23
Jurnal Riset Keperawatan Indonesia | ii 5 Nomor 1

5 Nomor 1 - Fakultas Keperawatan€¦ · diterapkannya manajemen konflik oleh kepala ruangan yang mendapatkan pelatihan manajemen konflik (p value = 0,000, α = 0,05). Rekomendasi

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 5 Nomor 1 - Fakultas Keperawatan€¦ · diterapkannya manajemen konflik oleh kepala ruangan yang mendapatkan pelatihan manajemen konflik (p value = 0,000, α = 0,05). Rekomendasi

Jurnal Riset Keperawatan Indonesia | ii

5 Nomor 1

Page 2: 5 Nomor 1 - Fakultas Keperawatan€¦ · diterapkannya manajemen konflik oleh kepala ruangan yang mendapatkan pelatihan manajemen konflik (p value = 0,000, α = 0,05). Rekomendasi

iii | Jurnal Riset Keperawatan Indonesia . Volume 5 . No. 1 . Januari – Juni 2017

Page 3: 5 Nomor 1 - Fakultas Keperawatan€¦ · diterapkannya manajemen konflik oleh kepala ruangan yang mendapatkan pelatihan manajemen konflik (p value = 0,000, α = 0,05). Rekomendasi

Program Studi Magister | iv

Page 4: 5 Nomor 1 - Fakultas Keperawatan€¦ · diterapkannya manajemen konflik oleh kepala ruangan yang mendapatkan pelatihan manajemen konflik (p value = 0,000, α = 0,05). Rekomendasi

v | Jurnal Riset Keperawatan Indonesia . Volume 5 . No. 1 . Januari – Juni 2017

Page 5: 5 Nomor 1 - Fakultas Keperawatan€¦ · diterapkannya manajemen konflik oleh kepala ruangan yang mendapatkan pelatihan manajemen konflik (p value = 0,000, α = 0,05). Rekomendasi

Program Studi Magister | vi

Page 6: 5 Nomor 1 - Fakultas Keperawatan€¦ · diterapkannya manajemen konflik oleh kepala ruangan yang mendapatkan pelatihan manajemen konflik (p value = 0,000, α = 0,05). Rekomendasi

vii | Jurnal Riset Keperawatan Indonesia . Volume 5 . No. 1 . Januari – Juni 2017

Daftar Isi

Pengantar Redaksi ii Sistimatika Penulisan Jurnal iii Daftar Isi vii 1. Efektivitas Pelatihan Manajemen Konflik pada Manajer Perawat Terhadap Kepuasan Kerja

dan Kinerja Perawat Pelaksana Adventy Riang Bevy Gulo, Bustami Syam, Achmad Fathi .......................................................... 1-6

2. Efektivitas Cognitive Behavioral Therapy Terhadap Kecemasan pada Pasien Chronic Obstructive Pulmonary Disease di Rumah Sakit Kota Medan Muhammad Taufik Daniel Hasibuan, Dewi Elizadiani Suza, Yesi Ariani, Elvi Andriani Yusuf 7-11

3. Penentuan Jenis Kelamin Berdasarkan Kerapatan Alur Sidik Jari Doaris Ingrid Marbun ..................................................................................................................... 12-15

4. Pengalaman Perawat dalam Pelaksanaan Mentorship di RSUP H. Adam Malik Medan Eva Kartika Hasibuan, Nurmaini, Sri Eka Wahyuni ................................................................... 16-21

5. Pengembangan Program Orientasi Kerja Berbasis Caring di Rumah Sakit Umum Natama Kota Tebing Tinggi Josep Kristian Lubis, Setiawan, Achmad Fathi ............................................................................ 22-30

6. Pengaruh Penerapan Metode 5S Oleh Kepala Ruangan Terhadap Perencanaan Logistik di Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia Medan Paskah Rina, Bustami Syam, Achmad Fathi ................................................................................. 31-36

7. Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Kristin Natalia .................................................................................................................................. 37-39

8. Pengaruh Gaya Manajemen Konflik Terhadap Stres pada Mahasiswa Sarjana Keperawatan Stikes Sumatera Utara Lili Suryani Tumanggor, Wiwik Sulistyaningsih, Rika Endah.................................................... 40-44

9. Pengaruh Edukasi Perawatan Diri Terhadap Aktivitas Sehari-Hari Pasien Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Ongku Bosar Hasibuan, Heru Santosa, Cholina Trisa Siregar ................................................... 45-50

10. Pengaruh Terapi Air Terhadap Konstipasi pada Ibu Pasca Salin Sectio Caesarea di RSU Sembiring Delitua Tahun 2012 Peny Ariani ....................................................................................................................................... 51-53

11. Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Perdarahan Post Partum di Klinik Bersalin Tanjung dan Klinik Bersalin Kurnia Delitua Putri Ayu Yessy Ariescha ................................................................................................................ 54-56

12. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan K3 dan K4 pada Ibu Nifas di RSU Sembiring Tahun 2015 Rentawati purba, Bahtera Bindavid Purba ................................................................................... 57-59

13. Pengembangan Kompetensi Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap dalam Manajemen Pelayanan Pasien Melalui Pelatihan Penerimaan Pasien Baru Berbasis Caring di Rumah Sakit Swasta Kota Medan Setiawan, Roymond H. Simamora, Achmad Fathi ...................................................................... 60-65

14. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Sectio Caesarea di RSU Sembiring Delitua Tety Junita Purba ............................................................................................................................ 66-70

15. Dukungan Pasangan dalam Merawat Pasien Stroke yang Mengalami Disabilitas Fungsional di Rumah Trinita Situmorang, Nurmaini, Nunung F. Sitepu ........................................................................ 71-76

Page 7: 5 Nomor 1 - Fakultas Keperawatan€¦ · diterapkannya manajemen konflik oleh kepala ruangan yang mendapatkan pelatihan manajemen konflik (p value = 0,000, α = 0,05). Rekomendasi

Efektivitas Pelatihan Manajemen Konflik pada Manajer Perawat Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Perawat Pelaksana

Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara | 1

EFEKTIVITAS PELATIHAN MANAJEMEN KONFLIK PADA

MANAJER PERAWAT TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN

KINERJA PERAWAT PELAKSANA

Adventy Riang Bevy Gulo, Bustami Syam, Achmad Fathi

E-Mail: [email protected]

Abstract

Nursing as a professional organization has big potential in implementing nursing care in a hospital;

therefore, nurses should have optimal performance. One of the factors which influence nurses’

performance in carrying out their nursing care in a hospital is the exsistence of conflict. The role of nurse

managers is very important in conflict management is because it influences nurse practitioners; work

satisfaction in their wards. The objective of the research was to identify the effectiveness of conflict

management training for nurse managers on nurse practitioners’ work satisfaction and performance in

providing nursing care in the inpatient wards of private hospitals in Medan. The research used

quantitative and quasi experimental method with pretest and posttest without control group. The samples

were 110 nurse practitioners in 20 inpatient wards. The training was given to 20 nurse managers,

followed by the process of guidance by the researcher. Respondents’ characteristics were analyzed by

using descriptive statistic test, while nurse practitioners’ work satisfaction and performance were

analyzed by using statistic paired t-test to find out the difference in the values (increased or decreased) of

nurse practitioners’ work satisfaction and performance before and after having been guided and the

conflict management was applied by nurse managers. The result of the research showed that there was

significant increase in nurse practitioners’ work satisfaction at 13.82 and in performance at 20.77 after

having been guided and conflict management training (p-value = 0.000, α = 0,05). It is recommended

that nurse managers increase their ability in conflict management by participating in various trainings

and develop self-education.

