95

Untitled - Repository UIN Imam Bonjol

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN AKHIR PENELITIAN

RISET KOMPETITIF 2018

Kluster Penelitian:

Pengembangan Program Studi (Prodi)

TRACER STUDY

EKSISTENSI ALUMNI PROGRAM STUDI

PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS SYARI’AH

UIN IMAM BONJOL PADANG

DALAM DUNIA KERJA

Oleh :

Dr. Elfia, M.Ag

FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSTAS ISLAM NEGERI

IMAM BONJOL PADANG

2018

ii

iii

KATA PENGANTAR

Ucapan puji dan syukur kepada Allah SWT, yang

senantiasa melimpahkan rahmat dan nikamt-Nya kepada penulis

sehingga penelitian ini pada akhirnya dapat diselesaikan sesuai

dengan waktunya. Shalawat dan salam senantiasa tercurah untuk

Rasulullah tauladan umat manusia, Nabi Muhammad SAW,

Penelitian ini merupakan sebuah studi yang mengkaji

tentang Eksistensi Alumni Program Studi Perbandingan Mazhab

pada Fakultas Syari’ah UIN Imam Bonjol Padang. Penelitian ini

menggunakan metode tracer study (penelusuran / pelacakan

alumni) yang dilakukan melalui berbagai media seperti website

untuk memudahkan mencari data secara online. Tracer study

merupakan sebuah metode pendekatan yang memungkinkan

bagi institusi pendidikan tinggi memperoleh informasi tentang

kekurangan yang mungkin terjadi dalam dalam proses

pendidikan dan proses pembelajaran. Di samping itu, dapat juga

digunakan unutk mengetahui tingkat keberhasilan proses

pendidikan yang telah dilakukan terhadap para alumninya.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode tracer study

untuk melihat bagiamana eksistensi para alumni Program Studi

Perbandingan Mazhab dalam dunia kerja yang digeluti.

Keberadaan alumni Program Studi Perbandingan Mazhab yang

telah tersebar ke berbagai profesi, menjadikanpenelitian ini

penting dilakukan untuk melihat profesi yang digeluti oleh

alumni tersebut, di samping meneliti relevansi profil yang

dirumuskan oleh Prodi Perbandingan Mazhab dengan profesi

yang ada.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi yang

bermanfaat bagi Prodi perbandingan Mazhab sebagai bahan

kajian tentang alumni dari berbagai sisinya. Sekaligus juga dapat

menjadi feedback bagi Prodi Perbandingan Mazhab dengan

adanya masukan dan tanggapan dari stakeholder terkait dengan

basis keilmuan dan kurikulum Prodi yang ada.

Terima kasih kepada semua pihak yang terlah membantu

dan bekerjasama dengan baik sehingga penelitian ini dapat

terselesaikan. Masukan dan saran dari para pembaca sangat

iv

diharapkan, karena masih banyak kekurangan yang perlu

disempurnakan dalam penelitian ini.

v

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melacak dan menelusuri

keberadaan alumni Program Studi Perbandingan Mazhab

Fakultas Syari’ah UIN Imam Bonjol padang dalam dunia kerja.

Metode pelacakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode tracer study. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Profil Prodi perbandingan Mazhab, Profesi yang digeluti oleh

alumni Prodi Perbandingan Mazhab, Masa Tunggu Alumni,

Relevansi Prodi Perbandingan Mazhab dengan Kebutuhan Pasar

dan Tanggapan Stakeholder terhadap Alumni Prodi

Perbandingan Mazhab. Dalam pelacakan yang dilakukan

didapatkan data bahwa sejak berdiri Program Studi

Perbandingan Mazhab tahun 1989 sampai angkatan yang

menyelesaikan studi tahun 2018, tercatat Prodi Perbandingan

Mazhab memiliki alumni sebanyak 474 alumni. Adapun yang

terlacak berjumlah 103 alumni setara dengan 22 %. Berdasarkan

data yang diperoleh, profesi yang geluti alumni secara umum

dapat memenuhi profil yang dirumuskan oleh Prodi

Perbandingan Mazhab, di antaranya sebagai mufti, advokat dan

praktisi hukum. Sedangkan dari profesi alumni yang tersebar

dalam berbagai dunia kerja, diperoleh data bahwa persentase

alumni yang berprofesi sebagai Kepala KUA/Penyuluh Agama

(di Lingkungan Kementerian Agama) paling tinggi yaitu 15%.

Alumni yang berprofesi sebagai praktisi hukum seperti hakim

dan advokat sebanyak 4%. Masa tunggu kerja bagi alumni,

rerata satu tahun karena persaingan yang semakin tinggi dalam

dunia kerja. Penilaian stakeholder terhadap alumni Prodi

Perbandingan Mazhab secara umum memberikan penilaian yang

baik, walaupun dalam beberpa hal perlu penguatan keilmuan

lain bagi alumni Prodi Perbandingan Mazhab.

Kata Kunci : Eksistensi, Tracer Study, Alumni.

vi

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Jenis Profesi Alumni

Gambar 2 Time Schedule Penelitian

Gambar 3 Biodata Peneliti

Gambar 4 Tabel Tahapan Tracer Study

Gambar 5 Tabel Jumlah Alumni Prodi Perbandingan Mazhab

(1989-2018)

Gambar 6 Grafik Sebaran Alumni Per-Angkatan

Gambar 7 Grafik Alumni Yang Terlacak

Gambar 8 Grafik Jenis Kelamin Responden

Gambar 9 Grafik Alumni Yang Menyelesaikan Studi Tepat

Waktu

Gambar 10 Grafik Alumni Yang Menyelesaikan Studi Tidak

Tepat Waktu

Gambar 11 Profesi Alumni Prodi Perbandingan Mazhab

Gambar 12 Grafik Persentase Profesi Alumni

Gambar 13 Grafik Persentase Masa Tunggu Kerja Alumni

Gambar 14 Grafik Persentase Masa Mencari Kerja

Gambar 15 Tabel Relevansi Prodi Dengan Kebutuhan Pasar

Gambar 16 Tabel Skala Penilaian Stakeholder

Gambar 17 Grafik Persepsi Stakeholder Terhadap

Integritas(Etika dan Moral) Alumni

Gambar 18 Grafik Persepsi Stakeholder Terhadap

Profesionalitas Alumni

Gambar 19 Grafik Persepsi Stakeholder Terhadap Kemampuan

Bahasa Asing Alumni

Gambar 20 Grafik Persepsi Stakeholder Terhadap Kemampuan

Alumni Memecahkan persoalan

Gambar 21 Grafik Persepsi Stakeholder Terhadap Loyalitas dan

Komitmen Alumni

Gambar 22 Grafik Persepsi Stakeholder Terhadap Kreatifitas

Alumni

Gambar 23 Grafik Persepsi Stakeholder Terhadap Keterampilan

Komunikasi Alumni

Gambar 24 Grafik Persepsi Stakeholder Terhadap Kemandirian

Alumni

viii

Gambar 25 Grafik Persepsi Stakeholder Terhadap Kepuasan

Kerja Alumni

Gambar 26 Grafik Persepsi Stakeholder Terhadap

Kesesuaian Keilmuan Alumni Dengan Kebutuhan Pasar

Gambar 27 Grafik Persepsi Stakeholder Secara Umum Terhadap

Alumni

ix

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................. i

ABSTRAK .............................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR .............................................................. v

DAFTAR ISI ......................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................... 1

B. Permasalahan ............................................................. 5

1. Identifikasi Masalah .............................................. 6

2. Rumusan Masalah.................................................. 6

C. Tujuan Penelitian ....................................................... 6

D. Signifikansi Penelitian ............................................... 6

E. Sistematika Penulisan ................................................ 6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Metode Tracer Study ................................................. 9

1. Pengertian Tracer Study ..................................... 9

2. Tujuan dan Manfaat Tracer Study ...................... 3

3. Ruang Lingkup Kegiatan Tracer Study ............ 14

4. Tahapan Tracer Study ....................................... 14

5. Pengembangan Sistem Tracer Study ................ 17

B. Penelitian Terdahulu .............................................. 17

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian .................................................... 25

B. Sumber Data dan Teknik Pengambilan Sampel ..... 25

C. Teknik Pengumpulan Data ..................................... 26

D. Teknik Analisis Data .............................................. 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI DATA

TEMUAN PENELITIAN

A. Profil Alumni Prodi Perbandingan Mazhab ........... 29

B. Profesi yang Digeluti Alumni Perbandingan

Mazhab .................................................................. 41

C. Masa Tunggu Mencari Kerja Alumni ..................... 58

D. Relevansi Prodi Perbandingan Mazhab

dengan Kebutuhan Pasar ........................................ 60

x

E. Tanggapan Stakeholder Terhadap

Alumni Perbandingan Mazhab .............................64

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................79

B. Saran-saran ..............................................................80

DAFTAR PUSTAKA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tema dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

eksistensi alumni lulusan Porgram Studi Perbandingan Mazhab

Fakultas Syari‟ah UIN Imam Bonjol Padang yang dilakukan

melalui studi pelacakan/penelusuran alumni. Sebagai bagian dari

institusi, keberadaan alumni merupakan hal yang sangat penting

untuk melihat dan menilai tingkat keberhasilan pola pendidikan

dan kurikulum yang telah dijalankan. Kualitas alumni dan

sejauh mana problematika alumni membutuhkan sebuah

research yang dikenal dengan penelitian pelacakan (tracer

study). Manfaat tracer study adalah memberikan informasi

tentang empat hal. Pertama, penyesuaian lulusan di masyarakat

dan tempat kerja. Kedua, peningkatan lulusan dalam hal mutu

dan keahlian, etos kerja dan kinerja di lembaga tempat bekerja.

Ketiga, peningakatan mutu gagasan yang inovatif dari lulusan.

Keempat, peningkatan relevansi kurikulum PTAI terhadap dunia

kerja.

Melalui profil alumni (lulusan), masyarakat menilai dan

membuktikan kualitas sebuah institusi pendidikan. Melalui

kiprah dan kontribusi alumni pula, nama baik dan kredibilitas

peruruan tinggi dipertaruhkan. Seberapa besar lulusan perguruan

tinggi mampu berkiprah dalam pembangunan sesuai relevansi

pendidikannya dapat dilakukan upaya penelusuran terhadap

lulusannya (tracer study). Tracer Study merupakan pendekatan

yang memungkinkan institusi pendidikan tinggi memperoleh

informasi tentang kekurangan yang mungkin terjadi dalam

proses pendidikan dan proses pembelajaran dan dapat dijadikan

dasar untuk perencanaan aktivitas dan penyempurnaan di masa

mendatang. Hasil Tracer Study dapat digunakan perguruan

tinggi untuk mengetahui keberhasilan proses pendidikan yang

telah dilakukan terhadap anak didiknya. Bahkan dalam program

akreditasi selalu mempersyaratkan adanya data hasil tracer study

tersebut melalui parameter masa tunggu lulusan, persentase

2

lulusan yang sudah bekerja, dan penghasilan pertama yang

diperoleh. Dalam menghadapi tantangan global, persaingan

kerja, terutama dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi

ASEAN (MEA), maka sudah menjadi kebutuhan bagi setiap

perguruan tinggi untuk mampu merancang konsep pendidikan

yang sanggup memenuhi kebutuhan eksternal. Sehingga, secara

rutin perguruan tinggi harus mengikuti perkembangan dan

perubahan kebutuhan dunia praksis, agar terjalin link match

antara penyelenggaraan pendidikan pada perguruan tinggi

dengan dunia riil yang tergambarkan pada dunia kerja dan dunia

usaha.

Untuk mendeteksi kualitas lulusan yang dihasilkan tidak

cukup hanya melihat output-nya saja, yang hanya dilihat dari

kemampuan penguasaan pengetahuan, ketrampilan dan sikap

formal yang diwujudkan dalam Indeks Prestasi yang dicapai.

Tetapi harus pula dideteksi dari outcome-nya, yaitu seberapa

besar lulusannya dapat terserap dalam dunia kerja. Tingkat

terserapnya lulusan di dunia kerja merupakan indikator

keberhasilan program studi dalam mencetak lulusan (output).

Oleh karenanya, program studi Perbandingn Mazhab Universitas

Islam Negeri Padang bermaksud untuk melakukan tracer study

terhadap alumninya.

Program studi (prodi) Perbandingan Mazhab merupakan

salah satu program studi yang cukup “tua” dalam melaksanakan

pendidikan dan pengajaran, yaitu lebih dari 28 tahun. Prodi

Perbandingan Mazhab yang sebelumnya bernama Perbandingan

Mazhab dan Hukum,1 telah banyak menghasilkan lulusan yang

1Penamaan prodi Perbandingan Mazhab mulai berlaku kembali

pada tahun 2017 dengan adanya izin penyelenggaraan prodi ini berdasarkan

pada Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam No. 3004 Tahun 2015

tentang Perpanjangan Izin Program Studi pada Perguruan Tinggi Islam

Negeri (PTAIN) . Sebelumnya, pada tahun 1989, pada saat pertama kali prodi

ini lahir dengan nama Perbandingan Mazhab, kemudian pada tahun 1995

berubah nama menjadi prodi Perbandingan Mazhab dan Hukum, dua tahun

kemudian kembali ke nama asal yaitu Perbandingan Mazhab. Namun pada

tahun 2000 berubah kembali menjadi prodi Perbandingan Mazhab dan

Hukum dan tahun 2017 kembali ken ma asal. Prodi Perbandingan Mazhab

terakreditasi B pada BAN-PT. No. 0062/ SK/BAN-PT/Akred/S1/II/ 2016.

Yusnita Eva dkk, Laporan Penelitian : Reformulasi Proses Pembelajaran

3

kini tersebar di seluruh Indonesia. Jika menilik data terakhir,

yang dilakukan oleh peneliti terdahulu tahun 2016 menunjukkan

bahwa 338 alumni atau lulusan dari Perbandingan Mazhab telah

banyak bekerja di berbegai instansi swasta maupun pemerintah.2

Hal ini sesuai dengan visi dari jurusan/prodi, yaitu : Menjadi

Pusat Pengembangan Pemikiran Hukum Islam Tahun 2030”.

Diikuti oleh misi dari jurusn/ prodi, yaitu :

a. Melaksanakan pendidikan dalam bidang pemikiran

hukum Islam yang progresif dan transformatif.

b. Memperkuat kajian keislaman klasIk berbasis

multidisipliner dalam mendorong perkembangan

pemikiran Hukum Islam.

c. Mengembangkan kemampuan berijtihad dan keahlian

dalam mengistinbathkan hukum

Seiring dengan visi dan misi tersebut, Program Studi

Perbandingan Mazhab bertujuan untuk :

a. Menghasilkan sarjana muslim yang menguasai metode

istinbath dan mampu berijtihad.

b. Menghasilkan sarjana muslim yang memiliki

kemampuan untuk mendorong perkembangan pemikiran

hukum Islam.

c. Melahirkan sarjana muslim yang mampu menjadi

inisiator dalam menyelesaikan persolan hukum dan

perbedaan pendapat dalam masyarkat.

Secara faktual, para alumni prodi ini telah

memperlihatkan kemampuannya dalam menghadapi masyarakat.

Hal ini diketahui melalui kiprah para alumni yang tersebar

dalam berbagai profesi, baik pemerintahan maupun swasta;

formal maupun non formal. Di antara profesi yang digeluti

alumni adalah sebagai ulama, anggota legislatif/ aktifis, pejabat

dan dosen di berbgai Perguruan Tinggi, hakim dan panitera di

Pengadilan Agama, Kepada Kantor Urusan Agama (KUA),

PANWASLU, pegawai di Perusahaan Swasta, wartawan,

Guna Mewujudkan Pendidikan Yang Progresif dan Transformatif Dalam

Bidang Perbandingan Mazhab, Tahun 2017, h. 3

2Idawati Djohar dkk, Laporan Penelitian : Kompetensi Jurusan

Perbandingan Mazhab dan Hukum (PMH) Fakultas Syariah IAIN Imam

Bonjol Padang, Tahun 2016, h. 21

4

pengacara/ advokat, pejabat dan pegawai di Kanwil Kemenag,

guru di berbagai Sekolah dan lainnya. Pada umumnya mereka

mendedikasikan diri mereka ke Pemerintahan (Pegawai Negeri

Sipil, seperti: dosen, guru dan penyuluh agama). Sebagian yang

lain bekerja di wilayah non pemerintah/ swasta. Profesi sebagai

PNS danguru masih menjadi profesi dambaan para alumni,

terutama setelah pemerintah membuka kesempatan bagi semua

lulusan bidang ilmu untuk menjadi guru PNS (TK, SD dan

Sekolah Menengah).

Meski sebagian sebaran pekerjaan dan kiprah alumni di

masyarakat telah diketahui, namun data yang terhimpun belum

dapat dikatakan lengkap dan sistematis, padahal sebagai sebuah

prodi, kelengkapan data sangat diperlukan. Berdasarkan

pelacakan awal peneliti, alumni yang berkiprah sebagai PNS dan

Non-PNS dapat dilihat dari tabel di bawah ini3 :

N

o.

Jenis Pekerjaan Jumlah Ket.

1. PNS Guru/ Dosen 19 26%

2. PNS Non-Guru 44 60%

3. LSM 3 4%

4. Swasta Lainnya 7 10%

Jumlah 73 100%

Gambar 1

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa alumni/lulusan

yang berkiprah sebagai PNS Non-Guru lebih dominan dari yang

lainya. Namun dari sejumlah alumni tersebut belum diketahui

secara pasti dan detail persebarannya, dimulai dari domisili,

pekerjaan dan eksistensi mereka dalam dunia kerja yang

digeluti. Apakah pekerjaan yang mereka tekuni saat ini

mencerminkan kompetensi dari proses pendidikan yang selama

ini telah mereka tempuh di Prodi Perbandingan Mazhab

Fakultas Syari‟ah UIN Imam Bonjol Padang dan apakah para

3 Asrina dkk : Laporan Penelitian : Kiprah Alumni Jurusan

Perbandingan Mazhab dan Hukum Fakultas Syari‟ah IAIN Imam Bonjol

Padang, Tahun 2013

5

alumni tersebut masih eksis dengan dunia kerja yang mereka

hadapi sampai sekarang.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan urian di atas terlihat ada beberpa masalah

yang dapat dijadikan sebagai lahan penelitian, di antaranya :

a. Kiprah Alumni Program Studi Perbandingan Mazhab

Dalam Dunia Kerja

b. Kompetensi Lulusan Program Studi Perbandingan

Mazhab Fakultas Syari‟Ah Uin Imam Bonjol Padang

c. Konstribusi Alumni Program Studi Perbandingan

Mazhab Terhadap Institusi.

d. Kinerja Alumni Program Studi Perbandingan Mazhab

Berdasarkan Penilaian Stakeholder.

e. Eksistensi Alumni Perbandingan Mazhab Fakultas

Syari‟ah UIN Imam Bonjol Padang dalam Dunia Kerja.

