelompok kontrol, dari 33 responden terdapat 3 responden (75,0%)

memiliki pengetahuan tinggi dan 30 responden (48,4%) yang memiliki

pengetahuan rendah terhadap konsumsi sayur dan buah.

Hasil uji statistik dengan menggunakan chi square diperoleh nilai

p=0,606> 0,05. Dengan demikian maka H0 diterima berarti tidak ada

perbedaan perbandingan pengetahuan awal antar kelompok.

Berikut merupakan perubahan perbandingan antar kelompok tentang

pengetahuan konsumsi sayur dan buah pada saat post test 1.

Tabel 5.13

Perubahan Nilai Perbandingan Antar Kelompok Tentang

Pengetahuan Konsumsi Sayur Dan Buah

Pengetahuan

(Post test 1)

Intervensi Kontrol Total Uji

statistik n % n % N %

Tinggi 27 71,1 11 28,9 38 100,0

p=<0,001 Rendah 6 21,4 22 78,6 28 100,0

Jumlah 33 50 33 50 66 100,0

Sumber : Data Primer: 2018

Berdasarkan tabel 5.13 menunjukkan bahwa dari 33 responden

pada saat post test 1 yang memiliki pengetahuan tinggi pada kelompok

intervensi, terdapat 27 responden (71,1%) yang memiliki pengetahuan

tinggi dan 6 responden (21,4%) yang memiliki pengetahuan rendah.

Demikian juga pada kelompok kontrol, dari 33 responden terdapat 11

responden (28,9%) memiliki pengetahuan tinggi dan 22 responden

90

(78,6%) yang memiliki pengetahuan rendah terhadap konsumsi sayur dan

buah.

Hasil uji statistik dengan menggunakan chi square diperoleh nilai

p= <0,001 atau nilai p< 0,05. Dengan demikian maka H0 ditolak berarti

ada perbedaan pengetahuan remaja putriantar kelompok 2 minggu setelah

mendapatkan edukasi menggunakan ceramah dan emo demo.

Berikut merupakan perubahan perbandingan antar kelompok

tentang pengetahuan konsumsi sayur dan buah pada saat post test 2:

Tabel 5.14

Perubahan Nilai Perbandingan Antar Kelompok Tentang

Pengetahuann Konsumsi Sayur Dan Buah

Pengetahuan

(Post test 2)

Intervensi Kontrol Total Uji

statistik n % n % N %

Tinggi 33 67,3 16 32,7 49 100,0

p=<0,001 Rendah 0 0,0 17 100 19 100,0

Jumlah 33 50 33 50 66 100,0

Sumber : DataPrimer 2018

Berdasarkan table 5.14 menunjukkan bahwa dari 33 responden

pada saat post test 2 yang memiliki pengetahuan tinggipada kelompok

intervensi, terdapat 33 responden (67,3%) yang memiliki pengetahuan

tinggi dan 0 responden (0,0%) yang memiliki pengetahuan rendah.

Demikian juga pada kelompok kontrol, dari 33 responden terdapat 16

responden (32,7%) memiliki pengetahuan tinggi dan 17 responden

(100%) yang memiliki pengetahuan rendah terhadap konsumsi sayur dan

buah.

Hasil uji statistik dengan menggunakan chi square diperoleh nilai

p= <0,001atau nilai p< 0,05. Dengan demikian maka H0 ditolak berarti

91

ada perbedaan pengetahuan remaja putri antara kelompok 1 bulan setelah

mendapatkan edukasi menggunakan ceramah dan emo demo.

c. Tindakan

1. Kelompok Intervensi

Berikut merupakan perubahan tentang tindakan konsumsi sayur

dan buah:

Tabel 5.15

Perubahan Nilai Tentang Tindakan

Konsumsi Sayur Dan Buah di SMP Negeri 5 Ajangale (Intervensi)

Sumber: Data Primer 2018

Tabel 5.15 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan padatindakan

responden setelah mendapatkanceramah dan emo demo, yaitu dari 3%

menjadi 60,6%. Sedangkan jumlah responden yang memiliki tindakan

kurang menurun dari 97% menjadi 39,4% pada saat evaluasi.

Berdasarkan tabel hasil analisis uji Mc Nemar, terlihat bahwa nilai p =

<0,001< 0,05 maka Ho ditolak. Karena Ho ditolak, maka dapat disimpulkan

bahwa ada perbedaan pengetahuan responden tentang konsumsi sayur dan

buah pada saat pemberian pretest dengan post test 1.

Pada pengukuran Post test 1 dan post test 2 menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan jumlah responden dengan tindakanbaik setelah mendapatkan

Tindakan Kriteria n % n % Nilai p

Pre - Post 1

O1 - O2

Post 1 Post 2

O2 - O3

Pre Post 2

O1 - O3

Baik

Kurang

Total

Baik

Kurang

Total

Baik

Kurang

Total

1

32

33

20

13

33

1

32

33

3

97

100

60,6

39,4

100

3

97

100

20

13

33

29

4

33

29

4

33

60,6

39,4

100

87,9

12,1

100

87,9

12,1

100

<0,001

0,012

<0,001

92

ceramah dan emo demo, yaitu dari 60,6% menjadi 87,9%. Sedangkan

jumlah responden yang memiliki tindakan kurang menurun dari 39,4%

menjadi 12,1% pada saat evaluasi.

Berdasarkan tabel hasil analisis uji Mc Nemar, terlihat bahwa nilai p =

<0,001< 0,05, maka Ho ditolak. Karena Ho ditolak, maka dapat disimpulkan

bahwa ada perbedaan pengetahuan responden tentang konsumsi sayur dan

buah pada saat pemberian post test 1 dengan post test 2.

Pada pengukuran pretest dan post test 2 menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan jumlah responden dengan tindakanbaik setelah mendapatkan

ceramah dan emo demo, yaitu dari 3% menjadi 87,9%. Sedangkan jumlah

responden yang memiliki tindakan kurang menurun dari 97% menjadi

12,1% pada saat evaluasi.

Berdasarkan tabel hasil analisis uji Mc Nemar, terlihat bahwa nilai p =

<0,001< 0,05, maka Ho ditolak. Karena Ho ditolak, maka dapat disimpulkan

bahwa ada perbedaan pengetahuan responden tentang konsumsi sayur dan

buah pada saat pemberian pretest dengan post test 2.

2. Kelompok Kontrol

Berikut merupakan perubahan nilai tentang tindakan

konsumsi sayur dan buah di SMP Negeri 1 Ajangale.

93

Tabel 5.16

Perubahan Nilai Tentang Tindakan

Konsumsi Sayur dan Buah di SMP Negeri 1 Ajangale

(Kelompok Kontrol)

Sumber: Data Primer 2018

Tabel 5.16 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah responden

dengan tindakan baik setelah mendapatkan ceramah, yaitu dari 3% menjadi

30,3%. Sedangkan jumlah responden yang tindakan kurang menurun dari

97% menjadi 69,7%.

Berdasarkan tabel hasil analisis uji Mc Nemar, terlihat bahwa nilai p =

0,004< 0,05, maka Ho ditolak. Karena Ho ditolak, maka dapat disimpulkan

bahwa ada perbedaan tindakan responden tentang konsumsi sayur dan buah

pada saat pemberian pretest dengan post test 1.

Pada pengukuran Post test 1 dan post test 2 menunjukkan bahwa jumlah

responden dengan tindakanbaik setelah mendapatkan ceramah, yaitu dari

30,3% tetap menjadi 30,3% artinya tidak ada perubahan peningkatan.

Berdasarkan tabel hasil analisis uji Mc Nemar, terlihat bahwa nilai p =

1,000< 0,05, maka Ho diterima. Karena Ho diterima, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan tindakan responden tentang

konsumsi sayur dan buah pada saat pemberian post test 1 dengan post test 2.

Tindakan Kriteria n % N % Nilai p

Pre- Post 1

O4- O5

Post 1 Post 2

O5- O6

Pre Post 2

O4- O6

Baik

Kurang

Total

Baik

Kurang

Total

Baik

Kurang

Total

1

32

33

10

23

33

1

32

33

3

97

100

30,3

69,7

100

3

97

100

10

23

33

10

23

33

10

23

33

30,3

69,7

100

30,3

69,7

100

30,3

69,7

100

0,004

1,00

0,004

94

Pada pengukuran pretest dan post tes 2 menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan jumlah responden dengan tindakanbaik setelah mendapatkan

ceramah, yaitu dari 3% menjadi 30,3%. Sedangkan jumlah responden

dengan tindakan kurang menurun dari 97% menjadi 69,7%. Berdasarkan

tabel hasil analisis uji Mc Nemar, terlihat bahwa nilai p = 0,004< 0,05,

maka Ho ditolak. Karena Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa ada

perbedaan tindakan responden tentang konsumsi sayur dan buah pada saat

pemberian pre test dengan post test 2.

3. Antar Kelompok

Berikut merupakan perubahan nilai perbandingan antar kelompok

tentang tindakan konsumsi sayur dan buah:

Tabel 5.17

Perubahan Nilai Perbandingan Antar Kelompok Tentang Tindakan

Konsumsi Sayur Dan Buah

Tindakan

(Pretest)

Intervensi Kontrol Total Uji

statistik n % n % n %

Baik 1 50 1 50 2 100,0

p=1,00 Kurang 32 50 32 50 64 100,0

Jumlah 33 100 33 100 91 100,0

Sumber :Data Primer: 2018

Berdasarkan tabel 5.17 tersebut menunjukkan bahwa dari 33

responden pada saat pretest yang memiliki tindakan baik pada kelompok

intervensi, terdapat 1 responden (50%) yang memiliki tindakan baik dan

32 responden (50%) yang memiliki tindakan kurang. Demikian juga pada

kelompok kontrol, dari 33 responden terdapat 1 responden (50%)

memiliki tindakan baik dan 32 responden (50%) yang memiliki tindakan

kurang terhadap konsumsi sayur dan buah. Hasil uji statistik dengan

95

menggunakan chi square diperoleh nilai p=1,000 atau nilai p> 0,05.

Dengan demikian maka H0 diterima berarti tidak ada

perbedaantindakanantar kelompok.

Berikut merupakan perubahan perbandingan antar kelompok

tentang tindakan konsumsi sayur dan buah pada saat post test 1:

Tabel 5.18

Perubahan Nilai perbandingan antar kelompok Tentang Tindakan

Konsumsi Sayur Dan Buah

Tindakan

(Post test 1)

Intervensi Kontrol Total Uji

statistik n % n % n %

Baik 20 66,7 10 33,3 30 100,0

p=0,026 Kurang 13 36,1 23 63,9 36 100,0

Jumlah 33 100 33 100 66 100,0

Sumber :Data Primer: 2018

Berdasarkan tabel 5.18 tersebut menunjukkan bahwa dari 33

responden pada saat post test 1 yang memiliki tindakan baikpada

kelompok intervensi, terdapat 20 responden (66,7%) yang memiliki

tindakan baik dan 13 responden (36,1%) yang memiliki tindakan rendah.

Demikian juga pada kelompok kontrol, dari 33 responden terdapat 10

responden (33,3%) memiliki tindakan baik dan 23 responden (63,9%)

yang memiliki tindakan kurang terhadap konsumsi sayur dan buah.

Hasil uji statistik dengan menggunakan chi square diperoleh nilai

p=0,026 atau nilai p< 0,05. Dengan demikian maka H0 ditolak berarti ada

perbedaan tindakan remaja putriantara kelompok intervensi dan

kelompok kontrol 2 minggu setelah mendapatkan edukasi menggunakan

ceramah dan emo demo.

96

Berikut merupakan perubahan perbandingan antar kelompok

tentang pengetahuan konsumsi sayur dan buah pada saat post test 2:

Tabel 5.19

Perubahan Nilai Perbandingan Antar Kelompok Tentang Tindakan

Konsumsi Sayur Dan Buah

Tindakan

(Post test 2)

Intervensi Kontrol Total Uji

statistik n % n % n %

Baik 29 74,4 10 25,6 39 100,0

p=<0,001 Kurang 4 14,8 23 85,2 27 100,0

Jumlah 33 100 33 100 66 100,0

Sumber : (DataPrimer, 2018)

Berdasarkan tabel 5.19 tersebut menunjukkan bahwa dari 33

responden pada saat post test 2 yang memiliki tindakan baikpada

kelompok intervensi, terdapat 29 responden (74,4%) yang memiliki

tindakan baik dan 4 responden (14,8%) yang memiliki tindakan rendah.

Demikian juga pada kelompok kontrol, dari 33 responden terdapat 10

responden (25,6%) memiliki tindakan baik dan 23 responden

(85,2%)yang memiliki tindakan kurang terhadap konsumsi sayur dan

buah.

Hasil uji statistik dengan menggunakan chi square diperoleh nilai

p=<0,001 atau nilai p< 0,05. Dengan demikian maka H0 ditolak berarti

ada perbedaan tindakan remaja putri antara kelompok intervensi dan

kelompok kontrol 2 minggu setelah mendapatkan edukasi menggunakan

ceramah dan emo demo.

97

B. Pembahasan

1. Analisis Univariat

a. Karakteristik responden

Jumlah remaja putri yang terlibat dalam penelitian ini

sebanyak 66 orang yakni 33 orang kelompok intervensi di SMP

Negeri 5 Ajangale dan 33 orang kelompok kontrol di SMP Negeri

1 Ajangale. Adapun karakteristik remaja yang menjadi reasponden

pada penelitian ini adalah remaja putri, kelas VIII, dan status

sekolah sama-sama negeri.

Selain karakteristik antar kedua kelompok yakni remaja

putri, status sekolah negeri dan merupakan kelas VIII. Terdapat

pula kesetaraan yang homogen antar kelompok pada variabel niat,

pengetahuan dan tindakan. Pada pengukuran pertama variabel niat

kelompok intervensi dan kelompok kontrol tidak signifikan.

Demikian pula untuk variabel pengetahuan dan tindakan, sehingga

dapat dilihat pada pengukuran awal Niat, pengetahuan dan

tindakan antar kelompok adalah setara.

b. Karakteristik Pengukuran Antar Waktu Variabel Niat

Pengukuran pertama pada kelompok intervensi sebelum dilakukan

edukasi skor tertinggi yaitu 96, pada kelompok kontrol skor

tertinggi 100. Sedangkan pada pengukuran kedua dan ketiga

kelompok intervensi dan kelompok kontrol yaitu masing-masing

meningkat menjadi 100. Meskipun keduanya mengalami

98

peningkatan skor sama, akan tetapi peningkatan rata-rata skor

tertinggi berada pada kelompok intervensi.

c. Skor Jawaban Responden dari Setiap Item Pertanyaan

Kuesioner Pengetahuan Kelompok Intervensi dan Kelompok

Kontrol adalah sebagai berikut:

1. Pengukuran Pertama Pada Pretest Variabel Pengetahuan

Pengukuran pertama (pretest) jawaban reponden pada variabel

pengetahuan kelompok intervensi dari item petanyaan yang

paling banyak dijawab benar yaitu Pertanyaan kedua, semua

responden menjawab benar (100%). Sedangkan pertanyaan

yang paling banyak dijawab salah yaitu Pertanyaan kelima

sebanyak 26 responden (78,8%).

