227
PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini 3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah 4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah Selamat membaca !!! Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

  • Upload
    lyque

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi

2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini

3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah

4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah

Selamat membaca !!!

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Page 2: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

HUBUNGAN ANTARA TEKNIK KOMUNIKASI PERSUASIF

ATASAN DENGAN SIKAP PATUH ANGGOTA DALAM BEKERJAStudi korelasional Mengenai Hubungan Antara Teknik Komunikasi Persuasi Atasan yang

Menggunakan Teknik Integrasi, Teknik Pay Off & Fear Arrousing dan Teknik Icing Device

dengan Sikap Patuh Anggota Satuan Samapta Dalam Bekerja di Polrestabes Bandung

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana

Pada Jurusan Public Relations Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Bandung

Disusun Oleh:

Nama : Devie Puspitasari Suganda

Npm : 10080006199

Bid. Kajian : Ilmu Public Relations

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

BANDUNG

2010

Page 3: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital
Page 4: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Hubungan antara teknik komunikasi persuasif atasan dengan sikap patuh anggota dalam bekerja”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara teknik komunikasi persuasif atasan, dengan sikap patuh anggota dalam bekerja. Sedangkan objek penelitian adalah sikap patuh anggota terhadap teknik komunikasi persuasif atasan. Teori yang digunakan adalah teori S-O-R dimana yang menjadi stimulus adalah teknik integrasi, teknik iming-iming, teknik menakut-nakuti dan teknik tataan, yang menjadi organism yaitu anggota satuan samapta Polwiltabes Bandung diharapkan dapat memperhatikan, mengerti, menerima teknik komunikasi persuasif atasan dan dapat menimbulkan reaksi berupa perubahan sikap patuh anggota dalam bekerja dan dapat menimbulkan reaksi yang terdiri dari aspek kognitif, aspek afektif dan aspek konatif. Jadi dengan teknik komunikasi persuasif yang diterapkan oleh atasan, kepatuhan anggota diharapkan dapat bertambah.

Metode yang digunakan adalah korelasional yang bertujuan untuk meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain, sedangkan untuk variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah skala ordinal. Sedangkan teknik pengumpulan data melalui angket yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, wawancara, studi kepustakaan, dan observasi.

Populasi yang diambil adalah sebanyak 212 orang anggota satuan samapta Polwiltabes Bandung. Sedangkan teknik sampling yang digunakan adalah sampling random sederhana (Sampling Probabilitas,). Untuk sampel diambil 20 % dari polulasi sebanyak 42 anggota samapta sebagai responden. Hasil angket lalu dihitung dengan menggunakan rumus Rank Spearman. Hasil perhitungan tersebut digunakan untuk mencari hubungan atau menguji signifikasi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal.

Berdasarkan hasil perhitungan statistik, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara teknik komunikasi persuasif atasan (X) dengan sikap patuh anggota dalam bekerja (Y). Hubungan yang terjadi merupakan hubungan yang kuat, dimana peningkatan teknik komunikasi persuasif atasan akan seiring dengan peningkatan sikap patuh anggota dalam bekerja.

Page 5: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohiim

Assalamu’alaikum wr,wb

Alhamdulillahirobbil’alamiin…segala puji bagi Allah SWT, Tuhan

semesta Alam. Hanya dengan rahmat dan karunia-Mu, penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tidak lupa penulis haturkan

kepada nabi Muhammad SAW yang menjadi rahmatan lil alamin yang telah

membawa umatnya dari alam yang gelap gulita menuju alam yang terang

benderang melalkui wahyu Allah SWT. Puji dan syukur penulis panjatkan ke

hadirat Allah SWT yang dengan kehendak-Nya telah melimpahkan rahmat dan

karunianya kepada hamba, sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “ Hubungan antara Teknik Komunkasi Persuasif

Atasan dengan Sikap Patuh Anggota Dalam bekerja”, penulis susun sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Bandung.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

ditemui kekurangan dan ketidaksempurnaan yang disebabkan oleh keterbatasan

kemampuan penulis miliki. Oleh karena itu, penulis dengan lapang dada senatiasa

mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan di masa yang

akan datang.

Page 6: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih dan

penghargaan setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan

bantuan, bimbingan, juga dukungan semangat, sehingga penulisan skripsi ini

dapat diselesaikan. Penghargaan dan terimakasih yang tulus, penulis sampaikan

kepada :

1. Bapak O. Hasbiansyah, Drs., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Bandung.

2. Ibu Tresna Wiwitan, Dra., M.Si., sebagai dosen pembimbing penulis, yang

dengan sabar telah banyak memberikan pandangan dan ide-ide baru yang

tidak terpikir sebelumnya oleh penulis yang sangat membantu

mempercepat penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Maman Suherman, Drs., M.Si., selaku Ketua Bidang Kajian Public

Relations Universitas Islam Bandung, yang telah banyak membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi.

4. Bapak Teguh Ratmanto, Drs., M.Si., selaku dosen wali yang telah banyak

membantu dan memberikan semangat kepada penulis untuk

menyelesaikan kuliah dan skripsi.

5. Semua Dosen yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis selama

perkuliahan di Fakultas Ilmu Komunikasi dan atas segala bantuan yang

telah diberikan kepada penulis.

Page 7: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

6. Bapak Kompol.Asep Saepudin, S.IK., selaku ketua satuan Samapta di

Polwiltabes Bandung yang memberikan kemudahan kepada penulis untuk

melaksanakan penelitian ini.

7. Bapak Briptu. Riki Iwan Permana, selaku anggota satuan samapta bagian

urusan administrasi (baur min) di Polwiltabes Bandung yang telah banyak

membantu dan mempermudah penulis dalam mendapatkan data penelitian

serta wawancara.

8. Seluruh anggota satuan samapta di Polwiltabes Bandung yang telah

meluangkan banyak waktu dan memberikan informasi-informasi penting

bagi penulis

9. Kedua Orang tua tercinta yang sangat kusayangi yang selalu memberikan

kasih sayang yang tiada batas, perhatian, dukungan, semangat, dan

dorongan kepada penulis serta iringan do’a yang tiada hentinya agar

penulis selalu memperoleh yang terbaik dalam hidup. Terima kasih banyak,

semoga Allah SWT selalu melimpahkan kebahagiaan didunia dan

diakhirat.

10. Nenek dan Adikku, Antjah dan Rully terima kasih banyak yang telah

memberikan do’a serta semagat kepada penulis.

11. Seluruh keluarga tercinta, terima kasih atas segala do’a dan perhatian

kepada penulis selama ini.

Page 8: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

12. Sahabat-sahabat terbaikku di kampus : Idhot, Nisa, Chea, Acyd, Ayin,

Riska, Gytha,dan Esti terima kasih buat kebersamaan, do’a, dan

dukungannya selama ini. Sahabat-sahabat terbaikku yang telah mengisi

hari-hariku. Uwie sahabat ku dari kecil yang selama ini selalu mengantar

kemana pun pergi ( jangan pernah bosen untuk selalu bersama). Grena,

reski, luki, dwi (makasih buat wejangan-wejangannya). Kawan-kawan

dikampus yang tidak mungkin dituliskan namanya satu persatu.

13. Dan orang-orang yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

kasih atas semua bantuan, do’a dan dukungannya selama ini.

Akhir kata, penulis panjatkan doa ke Hadirat Robi, semoga Allah SWT

membalas semua amal kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis,

dengan balasan yang berlipat ganda, Amin. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

semua pihak.

Alhamdulillahirrobbil’alamin

Wassalamu’alaikum Wr, Wb

Bandung, Juli 2010

Devie Puspitasari Suganda

Page 9: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................. i

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii

DAFTAR ISI ........................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ........................................................ 8

1.3 Identifikasi Masalah ........................................................ 9

1.4 Alasan Pemilihan Masalah .............................................. 9

1.5 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................... 10

1.5.1 Tujuan Penelitian ................................................... 10

1.5.2 Kegunaan Penelitian ................................................ 11

1.6 Pembatasan Masalah dan Pengertian Istilah .................... 12

1.6.1 Pembatasan Masalah ............................................... 12

1.6.2 Pengertian Istilah..................................................... 12

1.7 Kerangka Pemikiran ........................................................ 14

1.8 Hipotesis Penelitian ......................................................... 21

1.8.1 Hipotesis Utama ..................................................... 21

1.8.2 Sub Hipotesis ......................................................... 21

1.9 Operasional Variabel ...................................................... 24

1.10 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ......... 26

Page 10: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

1.10.1 Metode Penelitian Kuantitatif .............................. 26

1.10.2 Instrumen Penelitian ........................................... 27

1.10.3 Teknik Pengumpulan Data .................................. 27

1.10.4 Teknik Analisis Data ........................................... 29

1.10.5 Teknik Uji Hipotesis ........................................... 33

1.11 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ..................... 34

1.11.1 Populasi .............................................................. 34

1.11.2 Sampel ................................................................ 35

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi ..................................... 38

2.1.1 Pengertian Komunikasi ...................................... 38

2.1.2 Proses dan Unsur-unsur Komunikasi ................. 42

2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasi .................. 43

2.2.1 Pengertian Komunikasi Organisasi ................... 43

2.2.2 Tujuan Komunikasi Organisasi .......................... 45

2.2.3 Komunikasi dalam Organisasi ........................... 46

2.2.4 Aliran Komunikasi Formal Dalam Organisasi.... 48

2.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Persuasif .................... 52

2.3.1 Pengertian Komunikasi Persuasif ...................... 52

2.3.2 Teknik Komunikasi Persuasif ........................... 53

2.3.3 Hambatan dalam Melakukan Komunikasi Persuasif 55

2.4 Tinjauan Tentang Sikap ............................................. 57

2.4.1 Pengertian Sikap ............................................... 57

2.4.2 Struktur Sikap ................................................... 59

2.4.3 Pembentukan Sikap .......................................... 61

Page 11: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

�����

2..5 Tinjauan tentang Teori S-O-R ..................................... 62

2.5.1 Analisis Observasi Penelitian (Perubahan sikap anggota

dan kaitannya dengan Teori S-O-R) .................. 64

BAB III OBJEK PENELITIAN

3.1 Sejarah Polrestabes Bandung .................................... 67

3.2 Samapta Polri ........................................................... 69

3.2.1 Pengertian Samapta Polri ................................. 69

3.2.2 Fungsi Samapta Polri ....................................... 70

3.2.3 Peranan Samapta .............................................. 71

3.2.4 Tugas Pokok Satuan Samapta .......................... 73

3.2.4.1 Tugas Pokok Satuan Samapta

Polrestabes Bandung Tahun 2010 ......... 73

3.3 Kegiatan Satuan Samapta Polwiltabes Bandung ............ 75

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Uji Validitas dan Reabilitas ........................................... 79

4.2 Analisis Data Responden .......................................... 80

4.3 Analisis Data Penelitian ............................................ 88

4.3.1 Teknik Komunikasi Persuasif Atasan (X) ......... 88

4.3.2 Teknik Integrasi (X1) ....................................... 88

4.3.3 Teknik iming-iming (X2) ................................. 92

4.3.4 Teknik Menakut-nakuti (X3) ............................ 98

4.3.5 Teknik Tataan (X4) ......................................... 103

4.4 Sikap Patuh Anggota dalam Bekerja (Y) ................. 109

4.4.1 Aspek Kognitif (Y1) ...................................... 110

4.4.2 Aspef Afektif (Y2) ......................................... 114

Page 12: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

4.4.3 Aspek Konatif (Y3) .......................................... 117

4.5 Analisis Korelasi ...................................................... 121

4.5.1 Hubungan Antara Teknik Komunikasi

Persuasif Atasan (X) dengan Sikap Patuh

Anggota Dalam Bekerja (Y) .......................... 121

4.5.2 Hubungan Antara Teknik Integrasi

Komunikas Persuasif Atasan (X1) dengan

Sikap Patuh Anggota dalam Bekerja (Y) ....... 123

4.5.3 Hubungan Antara Teknik Iming-iming

Komunikasi Persuasif Atasan (X2) dengan

Sikap Patuh Anggota dalam Bekerja (Y) ......... 125

4.5.4 Hubungan Antara Teknik Menakut-nakuti

Komunikasi Persuasif Atasan (X3) dengan

Sikap Patuh Anggota dalam Bekerja (Y) ......... 128

4.5.5 Hubungan Antara Teknik Tataan

Komunikasi Persuasif Atasan (X4) dengan

Sikap Patuh Anggota dalam Bekerja (Y) ....... 130

4.5.6 Hubungan Antara Teknik Integrasi Komunikasi

Persuasif Atasan (X1) dengan Aspek Kognitif

Anggota dalam Bekerja (Y1) ......................... 133

4.5.7 Hubungan Antara Teknik Integrasi Komunikasi

Persuasif Atasan (X1) dengan Aspek Afekt

Anggota dalam Bekerja (Y2) .......................... 135

4.5.8 Hubungan Antara Teknik Integrasi Komunikasi

Persuasif Atasan (X1) dengan Aspek Konatif

Anggota dalam Bekerja (Y3) .......................... 138

4.5.9 Hubungan Antara Teknik Iming-iming Komunikasi

Persuasif Atasan (X2) dengan Aspek Kognitif

Anggota dalam Bekerja (Y1) .......................... 140

4.5.10 Hubungan Antara Teknik Iming-iming

Page 13: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

Komunikasi Persuasif Atasan (X2) dengan

Aspek Afektif Anggota dalam Bekerja (Y2) .. 142

4.5.11 Hubungan Antara Teknik Iming-iming Komunikasi

Persuasif Atasan (X2) dengan Aspek Konatif

Anggota dalam Bekerja (Y3) .......................... 144

4.5.12 Hubungan Antara Teknik Menakut-nakuti

Komunikasi Persuasif Atasan (X3) dengan

Aspek Kognitif Anggota dalam Bekerja (Y1) 146

4.5.13 Hubungan Antara Teknik

Menakut-nakuti Komunikasi Persuasif

Atasan (X3) dengan Aspek Afektif Anggota

dalam Bekerja (Y2) ....................................... 149

4.5.14 Hubungan Antara Teknik Menakut-nakuti

Komunikasi Persuasif Atasan (X3) dengan Aspek

Konatif Anggota dalam Bekerja (Y3) ............ 151

4.5.15 Hubungan Antara Teknik Tatan Komunikasi

Persuasif Atasan (X4) dengan Aspek Kognitif

Anggota dalam Bekerja (Y1) ......................... 153

4.5.16 Hubungan Antara Teknik Tatan Komunikasi

Persuasif Atasan (X4) dengan Aspek Afektif

Anggota dalam Bekerja (Y2) ......................... 156

4.5.17 Hubungan Antara Teknik Tatan Komunikasi

Persuasif Atasan (X4) dengan Aspek Konatif

Anggota dalam Bekerja (Y3) ......................... 158

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ............................................................. 161

5.2 Saran ...................................................................... 163

Page 14: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

5.2.1 Saran Pengembangan Praktis .................................. 163

5.2.2 Saran Pengembagan Ilmu ....................................... 164

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Interprestasi Koefisien Korelasi ........................................ 31

Tabel 1.2 Daftar Nama Sampel ......................................................... 36

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner .................... 79

Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden .................................................. 80

Tabel 4.3 Usia Responden ..... .......................................................... 81

Tabel 4.4 Pendidikan Responden ..................................................... 81

Tabel 4.5 Unit Kerja Responden ...................................................... 82

Tabel 4.6 Posisi/ Jabatan Responden ................................................ 82

Tabel 4.7 Lama Responden Menjabat .............................................. 83

Tabel 4.8 Intensitas Responden Mengikuti Pengarahan .................... 83

Tabel 4.9 Pengarahan atasan tentang peraturan yang harus dilakukan oleh

anggota ................. .......................................................... 86

Tabel 4.10 Pengarahan atasan tentang peraturan yang menggunakan kata-kata

bersifat ajakan ....... .......................................................... 86

Tabel 4.11 Pengarahan atasan yang menggunakan kata-kata pujian .... 89

Tabel 4.12 Pengarahan atasan yang menjanjikan sesuatu yang

menguntungkan anggota .................................................. 89

Tabel 4.13 Pengarahan atasan yang sering menjanjikan adanya pemberian

hadiah ................... .......................................................... 90

Tabel 4.14 Pengarahan atasan yang sering menjanjikan adanya kenaikan

Jabatan .................. .......................................................... 91

Tabel 4.15 Teguran yang disampaikan atasan kepada anggota yang tidak

masuk kerja ........... .......................................................... 93

Tabel 4.16 Teguran yang disampaikan atasan kepada anggota yang tidak

mematuhi peraturan .......................................................... 94

Tabel 4.17 Pesan atasan yang dapat membuat rasa takut .................... 95

Page 16: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

�����

Tabel 4.18 Pesan atasan yang dapat membuat rasa khawatir dikeluarkan

dari pekerjaan ......... .......................................................... 96

Tabel 4.19 Pesan atasan yang dapat menbuat rasa khawatir akan kehilangan

pekerjaan ............... .......................................................... 97

Tabel 4.20 Pengarahan atasan yang menarik perhatian anggota untuk

dilaksanakan .......... .......................................................... 99

Tabel 4.21 Perintah atasan yang selalu dapat diterima dengan baik oleh

anggota ................. .......................................................... 99

Tabel 4.22 Kejelasan isi pesan yang disampaikan oleh atasan ............. 100

Tabel 4.23 Kejelasan bahasa yang digunakan atasan dalam menyampaikan isi pesan .............. .......................................................... 101 Tabel 4.24 Bukti yang diberikan atasan dalam setiap pengarahan ....... 101

Tabel 4.25 Kepahaman anggota atas pengarahan yang disampaikan

Atasan .................... .......................................................... 104

Tabel 4.26 Kepahaman anggota akan pentingnya pengarahan terhadap

Kinerja Polri .......... .......................................................... 104

Tabel 4.27 Kepahaman anggota akan perintah yang diberikan oleh atasan 105

Tabel 4.28 Kesenangan anggota untuk mengikuti setiap pengarahan yang

dilakukan atasan ..... .......................................................... 107

Tabel 4.29 Kesenangan anggota dengan gaya kepemimpinan atasan dalam

setiap pengarahan .. .......................................................... 108

Tabel 4.30 Kesenangan anggota dalam melaksanakan tugas yang diberikan

atasan dalam setiap pengarahan ........................................ 109

Tabel 4.31 Dukungan anggota terhadap kegiatan dan kebijakan baru yang

dibuat oleh atasan .. .......................................................... 111

Tabel 4.32 Kesediaan anggota untuk menginformasikan setiap kegiatan dan

kebijakan baru terhadap sesama anggota........................... 111

Tabel 4.33 Kesediaan anggota untuk melaksanakan setiap kegiatan dan kebijakan baru yang dibuat oleh atasan ............................. 112

Page 17: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Model Teori S-O-R ............................................................ 15

Gambar 1.2 Kerangka Penelitian ........................................................... 17

Gambar 1.3 Kerangka Pemikiran .......................................................... 20

Gambar 2.1 Aliran komunikasi Formal dalam Organisasi ...................... 51

Gambar 2.2 Teori S-O-R ............................................................. 63

Gambar 2.3 Penerapan Teori S-O-R ...................................................... 64

Page 18: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Ijin Pra Riset / Riset.

2. Surat Keterangan Telah Melakukan Ijin Pra Riset / Riset.

3. Angket

4. Codding Book.

5. Codding Sheet.

6. Lampiran Perhitungan Manual Korelasi Rank Spearman.

7. Lampiran Perhitungan Manual Validitas Reabilitas Ordinal.

8. Lampiran Rekap Uji Validitas Reliabilitas.

9. Lampiran Nama-nama Dantabes / Kapolwiltabes Bandung Periode Tahun

1966 – 2010,

10. Lampiran Gambar Strukutur Organisasi Polwiltabes Bandung.

11. Lampiran Gambar Strukutur Organisasi Satuan Samapta Polwiltabes

Bandung.

12. Lampiran Foto-foto Kegiatan.

13. Daftar Riwayat Hidup

Page 19: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejak ada peradaban manusia sampai sekarang komunikasi dilakukan

dalam melakukan hubungan satu sama lainnya. Perkembangan komunikasi pun

semakin kompleks dan semakin penting dirasakan manusia. Komunikasi

mewarnai seluruh kehidupan manusia karena manusia tidak bisa tidak

berkomunikasi. Begitu pula dalam suatu lembaga tidak akan terlepas dari

komunikasi, sebab individu-individu dalam sebuah lembaga atau organisasi harus

melakukan komunikasi demi mencapai tujuan.

Ludlow dan Panton (1993 : 3), menyatakan bahwa, hampir sepertiga kehidupan orang dewasa dihabiskan di tempat kerja, dan kemampuan komunikasi yang baik yang dikembangkan di tempat kerja akan merambat kepada meningkatnya mutu kehidupan pribadi mereka.

Manusia dan komunikasi merupakan satu kesatuan. Komunikasi melekat

pada diri manusia, sehingga we can not communicate (kita tidak bisa tidak

berkomunikasi). Keberadaan komunikasi, karena begitu melekatnya pada diri

manusia sering tanpa disadari. Manusia cenderung beranggapan bahwa dirinya

mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi. Akibatnya, masalah-masalah yang

muncul yang berkaitan dengan komunikasi, seringkali diselesaikan sendiri.

Kepatuhan adalah salah satu hal yang harus diperhatikan dalam suatu

organisasi/lembaga, karena kepatuhan merupakan salah satu faktor utama dalam

mewujudkan keserasian dalam suatu organisasi / lembaga.

Page 20: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

Manusia merupakan unsur yang paling utama dalam pencapaian suatu

tujuan lembaga. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena lembaga merupakan wadah

atau alat bagi manusia untuk mencapai cita-citanya. Dilain pihak lembaga

memerlukan peranan manusia sebagai pemimpin atau karyawan untuk dapat

melaksanakan misi lembaga / organisasi sehingga tujuan yang ditentukan dalam

suatu organisasi dapat tercapai.

Peraturan kerja dalam organisasi merupakan suatu upaya untuk menjaga

kestabilan dan keserasian kerja serta merupakan kontrol diri bagi para anggota

dalam bekerja. Kepatuhan merupakan hal yang penting untuk diperhatikan karena

dengan kepatuhan yang tinggi akan meningkatkan produktivitas kerja anggota.

Kepatuhan merupakan hal yang harus dipatuhi oleh setiap pihak baik atasan

maupun anggota.

Usaha untuk meningkatkan sikap patuh anggota ini terjadi pula di satuan

samapta Polwiltabes Bandung. Hal ini perlu dilakukan karena tingkat kepatuhan

anggota sangat kurang. Berdasarkan data yang diperoleh oleh penulis,

menerangkan bahwa yang paling banyak melakukan tindakan Indisipliner di

Intistusi kepolisian Polrestabes Bandung adalah di bagian satuan Samapta.

Dijelasakan bahwa dari tahun 2008-2009 telah terjadi pelanggaran yang

dilakukan anggota sebanyak 27 orang. Pelanggaran yang terjadi diantaranya

adalah sebagai berikut :

1. Tidak mentaati peraturan perundang – undangan yang berlaku , baik yang berhubungan dengan tugas kedinasan maupun yang berlaku secara umum.

Page 21: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

2. Melakukan hal; - hal yang dapat menurunkan kehormatan dan martabat Negara, Pemerintah atau Polri.

3. Menghindar tanggung jawab dinas ( Mangkir).

4. Menghindar tanggung jawab dinas dan penyalahgunaan Psikotropika.

5. Menjadi penagih piutang atau menjadi pelindung orang yang punya utang serta penyalahgunaan wewenang.

6. Tidak memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan dengan sebaik – baiknya lepada masyarakat dan melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain.

7. Tidak memberikan contoh dan teladan yang baik terhadap bawahannya

8. Tidak mentaati ketentuan jam kerja

9. Tidak mentaati perintah kedinasan yang sah dari atasan yang berwenang

10. Melakukan perbuatan tercela yang seharusnya tidak dilakukan oleh anggota Polri

11. Meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 hari kerja secara berturut – turut.

(Sumber : Data dari Polrestabes Bandung )

Dari data yang diperoleh diatas maka moral dan etika personil Polri harus

diperbaiki agar kasus-kasus pelanggaran tersebut tidak terulang di kemudian hari.

Dengan moral dan etika yang baik, kasus pelanggaran angota bagian samapta

seharusnya bisa dibicarakan dengan baik bersama . Bisa dibicarakan dan

didiskusikan antara atasan dan bawahan, bukan menempuh jalan pintas.

Penegakkan peraturan ini merupakan tanggung jawab semua pihak, namun

dalam hal ini Kapolwiltabes bertanggung jawab langsung dalam hal tingkat

kepatuhan anggota. upaya yang dilakukan Kapolrestabes adalah dengan

memberikan hukuman yang dilakukan setelah anggota melakukan pelanggaran.

Page 22: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

Pada hari selasa, tanggal 13 April 2010 terjadi suatu insiden atau benturan

antara petugas satpol PP dan Polri dengan masyarakat Koja. Menurut pernyataan

Presiden SBY “Insiden ini seharusnya dan sesungguhnya dapat dicegah dan

dihindari karena begiru melihat situasi di lapangan atau situasi sosial yang tidak

memungkinkan sebuah tindakan dilakukan, meskipun tindakan itu secara hukum

itu benar. SBY juga mengingatkan agar pemerintah daerah di seluruh Indonesia

memilih pendekatan dan cara yang baik didalam melakukan penertiban. Pilihlah

cara persuasif untuk mencegah benturan yang bersifat fisik, karena dalam situasi

yang panas terjadinya benturan fisik sangat bisa menimbulkan korban.

Komunikasi persuasif bertujuan untuk merubah sikap anggota yang

tadinya kurang patuh menjadi patuh melaksanakan tugasnya. Sesuai dengan

pengertian komunikasi persuasi dari Onong Uchjana Effendy, menyatakan

bahwa :

Persuasi adalah proses mempengaruhi sikap pandangan atau perilaku seseorang dalam bentuk kegiatan membujuk, mengajak dan sebagainya. Sehingga ia melakukannya dengan kesadaran sendiri, (persuasi berasal dari bahasa latin “persuasion” yang berarti ajakan atau bujukan). (Effendy, 1989 :270)

Dari pengertian diatas dapat dilihat bahwa komunikasi persuasif yang

dilakukan adalah dalam upaya untuk mengubah sikap, kepercayaan dan perialku

khalayak. Dalam melakukan komunikasi persuasif, kita harus memahami kriteria

tanggung jawab persuasi, sebagaimana yang dikemukakan Larson, yaitu adanya

kesempatan yang sama untuk saling mempengaruhi, memberi tahu audiens

tentang tujuan persuasi, dan mempertimbangkan kehadiran audiens”.

Page 23: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

Pentingnya komunikasi persuasif atasan dinyatakan oleh G.R Miller

(1980), bahwa :

” Persuasif communication as any message that is intended to shape, reinforce, or change the responses at another or other .” (Miller, 1980:4)

”� Komunikasi persuasif adalah suatu pesan yang ditujukan untuk membentuk, memperkuat, atau mengubah tanggapan lainnya”.

Apabila melihat pernyataan G.R Miller, dapat dinyatakan bahwa kegiatan

komunikasi persuasif mempengaruhi lembaga dalam banyak hal. Bahkan suatu

lembaga tidak bisa eksis tanpa komunikasi.

Jika tidak ada komunikasi, atasan tidak akan mengetahui apa rangkaian

kerja bawahan dan atasan juga tidak bisa mendapat infomasi sebagai bahan

masukan sehingga atasan tidak dapat memberikan instruksi-instruksi kepada

anggota. Lembaga akan runtuh karena koordinasi kerja tidak memungkinkan lagi

dan kerjasama pun tidak akan terjadi, sehingga orang-orang tidak

mengkomunikasikan kebutuhan-kebutuhan, perasaan-perasaan, gagasan, ide, dan

berbagai pendapat.

Menurut Ludlow dan Panton (1996 :4), komunikasi dalam organisasi dapat

mendatangkan efektivitas lebih besar. Komunikasi menempatkan orang-orang

untuk terlibat dengan organisasi, komunikasi meningkatkan hubungan dan

pengertian antara atasan-bawahan;kolega;orang-orang untuk mengerti perubahan.

Page 24: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

Effendy menyatakan bahwa :

” Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat.” (Effendy, 1998 :115).

Melihat pernyataan Effendy, ada beberapa pertanyaan yang berlaku disini.

Seperti pertanyaan menyangkut metode komunikasi, proses komunikasi, faktor-

faktor penghambat komunikasi. Proses komunikasi dapat dilakukan secara primer

dan sekunder, dalam proses penyampaian pesan mengenai tugas, staff atau

manager pada suatu saat akan menjadi komunikator dan pada saat lain akan

menjadi komunikan. Selain itu, faktor-faktor yang menjadi penghambat dan yang

lainnya pun dapat menunjang pelaksanaan komunikasi pesuasif atasan terhadap

sikap patuh anggota dalam bekerja.

Di dalam kelompok/organisasi itu selalu terdapat bentuk kepemimpinan

yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang

terdiri dari pemimpin dan bawahan/karyawan. Di antara kedua belah pihak harus

ada two-way-communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal

balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai

cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu

organisasi. Kerja sama tersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi

hubungan sosial/kebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses

adanya suatu keinginan masing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil

yang nyata dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan.

Page 25: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

Hubungan yang dilakukan oleh unsur pimpinan antara lain kelangsungan

hidup berorganisasi untuk mencapai perkembangan ke arah yang lebih baik

dengan menciptakan hubungan kerja sama dengan bawahannya. Hubungan yang

dilakukan oleh bawahan sudah tentu mengandung maksud untuk mendapatkan

simpati dari pimpinan yang merupakan motivasi untuk meningkatkan prestasi

kerja ke arah yang lebih baik. Hal ini tergantung dari kebutuhan dan cara masing-

masing individu, karena satu sama lain erat hubungannya dengan keahlian dan

tugas-tugas yang harus dilaksanakan.

Di kepolisian hubungan antara atasan dan bawahan tidak lekat, ini berbeda

dengan di militer yang pola hubungannya sangat erat antara atasan dan bawahan,

misalnya mereka berkumpul dan kadang bernyanyi bersama.

Polisi memiliki tingkat stres yang tinggi. Beban kerja mereka berlebih dan

belum ditambah beban mereka untuk menghidupi keluarganya. Untuk itu atasan

harus mempraktekkan sistem konseling atau bimbingan terhadap bawahannya.

Sistem pembinaan personel harus dikembangkan dengan dialog yang

terbuka dan transparan. Pola-pola indoktrinasi dan subordinasi atasan bawahan ala

militer harus dihindari karena kepolisian sejatinya adalah institusi sipil yang

berhubungan langsung dengan masyarakat.

Persuasi dapat dipandang sebagai suatu cara belajar. Manusia dapat belajar

tentang fenomena-fenomena yang ada di hadapannya. Manusia dapat mengubah

respon yang berkaitan dengan sikapnya. Belajar persuasi merupakan suatu

gabungan produk pesan yang diterima individu dan mengantarai berbagai

Page 26: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

kekuatan di dalam individu yang bertindak berdasarkan pesan-pesan tersebut agar

menghasilkan pesan-pesan persuasif.

Dari beberapa hasil penelitian, dijelaskan bahwa penggunaan teknik

komunikasi persuasif dalam prakttiknya dinilai cukup efektif. Sebagai contoh, dari

hasil penelitian yang ditulis oleh Eva Rahmawaty di tahun 2003 dengan judul

Teknik Persuasif Pesan Iklan Pelestarian Hutan Dari Perum Perhutani di Televisi

Pada Kesadaran Masyarakat Akan Pentingnya Hutan dijelaskan bahwa, teknik

persuasif asosiasi, teknik persuasif fear arousing dan teknik persuasif icing device

yang digunakan dalam pesan iklan layanan masyarakat pelestarian hutan dari

perum Perhutani, dapat dikatakan cukup mampu meningkatkan kesadaran

masyarakat akan pentingnya pelestarian hutan.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

yang berhubungan dengan pola komunikasi persuasif atasan. Penelitian tersebut

yaitu “ Hubungan Antara Komunikasi Persuasif Atasan dengan Sikap Patuh

Anggota Satuan Samapta dalam Bekerja di Polrestabes Bandung ”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, penulis merumuskan masalah

sebagai berikut :

” Apakah terdapat Hubungan antara Teknik Komunikasi Persuasif Atasan

dengan Sikap Patuh Anggota dalam Bekerja”.

Page 27: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

1.3 Identifikasi Masalah

Untuk memperjelas masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka

identifikasi masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat hubungan antara teknik integrasi (Integration Technique)

komunikasi persuasif atasan dengan sikap patuh anggota dalam bekerja ?

2. Apakah terdapat hubungan antara teknik iming-imingi (Pay Off)

komunikasi persuasif atasan dengan sikap patuh anggota dalam bekerja ?

3. Apakah terdapat hubungan antara teknik Menakut-nakuti (Fear Arrousing

Technique) komunikasi persuasif atasan dengan sikap patuh anggota

dalam bekerja ?

4. Apakah terdapat hubungan antara teknik tataan (Icing Device Technique)

komunikasi persuasif atasan dengan sikap patuh anggota dalam bekerja ?

1.4 Alasan Pemilihan Masalah

Penulis memilih hubungan antara komunikasi persuasif atasan dengan

sikap patuh angggota dalam bekerja, karena :

1. Karena semakin banyak atasan dijajaran Polri yang tidak terlalu

mengindahkan pentingnya komunikasi persuasif dalam memberikan

pengertian kepada angotanya. Dalam hal ini. Kita mengetahui bagaimana

sistem yang selama ini ada di tubuh polisi Indonesia, mereka terlalu

terpaku terhadap aturan-aturan yang telah ada. Seharusnya atasan dalam

menyampaiakn suatu kebijakan menggunakan cara lain, seperti

Page 28: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

mempersuasi anggota kearah yang lebih ketika ada salah satu dari mereka

yang melakukan indisipliner.