Dalam beberapa masalah yang ditemukan di atas,

penelitian ini hanya akan menfokuskan kepada satu

masalah saja, yaitu tentang penelusuran / pelacakan tentang

eksistensi alumni program studi perbandingan mazhab

dalam dunia kerja.

2. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah bagaimana eksistensi lulusan Program Studi

Perbandingan Mazhab dalam dunia kerja, dengan pertanyaan

penelitian :

1. Bagaimana profil lulusan jurusan/prodi Perbandingan

Mazhab?

2. Apa saja jenis profesi yang digeluti oleh lulusan prodi

Perbandingan Mazhab?

3. Bagaimana masa tunggu alumni Perbandingan Mazhab?

4. Bagaimana relevansi prodi Perbandingan Mazhab

dengan kebutuhan pasar?

5. Bagaimana tanggapan pengguna/stakeholder terhadap

lulusan Perbandingan Mazhab?

6

C. Tujuan Penelitian

Berangkat dari rumusan di atas maka tujuan dari

penelitian ini adalah : pertama, untuk memahami bagaimana

profil lulusan jurusan/prodi Perbandingan Mazhab.. Kedua,

untuk memahami apa saja jenis profesi yang digeluti oleh

lulusan prodi Perbandingan Mazhab. Ketiga, untuk memahami

bagaimana masa tunggu alumni Perbandingan Mazhab Keempat,

untuk memahami bagaimana relevansi prodi Perbandingan

Mazhab dengan kebutuhan pasar. Kelima, untuk memahami

bagaimana tanggapan pengguna/stakeholder terhadap lulusan

Perbandingan Mazhab.

D. Signifikansi Penelitian

Tidak adanya informasi yang komprehensif tentang

alumni ini membuat kajian penelusuran (tracer study) bagi

alumni Perbandingan Mazhab menjadi sangat penting. Kajian

penelusuran ini perlu dan penting dilakukan untuk mengetahui

sejauh mana lulusan/ alumni berkontribusi dan memberikan

kemanfaatan bagi masyarakat dan institutsi. Juga untuk melihat

kesesuaian kompetensi akademis yang telah dimiliki dengan

bidang kerja yang yang mereka garap saat ini. Penelitian ini juga

merupakan basis untuk pengembangan dan pengambilan

kebijakan program studi. Hasil dari kajian ini tentu saja akan

menjadi umpan balik (feed back) bagi institusi, dalam hal ini

Prodi Perbandingan Mazhab untuk mengevaluasi,

menyempurnakan, meninjau dan memperbaiki kurikulum agar

lulusan dapat mengakomodasi kebutuhan dan tuntutan

masyarakat.

E. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan memuat tentang Latar Belakang

Masalah, Permasalahan, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Signifikansi Penelitian,

Sistematika Penulisan

Bab II Landasan Teori, pertama, berisi tentang Metode

Tracer Study mencakup: Pengertian, Tujuan dan Manfaat Tracer

7

Study, Ruang Lingkup Kegiatan Tracer Study, Tahapan

Tracer Study, Pengembangan Sistem Tracer Study dan

Pelaksanaan Tracer Study.. Kedua, tentang Penelitian

Terdahulu.

Bab III Metode Penelitian, mencakup Desain Penelitian,

Pendekatan Penelitian, Teknik Penetapan Responden dan

Teknik Analisis Data

Bab IV Hasil Penelitian dan anaalis data penelitian,

mencakup : Profil Alumni Prodi Perbandingan Mazhab, Profesi

yang Digeluti Alumni Perbandingan Mazhab, Masa Tunggu

Mencari Kerja Alumni, Relevansi prodi Perbandingan Mazhab

dengan Kebutuhan Pasar, Tanggapan Steckholder Terhadap

Alumni Perbandingan Mazhab

Bab IV Kesimpulan Dan Saran

8

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Metode Tracer Study

1. Pengertian Tracer Study

Tracer Study atau kajian penelusuran, sering disebut juga

sebagai survey alumni atau survey “follow up” adalah studi

mengenai lulusan lembaga penyelenggara pendidikan tinggi.

Kajian ini berguna untuk mengetahui seberapa besar lulusan

perguruan tinggi mampu berkiprah dalam pembangunan sesuai

relevansi pendidikannya. Tracer Study merupakan pendekatan

yang memungkinkan institusi pendidikan tinggi memperoleh

informasi tentang kekurangan yang mungkin terjadi dalam

proses pendidikan dan proses pembelajaran dan dapat

merupakan dasar untuk perencanaan aktivitas untuk

penyempurnaan di masa mendatang. Hasil Tracer Study

dapatdigunakan perguruan tinggi untuk mengetahui keberhasilan

proses pendidikan yang telah dilakukan terhadap anak didiknya.

Data hasil Tracer Study dapat dijadikan parameter untuk

mengujur masa tunggu lulusan, persentase lulusan yang sudah

bekerja, dan penghasilan pertama yang diperoleh. Harald

Schomburg4 mendefiniskan tracer study merupakan pendekatan

yang memungkinkan institusi pendidikan tinggi memperoleh

informasi tentang kekurangan yang mungkin terjadi dalam

proses pendidikandan proses pembelajaran dan dapat merupakan

dasar untuk perencanaan aktivitas untuk penyempurnaan di

masa mendatang. Informasi yang diberikanoleh lulusan yang

berhasil di profesinya diperlukan misalnya informasi tentang

pengetahuan dan penampilan yang relevan (hubungan antara

4 Harald, Schomburg, Handbook for Graduate Tracer Studies:

Centre for Researchon Higher Education and Work, University of Kassel,

Germany. Diunduh dari http://www.qtafi.de./handbook_V2.pdf, 2003, h.11

10

pengetahuan terhadap ketrampilan dan tuntutan pekerjaan, area

pekerjaan, posisi profesi). Selain itu, para lulusan dapat juga

diminta untuk menilai kondisi studi yang mereka alami selama

mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran. Tracer Study

dapat juga digunakan sebagai kegiatan mencari informasi

tentang kebutuhan stakeholder terhadap alumni. Tujuan dari

kegiatan ini adalah mengumpulkan informasi dan masukan yang

relevan dari lulusan terkait dengan "learning dan working

experience" yang dialami oleh lulusan guna pengembangan

perguruan tinggi. Studi penelusuran memiliki arti penting

menjamin keberlangsungan proses evaluasi penampilan jurusan

atau program studi dan mengetahui perkembangan jurusan atau

program studi melalui pembandingan hasil studi penelusuran

pertama dengan hasil studi penelusuran berikutnya.

Menurut Nazir5

tracer study termasuk dalam metode

deskriptif berkesinambungan yaitu meneliti secara deskriptif

secara terus menerus suatu objek penelitian. Penelitian ini

biasanya dilakukan dalam meneliti masalah-masalah

sosial.Fokus utama dari studi penelusuran adalah memperoleh

informasi dari lulusan yang sudah bekerja atau belum bekerja,

sebagai bahan pengambilan kebijakan dalam rangka

pengembangan atau penyempurnaan suatu institusi.Umpan balik

dari alumni sangat dibutuhkan perguruan tinggi dalam usahanya

untuk perbaikan sistem dan pengelolaan pendidikan. Pada awal

tahun akademik, perguruan tinggi menentukan arah kebijakan

pendidikan dari masukan berupa kondisi, pengalaman, dan

motivasi mahasiswa baru yangmasuk ke perguruan tinggi

tersebut. Penerapan sistem pengajaran dan pembelajaran inipun

akan dipengaruhi pula oleh kebijakan pendidikan yang

ditetapkan oleh perguruan tinggi. Hasil dari masukan berupa

kondisi, pengalaman dan motivasi mahasiswa, sistem dan

kebijakan pendidikan di perguruan tinggi, dan proses pengajaran

dan pembelajaran di perguruan tinggi akan membantu dalam

membentuk karakter/kompetensi dari lulusan perguruan tinggi

5 M.Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia. 1999, h..

65-66

11

itu sendiri. Lulusan/alumni dari perguruan tinggi umumnya akan

memiliki pengetahuan, kemampuan, motivasi dan kompetensi

yang dibutuhkan untuk memasuki dunia kerja. Hasil dari

pendidikan tinggi adalah pengetahuan, kemampuan dan

kompetensi alumni perguruan tinggi yang dibutuhkan untuk

memasuki dunia kerja. Hasil-hasil ini beserta kondisi saat

alumni menjalani pekerjaan diawal karir mereka merupakan hal-

hal yang dibutuhkan bagi perguruan tinggi untuk perbaikan

sistem dan pengelolaan pendidikan. Kebutuhan untuk

mengetahui rekam jejak alumni serta hubungan pendidikan

tinggi dengan pekerjaan inilah yang menjadi konsep dasar dalam

penelitian tracer study.

Tracer study adalah penelitian mengenai situasi alumni

khususnya dalam hal pencarian kerja, situasi kerja dan

pemanfaatan perolehan kompetensi selama kuliah.Studi ini

mempu menyediakan berbagai informasi yang bermanfaat bagi

kepentingan evaluasi hasil pendidikan tinggi dan selanjutnya

dapat digunakan untuk menyempurnakan dan penjaminan

kualitas lembaga Pendidikan Tinggi.

Pelacakan alumni (tracer study) dikenal juga dengan

berbagai istilah lain. Menurut Herald Schomburg pelacakan

alumni (tracer study) mempunyai arti yang sama dengan

graduate survey, alumni research, alumni survey atau follow-up

study.6

Tracer study juga dianggap sebagai suatu alat yang

digunakan untuk mengukur efektifitas standar nilai suatu

pelatihan atau training.7

Tracer study merupakan suatu alat

sederhana yang didisain untuk mengukr relevansi standar nilai

suatu pelatihan. Tracer study terlihat sebagai a management tool

unuk merencanakan dan memonitoring program-program

pelatihan.

Metodologi tracer study pertama kali dikmbangkan di IPEC

pada tahun 2003-2004 sebagai bagian “measuring longer term

impact on children and families through tracer/tracking

6 Herald Schomburg, Handbok for Graduate Tracer Studies, (Kassel:

Centre for Research on Higher Educaton and Work, University of Kassel,

2003), h. 11 7 Lihat www.singaporeschoolmannila.com.ph

12

methodology yang dilakukan di enam lokasi. Latihan-latihan

yang dipelajari dalam implementasi membantu dalam

menetapkan tracer study methodology. Metodologi yang

dikembangkan digunakan untuk pelaksanaan enam tracer studies

berikutnya yang dilakukan selama periode 2010-2011. Tracer

study kali ini merupakan bagian dari proyek global “Impact

Assessment Framework Follow up to Tracer and Tracking

(IAF).8

Hakikat Tracer Study lulusan merupakan kegiatan akademis

yang perlu dan harus dilaksanakan oleh Perguruan Tinggi agar

mampu mmeperoleh umpan balik (feedback) dari para lulusan

tentang relevansi proses pendidikan yang telah dijalani dengan

kemampuan meningkatkan taraf hidup lulusan di masyarakat.

Selain itu, tracer study merupakan alat untuk meperoleh data

yang dibutuhkan bagi perkembangan suatu perguruan tinggi.

Pelaksanaan tracer study sekurang-kurangnya menjawab

pertanyaan tentang a) Daya saing lulusan yang ditunjukkan

melalui waktu tunggu mendapatkan pekerjaan pertama,

keberhasilan lulusan berkompetisi dalam selesksi. b) Relevansi

(kesesuaian) pendidikan lulusan ditunjukkan melalui profil

pekerjaan (macam dan tempat pekerjaan), relevansi pekerjaan

dengan background pendidikan, manfaat mata kuliah yang

diprogram dalam pekerjaan, saran lulusan untuk perbaikan

kompetensi lulusan. c) Kepuasan penggunaan lulusan,

kompetensi lulusan dan saran lulusan untuk perbaikan

kompetensi lulusan. Korelasi antara kegiatan ekstrakurikuler

lulusan selama study dan daya saing lulusan.

8

Formulasi yang dibuat oleh Herald Schomburg didasarkan pada

Association of African Universities (AAU), Study Programme an Higher

Education Management- Tracer Studies, 1996-2000 yang memuat 12

halaman dan 400 variabel, serta CHEERS, European Graduete Survey, 1998-

2000 yang memuat 16 halaman dan 600 variabel.

13

2. Tujuan dan Manfaat Tracer Study

Tracer Study bertujuan untuk:

1. Mengetahui hasil pendidikan dalam bentuk transisi dari dunia

pendidikan tinggi ke dunia kerja

2. Mengetahui keluaran pendidikan yaitu peniliaian diri

terhadap penguasaan dan kompetensi

3. Mengetahui proses pedidikan berupa evaluasi proses

pembelajaran dan kpntribusi pendidikan tinggi terhadap

kompetensi serta input pendidikan berupa penggalian lebih

lanjut tehadap informasi lulusan.9

Manfaat tracer study tidaklah terbatas pada perguruan tinggi

saja, tetapi lebih jauh lagi dapat memberikan informasi penting

mengenai hubungan link antara dunia pendidikan tinggi dengan

dunia kerja. Tracer study dapat menyajikan informasi mendalam

dan rinci mengenai kecocokan/match kerja baik horizontal

(antar berbagai bidang ilmu) maupun vertikal (antar berbagai

level/ strata pendidikan).

Dengan demikian tracer study dapat membantu mengatasi

permasalahn kesenjangan kesempatan kerja dan upaya

perbaikannya. Bagi universitas, informasi mengenai kompetensi

yang relevan bagi dunia kerja dapat membantu dalam perbaikan

kurikulum dan sistem pembelajaran. Di sisi lain, dunia industri

dan dunia kerja dapat melihat ke dalam insitusi pendidikan

tinggi melalui tracer study, dan dengan demikian dapat

menyiapkan diri untuk menyedikan pelatihan-pelatihan yang

lebih relevan bagi sarjana pencari kerja baru.

Bagi Universitas, tracer study dilakukan untuk mendapatkan

manfaat sebagai berikut:

1. Sebagai database alumni yang terdata berdasarkan Program

Studi dan tahun lulusan

9 Career Development Centre Telkom University, Laporan Tracer Study

2014 Prodi D3 Komputerisasi Akuntansi Fakultas Ilmu Terapan, 2014.

14

2. Sebagai masukan/informasi untuk pengembangan institusi

3. Sebagai bahan evaluasi untuk melihat relevansi antara

perguruan tinggi dengan dunia kerja

4. Sebagai masukan bagi perbaikan kinarja dosen dan tenaga

pendukung akademik.

5. Sebagai masukan bagi perbaikan kurikulum

6. Sebagai bahan untuk membagun jaringan/network dengan

alumni.

3. Ruang Lingkup Tracer Study

Ruang lingkup kegiatan tracer study dalama penelitian ini

terdiri dari:

1. Kajian profil lulusan/ alumni

2. Profesi yang digeluti alumni dalam dunia kerja

3. Masa Tunggu Kerja Alumni

4. Kesesuaian bidang studi alumni dengan kebutuhan pasar

5. Persepsi stakeholder terhadap alumni

4. Tahapan Tracer Study

Secara umum pelaksanaan tracer study dilakukan melalui

tiga tahapan :

1 2 3

Pengembang

an Konsep

dan

Instrument

Pengumpu

lan Data

Analisis

Data dan

Penulisan

Laporan

15

Tahapan langkap penelitian di atas dapat dijabarkan dalam tabel

berikut ini10

:

Fase Tugas Utama Waktu

1. Pengembang

an Konsep dan

Instrumen

1. Pendefinisian objek penelitian

(seleksi tem)

2. Desain penelitian (strategi dalam

pelacakan alumni)

3. Konsep yang bersifat teknis

4. Menformulasikan kuisioner dan

item-item yang diresponi

5. Menformat pertanyaan

6. Menguji pertanyaan

7. Mencetak kuisioner dan hal lain

yang diperlukan.

4 bulan

2. Koleksi Data 1. Training tim peneliti

2. Pendidtribusian pengumpulan

kuisioner

3. Jaminan partisipasi tinggi

4 bulan

3. Analisa Data

dan Penulisan

Laporan

1. Pendefinisian sistem kode respon

untuk pertanyaan terbuka

2. Pengkodean respon-respon

terbuka

3. Entri data dan editing data

(quality control)

4. Analisis data

5. Penyiapan laporan

4 bulan

10

Herald Schomburg, op.cit.,h. 12

16

6. Workshop dengan mahasiswa,

alumni dan staf pengajar.

Gambar 4

Kegiatan tracer study dilaksanakan melalui beberapa tahap

yaitu tahap persiapan, pelaksaaan, dan pelaporan dengan detail

penjelasan sebagai berikut:

1. Tahap persiapan, terdiri dari:

- Kohort, merupakan populasi yang akan diteliti yaitu seluruh

alumni yang lulus tahun 1989-2017

- Data Kontak Alumni, yang diperlukan terdiri dari nama,

tahun lulius, nomor telephon, email

- Koesioner, merupakan pertanyaan yang akan dijawab

alumni.

2. Tahap pelaksanaan

- Sosialisasi yaitu publikasi informasi melalui website, email,

sms, sosial media dan lainnya

- Survey dimulai yaitu pengisian kuisioner oleh alumni

- Survey ditutup yaitu batas waktu pengisian kuisioner

3. Tahan pelaporan

- Data cleaning yaitu kegiatan di mana memilih data yang

tidak sesuai data master

- Analisis data yaitu proses mengolah data hasil pengisisan

kuisioner

- Tabel/ Grafik yaitu data yang telah dianalisis ditampilkan

dalam bentuk tabel/grafik agar mudah dibaca

17

- Laporan yaitu membuat laporan dalam bentuk narasi hasil

analisis data dan penyajian dalam bentuk tabel/grafik serta

evaluasi hasil tracer study.

5. Pengembangan Sistem Tracer Study

Sistim tracer study dengan berbasis web dengan

memanfaatkan teknologi informasi akan digunakan sebagai

sistem dalam peleksanaan tracer study ini. Sistim ini telah

dikembangkan pada kegiatan tracer study pada beberapa

Perguruan Tinggi. Hal ini diharapkan akan lebih memudahkan

baik dalam pengumpulan data maupun dalam analisisnya.