2. Pengukuran kedua pada post test 1 variabel pengetahuan

Pengukuran kedua awal (Post test 1) jawaban responden pada

variabel pengetahuan kelompok intervensi dari setiap item

pertanyaan yang paling banyak dijawab benar yaitu pertanyaan

pertama semua responden menjawab benar (100%). Sedangkan

Pertanyaan yang paling banyak dijawab salah yaitu pertanyaan

ketujuhsebanyak 26 responden (78,8%).

3. Pengukuran Kedua Akhir (post test 2) Variabel Pengetahuan

Pengukuran kedua akhir (Post test 2) jawaban reponden pada

variabel pengetahuan kelompok intervensi dari item petanyaan

yang paling banyak dijawab benar yaitu Pertanyaan pertama,

semua responden menjawab benar (100%). Sedangkan

99

pertanyaan yang paling banyak dijawab salah yaitu Pertanyaan

keempat sebanyak 8 responden (24%).

4. Pengukuran pertama pada pretest Variabel Pengetahuan

Pengukuran pertama (pretest) jawaban reponden pada variabel

pengetahuan kelompok kontrol dari item petanyaan yang paling

banyak dijawab benar yaitu Pertanyaan kelima, 28 responden

menjawab benar (84,8%). Sedangkan pertanyaan yang paling

banyak dijawab salah yaitu Pertanyaan keduasemua responden

menjawab salah (100%).

5. Pengukuran kedua Awal (post test 1) Variabel Pengetahuan

Pengukuran kedua awal (post test 1) jawaban reponden pada

variabel pengetahuan kelompok kontrol dari item petanyaan

yang paling banyak dijawab benar yaitu Pertanyaan pertama

dan kelima, 31 respondn menjawab benar (93.9%). Sedangkan

pertanyaan yang paling banyak dijawab salah yaitu Pertanyaan

kedua sebanyak 23 responden (69,7%).

6. Pengukuran kedua Akhir(Post test 2) Variabel Pengetahuan

Pengukuran kedua akhir (post test 2) jawaban reponden pada

variabel pengetahuan kelompok kontrol dari item petanyaan

yang paling banyak dijawab benar yaitu Pertanyaan pertama,

32 responden menjawab benar (97%). Sedangkan pertanyaan

yang paling banyak dijawab salah yaitu Pertanyaan kedua

sebanyak 25 responden (75,8%).

100

d. Skor jawaban Responden dari Setiap Item Pertanyaan

Kuesioner Tindakan Kelompok Intervensi dan Kelompok

Kontrol adalah sebagai berikut:

1. Pengukuran Pertama pada Pretest Variabel Tindakan

Pengukuran pertama (pretest) jawaban reponden pada

variabel tindakan kelompok intervensi dari item petanyaan

yang paling banyak dijawab benar yaitu Pertanyaan kedua, 21

responden menjawab benar (63,6%). Sedangkan pertanyaan

yang paling banyak dijawab salah yaitu Pertanyaan keempat

sebanyak 30 responden (90,9%).

2. Pengukuran Kedua Awal (post test 1) Variabel Tindakan

Pengukuran kedua awal (post test 1) jawaban reponden

pada variabel tindakan kelompok intervensi dari item

petanyaan yang paling banyak dijawab benar yaitu Pertanyaan

kedua, 30 responden menjawab benar (90,9%). Sedangkan

pertanyaan yang paling banyak dijawab salah yaitu Pertanyaan

kelima sebanyak 14 responden (42,4%).

3. Pengukuran Kedua Akhir (post test 2) Variabel Tindakan

Pengukuran kedua akhir (post test 2) jawaban reponden

pada variabel tindakan kelompok intervensi dari item

petanyaan yang paling banyak dijawab benar yaitu Pertanyaan

kedua, 31 responden menjawab benar (93,9%). Sedangkan

pertanyaan yang paling banyak dijawab salah yaitu Pertanyaan

pertama dan kelima sebanyak 7 responden (21,2%).

101

4. Pengukuran Pertama (pretest) Variabel Tindakan

Pengukuran pertama (pretest) jawaban reponden pada

variabel tindakan kelompok kontrol dari item petanyaan yang

paling banyak dijawab benar yaitu Pertanyaan ketiga, 18

responden menjawab benar (54,5%). Sedangkan pertanyaan

yang paling banyak dijawab salah yaitu Pertanyaan keempat

sebanyak 30 responden (90,9%).

5. Pengukuran Kedua Awal (post test 1) Variabel Tindakan

Pengukuran kedua awal (post test 1) jawaban reponden

pada variabel tindakan kelompok kontrol dari item petanyaan

yang paling banyak dijawab benar yaitu Pertanyaan ketiga, 26

responden menjawab benar (78,8%). Sedangkan pertanyaan

yang paling banyak dijawab salah yaitu Pertanyaan kelima

sebanyak 18 responden (54,5%).

6. Pengukuran KeduaAkhir (post test 2) Variabel Tindakan

Pengukuran kedua akhir (post test 2) jawaban reponden

pada variabel tindakan kelompok kontrol dari item petanyaan

yang paling banyak dijawab benar yaitu Pertanyaan ketiga, 25

responden menjawab benar (75,8%). Sedangkan pertanyaan

yang paling banyak dijawab salah yaitu Pertanyaan kelima

sebanyak 15 responden (45,5%).

102

2. Analisis Bivariat

a. Perubahan Recall Antar Kelompok Intervensi dan Kelompok

Kontrol

Recall 24 jam sehari hanya dapat dilakukan untuk

studimenilai tingkat rata-rata makanan dan asupan gizi suatu

kelompok. Recall lebih dari 1 hari meningkatkan nilai korelasi

antara asupan zat gizi dengan status gizi dibandingkan dengan

recall selama 1 hari (Cameron dan Van Staveren, 1988).

Keberhasilan metode recall 24 jam sangat ditentukan oleh

daya ingat responden dan kesungguhan serta kesabaran dari

pewawancara, maka untuk dapat meningkatkan mutu data recall 24

jam dilakukan selama beberapa kali pada hari yang berbeda (tidak

berturut-turut), tergantung dari variasi menu keluarga dari hari ke

hari. Akan tetapi pada penelitian ini didapatkan bahwa terjadi

penurunan konsumsi sayur dan buah, tetapi perubahan yang terjadi

tidak signifikan. Peneliti berasumsi bahwa hal tersebut terjadi

karena adanya kesalahan metode pada saat melakukan recall. Hal

ini dikarenakan untuk mengukur sampai responden betul-betul

mengonsumsi diperlukan beberapa kali intervensi untuk menggugah

perasaan responden untuk mengonsumsi sayur dan buah.

Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Silvia dkk

(2011) mengatakan bahwa pengukuran dengan metode food recall

24 jam jumlah asupan energi subyek sangat bervariasi. Jumlah total

103

rata-rata asupan energi hasil pengukuran dengan metode dari semua

kelompok semuanya menunjukkan perbedaan yang signifikan.

b. Perbedaan Niat Antara Kelompok Intervensi dan Kelompok

Kontrol

Niat merupakan faktor yang palingberpengaruh untuk memunculkan

perilaku. Niat juga diasumsikan sebagai determinanlangsung dari

perilaku dan mengarahkan perilaku yang berada dalam kendali

seseorang. Semakin kuat niat seseorang untuk menampilkan suatu

perilaku, semakin besar kemungkinan perilaku tersebut akan

dilakukan (Dhaneswara, 2016).

Berdasarkan hasil penelitian setelah dilakukan edukasi emo demo

pada kelompok intervensi diperoleh hasil bahwa terjadi peningkatan

persentase niat pretest sebesar 68,43%, setelah post test 2 menjadi

90,91% dengan peningkatan sebesar 22,48%. Pada kelompok

kontrol juga mengalami peningkatan namun peningkatannya tidak

terlalu besar, dari 70,20% menjadi 79,55% dengan peningkatan

sebesar 9,35%.

Niat remaja putri pada kedua sekolah mengalami peningkatan. Akan

tetapi, peningkatan tertinggi berada pada kelompok intervensi, hal

ini di karenakan pada saat intervensi responden dapat melihat

langsung sayur dan buah beserta olahan dan mencicipi olahan buah

dan sayur yang disediakan serta dijelaskan manfaat dari sayur dan

buah yang disajikan, sehingga mereka memiliki niat tinggi untuk

104

mengonsumsi sayur dan buah. Sedangkan pada kelompok kontrol,

peningkatan tidak besarkarena mereka hanya mendapatkan

ceramah, mereka tidak melihat langsung sayur dan buah beserta

olahannya. Responden hanya bisa membayangkan dari ceramah

yang disampaikan sehingga mereka tidak tertarik mengonsumsi

sayur dan buah.

Hal ini sejalan dengan penelitian Rahma dkk (2017), yang

menyatakan bahwa sebagian besar remaja memiliki niat untuk

mengonsumsi serat sesuai dengan kebutuhan, akan tetapi niat

tersebut belum diwujudkan secara nyata. Sebuah niat akan terwujud

dalam tingkahlaku yang sebenarnya, jika individu tersebut memiliki

waktu untuk mengonsumsi serat untuk kebutuhan sendiri.

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Savitry (2017) bahwa niat seseorang tidak dapat serta merta dapat

terwujudkan secara nyata, akan tetapi niat remaja dalam

mengonsumsi tablet Fe sangat tergantung dari dukungan orang tua.

c. Perbedaan Pengetahuan antara SMP Negeri 5 Ajangale dan

SMP Negeri 1 Ajangale Sebelum dan Setelah Intervensi

Pengetahuan merupakanhasil dari tahu dan terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objektertentu. Sebagian

besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan

dapat meningkat setelahmendapatkan edukasi gizi sehingga dengan

105

adanya edukasi gizi dapat mengubah konsumsi makan remaja yang

lebih baik (Waruis dkk., 2015).

Berdasarkan hasil penelitian setelah dilakukan edukasi emo demo,

terjadi peningkatan pengetahuan pada kedua sekolah. Pada

kelompok intervensi terjadi peningkatan pengetahuan dengan

persentase pretest sebesar 3% menjadi 100% ketika dilakukan post

test 2, sehingga jumlah peningkatan sebesar 97%.Sedangkan pada

kelompok kontrol, juga mengalami peningkatan pengetahuan

meskipun jumlahnya tidak signifikan dengan persentase prestest

sebesar 9,1% menjadi 48,5% setelah post test 2 sehingga jumlah

peningkatan sebesar 39,4%.

Peningkatan pengetahuan pada kelompok intervensi mengalami

peningkatan besar karena intervensi dilakukan menggunakan

ceramah dan emo demo. Emo demo dilakaukan dengan cara

memberikan demonstrasi kepada responden tentang konsumsi sayur

dan buah, memperlihatkan perbedaan konsumsi sayur dan buah

dengan konsumsi gorengan dengan memperlihatan bentuk nyata

dari sayur dan buah beserta olahannya. Sehingga responden lebih

mudah dalam memahami edukasi yang diberikan dan lebih lama

diingat oleh responden karena melihat langsung perlakuan.

sedangkan pada kelompok kontrol edukasi hanya disampaikan

melalui ceramah, sehingga responden cenderung melupakan materi

edukasi yang telah diberikan.

106

Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Saputra, dkk

(2016) didapatkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan sebelum

dan setelah dilakukan intervensi. Adanya perbedaan konsumsi buah

dansayur sebelum dan sesudah intervensi padapenelitian ini juga

dapat diartikan sebagai hasildari pendidikan kesehatan dengan

pemberianedukasi gizi dengan alat bantu berupa media video dan

leaflet.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hanum dkk (2013)

hasil analisa hubungan antara pengetahuan remaja tentang fast food

terhadap status gizi didapatkan bahwa 56% responden yang

memiliki pengetahuan normal dan 44% memiliki pengetahuan

cukup, berdasarkan hasil uji statistik Chi-square, didapatkan bahwa

ada hubungan antara pengetahuan dengan status gizi remaja.

Peningkatan pengetahuan setelah dilakukan pengukuran

berulang penulis mengasumsikan bahwa kemampuan seseorang

mengingat dan mengolah pesan yang telah didapat sebelumnya,

sebagaimana yang diungkapkan Wahyudin (2010), bahwa hasil

pengetahuan seseorang diperoleh dari pengalaman pendengaran

11%, dari pengamatan penglihatan 83%, sedangkan kemampuan

daya ingat yaitu berupa pengalaman yang diperoleh dari apa yang

didengar 20%, dari pengalaman apa yang dilihat 50%.

107

d. Perbedaan Tindakan antara SMP Negeri 5 Ajangale dan SMP

Negeri 1 Ajangale Sebelum dan Setelah Intervensi

Berdasarkan hasil penelitian terjadi peningkatan tindakan pada

kedua sekolah. Pada kelompok intervensi terjadi peningkatan

tindakan mengonsumsi sayur dan buah dengan persentase pretest

sebesar 3% menjadi 87,9% ketika dilakukan post test 2 sehingga

jumlah peningkatan sebesar 84,9%. Sedangkan pada kelompok

kontrol juga mengalami peningkatan tindakan konsumsi sayur dan

buah meskipun jumlahnya tidak signifikan, dengan persentase

prestest sebesar 3% menjadi 30,3% setelah post test 2 sehingga

jumlah peningkatan sebesar 27,3%.

Peningkatan tindakan yang signifikan pada kelompok intervensi

terjadi karena responden telah diberikan edukasi berupa ceramah

dan emo demo, sehingga mempengaruhi responden untuk

melakukan konsumsi sayur dan buah karena pada saat mendapatkan

emo demo mereka melihat langsung proses perbandingan konsumsi

sayur dan buah sehingga mereka tertarik untuk bertindak

mengonsumsi sayur dan buah. Sedangkan kelompok kontrol edukasi

hanya disampaikan melalui ceramah sehingga tindakan untuk

mengonsumsi sayur dan buah tidak mengalami peningatan yang

tinggi.

Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Islamiyati

dalam penelitiannya bahwa setelah seseorang mengetahui sebuah

108

sitimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian

atau pendapat terhadap apayang diketahui, proses selanjutnya

diharapkan akan melaksanakan atau mempraktikkan apa yang

diketahui atau disikapinya yang dianggap baik maka dilakukanlah

suatu tindakan (Islamiyati, 2014).

e. Perbandingan Antar Kelompok Intervensi dan Kelompok

Kontrol Tentang Niat Konsumsi Sayur dan Buah

Pada kelompok intervensi dilakukan edukasi berupa ceramah dan

emo demo, sedangkan pada kelompok kontrol edukasi ceramah.

