Upload
ngodang
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah dalam pembelajaran di sekolah adalah rendahnya
hasil belajar siswa.
Masalah adalah ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan,ada
yang melihatnya sebagai tidak terpenuhinya sesuatu kebutuhan seseorang,dan
ada pula yang mengartikan sebagai sesuatu yang tidak mengenakkan.Prayitno
(1985),memberikan batasan tentang masalah sebagai sesuatu yang (1) tidak
disukai adanya; (2) menimbulkan kesulitan bagi diri dan orang lain; (3) dan
adanya keinginan untuk menghilangkannya.Masalah dapat dialami oleh
siapapun,termasuk siswa Sekolah Dasar.
Masalah yang dialami anak didik dapat bermacam-macam menurut
corak dan ragamnya.Keragaman tersebut dapat pula dilihat dari intensitas dan
kuantitas.Secara intensitas,masalah anak didik dapat bergerak dari masalah
yang bersifat ringan sampai pada tingkat yang sedang yang berupa neorosis
dan berat yang berupa psikosis.
Masalah yang dialami anak didik tidak timbul begitu saja,tetapi ada
berbagai factor yang menyebabkan masalah tersebut.Bila guru mampu
mengidentifikasi penyebab timbunya masalah yang dialami anak didik,maka
ia akan mampu memberikan penangnan dan atau pencegahan sedini
mungkin.Secara garis besar,factor-faktor yang mempengaruhi timbulnya
masalah yang dihadapi anak didik adalah faktor internal yaitu faktor dari
dalam diri anak didik seperti keadaan fisik (keadaan indra
persepsinya,perkembangan fisik dan kesehatan anak didik),keadaan
psikologis (kurangnya kemampuan dasar,kurangnya pengalman,kurangnya
perhatian disekolah,bakat tidak sesuai dengan lingkungan anak didik,tidak
ada minat,sikap yang tidak sesuai dengan hati nurani dan tidak adanya
kemauan),Sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar anak didik
seperti lingkungan keluarga (keadaan status ekonomi,perhatian orang
tua,harapan orang tua,hubungan keluarga yang tidak harmonis),lingkungan
sekolah (kondisi kurikulum,hubungan guru dengan siswa,hubungan antar
siswa,iklim sekolah),lingkungan masyarakat.
2
Suatu konsep yang penting dalam psikologis Gestalt adalah tentang
insight yaitu pengamatan dan pemahaman mendadak terhadap hubungan-
hubungan antar bagian-bagian dalam suatu situasi permasalahan. Dalam
pelaksanaan pembelajaran dengan teori Gestalt, guru tidak memberikan
potongan-potongan atau bagian-bagian bahan ajaran, tetapi selalu satu
kesatuan yang utuh.
Menurut teori Gestalt perbuatan belajar itu tidak berlangsung seketika,
tetapi berlangsung berproses kepada hal-hal yang esensial, sehingga aktivitas
belajar itu akan menimbulkan makna yang berarti. Sebab itu dalam proses
belajar, makin lama akan timbul suatu pemahaman yang mendalam terhadap
materi pelajaran yang dipelajari, manakala perhatian makin ditujukan kepada
objek yang dipelajari itu telah mengerti dan dapat apa yang dicari.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah proses penelitian yang
sistematis dan terencana melalui tindakan perbaikan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri (Mills,Geoffrey
E,2000;Schmuck,Richard A,1997)
Guru yang professional tidak hanya dituntut untuk menguasai materi
ajar atau mampu menyajikannya secara tepat,tetapi juga dituntut mampu
melihat atau menilai kinerjanya sendiri.Kemampuan ini berkaitan dengan
penelitian yang dalam konteks ini ruang lingkupnya berada seputar kelas
yaitu penelitian di kelas sendiri (Wardani,dkk 2006-1)
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru adalah
mendidik,mengajar dan melatih agar anak didiknya kelak menjadi manusia
pandai,terampil dan berbudi luhur.Untuk dapat melaksanakan tugas
tersebut,guru seyogyanya menguasai kemampuan mengajarkan pengetahuan
dan keterampilan hidup,mendidik agar menjadi manusia yang berakhlak dan
melatih para anak didiknya agar mampu memanfaatkan pengetahuan dan
keterampilannya bagi hidupnya kelak.
Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru sebagai salah satu
unsur pendidik agar mampu melaksanakan tugas profesionalnya adalah
memahami bagaimana anak didik belajar dan mengorganisasikan proses
pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk
3
watak peserta didik serta memahami tentang bagaimana anak didik
belajar.Untuk dapat memahami proses belajar yang terjadi pada diri anak
didik guru perlu menguasai hakekat dan konsep dasar belajar.Dengan
menguasai hakekat dan konsep dasar belajar diharapkan guru mampu
menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran,karena fungsi utama
pembelajaran adalah mempasilitasi tumbuh dan berkembangnya belajar
dalam diri peserta didik (Winataputra,2007 : 4).
Wadah dan sarana yang paling strategis bagi kecerdasan kahidupan
bangsa adalah pendidikan,utamanya melalui sistem persekolahan.Bagi bangsa
kita,upaya yang dilakukan pemerintah dalam rangka mengakses dan
mengimplementasikan tujuan nasional tersebut adalah menyelenggarakan
sistem pendidikan nasional yang diatur oleh undang-undang.
Pendidikan bagi sebagian orang, berarti berusaha membimbing anak
untuk menyerupai orang dewasa, sebaliknya bagi Jean Piaget ( 1896 )
pendidikan berarti menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak,
sekalipun suatu penciptaan dibatasi oleh pembandingan dengan penciptaan
yang lain. Pandangan tersebut memberi makna bahwa pendidikan adalah
segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai
pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang
hidup. Dalam arti sempit pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan
umunya di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Ilmu disebut juga
pedagogik, yang merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu ”
Pedagogics ”. Pedagogics sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu ” pais ”
yang artinya anak, dan ” again ” yang artinya membimbing. Poerbakwatja
dan Harahap ( 1982 : 254 ) mengemukakan pedagogik mempunyai dua arti
yaitu : (1) peraktek, cara sesorang mengajar; dan (2) ilmu pengetahuan
mengenai prinsip-prinsip dan metode mengajar, membimbing, dan
mengawasi pelajaran yang disebut juga pendidikan.
Orang yang memberikan bimbingan kepada anak didik disebut
pembimbing atau ” pedagog”, dalam perkembangannya, istilah pendidikan
( pedagogy ) berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan kepada anak
oleh orang dewasa secara sadar dan bertanggung jawab. Dalam dunia
pendidikan kemudian tumbuh konsep pendidikan seumur hidup ( lifelong
4
education ), yang berarti pendidikan berlangsung sampai mati, yaitu
pendidikan berlangsung seumur hidup dalam setiap saat selama ada pengaruh
lingkungan. Untuk memberi pemahaman akan batasan pendidikan berikut ini
dikemukakan sejumlah batasan pendidikan yang dikemukan para ahli yaitu :
(1) Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991 ).