Keywords: Conflict Management Training for Nurse Manager, Work Satisfaction, Performance

Abstrak

Keperawatan sebagai organisasi profesi berpotensi besar dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di

rumah sakit, sehingga perawat dituntut memiliki kinerja yang optimal. Salah satu faktor yang turut

mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja perawat dalam melaksanakan pelayanan keperawatan di rumah

sakit adalah adanya konflik. Peran manajer perawat sangat penting dalam memanajemen konflik karena

akan berpengaruh pada kepuasan kerja perawat pelaksana dalam ruangan. Tujuan penelitian ini adalah

mengidentifikasi efektifitas pelatihan manajemen konflik pada manajer perawat terhadap kepuasan kerja

dan kinerja perawat pelaksana dalam memberikan pelayanan keperawatan di ruang rawat inap Rumah

Sakit Swasta Kota Medan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain

penelitian quasi eksperimen menggunakan pendekatan pre and post test without control group dan

pengambilan sampel dengan simple random sampling. Perawat pelaksana yang menjadi responden

berjumlah 110 orang yang tersebar dalam 20 ruang rawat inap. Karakteristik responden dianalisa dengan

menggunakan uji statistik deskriptif sedangkan kepuasan kerja dan kinerja responden dianalisa dengan

menggunakan uji statistik paired t-test untuk melihat perbedaan nilai kepuasan kerja dan kinerja dari

perawat pelaksana mengalami kenaikan atau penurunan setelah dibimbing dan diterapkannya manajemen

konflik oleh manajer perawat. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan yang bermakna pada kepuasan

kerja yaitu 13,82 dan juga pada kinerja perawat pelaksana yaitu 20,77 sesudah dibimbing dan

diterapkannya manajemen konflik oleh kepala ruangan yang mendapatkan pelatihan manajemen konflik

(p value = 0,000, α = 0,05). Rekomendasi penelitian adalah sebaiknya setiap kepala ruangan atau calon

kepala ruangan diberi pelatihan dan tetap mengaplikasikan manajemen konflik secara berkesinambungan

di ruangan masing-masing.

Kata kunci: Pelatihan manajemen konflik, kepuasan kerja, kinerja

Page 8: 5 Nomor 1 - Fakultas Keperawatan€¦ · diterapkannya manajemen konflik oleh kepala ruangan yang mendapatkan pelatihan manajemen konflik (p value = 0,000, α = 0,05). Rekomendasi

Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara | 7

EFEKTIVITAS COGNITIVE BEHAVIORAL THERAPY TERHADAP

KECEMASAN PADA PASIEN CHRONIC OBSTRUCTIVE

PULMONARY DISEASE DI RUMAH SAKIT KOTA MEDAN

Muhammad Taufik Daniel Hasibuan, Dewi Elizadiani Suza,

Yesi Ariani, Elvi Andriani Yusuf E-mail : [email protected]

Abstract

Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) patients will undergo the decrease in their life quality

and anxiety, due to the factors of hospitalization and exacerbation. The anxiety indicated bad health

profile in COPD patients like exacerbation, the decrease in life quality, and the change in psychosocial

status. Cognitive Behavioral Therapy (CBT) is a structured and ephemeral psychotherapy which is

intended to cope with today’s problem and to modify dysfunctional mind and behavior by conducting

cognitive restructuring. The objective of the research was to find out the effectiveness of CBT on anxiety

in COPD patients at the hospitals in Medan. The research used quasi-experimental method with one

group pretest-posttest design. The samples were 35 COPD patients as the respondents, taken by using

consecutive sampling technique. The data were gathered by using HADS-A questionnaires and

sphygmomanometer and analyzed by using dependent t-test. The result of the research showed that there

was significant difference in anxiety before and after the intervention (t=42.01 and p=0.000) and in

hemodynamic with systolic (t=2.65 and p= 0.012), diastolic (t=3.22 and p=0.003), PR (t=7.99 and

p=0.000), and RR (t=13.57 and p=0.000). The conclusion was that CBT was effective in decreasing

anxiety in COPD patients. It could help maximize medication program in the process of recovery in

COPD patients. It is recommended that it be used for COPD medication program

Keywords: cognitive behavioral therapy, anxiety, chronic obstructive pulmonary disease

Abstrak

Pasien chronic obstructive pulmonary disease (COPD) akan mengalami penurunan kualitas hidup dan

gangguan kecemasan yang diakibatkan karena faktor rawat inap (hospitalizations) dan keparahan

penyakit (exacerbations). Pasien COPD dengan kecemasan akan menunjukkan profil kesehatan yang

buruk seperti keparahan penyakit, penurunan kualitas hidup, dan perubahan status psikososial. Cognitive

behavioral therapy (CBT) merupakan psikoterapi yang dirancang secara terstruktur, jangka pendek, dan

diarahkan untuk mengatasi permasalahan masa kini, serta bertujuan untuk memodifikasi pikiran dan

perilaku yang dysfunctional dengan cara restrukturisasi kognitif. Penelitian ini bertujuan mengetahui

efektivitas CBT terhadap kecemasan pada pasien COPD di rumah sakit kota Medan. Jenis penelitian ini

menggunakan quasi-experimental design dengan one group pre test-post test. Sampel yang dipakai dalam

penelitian berjumlah 35 orang dan consecutive sampling dipakai sebagai teknik pengambilan sampel pada

populasi COPD. Pengumpulan data penelitian menggunakan kuesioner HADS-A dan spygmomanometer,

serta analisa data yang digunakan memakai uji dependent t-test. Dari uji statistik dependent t-test pada

kecemasan antara sebelum dan sesudah intervensi didapatkan perbedaan yang signifikan (t=42.01,

p=0.000) dan pada haemodinamik antara sebelum dan sesudah intervensi didapatkan hasil yaitu sistol

(t=2.65, p=0.012), diastol (t=3.22, p=0.003), pulse rate (t=7.99, p=0.000), respiration rate (t=13.57,

p=0.000), maka dapat disimpulkan bahwa CBT efektif menurunkan kecemasan pada pasien COPD.

Penggunaan CBT dapat membantu dalam memaksimalkan program pengobatan terhadap proses

penyembuhan yang jauh lebih baik pada pasien COPD dan menyarankan penggunaannya terhadap

program pengobatan untuk COPD.

Kata kunci: cognitive behavioral therapy, kecemasan, chronic obstructive pulmonary disease

Page 9: 5 Nomor 1 - Fakultas Keperawatan€¦ · diterapkannya manajemen konflik oleh kepala ruangan yang mendapatkan pelatihan manajemen konflik (p value = 0,000, α = 0,05). Rekomendasi

12 | Jurnal Riset Keperawatan Indonesia . Volume 5 . No. 1 . Januari – Juni 2017

PENENTUAN JENIS KELAMIN BERDASARKAN

KERAPATAN ALUR SIDIK JARI

Doaris Ingrid Marbun Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

Utara/Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan

[email protected]

Abstract

Gender plays a very important role in the process of identification. We can limit our effort in the process

of identification and at the same time increases the possibility of identification.Decomposed bodies,

severely damaged bodies or in case the remaining body parts only leaving the finger to

examinedfingerprint test. Fingerprint is one of the very important methods in the process of identification,

can be done easily, cheap with specific result if done by the expert in the field of dactyloscopy. This

simple procedure can be used to determine gender which will help in process of identification. The design

of the study is descriptive with cross sectional study approach from 276 medical students doing their

clinical rotation in the department of forensic medicine in RSUP H. Adam Malik and RSUD dr. Pirngadi

Medan from May 2nd, 2016 until July 10th, 2016. We found from this study that the male research subjects

have fingerprints with an average density of ridges 11.23 ridges/25 mm2 and standard deviation 1.18

ridges/25 mm2. While the female research subjects have fingerprints with an average density of ridges

12.29 ridges/25 mm2 and standard deviation 1.10 ridges/25 mm2. We obtained P-value 0.00001 based

on data of the relationship between the density of ridgeswith gender so that it can be concluded that there

is a significant relationship between the density of ridges with gender. P-values were obtained from the

data of the relationship between the density of ridgeswith tribe is 0.2334 which means there is no

significant relationship between the density of ridges with the tribe. The result of this study is density of

ridges <12 ridges/25 mm2more likely belongs to males whereas density of ridges >12 ridges/25 mm2more

likely belongs to females. In the study we cannot determine race on ridge density.

Keywords: Gender, Density of the fingerprint ridges

Abstrak

Jenis kelamin adalah salah satu informasi yang penting untuk mengidentifikasi seseorang yang akan

membatasi daftarpencarian dan mempersingkat waktu pencarian sekaligus memperbesar kemungkinan

teridentifikasinya seseorang. Mayat yang telah membusuk, rusak berat ataupun yang hanya berupa

potongan tubuh terkadang hanya menyisakan jari tangan - dalam hal ini sidik jari - untuk diperiksa.