Berdasarkan hasil penelitian, persentase perbandingan niat antar

kelompok tertinggi yakni pada post test 2 kelompok intervensi

sebesar 90,91% dan berada pada skor ke 3. Dengan demikian ada

perbedaan niat remaja putrid antara kelompok intervensi dan

kelompok kontrol setelah mendapatkan edukasi menggunakan

ceramah dan emo demo.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Naim dkk

(2017) yang mengatakan bahwa berdasarkan selisih nilai pretest dan

post test pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol

menggunakan Mann Whitney test, diketahui ada pengaruh yang

signifikan p=0,001 (p=<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa

intervensi edukasi berbasis keluarga berdasarkan Theory of Planned

Behavior (TPB) efektif mempengaruhi niat ibu dalam optimalisasi

nutrisi pada 1000 HPK.

109

Niat yang ada dalam diri setiap orang diharapkan mampu

merubah perilaku seseorang dalam bertindak untuk mengonsumsi

sayur dan buah, niat merupakan unrus terbaik dalam perilaku

(Ajzen, 2005).

f. Perbandingan Antar Kelompok Intervensi dan Kelompok

Kontrol Tentang pengetahuan Konsumsi Sayur dan Buah

Berdasarkan hasil penelitian, sehari sebelum intervensi

didapatkan jumlah responden yang memiliki pengetahuan tinggi

pada kelompok intervensi hanya 1 orang (25,0%) sedangkan pada

kelompok kontrol hanya 3 orang (75,0%). Setelah dilakukan

intervensi terjadi peningkatan yang signifikan pada post test 2 yakni

pada kelompok intervensi sebanyak 33 orang (67,3%) yang

memiliki pengetahuan tinggi. Perubahan perbedaan terbesar antar

kelompok berada pada pengukuran kedua akhir kelompok intervensi

(Post test 2).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Megawati (2017) bahwa terdapat perbedaan pengetahuan 1 minggu

sebelum intervensi dan 1 bulan setelah intervensi, dimana

peningkatan pengetahuan tertinggi berada pada post test 2.

g. Perbandingan Antar Kelompok Intervensi dan Kelompok

Kontrol Tentang Tindakan Konsumsi Sayur dan Buah

Berdasarkan hasil penelitian, sehari sebelum intervensi

didapatkan bahwa sebagian responden memiliki tindakan kurang.

110

Jumlah responden yang memiliki tindakan kurang pada kelompok

intervensi sebanyak 32 orang (50,0%) dan pada kelompok kontrol

juga sebanyak 32 orang (50,0%). Setelah dilakukan intervensi

terjadi peningkatan yang signifikan pada post test 2 yakni pada

kelompok intervensi sebanyak 29 orang (74,4%) yang memiliki

tindakan baik. Perubahan perbedaan terbesar antar kelompok berada

pada pengukuran kedua akhir kelompok intervensi (Post test 2).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2013)

dikatakan bahwa edukasi melalui ceramah dapat meningkatkan

tindakan remaja dalam menjaga kesehatan setelah dilakukan post

test dibandingkan dengan hanya mengukur pretest.

Metode emo demo bisa merubah niat, pengetahuan dan

tindakan remaja putri karena metode tersebut sangat partisipatif

dibandingan dengan metode edukasi lainnya. Daya ingat responden

bertahan lama sehingga edukasi yang diberikan dapat tersimpan

lama dalam ingatan dan dapat menggugah emosi responden untuk

bertindak melakukan perubahan hidup yang lebih sehat.

C. Keterbatasan Peneliti

1. Tidak dilakukan analisis atau pengukuran Confounding Factor seperti

pekerjaan orangtua, sumber informasi, sehingga faktor diluar intervensi

tidak dikontrol yang kemungkinan berkontribusi terhadap hasil

perubahan niat, pengetahuan, dan tindakan remaja putri dalam

konsumsi sayur dan buah.

111

2. Saat melakukan recall, pada pengukuran pretest digunakan metode

wawancara dan diisi oleh peneliti sendiri, sedangkan pada post test self

register, diisi oleh responden sehungga memungkinkan terjadinya bias

pada saat mengisi dan mengingat.

112

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Setelah mendapat edukasi emo demo, maka terjadi peningkatan pada

kelompok intervensi dan setelah post test 2 juga mengalami

peningkatan. Sedangkan pada kelompok kontrol juga mengalami

peningkatan. Meskipun kelompok kontrol mengalami peningkatan

akan tetapi peningkatan terbesar berada pada kelompok intervensi. Hal

ini dikuatkan dengan hasil perbandingan antar kelompok setelah

beberapa kali pengukuran. Terdapat perbedaan skor niat setelah

dilakukan post test 2 kelompok intervensi dengan hasil uji statistik

sebesar 90,91%.

2. Setelah mendapat edukasi emo demo maka terjadi peningkatan

pengetahuan pada kelompok intervensi. Sedangkan pada kelompok

kontrol juga mengalami peningkatan setelah post test 2. Meskipun

kelompok kontrol mengalami peningkatan akan tetapi peningkatan

terbesar berada pada kelompok intervensi. Hal ini dikuatkan dengan

hasil perbandingan antar kelompok setelah beberapa kali pengukuran.

Terdapat perbedaan pengetahuan konsumsi sayur dan buah sebelum

dan setelah intervensi pada kelompok intervensi dan kelompok

kontrol, setelah dilakukan uji statistik diperoleh nilai p=0.

3. Setelah mendapat edukasi emo demo, maka terjadi peningkatan

tindakan pada kelompok intervensi dengan persentase pretestsetelah

113

post test 2. Sedangkan pada kelompok kontrol juga mengalami

peningkatan tindakan konsumsi sayur dan buahsetelah post test 2.

Meskipun kelompok kontrol mengalami peningkatan akan tetapi

peningkatan terbesar berada pada kelompok intervensi. Hal ini

dibuatlah dengan hasil perbandingan antar kelompok setelah beberapa

kali pengukuran. Terdapat perbedaan tindakan konsumsi sayur dan

buah sebelum dan setelah intervensi poda kelompok intervensi dan

kelompok kontrol, setalah dilakukan uji statistik diperoleh nilai

p=<0,001

B. Saran

1. Bagi Instansi terkait

1. Pihak Sekolah, agar kiranya memberikan mata pelajaran muatan

lokal terkait Germas dengan menambahkan tentang pentingnya

mengonsumsi sayur dan buah, kepada siswa remaja.

2. Puskesmas, hendaknya melakukan kerjasama dengan pihak

sekolah untuk mereplikasikan ataupun mengimplementasikan

metode emo demo dalam pemberian edukasi, tentang konsumsi

sayur dan buah dengan sasaran remaja putri.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

1. Jika akan melakukan penelitian yang sama, sebaiknya

menambahkan variabel diluar dari penelitian ini seperti sikap dan

motivasi.

114

2. Jika akan menggunakan metode emo demo sebagai intervensi pada

penelitian maka harus mempertimbangkan sasaran dengan materi

yang homogen.

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, I. 2005. Attitudes, personality and Behavior (second Edition). New York.

Annema,Heyworth, Mc Naughton, lacopetta, Fritschi.2011. Fruit and Vegetable

Consumption and the Risk of Proximal Colon, Distal Colon, and Rectal

Cancers in a Case- Controlstudy in Western Australia.Journal of American

Dietetic Association, 111. 1479-1490.

Arisman. 2008. Buku Ajar IlmuGizi: Gizi dalam daur kehidupan. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:

Rineka Cipta.

Astawan. 2008. Sehat dengan Sayuran: Panduan Lengkap Menjaga Kesehatan

dengan Sayuran. Jakarta: Dian Rakyat.

Aswatini. 2008. Konsumsi Sayur dan Buah di Masyarakat dalam konteks

Pemenuhan Gizi Seimbang, 3 (2). Hal.100.

Astuti. 2013. Pengaruh Metode Ceramah Terhadap Perubahan Tindakan Remaja

dalam Menjaga Kesehatan Tubuh SMP Negeri 3 Purwokerto. Universitas

Negeri Gorontalo.

Brown, E. 2005. Nutrition Trough The Life (Edisi kedua). USA: Thomson

Wadsworth.

Cameron, Margareth E. and Wija A. Van Staveren. 1988. Manual On

Methodology for Food Consumption Studies, (New York: Oxford University

Press).

Campbell, Donald. T and Stanley, Julian. C, 1966, Experimental and Quasi-

Experimental Designs for Research, Rand McNally College Publishing Co,

Chicago.

Depdiknas (2003) Media Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas.

Depkes RI. (2008) Hasil Riskesdas 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.

Dhaneswara. 2016. Faktor-faktor yang mempengaruhi niat makan sayur dan buah

pada remaja.Jurnal Promosi Kesehatan Volume 4, Nomor 1.

Farisa, S. 2012. Hubungan Sikap, Pengetahuan, Ketersediaan Dan Keterpaparan

Media Massa Dengan Konsumsi Buah Dan Sayur Pada Siswa. Skripsi.

Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN). 2017. Modul Emotional

Demonstration Rumpi Sehat.

Hanum, Pristiana, Erwin. 2013. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Kebiasaan

Mengonsumsi Fast Food Dengan Status Gizi Pada Remaja. Program Studi

Ilmu Keperawatan Universitas Riau.

He, F.J, Nowson CA, Lucas M, MacGroger GA. 2007. Increased Consumption of

Fruit and Vegetables is Related to a Reduced Risk of Coronaryn heart

Disease; Meta-Analysis of Cohort Studies. Journal of Human Hypertension.

HerminadanPrihatini. 2016. Pengembangan Media Poster SebagaiAlat Bantu

Edukasi Gizi Pada Remaja Terkait Keluarga Sadar Gizi (KADARSI) .Pusat

Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat, Badan

Penelitiandan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.

Islamiyati, A. N. 2014. Pengetahuan, Sikap, TindakanKonsumsiMakanan Dan

Minuman Instan Pada Siswa Kelas XI Program KeahlianJasa Boga SMK

Negeri 6 Yogyakarta.

Jahari dan Sumarno, 2001. Epidemiologi Konsumsi Serat Di Indonesia. Journal of

the Indonesia Nutrition Assosistion, Volume 25. Hal: 37-56

Kementerian Kesehatan RI, 2013. Riskesdas 2007.

Kementerian Kesehatan RI, 2013. Riskesdas 2013.

Kementerian Kesehatan RI, 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta.

Khomsan, A. 2004. Pangandan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Khomsan, A. 2009. Studi Peningkatan Pengetahuan Gizi Ibu dan Kader

Posyandu serta Perbaikan Gizi Keluarga. Bogor: Departemen Gizi

Masyarakat IPB

Krummel, DebraA., & Penny m. Kris- Etherton. 1996. Nutrition in Women’s

Health. Maryland: Aspen Publisher’s Inc.

Lingga, L. 2010. Cerdas memilih sayuran. Jakarta : PT. Agromedia Pustaka.

Lock K, Pomerleau J, Causer L, Altmann DR, Mckee M. 2005. The global burden

of disease attribute to low consumption of fruit and vegetables:

implications for the global strategy on diet. Bull World Organ 83(2):100-8.

Lwanga, S. K.,.& Lemeshow, S. (1991). Sample size determination in health

studies: a practical manual.

Mahdali. 2013. Efek Edukasi Gizi Terhadap Pengetahuan, Sikap serta Perubahan

Perilaku Remaja Obesitas Di Kota Gorontalo. Universitas Negeri Gorontalo Kota

Gorontalo.

Marfuah, dan Kusudaryati. 2016. Efektifitas Edukasi Gizi Terhadap Perbaikan

Asupan Zat Besi Pada Remaja Putri. Volume 14, Nomor 1.

Megawati. 2017. Edukasi TB Paru Tentang Pengetahuan dan Sikap Kader Posyandu

Melalui Permainan Simulasi Monopoli DI Wilayah Puskesmas Bangkir Kabupaten

ToliToli. Departemen Promosi Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

Mulyani, E. 2009. KonsumsiKalsiumPada Remaja di SMP Negeri 201 Jawa

Barat.Skripsi. Program Pasca Sarjana Kesehatan Masyarakat Depok : FKM

UI.

Manulang, S. 2011. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Masyarakat

Tentang Faktor Lingkungan Fisik Rumah Terhadap kejadian Tuberculosis

Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame Kecamatan Kuala Hulu

Kabupaten Labuhanbatu Utara, Skripsi, USU.

Moon, R B. 2017. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan terhadap polahidup Terkait

Faktor Risiko Diabetes Mellitus Tipe 2 pada Remaja Di Kecamatan

Mantrigeron Yogyakarta. Program Studi Farmasi. Fakultas Farmasi.

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Muhson, A. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi

Informasi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Naim, dkk. 2017. Pengwaruh Edukasi Berbasis Keluarga terhadap Intensi Ibu

Hamil untuk Optimalisasi Nutrisi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan.

Fakultas Keperawatan Universitas Padjajaran.

Notoatmodjo, 2003. PengantarPendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.

Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta,

RinekaCipta.

Notoatmodjo, S. 2008. Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni, Jakarta, Rineka

Cipta.

Notoadmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Notoadmodjo, S. 2012. Metododologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka

Cipta.

Nur, A. 2011. Pengembangan Media Komik Bergambar Materi Sistem Saraf

Untuk Pembelajaran yang Menggunakan Strategi PQ4R. Jurnal PP. Volume

1. No.2. ISSN 2089-3639.

Peltzer, K. & Pengpid, S. 2012. Fruits Vegetables Consumption and Associated

Factors among In-School Adolescents in Five Southeast Asian Countries.

International Journal of Environment Research and Public Health. 9(10):

3575-3587.

Puskesmas Timurung. 2016. Survei PHBS. Puskesmas Timurung. Kecamatan

Ajangale. Kabupaten Bone.

Puskesmas Timurung. 2017. Survei PHBS. Puskesmas Timurung. Kecamatan

Ajangale. Kabupaten Bone.

Puspita, Avisha. 2016. Pengembangan Media Pembelajaran Booklet Pada Materi

Sistem Imun Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak.

Universitas Muhammadiah Pontianak.

Rahma, Dian, Rezal, Farid, Rasma. 2017. PerilakuKonsumsi Serat pada

Mahasiswa Angkatan 2013. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Haluleo. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat.

Ramadhani dan Hidayati. 2017.Faktor-Faktor yang Memengaruhi Konsumsi

Sayur dan Buah Pada Remaja Putri SMPN 3 Surakarta. Seminar Nasional

Gizi 2017 Program StudiI lmu Gizi UMS.

Ratu, AD. 2011. Faktor Risiko Obesitas pada Anak 5-15 Tahun di Indonesia.

Makara Kesehatan.