B. Penelitian Terdahulu

Objek utama studi penelusuran alumni adalah meneliti

proses transisi dari pendidikan tinggi ke dunia kerja, analisis

hubungan antara tinggi dengan dunia kerja dari sudut pandang

tujuan individu seperti kepuasan kerja dan posisi kerja,

pendapatan, jaminan kerja dan jenis pekerjaan. Faktor penting

yang berkaitan dengan kesuksesan lulusan adalah jender,

motivasi kerja, kualifikasi studi dan kondisi pasar kerja, evaluasi

berdasarkan pengalaman dan pandangan dari lulusan, fasilitas

dan kurikulum dan umpan balik dari lulusan.Studi penelusuran

adalah studi yang meneliti hubungan antara pendidikan tinggi

dengan duniakerja dari sudut pandang tujuan individu seperti

kepuasan kerja dan posisikerja, pendapatan, jaminan kerja dan

jenis pekerjaan. Fokus utamanya adalah memperoleh informasi

dari lulusan yang sudah bekerja atau belum bekerja. Penelitian

studi penelusuran (tracer study) sudah banyak yang melakukan.

Hampir setiap perguruan tinggi, mulai dari tingkat universitas,

fakultas, bahkan program studi telah melakukan kajian terhadap

kondisi danposisi alumninya. Sehingga jika kita menilik hasil

dari penelitian serupa jarang ditemukan hasil yang

mengejutkan.Sebagai perbandingan penelitian yang dilakukan

oleh :

1. Mokh. Nazili & M. Thoriq Nurmadiansyah, berjudul“Tracer

Study Alumni Fakultas Dakwah”. Secara garis besar, hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa 1) adanya peningkatan

kuantitas pencapaian indeks prestasi akademik komulatif dan

18

ketepatan waktu kuliah, dan semakin banyak alumni yang

melanjutkan pendidikan S2 dan S3 sebagai bentuk

peningkatan sumber daya Dakwah di masa depan.

2)Penyerapan alumni di dunia kerja yang sesuai dengan

jurusan baik darijurusan KPI, BPI, PMI, dan Manajemen

Dakwah relative kurang, meskipun demikian secara kreatif

para alumni dapat bekerja di berbagai bidan gkehidupan,

profesi guru mendominasi pekerjaan yang lain. 3) Asal

mahasiswa dan penyebaran alumni tersebar di pelosok

nusantara, hanya tidak ditemukan jaringan komuinikasi di

antara mereka.11

2. Tracer study yang berjudul “Tracer Study Profil Sosial

Intelektual Alumni Program Magister FITK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta” yang dilakukan oleh Fahriany, Jejen

Musfah dan Azkia Muharom Albantani.Meskipun dengan

subyek penelitian yang berasal dari populasiyang sedikit,

yaitu hanya 25 orang, namun hasil penelitian ini

cukupkomprehensif. Hasil dari penelitian ini antara lain, 1)

Secara umum alumni Program Magister pada 3 tahun terakhir

angkatan 2010 – 2012 memperlihatkan mobilitas sosial dan

intelektual yang cukup tinggi. 2)Dari segi keterserapan dan

kontribusi sosial-profesional alumni Program Magister pada

angkatan 2010 - 2012 di dunia pendidikan formal dan/atau

non-formaltelah menunjukan bahwa para alumni memiliki

kontribusi yang besar dimasyarakat sosial dan di dunia

pendidikan. 3) Dari segi mobilitas sosial intelektual, alumni

Program Magister pada angkatan 2010 - 2012 dalam

melanjutkan studi menunjukan bahwa alumni Program

Magister memiliki mobilitas sosial intelektual yang cukup

tinggi,terbukti para lulusan (24%) akan melanjutkan studi ke

S3. 4) Dapat diketahui juga bahwa salah satu alasan

pembentukan jaringan (networking) danpemberdayaan

alumni Program Magister belum dapat dilakukan

secaraoptimal yaitu di antaranya kurangnya pengetahuan

prodi terhadap datariwayat hidup alumni setelah lulus dari

11 Laporan Penelitian Mokh. Nazili & M. Thoriq Nurmadiansyah,

Tracer Study Alumni Fakultas Dakwah”.

19

Program Magister. 5) Perlunya perhatian khusus terhadap

kurikulum yang terkait erat dengan dunia kerja,peningkatan

manajemen jurusan dari segala aspek, peningkatan

SDM,kelengkapan sarana prasarana, perluasan jaringan

kerjasama dan pengayaancalon lulusan Program Magister

dengan berbagai soft skill yang diperlukan untuk menunjang

mereka di dunia kerja.12

3. Abuddin Nata, MA dalam bentuk Penelitian Individu, 2006

dengan judul “Eksistensi dan Kontribusi Alumni UIN Syarif

Hidayatullah Jakartadalam Menciptakan Networking yang

Unggul: Studi Kasus Alumni Tahun 2001 –2004.1.

Keberadaan Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2.

Eksistensi Alumni Setelah Lulus 3. Peran Alumni di Tengah

Masyarakat 4. Kontribusi kepada UIN Syarif Hidayatullah

Metode Kuantitatif dengan Pendekatan Deskriptif dengan

Jenis Studi Kasus.13

4. Johan Arifin, tahun 2015 dengan judulTracer Study Alumni

Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Islam Iain Walisongo Semarang. Salah satu cara untuk

mengukur keberhasilan institusi pendidikan dalam

menghasilkan kualitas lulusan adalah dengan melaksanakan

survei penelusuran alumni (tracer study). Hal ini berguna

untuk mengukur kompetensi lulusan yang bermutu tinggi dan

relevan dengan kebutuhan pasar, meningkatkan kualitas tata

kelola yang kredibel, transparan dan akuntabel, dan cara untuk

mengetahui perubahan dan kebutuhan akan kemampuan dan

kapabilitas yang sesuai dengan kondisi di dunia praktis yang

kompleks melalui pendapat alumninya. Di sisi lain, tracer

12 Fahriany, Jejen Musfah dan Azkia Muharom Albantani, Tracer

Study Profil Sosial Intelektual Alumni Program Magister FITK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, UIN Jakarta, Tahun 2014. 13

Abuddin Nata, MA dalam bentuk Penelitian Individu, 2006 dengan

judul “Eksistensi dan Kontribusi Alumni UIN Syarif Hidayatullah

Jakartadalam Menciptakan Networking yang Unggul: Studi Kasus Alumni

Tahun 2001 –2004.

20

study juga berguna untuk memperoleh informasi tentang

kekurangan yang mungkin terjadi dalam proses pendidikan.14

5. Tracer Study Mahasiswa Lulusan Program Studi Pendidikan

Geografi oleh Sriyono. Penelitian ini berkesimpulan 1) waktu

tunggu para lulusan prodi Pendidikan Geografi dalam

memperoleh pekerjaan setelah lulus, reratanya 0,5 tahun (6

bulan), 2) tingkat keterserapan lulusan di lapangan kerja

sebesar 96 %, 3) sebaran atau distribusi jenis pekerjaan yang

diperoleh para lulusan sebagian besar jenis pekerjaan yang

berkaitan dengan bidang pendidikan yakni tenaga pendidik,

4) materi perkuliahan yang diberikan kepada mahasiswa yang

termaktub di dalam kurikulum prodi dirasakan oleh para

lulusan masih relevan dengan bidang keahlian di lapangan

kerja mereka dan masih sinergi dengan kurikulum di sekolah

sebagai lapangan kerja. Meskipun demikian masukan dan

saran dari para alumnus untuk pengembangan kurikulum di

prodi maupun jurusan sangat diperhatikan untuk bahan revisi

dan/ penyesuaian kurikulum di lembaga LPTK ini. Hal yang

perlu disarankan bahwa lembaga jurusan harus selalu

melakukan pemantauan perkembangan lapangan baik yang

terkait dengan eksistensi lulusan (sebagai alumni) maupun

perkembangan dan tuntutan dunia kerja di lapangan (lembaga

maupun masyarakat pengguna).15

6. Tracer Study Kinerja Lulusan Universitas Brawijaya

Berdasarkan Penilaian Stakeholder Tahun 2010 yang diteliti

oleh Universitas Brawijaya. Study ini meneliti tentang

bagaimana kinerja lulusan Universitas Brawijaya meenurut

penilaian stakeholder, yang meliputi beberapa aspek

penilaian di antaranya: kesesuaian bidanag studi alumni

dengan kebutuhan perusahaan, kemampuan alumni untuk

beradaptasi dengan tempat kerja, kemampuan alumnu dalam

14

Laporan Penelitian Johan Arifin, Tracer Study Alumni Jurusan

Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Walisongo

Semarang, Tahun 2015. 15

Laporan Penelitian Sriyono, Tracer Study Mahasiswa Lulusan

Program Studi Pendidikan Geografi tahun 2014.

21

berfikir kritis, kemampuan alumni dalam memecahkan

masalah, kemampuan alumni beradaptasi dengan teknologi

baru, kemampuan alumni dalam berkomunikasi secara lisan,

kemampuan alumni dalam penggunaan bahasa asing,

keamampuan alumni dalama bekerja secara mandiri,

kedisiplinan alumni,etos kerja alumni, motivasi alumni,

ketahanan kerja alumni, hubungan sosial alumni,dan

kepuasan terhadap kerja alumni.Berdasarkan hasil dan

analisis data maka tracer study Uinersitas Brawijaya periode

tahun 2010 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar alumni

telah mampu memenuhi kebutuhan stakeholder. Ada

beberapa luusan yang masih belum memenuhi kebutuhan

stakeholder.16

7. Tracer study Prodi D3 Komputerisasi Akuntansi Fakultas

Ilmu terapan yang diteliti oleh Pengelola Alumni Career

Development Center Telkom University. Dalam study ini.

Kegiatan tracer study yang dilakukan oleh Pengelola Alumni

dilaksanakan secara serentak untuk 7 Fakultas yang ada di

Telkum University. Tracer study ini bertujuan untuk

mengetahui hasil pendidikan dalam bentuk transisi dari dunia

pendidikan tinggi ke dunia kerja, keadaan alumni ssat ini dan

pekerjaan serta kompetensi alumni. Hasil dari penenlitian ini

: 1. Total response rate dari alumni yang didapatkan dalam

kegiatan ini kurang dari 50% total alumni, yaitu sebesar 32%

atau sebanyak 38 alumni dari total alumni yang lulus tahun

2012 yang berjumlah 117. Ada beberapa kemungkinan

penyebab dari rendahnya respon alumni, di antaranya: a.

Rendahnya kepedulian alumni Telkom University dengan

almamaternya sehingga rendahnya keinginan terlibat dalam

survey. b. Nomor telpon alumni yang sering tidaka aktif dan

tidak diangkat.c. Alamat email yang tidak digunakan karena

sudah menggunakan alamat email yang baru atau alumni

tidak rajin membuka email.d. Pertanyaan yang banyak pada

kuisioner sehingga membuat alumni malas mengisinya. 2.

16

Laporan Penelitian Tracer Study Universitas Brawijaya, Kinerja

Lulusan Universitas Brawijaya Berdasarkan Penilaian Stakeholder Tahun

2010.

22

Sebanyak 54 % alumni mendapatkan pekerjaan sebelaum

lulus dan 46% mendapatkan pekerjaan setelah lulus. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa lulusan/alukni D3 Komputerisasi

Akuntansi mudah mendapatkan pekerjaan dibuktikan dengan

hbanyaknya alumni mendapatkan pekerjaan sebelum lulus.3.

Tingkat keeratan hubungan Program Studi dengan pekerjaan

sebesar 84%, hal ini dsiimpulkan bahwa kurikulum yang

diajarkan di D3 Komputerisasi Akuntansi dapat

diimplementasikan dengan baik di Pekerjaan alumni dan

sesuai dengan kebutuhan pengguna lulusan. Sebanyak 54%

responden menyatakan bahwa responden mendapatkan

pekerjaan setingkat lebih tinggi, hal ini dapat disimpulkan

bahwa lulusan D3 Komputerisasi Akuntansi dapat

mengerjakan pekerjaan setingkat lebih tinggi dari ilmu yang

didapat.17

9. Penelitian yang dilakukan Idawati Djohar dkk (2016) tentang

Kompetensi Lulusan Jurusan Perbandingan Mazhab dan

Hukum Fakultas Syari‟ah IAIN Imam Bonjol Padang dalam

dunia kerja. Study ini meneliti tentang apa saja pekerjaan

yang digeluti oleh alumni jurusan Perbandingan Mazhab dan

Hukum dan faktor-faktor yang melatarbelakangi alumni

memeilih pekerjaan tersebut. Temuan dari penelitian ini: 1.

Jenis pekerjaan yang digeluti oleh alumni lulusan Jurusan

Perbandingan Mazhab dan Hukum adalah Hakim Pengadilan

Agama, Penghuu di KUA, Penais, Penyuluh Agama Islam

dan Dosen. 2. Faktor yang melatarbelakangi alumni lulusan

Jurusan Perbandingan Mazhab dan hukum memilih pekerjaan

: Dosen, karena keinginan atau niat dari diri sendiri, pengaruh

keluarga dengan alasan profesi dosen adalah profesi yang

pantas digeluti, dosen tidak pernah dimutasi kecuali minta

pindah. Hakim, karena pengaruh keluarga dan lingkungan,

Penghulu di KUA gagal menjadi dosen karena susah dan

batal menjadi hakim karena penjatahan. Penais, lulus tes

hakim, Sk tidak terbut dan Penyuluh Agama batal menjadi

17

Laporan Penelitian Tracer Study Prodi D3 Komputerisasi Akuntansi

Fakultas Ilmu terapan yang diteliti oleh Pengelola Alumni Career

Development Center Telkom University Tahun 2010.

23

dosen karena kendala usia. Penelitian menjelaskan kondisi

alumni tidak melalui metode tracer study tetapi hanya

mengacu kepada jumlah alumni yang terdapat pada temuan

penelitian sebelumnya yang diteliti oleh Asrina dkk.18

9. Tracer study tentang Kiprah Aluamni Jurusan Perbandingan

Mazhab dan Hukum Fakultas Syari‟ah IAIN Imam Bonjol

Padang (2013). Studi ini melacar keberaan alumni sejak

tahun 1989-2013, dan dari data yang ditemukan di lapangan

alumni yang terlacak berjumlah 73 orang atau setara dengan

21%. Fokus kajian dalam study ini adalah melihat kesesuaian

pekerjaan alumni dengan kompetensi ilmu yang dimiliki,

masa tunggu kerja alumni, gaji pertama alumni, prestasi kerja

alumni dan saran alumni untuk jurusan Perbandingan Mazhab

dan Hukum. Temuan dalam studi ini: 1. Secara umum ada

kesesuaian antara latar belakang pendidikan dan dunia kerja

yang digeluti alumni. 2. Sebahagian alumni membutuhkan

waktu yang cukup lama , yakni lebih dari satu tahun utnuk

mendapatkan pekerjaan tetap terutama PNS, hal ini karena

seleksi yang ketat dan lowongan terbatas untuk ikut tes

CPNS. Dalam masa menunggu rata-rata alumni bergerak di

bidang swasta, menjadi freelance atau mengikuti S2. 3.

Pendapatan pertama alumni meliputi tiga hal : di bawah satu

juta, satu juta sampai dua juta dan di atas dua juta. Dari data

yang diperoleh dapat diketahui secara umum gaji pertama

alumni masuk kategori layak walaupun ada sebahagian

alumni yang di bawah UMR. 4. Prestasi kerja alumni di

tempat kerja atau lingkungan sosial, secara umum alumni

PMH mempunyai prestasi kerja yang baik hal ini dilihat dari

jabatan yang diemban dan kedudukan sosial yang diraih.19

18

Laporan Penelitian Idawati Djohar dkk, Kompetensi Lulusan Jurusan

Perbandingan Mazhab dan Hukum Fakultas Syari‟ah IAIN Imam Bonjol

Padang Dalam Dunia Kerja Tahun 2016. 19

Laporan Penelitian Asrina dkk, Kiprah Alumni Jurusan Perbandingan

Mazhab dan Hukum Fakultas Syari‟ah IAIN Imam Bonjol Padang, Tahun

2013

24

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Studi ini merupakan penelitian field research dengan

menggunakan pendekatan kualitatif, sekalipun dalam beberapa

hal menggunakan data kuantitatif, karena hasil yang diinginkan

dalam penelitian ini berkaitan dengan pendeskripsian,

penguraian dan penggambaran suatu masalah yang sedang

terjadi. Data kuantitatif dalam bentuk dokumen yang

dikumpulkan yaitu data yang dapat menjelaskan lulusan atau

alamni Prodi Perbandingan Mazhab, sejak tahun 1989 sampai

2018. Data tersebut dikumpulkan melalui pelacakan alumni

sejak tahun 1989-2018.

Data kualitatif dalam bentuk pendapat, argumentasi -

dalam hal ini adalah, ketua dan sekretaris prodi Perbandingan

Mazhab, hakim Pengadilan Agama, Dosen, Kepala KUA,

Penyuluh Agama, Pejabat di Lingkungan Kanwil Kemenang,

sebagai steckholder- terkait tanggapan stekholder terhadap

lulusan prodi Perbandingan Mazhab. Pemahaman Stekholder

dan pimpinan, juga menjadi penguat dalam studi sebagai

pengambil kebijakan dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Data ini didapat melalui wawancara yang mendalam. Dari dua

data yang digunakan di atas, ditegaskan bahwa studi ini

menggunakan metode kualitatif.

B. Sumber Data

Sumber data primer dalam penelitian ini ada dua yaitu

responden dan informan. Responden dipilih dari populasi yang

ada dengan menggunakan teknik purpusive random sampling,

yaitu penggambilan sampel secara acak tanpa memperhatikan

strata yang ada dalam populasi. Cara ini dilakukan karena

anggota populasi dianggap homogen. Dalam hal ini alumni

Program Studi Perbandingan Mazhab dan periode kelulusannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua alumni Program

26

Studi Perbandingan Mazhab Fakultas Syari‟ah UIN Imam

Bonjol Padang, mulai dari angkatan I tahun 1989 sampai dengan

angkatan 2014 (alumni yang menyelesaikan studi tahun 2018)

yang berjumlah 474 alumni. Sedangkan sampel sebanyak 26%

dari populasi, yaitu 103 alumni. Jumlah ini sudah dapat

mewakili populasi dalam rangka melacak dan melihat eksistensi

alumni dalam dunia kerja yang digeluti.

