13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkulose (TBC) paru Tuberkulose paru adalah penyakit infeksi menahun menular yang disebabkan oleh kuman TB (mycobacterium tuberculose).Kuman tersebut biasanya masuk kedalam tubuh manusia melalui udara (pernapasan) kedalam paru-paru. (13) 1. Penyebab Tuberculosis (TBC) Penyakit Tuberculose disebabkan oleh kuman TB.Kuman tersebut biasanya masuk kedalam tubuh manusia melalui udara (pernapasan) kedalam paru-paru.Kuman ini akan berkembang biak, jumlahnya bertambah banyak sehingga dapat menimbulkan infeksi sehingga terjadi Tuberkulose.Terjadinya Tuberkulose ini sangat di tentukan oleh keadaan atau daya tahan tubuh pasien, kuman penyebab dan faktor lingkungan. (13) Secara umum penyakit TBC disebabkanoleh diantara salah satunya penderita TBC membuang ludah dan dahaknya sembarangan.Dalam dahak dan ludah ada basil TBnya.Basil ini mengering lalu di terbangkan angin kemana- mana, ukuran basilnya sangat kecil, tak tampak oleh mata telanjang, kita memerlukan kaca pembesar mikroskop untuk dapat melihatnya. (3) Penularan TBC mudah terjadi di lingkungan yang kumuh, penularan antar anggota keluarga, dapat pula antar tetangga, diantara anak sekolah, mungkin juga di lingkungan kerja. Semua orang yang keadaan tubuhnya lemah, semua orang yang kurang gizi, kurang protein, kurang darah dan kurang istirahat, mudah tertular. (3) 2. Gejala yang mempengaruhi terjadinya TBC Penyakit yang disebabkan oleh mycobacterium Tuberculose ini memiliki gejala-gejala batuk berdahak lebih dari 3 minggu, sakit dada, cepat merasa lelah, berat badan menurun, demam yang tidak terlalu tinggi, dan lain-lain, bergantung status penderita. Kelompok yang di serang umumnya kelompok usia produktif, antara 15 sampai 64 tahun, yang memiliki pola hidup tidak sehat

3E377A75d01

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bvhgfbhvfgh

Citation preview

Page 1: 3E377A75d01

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tuberkulose (TBC) paru

Tuberkulose paru adalah penyakit infeksi menahun menular yang disebabkan

oleh kuman TB (mycobacterium tuberculose).Kuman tersebut biasanya masuk

kedalam tubuh manusia melalui udara (pernapasan) kedalam paru-paru.(13)

1. Penyebab Tuberculosis (TBC)

Penyakit Tuberculose disebabkan oleh kuman TB.Kuman tersebut

biasanya masuk kedalam tubuh manusia melalui udara (pernapasan) kedalam

paru-paru.Kuman ini akan berkembang biak, jumlahnya bertambah banyak

sehingga dapat menimbulkan infeksi sehingga terjadi Tuberkulose.Terjadinya

Tuberkulose ini sangat di tentukan oleh keadaan atau daya tahan tubuh pasien,

kuman penyebab dan faktor lingkungan.(13)

Secara umum penyakit TBC disebabkanoleh diantara salah satunya

penderita TBC membuang ludah dan dahaknya sembarangan.Dalam dahak dan

ludah ada basil TBnya.Basil ini mengering lalu di terbangkan angin kemana-

mana, ukuran basilnya sangat kecil, tak tampak oleh mata telanjang, kita

memerlukan kaca pembesar mikroskop untuk dapat melihatnya.(3)

Penularan TBC mudah terjadi di lingkungan yang kumuh, penularan

antar anggota keluarga, dapat pula antar tetangga, diantara anak sekolah,

mungkin juga di lingkungan kerja. Semua orang yang keadaan tubuhnya lemah,

semua orang yang kurang gizi, kurang protein, kurang darah dan kurang

istirahat, mudah tertular.(3)

