26
PDF created with FinePrint pdf Factory trial version http://www.softwarelabs.com JURNAL Abstraksi Cahyadi Pitoyo Studi Komposisi Sampah Perkotaan Pada Tingkat Rumah Tangga di kota Depok Skripsi Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Sampah adalah sisa aktifitas dari manusia dan hewan yang berbentuk zat padat dan dibuang. Banyaknya jenis sampah yakni : sampah organik, sampah anorganik, sampah debu residu, sampah jalanan dan sampah konstruksi yang dibuang menimbulkan banyak masalah. Laporan ini mencoba membantu untuk mengatasi masalah penumpukan dan timbulan sampah di kota Depok dengan cara pengelolaan sampah. Pada penulisan ini dibahas tentang bagaimana menangani masalah sampah perkotaan yakni sampah organik dan anorganik khususnya di kota Depok dengan Metode Random Sampling yang dilakukan dengan cara mengambil sampel disetiap kecamatan di kota Depok sebanyak sepuluh (10) rumah dengan mengambil sampah setiap rumah tangga perhari selama seminggu pada total 6 kecamatan yang ada di kota Depok dan melakukan studi banding terhadap sampah yang ada di semua tempat penampungan sampah sementara (TPS) yang ada di kota Depok serta melakukan survey ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA) didaerah bojong. Berdasarkan pengambilan sampel yang dilakukan baik secara pengambilan sampah dari rumah tangga maupun cek ke tempat penampungan sementara sampah (TPS) maupun tempat pembuangan akhir sampah (TPA) didaerah bojong maka didapat hasil sampah terbesar yaitu sayur-mayur sebesar 26%, sampah plastik 25%, sampah kertas 11,34%, sampah lain-lain 18,12%, sampah kardus 4,28%, sampah daun 6,18%, sampah kaca 7,63%, sampah almunium 0,13%, sampah besi 0,27. Dengan hasil ini maka pengelolaan sampah yang tepat ialah dengan cara daur ulang untuk sampah plastik dan pengomposan untuk sampah sayur mayur.

JURNALpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1652/1/Artikel... · maupun tempat pembuangan akhir sampah ... kegiatan pertanian sering disebut limbah hasil-hasil pertanian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JURNALpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1652/1/Artikel... · maupun tempat pembuangan akhir sampah ... kegiatan pertanian sering disebut limbah hasil-hasil pertanian

PDF created with FinePrint pdf Factory trial version http://www.softwarelabs.com

JURNAL

Abstraksi

Cahyadi Pitoyo

Studi Komposisi Sampah Perkotaan Pada Tingkat Rumah Tangga di kota Depok

Skripsi Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Sampah adalah sisa aktifitas dari manusia dan hewan yang berbentuk zat padat

dan dibuang. Banyaknya jenis sampah yakni : sampah organik, sampah anorganik,

sampah debu residu, sampah jalanan dan sampah konstruksi yang dibuang menimbulkan

banyak masalah. Laporan ini mencoba membantu untuk mengatasi masalah penumpukan

dan timbulan sampah di kota Depok dengan cara pengelolaan sampah.

Pada penulisan ini dibahas tentang bagaimana menangani masalah sampah

perkotaan yakni sampah organik dan anorganik khususnya di kota Depok dengan Metode

Random Sampling yang dilakukan dengan cara mengambil sampel disetiap kecamatan di

kota Depok sebanyak sepuluh (10) rumah dengan mengambil sampah setiap rumah

tangga perhari selama seminggu pada total 6 kecamatan yang ada di kota Depok dan

melakukan studi banding terhadap sampah yang ada di semua tempat penampungan

sampah sementara (TPS) yang ada di kota Depok serta melakukan survey ke tempat

pembuangan akhir sampah (TPA) didaerah bojong.

Berdasarkan pengambilan sampel yang dilakukan baik secara pengambilan

sampah dari rumah tangga maupun cek ke tempat penampungan sementara sampah (TPS)

maupun tempat pembuangan akhir sampah (TPA) didaerah bojong maka didapat hasil

sampah terbesar yaitu sayur-mayur sebesar 26%, sampah plastik 25%, sampah kertas

11,34%, sampah lain-lain 18,12%, sampah kardus 4,28%, sampah daun 6,18%, sampah

kaca 7,63%, sampah almunium 0,13%, sampah besi 0,27.

Dengan hasil ini maka pengelolaan sampah yang tepat ialah dengan cara daur ulang

untuk sampah plastik dan pengomposan untuk sampah sayur mayur.

Page 2: JURNALpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1652/1/Artikel... · maupun tempat pembuangan akhir sampah ... kegiatan pertanian sering disebut limbah hasil-hasil pertanian

PDF created with FinePrint pdf Factory trial version http://www.softwarelabs.com

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampah merupakan masalah serius yang dihadapi oleh kota-kota di

Indonesia. Di berbagai sudut kota, terutama di dekat pasar, sampah yang

menumpuk dan berbau merupakan pemandangan yang biasa ditemui setiap

hari. Masalah pencemaran di lokasi tempat pembuangan akhir (TPA) setiap

kali muncul ke permukaan

1.2. Tujuan Tugas Akhir

Tujuan tugas akhir adalah :

1. Menentukan komposisi fisik sampah perkotaan pada tingkat rumah tangga.

2. Menentukan tumbuhan sampah per rumah tangga.

3. Menentukan strategi pengelolaan sampah di kota Depok.

1.3. Batasan Penulisan Tugas

Pada penulisan ini pembahasan dibatasi pada pengelolaan sampah di

kota Depok dengan studi mengenai komposisi sampah perkotaan.

1.4. Lokasi Tugas Akhir

Penulisan tugas akhir ini mengambil lokasi pada pemukiman tempat

tinggal dosen dan perumahan tempat tinggal warga di enam (6) kecamatan di

kota Depok serta (TPS) tempat pembuangan sementara sampah lalu (TPA)

sebagai pembuangan akhir sampah.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah, tujuan Tugas Akhir, tinjauan

pustaka, metologi penulisan, sistematika penulisan, dan jadwal

penulisan Tugas Akhir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang uraian masalah, teori-teori pendukung, dan metode-

metode yang digunakan.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Berisi tentang penjelasan penelitian, cara pengumpulan data dan

cara menganalisanya.

