3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload

    1/40

    This story can fit 175-225

    words.

    The purpose of a newslet-ter is to provide special-

    ized information to a tar-

    geted audience. Newslet-

    ters can be a great way to

    market your product or

    service, and also create

    credibility and build your

    organizations identity

    among peers, members,

    employees, or vendors.

    First, determine the audi-

    ence of the newsletter.

    This could be anyone who

    might benefit from the

    information it contains, for

    example, employees or

    people interested in pur-

    chasing a product or re-

    questing your service.

    You can compile a mailing

    list from business reply

    cards, customer information

    sheets, business cards col-

    lected at trade shows, or

    membership lists. You might

    consider purchasing a mail-

    ing list from a company.

    If you explore the Publisher

    catalog, you will find many

    publications that match the

    style of your newsletter.

    Next, establish how much

    time and money you can

    spend on your newsletter.

    These factors will help deter-

    mine how frequently you

    publish the newsletter and

    its length. Its recommended

    that you publish your news-

    letter at least quarterly so

    that its considered a con-

    sistent source of infor-

    mation. Your customers or

    employees will look forward

    to its arrival.

    This story can fit 75-125

    words.

    Your headline is an im-

    portant part of the news-

    letter and should be con-

    sidered carefully.

    In a few words, it should

    accurately represent the

    contents of the story and

    draw readers into the story.

    Develop the headline before

    you write the story. This

    way, the headline will help

    you keep the story focused.

    Examples of possible head-

    lines include Product Wins

    Industry Award, New Prod-

    uct Can Save You Time!,

    Membership Drive Ex-

    ceeds Goals, and New

    Office Opens Near You.

    Caption describing picture or graph-ic.

    L e a d S t o r y H e a d l i n e

    S P E C I A LP O I N T SO F I N -

    T E R E S T :

    Briefly highlight your point of

    interest here.

    Briefly highlight your point of

    interest here.

    Briefly highlight your point ofinterest here.

    Briefly highlight your point of

    interest here.

    I N S I D E T H I S

    I S S U E :

    Inside Story 2

    Inside Story 2

    Inside Story 2

    Inside Story 3

    Inside Story 4

    Inside Story 5

    Inside Story 6

    S e c o n d a r y S t o r y H e a d l i n e

    B U S I N E S S N A M E

    Newsletter Title

    Newsletter DateVolume 1, Issue 1

  • 7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload

    2/40

    B u l l e t i n t r i t o n i s , e d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 1

    B a l a i B e s a r T a m a n N a s i o n a lT e l u k C e n d e r a w a s i h

    S u r a t d a r i R e d a k s i

    Edisi III Buletin Tritonis merupakan edisi terakhir untuktahun 2011. Pada edisi ini Tim Redaksi menyajikanmenu tulisan yang beragam. Balai Besar Taman Nasion-al Teluk Cenderawasih menyelenggarakan DiklatPenyegaran bagi pejabat fungsional PEH dan pejabatfungsional Polhut. Diklat ini bertujuan untuk meningkat-kan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) pegawai,khususnya pejabat fungsional PEH dan pejabatfungsional Polhut. Diharapkan dengan adanya Diklat ini,pejabat fungsional PEH dan Polhut lebih professionaldalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.Kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih memilikipotensi dan daya tarik wisata yang cukup banyak, salahsatunya adalah kemunculan Hiu Paus (Rhincodon Ty-pus)yang bisa dilsaksikan sepanjang tahun khususnyadi perairan Kwatisore, Nabire. Status Ikan Hiu Paussampai saat ini masih dimasukkan ke dalam kategorirentan dan pihak Balai Besar berencana mengusulkanpeningkatan status Hiu Pau dari rentan menjadi dilin-dungi Undang-Undang. Sehingga keberadaan Hiu Pausmenjadi lestari. Diharapkan juga Hiu Paus menjadi sa-lah satu ikon satwa yang ada di kawasan Taman Na-sional Teluk Cenderawasih. Selamat menikmati menutulisan yang lainnya..

    Li put anLokakarya Pengelolaan Mangrove

    Lestari

    Pelatihan Penyusunan Modul Pen-didikan Lingkungan Tingkat SekolahDasar di Kawasan Taman NasionalTeluk Cenderawasih

    Penyegaran Pejabat FungsionalPengendali Ekosistem Hutan Ling-kup Balai Besar Taman NasionalTeluk Cenderawasih

    Penyegaran Pejabat FungsionalPolisi Kehutanan Lingkup Balai Be-sar Taman Nasional Te lukCenderawasih

    Pengucapan Sumpah dan janji PNSLingkup Bidang PTN Wilayah I Nabi-re

    Pohon Ditanam Kesejukan Datang

    3

    Ar t i kelKelestarian Lingkungan Hidup

    Dihadapkan Pada KebutuhanEkonomi Masyarakat

    Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasion-al

    TNTC, SMK Kehutanan, Pulau Lem-on, dan Transplantasi Karang

    Atraki ikan Hiu Paus / Whale Sharkdi Perairan Kwatisore.

    16

    Bi odi ver s i t yCenderawasih31

    Ber i t a Gambar 20Kabar KawasanSebuah Langkah Penting Mengupas

    Pergerakan Sang Raksasa Laut di

    Kawasan Taman Nasional TelukCenderawasih

    28

    Opi niUsulan Peningkatan Status Perlin-

    dungan Hiu Paus (Rhincodon typus)Menjadi Satwa Dilindungi Undang-Undang

    28

    D a f t a r I s i

    Ser ba- serbiSepuluh Kiat Hidup Sehat Tanpa Obat

    34

    Pembina & Penanggung Jawab: Kepala Balai Besar Taman NasionalTeluk Cenderawasih

    Pengarah/Editor: Yohanes Cahyo D.H., S.HutPimpinan Redaksi: Astriet Y. Manangkoda, S.IKStaff Redaksi: Lidia Tesa Vitasari Seputro, S.Si., Rini Purwanti, S.Si.,Muhibuddin Danan Jaya, A.Md

    Layout : Lidia Tesa Vitasari Seputro, S.SiDesain Cover : Muhibbuddin Danan Jaya, A.Md

    Sumber Gambar : Dokumentasi TNTC

    Alamat RedaksiBalai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih

    Jln. Essau Sesa-Sowi GunungManokwari-Papua BaratTelp : (0986)212303Fax : (0986)214719

    E-mail : [email protected]

    Buletin Tritonis (Tanggap, Realistis, Informatif

    dan inspiratif)

    Merupakan media informasi dan komunikasi kon-servasi untuk menyebarluaskan informasi kon-servasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnyasecara umum, pengelolaan-pengelolaan sum-berdaya alam hayati dan ekosistemnya serta

    pengembangan kawasan konservasi Taman Na-sional Teluk Cenderawasih.

    S U S U N A N R E D A K S I

  • 7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload

    3/40

    dan Perikanan Provinsi Papua Barat, Bappeda

    Provinsi Papua Barat, Bappeda Kab. Raja Ampat,

    dan Bappeda Kab. Sorong. Dari instansi vertikal di

    daerah diwakili oleh BPDAS Remu Ransiki, BP2HP

    Wilayah 18 Manokwari, BPKH Wilayah 17

    Manokwari, Balai Besar Taman Nasional Teluk

    Cenderawasih dan Balai Penelitian Kehutanan

    Manokwari sedangkan NGO yang turut menghadiri

    event ini adalah Yayasan Paradisae dan Conserva-

    tion International Indonesia.

    Dalam sambutanya, Kepala Balai Pengelolaan

    Hutan Mangrove Wilayah I Denpasar, Ir.

    Sasmitohadi, M.Si mengatakan bahwa lokakarya ini

    diselenggarakan dengan tujuan untuk menggali

    kebijakan yang telah diterapkan oleh pemerintah

    daerah provinsi maupun kabupaten, instansi

    vertikal di daerah dan kendala penerapan kebijakan

    maupun peran serta masyarakat lokal melalui

    Kamis, 29 September 2011 Balai Pengel-

    olaan Hutan Mangrove Wilayah I Denpasar

    yang merupakan unit pelaksana teknis

    Direktorat Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran

    Sungai dan Perhutanan Sosial menggelar event ak-

    bar yaitu lokakarya pengelolaan mangrove lestari.

    Manokwari sebagai salah satu ibukota provinsi

    ditanah Papua terpilih sebagai tempat penyeleng-

    garaan lokakarya karena Papua dianggap masih

    memiliki potensi mangrove yang baik. Event ini te-

    patnya diselenggarakan di Billy Jaya Hotel

    Manokwari dan dibuka oleh Sekretaris Daerah

    Provinsi Papua Barat, Drs. Nathaniel Mandacan,

    M.Si. Lokakarya ini dihadiri oleh berbagai peserta

    lintas sektoral baik dari instansi pemerintah daerah,

    instansi vertikal di daerah maupun NGO. Dari in-

    stansi pemerintah daerah diwakili oleh Dinas Kehu-

    tanan dan Perkebunan Provinsi Papua Barat,

    Bapedalda Provinsi Papua Barat, Dinas Kelautan

    P a g e 3E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 1

    L o k a k a r y a P e n g e l o l a a n M a n g r o v eL e s t a r i

    L I P U T A N

    Veve I vana Pramest i , S. Hut*)

    Pengelolaan mangrove sebagai bagian integral

    pengelolaan DAS dan ekosistem pesisir .

  • 7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload

    4/40

    kearifan budayanya dalam pengelolaan mangrove di

    Papua. Ekosistem mangrove di Papua tergolongmasih baik bila dibandingkan dengan ekosistem

    mangrove di Sumatera, Jawa, Bali maupun Kaliman-

    tan sehingga perlu dijaga agar tidak turut mengala-

    mi degradasi seperti daerah lainya di Indonesia.

    Potensi mangrove di Papua cukup besar, yakni di

    Provinsi Papua Barat sekitar 475.735.00 ha dan

    Provinsi Papua memiliki potensi sekitar

    1.158.269.000 ha mangrove juga (Bakosurtanal

    tahun 2009) serta secara keseluruhan keberadaan

    ekosistem mangrove di dua provinsi tersebut tergo-

    long relatif baik. Kondisi tersebut dimungkinkan

    karena masih kurang tersedianya akses trans-

    portasi menuju hutan mangrove, kepadatan dan

    keragaman penduduk yang masih relatif rendah

    serta belum berkembangnya wilayah di wilayah

    yang bermangrove.

    Dalam mengelola mangrove menuju pengel-

    olaan yang hutan lestari tentunya banyak menemui

    kendala yang harus dihadapi, tidak hanya yang ber-

    sumber dari faktor lintas sektoral akan tetapi faktor

    alam dan ekonomi masyarakat di sekitar hutan jugaturut berperan serta. Kendala - kendala yang mun-

    cul dalam mengelola mangrove antara lain:

    1. Rendahnya ekonomi dan sumberdaya masyara-

    kat di sekitar hutan mangrove karena

    terbatasnya akses modal, teknologi, informasi

    dan pasar serta rendahnya partisipasi masyara-

    kat dalam pengambilan keputusan yang berkai-

    tan dengan sumberdaya mangrove disekitarnya;

    2. Konflik penataan ruang yang disebabkan belum

    adanya penataan pemanfaatan ruang atauketidakpaduan pemanfaatan ruang antar sektor

    yang menimbulkan ego sektoral;

    3. Penurunan kualitas lingkungan di sekitar man-

    grove karena tindakan manusia (ilegal logging,

    perambahan, pencemaran pantai) dan peristiwa

    alam (gempa bumi, tsunami, global warming,

    abrasi);

    4. Ketidakpastian hukum.

    Pengelolaan mangrove merupakan bagian inte-

    L I P U T A N .