Pemeriksaan sidik jari merupakan salah satu metode identifikasi yang penting, mudah dilakukan,

biayanya murah dan hasilnya spesifik bila dilakukan oleh ahli daktiloskopi. Jika pemeriksaan sidik jari

sederhana seperti yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dipergunakan oleh dokter pada tahap awal

pemeriksaan untuk menentukan jenis kelamin korban maka akan sangat membantu proses identifikasi.

Desain penelitian ini adalah deskritif dengan pendekatan cross sectional terhadap 276 peserta mahasiswa

yang sedang menjalani magang klinis di RSUP H. Adam Malik dan RSUD dr. Pirngadi Medan dari 2 Mei

2016 sampai 10 Juli 2016.Analisis data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Stata. Dari

penelitian ini didapatkan bahwa subjek penelitian berjenis kelamin laki-laki memiliki sidik jari dengan

rata-rata kerapatan alur sidik jari 11,23 alur sidik jari/25 mm2 dan simpang bakunya 1,18 alur sidik jari/25

mm2. Sedangkan subjek penelitian berjenis kelamin perempuan memiliki sidik jari dengan rata-rata

kerapatan alur sidik jari 12,29 alur sidik jari/25 mm2 dan simpang bakunya 1,10 alur sidik jari/25 mm2.

Didapatkan nilai P-value 0,00001 pada data hubungan antara kerapatan alur sidik jaridengan jenis

kelamin sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kerapatan alur sidik jari

dengan jenis kelamin. P-value yang didapatkan dari data hubungan antara kerapatan alur sidik jaridengan

suku adalah 0,2334 yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara kerapatan alur sidik jari

dengan suku. Dari penelitian ini didapatkan bahwa kepadatan alur sidik jari <12 alur sidik jari/25 mm2

cenderung berjenis kelamin laki-laki.Kepadatan alur sidik jari ≥ 12 alur sidik jari/25 mm2cenderung

berjenis kelamin perempuan. Kepadatan alur sidik jari berdasarkan suku-suku asli Indonesia di Medan

tidak ada perbedaan yang signifikan.

Kata kunci: Jenis kelamin, Kerapatan alur sidik jari

Page 10: 5 Nomor 1 - Fakultas Keperawatan€¦ · diterapkannya manajemen konflik oleh kepala ruangan yang mendapatkan pelatihan manajemen konflik (p value = 0,000, α = 0,05). Rekomendasi

16 | Jurnal Riset Keperawatan Indonesia . Volume 5 . No. 1 . Januari – Juni 2017

PENGALAMAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN

MENTORSHIP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

Eva Kartika Hasibuan, Nurmaini, Sri Eka Wahyuni

Email: [email protected]

Abstract

Mentoring is mutually beneficial between someone who has the advantage in experience and someone

who does not. Informal mentoring is done spontaneously with the span of time according to the mentee’s

need; it does not need preparation (impromptu) for mentoring process, it occurs voluntarily, and it is

established according to mutual confidence building between a mentor and a mentee. The objective of the

research was to dig up nurses’ experience in implementing mentorship in RSUP H. Adam Malik, Medan.

The research was qualitative with descriptive phenomenological method. The data were gathered by

conducting in-depth interviews and field recording. The samples were 9 nurses as the respondents, taken

by using purposive sampling technique with inclusive criteria: nurses with the rank of PK 2 and PK 3 in

career, ward heads, and the team heads in PJT (Integrated Heart Disease) Room. The result of the

interviews was analyzed by using NVivo Version 11.0 (trial) software program. The result of the research

showed that there were 2 themes, 7 sub-themes, and 17 categories. The themes were implementing

informal mentorship, getting support in implementing mentorship. It is recommended the hospital

management make specific standard and format and specific schedule and time so that there will be

uniformity in implementing mentorship. It is also recommended that the next researchers dig up their

researches profoundly so that there will more themes with more respondents in order that the result of the

research will be better.

Keywords: Mentorship, Nurse, Experience

Abstrak

Mentoring merupakan hubungan yang saling menguntungkan dari seseorang yang mempunyai

pengalaman lebih kepada individu yang kurang berpengalaman. Mentoring informal merupakan

mentoring secara spontan dengan rentang waktu sesuai dengan kebutuhan mentee dan tidak

memerlukan persiapan untuk proses mentoring, terjadi secara sukarela, dan hubungan yang terbentuk

berdasarkan rasa percaya antara mentor dan mentee. Tujuan penelitian ini untuk menggali pengalaman

perawat dalam melaksanakan mentorship di RSUP H. Adam Malik Medan. Jenis penelitian yaitu

kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Metode pengumpulan data adalah dengan

wawancara mendalam dan catatan lapangan, dengan jumlah partisipan 9 perawat, teknik pengambilan

partisipan menggunakan purposive sampling dengan kiteria inklusi perawat dengan jenjang karir PK 2

dan PK 3, kepala ruangan dan ketua tim dan di ruang Penyakit Jantung Terpadu (PJT). Hasil wawancara

dianalisis dengan menggunakan software NVivo Versi 11.0 (Trial). Hasil penelitian yang didapat 2 tema

7 subtema dan 17 kategori. Tema yang didapat yaitu melaksanakan mentorship yang bersifat informal dan

mendapatkan dukungan dalam melaksanakan mentorship. Direkomendasikan kepada rumah sakit untuk

membuat standart dan format khusus, jadwal dan waktu khusus, supaya adanya keseragaman dalam

melaksanakan mentorship, dan bagi peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk melaksanakan

penelitian dengan menggali secara mendalam sehingga tema–tema yang ditemukan lebih banyak lagi dan

jumlah partisipan diperbanyak, sehingga hasil penelitian menjadi lebih baik.

Kata kunci: Mentorship, Perawat, Pengalaman

Page 11: 5 Nomor 1 - Fakultas Keperawatan€¦ · diterapkannya manajemen konflik oleh kepala ruangan yang mendapatkan pelatihan manajemen konflik (p value = 0,000, α = 0,05). Rekomendasi

22 | Jurnal Riset Keperawatan Indonesia . Volume 5 . No. 1 . Januari – Juni 2017

PENGEMBANGAN PROGRAM ORIENTASI KERJA BERBASIS

CARING DI RUMAH SAKIT UMUM NATAMA

KOTA TEBING TINGGI

Josep Kristian Lubis, Setiawan, Achmad Fathi

[email protected]

Abstract

Implementation of the orientation program of work aims to address the problems experienced by the

performance of new nurses as lack of confidence, inability to think critically and clinical knowledge,

relationships with colleagues, the desire to be independent but still depend to a senior nurse, frustration

in the workplace, and organizational policies in setting priorities for skills and communication problems

with doctors or other professions. The purpose of the research is to develop the work orientation program

based on caring. Design of this study was an action research. Instruments study are namely interview

guide, focus group discussion (FGD) guide, knowledge questionnaire, satisfaction questionnaires and

observation sheets. The number of the research participant is 13 persons. The data are analyzed

qualitatively and quantitatively. The results of this research is a change in the standard operating

procedures of work orientation program based on caring. The outcome of the research are executive

team’s, and new nurses’ knowledge on work orientation program based on caring increase and new

nurses satisfaction about work orientation program based on caring increase. It is recommended that the

leaders, management, and the heads of the unit in hospital to make a policy associated with caring for

other programs and form the evaluation team so that these activities can continue to be implemented on

an ongoing basis.

Keywords: action research, work orientation program, caring

Abstrak

Pelaksanaan program orientasi kerja bertujuan mengatasi masalah yang dialami oleh kinerja perawat baru

seperti kurang percaya diri, ketidakmampuan dalam berpikir kritis dan pengetahuan klinis, hubungan

dengan rekan kerja, keinginan untuk mandiri tetapi masih tergantung pada perawat senior, frustrasi di

lingkungan kerja, dan kebijakan organisasi dalam menetapkan prioritas keterampilan serta masalah

komunikasi dengan dokter atau profesi lain. Tujuan penelitian adalah untuk mengembangkan program

orientasi kerja berbasis caring. Jenis penelitian adalah action research. Instrumen penelitian yaitu

panduan wawancara, panduan focus group discussion, kuisioner pengetahuan, kuisioner kepuasan dan

lembar observasi. Partisipan dalam penelitian adalah 13 orang. Data dianalisis secara kualitatif dan

kuantitatif. Hasil penelitian adalah suatu perubahan pada standar prosedur operasional program orientasi

kerja berbasis caring. Outcome penelitian adalah meningkatnya pengetahuan tim pelaksana,

meningkatnya pengetahuan perawat baru, dan meningkatnya kepuasan perawat baru tentang program

orientasi kerja berbasis caring. Penelitian ini merekomendasikan kepada pimpinan, pihak manajemen dan

kepala-kepala unit Rumah Sakit Umum Natama Kota Tebing Tinggi untuk membuat suatu kebijakan

yang berhubungan dengan caring pada program-program lainnya dan dibentuk tim evaluasi sehingga

kegiatan tersebut dapat terus dilaksanakan secara berkesinambungan.

