Click here to load reader
Upload
ratna-ning-hanum
View
146
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia tergantung dari beragam stimulus sensori untuk memberi makna
dan kesan pada kejadian yang telah terjadi pada lingkungan mereka. Beragam
stimulus tersebut merupakan dasar dalam pembentukan persepsi yang datang dari
banyak sumber melalui indera penglihatan, indera pendengaran, indera perabaan,
indera penciuman, dan indera pengecap/rasa.
Gangguan pada berbagai macam indera merupakan masalah yang sangat
menjadi perhatian dalam dunia keperwatan. Baik itu merupakan akibat dari
kelalaian seseorang dalam merawat indranya, gangguan sejak lahir, maupun
merupakan kelanjutan dari penyakit sebelumnya.
Penemuan-penemuan yang berkaitan dengan perbaikan kesehatan gangguan
sistem sensori dan persepsi merupakan hal-hal baru yang sering berkembang di
dalam masyarakat. Banyak dari penemuan itu yang diharapkan dalam membuat
kesehatan yang lebih baik. Selain penemuan yan telah dipaparkan ke dalam
khalayak ramai, juga terdapat beberapa hal-hal yang diisukan sangat terkait
dengan gangguan sistem sensori persepsi. Peran kita sebagai perawat yang salah
satunya ialah sebagai advokat merupakan peran yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat untuk mengenalkan penemuan-penemuan ini,beserta dapat
memberikan pengetahuan yang baru kepada masyarakat sesuai isu yang sering
disebut ditengah-tengah masyarakat. Dengan adanya penemuan beserta inovasi
baru dalam dunia kesehatan, terkhusus dalam bidang gangguan sistem sensori
persepsi, menjadikan kelompok membahas tentang tren dan isu dalam gangguan
sistem persepsi.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian trend dan isu?
1.2.2 Bagaimana trend yang terkait dengan gangguan sistem sensori
persepsi ?
1.2.3 Bagaimana isu yang terkait dengan gangguan sistem sensori persepsi ?
1
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Mengetahui pengertian trend an isu kanker paru
1.3.2 Mengetahui trend yang terkait dengan gangguan sistem sensori
persepsi.
1.3.3 Mengeetahui isu yang terkait dengan gangguan sistem sensori persepsi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Trend dan Isu
Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan
analisa, tren juga dapat di definisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang
terjadi pada saat ini yang biasanya sedang popular di kalangan masyarakat.
Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini
dan kejadiannya berdasarkan fakta.
Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi
atau tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter,
sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat,
kematian, ataupun tentang krisis.
Isu adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak namun belum
jelas faktannya atau buktinya.
2.2 Trend Gangguan Sistem Sensori dan Persepsi
1. Teh Hijau untuk Mengatasi Glaukoma
Teh hijau adalah jenis teh yang juga tidak mengalami proses fermentasi
akan tetapi mengalami proses pengeringan dan penguapan daun yang sedikit lebih
lama dibandingkan teh putih. Semua jenis teh mengandung katekin, akan tetapi
saat ini teh hijau lebih populer karena kandungan katekinnya lebih tinggi
dibandingkan dengan teh hitam. Sehingga teh hijau lebih dikenal sebagai jenis teh
yang dapat mencegah pertumbuhan penyakit kanker.
Manfaat lain dari teh hijau adalah untuk mencegah dan menurunkan tekanan
darah tinggi, menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL), resiko terkena stroke dan
menghaluskan kulit.
Bukti baru telah muncul bahwa minum organik teh hijau dapat
meningkatkan kesehatan mata. Studi menunjukkan bahwa antioksidan ditemukan
3
dalam teh hijau dapat diserap jauh di dalam mata yang membantu untuk
melindunginya dari berbagai penyakit.
Para ilmuwan sekarang mengkonfirmasi bahwa substansi kesehatan yang
ditemukan dalam Teh hijau organik, yang secara luas dikenal untuk Antioksidan
yang kuat dan sifat melawan kanker, menembus jaringan mata. Menurut laporan
baru, lensa dan retina, serta jaringan mata lainnya menyerap zat pelindung bahwa
teh hijau memiliki. Ini telah meningkatkan kemungkinan bahwa teh hijau organik
dapat digunakan untuk melindungi terhadap glaukoma serta lainnya penyakit
mata.