2. Gejala yang mempengaruhi terjadinya TBC

Penyakit yang disebabkan oleh mycobacterium Tuberculose ini memiliki

gejala-gejala batuk berdahak lebih dari 3 minggu, sakit dada, cepat merasa

lelah, berat badan menurun, demam yang tidak terlalu tinggi, dan lain-lain,

bergantung status penderita. Kelompok yang di serang umumnya kelompok

usia produktif, antara 15 sampai 64 tahun, yang memiliki pola hidup tidak sehat

Page 2: 3E377A75d01

serta kurang gizi. Oleh karena itu penyakit yang menyerang paru-paru ini pada

umumnya menyerang masyarakat yang berada di golongan sosial ekonomi

rendah, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.(2)

Keluhan batuk-batuk yang berkepanjangan yang mengeluarkan dahak

berwarna kekuningan, kadang-kadang bercampur darah, kadang-kadang batuk

darah, kehilangan nafsu makan, berat badan turun dapat timbul bersama-sama

atau sendiri-sendiri pada penderita dewasa muda. Gejala-gejala tersebut

berlangsung dalam beberapa minggu, berbulan-bulan, tetapi kadang-kadang

(terutama pada usia lanjut) tak terdapat keluhan sama sekali walaupun

dahaknya menular.(11)

3. Pencegahan penyakit TBC

Penyakit TBC dapat dicegah. Di Indonesia penyakit ini tergolong masih

banyak. Dimana-mana terdapat pengidap TBC. Berarti sangat mudah kita

tertular TBC, munkin ddalam Bus kota, mungkin di pasar atau dipingir jalan,

disekitar tempat tinggal kita.(3)

Oleh kerena itu pemerintah memberikan suntikan immunisasi TBC

secara cuma-cuma. Semua bayi yang baru lahir harus di vaksinasi

BCG.Suntikan dilakukan di bagian lengan atas atau di pangkal paha, pada

bagian tubuh yang jarang kelihatan dari luar karena suntikan BCG biasanya

berbekas.Tampak benjolan seperti kacang hijau pada bekas suntikannya.(3)

Penderita TBC tidak membuang ludah dan dahak sembarangan.

Buanglah ludah dan dahak pada wadahnya. Tidak meludah di lantai rumah.

Lantai rumah di sapu dan di pel setiap hari. Air pel di beri larutan lisol bahan

pembunuh kuman. Upayakan agar semua ruangan rumah berjendela. Buat

ventilasi udara, buat agar cahaya Matahari sebanyak mungkin memasuki setiap

ruangan rumah.(3)

Page 3: 3E377A75d01

4. Pengobatan penyakit TBC

Penyakit TBC dapat di sembuhkan, lebih cepat di obati lebih baik, karena

penyakit TBC dapat menimbulkan penyulit.Jika sudah sampai terjadi penyulit,

jika sudah timbul komplikasi, penyakit TBC menjadi lebih

berat.Pengobatannya menjadi lebih sukar, mungkin perlu perawatan rumah

sakit, mungkin perlu tindakan bedah atau perawatan khusus.(3)

Penyakit TBC yang belum berat mudah di sembuhkan. Jika di obati selagi

belum berat, paru-paru belum terlanjur rusak.Mungkin tidak sampai

menimbulkan cacat, mungkin tidak berakhir dengan kerusakan tulang, ginjal

atau usus.(3)

Pengobatan diantaranya adalah :

a. Pengobatan suntikan

b. Obat Anti TBC yang di minum

c. Tidak lupa minum obat

d. Perlu makanan bergizi

e. Pengobatan yang lama

f. Udara segar dan cahaya matahari

g. Cegah batuk

h. Cari dokter kalau batuk darah

i. Bawa ke rumah sakit kalau muntah dara

5. Faktor karakter yang mempengaruhi kejadian penyakit TB paru

a. Pendapatan

Pada masyarakat dengan tingkat pendapatan tinggi lebih mampu

memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk melakukan pengobatan

sedangkan sesorang dengan tingkat pendapatan yang rendah kurang

memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada, mungkin oleh karena tidak

mempunyai cukup uang untuk membeli obat atau untuk yang lain. Hal itu

dapat mengakibatkan penyakit yang di derita bertambah parah.(20)

b. Pendidikan

Page 4: 3E377A75d01

Dengan pendidikan di harapkan dapat menyebabkan perubahan

perilaku seseorang, karena semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang

akan semakin mudah pula menerima rangsangan perubahan di sekitarnya.