Kata kunci: action research, program orientasi kerja, caring

Page 12: 5 Nomor 1 - Fakultas Keperawatan€¦ · diterapkannya manajemen konflik oleh kepala ruangan yang mendapatkan pelatihan manajemen konflik (p value = 0,000, α = 0,05). Rekomendasi

Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara | 31

PENGARUH PENERAPAN METODE 5S OLEH KEPALA

RUANGAN TERHADAP PERENCANAAN LOGISTIK

DI RUMAH SAKIT IMELDA PEKERJA INDONESIA

MEDAN

Paskah Rina, Bustami Syam, Achmad Fathi

E-mail : [email protected]

Abstract

5S work attitude is the attitude possessed by an employee in determining the selection of stuffs in the work

place, structuring, cleaning, maintaining work environment condition, and employees’ habit which are

needed for performing good work. One of the important components which cause recovery is health

equipment. The objective of the research was to identify the influence of the application of 5S method of

the ward heads on Logistic Planning at Imelda Pekerja Indonesia Hospital. This quantitative research

used quasi experimental method with one group pretest-posttest design. The population was 17 ward

heads, and all of them were used as the samples. The sampling technique was total sampling. The results

showed that the application of 5s method had some influence on the logistic planning in which the Mc

Nemar test for the functions of planning, storage and control was 0.004 and for the maintenance function

was 0.002. There were some differences in the war heads’ logistic planning after applying 5s method

before and after the intervention. Before the intervention, 9 respondents (53 %) had poor planning

function, 9 respondents (53 %) had poor storage function, 10 respondents (59 %) had poor equipment

maintenance, 10 respondents (59 %) had bad equipment maintenance, and 9 respondents (47.1%) had

good equipment control, and 9 respondents (53 %) had bad equipment control. After the intervention, the

implementation of 5S method of ward heads’ logistic planning which included planning function, storage

function, maintenance function, and control function of all respondents, increased to 100%. The result of

the observation showed that there were some ward heads that did not carry out choosing the need for

equipment according to the application of 5S method. There were some nurses who did not clean the

equipment right after being used to the patients and did not store it in the places according to their labels.

It is recommended that the ward heads increase logistic planning by carrying out their primary mission

so that the planning can run optimally according to the procedure, and equipment can be provided

effectively and efficiently.

Keywords: 5S Method, Logistic Planning, Ward Head

Abstrak

Sikap kerja 5S merupakan suatu sikap yang dimiliki seorang pekerja dimana berawal dari kebulatan tekat

dalam hal pemilahan barang-barang di tempat kerja, mengadakan penataan, pembersihan, pemeliharaan

kondisi lingkungan kerja serta kebiasaan dari pegawai yang sangat diperlukan dalam melaksanakan

pekerjaan dengan baik. Salah satu komponen penting dalam mendukung upaya penyembuhan adalah

peralatan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh penerapan metode 5S oleh

kepala ruangan terhadap perencanaan logistik di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia. Jenis

penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode quasi experimental study dengan desain one group pre

test-post test. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala ruangan rawat inap yang berjumlah 17 orang.

Teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Hasil penelitian didapatkan bahwa ada pengaruh

penerapan metode 5S terhadap perencanaan logistik dimana Uji Mc Nemar pada fungsi perencanaan,

penyimpanan dan pengendalian sebesar 0,004 dan fungsi pemeliharaan sebesar 0,002. Perbedaan

perencanaan logistik kepala ruangan setelah penerapan 5S dimana sebelum intervensi 5S perencanaan

yang meliputi fungsi perencanaan kurang baik sebanyak 9 orang (53 %), fungsi penyimpanan kurang

baik sebanyak 9 orang (53 %), fungsi pemeliharaan alat kurang baik sebanyak 10 orang (59 %), dan

fungsi pengendalian alat kurang baik sebanyak 9 orang (53%). Setelah intervensi penerapan metode 5S

perencanaan logistik kepala ruangan yang meliputi fungsi perencanaan, penyimpanan, pemeliharaan, dan

pengendalian mengalami peningkatan yaitu dalam kategori baik sebanyak 17 orang (100 %). Hasil

observasi yang dilakukan peneliti ternyata masih ada kepala ruangan yang belum melaksanakan

pemilihan kebutuhan alat sesuai dengan pedoman penerapan metode 5S dimana masih ada perawat di

ruangan yang belum melakukan proses pembersihan alat ketika selesai dipakai kepada pasien dan alat

tidak disimpan sesuai tempat yang diberi label. Saran kepada kepala ruangan untuk terus melakukan

Page 13: 5 Nomor 1 - Fakultas Keperawatan€¦ · diterapkannya manajemen konflik oleh kepala ruangan yang mendapatkan pelatihan manajemen konflik (p value = 0,000, α = 0,05). Rekomendasi

Paskah Rina, Bustami Syam, Achmad Fathi

32 | Jurnal Riset Keperawatan Indonesia . Volume 5 . No. 1 . Januari – Juni 2017

perencanaan logistik dengan baik dan melaksanakan tugas pokok masing-masing sehingga perencanaan

berjalan optimal sesuai prosedur dan pengadaan alat dilakukan secara efektif dan efisien.

Kata kunci : Metode 5S, Perencanaan Logistik, Kepala Ruangan

Page 14: 5 Nomor 1 - Fakultas Keperawatan€¦ · diterapkannya manajemen konflik oleh kepala ruangan yang mendapatkan pelatihan manajemen konflik (p value = 0,000, α = 0,05). Rekomendasi

Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara | 37

PENGETAHUAN DAN SIKAP PASANGAN USIA SUBUR

TENTANG INFERTILITAS DI LINGKUNGAN I KELURAHAN

KEMENANGAN TANI KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN

Kristin Natalia E-mail: [email protected]

Abstract

Infertility are a married couple who had sexual intercourse regularly (2-3 times a week) without

contraception for 12 months and never occurs. Infertility can be caused 40% of the husband, 40% of

wives and 20% of both sides. This study aimed to identify the knowledge and attitudes about infertility

couples of childbearing age in district of Medan Tuntungan. The research design used in this research is

descriptive with a large sample of 30 couples of childbearing age with a total sampling. From the results

obtained, the husband aged 26-35 years as many as 22 people (73.3%), 26-30 year-old wife as many as

14 people (46.7%), the most senior husband education were 17 (56.7%) , wife of the highest high school

education were 13 people (43.3%), most husbands work of civil servants (PNS) as many as 18 people

(60%), most wives work housewife as many as 23 people (76.7%), resources husband earned about

infertility mostly came from health professionals such as midwives and health profesional 21 people

(70%), resources wife obtained mostly came from health professionals such as midwives and health aide

23 people (76.7%). Based on the knowledge of couples of childbearing age showed the majority of

couples of childbearing age have enough knowledge about the husband's infertility as 19 people (63.3%),

the wife of 16 people (53.3%). Based on the attitude of couples of childbearing age show all couples of

childbearing age have a positive attitude about infertility, the husband of 30 people (100%), the wife of

30 people (100%). Thus the delivery of information and health education by health personnel are still

required to give a good knowledge and attitudes about infertility.