(2) Dalam pengertian yang sempit pendidikan berarti perbuatan atau proses
perbuatan untuk memperoleh pengetahuan ( McLeod, 1989 ).
(3) Pendidikan ialah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam
segala lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan
sebagai pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal ( Mudyahardjo, 2001:6 )
(4) Dalam pengertian yang agak luas pendidikan diartikan sebagai sebuah
proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh
pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan
kebutuhan ( Muhibinsyah, 2003:10 )
(5) Pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan ( seperti
sekolah dan madrasah ) yang dipergunakan untuk menyempurnakan
perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan,
sikap, dan sebagainya ( Dictionary of Psychology, 1972 ).
(6) Dalam arti luas pendidikan melipuyi semua perbuatan dan usaha dari
generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya,
kecakapannya, dan ketrampilannya kepada generasi muda sebagai
usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik
jasmaniah maupun rohaniah. Artinya pendidikan adalah usaha secara
sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si
anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan
tanggung jawab moril dari segala perbuatannya ( Poerbakawatja dan
Harahap, 1981 ).
5
(7) Menurut John Dewey pendidikan merupakan proses pembentukan
kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir atau
daya intelektual, maupun daya emosional atau perasaan yang diarahkan
kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya.
(8) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual
keagamaan, pengenalan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara ( UUSPN No. 20 Tahun 2003 ).
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa,serta berakhlak mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif
mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab
(Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003,tentang sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan Taman kanak-kanak merupakan bagian dari pendidikan
nasional bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan pribadi anggota
masyarakat,warga Negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan
peserta didik dan untuk mengikuti pendidikan dasar PP nomor 28 Tahun 1990
tentang pendidikan dasar.Tujuan pendidikan taman kanak-kanak
tersebut,dijabarkan lagi ke dalam tujuan kurikuler (tujuan mata pelajaran) dan
tujuan instruksional menempati posisi kunci yang strategis dalam
menciptakan dan mengembangkan suasana belajar yang kondusif dan
menyenangkan sehingga terjadi pembelajaran yang efektif dan bermakna
untuk mengarahkan siswa agar mampu mencapai hasil yang optimal.
Pendidikan selalu dapat dibedakan menjadi teori dan praktek, teori
pendidikan adalah pengetahuan tentang makna dan bagaimana soyogyanya
pendidikan itu dilaksanakan, sedangkan praktek adalah tentang pelaksanaan
pendidikan secara konkretnya. Teori pendidikan disusun seperti latar
belakang yang hakiki dan sebagai rasional dari praktek pendidikan serta pada
dasarnya bersifat direktif. Istilah direktif memberi makna bahwa pendidikan
6
itu mengarah pada tujuan yang pada hakekatnya untuk mencapai
kesejahteraan bagi subjek
Pada dasarnya ”mengajar” adalah membantu ( mencoba membantu )
seseorang untuk mempelajari sesuatu dan apa yang dibutuhkan dalam belajar
itu tidak ada kontribusinya terhadap pendidikan orang yang belajar. Artinya
mengajar pada hakekatnya suatu proses, yakni proses mengatur,
mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga menumbuhkan
dan mendorong siswa belajar.Hal ini akan dapat terwujud jika dilakukan
melalui proses pengajaran dengan strategi pelaksanaan melalui :
1. Bimbingan yaitu pemberian bantuan,arahan,motivasi,nasihat dan
penyuluhan agar siswa mampu mengatasi,memecahkan dan
menanggulangi masalahnya sendiri.
2. Pengajaran yaitu bentuk kegiatan dimana terjalin hubungan interaksi
dalam proses belajar dan mengajar antara tenaga kependidikan dengan
peserta didik.
3. Pelatihan yaitu sama dengan pengajaran khususnya untuk
mengembangkan keterampilan tertentu.
Menurut Langford (1978) yang penting hubungan yang relevan bukanlah
antara pengajaran dengan pendidikan tetapi antara pengajaran sebagai suatu
profesi dengan pendidikan.
Indikator keberhasilan pembelajaran adalah tingkat penguasaan materi
pelajaran oleh anak didik yang lazimnya dinyatakan dengan nilai.Mengacu
pada konsep tersebut,maka dapat dikatakan bahwa hasil kegiatan
pembelajaran di kelas tempat saya mengajar kurang berhasil,ditandai
rendahnya hasil belajar anak didik atau tingkat pemahaman anak didik pada
tema dan sub tema.Hal ini terbukti dari 33 orang siswa 14 orang siswa
mencapai tingkat pemahaman 70 % ke atas.
Gejala yang demikian,tentu saja tidak boleh dibiarkan terus menerus
terjadi.Saya menyadari bahwa sebagai seorang guru yang diberi tugas dan
tanggung jawab untuk membimbing dan mengarahkan siswa agar dapat
menguasai materi pelajaran secara optimal,merasa terpanggil dan
berkewajiban untuk berbuat dan bertindak mengatasi masalah tersebut dalam
7
bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai suatu system kegiatan untuk
mencari dan menemukan solusi yang tepat dalam rangka memperbaiki
pembelajaran,sehingga penguasaan siswa terhadap materi pelajaran dapat
ditingkatkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas,maka dapat dirumuskan
masalah penelitian ini sebagai berikut : Bagaimana caranya meningkatkan
pemahaman anak didik RA Darussyafiiyah NW Peseng melalui penerapan
model pembelajaran belajar sambil bermain
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan anak didik
RA darussyafiiyah NW Peseng ini adalah untuk peningkatan pemahaman
anak didik pada tema diri sendiri.
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi guru
1. Untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang
dikelolanya.
2. Guru dapat berkembang secara professional karena dapat menunjukkan
bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang
dikelolanya.
3. Guru semakin percaya diri
4. Guru dapat berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan sendiri.
b. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi siswa.
1. Memperbaiki sasaran akhir belajar siswa (Raka Joni,Kardiawarman,dan
Hadisubroto,1998).
2. Meningkatkan hasil belajar siswa.
3. PTK dapat menjadi model bagi siswa.
8
c. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi sekolah.
1. Melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat meningkatkan
hubungan erat perkembangan sekolah dengan perkembangan
kemampuan guru.
2. Sekolah yang para gurunya sudah mampu membuat perubahan atau
perbaikan mempunyai kesempatan untuk menanggulangi berbagai
masalah belajar siswa,perbaikan kesalahan konsep,serta
penanggulangan berbagai kesulitan mengajar yang dialami oleh guru.
