Upload
lynhi
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
v
ABSTRAK
Jordi Moenalsyah
Nilai- Nilai Dakwah dalam Komunikasi Antara Pelatih dan
Pemain Di SSB Metro Kukusan Depok
Dakwah pada zaman yang semakin maju ini tetap harus
dilakukan manusia. Semakin berkembangnya zaman Nabi
Muhammad tetap harus mengamalkan dakwah demi kebaikan
kehidupan bersama. Di sisi lain, timbul pertanyaan apakah nilai
dakwah hanya bisa disampaikan secara formal di dalam khutbah
atau acara-acara keagamaan saja. Dalam kehidupan ini nilai-nilai
dakwah memegang peran penting untuk diamalkan setiap
manusia pada segala aktfitas, begitupun dalam kegiatan
berolahraga salah satunya bermain sepakbola. Dari permasalah
tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui apa saja nilai-nilai
dakwah dalam komunikasi antara pelatih dan pemain di SSB
Metro Kukusan Depok? Metode dakwah apa yang digunakan
pelatih kepada pemain di SSB Metro Kukusan Depok?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
paradigma konstruktivis. Adapun metode yang digunakan dalam
penelitian adalah deskriptif yaitu suatu penelitian yang
menggambarkan kejadian pada saat ini ataupun yang telah terjadi
di masa lampau. Pengunaan Teknik observasi, telaah pustaka
serta wawancara dengan narasumber.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai-
nilai dakwah, teori ini menjelaskan adanya beberapa nilai-nilai
dakwah secara universal yang dapat diaplikasikan ke dalam
kehidupan manusia. Nilai-nilai dakwah itu terbagi menjadi lima
vi
unsur, antara lain: Nilai kedisiplinan, nilai kejujuran, nilai kerja
keras, nilai kebersihan, dan nilai kompetisi.
Hasil penelitian dan analisi diketahui bahwa terdapat
nilai-nilai dakwah dalam komunikasi antara pelatih dan pemain di
SSB Metro Kukusan Depok, nilai-nilai dakwah yang ada di
komunikasi antara pelatih dan pemain di SSB Metro Kukusan
Depok terdapat dalam lima unsur teori nilai-nilai dakwah yang
disampain oleh pelatih kepada pemain. Dalam kegiatan berlatih
sepak bola maupun kegiatan di luar lapangan, niai-nilai dakwah
selalu disampaikan dan berusaha diterapak oleh pelatih dan
pemain. Kegiatan di dalam lapangan saat berlatih, nilai dakwah di
sampaikan saat memberikan materi latihan, di luar lapangan nilai-
nilai dakwah disampaikan melalui acara syukuran, pengajian, dan
juga saat sharing antara pelatih dan pemain. Dari penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa nilai-niai dakwah dapat diterapakn
disegala aktifitas kehidupan manusia, tidak terkecuali dalam
kegiatan berolahraga salah satunya sepakbola. Kedepannya
diharapkan nilai-nilai dakwah dalam komunikasi antara pemain
dan pelatih di sepakbola Metro Kukusan Depok dapat berjalan
secara konsisten.
Kata Kunci: Nilai, dakwah, SSB Metro Kukusan Depok, pelatih,
dan pemain
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillah, Puji Syukur
peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang tanpa henti
memberikan kenikmatan, keberkahan, kekuatan, kesabaran dan
ilmu pengetahuan sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas
penelitian skripsi ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa
Allah curahkan kepada Nabi Muhammad Saw, sebagai suri
tauladan di kehidupan ini, yang telah membawa umatnya dari
zaman kegelapan menuju zaman yang tercerahkan dengan ilmu
pengetahuan seperti saat ini.
Peneliti menyadari dalam penulisan skripsi ini peneliti
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti
mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Dr. Arief Subhan, M.A, sebagai Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan IlmuKomunikasi beserta Wakil Dekan
Bidang Akademik Suparto, M. Ed, Ph.D, M.A., Wakil
Dekan Bidang Administrasi Dr. Roudhonah, M.A.,
danWakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Dr. Suhaimi,
M. Si.
2. Drs. Masran, M.A, sebagai ketua Program Studi
Komunikasi dan PenyiaranIslam dan Fita
Faturokhmah, M.Si.selaku ketua dan sekretaris Prodi
Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3. Prof. Dr. H. M. Yunan Yusuf sebagai dosen
pembimbing yang telah meluangkan waktunya dan
senantiasa membimbing saya untuk menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Banyak sekali pelajaran serta
viii
pengalaman yang saya dapat. Sseorang guru besar
dalam bidang dakwah yang sangat saya hormati.
4. Bu Armawati Arbi, sebagai penasihat akademik yang
selalu memberikan pemikiran serta saran terbaik untuk
perkuliahan dan skripsi ini.
5. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah memberikan ilmu pengetahuan
serta pengalamannya kepada peneliti. Peneliti berharap
semoga ilmu yang diberikan dapat bermanfaat bagi
peneliti dan masyarakat luas, seperti halnya yang
dilakukan oleh guru-guru sekalian.
6. Segenap staff perpustakaan dan staff akademik yang
telah memberikan pelayanan kepada peneliti sehingga
peneliti dapat menyelesaikan perkuliahan.
7. Keluarga yang sangat saya cintai, kedua orang tua
tercinta, Ibu Ai Rusliah dan Ayah Aswandi, yang
selalu memberikan dan mendukung segala yang terbaik
untuk anak-anaknya, serta adik-adik yang lebih banyak
ngeselinnya dibanding mgedukungnya.
8. Sekolah Sepakbola Metro Kukusan Depok yang telah
menerima peneliti, serta tempat berlatih yang selalu
memberikan ilmu-ilmu yang hebat. Khususnya kepada
ketua umum SSB Metro Kukusan Depok Bapak
Syafrudi Abto\
9. Keluarga Besar KPI 2014 beserta teman-teman KPI C
2014, terimakasih atas bantuan dan kebersamaannya
selama empat tahun ini.
ix
10. Kuat Iman Project yang telah menjadi tempat saya
berkeluh kesah karena kalau sedang senang saya tidak
akan sama mereka. Terima kasih telah menjadi
keluarga baru: Arras, Zehan, Uda Riza, Begeng
Mardhani, Fiqri Beng, Hanif, Eko, Ra’is, Rialdi dan
Ucon
11. Sepakbola UIN Jakartam, telah menjadi tempat banyak
meraih prestasi yang tidak pernah dibanggakan kampus
sendiri. Tetap menjadi tempat menyenangkan sampai
kapanpun
12. Awidya Firdaus Sahararini, wanita yang selalu
memberikan support dalam bentuk apapun, terima
kasih telah menjadi teman baik saya, semoga kita
menjadi teman hidup selamanya. Aamiin.
Jakarta, November 2018
Jordi Moenalsyah
x
DAFTAR ISI
ABSTRAK.................................................................................. v
KATA PENGANTAR .............................................................. vii
DAFTAR ISI .............................................................................. x
BAB I .......................................................................................... 1
PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1
B. Pembatasan Masalah ........................................................ 4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................ 4
E. Tinjauan Kajian Terdahulu .............................................. 5
F. Metodologi Penelitian...................................................... 6
G. Sistematika Penulisan .................................................... 10
BAB II ...................................................................................... 12
KAJIAN TEORITIS ................................................................. 12
A. Nilai ............................................................................... 12
B. Dakwah .......................................................................... 13
C. Nilai- Nilai Dakwah ....................................................... 26
D. Komunikasi .................................................................... 29
BAB III ..................................................................................... 36
GAMBARAN UMUM ............................................................. 36
A. Sejarah Singkat SSB Metro Kukusan Depok ................ 36
B. Profil Sekolah Sepak Bola Metro Kukusan Depok ....... 39
C. Visi, Misi dan Tujuan .................................................... 40
D. Program Latihan SSB Metro Kukusan Depok .............. 42
E. Prestasi SSB Metro Kukusan Depok ............................. 45
F. Struktur Organisasi SSB Metro Kukusan Depok .......... 47
xi
BAB IV ..................................................................................... 48
ANALISIS HASIL TEMUAN .................................................. 48
A. Data dan Hasil Temuan ................................................. 48
B. Nilai-nilai Dakwah Dalam Komunikasi Antara Pelatih dan
Pemain di Sekolah Sepak Bola di Metro Kukusan Depok .... 51
C. Metode Dakwah Pelatih SSB Metro Kukusan Depok ... 62
BAB V ....................................................................................... 66
PENUTUP ................................................................................. 66
A. Kesimpulan .................................................................... 66
B. Saran ............................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 68
LAMPIRAN .............................................................................. 71
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara terminologis dakwah Islam telah banyak didefinisikan
oleh para ahli. Seperti yang disampaikan oleh Sayyid Qutb bahwa
dakwah merupakan kegiatan “mengajak” atau “menyeru” kepada
orang lain masuk ke dalam sabil (jalan) Allah SWT. Ahmad
Ghusuli menjelaskan bahwa dakwah merupakan pekerjaan atau
ucapan untuk mempengaruhi manusia supaya mengikuti Islam.1
Dakwah merupakan suatu ajakan atau seruan yang bermaksud
untuk mengubah suatu kebiasaan yang kurang baik ke arah yang
lebih baik secara individu ataupun secara kelompok. Berbagai
macam cara dalam berdakwah bisa dilakukan baik secara lisan,
tulisan, lukisan, ataupun dengan teknologi yang sedang maju
selagi itu bisa dinilai efektif dalam melakukan dakwah dengan
tidak mengurangi atau melebihkan dalam menyampaikan sesuatu.
Dakwah adalah ajakan menuju kebenaran (al-ma’ruf) dan
seruan untuk menjauhi kebathilan (al-munkar). Dalam
terminologi Islam, dakwah merupakan kewajiban yang harus
dijalankan oleh umat Islam, baik secara individu maupun
kelompok, sesuai kemampuan masing-masing.2 Dakwah bisa
dikatakan sebagai suatu proses dalam berkomunikasi, didalamnya
terdapat beberapa unsur yaitu ada orang yang menyampaikan
1 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: rosda, 2010). hlm, 14
2 Strategi United Sabah Islamic Association (USIA) Dalam Megembangkan
Dakwah di Kota Kiabalu Malaysia, Juhari hasan, (UIN Ar-Raniry: Banda
Aceh, 2017)., Hlm. 16. Jurnal Diakses pada Sabtu 2 Juni 2018 pukul 14:00
WIB
2
pesan (komunikator) orang yang menerima pesan (komunikan)
yang terjadi secara langsung ataupun dengan melalui media
perantara atau alat yang digunakan dalam menyampaikan pesan
tersebut.
Dakwah merupakan sebuah proses dalam komunikasi.
Namun, tidak semua proses komunikasi bisa dikategorikan
sebagai proses dakwah. Dakwah bisa dikatakan sebagai proses
komunikasi karena dalam dakwah terdapat proses mentransfer
pesan dan merubah sikap komunikan. Pesan-pesan dakwah yang
disampaikan haruslah dimengerti oleh orang yang disampaikan..
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan
penerimaan lambang yang mengandung arti, baik berupa
informasi, pemikiran, pengetahuan, dan lain sebagainya, dari
komuikator ke komunikan.3 Komunikasi secara umum memiliki
fungsi dan jika dikaitkan dengan media pada dasarnya adalah:
untuk menginformasikan (to inform); untuk mengedukasi (to
educate); untuk menghibur (to entertain); untuk mempengaruhi
(to influence).4
Mengacu pada salah satu fungsi komunikasi yaitu sebagai
sarana untuk mengedukasi, salah satu implementasi nyatanya
adalah bagaimana seorang pelatih mengedukasi pemainnya lewat
komunikasi berupa arahan maupun intruksi untuk dimengerti
pemainnya, yang akan berdampak kepada sebuah tim maupun
3 Hubungan Antara Efektivitas Komunikasi Mahasiswa-Dosen Pembimbing
Utama Skripsi dengan Stres dalam Menyusun Skripsi pada Mahasiswa
Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran, Rindang Gunawati, dkk.
(UNDIP: Semarang 2006) Hlm. 95. Jurnal Diakses pada Sabtu 2 Juni 2018
pukul 14:00 WIB. 4 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: rosda, 2010). hm. 34
3
pemain. Apabila komunikasi yang disampaikan bisa lebih mudah
ditangkap atau dimengerti, maka akan lebih mudah juga
merealisasikannya.
Berkomunikasi adalah sebuah keharusan bagi manusia.
Manusia sangat bergantung kepada komunikasi dalam segala
kebutuhan dengan sesamanya. Banyak juga kebutuhan manusia
yang hanya bisa diselesaikan dan dipuaskan melalui komunikasi..
Komunikasi merupakan pengiriman pesan-pesan dari seseorang
dan diterima oleh orang lain, atau sekelompok orang dengan efek
dan umpan balik yang langsung.5 seorang pelatih berusaha
melakukan pendekatan kepada pemainnya agar pesan atau
intruksi yang dia sampaikan berjalan dengan baik.
Dalam proses berkomunikasi antara pelatih dan pemain
ataupun antara pemain dan pemain, pasti akan ada timbulnya
umpan balik atau feedback. Umpan balik inilah yang nantinya
menimbulkan efek. Dalam sepakbola, apabila komunikasi terjadi
dengan baik antara pelatih dan pemain, maka permainan para
pemainnya akan terjalin dengan baik, lalu menimbulkan efek
yang didapatkan yaitu kemenangan yang juga akan berpengaruh
kepada sebuah tim.
Melalui komunikasi yang secara terus menerus dilakukan
antara pelatih dan pemain ini, maka Berdasarkan dari pengamatan
keadaan lingkungan di SSB Metro Kukusan Depok di atas, maka
penulis tertarik Dalam meneliti apakah nilai-nilai dakwah dalam
komunikasi antara pelatih dan pemain di SSB Metro Kukusan
5 Liliweri, Alo. Komunikasi Antar Pribadi. (Bandung: PT. Citra Aditya
Bhakti,1991).