Page 3: JURNALpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1652/1/Artikel... · maupun tempat pembuangan akhir sampah ... kegiatan pertanian sering disebut limbah hasil-hasil pertanian

PDF created with FinePrint pdf Factory trial version http://www.softwarelabs.com

BAB IV KUMPULAN DATA-DATA

Berisi tentang data-data yang didapat dari survey lapangan yang

dilakukan dalam bentuk tulisan maupun non tulisan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan hasil analisa dan saran hasil pembahasan

dari data-data yang diperoleh.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum

Sampah adalah sisa aktivitas dari manusia dan hewan yang

berbentuk zat padat dan dibuang, karena sudah tidak bernilai bagi

pemiliknya. Sampah sendiri memiliki banyak jenis, banyak sumber dan

memiliki karakteristik yang khas, dari beberapa arti sampah mempunyai

ciri-ciri yaitu :

1. Sampah adalah bahan sisa, baik bahan-bahan yang sudah tidak

digunakan lagi (barang bekas) maupun bahan yang sudah diambil bagian

utamanya.

2. Dari segi sosial ekonomis, sampah adalah bahan yang sudah tidak ada

harganya.

3. Dari segi lingkungan, sampah adalah bahan buangan yang tidak berguna

dan banyak menimbulkan masalah pencemaran dan gangguan pada

kelestarian lingkungan.

Jenis Sampah dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu sampah perkotaan,

sampah industri dan sampah berbahaya.

2.2 Macam-macam dan Karakteristik Sampah

Penggolongan sampah ini dapat didasarkan atas beberapa kriteria,

yaitu didasarkan atas asal, komposisi, bentuk, lokasi, proses terjadinya, sifat

dan jenisnya. Penggolongan sampah seperti itu penting sekali diketahui dan

diadakan, selain untuk mengetahui macam-macam sampah dan sifatnya juga

sebagai dasar penanganan dan pemanfaatan sampah.

1. Penggolongan sampah berdasarkan asalnya.

Page 4: JURNALpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1652/1/Artikel... · maupun tempat pembuangan akhir sampah ... kegiatan pertanian sering disebut limbah hasil-hasil pertanian

PDF created with FinePrint pdf Factory trial version http://www.softwarelabs.com

Sampah dapat dijumpai disegala tempat dan hampir disemua kegiatan.

Berdasarkan asalnya, maka dapat digolongkan sampah-sampah sebagai

berikut :

a. Sampah dari hasil kegiatan rumah tangga. Termasuk dalam hal ini

adalah sampah dari asrama rumah sakit, hotel-hotel dan kantor.

b. Sampah dari hasil kegiatan industri atau pabrik.

c. Sampah dari hasil kegiatan pertanian. Kegiatan pertanian meliputi

perkebunan, kehutanan, perikanan, dan peternakan. Sampah dari

kegiatan pertanian sering disebut limbah hasil-hasil pertanian.

d. Sampah dari hasil kegiatan perdagangan, misalnya sampah pasar

dan sampah toko.

e. Sampah dari hasil kegiatan pembangunan.

2. Penggolongan sampah berdasarkan komposisinya.

Pada suatu kegiatan mungkin akan menghasilkan jenis sampah yang

sama, sehingga komponen-komponen penyusunan juga akan sama. Misalnya

sampah yang hanya terdiri atas kertas, logam atau daun-daunan saja. Setidak-

tidaknya apabila tercampur dengan bahan-bahan lain, maka sebagian besar

komponennya adalah seragam. Karena itu berdasarkan komposisinya, sampah

dibedakan menjadi dua macam :

a. Sampah yang seragam; sampah dari kegiatan industri pada

umumnya termasuk dalam golongan ini. Sampah dari kantor

sering hanya terdiri atas kertas, karton, kertas karbon, dan masih

dapat digolongkan dalam golongan sampah yang seragam.

b. Sampah yang tidak seragam (campuran), misalnya sampah yang

berasal dari pasar atau sampah dari tempat-tempat umum.

3. Penggolongan sampah berdasarkan bentuknya.

Sampah dari rumah-rumah makan pada umumnya merupakan sisa-sisa

air pencuci, sisa-sisa makanan yang bentunya berupa cairan atau seperti

bubur. Sedangkan beberapa pabrik menghasilkan sampah berupa gas, uap

air, debu, atau sampah berbentuk padatan.

Dengan demikian berdasarkan bentuknya ada tiga macam sampah, yaitu :

Page 5: JURNALpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1652/1/Artikel... · maupun tempat pembuangan akhir sampah ... kegiatan pertanian sering disebut limbah hasil-hasil pertanian

PDF created with FinePrint pdf Factory trial version http://www.softwarelabs.com

a. Sampah berbentuk padatan (solid), misalnya daun, kertas, karton,

kaleng, plastik.

b. Sampah berbentuk cairan (termasuk bubur), misalnya bekas air

pencuci, bahan cairan yang tumpah. Limbah industri banyak juga

yang berbentuk cair atau bubur, misalnya blotong (tetes) yaitu

sampah dari pabrik gula tebu.

c. Sampah berbentuk gas, misalnya karbon dioksida, ammonia dan

gas-gas lainnya.

4. Penggolongan sampah berdasarkan lokasinya.

Baik dikota atau diluar kota, banyak dijumpai sampah bertumpuk-

tumpuk.

Berdasarkan lokasi terpadatnya sampah, dapat dibedakan :

a. Sampah kota (urban), yaitu sampah yang terkumpul dikota-kota

besar.

b. Sampah daerah, yaitu sampah yang terkumpul di daerah-daerah

diluar perkotaan, misalnya didesa, di daerah permukaan, dipantai.

5. Penggolongan sampah berdasarkan proses terjadinya.

Berdasarkan proses terjadinya, dibedakan antara :

a. Sampah alami, ialah sampah yang terjadinya karena proses alami,

misalnya rontoknya daun-daunan dipekarangan rumah.

b. Sampah non-alami, ialah sampah yang terjadinya karena kegiatan-

kegiatan manusia.

6. Penggolongan sampah berdasarkan sifatnya.

Terdapat dua macam sampah yang sifat-sifatnya berlainan yaitu :

a. Sampah organik, yang terdiri dari atas daun-daunan, kayu, kertas,

karbon, tulang, sisa-sisa makanan ternak, sayur, buah. Sampah

organik adalah sampah yang mengandung senyawa-senyawa

organik, dan oleh karenanya tersusun oleh unsur-unsur karbon,

hydrogen dan oksigen. Bahan-bahan ini mudah didegradasi oleh

mikrobia.

Page 6: JURNALpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1652/1/Artikel... · maupun tempat pembuangan akhir sampah ... kegiatan pertanian sering disebut limbah hasil-hasil pertanian

PDF created with FinePrint pdf Factory trial version http://www.softwarelabs.com

b. Sampah anorganik, yang terdiri atas kaleng, palstik, besi dan logam

lainnya, gelas, mika atau bahan-bahan yang tidak dapat tersusun

oleh senyawa-senyawa organik. Sampah ini tidak dapat didegradasi

oleh mikrobia.

