4
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persalinan letak sungsang selalu menarik dibicarakan dan masih merupakan persoalan para ahli dan kebidanan. Meskipun penelitian persalinan letak sungsang sudah banyak dilakukan oleh para ahli, namun problemnya tetap ada, dimana mortalitas dan morbiditas bayi tetap tinggi. Sedangkan prognosa untuk ibu tidak banyak berbeda jika dibandingkan dengan persalinan presentasi kepala. Banyak faktor yang dapat mempersulit persalinan normal salah satunya letak janin yang abnormal sering disebut letak sungsang atau presentasi bokong. Presentasi bokong atau letak sungsang adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya adalah bokong, kaki, atau kombinasi keduanya (Saifuddin, 2008) Banyak bayi mengambil posisi sungsang tanpa alasan yang jelas, namun sebagian kecil mengambil posisi sungsang karena beberapa masalah seperti tali pusat pendek dan menjerat, prematuritas, plasenta previa, abnormalitas struktural uterus, polihidramnion, multiparitas, mioma uteri, kehamilan multiple, anomali janin, dan riwayat presentasi bokong sebelumnya (Chapman et al. 2006). Insidensi letak sungsang pada janin aterm kira-kira 3%. Insidensinya jauh lebih tinggi pada permulaan masa kehamilan, kira-kira 40% pada kehamilan sebelum 28 minggu dan 17% antara 28 sampai 31 minggu (Rayburn et al. 2001). Pada persalinan sungsang, yang sering terjadi adalah sebelum proses persalinan dimulai, janin berputar spontan, sehingga presentasinya menjadi presentasi kepala. Angka kejadian letak sungsang menurun dari sekitar 20% pada kehamilan 28 minggu menjadi 3-4% pada kehamilan tepat waktu, dikarenakan kebanyakan janin berputar spontan menjadi presentasi kepala. Tingginya kematian dan kecacatan janin pada letak sungsang dari pada letak kepala. Dapat dikarenakan dasar prematuritas,

133988572-Bab-1-letak-sungsang.pdf

  • Upload
    ulliya

  • View
    138

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 133988572-Bab-1-letak-sungsang.pdf

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan letak sungsang selalu menarik dibicarakan dan masih merupakan

persoalan para ahli dan kebidanan. Meskipun penelitian persalinan letak sungsang

sudah banyak dilakukan oleh para ahli, namun problemnya tetap ada, dimana

mortalitas dan morbiditas bayi tetap tinggi. Sedangkan prognosa untuk ibu tidak

banyak berbeda jika dibandingkan dengan persalinan presentasi kepala.

Banyak faktor yang dapat mempersulit persalinan normal salah satunya letak

janin yang abnormal sering disebut letak sungsang atau presentasi bokong. Presentasi

bokong atau letak sungsang adalah janin letak memanjang dengan bagian

terendahnya adalah bokong, kaki, atau kombinasi keduanya (Saifuddin, 2008)

Banyak bayi mengambil posisi sungsang tanpa alasan yang jelas, namun sebagian

kecil mengambil posisi sungsang karena beberapa masalah seperti tali pusat pendek

dan menjerat, prematuritas, plasenta previa, abnormalitas struktural uterus,

polihidramnion, multiparitas, mioma uteri, kehamilan multiple, anomali janin, dan

riwayat presentasi bokong sebelumnya (Chapman et al. 2006).

Insidensi letak sungsang pada janin aterm kira-kira 3%. Insidensinya jauh lebih

tinggi pada permulaan masa kehamilan, kira-kira 40% pada kehamilan sebelum 28

minggu dan 17% antara 28 sampai 31 minggu (Rayburn et al. 2001). Pada persalinan

sungsang, yang sering terjadi adalah sebelum proses persalinan dimulai, janin

berputar spontan, sehingga presentasinya menjadi presentasi kepala.

Angka kejadian letak sungsang menurun dari sekitar 20% pada kehamilan 28

minggu menjadi 3-4% pada kehamilan tepat waktu, dikarenakan kebanyakan janin

berputar spontan menjadi presentasi kepala. Tingginya kematian dan kecacatan janin

pada letak sungsang dari pada letak kepala. Dapat dikarenakan dasar prematuritas,

Page 2: 133988572-Bab-1-letak-sungsang.pdf

2

kelainan bawaan, asfiksia saat lahir dan terjadinya trauma (Royal Collage of

Obstetricians and Gynaecologists).