2. Bahwa komunikasi persuasi dapat menyebabkan perubahan pada

khlayaknya baik pada perubahan sikap, tingkah laku atau yang lainnya.

Perubahan yang terjadi pada komunikan (disini adalah perubahan sikap

anggota) dirasakan oleh mereka sebagai keinginan yang muncul dari dalm

dirinya, tanpa merasa ada paksaan dari siapapun, padahal perubahan

tersebut merupakan efek komunikasi persuasif yang dilakukan oleh

komunikator (disini adalah atasan yang bertindak sebagai komunikator).

1.5 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.5.1 Tujuan Penelitian

Terdapat beberapa tujuan yang ingin diketahui dari hasil penelitian ini,

antara lain :

1. Untuk mengetahui hubungan antara teknik integrasi (Integration

Technique) komunikasi persuasif atasan dengan sikap patuh anggota

dalam bekerja.

2. Untuk mengetahui hubungan antara teknik iming-imingi (Pay Off)

komunikasi persuasif atasan dengan sikap patuh anggota dalam

bekerja.

3. Untuk mengetahui hubungan antara teknik Menakut-nakuti (Fear

Arrousing) komunikasi persuasif atasan dengan sikap patuh anggota

dalam bekerja.

Page 29: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

4. Untuk mengetahui hubungan antara teknik tataan (Iing Technique)

komunikasi persuasif atasan dengan sikap patuh anggota dalam

bekerja.

1.5.2 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Kegunaan Teoritis

• Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan penulis mengenai komunikasi persuasif pada umumnya

dan teknik komunikasi persuasif atasan pada khususnya.

• Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

perkembangan Ilmu komunikasi, khususnya bagi proses

komunikasi persuasif di suatu lembaga/instansi.

2. Kegunaan Praktis

• Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang

sarjana S1 Jurusan Public Relations, Fakulltas Ilmu Komunikasi,

Universitas Islam Bandung.

• Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

bahan masukan untuk pertimbangan dan sumbangan pemikiran

yang bermanfaat bagi jajaran satuan Polri Polrestabes Bandung

pada umumnya dan khusunya untuk jajaran satuan Samapta di

Polrestabes Bandung.

Page 30: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

• Memberikan masukan kepada institusi Polrestabes, khususnya para

atasan untuk melakukan sikap persuasi yang baik, yang berguna

untuk peningkatan mutu para anggotanya dalam bekerja.

1.6 Pembatasan Masalah dan Pengetian Istilah

1.6.1 Pembatasan Masalah

1. Teknik Komunikasi persuasif, penulis batasi pada bentuk teknik

integrasi, teknik iming-iming, teknik menakut-nakuti, dan teknik tataan.

2. Sikap, penulis batasi pada aspek pandangan (kognitif), aspek perasaan

(afektif), dan aspek tindakan/perilaku (konatif).

3. Responden dalam penelitian ini adalah Anggota Polri, penulis batasi

pada anggota Satuan Samapta Polrestabes Bandung.

1.6.2 Pengertian Istilah

1. Komunikasi

Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris communication, yang

berasal dari bahasa latin communication dan bersumber dari kata

communis yang berarti sama disini artinya “sama makna” (Onong Uchjana

Effendy dalam Prasetyo, 2000 : 60).

Komunikasi sangat penting bagi kehidupan manusia. Melalui

komunikasi manusia dapat menyampaikan pesan atau informasi kepada

orang lain. Pendek kata dengan melakukan komunikasi manusia dapat

berhubungan atau berinteraksi antara satu dengan yang lain.

Page 31: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

2.Persuasif

Istilah persuasi bersumber dari bahasa latin “persuasion”, yang

berarti membujuk, mengajak atau merayu.

Persuasi bisa dilakukan secara rasional dan secara emosional.

Denagn cara rasional, komponen kognitif padadiri seseorang dapat

dipengaruhi. Aspek yang dipengaruhi berupa ide ataupun konsep. Persuasi

yang dilakukan secara emosional, biasanya menyentuh aspek afeksi, yaitu

hal yang berkaitan dengan kehidupan emosional seseorang. Melalui cara

emosional, aspek simpati dan empati seseorang dapat digugah.

3.Komunikasi Persuasif

Komunikasi persuasif adalah proses komunikasi yang mengubah

kepercayaan , sikap, tujuan, atau perilaku orang lain dengan menggunakan

pesan verbal atau non verbal, baik secara disengaja ataupun tidak

disengaja (Applbaum & Anatol, 1974 :12).

4.Atasan

Pemimpin atau atasan merupakan pimpinan di dalam suatu

organisasi atau institusi. Banyak muncul pengertian-pengertian mengenai

pemimpin, antara lain :

1. Pemimpin adalah figur sentral yang mempersatukan kelompok (1942)

2. Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan

dari kelompok, akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi

dengan potensi tinggi di lapangan. Dalam hal sama, Krech dan

Crutchfield memandang bahwa dengan kebaikan dari posisinya yang

Page 32: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

khusus dalam kelompok ia berperan sebagai agen primer untuk

penentuan struktur kelompok, suasana kelompok, tujuan kelompok,

ideologi kelompok, dan aktivitas kelompok.

3. Pemimpin adalah individu yang memiliki program/rencana dan

bersama anggota kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan

cara yang pasti.

5. Sikap

Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan

merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, dan nilai, mempunyai

daya pendorong atau motivasi, relatif menetap, mengandung aspek

evaluatif, dan sikap timbul dari hasil pengalaman.

6. Patuh

Bersedia untuk melaksanakan keinginan orang lain: menerima ,

penurut , patuh , tunduk , patuh , penurut , luwes.

1.7 Kerangka Pemikiran

Kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi

pemahaman-pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar

dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran selanjutnya.

Untuk mendapatkan sebuah kerangka berpikir akan suatu hal bukan

sesuatu yang mudah, diperlukan suatu pemikiran yang mendalam, tidak

menyimpulkan hanya dari fakta yang dapat terindra, atau hanya dari sekedar

informasi-informasi yang terpenggal. Selain itu diperlukan sebuah pemikiran yang

cerdas dan mustanir (cemerlang) akan setiap maqlumat tsabiqah (informasi ) yang

Page 33: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

dimilikinya dan berupaya dengan keras menyimpulkan sesuatu kesimpulan yang

memunculkan keyakinan.

Penelitian ini mengunakan model pendekatan dari S-O-R. dimana

merupakan teori yang menitikberatkan pada penyebab sikap yang dapat

mengubahnya dan tergantung pada kualitas rangsang yang berkomunikasi dengan

organisme, karakteristik dari komunikator (sumber) menentukan keberhasilan

tentang perubahan sikap, seperti kredibilitasnya, kepemimpinannya dan cara

berkomunikasi. (Mar’at, 1981:26)

Gambar 1.1 S-O-R Model

(Mar’at, 1981:29)

Perubahan ini akan melalui tahap perhatian, pengertian,dan penerimaan.

Tiap tahapan terjadi proses internal tersendiri untuk dapat diterapkan pada tahapan

berikutnya sebagai reaksi sendiri.

Tahap I

Stimulus Perhatian Pengertian Penerimaan Organisme ( Individu )

Stimulus

Organism :

-Perhatian

-Pengertian

-Penerimaan

Response

Page 34: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

(Mar’at, 1981:30)

Stimulus yang disampaikan pada organisme (individu) akan dijawab

dengan adanya perhatian terhadap isi. Pada proses ini terdapat kegiatan-

kegiatan dari komponen kognisis yang memberikan informasi mengenai

stimulus tersebut. informasi tersebut pada awalnya belum mempunyai arti dan

baru sampai pada tahap ontrospeksi. Untuk menuju pada tahap kedua, terjadi

proses sebagai berikut :

Introspeksi Wawasan, Memahami Ide

(Mar’at, 1981:30)

Tahap II

Pada tahap ini terjadi suatu proses “mengerti” tentang konsepsi yang telah

dibuat. Jika tahap ini tidak dimengerti, maka tahap ini tidak tercapai. Pada

tahap ini telah ada penerimaan sebagai konsep.

Mengerti Konsepsi

(Mar’at, 1981:30)

Tahap III

Pada tahap ini terjadi keyakinan terhadap penerimaan. Selanjutnya terjadi

reaksi berupa tindakan dalam perubahan sikap.

Page 35: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

Pengertian Menerima Keyakinan

(Mar’at, 1981:30)

Mengacu pada model teori S-O-R diatas, penulis menjabarkan kerangka

penelitiannya adalah sebagai berikut :

Gambar 1.2. Kerangka Penelitian.

Penjelasannya adalah sebagai berikut :

Menurut Onong Uchyana Effendy (1992) teknik komunikasi persuasif

meliputi :

Teknik Komunikasi Persuasif

- Teknik Integrasi.

- Teknik Iming-iming.

- Teknik Menakut-nakuti.

- Teknik Tataan

(Stimulus

- Perhatian

- Pemahaman

- Penerimaan

(Organisme)

Sikap Patuh :

- Aspek Kognitif

- Aspek Afektif

- Aspek Konatif

(Response)

Page 36: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

� �

1. Teknik Asosiasi (Asociation Technique), yaitu penyajian pesan komunikasi

dengan jalan menumpangkan pada suatu objek atau peristiwa yang sedang

menarik perhatian khalayak.

2. Teknik Integrasi (Integration Technique), adalah kemampuan untuk

menyatukan diri dengan komunikan dalam arti kata menyatukan diri secara

komunikasi, yakni melalui kata-kata atau lambang-lambang nonverbal

menggambarkan dirinya senasib dengan komunikan.

3. Teknik Iming-iming (Pay off Technique). Teknik pay off merupakan

kebalikan dari teknik fear arousing. Dalam kegiatan mempengaruhi orang lain

seorang komunikator bisa melakukan dengan dua cara , yakni dengan jalan

rewarding yaitu mengiming-imingi hal yang baik

4. Teknik menakut-nakuti (Fear Arrousing technique). Teknik fear arousing

merupakan kebalikan dari teknik pay off. Dalam kegiatan mempengaruhi orang

lain dengan jalan punishment yaitu menakut-nakuti atau menggambarkan

konsekuensi yang buruk.

5. Teknik Tataan (Icing Technique). Metode Icing pada kegiatan komunikasi

persuasi adalah menata pesan komunikasi dengan “emotional appeal”,

sedemikian rupa sehhingga komunikasi menjadi lebih menarik.

6. Teknik Gerak Tipu (Red Herring Technique), adalah cara seorang persuader

mengelakan argumentasi yang lemah umtuk kemudian mengalihkan sedikit

demi sedikit ke segi yang dikuasai guna dijadikan senjata ampuh dalam

menyerang lawan.

Tiga aspek / komponen sikap :

Page 37: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

1. Kognitif

Komponenr kogmitif merupakan representasi apa yang dipercaya oleh

individu pemilik sikap. Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang

berlaku atau apa yang benar bagi objek. (Azwar, 2003:24)

2. Afektif

Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang

terhadap suatu objek sikap. (Azwar, 2003:26)

3. Aspek Konatif

Komponen konatif menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan

berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap

yang dihadapinya. (Azwar, 2003:26)

Untuk lebih jelasnya, penulis membuat bagan kerangka pemilkiran

dibawah berikut ini :

Page 38: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

BAGAN KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar 1.3. Kerangka Pemikiran

HUBUNGAN ANTARA TEKNIK KOMUNIKASI

PERSUASIF ATASAN TERHADAP SIKAP ANGGOTA

DALAM BEKERJA

Asumsi Dasar Teori (Teori S-O-R)

Teori ini menitikberatkan pada penyebab sikap yang dapat mengubahnya dan tergantung pada kualitas rangsang yang berkomunikasi dengan organism.

Karakteristik dari komunikator menentukan keberhasilan tentang perubahan sikap, seperti kredibilitasnya, kepemimpinannya dan cara berkomunikasi.

(Mar’at, 1981 : 26)

Perumusan Masalah

” Apakah terdapat Hubungan antara Teknik Komunikasi Persuasif Atasan dengan Sikap Patuh Anggota dalam Bekerja”.

Variabel X

Teknik Komunikasi Persuasif Atasan

X1 : Teknik Integrasi(Integration

Technique)

• Pesan Verbal yang mengandung

ajakan.

X2 : Teknik iming-iming (Pay Off

Technique)

• Pesan yang mengandung pujian.

• Pesan yang mengandung

pemberian hadiah.

X3 : Teknik Menakut-nakuti (Fear

Arrousing Technique)

• Pesan yang mengandung kata

teguran.

• Pesan yang menimbulkan

kekhawatiran

X4 : Teknik Tataan(Icing Technique)

• Pesan menarik perhatian

Variabel Y

Sikap Patuh Anggota

Y1 : Aspek Kognitif

• Pemahaman pengarahan atasan.

• Pemahaman perintah atasan.

Y2 : Aspek Afektif

• Perasaan senang dengan gaya kepemimpinan atasan.

• Perasaan senang dalam melaksanakan tugas.

Y3 : Aspek Konatif

• Dukungan dalam melaksanakan kegiatan dan kebijakan.

• Kesediaan melaksanakan kegiatan dan kebijakan

Page 39: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

1.8 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah kesimpulan sementara atau proposisi tentatife hubungan

antara dua variable atau lebih. Suatu hipotesis merupakan suatu proposisi yang

dinyatakan dalam bentuk yang dapat diuji dan meramalkan suatu hubungan

tertentu antara dua variabel ( Malo et al, 1985 : 56 ).

Berdasarkan batasan diatas, hipotesis adalah jawaban sementara suatu

masalah penelitian ini dirumuskan dalam suatu pernyataan yang dapat diuji dan

menjelaskan hubungan antara dua variable atau lebih. Jadi hipotesis

menghubungkan antara teori dengan dunia empiris.

1.8.1 Hipotesis Utama

- H0 : Ada hubungan antara teknik komunikasi persuasif atasan

bawahan dengan sikap patuh anggota Satuan Samapta dalam bekerja di

Polwiltabes Bandung .

- H1 : Tidak ada hubungan antara teknik komunikasi persuasif atasan

bawahan dengan sikap patuh anggota Satuan Samapta dalam bekerja di

Polwiltabes Bandung.

1.8.2 Sub Hipotesis

1. a) - H0 : Tidak ada hubungan antara teknik integrasi dengan

aspek kognitif.

- H1 : Ada hubungan antara teknik integrasi dengan aspek

kognitif.

b) - H0 : Tidak ada hubungan antara teknik integrasi dengan

aspek afektif

Page 40: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

- H1 : Ada hubungan antara teknik integrasi dengan aspek

afektif.

c) - H0 : Tidak ada hubungan antara teknik integrasi dengan

aspek konatif.

- H1 : Ada hubungan antara teknik integrasi dengan aspek

konatif.

2. a) - H0 : Tidak ada hubungan antara teknik iming-iming dengan

aspek kognitif.

- H1 : Ada hubungan antara teknik iming-iming dengan aspek

kognitif.

b) -H0 : Tidak ada hubungan antara teknik iming-iming dengan

aspek afektif.

-H1 : Ada hubungan antara teknik iming-iming dengan aspek

afektif.

c) -H0 : Tidak ada hubungan antara teknik iming-iming dengan

aspek konatif.

- H1 : Ada hubungan antara teknik iming-iming dengan aspek

konatif .

3. a) - H0 : Tidak ada hubungan antara teknik menakut-nakuti dengan

aspek kognitif.

- H1 : Ada hubungan antara teknik menakut-nakuti dengan

aspek kognitif.

Page 41: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

b) -H0 : Tidak ada hubungan antara teknik menakut-nakuti dengan

aspek afektif.

- H1 : Ada hubungan antara teknik menakut-nakuti dengan

aspek afektif.

c) - H0 : Tidak ada hubungan antara teknik menakut-nakuti dengan

aspek konatif.

- H1 : Ada hubungan antara teknik menakut-nakuti dengan

aspek konatif .

4. a) - H0 : Tidak ada hubungan antara teknik tataan dengan aspek

kognitif.

- H1 : Ada hubungan antara teknik tataan dengan aspek kognitif.

b) -H0 : Tidak ada hubungan antara teknik tataan dengan aspek

afektif.

- H1 : Ada hubungan antara teknik tataan dengan aspek afektif.

c) - H0 : Tidak ada hubungan antara teknik tataan dengan aspek

konatif.

- H1 : Ada hubungan antara teknik tataan dengan aspek konatif .

Page 42: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

1.9 Operasional Variabel

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel X dan variabel Y.

Variabel X yaitu: Teknik Komunikasi Persuasif Atasan

Konsep Utama ini yaitu Komunikasi Persuasif Atasan Terhadap Sikap

Patuh Anggota Dalam Bekerja. Komunikasi Persuasif Atasan yang akan

diteliti dalam penelitian ini terdiri dari Teknik Integrasi, Teknik Pat Off &

Fear Arrousing, dan Teknik Icing Device.

Variabel Y : Sikap Anggota dalam Bekerja

Konsep Kedua dalam penelitian ini adalah sikap anggota ( Variabel Y )

yang dapat dilihat dari dari sikap anggota yaitu, aspek kognitif, aspek

afektif dan aspek konatif.

Penjelasan :

Variabel X : Teknik Komunikasi Persuasif Atasan

Sub Varibel X1 : Integration Technique

Indikator :

• Pesan verbal yang mengandung

ajakan.

Sub Variabel X2 : Pay off Technique

Indikator :

• Pesan yang mengandung pujian.

• Pesan yang mengandung adanya

pemberian hadiah.

Page 43: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

Sub Variabel X3 : Fear Arrousing Technique

• Pesan yang mengandung kata

teguran.

• Pesan yang menimbulkan

kekhawatiran

Sub Variabel X4 : Icing Technique

Indikator :

• Pesan menarik perhatian

Variabel Y : Sikap Anggota

Sub Variabel Y1 : Aspek Kognitif

Indikator :

• Pemahaman anggota terhadap

pengarahan yang diberikan atasan

• Pemahaman anggota terhadap

perintah atasan.

Sub Variabel Y2 : Aspek Afektif

Indikator :

• Anggota merasa senang terhadap

gaya kepemimpinan atasan.

• Anggota merasa senang dalam

melaksanakan tugas.

Page 44: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

Sub Variabel Y3 : Aspek Konatif

Indikator :

• Anggota mendukung kegiatan dan

kebijakan yang dibuat atasan.

• Anggota bersedia melaksanakan

kebijakan yang dibuat atasan.

1.10 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

1.10.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan teknik survey dengan menggunakan metode

korelasional yang ditujukan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau

lebih dengan menggunakan hitungan koefisien korelasi. Metode Korelasi

bertujuan meneliti sejauhmana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi

pada faktor lain (Rakhmat, 2005:27). Metode ini ditujukan untuk melihat dan

mengkaji hubungan di antara variabel 1 (teknik komunikasi persuasif atasan)

dengan variabel 2 (sikap anggota).

Metode ini digunakan peneliti karena ingin meneliti apakah ada hubungan

antara teknik komunikasi persuasif atasan dengan sikap patuh anggota dalam

bekerja. Metode ini dapat membuktikan secara langsung hubungan diantara

variabel, menanyakan kepada responden dengan cara menyebar angket lalu

mengujinya dengan hipotesis. Jika keduanya ada hubungan, maka variabel X

berkorelasi positif dengan variabel Y. Namun sebaliknya, jika variabel X

Page 45: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

berkorelasi negatif maka tidak ada hubungan teknik komunikasi persuasif atasan

dengan sikap patuh anggota dalam bekerja. Karena hanya ada dua varibel yang

diteliti hubungannya dalam pembahasan ini maka korelasinya disebut korelasi

sederhana (Rakhmat, 2005 ;72).

1.10.2 Instrumen Penelitian

Karena metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

korelasional, maka instrumen penelitian yang digunakan berasal dari:

1.Data primer, yaitu data yang yang berhubungan langsung dengan

penelitian dimana data tersebut diperoleh oleh responden. Data primer ini

diperoleh dengan menggunakan instrumen angket/kuisioner yang

disebarkan kepada anggota satuan intelkam di Polwiltabes Bandung.

2.Data sekunder, yaitu data yang melengkapi dan relevan dengan data

primer sehingga hasil penelitian maksimal. Data sekunder ini diperoleh

dari berbagai sumber yang menunjang penjelasan penelitian, yaitu dengan

menggunakan instrumen draf wawancara, dan catatan atau data yang telah

tersedia (studi kepustakaan) yang berhubungan dengan penelitian.

1.10.3 Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Angket

Pengumpulan data melalui daftar terstruktur, mencakup

pertanyaan-pertanyaan tertulis yang akan dibagikan kepada

responden untuk mengetahui tanggapannya mengenai hubungan

Page 46: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

� �

antara visualisasi iklan dengan perilaku publik terhadap keputusan

membeli produk. Angket digunakan sebagai pengumpulan data

primer penelitian.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu. Ada bermacam-macam cara

pembagian jenis wawancara yang dikemukakan dalam kepustakaan.

Cara pembagian pertama dikemukakan oleh Patton sebagai

berikut : wawancara pembicaraan informal, pendekatan

menggunakan petunjuk umum wawancara, dan wawancara baku

terbuka. Pembagian wawancara yang dilakukan oleh Patton

didasarkan atas perencanaan pertanyaannya.

Wawancara tersebut terdapat beberapa maksud, seperti

yang ditegaskan oleh Lincoln dan Guba dalam Moleong antara

lain: mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan,

organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain,

kebulatan, mengkonstruksikan kebulatan-kebulatan demikian

sebagai yang dialami masa lalu, memproyeksikan kebulatan-

kebulatan sebagai yang dialami masa lalu, memproyeksikan

kebulatan-kebulatan sebagai yang telah diharapkan untuk dialami

pada masa yang akan dating, memverifikasi, mengubah, dan

Page 47: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik

manusia maupun bukan manusia (triagulasi), dan memverifikasi,

mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh

peneliti sebagai pengecekan anggota.

Teknik untuk memperoleh data sekunder dengan bertanya

langsung kepada pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan

masalah yang akan diteliti.

3. Studi Kepustakaan

Kegiatan mengumpulkan data sekunder yang dibutuhkan

sehubungan dengan masalah dalam penelitian ini. Dengan

melakukan penelusuran kepustakaan sekaligus menelaah dengan

tujuan untuk mendalami prinsip-prinsip dasar, teori-teori serta

konsep-konsep yang ditemukan para ahli terdahulu yang

mempunyai wawasan. Data-data penunjang tersebut dapat melalui

buku-buku, majalah, dan internet serta referensi lainnya yang

berkaitan dengan penelitian.

1.10.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang di pergunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis deskriptif, yaitu memaparkan data-data yang sesuai dengan jawaban

responden, dan teknik analisis inferensial, yaitu teknik yang menganalisa data

kuantitatif serta menarik kesimpulan tentang ciri-ciri populasi yang tertentu dari

hasil analisa serangkaian sampel yang dipilih dari populasi yang bersangkutan. Uji

Page 48: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

koefisien korelasi Rank Spearman digunakan untuk mencari hubungan atau

menguji signifikasi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang

dihubungkan berbentuk ordinal, dan sumber data antar variabel tidak harus sama

(Siegel, 1997:250)

Langkah-langkah perhitungan :

1. Berilah rangking obsevasi-observasi pada variabel X da variabel Y

pada 1 hingga n.

2. Tentukan harga di dimana di = R (X)-R(Y) untuk setiap subyek

dengan mengurangkan rangking X pada rangking Y, kuadratkan

harga ituuntuk menentukan di2 untuk masing-masing subyek.

Jumlahkan harga-harga di2 untuk mendapatkan �di

2.

3. Hitung koefisien korelasi Rank Spearman. Jika terdapat angka

yang sama pada observasi X atau Y, gunakan rumus :

Dimana :

32

xN Nx T

12−

� = −� dan ( )3

x

t tT

1 2−

� � =

y

32 N Ny T

1 2−

� = − � dan ( )3

y

t tT

1 2−

� � =

xT� dan yT� merupakan faktor korelasi X dan Y.

2 2 2

2 22i

s

x y dr

x y

+ −= � � �

� �

Page 49: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

Keterangan :

t = frekuensi nilai yang sama

n = Jumlah sampel

X = Data item ke–i,i = 1,2,3…, 42

Y = Total dari nilai data sub variabel ke –i

Pengujian koefisiensi korelasi Rank Spearman :

Tentukan nilai t = rs � n-2

� 1- rs2

Jika tidak ada data yang sama, gunakan rumus :

6�di2

rs = 1- n (n2 -1 )

4. Menguji signifikasi koefisien korelasi rank Spearman :

Kriteria uji : tolak H0 jika nilai t hitung > t tabel (dk – N-2), terima

H0 dalam hal lainnya ( Siegel, 1997). Untuk meningkatkan tingkat

keeratan hubungan antara kedua variabel X dan Y digunakan

criteria Guilford (1956 : 145)

Tabel 1.1

Interprestasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,000 – 0, 199 Sangat rendah

0,200 – 0, 399 Rendah

0,400 – 0, 599 Sedang

0,600 – 0,799 Kuat

0,800 – 1,00 Sangat kuat

Page 50: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

Data yang diperoleh melalui angket dan kuesiomer kemudian diproses

melalui beberapa tahapan, yaitu penyuntingan, pemberian kode dan pemasukan

kode ke lembar koding. Sebelum menjalankan tahapan-tahapan di atas, peneliti

membuat dulu buku koding yang merupakan pedoman setiap pernyataan dalam

angket, sehingga dapat mempermudah dalam pengisian kolom-kolom dalam

lembar koding beserta jawaban responden. Tahap-tahap dalam pengolahan data

adalah :

1. Penyuntingan

Penyuntingan dilakukan terhadap angket untuk mengetahui dan

memeriksa apakah pengisisn jawaban oleh para responden telah sesuai

dengan prosedur. Penyuntingan dilakukan untuk mengantisipasi jawaban

di angket yang tidak valid, yang merupakan akibat dari kesalahan

pengisian angket dari responden. Pada saat proses penyuntingan,

keseluruhan pernyataan dalam angket dijawab dengan benar oleh

responden, maka seluruh data yang diperoleh dengan diproses lebih lanjut.

2. Pemberian kode

Setelah angket disunting, langkah selanjutnya adalah masing-masing

jawaban pada angket diberi kode pada kotak yang tersedia dengan

berpedoman pada buku koding yang telah disusun sebelumnya.

3. Pemasukan kode

Setelah angket dibei nomor sesuai dengan jumlah sampel, kemudian kode

jawaban dimasukkan ke dalam lembaran koding dengan berpedoman pada

Page 51: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

buku koding. Data yang dipeoleh kemudian dianalisis dan disusun secara

sistematis.

“ Analisis adalah mengelompokkan, membentuk suatu urutan, memanipulasi serta menjelaskan data sehingga mudah dibaca, memfokuskan sesuatu atau memberikan deskriptif terhadap sesuatu.” (Nazir, 1998 : 71).

Data tersebut juga dianalisis melalui dua teknik berikut, yaitu :

1. Analisis Deskirptif

Analisis ini memaparkan jawaban responden atau sejumlah pertanyaan

yang diajukan di angket dalam bentuk tabel. Analisis deskriptif bertujuan

untuk memberikan deskripsi mengenai objek penelitian berdasarkan data

dan variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti dan tidak

dimaksudkan untuk pengujian hipotesis ( Azwar, 1998 : 126).

2. Analisis Statistik Inferensial

Teknik ini digunakan untuk menganalisis jawaban responden dengan

menggunakan perhitungan statistic, serta mencari koefisien antara variable

X dan variabel Y untuk krmudian diuji untuk mengetahui apakah hipotesis

penelitian (H1) yang diajukan diterima atau tidak, kemudian signifikasi

hubungan antara varibel-variabel yang diteliti diuji dengan menggunakan

statistic berurut dengan cara menghitung korelasi Rank Spearman (rs).

1.10.5 Teknik Uji Hipotesis

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan

antara teknik komunikasi persuasif atasan dengan sikap patuh anggota dalam

bekerja. Koefisien korelasi Rank Speaman digunakan untuk mancari hubungan

Page 52: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

atau menguji signifikasi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang

dihubungkan berbentuk ordinal, dan sumber data antar varibel tidak harus sama

(Siegel, 1997 : 250)

Hitung koefisien korelasi rank Spearman. Jika terdapat angka yang sama

pada observasi X atau Y , gunakan rumus :

dimana

3

2x

N Nx T12−

� = −� dan ( )3

x

t tT

1 2−

� � =

y

32 N Ny T

1 2−

� = − � dan ( )3

y

t tT

1 2−

� � =

Keterangan :

t = frekuensi atau banyaknya angka yang sama

n = jumlah sampel

1.11 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1.11.1 Populasi

Populasi adalah kumpulan objek penelitian. Objek penelitian dapat berupa

umpi, kelompok, lembaga, buku, surat,kabar, dan lain-lain (Rakhmat, 2005 : 78).

Yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah anggota Satuan Samapta

Polrestabes bandung sebanyak 212 orang.

2 2 2

2 22i

s

x y dr

x y

+ −= � � �

� �

Page 53: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

1.11.2 Teknik Pengambilan Sampel

Dalam pengambilan sampel penelitian, penulis mengunakan cara random

atau Sampling Probabilitas, yaitu mengambil teknik sampling random sederhana,

dengan menggunakan kerangka sampling.

Penulis mengambil 20 % dari 212 anggota satuan samapta Polrestabes

Bandung ( 212 x 20 % = 42, 4 ), sehingga jumlah sampel 42 orang. Hal ini sesuai

dengan pendapat Sutrisno bahwa “tidak ada ketentuan mutlak, berapa banyak

suatu sampel harus diambil dari populasi”. ( Hadi ; 73 ).

Teknik sampling yang digunakan adalah Sampling Random Sederhana.

Sampling Random Sederhana adalah sebuah sampel yang diambil sedemikian

rupa sehingga setiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi

mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Singarimbun,

1987 ; 162).

Setiap subjek yang terdapat sebagai populasi diberi nomor urut mulai

angka 1 (satu) sampai banyaknya subjek berdasarkan kerangka sampling (daftar

lengkap semua unsur populasi) ditarik sejumlah orang yang nantinya menjadi

sampel (Arikunto, 1983 : 93).

Adapun teknik pengambilan sampelnya dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Tahap Pertama

Membuat kerangka sampling, dimana setiap subjek yang menjadi bagian

dari populasi diberi nomor urut mulai dari angka 001 sampai 212.

Page 54: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

b.Tahap Kedua

Menarik sejumlah nomor yang nantinya dikocok sebanyak 42 kali, sehingga

diperoleh 42 orang yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini.

Tabel 1.1 Daftar Nama Sampel

NO NAMA PANGKAT JABATAN 1 David Wiliams BRIPTU Anggota 2 Fakmi Zainal BRIPTU Anggota3 Anggi Garita STAF Min Anggota4 Budi Laksono BRIPTU Anggota 5 Andy Bharata BRIPTU Anggota 6 Elan Zaenal BRIPTU Anggota 7 Sansan Haris BRIBDA Anggota 8 Candra Pusdika BRIBDA Anggota9 Taruna Winata BRIPTU Anggota10 Indra Mertiana BRIPKA Anggota 11 Sutikno BRIPTU Anggota 12 Oloan Marusaha BRIPTU Anggota 13 Iwan Risnawandi BRIPTU Anggota 14 Dwy Saputro BRIPTU Anggota 15 Didin BRIPTU Anggota16 Cecep Rohmat BRIPTU Anggota17 Fahmi Iskandar BRIPTU Anggota 18 Teguh Widodo, SH BRIPTU Anggota 19 Elan Suherman BRIPTU Anggota 20 Baban B BRIPTU Anggota 21 Heri Juheri BRIPKA Anggota 22 Mochamad Arifin BRIPTU Anggota23 Eriyadi Sudrajat BRIPTU Anggota24 Jaka S BRIBDA Anggota 25 Endra Lesmana Bripda BRIBDA Anggota 26 Suhartono BRIBDA Jaga Rumdin 27 Gilang Setia Graha BRIPTU Driver P 9 28 Riki Iwan P BRIPTU Banum29 Umar Syahbani BRIBDA Anggota30 Riki BRIBDA Anggota 31 Ebta Norwansyah BRIPTU Anggota 32 Anton Suseno BRIPKA Anggota 33 Anugrah Satya D BRIBDA Anggota 34 Yadi Mulyadi BRIPTU Anggota 35 Dian Firmansyah BRIPTU Anggota

Page 55: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

36 Herwan M. J BRIPKA Anggota 37 Umar Syahbani BRIBDA Anggota 38 Dendi BRIPKA Anggota39 Yosua S. M BRIPKA Jaga Mako40 Guntur Tri W BRIPTU Anggota 41 Sofyan Martua BRIPTU Anggota 42 Dede Rusdiana BRIBDA Anggota

Page 56: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

� �

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Manusia sebagai makhluk sosial selalu melakukan hubungan dengan

sesamanya demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Hubungan tersebut dapat terjadi

bila dengan komunikasi. Sehubungan dengan itu, komunikasi sangat penting

artinya dalam kehidupan manusia. Arti penting komunikasi akan dirasakan

apabila manusia mengetahui apa sebenarnya komunikasi dan bagaimana proses

penyampaiannya, sehingga berlangsung secara efektif.

Pengertian komunikasi dapat dilihat dari asal katanya, seperti yang

dikemukakan oleh Wilbur Schramm yang dikutip Onong U. Effendy, yaitu :

“Kata komunikasi berasal dari perkataan communication, dan perkataan ini berasal dari bahasa latin communis yang artinya sama, dalam arti kata sama makna mengenai suatu hal. Jadi komunikasi berlangsung antara orang-oranag yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan secara jelas” (Effendi, 1993 :30).

Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi

adalah proses penyampaian informasi, gagasan, atau perasaan-perasan yang telah

dikemas menjadi pesan dalam bentuk lambang-lambang yang bermakna sama

bagi kedua belah pihak sehingga komunikasi berlangsung dalam hubungan yang

komunikatif.

Page 57: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

Penyampaian pesan dalam proses komunikasi adalah berupa pernyataan

manusia yang menggunakan lambang-lambang yang berarti, sesuai dengan

pengertian komunikasi yang dikemukakan oleh Santoso Sastopoetra bahwa :

“Komunikasi adalah pernyataan manusia yang bersifat umum dengan

menggunakan lambang-lambang yang berarti” (Sastropetra, 1984:3).

Dari pengertian tersebut ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu :

pertama, adalah pernyataan antar manusia yang menggambarkan bahwa

komunikasi dapat berlangsung bila ada dua orang atau lebih yang terlibat,

sehingga komunikasi dapat dilihat sebagai akibat dari hubungan sosial. Kedua,

komunikasi dalam penyampaian pesannya menggunakan lambang-lambang yang

berarti. Ini dapat dijelaskan dengan melihat definisi yang dikemukakan oley yang

dikutip Onong U. Effendy, yaitu :

“komunikasi adalah mekanisme yang menyebabkan adanya hubungan antara manusia yang memperkembangkan semua lambang pikiran, bersama-sama dengan sarana untuk menyiarkan dalam ruang dan merekamnya dalam waktu. Ini mencakup wajah, sikap, gerak-gerik, suara, kata-kata tertulis, percetakan, kereta api, telgraf, telepon, dan apa saja yang merupakan penemuan mutakhir untuk menguasai ruang dan waktu” (Effendy, 1992:55).

Definisi tersebut meliputi beberapa unsur. Pertama, ide dari komunikasi

sebagai dasar hakiki dari hubungan manusia. Kedua, komunikasi sebagai proses

yang menyebabkan hubungan tersebut menjadi suatu kegiatan. Ketiga, dalam

mekanisme tersebut terdapat simbolisasi (kata-kata, gambar, dan sebagainya).

Dan keempat, adanya penggunaan alat-alat bagi pengoperan objek-objek dari

hubungan tersebut, dengan kata lain adanya media yang diguanakan dalam

komunikasi.

Page 58: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

Mengingat akan hal tersebut, maka definisi komunikasi dapat disimpulkan

secara lengkap dengan menampilkan maknanya yang hakiki, yaitu : “Komunikasi

adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk

memberi tahu atau mengubah sikap. Pendapat atau perilaku, baik langsung secara

lisan maupun tidak langsung melalui media” (Effendi, 1986:6).

Jadi, tepat kalau dikatakan komunikasi itu merupakan proses penyampaian

pesan dari seseorang kepada orang lain, yang dalam pelaksanaannya dapat

menggunakan media dan pada dasarnya komunikasi yang dilakukan memiliki

tujuan untuk mengubah sikap (attitude), pendapat (opinion), dan tingkah laku

(behavior). Hal tersebut dapat dicapai apabila komunikasi berlangsung secara

efektif.

Berkenaan dengan bagaimana komunikator menyampaikan pikiran atau

perasaannya kepada komunikan, Onong. U. Effendy menjelaskan sebagai berikut :

“Adakalanya seseorang menyampaikan buah pikirannya kepada orang lain tanpa menampakan perasaan tertentu. Pada saat lain seseorang menyampaikan perasaannya kepada orang lain tanpa pemikiran. Tidak jarang pula seseorang menyampaikan pikirannya disertai perasaan tertentu disadari ataupun tanpa disadari. Komunikasi akan berhasil apabila pikiran disampaikan dengan menggunakan perasaan yang disadari, sebaliknya komunikasi akan gagal jika sewaktu menyampaikan pikiran tidak terkontrol” (Effendy, 1990:11).

Pendapat Effendy mengenai cara seseorang menyampaikan pesannya

dapat disederhanakan sebagai berikut : bahwa ketika seseorang hendak

menyampaikan buah pikiran atau pesan kepada seseorang haruslah

memperhatikan hal-hal yang bersifat internal, seperti halnya kondisi emosi dan

perasaan seseorang (komunikan). Atau dengan kata lain komunikator harus dapat

Page 59: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

memilih waktu yang tepat dalam menyampaikan pesannya itu supaya apa yang

hendak disampaikan oleh komunikator dapat dipahami dan diterima oleh

komunikan dengan baik, tanpa adanya salah pengertian.

Selain itu keberhasilan komunikasi juga ditentukan oleh pesan yang

disampaikan. Untuk memudahkan komunikan dalam memahami maksud dari

komunikator, maka pesan yang ingin disampaikan harus tersususun dan

terorganisir dengan baik. Menurut Beighley, pesan yang diorganisasikan dengan

baik lebih mudah dimengerti daripada pesan yang tidak tersususun dengan baik.

Begitu pula Darnell, mengungkapkan bahwa perubahan sikap komunikan sangat

dipengaruhi oleh pesan yang terorganisasi dengan baik (Rakhmat. 1998:295).

Secara jelas dilihat bahwa dalam proses komunikasi antara kedua belah

pihak terjadi hubungan timbal balik, masing-masing berupaya mengadakan

penyesuaian dalam berbagai hal sehingga terbina hubungan yang serasi antara

keduanya. Atau dengan kata lain, pesan yang disampaikan sesuai dengan harapan

dan tujuan komunikator. Pentingnya komunikasi dalam hubungannya dengan

pekerjaan ditunjukkan oleh banyaknya waktu yang dipergunakan untuk

berkomunikasi dalam pekerjaan.

2.1.2 Proses dan Unsur-Unsur Komunikasi

Pada hakikatnya proses komunikasi merupakan proses penyampaian

pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain. Dan secara umum, unsur-unsur

yang terlibat dalam proses komunikasi terangkum dalam paradigma yang

diungkapkan oleh Harold.D. Laswell, yaitu : who say what in which channel to

Page 60: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

whom whith what effect. Dalam paradigma Laswell tersebut terdapat lima unsur

pokok yang terlibat dalam proses komunikasi, yaitu :

1. Siapa (komunikator, pengirim, sumber).

2. Mengatakan apa (pesan).

3. Dalam saluran apa (medium atau media).

4. Kepada siapa (komunikan, penerima).

5. Dengan akibat apa (tanggapan, umpan balik).

(Effendy, 1993:253)

Setelah melihat uraian di atas maka paradigma Laswell menjelaskan

bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada

komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi bukan

hanya sekedar menyampaikan pesan atau informasi agar orang lain mengerti,

melainkan yang lebih penting adalah agar pada orang lain terdapat perubahan

sikap dan tingkah laku. Dengan demikian dalam proses komunikasi, komunikator

dalam menyampaikan pesan mengandung unsur mempengaruhi yang diajak

berbicara, karena pada hakikatnya proses komunikasi merupakan proses

penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang

lain (komunikan).

Page 61: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

2.2 Tinjauan Komunikasi Organisasi

2.2.1 Pengertian Komunikasi Organisasi

Kata atau istilah “komunikasi” berasal dari bahasa Inggris

“Communication/Communicatio”, yang berarti pemberitahuan atau pertukaran

pikiran. Secara umum komunikasi didefinisikan sebagai “proses penyampaian

pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk merubah sikap, pendapat atau

tingkah laku baik langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media”

(Effendy, 1986 : 63).

Sedangkan “Organisasi”(Organization) secara khas dianggap sebagai kata

benda, yang berarti struktur dan juga sebagai proses. Menurut Pace Wayne,

organisasi adalah sebuah wadah yang menampung orang-orang dan objek-objek,

yang berusaha untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam buku “Komunikasi Organisasi”, oleh Muhammad Arni, terdapat

beberapa pendapat dari para ahli mengenai komunikasi organisasi, yakni sebagai

berikut :

1. Redding dan Sanbon

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks.

2. Katz dan Kahn

Komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi.

Page 62: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

3. Zelko dan Dance

- Komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal.

- Komunikasi organisasi adalah dimensi komunikasi pribadi diantara sesama anggota organisasi yang berupa pertukaran secara informal mengenai informasi dan perasaan diantara sesame anggota organisasi.

4. Thayer

Komunikasi organisasi sebagai arus data yang akan melayani komunikasi organisasi dan proses interkomunikasi dalam beberapa cara, yaitu : berkenaan dengan data mengenai tugas-tugas, perintah-perintah, aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, berkenaan dengan pemeliharaandan pengembangan organisasi.

5. Greenbaunm

Bidang komunikasi organisasi termasuk arus komunikasi formal dan informal dalam organisasi.

(Muhamad Arni, 1995 : 67)

Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut, ada

beberapa hal yang dapat disimpulkan, yaitu :

a. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal.

b. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya , tujuan, arah dan media.

c. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya, hubungannya dan keterampilannya/skillnya.

(Muhamad Arni, 1995 : 67).

Jadi, dengan demikian dapat dikatakan bahwa komunikasi organisasi

adalah penyampaian dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang

merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu, untuk mencapai tujuan bersama.

Page 63: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

Berdasarkan definisi mengenai komunikasi organisasi, yang telah

dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut, maka dapat dikatakan bahwa

komunikasi organisasi merupakan sesuatu hal yang sangat penting. Karena,

dengan melakukan komunikasi suatu organisasi atau perusahaan akan mampu

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.2.2 Tujuan Komunikasi Organisasi

Dalam komunikasi organisasi terdapat pengoperan lambang-lambang yang

mengandung arti dan makna tertentu, sehingga dengan demikian antara

komunikator dan komunikan terjadi homofily terhadap pengertian dari pada pesan

yang disampaikan.

Menurut pendapat dari Everet M. Rogers dan Dilip R. Bhowunik, yang

memandang komunikasi dari sudut kejiwaan dan mengartikan homofily sebagai

berikut : “Derajat yang sama antara perseorangan yang berinteraksi dalam

hubungan dengan sifat-sifatnya seperti pendidikan kepercayaan, nilai-nilai, dan

sebagainya” (Effendy, 1981 : 22).

Berdasarkan definisi tersebut, komunikasi dalam organisasi, komunikasi

vertical dan horizontal harus memperhatikan isi pesan, dengan dasar pengertian

lambang dan makna yang sama, dalam komunikasi formal maupun non formal.

Karena dengan demikian koordinasi terhadap tugas dan wewenang akan semakin

baik dan teratur.

Page 64: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

Pendapat lain dikemukakan oleh Keith Davis, yang dikutip oleh

Sastropoetra dalam buku “Komunikasi Organisasi”, yang ditulis oleh Muhammad

Arni, mengenai pentingnya komunikasi dalam organisasi, yakni :

Suatu organisasi tanpa adanya komunikasi tidak akan eksis, dan tidak akan mungkin terjadi koordinasi kerja yang diharapkan, selain itu kerja sama baik antara pimpinan dan karyawam maupun antara karyawam dengan karyawan, tidak mungkin tercipta. Sebab mereka tidak mengkomunikasikan kebutuhan dan perasaannya satu sama lain. (Sastropoetra, 1982 : 339).

Sesuai dengan pernyataan tersebut, maka komunikasi yang jujur dan

terbuka dalam lingkup organisasi sangat diperlukan. Sehingga maksud dan tujuan

perusahaan/organisasi bisa dimengerti oleh semua pihak yang terlibat didalamnya

(public internal). Dimana keterbukaan komunikasi satu sama lainnya akan

menimbulkan penilaian yang jujur dan adil. Apabila komunikasi dalam internal

public telah baik terlaksana, maka tujuan perusahaan/organisasi pun akan di

emban oleh pimpinan dan karyawan.

2.2.3 Komunikasi dalam Organisasi

Muhamad Arni menyatakan bahwa dengan adanya komunikasi yang baik,

suatu organisasi dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Dengan kata lain

suatu organisasi dapat berjalan dan berhasil jika ada komunikasi yang efektif.

Begitu pula sebaiknya, kurang/tidak adanya komunikasi dapat menyebabkan

organisasi macet/berantakan seperti yang dinyatakan Kohler dan dikutip oleh

Muhamad Arni, “ Bahwa komunikasi yang efektif penting bagi semua organisasi.

Oleh karena itu para pimpinan organisasi dan para komunikator dalam

Page 65: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

komunikasi perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi

mereka. ( Muhammad Arni, 1995 :1)

Di dalam perusahaan, komunikasi organisasi sangat dibutuhkan karena

untuk mengetahui komunikasi-komunikasi apa yang terjadi disana dan dapat

mempengaruhi seluruh kegiatan di dalam suatu organisasi. Hal ini juga diperkuat

dengan pernyataan Keith Davis tentang pentingnya komunikasi organisasi di

suatu perusahaan, yaitu :

“Organization cannot exist without communication, if there is no communication employees cannot know, what their associates ar doing”. (Organisasi tidak aka n ada tanpa adanya komunikasi, jika tidak ada komunikasi maka karyawan tidak akan mengetahui apa yang sedang dijalankan oleh perusahaan ).

Berdasarkan buku “ Komunikasi : Teori dan Praktek”, Onong. U. Effendy

(1990 : 115) menyatakan tentang korelasi antara ilmu komunikasi dan organisasi

terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat

dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk

komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang

dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa

yang menjadi penghambat dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-

pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaahnya untuk selanjutnya menyajikan

suatu konsepsi komunikasi bagi organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi,

sifat organisasi dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu

pada saat komunikasi dilancarkan

Page 66: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

Hal ini diperkuat dengan pernyataan William. V. Hanney tentang

pentingnya komunikasi dalam suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan,

dalam bukunya Communication & Organization behavior adalah sebagai berikut :

Organization consist of a number of people ; it volves interpendence ; interpendence calls for coordination ; and coordination requires communication. (organisasi terdiri dari sejumlah orang ; ia melibatkan keadaan ketergantungan melakukan koordinasi ; koordinasi masyarakat komunikasi).

(Effendy, 1984 : 46 )

Oleh karena itu, menurut William. V. Hanney, komunikasi adalah suatu

sine qua non bagi organisasi.

Jadi, pada dasarnya komunikasi merupakan inti dari kegiatan organisasi.

Karena dengan adanya komunikasi yang baik, suatu organisasi dapat menjalankan

fungsinya dengan baik, begitu pula sebaliknya kurang atau tidaknya komunikasi

dapat menyebabkan organisasi macet/berantakan. Karena komunikasi adalah

suatu sine quo non bagi organisasi.

2.2.4 Aliran Komunikasi Formal Dalam Organisasi

Komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam

mengintegraikan dan mengkoordinasikan semua bagian dan aktivitas di dalam

organisasi. Salah satu fungsi terpenting dari struktur organisasi adalah membatasi

aliran komunikasi dengan demikian mengurangi permasalahan kelebihan

informasi. Beberapa dari permasalahan organisasi dipecahkan dengan tidak

meningkatkan tetapi dengan membatasi aliran komunikasi dan merinci secara

jelas informasi yang bagaimanayang harus dikumpulkan, diproses dan dianalisis.

Page 67: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

Aliran komunikasi dalam organisasi merupakan pedoman kemana

seseorang dapat berkomunikasi dalam organisasi. Aliran komunikasi formal

dalam organisasi dapat dibedakan menjadi empat, yaitu :

1. Komunikasi dari atas ke bawah (downward communication)

Komunikasi dari atas ke bawah merupakan aliran komunikasi dari

tingkat atas ketingkat bawah melalui hirarki organisasi. Bentuk dari aliran

komunikasi dari atas ke bawah seperti prosedur organisasi, instrruksi

tentang bagaimana melakukan tugas, umpan balik terhadap prestasi

bawahan, penjelasan tentang tujuan organisasi dan lain sebagainya. Salah

satu kelemahan komunikasi dari atas ke bawah adalah ketidakakuratan

informasi yang melewati beberapa tingkatan. Pesan yang disampaikan

dengan suatu bahasa yang tepat untuk suatu tingkat, tetapi tidak tepat

untuk tingkat yang paling bawah yang menjadi sasaran dari informasi

tersebut.

2. Komunikasi dari bawah ke atas

Komunikasi dari bawah ke atas dirancang untuk menyediakan

umpan balik tentang seberapa baik organisasi telah berfungi. Bawahan

diharapkan memberikan informasi tentang prestasinya dan praktek serta

kebijakan organisasi. Komunikasi dari bawah ke atas dapat berbentuk

laporan tertulis maupun lisan, kotak saran, pertemuan kelompok dan lain

sebagainya.

Page 68: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

Permasalahan utama yang terjadi dalam komunikasi dari bawah ke

atas adalah bias dan penyaringan atas informasi yang disampaikan oleh

bawahan. Komunikasi dari bawah ke atas digunakan untuk memonitor

prestasi organisasi. Bawahan seringkali memberikan informasi yang

kurang benar kepada atasannya terutama informasi yang tidak

mengenakkannya. Akibatnya komunikasi dari bawah ke atas seringkali

dikatakan sebagai penyapaian informasi yang menyenangkan atasan dan

bukan informasi yang perlu diketahuhi atasan.

3. Komunikasi horizontal

Komunikasi horizontal merupakan aliran komunikasi kepada

orang-orang yang memiliki hirarki yang sama dalam suatu organisasi.

Misalnya komunikasi yang terjadi antara manager bagian pemasaran

dengan manager bagian pemasaran dengan manager bagian produksi, atau

antara karyawan bagian produksi dengan karyawan bagian keuangan.

4. Komunikasi diagonal

Komunikasi diagonal merupakan aliran komunikasi dari orang-

orang yang memiliki hirarki yang berbeda dan tidak memiliki hubungan

wewenang secara langsung. Misalnya komunikasi antara manajer

pemasaran dengan kepala sub bagian pengendalian mutu.

Page 69: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

Gambar 2.1 Aliran komunikasi Formal Dalam Organisasi (Gitosudarmono,1997 : 212)

1

Keterangan 1:

- A = Kapolwiltabes

- B1 = Kabag Operasional B2 = Kabag Binamitra

- C1 = Kaur Telematika C3 = Kaur Dokkes

C2 = Ka Unit P3D C4 = Ka Taud

- D1 = Kasat Intelkam D2 = Kasat Reskim

D3 = Kasat Samapta

Keterangan 2 :

1. Komunikasi dari atas ke bawah.

2. Komunikasi dari bawah ke atas.

3. Komunikasi horizontal.

4. Komunikasi diagonal.

B 1 B 2

C 1 C.2 C 3 C.4

D D D

A

Page 70: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

2.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Persuasif

2.3.1 Pengertian Komunikasi Persuasif

Komunikasi Persuasi terdiri dari kata Komunikasi dan Persuasi. “Persuasi

berasal dari bahasa Inggris, yaitu Persuassion, yang berasal dari kata kerja To

Persuade yang berarti membujuk, mengimbau, merayu. Persuasi dari bahasa latin

yaitu Persuadere yang berarti menggerakkan seseorang melalukan sesuatu dengan

hati, kehendak sendiri tanpa dipaksa oleh orang lain” (Effendy, 1992 : 117).

“ Komunikasi persuasif adalah merupakan salah satu metode komunikasi sosial

dan dalam penerapanya menggunakan teknik atau cara tertentu, sehingga dapat

menyebabkan orang bersedia melakukan sesuatu dengan senang hati sukarela,

tanpa merasa dipaksa siapapun”. (Sastropoetra, 1988 : 24). Menurut Onong. U.

Effendy, “ Komunikasi Persuasi adalah proses penyampaian pesan oleh

seseorang kepada orang lain agar dapat merubah sikap, pendapat, tingkah laku

dengan kesadaran mereka sendiri”. (Effendy, 1988 : 156).

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi persuasi

dapat menyebabkan perubahan pada khalayaknya baik berupa perubahan sikap,

tingkah laku atau yang lainnya. Perubahan yang terjadi pada komunikan dirasakan

oleh mereka sebagai keinginan yang muncul dari dalam dirinya, tanpa merasa ada

paksaan dari siapapun, padahal perubahan tersebut merupakan efek dari

komunikasi persuasi yang dilakukan oleh komunikator.

Page 71: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

2.3.2 Teknik Komunikasi Persuasi

Ada beberapa macam teknik yang dapat digunakan dalam melakukan

komunikasi perusasi, diantaranya Teknik Komunikasi yang dikemukakan oleh

Roekomy (1992), dalam buku Dasar-dasar Persuasi mengemukakan teknik

persuasi, sebagai berikut :

a. Metode Partisipasi (Participasing Method)

Teknik yang mengikutsertakan (partisipasi) dari komunikan yang

bertujuan untuk menumbuhkan saling pengertian, menghargai, kerjasama

dan toleransi.

b. Metode Asosiasi (Association Method)

Penyajian sesuatu hal atau sesuatu gagasan dengan mencatatkan sesuatu

objek atau peristiwa yang tengah menarik perhatian banyak orang.

c. Metode Ganjaran (Pay off Technique Method)

Bermaksud untuk mempengaruhi komunikan dengan suatu ganjaran atau

menjanjikan seseuatu dengan iming-iming hadiah.

d. Metode Fear Arrousing (Fear Arrousing Method)

Menyajikan suatu pesan yang dapat menimbulkan rasa khawatir atau takut,

bila tidak mematuhi informasi-informasi yang dikemukakan .

Page 72: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

e. Metode Red Herring (Red Herring Method)

Cara mengelakkan dengan argumentasi dari bagian-bagian yang lemah

untuk kemudian dialihkan sedikit demi sedikit kepada bagian-bagian yang

kita kuasai atau bagian di mana kita berada dalam keadaan yang kuat.

Menurut Onong Uchyana Effendy (1992) teknik komunikasi persuasif

meliputi :

1. Teknik Asosiasi (Asociation Technique), yaitu penyajian pesan komunikasi

dengan jalan menumpangkan pada suatu objek atau peristiwa yang sedang

menarik perhatian khalayak.

2. Teknik Integrasi (Integration Technique), adalah kemampuan untuk

menyatukan diri dengan komunikan dalam arti kata menyatukan diri secara

komunikasi, yakni melalui kata-kata atau lambang-lambang nonverbal

menggambarkan dirinya senasib dengan komunikan.

3. Teknik Iming-iming (Pay off Technique). Teknik pay off merupakan

kebalikan dari teknik fear arousing. Dalam kegiatan mempengaruhi orang lain

seorang komunikator bisa melakukan dengan jalan rewarding yaitu

mengiming-imingi hal yang baik

4. Teknik menakut-nakuti (Fear Arrousing technique). Teknik fear arousing

merupakan kebalikan dari teknik pay off. Dalam kegiatan mempengaruhi orang

lain dengan jalan punishment yaitu menakut-nakuti atau menggambarkan

konsekuensi yang buruk.

Page 73: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

5. Teknik Tataan (Icing Technique). Metode Icing pada kegiatan komunikasi

persuasi adalah menata pesan komunikasi dengan “emotional appeal”,

sedemikian rupa sehhingga komunikasi menjadi lebih menarik.

6. Teknik Gerak Tipu (Red Herring Technique), adalah cara seorang persuader

mengelakan argumentasi yang lemah umtuk kemudian mengalihkan sedikit

demi sedikit kesegi yang dikuasai guna dijadikan senjata ampuh dalam

menyerang lawan.

Adapun pelaksanaan teknik komunikasi persuasi tersebut tidak harus

secara keseluruhan namun disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang sedang

dihadapi, dengan demikian komunikasi diharapkan akan efektif dimana

komunikan mampu mengerti serta memberikan tanggapan terhadap pesan yang

disampaikan.

2.3.3 Hambatan-hambatan dalam Melakukan Komunikasi Persuasi

Suatu kekeliruan yang besar sekali jika kita menduga bahwa persuasi yang

kita usahakan dengan komunikasi itu akan diteima oleh komunikan tepat atau

sesuai dengan yang kita maksud. Seringkali kita meyakinkan bahwa pesan

(messages) yang kita komunikasikan itu diterima secara keliru, meleset, bahkan

bertentangan sekali seperti yang kita harapkan. Hal ini disebabkan karena adanya

hambatan-hambatan terhadap jalannya komunikasi, diantara hambatan-hambatan

tersebut adalah :

a. Noise Factor, adalah hambatan berupa suara-suara yang menggangu

komunikasi sehingga tak dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Page 74: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

b. Semantic Factor, adalah hambatan berupa pemakaian kata atau istilah-

istilah yang menimbulkan salah paham atau salah pengertian.

c. Kepentingan (Interest), akan membuat seseorang atau banyak orang secara

memilih (selektf) memberikan penghayatan atau tanggapannya orang-

orang hanya akan memperhatikan perangsang-perangsang yang ada

hubungan dengan kepentingan.

d. Motivasi, semakin komunikasi itu sesuai dengan garis motivasi seseorang,

semakin besar kemungkinan komunikasi itu diterima oleh kedua belah

pihak yang bersangkutan. Sebaliknya komunikan akan mengakibatkan

sesuatu komunikasi yang tak sesuai dengan motivasinya.

e. Prasangka (Prejudice). Merupakan salah satu hambatan berat terhadap

sesuatu kegiatan komunikasi, oleh karena orang yang mempunyai

prasangka belum apa-apa sudah bersikap was-was den bertentangan

dengan komunikator yang hendak melancarkan komunikasi.

Dapat disimpulkan bahwa hambatan komunikasi persuasi dapat berupa

suara-suara yang mengganggu, pemakaian kata-kata istilah yang menimbulkan

salah pengertian, kepentingan seseorang, motivasi seseorang yang belum tentu

sama dengan orang lain, serta prasangka pada diri komunikan yang menentang

komunikator yang hendak melancarkan komunikasi. Merupakan hal/hambatan

yang jelas dapat menyebabkan proses komunikasi tidak dapat berlangsung baik.

Page 75: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

2.4 Tinjauan Tentang Sikap

2.4.1 Pengertian Sikap

Sikap merupakan pengertian yang paling utama dalam uraian kegiatan dan

tingkah laku manusia, baik secara umum maupun secara khusus dalam interaksi

sosial. Sikap merupakan predisposisi untuk bertindak dengan cara menyukai atau

tidak menyukai objek tertentu atau situasi baru. Oleh karena itu setiap manusia

memiliki sikap yang berbeda-beda terhadap objek atau situasi tertentu walaupun

dalam kondisi yang sama. Hal ini disebabkan manusia dibesarkan dalam

lingkungan yang berlainan, sehingga keadaan tersebut membentuk sikap dan cara

pandang yang berbeda dalam menanggapi lingkungan dan akan membentuk reaksi

yang berbeda pula.

Untuk lebih memahami sikap, dibawah ini akan diuraikan beberapa

pendapat ahli tentang sikap, yaitu :

(1). Menurut Azwar (2003 : 4-5)definisi dan pengertian sikap pada umumnya

dapat dimasukkan ke dalam tiga kerangka pemikiran, yaitu :

1. Kerangka pemikiran yang diwakili oleh para ahli psikologi, menurut mereka sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak(unfavorable) pada objek tersebut. secara lebih spesifik, Thurstone memformulasikan sikap sebagai ‘derajat afek positif atau afek negatif terhadap suatu objek psikologis’.

2. Sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksudkan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus

Page 76: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

yang menhendaki adanya respons. LaPierre mendefinisikan sikap sebagai ‘suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respons terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan’.

3. Kelompok yang berorientasi kepada skema triadic. Menurut kerangka pemikiran ini suatu sikap merupakan konsistensi komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek. Secord & Backman mendefinisikan sikap sebagai ‘ketergantungan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap duatu aspek dilingkungan sekitarnya.

Selain pembagian kerangka pemikiran tersebut, terdapat pula cara lain

yang popular guna klasifikasi pemikiran tentang sikap, hal ini menurut Azwar

dibagi dalam dua pendekatan :

a. Pendekatan pertama, adalah yang memandang sikap sebagi kombinasi reaksi afektif, perilaku dan kognitif terhadap suatu objek. Ketiga komponen tersebut secara bersama mengorganisasikan sikap individu. Pendekatan ini dikenal dengan nama skema triadic, disebut juga pendekatan tricomponent.

b. Pendekatan kedua timbul dikarenakan adanya ketidakpuasan atas penjelasan inkonsistensi yang terjadi diantara ketiga komponen kognitif, afektif dan konatif dalam membentuk sikap. Oleh karena itu pengikut pendekatan ini memandang perlu untuk membatasi konsep sikap hanya pada aspek afektif saja (single component). Definisi yang mereka ajukan mengatakan bahwa sikap tidak lain adalah ‘afek atau penilaian positif atau negatif terhadap suatu objek’.

(2). Dikemukakan oleh Mar’at (1984 : 13), sikap merupakan :

Kumpulan dari berpikir, keyakinan dan pengetahuan namun disamping itu memiliki evaluasi positif dan negatif yang bersifat emosional yang dipengaruhi komponen afeksi. Semuanya ini berhubungan dengan objek atau masalah yang disebut ‘the attitude object’, pengetahuan dan perasaan merupakan kluster dalam sikap akan menghasilkan tingkah laku tertentu.

Page 77: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

(3). Dikemukakan oleh Rakhmat (2001 : 39-40) bahwa sikap didefinisikan

sebagai berikut :

a. Sikap adalah kecenderungan bertindak , berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan merupakan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap.

b. Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap bukan sekedar rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan, mengesampingkan apa yang tidak diinginkan, dan apa yang harus dihindari.

c. Sikap relatif lebih menetap.

d. Sikap mengandung aspek evaluatif : artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan.

e. Sikap timbul dari pengalaman; tidak dibawa sejak lahir, tetapi merupakan hasil belajar.

Dari ketiga pendapat diatas, dapat dijelaskan bahwa sikap adalah

predisposisi untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tertentu,

sehingga sikap bukan hanya kondisi internal yang murni dari individu, tetapi sikap

lebih merupakan proses kesadaran yang sifatnya individual. Melalui sikap juga,

kita memahami proses kesadaran yang menentukan tindakan nyata dan tindakan

yang mungkin dilakukan individu dalam kehidupan sosialnya.

2.4.2 Struktur Sikap

Struktur sikap terdiri dari tiga komponen yang saling menunjang, yaitu :

komponen kognitif, komponen afektif dan komponen konatif. Adapun penjelasan

dan uraian dari ketiga komponen sikap tersebut dapat dilihat dari pendapat para

ahli, yaitu :

Page 78: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

1. Pendapat dari Azwar (2003 : 24-27), mengikuti skema triadic, struktur

sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang, yaitu :

a. Komponen kognitif, merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap. Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi setiap objek sikap.

b. Komponen afektif, menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Namun, pengertian perasaan pribadi seringkali sangat berbeda perwujudannya bila dikaitkan dengan sikap.

c. Komponen konatif dalam struktur sikap menunjukkan perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya.

2. Pendapat dari Mar’at (1984 : 13) mengenai tiga komponen sikap tersebut,

yaitu :

a. Komponen kognisi yang hubungannya dengan belief, ide dan konsep.

b. Komponen afektif yang hubungannya menyangkut kehidupan emosional seseorang.

c. Komponen konatif yang merupakan kecenderungan bertinglah laku.

3. Pada komponen kognitif, ada pendapat dari rakhmat (1991 : 219) bahwa

“Perubahan pengetahuan dan kepercayaan merupakan bagian dari aspek

kognitif manusia yang akan mempengaruhi seseorang untuk mengambil

keputusan mengenai objek sikap yang dimilikinya”.

Dari ketiga pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa struktur sikap terdiri

dari tiga komponen yang saling berhubungan. Komponen yang pertama terjadi

adalah komponen kognisi yang berhubungan dengan pengetahuan, penalaran dan

kepercayaan seseorang terhadap objek sikap. Komponen yang kedua adalah

Page 79: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

komponen afeksi, yaitu yang berhubungan dengan perasaan atau emosi seseorang.

Komponen yang terakhir terjadi setelah mendapat pengetahuan dan kepercayaan

serta perasaan dari objek sikap, maka seseorang cenderung untuk melakukan

suatu tindakan terhadap objek sikap tersebut.

2.4.3 Pembentukan Sikap

Sikap mempunyai peranan besar dalam jiwa sosial, yang khususnya

menguraikan tingkah laku manusia dalam situasi sosial, karena sosialisasi

manusia itu terdiri atas pembentukan sikap sosial pada dirinya. Dikemukakan

oleh Azwar (2003 :30), bahwa :

Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Interkaksi sosial mengandung arti lebih daripada sekedar adanya kontak sosial dan hubungan antar individu anggota kelompok sosial. Dalam interaksi sosial, terjadi hubungan saling mempengaruhi di antara individu dengan yang lain, terjadi hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku masing-masing individu sebagai anggota masyarakat. Dalam interaksi sosialnya, individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap objek psikologis yang dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu.

Dari pernyataan diatas perubahan sikap bergantung pada proses yang

terjadi pada individu. Sikap berkembang dalam proses pemuasan keinginan

Dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya dalam upayanya untuk

memuaskan keinginannya, individu mengembangkan sikap. individu dengan

berbagai kelompok memainkan peranan vital dalam pembentukan sikap-sikapnya.

Baik kelompok di mana individu menjadi anggotanya maupun kelompok di mana

individu tidak menjadi anggotanya tetapi dia ingin masuk ke dalamnya berperan

Page 80: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

penting dalam membentuk sikap-sikapnya. Tetapi individu tidak secara pasif

menyerap sikap-sikap yang dianut oleh berbagai kelompok di mana dia

menggabungkan diri.

2.5 Tinjauan Tentang Teori S –O-R

Teori ini merupakan teori untuk pembentukan atau perubahan sikap yang

terjadi dalam diri komunikan, dilihat dari bagaiman efek atau respon yang

dihasilkan dalam diri komunikan terhadap pesan yang disampaikan. Untuk lebih

jelasnya, teori ini dikemukakan oleh Effendy (2003 : 254-255) adalah sebagai

berikut :

• Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi teori komunikasi, tidak mengherankan, Karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.

• Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi, unsure-unsur dalam model ini adalah :

1. Pesan (Stimulus, S)

2. Komunikan (Organism, O)

3. Efek (Response, R)

• Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek ‘how’ bukan ‘what’ dan ‘why’. Jelasnya how to communicate, dalam hal ini how to change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan.

• Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula.

• Menurut Hovland, Janis dan Kelley dalam Mar’at, bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu :

Page 81: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

1. Perhatian.

2. Pengertian.

3. Penerimaan.

Adapun gambar yang menunjukkan bagaimana teori S-O-R tersebut,

adalah sebagai berikut :

Gambar 2.2

Teori S-O-R (Mar’at, 1981:29)

Keterangan :

Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada

proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada

komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan

berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan

mengerti, kemampuan komunikan inilah yang melnjutkan proses berilutnya.

Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan

untuk mengubah sikap.

Stimulus

Organisme :

-Perhatian

-Pengertian

-Penerimaan

Respon

Page 82: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

2.5.1 Analisis Observasi Penelitian

Berdasarkan uraian sebelumnya, jika proses informasi melalui teknik

komunikasi persuasi atasan merupakan stimulus, dan anggota yang diberikan

pesan sebagai organism, sedangkan perubahan sikap patuh merupakan respon.

Maka dari teori S-O-R dapat secara tepat diterapkan dalam penelitian ini. Proses

perubahan sikap dalam teori S-O-R lebih jelas dapat digambarkan sebagai

berikut :

Gambar 2.3 Penerapan Teori S-O-R

Teknik Komunikasi Persuasif Atasan

(Stimulus) :

- Teknik Integrasi.

- Teknik Iming-iming.

- Teknik Menakut-nakuti.

- Teknik Tataan

Perhatian Anggota

Pemahaman Anggota

Penerimaan Anggota

(Organisme)

Perubahan Sikap Patuh Anggota :

- Aspek Kognitif

- Aspek Afektif

- Aspek Konatif

(Respons)

Page 83: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

Teori ini berlaku pula dalam proses teknik komunikasi persuasif atasan,

dimana dalam pelaksanaanya atasan tidak hanya sekedar menyampaikan pesan-

pesannya (keluhan,kritik dan saran) tetapi juga perlu adanya perhatian dari

anggota terhadap pesan yang disampaikan. Karena hanya dengan adanya

perhatianlah komunikan (anggota) dapat mengerti dan paham apa yang dimaksud

dan diinginkan oleh atasan.

Dengan adanya perhatian yang mengarah pada penegrtian dan pemahaman

pada diri komunikan (anggota), maka diharapkan akan tumbuh keinginan

komunikan untuk mengubah sikap dan tindakan sesuai dengan apa yang

komunikator (atasan) harapkan.

Dalam hal ini tentunya yang diinginkan adalah perubahan sikap anggota

yang berkaitan dengan kepatuhan mereka dalam bekerja dan organisasi.

Kepatuhan anggota diantaranya :

1. Mentaati peraturan perundang – undangan yang berlaku , baik yang berhubungan dengan tugas kedinasan maupun yang berlaku secara umum.

2. Tidak melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan dan martabat Negara, Pemerintah atau Polri.

3. Tidak menghindar dari tanggung jawab dinas ( Mangkir).

4. Tidak menghindar dari tanggung jawab dinas dan tidak menggunakan Psikotropika.

5. Tidak menjadi penagih piutang atau tidak menjadi pelindung orang yang punya utang serta penyalahgunaan wewenang.

6. Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan dengan sebaik – baiknya kepada masyarakat dan tidak melakukan pungutan yang tidak sah dalam bentuk apapun untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain.

7. Memberikan contoh dan teladan yang baik terhadap bawahannya.

Page 84: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

8. Mentaati ketentuan jam kerja.

9. Mentaati perintah kedinasan yang sah dari atasan yang berwenang .

10. Tidak melakukan perbuatan tercela yang seharusnya tidak dilakukan oleh anggota Polri.

11. Tidak meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 hari kerja secara berturut – turut.

Dan pada akhirnya perubahan sikap yang dilakukan oleh anggota dapat

menjadi motivasi dan memberikan dampak yang positif terhadap kinerja atasan,

sehingga produktivitas kerja meningkat, kualitas kerja terpenuhi dan tujuan dari

organisasi /lembaga dapat tercapai dengan baik serta yang paling penting citra dari

kepolisian yang sudah jelek di mata masyarakat dapat berubah menjadi lebih baik.

Page 85: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

BAB III

OBJEK PENELITIAN

3.1 Sejarah Polwiltabes Bandung

Bangunan gedung Mapolwiltabes Bandung yang bertempat di Jl. Merdeka

No.18-20 Bandung didirikan pada tahun 1866, dulunya berfungsi sebagai sekolah

seorang Belannda bernama “K.F. Hole”, sebagai administrator perkebunan teh

waspada di gunung cikuray, Bayongbong, Garut.

Dilihat dari sejarah berdirinya Polwiltabes Bandung, dimulai pada tahun

1966, dimana belum adanya polsekta-polsekta, Kepolisian di Bandung pada tahun

tersebut berdiri dengan nama “Komtabes-86 Bandung” dengan pembagian

wilayah hukum pada saat itu terdiri dari :

1. Seksi I di Jl. Dalam Kaum, Alun-alun Bandung.

2. Seksi II di Jl. Sawung Galing Bandung.

3. Seksi III di Jl. Pasir Kaliki Bandung.

4. Seksi IV di Jl. Asia Afrika (Simpang Lima) Bandung.

Pada tahun 1970, nama Komtabes-86 diganti namanya menjadi “Poltabes

Bandung” dengan pembagian wilayah pada saat itu terdiri dari 16 (enam belas)

Polsekta, yaitu : Bandung Kulon, Babakan Ciparay, Bojong Loa, Astana Anyar,

Andir, Cicendo, Sukajadi, Sukasari, Cidadap, Cihapit, Coblong, Regol, Lengkong,

Batununggal, Kiaracondong dan Cibenying.

Setelah 18 tahun kemudian, dimana Kotamadya Bandung mengalami

pemekaran, nama Poltabes bandung dirubah menjadi “Polwitabes Bandung”

Page 86: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

(Kepolisian Wilayah Kota Besar Bandung), yaitu pada tahun 1988 dan

membawahi tiga Kepolisian Resort Kota (Polresta). Sebagai berikut :

1. Polresta Bandung Barat

Membawahi 8 Kepolisian Sektor Kota (Polsekta), yaitu :

1) Polsekta Andir.

2) Polsekta Cicendo

3) Polsekta Sukasari.

4) Polsekta Astana Anyar.

5) Polsekta Bandung Kulon.

6) Polsekta Babakan Ciparay.

7) Polsekta Bojongloa Kidul.

8) Polsekta Bojongloa Kaler.

2. Polresta Bandung Tengah

Membawahi 9 Kepolisian Sektor Kota (Polsekta), yaitu :

1) Polsekta Regol.

2) Polsekta Cidadap.

3) Polsekta Coblong

4) Polsekta Lengkong

5) Polsekta Kiaracondong.

6) Polsekta Bandung Wetan.

7) Polsekta Sumur Bandung.

8) Polsekta Cibeunying Kaler.

9) Polsekta Cibeunying Kidul.

Page 87: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

3. Polresta Bandung Timur

Membawahi 8 Kepolisian Sektor Kota (Polsekta), yaitu :

1) Polsekta Cibiru.

2) Polsekta Rancasari.

3) Polsekta Antapani.

4) Polsekta Arcamanik.

5) Polsekta Buah Batu.

6) Polsekta Bandung Kidul.

7) Polsekta Ujung Berung

8) Polsekta Gede Bage.

3.2 Samapta Polri

3.2.1 Pengertian Samapta Polri

Istilah Sabhara diganti dengan nama Samapta tidak berdasarkan Skep

khusus tetapi dari munculnya keputusan Kapolri No. Pol : Kep/53/X/2002

tanggal 17 Oktober 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan-satuan

Organisasi pada tingkat Mabes Polri dan keputusan Kapolri No. Pol :

Kep/54/X/2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan-satuan Organisasi Polri

pada tingkat kewilayahan, pada keputusan tersebut istilah Sabhara hilang berganti

dengan Samapta.

Page 88: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

Kata Samapta kependekan dari Samapta Bhayangkara, yang berarti :

1. Samapta : Keadaan siap siaga, siap sedia dan waspada.

2. Bhayangkara : Istilah Bhayangkara, nama pasukan pengawal kerajaan

Majapahit yang dipimpin oleh Mahapatih Gajah Mada yaitu

“Bhayangkari”, yang berarti sebagai Pengawal/Penjaga Kerajaan.

3. Samapta Bhayangkara, berarti “ Satuan Polri yang senantiasa siap siaga

untuk menghindari dan mencegah terjadinya ancaman/bahaya yang

merugikan masyarakat dalam upaya mewujudkan ketertiban dan

keamanan masyarakat”.

3.2.2 Fungsi Samapta Polri

Fungsi Samapta merupakan sebagian dari fungsi kepolisian yang bersifat

preventif yang memerlukan keahlian dan keterampilan khusus yang telah

dikembangkan lagi mengingat masing-masing tugas yang tergabung dalam fungsi

samapta perlu menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan masyarakat.

Tindakan Preventif atau tindakan pencegahan merupakan tindakan yang

perlu diutamakan pencegahan berarti suatu tindakan yang menyebabkan sesuatu

tidak terjadi. Tindakan preventif dalam arti luas mencakup :

1. Tindakan Antisipatif berupa :

Yaitu tindakan antisipasi pada hakekatnya ditujukan kepada bahay-bahaya

yang masih abstrak. Seprti pengeluaran peraturan mengenai kepolisian,

Page 89: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

pembinaan masyarakat, perizinan, registrasi kendaraan, pemeriksaan

khusus, dan pembinaan profesi.

2. Tindakan Preventif :

Yaitu tindakan mendahului terjadinya tindak pidana dengan

menghilangkan kesempatan untuk terjadinya tindak pidana, misalnya

membuat tembok yang ketat di sekeliling rumah untuk menghindari

masuknya pencuri.

Perumusan dan pengembangan fungsi samapta meliputi pelaksanaan tugas

polisi umumnya, yaitu menyangkut segala upaya pekerjaan dan kegiatan

pengaturan, penjagaan, pengawalan, patrol, pengamanan, terhadap hak

Penyampaian Pendapat Dimuka Umum (PPDU). Pembinaan Polisi Pariwisata,

Pembinanaan Badan Usaha Jasa Pengamanan (BUJP), SAR terbatas, TPTKP,

TIPIRING dan GAK PERDA, pengendalian massa (dalmas), negosiasi,

pengamanan terhadap proyek vita/objek vital dan pemberdayaan masyarakat,

pemberian bantuan satwa untuk kepentingan perlindungan, pengayoman dan

pelayanan, pertolongan, dan penertiban masyarakat.

3.2.3 Peranan Samapta

1) Tingkat Mabes Polri

a. Memberikan pembinaan teknis kepada fungsi samapta di satuan

kewilayahan.

b. Melaksanakan pengendalian dan supervise.

Page 90: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

c. Merumuskan Juklak/Juknis fungsi teknis samapta.

d. Memberikan back-up operasional kewilayahan bila diperlukan.

e. Ikut serta dalam kegiatan pada event nasioanal dan internasional.

2) Tingkat Polda/Polwil

a. Memberikan pembinaan teknis kepada fungsi samapta di satuan

kewilayahan/Polres.

b. Menyelenggarakan dan melaksanakan operasional fungsi samapta

antar Polwi/Polres.

c. Memberikan back-up operasional kewilayahan/Polres.

d. Melaksanakan pengendalian dan supervisisi.

3) Tingkat Polres

a. Memberikan pembinaan teknis kepada fungsi samapta di satuan

kewilayahan/Polsek.

b. Menyelenggarakan dan melaksanakan operasional fungsi samapta

tingkat Polres dan antar Polsek.

c. Memberikan back-up operasional kewilayahan Polres.

Page 91: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

4) Tingkat Polsek

Menyelenggarakan dan melaksanakan operasional fungsi samapta

di tingkat Polsek sampai Pos Pol / desa dengan dititikberatkan kepada

fungsi patrol.

3.2.4 Tugas Pokok Satuan Samapta Polwiltabes Bandung

Sebagaimanan yang tercantum dalam Pasal 27 Keputusan Kapolri No.

Pol : Kep/54/X/2002 tanggal 17 Oktober 2002 dan Keputusan Kapolri No. Pol :

Kep/07/I/2005 tanggal 1 Januari 2005, tentang perubahan atas keputusan Kapolri

No. Pol : Kep/54/X/2002, tentang Validasi Organisasi dan Tata Kerja Tingkat

Polda, tugas pokok Direktorat Samapta Polda Jabar sabagai berikut :

1. Direktorat Samapta bertugas membina fungsi Kesamaptaan Kepolisian

dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan patroli antar wilayah,

termasuk pengamanan objek khusus yang meliputi VIP, Pariwisata dan

Objek Vital / Khusus lainnya, serta bantuan satwa, pengamanan unjuk

rasa dan pengendalian massa.

2. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Sat Samapta Polwiltabes

Bandung menyelenggarakan fungsi :

a) Pembinaan fungsi kesamaptaan kepolisian dalam

lingkungan Polwiltabes Bandung.

b) Penyiapan kekuatan bagi kepentingan pengamanan unjuk

rasa dan pengendalian Massa serta pemanfaatannya untuk

kegiatan patroli antar wilayah dalam Polwiltabes Bandung.

Page 92: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

c) Pembinaan pengamanan objek-objek vital / khusus

termasuk VIP dan Pariwisata.

d) Penyelenggaraan Fungsi Satwa pada tingkat Polda.

e) Penyiapan unsur Polda untuk kepentingan pencarian

pengamanan dan penyelamatan ( SAR )

3.2.4.1 Tugas Pokok Satuan Samapta PolrestabesBandung Tahun 2010

Menjabarkan dan melaksanakan tugas pokok dan program polri serta tugas

pokok Polda Jabar dan tugas pokok Direktorat Samapta Polda Jabar kedalam 6

( enam ) program, yakni :

1) Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Kepolisian

2) Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Kepolisian

3) Program Kerjasama Keamanan

4) Program Pengembangan Sistem dan Strategi Keamanan

5) Program Pemberdayaan Potensi Keamanan

6) Program Pemeliharaan Kamtibmas

Merujuk pada Tugas Pokok Satuan Samapta Polwiltabes Bandung pada

dasarnya telah terperinci tugas-tugas apa saja yang seharusnya dijalankan akan

tetapi pada pelaksanaanya telah terjadi penyimpangan-penyimpangan yang keluar

dari Tugas Pokok Sat samapta yang sangat jelas.

Salah satu contohnya dalam Pengembangan Sumber Daya manusia

Kepolisian di Satuan Samapta polwiltabes bandung, seharusnya dalam

Page 93: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

pelaksanaannya untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia di Sat Samapta

Polwiltabes Bandung diadakan Program Diklat atau Pelatihan secara Rutin akan

tetapi dalam Pelaksanaannya hal ini sangat jauh dari Tugas Pokok yang sudah

ditentukan.

Dalam pelaksanaannya Program Diklat hanya diadakan setahun sekali

sedangkan anggaran yang sudah di rencanakan adalah setiap Bulan Sekali, hal ini

merupakan salah satu penyebab atau penghalang dalam peningkatan Sumber Daya

Manusia Kepolisian Khususnya Di Satuan Samapta Polwiltabes Bandung.

3.3 Kegiatan Satuan Samapta Polrestabes Bandung

Kegiatan satuan samapta polwiltabes Bandung diantaranya :

1. Bintal ( Pembinaan Mental)

Pembinaan mental disini adalah memberikan arahan penyegaran

rohani dan mental kepada seluruh anggota yang beragama islam.

Biasanya dilakukan pada pelaksanaan apel, di aula ataupun mesjid

(dilihat dari kebutuhan situasi anggota yang ada).

2. APP (Arahan Pimpinan)

APP dilaksanakan setiap hari kecuali hari minggu. Dalam APP ini

pemimpin unit mengoreksi kekurangan dari setiap anggota dan

memberikan pengarahan tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap unit

anggota.

Page 94: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

3. Apel Satpum

Apel Satpum dilaksanakan setiap hari rabu jam 7 pagi. Apel

Satpum dipimpin langsung oleh Kapolwiltabes. Dalam hal ini kapolwil

memberikan surat perintah mengenai dinas.

4. Pengawalan

Pengawalan merupakan salah satu bentuk kegiatan operasional

polri dalam mewujudkan tindakan pencegahan yang perlu ditingkatkan

agar lebih berhasil dan berdaya guna, sehingga benar-benar

menghilangkan faktor niat dan akan mencegah bertemunya niat dan

kesempatan.

5. Penjagaan

Penjagaan adalah untuk melaksanakan tugas kepolisian yang

bersifat preventif memberikan perlindungan, pengayoman, pelayana serta

memelihara keselamatan orang, harta benda atas kepentingan masyarakat

dan kepentingan Negara.

6. Patroli

Patroli adalah salah satu bentuk operasional Polri yang merupakan

perwujudan tindakan pencegahan yang perlu ditingkatkan agar lebih

berhasil dan berdaya guna sehingga benar-benar menghilangkan faktor

niat.

Page 95: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

7. Pengendalian massa

Pengendalian massa adalah suatu kegiatan dengan memberikan

perlindungan, pengayoman dan pelayanan terhadap sekelompok

masyarakat yang sedang menyampaikan pendapat atau aspirasinya di

depan umum guna mencegah masuknya pengaruh pihak tertentu atau

provokator

8. SAR terbatas (Search and Resque)

SAR terbatas merupakan kegiatan personel polri untuk mencari

dan menyelamatkan jiwa manusia dan harta benda secara terbatas di

darat dan di sungai dengan pertimbangan kemampuan dan perlatan yang

dimiliki.

9. Pelatihan

Pelatihan merupakan kegiatan yang diberikan oleh atasan kepada

anggota agar para anggota memiiliki suatu keahlian.

Page 96: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

� �

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh

dari data primer dan sekunder penelitian. Data primer penelitian ini adalah hasil

kuesioner yang disebarkan kepada 42 orang. Data tersebut merupakan data pokok

dimana analisisnya ditunjang oleh data-data sekunder yang analisisnya didapat

dari hasil observasi di lapangan dan beberapa sumber pustaka untuk memperkuat

dan memperdalam hasil analisis. Data yang diperoleh dari hasil kuesioner terdiri

dari dua macam, yaitu data responden dan data penelitian.

Data responden adalah seluruh identitas responden yang dipandang

relevan dengan permasalahan yang diidentifikasi. Sedangkan data penelitian

adalah sejumlah skor yang diperoleh dari jawaban responden atas pertanyaan atau

pernyataan mengenai variabel penelitian, yaitu variabel X (Teknik Komunikasi

Persuasif Atasan) dan variabel Y (Sikap Patuh Anggota dalam Bekerja). Hasil

penelitian yang akan dijelaskan adalah mengenai hubungan antara trknik

komunikasi persuasif atasan dengan sikap patuh anggota dalam bekerja.

Data-data responden yang diperoleh melalui kuesioner dianalisis secara

deskriptif dan analisis korelasi. Data lain yang diperoleh dari studi pustaka akan

digunakan sebagai data sekunder untuk melengkapi dan mendukung data primer.

Analisis data deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai

objek penelitian berdasarkan data dan variabel yang diperoleh dari kelompok

Page 97: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

subjek yang diteliti. Untuk memudahkan penulis dalam menginterpretasikan hasil

penelitian.

4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum disebarkan kepada responden sasaran, kuesioner yang telah

disusun terlebih dulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Responden yang

digunakan dalam pengujian instrumen penelitian adalah sebanyak 10 orang.

Dengan menggunakan aplikasi software SPSS 17.0 didapatkan output yang

menunjukkan koefisien validitas dan reliabilitas, sebagaimana ditunjukkan tabel di

bawah ini :

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Variabel Sub

Variabel No

Item Koefesien Validitas

Titik Kritis Kesimpulan Koefesien

reliabilitas Titik Kritis Kesimpulan

Teknik Komunikasi

Persuasif Atasan

Integration Technique

8 0,965 0,300 Valid

0,714 0,700 Reliabel

9 1,000 0,300 Valid

Pay off Technique

10 0,712 0,300 Valid 11 0,871 0,300 Valid 12 0,919 0,300 Valid 13 0,753 0,300 Valid

Fear Arrousing Technique

14 0,646 0,300 Valid 15 0,603 0,300 Valid 16 0,769 0,300 Valid 17 0,492 0,300 Valid 18 0,769 0,300 Valid

Icing Technique

19 0,816 0,300 Valid 20 0,732 0,300 Valid 21 0,652 0,300 Valid 22 0,715 0,300 Valid 23 0,546 0,300 Valid

Sikap Anggota

Aspek Kognitif

24 0,499 0,300 Valid

0,845 0,700 Reliabel

25 0,561 0,300 Valid 26 0,905 0,300 Valid

Aspek Afektif

27 0,890 0,300 Valid 28 0,869 0,300 Valid 29 0,424 0,300 Valid

Aspek Konatif

30 0,748 0,300 Valid 31 0,881 0,300 Valid 32 0,996 0,300 Valid

Dari tabel diatas dapat dilihat hasil dari uji validitas dan uji reliabilitas

untuk mengukur variabel Teknik Komunikasi Persuasif Atasan dan variabel Sikap

Patuh Anggota. Dari 25 item pertanyaan untuk mengukur Teknik Komunikasi

Persuasif Atasan dan Sikap Patuh Anggota dalam Bekerja mempunyai koefisien

validitas yang lebih dari 0,300 yang berati valid.

Page 98: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

Sedangkan koefisien reliabilitas berada di atas 0,700, artinya memenuhi

syarat reliabilitas. Dengan demikian instrumen yang digunakan untuk mengukur

variabel dinyatakan reliabel artinya menunjukkan kekonsistenan pengukuran pada

ke-10 respondennya.

4.2 Analisis Data Responden

Berikut disajikan hasil penelitian tentang profil responden yang terdiri atas

jenis kelamin, usia, pendidikan, unit kerja, jabatan, lama menjabat dan intensitas

mengikuti pelatihan.

Tabel 4.2

Jenis Kelamin

Jenis Kelamin frekuensi (f) Presentase (%) Laki-laki 41 97,6%

Perempuan 1 2,4% Total 42 100,0%

n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar hampir seluruh

responden adalah laki-laki yaitu sebanyak 41 orang (97,6%) dan sisanya

perempuan sebanyak 1 orang (2,4%).

Hasil data diatas menunjukkan bahwa anggota satuan samapta berjenis

kelamin pria lebih banyak dari pada wanita. Polwiltabes bandung unit satuan

Sampta membutuhkan karyawan yang berjenis kelamin pria karena ingin

mencapai kinerja kerja yang tinggi yang setiap hari harus siap dihadapkan pada

tekanan-tekanan dan kondisi yang tidak menguntungkan. Sedangkan wanita

memiliki keterbatasan dalam jangkauan pekerjaan.

Page 99: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

Besarnya pengaruh pekerjaan dengan harga diri seseorang pria

menyebabkan pria cenderung lebih gigih untuk mendapatkan pekerjaan dan

tentunya yang lebih baik bagi dirinya, daripada wanita. Shaevitz menyatakan

“beberapa perbedaan pria dan wanita ditinjau dari segi psikologis antara lain, pria

cenderung lebih bersikap agresif daripada wanita, serta harga diri pria lebih sering

dikaitkan dengan pekerjaannya”.

Mar’at berpendapat bahwa “manusia sebagai bahan yang mendasar suatu

alam yang dipengaruhi kepribadiannya oleh corak itu sendiri, konstitusi seksual

yang mengakibatkan perbedaan antara pria dengan wanita juga membedakan

kepribadian pria dan wanita”. (Mar’at, 1984 : 54)

Dari pendapat Mar’at diatas dapat dilihat bahwa perbedaan fisik yang

dimiliki oleh pria dan wanita juga menjadi faktor penentu mengapa jumlah

karyawan pria mendominasi. Keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh wanita

menyebabkannya tidak leluasa dalam memiih lapangan pekerjaan. Hanya

lapangan-lapangan kerja tertentu yang dapat dipilih oleh wanita disesuaikan

dengan kondisi keterbatasan mereka. Sementara itu, pria dengan kondisi fisiknya

yang lebih kuat dan mendukung dapat lebih agresif serta bebas memilih lapangan

kerja tanpa banyak memiliki hambatan. Oleh karena itu kesempataran pria untuk

mendapatkan pekerjaaan lebih besar dibandingkan dengan wanita

Page 100: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

Tabel 4.3

Usia

Usia frekuensi (f) Presentase (%) 20-29 tahun 33 78,6% 30-39 tahun 6 14,3% 40-49 tahun 3 7,1%

Total 42 100,0% n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian �

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hampir seluruh responden berusia

20-29 tahun yaitu sebanyak 33 orang (78,6%) dan sangat sedikit yang berusia 1-

25% (78,6%).

Hasil data diatas menunjukkan bahwa mayoritas anggota satuan Samapta

Polrestabes Bandung berusia 20-29 tahun. Hal ini dikarenakan Polrestabes

bandung ingin melakukan pemerajaan karyawan, sehingga akan menunjang

efisiensi kinerja karyawan. Seseorang dalam usia produktif dapat digolongkan

kedalam masa dewasa, lebih jauh Hurlock dalam Saydam mengatakan bahwa “

pada masa dewasa kekuatan fisik dan mental seseorang mencapai puncaknya,

masa ini adalah masa produktif, penuh semangat dan aktivitas, masih kaya dengan

inspirasi atau gagasan idealis.

Responden pada rentang usia 20-25 dan 35-40 tahun tergolong kedalam

manusia yang memasuki masa dewasa awal (pre adulthood) pada masa ini

manusia memasuki masa penyesuaiam dimana ia memasuki usia bermasalah, baik

dalam hal pekerjaaan, peran maupun tanggung jawab sosialnya. Kadangkala

dengan semangat muda yang dimiliki oleh pada masa ini mereka cenderung

berfikir dan bertindak sesuai dengan idealisme yang mereka miliki, namun dengan

Page 101: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

kurangnya pengalaman, seringkali idealisme mereka merugikan diri mereka

sendiri.

Usia responden yang lebih dari 40 tahun, merupakan karyawan yang

sangat matang yang diharapkan mampu memberikan mempunyai pengalaman

kerja yang lebih lama hal ini yang sangat dibutuhkan oleh karyawan lainnya.

Dapat dikatakan pada masa ini manusia pada umumnya sudah mengerti arah dan

tujuan hidup mereka termasuk dari segi pekerjaan.

Tabel 4.4

Pendidikan

Pendidikan frekuensi (f) Presentase (%) Tamat SMA 39 92,9%

S1 3 7,1% Total 42 100,0%

n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian �

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hampir seluruh responden

memiliki pendidikan terakhir SMA yang ditamatkan yaitu sebanyak 39 orang

(92,9%%) dan sangat sedikit yang berpendidikan S1 sebanyak 3 orang (7,1%).

Tingkat pendidikan memberi gambaran bagaimana seseorang memberikan

respon terhadap suatu permasalahan pribadi dan sosial yang menerpa dirinya.

Perbedaan respon dipengaruhi oleh frame of references dan field of experiences.

Dengan latar belakang pendidikan di bangku kuliah, seseorang dapat mengatur

keuangan, waktu bahkan segala permasalahan-permasalahan hidup dengan lebih

cermat, sehingga mereka dapat lebih mempertimbangkan segala suatunya dengan

lebih matang ketika hendak melakukan suatu tindakan. Semakin rendah tingkat

Page 102: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

pendidikan, cara menanggapi dan memahami segala permasalahan yang terjadi di

lingkungan sosial pun akan semakin kurang cermat, berbeda halnya dengan

mereka yang berpendidikan tinggi, mereka biasanya lebih baik dan mampu dalam

menanggapi permasalah sosial hal ini terlihat dari berbagai pilihan sosial yang

diambil untuk memcahkan suatu permasalahan dengan lebih cermat.

Tabel 4.5

Unit kerja

Unit kerja frekuensi (f) Presentase (%) Samapta 42 100,0%

Total 42 100,0% n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian �

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa seluruh responden bekerja pada

unit samapta (42 orang; 100%).

Tabel 4.6

Posisi / Jabatan

Posisi / Jabatan frekuensi (f) Presentase (%) BRIBDA 10 23,8% BRIPKA 6 14,3% BRIPTU 25 59,5%

STAF ADM 1 2,4% Total 42 100,0%

n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian �

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki jabatan BRIPTU yaitu sebanyak 25 orang (59,5%) dan sangat sedikit

yang memiliki jabatan Staf ADM sebanyak 1 orang (2,4%).

Page 103: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

Tabel 4.7

Lama Menjabat

Lama Menjabat frekuensi (f) Presentase (%) <1 tahun 6 14,3% 1-3 tahun 8 19,0% 4-6 tahun 16 38,1% >7 tahun 12 28,6%

Total 42 100,0% n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian �

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian kecil responden telah

menjabat posisi sekarang sudah 4-6 tahun. yaitu sebanyak 16 orang (38,1%) dan

sangat sedikit yang menjabat selama < 1 tahun yakni sebanyak 6 orang (14,3%).

Lamanya seseorang bekerja dalam suatu perusahaan dapat membantu

dalam menumbuhkan kreatifitas berfikir untuk kemajuan perusahaan. Semakin

lama responden bekerja, akan kemungkinan responden mempunyai sikap,

perhatian, dan penilaian positif terhadap sikap segala usaha untuk memajukan

perusahaan.

Atas di dasari waktu lamanya bekerja anggota dapat menunjukkan bahwa

mereka sebagai karyawan dapat dianggap telah mengerti bagaimana seluk beluk

department tempat mereka biasa bekerja dalam hal ini peruhasaan. Dengan

demikian hal ini dapat menjadi salah satu faktor yang dapat menimbulkan

kesadaran dalam hati bahwa mereka bagian dari perusahaan sehingga selalu ingin

memberikan kinerja yang baik bagi perusahaan.

Responden yang bekerja 5-7 tahun dan lebih dari 7 tahun biasanya sudah

begitu mengenal pekerjaan serta lingkungan kerjanya, atau dapat dikatakan bahwa

Page 104: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

karyawan pada kelompok ini sudah mantap dengan instansi dan pekerjaan yang ia

kerjakan diperusahaannya. Dengan pengalaman yang telah diperoleh selama masa

penyesuaian, karyawan telah mengetahui bagaimana menangani masalah dengan

pekerjaannya. Biasanya karyawan juga memikirkan cara untuk meningkatkan

karir dan kinerja mereka. Setelah mengabdi dengan rentang waktu yang lama,

biasanya dapat membuat rasa memiliki karyawan terhadap perusahaannya lebih

tinggi. Hal ini berpengaruh langsung pada cara karyawan merespons apa yang

dialami dan diberikan perusahaan pada mereka.

Responden yang bekerja 1-3 tahun dan 3-5 tahun biasanya karyawan mulai

belajar untuk menyesuailan diri dengan pekerjaannya dan lingkungan kerjanya.

Kelompok dengan masa kerja dalam waktu kelompok ini biasanya sudah mulai

yakin dengan apa yang mereka kerjakan, atau apa yang menjadi pekerjaan

mereka, sehingga dapat menjalankan tugas dengan baik yang menghasilkan

kinerja yang baik juga.

Tabel 4.8

Intensitas Mengikuti Pengarahan

Mengikuti Pengarahan frekuensi (f) Presentase (%) Sering 42 100,0% Total 42 100,0%

n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian �

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa seluruh responden sering

mengikuti pengarahan sebanyak 42 orang (100%).

Page 105: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

4.3 Analisis Data Penelitian

4.3.1 Teknik Komunikasi Persuasif Atasan (X)

Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi mengenai tanggapan

responden yang berhubungan dengan teknik komunikasi persuasif atasan, yang

terdiri dari sub variabel teknik integrasi, teknik iming-iming, teknik menakut-

nakuti dan teknik tataan

Pada bagian ini penulis akan menyajikan hasil penelitian berupa data

karakteristik responden serta tanggapan mereka terhadap pernyataan-pernyataan

yang diajukan. Di dalam penelitian ini dikumpulkan data primer untuk

mengetahui gambaran Teknik Komunikasi Persuasif Atasan dengan Sikap Patuh

Anggota dalam Bekerja melalui penyebaran angket kepada 42 responden.

4.3.2 Teknik integrasi (X1)

Sub variabel teknik integrasi dalam penelitian ini diklasifikasikan kedalam

tiga kategori, yaitu baik, cukup, dan kurang. Untuk menentukan interval dan jarak

interval setiap kategori digunakan perhitungan sebagai berikut :

k (banyak pertanyaan) = 2

Nilai tertinggi = skor tertinggi x jumlah pertanyaan = 5 x 2 = 10

Nilai terendah = skor terendah x jumlah pertanyaan = 1 x 2 = 2

range = 10 – 2 = 8

bk (banyak kelas) = 3 (baik, cukup, kurang)

interval = 8 : 3 = 2,7

Sehingga diperoleh interval skor untuk menentukan masing masing

kategori pada sub variabel teknik integrasi adalah sebagai berikut, untuk jumlah

skor :

Page 106: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

8 hingga 10 = kategori baik

5 hingga 7 = kategori cukup

2 hingga 4 = kategori kurang

Setelah dikelompokan dalam tiga kategori diatas, tingkat penilaian teknik

integrasi dapat dikelompokan pada tabel berikut :

Tabel.Kategori Teknik integrasi

Kategori frekuensi (f) Presentase (%) Baik 34 81,0%

Cukup 7 16,7% Kurang 1 2,4% Total 42 100%

n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang

teknik integrasi adalah baik dengan jumlah responden yang menyatakan baik

sebanyak 34 orang (81%), sisanya menyatakan cukup sebanyak 7 orang (16,7%)

dan menyatakan kurang sebanyak 1 orang (2,4%). Hampir seluruh dari responden

menilai teknik integrasi pada kategori baik. Kategori baik pada teknik integrasi

dalam Teknik Komunikasi Persuasif Atasan ini ditunjukan atau diukur dengan

tanggapan-tanggapan terhadap pernyataan sebagai berikut:

Page 107: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

Tabel 4.9

Pengarahan atasan tentang peraturan yang harus dilakukan oleh anggota

Tanggapan responden frekuensi (f) Presentase (%) Sangat Setuju 9 21,4%

Setuju 28 66,7% Ragu-ragu 4 9,5%

Tidak Setuju 1 2,4% Sangat Tidak Setuju 0 0,0%

Total 42 100% n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar dari responden

menyatakan setuju bahwa atasan sering memberikan pengarahan tentang

peraturan yang harus dilakukan oleh setiap anggota, dengan responden yang

menyatakan sebanyak 28 orang (66,7%) dan sangat sedikit dari responden yang

menyatakan tidak setuju, dengan responden yang menyatakan sebanyak 1 orang

(2,4%).