Rols, M E, and Tohill. 2004. What Can Intervention Studies Tell Us About The

Relationship Between and Vegetable Consumption and Weight Management

Nutrition Reviews (online), 62 (1): 1-17. Diakses dari

http://www.nutritionreview.org [pada tanggal 18 September 2017]

Roymond S. Simamora. 2009. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan.

Jakarta: EGC

Santrock, J. W. 2007. PsikologiPendidikan(EdisiKedua), Jakarta Kencana.Self-

Efficacy danKonsumsi.

Saputra, Wahyuni, Nuzrina. 2016. Pengaruh Pemberian Edukasi Gizi Melalui

Media Video dan Leaflet Terhadap Perubahan Konsumsi Buah dan Sayur

pada Siswa SMP Al Chasanah Tahun 2016. Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Esa Unggul.

Saraka, 2001. Model Belajar Swaarah dalamPengembangan Sikap Mental

Wiraswasta, Bandung, PPS UPI.

Savitry, Syamsul, Asmawati. Hubungan dukungan keluarga dengan Niat

Konsumsi Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri. Universitas Lambung

Mangkurat

Strater.,Fhilips.,dst.(2012). Rationale, design and methods for a staggered-entry,

waitlist controlled clinical trial of the impact of a community-based, family-

centred, multidisciplinary program focussed on activity, food and attitude

habits (Curtin University’sActivity, Food and Attitudes Program—CAFAP)

Smeltzer, S.,C., dan Bare, G 2008. Brunner &Suddarth’s Textbook of medical

surgical Nursing.Philadelpia: Lippincott.

Striegel- Moore, RH., Roselli, F., Perrin, N., Bar, LD., Wilson, GT., May, A.,

Kramer, HC. 2009. Gender Difference in The Prevalence of Eating Disorder

Symptoms. Internasional Journal Eat Disorder.

Suhardjo. 1989. Sosiologi BudayaGizi. Bogor: Depdikbud Pusat Antar Universitas

PAU IPB.

Suhardjo, 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Tanti, M. Y., 2013. Hubungan Pengetahuan Gizi Dengan Kebiasaan Makan

Peserta Didik Kelas XI Jasa Boga SMK N 6 Yogyakarta. FakultasTeknik.

UniversitasNegeri Yogyakarta.

Wahyudin, 2010. Kefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia Menggunakan

Metode Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Minat Dan Pemahaman

Siswa. Semarang, Universitas Negeri Semarang.

Wardlaw, G M & Margareth W. Kessel. 2002. Perspectives in Nutritions. Fifth

Edition. New York: The McGRAW-HillCompanies.Inc

Waruis, Atika, & Punuh, M. I., (2015). Hubungan Antara Asupan Energi Dengan

Status Gizi Pada Pelajar SMP Negeri 10 Kota Manado. Jurnal Ilmiah

Farmasi.

WHO. 2003. Fruits And Vegetables Intake In A Sample Of 11-Year-Old Children

In 9 Europian Countries: The Pro Children Cross- Sectional Survey. Ann

NutrMetab.

Windiyani, T. 2012. Instrumen Untuk Menjaring Data Interval, Nominal, Ordinal

dan Data Tentang Kondisi, Keadaan, hal Tertentu dan Data Untuk

Menjaring Variabel Kepribadian.Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3, No. 5 –

Desember.

Widyastuti, Yani. 2009. KesehatanReproduksi. Fitramaya; Yogyakarta.

Worthington-Roberts, Bonnie S. 2000. Nutrition Throughout The Life Cyde (4th

Edition). Singapore: McGraw-Hill Book co.

Wulansari ND. 2009. Konsumsi serta Preferensi Buah dan Sayur

padaRemajaSMA dengan Status Ekonomi yang Berbeda diBogor.IPB: 2009;

2 (2): 7-12

LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

EDUKASI KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA REMAJA PUTRI

MENGGUNAKAN METO EMOTIONAL DEMOSTRATION DI

KECAMATAN AJANGALE KABUPATEN BONE

Formulir Metode Recall 24 jam

A. Identitas Responden

No. sampel :

Nama :

Tanggal Lahir :

Berat badan :

Kelas :

B. Pertanyaan Tentang Konsumsi Sayur dan Buah

NO. Responden: …………

Waktu

makan

Menu Bahan Pengolahan URT Gram Keterangan

Pagi

/jam

Siang/

Jam

Malam/

Jam

C. Pertanyaan Niat

Jawablah peretanya berikut dengan memberikan tanda (X) pada salah satu

jawaban yang dianggap benar.

Berikan tanda (x) pada deratan angka berikut untuk menentukan seberapa

besar niat yang anda miliki.

Niat rendah

0 = Bila sama sekali belum memiliki niat

1 = Telah berniat sebanyak 25%

2 = Telah berniat sebanyak 50%

3 = Telah berniat sebanyak 75%

4 = Telah berniat sebanyak 100%

Pertanyaan Untuk Niat:

NO PERTANYAAN RATING SCALE

1. Apakah anda bermaksud mengonsumsi

sayur dan buah untuk menjaga kesehatan

tubuh anda? Jika ya, gambarkan niat

anda dengan memberi tanda silang salah

satu angka disamping.

0

1

2

3

4

2. Apakah anda merencanakan

mengonsumsi sayur setiap hari dan

sesuai anjuran porsi? Jika ya, gambarkan

niat anda dengan memberi tanda silang

salah satu angka disamping.

0

1

2

3

4

3. Anda berniat mengonsumsi sayur setiap

hari jika sayur itu tersedia dirumah? Jika

ya, gambarkan niat anda dengan

memberi tanda silang salah satu angka

disamping.

0

1

2

3

4

4. Apakah anda berniat mengonsumsi sayur

dengan cara bervariasi untuk

menghindari rasa bosan? Jika ya,

gambarkan niat anda dengan memberi

tanda silang salah satu angka disamping.

0

1

2

3

4

5. Anda berkeinginan mengonsumsi buah

yang mengandung vitamin C supaya

tidak terkena sariawan? Jika ya,

gambarkan niat anda dengan memberi

tanda silang salah satu disamping.

0

1

2

3

4

6. Apakah anda akan mengonsumsi buah

setiap hari sesuai dengan porsi yang

dianjurkan? Jika ya, gambarkan niat anda

dengan melingkari salah satu angka

disamping.

0

1

2

3

4

Pertanyaan Untuk Pengetahuan:

1. Zat gizi apakah yang banyak terkandung dalam sayur dan buah?

a. Vitamin, Mineral dan serat

b. Karbohidrat

c. lemak

2. Berdasarkan anjuran Pedoman Gizi, berapa banyak porsi sayur yang harus

dikonsumsi dalam sehari?

a. 2-3 porsi per hari

b. 4 porsi per hari

c. 5 porsi perhari

3. Berdasarkan anjuran Pedoman Gizi, berapa banyak porsi buah yang harus

dikonsumsi dalam sehari?

a. 5 porsi perhari

b. 2-3 porsi perhari

c. 2 porsi perhari

4. Manfaat konsumsi sayur dan buah yang tidak benar adalah

a. Membantu mencegah penyakit kordiovaskular (jantung dan pembuluh

darah) dan kanker

b. Menurunkan risiko obesitas

c. Dapat terhindar dari TB

5. Jika kurang mengonsumsi sayur dan buah, akibat yang akan ditimbulkan

adalah…….

a. Sesak nafas

b. Maag

c. Daya tahan tubuh terganggu

6. Kadar vitamin C pada sayur atau buah dapat berkurang jika, kecuali…

a. Disimpan didalam lemari pendingin

b. Merendam dengan air

c. Memasak dengan suhu tinggi pada waktu yang lama

7. Jika kita mengonsumsi sayur dan buah dapat melancarkan pencernaan

karena banyak mengandung….

a. Vitamin

b. Serat

c. Lemak

Pertanyaan Untuk Tindakan

1. Berapa kali dalam sehari anda mengonsumsi sayur?

a. 3 kali dalam sehari

b. 2 kali dalam sehari

c. 1 kali dalam sehari

2. Dalam sehari berapa kali anda mengonsumsi buah?

a. 2 kali dalam sehari

b. Kurang dari 2 kali sehari

c. Kurang dari sekali dalam sehari

3. Dalam sehari berapa porsi buah yang anda konsumsi?

a. 2-3 porsi perhari

b. 5 porsi perhari

c. 1 porsi perhari

4. Berapa porsi sayur yang anda konsumsi dalam sehari?

a. 3-5 porsi per hari

b. Kurang dari 2 porsi per hari

c. Kurang dari sekali dalam sehari

5. Dalam seminggu berapa kali anda mengonsumsi gorengan?

a. 3 kali atau lebih dari 3 kali dalam seminggu

b. Kurang dari 3 kali dalam seminggu

c. 1 kali dalam seminggu

Nama Sekolah N1Pre N2Pre N3Pre N4Pre N5Pre N6Pre S_N P_N P1Pre P2Pre P3Pre P4Pre P5Pre P6Pre P7Pre S_P P_P K_P T1Pre T2Pre T3Pre T4Pre T5Pre S_T P_T K_T N1Post1 N2Post1 N3Post1 N4Post1 N5Post1 N6Post1 S_N_P1 P_N_P1 P1Post1 P2Post1 P3Post1 P4Post1 P5Post1 P6Post1 P7Post1 S_P_P1 P_P_P1 K_P_P1 T1Post1 T2Post1 T3Post1 T4Post1 T5Post1 S_T_P1 P_T_P1 k_T_P1 N1Post2 N2Post2 N3Post2 N4Post2 N5Post2 N6Post2 S_N_P2 P_N_P2 P1Post2 P2Post2 P3Post2 P4Post2 P5Post2 P6Post2 P7Post2 S_P_P2 P_P_P2 K_P_P2 T1Post2 T2Post2 T3Post3 T4Post2 T5Post2 S_T_P2 P_T_P2 K_T_P2

Aurel 2 3 2 4 2 3 4 18 75 1 0 1 0 1 0 1 4 57 2 0 0 1 0 0 1 20 2 3 2 3 4 3 4 19 79 1 1 1 1 1 0 1 5 71 1 0 0 1 1 1 3 60 2 3 4 3 3 3 4 20 83 1 0 1 1 1 0 1 5 71 1 0 1 1 1 1 4 80 1

Rajnawati 2 3 4 2 3 3 18 75 1 0 0 0 1 1 0 3 43 2 0 1 0 0 0 1 20 2 1 2 2 3 2 2 12 50 1 0 1 1 1 1 1 5 71 1 1 1 0 1 0 3 60 2 1 2 2 3 2 2 12 50 1 0 1 1 1 1 1 6 86 1 1 1 0 1 0 3 60 2

Selviyanti 2 3 2 4 3 3 4 19 79 1 0 0 1 0 0 0 2 29 2 0 0 1 0 0 1 20 2 4 2 4 3 4 2 19 79 1 0 0 1 0 0 0 2 29 2 1 1 1 0 0 3 60 2 4 2 4 3 4 2 19 79 1 0 0 1 0 0 0 2 29 2 1 1 1 0 0 3 60 2

Emiani 2 3 2 3 2 2 2 14 58 1 0 1 0 1 0 0 3 43 2 0 1 0 0 0 1 20 2 3 3 4 3 4 3 20 83 1 1 0 0 1 1 1 4 57 2 1 1 1 0 1 4 80 1 3 3 4 4 4 3 21 88 1 0 1 1 1 0 1 5 71 1 1 0 0 0 1 2 40 2

Citra Sari 2 4 3 4 2 4 4 21 88 1 0 0 0 1 0 0 2 29 2 0 1 1 0 1 3 60 2 4 2 4 4 4 4 22 92 1 0 0 1 1 0 1 3 43 2 0 1 1 1 0 3 60 2 4 2 4 4 4 4 22 92 1 0 0 1 1 0 1 4 57 2 0 1 1 1 0 3 60 2

Irda 2 4 3 4 2 1 3 17 71 1 0 0 0 1 0 0 2 29 2 0 0 0 0 0 0 0 2 4 4 4 3 3 1 19 79 1 0 0 1 1 1 0 4 57 2 1 1 0 1 1 4 80 1 4 3 4 2 3 3 19 79 1 1 1 1 1 1 0 6 86 1 1 1 1 1 1 5 100 1

Wahyu Melanie P 2 4 3 3 4 4 4 22 92 1 0 1 1 1 1 0 5 71 1 1 1 1 1 0 4 80 1 3 4 4 4 4 4 23 96 1 0 1 1 1 1 0 5 71 1 1 1 1 1 1 5 100 1 4 4 4 4 4 4 24 100 1 0 1 1 1 1 0 5 71 1 1 1 1 1 1 5 100 1

Sitti Fatimah 2 3 2 4 2 3 1 15 63 1 0 0 0 1 0 0 2 29 2 0 0 0 0 0 0 0 2 4 4 3 3 4 3 21 88 1 1 1 0 1 0 1 4 57 2 1 1 1 1 0 4 80 1 4 4 3 3 4 3 21 88 1 1 1 0 1 0 1 5 71 1 1 1 1 1 0 4 80 1

Nahda 2 4 4 4 3 4 4 23 96 0 0 1 0 1 0 0 2 29 2 0 1 1 1 0 3 60 2 3 4 4 4 4 3 22 92 1 0 1 0 1 0 1 3 43 2 1 1 1 1 0 4 80 1 3 4 4 4 4 3 22 92 1 0 1 0 1 0 1 4 57 2 1 1 1 1 0 4 80 1

Nur Fadillah 2 4 4 4 4 4 3 23 96 1 0 1 0 1 0 0 3 43 2 0 0 0 0 0 0 0 2 3 3 3 4 4 4 21 88 1 1 1 0 1 1 0 5 71 1 0 0 1 1 0 2 40 2 4 3 3 4 4 4 22 92 1 0 0 0 1 1 0 3 43 2 1 1 1 1 1 5 100 1

Sharmila 2 4 3 3 0 4 3 17 71 1 0 0 1 1 0 0 3 43 2 0 1 1 0 0 2 40 2 4 3 2 4 3 3 19 79 1 1 1 0 1 1 1 5 71 1 0 0 1 1 0 2 40 2 4 3 2 4 4 3 20 83 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 0 0 1 1 0 2 40 2

Arfiansah Saparuddin2 3 3 4 2 4 3 19 79 1 0 1 0 1 0 1 4 57 2 0 0 0 0 1 1 20 2 3 3 4 3 4 3 20 83 1 1 1 0 1 1 0 5 71 1 0 0 1 0 1 2 40 2 3 3 4 3 4 3 20 83 1 1 1 0 1 1 0 5 71 1 0 0 1 0 1 2 40 2

Asmarani 2 3 3 4 2 3 3 18 75 1 0 1 0 1 1 0 4 57 2 0 0 0 0 0 0 0 2 4 3 4 2 4 4 21 88 1 0 1 0 1 0 1 3 43 2 1 0 1 1 0 3 60 2 4 3 4 2 4 4 21 88 1 0 1 0 1 0 1 4 57 2 1 0 1 1 0 3 60 2