4
Depok memberikan peranan yang penting. Skripsi ini ditulis
dengan Pedomn SK Rektor 2017. Dengan penjelasan
permasalahan di atas, maka dari itu penulis ingin mengangkat
judul tentang “NILAI-NILAI DAKWAH DALAM
KOMUNIKASI ANTARA PELATIH DAN PEMAIN
SEPAKBOLA DI SEKOLAH SEPAK BOLA METRO
KELURAHAN KUKUSAN KECAMATAN BEJI KOTA
DEPOK”.
B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi di atas, penulis ingin penelitian
ini fokus dan terarah. Peneliti memfokuskan kepada nilai-nilai
dakwah dalam komunikasi antara pelatih dan pemain
sepakbola di kegiatan berlatih dan bertanding SSB Metro
Kukusan Depok.
C. Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang di atas, maka peneliti
merumuskan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:
a. Apa saja nilai-nilai dakwah dalam komunikasi antara
pelatih dan pemain sepakbola di SSB Metro Kukusan
Depok?
b. Bagaimana metode dakwah Pelatih kepada Pemain
sepakbola di SSB Metro Kukusan Depok?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
5
a. Untuk mengetahui nilai-nilai dakwah dalam antara
pelatih dan pemain sepakbola di SSB Metro Kukusan
Depok.
b. Untuk mengetahui metode dakwah yang diberikan
pelatih kepada pemain sepakbola di SSB Metro
Kukusan Depok.
2. Manfaat penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Manfaat Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi
menambah ilmu pengetahuan, khususnya ilmu
komunikasi studi tentang nilai-nilai dakwah dalam
komunikasi, sehingga bermanfaat dalam kajian
mahasiswa/i jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.
b. Manfaat Praktik
Secara Praktis penelitian ini diharapkan menjadi
informasi awal bagi penelitian serupa, sehingga bisa
menjadi pelengkap dan pembanding pada penelitian
yang telah ada sebelumnya.
E. Tinjauan Kajian Terdahulu
Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui dan
menjelaskan bagiamana peran nilai-nilai dakwah dalam
komunikasi. Selanjutnya, untuk menghindari unsur plagiat, maka
dari pengamatan literatur yang ada, peneliti menemukan beberapa
penelitian yang sedikit memiliki kesamaan yaitu:
6
1. Alfianti, Dinda Tiara. 2016. Dengan judul penelitian
Retorika Dakwah Dzawin Nur Ikram dalam Stand Up
Comedy, adapun tujuan yang dilakukan dalam penelitian
ini yaitu untuk mengetahui bagaimana cara penyampaian
Dzawin Nur Ikram dalam materi berdakwahnya melalui
Stand Up Comedy dan untuk mengetahui apa saja pesan
dakwah yang terkandung dalam materi Stand Up Comedy,
kemudian metode pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini yakni dengan menggunakan pendekatan
kualitatif deskriptif yaitu sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan
lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.6
2. Muttaqin, Iman. 2016. Dengan judul skripsi Analis Nilai-
Nilai Dakwah dalam Standup Comedy. Tujuannya
mengetahui nilai-nilai dakwah dengan media standup
comedy yang disampaikan oleh salah seorang standup
comedian yang isi materinya banyak menyinggung
tentang kesombongan dan riya.7
F. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami
kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam
sosialisasi para penganut dan praktisinya. Paradigma
menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan
6 Dinda Tiara Alfianti, Skripsi: “Retorika Dakwah Dzawin Nur Ikram dalam
Stand Up Comedy” (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016) 7 Iman Muttaqin, Skripsi: “Analisis Nilai-nilai Dakwah dalam Standup
Comedy” (Yogyakarta: UMY, 2013)
7
masuk akal. Paradigma juga bersifat normatif, menunjukkan
kepada praktisinya apa yang harus dilakukan tanpa perlu
melakukan pertimbangan eksistensial atau epistemologis yang
panjang.8
Paradigma yang digunakan di dalam penelitian ini adalah
paradigma konstuktivis. Paradigma konstruktivis, yaitu
paradigma yang hampir merupakan antitesis dari paham yang
meletakkan pengamatan dan objektivitas dalam menemukan
suatu realitas atau ilmu pengetahuan. Paradigma ini
memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap
socially meaningful action melalui pengamatan langsung dan
terperinci terhadap perilaku sosial yang bersangkutan
menciptakan dan memelihara atau mengelola dunia sosial
mereka.
Dalam metodologi, paradigma ini menggunakan berbagai
macam jenis pengkonstruksian dan menggabungkannya
dalam sebuah konsensus. Proses ini melibatkan dua aspek:
hermeunetik dan dialetik. Hermeunetik merupakan aktivitas
dalam merangkai teks – percakapan, tulisan atau gambar.
Sedangkan dialetik adalah penggunaan dialog sebagai
pendekatan agar subyek yang diteliti dapat ditelaah
pemikirannya dan membandingkannya dengan cara berpikiri
peneliti. Dengan begitu, harmonitas komunikasi dan interaksi
dapat dicapai dengan maksimal
2. Pendekatan Penelitian
8 Deddy, Mulyana, Ilmu Komunikasi ; Suatu Pengantar (Bandung : PT.
Remaja Rosda Karya.2003)
8
Menurut Arikunto pendekatan kualitatif menitik beratkan
pada data-data penelitian yang akan dihasilkan berupa kata-
kata melalui pengamatan dan wawancara.9 Dalam penelitian
ini digunakan metode deskriptif kualitatif, pada penelitian ini
digambarkan sebuah fenomena lapangan melalui pengamatan
langsung dan dilakukan wawancara pada subyek yang telah
ditentukan. Kemudian dianalisa. Peneliti melakukan analisa
melalui praktek pelatih dan pemain untuk mendapatkan hasil
tujuan penelitian.
3. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Tempat latihan dan berkompetisi
SSB Metro Kukusan Depok pada bulan Juli – Agustus 2018
4. Subjek dan objek penelitan
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitiannya
adalah Pelatih dan Pemain di SSB Metro Kukusan Depok
objek penelitiannya adalah penerapan nilai-nilai dakwah
dalam komunikasi di SSB Metro Kukusan Depok
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data dilapangan dilakukan
beberapa tehnik, diantaranya:
A. Observasi, yaitu pengamatan secara langsung di
lapangan SSB Metro Kukusan Depok. Observasi
digunakan dalam mengamati dan mencatat secara
cermat perilaku informan pada saat wawancara
9 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian ; Suatu Pendekatan Praktek
(Jakarta : Rhieka cipta. 1998)h.10
9
maupun melakukan kegiatan pengembangan bahasa
baik di dalam ruangan terapi maupun di lingkungan.
Selain itu observasi ini dilakukan Dalam check and re-
check terhadap hasil wawancara.
B. Wawancara, yaitu percakapan yang dilakukan oleh
kedua belah pihak dengan mengajukan beberapa
pertanyaan dengan maksud tertentu. Wawancara
merupakan metode utama dalam penelitian
ini.Wawancara secara tatap muka dengan menggali
informasi secara mendetail dengan informan dan
informan yang terkait dalam penelitian ini. Diantara
orang yang akan diwawancarai adalah: Ketua Umum
SSB Kukusan Depok, Pelatih SSB Metro Kukusan
Depok, dan Siswa SSB Metro Kukusan Depok.
Bertempat di Sekertariat SSB Metro Kukusan depok,
9-13 Juli 2018.
C. Dokumentasi, menggunakan foto dan video berlatih
serta bertanding sebagai data penunjang bagi
penelitian. Foto serta bukti screenshot kegiatan
berlatih dan bertanding yang akan saya gunakan
sebagai data dokumentasi.
6. Teknik Analisis data
Setelah data – data dikumpulkan melalui teknik
pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan
dokumentasi, data tersebut kemudian di analisis. Penelitian
ini menggunakan metode deskriptif, dimana peneliti
10
mendeskripsikan temuan yang sesuai dengan yang ada di
lapangan. Format deskriptif ini bertujuan Dalam
menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi
yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian.10
Data yang disajikan ditulis atau di ceritakan sesuai fakta dan
temuan peneliti. Penelitian ini juga di hubungkan dengan teori
yang dipakai oleh peneliti.
G. Sistematika Penulisan
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah,
metodologi penelitian, pembatas dan perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, landasan teoritis dan konsep,
tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II: KAJIAN TEORITIS DAN KONSEP
Bab ini membahas kajian teoritis dan konsep yang
meliputi penjelasan tentang nilai-nilai dakwah dalam
komunikasi antara pelatih dan pemain di SSB Metro Kukusan
Depok
BAB III: GAMBARAN UMUM SSB METRO KUKUSAN
DEPOK
Bab ini membahas mengenai profil SSB Metro Kukusan
Depok diantaranya sejarah SSB Metro Kukusan Depok, visi
dan misi SSB Metro Kukusan Depok, penerapan nilai-nilai
dakwah dan proses berlatih SSB Metro Kukusan Depok
10
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2013) hlm. 48
11
BAB IV: ANALISIS DAN TEMUAN
Bab ini membahas tentang nilai-nilai
dakwah dalam komunikasi antara pelatih dan pemain sepak
bola di SSB Metro Kukusan Depok.
BAB V: PENUTUP
Dalam bab ini peneliti akan memberikan
saran dan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian.
12
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Nilai
Nilai adalah pandangan tertentu yang berkaitan dengan apa
yang penting dan yang tidak penting.11
Menurut kamus besar
bahasa Indonesia nilai dapat diartikan sifat-sifat atau hal-hal yang
penting atau berguna bagi kemanusiaan.12
Pengertian nilai Nilai dapat diartikan sebagai sesuatu yang
bersifat materialistik dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
dikarenakan, jika berbicara tentang nilai maka kita memandang
sesuatu dengan mengutamakan isi atau apa yang terkandung di
dalam suatu hal. Nilai juga bisa dianggap sebagai sebuah kualitas
dari sesuatu yang bermanfaat. Nilai juga dapat dipahami sebagai
suatu kata benda abstrak, yaitu mengacu pada sifat dari nilai atau
sifat bernilai.13
Al Qur’an dipercaya memuat nilai-nilai tertinggi yang
ditetapkan oleh Allah dan merupakan nilai-nilai resmi dari-Nya.
Nilai-nilai yang termuat dalam Al Qur’an selamanya “ada di
langit” kecuali setelah melalui proses dakwah.14
Apa yang paling
dasar dan paling sentral dari nilai-nilai Islam adalah Tauhid,
Tauhid adalah suatu konsep sentral yang berisi ajaran bahwa
Tuhan adalah pusat dari segala sesuatu dan bahwa manusia harus
11
Muhammad sulton, Desain Ilmu Dakwah, (Yogyakata: Pustaka Pelajar,
2003). Hlm. 141 12
http://kbbi.web.id/ 13
Muhammad sulton, Desain Ilmu Dakwah, (Yogyakata: Pustaka Pelajar,
2003). Hlm. 141 14
Muhammad sulton, Desain Ilmu Dakwah, (Yogyakata: Pustaka Pelajar,
2003). Hlm. 141-142.
13
mengabdikan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Bagi umat Islam,
tata nilai yang Islami dianggap sebagai nilai yang telah jelas
karena sumber dan rujukannya jelas, yaitu Al Qur’an dan Hadits.
Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa nilai adalah suatu
hal yang menentukan standar, prinsip, dan kualitas sesuatu. Nilai
juga bisa menjadi sebuah tolak ukur potensi manusiawi
seseorang. Secara Islami nilai adalah prinsip-prinsip atau ajaran-
ajaran yang terkandung dalam kehidupan yang seharusnya
menjadikan sebagai sebuah patokan dalam menjalani kehidupan.