Informan wawancara dipilih dengan menggunakan

teknik snowball sampling. Informan dipilih secara sengaja

berdasarkan kebutuhan informasi yang perlu didalami lebih

jauh. Secara umum informan kunci yang telah diidentifikasi

adalah : Ketua dan Sekretaris prodi Perbandingan Mazhab,

steckholder seperti hakim Pengadilan Agama, Dosen, kepala

KUA, Pegawai di Lingkungan Kanwil Kemenang, Penyuluh

Agama, Pimpinan Fakultas dan Universitas untuk mendapatkan

informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Sedangkan data

sekunder yaitu dokumentasi prodi Perbandingan Mazhab dan

dokumen Akademik Kemahasiswaan Fakultas Syari‟ah dan UIN

Imam Bonjol Padang.

C. Teknik pengumpulan Data

Dalam penelitian ini ada tiga teknik pengumpulan data

yang digunakan: Pertama, Dokumentasi. Data dalam bentuk

dokumen diperoleh melalui data yang terdapat pada prodi

Perbandingan Mazhab dan database mahasiswa pada Akademik

Kemahasiswaan UIN Imam Bonjol Padang. Dokumen yang

dimaksud di antaranya rekapitulasi lulusan atau alumni prodi

Perbandingan Mazhab dari tahun 1989-2018. Data dalam bentuk

dokumentasi ini untuk menjawab pertanyaan penelitian pertama

yang terkait dengan profil Prodi Perbandingan Mazhab, dan

menjawab pertanyaan penelitian keempat yang terkait dengan

relevansi keilmuan yang dimilki oleh alumni dengan kebutuhan

pasar, karena keilmuan yang dimaksud berhubungan dengan

kurikulum yang ada pada prodi Perbandingan Mazhab. Kedua,

Wawancara. Untuk keperluan wawancara disusun pedoman

wawancara sesuai dengan data yang dikumpulkan. Peneliti

melakukan wawancara secara tidak terstruktur baik yang

dilakukan secara langsung maupun instrumen lewat e-mail

ataupun facebook kepada responden dan informan. Wawancara

27

langsung dilakukan apabila letak subjek penelitian dapat

dijangkau oleh peneliti. Sedangkan untuk subjek penelitian yang

tidak dapat dijangkau, dikarenakan oleh jarak peneliti dengan

tempat tinggal subjek penelitian terlalu jauh, maka penelitian

dilakukan melalui telepon, e-mail, facebook, ataupun media

sosial lainnya. Data dalam bentuk wawancara ini digunakan

untuk menjawab pertanyaan penelitian kelima terkait dengan

tanggapan stakeholder terhadap alumni prodi perbandingan

Mazhab. Ketiga, menyebarkan formulir data alumni secara

langsung dan melalui website form.google.com untuk diisi oleh

para alumni. Data dalam bentuk kuisioner ini berguna untuk

menjawab pertanyaan penelitian kedua dan ketiga yang hanya

dapat dijawab dan diselesaikan dengan pengisian data yang

didapat langsung dari seluruh alumni yang terlacak.

D. Teknik Analisis Data

Semua data yang dikumpulkan melalui

dokumentasi maupun wawancara dianalisis dengan

menggunakan teknik analisis deskriptif. Data yang berhasil

dikumpulkan kemudian dideskripsikan selanjutnya diambil

kesimpulan tentang masing–masing komponen atas dasar

kriteria yang telah ditentukan. Besarnya persentase pada

kategori mana menunjukan informasi yang diungkapkan

langsung dapat diketahui posisi masing-masing aspek dalam

keseluruhan maupun bagian–bagian permasalahan yang diteliti.

Di samping itu, data yang diperoleh juga dianalisis

secara kuantitatif dengan membahasakannya dalam bentuk

angka-angka dan tabel sehingga diperoleh gambaran tentang

sabaranmengenai indikator yang disebutkan di atas.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis

data kualitatif model interaktif yang berlangsung terus menerus

dan berkelanjutan. Menurut Bungin20

, menerangkan analisis

model interaktif melalui berbagai alur kegiatan melalui langkah-

langkah sebagai berikut:

20 Burhan Bungin, 2007, Penelitian Kualitatif : Komunikasi

Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta, Kencana, h.

144

28

1. Reduksi data yang peneliti lakukan antara lain dengan

menajamkan hasil penelitian tentang eksistensi alumni prodi

Perbandongan Mazhab dalam dunia kerja, mengarahkan

hasil penelitian sesuai dengan permasalahan penelitian dan

membuang data yang tidak perlu. Pada tahap ini peneliti

memilih data yang paling tepat, yang disederhanakan dan

diklasifikasikan atas dasar tema-tema, memadukan data

yang tersebar, tema untuk data tambahan, dan membuat

simpulan menjadi uraian singkat.

2. Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang

tersusun dandapat menarik suatu kesimpulan dalam

pengambilan suatu tindakan. Dalam penyajian data peneliti

menggunakan tipologi masalah yang ada dalam penyajian

data dan dari hasil penelitian agar lebih mudah dalam

mendeskripsi pada penyajian pembahasan karena peneliti

menggunakan pendekatan kualitatif .

3. Menarik kesimpulan dan Verifikasi yaitu suatu kegiatan

konfigurasi yang utuh. Kesimpulan yang diverifikasi selama

penelitian berlangsung, kesimpulan final mungkin tidak

muncul sampai pengumpulan data akhir, tergantung pada

besarnya kumpulan-kumpulan catatan yang ada di lapangan,

penyimpanan dan metode pencarian ulang yang digunakan

untuk catatan penelitian.

Dalam penelitian ini pengumpulan data, reduksi data,

penyajian data, dan penarikan kesimpulan sebagai suatu yang

berkaitan pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan

data berlangsung. Dalam hal ini peneliti mengoreksi kembali

hasil penelitian dengan catatan yang terdapat di lapangan selama

penelitian dan setelah data tersebut sesuai dapat ditarik

kesimpulan dari setiap item yang ada.

29

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil Alumni Perbandingan Mazhab21

Profil lulusan yaitu peran yang diharapkan bisa dilakukan

nanti oleh lulusan di dunia kehidupan. Peran ini bisa menunjuk

kepada suatu profesi (hakim, dosen, arsitek, pengacara) atau

jenis pekerjaan yang khusus (manager perusahaan, praktisi

hukum, akademisi) atau bentuk kerja yang bisa digunakan dalam

beberapa bidang yang lebih umum (komunikator, kreator,

leader) yang dicanangkan oleh Program Studi yang

bersangkutan. Sebelum lebih jauh membicarakan tentang profil

lulusan/alumni Prodi perbandingan Mazhab, sebelmnya akan

diawali dengan menjelsakan visi, misi dan tujuan kurikulum

Prodi Perbandingan Mazhab.

Pendirian dan operasional Program Studi Perbandingan

Mazhab dan Hukum (tahun 2009 masih dengan nama Prodi

Perbandingan Mazhab dan Hukum) pada Fakultas Syari‟ah UIN

Imam Bonjol Padang didasarkan pada serangkaian Peraturan

Perundang-undangan tentang pendidikan nasional, kurikulum,

pendirian perguruan tinggi, pembukaan program studi dan

sebagainya. Legalitas penyelenggaraan Program Studi

Perbandingan Mazhab dan Hukum selama ini didasarkan pada

Keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama

Islam Nomor : B/ 153/ 1999 tentang Penyelenggaraan Jurusan

dan Program Studi pada Insitut Agama Islam Negeri Imam

Bonjol Padang tanggal 29 Juni 1999. Izin ini kemudian

diperbarui dengan Keputusan Dirjen BinBaga Islam Depag RI

No: Dj/197/2009 tentang Pemberian Perpanjangan Izin

Penyelenggaraan Program Studi Perbandingan Mazhab dan

21 Perubahan nama menjadi Perbandingan Mazhab berdasarkan

Penyesuaian Nomenklatur Program Studi Pada IAIN Imam Bonjol, berdasarkan SK No. 3004 Tahun 2015 tanggal 25 Mei 2015.

30

Hukum dan beberapa jurusan lain di lingkungan IAIN Imam

Bonjol Padang.22

Prodi Perbandingan Mazhab adalah salah satu Prodi pada

Fakultas Syari‟ah UIN Imam Bonjol Padang yang visi, misi dan

tujuannya sejalan dan selaras dengan visi, misi dan tujuan

Fakultas Syari‟ah UIN Imam Bonjol Padang dalam rangka

mewujudkan visi, misi dan tujuan UIN Imam Bonjol Padang.

Dalam Statuta UIN Imam Bonjol Padang dinyatakan bahwa visi

UIN Imam Bonjol Padang adalah „menjadi pusat pengembangan

ilmu-ilmu keislaman multidisipliner yang unggul dan

kompetitif.23

Fakultas Syari‟ah UIN Imam Bonjol sendiri

sebagaimana yang tercantum dalam Rencana Induk

Pengembanagan Fakultas Syari‟ah UIN Imam Bonjol Padang

mempunyai visi „menjadi pusat pengembangan ilmu-ilmu

kesyari‟ahan yang multidisipliner yang unggul dan kompetitif

dengan tetap menjaga akhlak yang mulia. Dengan mengacu

kepada visi UIN Imam Bonjol Padang dan Fakultas Syari‟ah,

Program Studi Perbandingan Mazhab memiliki visi, “unggul

dan terkemuka dalam pengembangan ilmu perbandingan

mazhab dan hukum untuk kemajuan peradaban manusia”.

Adapun Profil Prodi Perbandingan Mazhab pada tahun 2009:

1. Menghasilkan sarjana ilmu syari‟ah yang mempunyai

kemampuan akademik dan profesional dalam ilmu

perbandingan mazhab dan hukum.

2. Menghasilkan sarjana ilmu syari‟ah dalam bidang

perbandingan mazhab dan hukum yang beriman, berakhlak

mulia serta memiliki kecakapan soaial dan manajerial.

22 Lebih Lanjut lihat SK.Dirjen BinBaga Islam DEPAG RI No.

Dj/197/2009 tentang Perpanjangan Izin Program Studi 23 Departemen Agama RI Direktorat Jendral Pendidikan Islam,

Statuta IAIN Imam Bonjol Padang, 2008, h. 16

31

3. Menghasilkan sarajana ilmu syari‟ah dalam bidang

perbandingan mazhab dan hukum yang menghargai nilai-

nilai keilmuan dan kemanusiaan.24

Rumusan profil di atas menggambarkan bahwa Prodi

Perbandingan Mazhab mengkonsentrasikan diri untuk

menghasilkan Sarjana Syari‟ah yang profesional dalam

keilamuan perbandingan mazhab. Profesionalitas ini bukan

hanya ditentukan oleh kemampuan intelektualitas saja namun

dibarengi dengan kecerdesan emosional sebagai seorang sarjana

yang menaguasai nilai-nilai keilmuan dan kemanausiaan.

Visi, misi dan tujuan prodi Perbandingan Mazhab yang

telah dirumuskan dan disosialisasikan, cukup realistis dan

memiliki orientasi ke depan yang jelas. Selain itu, orientasinya

juga menunjukkan arah yang lebih baik karena terdapat

perubahan mendasar dari layanan perguruan tinggi berbasis

pengajaran menuju ke perguruan tinggi yang berbasis riset, dan

tanggap terhadap perkembangan masyarakat.

Prodi Perbandingan Mazhab mengkonsentrasikan diri untuk

menghasilkan Sarjana Syari‟ah yang ahli di bidang

perbandingan hukum, bukan saja hukum Islam tetapi juga dalam

hukum umum (hukum positif). Lulusan utamanya diarahkan

untuk dapat berkarir sebagai konsultan hukum (ahli

perbandingan mazhab dan hukum). Kunsultan hukum yang

diharapkan dapat menyelesaikan masalah masyarakat terkait

dengan adanya persoalan hukum yang bersifat ikhtilafiyah. Hal

ini dapat menyelesaikan kebingungan masyarakat dalam

menghadapi persoalan hukum yang sarata dengana perbedaan

pendapat.

Pada tahun 2013, rumusan profil Prodi Perbandingan

Mazhab yaitu: “mempersiapkan alumni yang siap

menyelesaikan masalah masyarakat yang memerlukan fatwa

hukum dan berbagai masalah sebagaimana juga siap

memberikan fatwa atau nasihat hukum kepada pemerintah

24 Lihat profil Prodi Perbandingan Mazhab Fakultas Syari’ah UIN

Imam Bonjol Padang tahun 2013

32

sepanjang yang berkenaan dengan ilmu syari‟ah. Sehubungan

dengan itu maka kompetensi utama prodi Perbandingan Mazhab

adalah sebagai mufti25

dan secara idealnya adalah menjadi mufti

walaupun itu sulit.

Rumusan profil yang dirumuskan di atas menjelaskan

bahwa alumni Perbandingan Mazhab yang dipersiapkan adalah

sebagai seorang mufti. Jika dibandingkan dengan rumusan

profil lulusan Prodi Perbandingan Mazhab sebelumnya, rumusan

profil ini lebih menekankan kepada kompetensi keilmuan yang

dimiliki oleh lulusan Prodi Perbandingan Mazhab dari segi

kesiapan menjadi seorang mufti. Walapun untuk menjadi

seorang mufti tidak semudah yang dikatakan karena lulusan

sarjana Prodi perbandingan Mazhab harus membekali diri

dengan berbagai keilmuan untuk menghasilkan fatwa yang dapat

dijadikan pegangan bagi umat. Memabuat sebuah produk hukum

dalam bentuk fatwa membutuhkan berbagai disiplin ilmu yang

terkait dan menunjang utnuk itu seperti kemampuan dalam

mengistimbathkan hukum secara tepat, kemampuan melihat dan

melahirkan dalil-dalil hukum dari segi kevaliditasnya dan

kemampuan merespon peristiwa yang muncul dalam masyarakat

yang butuh solusi hukum untuk diselesaikan. Profil yang

dirumuskan bagi lulusan Program Studi Perbandingan Mazhab

dalam periode ini, terbatas hanya sebagai mufti.

Pada tahun 2016, visi, misi serta profil Program Studi

Perbandingan Mazhab disempurnakan lagi. Visi Program Studi

Perbandingan Mazhab : “Menjadi Pusat Pengembangan

Pemikiran Hukum Islam Tahun 2030”. Adapun yang menjadi

misi prodi ini:

1. Melaksanakan pendidikan dalam bidang pemikiran hukum

Islam yang progresif dan transformatif

25 Menurut Bapak Zulfikri, dosen senior prodi Perbandingan

Mazhab sekaligus alumni Fakultas Syari’ah yang mengikuti pertumbuhan dan perkembangan Fakultas Syari’ah sejak awal, bahwa kompetensi prodi Perbandingan Mazhab dan Hukum ini adalah sebagai mufti.

33

2. Memperkuat kajian keislaman klasik berbasis multidisipliner

dalam mendorong perkembangan pemikiran hukum Islam.

3. Mengembangkan kemampuan berijtihad dan keahlian dalam

mengistinbathkan hukum.

Berdasarkan visi dan misi tersebut, rumusan profil Prodi

Perbandingan Mazhab adalah : Mufti, Advokat dan Praktisi

Hukum. Namun pada tahun 2016 kurikulum yang dipakai telah

berbasis KKNI sehingga ada dua rumusan profil:

1. Profil Lulusan Rumusan KKNI

Menjadi tenaga ahli di bidang Perbandingan Mazhab yang

memiliki kemampuan untuk menangani masalah-masalah

hukum yang berkembang di tengah masyarakat dan memiliki

kemantapan akidah, kedalaman spritual, keluhuran akhlak,

keluasan ilmu penegtahuan dan kematangan profesional dalam

bidang hukum.

2. Profil Lulusan Rumusan Program Studi

Menghasilkan sarjana muslim yang memiliki kemampuan

akademik dan ahli dalam mengistinbathkan hukum dan menjadi

inisiator dalam menyelesaikan perbedaan pendapat dalam

masyarakat.

Tujuan :

1. Menghasilkan sarjana muslim yang menguasai metode

istinbath dan mampu berijtihad

2. Menghasilkan sarjana muslim yang memiliki kemampuan

untuk mendorong perkembangan pemikiran hukum Islam.

3. Melahirkan sarjana muslim yang mampu berijtihad serta

menjadi inisiator dalam menyelesaikan persoalan hukum

dan perbedaan pendapat dalam masyarakat.

Beberapa rumusan profil Prodi perbandingan Mazhab yang

diidentifikasi sejak berdirinya sampai sekarang, menunjukkan

bahwa profil lulusan prodi Perbandingan Mazhab yang

34

diharapkan adalah menjadi seorang ilmuan yang profesional dan

memiliki kemampuan akademik di bidang ilmu perbandingan

mazhab. Dengan kemampuan yang dimiliki tersebut, dapat

menyelesaikan masalah masyarakat yang membutuhkan fatwa di

samping juga dapat menjadi konsultan hukum dalam bidang

berbandingan mazhab.

Dalam rumusan profil pada tahun 2016 diperluas lagi,

bukan hanya menjadi seorang mufti tetapi menjadi hakim,

advokat, praktisi hukum juga termasuk profil lulusan rumusan

program studi Perbandingan Mazhab. Untuk mewujudkan profil

sesuai dengan yang dirumuskan oleh Program Studi

Perbandingan Mazhab, akan terkait dengan kompetensi yang

dimiliki oleh lulusan dan keilmuan (berdasarkan kurikulum)

yang terdapat pada Prodi Perbandingan Mazhab. Sebelum

melihat relevansi profil dengan kompetensi keilmuan lulusan

program studi Perbandingan Mazhab, akan dikemukakan arti

dan keilmuan yang harus dimiliki oleh mufti, advokat, hakim

dan praktisi hukum

1. Mufti

Mufti berarti pemberi fatwa untuk memutuskan masalah

yang berhubungan dengan hukum Islam. Menurut Ensiklopedi

Islam, mufti adalah orang yang mengeluarkan fatwa sebagai

jawaban atas petanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh umat

mengenai masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat

sehubungan dengan hukum Islam.26

Mufti merupakan sebuah

jabatan hukum yang membantu tugas qadhi (hakim) atau ia

sendiri juga menjabat sebagai qadhi yang berwenang mengambil

keputusan dalam hal yang berkenaan dengan masalah

kagamaan.