Kendala dalam melakukan pekerajaan akan selalu timbul, maka dari itu

atasan selalu memberikan informasi dan perintah yang jelas kepada karyawannya.

Perintah tersebut biasanya diberikan baik secara formal yakni melalui rapat, dan

diskusi, maupun informal yakni konsultasi langsung bila menemukan kendala.

Dari table diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa atasan memberikan

informasi seputar pekerjaan secara jelas kepada karyawannya. Hal ini merupakan

kondisi yang ideal dalam kegiatan komunikasi persuasif karena pengungkapan

informasi secara jelas adalah salah satu yang membuat komunikasi persuasive

akan berjalan dengan baik.

Page 108: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

Perintah yang diutarakan oleh seorang atasan sangat berpengaruh kepada

kinerja karyawannya, karena apabila perintah tersebut diutarakan secara jelas

maka karyawan yang akan melakukan pekerjaan tersebut akan merasa bingung

dan terjadi kesalahpahaman. Hal ini pun diperjelas oleh Executive Secretary

bahwa selama ini atasan berusaha untuk memberikan perintah secara jelas agar

dapat dimengerti oleh karyawan karena biasanya apabila perintah yang diberikan

tidak jelas atau tidak dimengerti oleh karyawan maka pekerjaan yang akan

diperintahkan tidak dapat di selesaikan dengan baik bahkan terjadi

kesalahpahaman yang nantinya akan mempengaruhi kinerja karyawan tersebut.

Pernyataan ini diperkuat oleh responden sebagai karyawan bahwa atasan

memberikan perintah mengenai suatu tugas pekerjaan maka akan membuatnya

dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan tidak terjadi kebingung pada saat

melakukan pekerjaan tersebut.

Tabel 4.10 Pengarahan atasan yang menggunakan kata-kata bersifat ajakan

Tanggapan responden frekuensi (f) Presentase (%) Sangat Setuju 9 21,4%

Setuju 28 66,7% Ragu-ragu 4 9,5%

Tidak Setuju 1 2,4% Sangat Tidak Setuju 0 0,0%

Total 42 100% n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar dari responden

menyatakan setuju bahwa atasan dalam memberikan pengarahan sering

menggunakan kata-kata yang bersifat ajakan , seperti :”Mari kita mengikuti

semua peraturan yang telah ada, karena dengan kita mengikuti peraturan tersebut

Page 109: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

citra kinerja Polri akan semakin baik”, dengan responden yang menyatakan

sebanyak 28 orang (66,7%) dan sangat sedikit dari responden yang menyatakan

tidak setuju, dengan responden yang menyatakan sebanyak 1 orang (2,4%).

Pemberian informasi diperlukan untuk meningkatkan kinerja karyawan.

Pemberian informasi tersebut memiliki tujuan supaya karyawan dapat mengerti

tentang apa saja yang sudah dilakukannya selama ini. Agar karyawan dapat

menilai kinerjanya masing-masing. Hal tersebut juga dapat digunakan sebagai

bahan instropeksi diri, supaya dikemudian hari tidak melakukan kesalahan-

kesalahan untuk kedua kalinya.

Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan dari responden

menganggap atasan selalu memberikan informasi secara jelas seputar pekerjaan.

Mereka sadar bahwa komunikasi yang terbuka mengenai pekerjaan mampu

mempermudah koordinasi kerja. baik.

4.3.3 Teknik iming-iming (X2)

Sub variabel teknik iming-iming dalam penelitian ini diklasifikasikan

kedalam tiga kategori, yaitu baik, cukup, dan kurang. Untuk menentukan interval

dan jarak interval setiap kategori digunakan perhitungan sebagai berikut :

k (banyak pertanyaan) = 4

Nilai tertinggi = skor tertinggi x jumlah pertanyaan = 5 x 4 = 20

Nilai terendah = skor terendah x jumlah pertanyaan = 1 x 4 = 4

range = 20 – 4 = 16

bk (banyak kelas) = 3 (baik, cukup, kurang)

interval = 16 : 3 = 5,3

Page 110: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

Sehingga diperoleh interval skor untuk menentukan masing masing

kategori pada sub variabel teknik iming-iming adalah sebagai berikut, untuk

jumlah skor :

15 hingga 20 = kategori baik

10 hingga 14 = kategori cukup

4 hingga 9 = kategori kurang

Setelah dikelompokan dalam tiga kategori diatas, tingkat penilaian teknik

iming-iming dapat dikelompokan pada tabel berikut :

Tabel. Kategori Teknik iming-iming

Kategori frekuensi (f) Presentase (%) Baik 26 61,9%

Cukup 16 38,1% Kurang 0 0,0% Total 42 100%

n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang

teknik iming-iming adalah baik dengan jumlah responden yang menyatakan

sebanyak 26 orang (61,9%) dan sisanya menyatakan cukup sebanyak 16 orang

(38,1%). Sebagian besar dari responden menilai teknik iming-iming pada kategori

baik. Kategori baik pada teknik iming-iming dalam Teknik Komunikasi Persuasif

Atasanini ditunjukan atau diukur dengan tanggapan-tanggapan terhadap

pernyataan sebagai berikut:

Page 111: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

Tabel 4.11

Pengarahan atasan yang menggunakan kata-kata pujian

Tanggapan responden frekuensi (f) Presentase (%) Sangat Setuju 9 21,4%

Setuju 23 54,8% Ragu-ragu 9 21,4%

Tidak Setuju 1 2,4% Sangat Tidak Setuju 0 0,0%

Total 42 100% n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar dari responden

menyatakan setuju bahwa atasan dalam memberikan pengarahan sering

menggunakan kata-kata pujian, seperti : “Terima kasih anda telah mengikuti

pengarahan dengan baik”, dengan responden yang menyatakan sebanyak 23 orang

(54,8%) dan sangat sedikit dari responden yang menyatakan tidak setuju, dengan

responden yang menyatakan sebanyak 1 orang (2,4%).

Atasan kadang-kadang memberikan pujian atas prestasi kerja yang

dihasilkan oleh karyawan menunjukkan bahwa atasan memeiliki rasa untuk

memuji hasil pekerjaan yang dapat mempengaruhi kinerja serta kebijakan dalam

perusahaan atau memberi pengaruh yang besar terhadap kemajuan perusahaan.

Page 112: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

Tabel 4.12

Pengarahan atasan yang menjanjikan sesuatu yang

menguntungkan anggota

Tanggapan responden frekuensi (f) Presentase (%) Sangat Setuju 6 14,3%

Setuju 22 52,4% Ragu-ragu 13 31,0%

Tidak Setuju 1 2,4% Sangat Tidak Setuju 0 0,0%

Total 42 100% n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar dari responden

menyatakan setuju bahwa atasan dalam memberikan pengarahan sering

menjanjikan sesuatu yang menguntungkan anda di masa yang akan datang, seperti

:”Dengan menjadi anggota yang baik dan patuh dalam menjalankan tugas,

kapolwil akan memberikan piagam penghargaan”, dengan responden yang

menyatakan sebanyak 22 orang (52,4%) dan sangat sedikit dari responden yang

menyatakan tidak setuju, dengan responden yang menyatakan sebanyak 1 orang

(2,4%).

Penjelasan yang disampaikan oleh atasan merupakan informasi-informasi

yang berisikan seputar pekerjaan dan kondisi yang sedang dihadapai oleh

perusahaan, sehingga penjelasan tersebut mempengaruhi kinerja karyawan.

Apabila karyawan dapat mendengarkan setiap penjelasan dari atasan, maka

karyawan tersebut dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diinginkan oleh

atasan.

Page 113: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

Tabel 4.13

Pengarahan atasan yang sering menjanjikan adanya pemberian hadiah

Tanggapan responden frekuensi (f) Presentase (%) Sangat Setuju 3 7,1%

Setuju 22 52,4% Ragu-ragu 16 38,1%

Tidak Setuju 1 2,4% Sangat Tidak Setuju 0 0,0%

Total 42 100% n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar dari responden

menyatakan setuju bahwa atasan dalam memberikan pengarahan sering

menjanjikan adanya pemberian hadiah, berupa sertifikat penghargaan, seperti :

“Jika andaberprestasi dalam menyelesaikan tugas, maka anda akan diberikan

penghargaan”, dengan responden yang menyatakan sebanyak 22 orang (52,4%)

dan sangat sedikit dari responden yang menyatakan tidak setuju, dengan

responden yang menyatakan sebanyak 1 orang (2,4%).

Atasan kadang-kadang memberikan pujian atas prestasi kerja yang

dihasilkan oleh karyawan menunjukkan bahwa atasan memeiliki rasa untuk

memuji hasil pekerjaan yang dapat mempengaruhi kinerja serta kebijakan dalam

perusahaan atau memberi pengaruh yang besar terhadap kemajuan perusahaan.

Page 114: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

Tabel 4.14

Pengarahan atasan yang sering menjanjikan adanya kenaikan jabatan

Tanggapan responden frekuensi (f) Presentase (%) Sangat Setuju 5 11,9%

Setuju 13 31,0% Ragu-ragu 21 50,0%

Tidak Setuju 2 4,8% Sangat Tidak Setuju 1 2,4%

Total 42 100% n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian

Dari tabel di atas diketahui bahwa setengah dari responden menyatakan

ragu-ragu bahwa atasan dalam memberikan pengarahan sering menjanjikan

adanya kenaikan jabatan, seperti:”Jika anda dapat menyelesaikan tugas dengan

baik dan tidak pernah melanggar peraturan, anda akan diberikan piagam

penghargaan”, dengan responden yang menyatakan sebanyak 21 orang (50%) dan

sangat sedikit dari responden yang menyatakan sangat tidak setuju, dengan

responden yang menyatakan sebanyak 1 orang (2,4%).

Penjelasan yang disampaikan oleh atasan merupakan informasi-informasi

yang berisikan seputar pekerjaan dan kondisi yang sedang dihadapai oleh

perusahaan, sehingga penjelasan tersebut mempengaruhi kinerja karyawan.

Apabila karyawan dapat mendengarkan setiap penjelasan dari atasan, maka

karyawan tersebut dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diinginkan oleh

atasan.

Page 115: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

4.3.4 Teknik menakut-nakuti (X3)

Sub variabel teknik menakut-nakuti dalam penelitian ini diklasifikasikan

kedalam tiga kategori, yaitu baik, cukup, dan kurang. Untuk menentukan interval

dan jarak interval setiap kategori digunakan perhitungan sebagai berikut :

k (banyak pertanyaan) = 5

Nilai tertinggi = skor tertinggi x jumlah pertanyaan = 5 x 5 = 25

Nilai terendah = skor terendah x jumlah pertanyaan = 1 x 5 = 5

range = 25 – 5 = 20

bk (banyak kelas) = 3 (baik, cukup, kurang)

interval = 20 : 3 = 6,7

Sehingga diperoleh interval skor untuk menentukan masing masing

kategori pada sub variabel teknik menakut-nakuti adalah sebagai berikut, untuk

jumlah skor :

19 hingga 25 = kategori baik

12 hingga 18 = kategori cukup

5 hingga 11 = kategori kurang

Setelah dikelompokan dalam tiga kategori diatas, tingkat penilaian teknik

menakut-nakuti dapat dikelompokan pada tabel berikut

Tabel. Kategori Teknik menakut-nakuti

Kategori frekuensi (f) Presentase (%) Baik 18 42,9%

Cukup 23 54,8% Kurang 1 2,4% Total 42 100%

n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian

Page 116: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

� �

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang

teknik menakut-nakuti adalah cukup dengan jumlah responden yang menyatakan

sebanyak 23 orang (54,8%), sisanya menyatakan baik sebanyak 18 orang (42,9%)

dan kurang sebanyak 1 orang (2,4%). Sebagian besar dari responden menilai

teknik menakut-nakuti pada kategori cukup, Kategori cukup pada teknik menakut-

nakuti dalam Teknik Komunikasi Persuasif Atasanini ditunjukan atau diukur

dengan tanggapan-tanggapan terhadap pernyataan sebagai berikut:

Tabel 4.15

Teguran yang disampaikan atasan kepada anggota yang tidak masuk kerja

Tanggapan responden frekuensi (f) Presentase (%) Sangat Setuju 8 19,0%

Setuju 23 54,8% Ragu-ragu 10 23,8%

Tidak Setuju 0 0,0% Sangat Tidak Setuju 1 2,4%

Total 42 100% n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar dari responden

menyatakan setuju bahwa atasan ketika ada anggota yang sering tidak masuk

kerja sering menyampaikan teguran? . seperti :”Kenapa anda sering tidak masuk

kerja tanpa alasan, saya harap anda tidak mengulanginya lagi”, dengan responden

yang menyatakan sebanyak 23 orang (54,8%) dan sangat sedikit dari responden

yang menyatakan sangat tidak setuju, dengan responden yang menyatakan

sebanyak 1 orang (2,4%).

Rata-rata responden merasa bahwa membantu dan mencari solusi atas

permasalahan yang dihadapai oleh responden menjadi bagian dan kewajiban dari

Page 117: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

atasan. Misalnya dengan mengadakan briefing sebagai sarana untuk mencari

solusi masalah pekerjaan atau tugas-tugas dan mencari wadah untuk berbagi

kesulitan yang dihadapi oleh bawahan. Sehingga hal ini mampu untuk

menimbulkan kinerja yang lebih baik dalam kemajuan perusahaan.

Tabel 4.16

Teguran yang disampaikan atasan kepada anggota yang tidak

mematuhi peraturan

Tanggapan responden frekuensi (f) Presentase (%) Sangat Setuju 7 16,7%

Setuju 22 52,4% Ragu-ragu 9 21,4%

Tidak Setuju 4 9,5% Sangat Tidak Setuju 0 0,0%

Total 42 100% n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar dari responden

menyatakan setuju bahwa atasan sering memberikan teguran pada anggota yang

sering tidak mematuhi peraturan? , seperti :”Jangan mengulangi lagi kesalahan

untuk menggunakan menarik pungutan liar kepada masyarakat, jika mengulangi

lagi maka anda akan langsung disidang disiplin kode etik kepolisian”, dengan

responden yang menyatakan sebanyak 22 orang (52,4%) dan sangat sedikit dari

responden yang menyatakan tidak setuju, dengan responden yang menyatakan

sebanyak 4 orang (9,5%).

Penerimaan yang dilakukan oleh atasan merupakan salah satu umpan balik

dari komunikasi yang dilakukan oleh bawahan-atasan. Menurut seorang

responden bahwa informasi yang disampaikannya kepada atasan akan lebih

diterima dan didengar apabila informasi seputar pekerjaan seperti terjadi masalah

Page 118: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

dalam pekerjaan. Kalau untuk pembicaraan yang tidak berhubungan dengan

pekerjaan, dilakukan di luar situasi formal.

Tabel 4.17

Pesan atasan yang dapat membuat rasa takut

Tanggapan responden frekuensi (f) Presentase (%) Sangat Setuju 3 7,1%

Setuju 24 57,1% Ragu-ragu 9 21,4%

Tidak Setuju 5 11,9% Sangat Tidak Setuju 1 2,4%

Total 42 100% n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar dari responden

menyatakan setuju bahwa atasan sering menyampaikan pesan yang dapat

membuat anda merasa takut, seperti :”Jika anda tidak dapat menyelesaikan tugas

dengan baik, maka anda akan ditegur dan selanjutkan akan dilimpahkan pada unit

P3D untuk proses lebih lanjut “, dengan responden yang menyatakan sebanyak 24

orang (57,1%) dan sangat sedikit dari responden yang menyatakan sangat tidak

setuju, dengan responden yang menyatakan sebanyak 1 orang (2,4%).

Kepekaan karyawan dalam sebuah perusahan untuk merasakan dan mau

membantu atasan yang menghadapi masalah melalui komunikasi antarpribadi

yang memang bertujuan untuk mendapatkan informasi dan mencari solusi dalam

masalah-masalah yang dihadapi oleh atasan serta berpengaruh pada hubungan

antarpribadi yang akan menentukan tahap-tahap kerja selanjutnya sehinggan

mempengaruhi kinerja kerja karyawan nantinya.

Page 119: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

Tabel 4.18

Pesan atasan yang dapat membuat rasa khawatir dikeluarkan

dari pekerjaan

Tanggapan responden frekuensi (f) Presentase (%) Sangat Setuju 5 11,9%

Setuju 15 35,7% Ragu-ragu 13 31,0%

Tidak Setuju 6 14,3% Sangat Tidak Setuju 3 7,1%

Total 42 100% n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian kecil dari responden

menyatakan setuju bahwa atasan sering menyampaikan pesan yang dapat

membuat anda khawatir, seperti :”Jika dalam satu bulan anda melakukan 3 kali

kesalahan yang sama, maka anda akan langsung dikeluarkan”, dengan responden

yang menyatakan sebanyak 15 orang (35,7%) dan sangat sedikit dari responden

yang menyatakan sangat tidak setuju, dengan responden yang menyatakan

sebanyak 3 orang (7,1%).

Tabel 4.19

Pesan atasan yang dapat menbuat rasa khawatir akan kehilangan pekerjaan

Tanggapan responden frekuensi (f) Presentase (%) Sangat Setuju 3 7,1%

Setuju 27 64,3% Ragu-ragu 9 21,4%

Tidak Setuju 3 7,1% Sangat Tidak Setuju 0 0,0%

Total 42 100% n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian

Page 120: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar dari responden

menyatakan setuju bahwa setiap pesan yang disampaikan oleh atasan ketika anda

melanggar peraturan apakah membuat rasa khawatir anda akan kehilangan

pekerjaan, dengan responden yang menyatakan sebanyak 27 orang (64,3%) dan

sangat sedikit dari responden yang menyatakan sangat tidak setuju, dengan

responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 3 orang (7,1%).

4.3.5 Teknik tataan (X4)

Sub variabel Teknik tataan dalam penelitian ini diklasifikasikan kedalam

tiga kategori, yaitu baik, cukup, dan kurang. Untuk menentukan interval dan jarak

interval setiap kategori digunakan perhitungan sebagai berikut :

k (banyak pertanyaan) = 5

Nilai tertinggi = skor tertinggi x jumlah pertanyaan = 5 x 5 = 25

Nilai terendah = skor terendah x jumlah pertanyaan = 1 x 5 = 5

range = 25 – 5 = 20

bk (banyak kelas) = 3 (baik, cukup, kurang)

interval = 20 : 3 = 6,7

Sehingga diperoleh interval skor untuk menentukan masing masing

kategori pada sub variabel teknik tataan adalah sebagai berikut, untuk jumlah

skor :

19 hingga 25 = kategori baik

12 hingga 18 = kategori cukup

5 hingga 11 = kategori kurang

Setelah dikelompokan dalam tiga kategori diatas, tingkat penilaian teknik

tataan dapat dikelompokan pada tabel berikut :

Page 121: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

Tabel. Kategori Teknik tataan

Kategori frekuensi (f) Presentase (%) Baik 38 90,5%

Cukup 4 9,5% Kurang 0 0,0% Total 42 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang

teknik tataan adalah baik dengan jumlah responden yang menyatakan sebanyak 38

orang (90,5%) dan sisanya menyatakan cukup sebanyak 4 orang (9,5%). Hampir

seluruh dari responden menilai teknik tataan pada kategori baik. Kategori baik

pada teknik tataan dalam Teknik Komunikasi Persuasif Atasanini ditunjukan atau

diukur dengan tanggapan-tanggapan terhadap pernyataan sebagai berikut:

Tabel 4.20

Pengarahan atasan yang menarik perhatian anggota untuk dilaksanakan

Tanggapan responden frekuensi (f) Presentase (%) Sangat Setuju 4 9,5%

Setuju 31 73,8% Ragu-ragu 7 16,7%

Tidak Setuju 0 0,0% Sangat Tidak Setuju 0 0,0%

Total 42 100% n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan

setuju bahwa pengarahan yang disampaikan atasan menarik perhatian anda

untuk dilaksanakan, dengan responden yang menyatakan sebanyak 31 orang

Page 122: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

(73,8%) dan sangat sedikit dari responden yang menyatakan ragu-ragu, dengan

responden yang menyatakan sebanyak 7 orang (16,7%).

Tanggung jawab karyawan salah satunya tercermin dari bagaimana

kemampuan karyawan dalam meraih target yang ditentukan oleh atasan. Menurut

seorang responden, target yang ditentukan memang sulit untuk di capai namun

target tersebut tidak jarang berhasil diraih oleh individu atau team yang diberikan

tugas dan tanggung jawab tersebut.

Tabel 4.21

Perintah atasan yang selalu dapat diterima dengan baik oleh anggota

Tanggapan responden frekuensi (f) Presentase (%) Sangat Setuju 4 9,5%

Setuju 36 85,7% Ragu-ragu 2 4,8%

Tidak Setuju 0 0,0% Sangat Tidak Setuju 0 0,0%

Total 42 100% n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian

Dari tabel di atas diketahui bahwa hampir seluruh dari responden

menyatakan setuju bahwa perintah yang diberikan atasan selalu dapat anda terima

dengan baik, dengan responden yang menyatakan sebanyak 36 orang (85,7%) dan

sangat sedikit dari responden yang menyatakan ragu-ragu, dengan responden yang

menyatakan sebanyak 2 orang (4,8%).

Tindakan responden yang sering mendengarkan penjelasan yang di

sampaikan oleh atasan selalu diiringi dengan sikap responden untuk menerima

atau menolak penjelasan dari atasannya. Responden yang mau mendengar dan

dapat menerima penjelasan dari atasan biasanya penjelaskan tersebut dapat di

Page 123: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

pahami dan sependapat dengan karyawan. Sedangkan karyawan yang

mendengarkan penjelasan dari atasan tetapi tidak dapat menerima penjelasaan

tersebut maka kemungkinan karyawan tidak dapat memahami maksud dari

penjelasan tersebut, karena penjelasan tersebut tidaksependapat dengannya.

Tabel 4.22

Kejelasan isi pesan yang disampaikan oleh atasan

Tanggapan responden frekuensi (f) Presentase (%) Sangat Setuju 3 7,1%

Setuju 34 81,0% Ragu-ragu 5 11,9%

Tidak Setuju 0 0,0% Sangat Tidak Setuju 0 0,0%

Total 42 100% n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian

Dari tabel di atas diketahui bahwa hampir seluruh dari responden

menyatakan setuju bahwa dapat menerima dengan jelas setiap isi pesan yang

disampaikan oleh atasan, dengan responden yang menyatakan sebanyak 34 orang

(81%) dan sangat sedikit dari responden yang menyatakan ragu-ragu, dengan

responden yang menyatakan sebanyak 5 orang (11,9%).

Penjelasan yang disampaikan oleh atasan tentunya sangat berguna bagi

pengetahuan dan pengalaman karyawan. Seperti yang diutarakan oleh beberapa

responden berpendapat bahwa atasan sering memberikan penjelasan secara rinci

kepada dirinya, karena dengan penjelasan secara rinci membuat responden

tersebut mendapatkan perhatian dari atasan dan dirinya bekerja dengan baik sesuai

Page 124: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

dengan yang diinginkan oleh atasan. Serta penjelasan secara rinci tersebut

membuat karyawan juga dapat memahami cara pandang atasannya.

Tabel 4.23

Kejelasan bahasa yang digunakan atasan dalam menyampaikan isi pesan

Tanggapan responden frekuensi (f) Presentase (%) Sangat Setuju 3 7,1%

Setuju 34 81,0% Ragu-ragu 5 11,9%

Tidak Setuju 0 0,0% Sangat Tidak Setuju 0 0,0%

Total 42 100% n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian

Dari tabel di atas diketahui bahwa hampir seluruh dari responden

menyatakan setuju bahwa atasan dalam menyampaikan setiap pesan

menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, dengan responden yang

menyatakan sebanyak 34 orang (81%) dan sangat sedikit dari responden yang

menyatakan ragu-ragu, dengan responden yang menyatakan sebanyak 5 orang

(11,9%).

Penjelasan yang disampaikan oleh atasan tentunya sangat berguna bagi

pengetahuan dan pengalaman karyawan. Seperti yang diutarakan oleh beberapa

responden berpendapat bahwa atasan sering memberikan penjelasan secara rinci

kepada dirinya, karena dengan penjelasan secara rinci membuat responden

tersebut mendapatkan perhatian dari atasan dan dirinya bekerja dengan baik sesuai

dengan yang diinginkan oleh atasan. Serta penjelasan secara rinci tersebut

membuat karyawan juga dapat memahami cara pandang atasannya

Page 125: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

Tabel 4.24

Bukti yang diberikan atasan dalam setiap pengarahan

Tanggapan responden frekuensi (f) Presentase (%) Sangat Setuju 5 11,9%

Setuju 31 73,8% Ragu-ragu 6 14,3%

Tidak Setuju 0 0,0% Sangat Tidak Setuju 0 0,0%

Total 42 100% n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar dari responden

menyatakan setuju bahwa atasan dalam memberikan pengarahan sering

memberikan bukti, seperti :”Salah satu rekan anda sudah kami berhentikan karena

ia telah banyak melanggar peraturan kerja”, dengan responden yang menyatakan

sebanyak 31 orang (73,8%) dan sangat sedikit dari responden yang menyatakan

sangat setuju, dengan responden yang menyatakan sebanyak 5 orang (11,9%).

4.4 Sikap Patuh Anggota dalam Bekerja (Y)

Berikut ini adalah frekuensi tanggapan responden mengenai tanggapan

responden yang berhubungan dengan variabel Sikap Patuh Anggota dalam

Bekerja, yang terdiri dari sub variabel aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek

konatif.

Page 126: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

�� �

4.4.1 Aspek kognitif (Y1)

Sub variabel aspek kognitif dalam penelitian ini diklasifikasikan kedalam

tiga kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Untuk menentukan interval dan

jarak interval setiap kategori digunakan perhitungan sebagai berikut :

k (banyak pertanyaan) = 3

Nilai tertinggi = skor tertinggi x jumlah pertanyaan = 5 x 3 = 15

Nilai terendah = skor terendah x jumlah pertanyaan = 1 x 3 = 3

range = 15 – 3 = 12

bk (banyak kelas) = 3 (tinggi, sedang, rendah)

interval = 12 : 3 = 4

Sehingga diperoleh interval skor untuk menentukan masing masing

kategori pada sub variabel aspek kognitif adalah sebagai berikut, untuk jumlah

skor :

11 hingga 15 = kategori tinggi

7 hingga 10 = kategori sedang

3 hingga 6 = kategori rendah

Setelah dikelompokan dalam tiga kategori diatas, tingkat penilaian aspek

kognitif dapat dikelompokan pada tabel berikut :

Tabel. Kategori Aspek kognitif

Kategori frekuensi (f) Presentase (%) Tinggi 38 90,5% Sedang 4 9,5% Rendah 0 0,0% Total 42 100%

Page 127: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang

aspek kognitif adalah tinggi dengan jumlah responden yang menyatakan sebanyak

38 orang (90,5%) dan sisanya menyatakan sedang sebanyak 4 orang (9,5%).

Hampir seluruh dari responden menilai aspek kognitif pada kategori tinggi.

Kategori tinggi pada aspek kognitif dalam Sikap Patuh anggota dalam bekerja

ditunjukan atau diukur dengan tanggapan-tanggapan terhadap pernyataan sebagai

berikut:

Tabel 4.25

Kepahaman anggota atas pengarahan yang disampaikan atasan

Tanggapan responden frekuensi (f) Presentase (%) Sangat Setuju 5 11,9%

Setuju 34 81,0% Ragu-ragu 3 7,1%

Tidak Setuju 0 0,0% Sangat Tidak Setuju 0 0,0%

Total 42 100% n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian

Dari tabel di atas diketahui bahwa hampir seluruh dari responden

menyatakan setuju bahwa setelah mengikuti pengarahan yang diberikan oleh

atasan, bagaimana dengan pemahaman anda tentang pengarahan tersebut, dengan

responden yang menyatakan sebanyak 34 orang (81%) dan sangat sedikit dari

responden yang menyatakan ragu-ragu, dengan responden yang menyatakan

sebanyak 3 orang (7,1%).

Pekerjaan yang dilakukan karyawan harus sesuai dengan petunjuk atau

perintah atasan sangat perlu, karena perintah ataupun petunjuk dari atasan

Page 128: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

berkaitan dengan kemajuan perusahaan, selain itu juga merupakan suatu

kewajiban karyawan.

Dari table diatas tiga responden menjawab kadang-kadang, hal ini menurut

salah satu responden hal ini disebabkan kemampuan karyawan yang terbatas.

Karena setiap individu mempunyai kemamapuan yang berbeda-beda satu dengan

yang lainnya, sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pengalamannya.

Tabel 4.26

Kepahaman anggota akan pentingnya pengarahan terhadap kinerja Polri

Tanggapan responden frekuensi (f) Presentase (%) Sangat Setuju 5 11,9%

Setuju 32 76,2% Ragu-ragu 5 11,9%

Tidak Setuju 0 0,0% Sangat Tidak Setuju 0 0,0%

Total 42 100% n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar dari responden

menyatakan setuju bahwa mengetahui pentingnya pengarahan terhadap kinerja

Polri, dengan responden yang menyatakan sebanyak 32 orang (76,2%) dan sangat

sedikit dari responden yang menyatakan ragu-ragu, dengan responden yang

menyatakan sebanyak 5 orang (11,9%).

Perintah pekerjaan merupakan proses yang diikuti oleh seorang atasan

dalam pembagian kerja yang dipikulkan kepada bawahan, sehingga bawahan

melakukan bagian pekerjaan itu hanya karena penempatan organisasi yang unik,

dapat mengerjakan dengan efektif, sehingga ia dapat memperoleh orang-orang

lain untuk membantu pekerjaan yang tidak dapat ia kerjakan

Page 129: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

Tabel 4.27

Kepahaman anggota akan perintah yang diberikan oleh atasan

Tanggapan responden frekuensi (f) Presentase (%) Sangat Setuju 4 9,5%

Setuju 32 76,2% Ragu-ragu 6 14,3%

Tidak Setuju 0 0,0% Sangat Tidak Setuju 0 0,0%

Total 42 100% n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar dari responden

menyatakan setuju bahwa paham dengan semua perintah yang diberikan oleh

atasan, dengan responden yang menyatakan sebanyak 32 orang (76,2%) dan

sangat sedikit dari responden yang menyatakan sangat setuju, dengan responden

yang menyatakan sebanyak 4 orang (9,5%).

Perintah pekerjaan merupakan proses yang diikuti oleh seorang atasan

dalam pembagian kerja yang dipikulkan kepada bawahan, sehingga bawahan

melakukan bagian pekerjaan itu hanya karena penempatan organisasi yang unik,

dapat mengerjakan dengan efektif, sehingga ia dapat memperoleh orang-orang

lain untuk membantu pekerjaan yang tidak dapat ia kerjakan

4.4.2 Tanggapan Responden tentang Aspek afektif (Y2)

Sub variabel aspek afektif dalam penelitian ini diklasifikasikan kedalam

tiga kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Untuk menentukan interval dan

jarak interval setiap kategori digunakan perhitungan sebagai berikut :

k (banyak pertanyaan) = 3

Page 130: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

Nilai tertinggi = skor tertinggi x jumlah pertanyaan = 5 x 3 = 15

Nilai terendah = skor terendah x jumlah pertanyaan = 1 x 3 = 3

range = 15 – 3 = 12

bk (banyak kelas) = 3 (tinggi, sedang, rendah)

interval = 12 : 3 = 4

Sehingga diperoleh interval skor untuk menentukan masing masing

kategori pada sub variabel aspek afektif adalah sebagai berikut, untuk jumlah

skor :

11 hingga 15 = kategori tinggi

7 hingga 10 = kategori sedang

3 hingga 6 = kategori rendah

Setelah dikelompokan dalam tiga kategori diatas, tingkat penilaian aspek

afektif dapat dikelompokan pada tabel berikut

Tabel. Kategori Aspek afektif

Kategori frekuensi (f) Presentase (%) Tinggi 34 81,0% Sedang 8 19,0% Rendah 0 0,0% Total 42 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang

aspek afektif adalah tinggi dengan jumlah responden yang menyatakan sebanyak

34 orang (81%) dan sisanya menyatakan sedang sebanyak 8 orang (19%). Hampir

seluruh dari responden menilai aspek afektif pada kategori tinggi. Kategori tinggi

Page 131: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

pada aspek afektif dalam Sikap Patuh anggota dalam bekerja ditunjukan atau

diukur dengan tanggapan-tanggapan terhadap pernyataan sebagai berikut:

Tabel 4.28

Kesenangan anggota untuk mengikuti setiap pengarahan yang

dilakukan atasan

Tanggapan responden frekuensi (f) Presentase (%) Sangat Setuju 3 7,1%

Setuju 29 69,0% Ragu-ragu 9 21,4%

Tidak Setuju 1 2,4% Sangat Tidak Setuju 0 0,0%

Total 42 100% n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar dari responden

menyatakan setuju bahwa senang untuk mengikuti setiap pengarahan yang

dilakukan oleh atasan, dengan responden yang menyatakan sebanyak 29 orang

(69%) dan sangat sedikit dari responden yang menyatakan tidak setuju, dengan

responden yang menyatakan sebanyak 1 orang (2,4%).

Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar dari responden setuju saja

jika atasan sedang mengadakan pengarahan

Page 132: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

Tabel 4.29

Kesenangan anggota dengan gaya kepemimpinan atasan

dalam setiap pengarahan

Tanggapan responden frekuensi (f) Presentase (%) Sangat Setuju 3 7,1%

Setuju 30 71,4% Ragu-ragu 9 21,4%

Tidak Setuju 0 0,0% Sangat Tidak Setuju 0 0,0%

Total 42 100% n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar dari responden

menyatakan setuju bahwa senang dengan gaya kepemimpinan atasan dalam setiap

pengarahan, dengan responden yang menyatakan sebanyak 30 orang (71,4%) dan

sangat sedikit dari responden yang menyatakan sangat setuju, dengan responden

yang menyatakan sebanyak 3 orang (7,1%).

Tabel 4.30

Kesenangan anggota dalam melaksanakan tugas yang diberikan

atasan dalam setiap pengarahan

Tanggapan responden frekuensi (f) Presentase (%) Sangat Setuju 3 7,1%

Setuju 32 76,2% Ragu-ragu 7 16,7%

Tidak Setuju 0 0,0% Sangat Tidak Setuju 0 0,0%

Total 42 100% n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar dari responden

menyatakan setuju bahwa dengan adanya setiap pengarahan dari atasan , apakah

Page 133: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

anda senang dalam melaksanakan tugas yang diberikan, dengan responden yang

menyatakan sebanyak 32 orang (76,2%) dan sangat sedikit dari responden yang

menyatakan sangat setuju, dengan responden yang menyatakan sebanyak 3 orang

(7,1%).

4.4.3 Tanggapan Responden tentang Aspek konatif (Y3)

Sub variabel aspek konatif dalam penelitian ini diklasifikasikan kedalam

tiga kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Untuk menentukan interval dan

jarak interval setiap kategori digunakan perhitungan sebagai berikut :

k (banyak pertanyaan) = 3

Nilai tertinggi = skor tertinggi x jumlah pertanyaan = 5 x 3 = 15

Nilai terendah = skor terendah x jumlah pertanyaan = 1 x 3 = 3

range = 15 – 3 = 12

bk (banyak kelas) = 3 (tinggi, sedang, rendah)

interval = 12 : 3 = 4

Sehingga diperoleh interval skor untuk menentukan masing masing

kategori pada sub variabel aspek konatif adalah sebagai berikut, untuk jumlah

skor :

11 hingga 15 = kategori tinggi

7 hingga 10 = kategori sedang

3 hingga 6 = kategori rendah

Setelah dikelompokan dalam tiga kategori diatas, tingkat penilaian aspek

konatif dapat dikelompokan pada tabel berikut :

Page 134: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

Tabel. Kategori Aspek konatif

Kategori frekuensi (f) Presentase (%) Tinggi 40 95,2% Sedang 2 4,8% Rendah 0 0,0% Total 42 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang

aspek konatif adalah tinggi dengan jumlah responden yang menyatakan sebanyak

40 orang (95,2%) dan sisanya menyatakan sedang sebanyak 2 orang (4,8%).

Hampir seluruh dari responden menilai aspek konatif pada kategori tinggi.

Kategori tinggi pada aspek konatif dalam Sikap Patuh anggota dalam bekerja

ditunjukan atau diukur dengan tanggapan-tanggapan terhadap pernyataan sebagai

berikut:

Tabel 4.31

Dukungan anggota terhadap kegiatan dan kebijakan baru yang dibuat

oleh atasan

Tanggapan responden frekuensi (f) Presentase (%) Sangat Setuju 5 11,9%

Setuju 35 83,3% Ragu-ragu 2 4,8%

Tidak Setuju 0 0,0% Sangat Tidak Setuju 0 0,0%

Total 42 100% n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar dari responden

menyatakan setuju bahwa ketika atasan membuat suatu kegiatan dan kebijakan

baru, apakah anda mendukung dengan setiap kegiatan dan kebijakan yang dibuat

tersebut, dengan responden yang menyatakan sebanyak 35 orang (83,3%) dan

Page 135: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

sangat sedikit dari responden yang menyatakan ragu-ragu, dengan responden yang

menyatakan sebanyak 2 orang (4,8%).

Tabel 4.32

Kesediaan anggota untuk menginformasikan setiap kegiatan dan kebijakan

baru terhadap sesama anggota

Tanggapan responden frekuensi (f) Presentase (%) Sangat Setuju 5 11,9%

Setuju 31 73,8% Ragu-ragu 6 14,3%

Tidak Setuju 0 0,0% Sangat Tidak Setuju 0 0,0%

Total 42 100% n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar dari responden

menyatakan setuju bahwa bersedia menginformasikan setiap kegiatan dan

kebijakan yang dibuat oleh atasan pada sesama anggota yang tidak mengikuti

pengarahan, dengan responden yang menyatakan sebanyak 31 orang (73,8%) dan

sangat sedikit dari responden yang menyatakan ragu-ragu, dengan responden yang

menyatakan sebanyak 6 orang (14,3%).

Page 136: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

�� �

Tabel 4.33 Kesediaan anggota untuk melaksanakan setiap kegiatan dan kebijakan baru

yang dibuat oleh atasan

Tanggapan responden frekuensi (f) Presentase (%) Sangat Setuju 5 11,9%

Setuju 35 83,3% Ragu-ragu 2 4,8%

Tidak Setuju 0 0,0% Sangat Tidak Setuju 0 0,0%

Total 42 100% n = 42 Responden Sumber : Angket Penelitian

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar dari responden

menyatakan setuju bahwa dengan semua kegiatan dan kebijakan yang dibuat oleh

atasan, anda bersedia melakukannya, dengan responden yang menyatakan

sebanyak 35 orang (83,3%) dan sangat sedikit dari responden yang menyatakan

ragu-ragu, dengan responden yang menyatakan sebanyak 2 orang (4,8%).

Kesediaan anggota dalam melkasanakan setiap tugas yang diberikan

atasan mengacu pada kondisi yang dipersepsikan baik dan nyaman secara mental

maupun fisik. Kondisi yang baik ataupun nyaman secara fisik dapat diartikan

sebagai kondisi tempat kerja yang baik dalam segi tata bangun ruang. Kondisi

baik atau nyaman secara mental dapat diartikan sebagai kondisi tempat kerja yang

diartikan sebagai kondisi tempat kerja yang dirasakan nyaman atas nilai estetika

dari pandangan diri sendiri atas kenyamanan itu sendiri.

Page 137: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

4.5 Analisis Korelasi

4.5.1 Hubungan Antara Teknik Komunikasi Persuasif Atasan (X) dengan

Sikap Patuh Anggota dalam Bekerja (Y)

Berikut adalah hasil perhitungan analisis korelasi dengan menggunakan

software SPSS 17.0 untuk menghitung korelasi antara Teknik Komunikasi

Persuasif Atasan (X) dengan Sikap Patuh Anggota dalam Bekerja (Y).

Tabel Analisis Korelasi

Korelasi rs t

hitung db t

tabel Sig Keputusan Kesimpulan KD=r2x100%

X dan Y 0,788 8,09 40 ±

2,02 0,000 Ho ditolak Signifikan 62,09%

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai koefisien korelasi rank spearman

(rs) sebesar 0,788. Untuk memperoleh kesimpulan, perlu dilakukan pengujian

terhadap koefisien korelasi yang diperoleh untuk mengetahui apakah ada

hubungan yang signifikan di antara variabel X dan variabel Y. Hipotesis yang

akan diuji adalah:

H0 : � = 0 ; Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Komunikasi Persuasif Atasan (X) dengan Sikap Patuh

Anggota dalam Bekerja (Y)

H1 : � � 0 ; Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Komunikasi Persuasif Atasan (X) dengan Sikap Patuh

Anggota dalam Bekerja (Y)

α = 5%

Page 138: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

Statistik uji :

2

21

r ntr−=

−, derajat bebas = n-2

Kriteria uji: 1. Terima H0 jika – t tabel � t hitung � t tabel

2. Tolak H0 jika t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel

Kesimpulan:

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai t hitung sebesar 8,09 sedangkan

t tabel sebesar ± 2,02. Dikarenakan t hitung (9,09) > t tabel (2,02) maka H0

ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Teknik

Komunikasi Persuasif Atasan (X) dengan Sikap Patuh Anggota dalam Bekerja

(Y).

Koefisien korelasi tersebut bernilai positif 0,788 yang berarti terdapat

hubungan positif yang kuat antara variabel X dengan variabel Y. Artinya, semakin

baik Teknik Komunikasi Persuasif Atasan (X) maka semakin tinggi pula Sikap

Patuh Anggota dalam Bekerja (Y).

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (KD)

sebesar 62,09%. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 62,09% variansi dari Sikap

Patuh Anggota dalam Bekerja (Y) dapat dijelaskan oleh Teknik Komunikasi

Persuasif Atasan (X), sedangkan sisanya sebesar 37,01% Sikap Patuh Anggota

dalam Bekerja (Y) dapat dijelaskan oleh variabel lainnya.

Teknik Komunikasi Persuasif yang berlangsung atasan-bawahan

mempengaruhi kinerja karyawan yang terjadi. Atasan dan bawahan memiliki

Page 139: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

perbedaan psikoligis namun kedua belah pihak berusaha untuk menyatukan hal

tersebut dengan keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif dan

kesetaraan agar terjalinnya hubungan kerja yang baik, sehingga kinerja yang

dihasilkan menjadi lebih baik pula.

4.5.2 Hubungan Antara Teknik Integrasi (Integration Technique)

Komunikasi Persuasif Atasan (X1) dengan Sikap Patuh Anggota dalam

Bekerja (Y)

Berikut adalah hasil perhitungan analisis korelasi dengan menggunakan

software SPSS 17.0 untuk menghitung korelasi antara Teknik Integrasi

(Integration Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X1) dengan Sikap Patuh

Anggota dalam Bekerja (Y).

Tabel Analisis Korelasi

Korelasi rs t

hitung db t

tabel Sig Keputusan Kesimpulan KD=r2x100%X1 dan

Y 0,370 2,52 40 ±

2,02 0,016 Ho ditolak Signifikan 13,69%

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai koefisien korelasi rank spearman

(rs) sebesar 0,370. Untuk memperoleh kesimpulan, perlu dilakukan pengujian

terhadap koefisien korelasi yang diperoleh untuk mengetahui apakah ada

hubungan yang signifikan di antara variabel X1 dan variabel Y. Hipotesis yang

akan diuji adalah:

H0 : � = 0 ; Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Integrasi (Integration Technique) Komunikasi Persuasif

Atasan (X1) dengan Sikap Patuh Anggota dalam Bekerja (Y)

Page 140: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

H1 : � � 0 ; Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Integrasi (Integration Technique) Komunikasi Persuasif

Atasan (X1) dengan Sikap Patuh Anggota dalam Bekerja (Y)

α = 5%

Statistik uji :

2

21

r ntr−=

−, derajat bebas = n-2

Kriteria uji: 1. Terima H0 jika – t tabel � t hitung � t tabel

2. Tolak H0 jika t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel

Kesimpulan:

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai t hitung sebesar 2,52 sedangkan

t tabel sebesar ± 2,02. Dikarenakan t hitung (2,52) > t tabel (2,02) maka H0

ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Teknik

Integrasi (Integration Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X1) dengan

Sikap Patuh Anggota dalam Bekerja (Y).

Koefisien korelasi tersebut bernilai positif 0,370 yang berarti terdapat

hubungan positif yang lemah antara variabel X1 dengan variabel Y. Artinya,

semakin baik Teknik Integrasi (Integration Technique) Komunikasi Persuasif

Atasan (X1) maka semakin tinggi pula Sikap Patuh Anggota dalam Bekerja (Y).

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (KD)

sebesar 13,69%. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 13,69% variansi dari Sikap

Page 141: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

Patuh Anggota dalam Bekerja (Y) dapat dijelaskan oleh Teknik Integrasi

(Integration Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X1), sedangkan sisanya

sebesar 86,31% Sikap Patuh Anggota dalam Bekerja (Y) dapat dijelaskan oleh

variabel lainnya.

Teknik Komunikasi Persuasif yang berlangsung atasan-bawahan

mempengaruhi kinerja karyawan yang terjadi. Atasan dan bawahan memiliki

perbedaan psikoligis namun kedua belah pihak berusaha untuk menyatukan hal

tersebut dengan keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif dan

kesetaraan agar terjalinnya hubungan kerja yang baik, sehingga kinerja yang

dihasilkan menjadi lebih baik pula.

4.5.3 Hubungan Antara Teknik Iming-Imingi (Pay Off) Komunikasi

Persuasif Atasan (X2) dengan Sikap Patuh Anggota dalam Bekerja (Y)

Berikut adalah hasil perhitungan analisis korelasi dengan menggunakan

software SPSS 17.0 untuk menghitung korelasi antara Teknik Iming-Iming (Pay

Off) Komunikasi Persuasif Atasan (X2) dengan Sikap Patuh Anggota dalam

Bekerja (Y).

Tabel Analisis Korelasi

Korelasi rs t

hitung db t

tabel Sig Keputusan Kesimpulan KD=r2x100%X2 dan

Y 0,580 4,50 40 ±

2,02 0,000 Ho ditolak Signifikan 33,64%

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai koefisien korelasi rank spearman

(rs) sebesar 0,580. Untuk memperoleh kesimpulan, perlu dilakukan pengujian

terhadap koefisien korelasi yang diperoleh untuk mengetahui apakah ada

Page 142: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

hubungan yang signifikan di antara variabel X2 dan variabel Y. Hipotesis yang

akan diuji adalah:

H0 : � = 0 ; Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Iming-Iming (Pay Off) Komunikasi Persuasif Atasan

(X2) dengan Sikap Patuh Anggota dalam Bekerja (Y)

H1 : � � 0 ; Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Iming-Iming (Pay Off) Komunikasi Persuasif Atasan

(X2) dengan Sikap Patuh Anggota dalam Bekerja (Y)

α = 5%

Statistik uji :

2

21

r ntr−=

−, derajat bebas = n-2

Kriteria uji: 1. Terima H0 jika – t tabel � t hitung � t tabel

2. Tolak H0 jika t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel

Kesimpulan:

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai t hitung sebesar 4,50 sedangkan

t tabel sebesar ± 2,02. Dikarenakan t hitung (4,50) > t tabel (2,02) maka H0

ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Teknik Iming-

Iming (Pay Off) Komunikasi Persuasif Atasan (X2) dengan Sikap Patuh Anggota

dalam Bekerja (Y).

Page 143: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

Koefisien korelasi tersebut bernilai positif 0,580 yang berarti terdapat

hubungan positif yang cukup kuat antara variabel X2 dengan variabel Y. Artinya,

semakin baik Teknik Iming-Iming (Pay Off) Komunikasi Persuasif Atasan (X2)

maka semakin tinggi pula Sikap Patuh Anggota dalam Bekerja (Y).

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (KD)

sebesar 33,64%. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 33,64% variansi dari Sikap

Patuh Anggota dalam Bekerja (Y) dapat dijelaskan oleh Teknik Iming-Iming (Pay

Off) Komunikasi Persuasif Atasan (X2), sedangkan sisanya sebesar 66,36% Sikap

Patuh Anggota dalam Bekerja (Y) dapat dijelaskan oleh variabel lainnya.

Teknik Komunikasi Persuasif yang berlangsung atasan-bawahan

mempengaruhi kinerja karyawan yang terjadi. Atasan dan bawahan memiliki

perbedaan psikoligis namun kedua belah pihak berusaha untuk menyatukan hal

tersebut dengan keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif dan

kesetaraan agar terjalinnya hubungan kerja yang baik, sehingga kinerja yang

dihasilkan menjadi lebih baik pula.

4.5.4 Hubungan Antara Teknik Menakut-Nakuti (Fear Arrousing

Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X3) dengan Sikap Patuh Anggota

dalam Bekerja (Y)

Berikut adalah hasil perhitungan analisis korelasi dengan menggunakan

software SPSS 17.0 untuk menghitung korelasi antara Teknik Menakut-Nakuti

(Fear Arrousing Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X3) dengan Sikap

Patuh Anggota dalam Bekerja (Y).

Page 144: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

Tabel Analisis Korelasi

Korelasi rs t

hitung db t

tabel Sig Keputusan Kesimpulan KD=r2x100%X3 dan

Y 0,503 3,68 40 ±

2,02 0,001 Ho ditolak Signifikan 25,30%

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai koefisien korelasi rank spearman

(rs) sebesar 0,503. Untuk memperoleh kesimpulan, perlu dilakukan pengujian

terhadap koefisien korelasi yang diperoleh untuk mengetahui apakah ada

hubungan yang signifikan di antara variabel X3 dan variabel Y. Hipotesis yang

akan diuji adalah:

H0 : � = 0 ; Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Menakut-Nakuti (Fear Arrousing Technique)

Komunikasi Persuasif Atasan (X3) dengan Sikap Patuh

Anggota dalam Bekerja (Y)

H1 : � � 0 ; Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Menakut-Nakuti (Fear Arrousing Technique)

Komunikasi Persuasif Atasan (X3) dengan Sikap Patuh

Anggota dalam Bekerja (Y)

α = 5%

Statistik uji :

2

21

r ntr−=

−, derajat bebas = n-2

Kriteria uji: 1. Terima H0 jika – t tabel � t hitung � t tabel

Page 145: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

2. Tolak H0 jika t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel

Kesimpulan:

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai t hitung sebesar 3,68 sedangkan

t tabel sebesar ± 2,02. Dikarenakan t hitung (3,68) > t tabel (2,02) maka H0

ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Teknik

Menakut-Nakuti (Fear Arrousing Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X3)

dengan Sikap Patuh Anggota dalam Bekerja (Y).

Koefisien korelasi tersebut bernilai positif 0,503 yang berarti terdapat

hubungan positif yang cukup kuat antara variabel X3 dengan variabel Y. Artinya,

semakin baik Teknik Menakut-Nakuti (Fear Arrousing Technique) Komunikasi

Persuasif Atasan (X3) maka semakin tinggi pula Sikap Patuh Anggota dalam

Bekerja (Y).

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (KD)

sebesar 25,30%. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 25,30% variansi dari Sikap

Patuh Anggota dalam Bekerja (Y) dapat dijelaskan oleh Teknik Menakut-Nakuti

(Fear Arrousing Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X3), sedangkan

sisanya sebesar 74,70% Sikap Patuh Anggota dalam Bekerja (Y) dapat dijelaskan

oleh variabel lainnya.

Teknik Komunikasi Persuasif yang berlangsung atasan-bawahan

mempengaruhi kinerja karyawan yang terjadi. Atasan dan bawahan memiliki

perbedaan psikoligis namun kedua belah pihak berusaha untuk menyatukan hal

tersebut dengan keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif dan

Page 146: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

�� �

kesetaraan agar terjalinnya hubungan kerja yang baik, sehingga kinerja yang

dihasilkan menjadi lebih baik pula.

4.5.5 Hubungan Antara Teknik Tataan (Icing Device Technique)

Komunikasi Persuasif Atasan (X4) dengan Sikap Patuh Anggota dalam

Bekerja (Y)

Berikut adalah hasil perhitungan analisis korelasi dengan menggunakan

software SPSS 17.0 untuk menghitung korelasi antara Teknik Tataan (Icing

Device Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X4) dengan Sikap Patuh

Anggota dalam Bekerja (Y).

Tabel Analisis Korelasi

Korelasi rs t

hitung db t

tabel Sig Keputusan Kesimpulan KD=r2x100%X4 dan

Y 0,867 11,00 40 ±

2,02 0,000 Ho ditolak Signifikan 75,17% Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai koefisien korelasi rank spearman

(rs) sebesar 0,867. Untuk memperoleh kesimpulan, perlu dilakukan pengujian

terhadap koefisien korelasi yang diperoleh untuk mengetahui apakah ada

hubungan yang signifikan di antara variabel X4 dan variabel Y. Hipotesis yang

akan diuji adalah:

H0 : � = 0 ; Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Tataan (Icing Device Technique) Komunikasi Persuasif

Atasan (X4) dengan Sikap Patuh Anggota dalam Bekerja (Y)

Page 147: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

H1 : � � 0 ; Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Tataan (Icing Device Technique) Komunikasi Persuasif

Atasan (X4) dengan Sikap Patuh Anggota dalam Bekerja (Y)

α = 5%

Statistik uji :

2

21

r ntr−=

−, derajat bebas = n-2

Kriteria uji: 1. Terima H0 jika – t tabel � t hitung � t tabel

2. Tolak H0 jika t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel

Kesimpulan:

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai t hitung sebesar 11,00

sedangkan t tabel sebesar ± 2,02. Dikarenakan t hitung (11,00) > t tabel (2,02)

maka H0 ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Tataan (Icing Device Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X4)

dengan Sikap Patuh Anggota dalam Bekerja (Y).

Koefisien korelasi tersebut bernilai positif 0,867 yang berarti terdapat

hubungan positif yang kuat antara variabel X4 dengan variabel Y. Artinya,

semakin baik Teknik Tataan (Icing Device Technique) Komunikasi Persuasif

Atasan (X4) maka semakin tinggi pula Sikap Patuh Anggota dalam Bekerja (Y).

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (KD)

sebesar 75,17%. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 75,17% variansi dari Sikap

Page 148: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

Patuh Anggota dalam Bekerja (Y) dapat dijelaskan oleh Teknik Tataan (Icing

Device Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X4), sedangkan sisanya

sebesar 24,83% Sikap Patuh Anggota dalam Bekerja (Y) dapat dijelaskan oleh

variabel lainnya.

Teknik Komunikasi Persuasif yang berlangsung atasan-bawahan

mempengaruhi kinerja karyawan yang terjadi. Atasan dan bawahan memiliki

perbedaan psikoligis namun kedua belah pihak berusaha untuk menyatukan hal

tersebut dengan keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif dan

kesetaraan agar terjalinnya hubungan kerja yang baik, sehingga kinerja yang

dihasilkan menjadi lebih baik pula.

4.5.6 Hubungan Antara Teknik Integrasi (Integration Technique)

Komunikasi Persuasif Atasan (X1) dengan Aspek Kognitif Anggota dalam

Bekerja (Y1)

Berikut adalah hasil perhitungan analisis korelasi dengan menggunakan

software SPSS 17.0 untuk menghitung korelasi antara Teknik Integrasi

(Integration Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X1) dengan Aspek

Kognitif Anggota dalam Bekerja (Y1).

Tabel Analisis Korelasi

Korelasi rs t

hitung db t

tabel Sig Keputusan Kesimpulan KD=r2x100%X1 dan

Y1 0,486 3,52 40 ±

2,02 0,001 Ho ditolak Signifikan 23,62%

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai koefisien korelasi rank spearman

(rs) sebesar 0,486. Untuk memperoleh kesimpulan, perlu dilakukan pengujian

Page 149: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

terhadap koefisien korelasi yang diperoleh untuk mengetahui apakah ada

hubungan yang signifikan di antara variabel X1 dan variabel Y1. Hipotesis yang

akan diuji adalah:

H0 : � = 0 ; Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Integrasi (Integration Technique) Komunikasi Persuasif

Atasan (X1) dengan Aspek Kognitif Anggota dalam Bekerja

(Y1)

H1 : � � 0 ; Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Integrasi (Integration Technique) Komunikasi Persuasif

Atasan (X1) dengan Aspek Kognitif Anggota dalam Bekerja

(Y1)

α = 5%

Statistik uji :

2

21

r ntr−=

−, derajat bebas = n-2

Kriteria uji: 1. Terima H0 jika – t tabel � t hitung � t tabel

2. Tolak H0 jika t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel

Kesimpulan:

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai t hitung sebesar 3,52 sedangkan

t tabel sebesar ± 2,02. Dikarenakan t hitung (3,52) > t tabel (2,02) maka H0

ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Teknik

Page 150: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

Integrasi (Integration Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X1) dengan

Aspek Kognitif Anggota dalam Bekerja (Y1).

Koefisien korelasi tersebut bernilai positif 0,486 yang berarti terdapat

hubungan positif yang cukup kuat antara variabel X1 dengan variabel Y1.

Artinya, semakin baik Teknik Integrasi (Integration Technique) Komunikasi

Persuasif Atasan (X1) maka semakin tinggi pula Aspek Kognitif Anggota dalam

Bekerja (Y1).

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (KD)

sebesar 23,62%. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 23,62% variansi dari Aspek

Kognitif Anggota dalam Bekerja (Y1) dapat dijelaskan oleh Teknik Integrasi

(Integration Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X1), sedangkan sisanya

sebesar 76,38% Aspek Kognitif Anggota dalam Bekerja (Y1) dapat dijelaskan

oleh variabel lainnya.

Teknik Komunikasi Persuasif yang berlangsung atasan-bawahan

mempengaruhi kinerja anggota yang terjadi. Atasan dan bawahan memiliki

perbedaan psikoligis namun kedua belah pihak berusaha untuk menyatukan hal

tersebut dengan keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif dan

kesetaraan agar terjalinnya hubungan kerja yang baik, sehingga kinerja yang

dihasilkan menjadi lebih baik pula.

Page 151: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

4.5.7 Hubungan Antara Teknik Integrasi (Integration Technique)

Komunikasi Persuasif Atasan (X1) dengan Aspek Afektif Anggota dalam

Bekerja (Y2)

Berikut adalah hasil perhitungan analisis korelasi dengan menggunakan

software SPSS 17.0 untuk menghitung korelasi antara Teknik Integrasi

(Integration Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X1) dengan Aspek

Afektif Anggota dalam Bekerja (Y2).

Tabel Analisis Korelasi

Korelasi rs t

hitung db t

tabel Sig Keputusan Kesimpulan KD=r2x100%X1 dan

Y2 0,230 1,50 40 ±

2,02 0,142 Ho

diterima Tidak

Signifikan 5,30%

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai koefisien korelasi rank spearman

(rs) sebesar 0,230. Untuk memperoleh kesimpulan, perlu dilakukan pengujian

terhadap koefisien korelasi yang diperoleh untuk mengetahui apakah ada

hubungan yang signifikan di antara variabel X1 dan variabel Y2. Hipotesis yang

akan diuji adalah:

H0 : � = 0 ; Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Integrasi (Integration Technique) Komunikasi Persuasif

Atasan (X1) dengan Aspek Afektif Anggota dalam Bekerja

(Y2)

H1 : � � 0 ; Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Integrasi (Integration Technique) Komunikasi Persuasif

Atasan (X1) dengan Aspek Afektif Anggota dalam Bekerja

(Y2)

Page 152: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

α = 5%

Statistik uji :

2

21

r ntr−=

−, derajat bebas = n-2

Kriteria uji: 1. Terima H0 jika – t tabel � t hitung � t tabel

2. Tolak H0 jika t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel

Kesimpulan:

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai t hitung sebesar 1,50 sedangkan

t tabel sebesar ± 2,02. Dikarenakan t hitung (1,50) < t tabel (2,02) maka H0

diterima, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Teknik

Integrasi (Integration Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X1) dengan

Aspek Afektif Anggota dalam Bekerja (Y2).

Koefisien korelasi tersebut bernilai positif 0,230 yang berarti hubungan

yang terjadi antara variabel X1 dengan variabel Y2 adalah positif namun lemah

dan tidak signifikan. Artinya, semakin baik Teknik Integrasi (Integration

Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X3) maka belum tentu akan diikuti

oleh semakin tingginya Aspek Afektif Anggota dalam Bekerja (Y2).

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (KD)

sebesar 5,30%. Hal ini menunjukkan bahwa hanya sebesar 5,30% variansi dari

Aspek Afektif Anggota dalam Bekerja (Y2) dapat dijelaskan oleh Teknik

Integrasi (Integration Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X1), sedangkan

Page 153: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

sisanya sebesar 94,70% Aspek Afektif Anggota dalam Bekerja (Y2) dapat

dijelaskan oleh variabel lainnya.

4.5.8 Hubungan Antara Teknik Integrasi (Integration Technique)

Komunikasi Persuasif Atasan (X1) dengan Aspek Konatif Anggota dalam

Bekerja (Y3)

Berikut adalah hasil perhitungan analisis korelasi dengan menggunakan

software SPSS 17.0 untuk menghitung korelasi antara Teknik Integrasi

(Integration Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X1) dengan Aspek

Konatif Anggota dalam Bekerja (Y3).

Tabel Analisis Korelasi

Korelasi rs t

hitung db t

tabel Sig Keputusan Kesimpulan KD=r2x100%X1 dan

Y3 0,343 2,31 40 ±

2,02 0,026 Ho ditolak Signifikan 11,76%

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai koefisien korelasi rank spearman

(rs) sebesar 0,343. Untuk memperoleh kesimpulan, perlu dilakukan pengujian

terhadap koefisien korelasi yang diperoleh untuk mengetahui apakah ada

hubungan yang signifikan di antara variabel X1 dan variabel Y3. Hipotesis yang

akan diuji adalah:

H0 : � = 0 ; Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Integrasi (Integration Technique) Komunikasi Persuasif

Atasan (X1) dengan Aspek Konatif Anggota dalam Bekerja

(Y3)

Page 154: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

H1 : � � 0 ; Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Integrasi (Integration Technique) Komunikasi Persuasif

Atasan (X1) dengan Aspek Konatif Anggota dalam Bekerja

(Y3)

α = 5%

Statistik uji :

2

21

r ntr−=

−, derajat bebas = n-2

Kriteria uji: 1. Terima H0 jika – t tabel � t hitung � t tabel

2. Tolak H0 jika t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel

Kesimpulan:

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai t hitung sebesar 2,31 sedangkan

t tabel sebesar ± 2,02. Dikarenakan t hitung (2,31) > t tabel (2,02) maka H0

ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Teknik

Integrasi (Integration Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X1) dengan

Aspek Konatif Anggota dalam Bekerja (Y3).

Koefisien korelasi tersebut bernilai positif 0,343 yang berarti terdapat

hubungan positif yang lemah antara variabel X1 dengan variabel Y3. Artinya,

semakin baik Teknik Integrasi (Integration Technique) Komunikasi Persuasif

Atasan (X1) maka semakin tinggi pula Aspek Konatif Anggota dalam Bekerja

(Y3).

Page 155: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (KD)

sebesar 11,76%. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 11,76% variansi dari Aspek

Konatif Anggota dalam Bekerja (Y3) dapat dijelaskan oleh Teknik Integrasi

(Integration Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X1), sedangkan sisanya

sebesar 88,24% Aspek Konatif Anggota dalam Bekerja (Y3) dapat dijelaskan oleh

variabel lainnya.

4.5.9 Hubungan Antara Teknik Iming-Imingi (Pay Off) Komunikasi

Persuasif Atasan (X2) dengan Aspek Kognitif Anggota dalam Bekerja (Y1)

Berikut adalah hasil perhitungan analisis korelasi dengan menggunakan

software SPSS 17.0 untuk menghitung korelasi antara Teknik Iming-Iming (Pay

Off) Komunikasi Persuasif Atasan (X2) dengan Aspek Kognitif Anggota dalam

Bekerja (Y1).

Tabel Analisis Korelasi

Korelasi rs t

hitung db t

tabel Sig Keputusan Kesimpulan KD=r2x100%X2 dan

Y1 0,492 3,57 40 ±

2,02 0,001 Ho ditolak Signifikan 24,21%

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai koefisien korelasi rank spearman

(rs) sebesar 0,492. Untuk memperoleh kesimpulan, perlu dilakukan pengujian

terhadap koefisien korelasi yang diperoleh untuk mengetahui apakah ada

hubungan yang signifikan di antara variabel X2 dan variabel Y1. Hipotesis yang

akan diuji adalah:

Page 156: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

�� �

H0 : � = 0 ; Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Iming-Iming (Pay Off) Komunikasi Persuasif Atasan

(X2) dengan Aspek Kognitif Anggota dalam Bekerja (Y1)

H1 : � � 0 ; Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Iming-Iming (Pay Off) Komunikasi Persuasif Atasan

(X2) dengan Aspek Kognitif Anggota dalam Bekerja (Y1)

α = 5%

Statistik uji :

2

21

r ntr−=

−, derajat bebas = n-2

Kriteria uji: 1. Terima H0 jika – t tabel � t hitung � t tabel

2. Tolak H0 jika t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel

Kesimpulan:

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai t hitung sebesar 3,57 sedangkan

t tabel sebesar ± 2,02. Dikarenakan t hitung (3,57) > t tabel (2,02) maka H0

ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Teknik Iming-

Iming (Pay Off) Komunikasi Persuasif Atasan (X2) dengan Aspek Kognitif

Anggota dalam Bekerja (Y1).

Koefisien korelasi tersebut bernilai positif 0,492 yang berarti terdapat

hubungan positif yang cukup kuat antara variabel X2 dengan variabel Y1.

Artinya, semakin baik Teknik Iming-Iming (Pay Off) Komunikasi Persuasif

Page 157: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

Atasan (X2) maka semakin tinggi pula Aspek Kognitif Anggota dalam Bekerja

(Y1).

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (KD)

sebesar 24,21%. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 24,21% variansi dari Aspek

Kognitif Anggota dalam Bekerja (Y1) dapat dijelaskan oleh Teknik Iming-Iming

(Pay Off) Komunikasi Persuasif Atasan (X2), sedangkan sisanya sebesar 75,79%

Aspek Kognitif Anggota dalam Bekerja (Y1) dapat dijelaskan oleh variabel

lainnya.