B. Dakwah
Dakwah merupakan suatu kegiatan yang tidak asing dalam
Islam, bahkan dakwah merupakan kegiatan yang di haruskan
dalam Islam. Melakukan kegiatan dakwah tidak bisa dilakukan
secara spontan, melakukan kegiatan dakwah haruslah dibekali
dengan pengetahuan dan hal-hal yang harus dipelajari untuk
melakukan kegiatan Dakwah, berikut beberapa uraian seputar
Dakwah;
1. Pengertian dakwah.
Secara garis besar dakwah dapat dipahami sebagai proses
untuk merubah sikap atau tingkah laku seseorang ke arah
yang lebih baik dari sebelumnya, yang bertujuan untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dakwah adalah usaha menyampaikan sesuatu kepada
orang lain, baik itu perorangan atau kelompok tentang
14
pandangan dan tujuan hidup manusia sesuai Islam.15
Secara
terminologis dakwah Islam telah banyak didefinisikan oleh
para ahli. Sayyid Qutb memberi batasan dengan “mengajak”
atau “menyeru” kepada orang lain masuk ke dalam sabil
(jalan) Allah SWT. Pada surat Ali-Imran ayat 104 Allah SWT
berfirman:
Artinya:
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf
dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang
yang beruntung. ( Ali- Imran ayat 104)
Ahmad Ghusuli menjelaskan bahwa dakwah merupakan
pekerjaan atau ucapan untuk mempengaruhi manusia supaya
mengikuti Islam. Pada intinya, pemahaman lebih luas dari
pengertian dakwah yang telah didefinisikan oleh para ahli
tersebut adalah: ajakan ke jalan Allah SWT, dilaksanakan
secara berorganisasi, kegiatan untuk mempengaruhi manusia
agar masuk jalan Allah SWT, dan sasaran bisa secara jama’ah
atau berkelompok.16
Dakwah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada
jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk
15
Maryatin, Efektifitas Metode Ceramah dalam Penyampaian Dakwah Islam:
Studi pada kelompok pengajian di Perumahan Mojosongo Permai Kabupaten
Boyolali. (Salatiga: STAIN Salatiga, 2014) Hlm 106 16
Wahyu Ilaihi, komunikasi dakwah, (Bandung: rosda, 2010). hlm, 14
15
kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di
akhirat.17
Berikut ini adalah beberapa definisi mengenai dakwah
yang diungkapkan oleh para ahli:
a. Toha Yahya Omar: Definisi ilmu dakwah secara
umum adalah suatu ilmu pengetahuan yang berisi
cara-cara atau tuntunan bagaimana seharusnya
menarik perhatian manusia untuk menganut,
menyetujui, melaksanakan suatu ide/gagasan,
pendapat atau pekerjaan tertentu. Adapun definisi
dakwah menurut Islam adalah mengajak manusia
dengan cara yang bijaksana kepada jalan yang benar
sesuai peringatan Tuhan untuk kemaslahatan dan
kebahagiaan mereka di dunia dan diakhirat.18
b. Abu Bakar Dzakaria: Dakwah merupakan sebagian
kegiatan para ulama dengan mengajarkan manusia
kepada apa yang baik bagi mereka, yaitu
kehidupanmu dunia akhirat menurut kemampuan
mereka. AlKhuli‟i menjelaskan bahwa dakwah adalah
memindahkan umat dari satu situasi ke situasi yang
lain.
c. Hamzah Ya‟kub: Dakwah adalah kegiatan mengajak
dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti
petunjuk Allah SWT dan Rasul-nya.19
17
Muhammad sulthon, Desain Ilmu Dakwah, (Semarang: pustaka pelajar,
2003). hlm, 8. 18
Wahyu Ilaihi, komunikasi dakwah, hlm, 16. 19
Wahyu Ilaihi, komunikasi dakwah, hlm, 16
16
d. Ahmad Mubarok: Dakwah mengungkapkan bahwa
kegiatan dakwah adalah kegiatan komunikasi, dimana
da‟i mengkomunikasikan pesan dakwah kepada
mad‟u, baik secara perseorangan maupun kelompok.
Secara teknis, dakwah adalah komunikasi da‟i
(komunikator) dan mad‟u (komunikan).20
Kesimpulannya yaitu Dakwah memiliki proses
komunikasi da‟i (komunikator) dengan mad‟u (komunikan)
yang bersifat mengajak atau suatu ajakan. Ajakan kepada
setiap individu ataupun masyarakat kelompok untuk
mengarah kepada jalan yang benar dan merubah suatu
kebiasaan yang tadinya kurang baik menjadi lebih baik, serta
ajakan yang sifatnya mengajak menuju hal yang baik atau
amar ma’ruf dan ajakan untuk menjauhi setiap larangan atau
nahi munkar yang diperintahkan oleh Allah SWT kepada
setiap umatnya.
2. Tujuan Dakwah
Dakwah merupakan wahana untuk menyebarkan Islam ke
arah internalisasi nilai-nilai Islam dan melembagakannya
kedalam sendi-sendi lingkungan sosial.21
secara garis besar
tujuan dakwah adalah sebagai proses mengajak seseorang
kearah perubahan yang lebih baik, amar ma’ruf nahi munkar.
Secara khusus, tujuan dakwah itu dapat dibedakan menjadi
beberapa segi, yaitu:22
20
Wahyu Ilaihi, komunikasi dakwah, hlm, 24 21
Strategi Dakwah Syekh Ghazali, Dindin Sholahudin, Jurnal Ilmu Dakwah
Volume V No 17 2011, Hlm. 106-107 22
Ibid hlm, 39
17
a. Dari segi mitra dakwah
Mitra dakwah merukapan semua orang atau semua
pihak baik itu perseorangan, kelompok masyarakat
ataupun keluarga yang terlibat dengan kegiatan dakwah,
baik itu sebagai subjek dakwah atau pelaku dakwah dan
objek dakwah atau sasaran dakwah itu sendiri. Adapun
penjelasannya sebagai berikut:
1. Tujuan perseorangan, yaitu terbentuknya pribadi
muslim dengan iman yang kuat, berperilaku sesuai
dengan hukum-hukum Allah Swt. dan berakhlak
karimah.
2. Tujuan untuk keluarga, yaitu terbentuknya
keluarga bahagia, penuh ketentraman cinta dan
kasih antara anggota keluarga.
3. Tujuan untuk masyarakat, yaitu terbentuknya
masyarakat sejahtera yang penuh dengan suasana
keIslaman.
4. Tujuan umat manusia di seluruh dunia, yaitu
terbentuknya masyarakat dunia yang penuh
dengan kedamaian dan ketenangan dengan
tegaknya keadilan, persamaan hak dan kewajiban,
tidak adanya diskriminasi dan eksploitasi dan
saling tolong menolong dan menghormati.
b. Dari Segi Pesan
Tujuan dakwah dari segi pesan itu sendiri ialah
tercapainya pesanpesan, maksud atau target dari dakwah
18
itu sendiri untuk mengajak ke arah yang lebih baik atau
ber-amar ma’ruf nahi munkar.
1. Tujuan aqidah, yaitu tertanamnya aqidah yang
mantap di setiap hati manusia sehingga keyakinan
tentang ajaran-ajaran Islam tidak lagi dicampuri
dengan rasa keraguan.
2. Tujuan hukum, yaitu terbentuknya pribadi muslim
yang luhur dengan sifat-sifat yang terpuji dan
bersih dari sifat tercela
3. Unsur-unsur dakwah:
a. Dai
Dai adalah orang yang melaksanakan dakwah baik
secara lisan maupun tulisan ataupun perbuatan, baik
secara individu, kelompok atau bentuk oraganisasi. Siapa
Dai itu? Semua pribadi muslim berperan sebagai juru
dakwah, artinya orang yang harus menyampaikan atau
dikenal sebagai komunikator dakwah. Maka, yang dikenal
sebagai dai atau komunikator dakwah itu dapat
dikelompokkan menjadi:
1) Secara umum adalah setiap muslim atau muslimat
yang mukallaf (Dewasa) di mana bagi mereka
kewajiban dakwah merupakan suatu yang melekat,
tidak terpisahkan dari misinya sebagai penganut
islam, sesuai dengan perintah: “Sampaikan walau
satu ayat”
19
2) Secara khusus adalah mereka yang mengambil
keahlian khusus (mutakhasis) dalam bidang agama
islam, yang dikenal dengan panggilan ulama.
b. Madú
Madú adalah manusia yang menjadi mitra dakwah
atau menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima
dakwah, baik secara individu, kelompok, baik yang
beragama islam maupun tidak, dengan kata lain manusia
secara keseluruhan. Muhammad Abduh membagi Madú
menjadi 3 golongan yaitu:
1) Golongan cerdik cendekiawan yang cinta
kebenaran dan dapat berpikir secara kritis, cepat
menangkapan persoalan.
2) Golongan awan, yaitu kebanyakan orang yang
belum dapat berpikir sacara kritis dan mendalam,
belum dapat menangkap pengertian-pengertian
yang tinggi.
3) Golongan yang berbeda dengan golongan di atas
adalah mereka yang senang membahas sesuatu,
tetapi hanya dalam batas tertentu, tidak sanggup
mendalami benar.23
4. Media Dakwah
Alat-alat yang dipakai untuk menyampaikan ajaran Islam.
Hamzah Ya’qub membagi media dakwah itu menjadi lima:
23
Wahyu Ilaihi, komunikasi dakwah, (Bandung: rosda, 2010), hlm, 26
20
a. Lisan, inilah media dakwah yang paling sederhana
yang menggunakan lidah dan suara. Media ini dapat
berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan,
penyuluhan, dan sebagainya.
b. Tulisan, buku majalah, surat kabar, korespondensi
(Surat, e-mail, sms), spanduk dan lain-lain.
c. Lukisan, gambar, karikatur, dan sebagainya.
d. Audio visual yaitu alat dakwah yang dapat
merangsang indra pendengaran atau penglihatan dan
kedua-duanya, bisa berbentuk televisi, slide, ohp,
internet, dan sebagainya.
e. Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang
mencerminkan ajaran islam, yanh dapat dinikmati dan
didengarkan oleh madú.
Seseorang da’i sudah tentu memiliki tujuan yang hendak
dicapai, agar mencapai tujuan yang efektif dan efisien, da’i
harus mengorganisasi komponen-komponen (unsur) dakwah
secara baik dan tepat. Salah satu komponen adalah media
dakwah.24
5. Metode Dakwah
Secara bahasa metode berasal dari dua kata yaitu “meta”
(melalui) dan “Hodos” (jalan, cara). Dengan demikian kita
dapat mengartikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang
harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.25
Kaitannya
dengan proses dakwah metode dakwah dapat dipahami 24
Munir, Ilmu Dakwah, (Jakarta, AMZAH, 2009).hlm 114-115 25
Munzier Suparta dan Harjani Hefni, Metode Dakwah, (Jakarta: Prenada
Media, 2006). hlm 6
21
sebagai cara yang harus dilalui pelaku dakwah untuk
menciptakan dakwah yang efektif, artinya cara yang
disampaikan tepat guna.
Secara terperinci metode dakwah dalam Al Qur’anterekam
pada surat An-Nahl ayat 125, yaitu: hikmah, pelajaran yang
baik dan mujadalah. Hal tersebut dapat diambil pemahaman
bahwa metode dakwah itu meliputi tiga cakupan.26
, yaitu:
a. Hikmah
Sebagai metode dakwah, hikmah diartikan
bijaksana, akal budi yang mulia, dada yang lapang,
hati yang bersih, dan menarik perhatian orang kepada
agama dan Tuhan.
Menurut Imam Abdullah bin Ahmad Mahmud
An-Nasafi mengartikan hikmah, yaitu: “Dakwah bil-
hikmah” adalah dakwah dengan menggunakan
perkataan yang benar dan pasti, yaitu dalil yang
menjelaskan kebenaran dan menghilangkan
keraguan.27
Dari pengertian tersebut, M. Munir mengartikan
hikmah merupakan kemampuan dan ketepatan da’i
dalam memilih, memilah dan menyelaraskan teknik
dakwah dengan kondisi objektif mad’u.
Kata hikmah sering kali diterjemahkan dalam
pengertian bijaksana, yaitu suatu pendekatan
sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah
26
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2004).hlm 10-11 27
Munir, Ilmu Dakwah, (Jakarta, AMZAH, 2009).hlm 10-11
22
mampu melaksanakan apa yang didakwahkan, atas
kemauannya sendiri, tidak marasa ada paksaan,
konflik maupun rasa tertekan. Dalam bahasa
komunikasi hikmah menyangkut apa yang disebut
sebagai frame of reference, field of reference dan field
of experience, yaitu situasi total yang mempengaruhi
sikap terhadap pihak komunikan (obyek dakwah).28
b. Mauizhaah Hasanah
Terminologi mauizhaah hasanah dalam perspektif
dakwah sangat populer. Istilah mauizhaah hasanah terdiri
dari dua kata, mauizhaah dan hasanah. Kata mauizhaah
berarti nasihat, bimbingan, pendidikan dan peringatan,
sementara hasanah merupakan kebalikan dari sayyi’ah
yang artinya kebaikan lawan kejelekan. Mauizhaah
hasanah yaitu berdakwah dengan memberikan nasihat-
nasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam yang
disampaikan itu dapat menyentuh hati mereka.29
c. Mujadalah
Mujadalah adalah berdakwah dengan cara bertukar
pikiran dan membantah dengan cara yangsebaik- baiknya
dengan tidak memberikan tekanan- tekanan kepada
sasaran dakwah.30
6. Materi/Pesan dakwah:
28
Siti, Muriah, Metodelogi Dakwah Kontemporer, Cet.1, ( Yogyakarta:
Mitra Pustaka, 2000).hlm.39
29 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2004).hlm 136
30 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2004).hlm 136
23
Materi/ Pesan Dakwah adalah isi pesan yang disampaikan
dai kepada madú. Pada dasarnya pesan dakwah itu adalah
ajaran islam itu sendiri. Secara umum dapat dikelompokkan
menjadi:
a. Pesan Akidah, meliputi Iman kepada Allah SWT.
Iman kepada Malaikat-Nya, Iman kepada kitab-kitab-
Nya, Iman kepada Hari Akhir, Iman kepada Qadha-
Qadhar.
b. Pesan Syariah meliputi ibadah thaharah, shalat, zakat,
puasa, dan haji, serta muámallah:
1) Hukum perdata meliputi: hukum niaga, hukum
nikah, dah hukum waris.
2) Hukum public meliputi: hukum pidana, hukum
negara, hukum perang dan damai.
c. Pesan Akhlak meliputi akhlak terhadap Allah SWT.
Akhlak terhadap manusia yang meliputi; akhlak
terhadap manusia, diri sendiri, tetangga, masyarakat
lainnya, akhlak terhadap manusia, flora, fauna dan
sebagainya.
7. Efek dakwah
Efek dakwah dalam ilmu komunikasi biasa disebut
dengan Feed back (Umpan balik) adalah umpan balik dari
reaksi proses dakwah. Dalam Bahasa sedehananya adalah
reaksi dakwah yang ditimbulkan oleh aksi dakwah. Menurut
Jalaluddin Rahmat efek dapat terjadi pada tataran yaitu;
a. Efek Kognitif, yaitu terjadi jika ada perubahan pada
apa yang diketahui, dipahami, dan dipersepsi oleh
24
khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi
pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau
informasi.
b. Efek afektif, yaitu timbul jika ada perubahan pada apa
yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak,
yang meliputi segala yang berkaitan dengan emosi,
sikap, serta nilai.
c. Efek behavioral, yaitu merujuk pada perilaku nyata
dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan,
kegiatan, atau kebaiasaan tindakan berperilaku.31
8. Bentuk-bentuk Dakwah
Secara umum dakwah Islam itu dapat dikategorikan
kedalam tiga macam bentuk, yaitu:
1. Dakwah bi Al-Lisan yaitu dakwah yang dilaksanakan
melalui lisan, yang dilakukan antara lain dengan
ceramah-ceramah, khutbah, diskusi, nasihat, dan
lain-lain. Metode ceramah ini tampaknya sudah
sering dilakukan oleh para juru dakwah, baik
ceramah di majelis taklim, khutbah Jum’at di masjid-
masjid atau ceramah-cerama pengajian.
