Upload
khangminh22
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
SKRIPSI
EDUKASI KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA REMAJA PUTRI
MENGGUNAKAN METODE EMOTIONAL DEMONSTRATION
DI KECAMATAN AJANGALE KABUPATEN BONE
SUCI ADRIANI
K111 14 086
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan
gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
DEPARTEMEN PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
v
RINGKASAN
Universitas Hasanuddin
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Suci Adriani
“Edukasi Konsumsi Sayur dan Buah Pada Remaja Putri Menggunakan
Metode Emotional Demonstration di Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone”
(xiii + 114 halaman + 22 tabel + 76 lampiran)
Saat ini masyarakat berada dalam masa transisi, di satu sisi dihadapkan pada
masalah kekurangan gizi, namun di sisi lain terjadi masalah kegemukan, salah
satu pemicunya adalah kurangnya konsumsi sayur dan buah. Dalam mengatasi hal
ini dilakukan edukasi konsumsi sayur dan buah menggunakan metode Emotional
Demonstration (Emo demo). Emo demo merupakan suatu metode edukasi yang
sangat partisipatif untuk menyampaikan pesan sederhana yang menyenangkan dan
menyentuh emosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan niat,
pengetahuan, dan tindakan remaja putri terhadap konsumsi sayur dan buah
sebelum dan sesudah memperoleh edukasi menggunakan metode emo demo.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan desain quasi
eksperiment dengan rancangan The Nonequivalent Control Group. Pengumpulan
data primer menggunakan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari hasil Survei
PHBS Puskesmas Timurung. Populasi adalah seluruh siswa putri di dua SMP
yang terdapat di Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone yaitu SMP Negeri 5
Ajangale dan SMP Negeri 1 Ajangale. Dengan kriteria inklusi remaja purtri,
berumur 10-14 tahun dan kelas VIII. Teknik penentuan sampel secara Purposive
sampling. Analisis data menggunakan uji t-dependent, t-independet, Mc. Nemar
dan chi square dengan taraf signifikan 0,05. Penyajian data dalam bentuk tabel
dan disertai dengan narasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 66 siswa, berdasarkan hasil uji
statistik yang dilakukan menunjukkan terdapat perbedaan skor niat konsumsi
sayur dan buah sebelum dan setelah intervensi kelompok intervensi (p=0,006),
terdapat perbedaan pengetahuan konsumsi sayur dan buah sebelum dan setelah
intervensi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p=0,001) dan
terdapat perbedaan tindakan konsumsi sayur dan buah sebelum dan setelah
intervensi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p=0,001).
Saran dalam penelitian ini agar kiranya pihak Sekolah dan Puskesmas
melakukan kerjasama untuk mereplikasikan metode emo demo dalam pemberian
edukasi dengan sasaran remaja.
Kata Kunci :Emo Demo, Konsumsi Sayur Buah
DAFTAR PUSTAKA : 69 (1966-2017)
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat, Hikmat
dan Karunia-Nyalah sehingga skripsi yang berjudul “Edukasi Konsumsi Sayur dan
Buah Pada Remaja Putri Menggunakan Metode Emotional Demonstration di
Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone” dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program Strata-1
Peminatan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku (PKIP) Fakultas Kesehatan
Masyarakat (FKM), Universitas Hasanuddin Makassar.
Penghargaan dan terimakasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada
kedua orang tua saya Ayahanda tercinta H. Basri dan Ibunda Murni atas segala
dukungan moril maupun materil, serta segala doa yang tak pernah henti untuk
kesuksesan ananda. Semoga gelar Sarjana yang Ananda perjuangkan saat ini
menjadi kado awal menuju sukses dan kebahagiaan bagi keluarga di masa
mendatang. Tak lupa pula terimakasih kepada saudara satu-satunya Adinda
Chaedir Wahyu atas dukungan dan penyemangat meraih setiap impian menuju
kesuksesan.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
dan dukungan beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. drg. Andi Zulkifli Abdullah, M.Kes selaku Dekan Fakultas
Kesehatan Masyarakat atas kemudahan birokrasi serta administrasi selama
penyusunan skripsi ini.
vii
2. Ibu Dr. Suriah, S.KM., M.Kes selaku ketua Departemen dan pembimbing 1.
Atas bimbingan, kritik, saran dan motivasi, serta dorongan moril untuk
peningkatan kualitas diri dan skripsi menjadi lebih baik dan terbaik.
3. Bapak Muhammad Rachmat S.KM., M.Kes selaku pembimbing II atas
motivasi dan masukan untuk berbuat yang terbaik dan menjadikan skripsi ini
bermanfaat untuk masa depan.
4. Bapak dr. Muhammad Ikhsan, MS, Bapak Andi Imam Arundhana Thahir
S.GZ, MPH, dan Ibu Indra Fajarwati Ibnu SKM, MA, yang telah memberikan
saran yang membangun sehingga penulis semangat dalam menyelesaikan
skripsi.
5. Bapak dan Ibu kepala sekolah SMP Negeri 5 Ajangale dan SMP Negeri 1
Ajangale yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan
penelitian di sekolah tersebut.
6. Adik-adik siswa SMP Negeri 5 Ajangale dan SMP Negeri 1 Ajangale yang
telah siap menjadi responden.
7. Kakanda Mesra Rahayu SKM., M.Kes dan Muhammad Iqbal SKM, M.Kes
yang tidak pernah bosan memberi motivasi yang menginspirasi untuk
pengembangan diri penulis. Terimakasih atas segala kebaikan dan bantuannya
selama ini terutama ilmu yang bermanfaat untuk perbaikan penyusunan
Skripsi ini.
8. Magfirah Jidar, Putri Pratiwi, Meylinda, dan Muh. Furqon, sahabat terbaik
yang selama ini membantu dalam analisis data dan penyemangat melewati
tiap tahap penyusunan skripsi.
viii
9. Teman-teman Srikandi Angkatan 2014 Peminatan PPKIP FKM Unhas,
terimakasih atas segala kebersamaan dalam menempuh pendidikan dan
meraih cita-cita bersama, terimakasih atas segala kritik, dan saran yang sangat
membangun bagi pribadi penulis.
10. Teman-teman Burenggers, Sahabat-sahabat yang setia menjadi sejarah
perjalanan penulis dalam menjalani pendidikan di FKM Unhas, Terimakasih
telah menjadi penyemangat dan motivasi penulis baik suka maupun duka.
11. Teman-teman S-Squad seperjuangan, sesama bimbingan, terimakasih untuk
kekompakan dan kerja samanya melewati setiap tahapan skripsi dengan
penuh semangat.
Penulis menyadari skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Oleh
karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
berbagai pihak demi kesempurnaan dan perbaikannya.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat
secara umum dan bagi bidang ilmu secara khusus, serta dapat memberi kontribusi
nyata bagi pendidikan dan penerapan ilmu di lapangan guna pengembangan lebih
lanjut.
Makassar, Mei 2018
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ................................................... iv
RINGKASAN .................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 9
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 12
A. Tinjauan Umum tentang Edukasi ........................................................... 12
B. Tinjauan Umum tentang Konsumsi Sayur dan Buah ............................. 20
C. Tinjauan Umum tentang Remaja Putri ................................................... 23
D. Tinjauan Umum tentang Emotional Demonstration .............................. 26
E. Tinjauan Umum tentang Niat ................................................................. 30
F. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan .................................................. 31
G. Tinjauan Umum Tentang Tindakan ....................................................... 34
H. Kerangka Teori ....................................................................................... 36
BAB III KERANGKA KONSEP ...................................................................... 43
A. Dasar Pemikiran Varibel yang Diteliti ................................................... 43
B. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ............................................ 45
C. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 46
ix
BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................... 48
A. Jenis dan Desain Penelitian .................................................................... 48
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 49
C. Populasi dan Sampel .............................................................................. 50
D. Instrumen Penelitian ............................................................................... 54
E. Teknik Pengambilan Data ...................................................................... 59
F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 59
G. Deskripsi Intervensi ............................................................................... 60
H. Skema Alur Penelitian ............................................................................ 63
I. Prosedur Pelaksanaan Metode Emotional Demonstration ..................... 65
J. Pengolahan Data ..................................................................................... 69
K. Analisis Data .......................................................................................... 70
L. Penyajian Data ....................................................................................... 71
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 72
A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 72
B. Pembahasan ............................................................................................ 97
C. Keterbatasan Peneliti .............................................................................. 110
BAB VI PENUTUP ........................................................................................... 111
A. Kesimpulan ............................................................................................ 111
B. Saran ....................................................................................................... 113
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Item Pertanyaan Niat ........ 56
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliablitas pada Item Pertanyaan
Pengetahuan ....................................................................................... 57
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas dan Reliablitas pada Item Pertanyaan
Tindakan ............................................................................................. 58
Tabel 5.1 Distribusi Recall 24 Jam Konsumsi Sayur dan Buah pada
Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol .................................... 73
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pengukuran Antar Waktu di
SMP Negeri 5 Ajangale (Intervensi) dan SMP Negeri 1 Ajangale
(Kontrol) ............................................................................................. 73
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Pengetahuan di
SMP Negeri 5 Ajangale (Kelompok Intervensi) ................................ 74
Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Pengetahuan di
SMP Negeri 1 Ajangale (Kelompok Kontrol) ................................... 76
Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Tindakan di SMP
Negeri 5 Ajangale (Kelompok Intervensi) ......................................... 78
Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Tindakan di SMP
Negeri 1 Ajangale (Kelompok Kontrol)............................................. 79
Tabel 5.7 Perubahan Nilai Pre test Tentang Niat Konsumsi Sayur dan Buah
di SMP Negeri 5 Ajangale (Intervensi) .............................................. 81
Tabel 5.8 Perubahan Nilai Pre test Tentang Niat Konsumsi Sayur dan Buah
di SMP Negeri 1 Ajangale (Kontrol) ................................................. 82
Tabel 5.9 Perubahan Nilai Perbandingan antar Kelompok Tentang Niat
Konsumsi Sayur dan Buah ................................................................. 84
Tabel 5.10 Perubahan Nilai Tentang Tingkat Pengetahuan Konsumsi Sayur
dan Buah di SMP Negeri 5 Ajangale (Intervensi).............................. 85
Tabel 5.11 Perubahan Nilai Tentang Tingkat Pengetahuan Konsumsi Sayur
dan Buah di SMP Negeri 1 Ajangale (Kontrol) ................................. 87
xi
Tabel 5.12 Perubahan Nilai Perbandingan Antar Kelompok Tentang
Pengetahuan Sayur dan Buah ............................................................. 88
Tabel 5.13 Perubahan Nilai Perbandingan antar Kelompok Tentang
Pengetahuan Konsumsi Sayur dan Buah ............................................ 89
Tabel 5.14 Perubahan Nilai Perbandingan antar Kelompok Tentang
Pengetahuan Konsumsi Sayur dan Buah ............................................ 90
Tabel 5.15 Perubahan Nilai Tentang Tindakan Konsumsi Sayur dan Buah di
SMP Negeri 5 Ajangale (Intervensi) .................................................. 91
Tabel 5.16 Perubahan Nilai Tentang Tindakan Konsumsi Sayur dan Buah di
SMP Negeri 1 Ajangale (Kontrol) ..................................................... 93
Tabel 5.17 Perubahan Nilai Perbandingan antar Kelompok Tentang Tindakan
Konsumsi Sayur dan Buah ................................................................. 94
Tabel 5.18 Perubahan Nilai Perbandingan antar Kelompok Tentang Tindakan
Konsumsi Sayur dan Buah ................................................................. 95
Tabel 5.19 Perubahan Nilai Perbandingan antar Kelompok Tentang Tindakan
Konsumsi Sayur dan Buah ................................................................. 96
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Kerangka Teori Penelitian .............................................................. 37
Gambar 3.1 : Kerangka Konsep Penelitian ........................................................... 39
Gambar 4.1 : Skema Alur Penelitian..................................................................... 42
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 : Master Tabel SPSS
Lampiran 3 : Daftar Hadir
Lampiran 4 : Hasil Analisis SPSS
Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 6 : Dokumentasi Kegiatan
Lampiran 7 : Sintesa Penelitian
Lampiran 8 : Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini masyarakat berada dalam masa transisi, di satu sisi dihadapkan
pada masalah kekurangan gizi, namun di sisi lain terjadi masalah kegemukan.
Salah satu pemicunya adalah kurangnya konsumsi sayur dan buah. Konsumsi
sayur dan buah masih minim di kalangan masyarakat, utamanya bagi
kalangan remaja. Padahal kurang konsumsi sayur dan buah dapat
menyebabkan berbagai macam penyakit meliputi anemia, obesitas, sembelit,
diare, tekanan darah tinggi, bahkan dapat berujung pada kanker (Khomsan,
2009).
World Health Organization (WHO) merekomendasikan agar
mengonsumsi sayur dan buah sebanyak 400 gram setiap hari. Sedangkan
Dietary Guidelines for Americanmemberikan rekomendasi minimal 5 porsi
sayur dan buah dalam sehari. Konsumsi sayur dan buah memiliki banyak
manfaat bagi tubuh, sehingga jika seseorang kekurangan konsumsi sayur dan
buah dapat menyebabkan kekurangan vitamin, mineral, dan serat yang dapat
menimbulkan terjadinya berbagai penyakit (WHO, 2003).
Salah satu kelompok penduduk yang mendapat perhatian berkaitan
konsumsi sayur dan buah adalah remaja. Kelompok remaja berada pada usia
antara 10-17 tahun yang merupakan masa peralihan dari masa anak-anak
menuju dewasa (Widyastuti, 2009). Rentang umur tersebut menempuh
pendidikan pada jenjang sekolah menengah pertama. Khusus pada remaja
2
putri, mereka cenderung memiliki kebiasaan konsumsi makanan yang buruk
dan tidak merasa puas dalam hal bentuk tubuh yang dimiliki. Hal ini
dikarenakan pada masa remaja, perempuan cenderung mengalami
peningkatan lemak tubuh yang mengakibatkan tubuhnya lebih gemuk.
Remaja putri banyak melakukan diet untuk menjaga berat badannya agar
terlihat lebih ramping dan tetap menarik (Striegelet al, 2009).
Berdasarkan data remaja di lima negara Asia Tenggara, 76,3% anak
berusia 13 sampai 15 tahun perilaku konsumsi sayur dan buah tidak adekuat,
28% melaporkan mengonsumsi buah kurang dari satu kali per hari dan 13,8%
mengindikasikan konsumsi sayur dan buah kurang dari satu kali per hari.
Konsumsi sayur dan buah yang tidak memadai menyebabkan kelebihan berat
badan. Hasilnya menekankan perlunya program intervensi yang bertujuan
untuk meningkatkan konsumsi sayur dan buah, dan cara terbaik yang
diusulkan adalah melalui program promosi kesehatan di kalangan remaja
yakni edukasi manfaat sayur dan buah (Peltzer& Pengpid, 2012).
Saat ini ada berbagai macam edukasi yang sering digunakan dalam
melakukan perubahan perilaku kesehatan, akan tetapi edukasi tersebut belum
cukup efektif dalam pemberian perubahan perilaku. Edukasi kesehatan yang
dapat menggugah emosional remaja tentang konsumsi sayur dan buah
seharusnya menjadi prioritas di bidang kesehatan. Hal ini penting karena
masih banyaknya remaja yang kurang menyadari pentingnya konsumsi sayur
dan buah bagi kesehatan mereka. Sebagian remaja menganggap sayur dan
buah hanya dijadikan pelengkap makanan rumahan dan kurang modern.
3
Remaja cenderung menggemari gorengan, junk food, dan makanan instan.
Bahkan, makanan instan yang dianggap lebih trend telah menjadi life style
bagi remaja baik di negara maju maupun di negara berkembang. Padahal,
konsumsi makanan yang tidak seimbang dengan disertai konsumsi sayur dan
buah yang kurang sebagai sumber serat dan mineral bisa menjadi penyebab
kelebihan berat badan (Obesitas) pada remaja dan memicu berbagai penyakit
di masa mendatang (Ratu, 2011).
Salah satu masalah yang diketahui dapat ditimbulkan pada remaja jika
kurang mengonsumsi sayur dan buah adalah masalah gizi lebih (Obesitas).
Berdasarkan data Riskesdas (2013) diketahui bahwa terjadi peningkatan
kejadian gizi lebih pada tahun 2007 sebesar 2,4% yang kemudian meningkat
menjadi 10,8% pada tahun 2013.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dhaneswara (2016) bahwa niat
merupakan faktor penentu bagi remaja dalam mengonsumsi sayur dan buah.
Ketika niat itu sudah ada dalam diri seseorang maka dengan adanya niat
tersebut akan dapat merubah perilaku seseorang dari yang tidak
mengonsumsi sayur dan buah menjadi mengonsumsi.
Hasil penelitian Ramadhani dan Hidayati (2017), mengatakan bahwa
remaja dengan kategori pengetahuan tinggi belum tentu memiliki konsumsi
sayur yang baik dibandingkan dengan remaja putri dengan pengetahuan
kurang. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan dimana tingkat
pengetahuan gizi yang semakin tinggi belum tentu diikuti dengan semakin
baiknya konsumsi sayur dan buah remaja. Jadi belum tentu remaja yang
4
memiliki pengetahuan tinggi dapat memahami dan mengaplikasikan dengan
baik pengetahuan tersebut dalam kehidupansehari-hari.
Sejalan dengan penelitian tersebut didapatkan pula hasil bahwa dalam
menjaga kesehatan tubuh remaja menyikapinya dengan melakukan tindakan
fisik yang berat, dan menghindari melakukan tindakan fisik yang tidak baik
untuk kesehatan seperti halnya dengan bermain gadget yang terlalu lama,
keterpaparan media dan lain sebagainya. Jadi dengan melakukan tindakan
fisik maka dapat membuat hidup lebih sehat (Moon, 2017).
Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa jika konsumsi sayur
dan buah tercukupi maka dapat menurunkan risiko terjadinya beberapa
penyakit kronik, misalnya penelitian yang dilakukan oleh He et al (2007)
menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi sayur dan buah yang sebelumnya
kurang dari 3 porsi menjadi lebih dari 5 porsi sehari menyebabkan penurunan
risiko terjadinya penyakit jantung koroner sebesar 17%. Sedangkan pada
penelitian Annema dkk, (2011) didapatkan bahwa jika mengonsumsi sayur
dan buah dengan cara berbeda akan memberikan dampak yang berbeda pula.
Berbagai kajian menunjukkan bahwa konsumsi sayur dan buah yang
cukup, turut berperan dalam menjaga kenormalan tekanan darah, kadar gula,
dan kolestrol darah. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi sayur dan buah
yang cukup turut berperan dalam pencegahan penyakit tidak menular
(Kemenkes RI, 2014). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wulansari
(2009) mengatakan bahwa perlu peningkatan konsumsi sayur dan buah pada
usia remaja, mengingat pentingnya mengonsumsi sayur dan buah dalam
5
jumlah dan frekuensi yang cukup agar kebutuhan tubuh akan zat gizi yang
terkandung dalam sayur dan buah dapat terpenuhi.
Rekomendasi dari pedoman gizi seimbang menetapkan standar sayur dan
buah yang dianjurkan dikonsumsi masyarakat Indonesia, yakni 250 gram
sayur dan buah per hari (Kemenkes, 2014). Sedangkan laporan hasil
Riskesdas (2007) di Indonesia, menyatakan bahwa kurang mengonsumsi
sayur dan buah menjadi salah satu dari 3 faktor risiko untuk penyakit tidak
menular utama seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus, kanker, dan
stroke (Depkes, 2008).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
diketahui bahwa proporsi konsumsi buah dan sayur pada kelompok umur 10-
14 tahun sebesar 1,0 dan buah 0,4 per hari dalam seminggu. Sedangkan
berdasarkan rerata konsumsi sayur dan buah di provinsi Sulawesi Selatan
didapatkan bahwa rerata konsumsi buah pada laki-laki yaitu 0,4% dan rerata
konsumsi buah pada perempuan yaitu 0,4%, sedangkan berdasarkan rerata
konsumsi sayur didapatkan pula bahwa rerata konsumsi sayur pada laki-laki
yaitu 0,1% dan pada perempuan yaitu sama 0,1% (Kemenkes RI, 2013).
Kabupaten Bone berada pada peringkat kedua terendah konsumsi sayur
dan buah ≥5 porsi perminggu dari 24 Kabupaten/Kota yang ada di Sulawesi
Selatan. Lima terendah diantaranya yaitu Kabupaten Selayar; 0,2 porsi,
Kabupaten Bone; 0,3 porsi, Kabupaten Toraja; 0,4 porsi, Kabupaten Luwu;
0,5 porsi, dan Kabupaten Takalar; 0,5 porsi (Kemenkes RI, 2013).
6
Merujuk pada hasil Survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Tahun 2016 Desa Timurung, Kecamatan Ajangale, Kabupaten Bone
diketahui bahwa remaja putri menduduki peringkat tertinggi usia produktif
yang tidak mengonsumsi sayur dan buah pada 2 tahun terakhir. Pada tahun
2016, didapatkan data remaja umur 10-11 tahun yang tidak mengonsumsi
sayur dan buah sebesar 5,4% dan pada umur 12-14 tahun 21,42% (Hasil
survei PHBS Puskesmas Timurung, 2016).
Sedangkan pada tahun 2017 diperoleh data bahwa terjadi peningkatan
persentase remaja putri umur 10-11 tahun yang tidak mengonsumsi sayur
sebesar 29,73% dan pada umur 12-14 tahun juga mengalami peningkatan
sebesar 29,17% (Puskesmas Timurung, 2017). Berdasarkan data tersebut
dipilihlah SMP Negeri 5 Ajangale sebagai kelompok intervensi karena
sekolah tersebut berada pada wilayah jumlah konsumsi sayur dan buah
terendah sedangkan SMP Negeri 1 Ajangale dijadikan sebagai kelompok
kontrol karena merupakan peringkat kedua terendah jumlah konsumsi sayur
dan buah pada usia produktif.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMP Negeri 5 Ajangale
pada tanggal 16 Desember 2017 pada siswa putri kelas VIII didapatkan data
bahwa sayur yang paling banyak tersedia di Desa Timurung adalah
kangkung, bayam, terong, daun kelor, labu, dan kacang panjang. Dari
banyaknya sayur tersebut sayur yang paling disukai oleh remaja putri adalah
sayur bayam. Berdasarkan data yang didapatkan bahwa buah yang paling
7
sering tersedia adalah pisang, pepaya, semangka, dan mangga. Tetapi yang
paling disukai oleh remaja putri yaitu buah pisang.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Marfuah dan Kusudaryati (2016)
mengatakan bahwa edukasi tentang nutrisi zat besi yang diberikan kepada
remaja putri adalah salah satu sumber informasi untuk meningkatkan
pengetahuan remaja putri, yang merupakan salah satu faktor yang
memunculkan motivasi intrinsik. Penelitian yang dilakukan oleh Hermina
dan Prihatini (2016) mengatakan bahwa pemberian edukasi pada siswa
dengan menggunakan media merupakan cara yang cukup efektif untuk
menambah pengetahuan seorang remaja. Dalam penelitiantersebut digunakan
media poster sebagai alat bantu dalam pemberian edukasi kepada remaja.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Slater, 2012)
tentang efek edukasi gizi berupa penyuluhan dan pembagian majalah
terhadap remaja di Brazil selama 6 bulan mendapatkan hasil secara signifikan
meningkatkan self efikasi. Penelitian serupa yang dilakukan oleh
Mahdali(2013) tentang pengaruh model intervensi edukasi gizi terhadap
remaja obesitas dan latihan fisik selama 6 bulan didapatkan hasil secara
signifikan meningkatkan performance akademik, indeks massa tubuh dan
kebiasaan sarapan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Puspita, 2016) dikatakan bahwa
keefektifan media pembelajaran booklet tentang sistem imun dinilai efektif
ditinjau dari penggunaannya dalam proses pembelajaran dan hasil belajar
yang diperoleh. Dalam proses pembelajaran apabila hasil belajar meningkat
8
maka siswa telah mengalami peningkatan pemahaman, dengan meningkatnya
hasil belajar dapat dikatakan bahwa media yang digunakan telah efektif.
Dalam penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa persentase kevalidan
penggunaan booklet yaitu 89,3% dengan kategori sangat valid dan praktis
dalam pemberian edukasi. Berdasarkan ujicoba skala kecil dan skala besar
secara berturut-turut diperoleh data yang menyatakan bahwa responden
memberikan respon positif terhadap media pembelajaran booklet sebesar
90,2% dan86,5%.
Menurut salah satu guru SMP Negeri 1 Ajangale pada tanggal 27
November 2017 mengatakan bahwa di sekolah tersebut pernah diadakan
edukasi baik dari instansi kesehatan seperti puskesmas maupun dari instansi
pemerintah lainnya. Namun edukasi tersebut belum memberikan dampak
perubahan perilaku yang signifikan sehingga dianggap kurang efektif. Lebih
lanjut diungkapkan bahwa edukasi yang sebaiknya diberikan kepada remaja
(siswa) akan lebih mudah dipahami jika menggunakan alat peraga dan
disaksikan langsung agar dapat menyentuh perasaan remaja untuk melakukan
perubahan perilaku.
Emotional Demonstration (Emo demo) merupakan kegiatan edukasi yang
sangat partisipatif untuk menyampaikan pesan sederhana dengan cara yang
menyenangkan dan atau menyentuh emosi, sehingga sangat mudah diingat
dan dampaknya sangat dirasakan dibandingkan dengan strategi perubahan
perilaku tradisional lainnya. Tujuan dari metode ini yaitu untuk menyentuh
perasaan responden agar apa yang telah diberikan dapat terserap lama dan
9
akan bertahan dalam perasaan dibandingkan jika hanya ditujukan untuk
pikiran responden karena akan lebih mudah dilupakan. Saat ini konsumsi
sayur dan buah pada remaja sangat rendah hal ini dikarenakan kurangnya
kesadaran remaja akan pentingnya manfaat konsumsi sayur dan buah bagi
kesehatan. Hal ini sangat memprihatinkan, dalam menyelesaikan masalah
perlu adanya metode yang menyentuh perasaan remaja putri untuk
melakukan perubahan perilaku sehat. Metode emo demo merupakan metode
yang efektif dalam memberikan edukasi kepada remaja putri karena mereka
dapat melihat sehingga dapat menyentuh perasaan seorang remaja untuk mau
melakukan perubahan perilaku sehat (Gain, 2017).
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui edukasi
konsumsi sayur dan buah pada remaja putri di Kecamatan Ajangale,
Kabupaten Bone menggunakan metode Emo demo agar edukasi yang
diberikan efektif karena metode tersebut menampilkan peragaan sehingga
menyentuh emosional remaja untuk melakukan perubahan perilaku
kesehatan.
B. Rumusan Masalah
Kabupaten Bone merupakan salah satu kabupaten yang menduduki
peringkat terendah konsumsi sayur dan buah. Kabupaten Bone berada pada
peringkat ke dua terendah konsumsi sayur dan buah ≥5 Porsi perminggu
yakni hanya berkisar 0,2%. Pada tahun 2016-2017 desa yang memiliki
konsumsi sayur dan buah terendah di Kabupaten Bone pada remaja (umur10-
14 tahun) berada di Kecamatan Ajangale. Emo demo merupakan metode
10
edukasi partisipatif dalam menyampaikan pesan melalui peragaan yang
menyentuh emosi. Emo demo diharapkan mudah diingat dan dirasakan
dampaknya oleh remaja putri dibandingkan dengan strategi perubahan
perilaku tradisional lainnya yang dianggap kurang efektif untuk remaja SMP
di Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone. Sehingga pertanyaan penelitian ini:
Apakah ada perbedaan niat, pengetahuan dan tindakan remaja putri terhadap
konsumsi sayur dan buah sebelum dan sesudah memperoleh edukasi
menggunakan metode emo demo?
C.Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui perbedaan niat,
pengetahuan, dan tindakan remaja terhadap konsumsi sayur dan buah
sebelum dan sesudah memperoleh edukasi menggunakan metode emo
demo.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus penelitian ini:
1. Untuk menganalisis niat remaja putri terhadap konsumsi sayur dan buah
sebelum dan sesudah memperoleh edukasi menggunakan metode emo
demo.
2. Untuk menganalisis pengetahuan remaja putri terhadap konsumsi sayur
dan buah sebelum dan sesudah memperoleh edukasi menggunakan
metode emo demo.
11
3. Untuk menganalisis tindakanremaja putri terhadap konsumsi sayur dan
buah sebelum dan sesudah memperoleh edukasi menggunakan metode
emo demo.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu acuan dalam
pemberian edukasi kepada instansi pendidikan dan kesehatan di
Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone.
2. Manfaat Keilmuan
Diharapkan edukasi emo demo ini dapat menjadi bahan acuan atau
referensi untuk mengembangkan metode edukasi terkait isu gizi pada
sasaran remaja.
3. Manfaat bagi Peneliti
Hasil penelitian ini merupakan pengalaman yang berharga bagi
peneliti dalam meningkatkan pengetahuan dan penyelesaian studi pada
jurusan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku (PKIP) Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Hasanuddin.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Edukasi
1. Pengertian Edukasi
Edukasi merupakan suatu proses interaktif yang mendorong
terjadinya pembelajaran, dan pembelajaran merupakan upaya
penambahan pengetahuan baru, sikap, dan keterampilan melalui
penguatan Praktik dan pengalaman (Smaltzer & Bare, 2008; Potter &
Perry, 2009).
2. Metode Edukasi
Metode edukasi yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan
dan sasaran pembelajaran. Metode edukasi terbagi atas tiga bagian yaitu:
metode edukasi untuk individual, kelompok, dan untuk massa. Pada
edukasi terstruktur metode yang digunakan adalah metode edukasi
individual dan kelompok, berikut penjelasannya:
1. Metode edukasi individu yaitu digunakan untuk memotivasi perilaku
baru atau membina individu agar mau melakukan perubahan perilaku
baru. Berikut merupakan pendekatan yang digunakan (Notoatmodjo,
2007):
1) Bimbingan atau penyuluhan (Guidance and Councelling) metode
atau cara ini dilakukan dengan adanya pertemuan antara pasien dan
perawat lebih intensif.
13
2) Wawancara (Interview) pada metode ini terjadi dialog antara pasien
dan perawat untuk menggali informasi yang lebih akurat.
2. Metode edukasi kelompok dan massa perlu memerhatikan besarnya
kelompok sasaran.