7. Penggolongan sampah berdasarkan jenisnya.

Berdasarkan atas jenisnya, sampah dapat digolongkan menjadi sembilan

golongan, yaitu :

a. Sampah makanan (sisa-sisa makanan termasuk makanan ternak )

b. Sampah kebun atau pekarangan

c . Sampah ker ta s

d . Sampah plas t ik

e. Sa m pa h ka i n

f. Sa m pa h ka y u

g. Sampah logam

h. Sampah gelas dan keramik

i . Sampah berupa abu dan debu

Yang dimaksud karakteristik sampah adalah sifat-sifat sampah yang

meliputi sifat-sifat fisis, kimiawi dan biologisnya. Kalau ditinjau secara

fisis, adalah sukar untuk memerinci sifat-sifat sampah, terutama sampah yng

berbentuk padatan. Ini disebabkan sampah padatan selalu tidak homogen.

Lain halnya dengan sampah berbentuk cairan lebih mudah diadakan

identifikasi sifat-sifat fisisnya. Demikian juga apabila diadakan peninjauan

biologis. Sedemikian jauh masih sedikit atau boleh dikatakan belum ada

keterangan tentang sifat-sifat fisis dan biologis sampah, baik yang padatan

maupun yang cairan. Sedangkan hasil-hasil penelitian yang menguntungkan

sifat kimiawi sampah juga masih jarang dijumpai.

2.2.1 Sampah Perkotaan

Sampah perkotaan terdiri dari berbagai jenis, yaitu :

1 . S a m p a h o r g a n i k

2 . Sampah non organik

3 . Sampah debu dan res idu

Page 7: JURNALpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1652/1/Artikel... · maupun tempat pembuangan akhir sampah ... kegiatan pertanian sering disebut limbah hasil-hasil pertanian

PDF created with FinePrint pdf Factory trial version http://www.softwarelabs.com

4 . S a m p a h j a l a n a n

5 . Sa m pa h k on t r u ks i

Sampah organik terdiri dari sampah berupa sayuran, buah-

buahan, dan sisa dari pemotongan hewan di pasar tradisional,

aktivitas memasak dan aktivitas makan. Sifat dari sampah organik

sangat mudah membusuk dan memiliki kadar yang tinggi.

Sampah non organik merupakan sampah yang memiliki ciri

tidak membusuk. Sampah jenis ini dibagi menjadi dua yaitu sampah

non organik yang mudah terbakar. Sampah non organik yang mudah

terbakar adalah sampah kertas, kardus, platik, textil, karet, kulit,

kayu, dan furniture. Sedangkan untuk sampah non organik yang tidak

mudah terbakar adalah gelas, tembikar, keramik dan kaleng.

Sampah debu dan residu merupakan sampah sisa hasil

pembakaran kayu, batubara, batu kapur, dan sebagainya. Residu dari

pembangkit listrik seperti PLTU tidak termasuk dalam kategori ini.

Sampah jalanan terdiri dari sampah yang ditemukan dari

aktivitas penyapuan jalanan yang umumnya berupa dedaunan,

kotoran, buangan sampah dari kendaraan, puntung rokok, dan sampah

lainnya yang ditemukan di jalan.

Sampah kontruksi merupakan sampah hasil dari aktivitas

kontruksi, remoldeling, rehabilitas sdan pemeliharaan bangunan

kontruksi. Biasanya sampah jenis ini lebih berupa bebatuan, beton,

batu bata, batako, kayu pelster, papan triplek, plumbing, genteng,

enternity, sisa bagian dari kabel, pipa dan sebagainya.

2.2.2 Sampah Industri

Sampah industri merupakan sampah yang berasal dari sisa

aktivitas dari industri. Biasanya sampah industri berupa sisa bahan

baku, pembungkus, bahan kimia, sampah kebun dan sisa makanan.

2.2.3 Sampah Berbahaya

Sampah berbahaya merupakan sampah yang memerlukan

penanganan tersendiri. Sampah berbahaya memiliki sifat : mudah

Page 8: JURNALpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1652/1/Artikel... · maupun tempat pembuangan akhir sampah ... kegiatan pertanian sering disebut limbah hasil-hasil pertanian

PDF created with FinePrint pdf Factory trial version http://www.softwarelabs.com

menyala, korosif, reaktif dan beracun. Sampah berbahaya ini

dikategorikan menjadi lima yaitu : bahan radio aktif, bahan kimia,

sampah biologi, sampah lahan yang mudah terbakar, dan bahan yang

mudah meledak.

Kh us us m e n ge na i s a m pa h , ba ha n i n i da p a t

menimbulkan gangguan keseimbangan lingkungan, kesehatan dan

keamanan, serta pencemaran.

Gangguan tersebut dapat disebutkan sebagai berikut ;

a. Sampah dapat menimbulkan pencemaran atau pengotoran.

Pencemaran dapat berupa udara yang kotor karena mengandung

gas-gas yang terjadi dari perombakan sampah, bau yang tidak

sedap, daerah yang becek dan kadang-kadang berlumpur lebih-

lebih apabila musim hujan.

b. Sampah bertumpuk-tumpuk dapat menimbulkan kondisi

physicochemis yang tidak sesuai dengan lingkungan yang

normal. Biasanya dapat kenaikan suhu dan perubahan PH

menjadi terlalu asam atau terlalu basah. Keadaan demikian akan

menyebabkan terganggunya kehidupan dilingkungan sekitarnya.

c. Kekurangan oksigen pada daerah pembuangan sampah. Keadaan

ini disebabkan karena selama proses perombakan sampah

menjadi senyawa-senyawa sederhana diperlukan oksigen yang

diambil dari udara disekitarnya. Karena kekurangan oksigen

kehidupan flora dn fauna menjadi terdesak. Beberapa jenis

tanaman, hewan-hewan dan ikan akan menjadi mati. Sehingga

akan mengganggu ekologi daerah disekitar sampah. Apabila hal

tersebut dibiarkan terus-menerus, dapat terjadi akibat yang lebih

parah, misalnya tanah menjadi gersang (kurus).

d. Gas-gas yang dihasilkan selama degradasi sampah dapat

membahayakan kesehatan dan bahkan kadang-kadang beracun

serta dapat mematikan.

Page 9: JURNALpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1652/1/Artikel... · maupun tempat pembuangan akhir sampah ... kegiatan pertanian sering disebut limbah hasil-hasil pertanian

PDF created with FinePrint pdf Factory trial version http://www.softwarelabs.com

e. Berbagai penyakit dapat timbul dari sampah. Penyakit ini dapat

ditularkan oleh lalat atau serangga lainnya, binatang-binatang

seperti tikus dan anjing.

f. Secara estetika, sampah tidak dapat digolongkan sebagai

pemandangan yang nyaman untuk dinikmati.