2. Dakwah bi Al-Hal yaitu dakwah dengan perbuatan
nyata yang meliputi keteladanan. Misalnya dengan
tindakan amal karya nyata yang dari karya nyata
tersebut hasilnya dapat dirasakan secara konkret oleh
masyarakat sebagai objek dakwah.
3. Dakwah bi Al-Qalam yaitu dakwah melalui tulisan
31
Wahyu Ilaihi, komunikasi dakwah, (Bandung: rosda, 2010), hlm. 28
25
yang dilakukan oleh keahlian menulis di surat kabar,
majalah, buku, maupun internet. Jangkauan yang
dapat dicapai oleh dakwah bi Al-qalam ini lebih luas
dari pada melalui media lisan, demikian pula dengan
metode yang digunakan tidak membutuhkan waktu
secara khusus untuk kegiatannya, kapan saja mad’u
dapat menikmati sajian dakwah bi Al- qalam ini.32
Sementara menurut M. Masyhur Amin, membagi dakwah
Islam ke dalam tiga macam bentuk dakwah, yaitu:
1. Dakwah bi al-lisan al-maqal, seperti yang selama ini
dipahami, melalui pengajian, kelompok majlis
taklim, dimana ajaran Islam disampaikan oleh da’i
secara langsung. Biasanya dakwah yang demikian ini
dikaitkan dengan perayaan hari-hari besar Islam,
seperti maulid Nabi Muhammad SAW, Nuzulul
Qur’an, Isra Mi’raj, kultum menjelang shalat terawih
dan sebagainya.
2. Dakwah bi al-lisan al-hal, melalui proyek-proyek
pengembangan masyarakat atau pengabdian
masyarakat.
3. Dakwah melalui social reconstruction, yang bersifat
multidimensional. Contoh dakwah ini dakwah
Rasulullah SAW, yang membangu kembali
masyarakat Arab, dari masyarakat jahiliyyah (Syirik,
32
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amzah, 2007), hal. 11
26
diskriminatif, perbudakan, permusuhan dan
kedzaliman) menjadi masyarakat islami (tauhid,
egalitarian, merdeka, persaudaraan dan adil).33
C. Nilai- Nilai Dakwah
Islam mempunyai nilai-nilai yang juga perlu diperhatikan
setiap da’i dalam melaksanakan dakwahnya agar berjalan
dengan baik dan lancar. Nilai-nilai tersebut adalah:
1. Akidah
Aqidah artinya sesuatu yang dipercayai dan diyakini
kebenaranya oleh hati manusia, sesuai ajaran Islam
dengan berpedoman kepada Al-Qur’an dan Al hadits.
Seperti yang tertulis dalam firman Allah SWT, dalam
Surat An Najm ayat 3-4 yang bunyinya:
“Dan tiadalah yang diucapkan itu (Al- Qur’an)
menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapkannya itu tiada
lain hanyalahwahyu yang diwahyukan (kepadanya)”.
(QS. An- Najm (53) :3-4).34
Dalam ayat tersebut Allah menyatakan bahwa apa
yang disampaikan Nabi Muhammad SAW, adalah benar
wahyu dari Allah, bukan buatan atau rekayasa Nabi
Muhammad itu sendiri.35
2. Akhlak
33
M. Masyhur Amin, Dinamika Islam Sejarah Transformasi dan Kebangkitan,
(Yogyakarta: LKPSM, 1995), hal. 187-188 34
Departemen Agama RI, Al-Quran dan terjemahanya, (Bandung: Gema
Risalah Pers, 1991).hal.856 35
Thoyib sahputra. Wahyudin, Aqidah Akhlak (Madrasah Aliyah Kelas1),
(Semarang: PT Toha Putra, 1994).hlm.3
27
Akhlakul Karimah artinya segala sesuatu kehendak
yang terbiasa dilakukan atau budi pekerti. Dalam Islam
akhlak bersumber pada Al-Qur’an dan As-sunnah.36
3. Syariah
Syariah artinya peraturan-peraturan yang diciptakan
Allah atau yang diciptakan pokok-pokoknya supaya
manusia berpegang kepadanya didalam hubungannya
dengan Allah, dengan saudara sesama muslim, dengan
saudara sesama manusia, beserta hubungannya dengan
alam sekitarnya dan hubungannya dengan kehidupan.37
Nilai (value) adalah pandangan tertentu yang berkaitan
dengan apa yang penting dan yang tidak penting 38
Al-Quran
dipercaya memuat nilai-nilai tinggi yang ditetapkan oleh
Allah Swt dan merupakan nilai-nilai resmi dari-Nya.39
Adapun sumber-sumber nilai yaitu:
a. Nilai Ilahi, yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunah.
b. Nilai Duniawi yang bersumber dari Ra`yu (Pemikiran),
Adat- Istiadat dan kenyataan alam.40
Ada beberapa nilai-nilai dakwah universal yang dapat
diaplikasikan dalam kehidupan umat, diantaranya:
1. Nilai Kedisiplinan
36
Thoyib sahputra. Wahyudin, Aqidah Akhlak (Madrasah Aliyah Kelas1),
(Semarang: PT Toha Putra, 1994), hlm.52 37
Isa Anshary, Mujahid Dakwah, Pembimbing Mubaligh Islam,
(Bandung, Cv.Diponegoro, 1984), hlm.151 38
Nurseri, Filsafat Dakwah Teori dan Praktik, (Palembang:P3RF,
2005).hlm.221 39
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu dakwah, ( Jakarta:PT. Raja
Grafindo Persada, 2001), hlm.141 40
Abu Ahmadi, MKDU Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam Untuk
Perguruan Tinggi, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994)., hlm.203
28
Disiplin bukan hanya milik tentara atau polisi saja, tetapi
menjadi milik semua orang yang ingin sukses. Kedisiplinan
tidak diartikan dengan kehidupan yang kaku dan susah
tersenyum. Kedisiplinan terkait erat dengan manajemen
waktu. Bagaimana waktu yang diberikan oleh Tuhan selama
24 jam dalam sehari dapat dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya untuk meraih kesuksesan di dunia dan akhirat.41
2. Nilai Kejujuran
Ada tiga hal penting yang bisa diterapkan dalam
kehidupan kita untuk memberantas ketidakjujuran dan
kejahatan lainnya yaitu:
a. Pelurusan akidah dengan meyakini dan
mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah
semata.
b. Berperilaku jujur dan jangan menyakiti orang lain.
c. Jangan merusak bumi. Maksudnya bisa diperluas
bukan hanya arti yaang sebenarnya, tetapi bisa
dimaksudkan jangan merusak sistem yang sudah
dibangun dengan baik, akibat dari perilaku
individu yang tidak jujur.42
3. Nilai Kerja keras
Siapa yang sungguh-sungguh dialah yang pasti dapat.
(man jadda wajada). Pepatah Arab tersebut merupakan
41
Abdul Basit, Wacana Dakwah Kontemporer, (Purwokerto: STAIN
Purwokerto Press, 2006) h. 257-277
42
Abdul Basit, Wacana Dakwah Kontemporer, (Purwokerto: STAIN
Purwokerto Press, 2006) h. 257-277
29
hukum sosial yang berlaku universal bagi masyarakat, tidak
mengenal etnis, agama maupun bahasa. Orang cina yang rajin
dan bekerja keras, pasti akan mendapatkan hasil dari kerja
kerasnya. Sebaliknya, umat Islam yang malas, pasti akan
menerima hasil yang sedikit karena kemalasannya.43
4. Nilai Kebersihan
Umat Islam seringkali diperkenalkan dan dianjurkan
untuk menjaga kebersihan. Setiap bahasan pertama tentang
Fiqh Islam diawali dengan pembahasan tentang kebersihan
seperti menghilangkan hadast besar dan kecil, menggunakan
air yang bersih lagi mensucikan, berwudlu, dan lain
sebagainya. Menjaga kebersihan merupakan nilai dakwah
universal yang dapat dilakukan oleh siapa saja, apalagi umat
Islam yang jelas-selas memiliki dasar kuat untuk menjaga
kebersihan.
5. Nilai Kompetisi
Islam tidak melarang umatnya untuk berkompetisi, karena
kompetisi merupakan salah satu motivasi psikologis yang
sangat umum dimiliki oleh setiap manusia. Setiap mahasiswa
akan memiliki motivasi untuk berkompetisi di antara teman-
temannya.44
D. Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
43
Abdul Basit, Wacana Dakwah Kontemporer, (Purwokerto: STAIN
Purwokerto Press, 2006) h. 257-277
44
Abdul Basit, Wacana Dakwah Kontemporer, (Purwokerto: STAIN
Purwokerto Press, 2006) h. 257-277
30
Kata atau istilah “komunikasi” merupakan terjemah
dari Bahasa Inggris Communication yang
dikembangkan di Amerika Serikat dan komunikasi pun
beraal dari unsur persurat kabaran, yakni journalism. 45
Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin
communis yang artinya membuat kebersamaan atau
membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.
Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa
latin Communico yang artinya membagi.
Harold D. Lasswell mendefinisikan bahwa cara
yang tepat dalam menerangkan suatu tindakan
komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Siapa yang
menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran
apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”.46
Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang
saling mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau
tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi
menggunakan bahasa verbal, tetapi juga menggunakan
bahasa nonverbal dalam hal ekspresi muka, lukisan,
seni, dan teknologi.
Dari pengertian komunikasi tersebut dapat
disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu
45
Roudhonah, Ilmu Komunikasi. Lembaga Penelitian (Jakarta: UIN
Jakarta dan UIN Press, 2007), cet-1 h. 9
46 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2005), h. 18
31
proses pertukaran pesan dari satu individu kepada
individu lain dan bisa menghasilkan umpan balik atau
respon.
Komunikasi merupakan alat untuk mewujudkan
interaksi antara sesama manusia dalam rangka saling
memberi informasi agar terciptanya saling memahami
dan sebagai bentuk penyatuan persepsi dari berbagai hal
atau masalah yang dihadapi dalam setiap kehidupan
manusia.
Dalam bahasa komunikasi pernyataan seseorang
dinamakan pesan (message), orang yang akan
menyampaikan pesan disebut komunikator
(communicator) sedangkan orang yang menerima
pernyataan diberi nama komunikan (communicate).
Berarti komunikasi adalah proses penyampaian pesan
dari komunikator kepada komunikan yang bertujuan
untuk menimbulkan efek tertentu pada komunikannya.
Dalam model komunikasi David K. Berlo, unsur-unsur
utama komunikasi terdiri atas SCMR yakni Source
(sumber atau pengirim), message (pesan atau
informasi), channel (saluran dan media), dan receiver
(penerima). Disamping itu terdapat tiga unsur lain yaitu
feedback (tanggapan balik), effect (efek) dan
environment (lingkungan).
a. Sumber
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan
sumber sebagai pengirim informasi. Sumber bisa terdiri
32
dari satu orang atau kelompok, misalnya partai,
oraganisasi atau lembaga.
b. Pesan
Pesan adalah sesuatu (pengetahuan, hiburan,
informasi, nasehat atau propaganda) yang disampaikan
pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan
dengan cara tatap muka atau melalui media
komunikasi.
c. Saluran dan Media
Saluran komunikasi terdiri atas komunikasi lisan,
tertulis, dan elektronik.
d. Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan
yang dikirim oleh pengirim.
e. Umpan Balik
Umpan balik merupakan respon atau reaksi yang
diberikan oleh penerima.
f. Efek
Efek atau pengaruh merupakan perbedaan antara
apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh
penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.
g. Lingkungan
Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu
yang dapat memperngaruhi jalannya komunikasi.47
47
David K Berlo. The Process of Communication: An Introduction to Theory
and Practice. (New York: Holt, Rinehart and Winston, 2010), h. 24
33
Setiap unsur ini akan saling bergantung satu sama lain dan
memiliki peranan penting dalam membangun proses
komunikasi. Proses komunikasi yaitu proses berlangsungnya
komunikasi yang dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud
berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu
pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang
disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk
bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa
dimengerti kedua belah pihak.
b. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui
suatu media atau saluran baik secara langsung maupun
tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui
telpon, surat, e-mail atau media lainnya.
c. Komunikan (receiver) menerima pesan yang
disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang
diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti kedua
pihak.
d. Umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan
yang dikirimkan, diberikan kembali oleh komunikan,
apakah dia mengerti atau memahami pesan yang
dimaksud oleh si pengirim.48
48
David K Berlo. The Process of Communication: An Introduction to Theory
and Practice. (New York: Holt, Rinehart and Winston, 2010), h. 26
34
Proses terjadinya komunikasi juga sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor tertentu. Faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya komunikasi tersebut seperti:
a. Faktor lingkungan fisik menunjukkan bahwa suatu
proses komunikasi hanya bisa terjadi kalau tidak
terdapat rintangan fisik atau geografis.
b. Faktor lingkungan social menunjukkan faktor social
budaya, ekonomi dan politik yang bisa menjadi
kendala terjadinya komunikasi, misalnya saja
perbedaan bahasa.
c. Faktor dimensi psikologi adalah pertimbangan
kejiwaan yang digunakan dalam proses
berkomunikasi. Misalnya saja penyampaian pesan
yang seperti apa agar tidak menyinggung perasaan
orang, karena jika penerima pesan merasa
tersinggung dengan apa yang disampaikan maka
pesan yang disampaikan tidak dapat menimbulkan
efek seperti yang diharapkan.
d. Faktor dimensi waktu menunjukkan situasi yang
tepat untuk melakukan kegiatan komunikasi.49
2. Komunikasi Antara Pelatih dan Pemain Sepakbola Di
SSB Metro Kukusan Depok
Komunikasi yang terbentuk antara pelatih dan pemain
sepakbola dapat terjadi di dalam maupun luar lapangan.
