38

05 - Surat Al-Maun

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Materi Tarbiyah

Citation preview

  • Muwashafat yang ingin dicapaiHafal surat Adh-dhuha sampai An-NaasIhsan dalam shalat (p)Membayar zakat (p)Beremangat untuk shalat berjamaah (p)Mengkaji marhalah Makkiyah dan menguasai karakteristiknya (p)Membantu yang membutuhkan (p)Menjauhi dosa besar (p)

  • I. TUJUAN UMUMMemperkuat tali ikatan dengan Kitabullah, dasar pemahaman yang benar, penanaman cinta, penguasaan untuk mengajarinya, merasa terikat dengan taujihnya, mengamalkan kandungannya, memburnikan sasaran-sasaran dengan menyesuaikan ruang dan waktu, dan kembali kepada Al-Quran ketika berselisih.

  • II. TUJUAN KHUSUSMenjelaskan kosa kata dan dilalah-nya menjelaskan tentang sikap Hakikat mendustakan agamaMenjelaskan sikap orang beriman terhadap anak yatim dan fakir miskinMenjelaskan hakikat shalat yang sebenarnyaHakikat orang-orang yang celaka

  • IV. SASARAN APLIKATIF DAN PSIKOMOTORIK.Baik bacaannya, hapalan dan pemahaman kandungan surat.memperindah bacaan Al-Quran terutama surat Al-MaunMengokohkan dirinya dengan pelajaran-pelajaran dibalik surat Al-Quranintropeksi diri dengan apa yang menimpa dirinya dalam jalan dawah.Senantiasa ikhlas dalam setiap pekerjaan.Melindungi kaum yang mukmin yang lemah Meluruskan pemahaman yang salah yang ada di Masyarakat.Sadar bahwa dirinya berkewajiban memberi peringatan karena Allah swt.Mencari petunjuk dari ayat-ayat Allah swt. dalam pembahasan ilmiah.Merefleksikan nikmat Allah dengan penuh ketaatan dan jihad dalam jalan-Nya Mengaplikasikan nilai rabani dan menjauhi nilai materialismeMenyantuni anak yatimBersegera melaksanakan sholatBerdawah dengan lisan dan harta

  • IV. KEGIATAN PEMBELAJARANPilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah adalah:1. Kegiatan Pembuka Mengkomunikasikan tentang urgensi mengkaji Tafsir surat Al-Maun2. Kegiatan Inti:Kajian tentang Tafsir surat Al-MaunBerdikusi dan tanya jawab seputar pokok bahasan ( lihat tujuan Kognitif, afektif dan psikomotorPenekanan dari murobbi tentang nilai dan hikmah yang terkandung dalam materi tersebut3. Kegiatan Penutup:Tugas mandiri (lihat kegiatan pendukung)Evaluasi (dibuat soal sesuai tujuan khusus, afektif, dan psikomotor)

  • V. PILIHAN KEGIATAN PENDUKUNG.Belajar membaca surat Al-Quran dan menghapalnya Mendokumentasikan film yang berbicara tentang kehebatan Al-Quran.Merangkum inti-inti surat dan menulisnya pada kertas di dinding agar mudah dihafal .Menulis cerita yang berkenaan dengan kemulian orang yang bertaqwa dan kehinaan orang yang durhaka Mengadakan Rihlah individu untuk merenungi ayat-ayat Allah.Mengadakan halaqah tahsin Al-Quran beserta tafsir untuk remaja dan pemuda.Membahas rahasia-rahasia dan mukjizat yang ada dalam Al-QuranMelengkapi buku-buku kaset video dan kaset tafsir yang sederhana Melengkapi kaset-kaset muratal di perpustakaan masjid seperti murattal Syaikh Mahmud Al-Hushori.

  • VI. SARANA EVALUASI DAN MUTABAAH.Menguji peserta sekitar hukum-hukum tajwid baik teori maupun praktekMenguji hafalan surat setiap peserta secara lafazh dan maknanyaMengevaluasi perilaku peserta dan komitmennya terhadap adab-adab Al-QuranMembuat format untuk mengevaluasi keikutsertaan dalam kegiatan-kegiatan di atas

  • VII. SASARAN PEMBELAJARAN.Paruh kedua dari Juz Amma (Al-ala s/d An-nas)Menjelaskan makna dari kosakata dan dilalah yang ada Menerangkan kesesuian risalah Islam dengan ciptaan Allah.Menyebutkan tugas-tugas Rasul dari kesimpulan surat tersebut . Menjelaskan kehancuran orang-orang zhalim dan dampaknya dalam kemenangan dakwah para dai, dan meluasnya dakwah islamiyyah.Menerangkan rahasia dibalik ujian Allah, dan pengaruh ujian tersebut terhadap manusia, dan bagaimana sikap seorang mukmin menghadapinya.Menjelaskan fadilah menyegerakan berbuat kebajikan.Memaparkan peranan dai dalam menyebarluaskan akhlak islami

  • Surat Al-Maun (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? 2. Itulah orang yang menghardik anak yatim, 3. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. 4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, 5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, 6. Orang-orang yang berbuat riya, 7. Dan enggan (menolong dengan) barang berguna.

  • ArtiMufradatBalasan, ada yang mengartikannya Islam.Menghardik dan membentak dengan keras.Tidak menasihati orang lain untuk itu.Kebinasaan.Lalai terhadapnya.Semua yang berguna dan bermanfaat.

  • PENDAHULUANSurat ini terdiri dari 7 ayat, berada pada urutan surat ke 107 dan diturunkan di Makkah (termasuk golongan surat-surat makkiyyah), dan turun sesudah surat at-Takatsur. Nama surat ini diambil dari kata al-Maun yang terdapat pada ayat terakhir. Dan secara etimologi kata al-Maun dapat diartikan degnan banyak harta, berguna dan bermanfaat, kebaikan dan ketaatan , dan Zakat.

  • Surat Al-Maun memang surat pendek namun penuh makna dan memposisikan kaum teraniaya, tidak berdaya (dari segi harta) untuk mendapatkan tempat dan perhatian yang sungguh-sungguh dari ummat yang mengaku beragama. Di mata surat ini,pendusta agamaadalah orang yangmenghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Pernyataan Allah yang begitu tegas untuk menjelaskan bahwa kekurangperhatian pada orang-orang tak berdaya dan membiarkan orang miskin berada dalam kemiskinan adalah PENDUSTA AGAMA.

  • HUBUNGAN SURATHubungan surat Quraisy dengan surat sebelumnya: Dalam surat Al-Fiil, Allah menjelaskan kehancuran pasukan bergajah yang hendak merobohkan Kabah, sedang dalam surat ini (Quraisy) Allah memerintahkan kepada penduduk Mekah untuk 1. dalam surat ini Allah menyatakan bahwa Dia membebaskan manusia dari kelaparan, maka dalam surat Al-Maun Allah mencela orang yang tidak menganjurkan dan tidak memberi makan orang miskin. Dalam surat Quraisy Allah memerintahkan menyembah hanya kepada Allah, maka dalam surat Al-Maun Allah mencela orang yang tidak shalat dengan lalai dan riya. Hubungan surat Al-Maun dengan surat sebelumnya: Dalam surat Quraisy, Allah menyatakan bahwa Dia membebaskan manusia dari kelaparan, maka dalam surat Al-Maun Allah mencela orang yang mau tidak memberi makan orang miskin dan tidak mau menganjurkan orang lain untuk memberi makan.Dalam surat Quraisy Allah memerintahkan manusia untuk menyembah hanya kepada-Nya maka dalam surat Al-Maun Allah mencela orang yang shalat dengan lalai dari-Nya.Hubungan surat Al-Maun dengan surat sesudahnya: Dalam surat Al-Maun dikemukakan sifat-sifat manusia yang buruk, sedang dalam surat Al-Kautsar ditunjukkan sifat-sifat yang mulia, yang diperintah untuk mengerjakannya.

  • Asbabul NuzulSebab turunya surat ini ialah berkenaan degan orang-orang munafik yang memamerkan shalat kepada orang yang beriman; mereka melakukan shalat dengan riya, dan meninggalkan apabila tidak ada yang melihatnya serta menolak memberikan bantuan kepada orang miskin dan anak yatim ( Riwayat ibnu Mudzir ).

  • KANDUNGAN SURATSurat ini menggambarkan orang yang tidak mau membayar zakat dan tidak mau pula berinfaq untuk membantu fakir miskin. Allah mengancam orang yang mempunyai banyak harta tetapi tidak mempunyai kepedulian sosial.Surat ini juga menggambarkan sifat orang munafik yang lalai dalam menunaikan shalat, pamer shalat dan enggan memberikan bantuan kepada orang fakir dan miskinSurat ini juga menggambarkan akan sifat orang-orang yang mendustakan agama; menghardik, tidak peduli sosial, lalai dalam ibadah, riya, dan menghalang-halangi untuk berbuat baik.

  • SURAT AL-MAUN () () () () () () ()

    1. tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? 2. Itulah orang yang menghardik anak yatim, 3. dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin. 4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, 5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, 6. orang-orang yang berbuat riya, 7. dan enggan (menolong dengan) barang berguna.

  • Tafsir ayat 1 1. Apakah engkau melihat orang yang mendustakan catatan kehidupan [agama]?Allah bertanya, 'Tidakkah kau lihat, tidakkah kau saksikan orang yang menyangkaldinyang benar, jalan hidup yang benar, cara ibadah yang benar, cara perilaku yang benar? Secara historis, banyak orang yang secara khusus teridentifikasi sekaitan dengan turunnya surat ini, termasuk Abu Sufyan. Mereka adalah orang-orang yang telah dimintai tolong oleh orang yang tersingkir dari masyarakat, atau anak yatim. Mereka adalah orang-orang kaya, yang sanggup memberikan pertolongan.

  • Surat ini diawali dengan kalimat tanya untuk menarik perhatian pembacaanya. Kemudian AllahSWT sendiri yang menjawab pertanyaan tersebut satu per satu. Tujuanya ialah agar pembaca benar-benar memperhatikan dan meresapi makna yang terkandung di dalamnya. Biasanya setiap ayat yang didahului dengan pertanyaan mengandung nilai yang sangat penting untuk segera dipahami dan diamalkan. Pertanyaan yang paling prinsipil ialah siapakah pendusta agama ? maka jawabanya segera disusul setelah pertanyaanya.

  • Tafsir Ayat 2 2. Itulah orang yang menghardik anak yatimSelanjutnya Allah menjawab secara lugas bahwa pendusta agama ialah orang yang tidak mau menyantuni anak yatim.Maksudnya adalah Mereka yang mengahardik anak yatim, menzalimi hak-haknya, dan tidak memberinya makan, tidak berbuat baik kepada mereka.

  • Tafsir ayat 3 3.Dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.Perkataan "yahudldlu" di sini mempunyai asal arti menganjurkan dengan kuat, mengajak, menggemarkan, menganjurkan, menyuruh, mendorong diri sendiri (sebelum mendorong orang lain).

  • Jadi, perkataan "yahudldlu" menunjuk pada adanya komitmen batin yang tinggi, yakni usaha mengangkat dan menolong nasib kaum miskin. Berarti bahwa indikasi ketulusan dan kesejatian dalam beragama ialah adanya komitmen sosial yang tinggi dan mendalam kepada orang bersangkutan.

  • Ayat 3 tidak berbicara tentang kewajiban memberi makan orang miskin, tapi berbicara menganjurkan memberi makan. Itu berarti mereka yang tidak memiliki kelebihan apapun dituntut pula untuk berperan sebagai penganjur pemberi makanan terhadap orang miskin atau dengan kata lain, kalau tidak mampu secara langsung, minimal menganjurkan orang-orang yang mampu untuk memperhatikan nasib mereka. Peran ini sebenarnya bisa dilakukan oleh siapapun, selama mereka bisa merasakan penderitaan orang lain. Ini berarti pula mengundang setiap orang untuk ikut merasakan penderitaan dan kebutuhan orang lain, walaupun dia sendiri tidak mampu mengulurkan bantuan materiil kepada mereka.

  • Anak-anak yatim dan faqir miskin adalah bagian dari kelompok masyarakat yang sangat dicintai oleh Rasulullah SAW, bahkan dalam sebuah hadits dinyatakan ( Rasulullah ) sangat dekat dengan mereka.Perhatian mereka sangat diutamakan, sebagaimana tersebut dalam sebuah ayat : Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim katakanlah ; Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, jika kamu menggauli mereka, maka mereka adalah saudaramu ( Al-Baqarah: 220 ).

  • Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: Hindarilah tujuh perkara yang membinasakan. Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah SAW apakah itu? Rasulullah SAW bersabda: Syirik, Berbuat sihir, Membunuh orang yang diharamkan oleh Allah untuk dibunuh kecuali dengan alasan yang benar (menurut ajaran agama), Memakan riba, Memakan harta anak yatim, Berpaling di waktu peperangan (bukan untuk bersiasat akan tetapi lantaran takut kepada musuh), Menuduh zina kepada wanita mukmin yang sudah bersuami yang tidak terlintas di hatinya untuk menjalankan kejelekan

  • Tafsir ayat 4 4. Maka celakalah orang-orang yang shalat!Kata wail bermakna: Siksa bagi mereka, atau celaka.Dan kata mushallin berarti orang yang mengerjakan shalat.

  • Tafsir ayat 5 5. Mereka yang lalai dalam salat mereka.

    Kata "sahunsecara bahasa diterjemahkan dengan "lupa" atau "lalai" Namun yang dimaksud dalam firman ini bukanlah mereka itu dikutuk Allah karena tidak mengerjakan shalat yang disebabkan lupa. Sebab lupa dan alpa serupa itu justru dimaafkan oleh Allah, tidak dikutuk.Tapi yang dimaksud dalam firman itu ialah mereka yang menjalankan shalat itu lupa akan shalat mereka sendiri, maksudnya adalah bahwa shalat mereka tidak mempunyai pengaruh apa-apa kepada pendidikan akhlak dan sosialnya, sehingga mereka yang menjalankan shalat dengan mereka yang tidak menjalankannya sama saja. Apalagi jika lebih buruk!

  • Sholat adalah ibadah yang paling utama yang diperintahkan dalam syariat islam.Dengan melaksanakanya secara baik dan benar akan menimbulkan pengaruh positif yang sangat besar dalam aspek kehidupan. Dan di akhirat pun merupakan amaliah yang paling utama yang memperoleh penilaian dan menjadi tolak ukur semua amal perbuatan. Allah berfirman : Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu alkitab ( al-quran ) dan dirikanlah sholat.sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan perbuatan keji dan mungkar.( al-ankabut : 45 )

  • Suatu hari, Sayyidah Fathimah as bertanya kepada Rasulullah saw, Y Abtah, apa yang akan didapatkan oleh orang yang melecehkan shalatnya, menganggap enteng kepada shalatnya, baik laki-laki maupun perempuan? Rasul bersabda, Hai Fathimah, barang siapa yang melecehkan shalatnya menganggap enteng kepada shalatnya, baik laki-laki maupun perempuan, Allah akan menyiksanya dengan lima belas perkara. Enam perkara di dunia, tiga pada saat ia mati, tiga lagi pada waktu ia berada di kuburnya, dan tiga perkara pada Hari Kiamat, ketika ia keluar dari kuburnya.

  • Komentar ulama tentang makna ayatParaulama mengomentari ayat diatas dengan tafsirnya yang terdapat dalam Ibnu Katsir sebagai berikut :Muhammad bin Kaab Al Quraan Al Qurdly, dan Ibnu Zaid bim Aslamdan Sady yang disebut meremehkan sholat adalah Meninggalkan Sholat ( Tidak sholat )Al Auz, Ibnu Maasud, Ibnu jarir, Ibnu Juraih meremehkan sholat adalah meremehkan waktuAl Hasan Al-Bashri, meremehkan sholat adalah meninggalkan Masjid (Tafsir Ibnu katsir 3 / 21 )Ibnu Abbas ra berkata : Pengertian meninggalkan sholat tidak berarti meninggalkan sholat itu sama sekali. Said bin Musayyib berkata : Orang itu tidak sholat Ashar, Dzuhur kecuali hingga datangnya waktu maghrib, tidak sholat maghrib hingga datangnya waktu Isya dan tidak sholat Isya hingga datangnya Fajar ( shubuh ). Saad bin Abi Waqosh berkata: Aku telah bertanya kepada Rasulullah tentang mereka yang melalaikan sholatnya, maka beliau menjawab YaituMengakhirkan waktu , yakni mengakhirkan waktu sholat.

  • Tafsir ayat 6 6.Mereka yang ingin dilihatAyat ini Allah menegaskan bahwa ada sebagian orang yang melakukan amal kebaikan, termasuk shalat, untuk memperlihatkan amalnya kepada manusia. Tindakan seperti ini disebut riya.Sikap riya adalah lawan dari ikhlas. Keikhlasan diperlukan dalam setiap amal kebaikan agar memperoleh pahala yang sempurna dari Allah.