3. Penelitian tindakan Kelas (PTK) memberikan sumbangan yang positif
terhadap kemajuan sekolah,yang tercermin dari peningkatan
kemampuan professional para guru,perbaikan proses dan hasil belajar
siswa,serta kondusifnya iklim pendidikan di sekolah tersebut.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Ada berbagai prinsip belajar yang dikemukan oleh para ahli psikologi
pendidikan terjadi dan diikuti dengan keadaan memuaskan maka hubungan itu
diperkuat, Spread of effect yaitu emosional yang mengiringi kepuasan itu tidak
terbatas kepada sumber utama pemberi kepuasan tetapi kepuasan mendapat
pengetahuan baru, law of exercice yaitu hubungan antara perangsang dan reaksi
diperkuat dengan latihan dan penguasaan, dan law of primacy yaitu hasil belajar
yang diperoleh melalui kesan pertama akan sulit digoyahkan.
Beberapa prinsip atau kaidah dalam proses pembelajaran sebagai hasil
eksperimen para ahli psikologi yang berlaku secara yaitu : motivasi,
pembentukan, kemajuan dan keberhasilan proses belajar mengajar, feedback,
response, trial and error , transfer dalam belajar dapat bersifat positif atau negatif
dan proses belajar yang bersifat individual.
Berdasarkan pandangannya itu,Gagne mendifinisikan pengertian belajar
secara formal bahwa belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah
sifat stimulus dari lingkungan menjadi beberapa tahap pengolahan informasi yang
diperlukan untuk memperoleh kapasitas yang baru (Margaret G.Bell.117-129).
Kapasitas seseorang untuk belajar memungkinkan diperoleh sebagai pola
tingkah laku yang hamper mirip.Berdasarkan pandangannya tentang belajar ini
Gagne menemukan bahwa ada lima ragam belajar yang terjadi pada manusia,yaitu
informasi verbal,keterampilan intelek,keterampilan motorik,sikap,dan siasat
kognitif.
Informasi verbal adalah kapabilitas yang dinyatakan dengan kategori
memperoleh label atau nama-nama,fakta,dan bidang pengetahuan yang sudah
tersusun.Kegiatan dalam mengetahui kapabilitas informasi verbal dilakukan
dengan mengatakan,member nama lain yang hamper sama,membuat ikhtisar dari
informasi yang telah dipelajari.
Keterampilan intelek adalah kapabilitas yang berupa keterampilan yang
membuat seseorang mampu dan berguna di masyarakat.Keterampilan intelek
berhubungan dengan pendidikan formal dari mulai tingkat taman kanak-kanak
dan seterusnya.Keterampilan intelek ini terdiri atas empat keterampilan yang
bersifat sederhana.Ciri umum keterampilan ini adalah membutuhkan prasuarat
10
untuk mengembangkan kemulusan/kehalusan bertindak dan pengaturan
waktu.Keterampilan ini bila sering diperaktekan akan bertambah sempurna.Untuk
itu,dalam mengajarkannya perlu banyak pengulangan atau latihan-latihan disertai
umpan balik dari lingkungan.
Sikap adalah kapabilitas yang mempengaruhi pilihan tentang tindakan
mana yang perlu diambil.Ciri kapabilitas ini adalah tidak menentukan tindakan
khusus apa yang perlu diambil.Belajar memperoleh sikap didasarkan pada
informasi tentang tindakan apa yang perlu dilakukan dan apa akibatnya.
Siasat kognitif adalah kapabilitas yang mengatur bagaimana siswa
mengelola belajarnya,seperti mengingat atau berpikir dalam rangka
mengendalikan sesuatu untuk mengatur suatu tindakan.Hal ini mempengaruhi
perhatian siswa dan informasi yang tersimpan dalam ingatannya.Kapasitas ini
mempengaruhi siasat siswa dalam rangka menemukan kembali hal-hal yang telah
tersimpan.Siasat kognitif ini suatu proses inferensi atau induksi di mana seseorang
mengingat objek-objek dan kejadian-kejadian dalam rangka memperoleh suatu
kejelasan mengenai suatu gejala tertentu untuk menghasilkan induksi.Siasat
kognitif sama dengan proses berpikir siswa sendiri.
Kelima ragam belajar ini diperoleh dengan cara yang berlainan,yaitu
masing-masing memerlukan keterampilan prasyarat yang berbeda dan perangkat
langkat proses kognitif yang berbeda pula yang disebut kondisi belajar internal.
Ada dua prasyarat yang mendukung terjadinya lima ragam belajar,yang
prasyarat esensial dan prasyarat pendukung.Prasyarat esensial adalah kabilitas
khusus yang merupakan bagian terpadu,dan prasyarat pendukung adalah
kapabilitas-kapabilitas yang memperlancar proses belajar.
Agar peserta didik dapat berhasil belajar diperlukan persyaratan sebagai
berikut : kemampuan berpikir yang tinggi bagi para siswa, menimbulkan minat
yang tinggi terhadap mata pelajaran, bakat dan minat yang khusus, menguasai
bahan-bahan dasar yang diperlukan untuk meneruskan pelajaran, menguasai salah
satu bahasa, stabilitas psikis, kesehatan jasmani, kehidupan ekonomi yang
memadai, menguasai teknik belajar disekolah dan diluar sekolah.
a. Memberitahukan tujuan pembelajaran pada anak didik.Agar anak didik
mempunyai pengharapan dan tujuan selama belajar maka kepada anak didik
perlu dijelaskan tujuan apa saja yang akan dicapai selama
11
pembelajaran,manfaat materi yang akan dipelajarai siswa,dan tugas-tugas
yang harus diselesaikan selama pembelajaran.
b. Merangsang ingatan pada materi prasyarat.Bila siswa telah memiliki
perhatian dan pengharapan yang baik pada pelajaran,guru perlu mengingatkan
siswa pada materi apa saja yang telah dikuasai sehubungan dengan materi
yang akan diajarkan.
c. Menyajikan bahan perangsang.Peristiwa pembelajaran keempat adalah
menyajikan bahan kepada siswa berupa pokok-pokok materi yang penting
yang bersifat kunci.
d. Memberi bimbingan belajar.Bimbingan belajar diberikan dengan tujuan untuk
membantu siswa agar mudah mencapai tujuan pembelajaran atau
kemampuan-kemampuan yang harus dicapainya pada akhir pembelajaran.
e. Penampilan unjuk kerja.Untuk mengetahui apakah siswa telah mencapai
kemampuan yang diharapkan,mintalah mereka untuk menampilkan
kemampuannya dalam bentuk tindakan yang dapat diamati oleh guru.
f. Memberi umpan balik.Memberi umpan balik merupakan fase belajar yang
terpenting.
g. Menilai unjuk kerja.Merupakan peristiwa pembelajaran yang bertujuan untuk
menilai apakah siswa sudah mencapai tujuan atau belum.
h. Meningkatkan retensi.Peristiwa pembelajaran terakhir yang harus dilakukan
guru adalah upaya untuk meningkatkan retensi dan alih belajar.Guru perlu
memberikan latihan-latihan dalam berbagai situasi agar siswa dapat
mengulangi dan menggunakan pengetahuan barunya kapan saja jika
diperlukan.