Selvi Wulandari 2 3 1 4 2 1 3 14 58 1 0 1 1 1 1 0 5 71 1 0 0 0 0 0 0 0 2 4 2 3 4 3 1 17 71 1 1 1 1 1 1 0 6 86 1 0 0 1 0 1 2 40 2 4 2 3 4 3 1 17 71 1 1 1 1 1 1 0 6 86 1 0 0 1 0 1 2 40 2

Rosdiana Abd. Latif2 4 3 4 4 3 4 22 92 1 0 1 1 1 0 0 4 57 2 0 1 1 0 0 2 40 2 4 4 4 4 4 4 24 100 1 0 1 1 1 0 0 4 57 2 1 1 1 1 1 5 100 1 4 4 4 4 4 4 24 100 1 0 1 1 1 0 0 4 57 2 1 1 1 1 1 5 100 1

Febri Wulansari 2 4 1 4 3 4 1 17 71 1 0 0 1 1 0 0 3 43 2 0 0 1 0 0 1 20 2 3 4 3 2 3 2 17 71 1 0 0 1 0 1 1 3 43 2 1 1 1 1 0 4 80 1 4 3 3 2 3 3 18 75 1 0 0 1 0 0 1 3 43 2 1 1 1 0 0 3 60 2

Ika Novitasari 2 2 1 2 3 2 1 11 46 1 0 1 0 1 0 0 3 43 2 0 0 1 0 0 1 20 2 3 2 3 3 2 2 15 63 1 0 0 0 1 0 0 2 29 2 0 1 1 0 0 2 40 2 2 2 3 3 3 3 16 67 1 0 0 1 0 1 0 3 43 2 0 0 0 0 0 0 0 2

Astriani 2 1 0 1 2 1 0 5 21 0 0 0 0 1 1 0 2 29 2 0 0 0 0 0 0 0 2 1 2 3 2 3 0 11 46 1 1 0 0 1 0 1 3 43 2 0 1 0 1 1 3 60 2 3 3 4 4 3 3 20 83 1 1 1 1 1 0 0 5 71 1 0 1 0 0 1 2 40 2

St. Nurheni R 2 3 2 2 3 0 4 14 58 1 0 1 0 0 0 0 2 29 2 0 1 0 0 0 1 20 2 1 3 2 4 3 0 13 54 0 0 1 0 1 1 1 3 43 2 1 0 1 0 0 2 40 2 2 3 4 4 3 3 19 79 1 0 1 0 1 1 0 4 57 2 1 0 1 1 0 3 60 2

Asmaliana 2 2 3 4 0 4 3 16 67 1 0 1 0 1 1 0 4 57 2 0 0 1 0 0 1 20 2 1 1 3 0 1 1 7 29 1 0 1 1 1 0 0 4 57 2 1 0 1 1 0 3 60 2 1 1 4 2 1 2 11 46 1 0 1 1 1 0 0 4 57 2 1 0 1 1 0 3 60 2

Rini Astuti 2 4 2 1 0 1 1 9 38 1 0 1 1 1 0 0 4 57 2 0 0 0 0 0 0 0 2 1 1 1 3 3 1 10 42 1 0 1 1 1 0 1 4 57 2 1 1 1 1 1 5 100 1 4 4 2 4 3 4 21 88 1 0 1 1 1 0 0 4 57 2 1 1 1 0 1 4 80 1

Herdayana 2 3 2 3 1 4 2 15 63 1 0 1 0 1 1 1 5 71 1 0 1 0 0 0 1 20 2 4 2 3 4 1 4 18 75 1 0 1 1 1 1 0 5 71 1 1 1 0 0 0 2 40 2 4 2 3 4 1 4 18 75 1 0 1 1 1 1 0 5 71 1 1 1 0 0 0 2 40 2

Idul Fitri 2 2 1 2 3 1 1 10 42 1 0 0 0 1 1 0 3 43 2 1 0 1 0 0 2 40 2 2 1 0 2 1 3 9 38 1 0 1 0 1 0 0 3 43 2 0 0 0 1 1 2 40 2 2 1 3 3 3 3 15 63 1 0 1 0 1 0 0 3 43 2 0 1 0 1 1 3 60 2

Heriyana 2 1 3 2 2 3 2 13 54 1 0 1 0 1 0 0 3 43 2 0 0 1 0 0 1 20 2 2 2 2 2 2 3 13 54 1 0 1 0 1 0 0 3 43 2 0 0 1 0 0 1 20 2 2 2 2 2 2 3 13 54 1 0 1 1 1 0 0 4 57 2 0 1 1 0 0 2 40 2

Fitri 2 4 4 4 4 4 4 24 100 0 0 1 1 1 0 0 3 43 2 0 1 1 0 1 3 60 2 3 3 3 4 4 4 21 88 1 0 1 1 1 1 0 5 71 1 1 1 0 1 1 4 80 1 3 3 3 4 4 4 21 88 1 0 1 1 1 1 0 5 71 1 1 1 0 1 1 4 80 1

Rifa Abusy Syarifah2 3 3 4 2 4 3 19 79 1 0 0 0 1 0 0 2 29 2 0 0 0 0 0 0 0 2 3 1 2 1 4 2 13 54 1 0 0 0 1 0 0 2 29 2 0 0 1 0 1 2 40 2 3 1 2 1 4 2 13 54 1 0 0 0 1 0 0 2 29 2 0 0 1 0 1 2 40 2

Pebi Nursakila 2 3 2 4 3 4 3 19 79 1 0 1 0 1 0 0 3 43 2 0 0 0 0 0 0 0 2 3 3 4 4 4 1 19 79 1 0 1 1 1 0 0 4 57 2 0 0 1 1 0 2 40 2 3 3 3 4 4 4 21 88 1 1 1 1 1 1 0 6 86 1 1 0 1 0 1 3 60 2

Marsya 2 4 3 3 2 4 1 17 71 1 0 1 1 0 1 0 4 57 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2 4 1 1 4 2 14 58 1 1 0 0 1 1 1 4 57 2 0 1 1 1 0 3 60 2 4 3 4 4 4 4 23 96 1 0 1 0 1 1 1 5 71 1 0 1 1 0 1 3 60 2

Nur Faatima 2 1 0 2 0 4 3 10 42 1 0 0 0 1 0 1 3 43 2 0 0 1 0 1 2 40 2 1 2 3 4 4 2 16 67 1 1 1 1 1 0 1 5 71 1 0 0 1 1 1 3 60 2 1 2 3 4 4 2 16 67 1 1 1 1 1 0 1 6 86 1 0 0 1 1 1 3 60 2

Nurbaya 2 4 4 3 2 4 3 20 83 0 0 1 1 0 0 0 2 29 2 1 1 1 0 0 3 60 2 4 3 4 2 4 3 20 83 1 0 0 0 1 0 0 2 29 2 1 1 0 1 0 3 60 2 4 3 4 2 4 3 20 83 1 0 0 0 1 0 0 2 29 2 1 1 0 1 0 3 60 2

Firna 2 3 2 4 4 4 4 21 88 1 0 1 0 1 0 0 3 43 2 0 1 1 0 0 2 40 2 4 2 4 3 3 2 18 75 0 0 1 1 1 0 0 3 43 2 1 1 1 0 1 4 80 1 4 2 4 3 3 2 18 75 0 0 1 1 1 0 0 3 43 2 1 1 1 0 1 4 80 1

Nur Rahmatia 2 4 3 4 3 4 4 22 92 1 0 1 0 1 1 0 4 57 2 0 1 1 1 0 3 60 2 4 2 4 3 4 3 20 83 1 0 1 1 1 1 0 5 71 1 0 1 1 1 0 3 60 2 4 4 4 4 4 4 24 100 1 0 1 1 1 1 0 5 71 1 0 1 1 1 0 3 60 2

Lampiran 2. MASTER TABEL ANALISIS SPSS

Mirnawati 2 4 2 2 2 3 1 14 58 0 0 1 0 0 1 1 3 43 2 1 1 1 0 0 3 60 2 3 2 3 4 4 3 19 79 1 0 0 1 1 0 0 3 43 2 0 0 1 1 1 3 60 2 3 2 3 4 4 3 19 79 1 0 0 1 1 0 0 3 43 2 0 0 1 1 1 3 60 2

Hartang 1 3 3 4 4 4 3 21 88 0 0 1 0 0 0 0 1 14 2 1 1 0 0 0 2 40 2 2 3 3 3 4 3 18 75 1 1 1 1 0 1 1 5 71 1 1 1 1 0 1 4 80 1 3 4 4 4 4 4 23 96 1 1 1 0 1 1 1 6 86 1 1 1 1 1 1 5 100 1

Elsa 1 4 4 4 4 2 3 21 88 1 0 0 0 1 1 0 3 43 2 0 0 0 0 1 1 20 2 3 2 1 2 3 3 14 58 1 0 1 1 0 0 1 3 43 2 1 1 0 0 1 3 60 2 4 4 4 4 4 4 24 100 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 1 1 1 1 1 5 100 1

Nur Halima 1 4 4 4 2 4 3 21 88 1 0 1 0 1 0 0 3 43 2 0 1 0 0 0 1 20 2 4 4 4 2 4 3 21 88 1 1 1 1 1 1 0 6 86 1 1 1 1 1 0 4 80 1 4 4 4 3 4 4 23 96 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 0 1 1 1 1 4 80 1

Darmawati 1 3 2 2 3 4 3 17 71 1 0 0 0 1 0 0 2 29 2 0 0 1 0 0 1 20 2 3 3 2 4 3 4 19 79 1 1 1 1 1 0 0 5 71 1 1 1 1 0 0 3 60 2 4 3 4 3 4 4 22 92 1 1 1 0 1 0 1 5 71 1 1 0 1 1 1 4 80 1

Hijriah 1 2 3 3 2 4 3 17 71 1 0 0 1 1 0 1 4 57 2 1 1 1 0 0 3 60 2 4 3 3 4 4 3 21 88 1 1 1 0 1 1 1 5 71 1 1 0 1 0 1 3 60 2 3 3 4 3 4 4 21 88 1 1 1 1 1 1 0 6 86 1 1 1 1 1 1 5 100 1

Irmayani 1 4 3 3 2 2 4 18 75 1 0 1 0 0 0 1 3 43 2 0 1 1 1 0 3 60 2 4 4 3 4 3 4 22 92 1 1 1 1 1 1 1 6 86 1 1 1 1 1 0 4 80 1 4 4 4 4 3 4 23 96 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 1 1 1 1 1 5 100 1

Nurhikmah Juliana1 4 2 4 1 4 4 19 79 1 0 0 0 1 1 0 3 43 2 0 0 0 0 1 1 20 2 3 3 4 3 3 3 19 79 1 1 1 1 0 1 1 5 71 1 1 1 0 1 1 4 80 1 3 3 4 4 3 4 21 88 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 1 1 1 1 0 4 80 1

Anisa 1 2 4 2 3 3 1 15 63 1 0 1 0 1 0 0 3 43 2 0 1 0 0 0 1 20 2 3 4 4 4 4 4 23 96 1 1 1 1 1 1 1 6 86 1 1 1 1 1 1 5 100 1 4 4 3 4 4 4 23 96 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 1 1 1 1 1 5 100 1

Sulfiana 1 1 1 2 3 1 2 10 42 1 0 1 0 0 0 0 2 29 2 0 1 1 0 0 2 40 2 3 3 3 3 2 3 17 71 1 1 1 1 1 1 1 6 86 1 1 1 1 1 1 5 100 1 3 3 4 4 3 3 20 83 1 0 1 1 1 1 1 6 86 1 1 1 1 1 1 5 100 1

Susianah 1 4 3 3 1 4 3 18 75 1 0 1 0 0 0 0 2 29 2 0 0 0 0 0 0 0 2 4 4 3 2 4 4 21 88 1 1 1 0 1 1 1 5 71 1 0 1 1 0 0 2 40 2 4 4 3 2 4 4 21 88 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 0 0 1 1 0 2 40 2

Seti Serlini 1 4 4 1 2 3 4 18 75 0 0 0 0 1 0 0 1 14 2 0 1 1 0 1 3 60 2 4 4 4 4 4 4 24 100 1 1 1 0 1 1 1 5 71 1 1 1 1 1 1 5 100 1 4 4 4 4 4 4 24 100 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 1 1 1 1 1 5 100 1

Nur Halisah 1 2 4 1 1 2 3 13 54 0 0 0 0 1 0 0 1 14 2 0 0 0 0 0 0 0 2 4 4 4 4 4 3 23 96 1 1 1 1 1 1 1 6 86 1 0 0 1 1 0 2 40 2 4 4 3 4 3 4 22 92 1 1 1 0 1 1 1 6 86 1 0 1 1 1 1 4 80 1

Nur Wahyuni 1 2 4 1 2 4 1 14 58 1 0 0 0 1 0 0 2 29 2 0 0 1 0 1 2 40 2 4 4 4 3 4 4 23 96 1 1 1 1 1 1 0 6 86 1 0 1 1 0 1 3 60 2 4 4 3 4 4 4 23 96 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 0 1 1 1 0 3 60 2

Marhayana 1 1 1 2 3 2 3 12 50 1 0 1 0 1 1 0 4 57 2 0 0 0 0 0 0 0 2 3 1 4 2 4 4 18 75 1 1 1 0 1 1 1 5 71 1 0 1 1 1 0 3 60 2 4 4 4 4 4 4 24 100 1 1 1 1 1 0 0 5 71 1 0 1 1 0 0 2 40 2

Nur Fadilla 1 2 2 2 1 3 2 12 50 1 0 0 0 1 0 0 2 29 2 0 0 0 0 0 0 0 2 4 4 4 4 4 4 24 100 1 1 1 1 1 1 0 6 86 1 1 1 1 0 1 4 80 1 4 4 4 3 4 4 23 96 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 1 1 1 1 1 5 100 1

Fitriani Hasbi 1 2 4 2 2 3 4 17 71 1 0 0 0 1 0 0 2 29 2 0 0 0 0 1 1 20 2 3 3 4 3 3 4 20 83 1 0 0 1 1 1 1 4 57 2 1 1 0 1 1 4 80 1 3 2 3 4 4 4 20 83 1 1 0 1 1 1 0 5 71 1 1 1 0 0 1 3 60 2

Jumarni 1 4 4 4 1 3 4 20 83 1 0 0 0 0 1 0 2 29 2 0 1 1 0 1 3 60 2 4 4 4 2 4 4 22 92 1 1 1 0 0 1 0 4 57 2 1 1 1 1 1 5 100 1 4 4 4 3 4 4 23 96 1 1 1 0 1 1 1 6 86 1 1 1 1 0 1 4 80 1