    P a g e 4 B u l l e t i n t r i t o n i s

    gral yang tak terpisahkan dari pengelolaan DAS

    maupun pengelolaan ekosistem pesisir terpaduyang berperan sebagi penyangga wilayah pesisir

    dan buffer zone terumbu karang, sehingga dalam

    pengelolaanya perlu menerapkan strategi - strategi

    penting guna meminimalisir kendala-kendala dalam

    pengelolaan mangrove. Adapun strategi-strategi

    tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Penguatan kelembagaan pengelolaan ekosistem

    mangrove, baik institusi pengelolanya, lembaga

    dimasyarakat maupun lembaga pendukung

    misalnya Kelompok Kerja (Forum) mangrove

    daerah;

    2. Peningkatan koordinasi pengelolaan ekosistem

    mangrove melalui institusi pemerintah di daerah

    yang kompeten, antara lain Bappeda, Dinas

    yang membidangi kehutanan, Dinas yang mem-

    bidangi perikanan dan kelautan, BP DAS, BLH

    serta forum/pokja;

    3. Melakukan review terhadap tata ruang wilayah

    (zonasi) yang belum melibatkan ekosistem man-

    grove secara integral dalam pembangunan wila-

    yah pesisisr terpadu;

    4. Melibatkan masyarakat pesisir secara aktif dan

    partisipatif dalam setiap pengelolaan ekosistem

    mangrove terutama meningkatkan taraf hidup-

    nya;

    5. Membangun model-model pengelolaan man-

    grove berbasis masyarakat yang berorientasi

    kepada aspek kelestarian sumberdaya man-

    grove, sosial ekonomi masyarakat dan aspek

    kelembagaan;

    6. Melakukan pembinaan diversifikasi usaha

    ekonomi masyarakat pesisir melibatkan

    berbagai sektor;

    7. Melakukan sosialisasi terpadu kepada masyara-

    kat khususnya di wilayah pesisir tentang pent-

    ingnya kelestarian mangrove;

    8. Merngefektifkan penyuluhan kepada masyara-

    kat pesisir oleh lembaga penyuluhan;

    9. Menggalakkan pemanfaatan HHBK mangrove

    bagi peningkatan ekonomi masyarakat pesisir;

  • 7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload

    5/40

    10.Memberikan peluang kepada masyarakat pesisir

    untuk turut serta dalam pengelolaan lestarimangrove yang berada dalam kawasan hutan

    lindung dan hutan produksi dan;

    11.Melakukan penegakan hukum secara adil

    terhadap pelaku perusakan ekosistem

    mangrove.

    Selain membagikan leafleat dan booklet tentang

    pengenalan jenis mangrove, jenis pemanfaatan

    ekosistem mangrove dan basic understanding of

    mangrove, dalam lokakarya ini juga dipaparkan 6

    (enam) materi oleh narasumber yaitu pengelolaanmangrove lestari (pengembangan dan pelestarian

    ekosistem mangrove), pembangunan kehutanan

    dan permasalahanya di Papua Barat, kebijakan dan

    rencana strategis pengelolaan wilayah pesisir Pa-

    pua Barat, kebijakan tata ruang wilayah pesisir di

    Provinsi Papua Barat, hutan mangrove permasala-

    han dan solusinya di Provinsi Papua Barat serta

    rencana teknik rehabilitasi hutan dan lahan DAS

    pada ekosistem mangrove dan sempadan pantai

    wilayah kerja BPDAS Remu Ransiki. Dengan adanya

    lokakarya ini diharapkan kendala-kendala penera-pan kebijakan daerah maupun teknis dalam pengel-

    olaan mangrove dapat terselesaikan melalui diskusi

    multipihak antar stakeholdersehingga pengelolaan

    mangrove lestari dimasa yang akan datang dapat

    diterapkan dalam berbagai ruang kebijakan

    pemerintah daerah dan tidak saling tumpang tindih

    antar sektor.

    *)Calon Penyuluh pada BPTN Wilayah III Ransiki

    L I P U T A N .

    P a g e 5E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 1

  • 7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload

    6/40

    Simulasi metode penyampaian materi ling-

    kungan kepada anak didik menjadi materi pertama

    yang disampaikan oleh para fasilitator. Dengan

    berbagai metode penyampaian yang bermacam-

    macam, ternyata materi tentang pendidikan ling-

    kungan dapat disisipkan pada berbagai macam

    mata pelajaran, namun tetap mengacu pada stand-

    ard sistem pendidikan nasional. Selain materi yang

    disampaikan di kelas, para fasilitator juga mengajak

    peserta untuk melihat-lihat ke luar ruangan untuk

    dapat mengetahui kondisi lingkungan yang dapat

    dijadikan obyek pembelajaran tentang lingkungan

    bagi para siswa didik.

    Para fasilitator juga mengajarkan bagaimana

    penyusunan silabus pendidikan, yaitu bagaimana

    dan apa tujuan menyampaikan materi mata pelaja-

    ran kepada murid-murid. Dengan mengikutsertakan

    pendidikan lingkungan dalam mata pelajaran yang

    relevan, diharapkan siswa akan lebih mencintai

    lingkungan sejak dini (di bangku sekolah dasar).

    Pendidikan lingkungan sejak usia dini meru-

    pakan salah satu upaya yang perlu terus

    dilakukan untuk menanamkan semangat

    mencintai lingkungan sekitar sejak masa anak-

    anak. Demikian garis besar isi sambutan saat pem-

    bukaan acara Pelatihan Penyusunan Modul Pendidi-

    kan Lingkungan tingkat Sekolah Dasar di kawasan

    TNTC oleh Project Leader Teluk Cenderawasih

    Bp.Beny Ahadian Noer,S.Hut. Pembukaan pelatihan

    tersebut dibuka secara simbolis oleh Kepala Dinas

    Pendidikan Kabupaten Teluk Wondama dan disaksi-

    kan oleh Kepala Balai Besar Taman Nasional Teluk

    Cenderawasih serta seluruh peserta dan tamu un-

    dangan. Acara yang berlangsung selama 6 hari ter-

    sebut diikuti oleh kurang lebih 35 peserta dari Di-

    nas Pendidikan Kabupaten Nabire dan Kabupaten

    Teluk Wondama, Dinas Lingkungan Hidup Kabupat-

    en Nabire dan Teluk Wondama, Balai Besar TNTC,

    serta WWF Indonesia sebagai fasilitatornya yang

    berjumlah kurang lebih 35 orang.

    P e l a t i h a n P e n y u s u n a n M o d u l

    P e n d i d i k a n L i n g k u n g a n T i n g k a tS e k o l a h D a s a r d i K a w a s a n T a m a nN a s i o n a l T e l u k C e n d e r a w a s i h

    L I P U T A NP a g e 6 B u l l e t i n t r i t o n i s

    Topo Budi Dhanar ko, S. Pi *)

    Awal perkenalanku dengan kawasan yang

    menjadi tempatku berkarya .

  • 7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload

    7/40

    pelaksanaan seminar.

    Kegiatan yang ditutup secara simbolisoleh Kepala Balai Besar Taman nasional

    Teluk Cenderawasih ini, diharapkan dapat

    menjadi masukan berupa materi pendidi-

    kan lingkungan yang terangkum dalam

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ting-

    kat Sekolah Dasar di kawasan TNTC.

    Dengan demikian, kecintaan terhadap

    lingkungan sekitar, baik sekolah, keluarga

    maupun lingkungan kampung dapat terta-

    nam dalam diri anak-anak sejak dini dan

    diharapkan mereka dapat menjaga keles-

    tarian kawasan Taman Nasional Teluk

    Cenderawasih.

    Latihan atau praktek penyusunan Rencana

    Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) juga dilakukan

    dalam pelatihan kali iini. Penyusunan RPP tetap

    mengacu pada standard pendidikan nasional yang

    ada yang kemudian ditambahkan unsur pendidikan

    lingkungan di setiap mata pelajaran yang relevan

    dengan materi pendidikan lingkungan. Penyusunan

    RPP ini dilakukan mulai dari kelas 1 (satu) sampai

    dengan kelas 6 (enam). Hasil RPP ini kemudian di-presentasikan untuk dapat mendapatkan kritik dan

    saran yang nantinya dapat dimasukan untuk

    melengkapai RPP yang telah dibuat.

    Materi terakhir yang disampaikan dalam pelati-

    han kali ini adalah penyusunan seminar sederhana.

    Di sini peserta diajarkan mengusung tema seminar

    tentang lingkungan dan menyusun tata waktu

    *)Calon PEH pada SPTN Wilayah IV Roon

    L I P U T A N .

    P a g e 7E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 1

    Gambar 1. Antusi asme para pesert a pel at i han

    Gambar 1. Foto ber sama peser t a dan f asi l i t ator

  • 7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload

    8/40

    dan peredaran flora dan fauna

    oleh Ir. Djati Witjaksono Hadi,

    M.Si., inventarisasi dan identifi-

    kasi mangrove oleh Vemmy J.

    Wyzer, S.Hut, metode inventar-

    isasi dan identifikasi

    terumbu karang dan

    metode SPAGs oleh

    Kartika Sumolang,metode inventarisasi

    dan identifikasi lamun

    oleh Topo Budi Dhan-

    arko, S.Pi, pembinaan

    pejabat fungsional,

    fungsi dan peranan

    pejabat fungsional PEH

    dan Polhut oleh Ir. Am-

    my Nurwati, serta pe-

    jabat fungsional Polhut

    dan PEH dan angka kreditnya

    oleh Ir. Haryati.

    Kegiatan dilaksanakan

    dengan metode ceramah dan

    tanya jawab/ diskusi. Materi

    Kemampuan dan karakter-

    istik yang dimiliki seorang

    PNS, Pengendali

    Ekosistem Hutan, berupa penge-

    tahuan, ketrampilan dan sikap

    perilaku yang diperlukan dalam

    pelaksanaan tugas jabatannya,

    sehingga melaksanakan tugasnya

    secara professional, efektif danefisien. Kegiatan penyegaran pe-

    jabat fungsional PEH diseleng-

    garakan dalam rangka pening-

    katan kapasitas Sumber Daya

    PEH dalam hal kompetensi dan

    profesionalitasnya.

    Kegiatan penyegaran PEH diisi

    dengan pematerian tentang ke-

    bijakan Direktorat Jenderal PHKA,

    flora dan fauna yang dilindungi

    K e g i a t a n P e n y e g a r a n P e j a b a tF u n g s i o n a l P e n g e n d a l i E k o s i s t e mH U t a n L i n g k u p B a l a i B e s a r T a m a n

    N a s i o n a l T e l u k C e n d e r a w a s i h

    L I P U T A NP a g e 8 B u l l e t i n t r i t o n i s

    Suasana Apel Sebel umKegi at an Penyegaran

    Sebuah upaya peningkatan kapasitassumber daya Pengendali Ekosistem Hutan Li di a Tesa Vi t asar i S. , S. Si *)

  • 7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload

    9/40

    P a g e 9E d i s i I I I , D e s e m b e r 2 0 1 1

    L I P U T A N .

    bentuk pertumbuhan (lifeforms).

    Menurutnya, untuk pengamatan

    terumbu karang baik inventarisasi

    maupun monitoring, minimal dil-

    akukan tiga kali pengulangan di

    kedalaman yang sama. Materi

    yang beliau sampaikan ini dapat

    menjadi masukan dalam pelaksa-

    naan kegiatan terkait pengendali-

    an ekosistem hutan. Selain

    metode inventarisasi dan identifi-kasi terumbu karang, Kartika

    Sumolang juga menyampaikan

    materi tentang Spawning Agrega-

    tion Site (SPAGs). Materi ini

    memberikan informasi mengenai

    laju perkembangbiakan ikan di

    lokasi-lokasi pemijahannya. Tidak

    hanya materi saja, Beliau juga

    memberikan praktek berupa

    kegiatan memprediksi ukuran

    ikan. Hal ini dimaksudkan untuk

    mengasah kemampuan mem-

    prediksi ukuran ikan tanpa harus

    menggunakan alat bantu ukur.

    Prediksi yang dilakukan diharap-

    kan mendekati ukuran sebenarn-

    ya. Hal ini nantinya akan sangat

    berguna dalam penelitian SPAGs,

    karena pemantauan tingkatan

    usia ikan dapat diamati melalui

    prediksi ukuran ikan, sedangkan

    tingkatan usia ikan juga menen-

    tukan produktivitas ikan tersebut.

    Beliau juga menyampaikan be-

    berapa jenis ikan yang sering

    digunakan sebagai target utama

    pengamatan yaitu dari Genus

    Epinephelus dan Plectropomus.

    Hal ini karena kedua genus ini

    paling banyak ditemukan di

    perairan Teluk Cenderawasih.