1) Ceramah
Ceramah merupakan metode edukasi yang bervariasi dimana
melibatkan peserta melalui adanya tanggapan baik atau
perbandingan dengan pendapat dan pengalaman peserta
2) Diskusi
Diskusi juga merupakan salah satu jenis eduaksi yang sering
digunakan dalam pemberian edukasi. Metode ini dilakukan dengan
cara pembentukan kelompok untuk membahas suatu permasalahan.
3) Curah pendapat (Brain Storming)
Metode curah pendapat adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka
menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan,
pengalaman, dari semua peserta.
4) Bermain Peran (Role-play)
Bermain peran pada dasarnya merupakan metode untuk
„menghadirkan‟ peran-peran yang ada pada dunia nyata kedalam
suatu pertunjukan peran.
5) Simulasi
Metode simulasi adalah bentuk metode praktik yang sifatnya untuk
14
mengembangkan keterampilan peserta belajar (keterampilan mental
dan fisik).
3. Media Edukasi
1. Pengertian Media Edukasi
Menurut Depdiknas (2003) istilah media berasal dari bahasa
Latin yang merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara
harafiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah
segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber
informasi kepada penerima informasi. Proses belajar mengajar pada
dasarnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang
digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran. Media
pembelajaran merupakan bagian dari sumber belajar yang
merupakan kombinasi antara perangkat lunak (bahan belajar) dan
perangkat keras (alat belajar).
2. Manfaat Media Edukasi
Materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang
bervariasi. Pada satusisi ada bahan pembelajaran yang tidak
memerlukan media pembelajaran, tetapi di sisi lainada bahan
pembelajaran yang memerlukan media pembelajaran. Materi
pembelajaran yang mempunyai tingkat kesukaran tinggi tentu sukar
dipahami oleh siswa, apalagi oleh siswa yang kurang menyukai
materi pembelajaran yang disampaikan.
15
Keberadaan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses
pembelajaran merupakan suatu kenyataan yang tidak bisa
dipungkiri. Guru sebagai penyampai pesan memiliki kepentingan
yang besar untuk memudahkan tugasnya dalam menyampaikan
pesan-pesan atau materi pembelajaran kepada peserta didik. Guru
juga menyadari bahwa tanpa media, materi pembelajaran akan sulit
untuk dapat dicerna dan dipahami oleh siswa, apalagibila materi
pembelajaran yang harus disampaikan tergolong rumit dan
kompleks. Untuk itu penggunaan media mutlak harus dilakukan
agar materi dapat sampai ke peserta didik secara efektif dan efisien
Muhson (2010).
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran
adalah memperlancar interaksi antara guru dan siswa sehingga
kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara
khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci. Depdiknas
(2003) mengidentifikasikan beberapa manfaat media dalam
pembelajaran yaitu:
1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
16
6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana
saja dan kapan saja
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi
dan proses belajar
8. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
Dari berbagai ragam dan bentuk dari media pengajaran,
pengelompokan atas media dan sumber belajar dapat juga ditinjau dari
jenisnya, yaitu media cetak, elektronik, dan media papan.
Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2010) media berdasarkan fungsinya
sebagai penyalur pesan-pesan kesehatan dibagi menjadi 3 yaitu:
a). Media Cetak
Media sebagai alat bantu dalam menyampaikan pesan-pesan sangat
bervariasi. Berikut uraiannya:
1) Booklet yaitu menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam
bentuk buku, dalam bentuk tulisan yang disertai dengan gambar,
agar pembaca tidak bosan.
2) Leaflet yaitu bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan
kesehatan melalui lembaran yang dilipat.
3) Flayer (selebaran), bentuknya seperti leaflet tapi tidak terlipat
4) Flip Chart (lembar balik) merupakan media penyampaian pesan
atau informasi kesehatan dalam bentuk buku, dimana tiap
lembar berisi gambaran peragaan dan lembar baliknya berisi
kalimat sebagai pesan kesehatan.
17
5) Poster yaitu media cetak yang berisi pesan-pesan yang biasanya
ditempel di tembok-tembok, tempat umum, atau di kendaraan
umum.
6) Foto yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan
2. Media Elektronik
Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan
pesan kesehatan.
1) Film dan video
Edukasi dengan media ini dapat memberikan realita yang
mungkin sulit direkam kembali oleh mata dan pikiran sasaran,
dapat memicu diskusi mengenai sikap dan perilaku, efektif
untuk sasaran yang jumlahnya relatif kecil dan sedang, dapat
dihentikan ataupun dihidupkan kembali, serta setiap episode
yang dianggap penting dapat diulang kembali, mudah digunakan
dan tidak memerlukan ruang gelap.
2) Slide merupakan penyelenggaraan pendidikan atau penyuluhan
kesehatan kepada masyarakat dapat menggunakan bermacam-
macam metode karena sasaran yang berbeda, tujuan yang akan
dicapai berbeda, situasi yang berbeda, waktu pelaksanaan yang
dimiliki kelebihan atau kelemahan metode.
3) Media Papan (Billboard)
Media ini selalu dipasang ditempat-tempat umum untuk
menyampaikan informasi-informasi kesehatan.
18
Dengan demikian peran dan fungsi media pembelajaran di samping
sebagai alat bantu mengajar juga sebagai sumber belajar yang harus
dimanfaatkan semaksimal mungkin sehingga dapatterciptanya
suasana belajar yang kondusif, efektif, efisien dan menyenangkan.
Peran guru dalam inovasi dan pengembangan media pengajaran
sangat diperlukan mengingat guru dapat dikatakan sebagai pemain
yang sangat berperan dalam proses belajar mengajar di kelas, yang
hendaknya dapat mengolahkemampuannya untuk membuat media
pengajaran lebih efektif dan efisien.
4. Pendidikan Orang Dewasa
Menurut Kamil dalam Saraka (2001), definisi pendidikan orang
dewasa merujuk pada kondisi peserta didik dewasa baik dilihat dari
dimensi fisik (biologis), psikologis, dan sosial. Seseorang dikatakan
dewasa secara biologis apabila ia telah mampu melakukan reproduksi.
Adapun dewasa secara psikologis, berarti seseorang telah memiliki
tanggung jawab terhadap kehidupan dan keputusan yang diambil.
Dewasa berdasar dimensi psikologi dapat dilihat dan dibedakan dalam
tiga kategori, yaitu: dewasa awal (early adults) dari usia 16 sampai dengan
20 tahun, dewasa tengah (middle adults) dari 20 sampai 40 tahun, dan
dewasa akhir (late adults) dari 40 hingga 60 tahun. Hutchim (1970) dan
Rogers (1973) dalam Saraka (2001),pendidikan orang dewasa adalah suatu
proses belajar yang sistimatis dan berkelanjutan pada orang yang berstatus
19
dewasa dengan tujuan untuk mencapai perubahan pada pengetahuan,
sikap, nilai dan keterampilan.
Kondisi-kondisi yang dapat ditimbulkan dari definisi itu adalah: (1)
Orang dewasa termotivasi untuk belajar sesuai dengan kebutuhan dan
minat mereka; (2) Orientasi belajar bagi orang dewasa adalah berpusat
pada kehidupan; (3) Pengalaman sebagai sumber kekayaan untuk belajar
orang dewasa; (4) Orang dewasa mengharapkan berhubungan sendiri
dengan kebutuhan yang tepat; (5) Perbedaan individual diantara
perorangan berkembang sesuai dengan umurnya. Dalam penerapan metode
pembelajaran perorangan (individual learning method), maka teknik
pembelajaran yang tepat untuk orang dewasa adalah tutorial, bimbingan,
magang, dan sebagainya.
Penerapan metode pembelajaran kelompok (group learning method),
teknik pembelajaran yang dipandang tepat untuk orang dewasa adalah
diskusi, curah pendapat, simulasi, bermain peran, pecahan bujur sangkar,
demonstrasi, dan sebagainya (Saraka, 2001). Orang dewasa juga
diasumsikan memiliki kebutuhan terhadap pengetahuan (the need to
know). Kecenderungan orang dewasa sebelum mempelajari sesuatu,
mereka memandang perlu untuk mengetahui mengapa mereka harus
mempelajarinya.
Kebutuhan orang dewasa terhadap pengetahuan menunjukkan
pentingnya aktivitas belajar sepanjang hayat (life long education). Dengan
alasan kebutuhan, orang dewasa akan mendorong dirinya untuk belajar
20
(learning to learn) sehingga dapat merespon dan menguasai secara cerdas
berbagai pengetahuan yang berkembang seiring dengan pesatnya
perkembangan zaman.
Pengendapan pengetahuan untuk pembelajaran orang dewasa dapat
dilakukan dalam beberapa hari atau beberapa minggu sedangkan
pengendapan nilai sikap dapat dilakukan beberapa minggu dan minimal 1
bulan sebagaimana dalam konsep The Transtheritical Model, Prochasca
(1982) adalah sebuah model teori perubahan perilaku yang menjadi dasar
untuk mengembangkan intervensi yang efektif untuk mempromosikan
kesehatan perubahan perilaku.
Hutchim (1970) dan Rogers (1973) dalam Saraka (2001),
memandang batas usia seputar 25 sampai dengan 40 tahun merupakan usia
emas (golden age). Pada dimensi ini dewasa lebih ditunjukkan pada
kematangan seorang individu.
B. Tinjauan Umum Konsumsi Sayur dan Buah
Konsumsi sayur dan buah yang tinggi berhubungan dengan risiko yang
rendah terhadap berbagai penyakit kronik seperti kanker dan penyakit
kardovaskuler (Rolls et al, 2004). Expert Constutation on Diet, Nutrition
and the Prevention of Chronic Disease merekomendasikan asupan minimum
400 gram sayur dan buah perhari (tidak termasuk umbi-umbian yang
mengandung pati) untuk pencegahan penyakit kronis seperti jantung, kanker,
diabetes, dan obesitas, sekaligus sebagai upaya pencegahan kekurangan gizi
21
mikro. Jumlah konsumsi sayur dan buah yang cukup akan memberikan
asupan serat yang cukup bagi tubuh (Aswatini, 2008).
Sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan salah satu kelompok
pangan dalam penggolongan FAO, yang dikenal dengan Desirable Dietarty
Patern (Pola Pangan Harapan/PPH). Kelompok bahan pangan ini berfungsi
sebagai sumber vitamin dan mineral, sehingga kekurangan konsumsinya
berpengaruh negatif terhadap kondisi gizi. Oleh karena itu, konsumsi sayur
dan buah bersama-sama dengan kelompok pangan lainnya dapat
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan pada umumnya (Aswatini, 2008).
Mengonsumsi sayur dan buah sebaiknya bervariasi agar mendapatkan
berbagai ragam sumber vitamin ataupun mineral serta serat. Konsumsi sayur
dan buah yang banyak dapat hidup lebih sehat, konsumsi sayur dan buah
bisa dalam bentuk segar maupun dalam bentuk olahan (Kemenkes, 2014).
Konsumsi sayur dan buah harus cukup, tidak boleh kurang ataupun
berlebihan sebab jika kekurangan ataupun kelebihan dapat menimbulkan
efek negatif bagi tubuh. Kekurangan sayur dan buah dapat menyebabkan
tubuh kekurangan zat-zat gizi seperti vitamin dan mineral yang sangat
bermanfaat dan dibutuhkan tubuh. Sedangkan kelebihan sayur dan buah
dapat berakibat membebani kerja dan fungsi ginjal. Walaupun vitamin dan
mineral diperlukan tubuh, tetapi jika ginjal tidak mampu mencerna akibat
asupan yang berlebihan dapat menyebabkan seseorang terkena gagal ginjal
(Khomsan, 2003).
22
Salah satu sumber bahan pangan yang baik untuk memperoleh zat gizi
adalah buah dan sayur. Buah dan sayur disarankan untuk dikonsumsi oleh
seseorang dalam piramida kesehatan. Menurut Tanti(2013), konsumsi sayur
dan buah dapat mencegah kejadian obesitas karena dapat mengurangi rasa
lapar dan tidak menimbulkan kelebihan lemak dan sebagainya. Buah dan
sayur dapat menjadi makanan salingan yang sangat baik karena rendah
lemak, serta kaya akan vitamin yang diperlukan oleh tubuh.
1. Konsumsi
Konsumsi adalah cara yang ditempuh seseorang atau
sekelompokorang untuk memilih makanan dan mengonsumsinya sebagai
reaksi terhadap pengaruh-pengaruh fisiologis, psikologis, budaya, dan
sosial (Islamiyati, 2014). Menurut Suhardjo (1989), frekuensi konsumsi
dikelompokkan menjadi enam yaitu: lebih dari satu kali per hari artinya
bahan makanan dikonsumsi setiap kali makan, satu kali per hari artinya
bahan makanan dikonsumsi empat sampai enam kali per minggu, tiga kali
per minggu, kurang dari tiga kali per minggu artinya bahan makanan
dikonsumsi satu sampai dua kali per minggu, kurang dari satu kali per
minggu artinya bahan makanan jarang dikonsumsi dan tidak pernah.
Sayur
Sayur didefinisikan sebagai bagian tanaman yang umum dimakan
untuk memenuhi kebutuhan gizi. Berdasarkan definisi tersebut, sayuran
dapat dibedakan atas sayuran daun, sayuran biji muda, sayuran buah,
sayuran batang muda serta sayuran umbi (Astawan, 2008).
23
Buah
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan
perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya
membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak
terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji
tumbuhan. Kandungan serat pada buah sangat berpengaruh dalam
pencernaan, penelanan, pengosongan dan pengeluaran lambung,
pencernaan dan penyerapan di usus halus, sampai usus besar. Serat juga
sangat berpengaruh terhadap kesehatan karena sifat fisik dan sifat
fisiologisnya (Jahari dan Sumamo 2001).
C. Tinjauan Umum Tentang Remaja Putri
1. Definisi Remaja Putri
Remaja merupakan salah satu fase dalam kehidupan manusia.
Menurut Woorld Health Organization (WHO), Remaja merupakan masa
peralihan seseorang dari masa kanak-kanak menuju pada masa dewasa.
pada perubahan tersebut juga dipengaruhi oleh perubahan perkembangan
baik perubahan fisiologis, biologis, maupun sosial ekonomi (Sardy,
2013).
Masa remaja juga merupakan periode perkembangan yang dinamis
dalam kehidupan seorang individu (Pardede, 2008). Masa remaja
merupakan jalan panjang diantara periode kehidupan anak-anak menuju
dewasa, yang berawal dari usia 9-10 tahun dan berakhir di usia 18 tahun.
24
Masa remaja merupakan masa yang rentan terhadap perkembangan fisik,
psikis, sosial, dan gizi (Arisman, 2008).
Menurut Brown (2005) penggolongan remaja dapat dibagi menjadi
3 bagian, yaitu remaja awal yang berusia 11-14 tahun, remaja tengah
yang berusia 15-17 tahun, dan remaja akhir yang beruisa 18-21 tahun.
Setiap periode perkembangan ditandai dengan aspek emosional,
biologis, kongnitif dan kemampuan sosial yang berbeda-beda.
Masa remaja awal adalah periode ketika masa anak-anak telah usai
dan masa pubertas dimulai (Pardede, 2008). Pada remaja awal terjadi
pertumbuhan fisik yang cepat. Secara umum remaja awal didominasi
oleh respon diri pada perubahan karena pubertas, remaja sering
membandingkan diri mereka dengan teman-teman sebayanya dan mulai
khawatir jika ada yang abnormal pada diri mereka (Krummel & Kris-
Etherton, 1996).
2. Perilaku Makan Remaja
Seorang anak akan berkembang menjadi dewasa, dengan melalui
masa remaja. Pada masa ini fisik, sosial, dan psikologisnya terus
berkembang dan berubah. Perubahan ini membuat remaja mengalami
banyak gaya hidup, perilaku, tidak terkecuali pengalaman dalam
menentukan makanan apa yang akan dikonsumsi. Remaja berusaha
keras untuk menunjukkan kemandiriannya, mereka mulai
menghabiskan lebih banyak waktu di luar rumah dan mulai makan di
25
luar rumah. Perilaku makan remaja merefleksikan perubahan pengaruh
dari orangtua (Worthington-Roberts, 2000).
Remaja awal yang belajar di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
cenderung memiliki perilaku makan yang tidak stabil, karena masih
dipengaruhi keluarga dan pengaruh teman juga semakin kuat. Kedua
pengaruh ini akan sangat menentukan perilaku makan remaja
selanjutnya (Mulyani, 2009). Remaja jarang memikirkan tentang
manfaat jangka panjang dari kesehatan. Mereka mengalami kesulitan
untuk menghubungkan perilaku saat ini dengan kesehatannya nanti di
masa depan. Banyak remaja yang memiliki pemikiran akan mengubah
perilaku mereka nanti, dan merasa tidak perlu tergesa-gesa untuk
mengubahnya (Wardlaw & Kessel, 2002).
Kebiasaan makan yang dilakukan di masa remaja akan
memberikan dampak kesehatan pada periode kehidupan selanjutnya,
yaitu ketika dewasa dan berusia lanjut (Arisman, 2008). Kebiasaan
makan yang buruk selama remaja sering berlanjut ketika dewasa dan
meningkatkan risiko terkena penyakit kronis (Wardlaw & Kessel,
2002). Dalam pengembangan kemandirian, remaja akan meningkatkan
partisipasi dalam berhubungan sosial dan biasanya memiliki aktivitas
yang sibuk, sehingga dapat memberikan dampak terhadap apa yang
mereka makan. Mereka memulai untuk membeli dan menyiapkan
makanan untuk diri mereka sendiri, dan mulai sering makan diluar
rumah (Worthington-Roberts, 2003).
26
D. Tinjauan Umum Tentang Emotional Demonstration (Emo Demo)
Emo demo merupakan kegiatan edukasi yang sangat partisipatif untuk
menyampaikan pesan sederhana dengancara yang menyenangkan dan atau
menyentuh emosi, sehingga sangat mudah diingat dan dampaknya sangat
dirasakan dibandingkan dengan strategi perubahan perilaku tradisional
lainnya. Tujuan dari metode ini yaitu untuk menyentuh perasaan responden
agar apa yang telah diberikan dapat terserap lama dan akan bertahan dalam
perasaan dibandingkan jika hanya ditujukan untuk pikiran responden karena
akan lebih mudah dilupakan.
Berikut merupakan beberapa modul dari emo demo beserta dengan tujuan
dari masing-masing modul tersebut (Gain, 2017).
1.ASI Saja Cukup
Tujuan:
Tujuan demo rumpi sehat pertamayaitu ibu belajar mengenai
ukuran perut bayi umur 0-6 bulan masih sangat kecil, dan kebutuhannya
sudah terpenuhi jika hanya minum ASI saja. Selanjutnya, ibu akan belajar
bahwa ASI yang akan keluar sesuai dengan kebutuhan anaknya dan ibu
juga dapat mengetahui bahwa semakin sering dihisap maka produksi ASI
akan semakin banyak.
Sasaran: Ibu baduta dan ibu hamil
27
2. ATIKA Sumber Zat Besi
Tujuan:
Tujuan demo rumpi kedua yaitu ibu belajar dan mengetahui bahwa
selama kehamilan seorang ibu hamil membutuhkan asupan yang banyak
mengandung zat besi yaitu berasal ati ayam, telur dan ikan.
Sasaran: Ibu hamil
3.Cemilan Sembarangan
Tujuan:
Tujuan demo rumpi ketiga yaitu ibu belajar dan mengetahui
bahwa cemilan tidak sehat mengandung bahan yang tidak bergizi untuk
anak, dan ibu juga belajar untuk tidak memberikan cemilan tidak sehat
kepada anaknya meskipun menangis.
Sasaran: Ibu baduta
4. Membayangkan Masa Depan
Tujuan:
Tujuan demo rumpi keempat yaitu ibu hamil belajar dan
memahami bahwa gizi ibu hamil memengaruhi masa depan anak.
Sasaran: Ibu hamil
5. Menyusun Balok
Tujuan:
Tujuan demo rumpi kelima yaitu ibu hamil dan ibu baduta belajar
mengenai perilaku yang mendukung pertumbuhan anak.
Sasaran: Ibu hamil
28
6. Jadwal Makan Bayi dan Anak
Tujuan:
Tujuan dari demo rumpi keenam yaitu agar ibu mengetahui bahwa
1 jam menjelang waktu tidur bayi/anak jangan berikan cemilan karena
bayi/anak akan merasa kenyang duluan.
Sasaran: Ibu baduta
7. Siap Bepergian
Tujuan:
Tujuan dari demo rumpi ketujuh yaitu agar ibu memahami dan
mengatahui bahwa memberikan ASI sangat praktis dan hemat waktu
dibandingkan dengan memberikan susu formula.
Sasaran: Ibu baduta dan ibu hamil
8. Ditarik ke Segala Arah
Tujuan:
Tujuan dari demo rumpi kedelapan yaitu agar selama kehamilan
ibu belajar untuk lebih memerhatikan dirinya dengan melakukan
pemeriksaan pada bidan secara rutin agar mengetahui perkembangan
janin dan mengetahui perkembangan kesehatan dirinya semasa
kehamilan.
Sasaran: Ibu hamil
9. Porsi Makan Bayi dan Anak
Tujuan:
29
Tujuan dari demo rumpi kesembilan yaitu ibu belajar bahwa porsi
makan pada anak dan orang dewasa berbeda, karena untuk tumbuh
kembang seorang anak mereka membutuhkan makanan yang beragam
dan bergizi tinggi.
Sasaran: Ibu baduta
10. Ikatan Ibu dan Anak
Tujuan:
Tujuan dari demo rumpi kesepuluh yaitu ibu belajar bahwa
menyusui memberikan waktu yang nyaman untuk menciptakan ikatan ibu
dan anak.
Sasaran: Ibu baduta dan ibu hamil
11. Harapan Ibu
Tujuan:
Tujuan dari demo rumpi kesebelas yaitu ibu diharapakan untuk
mengetahui perkembangan janin yang ada dalam kandungannya maupun
hal-hal yang dapat dipengaruhi oleh perilaku ibu serta makanan yang
dikonsumsi selama masa kehamilan.
Sasaran: Ibu hamil
12. Cuci Tangan
Tujuan:
Tujuan demo rumpi keduabelas yaitu ibu diharapkan mampu
mengetahui pentingnya tiga momen dalam mencuci tangan pakai sabun
30
serta mengetahui lima langkah cara mencuci tangan pakai sabun dengan
tepat.
Sasaran: ibu baduta
E. Tinjauan Umun Tentang Niat
Niat merupakan faktor yang paling berpengaruh untuk memunculkan
perilaku. Niat juga diasumsikan sebagai determinan langsung dari perilaku
dan mengarahkan perilaku yang berada dalam kendali seseorang. Semakin
kuat niat seseorang untuk menampilkan suatu perilaku, semakin besar
kemungkinan perilaku tersebut akan dilakukan. Niat makan sayur dan buah
pada remaja diharapkan mampu memunculkan perilaku untuk makan sayur
dan buah. Niat adalah suatu fungsi dari belief dan atau informasi yang
penting mengenai kecenderungan bahwa menampilkan suatu perilaku
tertentu akan mengarahkan pada suatu hasil yang spesifik. Niat juga
merupakan unsur terbaik dalam perilaku. Jika ingin mengetahui apa yang
akan dilakukan seseorang maka cara untuk meramalkan adalah dengan
mengetahui niat orang tersebut (Ajzen, 2005).
Menurut penelitian Rahma dkk (2017) didapatkan bahwa sebagian
besar remaja memiliki niat untuk mengonsumsi serat sesuai dengan
kebutuhan. Akan tetapi niat tersebut belum diwujudkan secara nyata. Sebuah
niat akan terwujud dalam tingkah laku yang sebenarnya, jika individu
tersebut memiliki waktu untuk mengonsumsi serat untuk kebutuhan sendiri.
Korelasi antara niat dan tingkah laku aktual tergantung pada beberapa
faktor. Beberapa remaja memiliki keraguan terhadap konsumsi serat, faktor
31
tersebut meliputi keterbatasan ekonomi. Hal tersebut menjadi salah satu
alasan remaja untuk tidak mengonsumsi serat karena remaja tidak selamanya
dapat membeli makanan yang mengandung serat. Selain itu faktor yang
menjadi alasan tidak mengonsumsi serat yaitu adanya rasa malas serta
kurang berselera jika selalu mengonsumsi makanan yang mengandung serat,
adapula yang beranggapan bahwa dia tidak terlalu suka mengonsumsi
makanan berserat yang mengandung sayur karena mereka sudah tersugesti
bahwa beberapa jenis sayur memiliki rasa yang pahit.
Menurut penelitian Savittry dkk (2017) didapatkan bahwa tingginya
dukungan orang tua kepada remaja dalam pemenuhan konsumsi tablet Fe
sangat menentukan niat remaja dalam mengonsumsi tablet Fe, karena
dengan dukungan tersebut maka akan terbentuk suatu keyakinan normatif
dan remaja putri akan cenderung membentuk persepsi positif terhadap
konsumsi tablet Fe.
F. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Farisa (2012) didapatkan
bahwa responden perempuan lebih banyak yang memiliki pengetahuan baik,
dibandingkan dengan responden laki-laki yang hanya memiliki persentase
sebanyak 61,3% lebih rendah dibanding dengan persentase perempuan
sebanyak 75,3%.Pengetahuan sayur dan buah dapat diperoleh dari sekolah,
teman, orangtua dan berbagai jenis media massa. Berdasarkan hasil tabulasi
silang antara pengetahuan dengan keterpaparan media massa menunjukkan
32
hasil pvalue 0,01, maka dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan bermakna
antara pengetahuan dan keterpaparan media.
Menurut hasil penelitian Hanum dkk (2013) tentang hubungan antara
pengetahuan dan kebiasaan mengonsumsi fast food dengan status gizi
remaja didapatkan bahwa berdasarkan hasil uji chi square H0 ditolak, artinya
tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang fast food terhadap status gizi
pada remaja.
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yakni: indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2008).
2. Tingkatan Pengetahuan
Pengetahuan yang tercakup di dalam domain kognitif terdiri dari 6
tingkatan yaitu:
a. Tahu (know)
Mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,
termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
33
b. Memahami (comprehension)
Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar.
c. Aplikasi (application)
Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
d. Analisis (analysis)
Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (syntesis)
Menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau terhadap suatu materi atau obyek (Notoatmodjo, 2008).
3. Faktor-faktor yang memengaruhi pengetahuan.
a) Umur
Menurut Santrock (2007), kemampuan kognitif seseorang
berdasarkan usia dapat dikategorikan dalam periode bayi, anak,
remaja, dewasa dan lanjut usia. Masing-masing periode
34
memberikan dampak pada cara berpikir individu dalam merespon
stimulus yang diberikan sehingga berdampak pada pengetahuan
yang terbentuk.
b) Tingkat Pendidikan
Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang
berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan,
perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih
baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau
masyarakat. Menurut Notoatmodjo (2008) pendidikan kesehatan
pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau
individu.
c) Media Massa
Berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat
kabar, majalah dan lain-lain, mempunyai pengaruh besar dalam
pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian
informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula
pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan
pengetahuan dan opini seseorang.
G.Tinjauan umum tentang Tindakan
Menurut Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa praktik atau
tindakan dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan berdasarkan kualitasnya,
yaitu: Praktik terpimpin (guided response). Hasil penelitian oleh Moon
35
(2017) terkait tindakan remaja terhadap aktivitas fisik di Kecamatan
Mantrijeron Yogyakarta yaitu untuk mengurangi terkenanya risiko diabetes
mellitus tindakan yang dilakukan remaja tersebut sudah cukup baik, karena
87,7% remaja melakukan aktivitas fisik yang berat dan sebagian besar
remaja tersebut masih rutin melakukan olahraga dan menghindari aktivitas
fisik yang tidak sehat.
Praktik terpimpin yaitu apabila seseorang telah melakukan sesuatu tapi
masih tergantung pada tuntutan atau penggunaan panduan. Maksudnya
yaitu setelah mendapatkan edukasi, siswa masih membutuhkan buku-buku
panduan tentang pemilihan makanan sehat dan bergizi kemudian bisa
mempraktikkannya.
a) Praktik secara mekanisme (mechanism)
Apabila seseorang telah mempraktikkan suatu hal secara otomatis,
maka disebutlah praktik tindakan mekanis. Praktik ini dilakukan siswa
setalah memperoleh pengetahuan dan menyikapi agar dapat memilih
makan yang sehat.
b) Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah
berkembang. Artinya, apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau
mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi, tindakan atau
perilaku yang berkualitas. Dalam hal ini siswa memang secara
langsung atau memang sudah melakukan kebiasaan tersebut sebelum
36
siswa itu memperoleh pengetahuan pemilihan makanan yang sehat dari
pelajaran yang dipelajari disekolah (Notoatmodjo, 2003).
H. Kerangka Teori
1.Teori Behavior Intention (Snehandu B. Kar: 1980)
Snehandu B. Kar mencoba menganalisis niat orang bertindak atau
berperilaku. Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan bertitik-tolak
bahwa perilaku itu merupakan fungsi dari:
a. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau
perawatan kesehatannya (behavior intention).
b. Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social-support)
c. Adanya atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas
kesehatan (accessebility of information).
d. Otonomi pribadi orang yang bersangkutan dalam hal mengambil
tindakan atau keputusan (personal autonomy).
e. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak
(action situation).
Uraian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dimana ;
B = Behavior
f = Function
BI = Behavior Intention
SS = Social Support
B = f(Bl, SS, AI, PA, AS).
37
Al = Accessebility of Information
PA = Personal Autonomy
AS = Action situation
Disimpulkan bahwa perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat
ditentukan oleh niat orang terhadap obyek kesehatan, ada atau tidaknya dukungan
dari masyarakat sekitarnya, ada atau tidaknya informasi tentang kesehatan,
kebebasan dari individu untuk mengambil keputusan/bertindak, dan situasi yang
memungkinkan ia berperilaku/bertindak atau tidak berperilaku/tidak bertindak.
Gambar 1:Teori Behavior Intention (Snehendu B. Kar: 1980)
Sumber:Notoadmodjo, 2007
2. Teori Transteoritical Model (Prochaska dan Diclemente 1982)
Teori Transteoritical Model merupakan suatu model yang diterapkan
untuk menilai tindakan seseorang dalam perubahan perilaku serta dalam
pemeliharaan kesehatan. Model tersebut digunakan untuk
Behavior Intention
Social Support
BEHAVIOR Accessibility of Information
Personal Otonomy
Action Situation
38
mengembangkan intervensi dalam mempromosikan suatu perubahan
perilaku James(2002).
