144161066 Makalah Tentang Reformasi Birokrasi Pemerintahan Daerah

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/24/2019 144161066 Makalah Tentang Reformasi Birokrasi Pemerintahan Daerah

    1/18

    TUGAS MAKALAH

    REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAHAN DAERAH DALAM UPAYA MENCIPTAKAN PEMERINTAHAN YANG BERSIH DARI KKN DAN PELAYANAN PUBLIK YANG BERKUALITAS, KAPASITAS DAN AKUNTABILITAS

    BIDANG STUDI PENGANTAR ILMU ADMINISTRASI NEGARA

    DENI WARDIAN 010233505

    PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

    UNIVERSITAS TERBUKA1

  • 7/24/2019 144161066 Makalah Tentang Reformasi Birokrasi Pemerintahan Daerah

    2/18

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

    Alloh SWT yang telah

    membibing hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Karena tanpa perkenan dan ridho-Nya tidak mungkin makalah ini dapat diselesaikan.

    Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas materi kuliah pengantar ilmuadministrasi negara, yang bertujuan untuk menambah wawasan dan pembelajaran bagi penulis tentang materi Birokrasi dihadapkan dengan kondisi saat ini, yang kamisajikan berdasarkan pengamatan dan kajian dari berbagai sumber.

    Makalah ini penulis susun dengan segala keterbatasan, baik itu dalam penyusunankata, kalimat dan bahasa maupun dalam penyajiannya masih jauh dari kesempurnaansebagaimana layaknya. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dariTuhan akhirnya makalah ini dapat kami selesaikan.

    Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi bagi penulis supaya lebih memahami materi pengantar ilmu administrasi negara. Walaupun makalah ini jauh dari kesempurnaan. Penulis mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

    Bandung,

    April 2012

    Penulis

    DENI WARDIAN 010233505

    2

  • 7/24/2019 144161066 Makalah Tentang Reformasi Birokrasi Pemerintahan Daerah

    3/18

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR.......................................................................................... DAFTAR ISI.......................................................................................................

    2 3

    BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... A. Latar belakang ................................................................................... B. Identifikasi masalah ........................................................................... C. Tujuan penulisan................................................................................. D. Metode penulisan...............................................................................

    4 4 5 5 5

    BAB II LANDASAN TIORI.................................................................................. A. Birokrasi ............................................................................................ B. Reformasi...........................................................................................

    5 5 8

    BAB III PEMBAHASAN ......................................................................................

    11

    A. Reformasi Birokrasi Pemerintahan daerah.......................................... 11 B. Reformasi organisasi birokrasi Pemerintahan daerah......................... 13 C. Reformasi sumberdaya Pemerintahan daerah.................................... 14 D. Reformasi kepemimpinan Pemerintahan daerah................................ 15

    BAB IV PENUTUP..................................................................

    ............................ Kesimpulan..............................................................................................

    15 15

    DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................

    17

    3

  • 7/24/2019 144161066 Makalah Tentang Reformasi Birokrasi Pemerintahan Daerah

    4/18

    BAB I PENDAHULUAN

    A.

    Latarbelakang. Dalam penjelasan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan

    daerah dijelaskan bahwa Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945, pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemberianotonomi luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraanmasyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Disamping itu melalui otonomi luas, daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Prinsip otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semuaurusan pemerintahan di luar yang menjadi urusan Pemerintah yang ditetapkan dalamUndang-Undang ini. Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan peranserta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Namun dalam pelaksanaannyabirokrasi pemerintah daerah sampai saat ini masih jauh dari prinsip demokrasi, pemerataan dan keadilan bagi masyarakat. Hal ini karena fungsi aparatur daerah sebagai subyek dalam melaksanakan kewenangan tersebut cenderung berfungsi sebagai

    buruh pabrik, mengejar setoran dari hasil produksi tanpa memperdulikan kondisi dan tatanan yang ada untuk kepentingan masyarakat. Bertitiktolak dari uraian tersebut diatas, sebagai upaya untuk mengembalikan kondisi birokrasi pemerintahan daerah berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, perlu melakukan reformasi secara menyeluruh. Reformasi itu sesungguhnya

    harus dilihat dalam kerangka teoritik dan empirik yang luas, mencakup didalamnyapenguatan masyarakat sipil (civil society), supremasi hukum, strategi pembangunan ekonomi dan pembangunan politik yang sating terkait dan mempengaruhi. Dengandemikian, reformasi birokrasi juga merupakan bagian tak terpisahkan dalam upayakonsolidasi demokrasi kita saat ini.4

  • 7/24/2019 144161066 Makalah Tentang Reformasi Birokrasi Pemerintahan Daerah

    5/18

    B.