Beragam bentuk komunikasi tercipta karena adanya
49
Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. (Bandung:
Rosda Karya, 2004), h. 32
35
tujuan di dalam komunikasi. Komunkasi dari pelatih
dan pemain disebut dengan intruksi, yaitu arahan yang
diberikan pelatih kepada pemain untuk mencapai
tujuan yang dimaksud pelatih.
36
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Singkat SSB Metro Kukusan Depok
SSB Metro Kukusan Depok didirikan pertama kali karena
diawali oleh rasa peduli terhadap tumbuh kembangnya
pendidikan sepakbola sejak usia dini. Rasa peduli yang juga
didorong oleh rasa khawatir terhadap regenerasi pemain
sepakbola yang mulai tertiggal oleh negara lain. SSB Metro
Kukusan didrikan karena potensi anak-anak di Depok. Di Depok
khususnya Kukusan yang mempunyai hobi dan juga kemampuan
bermain sepak bola yang baik, SSB Metro Kukusan Depok
didirikan sebagai wadah atau juga penyalur bakat anak-anak
Depok agar tumbuh kembang bakat mereka bisa diasah dan
mendapatkan wadah untuk mendapatkan edukasi dan juga dapat
berkompetisi untuk mengasah kemampuan mereka.50
Sebelum mendirikan SSB Metro Kukusan Depok, Syafrudin
Abto adalah seorang pemain sepakbola yang aktif di klub
sepakbola Persija Jakarta pada tahun 1990an. Syafrudin
mendirikan SSB Metro Kukusan Depok karena ingin anak-anak
yang mempunyai potensi bisa dilatih dan berkompetisi sejak usia
dini, sehingga nanti jika sudah dewasa para anak didik ini mampu
menjadi pemain sepakbola yang berbakat. Di samping itu
Syafrudin juga ingin tetap berkecimpung di dunia sepakbola
selepas dirinya pensiun sebagai pesepakbola professional.51
50
Wawancara dengan Syafrudin Abto, Pendiri dan Pelatih Kepala Sekolah
Sepak Bola Metro Kukusan Depok di Sekretariat Sekolah Sepak Bola Metro
Kukusan Depok pada 26 Juli 2018 51
Wawancara dengan Syafrudin Abto, pada 26 Juli 2018
37
Saat pertama kali mendirikan SSB Metrok Kukusan Depok
hingga dimulainya proses melatih, sempat ada yang
mempertanyakan kapasitas dan juga kualitas dari SSB dan juga
pelatih yang ada di SSB Metro Kukusan Depok. Dikarenakan
pada awalnya, pelatih yang ada di SSB Metro Kukusan Depok
belum mempunyai lisensi melatih dan hanya melatih pengalaman
yang mereka miliki saja. Hal inilah yang menyebabkan
kurangnya minat pendaftar pada awal berdirinya SSB Metro
Kukusan Depok.52
Seiring berjalannya waktu dan juga banyaknya Sekolah Sepak
Bola lain yang berdiri di Depok, kualitas pelatih akhirnya
diperbaiki,dengan memakai pelatih yang berlisensi dan juga alat-
alat latihan yang memadai. Hal ini juga lah yangpada akhirnya
membuat meningkatnya pendaftar di SSB Metro Kukusan Depok.
Sekolah sepak bola yang ada di depok pun akhirnya tergabung
dalam ASSBD (Asosiasi Sekolah Sepak Bola Depok).53
Peserta SSB Metro Kukusan Depok meningkat dari tahun ke
tahun. Para peserta juga banyak yang berasal dari daerah luar
Depok, hal ini dikarenakan karena meningkatnya kualitas yang
dimiliki SSB Metro Kukusan Depok dibandingkan dengan
Sekolah Sepak Bola lainnya yang ada di Depok. Para orang tua
sangat kritis dalam memilih Sekolah Sepak Bola untuk anaknya,
tidak juah berbeda dengan cara mereka memilih sekolah formal.
Di samping pendidikan Sepak Bolanya, SSB Metro Kukusan
juga menanamkan nilai-nilai agama untuk anak didiknya,
52
Wawancara dengan Syafrudin Abto, pada 26 Juli 2018 53
Wawancara dengan Syafrudin Abto, pada 26 Juli 2018
38
seringkali mereka mengadakan doa bersama sebelum memulai
kompetisi dan selalu ada acara syukuran setelah mereka
mengikuti kompetisi, apapun hasilnya.54
Peserta didik yang ada di SSB Metro Kukusan Depok dilatih
sesuai dengan kategori umurnya masing-masing, hal ini bertujuan
untuk menyamaratakan latihan sesuai dengan kebutuhan umur
siswa, kategori umur yang ada di SSB Metro Kukusan Depok:
1. Kategori umur 6-7 tahun.
Di kategori ini merupakan tahap perkenalan anak-anak
terhadap sepak bola, fun game dan fun training merupakan
materi latihan yang digunakan pada kategori ini. Tidak ada
latihan fisik secara khusus, karena kategori umur ini
merupakan kategori dasar dan permulaan.
2. Kategori 8-12
Di kategori ini para anak didik di SSB Metro Kukusan
Depok mulai dikenalkan tentang strategi bagaimana bermain
sepak bola yang baik dan benar. Latihan fisik mulai
diberlakukan pada kategori ini, hal ini dibutuhkan untuk
ketahanan fisik para anak didik.
3. Kategori 13-16
Di kategori ini para anak didik mulai diarahkan menjadi
pesepakbola yang siap untuk berkompetisi secarap penuh,
lapangan yang digunakan adalah lapangan standar
professional dan juga memakai peraturan sepak bola secara
54
Wawancara dengan Syafrudin Abto, pada 26 Juli 2018
39
penuh. Hal ini bertujuan agar anak didik memahami
sepakbola yang sesungguhnya.55
Di antara semua kategori ini, semua pemain akan
mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kompetisi yang
banyak terselenggara di setiap tahunnya, namun pemain yang
bisa mengikuti kompetisi adalah pemain yang dipillih oleh
pelatih berdasarkan kualitas dan kebutuhan tim.
B. Profil Sekolah Sepak Bola Metro Kukusan Depok
Sekolah Sepak Bola Metro Kukusan wadah khususnya bagi
mereka yang mempunyai bakat sepak bola dan ingin
mendapatkan edukasi tentang sepakbola dari segi latihan dan juga
55
Dokumen pelaksanaan program latihan SSB Metro Kukusan Depok, 1999.
40
kesempatan berkompetisi. SSB Metro Kukusan Depok didirikan
oleh Bapak Syafrudin Abto pada Juni tahun 1999.
Alamat: Lapangan Persik Kukusan Jl. KH. Ahmad Dahlan III
No. 16 A RT 01/06 Kukusan Depok
Nomor Telepon: 021 786 8189
Email: [email protected]
Facebook: SSB Metro Depok
Twitter: @SsbMetro
Jadwal Latihan: Selasa, Kamis dan Minggu
SSB Metro Kukusan juga sudah terdaftar sebagai SSB yang
resmi karena sudah tercantum dalam daftar ASSBD (Asosiasi
Sekolah Sepak Bola Depok) serta telah memiliki 250 peserta
didik aktif.56
C. Visi, Misi dan Tujuan
Seperti lembaga maupun sekolah yang formal, sekolah sepak
bola juga harus memiliki visi, misi dan tujuan yang jelas. Suatu
gambaran mengenai masa depan yang berisikan cita-cita yang
ingin diwujudkan adalah sebuah visi, lalu misinya adalah
bagaimana cara yang tepat untuk merealisasikan visi tersebut.
Program-program latihan yang ada di SSB Metro Kukusan
Depok pada dasarnya memiliki visi berupa pehamanan tentang
sepakbola dari mulai dasar hingga ke level professional
1. Visi SSB Metro Kukusan Depok:
56
Wawancara dengan Syafrudin Abto, pada 26 Juli 2018
41
a. Melatih dan membentuk karakter seorang anak didik
agar menjadi pemain sepakbola yang handal dan juga
mengetahui secara luas apa itu sepakbola.
b. Meningkatkan gairah berlatih dan mencapai prestasi
maksimal
c. Merangsang dan mengarahkan anak-anak sejak usia
dini dan remaja untuk berlatih sepakbola yang baik
dan terarah.
2. Misi SSB Metro Kukusan Depok:
a. Memberikan pendidikan secara rutin kepada anak
didik berdasarkan pola latihan yang diberikan, dalam
rangaka membentuk seorang anak didik menjadi
pemain sepakbola yang tidak hanya bisa bermain
namun juga paham sepakbola dari segala sisi.
b. Mempersiapkan kader-kader pesepakbola yang
tangguh dan memiliki akhlak yang baik.
c. Memberi kesempatan dan sarana kepada anak-anak
untuk menjadi pemain sepakbola yang handal dan
dapat berguna bagi pribadinya, masyarakat, dan
negara.
3. Tujuan SSB Metro Kukusan Depok:
a. Membantu dan menciptakan sarana bagi para orang
tua yang anaknya memiliki bakat dalam bidang
olahraga sepak bola. Agar anak tersebut dapat
42
terbentuk dan tumbuh sebagai pemain sepakbola yang
baik dan handal.57
Disamping tujuan secara umum, tujuan lain SSB Metro
Kukusan Depok juga menciptakan para peserta didik yang selalu
melibatkan agama dalam setiap kegiatannya, terutama dalam
bermain sepak bola. Pelatih-pelatih di SSB Metro Kukusan
menanamkan nilai-nilai agama yang membuat mereka berlatih
dan bermain secara sportif serta berkerja keras, lalu berdoa
hingga apa yang mereka inginkan dapat tercapai.58
D. Program Latihan SSB Metro Kukusan Depok
SSB Metro Kukusan Depok memiliki progam latihan yang
berbeda pada setiap harinya, hal ini bertujuan agar peserta didik
mampu menguasai satu teknik dalam setiap pertemuannya, untuk
kemudia diterapkan di hari pertandingan. Dalam kegiatan
berlatih, SSB Metro Kukusan Depok memiliki tiga aspek:
1. Aspek Dasar:
a. Pengenalan awal terhadap sepakbola
Aspek ini adalah aspek yang paling awal dipelajari di
SSB. Aspek yang mengenalkan apa itu sepakbola,
bagaimana sepakbola bermula, dan juga sejarah
sepakbola.
b. Memahami peraturan sepakbola
57
Dokumen pelaksanaan program latihan SSB Metro Kukusan Depok, 1999. 58
Wawancara dengan Syafrudin Abto, Pendiri dan Pelatih Kepala Sekolah
Sepak Bola Metro Kukusan Depok di Sekretariat Sekolah Sepak Bola Metro
Kukusan Depok pada 26 Juli 2018
43
Aspek yang mengajarkan para peserta didik ada
berapa banyak peraturan sepakbola yang harus diketahui
dan dipahami. Mulai dari waktu, syarat, dan juga hal-hal
lain yang menyangkut peraturan sepakbola.
c. Program grassroot dasar-dasar bermain sepak bola
Aspek yang mengenalkan teknik-teknik bermain
sepakbola dasar secara materi.
d. Praktik dasar cara bermain sepak bola
Aspek praktik secara umum dalam sepakbola, dalam
aspek ini para peserta didik langsung turun ke lapangan
dan dengan bebas bermain sepakbola dan dipandu oleh
pelatih.59
2. Aspek Junior:
a. Pratik Passing
Praktik yang menekankan pada tekhnik passing atau
mengoper bola secara khusus, agar para peserta didik
dapat menguasai tekhnik ini dengan sempurna.
b. Praktik Dribbling
Praktik yang menekankan pada tekhnik dribbling atau
menggiring bola secara khusus, agar para peserta didik
dapat menguasai tekhnik ini dengan sempurna.
c. Praktik Control
Praktik yang menekankan pada tekhnik control atau
menahan bola secara khusus, agar para peserta didik dapat
menguasai tekhnik ini dengan sempurna.
d. Team work
59
Dokumen pelaksanaan program latihan SSB Metro Kukusan Depok, 1999.
44
Team work atau kerja sama masuk kedalam aspek
dasar. Dalam hal ini tidak hanya kerja sama di dalam
lapangan, tapi juga di luar lapangan agar terbentuknya
kekuatan fisik.
e. Pembentukan Mental
Dalam aspek ini para peserta didik diminta untuk tidak
mudah menyerah dan selalu bersemangat. Aspek ini
biasanya diaplikasikan dalam bentuk lomba anta individu.
f. Latihan Fisik dasar
Aspek untuk melatih kekuatan fisik. Aspek ini biasa
dilakukan dengan atau tanpa bola, dimaksudkan untuk
mebentuk fisik peserta didik agar kuat dalam bermain
sepakbola.
g. Penerapan Small Set Game
Aspek pembiasaan penerapan pertandingan sepak bola
secara dasar. Belum dengan lapangan yang besar, hal ini
dimaskudkan agar penerapan tekhnik yang diajarkan lebih
banyak dipratikan, penciptaan goal belum ada di aspek
ini.60
3. Aspek Senior:
a. Pelatihan Full Game
Aspek yang mulai menerapkan pertandingan
sepakbola yang sebenarnya. Waktu, peraturan dan ada
perangkat pertandingan yang memimpin pertandingan
secara lengkap.