2.3 Timbulan Sampah Negara-negara Berkembang

Tingkat imbulan sampah di negara-negara berkembang rata-rata masih

di bawah negara-negara maju. Timbulan sampah sangat dipengaruhi oleh

tingkat pendapatan suatu negara dan pola konsumtif, selain jumlah penduduk.

Negara-negara berkembang mempunyai pendapatan nasional masih dibawah

negra-negara maju, sehingga jumlah timbulan sampah masih dibawah negara-

negara maju. Rata-rata jumlah timbulan sampah sebesar 0,63 kg/kap/hari dan

jumlah penduduk sebesar 5,.04.250 dari 5 (lima) negara berkembang. Kota

Surabaya (Indonesia) menduduki tingkat timbulan sampah tertinggi disbanding

dengan negara-negara berkembang lainnya, bahkan hampir menyamai tingkat

timbulan sampah di negara-negara maju.

Tabel 2.1 Timbulan Sampah Negara-negara Berkembang

Negara Kota Tahun Populasi

Generation

Rate

(Kg/kap/hari)

China Beijing 1991 11.157.000 0.88

Shanghai 1991 8.206.000 0.6

Wuhan 1991 6.800.000 0.6

India New delhi 1991 8.412.000 0.48

Bombay 1991 12.288.000 0.44

Calcutta 1991 9.643.000 0.38

Madras 1991 4.753.000 0.66

Sri Langka Colombo 1991 615.000 0.98

Kandy 1991 104.000 0.58

Galle 1991 109.000 0.65

Fhilipina Metro Manila 1991 9.452.000 0.53

Ligan 1991 273.000 0.38

Cagayan de Ora 1991 428.000 0.54

Page 10: JURNALpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1652/1/Artikel... · maupun tempat pembuangan akhir sampah ... kegiatan pertanian sering disebut limbah hasil-hasil pertanian

PDF created with FinePrint pdf Factory trial version http://www.softwarelabs.com

Indonesia Jakarta 1991 9.160.000 0.66

Bandung 1991 2.368.000 0.71

Surabaya 1991 2.700.000 1.08 Sumber : Bank Dunia, 1999

Negara-negara maju memiliki timbulan sampah rata-rata 1.38

kg/kap/hari dengan rata-rata jumlah penduduk 49.439.286 dari lima negara

maju . Kondisi tersebut sangat wajar, karena pendapatan masyarakat di negara

tersebut cukup tinggi dibandingkan dengan negara berkembang. Dari

perbandingan 5 (lima) negara maju, negara Amerika Serikat memiliki timblan

sampah tertinggi sebesar 2 kg/kap/hari. Sedangkan Swiss memiliki timbulan

sampah paling sedikit yaitu 1,1 kg/kap/hari dibandingkan dengan negara -

negara maju lainnya.

Tabel 2.2 Tingkat timbulan Sampah di Negara-negara Maju

Negara Kota Tahun Populasi

Generation

Rate

(Kg/kap/hari)

Jepang Tokyo 1993 8.022.000 1,5

Yokohama 1993 3.300.000 1,2

Nagoya 1993 2.153.000 1,16

Perancis 1992 58.100.000 1,29

Norwegia 1992 4.400.000 1,4

Amerika Serikat 1992 263.100.000 2

Swiss 1992 7.000.000 1,1 Sumber : Bank Dunia, 1999

2.4 Kecenderungan Pola Perubahan Komposisi Sampah

Komposisi sampah mengalami perubahan setiap tahunnya. Perubahan

tersebut diakibatkan adanya pola hidup masyarakat, pertumbuhan ekonomi,

dan sebagainya. Perubahan komposisi sampah tersebut juga memberikan

dampak terhadap strategi pengelolaan sampah perkotaan. Misalnya untuk

komposisi sampah perkotaan yang didominasi oelh sampah organik, pola

Page 11: JURNALpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1652/1/Artikel... · maupun tempat pembuangan akhir sampah ... kegiatan pertanian sering disebut limbah hasil-hasil pertanian

PDF created with FinePrint pdf Factory trial version http://www.softwarelabs.com

pengelolaan sampah haruslah berdasarkan system pengomposan, tetapi jika

sampah mengalami perubahan komposisi dari sampah organik ke jenis

material sampah kertas. Maka system pengelolaan sampah harus berubah dari

system daur ulang kertas. Jadi dapat disimpulkan system pengelolaan sampah

perkotaan tidak bersifat tetap, tetapi berdasarkan komposisi sampah perkotaan

yang dimiliki.

Tabel 2.3 Komposisi Sampah Perkotaan di Kota Bandung (Indonesia)

NO. Komposisi Tahun

1978 1985 1988 1994

1. Sampah Organik 80.45 77 73,35 63,56

2. Kertas 7,7 7,96 9,74 10,42

3. Tekstil 1 0,96 0,45 0,95

4. Plastik/Karet 0,23 0,79 0,43 1,45

5. Pecah belah 1,93 1,14 1,32 1,7

6. Logam 3,89 8,82 8,56 9,76

7. Lain-lain 5,23 3,41 1,32 12,16 Sumber : Pengelolaan Sampah Kota Bandung 1998/1999 : (2000)

Pada table 3 menunjukkan perubahan komposisi sampah di Kota

Bandung (Indonesia). Pada tahun 1978, komposisi sampah di Kota Bandung

didominasi oleh sampah organik. Sampah organik mendominasi sebesar

80,45%, sedangkan sampah hanya sebesar 7,5%. Perkembangan 16 tahun

kemudian, produksi sampah kertas berkembang terus dari 7,5% ke 10,42%

pada tahun 1994. Rata-rata perkembangan produksi material sampah kertas

pada Kota Bandung sebesar 11,43% per tahunnya. Kondisi tersebut sangat

positif, karena karena masyarakat kota Bandung menunj ukkan adanya budaya

menulis dan membaca.

2.5 Kondisi Sosial dan Budaya

Kondisi sosial dan budaya menjadi faktor yang sangat penting untuk

mengetahui kebiasaan dan perilaku masyarakat negara tersebut dalam

pengelolaan sampah. Selain itu, pola konsumtif masyarakat dan gaya hidup

masyarakat juga akan mempengaruhi besarnya timbulan sampah dan

komposisi sampah yang dimiliki.

Page 12: JURNALpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1652/1/Artikel... · maupun tempat pembuangan akhir sampah ... kegiatan pertanian sering disebut limbah hasil-hasil pertanian

PDF created with FinePrint pdf Factory trial version http://www.softwarelabs.com

Negara-negara berkembang umumnya memandang sampah sebagai

barang yang sudah tidak berguna dan tidak mereka inginkan, sehingga

tindakan yang meeka lakukan adalah membuangnya. Persoalan muncul ketika

setiap orang memperlakukan sampah sesuai dengan pemahaman mereka

masing-masing, misalnya dengan meninggalkan atau membuang sampah di

sembarang tempat yang mengakibatkan lingkungan menjadi kotor dan kumuh.

