Upload
made-kenedy
View
949
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B ‐ 1
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
B.1 TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK
B.1.1 PEMAHAMAN TERHADAP KAK
1. LATAR BELAKANG
Penyediaan air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar dan hak sosial ekonomi
masyarakat yang harus dipenuhi oleh Pemerintah, baik itu Pemerintah Daerah maupun
Pemerintah Pusat. Ketersediaan air minum merupakan salah satu penentu peningkatan
kesejahteraan masyarakat, yang mana diharapkan dengan ketersediaan air minum dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan dapat mendorong peningkatan produktivitas
masyarakat, sehingga dapat terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Oleh
karena itu, penyediaan sarana dan prasarana air minum menjadi salah satu kunci dalam
pengembangan ekonomi wilayah.
Menilik dari permasalahan tumpang tindihnya program pengembangan sarana dan prasarana air
minum yang terjadi di masa lampau, member suatu pemikiran untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut secara sistemik. Di sisi lain, kondisi geografis, topografis dan geologis
dan juga aspek sumber daya manusia yang berbeda di setiap wilayah di Indonesia,
menyebabkan ketersediaan air baku dan kondisi pelayanan air minum yang berbeda dapat
memberikan implikasi penyelenggaraan SPAM yang berbeda untuk masing‐masing wilayah.
Untuk itu dibutuhkan suatu konsep dasar yang kuat guna menjamin ketersediaan air minum
bagi masyarakat sesuai dengan tipologi dan kondisi di daerah tersebut.
Rencana Induk dan Rencana Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum merupakan
jawaban bagi dasar pengembangan air minum suatu wilayah. Diharapkan, dengan adanya
Rencana Induk Air Minum, dapat menjadi dasar tersusunnya suatu program pengembangan
B BAB
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B ‐ 2
Sistem Penyediaan Air Minum wilayah yang berkelanjutan (sustainable) dan terarah. Selain itu
dengan adanya rencana teknis pengembangan SPAM (DED) yang memenuhi syarat peraturan
berlaku (Permen PU No. 18/2007), maka pengembangan SPAM di suatu lokasi/kawasan akan
mendukung keberfungsian dan keberlanjutan yang sistematis.
2. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
Secara TuPokSi pelaksanaan, penyusunan Master Plan/Rencana Induk dan Rencana Teknis (DED)
Pengembangan SPAM (PP No.16 Thn 2005) merupakan tanggung jawab Pemerintah Daerah
(pemerintah kab/kota). Namun mengingat keterbatasan SDM di daerah, maka diperlukan
bantuan teknis dari Pemerintah Pusat dalam menyusun RIS mengenai SPAM di wilayah
administratifnya dan advisory teknis dalam penyusunan rencana teknis pada rencana daerah
pelayanan SPAM di wilayah administratif kabupaten/kota.
Berkenaan dengan paparan yang dikemukakan di atas dan memfasilitasi pengembangan SPAM
di beberapa kabupaten/kota, maka pada tahun anggaran 2012 melalui pendanaan rupiah murni
dilakukan kegiatan Konsultan Advisori Perencanaan Teknis dan RIS di Propinsi Bali. Secara
umum, konsultan advisori ini akan melakukan pendampingan penyusunan rencana induk
pengembangan SPAM kabupaten/kota terpilih dan melakukan review terhadap kesiapan
rencana teknis pengembangan SPAM yang akan dilaksanakan dan di biayai APBN pada TA 2013.
3. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari pekerjaan ini antara lain;
1. Membantu Pihak Pemerintah Kab/Kota di daerah studi dalam menyusun rencana induk
pengembangan SPAM;
2. Membantu Satker Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Bali dalam melakukan
evaluasi kriteria kesiapan program pengembangan SPAM TA. 2013 dan mereview kesiapan
dan kesesuaian DED lokasi pengembangan SPAM yang dibiayai APBN TA 2013.
3. Memberikan masukan bagi pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota dalam upaya
mengembangkan prasarana dan sarana air minum di kabupaten / kota melalui program
yang terpadu dan berkelanjutan.
Tujuan yang hendak dicapai dari pelaksanaan kegiatan ini adalah;
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B ‐ 3
1. Menghasilkan draft dokumen rencana induk pengembangan SPAM, yang dapat menjadi
pedoman pengembangan SPAM di kabupaten/kota lokasi studi hingga tahun 2030.
2. Menghasilkan rencana lokasi (short list) pengembangan SPAM yang akan dibiayai APBN
Satker PKPAM Bali TA 2013.
3. Menghasilkan rencana teknis (DED) pengembangan SPAM lokasi APBN TA 2013 yang telah
terfasiliasi dan siap diimplementasikan.
Sasaran dari pekerjaan ini adalah disusunnya suatu masterplan pengembangan pemenuhan
SPAM di Kab/Kota sehingga pemerintah pusat dengan mudah memantau perkembangan
pemenuhan air bersih.
B.1.2 TANGGAPAN TERHADAP KAK (KERANGKA ACUAN KERJA)
1. TANGGAPAN UMUM
Setelah memahami dokumen KAK dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, konsultan secara garis
besar telah mampu memahami lingkup pekerjaan dan tujuan pelaksanaan kegiatan. Pihak
Konsultan akan mengikuti semua ketentuan yang tercantum dalam KAK dan syarat – syarat
tersebut mulai dari tahapan mengikuti seleksi umum ini sampai dengan tahapan pelaksanaan
pekerjaan.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal diperlukan kejelasan / kesepahaman dari setiap aspek
yang tertuang dalam KAK tersebut diantara kedua belah pihak dalam hal ini pihak Satuan Kerja
Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Bali, Direktorat Pengembangan Air minum,
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, sehingga diharapkan tidak ada
lagi pertanyaan – pertanyaan yang menyebabkan hambatan pada pelaksanaan pekerjaan.
Disamping itu dengan maksud untuk dapat memberikan masukan atau pertimbangan bagi pihak
direksi sehingga akan lebih menyempurnakan Kerangka Acuan Kerja (KAK)yang ada, diperlukan
beberapa tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja.
2. TANGGAPAN KHUSUS
TANGGAPAN TERHADAP LATAR BELAKANG
Setelah konsultan mempelajari dengan seksama bagian pendahuluan dan latar belakang yang
terdapat pada Kerangka Acuan Kerja (KAK), pada prinsipnya kerangka acuan untuk
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B ‐ 4
pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan sudah jelas dan dapat memberikan gambaran
mengenai bentuk pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
TANGGAPAN TERHADAP LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup kegiatan seperti yang termuat di dalam Kerangka Acuan Kerja yang harus
dilaksanakan oleh konsultan mencakup beberapa bagian pekerjaan yang sudah dirinci
tahapan pelaksanaannya, dan setelah dipelajari dan diamati dengan sebaik ‐ baiknya maka
konsultan berpendapat bahwa lingkup pekerjaan sudah cukup jelas dan mudah dipahami
oleh Konsultan.
3. TANGGAPAN TERHADAP PRODUK
Secara jelas laporan yang harus diserahkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sudah dapat
mengadopsi semua kebutuhan dalam kegiatan evaluasi kinerja. Selain laporan yang telah
dijelaskan dalam KAK, untuk memberikan informasi lebih detail mengenai proses desain
konsultan merekomendasikan beberapa hal seperti;
Penyusunan 1(satu) album dokumentasi proses kegiatan. Album ini akan menjelaskan
rangkuman kegiatan fisik yang terkait pemenuhan penyediaan SPAM yang dilakukan dan
konsep pengembangan yang akan diupayakan untuk dicapai oleh kab/kota hingga 2030.
Penyusunan 1(satu) CD video pelaksanaan pekerjaan. Video berdurasi sekitar 90 menit
merupakan rangkuman kegiatan fisik yang terkait pelaksanaan desain dan potensi‐
potensi yang dapat dikembangkan.
Laporan Bulanan. Konsultan merekomendasikan penambahan penyusunan laporan
bulanan sebagai wahana informasi progress pekerjaan dan penyerapan keuangan.
Melalui laporan ini diharapkan dapat dimonitor perkembangan pekerjaan konsultan
sehingga dapat diketahui setiap tahapan dan permasalahan yang terjadi.
4. TANGGAPAN TERHADAP PERSONIL
Konsultan berpendapat bahwa rincian tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
pekerjaan ini telah sesuai dengan lingkup pekerjaan yang diberikan. Masa penugasan tenaga ahli
sepanjang durasi pekerjaan memudahkan dalam koordinasi internal dan eksternal. Namun
untuk kesempurnaan kinerja tim konsultan, perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain:
1. Team Leader:
Sarjana dengan latar belakang pendidikan S‐1 Teknik Lingkungan / Penyehatan 1 (satu) orang
dengan pengalaman profesional pada bidang pekerjaan perencanaan air minum 3 tahun
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B ‐ 5
dengan masa penugasan selama 6 (enam) bulan, dengan melampirkan SKA Ahli Madya
Teknik Lingkungan dan Ijasah.
2. Ahli Air Minum:
Sarjana dengan latar belakang pendidikan S‐1 Teknik Lingkungan / Penyehatan 1 (satu) orang
dengan pengalaman profesional pada bidang pekerjaan perencanaan air minum 2 tahun
dengan masa penugasan selama 6 bulan, dengan melampirkan SKA Ahli MudaTeknik
Lingkungan dan Ijasah.
3. Ahli Sipil (Hidrologi dan Geohidrologi)
Sarjana dengan latar belakang pendidikan S‐1 Teknik Sipil (Hidrologi) 1 (satu) orang dengan
pengalaman 2 tahun pada studi‐studi Hidrologi dan geohidrologi dengan masa penugasan
selama 5 bulan, dengan melampirkan SKA Ahli Muda Teknik Sipil/Perencana Sumber Daya Air
dan Ijasah.
4. Ahli Keuangan
Sarjana dengan latar belakang pendidikan (S‐1) Ekonomi 1 (satu) orang dengan pengalaman 2
tahun di bidang investasi infrastruktur, diutamakan dengan pengalaman profesional analisis
keuangan di bidang air minum dengan masa penugasan selama 3 bulan, dengan melampirkan
Ijasah.
5. Ahli Sosial‐Ekonomi
Sarjana dengan latar belakang pendidikan (S‐1) Sosial‐Ekonomi 1 (satu) orang dengan
pengalaman profesional 2 tahun atau lebih pada studi penyusunan masterplan/rencana
induk kota/kawasan, terutama pada proyek‐proyek penyusunan program pembangunan
prasarana dan sarana infrastruktur permukiman dengan masa penugasan selama 4 bulan,
dengan melampirkan Ijasah.
5. TANGGAPAN TERHADAP WAKTU PELAKSANAAN
Konsultan berpendapat bahwa jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang disediakan selama 180
(seratus delapan puluh) hari kalender atau selama 6 (enam) bulan, mencukupi untuk
menyelesaikan pekerjaan ini dengan sebaik ‐ baiknya. Konsultan sanggup menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan tersebut dengan bantuan dari
Direksi Pekerjaan dan Instansi terkait lainnya.
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B ‐ 6
B.1.3 SARAN / GAGASAN BARU TERHADAP KAK
A. Pembentukan Satgas / Working Group SPAM
Dalam mendukung seluruh aktivitas pengembangan SPAM di kawasan regional Provinsi Bali,
perlu dibentuk suatu Satuan Tugas (Working Group). Melalui kegiatan working group ini dapat
dianalisa potensi demand, rencana konsep pengembangan dan kontrol perkembangan
keberhasilan target. Dari pihak direktorat tentunya akan melibatkan seluruh staff terkait dan
Bappenas, sedangkan di provinsi Bali akan melibatkan Ketua Bappeda dan Kepala Dinas PU
Provinsi Bali.
Sebagai support teknis tentunya tetap melibatkan konsultan dalam suatu mekanisme yang tepat
sehingga semua program kerja dan target dapat diimplementasikan lebih cepat dan terukur.
Koordinasi yang lebih baik antara pemerintah pusat dan daerah secara langsung akan
mempercepat kinerja dari pencapaian target.
B. Evaluasi Sumber Pendanaan
Suatu pengembangan infrastruktur pasti memerlukan anggaran biaya yang cukup besar.
Namun kondisi ini terkait oleh potensi yang dimiliki dan momentum yang ada. Apabila
2(dua) unsur ini dimiliki oleh suatu peluang pekerjaan, direktorat jendral cipta karya harus
berani untuk melakukan investasi dan menata kelembagaan yang sesuai.
Mengingat kemampuan pemerintah dalam mewujudkan hal ini sangat terbats, maka di
dalam melakukan analisa demand and supplu perlu melihat kemungkinan kemitraan dengan
Badan Usaha, Swasta maupun peran serta masyarakat atau pihak lain yang memiliki potensi.
Untuk mengurangi kesenjangan tersebut, biasanya diperlukan suatu investasi yang
terprogram secara effektif dan efisien. Tepat sasaran, tepat cara, tepat lokasi, tepat waktu
dan tepat fungsi.
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B ‐ 7
Program investasi yang diusulkan pada prinsipnya harus justified dan rekomendasinya dapat
memuat beberapa alternative dan jelas, antara lain: Lokasi, Besaran, volume dan harga
satuan, sumber dana, skala prioritas dan rencana sinkronisasi program secara fungsional.
B.2 URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA
B.2.1. PENDEKATAN OPERASIONAL
1. UMUM
Sesuai uraian tugas yang tercantum dalam "Kerangka Acuan Kerja (KAK)",
Konsultan berkewajiban untuk dapat menganalisa semua data yang ada dan selanjutnya
dilakukan tahapan analisa dan perencanaan untuk memperoleh produk berupa pelaporan.
Dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tanggung jawab konsultan, diperlukan
metode pelaksanaan pekerjaan yang tepat agar dapat dicapai suatu hasil optimal.
Sehubungan dengan kondisi di atas, maka perlu beberapa tahapan pemetikan
data/laporan untuk dianalisa dengan metode yang telah baku sehingga hasil perencanaan
dapat selesai sesuai spesifikasi yang diharapkan.
Untuk dapat mendukung pekerjaan perencanaan desain agar didapatkan suatu hasil studi
yang optimal, diperlukan suatu prosedur pelaksanaan yang baik.Untuk merealisasikan hal
tersebut perlu disusun organisasi, tata cara pelaksanaan pekerjaan antara konsultan
sebagai pelaksana dan Pemberi kerja.
2. ORGANISASI
Tim Konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini terdiri dari para tenaga ahli PT.
WAHANA PRAKARSA UTAMA KSO PT.PARAMA KRIDA PRATAMA yang telah
berpengalaman dalam bidangnya masing‐masing. Kualifikasi tenaga ahli merupakan
perpaduan dari 2(dua) konsultan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai KAK.
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B ‐ 8
3. PELAKSANAAN
Dengan mempertimbangkan sifat dan jenis studi yang akan dilaksanakan, Tim Konsultan
akan menerapkan pelaksanaan pekerjaan secara koordinatif. Dalam hal
ini setiap tenaga ahli akan melakukan koordinasi baik dengan intern maupun ekstern.
Disamping itu, secara khusus Ketua Tim / Team Leader berkewajiban melakukan
koordinasi dalam hal kesimpulan hasil akhir studi dari beberapa tenaga ahli agar tujuan
dan sasaran studi dapat tercapai dengan baik.
B.2.2. PENDEKATAN TEKNIS
1. STANDAR DAN PERATURAN TEKNIS
Standar dan peraturan teknis yang dipergunakan tim Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan
studi ini pada dasarnya menggunakan standar yang sudah umum berlaku di Indonesia dan
disesuaikan dengan karakteristik daerah studi.