Adapun menurut Kamus Istilah Fikih, mufti adalah pemberi

fatwa, yaitu hakim tinggi yang bertugas memberi

fatwa/keputusan tentang masalah agama untuk dijadikan

pedoman bagi masyarakat atau umat Islam dan pemerintah atas

26 Ensiklopedi Islam, Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, (Jakarta:

Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1997), h. 251

35

masalah yang terjadi, yang ada hubungannya dengan hukum

Islam.27

Dalam Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, mufti

adalah faqih yang ketika diminta mampu memberikan pendapat,

tidak mengikat -yang dikenal sebagai fatwa- mengenai suatu

pokok hukum Islam dan etika yang timbul dalam masyarakat,

berusaha memberikan jawaban dan pendapat dalam sudut

pandang pemahaman al-Qur‟an dan sunnah Nabi.28

Jadi, yang dimaksud mufti berdasarkan beberapa pengertian

di atas adalah, orang yang mengeluarkan fatwa sebagai jawaban

atas pertanyaan yang diajukan oleh umat Islam mengenai

masalah yang timbul dalam masyarakat sehubungan dengan

hukum Islam, membantu tugas qadhi/hakim yang berwenang

mengambil keputusan dalam hal yang berkenaan dengan

permasalahan keagamaan, pemberi fatwa untuk memutuskan

masalah yang berhubungan dengan hukum Islam dan memiliki

integritas dan pengetahuan yang menyeluruh tentang kitab-kitab

yang ada (Al-Qur‟an, hadis, dan dalil-dalil hukum lainnya).

Mufti adalah ulama yang memiliki wewenang untuk

menginterpretasikan teks dan memberikan fatwa kepada umat.

Fungsi mufti kadang-kadang diambil oleh suatu organisasi

ulama seperti Majelis Ulama Indonesia maupun oleh Pengadilan

Agama. Mufti memainkan peran penting dalam wilayah yang

baru memeluk Islam melalui pendidikan dan tanya jawab

tentang norma hukum dan secara tradisional seorang mufti harus

memiliki integritas dan pengetahuan yang menyeluruh tentang

kitaba-kitab yang ada, hadis-hadis dan contoh-contoh hukum

karena mufti juga bertindak sebagai ulama dalam masyarakat

setempat, tempat masyarakat meminta pendapat baik dalam

masalah ibadah atau lainnya.29

Menurut John L Esposito dalam Ensiklopedi Oxford Dunia

Islam Modern, pada masa awal perkembangan Islam, istilah

fatwa berada dalam kerangka proses tanya jawab tentang

27 Totok Juman Toro, Samsul Munir Amin, Kamus Istilah Fiqh, (T.tt:

Amzah, 2005), h. 217 28 John L. Exposito, Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, (Oxford

Universiti Press, 2001), Jilid 4, h. 81 29 Ibid

36

informasi keislaman. Subjek utamanya ialah ilmu. Pemakaian

teknis istilah ini meningkat setelah fatwa dipakai untuk kasus-

kasus yang tak terluput dalam kitab-kitab fikih. Namun, seiring

dengan perkembangan tatanan sosial dan pemerintahan, fungsi

fatwa tidakk bergantung pada sistem yudisial, meskipun, dalam

beberapa sistem, mufti secara resmi terkait dengan pengadilan.

Oleh karena itu, misalnya, di pengadilan Andalusia, mufti

diposisikan sebagai penasihat hukum, sedangkan di pengadilan

India-Inggris awal, mufti hanya ditempatkan dengan posisi

orang yang berilmu.

Di sisi lain, kedudukan mufti dalam sistem politik muslim

didefinisikan berdasarkan peran dan posisi fikih dalam

masyarakat. Sebelum abad ke-19, mufti hanyalah seseorang

yang mengeluarkan fatwa. Satu-satuya prasyarat bagi seorang

mufti adalah bahwa dia diketahui dan diakui oleh komunitas

ilmiah. Bermula pada abad ke-11, jabatan publik mufti

dilekatkan pada bidang kerja privat fatwa. Di Khurasan, pada

abad ke-11, Syaikh al-Islam di sebuah kota adalah kepala resmi

ulama lokal dan berfungsi sebagai mufti kepalanya. Di bawah

Mamluk, mufti dari setiap mazhab diangkat sebagai bagian dari

pengadilan banding di ibu kota provinsi.

Di Andalusia, kedudukan ahli fikih sangat kuat dan mereka

merupakan bagian dari syura (dewan), amir dan khalifah. Dalam

sistem politik Utsmaniyah dan Mughal, mufti kepala disebut

Syaikh al-Islam. Mufti juga ditunjuk untuk berbagai poisisi lain,

seperti penilik pasar, penjaga moral publik, dan penasihat

pemerintah dalam urusan keagamaan.

Negara-negara Muslim, khususnya pada zaman modern,

mencoba mengendalikan fatwa dengan melembagakan

organisasi-organisasi yang memberikan konsultasi kepada

negara dan mengeluarkan fatwa. Ambil saja contohnya di

Pakistan. Negara Republik Islam itu membentuk Dewan

Ideologi Islam Pakistan. Di Arab Saudi, terbentuk Komite Para

Ulama (Haiat Kibar Al Ulama). Peran mereka adalah penasihat

dan meraka merupakan bagian dari kementerian agama, bukan

kementerian kehakiman.

Seorang mufti adalah seorang yang harus mampu

melakukan ijtihad, yang berarti mufti adalah seorang mujtahid.

Bahkan seorang mufti memiliki persyaratan lebih berat karena

37

tanggung jawab sosialnya. Jadi, kalau seorang mujtahid tidak

disyaratkan untuk bersifat adil, lain halnya dengan seorang mufti

yang mendapat persyaratan tambahan, harus memiliki sifat adil

dan jujur karena hasil pemikirannya menjadi acuan dan

mengikat bagi masyarakat.

2. Advokasi Hukum (Advokat)

Advokasi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau

bantuan terhadap seseorang yang mempunyai permasalahan.

Istilah advokasi dalam bidang hukum tersebut dijadikan sebagai

penasehatnya dan memperoleh keadilan yang sesungguh-

sungguhnya, maka advokasi dalam bidang kesehatan diartikan

upaya untuk memperoleh pembelaan, bantuan atau dukungan

terhadap program kesehatan.

Pengertian advokasi adalah aksi aksi sosial, politik dan

budaya yang dilakukan secara terencana, terstruktur, dan

dilakukan secara terkumpul (kolektif), mengikutsertakan

berbagai taktik termasuk lobby, kampanye (campaign),

mendirikan koalisi, memberikan tekanan aksi massa, serta riset

yang digunakan untuk mengubak kebijakan.30

Zastrow (1982)

mengatakan advokasi sebagai aktivitas memberikan pertolongan

terhadap klien untuk mencapai layanan (service) yang mereka

telah ditolak sebelumnya dan memberikan ekspansi terhadap

layanan tersebut agar banyak orang yang terwadahi. Pengertian

advokasi menurut Sheila Espine Vilaluz ialah aksi strategis dan

terpadu yang dilakukan oleh indivudu maupun kelompok untuk

memberi masukan isu ataupun masalh ke dalam rancangan dan

rencana kebijakan. Serta advokasi dapat berarti membangun

suatu basis pendukung terhadap kebijakan publik yang diambil

guna menyelesaikan persoalan yang ada.

Scheneider menerangkan bahwa pengertian advokasi tidak

lengkap tanpa tercapainya kriteria kejelasan (clarify),

30 http://chandramanick.blogspot.co.id/2015/03/pengertian

advokasi dan dalam htmlhttps://any.web.id/arti-jenis-dan-fungsi-

advokasi.info.

38

measurable (dapat diukur), dapat dibatasi (limited), tindakan

terarah (action-oriented), fokus terhadap aktivitas. Menurut

Webster Encyclopedia advokasi adalah “Act of pleading for

supporting or recomending active espousal” atau tindakan

pembelaan, dukungan atau rekomendasi.

Ada beberapa jenis advokasi, di antaranya :

1. Advokasi diri, yaitu advokasi yang dilakukan pada skala

lokal dan bahkan sangat pribadi.

2. Advokasi kasus, yaitu advokasi yang dilakukan sebagai

proses pendampingan terhadap orang atau kelompok yang

belum memiliki kemampuan membela dirinya dan

kelompoknya

3. Advokasi kelas, yaitu sebuah proses mendesakkan kebijakan

publik atau kepentingan satu kelompok masyarakat dengan

tujuan akhir terwujudnya perubahan sistematik yang

berujung pada lahirnya kebijakan yang melindungi atau

berubahnya legislasi yang dianggap tidak adil.

Advokasi adalah alat yang ampuh. Di dalam negara

demokratis seperti Indonesia, masyarakat dan para wakilnya

membutuhkan individu-individu yang memiliki pengetahuan,

komitmen dan kepedulian untuk mengangkat isu-isu yang ada

agar keputusan yang diambil tepat sasaran. Suara seseorang

dapat memperbaiki kehidupan keluarga dan masyarakat yang

hidup di bawah garis kemiskinan, menghilangkan diskriminasi

dan mencegah kematian dan kesengsaraan yang tidak

seharusnya terjadi. Advokasi digunakan untuk membangun

organisasi-organisasi demokratis yang kuat untuk membuat para

penguasa bertanggung jawab menyangkut peningkatan

keterampilan serta pengertian rakyat tentang bagaimana

kekuasaan itu bekerja. Advokasi adalah usaha sistematis dan

terorganisasi untuk memengaruhi dan mendesakkan terjadinya

perubahan dalam kebijakan publik secara bertahap-maju

(incremental).31

31 Ibid

39

Pengacara (advokat) adalah orang yang dalam proses

peradilan bertugas menampilkan fakta-fakta dari kejadian yang

menimbulkan sengketa terkait selengkap mungkin dan tentu saja

yang mendukung kepentingan kliennya, termasuk aturan-aturan

hukum yang dipandang relevan dan interpretasinya.

Kesemuanya itu dikemas dalam suatu organisasi rasional yang

dibangun untuk mencapai suatu putusan hukum yang adil-

manusiawi dari sudut pihak kliennya.

Tugas utama advokat dalam suatu proses peradilan adalah

untuk membantu hakim atau pengadilan dalam upaya mencapai

sutau putusan hukum sebagai peneylesaian definitif terhadap

sengketa yang dihadapkan ke pengadilan secara adil-manusiawi

dalam kerangka hukum positif yang berlaku dalam negara yang

bersangkutan. Jadi, tugas advokat bukan hanya semata mata

untuk memenangkan kliennya saja melainkan sebagai penegak

hukum, bertugas juga untuk mewujudkan keadilan sejati di

dalam masyarakat.32

3. Praktisi Hukum

Para penegmban profesi hukum baik para hakim maupun

advokat dan juga para notaris, untuk dapat melaksanakan

tugasnya mengemban profesinya sebagai hakim atau sebagai

advokat harus memiliki atau menguasai pengetahuan ilmu

hukum, sejarah hukum, sosiologi hukum dan filsafat hukum

yang memadai. Dengan menggunakan dan menerapkan

pengetahuan dalam disiplin ilmu tersebut, maka hakim dan

advokat akan mampu secara tepat menyaring fakta-fakta yang

relevan dan tidak relevan, menyeleksi aturan-aturan hukum yang

tepat terkait pada fakta-fakta yang telah disaringnya,

menginterpretasi aturan-aturan hukum terkait untuk mendistilasi

(menarik keluar dan menampilkan ke permukaan atau

mengeksplisitkan) kaidah hukum yang tercantum secara implisit

di dalam aturan hukum itu secara kontekstual, untuk kemudian

membangun suatu argumentasi hukum untuk memaparkan

sejelas mungkin apa sesungguhnya peristiwa hukum yang telah

terjadi di antara para pihak dan berdasarkan itu merumuskan

32 B.Arief Sidharta, Jurnal Etika dan Kode Etik Profesi Hukum, h.240

40

setajam mungkin apa yang menjadi pertanyaan hukumnya yang

harus dijawab untuk dapat menyelesaikan sengketa hukum yang

telah terjadi di antara para pihak.

Dengan pemahaman yang memadai tentang filsafat hukum

maka para hakim dan advokat (dan juga jaksa) akan mampu

melakukan “moral reading” (dipinjam dari Ronald Drowkin)

terhadap perundang-undangan yang berlaku ketika melakukan

seleksi terhadap perundang-undangan untuk menemukan aturan

hukum yang relevan dengan kasus tang tangah ditangani, dan

juga melakukan “moral reading” terhadap aturan-aturan hukum

yang telah dipilihnya untuk menemukan kaidah hukum yang

tercantum di dalamnya yang akan diterapkan pada kasus terkait,

dan dengan itu maka tujuan yang ingin diwujudkan dengan

kaidah hukum itu akan dapat ditemukan.

Dengan cara demikian maka penerapan aturan hukum

tersebut dapat dilakukan secara bertujuan, sehingga dapat

menjadi fungsional terhadap tujuan emasyarakatan dari hukum

pada umumnya dan penerapan hukum yang demikian akan

menjadi adil dan „membumi”. Jika para penegmban profesi

hukum itu, para hakim dan advokat menggambarkan tugasnya

seperti digambarkan di atas, maka pengembanan profesi hukum

itu akan dapat menghadirkan profesi hukum yang layak disebut

“officium nobile” (profesi bermartabat, status profession).

Untuk itu maka pra pengemban profesi hukum, baik hakim

ataupun advokat, dituntut untuk memiliki akhlak yang tinggi,

yang menghormati dan memiliki komitmen yang sungguh-

sungguh untuk melaksnakan etika profesinya masing-masing.

Profil sebagai Mufti, Advokat dan Praktisi Hukum

sebagaimana yang dijelaskan di atas akan terkait dengan profesi

yang digeluti oleh para alumni Prodi Perbandingan Mazhab.

Profil sebagai mufti akan dapai diemban oleh seorang hakim,

karena hakim juga memiliki kewenangan untuk mengemukakan

ijtihadnya dalam bentuk putusan hukum untuk menyelesaikan

kasus yang dihadapkan kepadanya. Sebagai praktisi hukum, juga

dapat diperankan oleh oleh advokat yang bertugas menjadi

inisiator dalam menyelesaikan persoalan hukum yang

41

dibutuhkan oleh masyarakat. Profesi yang mendukung dan

menggambarkan profil lulusan Prodi Perbandingan Mazhab ini

lebih lanjut akan dijelaskan dalam pemetaan data dan analisis

profesi yang digeluti oleh alumni Prodi Perbandingan Mazhab.

B. Profesi Lulusan Prodi Perbandingan Mazhab

Perkataan profesi dan profesional sudah sering digunakan

dan mempunyai beberapa arti. Dalam percakapan sehari-hari,

perkataan profesi diartikan sebagai pekerjaan (tetap) untuk

memperoleh nafkah (Belanda: baan, Inggris: job atau

accupation), yang legal maupun tidak. Jadi, profesi diartikan

sebagai setiap pekerjaan untuk memperoleh uang. Dalam arti

yang lebih teknis, profesi diartikan sebagai setiap kegiatan tetap

tertentu untu memperoleh nafkah yang dilaksanakan secara

berkeahlian yang berkaitan dengan cara berkarya dan hasil karya

yang bermutu tinggi dengan menerima bayaran yang tinggi.33

Pelacakan ini dimulai dengan melihat jumlah alumni Prodi

Perbandingan Mazhab semenjak angkatan pertama tahun 1989

sampai angkatan tahun 2018 sebanyak 474 orang alumni. Data

ini diperoleh melalui buku wisuda setiap angkatan dan data yang

ada pada jurusan program studi Perbandingan Mazhab, dengan

rincian sebagai berikut :

No Angkatan/Tahun Jumlah

1. Wisuda Angkatan I dan II Tahun 1994 16

2. Wisuda Angkatan I dan II Tahun 1997 12

3. Wissuda Angkatan I dan II Tahun 1998 11

4. Wisuda Angkatan I dan II Tahun 1999 30

5. Wisuda Angkatan I dan II Tahun 2000 23

6. Wisuda Angkatan I dan II Tahun 2001 34

33 Ibid.,h. 222

42

7. Wisuda Angkatan I dan II Tahun 2002 47

8. Wisuda Angkatan I dan II Tahun 2003 16

9. Wisuda Angkatan I dan II Tahun 2004 21

10. Wisuda Angkatan I dan II Tahun 2005 29

11. Wisuda Angkatan I dan II Tahun 2006 34

12. Wisuda Angkatan I dan II Tahun 2007 24

13. Wisuda Angkatan I dan II Tahun 2008 19

14. Wisuda Angkatan I dan II Tahun 2009 10

15. Wisuda Angkatan I dan II Tahun 2010 9

16. Wisuda Angkatan I dan II Tahun 2011 11

17. Wisuda Angkatan I dan II Tahun 2012 23

18. Wisuda Angkatan I dan II Tahun 2013 19

19. Wisuda Angkatan I dan II Tahun 2014 13

20. Wisuda Angkatan I dan II Tahun 2015 13

21. Wisuda Angkatan I dan II Tahun 2016 17

22. Wisuda Angkatan I dan II Tahun 2017 6

23. Wisuda Angkatan I dan II Tahun 2018 35

Jumlah 474

Gambar 5

Sebaran alumni pada setiap angkatan ini dapat dilihat dalam

grafik di bawah ini:

43

Gambar 6

Alumni yang terlacak melalui penelusuran tracer studi dalam

penelitian berjumlah 103 alumni dan telah mewakili alumni

pada setiap angkatan, sebagaimana digambarkan dalam tabel

berikut :

1994 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

16 12 11

30 23 34

47

16 21 29 34

24 19 10 9 11 23 19 13 13 17

6

35

1960

1980

2000

2020

2040

2060

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Jumlah Alumni Program Studi

perbandingan MAzhab (1994 -2018)

Tahun Tamat Jumlah

1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

4 1

2 1

3 4

5 9 7

1 5 2

2 1

1 1

2 2

9 4 3

6 12

6 15

1970 1980 1990 2000 2010 2020 2030 2040

1

4

7

10

13

16

19

22

25

Alumni yang Terlacak

Tahun Tamat Jumlah Alumni

44

Gambar 7

Para alumni prodi Perbandingan Mazhab tersebut di atas

telah berkiprah di tengah-tengah masyarakat dalam berbagai

bidang dan lapangan kerja, baik sebagai PNS (Pegawai negeri

Sipil) maupun yang Non-PNS. Alumni yang terlacak oleh

peneliti sebanyak 103 orang, setara dengan 22 %, dengan

klasifikasi berikut :

1. Profil Responden

Gambar 8

Persentase responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat

bahwa dari reponden yang berjumlah 103 alumni, jenis kelamin

laki-laki sebanayak 75 %, sedangkan jumlah responden

perempuan sebanyak 25%. Hal ini disebabkan jumlah responden

dalam data form yang disebarkan lebih banyak diisi oleh laki-

laki dibandingkan oleh responden perempuan.