1. Pra perenungan (precontemplation)
Precontemplation merupakan tahap awal dimana seseorang belum
mempunyai niat untuk melakukan perubahan perilaku. Niat tersebut
belum dimiliki seseorang untuk perubahan dimasa akan datang dalam
kurung waktu enam bulan kedepan, yang dimaksud pada langkah ini
yaitu orang-orang belum mendapatkan informasi tentang konsekuensi
yang didapatkan dari perilaku tersebut.
2. Perenungan (contemplation)
Tahap contempalation merupakan tahap dimana seseorang telah
mengetahui dan memiliki niat untuk berubah, biasanya dalam kurung
waktu enam bulan berikutnya. Pada tahap ini seseorang telah
melakukan perenungan tentang baik buruknya perilaku yang akan
diadopsi sehingga disebutlah tahap perenungan/contemplation.
3. Persiapan (preparation)
Tahap preparation merupakan tahap dimana seseorang sudah
berniat untuk melakukan perilaku baru dalam waktu 30 hari, karena
adanya perenungan dari masa yang lalu. Tahap preparation atau biasa
disebut juga dengan tahap persiapan merupakan langkah dimana orang-
orang berniat untuk bertindak dimasa yang akan datang. Dengan kata
lain tahap preparation membuat seseorang mulai bertindak kearah
perubahan perilaku.
39
4. Aksi (Action)
Tahap action atau biasa disebut juga dengan aksi yaitu merupakan
tahap dimana orang-orang sudah melakukan tindakan minimal enam
bulan dan telah memodifikasi untuk perubahan perilaku baru tersebut.
Dengan kata lain tahap action membuat seseorang sudah melakukan
tindakan yang berkelanjutan kearah perubahan perilaku.
5. Pemeliharaan (maintenance)
Tahap maintenance yaitu tahap dimana akan tetap selalu menjaga
dan memelihara perilaku-perilaku yang telah diaplikasikan selama
enam bulan. Menjaga dan memelihara perilaku-perilaku yang telah
diaplikasikan selama enam bulan.
6. Terminasi (Termination)
Termination merupakan tahap dimana seseorang tidak mau lagi
mengulangi perilaku sebelumnya.
Untuk lebih jelasnya berikut kerangka teori transteoritical model:
Gambar 2: Teori Transtheoritical Model Prochaska
danDiclemente (1982)
Termination
40
Untuk mencapai perubahan perilaku sesuai dengan yang
diharapkan perlu dilakukan intervensi pada setiap proses perubahan
perilaku menurut Prochasca et al (2002) berikut adalah langkahnya:
1. Membangun kesadaran (Consciousness Raising)
Perubahan perilaku terjadi karena seseorang berusaha
mendapatkan informasi baru dan memahami keuntungan dari
informasi tersebut sehingga ide atau cara tersebut mendorong
seseorang untuk melakukan perubahan perilaku.
2. Pencerahan (Dramatic relief)
Orang yang akan merubah perilakunya membuat komitmen
untuk berubah, yang timbul karena adanya pengalaman emosional
yang negatif dan perilaku lamanya.
3. Penilaian diri (Self Revolution)
Pada langkah ini seseorang menyadari akan pentingnya
perubahan perilaku pada dirinya sendiri, dan menyadari bahwa
perilaku sehat merupakan bagian penting dari mereka.
4. Penilaian lingkungan (Environmental Reevaluation)
Timbulnya kesadaran seseorang tentang efek dari perilaku
yang dilakukan baik perilaku negatif maupun perilaku positif yang
telah dilakukan pada lingkungan sosial.
5. Kebebasan diri (Self Liberation)
Timbulnya rasa percaya pada kemampuan untuk bisa berubah
dan membuat komitmen bertindak berdasarkan keyakinan tersebut.
41
6. Mencari dukungan (Helping Relationship)
Menemukan orang-orang yang mendukung perubahan mereka.
7. Mencari alternatif (Counter Conditioning)
Mengganti perilaku lama menjadi perilaku baru melalui
sebuah alternatif.
8. Manajemen penguatan (Reinforcement Management)
Pemberian penghargaan jika seseorang mampu melakukan
perilaku baru atau perilaku sehat.
9. Mengatur rangsangan (Stimulus control)
Mengendalikan situasi dan penyebab lain yang dapat memicu
perilaku lama atau perilaku tidak sehat tersebut muncul kembali.
10. Kebiasaan sosial (Social Liberation)
Menyadari bahwa norma sosial telah berubah dan dapat
mendorong orang untuk berperilaku baru.
Menurut Krummel& Kris-Etherton (1996) perilaku makan remaja
dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam dirinya sendiri
(internal) maupun dari luar individu atau lingkungan sekitarnya
(eksternal). Faktor dari dalam diri timbul karena kesadaran individu,
artinya remaja akan memutuskan perubahan perilaku bagi dirinya
setelah memperoleh informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan
dan kesadaran individu. Sedangkan faktor dari luar terdiri dari
lingkungan fisik misalnya ketersediaan makanan yang
dibutuhkan/diinginkan, faktor sosial meliputi dukungan keluarga dan
42
teman sebaya dan faktor budaya meliputi pola kebiasaan keluarga,
dan perilaku. Faktor-faktor tersebut tidak secara langsung
memengaruhi perilaku makan, tetapi faktor internal dan eksternal
tersebut memengaruhi gaya hidup, yang kemudian memengaruhi
perilaku makan remaja.
Berikut bagan kerangka teori:
Pengetahuan
o Akses Informasi
(Accessability of
information)
o Perenungan
(Contemplation)
Tindakan
o Otonomi Pribadi
(Personal
Autonomy)
o Situasi yang
memungkinkan
(Action Situation)
o Aksi (Action)
Perubahan
Perilaku
Internal
o Pengetahuan
dan kesadaran
akan informasi
Eksternal
o Ketersediaan
o Pola makan
keluarga
Niat
o Pra perenungan
(Precontemplation)
o Niat untuk bertindak
(Behavior intention)
Kerangka Teori Konsumsi Sayur dan Buah modifikasi dari
Transteoritical Model Prochaska (1982), Behavior
IntentionSnehandu B. Kar : 1980) dan Krummel & Kris-Etherton,
(1996)
Gambar 3
43
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti
Berdasarkan teori modifikasi dari Transteoritical Model (Prochaska &
Diclemente,1982), Behavior Intention (Kar, 1980) dan pendapat Krummel
dan Kris-Etherton (1996), menyatakan bahwa remaja mengadopsi perilaku
kesehatan (konsumsi sayur dan buah) dimulai pada tahap pra perenungan
yakni belum memiliki cukup niat untuk bertindak, hingga munculnya niat
dari dalam diri remaja untuk bertindak. Hal tersebut dipicu oleh adanya
pengetahuan yang dimiliki oleh remaja karena adanya akses informasi yang
diperoleh (misalnya dalam penelitian ini menggunakan edukasi emo demo),
dan melalui proses perenungan kelebihan dan kekurangan mengonsumsi
sayur dan buah bagi kesehatan remaja.
Setelah melalui proses edukasi emo demo, maka remaja memiliki
kebebasan untuk memilih (otonomi pribadi) apakah akan mengadopsi
perilaku yang diketahui (bertindak) mengonsumsi sayur dan buah sesuai
arahan edukasi atau sebaliknya. Hal ini dipengaruhi pula oleh situasi yang
memungkinkan remaja untuk memilih tindakan. Tindakan yang dipilih oleh
remaja inilah yang disebut action (aksi).
Otonomi pribadi, situasi yang memungkinkan, maupun aksi remaja akan
sangat dipengaruhi oleh kesadaran individu, artinya remaja akan memutuskan
perubahan perilaku bagi dirinya setelah informasi yang diberikan dapat
44
menggugah emosi dan meningkatkan pengetahuan remaja. Berdasarkan
modifikasi teori disusunlah pola pikir variabel yang diteliti sebagai berikut:
Keterang
Keterangan :
Variabel Independen
Variabel Dependen
Niat
o Pra perenungan
o Niat Untuk Bertindak
Pengetahuan
o Akses Informasi
o Perenungan
Tindakan
o Otonomi Pribadi
o Situasi yang
memungkinkan
o Aksi
Emo demo
Konsumsi
Sayur dan
Buah Pada
Remaja Putri
Gambar 4: Kerangka Konsep Konsumsi Sayur dan Buah
45
B. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Konsumsi sayur dan buah
Konsumsi sayur dan buah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
Jumlah konsumsi sayur dan buah rata-rata dalam sehari. Yakni untuk
sayur sebanyak 250 gram/hari, sedangkan buah 150 gram/hari.
Sumber: WHO (2003)
2. Niat
Niat dalam penelitian ini yaitu ada keinginan remaja putri dan apa
yang direncanakan dalam mengonsumsi sayur dan buah. Berikut
merupakan penentuan scoring:
0 = Bila sama sekali belum memiliki niat
1 = Telah berniat sebanyak 25%
2 = Telah berniat sebanyak 50%
3 = Telah berniat sebanyak 75%
4 = Telah berniat sebanyak 100%
Sumber: Windiyani (2012)
3. Pengetahuan
Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hal-hal yang
diketahui oleh remaja putri tentang konsumsi sayur dan buah meliputi:
pengetahuan tentang jenis, manfaat, kandungan sayur dan buah serta porsi
sayur dan buah.
46
Kriteria Objektif:
Tinggi: Jika skor ≥ 66,7 %
Rendah: Jika skor <66,7 %
Sumber: Farisa (2012)
4. Tindakan
Tindakan dalam penelitian ini yaitu hal-hal yang dilakukan oleh
remaja putri terkait konsumsi sayur dan buah yaitu menyangkut frekuensi,
porsi dan jenis sayur dan buah.
Kriteria Objektif:
Baik : Jika skor ≥ 66,7 %
Kurang : Jika skor < 66,7 %
Sumber: Moon (2017)
C. Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis Nol (H0)
a. Tidak ada perbedaan niat remaja putri terhadap konsumsi sayur dan
buah sebelum dan sesudah memperoleh edukasi menggunakan metode
emo demo.
b. Tidak ada perbedaan pengetahuanremaja putri terhadap konsumsi
sayur dan buah sebelum dan sesudah memperoleh edukasi
menggunakan metode emo demo.
c. Tidak ada perbedaan tindakanremaja putri terhadap konsumsi sayur
dan buah sebelum dan sesudah memperoleh edukasi menggunakan
metode emo demo.
47
2. Hipotesis Alternatif (Ha)
a. Ada perbedaan niat remaja terhadap konsumsi sayur dan buah sebelum
dan sesudah memperoleh edukasi menggunakan metode emo demo.
b. Ada perbedaan pengetahuan remaja terhadap konsumsi sayur dan buah
sebelum dan sesudah memperoleh edukasi menggunakan metode emo
demo.
c. Ada perbedaan tindakan remaja terhadap konsumsi sayur dan buah
sebelum dan sesudah memperoleh edukasi menggunakan metode emo
demo.
48
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan
desain quasi eksperiment dengan rancangan The Nonequivalent
ControlGroup Design (Campbell & Stanley, 1966). Dilakukan 3 kali
pengukuran, 1 kali sebelum intervensi dan 2 kali setelah intervensi.
2. Rancangan penelitian
Rancangan penelitiansecara ringkas disajikan sebagai berikut:
O1 X1 O2 O3 (Kelompok Intervensi)
O4 X2 O5 O6 (Kelompok Kontrol)
Keterangan:
O₁ : Pengukuran awal (Pretest) niat, pengetahuan dan tindakan remaja
putri tentang konsumsi sayur dan buah 1 hari sebelum intervensi
pada kelompok intervensi
X1 : Intervensi berupa edukasi tentang konsumsi sayur dan buah pada
remaja putri dengan menggunakan metode ceramah dan emo demo.
O2: Pengukuran akhir 1 (Post test pertama) niat, pengetahuan dan
tindakan remaja putri tentang konsumsi sayur dan buah 2 minggu
setelah intervensi pada kelompok intervensi
49
O3 :Pengukuran akhir 2 (Post test kedua) niat, pengetahuan dan tindakan
remaja putri tentang konsumsi sayur dan buah 1 bulan setelah
intervensi pada kelompok intervensi
O4: Pengukuran awal (pretest) niat, pengetahuan dan tindakan remaja
putri tentang konsumsi sayur dan buah 1 hari sebelum intervensi
pada kelompok kontrol
X2 : Pemberian edukasi tentang konsumsi sayur dan buah pada remaja
putri dengan menggunakan ceramah pada kelompok kontrol.
O5 : Pengukuran akhir 1 (Post test pertama) niat, pengetahuan dan
tindakan remaja putri tentang konsumsi sayur dan buah 2 minggu
setelah pemberian ceramah pada kelompok kontrol.
O6 : Pengukuran akhir 2 (Post test kedua) niat, pengetahuan dan tindakan
remaja putri tentang konsumsi sayur dan buah 1 bulan setelah
pemberian ceramah pada kelompok kontrol.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan pertimbangan yaitu
Kabupaten Bone merupakan kabupaten dengan penduduk yang konsumsi
sayur dan buah >5 porsi perminggu terendah setelah Kabupaten Selayar,
yakni hanya berkisar 0,2%. Pada tahun 2016-2017 Desa Timurung
memiliki konsumsi sayur dan buah terendah di Kabupaten Bone pada
remaja (umur 10-14 tahun) berada di Kecamatan Ajangale. Berdasarkan
studi pendahuluan didapatkan data bahwa pada wilayah kerja Puskesmas
50
Timurung konsumsi sayur terendah berada pada usia remaja produktif
yaitu pada usia 10-14 tahun menduduki peringkat tertinggi. Selanjutnya
yang menjadi pertimbangan mengambil responden pada SMP Negeri 1
Ajangale yaitu karena Puskesmas Ajangale menduduki peringkat kedua
terendah konsumsi sayur pada usia 10-14 tahun dan SMP Negeri 1
Ajangale berada pada wilayah kerja puskesmas Ajangale yang
merupakan konsumsi terendah di desa tersebut.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan
Maret 2018.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putri yang
berumur 10-14 tahun di dua SMP yang terdapat di Kecamatan Ajangale
Kabupaten Bone yaitu SMP Negeri 5 Ajangale dan SMP Negeri 1
Ajangale sebanyak 188 orang.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari populasi yang diamati dan diukur oleh
peneliti. Kriteria inklusi merupakan pemilihan kelompok non random
dan merupakan karakteristik umum suatu populasi atau sampel yang
akan diteliti (Nursalam, 2003). Sampel dalam penelitian ini memiliki
kriteria inklusi sebagai berikut: Remaja Putri di Kecamatan Ajangale,
umur 10-14 tahun, dan kelas VIII. Tidak dipilih kelas VII dan IX
51
meskipun kedua kelas tersebut bisa saja ada yang memenuhi syarat dari
umur dengan alasan kelas VII baru saja selesai dari sekolah dasar dan
tergolong remaja awal sedangkan pada kelas IX dengan alasan sebentar
lagi akan ujian dan waktu belajar mereka tidak boleh diganggu.
Penelitian ini menggunakan teknik penentuan besar sampel dengan
rumus sampel untuk dua mean satu populasi sebagai berikut:
210
2
11
2
ZZn
Keterangan:
n = besar sampel
= standar deviasi
Z1- = level of signifikan
Z1- = power / kekuatan uji
μ1 = rata-rata keadaan sebelum intervensi
μ 2 = rata-rata keadaan setelah intervensi
Berikut merupakan perhitungan besar sampel:
52
Gambar 5:Penentuan besar sampel dengan program Sample Size
Determination in Health Studies
Berdasarkan perhitungan rumus di atas didapatkan jumlah sampel
sebesar 60 orang terdiridari 30 orang untuk kelompok intervensi dan 30
orang kelompok kontrol. Angka 30 yang diperoleh pada hasil
perhitungan besar sampel di atas didapatkan dengan memasukkan data
jumlah populasi, tingkat kesalahan yang diharapkan, range dari tingkat
ketelitian/ketepatan serta tingkat kepercayaan yang diinginkan kedalam
Sample Size Determination in Health Studies (Ariawan, 1998;Lwanga &
Lemeshow, 1991).
53
Berdasarkan rumus tersebut, jumlah sampel yang dibutuhkan dalam
penelitian ini adalah 60 orang. Namun untuk mengatasi adanya drop out,
maka jumlah responden yang diteliti dan diberikan kuesioner ditambah
sebanyak 10%. Jadi jumlah responden yaitu sebanyak 66 orang.
Teknik penentuan sampel pada penelitian ini secara Purposive
sampling. Teknik purposivedidasarkan pada suatu pertimbangan tertentu
yang dibuat oleh peneliti, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang
sudah diketahui sebelumnya. Pelaksanaan pengambilan secara Purposive
dengan mengidentifikasi semua karakteristik populasi, misalnya
mengadakan studi pendahuluan atau mempelajari berbagai hal yang
berhubungan dengan populasi (Notoatmodjo, 2012), sehingga peneliti
mendapatkan sampel sejumlah 66 orang dari 188 populasi yang ada
sebagai kelompok intervensi.
Total sampel untuk kedua kelompok sebanyak 66. Penelitian ini
menggunakan teknik penentuan sampel secara purposive dimana subjek
yang memenuhi kriteria inklusi maupun eksklusi dimasukkan dalam
penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi. Sampel
yang menjadi acuan besar sampel minimal adalah 66 responden dari
188 populasi. Untuk penentuan besar sampel masing-masing sekolah
dilakukan secara non random.
Besar sampel dalam penelitian ini yang diperoleh sesuai dengan
kriteria sampel yang telah ditetapkan sebesar 33 orang (SMP Negeri 5
Ajangale) merupakan kelompok intervensi dan 33 orang (SMP Negeri 1
54
Ajangale) yang merupakan kelompok kontrol, jadi total sampel yaitu 66
orang. SMP Negeri 5 Ajangale dipilih sebagai kelompok intervensi
karena pada wilayah tersebut jumlah konsumsi sayur dan buah terendah
pertama, sehingga perlu dilakukan edukasi melalui intervensi ceramah
dan emo demo agar terjadi peningkatan jumlah konsumsi sayur dan
buah. Sedangkan SMP Negeri 1 Ajangale dijadikan sebagai kelompok
kontrol atau pembanding dari kelompok intervensi dan berdasarkan data
bahwa wilayah tersebut menempati posisi kedua terendah jumlah
konsumsi sayur dan buah.
Kedua sekolah tersebut memiliki beberapa persamaan diantaranya:
sama-sama berstatus negeri, berada pada kecamatan yang sama, akan
tetapi jarak antar sekolah tidak berdekatan sehingga peneliti berasumsi
dapat meminimalkan keterpaparan informasi.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistimatis sehingga lebih
mudah diolah (Arikunto, 2006). Berdasarkan jenis data, sumber data dan
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner memuat pertanyaan tentang niat, pengetahuan dan tindakan
konsumsi sayur dan buah serta alat peraga emo demo yakni gelas ukur,
mortar atau sejenisnya dan pisau.
55
1. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memeroleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal yang ia ketahui. Kuesioner yang berisi pertanyaan
tentang pengetahuan merujuk pada Arikunto (2006). Sedangkan
pertanyaan tentang niat dan tindakan dilakukan modifikasi kuesioner
dari penelitian Gustrian (2012). Poin utama yang dimodifikasi pada
pertanyaan niat yaitu mengenai niat seseorang untuk melakukan
perubahan hidup sehat, bagaimana niat seseorang dalam memilih
mengonsumsi sayur dan buah. Sedangkan pada pertanyaan tindakan
yaitu terkait bagaimana seseorang bertindak dalam memilih maupun
mengonsumsi sayur dan buah.
2. Validitas
Validitas instrumen adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan atau keaslian sesuai instrumen. Instrumen dikatakan valid
atau sahih apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti
secara tepat. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan sejauh mana data
yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas
yang dimaksud (Arikunto, 2006).
Teknik korelasi yang dipakai adalah teknik korelasi “Product
Moment”dinyatakan valid jika korelasi tiap butir pertanyaan memiliki
nilai positif dimana r hitung > r tabel.
56
3. Reliabilitas
Reliabilitas instrument memiliki pengertian bahwa semua
instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrument tersebut dianggap baik (Arikunto,
2006). Perhitungan reliabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan
yang sudah memiliki validitas. Pengujian reliabilitas dengan internal
consistency dilakukan dengan cara mengujicobakan instrumen sekali
saja kemudian hasil yang diperoleh dianalisis dengan teknik alfa
cronbach (Manulang, 2011).
Berikut hasil uji coba kuesioner:
a. Item Pertanyaan Untuk Niat
Kuesioner penelitian variabel niat terdiri atas 6 item pernyataan.
Berikut merupakan hasil uji validitas dan reliabilitas menggunakan
SPSS:
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada
Item Pertanyaan Niat
Item
Pernyataan
Validitas Reliabilitas
r Hitung r Tabel
P1
P2
P3
P4
P5
P6
0,775
0,748
0,678
0,707
0,717
0,702
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,810
Sumber : Data Primer 2018
Hasil uji validitas pada kuesioner semua item pertanyaan (P1,
P2, P3, P4, P5 dan P6) didapat r hitung >r tabel> 0,361 yang artinya
57
semua pernyataan dalam kuesioner adalah valid. Hasil uji reliabilitas
di peroleh r alpha > r tabel (0,6), maka dapat disimpulkan bahwa
kuesioner ini reliabel.
b. Item Pertanyaan Untuk Pengetahuan
Kuesioner penelitian variabel pengetahuan terdiri atas 10 item
pertanyaan. Berikut merupakan hasil uji validitas dan reliabilitas
menggunakan SPSS:
Berikut merupakan hasil uji coba kuesioner:
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
pada Item Pertanyaan Untuk Pengetahuan
Item
Pernyataan
Validitas Reliabilitas
r Hitung r Tabel
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
0,774
0,583
0,469
0,554
0,409
0,365
0,554
0,148
-0,356
-0,177
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,620
Sumber : Data Primer 2018
Hasil uji validitas pada kuesioner item pertanyaan P8, P9 dan
P10 didapat r hitung < 0,361 yang artinya tidak valid, sehingga
pertanyaan tersebut tidak lagi dimasukkan dalam kuesioner
pengetahuan. Sedangkan item pernyataan yang lain (P1, P2, P3, P4,
P5, P6 dan P7) didapat r hasil > 0,361 yang artinya semua pernyataan
dalam kuesioner adalah valid. Hasil uji reliabilitas di peroleh r alpha
58
>r tabel (0,6), maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner ini reliabel
sebanyak 7 item pertanyaan.
c. Item Pertanyaan Untuk Tindakan
Kuesioner penelitian variabel tindakan terdiri atas 10 item
pertanyaan. Berikut merupakan hasil uji validitas dan reliabilitas
menggunakan SPSS:
Berikut hasil ujicoba kuesioner:
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
pada Item Pertanyaan Untuk Tindakan
Item
Pernyataan
Validitas Reliabilitas
r Hitung r Tabel
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
0,664
0,567
0,389
0,663
0,105
0,088
0,584
0,225
0,041
0,286
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,664
Sumber : Data Primer 2018
Hasil uji validitas pada kuesioner item pertanyaan P5, P6, P8,
P9 dan P10 didapat r hitung < 0,361 yang artinya tidak valid.
Sehingga pertanyaan tersebut tidak lagi dimasukkan dalam kuesioner
tindakan. Sedangkan item pertanyaan yang lain (P1, P2, P3, P4,dan
P7) didapat r hasil > 0,361 yang artinya semua pernyataan dalam
kuesioner adalah valid. Hasil uji reliabilitas diperoleh r alpha > r tabel
(0,6), maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner ini reliabel sebanyak
5 item pertanyaan.
59
E. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode tes. Menurut Arikunto (2006), tes merupakan serangkaian
pertanyaan yang digunakan dalam pengukuran keterampilan, pengetahuan,
intelegensi, bakat atau kemampuan yang dimiliki oleh kelompok. Tujuan
tes dalam penelitian ini yaitu untuk memeroleh data akhir tentang niat,
pengetahuan dan tindakan remaja terhadap konsumsi sayur dan buah
setelah intervensi.
Metode tes dalam penelitian ini menggunakan soal pretest dan post
test dengan kuesioner tentang niat, pengetahuan dan tindakan remaja putri
terhadap konsumsi sayur dan buah. Kuesioner tersebut diujikan pada
kelompok intervensi dan kelompok kontrol satu kali pretest sebelum
intervensi dan dilakukan dua kali post test setelah intervensi.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini yaitu meliputi data niat,
pengetahuan dan tindakan remaja dalam konsumsi sayur dan buah
sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan pada kelompok
intervensi ceramah dan emo demo, sedangkan pada kelompok kontrol
yaitu ceramah.
2.Data Sekunder
Data yang diperoleh dari Puskesmas Timurung yaitu data konsumsi
sayur dan buah di wilayah kerja Puskesmas Timurung Tahun 2016-
60
2017. Dimana data tersebut menjadi informasi utama yang mendukung
penelitian yang dilakukan. Selain itu, didapatkan pula data dari sekolah
jumlah siswa yang menjadi responden.
G. Deskripsi Intervensi
Berikut matriks pelaksanaan emo demo yang dilakukan pada kegiatan
intervensi:
Tabel 1V.1 Matriks Kegiatan Penelitian
NO Uraian
Kegiatan
Keterangan
1. Sasaran Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Ajangale
2. Materi 1. Pengertian sayur dan buah
2. Jenis-jenis sayur
3. Jenis-jenis buah
4. Manfaat sayur dan buah
5. Pemanfaatan sayur dan buah lokal
(yang sering ditemukan dan
dikonsumsi oleh sasaran)
6. Peragaan emo demo menggunakan
alat dan bahan peragaan
3. Alat dan Bahan Alat:
1. 4 buah Gelas ukur
2. Mortar (Alat penumbuk)
3. Pisau untuk mengupas dan
memotong buah
Bahan sayur:
1. Sayur bening yang telah direbus
(bayam + labu)
2. Jus bayam + labu sebagai hasil
akhir metabolism dalam tubuh,
Bahan Buah:
1. Buah pisang dan papaya
2. Jus jeruk/mangga
Bahan Gorengan pembanding emo demo :
1. Gorengan
Bahan pelarut:
1. Air hangat
4. Durasi 45 Menit
61
No. Uraian
Kegiatan
Keterangan
5. Jumlah
pertemuan
Tiga Kali pertemuan
1. Pretest
2. 1 hari setelah pretest (Intervensi)
3. 2 minggu setelah intervensi (Post
test 1)
4. 1 bulan setelah intervensi (post test
2)
6. Metode Emo Demo+ ceramah
7. Frekuensi 1 Kali
Media Edukasi (Booklet)
Booklet merupakan bukusaku yang memiliki paling sedikit lima
halaman tetapi tidak lebih dari empat puluh delapan halaman diluar
hitungan sampul (Roymond, 2009). Booklet berisikan informasi-
informasi penting, yang isinya harus jelas, tegas, mudah dimengerti
dan akan lebih menarik jika booklet tersebut disertai dengan gambar.
Booklet ini memiliki beberapa keunggulan seperti: 1) Isinya mudah
dimengerti dan dipahami; 2) Mempunyai sifat yang menarik dan
informatif, dapat memotivasi peserta didik untuk mempelajari isi
booklet tersebut; 3) Lebih banyak ilustrasinya daripada teks sehingga
tidak terkesan monoton; 4) Bentuk yang kecil menjadikan mudah
dibawa kemanapun.Inilah yang menjadi pertimbangan peneliti memilih
booklet. Dari uraian yang telah dijelaskan (lihat pertimbangan
penggunaan media edukasi pada halaman 16).
Desain pada booklet bertujuan untuk merancang media
pembelajaran. Pengembangan yang dihasilkan berupa draf awal media
pembelajaran booklet emo demo Konsumsi Sayur dan Buah Pada
62
Remaja Putri yang berisikan halaman judul, daftar isi, daftar gambar,
isi booklet, dan daftar pustaka.
Media booklet disertai dengan desain dan gambar-gambar ilustrasi
sehingga materi tentang konsumsi sayur dan buah dibuat secara
singkat dan menyenangkan yang nantinya dapat meningkatkan minat
belajar siswa. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh
Nur (2011) yang menyatakan pembelajaran yang menyenangkan
menyebabkan tumbuhnya respon positif dari peserta didik yang secara
langsung berdampak pada peningkatan terhadap minat belajar,
aktivitas mengikuti pembelajaran, yang pada akhirnya berdampak pada
peningkatan hasil belajar.
Adapun desain booklet yang dibuat yaitu halaman pertama
dilengkapi dengan sampul yang bergambarkan sayur dan buah,
kemudian pada bagian dalam booklet berisikan daftar isi, materi, jenis
media atau jenis metode, langkah-langkah emo demo, penerapan emo
demo dan daftar pustaka. Isi dalam booklet yaitu pengertian sayur dan
buah, jenis-jenis sayur dan buah, manfaat sayur dan buah, Pemanfaatan
sayur dan buah lokal (selalu tersedia) dan yang terakhir yaitu
penerapan emo demo pada penelitian tersebut.
Booklet dalam penelitian ini tidak digunakan sebagai media
edukasi saat melakukan intervensi akan tetapi, booklet merupakan
produk luaran dari penelitian edukasi konsumsi sayur dan buah dengan
menggunakan metode emo demo. Didalam booklet ni berisi kegiatan-
63
kegiatan edukasi yang dilakukan saat penelitian dengan menggunakan
metode emo demo serta berisi materi-materi yang disampaikan saat
melakukan emodemo (Produk Booklet Terlampir)
H. Skema Alur Penelitian
Berikut adalah sekama alur penelitian:
Pre test (O4) 1 hari sebelum ceramah
Ceramah (x2)
Post test 1 (O5) 2 mg setelah ceramah
Kontrol Intervensi
Persiapan Kuesioner
Uji Coba Kuesioner Uji Validitas dan
Realibilitas
Gambar 6. Alur Penelitian
Pre test (O1) 1 hari sebelum int
Intervensi
Intervensi Ceramah + Emo emo X1)
Post test 1 (O2)
Posttest 2 (O3)1 bln setelah intervensi Post test 2 (O6)1 bln setelah ceramah
Penyusunan Media Booklet
Edukasi
Pretest (O1) 1 hari sebelum intervensi
Post test 1 (O2) 2 mg setelah intervensi
Intervensi
64
Berdasarkan skema alur penelitian tersebut menjelaskan bahwa peneliti
mempersiapkan instrument penelitian (kuesioner). Uji validitas dan
reliabilitas pada kuesioner disajikan pada remaja putri di dua sekolah
menengah pertama yang ada di Kecamatan Ajangale yaitu SMP Negeri 2
Ajangale dan MTSN Pompanua (Bukan merupakan lokasi intervensi
ataupun Kontrol). Kemudian dilakukan pretest pada kelompok intervensi
dengan responden sebanyak 33 remaja putri terkait recall 24 jam, niat,
pengetahuan dan tindakan remaja terhadap konsumsi sayur dan buah,
selanjutnya dilakukan intervensi dengan selang waktu 1 hari dari pretest
berupa metode emo demo dan ceramah. Setelah dilakukan intervensi lalu
diendapkan selama dua minggu, kemudian dilakukan post test 1. Selanjutnya
diendapkan lagi 1 bulan setelah intervensi kemudian dilakukan post test 2
tentang recall 24 jam, niat, pengetahuan dan tindakan agar edukasi yang
diberikan dapat terserap dengan baik serta dapat diperoleh tindakan
perubahan perilaku kesehatan terkait konsumsi sayur dan buah.