    Pada sesi pembinaan pejabat

    fungsional, Ir. Ammy Nurwati

    selaku Kasubag Administrasi Jab-atan Fungsional, menyampaikan

    beberapa hal diantaranya, aturan

    tentang izin belajar dan tugas

    belajar dan disiplin pegawai

    negeri sipil. Beliau juga menyam-

    paikan bahwa saat ini telah dil-

    akukan penambahan jalur ahli

    untuk jabatan Polhut. Sesuai

    PermenPAN dan Reformasi

    Birokrasi Nomor 17 tahun 2011,terdapat dua tingat polhut, yaitu

    jabatan fungsional polhut

    terampil dan jabatan fungsional

    polhut ahli. Kemudian untuk pe-

    jabat fungsional PEH, beliau

    menyampaikan bahwa akan ada

    revisi terhadap buku petunjuk

    pelaksanaan dan petunjuk teknis

    jabatan fungsional pengendali

    ekosistem hutan dan angka

    kreditnya.

    ekosistem padang lamun disam-

    paikan oleh Topo Budi Dhanarko,

    S.Pi. Dalam materinya, disam-

    paikan mengenai biologi lamun,

    potensi ekosistem padang lamun,

    gangguan yang dapat mengan-

    cam ekosistem padang lamun,

    pengelolaan padang lamun serta

    penentuan status padang lamun.

    Vemmy J. Wyzer, S.Hut menyam-

    paikan materi mengenai identifi-kasi dan inventarisasi mangrove.

    Beliau menyampaikan cara prak-

    tis pengenalan jenis mangrove

    berdasarkan morfologi tum-

    buhannya, baik bentuk akar, ben-

    tuk buah serta bentuk daun. Be-

    liau juga menyampaikan teknik

    inventarisasi mangrove. Kedua

    materi ini dapat menambah

    pengetahuan para pejabat

    fungsional PEH dalam

    melaksanakan tugasnya sehari-

    hari yang terkait dengan pengen-

    dalian ekosistem hutan.

    Kartika Sumolang menyam-

    paikan materi metode inventar-

    isasi dan identifikasi terumbu

    karang. beliau menyampaikan

    beberapa metode survei yang

    dapat digunakan untuk survei

    terumbu karang dan bentuk-

    *)Calon PEH pada

    BPTN Wilayah III Ransiki

    Suasana Kel as Saat Pemat er i an

  • 7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload

    10/40

    P a g e 1 0 B u l l e t i n t r i t o n i s

    K e g i a t a n P e n y e g a r a n P e j a b a tF u n g s i o n a l P o l i s i K e h u t a n a n

    L i n g k u p B a l a i B e s a r T a m a n N a s i o n a lT e l u k C e n d e r a w a s i h

    L I P U T A N

    Tahun 2011, sebagai revisi pera-

    turan pemerintah sebelumnya No.

    30 Tahun 1980. Dalam PP No-

    mor 53 Tahun 2011, mengatur

    tentang kewajiban PNS yang ter-

    tuang dalam 17 butir dan

    larangan PNS dalam 15 butir. Tak

    hanya itu, PP 53 Tahun 2011 juga

    mengatur sanksi yang akan

    dikenakan atas pelanggaran ter-hadap kewajiban dan larangan.

    Selain itu, disampaikan juga

    K e b i j a k a n K e m e n t e r i a n

    K e h u t a n a n d i B i d a n g

    P e r l i n d u n g a n h u t a n d a n

    Konservasi Alamterkait visi utama

    Kementerian Kehutanan yaitu

    H u t a n L e s t a r i U n t u k

    Kesejahteraan Masyarakat Yang

    Berkeadilan

    Pemate r ian d i lan ju tkan

    dengan teknik penanganan

    tindak pidana kehutanan dan

    kelautan yang disampaikan oleh

    Aipda Juman Simanjuntak dari

    Kepolisian Resort Manokwari.

    Teknik Penanganan Tindak

    Pidana Kehutanan/ Kelautan

    Kegiatan diklat Penyegaran

    P e j a b a t F u n g s i o n a l

    POLHUT lingkup BBTNTC

    angkatan tahun 2011 dimulai

    tanggal 7 November 2011 hingga

    tanggal 11 November 2011.

    Rangkaian kegiatan ini diawali

    oleh sambutan dan dibuka secara

    resmi oleh Kepala Balai Besar

    TNTC, Ir. Djati Witjaksono Hadi,Msi.

    Agenda kegiatan dilanjutkan

    dengan pematerian yang dian-

    taranya materi dari Kababes

    TNTC mengenai Peraturan dan

    Kebijakan Pemerintah yang baru

    mengenai disiplin pegawai negeri

    sipil. Peraturan tentang disiplin

    pegawai negeri sipil diatur melalui

    Peraturan Pemerintah No. 53

    Kur ni ani ngsi h, Amd*)

    Awal perkenalanku dengan kawasan yang menjadi

    tempatku berkarya .

    Suasana Apel Sebel umKegi at an Penyegar an

  • 7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload

    11/40

    P a g e 1 1E d i s i I I I , D e s e m b e r 2 0 1 1

    L I P U T A N .

    Materi-materi lain yang

    d i b e r i k a n d i a n t a r a n y a ,

    pencegahan dan penanggulangan

    gangguan kawasan perairan,

    teknik tindakan tindak pidana

    dan penanganan tempat kejadian

    perkara (TKP) di sampaikan oleh

    anggota SPORC (Satuan POlisi

    hutan Reaksi Cepat). Kemudian

    materi Pembinaan pejabat

    fungsional, fungsi dan peranpejabat fungsional POLHUT dan

    PEH, sosialisasi mengenai

    pejabat POLHUT dan PEH dan

    angka kreditnya, serta teknik

    pembuatan dan penyusunan

    DUPAK disampaikan oleh staf

    Sekditjen PHKA. Ada pula dari

    kepolisian resort Manokwari yang

    memberikan materi mengenai

    Menembak.

    Dua hari terakhir dalam

    kegiatan ini, dimanfaatkan untuk

    praktek pembinaan fisik dan

    mental, yaitu praktek lari di

    sekitar kawasan kantor Balai

    Besar TNTC yang dibimbing oleh

    panitia penyelenggara kegiatan.

    Kegiatan ini dilanjutkan dengan

    pemberian materi sosialisasi

    peraturan perundang-undangan

    bidang kehutanan dan konservasi

    sumber daya alam hayati dan

    ekosistemnya yang disampaikan

    oleh anggota SPORC. Hari terakhir

    diisi dengan pemberian materi

    menembak dan teknik tindakan

    tindak pidana serta penanganan

    tempat kejadian perkara.

    Pembinaan fisik berupa kegiatan

    berenang yang dilaksanakan di

    Pantai Pasir Putih dimaksudkan

    untuk menjaga kestabilan

    kesehatan fisik petugas polisikehutanan itu sendiri. Berenang

    m e n j a d i p i l i h a n p r a k t e k

    pembinaan fisik dan mental

    polhut BBTNTC, karena sebagian

    besar kawasan TNTC merupakan

    kawasan perairan.

    P e n u t u p a n k e g i a t a n

    penyegaran polisi kehutanan

    l i n g k u p B a l a i B e s a rTNTCdilaksanakan di Pantai Pasir

    Putih, Manokwari. Penutupan

    dilakukan oleh Kepala Balai

    Besar Taman Nasional Teluk

    Cenderawasih.

    menggunakan dasar hukum

    Undang-Undang nomor 8 tahun

    1981 tentang Hukum Acara

    Pidana. Pengertian-pengertian

    umum seperti apa itu penyidik

    dan penyelidik serta penyelidikan

    dibahas disini. Ada tiga tahapan

    pokok dalam penyidikan, yaitu

    penyelidikan, penindakan dan

    pemeriksaan, serta penyelesaian

    dan penyerahan perkara. Penyidiksendiri bukan hanya berasal dari

    kepolisian semata, melainkan

    telah diperluas jangkauan

    kerjanya dengan harapan dapat

    menyelesaikan suatu tindak

    pidana sesuai dengan bidang

    yang lebih spesifik. Polsus (Polisi

    K h u s u s ) m e r u p a k a n

    perpanjangan tangan dari

    kepolisian, dalam hal ini yaitu

    polisi kehutanan (Polhut). Polisi

    menangani tindak pidana secara

    u m u m d a n m e n y e l u r u h ,

    sedangkan polhut khusus

    menangani tindak pidana sesuai

    dengan bidang kerjanya, yaitu

    kehutanan. Penyidik dalam

    lingkup pegawai negeri sipil biasa

    disebut dengan Penyidik Pegawai

    Negeri Sipil atau disingkat

    menjadi PPNS.

    *)Calon Polhut pada BBTNTC

    Suasana Kel as saat Pemat er i an

    Suasana Saat Lati han Fi si k

  • 7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload

    12/40

    BDK Rumpin ada yang masih berhalangan hadir

    karena masih cuti hamil ada yang tidak dapat hadir

    karena sakit ada juga yang sedang melaksanakan

    Tugas Belajar. Upacara pelaksanaan Sumpah Pega-

    wai dipimpin langsung oleh Kepala Balai Besar Ta-

    man Nasional Teluk Cenderawasih Bapak. Ir. Djati

    Witjaksono Hadi, M.Si, dalam pelaksanaan pengam-

    bilan sumpah dilakukan secara bersama-sama baik

    yang yang beragama Islam maupun yang beragama

    Kristen untuk yang beragama Islam pengambilan

    Sumpah didampingi oleh Rohaniawan Bapak Putra

    Aminudin dan untuk yang beragama Kristen oleh

    Rohaniawan Bapak Robert Wopairi, S.Th Masing-

    masing dari Kantor Agama Pemerintah Daerah Ka-

    bupaten Nabire, bertindak selaku saksi yaitu Kepala

    BPTN Wilayah I Bapak Drs. Atus Hans Ataruri, MH

    L I P U T A N .

    P a g e 1 2 B u l l e t i n t r i t o n i s

    Mengacu pada Undang-undang Kepega-

    waian Negara Republik Indonesia Nomor

    43 Tahun 1999, Peraturan Pemerintah

    Nomor 21 Tahun 1975, Peraturan Pemerintah No-

    mor 53 Tahun 1999 dan Keputusan Menteri Kehu-

    tanan Nomor 53/Kpts-II/2003 tanggal 21 Februari

    2003, pada tanggal 18 November 2011 Balai Besar

    Taman Nasional Teluk Cenderawasih Bidang

    Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Nabire

    melaksanakan Sumpah Pegawai Negeri Sipil ter-

    hadap 9 orang Pegawai Negeri Sipil yang belum

    pernah melaksanakan Sumpah Pegawai yaitu

    Bapak Wirsa Djulsafri, S.Hut, Bapak Nanang Hari

    Murdani, S.Hut, Bapak Oktavianus Samber, Daniel

    Mote, Donatus Awujani, Rahmat Hidayat, A.Md,

    Juharman, Muhammad Ali Kokop dan AgustinusMirino. Sumpah Pegawai yang dilaksanakan meru-

    pakan kewajiban dan syarat mutlak bagi seseorang

    untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil secara umum

    khususnya dalam lingkup Kementerian Kehutanan,

    pengambilan sumpah pegawai belum seluruhnya

    dari jumlah pegawai lingkup Bidang Pengelolaan

    Taman Nasional Wilayah I Nabire yang seharusnya

    melaksanakan Sumpah Pegawai Negeri Sipil namun

    karena beberapa hal seperti ada yang masih mengi-

    kuti Diklat Pembentukan Penyuluh Kehutanan di

    P e n g u c a p a n S u m p a h d a n J a n j i P N S

    L i n g k u p B i d a n g P T N W i l a y a h IN a b i r e

    Rahmat Hi dayat , A. Md*)

    Awal perkenalanku dengan kawasan yang

    menjadi tempatku berkarya .

  • 7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload

    13/40

    P a g e 1 3E d i s i I I I , D e s e m b e r 2 0 1 1

    L I P U T A N .

    *)Polhut pada Bidang PTN I Nabire

    yang masih honorer. Walaupun pelaksanaan

    Sumpah Pegawai Negeri Sipil lingkup Bidang

    Pengelolaan Wilayah I Nabire dilakukan secara se-

    derhana namun berlangsung hikmat tanpa mengu-

    rangi makna dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan

    tersebut yaitu harapannya agar dengan adanya

    pengambilan Sumpah Pegawai Negeri Sipil yang

    telak dilaksanakan, merupakan kesungguhan janji

    terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan mayarakat

    serta dapat merealisasikannya dalam pelaksanaan

    tugas sehari-hari.

    dan Kepala BPTN Wilayah III Ransiki Bapak Gerard

    Wambrauw, S.Hut, penanda tanganan Berita Acara

    Sumpah Pegawai Negeri Sipil dilakukan secara Sim-

    bolis oleh dua orang pegawai yaitu Rahmat Hidayat,

    A.Md dan Agustinus Mirino.