    Identifikasi Masalah.

    1. 2. 3.

    Apakah yang dimaksud dengan reformasi birokrasi? Bagaimana pelaksanaan reformasibirokrasi pemerintah daerah ? Apa yang perlu di reformasi dari birokrasi pemerintah daerah ?

    C.

    Tujuan Penulisan. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengkaji kembali bagaimana sebenarnya

    pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam bidang materi Birokrasi. D. MetodePenulisan Metode yang digunakan dalam menyusun makalah ini adalah tinjauan pustaka. Sumber yang kami gunakan dalam menyusun makalah ini adalah beberapa literatur terkait, baik dalam bentuk buku maupun artikel internet, sehingga diharapkandalam pembuatan makalah ini sumber-sumber yang dipergunakan dapat menjadi bahanrujukan yang akurat agar nantinya informasi yang disampaikan benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. BAB II LANDASAN TEORI

    A.

    Birokrasi. 1. Pengertian Birokrasi. Pengertian birokrasi dikalangan masyarakat sering dihubungan dengan ketidakpuasan, rumit, bertele-tele dan banyak lagi perkataan-perkataan yang

    dilotarkan oleh sebagai masyarakat yang merasa kecewa atas pelayanan suatu birokrasi yang mereka alami. Jika dilihat dari segi bahasa, birokrasi terdiri dari dua kata yaitu biro yang artinya meja dan krasi yang artinya kekuasaan. Birokrasimemiliki dua elemen utama yang dapat membentuk pengertian, yaitu peraturan ataunorma formal dan5

  • 7/24/2019 144161066 Makalah Tentang Reformasi Birokrasi Pemerintahan Daerah

    6/18

    hirarki. Jadi, dapat dikatakan pengertian birokrasi adalah kekuasaan yang bersifat formal yang didasarkan pada peraturan atau undang-undang dan prinsip-prinsipideal bekerjanya suatu organisasi. Secara etimologi birokrasi berasal dari istilah buralist yang dikembangkan oleh Reineer von Stein pada 1821, kemudian menjadi bureaucracy yang akhir-akhir ini ditandai dengan cara-cara kerja yang rasional, impersonal dan leglistik (Thoha, 1995 dalam Hariyoso, 2002). Menurut Ferrel Heady birokrasi yaitu : a. Pendekatan struktural. Menurut pendekatan ini birokrasi sebagai suatu susunan yang terdiri dari hierarki otorita dan pembagian kerja yang amat terperinci (Victor Thonson); b. Pendekatan Perilaku(Behavioral). Menurut pendekatan ini ada 3 (tiga) pendekatan dalam merumuskan

    menekankan arti pentingnya objektivitas, pemisahan, ketepatan dan konsistensi yang dikaitkan dengan ukuran fungsional dari pejabat administrasi. Dengan kata lain, perilaku positif lekat dengan pencapaian tujuan organisasi birokratik; c. Pendekatan Pencapaian Tujuan. Menurut pendekatan ini birokrasi sebagai suatu organisasi yang memaksimalkan efisiensi dalam administrasi atau satu metode pelembagaan perilaku sosial yang terorganisasi administrasi. 2. Ciri organisasi Birokrasi.Pemerintah daerah tidak mungkin berhasil mencapai tujuan untuk mensejahterakanmasyarakat tanpa menggunakan organisasi birokratik. Menurut H. Wrong setiap organisasi birokratik mempunyai ciri struktural utama sebagai berikut : a. b. c. d.Pembagian tugas; Hierarki otorita; Peraturan dan ketentuan yang terperinci; Hubungan impersonal di antara anggota organisasi.6