Makin tinggi tingkat pendidikan keluarga maka makin mudah menerima

pesan yang di sampaikan.(20)

B. Perumahan

Rumah bagi manusia mempunyai arti yang sangat penting, dan karena itulah

bersama-sama dengan makanan dan pakaian sering di sebut kebutuhan pokok

manusia.Rumah berfungsi pula sebagai tempat tinggal serta di gunakan untuk

berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya.Selain itu rumah juga

merupakan pengembangan kehidupan dan tempat berkumpulnya anggota keluarga

untuk menghabiskan sebagian besar waktunya. Rumah sehat dan nyaman merupakan

sumber inspirasi penghuninya untuk berkarya, sehingga dapat meningkatkan

produktivitasnya.(12)

Rumah harus di bangun sedemikian rupa sehingga dapat terpenuhi kebutuhan

fisik dasar dan penghuninya. Maka masyarakat atau kebangsaan apapun yang di

hadapi, hal yang di tuntut adalah sama. Karena memanglah apa yang disebut

kebutuhan fisik dasar manusia tidak berbeda antara satu masyarakat atau bangsa

dengan masyarakat atau bangsa lainnya. Hal-hal yang perlu di perhatikan di sini ialah

:(4)

a. Rumah tersebut harus di bangun sedemikian rupa sehingga dapat di pelihara atau

di pertahankan suhu lingkungan yang penting untuk mencegah kehilangan panas

atau bertambahnya panas badan secara berlebihan.

b. Rumah tersebut harus terjamin penerangannya yang di bedakan atas cahaya

matahari (penerangan alamiah) serta penerangan dari nyala api lainnya

(penerangan buatan). Kesemua macam penerangan ini harus di atur sedemikian

rupa sehingga tidak terlalu gelap atau tidak sampai menimbulkan rasa silau.

c. Rumah tersebut harus mempunyai ventilasi yang sempurna sehingga aliran udara

segar dapat terpelihara.

Page 5: 3E377A75d01

d. Rumah tersebut harus mampu melindungi penghuninya dari gangguan bising

yang berlebihan.(4)

Secara umum rumah dapat di katakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai

berikut :(12)

1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang

gerak yang cukup, terhindar dari kebsingan yang mengganggu.

2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi

yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.

3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit agar penghuni rumah

dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas

viktor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar

atahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, di samping

pencahayaan dan penghawaan yang cukup.

4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul

karena keadaan luar atau dalam rumah antara lain persyaratan garis sepadan jalan,

konstruksi yang tidak roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat

penghuninya jatuh tergelincir.

Sekalipun syarat-syarat di atas adalah syarat yang wajib di penuhi untuk suatu

rumah yang sehat, namun dalam kehidupan sehari-hari, tidaklah mudah mengukur

atau menetapkan apakah suatu rumah adalah rumah yang sehat atau tidak. Karena

dari beberapa syarat di atas sifatnya amat relatif, terutama syarat kejiwaan. Oleh

karena itu America Public Health Association telah menetapan sehat atau tidaknya

suatu rumah. Disesuakan situasi serta kondisi masyarakat Indonesia, maka pedoman

tersebut antara lain :(4)

1. Sistem pengadaan air di rumah tersebut baik atau tidak, jika air yang tersedia

tidak memenuhi syarat kesehatan maka rumah tersebut tidak sehat.