    Sebelumnya Balai Besar Taman Nasional Teluk

    Cenderawasih selaku koordinator dari UPT Lingkup

    Kementerian Kehutanan Wilayah Papua Barat telah

    melaksanakan Sumpah Pegawai Negeri Sipil secara

    bersama-sama dengan beberapa UPT Lingkup Ke-

    menterian Kehutanan lainnya di Papua Barat pada

    tanggal 11 Juli 2011 lalu namun karena jarak yangcukup jauh dan transportasi yang terbatas sehingga

    pelaksanaan pengambilan Sumpah Pegawai Negeri

    Sipil secara khusus untuk lingkup BPTN Wilayah I

    Nabire baru dapat terlaksana 18 November 2011.

    Secara Administratif Bidang Pengelolaan Taman

    Nasional Wilayah I (BPTN I), membawahi 2 Seksi

    Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) yaitu SPTN

    Wilayah I Kwatisore dan SPTN II Yeretuar dengan

    total seluruh pegawainya berjumlah 25 orang baik

    yang masih aktif maupun yang sedang

    melaksanakan tugas belajar dan juga ada pegawai

  • 7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload

    14/40

    L I P U T A N

    P a g e 1 4 B u l l e t i n t r i t o n i s

    semakin terasa terik. Menurut beberapa pakar

    lingkungan, meningkatnya suhu bumi ini

    dipengaruhi oleh perubahan iklim. Jika kita

    bandingkan dengan 5 (lima) bahkan 10 (sepuluh)

    tahun yang lalu, kondisi iklim saat itu terasa lebih

    bersahabat dibandingkan dengan saat ini. Dansalah satu cara untuk menekan laju peningkatan

    suhu bumi ini dengan menggalakkan penanaman

    pohon.

    Keberadaan tanaman kayu dapat mengikat CO2

    dan menghasilkan O2 yang dibutuhkan oleh

    makhluk hidup di alam ini melalui proses

    fotosintesis. Keberadaan mesin-mesin penghasil

    CO2 yang hari semakin meningkat jumlahnya, juga

    berdampak padameningkatnya suhu bumi. Dengan

    bertambahnya jumlah tanaman yang ada di muka

    bumi ini diharapkan dapat memperlambat laju

    pemanasan bumi, sehingga membuat bumi ini lebih

    layak untuk ditinggali.

    Belajar dari keberhasilan hutan rakyat, programRHL Pehabilitasi Hutan dan Lahan

    Banyak contoh keberhasilan masyarakat lokal

    dalam menghutankan lahan kritis hingga menjadi

    lahan produktif. Kita dapat belajar dari masyarakat

    lokal yang memiliki kearifan yang sungguh luar

    biasa untuk menjaga keasrian lingkungannya.

    Sebagai contoh keberhasilan pengembangan hutan

    rakyat di wilayah Gunungkidul yang mampu

    mengubah wilayah yang terkenal tandus dan

    gersang menjadi wilayah yang lebih hijau dengan

    rimbunnya tanaman kayu dan tanaman buah-

    buahan hasil tanaman masyarakat sekitar. Dari

    lahan yang semula batu bertanah yang didominasi

    batuan karang, daerah ini sekarang sudah menjadi

    lahan yang dipenuhi berbagai macam jenis

    tanaman. Berkembangnya hutan rakyat,

    memberikan imbas positif bagi roda perekonomian

    Tanggal 28 Nopember 2011,hampir

    seluruh wilayah di indonesia melakukan

    aksi nyata penanaman Pohon yang

    dilaksanakan secara serentak dilaksanakan

    diseluruh wilayah Nusantara. Dari presiden, pelajar,

    pegawai, pedagang, organisasi kemasyarakat,kelompok wanita sampai masyarakat pinggiran ikut

    terlibat dalam SEMANGAT MENANAM dengan

    harapan bumi akan lebih nyaman untuk ditinggali.

    Sehari sebelumnya, 27 Nopember 2011, salah satu

    stasiun televisi swasta di Indonesia menayangkan

    semangat generasi Muda di Jakarta untuk

    mengikuti kegiatan Gerakan Menanam Pohon.

    Dengan mengambil tempat yang strategis, di pusat

    kota Jakarta serta diliput oleh media elektronik dan

    cetak nasional, hingar-

    bingar dan semangatmenanam di jantung

    Indonesia mampu

    menyihir dan memberikan

    semangat kepada

    masyarakat yang ada di

    bagian lain Indonesia

    untuk bersama-sama

    menjaga bumi kita

    dengan menanam pohon bersama.

    Semua Bekerja Mencegah Pemanasan GlobalMelalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun

    2008, tanggal 28 November telah ditetapkan

    sebagai hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan

    bulan Desember dicanangkan sebagai Bulan

    Menanam Nasional (BMN). Pemerintahan Propinsi

    Papua Barat, Pemerintah Daerah Kabupaten

    Manokwari dan saya yakin semua pihak di

    Indonesia ikut terlibat dalam aksi penanaman

    pohon. Aksi penanaman pohon ini bertujuan untuk

    mewujudkan kesejukan alam yang kian hari

    P o h o n D i t a n a m K e s e j u k a n D a t a n g

    Muhi bbuddi n Danan J aya, A. Md*)

    Pohon ditanam, hutan terjaga, air tersedia,

    masyarakat sejahtera .

  • 7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload

    15/40

    P a g e 1 5E d i s i I I I , D e s e m b e r 2 0 1 1

    (biodeversity);

    3. Penyerapan karbon di atmosfir untukpencegahan dampak perubahan iklim;

    4. Mendukung pembangunan ketahanan pangan,

    energi, dan ketersediaan air untuk

    kesejahteraan masyarakat.

    Sudah sering kita menyaksikan berita bencana

    alam seperti banjir, erosi tanah maupun tanah

    longsor saat musim penghujan datang. Kejadian-

    kejadian ini terjadi karena tidak adanya tutupan

    lahan yang bisa menahan laju air di permukaan

    tanah. Ketiadaan tutupan permukaan tanah inimembuat laju air hujan semakin cepat,

    menyebabkan erosi dan membajiri lahan di

    bawahnya. Alternatif untuk meminimalisir laju air

    hujan di permukaan tanah dan memudahkan air

    hujan masuk kedalam tanah antara lain dengan

    melakukan pembuatan embung, biopori, sumur

    resapan maupun cekdam untuk menampung air.

    Dengan keberhasilan penanaman di lahan kritis

    akan memberikan jaminan atas ketersediaan air

    tanah, sehingga bisa meningkatkan perekonomian

    masyarakat. Usaha tanaman palawija bisa tumbuh,usaha perikanan air tawar bisa dilakukan

    masyarakat, ketersediaan air bersih bisa terpenuhi

    terutama saat musim kemarau, bahkan di beberapa

    daerah ketersediaan air terjamin sepanjang tahun

    dengan debit cukup besar yang bisa dimanfaatkan

    untuk pembangkit listrik tenaga air (mikrohidro).

    masyarakat sekitar. Hasil hutan baik kayu maupun

    nonkayu dari hutan rakyat, dapat dinikmatimasyarakat. Disamping itu, mereka juga dapat

    melakukan upaya budidaya lebah maupun ternak di

    dalam hutan rakyat.

    Keberhasilan menghutankan lahan tandus

    bukanlah pekerjaan instan yang bisa diselesaikan

    dalam hitungan hari. Namun merupakan hasil

    ketekunan dan kesabaran masyarakat selama

    puluhan tahun dalam melakukan penanaman

    secara rutin. Demikian halnya dalam melakukan

    kegiatan RHL, keberhasilan kegiatan ini tidak dapat

    dirasakan jika hanya kegiatan tanam saja yang

    dilakukan, namun harus ada kesadaran untuk

    menjaga tanaman agar bisa tumbuh secara baik

    dan terhindar dari hama pengganggu. Tanaman

    kayu masih dalam masa rentan saat berumur

    dibawah 3 tahun, karena sistem perakarannya

    belum terlalu kuat, sehingga harus memperoleh

    perlakuan khusus yang mendukung

    pertumbuhannya secara optimal. Jika program RHL

    ini berhasil, saya yakin akan memberikan dampak

    positif bagi kesejahteraan masyarakat danperbaikan kualitas hidup.

    Konservasi Untuk BersamaMelakukan penanaman pohon merupakan salah

    satu bagian dari kerja konservasi, dan yang perlu

    diingat kerja konservasi bukanlah tanggung jawab

    satu pihak saja, namun menjadi tanggung jawab

    bersama. Karena dampak kerusakan lingkungan

    akan dirasakan oleh semua orang, demikian pula

    jika kondisi alam ini menjadi lebih asri dan nyaman

    untuk ditempati, semua orang pun akan marasakanmanfaatnya. Kerja konservasi merupakan kerja

    perbaikan lingkungan yang melibatkan semua pihak

    dari berbagai kalangan pendidikan, TNI, POLRI,

    anak-anak, orang dewasa, laki-laki, perempuan

    maupun pihak swasta. Sebagaimana pesan Menteri

    Kehutanan, tujuan kegiatan penanaman satu milyar

    pohon tahun 2011 ini untuk:

    1. Menambah tutupan lahan dan mencegah

    terjadinya bencana banjir dan longsor;

    2. Konservasi keanekaragaman hayati

    L I P U T A N .

    *)Calon Penyuluh Kehutanan pada BBTNTC

  • 7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload

    16/40

    P a g e 1 6 B u l l e t i n t r i t o n i s

    A R T I K E L

    Memang tidak salah jika pertambangan menjadi

    salah satu alternatif penopang perekonomian dan

    pembangunan di Papua Barat. Namun, apakah itu

    pilihan terbaik? Memang jika dilihat secara kasat

    mata, sektor pertambangan sangatlah menjanjikan

    ditambah lagi dengan potensi barang tambang yangada di bawah bumi Papua Barat. Tapi apakah me-

    mang semudah itu kita menyetujui agar Papua Bar-

    at menjadi daerah pertambangan? Tentu setiap

    pilihan ada baik buruknya. Jika berkaca pada Kali-

    mantan Timur, kita pasti akan sepakat bahwa per-

    tambangan memiliki benefit yang cukup tinggi. Pen-

    dapatan Asli Daerah yang tinggi, penyerapan sektor

    tenaga kerja yang besar serta pembangunan

    infrastuktur dan komponen fisik daerah merupakan

    keuntungan berdirinya industri pertambangan.Namun, perlu juga kita lihat aspek negatifnya.

    Pembukaan lahan hutan tidak dapat dihindari

    karena bahan tambang berada di bawahnya.

    Walaupun ada sistem penambangan tertutup tetap

    saja hal tersebut sangat susah dilakukan mengingat

    tingginya biaya dan resiko yang dihadapi. Dari

    sekian banyak penambangan batubara di

    Indonesia, ternyata tidak lebih dari 3 perusahaan

    Ada hal yang cukup menarik dari paparan

    Seminar dalam Rangka Hari Lingkungan

    Hidup se-Dunia yang diadakan oleh Badan

    Penanganan Dampak Lingkungan Daerah Provinsi

    Papua Barat di Hotel Mansinam, 10 Juni 2011 yang

    lalu. Pada sesi akhir tanya jawab, ada masyarakatadat yang bertanya, Terus, kapan daerah kami

    akan segera dibuka untuk pertambangan batu ba-

    ra? Masyarakat sudah butuh makan, tidak bisa

    menunggu lagi! Sontak pertanyaan itu mengheyak

    banyak pihak yang hadir saat itu. Entah sadar atau

    tidak, esensi paparan tentang baik-buruk pem-

    bukaan daerah pertambangan telah melenceng

    seakan-akan pertambangan menjadi sesuatu usaha

    yang sangat menjanjikan dan mampu mengatasi

    kemiskinan di daerah Papua Barat. Wajar sajademikian, sebab hasil paparan pemateri memang

    lebih banyak menjelaskan tentang kekuatan per-

    tambangan dalam menopang ekonomi daerah apa-

    lagi yang dijadikan contoh Provinsi Kalimantan Ti-

    mur, ditambah lagi beberapa slide yang disuguhkan

    adalah tentang KPC (Kaltim Prima Coal) yang meru-

    pakan salah satu perusahaan tambang batu bara

    terbesar di Indonesia.