Menurut Gagne,yang terpenting dalam pembelajaran adalah menciptakan suatu
kondisi pembelajaran (eksternal) yang dirancang untuk mendukung terjadinya
proses belajar yang bersifat internal.
Menurut pendapat Carl R. Rogers (Ahli Psikoterapi) praktek pendidikan
menitikberatkan pada segi pengajaran, bukan pada siswa yang belajar. Praktek
tersebut ditandai oleh peran guru yang dominan dan siswa hanya menghafalkan
pelajaran.
Langkah-langkah dan sasaran pembelajaran yang perlu dilakukan oleh
guru menurut Rogers adalah meliputi : guru memberi kepercayaan kepada kelas
12
agar kelas memilih belajar secara terstruktur, guru dan siswa membuat kontrak
belajar, guru menggunakan metode inquiri atau belajar menemukan (discovery
learning), guru menggunakan metode simulasi, guru mengadakan latihan
kepekaan agar siswa mampu menghayati perasaan dan berpartisipasi dengan
kelompok lain, guru bertindak sebagai fasilitator belajar dan sebaiknya guru
menggunakan pengajaran berprogram agar tercipta peluang bagi siswa untuk
timbulnya kreatifitas dalam belajar (Dimyati dan Mudjiono, 1999:17).
Jadi dapat ditegaskan belajar menurut Carl R. Rogers adalah untuk
membimbing anak kearah kebebasan dan kemerdekaan, mengetahui apa yang baik
dan yang buruk, dapat melakukan pilihan tentang apa yang dilakukannya dengan
penuh tanggung jawab sebagai hasil belajar. Kebebasan itu hanya dapat di pelajari
dengan memberi anak didik kebebasan sejak mulanya sejauh ia dapat memikulnya
sendiri, hal ini dilakukan dalam konteks belajar.
Dalam melakukan intraksi belajar mengajar,penggunaan suatu metode
mengajar mutlak diperlukan sebab metode merupakan salah satu unsur penting
dalam proses pengajaran yang dilakukan baik di sekolah maupun di luar
sekolah.Dalam melakukan pembelajaran baik dengan model,pendekatan,strategi
maupun lainnya sudah barang tentu memiliki kelebihan dan kelemahan.
Banyak ahli member definisi tentang penelitian tindakan kelas (PTK).Berikut
ini akan disajikan beberapa definisi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dikemukakan oleh para ahli :
1. Standford (1970) mendefinisikan Penelitian Tindakan Kelas adalah
analysis,fact finding,conceptualization,planning,execution,more fact finding
or evalution,and then refetition of this whole circle of activities,indeed,a
spiral of such circles.
2. Tim Proyek PGSM (1999) mendefinisikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang
dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka
dalam melaksanakan tugas,memperdalam pemahaman terhadap tindakan –
tindakan yang dilakukan itu,serta memperbaiki kondisi di mana praktek
pembelajaran tersebut dilakukan.
13
3. Mukhlis,Abdul dan Nur,Muhamad,(2001) mendefinisikan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah action research is a from of self reflective
inquiry undertaken by participant in a social (including educational) situation
inorder to improve the rationality and justice of (a) their own social or
educational practice,(b) their understanding of these practices,and (c) the
situations in which practices are carried out (Penelitian tindakan kelas adalah
suatu bentuk penelaahan atau iquiri melalui refleksi diri yang dilakukan oleh
peserta kegiatan pendidikan tertentu dalam situasi social termasuk
pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran dari (a)
praktikpraktik social atau kependidikan yang mereka lakukan sendiri,(b)
pemahaman mereka terhadap praktek-praktek tersebut,(c) situasi di tempat
praktek itu dilaksanakan.
4. Mills,(2003) mendefinisikan Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut : Any
syistematic inquiry conducted by techer researchers,to gather information
abaut how their particular schools aperate,how theyteach,and how well their
students learn.
5. Rapoport,(1991) mendefinisikan Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut :
Action research aims to contribute both to the practical concerns of people in
an immediate problematic situation and to the goals of social science
(including education) by joint collaboration within a mually acceptable
ethical framework.(Banilaio,2008).
14
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subjek Penelitian
a. Lokasi
Adapun yang menjadi lokasi subjek penelitian adalah MI NW
Lingkok Telu Desa Jenggik Utara Kecamatan Montong Gading Kabupaten
Lombok Timur.
b. Waktu
Waktu penelitian mulai pada bulan September sampai dengan bulan
Nopember 2010.Sedangkan pelaksanaan siklus I tanggal 18 Oktober 2010
dan siklus II dilaksanakan tanggal 23 Oktober 2010.
c. Mata Pelajaran
a. Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang memiliki fungsi
strategis bagi siswa Sekolah Dasar dalam perkembangan belajarnya
karena melalui mata pelajaran ini ditanamkan tiga kemampuan dasar
sebagai kemampuan minimal yang mesti dikuasai oleh setiap siswa
Sekolah Dasar yaitu kemampuan membaca,menulis dan berbicara.
Mata pelajaran bahasa Indonesia mencakup bahan pelajaran yang
mengembangkan kemampuan dan keterampilan dasar penggunaan
bahasa yang meliputi mendengarkan,berbicara atau bercerita,membaca
dan menulis atau mengarang.
Kemampuan dan ketermpilan dasar sebagaimana yang
dipersyaratkan dalam pelajaran bahasa Indonesia tersebut akan dapat
dicapai oleh siswa apabila seorang guru memiliki kemampuan
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang efektif,kreatif
dan dinamis.
b. Ilmu Pengetahuan Alam
Mata pelajaran IPA berisi bahan pelajaran yang menekankan agar
siswa mengenal,memahami alam semesta dalam kaitannya dengan
praktek kehidupan sehari-hari (Kurikulum Pendidikan Dasar
1994).Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan berfungsi untuk memberikan
15
pengetahuan tentang lingkungan alam,mengembangkan
keterampilan,wawasan dan kesadaran teknologi dalam kaitan dengan
pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.Mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam lebih bersifat member pengetahuan melalui
pengamatan terhadap berbagai jenis dan perangai lingkungan alam
serta lingkungan buatan.Pada perinsipnya Ilmu Pengetahuan Alam di
SD membekali siswa dengan kemampuan berbagai cara mengetahui
dan suatu cara mengerjakan yang dapat membantu siswa untuk
memahami alam sekitar secara mendalam.(Kurikulum 2004)
d. Kelas
Kelas yang menjadi objek penelitian adalah kelas V yang terdiri dari 24
orang yang memiliki karakteristik yang heterogen atau beragam,terutama
dari segi intelegensi dan sosio cultural dan komunikasi.
e. Karakteristik Siswa
Karakteristik siswa merupakan hal yang pertama kali yang perlu
diperhatikan karena kegiatan pembelajaran pada intinya ditujukan untuk
membelajarkan siswa.Dalam merancang kegiatan pembelajaran,guru harus
mengetahui terlebih dahulu pengetahuan awal siswa.Pemahaman terhadap
pengetahuan awal ini merupakan titik awal bagi guru untuk merancang
kegiatan pembelajaran,baik yang menyangkut tujuan,materi,metode,dan
evaluasinya.Untuk mengetahuinya dapat dilakukan dengan mempelajari
ketercapaian tujuan pada kegiatan pembelajaran sebelumnya atau dengan
mengevaluasi hasil belajar siswa.Hal lain yang terkait dengan siswa adalah
jumlah siswa dalam suatu kelas.Ini juga penting karena akan terkait
dengan strategi dan metode pembelajaran yang akan digunakan termasuk
penggunaan sarana penunjang pembelajaran.