Pemberian pretest pada kelompok kontrol dengan responden sebanyak
33 remaja putri dilakukan setelah pemberian pre test pada kekompok
kontrol terkait recall 24 jam, niat, pengetahuan dan tindakan remaja
terhadap konsumsi sayur dan buah. Selanjutnya dilakukan ceramah selang
waktu 1 hari dari pretest dilakukan edukasi berupa ceramah tentang
konsumsi sayur dan buah. Setelah itu diendapkan selama 2 minggu
kemudian dilakukan post test 1, dan diendapkan lagi selama 1 bulan,
kemudian dilakukan post test 2 berupa recall 24 jam, niat, pengetahuan dan
65
tindakan agar edukasi yang diberikan dapat terserap dengan baik serta
diperoleh data tindakan perubahan perilaku kesehatan terkait konsumsi sayur
dan buah.
Pada pengukuran berulang dilakukan 2 kali post test yaitu 2 minggu
setelah intervensi dan 1 bulan setelah intervensi. Hal demikian dilakukan
dengan asumsi niat seseorang dalam mengonsumsi sayur dan buah tidak
dapat ditentukan hanya melalui 1 kali pengukuran karena niat seseorang
akan terwujud dalam tingkah laku yang sebenarnya jika seseorang memiliki
waktu untuk mengonsumsi. Seperti halnya dengan tindakan, tidak dapat
diukur jika hanya 1 kali pengukuran karena dalam bertindak untuk
melakukan perubahan hidup diperlukan pula beberapa waktu untuk melihat
perubahan tindakan seseorang (Moon, 2017).
I. Prosedur Pelaksanaan Metode Emo demo
Salah satu metode edukasi dalam promosi kesehatan adalah emo demo.
Teknik ini merupakan kegiatan demonstrasi dengan menggunakan kekuatan
emosional dan merupakan strategi komunikasi perubahan perilaku. Emo
demo merupakan inisiasi dari Global Alliance for Improved Nutrition.
Sasaran utama dalam metode tersebut yaitu ibu hamil dan menyusui metode
tersebut sudah pernah digunakan pada instansi kesehatan dan mendapat
perhatian besar dari masyarakat (Gain, 2017).
Pelaksanaan emo demo dalam penelitian ini memodifikasi modul
“cemilan sembarangan” inisiasi dari GAIN dengan sasaran yang berbeda
yaitu remaja putri dengan konsep edukasi konsumsi sayur dan buah. Pada
66
penelitianini digunakan metode emo demo, agar para remaja berniat dan
mau melakukan perubahan hidup yang lebih sehat, dengan cara
mempraktikkan konsumsi sayur dan buah dan menghindari konsumsi
gorengan atau junk food. Sasaran pada kegiatan ini yaitu siswi kelas VIII
SMP Negeri 5 Ajangale.
Adapun tahapan dalam emo demoadalah sebagai berikut:
1. Fasilitator menjelaskan maksud dan tujuan emo demo
Sebelum dilakukan emo demo terlebih dahulu peneliti menjelaskan hal-
hal yang akan dilakukan pada emo demo tersebut.
2. Sasaran dikumpulkan dalam ruangan sebanyak 16 orang untuk kelompok
pertama dan 17 orang untuk kelompok kedua. Peserta diarahkan agar
duduk membentuk setengah lingkaran. Selisih waktu edukasi antar dua
kelompok tersebut yaitu 1 jam.
3. Fasilitator memberikan yel-yel
Berikut merupakan yel-yel yang diberikan pada peserta:
“Yuk… kita ikut rumpi sehat
Konsumsi sayur dan buah itu wajib
Jika ingin sehat, konsumsi sesuai porsi
Kalau salah ya…. benerin”
Pemberian yel-yel tersebut bermaksud membangkitkan semangat
sebelum dilakukan emo demo, serta yel-yel yang diberikan bukan
sekedar kata-kata saja akan tetapi terdiri dari pesan yang membangun.
67
4. Fasilitator menjelaskan alat dan bahan yang akan digunakan
Fasilitator menjelaskan satu persatu alat dan bahan yang akan
digunakan kepada sasaran sebelum dilakukan emo demo.
5. Pada kegiatan emo demo, fasilitator mengilustrasikan proses
metabolisme tubuh ketika sayur dan buah serta gorengan masuk dalam
tubuh.
Pada emo demo tersebut diilustrasikan konsumsi sayur dan buah
serta olahannya, kemudian diperlihatkan pula perbandingan konsumsi
gorengan yang masuk dalam tubuh. Mengapa dibandingkan dengan
gorengan? Karena gorengan merupakan salah satu jenis jajanan yang
sering dikonsumsi oleh remaja di sekolah.
6. Selanjutnya fasilitator menyiapkan 3 wadah.
Wadah pertama berisi sayur yang sudah direbus kemudian ditumbuk
menggunakan mortar (alat penumbuk) agar tekstur sayur menjadi halus,
wadah kedua berisi buah yang sudah dikupas dan diiris serta wadah
ketiga berisi gorengan (wadah tersebut diisi oleh fasilitator)
7. Sebelum emo demo dimulai terlebih dahulu fasilitator menjelaskan
mengenai manfaat dan kandungan dari sayur dan buah yang dijadikan
sebagai bahan dasar dalam kegiatan emo demo.
8. Proses selanjutnya yaitu masing-masing wadah diisi air hangat dan
didiamkan sejenak, sampai isi dalam wadah tersebut larut.
9. Sembari menunggu proses pengisian wadah, diberikan kembaliyel-yel
kepada remaja.
68
10. Fasilitator kembali memperlihatkan masing-masing wadah kepada
sasaran sambil menumbuk menggunakan sendok, proses tersebut
diibaratkan sebagai proses metabolisme makanan dalam tubuh. Sayur dan
buah memiliki tekstur yang halus dan mengandung banyak serat yang
baik untuk kesehatan dibandingkan dengan gorengan yang banyak
mengandung minyak dan tidak baik bagi kesehatan jika dikonsumsi
secara terus-menerus.
Sayur dan buah yang diibaratkan dalam tubuh pada saat proses
metabolisme tersebut terlihat halus dan banyak mengandung serat
sehingga jika rutin mengonsumsi sayur dan buah akan memperlancar
sistem pencernaan sehingga baik untuk kesehatan. Proses ini
memperlihatkan hasil yang diibaratkan dalam tubuh jika sering
mengonsumsi gorengan yang banyak mengandung minyak, terlihat jelas
bahwa pada pinggir wadah tersebut banyak minyak yang melekat setelah
gorengan diberikan air hangat. Wadah diibaratkan sebagai perut dan
minyak yang melengket di wadah diibaratkan sebagai lemak dalam
tubuh. Proses ini menggambarkan bahwa jika sering mengonsumsi
gorengan maka akan terjadi penumpukan lemak pada tubuh, selain itu
dapat menimbulkan berbagai penyakit kronik.
11. Selanjutnya fasilitator menjelaskan dampak apa yang akan ditimbulkan
jika terlalu sering mengonsumsi gorengan,junk food dan lain-lain.
12. Fasilitator kembali memperlihatkan olahan sayur dan buah yang
memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh (jus buah, jus sayur
69
beserta dengan olahannya) agar sasaran tidak merasa bosan dengan
olahan yang berulang. Sebagai informasi tambahan dijelaskan pula
bahwa mengonsumsi sayur dan buah bisa dengan berbagai variasi jenis
agar tidak bosan dengan satu macam sayur atau buah-buahan.
J. Pengolahan Data
1. Editing Data
Data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner diperiksa
kelengkapannya untuk menghindari adanya pertanyaan dalam kuesioner
yang tidak diisi oleh responden.
2.Coding
Pengkodean dilakukan untuk memudahkan dalam proses entry
data. Pengkodean dilakukan dengan memberikan simbol pada jawaban
responden.
3. Entry
Memasukkan data yang didapatkan melalui kuesioner yang diisi oleh
responden ke dalam komputer untuk proses analisis data.
4. Cleaning Data
Cleaning data dilakukan untuk membersihkan kesalahan yang
terjadi pada lembar kerja komputer. Proses ini dilakukan melalui analisis
frekuensi pada setiap variabel.
70
K. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis Univariat dilakukan untuk mengetahui analisis distribusi
frekuensi persentase tunggal terkait tujuan penelitian.
2. Analisis Bivariat
Analisis data yang dilakukan:
a. Untuk variabel niat data berdistribusi normal, sehingga
digunakan uji t-dependent pada kelompok yang sama,
sedangkan pada kelompok yang berbeda digunakan juga uji t-
independent.
b. Untuk variabel pengetahuan 2 sampel berpasangan (sebelum
dan sesudah) digunakan uji Mc Nemar, sedangakan pada 2
sampel bebas (2 sekolah intervensi dan kontrol) merupakan
skala nominal, maka digunakan uji Chi square.
c. Untuk variabel tindakan 2 sampel berpasangan (sebelum dan
sesudah) digunakan uji Mc Nemar, sedangakan pada 2 sampel
bebas (2 sekolah intervensi dan kontrol) merupakan skala
nominal, maka digunakan uji Chi square
untuk menganalisis perbedaan antara variabel independen atau
dependen. Hubungan dianggap bermakna bila p < 0,05 dan
dilakukn dengan program aplikasi komputer, yakni Statistical
Package For Sosial Science (SPSS).
71
L. Penyajian data
Data tersebut disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan
crosstabulasi(tabulasi silang) serta narasi untuk membahas hasil
penelitian.
72
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret
2018. Adapun unit sampel dalam penelitian ini adalah remaja putri kelas VIII
yang berada di SMP Negeri 5 Ajangale dan SMP Negeri 1 Ajangale.
Sedangkan variabel dalam penelitian ini yaitu niat, pengetahuan, dan tindakan.
Besar sampel yang diperoleh berdasarkan kriteria yang telah ditentukan yaitu
66 orang, 33 orang dari SMP Negeri 5 Ajangale dan 33 orang dari SMP
Negeri 1 Ajangale. Dipilih Sekolah tersebut karena berdasarkan data pada usia
produktif terendah konsumsi sayur dan buah berada pada Kecamatan
Ajangale dan kedua sekolah ini berada pada Kecamatan tersebut, meskipun
kelompok intervensi dan kelompok kontrol berada pada desa yang berbeda
akan tetapi konsumsi sayur terendah pada usia produktif berada pada wilayah
kelompok intervensi dan pada kelompok kontrol dan merupakan 2 terendah
konsumsi sayur dan buah pada usia produktif.
1. Analisis Univariat
Analisis Univariat yang digunakan dalam penelitian ini, untuk
mendapatkan gambaran deskriptif dari variabel yang diteliti.
a. Karakteristik Responden
Karakteristik responden berdasarkan kriteria yakni remaja putri di
Kecamatan Ajangale, umur 10-14 tahun, kelas VIII dan merupakan
siswa SMP Negeri 5 Ajangale dan SMP Negeri 1 Ajangale.
73
Berikut merupakan distribusi recall pada kelompok intervensi dan kontrol:
Tabel 5.1
Distribusi Recall 24 Jam Konsumsi Sayur dan Buah pada Kelompok
Intervensi dan Kelompok Kontrol
Pengukuran
Konsumsi Sayur Konsumsi Buah
Intervensi Kontrol Intervensi Kontrol
Mean
± SD n
Mean
±SD n
Mean
±SD n
Mean
±SD n
Pretest 130,91±
81,81 33
122,15±
129,94 33
175,76±
216,954 33
200,30
±224,7
29
33
Post test 151,521±
82,22 33
134,3±
159,2 33
116,06±
139,98 33
193,33±3
24,22 33
Perbandingan 0,41 ± SD 29,26 ± SD 76,97 ± SD 99,49 ± SD
Nilai p = 0,29 p = 0,67
Sumber : Data Primer 2018
Pada tabel 5.1 terlihat bahwa terjadi penurunan konsumsi sayur dan
buah, akan tetapi penurunan yang terjadi tidak terlalu besar antar
kelompok intervensi dan kelompok kontrol begitu pula pada
pengukuran pretest dan post test.
Berikut distribusi responden berdasarkan pengukuran antar waktu:
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Pengukuran Niat Antar
Waktu Di SMP Negeri 5 Ajangale (Intervensi) dan
SMP Negeri 1 Ajangale (Kontrol)
Kelompok Waktu Pengukuran Niat
n Mean SD Range Min Max
Niat 1 Hari Pre test 33 68,43 17,95 67 29 96
Intervensi Niat 2 Mg Post test 1 33 85,48 11,56 42 58 100
Niat 1Bln Post test 2 33 90,91 7,32 25 75 100
Kontrol
Niat 1 Hari Pre test
Niat 2 Mg Post test 1
Niat 1BlnPost test 2
33
33
33
70,20
72,22
79,55
18,90
17,94
14,22
79
71
54
21
29
46
100
100
100
Sumber: Data Primer 2018
74
Pada tabel 5.2 terlihat bahwa pada kelompok intervensi pengukuran 1 skor
tertinggi yaitu 100, sedangkan pada kelompok kontrol skor tertinggi yaitu 96.
Pada pengukuran 2 dan 3 skor tertinggi kelompok intervensi dan kelompok
kontrol yaitu masing-masing 100.
Distribusi responden berdasarkan pengetahuan, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Pengetahuan
Di SMP Negeri 5 Ajangale (Kelompok Intervensi)
Pertanyaan
Pre test Post Test I Post test II
B S B S B S
n % n % n % n % n % n %
Zat gizi apakah
yang banyak
terkandung
dalam sayur dan
buah
30 90,9 3 9,1 33 100 0 0 33 100 0 0
Berdasarkan
anjuran
pedoman gizi,
berapa banyak
porsi sayur yang
harus
dikonsumsi
dalam sehari
33 100 0 50 30 90,9 3 9,1 31 93,9 2 6,1
Berdasarkan
anjuran
Pedoman Gizi,
berapa banyak
porsi buah yang
harus
dikonsumsi
dalam sehari
17 51,5 16 48,5 29 87,9 4 12,1 32 97 1 3
Manfaat
konsumsi sayur
dan buah yang
tidak benar
adalah
28 84,8 5 15,2 26 78,8 7 21,2 25 75,8 8 24
75
Sumber: Data Primer 2018
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 7 pertanyaan yang dijadikan parameter
untuk mengukur pengetahuan mengenai konsumsi sayur dan buah, pertanyaan 2
(berdasarkan anjuran pedoman gizi, berapa banyak porsi konsumsi sayur yang
harus dikomsumsi dalam sehari) merupakan pertanyaan yang paling banyak
dijawab dengan benar oleh responden pada saat pretest yaitu 100%, pada saat
post test 1 yaitu pertanyaan 1 (zat gizi apakah yang banyak terkandung dalam
sayur dan buah) sebesar 100%, dan pada pertanyaan 1 pula yang paling banyak
dijawab benar oleh respoden pada saat post test 2. Sedangkan pertanyaan yang
paling banyak dijawab salah oleh responden pada saat pretest adalah pertanyaan
5 (jika kurang mengonsumsi sayur dan buah, akibat yang akan ditimbulkan
adalah) yaitu 78,8%, pada saat post test 1yaitu pertanyaan 7 (jika kita
Pertanyaan Pre Test
B S
Post Test I
B S
Post Test 2
B S
Jika kurang
mengonsumsi
sayur dan buah,
akibat yang
akan
ditimbulkan
adalah
7 21,2 26 78,8 27 81,8 6 18,2 31 93,9 2 6,1
Kadar vitamin C
pada sayur atau
buah dapat
berkurang jika,
kecuali
23 69,7 10 30,3 27 81,8 6 18,2 30 90,9 3 9,1
Jika kita
mengonsumsi
sayur dan buah
dapa
melancarkan
pencernaan
karena banyak
mengandung
29 87,9 4 12,1 23 69,7 10 30,3 26 78,8 7 21,2
76
mengonsumsi sayur dan buah dapat melancarkan pencernaan karena banyak
mengandung) yaitu 30,3% dan pertanyaan 4 (manfaat konsunsumsi sayur dan
buah yang tidak benar adalah) sebesar 24% .
Distribusi responden berdasarkan pengetahuan, dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Pengetahuan
Di SMP Negeri 1 Ajangale (Kelompok Kontrol)
Pertanyaan
Pre test Post Test I Post test II
Benar Salah Benar Salah Benar Salah
n % n % n % n % n % n %
Zat gizi
apakah yang
banyak
terkandung
dalam sayur
dan buah
28 84,8 5 15,2 31 93,9 2 6,1 32 97 1 3
Berdasarkan
anjuran
pedoman
gizi, berapa
banyak porsi
sayur yang
harus
dikonsumsi
dalam sehari
0 0 33 100 10 30,3 23 69,7 8 24,2 25 75,8
Berdasarkan
anjuran
Pedoman
Gizi, berapa
banyak porsi
buah yang
harus
dikonsumsi
dalam sehari
22 66,7 11 33,3 22 66,7 11 33,3 25 75,8 8 24,2
Manfaat
konsumsi
sayur dan
buah yang
tidak benar
adalah
10 30,3 23 69,7 18 54,5 15 45,5 23 69,7 10 30,3
77
Pertanyaan Pretest
B S
Post Test 1
B S
Post Test 2
B S
Jika kurang
mengonsums
i sayur dan
buah, akibat
yang akan
ditimbulkan
28 84,8 5 15,2 31 93,9 2 6,1 30 90,9 3 9,1
Kadar
vitamin C
pada sayur
atau buah
dapat
berkurang
jika, kecuali
11 33,3 22 66,7 14 42,4 19 57,6 14 42,4 19 57,6
Jika kita
mengonsums
i sayur dan
buah dapa
melancarkan
pencernaan
karena
banyak
mengandung
5 15,2 28 84,8 14 42,4 19 57,6 11 33,3 22 66,7
Sumber: Data Primer 2018
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 7 pertanyaan yang dijadikan parameter
untuk mengukur pengetahuan mengenai konsumsi sayur dan buah, pertanyaan 1
(Zat gizi apakah yang banyak terkandung dalam sayur dan buah) dan pertanyaan
5 (jika kurang mengonsumsi sayur dan buah, akibat yang akan ditimbulkan
adalah) merupakan pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar oleh
responden pada saat pretestyaitu 84,8%, pada saat post test 1 yaitu pertanyaan 1
(zat gizi apakah yang banyak terkandung dalam sayur dan buah) dan pertanyaan
5 (jika kurang mengonsumsi sayur dan buah, akibat yang akan ditimbulkan
adalah) masing-masing sebesar 100%, dan pada pertanyaan 1 pula yang paling
banyak dijawab benar oleh respoden pada saat post test 2 sebesar 97%.
78
Sedangkan pertanyaan yang paling banyak dijawab salah oleh responden pada
saat pretest adalah pertanyaan 2 (berdasarkan anjuran pedoman gizi, berapa
banyak porsi sayur yang harus dikonsumsi dalam sehari) yaitu 100%, pada saat
post test 1 yaitu pertanyaan 2 pula sebesar 69,7%, dan pada saat post test 2 yaitu
pertanyaan 2 sebesar 75,8% .
Distribusi responden berdasarkan tindakan, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.5
Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Tindakan
Di SMP Negeri 5 Ajangale (Kelompok Intervensi)
Pertanyaan
Pre test Post Test I Post test II
Benar Salah Benar Salah Benar Salah
n % n % n % n % n % n %
Berapa kali
dalam sehari
anda
mengonsumsi
sayur
6 18,2 27 81,8 24 72,7 9 27,3 26 78,8 7 21,2
Dalam sehari
berapa kali
anda
mengonsumsi
buah
21 63,6 12 36,4 30 90,9 3 9,1 31 93,9 2 6,1
Dalam sehari
berapa porsi
buah yang
anda konsumsi
17 51,5 16 48,5 29 87,9 4 12,1 30 90,9 3 9,1
Berapa porsi
sayur yang
anda konsumsi
dalam sehari
3 9,1 30 90,9 22 66,7 11 33,3 30 90,9 3 9,1
Dalam
seminggu
berapa kali
anda
mengonsumsi
gorengan
9 27,3 24 72,7 19 57,6 14 42,4 26 78,8 7 21,2
Sumber: Data Primer 2018
79
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 5 pertanyaan yang dijadikan parameter
untuk mengukur tindakan mengenai konsumsi sayur dan buah, pertanyaan 2
(dalam sehari berapa kali anda mengonsumsi buah) merupakan pertanyaan yang
paling banyak dijawab dengan benar oleh responden pada saat pretest.
Sedangkan pertanyaan yang paling banyak dijawab salah oleh responden pada
saat pretest adalah pertanyaan 4 (berapa porsi sayur yang anda konsumsi dalam
sehari) yaitu 90,9%, pada saat post test 1 yaitu pertanyaan 5 (dalam seminggu
berapa kali anda mengonsumsi gorengan) sebesar 42,4%, dan pada saat post test
2 yaitu pertanyaan 1 (berapa kali dalam sehari anda mengonsumsi sayur) dan 5
masing-masing sebesar 21,2%.
Distribusi responden berdasarkan tindakan, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.6
Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Tindakan
Di SMP Negeri 1 Ajangale (Kelompok Kontrol)
Pertanyaan
Pre test Post Test I Post test II
Benar Salah Benar Salah Benar Salah
n % n % n % n % n % n %
Berapa kali
dalam sehari
anda
mengonsumsi
sayur
4 12,1 29 87,9 17 51,5 16 48,5 19 57,6 14 42,4
Dalam sehari
berapa kali
anda
mengonsumsi
buah
14 42,4 19 57,6 19 57,6 14 42,4 21 63,6 12 36,4
Dalam sehari
berapa porsi
buah yang anda
konsumsi
18 54,5 15 45,5 26 78,8 7 21,2 25 75,8 8 24,2
Berapa porsi
sayur yang
anda konsumsi
dalam sehari
3 9,1 30 90,9 23 69,7 10 30,3 19 57,6 14 42,4
80
Dalam
seminggu
berapa kali
anda
mengonsumsi
gorengan
4 12,1 29 87,9 15 45,5 18 54,5 18 54,5 15 45,5
Sumber: Data Primer 2018
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 5 pertanyaan yang dijadikan parameter
untuk mengukur tindakan mengenai konsumsi sayur dan buah, pertanyaan 3
(dalam sehari berapa porsi buah yang anda konsumsi) merupakan pertanyaan
yang paling banyak dijawab dengan benar oleh responden pada saat pretest
sebesar 54,5%. Pada saat post test 1 pertanyaan 3 pula sebesar 78,8%, dan pada
saat post test 2 pertanyaan 3 pula sebesar 75,8%. Sedangkan pertanyaan yang
paling banyak dijawab dengan salah oleh responden pada saat pretest adalah
pertanyaan 4 (berapa porsi sayur yang anda konsumsi dalam sehari) yaitu 90,9%,
pada saat post test 1yaitu pertanyaan 5 (dalam seminggu berapa kali anda
mengonsumsi gorengan) sebesar 54,5%, dan pada saat post test 2 yaitu
pertanyaan 5 pula sebesar 45,5%.
2. Analisis Bivariat
a. Niat
1. Kelompok Intervensi
Perubahan nilai pretest & post test 1 tentang niat konsumsi
sayur dan buah , dapat dilihat pada tabel berikut:
81
Tabel 5.7
Perubahan Nilai Pretest & Post Test 1 Tentang Niat Konsumsi Sayur
dan Buah DI SMP Negeri 5 Ajangale (Intervensi)
Niat Persentase Nilai p
Pre-Post 1 O1
68,43 %
<0,001
0,008
<0,001
O2
Post 1 Post 2
O2
O3
Pre-Post 2
O1
O3
85,48 %
85,48 %
90,91 %
68,43%
90,91%
Sumber: Data Primer 2018
Tabel 5.7 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan niat responden
setelah mendapatkan ceramah dan emodemo,yaitu dari 68,43% menjadi
85,48%, dengan peningkatan sebesar 17,05%. Berdasarkan tabel hasil
analisis uji t dependent, terlihat bahwa nilai p = <0,001 < 0,05, maka
Ho ditolak. Karena Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan niat responden tentang konsumsi sayur dan buah pada saat
pemberian pretest dengan post test 1.
Pada pengukuran posttest1& post test 2 menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan persentase niat responden setelah mendapatkan ceramah
dan emo demo, yaitu dari 85,48% menjadi 90,91%, dengan peningkatan
sebesar 5,43%. Berdasarkan tabel hasil analisis uji t dependent, terlihat
bahwa nilai p = <0,001 < 0,05, maka Ho ditolak. Karena Ho ditolak,
maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan niat responden tentang
konsumsi sayur dan buah pada saat pemberian post test 1 dengan post
test 2.
82
Pada pengukuran pretest & post test 2 menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan persentase niat pada responden setelah mendapatkan
ceramah dan emo demo, yaitu dari 68,43% menjadi 90,91%, dengan
peningkatan sebesar 22,48%. Berdasarkan tabel hasil analisis uji t
dependent, terlihat bahwa nilai p = <0,001 < 0,05, maka Ho ditolak.
Karena Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan niat
responden tentang konsumsi sayur dan buah pada saat pemberian pre
test dengan post test 2.
2. Kelompok Kontrol
Berikut merupakan perubahan nilai tentang niat konsumsi sayur
dan buah di SMP Negeri 1 Ajangale:
Tabel 5.8
Perubahan Nilai Pretest & Post Test 1 Tentang Niat Konsumsi Sayur
Dan Buah Di SMP Negeri 1 Ajangale (Kelompok Kontrol)
Niat Persentase Nilai p
Pre-Post 1 O4
70,20 % <0,001
0,008
<0,001
O5
Post 1 Post 2
O5
O6
Pre-Post 2 O4
O6
72,22 %
72,22 %
79,55 %
70,20%
79,55%
Sumber: Data Primer 2018
Tabel 5.8 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan persentase niat
responden setelah mendapatkan ceramah, yaitu dari 70,20% menjadi
72,22%, akan tetapi perubahan tersebut tidak terlalu besar. Berdasarkan
tabel hasil analisis uji t- dependent, terlihat bahwa nilai p = <0,01 < 0,05,
maka Ho ditolak. Karena Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa ada
83
perbedaan niat responden tentang konsumsi sayur dan buah pada saat
pemberian pretest dengan post test 1.
Pada pengukuran post test 1 dan post test 2 menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan persentase niat responden setelah mendapatkan
ceramah, yaitu dari 72,22% menjadi 79,55%, dengan peningkatan sebesar
7,33%. Berdasarkan tabel hasil analisis uji t-dependent, terlihat bahwa
nilai p = 0,008 < 0,05, maka Ho ditolak. Karena Ho ditolak, maka dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan niat responden tentang konsumsi sayur
dan buah pada saat pemberian post test 1 dengan post test 2.
Pada pengukuran pretest dan post test 2 menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan jumlah pada niat responden setelah mendapatkan ceramah,
yaitu dari 68,43% menjadi 79,55%, dengan peningkatan sebesar 11,12%.
Berdasarkan tabel hasil analisis uji t dependent, terlihat bahwa nilai p =
<0,001 < 0,05 maka Ho ditolak. Karena Ho ditolak, maka dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan niat responden tentang konsumsi sayur
dan buah pada saat pemberian pretest dengan post test 2. Meskipun dari
semua pengukuran mengalami peningkatan, akan tetapi peningkatan
tersebut tidak terlalu besar.
3. Antar Kelompok
Berikut merupakan perubahan perbandingan antar
kelompok tentang niat konsumsi sayur dan buah:
84
Tabel 5.9
Perubahan Nilai Perbandingan Antar Kelompok Tentang Niat
Konsumsi Sayur Dan Buah
Niat Persentase Nilai p
Pre Intervensi : Pre Kontrol
O1
68,43 % 0,96
0,008
0,006
O4
Post 1 Intervensi : Post 1 Kontrol
O2
O5
Post 2 Intervensi : Post 2 Kontrol
O3
O6
70,20 %
85,48%
72,22%
90,91%
79,55%
Sumber: Data Primer 2018
Tabel 5.9 menunjukkan bahwa perbandingan pretest antar
kelompok intervensi dengan kelompok kontrol diperoleh persentase niat
kelompok intervensi yaitu 68,43% berada pada skor ke 2. Sedangkan pada
kelompok kontrol persentase niat yang dimiliki yaitu sebesar 70,20%
berada pada skor ke 2. Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji t
dependent untuk perbandingan pretest intervensi dengan pretest kontrol
diperoleh nilai p value = 0,96 (p>0,05). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa Ho diterima, artinya tidak ada perbedaan niat sebelum intervensi
antar kelompok.
Perbandingan post test 1 intervensi dengan post test 1 kontrol
diperoleh perbandingan persentase niat pada intervensi sebesar 85,48%
berada pada golongan ke 3, sedangkan persentase niat pada kelompok
kontrol yaitu sebesar 72,22% berada pada skor ke 2. Berdasarkan hasil uji
statistik dengan uji t independent untuk perbandingan post test 1 intervensi
dengan post test 1 kontrol diperoleh nilai p value = 0,008 (p<0,05).
85
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, maka ada perbedaan niat
post test 1 pada kelompok intervensi dengan post test 1 kelompok kontrol.