Reni 1 2 3 3 2 3 2 15 63 1 0 1 0 1 0 0 3 43 2 0 1 1 0 0 2 40 2 0 4 4 2 3 1 14 58 1 0 1 1 1 0 0 4 57 2 1 1 1 0 1 4 80 1 3 3 4 3 4 3 20 83 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 1 1 1 1 1 5 100 1

Nur Hikmah R 1 3 3 3 1 4 3 17 71 1 0 1 1 1 0 0 4 57 2 0 1 1 0 0 2 40 2 4 3 3 4 2 4 20 83 1 1 1 1 1 1 0 6 86 1 0 1 1 1 0 3 60 2 4 4 4 4 4 4 24 100 1 1 1 0 1 1 0 5 71 1 1 1 1 1 0 4 80 1

Jumarna 1 4 4 4 3 4 4 23 96 1 0 1 0 1 1 0 4 57 2 1 1 1 0 0 3 60 2 4 3 4 3 3 4 21 88 1 1 1 1 0 1 0 5 71 1 0 1 1 1 0 3 60 2 4 3 3 3 3 3 19 79 1 1 1 1 1 1 0 6 86 1 1 1 1 1 1 5 100 1

Della Puspita 1 4 4 3 2 4 3 20 83 1 0 0 0 1 1 0 3 43 2 0 1 0 1 0 2 40 2 4 4 3 4 4 4 23 96 1 1 1 1 1 0 1 5 71 1 1 1 1 0 1 4 80 1 4 4 4 4 3 4 23 96 1 1 1 0 1 1 1 6 86 1 1 1 1 1 1 5 100 1

Agustrina 1 4 4 3 2 4 4 21 88 1 0 0 0 1 0 0 2 29 2 0 0 0 0 1 1 20 2 4 4 4 2 4 3 21 88 1 1 1 1 1 1 1 6 86 1 1 1 1 0 1 4 80 1 3 3 4 4 3 4 21 88 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 1 1 0 1 1 4 80 1

Syerina 1 4 4 2 2 4 2 18 75 1 0 0 0 0 1 0 2 29 2 0 1 0 0 1 2 40 2 3 4 4 2 4 3 20 83 1 1 1 0 1 1 1 5 71 1 1 1 1 1 1 5 100 1 4 4 4 3 4 4 23 96 1 1 1 1 1 1 0 6 86 1 1 1 1 1 1 5 100 1

Nursyafika 1 2 1 2 1 2 3 11 46 1 0 0 1 1 0 0 3 43 2 0 1 0 0 0 1 20 2 4 3 3 3 4 3 20 83 1 1 0 1 1 1 1 5 71 1 0 1 1 0 1 3 60 2 4 4 3 4 4 4 23 96 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 0 1 1 1 1 4 80 1

Nurul Hamni zamsia1 4 4 4 3 4 4 23 96 1 0 1 0 1 1 0 4 57 2 0 1 1 0 0 2 40 2 4 4 4 3 4 3 22 92 1 1 0 0 1 0 1 3 43 2 1 1 1 1 0 4 80 1 4 4 3 4 3 4 22 92 1 1 1 0 1 1 1 6 86 1 1 1 1 1 0 4 80 1

syahddayana kurnia1 4 4 4 2 3 4 21 88 1 0 1 1 1 1 1 6 86 1 0 0 0 0 0 0 0 2 4 4 4 4 4 4 24 100 1 1 1 1 1 1 1 6 86 1 1 1 1 1 0 4 80 1 4 4 4 4 4 4 24 100 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 0 1 1 1 1 4 80 1

Rizki Sofianti 1 2 2 3 2 2 2 13 54 1 0 1 0 1 0 1 4 57 2 0 1 1 0 0 2 40 2 3 3 2 2 3 2 15 63 1 1 1 1 1 1 1 6 86 1 1 1 1 1 1 5 100 1 2 3 2 4 4 3 18 75 1 1 1 1 0 1 1 6 86 1 1 1 1 1 1 5 100 1

Ariska Irmayanti 1 4 3 4 2 4 3 20 83 1 0 0 1 1 0 0 3 43 2 0 1 1 0 0 2 40 2 4 3 4 3 3 3 20 83 1 1 1 1 1 1 0 6 86 1 0 1 1 1 0 3 60 2 4 3 3 2 4 4 20 83 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 1 1 1 1 1 5 100 1

Yuni Karisma 1 2 1 0 1 2 2 8 33 1 0 1 0 1 0 0 3 43 2 0 1 1 0 0 2 40 2 4 4 4 4 4 4 24 100 1 1 1 1 1 1 1 6 86 1 0 1 0 1 1 3 60 2 3 3 4 4 4 4 22 92 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 1 1 1 1 1 5 100 1

Sabrina 1 4 3 3 0 3 4 17 71 1 0 0 0 1 1 0 3 43 2 1 1 1 1 0 4 80 1 4 4 4 4 4 4 24 100 1 1 1 1 1 1 0 6 86 1 1 1 1 1 0 4 80 1 4 4 4 3 4 4 23 96 1 1 1 1 1 0 1 6 86 1 1 1 1 1 1 5 100 1

Soraya 1 2 1 2 1 3 1 10 42 1 0 1 0 1 0 0 3 43 2 1 1 1 0 0 3 60 2 3 3 3 4 4 4 21 88 1 1 1 1 1 1 1 6 86 1 1 1 1 1 1 5 100 1 4 3 4 3 3 3 20 83 1 0 1 0 1 1 1 5 71 1 1 1 0 1 1 4 80 1

Andi Ayu Ananda 1 1 0 0 1 4 1 7 29 1 0 1 0 1 0 0 3 43 2 0 1 1 0 0 2 40 2 3 3 3 3 3 3 18 75 1 1 0 1 1 1 1 5 71 1 1 1 1 1 0 4 80 1 3 3 3 3 3 3 18 75 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 1 1 1 1 1 5 100 1

Fausiah 1 2 4 1 2 2 4 15 63 1 0 0 0 0 0 0 1 14 2 1 0 0 0 1 2 40 2 3 3 3 4 4 4 21 88 1 1 1 1 0 0 1 4 57 2 1 0 1 1 0 3 60 2 3 3 3 3 4 4 20 83 1 1 1 1 0 1 0 5 71 1 1 1 1 1 0 4 80 1

Lampiran 3. Daftar Hadir

5

Lampiran 4. Hasil Analisis SPSS

1. Univariat

a. KonsumsiSayurdanBuah

Group Statistics

SekolahResponden N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

pre porsisayur SMPN 5 Ajangale 33 130.91 81.810 14.241

SMPN 1 Ajangale 33 122.15 129.936 22.619

Group Statistics

SekolahResponden N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

pre porsisayur SMPN 5 Ajangale 33 130.91 81.810 14.241

SMPN 1 Ajangale 33 122.15 129.936 22.619

post 1 porsisayur SMPN 5 Ajangale 33 85.91 49.121 8.551

SMPN 1 Ajangale 33 64.12 91.111 15.860

post 2 porsisayur SMPN 5 Ajangale 33 65.61 62.409 10.864

SMPN 1 Ajangale 33 70.24 85.773 14.931

pre porsiBuah SMPN 5 Ajangale 33 175.76 216.954 37.767

SMPN 1 Ajangale 33 200.30 224.729 39.120

post 1 porsibuah SMPN 5 Ajangale 33 77.27 121.996 21.237

SMPN 1 Ajangale 33 150.91 277.256 48.264

post 2 porsibuah SMPN 5 Ajangale 33 38.79 50.047 8.712

SMPN 1 Ajangale 33 42.42 101.305 17.635

b. Niat

- Intervensi

Statistics

SkorNiatPr

e

PersenNiatPr

e

SkorNiatPost

1

PersenNiatPo

st1

SkorNiatPost

2

N Valid 33 33 33 33 33

Missing 0 0 0 0 0

Mean 16.42 68.43 20.52 85.48 21.82

Std. Deviation 4.309 17.953 2.774 11.558 1.758

Range 16 67 10 42 6

Minimum 7 29 14 58 18

Maximum 23 96 24 100 24

- Kontrol

Statistics

SkorNiatPr

e

PersenNiatPr

e

SkorNiatPost

1

PersenNiatPo

st1

SkorNiatPost

2

N Valid 33 33 33 33 33

Missing 0 0 0 0 0

Mean 16.85 70.20 17.33 72.22 19.09

Std. Deviation 4.535 18.898 4.306 17.942 3.413

Range 19 79 17 71 13

Minimum 5 21 7 29 11

Maximum 24 100 24 100 24

c. Pengetahuan

- Intervensi

P1Pre

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 3 9.1 9.1 9.1

Benar 30 90.9 90.9 100.0

Total 33 100.0 100.0

P2Pre

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 33 100.0 100.0 100.0

P3Pre

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 17 51.5 51.5 51.5

Benar 16 48.5 48.5 100.0

Total 33 100.0 100.0

P4Pre

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 28 84.8 84.8 84.8

Benar 5 15.2 15.2 100.0

Total 33 100.0 100.0

P5Pre

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 7 21.2 21.2 21.2

Benar 26 78.8 78.8 100.0

Total 33 100.0 100.0

P6Pre

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 23 69.7 69.7 69.7

Benar 10 30.3 30.3 100.0

Total 33 100.0 100.0

P7Pre

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 29 87.9 87.9 87.9

Benar 4 12.1 12.1 100.0

Total 33 100.0 100.0

P1Post1

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Benar 33 100.0 100.0 100.0

P2Post1

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 3 9.1 9.1 9.1

Benar 30 90.9 90.9 100.0

Total 33 100.0 100.0

P3Post1

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 4 12.1 12.1 12.1

Benar 29 87.9 87.9 100.0

Total 33 100.0 100.0

P4Post1

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 7 21.2 21.2 21.2

Benar 26 78.8 78.8 100.0

Total 33 100.0 100.0

P5Post1

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 6 18.2 18.2 18.2

Benar 27 81.8 81.8 100.0

Total 33 100.0 100.0

P6Post1

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 6 18.2 18.2 18.2

Benar 27 81.8 81.8 100.0

Total 33 100.0 100.0

P7Post1

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 10 30.3 30.3 30.3

Benar 23 69.7 69.7 100.0

Total 33 100.0 100.0

P1Post2

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Benar 33 100.0 100.0 100.0

P2Post2

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 2 6.1 6.1 6.1

Benar 31 93.9 93.9 100.0

Total 33 100.0 100.0

P3Post2

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 1 3.0 3.0 3.0

Benar 32 97.0 97.0 100.0

Total 33 100.0 100.0

P4Post2

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 8 24.2 24.2 24.2

Benar 25 75.8 75.8 100.0

Total 33 100.0 100.0

P5Post2

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 2 6.1 6.1 6.1

Benar 31 93.9 93.9 100.0

Total 33 100.0 100.0

P6Post2

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 3 9.1 9.1 9.1

Benar 30 90.9 90.9 100.0

Total 33 100.0 100.0

P7Post2

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 7 21.2 21.2 21.2

Benar 26 78.8 78.8 100.0

Total 33 100.0 100.0

d. Tindakan

T1Pre

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 27 81.8 81.8 81.8

Benar 6 18.2 18.2 100.0

Total 33 100.0 100.0

T2Pre

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 12 36.4 36.4 36.4

Benar 21 63.6 63.6 100.0

Total 33 100.0 100.0

T3Pre

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 16 48.5 48.5 48.5

Benar 17 51.5 51.5 100.0

Total 33 100.0 100.0

T4Pre

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 30 90.9 90.9 90.9

Benar 3 9.1 9.1 100.0

Total 33 100.0 100.0

T5Pre

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 24 72.7 72.7 72.7

Benar 9 27.3 27.3 100.0

Total 33 100.0 100.0

T1Post2

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 7 21.2 21.2 21.2

Benar 26 78.8 78.8 100.0

Total 33 100.0 100.0

T2Post2

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 2 6.1 6.1 6.1

Benar 31 93.9 93.9 100.0

Total 33 100.0 100.0

T3Post2

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 3 9.1 9.1 9.1

Benar 30 90.9 90.9 100.0

Total 33 100.0 100.0

T4Post2

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 3 9.1 9.1 9.1

Benar 30 90.9 90.9 100.0

Total 33 100.0 100.0

T5Post2

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 7 21.2 21.2 21.2

Benar 26 78.8 78.8 100.0

Total 33 100.0 100.0

- Kontrol

Pengetahuan

P1Pre

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 5 15.2 15.2 15.2

Benar 28 84.8 84.8 100.0

Total 33 100.0 100.0

P2Pre

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 33 100.0 100.0 100.0

P3Pre

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 11 33.3 33.3 33.3

Benar 22 66.7 66.7 100.0

Total 33 100.0 100.0

P4Pre

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 23 69.7 69.7 69.7

Benar 10 30.3 30.3 100.0

Total 33 100.0 100.0

P5Pre

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 5 15.2 15.2 15.2

Benar 28 84.8 84.8 100.0

Total 33 100.0 100.0

P6Pre

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 22 66.7 66.7 66.7

Benar 11 33.3 33.3 100.0

Total 33 100.0 100.0

P7Pre

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

Salah 28 84.8 84.8 84.8

Benar 5 15.2 15.2 100.0

Total 33 100.0 100.0

P2Post1

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 23 69.7 69.7 69.7

Benar 10 30.3 30.3 100.0

Total 33 100.0 100.0

P3Post1

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 11 33.3 33.3 33.3

Benar 22 66.7 66.7 100.0

Total 33 100.0 100.0

P4Post1

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 15 45.5 45.5 45.5

Benar 18 54.5 54.5 100.0

Total 33 100.0 100.0

P5Post1

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 2 6.1 6.1 6.1

Benar 31 93.9 93.9 100.0

Total 33 100.0 100.0

P6Post1

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 19 57.6 57.6 57.6

Benar 14 42.4 42.4 100.0

Total 33 100.0 100.0

P7Post1

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 19 57.6 57.6 57.6

Benar 14 42.4 42.4 100.0

Total 33 100.0 100.0

P1Post2

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 1 3.0 3.0 3.0

Benar 32 97.0 97.0 100.0

Total 33 100.0 100.0

P2Post2

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 25 75.8 75.8 75.8

Benar 8 24.2 24.2 100.0

Total 33 100.0 100.0

P3Post2

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 8 24.2 24.2 24.2

Benar 25 75.8 75.8 100.0

Total 33 100.0 100.0

P4Post2

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 10 30.3 30.3 30.3

Benar 23 69.7 69.7 100.0

Total 33 100.0 100.0

P5Post2

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 3 9.1 9.1 9.1

Benar 30 90.9 90.9 100.0

Total 33 100.0 100.0

P6Post2

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 19 57.6 57.6 57.6

Benar 14 42.4 42.4 100.0

Total 33 100.0 100.0

P7Post2

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 22 66.7 66.7 66.7

Benar 11 33.3 33.3 100.0

Total 33 100.0 100.0

Tindakan

T1Pre

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 29 87.9 87.9 87.9

Benar 4 12.1 12.1 100.0

Total 33 100.0 100.0

T2Pre

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 19 57.6 57.6 57.6

Benar 14 42.4 42.4 100.0

Total 33 100.0 100.0

T3Pre

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 15 45.5 45.5 45.5

Benar 18 54.5 54.5 100.0

Total 33 100.0 100.0

T4Pre

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 30 90.9 90.9 90.9

Benar 3 9.1 9.1 100.0

Total 33 100.0 100.0

T5Pre

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 29 87.9 87.9 87.9

Benar 4 12.1 12.1 100.0

Total 33 100.0 100.0

T1Post2

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 14 42.4 42.4 42.4

Benar 19 57.6 57.6 100.0

Total 33 100.0 100.0

T2Post2

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 12 36.4 36.4 36.4

Benar 21 63.6 63.6 100.0

Total 33 100.0 100.0

T3Post2

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 8 24.2 24.2 24.2

Benar 25 75.8 75.8 100.0

Total 33 100.0 100.0

T4Post2

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 14 42.4 42.4 42.4

Benar 19 57.6 57.6 100.0

Total 33 100.0 100.0

T5Post2

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 15 45.5 45.5 45.5

Benar 18 54.5 54.5 100.0

Total 33 100.0 100.0

2. Bivariat

KategoriTindakan Pre * Sekolah

Crosstab

Sekolah

Total Intervensi Kontrol

KategoriTindakan

Pre

Baik Count 1 1 2

% within

KategoriTindakan Pre 50.0% 50.0% 100.0%

Kurang Count 32 32 64

% within

KategoriTindakan Pre 50.0% 50.0% 100.0%

Total Count 33 33 66

% within

KategoriTindakan Pre 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .000a 1 1.000