Menurut Dick & Carey (1990),karakteristik siswa yang harus
diidentifikasi guru adalah tingkat kemampuan,pengalaman
sebelumnya,minat,motivasi,dan harapan terhadap pembelajaran.Dengan
memperhatikan karakteristik siswa yang kita hadapi,kita akan dapat
merancang kegiatan pembelajaran yang sesuai bagi mereka sehingga
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dpat dikuasai dengan
optimal.Kemampuan awal dan karakteristik siswa dapat digunakan guru
sebagai jembatan untuk menguasai kemampuan baru.
16
Rencana pembelajaran yang disusun haruslah dibuat sesuai dengan
tujuan serta kebutuhan siswa.Materi pelajaran yang diberikan harus sesuai
dengan tuntutan dan dalam rangka memenuhi kebutuhan
siswa,perkembangan siswa,mengandung norma yang positif,serta
memperhatikan minat dan perhatian siswa.Selain kaitan dengan hal
tersebut,pada intinya rencana pembelajaran yang dibuat harus ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan siswa atau dengan kata lain harus chil
centered atau terpusat pada siswa.Dengan demikian,segala sesuatu yang
direncanakan dan dirumuskan sepenuhnya ditujukan agar siswa
belajar.Proses pembelajaran siswa tersebut haruslah direncanakan sesuai
dengan tujuan dari pembeljaran itu sendiri,yang berorientasi pada tujuan.
Dalam kegiatan pembelajaran,guru harus selalu peka terhadap
perubahan kebutuhan siswa.Oleh karena itu,guru bias menggunakan
berbagai pendekatan pembelajaran agar siswa tidak menjadi bosan.Penting
diperhatikan bahwa mengajak dan menjaga agar siswa tetap belajar adalah
tugas guru dalam rangka menjaga semangat elajar.Siswa dapat diajak
bersama-sama memikirkan dan melakukan proses pembelajaran yang telah
direncanakan guru.Oleh karena itu,penting pula bagi guru untuk
mengetahui keadaan awal para siswa.
Dalam menerapkan karakteristik belajar anak SD dalam proses
pembelajaran di sekolah,sekurang-kurangnya ada dua tahapan yang harus
dilakukan guru yaitu membuat perencanaan pengajaran dan melaksanakan
pengajaran.Dalam merencanakan pengajaran,tujuan pengajaran hendaknya
merupakan titik tolak awal dalam mengembangkan materi yang akan
diajarkan yang kemudia dipertimbangkan berdasarkan waktu,metode,dan
sarana yang diperlukan.Tujuan pengajaran pada dasarnya adalah berupa
perubahan perilaku anak yang diharapkan akan terwujud setelah melalui
proses belajar-mengajar.Faktor kondisi anak juga harus merupakan
pertimbangan utama.Peristiwa pengajaran pada dasarnya merupakan
rangsangan bagi anak untuk melakukan kegiatan belajar.Kegiatan ini
berlangsung dalam suatu proses mengikuti tahapan-tahapan
tertentu,dengan hasil belajar tertentu,dan berlangsung dalam kondisi
tertentu pula.
Berikut akan dikemukakan urutan delapan langkah pokok peristiwa
pengajaran berdasarkan tahapan dan kondisi proses belajar.
17
a. Membangkitkan motivasi.
Motivasi merupakan kondisi internal sebagai pendorong pada diri anak
untuk melakukan kegiatan belajar.Motivasi akan menentukan arah dan
intensitas (kekuatan) perilaku dalam kegiatan belajar.Dengan motivasi
yang kuat anak akan lebih terarah dan lebih kuat tindakan
belajarnya.Oleh karena itu,membangkitkan motif anak merupakan
langkah awal yang harus dilakukan oleh guru agar anak memiliki
kesiapan dalam melakukan kegiatan belajar.Banyak cara yang dapat
dilakukan guru dalam membangkitkan motif anak,antara lain dengan
mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan perhatian anak.
b. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran.
Sebagai cara lain untuk membangkitkan motivasi anak dalam belajar
adalah dengan menjelaskan tujuan pengajaran yang berupa
kemampuan yang diharapkan dapat dicapai oleh anak.
c. Mengarahkan Perhatian
Langkah selanjutnya dalam pengajaran adalah mengarahkan perhatian
anak kepada rangsangan yang menjadi bagian dari materi dan kegiatan
belajar.Perhatian merupakan peningkatan aktivitas arah perilaku dalam
menghadapi suatu rangsangan tertentu.Dalam kegiatan ini mempunyai
peranan yang penting untuk mengarahkan tindakan-tindakan kegiatan
belajar.Dengan perhatian yang tinggi anak akan dapat mewujudkan
perilaku belajar secara lebih efektif.
d. Merangsang Ingatan.
Dalam kegiatan pengajaran sering diperlukan macam situasi tertentu
sebelum memulai kegiatan belajar baru.Situasi tertentu ini adalah
menampilkan kembali hasil belajar yang telah dicapai pada kegiatan
belajar sebelumnya sebagai pengantar kepada kegiatan belajar yang
akan dihadapi.
e. Memberikan bimbingan dalam belajar.
Tahapan selanjutnya dalam kegiatan pengajaran adalah anak memulai
melaksanakan tugas-tugas kegiatan belajar.Dalam langkah ini sudah
pasti setiap anak akan memilikipenampilan yang berbeda satu dengan
yang lainya.Ada anak yang cepat dalam belajar,ada anak yang
lambat,ada anak yang sukar mengikuti petunjuk guru,atau ada anak
yang sudah mengenal lebih dahulu.Dalam situasi seperti ini peranan
18
guru dalam memperhatikan keadaan anak secara individual dan
memberikan bantuan agar mereka dapat mengikuti kegiatan beljar
sesuai dengan keadaan diri masing-masing.Mungkin ada anak yang
memerlukan tambahan waktu belajar,atau ada anak yang memerlukan
alat peraga tertentu,ada yang memerlukan penggunaan bahasa daerah
agar lebih mudah mengerti.
f. Meningkatkan daya ingat.