60
Dokumen pelaksanaan program latihan SSB Metro Kukusan Depok, 1999.
45
b. Pemahaman taktik dan strategi Sepakbola
Penerapan strategi dan taktik sepakbola. Penggunaan
formasi mulai harus dipahami oleh para peserta didik.
c. Peningkatan skill individu
Pelatihan dasar yang sebelumnya sudah dilakukan
oleh para peserta didik ditingkatkan kembali. Peserta
didik dituntuk harus memiliki skill yang mumpuni secara
impovisasi.
d. Keikutsertaan Kompetisi
Penerapan hasil latihan dalam kompetisi. Mengukur
hasil dan keberhasilan yang didapat dalam latihan.61
E. Prestasi SSB Metro Kukusan Depok
1. Juara 3 Piala SSB Gor Ragunan usia 10 tahun 2002
2. Juara 3 Piala Japan Internasional School usia 14 tahun
2003
3. Juara 3 Piala ASSBD (Asosiasi Sekolah Sepak Bola
Depok) usia 13 Tahun 2003
4. Juara 3 Piala Walikota Depok usia 14 tahun 2004
5. Juara 3 Piala PENGCA PSSI Kota Depok usia 13 tahun
2005
6. Juara 3 Piala SSB Sparta Limo Depok usia 12 tahun 2006
7. Juara 2 Piala SSB Atmajaya Depok usia 12 Tahun 2007
8. Juara 1 Piala Walikota Depok usia 14 tahun 2008
9. Juara 1 Piala Walikota Depok usia 15 tahun 2009
10. Juara 2 Piala SSB Walikota Depok usia 15 tahun 2009
11. Juara 2 Piala SSB Sparta Limo Depok usia 10 tahun 2009
61
Dokumen pelaksanaan program latihan SSB Metro Kukusan Depok, 1999.
46
12. Juara 1 Piala ASSBD (Asosiasi Sekolah Sepak Bola
Depok) usia 8 tahun 2010,2011,2012 dan 2013
13. Juara 1 Piala ASSBD (Asosiasi Sekolah Sepak Bola
Depok) usia 9 tahun 2010, 2011, 2012 dan 2013.
14. Juara 1 Piala Walikota Depok usia 8 tahun 2012
15. Juara 1 HUT ke-10 SSB Metro Kukusan Depok usia 14
tahun 2009
16. Juara 3 Festival Sepakbola Atmajaya Cup III Kota Depok
2011
17. Juara 1 Liga ASSBD 2012 U-16
18. Juara 2 Indonesia Junior League (Liga Sentul) usia 10
tahun 2013
19. Juara 1 Festival turnamen Sepakbola Kota Depok 2013
20. Juara 1 Danone Nations Cup Regional Jawa Barat 2015
21. Juara 3 Danone Nations Cup Regional Nasional 2015
22. Juara 3 Festival Piala SSB Metro Kukusan Depok U-14
Tahun 2017
23. Juara 1 Kompetisi Sepakbola Sekolah Depok tahun
2017.62
62
Data berdasarkan kunjungan lapangan ke Sekertariat SSB Metro Kukusan
Depok pada 26 Juli 2018
47
F. Struktur Organisasi SSB Metro Kukusan Depok
Struktur kepelatihan terkadang tidak baku, seringkali Pak
Syafrudin selaku pendiri juga ikut melatih untuk menggantikan
pelatih yang berhalangan hadir.63
63
Dokumen pelaksanaan program latihan SSB Metro Kukusan Depok, 1999.
Pendiri
Syafrudin Abto
Sekertaris dan Bendahara
Ibu Seno
Pelatih Kepala
Coach Peter
Pelatih Kelompok Umur
Coach Budi
Coach Yusuf
Coach Farhan
Manager
Riko
48
BAB IV
ANALISIS HASIL TEMUAN
Foto dijelasi lagi ngapain, ada kegiatan komunikasinya, apa yg
diomongin, kapan, sama siapa, bikin karangan penjelasan
fotonya
A. Data dan Hasil Temuan
Berikut ini saya paparkan hasil penelitian dan observasi saya
di SSB Metro Kukusan Depok:
Observasi dilakukan tepat di saat penyelenggaraan
kompetisi Sekolah sepakbola Jabodetabek, yang dimana SSB
Metro Kukusan Depok menjadi penyelennggara sekaligus
peserta.
49
Pelatih memberikan arahan dan motivasi kepada para
pemain sebelum bertanding, dalam kesempatan ini Pak Budi
selaku pelatih menginginkan pemain untuk bermain bagus dan
tidak mengasari pemain lawan.
“Kalian harus bermain dengan semangat dan tanpa kenal
menyerah, bermain dengan sportif dan jangan mencederai
lawan”
50
Coach Aam memberikan motivasi kepada para
pemainnya yang baru saja menderita kekalahan yang cukup
telak, Coach Aam meminta para pemainnya untuk tidak
mudah menyerah dan fokus untuk pertandingan selanjutnya.
“Kita lupain hasil pertandingan yang tadi, menang ataupun
kalah adalah hal yang biasa, di pertandingan selanjutnya kita
harus berjuang dan menang.”
51
Coach cina memberikan arahan kepada anak didiknya,
pelatih mengaharapkan insturuksinya dapat diterapkan dengan
baik.
B. Nilai-nilai Dakwah Dalam Komunikasi Antara Pelatih
dan Pemain di Sekolah Sepak Bola di Metro Kukusan
Depok
Dakwah adalah ajakan atau seruan kepada umat muslim untuk
mengubah pribadi kepada yang lebih baik, kepada diri sendiri
maupun orang lain. Berdakwah dianjurkan kepada semua muslim,
seperti halnya yang dilakukan kepada para Rasul. Jika dakwah
terus menerus dilakukan kepada setiap manusia, dan disampaikan
dengan baik lalu juga mampu diterima dengan baik, maka sikap
dan tingkah laku pribadi maupun masyarakat akan sesuai dengan
kebaikan yang ada di ajaran islam.
Kegiatan berdakwah harus dilakukan dalam kegiatan sehari-
hari, tidak hanya dilakukan oleh seorang penceramah maupun
ustadz, kegiatan berdakwah pada dasarnya dapat dilakukan oleh
52
semua orang. Hal ini berkaitan dengan bagaimana setiap individu
manusia harus saling mengingatkan dan berbuat baik dari hal
sekecil apapun terhadap sesamanya. Setiap muslim mempunyai
kewajiban dakwah kepada muslim lainnya yang sesuai dengan
Hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhori dari sahabat Abdullah
Ibn Umar r.a “sampaikanlah dari-Ku walau cuma satu ayat”.
Tidak terlepas dari nilai-nilai dakwah yang mencakupi semua
kegiatan agama, nilai-nilai dakwah juga harus diterapkan dalam
kehidupan manusiasehari hari.
Dalam hal ini adalah kegiatan berolahraga dalam bidang
sepakbola. Olahraga sepakbola juga tidak bisa terlepas dari nilai-
nilai dakwah di dalamnya. Ketua Sekolah sepak bola Metro
Kukusan, Syafrudin Abto mengatakan bahwa selain dasar-dasar
sepakbola, nilai-nilai keislaman juga harus ditanamkan, hal ini
bertujuan agar para peserta didik juga menerapkan nilai-nilai
keislaman dalam kegiatan berolahraganya.64
Dalam kegiatan berkomunikasi antara pelatih dan pemain
sepak bola terdapat nilai-nilai dakwah yang terkandung di
dalamnya. Nilai-nilai dakwah tersebut mempunyai pengaruh
terhadap perilaku dan juga mempunyai manfaat terhadap hampir
semua aspek sosial dalam keidupan manusia.
64
Wawancara dengan Syafrudin Abto, Pendiri dan Pelatih Kepala Sekolah
Sepak Bola Metro Kukusan Depok di Sekretariat Sekolah Sepak Bola Metro
Kukusan Depok pada 26 Juli 2018
53
Nilai-nilai dakwah ini secara langsung ditanamkan oleh
seorang pelatih sekolah sepak bola kepada pemainnya, agar nilai-
nilai dakwah dapat diserap dan dipraktikan dalam kehidupannya.
Nilai-nilai dakwah dalam kegiatan Komunikasi antara pelatih
dan pemain sepakbola di sekolah sepak bola Metro Kukusan
Depok:
1. Nilai Kedisplinan
Disiplin merupakan suatu sikap patuh dan menuruti
sebuah peraturan yang telah ditetapkan. Disiplin haruslah
dilakukan secara tanpa pamrih, disiplin juga merupakan
perbuatan menghargai dan tidak lalau menjalankan sebuah
peraturan.
“Displin merupakan hal pertama yang harus dimiliki
setiap anak didiknya, kami memberikan waktu latihan kepada
peserta didik pada hari Selasa dan Kamis pada jam 13:00 –
16:00, waktu yang diterapkan selama tiga jam harus
dimanfaat dengan baik oleh para peserta didik,jika tidak
maka para peserta didik akan kehilangan waktu untuk
berlatih yang bisa menghambat perkembangannya sendiri”.65
Selain itu juga ditanamkan nilai kedisiplinan terhadap
ibadah.
“Harus seimbang ya dalam melakukan disiplin, tidak
hanya dalam urusan latihan, yang terutama harus kita 65
Wawancara dengan Syafrudin Abto, Pendiri dan Pelatih Kepala Sekolah
Sepak Bola Metro Kukusan Depok di Sekretariat Sekolah Sepak Bola Metro
Kukusan Depok pada 26 Juli 2018
54
tanamkan adalah disiplin dalam beribadah, makanya di dekat
lapangan ini saya siapkan musholla, tujuannya agar para
pemain bisa mudah melaksanakan salat. Kami juga
bertanggung jawab berperan sebagai orang tua di Sekolah
Sepak Bola ini”66
Hasil temuan yang didapatkan menyebutkan bahwa
hampir secara keseluruhan para peserta didik di Sekolah
Sepak Bola Metro Kukusan ini sudah menerapkan nilai
kedisplinan dengan benar. Para pemain datang bahkan lebih
cepat dari waktu latihannya, hal ini bertujuan agar mereka
bisa melakukan persiapan latihan secara tidak terburu-buru.
Para pemain juga melaksanakan salat Dzuhur berjamaah di
musholla yang berada di samping sekretarian SSB Metro
Kukusan Depok.
Selain itu juga peneliti menemukan nilai-nilai kedispilinan
pada individu para peserta didik.
“Saya sengaja datang lebih awal karena untuk persiapan,
jadi saat jam 13:00 sudah benar-benar siap untuk latihan,
bukannya masih di jalan atau baru siap-siap dari rumah.
Biar maksimal waktu latihannya, kadang juga kalau pelatih
66
Wawancara dengan Syafrudin Abto, Pendiri dan Pelatih Kepala Sekolah
Sepak Bola Metro Kukusan Depok di Sekretariat Sekolah Sepak Bola Metro
Kukusan Depok pada 26 Juli 2018
55
belum masuk ke lapangan saya sudah masuk duluan ke
lapangan untuk latihan tambahan”67
Tumbuhnya kesadaran dari pribadi para peserta didik ini
adalah hasil dari penanaman nilai kedisiplinan yang berhasil.
Penulis merasa bahwa apa yang disampaikan pelatih dalam
hal nilai kejujuran mampu dimengerti dan diaplikasikan
dengan baik oleh para peserta didik.
2. Nilai Kejujuran
Kesesuaian apa yang diucapkan dan yang dilakukan
adalah cerminan dari sikap jujur. Kejujuran adalah sikap
orang yang beriman, selain itu kejujuran juga dapat membuat
hidup kita menjadi tenang karena tidak menyembunyikan
sesuatu ha dari orang lain. Sifat jujur juga diperintahkan oleh
Allah SWT Q.S Al-Isra Ayat 53:
Artinya: Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku:
"Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik
(benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan
di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh
yang nyata bagi manusia.
“Nilai kejujuran itu penting dalam perilaku kita sehari-
hari, jika seorang sudah tidak berperilaku jujur sudah pasti
orang itu adalah orang yang menyimpang dari ajaran Allah
67
Wawancara dengan Dzabil Fikri, Peserta didik di SekolahSepak Bola Metro
Kukusan Depok di Sekretariat Sekolah Sepak Bola Metro Kukusan Depok
pada 26 Juli 2018
56
SWT. Kami menanamkan nilai kejujuran kepada peserta
didik, hal ini juga berlaku bagi keterangan biodata para
peserta, terdapat banyak indikasi kecurangan di dalam
sepakbola, terutama dalam kasus pencurian umur. Jadi
misalnya dia lahir tahun 1997 tapi memalsukan akte
kelahirannya menjadi tahun 1998, hal ini bertujuan agar si
pemain dapat memperkuat tim di kategori umur tersebut. Hal
ini yang mencederai sisi sportifitas sepak bola.”68
Nilai kejujuran memang penting menjadi salah satu
kesuksesan seseorang, banyak orang-orang yang suskses
dengan cara tidak jujur itu karena mereka jauh dari ajaran
Allah SWT.
“Harus jujur kalau mau sukses, itu kata-kata yang selalu
saya tanamkan. Dalam pertandingan sepakbola juga harus
begitu. Saya mencotoh pemain Tim Nasional Jerman
Miroslav Klose yang mengaku handball dalam sebuah
pertandingan, harusnya dia bisa mendapatkan keuntungan
kalau dia tidak mengaku, tapi diamemilih jujur. Dia yang
bukan seorang muslim saja bisa berbuat seperti itu, saya juga
harus bisa.”69
68
Wawancara dengan Syafrudin Abto, Pendiri dan Pelatih Kepala Sekolah
Sepak Bola Metro Kukusan Depok di Sekretariat Sekolah Sepak Bola Metro
Kukusan Depok pada 26 Juli 2018
69
Wawancara dengan Dzabil Fikri, Peserta didik di SekolahSepak Bola Metro
Kukusan Depok di Sekretariat Sekolah Sepak Bola Metro Kukusan Depok
pada 26 Juli 2018
57
3. Nilai Kerja Keras
Kera Keras haruslah didasari dengan niat, kerja keras
merupakan kegiatan usaha atau latihan secara terus menerus
tanpa mengenal lelah demi hasil yang diinginkan. Kerja keras
haruslah dilakukan secara sungguh-sungguh dan masksimal,
serta juga harus tetap sasaran, agar hasil kerja keras dapat
digapai sesuai dengan yang kita inginkan.