Sebagian lagi membuang sampah ke se lokan a tau sungai , yang

mengakibatkan pendangkalan dan penyumbatan saluran, yang merupakan salah

satu penyebab banjir dan genangan di daerah perkantoran. Sementara

kebiasaan untuk memilih sampah belum banyak dilakukan, karena tidak

mengerti bagaimana cara pengelolaan sampah yang baik dan benar.

Masyarakat India lebih menyukai membuang sampah di sungai, lahan

kosong dan tepi jalan daripada berjalan 100 meter ke Tempat Penampungan

Sampah Sementara (TPS) dari rumahnya. Masyarakat India tidak setuju untuk

memisahkan sampah, karena membutuhkan banyak waktu dan merupakan

pekerjaan kotor (Pune, 2004). Untuk masyarakat Indonesia, khususnya

masyarakat Kota Depok, 21,74 tidak melakukan pemisahan sampah dan hanya

8,22% masyarakat yang membawa sampahnya ke TPS (Pramono, 2004).

2.6 Kondisi Tata Kota Perkotaan di Indonesia

Kondisi perkotaan di Indonesia, khususnya kota-kota besar dibagi

mejadi beberapa area, yaitu kawasan komersial, kawasan pertokoan dan

kawasan perkantoran.

Lokasi kawasan industri biasanya berada di luar kota dan kawasan

tersebut biasanya hanya untuk lokasi industri saja, akan tetapi ada

sebagaian yang berlokasi di dalam kota. Kawasan industri mempunyai

tata letak bangunan yang sudah didesain berdasarkan konsep industrial

estate, sehingga kawasan ini mempunyai ciri khas tersendiri.

Kawasan permukaan di Indonesia dibagi menjadi tiga yaitu

kawasan pemukiman mewah, kawasan pemukiman menengah dan

kawasan miskin kota. Kawasan pemukiman mewah biasanya berupa

rumah-rumah tinggal di kota-kota satelit, kawasan apartemen dan

Page 13: JURNALpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1652/1/Artikel... · maupun tempat pembuangan akhir sampah ... kegiatan pertanian sering disebut limbah hasil-hasil pertanian

PDF created with FinePrint pdf Factory trial version http://www.softwarelabs.com

kawasan elit perkantoran, seperti pemukiman di BSD Lipoo Karawaci,

Bukit Sentul, kawasan menteng serta Pesona Khayangan dan

sebagainya. Untuk kawasan pemukiman ini sudah tersedia lengkap

fasilitas dan infrastruktur pendukung, seperti pusat perbelanjaan, kantor

pertokoan internet dan sebagainya. Perencanaan tata letaknya pun

menganut system barat, sehingga lebih tertata.

Kawasan pemukiman menengah biasanya berupa rumah-rumah

penduduk dengan luas bangunan kurang lebih 70-45 m2. Biasanya

perumahan ini dapat dijumpai pada perumahan-perumahan (non real

estate) dan rumah-rumah di tepian kota. Pemukiman kelas menengah ini

tidak didukung fasilitas dan infrastuktur pendukung seperti pada

pemukiman mewah, akan tetapi masih mendapat pelayanan infrastruktur

dasar, seperti telepon, listrik, sampah dan air minum.

Kawasan pemukiman miskin kota mempunyai ciri khas yaitu

kawasan pemukiman ini sangat padat, biasanya sebagaian besar

bangunan pemukiman tersebut non permanen dan sisanya permanen.

Begitu padatnya kawasan ini, akses atau jalan masuk ke kawasan ini

tidak dapat dilalui oleh kendaraan beroda empat. Pelayanan infrastruktur

yang didapatkan hanya pelayanan listrik, akan tetapi itupun hanya

sebagian.

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Persiapan Awal

Tujuan Penelitian

Tujuan Pustaka

Indentifikasi Masalah

Page 14: JURNALpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1652/1/Artikel... · maupun tempat pembuangan akhir sampah ... kegiatan pertanian sering disebut limbah hasil-hasil pertanian

PDF created with FinePrint pdf Factory trial version http://www.softwarelabs.com

3.1 Metode pengumpulan data

Dalam menunjang tugas akhir ini maka metode pengumpulan data yang

dilakukan menggunakan dua jenis data. Pengumpulan data yang

dilakukan berupa data-data primer serta data-data sekunder, dimana

kedua jenis data tersebut sangat mendukung ketepatan dari data-data

tersebut.

3.1.1 Metode pengumpulan data sekunder

Pengumpulan data-data sekunder pada studi karakteristik sampah

pada tingkat rumah tangga di Kota Depok diperoleh melalui keterangan

serta informasi dari beberapa pihak atau instansi pemerintah yang

bergerak dalam atau mengantur permasalah sampah pada kota Depok,

Pengumpulan Data

Data Info

3. Peta

1. Jumlah penduduk per

kecamatan

2. Volume sampah

1. Pemda

2. DKP Kota Depok

3. BPS Sampel 30 rumah penduduk setiap kecamatan

5. Komposisi sampah

Analisa Exsiting

Metode Pendekatan Statistika yakni Stratified Random Sampling

Data Sekunder

Survey lapangan

Data Primer

Gambaran komposisi sampah setiap kecamatan

Page 15: JURNALpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1652/1/Artikel... · maupun tempat pembuangan akhir sampah ... kegiatan pertanian sering disebut limbah hasil-hasil pertanian

PDF created with FinePrint pdf Factory trial version http://www.softwarelabs.com

diantaranya berasal dari Pemda setempat, Badan Pusat Statistik (BPS),

Dinas kebersihan dan Pertamanan Kota Depok (DPK), dari Tempat

Pembuangan Sementara (TPS), serta dari Tempat Pembuangan Akhir

kota Depok (TPA).

Data sekunder tersebut dapat berupa :

1. Gambar peta kota di Depok

2. Jumlah peta kota di Depok

3. Volume sampah di kota Depok

4. Cara pembuangan sampah di kota Depok

3.1.2 Metode Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan data primer ini dilakukan untuik menunjang dari data-

data sekunder yang telah diperoleh. Data-data primer ini merupakan

hasil pengamanan di lapangan atau hasil survey yang dilakukan selama

beberapa jangka waktu. Data primer yang diperoleh dapat berupa :

1. Jumlah buangan sampah penduduk di tiap kecamatan

2. Mengetahui karakteristik sampah penduduk di kota Depok

3. Mengetahui keadaan TPS-TPS yang ada serta TPA di kota

Depok

3.2 Analisa Data

Penelitian ini memakai medote pengukuran yang frekuensi

pengambilan sampel sebaiknya dilakukan selama 8 (delapan) hari

berturut-turut guna menggambarkan fluktuasi dalam satu tahun.