Hasil belajar yang telah dicapai anak akan disimpan dalam simpanan
ingatan di dalam pusat kesadaran.Simpanan ingatan itu akan
dimunculkan kembali pada saat-saat tertentu misalnya pada waktu
menghadapi tugas-tugas belajar seperti ujian atau penggunaan dalam
kehidupan sehari-hari.
g. Mengebangkan pemindahan hasil belajar.
Hasil belajar yang telah diperoleh anak,selain disimpan dalam pusat
kesadaran dalam bentuk memori,juga harus dapat diterapkan dalam
situasi lain.Proses ini disebut transfer dalam belajar atau peruses
pemindahan hasil belajar dalam situasi tertentu ke dalam situasi lain
yang memiliki kesesuaian dengan hasil belajar.
h. Memperoleh balikan
Urutan terakhir dalam langkah pengajaran adalah memperoleh balikan
dari proses dan hasil belajar.Balikan adalah gambaran terhadap hasil
dari proses belajar-mengajar yang berupa perubahan perilaku sesuai
dengan tujuan.Anak harus mengetahui hasil belajar yang telah
dilakukannya dan sebagai sumber motivasi bagi tindakan perilaku
belajar selanjutnya.
B. Deskripsi Per Siklus dan Refleksi
1. Pelaksanaan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan peneliti menyusun Rencana Pelaksanakan
Pembelajaran (RPP),menyusun pedoman observasi,dan merancang
tahapan tindakan yaitu tes awal,tes akhir siklus I.
Siklus I dilakukan pembelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Setelah itu diadakan tes awal yang merupakan langkah
pertama dalam kegiatan ini.Fungsi tes awal ini adalah untuk memperoleh
19
informasi tentang kemampuan-kemampuan yang tercantum dalam tujuan
istruksional,sebelum mereka mengikuti pembelajaran yang telah
disiapkan.Apabila siswa telah menguasai kemampuan yang tercantum
dalam tujuan pembelajaran yang ingin dicapai mka hal itu tidak perlu
diberikan lagi oleh guru dlam program pembelajaran yang akan
diberikan.Hal ini berfungsi sebagai uji coba pembelajaran Bahasa
Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas V MI NW Lingkok Telu
pada materi “Membaca dan Memahami Puisi” Bahasa Indonesia
sedangkan pada Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah “Konduktor dan
Isolator Panas”.
b. Tahap Tindakan atau Pelaksanaan
Berdasarkan tes yang diadakan pada setiap akhir pembelajaran (siklus
I) dari dua mata pelajaran tersebut menunjukkan bahwa dari 24 orang,13
orang yang mencapai tingkat pemahaman 70% ke atas.
Pada waktu pelaksanaan tes awal yang fungsinya sebagai tes
diagnosis,peneliti dibantu oleh seorang (observer) teman
sejawat.Pengamatan teman sejawat ini dapat dijadikan sebagai refleksi dari
pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dan dapat pula dijadikan sebagai
data penyebab gagalnya siswa menyerap pembelajaran.
c. Tahap Pengamatan
Menurut teman sejawat ini,hasil yang diperoleh siswa pada Bahasa
Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam masih rendah,antara lain
disebabkan oleh :
a. Untuk materi Bahasa Indonesia siswa tidak dapat menjawab dengan
baik dan benar,karena contoh dan jawaban yang disediakan masih
membingungkan siswa.Ini disebabkan juga oleh para siswa yang tidak
serius dan kurang konsentrasi pada waktu mendengarka penjelasan guru
dalam proses pembelajaran di kelas,disamping itu juga siswa umunya
daya khayalnya masih terbatas.
b. Untuk materi Ilmu Pengetahuan Alam “Konduktor dan Isolator Panas”
siswa masih kurang paham sehingga tidak dapat menjawab dengan
benar.Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan siswa tentang
materi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),serta waktu proses
20
pembelajaran,tidak variatif,termasuk media atau alat peraga yang tidak
lengkap.
c. Baik pada materi pembelajaran Bahasa Indonesia dan materi
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),proses pembelajarannya
guru menerangkan terlalu cepat,monoton,tidak menggunakan
pendekatan,strategi,dan metode yang variatif,sehingga murid cepat
jenuh,perhatian siswa kurang terfokus,guru tidak memberikan siswa
berlatih di depan papan tulis dan disebabkan juga oleh media atau alat
praga yang tidak lengkap dipersiapkan.Akibatnya kecepatan
pemahaman siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) dapat terganggu pada proses pembelajaran.
d. Tahap Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian adalah
metode tes dan observasi.Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai
berikut.
a. Tes Awal
Kemampuan awal mengacu pada pengetahuan,sikap,dan
keterampilan yang telah dikuasai siswa sebelum mengikuti
pembelajaran.Tes awal dilakukan sebelum melakukan penerapan
yang akan diterapkan oleh peneliti yaitu sebelum melakukan
penerapan metode problem solving.Dengan mengetahui kemampuan
awal siswa,guru dapat menentukan batas,mana yang perlu dan tidak
perlu dibahas dalam pembelajaran.Adapun tujuan tes awal ini adalah
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik sebelum
melakukan penelitian dan sebagai tolok ukur untuk mengetahui
pemahaman siswa dengan metode problem solving pada materi
“Membaca dan Memahami Puisi” pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia “ Konduktor dan Isolator Panas “ pada IPA kelas V MI
NW Lingkok Telu Desa Jenggik Utara Kabupaten Lombok Timur.
b. Tes Akhir
Kalau tes awal diberikan sebelum siswa mengikuti pelajaran
maka tes akhir diberikan setelah selesai mengikuti pembelajaran.Tes
yang diberikan dalam tes akhir ini identik dengan yang diberikan
pada tes awal.Tes akhir adalah tes yang dilakukan setelah
21
pembelajaran dengan metode problem solvingAdapun pelaksanaan
tes akhir dilakukan selama dua siklus,yaitu siklus I dan siklus II,dan
dari hasil akhir ini akan terlihat pula perkembangan peningkatan
pemahaman siswa pada setiap siklus.
e. Metode Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan gejala
sistematika terhadap gejala yang tampak pada objek
penelitian.Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek
tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa,sehingga observasi berada
bersama objek yang diselidiki atau diobservasi dilakukan secara
langsung (Margono,2003 : 158).
Observasi digunakan untuk mendapatkan data yang obyektif
tentang proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang sedang
berlangsung,baik menyangkut kegiatan peserta didik maupun pendidik.