Adapun standar‐standar yang dimaksud tersebut antara lain adalah :
a) American Society for Testing and Materials ; ASTM
b) Standard Nasional Indonesia ; SNI
c) Kepmenkes No.907 Tahun 2002 tentang Kualitas Air Minum
d) Undang‐Undang No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B ‐ 9
e) Undang‐Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
f) Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum
g) Peraturan Menteri PU No. 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum
2. METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
2.1 UMUM
Secara umum penyelesaian pekerjaan ini dilakukan melalui beberapa pendekatan sebagai
berikut;
a. Pemahaman permasalahan dan keterkaitannya ditinjau dari berbagai aspek secara terpadu
menyangkut teknis operasional, institusi kelembagaan, pengaturan, pembiayaan, sosial
kemasyarakatan. Pemahaman ini dapat dilakukan dengan analisa sebab akibat yang
mencoba mengadopsi dari metode analisa kausal untuk dapat diidentifikasi akar
permasalahan.
b. Mereview berbagai dokumen /laporan program dan project pengembangan SPAM, best
practice dan menerapkan ’pembelajaran dari pengalaman’ untuk mengambil manfaat dan
contoh yang dapat dikembangkan sebagai alternatif solusi.
c. Analisis penilaian secara kualitatif atas berbagai alternatif solusi atau pola‐pola pengelolaan
yang dapat dikembangkan yang diperoleh dari hasil diskusi di daerah dan hasil review
berbagai dokumen dengan beberapa prinsip yang mendukung penyusunan Rencana Induk
SPAM ini,
d. Mengacu dan menerapkan pola‐pola yang telah dikembangkan pemerintah baik teknis
operasional maupun pola pendanaan dan kelembagaan.
Dalam melaksanakan kegiatan penyusunan Rencana Induk SPAM ini, maka kegiatan akan
mengacu kepada studi‐studi yang telah dilakukan sebelumnya, dengan mengikuti hierarki
tingkat kewilayahan yang berlaku, sehingga tidak akan terjadi tumpang tindih (overlap) dan
ketidaksinkronan antara perencanaan yang telah dilakukan pada tingkat nasional, propinsi, dan
regional dalam bidang pelayanan prasarana dan sarana air bersih.
2.2 PENDEKATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan Advisory penyusunan Rencana Teknis dam Rencana Induk SPAM
di Propinsi Bali (pada Kabupaten/Kota terpilih) dilakukan pendekatan yang mengacu pada
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B ‐ 10
pencapaian sasaran dari kegiatan ini. Pendekatan pelaksanaan pekerjaan tersebut dapat
dideskripsikan sebagai berikut.
2.1.1 “ WHERE ARE WE NOW? ” (“DIMANAKAH POSISI KITA SAAT INI?”)
a. Kegiatan Persiapan
1. Membuat Program Kerja ( Konsep Berpikir ) kegiatan secara keseluruhan;
2. Menentukan Sasaran/Target pelaksanaan pekerjaan;
3. Menggali Narasumber terkait;
4. Melakukan Analisa data sekunder dan evaluasi;
5. Melakukan penyusunan format pendataan;
6. Melakukan Penyusunan Jadwal Kerja (Time Schedule)
b. Pengumpulan Data
1. Melakukan inventarisasi terkait; Norma/Aturan, Standar, Pedoman dan Manual
Bidang Air Minum;
2. Petunjuk Teknis (Juknis) yang relevan dengan pelaksanaan pekerjaan;
3. Pengumpulan data, berupa data sekunder (melakukan survey ke instansi
terkait serta kelembagaan formal maupun non‐formal untuk mengumpulkan
data‐data yang terkait dengan kegiatan SPAM dari segi teknis, kelembagaan,
dan manajemen. dan studi literatur (norma, standar, pedoman, manual bidang
sanitasi, petunjuk teknis, PP No. 16/2005, dll).
4. Pengumpulan data primer melalui pengukuran langsung di lapangan;
5. Data‐data lain dari berbagai sumber: Kimpraswil (PU), Departemen Kesehatan,
BPS, Bappenas, WHO, World Bank, dll
2.1.2 “ WHERE ARE WE GOING TO GO? ” (“TUJUAN APA YANG INGIN DICAPAI?”)
a. Kompilasi dan Pemprosesan Data
Mengelompokan data kuantitatif dan kualitatif sebagai bahan analisis
b. Analisis
a. Melakukan kajian terhadap tingkat pencapaian layanan air minum, termasuk
kelemahan atau kendala, peluang, IPTEK dan skenario yang telah dijalankan;
b. Melakukan analisis terhadap aspek – aspek teknis lingkungan, ekonomi,
finansial, dan kelembagaan yang berhubungan/berpengaruh terhadap
perencanaan program, pelaksanaan program dan pengendalian program di
daerah maupun pusat
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B ‐ 11
c. Melakukan kajian evaluasi pemanfaatan prasarana dan sarana SPAM dan
merumuskan serta melakukan perhitungan / estimasi kebutuhan prasarana dan
sarana SPAM.
2.1.3 “ HOW DO WE GET THERE ?” (“BAGAIMANA CARA MENCAPAI TUJUAN TERSEBUT?”)
a. Penyusunan Rencana Induk SPAM Propinsi Bali (pada Kabupaten/Kota terpilih)
1. Evaluasi SPAM eksisting Propinsi Bali (pada Kabupaten/Kota terpilih)(pada
Kabupaten/Kota yang terpilih);
2. Pembahasan kebutuhan pengembangan SPAM Propinsi Bali (pada
Kabupaten/Kota terpilih) dengan mengacu kepada Rencana Tata Ruang
Wilayah, rencana pencapaian target jangka menengah (RPJM) dan jangka
panjang (RPJP). Selain itu, dapat pula mengacu kepada komitmen
pencapaian sasaran MDGs (Millenium Development Goals) 2015 untuk
sektor pengembangan air minum;
3. Penyusunan konsep dan alternatif SPAM;
4. Penyusunan Rencana Induk SPAM yang mencakup aspek peraturan
perundangan, aspek kelembagaan, aspek pembiayaan, aspek sosial budaya /
peran serta masyarakat, dan aspek teknis operasional.
b. Pembahasan / Diskusi
1. Mengadakan diskusi dengan mengundang para pemangku kepentingan
untuk menampung dan membicarakan konsep rencana induk persampahan
ini;
2. Melakukan pembahasan pada setiap kegiatan dengan pemberi tugas (Satker
dan Direksi Pekerjaan) dan tim teknis yang akan ditunjuk oleh Satker dan
Direksi Pekerjaan, serta aparat terkait.
Gambaran jelas mengenai pendekatan pelaksanaan pekerjaan yang digunakan pada
kegiatan ini, dapat dilihat pada Gambar 3.1.
2.3 METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
2.3.1 UMUM
Metode pendekatan yang dilakukan pertama adalah dengan mereview dan mengkaji data‐data
sekunder yang sudah ada, seperti Peraturan Daerah, data demografi, Rencana Umum Tata
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B ‐ 12
Ruang, kebijakan SPAM, dan lain‐lain, data‐data tersebut diperlukan untuk melihat
kemungkinan pengembangan dan proyeksi kebutuhan di masa depan.
Review Rencana Umum Tata Ruang/RIS Propinsi Bali (pada Kabupaten/Kota terpilih), untuk
mengkaji parameter‐parameter seperti evaluasi perkembangan kota, perkembangan
demografi, geografis, klimatologi, serta sosial ekonomi di Propinsi Bali (pada Kabupaten/Kota
terpilih).
Review Peraturan/Perundangan/Perda/Jakstra Propinsi Bali (pada Kabupaten/Kota terpilih)
dengan fokus pada sasaran pengembangan SPAM. Serta review kebijakan PDAM Propinsi Bali
(pada Kabupaten/Kota terpilih) untuk melihat tata cara kelembagaan, alternatif investasi, pola
pembiayaan, tata cara mengenai air baku dan lain‐lain.
Gambar 3.1 Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan
Langkah berikutnya adalah melalui pelaksanaan survey data‐data primer lapangan secara
langsung, baik dengan pengukuran lapangan seperti pengukuran debit, pengukuran jarak, dan
pengukuran kualitas sumber air potensial; pengamatan lapangan kesesuaian tata ruang;
Kerangka Kerja Logis (logical framew
ork) Pen
yusunan
Ren
cana Induk
SPAM Propinsi Bali (pada Kabupaten/Kota terpilih)
LINGKUP KER
JA DAN M
ETODOLO
GI KER
JA KONSU
LTAN
Where are we now?
Where are we going to go?
How do we get there?
1. Tahap persiapan
2. Tahap pengumpulan data
sekunder dari berbagai sumber
dan instansi
1. Tahap pengumpulan data primer
dan kompilasi serta pemrosesan
data
2. Tahap analisis data
3. Penyusunan konsep Rencana
Induk SPAM
Penyusunan Rencana Induk
SPAM (meliputi aspek peraturan,
kelembagaan, pembiayaan, sosial
budaya, dan teknis operasional
DOKUMEN AKHIR MASTERPLAN SPAM PROPINSI BALI (PADA KABUPATEN/KOTA TERPILIH)
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B ‐ 13
kuisioner sosial ekonomi, kuesioner cara pemakaian air; survey keadaan eksisting SPAM; survey
pencatatan demografi, jumlah penduduk, pertumbuhan penduduk, urbanisasi, pendapatan,
pendidikan; dan lain‐lain.
Data‐data ini kemudian dikaji kesesuaiannya dengan kemungkinan pengembangan dan proyeksi
kebutuhan di masa depan, untuk membuat rencana jangka pendek, menengah dan panjang.
Rencana ini merupakan bagian dari rencana induk yang terdiri dari rencana umum, rencana
jaringan pipa utama, rencana alokasi air baku, indikasi pembiayaan dan pola investasi, serta
recana kelembagaan. Metode pelaksanaan kegiatan ini disajikan pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 14
2.3.2 TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA INDUK SPAM
Tata cara penyusunan Rencana Induk SPAM Propinsi Bali (pada Kabupaten/Kota terpilih)
ini mengacu pada Lampiran 1 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 18/PRT/M/2007
A. RENCANA UMUM
1. Kumpulkan data sekunder sebagai dasar perencanaan dalam penyusunan
evaluasi kondisi kota/kawasan, yang antara lain meliputi:
Fungsi strategis kota/kawasan (Rencana Tata Ruang Wilayah/RTRW).
a.) Peta topografi, foto udara citra satelit skala 1:50.000, 1:5.000,
tergantung luas daerah studi/perencanaan.
b.) Data dan peta gambaran umum hidrologi sumber air, topografi,
klimatografi, fisiografi dan geologi.
c.) Data curah hujan dan tangkapan air.
d.) Penggunaan lahan dan rencana tata guna lahan.
e.) Data demografi saat ini dan 10 tahun terakhir, penyebaran penduduk
dan kepadatan.
f.) Data sosial ekonomi–karakteristik wilayah dan kependudukan ditinjau
dari aspek sosial, ekonomi dan budaya:
i. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB);
ii. Mata pencaharian dan pendapatan;
iii. Adat istiadat, tradisi dan budaya;
iv. Perpindahan penduduk dan pengaruhnya terhadap urbanisasi dan
kondisi ekonomi masyarakat.
g.) Data kesehatan–kondisi sanitasi dan kesehatan lingkungan
i. Statistik kesehatan/kasus penyakit;
ii. Angka kelahiran, kematian dan migrasi;
iii. Data penyakit akibat yang buruk (water borne disease);
iv. Sarana pelayanan kesehatan.
h.) Sarana dan prasarana kota yang ada (infrastruktur):
i. air minum;
ii. drainase;
iii. pembuangan limbah dan sampah;
iv. listrik;
v. telepon;
vi. jalan dan sarana transportasi;
vii. kawasan strategis (pariwisata dan industri).
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 15
2. Evaluasi sistem eksisting menyangkut aspek‐aspek sebagai berikut:
a. Teknis
b. Kinerja pelayanan;
c. Tingkat pelayanan;
d. Periode pelayanan ;
e. Jangkauan pelayanan;
f. Kinerja instalasi;
g. Jumlah dan kinerja peralatan/perlengkapan;
h. Prosedur dan kondisi operasi dan perawatan;
i. Tingkat kebocoran;
j. Non teknis;
k. Kondisi dan kinerja keuangan;
l. Kondisi dan kinerja karyawan.
3. Identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan SPAM. Hal yang
perlu diidentifikasi antara lain:
a. Tingkat dan cakupan pelayanan yang ada
b. Kinerja pelayanan
c. Tingkat kebocoran
d. Jumlah langganan tunggu atau potensial
e. Terdapat kapasitas belum dimanfaatkan (idle capacity)
f. Kebutuhan penyambung jaringan distribusi dan/atau kapasitas
pengolahan
g. Kinerja kelembagaan, sumber daya manusia dan keuangan.
4. Perkirakan kebutuhan air
Perkiraan kebutuhan air hanya didasarkan pada data sekunder sosial ekonomi
dan kebutuhan air diklasifikasikan berdasarkan aktifitas perkotaan atau
masyarakat, yaitu:
a. Domestik: rumah tangga dan sosial
b. Nondomestik: komersial, perkotaan, fasilitas umum, industri, pelabuhan,
dan lain‐lain (15% dari kebutuhan domestik)
5. Identifikasi air baku, Identifikasi air baku terutama dimaksudkan untuk
mendapatkan informasi mengenai:
a. Jarak dan beda tinggi sumber‐sumber air
b. Debit optimum (safe yield) sumber air
c. Kualitas air dan pemakaian sumber air saat ini (bila ada)
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 16
6. Kembangkan alternatif
Setiap alternatif harus dikaji aspek teknis dan ekonomis. Alternatif terpilih
adalah yang terbaik ditinjau dari berbagai aspek tersebut. Pradesain dan
alternatif terpilih merupakan dasar dalam prakiraan biaya investasi dan
prakelayakan teknis.
7. Kembangkan kelembagaan dan sumber daya manusia
Dalam operasi dan pemeliharaan suatu sistem air minum diperlukan tenaga‐
tenaga ahli profesional yang berpengalaman, maka diperlukan penilaian
terhadap kemampuan karyawan yang ada untuk menyusun suatu program
pengembangan karyawan yang tercapai melalui pendidikan dan pelatihan.
8. Pilih alternatif sistem, Setiap alternatif harus dikaji kelayakan:
a. Teknis
b. Ekonomis
c. Lingkungan
d. Angka prevalensi penyakit
9. Rencana pengembangan, Setelah alternatif terbaik ditentukan, maka dapat
disimpulkan:
a. Rencana kegiatan utama pentahapan
b. Rencana pengembangan sumber daya manusia
c. Dimensi‐dimensi Pokok dari Sistem
d. Rekomendasi langkah‐langkah penguasaan dan pengamanan sumber air
baku
e. Rencana pentahapan 5 tahun
f. Rencana tingkat lanjut
B. RENCANA JARINGAN
Direncanakan sesuai dengan:
a. Rencana pengembangan tata kota maupun tata wilayah
b. Jaringan distribusi utama
Rencana jaringan dibuat untuk perluasan pelayanan dan cakupan dari SPAM
dengan jaringan perpipaan yang telah ada saat ini, maupun untuk meningkatkan
pelayanan dari SPAM bukan jaringan perpipaan menjadi SPAM dengan jaringan
perpipaan.
Untuk SPAM dengan jaringan perpipaan, langkah‐langkah pengerjaan perencanaan
jaringan distribusi air minum dilaksanakan sebagai berikut:
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 17
1. Tentukan daerah pelayanan
2. Kumpulkan data untuk daerah pelayanan
Metoda analisis penentuan daerah pelayanan dengan administrative
kebijaksanaan pemerintah daerah, dan rencana penerapan jaringan distribusi
utama pelayanan air minum:
a. jumlah penduduk
b. peta topografi, situasi lokasi, peta jaringan yang sudah ada di daerah
pelayanan
c. asumsi konsumsi pemakaian air domestik
d. asumsi konsumsi pemakaian air non‐domestik
e. daya dukung tanah
f. hasil pengukuran lapangan
3. Gambarkan sistem jaringan distribusi utama dalam bentuk melingkar atau
bercabang yang disesuaikan dengan data pendukung
4. Tentukan kebutuhan air di setiap titik sampul jaringan distribusi utama
lingkaran
5. Tentukan diameter pipa dan perhitungan hidrolis sebagai berikut:
a. Tentukan kecepatan aliran dalam, pipa sesuai dengan criteria
perencanaan antara dua titik simpul
b. Hitung diameter pipa berdasarkan rumus: Q = AV
6. Gambarkan sistem jaringan distribusi utama yang memuat data sebagai
berikut:
a. nomor simpul
b. konsumsi setiap simpul
c. elevasi setiap simpul
C. PROGRAM DAN KEGIATAN PENGEMBANGAN
Identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan dilakukan berdasarkan
hasil analisis. Pengembangan sistem penyediaan air minum dalam hal ini dapat
berupa:
a. Pengembangan cakupan atau pelayanan SPAM dengan jaringan perpipaan
eksisting
b. Pengembangan SPAM bukan jaringan perpipaan terlindungi menjadi SPAM
dengan jaringan perpipaan
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 18
c. Pengembangan SPAM bukan jaringan perpipaan tidak terlindungi menjadi
terlindungi
Hal‐hal yang perlu diidentifikasi antara lain adalah:
a. Kinerja pelayanan;
b. Tingkat kebocoran;
c. Jumlah langganan tunggu/potensial;
d. Kapasitas belum dimanfaatkan (idle capacity);
e. Kebutuhan pengembangan jaringan distribusi dan/atau kapasitas pengolahan;
f. Kinerja kelembagaan, sumber daya manusia dan keuangan.