Keywords: Knowledge, Attitude, Infertility

Abstrak

Infertilitas (kemandulan) adalah pasangan suami-istri yang menjalani hubungan seksual secara teratur (2-

3 kali seminggu) tanpa kontrasepsi selama 12 bulan dan tidak terjadi kehamilan. Infertilitas dapat

disebabkan 40% dari pihak suami, 40% dari istri dan 20% dari kedua belah pihak. Penelitian ini bertujuan

untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap pasangan usia subur tentang infertilitas di Lingkungan I

Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan. Desain penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 30 pasangan usia subur dengan metode

pengambilan sampel total sampling. Dari hasil penelitian diperoleh, suami berumur 26-35 tahun sebanyak

22 orang (73,3%), istri berumur 26-30 tahun sebanyak 14 orang (46,7%), pendidikan suami terbanyak

SLTA sebanyak 17 orang (56,7%), pendidikan istri terbanyak SLTA sebanyak 13 orang (43,3%),

pekerjaan suami terbanyak pegawai negeri sipil (PNS) sebanyak 18 orang (60%), pekerjaan istri

terbanyak ibu rumah tangga sebanyak 23 orang (76,7%), sumber informasi yang didapat suami mengenai

infertilitas terbanyak berasal dari tenaga kesehatan seperti bidan dan matri kesehatan sebanyak 21 orang

(70%), sumber informasi yang didapat istri terbanyak berasal dari tenaga kesehatan seperti bidan dan

mantri kesehatan sebanyak 23 orang (76,7%). Berdasarkan pengetahuan pasangan usia subur

menunjukkan mayoritas pasangan usia subur mempunyai pengetahuan cukup tentang infertilitas yaitu

suami sebanyak 19 orang (63,3%), istri sebanyak 16 orang (53,3%). Berdasarkan sikap pasangan usia

subur menunjukkan seluruh pasangan usia subur mempunyai sikap positif tentang infertilitas yaitu suami

sebanyak 30 orang (100%), istri sebanyak 30 orang (100%). Dengan demikian penyampaian informasi

dan penyuluhan kesehatan oleh tenaga kesehatan masih diperlukan untuk memberikan pengetahuan dan

sikap yang baik tentang infertilitas.

Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Infertilitas

Page 15: 5 Nomor 1 - Fakultas Keperawatan€¦ · diterapkannya manajemen konflik oleh kepala ruangan yang mendapatkan pelatihan manajemen konflik (p value = 0,000, α = 0,05). Rekomendasi

40 | Jurnal Riset Keperawatan Indonesia . Volume 5 . No. 1 . Januari – Juni 2017

PENGARUH GAYA MANAJEMEN KONFLIK TERHADAP STRES

PADA MAHASISWA SARJANA KEPERAWATAN STIKES

SUMATERA UTARA

Lili Suryani Tumanggor, Wiwik Sulistyaningsih, Rika Endah Magister Administrasi Keperawatan

[email protected]

Abstract

Conflict is a part of the resultsof differences in opinion, values or beliefs between two persons or more

which leads to stress. It happens to everyone, including nursing undergraduate students who are

completing their degrees. The objective of the research was to analyze the influence of conflict

management style on stress in nursing undergraduate students at STIKes Sumatera Utara. The research

used quantitative method with correlation design to find out the influence of the conflict management

style on stress. It was conducted from May until August, 2015. The samples were 110 respondents, and

the data were gathered by using questionnaires whichhad been tested their validity. The results of CVI

conflict management style and stress were 0.97 and 0.94 respectively. Reliability of cronbach alpha value

of conflict management style was 0.81 and stress was 0.95. The result of ANOVA test for testing the

difference between the five conflict managements and stress showed that p>0.159 which indicated that

there was no influence of conflict management style on stress.

Keywords: conflict management style, stress, nursing students

Abstrak

Konflik merupakan sebagian akibat dari perbedaan pendapat, nilai-nilai atau keyakinan dari dua orang

atau lebih dan dengan adanya masalah-masalah hal tersebut dapat menimbulkan stres. Konflik dapat

terjadi pada siapa saja, termasuk mahasiswa sarjana keperawatan yang sedang mengikuti proses

pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh gaya manajemen konflik terhadap stres

pada mahasiswa sarjana keperawatan di STIKes Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan metode

kuantitatif dengan desain korelasi untuk mengetahui pengaruh gaya manajemen konflik terhadap stres.

Penelitian dilaksanakan bulan Mei sampai Agustus 2015. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak

110 responden dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang sudah dilakukan

uji validitas dengan hasil CVI gaya manajemen konflik 0.97 dan stres 0.94. Reliabilitas nilai cronbach

alfa dari gaya manajemen konflik 0.81 dan stres 0.95. Uji beda dilakukan untuk menguji perbedaan nilai

rata-rata antara kelima gaya manajemen konflik. Hasil uji beda dengan ANOVA menunjukkan nilai

signifikansi p >0.159 maka tidak ada perbedaan tingkat stres berdasarkan gaya manajemen konflik.

Kata kunci: gaya manajemen konflik, stres, mahasiswa keperawatan

Page 16: 5 Nomor 1 - Fakultas Keperawatan€¦ · diterapkannya manajemen konflik oleh kepala ruangan yang mendapatkan pelatihan manajemen konflik (p value = 0,000, α = 0,05). Rekomendasi

Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara | 45

PENGARUH EDUKASI PERAWATAN DIRI TERHADAP

AKTIVITAS SEHARI-HARI PASIEN HEMODIALISA DI RUMAH

SAKIT UMUM DAERAH Dr. PIRNGADI MEDAN

Ongku Bosar Hasibuan, Heru Santosa, Cholina Trisa Siregar Email : [email protected]

Abstract

Chronic kidney desease is a malfunction of kidney so that cannot maintain its metabolism fluid and

electolyte imbalance. Patients with chronic kidney desease can be treated with a therapy of kedney

substitute with hemodialysis to maintain their life. Hemdialysis patients have problems to self-care deficit

in which affects to their activity daily livning’s. One of the interventions to cope with self-care disorder is

by self-care education, a preces of interaction between healtn care providers (nurses) and patients to

increase ability patients to do their self-care. The objective of this research was ti identfiy the influence of

self-care education on activity daily livin’s of hemodialysis patients in General Horpital Dr.Pirngadi

Medan. This research used of quasi-experimental method with nonequivalent pre-posttest with control

group designe. The samples were 28 respondents who had disorders of their activity daily living’s for

each group with accidental sampling technicue. Activity daily living’s of nutrition and fluid management,

mobilization/movement, housekeeping, rest and sleep and responsibility for medication before and after

self-care education in intervention and control group was analyzed by using Wilcoxon signed ranks test

with p-value <0.05 in intervention group and p-value > 0.05 in control group. Activity daily living’s after

self-care education in both groups was analyzed by using Mann-Whitney test with p-value > 0.05. The

result of this research showed that there was the influence of self-care education on activity daily living’s

respondents. Self-care education can be to increased activity daily living’s of hemodialysis patients if it’s

done substainbaly at least one month by reminding them once a for helatrh care providers, especially

nurses, to continously provide self-care education for patients with hemodialysis.

Keywords: Hemodialysis, Self-Care Education, Activity Daily Lving’s

Abstrak

Penyakit ginjal kronis merupakan suatu kelainan fungsi ginjal secara menahun, mengakibatkan ginjal

tidak mampu untuk mempertahankan metabolisme, keseimbangan cairan dan elektrolit. Pasien gagal

ginjal kronis dapat dilakukan salah satu terapi pengganti fungsi ginjal untuk mempertahankan hidupnya

yaitu hemodialisa.Pasien hemodialisa memiliki masalah defisit perawatan diri yang berdampak terhadap

aktivitas sehari-hari. Salah satu intervensi untuk mengatasi gangguan perawatan diri adalah edukasi

perawatan diri, yaitu suatu proses interaksi antara petugas kesehatan (perawat) dengan pasien untuk

meningkatkan kemampuan pasien melakukan perawatan dirinya. Tujuan penulisan ini adalah untuk

mengidentifikasi pengaruh edukasi perawatan diri terhadap aktivitas sehari-hari pasien hemodialisa di

RSUD Dr. Pirngadi Medan. Jenis penulisan ini adalah quasi eksperimental dengan desain nonequvalent

pre-posttest with control group. Sampel penulisan yaitu pasien hemodialisa yang mengalami gangguan

aktivitas sehari-hari, terdiri dari 28 orang masing-masing kelompok dengan tekhnik aksidental sampling.