    K e l e s t a r i a n L i n g k u n g a n H i d u p

    D i h a d a p k a n P a d a K e b u t u h a n E k o n o m iM a s y a r a k a t

    I mamSetyo Hart ant o, S. Hut *)

    Akankah himpitan ekonomi berakibat pada

    kelestarian lingkungan???

    Gambar 1. Dump Cap ( kanan) dan Sedi ment Pond ( ki r i ) sebagai dampak pembukaan l ahan t ambang

  • 7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload

    17/40

    P a g e 1 7E d i s i I I I , D e s e m b e r 2 0 1 1

    A R T I K E L .

    kelemahan, tantangan dan peluang keberadaan

    pertambangan batubara di Papua Barat. Boleh saja

    ada penambangan di sini, akan tetapi banyak hal

    yang harus dikaji dan dikawal secara terus

    menerus, mulai dari kondisi perusahaan, sistem

    perencanaan, pengelolaan dan reklamasinya,

    kondisi geografis dan keanekaragaman hayati di

    dalam kawasan, AMDAL, sosial-budaya sampai

    dengan sistem pengawasan lintas sektor di

    dalamnya.

    Kita tidak menafikan bahwa lingkungan hidup

    memang harus diakui belum mampu memberikan

    sumbangsih nilai riil dan ekonomi yang cukup

    signifikan. Namun jika kita bicara lingkungan maka

    kita membicarakan masa depan anak cucu kita

    kelak. Sejalan dengan gaung Provinsi Konservasi

    yang terlanjur didengungkan di sini, maka menjadi

    kewajiban seluruh stakeholder yang ada untuk

    mengupayakan agar lingkungan hidup mampu

    memberikan kontribusi materiil dan imateriil bagi

    masyarakat Papua Barat. Jika masyarakat berteriakbutuh makan maka mampukah lingkungan hidup

    memenuhinya? Konsep inilah yang harus kita

    pikirkan bersama. REDD+, Carbon Stock,

    pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata alam

    adalah pemikiran besar yang harus membumi dan

    dapat direalisasikan di lapangan. Masyarakat tidak

    muluk memikirkan esok hari tapi apa yang bisa

    didapatkan untuk hari ini guna memenuhi

    kebutuhan hidup anak istrinya.

    Alhasil, kompromi lintas sektor sangat

    tambang yang bisa menerapkan sistem

    penambangan tertutup. Efek berikutnya adalahlimbah tambang yang berupa air asam tambang.

    Selain sangat berbahaya kandungannya, limbah

    tambang juga bisa mencemari air dalam tanah atau

    sungai sekitarnya. Pasca penambangan kita masih

    dihadapkan dengan adanya lubang tambang yang

    masih menganga, penurunan produktivitas lahan,

    ekstensifikasi alang-alang dan semak belukar,

    penurunan keanekaragaman hayati, erosi dan

    sedimentasi sampai dengan perubahan sifat fisik

    dan kimia tanah.

    Secara teori, kekhawatiran terhadap ekses

    negatif industri tambang dapat dengan mudah

    terbantahkan oleh banyaknya cara untuk

    mengatasinya. Namun tetap saja proses itu panjang

    dan harus ada pengawasan ekstra ketat. Memang

    beberapa peraturan juga mengharuskan agar

    penambangan tetap berwawasan lingkungan, sebut

    saja UU RI No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

    dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, UU No 4 Tahun

    2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara,

    PP No 27 Tahun 1999 tentang AMDAL, PP No 78Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pasca

    Tambang, Permen ESDM No 18 Tahun 2008 tetang

    Rencana Penutupan Tambang. Kenyataan di

    lapangan menunjukkan, walaupun sebagian besar

    perusahaan tambang telah dinyatakan layak jalan

    dan memiliki penilaian telah mencapai persyaratan

    minimum namun tetap saja ini bukan hasil yang

    menggembirakan karena perusahaan yang bernilai

    baik masih sangat sedikit. Di Kalimantan Timur saja

    yang dikenal sebagai ikon provinsi pertambangan,

    sebanyak 28 perusahan tambang batubara yang

    dinilai secara nasional pada tahun 2009 adalah 7%

    perusahaan berwarna hijau (baik), 68% kuning

    (memenuhi syarat minimum), 21% berwarna merah

    (belum memenuhi syarat minimum) dan 4% hitam

    (belum melaksanakan upaya pengelolaan

    lingkuangan hidup) (Gambar 2).

    Inilah yang menjadi catatan penting dalam dunia

    pertambangan kita. Oleh karena itu, hendaknya kita

    mencoba menelaah lebih lanjut terhadap kekuatan,

    Gambar 2. Hasi l peni l ai an proper nasi onal pe-r usahaan t ambang bat ubara di Kal i -mantan Ti mur t ahun 2009 (Mar l on A. ,2011)

  • 7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload

    18/40

    P a g e 1 8 B u l l e t i n t r i t o n i s

    A R T I K E L .

    menurut penulis hanya menjadi ajang paparan dan

    promosi tambang batubara dan sama sekali tidakmengena dengan esensi Hari Lingkungan Hidup itu

    sendiri. Mari kita selamatkan lingkungan demi hari

    esok yang lebih baik...!!!

    dibutuhkan guna mengatasi permasalahan dasar

    ini. Bukan pertambangan yang bisa memberikan

    nilai riil namun hanya sesaat saja, bukan pula

    lingkungan hidup yang berperan demi kehidupan

    anak cucu tapi sangat susah ditakar nilainya. Ego

    sektoral harus dihilangkan guna mengetahui

    permasalahan dasar apa yang dimiliki oleh

    masyarakat. Bisa jadi jawaban atas semua ini

    adalah mengiyakan adanya pertambangan di Papua

    Barat. Tapi tetap saja kondisi tersebut harus

    memperhatikan keberadaan dan keberlangsunganlingkungan hidup di dalamnya. Ingatlah bahwa

    tanah Papua adalah the last frontier (benteng

    terakhir) keberadaan lingkungan hidup di Indonesia

    dan bisa jadi termasuk yang terakhir di dunia.

    Jawaban ini semua tetap berpulang kepada para

    pengambil kebijakan di Bumi Cenderawasih

    khususnya Papua Barat. Namun sedikit catatan ini

    bisa menjadi bahan renungan berharga bagi kita

    semua. Apapun pilihan kita, tambang atau

    lingkungan hidup, yang terpenting sudahkah itumemenuhi kebutuhan dasar masyarakat Papua

    Barat. Sudahkah itu mensejahterakan mereka?

    Sebagai catatan penutup, penulis hanya bisa

    menyarankan untuk tahun-tahun kedepannya

    seminar dalam rangka Hari Lingkungan Hidup

    Sedunia sebaiknya menyuguhkan potensi/rencana/

    upaya ataupun action plan yang bisa dilakukan

    terhadap lingkungan hidup guna mensejahterakan

    masyarakat Papua Barat. Bukan malah

    menyuguhkan tema lain pertambangan yang

    *)Calon PEH pada BPTN Wilayah II Wasior

  • 7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload

    19/40

    P a g e 1 9E d i s i I I , D e s e m b e r 2 0 1 1

    berlangsungnya penyerbukan bunga yang nantinya

    akan menghasilkan buah dan biji sebagai alat

    perkembangbiakannya. Madu dikenal sejak lama

    sebagai minuman yang berkhasiat bagi kesehatan

    tubuh manusia.

    Kita bersyukur dianugerahi Tuhan denganwilayah negara yang terletak di daerah tropis yang

    subur, sehingga memiliki berbagai jenis bunga. Dari

    sabang sampai merauke, masing-masing propinsi

    memiliki kekhasan jenis bunga. Bunga di setiap

    daerah memiliki makna sendiri-sendiri, antara lain

    sebagai lambang spiritual, rasa cinta dan

    kesedihan.

    Sebagaimana bunga, Indonesia juga memiliki

    maskot satwa (fauna) yang juga ada 3, yaitu

    komodo (Varanus komodoensis) sebagai satwa

    bangsa, ikan arwana sebagai satwa pesona dan

    elang jawa (Spizaetus bartelsi ) sebagai satwa

    langka (www.alamendah.wordpress.com). Komodo

    yang berhabitat di pulau Komodo, Nusa Tenggara

    Timur diusulkan menjadi salah satu 7 keajaiban

    dunia baru. Meskipin dapat dijumpai di beberapa

    lokasi peragaan (kebun binatang), komodo memiliki

    habitat alami di Pulau Komodo. Keunikannya

    sebagai kadal raksasa di pulau ini, perlu mendapat

    perhatian dan pelestarian jenisnya. Ikan arwana

    merupakan jenis ikan yang eksotis, dengan bentuk

    Puspa yang dalam kamus bahasa Indonesia

    berarti bunga, memiliki beragam bentuk dan

    warna. Berbagai macam jenis bunga yang

    terdapat di dunia ini, memiliki karakteristik yang

    berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Keindahan

    bentuk, warna, aroma yang dimiliki setiap bungamenjadi daya tarik tersendiri bagi manusia. Tidak

    jarang orang memanfaatkannya sebagai penghias

    ruangan, memperindah taman serta ada yang

    menggunakan aromanya sebagai parfum atau

    aromaterapi. Sebagai alat perkembangbiakan

    generatif tumbuhan berbiji, bunga memiliki bagian-

    bagian antara lain: tangkai bunga, kelopak bunga,

    mahkota bunga, tangkai sari, serbuk sari, tangkai

    putik, dan kepala putik. Keberadaan Indonesia

    sebagai negara di kawasan tropis, menjadikannya

    kaya akan berbagai jenis tumbuhan berbunga.

    Pada tahun 1993, Presiden Soeharto

    menetapkan 3 (tiga) jenis bunga (puspa), yaitu

    puspa bangsa (bunga melati Jasminum sambac),

    puspa pesona (bunga anggrek bulan Phalaenopsis

    amabilis) dan puspa langka (bunga Raflesia arnoldi)

    www.alamendah.wordpress.com.

    Bunga menghasilkan madu sebagai sumber

    makanan bagi serangga, khususnya tawon dan

    lebah serta kupu-kupu. Adanya serangga-serangga

    tersebut memberikan keuntungan bagi bunga yaitu

    A R T I K E LH a r i C i n t a P u s p a d a n S a t w a N a s i o n a l

    Ri ni Pur want i , S. Si *)

    Mereka pun berhak untuk hidup dan

    berkembang di bumi ini .

  • 7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload

    20/40

    B E R I T A G A M B A RP a g e 2 0 B u l l e t i n t r i t o n i s

    Halal Bi Halal Persatuan ibu-Ibu Rimbawan Manokwari di Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih

    Kegiatan Latihan Menembak Bagi Para Polisi Kehutanan Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih

    Pembinaan Kader Konservasi di Kampung Yende

    Oleh Tim Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Wasior

  • 7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload

    21/40

    P a g e 2 1E d i s i I I , D e s e m b e r 2 0 1 1

    B E R I T A G A M B A R

    Penyuluhan Pengendalian Kebakaran Hutan di Kampung ReyopOleh Tim Bi dang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Ransiki

    Kegiatan Pemetaan Luasan Terumbu Karang di Pulau Iweri Pada BPTN Wilayan II WasiorOleh Tim Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih

    Pembinaan Kader Konservasi di Kampung Yoop

    Oleh Tim Bi dang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Ransik i

  • 7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload

    22/40

    A R T I K E L .

    P a g e 2 2 B u l l e t i n t r i t o n i s

    mungkin ada juga orang yang berpikiran sama

    seperti kita. Dan pada akhirnya tidak hanya satumelainkan banyak tangkai bunga yang dipotong.

    Keberadaan satwa (hewan) yang merupakan

    konsumer di alam juga harus dijaga kelestariannya

    agar proses rantai makanan tetap stabil. Dengan

    stabilnya rantai makanan, maka keseimbangan

    alam juga akan terjadi.

    Setelah kita menyadari bahwa perbuatan kita

    bisa memberikan dampak yang merugikan bagi

    banyak hal, marilah kita bersama-sama berpikir dan

    bertindak untuk melakukan perubahan kearah yanglebih baik demi keberlanjutan kehidupan di bumi

    ini. Perubahan dapat dimulai dengan hal-hal yang

    kecil, seperti mencintai dan melestarikan bunga.

    Momen hari cinta puspa dan satwa nasional dapat

    menjadi gerakan untuk mencintai setiap individu

    yang hidup di bumi, karena setiap makhluk hidup

    (individu) berhak untuk bertumbuh dan

    berkembang di bumi.

    dan warna yang menarik, sehingga banyak orang

    mengkoleksi dan memeliharanya. Sedangkan Elang

    Jawa ditetapkan sebagai satwa langka, karena

    keberadaannnya di alam sudah semakin sedikit dan

    langka akibat tekanan oleh lingkungan. Maraknyapembangunan fisik menjadi tekanan bagi banyak

    hewan sehingga keberadaan mereke mulai

    terancam, tak terkecuali Elang Jawa. Indonesia

    dikenal dengan Mega Biodiversitas karena

    banyaknya jenis dan jumlah tumbuhan serta satwa

    yang hidup di wilayah Indonesia. Walaupun hanya 3

    jenis bunga dan satwa yang menjadi ikon di

    Indonesia, bukan berarti kita hanya mencintai dan

    melestarikan ketiga jenis bunga dan satwa tersebut.

    Karena kelestarian tumbuhan (bunga) dan satwa

    akan mendukung keberlangsungan kehidupan di

    bumi.

    Keberadaan bunga banyak sekali manfaatnya,

    namun seringkali tanpa kita sadari tangan-tangan

    jahil kita senang sekali untuk mematahkan atau

    memotongnya. Padahal akibat perbuatan kita ini,

    sumber makanan bagi serangga jadi berkurang.

    Mungkin dalam pikiran kita saat mematahkan atau

    memotong bunga, Ah cuma satu pasti tidak apa-

    apa. Padahal di tempat dan waktu yang berbeda,

    *)Calon PEH pada BPTN Wilayah III Ransiki

  • 7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload

    23/40

    P a g e 2 3E d i s i I I , D e s e m b e r 2 0 1 1

    A R T I K E L

    peneliti, pekerja konservasi maupun akademisikarena beberapa alasan diantaranya yaitu;

    1. Transplantasi dapat mempercepat regenerasi

    terumbu karang yang telah rusak;

    2. Dapat membangun daerah terumbu karang baru

    yang sebelumnya tidak ada;

    3. Dapat menambah karang dewasa dalam suatu

    populasi dengan cara meningkatkan produksi

    larva pada ekosistem terumbu karang yang telah

    rusak;

    4. Dapat melapisi bangunan bawah laut sehingga

    lebih kokoh dan kuat;

    5. Dapat segera memadatkan spesies karang yang

    jarang atau terancam punah.

    Meskipun pada dasarnya rehabilitasi terumbu

    karang dengan metode transplantasi bertujuan

    untuk konservasi atau pelestarian ekosistem

    terumbu karang, tetapi banyak tujuan lain yang

    ingin dicapai para pelaku transplantasi karang,

    seperti recovery ekosistem terumbu karang yang

    Keempat hal yang termuat dalam judul tulisanini sebenarnya bukan merupakan hal asing

    bagi para Rimbawan yang ada wilayah UPT

    Kehutanan sekitar Papua Barat, namun kosa kata

    transplantasi karang lah yang membuat keempat

    hal tadi menjadi sesuatu yang luar biasa untuk

    penulis tuangkan dalam tulisan kali ini.

    Istilah transplantasi karang pada dasarnya

    sudah lama sekali terdengar dikalangan para

    pekerja konservasi khususnya konservasi kelautan.

    Menurut Peraturan Direktur Jenderal PerlindunganHutan dan Konservasi Alam (PHKA) Nomor SK.09/

    IV/Set-3/2008 Transplantasi karang adalah upaya

    rehabilitasi dengan memperbanyak koloni karang

    melalui fragmentasi (pencangkokan) spesimen yang

    berasal dari habitat alam atau sumber lainnya

    dengan cara melekatkan fragmen tersebut pada

    media buatan dan menumbuhkannya pada habitat

    baru atau pada lahan kosong.

    Metode rehabilitasi terumbu karang dengan cara

    transplantasi banyak diaplikasikan oleh para

    Esi e Mega Wangi , S. Si *)

    Salah satu langkah kecil menuju upaya

    penyelamatan dan konservasi ekosistem laut .

    T N T C , S M K K e h u t a n a n , P u l a u

    L e m o n d a n T r a n s p l a n t a s i K a r a n g

  • 7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload

    24/40

    P a g e 2 4 B u l l e t i n t r i t o n i s

    A R T I K E L .

    menyatakan bahwa tingkat kesadaran masyarakat

    disekitar pulau tentang lingkungan dan terumbu

    karang cukup baik sehingga kecil kemungkinan

    hasil penanaman beserta rangka substratnya akan

    dirusak.

    Penanaman dan peletakan jaring substrat

    dilakukan pada saat air surut pada kedalaman 4-5

    meter dengan kecepatan arus sebesar 0,3 m/sec

    sehingga memudahkan tim dalam melakukan

    proses transplantasi. Metode transplantasi yang

    digunakan kali ini adalah metode jaring rangka

    substrat, karena dinilai cukup sederhana dan dapat

    menopang karang hasil transplantasi lebih kuat dantahan lama. Dua buah rangka masing-masing

    berukuran 1x1 meter digunakan dalam kegiatan ini.

    Substrat berukuran 15x10x3 cm yang berbahan

    dasar pasir dan semen diikatkan pada masing-

    masing sudut rangka sehingga setiap rangka berisi

    25 transplan karang. Jenis karang yang dipilh

    menjadi transplant adalah Acropora digitifera dan

    Acropora granulosa. Kedua jenis karang ini

    termasuk kedalam ordo Scleratinia atau lebih

    dikenal dengan nama karang batu dari FamiliAcroporidae. Genus Acropora dikenal mempunyai

    penyebaran yang sangat luas di perairan Indonesia

    dan mampu beradaptasi dengan baik sehingga

    ketahanan hidupnya dapat mencapai 100%. Karang

    ini juga termasuk kedalam kelompok karang

    hermatipik sehingga mempunyai kemampuan

    membentuk terumbu dengan cara mendeposit

    kapur (CaCO3). Oleh karena itu, pertumbuhan

    karangnya akan lebih cepat yaitu rata-rata sekitar

    4 cm /tahun.

    Kegiatan yang baru sebatas pendampingan ini,

    diharapkan dapat memberikan pengetahuan, pen-

    galaman dan ketrampilan baru bagi para staf TNTC

    sehingga nantinya dapat diterapkan dalam upaya

    konservasi dalam kawasan TNTC. Ini adalah salah

    satu langkah kecil menuju upaya penyelamatan dan

    konservasi ekosistem laut yang besar selanjutnya.

    telah rusak, komersialisasi terumbu karang hias,

    pengelolaan perikanan dan wisata bahari serta

    pendidikan dan penelitian .

    Merupakan suatu hal yang istimewa dan

    kehormatan bagi Pengendali Ekosistem Hutan Balai

    Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih untuk

    bisa mendampingi siswa-siswa SMK Kehutanan

    Manokwari dalam kegiatan transplantasi karang di

    Pulau Lemon pada tanggal 22 November 2011.

    Menurut Ketua Tim Pendamping Praktek dari

    BBTNTC Bapak Yoslianto, meskipun Taman

    Nasional Teluk Cenderawasih merupakan Taman

    Nasional Laut terluas di Indonesia serta telah lama

    melakukan penelitian, baik identifikasi maupun

    inventarisasi jenis-jenis terumbu karang namun ini

    adalah kali pertama staff teknis BBTNTC melakukan

    praktek langsung penanaman terumbu karang

    dengan metode transplantasi.

    Tim dari SMK Kehutanan yang berjumlah 6

    orang dengan didampingi oleh Tim dari TNTC

    sukses melakukan penanaman terumbu karangdengan metode transplantasi di Pulau Lemon.

    Menurut Gideon dkk, dipilihnya Pulau Lemon adalah

    bukan tanpa alasan. Pulau Lemon merupakan

    pulau yang sangat dekat jaraknya dengan kota

    Manokwari, disekeliling pantai pulau ini pun

    terdapat bermacam-macam jenis terumbu karang

    yang kondisinya masih cukup baik pada kedalaman

    1- 4 meter, sehingga sumber indukan karang

    cukup mudah didapatkan. Selain itu, pendapat lain

    dikemukakan oleh guru pendamping yang

    *)Calon PEH pada Balai Besar Taman Nasional

    Teluk Cenderawasih

  • 7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload

    25/40

    P a g e 2 5E d i s i I I , D e s e m b e r 2 0 1 1

    A R T I K E L

    dan Teluk Umar, memiliki kekayaan alam yang

    sangat potensial berupa sumber daya alam hayati

    dan ekosistemnya yang tinggi keanekaragamannya

    dengan keunikan, keaslian dan keindahan.

    Kekayaan tersebut perlu dikembangkan dan

    dimanfaatkan bagi sebesar-besarnya kesejahteraan

    rakyat melalui upaya konservasi sumber daya alam

    hayati dan ekosistemnya, sehingga tercapai keseim-

    bangan dan keserasian antara aspek perlindungan,

    pengawetan dan pemanfaatan secara lestari.

    Salah satu kekayaan alam laut yang dimaksud

    yakni dengan keberadaan Ikan Hiu Paus (Whale

    Shark) atau yang biasa lebih di kenal dengan

    sebutan Gurano Babintang ataupun dapat dikenal

    dengan nama Hiniotanibre (bahasa kwatisore/yaur)

    yang berdomisili di perairan Kwatisore Distrik Yaur

    Kabupaten Nabire.

    Ikan Hiu Paus merupakan ikan laut raksasa yang

    terbesar di dunia yang tergolong unik dan jarang

    Taman Nasional Teluk Cenderawasih yang

    memiliki luas sebesar 1.453.500 Ha yang

    ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri

    Kehutanan Nomor : 8009/Kpts-II/2002 tanggal 29

    Agustus 2002 yang terbentang luas dari 2 (dua)

    Kabupaten yakni : Teluk Wondama dan Nabire dan

    atau 2 (dua) propinsi yakni : Papua Barat dan

    Papua merupakan sebuah kawasan konservasi laut

    yang kaya dengan segala potensi jenis dan

    ekosistemnya yang merupakan anugerah Tuhanyang perlu disyukuri dan dikelola secara arif dan

    bijaksana, terkoordinasi agar pemanfaatannya

    dapat dilakukan secara optimal dengan tetap

    memperhatikan aspek kelestariannya dan dapat

    menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat.

    Kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih,

    khususnya di Perairan Kab. Nabire seluas 380.930

    Ha, meliputi ruang lingkup kawasan konservasi

    pada Perairan Sima sampai dengan Perairan Goni

    yang terletak di 2 (dua) Distrik yakni : Distrik Yaur

    A t r a k s i I k a n H i u P a u s / W h a l e s h a r k

    d i P e r a i r a n K w a t i s o r e

    Aswadi Hami d*)

    Pentingnya keseimbangan dan keserasian antara aspek

    perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan secara lestari .

  • 7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload

    26/40

    P a g e 2 6 B u l l e t i n t r i t o n i s

    A R T I K E L .

    Pemerintah Daerah, Balai Besar

    T a m a n N a s i o n a l T e l u k

    Cenderawasih dan Instansi yang

    terkait.

    Hiu Paus merupakan ikan

    terbesar dengan panjang badan

    dapat mencapai 14 m, yang

    sepanjang hidupnya melakukan

    pergerakan/migrasi sehingga

    seringkali hanya dapat dijumpai

    sewaktu-waktu pada tempat yang

    berada di jalur migrasinya. Na-

    mun hal yang sangat menarik dik a w a s a n T N T C a d a l a h

    keberadaan Hiu Paus yang dapat

    ditemukan sepanjang tahun di

    sekitar Tanjung Kwatisore, Zona

    Tradisional TNTC. Saat ini,

    keberadaan Hiu Paus telah

    menarik minat berbagai pihak

    untuk mengembangkan Whale

    Shark tourism, sebagaimana te-

    lah dikembangkan di beberapaNegara

    Kemunculan Hiu Paus/ Whale

    Shark disekitar bagan dianggap

    sebagai pengganggu oleh nelayan

    bagan disamping memakan ikan

    puri yang dijaring terkadang juga

    merusak jaring bagan oleh karena

    pergerakan Hiu Paus ini yang

    terkadang masuk ke dalam jaring.

    Namun ada hal unik ketika ikan

    raksasa ini makan, jika ada ikan

    yang berukuran besar masuk

    k e m u l u t n y a m a k a a k a n

    dimuntahkan lagi keluar.

    Masyarakat setempat lebih

    mengenal Hiu Paus ini dengan

    sebutan Gurano Babintang ini

    disebabkan oleh karena corak/

    totol berwarna putih yang berada

    seluruh permukaan kulit bagian

    atas dari Hiu Paus ini atau dise-

    but juga Hiu Bodoh oleh karena

    anggapan masyarakat bahwa Hiu

    adalah ikan yang sangat ditakuti

    oleh keganasannya yang sering

    menyerang, akan tetapi jenis yang

    satu ini sangat bersahabat

    dengan cukup akrab untuk ber-

    main dengan para pengunjung

    yang berada didekatnya.terang

    Aswadi Hamid

    Secara kasat mata kulit luar

    dari Hiu Paus ini cukup kasar sep-

    erti kertas pasir, ukuran Hiu Pausyang terlihat sepanjang survey di

    perairan Kwatisore berukuran 2-

    10 meter. Walaupun ukuran Hiu

    Paus ini lebih besar dibandingkan

    dengan Hiu jenis lain, namun Hiu

    Paus ini tidak memiliki gigi tajam

    seperti gergaji yang dimiliki oleh

    Hiu penyerang lainnya namun

    sebaliknya Hiu Paus ini hanya

    memiliki gigi-gigi halus yang be-rada diujung bibirnya.

    Daerah ditemukan hiu paus ini

    adalah disekitar perairan kwa-

    tisore, 3-5 Km dari daratan pan-

    tai, dengan suhu air laut 32C

    dan kondisi air laut yang jernih.

    Ikan ini sangat sering ditemui

    disekitar bagang nelayan, karena

    bagang nelayan merupakan tem-

    pat bermain dan berkumpul ikan-

    ikan kecil yang merupakan ma-

    kanan bagi ikan ini.

    Keberadaan bagan yang san-

    gat banyak di perairan Kwatisore

    bisa juga menjadi ancaman bagi

    Hiu Paus dalam hal persaingan

    dalam penangkapan Ikan Puri

    (Engraulis) yang menjadi ma-

    kanan dari Hiu Paus. Namun hal

    ini perlu dikaji lebih mendalam

    lagi dan jika bagan tidak

    ditemui keberadaannya di be-

    lahan dunia diperairan manapun

    dan walaupun faktanya demikian,

    patut disyukuri bahwa Ikan Hiu

    Paus dengan mudahnya dapat

    dijumpai di Perairan Kwatisore

    Distrik Yaur. Hal ini dapat dijadi-

    kan suatu kebanggaan bagi Kabu-

    paten Nabire dalam hal sebagai

    pioneer untuk mengembangkan

    potensi wisata yang dimiliki oleh

    Kab, Nabire yakni dengan

    keberadaan Ikan Hiu Paus se-bagai Objek Daya Tarik Wisata.

    Walaupun tergolong unik dan

    sudah jarang ditemui, namun Hiu

    Paus ini belum dilindungi Undang-

    undang, padahal konvensi Bonn

    tahun 1999, Ikan Hiu Paus terma-

    suk dalam golongan Appendiks II

    dan masuk daftar rentan/hampir

    punah oleh International Union

    for Conservation of Nature andNatural Resources (IUCNR).

    Dalam Peraturan Pemerintah

    Republik Indonesia Nomor 7

    tahun 1999 tanggal 27 Januari

    1999 tentang jenis - jenis

    tumbuhan dan satwa yang

    dilindungi, Ikan Hiu Paus juga

    tidak termasuk hewan yang

    dilindungi..

    Sungguh sangat ironis sekali,

    berdasarkan fakta yang ada

    bahwa Ikan Hiu Paus yang

    kondisinya langka dan hampir

    punah namun belum dilindungi

    Undang-undang. Disini lah

    tempatnya untuk menunjukkan

    kecintaan kita terhadap alam

    yang berada di sekitar kita. Kita

    dituntut untuk menjaga dan

    melestarikan Ikan Hiu Paus

    tersebut bersama dengan

  • 7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload

    27/40

    P a g e 2 7E d i s i I I , D e s e m b e r 2 0 1 1

    A R T I K E L .

    itu, menghadirkan seorang pakar

    Hiu Paus yang bernama Dr. Brent

    Stewart yang merupakan Senior

    Research Scientist Hubbs Sea

    World Research Insitute Amerika.Pengunjung yang datang ke

    kawasan TNTC untuk mengamati

    Ikan Hiu Paus sejak Januari 2011

    sampai dengan Desember 2011

    tercatat sebanyak 250 orang

    yang terdiri dari Pengunjung War-

    ga Negara Asing (mancanegara)

    sebanyak 144 Orang danPengunjung Warga Negara Indo-

    nesia (domestic) sebanyak 106

    orang.

    Walaupun Ikan Hiu Paus san-

    gat akrab dan bersahabat dengan

    menunjukkan berbagai macam

    atraksinya, namun tetap harus

    memperhatikan kewaspadaan

    mengingat bahwa yang namanya

    Ikan Hiu tidak tertutup kemung-kinan akan memunculkan

    kebuasannya. Sehingga tetap

    harus berhati hati dan memer-

    lukan pendampingan oleh tenaga

    yang ahli apabila berniat ingin

    berkolaborasi dengan Ikan Hiu

    Paus untuk menghindari hal-hal

    yang tidak diinginkan.

    D i p e r l u k a n j u g a

    keseimbangan antara upayapengembangan ekow isata

    dengan ekosistem Kawasan yang

    berdasarkan konsep lestari

    tanpa mengabaikan Pengunjung

    serta perlu menjadi perhatian

    serius semua pihak akan Hiu

    Paus mengingat keberadaan

    Spesies tersebut dalam Kawasan

    T a m a n N a s i o n a l T e l u k

    Cenderawasih merupakan salah

    satu potensi yang unik dan

    memiliki daya tarik sendiri akan

    fenomena yang diciptakannya,

    sehingga diperlukan adanya

    perhatian serius semua pihak

    terkait akan adanya Atraksi Hiu

    Paus (Whale Shark) yang

    memukau.

    beroperasi diperairan Kwatisore

    kemungkinan Hiu Paus ini juga

    tidak ada.

    Dengan memperhat ikan

    keberadaan Ikan Hiu Paus yang

    sebagian besar melakukan

    atraksi pada perairan Kwatisore,

    perlu diadakan penelitian akan

    ekosistem serta habitat pada dae-

    rah munculnya Ikan Hiu Paus ter-

    sebut.

    Diharapkan adanya perhatian

    Pemerintah Daerah Nabire, Balai

    Besar TNTC ataupun instansi

    terkait agar dapat melakukan

    langkah-langkah yang serius un-

    tuk penyelamatan, pengem-

    bangan dan pengawasan akan

    Populasi Ikan Hiu Paus sebagai

    salah satu objek wisata kabupat-

    en Nabire.

    Sebagai salah satu upaya

    pengembangan penelitian danmonitoring lebih lanjut tentang

    ekologi, biologi dan perilaku serta

    pemantauan populasi dan habitat

    Ikan Hiu Paus di Kawasan Taman

    Nasional Teluk Cenderawasih,

    bulan lalu (14 s/d 21 Nopember

    2011) Balai Besar TNTC kerjasa-

    ma dengan WWF Indonesia dan

    didukung oleh Conservation Inter-

    national (CI) Indonesia telah

    melakukan kegiatan pemasangan

    alat tagging satellite pada Ikan

    Hiu Paus yang bertujuan untuk

    memperoleh data dan informasi

    tentang pola pergerakan dan in-

    formasi biofisik perairan Taman

    Nasional Teluk Cenderawasih

    khususnya perairan Kwatisore

    dimana Hiu Paus hidup.

    Dalam pelaksanaan kegiatan

    *)PEH Pelaksana pada Bidang

    PTN Wilayah I Nabire

  • 7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload

    28/40

    P a g e 2 8 B u l l e t i n t r i t o n i s

    untuk mengembangkan Whale

    Shark Tourism, sebagaimanatelah dikembangkan di bebera-

    pa negara. Selain itu,

    keberadaan Hiu Paus sepanjang

    tahun di dalam kawasan Taman

    Nasional Teluk Cenderawasih

    dapat menambah keunikan ta-

    man nasional laut ini, sehingga

    Hiu Paus akan menjadi iconbaru Taman Nasional Teluk

    Cenderawasih. Salah satu keu-

    nikan dari Hiu Paus di TNTC yaitu

    kemunculannya cukup mudah

    ditemukan pada bagan (lift net)

    pada musim ikan puri (ikan teri).

    Hiu Paus umumnya muncul ke

    permukaan bila diberi makan ikan

    puri, sehingga untuk melihatnya

    cukup dengan menggunakan

    alat snorkel ataupun langsung

    dari atas perahu dan bagan.

    Melalui Program Kerjasama

    antara Balai Besar TNTC - WWF

    Indonesia, telah dimulai programpengembangan riset Hiu Paus

    untuk mendukung konservasi Hiu

    Paus dan pengembangan wisata

    terbatas atau khusus di TNTC.

    Inisiasi tersebut diwujudkan

    dalam bentuk kegiatan Workshop

    dan Training Monitoring Hiu Paus

    (Whale Shark) yang diselenggara-

    kan di Nabire pada tanggal 2 sam-

    pai dengan 7 Mei 2011 lalu.Kegiatan ini dimaksudkan sebagai

    media untuk membangun kesepa-

    Hiu Paus (Rhincodon

    typus) atau WhaleShark atau Gurano ba-

    bintang dalam bahasa lokal

    merupakan ikan terbesar dengan

    ukuran panjang badan dapat

    mencapai 14 m dan bobot sam-

    pai 30 ton, yang sepanjang

    hidupnya melakukan perge-

    rakan/migrasi sehingga sering-

    kali hanya dapat dijumpai sewak-

    tu-waktu pada tempat yang

    berada di jalur migrasinya. Saat

    ini, keberadaan dan status Hiu

    Paus saat ini berdasarkan

    IUCN masuk dalam kategori

    spesies rentan (vulnerable) dan

    sesuai Convention on Internation-

    al Trade Endangered Species of

    Wild Fauna and Flora (CITES) telah

    tercantum dalam Appendiks II, di

    sisi lain spesies unik ini telah

    menarik minat berbagai pihak

    K A B A R K A W A S A N

    S e b u a h L a n g k a h P e n t i n g M e n g u p a s

    P e r g e r a k a n S a n g R a k s a s a L a u t d iK a w a s a n T a m a n n a s i o n a l t e l u k

    C e n d e r a w a s i h

    Sumaryono, S. Hut*)

    Kemanakah wilayah pergerakan

    sang raksasa lautan ini??

  • 7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload

    29/40

    P a g e 2 9E d i s i I I , D e s e m b e r 2 0 1 1

    *)PEH Pertama pada Bidang PTN Wilayah I Nabire

    K A B A R K A W A S A N .

    Dengan demikian, diharapkan dapat diperoleh

    data dan informasi tentang pola pergerakan dan

    informasi biofisik perairan TNTC yang menjadi tem-

    pat hidup Hiu Paus.

    Pemasangan Satelit penanda dilaksanakan di

    Perairan Kwatisore Distrik Yaur Kabupaten Nabire

    yang masuk wilayah TNTC selama 2 (dua) hari.

    Kegiatan tersebut diikuti 20 orang yang berasal

    dari berbagai pihak seperti dari Balai Besar TNTC, Uni-

    versitas Negeri Papua, WWF-ID TNTC Project, Con-

    servation International, The Nature Conservancy-

    Papua Marine Project, Dinas Perikanan dan Kelau-tan, Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan

    Olahraga Kab. Nabire, Badan Lingkungan Hidup Kab.

    Nabire, Papua Progress, Kader Konservasi serta

    masyarakat di Kampung Kwatisore. Selain itu

    kegiatan pemasangan satelit penanda juga diikuti oleh

    ahli ikan dari CI yaitu Dr. Mark Erdmann serta donor.