Perbandingan post test 2 kelompok intervensi dengan post test 2
kelompok kontrol diperoleh perbandingan persentase niat pada intervensi
sebesar 90,91% berada pada golongan ke 3, sedangkan persentase niat
pada kelompok kontrol yaitu sebesar 79,55% berada pada skor ke
3.Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji t independent untuk
perbandingan post test 2 intervensi dengan post test 2 kontrol diperoleh
nilai p value = 0,006 (p<0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak, ada perbedaan niat post test 2 antar kelompok intervensi dengan
kelompok kontrol.
b. Pengetahuan
1. Kelompok Intervensi
Berikut merupakan perubahan nilai tentang tingkat pengetahuan di
SMP Negeri 5 Ajangale:
Tabel 5.10
Perubahan Nilai Tentang TingkatPengetahuan
Konsumsi Sayur Dan Buah di SMP Negeri 5 Ajangale( Intervensi)
Sumber: Data Primer 2018
Pengetahuan Tingkat Pengetahuan n % n % Nilai p
Pre – Post 1
O1- O2
Post 1 Post 2
O2- O3
Pre Post 2
O1- O3
Tinggi
Rendah
Total
Tinggi
Rendah
Total
Tinggi
Rendah
Total
1
32
33
27
6
33
1
32
33
3
97
100
81,8
18,2
100
3
97
100
27
6
33
33
0
33
33
0
33
81,8
18,2
100
100
0
100
100
0
100
<0,001
0,031
<0,001
86
Tabel 5.10 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah
pengetahuan responden setelah mendapatkan ceramah dan emo demo,
yaitu dari 3% menjadi 81,8%. Sedangkan jumlah pengetahuan responden
yang rendah menurun dari 97% menjadi 18,2%. Berdasarkan tabel hasil
analisis uji Mc Nemar, terlihat bahwa nilai p = 0,001< 0,05, maka Ho
ditolak. Karena Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
pengetahuan responden tentang konsumsi sayur dan buah pada saat
pemberian pretest dengan post test 1.
Pada pengukuran post test 1 dan post test 2 menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan pengetahuan responden setelah mendapatkan ceramah
dan emo demo, yaitu dari 81,8% menjadi 100%. Sedangkan jumlah
responden dengan pengetahuan rendah menurun dari 18,2% menjadi 0%
pada saat evaluasi.Berdasarkan tabel hasil analisis uji Mc Nemar, terlihat
bahwa nilai p = 0,001< 0,05, maka Ho ditolak. Karena Ho ditolak, maka
dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengetahuan responden tentang
konsumsi sayur dan buah pada saat pemberian post test 1 dengan post test
2.
Pada pengukuran pretest dan post test 2 menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan pengetahuan responden setelah mendapatkan ceramah dan
emo demo, yaitu dari 3% menjadi 100%. Sedangkan jumlah responden
yang pengetahuan rendah menurun dari 97% menjadi 0% pada saat
evaluasi. Berdasarkan tabel hasil analisis uji Mc Nemar, terlihat bahwa
nilai p = <0,001 maka Ho ditolak. Karena Ho ditolak, maka dapat
87
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengetahuan responden tentang
konsumsi sayur dan buah pada saat pemberian pretest dengan post test 2.
2. Kelompok Kontrol
Berikut merupakan tabel perubahan tingkat pengetahuan
konsumsi sayur dan buah di SMP Negeri 1 Ajangale.
Tabel 5.11
Perubahan Nilai Tentang Tingkat Pengetahuan
Konsumsi Sayur Dan Buah di SMP Negeri 1 Ajangale (Kontrol)
Sumber: Data Primer 2018
Tabel 5.11 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah
pengetahuan responden setelah mendapatkan ceramah, yaitu dari 9,1%
menjadi 33,3%. Sedangkan jumlah pengetahuan responden yang rendah
menurun dari 90,9% menjadi 66,7%. Berdasarkan tabel hasil analisis uji
Mc Nemar, terlihat bahwa nilai p = 0,008< 0,05, maka Ho ditolak. Karena
Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengetahuan
responden tentang konsumsi sayur dan buah pada saat pemberian pretest
dengan post test 1.
Pada pengukuran post test 1 dan post test 2 menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan pengetahuan responden setelah mendapatkan ceramah,
Pengetahuan Tingkat Pengetahuan n % n % Nilai p
Pre – Pos 1
O4- O5
Post 1 Post 2
O5- O6
Pre Post 2
O4- O6
Tinggi
Rendah
Total
Tinggi
Rendah
Total
Tinggi
Rendah
Total
3
30
33
11
22
33
3
30
33
9,1
90,9
100
33,3
66,7
100
9,1
90,9
100
11
22
33
16
17
33
16
17
33
33,3
66,7
100
48,5
51,5
100
48,5
51,5
100
0,008
0,125
<0,001
88
yaitu dari 33,3% menjadi 48,5%. Sedangkan jumlah pengetahuan
responden yang rendah menurun dari 66,7% menjadi 51,5%. Berdasarkan
tabel hasil analisis uji Mc Nemar, terlihat bahwa nilai p = 0,125< 0,05,
maka Ho diterima. Karena Ho diterima, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak ada perbedaan pengetahuan responden tentang konsumsi sayur dan
buah pada saat pemberian post test 1 dengan post test 2.
Pada pengukuran Pretest dan post test 2 menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan responden dengan pengetahuan tinggi setelah mendapatkan
ceramah, yaitu dari 9,1% menjadi 48,5%. Sedangkan jumlah responden
dengan pengetahuan rendah menurun dari 90,9% menjadi 51,5%.
Berdasarkan tabel hasil analisis uji Mc Nemar, terlihat bahwa nilai p =
<0,001 maka Ho ditolak. Karena Ho ditolak, maka dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan pengetahuan responden tentang konsumsi sayur dan
buah pada saat pemberian pretest dengan post test 2.
3. Antar Kelompok
Berikut merupakan perubahan nilai perbandingan antar
kelompok tentang pengetahuan konsumsi sayur dan buah:
Tabel 5.12
Perubahan Nilai Perbandingan Antar Kelompok Tentang
Pengetahuan Konsumsi Sayur Dan Buah
Pengetahuan
(Pretest)
Intervensi Kontrol Total Uji
statistik n % n % N %
Tinggi 1 25,0 3 75,0 4 100,0
p=0,606 Rendah 32 51,0 30 48,4 62 100,0
Jumlah 33 50 33 50 66 100,0
Sumber : Data Primer, 2018
89
Berdasarkan tabel 5.12 menunjukkan bahwa dari 33 responden
yang memiliki pengetahuan tinggi pada kelompok intervensi, terdapat 1
responden (25,0%) yang memiliki pengetahuan tinggi dan 32 responden
(51,0%) yang memiliki pengetahuan rendah. Demikian juga pada
kelompok kontrol, dari 33 responden terdapat 3 responden (75,0%)
memiliki pengetahuan tinggi dan 30 responden (48,4%) yang memiliki
pengetahuan rendah terhadap konsumsi sayur dan buah.
Hasil uji statistik dengan menggunakan chi square diperoleh nilai
p=0,606> 0,05. Dengan demikian maka H0 diterima berarti tidak ada
perbedaan perbandingan pengetahuan awal antar kelompok.
Berikut merupakan perubahan perbandingan antar kelompok tentang
pengetahuan konsumsi sayur dan buah pada saat post test 1.
Tabel 5.13
Perubahan Nilai Perbandingan Antar Kelompok Tentang
Pengetahuan Konsumsi Sayur Dan Buah
Pengetahuan
(Post test 1)
Intervensi Kontrol Total Uji
statistik n % n % N %
Tinggi 27 71,1 11 28,9 38 100,0
p=<0,001 Rendah 6 21,4 22 78,6 28 100,0
Jumlah 33 50 33 50 66 100,0
Sumber : Data Primer: 2018
Berdasarkan tabel 5.13 menunjukkan bahwa dari 33 responden
pada saat post test 1 yang memiliki pengetahuan tinggi pada kelompok
intervensi, terdapat 27 responden (71,1%) yang memiliki pengetahuan
tinggi dan 6 responden (21,4%) yang memiliki pengetahuan rendah.
Demikian juga pada kelompok kontrol, dari 33 responden terdapat 11
responden (28,9%) memiliki pengetahuan tinggi dan 22 responden
90
(78,6%) yang memiliki pengetahuan rendah terhadap konsumsi sayur dan
buah.
Hasil uji statistik dengan menggunakan chi square diperoleh nilai
p= <0,001 atau nilai p< 0,05. Dengan demikian maka H0 ditolak berarti
ada perbedaan pengetahuan remaja putriantar kelompok 2 minggu setelah
mendapatkan edukasi menggunakan ceramah dan emo demo.
Berikut merupakan perubahan perbandingan antar kelompok
tentang pengetahuan konsumsi sayur dan buah pada saat post test 2:
Tabel 5.14
Perubahan Nilai Perbandingan Antar Kelompok Tentang
Pengetahuann Konsumsi Sayur Dan Buah
Pengetahuan
(Post test 2)
Intervensi Kontrol Total Uji
statistik n % n % N %
Tinggi 33 67,3 16 32,7 49 100,0
p=<0,001 Rendah 0 0,0 17 100 19 100,0
Jumlah 33 50 33 50 66 100,0
Sumber : DataPrimer 2018
Berdasarkan table 5.14 menunjukkan bahwa dari 33 responden
pada saat post test 2 yang memiliki pengetahuan tinggipada kelompok
intervensi, terdapat 33 responden (67,3%) yang memiliki pengetahuan
tinggi dan 0 responden (0,0%) yang memiliki pengetahuan rendah.
Demikian juga pada kelompok kontrol, dari 33 responden terdapat 16
responden (32,7%) memiliki pengetahuan tinggi dan 17 responden
(100%) yang memiliki pengetahuan rendah terhadap konsumsi sayur dan
buah.
Hasil uji statistik dengan menggunakan chi square diperoleh nilai
p= <0,001atau nilai p< 0,05. Dengan demikian maka H0 ditolak berarti
91
ada perbedaan pengetahuan remaja putri antara kelompok 1 bulan setelah
mendapatkan edukasi menggunakan ceramah dan emo demo.
c. Tindakan
1. Kelompok Intervensi
Berikut merupakan perubahan tentang tindakan konsumsi sayur
dan buah:
Tabel 5.15
Perubahan Nilai Tentang Tindakan
Konsumsi Sayur Dan Buah di SMP Negeri 5 Ajangale (Intervensi)
Sumber: Data Primer 2018
Tabel 5.15 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan padatindakan
responden setelah mendapatkanceramah dan emo demo, yaitu dari 3%
menjadi 60,6%. Sedangkan jumlah responden yang memiliki tindakan
kurang menurun dari 97% menjadi 39,4% pada saat evaluasi.
Berdasarkan tabel hasil analisis uji Mc Nemar, terlihat bahwa nilai p =
<0,001< 0,05 maka Ho ditolak. Karena Ho ditolak, maka dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan pengetahuan responden tentang konsumsi sayur dan
buah pada saat pemberian pretest dengan post test 1.
Pada pengukuran Post test 1 dan post test 2 menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan jumlah responden dengan tindakanbaik setelah mendapatkan
Tindakan Kriteria n % n % Nilai p
Pre - Post 1
O1 - O2
Post 1 Post 2
O2 - O3
Pre Post 2
O1 - O3
Baik
Kurang
Total
Baik
Kurang
Total
Baik
Kurang
Total
1
32
33
20
13
33
1
32
33
3
97
100
60,6
39,4
100
3
97
100
20
13
33
29
4
33
29
4
33
60,6
39,4
100
87,9
12,1
100
87,9
12,1
100
<0,001
0,012
<0,001
92
ceramah dan emo demo, yaitu dari 60,6% menjadi 87,9%. Sedangkan
jumlah responden yang memiliki tindakan kurang menurun dari 39,4%
menjadi 12,1% pada saat evaluasi.
Berdasarkan tabel hasil analisis uji Mc Nemar, terlihat bahwa nilai p =
<0,001< 0,05, maka Ho ditolak. Karena Ho ditolak, maka dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan pengetahuan responden tentang konsumsi sayur dan
buah pada saat pemberian post test 1 dengan post test 2.
Pada pengukuran pretest dan post test 2 menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan jumlah responden dengan tindakanbaik setelah mendapatkan
ceramah dan emo demo, yaitu dari 3% menjadi 87,9%. Sedangkan jumlah
responden yang memiliki tindakan kurang menurun dari 97% menjadi
12,1% pada saat evaluasi.
Berdasarkan tabel hasil analisis uji Mc Nemar, terlihat bahwa nilai p =
<0,001< 0,05, maka Ho ditolak. Karena Ho ditolak, maka dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan pengetahuan responden tentang konsumsi sayur dan
buah pada saat pemberian pretest dengan post test 2.
2. Kelompok Kontrol
Berikut merupakan perubahan nilai tentang tindakan
konsumsi sayur dan buah di SMP Negeri 1 Ajangale.
93
Tabel 5.16
Perubahan Nilai Tentang Tindakan
Konsumsi Sayur dan Buah di SMP Negeri 1 Ajangale
(Kelompok Kontrol)
Sumber: Data Primer 2018
Tabel 5.16 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah responden
dengan tindakan baik setelah mendapatkan ceramah, yaitu dari 3% menjadi
30,3%. Sedangkan jumlah responden yang tindakan kurang menurun dari
97% menjadi 69,7%.
Berdasarkan tabel hasil analisis uji Mc Nemar, terlihat bahwa nilai p =
0,004< 0,05, maka Ho ditolak. Karena Ho ditolak, maka dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan tindakan responden tentang konsumsi sayur dan buah
pada saat pemberian pretest dengan post test 1.
Pada pengukuran Post test 1 dan post test 2 menunjukkan bahwa jumlah
responden dengan tindakanbaik setelah mendapatkan ceramah, yaitu dari
30,3% tetap menjadi 30,3% artinya tidak ada perubahan peningkatan.
Berdasarkan tabel hasil analisis uji Mc Nemar, terlihat bahwa nilai p =
1,000< 0,05, maka Ho diterima. Karena Ho diterima, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan tindakan responden tentang
konsumsi sayur dan buah pada saat pemberian post test 1 dengan post test 2.
Tindakan Kriteria n % N % Nilai p
Pre- Post 1
O4- O5
Post 1 Post 2
O5- O6
Pre Post 2
O4- O6
Baik
Kurang
Total
Baik
Kurang
Total
Baik
Kurang
Total
1
32
33
10
23
33
1
32
33
3
97
100
30,3
69,7
100
3
97
100
10
23
33
10
23
33
10
23
33
30,3
69,7
100
30,3
69,7
100
30,3
69,7
100
0,004
1,00
0,004
94
Pada pengukuran pretest dan post tes 2 menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan jumlah responden dengan tindakanbaik setelah mendapatkan
ceramah, yaitu dari 3% menjadi 30,3%. Sedangkan jumlah responden
dengan tindakan kurang menurun dari 97% menjadi 69,7%. Berdasarkan
tabel hasil analisis uji Mc Nemar, terlihat bahwa nilai p = 0,004< 0,05,
maka Ho ditolak. Karena Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan tindakan responden tentang konsumsi sayur dan buah pada saat
pemberian pre test dengan post test 2.
3. Antar Kelompok
Berikut merupakan perubahan nilai perbandingan antar kelompok
tentang tindakan konsumsi sayur dan buah:
Tabel 5.17
Perubahan Nilai Perbandingan Antar Kelompok Tentang Tindakan
Konsumsi Sayur Dan Buah
Tindakan
(Pretest)
Intervensi Kontrol Total Uji
statistik n % n % n %
Baik 1 50 1 50 2 100,0
p=1,00 Kurang 32 50 32 50 64 100,0
Jumlah 33 100 33 100 91 100,0
Sumber :Data Primer: 2018
Berdasarkan tabel 5.17 tersebut menunjukkan bahwa dari 33
responden pada saat pretest yang memiliki tindakan baik pada kelompok
intervensi, terdapat 1 responden (50%) yang memiliki tindakan baik dan
32 responden (50%) yang memiliki tindakan kurang. Demikian juga pada
kelompok kontrol, dari 33 responden terdapat 1 responden (50%)
memiliki tindakan baik dan 32 responden (50%) yang memiliki tindakan
kurang terhadap konsumsi sayur dan buah. Hasil uji statistik dengan
95
menggunakan chi square diperoleh nilai p=1,000 atau nilai p> 0,05.
Dengan demikian maka H0 diterima berarti tidak ada
perbedaantindakanantar kelompok.
Berikut merupakan perubahan perbandingan antar kelompok
tentang tindakan konsumsi sayur dan buah pada saat post test 1:
Tabel 5.18
Perubahan Nilai perbandingan antar kelompok Tentang Tindakan
Konsumsi Sayur Dan Buah
Tindakan
(Post test 1)
Intervensi Kontrol Total Uji
statistik n % n % n %
Baik 20 66,7 10 33,3 30 100,0
p=0,026 Kurang 13 36,1 23 63,9 36 100,0
Jumlah 33 100 33 100 66 100,0
Sumber :Data Primer: 2018
Berdasarkan tabel 5.18 tersebut menunjukkan bahwa dari 33
responden pada saat post test 1 yang memiliki tindakan baikpada
kelompok intervensi, terdapat 20 responden (66,7%) yang memiliki
tindakan baik dan 13 responden (36,1%) yang memiliki tindakan rendah.
Demikian juga pada kelompok kontrol, dari 33 responden terdapat 10
responden (33,3%) memiliki tindakan baik dan 23 responden (63,9%)
yang memiliki tindakan kurang terhadap konsumsi sayur dan buah.
Hasil uji statistik dengan menggunakan chi square diperoleh nilai
p=0,026 atau nilai p< 0,05. Dengan demikian maka H0 ditolak berarti ada
perbedaan tindakan remaja putriantara kelompok intervensi dan
kelompok kontrol 2 minggu setelah mendapatkan edukasi menggunakan
ceramah dan emo demo.
96
Berikut merupakan perubahan perbandingan antar kelompok
tentang pengetahuan konsumsi sayur dan buah pada saat post test 2:
Tabel 5.19
Perubahan Nilai Perbandingan Antar Kelompok Tentang Tindakan
Konsumsi Sayur Dan Buah
Tindakan
(Post test 2)
Intervensi Kontrol Total Uji
statistik n % n % n %
Baik 29 74,4 10 25,6 39 100,0
p=<0,001 Kurang 4 14,8 23 85,2 27 100,0
Jumlah 33 100 33 100 66 100,0
Sumber : (DataPrimer, 2018)
Berdasarkan tabel 5.19 tersebut menunjukkan bahwa dari 33
responden pada saat post test 2 yang memiliki tindakan baikpada
kelompok intervensi, terdapat 29 responden (74,4%) yang memiliki
tindakan baik dan 4 responden (14,8%) yang memiliki tindakan rendah.
Demikian juga pada kelompok kontrol, dari 33 responden terdapat 10
responden (25,6%) memiliki tindakan baik dan 23 responden
(85,2%)yang memiliki tindakan kurang terhadap konsumsi sayur dan
buah.
Hasil uji statistik dengan menggunakan chi square diperoleh nilai
p=<0,001 atau nilai p< 0,05. Dengan demikian maka H0 ditolak berarti
ada perbedaan tindakan remaja putri antara kelompok intervensi dan
kelompok kontrol 2 minggu setelah mendapatkan edukasi menggunakan
ceramah dan emo demo.
97
B. Pembahasan
1. Analisis Univariat
a. Karakteristik responden
Jumlah remaja putri yang terlibat dalam penelitian ini
sebanyak 66 orang yakni 33 orang kelompok intervensi di SMP
Negeri 5 Ajangale dan 33 orang kelompok kontrol di SMP Negeri
1 Ajangale. Adapun karakteristik remaja yang menjadi reasponden
pada penelitian ini adalah remaja putri, kelas VIII, dan status
sekolah sama-sama negeri.
Selain karakteristik antar kedua kelompok yakni remaja
putri, status sekolah negeri dan merupakan kelas VIII. Terdapat
pula kesetaraan yang homogen antar kelompok pada variabel niat,
pengetahuan dan tindakan. Pada pengukuran pertama variabel niat
kelompok intervensi dan kelompok kontrol tidak signifikan.
Demikian pula untuk variabel pengetahuan dan tindakan, sehingga
dapat dilihat pada pengukuran awal Niat, pengetahuan dan
tindakan antar kelompok adalah setara.
b. Karakteristik Pengukuran Antar Waktu Variabel Niat
Pengukuran pertama pada kelompok intervensi sebelum dilakukan
edukasi skor tertinggi yaitu 96, pada kelompok kontrol skor
tertinggi 100. Sedangkan pada pengukuran kedua dan ketiga
kelompok intervensi dan kelompok kontrol yaitu masing-masing
meningkat menjadi 100. Meskipun keduanya mengalami
98
peningkatan skor sama, akan tetapi peningkatan rata-rata skor
tertinggi berada pada kelompok intervensi.
c. Skor Jawaban Responden dari Setiap Item Pertanyaan
Kuesioner Pengetahuan Kelompok Intervensi dan Kelompok
Kontrol adalah sebagai berikut:
1. Pengukuran Pertama Pada Pretest Variabel Pengetahuan
Pengukuran pertama (pretest) jawaban reponden pada variabel
pengetahuan kelompok intervensi dari item petanyaan yang
paling banyak dijawab benar yaitu Pertanyaan kedua, semua
responden menjawab benar (100%). Sedangkan pertanyaan
yang paling banyak dijawab salah yaitu Pertanyaan kelima
sebanyak 26 responden (78,8%).
2. Pengukuran kedua pada post test 1 variabel pengetahuan
Pengukuran kedua awal (Post test 1) jawaban responden pada
variabel pengetahuan kelompok intervensi dari setiap item
pertanyaan yang paling banyak dijawab benar yaitu pertanyaan
pertama semua responden menjawab benar (100%). Sedangkan
Pertanyaan yang paling banyak dijawab salah yaitu pertanyaan
ketujuhsebanyak 26 responden (78,8%).
3. Pengukuran Kedua Akhir (post test 2) Variabel Pengetahuan
Pengukuran kedua akhir (Post test 2) jawaban reponden pada
variabel pengetahuan kelompok intervensi dari item petanyaan
yang paling banyak dijawab benar yaitu Pertanyaan pertama,
semua responden menjawab benar (100%). Sedangkan
99
pertanyaan yang paling banyak dijawab salah yaitu Pertanyaan
keempat sebanyak 8 responden (24%).
4. Pengukuran pertama pada pretest Variabel Pengetahuan
Pengukuran pertama (pretest) jawaban reponden pada variabel
pengetahuan kelompok kontrol dari item petanyaan yang paling
banyak dijawab benar yaitu Pertanyaan kelima, 28 responden
menjawab benar (84,8%). Sedangkan pertanyaan yang paling
banyak dijawab salah yaitu Pertanyaan keduasemua responden
menjawab salah (100%).
5. Pengukuran kedua Awal (post test 1) Variabel Pengetahuan
Pengukuran kedua awal (post test 1) jawaban reponden pada
variabel pengetahuan kelompok kontrol dari item petanyaan
yang paling banyak dijawab benar yaitu Pertanyaan pertama
dan kelima, 31 respondn menjawab benar (93.9%). Sedangkan
pertanyaan yang paling banyak dijawab salah yaitu Pertanyaan
kedua sebanyak 23 responden (69,7%).
6. Pengukuran kedua Akhir(Post test 2) Variabel Pengetahuan
Pengukuran kedua akhir (post test 2) jawaban reponden pada
variabel pengetahuan kelompok kontrol dari item petanyaan
yang paling banyak dijawab benar yaitu Pertanyaan pertama,
32 responden menjawab benar (97%). Sedangkan pertanyaan
yang paling banyak dijawab salah yaitu Pertanyaan kedua
sebanyak 25 responden (75,8%).
100
d. Skor jawaban Responden dari Setiap Item Pertanyaan
Kuesioner Tindakan Kelompok Intervensi dan Kelompok
Kontrol adalah sebagai berikut:
1. Pengukuran Pertama pada Pretest Variabel Tindakan
Pengukuran pertama (pretest) jawaban reponden pada
variabel tindakan kelompok intervensi dari item petanyaan
yang paling banyak dijawab benar yaitu Pertanyaan kedua, 21
responden menjawab benar (63,6%). Sedangkan pertanyaan
yang paling banyak dijawab salah yaitu Pertanyaan keempat
sebanyak 30 responden (90,9%).
2. Pengukuran Kedua Awal (post test 1) Variabel Tindakan
Pengukuran kedua awal (post test 1) jawaban reponden
pada variabel tindakan kelompok intervensi dari item
petanyaan yang paling banyak dijawab benar yaitu Pertanyaan
kedua, 30 responden menjawab benar (90,9%). Sedangkan
pertanyaan yang paling banyak dijawab salah yaitu Pertanyaan
kelima sebanyak 14 responden (42,4%).
3. Pengukuran Kedua Akhir (post test 2) Variabel Tindakan
Pengukuran kedua akhir (post test 2) jawaban reponden
pada variabel tindakan kelompok intervensi dari item
petanyaan yang paling banyak dijawab benar yaitu Pertanyaan
kedua, 31 responden menjawab benar (93,9%). Sedangkan
pertanyaan yang paling banyak dijawab salah yaitu Pertanyaan
pertama dan kelima sebanyak 7 responden (21,2%).
101
4. Pengukuran Pertama (pretest) Variabel Tindakan
Pengukuran pertama (pretest) jawaban reponden pada
variabel tindakan kelompok kontrol dari item petanyaan yang
paling banyak dijawab benar yaitu Pertanyaan ketiga, 18
responden menjawab benar (54,5%). Sedangkan pertanyaan
yang paling banyak dijawab salah yaitu Pertanyaan keempat
sebanyak 30 responden (90,9%).
5. Pengukuran Kedua Awal (post test 1) Variabel Tindakan
Pengukuran kedua awal (post test 1) jawaban reponden
pada variabel tindakan kelompok kontrol dari item petanyaan
yang paling banyak dijawab benar yaitu Pertanyaan ketiga, 26
responden menjawab benar (78,8%). Sedangkan pertanyaan
yang paling banyak dijawab salah yaitu Pertanyaan kelima
sebanyak 18 responden (54,5%).
6. Pengukuran KeduaAkhir (post test 2) Variabel Tindakan
Pengukuran kedua akhir (post test 2) jawaban reponden
pada variabel tindakan kelompok kontrol dari item petanyaan
yang paling banyak dijawab benar yaitu Pertanyaan ketiga, 25
responden menjawab benar (75,8%). Sedangkan pertanyaan
yang paling banyak dijawab salah yaitu Pertanyaan kelima
sebanyak 15 responden (45,5%).
102
2. Analisis Bivariat
a. Perubahan Recall Antar Kelompok Intervensi dan Kelompok
Kontrol
Recall 24 jam sehari hanya dapat dilakukan untuk
studimenilai tingkat rata-rata makanan dan asupan gizi suatu
kelompok. Recall lebih dari 1 hari meningkatkan nilai korelasi
antara asupan zat gizi dengan status gizi dibandingkan dengan
recall selama 1 hari (Cameron dan Van Staveren, 1988).
Keberhasilan metode recall 24 jam sangat ditentukan oleh
daya ingat responden dan kesungguhan serta kesabaran dari
pewawancara, maka untuk dapat meningkatkan mutu data recall 24
jam dilakukan selama beberapa kali pada hari yang berbeda (tidak
berturut-turut), tergantung dari variasi menu keluarga dari hari ke
hari. Akan tetapi pada penelitian ini didapatkan bahwa terjadi
penurunan konsumsi sayur dan buah, tetapi perubahan yang terjadi
tidak signifikan. Peneliti berasumsi bahwa hal tersebut terjadi
karena adanya kesalahan metode pada saat melakukan recall. Hal
ini dikarenakan untuk mengukur sampai responden betul-betul
mengonsumsi diperlukan beberapa kali intervensi untuk menggugah
perasaan responden untuk mengonsumsi sayur dan buah.
Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Silvia dkk
(2011) mengatakan bahwa pengukuran dengan metode food recall
24 jam jumlah asupan energi subyek sangat bervariasi. Jumlah total
103
rata-rata asupan energi hasil pengukuran dengan metode dari semua
kelompok semuanya menunjukkan perbedaan yang signifikan.
b. Perbedaan Niat Antara Kelompok Intervensi dan Kelompok
Kontrol
Niat merupakan faktor yang palingberpengaruh untuk memunculkan
perilaku. Niat juga diasumsikan sebagai determinanlangsung dari
perilaku dan mengarahkan perilaku yang berada dalam kendali
seseorang. Semakin kuat niat seseorang untuk menampilkan suatu
perilaku, semakin besar kemungkinan perilaku tersebut akan
dilakukan (Dhaneswara, 2016).
Berdasarkan hasil penelitian setelah dilakukan edukasi emo demo
pada kelompok intervensi diperoleh hasil bahwa terjadi peningkatan
persentase niat pretest sebesar 68,43%, setelah post test 2 menjadi
90,91% dengan peningkatan sebesar 22,48%. Pada kelompok
kontrol juga mengalami peningkatan namun peningkatannya tidak
terlalu besar, dari 70,20% menjadi 79,55% dengan peningkatan
sebesar 9,35%.
Niat remaja putri pada kedua sekolah mengalami peningkatan. Akan
tetapi, peningkatan tertinggi berada pada kelompok intervensi, hal
ini di karenakan pada saat intervensi responden dapat melihat
langsung sayur dan buah beserta olahan dan mencicipi olahan buah
dan sayur yang disediakan serta dijelaskan manfaat dari sayur dan
buah yang disajikan, sehingga mereka memiliki niat tinggi untuk
104
mengonsumsi sayur dan buah. Sedangkan pada kelompok kontrol,
peningkatan tidak besarkarena mereka hanya mendapatkan
ceramah, mereka tidak melihat langsung sayur dan buah beserta
olahannya. Responden hanya bisa membayangkan dari ceramah
yang disampaikan sehingga mereka tidak tertarik mengonsumsi
sayur dan buah.
Hal ini sejalan dengan penelitian Rahma dkk (2017), yang
menyatakan bahwa sebagian besar remaja memiliki niat untuk
mengonsumsi serat sesuai dengan kebutuhan, akan tetapi niat
tersebut belum diwujudkan secara nyata. Sebuah niat akan terwujud
dalam tingkahlaku yang sebenarnya, jika individu tersebut memiliki
waktu untuk mengonsumsi serat untuk kebutuhan sendiri.
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Savitry (2017) bahwa niat seseorang tidak dapat serta merta dapat
terwujudkan secara nyata, akan tetapi niat remaja dalam
mengonsumsi tablet Fe sangat tergantung dari dukungan orang tua.
c. Perbedaan Pengetahuan antara SMP Negeri 5 Ajangale dan
SMP Negeri 1 Ajangale Sebelum dan Setelah Intervensi
Pengetahuan merupakanhasil dari tahu dan terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objektertentu. Sebagian
besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
dapat meningkat setelahmendapatkan edukasi gizi sehingga dengan
105
adanya edukasi gizi dapat mengubah konsumsi makan remaja yang
lebih baik (Waruis dkk., 2015).
