11
LAPORAN KEGIATAN Pengendali Ekosistem Hutan Pengamatan Invertebrata (Echinodermata) di Pantai Bama, SPTNW I Bekol DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM BALAI TAMAN NASIONAL BALURAN 2010

2010 pengamatan invertebratadibama

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 2010 pengamatan invertebratadibama

LAPORAN KEGIATAN Pengendali Ekosistem Hutan

Pengamatan Invertebrata (Echinodermata) 

di Pantai Bama, SPTNW I Bekol 

DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM

BALAI TAMAN NASIONAL BALURAN 2010

Page 2: 2010 pengamatan invertebratadibama

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekosistem terumbu karang, selain menyajikan keindahan dan

keunikan potensi sumberdaya alam hayati laut namun sangat peka terhadap

perubahan yang terjadi di lingkungannya, baik bersifat fisik maupun kimia.

Sedangkan aktivitas manusia seperti penangkapan ikan dengan dinamit dan

potasium merupakan ancaman yang sangat potensial untuk merusak

ekosistem terumbu karang tersebut.

Terumbu karang merupakan salah satu mata rantai yang sangat

penting bagi keberlangsungan serta pelestarian berbagai biota laut. Secara

ekologis ekosistem terumbu karang bersama dengan hutan mangrove,

padang lamun serta rumput laut merupakan tempat pemijahan (spawning

ground), tempat pembesaran (nursery ground), tempat mencari makan

(feeding ground) serta tempat perlindungan bagi anakan bermacam jenis

udang, ikan, kepting dan jenis biota laut lain termasuk juga jenis biota

konsumsi yang memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi.

Pantai Bama TNB menyimpan berbagai keanekaragaman plasma

nutfah hewan-hewan Invertebrata laut. Hampir sebagian besar kelompok

Invertebarata terdapat di tempat ini. Mulai dari Phylum Porifera,

Coelenterata, Mollusca, Arthropoda, dan Echinodermata. Laporan ini

berusaha mengidentifikasi tentang keanekaragaman invertebrata terutama

echinodermata di Pantai Bama Taman Nasional Baluran.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan “Identifikasi Invertebrata

phylum echinodermata di Perairan Bama, SPTN Wilayah I Bekol, Balai

Taman Nasional Baluran” ini adalah mengidentifikasi biota laut invertebrate

terutama dari phylum echinodermata.

Page 3: 2010 pengamatan invertebratadibama

II. TINJAUAN PUSTAKA

Taksonomi Hewan Invertebrata

Untuk mempelajari bermacam-macam organisasi yang hidup diperlukan

pengertian tentang sistem klasifikasi. Hewan-hewan yang dikenal dibeda-

bedakan antara satu organisme dengan organisme yang lainnya. Dasar

pembeda dapat meliputi bentu, warna, bau, rasa, sifat beracun atau tidak.

Pada Animalia meliputi invertebrata (hewan tidak bertulang belakang) dan

vertebrata (hewan bertulang belakang). Hewan Invertebrata merupakan

golongan hewan yang tidak mempunyai tulang belakang.

Invertebrata adalah hewan yang tidak mempunyai tulang punggung atau

ruas-ruas tulang belakang. Invertebrata terdiri dari beberapa phyllum, yaitu :

- Phyllum Protozoa

- Phyllum Porifera

- Phyllum Coelenterata

- Phyllum Platyhelminthes

- Phyllum Nemathelmintes

- Phyllum Annelida

- Phyllum Mollusca

- Phyllum Arthropoda

- Phyllum Echinodermata

Phylum Echinodermata

Echinodermata berasal dari kata Yunani, echinos = duri dan derma = kulit.

Jadi Echinodermata dapat diartikan sebagai hewan berkulit duri. Memang

jika Anda meraba kulit hewan ini akan terasa kasar, karena kulitnya

mempunyai lempeg-lempeng zat kapur dengan duri-duri kecil.