2. Fasilitas untuk mandi. Jika fasilitas ini baik maka rumah tersebut di nilai baik.

3. Sistem pembuangan air bekas. Jika sistem pembuangan air tidak memenuhi

syarat kesehatan, maka rumah tersebut termasuk katagori rumah yang tidak

sehat.

Page 6: 3E377A75d01

4. Fasilitas pembuangan tinja. Jika rumah tidak tersedia kakus, atau kakus tersebut

tidak sehat, maka rumah di nilai tidak sehat.

5. Jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam suatu ruangan (kamar). Ukuran

yang di anggap sehat ialah sekurang-kurangnya tersedia 1,2 meter persegi

ruangan untuk satu orang.

6. Jendela atau jalan masuk cahaya serta udara (ventilasi). Rumah yang tidak

mempunyai jendela serta penerangan yang cukup adalah rumah yang tidak sehat.

Faktor-faktor risiko lingkungan pada bangunan rumah yang dapat

mempengaruhi kejadian penyakit, khususnya penyakit TB paru terutama pada

kelompok komponen rumahnya, meliputi :(12)

a. Lantai

Lantai yang baik adalah kedap air dan tidak menimbulkan debu.

b. Jendela ruang keluarga dan ruang tamu

Dianjurkan jika membuat jendela sekurang-kurangnya seluas 15 sampai dengan

20% dari luas lantai yang terdapat dalam ruangan. Jika ruangan tidak begitu besar,

cukup di bangun jendela pada satu sisi saja, tetapi jika ruangan tersebut besar,

jendela harus di buat di kedua sisi.(10)

c. Jendela kamar tidur

Keberadaannya sangat penting agar kamar tidak lembab, basah, pengap dan

berbau tidak sedap.(14)

d. Ventilasi

Tidak tersedianya ventilasi yang baik pada suatu ruangan, makin membahayakan

kesehatan dan atau kehidupan, jika kebetulan dalam ruangan tersebut terjadi pula

pencemaran oleh bakteri (misalnya oleh penderita TBC). Adanya bakteri di udara,

biasanya di sebabkan karena adanya debu, uap air dan lain sebagainya yang

melayang dan kebetulan mengandung kuman. Menurut Winslow, setip gram debu

jalanan mengandung kira-kira 50 juta bakteri, sedangkan debu yang terdapat di

dalam ruangan biasanya di perkirakan mengandung 5 juta bakteri per gram.

Jumlah bakteri dalam udara akan bertambah jika kebetulan di ruanga tersebut

terdapat sumbernya, misalnya penderita TBC. Oleh karena itu, untuk

mengendalikan mikroorganisme, debu dan partikel lain sera agar udara dalam

Page 7: 3E377A75d01

ruangan selalu segar, maka ruangan tersebut harus mempunyai sistem ventilasi

yang baik. Luas ventilasi permanen minimal 10% dari luas lantai.(12)

e. Pencahayaan

Salah satu syarat rumah sehat adalah tersedianya cahaya yang cukup. Karena

suatu rumah atau ruangan yang tidak mempunyai cahaya kecuali dapat

menimbulkan perasaan kurang nyaman, juga dapat mendatangkan penyakit.

Cahaya perperan sebagai germicit dan atau penyembuhan penyakit karena cahaya

merupakan gelombang-gelombang elektromagnetik, dan karena itu mempunyai

energi.

Sekalipun yang sering di pergunakan untuk membunuh bakteri ataupun

penyembuhan penyakit adalah cahaya dengan gelombang di bawah 4000 A

seperti sinar X serta sinar ultra violet, bukan berarti sinar yang tampak oleh mata

seperti sinar matahari misalnya tidak mempunyai efek membunuh. Telah dapat di

buktikan bahwa banyak jenis parasit dapat di matikan jika parasit tersebut

mendapat sinar matahari secara langsung, seperti misalnya kuman TBC.