Teringat sebuah kalimat dari pepatah arab “Man jadda wa
jadda” yang mempunyai arti siapa yang bersungguh-sungguh
pasti akan mendapatkan hasil yang diinginkan.
“Perihal kerja keras, dalam kehidupan ini kita memang
harus dituntut seperti itu. Untuk mendapatkan hasil yang
maksimal kita harus kerja keras. Hal yang selalu saya
tanamkan kepada diri sendiri maupun kepada para peserta
didik adalah keyakinan bahwa usaha keras itu tidak akah
mengkhianati hasil. Hasil akan berbanding lurus dengan
usaha yang kita lakukan. Kalau mau berhasil ya harus kerja
keras, kalau malas pasti kaakan tertinggal oleh orang yang
lebih raji. Di sekolah sepak bola ini juga saya dan para
pelatih selalu tanamkan nilai kerja keras, saya selalu
memberikan motivasi langsung kepada anak-anak di latihan
maupun dipertandingan. Lalu hal yang saya tekankan lagi
adalah bahwa kerja keras harus selalu diiringi dengan doa’a,
bagaimanapun juga Allah SWT yang akan menentukan hasil
untuk kita. Berdoa harus selalu dilakukan, sebelum latihan,
58
sebelum bertanding, terlebih lagi ya dalam kehidupan sehari-
hari. Kami sering melakukan doa bersama di rumah saya
sebelum menjalani kompetisi, tujuannya agar kami bisa
menjalankan kompetisi secara lancar dan juga menanamkan
kekompkan dalam sisi rohani”70
Hasil penelitian di lapangan juga menunjukan para pelatih
dan pemail selalu melakukan sesi berdoa dalam mengawalli
dan mengakhiri latihan. Doa bersama biasanya dipimpin oleh
kapten tim ataupun pelatih.
“Iya harus kerja keras biar bisa jadi pemain hebat. Saya
juga selalu berlatih di rumah, ga cuma di ssb doang.
Tujuannya biar bisa jadi lebih hebat dari pemain lain, biar
jadi pemain nasional. Bekerjar keras harus selalu diiringi
berdoa, kalau ga nanti ga ada hasilnya kerja keras saya.
Berdoa kepada Tuhan dan juga meminta ridho kepada
Orangtua, biar jadi orang sukses, kan ridho orang tua itu
ridho Allah juga.71
Dari hasil pengamatan peneliti juga menemukan banyak
peserta didik yang jarak dari rumah ke tempat latihan yang
lumayan jauh, hal ini menunjukan bahwa mereka benar-benar
bersungguh-sungguh dalam usaha menggapai cita-citanya.
4. Nilai Kebersihan
70
Wawancara dengan Syafrufin Abto, Pendiri dan Pelatih Kepala Sekolah
Sepak Bola Metro Kukusan Depok di Sekretariat Sekolah Sepak Bola Metro
Kukusan Depok pada 26 Juli 2018 71
Wawancara dengan Dzabil Fikri, Peserta didik di SekolahSepak Bola Metro
Kukusan Depok di Sekretariat Sekolah Sepak Bola Metro Kukusan Depok
pada 26 Juli 2018
59
Kebersihan merupakan bagian dari iman, hadist ini
memang dhain tapi maknanya baik, jadi tidak salah kalau kita
mengamalkan kata-katatersebut. Bersih adalah kondisi
dimana sesuatu yang terbebas dari hal kotor. Sebagai manusia
yang haruskan suci dalam melaksanakan ibadah, kebersihan
harus dijaga dengan baik, agar tidak mudah terkena kuman
dan penyakit. Kebersihan dalan hal lain bisa juga dikaitkan
dengan kebersihan hati manusia, manusia yang hatinya bersih
tentu adalah manusia yang benar-benar taat kepada ajaran
Allah SWT, sedangkan manusia yang hatinya kotor adalah
manusia yang jauh dan tidak taat kepada ajaran Allah SWT.
Pada Hadits Darimi nomor 651 dijelaskan:
... ...
Artinya: “Kebersihan adalah setengah keimanan..”
“Tentu kita harus menjaga kebersihan ya, entah itu
kebersihan secara nyata dalam bentuk benda maupun
kebersihan hati. Kami membiasakan kepada anak didik agar
selalu berpenampilan bersih saat latihan maupun bertanding.
Tidak menggunakan kaus kaki yang kotor, karena itu dapat
menganggu kenyamanan dan konsentrarsi bagi para peserta
didik. Selai itu, ada juga gerakan memungut sampah yang
dilakukan sebelum berlatih di area lapangan. Ini melatih
kerja sama dengan tujuan kenyamanan bersama. Dari sisi
lain, kebersihan hati juga kami tanamkan, selain pemberian
motivasi kami juga selalu mengingatkan bahwa niat bermain
sepakbola tidak boleh dibarengi dengan niat menyakiti
lawan. Terkadang memang ada benturan dalam sepakbola,
60
namun itu wajar. Tapi jika sudah terbawa emosi, kadang-
kadang pelanggaran dilakukan dengan sengaja yang
bertujuan untuk menyakiti lawan. Itu jelas-jelas tidak
boleh”.72
Kebersihan memang tampak di sekitar lapangan latihan
Sekolah sepak bola Metro Kukusan. Saat penulis melakukan
obersrvasi yang juga dibarengi oleh kegiatan memungut
sampah di area lapangan, hal ini bertujuan untuk kenyamanan
saat berlangsungnya latihan maupun bertanding. Sampah-
sampah minuman gelas maupun botol selalu mereka
kumpulkan dan juga dibuang kepada tempatnya.
“Harus bersih kostum yang kita pakai, kalau bau kan ga
enak nanti. Habis latihan juga cuci sendiri sepatunya.
Kadang-kadang rame-rame sama temen nyuci di samping
sekretariat. Niat kita main sepak bola kan untuk menjadi
pemenang, ga boleh mencederai karena sama-sama berusaha
dalam meraih cita-cita, harus bersih dari pemikiran yang
jahat. Dosa.”73
5. Nilai Kompetisi
Berusaha menjadi yang terbaik dari satu sama lain adalah
bukan hal yan dilarang. Selama hal yang diperebutkan dalam
kompetisi adalah hal yang postif dan baik, maka Allah SWT
72
Wawancara dengan Syafrudin Abto, Pendiri dan pelatih kepala di
SekolahSepak Bola Metro Kukusan Depok di Sekretariat Sekolah Sepak Bola
Metro Kukusan Depok pada 26 Juli 2018 73
Wawancara dengan Dzabil Fikri, Peserta didik di SekolahSepak Bola Metro
Kukusan Depok di Sekretariat Sekolah Sepak Bola Metro Kukusan Depok
pada 26 Juli 2018
61
pasti akan meridhoi hal tersebut. Dalam surat Al- Baqarah
ayat 48:
Artinya:
”Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia
menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam
membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah
akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat).
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
“Berkompetisi dalam hal yang baik ya pastinya, sama
saja sepert di sekolah formal, memperebutkan siapa yang
menjadi peringkat pertama, begitu juga dalam olahraga
sepakbola ini. Yang ditanamkan dalam berkompetisi tentunya
sikap sportif dan tidak boleh curang, kalau curang sudah
pasti berdosa, tujuan awalnya untuk berloma malah menjadi
hal yang buru kalau begitu caranya. Berkompetisi tidak
hanya diperuntukan bagi tim saja, tapi juga bagi individu,
para pemain berlomba-lomba menjadi pemain terbaik
ataupun menjadi pencetak goal terbanyak. Persaingan
haruslah secara sehat dan tidak mencelakai satu sama
lain.”74
Hal ini yang didapati penulis bahwa dalam berkompetisi
kita harus saling menghormati dan berbuat baik, saat ada
74
Wawancara dengan Syafrudin Abto, Pendiri dan pelatih kepala di
SekolahSepak Bola Metro Kukusan Depok di Sekretariat Sekolah Sepak Bola
Metro Kukusan Depok pada 26 Juli 2018
62
pemain lawan yang terjatuh atau kesakitan, maka para pemain
yang saling bersaing turu membantu.
“Namanya persaingan itu wajar sih ada, tapi kita gaboleh
curang. Kalau sama teman satu tim ya harus kerja sama,
gaboleh serakah, kalau temen punya kesempatan mencetak
goal ya harus kita kasih, tidak boleh egois. Harus bersaing
dan berkompetis secara sehat.”75
C. Metode Dakwah Pelatih SSB Metro Kukusan Depok
1. Dakwah bi Al-Lisan
Dakwah yang dilaksanakan melalui lisan, yang dilakukan
antara lain dengan ceramah-ceramah, khutbah, diskusi,
nasihat, dan lain-lain. Penulis melihat para pelatih SSB Metro
Kukusan melakuan ini, mereka melakukan pemberian nasihat
sebelum dan juga melatih, hal-hal yang menyangkut tentang
yang baik dan yang buruk juga diberikan dengan cara ini.
Para pelatih juga menggunkan metode ini pada pengajian
rutin yang dilakukan sebelum memulai kompetisi dan juga
setelah akhir kompetisi. Selalu ada pengajian yang
diselenggarakan untuk berdoa agar para pemain dan pelatih
diberikan kemudahan dan kelancaran dalam berkompetisi.
Lalu juga setelah melakukan kompetisi, para pelatih dan
pemain melakukan syukuran atas hasil yang telah diraih
apapun hasilnya. Hal ini bertujuan untuk bersyukur karena
75
Wawancara dengan Dzabil Fikri, Peserta didik di SekolahSepak Bola Metro
Kukusan Depok di Sekretariat Sekolah Sepak Bola Metro Kukusan Depok
pada 26 Juli 2018
63
kelancaran dan kemudahan yang Allah berikan kepada tim
sehingga tidak ada satupun kekurangan dalam melaksanakan
kompetisi.
Tidak lupa para pelatih juga memberikan ajaran-ajaran
islam di saat latihan maupun bertanding. Berdoa dan
bersyukur menjadi hal yang penting untuk mereka lakukan,
karen pelatih selalu menyampaikan bahwa tidak ada
kemudahan selain datangnya dari Allah SWT.
2. Dakwah bi Al-Hal
Dakwah dengan perbuatan nyata yang meliputi
keteladanan. Misalnya dengan tindakan amal karya nyata
yang dari karya nyata tersebut hasilnya dapat dirasakan secara
konkret oleh masyarakat sebagai objek dakwah.
Para pelatih berusaha menjadi contoh dan tauladan bagi
para peserta didik, para pelatih sadar betul bahwa hal yang
dilakukan akan dicontoh oleh para peserta didiknya. Maka
daripada itu, pelatih selalu mencotohkan hal-hal yang baik
untuk para peserta didiknya. Mulai dari perbuatan, dan
ucapan haruslah baik dan mencerminkan nilai-nilai dakwah di
dalamnya, agar kelar perbuatan baik itu mampu dicontoh dan
di aplikasikan ke dalam kehidupan para peserta didik.76
3. Dakwah bi Al-Qalam
Dakwah melalui tulisan yang dilakukan oleh keahlian
menulis di surat kabar, majalah, buku, maupun internet.
Dakwah dilakukan para pelatih menggunakan internet lalu 76
Wawancara dengan Syafrudin Abto, Pendiri dan pelatih kepala di
SekolahSepak Bola Metro Kukusan Depok di Sekretariat Sekolah Sepak Bola
Metro Kukusan Depok pada 26 Juli 2018
64
mencari prestasi dari pemain sepak bola yang ternama, pelatih
mengambil sisi positif dari para pemain tersebut lalu
diajarkan kepada para peserta didik. Contohnya yaitu:
a. Melalui Surat kabar atau majalah
Pelatih memberikan prestasi mereka yang dimuat
dalam surat kabar, hal ini agar menjadi acuan danmotivasi
mereka untuk menjadi lebih baik daripada sang pelatih.
Tidak hanya prestasi dari pelatih saja, pelatih juga
memberikan gambaran dari prestai pemain-pemain yang
sudah sukses, bagaimana perjuangan mereka untuk
menggapai mimpinya.
b. Video dari internet
Pelatih mengambil contoh nilai-nilai dakwah yang ada
di video, terutama saat melakukan selebrasi setelaeh
mencetak goal. Selebrasi yang popular adalah selebrasi
sujud syukur yang sempat dilakukan oleh Tim Nasional
Indonesia u-19 dan juga yang baru-baru ini dilakukan oleh
pemain timnas Mesir yaitu Mohammed Salah.
Pelatih mengingatkan kepada para pemain agar tidak
lupa untuk bersyukur setelah mendapatkan hasil yang kita
mau, karena sesungguhnya hasil yang didaptkan adalah
berkah dari Allah SWT.