Hewan ini biasanya hidup di pantai dan di dalam laut sampai kedalaman

sekitar 366 m. Sebagian hidup bebas, hanya gerakannya lamban. Anda

jangan khawatir hewan ini tidak ada yang parasit. Ada sekitar 5.300 jenis

Echinodermata yang sudah dikenal manusia. Jumlahnya amat banyak,

karena musuh hewan ini hanya sedikit. Keistimewaan Echinodermata adalah

memiliki tubuh (organ tubuh) lima atau kelipatannya. Di samping itu hewan

ini memiliki saluran air yang sering disebut sistem ambulakral. Sistem ini

digunakan untuk bergerak, bernafas, atau untuk membuka mangsanya yang

memiliki cangkok. Ciri umum lainnya adalah pada waktu masih larva

Page 4: 2010 pengamatan invertebratadibama

tubuhnya berbentuk bilateral simetri. Sedangkan setelah dewasa bentuk

tubuhnya menjadi radial simetri.

Echinodermata merupakan binatang triploblastik selopmata, tubuh

simetris radial yang terbagi menjadi 5 bagian, umumnya mempunyai duri,

saluran pencernaan sempurna meski anus pada sebagian Echinodermata

tidak berfungsi, hidup di laut, gerakan lambat dengan kaki pembuluh

(ambulakral) yang terjadi dengan mengubah tekanan air yang diatur oleh

sistem pembuluh air yang berkembang dari selom.

Jenis kelamin terpisah, larva mempunyai bentuk simetris bilateral yang

dapat berenang secara bebas disebut bipinnaria.

Sistem Tubuh Echinodermata

1. Sistem Ambulakral

Untuk memudahkan dalam mempelajari sistem ambulakral pada hewan

Echinodermata. Sistem ambulakral sebenarnya merupakan sistem saluran

air yang terdiri atas:

a. Madreporit, merupakan lubang tempat masuknya air dari luar

tubuh.

b. Saluran batu

c. Saluran cincin

d. saluran radial, meluas ke seluruh tubuh.

e. Saluran lateral

f. Ampula

g. Kaki tabung

Sistem ini berfungsi untuk bergerak, bernafas atau membuka mangsa. Pada

hewan ini air laut masuk melalui lempeng dorsal yang berlubang-lubang kecil

(madreporit) menuju ke pembuluh batu. Kemudian dilanjutkan ke saluran

cincin yang mempunyai cabang ke lima tangannya atau disebut saluran

radial selanjutnya ke saluran lateral. Pada setiap cabang terdapat deretan

kaki tabung dan berpasangan dengan semacam gelembung berotot atau

disebut juga ampula. Dari saluran lateral, air masuk ke ampula. Saluran ini

berakhir di Sistem Reproduksi Echinodermata mempunyai jenis kelamin

terpisah, sehingga ada yang jantan dan betina. Fertilisasi terjadi di luar

tubuh, yaitu di dalam air laut. Telur yang telah dibuahi akan membelah

secara cepat menghasilkan blastula, dan selanjutnya berkembang menjadi

Page 5: 2010 pengamatan invertebratadibama

gastrula. Gastrula ini berkembang menjadi larva. Larva atau disebut juga

bipinnaria berbentuk bilateral simetri. Larva ini berenang bebas di dalam air

mencari tempat yang cocok hingga menjadi branchidaria, lalu mengalami

metamorfosis dan akhirnya menjadi dewasa. Setelah dewasa bentuk

tubuhnya berubah menjadi radial simetri.

2. Sistem Pencernaan Makanan

Sistem pencernaan makanan hewan ini sudah sempurna. Sistem

pencernaan dimulai dari mulut yang posisinya berada di bawah permukaan

tubuh. Kemudian diteruskan melalui faring, ke kerongkongan, ke lambung,

lalu ke usus, dan terakhir di anus. Anus ini letaknya ada di permukaan atas

tubuh dan pada sebagian Echinodermata tidak berfungsi. Pada hewan ini

lambung memiliki cabang lima yang masing-masing cabang menuju ke

lengan. Di masing-masing lengan ini lambungnya bercabang dua, tetapi

ujungnya buntu.

3. Sistem Pernafasan dan Ekskresi

Echinodermata bernafas menggunakan paru-paru kulit atau dermal

branchiae (Papulae) yaitu penonjolan dinding rongga tubuh (selom) yang

tipis. Tonjolan ini dilindungi oleh silia dan pediselaria. Pada bagian inilah

terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida. Ada pula beberapa jenis

Echinodermata yang bernafas dengan menggunakan kaki tabung. Sisa-sisa

metabolisme yang terjadi di dalam sel-sel tubuh akan diangkut oleh

amoebacyte (sel-sel amoeboid) ke dermal branchiae untuk selanjutnya

dilepas ke luar tubuh.