Perkiraan kebutuhan air merupakan dasar penentuan biaya investasi. Perkiraan
kebutuhan air didasarkan pada informasi data sekunder. Kebutuhan air
diklasifikasikan berdasarkan aktifitas masyarakat yaitu:
a. Perkiraan air harus didasarkan pada informasi data sekunder kondisi sosial
ekonomi.
b. Kebutuhan air diklasifikasikan berdasarkan aktifitas masyarakat yaitu:
Domestik (rumah tangga, sosial).
Nondomestik (komersil, perkotaaan, fasilitas umum, industri, pelabuhan,
dan sebagainya).
c. Konsumsi atau standar pemakaian air pada umumnya dinyatakan dalam
volume pemakaian air rata‐rata per orang per hari yang ditentukan
berdasarkan data sekunder kebutuhan rata‐rata.
d. Konsumsi air untuk keperluan komersial dan industri sangat dipengaruhi oleh
harga dan kualitas air, jenis dan ketersediaan sumber air alternatif.
e. Kebutuhan air suatu wilayah pelayanan juga dipengaruhi oleh besarnya air tak
berekening (ATR). Gambaran pengertian komponen utama air tak berekening
dapat dilihat pada rekomendasi berikut ini:
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 19
Gambar B.3 Rekomendasi International Water Association Untuk Istilah Kehilangan Air
(Sumber: PerMen PU No.18/PRT/M/2007 Lampiran 1)
KAIDAH TEKNIS PENYUSUNAN RISPAM
I. KONDISI UMUM DAERAH
1. Kondisi Fisik Daerah
2. Sarana dan Prasarana
3. Sosial, Ekonomi, dan Budaya
4. Sarana Kesehatan Lingkungan
5. Ruang dan Lahan
6. Kependudukan
II. KONDISI SPAM EKSISTING
2.1 Sistem Teknis
2.1.1 Ibukota Kabupaten
Jaringan Perpipaan (JP)
Bukan Jaringan Pipa (BJP)
2.1.2 IKK (Ibu Kota Kecamatan)
JP
2.1.3 Perdesaan
JP
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 20
BJP (Terlindungi & Tak Terlindungi
2.2 Sistem Non Teknis
2.2.1 Kelembagaan
2.2.2 Pengaturan
2.2.3 Pembiayaan
III. STANDAR / KRITERIA PERENCANAAN
3.1 Standar Kebutuhan Air
3.1.1 Kebutuhan Domestik
3.1.2 Kebutuhan Nondomestik
3.2 Kriteria Perencanaan
3.2.1 Unit Air Baku
3.2.2 Unit Transmisi
3.2.3 Unit Produksi
3.2.4 Unit Distribusi
3.2.5 Unit Pelayanan
3.3 Periode Perencanaan
3.4 Kriteria Daerah Layanan
IV. PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
4.1 Rencana Pemanfaatan Ruang
4.2 Rencana Daerah Pelayanan
4.3 Proyeksi Jumlah Penduduk
4.4 Kebutuhan Air Minum
V. POTENSI AIR BAKU
5.1 Potensi Air Permukaan
5.2 Potensi Air Tanah
5.3 Neraca Air
5.4 Alternatif Sumber Air Baku
5.5 Perizinan
VI. RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
6.1 Rencana Sistem Pelayanan
6.2 Rencana Pengembangan SPAM
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 21
6.3 Kapasitas Sistem
6.4 Rencana Penurunan Kebocoran
VII. RENCANA PENDANAAN / INVESTASI
7.1. Kebutuhan Investasi, Sumber, Pendanaan.
7.2. Dasar Penentuan Asumsi Keuangan.
7.3. Analisa Kelayakan Keuangan
VIII. RENCANA PERATURAN KELEMBAGAAN
8.1 Bentuk Kelembagaan
8.2 Struktur Organisasi
8.3 Kebutuhan SDM
CARA PERHITUNGAN‐ ANALISIS
Jelaskan keadaan daerah: geografis (dataran rendah, pegunungan), geologis, hidrologis,
topografis, klimatologis. Manfaatkan data sekunder. Harus ada peta‐peta kab/kota,
kecamatan, berisi batas administrasi, kawasan perumahan, industri, pendidikan, fasum,
fasos, jalan, dll.
Sebutkan sarana dan prasarana yang ada, meliputi: pengelolaan air limbah, persampahan,
drainase, listrik, telefon, jalan, daerah wisata.
Jelaskan kondisi social, ekonomi, dan budaya masyarakat setempat, buatkan tabel‐
tabelnya: PDRB, pekerjaan, adat‐tradisi‐budaya, migrasi (urbanisasi), industri, dll.
Uraikan sarana kesehatan dan sanitasi lingkungan, statistik kesehatan, insidensi sakit,
angka kelahiran, kematian, data penyakit menular lewat air (pemula atauwaterborne
deseases), dan penyakit yg diakibatkan oleh kekurangan air seperti penyakit gangguan kulit
(water ralated deseases).
Uraikan dan tabelkan semua penataan ruang dan lahan, rencana pengembangan kota,
perubahan tataguna lahan.
Uraikan data kependudukan, yang meliputi jumlah penduduk, kepadatan, dan
penyebarannya, dirinci perkecamatan / kelurahan / desa
Kelembagaan PDAM yang sudah ada yang meliputi struktur organisasi, tugas/wewenang
masing‐masing personil yang sudah di‐SK‐kan oleh Bupati/Walikota (sebagai Pembina
PDAM).
Badan usaha atau lembaga yang mengurus JP non PDAM yang ditetapkan oleh Bupati.
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 22
Lembaga pengelola SPAM swasta/Badan Usaha Swasta atau KSM (Kelompok Swadaya
Masyarakat).
Pengurus distribusi air minum TA (terminal air), HU (hidran umum) yang ditetapkan oleh
Direktur PDAM
Peraturan tentang pembentukan PDAM, BUS, Koperasi, kelompok masyarakat dan
peraturan pelayanan
Identifikasi pola pembiayaan pembangunan prasarana SPAM (APBN, APBD, Pamsimas,
PDAM, Swadaya Masyarakat)
Indentifikasi pembiayaan operasional SPAM
Kinerja pengelola SPAM (manajemen, teknis dan keuangan)
Berisi standar dan kriteria yang akan digunakan dalam pengembangan SPAM Parameter
yang perlu diperhatikan :
a. kondisi eksisting arah pengembangan kota
b. Cara menentukan Standar kebutuhan Domestik
c. JP (Jaringan Perpipaan) Domestik
d. Air yang terdistribusikan oleh pengelola SPAM dikurangi tingkat kebocoran, dibagi
dengan jumlah jiwa terlayani (asumsi 1 SR= …. orang, sesuaikan data BPS setempat;
asumsi 1 HU= ±100 Orang atau sesuaikan data eksisting pemanfaatan HU).
x Jika tidak ada sistem
Kebutuhan air dilakukan perbandingan dengan wilayah tingkat karakteristik yang sama.
BJP Domestik
Disamakan dengan perhitungan kebutuhan JP Domestik Cara menentukan Standar
kebutuhan non‐domestik
JP Non Domestik
Standar kebutuhan JP Non Domestik , yaitu tambahan 15% dari kebutuhan air
domestik sesuai dengan Permen PU No. 18/2007 atau sesuai dengan kebutuhan non‐
domestik yang direncanakan.
Domestik perdesaan: minimal 60 l/o/h sesuai denganPermen PU No. 18/2007
Non‐domestik: Tambahan 15% x kebutuhan domestik sesuai dengan Permen PU No.
18/2007 disesuaikan kebutuhan spesifik lokasi/daerah.
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 23
a. Pilih sumber air baku yang memenuhi syarat kualitas (Permenkes No 492 tahun
2010), kuantitas (jika debit minimum pada akhir musim kemarau melebihi
kebutuhan air pada periode perencanaan) dan kontinyuitas (cek debit akhir musim
kemarau). Pilih debit yang memenuhi kebutuhan proyeksi 15‐20 tahun.
b. Transmisi air baku dan transmisi air olahan (menggunakan saluran tertutup dengan
pipa kecuali air baku boleh dengan saluran terbuka yang terlindungi).
c. Sistem pengolahan air: (1) Pengolahan Lengkap, (2) Pengolahan Parsial.
d. Pola sistem distribusi: (1) Pola Cabang, (2) Pola Cincin.
e. Periode perencanaan antara 15 – 20 tahun dan dievaluasi setiap 5 tahun.
f. Daerah yang diprioritaskan daerah rawan air, tinggi kepadatan penduduknya,
daerah strategis (wisata, industri, perkantoran). Upayakan daerah yang BJP tak
terlindungi dijadikan BJP terlindungi atau diubah menjadi JP dengan parameter
sosial ekonominya.
Uraian mengacu pada data RTRW, disertai petapemanfaatan ruang.
Pembuatan blok pelayanan yang disesuaikan dengan kondisi topografi, sebaran
penduduk, dan peruntukan daerah (wisata, industri, perkantoran) kemudian
dipetakan.
Data demografi 10 tahun terakhir. Sebaran dan kepadatan penduduk. Proyeksi‐
à Menggunakan dataproyeksi penduduk dari data sekunder (misal RTRW)
Kebutuhan air minum menggunakan parameter: (1) tingkat pelayanan, (2) tingkat
konsumsi air, (3) penurunan kehilangan air
Sebutkan semua air permukaan yang ada: sungai, danau, waduk, embung, muara
baik tulisan maupun berupa peta. Debit rerata musim hujan & kemarau dan debit
minimumnya. Kualitas air musim hujan & kemarau.
Idem untuk air tanah. Catat juga elevasi sumber air (broncaptering), intake dan
jaraknya dari daerah pelayanan tulisan dan Peta.
Neraca air: Debit yang sudah dimanfaatkan, debit sisa, potensi yang masih bisa
dimanfaatkan, data curah hujan 5 tahun terakhir.
Pilihan sumber air yang digunakan. Kaji secara teknis pemanfatannya, secara
eknomis, dan aman bagi lingkungan, kualitas air menjadi pertimbangan dalam
pemilihan sumber air yang digunakan
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 24
Usulan izin pemanfaatan air baku (SIPA) dan debit yang dimanfaatkan, bagi lokasi
pengambilan yang belum ada SIPA‐nya, uraikan tata‐cara proses pembuatan SIPA
Jelaskan rencana pola pemanfaatan ruang wilayah pengembangan pelayanan
(zonasi) serta tingkat pelayanannya
Jelaskan rencana pengembangan SPAM meliputi pentahapan 5 tahunan SPAM
Perkotaan dan Perdesaan termasuk unit‐unit pelayanannya (unit produksi,
distribusi dan pelayanan)
Jelaskan kapasitas pelayanan pengembangan perkotaan (ibukota kabupaten dan
masing‐masing IKK, baik IKK pengembangan maupun IKK baru, termasuk prioritas
dan urgensinya dalam pentahapan pengembangan SPAM) termasuk BJP, juga
dijelaskan pengembangan perdesaan termasuk prioritas dan urgensinya dalam
pentahapan pengembangan SPAM baik JP maupun BJP
Jelaskan kiat‐kiat penurunan kebocoran berdasarkan informasi dari data eksisting
SPAM. Buatlah peta pengembangan SPAM dengan peta dasar dari peta RTRW
Besaran rencana biaya / investasi yang dibutuhkan yang dituangkan dalam rencana
anggaran biaya pengembangan SPAM. Pola Investasi disesuaikan dan dilakukan
dengan rencana pentahapannya termasuk sumber pendanaan disesuaikan dengan
peraturan dan ketentuan yang ada seperti pendanaan sumber dari APBN SDA,
produksi dari APBN DJCK, dan distribusi jaringan dari APBN/APBD I, atau distribusi
jaringan pelanggan bisa didapat dari APBD II/PDAM
Asumsi‐asumsi yang berhubungan langsung dan tidak langsung dengan
perhitungan proyeksi keuangan /finansial seperti: Indeks / tingkat inflasi, tahun
dasar proyeksi, jangka waktu proyeksi, tingkat suku bunga/diskon faktor/BI rate,
tingkat inflasi, kebijakan kenaikan tarif (yang diharapkan), masa tenggang
pembayaran bunga dan cicilan, loan disbursement, dan kebijakan lainnya.
Analisis kelayakan keuangan dinilai dengan melihat kelayakan keuangan/finansial
untuk investasi pengembangan RI SPAM yaitu besaran IRR, NPV,PayBack
Periode, sensitivity analysis, BCR. Investasi disebut layak untuk diimplementasikan
apabila : IRR > diskon faktor/BI Rate dan NPV positif
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 25
Bentuk altermatif kelembagaan pengelolaan SPAM: BUMD (Badan Usaha Milik
Daerah /PDAM), BUS (Badan Usaha Milik Swasta), Koperasi, BLU (Badan Layanan
Umum), KSM (kelompok Swadaya Masyarakat)
Struktur organisasi kelembagaan yang diperlukan, uraikan tugas dan tanggung
jawabnya.
Struktur organiasi pengelolaan SPAM (BUMD) yaitu:
Regulator: Kepala Daerah
Operator penyelenggara: Direksi /Pengawas
SDM yang dibutuhkan untuk operasi/rawat SPAM: sarjana teknik lingkungan, teknik
mesin/elektro, teknik sipil, ekonomi, hukum, dll (sesuai dengan kebutuhan).
Sesuaikan latar belakang pendidikan dengan job deskripsi dari struktur organisasi.
SUMBER DATA
a. Kabupaten/ Kota Dalam Angka (BPS), b. RTRW (Bapeda Kota/Kabupaten), c. PDAM, d. BAPPEDA Kota/Kabupaten, e. Dinas PU Kabupaten, f. Dinas Kesehatan Kabupaten, g. Dinas Koperasi & UKM, h. Dispenda, i. Bangda, j. Permen PU 18/2007, k. Permen PU 01/2010, l. Analisis, m. RAB (konsep teknis pengembangan SPAM), n. Permendagri 23/2006, o. PP 16/2005, p. Permendagri No. 61/2007, q. Permendagri No. 2/2007, r. Kepmendagri No. 130/2003, s. Kebijakann tartif daerah setempat, t. Bank Indonesia, u. SDA.
Untuk mengidentifikasi ketersediaan air baku di suatu wilayah bagi kebutuhan air
minum diperlukan studi hidrologi dan studi hidrogeologi untuk memperoleh
informasi mengenai:
a. Jarak dan beda tinggi sumber air;
b. Debit optimum (safe yield) sumber air;
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 26
c. Kualitas air dan pemakaian sumber air saat ini (bila ada).
