35
PENYAKIT CACING PADA UNGULATA OLEH : Putri Yuniar.S A.081.0004 Meta Purnamasari A.081.0015

5. Penyakit Cacing Pada Unggulata

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Farmasi Veteriner (penyakit cacing pada ungulata)

Citation preview

Page 1: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata

PENYAKIT CACING PADA UNGULATA

OLEH :Putri Yuniar.S A.081.0004Meta Purnamasari A.081.0015

Page 2: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata

Penyakit Cacingan

Cacingan merupakan penyakit khas daerah tropis yang penularan paling parahnya terjadi saat musim hujan. Dengan sanitasi lingkungan yang masih buruk, akhirnya larva - larva cacing menyebar ke berbagai tempat .

Page 3: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata

Siklus Hidup CacingCacing ternak memakan rumput

atau meminum air yang terkontaminasi atau tercemar oleh ternak lain dengan telur cacing.

Cacing dari induk ke anaknya. Keadaan lembab   kehadiran siput air

tawar yang menjadi inang perantara cacing sebelum masuk ke tubuh ternak.

Page 4: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata

3 Jenis cacing yang paling sering menyerang ternak

• Fasciola sp. (cacing hati) , • Cestoda, dan• Nematoda

Page 5: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata

Cacing Fasciola Sp. dibagi 2 :

Fasciola Hepatica dan Fasciola Gigantica yang merupakan jenis cacing yang tergolong

Platyhelminthes dan termasuk kelas Trematoda (cacing pipih/cacing daun), biasanya menyerang di bagian liver atau hati

Cacing ini biasanya berkembang di dalam tubuh ruminansia

Page 6: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata

Lanjutan…Telur cacing keluar dari tubuh ruminansia

bersama dengan feses hewan yang terkena Fasiolasis .

Telur cacing Fasciola hepatica akan menetas dalam 12 hari pada suhu 26°C. Sedangkan telur cacing Fasciola gigantica akan menetas dalam 14-17 hari pada suhu 28°C. Telur akan menetas mengeluarkan mirasidium,

Page 7: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata

Siklus Ruminansia

Page 8: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata

• Mirasidium mencari siput air, dan dalam tubuh siput air terjadi perkembangan. Selama jangka waktu 24 jam di dalam tubuh siput, mirasidium tersebut akan berubah menjadi sporosis.

• Kemudian, telur dari jenis Fasciola sp. akan menetas dalam waktu 17 hari. kemudian sporosis akan berkembang menjadi redia, dari 1 sporosis akan tumbuh menjadi 1-6 redia

Page 9: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata

• Redia tersebut akan menghasilkan serkaria dan keluar dari tubuh siput. Serkaria kemudian akan menempel pada benda apa saja di dalam air yang dilaluinya termasuk pada rumput, jerami atau tumbuhan air lainnya.

Page 10: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata

• Serkaria hospes perantara II (tumbuh-tumbuhan air dan pada permukaan tumbuhan air) yang dibentuk metaserkaria.

• Metaserkaria bentuk infektif cacing Fasciola sp., sehingga bila ada hewan ternak pemakan rumput, jerami atau tumbuhan air yang terkontaminasi metaserkaria, akan tertular dan menderita penyakit fasciolosis

Page 11: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata
Page 12: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata

Fasciolosismerupakan penyakit yang menimbulkan penurunan berat badan dan karkas, produksi susu, gangguan reproduksi sampai pada kematian. Akibatnya pada manusia yang mengkonsumsi hati (mentah) yang berasal dari sapi, domba dan kambing terinfeksi, akan menunjukkan gejala anemia berat.

Page 13: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata

Skema Daur Hidup Cacing Fasciola Hepatica

Page 14: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata

SIKLUS CACING CESTODA• Cacing dewasa dalam usus inang

melepaskan segmen gravid keluar dari tinja

• Segmen gravid dalam tinja mengkontaminasi lapangan pengembala

• Ternak makanan yang terkontaminasi segmen gravid yang mengandung telur cestoda maka akan berkembang menjadi stadium larva pada rongga tubuhnya

Page 15: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata

Siklus hidup Cacing Cestoda

Page 16: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata

Siklus Cacing Nematoda• Telur yang diproduksi oleh cacing betina

dewasa keluar dari tinja• Telur berembrio akan menetas di luar tubuh

menjadi stadium larva 1 larva 2 larva 3 (larva infektif)

• Cacing betina dewasa memproduksi telur 3 – 5 minggu setelah infeksi.

• Jika telur infektif tertelan oleh inang dewasa yang berumur lebih dari 4 bln larva akan migrasi ke jaringan somatik menjadi reaktif dan kemungkinan terjadi prenatal meupun neotal.

Page 17: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata
Page 18: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata

Gejala Klinis Fasioliasis Pada Hewan turunnya nafsu makan sehingga berat badan turun,

pertumbuhan lambat, produksi susu menurun, kurus dan lemah, kurang darah (anemia), lendir berwarna pucat dan sering mencret, mata cekung, mengantuk, telinga terkulai, nafsu makan berkurang, minumnya sedikit ,kotoran sedikit, mungkin diare atau kering dan keras, badan panas, detak jantung dan pernapasan tidak

normal, badan semakin kurus, bulu kusam, mulut dan hidung kering, temperatur

tubuh naik turun.