Glaukoma mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia dan bertanggung
jawab atas kebutaan bagi ribuan orang di Amerika Serikat. Sekali lagi, hampir 22
juta orang 40 tahun atau lebih tua memiliki katarak sekarang. Astudy dilakukan
oleh Universitas Cina Hong Kong, di mana mereka diberikan ekstrak teh hijau
untuk tikus, dan mempelajari jaringan mata pada berbagai tahap. Para scientitsts
menemukan bahwa jaringan mata menyerap sejumlah besar katekin. Mereka
menemukan bahwa retina direndam dengan paling banyak sementara kornea
menyerap sedikit. Teh hijau organik terdiri dari catechin yang dimiliki keluarga
antioksidan. Zat-zat bermanfaat lainnya ingreen teh adalah vitamin C, vitamin E,
zeaxanthin dan lutein. Penemuan ini sangat penting karena sampai sekarang para
peneliti tidak mengetahui apakah antioksidan dalam teh hijau organik yang
dikenal sebagai katekin mampu mencapai jaringan mata. Para peneliti telah
merasa bahwa catechin yang penting untuk melindungi mata terhadap berbagai
penyakit. Tetapi dengan studi baru ini, mereka mampu membuktikan bahwa
katekin dapat membuat perjalanan panjang dari perut dan saluran pencernaan ke
dalam jaringan mata. Catechin termasuk Epigallocatechin gallate (EGCG),
Gallocatechin (GC) dan epikatekin Gallate (EKG) yang memiliki kemampuan
untuk melawan radikal bebas dan spesies oksigen reaktif yang merusak sel-sel
melalui proses yang dikenal sebagai stres oksidatif. Proses ini dapat melantik
pembentukan katarak dan juga terkait dengan retinopati pada neonatus prematur.
Penelitian ilmiah terus memberikan bukti manfaat kesehatan yang berhubungan
dengan meminum teh hijau organik, menambahkan ini penemuan baru ke dalam
daftar panjang manfaat kesehatan.
4
Dan baru-baru, para peneliti di Universitas Cina di Hong Kong menemukan
satu lagi manfaat Kesehatan minum minuman ini mempromosikan itu bisa
melindungi terhadap penyakit mata umum seperti glaukoma. Para peneliti
menemukan bahwa bagian-bagian yang berbeda dari mata menyerap jumlah yang
bervariasi catechin, antioksidan yang diyakini untuk mencegah kerusakan yang
disebabkan oleh oksidasi. Retina, bagian dari mata yang bertanggung jawab untuk
merasakan cahaya, memiliki konsentrasi tertinggi dari antioksidan, sedangkan
paling sedikit ditemukan di kornea, lapisan luar mata yang jelas. Aktivitas
antioksidan berlangsung hingga 20 jam setelah konsumsi ekstrak teh hijau. Stres
oksidatif mengarah ke penyakit retina, seperti glaukoma dan usia degenerasi
makula terkait.
Teh hijau yang terbaik untuk mata manusia.
Green Tea: Para peneliti menemukan bahwa hijau teh adalah yang terbaik
untuk mata manusia, laporan dan studi menemukan bahwa lensa, retina dan
jaringan mata lainnya menyerap zat ini, dan juga teh hijau melindungi beberapa
penyakit mata lainnya umum seperti glaukoma. Jurnal pertanian, makanan kimia
dan beberapa rekan mengatakan bahwa "Katekin" adalah jenis antioksidan yang
ditemukan dalam Teh hijau, yang bisa lewat dari perut ke jaringan-jaringan di
mata.
2. Implan Koklea
Implan Koklea merupakan terobosan besar di bidang kedokteran.
Penelitian tentang Implan Koklea telah dilakukan sejak awal tahun 1950 dan
diakui oleh FDA (Food and Drug Administration) pada pertengahan 1980-an.
Implan Koklea merupakan alat prostetik dengan komponen internal yang dipasang
lewat pembedahan dan komponen eksternal yang memerlukan penyesuaian dan
pemograman.
Untuk menentukan apakah seseorang dapat menjadi kandidat Koklea,
memerlukan pemeriksaan dan berbagai tes oleh dokter spesialis telinga, hidung,
tenggorokan-kepala leher. Prosedur pemasangan Implan Koklea diawali dengan
melakukan tindakan bedah untuk memasang komponen internal. Dengan hanya
memasang komponen internal, maka pasien masih belum bisa mendengar. Setelah
5
luka bekas operasi sembuh dan bengkaknya hilang (sekitar 3-6 minggu) dapat
dilanjutkan dengan pemasangan transmitter eksternal dan prossesor suara.
Sehingga pasien dapat mulai mendengar suara layaknya normal.