Alternatif sumber air terpilih harus dipertimbangkan terhadap aspek ekonomi dan
kehandalan sumber. Pemilihan alternatif sumber air didasarkan pada
pertimbangan sebagai berikut:
a. Air sungai, umumnya memerlukan pengolahan untuk menghasilkan air
minum, sehingga sumber air sungai baru dapat diperbandingkan dengan mata
air, hanya apabila lokasi bangunan penyadap (intake) terletak dekat dengan
daerah pelayanan;
b. Danau atau rawa, pengisiannya (inflow) umumnya berasal dari satu atau
beberapa sungai. Alternatif sumber danau dapat diperbandingkan dengan air
permukaan sungai apabila volume air danau jauh lebih besar dari aliran
sungai‐sungai yang bermuara kedalamnya, sehingga waktu tinggal yang lama
(long detention time) dari aliran sungai ke danau menghasilkan suatu proses
penjernihan alami (self purification);
c. Mata air, sering dijumpai mengandung CO2 agresif yang tinggi yang walaupun
tidak banyak berpengaruh pada kesehatan tetapi cukup berpengaruh pada
bahan pipa (bersifat korosif);
d. Air tanah dalam, dapat diajukan sebagai alternatif sumber air dalam hal air
permukaan (sungai) telah terkontaminasi berat, mengingat kualitas air tanah
secara bakteriologis lebih aman daripada air permukaan;
e. Pertimbangan lain, berkaitan dengan kebijaksanaan pemerintah
kabupaten/kota mengenai peruntukan sumber.
Studi hidrologi dimaksudkan untuk menilai kehandalan sumber‐sumber air di suatu
wilayah ditinjau dari siklus hidrologi: curah hujan, evaporasi, aliran permukaan (run
off), infiltrasi dan perkolasi dengan mengikuti langkah‐langkah sebagai berikut:
a. Pengumpulan data hidrologi;
b. Kaji ulang catatan data;
c. Menghitung rata‐rata curah hujan;
d. Menghitung evaporasi potensial;
e. Analisis dan perhitungan debit optimal.
Prosedur pemilihan sumber dalam penyusunan rencana induk SPAM adalah
memberikan identifikasi sumber‐sumber yang akan dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan sesuai waktu perencanaan, dengan penekanan pada:
a. Pengaruh yang ditimbulkan akibat pengambilan sumber air;
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 27
b. Investasi untuk biaya eksploitasi serta biaya pengoperasian dan pemeliharaan
dibuat yang terendah;
c. Dampak lingkungan yang mungkin timbul diusahakan sekecil mungkin.
Prosedur pemilihan sumber air baku yang direkomendasikan mengikuti urutan
sebagai berikut:
a. Identifikasi, termasuk aspek perizinan;
b. Evaluasi sumber dengan tujuan terhadap sektor‐sektor lain yang
menggunakan/memakai sumber;
c. Evaluasi finansial.
D. KRITERIA DAN STANDAR PELAYANAN
Kriteria dan standar pelayanan diperlukan dalam perencanaan dan pembangunan
SPAM untuk dapat memenuhi tujuan tersedianya air dalam jumlah yang cukup
dengan kualitas yang memenuhi persyaratan air minum, tersedianya air setiap
waktu atau kesinambungan, tersedianya air dengan harga yang terjangkau oleh
masyarakat atau pemakai.
Sasaran pelayanan pada tahap awal prioritas harus ditujukan pada daerah
berkepadatan tinggi dan kawasan strategis. Setelah itu prioritas pelayanan
diarahkan pada daerah pengembangan sesuai dengan arahan dalam perencanaan
induk kota. Untuk mendapat suatu perencanaan yang optimum maka strategi
pemecahan permasalahan dan pemenuhan kebutuhan air minum adalah sebagai
berikut:
a. Pemanfaatan kapasitas belum terpakai atau “idle capacity”
b. Pengurangan air tak berekening (ATR)
c. Pembangunan baru (peningkatan produksi dan perluasan sistem)
E. RENCANA SUMBER DAN ALOKASI SPAM
1. Tentukan kebutuhan air berdasarkan:
a. Proyeksi penduduk, harus dilakukan untuk interval 5 tahun selama periode
perencanaan untuk perhitungan kebutuhan domestik
b. Identifikasi jenis penggunaan nondomestik sesuai RSNI T‐01‐2003 butir 5.2
tentang Tata Cara Perencanaan Plambing
c. Pemakaian air untuk setiap jenis penggunaan sesuai RSNI T‐01‐ 2003 butir
5.2 tentang Tata Cara Perencanaan Plambing
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 28
d. Perhitungan kebutuhan air domestik dan nondomestic berdasarkan
perhitungan butir a, b, dan c.
e. Kehilangan air fisik/teknis maksimal 15%, dengan komponen utama
penyebab kehilangan atau kebocoran air sesuai gambar 6.3, adalah sebagai
berikut:
kebocoran pada pipa transmisi dan pipa induk
kebocoran dan luapan pada tangki reservoir
kebocoran pada pipa dinas hingga meter pelanggan
Sedangkan kehilangan non‐teknis dan konsumsi resmi tak berekening
sebagaimana diperlihatkan pada gambar B.3 harus diminimalkan hingga
mendekati nol. Kebutuhan air baku rata‐rata dihitung berdasarkan jumlah
perhitungan kebutuhan air domestik, nondomestik, dan air takberekening.
Rencana alokasi air baku dihitung 130% dari kebutuhan air baku ratarata.
2. Tentukan sumber air baku yang akan dipilih sesuai hasil investigasi atau
identifikasi awal
F. RENCANA KETERPADUAN DENGAN PRASARANA DAN SARANA (PS) SANITASI
Pertimbangan untuk melakukan keterpaduan antara air minum dan sanitasi:
Penggunaan Air Minum diperkirakan menghasilkan sekitar 80% Air Limbah
yang berpotensi untuk mencemari Air Baku (Air Permukaan dan Air Tanah).
Pengelolaan Persampahan, menghasilkan lindi (leacheate) dan limbah padat
yang berpotensi mencemari air baku air minum.
Penurunan kualitas air baku untuk air minum, meningkatkan biaya
pengolahan air minum yang menjadi beban masyarakat (Peningkatan 1
mg/liter BOD meningkatan biaya pengolahan sebesar Rp 970/m3).
Pengolahan air limbah diperlukan untuk mengatasi kelangkaan air baku bagi
air minum.
Keterpaduan selayaknya dilakukan sejak pada tahap Perencanaan, Pembiayaan
Pelaksanaan, Pengelolaan, Peran Serta Masyarakat, dan Pengaturan Bidang Air
Minum dan Sanitasi, untuk menghindari Pencemaran Air Baku oleh Air Limbah
Permukiman dan Sampah (Integrated Concept). Keterpaduan pengembangan
SPAM dengan PS sanitasi terkait dengan perlindungan air baku terhadap
pencemaran.
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 29
a. identifikasi potensi pencemar air baku dilakukan terhadap limbah cair dan
padat yang dihasilkan dari kegiatan domestik dan industri
b. identifikasi pencemaran di sekitar air baku dilakukan dengan pengamatan
visual dan uji laboratorium
c. identifikasi potensi pencemar daerah sekitar air baku paling sedikit memiliki
jarak sejauh radius 10 meter dari sumber air baku
d. identifikasi karakteristik buangan dari IPA
e. lakukan upaya penanganan terhadap seluruh potensi pencemar air baku
G. RENCANA PEMBIAYAAN DAN POLA INVESTASI
Indikasi biaya dan pola investasi dihitung dalam bentuk nilai sekarang (present
value) dan harus dikonversikan menjadi nilai masa datang (future value)
berdasarkan metode analisis finansial, serta sudah menghitung kebutuhan biaya
untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Hal yang perlu
diperhatikan dalam rencana keuangan atau pendanaan:
Sumber dana
Kemampuan dan kemauan masyarakat
Kemampuan keuangan daerah
H. RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
Rencana pengembangan kelembagaan sistem penyediaan air minum dilakukan
melalui:
a. Pengkajian kembali terhadap perundang‐undangan terkait terhadap
kelembagaan.
b. Lakukan kajian terhadap batas wilayah administrasi pemerintahan, tugas dan
kewenangan instansi tertentu, mekanisme pendanaan, kebiasaan atau adat
masyarakat.
c. Lakukan kajian terhadap struktur organisasi yang ada.
d. Buat rencana pengembangan kelembagaan yang mampu untuk mengelola
SPAM yang direncanakan.
Dalam pengolahan sistem penyediaan air minum yang perlu diperhatikan adalah:
Sumber daya manusia (SDM)
Struktur organisasi penyelenggara
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 30
2.4 CARA PENGERJAAN
Urutan cara pengerjaan rencana induk sistem penyediaan air minum meliputi:
a. Siapkan data yang dibutuhkan untuk memenuhi muatan rencana induk yang akan disusun
sesuai dengan data yang tercantum dalam tata cara penyusunan RI‐SPAM dan ketentuan
teknis di atas.
b. Lakukan studi literatur yang terdiri dari:
Data dan gambar pelaksanaan (as built drawing) sistem penyediaan air minum yang
sudah ada;
Laporan rencana induk (bila akan dilakukan kaji ulang rencana induk yang sudah
ditetapkan sebelumnya).
c. Lakukan langkah‐langkah sesuai dengan langkah‐langkah pada tata cara penyusunan RI‐
SPAM di atas;
d. Buat kesimpulan berdasarkan langkah‐langkah tata cara penyusunan RI‐SPAM di atas
dengan membandingkan data lama dan data sekarang khusus untuk kegiatan pengkajian
ulang rencana induk;
e. Buat rekomendasi berdasarkan pengkajian dan kesimpulan, khusus untuk kegiatan
pengkajian ulang rencana induk, yang dapat berupa:
Hasil studi yang lama dapat langsung digunakan tanpa ada perubahan;
Hasil studi yang harus diubah pada bagian tertentu disesuaikan dengan kondisi
sekarang;
Harus dilakukan studi ulang secara keseluruhan.
f. Tetapkan rencana induk yang telah tersusun oleh yang berwenang.
2.5 TATA CARA KONSULTASI PUBLIK
Rencana Induk SPAM ini wajib disosialisasikan oleh penyelenggara bersama dengan
pemerintah terkait melalui konsultasi publik untuk menjaring masukan dan tanggapan
masyarakat sebelum ditetapkan oleh kepala daerah bersangkutan.
a. Konsultasi publik harus dilakukan sekurang‐kurangnya dua kali dalam kurun.
b. Dihadiri oleh masyarakat di wilayah layanan dan masyarakat di wilayah yang diperkirakan
terkena dampak.
c. Mengundang tokoh masyarakat, LSM, perguruan tinggi.
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 31
2.6 SURVEY PENYUSUNAN RENCANA INDUK SPAM
Kegiatan survey untuk penyusunan Rencana Induk SPAM Propinsi Bali (pada Kabupaten/Kota
terpilih) akan mengacu pada Lampiran 1 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
18/PRT/M/2007, yang mana meliputi beberapa kegiatan survey sebagai berikut:
1. Survey dan pengkajian wilayah studi dan wilayah perencanaan
Survei dan pengkajian wilayah studi dan wilayah pelayanan harus memenuhi ketentuan‐
ketentuan sebagai berikut:
Dilaksanakan oleh tenaga ahli bersertifikat dengan pemimpin tim (team leader)
berpengalaman dalam bidang air minum minimal 5 tahun atau menurut peraturan
yang berlaku;
Mempelajari laporan studi terdahulu tentang sistem penyediaan air minum dan
tata ruang kota.
Dilakukan pembahasan dengan pihak terkait guna mendapatkan kesepakatan dan
rekomendasi terhadap lingkup wilayah studi dan wilayah pelayanan.
Wilayah studi dan wilayah pelayanan harus memperhatikan acuan umum dan
kriteria‐kriteria yang sudah ditetapkan.
Laporan hasil survei dan pergkajian wilayah studi dan wilayah pelayanan
mencakup:
a. Batas wilayah studi, wilayah proyek dan wilayah pelayanan;
b. Foto‐foto lokasi alternatif sumber air, jalur pipa transmisi air baku dan air minum,
instalasi pengolahan air dan reservoir distribusi;
c. Data teknis wilayah studi dan wilayah pelayanan;
d. Pertimbangan teknis wilayah studi dan wilayah pelayanan.
Ketentuan teknis survei dan pengkajian wilayah studi dan wilayah pelayanan sebagai
berikut:
a. Data teknis yang harus dikumpulkan meliputi:
iklim;
geografi;
geologi dan hidrologi yang dilengkapi peta‐peta;
Rencana Tata Ruang Wilayah;
peta wilayah;
gambar‐gambar teknis yang ada;
laporan teknis sistem penyediaan air minum yang ada;
data sosial ekonomi;
data kependudukan.
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 32
b. Peta‐peta wilayah dengan ukuran skala sesuai ketentuan yang berlaku;
c. Survei antara lain sumber air baku, sosial, dan ekonomi harus dilakukan sesuai
ketentuan yang berlaku;
d. Pemilihan alternatif jalur transmisi air baku ditentukan berdasarkan hasil kunjungan
lapangan. Panjang pipa dan kondisi topografi diketahui berdasarkan pembacaan
peta;
e. Pengkajian bertujuan untuk mendapatkan batasan wilayah studi, wilayah proyek dan
wilayah pelayanan, sumber air baku dan jalur transmisi air baku, serta menjelaskan
komponen‐komponen yang terdapat di dalam wilayah studi dan wilayah pelayanan
secara terinci baik kondisi pada saat ini maupun kondisi pada masa mendatang.
Apabila terdapat sistem penyediaan air minum, maka harus dilakukan penanganan
sebagai berikut:
pemanfaatan kapasitas yang belum terpakai;
pengurangan air tak berekening (ATR);
peluasan sistem dengan penambahan sumber air baku dan peningkatan produksi.
2. Survey dan pengkajian sumber daya air baku (untuk berbagai sumber seperti: mata air,
air tanah dalam, air tanah dangkal, air sungai, danau/embung, dan air waduk, disesuaikan
dengan kondisi eksisting di wilayah perencanaan)
Dalam pelaksanaan survei lapangan bidang air baku harus dipenuhi ketentuan‐ketentuan
teknis sebagai berikut:
a. Gambar‐gambar sketsa lokasi, peta‐peta dengan ukuran gambar sesuai ketentuan
yang berlaku;
b. Sumber air baku harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
debit minimum dari sumber air baku;
kuantitas sumber air baku harus terjamin kontinuitasnya;
kualitas air baku harus memenuhi ketentuan baku mutu air yang berlaku;
jarak sumber air baku ke daerah pelayanan maksimum sesuai dengan
ketentuan untuk masing‐masing sumber air baku.
3. Survey dan pengkajian Geoklimatografi dan Topografi
Survei dan pengkajian geoklimatologi dan topografi harus memenuhi ketentuan teknis
sebagai berikut:
a. Tersedia peta topografi dengan skala 1:50.000 atau 1:25.000 tergantung luas
cakupan lokasi survei;
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 33
b. Mendapatkan data sekunder dari instansi terkait seperti Badan Meteorologi dan
Geofisika (BMG) dan Dinas Pengairan seperti:
Data curah hujan;
Data temperatur maksimum dan temperatur minimum pada daerah survei;
Data kelembaban udara;
Kecepatan angin dan arah angin.
4. Survey dan pengkajian Demografi dan Ketatakotaan
Ketentuan teknis untuk tata cara survei dan pengkajian demografiadalah:
a. Wilayah sasaran survei harus dikelompokan ke dalam kategori wilayah berdasarkan
jumlah penduduk.
b. Cari data jumlah penduduk awal perencanaan.
c. Tentukan nilai persentase pertambahan penduduk per tahun (r).
d. Hitung pertambahan nilai penduduk sampai akhir tahun perencanaan dengan
menggunakan salah satu metode arithmatik, geometrik, dan least squre;
Pn Po + Ka (Tn – To)
Namun, metode yang biasa digunakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) adalah
Metode Geometrik.
Ketentuan teknis untuk survei dan pengkajian ketatakotaan adalah:
a. Ada sumber daya baik alam maupun bukan alam yang dapat mendukung
penghidupan dan kehidupan di kota yang akan disurvei;
b. Ada prasarana perkotaan yang merupakan titik tolak arah pengembangan
penataan ruang kota.