Berdasarkan hasil penelitian setelah dilakukan edukasi emo demo,
terjadi peningkatan pengetahuan pada kedua sekolah. Pada
kelompok intervensi terjadi peningkatan pengetahuan dengan
persentase pretest sebesar 3% menjadi 100% ketika dilakukan post
test 2, sehingga jumlah peningkatan sebesar 97%.Sedangkan pada
kelompok kontrol, juga mengalami peningkatan pengetahuan
meskipun jumlahnya tidak signifikan dengan persentase prestest
sebesar 9,1% menjadi 48,5% setelah post test 2 sehingga jumlah
peningkatan sebesar 39,4%.
Peningkatan pengetahuan pada kelompok intervensi mengalami
peningkatan besar karena intervensi dilakukan menggunakan
ceramah dan emo demo. Emo demo dilakaukan dengan cara
memberikan demonstrasi kepada responden tentang konsumsi sayur
dan buah, memperlihatkan perbedaan konsumsi sayur dan buah
dengan konsumsi gorengan dengan memperlihatan bentuk nyata
dari sayur dan buah beserta olahannya. Sehingga responden lebih
mudah dalam memahami edukasi yang diberikan dan lebih lama
diingat oleh responden karena melihat langsung perlakuan.
sedangkan pada kelompok kontrol edukasi hanya disampaikan
melalui ceramah, sehingga responden cenderung melupakan materi
edukasi yang telah diberikan.
106
Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Saputra, dkk
(2016) didapatkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan sebelum
dan setelah dilakukan intervensi. Adanya perbedaan konsumsi buah
dansayur sebelum dan sesudah intervensi padapenelitian ini juga
dapat diartikan sebagai hasildari pendidikan kesehatan dengan
pemberianedukasi gizi dengan alat bantu berupa media video dan
leaflet.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hanum dkk (2013)
hasil analisa hubungan antara pengetahuan remaja tentang fast food
terhadap status gizi didapatkan bahwa 56% responden yang
memiliki pengetahuan normal dan 44% memiliki pengetahuan
cukup, berdasarkan hasil uji statistik Chi-square, didapatkan bahwa
ada hubungan antara pengetahuan dengan status gizi remaja.
Peningkatan pengetahuan setelah dilakukan pengukuran
berulang penulis mengasumsikan bahwa kemampuan seseorang
mengingat dan mengolah pesan yang telah didapat sebelumnya,
sebagaimana yang diungkapkan Wahyudin (2010), bahwa hasil
pengetahuan seseorang diperoleh dari pengalaman pendengaran
11%, dari pengamatan penglihatan 83%, sedangkan kemampuan
daya ingat yaitu berupa pengalaman yang diperoleh dari apa yang
didengar 20%, dari pengalaman apa yang dilihat 50%.
107
d. Perbedaan Tindakan antara SMP Negeri 5 Ajangale dan SMP
Negeri 1 Ajangale Sebelum dan Setelah Intervensi
Berdasarkan hasil penelitian terjadi peningkatan tindakan pada
kedua sekolah. Pada kelompok intervensi terjadi peningkatan
tindakan mengonsumsi sayur dan buah dengan persentase pretest
sebesar 3% menjadi 87,9% ketika dilakukan post test 2 sehingga
jumlah peningkatan sebesar 84,9%. Sedangkan pada kelompok
kontrol juga mengalami peningkatan tindakan konsumsi sayur dan
buah meskipun jumlahnya tidak signifikan, dengan persentase
prestest sebesar 3% menjadi 30,3% setelah post test 2 sehingga
jumlah peningkatan sebesar 27,3%.
Peningkatan tindakan yang signifikan pada kelompok intervensi
terjadi karena responden telah diberikan edukasi berupa ceramah
dan emo demo, sehingga mempengaruhi responden untuk
melakukan konsumsi sayur dan buah karena pada saat mendapatkan
emo demo mereka melihat langsung proses perbandingan konsumsi
sayur dan buah sehingga mereka tertarik untuk bertindak
mengonsumsi sayur dan buah. Sedangkan kelompok kontrol edukasi
hanya disampaikan melalui ceramah sehingga tindakan untuk
mengonsumsi sayur dan buah tidak mengalami peningatan yang
tinggi.
Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Islamiyati
dalam penelitiannya bahwa setelah seseorang mengetahui sebuah
108
sitimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian
atau pendapat terhadap apayang diketahui, proses selanjutnya
diharapkan akan melaksanakan atau mempraktikkan apa yang
diketahui atau disikapinya yang dianggap baik maka dilakukanlah
suatu tindakan (Islamiyati, 2014).
e. Perbandingan Antar Kelompok Intervensi dan Kelompok
Kontrol Tentang Niat Konsumsi Sayur dan Buah
Pada kelompok intervensi dilakukan edukasi berupa ceramah dan
emo demo, sedangkan pada kelompok kontrol edukasi ceramah.
Berdasarkan hasil penelitian, persentase perbandingan niat antar
kelompok tertinggi yakni pada post test 2 kelompok intervensi
sebesar 90,91% dan berada pada skor ke 3. Dengan demikian ada
perbedaan niat remaja putrid antara kelompok intervensi dan
kelompok kontrol setelah mendapatkan edukasi menggunakan
ceramah dan emo demo.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Naim dkk
(2017) yang mengatakan bahwa berdasarkan selisih nilai pretest dan
post test pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol
menggunakan Mann Whitney test, diketahui ada pengaruh yang
signifikan p=0,001 (p=<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
intervensi edukasi berbasis keluarga berdasarkan Theory of Planned
Behavior (TPB) efektif mempengaruhi niat ibu dalam optimalisasi
nutrisi pada 1000 HPK.
109
Niat yang ada dalam diri setiap orang diharapkan mampu
merubah perilaku seseorang dalam bertindak untuk mengonsumsi
sayur dan buah, niat merupakan unrus terbaik dalam perilaku
(Ajzen, 2005).
f. Perbandingan Antar Kelompok Intervensi dan Kelompok
Kontrol Tentang pengetahuan Konsumsi Sayur dan Buah
Berdasarkan hasil penelitian, sehari sebelum intervensi
didapatkan jumlah responden yang memiliki pengetahuan tinggi
pada kelompok intervensi hanya 1 orang (25,0%) sedangkan pada
kelompok kontrol hanya 3 orang (75,0%). Setelah dilakukan
intervensi terjadi peningkatan yang signifikan pada post test 2 yakni
pada kelompok intervensi sebanyak 33 orang (67,3%) yang
memiliki pengetahuan tinggi. Perubahan perbedaan terbesar antar
kelompok berada pada pengukuran kedua akhir kelompok intervensi
(Post test 2).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Megawati (2017) bahwa terdapat perbedaan pengetahuan 1 minggu
sebelum intervensi dan 1 bulan setelah intervensi, dimana
peningkatan pengetahuan tertinggi berada pada post test 2.
g. Perbandingan Antar Kelompok Intervensi dan Kelompok
Kontrol Tentang Tindakan Konsumsi Sayur dan Buah
Berdasarkan hasil penelitian, sehari sebelum intervensi
didapatkan bahwa sebagian responden memiliki tindakan kurang.
110
Jumlah responden yang memiliki tindakan kurang pada kelompok
intervensi sebanyak 32 orang (50,0%) dan pada kelompok kontrol
juga sebanyak 32 orang (50,0%). Setelah dilakukan intervensi
terjadi peningkatan yang signifikan pada post test 2 yakni pada
kelompok intervensi sebanyak 29 orang (74,4%) yang memiliki
tindakan baik. Perubahan perbedaan terbesar antar kelompok berada
pada pengukuran kedua akhir kelompok intervensi (Post test 2).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2013)
dikatakan bahwa edukasi melalui ceramah dapat meningkatkan
tindakan remaja dalam menjaga kesehatan setelah dilakukan post
test dibandingkan dengan hanya mengukur pretest.
Metode emo demo bisa merubah niat, pengetahuan dan
tindakan remaja putri karena metode tersebut sangat partisipatif
dibandingan dengan metode edukasi lainnya. Daya ingat responden
bertahan lama sehingga edukasi yang diberikan dapat tersimpan
lama dalam ingatan dan dapat menggugah emosi responden untuk
bertindak melakukan perubahan hidup yang lebih sehat.
C. Keterbatasan Peneliti
1. Tidak dilakukan analisis atau pengukuran Confounding Factor seperti
pekerjaan orangtua, sumber informasi, sehingga faktor diluar intervensi
tidak dikontrol yang kemungkinan berkontribusi terhadap hasil
perubahan niat, pengetahuan, dan tindakan remaja putri dalam
konsumsi sayur dan buah.
111
2. Saat melakukan recall, pada pengukuran pretest digunakan metode
wawancara dan diisi oleh peneliti sendiri, sedangkan pada post test self
register, diisi oleh responden sehungga memungkinkan terjadinya bias
pada saat mengisi dan mengingat.
112
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Setelah mendapat edukasi emo demo, maka terjadi peningkatan pada
kelompok intervensi dan setelah post test 2 juga mengalami
peningkatan. Sedangkan pada kelompok kontrol juga mengalami
peningkatan. Meskipun kelompok kontrol mengalami peningkatan
akan tetapi peningkatan terbesar berada pada kelompok intervensi. Hal
ini dikuatkan dengan hasil perbandingan antar kelompok setelah
beberapa kali pengukuran. Terdapat perbedaan skor niat setelah
dilakukan post test 2 kelompok intervensi dengan hasil uji statistik
sebesar 90,91%.
2. Setelah mendapat edukasi emo demo maka terjadi peningkatan
pengetahuan pada kelompok intervensi. Sedangkan pada kelompok
kontrol juga mengalami peningkatan setelah post test 2. Meskipun
kelompok kontrol mengalami peningkatan akan tetapi peningkatan
terbesar berada pada kelompok intervensi. Hal ini dikuatkan dengan
hasil perbandingan antar kelompok setelah beberapa kali pengukuran.
Terdapat perbedaan pengetahuan konsumsi sayur dan buah sebelum
dan setelah intervensi pada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol, setelah dilakukan uji statistik diperoleh nilai p=0.
3. Setelah mendapat edukasi emo demo, maka terjadi peningkatan
tindakan pada kelompok intervensi dengan persentase pretestsetelah
113
post test 2. Sedangkan pada kelompok kontrol juga mengalami
peningkatan tindakan konsumsi sayur dan buahsetelah post test 2.
Meskipun kelompok kontrol mengalami peningkatan akan tetapi
peningkatan terbesar berada pada kelompok intervensi. Hal ini
dibuatlah dengan hasil perbandingan antar kelompok setelah beberapa
kali pengukuran. Terdapat perbedaan tindakan konsumsi sayur dan
buah sebelum dan setelah intervensi poda kelompok intervensi dan
kelompok kontrol, setalah dilakukan uji statistik diperoleh nilai
p=<0,001
B. Saran
1. Bagi Instansi terkait
1. Pihak Sekolah, agar kiranya memberikan mata pelajaran muatan
lokal terkait Germas dengan menambahkan tentang pentingnya
mengonsumsi sayur dan buah, kepada siswa remaja.
2. Puskesmas, hendaknya melakukan kerjasama dengan pihak
sekolah untuk mereplikasikan ataupun mengimplementasikan
metode emo demo dalam pemberian edukasi, tentang konsumsi
sayur dan buah dengan sasaran remaja putri.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
1. Jika akan melakukan penelitian yang sama, sebaiknya
menambahkan variabel diluar dari penelitian ini seperti sikap dan
motivasi.
114
2. Jika akan menggunakan metode emo demo sebagai intervensi pada
penelitian maka harus mempertimbangkan sasaran dengan materi
yang homogen.
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, I. 2005. Attitudes, personality and Behavior (second Edition). New York.
Annema,Heyworth, Mc Naughton, lacopetta, Fritschi.2011. Fruit and Vegetable
Consumption and the Risk of Proximal Colon, Distal Colon, and Rectal
Cancers in a Case- Controlstudy in Western Australia.Journal of American
Dietetic Association, 111. 1479-1490.
Arisman. 2008. Buku Ajar IlmuGizi: Gizi dalam daur kehidupan. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta.
Astawan. 2008. Sehat dengan Sayuran: Panduan Lengkap Menjaga Kesehatan
dengan Sayuran. Jakarta: Dian Rakyat.
Aswatini. 2008. Konsumsi Sayur dan Buah di Masyarakat dalam konteks
Pemenuhan Gizi Seimbang, 3 (2). Hal.100.
Astuti. 2013. Pengaruh Metode Ceramah Terhadap Perubahan Tindakan Remaja
dalam Menjaga Kesehatan Tubuh SMP Negeri 3 Purwokerto. Universitas
Negeri Gorontalo.
Brown, E. 2005. Nutrition Trough The Life (Edisi kedua). USA: Thomson
Wadsworth.
Cameron, Margareth E. and Wija A. Van Staveren. 1988. Manual On
Methodology for Food Consumption Studies, (New York: Oxford University
Press).
Campbell, Donald. T and Stanley, Julian. C, 1966, Experimental and Quasi-
Experimental Designs for Research, Rand McNally College Publishing Co,
Chicago.
Depdiknas (2003) Media Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas.
Depkes RI. (2008) Hasil Riskesdas 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.
Dhaneswara. 2016. Faktor-faktor yang mempengaruhi niat makan sayur dan buah
pada remaja.Jurnal Promosi Kesehatan Volume 4, Nomor 1.
Farisa, S. 2012. Hubungan Sikap, Pengetahuan, Ketersediaan Dan Keterpaparan
Media Massa Dengan Konsumsi Buah Dan Sayur Pada Siswa. Skripsi.
Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN). 2017. Modul Emotional
Demonstration Rumpi Sehat.
Hanum, Pristiana, Erwin. 2013. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Kebiasaan
Mengonsumsi Fast Food Dengan Status Gizi Pada Remaja. Program Studi
Ilmu Keperawatan Universitas Riau.
He, F.J, Nowson CA, Lucas M, MacGroger GA. 2007. Increased Consumption of
Fruit and Vegetables is Related to a Reduced Risk of Coronaryn heart
Disease; Meta-Analysis of Cohort Studies. Journal of Human Hypertension.
HerminadanPrihatini. 2016. Pengembangan Media Poster SebagaiAlat Bantu
Edukasi Gizi Pada Remaja Terkait Keluarga Sadar Gizi (KADARSI) .Pusat
Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat, Badan
Penelitiandan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.
Islamiyati, A. N. 2014. Pengetahuan, Sikap, TindakanKonsumsiMakanan Dan
Minuman Instan Pada Siswa Kelas XI Program KeahlianJasa Boga SMK
Negeri 6 Yogyakarta.
Jahari dan Sumarno, 2001. Epidemiologi Konsumsi Serat Di Indonesia. Journal of
the Indonesia Nutrition Assosistion, Volume 25. Hal: 37-56
Kementerian Kesehatan RI, 2013. Riskesdas 2007.
Kementerian Kesehatan RI, 2013. Riskesdas 2013.
Kementerian Kesehatan RI, 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta.
Khomsan, A. 2004. Pangandan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Khomsan, A. 2009. Studi Peningkatan Pengetahuan Gizi Ibu dan Kader
Posyandu serta Perbaikan Gizi Keluarga. Bogor: Departemen Gizi
Masyarakat IPB
Krummel, DebraA., & Penny m. Kris- Etherton. 1996. Nutrition in Women’s
Health. Maryland: Aspen Publisher’s Inc.
Lingga, L. 2010. Cerdas memilih sayuran. Jakarta : PT. Agromedia Pustaka.
Lock K, Pomerleau J, Causer L, Altmann DR, Mckee M. 2005. The global burden
of disease attribute to low consumption of fruit and vegetables:
implications for the global strategy on diet. Bull World Organ 83(2):100-8.
Lwanga, S. K.,.& Lemeshow, S. (1991). Sample size determination in health
studies: a practical manual.
Mahdali. 2013. Efek Edukasi Gizi Terhadap Pengetahuan, Sikap serta Perubahan
Perilaku Remaja Obesitas Di Kota Gorontalo. Universitas Negeri Gorontalo Kota
Gorontalo.
Marfuah, dan Kusudaryati. 2016. Efektifitas Edukasi Gizi Terhadap Perbaikan
Asupan Zat Besi Pada Remaja Putri. Volume 14, Nomor 1.
Megawati. 2017. Edukasi TB Paru Tentang Pengetahuan dan Sikap Kader Posyandu
Melalui Permainan Simulasi Monopoli DI Wilayah Puskesmas Bangkir Kabupaten
ToliToli. Departemen Promosi Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Mulyani, E. 2009. KonsumsiKalsiumPada Remaja di SMP Negeri 201 Jawa
Barat.Skripsi. Program Pasca Sarjana Kesehatan Masyarakat Depok : FKM
UI.
Manulang, S. 2011. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Masyarakat
Tentang Faktor Lingkungan Fisik Rumah Terhadap kejadian Tuberculosis
Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame Kecamatan Kuala Hulu
Kabupaten Labuhanbatu Utara, Skripsi, USU.
Moon, R B. 2017. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan terhadap polahidup Terkait
Faktor Risiko Diabetes Mellitus Tipe 2 pada Remaja Di Kecamatan
Mantrigeron Yogyakarta. Program Studi Farmasi. Fakultas Farmasi.
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Muhson, A. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Naim, dkk. 2017. Pengwaruh Edukasi Berbasis Keluarga terhadap Intensi Ibu
Hamil untuk Optimalisasi Nutrisi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan.
Fakultas Keperawatan Universitas Padjajaran.
Notoatmodjo, 2003. PengantarPendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta,
RinekaCipta.
Notoatmodjo, S. 2008. Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni, Jakarta, Rineka
Cipta.
Notoadmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoadmodjo, S. 2012. Metododologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka
Cipta.
Nur, A. 2011. Pengembangan Media Komik Bergambar Materi Sistem Saraf
Untuk Pembelajaran yang Menggunakan Strategi PQ4R. Jurnal PP. Volume
1. No.2. ISSN 2089-3639.
Peltzer, K. & Pengpid, S. 2012. Fruits Vegetables Consumption and Associated
Factors among In-School Adolescents in Five Southeast Asian Countries.
International Journal of Environment Research and Public Health. 9(10):
3575-3587.
Puskesmas Timurung. 2016. Survei PHBS. Puskesmas Timurung. Kecamatan
Ajangale. Kabupaten Bone.
Puskesmas Timurung. 2017. Survei PHBS. Puskesmas Timurung. Kecamatan
Ajangale. Kabupaten Bone.
Puspita, Avisha. 2016. Pengembangan Media Pembelajaran Booklet Pada Materi
Sistem Imun Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak.
Universitas Muhammadiah Pontianak.
Rahma, Dian, Rezal, Farid, Rasma. 2017. PerilakuKonsumsi Serat pada
Mahasiswa Angkatan 2013. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Haluleo. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat.
Ramadhani dan Hidayati. 2017.Faktor-Faktor yang Memengaruhi Konsumsi
Sayur dan Buah Pada Remaja Putri SMPN 3 Surakarta. Seminar Nasional
Gizi 2017 Program StudiI lmu Gizi UMS.
Ratu, AD. 2011. Faktor Risiko Obesitas pada Anak 5-15 Tahun di Indonesia.
Makara Kesehatan.
Rols, M E, and Tohill. 2004. What Can Intervention Studies Tell Us About The
Relationship Between and Vegetable Consumption and Weight Management
Nutrition Reviews (online), 62 (1): 1-17. Diakses dari
http://www.nutritionreview.org [pada tanggal 18 September 2017]
Roymond S. Simamora. 2009. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan.
Jakarta: EGC
Santrock, J. W. 2007. PsikologiPendidikan(EdisiKedua), Jakarta Kencana.Self-
Efficacy danKonsumsi.
Saputra, Wahyuni, Nuzrina. 2016. Pengaruh Pemberian Edukasi Gizi Melalui
Media Video dan Leaflet Terhadap Perubahan Konsumsi Buah dan Sayur
pada Siswa SMP Al Chasanah Tahun 2016. Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Esa Unggul.
Saraka, 2001. Model Belajar Swaarah dalamPengembangan Sikap Mental
Wiraswasta, Bandung, PPS UPI.
Savitry, Syamsul, Asmawati. Hubungan dukungan keluarga dengan Niat
Konsumsi Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri. Universitas Lambung
Mangkurat
Strater.,Fhilips.,dst.(2012). Rationale, design and methods for a staggered-entry,
waitlist controlled clinical trial of the impact of a community-based, family-
centred, multidisciplinary program focussed on activity, food and attitude
habits (Curtin University’sActivity, Food and Attitudes Program—CAFAP)
Smeltzer, S.,C., dan Bare, G 2008. Brunner &Suddarth’s Textbook of medical
surgical Nursing.Philadelpia: Lippincott.
Striegel- Moore, RH., Roselli, F., Perrin, N., Bar, LD., Wilson, GT., May, A.,
Kramer, HC. 2009. Gender Difference in The Prevalence of Eating Disorder
Symptoms. Internasional Journal Eat Disorder.
Suhardjo. 1989. Sosiologi BudayaGizi. Bogor: Depdikbud Pusat Antar Universitas
PAU IPB.
Suhardjo, 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Tanti, M. Y., 2013. Hubungan Pengetahuan Gizi Dengan Kebiasaan Makan
Peserta Didik Kelas XI Jasa Boga SMK N 6 Yogyakarta. FakultasTeknik.
UniversitasNegeri Yogyakarta.
Wahyudin, 2010. Kefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia Menggunakan
Metode Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Minat Dan Pemahaman
Siswa. Semarang, Universitas Negeri Semarang.
Wardlaw, G M & Margareth W. Kessel. 2002. Perspectives in Nutritions. Fifth
Edition. New York: The McGRAW-HillCompanies.Inc
Waruis, Atika, & Punuh, M. I., (2015). Hubungan Antara Asupan Energi Dengan
Status Gizi Pada Pelajar SMP Negeri 10 Kota Manado. Jurnal Ilmiah
Farmasi.
WHO. 2003. Fruits And Vegetables Intake In A Sample Of 11-Year-Old Children
In 9 Europian Countries: The Pro Children Cross- Sectional Survey. Ann
NutrMetab.
Windiyani, T. 2012. Instrumen Untuk Menjaring Data Interval, Nominal, Ordinal
dan Data Tentang Kondisi, Keadaan, hal Tertentu dan Data Untuk
Menjaring Variabel Kepribadian.Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3, No. 5 –
Desember.
Widyastuti, Yani. 2009. KesehatanReproduksi. Fitramaya; Yogyakarta.
Worthington-Roberts, Bonnie S. 2000. Nutrition Throughout The Life Cyde (4th
Edition). Singapore: McGraw-Hill Book co.
Wulansari ND. 2009. Konsumsi serta Preferensi Buah dan Sayur
padaRemajaSMA dengan Status Ekonomi yang Berbeda diBogor.IPB: 2009;
2 (2): 7-12
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
EDUKASI KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA REMAJA PUTRI
MENGGUNAKAN METO EMOTIONAL DEMOSTRATION DI
KECAMATAN AJANGALE KABUPATEN BONE
Formulir Metode Recall 24 jam
A. Identitas Responden
No. sampel :
Nama :
Tanggal Lahir :
Berat badan :
Kelas :
B. Pertanyaan Tentang Konsumsi Sayur dan Buah
NO. Responden: …………
Waktu
makan
Menu Bahan Pengolahan URT Gram Keterangan
Pagi
/jam
Siang/
Jam
Malam/
Jam
C. Pertanyaan Niat
Jawablah peretanya berikut dengan memberikan tanda (X) pada salah satu
jawaban yang dianggap benar.
Berikan tanda (x) pada deratan angka berikut untuk menentukan seberapa
besar niat yang anda miliki.
Niat rendah
0 = Bila sama sekali belum memiliki niat
1 = Telah berniat sebanyak 25%
2 = Telah berniat sebanyak 50%
3 = Telah berniat sebanyak 75%
4 = Telah berniat sebanyak 100%
Pertanyaan Untuk Niat:
NO PERTANYAAN RATING SCALE
1. Apakah anda bermaksud mengonsumsi
sayur dan buah untuk menjaga kesehatan
tubuh anda? Jika ya, gambarkan niat
anda dengan memberi tanda silang salah
satu angka disamping.
0
1
2
3
4
2. Apakah anda merencanakan
mengonsumsi sayur setiap hari dan
sesuai anjuran porsi? Jika ya, gambarkan
niat anda dengan memberi tanda silang
salah satu angka disamping.
0
1
2
3
4
3. Anda berniat mengonsumsi sayur setiap
hari jika sayur itu tersedia dirumah? Jika
ya, gambarkan niat anda dengan
memberi tanda silang salah satu angka
disamping.
0
1
2
3
4
4. Apakah anda berniat mengonsumsi sayur
dengan cara bervariasi untuk
menghindari rasa bosan? Jika ya,
gambarkan niat anda dengan memberi
tanda silang salah satu angka disamping.
0
1
2
3
4
5. Anda berkeinginan mengonsumsi buah
yang mengandung vitamin C supaya
tidak terkena sariawan? Jika ya,
gambarkan niat anda dengan memberi
tanda silang salah satu disamping.
0
1
2
3
4
6. Apakah anda akan mengonsumsi buah
setiap hari sesuai dengan porsi yang
dianjurkan? Jika ya, gambarkan niat anda
dengan melingkari salah satu angka
disamping.
0
1
2
3
4
Pertanyaan Untuk Pengetahuan:
1. Zat gizi apakah yang banyak terkandung dalam sayur dan buah?
a. Vitamin, Mineral dan serat
b. Karbohidrat
c. lemak
2. Berdasarkan anjuran Pedoman Gizi, berapa banyak porsi sayur yang harus
dikonsumsi dalam sehari?
a. 2-3 porsi per hari
b. 4 porsi per hari
c. 5 porsi perhari
3. Berdasarkan anjuran Pedoman Gizi, berapa banyak porsi buah yang harus
dikonsumsi dalam sehari?
a. 5 porsi perhari
b. 2-3 porsi perhari
c. 2 porsi perhari
4. Manfaat konsumsi sayur dan buah yang tidak benar adalah
a. Membantu mencegah penyakit kordiovaskular (jantung dan pembuluh
darah) dan kanker
b. Menurunkan risiko obesitas
c. Dapat terhindar dari TB
5. Jika kurang mengonsumsi sayur dan buah, akibat yang akan ditimbulkan
adalah…….
a. Sesak nafas
b. Maag
c. Daya tahan tubuh terganggu
6. Kadar vitamin C pada sayur atau buah dapat berkurang jika, kecuali…
a. Disimpan didalam lemari pendingin
b. Merendam dengan air
c. Memasak dengan suhu tinggi pada waktu yang lama
7. Jika kita mengonsumsi sayur dan buah dapat melancarkan pencernaan
karena banyak mengandung….