2. Alumni yang menyelesaikan studi tepat waktu

Berdasarkan penelusuran tahun penyelesaian studi alumni

Prodi Perbandingan Mazhab sejak dari angkatan petama sampai

terakhir, diperoleh data bahwa alumni yang dapat

75%

25%

Jenis Kelamin Responden

laki-laki Perempuan

45

menyelesaikan studi delapan semester atau tujuh semester rata-

rata pada setiap angkatan hanya berjumlah dua sampai lima

orang. Hal ini dapat dilihat dalam grafik berikut :

Gambar 9

Alumni yang paling banyak dapat menyelesaikan studi tepat waktu adalah alumni angkatan 1997 sebanyak 8 orang dan 2014 sebanyak 10 orang. Adapun pada tahun dan angkatan sebelumnya, hanya berkisar antara dua sampai 5 orang alumni yang dapat menyelesaikan studi tepat waktu.

3. Alumni yang menyelesaikan studi tidak tepat waktu

Alumni Prodi Perbandingan Mazhab yang menyelesaikan studi tidak tepat waktu, terlacak pada setiap angkatan dengan rincian sebagai berikut :

1990 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2 1 1

5 8 2 1 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 4 0

5 3 10

1970

1980

1990

2000

2010

2020

2030

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Alumni yang menyelesaikan studi tepat waktu

Angkatan/Tahun Masuk Jumlah

46

Gambar 10

Data di atas menunjukkan bahwa alumni yang menyelesaikan studi tidak tepat waktu, adalah angakatan 2007 sebanyak 9 orang dari alumniyang terlacak. Adapun pada setiap angkatan lainnya, rata-rata alumni yang menyelesaiakan studi tidak tepat waktu berjumlah 3 sampai 4 orang.

4. Jenis Profesi Alumni

Jenis profesi (pekerjaan) yang digeluti oleh alumni

Perbandingan Mazhab diklasifikasikan kepada tiga klasifikasi ;

PNS, Non-PNS dan lain-lain.

1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1 4 2 2 0

3 0 1 2 3 0 2 1 0 1 0 0

3 9

1 3 4 4 4 2 0

1975

1980

1985

1990

1995

2000

2005

2010

2015

2020

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

Chart Title

Angkatan/Tahun Masuk Jumlah

47

Gambar 11

1.1. Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Melalui pelacakan alumni, alumni yang berprofesi sebagai

Pegawai Negeri Sipil (PNS) terlacak berjumlah 41 alumni,

dengan profesi sebagai Hakim (10%), Dosen (11%), Guru (5%),

Pegawai di Lingkungan Kementerian Agama (Kepala

KUA/Penyuluh Agama)(15%).

a. Hakim (the spokemen of the fundamental values of the

community)

Menurut undang-undang RI Nomor 48 tahun 2009 tentang

Kekuasaan kehakiman bahwa yang dimaksud dengan hakim

adalah hakim pada Mahkamah Agung dan hakim pada badan

peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan

umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan

umum, militer, lingkungan peradilan tata usaha negara.34

34 Undang-undang RI Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan

Kehakiman

9 10

5 3

14 6

3 3 3

9 1 1

3 2 2 2

9 5 5

HAKIM

GURU

KUA/PENYULUH AGAMA

GURU HONORER

KONSULTAN

ADVOKAT

LSM

PEGAWAI BANK

WIRASWASTA

SEDANG MENCARI KERJA P

NS

NO

N P

NS

LAIN

-LA

IN

Profesi Alumni Program Studi Perbandingan Mazhab

48

Menjadi hakim hukumnya fardu kifayah jika tidak ada

orang yang sanggup untuk menjadi hakim. Disunnatkan apabila

memang seseorang merasa lebih pantas diabndingkan dengan

orang lain dan jga layak berkapasitas sebagai hakim. Sebliknya

jika orang lain lebih layak menjadi hakim maka makruh bagi

seseorang menjadi hakim. Hukum mudah apabila didapatkan

orang lain sama kelayakannya untuk menjadi hakim dan hukum

haram jika tidak memiliki kapasitas menjadi seorang hakim.35

Wewenang pokok dari lembaga peradilan adalah melakukan

tindakan pemeriksaan, penilaian dan penetapan nilai perilaku

manusia tertentu serta menentukan nilai suatu situasi konkrit dan

menyelesaikan persoalan (konflik) yang ditimbulkan secara

imparsial berdasarkan hukum (patokan objektif). Wewenang

itulah yang disebut kewenangan (kekuasaan) kehakiman atau

kewenangan judisial. Pengambilan keputusan dalam

mewujudkan kewenangan kehakiman tersebut, dalam kenyataan

konkrit, dilaksanakan oleh lembaga peradilan yang dinamakan

hakim. Lembaga peradilannya disebut dengan pengadilan.36

Pada dasarnya tugas hakim adalah memberikan keputusan

atas setiap perkara (konflik) yang dihadapkan kepadnya. Artinya

hakim bertugas untuk menetapkan hubungan hukum, nilai

hukum dan perilaku serta kedudukan hukum para pihak yang

terlibat dalam situasi yang dihadapkan kepadanya, atau

sebagaimana dikatakan oleh John Marshall alam kasus Marbury

v. Madison : “to say what the law is”, ia menyatakan apa

hukunya bagi situasi konkrit tertentu.37

Hal ini berarti, menyelesaikan konflik berdasarkan hukum,

asas-asa kebenaran dan keadilan. Sehubungan dengan fungsunya

tersebut, maka hakim haruslah menjadi “the living oracel of the

law” (Blackstone), dan hal ini juga yang dikatakan oleh oleh

Wyzanski, juga harus berperan sebagai juru bicara nilai-nilai

35 T.M. Hasbi Ash-Shiddiqie, Peradilan dan Hukum Acara Islam,

(Bandung: Al-Ma’arif, tt), h. 32 36 Ibid.,h. 238 37 Richard D. Heffner, A Documentary History of the United States, (A

Montor Book, New York, 1962), h. 81

49

fundamental dari masyrakat atau “the spokemen of the values of

fundamental values of the community”.

Dalam suatu negara hukum, hakim adalah pejabat negara

yang tugas utamanya adalah memberikan penyelesaian definitif

terhadap konflik atau sengketa antar-warga masyarakat antara

warga masyarakat dan pemerintah yang dihadapkan kepadanya

secara imparsial, obyektif, adil dan manusiawi. Agar proses

penyelesaian konflik dapat dilakuakn secara imparsial, maka

dalam menjalankan tugasnya hakim harus memiliki kebebasan

dari campur tangan siapapun, termasuk dari pemerintah, yang

disebut kebebasan kekuasaan kehakiman, dan ia juga tidak boleh

memiliki hubungan tertentu dengan para pihak yang dapat

menimbulkan konflik kepentingan (conflict of interest) misalnya

hubungan darah atau hubungan kekeluargaan yang dekat.

Tugas hakim Peradilan Agama sebagai salah satu pelaksana

kekuasaan kehakiman adalah menerima, memeriksa dan

mengadili serta menyelesaikan setiap perkara yang diajukan

kepadanya guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan

Pancasila demi terselenggaranya Negara Hukum Republik

Indonesia (Pasal 1 dan 2 UU. No.14/1970).38

Adapun tugas-

tugas pokok hakin di Pengadilan Agma adalah sebagai berikut:

a. Membantu mencari keadilan

b. Mengatasi segala hambatan dan rintangan

c. Mendamaikan para pihak yang bersengketa

d. Memimpin persidangan

e. Memeriksadan mengadili perkara

f. Meminitur berkas perkara

g. Mengawasi pelaksanaan putusan

h. Memberikan pengayoman kepada pencari keadilan

38 Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Peradilan Agama,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h. 29

50

i. Menggali nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat.

j. Mengawasi penasehat hukum.39

b. Dosen/Guru

Dosen/ guru merupakan salah satu komponen penting dalam

proses belajar mengajar. Seorang guru ikut berperan serta dalam

usaha membentuk sumber daya mansusia yang pontensial di

bidang pembangunan. Pengertian guru profesional menurut para

ahli adalah semua orang yang mempunyai kewenangan serta

bertanggung jawab tentang pendidikan anak didiknya, baik

secara individual atau klasikal, di sekolah atau di luar sekolah.

Guru adalah semua orang yang mempunyai kewenangan serta

mempunyai tanggung jawab untuk membimbing serta membina

murid. Latar belakang pendidikan bagi guru dari guru lainnya

tidak selalu sama dengan pengalaman pendidikan yang dimasuki

dalam jangkaa waktu tertentu. Adanya perbedaan latar belakang

pendidikan bisa mempengaruhi aktivitas seorang guru dalam

menjalankan kegiatan belajar mengajar.Namun, karena tidak

sedikit guru yang diperlukan di madrasah maka latar belakang

pendidikan seringjkali tidak begitu diperdulikan.

Dalam Pasal 1 UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen (selanjutnya disingkat UUGD) disebutkan bahwa Guru

adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan

menengah.40

Guru profesional sebagaimana dimaksud pada

pasal tersebut adalah pekejaan atau kegiatan yang dilakaukan

oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang

memerlukan keahlian, kemahiran serta kecakapan yang

memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan

39 Ibid.,h. 30 40 Pasal 1 (1) UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

51

pendidikan profesi. 41

Menurut Oemar Hamalik, guru profesional

harus memiliki persyaratan yang meliputi: memiliki bakat

sebagai guru, memiliki keahlian sebagai guru, memiliki keahlian

yang baik dan terintegrasi, memiliki mental yang sehat,

berbadan sehat, memiliki pengalaman dan pengetahuan yang

luas, guru adalah manusia berjiwa pancasila dan seorang warga

negara yang baik.42

Bila dihubungkan regulasi tentang guru tersebut di atas,

dengan visi, misi dan tujuan prodi Perbandingan Mazhab,

seperti yang dijelaskan sebelumnya, tampaknya tidak relevan.

Artinya, persyaratan profesi guru yang diperoleh alumni,

didapatkan setelah mengikuti program pendidikan kependidikan

pasca menamatkan pendidikannya pada prodi Perbandingan

Mazhab.

Sementara profesi dosen tidaklah menjadi persoalan karena

untuk menjadi seorang dosen tidak dipersyaratkan alumni

pendidikan jurusan kependidikan. Tetapi yang menjadi

persyaratannya adalah telah menamatkan pendidikan S2 (Strata

Dua). Hanya saja alumni yang menjadi dosen yang telah

ditelusuri, ternyata hanya sebgian kecil yang menjadi dosen

pengampu mata kuliah Perbandingan Mazhab, seperti mata

kuliah Ekomoni Islam, Ushul Fiqh, Wakaf dan Fikih Siyasah.

c. Pegawai di Lingkungan Kementerian Agama (Kepala

KUA dan Penyuluh Agama)

Kantor Urusan Agama Kecamatan memiliki tugas

melaksanakan tugas pokok dan fungsi Kantor Kementerian

Agama di wilayah Kecamatan berdasarkan kebijakan Kantor

Kementerian Agama Kabupaten dan peraturan Perundang-

undangan yang berlaku. Adapun tugas-tugasnya meliputi:

41 Pasal 1 ayat 4 UU No.14 tahun 205 tentang Guru dan Dosen 42 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara,

2001, h. 188

52

1. Melaksanakan sebagian tugas Kantor Kementerian Agama

Kabupaten di bidang urusan Agama Islam dam wilayah

Kecamatan.

2. Membantu pelaksanaan tugas Pemerintah di tingkat

Kecamatan dalam bidang keagamaan.

3. Bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas Kantor Urusan

Agama Kecamatan.

4. Melaksanakan tugas koordinasi Penilik Agama Islam,

Penyuluh Agama Islam dan koordinasi/kerjasama dengan

instansi lain yang erat hubungannya dengan pelaksanaan

tugas KUA Kecamatan.

Oleh karena itu KUA memiliki fungsi melaksanakan

pencatatan pernikahan, mengurus dan membina mesjid, zakat,

wakaf, baitul maal dan ibadah sosial, kependudukan dan

pengembangan keluarga sakinah. Sedangkan para pejabat di

KUA di antaranya kepala KUA Kecamatan dengan berpedoman

pada BUKU Administrasi KUA yang diterbitkan oleh Kantor

Wilayah Kementerian Agama memiliki tugas:

1. Memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan semua unsur di

lingkungan KUA Kecamatan dan memberikan bimbingan

serta petunjuk pelaksanaan tugas masing-masing staf KUA

Kecamatan sesuai dengan job masing-masing.

2. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala KUA Kecamatan

wajib mengikuti dan memetuhi petunjuk serta peraturan

yang berlaku.

3. Setiap unsur di lingkungan KUA Kecamatan wajib mengikuti

dan memenuhi bimbingan serta petunjuk kepala KUA

Kecamatan dan bertanggungjawab kepada Kepala KUA

Kecamatan.

4. Dalam melaksanakan tugasnya, kepala KUA Kecamatan

bertanggungjawab kepada Kepala Kementerian Agama

Kabupaten/Kotamadya.

53

Alumni yang berkiprah di lingkungan Kementerian Agama

mempunyai tugas dan fungsi yang sudah diatur dalam

Keputusan Menteri Agama nomor 373 tahun 2002.Di antara

contoh perincian tugas tersebut seperti yang terdapat pada

Kantor Kementerian Agama sebagai berikut:

1. Kasi Mapenda

a. Membangun pelaksanaan tugas pada seksi Mapenda

Islam

b. Merumuskan sasaran, program kerja dan kebijakan pada

seksi Mapenda Islam

c. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pengontrolan

terhadap pelaksanaan tugas bawahan.

d. Melaksanakan bimbingan dan pelayanan bidang

kurikulum

e. Melaksanakan bimbingan dan pelayanan bidang

ketenagaan dan kesiswaan serta sertifikat guru

madrasah.

f. Melaksanakan bimbingan dan pelayanan bidang sarana

dan prasarana

g. Melaksanakan bimbingan dan pelayanan bidang

kelembagaan dan ketatalaksanaan.

h. Melaksanakan bimbingan dan pelayanan bidang

supervisi dan evaluasi pada RA,MI, MTs, MS dan

Sekum.

i. Melaksanakan bimbingan dan pelayanan bidang

pengawasan madrasah dan sekolah umum.

j. Melaksanakn bimbingan dan pelayanan bidang

pendidikan agama Islam dan sertifiksi guru pada

sekolah umum (SD,SLTP,SMU/K, dan SLB)

54

k. Melaksanakan kegiatan operasional Tim PKPS-BBM

Kantor Kementerian Agama.

l. Menanggapi dan memecahkan masalah yang timbul di

lingkungan seksi Mapeda Islam.

m. Melakukan penilaian terhadap hasil kerja/pelaksanaan

tugas aparat/ bawahan seksi Mapeda Islam.

n. Memberikan pertimbangan dan pengangkatan dan

mutasi guru/ pegawai di lingkungan madrasah dan

sekolah umum.

o. Melaporkan tugas seksi Mapenda Islam pada akhir tahun

kepada Kepala Kankemenag dan Kanwil Kemenag

Provinsi.

p. Melakasnakan tugas lintas sektoral bekerjasama dengan

institusi terkait.

q. Melaksanakan tugas yang diberikan atasan langsung.

2. Administrasi Ketenagaan dan Kesiswaan, memiliki tugas di

antaranya:

a. Merumuskan program dan penyiapan bimbingan

ketenagaan dan kesiswaan

b. Mengolah dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas

bimbingan ketenagaan dan kesiswaan

c. Melaksnakan bimbingan dan pelayanan adminsitrasi

pendidikan pada madrasah iIbtidaiyah, Tsanawiyah,

Aliyah dan Raudhatul Athfal.

d. Menyiapkan administrasi pembinaan ketenagaan/guru,

pegawai dan kesiswaan.

3. Jabatan lain yang bertanggung jawab terhadap kasi Mapenda

adalah: Administrasi Dokumentasi dan Statistik,

Administrasi Sarana dan Prasarana, Administrasi Evaluasi

dan Supervisi, Administrasi Kurikulum dan Administrasi

55

Kelembagaan. Semua tugas dan fungsi yang harus

dilaksanakan pada Kementerian Agama sudah tertera

dengan lengkap pada regulasi-regulasi yang ditetapkan

secara khusus untuk lingkungan Kementerian Agama.

Alumni yang berprofesi sebagai Penyuluh Agama Islam,

adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,

wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang

untuk melakukan kegiatan bimbingan atau penyuluhan agama

Islam dan pembangunan melalui bahasa agama. Penyuluh

Agama adalah para juru penerang penyampai pesan bagi

masyarakat mengenai prinsip-prinsip dan etika nilai

keberagamaan yang baik. Hasil akhir yang ingin dicapai dari

Penyuluh Agama, pada hakikatnya dalah mewujudkan

kehidupan masyarakat yanag ditunjukkan melalui

pengamalannya yang penuh komitmen dan konsisten, juga

diserta dengan wawasan multikultur untuk mewujudkan tatanan

kehidupan yang harmonis dan saling menghargai satu sama lain.

Istilah Penyuluh Agama mulai disosialisasikan sejak tahun

1985 yaitu dengan adanya Keputusan Menteri Agama Nomor

791 Tahun 1985 tentang Honorarium bagi Penyuluh Agama.

Istilah Penyuluh Agamaa dieprgunakan untuk menggantikan

istilah Guru Agama Honorer (GAH) yanag dipakai sebelumnya

di Lingkungan Kedinasan Departemen Agama.

1.2. Alumni yang bekerja sebagai Guru (seperti Guru Pondok

Pesantren, Guru Honorer), Penyuluh Agama, Konsultan,

Karyawan Perusahaan Swasta, Advokat, Staf Bawaslu (Badan

Pengawas Pemilu), Jurnalis (dalam kategori Non-PNS), Pegawai

Bank, Anggota DRPD, dan LSM berjumlah 35 alumni.

Alumni yang berprofesi tidak termasuk dalam kedua

kategori di atas (lain-lain) diklasifikasilan lagi kepada tiga

klasifikasi: wiraswasta, alumni yang berstatus sebagai

mahasiswa S2 dan alumni yang masih dalam proses mencari

pekerjaan.Alumni yang berprofesi wiraswasta, seperti design

56

grafis, sales, pramuniaga. Alumni dengan profesi ini berjumlah

19 alumni.