Pasien dengan Implan Koklea memerlukan rehabilitasi khusus untuk
menyesuaikan dengan pendengaran barunya. Program rehabilitasi terfokus pada
belajar mendengarkan dan menyediakan lingkungan auditif, sehingga
memaksimalkan potensi kinerja pasien dengan Implan Koklea.
Walau bagaimanapun Implan Koklea masih terdapat kerugian dan
kelebihannya tersendiri berbanding alat bantu dengar yang biasa. Aspek-aspek
seperti individu yang siap dengan konsekuensi dari efek samping pemasangan
implan dan keluarga yang cukup mendukung sangat menentukan keberhasilan
fungsi dari implan itu sendiri.
Adapun kerugian dan kelebihan implan koklea :
1. Kerugian
Beberapa efek implantasi yang ireversibel misalnya komponen dari implan
dapat merusak system saraf yang ada di dalam koklea dan akhirnya menyebabkan
kehilangan pendengaran secara total pada kandidat. Sementara baru-baru ini
diusahakan perbaikan teknologi, dan teknik penanaman untuk meminimalkan
kerusakan seperti itu namun resiko dan tingkat kerusakan masih bervariasi.
Selain itu, saat perangkat penerima dapat membantu lebih baik mendengar
dan mengerti suara di lingkungan mereka, itu tidak sebagus kualitas suara yang
diproses oleh koklea alami. Masalah utama adalah dengan usia penerima.
Sementara implan koklea mengembalikan kemampuan fisik untuk mendengar, ini
tidak berarti otak dapat belajar untuk memproses dan membedakan pidato jika
penerima melewati periode kritis remaja. Akibatnya, mereka yang lahir tuli yang
menerima implan sebagai orang dewasa hanya dapat membedakan perbedaan
antara suara sederhana, seperti telepon, dering bel pintu, sementara yang lain yang
menerima implant pada tahap tuli yang awal mengerti dengan jelas dan dapat
berbicara.Tingkat keberhasilan tergantung pada berbagai faktor, yang paling
penting adalah usia penerima, tetapi juga harus dilakukan dengan teknologi yang
digunakan dan kondisi penerima koklea. Banyak pengguna, audiologists, dan ahli
6
bedah juga melaporkan bahwa bila ada infeksi telinga yang menyebabkan cairan
di telinga tengah, hal itu dapat mempengaruhi koklea implan, sehingga untuk
sementara berkurang pendengaran.
2. Kelebihan
1. Keberadaannya tidak tampak dari luar
2. Membuat kanal telinga terbuka
3. Mengurangi distorsi pengeras suara.
2.2 Isu Gangguan Sistem Sensori dan Persepsi
1 Penyakit Retinoblastoma
Ahli mata dari FKUI/RSCM Dr Rita Sitorus SpM(K) PhD mengatakan
retinoblastoma merupakan tumor ganas primer pada mata yang paling sering
dijumpai bayi dan anak-anak. Di RSCM Retinoblastoma merupakan penyakit
kanker kedua terbesar yang diderita anak.
Penyebab penyakit pun belum diketahui secara pasti. Bisa disebabkan
faktor keturunan. Risiko lebih besar apabila dalam keluarga ada yang menderita
Retinoblastoma. Bisa juga disebabkan faktor lingkungan, terutama yang tidak
kondusif dan rentan terhadap persebaran infeksi,virus,dan bakteri. Bila ditemukan
dan diobati pada stadium dini, angka harapan hidup penderita masih tinggi, sekitar
80 – 90 persen. Tapi banyak yang tidak menyadari bahaya retinoblastoma karena
gejala penyakitnya sering dianggap penyakit mata biasa. Sebagian besar penderita
baru datang ke rumah sakit setelah stadium lanjut.
2 Penyakit Kebutaan
Kebutaan anak di Indonesia memiliki pola campuran antara etiologi yang
tidak diketahui (idiopatik) herediter, dan kelainan postnatal, dengan persentase
berturut-turut 32.7%, 31.9% and 28.5%. Menariknya, lebih dari separuh penyebab
kebutaan dan gangguan penglihatan berat (blindness/severe visual impairment)
berpotensi untuk dicegah. Katarak kongeital, katarak infantil dan kelainan kornea
7
berkaitan dengan infeksi campak/defisiensi vitamin A merupakan penyebab utama
yang dapat diterapi. Pola ini hampir serupa dengan pola penyebab kebutaan
dinegara berkembang lainnya seperti di india, dan berbeda dengan pola penyebab
kebutaan dinegara maju. Di negara maju, penyebab kebutaan yang sering
dijumpai adalah kelainan retina, kelainan nervus optikus, dan cortical visual
impaiment.