    dalam

    kerangka

    usaha

    mencapai

    efisiensi

  • 7/24/2019 144161066 Makalah Tentang Reformasi Birokrasi Pemerintahan Daerah

    7/18

    Sedangkan Max Weber memberikan 6 (enam) ciri dari organisasi birokrasi yaitu : a. Terdapat prinsip yang pasti dan wilayah yurisdiksi yang resmi, yang pada umumnya diatur dengan hukum atau peraturan-perataran administrasi; b. c. Terdapat prinsip hierarki dan tingkat otorita yang mengatur sistem. Manajemen didasarkan atas dokumen-dokumen yang dipelihara dalam bentuk aslinya; d. Terdapat spesialisasidan pengembangan pekerja melalui latihan keahlian; e. f. Aktivitas organisasi menurut kapasitas anggota secara penuh; Berlakunya aturan-aturan main mengenai manajemen.

    3.

    Pentingnya Birokrasi. Bahwa proses kebijaksanaan pemerintah terdiri dari formulasi,

    implementasi, evaluasi dan terminasi,

    yang kesemuanya itu merupakan proses

    dari suatu birokrasi, sehingga birokrasi mempunyai andil dan keterlibatan yang besar dalam pembuatan keputusan. Robert Presthus memperlihatkan peranan birokrasidalam pebuatan keputusan dalam hal-hal sebagai : a. Pembuatan peraturan dibawahperaturan perundang-undangan (delegated legislation); b. c. Pemrakarsa kebijaksanaan (bureaucracy's role in initiating policy); Hasrat Intenal birokrasi untuk memperoleh kekuasaan, keamanan dan kepatuhan (bureaucracy's internal drive for power

    security, and loyalty).

    7

  • 7/24/2019 144161066 Makalah Tentang Reformasi Birokrasi Pemerintahan Daerah

    8/18

    B.

    Reformasi. Reformasi memiliki interpretasi yang berbeda-beda tergantung pada konteks dari

    reformasi tersebut. Namun secara umum reformasi dapat diartikan sebagai pembaruan dengan melakukan perubahan menuju arah yang lebih baik karena terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam sistem yang ada. Reformasi dapat berupa perubahan total yang radikal tau bisa diidentikkan dengan revolusi ataupun dapat berupa perubahan yang secara bertahap. Hal ini tergantung dari objek yang akan direformasi.Apabila kerusakan dan penyimpangan yang terjadi sudah sangat kronis maka reformasi harus dilakukan secara radikal. Namun apabila penyimpangan yang terjadi dipandang masih ringan maka tidak diperlukan reformasi yang radikal. 1. Reformasi Birokrasi. Sebuah negara, dalam mencapai tujuannya, pastilah memerlukan

    perangkat negara yang disebut pemerintah dan pemerintahannya. Pemerintah pada hakikatnya adalah pemberi pelayanan kepada masyarakat dengan sebaikbaiknya. Sejalan dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin

    kompleksnya persoalan yang dihadapi oleh negara, maka telah terjadi pula perkembangan penyelenggaraan pemerintahan. Karena itu, diperlukan adanya rangka pemerintahan yang kuat untuk menghadapi dinamika perkembangan masyarakat. Reformasi birokrasi adalah salah satu cara untuk membangun

    kepercayaan rakyat. Pengertian dari reformasi birokrasi itu sendiri adalah suatuusaha perubahan pokok dalam suatu sistem yang tujuannya mengubah struktur, tingkah laku, dan keberadaan atau kebiasaan yang sudah lama. Ruang lingkup reformasibirokrasi tidak hanya terbatas pada proses dan prosedur, tetapi juga mengaitkanperubahan pada tingkat struktur dan sikap serta tingkah laku. Hal ini berhubungan dengan permasalahan yang bersinggungan dengan wewenang dan kekuasaan.

    8

  • 7/24/2019 144161066 Makalah Tentang Reformasi Birokrasi Pemerintahan Daerah

    9/18

    2.