Teknik observasi terdiri atas sejumlah cara untuk memahami
individu mengenai aspek-aspek yang bersifat perbuatan,misalnya
kebiasaan belajar,tingkah laku di kelas,hubungan social,aktivitas dalam
diskusi,ketepatan leksanakan suatu tugas dan sebagainya.Agar
observasi dilakukan dengan baik maka terlebih dahulu harus disiapkan
alat bantunya yaitu pedoman observasi.Pedoman observasi merupakan
pedoman tertulis bagi pengamat atau guru yang berisikan rumusan
tentang hal-hal sebagai berikut.(1) tujuan,sasaran,dan focus observasi
(2)pengamat,waktu dan tempat pelaksanaan observasi (3) cara atau
prosedur observasi serta pencatatan dan pengolahan data.
f. Instrumen Pengumpulan Data
Guna mendapatkan data yang sebanyak-banyaknya yang berkaitan
dengan masalah penelitian diperlukan suatu alat pengumpul yang dikenal
dengan instrument penelitian.Keberhasilan suatu penelitian banyak
dipengaruhi oleh instrument yang digunakan,sebab data yang diperlukan
untuk menjawab pertanyaan penelitian atau masalah diperoleh peneliti
melalui instrument.Jadi,dapat disimpulkan bahwa instrument penelitian
merupakan alat yang sangat membantu peneliti dalam mengumpulkan
data.
22
2. Pelaksanaan Siklus II
Pada pelaksanaan siklus II ini,instrument yang digunakan sama
seperti instrument yang digunakan pada siklus I.Pada siklus II ini,dibuat
rencana perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V dengan
materi “ Membaca dan Memahami Puisi”.
a. Pada kegiatan awal,guru mengadakan apersepsi memotivasi siswa
dengan menjelaskan pentingnya membaca.
b. Guru memfokuskan pembelajaran tentang “membaca” kemudian
pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan dapat dijawab dengan
tepat.
c. Memberi latihan dan tugas rumah
d. Tugas akhir,guru menyimpulkan pelajaran serta mengadakan evaluasi
dan tindak lanjut.
Begitu pula pada hari yang lain pada siklus II dibuat rencana
perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi
“Konduktor dan Isolator Panas” :
a. Pada kegiatan awal,guru melakukan apersepsi dengan menampilkan
gambar eraga,dengan diikuti Tanya jawab tentang konduktor dan
isolator panas.
b. Pada kegiatan inti,guru memfokuskan kegiatan belajar pada pengertian
konduktor dan isolator panas pada alat peraga.
c. Beberapa siswa ditugaskan ke depan untuk menyelesaikan soal,secara
bergiliran dengan bimbingan guru.
d. Siswa yang lain mengamati hasil beberapa temannya yang
lain,kemudian member komentar apakah pekerjaan temannya itu slah
atau benar dengan memberikan alas an-alasan yang masuk akal.
e. Pada kegiatan akhir,guru menyimpulkan materi pelajaran,evaluasi dan
tindak lanjut dengan memberikan tugas rumah dan belajar kelompok.
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada materi mata
pelajaran Bahasa Indonesia dan pada materi Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA),saya meminta teman sejawat mengobservasi kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan terutama mencermati dan memberikan penekanan
pada fokus perbaikan pembelajaran seperti :
23
a. Langkah-langkah yang ditempuh dalam perbaikan pembelajaran
Bahasa Indonesia pada kelas V adalah sebagai berikut :
1. Memotivasi siswa agar lebih serius dan bergairah mengikuti
pelajaran.
2. Membimbing siswa untuk lebih memahami membaca.
3. Memberi latihan yang lebih intensif.
4. Menyimpulkan,merangkum pelajaran bersama siswa.
5. Mengadakan evaluasi untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar
siswa.
6. Memberikan latihan dan tugas rumah dan belajar kelompok.
b. Langkah-langkah yang ditempuh dalam perbaikan pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam pada kelas V adalah sebagai berikut :
1. Guru membuka pelajaran dengan memberikan motivasi,mengatur
suasana dan mengadakan apersepsi dengan beberapa pertanyaan
untuk menggali pengetahuan siswa.
2. Guru menjelaskan materi secara klasikal dengan diawali dengan
pengertian konduktor dan isolator dalam kehidupan sehari-hari.
3. Siswa menyelesaikan soal secara bersama-sama atas bimbingan
guru,guru menyuruh siswa secara bergiliran untuk menyelesaikan
soal di papan tulis,sedangkan murid yang lain member komentar
atas jawaban temannya.
4. Guru bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran
5. Mengadakan evaluasi
6. Mengadakan tindak lanjut dengan tugas rumah.
Sesuai dengan focus permasalahan yang dialami oleh siswa maka
kegiatan khusus yang menjadi inti perhatian dalam perbaikan
pembelajaran adalah siswa mengetahui enda-benda termasuk konduktor
dan isolator,melakukan percobaan untuk membuktikan benda-benda itu itu
termasuk konduktor dan isolator.
Observasi tindakan pada siklus II ini memperlihatkan terjadinya
banyak perubahan yang positif terutama dalam proses pembelajaran.
Guru membuat catatan pelajara,rencana pelajaran,membuka
pelajaran,menjelaskan tujuan pembelajaran,membuat skenario
pembelajaran,memberikan penekanan terhadap materi pelajaran,dengan
menerapkan pembelajaran Robert Gagne dalam pembelajaran,melakukan
24
pola intraksi yang bervariasi,memberikan tugas latihan dan
mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Pada siswa bergairah mengikuti pelajaran,umpan balik terjadi,aktif
saling memberikan tanggapan,kegiatan belajar mengajar berjalan
lancer,jumlah siswa kebingungan dapat diperkecil dan siswa tidak takut
dan malu engajukan pertanyaan pada gurunya.
Refleksi,berdasarkan observasi dalam pelaksanakan perbaikan
pembelajaran pada siklus II diperoleh data sebagai berikut :
a. Secara umum ketuntasan belajar siswa kelas V MI NW Lingkok Telu
pada materi pembelajaran Bahasa Indonesia “Membaca dan
Memahami Puisi” dan materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
“Konduktor dan Isolator Panas” menunjukkan peningkatan.
b. Skenario pembelajaran sudah lebih baik.
c. Siswa diberi motivasi sehingga konsentrasi mengikuti pelajaran dan
bebas mengajukan pertanyaan.
d. Penyajian materi dengan menerapkan model pembelajaran Robert
Gagne,serta menggunakan pendekatan strategi dan metode yang
bervariasi ternyata lebih meningkatkan pemahaman siswa pada materi
pembelajaran Bahasa Indonesia dan materi pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam pada kelas V MI NW Lingkok Telu Montong
Gading Lombok Timur.
25
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Siklus I dan II
Pada bab IV ini akan disajikan data hasil pembelajaran Bahasa Indonesia
kelas V MI NW Lingkok Telu Kabupaten Lombok Timur.
Data perbaikan pembelajaran pada siklus I dan II akan ditampilkan dalam
bentuk table sehingga nantinya akan terlihat hasil perbaikan pembelajaran
yang telah dilakukan oleh guru pada siklus II pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
Data siklus I dan siklus II pada pembelajaran Bahasa Indonesia dan IPA
No Nama Siswa
Mata Pelajaran Ket.