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .000 1 1.000

Fisher's Exact Test 1.000 .754

Linear-by-Linear

Association .000 1 1.000

N of Valid Cases 66

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.00.

b. Computed only for a 2x2 table

KategoriTindakan Post 1 * Sekolah

Crosstab

Sekolah

Total Intervensi Kontrol

KategoriTindakan Post

1

Baik Count 20 10 30

% within

KategoriTindakan Post

1

66.7% 33.3% 100.0%

Kurang Count 13 23 36

% within

KategoriTindakan Post

1

36.1% 63.9% 100.0%

Total Count 33 33 66

% within

KategoriTindakan Post

1

50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 6.111a 1 .013

Continuity Correctionb 4.950 1 .026

Likelihood Ratio 6.213 1 .013

Fisher's Exact Test .025 .013

Linear-by-Linear

Association 6.019 1 .014

N of Valid Cases 66

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.00.

b. Computed only for a 2x2 table

KategoriTindakan Post 2 * Sekolah

Crosstab

Sekolah

Total Intervensi Kontrol

KategoriTindakan Post

2

Baik Count 29 10 39

% within

KategoriTindakan Post

2

74.4% 25.6% 100.0%

Kurang Count 4 23 27

% within

KategoriTindakan Post

2

14.8% 85.2% 100.0%

Total Count 33 33 66

% within

KategoriTindakan Post

2

50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 22.627a 1 .000

Continuity Correctionb 20.308 1 .000

Likelihood Ratio 24.440 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear

Association 22.284 1 .000

N of Valid Cases 66

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.50.

b. Computed only for a 2x2 table

KategoriPengetahuan Pre * Sekolah

Crosstab

Sekolah

Total Intervensi Kontrol

KategoriPengetahuan

Pre

Tinggi Count 1 3 4

% within

KategoriPengetahuan

Pre

25.0% 75.0% 100.0%

Rendah Count 32 30 62

% within

KategoriPengetahuan

Pre

51.6% 48.4% 100.0%

Total Count 33 33 66

% within

KategoriPengetahuan

Pre

50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1.065a 1 .302

Continuity Correctionb .266 1 .606

Likelihood Ratio 1.111 1 .292

Fisher's Exact Test .613 .307

Linear-by-Linear

Association 1.048 1 .306

N of Valid Cases 66

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.00.

b. Computed only for a 2x2 table

KategoriPengetahuan Post 1 * Sekolah

Crosstab

Sekolah

Total Intervensi Kontrol

KategoriPengetahuan

Post 1

Tinggi Count 27 11 38

% within

KategoriPengetahuan

Post 1

71.1% 28.9% 100.0%

Rendah Count 6 22 28

% within

KategoriPengetahuan

Post 1

21.4% 78.6% 100.0%

Total Count 33 33 66

% within

KategoriPengetahuan

Post 1

50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 15.880a 1 .000

Continuity Correctionb 13.957 1 .000

Likelihood Ratio 16.671 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear

Association 15.639 1 .000

N of Valid Cases 66

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.00.

b. Computed only for a 2x2 table

KategoriPengetahuan Post 2 * Sekolah

Crosstab

Sekolah Tota

l Intervensi Kontrol

KategoriPengetahuan

Post 2

Tinggi Count 33 16 49

% within

KategoriPengetahuan

Post 2

67.3% 32.7% 100.

0%

Rendah Count 0 17 17

% within

KategoriPengetahuan

Post 2

0.0% 100.0% 100.

0%

Total Count 33 33 66

% within

KategoriPengetahuan

Post 2

50.0% 50.0% 100.

0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 22.898a 1 .000

Continuity Correctionb 20.283 1 .000

Likelihood Ratio 29.589 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear

Association 22.551 1 .000

N of Valid Cases 66

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.50.

c. Computed only for a 2x2 table

Group Statistics

Sekolah N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

PersenNiatPre Intervensi 33 68.43 17.953 3.125

Kontrol 33 70.20 18.898 3.290

PersenNiatPost1 Intervensi 33 85.48 11.558 2.012

Kontrol 33 72.22 17.942 3.123

PersenNiatPost2 Intervensi 33 90.91 7.325 1.275

Kontrol 33 79.55 14.220 2.475

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances

t-test for Equality

of Means

F Sig. t df

PersenNiatPre Equal variances

assumed .002 .960 -.390 64

Equal variances not

assumed -.390 63.832

PersenNiatPost1 Equal variances

assumed 7.490 .008 3.568 64

Equal variances not

assumed 3.568 54.658

PersenNiatPost2 Equal variances

assumed 7.995 .006 4.081 64

Equal variances not

assumed 4.081 47.866

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

PersenNiatPre Equal variances assumed .698 -1.768 4.537

Equal variances not

assumed .698 -1.768 4.537

PersenNiatPost1 Equal variances assumed .001 13.258 3.715

Equal variances not

assumed .001 13.258 3.715

PersenNiatPost2 Equal variances assumed .000 11.364 2.785

Equal variances not

assumed .000 11.364 2.785

KategoriPengetahuan Pre

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tinggi 1 3.0 3.0 3.0

Rendah 32 97.0 97.0 100.0

Total 33 100.0 100.0

KategoriTindakan Pre

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 1 3.0 3.0 3.0

Kurang 32 97.0 97.0 100.0

Total 33 100.0 100.0

KategoriPengetahuan Post 1

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tinggi 27 81.8 81.8 81.8

Rendah 6 18.2 18.2 100.0

Total 33 100.0 100.0

KategoriTindakan Post 1

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 20 60.6 60.6 60.6

Kurang 13 39.4 39.4 100.0

Total 33 100.0 100.0

KategoriPengetahuan Post 2

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tinggi 33 100.0 100.0 100.0

KategoriTindakan Post 2

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 29 87.9 87.9 87.9

Kurang 4 12.1 12.1 100.0

Total 33 100.0 100.0

KategoriPengetahuan Pre

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tinggi 1 3.0 3.0 3.0

Rendah 32 97.0 97.0 100.0

Total 33 100.0 100.0

KategoriTindakan Pre

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 1 3.0 3.0 3.0

Kurang 32 97.0 97.0 100.0

Total 33 100.0 100.0

KategoriPengetahuan Post 1

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tinggi 27 81.8 81.8 81.8

Rendah 6 18.2 18.2 100.0

Total 33 100.0 100.0

KategoriTindakan Post 1

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 20 60.6 60.6 60.6

Kurang 13 39.4 39.4 100.0

Total 33 100.0 100.0

KategoriPengetahuan Post 2

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tinggi 33 100.0 100.0 100.0

KategoriTindakan Post 2

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 29 87.9 87.9 87.9

Kurang 4 12.1 12.1 100.0

Total 33 100.0 100.0

Niat

Group Statistics

Sekolah N Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

PersenNiatPre Intervensi 33 68.43 17.953 3.125

Kontrol 33 70.20 18.898 3.290

PersenNiatPost1 Intervensi 33 85.48 11.558 2.012

Kontrol 33 72.22 17.942 3.123

PersenNiatPost2 Intervensi 33 90.91 7.325 1.275

Kontrol 33 79.55 14.220 2.475

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T df

Sig.

(2-

taile

d)

Mean

Differe

nce

Std.

Error

Differe

nce

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

PersenNiatPre Equal

varian

ces

assum

ed

.002 .960 -.390 64 .698 -1.768 4.537 -10.832 7.297

Equal

varian

ces not

assum

ed

-.390 63.83

2 .698 -1.768 4.537 -10.833 7.297

PersenNiatPost

1

Equal

varian

ces

assum

ed

7.490 .008 3.568 64 .001 13.258 3.715 5.836 20.680

Equal

varian

ces not

assum

ed

3.568 54.65

8 .001 13.258 3.715 5.811 20.704

PersenNiatPost

2

Equal

varian

ces

assum

ed

7.995 .006 4.081 64 .000 11.364 2.785 5.801 16.926

Equal

varian

ces not

assum

ed

4.081 47.86

6 .000 11.364 2.785 5.764 16.963

Group Statistics

Sekolah Responden N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

JumlahSayur SMPN 5 Ajangale 33 151.52 82.218 14.312

SMPN 1 Ajangale 33 134.36 159.210 27.715

pre porsi sayur SMPN 5 Ajangale 33 130.91 81.810 14.241

SMPN 1 Ajangale 33 122.15 129.936 22.619

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality

of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

JumlahSayur Equal variances

assumed 4.245 .043 .550 64 .584 17.152 31.192 -45.162 79.465

Equal variances not

assumed .550 47.934 .585 17.152 31.192 -45.567 79.870

pre porsi

sayur

Equal variances

assumed 1.117 .295 .328 64 .744 8.758 26.729 -44.639 62.155

Equal variances not

assumed .328 53.925 .744 8.758 26.729 -44.832 62.347

Group Statistics

Sekolah Responden N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

JumlahSayur SMPN 5 Ajangale 33 151.52 82.218 14.312

SMPN 1 Ajangale 33 134.36 159.210 27.715

pre porsi sayur SMPN 5 Ajangale 33 130.91 81.810 14.241

SMPN 1 Ajangale 33 122.15 129.936 22.619

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality

of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

pre porsi

Buah

Equal variances

assumed .186 .667 -.451 64 .653 -24.545 54.376 -133.174 84.083

Equal variances not

assumed -.451 63.921 .653 -24.545 54.376 -133.176 84.085

JumlahBuAH Equal variances

assumed 10.971 .002 -1.257 64 .213 -77.273 61.474 -200.082 45.536

Equal variances not

assumed -1.257 43.529 .215 -77.273 61.474 -201.204 46.659

Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Niat

Kuesioner penelitian variabel niat terdiri atas 6 item pernyataan.

Berikut merupakan hasil uji validitas dan reliabilitas menggunakan

SPSS.

Tabel 3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Niat

Item

Pernyataan

Validitas Reliabilitas

r Hitung r Tabel

P1

P2

P3

P4

P5

P6

0,775

0,748

0,678

0,707

0,717

0,702

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,810

Sumber : Data Primer 2018

Hasil uji validitas pada kuesioner semua item pertanyaan(P1,

P2, P3, P4, P5 dan P6) didapat r hitung didapat r hasil > 0,361 yang

artinya semua pernyataan dalam kuesioner adalah valid. Hasil uji

reliabilitas di peroleh r alpha > r tabel (0,6), maka dapat disimpulkan

bahwa kuesioner ini reliabel.

2. Pengetahuan

Kuesioner penelitian variabel pengetahuan terdiri atas 10 item

pertanyaan. Berikut merupakan hasil uji validitas dan reliabilitas

menggunakan SPSS.

Tabel4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

pada Pengetahuan

Item

Pernyataan

Validitas Reliabilitas

r Hitung r Tabel

P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P8

P9

P10

0,774

0,583

0,469

0,554

0,409

0,365

0,554

0,148

-0,356

-0,177

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,620

Sumber : Data Primer 2018

Hasil uji validitas pada kuesioner item pertanyaan P8, P9 dan

P10 didapat r hitung < 0,361 yang artinya tidak valid sedangkan item

pernyataan yang lain (P1, P2, P3, P4, P5, P6 dan P7) didapat r hasil >

0,361 yang artinya semua pernyataan dalam kuesioner adalah valid.

Hasil uji reliabilitas di peroleh r alpha > r tabel (0,6), maka dapat

disimpulkan bahwa kuesioner ini reliabel.

3. Tindakan

Kuesioner penelitian variabel tindakan terdiri atas 10 item

pertanyaan. Berikut merupakan hasil uji validitas dan reliabilitas

menggunakan SPSS.

Tabel5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

pada Tindakan

Item

Pernyataan

Validitas Reliabilitas

r Hitung r Tabel

P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P8

P9

P10

0,664

0,567

0,389

0,663

0,105

0,088

0,584

0,225

0,041

0,286

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,664

Sumber : Data Primer 2018

Hasil uji validitas pada kuesioner item pertanyaan P5, P6, P8,

P9 dan P10 didapat r hitung < 0,361 yang artinya tidak valid

sedangkan item pertanyaan yang lain (P1, P2, P3, P4,dan P7) didapat r

hasil > 0,361 yang artinya semua pernyataan dalam kuesioner adalah

valid. Hasil uji reliabilitas di peroleh r alpha > r tabel (0,6), maka

dapat disimpulkan bahwa kuesioner ini reliabel.

Cara mendapatkan r table :

Jumlah responden 30, jadi n-2 (30 – 2 = 28), selanjutnya lihat tabel r (bisa dicari

saja dibuku-buku statistik tabel r nya), dengan menggunakan taraf nyata 5% (0.05)

diperoleh nilai r tabel= 0.3610. nilai tersebut menjadi patokan dimana nilai hasil

korelasi tidak boleh rendah dari nilai r tabel tersebut.