a. Vitamin
b. Serat
c. Lemak
Pertanyaan Untuk Tindakan
1. Berapa kali dalam sehari anda mengonsumsi sayur?
a. 3 kali dalam sehari
b. 2 kali dalam sehari
c. 1 kali dalam sehari
2. Dalam sehari berapa kali anda mengonsumsi buah?
a. 2 kali dalam sehari
b. Kurang dari 2 kali sehari
c. Kurang dari sekali dalam sehari
3. Dalam sehari berapa porsi buah yang anda konsumsi?
a. 2-3 porsi perhari
b. 5 porsi perhari
c. 1 porsi perhari
4. Berapa porsi sayur yang anda konsumsi dalam sehari?
a. 3-5 porsi per hari
b. Kurang dari 2 porsi per hari
c. Kurang dari sekali dalam sehari
5. Dalam seminggu berapa kali anda mengonsumsi gorengan?
a. 3 kali atau lebih dari 3 kali dalam seminggu
b. Kurang dari 3 kali dalam seminggu
c. 1 kali dalam seminggu
Nama Sekolah N1Pre N2Pre N3Pre N4Pre N5Pre N6Pre S_N P_N P1Pre P2Pre P3Pre P4Pre P5Pre P6Pre P7Pre S_P P_P K_P T1Pre T2Pre T3Pre T4Pre T5Pre S_T P_T K_T N1Post1 N2Post1 N3Post1 N4Post1 N5Post1 N6Post1 S_N_P1 P_N_P1 P1Post1 P2Post1 P3Post1 P4Post1 P5Post1 P6Post1 P7Post1 S_P_P1 P_P_P1 K_P_P1 T1Post1 T2Post1 T3Post1 T4Post1 T5Post1 S_T_P1 P_T_P1 k_T_P1 N1Post2 N2Post2 N3Post2 N4Post2 N5Post2 N6Post2 S_N_P2 P_N_P2 P1Post2 P2Post2 P3Post2 P4Post2 P5Post2 P6Post2 P7Post2 S_P_P2 P_P_P2 K_P_P2 T1Post2 T2Post2 T3Post3 T4Post2 T5Post2 S_T_P2 P_T_P2 K_T_P2
Aurel 2 3 2 4 2 3 4 18 75 1 0 1 0 1 0 1 4 57 2 0 0 1 0 0 1 20 2 3 2 3 4 3 4 19 79 1 1 1 1 1 0 1 5 71 1 0 0 1 1 1 3 60 2 3 4 3 3 3 4 20 83 1 0 1 1 1 0 1 5 71 1 0 1 1 1 1 4 80 1
Rajnawati 2 3 4 2 3 3 18 75 1 0 0 0 1 1 0 3 43 2 0 1 0 0 0 1 20 2 1 2 2 3 2 2 12 50 1 0 1 1 1 1 1 5 71 1 1 1 0 1 0 3 60 2 1 2 2 3 2 2 12 50 1 0 1 1 1 1 1 6 86 1 1 1 0 1 0 3 60 2
Selviyanti 2 3 2 4 3 3 4 19 79 1 0 0 1 0 0 0 2 29 2 0 0 1 0 0 1 20 2 4 2 4 3 4 2 19 79 1 0 0 1 0 0 0 2 29 2 1 1 1 0 0 3 60 2 4 2 4 3 4 2 19 79 1 0 0 1 0 0 0 2 29 2 1 1 1 0 0 3 60 2
Emiani 2 3 2 3 2 2 2 14 58 1 0 1 0 1 0 0 3 43 2 0 1 0 0 0 1 20 2 3 3 4 3 4 3 20 83 1 1 0 0 1 1 1 4 57 2 1 1 1 0 1 4 80 1 3 3 4 4 4 3 21 88 1 0 1 1 1 0 1 5 71 1 1 0 0 0 1 2 40 2
Citra Sari 2 4 3 4 2 4 4 21 88 1 0 0 0 1 0 0 2 29 2 0 1 1 0 1 3 60 2 4 2 4 4 4 4 22 92 1 0 0 1 1 0 1 3 43 2 0 1 1 1 0 3 60 2 4 2 4 4 4 4 22 92 1 0 0 1 1 0 1 4 57 2 0 1 1 1 0 3 60 2
Irda 2 4 3 4 2 1 3 17 71 1 0 0 0 1 0 0 2 29 2 0 0 0 0 0 0 0 2 4 4 4 3 3 1 19 79 1 0 0 1 1 1 0 4 57 2 1 1 0 1 1 4 80 1 4 3 4 2 3 3 19 79 1 1 1 1 1 1 0 6 86 1 1 1 1 1 1 5 100 1
Wahyu Melanie P 2 4 3 3 4 4 4 22 92 1 0 1 1 1 1 0 5 71 1 1 1 1 1 0 4 80 1 3 4 4 4 4 4 23 96 1 0 1 1 1 1 0 5 71 1 1 1 1 1 1 5 100 1 4 4 4 4 4 4 24 100 1 0 1 1 1 1 0 5 71 1 1 1 1 1 1 5 100 1
Sitti Fatimah 2 3 2 4 2 3 1 15 63 1 0 0 0 1 0 0 2 29 2 0 0 0 0 0 0 0 2 4 4 3 3 4 3 21 88 1 1 1 0 1 0 1 4 57 2 1 1 1 1 0 4 80 1 4 4 3 3 4 3 21 88 1 1 1 0 1 0 1 5 71 1 1 1 1 1 0 4 80 1
Nahda 2 4 4 4 3 4 4 23 96 0 0 1 0 1 0 0 2 29 2 0 1 1 1 0 3 60 2 3 4 4 4 4 3 22 92 1 0 1 0 1 0 1 3 43 2 1 1 1 1 0 4 80 1 3 4 4 4 4 3 22 92 1 0 1 0 1 0 1 4 57 2 1 1 1 1 0 4 80 1
Nur Fadillah 2 4 4 4 4 4 3 23 96 1 0 1 0 1 0 0 3 43 2 0 0 0 0 0 0 0 2 3 3 3 4 4 4 21 88 1 1 1 0 1 1 0 5 71 1 0 0 1 1 0 2 40 2 4 3 3 4 4 4 22 92 1 0 0 0 1 1 0 3 43 2 1 1 1 1 1 5 100 1
Sharmila 2 4 3 3 0 4 3 17 71 1 0 0 1 1 0 0 3 43 2 0 1 1 0 0 2 40 2 4 3 2 4 3 3 19 79 1 1 1 0 1 1 1 5 71 1 0 0 1 1 0 2 40 2 4 3 2 4 4 3 20 83 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 0 0 1 1 0 2 40 2
Arfiansah Saparuddin2 3 3 4 2 4 3 19 79 1 0 1 0 1 0 1 4 57 2 0 0 0 0 1 1 20 2 3 3 4 3 4 3 20 83 1 1 1 0 1 1 0 5 71 1 0 0 1 0 1 2 40 2 3 3 4 3 4 3 20 83 1 1 1 0 1 1 0 5 71 1 0 0 1 0 1 2 40 2
Asmarani 2 3 3 4 2 3 3 18 75 1 0 1 0 1 1 0 4 57 2 0 0 0 0 0 0 0 2 4 3 4 2 4 4 21 88 1 0 1 0 1 0 1 3 43 2 1 0 1 1 0 3 60 2 4 3 4 2 4 4 21 88 1 0 1 0 1 0 1 4 57 2 1 0 1 1 0 3 60 2
Selvi Wulandari 2 3 1 4 2 1 3 14 58 1 0 1 1 1 1 0 5 71 1 0 0 0 0 0 0 0 2 4 2 3 4 3 1 17 71 1 1 1 1 1 1 0 6 86 1 0 0 1 0 1 2 40 2 4 2 3 4 3 1 17 71 1 1 1 1 1 1 0 6 86 1 0 0 1 0 1 2 40 2
Rosdiana Abd. Latif2 4 3 4 4 3 4 22 92 1 0 1 1 1 0 0 4 57 2 0 1 1 0 0 2 40 2 4 4 4 4 4 4 24 100 1 0 1 1 1 0 0 4 57 2 1 1 1 1 1 5 100 1 4 4 4 4 4 4 24 100 1 0 1 1 1 0 0 4 57 2 1 1 1 1 1 5 100 1
Febri Wulansari 2 4 1 4 3 4 1 17 71 1 0 0 1 1 0 0 3 43 2 0 0 1 0 0 1 20 2 3 4 3 2 3 2 17 71 1 0 0 1 0 1 1 3 43 2 1 1 1 1 0 4 80 1 4 3 3 2 3 3 18 75 1 0 0 1 0 0 1 3 43 2 1 1 1 0 0 3 60 2
Ika Novitasari 2 2 1 2 3 2 1 11 46 1 0 1 0 1 0 0 3 43 2 0 0 1 0 0 1 20 2 3 2 3 3 2 2 15 63 1 0 0 0 1 0 0 2 29 2 0 1 1 0 0 2 40 2 2 2 3 3 3 3 16 67 1 0 0 1 0 1 0 3 43 2 0 0 0 0 0 0 0 2
Astriani 2 1 0 1 2 1 0 5 21 0 0 0 0 1 1 0 2 29 2 0 0 0 0 0 0 0 2 1 2 3 2 3 0 11 46 1 1 0 0 1 0 1 3 43 2 0 1 0 1 1 3 60 2 3 3 4 4 3 3 20 83 1 1 1 1 1 0 0 5 71 1 0 1 0 0 1 2 40 2
St. Nurheni R 2 3 2 2 3 0 4 14 58 1 0 1 0 0 0 0 2 29 2 0 1 0 0 0 1 20 2 1 3 2 4 3 0 13 54 0 0 1 0 1 1 1 3 43 2 1 0 1 0 0 2 40 2 2 3 4 4 3 3 19 79 1 0 1 0 1 1 0 4 57 2 1 0 1 1 0 3 60 2
Asmaliana 2 2 3 4 0 4 3 16 67 1 0 1 0 1 1 0 4 57 2 0 0 1 0 0 1 20 2 1 1 3 0 1 1 7 29 1 0 1 1 1 0 0 4 57 2 1 0 1 1 0 3 60 2 1 1 4 2 1 2 11 46 1 0 1 1 1 0 0 4 57 2 1 0 1 1 0 3 60 2
Rini Astuti 2 4 2 1 0 1 1 9 38 1 0 1 1 1 0 0 4 57 2 0 0 0 0 0 0 0 2 1 1 1 3 3 1 10 42 1 0 1 1 1 0 1 4 57 2 1 1 1 1 1 5 100 1 4 4 2 4 3 4 21 88 1 0 1 1 1 0 0 4 57 2 1 1 1 0 1 4 80 1
Herdayana 2 3 2 3 1 4 2 15 63 1 0 1 0 1 1 1 5 71 1 0 1 0 0 0 1 20 2 4 2 3 4 1 4 18 75 1 0 1 1 1 1 0 5 71 1 1 1 0 0 0 2 40 2 4 2 3 4 1 4 18 75 1 0 1 1 1 1 0 5 71 1 1 1 0 0 0 2 40 2
Idul Fitri 2 2 1 2 3 1 1 10 42 1 0 0 0 1 1 0 3 43 2 1 0 1 0 0 2 40 2 2 1 0 2 1 3 9 38 1 0 1 0 1 0 0 3 43 2 0 0 0 1 1 2 40 2 2 1 3 3 3 3 15 63 1 0 1 0 1 0 0 3 43 2 0 1 0 1 1 3 60 2
Heriyana 2 1 3 2 2 3 2 13 54 1 0 1 0 1 0 0 3 43 2 0 0 1 0 0 1 20 2 2 2 2 2 2 3 13 54 1 0 1 0 1 0 0 3 43 2 0 0 1 0 0 1 20 2 2 2 2 2 2 3 13 54 1 0 1 1 1 0 0 4 57 2 0 1 1 0 0 2 40 2
Fitri 2 4 4 4 4 4 4 24 100 0 0 1 1 1 0 0 3 43 2 0 1 1 0 1 3 60 2 3 3 3 4 4 4 21 88 1 0 1 1 1 1 0 5 71 1 1 1 0 1 1 4 80 1 3 3 3 4 4 4 21 88 1 0 1 1 1 1 0 5 71 1 1 1 0 1 1 4 80 1
Rifa Abusy Syarifah2 3 3 4 2 4 3 19 79 1 0 0 0 1 0 0 2 29 2 0 0 0 0 0 0 0 2 3 1 2 1 4 2 13 54 1 0 0 0 1 0 0 2 29 2 0 0 1 0 1 2 40 2 3 1 2 1 4 2 13 54 1 0 0 0 1 0 0 2 29 2 0 0 1 0 1 2 40 2
Pebi Nursakila 2 3 2 4 3 4 3 19 79 1 0 1 0 1 0 0 3 43 2 0 0 0 0 0 0 0 2 3 3 4 4 4 1 19 79 1 0 1 1 1 0 0 4 57 2 0 0 1 1 0 2 40 2 3 3 3 4 4 4 21 88 1 1 1 1 1 1 0 6 86 1 1 0 1 0 1 3 60 2
Marsya 2 4 3 3 2 4 1 17 71 1 0 1 1 0 1 0 4 57 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2 4 1 1 4 2 14 58 1 1 0 0 1 1 1 4 57 2 0 1 1 1 0 3 60 2 4 3 4 4 4 4 23 96 1 0 1 0 1 1 1 5 71 1 0 1 1 0 1 3 60 2
Nur Faatima 2 1 0 2 0 4 3 10 42 1 0 0 0 1 0 1 3 43 2 0 0 1 0 1 2 40 2 1 2 3 4 4 2 16 67 1 1 1 1 1 0 1 5 71 1 0 0 1 1 1 3 60 2 1 2 3 4 4 2 16 67 1 1 1 1 1 0 1 6 86 1 0 0 1 1 1 3 60 2
Nurbaya 2 4 4 3 2 4 3 20 83 0 0 1 1 0 0 0 2 29 2 1 1 1 0 0 3 60 2 4 3 4 2 4 3 20 83 1 0 0 0 1 0 0 2 29 2 1 1 0 1 0 3 60 2 4 3 4 2 4 3 20 83 1 0 0 0 1 0 0 2 29 2 1 1 0 1 0 3 60 2
Firna 2 3 2 4 4 4 4 21 88 1 0 1 0 1 0 0 3 43 2 0 1 1 0 0 2 40 2 4 2 4 3 3 2 18 75 0 0 1 1 1 0 0 3 43 2 1 1 1 0 1 4 80 1 4 2 4 3 3 2 18 75 0 0 1 1 1 0 0 3 43 2 1 1 1 0 1 4 80 1
Nur Rahmatia 2 4 3 4 3 4 4 22 92 1 0 1 0 1 1 0 4 57 2 0 1 1 1 0 3 60 2 4 2 4 3 4 3 20 83 1 0 1 1 1 1 0 5 71 1 0 1 1 1 0 3 60 2 4 4 4 4 4 4 24 100 1 0 1 1 1 1 0 5 71 1 0 1 1 1 0 3 60 2
Lampiran 2. MASTER TABEL ANALISIS SPSS
Mirnawati 2 4 2 2 2 3 1 14 58 0 0 1 0 0 1 1 3 43 2 1 1 1 0 0 3 60 2 3 2 3 4 4 3 19 79 1 0 0 1 1 0 0 3 43 2 0 0 1 1 1 3 60 2 3 2 3 4 4 3 19 79 1 0 0 1 1 0 0 3 43 2 0 0 1 1 1 3 60 2
Hartang 1 3 3 4 4 4 3 21 88 0 0 1 0 0 0 0 1 14 2 1 1 0 0 0 2 40 2 2 3 3 3 4 3 18 75 1 1 1 1 0 1 1 5 71 1 1 1 1 0 1 4 80 1 3 4 4 4 4 4 23 96 1 1 1 0 1 1 1 6 86 1 1 1 1 1 1 5 100 1
Elsa 1 4 4 4 4 2 3 21 88 1 0 0 0 1 1 0 3 43 2 0 0 0 0 1 1 20 2 3 2 1 2 3 3 14 58 1 0 1 1 0 0 1 3 43 2 1 1 0 0 1 3 60 2 4 4 4 4 4 4 24 100 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 1 1 1 1 1 5 100 1
Nur Halima 1 4 4 4 2 4 3 21 88 1 0 1 0 1 0 0 3 43 2 0 1 0 0 0 1 20 2 4 4 4 2 4 3 21 88 1 1 1 1 1 1 0 6 86 1 1 1 1 1 0 4 80 1 4 4 4 3 4 4 23 96 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 0 1 1 1 1 4 80 1
Darmawati 1 3 2 2 3 4 3 17 71 1 0 0 0 1 0 0 2 29 2 0 0 1 0 0 1 20 2 3 3 2 4 3 4 19 79 1 1 1 1 1 0 0 5 71 1 1 1 1 0 0 3 60 2 4 3 4 3 4 4 22 92 1 1 1 0 1 0 1 5 71 1 1 0 1 1 1 4 80 1
Hijriah 1 2 3 3 2 4 3 17 71 1 0 0 1 1 0 1 4 57 2 1 1 1 0 0 3 60 2 4 3 3 4 4 3 21 88 1 1 1 0 1 1 1 5 71 1 1 0 1 0 1 3 60 2 3 3 4 3 4 4 21 88 1 1 1 1 1 1 0 6 86 1 1 1 1 1 1 5 100 1
Irmayani 1 4 3 3 2 2 4 18 75 1 0 1 0 0 0 1 3 43 2 0 1 1 1 0 3 60 2 4 4 3 4 3 4 22 92 1 1 1 1 1 1 1 6 86 1 1 1 1 1 0 4 80 1 4 4 4 4 3 4 23 96 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 1 1 1 1 1 5 100 1
Nurhikmah Juliana1 4 2 4 1 4 4 19 79 1 0 0 0 1 1 0 3 43 2 0 0 0 0 1 1 20 2 3 3 4 3 3 3 19 79 1 1 1 1 0 1 1 5 71 1 1 1 0 1 1 4 80 1 3 3 4 4 3 4 21 88 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 1 1 1 1 0 4 80 1
Anisa 1 2 4 2 3 3 1 15 63 1 0 1 0 1 0 0 3 43 2 0 1 0 0 0 1 20 2 3 4 4 4 4 4 23 96 1 1 1 1 1 1 1 6 86 1 1 1 1 1 1 5 100 1 4 4 3 4 4 4 23 96 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 1 1 1 1 1 5 100 1
Sulfiana 1 1 1 2 3 1 2 10 42 1 0 1 0 0 0 0 2 29 2 0 1 1 0 0 2 40 2 3 3 3 3 2 3 17 71 1 1 1 1 1 1 1 6 86 1 1 1 1 1 1 5 100 1 3 3 4 4 3 3 20 83 1 0 1 1 1 1 1 6 86 1 1 1 1 1 1 5 100 1
Susianah 1 4 3 3 1 4 3 18 75 1 0 1 0 0 0 0 2 29 2 0 0 0 0 0 0 0 2 4 4 3 2 4 4 21 88 1 1 1 0 1 1 1 5 71 1 0 1 1 0 0 2 40 2 4 4 3 2 4 4 21 88 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 0 0 1 1 0 2 40 2
Seti Serlini 1 4 4 1 2 3 4 18 75 0 0 0 0 1 0 0 1 14 2 0 1 1 0 1 3 60 2 4 4 4 4 4 4 24 100 1 1 1 0 1 1 1 5 71 1 1 1 1 1 1 5 100 1 4 4 4 4 4 4 24 100 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 1 1 1 1 1 5 100 1
Nur Halisah 1 2 4 1 1 2 3 13 54 0 0 0 0 1 0 0 1 14 2 0 0 0 0 0 0 0 2 4 4 4 4 4 3 23 96 1 1 1 1 1 1 1 6 86 1 0 0 1 1 0 2 40 2 4 4 3 4 3 4 22 92 1 1 1 0 1 1 1 6 86 1 0 1 1 1 1 4 80 1
Nur Wahyuni 1 2 4 1 2 4 1 14 58 1 0 0 0 1 0 0 2 29 2 0 0 1 0 1 2 40 2 4 4 4 3 4 4 23 96 1 1 1 1 1 1 0 6 86 1 0 1 1 0 1 3 60 2 4 4 3 4 4 4 23 96 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 0 1 1 1 0 3 60 2
Marhayana 1 1 1 2 3 2 3 12 50 1 0 1 0 1 1 0 4 57 2 0 0 0 0 0 0 0 2 3 1 4 2 4 4 18 75 1 1 1 0 1 1 1 5 71 1 0 1 1 1 0 3 60 2 4 4 4 4 4 4 24 100 1 1 1 1 1 0 0 5 71 1 0 1 1 0 0 2 40 2
Nur Fadilla 1 2 2 2 1 3 2 12 50 1 0 0 0 1 0 0 2 29 2 0 0 0 0 0 0 0 2 4 4 4 4 4 4 24 100 1 1 1 1 1 1 0 6 86 1 1 1 1 0 1 4 80 1 4 4 4 3 4 4 23 96 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 1 1 1 1 1 5 100 1
Fitriani Hasbi 1 2 4 2 2 3 4 17 71 1 0 0 0 1 0 0 2 29 2 0 0 0 0 1 1 20 2 3 3 4 3 3 4 20 83 1 0 0 1 1 1 1 4 57 2 1 1 0 1 1 4 80 1 3 2 3 4 4 4 20 83 1 1 0 1 1 1 0 5 71 1 1 1 0 0 1 3 60 2
Jumarni 1 4 4 4 1 3 4 20 83 1 0 0 0 0 1 0 2 29 2 0 1 1 0 1 3 60 2 4 4 4 2 4 4 22 92 1 1 1 0 0 1 0 4 57 2 1 1 1 1 1 5 100 1 4 4 4 3 4 4 23 96 1 1 1 0 1 1 1 6 86 1 1 1 1 0 1 4 80 1
Reni 1 2 3 3 2 3 2 15 63 1 0 1 0 1 0 0 3 43 2 0 1 1 0 0 2 40 2 0 4 4 2 3 1 14 58 1 0 1 1 1 0 0 4 57 2 1 1 1 0 1 4 80 1 3 3 4 3 4 3 20 83 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 1 1 1 1 1 5 100 1
Nur Hikmah R 1 3 3 3 1 4 3 17 71 1 0 1 1 1 0 0 4 57 2 0 1 1 0 0 2 40 2 4 3 3 4 2 4 20 83 1 1 1 1 1 1 0 6 86 1 0 1 1 1 0 3 60 2 4 4 4 4 4 4 24 100 1 1 1 0 1 1 0 5 71 1 1 1 1 1 0 4 80 1
Jumarna 1 4 4 4 3 4 4 23 96 1 0 1 0 1 1 0 4 57 2 1 1 1 0 0 3 60 2 4 3 4 3 3 4 21 88 1 1 1 1 0 1 0 5 71 1 0 1 1 1 0 3 60 2 4 3 3 3 3 3 19 79 1 1 1 1 1 1 0 6 86 1 1 1 1 1 1 5 100 1
Della Puspita 1 4 4 3 2 4 3 20 83 1 0 0 0 1 1 0 3 43 2 0 1 0 1 0 2 40 2 4 4 3 4 4 4 23 96 1 1 1 1 1 0 1 5 71 1 1 1 1 0 1 4 80 1 4 4 4 4 3 4 23 96 1 1 1 0 1 1 1 6 86 1 1 1 1 1 1 5 100 1
Agustrina 1 4 4 3 2 4 4 21 88 1 0 0 0 1 0 0 2 29 2 0 0 0 0 1 1 20 2 4 4 4 2 4 3 21 88 1 1 1 1 1 1 1 6 86 1 1 1 1 0 1 4 80 1 3 3 4 4 3 4 21 88 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 1 1 0 1 1 4 80 1
Syerina 1 4 4 2 2 4 2 18 75 1 0 0 0 0 1 0 2 29 2 0 1 0 0 1 2 40 2 3 4 4 2 4 3 20 83 1 1 1 0 1 1 1 5 71 1 1 1 1 1 1 5 100 1 4 4 4 3 4 4 23 96 1 1 1 1 1 1 0 6 86 1 1 1 1 1 1 5 100 1
Nursyafika 1 2 1 2 1 2 3 11 46 1 0 0 1 1 0 0 3 43 2 0 1 0 0 0 1 20 2 4 3 3 3 4 3 20 83 1 1 0 1 1 1 1 5 71 1 0 1 1 0 1 3 60 2 4 4 3 4 4 4 23 96 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 0 1 1 1 1 4 80 1
Nurul Hamni zamsia1 4 4 4 3 4 4 23 96 1 0 1 0 1 1 0 4 57 2 0 1 1 0 0 2 40 2 4 4 4 3 4 3 22 92 1 1 0 0 1 0 1 3 43 2 1 1 1 1 0 4 80 1 4 4 3 4 3 4 22 92 1 1 1 0 1 1 1 6 86 1 1 1 1 1 0 4 80 1
syahddayana kurnia1 4 4 4 2 3 4 21 88 1 0 1 1 1 1 1 6 86 1 0 0 0 0 0 0 0 2 4 4 4 4 4 4 24 100 1 1 1 1 1 1 1 6 86 1 1 1 1 1 0 4 80 1 4 4 4 4 4 4 24 100 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 0 1 1 1 1 4 80 1
Rizki Sofianti 1 2 2 3 2 2 2 13 54 1 0 1 0 1 0 1 4 57 2 0 1 1 0 0 2 40 2 3 3 2 2 3 2 15 63 1 1 1 1 1 1 1 6 86 1 1 1 1 1 1 5 100 1 2 3 2 4 4 3 18 75 1 1 1 1 0 1 1 6 86 1 1 1 1 1 1 5 100 1
Ariska Irmayanti 1 4 3 4 2 4 3 20 83 1 0 0 1 1 0 0 3 43 2 0 1 1 0 0 2 40 2 4 3 4 3 3 3 20 83 1 1 1 1 1 1 0 6 86 1 0 1 1 1 0 3 60 2 4 3 3 2 4 4 20 83 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 1 1 1 1 1 5 100 1
Yuni Karisma 1 2 1 0 1 2 2 8 33 1 0 1 0 1 0 0 3 43 2 0 1 1 0 0 2 40 2 4 4 4 4 4 4 24 100 1 1 1 1 1 1 1 6 86 1 0 1 0 1 1 3 60 2 3 3 4 4 4 4 22 92 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 1 1 1 1 1 5 100 1
Sabrina 1 4 3 3 0 3 4 17 71 1 0 0 0 1 1 0 3 43 2 1 1 1 1 0 4 80 1 4 4 4 4 4 4 24 100 1 1 1 1 1 1 0 6 86 1 1 1 1 1 0 4 80 1 4 4 4 3 4 4 23 96 1 1 1 1 1 0 1 6 86 1 1 1 1 1 1 5 100 1
Soraya 1 2 1 2 1 3 1 10 42 1 0 1 0 1 0 0 3 43 2 1 1 1 0 0 3 60 2 3 3 3 4 4 4 21 88 1 1 1 1 1 1 1 6 86 1 1 1 1 1 1 5 100 1 4 3 4 3 3 3 20 83 1 0 1 0 1 1 1 5 71 1 1 1 0 1 1 4 80 1
Andi Ayu Ananda 1 1 0 0 1 4 1 7 29 1 0 1 0 1 0 0 3 43 2 0 1 1 0 0 2 40 2 3 3 3 3 3 3 18 75 1 1 0 1 1 1 1 5 71 1 1 1 1 1 0 4 80 1 3 3 3 3 3 3 18 75 1 1 1 1 1 1 1 7 100 1 1 1 1 1 1 5 100 1
Fausiah 1 2 4 1 2 2 4 15 63 1 0 0 0 0 0 0 1 14 2 1 0 0 0 1 2 40 2 3 3 3 4 4 4 21 88 1 1 1 1 0 0 1 4 57 2 1 0 1 1 0 3 60 2 3 3 3 3 4 4 20 83 1 1 1 1 0 1 0 5 71 1 1 1 1 1 0 4 80 1
Lampiran 4. Hasil Analisis SPSS
1. Univariat
a. KonsumsiSayurdanBuah
Group Statistics
SekolahResponden N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
pre porsisayur SMPN 5 Ajangale 33 130.91 81.810 14.241
SMPN 1 Ajangale 33 122.15 129.936 22.619
Group Statistics
SekolahResponden N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
pre porsisayur SMPN 5 Ajangale 33 130.91 81.810 14.241
SMPN 1 Ajangale 33 122.15 129.936 22.619
post 1 porsisayur SMPN 5 Ajangale 33 85.91 49.121 8.551
SMPN 1 Ajangale 33 64.12 91.111 15.860
post 2 porsisayur SMPN 5 Ajangale 33 65.61 62.409 10.864
SMPN 1 Ajangale 33 70.24 85.773 14.931
pre porsiBuah SMPN 5 Ajangale 33 175.76 216.954 37.767
SMPN 1 Ajangale 33 200.30 224.729 39.120
post 1 porsibuah SMPN 5 Ajangale 33 77.27 121.996 21.237
SMPN 1 Ajangale 33 150.91 277.256 48.264
post 2 porsibuah SMPN 5 Ajangale 33 38.79 50.047 8.712
SMPN 1 Ajangale 33 42.42 101.305 17.635
b. Niat
- Intervensi
Statistics
SkorNiatPr
e
PersenNiatPr
e
SkorNiatPost
1
PersenNiatPo
st1
SkorNiatPost
2
N Valid 33 33 33 33 33
Missing 0 0 0 0 0
Mean 16.42 68.43 20.52 85.48 21.82
Std. Deviation 4.309 17.953 2.774 11.558 1.758
Range 16 67 10 42 6
Minimum 7 29 14 58 18
Maximum 23 96 24 100 24
- Kontrol
Statistics
SkorNiatPr
e
PersenNiatPr
e
SkorNiatPost
1
PersenNiatPo
st1
SkorNiatPost
2
N Valid 33 33 33 33 33
Missing 0 0 0 0 0
Mean 16.85 70.20 17.33 72.22 19.09
Std. Deviation 4.535 18.898 4.306 17.942 3.413
Range 19 79 17 71 13
Minimum 5 21 7 29 11
Maximum 24 100 24 100 24
c. Pengetahuan
- Intervensi
P1Pre
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 3 9.1 9.1 9.1
Benar 30 90.9 90.9 100.0
Total 33 100.0 100.0
P2Pre
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 33 100.0 100.0 100.0
P3Pre
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 17 51.5 51.5 51.5
Benar 16 48.5 48.5 100.0
Total 33 100.0 100.0
P4Pre
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 28 84.8 84.8 84.8
Benar 5 15.2 15.2 100.0
Total 33 100.0 100.0
P5Pre
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 7 21.2 21.2 21.2
Benar 26 78.8 78.8 100.0
Total 33 100.0 100.0
P6Pre
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 23 69.7 69.7 69.7
Benar 10 30.3 30.3 100.0
Total 33 100.0 100.0
P7Pre
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 29 87.9 87.9 87.9
Benar 4 12.1 12.1 100.0
Total 33 100.0 100.0
P1Post1
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 33 100.0 100.0 100.0
P2Post1
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 3 9.1 9.1 9.1
Benar 30 90.9 90.9 100.0
Total 33 100.0 100.0
P3Post1
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 4 12.1 12.1 12.1
Benar 29 87.9 87.9 100.0
Total 33 100.0 100.0
P4Post1
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 7 21.2 21.2 21.2
Benar 26 78.8 78.8 100.0
Total 33 100.0 100.0
P5Post1
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 6 18.2 18.2 18.2
Benar 27 81.8 81.8 100.0
Total 33 100.0 100.0
P6Post1
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 6 18.2 18.2 18.2
Benar 27 81.8 81.8 100.0
Total 33 100.0 100.0
P7Post1
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 10 30.3 30.3 30.3
Benar 23 69.7 69.7 100.0
Total 33 100.0 100.0
P1Post2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 33 100.0 100.0 100.0
P2Post2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 2 6.1 6.1 6.1
Benar 31 93.9 93.9 100.0
Total 33 100.0 100.0
P3Post2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 1 3.0 3.0 3.0
Benar 32 97.0 97.0 100.0
Total 33 100.0 100.0
P4Post2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 8 24.2 24.2 24.2
Benar 25 75.8 75.8 100.0
Total 33 100.0 100.0
P5Post2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 2 6.1 6.1 6.1
Benar 31 93.9 93.9 100.0
Total 33 100.0 100.0
P6Post2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 3 9.1 9.1 9.1
Benar 30 90.9 90.9 100.0
Total 33 100.0 100.0
P7Post2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 7 21.2 21.2 21.2
Benar 26 78.8 78.8 100.0
Total 33 100.0 100.0
d. Tindakan
T1Pre
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 27 81.8 81.8 81.8
Benar 6 18.2 18.2 100.0
Total 33 100.0 100.0
T2Pre
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 12 36.4 36.4 36.4
Benar 21 63.6 63.6 100.0
Total 33 100.0 100.0
T3Pre
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 16 48.5 48.5 48.5
Benar 17 51.5 51.5 100.0
Total 33 100.0 100.0
T4Pre
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 30 90.9 90.9 90.9
Benar 3 9.1 9.1 100.0
Total 33 100.0 100.0
T5Pre
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 24 72.7 72.7 72.7
Benar 9 27.3 27.3 100.0
Total 33 100.0 100.0
T1Post2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 7 21.2 21.2 21.2
Benar 26 78.8 78.8 100.0
Total 33 100.0 100.0
T2Post2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 2 6.1 6.1 6.1
Benar 31 93.9 93.9 100.0
Total 33 100.0 100.0
T3Post2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 3 9.1 9.1 9.1
Benar 30 90.9 90.9 100.0
Total 33 100.0 100.0
T4Post2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 3 9.1 9.1 9.1
Benar 30 90.9 90.9 100.0
Total 33 100.0 100.0
T5Post2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 7 21.2 21.2 21.2
Benar 26 78.8 78.8 100.0
Total 33 100.0 100.0
- Kontrol
Pengetahuan
P1Pre
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 5 15.2 15.2 15.2
Benar 28 84.8 84.8 100.0
Total 33 100.0 100.0
P2Pre
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 33 100.0 100.0 100.0
P3Pre
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 11 33.3 33.3 33.3
Benar 22 66.7 66.7 100.0
Total 33 100.0 100.0
P4Pre
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 23 69.7 69.7 69.7
Benar 10 30.3 30.3 100.0
Total 33 100.0 100.0
P5Pre
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 5 15.2 15.2 15.2
Benar 28 84.8 84.8 100.0
Total 33 100.0 100.0
P6Pre
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 22 66.7 66.7 66.7
Benar 11 33.3 33.3 100.0
Total 33 100.0 100.0
P7Pre
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Salah 28 84.8 84.8 84.8
Benar 5 15.2 15.2 100.0
Total 33 100.0 100.0
P2Post1
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 23 69.7 69.7 69.7
Benar 10 30.3 30.3 100.0
Total 33 100.0 100.0
P3Post1
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 11 33.3 33.3 33.3
Benar 22 66.7 66.7 100.0
Total 33 100.0 100.0
P4Post1
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 15 45.5 45.5 45.5
Benar 18 54.5 54.5 100.0
Total 33 100.0 100.0
P5Post1
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 2 6.1 6.1 6.1
Benar 31 93.9 93.9 100.0
Total 33 100.0 100.0
P6Post1
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 19 57.6 57.6 57.6
Benar 14 42.4 42.4 100.0
Total 33 100.0 100.0
P7Post1
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 19 57.6 57.6 57.6
Benar 14 42.4 42.4 100.0
Total 33 100.0 100.0
P1Post2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 1 3.0 3.0 3.0
Benar 32 97.0 97.0 100.0
Total 33 100.0 100.0
P2Post2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 25 75.8 75.8 75.8
Benar 8 24.2 24.2 100.0
Total 33 100.0 100.0
P3Post2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 8 24.2 24.2 24.2
Benar 25 75.8 75.8 100.0
Total 33 100.0 100.0
P4Post2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 10 30.3 30.3 30.3
Benar 23 69.7 69.7 100.0
Total 33 100.0 100.0
P5Post2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 3 9.1 9.1 9.1
Benar 30 90.9 90.9 100.0
Total 33 100.0 100.0
P6Post2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 19 57.6 57.6 57.6
Benar 14 42.4 42.4 100.0
Total 33 100.0 100.0
P7Post2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 22 66.7 66.7 66.7
Benar 11 33.3 33.3 100.0
Total 33 100.0 100.0
Tindakan
T1Pre
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 29 87.9 87.9 87.9
Benar 4 12.1 12.1 100.0
Total 33 100.0 100.0
T2Pre
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 19 57.6 57.6 57.6
Benar 14 42.4 42.4 100.0
Total 33 100.0 100.0
T3Pre
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 15 45.5 45.5 45.5
Benar 18 54.5 54.5 100.0
Total 33 100.0 100.0
T4Pre
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 30 90.9 90.9 90.9
Benar 3 9.1 9.1 100.0
Total 33 100.0 100.0
T5Pre
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 29 87.9 87.9 87.9
Benar 4 12.1 12.1 100.0
Total 33 100.0 100.0
T1Post2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 14 42.4 42.4 42.4
Benar 19 57.6 57.6 100.0
Total 33 100.0 100.0
T2Post2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 12 36.4 36.4 36.4
Benar 21 63.6 63.6 100.0
Total 33 100.0 100.0
T3Post2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 8 24.2 24.2 24.2
Benar 25 75.8 75.8 100.0
Total 33 100.0 100.0
T4Post2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 14 42.4 42.4 42.4
Benar 19 57.6 57.6 100.0
Total 33 100.0 100.0
T5Post2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 15 45.5 45.5 45.5
Benar 18 54.5 54.5 100.0
Total 33 100.0 100.0
2. Bivariat
KategoriTindakan Pre * Sekolah
Crosstab
Sekolah
Total Intervensi Kontrol
KategoriTindakan
Pre
Baik Count 1 1 2
% within
KategoriTindakan Pre 50.0% 50.0% 100.0%
Kurang Count 32 32 64
% within
KategoriTindakan Pre 50.0% 50.0% 100.0%
Total Count 33 33 66
% within
KategoriTindakan Pre 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .000a 1 1.000
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .000 1 1.000
Fisher's Exact Test 1.000 .754
Linear-by-Linear
Association .000 1 1.000
N of Valid Cases 66
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.00.