Seperti yang ditekankan sebelumnya, pencapaian
manusia tidak terlepas dari doa dan usaha yang dilakukan
manusia. Manusia berusaha kerasa dan bersungguh-
sungguh dalam mencapai sesuatu namun yang perlu
diingat adalah usaha seseorang harus diiringi dengan doa
65
kepada Allah SWT. Lalu ketika doa dan usaha kita sudah
berhasil maka yang perlu kita lakukan adalah
mengucapkan syukur kepada Allah SWT karena telah
mengabulkan permintaan kita.77
77
Wawancara dengan Syafrudin Abto, Pendiri dan pelatih kepala di Sekolah
Sepak Bola Metro Kukusan Depok di Sekretariat Sekolah Sepak Bola Metro
Kukusan Depok pada 26 Juli 2018
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa nilai-nilai dakwah
dalam komunikasi antara pelatih dan pemain di SSB Metro
Kukusan Depok. Kegiatan penyampaian nilai-nilai dakwah ini
memang menjadi salah satu nilai yang sudah ditanamkan sejak
dini oleh para pelatih di SSB Metro Kukusan Depok. Para pelatih
menyadari pentingnya menyandingkan nilai-nilai dakwah dengan
aktifitas atau kegiatan berolahraga pada peserta didiknya, pada
hal ini olahraga sepakbola yang ditanamkan nilai-nilai dakwah di
dalamnya. Nilai-nilai dakwah dibagi menjadi lima unsur antara
lain: nilai kedisiplinan, nilai kejujuran, nilai kerja keras, nilai
kebersihan dan nilai kompetitif.
Peneliti menyimpulkan bahwa nilai-nilai dakwah yang
disampaikan melalui komunikasi antara pelatih dan pemain di
SSB Metro Kukusan Depok berdampak positif dan juga mampu
diaplikasikan dengan baik oleh para peserta didik. Pelatih dengan
konsisten menanamkan nilai-nilai dakwah tidak hanya di dalam
lapangan saja namun juga saat para peserta didik berada di luar
lapangan, saat berkumpul di secretariat, atau saat jam istirahat,
para pelatih selalu menanamkan nilai-nilai dakwah tersebut.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara, peneliti
menemukan hal-hal yang mungkin bisa ditingkatkan lagi dalam
menanamkan nilai-nilai dakwah kepada oleh pelatih kepada para
peserta didik. Dilihat dari kuantitasnya, nilai-nilai dakwah yang
ditanamkan memang hanya terlihat dari lima unsur nilai dakwah.
Nilai-nilai dakwah yang ditanamkan haruslah lebih luas dan
lebih dalam dari yang sebelumnya. Masih banyak nilai-nilai
dakwah yang bisa ditanamkan kepadapa para peserta didik di
SSB Metro Kukusan Depok. Lalu pada sisi pengajian yang sering
dilaksanakan, seharusnya dilaksanakan tidak hanya pada saat
ingin berkompetisi ataupun setelah selesai berkompetisi. Hal ini
bertujuan agar para peserta didik dapat merasakan bahwa
pengajian yang dilakukan bukan hanya wajib dilakukan pada saat
ingin menghadapai atau selesai kompetisi, namun menjadi suatau
kegiatan yang bagi mereka adalah kegiatan yang harus mereka
lakukan ikhlas dengan tujuan ridho Allah semata.
Peneliti juga menyarankan kepada para pengurus SSB Metro
Kukusa Depok agar memperbaiki musholla yang ada di dekat
lapangan sepak bola, hal ini bertujuan agar kegiatan ibadah
menjadi lebih nyaman dan juga menjadi lebih khusyuk. Lalu pada
sektor pemberian nilai-nilai dakwah, peneliti menyarankan agar
menggunakan dengan cara lain seperti video-video yang dapat
ditampilkan dan ditonton bersama, supaya pesan yang ingin
disampaikan lebih mudah untuk diterima dan diaplikasikan.
68
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. (1994). MKDU Dasar-Dasar Pendidikan Agama
Islam Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Bumi Aksara.
Alfianti, D. T. (2016). Retorika Dakwah Dzawin Nur Ikram
dalam Stand Up Comedy. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Amin, M. M. (1995). Dinamika Islam Sejarah Transformasi dan
Kebangkitan. Yogyakarta: LKPSM.
Anshary, I. (1984). Mujahid Dakwah, Pembimbing Mubaligh
Islam. Bandung: Cv. Diponegoro.
Arikunto, S. (1998). Prosedur Peneltian; Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rhieka Cipta.
Aziz, M. A. (2004). Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media.
Basit, A. (2006). Wacana Dakwah Kontemporer. Purwokerto:
STAIN Purwokerto Press.
Berlo, D. K. (2010). The Process of Communication: An
Introduction to Theory and Practice. New York: Holt,
Rinehart and Winston.
Bungin, B. (2013). Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi.
Jakarta: Prenada Media Group.
Cangara, H. (2005). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Effendy, O. U. (2004). Ilmu Komunikasi Teori dan terjemahnya.
Bandung: Rosda Karya.
Gunawati, R. (2006). Hubungan Antara Efektivitas Komunikasi
Mahasiswa-Dosen Pembimbing Utama Skripsi dengan
Stres dalam Menyusun Skripsi pada Mahasiswa Program
69
Studi Psikologi Fakultas Kedokteran. Semarang: Jurnal
UNDIP.
Hasan, J. (2017). United Sabah Islamic Association (USIA)
Dalam Mengembangkan Dakwah di Kota Kinabalu
Malaysia. Banda Aceh: Jurnal UIN Ar- Raniry.
Hefni, H. (2006). Metode Dakwah. Jakarta: Predana Media.
Ilaihi, W. (2010). Komunikasi Dakwah. Bandung: Rosda.
Liliweri, A. (1991). Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: PT.
Citra Aditya Bhakti.
Maryatin. (2014). Efektifitas Metode Ceramah dalam
Penyampaian Dakwah Islam; Studi pada Kelompok
Pengajian di Perumahan Mojosongo Permai Kabupaten
Boyolali. Salatiga: STAIN Salatiga.
Mulyana, D. (2003). Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya.
Munir. (2009). Ilmu Dakwah. Jakarta: AMZAH Press.
Muriah, S. (2000). Metodologi Dakwah Kontemporer Cet.1.
Yogyakarta: Mitra Pustaka.
Muttaqin, I. (2013). Analisis Nilai-Nilai Dakwah dalam Stand Up
Comedy. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
Nurseri. (2005). Filsafat Dakwah Teori dan Praktik. Palembang:
P3RF.
RI, D. A. (Al-Qur'an dan terjemahnya). 1991. Bandung: Gema
Risalah Pers.
Roudhonah. (2007). Ilmu Komunikasi. Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Jakarta dan UIN Press Jakarta.
70
Saputra, W. (2001). Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Sholahudin, D. (2011). Strategi Dakwah Syekh Ghazali. Jakarta:
Jurnal Ilmu Dakwah.
Sulton, M. (2003). Desain Ilmu Dakwah. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Wahyudin, T. S. (1994). Aqidah Akhlak . Semarang: PT. Toha
Putra.
71
LAMPIRAN
HASIL WAWANCARA DENGAN PENDIRI SEKOLAH
SEPAKBOLA METRO KUKUSAN DEPOK, BAPAK
SYAFRUDIN ABTO
HARI/TANGGAL: KAMIS 26 JULI 2018
TEMPAT: SEKRETARIAT SEKOLAH SEPAK BOLA
METRO KUKUSAN, BEJI, DEPOK.
WAKTU: 16:00
1. Bagaimana latar belakang bapak sebagai pemain sepak
bola?
Saya pertama kali bermain sepak bola tentunya
sama seperti anak-anak pada umumnya ya, main di
lapangan deket rumah, ga pakai alas kaki, ya seperti yang
lain lah, main bola gaya anak kecil. Lalu karena orang tua
saya melihat mungkin ada bakat ya dalam bidang sepak
bola jadi saya dimasukin ke dalam akademi sepak bola
Persija, itu kisaran tahun 80-an ya kalau tidak salah. Lalu
setelah dari akademi saya melanjutkan bermain di tim
senior Persija Jakarta, sekitar 10 tahun saya berseragam
Persija.
2. Apa yang memutuskan bapak untuk membuat sekolah
sepakbola?
Hidup saya ini memang tidak bisa lepas dari
sepakbola ya, rasanya tuh selalu ingin berkecimpung
dalam kegiatan sepakbola, tidak bisa jauh gitu rasanya.
Dengan pengalaman saya dan hasrat untuk tidak bisa jauh
dari sepakbola, maka saya putuskan untuk mendirikan
sekolah sepak bola. Jauh lebih dari sekedar hasrat, saya
juga ingin membantu para anak-anak yang bercita-cita
menjadi pemain sepak bola, agar punya tempat berlatih,
diberikan ilmu sepakbola yang baik dan benar, sehingga
mampu mewujudkan impian dan cita-cita mereka menjadi
pemain sepak bola.
3. Dalam melatih, apakah penting menanamkan nilai-nilai
dakwah untuk para peserta didik?
Bagi saya itu penting sekali ya, sama seperti
pendidikan formal, pendidikan dan pengetahuan agam itu
sangat penting dah harus beriringan dengan kehidupan
kita. Dalam membentuk perilaku, haruslah didasari
dengan nilai-nilai agama, agar perilaku kita baik dann
tidak menyimpang. Begitu juga dengan perilaku kita di
lapangan, harus baik ya, tidak boleh mencerminkan hal
yang buruk.
4. Jika nilai-nilai dakwah itu penting,apa saja nilai-nilai
dakwah yang telah diberikan pada peserta didik di sekolah
sepak bola metro kukusan depok?
Banyak ya, karena menurut saya hal-hal baik yang
dilakukan itu adalah nilai-nilai agama, terutama agama
islam ya, kami mencoba menanamkam nilai-nilai dakwah
kepada para peserta didik. Untuk mengawali latihan kami
biasakan untuk berdoa, lalu saat berlatih kami tanamkan
untuk melakukan hal-hal yang baik pula, kejujuran dan
nilai untuk selalu bekerja keras. Kemudia bersyukur, ini
hal yang wajib dilakukan juga ya, setelah mengawali
latihan atau bertanding dengan berdoa, maka kita biasakan
untuk selalu mengucap syukur dari hasil yang diraih,
apapun itu hasil yang didapatkan.
5. Bagaimana metode bapak untuk menanmkan nilai-nilai
dakwah?
Ya saya mencotohkan hal-hal baik tersebut. Di sini
juga kan ada pengajian dan saya sebagai pengisi ceramah
di acarat tersebut. Kami adakan pengajian biasanya
sebelum dan sesudah mengikuti turnamen. Ssaya
sampaikan dalam ceramah tersebut, hal-hal baik atau
seperti yang kamu bilang, nilai-nilai dakwah, lalu saya
kaitkan dengan sepakbola. Perilaku apa yang baik, apa
yangtidak boleh. Intinya saya menanamkan nilai-nilai
tersebut untuk kebaikan peserta didik saya.
6. Adakah pengaruh dari dakwah yang bapak berikan kepada
para peserta didik?
Tentu ada, justru itu tujuan kami yang sebenarnya
ya, agar hal-hal baik yang kami tanam dan contohkan bisa
diaplikasikan lagi di kehidupan mereka, ya intinya agar
mereka terbiasa melakukan hal-hal tersebut. Terutama
dari segi perilaku mereka ya, sudah sangat menunjukan
kalau mereka harus melakukan hal-hal yang kita ajarkan.
HASIL WAWANCARA DENGAN PESERTA DIDIK DI
SEKOLAH SEPAKBOLA METRO KUKUSAN DEPOK,
DZABIL FIKRI
HARI/TANGGAL: KAMIS 26 JULI 2018
TEMPAT: SEKRETARIAT SEKOLAH SEPAK BOLA
METRO KUKUSAN, BEJI, DEPOK.
WAKTU: 16:00
1. Sejak kapan aktif di sepak bola SSB Metro Kukusan
Depok?
Sejak umur 12 tahun sekitar tahun 2011, waktu itu
dimasukin orang tua ke SSB biar main bolanya ga
sembarangan, ga nyeker, karena kalau main sepakbola
sambil nyeker suka kena beling. Terus kalau masuk SSB
itu bisa bikin kita jadi lebih paham tentang cara bermain
sepakbola, ada pelatihnya, terus juga kita bisa ikut
berkompetisi gitu.
2. Kenapa memilih SSB Metro Kukusan Depok?
Memilih SSB Metro Kukusan Depok karena dekat dengan
rumah, fasilitas di sini juga lengap, pelatihnya bagus.
3. Selain mengajarkan sepak bola, apakah pelatih di sini juga
mengajarkan hal?
Tentu, selain mengajarkan sepak bola, para pelatih di sini
juga mengajarkan kami untuk berperilaku, khususnya
dalam berlatih dan bermain sepak bola.
4. Bagaimana menurut anda tentang nilai-nilai dakwah islam
dalam sepakbola?
Saya mulai tahu bahwa ada nilai-nilai dakwah dalam
sepakbola semenjak masuk ke sekolah sepakbola ini,
pelatih mengajarkan banyak hal tentang nilai-nilai dakwah
dalam sepakbola di SSB ini.
5. Nilai-nilai dakwah apa saja yang kamu dapatkan?
Banyak, apalagi tentang bagaimana kita harus selalu
berdoa dan bersyukur, lalu di sini jua sering ada pengajian
maupun syukuan untuk sebelum dan sesudah kompetisi.
Pelatih juga sering mengajak agar kami para peserta didik
untuk salat berjamaah di musholla yang ada di dekat
lapangan latihan.
6. Apakah pelatih mengajarkan atau mencotohkan nilai-nilai
dakwah itu dengan baik?
Iya dong, saya bisa bermain sepakbola karena diajarkan
dan dicontohkan oleh para pelatih, sama juga dengan hal-
hal baik yang mereka ajarkan. Harus kita serap pelajaran
itu, lalu kita praktekan untuk hal di dalam maupun diluar
lapangan.
Kegiatan Berdoa sebelum dan sesudah berlatih
Foto bersama salah satu peserta didik SSB Metro Kukusan
Depok, Dzabil Fikri.
Menghormati pelatih