Penerapan yang di laksanakan d i Indones ia b iasanya te lah

disederhanakan, seperti :

- Dilakukan dalam 8 hari berturut-turut.

Metode yang digunakan untuk menentukan kuantitas total

sampah yang akan dikumpulkan dan dibuang adalah sebagai berikut :

- Rata-rata angkutan per hari dikalikan volume rata-rata pengangkutan dan

dikonversikan ke satuan berat dengan menggunakan densitas rata-rata

yang diperoleh melalui sampling.

Page 16: JURNALpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1652/1/Artikel... · maupun tempat pembuangan akhir sampah ... kegiatan pertanian sering disebut limbah hasil-hasil pertanian

PDF created with FinePrint pdf Factory trial version http://www.softwarelabs.com

- Mengukur berat sampel di dalam kendaraan angkut dengan menggunakan

jembatan timbang, kemudian rata-ratanya dikalikan dengan total angkutan

perhati.

- Mengukur berat setiap angkutan di jembatan timbang di TPA.

Jumlah sampah yang sampai di TPA sulit untuk dijadikan

indikasi yang akuran mengenai timbulan sampah yang sebenarnya di

sumber. Hal ini disebabkan oleh terjadinya kehilangan sampah di setiap

tahapan proses operasional pengelolaan sampah tersebut, terutama karena

adanya aktivitas pemulungan atau pemilihan sampah.

Untuk keperluan tertentu, kisalnya menentukan volume yang

dibutuhkan untuk pewadahan sampah atau menentukan potensi daur

ulang, perlu diupayakan untuk mengukur jumlah sampah di sumber. Hal

ini dapat dilakukan dengan melakukan sampling sampah langsung di

sumbernya karena aktivitas domestik bervcariasi dari hari ke hari dengan

siklus mingguan, sampling sampah di sumber harus dilaksanakan selama

satu minggu (umumnya 8 hari berturut-turut).

Penentuan jumlah sampel yang biasa digunakan dalam analis timbulan

sampah adalah dengan pendekatan stattistika, yaitu :

a Metode Stratified Random Sampling : Yang biasanya didasarkan pada

komposisi pendapatan penduduk setempat, dengan anggapan habwa

kuantitas dan kualitas sampah dipengaruhi oleh tingkat kehidupan

masyarakat.

b. Jumlah sampel manimum : ditaksir berdasarkan berapa perbedaan yang

bisa diterima antara yang ditaksir dengan penaksir, berapa derajat

kepercayaan yang diinginkan, dan berapa derajat kepercayaan yang bisa

diterima.

c. Pendekatan praktis : dapat dilakukan dengan pengambilan sampel

sampah berdasarkan atas jumlah minimum sampel yang dibutuhkan

untuk penentuan komposisi sampah, yaitu minimum 500 liter atau

sekitas 200 kg. Biasanya sampling dilakukan di TPS atau pada gerobak

yang diketahui sumber sampahnya.

Page 17: JURNALpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1652/1/Artikel... · maupun tempat pembuangan akhir sampah ... kegiatan pertanian sering disebut limbah hasil-hasil pertanian

PDF created with FinePrint pdf Factory trial version http://www.softwarelabs.com

3.2.1 Cara menganalisanya

Metode pengambilan dan pengukuran contoh tumbuhan dan

komposisi sampah di Indonesia biasanya dilaksanakan berdasarkan SNI M-

36-1991-03(22). Penentuan jumlah sampel sampah yang akan diambil

dapat menggunakan formula berikut :

a. Bila jumlah penduduk < 106 j iwa

P = C d P s . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .( 3.2 )

Keterangan :

Ps = Jumlah penduduk bila < 106 jiwa

Cd = koefisien

Cd = 1 bila kepadatan penduduk normal

Cd < 1 bila kepadatan penduduk jarang

Cd > 1 bila kepadatan penduduk padat

b. Bila jumlah penduduk > 106 j iwa

P = Cd. Cj.

Jumlah sampel yang harus diambil dari masing-masing strata

pendapatan yaitu :

Untuk memprediksi timbul sampah dapat digunakan persamaan sebagai berikut :

Q n = Q 1 ( 1 + C s )H

( 3 . 6 )

Dengan

Cs = [ 1 + Ci + Cp + Cqm / 3 ] .................. (3.7) [ 1 + ]

dimana

Qn : timbulan sampah pada n tahun mendatang

Qt : timbuilan sampah pada tahun awal perhitungan

Qs : peningkatan / pertumbuhan kota

X High income = X x 1 6 0 ( 3 . 3 ) .

( X Y Z ) + +

Medium income = Y

X x 1 6 0 ( 3 . 4 ) ( X Y Z ) + +

Low income = Z X x 160 ......................... (3.5)

( X Y Z + + )

Page 18: JURNALpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1652/1/Artikel... · maupun tempat pembuangan akhir sampah ... kegiatan pertanian sering disebut limbah hasil-hasil pertanian

PDF created with FinePrint pdf Factory trial version http://www.softwarelabs.com

Qi : laju pertumbuhan sektor industri

Qp : laju pertumbuhan sektor pertanian

Qqn : laju peningkatan pendapatan per kapita

P : laju pertumbuhan penduduk

BAB IV

KUMPULAN DATA

4.1 Gambaran Umum

Kota Depok memiliki luas wilayah 207.06 km2 dengan jumlah

penduduk 973.03 6 jiwa hingga tahun 2000. Kota Depok terbagi kedalam

kecamatan, yaitu kecamatan Beji, kecamatan Pancoran Mas, kecamatan

Cimanggis, kecamatan Limo, kecamatan Sawangan dan kecamatan

Sukmajaya.

4.1.1 Geografi

Kota Depok merupakan kota termuda dan kota tersebut dalam

wilayah propinsi Jawa Barat. Kota Depok terletak pada 106 o49’ Bujur

Timur dan 96o23’ Lintang Selatan. Kota Depok memiliki batas -batas wilayah

sebagai berikut :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat Kebupaten

Tangerang dan wilayah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pondok Gede Kota

Bekasi dan Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor.

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cibinong dan

Kecamatan Bojong Gede Kabupaten Bogor.

d. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Parung dan

Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor.

4.1.2 Penduduk

Page 19: JURNALpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1652/1/Artikel... · maupun tempat pembuangan akhir sampah ... kegiatan pertanian sering disebut limbah hasil-hasil pertanian

PDF created with FinePrint pdf Factory trial version http://www.softwarelabs.com

Penduduk merupakan salah satu asset terpenting dalam

pembangunan terutama bagi negara-negara berkembang. Pertumbuhan

penduduk dikota Depok sebesar 6,75% setiap tahunnya.