b. Computed only for a 2x2 table
KategoriTindakan Post 1 * Sekolah
Crosstab
Sekolah
Total Intervensi Kontrol
KategoriTindakan Post
1
Baik Count 20 10 30
% within
KategoriTindakan Post
1
66.7% 33.3% 100.0%
Kurang Count 13 23 36
% within
KategoriTindakan Post
1
36.1% 63.9% 100.0%
Total Count 33 33 66
% within
KategoriTindakan Post
1
50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 6.111a 1 .013
Continuity Correctionb 4.950 1 .026
Likelihood Ratio 6.213 1 .013
Fisher's Exact Test .025 .013
Linear-by-Linear
Association 6.019 1 .014
N of Valid Cases 66
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.00.
b. Computed only for a 2x2 table
KategoriTindakan Post 2 * Sekolah
Crosstab
Sekolah
Total Intervensi Kontrol
KategoriTindakan Post
2
Baik Count 29 10 39
% within
KategoriTindakan Post
2
74.4% 25.6% 100.0%
Kurang Count 4 23 27
% within
KategoriTindakan Post
2
14.8% 85.2% 100.0%
Total Count 33 33 66
% within
KategoriTindakan Post
2
50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 22.627a 1 .000
Continuity Correctionb 20.308 1 .000
Likelihood Ratio 24.440 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
Association 22.284 1 .000
N of Valid Cases 66
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.50.
b. Computed only for a 2x2 table
KategoriPengetahuan Pre * Sekolah
Crosstab
Sekolah
Total Intervensi Kontrol
KategoriPengetahuan
Pre
Tinggi Count 1 3 4
% within
KategoriPengetahuan
Pre
25.0% 75.0% 100.0%
Rendah Count 32 30 62
% within
KategoriPengetahuan
Pre
51.6% 48.4% 100.0%
Total Count 33 33 66
% within
KategoriPengetahuan
Pre
50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 1.065a 1 .302
Continuity Correctionb .266 1 .606
Likelihood Ratio 1.111 1 .292
Fisher's Exact Test .613 .307
Linear-by-Linear
Association 1.048 1 .306
N of Valid Cases 66
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.00.
b. Computed only for a 2x2 table
KategoriPengetahuan Post 1 * Sekolah
Crosstab
Sekolah
Total Intervensi Kontrol
KategoriPengetahuan
Post 1
Tinggi Count 27 11 38
% within
KategoriPengetahuan
Post 1
71.1% 28.9% 100.0%
Rendah Count 6 22 28
% within
KategoriPengetahuan
Post 1
21.4% 78.6% 100.0%
Total Count 33 33 66
% within
KategoriPengetahuan
Post 1
50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 15.880a 1 .000
Continuity Correctionb 13.957 1 .000
Likelihood Ratio 16.671 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
Association 15.639 1 .000
N of Valid Cases 66
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.00.
b. Computed only for a 2x2 table
KategoriPengetahuan Post 2 * Sekolah
Crosstab
Sekolah Tota
l Intervensi Kontrol
KategoriPengetahuan
Post 2
Tinggi Count 33 16 49
% within
KategoriPengetahuan
Post 2
67.3% 32.7% 100.
0%
Rendah Count 0 17 17
% within
KategoriPengetahuan
Post 2
0.0% 100.0% 100.
0%
Total Count 33 33 66
% within
KategoriPengetahuan
Post 2
50.0% 50.0% 100.
0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 22.898a 1 .000
Continuity Correctionb 20.283 1 .000
Likelihood Ratio 29.589 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
Association 22.551 1 .000
N of Valid Cases 66
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.50.
c. Computed only for a 2x2 table
Group Statistics
Sekolah N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
PersenNiatPre Intervensi 33 68.43 17.953 3.125
Kontrol 33 70.20 18.898 3.290
PersenNiatPost1 Intervensi 33 85.48 11.558 2.012
Kontrol 33 72.22 17.942 3.123
PersenNiatPost2 Intervensi 33 90.91 7.325 1.275
Kontrol 33 79.55 14.220 2.475
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances
t-test for Equality
of Means
F Sig. t df
PersenNiatPre Equal variances
assumed .002 .960 -.390 64
Equal variances not
assumed -.390 63.832
PersenNiatPost1 Equal variances
assumed 7.490 .008 3.568 64
Equal variances not
assumed 3.568 54.658
PersenNiatPost2 Equal variances
assumed 7.995 .006 4.081 64
Equal variances not
assumed 4.081 47.866
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
PersenNiatPre Equal variances assumed .698 -1.768 4.537
Equal variances not
assumed .698 -1.768 4.537
PersenNiatPost1 Equal variances assumed .001 13.258 3.715
Equal variances not
assumed .001 13.258 3.715
PersenNiatPost2 Equal variances assumed .000 11.364 2.785
Equal variances not
assumed .000 11.364 2.785
KategoriPengetahuan Pre
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tinggi 1 3.0 3.0 3.0
Rendah 32 97.0 97.0 100.0
Total 33 100.0 100.0
KategoriTindakan Pre
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 1 3.0 3.0 3.0
Kurang 32 97.0 97.0 100.0
Total 33 100.0 100.0
KategoriPengetahuan Post 1
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tinggi 27 81.8 81.8 81.8
Rendah 6 18.2 18.2 100.0
Total 33 100.0 100.0
KategoriTindakan Post 1
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 20 60.6 60.6 60.6
Kurang 13 39.4 39.4 100.0
Total 33 100.0 100.0
KategoriPengetahuan Post 2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tinggi 33 100.0 100.0 100.0
KategoriTindakan Post 2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 29 87.9 87.9 87.9
Kurang 4 12.1 12.1 100.0
Total 33 100.0 100.0
KategoriPengetahuan Pre
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tinggi 1 3.0 3.0 3.0
Rendah 32 97.0 97.0 100.0
Total 33 100.0 100.0
KategoriTindakan Pre
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 1 3.0 3.0 3.0
Kurang 32 97.0 97.0 100.0
Total 33 100.0 100.0
KategoriPengetahuan Post 1
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tinggi 27 81.8 81.8 81.8
Rendah 6 18.2 18.2 100.0
Total 33 100.0 100.0
KategoriTindakan Post 1
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 20 60.6 60.6 60.6
Kurang 13 39.4 39.4 100.0
Total 33 100.0 100.0
KategoriPengetahuan Post 2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tinggi 33 100.0 100.0 100.0
KategoriTindakan Post 2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 29 87.9 87.9 87.9
Kurang 4 12.1 12.1 100.0
Total 33 100.0 100.0
Niat
Group Statistics
Sekolah N Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
PersenNiatPre Intervensi 33 68.43 17.953 3.125
Kontrol 33 70.20 18.898 3.290
PersenNiatPost1 Intervensi 33 85.48 11.558 2.012
Kontrol 33 72.22 17.942 3.123
PersenNiatPost2 Intervensi 33 90.91 7.325 1.275
Kontrol 33 79.55 14.220 2.475
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T df
Sig.
(2-
taile
d)
Mean
Differe
nce
Std.
Error
Differe
nce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
PersenNiatPre Equal
varian
ces
assum
ed
.002 .960 -.390 64 .698 -1.768 4.537 -10.832 7.297
Equal
varian
ces not
assum
ed
-.390 63.83
2 .698 -1.768 4.537 -10.833 7.297
PersenNiatPost
1
Equal
varian
ces
assum
ed
7.490 .008 3.568 64 .001 13.258 3.715 5.836 20.680
Equal
varian
ces not
assum
ed
3.568 54.65
8 .001 13.258 3.715 5.811 20.704
PersenNiatPost
2
Equal
varian
ces
assum
ed
7.995 .006 4.081 64 .000 11.364 2.785 5.801 16.926
Equal
varian
ces not
assum
ed
4.081 47.86
6 .000 11.364 2.785 5.764 16.963
Group Statistics
Sekolah Responden N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
JumlahSayur SMPN 5 Ajangale 33 151.52 82.218 14.312
SMPN 1 Ajangale 33 134.36 159.210 27.715
pre porsi sayur SMPN 5 Ajangale 33 130.91 81.810 14.241
SMPN 1 Ajangale 33 122.15 129.936 22.619
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
JumlahSayur Equal variances
assumed 4.245 .043 .550 64 .584 17.152 31.192 -45.162 79.465
Equal variances not
assumed .550 47.934 .585 17.152 31.192 -45.567 79.870
pre porsi
sayur
Equal variances
assumed 1.117 .295 .328 64 .744 8.758 26.729 -44.639 62.155
Equal variances not
assumed .328 53.925 .744 8.758 26.729 -44.832 62.347
Group Statistics
Sekolah Responden N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
JumlahSayur SMPN 5 Ajangale 33 151.52 82.218 14.312
SMPN 1 Ajangale 33 134.36 159.210 27.715
pre porsi sayur SMPN 5 Ajangale 33 130.91 81.810 14.241
SMPN 1 Ajangale 33 122.15 129.936 22.619
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
pre porsi
Buah
Equal variances
assumed .186 .667 -.451 64 .653 -24.545 54.376 -133.174 84.083
Equal variances not
assumed -.451 63.921 .653 -24.545 54.376 -133.176 84.085
JumlahBuAH Equal variances
assumed 10.971 .002 -1.257 64 .213 -77.273 61.474 -200.082 45.536
Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Niat
Kuesioner penelitian variabel niat terdiri atas 6 item pernyataan.
Berikut merupakan hasil uji validitas dan reliabilitas menggunakan
SPSS.
Tabel 3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Niat
Item
Pernyataan
Validitas Reliabilitas
r Hitung r Tabel
P1
P2
P3
P4
P5
P6
0,775
0,748
0,678
0,707
0,717
0,702
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,810
Sumber : Data Primer 2018
Hasil uji validitas pada kuesioner semua item pertanyaan(P1,
P2, P3, P4, P5 dan P6) didapat r hitung didapat r hasil > 0,361 yang
artinya semua pernyataan dalam kuesioner adalah valid. Hasil uji
reliabilitas di peroleh r alpha > r tabel (0,6), maka dapat disimpulkan
bahwa kuesioner ini reliabel.
2. Pengetahuan
Kuesioner penelitian variabel pengetahuan terdiri atas 10 item
pertanyaan. Berikut merupakan hasil uji validitas dan reliabilitas
menggunakan SPSS.
Tabel4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
pada Pengetahuan
Item
Pernyataan
Validitas Reliabilitas
r Hitung r Tabel
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
0,774
0,583
0,469
0,554
0,409
0,365
0,554
0,148
-0,356
-0,177
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,620
Sumber : Data Primer 2018
Hasil uji validitas pada kuesioner item pertanyaan P8, P9 dan
P10 didapat r hitung < 0,361 yang artinya tidak valid sedangkan item
pernyataan yang lain (P1, P2, P3, P4, P5, P6 dan P7) didapat r hasil >
0,361 yang artinya semua pernyataan dalam kuesioner adalah valid.
Hasil uji reliabilitas di peroleh r alpha > r tabel (0,6), maka dapat
disimpulkan bahwa kuesioner ini reliabel.
3. Tindakan
Kuesioner penelitian variabel tindakan terdiri atas 10 item
pertanyaan. Berikut merupakan hasil uji validitas dan reliabilitas
menggunakan SPSS.
Tabel5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
pada Tindakan
Item
Pernyataan
Validitas Reliabilitas
r Hitung r Tabel
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
0,664
0,567
0,389
0,663
0,105
0,088
0,584
0,225
0,041
0,286
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,664
Sumber : Data Primer 2018
Hasil uji validitas pada kuesioner item pertanyaan P5, P6, P8,
P9 dan P10 didapat r hitung < 0,361 yang artinya tidak valid
sedangkan item pertanyaan yang lain (P1, P2, P3, P4,dan P7) didapat r
hasil > 0,361 yang artinya semua pernyataan dalam kuesioner adalah
valid. Hasil uji reliabilitas di peroleh r alpha > r tabel (0,6), maka
dapat disimpulkan bahwa kuesioner ini reliabel.
Cara mendapatkan r table :
Jumlah responden 30, jadi n-2 (30 – 2 = 28), selanjutnya lihat tabel r (bisa dicari
saja dibuku-buku statistik tabel r nya), dengan menggunakan taraf nyata 5% (0.05)
diperoleh nilai r tabel= 0.3610. nilai tersebut menjadi patokan dimana nilai hasil
korelasi tidak boleh rendah dari nilai r tabel tersebut.
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. Uji Coba Kuesioner
Dokumentasi di SMP Negeri 1 Ajangale ( Kelompok Kontrol)
Gambar 2. pre test
Post test 2
DOKUMENTASI PENYERAHAN PLAKAT KERJASAMA
Penyerahan Plakat Kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Ajangale
Lampiran 7. Sintesa Penelitian
No Peneliti (Tahun) Judul Desain Penelitian Sampel Temuan
1 Novi Yanti,
Emulyani, Malisa
Zahyani (2017)
Pengaruh Terapi
Bermain
Vegetable Eating
Motivation (Vem)
Terhadap Perilaku
Makan Sayuran
Pada Anak
Prasekolah
Quasi Experiment Pengambilan sampel
dilakukan menggunakan
teknik purposive dan sampel
penelitian berjumlah 18
orang.
Hasil uji statistik didapatkan nilai
rata-rata konsumsi sayur sebelum
diberikan intervensi yaitu 38,22
dengan standar deviasi (SD) 18,236
dan setelah diberikan intervensi
yaitu 68,11 dengan standar deviasi
(SD) 18.304. Hasil analisa
diperoleh p value sebesar 0,000 < α
(0,05), maka dapat disimpulkan
terjadi peningkatan konsumsi
sayuran pada anak prasekolah
setelah diberikan terapi bermain
Vegetable Eating Motivation
(VEM).
2 Ivo Gustiara (2012) Konsumsi Sayur
dan Buah pada
Siswa SMA
Negeri 1
Pekanbaru
Cross sectional Sebanyak 100 siswa ter-pilih
sebagai sampel penelitian.
Pemilihan sam-pel dilakukan
secara acak sistematis
(sistematic random
sampling).
Konsumsi sayur pada siswa SMA
Negeri 1 Pekanbaru adalah kurang
dari 200 gram/orang per hari
(64,6%). Frekuensi konsumsi sayur
pada siswa juga kurang dari dua
kali sehari. Untuk jenis sayur yang
paling disukai oleh siswa adalah
kangkung (36,5%) dengan cara
dimasak tumis. Sementara itu,
kuanitas buah yang dikonsumsi
siswa adalah kurang dari 300
gram/orang per hari (61,5%).
Frekuensi konsumsi buah masih
kurang dari 2 kali sehari dan buah
yang paling disukai oleh siswa
adalah jeruk (35,4%).
3 Hermina dan
Prihatini S (2014)
Gambaran
Konsumsi Sayur
dan Buah
Penduduk
Indonesia dalam
Konteks Gizi
Seimbang:
Analisis Lanjut
Survei Konsumsi
Makanan Individu
(SKMI) 2014
Deskriptif Sampel yang dianalisis adalah
data konsumsi individu yang
mempunyai data
lengkap konsumsi gizi, dan
data rumah tangga,
mencakup 33 provinsi dan
497 kabupaten/kota di
Indonesia. Sampel SKMI
2014 merupakan sampel
Riskesdas 2013 yang sudah
dilakukan verifikasi
pada saat dilakukan
kunjungan rumah oleh
pengumpul data. Jumlah
sampel penduduk yang
berhasil dianalisis berjumlah
145.360 individu dan
45.802 rumah tangga dan
setelah proses cleaning
data, jumlah sampel yang bisa
dianalisis 124.098
individu yang tersebar di
2.072 Blok Sensus (BS)
hampir semua penduduk Indonesia
mengonsumsi sayur (94,8%) namun
hanya sedikit yang
mengonsumsi buah (33,2%). Rerata
konsumsi sayur penduduk 70,0
gram/orang/hari dan konsumsi
buah 38,8 gram/gram/orang/hari.
Total konsumsi sayur dan buah
penduduk 108,8 gram/orang/hari.
Bila dibandingkan dengan
kecukupan yang dianjurkan
menurut pedoman gizi seimbang,
konsumsi
sayur dan buah tersebut masih
rendah. Sebanyak 97,1% penduduk
kurang mengonsumsi sayur
dan buah. Bila dilihat dari
kelompok umur, remaja adalah
kelompok umur tertinggi yang
kurang
mengonsumsi sayur dan buah
(98,4%). Kesimpulan: Konsumsi
sayur-buah penduduk Indonesia
yang berhasil dikunjungi
(99,62%) dari 2.080 BS
Riskesdas 2013.
masih rendah dalam konteks gizi
seimbang menurut kelompok umur,
baik di perkotaan maupun di
perdesaan dan paling rendah adalah
pada kelompok usia remaja.
4 Anisa Marini,
Ratih Wirapuspita,
iriyani K (2015)
Pengaruh
Permainan
Monopoli dalam
Pening-katan
Pengetahuan,
Sikap, dan
Tindakan Pola
Konsumsi Buah
dan Sayur Pada
Siswa SDN 021
Sungai Kunjang
Samarinda
Quasy Ekspriment Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah
Purposive Sampling, pada
kelompok eksperimen sebesar
43 siswa dan pada kelompok
control sebanyak 36 siswa.
Ada pengaruh bermakna antara
pengetahuan, sikap dan
tindakansebelum dan sesudah
diberikan intervensi media kalender
yang artinya hal tersebut
menunjukkan adanya pengaruh per-
mainan monopoli dalam
meningkatkan penge-tahuan, sikap
dan tindakan pola konsumsi buah
dan sayur pada siswa SDN 021
Sungai Kunjang Samarin-da. Hasil
uji statistik menggunakan Uji
Wilcoxon diperoleh nilai )<(0.05)
pada pengetahuan, ) < (0.05) pada
sikap dan ) < (0.05) pada tindakan
Un-tuk pengetahuan pola konsumsi
buah dan sayur
5 Mhd. Dahniman
Saputra, Yulia
Wahyuni,
Rachmanida
Nuzrida (2016)
Pengaruh
Pemberian
Edukasi Gizi
Melalui Media
Video Dan
Leaflet
Jenis
penelitian yang
digunakan adalah
Pre
Eksperiment,
dengan penelitian
Sampel pada penelitian ini
diambil dengan
cara purposive sampling,
yaitu teknik
pengambilan sampel
berdasarkan kriteria yang
Dari hasil uji didapat bahwa tidak
ada perbedaan pengetahuan
(p=0,479), konsumsi buah
(p=0,385) dan konsumsi sayur
(p=0,295) sebelum edukasi antara
kelompok
Terhadap
Perubahan
Konsumsi Buah
Dan Sayur Pada
Siswa Smp
Al Chasanah
Tahun 2016
One Group
Pre-Test Post-
Test dimana
penelitian ini
sudah
dilakukan
observasi pertama
(pre-test)
sehingga peneliti
dapat menguji
perubahanperuba
han
yang terjadi
dengan
memberikan
kuesioner kepada
responden (post-
test) setelah
adanya intervensi
dengan edukasi
gizi melalui
media video dan
leaflet.
telah dibuat oleh peneliti.
Berdasarkan hasil
perhitungan jumlah sampel
untuk siswa SMP
Al Chasanah adalah sebesar
64 orang.
media video dan kelompok media
leaflet. Ada perbedaan pengetahuan
(p=0,000), konsumsi buah
(p=0,000) dan konsumsi sayur
(p=0,000) sebelum dan sesudah
edukasi baik pada kelompok media
video maupun pada kelompok
media leaflet. Dan ada perbedaan
perubahan pengetahuan (p=0.047),
konsumsi buah (p=0.004) dan
konsumsi sayur (p=0.043) antara
kelompok media video dan
kelompok
media leaflet. Berdasarkan hal
tersebut disimpulkan bahwa ada
pengaruh pemberian edukasi gizi
melalui media video dan leaflet
terhadap perubahan konsumsi buah
dan sayur pada siswa SMP
Al Chasanah tahun 2016.
6 Irma Handayani,
Zulhaida Lubis,
Evawany Y
Aritonang (2018)
Pengaruh
Penyuluhan
Dengan Media
Permainan Ular
Tangga Terhadap
Penelitian ini
merupakan
penelitian
eksperimen semu
(quasi
Pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan
rumus hipotesis dengan
kriteria inklusi dan ekslusi
yaitu sebanyak 32 orang.
pemberian penyuluhan dengan
media permainan ular tangga yang
dimodifikasi tentang gambar dan
materi buah dan sayur memberikan
pengaruh positif kepada siswa yang
Pengetahuan
Tentang Buah
Dan Sayur Pada
Siswa
MTS-s Almanar
Kecamatan
Hamparan Perak
eksperimen)
dengan rancangan
pretest-posttest
control group
design
dilihat dari adanya peningkatan
pengetahuan siswa tentang buah
dan sayur setelah intervensi atau
perlakuan.
7 Adhia Endrika,
Erwin Christanto,
Elda Nazriati
(2015)
Kecukupan
Konsumsi Sayur
Dan Buah Pada
Siswa Sma
Negeri 1
Kuantan Hilir
cross sectional Populasi pada penelitian ini
adalah siswa SMA Negeri 1
Kuantan Hilir yang berjumlah
95 orang.
1. Berdasarkan kecukupan asupan
sayur dan buah 27 orang (28,42%)
tidak cukup asupan sayur dan buah
dan sedangkan 68 orang (71,58%)
cukup asupan sayur dan buah.
2. Berdasarkan kecukupan asupan
vitamin A dari sayur dan buah 24
orang (25,26%) tidak cukup asupan
vitamin A dari konsumsi sayur dan
buah dan 71 orang (74,74%) cukup
asupan vitamin A dari konsumsi
sayur dan buah.
3. Berdasarkan pengetahuan asupan
sayur dan buah 13 orang (13,68%)
tidak baik pengetahuan asupan
sayur dan buah dan 82 orang
(86,32%) berpengetahuan baik
asupan sayur dan buah.
4. Berdasarkan sikap terhadap
asupan sayur dan buah 5 orang
(5,26%) bersikap negatif tentang
asupan sayur dan buah dan 90
orang (94,74%) bersikap positif
tentang asupan sayur dan buah.
8 Kpodo F. M.,
Mensah C., Dzah
S.S (2015)
Fruit and
Vegetable
Consumption
Patterns and
Preferences of
Students in a
Ghanaian
Polytechnic
A cross-sectional
quantitative
a convenience sample of 449
students was selected across
the four faculties of the
institution.
Majority of respondents surveyed
did not consume fruits 1 – 3 times a
day however consumed vegetables
1 – 3 times a day. Frequently
consumed fruits were banana,
orange and watermelon. Most
respondents consume fruits because
they „feel like eating fruits‟.
Frequently consumed vegetables
were tomatoes and onions. Most
respondents used vegetables in
stews. Male students indicated
statistically significant higher
preference for orange, banana and
pineapple whereas female students
indicated statistically significant
likeness for blackberries and
grapes. Female students indicated
statistically significant higher
preference for okra, green pepper
and lettuce than their male
counterparts. To facilitate a change
in behaviour for improving the
consumption of fruits and
vegetables among Ghanaian
students, social marketing strategies
should be directed at making highly
preferred and frequently consumed
fruits and vegetables readily
available and easily accessible to
students.
9 Dewi Marfuah,
Dewi Pertiwi Dyah
Kusudaryati
Efektifitas
edukasi gizi
terhadap
perbaikan
Asupan zat besi
pada remaja putri
randomized
pretest-postest
control group
design
subyek penelitian sebanyak
28 siswi kelas X SMA N 1
Simo
Hasil penelitian ini adalah
mayoritas
asupan zat besi remaja putri
sebelum diberikan edukasi gizi
termasuk kategori kurang (82,14%)
dan setelah diberikan edukasi gizi
mayoritas kategori cukup (75%).
Pemberian edukasi gizi efektif
meningkatkan rata-rata asupan zat
besi pada remaja putri sebesar 15,5
mg (p value < 0.000)
10 Olayinka Stephen
Ilesanmi,
Funmilayo
Florence Ilesanmi,
and Ibidolapo
Taiwo Ijarotimi1
Determinants of
Fruit
Consumption
among
In-school
Adolescents in
Ibadan, South
West
Nigeria
A cross sectional Senior Secondary School
students in a public school in
Ibadan- North Local
Government Area, Ibadan,
Nigeria. A
total of 294 respondents
completed a structured self-
administered questionnaire
Respondents above 14 years were
159 (54%). Only 244 (83%) lived
with both
parents. In all 233 (79%) had four
or less siblings. Apple is the fruit
preferred by
165(56%) of the respondents. Only
27 (12%) out of the 229 that had
fruit consumption the
month preceding the study had
adequate intake. Among children of
mothers who were
civil servants 23 (89%) ate fruit in
the month preceding the study
(p<0.05). The
significantdeterminants of fruit
intake were mothers who were
professionals (OR:3.8(1.562-
20.690)),
supportive physical environment
(OR: 3.0 (1.148- 5.744)) and
number of siblings
≤4 (OR:2.3 (1.093- 4.83)) P<0.05.
11 Behjat Shokrvash,
Freshteh Majlessi,
Ali
Montazeri,3Saharn
az Nedjat,
Davoud
Shojaeezadeh,
Abbas Rahimi,
Abolgasem
Djazayeri and
Maryam Saghafi-
Asl
Fruit and
Vegetables
Consumption
among
Adolescents:
A Study from a
Developing
Country
Cross sectional
study
The participants were 12 to
15 years old
adolescents (n = 402). Who
studied at 7th grade
during the investigation time.
There were 183
government, urban schools of
which 4 schools
randomly were selected (2
boys‟ school and 2 girls‟
school). The only similarity
between the boy school and
girl school was their being in
7th grade and the same
school shift.
The findings of the current
study indicate that male students
are at higher risk of getting less
fruit and vegetables. However, both
girl and boy students did not meet
the recommended daily fruit and
vegetables servings (more than 3-5
serving per/day). The results also
showed that perceived emotional
support for boy adolescents and
perceived practical family support
for girls highly affect their healthy
eating. Thus, family support is a
significant contributing factor for
adequate fruit and vegetables
consumption. To achieve optimal
eating among young adolescents, it
seems that family support,
especially practical and emotional
support, should be an integrated
part of any health education/
promotion programs.
Lampiran 8. Riwayat Hidup
RIWAYAT HIDUP
Nama : SuciAdriani
Tempat/TglLahir : Salewangeng, 27 Agustus 1995
JenisKelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : BTP Blok K No.337
Telp& No. Hp : 085298998069
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan : 1. TK As-Adiyah 2001
2. SD Inpres 6/75 Pompanua 2008
3. SMP NegeriAjangale 2011
4. SMA Negeri 3 Sengkang 2014
Riwayat Organisasi : 1. Keluarga Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin
2. Bendara Forma PKIP FKM Unhas