4. Sistem Sirkulasi

Sistem peredaran darah Echinodermata umumnya tereduksi, sukar diamati.

Sistem peredaran darah terdiri dari pembuluh darah yang mengelilingi mulut

dan dihubungkan dengan lima buah pembuluh radial ke setiap bagian

lengan.

5. Sistem Saraf

Sistem saraf terdiri dari cincin saraf dan tali saraf pada bagian lengan-

lengannya

Page 6: 2010 pengamatan invertebratadibama

Klasifikasi Echinodermata

Struktur larva Echonodermata mempunyai persamaan dengan struktur

Chordata rendah dan dalam perkembangan embrio tahap awal, kedua

phyllum di atas mempunyai persamaan. Jadi jika dilihat secara embriologis

Echonodermata lebih dekat dengan Chordata daripada ke Annelida,

Mollusca atau Arthropoda.

Echinodermata dapat dibedakan menjadi 5 kelas, yaitu :

- Asteroidea

- Echinoidea

- Ophiouroidea

- Crinoidea

- Holothuroidea

1. Kelas Asteroidea

Asteroidea sering disebut bintang laut. Sesuai dengan namanya itu, jenis

hewan ini berbentuk bintang dengan 5 lengan. Di permukaan kulit tubuhnya

terdapat duri-duri dengan berbagai ukuran. Hewan ini banyak dijumpai di

pantai. Ciri lainnya adalah alat organ tubuhnya bercabang ke seluruh lengan.

Perhatikan gambar di samping ini.

Mulut terdapat di permukaan bawah atau disebut permukaan oral dan anus

terletak di permukaan atas (permukaan aboral). Kaki tabung tentakel

(tentacle) terdapat pada permukaan oral. Sedangkan pada permukaan

aboral selain anus terdapat pula madreporit. Madreporit adalah sejenis

lubang yang mempunyai saringan dalam menghubungkan air laut dengan

sistem pembuluh air dan lubang kelamin.

2. Kelas Echinoidea

Jika Anda jalan-jalan di pantai, hati-hati dengan binatang ini karena tubuhnya

dipenuhi duri tajam. Duri ini tersusun dari zat kapur. Duri ini ada yang pendek

dan ada pula yang panjang seperti landak. Itulah sebabnya jenis hewan ini

sering disebut landak laut. Jenis hewan ini biasanya hidup di sela-sela pasir

atau sela-sela bebatuan sekitar pantai atau di dasar laut. Tubuhnya tanpa

lengan hampir bulat atau gepeng. Ciri lainnya adalah mulutnya yang terdapat

di permukaan oral dilengkapi dengan 5 buah gigi sebagai alat untuk

mengambil makanan. Hewan ini memakan bermacam-macam makanan laut,

Page 7: 2010 pengamatan invertebratadibama

misalnya hewan lain yang telah mati, atau organisme kecil lainnya. Alat

pengambil makanan digerakkan oleh otot yang disebut lentera arisoteteles.

Sedangkan anus, madreporit dan lubang kelamin terdapat di permukaan

atas.

3. Kelas Ophiuroidea

Hewan ini jenis tubuhnya memiliki 5 lengan yang panjang-panjang. Kelima

tangan ini juga bisa digerak-gerakkan sehingga menyerupai ular. Oleh

karena itu hewan jenis ini sering disebut bintang ular laut (Ophiuroidea

brevispinum).

4. Kelas Crinoidea

Jika Anda pernah menyelam ke dasar laut, mungkin Anda mengira jenis

hewan Crinoidea ini adalah tumbuhan. Memang sekilas hewan ini mirip

tumbuhan bunga. Ia memiliki tangkai dan melekat pada bebatuan, tak beda

seperti tumbuhan yang menempel di bebatuan. Ia juga memiliki 5 lengan

yang bercabang-cabang lagi mirip bunga lili. Oleh karena itu hewan ini sering

disebut lili laut (Metacrinus sp).

Ciri lainnya mulut dan anus hewan ini terdapat di permukaan oral dan tidak

mempunyai madreporit. Hewan ini sering ditemukan menempel dengan

menggunakan cirri (akar) pada bebatuan di dasar laut. Ia juga bisa berenang

bebas, sehingga jika lingkungan tidak menguntungkan akan pindah dan

menempel pada tempat lain. Jenis lainnya adalah Antedon tenella, dengan

tubuhnya kecil-kecil, bentuk piala disebut calyx (kaliks) tanpa tangkai.