Tabel 4.1 Pertumbuhan jumlah penduduk kota Depok

No. Kecamatan Tahun

1998 1999 2000

1. Sawangan 103.784 104.92 112.852

2. Pancoran Mas 171.176 181.027 184.407

3. Sukmajaya 229.029 230.502 232,906

4. Cimanggis 241.302 242.626 269,265

5. Beji 82.986 84.897 87,317

6. Limo 73.785 77.492 86,288

Kota Depok 902.062 921.464 973.036

Sumber : Pengelolaan Sampah Kota Bandung 1998/1999 : (2000)

4.1.3 Sosial

Kualitas SDM atau sumber daya manusia mempunyai peran yang

sangat besar dalam keberhasilan suatu pembangunan. Salah satu pemacu serta

penggerak adanya usaha peningkatan kualitas sumberdaya manusia adalah

tersedianya sarana dan prasarana dalam bidang pendidikan, kesehatan,

transportasi serta ibadah.

Dikota Depok pada tahun 2000/2001 terdapat 328 sekolah dasar (SD) dengan

jumlah murid 109.220 orang dan jumlah guru 3.2 10 orang. Sekolah lanjutan

tingkat pertama (SLTP) berjumlah 105 sekolah dengan jumlah murid 38.816

orang dan jumlah guru 2.592 orang. Pada tingkat sekolah lanjutan tingkat

atas (SLTA) terdapat 77 sekolah dengan jumlah murid 29.3 85 orang dan

jumlah guru 1.469 orang.

Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di kota Depok tersedia

beberapa fasilitas kesehatan. Pada tahun 2000/200 1 di kota Depok tersedia

beberapa fasilitas kesehatan. Pada tahun 2000/200 1 di kota Depok terdapat 7

Page 20: JURNALpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1652/1/Artikel... · maupun tempat pembuangan akhir sampah ... kegiatan pertanian sering disebut limbah hasil-hasil pertanian

PDF created with FinePrint pdf Factory trial version http://www.softwarelabs.com

rumah sakit, 24 puskesmas, 6 puskesmas pembantu dengan tenaga medis

sekitar 29 dokter umum, 19 dokter gigi, 81 perawat, dan 87 bidan.

4.2 Volume dan Komposisi Sampah

Volume sampah pada Kota Depok pada tahun 1999 sekitar 1.776 m2

/ hari dan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk, urbanisasi,

serta pola konsumen masyarakat masyarakat akibat dari peningkatan

kesejahteraan. Sumber dan volume sampah ditnjukan pada table 41.

Table 4.2 Volume dan komposisi sampah pada bulan Februari

No Sumber Timbulan (m3/hari) Persentase (%)

1 Pemukiman 406,8 63,43 %

2 Pasar 141,2 22,01 %

3 Pertokoan , jalur 57,16 8,91 %

4 Fasilitans Umum & kawasan 36,2 5,64 % Industri

Jumlah 641,36 100,00

Sumber: DKP Kota Depok,2004

Tabel 4.1 memperlihatkan bahwa sumber sampah Kota Depok yang

diangkut oleh DKP dengan volume yang cukup besar berasal dari daerah

pemukiman yaitu sebesar 63,43 %

Pertumbuhan volume timbulan sampah terus meningkat dari tahun

ketahun sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk. Tabel 4.2 sampai dengan

tabel 4.7 memperlihatkan perkembangan timbulan sampah dari tahun 1999-2003

per kecamatan. Pada table 4.2 hingga table 4.7 menunjukkan bahwa jumlah

timbulan sampah terbesar dihasilkan dari Kecamatan Cimanggis yaitu sebesar 881

m3 per hari pada tahun 2003, serta pada Kecamatan Beji jumlah timbulan sampah

yang dihasilkan 316 m3 per hari pada tahun 2003, jumlah tersebut merupakan

jumlah timbulan sampah terkecil yang dihasilkan dibandingkan dengan

kecamatan lainnya.

Page 21: JURNALpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1652/1/Artikel... · maupun tempat pembuangan akhir sampah ... kegiatan pertanian sering disebut limbah hasil-hasil pertanian

PDF created with FinePrint pdf Factory trial version http://www.softwarelabs.com

Tabel 4.3 Perkembangan volume timbulan sampah pada Kecamatan Cimanggis

No Tahun Volume (m3/hari) Volume (m

3/thn) Jumlah Penduduk

1 1999 477 171.720 242.626

2 2000 499 179.640 269.265

3 2001 536 192.190 331.778

4 2002 824 296.640 343.399

5 2003 881 317.160 363.545

Sumber ; DKP Kota Depok, 2003

Tabel 4.4 Perkembangan volume timbulan sampah pada Kecamatan Sukmajaya

No Tahun Volume (m3/hari) Volume (m

3/thn) Jumlah Penduduk

1 1999 458 164.880 230.502

2 2000 471 169.560 232.906

3 2001 504 181.440 278.080

4 2002 685 246.600 285.928

5 2003 724 260.640 297.098

Sumber ; DKP Kota Depok, 2003

Tabel 4.5 Perkembangan volume timbulan sampah pada Kecamatan Pancoran Mas

No Tahun Volume (m3/hari) Volume (m

3/thn) Jumlah Penduduk

1 1999 337 121.320 181.027

2 2000 346 124.560 184.407

3 2001 377 135.720 219.312

4 2002 547 196.920 226.405

5 2003 578 208.080 252.814

Sumber ; DKP Kota Depok, 2003

Page 22: JURNALpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1652/1/Artikel... · maupun tempat pembuangan akhir sampah ... kegiatan pertanian sering disebut limbah hasil-hasil pertanian

PDF created with FinePrint pdf Factory trial version http://www.softwarelabs.com

Tabel 4.6 Perkembangan volume timbulan sampah pada Kecamatan Beji

No Tahun Volume (m3/hari) Volume (m

3/thn) Jumlah Penduduk

1 1999 147 52.928 84.897

2 2000 163 58.680 87.317

3 2001 188 67.680 115.575

4 2002 289 104.040 120.462

5 2003 316 113.760 129.184

Sumber ; DKP Kota Depok, 2003

Tabel 4.7 Perkembangan volume timbulan sampah pada Kecamatan Limo

No Tahun Volume (m3/hari) Volume (m

3/thn) Jumlah Penduduk

1 1999 158 56.880 77.492

2 2000 157 56.520 86.288

3 2001 173 62.280 123.078

4 2002 307 110.520 127.828

5 2003 330 118.800 135.769

Sumber ; DKP Kota Depok, 2003

Tabel 4.8 Perkembangan volume timbulan sampah pada Kecamatan Sawangan

No Tahun Volume (m3/hari) Volume (m

3/thn) Jumlah Penduduk

1 1999 199 71.640 140.920

2 2000 217 78.120 112.853

3 2001 245 88.200 136.864

4 2002 344 123.840 143.211

5 2003 367 132.120 157.324

Sumber ; DKP Kota Depok, 2003

Page 23: JURNALpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1652/1/Artikel... · maupun tempat pembuangan akhir sampah ... kegiatan pertanian sering disebut limbah hasil-hasil pertanian

PDF created with FinePrint pdf Factory trial version http://www.softwarelabs.com

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

100

0 1999 2000 2001 2002 2003

Gambar 4.1 Grafik perkembangan timbulan sampah 1999-2003

Pada gambar 4.1 dapat terlihat bahwa pada tahun 2002 volume sampah

mengalami peningkatan diseluruh kecamatan.