Selanjutnya telah pula di ketahui bahwa efek mematikan dari cahaya terhadap

suatu jasad renik, di tetukan pula oleh warna cahaya yang di pancarkan. Dari

suatu hasil penelitian dengan melewakan cahaya matahari pada pelbagai warna

kaca terhadap kuman TBC dapat di matikan dalam kurun waktu 45 menit. Tetapi

jika warna merah atau warna biru yang di gunakan, waktu yang di pergunakan

untuk mematikan kuman TBC lebih cepat, yakni antara 20 sampai dengan 30

menit pada cahaya merah dan antara 10 sampai dengan 20 menit pada cahaya

biru. Sedangkan jika mempergunakan cahaya matahari langsung, kuman TBC di

matikan dalam waktu 5 sampai 10 menit.

Demikianlah agar suatu rumah atau ruangan mempunyai sistem cahaya yanga

baik (untuk kepentingan penerangan ataupun untuk membunuh berbagai macam

bakteri), maka haruslah di usahakan agar suatu ruangan mempunyai jalan masuk

cahaya yang cukup. Selain membuat jendela sekurang-kurangnya seluas 15

sampai dengan 20% dari luas lantai yang terdapat dalam ruangan, pemasangan

genting kaca pada setiap ruangan juga sangat di perlukan.(10)

Page 8: 3E377A75d01

C. Perilaku kesehatan

1. Konsep perilaku kesehatan

Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme

(makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis

semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan

manusia itu mempunyai perilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-

masing sehingga yang di maksud dengan perilaku manusia, pada hakekatnya

adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai

bentangan yang sangat luas antara lain berjalan, berbicara, menangis, tertawa,

bekerja, kuliah, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat di simpulkan

bahwa yang di maksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas

manusia, baik yang dapat di amati langsung, maupun yang tidak dapat di amati

oleh pihak luar.(15)

Skiner (1938) seorang ahli psikologi, perilaku kesehatan adalah suatu

respons seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan

dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman

serta lingkungan. Perilaku kesehatan dapat di klasifikasikan menjadi 3

kelompok.(15)

1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance)

Adalah perilaku atau usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga

kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh

sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek :(15)

a. Perilaku pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit bila sakit, serta

pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.

b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sakit.

Kesehatan itu sangat dinakis dan relatif, maka dari itu orang yang

sehatpun perlu di upayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang

seoptimal mungkin.

c. Perilaku gizi (makanan) dan minuman

Makanan dan minuman dapat di pelihara dan meningkatkan kesehatan

seseorang, tetapi sebaliknya makanan dan minuman dapat menjadi

Page 9: 3E377A75d01

penyebab menurunnya kesehatan seseorang, bahkan dapat mendatangkan

penyakit. Hal ini sangat tergantung pada perilaku orang terhadap makanan

dan minuman.

2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem dan fasilitas pelayanan

kesehatan atau sering disebut perilaku ini di mulai dari mengobati sendiri

(selftreatment) sampai mencari pengobatan keluar negeri.(15)

3. Perilaku kesehatan lingkungan

Adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik

maupun sosial budaya, dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak

mempengaruhi kesehatannya. Dengan perkataan lain, bagaimana

seseorang mengelola lingkungannya sehingga tidak mengganggu

kesehatan sendiri, keluarga, atau masyarakat. Misalnya bagaimana

pembuangan tinja, air minum, tempat pembuangan sampah, pembuangan

limbah, dan sebagainya.(15)

2. Domain perilaku

Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau

rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respon sangat

tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang

bersangkutan. Hal ini berarti bahwa meskipun stimulusnya sama bagi beberapa

orang, namun respon tiap-tiap orang berbeda. Faktor-faktor yang membedakan

respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan

perilaku ini dapat di bedakan menjadi 2, yaitu :(15)

1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang

bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya : tingkat kecerdasa,

tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.

2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik,

sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini

sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.