5. Survey dan pengkajian Biaya, Sumber Pendanaan, dan Keuangan
Survei dan pengkajian biaya, sumber pendanaan dan keuangan dalam pelaksanaannya
merupakan perolehan data lapangan yang akan digunakan dalam analisis keuangan
sistem penyediaan air minum. Data lapangan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
a. Perolehan Data Eksisting PDAM dan Data Statistik;
b. Perolehan Data Jumlah Sambungan;
c. Perolehan Data Penagihan Rekening;
d. Perolehan Data Produksi Air;
e. Perolehan Data Personil;
f. Perolehan Data Laporan Keuangan;
g. Perolehan Data Kemampuan Sumber Pendanaan Daerah;
h. Perolehan Data Kemampuan Masyarakat;
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 34
i. Perolehan Data Peluang Adanya KPS;
j. Perolehan Data Alternatif Sumber Pembiayaan.
6. Pengkajian Kelembagaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Ketentuan teknis pengkajian kelembagaan dalam penyusunan rencana induk SPAM
dalam pelaksanaannya meliputi hal‐hal sebagai berikut:
a. Pembentukan Tim Teknis;
b. Tugas dan tanggung jawab.
Kegiatan survey akan dilakukan dengan semaksimal mungkin menggunakan sumber daya lokal
agar mengefisienkan pekerjaan. Misalnya: memobilisasi surveyor lokal, memanfaatkan jasa
penyewaan peralatan survey lokal, menggunakan jasa pelayanan laboratorium lokal, dll.
3. TAHAPAN RENCANA KERJA
3.1 UMUM
Rencana kerja di susun oleh konsultan setelah memahami inti dari pekerjaan yang akan
dilaksanakan dan lingkup yang diberikan. Rencana kerja ini sangat diperlukan untuk dijadikan
pedoman bagi tim pelaksana pekerjaan untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan
untuk mengkoordinasi setiap kegiatan, sehingga akan dihasilkan pekerjaan yang efektif dan
efisien. Rencana kerja akan kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal
Pelaksanaan Pekerjaan. Tahapan rencana kerja Konsultan dalam melaksanakan kegiatan
perencanaan ini disajikan seperti bagan alir berikut :
Pada bagian ini akan dijelaskan rencana kerja yang akan dilakukan oleh konsultan dalam upaya
mencapai sasaran yang diinginkan dalam penyusunan Rencana Induk SPAM Propinsi Bali (pada
Kabupaten/Kota terpilih) ini. Tentunya, konsisten dengan pendekatan yang telah dipaparkan
pada Bab sebelumnya, maka rencana kerja yang disusun akan mengacu pada pendekatan
tersebut. Tahapan rencana kerja yang akan dilakukan dipaparkan dengan mengikuti diagram alir
sebagai berikut:
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 35
3.2 PEKERJAAN PERSIAPAN (GENERAL PREPARATORY WORKS)
Tahap persiapan merupakan tahap yang amat penting dan krusial dalam menentukan
keberhasilan pencapaian tujuan kegiatan, mengingat interaksi antara konsultan dan pemberi
pekerjaan akan sangat intensif pada tahap ini. Dengan demikian, perlu dijalin suatu mekanisme
komunikasi yang baik agar kesamaan persepsi pencapaian kegiatan antara pihak pemberi
pekerjaan dengan pihak konsultan dapat tercapai dengan baik. Pada tahap persiapan ini akan
dilakukan beberapa hal sebagai berikut:
1. Membuat Program Kerja (Pola Pikir) kegiatan secara keseluruhan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini mencakup penyusunan pola pikir alur pencapaian
sasaran kegiatan yang kemudian mesti dikomunikasikan dan dipahami oleh seluruh jajaran
tenaga ahli dan tenaga pendukung kegiatan.
2. Menentukan Sasaran
Pada tahap ini, dilakukan definisi penentuan sasaran secara rinci dan spesifik mengenai
apa‐apa saja hal yang diharapkan untuk dicapai dalam penyusunan dokumen Rencana
Induk SPAM Propinsi Bali (pada Kabupaten/Kota terpilih) ini. Perlu dicatat, bahwa meski
memang produk akhir dari kegiatan ini adalah tersedianya dokumen Rencana Induk SPAM
PERSIAPAN
PENGUMPULAN DATA
KOMPILASI DAN PEMROSESAN DATA
ANALISIS DATA
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SPAM PROPINSI BALI (PADA
KABUPATEN/KOTA TERPILIH)
PEMBAHASAN/DISKUSI
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 36
Propinsi Bali (pada Kabupaten/Kota terpilih), diperlukan suatu pendekatan yang
komprehensif dalam rangka mencapai sasaran besar dari kegiatan ini yakni untuk
meningkatkan kinerja dan pelayanan SPAM di Propinsi Bali (pada Kabupaten/Kota terpilih)
melalui upaya yang komprehensif untuk melibatkan berbagai pihak (stakeholders) dalam
SPAM di Propinsi Bali (pada Kabupaten/Kota terpilih)
3. Menggali Sumber Terkait
Mengingat kegiatan penyusunan Rencana Induk SPAM akan melibatkan berbagai aktivitas
survey dan kajian, maka diperlukan suatu perencanaan survey yang mantap dan tepat
sasaran. Untuk itu, diperlukan berbagai informasi yang tepat mengenai berbagai sumber
informasi terkait SPAM di Propinsi Bali (pada Kabupaten/Kota terpilih). Beberapa contoh
informasi penting tersebut antara lain: institusi‐institusi terkait SPAM di Propinsi Bali (pada
Kabupaten/Kota terpilih), contact person terkait, sumber‐sumber data sekunder,
laboratorium air terakreditasi, dll.
4. Melakukan Studi Literatur
Dengan semakin berkembangnya bidang SPAM dan semakin banyaknya berbagai teori dan
contoh kasus yang telah ada, maka dperlukan upaya untuk mempelajari dari berbagai
sumber literature dan studi kasus untuk pengembangan SPAM di berbagai kota di
Indonesia yang memiliki kondisi yang mirip dengan Propinsi Bali (pada Kabupaten/Kota
terpilih). Selain itu, perkembangan keberadaan peraturan‐peraturan dan pedoman baru
yang dikeluarkan oleh pemerintah terkait dengan pengembangan SPAM juga perlu terus
diikuti dan dirujuk dalam pengembangan Rencana Induk SPAM Propinsi Bali (pada
Kabupaten/Kota terpilih) ini.
5. Menyusun Format Pendataan
Agar data yang didapat tepat sasaran dan upaya pengumpulan data juga dapat dilakukan
secara efektif dan efisien, maka perlu disusun suatu format pengumpulan data yang akan
diambil, baik data sekunder, maupun data primer (misalnya, form informasi pelayanan
eksisting SPAM, kuesioner sosial/pelayanan kepada masyarakat, dll).
6. Menyusun Jadwal Kerja
Dengan terbatasnya waktu pelaksanaan kegiatan selama 6 bulan, maka dalam rangka
pencapaian sasaran kegiatan secara periodic sesuai dengan tahapan pelaporan (laporan
pendahuluan, antara, draft akhir, dan laporan akhir), dan juga dalam rangka memudahkan
pendefinisian tanggung jawab pihak terkait, terutama tim konsultan dan tim teknis dari
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 37
pihak pemberi pekerjaan, maka diperlukan jadwal kerja yang rinci, yang akan disajikan
pada Bab berikutnya
3.3 PENGUMPULAN DATA
1. Norma, Standar, Pedoman dan Manual Bidang Air Minum
Data‐data awal yang mesti dikumpulkan adalah data‐data terkait norma, standar, pedoman,
dan manual bidang pengembangan air minum yang ada di Indonesia. Sebisa mungkin NSPM
yang dikumpulkan tersebut adalah terbitan terbaru sehingga dapat mengikuti dengan
kondisi terkini.
2. Petunjuk Teknis
Selain NSPM, berbagai data mengenai petunjuk teknis pengembangan SPAM juga penting
untuk dikumpulkan, sebagai acuan dalam perumusan rencana‐rencana yang dimuat dalam
lingkup Rencana Induk SPAM ini.
Petunjuk teknis ini dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan berbagai rencana
yang terkait langsung dengan Rencana Induk SPAM ini (misalkan: rencana pengembangan
sistem air baku, rencana transmisi, rencana distribusi, dll), maupun sebagai acuan untuk
pengembangan berbagai turunan kegiatan sebagai produk dari dokumen Rencana Induk ini,
yakni identifikasi berbagai aktivitas Studi kelayakan (Feasibility Study) dan Rencana Detil
(Detailed Engineering Design).
3. Pengumpulan data, berupa data sekunder (melakukan survey ke instansi terkait serta
kelembagaan formal maupun non‐formal untuk mengumpulkan data‐data yang terkait
dengan kegiatan pengembangan SPAM dari segi teknis, kelembagaan, dan manajemen. dan
studi literatur (norma, standar, pedoman, manual bidang sanitasi, petunjuk teknis, PP No.
16/2005, dll).
4. Pengumpulan data primer melalui pengukuran langsung di lapangan, misalkan data debit air
baku, data kualitas air baku, pengambilan kuesioner langsung kepada masyarakat.
5. Data‐data lain dari berbagai sumber: Kimpraswil (PU), Kementerian Kesehatan, BPS,
Bappenas, WHO, World Bank, dll, yang kemudian dapat digunakan sebagai acuan pelengkap
sesuai dengan data yang diperlukan. Misalkan: data angka penyakit yang perlu didapatkan
dari Departemen Kesehatan, dll.
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 38
3.4 RENCANA JARINGAN
Direncanakan sesuai dengan:
- Rencana pengembangan tata kota (RUTR) dan RTRW
- Jaringan distribusi utama
Langkah‐langkah pengerjaan perencanaan jaringan distribusi air minum dilaksanakan sebagai
berikut:
- Tentukan daerah pelayanan
- Kumpulkan data untuk daerah pelayanan
Metoda analisis penentuan daerah pelayanan dengan administrasif kebijaksanaan pemerintah
daerah, dan kelayakan penerapan jaringan distribusi pelayanan air minum:
- Jumlah penduduk
- Peta topografi, situasi lokasi, peta jaringan yang sudah ada di daerah pelayanan
- Konsumsi pemakaian air domestik
- Konsumsi pemakaian air nondomestik
- Daya dukung tanah
- Hasil pengukuran lapangan
- Gambarkan sistem jaringan distribusi dalam bentuk melingkar yang disesuaikan dengan
data pendukung
- Tentukan kebutuhan air di setiap titik sampul jaringan distribusi lingkaran
- Tentukan diameter pipa dan perhitungan hidrolis sebagai berikut:
Tentukan kecepatan aliran dalam, pipa sesuai dengan kriteria perencanaan antara dua titik
simpul. Hitung diameter pipa berdasarkan rumus: q = av
Gambarkan sistem jaringan distribusi yang memuat data sebagai berikut:
3.5 SURVEY KEBUTUHAN NYATA
Ada 3 (tiga) tujuan utama survey kebutuhan nyata yaitu:
- Penentuan keinginan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan air minum;
- Penentuan standar pemakaian air;
- Penelitian tingkat kemauan dan kemampuan masyarakat dalam membeli air;
- Survey dilakukan dengan menyebarkan daftar pertanyaan yang berstruktur atau
kuesioner dan tata cara penyusunannya.
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 39
3.6 KOMPILASI DAN PEMROSESAN DATA
Tahap ini teramat penting karena berupaya untuk mengelompokan data kuantitatif dan
kualitatif sebagai bahan analisis. Pengelompokan data‐data tersebut mesti sesuai dengan bahan
analisis yang akan dilakukan, oleh karenanya upaya kompilasi data pun perlu dilakukan dengan
menggunakan format yang spesifik sesuai dengan kebutuhan analisis untuk tiap aspek yang
dicakup dalam Rencana Induk SPAM ini. Misalkan: perlunya dibuat format khusus untuk
kompilasi data kualitas air, adanya format khusus untuk kompilasi data‐data kuesioner, dll.
3.6.1 Analisis
1. Melakukan kajian terhadap tingkat pencapaian layanan air minum, termasuk
kelemahan atau kendala, peluang, IPTEK dan skenario yang telah dijalankan.
Dari berbagai aspek yang dikaji dalam Rencana Induk SPAM ini (aspek teknis,
pembiayaan, kelembagaan, peraturan/perundangan, dan aspek sosial budaya),
maka upaya analisis pembandingan (bench marking) kondisi eksisting SPAM di
Propinsi Bali (pada Kabupaten/Kota terpilih) terhadap target yang ingin dicapai
diarahkan pada upaya identifikasi penyebab utama (root cause) dari masih belum
optimalnya kinerja pelayanan SPAM di Propinsi Bali (pada Kabupaten/Kota terpilih).
Berbagai kelemahan atau kendala akan diidentifikasi untuk kemudian dicoba untuk
dijadikan peluang (opportunities) dalam pengembangan SPAM ke depan.
2. Melakukan analisis terhadap aspek – aspek teknis lingkungan, ekonomi, finansial,
dan kelembagaan yang berhubungan / berpengaruh terhadap perencanaan
program, pelaksanaan program dan pengendalian program di daerah maupun
pusat.
Dalam hal ini, penting pula untuk dianalisis aspek kesinambungan dan keterkaitan
dari berbagai program pengembangan SPAM di Propinsi Bali (pada Kabupaten/Kota
terpilih) yang dilakukan oleh berbagai pihak (instansi/stakeholders). Diharapkan
setelah dokumen Rencana Induk ini diterbitkan, seluruh kegiatan pengembangan
SPAM dapat dilaksanakan secara terintegrasi.
3. Melakukan kajian evaluasi pemanfaatan prasarana dan sarana SPAM dan
merumuskan serta melakukan perhitungan / estimasi kebutuhan prasarana dan
sarana SPAM. Hal ini penting mengingat dokumen Rencana Induk ini harus mampu
mendefinisikan kebutuhan sarana untuk peningkatan coverage pelayanan beserta
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 40
analisis implikasi pembiayaannya. Selain itu, jika pengembangan sarana dan
prasarana tersebut memerlukan kajian dengan justifikasi yang lebih rinci, maka
dokumen Rencana Induk ini harus mampu mendefinisikan kebutuhan
dilaksanakannya Studi kelayakan dan Rencana detil desain.
3.6.2 Identifikasi Permasalahan Dan Kebutuhan Pengembangan
Berdasarkan analisa hasil ketiga aktivitas terdahulu, maka diidentifikasi baik
permasalahan, tantangan dan kebutuhan pengembangan sistem. Hal‐hal yang perlu
diidentifikasikan antara lain adalah:
Tingkat dan cakupan pelayanan yang ada
Performa pelayanan;
Tingkat kebocoran;
Jumlah langganan tunggu/potensial;
Terdapat kapasitas belum dimanfaatkan (idle Capacity);
Kebutuhan pengembangan jaringan didistribusi dan/atau kapasitas pengolahan;
Performa kelembagaan, sumber daya manusia dan keuangan.
3.6.3 Perkiraan Kebutuhan Air
Proyeksi kebutuhan air dalam suatu proyek penyediaan air minum merupakan hal yang
penting, karena merupakan dasar penentuan biaya investasi. Prakiraan air harus
didasarkan pada kondisi sosial ekonomi dan survey kebutuhan nyata. Kebutuhan air
diklasifikasikan berdasarkan aktifitas perkotaan masyarakat, yaitu:
- Domestik
Rumah tangga;
Sosial.
- Non Domestik
Komersil;
Perkotaan;
Fasilitas umum;
(1) Industri;
(2) Pelabuhan, dan sebagainya.
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 41
Pada umumnya konsumsi atau standar pemakaian dinyatakan dalam volume pemakaian
air rata‐rata per orang perhari yang ditentukan berdasarkan survey kebutuhan nyata.
Sedangkan konsumsi air untuk keperluan komersial dan industri sangat dipengaruhi oleh
harga dan kualitas air, jenis dan ketersediaan sumber air alteranatif. Biasanya kebutuhan
air disuatu kota juga dipengaruhi oleh besarnya kehilangan air. Dalam hal ini kehilangan
air didefinisikan secara sederhana sebagai produksi air yang tidak terjual. Besarnya
kehilangan air sangat tergantung dari kondisi dan umur pipa, tekanan dan sistem
penyediaan air.