Aktivitas sehari-hari manajemen nutrisi dan cairan, mobilisasi/pergerakan, aktivitas rumah, istirahat tidur

dan tanggung jawab terhadap pengobatan sebelum dan sesudah edukasi intervensi pada kelompok

intervensi dianalisis dengan Wilcoxon signed ranks test dengan nilai(p<0.05), pada kelompok kontrol

dianalisa dengan uji Wilcoxon Signed Ranks Test dengan nilai (p>0.05). Aktivitas sehari-hari sesudah

edukasi perawatan diri pada kelompok intervensi dan kontrol dianalisis dengan Mann-Whitney testdengan

nilai (p<0.05). Penulisan ini menunjukkan ada pengaruh edukasi perawatan diri terhadap aktivitas sehari-

hari responden. Edukasi perawatan diri dapat meningkatkan kemampuan perawatan diri sehari-hari pasien

hemodialisa jika dilakukan secara berkelanjutan dengan waktu minimal 1 bulan dengan cara diingatkan

kembali setiap minggu dan dievaluasi diminggu keempat. Edukasi ini dapat menjadi masukan kepada

pelayanan kesehatan khususnya keperawatan untuk selalu memberikan edukasi perawatan diri kepada

pasien yang menjalani hemodialisa secara terus-menerus.

Kata kunci: Hemodialisa, Edukasi Perawatan Diri, Aktivitas Sehari-hari

Page 17: 5 Nomor 1 - Fakultas Keperawatan€¦ · diterapkannya manajemen konflik oleh kepala ruangan yang mendapatkan pelatihan manajemen konflik (p value = 0,000, α = 0,05). Rekomendasi

Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara | 51

PENGARUH TERAPI AIR TERHADAP KONSTIPASI PADA IBU

PASCA SALIN SECTIO CAESAREA DI RSU SEMBIRING

DELITUA TAHUN 2012

Peny Ariani Stikes Deli Husada, Delitua

[email protected]

Abstract

Constipation is a decrease of defecation and one complication of childbirth sectio caesarea that occurs

due to the spinal anesthesia which slows gastrointestinal motility and reduced mobilization on the mother

post sectio caesarea are often treated with the use of a laxative that has many side effects. Intervention

therapy naturally with water as much as 1.5 liters of water were taken in the morning after waking up is a

natural way to stimulate gastrocolic effect resulting in defecation. To determine the effect of water

treatment against constipation in the mother post sectio caesarea copy. This study uses quasi-

experimental design with two research design intervention and control group. The number of samples in

this study were 28 people in the intervention group and 28 in the control group. Sampling was done by

using purposive sampling technique with data analysis independent t-test. The results obtained by the

majority of respondents in the intervention group aged> 35 years as many as 14 people (50%) and the

majority of respondents in the control group aged 25-35 years as many as 15 people (53.6%). Based on

the parity of respondents, the majority of respondents in the intervention group with children 3 to as

many as 9 people (32.1%) and the majority in the control group, respondents with children 2 to 11

persons (39.3%). Statistical analysis showed that the water treatment effect on defecation time mothers

who experience constipation (P = 0.000) and the frequency of defecation (P = 0.006). The results of this

research can be proved that water therapy can deal with constipation in the mother post sectio caesarea

copy. So, the researchers suggest the therapeutic use of water as a nursing intervention in dealing with

constipation in the mother post sectio caesarea copy.

Keywords: water therapy, constipation, post sectio caesarea

Abstrak

Konstipasi merupakan penurunan defekasi dan salah satu komplikasi dari persalinan sectio caesarea yang

terjadi karena pengaruh anastesi spinal yang memperlambat motilitas gastrointestinal serta berkurangnya

mobilisasi pada ibu pasca sectio caesarea yang sering ditangani dengan penggunaan laxative yang banyak

memiliki efek samping. Intervensi alami dengan pemberian terapi air sebanyak 1,5 liter air putih yang

diminum pada pagi hari setelah bangun tidur merupakan cara alami untuk merangsang efek gastrokolik

sehingga terjadi defekasi. Tujuan Penelitian : untuk mengetahui pengaruh terapi air terhadap konstipasi

pada ibu pasca salin sectio caesarea. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen dengan

rancangan penelitian two group intervensi dan kontrol. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 28

orang pada kelompok intervensi dan 28 orang pada kelompok kontrol. Pengambilan sampel dilakukan

dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan analisa data uji t-independent. Hasil penelitian

diperoleh mayoritas responden pada kelompok intervensi berusia >35 tahun sebanyak 14 orang (50%) dan

mayoritas responden pada kelompok kontrol berusia 25 – 35 tahun sebanyak 15 orang (53,6%).

Berdasarkan paritas responden, mayoritas responden pada kelompok intervensi dengan anak ke 3

sebanyak 9 orang (32,1%) dan mayoritas pada kelompok kontrol, responden dengan anak ke 2 sebanyak

11 orang (39,3%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terapi air berpengaruh terhadap waktu defekasi

ibu yang mengalami konstipasi (nilai P = 0,000) dan frekuensi defekasi (P = 0,006). Hasil penelitian ini

dapat dibuktikan bahwa terapi air dapat menangani konstipasi pada ibu pasca salin sectio caesarea. Jadi,

peneliti menyarankan penggunaan terapi air sebagai salah satu intervensi keperawatan dalam menangani

konstipasi pada ibu pasca salin sectio caesarea.

Kata kunci: terapi air, konstipasi, ibu pasca salin sectio caesarea

Page 18: 5 Nomor 1 - Fakultas Keperawatan€¦ · diterapkannya manajemen konflik oleh kepala ruangan yang mendapatkan pelatihan manajemen konflik (p value = 0,000, α = 0,05). Rekomendasi

54 | Jurnal Riset Keperawatan Indonesia . Volume 5 . No. 1 . Januari – Juni 2017

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP

PERDARAHAN POST PARTUM DI KLINIK BERSALIN

TANJUNG DAN KLINIK BERSALIN KURNIA DELITUA

Putri Ayu Yessy Ariescha

[email protected]

Abstact

The maternal mortality rate in Indonesia due to postpartum hemorrhage have the highest rank. And

based on the research the biggest causes occurs after delivery and 50% post-partum deaths occurred

within the first 24 hours. Protocol evidance latest by the WHO is based on implementation of Early

initiation of Breastfeeding. Through sucking the mother's nipple, it will stimulate the production of the

hormone oxytocin which will help the contractions of the uterus and reduce uterine bleeding. Objective to

know effect of the implementation of the Early initiation of Breastfeeding toward number of postpartum

hemorrhage. This research design use quasy Experiment with the study design Two of Group Post Test

intervention and control. The number of samples in this study were 23 groups of intervention who giving

birth in clinic Tanjung and 23 control group of women giving birth at the Clinic Kurnia. A sampling

technique use purposive sampling. The results showed that the average number of respondents who do

Early initiation of Breastfeeding bleeding is 302.70 cc with SD 32.64. And the amount of bleeding Early

initiation of Breastfeeding is 340.04 cc with SD 28.35. P = 0.000. Conclusion: From the results it can be

proven that there is the influence of Early Initiation of Breastfeeding for post partum hemorrhage. This

research is expected to be input in the improvement of knowledge in the field of health, especially

midwives in service delivery in order to perform Early initiation of Breastfeeding properly to reduce the

number of post partum hemorrhage that still the biggest cause of maternal death in post partum period or

the first of 24 hours post partum.

Keywords: Post Partum, Haemorragic, Early initiation of Breastfeeding

Abstrak

Angka kematian ibu di Indonesia karena perdarahan post partum mempunyai peringkat tertinggi. Dan

berdasarkan penelitian penyebab terbesar terjadi setelah persalinan dan 50 % kematian nifas terjadi dalam

24 jam pertama. Protocol evidance based terbaru oleh WHO adalah tentang palaksanaan Iniasiasi

Menyusu Dini (IMD). Melalui emutan pada puting susu ibu, maka akan merangsang produksi hormon

oksitosin yang akan membantu kontraksi uterus dan mengurangi perdarahan uterus. Tujuan Penelitian

untuk mengatahui ada atau tidak ada pengaruh pelaksanaan IMD terhadap jumlah perdarahan post

partum. Metodologi penelitian : Penelitian ini menggunakan desain Quasy Eksperiment dengan

rancangan penelitian Two Group Post Test intervensi dan kontrol. Jumlah sampel dalam penelitian ini

adalah 23 orang kelompok intervensi yaitu ibu bersalin di klinik Tanjung dan 23 orang kelompok kontrol

yaitu ibu bersalin di Klinik Kurnia. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan Purposive sampling. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah perdarahan responden yang dilakukan IMD adalah

302,70 cc dengan SD 32,64. Dan jumlah perdarahan yang tidak IMD adalah 340,04 cc dengan SD 28,35.