    Tahap Tahap Reformasi Birokrasi yang ideal. Mengutip definisi yang diajukan Fauziah Rasad dari Masyarakat

    Transparansi Indonesia (MTI), reformasi birokrasi adalah perubahan radikal dalambidang sistem pemerintahan. Agar reformasi birokrasi dapat berjalan baik, perludilakukan langkah-langkah manajemen perubahan.Manajemen

    perubahan adalah proses mendiagnosis, menginisialisasi, mengimplementasi, dan mengintegrasi perubahan individu, kelompok, atau organisasi dalam rangka menyesuaikan diri dan mengantisipasi perubahan lingkungannya agar tetap tumbuh, berkembang, dan menghasilkan keuntungan. Ada tujuh langkah manajemen perubahan yang dikutip dari Harvard Business Essentials tahun 2005 yaitu : a. Langkah pertama, memobilisasi energi dan komitmen para anggota organisasi melalui penentuan cita-cita,tantangan, dan solusinya oleh semua anggota organisasi. Pada tahap ini, setiaplini dalam instansi pemerintah harus tahu apa yang dicita-citakan instansi, apayang mereka hadapi, dan cara menghadapi atau menyelesaikan masalah itu secara bersama-sama. Agar mereka tergerak untuk menjalankan solusi bersama, mereka perludilibatkan dalam diskusi dan pengambilan keputusan; b. Langkah kedua, mengembangkan visi bersama, bagaimana mengatur dan mengorganisasi diri maupun organisasi agar dapat mencapai apa yang dicita-citakan; c. Langkah ketiga, menentukan kepemimpinan. Di dalam instansi pemerintahan, kepemimpinan biasanya dipegang para pejabat eselon. Padahal, kepemimpinan harus ada pada semua level agar dapat mengontr

    ol perubahan. Pemimpin tertinggi harus memastikan orang-orang yang kompeten danjujurlah yang berperan sebagai pemimpin pada level-level di bawahnya; d. Langkahkeempat, fokus pada hasil kerja. Langkah itu dilakukan dengan membuat mekanismeasessment yang dapat mengukur hasil kerja tiap pegawai atau tiap tim yang diberi tugas tertentu;9

  • 7/24/2019 144161066 Makalah Tentang Reformasi Birokrasi Pemerintahan Daerah

    10/18

    e.

    Langkah kelima, mulai mengubah unit-unit kecil di instansi kemudian dorong agarperubahan itu menyebar ke unit-unit lain di seluruh instansi;

    f.

    Langkah keenam, membuat peraturan formal, sistem, maupun struktur untuk mengukuhkan perubahan, termasuk cara untuk mengukur perubahan yang terjadi;

    g.

    Langkah ketujuh, mengawasi dan menyesuaikan strategi untuk merespons permasalahan yang timbul selama proses perubahan berlangsung.

    3.

    Strategi reformasi birokrasi. a. Pada level kebijakan, harus diciptakan berbagaikebijakan yang mendorong Birokrasi yang berorientasi pada pemenuhan hak-hak sipil warga (kepastian hukum, batas waktu, prosedur, partisipasi, pengaduan, gugatan); b. Pada level organisational, dilakukan melalui perbaikan proses rekrutmen berbasis kompetensi, pendidikan dan latihan yang sensitif terhadap kepentingan masyarakat, penciptaan Standar Kinerja Individu, Standar Kinerja Tim dan Standar Kinerja Instansi Pemerintah; c. Pada level operasional, dilakukan perbaikan melal

    ui peningkatan service quality meliputi dimensi tangibles, reliability, responsiveness, assurance dan emphaty; d. Instansi Pemerintah secara periodik melakukanpengukuran

    kepuasan pelanggan dan melakukan perbaikan.

    10

  • 7/24/2019 144161066 Makalah Tentang Reformasi Birokrasi Pemerintahan Daerah

    11/18

    BAB II PEMBAHASAN

    A.

    Reformasi Birokrasi Pemerintahan Daerah.Berbagai ahli seperti Drucker ( 1992 ), Osborne & Gaebler (1992), Barzelay

    (1992), Mc Leod (1998) secara implisit menyebutkan bahwa causa prima atau penyebab utama kegagalan negara membawa kesejahteraan rakyatnya adalah karena kelemahan manajemennya. Manajemen pemerintahan pada semua dimensi umumnya sudah sangat usang, tertinggal oleh kemajuan jaman, sehingga alih-alih melayani masyarakat, organisasi pemerintah malahan lebih banyak menjadi beban. Hal tersebut nampak daripenggunaan sebagian besar dana publik untuk kepentingan mereka sendiri. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan apabila Ingraham dan Romzek ( 1994 ) menyebutkan bahwa sektor pemerintah harus belajar dari sektor privat yang sukses. Ingraham dan Romzek (1994) menawarkan pengelolaan pemerintahan baru yang disebutnya paradigma Hollow State, dengan ciri pekerjaan pemerintah yang tidak bersifat stratejik (non -strategic function) dikontrakkan kepada pihak ketiga (contracting-out). Sektor privat pada umumnya sudah masuk pada manajemen generasi kelima yakni management by human networking - dengan dominasi penggunaan teknologi komunikasi dan informasi. Savage (1990) menyebutkan bahwa prinsip human networking adalah self-empowering, yakni pemberdayaan diri sendiri pada setiap ora ng sehingga mampu mandiri, termasuk di dalam mengambil keputusan. Pimpinan diperlukan untuk mengkoordinasikan kegiatan perorangan agar mengarah pada pencapaian tujuan, tetapi tidak bers

    ifat mengatur. Pada tahap kemandirian, setiap individu telah memiliki kesadarandan tanggung jawab tanpa terlampau banyak diawasi atau dikendalikan. Pada sisi lain, sektor pemerintah masih berkutat pada manajemen generasi kedua yakni management by direction - dengan dominasi peran pemimpin. Sang pemimpin menjadi sumberide dan gagasan, sedangkan pengikut lebih banyak bertindak sebagai pelaksana. Dengan perkataan lain, organisasi sektor pemerintah masih memiliki karakteristikberorientasi pada pemimpin (leader orientation), belum berorientasi pada sistem(system orientation). Dengan demikian, maju mundurnya organisasi pemerintah sangat tergantung pada sang pemimpin.

    11

  • 7/24/2019 144161066 Makalah Tentang Reformasi Birokrasi Pemerintahan Daerah

    12/18

    Anggota organisasi lebih merupakan bawahan yang lebih banyak menjalankan perintah atasan, daripada insan-insan yang memiliki kreativitas dan inovasi. PNS dihargai karena kepatuhan dan loyalitasnya, bukan karena kreativitas dan inovasinya. Birokrasi di Indonesia adalah birokrasi tanpa karakter. Indikasinya nampak dari berbagai persidangan korupsi pada Departemen Agama maupun Departemen Kelautan danPerikanan, dan mungkin nantinya juga pada departemen-departemen lainnya. Seorang sekretaris jenderal yang merupakan jabatan tertinggi dalam jajaran birokrasi di Indonesia (golongan IVe) ternyata tidak memiliki keberanian untuk menolak perintah menteri, meskipun mereka tahu bahwa perintah tersebut bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Mereka takut kehilangan jabatan, karena bagi mereka jabatan adalah segalagalanya. Karena pada jabatan tersebut melekatkehormatan serta fasilitas baik yang resmi dan terutama yang tidak resmi. Gajidan tunjangan resmi eselon I relatif kecil dibandingkan dengan jenjang jabatan yang setara pada sektor privat. Tetapi apabila fasilitas penunjang yang diterimadari negara seperti mobil dinas, rumah dinas, sopir dinas dan lain sebagainya, yang semuanya dibiayai oleh negara dihitung sebagai pendapatan maka jumlahnya menjadi sangat besar. Belum lagi gratifikasi dari pihak ketiga yang diterima karenajabatannya. Sehingga pendapatan yang dibawa pulang (take home pay) setiap bulannya tidak jauh berbeda dengan sektor swasta. Apabila pejabat eselon I yang sudahikut segala macam pendidikan dan pelatihan di dalam maupun di luar negeri sajatidak memiliki karakter yang jelas, dapat dibayangkan bagaimana karakter birokrasi pada tingkat yang lebih rendah. Hal-hal ideal yang diterima selama mengikutipendidikan dan pelatihan hanya sekedar wacana, wacana dan wacana, karena kurangdiikuti dengan komitmen untuk perubahan ke arah kemajuan dan konsisten menjaga k

    omitmen. Reformasi manajemen birokrasi diberbagai negara, termasuk Indonesia, diperkuat dengan hadirnya paradigma good governance yang dikembangkan oleh Bank Dunia maupun UNDP. Pada hakehatnya tata kepemerintahan yang baik adalah upaya memperbaiki manajemen dalam berbagai aspkenya dengan memasukkan nilai-nilai baru yang lebih transparan, akuntabel, demokratis serta berbasis pada 6 penegakan hukum.Good governance sendiri adalah cara atau implementasi untuk mengubah keadaan dari pemerintahan yang jelek (bad government) menuju pada pemerintahan yang baik (good government).12

  • 7/24/2019 144161066 Makalah Tentang Reformasi Birokrasi Pemerintahan Daerah

    13/18

    Untuk mengejar ketertinggalan dibanding sektor pemerintah di negara lain maupunsektor swasta, manajemen sektor pemerintah di Indonesia, khususnya pemerintah daerah perlu dibenahi secara menyeluruh dan berkelanjutan.

    Pembenahannya mencakup semua fungsi dan aspek manajemen meliputi perencanaan, organisasi, pelaksanaan, pengawasan sampai pengelolaan konflik dan kolaborasi.

    B.

    Reformasi Organisasi Birokrasi Pemerintah Daerah.Telah dipahami bersama bahwa organisasi adalah sebuah wadah dan sekaligus

    sistem kerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sebagai sebuah sistem, organisasi harus bersifat self-renewing system, dalam arti memiliki mekanisme untuksecara terus menerus memperbaiki dirinya sendiri sesuai perkembangan lingkunganinternal dan eksternalnya. Organisasi yang tidak mampu menyesuaikan diri denganperubahan, akan menjadi usang, dan kemudian mati. Perkembangan teori organisasiberjalan seiring dengan perkembangan

    manajemennya, karena keduanya merupakan dua sisi dari sebuah mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Manajemen hanya ada dalam sebuah organisasi, sebaliknya organisasi tanpa manajemen hanyalah sebuah kerumunan atau gerombolan. Pola organisasi pemerintah daerah yang digunakan pada saat diatur berdasarkan PP Nomor 8 Tahun2003 masih memakai model generasi ketiga, dengan mengutamakan kewenangan serta

    menonjolkan jabatan struktural. Tetapi PP ini masih sejalan dengan kecenderunganperubahan global yakni dari downsizing menuju rightsizing, karena membatasi jumlah maksimal dinas dan lembaga teknis daerah pada Daerah Provinsi maupun DaerahKabupaten/Kota. Para ahli organisasi sudah mengingatkan bahwa pada abad ke-21 perlu dilakukan pembaruan dengan lebih menekankan pada keahlian, bukan lagi pada kekuasaan. Momentum untuk mengubah organisasi pemerintah daerah menjadi lebih profesional menuju organisasi generasi keempat sebenarnya terbuka pada saat PP tersebut akan direvisi. PP penggantinya yakni PP Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Pemerintah Daerah ternyata mengalami kemunduran dari segi konsep, karena PPtersebut mendorong terjadinya proliferasi birokrasi dengan memberi peluang penambahan jumlah jabatan struktural. Padahal melalui sistem pemilihan kepala daerahsecara langsung seperti saat ini telah terjadi politisasi birokrasi. Jabatan struktural diisi oleh kepala daerah yang memenangkan pemilihan tanpa mengindahkan k

    ompetensi13

  • 7/24/2019 144161066 Makalah Tentang Reformasi Birokrasi Pemerintahan Daerah

    14/18

    jabatannya. Sebagai contoh kasus di beberapa daerah terdapat kepala dinas perhutanan dan konservasi tanah diisi oleh sarjana sosial politik, jabatan sekretarisDPRD diisi oleh sarjana perikanan, kepala kantor arsip dan perpustakaan daerah diisi oleh sarjana teknik. Praktek semacam itu terjadi juga diberbagai daerah lainnya di Indonesia. Asas yang dipakai adalah siapapun dapat jadi apapun, asalkankepala daerah menghendaki. Pola pengembangan karier PNS seperti itu tidak akan pernah membangun birokrasi yang profesional dalam bidang tertentu, karena PNS tidak pernah dapat merancang kariernya sendiri. Karier PNS sangat tergantung pada pendekatan politik dan garis tangan. Padahal melalui PP Nomor 38 Tahun 2007 tentangPembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, daerah otonom khususnya kabupaten/kota diberi urusan pemerintahan yang banyak, luas dan bersifat teknis. Untuk menjalankannya diperlukan birokrasi yang profesional dalam bidangnya secara spesifik, danhal tersebut hanya dapat diperoleh melalui pengembangan karier melalui jabatan fungsional dalam suatu organisasi fungsional. Apabila daerah mengembangkan organisasi fungsional, berarti daerah telah masuk pada organisasi generasi keempat. Jabatan karier yang bersifat generalis tetap diperlukan, tetapi jumlahnya tidak sebanyak jabatan karier spesialis.

    C.

    Reformasi Sumberdaya Birokrasi Pemerintah Daerah. Di dalam organisasi, sumber daya manusia memegang peranan kunci, begitu pula

    di dalam birokrasi pemerintah daerah. Sumberdaya manusia dalam birokrasi pemerintah daerah yang biasa disebut sebagai pegawai negeri sipil adalah abdi negara dan masyarakat. Menurut Bekke, Perry & Toonen (1996), ada lima tahap perkembanganperan PNS yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. Tahap pertama, PNS sebagai pelayanan perorangan;Tahap kedua, PNS sebagai pelayanan negara atau pemerintah; Tahap ketiga, PNS sebagai pelayan masyarakat; Tahap Keempat PNS sebagai Pelayanan Yang Dilindungi; Tahap Kelima PNS sebagai Pelayanan Profesional.

    Untuk masuk ke tahap kelima perlu dibangun organisasi fungsional yang didukung oleh orang-orang yang memiliki kompetensi dan profesional dalam bidang tugasnya masing-masing. Arah pengembangan kariernya bukan melebar menjadi generalis, melainkan menukik ke dalam menjadi spesialis dalam bidangnya.14

  • 7/24/2019 144161066 Makalah Tentang Reformasi Birokrasi Pemerintahan Daerah

    15/18

    d.

    Reformasi Kepemimpinan Pemerintah Daerah. Kepemimpinan nasional harus dapat berfungsi mengawal proses pembangunan

    dan hasil-hasilnya dapat dirasakan oleh warga bangsa di seluruh wilayah nusantara. Konsepsi membutuhkan sumberdaya manusia berkualitas, berkemampuan iptek dan seni yang dilandasi nilai-nilai ideologi bangsa, serta dapat berinteraksi dengankomponen bangsa lainnya dalam hidup bersama. Kepemimpinan nasional harus dapat mengawal strategi implementasi reformasi birokrasi (PURB, 2008) yakni (i) membangun kepercayaan masyarakat, (ii) membangun komitmen dan partisipasi, (iii) mengubah pola pikir, budaya dan nilai-nilai kerja dan (iv) memastikan keberlangsunganberjalannya sistem dan mengantisipasi terjadinya perubahan. Strategi implementasi reformasi birokrasi bukan hal teknis semata, tetapi membutuhkan kemampuan kepemimpinan extraordinary untuk menjalankannya pada tatanan Sismennas. Hal ini bisadilihat dari sisi lain, Sismennas sesungguhnya menjadi alat bantu yang efektifuntuk menjalankan mekanisme business process kepemimpinan. Lebih penting dari itu, kepemimpinan juga harus mampu mengawal seluruh SDM senantiasa dalam steady state mengantisipasi perubahan.

    BAB IV KESIMPULAN

    Reformasi birokrasi pemerintahan daerah merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seluruh pemerintahan daerah di Indonesia dengan berpedoman kepada

    Grand Design dan Road Map Reformasi Birokrasi, yang meliputi reformasi organisasi, sumber daya, dan reformasi kepemimpinan daerah dalam rangka tercapainya tujuan dalam rangka mensejahterakan masyarakat. Namun dalam pelaksanaannya diperlukan monitoring yang solid dan kredibel serta mencerminkan suatu sistem pengukuranyang objektif, dan pengguna dapat menerima dan menindaklanjuti hasil dari sistemtersebut. Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi (Menpan-RB) RI, Azwar Abu Bakar kemaren membuka Rapat Kerja Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah di Hotel Labersa, Kampar. Dalam kata sambutannya, Menpan-RB menilai produkticitas birokrasi masih tergolong rendah. Dengan kondisi ini, reformasi birokrasi menjadi salah satu solusi dalam menghasilkan aparatur pemerintah yang memahami tugas dan tanggungjawab, serta bersih dari kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN). Dia15

  • 7/24/2019 144161066 Makalah Tentang Reformasi Birokrasi Pemerintahan Daerah

    16/18

    menyebutkan, seluruh aparatur pemerintah daerah harus berubah dan mengikuti birokrasi reformasi. Ini ditekankan karena permasalahan birokrasi termasuk tiga permasalahan besar di Indonesia, selain korupsi dan infrastruktur. Untuk itu MenteriPAN dan RB Azwar Abubakar telah disusun model Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) yang merupakan hasil adopsi dari model Common AssesmentFramework (CAF). Model ini, mengandalkan penilaian mandiri dalam penilaian kinerja instansi pemerintah, dan mengembangkan rencana perbaikan kinerja dengan menggunakan prinsip-prinsip Total Quality Manajemen (TQM) dengan perbaikan secara berkelanjutan. Pedoman PMPRB tersebut merupakan acuan bagi instansi pemerintah untuk melakukan penilaian upaya pencapaian program reformasi birokrasi sejalan dengan pencapaian sasaran, indicator dan target nasional. PMPRB mengkaitkan penilaian atas output dan outcame pelaksanaan program reformasi birokrasi di instansi pemerintah serta pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) masingmasing instansi pemerintah dengan Indikator bekerhasilan reformasi birokrasi secara nasional. Penerapan model PMPRB, menurut Menpan RB Azwar Abubakar akan segera ditetapkan sebagai pedoman, hal ini karena memiliki berbagai keuntungan dan manfaat karena modelini, pertama; sederhana, mudah diterapkan dan menyesuaikan dengan dinamika perubahan. Kedua; manfaat dan pengolah lebih lanjut berbagai data/informasi, materiserta dokumen yang sebagian besar sudah dikembangkan dan tersedia. Ketiga; memberikan system penilaian mandiri dan baku yang objektif dan dapat memberikan informasi perkembangan pelaksanaan reformasi birokrasi di instansi secara Online danupaya perbaikan yang diperlukan secara efektif dan berkelanjutan. Keempat, memudahkan pengintegrasian data dan informasi untuk menggambarkan profil pencapaian reformasi birokrasi nasional secara Online. Kelima; mendorong terjadinya kompeten

    si yang positif di antara instansi emerintah sehingga mendorong kinerja pemerintah secara keseluruhan. Keenam; mendorong kerjasama internasional dalam komunitasbersar pengguna model CAF dengan berbagai pengalaman dengan berbagai institusidi Negara lain melalui suatu forum ataupun secara bilateral, dan ketujuh; memudahkan peningkatan capacity building secara internasional bersama dengan EuropeanInstitute of Public Administrasion (EIPA) CAF Resource Center uyang berkedudukandi Belanda. Sistem PMPRB akan dapat berperan dalam kita mengetahui dan menilaiserta mengawal pencapaian reformasi birokrasi sebagaimana diharapkan. Hal tersebut harus ditunjukkan dengan hasil signifikan dalam perbaikan tata kelola16

  • 7/24/2019 144161066 Makalah Tentang Reformasi Birokrasi Pemerintahan Daerah

    17/18

    pemerintahan dan sasaran reformasi birokrasi nasional yaitu terwujudnya Pemerintahan yang bersih dari KKN dan pelayanan publik yang berkualitas dan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi

    DAFTAR PUSTAKA

    Prof. eko prasojo dalam slide berjudul Reformasi Administrasi dan Good Governancedi Indonesia Thoha, Miftah. Dimensi-Dimensi Prima Ilmu Administrasi Negara. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005. Etzioni, Eva dan Halevy. Bureaucracy and Democracy. Rotledge and Kegan. 1983 Ali Mufiz, Pengantar Ilmu Administrasi Negara. Cet.1 ; Edisi 2 .Jakarta : Universitas Terbuka, 2011. Dr. H. Edi Siswadi, M.Si, Reformasi Birokrasi Pemerintahan dalam Meningkatkan Pelayanan Publik . 22 Februari2012

    17

  • 7/24/2019 144161066 Makalah Tentang Reformasi Birokrasi Pemerintahan Daerah

    18/18