3.6.4 Identifikasi Air Baku
Umum
Untuk mengindentifikasi ketersediaan air baku di suatu wilayah bagi kebutuhan air
minum diperlukan studi hidrogeologi. Studi tersebut terutama dimaksudkan untuk
memperoleh informasi mengenai:
- Jarak dan beda tinggi sumber‐sumber air;
1. Debit optimum (safe yield) sunliber;
2. Kualitas air dan pemakaian sumber saat ini (bila ada).
Pada umunya terdapat sejumlah alternatif sumber yang berbeda. Alternatif sumber
terpilih harus dipertimbangkan terhadap aspek ekonomi dan kehandalan sumber.
Tingkat kehandalan sumber merupakan suatu faktor yang sulit dinilai secara mata uang,
dan penilaian bobotnya tergantung pada besar kecilnya kota atau kawasan yang dilayani.
Untuk kota‐kota yang lebih kecil bobot penilaiannya lebih besar dari kota besar.
Analisis pemilihan alternatif sumber dilakukan terhadap sumber‐sumber yang telah
diidentifikasi menurut jenis sumber air:
- Mata air;
1. Sungai, saluran;
2. Danau;
3. Air tanah.
Dalam melakukan analsisis pemilihan alternatif sumber sejumlah faktor perlu
dipertimbangkan seperti:
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 42
- Air sungai umumnya memerlukan pengolahan untuk menghasilkan air minum,
sehingga sumber air sungai baru dapat diperbandingkan dengan mata air, hanya
apabila lokasi penyadapan (intake) terletak dekat dengan daerah pelayanan.
- Danau atau rawa, pengisiannya (in‐flow) umumnya berasal dari satu atau
beberapa sungai. Alternatif sumber danau diperbandingkan dengan air
permukaan sungai apabila volume air danau jauh lebih besar dari aliran sungai‐
sungai bermuara kedalamnya, sehingga waktu tempuh yang lama (long
detention time) dari aliran sungai ke danau menghasilkan suatu proses
penjernihan alami atau self purification.
- Mata air sering dijumpai mengandung CO2 agresif yang tinggi, yang mana
walaupun tidak banyak berpengaruh pada kesehatan tetapi cukup berpengaruh
pada bahan pipa (korosi). Proses untuk menghilangkannya harus dilakukan
sedekat mungkin ke lokasi sumber.
- Dalam hal air permukaan (sungai) telah terkontaminasi berat, pemilihan
alternatif sumber air tanah dalam dapat diajukan, mengingat kualitas tanah
secara bakteriologi lebih aman daripada air permukaan.
- Pertimbangan lain yang berkaitan dengan kebijakan Pemerintah Daerah
mengenai peruntukan sumber.
3.6.5 Pengembangan Kelembagaan Non SDM
Dalam operasi dan pemeliharaan suatu sistem air minum diperlukan tenaga‐tenaga
profesional yang berpengalaman. Tenaga‐tenaga tersebut tidak diperoleh begitu saja,
tetapi harus dilatih dan dibina secara terus menurus.
Berdasarkan hal tersebut diatas, diperlukan suatu, penilaian terhadap kemampuan
karyawan yang ada untuk menyusun suatu program pengembangan karyawan yang
dicapai melalui pendidikan dan pelatihan.
Pemilihan Alternatif Sistem
Dengan memadukan kebutuhan air dan ketersediaan sumber air baku, maka dapat
direncanakan dan dikembangkan pada umumnya lebih dari satu alternatif pemenuhan
kebutuhan.
Suatu studi preliminary harus dilakukukan untuk mengidentifikasi semua alternatif yang
"layak" mulai dari :
- Sumber air baku;
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 43
Lokasi dan jenis intake;
Penampungan yang diperlukan (jika ada);
Jalur transmisi;
Lokasi reservoir;
Jaringan Distribusi
Studi preliminary dilakukan berdasarkan peta topografi, peta tata guna tanah, dan
laporan‐laporan eksisting lainnya.
3.6.6 Pengembangan Alternatif
Dengan memadukan prakiraan kebutuhan air dan ketersediaan sumber air baku, maka
dapat diidentitikasikan dan dikembangkan yang kemudian dipilih berbagai alternatif
pemecahan permasalahan pemenuhan kebutuhan.
Setiap alternatif harus dikaji aspek teknis, ekonomi sehingga para ahli teknik dapat
menganalisa dengan cepat dan cermat. Alternatif terpilih adalah yang terbaik ditinjau
dari berbagai aspek tersebut diatas. Pradesain dari alternatif terpilih merupakan dasar
dalam prakiraan biaya investasi dan praklayakan proyek. Setelah jelas sumber air baku
yang akan digunakan, maka harus dilakukan pengurusan perijinan. Setelah perijinan
dilakukan pengamanan dan pengurusan sumber air baku tersebut.
3.7 PENYUSUNAN RENCANA INDUK SPAM PROPINSI BALI (PADA KABUPATEN/KOTA TERPILIH)
1. Evaluasi SPAM eksisting Propinsi Bali (pada Kabupaten/Kota terpilih)
Setelah dilakukannya analisis yang komprehensif terhadap kondisi SPAM eksisting Propinsi
Bali (pada Kabupaten/Kota terpilih), maka dilakukan evaluasi secara menyeluruh beserta
kebutuhan pengembangan SPAM di Propinsi Bali (pada Kabupaten/Kota terpilih), melalui
upaya pentahapan: Jangka Pendek (5 tahun), Jangka Menengah (10 tahun), dan Jangka
Panjang (20 tahun).
2. Pembahasan kebutuhan pengembangan SPAM di Propinsi Bali (pada Kabupaten/Kota
terpilih) dengan mengacu kepada Rencana Tata Ruang Wilayah, rencana pencapaian target
jangka menengah (RPJM) dan jangka panjang (RPJP). Selain itu, dapat pula mengacu kepada
komitmen pencapaian sasaran MDGs (Millenium Development Goals) 2015 untuk sektor
pengembangan air minum.
3. Penyusunan konsep dan alternatif SPAM
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 44
Dengan telah teridentifikasi dan teranalisisnya kondisi SPAM eksisting Propinsi Bali (pada
Kabupaten/Kota terpilih), dan telah didefinisikannya tujuan yang ingin dicapai dalam
berbagai tahapan perencanaan, maka berbagai konsep dan alternatif pengembangan
pelayanan SPAM dapat disusun dan dianalisis untuk ditentukan mana yang paling layak
untuk dikembangkan.
4. Penyusunan Rencana Induk SPAM yang mencakup aspek peraturan perundangan, aspek
kelembagaan, aspek pembiayaan, aspek sosial budaya / peran serta masyarakat, dan aspek
teknis operasional, dengan mempertimbangkan kelayakan teknis, kelayakan ekonomis,
kelayakan lingkungan, dan kelayakan sosial.
3.8 Pembahasan / Diskusi
1. Mengadakan diskusi dengan mengundang para pemangku kepentingan untuk
menampung dan membicarakan konsep rencana induk permasalahan ini. Dengan telah
disusunnya konsep Rencana Induk tersebut, maka sesuai dengan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No.18/PRT/M/2007 Pasal 10, disebutkan bahwa:
(1) Rencana induk pengembangan SPAM sebelum ditetapkan wajib disosialisasikan oleh
penyelenggara bersama dengan pemerintah terkait melalui konsultasi publik.
(2) Konsultasi publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk menjaring
masukan dan tanggapan masyarakat.
(3) Konsultasi publik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dilakukan sekurang‐
kurangnya tiga kali dalam kurun waktu 12 bulan dan dihadiri oleh masyarakat di
wilayah layanan dan masyarakat di wilayah yang diperkirakan terkena dampak
dengan mengundang tokoh masyarakat, LSM, dan perguruan tinggi.
2. Melakukan pembahasan pada setiap kegiatan dengan pemberi tugas dan tim teknis yang
akan ditunjuk, serta aparat terkait. Dalam hal ini, setelah disusunnya Draft laporan final,
maka akan ditajamkan menjadi laporan final setelah melalui proses focus group
discussions secara terbatas antara tim konsultan dengan tim teknis terkait.
4. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Uraian
Dalam proses pelaksanaan pekerjaan ini, konsultan akan memperhatikan ruang lingkup kegiatan
serta jangka waktu pelaksanaan. Hal ini dimaksudkan agar produk/ hasil rencana nantinya tidak
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 45
bertentangan dengan ketentuan yang terdapat pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang sudah
ditetapkan oleh pemberi pekerjaan serta dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.
Pelaksanaan pekerjaan secara garis besar dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu pekerjaan
lapangan dan pekerjaan kantor. Waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang ditetapkan
dalam Kerangka Acuan Kerja adalah 180 (seratus delapan puluh) hari kalender. Dalam
melaksanakan pekerjaan ini konsultan terlebih dahulu menyusun suatu Program Kerja yang
berisi tentang sistematika penyelesaian pekerjaan. Semua kerangka berpikir dalam program
kerja ini dituangkan dalam bentuk Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dan Bagan Alir Pelaksanaan
Pekerjaan.
Secara teknis administrasi, jadwal pelaksanaan pekerjaan disusun berdasarkan pertimbangan
sebagai berikut :
Pekerjaan dimulai setelah proses administrasi kontrak kerja antara konsultan dengan pihak
pemberi tugas diselesaikan.
Penyelesaian keseluruhan pekerjaan diselesaikan dalam waktu 180 (seratus delapan puluh)
hari kalender sesuai dengan berita acara rapat penjelasan umum terhitung sejak
dikeluarkannya Surat Perintah Kerja (SPK).
Rencana kerja yang diusulkan oleh Konsultan sesuai dengan KAK berkaitan dengan tugas‐tugas
konsultan, maka untuk lebih jelasnya secara umum jadwal terinci dari pekerjaan ini dapat
dilihat dalam Tabel B.5 yang terdapat pada halaman berikut.
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 46
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 47
2. Uraian Detail Pelaksanaan Pekerjaan
A. Pekerjaan Persiapan (Preparation Works)
Kegiatan awal yang dilakukan oleh konsultan setelah menerima SPMK (Surat Perintah Mulai
Kerja) antara lain;
Mobilisasi dan Demobilisasi Personil
Tahapan awal adalah perusahaan akan memobilisasi dan demobilisasi personil dan
peralatan yang diperlukan untuk kegiatan Konsultan Evaluasi Kinerja ini. Mengingat
waktu penugasan personil dilaksanakan selama 6 (lima) bulan dan ada tenaga ahli
dengan masa penugasan 4 (empat) bulan, maka mobilisasi dan demobilisasi
dilaksanakan dalam 2 (dua) tahapan.
Penyusunan Program Kerja Secara Komprehensif
Dengan pemahaman yang baik oleh konsultan mengenai lingkup pekerjaan ini, akan
disusun suatu program kerja yang menyeluruh terhadap seluruh item pekerjaan. Hal ini
dilakukan untuk memberikan informasi yang akurat dan sesuai keperluan.
Inventarisasi Data Sekunder
Untuk memberikan hasil yang baik, konsultan akan melakukan inventarisasi seluruh data
sekunder yang terkait pelaksanaan pekerjaan. Data‐data mengenai norma, pedoman,
Manual, Petunjuk Teknis yang terkait oleh pelaksanaan pekerjaan dikumpulkan agar
hasil studi sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.
Penyusunan Format Pendataan
Konsultan akan menyusun seluruh data dalam format penyajian yang rapi sehingga
memudahkan bagi pihak yang berkepentingan untuk melakukan kajian maupun evaluasi
tahap lanjutan.
Penyusunan Jadwal Kerja
Rencana kerja yang telah disusun pada tahap usulan teknis akan disempurnakan oleh
tim untuk digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
Rekapitulasi Penyusunan Rencana Survey
Tahap selanjutnya adalah diperolehnya rekapitulasi rencana survey, metode survey,
tahapan survey, target pelaksanaan survey dan semua yang terkait.
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 48
B. PERENCANAAN JARINGAN
Dalam bagian ini akan dilakukan kajian perencanaan jaringan yang terkait dalam advisory
perencanaan teknis dan rencana induk sistem. Berikut ini tahapan yang akan dilakukan;
Analisa Kajian RUTR dan RTRW terkait pengembangan SPAM
Analisa Data Jaringan Distribusi Air Minum
Analisa Penentuan Daerah Pelayanan
Semua pelaksanaan poin A dan B direncanakan selesai 1 (satu) bulan dari SPMK diterima oleh
konsultan perencana.
C. KOMPILASI & PEMPROSESAN DATA
Tahap selanjutnya dari rekapitulasi data dan survey yang diperoleh, akan dilakukan kompilasi
dan pemprosesan data diantaranya;
Kajian Tingkat Pencapaian Layanan Air Minum
Kajian Evaluasi Pemanfaatan Prasarana dan Sarana SPAM
Identifikasi Permasalahan dan Rencana Pengembangan SPAM
Identifikasi Perkiraan Kebutuhan Air Bersih
Identifikasi Potensi Sumber Air
D. KONSEPSI POLA PENGEMBANGAN
Tahap selanjutnya dari setelah dilakukan kompilasi dan pemprosesan data, konsultan akan
mencoba merumuskan Konsepsi Pola Pengembangan, antara lain;
Pola Pengembangan Kelembagaan Non SDA
Pemilihan Alternatif System
Pengembangan Jaringan Distribusi
Pengembangan Jaringan System
Seluruh tahapan ini memerlukan waktu 1 (satu) bulan.
E. PENYUSUNAN RENCANA INDUK SPAM PROVINSI BALI
Tahap selanjutnya dari setelah dilakukan penyusunan konsepsi pola pengembangan, konsultan
akan mencoba merumuskan Rencana Induk SPAM Provinsi Bali, antara lain;
Evaluasi SPAM Eksisting Provinsi Bali ( Pada Kab/ Kota terpilih)
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 49
Pembahasan kebutuhan Pengembangan SPAM pada Kab/Kota terpilih
Penyusunan Konsep dan Alternatif Pengembangan Rencana Induk SPAM
Penyusunan Rencana Induk Spam terkait semua aspek
Penetapan Rencana Induk SPAM provinsi Bali (pada Kab/Kota terpilih)
Seluruh tahapan ini memerlukan waktu 2.5 (dua setengah) bulan.
F. PELAPORAN
Berikut ini laporan yang disajikan konsultan sehubungan dengan proses pekerjaan:
Laporan Pendahuluan (Inception Report)
Laporan Antara (Interim Report)
Konsep Laporan Akhir (Draft Final Report)
Laporan Akhir(Final Report)
Buku Konsep Rencana Induk Pengembangan SPAM Kabupaten/Kota
CD Pelaporan.
B.2.3. ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN
Untuk memberikan hasil yang optimal dari suatu kegiatan, maka disusun team work dalam
suatu organisasi pelaksanaan pekerjaan. Dalam organisasi ini akan disusun hierarki
kewenangan, kerjasama, tanggung jawab dan instruksi sehingga semua yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan dapat terakomodir.
Team Leader, akan berkoordinasi dengan direksi pekerjaan dan Satker Pengembangan
Kinerja Pengelolan Sumber Air Bali untuk pelaksanaan pekerjaan ini. Team Leader akan
mengelola seluruh anggota team untuk mengikuti setiap alur pelaksanaan pekerjaan.
Proffesional Staff, akan dilakukan oleh seluruh anggota tim sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab masing‐masing. Koordinasi terus dilakukan antar anggota dan direksi
pekerjaan.
Supporting Staff, seluruh sub professional membantu kinerja dan tanggung jawab tenaga
ahli sesuai dengan tanggung jawab yang ada.
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 50
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 51
B.2.4. KOMPOSISI TEAM DAN PENUGASAN
Konsultan akan menyajikan komposisi tim yang ditugaskan berikut dan tugas masing‐masing,
pekerjaan ini akan dilakukan oleh 6 (enam) orang tenaga ahli, didukung oleh 4 (empat) orang
sub proffesional staff dan 3 (tiga) orang supporting staff.
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 52
B.2.5. JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI
Berikut ini kami sajikan jadwal penugasan tenaga ahli sesuai dengan KAK dan Lingkup pekerjaan
yang diberikan oleh pemberi pekerjaan. Jadwal penugasan ini memperhitungan semua aspek
yang melingkupi seperti waktu, kondisi jadwal pekerjaan fisik lapangan dan pengalaman
konsultan dalam pekerjaan sejenis.
Untuk mempermudah dalam identifikasi tugas dan wewenang masing‐masing tenaga ahli maka
disajikan tabel berikut ini.
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 53
PEKERJAAN : Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
SATKER : Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Bali
DIREKTORAT : Pengembangan Air Minum, Dirjen Cipta Karya
T.A :
A
1 Penyusunan Program Kerja secara komprehensif
2 Inventarisasi Studi Literature ( Data Sekunder ); Norma, Pedoman, Manual, Juknis
3 Penyusunan Format Pendataan
4 Penyusunan Jadwal Kerja
5 Rekapitulasi penyusunan rencana survey (peralatan & metode)
B
1 Analisa Kajian RUTR dan RTRW terkait Pengembangan SPAM
2 Analisa data Jaringan Distribusi Air Minum
3 Analisa Penentuan Daerah Pelayanan
C
1 Kajian Tingkat Pencapaian Layanan Air Minum
2 Kajian Evaluasi Pemanfaatan Prasarana dan Sarana SPAM
3 Identifikasi Permasalahan dan Rencana Pengembangan SPAM
4 Identifikasi Perkiraan Kebutuhan Air Bersih
5 Identifiksi Potensi Sumber Air
D
1 Pola Pengembangan Kelembagaan Non SDA
2 Pemilihan Alternatif Sistem
3 Pengembangan Jaringan Distribusi
4 Pengembangan Alternatif Sistem
E
1 Evaluasi SPAM Eksisting Provinsi Bali (pada Kab/Kota terpilih)
2 Pembahasan Kebutuhan Pengembangan SPAM pada Kab/Kota terpilih
3 Penyusunan Konsep dan Alternatif Pengembangan Rencana Induk SPAM
4 Penyusunan Rencana Induk SPAM terkait Semua Aspek
5 Penetapan Rencana Induk SPAM Provinsi Bali (pd Kab/Kota terpilih)
D
1 Diskusi Laporan Pendahuluan
2 Diskusi Laporan Interim (Antara)
3 Diskusi Laporan Akhir
G
1 Laporan Pendahuluan (Inception Report)
2 Laporan Antara (Interim Report)
3 Konsep Laporan Akhir (Draft Final Report)
4 Laporan Akhir ( Final Report)
5 Buku Konsep Rencana Induk Pengembangan SPAM Kabupaten / Kota
6 CD Pelaporan
PEKERJAAN PERSIAPAN
PERENCANAAN JARINGAN
KOMPILASI DAN PEMPROSESAN DATA
KONSEPSI POLA PENGEMBANGAN
2013
NO ITEM PEKERJAAN
MATRIKS TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA AHLI
PROFFESIONAL STAFF
Team Leader
Ahli Air Minum
Ahli Sipil (Hidrologi dan Geo Hidrologi)
Ahli Akutansi / Keuangan
Ahli Sosial Ekonomi
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SPAM PROVINSI BALI ( pd Kab/Kota terpilih)
PEMBAHASAN / DISKUSI
PELAPORAN
B.2.6. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA AHLI (DLM MATRIK)
Dalam jadwal pelaksanaan pekerjaan telah diuraikan item pekerjaan yang akan dilakukan
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan. Untuk memberikan pemahaman yang cukup
mengenai tugas dan tanggung jawab tenaga ahli, konsultan menyajikannya dalam tabel matrik
berikut ini.
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 54
PEKERJAAN : Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
SATKER : Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Bali
DIREKTORAT : Pengembangan Air Minum, Dirjen Cipta Karya
T.A : 2013
A PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Penyusunan Program Kerja secara komprehensif
2 Inventarisasi Studi Literature ( Data Sekunder ); Norma, Pedoman, Manual, Juknis
3 Penyusunan Format Pendataan
4 Penyusunan Jadwal Kerja
5 Rekapitulasi penyusunan rencana survey (peralatan & metode)
B PERENCANAAN JARINGAN
1 Analisa Kajian RUTR dan RTRW terkait Pengembangan SPAM
2 Analisa data Jaringan Distribusi Air Minum
3 Analisa Penentuan Daerah Pelayanan
C KOMPILASI DAN PEMPROSESAN DATA
1 Kajian Tingkat Pencapaian Layanan Air Minum
2 Kajian Evaluasi Pemanfaatan Prasarana dan Sarana SPAM
3 Identifikasi Permasalahan dan Rencana Pengembangan SPAM
4 Identifikasi Perkiraan Kebutuhan Air Bersih
5 Identifiksi Potensi Sumber Air
D KONSEPSI POLA PENGEMBANGAN
1 Pola Pengembangan Kelembagaan Non SDA
2 Pemilihan Alternatif Sistem
3 Pengembangan Jaringan Distribusi
4 Pengembangan Alternatif Sistem
E PENYUSUNAN RENCANA INDUK SPAM PROVINSI BALI ( pd Kab/Kota terpilih)
1 Evaluasi SPAM Eksisting Provinsi Bali (pada Kab/Kota terpilih)
2 Pembahasan Kebutuhan Pengembangan SPAM pada Kab/Kota terpilih
3 Penyusunan Konsep dan Alternatif Pengembangan Rencana Induk SPAM
4 Penyusunan Rencana Induk SPAM terkait Semua Aspek
5 Penetapan Rencana Induk SPAM Provinsi Bali (pd Kab/Kota terpilih)
F PELAPORAN
1 Laporan Pendahuluan (Inception Report)
2 Laporan Antara (Interim Report)
3 Konsep Laporan Akhir (Draft Final Report)
4 Laporan Akhir ( Final Report)
5 Buku Konsep Rencana Induk Pengembangan SPAM Kabupaten / Kota
6 CD Pelaporan
NO ITEM PEKERJAAN
MATRIKS TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA PENDUKUNG
SUPPORTING STAFF
Assisten TA. Air Minum
Operator CAD
Sekretaris
Operator Computer
= Pelaksana Kegiatan
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 55
PEKERJAAN : Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS:SATKER : Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Bali
DIREKTORAT : Pengembangan Air Minum, Dirjen Cipta Karya
T.A : 2013
I
1 Assisten TA. Air Minum
2 Operator CAD
3 Sekretaris
4 Operator Computer
= Koordinasi dan perintah langsung
SUPPORTING STAFF
NO
HUBUNGAN TENAGA PENDUKUNG DAN TENAGA AHLI
Proffesional Staff
Team
Leader
Ahli Air M
inum
Ahli Sipil (Hidrologi dan
Geo
Hidrologi)
Ahli Akutansi / Keu
angan
Ahli Sosial Ekonomi
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 56
B.2.7. PELAPORAN
Seluruh produk/hasil pekerjaan konsultan diserahkan kepada Pemilik pekerjaan, dalam hal ini Satker
Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Bali, Direktorat Pengembangan Air Minum, Dirjen Cipta
Karya, Kementrian Pekerjaan Umum. Adapun produk pekerjaan berupa buku laporan yang harus
diserahkan antara lain :
A. Laporan Pendahuluan (Inception Report)
Laporan pendahuluan berisi garis besar kondisi daerah proyek, rencana kegiatan dan jadwal
pelaksanaan pekerjaan, nama dan jadwal penugasan tenaga ahli yang dilibatkan, daftar data yang sudah
/ belum dikumpulkan, serta rencana metode kerja yang akan dilaksanakan. Laporan ini dibuat rangkap 5
(lima) dan disetor pada akhir bulan pertama / minggu pertama bulan kedua.
Secara lebih rinci, penjelasan untuk Laporan Pendahuluan adalah sebagai berikut :
1. Materi/Isi Draft Laporan Pendahuluan
Pendahuluan, berupa uraian garis besar tentang pekerjaan ini.
Hasil pengumpulan data sekunder dan survey pendahuluan.
Program kerja konsultan, meliputi struktur organisasi dan personalia pelaksana, uraian tugas
tenaga ahli, jadwal kegiatan selanjutnya, metode pelaksanaan pekerjaan (termasuk metode
analisis), peralatan yang akan digunakan, serta penyerahan laporan selanjutnya.
2. Waktu Penyerahan/Assistensi dan Jumlah Draft Laporan
Kegiatan asistensi laporan dilaksanakan dalam bentuk konsultasi dengan Pihak Direksi
Pekerjaan sepanjang kegiatan berlangsung.
Draft Laporan Pendahuluan dijilid secara sederhana (Soft Cover)
Laporan harus diserahkan selambat‐lambatnya 5 (lima) hari sebelum pelaksanaan presentasi
Laporan Pendahuluan sebanyak 5 (lima) eksemplar laporan untuk dibahas dan didiskusikan.
3. Pelaksanaan Presentasi
Waktu dan tempat dikonfirmasikan dengan Pihak Satker Pengembangan Kinerja Pengelolaan
Air Minum Bali.
Dilaksanakan oleh Team Leader beserta seluruh Tenaga Ahli Konsultan.
4. Perbaikan Draft Laporan
Berdasarkan hasil masukan dan koreksi pada pelaksanaan Inception Report, maka Konsultan
menyempurnakan Draft Laporan Pendahuluan untuk dijadikan Laporan Pendahuluan (final).
Buku Laporan dijilid dalam bentuk hard cover kualitas baik sebanyak 5 (lima) eksemplar dan
dimasukkan selambat‐lambatnya 2 hari sesudah pelaksanaan presentasi inception report.
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 57
5. Yang dimaksud dengan Laporan Pendahuluan adalah laporan yang dibuat dan diserahkan oleh
konsultan segera atau dalam waktu yang tidak lebih dan 30 hari setelah Konsultan menerima Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) atau setelah Konsultan menandatangani Surat Perjanjian (kontrak).
6. Secara garis besar laporan pendahuluan tersebut harus memuat antara lain hal‐hal sebagai berikut:
Hasil Peninjauan atas setiap kegiatan yang harus dilakukan oleh konsultan dan yang telah
ditetapkan dalam KAK. Hal ini karena kemungkinan uraian dalam KAK dianggap belum jelas
atau kemungkinan terjadi kegiatan yang berlebihan atau justru sebaliknya ada beberapa
kegiatan yang terlupakan.
Saran, pendapat atau gagasan konsultan yang mungkin diperlukan untuk memperbaiki
kegiatan yang akan dilakukan. Hal ini perlu diuraikan dengan jelas bilamana perlu dapat
menggunakan skema, gambar, grafik atau sarana lainnya.
Harus menjelaskan rencana kegiatan tenaga ahli atau assisten tenaga ahli, pengaturan
pembagian waktu kerja, uraian kegiatan yang akan dikerjakan, peralatan yang mungkin akan
membantu kegiatan, metode kerja atau standar prosedur yang akan diterapkan.
Bilamana akan menggunakan bantuan jasa atau kerja sama dengan unit kerja lainnya
(misalnya: instansi tertentu) harus dijelaskan mana yang akan dikerjakan kepada pihak lain
serta harus menunjukkan kemampuan unit kerja tersebut.
Program kegiatan konsultan selama periode pelayanan jasanya yang menunjukkan urutan dan
jenis kegiatan‐kegiatan yang akan dikerjakan termasuk penyerahan laporan atau waktu yang
diperlukan untuk diskusi program kerja ini sebaiknya dilengkapi dengan bagan alir atau skema.
Perlu diinformasikan skema organisasi pelaksanaan kegiatan di lapangan yang akan
menangani kegiatan di lapangan, pengaturan tugas masing‐masing petugas atau tenaga
ahlinya, serta mekanisme hubungan kerjanya.
7. Laporan Pendahuluan ini harus dibahas pada pertemuan koordinasi pengendalian dengan pihak
direksi pekerjaan. Dalam pembahasan seyogyanya dicapai kesepakatan dan hasilnya dituangkan
dalam bentuk Berita Acara Pertemuan. Kesepakatan ini merupakan bagian dan dokumen kontrak,
sehingga pengikat kedua belah pihak.
8. Semua proses pembahasan dalam pertemuan ini harus dicatat dan didokumentasikan secara baik
dan teratur dalam notulen pertemuan, sedangkan hasil pertemuan ini harus didistribusikan kepada
unit‐unit kerja yang terkait untuk diketahui dan ditindaklanjuti.
9. Penyerahan Laporan Pendahuluan ini harus dilakukan pada waktu yang telah ditetapkan dalam
kesepakatan. Penyerahan harus dilakukan secara tertulis bilamana ternyata mengalami
keterlambatan dalam penyerahan, pihak direksi pekerjaan harus memberikan peringatan atau
teguran kepada konsultan untuk mempercepat penyerahannya. Konsultan harus menyampaikan
hal‐hal yang menyebabkan keterlambatan.
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 58
10. Outline Laporan Pendahuluan :
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
BAB I : Pendahuluan
BAB II : Kondisi Umum Penyediaan SPAM
BAB III : Pendekatan Teknis
BAB IV : Metode dan Rencana Kerja
BAB V : Bagan Organisasi dan Personil
BAB VI : Kesimpulan dan Saran
Lampiran
B. Laporan Antara (Interim Report)
Laporan Antara (Interim Report) merupakan laporan setelah konsultan melaksanakan pekerjaan 3
(tiga) bulan dari SPMK. Laporan ini akan berisikan hasil kajian sementara yang dimiliki oleh konsultan
terkait kondisi pekerjaan. Laporan ini harus dibuat dan disampaikan kepada Direksi Pekerjaan 3
(tiga) bulan sejak SPMK untuk dibahas bersama dalam forum diskusi. Secara lebih rinci, penjelasan
untuk Laporan Antara adalah sebagai berikut :
1. Laporan ini berisikan tentang konsep rangkuman dari seluruh kegiatan survey dan studi yang
telah dilakukan sampai dengan akhir jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, desain pekerjaan
diusulkan berdasarkan metode dan hasil‐hasil survey, perhitungan dan analisa serta kesimpulan
awal terhadap hasil kajian saat ini. Konsep laporan ini didiskusikan dahulu dengan pihak direksi
sebelum tahapan studi dilanjutkan.
2. Outline Laporan Antara:
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
BAB I : Latar Belakang
BAB II : Maksud dan Tujuan
BAB III : Identifikasi Kondisi Pelayanan SPAM
BAB IV : Ruang Lingkup Pekerjaan
BAB V : Analisa Data dan Evaluasi
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 59
BAB VI : Hasil Evaluasi Kinerja Pelayanan SPAM
BAB VII : Konsep Pengembangan dan Tindak Lanjut
Lampiran
C. Laporan Akhir Sementara (Draft Final Report)
Laporan Akhir Sementara (Draft Final Report) berisi ringkasan dari keseluruhan kegiatan yang
dilaksanakan, baik mencakup monitoring dan analisis, hasil rencana tindak detail, estimasi biaya dan
rencana pelaksanaan. Konsep laporan ini harus dibuat dan disampaikan kepada Direksi Pekerjaan 1
(satu) bulan sebelum masa kontrak habis untuk dibahas bersama dalam forum diskusi. Draft final
untuk bahan diskusi dibuat dalam 10 (sepuluh) rangkap. Secara lebih rinci, penjelasan untuk Laporan
Akhir Sementara adalah sebagai berikut :
3. Laporan ini berisikan tentang konsep rangkuman dari seluruh kegiatan survey dan studi yang
telah dilakukan sampai dengan akhir jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, desain pekerjaan
diusulkan berdasarkan metode dan hasil‐hasil survey, perhitungan dan analisa ekonomi serta
kesimpulan dan saran‐saran yang diusulkan. Konsep laporan ini didiskusikan dahulu dengan
pihak Direksi sebelum dicetak menjadi Laporan Akhir.
4. Outline Laporan Akhir Sementara :
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
BAB I : Latar Belakang
BAB II : Maksud dan Tujuan
BAB III : Identifikasi Kondisi Pelayanan SPAM
BAB IV : Ruang Lingkup Pekerjaan
BAB V : Analisa Data dan Evaluasi
BAB VI : Hasil Evaluasi Kinerja Pelayanan SPAM
BAB VII : Konsep Pengembangan dan Tindak Lanjut
Lampiran
D. Laporan Akhir
Laporan Akhir merupakan hasil perbaikan dari Draft Laporan Akhir dari hasil Diskusi dan
pembahasan, setelah menerima masukan‐masukan dan saransaran serta kesimpulan yang diambil
dan disetujui bersama. Laporan Akhir terdiri dari ;
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 60
a. Materi/Isi draft laporan
Rekapitulasi/kumulatif dan semua laporan sebelumnya, yang berisi : rekomendasi dan
presentasi sebelumnya baik dari tim dari Satker Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum
Bali, hasil kajian dari survey dan analisa‐analisa data.
b. Waktu Penyerahan/Assistensi dan Jumlah Draft Laporan Kegiatan asistensi laporan dilaksanakan
dalam bentuk konsultasi dengan Pihak Direksi Pekerjaan sepanjang kegiatan berlangsung.
‐ Draft Laporan dijilid secara sederhana (soft cover)
‐ Laporan Utama diserahkan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar laporan untuk dibahas dan
didiskusikan
c. Pelaksanaan Presentasi :
‐ Waktu dan tempat dikonfirmasikan dengan pihak pemberi pekerjaan
‐ Dilaksanakan oleh Team Leader beserta seluruh Tenaga Ahli Konsultan.
d. Perbaikan Draft Laporan Akhir
‐ Berdasarkan hasil masukan dan koreksi pada presentasi draft Final Report, maka Konsultan
menyempurnakan Draft Laporan untuk dijadikan Laporan Akhir.
‐ Buku Laporan dijilid dalam bentuk hard cover kualitas baik sebanyak 8 eksemplar dan
dimasukkan selambat‐lambatnya 5 hari sesudah pelaksanaan presentasi final report.
e. Yang dimaksud dengan Laporan Utama atau Final Report adalah laporan yang dibuat dan
diserahkan oleh konsultan pada saat mengakhiri pelayanan jasanya. Laporan Akhir ini
merupakan rekapitulasi dari laporan‐laporan sebelumnya dan dilengkapi dengan Laporan
Pelengkap.
f. Laporan Akhir yang dibuat konsultan sebelum mengakhiri jasa pelayanan ini masih merupakan
Draft Laporan Akhir, akan tetapi semua kegiatan tenaga ahli telah selesai dikerjakan dan
membuahkan produk desain bangunan yang telah lengkap termasuk dalam Laporan Akhir ini
adalah produk pekerjaan pelengkap.
g. Draft Laporan Akhir ini harus memuat antara lain :
o Rekapitulasi laporan‐laporan yang telah terdahulu termasuk tanggapan serta perbaikan
yang disarankan pihak direksi pekerjaan.
o Progres akhir yang telah dicapai harus dijelaskan, kegiatan mana yang telah dicapai dan
kegiatan mana yang belum atau yang tidak dilaksanakan. Bilamana diperlukan harus
dijelaskan untuk setiap kegiatan tenaga ahli serta kegiatan penyelesaian pekerjaan
pelengkapnya.
o Penjelasan secara garis besar draft desain akhir yang telah diselesaikan dan pekerjaan
pelengkap yang juga telah diselesaikan, bilamana ada yang belum selesai perlu penjelasan.
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 61
o Penjelasan kesulitan‐kesulitan atau kendala yang dihadapi dalam pembuatan desain, adanya
perubahan atau penyimpangan atau gangguan dan adanya teknologi yang lebih canggih
yang harus diterapkan, yang telah disepakati pihak direksi pekerjaan hingga membuahkan
produk akhir yang disajikan.
o Rekomendasi atau saran‐saran dari konsultan tentang produk pembuatan desain
diselesaikan serta usaha tindak lanjut untuk meningkatkan mutu pelaksanaan pekerjaannya.
h. Bilamana bentuk format laporan kegiatan konsultan telah tersedia dalam bentuk pedoman dan
telah disepakati pihak direksi pekerjaan, maka semua laporan yang disiapkan konsultan harus
mengikuti ketentuan‐ketentuan yang terdapat dalam pedoman pembuatan laporan tersebut
baik dalam bentuk, format serta susunannya. Setiap laporan harus diberi judul laporan, bulan
dan tahun pembuatan laporan, serta nama konsultan dan satuan kerja yang memberikan tugas
kegiatan.
i. Bilamana tidak disebutkan dalam dokumen kontrak, maka konsultan wajib membuat dan
menyerahkan laporan berkala kepada pihak direksi pekerjaan, sedangkan maksud laporan
berkala ini adalah untuk memberikan informasi kepada pihak direksi pekerjaan, perihal sebagai
berikut :
1. Jenis‐jenis kegiatan apa yang dilakukan selama periode laporan, di mana kegiatan dilakukan,
oleh siapa dan hasil yang dilakukan telah sesuai dengan metode atau prosedur yang telah
disepakati serta mengikuti jadwal yang disepakati pula.
2. Progres yang dicapai hingga akhir periode ini telah sesuai dengan program kerja atau di
bawah program kerja apa yang menjadi alasannya dan apa usaha untuk mengejar progress
yang tertinggal ini.
3. Kendala‐kendala apa yang dihadapi dan bagaimana cara mengatasi masalah tersebut.
Mungkin ada masalah yang belum diatasi atau bukan kewenangan konsultan, harus
dilaporkan dalam laporan ini.
4. Apa program kerja untuk periode laporan yang akan datang baik untuk kegiatan tenaga ahli
maupun kegiatan pekerjaan pelengkap lainnya. Apa saran‐saran yang perlu diperhatikan
pihak direksi pekerjaan agar supaya kegiatan tim tidak terganggu pelaksanaannya.
Outline Laporan Akhir :
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 62
BAB I : Latar Belakang
BAB II : Maksud dan Tujuan
BAB III : Identifikasi Kondisi Pelayanan SPAM
BAB IV : Ruang Lingkup Pekerjaan
BAB V : Analisa Data dan Evaluasi
BAB VI : Hasil Evaluasi Kinerja Pelayanan SPAM
BAB VII : Konsep Pengembangan dan Tindak Lanjut
Lampiran
E. Rekapitulasi Semua Pelaporan Dalam Bentuk Soft Copy (CD) sebanyak 2 set.
Semua laporan tersebut diatas diserahkan kepada Satker Pengembangan Kinerja Air Minum Bali,
Direktorat Pengembangan Air Minum, Dirjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum.
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 63
B.2.8. JADWAL FASILITAS PENDUKUNG
Untuk memberikan hasil yang optimal, konsultan akan selalu berkoordinasi aktif dalam
penyelesaian pekerjaan. Sehubungan dengan hal tersebut, fasilitas yang diperlukan penyedia
jasa dari PPK adalah;
Data‐data sekunder mengenai pekerjaan terkait.
Pejabat / staff yang terlibat dalam pekerjaan sebelumnya.
Selain kedua hal tersebut diatas, konsultan akan memenuhi peryaratan yang diperlukan selain
yang disyaratkan dalam RAB yaitu penyediaan kantor dan pelayan kantor. Dan sesuai dengan
jadwal pelaksanaan pekerjaan, konsultan menyusun jadwal penggunaan peralatan yang
diperlukan untuk kesempurnaan hasil kegiatan. Alokasi waktu dan jenis peralatan mengacu
pada rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan yang diberikan.
B.2.9. FORMULIR RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (RK3) KONTRAK
Formulir RK3 disusun berdasarkan Permen PU No. 09/PER/M/2008 mengenai Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) konstruksi bidang pekerjaan umum. Melalui
Rencana K3 pemberian perlindungan kepada setiap orang yang berada di tempat kerja, yang
berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja, proses produksi
dan lingkungan sekitar tempat kerja dapat dikelola dengan baik.
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 64
Penyelenggaraan RK3 di bidang Pekerjaan Umum dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori,
yaitu : a. Risiko Tinggi; b. Risiko Sedang; c. Risiko Kecil. Sedangkan hasil pelaksanaan
penyelenggaraan RK3 bidang Pekerjaan Umum dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu :
a. Baik, bila mencapai hasil penilaian > 85%;
b. Sedang, bila mencapai hasil penilaian 60 % ‐ 85%;
c. Kurang, bila mencapai hasil penilaian < 60 %
Dalam rangka Penyelenggaraan RK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum harus dibuat
Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak (RK3K) oleh Penyedia Jasa dan
disetujui oleh Pengguna Jasa. Sesuai Permen yang ada, dalam mengikuti pelelangan,
konsultan wajib membuat “pra RK3K” sebagai salah satu kelengkapan penawaran lelang
dalam proses pengadaan barang / jasa yang diikuti sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan yang berlaku.
Dalam keadaan memaksa yang berbahaya/darurat dapat menghentikan kegiatan konstruksi,
JIKA berpendapat bahwa telah timbul keadaan darurat yang akan mengancam keselamatan
hidup manusia, kelangsungan pekerjaan, harta milik di sekitar tempat pekerjaan, maka
Konsultan Pengawas dapat memerintahkan Kontraktor untuk melaksanakan segala tindakan
atau usaha menurut pendapatnya dianggap perlu guna meringankan atau mengurangi Risiko
K3 tersebut, dimana Kontraktor dengan segera tanpa kecuali harus patuh atas segala
pengarahan konsultan.
Berikut ini kami sajikan rencana dokumen K3 yang akan disajikan oleh konsultan terkait
pelaksanaan Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS.
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 65
Sampul Depan RK3
RENCANA K3 KONTRAK
Konsultan Advisory Perencanaan
Teknis & Rencana Induk Sistem
Nomor : ……………………….
LOKASI KEGIATAN
Provinsi Bali
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 66
DAFTAR ISI RENCANA K3 KONTRAK
LEMBAR PENGESAHAN 1. KEBIJAKAN K3 PERUSAHAAN PENYEDIA JASA 2 . PERENCANAAN
2.1 Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendaliannya 2.2 Pemenuhan Perundang‐undangan dan Persyaratan Lainnya 2.3 Sasaran dan Program
3. PENERAPAN DAN OPERASI 3.1 Sumber Daya, Struktur Organisasi dan Pertanggung jawaban 3.2 Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian 3.3 Komunikasi, Partisipasi dan Konsultasi 3.4 Dokumentasi 3.5 Pengendalian Dokumen 3.6 Pengendalian Operasional 3.7 Kesiagaan dan Tanggap Darurat
4. PEMERIKSAAN 4.1 Pengukuran dan Pemantauan 4.2 Evaluasi Kepatuhan 4.3 Penyelidikan Insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan Pencegahan 4.4 Pengendlian Rekaman 4.5 Audit Internal
5. TINJAUAN MANAJEMEN 5.1 Tinjauan Manajemen
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 67
LEMBAR PENGESAHAN
PENYEDIA JASA PENGGUNA JASA
Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
di Provinsi Bali
disusun oleh,
( Ir. A. Tutut Subadyo,MSIL)Team Leader
diketahui oleh,
( Ir. T. Soewadji)Kepala Cabang
disetujui oleh,
(Ida Bagus Lanang Suardana, ST, MT)Kasatker Peningkatan Kinerja PAM
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 68
A. BENTUK PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
(PRA‐RK3K)
1. Kebijakan K3
2. Perencanaan
No
1
Denpasar, 21 Februari 2013a/n KSO PT. WAHANA PRAKARSA UTAMAPT PARAMA KRIDA PRATAMA CAB. BALI
Ir. T. Soewandji(Kepala Cabang)
PRA-RENCANA KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA KONTRAK
(PRA-RK3K)
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri PU No. PU No. 09/PER/M/2008 mengenai Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
& Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi bidang pekerjaan umum, maka dengan ini saya atas nama perusahaan akan
melaksanakan seluruh tahapan kegiatan pekerjaan mengacu kepada tugas dan tanggung jawab yang diberikan terkait
penyelesaian proses pekerjaan. Sehubungan dengan hal tersebut maka saya akan :
a. Menyusun RK3K (Mencantumkan kategori risiko pekerjaan,Mempresentasikan RK3K kepada PPK, Tinjauan ulang
terhadap RK3K)
b. Melibatkan Petugas K3 Konstruksi pada setiap paket pekerjaan yang mempunyai risiko K3 sedang dan kecil .
c. Melapor ke Dinas Tenaga Kerja dan Jamsostek setempat sesuai ketentuan yang berlaku.
d. Membuat Laporan Rutin Kegiatan P2K3 ke Dinas Tenaga Kerja setempat dan tembusannya disampaikan kepada PPK.
e. Seluruh kegiatan telah terintegrasi dengan Rumah Sakit Umum Daerah, Puskesmas, Desa Adat, Desa Dinas, dan seluruh
instansi terkait dengan kegiatan pekerjaan. Terutama kepada pihak keamanan masyarakat (seperti polisi)
Jenis Pekerjaan Identifikasi Jenis Bahaya & Resiko K3 Pengendalian Resiko K3
Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
di Provinsi Bali
1 Transportasi a. Mobil tergelincir di lokasi pekerjaan a. Menggunakan pengemudi yang handalb. Menggunakan mobil 4 wheel drive
b. Menggunakan GPSc. Melibatkan tenaga bantu setempat
2 3 4
c. Memahami jalur surveyb. Tersesat di lokasi pekerjaan a. Menggunakan alat komunikasi HT
2 Keselamatan kerja Aktivitas tenaga kerja di lapangan a. Koordinasi intensif dengan instansi daerahb. semua tenaga telah ditanggung jamsostekc. melibatkan tenaga lokal
c. Keselamatan mengemudi a. Menggunakan driver berpengalamanb. Asuransi kecelakaan All Riskc. Asuransi Jiwa bagi seluruh tim
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 69
B. PEMENUHAN PERUNDANGAN DAN PERSYARATAN LAINNYA
Peraturan perundangan dan persyaratan K3 yang wajib dipunyai dan dipenuhi dalam melaksanakan
paket pekerjaan ini antara lain;
1. Undang‐Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja ;
2. Undang‐Undang Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
3. Undang‐Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa
Konstruksi;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa
Konstruksi;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional;
8. Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah;
9. Peraturan Presiden Nomor 9 tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Negara Republik Indonesia;
10. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:
174/MEN/1986 & 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat
Kegiatan Konstruksi;
11. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.02/MEN/1992 tentang Tata Cara Penunjukkan,
Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
12. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja;
13. Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor 384/KPTS/M/2004 tentang Pedoman Teknis
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Tempat Kegiatan Konstruksi Bendungan;
14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 43/PRT/M/2007 tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Jasa Konstruksi;
15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Pekerjaan Umum.
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 70
C. Sasaran K3 dan Program K3
1. Sasaran
2. Program K3 dalam mencapai sasaran
Denpasar, 21 Februari 2013a/n KSO PT. WAHANA PRAKARSA UTAMAPT PARAMA KRIDA PRATAMA CAB. BALI
Ir. T. Soewandji(Kepala Cabang)
c. Melengkapi seluruh tenaga kerja dengan perlengkapan safety
SASARAN & PROGRAM (PRA-RK3K)
Menciptakan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) konstruksi bidang pekerjaan
umum, sehingga seluruh tahapan kegiatan pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan
keselamatan tenaga kerja dapat dijaga hingga selesai. Dengan disusunnya acuan yang jelas, akan
memudahkan koordinasi dan evaluasi yang dilakukan dilapangan.
a. Memasukkan seluruh tenaga kerja dan karyawan yang terlibat dalam Jamsostek.b. Berkoordinasi aktif kepada aparat keamanan setempat (hansip, polisi dan pecalang)
Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RISdi Provinsi Bali
d. Melengkapi seluruh tenaga yang terlibat dengan alat komunikasi memadai.e. Menjelaskan jalur evakuasi dan jalur pertolongan pertama P3Kf. Mengadakan rapat rutin dengan pemberi pekerjaan.
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
B - 71
Nama Kegiatan : Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS
Satker : Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum Provinsi Bali
TA : 2013
Keterangan :
Garis Koordinasi
Garis Instruksi
STUKTUR ORGANISASI RENCANA K3
Kecelakaan Kerja(Rumah Sakit, Kepolisian)
Bahaya Kebakaran(Pemadam Kebakaran, Polisi &
Gangguang Kantibmas(Kepolisian)
DIREKTUR SATKER / PEMILIK PEKERJAAN
SAFETY MANAGER
D. Organisasi K3