4.5.10 Hubungan Antara Teknik Iming-Imingi (Pay Off) Komunikasi

Persuasif Atasan (X2) dengan Aspek Afektif Anggota dalam Bekerja (Y2)

Berikut adalah hasil perhitungan analisis korelasi dengan menggunakan

software SPSS 17.0 untuk menghitung korelasi antara Teknik Iming-Iming (Pay

Off) Komunikasi Persuasif Atasan (X2) dengan Aspek Afektif Anggota dalam

Bekerja (Y2).

Tabel Analisis Korelasi

Korelasi rs t

hitung db t

tabel Sig Keputusan Kesimpulan KD=r2x100%X2 dan

Y2 0,515 3,80 40 ±

2,02 0,000 Ho ditolak Signifikan 26,52%

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai koefisien korelasi rank spearman

(rs) sebesar 0,515. Untuk memperoleh kesimpulan, perlu dilakukan pengujian

terhadap koefisien korelasi yang diperoleh untuk mengetahui apakah ada

hubungan yang signifikan di antara variabel X2 dan variabel Y2. Hipotesis yang

akan diuji adalah:

Page 158: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

H0 : � = 0 ; Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Iming-Iming (Pay Off) Komunikasi Persuasif Atasan

(X2) dengan Aspek Afektif Anggota dalam Bekerja (Y2)

H1 : � � 0 ; Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Iming-Iming (Pay Off) Komunikasi Persuasif Atasan

(X2) dengan Aspek Afektif Anggota dalam Bekerja (Y2)

α = 5%

Statistik uji :

2

21

r ntr−=

−, derajat bebas = n-2

Kriteria uji: 1. Terima H0 jika – t tabel � t hitung � t tabel

2. Tolak H0 jika t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel

Kesimpulan:

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai t hitung sebesar 3,80 sedangkan

t tabel sebesar ± 2,02. Dikarenakan t hitung (3,80) > t tabel (2,02) maka H0

ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Teknik Iming-

Iming (Pay Off) Komunikasi Persuasif Atasan (X2) dengan Aspek Afektif

Anggota dalam Bekerja (Y2).

Koefisien korelasi tersebut bernilai positif 0,515 yang berarti terdapat

hubungan positif yang cukup kuat antara variabel X2 dengan variabel Y2.

Artinya, semakin baik Teknik Iming-Iming (Pay Off) Komunikasi Persuasif

Page 159: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

Atasan (X2) maka semakin tinggi pula Aspek Afektif Anggota dalam Bekerja

(Y2).

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (KD)

sebesar 26,52%. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 26,52% variansi dari Aspek

Afektif Anggota dalam Bekerja (Y2) dapat dijelaskan oleh Teknik Iming-Iming

(Pay Off) Komunikasi Persuasif Atasan (X2), sedangkan sisanya sebesar 73,48%

Aspek Afektif Anggota dalam Bekerja (Y2) dapat dijelaskan oleh variabel

lainnya.

4.5.11 Hubungan Antara Teknik Iming-Imingi (Pay Off) Komunikasi

Persuasif Atasan (X2) dengan Aspek Konatif Anggota dalam Bekerja (Y3)

Berikut adalah hasil perhitungan analisis korelasi dengan menggunakan

software SPSS 17.0 untuk menghitung korelasi antara Teknik Iming-Iming (Pay

Off) Komunikasi Persuasif Atasan (X2) dengan Aspek Konatif Anggota dalam

Bekerja (Y3).

Tabel Analisis Korelasi

Korelasi rs t

hitung db t

tabel Sig Keputusan Kesimpulan KD=r2x100%X2 dan

Y3 0,369 2,51 40 ±

2,02 0,016 Ho ditolak Signifikan 13,62%

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai koefisien korelasi rank spearman

(rs) sebesar 0,369. Untuk memperoleh kesimpulan, perlu dilakukan pengujian

terhadap koefisien korelasi yang diperoleh untuk mengetahui apakah ada

hubungan yang signifikan di antara variabel X2 dan variabel Y3. Hipotesis yang

akan diuji adalah:

Page 160: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

H0 : � = 0 ; Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Iming-Iming (Pay Off) Komunikasi Persuasif Atasan

(X2) dengan Aspek Konatif Anggota dalam Bekerja (Y3)

H1 : � � 0 ; Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Iming-Iming (Pay Off) Komunikasi Persuasif Atasan

(X2) dengan Aspek Konatif Anggota dalam Bekerja (Y3)

α = 5%

Statistik uji :

2

21

r ntr−=

−, derajat bebas = n-2

Kriteria uji: 1. Terima H0 jika – t tabel � t hitung � t tabel

2. Tolak H0 jika t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel

Kesimpulan:

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai t hitung sebesar 2,51 sedangkan

t tabel sebesar ± 2,02. Dikarenakan t hitung (2,51) > t tabel (2,02) maka H0

ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Teknik Iming-

Iming (Pay Off) Komunikasi Persuasif Atasan (X2) dengan Aspek Konatif

Anggota dalam Bekerja (Y3).

Koefisien korelasi tersebut bernilai positif 0,369 yang berarti terdapat

hubungan positif yang lemah antara variabel X2 dengan variabel Y3. Artinya,

Page 161: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

semakin baik Teknik Iming-Iming (Pay Off) Komunikasi Persuasif Atasan (X2)

maka semakin tinggi pula Aspek Konatif Anggota dalam Bekerja (Y3).

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (KD)

sebesar 13,62%. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 13,62% variansi dari Aspek

Konatif Anggota dalam Bekerja (Y3) dapat dijelaskan oleh Teknik Iming-Iming

(Pay Off) Komunikasi Persuasif Atasan (X2), sedangkan sisanya sebesar 86,38%

Aspek Konatif Anggota dalam Bekerja (Y3) dapat dijelaskan oleh variabel

lainnya.

4.5.12 Hubungan Antara Teknik Menakut-Nakuti (Fear Arrousing

Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X3) dengan Aspek Kognitif

Anggota dalam Bekerja (Y1)

Berikut adalah hasil perhitungan analisis korelasi dengan menggunakan

software SPSS 17.0 untuk menghitung korelasi antara Teknik Menakut-Nakuti

(Fear Arrousing Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X3) dengan Aspek

Kognitif Anggota dalam Bekerja (Y1).

Tabel Analisis Korelasi

Korelasi rs t

hitung db t

tabel Sig Keputusan Kesimpulan KD=r2x100%X3 dan

Y1 0,392 2,69 40 ±

2,02 0,010 Ho ditolak Signifikan 15,37%

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai koefisien korelasi rank spearman

(rs) sebesar 0,392. Untuk memperoleh kesimpulan, perlu dilakukan pengujian

terhadap koefisien korelasi yang diperoleh untuk mengetahui apakah ada

Page 162: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

hubungan yang signifikan di antara variabel X3 dan variabel Y1. Hipotesis yang

akan diuji adalah:

H0 : � = 0 ; Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Menakut-Nakuti (Fear Arrousing Technique)

Komunikasi Persuasif Atasan (X3) dengan Aspek Kognitif

Anggota dalam Bekerja (Y1)

H1 : � � 0 ; Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Menakut-Nakuti (Fear Arrousing Technique)

Komunikasi Persuasif Atasan (X3) dengan Aspek Kognitif

Anggota dalam Bekerja (Y1)

α = 5%

Statistik uji :

2

21

r ntr−=

−, derajat bebas = n-2

Kriteria uji: 1. Terima H0 jika – t tabel � t hitung � t tabel

2. Tolak H0 jika t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel

Kesimpulan:

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai t hitung sebesar 2,69 sedangkan

t tabel sebesar ± 2,02. Dikarenakan t hitung (2,69) > t tabel (2,02) maka H0

ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Teknik

Page 163: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

Menakut-Nakuti (Fear Arrousing Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X3)

dengan Aspek Kognitif Anggota dalam Bekerja (Y1).

Koefisien korelasi tersebut bernilai positif 0,392 yang berarti terdapat

hubungan positif yang lemah antara variabel X3 dengan variabel Y1. Artinya,

semakin baik Teknik Menakut-Nakuti (Fear Arrousing Technique) Komunikasi

Persuasif Atasan (X3) maka semakin tinggi pula Aspek Kognitif Anggota dalam

Bekerja (Y1).

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (KD)

sebesar 15,37%. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 15,37% variansi dari Aspek

Kognitif Anggota dalam Bekerja (Y1) dapat dijelaskan oleh Teknik Menakut-

Nakuti (Fear Arrousing Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X3),

sedangkan sisanya sebesar 84,63% Aspek Kognitif Anggota dalam Bekerja (Y1)

dapat dijelaskan oleh variabel lainnya.

4.5.13 Hubungan Antara Teknik Menakut-Nakuti (Fear Arrousing

Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X3) dengan Aspek Afektif

Anggota dalam Bekerja (Y2)

Berikut adalah hasil perhitungan analisis korelasi dengan menggunakan

software SPSS 17.0 untuk menghitung korelasi antara Teknik Menakut-Nakuti

(Fear Arrousing Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X3) dengan Aspek

Afektif Anggota dalam Bekerja (Y2).

Page 164: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

Tabel Analisis Korelasi

Korelasi rs t

hitung db t

tabel Sig Keputusan Kesimpulan KD=r2x100%X3 dan

Y2 0,427 2,99 40 ±

2,02 0,005 Ho ditolak Signifikan 18,23%

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai koefisien korelasi rank spearman

(rs) sebesar 0,427. Untuk memperoleh kesimpulan, perlu dilakukan pengujian

terhadap koefisien korelasi yang diperoleh untuk mengetahui apakah ada

hubungan yang signifikan di antara variabel X3 dan variabel Y2. Hipotesis yang

akan diuji adalah:

H0 : � = 0 ; Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Menakut-Nakuti (Fear Arrousing Technique)

Komunikasi Persuasif Atasan (X3) dengan Aspek Afektif

Anggota dalam Bekerja (Y2)

H1 : � � 0 ; Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Menakut-Nakuti (Fear Arrousing Technique)

Komunikasi Persuasif Atasan (X3) dengan Aspek Afektif

Anggota dalam Bekerja (Y2)

α = 5%

Statistik uji :

2

21

r ntr−=

−, derajat bebas = n-2

Kriteria uji: 1. Terima H0 jika – t tabel � t hitung � t tabel

Page 165: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

2. Tolak H0 jika t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel

Kesimpulan:

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai t hitung sebesar 2,99 sedangkan

t tabel sebesar ± 2,02. Dikarenakan t hitung (2,99) > t tabel (2,02) maka H0

ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Teknik

Menakut-Nakuti (Fear Arrousing Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X3)

dengan Aspek Afektif Anggota dalam Bekerja (Y2).

Koefisien korelasi tersebut bernilai positif 0,427 yang berarti terdapat

hubungan positif yang cukup kuat antara variabel X3 dengan variabel Y2.

Artinya, semakin baik Teknik Menakut-Nakuti (Fear Arrousing Technique)

Komunikasi Persuasif Atasan (X3) maka semakin tinggi pula Aspek Afektif

Anggota dalam Bekerja (Y2).

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (KD)

sebesar 18,23%. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 18,23% variansi dari Aspek

Afektif Anggota dalam Bekerja (Y2) dapat dijelaskan oleh Teknik Menakut-

Nakuti (Fear Arrousing Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X3),

sedangkan sisanya sebesar 81,77% Aspek Afektif Anggota dalam Bekerja (Y2)

dapat dijelaskan oleh variabel lainnya.

Page 166: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

� �

4.5.14 Hubungan Antara Teknik Menakut-Nakuti (Fear Arrousing

Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X3) dengan Aspek Konatif

Anggota dalam Bekerja (Y3)

Berikut adalah hasil perhitungan analisis korelasi dengan menggunakan

software SPSS 17.0 untuk menghitung korelasi antara Teknik Menakut-Nakuti

(Fear Arrousing Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X3) dengan Aspek

Konatif Anggota dalam Bekerja (Y3).

Tabel Analisis Korelasi

Korelasi rs t

hitung db t

tabel Sig Keputusan Kesimpulan KD=r2x100%X3 dan

Y3 0,277 1,82 40 ± 2,02 0,076 Ho

diterima Tidak

Signifikan 7,67%

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai koefisien korelasi rank spearman

(rs) sebesar 0,277. Untuk memperoleh kesimpulan, perlu dilakukan pengujian

terhadap koefisien korelasi yang diperoleh untuk mengetahui apakah ada

hubungan yang signifikan di antara variabel X3 dan variabel Y3. Hipotesis yang

akan diuji adalah:

H0 : � = 0 ; Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Menakut-Nakuti (Fear Arrousing Technique)

Komunikasi Persuasif Atasan (X3) dengan Aspek Konatif

Anggota dalam Bekerja (Y3)

H1 : � � 0 ; Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Menakut-Nakuti (Fear Arrousing Technique)

Page 167: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

Komunikasi Persuasif Atasan (X3) dengan Aspek Konatif

Anggota dalam Bekerja (Y3)

α = 5%

Statistik uji :

2

21

r ntr−=

−, derajat bebas = n-2

Kriteria uji: 1. Terima H0 jika – t tabel � t hitung � t tabel

2. Tolak H0 jika t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel

Kesimpulan:

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai t hitung sebesar 1,82 sedangkan

t tabel sebesar ± 2,02. Dikarenakan t hitung (1,82) < t tabel (2,02) maka H0

diterima, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Teknik

Menakut-Nakuti (Fear Arrousing Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X3)

dengan Aspek Konatif Anggota dalam Bekerja (Y3).

Koefisien korelasi tersebut bernilai positif 0,277 yang berarti hubungan

yang terjadi antara variabel X3 dengan variabel Y3 adalah positif namun lemah

dan tidak signifikan. Artinya, semakin baik Teknik Menakut-Nakuti (Fear

Arrousing Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X3) maka belum tentu akan

diikuti oleh semakin tingginya Aspek Konatif Anggota dalam Bekerja (Y3).

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (KD)

sebesar 7,67%. Hal ini menunjukkan bahwa hanya sebesar 7,67% variansi dari

Page 168: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

Aspek Konatif Anggota dalam Bekerja (Y3) dapat dijelaskan oleh Teknik

Menakut-Nakuti (Fear Arrousing Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X3),

sedangkan sisanya sebesar 92,33% Aspek Konatif Anggota dalam Bekerja (Y3)

dapat dijelaskan oleh variabel lainnya.

4.5.15 Hubungan Antara Teknik Tataan (Icing Device Technique)

Komunikasi Persuasif Atasan (X4) dengan Aspek Kognitif Anggota dalam

Bekerja (Y1)

Berikut adalah hasil perhitungan analisis korelasi dengan menggunakan

software SPSS 17.0 untuk menghitung korelasi antara Teknik Tataan (Icing

Device Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X4) dengan Aspek Kognitif

Anggota dalam Bekerja (Y1).

Tabel Analisis Korelasi

Korelasi rs t

hitung db t

tabel Sig Keputusan Kesimpulan KD=r2x100%X4 dan

Y1 0,732 6,80 40 ±

2,02 0,000 Ho ditolak Signifikan 53,58%

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai koefisien korelasi rank spearman

(rs) sebesar 0,732. Untuk memperoleh kesimpulan, perlu dilakukan pengujian

terhadap koefisien korelasi yang diperoleh untuk mengetahui apakah ada

hubungan yang signifikan di antara variabel X4 dan variabel Y1. Hipotesis yang

akan diuji adalah:

H0 : � = 0 ; Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Tataan (Icing Device Technique) Komunikasi Persuasif

Page 169: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

Atasan (X4) dengan Aspek Kognitif Anggota dalam Bekerja

(Y1)

H1 : � � 0 ; Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Tataan (Icing Device Technique) Komunikasi Persuasif

Atasan (X4) dengan Aspek Kognitif Anggota dalam Bekerja

(Y1)

α = 5%

Statistik uji :

2

21

r ntr−=

−, derajat bebas = n-2

Kriteria uji: 1. Terima H0 jika – t tabel � t hitung � t tabel

2. Tolak H0 jika t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel

Kesimpulan:

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai t hitung sebesar 6,80 sedangkan

t tabel sebesar ± 2,02. Dikarenakan t hitung (6,80) > t tabel (2,02) maka H0

ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Teknik Tataan

(Icing Device Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X4) dengan Aspek

Kognitif Anggota dalam Bekerja (Y1).

Koefisien korelasi tersebut bernilai positif 0,732 yang berarti terdapat

hubungan positif yang kuat antara variabel X4 dengan variabel Y1. Artinya,

semakin baik Teknik Tataan (Icing Device Technique) Komunikasi Persuasif

Page 170: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

Atasan (X4) maka semakin tinggi pula Aspek Kognitif Anggota dalam Bekerja

(Y1).

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (KD)

sebesar 53,58%. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 53,58% variansi dari Aspek

Kognitif Anggota dalam Bekerja (Y1) dapat dijelaskan oleh Teknik Tataan (Icing

Device Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X4), sedangkan sisanya

sebesar 46,42% Aspek Kognitif Anggota dalam Bekerja (Y1) dapat dijelaskan

oleh variabel lainnya.

4.5.16 Hubungan Antara Teknik Tataan (Icing Device Technique)

Komunikasi Persuasif Atasan (X4) dengan Aspek Afektif Anggota dalam

Bekerja (Y2)

Berikut adalah hasil perhitungan analisis korelasi dengan menggunakan

software SPSS 17.0 untuk menghitung korelasi antara Teknik Tataan (Icing

Device Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X4) dengan Aspek Afektif

Anggota dalam Bekerja (Y2).

Tabel Analisis Korelasi

Korelasi rs t

hitung db t

tabel Sig Keputusan Kesimpulan KD=r2x100%X4 dan

Y2 0,771 7,66 40 ± 2,02 0,000 Ho ditolak Signifikan 59,44%

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai koefisien korelasi rank spearman

(rs) sebesar 0,771. Untuk memperoleh kesimpulan, perlu dilakukan pengujian

terhadap koefisien korelasi yang diperoleh untuk mengetahui apakah ada

Page 171: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

hubungan yang signifikan di antara variabel X4 dan variabel Y2. Hipotesis yang

akan diuji adalah:

H0 : � = 0 ; Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Tataan (Icing Device Technique) Komunikasi Persuasif

Atasan (X4) dengan Aspek Afektif Anggota dalam Bekerja

(Y2)

H1 : � � 0 ; Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Tataan (Icing Device Technique) Komunikasi Persuasif

Atasan (X4) dengan Aspek Afektif Anggota dalam Bekerja

(Y2)

α = 5%

Statistik uji :

2

21

r ntr−=

−, derajat bebas = n-2

Kriteria uji: 1. Terima H0 jika – t tabel � t hitung � t tabel

2. Tolak H0 jika t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel

Kesimpulan:

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai t hitung sebesar 7,66 sedangkan

t tabel sebesar ± 2,02. Dikarenakan t hitung (7,66) > t tabel (2,02) maka H0

ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Teknik Tataan

Page 172: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

(Icing Device Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X4) dengan Aspek

Afektif Anggota dalam Bekerja (Y2).

Koefisien korelasi tersebut bernilai positif 0,771 yang berarti terdapat

hubungan positif yang kuat antara variabel X4 dengan variabel Y2. Artinya,

semakin baik Teknik Tataan (Icing Device Technique) Komunikasi Persuasif

Atasan (X4) maka semakin tinggi pula Aspek Afektif Anggota dalam Bekerja

(Y2).

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (KD)

sebesar 59,44%. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 59,44% variansi dari Aspek

Afektif Anggota dalam Bekerja (Y2) dapat dijelaskan oleh Teknik Tataan (Icing

Device Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X4), sedangkan sisanya

sebesar 40,56% Aspek Afektif Anggota dalam Bekerja (Y2) dapat dijelaskan oleh

variabel lainnya.

4.5.17 Hubungan Antara Teknik Tataan (Icing Device Technique)

Komunikasi Persuasif Atasan (X4) dengan Aspek Konatif Anggota dalam

Bekerja (Y3)

Berikut adalah hasil perhitungan analisis korelasi dengan menggunakan

software SPSS 17.0 untuk menghitung korelasi antara Teknik Tataan (Icing

Device Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X4) dengan Aspek Konatif

Anggota dalam Bekerja (Y3).

Page 173: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

��

Tabel Analisis Korelasi

Korelasi rs t

hitung db t

tabel Sig Keputusan Kesimpulan KD=r2x100%X4 dan

Y3 0,646 5,35 40 ±

2,02 0,000 Ho ditolak Signifikan 41,73%

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai koefisien korelasi rank spearman

(rs) sebesar 0,646. Untuk memperoleh kesimpulan, perlu dilakukan pengujian

terhadap koefisien korelasi yang diperoleh untuk mengetahui apakah ada

hubungan yang signifikan di antara variabel X4 dan variabel Y3. Hipotesis yang

akan diuji adalah:

H0 : � = 0 ; Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Tataan (Icing Device Technique) Komunikasi Persuasif

Atasan (X4) dengan Aspek Konatif Anggota dalam Bekerja

(Y3)

H1 : � � 0 ; Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

Teknik Tataan (Icing Device Technique) Komunikasi Persuasif

Atasan (X4) dengan Aspek Konatif Anggota dalam Bekerja

(Y3)

α = 5%

Statistik uji :

2

21

r ntr−=

−, derajat bebas = n-2

Kriteria uji: 1. Terima H0 jika – t tabel � t hitung � t tabel

Page 174: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

2. Tolak H0 jika t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel

Kesimpulan:

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai t hitung sebesar 5,35 sedangkan

t tabel sebesar ± 2,02. Dikarenakan t hitung (5,35) > t tabel (2,02) maka H0

ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Teknik Tataan

(Icing Device Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X4) dengan Aspek

Konatif Anggota dalam Bekerja (Y3).

Koefisien korelasi tersebut bernilai positif 0,646 yang berarti terdapat

hubungan positif yang cukup kuat antara variabel X4 dengan variabel Y3.

Artinya, semakin baik Teknik Tataan (Icing Device Technique) Komunikasi

Persuasif Atasan (X4) maka semakin tinggi pula Aspek Konatif Anggota dalam

Bekerja (Y3).

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (KD)

sebesar 41,73%. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 41,73% variansi dari Aspek

Konatif Anggota dalam Bekerja (Y3) dapat dijelaskan oleh Teknik Tataan (Icing

Device Technique) Komunikasi Persuasif Atasan (X4), sedangkan sisanya

sebesar 58,27% Aspek Konatif Anggota dalam Bekerja (Y3) dapat dijelaskan oleh

variabel lainnya.

Page 175: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya serta pembahasan yang

disertai teori-teori yang mendukung mengenai hubungan antara teknik komunikasi

persuasif atasan dengan sikap patuh anggota dalam bekerja, maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara teknik komunikasi persuasif atasan (X) dengan sikap

patuh anggota dalam bekerja (Y). Hubungan yang terjadi merupakan

hubungan yang kuat, dimana peningkatan teknik komunikasi persuasif

atasan akan seiring dengan peningkatan sikap patuh anggota dalam

bekerja.

2. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara teknik integrasi (integration technique) komunikasi

persuasif atasan (X1) dengan sikap patuh anggota dalam bekerja (Y).

Hubungan yang terjadi merupakan hubungan yang lemah, dimana

peningkatan teknik integrasi (integration technique) komunikasi persuasif

atasan akan seiring dengan peningkatan sikap patuh anggota dalam

bekerja.

Page 176: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

� �

3. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara teknik Iming-Imingi (Pay Off) komunikasi persuasif

atasan (X2) dengan sikap patuh anggota dalam bekerja (Y). Hubungan

yang terjadi merupakan hubungan yang cukup kuat, dimana peningkatan

teknik Iming-Imingi (Pay Off) komunikasi persuasif atasan akan seiring

dengan peningkatan sikap patuh anggota dalam bekerja.

4. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara teknik Menakut-Nakuti (Fear Arrousing Technique)

komunikasi persuasif atasan (X3) dengan sikap patuh anggota dalam

bekerja (Y). Hubungan yang terjadi merupakan hubungan yang cukup

kuat, dimana peningkatan teknik Menakut-Nakuti (Fear Arrousing

Technique) komunikasi persuasif atasan akan seiring dengan peningkatan

sikap patuh anggota dalam bekerja.

5. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara teknik Tataan (Icing Device Technique) komunikasi

persuasif atasan (X4) dengan sikap patuh anggota dalam bekerja (Y).

Hubungan yang terjadi merupakan hubungan yang kuat, dimana

peningkatan teknik Tataan (Icing Device Technique) komunikasi persuasif

atasan akan seiring dengan peningkatan sikap patuh anggota dalam

bekerja.

Page 177: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

���

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari para responden, maka penulis

mencoba untuk memberikan beberapa saran yaitu yang terdiri dari saran

pengembangan praktis dan saran pengembangan ilmu yang mungkin dapat

memotivasi Kasat Samapta untuk memberikan yang lebih baik lagi kepada setiap

anggotanya.

5.2.1 Saran Pengembangan Praktis

1. Sebaiknya ada baiknya kegiatan komunikasi yang dilaksanakan di

Polwiltabes bandung ditambahkan, supaya komunikasi yang

terjalin antar anggota dan atasan menjadi lebih baik lagi.

2. Sebaiknya atasan hendaknya menyesuaikan penggunaan bahasa

yang digunakan dalam memberikan pengarahan, instruksi atau

perintah dengan kondisi dan kapasitas anggota.

3. Sebaiknya para atasan perlu melakukan pemantauan terhadap

usaha yang dilakukan anggota dalam menyelesaikan suatu tugas,

serta tindakan evaluasi yang dilakukan secara berkesinambungan.

4. Sebaiknya mengingat hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

hubungan positif antara teknik komunikasi persuasif atasan

dengan sikap patuh anggota dalam bekerja, maka sebaiknya atasan

senantiasa meningkatkan kualitas komunikasi yang disampaikan

dalam setiap kegiatan komunikasi.

Page 178: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

5.2.2 Saran Pengembangan Ilmu

1. Sebaiknya peneliti memberi saran untuk calon-calon peneliti,

alangkah baiknya jika tema yang peneliti angkat dalam penelitian

ini dapat menjadi bahan penelitian bagi calon-calon peneliti namun

sebaiknya indikator dalam penelitian ini dijadikan sub judul

penelitian agar peneliti selanjutnya dapat membahas secara lebih

mendalam.

2. Sebaiknya bagi calon-calon peneliti yang akan datang, peneliti

menyarankan agar tema yang diteliti dalam penelitian ini dapat

diteliti lebih luas dan mendalam sehingga para calon peneliti dapat

melakukan penelitiannya dalam bentuk penelitian yang berbeda

seperti menggunakan metode penelitian deskriptif maupun

menggunakan metode penelitian kualitatif atau metode penelitian

survai.

3. Dilihat dari kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara teknik integrasi (integration technique) komunikasi

persuasif atasan (X1) dengan sikap patuh anggota dalam bekerja

(Y). Tetapi hasil yang diperoleh masih merupakan hubungan yang

lemah, sebaiknya bagi calon peneliti di masa yang akan datang

teknik integration dihubungkan dengan sikap-sikap yang lainnya,

yang hasilnya bisa menjadi hubungan yang sangat kuat. Ataupun

dengan menambahkan pertanyaan-pertanyaan untuk angket.

Page 179: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

����

4. Dilihat dari kesimpulan menunjukkan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara teknik Iming-Imingi (Pay Off) komunikasi

persuasif atasan (X2) dengan sikap patuh anggota dalam bekerja

(Y). Dimana hubungan yang terjadi merupakan hubungan yang

cukup kuat. Sebaiknya bagi calon peneliti di masa yang akan

datang menambahkan pertanyaan-pertanyaan dalam angket yang

lebih bervariasi.

5. Dilihat dari kesimpulan menunjukkan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara teknik Menakut-Nakuti (Fear Arrousing

Technique) komunikasi persuasif atasan (X3) dengan sikap patuh

anggota dalam bekerja (Y). Dimana hubungan yang terjadi

merupakan hubungan yang cukup kuat. Sebaiknya bagi calon

peneliti di masa yang akan datang menambahkan pertanyaan-

pertanyaan dalam angket yang lebih bervariasi.

6. Dilihat dari kesimpulan menunjukkan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara teknik Tataan (Icing Device Technique)

komunikasi persuasif atasan (X4) dengan sikap patuh anggota

dalam bekerja (Y). Dimana hubungan yang terjadi merupakan

hubungan yang kuat. Sebaiknya bagi calon peneliti di masa yang

akan datang bisa mencari variable x yang belum dilakukan oleh

peneliti semisal teknik asosiasi dan teknik gerak tipu.

Page 180: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

DAFTAR PUSTAKA

Azwar. 2003. Sikap Manusia.dan Skala Pengukuran. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Azwar, Saefudin, 2007. Uji Validitas dan Reliabilitas. Pustaka Pelajar,

Yogyakarta.

Abdurrachman, Oemi. 1990. Dasar-dasar Public Relations. PT. Citra Asitya

Bakti, Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Rineka Cipta, Jakarta

Bungin, Burhan. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana Prenada Media

Group, Jakarta.

Devito, A. Joseph. 1996. Komunikasi Antar Manusia, Profesional Books, Jakarta.

Effendi, Uchyana Onong. 1998. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja

Rosda karya, Bandung ,

Effendy, Onong. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. PT. Citra Aditya

Bakti, Bandung.

Gitosudarmo, Indriyo ; Sudita Nyoman. 1997. Perilaku Keorganisasian. PT.

BPFE, Yogyakarta.

Hamidi. 2007. Metode dan Teori Komunikasi, Universitas Muhammadiyah ,

Malang.

Hadi, Sutrisno. 1991. Metode Research. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi

Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Page 181: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

Mar’at. 1992. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya, Ghalia Indonesia,

Bandung.

Muhamad, Arni. 1995. Komunikasi Organisasi. Bumi Aksara, Jakarta.

Malik, Dedy Djamaluddin. 1994. Komunikasi Persuasi, Bandung : PT.

Rosdakarya.

Rakhmat, Djalaludin. 2005. Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosda Karya,

Bandung.

Rakhmat, Jalaluddin. 1990. Psikologi Komunikasi. PT. Rosdakarya, Bandung.

Rakhmat, Jalaluddin. 1990. Psikologi Komunikasi. PT. Rosdakarya, Bandung.

Roekomy. 1992. Dasar-dasar Persuasi, Yayasan Akademi Penerangan, Bandung.

Soejono, Imam. 1985. Teknik Pemimpin Pegawai dan Pekerja, Aksara Baru,

Jakarta.