Nilai P = 0,000. Dari hasil penelitian dapat dibuktikan bahwa ada pengaruh Inisiasi Menyusu Dini dengan

perdarahan Post Partum. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam peningkatan ilmu

pengetahuan dalam bidang kesehatan khususnya bidan dalam pelayanan persalinan agar melakukan IMD

dengan benar untuk mengurangi jumlah perdarahan post partum yang masih menjadi pemicu terbesar

kematian ibu pada masa nifas atau 24 jam pertama post partum.

Kata kunci : Inisiasi Menyusu Dini, Perdarahan post partum.

Page 19: 5 Nomor 1 - Fakultas Keperawatan€¦ · diterapkannya manajemen konflik oleh kepala ruangan yang mendapatkan pelatihan manajemen konflik (p value = 0,000, α = 0,05). Rekomendasi

Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara | 57

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KUNJUNGAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN K3 DAN K4 PADA

IBU NIFAS DI RSU SEMBIRING TAHUN 2015

Rentawati Purba, Bahtera Bindavid Purba

[email protected]

Abstract

Pregnancy visit show the drop out rate where as pregnant mother who go for 1st pregnant visit do not go

for 3rd of trimester and it cause health workers can not observe their pregnancy. The purpose of this study

is to know the associated factors with pregnancy visit on 3rd phase and 4th phase of puerperal mother as

participant of the Social Guarantee Organizer Agency in 2015. The design of this study is cross sectional

analytic approach. The number of sample is 96 people, with using consecutive sampling. From bivariate

analysis found that there are three uncorrelated variables to pregnancy visit such as age with p-value

0.355, education with p-value 0.72, occupation with p-value 0.24 and there are five correlation variables

to pregnancy visit such as knowlegde with p-value 0.03, husband support with p-value 0.01, distance of

health service with p-value 0.00, parity with p-value 0.02 and previous pregnancy complication with p-

value 0.01. The multivariate analysis result show that the distance of health service has significant value

to pregnancy visit with p-value 0.00 (PR ; 2.041 CI 95% ; 1.008-6.200). This result expected to health

workers in order to provide counseling to pregnant women about the benefits of pregnancy visit.

Keywords : Age, Education, Occupation, Knowledge, Support, distance of health service, Parity, and

Previous pregnancy Complication

Abstrak

Kunjungan kehamilan menunjukkan angka drop out dimana ibu hamil yang melakukan kunjungan

pertama tidak melanjutkan kunjungan kehamilan sampai trimester ke-3 sehingga kehamilannya tidak

dapat terus dipantau oleh petugas kesehatan . Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuai faktor-

faktor yang berhubungan dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan K3 dan K4 pada ibu nifas peserta

BPJS di RSU.Sembiring Delitua tahun 2015. Desain dalam penelitian ini adalah analitik dengan

pendekatan crosssectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 96 orang, dengan tehnik

pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Dari hasil analisa bivariat didapatkan bahwa

ada 3 variabel yang tidak berhubungan dengan kunjungan kehamilan diantaranya usia dengan p-value

0.335 , pendidikan dengan p-value 0.72, pekerjaan dengan p-value 0.24 dan ada 5 variabel yang

mempunyai hubungan dengan kunjungan kehamilan diantaranya pengetahuan dengan p-value 0.03,

dukungan suami dengan p-value 0.01, jarak layanan kesehatan dengan p-value 0.00, paritas dengan p-

value 0.02 serta komplikasi kehamilan sebelumnya dengan p-value 0.01 . Dari hasil analisis multivariate

didapatkan bahwa jarak layanan kesehatan mempunyai nilai yang signifikan dengan kunjungan kehamilan

ibu dengan p-value 0.00 (PR ; 2.041 CI 95% ; 1.008-6.200. Diharapkan kepada tenaga kesehatan agar

memberikan penyuluhan kepada ibu hamil tentang manfaat kunjungan kehamilan.

Kata kunci : Usia, Pendidikan, Pekerjaan, Pengetahuan, Dukungan, Jarak layanan Kesehatan, paritas

dan komplikasi kehamilan sebelumnya

Page 20: 5 Nomor 1 - Fakultas Keperawatan€¦ · diterapkannya manajemen konflik oleh kepala ruangan yang mendapatkan pelatihan manajemen konflik (p value = 0,000, α = 0,05). Rekomendasi

60 | Jurnal Riset Keperawatan Indonesia . Volume 5 . No. 1 . Januari – Juni 2017

PENGEMBANGAN KOMPETENSI PERAWAT PELAKSANA

RUANG RAWAT INAP DALAM MANAJEMEN PELAYANAN

PASIEN MELALUI PELATIHAN PENERIMAAN PASIEN BARU

BERBASIS CARING DI RUMAH SAKIT SWASTA KOTA MEDAN

Setiawan, Roymond H. Simamora, Achmad Fathi [email protected]

Abstrak

This Devotion activities held within 4 months (August, s. d November 2016), RS Medan Thamrin Mother

was chosen as the Center of activity. As for the stages of the activities of the Service are as follows: the

first step, doing a Study Patient satisfaction towards the services provided by nurses, when first entered

the result is inpatient (64%) Patients Declared satisfied against nurses, moreover also in review the

things what is expected by the patient of Nurse that can be given By Nurses to the patient while receiving

patients in inpatient to firstly, obtained knowledge of nurses is an average of 70. The second step is, do a

forum group discussion (FGD) to nurse-a nurse who served in inpatient space, to find solutions to

existing problems, then the third step is the formulation and determination of the problem, and the

problem-solving plan. The fourth step, do training: Application of the concept of Caring On Acceptance

of new patients in the room Management of inpatient care, caring selected as base training because this

is the basic concept of the caring Foundation of core services nursing care which operates to the concern

and respect for the nursing care service recipients. The fifth step is: along the same to the rest room

inpatient Nurse applying standard operating procedures (SPO) Acceptance of new Patients in the

inpatient preparation, SPO is very important because through the SPO is expected throughout the

existing nurses who receive new patients can enforce the Ministry in accordance with existing

procedures. the next step is, do the socialization and application of SPO, will then be the observation to

figure out the impact of the application of this observation, the SPO is then analyzed through FGD for

perfected. The next step is to present the SPO Leadership before the RS to obtain a determination of the

validity of SPO. After training in the application of the concept of Caring On Acceptance of new patients

in the room Management of inpatient care private hospital Medan city, obtained an increase of

satisfaction of patients toward Nursing Service. Achieve optimal Nurse job satisfaction of nurses can

work just as well..

KKeeyywwoorrdd :: Nurse, Implementing new patient Acceptance, Caring Behavior, SPO

Abstrak

Kegiatan Pengabdian ini dilaksanakan dalam waktu 4 bulan (Agustus s.d November 2016), RS Bunda

Thamrin Medan dipilih menjadi Center kegiatan. Adapun tahapan Kegiatan Pengabdian sebagai berikut:

langkah Pertama, melakukan Pengajian kepuasan Pasien terhadap layanan yang diberikan oleh perawat,

saat pertama sekali masuk ke Ruang rawat inap hasilnya adalah (64%) Pasien Menyatakan puas terhadap

Perawat, selain itu juga di kaji hal-hal apa yang diharapkan oleh pasien dari Perawat yang dapat diberikan

Oleh Perawat kepada pasien saat menerima pasien di ruang rawat inap untuk pertama sekali, diperoleh

pengetahuan Perawat adalah rata-rata 70. Langkah ke dua adalah, melakukan forum group diskusi (FGD)

kepada perawat-perawat yang bertugas di ruang rawat inap, untuk mencari solusi atas permasalahan yang

ada, selanjutnya langkah ketiga adalah perumusan dan penetapan permasalahan, dan rencana pemecahan

masalah. Langkah ke empat, melakukan pelatihan: Aplikasi Konsep Caring Pada Manajemen Penerimaan

pasien Baru diruang Rawat Inap, caring dipilih sebagai basis pelatihan dikarenakan Konsep caring inilah

landasan dasar dari inti pelayanan asuhan keperawatan yang menitik beratkan kepada kepedulian dan rasa

hormat terhadap penerima layanan asuhan keperawatan. Langkah kelima adalah: bersama sama dengan