Bahasa Indonesia IPA
Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
1 Deni Ilasantri 5 7 4 7
2 Lilis Prananda 6 8 6 8
3 Saadatul Hatmi 6 7 4 7
4 Yuli Alpaini 8 1 8 1
5 Zuriyati 8 1 6 8
6 Masniah 5 6 6 8
7 Halimatussakdiah 10 1 6 6
8 Ernawati 9 1 8 10
9 M.Farizal 6 7 6 7
10 Indrawati 8 9 6 10
11 Riana 6 8 8 10
12 Hartati 8 1 9 8
13 Nopianti 6 7 6 9
14 Wirahadi 8 9 6 7
15 A.Sodikin 5 6 6 8
16 Doni Ramdani 4 6 8 6
17 M.Jaili 6 7 4 7
18 Zul Ihwan 6 8 6 1
19 Hizbul Badawi 7 8 9 7
20 Wisnu Putrajat 6 7 6 8
21 M.Fikri 6 7 7 7
22 M.Habib 6 8 6 8
26
23 Wawan Efendi 7 9 7 7
24 M.Rizwan 6 7 6 8
Jumlah 24 Siswa
Rata-rata
67 82 62 75
B. Pembahasan Siklus
1. Hasil Penelitian Siklus I
a. Analisis
Dari hasil data yang didapat oleh observer,maka proses belajar
mengajar yang telah dilakukan dapat dapat dianalisis : proses
pembelajaran kurang lancer karena siswa kurang bersemangat dalam
menerima pelajaran.Disamping itu juga,guru kurang memberikan
arahan dan motivasi kepada siswa,serta guru tidak menggunakan
pendekatan,strategi dan metode pembelajaran yang variatif.
b. Sintetis
Pada siklus ini dari proses pembelajaran yang telah dilakukan
mulai dari perencanaan sampai pada akhir kegiatan,ternyata belum
dapat meningkatkan pemahaman siswa sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh guru.Hal ini disebabkan karena masih adanya
kelemahan yang menjadi rintangan dalam mencapai peningkatan
pemahaman siswa sehingga perlu dilakukan pembelajaran pada siklus II
selanjutnya.
c. Evaluasi
Berdasarkan hasil data,pada proses pembelajaran pada siklus I
ini,memperlihatkan bahwa proses pembelajaran Bahasa Indonesia dan
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memperlihatkan bahwa tingkat
pemahaman siswa secara klasikal masih di bawah standar,yaitu dari 24
orang siswa,nilai rata-rata kelas 67,sedangkan pada materi IPA dari 24
orang siswa nilai rata-rata kelas 62,kurang dari nilai rata-rata standar 70
ke atas.
27
2. Hasil Penelitian Siklus II
Hasil observasi proses pembelajaran pada siklus II menunjukkan
hal-hal sebagai berikut :
a. Siswa lebih aktif,hal ini disebabkan karena guru sudah banyak
memberikan bimbingan dan pengayaan tambahan atau penjelasan.
b. Siswa lebih cepat menerima materi pelajaran karena guru telah
mencoba menerapkan model pembelajaran Robert Gagne,media atau
alat peraga dipersiapkan,skenario pembelajaran telah dirancang dengan
baik,pembelajaran menggunakan metode yang variatif.
Refleksi terdiri dari :
1. Analisis
Setelah diadakan siklus II yang diikuti,dengan kelas yang
dilakukan sesuai dengan perencanaan dan skenario pembelajaran,maka
proses pembelajaran berjalan dengan baik dan sempur4na serta suasana
kelas yang kondusif.
2. Sintetis
Dari hasil analisis di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kelemahan-kelemahan dan kekurangan pada proses pembelajaran
siklus I telah dapat diatasi dengan baik.Dengan kata lain perbaikan
pembelajaran Bahasa Indonesia dan IPA pada kelas V MI NW
Lingkok Telu telah berhasil meningkatkan pemahaman siswa.
3. Evaluasi
Hasil evaluasi proses perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia
dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas V MI NW Lingkok Telu
dengan penerapan model pembelajaran Robert Gagne membuktikan
bahwa perubahan peningkatan pemahaman siswa pada materi Bahasa
Indonesia yaitu rata-rata kelas 67,berubah menjadi 82. Sedangkan pada
maeri IPA dari rata-rata kelas pada siklus I,62 berubah menjadi 75
pada siklus II
28
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang telah
dilakukan mengenai penerapan model pembelajaran Robert Gagne,untuk
meningkatkan pemahaman siswa kelas V pada materi pembelajaran Bahasa
Indonesia dan IPA,maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Peningkatan pemahaman siswa kelas V MI NW Lingkok Telu dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia dan pembelajaran Ilmu pengetahuan Alam
(IPA) dengan penerapan model pembelajaran Robert Gagne,ternyata dapat
meningkatkan pemahaman siswa pada kegiatan pembelajaran Bahasa
Indonesia dan IPA.Hal ini terlihat dari perubahan nilai rata-rata kelas
67,pada siklus II menjadi 82.Sedangkan pada pembelajaran IPA siklus I 62
berubah menjadi 75 pada siklus II.
2. Kreativitas dan pendekatan,strategi dan metode yang variatif dalam
pembelajaran materi Bahasa Indonesia dan IPA sangat berperan dalam
meningkatkan pemahaman siswa.
3. Kegiatan pembelajaran yang bertahap sangat memungkinkan berhasilnya
peningkatan pemahaman siswa.
B. Saran
1. Dalam upaya meningkatkan kinerja guru perlu sekali setiap guru
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada masing-masing
sekolahnya.Hal ini bermanfaat bagi pembelajaran yang dikelolanya dan
juga bagi siswanya.
2. Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini,perlu dibaca oleh guru-guru yang
lain.Hal ini penting karena dengan ikut membaca Penelitian Tindakan
Kelas,guru yang lain sepertinya berhadapan dengan masalah
sendiri.Dengan demikian,diharapkan para guru akan berkembang secara
professional,mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang
dikelolanya.
3. Menggunakan pendekatan,strategi dan metode,serta mempersiapkan media
atau alat peraga dlam kegiatan pembelajaran apapun sangat diperlukan
29
oleh seorang guru agar tujuan pembelajarannya berhasil sesuai dengan
harapan.
4. Diharapkan kepada pendidik dalam melakukan proses belajar mengajar
dapat menggunakan metode mengajar secara lebih efektif dan efisien.
5. Pendidik dalam melakukan proses belajar mengajar agar dapat melakukan
berbagai pendekatan dalam mengajar sehingga penguasaan materi
pelajaran oleh peserta didik dapat mengalami peningkatan yang jauh lebih
baik dari sebelumnya.