Soejono, Soekanto. 1986. Sosiologi Suatu Pengantar. Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

Page 182: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

ANGKET PENELITIAN

Hubungan Antara Teknik Komunikasi Persuasif Atasan dengan Sikap Patuh Anggota Dalam Bekerja

Petunjuk Pengisian : 1. Nomer angket tidak perlu diisi. 2. Berilah tanda silang untuk jawaban yang anda anggap paling benar. 3. Tidak dibenarkan memilih jawaban lebih dari satu. 4. Berikan jawaban secara jujur, benar dan tidak ada yang terlewat karena tidak

ada penilaian benar atau salah. 5. Atas bantuan dan partisipasi anda saya ucapkan terima kasih. __________________________________________________________________

No. Responden

A. DATA RESPONDEN1. Jenis Kelamin :

a. Laki-laki b. Perempuan 2. Usia Anda Sekarang : a. 20-29 tahun b. 30-39 tahun c.40-49 tahun d. > 50 tahun 3. Pendidikan terakhir anda : a. Tamat SMU b. D3 c. S1 d. S2 4. Unit kerja anda saat ini : 5. Posisi / Jabatan anda saat ini : 6. Lama Menjabat Posisi ini : a. < 1 tahun b. 1-3 tahun c. 4-6 tahun d. > 7 tahun 7. Anda sering mengikuti pengarahan yang diberikan oleh atasan : a. Ya b. Tidak

-VARIABEL X -

B. Data Penelitian Mengenai Teknik Integration8. Atasan sering memberikan pengarahan tentang peraturan yang harus

dilakukan oleh setiap anggota : a. Sangat Setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu 9. Atasan dalam memberikan pengarahan sering menggunakan kata-kata yang

bersifat ajakan , seperti :”Mari kita mengikuti semua peraturan yang telah ada, karena dengan kita mengikuti peraturan tersebut citra kinerja Polri akan semakin baik” :

Page 183: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

a. Sangat Setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu

C. Data Penelitian Mengenai Teknik Pay off Idea10. Atasan dalam memberikan pengarahan sering menggunakan kata-kata pujian,

seperti : “Terima kasih anda telah mengikuti pengarahan dengan baik” : a. Sangat Setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu 11. Atasan dalam memberikan pengarahan sering menjanjikan sesuatu yang

menguntungkan anda di masa yang akan datang, seperti :”Dengan menjadi anggota yang baik dan patuh dalam menjalankan tugas, kapolwil akan memberikan piagam penghargaan” :

a. Sangat Setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu 12. Atasan dalam memberikan pengarahan sering menjanjikan adanya pemberian

hadiah, berupa sertifikat penghargaan, seperti : “Jika andaberprestasi dalam menyelesaikan tugas, maka anda akan diberikan penghargaan” :

a. Sangat Setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu 13. Atasan dalam memberikan pengarahan sering menjanjikan adanya kenaikan

jabatan, seperti:”Jika anda dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan tidak pernah melanggar peraturan, anda akan diberikan piagam penghargaan” :

a. Sangat Setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu

D. Data Penelitian Mengenai Teknik Fear Arrousing14. Atasan ketika ada anggota yang sering tidak masuk kerja sering

menyampaikan teguran? . seperti :”Kenapa anda sering tidak masuk kerja tanpa alasan, saya harap anda tidak mengulanginya lagi” :

a. Sangat Setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu 15. Atasan sering memberikan teguran pada anggota yang sering tidak mematuhi

peraturan? , seperti :”Jangan mengulangi lagi kesalahan untuk menggunakan menarik pungutan liar kepada masyarakat, jika mengulangi lagi maka anda akan langsung disidang disiplin kode etik kepolisian” :

a. Sangat Setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu 16. Atasan sering menyampaikan pesan yang dapat membuat anda merasa takut,

seperti :”Jika anda tidak dapat menyelesaikan tugas dengan baik, maka anda akan langsung lanjut untuk berhadapan dengan Kapolwiltabes” :

Page 184: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

a. Sangat Setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu 17. Atasan sering menyampaikan pesan yang dapat membuat anda khawatir,

seperti :”Jika dalam satu bulan anda melakukan 3 kali kesalahan yang sama, maka anda akan langsung dikeluarkan” :

a. Sangat Setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu 18. Setiap pesan yang disampaikan oleh atasan ketika anda melanggar peraturan

apakah membuat rasa khawatir anda akan kehilangan pekerjaan : a. Sangat Setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu

E. Data Penelitian Mengenai Teknik Icing Device19. Pengarahan yang disampaikan atasan menarik perhatian anda untuk

dilaksanakan : a. Sangat Setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu 20. Perintah yang diberikan atasan selalu dapat anda terima dengan baik : a. Sangat Setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu 21. Anda dapat menerima dengan jelas setiap isi pesan yang disampaikan oleh

atasan : a. Sangat Setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu 22. Atasan dalam menyampaikan setiap pesan menggunakan bahasa yang mudah

dimengerti oleh anda : a. Sangat Setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu 23. Atasan dalam memberikan pengarahan sering memberikan bukti, seperti

:”Salah satu rekan anda sudah kami berhentikan karena ia telah banyak melanggar peraturan kerja” :

a. Sangat Setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu

- VARIABEL Y – (Sikap Anggota)

F. Data Penelitian Mengenai Aspek Kognitif 24. Setelah mengikuti pengarahan yang diberikan oleh atasan, anda dapat

memahami tentang pengarahan tersebut :

Page 185: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

a. Sangat Setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu 25. Anda mengetahui pentingnya pengarahan terhadap kinerja Polri : a. Sangat Setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu 26. Anda paham dengan semua perintah yang diberikan oleh atasan : a. Sangat Setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu

G. Data Penelitian Mengenai Aspek Afektif 27. Anda senang untuk mengikuti setiap pengarahan yang dilakukan oleh atasan: a. Sangat Setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu 28. Anda senang dengan gaya kepemimpinan atasan dalam setiap pengarahan : a. Sangat Setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu 29. Dengan adanya setiap pengarahan dari atasan anda senang dalam

melaksanakan tugas yang diberikan : a. Sangat Setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu

H. Data Penelitian Mengenai Aspek Konatif30. Ketika atasan membuat suatu kegiatan dan kebijakan baru, anda mendukung

dengan setiap kegiatan dan kebijakan yang dibuat tersebut: a a. Sangat Setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu 31. Anda bersedia menginformasikan setiap kegiatan dan kebijakan yang dibuat

oleh atasan pada sesama anggota yang tidak mengikuti pengarahan : a. Sangat Setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu 32. Dengan semua kegiatan dan kebijakan yang dibuat oleh atasan, anda bersedia

melakukannya : a. Sangat Setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu

Page 186: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

COODING BOOK

Kolom No.

Pert

VARIABEL Bobot Nilai

Kode

1 Nomor Responden

A. Data Responden

2 1 Jenis Kelamin :a. Laki-laki b. b. Perempuan

2 1

3 2 Usia Anda Sekarang : a. 20-29 tahun b. 30-39 tahun c.40-49 tahun d. > 50 tahun

4 3 2 1

5 3 Pendidikan terakhir anda :

a. Tamat SMU

b. D3

c. S1

3

2

1

6 4 Unit kerja anda saat ini :

7 5 ������������������������������������

8 6 . Lama Menjabat Posisi ini :

a. < 1 tahun

b. 1-3 tahun

c. 4-6 tahun

d. > 7 tahun

4

3

2

1

9 7 Anda sering mengikuti pengarahan yang diberikan oleh atasan :

a. Ya

b. Tidak

2

1

Page 187: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

B. Data Penelitian (Variabel X)

Teknik Komunikasi Persuasif Atasan

Alat Ukur X1 : Teknik Integration

10 8 Atasan sering memberikan pengarahan tentang peraturan yang harus dilakukan oleh setiap anggota :

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

11 9 Atasan dalam memberikan pengarahan sering menggunakan kata-kata yang bersifat ajakan , seperti :”Mari kita mengikuti semua peraturan yang telah ada, karena dengan kita mengikuti peraturan tersebut citra kinerja Polri akan semakin baik” :

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

Alat Ukur X2 : Teknik Pay Off

12 10 Atasan dalam memberikan pengarahan sering menggunakan kata-kata pujian, seperti : “Terima kasih anda telah mengikuti pengarahan dengan baik” :

Page 188: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

5

4 3

2 1

13 11 Atasan dalam memberikan pengarahan

sering menjanjikan sesuatu yang

menguntungkan anda di masa yang akan

datang, seperti :”Dengan menjadi anggota

yang baik dan patuh dalam menjalankan

tugas, kapolwil akan memberikan piagam

penghargaan” :

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

14 12 Atasan dalam memberikan pengarahan

sering menjanjikan adanya pemberian

hadiah, berupa sertifikat penghargaan,

seperti : “Jika andaberprestasi dalam

menyelesaikan tugas, maka anda akan

diberikan penghargaan” :

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

Page 189: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

15 13 Atasan dalam memberikan pengarahan

sering menjanjikan adanya kenaikan

jabatan, seperti:”Jika anda dapat

menyelesaikan tugas dengan baik dan

tidak pernah melanggar peraturan, anda

akan diberikan piagam penghargaan” :

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

Alat Ukur X3 : Teknik Fear Arrousing

16 14 Atasan ketika ada anggota yang sering

tidak masuk kerja sering menyampaikan

teguran? . seperti :”Kenapa anda sering

tidak masuk kerja tanpa alasan, saya harap

anda tidak mengulanginya lagi” :

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

17 15 Atasan sering memberikan teguran pada

anggota yang sering tidak mematuhi

peraturan? , seperti :”Jangan mengulangi

lagi kesalahan untuk menggunakan

menarik pungutan liar kepada masyarakat,

jika mengulangi lagi maka anda akan

langsung disidang disiplin kode etik

Page 190: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

kepolisian” :

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

18 16 Atasan sering menyampaikan pesan yang dapat membuat anda merasa takut, seperti :”Jika anda tidak dapat menyelesaikan tugas dengan baik, maka anda akan langsung lanjut untuk berhadapan dengan Kapolwiltabes” :

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

19 17 Atasan sering menyampaikan pesan yang

dapat membuat anda khawatir,

seperti :”Jika dalam satu bulan anda

melakukan 3 kali kesalahan yang sama,

maka anda akan langsung dikeluarkan” :

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

20 18 Setiap pesan yang disampaikan oleh

atasan ketika anda melanggar peraturan

apakah membuat rasa khawatir anda akan

Page 191: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

kehilangan pekerjaan :

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

Alat Ukur X4 : Teknik Icing Device

21 19 Pengarahan yang disampaikan atasan

menarik perhatian anda untuk

dilaksanakan :

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

22 20 Perintah yang diberikan atasan selalu dapat anda terima dengan baik :

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

23 21 Anda dapat menerima dengan jelas setiap

isi pesan yang disampaikan oleh atasan :

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

5

4

3

2

Page 192: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

e. Sangat tidak setuju 1

24 22 Atasan dalam menyampaikan setiap pesan

menggunakan bahasa yang mudah

dimengerti oleh anda :

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

25 23 Atasan dalam memberikan pengarahan sering memberikan bukti, seperti :”Salah satu rekan anda sudah kami berhentikan karena ia telah banyak melanggar peraturan kerja” :

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

Variabel Y : Sikap Patuh Anggota

dalam Bekerja.

Alat Ukur Y1 : Aspek Kognitif

26 24 Setelah mengikuti pengarahan yang

diberikan oleh atasan, anda dapat

memahami tentang pengarahan tersebut :

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

Page 193: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

27 25 Anda mengetahui pentingnya pengarahan

terhadap kinerja Polri :

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

28 26 Anda paham dengan semua perintah yang

diberikan oleh atasan :

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

Alat Ukur Y2 : Aspek Afeksi

29 27 Anda senang untuk mengikuti setiap

pengarahan yang dilakukan oleh atasan:

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

30 28 Anda senang dengan gaya kepemimpinan

atasan dalam setiap pengarahan :

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

5

4

3

2

Page 194: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

e. Sangat tidak setuju 1

31 29 Dengan adanya setiap pengarahan dari

atasan anda senang dalam melaksanakan

tugas yang diberikan :

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

Alat Ukur Y3 : Aspek Konatif

32 30 Ketika atasan membuat suatu kegiatan dan

kebijakan baru, anda mendukung dengan

setiap kegiatan dan kebijakan yang dibuat

tersebut:

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

33 31 Anda bersedia menginformasikan setiap

kegiatan dan kebijakan yang dibuat oleh

atasan pada sesama anggota yang tidak

mengikuti pengarahan :

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

Page 195: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

34 32 Dengan semua kegiatan dan kebijakan

yang dibuat oleh atasan, anda bersedia

melakukannya :

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

Page 196: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

CODING SHEET

A. DATA RESPONDEN

NO

Data Responden

J.Kel Usia Pend Pangkat/Jabatan Unit K Lama Jabat Mengikuti Pengarahan

1 2 3 4 5 6 7

1 2� 4� 3 BRIPTU Polwiltabes 3 1�

2 2� 4� 3� BRIPTU Polwiltabes 1 1�

3 1 4� 3� STAF Min Polwiltabes 1 1�

4 2� 4� 3� BRIPTU Polwiltabes 2 1�

5 2� 4� 1 BRIPTU Polwiltabes 2 1�

6 2� 3� 3� BRIPTU Polwiltabes 1 1�

7 2� 4� 3� BRIBDA Polwiltabes 4 1�

8 2� 4� 3� BRIBDA Polwiltabes 4 1�

9 2� 4� 3� BRIPTU Polwiltabes 4 1�

10 2� 3 3� BRIPKA Polwiltabes 4 1�

11 2� 4� 3� BRIPTU Polwiltabes 2� 1�

12 2� 4� 3� BRIPTU Polwiltabes 2� 1�

13 2� 4� 3� BRIPTU Polwiltabes 2� 1�

14 2� 4� 3� BRIPTU Polwiltabes 2� 1�

15 2� 4� 3� BRIPTU Polwiltabes 2� 1�

Page 197: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

16 2� 4� 3� BRIPTU Polwiltabes 2� 1�

17 2� 4� 3� BRIPTU Polwiltabes 2� 1�

18 2� 4� 3� BRIPTU Polwiltabes 2� 1�

19 2� 4� 3� BRIPTU Polwiltabes 2� 1�

20 2� 2 3� BRIPTU Polwiltabes 1 1�

21 2� 2 3� BRIPKA Polwiltabes 4 1�

22 2� 4 3� BRIPTU Polwiltabes 1 1�

23 2� 4� 3� BRIPTU Polwiltabes 3 1�

24 2� 4� 3� BRIBDA Polwiltabes 3� 1�

25 2� 4� 3� BRIBDA Polwiltabes 3� 1�

26 2� 4� 3� BRIBDA Polwiltabes 3� 1�

27 2� 4� 3� BRIPTU Polwiltabes 2 1�

28 2� 4� 3� BRIPTU Polwiltabes 3� 1�

29 2� 4� 3� BRIBDA Polwiltabes 3� 1�

30 2� 4� 3� BRIBDA Polwiltabes 3 1�

31 2� 4� 3� BRIPTU Polwiltabes 1 1�

32 2� 4� 3� BRIPKA Polwiltabes 1� 1�

33 2� 4� 3� BRIBDA Polwiltabes 1� 1�

34 2� 4� 3� BRIPTU Polwiltabes 1� 1�

35 2� 4� 3� BRIPTU Polwiltabes 1� 1�

36 2� 3 3 BRIPKA Polwiltabes 3 1�

37 2� 4 1 BRIBDA Polwiltabes 2 1�

Page 198: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

38 2� 3 1 BRIPKA Polwiltabes 2 1�

39 2� 3 3� BRIPKA Polwiltabes 4 1�

40 2� 4 3� BRIPTU Polwiltabes 2 1�

41 2� 2 3� BRIPTU Polwiltabes 1� 1�

42 2� 2 3� BRIBDA Polwiltabes 1� 1

Page 199: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

B. DATA PENELITIAN

Teknik Komunikasi Persuasif Atasan (X) Sikap Anggota (Y) Integration Technique Pay off Technique Fear Arrousing Technique Icing Technique Aspek Kognitif Aspek Afektif Aspek Konatif

X1 X2 X3 X4 Y1 Y2 Y3

5 5 5 2 3 2 5 5 2 2 2 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 3 3 2 2 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 4 4 3 3 4 2 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 1 2 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 2 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 3 3 4 5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 4 3 4 5 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 5 5 3 3 4 5 5 3 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 5 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 3 4 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4

Page 200: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 2 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 1 5 4 1 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Page 201: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

LAMPIRAN

NAMA-NAMA DANTABES / KAPOLWILTABES BANDUNG

PERIODE TAHUN 1966 s / d 2010

NO NAMA PANGKAT MASA JABATAN

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

R. Kusnadi.

Drs. Joehanda.

Drs. Subki Sarip.

Drs.Tatang A.

Drs. Soetrisni Ilham.

Drs. Suwasno.

Drs. M. Sjafuan.

Drs. Soetikno

Drs. Moch. Morib.

Drs. M. Nurdin.

Drs. Atok Soenarto.

Drs. I Ketut Ratta.

Drs. Waliran.

Drs. Didi Widayani.

Drs. M.A. Erwin MAP.

Drs. D. Sumantyawan. SH.

Drs. Yusuf Manggabarani.

Drs. Alex Bambang, SH.,

MBA., Phd.

Drs. Timur Pradopo.

Drs. Hendra Sukmana, MH.

Ajun Komisaris

Besar Polisi.

Komisaris Besar Polisi

Kolonel Polisi

Kolonel Polisi

Kolonel Polisi

Kolonel Polisi

Kolonel Polisi

Kolonel Polisi

Kolonel Polisi

Kolonel Polisi

Kolonel Polisi

Kolonel Polisi

Kolonel Polisi

Kolonel Polisi

Kolonel Polisi

Kolonel Polisi

Kolonel Polisi

Brigjend Polisi

Superintenden

Komisaris Besar Polisi

1966-1967

1967-1969

1969-1972

1972-1975

1975-1978

1978-1982

1982-1984

1984-1985

1985-1986

1986-1988

1988-1990

1990-1992

1992-1994

1994-1996

1996-1998

1998-1999

1999-2000

2000-2000

2000-2001

2001-2004

Page 202: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

21.

22.

23.

24.

25

Drs. Sulistiyono, M.Si.

Drs. Edmon Ilyas.

Drs. Bambang Suparsono.

Drs. I Ketut Untung Yoga.

Drs. Imam Budi Supeno

Komisaris Besar Polisi

Komisaris Besar Polisi

Komisaris Besar Polisi

Komisaris Besar Polisi

Komisaris Besar Polisi

2004-2005

2005-2007

2007-2008

2008-2009

2009-Sekarang

Page 203: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

1.1.1 Struktur Organisasi Polwiltabes Bandung

STRUKTUR ORGANISASI POLWITABES BANDUNG TAHUN 2009 – SEKARANG

�����������������������������������������������������������������������������

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Polwiltabes Bandung

Kapolwiltabes Bandung

Wakapolwitabes Bandung

Kabag Ops Kabag Binamitra Kabag Min

Kaur Telematika Kaur Dokkes KA Unit P3D Ka Taud

Ka SPK Kasat Intelkam

Kasat Narkoba Kasat Reskim Kasat Samapta Kasat Pam Obvit Kasat Lantas

Kapolresta Bandung Barat Kapolresta Bandung Tengah Kapolresta Bandung Timur

Page 204: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

Keterangan Gambar :

1. Kapolwiltabes Bandung : Kombes Pol. Drs Imam Budi Supeno,SH

2. Waka Polwitabes Bandung : AKBP. Drs. Imaran Yunus, MH

3. Kabag Ops : AKBP. Drs. Daniel Y.K

4. Kabag Binamitra : AKBP. Suharnono. NW, SH., MH

5. Kabag Min : AKBP. Endang Widowati. SH

6. Kaur Telematika : AKP. Yudi Tri Cahyono

7. Kanit P3D : AKP. Deden Suryadi, SH

8. Kaur Dokkes : AKP. Drs. Mardi Sudarman

9. Ka Taud : AKP. Eti Suswati

10. Ka Spk : ----

11. Kasat Intelkam : AKBP. Bachtiar U.P, SIK., M.Si

12. Kasat Reskim : AKBP. Arman Achdiat, SIK., M.Si

13. Kasat Narkoba : AKBP. Victor Togi.T, SIK

14. Kasat Samapta : Kompol. Asep Saepudin, SIK

15. Kaden Pam Obvit : Kompol. Diki Budiman, SIK

16. Kasat Lantas : Kompol. Prahoro Tri Wahyono, SIK

Page 205: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

17. Kapolresta Bandug Barat : AKBP. Drs. Baskoro Tri.P, SIK., MH

18. Kapolresta Bandung Tengah: AKBP. I Wayan Supartha Yadnya, SIK

19. Kapolresta Bandung Timur : AKBP. Victor Gustaaf Manoppo. SIK

Page 206: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

1.1.2 Organisasi Satuan Samapta Polwiltabes Bandung

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Sat Samapta Polwiltabes Bandung

KASAT SAMAPTA

WAKA SAT SAMAPTA

KAUR BIN OPS

PA NEGOSIATOR

DANKI DALMAS

BAUR MIN

KANIT PATROLI

DANTON I

BAUR MIN

DANTON II

BAUR MIN

BANIT SATWA KASUBNIT I KASUBNIT III KASUBNIT II KASUBNIT IV DANTON III

WAKA POLWITABES BDG

KAPOLWITABES BDG

Page 207: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

Keterangan Gambar :

1. Kapolwiltabes : KOMBESPOL. Drs. Imam Budi Supeno

2. Kasat Samapta : KOMPOL.Asep Saepudin, S.IK.

3. Waka Sat Samapta : KOMPOL. S. Hermansyah, SH

4. Kaur Bin Ops : AKP.H.E. Ruhitayat, SH

5. Danki Dalmas : AKP. Teguh Widodo, SH

6. PA Negosiator : AKP. H.Adang Suhanda

7. Kanit Patroli : AKP. Suhendratno, SH

8. Baur Min : - BRIPKA. Iwan Setiawan

- BRIPTU. Riki Iwan Permana

- BRIPTU R. Rose Agustin

- BRIPTU. Yayat Ruchiyat

- Briptu I Made Viyanaka

- Briptu Sopan Sobakti

- BRIPDA. I Nyoman P

- BRIPDA. Krisdyantoro

- BRIPDA. Gelar.P.Putra

- BRIPDA. Gilang.S.Graha

9. Danton I : Ipda. Syahroni, S.sos

10. Danton II : AIPTU. Nia Kurnia

11. Danton III : BRIPKA. Idas Wardias

12. Danton IV : BRIPKA. Kuspriyono

13. Kasubnit I : AIPTU. Ngadiran

14 Kasubnit II : AIPTU. Yayan Sopyan

Page 208: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

15. Kasubnit III : AIPTU. Asep Koswara

16. Kasubnit IV : IPTU. MT. Nizar Salah, SH

Page 209: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

LAMPIRAN

CONTOH PERHITUNGAN MANUAL

KORELASI RANK SPEARMAN

Koefesien korelasi rank spearman digunakan untuk mencari hubungan atau

menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang

dihubungkan berbentuk ordinal, dan sumber data antar variabel tidak harus sama.

Langkah Perhitungan :

1) Berilah ranking pada variabel X dan variabel Y mulai 1 hingga N. Dari

yang terkecil sampai dengan yang terbesar.

2) Tentukan harga di untuk setiap subyek dengan mengurangkan ranking Y

pada rangking X.

3) Kuadratkan harga itu untuk menentukan d12 untuk masing-masing subyek.

4) Jumlah harga-harga d12 untuk mendapatkan Σdi

2 .

5) Hitung koefesien korelasi rank spearman . Dengan persamaan :

( )2

i2

6 d1sr n n

= −−

� �;……… (1).�Jika tidak terdapat nilai X dan Y yang sama.

2 2 2i

22 2

x y d

ysr

x

+ −= −� � �

� ���…….(2). Jika terdapat angka yang sama pada

variabel X atau Y.

Dengan :

32

xN Nx T

12−

� = − � dan ( )3

x

t tT

12−

� � =

Page 210: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

y

32 N Ny T

12−

� = −� dan ( )3

y

t tT

12−

� � =

xT� dan yT� merupakan faktor korelasi X dan Y.

t = frekuensi nilai yang sama

n = Jumlah sampel

6) Pengujian koefesien Kkorelasi rank spearman :

t hitung 2

n 21

s

s

rr−=

−��

Kriteria Uji : Tolak H0 jika nilai t hitung > t tabel (dk=N-2), terima H0

dalam hal lainnya.

ANALISIS DATA

Hubungan antara X (Teknik Komunikasi Persuasif Atasan) dengan Y (Sikap

Patuh Anggota dalam Bekerja) :

Hipotesis :

H0 : � = 0 ; (Tidak terdapat hubungan antara Teknik Komunikasi Persuasif

Atasan dengan Sikap Patuh Anggota dalam Bekerja)

H1 : � � 0 ; (Ada hubungan antara Teknik Komunikasi Persuasif Atasan

dengan Sikap Patuh Anggota dalam Bekerja)

α = 5%

Page 211: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

Resp X Y Rank X

Rank Y

di=(Rank X-Rank Y) di2

1 61 40 21 38.5 -17.5 306.32 56 35 12 13.5 -1.5 2.25 3 58 35 15 13.5 1.5 2.25 4 67 36 34.5 25.5 9 81 5 53 30 3 3 0 0 6 46 29 1 2 -0.5 0.25 7 52 31 2 4 -2 4 8 55 36 7.5 25.5 -18 324 9 60 34 17 9 8 64 10 64 36 30 25.5 4.5 20.2511 67 36 34.5 25.5 9 81 12 70 40 39.5 38.5 1 1 13 64 38 30 36.5 -6.5 42.2514 63 35 27 13.5 13.5 182.315 60 33 17 6.5 10.5 110.316 62 36 24.5 25.5 -1 1 17 64 36 30 25.5 4.5 20.2518 55 33 7.5 6.5 1 1 19 55 35 7.5 13.5 -6 36 20 54 34 4 9 -5 25 21 67 36 34.5 25.5 9 81 22 57 34 14 9 5 25 23 55 35 7.5 13.5 -6 36 24 74 44 42 41.5 0.5 0.25 25 71 44 41 41.5 -0.5 0.25 26 55 29 7.5 1.5 6 36 27 56 36 12 25.5 -13.5 182.328 55 32 7.5 5 2.5 6.25 29 56 35 12 13.5 -1.5 2.25 30 69 36 38 25.5 12.5 156.331 67 37 34.5 35 -0.5 0.25 32 66 36 32 25.5 6.5 42.2533 63 36 27 25.5 1.5 2.25 34 63 36 27 25.5 1.5 2.25 35 68 36 37 25.5 11.5 132.336 61 36 21 25.5 -4.5 20.2537 60 36 17 25.5 -8.5 72.2538 61 36 21 25.5 -4.5 20.2539 70 38 39.5 36.5 3 9

Page 212: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

40 61 41 21 40 -19 361 41 61 36 21 25.5 -4.5 20.2542 62 36 24.5 25.5 -1 1

Total 2513

Karena terdapat nilai yang sama, maka nilai koefesien korelasi rank spearman

dihitung dengan persamaan (2).

Nilai Korelasi : Tx

Nilai yang sama F(t) TX=(t3-t)/12

7.5 6 17.5 12 3 2 17 3 2 21 5 10

24.5 2 0.5 27 3 2 30 3 2

34.5 4 5 39.5 2 0.5

Jumlah 41.5

Maka :

32

xN Nx T

12−

� = − �

342 42 41, 512

−= −

= 6129

Page 213: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

Nilai Korelasi : Ty

Nilai yang sama f(t) Ty =(t3-t)/12

1.5 2 0.5 6.5 2 0.5 9 3 2

13.5 6 17.5 25.5 18 484.5 36.5 2 0.5 38.5 2 0.5 41.5 2

Jumlah 506.0

y

32 N Ny T

12−

� = −�

342 42 506,012

−= −

= 5664.5

Σdi2 = 2513

= 0,788

Hasil ini sesuai dengan output SPSS 13.00

2 2 2

2 22i

s

x y dr

x y

+ −= � � �

� �

( )( )2

6129 5664,5 25136129 5664,5

sr+ −=

Page 214: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

Statistik Uji

2

21

r ntr−=

0,788 42 21 0,788

t −=−

= 8,09

Dengan dk = 42-2 = 40 dan α = 0,05, untuk tes dua sisi. Dalam tabel t didapatkan nilai = 2.02

Kriteria Uji : Tolak H0 jika nilai t hitung > t tabel atau –t hitung < -t tabel (dk =

n-2), terima H0 dalam hal lainnya.

Berdasarkan hasil diatas didapatkan bahwa t hitung (8,09) >t tabel (2,202).

Maka H0 ditolak.

Daerah Penerimaan H0

Daerah penolakan

t tabel= -2,02 0 t tabel = 2,202

t hitung = 8,09

Daerah penolakan

Page 215: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

Kesimpulan :

Dengan taraf segnifikansi sebesar 5% atau dengan taraf kepercayaan sebesar

95%, tedapat hubungan positif antara antara teknik komunikasi persuasif atasan

dengan sikap patuh anggota dalam bekerja. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa semakin tinggi komunikasi persuasive atasan maka akan semakin

meningkat sikap patuh anggota.

Pedoman untuk tingkat keeratan hubungan antara kedua variabel berdasarkan

interpretasi Guilford.

Interval Koefesien Tingkat Hubungan

Kurang dari 0,20 Rendah sekali 0,20-0,40 Rendah Tapi Pasti 0,40-0,70 Cukup Berarti 0,70-0,90 Kuat

Lebih dari 0,90 Sangat Tinggi, Kuat Sekali

Karena nilai koefesien korelasi yang telah kita hitung sebesar 0,788 maka dapat

disimpulkan terdapat hubungan yang kuat antara teknik komunikasi persuasif

atasan dengan sikap patuh anggota dalam bekerja.

Analisis Koefesien Determinasi

KD = rs2 x 100%

= (0,788)2 x 100%

= 62,09%

Page 216: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

Kesimpulan : Pembentukan sikap patuh anggota dalam bekerja dipengaruhi

oleh komunikasi persuasive atasan sebesar 62, 09%, sedangakan sisanya 37,01%

merupakan kontribusi variabel lain yang tidak diteliti.

Page 217: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

LAMPIRAN

MANUAL UJI VALIDITAS ORDINAL

Sebelum dilakukan penelitian. Hal pertama dilakukan yaitu menguji

kevalidan angket yang digunakan. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil

kuisioner yang diberikan kepada responden, kemudian dilakukan pengujian

terhadap kuisioner, maka kita dapat melakukan analisis validitas dan reliabilitas

kuisioner.

Validitas menunjukan sejauh mana releavnsi pertanyaan terhadap apa yang

ditanyakan atau apa yang ingin di ukur dalam penelitian. Tingkat validitas

kuisioner di ukur berdasarkan koefesien validitas yang dalam hal ini

menggunakan koefesien Rank Spearman. Menurut Kaplan suatu pernyataan

dikatakan valid dan dapat mengukur variabel penelitian yang dimaksud jika nilai

koefesien validitasnya lebih dari atau sama dengan 0,3.

“ Not all validity coeffecient are the same value, and there are no hard fast rule

obout how large the coefficient must be in order to be meaningful. In practice, it

is rare to see a validity coefficient larger than 0.6, and validity coefficient in the

range of 0.3 to 0.4 are commonly considered high.”

( Robert M. Kaplan & Dennis P. saccuzzo, Phsycological Testing principles,

application, and issue; Brooks/cole Publising company, Pacific Grove,

California, 1993 p: 141).

Reliabilitas menunjukan sejauh mana tingkat kekonsistenan pengukuran dari

suatu responden ke responden yang lain atau dengan kata lain sejauh mana

Page 218: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

pertanyaan dapat dipahami sehingga tidak menyebabkan beda interpretasi dalam

pertanyaan tersebut.

Lebih lanjut Kaplan menyatakan :

“it has been suggested that reliability estimates in the range of 0.7 to 0.8 are

good enough for most purposes in basic research.”

( Robert M. Kaplan & Dennis P. saccuzzo, Phsycological Testing principles,

application, and issue; Brooks/cole Publising company, Pacific Grove,

California, 1993 p: 126).

Dari pernyataan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa :

Keputusan validitas dan reliabilitas item menggunakan kriteria Kaplan sebagai

berikut:

1. Item dinyatakan valid jika koefesien validitasnya lebih dari atau sama

dengan 0.3

2. Kelompok item dalam suatu dimensi dinyatakan reliable jika koefesien

reliabilitasnya tidak lebih rendah dari 0.7

Page 219: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

1. UJI VALIDITAS

Validitas :

Koefesien Korelasi Spearman

Rumus yang digunakan:

261

( 1)di

Rsn n

= −−

� �

Dimana Sdi2 = S (rank (xi-rank (yi))2

Contoh Perhitungan Manual Validitas Pertanyaan 20 :

Resp X Y Rank X

Rank Y di di2

1 5 23 10 10 0 0 2 4 20 5.5 8 -2.5 6.25 3 4 20 5.5 8 -2.5 6.25 4 4 20 5.5 8 -2.5 6.25 5 4 18 5.5 2 3.5 12.256 3 15 1 1 0 0 7 4 19 5.5 4.5 1 1 8 4 19 5.5 4.5 1 1 9 4 19 5.5 4.5 1 1 10 4 19 5.5 4.5 1 1

Jumlah 35

Karena terdapat nilai yang sama, maka nilai koefesien korelasi Rank Spearman

dihitung dengan persamaan :

2 2 2

2 22i

s

x y dr

x y

+ −= � � �

� �

Page 220: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

Nilai Korelasi : Tx

Nilai yang sama F(t) TX =(t3-t)/12

5.5 8 42 0

Jumlah 42.0

Maka :

32

xN Nx T

12−

� = − �

310 10 42.012

−= −

= 40.5

Nilai Korelasi : Ty

Nilai yang sama F(t) TY=(t3-t)/12

4.5 4 5 8.0 3 2

Jumlah 7.0

y

32 N Ny T

12−

� = −�

310 10 7.012

−= −

= 75.5

Σdi2 = 35

Page 221: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

= 0,732

Jadi, Koefesien validitas untuk pertanyaan no. 20 adalah sebesar 0,732. Karena

nilai koefesien validitasnya lebih besar dari 0,3. Maka pertanyaan no. 20 dapat

dikatakan valid.

1. Uji Relibilitas

Reliabilitas : Alpha Cronbach (Y)

���

���

�−��

����

−= �

2

2

11 x

j

SS

kkα

Dimana :

K = adalah banyaknya soal

Sx2 = adalah varian total

2iS� = adalah total varians butir

Reabilitas untuk variabel (Y)

Varians untuk masing-masing item variabel Y adalah sebagai berikut :

2 2 2

2 22i

s

x y dr

x y

+ −= � � �

� �

( )( )2

40,5 75,5 3540,5 75,5

sr+ −=

Page 222: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

Pertanyaan Si2

Per24 0.100 Per25 0.178 Per26 0.400 Per27 0.500 Per28 0.267 Per29 0.322 Per30 0.222 Per31 0.322 Per32 0.444

Total Si2 2.756 S2 Total 11.067

Maka koefesien reliabilitas dapat diketahui

���

���

�−��

����

−= �

2

2

11 x

j

SS

kkα

( )1 0 2 , 7 5 61

1 0 1 1 1, 0 6 7α

� � � �= −� � � �− � �� �

0,845

Berdasarkan perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa koefesien reliabilitas bernilai

0,845, oleh karena itu, kuisioner untuk variabel kognisi dapat dikatakan sangat

reliabel.

α =

Page 223: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

LAMPIRAN FOTO KEGIATAN

• Kegiatan Bintal

Page 224: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

• Kegiatan APP

Page 225: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

• Kegiatan Pengarahan

Page 226: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

• Kegiatana Pelatihan

Page 227: elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-2123_Fulltext.pdf · PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi

Nama : Devie Puspitasari Suganda

Umur : 23 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 24 Januari 1987

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Sadang Luhur Blok 13 No 38 Rt O2 Rw 15

Bandung 40134

II. Riwayat Pendidikan

2006-2010 : Universitas Islam Bandung Fakultas Ilmu Komunikasi Bidang Kajian Public Relations

2004-2006 :Universitas Islam Bandung Fakultas Psikologi

2001-2004 : SMU Negeri 19 Bandung

1998-2001 : SMP Negeri 19 Bandung

1998-1992 : SD Neglasasri II Bandung

1991-1992 : TK. Darul Hikam Bandung

III. Pengalaman Organisasi

2008-2009 : Sekretaris Hima PR Unisba

2002-2003 : Pengurus OSIS SMU Negeri 19 Bandung

2000-2001 : Pengurus Perhimpunan Remaja Islam Masjid As- Sunnah

1998-1999 : Pengurus Perhimpunan Remaja Islam Masjid Al-Iman

1998-1999 : Anggota Pramuka SMP Negeri 19 Bandung