4.3 Daerah Pelayanan

Daerah pelayanan kebersihan Kota Depok, meliputi seluruh wilayah Kota

Depok dengan luas 207,06 km2, tetapi untuk daerah yang terlayani oleh DKP hanya

1/3 dari luas daerah Kota Depok. Untuk memudahkan pengaturan operasi pelayanan

kebersihan di wilayah Kota Depok, maka wilayah operasi pelayanan dibagi menjadi

6 wilayah kerja yaitu :

1. Wilayah operasi Cimanggis dengan luas wilayah 53.54 km yang terdiri dari

daerah pemukiman, pertokoan, restoran, industri, pabrik, rumah sakit,

jalur.

2. Wilayah operasi Sukmajaya dengan luas wilayah 34.13 km yang terdiri dari

daerah pemukiman, industri, rumah sakit, jalur, sekolah, hotel.

3. Wilayah operasi Desa Limo dengan luas wilayah 22.80 km yang terdiri dari

daerah pemukiman, kantor, sekolah industri, rumah makan, pertokoan.

4. Wilayah operasi Sawangan dengan luas wilayah 45.69 km yang terdiri dari

daerah pemukiman, pertokoan, sekolah, industri.

5. Wilayah operasi Pancoran Mas dengan luas wilayah 29.83 km yang terdiri

dari daerah pemukiman, kantor, rumah sakit, jalur, pertokoan, sekolah.

Cimanggis

Sukmajaya

Pancoran Mas

Beji

Limo

Sawangan

Page 24: JURNALpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1652/1/Artikel... · maupun tempat pembuangan akhir sampah ... kegiatan pertanian sering disebut limbah hasil-hasil pertanian

PDF created with FinePrint pdf Factory trial version http://www.softwarelabs.com

6. Wilayah operasi Beji dengan luas wilayah 14.30 km yang terdiri dari

daerah pemukiman, jalur, sekolah, pertokoan, lantor, hotel, restorant.

Pembagian wilayah ini dibuat agar Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota

Depok dapat memudahkan pengangkutan sampah dari TPS-TPS yang ada. Daerah-

daerah yang belum terlayani oleh DKP Kota Depok, pengelolaannya dilakukan

oleh masyarakat setempat dengan memanfaatkan lahan yang kos ong yang

tersedia. Dimana pengelolaannya dengan cara dibakar maupun dengan system

pengomposan pada lahan yang masih kosong di halaman rumah, kebun dan

sebagainya. Adapun rangkuman tingkat pelayanaan sampah Kota Depok tahun

1999 s/d 2003 dapat dilihat pada table 4.8.

Tabel 4.9 Tingkat pelayanaan Tahun 1999 s/d 2003

Sumber Sampah

N

Tingkat Pelayanaan

1999 2000 2001 2002

Luas 1 daerah

pelayanan

7.664.54 Ha

Penduduk 2 terlayani 318.00 382.000 422.00 473.949

Penduduk 3 terlayani

terhadap jumlah

Penduduk depok

35% 38% 39% 38%

Sumber ; DKP Kota Depok, 2003

Page 25: JURNALpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1652/1/Artikel... · maupun tempat pembuangan akhir sampah ... kegiatan pertanian sering disebut limbah hasil-hasil pertanian

PDF created with FinePrint pdf Factory trial version http://www.softwarelabs.com

4.4 Sistem Pelayan Kerbersihan

Sistem pelayanan kebersihan yang dilaksanakan sejak Kota Depok

didirikan yaitu 1999 meliputi kegiatan penampungan, pengumpulan,

pemindahan, pengangkutan dan pembuangan akhir. Pada tahun 1999 , pelayanan

kebersihan dirubah pola operasinya, dimana pada daerah pemukiman yang

dimulai dengan kegiatan penyediaan peralatan pemindahan seperti kontainer bes i

dan transfer dipo. Pengangkutan serta pengelolaan sampah ditempat pembuangan

akhir, dilaksanankan oleh DKP, sedangkan kegiatan pengumpulan dan

pengangkutan dari sumber sampah pemukiman sampai tempat penampungan

sementara, menj adi tanggung jawab petugas yang dikoodinasikan dengan Rt / Rw,

maupun LSM secara swadaya dan swadana. Pelayanan kebersihan diluar

pemukiman seperti jalan, perkantoran, pertokoan, atau daerah perdaganganan,

industri serta kegiatan lainya yang berkaitan dengan kebersihan, dilaksanakan

oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanaan, mulai dari pengumpulan sampai

pengolahan di tempat pembuangan akhir. Untuk daerah yang belum terjangkau

oleh DKP, pengelolaan sampah dilakukan oleh masyarakat setempat dengan

memanfaatkan lahan yang ada, kemudian ditimbun atau dikomposkan.

4.5 Pengumpulan Sampah

Pengumpulan sampah yang dilakukan oleh DKP meliputi penyapuan dan

pengumpulan sampah jalan, dan tempat-tempat umum yang lainnya.

Mekanisme pelayanan pengumpulan sampah yang dilakukan oleh DKP Kota

Depok yaitu :

1. Daerah pemukiman yang teratur dengan ;

Door to door.

Pengangkutan dari TPS ke TPA.

2. Daerah pemukiman tidak teratur dengan;

Dikelola sendiri oleh warga.

Dikumpulkan di TPS, selanjutnya diangkut ke TPA.

3. Daerah pertokoan dengan:

Umumnya dilakukan door to door.

Dikumpulkan di TPS yang ada kemudian diangkut ke TPA.

Page 26: JURNALpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1652/1/Artikel... · maupun tempat pembuangan akhir sampah ... kegiatan pertanian sering disebut limbah hasil-hasil pertanian

PDF created with FinePrint pdf Factory trial version http://www.softwarelabs.com

4. Jalan protokol dengan :

• Sampah hasil dari penyapuan dikumpulkan dalam bak-bak penampungan

selanjutnya diangkut dengan truck sampah ke TPA.