Gambar 12

Porsentase terbanyak adalah alumni yang berprofesi sebagai

Kepala KUA/Penyuluh Agama 15%, sedangkan profesi alumni

yang paling sedikit adalah profesi sebagai advokat dan anggota

DPRD sebanyak 1%. Data ini menunjukkan bahwa jika dilihat

dari profesi yang digeluti oleh alumni Program Studi

Perbandingan Mazhab, mayoritas berprofesi sebagai, hakim,

dosen, pegawai di Lingkungan Kemenag (Kepala KUA dan

Penyuluh Agama) dan wiraswasta. Apabila dikaitkan dengan

profil alumni yang dirumuskan sebelumnya dapat dikatakan

bahwa profil mufti, dapat terpenuhi dengan banyakanya alumni

yang berperan sebagai hakim di beberapa Pengadilan Agama.

Peran sebagai advokat juga terpenuhi karena 4% alumni

berprofesi sebagai advokat dan konsultan. Dalam profesi ini,

dapat dikatakan alumni menjadi inisiator dan tempat

berkonsultasi bagi masyarakat dalam menyelesaikan masalah

hukum yang dihadapi walaupun dalam persentase yang rendah.

9% 11%

5%

3%

15%

6% 3%

3%

3% 9%

1% 1%

3% 2%

2%

2% 9%

5% 5%

Persentase Profesi Alumni

Hakim

Dosen

Guru

Pegawai Kemenag

KUA/Penyuluh Agama

Guru Pondok Pesantren

Guru Honorer

57

Peran sebagai praktisi hukum sebagaimana yang diuraikan

dalam profil alumni, dapat dipenuhi dengan profesi alumni

sebagai hakim dan advokat.

Profesi yang digeluti oleh alumni Prodi Perbandingan

Mazhab sebagaimana yang tersebar dalam beberapa graik

penelusuran alumni di atas, menunjukkan bahwa secara umum

profesi yanag digeluti oleh alumni telah memenuhi dan sejalan

dengan profil yang dirumuskan oleh Prodi Perbadndingan

Mazhab. Jika dilihat kembali dan dihubungkan kepada rumusan

prodil Prodi Perbandingan Mazhab tahun 2009, bahwa Prodi

Perbandingan Mazhab diharapkan dapat menghasilkan Sarjana

Syari‟ah yang profesional dalam keilmuan perbandingan

mazhab. Profesionalitas ini bukan hanya ditentukan oleh

kemampuan intelektualitas saja namun dibarengi dengan

kecerdesan emosional sebagai seorang sarjana yang menguasai

nilai-nilai keilmuan dan kemanusiaan. Adanya data profesi

alumni angkatan tahun 2009 yang berprofesi sebagai hakim,

tenaga kontrak yang bergerak dalam bidang UMKM, alumni

yang berekja sebagai Pengawas bawaslu dan jurnalis,

menjelaskan bahwa profil yang diharapkan belum sepenuhnya

dapat terpenuhi di lapangan dengan melihat kepada profesi dan

keterserapan alumni sesuai dengan profil tersebut dalam dunia

kerja. Persentase alumni yang berprofesi sebagai hakim hanya

1%, sementara yang berprofesi di luar rumusan profil Prodi

Perbandingan Mazhab lebih dari 1 %.

Dalam rumusan profil Prodi Perbandingan Mazhab tahun

2013, bahwa mempersiapkan alumni yang siap menyelesaikan

masalah masyarakat yang memerlukan fatwa hukum dan

berbagai masalah sebagaimana juga siap memberikan fatwa atau

nasihat hukum kepada pemerintah sepanjang yang berkenaan

dengan ilmu syari‟ah. Sehubungan dengan itu maka kompetensi

utama prodi Perbandingan Mazhab adalah sebagai mufti.

Apabilaa dikaiatkan dengan profesi yang digeluti oleh alumni

angkatan 2013, di antaranya ada yang berprofesi sebagai hakim,

advokat, dosen, penghulu, dan secara persentase profesi hakim

lebih banyak dari profesi lainnya. Profesi sebagai hakim juga

merupakan salah satu profesi yang dapat dapat memenuhi

58

kompetensi utama prodi perbandingan Mazhab yaitu sebagai

seorang mufti. Mufti yang dimaksud adalah alumni yang siap

menyelesaikan masalah masyarakat yang membutuhkan fatwa

hukum atau keputusan hukum sepanjanag yang berkeiatan

dengan ilmu syari‟ah.

Sedangkan dalam rumusan profil alumni Prodi

Perbandingan Mazhab tahun 2016, mempersiapkan alumni

sebagai Mufti, Advokat dan Praktisi Hukum. Rumusan profil ini

merupakan rumusan yang dibuat pada atahun 2016, sehingga

jika diberlakukan hal yang sama seperti di atas, belum bisa

melacak dan menelusuri alumni angkatan 2016 karena pada saat

penelitian ini berjalan alumni anagkatan 2016 belum ada yang

menyelesaikan studinya. Namun jika keseluruhan profil yang

dirumusakan di atas dalam tiga bentuk rumusan yang berbeda

dan saling melengkapi tersebut dikaitkan dengan profesi alumni

mulai dari angkatan pertama sampai alumni yang mneyelesaikan

studi tahun 2018, terlihat dapat memenuhi rumusan profil yang

ditetapkan oleh jurusan karena dilihat darai persentase profesi

yang digeluti alumni, profesi sebagai praktisi hukum, mufti

melebihi dari yang lain. Adapunprofesi sebagai advokat, dalam

persentase yang kurang tapi tidak termasuk persentase yang

paling rendah.

C. Masa Tunggu Kerja Lulusan Prodi Perbandingan

Mazhab

Masa tunggu yang dimaksud adalah masa yang dilalui oleh

alumni untuk mendapatkan pekerjaan sesuai dengan profesi

yang disebutkan sebelumnya. Perbandingan masa tunggu kerja

alumni dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

59

Gambar 13

Masa tunggu alumni untuk mendapatkan pekerjaan sesuai

dengan profesi yang ada saat ini, terdapat perbedaan. Ada yang

mengalami masa tunggu yang lama dan ada juga yang hanya

membutuhkan waktu beberapa bulan. Dalam tabel berikut, masa

tunggu kerja bagi alumni diklasifikasikan kepada 4 klasifikasi.

Masa tunggu kerja alumni yang berkisar antara 0-1 tahun

berjumlah 29 alumni (54%), 2-3 tahun berjumlah 19 alumni

(35%), 4-5 tahun berjumlah 4 orang (7%) , 6-7 tahun berjumlah

1 orang (2%) dan 8-9 tahun berjumlah 1 orang (2%). Dari data

ini, masa tunggu kerja alumni normalnya adalah 1 tahun. Ini

sangat masuk akal karena tingginya persaingan kerja, apalagi

bagi prodi Perbandingan Mazhab belum ada kesempatan yang

berskala prioritas.

Alumni yang terlacak dan mengisi form tentang masa

tunggu kerja hanya berjumlah 54 orang, sedangkan yang lain

tidak mengisi jawaban pada form masa tunggu kerja. Hal ini

disebabkan beberpa kemungkinan seperti responden/alumni

telah bekerja sebelum mnyelesaikan studinya pada program

studi Perbandingan Mazhab, alumni beranggapan bahwa masa

tunggu kerja yang dimaksud adalah masa tunggu mnedapatkan

kerja tetap. Kemungkinan pertama terlihat dari persentase masa

mencari kerja bagi alumni, 97 % alumni mencari pekerjaan

54% 35%

7%

2%

2%

Persentase Masa Tunggu Kerja Alumni

0-1 tahun

2-3 tahun

4-5 tahun

6-7 tahun

8-9 tahun

60

setelah menyelesaikan studi dan hanya 3% yang mencari

pekerjaan sebelum menyelesaikan studi:

Gambar 14

Gambar di atas memperlihatkan bahwa alumni Prodi

perbandingan Mazhab yang mencari pekerjaan setelah

menyelesaikan studi berjumlah 97% dan yang mendapatkan/

mencari pekerjaan sebelum menyelesaikan stdi berjumlah 3 %.

Melalui data ini dipahami bahwa hampir semua alumni Prodi

perbanddingan Mazhab mendapatkan pekerjaan setelah

menyelesaikan studinya pada Prodi perbandingan Mazhab.

D. Relevansi Program Studi Perbandingan Mazhab Dengan

Kebutuhan Pasar

Kesesuaian Program Studi Perbandingan Mazhab dengan

kebutuhan pasar dapat dilihat dari dua sisi :

1. Berdasarkan kurikulum Program Studi Perbandingan Mazhab.

Untuk menetapkan relevansi Program Studi Perbandingan

Mazhab dengan kebutuhan pasar, dapat dilihat dari sebaran mata

3%

97%

Persentase Masa Mencari Kerja Alumni

Sebelum Lulus

Setelah Lulus

61

kuliah yang terdapat dalam kurikulum Program Studi

Perbandingan Mazhab. Ada beberapa mata kuliah yang prodi

yang secara khusus materinya terkait dengan perbandingan

mazhab (muqaranatul mazahib) dan ada mata kuliah yang

diberikan pada setiap Prodi yang ada di Fakultas Syari‟ah.

Apabila dilakukan inventarisasi terhadap sebaran mata kuliah

terebut, dapat dikaitkan dengan kebutuhan pasar atau instansi

kerja para alumni, sebagaimana yang dijelaskan dalam tabel

berikut ini :

No Keilmuan Berbasis Prodi Relevansi dengan Profesi

Alumni

1. a. Bahasa Arab

b. Bahasa Inggris

c. Qaw‟id Lughah

d. Studi Naskah Fikih

e. Peradilan Agama di

Indonesia

f. Hukum Perdata

g. Hukum Acara Perdata

h. Hukum Acara Peradilan

Agama

i. Administrasi PA

j. Praktek Peradilan Agama

k. Nizham al-Qadha

l. Hukum Perdata Islam di

Indonesia

Keilmuan ini sangat

dibutuhkan bagi seorang

calon hakim di

Pengadilan

Agama/Umum, dan

advokat. Kedua profesi

ini sejalan dengan profil

lulusan Program Studi

Perbandingan Mazhab

yaitu sebagai Praktisi

Hukum.

62

m. Ilmu Hukum

n. Fikih Peradilan

o. Etika Profesi Hukum

2. a. Pengantar Perbandingan

Mazhab

b. Ushul Fiqh

c. Mashadirul Ahkam

d. Qawa‟id al-Fiqhiyyah

e. Adillatul Ahkam

f. Fikih Mawaris

g. Fikh Wasiat dan Hibah

h. Kaidah Fiqhiyah

i. Maqashid al-Syari‟ah

j. Dilalatul Alfazh

k. Teori dan Praktek Fatwa

l. Fikih Wakaf

m. Fikih Muamalah

Keilmuan ini sangat

relevan dan dibutukan

bagi calon mufti dan

calon dosen. Dengan

menguasai beberapa ilmu

terkait ini, dapat

mempersiapkan alumni

Prodi perbandingan

Mazhab menjadi seorang

mufti yang dapat menjadi

inisiator dalam

menyelesaikan masalah

yang ada. Demikian juga

dapat mempersiapakan

alumni berprofesi

sebagai dosen Prodi

Perbandingan Mazhab

jika menguasai keilmuan

Ushul Fiqh dalam segala

cabangnya, termasuk

ilmu muqaranah al-

mazahib. Hal ini dapt

menjadi sebuah indikasi

terwujudnya profil yanag

dirumuskan oleh

Program Studi

Perbandingan Mazhab

yaitu menjadi seorang

mufti.

Gambar 15

63

Secara formal Prodi Perbandingan Mazhab telah

mempersiapkan perangkat lunak peneglolaan prodi ini, mulai

dari visi, misi, profil sampai kepada kurikulum dan silabusnya.

Sebagaimana yang diketahui, Prodi ini menyajikan berbagai

persoalan dengan penyelesaian yang luwes. Hal ini tentu

memberikan pengaruh yang sangat positif dalam perkembangan

pemikiran mahasiswa, sehingga menjadi kebiasaan dan prinsip

dalam hidup dan bersosialisasi dimanapun berada. Sehinnga,

walaupun pihak user belum ada yang menawarkan kesempatan

kerja kepada prodi secara khusus, namun pembentukan watak

mereka melalui PBM (Proses Belajar Mengajar) membuat para

aalumni dipercaya publik sebagai Pimpinan di lokasi tempat

mereka berkiprah.

Dilihat dari sudut pandang ini, tampaknya kompetensi ilmu

yang dimiliki mahasiswa/alumni Prodi Perbandingan Mazhab

selalu relevan dengan pelaksanaan pekerjaan yang digeluti

sehari-hari.

2. Berdasarkan tanggapan stakeholder terhadap alumni.

Dalam persepsi stakeholder terhadap kesesuaian keilmuan

pada Program Studi yang dimiliki oleh alumni dengan

kebutuhan pasar, secara umum stakeholder menilai bahwa ilmu

yang dimiliki alumni relevan dengan kebutuhan pada beberapa

instansi kerja alumni. Sebagaimana yang terlihat dalam profesi

yang digeluti alumni. Untuk menjadi hakim Pengadilan Agama

membutuhkan alumni yang mengusai bidang ilmu (skill) mampu

membaca kitab standar, memiliki keilmuan tentang tata beracara

di Pengadilan Agama, penyelesaian harta warisan, fikih

munakahat dan keilmuan lain yang mendukung.43

Seorang

dosen, apalagi dosen pada Prodi Perbandingan Mazhab, juga

harus memahami dan menguasai ilmu Ushul Fiqh, Metode

Istinbath Hukum dan keilmuan khusus dalam bentuk Muqaranah

al-Mazahib. Sebagai Kepada KUA atau Penyuluh Agama, juga

membutuhkan kemampuan dan keilmuan tentang seluk beluk

pernikahan (munakahat), wakaf dan keilmuan lain yang

43 Wawancara dengan Yengkie Hirawan, Hakim Pengadilan Agama

Siak, pada hari Senin tanggal 12 November 2018.

64

mendukung.44

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

keilmuan yang ada dalam kurikulum prodi perbandingan

Mazhab secara umum dapat memenuhi kebutuhan pasar

menurut penilaian stakeholder.

E. Tanggapan Stakeholder Terhadap Alumni Program

Studi Perbandingan Mazhab

Stakeholder yang menjadi responden dalam penelitian ini di

anataraanya adalah:Alumni yang berprofesi sebagai Hakim di

Pengadilan Agama, Pejabat pada Pascasarjana UIN Imam

Bonjol Padang, Dekan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

UIN Imam Bonjol Padang, Kepala Kantor Kementerian Agama

Bukittinggi, Hakim Yustisisal di Mahkamah Agung RI, Ketua

Program Studi Perbandingan Mazhab, Wakil Rektor II pada

UIN Imam Bonjol Padang, Kasi Haji dan Umrah pada Kantor

Kementerian Agama Provinsi Jambi, Dekan pada Fakultas

Syari‟ah UIN Imam Bonjol Padang.

Berdasarkan hasil form/kuisioner yang telah diisi oleh

responden yaitu para stakeholder melalui form.google.com

maka dilakukan anaalisis terkait dengan persepsi stakeholder

terhadap alumni Program Studi Perbandingan Mazhab yang

meliputi beberapa aspek berikut ini :

Aspek Persepsi Stakeholder yang diukur:

1. Integritas (etika dan moral) alumni

2. Keahlian berdasarkan bidang ilmu (profesionalitas) alumni

3. Kemampuan Bahasa Asing

4. Kemampuan memecahkan persoalan

5. Loyalitas dan komitmen

6. Kreatifitas

44 Wawancara dengan Burhani, Kepala KUA Merangin Jambi, pada

hari Jum’at, tanggal 9 November 2018

65

7. Keterampilan Komunikasi

8. Kemandirian

9. Kepuasan terhadap kerja alumni

10. Kesesuaian keilmuan alumni dengan kebutuhan pasar

Responden diminta untuk memberikana penilaian terhadap

alumni berdasarkan skalaa lickert, dengan nilai sebagaimana

ditampilkan pada tabel berikut ini :

Nilai Skala Pengertian

1.

2.

3.

4.

5.

Sangat Kurang

Kurang

Cukup

Baik

Sangat Baik

Gambar 16

Hasil Survei:

1. Integritas (Etika dan Moral Alumni)

Grafik di bawah ini menampilkan penilaian stakeholder

terkait dengan integritas (etika dan moral) alumni Program Studi

Perbandingan Mazhab. Melalui gambar ini terlihat bahwa secara

umum stakeholder menilai alumni Program Studi Perbandingan

Mazhab memiliki integritas yang tinggi yang ditunjukkan dalam

prilaku dan etika alumni. Dari sembilan stakeholder yang

memberikan penilian terkait dengan integritas alumni, tujuh

orang menilai istegritas yang dimiliki oleh alumni sangat baik,

dan tiga orang menilai baik. Gambar ini menunjukkan bahwa

stakeholder memberikan penilian yang tinggi terhadap

integritas yang dimiliki oleh alumni tersebut.

66

Gambar 17

2. Keahlian berdasarkan bidang ilmu (profesionalitas)

Grafik dibawah ini menampilkan penelian stakeholder

terhadap keahlian yang didasarkan kepada bidang ilmu yang

dimiliki oleh alumni Program Studi Perbandingan Mazhab atau

dengan istilah lain aspek profesionalitas.Melalui grafik ini

terlihat bahwa menurut penilaian stakeholder, pada umumnya

alumni Program Studi Perbandingan Mazhab memperlihatkan

kemampuan dan keahlian sesuai dengan bidang ilmu yang

dimiliki. Keilmuan yang dimiliki oleh alumni berbanding lurus

dengan profesi yang digeluti dalam dunia kerja. Namun ternyata

dalam penilaian stakeholder, masih ada juga alumni yang

memiliki profesi tidak sesuai dengan bidang ilmu yang dimiliki.

Data ini terlihat melalui grafik di bawaha ini, bahwa empat

orang satakeholder menlai profesionalitas alumni sangat baik,

artinya profesi yang digeluti oleh alumni dalam dunia kerja

sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Tiga orang stakeholder

menilai baik dan dua orang menilai cukup.