Seluruh Perawat ruangan rawat inap menerapkan standar prosedur operasional (SPO) Penerimaaan Pasien

Baru di Ruang rawat inap, penyusunan SPO ini sangat penting dikarenakan melalui SPO yang ada

diharapkan seluruh perawat yang menerima pasien baru dapat memberlakukan pelayanan sesuai dengan

prosedur yang ada. langkah berikutnya adalah, melakukan sosialisasi dan Aplikasi SPO, kemudian akan

di Observasi untuk mengetahui dampak dari aplikasi SPO ini, hasil observasi ini kemudian ditelaah

melalui FGD untuk penyempurnaannya. Langkah berikutnya adalah mempresentasikan SPO dihadapan

Pimpinan RS untuk memperoleh Penetapan Pemberlakuan SPO. Setelah dilakukan Pelatihan Aplikasi

Konsep Caring Pada Manajemen Penerimaan pasien Baru diruang Rawat Inap Rumah Sakit Swasta Kota

Page 21: 5 Nomor 1 - Fakultas Keperawatan€¦ · diterapkannya manajemen konflik oleh kepala ruangan yang mendapatkan pelatihan manajemen konflik (p value = 0,000, α = 0,05). Rekomendasi

Pengembangan Kompetensi Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap dalam Manajemen Pelayanan ...

Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara | 61

Medan, diperoleh peningkatan kepuasan Pasien terhadap layanan Keperawatan.Tercapainya kepuasan

kerja Perawat yang optimal Perawat dapat bekerja sama dengan baik.

Kata kunci: Perawat Pelaksana,Penerimaaan Pasien Baru, Perilaku Caring, SPO

Page 22: 5 Nomor 1 - Fakultas Keperawatan€¦ · diterapkannya manajemen konflik oleh kepala ruangan yang mendapatkan pelatihan manajemen konflik (p value = 0,000, α = 0,05). Rekomendasi

66 | Jurnal Riset Keperawatan Indonesia . Volume 5 . No. 1 . Januari – Juni 2017

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT

KECEMASAN PASIEN PRE SECTIO CAESAREA DI RSU

SEMBIRING DELITUA

Tety Junita Purba [email protected]

Abstract

Anxiety is a signal that sensitize themselves to taking action to overcome the threat. Action Sectio

Caesarea with various complications cause anxiety. Excessive anxiety can result in delays in the delivery

process plan with Sectio Caesarea. Type of analytical study with cross sectional design with the aim to

determine the factors that affect the patient's anxiety level Sectio Caesarea in RSU Sembiring Year 2015

with a sample of 61 people with concecutive sampling method. Bivariate analysis using chi square test

and multivariate analysis with multiple logistic regression (Multiple Logistic Regresion). The result

showed that the distribution of respondents by age mothers feel anxious 32 of 46 (69.6%) at age ≥ 20 yrs

more based on the number of children whose mothers feel anxious as many as 27 of 34 (79.4%) mothers

of children <2 higher, based dkungan mother's family were not supported by the families of 5 of 8

(62.5%) compared with women who feel anxious in the group that supported so that families of 39 of 53

(73.6%), based on mothers experience sectio caesarea patients with anxious mothers with no experience

of the operation of 31 of 37 (83.3%). So it can be concluded that there is a relationship between the

operating experience with patient anxiety caesarea section. Suggested to counselors at RSU Sembiring

Delitua to pay attention to the patient experience in providing counseling before sectio caesarea action

and also provide opportunities for training to nurses in the delivery room so understanding nurse

counseling techniques on getting better.

Keywords: Anxiety level, sectio caesarea Patients, Hospitals

Abstrak

Kecemasan suatu sinyal yang menyadarkan diri untuk mengambil tindakan mengatasi ancaman. Tindakan

Sectio Caesarea dengan berbagai komplikasi menimbulkan kecemasan. Kecemasan yang berlebihan dapat

mengakibatkan terhambatnya rencana proses persalinan dengan Sectio Caesarea. Jenis Penelitian bersifat

analitik dengan desain cross sectional dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

tingkat kecemasan pasien Sectio Caesarea di RSU Sembiring Thn 2015 dengan sampel 61 orang dengan

metode concecutive sampling. Analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square dan analisis

multivariate dengan uji regresi logistic berganda (Multiple Logistic Regresion). Dari hasil penelitian

didapatkan bahwa distribusi responden berdasarkan umur ibu yang merasa cemas 32 dari 46 (69,6%) pada

umur ≥ 20 thn lebih banyak berdasarkan jumlah anak ibu yang merasa cemas sebanyak 27 dari 34 (79,4

%) ibu yang memiliki anak < 2 lebih tinggi, berdasarkan dkungan keluarga ibu yang tidak didukung oleh

keluarga yakni sebesar 5 dari 8 (62,5 %) dibandingkan dengan ibu yang merasa cemas pada kelompok

yang didukung leh keluarga yakni sebesar 39 dari 53 (73,6%), berdasarkan pengalaman ibu pasien sectio

caesarea dengan ibu yang cemas tanpa pengalaman operasi yakni sebesar 31 dari 37 (83,3 %). Sehingga

dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan antara pengalaman operasi dengan kecemasan pasien

section caesarea. Disarankan kepada petugas konseling di RSU Sembiring Delitua agar memperhatikan

pengalaman pasien dalam memberikan konseling sebelum dilakukan tindakan sectio caesarea dan juga

memberikan kesempatan untuk pelatihan kepada perawat yang ada di ruang bersalin supaya pemahaman

teknik konseling pada perawat semakin baik.

KKaattaa kkuunnccii:: TTiinnggkkaatt KKeecceemmaassaann,, PPaassiieenn sseeccttiioo ccaaeessaarreeaa,, RRuummaahh SSaakkiitt

Page 23: 5 Nomor 1 - Fakultas Keperawatan€¦ · diterapkannya manajemen konflik oleh kepala ruangan yang mendapatkan pelatihan manajemen konflik (p value = 0,000, α = 0,05). Rekomendasi

Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara | 71

DUKUNGAN PASANGAN DALAM MERAWAT PASIEN STROKE

YANG MENGALAMI DISABILITAS FUNGSIONAL

DI RUMAH

Trinita Situmorang, Nurmaini, Nunung F. Sitepu Email : [email protected]

Abstrak

Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul secara mendadak dan terjadi kapan saja. Penyakit ini

menyebabkan kecacatan berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses berfikir sebagai

akibat gangguan fungsi otak. Kecacatan akibat stroke tidak hanya berdampak bagi penyandangnya, akan

tetapi juga berdampak bagi anggota keluarga terutama pasangannya. Penderita stroke yang mengalami

kecacatan bergantung pada dukungan emosional dan fisik dari informal terutama pasangan. Penelitian ini

bertujuan untuk mengeksplorasi secara mendalam tentang dukungan pasangan dalam merawat pasien

stroke yang mengalami disabilitas fungsional. Penelitian ini merupakan studi fenomenologi deskriptif.

Pengumpulan data dilakukan dengan indepth interview dan fieldnote. Partisipan dalam penelitian ini

berjumlah 12 orang yang dipilih dengan tehnik purposive sampling. Hasil penelitian yaitu: (1)

Memberikan motivasi yaitu penghargaan, tanggung jawab, spiritual dan kasih sayang, (2) Partisipan

membantu pemenuhan kebutuhan pasien stroke yaitu memenuhi kebutuhan sehari-hari, memenuhi rasa

aman dan nyaman dan memenuhi kebutuhan seksualitas, (3) Partisipan tidak menunjukkan masalah

kesehatan kepada pasangan yang mengalami stroke yaitu kelelahan. Disarankan perawat sebagai edukator

khususnya pada pasien stroke perlu mengaplikasikan ilmunya untuk melakukan asuhan keperawatan pada

penderita stroke dengan melibatkan pasangan dan perawat melatih pasangan dalam merawat penderita

stroke sebelum keluar dari rumah sakit. Partisipan sebagai pasangan harus selalu memotivasi dan tidak

bosan untuk membawa pasangan yang mengalami stroke untuk berobat ke Rumah Sakit untuk dapat

melihat perkembangan dan mempercepat proses penyembuhan pasien.

Kata kunci: Dukungan pasangan, stroke disabilitas fungsional.