Lampiran 5. Surat Izin Penelitian

Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Uji Coba Kuesioner

Dokumentasi di SMP Negeri 1 Ajangale ( Kelompok Kontrol)

Gambar 2. pre test

Gambar 3. intervensi brupa ceramah

Gambar 4. Post test 1

Gambar 5. Post test 2

Dokumentasi di SMP Negeri 5 Ajangale (Kelompok Intervensi)

Gambar 6. Pre test

Gambar 7. Intervensi Berupa Ceramah & Emo Demo

Gambar 8. post test 1

Post test 2

DOKUMENTASI PENYERAHAN PLAKAT KERJASAMA

Penyerahan Plakat Kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Ajangale

Penyerahan Plakat Kepada Kepala Sekolah SMP Negeri Ajangale

Lampiran 7. Sintesa Penelitian

No Peneliti (Tahun) Judul Desain Penelitian Sampel Temuan

1 Novi Yanti,

Emulyani, Malisa

Zahyani (2017)

Pengaruh Terapi

Bermain

Vegetable Eating

Motivation (Vem)

Terhadap Perilaku

Makan Sayuran

Pada Anak

Prasekolah

Quasi Experiment Pengambilan sampel

dilakukan menggunakan

teknik purposive dan sampel

penelitian berjumlah 18

orang.

Hasil uji statistik didapatkan nilai

rata-rata konsumsi sayur sebelum

diberikan intervensi yaitu 38,22

dengan standar deviasi (SD) 18,236

dan setelah diberikan intervensi

yaitu 68,11 dengan standar deviasi

(SD) 18.304. Hasil analisa

diperoleh p value sebesar 0,000 < α

(0,05), maka dapat disimpulkan

terjadi peningkatan konsumsi

sayuran pada anak prasekolah

setelah diberikan terapi bermain

Vegetable Eating Motivation

(VEM).

2 Ivo Gustiara (2012) Konsumsi Sayur

dan Buah pada

Siswa SMA

Negeri 1

Pekanbaru

Cross sectional Sebanyak 100 siswa ter-pilih

sebagai sampel penelitian.

Pemilihan sam-pel dilakukan

secara acak sistematis

(sistematic random

sampling).

Konsumsi sayur pada siswa SMA

Negeri 1 Pekanbaru adalah kurang

dari 200 gram/orang per hari

(64,6%). Frekuensi konsumsi sayur

pada siswa juga kurang dari dua

kali sehari. Untuk jenis sayur yang

paling disukai oleh siswa adalah

kangkung (36,5%) dengan cara

dimasak tumis. Sementara itu,

kuanitas buah yang dikonsumsi

siswa adalah kurang dari 300

gram/orang per hari (61,5%).

Frekuensi konsumsi buah masih

kurang dari 2 kali sehari dan buah

yang paling disukai oleh siswa

adalah jeruk (35,4%).

3 Hermina dan

Prihatini S (2014)

Gambaran

Konsumsi Sayur

dan Buah

Penduduk

Indonesia dalam

Konteks Gizi

Seimbang:

Analisis Lanjut

Survei Konsumsi

Makanan Individu

(SKMI) 2014

Deskriptif Sampel yang dianalisis adalah

data konsumsi individu yang

mempunyai data

lengkap konsumsi gizi, dan

data rumah tangga,

mencakup 33 provinsi dan

497 kabupaten/kota di

Indonesia. Sampel SKMI

2014 merupakan sampel

Riskesdas 2013 yang sudah

dilakukan verifikasi

pada saat dilakukan

kunjungan rumah oleh

pengumpul data. Jumlah

sampel penduduk yang

berhasil dianalisis berjumlah

145.360 individu dan

45.802 rumah tangga dan

setelah proses cleaning

data, jumlah sampel yang bisa

dianalisis 124.098

individu yang tersebar di

2.072 Blok Sensus (BS)

hampir semua penduduk Indonesia

mengonsumsi sayur (94,8%) namun

hanya sedikit yang

mengonsumsi buah (33,2%). Rerata

konsumsi sayur penduduk 70,0

gram/orang/hari dan konsumsi

buah 38,8 gram/gram/orang/hari.

Total konsumsi sayur dan buah

penduduk 108,8 gram/orang/hari.

Bila dibandingkan dengan

kecukupan yang dianjurkan

menurut pedoman gizi seimbang,

konsumsi

sayur dan buah tersebut masih

rendah. Sebanyak 97,1% penduduk

kurang mengonsumsi sayur

dan buah. Bila dilihat dari

kelompok umur, remaja adalah

kelompok umur tertinggi yang

kurang

mengonsumsi sayur dan buah

(98,4%). Kesimpulan: Konsumsi

sayur-buah penduduk Indonesia

yang berhasil dikunjungi

(99,62%) dari 2.080 BS

Riskesdas 2013.

masih rendah dalam konteks gizi

seimbang menurut kelompok umur,

baik di perkotaan maupun di

perdesaan dan paling rendah adalah

pada kelompok usia remaja.

4 Anisa Marini,

Ratih Wirapuspita,

iriyani K (2015)

Pengaruh

Permainan

Monopoli dalam

Pening-katan

Pengetahuan,

Sikap, dan

Tindakan Pola

Konsumsi Buah

dan Sayur Pada

Siswa SDN 021

Sungai Kunjang

Samarinda

Quasy Ekspriment Teknik pengambilan sampel

yang digunakan adalah

Purposive Sampling, pada

kelompok eksperimen sebesar

43 siswa dan pada kelompok

control sebanyak 36 siswa.

Ada pengaruh bermakna antara

pengetahuan, sikap dan

tindakansebelum dan sesudah

diberikan intervensi media kalender

yang artinya hal tersebut

menunjukkan adanya pengaruh per-

mainan monopoli dalam

meningkatkan penge-tahuan, sikap

dan tindakan pola konsumsi buah

dan sayur pada siswa SDN 021

Sungai Kunjang Samarin-da. Hasil

uji statistik menggunakan Uji

Wilcoxon diperoleh nilai )<(0.05)

pada pengetahuan, ) < (0.05) pada

sikap dan ) < (0.05) pada tindakan

Un-tuk pengetahuan pola konsumsi

buah dan sayur

5 Mhd. Dahniman

Saputra, Yulia

Wahyuni,

Rachmanida

Nuzrida (2016)

Pengaruh

Pemberian

Edukasi Gizi

Melalui Media

Video Dan

Leaflet

Jenis

penelitian yang

digunakan adalah

Pre

Eksperiment,

dengan penelitian

Sampel pada penelitian ini

diambil dengan

cara purposive sampling,

yaitu teknik

pengambilan sampel

berdasarkan kriteria yang

Dari hasil uji didapat bahwa tidak

ada perbedaan pengetahuan

(p=0,479), konsumsi buah

(p=0,385) dan konsumsi sayur

(p=0,295) sebelum edukasi antara

kelompok

Terhadap

Perubahan

Konsumsi Buah

Dan Sayur Pada

Siswa Smp

Al Chasanah

Tahun 2016

One Group

Pre-Test Post-

Test dimana

penelitian ini

sudah

dilakukan

observasi pertama

(pre-test)

sehingga peneliti

dapat menguji

perubahanperuba

han

yang terjadi

dengan

memberikan

kuesioner kepada

responden (post-

test) setelah

adanya intervensi

dengan edukasi

gizi melalui

media video dan

leaflet.

telah dibuat oleh peneliti.

Berdasarkan hasil

perhitungan jumlah sampel

untuk siswa SMP

Al Chasanah adalah sebesar

64 orang.

media video dan kelompok media

leaflet. Ada perbedaan pengetahuan

(p=0,000), konsumsi buah

(p=0,000) dan konsumsi sayur

(p=0,000) sebelum dan sesudah

edukasi baik pada kelompok media

video maupun pada kelompok

media leaflet. Dan ada perbedaan

perubahan pengetahuan (p=0.047),

konsumsi buah (p=0.004) dan

konsumsi sayur (p=0.043) antara

kelompok media video dan

kelompok

media leaflet. Berdasarkan hal

tersebut disimpulkan bahwa ada

pengaruh pemberian edukasi gizi

melalui media video dan leaflet

terhadap perubahan konsumsi buah

dan sayur pada siswa SMP

Al Chasanah tahun 2016.

6 Irma Handayani,

Zulhaida Lubis,

Evawany Y

Aritonang (2018)

Pengaruh

Penyuluhan

Dengan Media

Permainan Ular

Tangga Terhadap

Penelitian ini

merupakan

penelitian

eksperimen semu

(quasi

Pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan

rumus hipotesis dengan

kriteria inklusi dan ekslusi

yaitu sebanyak 32 orang.

pemberian penyuluhan dengan

media permainan ular tangga yang

dimodifikasi tentang gambar dan

materi buah dan sayur memberikan

pengaruh positif kepada siswa yang

Pengetahuan

Tentang Buah

Dan Sayur Pada

Siswa

MTS-s Almanar

Kecamatan

Hamparan Perak

eksperimen)

dengan rancangan

pretest-posttest

control group

design

dilihat dari adanya peningkatan

pengetahuan siswa tentang buah

dan sayur setelah intervensi atau

perlakuan.

7 Adhia Endrika,

Erwin Christanto,

Elda Nazriati

(2015)

Kecukupan

Konsumsi Sayur

Dan Buah Pada

Siswa Sma

Negeri 1

Kuantan Hilir

cross sectional Populasi pada penelitian ini

adalah siswa SMA Negeri 1

Kuantan Hilir yang berjumlah

95 orang.

1. Berdasarkan kecukupan asupan

sayur dan buah 27 orang (28,42%)

tidak cukup asupan sayur dan buah

dan sedangkan 68 orang (71,58%)

cukup asupan sayur dan buah.

2. Berdasarkan kecukupan asupan

vitamin A dari sayur dan buah 24

orang (25,26%) tidak cukup asupan

vitamin A dari konsumsi sayur dan

buah dan 71 orang (74,74%) cukup

asupan vitamin A dari konsumsi

sayur dan buah.

3. Berdasarkan pengetahuan asupan

sayur dan buah 13 orang (13,68%)

tidak baik pengetahuan asupan

sayur dan buah dan 82 orang

(86,32%) berpengetahuan baik

asupan sayur dan buah.

4. Berdasarkan sikap terhadap

asupan sayur dan buah 5 orang

(5,26%) bersikap negatif tentang

asupan sayur dan buah dan 90

orang (94,74%) bersikap positif

tentang asupan sayur dan buah.

8 Kpodo F. M.,

Mensah C., Dzah

S.S (2015)

Fruit and

Vegetable

Consumption

Patterns and

Preferences of

Students in a

Ghanaian

Polytechnic

A cross-sectional

quantitative

a convenience sample of 449

students was selected across

the four faculties of the

institution.

Majority of respondents surveyed

did not consume fruits 1 – 3 times a

day however consumed vegetables

1 – 3 times a day. Frequently

consumed fruits were banana,

orange and watermelon. Most

respondents consume fruits because

they „feel like eating fruits‟.

Frequently consumed vegetables

were tomatoes and onions. Most

respondents used vegetables in

stews. Male students indicated

statistically significant higher

preference for orange, banana and

pineapple whereas female students

indicated statistically significant

likeness for blackberries and

grapes. Female students indicated

statistically significant higher

preference for okra, green pepper

and lettuce than their male

counterparts. To facilitate a change

in behaviour for improving the

consumption of fruits and

vegetables among Ghanaian

students, social marketing strategies

should be directed at making highly

preferred and frequently consumed

fruits and vegetables readily

available and easily accessible to

students.

9 Dewi Marfuah,

Dewi Pertiwi Dyah

Kusudaryati

Efektifitas

edukasi gizi

terhadap

perbaikan

Asupan zat besi

pada remaja putri

randomized

pretest-postest

control group

design

subyek penelitian sebanyak

28 siswi kelas X SMA N 1

Simo

Hasil penelitian ini adalah

mayoritas

asupan zat besi remaja putri

sebelum diberikan edukasi gizi

termasuk kategori kurang (82,14%)

dan setelah diberikan edukasi gizi

mayoritas kategori cukup (75%).

Pemberian edukasi gizi efektif

meningkatkan rata-rata asupan zat

besi pada remaja putri sebesar 15,5

mg (p value < 0.000)

10 Olayinka Stephen

Ilesanmi,

Funmilayo

Florence Ilesanmi,

and Ibidolapo

Taiwo Ijarotimi1

Determinants of

Fruit

Consumption

among

In-school

Adolescents in

Ibadan, South

West

Nigeria

A cross sectional Senior Secondary School

students in a public school in

Ibadan- North Local

Government Area, Ibadan,

Nigeria. A

total of 294 respondents

completed a structured self-

administered questionnaire

Respondents above 14 years were

159 (54%). Only 244 (83%) lived

with both

parents. In all 233 (79%) had four

or less siblings. Apple is the fruit

preferred by

165(56%) of the respondents. Only

27 (12%) out of the 229 that had

fruit consumption the

month preceding the study had

adequate intake. Among children of

mothers who were

civil servants 23 (89%) ate fruit in

the month preceding the study

(p<0.05). The

significantdeterminants of fruit

intake were mothers who were

professionals (OR:3.8(1.562-

20.690)),

supportive physical environment

(OR: 3.0 (1.148- 5.744)) and

number of siblings

≤4 (OR:2.3 (1.093- 4.83)) P<0.05.

11 Behjat Shokrvash,

Freshteh Majlessi,

Ali

Montazeri,3Saharn

az Nedjat,

Davoud

Shojaeezadeh,

Abbas Rahimi,

Abolgasem

Djazayeri and

Maryam Saghafi-

Asl

Fruit and

Vegetables

Consumption

among

Adolescents:

A Study from a

Developing

Country

Cross sectional

study

The participants were 12 to

15 years old

adolescents (n = 402). Who

studied at 7th grade

during the investigation time.

There were 183

government, urban schools of

which 4 schools

randomly were selected (2

boys‟ school and 2 girls‟

school). The only similarity

between the boy school and

girl school was their being in

7th grade and the same

school shift.

The findings of the current

study indicate that male students

are at higher risk of getting less

fruit and vegetables. However, both

girl and boy students did not meet

the recommended daily fruit and

vegetables servings (more than 3-5

serving per/day). The results also

showed that perceived emotional

support for boy adolescents and

perceived practical family support

for girls highly affect their healthy

eating. Thus, family support is a

significant contributing factor for

adequate fruit and vegetables

consumption. To achieve optimal

eating among young adolescents, it

seems that family support,

especially practical and emotional

support, should be an integrated

part of any health education/

promotion programs.

Lampiran 8. Riwayat Hidup

RIWAYAT HIDUP

Nama : SuciAdriani

Tempat/TglLahir : Salewangeng, 27 Agustus 1995

JenisKelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : BTP Blok K No.337

Telp& No. Hp : 085298998069

E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan : 1. TK As-Adiyah 2001

2. SD Inpres 6/75 Pompanua 2008

3. SMP NegeriAjangale 2011

4. SMA Negeri 3 Sengkang 2014

Riwayat Organisasi : 1. Keluarga Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Hasanuddin

2. Bendara Forma PKIP FKM Unhas