5. Kelas Holoturoidea

Hewan jenis ini kulit durinya halus, sehingga sekilas tidak tampak sebagai

jenis Echinodermata. Tubuhnya seperti mentimun dan disebut mentimun laut

atau disebut juga teripang. Hewan ini sering ditemukan di tepi pantai.

Gerakannya tidak kaku, fleksibel, lembut dan tidak mempunyai lengan.

Rangkanya direduksi berupa butir-butir kapur di dalam kulit. Mulut terletak

pada ujung anterior dan anus pada ujung posterior (aboral). Di sekeliling

mulut terdapat tentakel yang bercabang sebanyak 10 sampai 30 buah.

Tentakel dapat disamakan dengan kaki tabung bagian oral pada

Echinodermata lainnya. Tiga baris kaki tabung di bagian ventral digunakan

untuk bergerak dan dua baris di bagian dorsal berguna untuk melakukan

pernafasan. Selain itu pernafasan juga menggunakan paru-paru air.

Page 8: 2010 pengamatan invertebratadibama

Kebiasaan hewan ini meletakkan diri di atas dasar laut atau mengubur diri di

dalam lumpur/pasir dan bagian akhir.

Peran Echinodermata

Laut bisa bersih seperti sekarang ini antara lain merupakan jasa hewan

Echinodermata. Hewan ini adalah pemakan bangkai, sisa-sisa hewan, dan

kotoran hewan laut lainnya. Oleh karena itu hewan ini sering disebut sebagai

hewan pembersih laut/pantai.

Echinodermata juga dapat dijadikan sebagai bahan makanan. Misalnya

mentimun laut setelah dikeringkan dijadikan bahan sup atau dibuat kerupuk.

Juga telur bulu babi sangat enak untuk dimakan. Echinodermata juga bisa

merugikan, karena hewan laut ini sebagai pemakan tiram/kerang mutiara.

Page 9: 2010 pengamatan invertebratadibama

III. MATERI DAN METODE

A. Pelaksana dan Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan tanggal 11-12 Januari 2010 selama 3 (tiga) hari

bertempat di Perairan Bama, Resort Pengelolaan Taman Nasional Bama,

Seksi Pengelolaan Taman Nasional I Bekol.

B. Alat dan Bahan

1. Panduan identifikasi invertebrate

2. Masker, snorkel dan fin

3. Alat tulis

4. Kamera bawah air

C. Metode

Secara acak dengan menggunakan perlengkapan skin diving dan kamera

bawah air, berusaha menyapu seluas mungkin area untuk menemukan dan

mengambil gambar invertebrate dari phylum echinodermata. Biota laut

tersebut kemudian diidentifikasi dan didokumentasikan.

Page 10: 2010 pengamatan invertebratadibama

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Dari hasil kegiatan diperoleh sekitar 8 (delapan) jenis echinodermata,

yaitu sebagai berikut :

Holothuria atra Linckia laevigata

Acanchasther planci

Diadema setosum

Gomphia gomphia

Bohadschia argus (Jaeger, 1833)

Bohadschia similis (Semper 1868)

Page 11: 2010 pengamatan invertebratadibama

Hasil tersebut jumlahnya tidak banyak. Namun hal tersebut

disebabkan cara hidup echinodermata yang cenderung sembunyi di

bebatuan untuk melindungi diri dari predator serta hantaman gelombang laut

sehingga sulit untuk dijumpai. Hal lain yang menyebabkan jumlah jenis yang

ditemukan sedikit adalah tingkat kecerahan yang rendah sehingga jenis –

jenis echinodermata yang ‘berkamuflase’ dengan lingkungan sulit terlihat

seperti halnya jenis echinodermata yang suka mengubur diri dalam pasir.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.terangi.or.id

Sukarno dkk. 1982. Terumbu Karang di Indonesia : Sumber Daya, Permasalahan dan Pengelolaannya. Proyek Penelitian Potensi Sumber Daya Alam Indonesia. Lembaga Oceanologi Nasional. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta.

Susetiono. 2004. Fauna Padang Lamun Tanjung Merah Selat Lembeh. Pusat Penelitian Oseanografi - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta.

Susetiono. 2005. Krustasea dan Molluska Mangrove Delta Mahakam. Pusat Penelitian Oseanografi - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta.