Upload
tri-bakti-oktarizal
View
252
Download
0
Embed Size (px)
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
1/181
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
2/181
Pernafasan Pulmonal
Fungsi utama:
Menjamin tersedianya O2 untuk kelangsungan
metabolisme sel sel tubuh.
Mengeluarkan CO2 sebagai hasil metabolisme
sel secara terus menerus.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
3/181
Proses fisiologi pernafasan:
1. Pernafasan luar:
pertukaran O2 dan CO2 antar
sel sel tubuh dengan udaraluar.
2. Pernafasan dalam:
proses metabolisme intraselterjadi dalam mitokondria.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
4/181
Proses pernafasan luar:
1.Ventilasi :pertukaran udara
luar dengan alveol.
2.Difusi:pertukaran O2 dan CO2
udara alveol dgn darah dalam
kapiler paru.
3.Perfusi:pengangkutan O2 dan
CO2 oleh sistem pembuluh drh
dari paru ke jaringan,sebaliknya.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
5/181
4.Pertukaran O2 dan CO2 darah
kapiler jaringan dengan sel
sel jaringan melalui prosesdifusi.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
6/181
Fungsi tambahan pernafasan:
1.Mengeluarkan air dan panas
dari dlm tubuh.Udara yg masuk
akan di lembaskan dan dipanaskan dlm saluran nafas sebelum
dikeluarkan dari paru paru.
2.Meningkatkan aliran balik venafungsi sebagai pompa.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
7/181
3.Proses berbicara, bernyanyi dan vokalisasi.
4.Mengeluarkan, memodifikasi,
mengaktifkan dan inaktifkan
bahan yg melewati sirkulasi
pulmonal.
contoh:bila jaringan paru
meregangprostaglandin
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
8/181
Paru mengaktifkan angiotensin II yg penting untuk
mengatur kadar ion natrium di cairan ektrasel.
Converting enzim yg mengaktifkan angiotensin II ada
di permukaan sel endotel paru.enzym tersebut menginaktifkan bradikinin.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
9/181
Fungsi saluran nafas:
1.Pertahanan benda asing yg masuk salurannafas.
Partikel ukuran lebih 10 um akan dihambat
bulu bulu hidung. Partikel ukuran 2-10um ditangkap oleh
silia.Ciliary escalator mendorong keluar dgn
kecepatan 16 mm/menit
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
10/181
2.Menurunkan suhu udara pernafasan sesuai
dgn suhu tubuh.oleh pembuluh darah pada
mukosa hidung dan saluran udara.
3.Hidung sebagai organ penghidu .
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
11/181
4.Melembabkan udara pernafasan untuk
mencegah mengeringnya permukaan
membran alveol .
Fungsi dilakukan oleh mukus yg dihasilkan kel
sebasea dan sel goblet pada mukosa hidung
dan faring.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
12/181
Proses bicara:
Laring terdapat pita suara
udara pernafasan akan masuk ke faring,laringdan trakea.
pada saat bicara, udara yg keluar dari saluranpernafasan akan menggetarkan pita suara ygtegang,sehingga menghasilkan suara.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
13/181
Trakea dan cabangnya:
Trakea akan cabang 2,bronkus primer kirikanan.
trakea dan bronkus primer punya tulang rawan bentuk C
Cababg bronkus:bronkiolus, bronkiolus terminalis,bronkiolusrespiratorius, duktus alveolaris,sakus alveolaris,alveoli yg
berjumlah 200 juta -600 juta.pernafasan mulai di br respiratorius.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
14/181
Bronkiolus mempunyai tlg rawan spiral dan
otot polos bronkiolus dengan diameter < 1
mm otot polosnya dpt dirangsang oleh syaraf
otonom.
Sehingga pada bronkus kecil
dapatbronkodilatasi dan bronkokonstriksi.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
15/181
Surfaktan:
Surface acting substance
dihasilkan oleh sel alveol type II
mempunyai fungsi menurunkan teganganpermukaan cara:
1.Meningkatkan compliance
2.Mengurangi tendensi untuk recoil/cegahalveol kollaps.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
16/181
Alveol:
Setiap alveol di kelilingi oleh jalinan kapiler
paru yg membentuk keranjang di sekitar
alveol.dinding kapiler terdiri dari satu lapis sel
endotel yg berfungsi untuk pertukaran udaradisebut membrana respirasi/alveol-kapiler.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
17/181
Membrana respirasi:
Terdiri dari :
1.lapisan cairan surfaktan yg menutupi
permukaan dalam alveol.
2.selapis sel epitel alveol
3.membrana basalis sel epitel alveol
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
18/181
4.ruang interstitial sebesar 0,2 um
5.membrana basalis sel endotel kapiler
6.selapis sel endotel kapiler
Setiap alveol diameter 300 um.kapiler paru 8
um,jumlah kapiler 280milyard.
Luas total permukaan 70-80 m3.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
19/181
Peredaran darah paru:
1.Sirkulasi sistemik/bronkial:
fungsi menyediakan nutrien
bagi jaringan paru,mengatursuhu udara pernafasan dan
sekret, reabsorbsi cairan
melalui mukosa saluran nafas.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
20/181
2.Sirkulasi pulmonal:
memiliki tahan yg rendah.
pada saat istirahat darah yg
mengalir 5-10 l/menit,saat olah
raga 30-40 l/menit
Fungsi khusus filter dilakukan
oleh lekosit danretikuloendotelial.
melisis bekuan darah oleh sel
endotel sumber tromboplastin dan
sistem fibrinolitik.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
21/181
Keadaan normal alveol paru kering karena tekhidrostatik dlm kapiler paru lebih tinggi dari
dari tek hidrostatik jaringan interstitial.
Sistem vena mempunyai daya reservoar besar dpt
menampung darah 400 ml.pada saat berbaringkapasitas vital lebih rendah saat berdiri. Orthopneapada sakit jantung.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
22/181
Persyarafan Paru:
1.Simpatis
bronkodilatasi
adrenalin, efedrin, atropin dan
peningkatan kadar CO2 lokal.
2.Parasimpatis-bronkokonstriks
asetilkolin,pilokarpin,histamin
protein asing.
Tonus bronkus mempunyai irama sirkadian,06.00
bronkokonstriksi,18.00 bronkodilatasi.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
23/181
Tonus pembuluh darah:
Vasokonstriksi A.Pulmonalis:
epinefrin, angiotensin II,bbrp
prostaglandin.Vasokonstriksi V Pulmonalis:
serotonin,histamin,endotoksin
E.Coli.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
24/181
Penurunan O2,pH,peningkatan CO2:
Menyebabkan:
A.Pulmonalis vasokonstriksi
A Sistemik vasodilatasi
Peningkatan O2:
A.Pulmonalis vasodilatasiA.Sistemik vasokonstriksi
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
25/181
Perfusi lebih besar dari Ventilasi:
1. ventilasi kecilperfusi besar
CO2 lokal tinggirelaksasi
otot polos saluran nafas
dilatasi saluran udara
penurunan tahanan jalannafas
peningkatan aliran udaraVentilasi besar
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
26/181
2.Perfusi besarVentilasi kecil
CO2 lokal rendahkontraksi
otot polos arteriol paru
kontraksi pembuluh darah
peningkatan tahanan pemb-
darahpenurunan aliran drhperfusi kecil
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
27/181
Ventilasi lebih besar dari perfusi:
1.Ventilasi besarPerfusi kecil
CO2 lokal rendahkontraksi
otot polos saluran nafas
kontraksi saluran udara
peningkatan tahanan jalan
nafaspenurunan aliran udaraVentilasi kecil.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
28/181
2.Perfusi kecilVentilasi besar
CO2 lokal tinggirelaksasi
otot polos arteriol paru
dilatasi pembuluh darah
penurunan tahanan pembuluh
darahpeningkatan aliran drhperfusi besar.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
29/181
Efek perubahan O2 lokal
Penurunan O2:
A.Pulmonalvasokonstriksi
A.Sistemik
vasodilatasi
Peningkatan O2:
A.Pumonalis
vasodilatasiA.Sistemik - vasokonstriksi.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
30/181
Mekanika Pernafasan:
Paru-paru dipisahkan oleh rongga pleura, yg
berisi cairan untuk memudahkan pergesekan
jaringan paru pada dd dada.
Rongga pleura mempunyai tek.pleura =tek
intratorak = tek.
Donders yg subatmosfir.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
31/181
Keadaan istirahat :
Resting end-expiratory level keadaan
seimbang dimana sifat paru yg cenderung
kollaps dgn sifat dinding dada yg cenderung
mengembang.
Inspirasi :tek alveol < tek.atm
Expirasi : tek alveol > tek atm
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
32/181
Inspirasi :
Merupakan proses aktif.
Akibat kontraksi otot otot insp.
Inspirasi tenangkontraksi diafragma
Kontraksi diafragma krn rangsang N frenikus
C3-C5 MS Selama insp diafragma turun 1,5 -7
cmbesar vertikal 75 %
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
33/181
Rangsangan N Interkostalisdiameter
anteroposterior 25 %
Kelumpuhan diafragmaventilasi paru turun
gerakan paradoksal pernafasan,gerakan
diafragma ke atas saat inspirasi
kebawah saat ekspirasi atau gerakan iga
kedalam saat nafas
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
34/181
Ekspirasi :
Pernafasan tenang ,ekspirasi proses pasif krn
relaksasi otot inspirasi
Ekspirasi kuat terjadi karena kontraksi otot
ekpirasi
M.interkostalis internus berkontraksi pada
saat bicara.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
35/181
Otot inspirasi :
1.Diafragmabergerak ke bwhmeningkatkan
dimensi vertikal rongga dada. Otot inspirasi
utama,kerja setiap inspirasi.
2.M Interkostalis externus
tarik iga atas- luar
meningkatkan dimensi anteroposterior dan
lateral rongga dadaotot insp II
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
36/181
3.M Skalenus dan M Sternokleido mastoideus
menarik sternum dan dua iga teratas
,memperbesar bagian atas rongga dada.Otot
inspirasi tambahan ,bekerja pada inspirasikuat.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
37/181
Ekspirasi:
1.Abdominalmeningkatkan tek abdomen
mendorong diafragma mengurangi dimensi
vertikal rongga dada.Otot ekps aktif
2.M Interkostalis internus
menarik iga kebwh
dalam mengurangi dimensi transversal rongga
dada.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
38/181
Perubahan tekanan:
Ada 3 tekanan penting:
1.Tek Atmosfir/ barometer besar
760 mmHg ,makin ke atas makin kecil.
2.Tek intraalveolar/ intrapulmonal
dlm alveol dan berhubungan
dgn udara luar.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
39/181
3.Tek.Intrapleura/ intrathorakal/ tek Donders
terdapat dlm rongga pleura =756 mmHg = tek
negatif - 4 mmHg , tdk berhubungan dgn
udara luar.
Jaringan paru teregang krn tek permukaan
cairan intrapleura dan tek transmural.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
40/181
Tegangan permukaan cairan
intrapleura:
Ditimbulkan oleh gaya tarik menarik molekul
cairan intra pleura yg melapisi permukaan
pleura viseralis dan parietalis.Sehingga kedua
pleura dapat bergerak tetapi tidak dapat dipisahkan.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
41/181
Tekanan transmural:
Tekanan transmural pada jaringan paru :
karena perbedaan tekanan intra alveol dengan
tekanan intra pleura. Hasil perbedaan tekanan
kearah dinding dada
memaksa jaringan paru
untuk meregang, terdorong kearah luarisi
dada
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
42/181
Tekanan transmural dinding dada:
menyebabkan dinding dada tertekan ke arah
paru.
Pada pneumothorak didapatkan paru paru yg
kollaps /atelectasis dan dinding dada
mengembang/ barell chest.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
43/181
Pernafasan pertama bayi baru lahir:
Janin: jaringan paru belum berkembang
,adanya duktus arteriosus dan foramen ovale
peredaran darah paru kecil.
Selama janin melalui plasenta.
Kelahiran: oklusi sirkulasi plasentatahanan
sirkulasi sistemik tiba tiba meningkat
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
44/181
Melampaui tek a.pulmonalisforamen ovale
tertutup. Pada saat yg sama duktus arteriosus
tertutup krn vasokonstriksi.
Pemutusan sirkulasi plasenta
bayi asfiksia beratrangsang bagi bayi untuk
menarik nafas pertama
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
45/181
Melalui kontraksi diafragma yg
sangat kuattek intra pleura turun30 sd
50 mm Hg sehingga jaringan paru
mengembang isi rongga dada.
Udara masuk ke paru ,jaringan elastik paru tdk
akan kembali ke panjang semula.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
46/181
Volume udara yg masuk keparu dan tdk dapat
di keluarkan lagi disebut volume minimal.
Gerakan menarik nafas pertama oklusi
plasenta100 ml darah ke jantung kanan /
plasental transfusion.
Aliran sirkulasi pulmonal naik.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
47/181
Tahanan jalan nafas
F = dP/R
F Aliran udara
d P perbedaan tek atmosfir dan tek intra
alveol
R Tahanan jalan nafas yg di pengaruhi oleh
diameter saluran nafas.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
48/181
Pada orang sehat:
Diameter saluran nafas cukup besar sehingga
tahanan relatif rendah.
Perbedaan antara udara atmosfir dan alveolar
sebagai penentu kecepatan aliran udara.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
49/181
Faktor yg mempengaruhi tahanan
Status jalan udara :
bronkokonstriksi
Tahanan jalan udara :
lumen mengecil , tahanan tinggi
Fator penyebab:alergi histamin,
sumbatan mukus,edema dd bronkus,fisiologiCO2lokal rendah,rs parasimpatis.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
50/181
Status jalan udara Bronkodilatasi
Tahanan jalan udara :
lumen besar, tahanan rendah
Faktor penyebab :
fisiologis rs simpatis
kadar CO2 lokal tinggi
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
51/181
Elastisitas jaringan paru
Sifat elastisitas jaringan paru disebabkan
karena :
1.daya rekoil
2.compliance
Daya rekoil: kemampuan jaringan paru kembali
ke asal setelah diregangkan.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
52/181
Compliance:
Kemudahan jaringan paru untuk
direganggkan. Merupakan hubungan antara
perubahan volume paru dengan perubahan
tekanan intrapulmonal dV/dP. dalamliter /cm H2O jaringan paru lebih mudah
mengembang.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
53/181
Faktor yg mempengaruhi :
1.volume paru saat pengukuran.
2.perubahan elastisitas jaringan paru
3.tahanan jalan nafas
4.tegangan permukaan alveol
Compliance menurun, volume paru yg besar dan
fibrosis paru
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
54/181
Kongesti dan edema paru.
Compliance meningkat :
emfisema karena hilangnya daya rekoil akibat
destruksi jaringan paru.
Surfaktanalveol terbuka, gaya yg alveol
kollaps elastisitas jar paru ,tegangan permk
alveol
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
55/181
Kelainan paru:
Pneumothoraks:rongga pleura berisi udara.
Hidrathoraks :rongga pleura isi cairan serosa
Hematothoraks:rongga pleura terisi darah
Piothoraks rongga pleura terisi nanah.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
56/181
Kerja pernafasan:
Pernafasan tenang:
membutuhkan kerja otot untuk
mengembangkan paru ,melawan daya rekoil
dan tahanan jalan udara .
Ekspirasi bersifat pasif
hanya membutuhkan 3 % penggunaan energi
total.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
57/181
Peningkatan kerja pernafasan :
Dapat disebabkan :
1.Menurunnya compliance paru
2.Meningkatnya tahanan jalan nafas
3.Menurunnya daya rekoil.
4.Meningkatnya kebutuhan ventilasi.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
58/181
Volume dan Kapasitas Paru:
Dipengaruhi oleh :
1.Bentuk / anatomi tubuh.
2.Usia
3.Tinggi badan
4.Posisi tubuh
5.Daya regang paru6.Ada/tidaknya penyakit paru.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
59/181
Volume Paru:
Pengukuran dengan alat :
Spirometer Collin
Autospirometer
Hasil pencatatan disebut :
Spirogram.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
60/181
Volume Paru:
1.Isi Alun Nafas / tidal volume/ volume pasang
surut:
adalah :udara yg keluar dan masuk paru pada
pernafasan biasa.
Pada keadaan istirahat besarnya 500 cc
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
61/181
Volume Paru :
2. Volume Cadangan Inspirasi /Inspiratory
reserve volum /IRV
adalah volume udara yg masih dapat masuk
kedalam paru pada inspirasi maksimal ,setelah inspirasi biasa .
Pria :3.300 cc, Wanita :1.900 cc
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
62/181
Volume Paru:
3.Volume Cadangan Ekspirasi /Expiratory
Reserve Volume/ERV
Adalah : jumlah udara yang dapat dikeluarkan
secara aktif dari dalam paru melalui kontraksiotot otot ekspirasi setelah ekspirasi biasa. Pria
1.000 cc dan Wanita : 700 cc
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
63/181
Volume Paru :
4. Volume Residu/ Residual Volume/ RV adalah udara
yg masih tersisa dalam paru setelah ekspirasi
maksimal.
Pria :1.200 cc Wanita :1.100 ccVolume residu tidak dapat diukur secara langsung dgn
spirometer karena udara ini tidak keluar masuk
paru,pengukuran dengan dilusi gas.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
64/181
Volume Residu :
Dapat dibagi dua :
1.Volume kollaps , udara yg masih dapat keluar dariparu ,setelah ekspirasi maksimal dan hanya mungkinterjadi bila paru mengalami kollaps.
2. Volume minimal , udara yg masih tertinggal dalamparu setelah paru kollaps dan tidak dapatdikeluarkan dgn cara apapun.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
65/181
Volume minimal :
Volume minimal digunakan dalam kedokteran forensik
/ kehakiman untuk mengetahui apakah seorang bayi
dilahirkan hidup atau meninggal
Bila dilahirkan hidup maka udara pernafasan yangmasuk tidak dapat di keluarkan dgn cara apapun
sehingga paru akan mengambang bila volume kollaps
sdh di keluarkan.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
66/181
Kapasitas Paru:
5.Kapasitas Inspirasi / CI:
Jumlah udara maksimal yg dapat dimasukkan
kedalam paru setelah akhir ekspirasi biasa.
CI = IRV + TV
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
67/181
Kapasitas Paru:
6. Kapasitas Residu Fungsional /FRC, Jumlah udara
didalam paru pada akhir ekspirasi biasa
FRC = ERV + RV
Bermakna dalam mempertahankan kadar O2 dan CO2yg relatif stabil dlm alveol pada saat inspirasi dan
ekspirasi.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
68/181
Kapasitas Paru :
7.Kapasitas Vital / Vital Capacity
=VC adalah volume udara maksimal yg dapat keluar
masuk paru selama satu siklus pernafasan yaitu
setelah inspirasi maksimal sampai ekspirasimaksimal.
VC = IRV + TV + ERV . Kemampuan pengembangan
paru dan dada dan dipengaruhi kebugaran
seseorang.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
69/181
Kapasitas Paru :
8. Kapasitas Paru Total / Total Lung Capacity /
TLC:
Jumlah udara maksimal yg dapat ditampung
paru.
TLC = VC + RV.
Pria =6000 cc Wanita =4.200 cc
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
70/181
Ventilasi :
Ventilasi : Pulmonal
Alveol
Ventilasi Pulmonal :jumlah udara yg keluar masuk paru
dalam waktu satu menit:VentPulmonal =TV X Frek nafas
Vent Pulm (ml/menit),TV (ml/nafas),Frek nafas
(nafas/mnt)
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
71/181
Ventilasi :
Pada ventilasi pulmonal tidak seluruh udara
mengalami pertukaran karena ada ruang rugi.
Yg baik adalah ventilasi alveoler yaitu jumlah
udara yg masuk dan keluar alveol dalam satumenit.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
72/181
Ventilasi :
Ventilasi Alveolar :
TVRuang Rugi/Vd X Frek nafas.
Besar ruang rugi 150 cc
Ventilasi Pulmonal dapat di tingkatkan dgn
menaikkan TV atau frek nafas.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
73/181
Ruang Rugi :
Ruang rugi : ruang yg udara didalamnya tidak ikut sertadlm pertukaran udara.
Ruang rugi anatomi :dari mulut/ hidung sd bronkiolusterminalis/
Ruang rugi fisiologis pada orang sehat sama denganruang rugi anatomi, bila sakit akan lebih besar karenaudara dlm ruang pertukaran udara tidak bertukarudara.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
74/181
Pengukuran ruang rugi :
Ruang rugi anatomi :
Diukur dgn single breath analisis yaitu dgn
membuat grafik kadar N2 ekspirasi setelah
inspirasi dgn O2 murni.
volume ruang rugi volume akhir inspirasi sd
fase II
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
75/181
Pengukuran Ruang Rugi
Ruang rugi Fisiologi:
Adalah volume udara total dalam saluran
pernafasan yg tidak aktif melakukan
pertukaran gas , yaitu jumlah ruang rugianatomik dan ruang rugi alveolar. Dihitung
dgn rumus Bohr
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
76/181
Rumus Bohr:
PECO2 X TV =PACO2 X(TV-Vd) +
PICO2X Vd
PECO2=tek bag CO2 udara eksp
TV = Tidal Volume
PACO2=tek bag CO2 udara alveol
Vd =vol ruang rugi yg diukur
PICO2=tek bag CO2 udara insp yg dapat dianggap 0
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
77/181
Pengaruh Gravitasi terhadap ventilasi:
Posisi tegak :Ventilasi per unit paru bag basis > bag apeks.
Pengaruh gravitasidrh bag basis > bag apeks
Tek intra pleura >tinggi
jar paru basis kurangteregangkemampuan mengembang lebih besarcompliance besar.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
78/181
Pengaruh gravitasi:
Tek intrapleura apeks - 10 cm
Alveol kurang mengembang .
Tek intrapleura basis -2,5 cm
Alveol mengembang.
Pada awal inspirasi aliran udara terbanyak ke
apeks.
Perbandingan ventilasi dan aliran
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
79/181
Perbandingan ventilasi dan aliran
darah:
Ventilasi di basis > apeksAliran darah basis > apeks
Rasio ventilasi : perfusi di apeks 3, di basis 0,6 tingginyarasio di apeks menyebabkan bakteri TBC tumbuhbaik di apeks.
Rasio ventilasi perfusi di paru 0,8 yaitu ventilasi4,2l/mnt dan aliran darah 5,5 l/mnt.
k
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
80/181
Pemeriksaan Fungsi Paru:
1. Spirometer :
TV, ERV, ERV, KV.
KPM =KV X frek nafas
KPM normal 125 -170 l/ menit
2. Spirometer +kecepatan catat
FEV1 =83 % (70-80%)KV
FEV3 =97 % (95-100%)KVKVpaksa=KV,bila < OBSTRUKSI
ik
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
81/181
Pemeriksaan
3.Pneumotakhograf:
pemeriksaan kecepatan aliran ekspirasimaksimal, normal 10 l/det
4.Spirometer elektrik dgn komputer dapatmengukur semua volume dan kecepatanaliran contoh Autospirometer.
P ik
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
82/181
Pemeriksaan :
5.Metode pengenceran Helium/Helium dilutiondan Pencucian Nitrogen/ Nitrogen Washoutuntuk pengukuran Kapasitas ResiduFungsional.
FRC =volumeN2 X 100 / 78
Udara mengandung 78% N2 dan sisanyacampuran O2, CO2 ,H2O
P ik
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
83/181
Pemeriksaan :
6.Single breath analysis untuk pemeriksaanruang rugi anatomi
Rumus Bohr untuk pemeriksaan ruang rugi
fisiologi
7.Single breath analysis untuk pemeriksaan
ventilasi alveolar yg tidak merata.
K l i il i
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
84/181
Kelainan ventilasi:
OBSTRUKSI :
Compliance menurun
Kapasitas vital menurun
Kapasitas pernafasan maks turunRESTRIKTIF:
Tahanan meningkat
Vol eksp paksa menurunKapasitas pernafasan maks turun
P t k G d l P
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
85/181
Pertukaran Gas dalam Paru:
Pertukaran gas yg berlangsung dlm alveol-kapiler atau kapilerjaringan merupakan
proses difusi pasif sederhana yaitu dari tek
tinggi ke rendah.Volume suatu gas tergantung pada suhu,tek
gas,tek partial uap air.
P d t P k
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
86/181
Pada saat Pengukuran :
Ada beberapa istilah :1.STPD:Standard Temperature and Pressure Dry yaitu
volume udara yg diukur dalam keadaan kering, tanpauap air.
2.BTPS:Body Temperature and Pressure Saturated withWater Vapor yaitu volume udara sesuai kondisi didlm paru dgn suhu ,tekanan sama dgn tubuh.
P d t P k
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
87/181
Pada saat Pengukuran:
3.ATPS Ambient Temperature and PressureSaturatedwith water vapor yaitu kondisi aktual
di luar tubuh pada saat dilakukan pengukuran.
P Dif i G dl P
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
88/181
Proses Difusi Gas dlm Paru:
Faktor faktor yg mempengaruhi Kecepatan difusi :1. Suhu :makin tinggicepat
2. Beda tekanan / konsentrasi gas ,makin besar bedacepat
3.Tebal membran ,makin teballambat
4.Berat molekul. Beratlambat
5 Daya larutmudah larut - cepat
P Dif i
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
89/181
Proses Difusi:
1.Fase Gas:
Gas BM rendah >cepat, O2>CO2
2.Fase membran:
membran yg teballambat
3.Fase cairan / darah:
Daya larut CO2 24,3 x lebih besar dari O2, jadiCO2 --cepat
K it Dif i
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
90/181
Kapasitas Difusi :
Kapasitas Difusi menunjukkan kemampuan parumenghantarkan gas dari alveol ke kapiler paru atau
sebaliknya.
Kapasitas Difusi: jumlah gas yg di pindahkan dari alveolke kapiler paru atau sebaliknya per unit waktu dibagi
beda tek partial rata-rata kedua sisi membran difusi.
K it Dif i O2
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
91/181
Kapasitas Difusi gas O2
DLO2 =VO2 / PaO2
PcO2
DLO2 =kapasitas difusi O2 paru
VO2 =up take O2 / menit
PaO2= tek parsial rata rata O2 alveolPcO2 = tek partial rata rata O2 kapiler
Normal saat istirahat kapasitas difusi
=20ml/menit/mmHg
Difusi O2 dan CO2
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
92/181
Difusi O2 dan CO2:
P O2 pada A Pulmonalis 40 mmHg
P O2 pada ujung kapiler paru 97 mm Hg karena
physiologi shunt
P CO2 pada kapiler paru 46 mm Hg. CO2 mempunyaiperan penting dlm imbangan asam basa tubuh krn
kemampuan membentuk asam karbonat dan
pengaturan pernafasan pada breaking point.
Pengaturan Pernafasan
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
93/181
Pengaturan Pernafasan
Pusat pengaturan Pernafasan Volunter /di bawahkemauan
Letak di korteks serebritraktus kortikospinalismotorneuron syaraf pernafasan.
Pusat pengaturan Pernafasan otomatis / spontanLetak Pons dan Medula Oblongatabagian ventral dan
medial Medula Spinalis.
Pusat Pernafasan Otomatis:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
94/181
Pusat Pernafasan Otomatis:
Bertanggung jawab membentuk pola pernafasanritmik.
Terdiri dari
Pusat Respirasi/ inspirasi
ekspirasi
Pusat Apneustik
Pusat Pneumotaksik
Pusat Respirasi:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
95/181
Pusat Respirasi:
Letak di Formatio Retikularis Medula Oblongata.pernafasan spontan , pemotongan dibawah medula
oblongatanafas berhenti.
Pusat dibagi 2 kelompok yaitu :
1.Dorsal/ dorsal respiratory group=DRG
2.Ventral/ ventral respiratory group=VRG
Dorsal dan Ventral Respiratory
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
96/181
Group
Terdiri dari neuron I
impuls frek 12-15 X/menit
motor neuron di Medula spinalisotot inspirasiinspirasi. Sebagian ke ventral
Ventral terdiri dari neuron I dan E Tidak aktif dlm
pernafasan tenang,bila ventilasi meningkat
motorneuron otot inspirasi tambahan NIX dan NX dan Eekspirasi aktif.
Pusat Respirasi:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
97/181
Pusat Respirasi:
Mekanisme feed-back negatif:Impuls neuron I- DRGEVRG
Neuron E-VRGhambat I-DRG
Pusat dipengaruhi :impuls aferen jaringan parenkimparu melalui N Vagus, korteks serebri, pusatapneustik dan pusat pneumotaksik.
Pemotongan pst inigerakan nafas tdk teratur dan
tersendat sendat.
Pusat Apneustik:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
98/181
Pusat Apneustik:
Letak di formatio retikularis pons bagian bawah.
Pengaruh tonik terhadap pusat respirasi.
Pusat ini dihambat oleh impuls aferen melalui N
Vagus.
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
99/181
Pengaturan pusat pernafasan :
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
100/181
Pengaturan pusat pernafasan :
Rangsang Kimia:
Perubahan O2, CO2 dan ion Hpusat respirasi melalui
chemoreseptor di perifer dan di pusat.
Khemoresptor perifer : percabangan a karotis komunisdan glomus aortikus pada aorta peka pada
peningkatan p co2 dan penurunan po2 / ph darah.
Khemoreseptor:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
101/181
Khemoreseptor:
Rangsang pd glomus karotikuspst respirasicab NIXventilasi meningkat.
Rangsang pd glomus aortikum
pst respirasicab asendens N VagusVentilasi
meningkat.Penurunan pco2 dan peningkatan po2/ph darahkhemoreseptor kurang terangsangventilasimenurun.
Khemoreseptor pusat/ sentral :
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
102/181
Khemoreseptor pusat/ sentral :
Letak pada bagian ventral medula oblongatadekat pst respirasi.
Reseptor peka terhadap naik ion H /turun ph
dlm cairan otak.Co2 mudah tembus abar darah- otak dan abar
darahcairan otakH2CO3ion H danHCO3
Ion H naikVentilasi naik.
Respons ventilasi thd penurunan
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
103/181
PO2 arteri:
Po2 arteri normal 100 mm Hg.
Hipoksiarangsang khemoreseptor periferimpuls
ke pst respirasiVentilasi naik bila penurunan po2
< 60 mm Hg
Rangsang perifer sangat penting dlm mempertahankan
hidup krn po2 yg rendahdepressi sistem di otak.
Tdk ada perubahan ventilasi pd po2
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
104/181
60 mm Hg
1. Ikatan Hb-O2 sifat lebih asam dibanding Hb
reduksiPo2 turunkadar ion H arteri
turun -hambat pernafasan.
2. Setiap terjadi peningkatanventilasipenurunan PO2 alveol dan arteri
hambat pernafasan.
Respon ventilasi thd peningkatan
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
105/181
PCO2 arteri
Pco2 arterimengatur besarnya ventilasi. Normalpco240 mm Hg.Metabolisme naikPCO2 naikventilasi naikco2 keluar ke atmosfir. PCO2 turunventilasi turunco2 tertahan
Peningkatan pco2 udara inspirasi naik 15 %Pco2alveol naik 3 %
Hiperkapnia pco2 70-80%tekanan pada ssn syarafpusat,sakit kepala,coma /narkosis CO2.
Respons ventilasi
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
106/181
Respons ventilasi
Penurunan Pco2 arteri sampai batas tertenturs pst respirasi kurangventilasi turun ttp
tidak sampai nol krn po2 arteri turun sp batas
kritisrangsang kemoreseptor periferpstrespirasi digiatkan kembali.
Respons ventilasi thd peningkatan ion
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
107/181
H arteri:
Perubahan ion H tdk langsung merangsangkemoreseptor pusat tetapi perifer sangat sensitifperubahan ion H darah yg bukan diinduksi oleh Pco2.
Asidosis metabolik:nafas kuat dan dalam / kussmaul
pco2 turunion H darah turun.Alkalosis Metabolik:ventilasi dihambatpco2 naikion H naik.
Rangsang Non Kimia:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
108/181
Rangsang Non Kimia:
1.Korteks serebri :Langsung: mengendalikan nafas sengaja,menahan nafas,hiper-ventilasi.
Tak langsung:impuls korteks serebri ke ototrangka / olah ragaformatio retikularispstrespirasiventilasi digiatkan.
Rangsang non kimia
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
109/181
Rangsang non kimia
2.Sistem limbik dan hipothalamus menyalurkanimpuls aferen ke pst pernafasan.rangsang
nyeri dan emosi mempengaruhi pola
pernafasan.3.Proprioseptor di otot, tendo, sendi
impulsmedula oblongatagiatkan
ventilasi.
Rangsang non kimia:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
110/181
Rangsang non kimia:
4.Baroreseptor di sinus karotikus, arkus aorta, atrium,ventrikel , pemb darah besarpusat vasomotor dan
kardioinhibitor juga aferen ke pst respirasi.
rangsang baroreseptorinhibisi pst respirasi. Naik
tek darahturun frek jantung,turun ventilasi
danvasodilatasi pemb darah.
Rangsang non kimia:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
111/181
Rangsang non kimia:
5.Peningkatan suhu tubuhgiat pernafasan.
Pada demam, olah raga suhu naikventilasi
meningkat sbg salah satu upaya tubuh untuk
mengeluarkan panas tubuh yg berlebihan.
Rangsang non kimia :
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
112/181
Rangsang non kimia :
6.Hormon epinefrin meningkatrangsang pstrespirasiventilasi meningkat.
7.Iritasi saluran nafasrefleks bersin, batuk,
menelan, muntah, menguapperubahanpola pernafasan.
Rangsang non kimia:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
113/181
Rangsang non kimia:
Refleks Hering
Breuer yaitu refleks hambatan inspirasiekspirasi.
Saat insp capai batas tertenturefleks regang pd
parenhim paru dan otot polos saluran nafasaferen
N XDVG medula oblongatahambat neuron
I/inflation refleks inspirasi stop sehingga tidak
berlebihan.
Rangsang non kimia:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
114/181
Rangsang non kimia:
Saat ekspirasi mencapai batas tertentu ,terjadiperangsangan reseptor kompressi yg terletak
pada septum alveolimpuls akan
menghambat terjadinya ekspirasi lebih lanjut/deflation refleks jadi alveol tidak kollaps.
Tahan Nafas:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
115/181
Tahan Nafas:
Breaking point yaitu seseorang tidak dapatmenahan nafas lagi.
Hal ini disebabkan karena :
Peningkatan PCO2Penurunan PO2.
Breaking point dpt diperpanjang :
Hyperventilasi, nafas dgn O2 murni, inspirasidalam,psikis.
Faal pernafasan sewaktu olah raga:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
116/181
Faal pernafasan sewaktu olah raga:
Penggunaan O2 jaringan naik, po2 darah tidakturun,sedikit naik.karena peningkatan ventilasi
alveolar dapat meng-imbangi kebutuhan o2.
Pembentukan co2 di jaringan naik pco2 darah tidak
naik,sedikit turun krn naiknya ventilasi dpt keluarkan
co2 lebih cepat dari pembentukannya.
Faal pernafasan saat olah raga:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
117/181
Faal pernafasan saat olah raga:
Kerja fisik ringan / sedang kadar ion H darah tidak naikkrn kadar co2 yg induksi ion H dipertahankan tetap.
Kerja fisik beration H naik krn penimbunan asam
laktat hasil metabolisme anerobik. Ion H naik tidak
cukup untuk meningkatkan ventilasi saat berolah
raga.
Awal Olah Raga:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
118/181
Awal Olah Raga:
Peningkatan ventilasi terjadi secara mendadak ,dikuti kenaikan yg bertahap.
Akhir kerja fisik ,terjadi penurunan ventilasi tiba-
tiba di-ikuti penurunan bertahap.
Sebab peningkatan ventilasi
d d k
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
119/181
mendadak:
1.Sebagian impuls dari korteks serebriotot skeletcabang kolateral ke formatio retikularis batang
otak dan merangsang pusat respirasi.
2.Gerakan otot rangka , melalui proprioseptor di otot ,
tendo dan sendi akan merangsang pusat respirasi.
3.Peningkatan simpatis-adrenalin tbh.
Peningkatan ventilasi bertahap:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
120/181
Peningkatan ventilasi bertahap:
Terjadi karena faktor humoral (O2,CO2 dan ph) sertapeningkatan suhu tubuh.
Pada olah raga ringan hampir tidak terjadi perubahan
PCO2,PO2 dan ph darahterjadi peningkatan
kepekaan pusat pernafasan terhadap CO2 sehingga
Pco2 yg relatif normal sudah cukup meningkatkan
ventilasi.
Penurunan ventilasi tiba tiba saat
khi k j
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
121/181
akhir kerja:
Terjadi karena hilangnya rangsang korteks serebri danproprioseptor .
Frekwensi pernafasan tidak kembali ke nila basal
sebelum hutang oksigen dibayar.
Rangsang ventilasi karena kadar ion H yg tinggi akibat
lactic acidemia.
Perubahan di paru saat olah raga:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
122/181
Perubahan di paru saat olah raga:
1.Aliran darah paru meningkat :- vasodilatasi kapiler paru.
- peningkatan curah jantung
5 liter/menit
20-35 l/menit.2.PO2 darah vena sistemik ke paru turun dari 40 mm
Hg ke 25 mm Hg ,sehingga beda PO2 alveol dgn
kapiler paru meningkat.
Perubahan di paru saat olah raga:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
123/181
p g
Peningkatan aliran darah paru dan peningkatanbeda PO2 alveol dgn kapiler parujumlah
total O2 yg berdifusi kedlm darah meningkat
dari 250 ml /menit saat istirahat menjadi 4000 ml/ menit.
Perubahan di paru saat olah raga:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
124/181
p g
Peningkatan ambilan O2 darah sebanding dgnberat kerja yg dilakukan.
Pada kerja fisik berat , konsumsi O2 tidak
mencukupi kebutuhan jaringanpeningkatanpembentukan asam laktatpemecahan
energi anerobik.
Perubahan di paru saat olah raga:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
125/181
p g
Jumlah CO2 yg dikeluarkan paru meningkat dari 200ml/menit
8000 ml/menit.
Perbedaan perfusi antara bagian apeks dan basis parukrn gravitasi hilang pada saat olah raga.
Volume nafas /menit meningkat 6 l/menit100-150
l/menit.
Perubahan di jaringan saat olah
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
126/181
raga:
Penggunaan O2 oleh otot yg kerja meningkatpO2 jarmendekati 0perbedaan pO2 jaringandarah
bertambah besar.
Kapiler otot vasodilatasi ,jumlah
kapiler aktif meningkat.
Kedua hal tsbdifusi O2 darah ke jaringan meningkat
pO2 drh turun.
Perubahan di jaringan saat olah
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
127/181
raga:
Pada Po2 dibawah 60 mm hgkemampuan Hbmengikat O2 makin lemah sehingga saat pe-nurunanI mm Hg PO2 ,O2 yg dibebaskan makin banyak.
Kenaikan CO2 darah / penurunan Ph dan kenaikan suhu
lemah kemampuan Hb mengikut O2lebihbanyak O2 yg di lepaskan ke jaringan.
Perubahan di jaringan saat olah
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
128/181
raga:
Dampak tersebut diatas meningkatnya ambilanO2 sebanyak 3 X lebih besar di setiap unit
darah .Dengan meningkatnya jumlah aliran
darah 30 Xtaraf metabolisme dapat ditingkatkan 100 X lebih besar dari istirahat.
Gangguan pernafasan:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
129/181
gg p
1. Gangguan irama/ frekwensi pernafasan:
a. Tachypnoe/ polypnoe: peningkatan
frekwensi pernafasan.Dijumpai pada nyeri
saat bernafas, atelektasis ,emboli paru dll.
Gangguan pernafasan :
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
130/181
gg p
b.Pernafasan Cheyne-Stokes:pola pernafasan dgn amplitudo yg mula mulameningkat , turun dan akhirnya berhenti sesaat &mulai lagi siklus pernafasan yg baru.
fisiologi:orang di pegunungan, bayi saat tidur.pathologi : gangguan otak. Uremia,peny jantung
kongestif
Gangguan pernafasan :
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
131/181
gg p
c.Pernafasan Biot yaiyu pola pernafasan ygmenyerupai pola pernafasan Cheyne-Stokes
tetapi dgn ampliyudo yg rata.
keadaan ini dijumpai pada penyakit radangselaput otak
Gangguan pernafasan:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
132/181
gg p
2.Insufisiensi pernafasan :a. Hipoventilasi :menurunnya ventilasi alveolardibawah kebutuhan, yg dpt diakibatkan :
- kelumpuhan otot nafas
- peningkatan tahanan jln nafas- peningkatan tahanan jar paru&
rongga dada
- penurunan compliance paru & dada
- depresi pusat pernafasan.
Gangguan pernafasan:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
133/181
gg p
b.Penurunan kapasitas difusi paru-penurunan luas permukaan difusi
- penebalan membran alveolkapiler
- gangguan rasio ventilasi -perfusi
Gangguan pernafasan :
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
134/181
c. Gangguan transport O2 dari paru ke jaringan:1.berbagai bentuk anemia
2.keracunan CO dan methemoglobin
3.gangguan aliran darah.
Transport gas darah:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
135/181
Pengangkutan O2 dari paru ke jaringan danpengangkutan CO2 dari jaringan ke paru
dilakukan interaksi kerja jantung, pembuluh
darah dan darah.System respirasi ventilasi dan pertukaran udara
alveol ke kapiler.
Hemoblobin:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
136/181
Mampu mengikat Oksigen di kapiler paru danjuga melepaskan ke jaringan.
Mampu mengikat CO2 yg diproduksi di jaringandan melepaskan di paru paru.
Hb adalah kromoprotein,terdiri 4 rantaipolipeptida.BM Hb 64.500
Pengangkutan oksigen:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
137/181
Pengangkutan oksigen dalam 2 bentuk1. terlarut: jumlah Hb yg terlarut berbanding lurus dgn
tek partial nya dlm darah.normal O2 terlarut sangatsedikit,kelarutan
O2 sangat rendah.PO2 drh 100 mm Hg3 ml O2terlarut dlm 1 liter drh.
bila curah jantung 5 liter /menit15
ml /menit.Penting ikatan dgn Hb.
Pengangkutan oksigen:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
138/181
2. Ikatan dengan HbKomponen heme mengandung1
atom Fe yg dpt mengikat O2
reversibel.a.kemampuan O2 mengikat Hb,cpt
waktu paruh 0,91 detik
b.kemampuan Hb untuk melepas O2sesuai dgn kebutuhan metabolism
Kurva disosiasi HbO2:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
139/181
Bentuk sigmoid:Hb4 +O2 -------> Hb4O2
Hb4O2 +O2 ----- Hb4(O2)2
Hb4(O2)2 +O2 ------> Hb4(O2)3
Hb4(O2)3 + O2 ----Hb4 (O2)4
Bila pO2 meningkat O2 banyak diikat dan
sebaliknya.
Kurva disosiasi Hb-O2
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
140/181
Kejenuhan Hb-O2 100%,kadar Hb 15 g/100ml darah,setiap 100 ml darah akan mengandung 20,1 ml
O2,tiap 1 gram Hb mengikat 1,34 ml O2.