3 Terapi Gen Penyembuhan Kebutaan
Hasil penelitian yang melibatkan terapi gen di Inggris menerbitkan
harapan bagi mereka yang mengalami gangguan penglihatan atau sama sekali
tidak bisa melihat. Melalui terapi gen, para dokter bisa mengembalikan
penglihatan mereka. engan metode terapi gen, tim dokter menyelipkan gen ke bola
mata pasien. Cara itu ternyata cukup efektif untuk memperbaiki kemampuan sel
mata yang bertugas mendeteksi cahaya," ujar Profesor Robert MacLaren. Dengan
menanamkan gen ke jaringan mata, tim Oxford sukses memperbaiki kerusakan
sel. Seiring berjalannya waktu, sel-sel yang semula rusak tersebut mampu
berfungsi normal kembali.
Dampaknya, pasien yang mengalami gangguan penglihatan bisa kembali
melihat. Bahkan, penglihatan mereka menjadi jauh lebih baik daripada
sebelumnya. Sebab, sel-sel mata yang rusak kembali sehat. MacLaren yakin
metode tersebut bisa bermanfaat bagi kaum tunanetra. Bahkan, dia optimistis jika
terapi gen itu akan memberantas kebutaan. "Saya sangat gembira dengan hasil ini.
Kami tidak bisa mengharapkan hasil yang lebih baik lagi," ungkapnya. Dia
berharap penelitian dua tahun itu bisa berkembang dan membuahkan hasil yang
lebih memuaskan.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terdapat beberapa penemuan penting yang telah menjadi referensi dalam
peningkatan kualitas kesehatan. Tren yang sering terjadi di dalam masyarakat
untuk penanganan gangguan sistem sensori persepsi seperti penggunaan teh hijau
yang berkhasiat untuk mengatasi glaukoma dan tren pemasangan implan koklea
diharapkan menjadi tren yang bisa dimanfaatkan secara baik oleh masyarakat.
Disamping dari tren, juga banyak isu yang berkembang di dalam masyarakat
terkait gangguan sistem sensori persepsi seperti penyakit retinoblastoma, penyakit
kebutaan dan terapi gen kebutaan memiliki potensi yang besar untuk dikenali
lebih lanjut sehubungan dengan dinamika kesehatan. Peran kita sebagai perawat
tak hanya sebagai edukator, tetapi juga sebagai advokat dibutuhkan dalam tren
dan isu yang berkembang terkait gangguan sistem sensori persepsi.
3.2 Saran
Sebagai perawat yang mempunyai peran sebagai edukator, selayaknya
dalam penyaluran pengetahuan yang terkait dengan tren dan isu yang
berhubungan dengan gangguan sistem sensori persepsi, dibutuhkan banyak
pengetahuan beserta pemahaman yang jauh tentang berbagai macam gangguan
pada sistem sensori persepsi. Setelah mengetahui berbagai macam gangguan pada
sistem ini, pemilahan dalam membedakan tren dan isu yang benar-benar terjadi
dalam masyarakat merupakan hal yang baik untuk diketahui selanjutnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. (2014). Wapadai- retinoblastoma. Diakses pada tanggal 19 februari
2014 melalui http://www.astrodigi.com/2010/11/waspadai-retinoblastoma-kanker-
mata.html
Anonymous. (2014). Terapi gen sembuhkan kebutaan. Diakses pada tanggal 19
februari 2014 melalui http://www.jpnn.com/read/2014/01/17/211397/Terapi-Gen-
Sembuhkan-Kebutaan-
Anonymous. (2014). Khasiat The Hijau. Diakses pada tanggal 17 Februari 2014
melalui http://carapedia.com/khasiat_teh_hijau_info2729.html
Adams, George L.dkk.(1997) . Boies : Buku Ajar Penyakit THT.Ed 6. Jakarta :
EGC
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 3 Ed 8. Jakarta :
EGC
Engineering Design of Cochlear Implants. In Zeng FG, Popper AN, Fay RR,
CochleaImplants: Auditory Prostheses and Electric Hearing. New York : Springer
2001. hal. 14-52
Greenberg S, Ainsworth WA , Popper AN, Fay RR, eds, Speech Processing in
the Auditory System, New York : Springer 2001, hal 422-462
10