3. BAB 1

Embed Size (px)

Citation preview

3

BAB IPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dermatitis seborrheica (D.S.) merupakan penyakit yang bersifat universal dan dapat ditemukan di seluruh dunia.1 Ranganathan dan Mukhopadhyay dalam Fathony,2 mengemukakan bahwa Kelainan pada kulit kepala seperti Dermatitis seborrheica atau yang sering kita sebut dengan ketombe mempengaruhi hampir separuh penduduk pada usia pubertas dan setiap jenis kelamin maupun etnis.Munurut istilah, kata Dermatitis berarti adanya inflamasi pada kulit. Ekzema merupakan bentukkhusus dari Dermatitis. Beberapa ahli menggunakan kata Ekzema untuk menjelaskan inflamasi yang dicetuskan dari dalam pada kulit.3 Sedangkan Seborrheica yang artinya sekresi sebum yang berlebihan.4

1Prevalensi dari semua bentuk Ekzema adalah 4,66%, termasuk Dermatitis atopik 0,69%, Eczema numular 0,17%, dan Dermatitis seborrheica 2,32% yang menyerang 2% hingga 5% dari penduduk.3 Dari data diatas, dapat dikatakan bahwa D.S. merupakan bentuk Ekzema yang angka kejadiannya tertinggi. Adapun pada ras kaukasia sekitar 20 sampai 50% penduduk menderita Dermatitis seborrheica. D.S. banyak juga diderita pada penduduk indonesia yang beriklim tropis, bertemperatur tinggi dan udara yang lembab, namun angka insidensinya belum diketahui.5 D.S. dapatmenyerangbayi pada 3 bulan pertama kehidupan dan pada dewasa umur 30 hingga 60 tahun. Insiden Rate (IR) meningkat pada umur 18 sampai 40 tahun. Berdasarkan survey pada 1.116 anak dari perbandingan usia danjenis kelamin, didapatkan prevalensi D.S. menyerang 10% anak laki-laki dan 9,5% pada anak perempuan.6Ketombe biasanya dianggap sebagai bentuk ringan dari Dermatitis seborrheica. Brahmono mendefinisikan ketombe sebagai kelainan kulit kepala berambut (scalp) yang ditandai dengan skuama abu-abu keperakan berjumlah banyak, kadang disertai rasa gatal.7 Kulit kepala berambut tempat skuama tersebut menjadi mudah rontok, berbau dan rasa gatal yang sangat hebat pada kulit kepala.8 Selain menimbulkan gatal yang sangat hebat, ketombe juga sangat mengganggu aktivitas serta menimbulkan rasa kurang percaya diri, apabila didapati serpihan kulit kepala yang berhamburan di bajunya.9 Ada pun faktor-faktor yang dapat menimbulkan ketombe, antara lain genetik, adanya jamur, aktifitas kelenjar sebasea yang meningkat, stres, kosmetik rambut, penggunaan penutup kepala, daya tahan tubuh dan nutrisi yang rendah.10,11Mahasiswa rentan terkena ketombe, hal ini disebabkan karena mahasiswa pada umumnya berusia 18 tahun yang merupakan insidensi tertinggi untuk terkena ketombe. Oleh karena itu, diperlukan penelitian mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya ketombe (Dermatititis seborrheica) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati angkatan 2011.

B. RUMUSAN MASALAHBerdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut : Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi timbulnya ketombe (Dermatitis seborrheica) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati angkatan 2011? C. TUJUAN PENELITIAN1. Tujuan umum : Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya ketombe (Dermatitis seborrheica) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati angkatan 20112. Tujuan khusus :a. Mengetahui angka kejadian ketombe (Dermatitis seborrheica) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati angkatan 2011.b. Mengetahui hubungan karakteristik jenis kelamin dengan kejadian ketombe (Dermatitis seborrheica) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati angkatan 2011.c. Mengetahui hubungan karakteristik umur dengan kejadian ketombe (Dermatitis seborrheica) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati angkatan 2011.d. Mengetahui hubungan genetik dengan kejadian ketombe (Dermatitis seborrheica) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati angkatan 2011.e. Mengetahui hubungan stres dengan kejadian ketombe (Dermatitis seborrheica) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati angkatan 2011.f. Mengetahui hubungan penggunaan sampo anti ketombe dengan kejadian ketombe (Dermatitis seborrheica) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati angkatan 2011.g. Mengetahui hubungan banyak menggunakan kosmetik rambut dengan kejadian ketombe (Dermatitis seborrheica) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati angkatan 2011.h. Mengetahui hubungan berapa kali keramas dengan kejadian ketombe (Dermatitis seborrheica) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati angkatan 2011.i. Mengetahui hubungan penggunaan penutup kepala (jilbab) dengan kejadian ketombe (Dermatitis seborrheica) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati angkatan 2011.

D. MANFAAT PENELITIAN1. Manfaat Bagi Fakultas Kedokteran Hasil penelitian ini sebagai acuan dan tambahan referensi untuk penelitian selanjutnya tentang Dermatitis seborrheica.2. Manfaat Bagi Responden Penelitian ini dapat bermanfaat untuk sebagai sarana informasi bagi mahasiswa dalam upaya mencegah dan penanggulangan Dermatitis seborrheica. 3. Manfaat Bagi Penulis Penelitian ini sebagai pembelajaran nyata dan berharga untuk memahami dan mengkaji masalah kesehatan yang ada di masyarakat dan sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu kedokteran.

1. RUANG LINGKUP

Penelitian dilakukan di Universitas Malahayati yang di mulai pada bulan Januari Februari 2013 dengan betujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya ketombe. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2011. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara pemberian lembar kuesioner.