  • Ayat ini berkenaan dengan orang-orang yang tidak sadar akan realitas di balik salat dan yang kehilangan makna salat. Secara lahiriah, maksudnya adalah orang yang melaksanakan salat secara munafik, untuk dilihat orang lain, dan sekadar melaksanakan gerakan-gerakan lahir untuk menyenangkan penonton.Dan orang-orang yang dimaksud di sini adalah mereka yang telah kehilangan makna salat; mereka kehilangan lautan cahaya yang memancar dari perbuatan yang berulang-ulang itu.

  • Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari hadits riwayat Jundub RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: Barangsiapa yang memperdengarkan amal baiknya maka Allah akan memperdengarkannya dan barangsiapa yang memperlihatkan amal baiknya maka Allah akan memperlihatkan amal baiknya di hadapan orang lain.Maknanya adalah barangsiapa yang senang memperdengarkan amal baiknya maka Allah akan menyingkapnya dan menjelaskan serta mambuka kedoknya di hadapan masyarakat bahwa orang tersebut tidak ikhlas dalam berbuat namun dia ingin memperdengarkan kebaikannya agar manusia memujinya atas ibadah yang telah dikerjakannya begitu pula dengan orang yang memperlihatkan amal baiknya maka Allah pun akan memperlihatkan amal tersebut di hadapan orang lain dan menyingkap kedoknya baik cepat atau lambat.(Al-Bukhari, no: 6499 dan Muslim, no: 2987

  • Tafsir ayat 7 7.Dan tidak mau memberikan kebutuhan sehari-hari [kepada sesamanya].Paling tidak, yang dapat dilakukan seseorang secara lahiriah adalah bersedekah dari kekayaannya, memberikan sebagian harta bendanya kepada orang lain untuk membantu mereka. Pada waktu itu ayat ini merupakan perintah kepada setiap orang untuk berbagi.Ma'undalam penggunaan bahasa Arab sehari-hari berarti 'piring untuk menyajikan makanan', dan dengan perluasan makna menjadi berarti setiap barang yang berguna.

  • Intisari suratPertama: Ayat ini menjelaskan tentang anjuran memberi makan kepada orang miskin dan anak yatim. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari di dalam kitab shahihnya dari Sahl bin Sad bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: Aku bersama orang yang menanggung anak yatim seperti ini. Dan beliau menjadikan jari telunjuk berjejeran dengan jari tengah.Diriwyatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: Orang yang berusaha untuk kebutuhan wanita janda dan miskin seperti seorang mujahid di jalan Allah, dan aku menyangka beliau bersabda: Seperti orang yang bangun malam tanpa merasa putus asa dan orang yang puasa yang tidak pernah meninggalkannya. (Al-Bukhari no: 6005, Shahih Muslim: no: 2982)

  • Intisari suratKedua: Anjuran untuk menunaikan shalat pada waktunya. Allah SWT berfirman: Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS. Al-Nisa: 103)Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abdullah bin Masud RA berkata: Aku bertanya kepada Nabi Muhammad SAW: Amal apakah yang paling dicintai oleh Allah?. Beliau SAW bersabda: Shalat tepat pada waktunya. (Al-Bukhari no: 527 dan Muslim: no: 85)

  • Intisari suratKetiga: Anjuran untuk mengerjakan kebajikan, dan berbuat baik kepada orang lain.Diriwayatkan oleh Al-Bukhari di dalam kitab shahihnya dari Ibnu Amr bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: Empatpuluh kebaikan, dan yang paling tinggi adalah menghadiahkan seekor kambing betina. Tidaklah seseorang mengerjakan salah satu dari bagian tersebut karena mengharap pahala dari Allah dan percaya akan dijanjikan kecuali Allah akan memasukkannya ke dalam surga.Hasan berkata: Maka kami kembali dan menghitung apa saja yang termasuk dalam pemberian yang nilainya di bawah kambing betina, seperti menjawab salam, mendoakan orang yang bersin, menjauhkan gangguan dari jalan umum dan yang lainnya, dan kami tidak mampu menyebut lima belas kebaikan. (Al-Bukhari: no: 2631)

  • Intisari suratKeempat: Anjuran untuk berbuat ikhlas dalam beramal dan waspada terhadap riya dan sumah.Allah berfirman: Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. (9)Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. (Al-Insan: 8-9)

    ***