0 0 0

2

7

0

1

2

3

4

5

6

7

8

SangatKurang

Kurang Cukup Baik Sangat Baik

Persepsi Stakeholder Terhadap Integritas

(Etika dan Moral) Alumni

67

Gambar 18

3. Kemampuan Berbahasa Asing

Garfik di bawah ini menampilkan penilaian stakeholder

tentang kemampuan bebahasa Asing yang dimiliki oleh alumni

Program Studi Perbandingan Mazhab. Melalui penilaian alumni

terlihat bahwa beberapa alumni Program Studi Perbandingan

Mazhab “dapat disebut” memiliki kemampuan mengusai bahasa

Asing secara baik seperti penguasaan terhadap Bahasa Arab dan

Bahasa Inggris, yang merupakan ilmu alat untuk menguasai

keilmuan terkait. Akan tetapi, kemampuan ini tidak merata

dimiliki oleh para alumni secara keseluruhan. Masih ada alumni

yang belum meiliki kemampuan Berbahasa Asing secara baik.

Melalui penilaian stakeholder menunjukkan bahwa dari

sembilan stakeholder yang memberikan penilaian, hanya satu

orang memberikan penilian sangat baik, enam orang menilai

baik dan dua orang menilai cukup. Penilaian ini menunjukkan

bahwa penguatan kemampuan Bahasa Asing sangat dibutuhkan

oleh alumni Perbandingan Mazhab. Kemampuan bahasa Asing

yang dimiliki oleh alumni, sangat menunjang kepada profesi

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik

Persepsi Stakeholder Terhadap

Profesionalitas Alumni

68

yang digeluti, selain dapat memenuhi rumusan profil yang

dirumuskan oleh Prodi Perbandingan Mazhab.

Gambar 19

4. Kemampuan memecahkan persoalan

Grafik di bawah ini menampilkan tentang penilaian

stakeholder terhadap kerhadap kemampuan alumni dalam

memecahkan persoalan yang dihadapi sehari-hari di tempat

kerjanya. Berdasarkan penilaian stakeholder, alumni Program

Studi Perbandingan Mazhab dinilai mampu memecahkan

persoalan yang dihadapkan kepadanya. Apabila dilihat dalam

grafik ini secara persentase, lebih dari 50% alumni dinilai dapat

menjadi mengatasi masalah yang butuh solusi dalam dunia kerja

yang di hadapi. Hal ini terlihat dari penilaian yang dikemukakan

oleh stakeholder, lima orang satkeholder memberikan penilaian

sangat baik, tiga orang stakeholder menilai baik dan satu orang

menilai cukup.

0

1

2

3

4

5

6

7

Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik

Persepsi Stakeholder Terhadap Kemampuan

Alumni Berbahasa Asing

69

Gambar 20

5. Loyalitas dan komitmen

Grafik di bawah ini menampilkan tentang penilaian

stakeholder terhadap loyalitas dan komitmen alumni. Melalui

penailaian stakeholder, alumni Program Studi Perbandingan

Mazhab dinilai secara hampir keseluruhan adalaah alumni yang

memiliki loyalitas dan komitmen yang tinggi. Loyalitas dan

komitmen ini tergambar dari beberapa alumni dapat menjangkau

dunia kerja yang membutuhkan aspek loyalitas dan komitmen

yang tinggi seperti sebagai Hakim Yudisial di Mahkamah

Agung Republik Indonesia, Advokat dan lainnya. Penilaian

yang diberikan oleh stakeholder, dari sembilan yang menilai,

delapan stakeholder menilai sangat baik dan satu orang menilai

baik.

0

1

2

3

4

5

6

Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik

Persepsi Stakeholder Terhadap Kemampuan

Alumni Memecahkan Persoalan

70

Gambar 21

6. Kreatifitas

Grafik di bawah ini menampilkan penilaian stakeholder

terhadap kreatifitas alumni. Stakeholder memberikan penilaian

yang tinggi terhadap kreatifitas alumni, sehingga dapat

dikatakan bahwa hampir 50% alumni memiliki kretaifitas yang

baik dalam dunia kerja. Penilaian ini memberikan indikasi

bahwa alumni dipandang dapat mengembangkan diri untuk

membuat inovasi dalam berbagai hal di dunia kerja. Artinya,

dengan keilmuan dan keahlian yang dimiliki alumni mampu

secara aktif melakukan berbagai hal yang bermanfaat dalam

dunia kerja. Melalui penelian stakeholder yang dapat dilihat

dalam grafik di bawah ini, secara umum dapat dikatakan

penilaian yang diberikan baik karena lima orang stakeholder

menilai sangat baik dan empat orang menilai baik.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik

Persepsi Stakeholder Terhadap Loyalitas dan

Komitmen Alumni

71

Gambar 22

7. Keterampilan Komunikasi

Grafik di bawah ini menampilkan tentang penilaian

stakeholder terhadap keterampilan komunikasi alumni dalam

dunia kerja. Menurut penilaian stakeholder, secara umum

alumni mempunyai keterampilan komunikasi secara lisan.

Stakeholder memberikan porsi penilaian yang besar terhadap

alumni berkaitan dengan teknik berkomunikasi. Namun dalam

penilaian ini terlihat, tiga stakeholder memberikan penilaian

sangat baik dan enam orang memberikan penilaian baik.

0

1

2

3

4

5

6

Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik

Persepsi Stakeholder Terhadap Kreatifitas

Alumni

72

Gambar 23

8. Kemandirian

Grafik di bawah ini menampilkan tentang penilaian

stakeholder terhadap kemandirian alumni. Menurut penilaian

stakeholder, kurikulum yang ada saat ini telah dapat merangsang

alumi untuk dapat bekerja secara mandiri pada kondisi-kondisi

tertentu. Hal ini menjadi indikasi bahwa keilmuan yang

diperoleh alumni Prodi Perbandingan Mazhab dapat

meningkatkan kemampuan bekerja secara mandiri bagi alumni

tersebut. Data ini terlihat dalam grafik di bawah ini, bahwa lima

orang stakeholder memberikan penilian sangat baik dan empat

orang menilai baik. Berdasarkan penilaian ini menunukkan

bahwa menurut stakeholder, alumni Prodi Perbandingan Mazhab

memiliki kemandirian yang tinggi dalam dunia kerja.

0

1

2

3

4

5

6

7

Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik

Persepsi Stakeholder Terhadap Keterampilan

Komunikasi Alumni

73

Gambar 24

9. Kepuasan terhadap kerja alumni

Grafik di bawah ini menampilkan persepsi stakeholder

tentang kepuasan terhadap kerja alumni. Stakeholder

memberikan apresiasi yang tinggi terhadap kerja alumni.

Kinerja alumni dipandang dapat memenuhi harapan stakeholder

dan ini memberikan indikasi bahwa alumni dalam dunia kerja

dapat bekerja secara profesional, maksimal dan konsekwen.

Stakeholder merasa puas dengan kerja alumni. Hal ini terlihat

dari penilaian yang diberikan oleh stakeholder, lima stakeholder

memberikan penilaian baik dan empat lainnya memberikan

penilaian sangat baik.

0

1

2

3

4

5

6

Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik

Persepsi Stakeholder terhadap Kemandirian Alumni

74

Gambar 25

10. Kesesuaian keilmuan alumni dengan kebutuhan pasar

Grafik di bawah ini menampilkan tentang persepsi

stakeholder tentang kesesuaian ilmu yang dimiliki oleh alumni

dengan kebutuhan pasar. Menurut penilaian stakeholder, secara

umum bidang ilmu yang dimiliki oleh alumni telah sesuai

dengan kebutuhan stakeholder dan posisi yang diduduki saat ini.

Kesesuaian ini terlihat dari profesi yang digeluti alumni yang

mengacu kepada profil prodi dan keilmuan yang dimiliki dapat

terpakai untuk mengembangkan diri dalam dunia kerja. Data

yang menunjukkan kondisi di atas terlihat dalam grafik di bawah

ini, delapan satkeholder memberikan penilaian baik dan satu

oranag satkeholder memberikan penailaian sanagat baik.

0

1

2

3

4

5

6

Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik

Persepsi Stakeholder tentang Kepuasan

Terhadap Kerja Alumni

75

Gambar 26

11. Persepsi Stakeholder Secara Umum Terhadap Alumni

Grafik di bawah ini menampilkan tentang persepsi stakeholder

secara umum terkait dengan kinerja alumni secara keseluruhan.

Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat bahwa secara umum

stakeholder mempunyai persepsi yang baik terhadap alumni

Program Studi Perbandingan Mazhab dalam aspek-aspek yang

dinilai, kecuali pada aspek personalitas dan kemampuan

berbahasa Asing. Dengan demikian aspek profesionalitas dan

kemampuan berbahasa Asing merupakan aspek yang perlu

mendapatkan perhatian.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik

Persepsi Stakeholder terhadap Kesesuaian Keilmuan Alumni dengan Kebutuhan Pasar

76

Gambar 27

Sebagai masukan, saran dari stakeholder terkait dengan

keilmuan lain yang mesti dikuasai dan dimiliki oleh alumni

Program Studi perbandingan Mazhab, di luar keilmuan yang

telah diperolah dalam studi pada Program Studi perbandingan

Mazhab di antaranya:

1. Penguatan kemampuan berbahasa Asing

Kurikulum dalam bentuk memberikan pengetahuan dan

skill mampu menguasai bahasa Asing secara baik, telah

diberikan oleh Prodi Perbandingan Mazhab dengan adanya

beberpa mata kuliah seperti Bahasa Arab, Bahasa Inggris,

Membahas Kitab Standar (Studi Naskah). Namun, berdasarkan

penilaian stakeholder dengan keilmuan yang telah diberikan

tersebut, belum sepenuhnya membantu alumni memiliki

kemampuan dalam berbahasa Asing baik secara aktif atau pasif.

Sehingga masih diperlukan penguatan kemampuan penguasaan

bahasa Asing. Saran yang diberikan stakeholder ini dapat

menjadi umpan balik bagi prodi untuk meninjau kembali

kurikulum yang ada. Stakeholder yang memberikan masukan

0123456789

Persepsi Stakeholder Secara Umum Terhadap Alumni

Sangat kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik

77

dan saran terkait dengan penguatan kemampuan bahasa Asing,

lebih banyak dari yang lain.

2. Islamic Jurisprudence (Yurisprudensi Islam)

3. Achievement dan Pengembangan Diri

4. Moral dan Etika

5. Psikologi Sosial dan Kewirausahaan

Terkait dengan beberpa bentuk keilmuan di atas, seperti

Islamic Jurisprudence, achivement dan Pengembangan Diri,

Moral dan Etika, Psikologi Sosial dan Kewirausahaan, materi

yang diberikan dalam bentuk mata kuliah khusus tentang

keilmuan ini, tidak ada dalam kurikulum Prodi Perbandingan

Mazhab kecuali tentang kewirausahaan. Hal ini menjadi

masukan bagi Prodi Perbandingan Mazhab untuk peningkatan

mutu Prodi selanjutnya.

78

79

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pelacakan alumni yang telah dilakukan

dapat disimpulkan bahwa:

1. Profil yang dirumuskan oleh Program Studi Perbandingan

yang secara tertulis terdapat pada profil prodi Perbandingan

Mazhab tahun 2009, 2013 dan 2016 bahwa lulusan Prodi

Perbandingan Mazhab yang diharapkan dapat menjadi

alumni yang mampu menjadi konsultas hukum dalam

bidang kesyari‟ahan, mufti, praktisi hukum dan advokat

secara umum dapat terlihat dan terwujud dari profesi yang

digeluti oleh alumni mulai dari angkatan pertama sampai

alumni yang menyelesaikan studi tahun 2018. Profesi yang

digeluti alumni tersebut menggambarkan bahwa sebagai

pengemban tugas konsultas hukum Islam, mufti, parktisi

hukum dan advokat, pada umunya dapat terpenuhi melalui

profesi tersebut. Namun jika dilacak kesesuaian profil yang

dirumuskan pada tiga periode ini dengan profesi yang

digeluti alumni pada tahun tersebut, belum sepenuhnya

menunjukkan profil tersebut tergambar pada profesi alunmi.

2. Profesi alumni Prodi Perbandingan Mazhab pada umumnya

adalah berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil. Jika dilihat

persentase dari profesi lain, profesi alumni PNS lebih

dominan dari pada yang lain. Alumni yang bekerja sebagai

PNS pada Lingkungan Kementeraian Agama seperti Kepala

KUA dan Penyuluh Agama juga memiliki persentase yang

lebih besar dari yang lain.

3. Masa tunggu kerja alumi Program Studi Perbandingan

Mazhab rata-rata adalah satu tahun. Satu tahun merupakan

waktu terbanyak alumni menunggu untuk mendapatkan

pekerjaan sesuai dengan profesi yang ada saat ini.

80

4. Prodi Perbandingan Mazhab dengan kurikulum yang tersebar

dalam mata kuliah yang ada, sangat relevan dengan

kebutuhan pasar. Keilmuan yang diberikan oleh Prodi

Perbandingan Mazhab, berbanding lurus dengan kebutuhan

pasar seperti kebutuhan seorang calon hakim, dosen,

advokat dan penyuluh Agama terhadap keilmuan yang telah

diberikan kepada para alumni Prodi perbandingan Mazhab.

5. Tanggapan stakeholder terhadap alumni secara umum sangat

baik, namun dalam beberapa aspek yang dinilai masih

membutuhkan keilmuan tambahan bagi alumni untuk lebih

mendalaminya seperti penguatan dalam penguasaan bahasa

Asing, profesionalitas dan keseuaian keahlian dengan ilmu

yang dimiliki.

B. Saran-saran

1. Kepada pengelola Program Studi Perbandingan Mazhab

Fakultas Syari‟ah UIN Imam Bonjol Padang, kiranya dapat

melakukan tracer study (pelacakan alumni secara

kesluruhan) melalui website khusus agar Program Studi

Perbandingan Mazhab memiliki data alumni yang lengkap,

selain untuk kebutuhan Prodi juga berguna untuk

meningkatkan penilaian Akreditasi Prodi selanjutnya.

2. Kepada pengelola Program Studi Perbandingan Mazhab,

kiranya dapat mengakomodir masukan dan konstribusi yang

diberikan oleh alumni guna peningkatan mutu dan kualitas

Prodi dan juga bermanfaat untuk penguatan kurikulum basis

keilmuan mahasiswa Program Studi Perbandingan Mazhab.

3. Kepada alumni Program Studi Perbandingan Mazhab,

kiranya dapat selalu bekerjasama dengan Program Studi

Perbandingan Mazhab untuk memberikan konstribusi

pemikiaran, saran dan kritik yang konsturktif dalam

membangun dan meningkatkan kualitas Prodi Perbandingan

Mazhab.

81

DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata, MA dalam bentuk Penelitian Individu, 2006

dengan judul “Eksistensi dan Kontribusi Alumni UIN

Syarif Hidayatullah Jakartadalam Menciptakan

Networking yang Unggul: Studi Kasus Alumni Tahun

2001 –2004.

Asrina dkk : Laporan Penelitian : Kiprah Alumni Jurusan

Perbandingan Mazhab dan Hukum Fakultas Syari‟ah

IAIN Imam Bonjol Padang, Tahun 2013

B.Arief Sidharta, Jurnal Etika dan Kode Etik Profesi Hukum

Burhan Bungin, 2007, Penelitian Kualitatif : Komunikasi

Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya,

Jakarta, Kencana

Career Development Centre Telkom University, Laporan Tracer

Study 2014 Prodi D3 Komputerisasi Akuntansi

Fakultas Ilmu Terapan, 2014.

Departemen Agama RI Direktorat Jendral Pendidikan Islam,

Statuta IAIN Imam Bonjol Padang, 2008,

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jakarta:

Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1997

Fahriany, Jejen Musfah dan Azkia Muharom Albantani, Tracer

Study Profil Sosial Intelektual Alumni Program

Magister FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN

Jakarta, Tahun 2014.

Herald Schomburg, Handbok for Graduate Tracer Studies,

Kassel: Centre for Research on Higher Educaton and

Work, University of Kassel, 2003

82

_________________, Handbook for Graduate Tracer Studies:

Centre for Researchon Higher Education and Work,

University of Kassel, Germany. Diunduh dari

http://www.qtafi.de./handbook_V2.pdf, 2003

_________________, Study Programme an Higher Education

Management- Tracer Studies, 1996-2000 yang

memuat 12 halaman dan 400 variabel, serta CHEERS,

European Graduete Survey, 1998-2000 yang memuat

16 halaman dan 600 variabel.

http://chandramanick.blogspot.co.id/2015/03/pengertian

advokasi dan dalam

htmlhttps://any.web.id/arti-jenis-dan-fungsi-advokasi.info.

Idawati Djohar dkk, Laporan Penelitian : Kompetensi Jurusan

Perbandingan Mazhab dan Hukum (PMH) Fakultas

Syariah IAIN Imam Bonjol Padang, Tahun 2016

Johan Arifin, Laporan Penelitian Tracer Study Alumni Jurusan

Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Islam IAIN Walisongo Semarang, Tahun 2015.

John L. Exposito, Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern,

Oxford Universiti Press, 2001, Jilid

Laporan Penelitian Tracer Study Universitas Brawijaya, Kinerja

Lulusan Universitas Brawijaya Berdasarkan Penilaian

Stakeholder Tahun 2010.

Laporan Penelitian Tracer Study Prodi D3 Komputerisasi

Akuntansi Fakultas Ilmu terapan yang diteliti oleh

Pengelola Alumni Career Development Center

Telkom University Tahun 2010.

M.Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia. 1999

83

Mokh. Nazili & M. Thoriq Nurmadiansyah, Laporan Penelitian

Tracer Study Alumni Fakultas Dakwah”.

Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Peradilan Agama,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi

Aksara, 200

Pasal 1 (1) UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Pasal 1 ayat 4 UU No.14 tahun 205 tentang Guru dan Dosen

Richard D. Heffner, A Documentary History of the United

States, A Montor Book, New York, 1962

SK.Dirjen BinBaga Islam DEPAG RI No. Dj/197/2009 tentang

Perpanjangan Izin Program Studi

Sriyono, Laporan Penelitian Tracer Study Mahasiswa Lulusan

Program Studi Pendidikan Geografi tahun 2014.

T.M. Hasbi Ash-Shiddiqie, Peradilan dan Hukum Acara Islam,

Bandung: Al-Ma‟arif, tt

Totok Juman Toro, Samsul Munir Amin, Kamus Istilah Fiqh,

T.tt: Amzah, 2005

Undang-undang RI Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan

Kehakiman

Yusnita Eva dkk, Laporan Penelitian : Reformulasi Proses

Pembelajaran Guna Mewujudkan Pendidikan Yang

Progresif dan Transformatif Dalam Bidang

Perbandingan Mazhab, Tahun 2017