Page 19: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata

Pada Pemeriksaan Post Mortem• Warna hati sapi menjadi lebih pucat, • Terdapat beberapa keropeng di

permukaan, struktur lembek dengan sisi. • Pada hati tersebut ditemukan lubang kecil-

kecil bekas pergerakan cacing.• Pada saluran-saluran empedu terdapat

gumpalan cokelat kotor, berlendir dan berbutir, empedu bercampur kotoran yang berisi cacing Fasciola sp. 

Page 20: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata

Gambar Hati yang rusak karena manifestasi cacing hati

Page 21: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata

Obat-Obat Cacing Ungulata• Penyakit parasit cacing gastrointestinal

pada kambing :- thiabendazole (44 mg/kg bb),

- levamizole, - perbendazole (20 mg/kg bb), - pyrantel tartrate (22 mg/kg bb), - febendazole (5 mg/kg bb), - cambendazole (20 mg/kg bb).

Page 22: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata

Obat Cacing Ungulata• Piperazin

piperazin diketahui mempunyai efek antinematoda yang kuat. Semua derivate piperazin bersifat efektif dalam melumpuhkan cacing akaris pada semua spesies ternak. Efektivitas derivate piperazin sendiri tergantung dari piperazin basenya, hingga dosis masing-masing derivate juga berbeda-beda. Diketahui, garam hexahidrat hanya mengandung 43%piperazin base.

Obat ini telah diketahui mempunyai efektivitas pada cacing jenis ascaris, sedangkan untuk spesies cacing tambang hasilnya bisa tidak menentu.

Page 23: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata

Farmakologi Piperazin• Piperazin mudah diserap lambung dan usus halus

bagian proksimal. Setelah diserap sebanyak 60-70% , 20-40%nya akan diekskresikan melalui urine.

• Cara kerja tersebut mirip dengan cara kerja pada obat-obatan kolinergik. Produksi asam suksinat pada cacing juga akan mengalami hambatan. Dengan cara kerja obat yang seperti itu, maka cacing akan menjadi lumpuh, terbius, kemudian lepas dari usus ( bilamana cacing tersebut mengait pada usus), kemudian cacing akan terdorong keluar bersama dengan feses dalam keadaan masih hidup.

Page 24: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata

• AlbedanzolMerupakan salah satu jenis obat cacing yang sering digunakan pada hewan. Sifat-sifat kimia dari obat ini adalah tidak larut dalam air, dapat larut dalam alcohol yang cocok, sebagai serbuk berwarna coklat.

Page 25: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata

Farmakologi Albedanzol Obat cacing ini mempunyai daya larut yang rendah,

hal tersebut menyebabkan jumlah obat yang diserap oleh lambung dan usus sangat terbatas. Puncak konsentrasi dalam plasma dapat dicapai dalam waktu 15-24 jam, akan tetapi konsentrasi ini tidak pernah melebihi 1% dari obat yang diberikan.

Karena daya larutnya yang rendah, obat ini juga lama

dieksresikan. Hal yang perlu diingat saat menggunakan albendazol pada sapi, daging sapi tidak boleh dikonsumsi dulu selama 14 hari setelah pemberian, sedangkan untuk domba batas aman konsumsi setelah 10 hari dari pemberian.

Page 26: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata

• Kegunaan : Albendazol efektif digunakan pada hewan yang terserang penyakit cacing haemonchus sp, ascaris sp, trichostrongylus sp, haemonchus sp,bunostomum sp, tricuris sp, dll

• Toksisitas : Pada domba, dosis 75 mg/kgBB dapat menyebabkan kematian, dosis 11-15 mg/kg BB pada domba bunting 17 hari akan menyebabkan efek teratogenik, tapi bila diberikan lebih dari 21 hari maka efek teratogenik tersebut dapat dihindarkan. Obat ini tidak boleh diberikan pada sapi yang sedang dalam masa bunting, khususnya trimester pertama .

Page 27: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata

• Combantrin (Pyrantel pamoat)

Pyrantel pamoat adalah suatu obat cacing yang penggunaannya sangat praktis (dosis tunggal) dan efektif untuk mengobati penyakit cacingan.

Mekanisme kerjanya yaitu mengganggu hubungan neuromuskuler sehingga menyebabkan spasmus dan pengerutan otot cacing, sehingga cacing mudah dikeluarkan oleh gerakan usus. Pyrantel sangat sedikit diserap usus sehingga tidak menimbulkan bahaya keracunan.

Page 28: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata

Bisa juga digunakan pada anjing yang terinfeksi cacing Ancylostoma canis.

Dosis 5-10 mg/kg PO (Plumb, 1998). Dosis 6-25 mg/kg PO (Rossoff, 1994).

Page 29: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata

Jenis-jenis cacing yang ditemukan berdasarkan telur cacing pada tinja sapi

Page 30: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata
Page 31: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata

Cacing hati pada daging sapi

Page 32: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata

Cacing berkembang biak cepat di dalam tubuh sapi

Page 33: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata

Cacing jantung pada hewan

Page 34: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata

Cacing Cestoda Cacing nematoda

Page 35: 5. Penyakit Cacing Pada Unggulata

Thank You For Attention