Pemakaian O2 istirahat 4,6 ml /100ml drh termasukO2 yg terlarut 0,17 ml.Pemakaian O2 total oleh
jaringan 250 ml setiap menit.
Kurva disosiasi Hb-O2
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
141/181
Faktor yg dpt mempengaruhi per-geseran kurvadisosiasi Hb-O2
1.PH dan PCO2, penurunan pH / peningkatanPCO2pergeseran kurva disosiasi kekanan artinyaO2 banyak yg dibebaskan.
disebut efek BOHR. CO2 dan ion H mampu berikatanreversibel dgn Hb
Ph naik pco2 turun kurva geser ke kiri ,O2 banyak ygdiikat
Kurva disosiasi Hb-O2
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
142/181
2.Suhu:peningkatan suhukurva geser ke kanan O2 banyakdilepas.
3.Efek 2.3-difosfogliserat/2.3 DPG
Didlm eritrosit terbentuk pd metabolisme eritrosit.zatmenurunkan afinitas Hb thd O2.
Peningkatankurva ke kanan
efek lain menurunkan pengikatan O2 oleh Hb di
kapiler paru.
Kurva Hb-O2 janin:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
143/181
Kurva disosiasi Hb-O2 janin agak curam dan bergeser kekiri.
Pertukaran gas di plasenta secara difusi.afinitas Hbfetus terhadap O2 > dewasa.
Secara in vivo keadaan ini dikompensasi oleh ph drhjanin asam /efek BOHR,sehingga perbedaan afinitasHb terhadap O2antara janin dan ibunya tdkmempengaruhi pertukaran gas di plasenta.
Afinitas Hb terhadap CO
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
144/181
CO berkompetisi dgn O2 dlm mengikat Hb pd bindingsite yg sama dgn afinitas 240 X Hb-O2
Hb-CO akan geser kurva ke kiri, COkematiansel.keracunan tanpa disadari karena CO gas tidak
berwarna, tdk berbau,tdk mempunyai rasa jdtdkiritasi dan tidak sensasi sesak nafas tdk ada usahameningkatkan ventilasi.
Pengangkutan CO2
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
145/181
Pengangkutan dlm 3 bentuk:1.Terlarut :daya larut > tetapi normal 10% yg
terlarut.100 ml drh membebaskan 0,3 ml CO2
terlarut.
2.Ikatan dgn Hb (karbaminohemoglobin 30 %) protein
(karbamino)dpt diabaikan ,ikatan longgar.
Pengangkutan CO2
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
146/181
3.Ion HCO3: cara pengangkutan terpenting adalah dlmbentuk HCO2(60-70% total CO2)
CO2 +H2O H +HCO3.dlm plasma sangat lambat,dlm
sdm cpt.keluarnya HCO3 sdm tdk diikuti dgn ion Hsehingga masukion Cl disebut chlorida shift
Pengangkutan C02
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
147/181
Ion H dlm sdm berikatan dgn Hb,pelepasan O2 dari Hbmeningkatkan kemampuan HB ikat ion H shg Ph drh
tetap .
Pembebasan O2 dari Hbmeningkatkan kemampuan
Hb mengikat CO2 dan ion H yg terinduksi oleh CO2
disebut efek HALDANE.
Kurva disosiasi CO2
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
148/181
Hubungan konsentrasi CO2 dan PCO2 dinyatakan kurvadisosiasi CO2.
Kurva pd darah teroksigenasi lebih kekanan dari darah
terdeoksigenasi.HbO2 lebih asam dari Hb reduksi.
Makin tinggi pCO2 makin banyak pembentukan ion
bikarbonat .
Pengaturan imbangan asam basa
darah
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
149/181
darah
Asam :substansi yg di dalam larutan akan melepaskanion H /donor proton
Basa : substansi yg mampu mengikat ion H /akseptor
proton
HA-- H + A
HA asam lemah ,anion A adalah suatu basa konyugasi
krn mampu mengikat ion H
Pengaturan imbangan asam basa
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
150/181
Ph darah arteri normal 7.37
7.43 rata rata 7,4selalu di pertahankan normal.
Faktor yg mempengaruhi ph normal adalah
buffer dlm darah, pertukaran gas dlm parudan mekanisme ekresi olah ginjal.
Sifat buffer dlm darah
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
151/181
Macam sistem buffer dlm darah:1.Ion bikarbonat: kapasitas buffer
ion HCO3 sangat di tingkatkan melalui interaksi dgnsistem respirasi.Pada pco2 drh 40 mm Hg ,kadar ion
HCO3 plasma 24 mmol/liter.Kemampuan sistemrespirasi utk mengatur besar pco2 drh menjamintersedia konsentrasi buffer bikarbonat yg tinggi dlmdarah
Sifat buffer dlm darah
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
152/181
2.Fosfat : fosfat inorganik dlm darah (H2PO4) adalahsuatu asam dgn HPO4 sbg basakonyugasinya.kadarnya rendah.
3.Proteinat: protein plasma jd buffer termask albumin
dan Hb.Hb merupaklan buffer drh yg sangat penting krn ddptmengubah keasamanya melalui reaksi oksigenasi dandeoksigenasi.
Faal pernafasan pada sakit dan
sehat:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
153/181
sehat:
Hipoksia :kekurangan oksigen di tingkat seluler.hipoksiadibagi 4
1.Hipoksia hipoksik: hipoksia akibat kekurangan O2 di
dlm darah. Rendah PO2 darah, saturasi HbO2 yg
tdk adekuat penyebabnya:
a.gangguan pertukaran gas di paru,po2 alveol
normal,po2 drh arteri rendah.
Hipoksia:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
154/181
b.Terpapar pada high altitude,lingkungan dgnkadar oksigen rendah atau akibat hipoventilasi
,sehingga baik po2 alveol maupun po2 darah
arteri rendah.
Hipoksia:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
155/181
2.Hipoksia anemik:kurangnya O2 di jaringan akibat menurunnyakapasitas transport O2 oleh darah.dapat disebabkana.kurangnya sel darah merah
b kurangnya jumlah Hb dlm eritrosit/eritrositabnormal
c terdapatnya Hb abnormal yg kurang efektifmengikat O2./methemoglobin/
Hipoksia:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
156/181
d.Keracunan COSemua hipoksia anemik ,kandungan O2 dlm
darah arteri lebih rendah dibanding normal
akibat menurunnya Hb yg dapat mengikatO2,walaupun po2 darah berada dlm batas
normal.
Hipoksia :
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
157/181
3.Hipoksia sirkulatorik:menurunnya jumlah darah yg teroksigenasi kejaringan.dapat terjadi setempat krn sumbatan lokalatau sistemik akibat gagal jantung, syok sistemik.po2
drh& kadar O2 normal ttp jumlah drh ke selmenurun.Keadaan berat PO2 arteri menurun akibatperfusi paru tdk merata.
Hipoksia :
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
158/181
4.Hipoksia histotoksik:akibat ketidak mampuan jaringan untuk mengambil
/menggunakan oksigen.sebab keracunan sianida yg
memblokir enzym pernafasan di tingkat seluler.kadar
O2 arteri normal,aliran dlm kapiler normal dan PO2
darah vena meningkat.
Hipoksia:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
159/181
Hipoksia umum :overutilization hipoksia yaitukekurangan O2 yg terjadi karena aktifitas yg
berlebihan ,sehingga kemampuan penyediaan O2
lebih rendah dari penggunaan
contoh: untuk istirahat normal tp bila olah raga kuat
kuang oksigen.
Kepekaan jaringan:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
160/181
Urutan kepekaan jaringan terhadap oksigen:1. susunan syaraf pusat
2. otot jantung
3. hati, ginjal, sal cerna
4. otot rangka
5. kulit.
Gejala hipoksia:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
161/181
Hipoksia ringan :menurunnya kemampuanmelihat malam.
Hipoksia sedang :ngantuk, lemah, mual, sakitkepala kadang2 eforia.
Hipoksia berat:penurunan menilai
daya ingat,diikuti muscle twitch kejang comadan kematian.
Terapi oksigen :
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
162/181
Dilakukan pada:1.Kegagalan pernafasan : O2 msk CO2 keluar
2.Kehilangan darah:kurang sdm trauma berat.
3.Serangan & gagal jantung,kemampuan jantungmemompa sangat menurun.
Terapi oksigen :
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
163/181
4.Penyakit paru atau trauma: kemampuan ambil &pertukaran gas sangat menurun.
5.Obstruksi saluran nafas partial sdh cukup utkmengurangi O2 ke alveol.
6.Stroke :sel otak tdk dpt O2 akan mati cepat
7.Syok :kurangnya O2 ke jaringan.
8.Trauma kepala berat:O2 ke otak turun.
Bahaya terapi oksigen
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
164/181
Terapi oksigen tidak terlelu menolong padahipoksia histotoksik.
a.Bahaya oksigen non medis:
tekanan tinggi tabung meledakmemperbesar kebakaran
kontak dgn minyak terbakar
Bahaya terapi oksigen
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
165/181
b.Bahaya medis:1.keracunan oksigen: O2 80-100% lebih 8 jam
iritasi saluran nafas gejala hidung
tersumbat,sakit tenggorokan,batuk dan tidaknyaman dibawah sternum.
Bahaya terapi oksigen
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
166/181
2.Kollaps alveol:kadar O2 rendahalveol mengembang
kadar O2 tinggialveol kerut.
pemberian konsentrasi tinggi dan lamakollapa alveol irreversibel.
Bahaya terapi oksigen
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
167/181
3.Retrolental fibroplasia:pembentukan jaringanparut di belakang lensa pada bayi dgn terapi
oksigen tinggi,terutama pada bayi prematur
gangguan penglihatan
buta.
Pada bayi sebaiknya O2 40 %
Bahaya terapi oksigen
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
168/181
4.Henti nafas :terutama pada penderita PPOK yatubronkitis, emfisema.pemberian O2 > 28%dapat
menimbulkan henti nafas.
5.Depressi pernafasan:pada penderita penyakit paru
kronik,asidosis respirasi yg diikuti dgn penurunankesadaran.
Bahaya terapi oksigen
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
169/181
6.Bronkopulmonary dysplasia:kelainan kronik pada paru terbentuk kista dan
pemadatan jaringan parenchim
paru.merupakan manifestasi keracunanoksigen sering timbul pada bayi respiratory
syndrom yg di terapi O2.
Istilah penting:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
170/181
Apnea :henti nafas periodikAsphyxia :hipoksia jaringan mendadak umumnya
disertai hiperkapnia.Akibat saluran nafas tersumbat
,kurang O2 inspirasi,jaringan tidak mampu
menggunakan O2.gejala perangsangan simpatisdepresi susunan saraf pusat.
Istilah penting:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
171/181
Dyspnea: perasaan sesak dan beratbernafas,diringi kesadaran utk menggiatkan
pernafasan krn perubahan gas di
darah/jaringan, kerja keras/berlebihan ataupengaruh psikis.
Eupneu: irama nafas normal
Istilah:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
172/181
Hyperkapnia :peningkatan CO2 dlm darah arteri.Hyperpnea : peningkatan ventilasi sesuai
dgnpeningkatan kebutuhan metabolisme
Hyperventilasi: peningkatan ventilasi melebihi
kebutuhan metabolisme,sehingga mengakibatkanpenurunan pco2 darah dan alkalosis respiratorik.
Istilah:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
173/181
Hypocapnia : kadar CO2 darah arteri dibawah normal.Hypoventilasi :penurunan ventilasi yg berkaitan dgn
kebutuhan metabolisme ,mengakibatkan
peningkatan PCO2 darah dan asidosis respiratorik.
Respiratory arrest :henti nafas permanen.
Perubahan tekanan atmosfir:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
174/181
a.Penurunan tekanan atmosfir:Makin tinggi dari permukaan laut makin rendah
tek.atmosfir.ketinggian 3000 meter ,PO2 alveol 60
mm Hg. Cukup utk meningkatkan rangsang ventilasi
,makin tinggihiperventilasialkalosis respiratorik.
Perubahan tek atmosfir
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
175/181
Pada orang yg blm teraklimatisasitimbul gejala gangguan mental,eforia ,mudah marah ,
error of judgmement pada ketinggian 3700m.pada5500mhipoksia berat gejala penurunan tek
darah,kesadaran,muscle twitch.pada 6100mgangguan ssn syarafpusat,kejang2,kehilangan kesadaran.
Perubahan tekanan atmosfir
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
176/181
Menyelam 10 m air laut dan 10,4 di airtawarmeningkatkan tekanan 1 atm.Pada
kedalaman 30 mbesar tek pada tubuh 4 atm
perlu SCUBA / self Contained Underwater
Breathing Aparatus.Scuba O2 100 %keracunanoksigen.pemakaian udara dipadatkanPN2 naik
narkosis nitrogen
Perubahan tekanan atmosfir
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
177/181
Pada tek 4-5 atm dgn kadar N2 78%eforia.pada tek lebih tinggigangguanfungsi intelektual.untuk itu dibuat campurangas dgn helium ,bila terlalu dalamhigh
pressure nervous syndrom dgn gejalatremor,ngantuk &gangguan ketrampilan.
Penyakit Dekompresi
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
178/181
Penyelam lama dgn kedalaman 20 m,dgn udara78% N2 mendadak naik ke permukaan laut
atau penerbang pesawat mendadak naik
ketinggian 8550 m/1/3 atmpenyakit
dekompresi.
Penyakit dekompresi
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
179/181
Penurunan yg mendadak
nitrogen yg larut dlm darah& jaringangelembung udara.
Gelembung udara di jaringanrasa nyeri terutama disekitar sendi,serta gejala ggn syaraf kesemutan dan
gatal.Gelembung di darahmenyatu bentukbesarpenyumbatan arteri di otak,paru/emboliudara.
Penyakit dekompresi
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
180/181
Pertolongan dgn menggunakan ruang yg dpt diaturtekanannya Decompression chambergelembung
udara akan larut kembali.
Tekanan tinggiditurunkan scr berangsurgas yg
larut N2 berdifusi kealveol dan keluar bersama udarapernafasan.
Emboli udara:
7/25/2019 3. Fisiologi Respi
181/181
Terjadi pada saat naik mendadak ke permukaan air .Terjadi pada saat penyelam naik mendadak ke
permukaan sambil menahan nafas terutama pd akhir
inspirasi.udara dlm paru akan mengembang cepat
alveol dan pembuluh darah paru pecahudaramasuk kedalam aliran darah.