Kecendrungan untuk melahirkan bayi sungsang dengan seksio sesaria sudah

disarankan para ahli untuk mengurangi masalah-masalah perinatal. Kebanyakan

Negara di Eropa utara dan Amerika utara, memilih metode caecarea menjadi

persalinan yang umum dilakukan pada persalinan letak sungsang. Bagaimanapun,

apapun metode persalinannya pada letak sungsang, ini dihubungkan dengan

meningkatnya resiko terjadinya kecacatan (Royal Collage of Obstetricians and

Gynaecologists).

Menurut Bilodeu (1978) dalam Kaban (1996), di Montreal Quibec, Canada,

ditemukan 40% letak sungsang pada kehamilan 28 minggu, 17% pada kehamilan 28-

38 minggu dan 3-4% kehamilan tepat waktu. Juga dijumpai angka kelahiran

premature lebih banyak (4 kali) pada letak sungsang dibandingkan dengan letak

lainnya selama 10 tahun penelitian.

Oleh karena itu letak sungsang hanya terjadi sekitar 3-4% pada kelahiran bayi

tunggal. Sebagai contoh di Parkland hospital, 3,5% diantara 136.256 bayi tunggal

yang lahir antara tahun 1990 sampai tahun 1999 adalah letak sungsang (Cunningham

et al, 2005). Frekuensi letak sungsang adalah dua sampai tiga persen dimana 75%

adalah complete breech presentation dan 25% adalah incomplete breech presentation.

Di RS Pirngadi, Medan 4,4% dan RS Hasan Sadikin Bandung 4,6% (Mochtar, 1998).

Sedangkan di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang sendiri pada tahun 2003-

2007 didapatkan persalinan presentasi bokong sebesar 8,63%. Mortalitas perinatal :

kematian perinatal 13 kali lebih tinggi dari pada kematian perinatal pada presentasi

kepala. Morbiditas perinatal : 5-7 kali lebih tinggi daripada presentasi kepala.

Gambaran ini dipengaruhi usia kehamilan, berat janin dan jenis presentasi bokong.

Sebab utama kematian perinatal pada presentasi bokong : hipoksia, trauma

persalinan, prematuritas dan kelainan kongenital. Kelainan kongenital terdapat 6-18%

pada presentasi bokong, dibandingkan 2-3% pada presentasi kepala (Cunningham, et

al. 2005).

Page 3: 133988572-Bab-1-letak-sungsang.pdf

3

Di RSUD Dr.Pirngadi Medan dijumpai 1398 (8,20%) kasus letak sungsang

dengan berat badan lahir > 1000 gr dari 17052 persalinan pada tahun 1990-1994.

Angka kejadian tertinggi dijumpai pada primipara (13,54%), dimana kematian janin

dalam persalinan sungsang terbanyak yaitu 5,47% dilahirkan secara pervaginam

(Kaban, 1996).

Berdasarkan paparan diatas, maka penulis berkeinginan untuk melakukan

penelitian tentang karakteristik persalinan letak sungsang di Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) Dr. Pirngadi Medan yang merupakan salah satu rumah sakit rujukan

di kota Medan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas yang telah diuraikan dapat diambil rumusan

masalah sebagai berikut: “Bagaimana gambaran persalinan letak sungsang di RSUD

Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2008-2010?”dari rumusan masalah tersebut penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Gambaran Persalinan

Letak Sungsang di RSUD Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2008-2010”.

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran persalinan bayi dengan letak sungsang di RSUD

Dr.Pirngadi Medan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui angka kejadian persalinan letak sungsang di RSUD Dr.

Pirngadi pada tahun 2008-2010.

2. Untuk mengetahui usia kehamilan tersering terjadinya letak sungsang.

3. Untuk mengetahui gravida dan paritas tersering yang terjadi pada letak

sungsang.

Page 4: 133988572-Bab-1-letak-sungsang.pdf

4

4. Untuk mengetahui golongan berat badan bayi lahir tersering pada

persalinan letak sungsang.

5. Untuk mengetahui persentase persalinan dengan metode pervaginam dan

seksio sesaria pada bayi letak sungsang.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan informasi

tentang persalinan letak sungsang.

2. Menambah wawasan bagi peneliti mengenai persalinan letak sungsang.

3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian

mengenai persalinan letak sungsang.