Beberapa teori lain yang telah di coba untuk mengungkap determinan

perilaku dari analisa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku, khususnya

Page 10: 3E377A75d01

perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, antara lain teori Lawrence green

(1980), Snehandu B kar (1983), dan WHO (1984).(15)

Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesahatan.

Kesehatan seseorang atau masyarakat di pengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni

faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non behavior

causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri di tentukan atau terbentuk dari 3

faktor.(15)

a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.

b. Faktor-faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam lingkungan

fisik, tersedia atau tida tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana

kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban,

dan sebagainya.

c. Faktor-faktor pendorong (renforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan

perilaku petugas kesehatan, atau petugas yang lain, yang merupakan

kelompok referensi oleh perilaku masyarakat.

Dalam perkembangannya, teori Bloom ini di modifikasi untuk pengukuran hasil

pendidikan kesehatan, yakni :

1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Sebagian besar

pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (overt behavior). Perilaku di dasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng dari pada perilaku yang tidak di dasari oleh pengetahuan.(15)

2. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek (dalam hal ini adalah masalah kesehatan,

termasuk penyakit). Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek,

proses selanjutnyaa akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek

Page 11: 3E377A75d01

kesehatan tersebut. Oleh sebab itu indikator untuk sikap kesehatan juga

sejalan dengan pengetahuan kesehatan, yakni :(15)

a. Sikap terhadap sakit dan penyakit

Adalah bagaimana penilaian atau pendapatan seseorang terhadap : gejala

atau tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit, cara penularan penyakit,

cara pencegahan penyakit, dan sebagainya.

b. Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat

Adalah penilaian atau pendapatan seseorang terhadap cara-cara

pemelihara dan cara-cara (berperilaku) hidup sehat. Dengan perkataan

lain pendapat atau penilaian terhadap makanan, minuman, olahraga,

relaksasi (istirahat) atau istirahat cukup, dan sebagainya bagi

kesehatannya.

c. Sikap terhadap kesehatan lingkungan

Adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap lingkungan dan

pengaruhnya terhadap kesehatan.

3. Praktek atau tindakan

Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian

mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang di ketahui, proses

selanjutnya di harapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa

yang di ketahui atau di sikapinya (di nilai baik). Inilaah yang di sebut praktek

(practice) kesehatan, atau dapat juga di katakana prilaku kesehatan (overt

behavior).(15)

D. Kerangka Teori

Faktor karakter penderita : - Pendapatan - Pendidikan

Kondisi rumah - Jenis lantai - Pencahayaan - Ventilasi - Kepadatan

hunian

Pengetahuan, sikap, praktek

pencegahan TBC paru BTA positif

Kejadian TBC paru BTA

positif

Daya tahan tubuh

Page 12: 3E377A75d01

Sumber penularan Status gizi

Sumber : Modifikasi dari berbagai sumber (H.L. Blum, L. Green, Winarto)

E. Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

1. Pengetahuan, sikap, praktek pencegahan TBC

2. Kondisi rumah 3. Faktor karakter :

- Pendapatan - Pendidikan

Kejadian TB Paru. BTA positif

F. Hipotesa

1. Ada hubungan antara jenis lantai pada penderita TBC paru BTA positif

2. Ada hubungan antara luas ventilasi pada penderita TBC paru BTA positif

3. Ada hubungan antara intensitas pencahayaan pada penderita TBC paru BTA

positif

4. Ada hubungan antara kepadatan hunian pada penderita TBC paru BTA positif

5. Ada hubungan antara pendapatan pada penderita TBC paru BTA positif

6. Ada hubungan antara pendidikan pada penderita TBC paru BTA positif

7. Ada hubungan antara pengetahuan pencegahan TBC pada penderita TBC paru

BTA positif

Page 13: 3E377A75d01

8. Ada hubungan antara sikap pencegahan TBC pada penderita TBC paru BTA

positif

9. Ada hubungan antara praktek pencegahan TBC pada penderita TBC paru BTA

positif