    Hasil dari kegiatan tersebut diharapkan dapat

    meningkatkan kapasitas kelembagaan Balai Be-

    sar TNTC dalam pengelolaan dan pemanfaatan Hiu

    Paus sebagai icon pariwisata alam di Taman Na-sional Teluk Cenderawasih serta menjadikan

    TNTC sebagai pusat riset Hiu Paus di tingkat na-

    sional maupun internasional amruma oenoo

    hiniotanibre mari kita jaga hiu paus.. salam

    Konservasi..

    haman dan komitmen bersama antara para pihak di

    kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih ten-tang nilai penting Hiu Paus, ancaman terhadap

    kelestariannya, upaya pelestarian serta potensi

    pemanfaatan potensinya untuk pengembangan pari-

    wisata alam, yang menghasilkan rumusan yang sa-

    lah satu point pentingnya menyatakan Spesies Hiu

    Paus atau Whale Shark (Rhincodon typus) di TNTC

    merupakan spesies kharismatik yang langka,

    sehingga dalam rangka pengembangan kebijakan

    konservasi jenis Hiu Paus perlu dilakukan

    penelitian lebih lanjut tentang ekologi, biologi dan

    perilaku serta pemantauan populasi dan habitatnya

    di kawasan TNTC. Selain itu, untuk memulai riset

    dan monitoring Hiu Paus di TNTC telah dilakukan

    pemasangan satelit penanda pada salah satu

    Hiu Paus yang dijumpai. Pemasangan satelit

    penanda tersebut dilakukan sendiri oleh Dr. Brent

    Stewart, Senior Marine Biologist Hubbs Sea World

    Research Institute, tetapi hal tesebut mengalami

    kendala akibat terlepas dan hilangnya penanda

    setelah 2 minggu terpasang.

    Berkaitan dengan hal tersebut , melaluidukungan program kerjasama BHS (Birds Head

    Seascape), CI (Conservation International) dan jarin-

    gan kerjanya memberikan dukungan bagi pengem-

    bangan riset dan monitoring Hiu Paus di TNTC.

    Dukungan itu berupa fasilitasi penyediaan satelit

    penanda sebanyak 4 (empat) unit dan menda-

    tangkan Dr. Brent Stewart (Senior Scientist

    Hubbs SeaWorld Research Institute) ke TNTC

    untuk kembali melakukan pemasangan satelit

    penanda tersebut. Satelit penanda yang dipasang

    seluruhnya berjumlah 5 (lima) unit, yaitu 4

    (empat) unit bantuan dari CI dan 1 (satu) unit ada-

    lah tagging yang terpasang pada saat kegiatan train-

    ing yang lalu di TNTC namun terlepas dari badan hiu

    paus.

    Kegiatan pemasangan satelit penanda pada

    Hiu Paus atau Whale Shark di Taman Nasional

    Teluk Cenderawasih ini merupakan salah satu

    upaya pengembangan penelitian dan pemantauan

    lebih lanjut tentang ekologi, biologi dan perilaku

    serta populasi dan habitatnya di kawasan TNTC.

  • 7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload

    30/40

    P a g e 3 0 B u l l e t i n t r i t o n i s

    seringkali hanya dapat dijumpai sewaktu-waktu pa-

    da tempat yang berada di jalur migrasinya (Gambar

    1.). Namun hal yang sangat menarik di kawasan

    Taman Nasional Laut Teluk Cenderawasih (TNTC)

    adalah keberadaan Hiu Paus yang dapat ditemukan

    sepanjang tahun di sekitar Tanjung Kwatisore, ZonaTradisional TNTC. Saat ini, keberadaan Hiu Paus

    telah menarik minat berbagai pihak untuk mengem-

    bangkan Whale Shark tourism, sebagaimana telah

    dikembangkan di beberapa negara. Selain itu,

    keberadaan Hiu Paus dapat menambah keunikan

    taman nasional laut Teluk Cenderawsih. Sampai

    dengan saat ini Hiu Paus masih belum dilindungi

    Kawasan Taman Nasional Laut Teluk

    Cenderawasih seluas 1.453.500 ha yang

    secara administratif terletak di wilayah Ka-

    bupaten Teluk Wondama Propinsi Papua Barat dan

    Kabupaten Nabire Propinsi Papua memiliki keane-

    karagaman hayati dan keindahan alam yang sangatpotensial. Taman Nasional yang 95% dari lua-

    sannya adalah perairan dan laut ini merupakan

    habitat alami bagi beberapa jenis spesies penting

    yang populasinya sudah semakin berkurang dan

    dilindungi Undang-undang di Indonesia, diantaranya

    yaitu beberapa jenis penyu, duyung, lumba-lumba,

    beberapa jenis hiu termasuk ikan hiu terbesar yaitu

    Hiu Paus (Rhincodon typus) dengan nama umum

    Whale Shark, yang juga dikenal dengan nama Hiu

    Totol atau Hiu Bodoh.

    Hiu paus (Rhincodon typus) adalah hiu pemakan

    plankton yang merupakan spesies ikan terbesar.

    Hiu ini adalah satu-satunya anggota dari genusnya

    Rhincodon dari Famili Rhincodontidae (disebut

    Rhinodontes sebelum tahun 1984), yang masuk

    kedalam subkelas Elasmobranchii pada kelas Chon-

    drichthyes.

    Hiu Paus merupakan ikan terbesar dengan pan-

    jang badan dapat mencapai 14 m, yang sepanjang

    hidupnya melakukan pergerakan/migrasi sehingga

    O P I N I

    U s u l a n P e n i n g k a t a n S t a t u s

    P e r l i n d u n g a n H i u P a u s ( R h i n c o d o nt y p u s ) M e n j a d i S a t w a D i l i n d u n g i

    U n d a n g - U n d a n g

    I r . Dj at i Wi t j aksono Hadi , M. Si *)

    Gambar 1. Peta perger akan hi u paus di duni aSumber : I nt ernat i onal Uni on f or Conserva-

    t i on of Nat ur e ( I UCN)

    Siapkah kita menghadapi kepergian spesies ini

    tanpa upaya perlindungan terhadapnya??

  • 7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload

    31/40

    P a g e 3 1E d i s i I I , D e s e m b e r 2 0 1 1

    O P I N I .

    terbesar di dunia. Panjangnya bisa mencapai 14

    meter dengan berat 15 ton. Ukuran rata-ratanyasekitar 7,6 meter walapun demikian tidak termasuk

    Paus. Dengan berbagai nama lokal yang dimilikinya

    seperti hiu bintang, hiu totol dan hiu bodoh, ikan ini

    memiliki nama ilmiah Rhincodon typus, dengan

    klasifikasi lengkap sebagai berikut:

    Kingdom : Animalia (animals)

    Phylum : Chordata

    SubPhylum : Vertebrata (vertebrates)

    Class : Chondrichthyes (cartilaginous fish)

    Subclass : Elasmobranchii (sharks and rays)

    Order : Orectolobiformes

    Family : Rhincodontidae

    Genus : Rhincodon

    Species : Rhincodon typus

    Hiu Paus (Whale shark) memiliki mulut yang

    besar, lebarnya dapat mencapai 4 feet (1.4 m)

    dengan 3.000 gigi yang sangat kecil sekali. Hiu

    Paus (Whale shark) merupakan Filter Feeder atau

    menyaring makanannya yang sangat kecil melalui

    insangnya yang sangat besar dengan cara

    membuka mulutnya lebar-lebar ketika berenangdan dapat mencapai 1.500 galon (6.000 liter) air

    yang dapat disaringnya. Makanannya adalah

    plankton, krill, ikan-ikan kecil, dan cumi-cumi.

    Di dunia Hiu Paus (Whale shark) dapat

    ditemukan di Gladden Spit di Belize; Ningaloo Reef

    di Australia bagian Barat; tila di Honduras; Donsol,

    Pasacao dan Batangas in the Philippines; off Isla

    Mujeres dan Isla Holbox di Yucatan Mexico. Di

    Indonesia Hiu Paus (Whale shark) pernah di

    temukan di Taman Nasional Ujung Kulon National,Sabang NAD, Sidoarjo dan Selat Madura; Nosy Be di

    Madagascar, Off Tofo Reef di Mozambique, dan

    Tanzanian yaitu di Mafia, Pemba and Zanzibar.

    Sedangkan di Taman Nasional Teluk Cenderawasih

    di wilayah Nabire Hiu Paus (Whale shark) dapat

    dilihat sepanjang tahun.

    Masyarakat di sekitar Taman Nasional Teluk

    Cenderawasih dan wilayah Papua pada umumnya,

    lebih mengenal Hiu Paus ini dengan sebutan

    Gurano Babintang, hal ini disebabkan oleh karena

    Undang-undang di Indonesia dan belum tercantum

    dalam Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa, tetapi

    menurut International Union for the Conservation of

    Nature and Natural Resources (IUCN) Red List of

    Treatened Species, Hiu Paus sudah termasuk jenis

    yangvulnerable (rentan), dan menurut CITES sudah

    termasuk dalam Appendix II CITES.

    Berdasarkan pengamatan lapangan populasi Hiu

    Paus di sekitar Bagan Ikan di Distrik Kuatisore Ka-

    bupaten Nabire berkisar antara 27-41 ekor, se-

    dangkan di wilayah di luar Taman Nasional belum

    terdata.

    Untuk mengantisipasi penurunan spesies Hiu

    Pus yang ada di Indonesia, khususnya di kawasan

    Taman Nasional Teluk Cenderawasih dan seki-

    tarnya, kami bermaksud mengusulkan peningkatan

    status perlindungan Hiu paus menjadi jenis yang

    dilindungi Undang-undang. Mengingat pada saat ini

    diperolah laporan dan data bahwa beberapa Hiu

    Paus yang ada di sekitar Bagan Terapung di Kabu-

    paten Nabire Provinsi Papua banyak yang terluka

    dibagian mulut dan badan, terdapat bekas ter-pancing dan cedera dibagian mata yang diduga aki-

    bat tertusuk benda tumpul, namun pengenaan

    sanksi bagi pemilik bagan ataupun masyarakat

    yang sengaja melukai atau membunuh Hiu Paus

    belum dapat diterapkan.

    Biologi Hiu PausWhale shark atau hiu paus merupakan ikan

    Gambar 2. Luka pada mul ut Whal e hark

  • 7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload

    32/40

    P a g e 3 2 B u l l e t i n t r i t o n i s

    O P I N I .

    dengan cara menggerakan seluruh badannya, tidak

    seperti hiu kebanyakan yang hanya menggerakan

    ekornya untuk bergerak. Whale Shark dapat

    menyelam sampai kedalaman 700 meter.

    Whale shark tidak membahayakan bagi para

    penyelam. Bahkan di beberapa tempat di dunia

    Whale shark dijadikan sebagai objek seperti di Bay

    Islands in Honduras, Thailand, Philippine, Maldives,

    Red Sea, Western Australia (Ningaloo Reef,

    Christmas Island), Belize, Tofo Beach Mozambique,

    Sodwana Bay (Greater St. Lucia Wetland Park)

    South Africa, Galapagos Islands, Mexico, Seychelles,

    West Malaysian, Sri Lanka dan Puerto Rico. orangberamai untuk berenang dan menyelam di samping

    Whale shark. Demikian halnya dengan keberadaan

    Hiu Paus (Whale shark) di Taman Nasional teluk

    Cenderawasih, mulai tahun ini sudah menjadi obyek

    pemandangan bawah air yang menawan.

    ReproduksiWhale shark merupakan hewan ovoviviparous,dimana melahirkan bayi kecilnya yang berukuran

    60 cm. Whale shark mencapai kematangan pada

    umur 30 tahun dan pada umur tersebut Whale

    shark sudah dapat bereproduksi. Umur Whale shark

    dapat mencapai 100-150 tahun.

    Status PerlindunganWhale Shark merupakan target perikanan

    komersil di beberapa tempat. Di Hongkong Whale

    shark menjadi komoditi untuk diambil daging dan

    finnya sebagai bahan sup. Mereka biasanya

    corak/totol berwarna putih yang berada seluruh

    permukaan kulit bagian atas dari Hiu Paus ini yang

    berwarna abu-abu. Disebut juga Hiu Bodoh oleh

    karena anggapan masyarakat bahwa Hiu adalah

    ikan yang sangat ditakuti oleh keganasannya yang

    sering menyerang, akan tetapi jenis yang satu ini

    sangat bersahabat dengan cukup akrab untuk ber-

    main dengan para pengunjung yang berada didek-

    atnya. Namun sejinak-jinaknya Hiu Paus ini tidak

    menutup kemungkinan dapat membahayakan para

    pengunjung yang berusaha untuk memegangnya.

    Disebabkan ukuran tubuhnya yang sangat besar

    maka akan sangat berbahaya jika Hiu Paus